PERANCANGAN ANIMASI 2D PICK NICK DENGAN METODE

Transcription

PERANCANGAN ANIMASI 2D PICK NICK DENGAN METODE
PERANCANGAN ANIMASI 2D PICK NICK DENGAN METODE
FRAME BY FRAME HAND DRAWN ANIMATION
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Imam Styawan
10.11.3833
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
PERANCANGAN ANIMASI 2D PICK NICK DENGAN METODE
FRAME BY FRAME HAND DRAWN ANIMATION
Imam Styawan
Tonny Hidayat
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The development of animation at the moment very rapidly with the computer
technology that is very helpful, different when that still do the traditional way by drawing
one by one frame that takes a very long time, but there was an excess of deficiency are
reversed in the past era namely more animated look fine, be it movement or color blend.
Technological developments growth demanded that in making an animation to be
as brief as possible but without reducing the quality. Many of television, is currently airing
an animated film, therefore the animation can be a business opportunity for a production
house for being able to make quality animation.
In making an animation doesn't have to with a sophisticated or expensive
technology, with technology that accompanied creativity potluck can also create an
animation. An animation that is great entertainment as well as the elements possess
education, and a moral message. It will add more value on an animation. Who is able to
boost interest in the audience to witness it. Based on the above, this thesis thing take the
title Picnic 2d Animation Designing With Frame By Frame Digital Hand Drawn Animation
Method.
Keywords : frame by frame, 2D animation, hand drawn
1.
PENDAHULUAN
Animasi adalah sebuah karya seni yang sangat populer saat ini, terutama di
Indonesia. Ada 2 jenis animasi yang saat ini populer yaitu animasi 2D dan animasi 3D.
Terbukti dengan banyaknya stasiun televisi yang menyajikan hiburan yang berupa
animasi khususnya film kartun. Namun sangat disanyangkan film animasi kartun yang
ditampilkan sebagian besar merupakan karya dari negara lain yang diimpor ke negara
kita. Contohnya Jepang, Amerika Serikat, India, bahkan dari negara tetangga kita
Malaysia.
Industri film animasi kartun di Indonesia sendiri saat ini masih jauh dari yang
diharapkan. Hal ini menjadikan negara kita belum mampu bersaing ke ranah
internasional dalam hal pembuatan film animasi kartun. Para animator lokal umumnya
beranggapan bahwa industri film animasi kartun ini memiliki prospek ke depan yang
kurang menjanjikan, padahal animasi film kartun dapat dijadikan komoditas ekonomi
yang mampu meningkatkan devisa negara. Seperti contohnya Negara Jepang yang
mendapatkan keuntungan sangat besar dari mengekspor film kartun animasi buatan
mereka.
Dengan sistem komputerisasi sekarang ini, kita dapat memproduksi Film Kartun
Animasi dengan murah dan cepat, bahkan dengan biaya yang relatif murah apalagi jika
di dukung oleh Sumber Daya Manusia yang produktif dan memiliki kreatifitas tinggi
sehingga mampu menghasilkan produk yang bernilai positif bagi perkembangan dunia
kartun dan Animasi di Indonesia.
Animasi yang berkualitas tidak semata-mata hanya mengandalkan grafik atau
gambar yang bagus saja. Namun, perlu adanya nilai moral yang ditambahkan. Hal ini
akan membarikan nilai positif pada film kartun itu sendiri. Apalagi jika ditambahkan unsur
komedi yang bisa menarik perhatian penonton untuk larut ke dalam cerita yang disajikan
pada sebuah film animasi kartun.
1.1
Metode Pengumpulan Data
Penulis mendapatkan data melalui berbagai macam metode, yaitu:
a. Metode Kepustakaan, yaitu proses pengumpulan data melalui buku-buku,
tutorial-tutorial dan segala materi yang berkaitan dengan proses produksi yang
dapat di peroleh di perpustakaan.
b. Metode
Observasi,
yaitu
memperoleh
pengamatan film kartun populer.
1
data
dengan
cara
melakukan
c. Metode Study Literatur, yaitu mengambil data melalui cara pemanfaatan
fasilitas internet, dengan menjelajahi situs yang berhubungan dengan film kartun.
d. Metode Wawancara, penulis bertanya dan berkonsultasi langsung dengan
orang-orang yang telah lama menggeluti pembuatan film kartun.
2.
LANDASAN TEORI
Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin,
yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam. Sedangkan kata media berasal
dari bahasa Latin, yaitu medium yang berarti perantaraatau sesuatu yang dipakai untuk
menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American
Heritage Electronic Dictionary (1991) diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan
mempresentasikan informasi. Berdasarkan itu ultimedia merupakan perpaduan antara
berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik,
sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital
(komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada
publik. Multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu
informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik (Rosch, 1996).
Menurut Elsom-Cook (2001) multimedia adalah kombinasi berbagai saluran
komunikasi menjadi sebuah pengalaman komunikatif yang terkoordinasi dimana
interpretasi saluran lintas nahasa terintegrasi tidak ada. Reddi (2003) mengartikan
multimedia sebagai suatu integrasi elemen beberapa media (audio, video, grafik, teks,
animasi, dan sebagainya) menjadi sebuah kesatuan yang sinergis dan simbiosis yang
memberikan hasil lebih menguntungkan bagi pengguna ketimbang elemen media secara
individual. American Heritage Dictionary mendefinisikan multimedia sebagai sebuah
sistem yang terdiri dari pengontrolan berkomputer, integrasi, manipulasi, perwakilan,
penyimpanan dan komunikasi berbagi informasi yang dikodekan melalui media timedipendent dan media time-independent.
2.1 Macam-macam Animasi
2.1.1
Animasi Sel (Cell Animation)
Kata “cell” berasal dari kata “celluloid”, yang merupakan bahan dasar atau
material yang digunakan untuk membuat film gambar bergerak pada saat awal.
Sekarang, material film dibuat dari asetat (acetate), bukan celluloid. Potongan animasi
dibuat pada sebuah potongan asetat atau sel (cell). Sel animasi biasanya merupakan
lembaran-lembaran yang membentuk sebuah frame animasi tunggal. Masing-masing cel
merupakan bagian yang terpisah sebagai objek animasi. Misalnya ada tiga buah animasi
2
sel. Sel pertama berisi satu animasi karakter, sel kedua berisi animasi karakter lain, dan
sel terakhir berisi latar animasi. Ketiga animasi sel ini akan disusun sejajar, sehingga
ketika dijalankan animasinya secara bersamaan, terlihat seperti satu kesatuan.
2.1.2
Animasi Frame (Frame Animation)
Animasi frame merupakan bentuk animasi yang paling sederhana. Animasi ini
menampilkan rangkaian gambar yang berurutan atau bergantian ditunjukkan secara
cepat. Pergantian gambar ini diukur dengan satuan fps (frame per second). Antara
gambar satu (frame satu) dengan gambar lain (frame lain) berbeda. Dalam sebuah film,
serangkaian frame bergerak melalui proyektor film dengan kecepatan sekitar 24 frame
per detik. Kita bisa menangkap adanya gerak dilayar karena setiap frame mengandung
satu gambar yang tampil pada layar begitu frame yang bersangkutan muncul. Kecepatan
24 frame per detik ini karena merupakan ambang batas. Jika kurang dari itu maka yang
akan dilihat di layar adalah gambar yang kabur. Conoth animasi ini adalah ketika kita
membuat rangkaian gambar yang berbeda pada tepian sebuah buku, kemudian kita buka
buku tersebut sedemikian rupa menggunakan jempol, maka gambar akan terlihat
bergerak.
2.1.3
1
Computational Animation
Bayangkan anda ingin menggerakkan satu kata di layar monitor. Ada dua cara
melakukannya. Anda bisa membuat serangkaian frame yang menunjukkan jalannya kata
di layar, yang tiap framenya mewakili satu moment in time selama kata itu bergerak. Tapi
ini bisa tidak efisien, sebab frame itu memakan banyak memori, dan butuh waktu lama
bagi pemakai untuk membuat frame. Dengan computational animation, untuk
menggerakkan objek di layar anda cukup memvariasikan koordinat x dan y-nya.
Koordinat x merupakan posisi horizontal objek, yaitu berapa jauh kiri-kanan layar.
Koordinat y merupakan posisi vertikal, yakni berapa jauh atas-bawah layar.
2.1.4
Animasi Clay
Animasi ini sering juga disebut animasi doll (boneka). Animasi ini dibuat
menggunakan boneka-boneka tanah liat atau material lain yang digerakkan perlahanlahan, kemudian setiap gerakan boneka-boneka tersebut difoto secara beruntun. Setelah
proses pemotretan selesai, rangkaian foto dijalankan dengan kecepatan tertentu
sehingga dihasilkan gerakan animasi yang unik. Contoh penerapan animasi ini adalah
pada film Chicken Run dari Dream Work Picture. Teknik animasi inilah yang menjadi cikal
bakal animasi 3 Dimensi yang pembuatannya menggunakan alat bantu komputer.
2.1.5
Animasi Digital
1
Munir. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2012). Hal. 321
3
Animasi digital adalah penggabungan teknik animasi cell (Hand Draw) yang
dibantu dengan komputer. Gambar yang sudah dibuat dengan tangan kemudian dipindai,
diwarnai, diberi animasi dan diberi efek di komputer, sehingga animasi yang didapatkan
lebih hidup tetapi tetap tidak meninggalkan identitasnya sebagai animasi 2 dimensi.
Contoh animasi jenis ini adalah film Lion King.
2.2 Teknik Pembuatan Animasi
2.2.1
Stop Motion
Stop-motion
animation
sering
juga
disebut
claymation
karena
dalam
perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan clay (tanah liat) sebagai objek
yang digerakkan. Teknik stop-motion animation merupakan animasi yang dihasilkan dari
pengambilan gambar berupa objek (boneka atau yang lainnya) yang digerakkan setahap
demi setahap. Dalam pengerjaannya teknik ini memiliki tingkat kesulitan dan memrlukan
kesabaran yang tinggi. Wallace dan Gromit dan Chicken Run karya Nick Parks,
merupakan salah satu contoh karya stop motion animation.
2.2.2
Traditional / Frame By Frame
Animasi tradisional adalah teknik animasi yang paling umum dikenal sampai
saat ini. Dinamakan tradisional karena teknik animasi yang digunakan pada saat animasi
pertama kali dikembangkan. Tradisional animasi juga sering disebut cel animation karena
teknik pengerjaannya dilakukan pada celluloid transparan yang sekilas mirip dengan
transparansi OHP yang sering digunakan. Pada pembuatan animasi tradisional, setiap
tahap gerakan digambar satu persatu di atas sel. Dengan berkembangnya teknologi
komputer, pembuatan animasi tradisional ini telah dikerjakan dengan menggunakan
komputer. Dewasa ini teknik pembuatan animasi tradisional yang dibuat dengan
menggunakan komputer lebih dikenal dengan istilah animasi 2 dimensi.
2.2.3
2
Animasi komputer
Sesuai dengan namanya, animasi ini secara keseluruhan dikerjakan dengan
menggunakan komputer. Perkembangan teknologi komputer saat ini, memungkinkan
orang dengan mudah membuat animasi. Animasi yang dibuat tergantung keahlian yang
dimiliki dan software yang digunakan. Dari pembuatan karakter, mengatur gerakan
“pemain” dan kamera, pemberian suara, serta special efeknya semua dikerjakan dengan
komputer. Dengan animasi komputer, hal-hal yang awalnya tidak mungkin digambarkan
dengan animasi menjadi mungkin dan lebih mudah.
2.3 Langkah-langkah Pembuatan Animasi Kartun
2.3.1
Pra Produksi
2
Munir. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2012). Hal. 349
4
Pra produksi dapat dikatakan sebelum produksi, yang menurut Suyanto, M. &
Yuniawan, Aryanto(2006) ada beberapa tahap, diantaranya :
2.3.1.1 Menentukan Tema
Tema pada sebuah film biasanya mengerucut pada satu kata. Sebagai contoh
pada film The Incredible yang mengambil tema pokok “kepahlawanan” dan film
Petualangan Abdan seri 1, yang mengambil tema pokok “survival” atau perjuangan
hidup.
3
2.3.1.2 Membuat Logline
Logline merupakan plot yang dituangkan dalam sedikit mungkin kata-kata yang
digunakan. Cara mudah menulis logline adalah sangat seringnya cerita dimulai dengan 2
kata “Bagaimana jika?” dan untuk membangun cerita ditambahkan dua kata lagi “Dan
kemudian”.
2.3.1.3 Penulisan Sinopsis
Setelah logline ditemukan, ditulis sinopsisnya. Sinopsis merupakan gambaran
keseluruhan cerita kasar dari cerita film.
2.3.1.4 Pembuatan Karakter
Pembuatan bentuk karakter harus sesuai dengan sifat dan peran tokoh dari
sebuah film. Tokoh-tokoh dalam film animasi dibuat dalam character street ketika proses
pembuatan storyboard telah selesai dikerjakan.
2.3.1.5 Storyboard
Storyboard
merupakan
rancangan
visual.Storyboard
memberikan
kehidupan(nyawa) bagi script mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dengan
mudah dipahami. Storyboard akan memperlihatkan setiap adegan/scene dalam
beberapa angle kamera kepada semua orang(pekerja film).
2.3.2
4
Proses Produksi
Setelah merancang pra produksi, selanjutnya proses produksi dengan berbagai
tahap sebagai berikut :
2.3.2.1 Drawing
Sebagian besar seniman mengembangkan gaya mereka sendiri ketika mereka
dewasa, apakah itu diturunkan awalnya dari imitasi atau inspirasi. Gaya ini adalah
sebuah kombinasi dari linework dan persepsi seniman di dunia. (Patmore, Chris, 2003)
2.3.2.2 Coloring
3
Suyanto, M. dan Aryanto Yuniawan. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.( Yogyakarta: ANDI,
2006). Hal. 16
4
Suyanto, M. dan Aryanto Yuniawan. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.( Yogyakarta: ANDI,
2006). Hal. 45
5
Color adalah komponen penting dalam multimedia. Tampilan berikutnya
menjelaskan dimana warna datang dari dan bagaimana warna ditampilkan dilayar
komputer. (Vaughan, Tay, 2004)
2.3.2.3 Background dan Foreground
Background merupakan lokasi dan setting dimana animasi itu berada.
Background dapat dibuat secara sederhana atau kompleks sesuai keinginan.
Secara teknis background sebagai setting dikelompokkan menjadi 2, yaitu
background(sebagai latar belakang) dan foreground(sebagai latar depan).
5
Gambar 2.13
Background dan Foreground
2.3.2.4 Animating dan Editing
Setelah merancang
background,
foreground, dan karakter
ada tahap
selanjutnya yang dianjurkan. Berikut menurut Patmore, Chris(2003) :
a.
Animating
Tetap pada desain dasar, dapat disederhanakan menjadi beberapa hal, tapi itu
juga akan membuat animasi terlihat tidak bernyawa, kecuali dapat dibumbui dengan
dialog tajam dan/atau lucu dan cerita yang menawan. (Patmore, Chris, 2003)
b.
Editing
Editing pada animasi itu berbeda dari editing pada film live-action. Setiap scene
dan setiap frame telah direncanakan dengan hati-hati dan dibuat dengan susah payah.
Tidak membutuhkan tambahan yang berlebihan atau angle kamera yang berbeda,
meskipun tidak ada yang dapat dihentikan dari melakukan shot two-camera untuk
animasi stop-action. (Patmore, Chris, 2003)
2.3.3
Pasca Produksi
Setelah proses produksi, tahap yang selanjutnya adalah tahap pasca produksi,
yang berupa sound effect dan backsound.
Menurut Patmore, Chris(2003) sound effect dan backsound didapat dari
macam-macam sumber. Dapat dengan cara membeli CD sound effect yang diharapkan
5
Suyanto, M. dan Aryanto Yuniawan. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.( Yogyakarta: ANDI,
2006). Hal. 89
6
dan pencarian di internet akan memperlihatkan secara luas koleksi suara yang dapat
diunduh.
3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Pra Produksi
Pra produksi merupakan tahap awal yang sangat penting dalam pembuatan film
kartun. Karena dengan adanya tahap ini sebuah projek film kartun akan lebih rapi serta
terkoordinasi dengan baik. Penulis bermaksud menguraikan apa saja yang ada ditahap
pra produksi.
3.1.1
Tema Film
Penulis memilih tema drama keluarga, dimana pada kartun “Pick Nick” ini
diceritakan bahwa anak kecil yang bernama Nick memiliki kebaikan hati, dan
kemandirian yang luar biasa sebagai seorang anak kecil yang membuat dirinya
memperoleh balasan dari Tuhan yaitu dengan terwujudnya impian untuk memiliki
keluarga yang utuh kembali.
3.1.2
Sinopsis
Penulis membuat sinopsis berdasarkan 7 pertanyaan dasar yang ada di dalam
buku Merancang Film Kartun karangan M.Suyanto & Aryanto Yuniawan.
Saat Nick kembali dari bekerja dia menemukan adiknya terkapar. Ketakutan
menjalar dalam diri Nick yang tak ingin kehilangan keluarga satu-satunya yang tersisa
yaitu adiknya.
Dari pertanyaan beserta jawaban diatas Penulis dapat mengemukakan sinopsis
dari film kartun yang berjudul “Pick Nick”. Sinopsis tersebut sebagai berikut :
Nick adalah seorang anak berusia 13 tahun yang tinggal di sebuah
perkampungan kumuh di Kota. Orang tua Nick meninggal dalam sebuah kecelakaan
yang terjadi di kota 2 tahun yang lalu. Sebuah kecelakaan tragis yang mengakibatkan
orang tua Nick menemui ajalnya. Tapi siapapun tidak pernah tahu apa yang akan terjadi.
Orang tua Nick itu tengah pergi keluar untuk beberapa pekerjaan penting.
Tapi mereka tidak pernah kembali. Tak satu pun dari keluarga mereka siap
untuk mengambil tanggung jawab untuk mengasuh mereka. Nick dan adiknya Susy
harus pergi dan tinggal di daerah kumuh. Nick juga harus bekerja sebagai tukang
asongan.
Pagi hari Nick memulai kegiatannya berjualan keliling, menjajakan barang
dagangannya kepada orang-orang. Di suatu taman bertemulah dia dengan pak Dony,
seorang dokter yang sedang bersantai menikmati cerahnya cuaca hari itu. Nickpun
menawarkan dagangannya. Nick dan pak Dony kemudian asik mengobrol.
7
Siangpun menjelang. Pak Dony beranjak dari tempatnya duduk kemudian
berjalan kesebuah pertokoan dekat taman. Tak disangka dia bertemu lagi dengan Nick
yang sedang berbicara dengan seorang pengemis tua renta. Diam-diam pak Dony
mengawasi apa yang dilakukan Nick. Nick memberikan sedikit uangnya kepada
pengemis itu. Pak Dony yang melihat itu terkaget, sekaligus terharu “ternyata anak itu
baik sekali”. Pak Dony memuji Nick dalam hatinya.
Sore haripun tiba, saatnya bagi Nick untuk pulang. Namun cuaca cerah
nampaknya telah usai, sore hari itu tiba-tiba saja cuaca menjadi buruk, hujan lebat
mengguyur deras hingga, Nickpun harus berteduh sebelum dia sampai dirumah. Nick
bersandar disebuah tembok bangunan tua, di suatu gang kecil yang agak gelap. Nick
teringat pada sebuah peristiwa dimana saat itu hujan deras juga mengguyur seisi kota,
yaitu peristiwa meninggalnya kedua orang tua Nick. “Aku benci hujan ini.” kata Nick. Nick
meneteskan air mata, kesedihan yang amat sangat dia rasakan. Dibalik ketegarannya
menghadapi hidup yang hanya bersama adik kecilnya, terdapat kesedihan yang
mendalam.
Hujan sedikit mereda, gerimis yang tersisa. Nick bangun dan pulang.
Sesampainya di rumahnya ia melihat adiknya terbaring di lantai. Susy terserang demam,
dia menggigil kedinginan, badannya pun panas. Melihat itu Nick tanpa pikir panjang
langsung menggendong adiknya. Dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun tak
ada rumah sakit yang mau menerima mereka, karena keterbatasan biaya. Malam itu di
tengah gerimis Nick berlarian sambil menggendong adiknya, mencari rumah sakit.
Hingga dia sampai di sebuah klinik.
Tanpa diduga ternyata Nick bertemu pak Dony yang adalah seorang dokter di
klinik tersebut. Pak Dony hanya tersenyum dan menolong Nick menyembuhkan adik
kecilnya.
Pagi hari, Nick terbangun dari tidurnya. Diruangan itu hanya ada Nick dan
adiknya yang masih terbaring lemas. Dalam heningnya ruangan Nick berucap syukur
kepada tuhan.
Nick hendak pergi keluar dari ruangan, namun ia mendengar percakapan
antara dokter (pak Dony) dan istrinya di balik pintu yang sedang memperdebatkan
keputusan pak Dony untuk mengadopsi Nick dan adiknya dimana sang istri kurang setuju
karena asal usul Nick yang belum jelas.
Nick terkejut mendengar ini. Begitu pak Dony masuk ruangan, Nick langsung
memeluk pak Dony erat.
“Tolong bawa kami, selamatkan kami”
8
Pak Dony berjanji akan membahagiakan Nick dan adiknya, isak tangispun tak
tertahan lagi. Nick hanya bisa memeluk pak Dony dan mengucapkan terima kasih. Sejak
saat itu dua bersaudara itu hidup bahagia di rumah baru mereka.
3.1.3
Pembuatan Karakter
Nama
: Nick
Sifat
: Mandiri, baik hati, suka bebagi, Sayang keluarga
Ciri-ciri
: Rambut hitam, lusuh,
Gambar 3.1
Karakter Nick.
Nama
: Dony
Sifat
: Bijaksana, Dewasa
Ciri-ciri
: Rambut coklat, berkumis tipis.
Gambar 3.2
Karakter Dony
3.3.4 Storyboard Film
Storyboard merupakan rancangan visual.
9
Storyboard memberikan kehidupan(nyawa) bagi script mengenai bagaimana
sebuah cerita akan berjalan dengan mudah dipahami. Storyboard akan memperlihatkan
setiap adegan/scene dalam beberapa angle kamera kepada semua orang(pekerja film).
Berikut storyboard film kartun Pick Nick(selengkapnya ada di lampiran) :
Gambar 3.3
Storyboard 1
10
4
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1 Produksi
Proses selanjutnya setelah pra produksi adalah proses produksi. Dimana disini
dijelaskan proses pembuatan animasi berawal dari drawing hingga proses animating.
Urutan proses produksi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1
Tahap proses Produksi
4.1.1
Drawing
Proses drawing pada film animasi Pick Nick meliputi dua tahap yaitu tahap
pertama digambar secara manual yaitu menggunakan pensil (Gambar 4.2). ketika
sebuah gambar atau scene sudah ditentukan gerakannya maka frame by frame gambar
dibuat secara manual. Tahap kedua dengan cara tracing melalui Adobe Photoshop CS3
(Gambar 4.3).
Dalam proses tracing, file gambar yang penulis buat dipisahkan cut per cut
adegan. Sehingga akan tersimpan gambar yang berupa beberapa frame yang terdiri dari
layer layer percut nya.
Jadi ketika pada sebuah scene terdapat beberapa cut, serta dalam setiap cutnya terdiri misal ada 10 frame maka filmnya terdiri dari 10 layer utama yang digunakan
sebagai dasar pewarnaan pada proses selanjutnya. Berikut screenshot proses
penggambaran karakter dan proses tracing pada Photoshop CS 4.
Gambar 4.2
Drawing Menggunakan Pensil
11
Gambar 4.3
Tracing Gambar
Setelah proses tracing gambar selesai file disimpan dengan format .psd yang
kemudian dilanjutkan dengan proses coloring pada Photoshop CS 4.
4.1.2
Coloring
Coloring dapat dilakkukan secara analog dan dengan cara digital menggunakan
banyak sekali software komputer. Dalam pembuatan film kartun Pick Nick ini, coloring
dikerjakan dengan software Adobe Photoshop CS4.
Pada proses coloring bisa dilakukan dengan beberapa cara misal langsung
menggunakan Paint Bucket Tool yang ada pada Toolbox, atau dengan Brush Tool.
Disini penulis menggunakan cara yang kedua yaitu Brush Tool. Alasannya yaitu
dengan pewarnaan dengan Brush Tool warna menutup gambar dengan semprna.
Sedangkan jika menggunakan Paint Bucket Tool pewrnaannya menyisakan titik putih
pada setiap garis dikarenakan gambar pada Photoshop CS4 berbentuk bitmap bukan
vektor.
Yang pertama dilakukan adalah membuat layer baru yang diletakkan di
belakang layer utama. Yang kemudian diberikan warna sesuai dengan design karakter
yang sudah ditetapkan. Setelah pewarnaan selesai, gambar jadi disimpan per framenya
dengan format file .png.
12
Gambar 4.4
Coloring
4.1.3
Editing
Dalam proses ini penulis menggunakan software Adobe After Effect CS 4 yang
mampu menciptakan sebuah video yang masih berupa rentetan frame per frame dengan
ditambahkan beberapa efek. Kesamaan dengan Photoshop CS3 adalah masih
menggunakan layer untuk memisahkan frame per framenya.
Gambar 4.5
Editing
Pembutan video pada Adobe AfterEffect CS4 dengan cara memisahkan
adegan perkarakter dengan membuat composition baru tiap gerakan karakternya.
Kemudian menggabungkannya dengan background dan foreground yang sudah
disiapkan. Setelah selesai file disimpan dengan format .avi untuk kemudian diteruskan
dengan Adobe Premier Pro CS4 untuk proses finishing.
4.2
4.2.1
Pasca Produksi
Pengisian Suara
Proses pengisian suara pada pembuatan film kartun ada 2 metode, yaitu
menggunakan istilah proses dubbing kering atau tanpa visual dan menggunakan proses
dubbing basah atau menggunakan visual.
13
Proses dubber sebelum produksi (pra produksi) difungsikan untuk menentukan
pewaktuan yang akan diaplikasikan dalam dope sheet. Talent dalam pengisian suara,
kadang lebih bisa menjiwai peran ketika telah melihat tampilan animasi yang dibuat.
Dalam Proses Dubbing ini penulis menggunakan metode kedua yaitu dubbing
basah dimana proses dubbing dilakukan setelah produksi (pasca produksi). File suara
yang dihasilkan berupa format .mp3.
4.2.2
Musik
File musik dan sound effect yang penulis gunakan dalam proses pembuatan
film kartun ini penulis dapatkan dari situs internet www.freeroyaltykings.com untuk setiap
contentnya.
Dalam proses editing penulis memotong bagian file sound yang terlalu panjang
dengan menambahkan efek fade out pada akhir musik langsung pada saat
penggabungan file di Adobe Premier Pro CS4. Cara penulis memotong bagian sound
yang terlalu panjang adalah dengan memblok bagian yang tidak diperlukan lalu delete.
Penulias juga menggunkan efek transisi suara seperti fade out.
4.2.3
Finishing & Rendering
Proses yang terakhir adalah Tahap finishing dan rendering yang merupakan
tahap merangkai dan menggabungkan file-file scene dan sound ke dalam Adobe Premier
Pro CS4. Sebelum menggabungkan file-file tersebut, penulis mengatur Available
Presetnya yaitu Editing mode: HDV 1080p Frame rate: 23,976 frames/second yang
berarti Penulis memilih standard HD video (16:9 interfaced) Frame size: 1440h 1080v
dan 48 kHz audio.
File-file scene yang telah jadi di import ke Adobe Premier Pro, begitu juga file
sound. Setelah semua di import, maka file-file berada pada jendela project. File-file scene
yang ada pada jendela project dipindah satu per satu ke timeline sesuai urutan scenenya dengan cara drag and drop. Berikutnya adalah file sound yang juga dipindah.
Bedanya, file sound dipindah menurut yang telah direncanakan ditabel storyboard.
Setelah semua selesai, penulis mengecek apakah ada yang kurang atau tidak
dengan memutar (play) project film, klik tombol play pada Time Control. Jika sudah tidak
ada yang kurang, project film siap untuk di render. Format file yang telah di render seperti
pada gambar 4.7. dengan hasil akhir video dengan ekstensi .mp4.
14
Gambar 4.6
Finishing.
Gambar 4.7
Rendering.
4.3
Metode Frame by Frame
Metode frame by frame dilakukan pada saat proses drawing menggunakan
pensil atau dapat juga ketika proses tracing. Caranya adalah dengan membuat gambar
utama atau key frame bergerak, yaitu membuat gambar di layer berbeda sehingga
menciptakan sebuah gerakan dengan prinsip pose-to-pose dan straight-ahead.
Kesulitan akan dirasakan ketika banyak sekali gambar yang harus dibuat dan
juga diulang dikarenakan dalam setiap frame terjadi perubahan gambar meskipun sedikit.
15
Gambar 4.4
Frame by frame drawing
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Panduan Lengkap ADOBE AFTER EFFECTS CS3. Madiun: MADCOMS
Anonim. 2008. Seri Panduan Praktis: Menguasi Adobe Photoshop CS3. Semarang:
WAHANA KOMPUTER
Anonim. 2009. Adobe Premier Pro CS4 untuk Pemula. Madiun: MADCOMS
Elsom-Cook, M. 2001. Principles of interactive multimedia. London: McGraw Hill
Fandi. 2010. Adobe Illustrator CS4 untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom
Munir. 2012. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: ALFABETA
Neo, M. and Neo, T K. 2002. Innovative Teaching: Integrating Multimediainto The
Classroom in a Problem-Based Learning Environtment. Malaysia: Multimedia
University Malaysia
Patmore, Chris, 2003. The complete animation course: the principles, practice and
techniques of successful animation. New York: Barron's Educational Series,
Inc.
Reddi, U.V. 2003. Multimedia as an educational tool. In Educational multimedia : A
handbook for teacher-developers. New Delhi : CEMCA
Rieber, Lloyd. 1994. Computers, Graphics, & Learning. Lowa: Brown & Benchmark
Publishers.
Senn, james A. 1998. Information Technology in Business: Principles, Practice and
Opportunities. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
Sofyan, Amir Fatah dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia : Animasi, Sound
Editing, & Video Editing. Yogyakarta: ANDI
Suyanto, M. dan Aryanto Yuniawan. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.
Yogyakarta: ANDI.
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta: ANDI.
Vaughan, T. 2004. Multimedia: Making It Work, Sixth Edition. London: McGraw-Hill
Companies, Inc.
17