PROFIL KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

Transcription

PROFIL KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN
PROFIL KESEHATAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN
2013
DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 ini
dapat tersusun.
Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan DIY, maka Profil Kesehatan
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 ini diharapkan dapat memberi gambaran
kepada para pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.
Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil Kesehatan Provinsi Daerah
Istemewa Yogyakarta Tahun 2012 ini disusun berdasarkan data-data yang dihimpun
dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, data dari Laporan Rumah Sakit Pemerintah
dan Swasta (RL) serta dari beberapa buku terbitan Badan Pusat Statistik (BPS)
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penyusunan Buku profil Kesehatan kali ini
mengacu pada Pedoman profil terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.
Kami menyadari bahwa penyusunan profil kesehatan ini masih banyak kekurangan
baik kelengkapan maupun akurasi serta ketepatan waktu maupun penyajianya.
Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil ini dimasa datang kami harapkan
kritik dan saran dari pembaca.
Demikian atas bantuan berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan profil ini kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
HALAMAN
3
4
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1. WILAYAH
2.2. GEOMORPOLOGI LINGKUNGAN HIDUP
2.3 KEPENDUDUKAN 11
2.4 EKONOMI & SUMBER DAYA ALAM
2.5 SOSIAL & BUDAYA
2.6 PEMERINTAHAN & POLITIK
2.7 PRASARANA WILAYAH
2.8 STRUKTUR & POLA TATA RUANG
8
8
9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
3.1. MORTALITAS
3.1.1. UMUR HARAPAN HIDUP
3.1.2 ANGKA KELAHIRAN
3.1.3 ANGKA KEMATIAN IBU
3.1.4 ANGKA KEMATIAN BAYI
3.1.5 ANGKA KEMATIAN BALITA
3.2. MORBIDITAS
3.2.1 POLA PENYAKIT
3.2.1.1 POLA PENYAKIT MENULAR
3.2.1.2 POLA PENYAKIT TIDAK MENULAR
3.2.2 POLA PENYEBAB KEMATIAN
3.3. STATUS GIZI
26
26
26
27
28
29
31
32
32
34
43
46
47
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1. VISI & MISI
4.2. PELAYANAN KESEHATAN DASAR & RUJUKAN
4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
4.4. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
4.5. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
4.6. PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT
50
50
51
52
55
59
60
BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN
5.1. TENAGA KESEHATAN
5.1.1. TENAGA MEDIS
5.1.2. TENAGA KEPERAWATAN
5.1.3. TENAGA KEFARMASIAN
5.1.4. TENAGA KESMAS
5.1.5. TENAGA GIZI
5.1.6. TENAGA KETERAPIAN FISIK DAN KETEKNSIAN MEDIS
5.2. SARANA KESEHATAN
5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB VI KESIMPULAN
63
63
64
67
70
72
74
76
78
80
84
13
15
20
21
23
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota Hasil Sensus Penduduk
Tabel 2. Indeks Pembangunan manusia di DIY
Tabel 3 Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY
Tabel.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi DIY
Tabel 5 Angka Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya di DIY Tahun 2011
Tabel 6 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesos
Tabel 7 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas
Tabel 8 Anggaran Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2011
BAB I
PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan gambaran situasi
dan keadaan kesehatan masyarakat di DIY dan diterbitkan setiap tahun. Maksud
dan tujuan diterbitkannya buku profil ini adalah untuk menampilkan berbagai data
dan informasi kesehatan serta data pendukung lainnya yang didiskripsikan dengan
analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Selain itu juga ingin
disampaikan pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah DIY pada tahun 2012.
Profil ini disusun secara sistematis dengan mengikuti pedoman penyusunan
profil kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. Sistematika penyajian Profil Kesehatan DIY tahun 2012
adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan penyusunan profil dan sistematika
penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum DIY, yang mencakup tentang letak
geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Pada bab ini juga mengulas
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan seperti kependudukan,
ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lingkungan.
Bab III : Situasi Derajad Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang visi dan misi dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan, pelayanan kesehatan dasar & rujukan, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan lingkungan, serta perilaku
hidup bersih dan sehat.
Bab V – Situasi Sumber Daya Manusia
Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, serta
pembiayaan kesehatan.
Bab VI – Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut dari Profil Kesehatan DIY di tahun 2012.
Lampiran
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. WILAYAH
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa,
secara astronomis terletak pada 7°33’-8°12’ Lintang Selatan dan 110°00’-110°50’
Bujur Timur, dengan luas 3.185,80
km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia
(1.890.754 km2) (Sumber : RPJMD). Daerah
Istimewa
Yogyakarta bagian
selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara,
Barat dan Barat Laut dibatasi Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas wilayah DIY
meliputi :
a. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten
b. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo
d. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang
Secara administratif terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan 438
kelurahan/desa, yaitu:
a. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, 14 kecamatan, 45 kelurahan);
b. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, 17 kecamatan dan 75 desa);
c. Kabupaten Kulon Progo(luas 586,27 km2, 12 kecamatan dan 88 desa);
d. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, 18 kecamatan, 144 desa);
e. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, 17 kecamatan dan 86 desa).
2.2.. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup
Menurut altitude, DIY terbagi menjadi daerah dengan ketinggian < 100 m,
100-500 m dan 500– 1.000 m (sebagian besar di Kabupaten Bantul), 1.000–
2000 m diatas permukaan laut terletak di Kabupaten Sleman. Secara
fisiografi, DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan wilayah :
(a) Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, mulai dari kerucut gunung hingga
bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian
Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api merupakan daerah hutan
lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Wilayah ini
memiliki luas kurang lebih 582,81 km2 dengan ketinggian 80 – 2.911 m.
(b) Satuan Pegunungan Seribu Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan
batu gamping dan bentang karst tandus dan kurang air permukaan, di
bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang terbentuk menjadi
Plato Wonosari. Wilayah pegunungngan ini memiliki luas kurang lebih
1.656,25 km2 dengan ketinggian 150-700 m.
(c) Satuan Pegunungan di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang
lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan
lereng curam dan potensi air tanah kecil. Luas wilayah ini mencapai
kurang lebih 706,25 km2 dengan ketinggian : 0 – 572 m
(d) Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses
pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang
mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan
Pegunungan Seribu. Wilayah ini memiliki luas 215,62 km2 dengan
ketinggian 0 – 80 m.
Kondisi
fisiografi
penduduk,
tersebut
ketersediaan
membawa
sarana
pengaruh
prasarana,
terhadap
sosial,
persebaran
ekonomi,
serta
ketimpangan kemajuan pembangunan. Daerah-daerah yang relatif datar,
(dataran faluvial meliputi Sleman, Kota, dan Bantul) adalah wilayah padat
penduduk, memiliki intensitas sosial ekonomi tinggi, maju dan berkembang
namun juga banyak terjadi pencemaran lingkungan.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki iklim tropis dengan curah hujan
berkisar 0,00 mm – 13,00 mm per hari. Suhu udara rata-rata berkisar antara
21-350 C. Kelembaban udara berkisar antara 30 - 97 persen dan tekanan
udara 1.005,3 mb – 1.017,2 mb dengan arah angin antara 180 derajat – 240
derajat dan kecepatan angin antara 0 knot sampai 29 knot
Pada tahun 2010, curah hujan tertinggi tercatat 512,3 mm dengan hari hujan
per bulan sebanyak 25 kali, jauh lebih tinggi dibanding Tahun 2009.
Kecepatan angin maksimum mencapai 47 knot, jauh lebih tinggi dibanding
tahun 2009 sebesar 43 knot.
Wilayah DIY mempunyai potensi bencana alam, terutama berkaitan dengan
bahaya geologi yang meliputi:
(a) Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara
dan wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi;
(b) Gerakan tanah/batuan dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng
Pegunungan Kulon Progo (bagian utara dan barat), lereng Pengunungan
Selatan (Gunungkidul) dan bagian timur (Bantul);
(c) Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan
Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul;
(d) Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul
bagian selatan, khususnya kawasan karst;
(e) Bahaya tsunami, berpotensi di pantai selatan Kulon Progo, Bantul, dan
Gunungkidul, khususnya pada elevasi kurang dari 30 m dpl;
(f) Bahaya gempa bumi (tektonik, vulkanik) berpotensi terjadi di seluruh
wilayah DIY. Gempa tektonik berpotensi di tumbukan lempeng dasar
Samudra Indonesia di sebelah selatan DIY.
(g) Bahaya angin puting beliung, berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY.
Pada tanggal 26 Oktober 2010 dan hari hari berikutnya, gunung Merapi
menglami euopsi sangat hebat yang telah menyebabkan kerugian harta
kekayaan masyarakat setempat, termasuk ternak dan lahan pertaniannya
akibat lahan panas yang meluluhlantakkan semua yang dilaluinya.
Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak berkelanjutan dan mengabaikan
kelestarian fungsi lingkungan hidup menyebabkan daya dukung lingkungan
menurun dan ketersediaan sumberdaya alam menipis. Kawasan hutan
dengan luas 23,54% dari luas wilayah DIY kurang mencukupi sebagai standar
lingkungan hidup. Menurunnya daya dukung dan ketersediaan sumberdaya
alam juga terjadi karena kemampuan iptek yang rendah sehingga tidak
mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secara tepat
karena
semakin
pesatnya
aktivitas
pembangunan
yang
kurang
memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan. Untuk itu, kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup secara tepat akan dapat mendorong perilaku
masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
agar tidak terjadi krisis sumberdaya alam, khususnya krisis air, krisis pangan,
dan krisis energi.
Laju kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan yang terjadi baik di
perkotaan maupun pedesaan terus terjadi. Kerusakan sumberdaya alam dan
penurunan mutu lingkungan secara drastis tersebut menyebabkan perubahan
tatanan dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini menyebabkan munculnya
ancaman global seperti perubahan iklim global, rusaknya keanekaragaman
hayati, serta meningkatnya produksi gas rumah kaca.
2.3. Kependudukan
Hasil Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah peduduk DIY mencapai
3.457.497 jiwa. Jumlah penduduk DIY tahun 2012estimasi dari hasil Sensus
Penduduk tahun 2010 sesuai dengan Badan Pusat Satistik Istimewa
Yogyakarta sebanyak 3.514.762 jiwa, sedangkan dari Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota se DIY yang dimana data kependudukan diperoleh dari BPS
tiap Kab/Kota, jumlah penduduk DIY sebesar 3.630.720.Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 1.735.514 jiwa sedangkan perempuan 1.777.557 jiwa.
Sumber : BPS Provinsi DIY Tahun 2011
Gambar 1. Priramida Penduduk Provinsi DIY Tahun 2011 (sumber: BPS)
Dalam periode 2000 – 2010, telah terjadi perubahan struktur dan komposisi
pnduduk DIY. Hal ini terlihat dari Grafik Piramida Penduduk Tahun 2000 dan
2010. Pada tahun 2010 terjadi pengurusan pada usia 15 -24 tahun,
sebaliknya terjadi penggemukan pada kelompok usia diatasnya. Hal ini
menunjukkan bahwaadanya peningkatan penduduk pada usia 25 tahun ke
atas, yang mencakup angkatan kerja dan lanjut usia. Peningkatan angkatan
kerja perlu diwaspadai terkait ketersediaan lapangan kerja yang terbatas
diharapkan tidak terjadi surplus tenaga kerja yang dapat berdampak pada
tingginya jumlah pengangguran. Sedangkan peningkatan penduduk usia
lanjut menunjukkan semakin membaiknya kesehatan masyarakat.
Pergeseran struktur penduduk menunjukkan adanya transisi demografi yang
diantaranya dipengaruhi oleh perbaikan kesehatan masyarakat. Pergeseran
juga merupakan indikasi tingginya umur harapan hidup penduduk. Usia
harapan hidup (UHH) DIY merupakan yang tertinggi di Indonesia. UHH
panjang merupakan representasi perbaikan dari banyak faktor, antara lain :
kondisi ekonomi, pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan, sosio-kultural
masyarakat. UHH menjadi indikator keberhasilan pembangunan.
Tabel 1
Sumber: Badan Pusat Statistik DIYTahun 2011{belum tersedia data terbaru)
Jumlah penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan perdesaan. Namun
hal ini tidak mencerminkan distribusi nyata antara kabupaten dan kota di
DIY. Dua wilayah kabupaten di DIY masih dicirikan oleh dominasi penduduk
perdesaan (Kulonprogo, Gunungkidul) dengan kesenjangan ciri urbanisasi
dengan 3 wilayah lain cukup besar.
Pertumbuhan penduduk hasil sensus tahun 2010 sebesar 1,02 persen relatif
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya.
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman memiliki angka pertumbuhan
diatas angka provinsi, masing-masing sebesar 1,55% dan 1,92%. Rerata
kepadatan penduduk DIY pada tahun 2009 sekitar 1.078,08 jiwa per km2.
Sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.085 jiwa per km2 dengan
kepadatan tertinggi di Kota Yogyakarta (11.958 jiwa/km2) terendah di
Kabupaten Gunungkidul (455 jiwa/km2). DIY merupakan provinsi terpadat
ketiga setelah DKI Jakarta (14.469 jiwa/km2) dan Jawa Barat (1.217
jiwa/km2).Permasalahan ketimpangan kepadatan tersebut diperkuat dengan
ketimpangan potensi sumber daya dimana Gunungkidul adalah salah satu
kabupaten di DIY yang memiliki kesuburan lahan kurang dan keterbatasan
suplai air.
2.4. Ekonomi
(a) Investasi, Industri, dan Perdagangan
Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun 2010 secara
komulatif mencapai Rp1,88 trilliun (72,59% dari target) yang dilaksanakan
oleh 118 perusahaan dan menyerap 22.941 tenaga kerja Indonesia dan
13 orang tenaga kerja asing. Investasi domestik terus mengalami
peningkatan baik investasi domestik maupun asing demikian pula untuk
bidang perdagangan. Investasi pemerintah banyak yang diarahkan pada
pelayanan publik sebaliknya untuk sektor swasta. Investasi sektor industri
mengalami pertumbuhan baik untuk industri kecil, menengah dan besar
(0,65%) dengan dominasi industri kerajinan serta industri tekstil dan kulit.
Industri kreatif di bidang pariwisata, mempunyai potensi berupa desa
wisata (60) yang tersebar di 4 Kabupaten yang diminati oleh wisatawan
dalam dan luar negeri. Selain itu terdapat industri kreatif di bidang
kebudayaan yang meliputi 25 Production House, seni tari 341 kelompok,
dan drama sebanyak 411 kelompok.
Industri Pariwisata memiliki sumbangan paling besar terhadap PDRB
melalui subsektor perdagangan, perhotelan, restoran, dan jasa-jasa
lainnya. Jasa perhotelan adalah yang paling dominan. Ketersediaan aset
pariwisata yang memadai berupa wisata alam, wisata budaya, wisata
pendidikan dan wisata minat khusus mudah dijangkau dan dilengkapi
fasilitas hotel, penginapan, MCK umum, warung makan, restoran.
Pada tahun 2010 tercatat rata rata pengeluaran per kapita penduduk DIY
sebesar Rp.553.966,- sebulan, yang terdiri dari Rp.244.003,- untuk
makanan dan Rp.309.963,- untuk konsumsi bukan makanan. Dibanding
tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 19,13%.
(b) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB meskipun pertumbuhannya
relatif namun selama sepuluh tahun terakhir mencapai rerata 16,33%
(terbesar ketiga setelah jasa dan perdagangan). Jumlah rumah tangga
pertanian selama sepuluh tahun terakhir menurun 9,32% menjadi 47,17%
dimana 80,29% diantaranya merupakan petani gurem.
Komoditas tanaman pangan yang meningkat adalah padi, jagung, kacang
tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas sayuran yang meningkat
adalah kentang dan kacang merah, tomat dan buncis. Lahan sawah
mengalami laju penurunan sebesar 0,27% per tahun, sedangkan lahan
bukan sawah menyusut sebesar 1,62% per tahun.
Luas
perkebunan
mengalami peningkatan sebesar 14,25%, terutama
pada kelapa, jambu mete dan tembakau. Produksi perkebunan juga
mengalami peningkatan sebesar 3,78%, terutama komoditas kelapa,
jambu mete, kakao dan tembakau.
Produksi ikan konsumsi di DIY selama kurun waktu sepuluh tahun
terakhir meningkat rerata 9,9% pertahun. Produksi benih ikan dan udang
selama sepuluh tahun terakhir meningkat 27,81%. Konsumsi ikan
perkapita selama sepuluh tahun terakhir meningkat sebesar 5,71%
pertahun.
(c) Ketahanan Pangan
Ketersediaan energi di DIY saat ini sebesar 3.085 kkal/kapita/hari
(Nasional 2.500 kkal/kapita/hari). Keanekaragaman pangan menunjukkan
skor 86,5% (standar 100%). Ketersediaan energi sebesar 2.200
kkal/kap/hari; ketersediaan protein 57 g/kap/hari; norma kecukupan gizi
berdasarkan
standar
PPH
>1.907,6/kkal/kap/hari,
konsumsi
energi
minimum 1500 kkal/kap/hari, dan konsumsi protein sebesar 62,4
g/kap/hari, dan kualitas konsumsi pangan mendekati skor PPH 85,7%.
Angka konsumsi energi di DIY sudah melampaui standar, yaitu sebesar
1.835,93 kkal/kap/hari sedangkan angka konsumsi protein, masih belum
memenuhi angka standar karena baru mencapai angka 51,04 g/kap/hari.
Luas hutan mencapai 23,54% dari luas DIY (74.992,96 Ha) yang terdiri
dari hutan negara dan hutan rakyat, hutan di DIY belum memenuhi fungsi
ekologis ideal (minimal 30%).
2.5. Sosial dan Budaya
(a) Sosial
Penyandang masalah kesejahteraan sosial cenderung meningkat yang
ditunjukkan oleh besarnya jumlah pengangguran dan kelompok marginal
seperti anak terlantar/ jalanan, tuna susila, pengemis, gelandangan,
korban bencana alam, korban tindak kekerasan dan lain sebagainya.
Khusus
untuk
korban
bencana
mengalami
penurunan
signifikan
sehubungan dengan telah selesainya permasalahan paska gempa bumi.
Fasilitas sosial yang dimiliki di DIY diantaranya adalah Panti Asuhan
sebanyak 76 unit, Panti Wreda 6 unit dan Kelompok Bermain 12 unit serta
Penitipan Anak 7 unit.Penyandang maalah sosial di DIY tercatat 131.437
penduduk yang dikategorikan memiliki masalah sosial.
Komitmen pertama dalam MDG’s adalah penanggulangan kemiskinan dan
kelaparan. Hal ini menyiratkan bahwa kemiskinan merupakan masalah
yang mendesak untuk segera ditanggulangi. Penduduk miskin secara
makro dihitung dengan pendekatan kebutuhan minimum seseorang untuk
dapat hidup layak (basic needs approach). Kebutuhan minimum tersebut
mencakup kebutuhan makanan dan kebutuhan non makanan. Dari
pengukuran kebutuhan minimum komoditas makanan dan non makanan
tersebut diperoleh batas yang disebut sebagai “garis kemiskinan”. Garis
tersebut merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan
garis
kemiskinan
non
makanan.
Orang orang
yang
mempunyai
pendapatan dibawah garis kemiskinan dikatagorikan sebagai penduduk
miskin. Sebaliknya, dikategorikan sebagai penduduk tidak miskin.
Indikator kemiskinan di DIY secara berturut turut sejak tahun 2006 sampai
2011 mengalami penurunan, tahun 2006 prosentase penduduk miskin di
DIY sebesar 19,15%, tahun 2008 sebesar 18,02%, tahun 2009 sebesar
16,86%, tahun 2010 sebesar 16,83% sedangkan pada tahun 2011 data
terakhir menunjukkan angka 16%.
Peta Kemiskinan di Provinsi DIY
Sumber: : Bappeda Provinsi DIY Tahun 2011
Gambar 2. Peta kemiskinan Provinsi DIY
Menurut Badan Pusat Statistik DIY tahun 2011 tercatat garis kemiskinan di
DIY senilai Rp.249.629,- per kapita sebulan, atau meningkat 11,31 persen
dibanding tahun 2010. Peta kemiskinan di DIY seperti dalam gambar
diatas masih ditemui kantong-kantong kemiskinan di Kabupaten Gunung
Kidul dan Kulon Progo. Hal ini juga dapat dilihat dalam pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), yang meliputi pencapaian Angka Harapan
hidup, Angka Melek Hurup, Angka rata rata lama sekolah dan
pengeluaran perkapita yang disesuaikan. Pada tabel dibawah ini yang
menunjukkan bahwa meskipun DIY rangking 4 dalam capaian IPM namun
ada Kabupaten yang masih pada peringkat 283 yaitu Kabupaten Gunung
Kidul, data selengkapnya tentang IPM tahun 2011 sebagaiberikut :
Tabel 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DIY
(b) Pendidikan
DIY mempunyai institusi pendidikan sebagai berikut, untuk jenjang TK
hingga Sekolah Menengah Atas tercatat 5.178 unit dengan perincian di
Kota Yogyakarta 533 unit, Sleman 1.297 unit, Gunung Kidul 1.409 dan
Bantul 1.094 unit serta 845 unit di Kulon Progo. Jenjang perguruan tinggi
pada tahun 2011 tercatat 10 perguruan tinggi negeri dan 112 swasta.
Angka melek huruf merupakan salah satu indikator dalam mencapai
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka melek huruf di DIY yang
sebesar 90,84 % termasuk pada peringkat ke 23 dalam IPM secara
Nasional. Tetapi rata rata lama sekolah di DIY masih dirasa cukup tinggi
yaitu sebesar 9,07 tahun yang emerupakan peringkat ke 3 setelah Riau
dan DKI.
Indikator mutu pendidikan di DIY dapat dilihat dari tingginya angka
partisipasi, yang terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang
SD/MI DIY pada tahun 2010 sebesar 99,69 persen. APM tingkat SLTP
pada tahun 2010 sebesar 94,02 persen, sedangkan untuk SLTA sebesar
73,06 persen (tahun sebelumnya 72,26 persen). Dibanding dengan tahun
sebelumnya angka-angka tersebut mengalami kenaikan walaupun relatif
kecil.
Anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan telah mencapai
63,24%. Angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai
85,8 % sebagian besar berusia >45 tahun. Angka melek huruf pada
penduduk pria dan wanita relatif sama yaitu sekitar 70,8%.
Tingkat partisipasi pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dalam mengikuti
pendidikan pra-sekolah sudah mencapai 70%. Angka Partisipasi Sekolah
(APS) penduduk usia 7-12 tahun sebesar 100%, APS penduduk usia 1315 tahun sebesar 100% dan APS penduduk usia 16-18 tahun sebesar
79,89 %. APS tersebut telah melampaui SPM sebesar 95%, 95% dan
60,00%.
Produksi tenaga kesehatan oleh sarana pendidikan cukup tinggi namun
daya serapnya masih rendah. Institusi pendidikan kesehatan di provinsi
DIY
berkembang.
Sejak
tahun
2009
tercatat
jumlah
institusi
penyelenggara pendidikan mencapai 51 dengan perincian sebagai berikut
: D3 keperawatan sebanyak 11, D3 Gizi 3, D3 Analis 2, D3 Lingkungan 2,
D3 Kebidanan 7 dan D3 Farmasi 1. Sedangkan jenjang S1 adalah
Fakultas Kedokteran 3, Fakultas Kedokteran Gigi 1, Farmasi 4, Kesehatan
Masyarakat 4 Keperawatan 8 dan Gizi 1.
Pola
manajemen
menyesuaikan
pendidikan
dengan
dan
pelatihan
tenaga
kesehatan
Pemerintah
Daerah,
namun
koordinasi
peningkatan kualitas tenaga dengan lembaga pendidikan masih kurang.
Peran swasta cenderung kurang terkendali dalam arti kegunaan dan mutu
belum sesuai kebutuhan dan kemampuan penyerapan yang diakibatkan
terbatasnya
dana
dalam
rekruitmen
dan
pemeliharaan
tenaga,
profesionalisme, kompetensi dan etika SDM kesehatan, serta berkaitan
dengan proses produksi (pendidikan, training).
(c) Kebudayaan
Nilai-nilai budaya tumbuh dan hidup dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat DIY. Pada sisi lain muncul gelombang modernisme yang
memunculkan gejala lunturnya budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai kesenian hidup dan berkembang.
Seni pertunjukan, seperti seni tari dan teater dikelola oleh 2.924 kelompok
yang tersebar di 78 kecamatan. Kesenian non pertunjukan, seperti seni
rupa, seni kerajinan, cukup banyak dan tersebar, dikelola perorangan
maupun kelompok dalam bentuk sanggar Budaya lokal Yogyakarta
memberi tempat tinggi pada tradisi yang menekankan hirarkhi sosial kuat
sehingga sulit menjalankan perubahan.
(d) Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja
Pemberdayaan
perempuan,
anak,
remaja
telah
menunjukkan
peningkatan. Partisipasi remaja/pemuda dalam pembangunan semakin
membaik. Taraf kesejahteraan sosial masyarakat cukup memadai sejalan
berbagai upaya pemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi, dan perlindungan
sosial
bagi
masyarakat
rentan
termasuk
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), pecandu narkotik dan obat-obat terlarang.
Permasalahan kesetaraan gender di berbagai bidang seperti pendidikan,
kesehatan, ekonomi masih belum optimal.Sejalan dengan itu upaya
perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan
dengan peran serta penuh dari masyarakat juga menjadi tantangan dalam
menjamin terlaksananya pemberian hak secara layak.
(e) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi (IPTEK)
Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor pertambangan dan penggalian di
DIY hanya menyumbang sekitar 0,67% PDRB karena tidak adanya
pertambangan migas atau non migas selain penggalian bahan galian
golongan C. Hasil pengembangan Iptek tercermin melalui berbagai
publikasi ilmiah yang mengindikasikan banyaknya kegiatan penelitian.
Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan iptek relatif masih
rendah disebabkan antara lain belum efektifnya intermediasi, lemahnya
sinergi kebijakan antara pengembang dan pemakai iptek, belum
berkembangnya budaya iptek dan masih terbatasnya sumber daya iptek.
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) sangat pesat
dengan indikator melek TI sebesar 20% dari jumlah penduduk dan terus
akan meningkat di masa yang akan datang. Pemanfaatan TI akan
semakin berkembang baik untuk pihak swasta maupun pemerintah.
Pengembangan TI akan banyak dilakukan oleh pendidikan baik oleh
institusi pemerintah maupun swasta.
(f) Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan tidak semua angkatan kerja
yang tersedia dapat terserap di pasar kerja. Pada tahun 2010 tercatat 5,69
persen angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja, atau yang
biasa disebut sebagai pengangguran terbuka (TPT).
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tercatat
jumlah pencarikerja pada tahun 2010 sebanyak 129.793 orang, turun
sekitar 4% dibanding tahun sebelumnya (135.207 orang). Mereka terdiri
dari 53,8% laki-laki dan 46,13% perempuan. Dari jumlah tersebut 40,09%
berpendidikan SLTA, 13,89% DI-IV, sebanyak 42,44% DIV-S1 serta
0,19% S1-S2. Sedangkan SLTP sebanyak 2,32% dan SD sebesar 0,34%.
Persentase
lowongan
pekerjaan
yang
tersedia
sebesar
18,06%
sedangkan persentase penempatan sebesar 13,82% dari total pencari
kerja yang ada di Provinsi DIY.
Berdasarkan data tahun 2003 – 2008 tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK) DIY yang merupakan persentase antara jumlah penduduk
angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja menunjukkan angka
yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 78,75%, sedangkan
Tingkat Pengangguran Terbuka (open unemployement) atau TPT yang
merupakan persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang
ingin/sedang mencari pekerjaan dengan angkatan kerja juga menunjukkan
angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 5,90%. Struktur
pencari kerja didominasi oleh kaum perempuan dan dasar pendidikan
sebagian besar SLTA.
Jumlah pengangguran terbuka pada penduduk dengan umur diatas 15
tahun sesuai tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut : pendidikan
tertinggi dibawah SD 1.026 orang, SD 4.940, SLTP 10.708, SMTA
sebesar 42.038 orang dan tingkat Diploma sebesar 14.705 orang serta
perguruan tinggi yang paling banyak yaitu sebesar 74.317 orang.
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian
kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Realitas ini menunjukkan
bahwa untuk sektor pertanian dan sektor jasa relatif memberikan
kontribusi paling banyak dalam menyerap tenaga kerja. Demikian juga
peranan sektor pertanian cukup dominan dalam menciptakan lapangan
kerja. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor
perdagangan dan industri terutama industri kecil menengah serta
kerajinan dapat dikembangkan sebagai penunjang keterserapan tenaga
kerja.
Sebagai upaya melakukan pemerataan penyebaran penduduk antar
wilayah di Indonesia, pemerintah melakukan transmigrasi penduduk.
Jumlah transmigrans di DIY tahun 2010 tercatat sebanyak 250 KK atau
824 jiwa. Jumlah KK transmigrans terbanyak berasal dari Kabupaten
Kulon Progo serta daerah penempatan terbanyak adalah Provinsi
Sulawesi Selatan.
(g) Agama
(1) Komposisi pemeluk agama di DIY tahun 2010 terdiri dari 92,03%
agama Islam, 4,94% agama Katholik, 2,7% agama Kristen, 0,17%
agama Hindu dan 0,15% agama Budha.
(2) Kerukunan
antar
umat
beragama
berkembang
dengan
baik,
ditunjukkan oleh tidak berkembangnya konflik agama antar pemeluk
agama.
(3) Jumlah jamaah haji DIY yang berangkat pada tahun 2010/1430 H
sebanyak 3.165 orang atau meningkat 2,86% dibanding tahun
sebelumnya. Berdasarkan asal jamaah, sebagian besar berasal dari
Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta masing-masing
sebesar 38,8%, 27,90% dan 15,89%.
2.6. Pemerintahan dan Politik
(a) Pemerintahan dan Politik
(1) Pemerintahan dan politik cukup stabil karena sebagian besar masih
memandang Kraton sebagai penguasa wilayah. Peran serta dan dialog
birokrasi, organisasi sosial-politik, dan kemasyarakatan berjalan baik.
(2) Tuntutan Good governance dilaksanakan dengan pembenahan dan
pengembangan
aspek
kapasitas
pemerintahan
dan
perubahan
paradigma penyelenggaraan pemerintahan.
(3) Kondisi sosial politik cukup dinamis yang dipengaruhi hubungan
sinergis pihak-pihak terkait dan didorong oleh perubahan peran
pemerintah dari pembina menjadi regulator, fasilitator dan pelayanan.
(4) Perubahan mendasar terjadi dengan pengembalian asas kesatuan
daerah, pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah,
Provinsi dan Kabupaten/Kota atau antar pemerintahan daerah.
(5) Dalam konteks desentralisasi, pemerintah daerah telah menjalankan
otonomi seluas-luasnya. Tuntutan masyarakat terhadap
kuantititas
dan kualitas pelayanan publik akan terus semakin meningkat.
(b) Hukum
(1) Ditetapkannya UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, maka proses pembentukan hukum
dan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan daerah,
dapat diwujudkan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan
standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang.
(2) Penegakan hukum dan perundang-undangan masih perlu ditingkatkan.
Tindak kejahatan dan kriminalitas semakin tinggi dan bervariasi
(3) Pada era pasar bebas dan globalisasi, telah dilakukan kerjasama dan
fasilitasi dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
2.7. Prasarana Wilayah
(a) Transportasi
(1) Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 13% per tahun dan
kendaraan pribadi 28% per tahun yang didominasi oleh sepeda motor.
Angkutan umum sebesar 20% dan kendaraan barang sebesar 15%.
(2) Volume lalu-lintas melebihi kapasitas jalan, penyalahgunaan ruas jalan
dan
tingginya
penggunaan
kendaraan
pribadi
menyebabkan
kemacetan lalu-lintas, terutama di jaringan jalan pusat kota. Dampak
peningkatan volume kendaraan dan perilaku pengendara juga terjadai
pada tingkat risiko kecelakaan yang semakin tinggi. Intra cranial injury
(kecelakaan) telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai
penyebab kematian. Kecelakaan lalu lintas
di DIY mengalami
peningkatan cukup besar.
(3) Telah dilakukan perubahan manajemen angkutan umum dengan
konsep buy the service sebagai upaya memperbaiki pelayanan serta
jalur kereta api ganda yang menghubungkan Stasiun Solo BalapanStasiun Tugu Yogyakarta-Stasiun Kutoarjo.
(4) Bandara internasional baru direncanakan telah beroperasi di wilayah
Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2019. Kegiatan operasional
penerbangan akan meningkat sangat tinggi demikian pula dengan
animo maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan.
Keberadaan
bandara
akan
lebih
maju
lagi
dengan
adanya
pengembangan jalur angkutan terintegrasi antara darat, laut, dan
udara.
(b) Sumber Daya Air
(1) Sumber daya air utama di DIY adalah Wilayah Sungai Progo-Opak-
Oyo yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Progo, Opak dan
Serang. Sumberdaya air dimanfaatkan untuk irigasi, kebutuhan rumah
tangga, industri, tenaga listrik dan penggelontoran kota.
(2) Kebutuhan air untuk rumah tangga dipenuhi melalui sistem air pipa
PDAM,
sumur
penggelontoran
dan
hidran
dilakukan
umum.
Pemanfaatan
air
untuk
dalam sistem penggelontoran sanitasi
perkotaan dengan air permukaan.
(3) Terjadi
penurunan
kuantitas
terganggunya fungsi hidrologi
tanah/alih
fungsi
dan
kualitas
sebagai
air
sebagai
akibat
dampak penggunaan
lahan dan pengelolaan tanah yang tidak
dikendalikan di daerah tangkapan air. Selain itu juga terjadi pemakaian
air yang tidak efisien, terutama untuk keperluan irigasi dan kolam ikan.
(c) Keciptakaryaan
(1) Pembangunan
perumahan
permukiman
mengarah
ke
wilayah
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Perkembangan perumahan
dan permukiman meningkatkan konversi lahan pertanian menjadi
perumahan dan bangunan.
(2) Kebutuhan
air minum mengalami peningkatan sejalan dengan
peningkatan penduduk dan kegiatan masyarakat.
(3) Saat ini masih banyak limbah cair industri yang dibuang langsung ke
sistem air limbah terpusat atau ke lingkungan sekitar tanpa ada
pengolahan. Cakupan pelayanan air limbah terpusat baru mencapai
4% (di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta). Total cakupan pelayanan
limbah dan sanitasi berkisar 51.8%.
(4) Pelayanan
pengangkutan
sampah
masih
rendah.
Pelayanan
pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan akhir (TPA) baru
mencapai sekitar 35% dari total produksi sampah.
(5) Cakupan sistem drainase mencapai sekitar 53.42%. Sistem ini
mengandalkan keberadaan sungai-sungai yang melintas sebagai
drainase induk yang cenderung meningkatkan terjadinya pencemaran
air sungai.
(6) Permasalahan pembangunan sampah dan drainase, antara lain
pencemaran
lingkungan dan jumlah sampah, terbatasnya lahan
tempat pembuangan akhir, tidak berfungsinya saluran drainase.
2.8. Struktur dan Pola Ruang
(a) Wilayah di luar DIY yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi
pola pemanfaatan ruang dan perkembangan pembangunan, antara lain:
(a) Semarang – Solo – Cilacap; (b) Magelang-Klaten-Purworejo-SalatigaWonogiri-Sukoharjo;
(c)
Wilayah
terpadu
Joglosemar,
Pawonsari
Bakulrejo, Gelangmanten.
(b) Implikasi wilayah eksternal dalam penataan ruang wilayah adalah:
(1) Semakin meningkatnya kegiatan bersifat perkotaan dalam hal ini
aksesibilitas, kompatibilitas dan fleksibilitas;
(2) Stuktur tata ruang wilayah DIY secara internal dipengaruhi oleh kondisi
topografi dan geografis wilayah, yang meliputi kawasan tertentu
nasional (lindung dan cagar budaya), kawasan cepat tumbuh, kawasan
potensial untuk berkembang, kawasan yang kritis lingkungan Provinsi
DIY.
(c) Kawasan-kawasan di DIY yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi
pola
pemanfaatan
ruang
dan
perkembangan
pembangunan di DIY, antara lain:
(1) Kawasan Fungsional yang meliputi Hutan Lindung (Kabupaten Gunung
Kidul dan Kulon Progo), Hutan Konservasi (Suaka Margasatwa, Taman
Nasional, Cagar Alam/Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya);
(2) Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS Progo, DAS Opak-Oyo dan DAS
Serang);
(3) Kawasan tertentu nasional (Taman Nasional Gunungapi Merapi,
Kawasan Cagar Budaya: Keraton, candi-candi, Kawasan Rawan
Bencana: jalur patahan Opak, wilayah Gunung Merapi, dan rawan
tsunami, banjir dan air pasang di pesisir pantai Kulon Progo dan
Bantul);
(4) Kawasan yang cepat tumbuh (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, yang
meliputi Kota Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman, dan Bantul
yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta);
(5) Kawasan yang potensial untuk berkembang (Kabupaten Bantul:
Sewon, Kasihan, Banguntapan, Sedayu, Srandakan, Imogiri
dan
Piyungan; Kabupaten Sleman: Godean, Gamping, Pakem, Depok;
Kabupaten Kulonprogo: Wates, Temon, Pengasih, Sentolo, dan
Nanggulan; Kabupaten Gunungkidul: Wonosari, Bunder, Rongkop,
Sadeng);
(6) Kawasan
yang
kritis
lingkungan
(Kabupaten
Gunungkidul:
di
Purwosari, Panggang, Tepus, dan Rongkop; Kabupaten Bantul: di
Worotelo, Wukirsari, Muntuk,
Kabupaten
Kokap).
Jatimulyo, Sendangsari, dan Dlingo;
Kulonprogo: Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, dan
(d) Karakteristik tata ruang internal DIY ditandai tingginya kebutuhan ruang
untuk kegiatan budidaya namun dilain pihak menghadapi keterbatasan
daya dukung maupun daya tampung lingkungan. Wilayah DIY seluas
318.580 Ha, dengan 47,188% (150.332 Ha) merupakan kawasan lindung
(belum termasuk rawan gempa).

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Situasi Derajat Kesehatn di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator
derajat kesehatan. Indikator yang dinilai paling peka dan telah disepakati secara
nasional sebagai ukuran derajad kesehatan suatu wilayah meliputi : (1) Umur
Harapan Hidup, (2) Angka Kematian Ibu, (3) Angka Kematian Bayi, (4) Angka
Kematian Balita, dan (5) Status Gizi Balita / bayi. Dalam mencapai Indikator Derajat
Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta telah mencapai target yang diharapkan,
hal ini terbukti dengan diterimanya penghargaan untuk DIY pada tahun 2008 yaitu
penghargaan Manggala Bhakti Husada Kartika dari Presiden yang merupakan
sebuah penghargaan atas prestasi sebagai provinsi dengan derajad kesehatan
terbaik di Indonesia. Situasi derajat kesehatan terkini di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah :
3.1. MORTALITAS
3.1.1 Umur Harapan Hidup (UHH)
Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Umur Harapan Hidup, seperti
indikator derajat kesehatan lainnya, UHH diperoleh melalui survai yang
dilaksanakan oleh Badan Pusat Satatistik (BPS) yang pelaksanaannya tidak tentu
setiap tahunnya, sehingga angka tesebut tidak setiap tahun tersedia, tetapi dalam
menggambarkan indikator tersebut maka dapat diperoleh melalui laporan rutin
yang
diperoleh
melalui
fasilitas
kesehatan
dengan
mekanisme
tertentu
disampainan kepada Dinas Kesehatan, sehingga dapat diperoleh angka absolut
atau indikator yang berbasis fasilitas (dilaporkan).
Peningkatan umur harapan hidup di DIY merupakan yang terbaik di Indonesia
bersama dengan DKI dan Bali, namun demikian bila dibandingkan dengan
negara-negara Asia Tenggara masih tetap lebih rendah (misal Singapura). Berikut
gambaran perkembangan UHH sesuai hasil Sensus Penduduk dari tahun 1971
sampai dengan Sensus Penduduk Tahun 2010 di Provinsi DIY bersumber dari
BPS.
Gambar 3 : Umur Harapan Hidup Penduduk DIY Hasil Sensus Penduduk
Jika dirunut sejak tahun 1971, telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan
selama 30 tahun dari tahun tersebut yang baru mencapai 45,5 tahun. Gambaran
perkembangan tersebut memperlihatkan telah terjadinya transisi demografi di
DIY yang sebenarnya telah dimulai pada masa 90-an yang ditunjukkan dengan
semakin meningkatnya usia lanjut. Umur Harapan Hidup meningkat menjadi
sebesar 73,27 tahun untuk DIY sesuai hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
pada tahun 2011 dari sumber data PBS DIY yang terakhir.
Peningkatan umur harapan hidup ini dipengaruhi oleh multifaktor yang dalam hal
ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran
pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian,
perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat.
Transisi demografi yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah kelompok usia
lanjut
ini
juga
membawa
konsekuensi
meningkatnya
penyakit-penyakit
degeneratif di DIY. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut dicirikan dengan
adanya kebutuhan longterm care. Dengan demikian di DIY sudah saatnya untuk
memulai pengembangan pelayanan jangka panjang tersebut.
3.1.2. Angka Kelahiran
Beberapa metode perhitungan untuk menghitung angka kelahiran kasar di
D.I.Yogyakarta sejak tahun 1968 sampai tahun 2009 yang dilakukan oleh BPS
menunjukkan bahwa pada tahun 1968 mengalami penurunan dari 35,2 menjadi
tahun 2009 sebesar 13,4. Berdasarkan parameter Hasil Proyeksi Penduduk
SP2000 di Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2000 – 2025 dari BPS 2006/2007,
taksiran jumlah total anak yang dilahirkan oleh 1000 wanita bila para wanita
tersebut secara terus manerus hamil pada saat mereka berada dalam tingkat
fertilitas menurut usia pada saat sekarang atau rata-rata jumlah anak yang dapat
dilahirkan seorang wanita selama masa hidupnya dari tahun 2000 – 2025 tidak
mengalami peningkatan yaitu 1,4 . Dapat diinterpretasikan bawa jumlah anak
yang dilahirkan oleh seorang ibu selama hidupnya adalah 1,4.
Sumber : BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011
Gambar 4. Perkiraan Angka Kelahiran Kasar Provinsi DIY
Jumlah kelahiran pada tahun 2011, jumlah kelahiran (hidup dan mati) adalah
sebanyak 45.081 dengan jumlah kasus lahir mati sebanyak 242. Dengan
demikian, jumlah lahir hidup pada tahun 2011 sebanyak 44.839. Pada tahun
2012 jumlah kelahiran sebesar46.104 dengan kasus lahir mati sebanyak 360
bayi. Jumlah kelahiran dan kematian yang dilaporkan meningkat dari tahun 2011.
3.1.3.Angka Kematian Ibu
Kematian ibu telah menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu 30
tahun terakhir. Secara Nasional angka kematian ibu di DIY juga tetap menempati
salah satu yang terbaik.Meskipun demikian angka yang dicapai tersebut masih
relatif tinggi jika dibandingkan dengan berbagai wilayah di Asia Tenggara.
Berdasarkan data dari BPS, angka kematian ibu dalam 4 tahun terakhir
menunjukkan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang dikeluarkan oleh
BPS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY berada pada angka
104/100rb kelahiran hidup, menurun dari 114/100rb kelahiran hidup pada tahun
2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan
kabupaten/kota pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, meningkat dibandingkan
tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun
menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari Dinas kesehatan
Kab/Kota, sehingga apabila dihitung menjadi Angka Kematian Ibu Dilaporkan
sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup.
Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan penurunan, namun terjadi
fluktuasi dalam 3 – 5 tahun terakhir. Target MDG’s di tahun 2015 untuk angka
kematian Ibu nasional adalah 102/100rb kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif
sudah mendekati target, namun masih memerlukan upaya yang keras dan
konsisten dari semua pihak yang terlibat.
Tabel 3. Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tahun 2010-2011
3.1.4.Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi (AKB) di D.I. Yogyakarta dari
tahun 2010 sesuai hasil
sensus penduduk tahun 2010 yang telah dihitung oleh BPS Provinsi DIY adalah :
laki-laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan perempuan
sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup. HasilSurvai Demografi dan Kesehatan
(SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi di DIY mempunyai
angka yang relatif lebih tinggi, yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup (taget
MDG’s sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Apabila melihat
angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka masalah kematian bayi merupakan hal
yang serius yang harus diupayakan penurunannya agar target MDG’s dapat
dicapai. Angka kematian bayi menurut SDKI 2012 seperti pada gambar berikut :
Gambar 5. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup
Hasil sensus penduduk sejak tahun 1971 sampai dengan sensus tahun 2010
menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikans angka kematian
bayi dari 102 bayi per 1000 kelahiran hidup sampai 17 bayi per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2010 (sesuai hasil sensus penduduk). Sedangkan menurut
proyeksi BPS dari hasil sensus penduduk tahun 2000 pada kurun waktu 20002005 (5 tahun) penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 3,9%. Sedangkan
untuk periode tahun 2005 -2010 penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 2,5%
dan periode 2010 - 2015 adalah 1,7%. Periode tahun 2020 - 2025 diperkirakan
tidak terjadi penurunan karena tingkat kematian yang sudah sangat kecil
(“hardrock”) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat sulit untuk
dikendalikan diantaranya faktor genetik.
Sebagaimana gambaran perkembangan angka kematian ibu, angka kematian
bayi di DIY juga mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan
dengan sebelum tahun 1990. Laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa
pada tahun 2011 terjadi sebanyak 419 bayi meninggal dengan berbagai sebab.
Angka kematian bayi tahun 2011 masih tetap / sama dengan tahun sebelumnya
yaitu 17 per 1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi tahun 2011 jauh lebih baik dibandingkan 20 tahun
sebelumnya yang mencapai 62 / 1000 kelahiran hidup (tahun 1980). Dengan
pola penurunan tersebut maka diprediksikan pada tahun 2013 angka kematian
bayi di DIY diharapkan akan mencapai 16 / 1000 kelahiran hidup.Pola penurunan
dan kenaikan angka kematian bayi sensitif terhadap berbagai faktor lain. Seperti
yang terlihat pada periode tahun 1997 sampai dengan 1999 dimana terjadi krisis
multidimensi yang berdampak secara tidak langsung kepada peningkatan angka
kematian bayi di DIY. Secara Nasional, target MDG’s untuk angka kematian bayi
pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi
tahun 1999 (dari 25/1000 kelahiran hidup menjadi 16/1000 kelahiran hidup).
3.1.5. Angka Kematian Balita
Angka kematian balita memiliki kecenderungan penurunan yang cukup baik.
Tahun 1971 tercatat tingkat kematian balita yang sangat tinggi yaitu mencapai
152 / 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut secara berangsur turun dan 20 tahun
kemudian menjadi 54/1000 kelahiran hidup,tahun 2002 sudah mencapai 30 /
1000 kelahiran hidup dan data tahun 2010 telah mencapai angka 19/1000
kelahiran hidup.
Gambar6 : Angka Kematian Balita Propinsi DIY Tahun 1971 - 2010
(Sumber Sensus, SDKI, Supas, Profil Depkes, Profil Dinkes DIY)
Pola penurunan sedikit mengalami pola yang berbeda pada kisaran tahun 1997
sampai dengan 2002 yang kemungkinan disebabkan oleh adanya krisis multi
dimensi di Indonesia. Laporan kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan jumlah
kematian anak balita sebanyak 50 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 kematian
anak balita dilaporkan sebanyak 50 kasus.
Dengan pola penurunan sejak tahun 1971 tersebut maka diprediksikan di tahun
2013 angka kematian balita akan mencapai 16/1000. Secara Nasional target
MDG’s untuk angka kematian balita pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun
menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999. Tetapi apabila dilihat dari hasil
SDKI tahn 2012 di DIY angka kematian Balita mencapai 30 per 1.000 kelahiran
hidup (terendah kedua secara Nasional, setelah Riau) dengan target MDG”s
pada tahun 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Hal yang bebeda dapat
dilihat pada hasil pelaporan bahwa jumlah kematian balita di DIY tahun 2012
sebesar 450 balita (sehingga angka kematian balita dilaporkan sebesar 9,8 per
1.000 kelahiran hidup).
3.2. MORBIDITAS
3.2.1. Pola penyakit
Pola penyakit di DIY dapat dipantau melalui Sistem Survailans Terpadu Penyakit
di Puskesmas selin dari hasil pemantauan kunjungan pasien di Puskesmas. Hasil
pemantauan melalui STP di tingkat Puskesmas diamati setiap bulan berdasarkan
laporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disampaikan kepada Dinas Kesehatan DIY untuk dilakukan pengolahan dan
pengamatan secara terus
menerus
terhadap
penyakit yang berpotensi
menyebabkan terjadinya wabah. Penyakit menular yang selalu masuk dalam
sepuluh besar penyakit di Puskesmas selama beberapa tahun terakhir adalah
ISPA, penyakit saluran nafas (Bronchitis, Asma, Pneumonia), dan diare.
Sementara untuk Balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit-penyakit
infeksi.
Hasil pengolahan untuk laporan Survailans Terpadu Penyakit di tingkat
Puskesmas adalah sebagai berikut :
Gambar 7 : Distribusi 10 besar penyakit pada Puskesmas di DIY Januari sampai
dengan Desember 2012
Laporan STP Rumah Sakit rawat jalan juga dilakukan pengolahan dengan hasil
yang tidak jauh berbeda dari laporan di tingkat Puskesmas yaitu pola penyakit
masih didominasi oleh penyakit infeksi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 8. Pola Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit (Sistem Survailans Terpadu)
Tahun 2012
Berdasarkan laporan SIRS tahun 2012 dapat diketahui bahwa kunjungan rawat
jalan di Rumah Sakit juga masih didominasi oleh penyakit infeksi saluran
pernafasan dan diikuti oleh demam.Pola penyakit rawat jalan di puskesmas
maupun rumah sakit tidak jauh berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, dimana
penyakit-penyakit infeksi masih merupakan sepuluh besar penyakit yang
dominan di DIY.
Infeksi saluran napas bagian atas akut
Lainnya
Demam yang sebabnya tidak diketahui
45000
40000
Dermatosis akibat kerja
35000
Faringitis akut
30000
Penyakit sistem napas lainnya
25000
Dispepsia
20000
Penyakit pulpa dan periapikal
15000
Penyakit telinga dan proseus mastoid
10000
Cedera YDT lainnya.YTT dan daerah badan
mutipel
Hipertensi esensial (primer)
5000
0
Gambar 9. Pola Penyakit rawat Jalan di RS th 2012 (Laporan SIRS 2012)
Penyakit-penyakit infeksi diantaranya diare masih mendominasi sepuluh besar
penyakit pada rawat inap di Rumah Sakit tahun 2012.Menarik bahwa pada
banyak kasus kunjungan, penyakit Hipertensi telah menjadi penyakit paling
dominankedua bagi kelompok keluarga di DIY. Tidak seperti ISPA,
besaran
persentase penyakit hipertensi menurut kabupaten kota cukup bervariasi.
3.2.1.1. Pola Penyakit Menular
Penyakit–penyakit yang sudah menurun seperti tuberkulosa paru dan malaria,
masih memiliki potensi untuk meningkat kembali (re-emerging) mengingat kondisi
perilaku dan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya) masyarakat yang kurang
mendukung. Kondisi tergambar dari masih belum tereliminasinya berbagai
penyakit tersebut dan masih tingginya faktor risiko baik perilaku maupun
lingkungn di masyarakat. Di sisi lain penyakit endemis seperti DBD sampai saat
ini masih tetap menjadi ancaman.
a. DBD
Tingkat kematian penyakit DBD (case fatality rate) pada tahun 2011 lebih
rendah dari rata-rata nasional. Data program P2M tahun 2011 menunjukkan
bahwa CFR (case fatality rate / angka kematian) DBD DIY sebesar0,5
(nasional <1) denganincident rate/angka insidensi tahun 2011 sebesar 28,8
/100.000 penduduk. Sedangkan untuk tahun 2012 menglami penurunan CFR
yaitu sebesar 0,21. Tren CFR DBD di DIY dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar. 10. Peta kasus DBD Provinsi DIY Tahun 2012
Pada tahun 2011 angka insidensi mengalami penurunan menjadi 28,8 /
100.000 penduduk sementara untuk angka kematian / CFR mengalami
penurunan menjadi 0,5 dari keseluruhan kasus. Meskipun mengalami
penurunan namun kasus dan kematian akibat penyakit DBD masih masuk
dalam kategori tinggi. Jumlah kasus DBD pada tahun 2011 dilaporkan
sebanyak 985 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5 kasus. Tahun 2012
dilaporkan sebanyak 971 kasus dengan CFR sebesar 0,21.
Gambar. 11Gambaran CFR DBD DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY Tahun 2013)
Meskipun angka kejadian DBD mengalami penurunan dibanding tahun
sebelumnya, namun tingginya prevalensi penyakit DBD tidak terlepas dari
masih tingginya faktor risiko penularan di masyarakat seperti angka bebas
jentik yang masih di bawah 95% yaitu pada tahun 2011 angka bebas jentik
sebesar 86,62 rumah yang bebas dari jentik Aedes aegypti. Angka bebas
jentik untuk tahun 2012 telah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 91,81%
sehingga diharapkan penularan dapat dikurangi yang akan berdampak pada
penurunan kasus DBD di DIY.
b. TBC
Kualitas pengobatan TBC di DIY berdasarkan laporan program P2M,
meskipun dari tahun ke tahun terus meningkat namun tetap masih rendah
yaitu angka kesembuhan baru mencapai 84,07% (target 85%). Sedangkan
untuk angka prevalensi TB pada tahun 2012 sebesar 76,88 meningkat
dibandingkan tahun 2011 sebesar 69,65. Tren prevalensi TB di DIY
berfluktuatif setiap tahunnya antara 50 sampai 76, seperti pada gambar
dibawah ini.
Grafik 12Prevalensi TB di DIY (sumber Seksi P2)
Permasalahan lain adalah penemuan penderita yang masih rendah dimana
pada tahun 2009 baru mencapai 52,6% (target 70%). Angka tersebut masih
belum beranjak membaik dengan capaian di tahun 2010 yang baru mencapai
53,3%. Sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 50,8 %
dengan target yang tetap yaitu sebesar 70%.
Kontribusi penemuan Suspek UPK TB di DIY pada tahun 2012 dengan jumlah
18.457 suspek adalah : Pukesmas sebanyak 10.305 (56%), Rumah Sakit
sebanyak 4.466 (24%), dan BP4 sebanyak 3.686 (20%).
Lokasi pengobatan TB baru untuk BTA positif (sebanyak 1.220 pasien)
terbanyak di Puskesmas 55%, BP4 23% dan di Rumah Sakit sekitar 22%. Hal
ini menunjukkan bahwa pelayanan di Puskesmas masih merupakan pilihan
masyarakat untuk mencari pengobatan.
Grafik 13 Tren Jumlah Penderita TB di DIY
Penderita TBC yang tidak sembuh atau penderita yang tidak memperoleh
pengobatan karena belum ditemukan, merupakan sumber penular yang
mengancam pencapaian derajad kesehatan mengingat penyakit TBC
disamping bisa menimbulkan kematian yang tinggi juga menjadi prekursor
berbagai penyakit dengan fatal lain seperti HIV/AIDS, penyakit paru obstruksi,
dan lain sebagainya.
Sementara itu kematian dan kesakitan akibat penyakit infeksi saluran
pernafasan,
menjadi
penyebab
kematian
terbesar
dan
memiliki
kecenderungan peningkatan. Penyakit TBC memegang peran penting kasus
kesakitan
dan
kematian
penyakit
saluran
pernafasan
tersebut
dan
bertanggungjawab terhadap kecenderungan peningkatannya mengingat sifat
penularan dan perilaku masyarakat
c. Malaria
Penyakit malaria telah menurun dengan sangat signifikan dalam lima tahun
terakhir. Namun demikian masih ditemukan adanya kasus penularan
indigenous malaria Kabupaten Kulonprogo. Total kasus (indigenous dan non
indigenous) tahun 2012 terlaporkan sejumlah 241 kasus terbanyak berasal
dari Kabupaten Kulonprogo.
Gambar 14. Peta Kasus Malaria DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY tahun 2013)
Angka API / AMI per 100 penduduk tahun 2011 di Provinsi DIY kurang dari
0.01. Hasil pengamatan program P2M memperlihatkan bahwa episentrum
KLB malaria masih dijumpai di wilayah Kulonprogo. Sementara belum baiknya
kondisi lingkungan dan peningkatan pemanasan global dikhawatirkan akan
tetap memberikan peluang yang tinggi bagi perkembangan penyakit ini.Pada
tahun 2011 dan 2012 tidak ada kematian akibat penyakit malaria di DIY.
d. HIV/AIDS
DIY saat ini telah menempati urutan ke 17 provinsi dengan penderita penyakit
HIV/AIDS terbesar. Penularan telah berubah dengan dominasi dari jarum
suntik pengguna narkoba. Penderita HIV/AIDS terbanyak adalah kelompok
usia 20-26 tahun. Laporan program P2M tahun 2012 menunjukkan bahwa
penemuan kasus HIV/AIDS dicapai 1.940 kasus.
Dari kasus yang ditemukan sejumlah 831 kasus diantaranya telah memasuki
fase AIDS sedangkan sisanya masih dalam fase HIV positif (1.110 kasus).
Proporsi kasus berdasarkan jenis kelamin adalah : untuk kasus HIV (562
kasus laki-laki dan 399 kasus perempuan) dan untuk kasus AIDS (579 laki-laki
dan 246 perempuan).Sementara itu pada tahun 2011 terdapat 41 kematian
akibat AIDS yang meliputi 19 penderita laki-laki dan 22 penderita perempuan.
Kondisi kasus AIDS hingga Desember tahun 2012 adalah : 1.685 hidup, 205
meninggal dan tanpa diketahui sebesar 51 kasus.
Gambar 15. Distribusi ODHA berdasar Faktor Resiko
Proporsi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di DIY berdasarkan pada Faktor
Resiko yang menyebabkan HIV/AIDS didominasi oleh perilaku Heteroseksual
sebanyak 51%, Tidak diketahui sebanyak 25%, IDU’s 13% dan yang lainnya
adalah Homoseksual, Biseksual, Perinatal dan Transfusi.
e. Filariasis dan Leptospirosis
Kasus filariasis pada tahun 2011 ditemukan hanya ditemukan di Kabupaten
Gunungkidul di DIY sebanyak 6 kasus yang meliputi laki-laki 1 kasus dan
perempuan 5 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2008, kasus leptospirosis
pada tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu sebesar 92 kasus dengan
jumlah kematian 6 kasus. Kasus Leptospirosis tahun 2012 terlaporkan 63
kasus dengan kematian
2 kasus. Kasus menurun tajam dari tahun 2011
sebanyak 626 kasus dengan jumlah kematian sebesar 43 kasus.
f. Kusta
Penderita penyakit kusta di DIY jumlahnya kecil. Berdasarkan laporan
Kabupaten / kota Tahun 2011 jumlah penderita penyakit kusta yang berhasil
diidentifikasi mencapai 44 orang (4 PB dan 40 MB). Angka yang dilaporkan
tersebut hampir sama dibandingkan laporan tahun 2009 yang mencapai
jumlah 45 orang dan tahun 2010 sejumlah 31 orang. Sedangkan angka
penemuan kasus baru penyakit kusta (NCDR) sebesar 1 per 100.000
penduduk. Salah satu yang menjadi catatan penting dikaitkan dengan
penderita kusta adalah tingkat pencapaian pengobatan yang berhasil
mencapai 100% di tahun 2011. Kasus Kusta mengalami penurunan, tahun
2012 dilaporkan hanya 36 kasus kusta dengan perincian 23 kasus PB dan 13
kasus MB.
g. Pneumonia Balita
Pada tahun 2011 dilaporkan terdapat 1.739 kasus pneumonia pada balita
yang ditangani dari perkiraan 34.575 kasus pneumonia. Laporan dari berbagai
sarana pelayanan kesehatan pemerintah menunjukkan bahwa pada tahun
2010 dilaporkan sebanyak 1.813, sedangkan pada tahun 2012 ditemukan
2.936 kasus Pneumonia Balita, meningkat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
h. Diare
Penderita diare di puskesmas di kabupaten / kota setiap tahun jumlahnya
cukup tinggi. Namun demikian hal ini belum dapat menggambarkan prevalensi
keseluruhan dari penyakit diare karena banyak dari kasus tersebut yang tidak
terdata oleh sarana pelayanan kesehatan
(pengobatan sendiri atau
pengobatan di praktek swasta). Laporan profil kabupaten / kota menunjukkan
bahwa selama kurun tahun 2011 jumlah penderita diare danmemeriksakan ke
sarana pelayanan kesehatan mencapai64.857 dari perkiraan kasus sebanyak
150.362 penderita diare, sementara tahun 2012 mencapai 74.689 kasus
dilaporkan menderita diare.
g. Penyakit bisa dicegah dengan Imunisasi
Program imunisasi telah dijalankan sejak lama di seluruh wilayah Indonesia
dan telah mencapai hasil yang cukup baik.Provinsi DIY merupakan wilayah
yang memiliki tingkat pencapaian kinerja dalam program imunisasi yang
terbaik di Indonesia. Seluruh desa (100%) di tahun 2012 yang ada di DIY
telah masuk dalam kategori desa UCI (Universal Coverage Immunization)
yaitu suatu indikasi yang menggambarkan bahwa desa tersebut penduduknya
telah menjalankan imunisasi. Hasil pencapaian program imunisasi juga terlihat
dari berbagai kasus penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yang relatif
kecil dibandingkan dengan wilayah lain.
Gambar 18. Cakupan Imunisasi DIY Tahun 2012
Laporan kabupaten / kota memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 ditemukan
kasus penyakit campak 379 kasus (terbanyak di Kota Yogyakarta). Sementara
kasus polio dan tetanus neonatorum pada tahun 2012 tidak ditemukan
sedangkanuntuk kasus Postusis ditemukan 23 kasus di Kota Yogyakarta.
Cakupan program Immunisasi di DIY secara umum sudah mencapai target
yang dietapkan, seluruhnya sudah diatas 95% (seperti pada Gambar diatas).
h. New Emerging Disease
Hasil laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa di 5 kabupaten/kota telah
terdeteksi unggas (>1 jenis) positif Avian Influenza. Potensi penyakit Avian
Influenza masih terbuka lebar dengan masih buruknya pemahaman dan
perilaku masyarakat untuk melakukan pencegahan.Beberapa penyakit baru
lain seperti Influanza H1N1, SARS dan lain sebagainya akan tetap
mengancam dengan semakin tingginya tingkat mobilitas penduduk antar
wilayah dan belum baiknya pola perilaku sehat masyarakat.
3.2.1.2. Penyakit Tidak Menular
Datapada saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan
umur telah mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif, terutama
penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskuler dan
Diabetes Mellitus (DM). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas
di DIY pada tahun 2012 penyakit Hipetensi (29.546 kasus) dan Diabetes Militus
(7.434 kasus) masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar
penyakit berbasis STP Puskesmas.
Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek
samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular pun cenderung
meningkat. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler), Diabetes Mellitus, Kanker, Gangguan
Jiwa.
Sejak tahun 1997 data menunjukkan bahwa, pola kematian yang tercatat di
rumah sakit – rumah sakit di DIY telah mulai menunjukkan pergeseran. Jenis
penyakit penyebab kematian terbanyak dari semula penyakit-penyakit menular
menjadi kematian akibat penyakit yang masuk dalam kategori penyakit tidak
menular. Perkembangan lebih lanjut semakin menunjukkan dominasi penyakit
tersebut sebagai penyebab kematian di DIY.
Pada beberapa tahun yang akan datang, jumlah penderita penyakit tidak menular
akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia tua semakin
bertambah. Keadaan ini mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan akan
longterm care.
Penyakit yang berhubungan dengan organ paru juga menjadi penyakit yang perlu
diwaspadai di DIY. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan
bahwa penyakit paru termasuk asma selalu masuk 10 penyebab langsung dan
tidak langsung kesakitan dan kematian utama di Indonesia termasuk DIY. Hasil
Riset kesehatan daerah (Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa propinsi DIY
masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak.
Kasus Hipertensi per Provinsi
(Riskesdas 2007)
40.0
37.4 37.2 37.0 36.6
35.8
34.0 33.9 33.6
35.0
32.4 31.6
31.5 31.5 31.3 31.2 31.2
30.0
30.3 30.2 29.9 29.8 29.4
31,7%
29.3 29.1 29.0 28.8
28.4 28.1 27.6
26.3
25.1
25.0
24.1
22.0
20.1
20.0
15.0
10.0
5.0
Jawa Timur
Bangka Belitung
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
DI Yogyakarta
Riau
Sulawesi Barat
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tenggara
Sumatera Selatan
Gorontalo
Kalimantan Timur
Sumatera Barat
Sulawesi Utara
Kepulauan Riau
NAD
Jambi
Kalimantan Barat
Jawa Barat
Maluku
Bali
Sulawesi Selatan
DKI Jakarta
Maluku Utara
Nusa Tenggara Timur
Banten
Sumatera Utara
Bengkulu
Lampung
Papua
Papua Barat
0.0
Gambar 19. Kasus Hipertensi di Indonesia (Sumber : Riskesdas 2007)
Suhu udara yang panas dan meningkatnya asap kendaraan bermotor di
Yogyakarta mengakibatkan beberapa parameter pencemaran udara sudah
memasuki
taraf
waspada.
Hasil pantauan
kualitas
udara
oleh
Kantor
Penanggulangan Dampak Lingkungan Kota Yogyakarta menunjukkan beberapa
kadar zat berbahaya di udara melebihi batas baku mutu udara. Selain itu juga
jumlah perokok di Yogyakarta pada hasil berbagai survey termasuk Susenas,
telah mencapai lebih dari 30%.Hasil survey Dinas Kesehatan DIY tahun 2006
dan 2008 memperlihatkan bahwa antara 56% rumah tangga di DIY tidak bebas
asap rokok. Sedngkan pada hasil Riskesdas tahun 2010 kasus hipertensi di
Provinsi DIY mencapai 35,8 % diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai
31,7%.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, intra cranial injury (kecelakaan) telah
menempati
urutan
kedua
terbanyak
sebagai
penyebab
kematian
dan
menunjukkan kecenderungan peningkatan. Kecelakaan lalu lintas di DIY mulai
mengalami peningkatan yang cukup besar. Data dari Polda DIY menunjukkan
jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut :
kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman tertinggi yaitu
sebanyak 1.548 kejadian, Bantul 1.420 kejadian, Yogyakarta 678 kejadian,
Gunung Kidul sebanyak 453 kejadian dan Kulon Progo berjumlah 323 kejadian.
Mencegah kematian dini akibat kecelakaan bagaimanapun tidak lagi hanya
menjadi tugas Kepolisian tetapi menjadi tugas semua pihak seperti kesehatan.
Meskipun sampai saat ini data mengenai tingkat risiko kematian yang ditimbulkan
dari kecelakaan dari sektor kesehatan belum dimiliki, namun peran sistem
rujukan dan penanganan pra rujukan diyakini akan memiliki peran besar
menurunkan angka risiko kematian dini tersebut.
Beberapa upaya di bidang
kesehatan telah dilakukan untuk memperingan penderitaan dan mempercepat
penanganan korban melalui Unit Reaksi Cepat di beberapa Kabupaten/Kota
yang melibatkan instansi terkait seperti PMI, diantaranya adalah “Yes 118” di
Kota Yogyakarta dan Kabupaten lain serta peningkatan kapasitas petugas medis
melalui bernagai pelatihan kegawat daruratan.
3.2.2. Pola Kematian Akibat Penyakit
Data penyebab kematian di masyarakat secara akurat belum dapat diperoleh,
akan tetapi melalui pencatatan dan pelaporan rutin dari Rumah Sakit di DIY
melalui mekanisme SIRS dapat diperoleh gambaran pola penyebab kematian di
Rumah Sakit, meskipun belum seluruh Rumah Sakit menyampaikan laporannya.
Penyakit jantung dan stroke dalam sepuluh tahun terakhir selalu masuk dalam 10
penyakit penyebab kematian tertinggi. Analisis tiga tahun terakhir dari data di
seluruh rumah sakit di DIY menunjukkan, penyakit-penyakit kardiovaskuler
seperti jantung, stroke, hipertensi atau dikenal sebagai penyakit CVD
(cardiovasculer disease) menempati urutan paling tinggi penyebab kematian.
Tahun 2009 menunjukkan bahwa dominasi kematian akibat penyakit tidak
menular sudah mencapai lebih dari 80% kematian akibat penyakit yang ada di
DIY (hospital based). CVD tidak hanya menempati urutan tertinggi penyebab
kematian tetapi jumlah kematiannya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat
seiring
semakin
meningkatnya
jumlah
penderita
penyakit-penyakit
CVD
sebagaimana laporan RS di DIY.
Gambar 20. Penyebab kematian di RS akibat penyakit tahun 2011 (Sumber : Laporan SIRS
Dinkes DIY Tahun 2011, data terbaru belum tersedia)
Kematian akibat cedera intracranial (kecelakaan) yang selama ini kurang
mendapat perhatian ternyata telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai
penyebab kematian bahkan menunjukkan kecenderungan peningkatan tajam
dalam tiga tahun terakhir.
Dalam enam tahun terakhir, peristiwa kecelakaan lalu lintas di provinsi DI
Yogyakarta terbilang cukup tinggi. Data Kepolisian menunjukkan, kasus
kecelakaan di DIY, meningkat tiga kali lipat dan setiap tahun sedikitnya 130
meninggal (12%) akibat kecelakaan lalu lintas di DIY. Laporan Kepolisian
menunjukkan bahwa 88% kematian diakibatkan oleh cedera kepala.
Faktor perilaku pengendara memang menjadi faktor dominan bagi tinggi
rendahnya tingkat kematian akibat kecelakaan. Meskipun demikian disamping
faktor perilaku tersebut, dukungan pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan
pertolongan pertama / prarujukan, rujukan gawat darurat dan kualitas pelayanan
di sarana pelayanan kesehatan sedikit banyak juga bisa ikut berperan untuk
menurunkan kematian akibat kecelakaan. Oleh karena itu perbaikan sistem
pelayanan termasuk pertolongan prarujukan dan rujukan diharapkan akan
mampu menurunkan tingkat kematian.
Penyakit infeksi saluran nafas merupakan satu dari dua penyakit infeksi yang
masuk sebagai penyebab kematian terbanyak di Yogyakarta. Dalam catatan
medis jenis penyebab terbanyak adalah Bronchitis dan Pneumonia, namun
dengan melihat kondisi prevalensi dan penemuan kasus TBC di DIY pada
khususnya, maka sangat dimungkinkan bahwa penyakit TBC ikut pula menjadi
salah satu kontributor kematian penyakit tersebut.
Pola kematian akibat gagal jantung masuk pada urutan keempat sebagai
penyebab kematian di DIY seperti hasil pengolahan dari Laporan Rumah Sakit,
gejala tersebut dapat menunjukkan bahwa penyakit degeneratif menjadi
ancaman yang harus diwaspadai, terutama dalam melaksanakan program
promotif tehadap perilaku hidup sehat agar masyarakat dapat mengurangi faktor
resiko untuk penyakit degeneratif. Beberapa upaya telah dilakukan dalam
pemantauan dan pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular, diantaranya
dengan melaksanakan skrining di pelayanan dasar dan peningkatan penyuluhan
dan cakupan PHBS di masyarakat.
3.3. STATUS GIZI
Status Gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat.
Gambaran keadaan gizi masyarakat DIY pada tahun 2012
adalah
masih
tingginya prevalensi balita kurang gizi yaitu sebesar 8,45 %, walau sudah
menurun dibanding tahun 2011 sebesar 10%. Sedangkan prevalensi balita
dengan status gizi buruk sebesar pada tahun 2012 sebesar 0,56% dan tahun
2011 sebesar 0,68% (menurun dibanding tahun 2010 sebesar 0,7%).
Meskipun angka gizi kurang di DIY telah jauh melampaui target nasional
(persentase gizi kurang sebesar 15% di tahun 2015) namun penderita gizi buruk
masih juga dijumpai di wilayah DIY. Tahun 2008 sampai 2012 terdapat
penurunan prevalensi balita dengan status gizi buruk, namun demikian perlu
dilihat disparitas angka prevalensi gizi buruk di setiap wilayah Kabupaten/kota
dan kecamatan. Prevalensi balita gizi buruk di 4 kabupaten sudah sesuai
harapan yaitu <1%, sedangkan di Kota Yogyakarta masih 1,35%, sehingga
meskipun sudah melampaui target secara nasional tetapi diharapkan seluruh
Kabupaten/Kota di DIY sudah berada di bawah 1%.
Gambar 21. Situasi Status Gizi di DIY (Laporan Program Gizi)
Berdasarkan laporan hasil pemantauan status gizi di kabupaten / kota tahun
2012, peta Balita BGM (Bawah Garis Merah) yaitu standar yang menggambarkan
status gizi balita, memperlihatkan bahwa balita BGM/D di DIY belum mencapai
target. Di kabupaten Bantul dan Gunungkidul masing masing 1,6% dan 2%,
sedangkan 3 kab/kota yang lain <1,5%.
Dari segi pelayanan, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
mencapai 100%, artinya seluruh balita yang mengalami gizi buruk (dengan
indikator BB/TB), semuanya mendapatkan perawatan.Sedangkan untuk situasi
gizi ibu hamil, prevalensi Ibu hamil anemia masih pada kisaran 15 sampai 39% di
4 Kabupaten/Kota, kecuali di Kabupaten Sleman anamia bumil sudah dibawah
15 %. Cakupan amemia ibu hamil yang semakin rendah diharapkan akan
meningkatkan angka status gizi baik, karena dari ibu yang sehat dan bebas
anemia selama kehamilan maka akan melahirkan bayi yang sehat dan dapat
melaksanakan program ASI eksklusif selama 6 bulan serta merawat balita
dengan gizi yang baik dan seimbang. Berikut adalah peta prevalensi ibu hamil
yang anemia di wilyah DIY pada tahun 2012.
Gambar 22. Situasi Prevalensi Bumil Anemi di DIY (Laporan Program Gizi)
ooOOoo
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1.VISI & MISI
Pelaksanaan upaya kesehatan di provinsi DIY tidak terlepas dari Visi dan Misi
provinsi DIY dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
VISI DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY sebagai berikut :
“Dinas Kesehatan yang katalistik mendukung terciptanya
status kesehatan DIY yang tinggi, serta sebagai pusat
pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermutu dan
beretika”
Dan misi sebagai berikut :
1. Mencegah meningkatnya risiko penyakit & masalah kesehatan
2. Menyediakan pelayanan kesehatan secara merata, bermutu baik pemerintah
maupun swasta
3. Meningkatnya pembiayaan kesehatan yg cukup untuk peningkatan status
kesehatan masyarakat
4. Meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan serta penelitian
kesehatan
Target dan pencapaian indikator pembangunan mengacu pada Visi indonesia
Sehat 2010 dan standar pelayanan yang mengacu pada kepmenkes RI No.
281/menkes/SK/IX/2008 tentang standar Palayanan Minimal bidang Kesehatan
yang dierbarui menjadi Kepmenkes 147 tahun 2003 dengan 18 indikator, Target
MDG’s serta berdasarkan Rencana Strategik Dinas Kesehatan DIY.
4.2. Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan di wilayah DIY meliputi
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sarana pelayanan kesehatan di
Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya serta
Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta. Sarana pelayanan kesehatan
dasar dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya, berikut adalah peta sarana
pelayanan kesehatan dasar di tiap Kabupaten/kota di DIY :
Tabel 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar di DIY Tahun 2012
Akses masyarakat Yogyakarta terhadap sarana pelayanan kesehatan telah
cukup baik. Salah satunya diperlihatkan dari aksesibilitas jarak jangkauan. Hasil
survey Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa lebih dari 80% penduduk DIY
hanya berjarak 1-5 km terhadap puskesmas dan lebih dari 70% penduduk hanya
berjarak 1-5 km terhadap rumah sakit dan dokter praktek swasta. Tidak
ditemukan penduduk yang memiliki jarak tempuh lebih dari 10 km terhadap
sarana pelayanan puskesmas, dokter praktek swasta dan bidan, yang
menunjukkan mudahnya akses jarak jangkauan penduduk terhadap sarana
pelayanan. Aksesibilitas jarak jangkauan terhadap sarana pelayanan kesehatan
cukup merata antar kabupaten kota. Penduduk DIY di setiap Kabupaten / Kota
pada umumnya berada pada kisaran 1-5 km terhadap Puskesmas.
Pelayanan kesehatan rujukan diampu oleh Rumah Sakit, di DIY jumlah Rumah
Sakit Umum dan Khusus adalah sebagai berikut :
Jumlah Rumah Sakit Umum
: 45 RS (RS Pemerintah 7, TNI/Polri 3 dan RS
Swasta sebanyak 35 RS). Jumlah Rumah Sakit Jiwa sebanyak 2 RS, Rumah
Sakit Ibu & Anak sebanyak 8 RS dan jumlah Rumah Sakit Khusus lainnya
sebanyak 10 RS.
Sarana pendukung pelayanan kesehatan diantaranya adalah sarana kefarmasian
pada tahun 2012 tercatat jumlah Apotik sebanyak 464 buah, jumlah toko obat 51
buah dan jumlah industri kecil obat tradisionil sebanyak 64 buah. Pelayanan
kesehatan masyarakat terhadap masyarakat miskin di DIY juga mendapatkan
prioritas, hal ini dapat dilihat dalam indikator cakupan pelayanan kesehatan
masyatakat miskin tahun 2012 sebagai berikut : jmlah masyarakat miskin (hampi
miskin) yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan sebesar 1.080.462
jiwa untuk pelayanan kesehatan dasar dan 163.753 jiwa untuk pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk pelayanan kesehatan rawat inap di Puskesmas
sebanyak 7.015 jiwa sedangkan di rumah sakit sebanyak 24.857 jiwa.
4.3. Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan program gizi yaitu
meningkatkan kesadaran gizi keluarga yang selanjutnya akan meningkatkan
status gizi masyarakat.
Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi
anak balita. Salah satu kegiatan berbasis masyarakat yang melaksanakan
pemantauan pertumbuhan terhadap balita adalah posyandu. Karena itu, peran
serta masyarakat dengan mengikutsertakan balitanya untuk ditimbang di posyandu
memberikan andil yang sangat besar terhadap pencapaian indikator ini. Pada
tahun 2012, di DIY tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan di
Posyandu (D/S) rata rata sebesar 84% (meningkat dibanding tahun 2011 sekitar
70 – 79 %) di semua kab/kota. Dengan demikian terlihat bahwa masih ada
masyarakat yang belum membawa anak balitanya untuk ditimbang di posyandu.
Sedangkan dari segi pencapaian hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang
naik berat badan saat ditimbang (N/D), terlihat bahwa capaian di Kota
Yogyakarta masih < 50%, Kabupaten Kulonprogo 50 – 59% sedangkan
Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Sleman 60 – 69%.
Capaian pemberian kapsul vitamin A untuk bayi mencapai 100% sedangkan
untuk balita mencapai 99,13% (meningkat dibandingkan tahun lalu 98,10%).
Distribusi vitamin A kepada bayi dan balita merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan status gizi bayi dan balita. Dari hasil tersebut terlihat telah
mencapai tingkat cakupan yang cukup baik.
Prevalensi Balita kurang energi protein (KEP) selama tiga tahun terakhir
mengalami penurunan, tahun 2012 menjadi 8,95 (turun dibanding tahun 2011
sebesar 10,28). Persentase balita KEP tertinggi di tahun 2012 di wilayah
Kabupaten Kulon Progo sebesar 10,75% sedangkan yang terendah di
Kabupaten Sleman 7,54%.
Gambar 23. Prevalensi Balita KEP di DIY (Laporan Program Gizi)
Distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ibu
hamil dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hasil pantauan terhadap
pelaksanaan distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil belum menunjukkan hasil
yang optimal. Laporan Kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan distribusi
kapsul Fe1 mengalami kenaikan dari 92,81% di tahun 2010 menjadi 95,72% di
tahun 2012. Sedangkan Fe3 meningkat dari 86,57% di tahun 2010 menjadi
86,59% di tahun 2011dan tahun 2012 menjadi 89,55%. Diharapkan dengan
meningkatnya cakupan pemberian Fe pada ibu hamil dapat mengurangi kasus
anemia bumil.
Gambar 24. Persentase F3 Bumil di DIY (Laporan Program Gizi)
ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan
karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai
dengan tahun 2008 cakupan ASI ekslusif di provinsi DIY baru mencapai 39,9%,
menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan meningkat menjadi 40,03%
pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif kembali
menunjukkan peningkatan menjadi 49,5%. Lebih rinci, cakupan ASI Eksklusif di
Kabupaten Sleman sudah mencapai ≥ 60%, di Gunungkidul masih 20 - 39%,
sedangkan di kabupaten/kota yang lain masih berkisar 40 - 39%. Capaian ASI
eksklusif tahun 2012 menunjukan kondisi yang sedikit menurun yaitu sebesar
48%.
Gambar 25. Cakupan ASI Ekslusif di Provinsi DIY (Laporan Program Gizi)
Upaya yang telah dilakukan di DIY dalam meningkatkan perbaikan gizi
masyarakat mencakup pendidikan gizi bagi masyarakat berupa penyuluhan gizi
di Posyandu, pengembangan media KIE serta konseling menyusui dan MP-ASI,
peningkatan
surveilans
gizi
berupa
pemantauan
pertumbuhan
balita,
pemantauan dan penanganan kasus gizi buruk, pemantauan konsumsi garam
beryodium, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian Vitamin A dosis tinggi
dan tablet Fe+asam folat), pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk
dan gizi kurang, serta pemberian
makanan tambahan bagi ibu hamil yang
mengalami kekurangan energi kronis. Upaya yang lain adalah peningkatan
kapasitas petugas kesehatan berupa pelatihan tatalaksana gizi buruk, pelatihan
penggunaan standar pertumbuhan balita, pelatihan konselor ASI bagi petugas
kesehatan dan pelatihan motivator ASI, serta pemberdayaan masyarakat.
4.4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kualitas pelayanan kesehatan di DIY terutamanya untuk pelayanan kesehatan ibu
dan
anak
telah
cukup
baik,
salah
satunya
proporsipersalinanyangditangani oleh tenagakesehatan.
tergambar
dari
Cakupan persalinan
yang ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2011 di DIY berdasarkan laporan
kabupaten/kota telah mencapai 99,73%, Angka tersebut meningkat dibandingkan
tahun 2010 sebesar 97,69%. Tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan yaitu
sebesar 99,85%.
Salah satu upaya dalam menurunkan kematian ibu adalah dengan meningkatkan
cakupan pemeriksaan kehamilan (ANC: antenatal care) oleh tenaga kesehatan.
Indikator yang digunakan untuk memantau cakupan pemeriksaan kehamilan
tersebut adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan
antenatal (K1) yang merupakan indikator akses, dan cakupan ibuhamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal minimal empat kali sesuai distribusi waktu
dan sesuai standar (K4) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di
suatu wilayah.
Capaian K1 dan K4 di Provinsi DIY pada tahun 2011 masing-masing sebesar
99,98 % dan 89,31% sedangkan tahun 2012 mecapai 100% dan 93,31%. Dengan
cakupan K1 dan K4 yang sudah cukup tinggi tersebut, upaya peningkatan
pelayanan kesehatan utamanya untuk ibu hamil di DIY pada masa yang akan
datang adalah meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu pelayanan antenatal yang
lengkap dan sesuai standar. Diharapkan dengan kualitas ANC yang baik akan
dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan yang terjadi pada masa kehamilan,
dan mencegah kejadian komplikasi. Meskipun demikian dari hasil capaian
tersebut, terlihat masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 yang cukup jauh.
Cakupan penanganan ibu hamil yang mengalami komplikasi (PKO) pada tahun
2011 di Provinsi DIY, berdasar data yang diperoleh dari kabupaten/kota yaitu
sebesar 70,44% dan meningkat menjadi sebesar 78,75% pada tahun 2012.
Namun, cakupan tersebut tidak bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya di
masyarakat karena denominator yang digunakan adalah perkiraan jumlah bumil
risiko tinggi, yaitu 20% dari jumlah bumil. Dari hasil diskusi dan pertemuan yang
dilakukan dengan kab/kota, disimpulkan bahwa semua kasus komplikasi yang
terjadi pada ibu hamil sudah ditangani.
Kunjungan nifas menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
terhadap ibu, mulai 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Pada tahun 2011,
ibunifas yang telah memperoleh pelayanan minimal tiga kali sesuai distribusi
waktu dan sesuai standar (KF3) mencapai 88,96%, meningkat dari tahun
2010 sebesar 86,18% dan mencapai 92% pada tahun 2012. Dari hasil
capaian tersebut, terlihat kesenjangan yang cukup jauh antara capaian
persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) dengan kunjungan nifas lengkap
(KF3). Dengan demikian terlihat bahwa masih ada ibu hamil yang tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa nifas, walaupun sudah
melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan.
Diharapkan, kesenjangan antara K1 dan K4 dapat diturunkan dan capaian K4 dan
KF3 dapat lebih meningkat di masa yang akan datang sehingga dapat
memberikan andil dalam penurunan AKI. Gambaran K1, K4, persalinan nakes dan
KF3 dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 26. Cakupan Program Kesga Provinsi DIY (Laporan Program Kesga)
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian neonatal (usia 0 – 28
hari), adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan neonatal sesuai standar
pada 6 – 48 jam pertama setelah lahir (KN-1) serta pelayanan neonatal minimal
tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KN-L). Berdasarkan laporan
dari kabupaten/kota, cakupan KN-1 di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar
98,99%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 96,7%. Sedangkan cakupan KN-L
sebesar 88,26%, justru mengalami penurunan dibanding tahun 2010 sebesar
91,3%.Cakupan KN1 tahun 2012 sebesar 99,33% sedangkan Kunjungan
neonatus lanjutan mencapai 88,28% (mengalami kenaikan yang sangat tipis
dibanding tahun lalu).
Gambar 27. Cakupan Kunjungan Neonatal
Sementara untuk kasus kematian neonatal, di DIY pada tahun 2012 terjadi 400
kasus, tahun 2011 terjadi sebanyak 311 kasus, meningkat dibanding tahun 2010
sebanyak 241 kasus, dengan penyebab kematian terbanyak disebabkan karena
BBLR dan asfiksia.
Tabel 5. Jumlah Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya DIY Tahun 2011
No
Kabupate/Kota
 Kematian
Neonatal
1
Yogyakarta
2
Bantul
3
Kulonprogo
4
Gunungkidul
5
Sleman
Provinsi DIY
34
88
54
94
41
311
BBLR
13
34
17
45
9
118
Asfiksia
14
20
23
33
18
108
Faktor Penyebab
Sepsis
Kelainan
Kongenital
2
5
2
15
4
4
0
7
2
5
36
10
Lainlain
0
17
6
9
7
39
Kesehatan remaja masuk dalam ranah kesehatan anak.Program kesehatan
remaja dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap siswa
SD/MI dan SMP/SMU. Program ini belum mampu menjangkau seluruh target
sasaran. Pada tahun 2012, jumlah siswa kelas 1 yang diperiksa melalui
penjaringan kesehatan sebesar 98,88% mengalami peningkatan dibanding tahun
2011 sebesar 98,53%.
Dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak, perlu dilakukan upaya yang
berkesinambungan pada setiap sikus kehidupan manusia (continuum of care),
yang meliputi masa reproduksi, masa hamil, neonatal, bayi, balita, anak
prasekolah, masa sekolah dan remaja. Intervensi kesehatan perlu dilakukan pada
setiap tahapan kehidupan tersebut, dan hal tersebut tergambar pada peningkatan
cakupan indikator kesehatan ibu dan anak, di antaranya K1, K4, Pn, KN-1, KN-L,
penanganan komplikasi obstetri maupun neonatal, pelayanan kesehatan bayi dan
balita, serta KB aktif, maupun pelayanan kesehatan terhadap anak usia sekolah
dan remaja. Upaya yang lain adalah dengan meningkatkan kualitas SDM dengan
mengadakan berbagai pelatihan untuk petugas kesehatan seperti pelatihan
manajemen asfiksia, BBLR, dll, serta yang tidak kalah penting adalah
meningkatkan kualitas sarana pelayanan kesehatan (dalam hal ini puskesmas)
dengan meningkatkan kemampuan puskesmas menjadi puskesmas yang mampu
PONED, PKPR, PKRE, mampu tatalaksana KtPA, melaksanakan MTBS, SDIDTK,
dan dapat memberikan pelayanan KB sesuai standar.
4.5. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Pada tahun 2012 kondisi perumahan di wilayah DIY dari hasil pemantauan yang
dilakukan oleh kabupaten/kota menunjukkan bahwa dua Kabupaten yaitu
Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masih dibawah 59%, Kota Yogyakarta
dan Bantul atara 59 sampai 68,99% dan di kabupaten Sleman sudah lebih dari
79%.
Gambar 28 Peta Cakupan Air Minum
Dari peta cakupan kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut
Kabupaten/Kota di DIY masih rendah, cakupan kualitas air minum yang terendah
ada di 3 Kabupaten, yang masih kurang dari 60%, yaitu di Kabupaten Sleman,
Gunungkidul dan Kulonprogo. Sedangkan Kota Yogyakarta telah mencapai lebih
dari 95%. Masih perlu upaya untuk peningkatan cakupan kualitas sir minum yang
memenuhi syarat kesehatan, terutama di tiga kabupaten yang masih rendah
dengan meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor, peningkatan
penyuluhan dan pemeriksaan kualitas air serta peningkatan upaya penyehatan
lingkungan lainnya.
Prosentase penduduk yang menggunakan jamban terendah di Kabupaten Gunung
Kidul, masih dibawah 69%, sedangkan Kabupaten/Kota yang lain sudah mencapai
lebih dari 70%.Sehingga perlu adanya upaya penyehatan lingkungan yang
komprehensif dengan meningkatkan kualitas kemitraan dan koordinasi dengan
lintas sektor serta promosi PHBS yang lebih intensif terutama di Kabupaten
Gunung Kidul.
Prosentase tempat-tempat umum (TTU) yang telah memenuhi syarat kesehatan
menurut pemantauan di masing-masing Kabupaten/Kota adalah cakupan antara
40 – 59,99% adalah di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo, cakupan 60 –
79,99% adalah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, sedangkan di
Kabupaten Sleman telah mencapai lebih dari 80%. Masih rendahnya cakupan
tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan akan berdampak pada
peingkatan kasus-kasus penyakit menular serta kejadian luar biasa keracunan
makanan, Hepatitis serta penurunan kualitas kesehatan masyarakat pada
umumnya. Sehingga upaya program penyehatan lingkungan dirasakan masih
harus bekerja keras.
Gambar 29. Peta Tempat tempat Umum memenuhi syarat kesehatan
4.6. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat DIY
Pada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan merupakan
modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status kesehatan dapat diraih,
perlu
dilakukan
upaya
pencegahan
penyakit
dengan
mengurang
atau
menghilangkan faktor resiko penyakit, di antaranya pada tingkat pertama adalah
melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat yang ada di berbagai tempat / tataran
yaitu di tempat umum, di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di
rumah tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam
gerakan
kesehatan
di
masyarakat.
Berdasarkan
evaluasi,
maka
pada
perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah tangga mulai ditingkatkan
kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula masih menggunakan stratifikasi sehat
I – IV, maka secara nasional sudah ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10
indikator yang sifatnya komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan
rumah tangga semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga
tersebut adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI
eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan, penggunaan
jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan tidak
merokok di dalam rumah.
DIY telah menerapkan indikator tersebut sebagai evaluasi pada tatanan PHBS
rumah tangga mulai tahun 2010. Hasil pencapaian tahun 2011, dari 341.362
rumah tangga yang dipantau menunjukkan sebanyak 31,40% rumah tangga telah
menerapkan PHBS. Dari capaian tersebut, yang memberikan kontribusi terendah
dan masih menjadi masalah kesehatan pada umumnya adalah tidak merokok di
dalam rumah yang baru mencapai 46,67%, bayi diberi ASI eksklusif sebesar
77,70%, konsumsi buah dan sayur sebesar 83,35% dan aktifitas fisik sebesar
87,48%. Gambaran capaian Rumaha Tangga berPHBS di DIY pada tahun 2012
adalah sebesar 33,07% hal ini menunjukkan adanya kenaikan dari tahun
sebelumnya meskipun kenaikan yang terjadi tidak siknifikan. Cakupan PHBS
tahun 2012 dapat dilihat pada gambar seperti berikut :
Gambar 30. Capaian Rumah Tangga ber-PHBS di DIY Tahun 2012
Merokok merupakan salah satu perilaku yang menjadi faktor risiko penyakit
kardiovaskuler. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi perokok di
DIY sebesar 31,6%, dan sebanyak 66,1% masih merokok di dalam rumah. Hal
tersebut terlihat pada grafik di bawah.
76.6
78.6
Indonesia
Maluku
84.1
85.3
Kalteng
76.1
Malut
75.7
NTB
Kaltim
68.1
Bali
DI Yogya
66.1
73.9
Jatim
Dalam Rumah: Provinsi(3)
Sumber: Riskesdas 2010
Gambar 31. Prosentase Merokok di dalam rumah menurut Provinsi
Persentase rumah tangga bebas asap rokok di DIY baru mencapai 44,6%,
tertinggi di Kota Yogyakarta (52,1%) dan terendah di Gunungkidul (40,2%). Dari
hasil tersebut, tidak mengherankan jika persentase perokok pasif cukup tinggi
karena perokok biasa merokok di dalam rumah.Sedangkan jika dilihat dari
statusnya, perokok rumah tangga didominasi suami / kepala rumah tangga.
Untuk mendukung peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai
upaya, diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi
(posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan peran serta swasta,
ormas, dan LSM.
Pengembangan desa siaga yang dilakukan adalah meningkatkan desa siaga
yang sudah terbentuk menjadi desa siaga aktif. Capaian desa siaga di DIY sudah
mencapai 100 %, sedangkan desa siaga aktif mencapai 89,25%. Sedangkan
capaian posyandu aktif di DIY pada tahun 2012 sebesar 75,52%. Jika dilihat dari
srata perkembangannya, posyandu pratama sebesar 4%, posyandu madya
sebesar 21%, posyandu purnama sebesar 47% dan posyandu mandiri sebesar
28%. Masih rendahnya cakupan posyandu mandiri perlu mendapatkan perhatian,
terutama untuk penggerakan peran serta masyarakat dan promosi kesehatan
yang lebih intensif dengan memanfaatkan berbagai media promosi.
Gambar 32. Tingkatan Posyandu di DIY
Upaya pemanfaatan promosi kesehatan dengan berbagai media telah
dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota, diantaranya
pengembangan pesan dan media rumah tangga ber-PHBS melalui media
cetak dan audio visual dengan spot TV, pembuatan dan pemasangan
branding sticker pada mobil, pembuatan media cetak, obrolan Angkring,
penggandaan VCD dan pemasangan Baliho PHBS. Sedangkan untuk
penguatan peran serta organisasi/kelompok masyarakat dalam PHBS
diantaranya dilaksanakan melalui Forum Komunikasi penguatan peran PKK,
Forkom SBH, Orientasi di sekolah bagi guru pembina UKS dan pertemuan
penguatan mitra kerja Promkes.
BAB V
SUMBERDAYA KESEHATAN
5.1. Tenaga Kesehatan
Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan
bahwa
yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan, maka tenaga kesehatan terbagi atas 7 (tujuh) jenis tenaga yaitu
tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis
Ketersediaan tenaga di sarana kesehatan baik di puskesmas maupun rumah
sakit pada umumnya sudah baik. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di seluruh
D.I. Yogyakarta yang terdiri dari RSU Pemerintah dan Swasta, Puskesmas,
Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan DIY tahun 2013 adalah sebagai
berikut :
Grafik 33. Distribusi Tenaga Kesehatan di
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
9094
Medis
Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
Kefarmasian
3213
Gizi
2373
980
1318
399
Jenis Tenaga Kesehatan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
189
Keterapian Fisik
Keteknisian Medis
5.1.1Tenaga Medis
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga medis
meliputi Dokter dan Dokter gigi, termasuk didalamnya tenaga dokter spesialis
Tenaga medis merupakan salah satu unsur pelaksana pelayanan kesehatan
yang utama di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit,
klinik, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Adapun jumlah tenaga
medis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah kerjanya dapat
digambarkan sebagai berikut :
Grafik 34. Distribusi Tenaga Medis di
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
600
508
500
400
300
200
100
398
370
Kota Yogyakarta
398
Bantul
272
133
Kulonprogo
94
131
87
128
45
164
138
155
77
10
30 33
Gunungkidul
Sleman
Daerah DIY
0
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas Jumlah tenaga dokter umum yaitu
sejumlah 1354 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
dokter umum sebanyak 398 orang dan disusul dengan Kota Yogyakarta
sebanyak 370 orang, sedangkan dokter umum paling sedikit terdapat di Dinas
Kesehatan DIY dan UPT-nya dan Institusi Pendidikan Kesehatan ( yang
selanjutnya disebut dengan Daerah DIY) sebanyak 81 orang.
Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262
orang, terbanyak berada di Kota Yogyakarta dengan jumlah dokter spesialis
sebanyak 508 orang, disusul dengan Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter
spesialis sebanyak 398 orang, sedangkan dokter spesialis paling sedikit berada
di Kabupaten Gunungkidul hanya sebanyak 10 orang.
Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang terbanyak terdapat
di Daerah DIY dengan jumlah dokter gigi sebanyak 164 orang dan diikuti oleh
Kota Yogyakarta sejumlah 155 orang, sedangkan yang paling sedikit terdapat
di Kabupaten Kulonprogo yaitu sejumlah 30 dan di Kabupaten Gunungkidul
sejumlah 33 orang.
Dari
gambaran
data
perkembangan
jumlah
tenaga
medis
di
Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa persebaran tenaga medis masih belum
merata terlihat masih terpusat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman,
sementara di kabupaten yang lain tenaga medis masih jauh lebih kecil
jumlahnya. Prosentase tenaga medis yang bekerja sesuai dengan wilayah
kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik 35. Proporsi Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi di
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Wilayah Kerjanya Tahun 2012
Dokter Umum
6.43
Kota Yogyakarta
Bantul
29.33
27.33
Kulonprogo
Gunungkidul
6.94
20.09
9.82
Dokter Spesialis
Sleman
Daerah DIY
Dokter Gigi
10.14
40.25
27.47
25.96
34.87
23.12
0.79
3.57
10.38
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
12.90
5.53
5.03
Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk dokter
spesialisgigi sebagian besar di instansi pemerintah yaitu puskesmas,
sedangkan untuk dokter spesialis sebagian besar bekerja di rumah sakit. Hal ini
sudah sesuai dengan peruntukkannya, bahwa tenaga dokter spesialis
utamanya bekerja pada pelayanan kesehatan rujukan. Adapun sebarannya
dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini :
Grafik 36. Distribusi Tenaga Medis Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan
di DIY Tahun 2012
1200
982
1000
800
600
400
Puskemas
Rumah Sakit
576
Fasyankes Lainnya
347
Institusi Diknakes
331
Dinkes dan UPT
200
62 38
171148 160
109
148126
4
9
2
0
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas distribus itenaga dokter umum yang
bekerja di masing – masing jenis sarana pelayanan kesehatan tersebar secara
merata yaitu di rumah sakit sebanyak 576 orang, di puskesmas sebanyak 347
orang, serta sarana kesehatan lainnya sejumlah 331 orang yang tersebar di
Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, Klinik, praktik dokter berkelompok, maupun
praktik mandiri dan fasyankes lainnya. Sedangkan sebagian kecil yaitu
sejumlah 38 orang tenaga dokter umum bekerja di Dinas Kesehatan serta UPTnya serta sebanyak 62 orang bekerja di Institusi pendidikan tenaga kesehatan.
Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262
orang, sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah,
rumah sakit TNI/Polri, maupun rumah sakit swasta, tersebar di 63 rumah sakit
yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang yang bekerja
secara merata di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
5.1. 2 Tenaga Keperawatan
Tenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga perawat dan
bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan tenaga perawat gigi,
namun dalam profil ini hanya perawat saja yang sudah dilakukan pendataan.
Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010 adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan Permenkes Nomor 1464 Tahun
2010 adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai ketentuan perundang – undangan. Adapun gambaran
distribusi tenaga keperawatan sesuai dengan wilayah kerjanya di DIY pada
tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik 37. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Wilayah Kerja
di DIY Tahun 2012
2364
2198
2500
2000
Kulonprogo
Bantul
1500
Gunungkidul
1000
500
660
459
Sleman
532
347
427
235
309
Kota Yogyakarta
443 364
149
Daerah DIY
0
Perawat
Bidan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga perawat yaitu
sejumlah 6560 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
perawat sebanyak 2364 orang dan disusul dengan tenaga perawat di Kota
Yogyakarta sebanyak 2198 orang. Hal tersebut disebabkan karena sebagian
besar fasilitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya rumah sakit
sebagian besar berada di kedua wilayah tersebut. Sedangkan di kabupaten
lainnya jumlah perawat yang ada hampir sama.
Untuk tenaga bidan di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1927
orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah bidan sebanyak
443 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 427 orang, sedangkan
tenaga bidan paling sedikit berada di Daerah DIY sebanyak 149 orang yang
bekerja di Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang
ada di wilayah DIY.
Dari gambaran data yang ada menunjukkan bahwa persebaran tenaga
perawat masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang
ada di masing – masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi
tenaga perawat, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit di wilayah
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Adapun untuk tenaga bidan
sebarannya du masing – masing wilayah terdistribusi secara merata. Hal ini
dikarenakan sebagian besar tenaga bidan bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah terutama puskesmas. Gambaran prosentase
distribusi tenaga keperawatan yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya
dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :
Grafik 38. Persentase Tenaga Keperawatan Per Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2012
Perawat
Bidan
5.29 7.00
10.06
7.73
12.20
Kulonprogo
Bantul
8.11
33.51
Gunungkidul
Bantul
18.89
22.16
Sleman
36.04
Kota Yogyakarta
Kulonprogo
Gunungkidul
Sleman
22.99
16.04
Daerah DIY
Kota Yogyakarta
Daerah DIY
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk tenaga
perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, sedangkan untuk tenaga bidan
sebagian besar bekerja di puskesmas. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan
oleh grafik beriku ini :
Grafik 39. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di
DIY Tahun 2012
6000
4865
5000
Puskesmas
4000
Rumah Sakit
3000
Fasyankes Lainnya
2000
1000
Institusi Diknakes
838
487 287
87
899
624
Dinkes dan UPT
229 140 35
0
Perawat
Bidan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga
perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah
maupun swasta, yang jumlahnya mencapai 4865 orang atau mencapai 74,16
%, adapun sisanya tersebar di puskesmas, Dinas Kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. adapun untuk tenaga bidan sejumlah 899 orang
bekerja di puskesmas, di rumah sakit sejumlah 624 orang, dan sisanya bekerja
di Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Adapun dari pendidikan yang dimiliki oleh tenaga perawat yang
berpendidikan Sarjana Strata Satu keatas baru mencapai 11,28 %, sedangkan
sisanya atau mencapai 88,72% masih berpendidikan Diploma III kebawah.
Sedangkan untuk tenaga bidan yang berpendidikan minimal Diploma III
Kebidanan baru mencapai 81,53 % dan masih terdapat 18,47% tenaga bidan
yang berpendidikan Diploma Satu. Hal ini memerlukan peran serta pemerintah
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tenaga keperawatan terutama
untuk tenaga kebidanan yang masih belum sesuai dengan persyaratan minimal
berpendidikan DIII.
5.1.3Tenaga Kefarmasian
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan
pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.
Adapun gambaran distribusi tenaga kefarmasian di masing –
masing wilayah di DIY dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :
Grafik 40. Grafik Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2012
500
464
454
450
408
400
359
Kulonprogo
350
Bantul
300
250
200
Gunungkidul
218
200
Sleman
150
100
50
Kota Yogyakarta
50
25
76 61
47
Daerah DIY
11
0
Apoteker
Tenaga Teknis Kefarmasian
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga apoteker yaitu
sejumlah 1316 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
apoteker sebanyak 464 orang dan disusul dengan tenaga Apoteker di Kota
Yogyakarta yaitu sebanyak 359 orang, sedangkan tenaga apoteker paling
sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 25 orang.
Untuk tenaga teknis kefarmasian di Daerah Istimewa Yogyakarta
sejumlah 1057 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
tenaga teknis kefarmasian sebanyak 454 orang, kemudian Kota Yogyakarta
sebanyak 408 orang, sedangkan tenaga teknis kefarmasian paling sedikit
bekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 11 orang.
Dari gambaran data yang ada untuk tenaga apoteker persebarannya
masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di
masing – masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga
apoteker, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit dan apotek di
wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Begitupun dengan tenaga
teknis kefarmasian juga tidak merata sesuai dengan banyaknya sarana rumah
sakit dan apotek yang ada di wilayah masing – masing. Gambaran prosentase
distribusi tenaga kefarmasian yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya
dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :
Grafik 41. Persentase Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2012
Tenaga Teknis Kefarmasian
Apoteker
1.04
10.59
Kulonprogo
46.19
42.37
5.30
7.19
5.77
4.45
Bantul
38.60
98.31
Sleman
Bantul
Gunungkidul
Gunungkidul
76.06
Kulonprogo
42.95
Sleman
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Daerah DIY
Daerah DIY
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Adapun sesuai dengan sarana kesehatan tempat tenaga kefarmasian
bekerja ada ketimpangan terutama untuk di puskesmas, karena sebagian
besar tenaga kefarmasian yang ada di puskesmas masih merupakan tenaga
teknis kefarmasian, padahal sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa
setiap pelaanan di fasilitas pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan oleh
seorang apoteker. Gambaran distribusi tenaga kefarmasian sesuai dengan
sarana kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan sebagaimana
grafik dibawah ini :
Grafik 42. Distribusi Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Tempat Kerjanya
di DIY
1000
897
900
800
700
Puskesmas
600
Rumah Sakit
487
500
400
300
171
200
100
Fasyankes Lainnya
380
Dinkes dan UPT
207
164
23
18
Institusi Diknakes
5
21
0
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga
apoteker sebagian besar bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu
terutama di apotek yang jumlahnya mencapai 897 orang atau mencapai 68,16
%, adapun sisanya tersebar di puskesmas, rumah sakit, Dinas Kesehatan dan
Institusi Diknakes. Adapun untuk tenaga teknis kefarmasian sejumlah 487
orang bekerja di rumah sakit, di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sejumlah
380 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan puskesmas dan Dinas
Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
5.1.4Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan,
entomolog
kesehatan,
mikrobiolog
administrator kesehatan dan sanitarian.
kesehatan,
penyuluh
kesehatan,
Grafik berikut ini memperlihatkan
kepada kita gambaran distribusi tenaga kesehatan masyarakat
sesuai
dengan wilayah kerjanya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.
Gambar 43. Distribusi Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2012
450
422
400
350
Kulonprogo
300
Bantul
250
Gunungkidul
200
Sleman
150
Kota Yogyakarta
79 69
100
50
47
29 38
47
73
63
31
50
Daerah DIY
32
0
Kesehatan Masyarakat
Sanitarian
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga kesehatan
masyarakat yaitu sejumlah 684 orang, terbanyak berada di DIY (Dinas
Kesehatan dan UPT serta institusi pendidikan tenaga kesehatan) dengan
jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 422 orang, sedangkan tenaga
kesehatan di kabupaten/kota lainnya jumlahnya hampir sama, dengan tenaga
kesehatan masyarakat paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul
sebanyak 29 orang.
Untuk tenaga sanitarian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 296
orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga
sanitarian sebanyak 73 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 63 orang,
sedangkan tenaga sanitarian paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul
sebanyak 45 orang.
Dari gambaran data yang ada untuk tenaga kesehatan masyarakat
sebarannya sudah merata, namun demikian hal itu didominasi oleh tenaga
kesehatan masyarakat dengan status tenaga pemerintah.
Adapun distribusi tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan sarana
pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik
berikut ini :
Gambar 44. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di
DIY Tahun 2012
400
365
350
300
Puskesmas
250
Rumah Sakit
200
145
150
100
Institusi Diknakes
97
76
71
50
Fasyankes Lainnya
152
Dinkes dan UPT
21
6
3
Kesehatan Masyarakat
Sanitarian
44
0
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga
kesehatan masyarakat sebagian besar bekerja pada institusi pendidikan tenaga
kesehatan yang jumlahnya mencapai 365 orang, adapun pada fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit, hanya mencapai 6
orang. Adapun untuk tenaga sanitarian sejumlah 152 orang bekerja di
puskesmas, sedangkan lainnya secara merata bekerja di sarana kesehatan
lainnya, baik di Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun institusi diknakes dan
fasiltas pelayanan kesehatan lainnya.
5.1.5Tenaga Gizi
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Tenaga
gizi yang bekerja di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 399
orang dengan yang berpendidiikan DIII dan DI sejumlah 282 orang dan yang
berpendidikan DIV dan S1 sejumlah 117 orang. Adapun distribusinya dapat
kita gambarkan pada grafik berikut ini :
Gambar 45. Distribusi Tenaga Gizi Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
160
142
140
120
Kulonprogo
100
Bantul
80
Gunungkidul
70
60
62
Sleman
48
43
Kota Yogyakarta
34
40
Daerah DIY
20
0
Gizi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga gizi yaitu sejumlah
399 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga gizi
sebanyak 142 orang, di Kabupaten Bantul sebanyak 70 orang, dengan tenaga
gizi paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 34 orang.
Adapun distribusi tenaga gizi sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan
tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :
Gambar 46. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan
di DIY Tahun 2012
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
159
172
Puskesmas
Rumah Sakit
Fasyankes Lainnya
Institusi Diknakes
36
28
4
Gizi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Dinkes dan UPT
Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga gizi
sebagian besar bekerja pada rumah sakit yang jumlahnya mencapai 172 orang,
disusul di puskesmas berjumlah 159 orang, adapun pada fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit.
5.1.6Tenaga Keterapian Fisik dan Tenaga Keteknisian Medis
Sesuai
dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
32
Tahun
1996
menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi
terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga keteknisian medis terdiri atas
radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan,
refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
Namun demikian, profil kesehatan ini tidak menjelaskan seluruh data tentang
tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis yang ada, namun hanya 3 jenis
tenaga kesehatan dalam kelompok ini, yaitu tenaga fisioterapis, tenaga analis
kesehatan dan tenaga teknis elektromedis & radiografer.
Adapun gambaran jumlah tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis
di DIY sesuai dengan wilayah kerjanya dapat kita gambarkan sebagai berikut :
Gambar 47. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis Per
Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
300
271
239
250
Kulonprogo
200
Bantul
150
Gunungkidul
100
50
83 88
65 57
9
23
2
13
14 17
3
Sleman
62 70 53
23
9
Kota Yogyakarta
Daerah DIY
0
Fisioterapis
Teknik Elektromedik &
Radiografer
Analis Kesehatan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah fisioterapis yaitu sejumlah
169 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga
fisioterapis sebanyak 65 orang dengan tenaga fisioterapis paling sedikit
terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 2 orang.
Adapun untuk tenaga teknik elektromedik dan radiografer dari sejumlah
214 orang yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta dengan jumlah 88 orang
disusul di Kabupaten Sleman dengan jumlah 83 orang, adapun yang paling
sedikit jumlah fisioterapis yang bekerja di wilayah Kabupaten Gunungkidul
sebanyak 3 orang.
Untuk tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sejumlah 718
orang dengan yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta yaitu sejumlah 271
orang, disusul Kabupaten Sleman dengan jumlah 239 orang serta di
kabupaten/kota lainnya terdistribusi merata dengan tenaga analis kesehatan
yang berjumlah paling sedikit bekerja di Daerah DIY sejumlah 23 orang.
Apabila dikaitkan dengan tempat kerjanya, maka tenaga fisioterapis,
tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan yang
bekerja di wilayah DIY sebagian besar bekerja di sarana kesehatan utamanya
di rumah sakit, sedangkan di tempat lain tidak terlalu banyak. Gambaran dari
distribusi tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan
tenaga analis kesehatan sesuai dengan tempat kerjanya dapat digambarkan
pada grafik berikut ini :
Gambar 48. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis menurut
Tempat Kerjanya di DIY Tahun 2012
400
362
350
300
Puskesmas
250
200
170
162
123
150
Rumah Sakit
148
Fasyankes Lainnya
Institusi Diknakes
100
50
18
15 10 3
10
33
14 24
5 4
Dinkes dan UPT
0
Fisioterapis
Teknik Elektromedik &
Radiografer
Analis Kesehatan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa dari seluruh tenaga
fisioterapis yang ada sebagian besar bekerja di rumah sakit dengan jumlah 123
orang, disusul dengan yang bekerja di puskesmas sejumlah 18 orang dan
disusul oleh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun untuk tenaga teknik
elektromedi dan radiografer sejumlah 162 orang bekerja di rumah sakit dan
sisanya tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Analis kesehatan
yang paling banyak bekerja di rumah sakit dengan jumlah analis kesehatan
sebanyak 362 orang, disusul yang bekerja di puskesmas sejumlah 170 orang.
5.2. Sarana Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di DIY relatif cukup banyak baik dari segi
jumlah maupun jenisnya. Sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah
(Puskesmas) telah menjangkau keseluruhan Kecamatan yang ada di
Kabupaten / kota bahkan jika digabungkan dengan puskesmas pembantu
sebagai jaringan pelayannya, telah mampu menjangkau seluruh desa yang
ada. Jumlah puskesmas terbanyak adalah di Kabupaten Gunungkidul dengan
30 puskesmas disusul oleh Kabupaten Bantul dan Sleman masing-masing 27
dan 25 puskesmas. Sementara untuk Kota Yogyakarta memiliki 18 puskesmas.
Dari sejumlah total 121 puskesmas tersebut, sebanyak 42 diantaranya telah
dikembangkan menjadi puskesmas rawat inap. Seluruh Puskesmas telah
dilengkapi dengan jaringan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan
memiliki jaringan kemitraan dengan Desa Siaga di seluruh wilayah.
Perkembangan pelayanan kesehatan dasar di sektor swasta juga
berkembang dengan pesat dengan munculnya berbagai sarana pelayanan
seperti dokter praktek swasta, bidan praktek swasta, poliklinik, praktek
bersama dan lain sebagainya.
Tabe 6. Jumlah Rumah Sakit dan Jenis Sarana Lainnya Tahun 2012
Sarana pelayanan kesehatan rujukan di DIY juga relatif telah memadai
dengan berbagai jenis pelayannya. Rumah sakit pemerintah tersedia di kelima
kabupaten / kota. Secara kumulatif Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta
adalah dua wilayah yang memiliki jumlah sarana pelayanan kesehatan rujukan
terbanyak dibandingkan dengan tiga wilayah lain. Perkembangan pelayanan
rujuakan di sektor swasta sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Sarana
pelayanan rujukan khusus juga telah berkembang diantaranya untuk jenis
pelayanan kesehatan mata, jiwa, dan paru.
Sarana pelayanan kesehatan pendukung seperti laboratorium kesehatan
juga berkembang baik dengan semakin besarnya peran swasta. Dalam 3 tahun
terakhir telah tumbuh berbagai sarana pelayanan pendukung laboratorium dan
apotik. Pemerintah DIY sendiri telah memiliki sarana Balai Laboratorium
Kesehatan (UPT) dan instalasi farmasi.
Unit Pelayanan Teknis juga berkembang baik di tingkat provinsi dan
Kabupaten / Kota. UPT laboratorium tersedia di setiap wilayah. Sementara
untuk UPT jaminan kesehatan baru berkembang di tingkat provinsi, Kabupaten
Sleman dan Kota Yogyakarta. UPT balai paru merupakan unit pelayanan
pemeriksaan paru yang dimiliki oleh Pemerintah DIY yang menjadi pusat
rujukan untuk pemeriksaan paru dan di masa mendatang akan dikembangkan
lebih lanjut menjadi rumah sakit khusus. UPT Bapelkes (balai pelatihan
kesehatan) dikelola oleh Dinas Kesehatan DIY untuk memberikan dukungan
dalam pengembangan sumberdaya manusia kesehatan di Provinsi DIY.
Pelayanan pengobatan tradisional yang berbasis bukti juga telah mulai
dikembangkan bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan kesehatan
yang
ada
di
DIY
yang
melahirkan
gagasan
untuk
pengembangan
pembinaannya di tahun-tahun mendatang.
5.3. Pembiayaan Kesehatan
Program Pembiayaan Kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan
pedoman di tingkat Pusat, diantaranya untuk Program Jaminan Kesehatan
untuk masyarakat miskin. Selain program Jamkesmas, pembiayaan kesehatan
masyarakat miskin juga dilaksanakan melalui program Askes, Jamsostek,
Jamkesos dan Jamkesda. Program Jamkesmas di DIY per Desember 2012
telah diikuti oleh 942.129 jiwa, dengan perincian Kota Yogyakarta 68.456 jiwa,
Bantul 222.987 jiwa, Kulon Progo 141.893 jiwa, Gunungkidul 340.635 jiwa dan
Sleman 168.158 jiwa. Gambaran kepesertaan jaminan kesehatan di DIY
secara keseluruhan sebagai berikut :
Gambar 50. Peserta Jaminan Kesehatan di DIY Tahun 2012
DIY mempunyai unit teknis sebagai pengelolaan Jaminan Kesehatan
berupa unit pelayanan teknis dari Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas
untuk pengelolaan program Jamkessos. Pelayanan kesehatan bagi keluarga
miskin di unit pelayanan kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit yang
bekerjasama dengan Jamkessos adalah sebagai berikut :
Tabel 6 . Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan
Jamkessos Tahun 2012
No
KAB./KOTA
PPK I
PUSKESM
AS
DOKEL
PPK II DAN III
BPS
BP4
RS.
PEMERINTAH
RS.
SWASTA
1
1.
Kota Yogyakarta
18
3
5
1
12
2.
Bantul
27
9
32
1
13
3.
Kulonprogo
21
2
36
1
5
4.
Gunungkidul
30
7
46
1
1
5.
Sleman
25
2
7
4
9
121
23
126
8
40
JUMLAH
1
Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012
Sesuai dengan pedoman pengelolaan jaminan kesehatan keluarga
miskin DIY memlaksanakan program Jamkesmas, pada tahun 2011
pelayanan kesehatan bagi keluraga miskin di unit pelayanan kesehatan baik
dokter
keluarga,
bidan swasta,
puskesmas
dan
rumah
sakit
yang
bekerjasama dengan Jamkesmas adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan
Jamkesmas Tahun 2011
No
KAB./KOTA
1.
2.
3.
Kota Yogyakarta
Bantul
Kulonprogo
4.
5.
Gunungkidul
Sleman
JUMLAH
PPK 1
PPK II DAN III
PUSKE
SMAS
BPS
BP4
18
27
21
13
34
54
1
30
25
121
45
63
209
1
RS.PEME
RINTAH RS. SWASTA
1
1
1
13
7
2
1
4
8
1
9
32
Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012
Pembiayaan Program Kesehatan di DIY bersumber pada Anggaran
Pendapatan & Belanja Negara dan Daerah (APBN/APBD), serta sebagian
kecil dari Bantuan Luar Negeri (BLN). Besaran anggaran kesehatan di DIY
pada tahun 2012 adalah sebagai berikut Rp.664.354.423.833,-
Gambar 49. Persentase Anggaran Kesehatan DIY Tahun 2012
Proporsi anggaran kesehatan di DIY terbesar adalah anggaran yang
bersumber pada APBD dari 5 Kabupaten/Kota (44,6%), APBN sebesar 38,9%
sedangkan untuk Dana Luar negri sangat kecil hanya 0,6%. Total anggaran
kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.874.088.182.650,dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.240.604,- (rincian lebih
lanjut dapat dilihat pada lampiran). Anggaran APBD di Kabupaten/Kota untuk
kesehatan secara keseluruhan sebesar Rp.543.001.581.419,- sedangkan
prosentase anggaran APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota
masih sekitar 8,86% (prosentase tertinggi di Kabupaten Bantul sebesar 13%
dan terendah di Kabupaten Kulon Progo sebesar 5,1%).
BAB V KESIMPULAN
Pembangunan Kesehatan di wilayah DIY telah berjalan sesuai dengan
pedoman dan kewenangan yang telah ditetapkan melalui dasar hukum yang
berlaku. Dinas Kesehatan DIY sebagai institusi yang ditunjuk dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai penggerak pembangunan kesehatan telah
melaksanakan program-program pembangunan kesehatan sesuai dengan Rencana
Strategik Dinas Kesehatan tahun 2009-2013. Capaian pembangunan kesehatan
dapat dilihat melalui beberapa indikator Program Pelayanan Kesehatan, yaitu
diantaranya sebagai berikut :
A. Indikator keberhasilan dari aspek sumberdaya kesehatan :
Total
anggaran
kesehatan
di
DIY
tahun
2012
sebesar
:
Rp.874.088.182.650,-, Anggaran kesehatan perkapita Rp.240.604,- dan
rata-rata prosentase APBD kesehatan terhadap APBD Kab/Kota sebesar
8,86%.
Jumlah Sarana Kesehatan Dasar di DIY : Puskesmas 121, Puskesmas
dengan tempat tidur 42, Puskesmas Pembantu 318 dan Poskesdes 198
buah.
Jumlah sarana kesehatan rujukan (Rumah Sakit) mengalami peningkatan
dari 63 RS pada tahun 2011 menjadi 65 RS pada tahun 2012.
Jumlah tenaga medis : Jumlah dokter umum sebanyak 1.375 orang,
jumlah dokter spesialis 1.214 dan dokter gigi 611 orang.
B. Hasil indikator pencapaian (cakupan program), diantaranya :
Status gizi balita di DIY pada tahun 2012 telah mencapai 0,59%.
Jumlah kematian ibu pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu
sebesar 40 kasus dibanding pada tahun 2011 (56 kasus) dengan
penyebab utama adalah perdarahan, eklamsi dan sepsis.
Jumlah kematian bayi (0-12 hari) tahun 2012 sebesar 400 kasus. Jumlah
kematian neonatus (0-28 hari) sebesar 281 kasus.
Cakupan K1 sebesar 100%, K4 sebesar 93,31% dan cakupan persalinan
nakes 99,85%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita pada tahun
2012 adalah : cakupan yankes bayi sebesar 89,1% sedangkan yankes
anak balita 82,59%.
Gambaran penyakit TB Paru di DIY : prevalensi TB paru 76,88 per
100.000 penduduk, jumlah kasus TB tahun 2012 di DIY 2.858 kasus.
Jumlah kasus HIV/AIDS di DIY sebanyak 1.941 kasus dengan perincian
HIV 1.110 dan AIDS 831 kasus pada tahun 2012.
Sepuluh besar penyakit yang didiagnosa pada pasien rawat jalan di
Puskesmas sesuai laporan sistem survailans terpadu adalah : influensa,
diare, hipertensi, DM, pneumonia, tiphus, diare berdarah, tersangka TB
paru, campak dan TB BTA positif. Sedangkan di Rumah Sakit adalah :
infeksi
saluran
nafas
atas, demam,
diare,
dispepsia,
hipertensi,
dermatosis, cedera, penyakit pulpa, faringitis dan gangguan mental.
Prosentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada
tahun 2012 sebesar 75,79% sedangkan rumah sehat yang memenuhi
syarat sebesar 69,05%.
RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
INDIKATOR
L
P
ANGKA/NILAI
L+P
Satuan
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM
Luas Wilayah
Jumlah Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk
Rata-rata jiwa/rumah tangga
Kepadatan Penduduk /Km2
Rasio Beban Tanggungan
Rasio Jenis Kelamin
Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf
Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan
tertinggi SMP+
B.
B.1
10
11
12
13
14
15
16
17
DERAJAT KESEHATAN
Angka Kematian
Jumlah Lahir Hidup
Angka Lahir Mati (dilaporkan)
Jumlah Bayi Mati
Angka Kematian Bayi (dilaporkan)
Jumlah Balita Mati
Angka Kematian Balita (dilaporkan)
Jumlah Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
B.2
18
19
20
21
22
23
Angka Kesakitan
AFP Rate (non polio) < 15 th
Angka Insidens TB Paru
Angka Prevalensi TB Paru
Angka kematian akibat TB Paru
Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR)
Success Rate TB Paru
1,797,439
#DIV/0!
1,833,281
#DIV/0!
44.5
58.2
23,199
6.6
200
8.6
220
9.5
22,580
5.6
131
5.8
146
6.5
40
87.3
43
50
1
67.60
48.79
31
36
0
55.29
50.00
3,186
438
3,630,720
3.5
1140.3
48.9
98.0
#DIV/0!
Km2
Desa/Kel
Jiwa
Jiwa
Jiwa/Km2
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 1
%
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 2
Tabel 4
48.6 %
Tabel 5
45,803
7.8
400
8.7
450
9.8
Bayi
Bayi
per 1.000 KH
Balita
per 1.000 KH
Ibu
per 100.000 KH
Tabel 6
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 8
5.22
37.19
43.11
0.85
40.38
88.48
per 100.000 pend <15thn
per 100.000 penduduk
per 100.000 penduduk
per 100.000 penduduk
%
%
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 10
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
NO
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
INDIKATOR
Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani
Jumlah Kasus Baru HIV
Jumlah Kasus Baru AIDS
Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya
Jumlah Kematian karena AIDS
Donor darah diskrining positif HIV
Persentase Diare ditemukan dan ditangani
Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler)
Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler)
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR)
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
Angka Prevalensi Kusta
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB)
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB)
Jumlah Kasus Difteri
Case Fatality Rate Difteri
Jumlah Kasus Pertusis
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum)
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum)
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum
Jumlah Kasus Campak
Case Fatality Rate Campak
Jumlah Kasus Polio
Jumlah Kasus Hepatitis B
Incidence Rate DBD
Case Fatality Rate DBD
Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence )
Case Fatality Rate Malaria
Angka Kesakitan Filariasis
B.3 Status Gizi
55 Bayi baru lahir ditimbang
L
4.8643552
48
77
18
7
0.33
49.11
0
13
1
0.00
53.85
0.13
0.00
93.33
0
P
3.756506
32
45
4
4
0.14
47.58
2
7
0
11.11
33.33
0.07
100.00
83.33
0
11
2
12
2
0
0
184
195
0
14
31.71
#DIV/0!
0.00
0.00
0
0
6
23.46
#DIV/0!
0.06
0.00
0
98
98
ANGKA/NILAI
L+P
15.73613039
151
162
581
16
0.27
56.11
2
20
1
0.00
45.45
0.10
300.00
90.48
0
#DIV/0!
23
4
25
0
#DIV/0!
379
0
0
20
27.54
#DIV/0!
0.07
0.00
0
Satuan
%
Kasus
Kasus
Kasus
Jiwa
%
%
Kasus
Kasus
per 100.000 penduduk
%
%
per 10.000 Penduduk
%
%
Kasus
%
Kasus
Kasus
%
Kasus
%
Kasus
%
Kasus
Kasus
per 100.000 penduduk
%
per 1.000 penduduk
%
per 100.000 penduduk
98 %
No. Lampiran
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 17
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 23
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 24
Tabel 25
Tabel 26
NO
56
57
58
59
C.
C.1
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
INDIKATOR
Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Balita Gizi Baik
Balita Gizi Kurang
Balita Gizi Buruk
UPAYA KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan
Kunjungan Ibu Hamil (K1)
Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan
Pelayanan Ibu Nifas
Ibu hamil dengan imunisasi TT2+
Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3
Bumil Risti/Komplikasi ditangani
Neonatal Risti/Komplikasi ditangani
Bayi Mendapat Vitamin A
Anak Balita Mendapat Vitamin A
Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Peserta KB Baru
Peserta KB Aktif
Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)
Kunjungan Bayi (minimal 4 kali)
Desa/Kelurahan UCI
Cakupan Imunisasi Campak Bayi
Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak
Bayi yang diberi ASI Eksklusif
Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin
Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali)
Balita ditimbang
Balita berat badan naik
Balita berat badan di bawah garis merah (BGM)
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
L
3.37
87.96
8.49
0.56
60.58
86.55
98.49
P
4.20
88.26
8.04
0.49
100
93.31
99.85
92.00
54.77
89.55
78.75
55.45
83.68
99.18
93.71
86.40
0.80
68.86
87.72
81.71
78.25
37.22
39.77
156.43
77.86
63
1
23.94
37.76
37.59
160.61
79.24
62
1
26.17
ANGKA/NILAI
L+P
4.48
88.05
8.45
0.56
71.96
112.06
99.13
9.05
78.66
99.39
92.59
89.10
100.00
96.85
11.08
47.95
48.66
82.55
84.79
56
1
47.19
Satuan
No. Lampiran
%
%
%
%
Tabel 26
Tabel 27
Tabel 27
Tabel 27
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
Tabel 28
Tabel 28
Tabel 28
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 32
Tabel 32
Tabel 35
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 39
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Tabel 44
Tabel 44
Tabel 44
Tabel 45
NO
INDIKATOR
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1
90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal
93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS)
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS)
96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar
98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas
99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap
105 Gross Death Rate (GDR) di RS
106 Nett Death Rate (NDR) di RS
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS
108 Length of Stay (LOS) di RS
109 Turn of Interval (TOI) di RS
L
99.38
P
99.15
ANGKA/NILAI
L+P
98.80 %
50.90
46.10
48.53 %
37.72
51.25
1.39
1.66
36.36
24.52
100.00
1.55
48.74
94.83
49.26
72.39
Satuan
%
%
%
sekolah
sekolah
%
%
No. Lampiran
Tabel 46
Tabel 47
Tabel 48
Tabel 49
Tabel 51
Tabel 52
Tabel 49
Tabel 49
Tabel 53
Tabel 53
50.58
58.86
45.98
61.20
58.86
61.20
72.39 %
Tabel 53
18.25
19.67
67.78 %
Tabel 55
100.00
43.68
100.00
90.12
96.61 %
102.55 %
Tabel 56
Tabel 56
53.70
74.55
11.48 %
-
-
0.67 %
8.19
11.46
1.68 %
77.46
3.50
0.85
1.33
131.87
4.84
0.62
1.04
Tabel 56
Tabel 57
183.94
24.03
3.15
1.67
4.21
0.30
6.89
%
%
per 100.000 pasien keluar
per 100.000 pasien keluar
%
Hari
Hari
Tabel 57
Tabel 58
Tabel 58
Tabel 59
Tabel 59
Tabel 60
Tabel 60
Tabel 60
NO
INDIKATOR
L
P
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
110 Rumah Tangga ber-PHBS
C.4
111
112
113
114
115
116
117
118
Keadaan Lingkungan
Rumah Sehat
Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes
Keluarga dengan sumber air minum terlindung
Keluarga memiliki Jamban Sehat
Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat
Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat
TUPM Sehat
Institusi dibina kesehatan lingkungannya
D.
D.1
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
SUMBERDAYA KESEHATAN
Sarana Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit Umum
Jumlah Rumah Sakit Khusus
Jumlah Puskesmas Perawatan
Jumlah Puskesmas non-Perawatan
Jumlah Apotek
Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan
Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar
Jumlah Posyandu
Posyandu Aktif
Rasio posyandu per 100 balita
Jumlah Desa Siaga
Desa Siaga Aktif
Jumlah Poskesdes
D.2
132
133
134
135
Tenaga Kesehatan
Jumlah Dokter Spesialis
Rasio Dokter Spesialis
Jumlah Dokter Umum
Rasio Dokter Umum
814.00
41.11
546.00
28.04
448.00
21.55
808.00
40.91
ANGKA/NILAI
L+P
Satuan
No. Lampiran
-
%
Tabel 61
69.05
91.81
79.92
88.90
89.22
87.19
75.79
77.04
%
%
%
%
%
%
%
%
Tabel 62
Tabel 63
Tabel 65
Tabel 66
Tabel 66
Tabel 66
Tabel 67
Tabel 68
50.00
35.00
13.00
32.00
495.00
100.00
82.00
5,691.00
81.57
2.21
438.00
89.73
161.00
%
%
Posyandu
%
per 100 balita
Desa
%
Poskesdes
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 71
Tabel 71
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 73
Tabel 73
Tabel 73
1,262.00
31.23
1,354.00
34.54
Orang
per 100.000 penduduk
Orang
per 100.000 penduduk
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74
NO
INDIKATOR
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
Jumlah Dokter Gigi
Jumlah Bidan
Rasio Bidan per 100.000 penduduk
Jumlah Perawat
Jumlah Tenaga Kefarmasian
Jumlah Tenaga Gizi
Jumlah Tenaga Kesmas
Jumlah Tenaga Sanitasi
Jumlah Tenaga Teknisi Medis
Jumlah Fisioterapis
D.3
146
147
148
Pembiayaan Kesehatan
Total Anggaran Kesehatan
APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota
Anggaran Kesehatan Perkapita
L
166.00
356.00
1,740.00
481.00
111.00
243.00
164.00
343.00
61.00
P
431.00
1,571.00
48.25
4,820.00
1,892.00
288.00
441.00
132.00
602.00
108.00
ANGKA/NILAI
L+P
597.00 Orang
1,927.00 Orang
6,560.00
2,373.00
399.00
684.00
296.00
945.00
169.00
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
#REF! Rp
#REF! %
#REF! Rp
Satuan
No. Lampiran
Tabel 74
Tabel 75
Tabel 75
Tabel 75
Tabel 76
Tabel 76
Tabel 77
Tabel 77
Tabel 78
Tabel 78
Tabel 79
Tabel 79
Tabel 79
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
LUAS
WILAYAH
(km 2)
1
2
3
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
586.3
506.9
1,485.4
574.8
32.5
3,185.8
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota
- sumber lain…... (sebutkan)
JUMLAH
DESA
KELURAHAN
DESA+KEL.
JUMLAH
PENDUDUK
4
5
6
7
87
75
144
86
392
1
0
45
46
88
75
144
86
45
438
476,599
930,276
677,998
1,120,417
427,592
3,632,882
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
8
142,560
268,175
194,153
305,543
129,439
1,039,870
RATA-RATA KEPADATAN
JIWA/RUMAH PENDUDUK
TANGGA
per km 2
9
10
3.34
3.47
3.49
3.67
3.30
3.49
812.92
1835.41
456.45
1949.23
13160.73
1,140
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
JUMLAH
PENDUDUK
1
2
3
1
2
3
4
5
KULON PROGO
BANTUL
GUNUNG KIDUL
SLEMAN
YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK
0-4
5-14
4
5
LAKI-LAKI
15-44
45-64
6
7
>=65
8
JUMLAH
9
0-4
5-14
10
11
PEREMPUAN
15-44
45-64
12
13
>=65
14
JUMLAH
15
RASIO
BEBAN
TANG
GUNGAN
RASIO
JENIS
KELAMIN
16
17
476,599
930,276
677,998
1,120,417
425,430
16,010
38,090
22,763
43,745
14,192
32,718
70,235
55,818
78,517
32,828
110,752
223,878
124,796
231,064
102,649
52,119
95,416
83,478
134,600
48,772
23,139
36,430
40,529
72,909
11,992
234,738
464,049
327,384
560,835
210,433
14,916
35,835
22,900
35,813
13,509
31,090
66,733
48,708
78,341
29,089
109,866
220,041
134,405
226,631
103,212
55,082
96,884
92,144
140,455
51,458
30,907
46,734
52,457
78,341
17,729
241,861
466,227
350,614
559,582
214,997
45.38
46.22
55.93
52.91
38.99
97.05
99.53
93.37
100.22
97.88
3,630,720
134,800
270,116
793,140
414,385
184,999
1,797,439
122,973
253,962
794,154
436,023
226,168
1,833,281
48.94
98.04
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota
- sumber lain…... (sebutkan)
Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar:
3,630,720
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75+
JUMLAH
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota
- Sumber lain…... (sebutkan)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
3
4
5
135,055
135,896
137,502
146,481
143,242
142,229
146,752
142,332
139,417
123,375
106,295
88,352
60,849
78,575
31,218
40,326
128,730
126,020
129,145
137,348
137,111
144,688
146,342
143,154
143,430
128,669
117,743
85,226
72,861
96,799
39,734
57,940
263,785
261,916
266,647
283,829
280,353
286,917
293,094
285,486
282,847
252,044
224,038
173,578
133,710
175,374
70,952
98,266
1,797,896
1,834,940
3,632,836
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
1
2
LAKI-LAKI
MELEK
HURUF
JUMLAH
1
2
3
4
5
KULON PROGO
BANTUL
GUNUNG KIDUL
SLEMAN
YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …………… (sebutkan)
3
%
4
0
0
5
0
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
PEREMPUAN
MELEK
JUMLAH
%
HURUF
6
7
0
19,835
96.72
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
19,835
#DIV/0!
0
8
0
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
MELEK
JUMLAH
%
HURUF
9
10
11
27,371
86.45
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
0
0
0
47,206
0
0
91.53
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
27,371
#DIV/0!
0
47,206
#DIV/0!
TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
LAKI-LAKI
NO
KECAMATAN
1
2
1
KULON PROGO
2
BANTUL
3
GUNUNG KIDUL
4
5
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLA
H
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
17
20
21
141,659
24
293,980
25
23,184
26
0
0
-
1,646
2,423
131,245
SLEMAN
-
-
0
0
0
0
0
0
0
-
YOGYAKARTA
-
-
0
0
0
0
0
0
0
-
468,948
507,689
160,869
126,000
175,604
314,018
24,830
237,258
1,546,268
97
87,800
23
0
45
125,876
22
20,038
241,861
97
19
0
30,907
45
18
33,945
55,082
241,861
16
0
109,866
30,907
15
38,200
31,090
55,082
JUMLAH
0
946,075
109,866
UNIVERS
ITAS
34,993
234,738
31,090
AK/
DIPLO
MA
0
23,139
14,916
SMA/
SMK/ MA
0
52,119
234,738
SMP/
MTs
SD/MI
-
110,752
23,139
SMP/
MTs
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
-
32,718
52,119
SD/MI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/
AK/
SMA/
UNIVER
BELUM
DIPLO
JUMLAH
PERNAH
SMK/ MA
SITAS
MA
SEKOLAH
-
16,010
110,752
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
-
476,599
32,718
SMP/
MTs
PEREMPUAN
TIDAK/
AK/
UNIVER
BELUM
DIPLOM
JUMLAH
PERNAH
SITAS
A
SEKOLAH
507,689
Sumber : ………sebutkan
16,010
SD/MI
SMA/
SMK/
MA
468,948
JUMLAH (KAB/KOTA)
476,599
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
234,835
1,415,023
TABEL 6
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KELAHIRAN
NO
LAKI-LAKI
KAB/KOTA
1
2
3
HIDUP
MATI
HIDUP +
MATI
4
5
6
PEREMPUAN
HIDUP +
HIDUP
MATI
MATI
7
8
9
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP +
HIDUP
MATI
MATI
10
11
12
1
KULON PROGO
2,947
0
0
2,731
0
0
5,702
27
5,729
2
BANTUL
6,780
58
6,838
6,639
45
6,684
13,419
103
13,522
3
GUNUNG KIDUL
4,261
43
4,304
4,113
36
4,149
8,374
79
8,453
4
SLEMAN
6,892
25
6,917
6,805
16
6,821
13,697
41
13,738
5
YOGYAKARTA
2,319
9
2,319
2,292
14
2,292
4,611
110
4,662
23,199
135
20,378
22,580
111
19,946
45,803
360
46,104
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)
6.6
5.6
7.8
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KEMATIAN
NO
LAKI - LAKI
KAB/KOTA
1
2
PEREMPUAN
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI
ANAK
BALITA
BALITA
BAYI
ANAK
BALITA
BALITA
BAYI
ANAK
BALITA
BALITA
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
1
KULON PROGO
0
69
15
84
2
BANTUL
0
72
12
84
44
4
48
116
16
132
3
GUNUNG KIDUL
0
62
3
65
33
4
37
95
7
102
4
SLEMAN
0
42
3
45
27
2
29
69
5
74
5
YOGYAKARTA
0
24
2
26
27
5
32
51
7
58
JUMLAH (KAB/KOTA)
200
20
220
131
15
146
400
50
450
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
8.6
0.9
9.5
5.8
0.7
6.5
8.7
1.1
9.8
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KEMATIAN IBU
NO
JUMLAH LAHIR
HIDUP
KAB/KOTA
1
2
3
4
KEMATIAN IBU HAMIL
KEMATIAN IBU BERSALIN
KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
JUMLAH
20
1
KULON PROGO
0
5,702
0
2
0
2
0
0
0
0
0
1
0
1
0
3
0
2
BANTUL
0
13,419
0
0
0
0
0
1
1
2
0
2
3
5
0
3
4
7
3
GUNUNG KIDUL
0
8,374
0
1
0
1
0
1
0
1
0
6
3
9
0
8
3
11
4
SLEMAN
0
13,697
0
3
0
3
0
2
0
2
0
3
4
7
0
8
4
12
5
YOGYAKARTA
0
4,611
0
3
0
3
0
0
1
1
0
1
2
3
0
4
3
7
45,803
0
9
0
9
0
4
2
6
0
13
12
25
0
26
14
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
3
40
87.3
TABEL 9
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUTKAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
3
JUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS
AFP (NON POLIO)
AFP RATE
(NON POLIO)
4
5
6
1
KULON PROGO
0
94,734
5
5.28
2
BANTUL
0
184,253
14
7.60
3
GUNUNG KIDUL
0
150,189
9
5.99
4
SLEMAN
0
244,509
9
3.68
5
YOGYAKARTA
0
92,023
3
3.26
765,708
40
5.22
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS
Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:
TABEL 10
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS TB PARU
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH PENDUDUK
3
KASUS BARU
KASUS BARU +
KASUS LAMA
L+P
P
KASUS LAMA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
PREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT TB PARU
L
P
L+P
L
P
16
17
18
19
20
21
1
KULON PROGO
0
234,738
241,861
476,599
62
48
110
4
4
8
66
52
118
28
21
25
2
BANTUL
0
463,977
466,299
930,276
245
150
395
11
10
21
256
160
416
55
34
45
0
3
GUNUNG KIDUL
0
327,841
350157
677,998
164
127
291
82
63
145
246
190
436
75
54
64
0
4
SLEMAN
0
560,836
559,581
1,120,417
157
153
310
11
7
18
168
160
328
30
29
29
9
3
12
5
YOGYAKARTA
0
210,433
217,113
427,546
153
92
245
14
9
23
167
101
268
79
47
63
0
0
16
1,835,011
3,632,836
570
1,351
122
93
215
903
663
1,566
50
36
43
JUMLAH (KAB/KOTA)
1,797,825
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK
781
43.4
31.1
37.2
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:
KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK
3
L+P
12
0.7
0
3
0.2
3
31
0.9
TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
3
KLINIS
BTA (+)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
150
155
305
2
BANTUL
0
294
296
590
3
GUNUNG KIDUL
0
4
SLEMAN
0
359
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
TB PARU
JUMLAH PERKIRAAN
KASUS BARU
22
14
ANGKA PENEMUAN KASUS
(CDR)
L
P
L+P
13
14
15
36
40
34
74
26.63
21.97
24.26
4,254
154
83
301
52.37
28.08
51.05
465
926
1,483
2,409
101
63
164
358
717
47
49
96
95
78
173
0
0
293
0
0
1,208
153
189
245
803
808
2,370
995
1,546
8,003
543
447
957
#DIV/0!
26.47
#DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
67.60
#DIV/0!
21.78
#DIV/0!
55.29
35.27
24.13
70.65
40.38
TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2011
TB PARU
NO
KAB/KOTA
1
2
BTA (+) DIOBATI
L
P
L+P
L
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
3
4
5
6
KESEMBUHAN
P
7
PENGOBATAN LENGKAP
P
L
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
KULON PROGO
0
47
38
85
2
BANTUL
0
123
86
209
3
GUNUNG KIDUL
0
81
59
140
4
SLEMAN
0
70
46
116
65
92.86
5
YOGYAKARTA
0
132
99
231
99
453
328
781
204
JUMLAH (KAB/KOTA)
40
L+P
85.11
35
19
20
21
2.63
2
2.35
42.13
37.63
77.35
0.00
0.00
6
2.87
0.00
0.00
89.00
0.00
0.00
18
12.86
0.00
0.00
85.71
6
13.04
12
10.34
101.43
97.83
100.00
7.58
8
8.08
18
7.79
82.58
83.84
83.12
3.75
15
4.57
56
7.17
48.79
50.00
88.48
92.11
75
88.24
0.00
0.00
180
86.12
0.00
0.00
102
72.86
39
84.78
104
89.66
6
8.57
75.00
75
75.76
174
75.32
10
45.03
149
45.43
635
81.31
17
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
1
ANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)
L
P
L+P
2.13
1
TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH BALITA
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
3
L
P
L+P
4
5
6
-
7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L
P
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
10
11
0
12
25,376
-
-
2,538
0
68,045
-
-
6,805
GUNUNG KIDUL
0
2,513
-
-
230
4
SLEMAN
0
32,474
30,681
63,155
3,247
3,068
6,316
227
7.0
5
YOGYAKARTA
0
14,192
13,509
27,701
1,419
1,351
2,770
0
46,666
44,190
186,790
4,667
4,419
18,658
227
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
L
P
L+P
#DIV/0!
13
15
#DIV/0!
565
22.3
#DIV/0!
#DIV/0!
1,157
17.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0.0
166
5.4
393
6.2
0.0
0
0.0
821
29.6
4.9
166
3.8
2,936
15.7
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
14
TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS BARU
NO
KAB/KOTA
1
2
HIV
3
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
4
6
2
1
10
11
12
2
0
2
40
16
4
20
L
P
L+P
13
14
15
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
0
18
13
31
28
26
54
0
4
SLEMAN
0
2
7
9
11
6
17
0
5
YOGYAKARTA
0
26
8
34
36
12
48
0
0
559
2
2
4
48
32
151
77
45
162
18
4
581
7
4
16
71
3
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
AIDS
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
LAINNYA
L
P
L+P
AIDS
Sumber: …………….. (sebutkan)
Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
2
0
2
0
3
2
5
5
TABEL 15
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
UTD PMI Kulon Progo
PMI Kab. Bantul
UTP PMI Wonosari
PMI Kabupaten Sleman
UTD PMI Kota Yogyakarta
JUMLAH
Sumber: …………….. (sebutkan)
JUMLAH PENDONOR
L
L
P
L+P
JUMLAH
3
4
5
6
6,759
2,557
3,928
26,401
721
581
401
2,907
3,561
7,480
3,138
4,329
29,308
39,645
4,610
47,816
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
%
%
%
7
8
9
10
11
L
JUMLAH
12
%
13
0
6,643
2,557
847
26,401
#DIV/0!
98.28
100.00
21.56
100.00
0
836
581
96
2,907
#DIV/0!
115.95
100.00
23.94
100.00
3,561
7,479
3,138
943
29,308
100.00
99.99
100.00
21.78
100.00
16
48
7
49
#DIV/0!
0.72
0.00
0.83
0.19
36,448
91.94
4,420
95.88
44,429
92.92
120
0.33
POSITIF HIV
P
JUMLAH
%
14
L+P
JUMLAH
%
15
4
2
6
16
#DIV/0!
0.48
0.00
0.00
0.07
0
17
8
52
4
7
51
0.22
0.70
0.13
0.74
0.17
122
0.27
TABEL 16
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
DIARE
NO
JUMLAH PENDUDUK
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH PERKIRAAAN
KASUS
3
DIARE DITANGANI
P
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
KULON PROGO
0
234,738
241,861
476,599
9,929
10,231
20,160
0
0
0
0
10,355
51
2
BANTUL
0
463,977
466,299
930,276
19,626
19,724
39,351
12,341
63
10,070
51
22,411
57
3
GUNUNG KIDUL
0
327,841
350,157
677,998
7,016
7,493
14,509
7,016
100
7,493
100
14,509
100
4
SLEMAN
0
560,836
559,581
1,120,417
23,050
23,670
46,721
7,102
31
7,939
34
15,041
32
5
YOGYAKARTA
0
210,433
217,113
427,546
5,544
6,829
12,373
5,544
100
6,829
100
12,373
100
1,797,825
1,835,011
3,632,836
65,166
67,948
133,114
32,003
JUMLAH (KAB/KOTA)
49.1
32,331
Sumber: …………….. (sebutkan)
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
47.6
74,689
56.1
TABEL 17
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
KASUS BARU
NO
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
0-14 TAHUN
≥ 15 TAHUN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
KAB/KOTA
1
2
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
4
5
4
5
0
7
0
8
0
9
10
L+P
11
12
0-14 TAHUN
L
P
L+P
13
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
SLEMAN
0
0
0
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
6
JUMLAH
P
0
15
0
16
17
0
0
1
0
1
1
1
0
11
0
0
0
0
18
2
3
19
PB + MB
JUMLAH
P
L+P
L
P
20
21
22
23
L+P
24
2
0
2
2
0
2
2
1
1
0
1
1
1
2
14
11
3
14
11
4
15
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
1
2
3
0
0
0
0
2
2
0
2
2
0
0
0
13
7
20
13
7
20
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
Sumber: …………….. (sebutkan)
14
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
≥ 15 TAHUN
L
P
L+P
L
13
9
22
0.72
0.49
0.61
TABEL 18
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
L
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
%
%
PENDERITA KUSTA
3
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
-
2
2
-
0.00
-
0.00
-
0.00
2
BANTUL
0
1
1
2
-
0.00
-
0.00
-
0.00
3
GUNUNG KIDUL
0
11
4
15
-
0.00
1
25.00
-
0.00
4
SLEMAN
0
-
-
-
-
5
YOGYAKARTA
0
1
2
3
-
0.00
-
0.00
-
0.00
13
9
22
-
0.00
1
11.11
-
0.00
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …………….. (sebutkan)
#DIV/0!
-
#DIV/0!
-
L
JUMLAH
%
13
14
0
CACAT TINGKAT 2
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
%
%
0.00
15
16
0
0.00
6
#DIV/0!
54.55
1
#DIV/0!
1
7
-
0.00
0.00
-
0.00
25.00
7
46.67
#DIV/0!
3
18
0.00
2
53.85
17
33.33
- #DIV/0!
3
100.00
10
45.45
TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
L
PB
P
L+P
4
5
6
KAB/KOTA
1
2
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
3
0
KASUS TERCATAT
MB
L
P
L+P
L
JUMLAH
P
L+P
7
10
11
12
8
0
0
0
0
1
1
3
GUNUNG KIDUL
0
2
2
11
4
SLEMAN
0
1
1
2
5
YOGYAKARTA
0
0
0
4
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
Sumber: …………….. (sebutkan)
9
2
2
0
2
2
3
3
1
4
2
13
11
4
15
7
5
12
8
6
14
0
1
2
3
1
0
1
5
22
11
33
23
0.1
13
0.1
36
0.1
TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
1
KULON PROGO
2
BANTUL
3
GUNUNG KIDUL
4
SLEMAN
5
YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
KUSTA (PB)
PENDERITA PB
L
2011
JUMLAH
L
P
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
4
8
9
10
11
5
0
6
7
0
0
1
3
0
RFT PB
P
%
KUSTA (MB)
PENDERITA MB
L
2010
JUMLAH
L
P
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
17
18
19
20
21
L+P
14
0
0
0
0
0
1
1
#DIV/0!
1
100
1
100
2
3
0
#DIV/0!
0
0
9
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
11 #DIV/0!
3
1
4
0
1
12
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
X = tahun data.
0.0
100.0
300.0
15
0
6
16
RFT MB
P
1
1
100
2
1
50
15
9
100
0
0
5
L+P
0
1
100
#DIV/0!
1
50
83
14
93
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
3
0
3
3
100
15
6
21
14
93
5
83
0 #DIV/0!
3
100
19
90
TABEL 21
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
DIFTERI
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH KASUS
3
PERTUSIS
JUMLAH KASUS PD3I
TETANUS (NON NEONATORUM)
JUMLAH KASUS
TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUS
L
P
L+P
MENINGGAL
L
P
L+P
L
P
L+P
MENINGGAL
L
P
L+P
MENINGGAL
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
KULON PROGO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BANTUL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
2
2
1
4
SLEMAN
0
0
0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: …………….. (sebutkan)
0
0
0
0
0
0
0
11
12
23
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
12
23
2
2
4
1
0
0
0
0
#DIV/0!
25
#DIV/0!
TABEL 22
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS PD3I
NO
KAB/KOTA
L
1
2
3
CAMPAK
JUMLAH KASUS
P
L+P
4
5
POLIO
MENINGGAL
6
7
1
KULON PROGO
0
0
1
1
2
BANTUL
0
12
10
3
GUNUNG KIDUL
4
5
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
0
0
0
0
22
0
14
6
20
0
0
0
0
SLEMAN
0
0
0
0
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: …………….. (sebutkan)
0
HEPATITIS B
0
0
172
184
356
0
0
0
0
0
0
0
184
195
379
0
0
0
0
14
6
20
0.0
TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH KASUS
3
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
35
15
50
0
2
BANTUL
0
164
113
277
3
GUNUNG KIDUL
0
49
29
78
4
SLEMAN
0
120
116
236
5
YOGYAKARTA
0
202
157
359
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
570
430
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
31.7
23.5
1,000
27.5
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0.0
0.0
0
0.0
0.0
0.0
0
0.0
0.0
0.0
2
2
0.0
20.5
12.1
2
2
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
Sumber: …………….. (sebutkan)
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
MALARIA
PENDERITA
TANPA PEMERIKSAAN
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH
SEDIAAN DARAH
L
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
MENINGGAL
10
CFR
P
L+P
L
P
L+P
11
12
13
14
15
1
KULON PROGO
0
0
0
0
133
104
237
0
0
0
0.0
0.0
0.0
2
BANTUL
0
0
0
0
7
0
7
0
0
0
0.0
#DIV/0!
0.0
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
4
SLEMAN
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
7
0
7
0
0
0
0
0
0
0.0
#DIV/0!
0.0
7
0
7
140
104
244
0
0
0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.1
0.1
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK
Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PENDERITA FILARIASIS
NO
KAB/KOTA
1
2
KASUS BARU DITEMUKAN
3
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
1
KULON PROGO
0
0
0
0
0
0
0
2
BANTUL
0
0
0
0
0
0
0
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
4
SLEMAN
0
0
0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 26
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
JUMLAH LAHIR HIDUP
KAB/KOTA
1
2
3
L
P
L+P
4
5
6
L
JUMLAH
7
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
P
L+P
%
8
JUMLAH
9
%
10
JUMLAH
11
BBLR
P
L
%
12
JUMLAH
13
%
14
1
KULON PROGO
0
2,947
2,731
5,695
2,947
100.0
2,731
100.0
5,695
100.00
2
BANTUL
0
6,780
6,639
13,419
6,780
100.0
6,639
100.0
13,419
100.00
243
3.6
3
GUNUNG KIDUL
0
4,261
4,113
8,374
4,261
100.0
4,113
100.0
8,374
100.00
272
4
SLEMAN
0
6,892
6,805
13,697
6,522
94.6
6,228
91.5
12,750
93.09
254
5
YOGYAKARTA
0
2,319
2,292
4,611
2,315
99.8
2,343
102.2
4,658
101.02
23,199
22,580
45,796
22,825
98.4
22,054
97.7
44,896
98.03
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
JUMLAH
15
0.0
769
L+P
%
16
JUMLAH
17
%
18
0.0
317
5.57
291
4.4
534
3.98
6.4
214
5.2
486
5.80
3.9
244
3.9
498
3.91
0.0
177
7.6
177
3.80
3.4
926
4.2
2,012
4.48
TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BALITA
NO
BALITA DITIMBANG
KAB/KOTA
GIZI LEBIH
L
1
2
3
GIZI BAIK
P
L+P
L
GIZI KURANG
P
L+P
L
GIZI BURUK
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
KULON PROGO
0
10,965
11,000
21,965
177
1.61
155
1.41
357
1.63
9,840
89.74
9,412
85.56
19,252
87.65
1,128
10.29
1,051
9.55
2,179
9.92
91
0.83
86
0.78
177
0.81
2
BANTUL
0
25,008
24,389
49,397
859
3.43
724
2.97
1,583
3.20
21,601
86.38
21,206
86.95
42,807
86.66
2,441
9.76
2,351
9.64
4,792
9.70
107
0.43
108
0.44
215
0.44
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
35,305
620
1.76
30,999
87.80
3,254
9.22
242
0.69
4
SLEMAN
0
30,592
30,234
60,826
1,032
3.37
848
2.80
1,880
3.09
27,248
89.07
27,234
90.08
54,482
89.57
2,162
7.07
2,026
6.70
4,188
6.89
150
0.49
126
0.42
276
0.45
5
YOGYAKARTA
0
7,403
7,165
14,568
418
5.65
306
4.27
700
4.81
6,375
86.11
6,394
89.24
12,769
87.65
548
7.40
425
5.93
973
6.68
63
0.85
40
0.56
103
0.71
73,968
72,788
182,061
2,486
3.36
2,033
2.79
5,140
2.82
65,064
87.96
64,246
88.26
160,309
88.05
6,279
8.49
5,853
8.04
15,386
8.45
411
0.56
360
0.49
1,013
0.56
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………. (sebutkan)
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 28
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
IBU HAMIL
NO
KAB/KOTA
1
2
3
JUMLAH
K1
%
K4
%
4
5
6
7
8
IBU BERSALIN
DITOLONG
JUMLAH
NAKES
9
10
%
11
JUMLAH
12
IBU NIFAS
MENDAPAT
YANKES
13
%
14
1
KULON PROGO
0
6,364
6,364
100.00
5,932
93.21
5,688
5,678
99.82
5,687
5,650
99.35
2
BANTUL
0
14,834
14,834
100.00
13,614
91.78
13,448
13,432
99.88
13,446
12,439
92.51
3
GUNUNG KIDUL
0
9,530
9,530
100.00
8,771
92.04
8,414
8,390
99.71
8,408
7,531
89.57
4
SLEMAN
0
14,654
14,654
100.00
14,055
95.91
13,738
13,722
99.88
13,736
12,354
89.94
5
YOGYAKARTA
0
5,102
5,102
100.00
4,734
92.79
4,660
4,658
99.96
4,660
4,287
92.00
50,484
50,484
100.00
47,106
93.31
45,948
45,880
99.85
45,937
42,261
92.00
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
1
2
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU
HAMIL
KAB/KOTA
3
4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1 KULON PROGO
0
708
0
-
0
-
338
47.7
11
1.6
4
0.6
353
49.9
2 BANTUL
0
14,834
237
1.6
436
2.9
2,759
18.6
2,588
17.4
1,837
12.4
7,620
51.4
3 GUNUNG KIDUL
0
9,530
500
5.2
328
3.4
2,263
23.7
1,522
16.0
855
9.0
4,968
52.1
4 SLEMAN
0
14,654
4,144
28.3
3,286
22.4
2,659
18.1
2,071
14.1
1,837
12.5
9,853
67.2
5 YOGYAKARTA
0
5,102
1,735
34.0
1,024
20.1
472
9.3
163
3.2
99
1.9
1,758
34.5
44,828
6,616
14.8
5,074
11.3
8,491
18.9
6,355
14.2
4,632
10.3
24,552
54.8
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 30
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
JUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
3
1 KULON PROGO
0
6364
6,282
98.71
5,846
91.86
2 BANTUL
0
14834
14,394
97.03
13,275
89.49
3 GUNUNG KIDUL
0
9530
8,954
93.96
8,852
92.89
4 SLEMAN
0
14654
14,654
100.00
13,508
92.18
5 YOGYAKARTA
0
5102
4,039
79.17
3,728
73.07
50484
48,323
95.72
45,209
89.55
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
TABEL 31
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BUMIL
NO
KAB/KOTA
1
2
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BUMIL RISTI/ RISTI/KOMPLIKASI
DITANGANI
IBU HAMIL KOMPLIKASI
%
S
4
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
PERKIRAAN NEONATAL
RISTI/KOMPLIKASI
L
P
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
6
6,364
1,273
1346
105.75
2,947
2,731
5,695
442
410
854
14,834
2,967
2484
83.73
6,780
6,639
13,419
1,017
996
2,013
786
77.3
9,530
1,906
1890
99.16
4,261
4,113
8,374
639
617
1,256
550
14,654
2,931
1285
43.84
6,892
6,805
13,697
1,034
1,021
2,055
5,102
1,020
946
92.71
2,319
2,292
4,611
348
344
10,097
7951
78.75
#####
#####
3,480
3,387
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
L+P
L
5
50,484
7
JUMLAH LAHIR HIDUP
45,796
0.0
0.0
957
112.03
708
71.1
1,494
74.22
86.1
447
72.5
997
79.37
461
44.6
426
41.7
887
43.17
692
311
89.4
297
86.4
608
87.91
6,869
2,108
60.6
1,878
55.4
4,943
71.96
TABEL 32
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
3
L
P
L+P
S
4
5
6
7
BAYI
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
L
P
L+P
%
%
%
S
S
12
13
14
15
16
17
18
19
%
20
21
22
23
2,825
2,871
5,696
100.0
2,825
100.0
2,871
100.0
11,779
11,269
23,048
11,779
100
11,269
100
23,048
100
5,687
5,627
98.945
2 BANTUL
0
3,448
3,367
6,815
3,401
98.7
3,347
99.4
6,748
99.0
26,208
25,847
52,055
25,484
97.237
25,652
99.246
51,136
98.235
13,446
13,306
98.959
3 GUNUNG KIDUL
0
#DIV/0!
5,308
100.0
-
-
35,848
#DIV/0!
35,848
100
8,408
7,774
92.46
4 SLEMAN
0
7,273
6,874
14,147
7,115
97.8
6,723
97.8
13,838
97.8
28,398
25,487
53,885
28,119
99.018
25,169
98.752
53,288
98.892
13,736
12,354
89.939
5 YOGYAKARTA
0
2,315
2,343
4,658
-
0.0
-
0.0
9,110
195.6
-
-
17,252
-
#DIV/0!
-
#DIV/0!
17,188
99.629
4,660
3,988
85.579
18,732
15,409
33,799
16,212
86.5
12,895
83.7
37,875
112.1
66,385
62,603
182,088
65,382
98.489
62,090
99.181
180,508
99.132
45,937
43,049
93.713
#DIV/0!
11
L+P
S
5,696
Sumber: ……………… (sebutkan)
10
L+P
0
5,308
9
P
IBU NIFAS
MENDAPAT
JUMLAH
VIT A
%
S
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
JUMLAH
L
ANAK BALITA (1-4 TAHUN)
MENDAPAT VIT A 2X
L
P
%
%
S
S
#DIV/0!
24
TABEL 33
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PESERTA KB AKTIF
NO
IUD
1
2
NON MKJP
MKJP
KAB/KOTA
4
MOP
%
5
6
7
MOW
%
IM PLAN
%
8
9
JUMLAH
%
12
13
SUNTIK
%
PIL
%
KON DOM
%
OBAT
VAGINA
%
LAIN
NYA
14
19
20
21
22
%
%
24
25
MKJP +
NON MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
10
11
15
16
17
18
26
27
0
11,918
23.27
529
1.03
3,342
6.53
6,657
13.00
22,446
43.83
21,281
41.56
5,336
10.42
2,144
4.19
0
0.00
0
0.00
28,761
56.17
51,207
100.0
2 BANTUL
0
27,995
22.82
1,234
1.01
6,408
5.22
6,282
5.12
41,919
34.16
59,306
48.34
13,336
10.87
8,136
6.63
0
0.00
0
0.00
80,778
65.84
122,697
100.0
3 GUNUNG KIDUL
0
13,675
14.20
328
0.34
3,104
3.22
6,419
6.67
23,526
24.43
56,767
58.95
13,320
13.83
2,678
2.78
0
0.00
0
0.00
72,765
75.57
96,291
100.0
4 SLEMAN
0
31,788
26.37
729
0.60
5,593
4.64
4,765
3.95
42,865
35.56
57,839
47.97
11,622
9.64
8,235
6.83
0
0.00
0
0.00
77,696
64.45
120,561
100.0
5 YOGYAKARTA
0
12,578
32.50
272
0.70
2,505
6.47
1,071
2.77
16,426
42.44
11,676
30.17
4,155
10.74
6,433
16.62
0
0.00
14
0.04
22,278
57.56
38,704
100.0
97,954
22.81
3,092
0.72
20,952
4.88
25,194
5.87
147,192
34.27
206,869
48.17
47,769
11.12
27,626
6.43
0
0.00
14
0.00
282,278
65.73
429,470
100.0
Sleman: data MOW dan MOP digabung
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
23
JUMLAH
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
%
TABEL 34
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PESERTA KB BARU
NO
KAB/KOTA
IUD
1
2
NON MKJP
MKJP
3
4
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
5
6
7
8
9
10
11
SUNTIK
%
PIL
15
16
%
KONDOM
%
OBAT
VAGINA
%
LAIN
NYA
17
18
19
20
21
22
%
JUMLAH
23
24
%
MKJP +
NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
25
12
13
14
26
27
35.34
2,499
46.36
605
11.23
381
7.07
0
0.0
0
0.0
3,485
64.66
5,390
100.0
1,064
6.25
6,249
36.72
7,642
44.91
1,550
9.11
1,575
9.26
0
0.0
0
0.0
10,767
63.28
17,016
100.0
1,299
15.18
2,937
34.32
4,580
53.52
786
9.19
254
2.97
0
0.0
0
0.0
5,620
65.68
8,557
100.0
4.97
1,165
7.13
5,785
35.39
8,120
49.67
941
5.76
1,502
9.19
0
0.0
0
0.0
10,563
64.61
16,348
100.0
22
1.04
50
2.37
1,304
61.83
616
29.21
120
5.69
50
2.37
0
0.0
19
0.9
805
38.17
2,109
100.0
1,617
3.27
4,449
9.00
18,180
36.79
23,457
47.46
4,002
8.10
3,762
7.61
0
0.0
19
0.0
31,240
63.21
49,420
100.0
793
14.7
78
1.45
163
3.03
871
2 BANTUL
0
4,565
26.8
106
0.62
514
3.02
3 GUNUNG KIDUL
0
1,500
17.5
33
0.39
105
1.23
4 SLEMAN
0
3,671
22.5
136
0.83
813
5 YOGYAKARTA
0
1,226
58.1
6
0.28
11,755
23.8
359
0.73
Sleman: data MOW dan MOP digabung
%
1,905
0
Sumber: ……………….. (sebutkan)
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
JUMLAH
16.15
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
%
TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH PUS
3
4
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1 KULON PROGO
0
66,631
5,390
8.09
51,207
76.85
2 BANTUL
0
156,289
17,016
10.89
122,697
78.51
3 GUNUNG KIDUL
0
121,635
8,557
7.03
96,291
79.16
4 SLEMAN
0
153,703
16,348
10.64
120,561
78.44
5 YOGYAKARTA
0
47,692
2,109
4.42
38,704
81.15
545,950
49,420
9.05
429,460
78.66
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP
3
L
P
L +P
4
5
6
L
JUMLAH
7
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
%
%
8
9
1
KULON PROGO
0
2,947
2,731
5,702
2
BANTUL
0
6,780
6,639
13,419
6,725
99.2
6,588
3
GUNUNG KIDUL
0
4,261
4,113
8,374
4,253
99.8
4
SLEMAN
0
6,892
6,805
13,697
6,755
5
YOGYAKARTA
0
2,319
2,292
4,611
23,199
22,580
45,803
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
10
11
%
12
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
L
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
%
%
13
14
15
16
17
18
5,498
96.42
5,675
99.53
99.2
13,313
99.21
6,276
92.6
6,184
93.1
12,460
92.85
4,110
99.9
8,363
99.87
3,887
91.2
3,791
92.2
7,678
91.69
98.0
6,798
99.9
13,553
98.95
6,187
89.8
6,370
93.6
12,557
91.68
2,310
99.6
2,311
100.8
4,621
100.22
2,112
91.1
2,106
91.9
4,218
91.48
20,043
86.4
19,807
87.7
45,525
99.39
18,462
0.8
18,451
81.7
42,411
92.59
TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
JUMLAH BAYI
L
P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
5,696
2,825
5,695
2
BANTUL
6,780
6,639
13,419
5,686
83.9
3
GUNUNG KIDUL
4,261
4,113
8,374
3,990
4
SLEMAN
6,892
6,805
13,697
5
YOGYAKARTA
2,315
2,343
25,944
22,725
JUMLAH (KAB/KOTA)
L+P
L
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
0.0
0.0
5,202
91.34
5,588
84.2
11,274
84.02
93.6
3,979
96.7
7,969
95.16
6,117
88.8
6,065
89.1
12,182
88.94
4,658
2,071
89.5
2,150
91.8
4,221
90.62
45,843
17,864
68.9
17,782
78.2
40,848
89.10
TABEL 38
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
4
5
6
1 KULON PROGO
88
88
100.0
2 BANTUL
75
75
100.0
144
144
100.0
4 SLEMAN
86
86
100.0
5 YOGYAKARTA
45
45
100.0
438
438
100.0
3 GUNUNG KIDUL
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
JUMLAH BAYI
KAB/KOTA
DPT1+HB1
P
L
L+P
BAYI DIIMUNISASI
DPT3+HB3
P
L
L+P
DO RATE (%)
CAMPAK
P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16.0
17
18
19
20
21
22
23
24
1 KULON PROGO
0
-
-
5,647
5,513
97.6
5,499
97.4
5,476
97.0
2 BANTUL
0 6,341
6,273
12,614
94.5
11,942
94.7
94.9
11,835
93.8
95.6
11,962
94.8
3 GUNUNG KIDUL
0
-
8,182
4 SLEMAN
0 7,273
6,874
14,147
5 YOGYAKARTA
0 2,315
2,343
#####
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
#####
Sumber: …………….. (sebutkan)
6,012
94.8
5,930
7,983
97.6
7,661
105.3
7,126
103.7
14,787
104.5
4,658
0
0.0
0
0.0
9,061
45,248
13,673
85.8
13,056
84.3
49,286
-
-
5,884
92.8
5,951
7,960
97.3
7,242
99.6
6,810
99.1
14,052
99.3
194.5
0
0.0
0
0.0
4,714
108.9
13,126
82.4
12,761
82.4
44,060
-
-
5,967
94.1
5,995
7,191
98.9
6,688
97.3
13,879
98.1
101.2
0
0.0
0
0.0
4,696
100.8 -
97.4
13,158
82.6
12,683
81.9
43,823
96.9
-
-
7,810
L
P
L+P
25
26
27
0.7
0.7
95.5 -
-1.1
-
6.1
2.2
6.1
3.8
-0.2
6.1
48.2
2.9
11.1
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BAYI DIIMUNISASI
NO
JUMLAH BAYI
KAB/KOTA
1
2
BCG
P
L
3
L+P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
0
5,647
2 BANTUL
0
6,341
6,273
12,614
3 GUNUNG KIDUL
0
0
0
8,182
4 SLEMAN
0
7,273
6,874
14,147
7,995
110
5 YOGYAKARTA
0
2,315
2,343
4,658
2,250
15,929
15,490
45,248
16,349
Sumber: …………….. (sebutkan)
POLIO3
P
L
L
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
L+P
6,104
5,566
99
93
11,969
95
#DIV/0!
8,028
98
7,619
111
15,614
110
6,931 95.2977
6,674 97.0905
13,605 96.1688
97
2,215
95
4,465
96
2,248 97.1058
2,181 93.0858
4,429 95.0837
103
15,699
101
45,642
101
15,107 94.8396
14,763 95.3066
43,333 95.7678
96
5,865
#DIV/0!
5,487 97.1666
5,928 93.4868
#DIV/0!
5,908 94.1814
#DIV/0!
11,836 93.8322
7,976 97.4823
TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH BAYI
3
L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
7
8
9
10
1 KULON PROGO
0
-
-
4,043
2 BANTUL
0
2,102
1,976
4,078
3 GUNUNG KIDUL
0
-
-
5,840
4 SLEMAN
0
7,273
6,874
14,147
3,019
41.5
2,968
5 YOGYAKARTA
0
2,315
2,343
3,910
-
0.0
11,690
11,193
32,018
4,351
37.2
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
1,332
63.4
11
12
2,346
58.0
2,590
63.5
2,617
44.8
43.2
5,987
42.3
-
0.0
1,813
46.4
4,226
37.8
15,353
48.0
1,258
-
63.7
-
TABEL 42
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
1
KAB/KOTA
PUSKESMAS
2
1
2
3
4
5
KULON PROGO
BANTUL
GUNUNG KIDUL
SLEMAN
YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
DARI KELUARGA MISKIN
L
P
L+P
3
4
0
0
30
25
ANAK 6-23 BULAN
MENDAPAT MP-ASI
L
P
L+P
L
%
P
7
10
11
5
6
8
296
1,641
165
0
296
1,721
135
0
207
592
3,362
300
683
296
375
165
0
2,102
2,152
5,144
836
9
L+P
12
296
378
135
0
207
592
753
300
651
100.00
22.85
100.00
100.00
21.96
100.00
100.00
100.00
22.40
100.00
95.31
809
2,503
39.77
37.59
48.66
TABEL 43
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
NO
KAB/KOTA
1
2
3
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
0
16,623
4
SLEMAN
0
27,894
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
0
44,517
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
0
25,376
84.90
17,505
34,128
13,709
82.5
13,933
79.6
27,642
81.00
26,353
54,247
21,584
77.4
21,749
82.5
43,333
79.88
18,078
7,248
14,400
79.65
196,265
69,639
162,007
82.55
156.4
7,152
70,441
#DIV/0!
54,705
27,098
#DIV/0!
27,607
86.41
64,436
43,858
#DIV/0!
21,927
#DIV/0!
160.6
TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BALITA
NO
BALITA YANG ADA
KAB/KOTA
1
2
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
0
4
SLEMAN
0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………. (sebutkan)
DITIMBANG
P
L
L
P
L+P
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
27,664
33,577
JUMLA
H
9
#DIV/0!
32,793
66,370
25,485
75.9
0
0
43,460
32,474
30,681
63,155
25,940
79.9
0
0
20,300
0
#DIV/0!
66,051
63,474
220,949
51,425
77.9
L+P
%
JUMLAH
%
10
11
12
#DIV/0!
21,608
78.1
77.1
50,759
76.5
#DIV/0!
34,643
79.7
81.6
50,966
80.7
0 #DIV/0!
29,359
144.6
187,335
84.8
25,274
#DIV/0!
25,026
50,300
79.2
BB NAIK
P
L
JUMLA
H
13
%
14
JUMLA
H
15
#DIV/0!
15,405
60.4
15,256
#DIV/0!
L+P
%
JUMLAH
%
16
17
18
#DIV/0!
11,439
52.9
60.4
30,661
60.4
19
355
#DIV/0!
22,221
64.1
15,791
63.1
32,621
64.0
277
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
7,251
24.7
0
31,047
61.7
104,193
55.6
632
32,235
62.7
JUMLA
H
%
20
21
#DIV/0!
64.9
16,830
BGM
P
L
JUMLA
H
1.4
464
#DIV/0!
1.1
#DIV/0!
1.2
L+P
JUMLA
H
%
22
23
%
24
#DIV/0!
180
0.8
1.8
819
1.6
#DIV/0!
698
2.0
263
1.1
540
1.1
0
#DIV/0!
213
0.7
727
1.4
2,450
1.3
TABEL 45
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BALITA GIZI BURUK
NO
1
2
MENDAPAT PERAWATAN
JUMLAH
KAB/KOTA
3
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 KULON PROGO
0
91
86
177
0.0
0.0
-
0.0
2 BANTUL
0
107
108
215
0.0
0.0
-
0.0
3 GUNUNG KIDUL
0
53
66
119
53
100.0
66
100.0
119
100.0
4 SLEMAN
0
150
126
276
43
28.7
35
27.8
78
28.3
5 YOGYAKARTA
0
-
-
120
231
192.5
401
386
907
428
47.2
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
96
#DIV/0!
23.9
101
#DIV/0!
26.2
TABEL 46
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
3
L
P
L+P
4
5
6
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
7
8
9
10
1
KULON PROGO
0
3,216
2,851
6,067
3,216
2
BANTUL
0
6,564
6,061
12,625
6,478
98.7
6,009
3
GUNUNG KIDUL
0
4,722
4,309
9,031
4,668
98.9
4
SLEMAN
0
8,010
7,179
15,189
8,010
100.0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
7,323
22,512
20,400
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT
Sumber: ………. (sebutkan)
50,235
2,851
99.4
99.4
%
12
6,067
100.0
99.1
12,487
98.9
4,188
97.2
8,856
98.1
7,179
100.0
15,189
100.0
7,031
96.0
49,630
98.8
#DIV/0!
22,372
11
#DIV/0!
20,227
99.2
99.2
98.8
TABEL 47
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
MURID SD DAN SETINGKAT
NO
KAB/KOTA
1
2
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
JUMLAH
3
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
9,100
8,130
17,230
6,755
2
BANTUL
0
6,564
6,061
12,625
6,478
98.7
6,009
3
GUNUNG KIDUL
0
4,722
4,309
9,031
4,668
98.9
4
SLEMAN
0
8,010
7,179
15,189
8,010
100.0
5
YOGYAKARTA
0
22,506
23,906
50,902
49,585
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………. (sebutkan)
L+P
46,412 100,487
5,481
25,911
12,236
71.0
99.1
12,487
98.91
4,188
97.2
8,856
98.06
7,179
100.0
15,189
100.00
50.9
22,857
46.1
48,768
48.53
TABEL 48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
USILA (60TAHUN+)
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
3
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
6,175
19.72
10,065
18.20
1 KULON PROGO
0
2 BANTUL
0
162,321
#DIV/0!
#DIV/0!
49,893
30.74
3 GUNUNG KIDUL
0
131,510
#DIV/0!
#DIV/0!
42,953
32.66
4 SLEMAN
0
38,281
37,485
75,766
7,864
20.54
15,072
40.21
22,936
30.27
5 YOGYAKARTA
0
13,706
18,366
32,072
16,900
123.30
23,425
127.55
40,325
125.73
75,967
87,166
456,964
28,654
37.72
44,672
51.25
166,172
36.36
JUMLAH (KAB/KOTA)
23,980
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
31,315
55,295
3,890
16.22
TABEL 49
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH
%
4
5
48
40
83.33
2
1
50.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
19
10
52.63
4 PUSKESMAS PERAWATAN
59
52
88.14
5 SARANA YANKES.LAINNYA
292
0
-
420
103
2 RUMAH SAKIT JIWA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
24.52
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
1
YANG TERSERANG
JUMLAH JUMLAH
KEC
DESA
2
3
4
JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
L
P
L+P
5
6
7
1 DIARE
JUMLAH PENDERITA
L
P
L+P
8
9
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
ATTACK RATE (%)
L
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
P
JUMLAH KEMATIAN
L+P
L
P
L+P
14
15
16
11
12
13
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
CFR (%)
L
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
P
L+P
17
18
19
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Sumber: ………………… (sebutkan)
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
0
0
NO
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
1
2
1
2
3
4
5
1
1
2
3
4
1
2
3
4
5
YANG TERSERANG
JUMLAH JUMLAH
KEC
DESA
3
Chikungunya (Kota)
Keracunan pangan
Leptospirosis
Campak
Thypus
DIARE (Sleman)
Rubela (GK)
DBD
Diare
Keracunan Makanan
Diare Bantul
Keracunan Makanan
Rubella
Campak
Chikungunya
4
1
5
5
1
1
2
2
1
1
7
6
7
1
1
1
JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
P
L+P
L
5
1
5
5
1
1
3
3
1
1
8
7
9
1
1
1
4,523
21,852
24,520
5,936
4,099
85,215
576
13
101
142
6
4,518
22,384
25,321
6,035
4,058
85,847
592
17
114
147
7
9,041
44,236
49,841
11,971
8,157
171,062
1,168
30
215
289
865
1,165
200
400
1,269
JUMLAH PENDERITA
ATTACK RATE (%)
L
P
L+P
L
8
9
10
11
19
98
6
2
3
2
22
2
14
59
55
107
4
16
93
0
4
4
1
32
2
14
80
70
182
6
3
21
35
191
6
6
7
3
54
4
28
139
135
289
10
123
24
0.42
0.45
0.02
0.03
0.07
0.00
3.82
15.38
13.86
41.55
P
JUMLAH KEMATIAN
L+P
L
12
13
14
0.35
0.42
0.07
0.10
0.00
5.41
11.76
12.28
54.42
0.39
0.43
0.01
0.05
0.09
0.00
4.62
13.33
13.02
48.10
15.61
24.81
5.00
30.75
1.89
P
CFR (%)
L+P
15
16
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
2
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
2
2
0
0
0
L
P
17
18
19
#DIV/0!
1.25
2
2.00
-
16.67
1.44
1.48
0.69
-
1.69
-
L+P
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
0 0
0 0
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
2
Parotitis
Rubella
Malaria
Varicella
Keracunan Makanan
Suspect H5N1
HMFD
Hepatitis A
Scabies
suspect difteri
YANG TERSERANG
JUMLAH JUMLAH
KEC
DESA
3
4
1
3
2
2
5
2
4
1
2
1
Sumber: Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi
JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
P
L+P
L
5
1
3
2
2
8
2
4
6
2
1
6
7
120
407
14,804
1,076
1,355
105
577
35,040
531
4,765
JUMLAH PENDERITA
ATTACK RATE (%)
JUMLAH KEMATIAN
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2
0
11
63
71
88
376
2
38
1,047
74
1
9.17
15.48
0.48
8.18
27.75
1.90
6.59
2.99
13.94
0.02
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
P
0
0
0
0
0
50
0
0
0
0
L+P
18
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
50
0
0
0
0
TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NO
KAB/KOTA
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
1
2
4
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN
DESA/KELURAHAN
KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24
JAM
%
5
6
7
8
1 KULON PROGO
88
31
0.35
31
100.00
2 BANTUL
75
20
0.27
20
100.00
144
13
0.09
13
100.00
4 SLEMAN
86
19
0.22
19
100.00
5 YOGYAKARTA
45
11
0.24
11
100.00
438
94
0.21
94
100.00
3 GUNUNG KIDUL
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………………….. (sebutkan)
TABEL 52
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
PENCABUTAN GIGI TETAP
PENCABUTAN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 KULON PROGO
0
1,740
3,579
7,619
1,650
2,896
6,156
2 BANTUL
0
1,588
2,455
4,043
1,715
2,219
3,934
0.9
1.1
1.0
3 GUNUNG KIDUL
0
394
501
895
294
384
678
1.3
1.3
1.3
4 SLEMAN
0
6,181
12,365
18,546
2,676
4,418
7,094
2.3
2.8
2.6
5 YOGYAKARTA
0
2,818
5,022
7,840
2,826
4,466
7,292
1.0
23.9
1.1
12,721
23,922
38,943
9,161
14,383
25,154
1.4
1.7
1.5
JUMLAH (KAB/ KOTA)
Sumber: …………… (sebutkan)
1.2
TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
JUMLAH SD/MI DGN
SD/MI SIKAT GIGI
MASSAL
4
5
%
6
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
7
8
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
4,394
109.7
1 KULON PROGO
267
220
82.4
262
98.1
12,321
10,199
22,520
4,073
33.1
3,853
17.1
9,152
40.6
1,544
1,889
4,006
2 BANTUL
369
280
75.9
361
97.8
24,631
22,439
47,070
11,199
45.5
10,369
46.2
21,568
45.8
6,130
6,086
12,216
4,191
68.4
4,602
75.6
8,793
72.0
3 GUNUNG KIDUL
238
95
39.9
169
71.0
7,467
15,283
22,750
3,579
47.9
3,435
22.5
7,014
30.8
1,827
1,907
3,734
1,960
107.3
1,945
102.0
3,905
104.6
4 SLEMAN
534
0.0
534
100.0
8,010
7,280
15,290
8,010
100.0
7,280
100.0
15,290
100.0
4,129
5,300
9,429
2,108
51.1
3,099
58.5
5,207
55.2
5 YOGYAKARTA
178
178
100.0
178
100.0
13,622
12,788
26,410
6,548
48.1
6,322
49.4
13,010
49.3
2,384
2,553
4,937
1,167
49.0
1,208
47.3
2,546
51.6
1,586
773
48.7
1,504
94.8
66,051
67,989
134,040
33,409
50.6
31,259
46.0
66,034
49.3
16,014
17,735
34,322
9,426
58.9
10,854
61.2
24,845
72.4
JUMLAH (KAB/ KOTA)
Sumber: …………… (sebutkan)
TABEL 54
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PENYULUHAN KESEHATAN
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN
MASSA
4
5
3
1 KULON PROGO
0
3275
108
2 BANTUL
0
3 GUNUNG KIDUL
0
1782
1159
4 SLEMAN
0
8790
5 YOGYAKARTA
0
1005
SUB JUMLAH I
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………. (sebutkan)
14852
1267
14852
1267
TABEL 55
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
NO
JUMLAH PENDUDUK
KAB/KOTA
1
2
ASKES
JAMSOSTEK
%
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0
234,738
241,861
476,599
0
0
37,416
0
0
2 BANTUL
0
463,977
466,299
930,276
43,188
49,021
92,209
8,601
8,474
17,075
3 GUNUNG KIDUL
0
327,841
350,157
677,998
21,474
23,844
45,318
515
607
1,122
4 SLEMAN
0
560,836
559,581
1,120,417
65,184
76,079
141,263
514
435
949
5 YOGYAKARTA
0
210,433
217,113
427,546
68,140
0
0
1,797,825
1,835,011
3,632,836
129,846 148,944 384,346
7.2
8.1
10.6
9,630
0.5
9,516
0.5
Sumber: ……………….. (sebutkan)
JUMLAH
L
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE (KAB/KOTA)
LAINNYA
ASKESKIN/JAMKESMAS
19,146
0.5
0
0
141,893
108,394
114,593
80,234
87,924
289,431
0
0
468,740
222,987
251,099
160,183
172,088
583,370
34.5
36.9
62.7
340,635
83,000
21,989
24,451
470,075
6.7
7.0
69.3
168,158
430,089
145,932
164,438
740,459
26.0
29.4
66.1
76,858
54,520
199,518
1,108,139
30.5
328,104 360,977 2,462,162
18.3
19.7
67.8
18.3
19.7
67.8
188,628 202,517 950,531
10.5
11.0
26.2
0
0
0.0
0
0
0.0
TABEL 56
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
NO
KAB/KOTA
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
JUMLAH YANG ADA
L
1
2
3
L
P
L+P
4
5
6
141,893
7
8
-
2 BANTUL
0
222,987
#DIV/0!
3 GUNUNG KIDUL
0
340,635
#DIV/0!
4 SLEMAN
0
80,234
87,924
168,158
5 YOGYAKARTA
0
4
-
179,946
80,238
87,924
1,053,619
80,234
JUMLAH
9
0
Sumber: ……………….. (sebutkan)
-
%
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
JUMLAH
P
%
10
87,924
0.0
80,234
L+P
-
100.0
100.0
87,924
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
JUMLAH
11
L
%
12
JUMLAH
P
JUMLAH
%
13
14
%
15
141,893
100.0
-
#DIV/0!
222,987
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
340,635
100.0
#DIV/0!
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
16
-
JUMLAH
17
L
%
JUMLAH
%
18
19
20
21
22
25,625
#DIV/0!
42,241
18.9
#DIV/0!
1,613
0.5
219,372
154.6
#DIV/0!
235,504
105.6
16,616 #DIV/0!
#DIV/0!
328,232
96.4
#DIV/0!
100.0
168,158
100.0
0.0
0.0
128,030
76.1
144,184
80.1
35,046
876150.0
79,233 #DIV/0!
169,324
94.1
100.0
1,017,857
96.6
35,046
43.7
1,080,462
102.5
90.1
L+P
JUMLAH
#DIV/0!
79,233
P
%
26,470
33.0
39,923
0.0
43,086
53.7
65,548
JUMLAH
23
%
24
45.4
66,393
39.5
#DIV/0!
10,674
5.9
74.6
120,921
11.5
TABEL 57
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
NO
KAB/KOTA
L
1
2
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
JUMLAH YANG ADA
P
4
L+P
5
6
L
JUMLAH
7
%
8
9
1 KULON PROGO
-
-
141,893
2 BANTUL
-
-
222,987
#DIV/0!
-
-
340,635
80,234
87,924
168,158
-
179,946
-
0.0
87,924
1,053,619
-
0.0
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
80,234
Sumber: ……………….. (sebutkan)
P
JUMLAH
-
%
10
-
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
JUMLAH
%
11
12
1,249
0.9
#DIV/0!
958
0.4
#DIV/0!
#DIV/0!
2,339
0.7
0.0
0.0
1,110
0.7
-
#DIV/0!
1,359
0.8
-
0.0
7,015
0.7
L
JUMLAH
%
13
14
2,894
#DIV/0!
P
JUMLAH
15
4,855
#DIV/0!
3,674
4.6
8.2
16
17
#DIV/0!
#DIV/0!
5,221
0.0
6,568
L+P
JUMLAH
%
%
10,076
18
-
0.0
7,749
3.5
-
0.0
5.9
8,895
5.3
#DIV/0!
1,027
0.6
11
17,671
1.7
TABEL 58
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KUNJUNGAN
NO
1
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
2
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I PUSKESMAS
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II RUMAH SAKIT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH III SARANA YANKES LAINNYA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
Sumber: ……………… (sebutkan)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
103,580
156,311
76,869
334,399
248,197
763,045
42,926
131,462
46,001
84,605
622,134
409,036
1,272,086
47,760
182,240
47,644
408,876
629,265
0
867,795
1,145,439
0
0
1,392,310
0
2,417,525
582,499
871,323
734,794
956,533
657,233
3,802,382
218,426
313,702
93,645
775,977
1,276,671
2,678,421
5,777
0
0
191,849
0
197,626
6,678,429
1,797,439
1,833,281
3,630,720
77.5
131.9
183.9
1,179
1,733
340
957
0
2,476
3,494
12,866
9,189
642
1,344
1,961
5,680
3,428
18,479
15,771
34,868
60,417
0
45,285
82,963
0
0
62,893
0
88,643
4,324
540,389
3,449
2,301
1,961
552,424
27,331
31,345
24,960
154,848
80,153
318,637
42
0
0
1,221
0
1,263
872,324
1,797,439
1,833,281
3,630,720
3.5
4.8
24.0
L+P
11
1,235
1,177
4,501
1,263
7,302
3,711
13,511
0
1,696
797
1,516
8,965
2,278
13,936
0
1,950
1,197
7,040
9,533
0
3,989
7,136
0
0
23,044
0
21,072
3,019
16,267
6,667
30,454
0
3,646
1,994
0
11,029
16,669
0
0
0
0
0
0
47,123
TABEL 59
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
NAMA RUMAH
SAKITa
JENIS RSb
2
3
RSU PKU Muhammadiyah
Umum
RSU Panti Rapih
Umum
Umum
RSU Bethesda
RSKJ
RSK Puri Nirmala
Umum
RSUD Jogja
RSK Bhakti Ibu
RSKIA
RSK Soedirman
Bedah
THT
RSK Sari Asih
Anak
RSK Empat Lima
RSK Permata Bunda Ibu, anak
Umum
RSU Lempuyang
RSK PKU M kotagede Ibu, anak
RSGMP UMY
Gilut
Happy Land Medical Umum
Umum
RSU Hidayatullah
RSU Ludira Husada Umum
RSU DKT( RST Dr. Umum
Mata
RSK Dr. Yap
RSUP dr. Sardjito
Umum
RSUD Sleman
Umum
RSUD Prambanan
Umum
RS Atturots AlIslamy Umum
RS Queen Latifa
Umum
RS Panti Nugroho
Umum
RS Bhayangkara
Umum
RS JIH
Umum
RS Panti Rini
Umum
RS Ghrasia
Khusus
RS Annur
Khusus
RS Panti BhaktiningsihUmum
RS Condongcatur
Umum
RS Mitra paramedika Umum
RS Purihusada
Umum
RS Lokapala
Umum
RS Dharma Husada Umum
RSKIA Sakina Idaman Khusus
RS PDHI Kalasan
Umum
RS Arvita Bunda
Khusus
RS Gramedika 10
Umum
RSA UGM
Umum
RS PKU Muh Gp
Umum
RSKIA SADEWA
Khusus
RSUD Wonosari
C
RS Nur Rohmah
D
RS Pelita Husada
D
RSUD Panembahan Senopati
Umum
Rajawali Citra
Umum
RSKIA Umi Khasanah RSK Ibu&anak
RSAU Hardjolukito
Tk II
RSKB Ring Road Selatan
Khusus Bedah
RSU Permata Husada Umum
RSU Rachma Husada Umum
RSU Santa Elisabeth Umum
RSU PKU Muhamadiyah
Umum
RS Patmasuri
Umum
RS Nur Hidayah
Umum
RS Griya Mahardika Umum
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PASIEN KELUAR
+ MATI)
TEMPAT
TIDUR
L
P
4
5
205
371
440
40
200
25
25
25
50
50
50
38
80
38
106
50
104
52
724
168
50
51
50
50
51
6
5,371
9,380
9,402
239
3,520
5,911
10,992
10,111
212
4,581
335
306
701
1,200
8,547
205
9,521
626
3,410
6,948
900
14,593
11,096
874
936
1,830
725
1,106
50
74
52
37
169
53
50
289
50
5,964
1,840
1,161
8,396
1,090
6,798
1,745
1,391
12,747
1,108
50
50
50
270
1,011
660
403
1,591
881
4,464
81,719
88,915
50
156
50
50
25
66
(HIDUP
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWAT
GDR
NDR
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
4.2
0.2
2.8
4.3
1.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.5
1.0
2.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.8
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.5
0.1
3.7
2.2
1.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.5
0.8
1.6
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.6
1.2
1.1
1.5
1.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.5
#DIV/0!
0.1
3.0
0.8
#DIV/0!
7.2
22.8
#DIV/0!
2.5
0.2
2.3
0.8
#DIV/0!
2.8
#DIV/0!
#DIV/0!
3.4
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.8
4.5
#DIV/0!
#DIV/0!
3.0
#DIV/0!
3.3
0.1
3.3
3.1
1.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.1
0.8
1.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
3.2
4.0
2.8
0.4
2.6
#DIV/0!
#DIV/0!
0.2
#DIV/0!
0.1
1.3
0.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.7
1.9
2.0
0.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.5
0.7
1.2
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.3
2.3
2.5
0.5
1.8
#DIV/0!
#DIV/0!
0.3
0.0
0.1
#DIV/0!
1.9
2.3
0.1
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.0
1.8
1.2
0.5
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.5
0.3
0.6
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.0
3.1
2.7
0.4
2.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.2
0.0
0.0
0.1
#DIV/0!
0.3
1.8
0.4
#DIV/0!
5.2
1.2
#DIV/0!
1.0
0.2
1.1
0.3
#DIV/0!
1.7
#DIV/0!
#DIV/0!
1.4
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.7
2.9
#DIV/0!
#DIV/0!
0.4
#DIV/0!
1.3
1.8
1.5
0.7
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.1
0.5
0.8
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.7
11,282
20,372
19,513
451
8,101
641
1,327
4,610
15,495
1,105
24,114
12,926
1,599
2,042
28,095
11,816
1,631
1,712
3,720
1,542
3,750
1,945
1,990
3,415
244
3,791
12,762
3,585
2,552
21,143
2,198
673
2,602
1,541
234,285
132
217
302
83
6
16
48
17
2,031
2,695
41
4
87
13
104
66
16
152
114
249
3
32
364
14
169
1
51
284
14
4
10
15
10
12
14
691
555
418
4
83
648
28
14
22
29
7,390
371
265
1
93
251
256
1
83
1
2
2
1
1
4
10
11
8
6
35
17
1
99
70
22
171
10
25
154
5
4
7
8
10
5
5
1,087
928
622
521
2
176
1
2
2
1
1
10
45
28
9
1,469
145
17
4
42
4
62
28
14
99
16
169
47
325
15
14
12
13
3,915
Sumber: ……………… (sebutkan)
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 60
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
NAMA RUMAH
SAKITa
JENIS RSb
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
2
3
4
RSU PKU Muhammadiyah
Umum
RSU Panti Rapih
Umum
RSU Bethesda
Umum
RSK Puri Nirmala
RSKJ
RSUD Jogja
Umum
RSK Bhakti Ibu
RSKIA
RSK Soedirman
Bedah
RSK Sari Asih
THT
RSK Empat Lima
Anak
RSK Permata Bunda Ibu, anak
RSU Lempuyang Wangi
Umum
RSK PKU M kotagedeIbu, anak
RSGMP UMY
Gilut
Happy Land Medical Center
Umum
RSU Hidayatullah
Umum
RSU Ludira Husada Tama
Umum
RSU DKT( RST Dr. Sutarto
Umum040603 )
RSK Dr. Yap
Mata
RSU Ludira Husada Tama
Umum
RSU DKT( RST Dr. Sutarto
Umum040603 )
RSK Dr. Yap
Mata
RSUP dr. Sardjito
Umum
RSUD Sleman
Umum
RSUD Prambanan Umum
RS Atturots AlIslamy Umum
RS Queen Latifa
Umum
RS Panti Nugroho
Umum
RS Bhayangkara
Umum
RS JIH
Umum
RS Panti Rini
Umum
RS Ghrasia
Khusus
RS Annur
Khusus
RS Panti BhaktiningsihUmum
RS Condongcatur
Umum
RS Mitra paramedika Umum
RS Purihusada
Umum
RS Lokapala
Umum
RS Dharma Husada Umum
RSKIA Sakina IdamanKhusus
RS PDHI Kalasan
Umum
RS Arvita Bunda
Khusus
RS Gramedika 10
Umum
RSA UGM
Umum
RS PKU Muh Gp
Umum
RSKIA SADEWA
Khusus
RSUD Wonosari
C
RS Nur Rohmah
D
RS Pelita Husada
D
RSUD Wonosari
C
RS Nur Rohmah
D
RS Pelita Husada
D
RSAU Hardjolukito Tk II
RSKB Ring Road Selatan
Khusus Bedah
RSU Permata HusadaUmum
RSU Rachma HusadaUmum
RSU Santa Elisabeth Umum
RSU PKU Muhamadiyah
Umum
RS Patmasuri
Umum
RS Nur Hidayah
Umum
RS Griya Mahardika Umum
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PASIEN
PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
MATI
5
205
371
440
40
200
25
25
25
50
50
50
38
80
38
106
50
104
52
50
104
52
724
168
50
51
50
50
51
0
50
156
0
50
0
0
50
0
0
25
66
0
50
74
52
37
169
53
50
169
53
50
0
0
50
50
50
0
0
0
0
11,282
20,372
19,513
451
8,101
641
1,327
4,610
15,495
1,105
24,114
12,926
1,599
2,042
1,599
2,042
28,095
11,816
1,631
1,712
3,720
1,542
3,750
1,945
1,990
3,415
244
3,791
12,762
3,585
2,552
12,762
3,585
2,552
673
2,602
1,541
-
4603
233484
6
PASIEN KELUAR
MATI ≥ 48 JAM
DIRAWAT
7
132
217
302
83
6
16
48
17
48
17
2,031
2,695
41
4
87
13
104
66
16
152
114
418
4
83
418
4
83
14
22
29
7284
622
521
2
176
1
2
2
1
1
10
45
28
9
28
9
1,469
145
17
4
42
4
62
28
14
99
16
169
47
169
47
14
12
13
3828
JUMLAH HARI
PERAWATAN
BOR
LOS
TOI
8
9
10
11
52,392
10,640
7,656
70,688
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
#DIV/0!
0.0
0.0
#DIV/0!
0.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
0.0
#DIV/0!
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
84.9
55.0
42.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
0.0
0.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
6.6
0.0
6.6
0.0
8.2
0.0
32.4
0.0
9.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
14.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0 13.75283
0.0
4.0
0.0
1.2
0.0
12.6
0.0
1.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
3.0
0.0
11.4
0.0
18.6
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
11.4
0.0
18.6
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
9.4
0.0
5.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
11.4
0.0
10.7
0.0
4.9
0.0
12.1
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
4.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
9.4
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
4.6
0.0
7.1
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
74.8
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
5.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
4.8
0.0
5.4
0.0
7.2
4.1
0.7
3.0
2.4
3.0
4.2
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
27.1
0.0
7.0
0.0
11.8
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
4.2
Sumber: ……………… (sebutkan)
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
0.3
6.9
TABEL 61
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
RUMAH TANGGA
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
JUMLAH
DIPANTAU
% DIPANTAU
BER PHBS *
%
4
5
6
7
8
1 KULON PROGO
109,623
78,896
72.0
21,268
27.0
2 BANTUL
268,175
157,716
58.8
67,267
42.7
3 GUNUNG KIDUL
192,172
106,099
55.2
25,288
23.8
4 SLEMAN
305,543
20,371
6.7
6,614
32.5
5 YOGYAKARTA
129,853
41,632
32.1
13,388
32.2
1,005,366
404,714
40.3
133,825
33.1
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber ……
TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
RUMAH
NO
KAB/KOTA
1
2
3
JUMLAH YANG
ADA
JUMLAH YANG
DIPERIKSA
% DIPERIKSA
JUMLAH YANG
SEHAT
% RUMAH
SEHAT
4
5
6
7
8
1 KULON PROGO
0
120,260
42,403
35.259
26,095
61.540
2 BANTUL
0
217,733
66,341
30.469
43,728
65.914
3 GUNUNG KIDUL
0
193,234
193,234
100.000
116,254
60.162
4 SLEMAN
0
250,138
88,037
35.195
73,123
83.059
5 YOGYAKARTA
0
80,598
50,258
62.356
44,799
89.138
861,963
440,273
51.078
303,999
69.048
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………………..
TABEL 63
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
3
4
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1 KULON PROGO
0
120,260
31,271
26.00
27,510
87.97
2 BANTUL
0
217,733
41,104
18.88
35,777
87.04
3 GUNUNG KIDUL
0
193,234
4 SLEMAN
0
250,869
120,959
48.22
114,947
95.03
5 YOGYAKARTA
0
80,598
6,501
8.07
5,225
80.37
862,694
199,835
23.16
183,459
91.81
JUMLAH ( KAB/KOTA)
Sumber: ........................... (sebutkan)
-
#DIV/0!
TABEL 64
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
JUMLAH KELUARGA
%
KEMASAN
KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA
YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA JUMLA
%
BERSIHNYA
H
4
5
6
7
1 KULON PROGO
117,828
27,267
23.1
2 BANTUL
271,684
76,881
28.3
3 GUNUNG KIDUL
193,234
147,187
76.2
4 SLEMAN
305,543
290,694
95.1
77,424
59,966
77.5
965,713
601,995
62.3
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………………… (sebutkan)
8
69
JENIS SARANA AIR BERSIH
LEDENG
SPT
JUMLAH
%
JUMLA
H
9
10
11
0.3
3,369
12.4
0.0
5,837
7.6
0.0
52,213
35.5
0.0
17,170
6
0.0
134
0.0
59
69
SGL
MATA AIR
PAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
12
13
14
15
16
17
LAINNYA
JUMLAH
%
JUMLA
H
%
JUMLAH
%
18
19
20
21
22
0.3
49,600 #DIV/0!
2,389
8.8
209
0.8
4,507
16.5
27,705
101.6
0.0
58,376
75.9
1,574
2.0
906
1.2
1,627
2.1
68,320
88.9
102
0.1
57,353
39.0
150
0.1
53,142
36.1
0.0
163,019
110.8
5.9
741
0.3
254,788
87.6
15,361
5.3
2,634
0.9
0.0
290,694
100.0
16,802
28.0
85
0.1
32,455
54.1
-
0.0
-
0.0
3
0.0
49,351
82.3
95,391
15.8
997
0.2
452,572
75.2
19,474
3.2
56,891
9.5
6,137
1.0
599,089
99.5
TABEL 65
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
AIR KEMASAN
SUMBER
AIR
JUMLAH
%
MINUMNYA
5
6
7
AIR ISI ULANG
LEDING
ECERAN
SUMUR TAK
TERLINDUNG
AIR HUJAN
MATA AIR TAK
TERLINDUNG
AIR SUNGAI
KELUARGA DENGAN
SUMBER AIR MINUM
TERLINDUNG
LAIN-LAIN
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
39,881
0.1
76
0.2
3,589
9.0
76,881
-
0.0
71
0.1
5,837
7.6
3 GUNUNG KIDUL
193,234
1,363
0.7
15
0.0
53,028
4 SLEMAN
287,435
0.0
0.0
0.2
49,859
125.0
2,933
7.4
-
0.0
0.0
-
0.0
58,376
75.9
1,574
2.0
902
1.2
-
0.0
27.4
0.0
102
0.1
45,882
23.7
150
0.1
53,142
27.5
11,471
5.9
0.0
0.0
0.0
17,170
6.0
254,904
88.7
15,361
5.3
0.0
0.0
0.0
33
0.0
31,347
41.4
-
0.0
-
0.0
-
0.0
0.0
17,375
2.6
440,368
65.4
20018
3.0
54,044
8.0
11,566
1.7
75,632
-
0.0
24
0.0
16,114
21.3
673,063
1,383
0.2
186
0.0
78,568
11.7
Sumber: ………………… (sebutkan)
MATA AIR
TERLINDUNG
8
2 BANTUL
JUMLAH (KAB/KOTA)
SUMUR
TERLINDUNG
POMPA
JUMLAH
1 KULON PROGO
5 YOGYAKARTA
20
SUMBER AIR MINUM KELUARGA
LEDING
METERAN
1
-
1
0.0
70
95
0.0
0.2
51
-
-
0.1
-
0.0
868
2.2
34,019
85.3
0.0
-
0.0
1,627
2.1
68,387
89.0
0.0
0.0
100,540
52.0
0.0
0.0
287,435
100.0
0.0
51
0.0
0
0.0
-
0.0
47,518
62.8
0.0
2,495
0.4
537,899
79.9
TABEL 66
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JAMBAN
NO
KAB/KOTA
JUMLAH
KELUARGA
1
2
4
KELUARGA
DIPERIKSA
TEMPAT SAMPAH
KELUARGA
MEMILIKI
KELUARGA
DIPERIKSA
SEHAT
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA
MEMILIKI
KELUARGA
DIPERIKSA
SEHAT
KELUARGA
MEMILIKI
SEHAT
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
1 KULON PROGO
117,828
32,616
27.7
30,389
93.2
26,422
86.9
32,616
27.7
30,146
92.4
28,358
94.1
32,616
27.7
28,857
88.5
23,075
80.0
2 BANTUL
271,684
76,881
28.3
67,400
87.7
53,798
79.8
76,881
28.3
64,608
84.0
43,526
67.4
75,138
27.7
61,081
81.3
39,347
64.4
3 GUNUNG KIDUL
193,234
136,681
70.7
175,336
128.3
136,681
78.0
141,237
73.1
171,927
121.7
141,237
82.1
141,237
73.1
166,719
118.0
136,516
81.9
4 SLEMAN
305,543
229,600
75.1
229,600
100.0
229,600
100.0
225,905
73.9
225,905
100.0
225,905
100.0
182,297
59.7
182,297
100.0
182,297
100.0
77,424
56,935
73.5
53,792
94.5
48,240
89.7
56,761
73.3
54,005
95.1
48,617
90.0
56,735
73.3
53,728
94.7
48,320
89.9
965,713
532,713
55.2
556,517
104.5
494,741
88.9
533,400
55.2
546,591
102.5
487,643
89.2
488,023
50.5
492,682
101.0
429,555
87.2
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………………… (sebutkan)
TABEL 67
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH
SEHAT
2,228
16
17
959
18
621
64.75
2,528
1,071
20
17
16
94.12
724
460
394
85.65
47
46
22
47.83
2,172
1,365
940
68.86
2,963
1,888
1,372 72.669
9
9
9
100.00
454
454
294
64.76
33
33
7
21.21
572
572
262
45.80
1,068
1,068
572 53.558
4 SLEMAN
423
112
110
98.21
938
630
522
82.86
63
54
36
66.67
52
45
28
62.22
1,476
841
696 82.759
5 YOGYAKARTA
240
219
213
97.26
230
211
193
91.47
36
35
35
100.00
2,036
1,690
1,528
90.41
2,542
2,155
1,969 91.369
97.51
2,684
1,991
1,586
79.66
238
220
126
57.27
72.96
10,577
7,023
5,323
7,060
4,631
3,379
20
714
% SEHAT
JUMLAH
DIPERIKSA
50.00
15
JUMLAH YG
ADA
26
% SEHAT
14
JUMLAH
SEHAT
13
JUMLAH
DIPERIKSA
52
Sumber: …………………….. (sebutkan)
12
JUMLAH YG
ADA
23
59
352
11
% SEHAT
22
77.54
361
JUMLAH
SEHAT
JUMLAH
SEHAT
21
183
697
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
DIPERIKSA
10
236
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH YG
ADA
JUMLAH YG
ADA
9
338
3 GUNUNG KIDUL
% SEHAT
% SEHAT
8
2 BANTUL
JUMLAH
SEHAT
7
100.00
2
1 KULON PROGO
6
JUMLAH TUPM
4
1
5
TUPM LAINNYA
4
KAB/KOTA
4
PASAR
5
NO
JUMLAH
DIPERIKSA
RESTORAN/R-MAKAN
JUMLAH YG
ADA
HOTEL
24
66.67
75.79
TABEL 68
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
KAB/KOTA
1
2
3
INSTALASI
PENGOLAHAN AIR
MINUM
SARANA PENDIDIKAN
SARANA IBADAH
PERKANTORAN
SARANA LAIN
JUMLAH
JUMLA
H
DIBINA
%
JUMLA
H
DIBINA
%
JUMLA
H
DIBINA
%
JUMLA
H
DIBINA
%
JUMLA
H
DIBINA
%
JUMLA
H
DIBINA
%
4
5
6
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
JUMLAH DIBINA
20
%
21
1 KULON PROGO
0
161
125
77.6
24
22
91.7
550
453
82.4
1,700
832
48.9
158
93
58.9
345
206
59.7
2,037
1,234
60.6
2 BANTUL
0
249
195
78.3
21
12
57.1
598
482
80.6
2,112
1,611
76.3
157
118
75.2
423
219
51.8
3,560
2,637
74.1
3 GUNUNG KIDUL
0
32
32
100.0
15
15
100.0
746
612
82.0
1,447
991
68.5
18
18
100.0
33
32
97.0
2,291
1,700
74.2
4 SLEMAN
0
316
299
94.6
#DIV/0!
794
752
94.7
2,030
1,666
82.1
376
320
85.1
#DIV/0!
3,516
3,037
86.4
5 YOGYAKARTA
0
117
107
91.5
-
-
#DIV/0!
549
518
94.4
531
461
86.8
162
141
87.0
174
137
78.7
1,507
1,338
88.8
875
758
86.6
60
49
81.7
3,237
2,817
87.0
7,820
5,561
71.1
871
690
79.2
975
594
60.9
12,911
9,946
77.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………………..
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumber:
NAMA OBAT
2
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml
Amoksisilin kapsul 500 mg
Antasida DOEN tablet
Antalgin tablet 500 mg
Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Ibuprofen tablet 200 mg
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Kotrimoksazol Sirup
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Kloroquin tablet
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Parasetamol Tablet 500 mg
Ringer Laktat Infus steril
Vitamin B Kompleks Kapsul
Retinol 200.000 IU
Tablet Tambah darah
Multivitamin Sirup
Garam Oralit
OAT Kat 1
OAT Kat 2
OAT Kat 3
OAT Kat Sisipan
OAT Kat Anak
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Salep 2-4
Infus set dewasa
Infus set anak
SATUAN
3
Btl 60 ml
Ktk @ 120 kap
Btl @ 1000 tab
Btl @ 1000 tab
Ktk @ 100 ampul
Btl 60 ml
Btl @ 1000 tab
Ktk @ 100 ampul
Btl @ 1000 tab
Btl 500 ml
Btl @ 100 tab
Btl @ 250 Kapsul
Btl @ 100 tab
Btl @ 100 tab
Btl 60 ml
Tablet
Tablet
Btl 500 ml
Btl @ 1000 tab
Btl 500 ml
Btl @ 1000 Kapsul
Btl @ 30 Kapsul
Ktk @ 30 Tablet
Botol
Bungkus
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Btl @ 1000 Tablet
Pot
Kantong
Kantong
STOCK OBAT
PEMAKAIAN RATARATA/ BULAN
4
5
77,995
1,609,992
546,605
464,698
168
15,180
165,304
125
1,113,830
5,460
662,102
51,748
138,074
109
40,103
2,773,400
4,000
8,413
3,271,465
40,844
534,533
197,746
2,360,935
14,412
232,325
1,969
188
65
540
7,483
12,991
9,091
7,623
34,057
786,821
765,604
501,140
25,410
10,486
228,255
7,719
1,362,912
4,666
390,729
35,673
133,564
76,208
13,399
2,529,084
83
2,258
1,565,883
20,729
681,204
89,494
96,147
6,905
135,271
258
20
18
86
7,068
5,487
3,308
3,405
TINGKAT
KECUKUPAN
(BULAN)
PERSENTASE
TINGKAT
KECUKUPAN
6
7
2.29
2.05
0.71
0.93
0.01
1.45
0.72
0.02
0.82
1.17
1.69
1.45
1.03
0.00
2.99
1.10
48.00
3.73
2.09
1.97
0.78
2.21
24.56
2.09
1.72
7.65
9.37
#DIV/0!
3.61
6.28
1.06
2.37
2.75
2.24
12.72
11.37
3.97
5.15
0.04
8.04
4.02
0.09
4.54
6.50
9.41
8.06
5.74
0.01
16.63
6.09
266.68
20.70
11.61
10.95
4.36
12.28
136.42
11.59
9.54
42.48
52.08
#DIV/0!
20.05
34.89
5.88
13.15
15.27
12.44
TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
RUMAH SAKIT UMUM
RUMAH SAKIT JIWA
RUMAH SAKIT BERSALIN
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
PUSKESMAS PERAWATAN
PUSKESMAS NON PERAWATAN
PUSKESMAS KELILING
PUSKESMAS PEMBANTU
RUMAH BERSALIN
BALAI PENGOBATAN/KLINIK
PRAKTIK DOKTER BERSAMA
PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
POSKESDES
POSYANDU
APOTEK
TOKO OBAT
GFK
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: ……................ (sebutkan)
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
13
32
18
78
0
0
0
0
0
16
1744
0
0
2
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
1
18
14
0
0
0
0
39
110
12
1488
104
0
0
495
49
1
0
3
50
2
18
15
13
32
18
78
39
111
12
1,488
104
161
5,691
495
49
3
3
TABEL 71
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
LABORATORIUM KESEHATAN
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
50
50
100.00
41
82.00
2 RUMAH SAKIT JIWA
1
1
100.00
0
0.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
9
9
100.00
0
0.00
18
18
100.00
0
0.00
78
78
100.00
41
52.56
4 PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
TABEL 72
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
PRATAMA
JUMLAH
%
4
5
MADYA
JUMLAH
%
6
7
POSYANDU
PURNAMA
JUMLAH
%
8
9
MANDIRI
JUMLAH
%
10
11
JUMLAH
JUMLAH
%
12
13
POSYANDU
AKTIF
JUMLAH
%
14
15
1 KULON PROGO
62
6.44
86
8.94
410
42.62
404
42.00
962
100.00
814
84.62
2 BANTUL
44
3.90
356
31.59
475
42.15
252
22.36
1127
100.00
1127
100.00
2
0.14
319
21.79
847
57.86
296
20.22
1464
100.00
1143
78.07
67
4.42
340
22.43
660
43.54
449
29.62
1516
100.00
1109
73.15
0
0.00
173
27.81
257
41.32
192
30.87
622
100.00
449
72.19
JUMLAH (KAB/KOTA)
175
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
3.08
1274
22.39
2649
46.55
1593
27.99
5691
100.00
2.21
4642
81.57
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
Sumber: ……………………. (sebutkan)
Jumlah Posyandu awal 5686
Ada tambahan jumlah Posyandu Sleman : 5 Posyandu
TABEL 73
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
DESA/
KELURAHAN
3
4
JUMLAH
DESA SIAGA AKTIF
JUMLAH
%
DESA SIAGA
JUMLAH
%
5
6
7
POSKESDES
POSYANDU
8
9
1 KULON PROGO
0
88
88
100.00
88
100.00
40
962
2 BANTUL
0
75
75
100.00
75
100.00
24
1,127
3 GUNUNG KIDUL
0
144
144
100.00
144
100.00
11
1,464
4 SLEMAN
0
86
86
100.00
61
70.93
86
1,516
5 YOGYAKARTA
0
45
45
100.00
25
55.56
438
438
100.00
393
89.73
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………. (sebutkan)
622
161
5,691
TABEL 74
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
DR SPESIALIS
a
JUMLAH
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
b
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
12
13
14
9
10
11
-
-
-
1
1
26
88
8
267
260
649
1
2
3
15
42
2
145
129
333
3
1 KULON PROGO
2 BANTUL
-
3 GUNUNG KIDUL
-
1
3
4
41
130
10
412
389
982
20
30
24
15
21
110
33
56
9
124
53
275
28
61
42
56
50
237
29
54
15
109
94
301
48
91
66
71
71
347
62
110
24
233
147
576
20
30
24
15
22
111
59
144
17
391
313
924
28
61
42
57
52
240
44
96
17
254
223
634
48
91
66
72
74
351
103
240
34
645
536
1,558
1
4
10
13
23
13
14
27
1
1
33
35
68
33
36
69
-
2
2
2
-
-
-
2
-
-
6
2
3
1
3
15
1
8
2
30
16
57
1
20
44
26
38
28
156
2
17
52
20
91
26
46
29
39
31
171
3
25
2
82
36
148
-
1
4
-
4
-
4 SLEMAN
24
3
27
20
73
93
44
76
120
7
10
17
5 YOGYAKARTA
62
54
116
54
91
145
116
145
261
29
58
87
109
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
89
59
148
119
212
331
208
271
479
37
72
41.1
21.5
31.2
28.0
40.9
34.5
72.7
62.5
65.8
6.1
17.4
11.8
75
51
126
30
32
62
105
83
188
52
108
160
-
-
1 KULON PROGO
-
-
-
-
2 BANTUL
-
-
-
-
3
3
-
3
3
3 GUNUNG KIDUL
-
-
-
-
2
2
-
2
2
4 SLEMAN
-
-
-
-
1
1
-
1
1
-
5 YOGYAKARTA
-
-
-
2
5
7
2
5
7
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
2
11
13
2
11
13
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JUMLAH (KAB/KOTA)
814
2
448
10
546
15
808
25
1,354
10
1,360
17
1,256
27
2,616
Sumber: ……………… (sebutkan)
Keterangan :
a
termasuk S3
b
termasuk Dokter Gigi Spesialis
2
1,262
-
-
-
-
-
-
2
1
2
1
-
2
-
1
1
1
4
5
4
166
431
4
597
TABEL 75
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BIDAN
NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
BIDAN
3
DIII BIDAN JUMLAH
4
36
100
34
52
12
234
5
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b
termasuk SLTA, D-I, dan D-III
6
98
1
3
3
3
9
19
526
10
49
31
56
64
210
159
275
243
146
76
899
61
87
27
238
211
624
11
52
34
59
73
229
1
139
4
10
5
4
23
140
4
13
5
4
26
7
10
8
41
32
123
175
209
94
64
665
54
77
19
197
179
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
PERAWAT
SARJANA KEPERAWATAN a
L
P
L+P
7
1
5
17
1
24
5
7
48
23
83
2
43
2
47
8
5
2
10
1
1
19
11
18
6
7
27
1
2
43
16
25
164
67
260
45
8
53
212
90
343
2
88
10
100
179
2
4
6
238
2
5
7
L
PERAWAT b
P
L+P
L
P
L+P
9
10
11
12
13
14
46
50
98
50
17
261
75
151
47
421
403
1,097
5
1
50
54
25
135
84
135
126
127
62
534
201
275
133
1,337
1,479
3,425
20
7
49
74
102
252
130
185
224
177
79
795
276
426
180
1,758
1,882
4,522
25
8
99
128
127
387
7
3
38
3
7
45
6
7
JUMLAH
47
55
115
50
18
285
80
158
47
469
426
1,180
5
1
52
97
27
182
89
137
136
128
63
553
212
293
133
1,501
1,546
3,685
20
7
49
119
110
305
136
192
251
178
81
838
292
451
180
1,970
1,972
4,865
25
8
101
216
137
487
92
248
170
66
3
217
3
9
5
17
283
6
9
8
23
48
3
3
59
1
1
-
2
5
1
11
3
16
3
6
1
8
9
3
6
9
18
37
55
21
43
64
356
1,571
1,927
217
523
740
1,523
4,297
5,820
1,740
4,820
6,560
TABEL 76
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
TENAGA KEFARMASIAN
NO
UNIT KERJA
1
2
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKER
JUMLAH
D-IV/SARJANA GIZI
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1 KULON PROGO
-
2 BANTUL
-
3 GUNUNG KIDUL
-
4 SLEMAN
-
-
10
-
10
-
23
3
20
23
4
2
6
6
14
20
10
16
26
4
18
22
4
28
32
2
2
4
9
32
41
11
34
45
12
15
27
12
15
27
12
12
24
12
12
24
40
-
-
4
40
44
4
43
47
1
4
5
6
42
48
7
46
53
1
17
18
29
135
164
30
152
182
1 KULON PROGO
1
10
11
4
28
32
5
38
43
2 BANTUL
5
26
31
9
25
34
14
51
65
2
2
4
12
16
4
14
18
1
65
75
29
174
203
39
239
278
4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
4 SLEMAN
10
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO
20
20
3
5 YOGYAKARTA
L+P
3
3
3 GUNUNG KIDUL
a
5
4
9
6
25
31
11
29
5
5
2
17
19
2
22
24
13
24
35
100
135
46
113
159
-
3
3
1
10
11
1
13
14
-
2
2
2
15
17
2
17
19
1
1
7
8
2
7
9
23
27
33
39
72
37
62
99
11
-
7
45
52
37
165
202
44
210
254
4
16
20
23
148
171
83
404
487
106
552
658
9
44
53
1
37
11
11
4
27
31
82
119
46
126
172
5
33
38
18
19
6
51
57
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
146
156
-
2
2
10
148
158
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
16
21
-
3
3
5
19
24
-
-
-
-
-
-
-
-
4 SLEMAN
77
306
383
88
117
205
165
423
588
-
-
-
-
3
3
-
3
3
5 YOGYAKARTA
49
250
299
16
135
151
65
385
450
-
-
-
-
1
1
-
1
1
146
751
897
105
275
380
251
1,026
1,277
-
-
-
-
4
4
-
4
4
22
94
58
84
128
212
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
84
123
207
-
5
5
8
18
26
4
1 KULON PROGO
-
1
1
-
2
2
-
3
3
-
1
1
2 BANTUL
-
3
3
-
3
3
-
6
6
-
2
2
1
2
-
1
1
1
2
3
-
-
-
-
3
-
2
2
3
2
5
-
-
-
-
3 GUNUNG KIDUL
1
4 SLEMAN
3
5 YOGYAKARTA
1
2
3
2
5
7
3
7
10
-
3
3
5
7
12
2
13
15
7
20
27
-
6
6
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
a
Keterangan : termasuk S2 dan S3
-
3
6
10
2
2
1
4
1
1
-
3
-
5
13
9
12
24
36
3
3
3
6
3
-
1
-
3
3
7
10
-
-
3
1
-
6
6
13
16
2
9
11
1
5
6
3
14
17
2
6
8
2
2
4
4
8
12
261
1,055
1,316
220
837
1,057
481
1,892
2,373
30
87
117
81
201
282
111
288
399
TABEL 77
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
TENAGA KESMAS
NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
SARJANA KESMAS a
L
P
L+P
L
3
6
4
5
14
15
10
3
3
45
2
5
1
13
3
24
2
2
25
14
6
2
5
52
3
13
19
6
41
4
4
39
29
16
5
8
97
5
18
1
32
9
65
6
6
113
13
10
5
1
3
32
252
22
12
7
15
56
D-III KESMAS b
P
L+P
7
8
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b
termasuk D-I
P
L+P
L
9
10
11
12
13
-
-
-
14
15
10
3
3
45
2
5
1
13
6
27
2
2
365
35
22
12
1
18
88
-
-
-
113
13
10
5
1
3
32
-
-
-
-
-
-
3
3
3
3
6
6
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
L
TENAGA
SANITASI
P
JUMLAH
4.0
24
32
56
240
437
677
3
25
14
6
2
5
52
3
13
19
9
44
4
4
5.2
252
22
12
7
15
56
39
29
16
5
8
97
5
18
1
32
15
71
6
6
4.6
365
35
22
12
1
18
88
15
28
21
13
12
89
5
12
1
15
7
40
1
1
2
12
12
7
20
12
63
4
4
1
23
4
36
1
1
L+P
14
27
40
28
33
24
152
9
16
2
38
11
76
1
2
3
7.2
5.4
6.3
12
4
1
1
2
6
14
9
7
5
21
11
6
1
2
13
33
7
19
1
1
24
33
57
7
4
11
4
7
243
441
684
164
132
296
TABEL 78
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
ANALIS LAB.
L
P
L+P
TENAGA TEKNISI MEDIS
TEM & P.RONTG
P.ANESTESI
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
1
10
13
4
7
35
7
5
8
58
32
110
2
14
33
49
26
28
20
38
23
135
20
27
10
113
82
252
3
7
89
99
27
38
33
42
30
170
27
32
18
171
114
362
5
21
122
148
6
2
8
1
14
3
7
2
8
1
1
1
2
2
13
16
3
14
17
3
1
1
4
1
10
10
16
2
74
60
162
1
5
27
33
4
1
5
2
1
5
8
7
1
46
34
96
1
-
5
2
9
1
28
26
66
-
9
10
11
-
-
-
1
8
9
2
2
1
-
10
11
2
2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
-
-
-
-
-
-
2
1
5
2
3
4
10
2
5
5
15
5
4
9
1
3
4
210
508
718
122
92
214
-
-
2
13
L
P
L+P
15
16
17
-
-
-
27
29
21
40
23
140
22
36
11
141
110
320
3
10
103
116
30
39
34
46
31
180
37
49
20
245
184
535
6
26
151
183
14.2
25.1
19.7
2.7
5.1
3.9
19
3
6
4
10
-
13
14
FISIOTERAPIS
3
10
13
6
8
40
15
13
9
104
74
215
3
16
48
67
10
2
11
L
12
2
2
JUMLAH
P
L+P
9
1
-
-
6
-
11
-
17
-
1
6
2
1
1
25
13
42
2
2
4
-
12
6
5
1
37
32
81
1
10
11
-
2
1
5
2
3
4
10
2
5
5
15
6
7
13
3
343
602
945
61
1
-
108
18
8
6
2
62
45
123
1
2
12
15
3
169
Dokter Spesialis
NO
Dokter
Dokter Gigi
Tenaga Medis
Perawat
Bidan
Keperawatan
Tenaga Teknis KefarmasianApoteker
Kefarmasian
Gizi
Wilayah
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
1 Kulonprogo
Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent
45
3.57
133
9.82
30
5.03
208
6.47
459
7.00
235
12.20
694
8.18
76
7.19
50
10.59
126
8.24
43
10.78
131
10.38
272
20.09
77
12.90
480
14.94
660
10.06
427
22.16
1087
12.81
61
5.77
200
42.37
261
17.07
70
17.54
10
0.79
94
6.94
33
5.53
137
4.26
532
8.11
309
16.04
841
9.91
47
4.45
25
5.30
72
4.71
34
8.52
4 Sleman
440
34.87
398
29.39
138
23.12
976
30.38
2364
36.04
443
22.99
2807
33.07
454
42.95
464
98.31
918
60.04
142
35.59
5 Kota Yogyakarta
508
40.25
370
27.33
155
25.96
1033
32.15
2198
33.51
364
18.89
2562
30.19
408
38.60
359
76.06
767
50.16
62
15.54
6 Daerah DIY
128
10.14
87
6.43
164
27.47
379
11.80
347
5.29
149
7.73
496
5.84
11
1.04
218
46.19
229
14.98
48
12.03
1262
100.00
1354
100.00
597
100.00
3213
100.00
6560
100.00
1927
100.00
8487
100.00
1057 100.00
1316
278.81
2373
155.20
399
100.00
2 Bantul
3 Gunungkidul
Jumlah
Kesehatan Masyarakat Sanitarian
Kesmas
Fisioterapi
Analis Keshatan
Teknik Elektromedik dan Radiografer
Perawat AnastesiKeteknisian Medis
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent
79
11.45
47
15.88
126
12.78
9
5.33
62
8.64
14
6.54
0
0.00
76
8.04
69
10.00
63
21.28
132
13.39
23
13.61
70
9.75
17
7.94
1
7.69
88
9.31
29
4.20
31
10.47
60
6.09
2
1.18
53
7.38
3
1.40
0
0.00
56
5.93
38
5.51
73
24.66
111
11.26
65
38.46
239
33.29
83
38.79
0
0.00
322
34.07
47
6.81
50
16.89
97
9.84
57
33.73
271
37.74
88
41.12
12
92.31
371
39.26
422
61.16
32
10.81
454
46.04
13
7.69
23
3.20
9
4.21
0
0.00
32
3.39
684
99.13
296
100.00
980
99.39
169
100.00
718
100.00
214
100.00
13
100.00
945
100.00
Dokter Spesialis
NO
Dokter
Dokter Gigi
Tenaga Medis
Perawat
Bidan
Keperawatan
Tenaga Teknis Kefarmasian
Wilayah
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
1 Puskesmas
Prosent
4
0.32
347
25.63
171
28.64
522
16.25
838
12.77
899
46.65
1737
20.47
164
15.52
2 Rumah Sakit
982
77.81
576
42.54
148
24.79
1706
53.10
4865
74.16
624
32.38
5489
64.68
487
46.07
3 Fasyankes Lainnya
148
11.73
331
24.45
109
18.26
588
18.30
487
7.42
229
11.88
716
8.44
380
35.95
4 Institusi Diknakes
126
9.98
62
4.58
160
26.80
348
10.83
283
4.31
140
7.27
423
4.98
5
0.47
5 Dinkes
2
0.16
38
2.81
9
1.51
49
1.53
87
1.33
35
1.82
122
1.44
21
1.99
Jumlah
1262
100.00
1354
100.00
597
100.00
3213
100.00
6560
100.00
1927
100.00
8487
100.00
1057
100.00
Apoteker
Jumlah
Kefarmasian
Gizi
Kesehatan Masyarakat Sanitarian
Kesmas
Fisioterapi
Analis Keshatan
Teknik Elektromedik dan Radiografer
Perawat Anastesi
Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent
18
1.37
182
7.67
159
39.85
97
14.06
152
51.35
249
25.25
18
10.65
170
23.68
10
4.67
0
0.00
171
12.99
658
27.73
172
43.11
71
10.29
76
25.68
147
14.91
123
72.78
362
50.42
162
75.70
11
84.62
897
68.16
1277
53.81
4
1.00
6
0.87
3
1.01
9
0.91
15
8.88
148
20.61
33
15.42
2
15.38
207
15.73
212
8.93
36
9.02
365
52.90
21
7.09
386
39.15
10
5.92
14
1.95
5
2.34
0
0.00
23
1.75
44
1.85
28
7.02
145
21.01
44
14.86
189
19.17
3
1.78
24
3.34
4
1.87
0
0.00
1316
100.00
2373
100.00
399
100.00
684
99.13
296
100.00
980
99.39
169
100.00
718
100.00
214
100.00
13
100.00
Keteknisian Medis
Jumlah
Prosent
180
19.05
535
56.61
183
19.37
19
2.01
28
2.96
945
100.00
Dokter Spesialis
NO
Dokter
Dokter Gigi
Tenaga Medis
Perawat
Bidan
Keperawatan
Tenaga Teknis Kefarmasian
Wilayah
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
1 Kulonprogo
2 Bantul
3 Gunungkidul
4 Sleman
5 Kota Yogyakarta
6 Daerah DIY
Jumlah
aga Teknis Kefarmasian
Prosent
Apoteker
Kefarmasian
Gizi
Kesehatan Masyarakat Sanitarian
Kesmas
Fisioterapi
Analis Keshatan
Teknik Elektromedik dan Radiogr
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
k Elektromedik dan Radiografer
Perawat AnastesiKeteknisian Medis
Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent