covering oil - Natural Resource Governance Institute

Transcription

covering oil - Natural Resource Governance Institute
COVERING
OIL
Panduan Wartawan
Meliput Minyak
dan Pembangunan
Editor Svetlana Tsalik dan Anya Schiffrin
Revenue Watch
Open Society Institute
Initiative for Policy Dialogue
OPEN SOCIETY INSTITUTE
New York
COVERING OIL
3
COVERING OIL
A Reporter’s Guide to Energy and Development
Copyright © 2005 by Open Society Institute
All rights reserved. Tidak diperkenankan merekam
atau mereproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit
COVERING OIL
Panduan Wartawan Meliput Energi dan Pembangunan
Diterjemahkan atas seizin Open Society Institute
Didistribusikan secara terbatas pada September 2006
Cetakan pertama Juni 2007
Penterjemah Muh Fatah Yassin
Editor Budi Setiyono
Tata letak Riri Oskandar
ISBN 978-979-97945-4-3
9-789799-794543
Jalan Raya Kebayoran Lama No 18CD
Jakarta Selatan – Indonesia 12220
t. +62 21 7221031 f. +62 21 7221055
www.pantau.or.id
4 COVERING OIL
Daftar
Isi
Prakata
Ucapan Terima Kasih
1. Menjadikan Sumber Daya Alam sebagai Berkah,
Bukan Kutukan
Oleh Joseph E. Stiglitz
2. Memahami Kutukan Sumber Daya Alam
Oleh Terry Lynn Karl
3. Hal-hal Penting dalam Industri Minyak
Oleh John Roberts
4. Perusahaan Minyak dan Pasar Minyak Internasional
Oleh Katherine Stephan
5. Jenis-jenis Kontrak Perminyakan:
Kesepakatan Lisensi-Konsesi, Joint Ventures,
dan Kesepakatan Bagi Hasil
Oleh Jenik Radon
6. Melindungi Ekonomi Negara Berkembang
dari Kejutan Harga
Oleh Randall Dodd
7. Dampak Pengembangan Minyak
terhadap Lingkungan, Sosial, dan HAM
Oleh David Waskow and Carol Welch
Lampiran
Program Transparansi Industri Pertambangan
Publish What You Pay
Catatan Kaki
Daftar Istilah
Sumber Referensi
Tentang Penulis
9
15
17
29
43
69
93
129
151
193
199
209
219
227
COVERING OIL
5
Open Society Institute (OSI), sebuah lembaga mandiri dan pemberi
bantuan yang bertujuan memperbaiki kebijakan publik untuk menunjang
terciptanya kekuatan demokratik, penghargaan hak asasi manusia, serta
reformasi ekonomi, hukum, dan sosial. Di tingkat lokal, OSI menerapkan
program-programnya untuk mendorong penegakan hukum, pendidikan,
kesehatan masyarakat, dan media yang independen. OSI juga membangun
aliansi tanpa batas mengenai banyak isu seperti memerangi korupsi dan
kekerasan terhadap hak asasi manusia.
OSI didirikan pada 1993 oleh investor dan filantropis George Soros
untuk mendukung lembaga-lembaga yang didirikannya di Eropa Tengah
dan Timur serta bekas Uni Soviet. Lembaga-lembaga ini didirikan, mulai
tahun 1984, untuk membantu negara-negara itu menjalani transisi dari
era komunisme. OSI mengembangkan kegiatan jaringan lembagalembaga Soros tersebut ke wilayah lain di seluruh dunia dengan perhatian
khusus pada transisi demokrasi. Jaringan lembaga-lembaga Soros telah
menjangkau lebih dari 60 negara, termasuk Amerika Serikat.
Program Revenue Watch dari OSI melihat transparansi penggunaan
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan dan pengiriman sumber daya
alam sebagai isu penting dalam pembangunan regional dan menjadi
pendorong masyarakat sipil. Program ini bertujuan mengembangkan
serta mempublikasikan hasil riset, informasi, dan advokasi tentang
bagaimana pendapatan ini diinvestasikan dan digunakan, serta bagaimana
pemerintah dan perusahaan tambang menanggapi tuntutan publik
mengenai akuntabilitas. Program ini juga dimaksudkan untuk
membangun kemampuan kelompok-kelompok lokal untuk mengawasi
pengelolaan pendapatan minyak oleh pemerintah dan menjamin
pendapatan sumber daya alam yang sudah ada maupun yang akan datang
agar diinvestasikan dan dibelanjakan demi kepentingan publik.
www.revenuewatch.org
6 COVERING OIL
Ahli ekonomi peraih hadiah Nobel Joseph Stiglitz mendirikan Initiative
for Policy Dialogue (IPD) pada Juli 2000 untuk membantu negaranegara berkembang mengeksplorasi alternatif kebijakan, dan
memungkinkan partipasi masyarakat lebih luas dalam pembuatan
kebijakan publik. Semua kebijakan ekonomi mempunyai efek yang
menguntungkan beberapa kelompok ketimbang kelompok lainnya. Saat
ini perdebatan internasional lebih memusatkan perhatian pada wilayah
yang terbatas, yaitu alternatif kebijakan, daripada mengeksplorasi seluruh
aspek pemecahan masalah ekonomi. IPD mewakili bentuk tanggapan
positif atas isu ini. IPD menganalisis kebijakan berbeda sebagai pengganti
dan menawarkan kebijakan ekonomi alternatif yang penting, dengan
tetap membiarkan proses politik suatu negara memutuskannya. IPD
merupakan jaringan global dengan lebih dari 200 ahli ekonomi terkemuka,
ilmuwan politik, serta praktisi dari Utara dan Selatan dengan latar belakang
dan pandangan yang beragam. Lembaga ini berpusat di Columbia
University, New York.
www.gsb.columbia.edu/ipd/
COVERING OIL
7
8 COVERING OIL
Prakata
Banyak negara kaya sumber daya alam mengeksploitasi dan
menggunakan kekayaan tersebut untuk memperkaya segelintir
orang, sementara korupsi dan salah-kelola menjadikan miskin
mayoritas penduduknya.
Memecahkan pola ini tidaklah mudah. Karena kekayaan
mereka, negara-negara tersebut tidak perlu meminjam uang dari
lembaga donor multilateral yang mendesakkan program
transparansi keuangan dan praktik anggaran yang baik. Negaranegara demokrasi terdepan, yang tergantung pada impor minyak,
gas dan hasil tambang lainnya, seringkali hanya menggunakan
sedikit tekanan diplomatik terhadap mereka agar memperbaiki
praktik keuangannya. Perusahaan energi multinasional, yang
tergantung pada hubungan baik dengan pemerintah di negaranegara tersebut demi kelangsungan bisnis, juga enggan
menekankan manajemen ekonomi yang baik.
COVERING OIL
9
Akibatnya, penduduk di negara-negara tersebut –pemilik
sebenarnya kekayaan alam– memikul tanggung jawab khusus
untuk menekan pemerintahnya agar transparan dan memperhatikan kepentingan publik. Dan agar warga memperoleh informasi
yang dibutuhkan, akan tergantung kepada wartawan untuk
menyampaikan informasi tepercaya dan akurat tentang
bagaimana pemerintah mengelola dan mengembangkan sumber
daya alam. Agar semua ini bisa berjalan, wartawan sendiri harus
mendapatkan informasi yang benar serta bisa melaporkan dan
menuliskannya dengan bebas.
Lebih dari dua tahun terakhir, Initiative for Policy Dialogue
dan Revenue Watch bekerja sama dengan rekanan lokal dan sponsor
lainnya, menyelenggarakan workshop untuk wartawan dengan tema
”Meliput Kekayaan Sumber Daya Alam” di negara-negara
pengekspor minyak seperti Azerbaijan, Kazakhstan, dan Nigeria.
Buku ini adalah hasil workshop tersebut, di mana para wartawan
mengutarakan butuh lebih banyak informasi yang membantu
mereka memahami industri minyak serta dampak pengembangan
dan ekspor minyak yang mungkin terjadi di negara mereka.
Wartawan dari seluruh dunia menyampaikan kepada kami
betapa sulitnya membuat laporan tentang bagaimana pemerintah
mengelola minyak, gas, dan hasil tambang lainnya. Keterbatasan
informasi mengenai proyek-proyek sektor pertambangan,
kurangnya kemampuan teknis, tenggat waktu yang pendek, dan
tekanan pemerintah terhadap kebebasan pers di banyak negara
memperlemah kualitas liputan atas isu ini. Wartawan biasanya
juga tidak mendapat pelatihan ekonomi atau teknik serta tidak
memiliki latar belakang ilmu ekonomi, teknik, geologi, keuangan
perusahaan, dan keahlian lain untuk membantu mereka
memahami industri energi dan efek kekayaan sumber daya alam.
Akibat kurangnya pengetahuan dan akses informasi, wartawan
10 COVERING OIL
sering tidak mampu meliput berita ini secara baik. Selain itu,
wartawan seringkali bergaji rendah sehingga mengalah pada
hadiah dan amplop dari perusahaan lokal, serta mempertaruhkan
integritas, objektivitas, dan kemauan mereka untuk melaporkan
secara jujur dan akurat.
Tekanan dan eksploitasi terhadap pers adalah persoalan yang
tak bisa diselesaikan buku ini. Tapi pengetahuan adalah alat kuat yang
membantu wartawan menjadi berani dan memegang kode etik.
Buku Covering Oil: Panduan Wartawan Meliput Minyak dan
Pembangunan memberikan informasi praktis, dengan bahasa yang
mudah dimengerti, tentang industri minyak dan dampaknya bagi
negara penghasil minyak. Buku ini memberikan lembar-lembar
tips tentang bagaimana wartawan memburu berita dan membuat
pertanyaan. Tersedia juga contoh-contoh cerita. Bagian lainnya
menyajikan saran bacaan lanjutan. Daftar istilah menyajikan katakata kunci mengenai keuangan, geologi, dan hukum yang
menambah pemahaman wartawan soal perkembangan minyak.
Kami berharap buku ini memberikan informasi dan latar belakang
yang diperlukan wartawan untuk membuat tulisan mendalam,
analitis, kritis, dan informatif tentang energi dan pembangunan
–sebuah subjek yang mempengaruhi milyaran pembaca di seluruh
dunia.
Bab 1, “Menjadikan Sumber Daya Alam sebagai Berkah, Bukan
Kutukan,’’ melihat berbagai dilema dari kebijakan penting yang
dihadapi pemerintah dari negara kaya sumber daya alam untuk
memaksimalkan pendapatan dari sektor ini. Seberapa cepat
seharusnya uang dibelanjakan dan untuk apa? Bagaimana kerangka
penghitungan direvisi untuk menangani aliran dana yang masuk ke
negara? Apakah ada konsekuensi atas penyaluran dana tersebut?
Bab 2, “Memahami Kutukan Sumber Daya Alam,”
menjelaskan masalah yang bertolak dari “kutukan sumber daya
COVERING OIL
11
alam” –fakta ganjil yang menyebabkan banyak negara dengan
sumber daya alam melimpah seringkali bermasalah secara ekonomi,
penuh konflik, dan buruk pengelolaannya ketimbang negara yang
kekurangan sumber daya alam. Bab ini menerangkan bagaimana
kombinasi dari ketidakstabilan harga minyak, tekanan terhadap
sektor manufaktur dan agrikultural, ketimpangan pertumbuhan,
pajak yang tidak intensif, dan institusi-institusi yang lemah membuat
gagalnya kebijakan dan ambruknya pertumbuhan.
Bab 3, “Hal-hal Penting dalam Industri Minyak,” menyajikan
informasi latar belakang perminyakan. Bab ini memberikan beberapa pertanyaan kunci tentang geopolitik di seputar perminyakan.
Apakah kita dalam keadaan menuju kekurangan minyak? Apa
implikasi keamanannya akibat ketergantungan pada minyak? Apa
konsekuensinya bagi lingkungan?
Bab 4, “Perusahaan Minyak dan Pasar Minyak Internasional,”
memberikan latar belakang industri perminyakan. Siapa saja
perusahaan minyak paling besar dan bagaimana mereka mencapai
posisi tersebut? Apa tantangan para titan ini dalam dekade mendatang? Bagaimana minyak diperjual-belikan di pasar internasional?
Bab ini juga membahas tekanan yang meningkat terhadap perusahaan untuk menerapkan praktik tanggung jawab sosial perusahaan,
termasuk transparansi yang lebih besar atas pembayaran mereka
terhadap pemerintah penghasil minyak.
Bab 5, “Seluk-Beluk Kontrak Perminyakan,” membahas salah
satu aspek terpenting dalam perkembangan perminyakan: kontrak
kerja sama negara produsen dengan perusahaan minyak. Kontrak
ini menentukan seberapa besar pendapatan pemerintah dari
pengembangan sumber daya alamnya, yang mungkin berlangsung
selama 20 atau 30 tahun, atau bahkan lebih. Bagaimana wartawan
melaporkan apakah pemerintahnya mendapat kesepakatan yang
adil? Bab ini menjelaskan beberapa macam kontrak yang
12 COVERING OIL
ditandatangani negara produsen, komponen utama kontrak, dan
risiko yang harus disadari oleh pemerintah dan masyarakat.
Bab 6, “Melindungi Ekonomi Negara Berkembang dari
Kejutan Harga,” menunjuk salah satu tantangan besar yang dihadapi negara-negara pengekspor minyak: bagaimana melindungi
perekonomian mereka dari tingginya fluktuasi harga di pasar
minyak internasional. Karena harga minyak tidak stabil, pemerintah
yang bergantung pada hasil minyak menghadapi ketidakstabilan
yang besar. Perencanaan anggaran menjadi sulit. Pemerintah
seringkali menyediakan anggaran berlebih saat harga minyak naik
dan tiba-tiba harus menguranginya saat harga minyak jatuh.
Perubahan mendadak ini bisa mengacaukan makroekonomi dan
ketidakpastian politik. Bab 6 mengeksplorasi berbagai alat yang
mungkin bisa dipakai pemerintah untuk mengurangi dampak
ketidakstabilan harga, termasuk stabilisasi dana dan tabungan serta
instrumen hedging.
Bab 7, “Dampak Pengembangan Minyak terhadap
Lingkungan, Sosial, dan Hak Asasi Manusia.” Minyak bisa
memberikan keuntungan finansial bagi komunitas lokal bila dikelola secara transparan dan adil. Tapi keuntungan ini bisa dan harus
dilihat dalam konteks dampak sosial dan lingkungan yang mungkin
diterima komunitas tersebut. Bab ini membahas risiko-risiko yang
menyertai proyek produksi minyak, termasuk kerusakan dan
penggusuran komunitas lokal serta pelanggaran hak asasi manusia,
merusak ekosistem sekitar, dan kontribusinya terhadap pemanasan
global. Bab ini menyajikan juga pertanyaan yang harus diajukan
wartawan tentang proyek pengembangan minyak, sehingga
pembacanya bisa mempertimbangkan keuntungan potensialya
dibandingkan kerugian potensialnya.
Buku Covering Oil: Panduan Wartawan Meliput Minyak dan
Pembangunan adalah buku kedua dari seri panduan yang diter-
COVERING OIL
13
bitkan Revenue Watch dari Open Society Institute, dengan sasaran
pembaca berbeda, untuk membantu memecahkan apa yang
disebut sebagai “kutukan sumber daya.” Follow the Money, sebuah
panduan bagi organisasi nonpemerintah untuk memantau
pendapatan pemerintah dari pengembangan sumber daya alam
saat ini tersedia di www.revenuewatch.org.
Anya Schiffrin
Svetlana Tsalik
Direktur Program Wartawan Direktur Revenue Watch
Initiative for Policy Dialogue
Open Society Institute
14 COVERING OIL
Ucapan
Terima
Kasih
Buku Covering Oil ini tak akan hadir tanpa bantuan sejumlah pihak.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Karen Matusic untuk
penyuntingan buku ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada Ari Korpivaara dan Will Kramer dari Bidang Komunikasi
Open Society Institute (OSI) untuk pendampingan editorial dan
Jeanne Criscola untuk desain dan tata letak.
Buku panduan ini merupakan hasil serangkaian seminar untuk
wartawan yang diselenggarakan Revenue Wacth dari OSI dan
Initiative for Policy Dialogue (IPD) di Baku, Almaty, dan Lagos.
Farda Asadov dan Rovshan Bagirov dari Open Society
Foundation-Azerbaijan serta Inglab Akhmedov, Naziv Imanov,
dan Sabit Bagirov dari Public Finance Monitoring Center di Baku
memberikan bantuan yang tak ternilai, sebagaimana juga dilakukan
Anton Artemyev dan Darius Zietek dari Soros Foundation–
Kazakhstan dan Asel Karaulova dari Kazakhstan Press Club.
COVERING OIL
15
Kami sangat berterima kasih atas usaha Vincent Nwanma sebagai
sponsor kami, termasuk Anthony Dioka dari kantor UNDP di
Lagos dan Kedutaan Amerika Serikat di Almaty. Pembiayaan
buku ini tersedia atas bantuan ketua OSI untuk Initiative for Policy
Dialogue dan program Revenue Watch. Kami juga berterima
kasih kepada Shana Hofstetter, Akbar Noman, dan Shari Spiegel
dari IPD. Terima kasih juga kepada Julie McCarthy dan Morgan
Mandeville dari Revenue Watch yang memberikan panduan dan
dukungan profesional.
16 COVERING OIL
1.
Menjadikan SumberDaya
Alam sebagai Berkah, Bukan
Kutukan
Joseph E. Stiglitz
Ada sebuah fenomena menggelitik yang para ahli ekonomi
menyebutnya “kutukan sumber daya alam.” Rata-rata negaranegara kaya sumber daya alam memiliki performa lebih buruk
ketimbang negara dengan anugerah alam yang lebih sedikit –cukup
bertentangan dengan apa yang mungkin seharusnya terjadi. Tapi
tidak semua negara kaya sumber daya alam memiliki perkembangan
yang sama. Sekitar 30 tahun lalu, pendapatan per kapita Indonesia
dan Nigeria seimbang. Keduanya sama-sama tergantung pada
pendapatan minyak. Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia sekitar
empat kali lipat pendapatan per kapita Nigeria. Pendapatan per
kapita Nigeria turun dari US$302,75 pada 1973 menjadi US$254,26
pada 2002.1 Kasus lain terjadi di Sierra Leone dan Botswana yang
kaya berlian. Botswana memiliki pertumbuhan rata-rata 5,2 persen
COVERING OIL
17
pada 1974 sampai 2002,2 sementara Sierra Leone jatuh ke dalam
konflik sipil yang memperebutkan kendali atas kekayaan berlian.
Banyak contoh lain kegagalan sosial-ekonomi, seperti di Timur
Tengah yang kaya minyak.
Bahkan ketika negara-negara kaya minyak mengelolanya
dengan baik dan adil, mereka sering ditandai oleh ketimpangan
yang besar: negara kaya dengan penduduk yang miskin. Dua per
tiga penduduk Venezuela miskin saat buah dari rezeki minyak
hanya dinikmati segelintir orang. Jika penghasilan dari pajak
produsen-produsen minyak digunakan untuk menciptakan
masyarakat yang lebih setara, kita bisa lebih berharap bahwa terjadi
sedikit ketimpangan seperti di Venezuela, salah satu anggota
OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries)
dan pengekspor minyak terbesar di Amerika Latin.
Teka-teki ini butuh penjelasan segera agar negara-negara ini
bisa berbuat sesuatu untuk mencegah kutukan sumber daya alam.
Lebih dari satu dekade lampau, riset yang dilakukan para ahli
ekonomi dan ilmuwan politik telah membantu meningkatkan
pemahaman kita terhadap isu ini. Kita paham bahwa pada
dasarnya ini lebih merupakan persoalan politik. Buku ini
didasarkan pada keyakinan bahwa pemahaman yang lebih luas
bisa membentuk proses politik yang lebih positif. Pemahaman
semacam itu juga memberi dukungan terhadap reformasi
kelembagaan untuk menjamin bahwa sumber daya alam
digunakan dengan baik untuk kepentingan semua warga di negara
tersebut. Dan liputan mendalam serta berimbang dari wartawan
akan membatasi berbagai penyalahgunaan yang paling buruk.
Butuh kebijakan makroekonomi dan mikroekonomi yang
tepat untuk menjamin bahwa negara tersebut mendapatkan yang
terbaik dari sumber daya alamnya, yang akan meningkatkan
pertumbuhan, dan keuntungannya bisa dinikmati secara luas.
18 COVERING OIL
Kebijakan
Makroekonomi
Pertanyaan sangat sulit yang dihadapi negara penghasil sumber
daya alam ini meliputi: Berapa cepat sumber daya alam ditambang
dan bagaimana seharusnya hasilnya dipergunakan? Haruskah
negara meningkatkan aliran kas dengan pinjaman? Dan reformasi
kelembagaan seperti apa yang bisa diterapkan untuk menjamin
bahwa keputusan makroekonomi yang diambil sudah tepat?
Tingkat
penambangan
Sumber daya alam yang tidak ditambang saat ini akan tetap ada
di masa datang –ia tidak hilang. Namun, tidaklah masuk akal
mengambilnya secepat mungkin. Jika sebuah negara tidak mampu
mempergunakan dana yang dihasilkannya dengan baik, sebaiknya
biarkanlah sumber daya alam ini di dalam tanah; nilainya akan
meningkat seiring kelangkaan yang akan terjadi dan kenaikan
harga. 3 Sebuah pemerintahan diktator militer mungkin
menggunakan hasil dari sumber daya alam ini untuk menekan
rakyatnya dan membeli senjata demi kepentingan perang, sehingga
rakyatnya menjadi lebih menderita ketimbang bila negara tersebut
tidak memiliki sumber daya alam.
Selain itu, penambangan sumber daya alam akan mengurangi
kekayaan sebuah negara, kecuali bila dana yang dihasilkannya
diinvestasikan dalam bentuk lain. Penambangan seperti itu
membuat negara menjadi lebih miskin karena sumber daya alam
seperti minyak, gas, dan tambang lainnya tidak bisa diperbarui.
Sekali kekayaan alam ini keluar dari perut bumi dan dijual, ia
tidak akan tergantikan lagi. Hanya dengan menginvestasikannya
kembali ke dalam bentuk modal (bersifat fisik atau alami) yang
bisa menggantikan hilangnya kekayaan alam ini dan menjadikan
negara lebih kaya.
COVERING OIL
19
Sumber daya alam adalah aset. Penambangan harus dilihat
secara sederhana sebagai pengalokasian kembali portofolio, yang
mengubah aset menjadi bentuk lain. Negara seperti Bangladesh,
dengan cadangan gas alam terbatas, mungkin akan berhati-hati
menjual gasnya, karena tak ada cara lain yang lebih efektif dan
bisa menjamin harga sumber energi meningkat di masa datang.
Berhutang:
sebuah
kata
peringatan
Bank-bank internasional sering berperan terhadap kecenderungan
pemerintah pengekspor minyak membelanjakan anggaran
melebihi apa yang mereka butuhkan. Saat harga minyak naik,
mereka mau meminjamkan uang untuk menaikkan tingkat
pembelanjaan. Namun, pasar keuangan seringkali berubah, teman
yang tergantung cuaca. Saat harga minyak jatuh atau tingkat bunga
naik, para pemberi pinjaman cepat-cepat menarik kembali
pinjaman. Aturan umum para bankir adalah: mereka lebih suka
meminjamkan uang kepada yang tidak membutuhkannya. Saat
harga minyak turun, dan negara-negara ini membutuhkan uang,
saat itulah para pemberi pinjaman menginginkan uangnya kembali.
Itulah sebabnya mengapa aliran dana, khususnya berjangka
pendek, cenderung berputar-putar, serta memperburuk fluktuasi
akibat jatuhnya harga minyak dan mineral lainnya.
Jika dana pinjaman digunakan pemerintah secara baik dengan
investasi yang sangat menguntungkan, dan bisa dipakai membayar
bunga pinjaman, tidaklah menjadi soal. Tapi yang terjadi seringkali
tidak demikian. Hasil bersih dari investasi itu kecil, umumnya
lebih rendah dari jumlah uang yang dipinjam. Dan jika dana
pinjaman dipakai untuk membiayai belanja domestik, ia bisa ikut
mendorong kenaikan nilai kurs mata uang secara berlebihan, yang
benar-benar menghambat pemasok dan eksportir domestik
melalui apa yang dikenal sebagai efek Dutch Disease.4
20 COVERING OIL
Kerangka
kerja
pencatatan
akuntansi
Sebagian alasan mengapa pemerintah seringkali mengelola
pendapatannya sedemikian buruk berhubungan dengan kerangka
kerja pencatatan akuntasi yang digunakannya. Pemerintah biasanya
ingin menunjukkan bahwa mereka mampu mengelola
perekonomiannya dengan baik. Bila pemerintah bisa menaikkan
tingkat pertumbuhan, mereka mengira sudah bagus. Padahal
Produk Domestik Bruto (gross domestik product/GDP) bukanlah
alat ukur ekonomi yang tepat. Seperti telah kita catat, bila sebuah
negara menambang sumbernya secara berlebihan, dan dana yang
dihasilkannya tidak diinvestasikan dengan baik, negara tersebut
menjadi lebih miskin, bukan menjadi lebih kaya.
Kerangka kerja alternatif, kadang disebut juga “PDB hijau”
(green GDP), mencoba lebih akurat mengukur perekonomian yang
menopang kesejahteraan.5 Jika kerangka kerja akuntansi sebuah
perusahaan memasukkan perhitungan depresiasi aset, kerangka
kerja akuntansi negara seharusnya juga memasukkan penyusutan
sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Jika kerangka kerja
perusahaan mempertimbangkan aset dan liabilitas, demikian juga
seharusnya negara, mencatat bila ada tambahan liabilitas (hutang)
sebagaimana yang dilakukan terhadap aset. Sebuah negara yang
menjual sumber daya alamnya, melakukan privatisasi perusahaan
minyaknya, dan meminjam dana dengan taruhan pendapatannya
ke depan, mungkin mengalami konsumsi besar yang akan
meningkatkan PDB. Namun kerangka kerja akuntasi seharusnya
bisa menunjukkan bahwa negara tersebut sesungguhnya menjadi
lebih miskin.
Reformasi
institusional
–
stabilisasi
dana
Risiko ketidakstabilan harga komoditas internasional sangat besar,
dan menjadi alasan utama untuk menciptakan dana stabilisasi (rainy
COVERING OIL
21
day funds) yang akan memperlunak efek pembayaran. Dana
stabilisasi juga punya fungsi lain. Misalnya, ia membantu menjamin
bahwa pola pembelanjaan tidak menimbulkan efek Dutch Disease
yang besar. Dengan menempatkan pendapatan dalam rekening
yang terpisah, dana stabilisasi bisa mengontrol keinginan
pemerintah menggunakan seluruh pendapatan dari minyak untuk
membiayai kebutuhannya; dan menjamin dana tersebut dipakai
untuk investasi. Sehingga penyusutan sumber daya alam bisa
tergantikan oleh peningkatan modal manusia dan fisik.
Dana stabilisasi juga bisa mengurangi perburuan rente.
Dengan menyediakan proses yang terbuka dan transparan dalam
menentukan penggunaan dana, dana stabilisasi bisa mencegah
dan mengurangi konflik hebat yang sering terjadi di negara-negara
kaya sumber daya alam.
Kebijakan
Mikroekonomi
Pemerintah bisa menjalankan berbagai kebijakan yang
meningkatkan kemungkinan meraih pendapatan yang lebih besar
dan menjamin pendapatan tersebut dipergunakan dengan baik.
Transparansi
Bisa jadi, kebijakan paling penting adalah meningkatkan
transparansi; lebih banyak informasi tentang bagaimana
pemerintah berhubungan dengan semua yang telibat dalam
penambangan sumber daya alam; kontrak yang disepakati; jumlah
yang diterima pemerintah; jumlah sumber daya alam yang
diproduksi; dan penempatan dana. Transparansi mengurangi
jangkauan korupsi. Tapi, bagi perusahaan, seringkali lebih murah
menyuap pemerintah negara penghasil sumber daya alam
22 COVERING OIL
daripada membayar harga pasar untuk mendapatkan hak
mengembangkan sebuah cadangan minyak. Transparansi
membatasi kesempatan untuk korupsi. Pada akhirnya, muncul
pertanyaan: mengapa pemerintah tidak mendapatkan hasil penuh
dari sumber daya alamnya?
Ketika kali pertama perusahaan minyak British Petroleum
(BP) berniat mengumumkan pembayarannya kepada pemerintah
Angola, pemerintah keberatan.6 Tapi beberapa negara penghasil
minyak, termasuk Nigeria, mulai mewajibkan semua perusahaan
minyak “mengumumkan berapa yang mereka bayar” dan pejabat
pemerintah mengumumkan untuk apa uang itu digunakan.7
Desain
lelang
Jenis kontrak antara negara penghasil sumber daya alam dan
perusahaan multinasional yang mengembangkannya berpengaruh
besar terhadap seberapa besar pendapatan pemerintah di
kemudian hari. Persoalan kontrak sangatlah kompleks dan akan
dibahas lebih dalam di bab 5.
Sejumlah cara untuk melibatkan perusahaan asing bisa
mengurangi kompetisi, dan akhirnya menurunkan hasil yang
diterima pemerintah. Contohnya, karena sangat membutuhkan
uang, pemerintah menjual murah (fire sales) area ladang minyaknya
yang besar dan menawarkannya dalam waktu cepat –karenanya
harganya rendah.8 Bahkan perusahaan minyak besar hanya mau
menanggung risiko kecil, dan akan menerima pilihan lain untuk
eksplorasi (sekalipun belum tahu keuntungan yang diperoleh dari
kontrak sebelumnya) hanya dengan harga rendah.
Memberi kesempatan hanya kepada sebuah perusahaan
ketimbang perusahaan lain juga mengurangi kompetisi. Sebuah
perusahaan yang diundang melakukan eksplorasi pendahuluan
akan mendapatkan keuntungan dari informasi yang tidak
COVERING OIL
23
sebanding ini –perusahaan ini lebih banyak tahu tidak hanya
potensi ladang minyak atau gas yang telah dieksplorasinya tapi
juga ladang lainnya yang berdekatan.9 Bahkan bila pemerintah
membuka pengembangan ladang minyak baru dengan lelang yang
kompetitif, ketidaksamaan informasi (juga hubungan perusahaan
tersebut dengan pejabat pemerintah) akan mengurangi kompetisi
dan menurunkan hasil yang diperoleh pemerintah. Setiap
kompetitor tahu bahwa posisi mereka tidak menguntungkan
dalam hal informasi: bila mereka menang lelang tentu karena
penawaran mereka sangat tinggi –lebih tinggi dari tawaran
perusahaan yang tahu informasi berapa nilai sebenarnya ladang
minyak yang dilelang. Akibatnya, perusahaan minyak baru kurang
agresif memperebutkan ladang minyak.
Pemerintah bisa menawarkan lelang penyewaan ladang
minyaknya dengan bermacam cara. Penawaran berdasarkan
bonus (bonus bidding) mengharuskan perusahaan bersaing atas dasar
berapa besar bonus yang akan mereka bayar kepada pemerintah
di awal kontrak. Penawaran ini memaksa produsen membayar
dalam jumlah besar tanpa tahu besaran sumber daya alam
maupun biaya penambangannya. Risiko ini mungkin mengurangi
kemauan perusahaan untuk bersaing. Penawaran berdasarkan
royalti (royalty bidding), yakni kompetitor menawarkan pembayaran
kepada pemerintah berdasarkan pembagian keuntungan dalam
bentuk royalti, memiliki risiko lebih kecil dan lebih mendorong
kompetisi ketimbang penawaran berdasarkan bonus. Penawaran
berdasarkan bonus lebih banyak dipakai di negara-negara
berkembang, dengan risiko pengambil-alihan oleh pemerintah
lebih tinggi, atau kemungkinan perubahan kesepakatan kontrak
karena pergantian pemerintahan.10 Sebagai konsekuensinya,
penawaran berdasarkan royalti mungkin memberikan pendapatan
yang lebih baik bagi pemerintah ketimbang penawaran
24 COVERING OIL
berdasarkan bonus karena tidak memerlukan investasi yang besar
di awal kontrak serta mengurangi risiko perusahaan menanggung
kerugian yang besar.
Di sejumlah tempat (termasuk di Amerika Serikat), syaratsyarat sewa mengakibatkan sumur-sumur minyak mati lebih awal,
atau dalam kasus lain, seringkali ditambang terlalu cepat.
Pembayaran berbagai royalti, yang mengurangi pendapatan bersih,
mempengaruhi keputusan sebuah perusahaan minyak untuk
menghentikan produksinya lebih awal dari seharusnya.11 Desain
kontrak yang bagus sebaiknya mencantumkan syarat-syarat yang
harus diikuti, seperti jangka waktu penambangan minyak dan
peningkatan biaya penambangan, serta pengurangan (bahkan
mungkin penghapusan) royalti berdasarkan pembayaran dalam
jumlah yang tetap.
Meski detailnya terlihat kompleks, poin utamanya sederhana
saja: cara sebuah negara melibatkan produsen minyak akan
memberikan hasil yang berbeda. Di Amerika Serikat maupun
Eropa, desain lelang disiarkan melalui radio, televisi, telepon selular,
dan selanjutnya (disebut juga spectrum actions) memberi efek yang
besar terhadap peningkatan pendapatan pemerintah.12 Negara
harus memperhitungkan proses lelang dengan melihat pada
bagian-bagian dari total pendapatan yang ia terima dari sumber
daya alamnya, dan membandingkan dengan biaya penambangan
serta risikonya di negara-negara lain.
Peran
Negara
Maju
Negara-negara kaya sumber daya alam punya tanggung jawab
utama untuk memastikan pemerintah menerima sebanyak
mungkin keuntungan dari sumber-sumber daya alamnya dan
COVERING OIL
25
menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka dalam jangka panjang. Di sisi lain, ada beberapa tindakan
yang harus dilakukan negara-negara maju dan komunitas
internasional untuk memungkinkan usaha ini berhasil. Berikut halhal yang disarankan, meski bukanlah daftar lengkap.
Pertama, negara-negara maju bisa menekan perusahaanperusahaan minyak dan sumber daya alam agar lebih transparan,
mengumumkan “berapa yang mereka bayar.” Sebuah syarat
sederhana yang bisa dilakukan: umumkanlah pembayaran yang
sudah dikurangi pajak.
Kedua, negara maju bisa mendesakkan hukum antikorupsi
dan antisuap secara ketat.
Ketiga, kerahasiaan bank mendorong terjadinya suap karena
menyediakan tempat yang aman untuk bersembunyi. Masyarakat
keuangan internasional telah melakukan langkah yang besar dengan
menghapus kerahasiaan bank bagi para teroris. Pembatasan
kerahasiaan bank bisa diperluas untuk menghambat aliran dana
dari hasil minyak ke sistem perbankan internasional, yang
seharusnya langsung masuk ke kas negara-negara berkembang.
Terakhir, Dana Moneter Internasional (IMF) harus
mendorong negara-negara berkembang membuat dana stabilisasi.
Ini akan memaksa adanya perubahan kerangka kerja akuntansi,
yang menstabilkan pembelanjaan selama resesi. Selain itu, IMF
seharusnya tidak menekan negara-negara tersebut melakukan
privatisasi industri pertambangan mereka. (Di banyak negara
berkembang, privatisasi identik dengan menjual sumber daya alam
ke perusahaan-perusahaan asing, karena tidak ada perusahaan
domestik yang punya modal dan keahlian.) Privatisasi hanyalah
salah satu cara melibatkan perusahaan asing dalam pengelolaan
sumber daya alam. Mungkin ada cara alternatif (penyusunan
26 COVERING OIL
kontrak) yang memberi keuntungan lebih besar kepada negaranegara berkembang.13
Kita telah mencatat bahwa salah satu sebab kutukan sumber
daya alam adalah konflik akibat perburuan rente. Negara-negara
Barat bisa mengurangi konflik ini dengan mendorong proses
demokrasi.
Lebih penting lagi, negara-negara maju bisa membatasi
“keuntungan” yang muncul dari konflik dengan, misalnya,
memperluas area kampanye melawan “konflik berlian.”
Umumnya pendapatan dari sumber daya alam dibelikan senjata.
Karenanya pembatasan penjualan senjata bisa memberikan
kontribusi yang penting pula.
Tak ada obat yang benar-benar mujarab. Tak ada seperangkat
resep yang menjamin pertumbuhan dan pembangunan. Tapi bila
reformasi dilakukan oleh negara-negara kaya sumber daya alam
dan komunitas internasional, ada peluang untuk mengenyahkan
kutukan sumber daya alam dan menjadikannya catatan masa lalu.
Sumber daya alam bisa dan harus menjadi berkah.*
COVERING OIL
27
28 COVERING OIL
2.
Memahami
Kutukan Sumber
Daya
Alam
Terry Lynn Karl
Pengalaman selama empat dekade menunjukkan bahwa
mengekspor minyak saja tidak menjadikan perekonomian suatu
negara menjadi lebih baik dalam satu generasi. Pada tahun-tahun
awal, para ahli mengira “emas hitam” minyak akan membawa
kekayaan dan pertumbuhan ekonomi. Saat ini harapan mereka
jauh lebih sulit karena lebih banyak hambatan.
Negara-negara pengekspor minyak lebih pantas disebut
menderita “paradox of plenty,” “problem Raja Midas,” atau apa
yang disebut Juan Pablo Perez Alfonzo, pendiri Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), sebagai efek
“kotoran setan.” Kenyataannya memang memprihatinkan: negaranegara yang mengandalkan pendapatan dari minyak bermasalah
secara ekonomi dan penuh konflik.
COVERING OIL
29
Apa
dan
yang
Apa
Merupakan
yang
Bukan
Kutukan
Sumber
Daya...
Selama 40 tahun terakhir, konsekuensi dari pembangunan yang
didasarkan pada ekspor minyak cenderung negatif. Efek buruknya
meliputi pertumbuhan ekonomi lebih lambat dari yang
diharapkan, diversifikasi ekonomi yang buruk, indikator
kesejahteraan sosial yang menyedihkan, tingkat kemiskinan dan
ketimpangan yang tinggi, kerusakan lingkungan di tingkat lokal,
korupsi yang meluas, penyelenggaraan pemerintahan yang sangat
buruk, serta tingkat konflik dan perang yang tinggi.
Dibandingkan negara-negara yang mengandalkan ekspor
komoditas agrikultural, negara-negara pengekspor minyak dan
tambang lainnya lebih miskin, tingkat kesehatan rendah, meluasnya
kekurangan gizi, tingkat kematian anak yang tinggi, harapan hidup
yang pendek, serta tingkat pendidikan yang rendah –temuan ini
mengejutkan bila melihat penerimaan negara yang besar.
Akibat tingginya ketidakstabilan harga di pasar minyak,
negara-negara pengekspor minyak sering menjadi korban karena
turunnya pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan dalam
proporsi yang besar secara tiba-tiba. Data yang ada sungguh
mengejutkan: Saudi Arabia yang memiliki cadangan minyak
mentah paling besar di dunia, pendapatan per kapitanya turun
dari $28.600 pada 1981 menjadi $6.800 pada 2001.1 Di Nigeria
dan Venezuela, pendapatan per kapita turun kembali ke tingkat
pendapatan pada 1960-an. Negara-negara lainnya –Algeria,
Angola, Kongo, Ekuador, Gabon, Iran, Iraq, Kuwait, Libya,
Qatar, dan Trinidad Tobago– kembali ke tingkat pendapatan
tahun 1970-an dan awal 1980-an.2
Dampak negatif ini kemudian disebut sebagai “kutukan
sumber daya alam.” Namun sebelum membahas apa itu kutukan
30 COVERING OIL
sumber daya alam, akan sangat membantu bila ada penjelasan
apa yang bukan kutukan. Kutukan ini tidak menyatakan bahwa
sumber daya alam yang berlimpah selalu tidak menguntungkan
bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Sebaliknya, ada
contoh sukses dari pembangunan ekonomi yang bersandar pada
sumber daya minyak, termasuk Amerika Serikat (salah satu pelaku
ekonomi minyak terbesar di dunia, yang industri manufakturnya
juga paling maju), Kanada, Australia, Chile, dan Norwegia –
meskipun hampir tidak ada contoh kasus keberhasilan
pembangunan ekonomi yang didasarkan pada ekspor minyak.
Kutukan sumber daya alam tidak merujuk soal kepemilikan
sumber minyak atau tambang semata, tapi lebih pada negaranegara yang sangat tergantung pada hasil minyak. Secara umum
ketergantungan ini bisa diukur dari besarnya nilai ekspor minyak
dibanding total nilai ekspor (biasanya 60-95 persen dari total
ekspor) atau rasio ekspor minyak dan gas terhadap GDP –pada
kisaran antara 4,9 persen (di Kamerun, yang sedang mengalami
kehabisan minyak) hingga 86 persen (di Equatorial Guinea, salah
satu ekportir minyak yang paling baru).
Kutukan sumber daya alam juga tidak menyatakan bahwa
pengekspor minyak dan tambang dengan sumber lebih kecil akan
lebih baik –yang bisa berarti Haiti lebih baik ketimbang Venezuela,
misalnya. Minyak hanyalah benda hitam mudah mengalir yang
bisa menguntungkan atau merugikan. Yang menjadi soal bukanlah
sifat yang melekat pada minyak itu sendiri tapi bagaimana
kekayaan yang dihasilkan dari minyak ini dinikmati dan
dimanfaatkan.
Secara sederhana, kutukan sumber daya alam mengacu pada
hubungan terbalik antara ketergantungan yang besar terhadap
sumber daya alam dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sejumlah
studi mutakhir menunjukkan bahwa perfoma ekonomi negara-
COVERING OIL
31
negara berkembang yang kaya sumber daya alam lebih buruk
ketimbang negara berkembang lain yang memiliki lebih sedikit
sumber daya alam. Tapi tidak semua sumber daya alam diciptakan
sama. Negara-negara yang tergantung pada ekspor sumber daya
alam (ditambang langsung dari alam karena posisi geografis atau
ekonomis seperti minyak dan mineral lain) selalu dikaitkan dengan
pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat. Kenyataannya
memang demikian, meski fakta lain menunjukkan bahwa mereka
punya kapasitas investasi dan impor yang tinggi.
Studi yang dilakukan anggota-anggota OPEC pada 19651998 memperlihatkan bahwa Produk Nasional Bruto (gross
national product) per kapita mereka turun rata-rata sebesar 1,3 persen
per tahun, sementara negara-negara berkembang nonminyak naik
sebesar 2,2 persen dalam periode yang sama. 3 Studi ini
menunjukkan, makin tinggi ketergantungan pada minyak dan
tambang lainnya makin buruk pula tingkat pertumbuhannya.
Negara-negara yang mengandalkan pendapatan dari ekspor
minyak tidak hanya lebih buruk ketimbang negara lain yang
kekayaan alamnya sedikit, tapi juga jauh lebih buruk dari yang
seharusnya mereka dapatkan.
Penjelasan
tentang
Daya
Alam
Kutukan
Sumber
Penjelasan mengenai performa ekonomi yang buruk ini beragam
dan bisa diperdebatkan. Tapi kombinasi dari berbagai faktor
menyebabkan pengekspor minyak khususnya cenderung
mengalami kegagalan kebijakan dan merosotnya pertumbuhan.
» Ketidakstabilan harga minyak. Harga minyak dunia yang
tidak stabil, dan akibatnya pada perputaran ekonomi yang
32 COVERING OIL
»
»
sesaat booming dan lalu turun lagi, mempersulit pengambil
keputusan untuk mengelola secara efektif. Ketidakstabilan
harga berdampak negatif pada disiplin ang garan,
pengawasan terhadap keuangan publik, dan upaya
perencanaan negara. Ia juga secara negatif dikaitkan dengan
investasi yang efektif, perbaikan distribusi pendapatan, dan
pengentasan kemiskinan.
Dutch Disease. Negara-negara yang tergantung pada
minyak sering mengalami apa yang disebut Dutch Disease,
satu fenomena yang terjadi saat sektor minyak meningkatkan
nilai tukar mata uang lokal dan menyebabkan komoditas
ekspor lainnya tidak kompetitif. Dampaknya, ekspor minyak
menekan sektor lain yang menjanjikan, khususnya sektor
agrikultural dan manufaktur, dan membuat diversifikasi
ekonomi menjadi lebih sulit. Pembuat kebijakan kemudian
menerapkan kebijakan proteksi yang ketat untuk
mempertahankan aktivitas sektor yang tidak kompetitif ini,
dengan mengandalkan dana dari sektor minyak. Karena
sektor agrikultural dan manufaktur menjadi tergantung pada
dana minyak, ketergantungan pada minyak makin
bertambah dan mengurangi efisiensi penggunaan modal.
Dari waktu ke waktu, ia akan mengakibatkan hilangnya daya
saing secara permanen.
Hilangnya akumulasi ketrampilan dan ketimpangan
yang tinggi. Seperti kebanyakan industri di dunia yang padat
modal dan menggunakan teknologi, industri minyak
menciptakan sedikit lapangan kerja. Keahlian yang
dibutuhkan jenis pekerjaan ini umumnya tidak sesuai dengan
tenaga kerja yang tersedia di negara-negara pengekspor
minyak. Akibatnya, tenaga kerja harus dikirim dulu ke luar
negeri untuk mendapatkan pelatihan atau mendatangkan
COVERING OIL
33
»
pekerja asing. Ini berarti merampas keuntungan besar
eksportir minyak dari proses learn by doing yang merupakan
inti pembangunan ekonomi. Bandingkanlah dengan negaranegara yang memiliki sedikit sumber daya alam, di mana
kebutuhan akan pendidikan sangat tinggi, khususnya dari
sektor manufaktur. Akumulasi keahliannya meningkat lebih
cepat, dan ketimpangan kemakmuran cenderung tidak besar.
Tingkat pertumbuhan ekonomi umumnya naik karena
produktivitas meningkat dan bukan semata dari hasil minyak.
Menurut Arab Human Development Report ke-2, yang
diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2003,
ketergantungan pada minyak di Timur Tengah mengakibatkan “konsentrasi kekayaan minyak yang berlebihan di tangan
segelintir orang”, “goyahnya pertumbuhan ekonomi,” dan
“melemahnya permintaan terhadap pengetahuan.”4
Batas-batas negara dan persoalan pajak. Karena proyek
minyak cenderung berskala besar, padat modal, dan dimiliki
asing, maka keterkaitannya dengan sektor ekonomi lainnya
hanyalah sedikit. Umumnya, pendapatan yang diperoleh dari
eksploitasi minyak langsung masuk ke pemerintah, baik
berupa royalti maupun bunga yang dibayar oleh perusahaan,
atau berupa pajak dan keuntungan bila perusahaan itu milik
negara. Sistem ini menghilangkan rangsangan untuk
membangun sistem perpajakan yang terpisah dari minyak,
dan selanjutnya memperburuk ketergantungan pada minyak.
Pemerintah yang mengontrol keuangan negara tidak
membutuhkan pajak rakyatnya, sehingga melemahkan kaitan
penting antara pajak, keterwakilan, dan akuntabilitas negara.
Ketergantungan pada minyak menghalangi aktivitas-aktivitas
yang lebih produktif, dan mengabaikan kewajiban
34 COVERING OIL
akuntabilitas yang memuaskan permintaan dan perhatian
dari pembayar pajak.
Inti
Masalah:
Institusi
yang
Lemah
dan
Negara
Rente
Langkah untuk menghindari kutukan sumber daya alam meliputi
dana stabilisasi komoditas yang bisa mengurangi efek
ketidakpastian harga, keterbukaan ekonomi yang lebih besar, dan
kebijakan devisa yang tepat untuk mengurangi efek Dutch Disease;
investasi sumber daya manusia yang lebih efisien, khususnya untuk
mencapai tingkat pendidikan dan keahlian; serta transparansi yang
lebih besar dan kebijakan baru dalam perpajakan. Tapi
menggunakan kekayaan minyak secara efektif bukanlah hal
mudah. Agar kebijakan-kebijakan ini bisa diimplementasikan
dengan sukses, kecakapan negara dan kaitannya dengan jajaran
tingkat tinggi di pemerintahan merupakan syarat. Jika pemerintah
negara-negara maju punya masalah dalam melaksanakan kebijakan
ambisius yang bersifat intervensi, bagaimana dengan pemerintah
negara kurang maju mengurusnya, sekalipun kebijakannya lebih
ambisius dan lebih kompleks?
Ketergantungan yang berlebihan pada ekspor minyak sangat
terkait dengan institusi publik yang lemah, yang umumnya tidak
mampu menghadapi tantangan pembangunan yang dikemudikan
oleh minyak. Dampak lanjutannya: jika institusi sebelumnya
lemah atau dibentuk oleh negara secara sepihak, aliran modal
asing cenderung menciptakan negara rente –hidup dari
keuntungan minyak. Dalam negara rente, pengaruh ekonomi dan
kekuatan politik akan terkonsentrasi, garis batas antara publik
dan privat tidak jelas, dan perburuan rente sebagai sebuah strategi
menjadi tidak terkontrol. Pemerintah akan tetap memegang
kekuasaannya dengan membagi-bagikan pendapatan minyak
COVERING OIL
35
untuk dirinya sendiri dan pendukung-pendukungnya melalui
subsidi, proteksi, penciptaan lapangan kerja, dan belanja yang
berlebihan. Negara minyak punya kecenderungan kronis untuk
mengulur-ulur waktu sambil mempromosikan budaya perburuan
rente kepada rakyatnya.
Di negara yang sedikit sumber daya alamnya, tekanan kuat
dari kelangkaan sumber daya alam tidak memberikan toleransi
terhadap pemborosan dan pencurian. Perekonomiannya tidak
mendukung proteksi yang berlebihan dan lebih mengembangkan
birokrasi dalam waktu lama. Tapi di negara minyak, kekayaan
minyak melemahkan lembaga-lembaga yang mengendalikannya.
Akibatnya, negara terlihat kuat tapi kosong. Demokrasi mungkin
menjadi korban lain dari sistem rente yang dinamis ini: pemerintah
otoriter menggunakan petrodolar untuk melanggengkan
kekuasaannya, menghalangi barisan kelompok oposisi, dan
menciptakan militer yang kuat dan aparatur yang represif. Tidak
mengejutkan jika rezim semacam ini cenderung bertahan dalam
waktu lama dan merintangi perubahan yang demokratik.
Masalah politik lainnya membuat negara minyak biasanya
rawan terhadap kegagalan kebijakan. Karena negara adalah “pot
madu,” maka ia cenderung digunakan demi kepentingan
kekuasaan dan meluaskan korupsi. Sebagai kelompok, negaranegara pengekspor minyak lebih korup ketimbang negara-negara
lain di dunia (bahkan bila Norwegia dan Kanada dimasukkan).
Nigeria, Angola, Azerbaijan, Kongo, Kamerun, dan Indonesia
bersaing posisi “paling korup” dalam rangking tahunan
Transparency International, sebuah lembaga nonpemerintah yang
bertujuan memerangi korupsi dalam pemerintahan dan praktik
bisnis internasional.5 Tingkat korupsi yang tinggi memperbesar
terjadinya kutukan sumber daya alam. Caranya dengan mengubah
pilihan kebijakan. Misalnya, pemerintah di negara-negara
36 COVERING OIL
pengekspor minyak cenderung memilih megaproyek yang
hasilnya lebih mudah disembunyikan dan memudahkan suap, serta
menghindari investasi yang produktif dalam jangka panjang yang
lebih transparan. Pada gilirannya, ini mengurangi tingkat
pertumbuhan dan pendapatan.
Negara-negara yang tergantung pada minyak rentan terhadap
kegagalan kebijakan. Karena institusi tidak mampu berhadapan
dengan manifestasi ekonomi dari kutukan sumber daya alam, ia
akhirnya terpaksa masuk ke dalam lingkaran setan atau “jebakan
komoditas utama.” Sementara rezim membagi dan menggunakan sumber daya alam untuk melanggengkan kekuasaan, distribusi
politik rente ini menyebabkan distorsi ekonomi lebih jauh,
menekan investasi yang efisien, menolak reformasi ekonomi, dan
membuat hambatan yang protektif. Utang luar negeri juga
memperpanjang jebakan ini, dan pada akhirnya menggagalkan
pertumbuhan ekonomi. Ini merupakan kejahatan. Tidak
mengejutkan jika, di mana prospek kemakmuran begitu
menjanjikan, minyak lebih dikaitkan dengan perang dan konflik
sipil. Di negara-negara yang tergantung minyak lebih sering terjadi
perang sipil ketimbang negara dengan sedikit sumber daya alam.
Dan perang yang terjadi biasanya lebih memecah-belah, lebih
lama, dengan intensitas lebih tinggi. Minyak bisa menjadi
katalisator untuk memulai perang. Petrodolar dan saluran pipa
minyak menyediakan dana dan memperpanjang konflik. Dan ini,
tentu saja, menjadi kutukan sumber daya alam terbesar.*
COVERING OIL
37
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar Ekonomi Minyak
»
Bagaimana produksi minyak mempengaruhi negara Anda
dari waktu ke waktu? Apakah hasil minyak digunakan untuk
mengentaskan kemiskinan? Apakah indikator kemiskinan
membaik? Apakah akses air bersih, pendidikan, dan
kesehatan sudah membaik? Apakah lebih banyak penduduk
yang mengenyam pendidikan tinggi? Adakah proposal yang
sedang dipertimbangkan, yang bisa membantu memerangi
kemiskinan dengan menggunakan pendapatan minyak?
»
Apakah korupsi makin parah atau berkurang?
»
Apakah lapangan kerja tercipta?
»
Apakah sektor nonminyak terpengaruh? Apakah sektor
manufaktur dan agrikultur tumbuh, stagnan, atau turun?
»
Apakah jalannya pemerintahan menjadi lebih baik? Apakah
pemilihan umum berlangsung bebas dan fair? Apakah
kebebasan berekspresi dihormati? Apakah partai oposisi bisa
mengorganisasi dan berkompetisi dengan bebas dalam
pemilihan umum?
»
Lihatlah ke mana perginya uang: Uji anggaran pemerintah
untuk melihat untuk apa pendapatan minyak digunakan?
Bandingkan belanja negara Anda dengan negara lain dalam
satu kawasan, juga negara dari kawasan lainnya.
»
Apakah pendapatan minyak dipakai untuk membiayai konflik
bersenjata? Adakah konflik atau kerusuhan buruh di daerah
penghasil minyak?
38 COVERING OIL
CERITA CONTOH
Ekonomi Minyak di Venezuela,
Bukan Memakmurkan Malah Memiskinkan
Oleh Robert Collier dari San Francisco Chronicle
CABIMAS, Venezuela, 27
September 2000 – Fredy Valero
menaruh birnya lantas menendangnya dengan kesal.
“Tahukah kalian berapa
banyak kemakmuran yang
tercipta dari tanah ini?” tanyanya.
“Gali lubang di mana saja maka
keluarlah minyak. Aku bahkan
tak bisa membayangkan berapa
nilainya. Dan berapa banyak
yang kuperoleh? Adakah seseorang di sini (yang mendapatkan
cukup banyak)?”
Lengan kanannya berputar,
menunjuk kasar lingkungan
kelas pekerja. “Kita hampir tidak
mendapatkan apa-apa.”
Selamat datang di negara
minyak ala Venezuela.
Cabimas adalah jantung
wilayah Danau Maracaibo, yang
menghasilkan minyak mentah
senilai kurang lebih $13 milyar
per tahun. Tapi menurut para ahli
ekonomi, cerita yang terjadi di
sini bisa dijumpai di banyak tem-
pat di negara-negara anggota
OPEC lainnya.
Valero seorang pekerja minyak yang menganggur, satu dari
sekian banyak orang yang hidup
di sekitar kawasan miskin dan
sumpek. Kekayaan minyak luar
biasa besar, tapi hanya sebagian
kecil orang yang menikmatinya.
Biaya hidup setinggi langit.
Hampir semua barang konsumsi
diimpor. Pengangguran diperkirakan mencapai 25 persen.
Menurut para ahli ekonomi,
wilayah Macaraibo dan Venezuela adalah contoh klasik Dutch
Disease, sebuah istilah yang merujuk pengalaman Belanda pada
1970-an setelah ladang gas alam
yang sangat besar di North Sea
mulai berproduksi.
Bukan keuntungan besar
yang diraih, banjir uang yang
dihasilkannya justru merusak
perekonomian. Warga jadi
bergantung pada belas kasihan
pemerintah. Nilai impor melebi-
COVERING OIL
39
hi nilai ekspor dan produk
domestik.
“Dutch Disease berjangkit dan
berkembang di sini, dan menjadi
sumber semua masalah kami,”
kata Pedro Garcia, wakil pemilik
sebuah perusahaan impor yang
juga presiden Kamar Dagang
dan Industri Macaraibo. “Minyak merusak perekonomian
kami secara mengerikan.”
Semestinya Garcia mengerti. Dia termasuk kelompok kecil
elite di wilayah itu yang sekian
lama menikmati kemakmuran
dari minyak. Di Venezuela,
seperti juga negara OPEC lainnya, orang kaya akan memperlihatkan apa yang dimilikinya.
“Beberapa orang tanpa berpikir panjang terbang ke Miami
pada hari Jumat sekadar membeli sepatu untuk pesta malam
Minggu di sini,” kata Norka
Marrufo, kolumnis persoalan
masyarakat di Panorama, harian
terkemuka di Maracaibo.
Itu kehidupan yang berbeda
bagi Valero, lelaki berusia 25
tahun yang terus-menerus bekerja di atas mesin pengeboran
minyak di perairan Danau Maracaibo. Valero menyukai gajinya
dulu sekitar $560 per bulan, plus
jaminan kesehatan dan tunjang-
40 COVERING OIL
an lainnya dari Petroleos de Venezuela, perusahaan monopoli
milik negara.
Dalam ukuran Dunia Ketiga,
jumlah itu tidaklah buruk. Tapi
dia sering menganggur setahun
terakhir dan sebagian besar
waktunya pada tahun-tahun
sebelumnya.
“Sialnya, kebiasaan buruk ini
menjadi sangat biasa karena
cepat naik dan turunnya bisnis
ini,” kata Pastor Lopez, seorang
pejabat di gabungan perusahaan
minyak. Dia memberikan catatan bahwa perjudian kuda dan
domino merusak sebagian besar
pendapatan penduduk.
Venezuela punya kekhasan
lain –meski bisa diperdebatkan–
yang menurut para analis terkait
dengan aliran uang minyak. Yakni tingginya tingkat konsumsi
wiski Scotch yang menempati
lima besar di dunia.
Meski mungkin akan menambah lapangan kerja jika
OPEC menaikkan produksi
minyaknya untuk menurunkan
harga, Valero dan temantemannya lebih mendukung
langkah Presiden Hugo Chavez
menjaga harga minyak tetap
tinggi. Chaves terpilih sebagai
presiden dengan dukungan
penuh karena janjinya memerangi korupsi di Venezuela.
Banyak warga Venezuela
mengaitkan inflasi dengan tahuntahun booming minyak pada
1970-an dan awal 1980-an, saat
OPEC berhasil menekan harga
minyak hingga dua kali lipat.
Jajak pendapat nasional barubaru ini menunjukkan bahwa 80
persen penduduk percaya bahwa
Venezuela adalah negara terkaya
di dunia, meski sedikitnya dua
pertiga penduduknya hidup
dalam kemiskinan.
Jajak pendapat juga menunjukkan, adalah tugas pemerintah
mendistribusikan kembali kekayaan yang ada, bukan menciptakan kekayaan. Venezuela sudah
mengembangkan beberapa industri berteknologi tinggi dan
memproduksi sedikit barang
nonminyak tapi bukan barang
konsumsi domestik.
Sejumlah negara memiliki
banyak uang sekarang. Mereka
berharap bisa mengumpulkan
lebih dari $200 milyar tahun ini,
lebih tinggi dari tahun lalu sebesar $160 milyar. Di Venezuela,
minyak menyumbangkan hampir separuh anggaran belanja
negara yang mencapai $26,7
milyar.
Saat Chavez diambil sumpahnya tahun lalu, harga minyak
mencapai $13 per barel dan
segera turun menjadi $8. Langkah pertamanya adalah memotong anggaran belanja publik.
Pemerintahan mantan kolonel
Angkatan Darat yang karismatik
ini kini memiliki cadangan $10
milyar lebih dari penghasilan
minyak dibandingkan tahun lalu.
Dicetak kembali seizin
San Francisco Chronicle.
Catatan editor: Cerita ini memakai
teknik efektif dengan menggunakan
warga biasa untuk menggambarkan
persoalan dalam masyarakat.
Teknik yang sama bisa digunakan
di negara-negara kaya sumber daya,
yang penduduknya miskin dan tidak
bisa menikmati limpahan kemakmuran. Wartawannya juga mendukung pernyataan dengan data
statistik dari sumber tepercaya.
Cerita ini menggambarkan
dengan sangat bagus gaya hidup
yang bertolak belakang antara si
kaya dan si miskin di Venezuela, yang
seperti kebanyakan negara kaya
sumber daya alam, menderita akibat
distorsi kekayaan yang tidak merata.
Cerita ini mempunyai nilai lebih
karenamengutippernyataanpejabat
pemerintah.
COVERING OIL
41
42 COVERING OIL
3.
Hal-hal Penting
dalam
Industri
Minyak
John Roberts
Minyak adalah sumber daya alam yang melimpah tapi harganya
mahal. Minyak bisa ditemukan di berbagai lapisan geologi. Tapi
kebanyakan wilayah yang kaya minyak juga sangat berisiko, baik
secara geologis maupun politis. Meski peranannya dalam sejarah
bergeser dalam beberapa dekade, minyak tak pernah jauh dari
berita utama suratkabar. Invasi Iraq ke Kuwait pada 1990, yang
mempercepat Perang Teluk 1991, memicu perdebatan sengit
tentang “perang untuk minyak.” Sebagian berpendapat bahwa
perang tahun 1993 di Iraq, yang berlanjut dengan keterlibatan militer
Amerika Serikat di sana, juga karena minyak. Ketergantungan
Amerika dan negara-negara maju pada impor minyak menunjukkan
bahwa komoditas ini memainkan peranan utama dalam
pertimbangan keamanan nasional dan hubungan internasional.
COVERING OIL
43
Minyak sudah digunakan sebagai bahan bakar yang disucikan
selama ribuan tahun dan untuk pengobatan pada kurun waktu
yang hampir bersamaan. Saat ini kegunaan utamanya sebagai
bahan bakar pesawat terbang dan kendaraan bermotor. Di dunia
yang industrial ini, hampir tak kurang dari 97 persen transportasi
membutuhkan minyak. Belum ada pengganti alternatif yang siap
dan murah. Minyak juga penting untuk kegunaan lainnya seperti
proses pemanasan, secara luas digunakan dalam industri
petrokimia untuk membuat plastik dan, dalam bentuknya yang
paling kasar, membantu pengerasan jalan.
Perhatian utama di abad ke-21 adalah pertanyaan sudahkah
produksi minyak mendekati puncak. Dengan kata lain, apakah
minyak sudah mulai habis? Dalam jangka pendek, apakah negaranegara produsen minyak bisa memenuhi permintaan rutin dari
negara-negara konsumen? Selain itu, isu paling penting dalam
jangka menengah dan jangka panjang adalah sumbangan minyak
terhadap pemanasan global.
Bab ini dimulai dengan penjelasan minyak secara geologis,
bagaimana pengukurannya dan bagaimana pola konsumsi energi
di seluruh dunia. Kemudian beralih ke tiga pertanyaan krusial.
Pertama, apakah kita akan kehabisan minyak? Kedua, apa implikasi
keamanan atas ketergantungan pada minyak? Terakhir, apa
konsekuensi dari ketergantungan yang berlebihan atas bahan bakar
fosil ini terhadap lingkungan ?
Apakah
Minyak
Mentah
itu?
Minyak mentah atau petroleum –istilah ini cenderung bisa
dipertukarkan– secara teknis merupakan percampuran antara
pentana dan hidrokarbon yang lebih berat, yang diambil dari
44 COVERING OIL
reservoir minyak mentah. Bila pentana dan hidrokarbon berat ini
ditemukan dalam reservoir gas alam, maka disebut sebagai condensate.
Dalam praktik, condensate diperlakukan sebagai minyak. Sebagai
tambahan, reservoir minyak bisa menghasilkan hidrokarbon cair
yang lebih ringan seperti propana dan butana, yang digolongkan
dalam gas alam cair (LNG).
Dalam beberapa hal, minyak mentah, condensate, dan LNG
bisa dimasukkan dalam satu keluarga. Tapi penting dicatat, bila
perusahaan membicarakan produksi minyak atau cadangan
minyak, mereka mungkin –mungkin juga tidak– memasukkan
LNG dan/atau condensate dalam perhitungannya. OPEC tidak
memasukkan LNG dan condensate dalam kuota produksi
anggotanya, meski keduanya mungkin memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap keseluruhan hasil hidrokarbon beberapa
anggota OPEC.
Komposisi minyak mentah bervariasi dari satu ladang minyak
ke ladang minyak lainnya. Berat jenis minyak mentah biasanya
diukur dalam derajat, mengikuti sebuah skala yang dikembangkan
American Petroleum Institute (API). Konferensi Energi Dunia
menggolongkan minyak mentah berat (heavy crude) sebagai minyak
mentah (crude) bila di bawah 22 derajat API, minyak mentah
menengah (medium crude) ke dalam minyak (oil) bila berada di
antara 22 derajat sampai 31 derajat API, serta minyak mentah
ringan (light crude) sebagai apa saja bila di atas 31 derajat API.
Beberapa condensate memiliki gravitas 60 derajat.
Minyak mentah ringan, menengah, dan berat diperhitungkan
sebagai “minyak mentah konvensional” (conventional crude).
Beberapa tingkatan minyak mentah bisa dicampurkan untuk
menghasilkan kualitas yang secara keseluruhan lebih baik agar
menarik perusahaan pengolahan (refiner), sementara condensate atau
gas alam cair sering dicampurkan ke dalam minyak mentah yang
COVERING OIL
45
lebih berat (heavier crude) untuk menjamin jalur pipa minyak tidak
mengalami penyumbatan.
Minyak dengan tingkatan ringan biasanya dijual dengan harga
paling bagus, terutama karena kemampuannya menghasilkan
produk olahan yang bernilai tinggi seperti gasolin atau bahan
bakar jet. Minyak dari perusahaan Brent dan Ekofisk dari North
Sea, minyak mentah dari Nigeria seperti Bonny Light, dan minyak
mentah negara Afrika lainnya merupakan minyak mentah ringan,
sementara minyak dari Timur Tengah kebanyakan varietas yang
lebih berat.
Minyak di bawah 10 derajat API biasa disebut bitumen dan
memerlukan perlakuan khusus. Bitumen ditambang dari pasir,
batu pasir, atau batuan sedimen lainnya di wilayah penambangan
minyak mentah konvensional. Bitumen saat ini dihasilkan dari
wilayah pasir Kanada dan Venezuela.
Bitumen diperoleh melalui berbagai pencucian dan perlakuan
untuk memisahkan kandungan minyak dari pasir, air, dan mineral,
kemudian diencerkan dengan condensate. Hasil dari proses ini,
bitumen menjadi apa yang disebut “minyak mentah sintetis”
(syntetic crude), terkadang disingkat menjadi “syncrude,” meski dalam
istilah linguistik yang ketat ini tidak sintetis sama sekali.
Mengukur
Minyak
Minyak diukur dalam barel atau metrik ton. Umumnya produksi
minyak diukur dalam barel per hari (barrels per day, b/d) atau
metrik ton per tahun (metric ton per year, mt/y). Karena barel adalah
ukuran untuk volume dan ton untuk ukuran berat, tidak ada
hubungan yang tepat, seperti juga berat minyak mentah yang
bervariasi dan tergantung kualitasnya. Tapi aturan standar adalah
46 COVERING OIL
7,33 barel setara dengan satu ton dan 1 barel/hari setara dengan
49,8 metrik ton/tahun. Gasolin kebanyakan dihitung dalam liter,
tapi di Amerika Serikat dihitung dalam galon (satu galon sama
dengan 3,75 liter dan 42 galon sama dengan satu barel), sementara
beberapa negara masih menggunakan ukuran galon Inggris (satu
galon setara 4,5 liter dan 35 galon setara dengan satu barel).
Satu ton setara minyak (ton of oil equivalent/toe) adalah istilah
yang digunakan untuk menyatakan produksi atau mengukur
bentuk lain dari sumber energi utama –seperti gas, batu bara,
nuklir, atau air (setiap bentuk memiliki sistem pengukuran sendiri
berdasarkan industri milik mereka)– sehingga bisa langsung
dibandingkan antara minyak dan bentuk lainnya.
Posisi
Minyak
Global
dalam
Bauran
Energi
Umumnya minyak merupakan komoditas terpenting di dunia.
Ia merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia. Sebab, setidaknya kita mengendarai mobil atau
menggunakan alat transportasi umum yang dijalankan dengan
minyak. Tapi penting juga dicatat, sementara minyak masih
menduduki porsi terbesar dalam produksi bahan bakar komersial
di dunia –3,637 trilyun mt pada 2003, atau 37,3 persen dari
produksi dunia sebesar 9,741 trilyun mtoe– sekitar 2 milyar orang
masih mengandalkan bahan bakar dasar, kayu dan bahan-bahan
yang mudah terbakar, sekadar untuk memasak dan memanaskan.1
Untuk mempertimbangkan posisi minyak dalam bauran
energi global, orang harus melihat volume yang dikonsumsi dari
berbagai jenis bahan bakar utama dan keragaman pasar yang
sebagian besar mengandalkan pada jenis-jenis energi tertentu.
COVERING OIL
47
Neraca energi global tahun 2003 –dalam hal konsumsi bahan
bakar yang diperdagangkan secara komersial– diringkas dalam
TABEL 1
Neraca Energi Dunia 2003
(dalam juta ton setara minyak – million of tons of oil equivalet atau MTOE)
MTOE
%
Minyak
3.636,6
37,33
Gas Alam
2.331,9
23,94
Batubara
2.578,4
26,47
Tenaga Nuklir
598,8
6,15
Hidro
595,4
Total
9.741,1
6,11
100
Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2004
Tersedia juga di www.bp.com/statisticalreview2004
Tabel 1.
Tapi neraca ini memasukkan pasar yang sangat berbeda, tidak
semata-mata dalam hal konsumsi energi per kapita. Contohnya,
penggunaan energi di Amerika Serikat per kapita adalah dua kali
lebih tinggi ketimbang Uni Eropa yang memiliki standar hidup
lebih merata (lihat Tabel 2).
Dalam perhitungan kecenderungan energi global pada 2003,
Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA)
berharap bahwa antara tahun 2003 sampai 2030 sumber tenaga
nonnuklir dan nonhidro yang bisa diperbarui (seperti tenaga angin,
tenaga matahari, dan mungkin tenaga gelombang) akan menjadi
sektor yang berkembang paling pesat di pasar energi dunia.
Menurut perkiraan kasar, kontribusinya menjadi dua kali lipat di
48 COVERING OIL
TABEL 2
Neraca Energi Dunia dengan Penggunaan per Wilayah dan Per Kapita (pc) Pada 200
(Volume total dalam juta ton setara minyak – MTOE; per kapita dalam ton set
minyak per orang)
Minyak
Oil
Amerika Utara
USA
Gas
Batu
Alam
bara
Nuklir
Hidro
Total
1.093,2
686,3
612,7
201,1 133,9 2.727,3
914,3
566,8
573,9
181,9
216,6
98,6
17,7
4,7 127,8
465,5
84,1
14,3
11,0
3,0
181,4
60,9 2.297,8
Pop’n
291,0
7
176,3
1
Amerika Tengah
& Selatan
Brazil
68,9
Eropa
(termasuk CIS)
942,3
975,7
535,9
285,3 174,3 2.913,4
EU-15
639,7
363,5
222,7
204,0
379,0
3
Prancis
94,12
39,4
12,4
99,8
14,8
260,6
59,9
4
Jerman
125,1
77,0
87,1
37,3
5,7
332,3
82,4
4
Rusia
124,7
365,2
111,3
34,0
35,8
679,8
144,1
4
Turki
31,9
18,9
15,5
-
8,0
74,3
70,3
1
UK
76,9
85,7
39,1
20,1
1,3
223,2
59,1
3
214,9
200,4
8,6
-
3,0
426,8
Iran
54,0
72,4
0,7
-
2,0
129,1
68,1
1
Saudi Arabia
67,0
54,9
-
-
-
121,9
23,5
5
118,6
60,7
90,6
2,9
18,5
2
Timur Tengah
Afrika
68,3 1.498,1
Mesir
25,0
22,1
0,7
-
3,2
52,0
70,51
0
Afrika Selatan
24,2
-
88,9
3,0
0,8
116,0
44,76
2
Asia Pasifik
1.048,1
310,9 1.306,2 104,7
137,5 2.908,4
4,2
11,0
0,4
-
0,2
15,9
143,8
0
Jepang
248,7
68,9
112,9
52,2
22,8
504,3
127,5
3
China*
275,2
29,5
799,7
9,9
64,0 1.178,3 1.294,9
0
India
113,3
27,1
185,3
4,1
15,6
0
17,0
19,0
2,7
0,4
5,6
44,8
149,9
0
105,7
24,2
51,1
29,3
1,6
212,0
47,4
4
598,8 595,4 9.741,1 6.400**
1
Bangladesh
Pakistan
Korea Selatan
Dunia
3.626,6 2.331,9 2.578,4
345,3 1.049,6
* Excluding Hong Kong
COVERING OIL
49
pasar energi dan tiga kali lipat dalam hal produksi yang
sesungguhnya. Sekalipun perkembangan sumber ini hanya
meningkat dua persen dalam pangsa pasar (dari 2 menjadi 4
persen); bahan bakar fosil juga diharapkan meningkat sebanyak
dua persen (dari 87 persen menjadi 89 persen). Dan saat minyak
mulai kehilangan tempat, maka orang akan berpindah ke sumber
energi fosil lainnya, yaitu gas.
Sebagai perbandingan, sektor baru yang bisa diperbarui ini
hanya mengimbangi produksi energi nuklir, yang diperkirakan
menghasilkan energi pada 2030 yang sama seperti tahun 2000.
Tapi energi nuklir akan kehilangan pangsa pasarnya oleh seluruh
sektor energi ini yang diperkirakan naik sekitar 66 persen dalam
waktu 30 tahun.
Meski minyak diperkirakan kehilangan sedikit pangsa
pasarnya, pertumbuhannya diharapkan naik 60 persen dalam 30
tahun, dan beberapa wilayah dunia diperkirakan mengalami
50 COVERING OIL
TABEL 3
Permintaan Energi Utama
1971
Minyak
Gas
Batubara
Nuklir
Hidro
Lainnya yang
bisa diperbarui
Total
2.450
895
1.449
29
104
73
4.999
Sumber: World Energy Out
Paris, Oktober 2002.
peningkatan yang sangat besar dalam penggunaan minyak.
Contohnya, konsumsi minyak China diperkirakan meningkat dari
sekitar 5 mb/d (250 metrik ton per tahun) pada 2000 menjadi
12 mb/d (600 metrik ton per tahun) pada 2030. Meningkatnya
permintaan minyak di China berperan dalam kenaikan harga
minyak mentah yang tinggi pada 2004.
Apakah Kita Kehabisan Minyak?
Berapa
banyak
cadangan
minyak
yang
dimiliki
dunia?
Salah satu subjek paling menarik dalam perdebatan panas tentang
energi internasional adalah jumlah sumber minyak dunia.
Umumnya dikatakan bahwa dunia memiliki sekitar satu trilyun
barel minyak; jumlah yang masuk akal untuk penggunaan rutin
sehari-hari. Tapi ini hanyalah awal sebuah cerita yang kompleks.
Sebuah sumber yang layak diperhitungkan mengenai jumlah
cadangan minyak dikeluarkan oleh BP Statistical Review of World
Energy, yang datanya dimutakhirkan setiap tahun. Gambaran
British Petroleum (BP) tentang volume “proved reserves” (atau
dikenal juga dengan “proven reserves”) direvisi setiap tahun dan
secara mendasar mencerminkan klaim pejabat pemerintah atas
setiap cadangan minyaknya, meliputi penemuan terakhir,
pengetahuan yang meningkat dari ladang minyak yang sedang
dikembangkan, dan jumlah minyak yang telah dipompa dari
ladang yang sudah dipastikan.
Biasanya, sedikit perhatian diberikan kepada gambaran
sesungguhnya dari apa yang membentuk “proved reserves.” BP
mengatakan secara sederhana bahwa ini, “Secara umum
merupakan jumlah yang dipertimbangkan berdasarkan informasi
geologis dan teknis, dengan kepastian yang masuk akal bisa
COVERING OIL
51
diambil di masa datang, dari reservoir yang sudah diketahui dengan
kondisi ekonomis dan operasi yang sudah ada.” Definisi ini tentu
saja akan berubah sesuai perkembangan teknologi.
Pada zaman batu, cadangan tidak diketahui dan tidak relevan
karena manusia tinggal mengambil dan memakai minyak yang
mengalir di permukaan. Perkembangan teknologi awal memungkinkan manusia menggali sumur dengan menyekop dan menampung minyak dalam sebuah ember, dan lalu mengebor sekitar
10-20 kaki. Saat ini orang bisa mencari minyak, meski berada di
suatu tempat yang tak terjangkau. Misalnya, berada ribuan meter
di bawah dasar laut, atau mungkin berada ribuan meter di bawah
permukaan laut. Teknologi juga meningkatkan tipe minyak yang
bisa kita tambang.
Kanada memberikan contoh bagus tentang betapa sulitnya
menghitung cadangan. Badan Energi Nasional (National Energy
Board/NEB) Kanada secara resmi memperkirakan daerah
berpasir Athabasca mengandung 174,7 milyar barel dalam bentuk
“established reserves.” Ini adalah definisi yang mencakup proven reserves
dan separuh jumlah probable reserves yang dimiliki negara –dengan
probable reserves didefinsikan sebagai “cadangan yang berada di
dekat proven reserves yang diperkirakan ada dengan kepastian masuk
akal.” Dengan pernyataan ini, Kanada secara resmi mengklaim
bahwa cadangan tersebut terbesar kedua setelah Saudi Arabia.
Bandingkan posisi ini dengan daftar BP’s 2003 Statistical Review
yang menyebut jumlah proved reserves Kanada sebesar 6,9 milyar
barel atau gambaran NEB yang memperkirakan proven reserves
minyak mentah konvensional Kanada sebesar 4,3 milyar barel.
Pada dasarnya, masalahnya terletak pada definisi yang
sederhana –dan biaya. Minyak memang ada, tapi yang selalu
menjadi pertanyaan adalah berapa banyak yang harus kita bayar
untuk mendapatkannya. Dengan harga minyak $50/bbl, seperti
52 COVERING OIL
TABEL 4
Peningkatan Permintaan Minyak Dunia Tahun 2000–2030
(dalam juta barel/hari)
Peningkatan
Peningkatan %
dalam mb/d
tahunan
OECD Amerika Utara
9,5
China
7
1,1
3,0
Asia Timur
5
2,75
Amerika Latin
4,5
2,4
Asia SelatanAsia
4,5
3,5
Timur Tengah
3,8
2,2
Afrika
3,5
3,25
Negara-negara
dalam Transisi Ekonomi
2,5
1,5
OECD Eropa
2,5
1,0
OECD Pasifik
2,0
0,8
Sumber: World Energy Outlook 2002, International Energy Agency,
Paris, Oktober 2002
pada 2004, lebih banyak minyak di bumi ini yang secara ekonomis
layak ditambang dan diproduksi.
Persoalan ini menjadi makin rumit karena pengumuman
perusahaan-perusahaan swasta mengenai skala cadangan mereka
dalam laporan kepada bank atau pihak berwenang menjadi
pertimbangan. Secara umum butuh program khusus yang
menempatkan perkembangan aktual dari sumber daya alam ini.
Jadi dalam mempertimbangkan isu cadangan minyak ini, penting
dicatat bahwa meski ahli geologi dan pertambangan mungkin
tahu minyak memang ada, tapi ada banyak alasan mengapa jumlah
cadangan ini secara formal belum dikelompokkan ke dalam proved
atau proven reserves.
COVERING OIL
53
Isu pengumuman cadangan menjadi berita utama pada 2004
setelah Royal Dutch/Shell, salah satu perusahaan minyak terbesar
dan tertua di dunia, mengakui telah menggelembungkan proven
reserves-nya. Pada akhir Mei 2004, perusahaan ini menurunkan
ukuran proven reserve minyak dan gasnya sebanyak empat kali dalam
lima bulan, dan menjadi skandal yang mengejutkan para pemegang
saham dan pasar keuangan, serta memaksa tiga eksekutif puncaknya mengundurkan diri. Pada awal 2005, Shell mengumumkan
lagi penurunan cadangannya sebesar 10 persen.
Biaya
dan
harga
Pertanyaan tentang biaya merupakan tema yang selalu diulangulang. Perusahaan minyak beroperasi pada tingkat selisih yang
ketat dan tidak ingin membelanjakan dananya lebih dari $10-$15
per barel untuk seluruh biaya eksplorasi minyak, mengembangkan
cadangan, dan mengirimkannya ke pasar. Dan sekarang, sekalipun
bila $12/bbl dianggap sebagai harga yang masuk akal, harga ini
masih sangat rendah ketimbang harga minyaknya.
Pada dasarnya harga pasar minyak mentah ditentukan oleh
banyak faktor, dari penawaran dan permintaan hingga ketegangan
geopolitik dan tindakan OPEC, serta para spekulan di pasar lelang
(futures market) yang posisinya bisa memperburuk gerakan harga.
Tercatat harga rata-rata sebesar a$30/bbl selama dua terakhir,
dengan harga tertinggi mencapai $50/bbl.
Harga produk yang sudah diolah juga mengandung
komponen pajak, membuat biaya bagi konsumen jauh lebih tinggi
daripada minyak mentah. Beberapa produk seperti bahan bakar
penerbangan tidak kena pajak. Tapi kebanyakan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor terkena pajak yang besar, bisa
mencapai $180 per barel. Di Inggris, pada akhir Maret 2004,
harga minyak di pompa bensin antara 76 sampai 82 pence per liter
54 COVERING OIL
–82 pence setara dengan $4,65 per galon Amerika Serikat atau
$195 per barel!
Bahkan bila kita coba menghitung rata-rata harga eceran
setiap barel minyak yang dijual dalam berbagai bentuk di seluruh
dunia, harga yang masuk akal bisa lebih dari dua kali lipat harga
harian minyak mentah di pasar terbuka. Dan biaya fisikal yang
sebenarnya untuk menghasilkan minyak mungkin hanya 15 persen
–dan seringkali kurang– dari harga rata-rata yang harus dibayarkan
konsumen. Ini berarti, secara ekstrim, ada banyak ruang untuk
menyerap biaya produksi yang meningkat dan dipakai untuk
mengakses bentuk-bentuk sumber minyak yang lebih kompleks.
Isu semacam ini membantu menjelaskan mengapa US
Geological Survey (USGS) yakin bahwa recoverable resources –
jumlah minyak yang mungkin diharapkan layak ditambang dari
dalam tanah– bisa sampai dua kali lipat dari total proved reserves di
seluruh dunia yang menurut BP untuk 30 tahun mendatang.
Cadangan
dan
sumber
Sumber (resources) tidak sama dengan cadangan (reserves). Mereka
didefinisikan sebagai “cadangan plus semua akumulasi sumber
energi fosil (seperti minyak, gas alam, dan batu bara) yang mungkin
cepat atau lambat akan muncul.” Mengenai kerisauan politisi
terhadap keamanan energi atau kekhawatiran masyarakat awam
tentang apakah dunia akan kehabisan minyak, analisis yang kuat
mengenai resource mungkin lebih relevan ketimbang sebuah
perkiraan reserves sederhana.
Secara sederhana, dalam perhitungan USGS yang dipublikasikan pada 2000, tercatat bahwa “cadangan yang tersisa rata-rata
(mean remaining reserves) –cadangan yang kita tahu ada– sebesar
859 milyar barel, angka yang lebih rendah ketimbang yang
digambarkan BP yaitu 1,047 trilyun barel untuk proved reserves.
COVERING OIL
55
Tapi USGS menambahkan 612 milyar barel dari apa yang
diistilahkan “pertumbuhan cadangan konvensional rata-rata” –
pada dasarnya sebuah peningkatan dari ladang minyak yang ada
karena teknik penggalian minyak yang meningkat. Juga ditambah
dengan sekitar 649 milyar barel “rata-rata cadangan konvensional
yang tersembunyi” –jumlah minyak yang diharapkan dari
penemuan-penemuan ladang minyak baru.
Jumlah ketiga kategori cadangan ini mencapai 2,12 trilyun
barel, tapi belum merupakan angka final. Salah satunya karena
gambaran USGS tidak memasukkan Amerika Serikat. Pada 1995,
USGS memperkirakan “sumber yang secara teknis dapat
diperoleh” dari minyak mentah milik Amerika Serikat pada angka
165 milyar barel. Sebagai tambahan, studi tahun 2000 mencatat
cadangan LNG yang ada sebesar 68 milyar barel, pertumbuhan
cadangan konvensional 42 milyar barel, dan sumber yang belum
ditemukan 207 milyar barel. Empat elemen ini memperbesar
jumlah menjadi lebih dari 482 milyar barel.
Jika ramalan USGS akurat, cadangan dunia saat ini hingga
tahun 2030 tidaklah sebesar perkiraan konvensional saat ini, yakni
sekitar 1 trilyun barel, tapi tidak kurang dari 2,602 trilyun barel
atau 355 milyar ton metrik.
Isu
konsumsi
minyak
Berapa lama waktu yang diperlukan dunia untuk menghabiskan
jumlah minyak yang tersedia, atau berapa lama menemukan
pengganti minyak yang lebih murah atau lebih ramah lingkungan,
tergantung pada seberapa cepat kita mengonsumsinya. Gambaran
cadangan “proven” dunia dari BP Statistical Review sebesar 1,048
trilyun barel, sama dengan sekitar 143 milyar ton metrik minyak.
Penggunaan minyak saat ini –ambil contoh tahun 2002 sebesar
75,7 juta barel per hari atau 3,52 milyar ton metrik setahun–
56 COVERING OIL
menghasilkan standar cadangan-ke-produksi (reserve-to-production,
R/P) 40,6 tahun. Dengan menggunakan perkiraan ini, kita akan
memiliki cukup minyak hingga 40 tahun –sejauh konsumsi kita
bisa sebesar penggunaan saat ini.
Tapi konsumsi minyak dunia mulai tumbuh. Proyeksi serius
Administrasi Informasi Energi (Energy Information Administration) di Departemen Energi Amerika Serikat menunjukkan bahwa
konsumsi bisa mencapai 117 juta barel per hari pada 2025.
Contoh hipotetis, konsumsi rata-rata sekarang hingga 2030,
jangka waktu yang digunakan dalam laporan USGS, berada pada
konsumsi rata-rata tahunan sebesar 100 juta barel/hari atau 4,65
milyar ton metrik per tahun. Jika cadangan tidak berubah, minyak
akan habis sekitar 30 tahun. Tapi bila perkiraan sumber USGS
bisa diubah menjadi cadangan, kita akan memiliki cukup minyak
hingga 76 tahun.
Harus diakui, perkiraan kecenderungan energi dalam jangka
panjang tidak memperlihatkan catatan yang menggembirakan.
Sebuah laporan tahun 1972 oleh Club of Rome dengan judul
Limits to Growth memperkirakan bahwa bila minyak dikonsumsi
dengan tingkat pemakaian yang sama seperti tahun 1972, dan tak
ada peningkatan cadangan, cadangan minyak dunia akan habis
pada 2003! Bahkan dalam skenario terbaik, bila jumlah cadangan
berlipat lima kali, minyak dunia akan habis dikonsumsi pada 2022.
Untungnya, ramalan itu tidak terjadi. Tapi pernyataan Club of
Rome mendorong penghematan –kita menjadi lebih efisien dalam
penggunaan energi lebih dari 30 tahun terakhir. Mungkin ia
meninggalkan warisan yang masih berguna, yakni perubahan cara
berpikir kita tentang sumber energi, khususnya minyak.
Asumsi tradisional cenderung menganggap ada sebuah
kepastian suplai energi yang bisa diukur. Tapi mencocokkan
penghitungan ini ke dalam sebuah kerangka waktu menjadi sangat
COVERING OIL
57
kompleks karena perkembangan teknologi. Menggunakan
gambaran yang diungkapkan Peter McCabe dari USGS, kita
mungkin lebih baik melihat sumber-sumber alam seperti sebuah
piramid yang terkubur di bawah tanah. Ada banyak piramid di
atas tanah dan ukurannya bervariasi dari waktu ke waktu. Saat
teknologi kita makin modern, akan lebih banyak piramid ditemukan. Ini tidak berarti bahwa sumber-sumber itu tak terbatas,
melainkan ada keterbatasan kemampuan kita untuk mengukur
sumber-sumber itu.
Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa dunia memiliki lebih
banyak minyak daripada yang umumnya kita duga. Tapi seberapa
banyak minyak diproduksi akan tergantung pada pola konsumsi
dan apakah dunia mau membayar biaya penambangan minyak
yang belum digolongkan sebagai proven reserves.
Bagaimana
minyak
digunakan
Peran minyak di masa depan tergantung bagaimana ia digunakan.
Amerika Serikat berada di posisi paling menentukan. Dalam
hitungan kasar, pemakaian seluruh penduduk dunia yang berjumlah
6,4 milyar, rata-rata hanya sekitar sepertiga ton metrik minyak
setiap tahun (sekitar 0,36 mtoe pada 2002). Sementara negaranegara industri besar selain Amerika Serikat memakai sekitar 10
kali lipat dari rata-rata dunia. Amerika Serikat sendiri memakai
lebih dari 20 kali lipat rata-rata dunia. Ini berarti Amerika Serikat
merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia sekaligus
pemakai dan importir terbesar di dunia, mengapalkan lebih dari
setengah kali lipat jumlah konsumsinya setiap hari.
Konsumsi minyak Amerika Serikat yang sangat besar dan
ketergantungannya pada minyak impor menyebabkan sejumlah
konsekuensi penting. Amerika Serikat bertanggung jawab atas
polusi yang tidak proporsional yang disebabkan oleh energi,
58 COVERING OIL
khususnya minyak. Secara politik, situasi ini meningkatkan
ketakutan negara ini terhadap ketidakamanan energi, yang mengakibatkan hubungan simbiosis yang tak lazim antara Amerika
Serikat dan Saudi Arabia, eksportir minyak terbesar di dunia.
Minyak dunia, yang dikonsumsi oleh negara-negara industri,
digolongkan ke dalam tiga kategori besar: bahan bakar untuk
pembangkit tenaga listrik, distilasi menengah yang dihasilkan
selama proses penyulingan untuk transportasi, serta bahan bakar
jet dan kerosene untuk pesawat terbang.
Ada tiga tipe pengguna utama: industri, rumah tangga, dan
transportasi.
Pada 2000, industri energi mencatat 1,2 milyar ton metrik
setara minyak (btoe) dari total konsumsi energi di negara-negara
anggota Organization for Economic and Cooperation (OECD),
terutama dunia industri. Dari jumlah ini, penggunaan minyak
tercatat sekitar 38 persen atau sekitar 460 juta ton setara minyak.
Selama kurun waktu ini, gas alam, khususnya di Jepang dan Korea
Selatan, mengurangi kecenderungan penggunaan minyak untuk
pembangkit listrik.
Tercatat sekitar 22 persen penggunaan minyak untuk rumah
tangga pada 2000. Dengan tingkat aktual konsumsi minyak untuk
rumah tangga sekitar 260 juta setara minyak (mtoe) pada 1990
dan 2000, ada indikasi bahwa pasar ini sudah melewati puncak.
Penggunaan minyak terbesar adalah transportasi. Pada 2000,
negara-negara anggota OECD membakar 1,22 btoe untuk menjalankan mobil, truk, pesawat terbang, kapal laut, dengan minyak
memenuhi 97 persen dari permintaan ini. Gas hanya dua persen
dan listrik satu persen. OECD Amerika Utara –Amerika Serikat,
Kanada, dan Meksiko– tercatat sebanyak 56 persen dari total
permintaan transportasi OECD, diikuti OECD Eropa (30
persen) dan OECD Pasifik (13 persen). Amerika Serikat
COVERING OIL
59
menggunakan lebih banyak minyak secara tidak proporsional
untuk alat transportasi yang juga tidak proporsional ketimbang
negara industri lainnya. Salah satu poin penting di masa depan
adalah gas alam menembus 3,3 persen pasar transportasi di
Amerika Utara ketimbang di tempat lain di dunia dengan 0,2
persen. Tapi penggunaan listrik tercatat 1,8 persen di pasar OECD
Eropa dan 1,5 persen di OECD Pasifik, sementara OECD
Amerika Utara hanya 0,1 persen.
Ketergantungan dunia pada minyak untuk transportasi
sepertinya masih berlanjut selama beberapa tahun. Dengan
kendaraan hibrida yang menggunakan kombinasi minyak dan
listrik, yang dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi bahan
bakar, tantangan sebenarnya adalah pengganti mesin pembakaran
internal. Kendaraan berbahan bakar sel juga sudah dikembangkan
tapi penggunaan sel secara massal masih butuh setidaknya 10-15
tahun lagi. Bagaimana tenaga sel akan menyediakan bahan
bakarnya sendiri juga masih meragukan. Hidrogen mungkin lebih
baik. Tapi perlu dicatat, produksi hidrogen saat ini memerlukan
konsumsi gas alam yang besar. Bahkan bila Amerika Serikat dan
negara industri lainnya bergerak cepat –setidaknya untuk alasan
lingkungan– memakai transportasi berbahan bakar sel, kita bisa
saja salah mengira pasar otomotif yang sedang berkembang pesat
di India dan China akan mengikuti cara yang sama.
Apakah
Akibat
Implikasi
Keamanan
Ketergantungan
pada
Minyak?
Implikasi keamanan akibat ketergantungan pada minyak sangat
tergantung dari sudut pandang mana melihatnya, dari perspektif
produsen atau konsumen.
60 COVERING OIL
Isu
keamanan
negara
produsen
Bagi produsen, ketergantungan dunia pada minyak yang terus
berlanjut adalah berita bagus karena minyak menjadi mesin uang
pemerintah. Khususnya bagi negara-negara anggota OPEC,
seperti Saudi Arabia, Libya, Nigeria, dan Venezuela, serta negaranegara non-OPEC seperti Oman, Brunei, Yaman, Kazakhstan,
dan Azerbaijan.
Sejumlah negara OPEC tidak begitu tergantung pada hasil
minyak mentah semata, karena telah berhasil melakukan diversifikasi yang menghasilkan gas seperti Qatar dan Aljazair. Atau karena
telah menempatkan keuntungan minyaknya di masa lalu, dan
sekarang menghasilkan dana segar, yang bisa dipakai untuk
pembangunan nasional seperti di Uni Emirat Arab dan Kuwait.
Beberapa produsen utama, seperti Iran, memiliki diversifikasi
ekonomi. Bagi negara-negara ini, minyak masih merupakan
sumber utama keuangan pemerintah. Tapi minyak hanyalah salah
satu pendorong pertumbuhan ekonomi.
Secara umum, pemerintah negara penghasil minyak (tergabung dalam OPEC maupun tidak) ingin memaksimalkan pendapatan minyak mereka. Tapi masih diperdebatkan apakah tujuan
ini sebaiknya dicapai dengan memaksimalkan pendapatan saat
ini atau dengan mengembangkan kebijakan yang bisa memaksimalkan pendapatan pada periode satu atau dua dekade
mendatang, bukannya setahun atau dua tahun.
Banyak produsen cenderung berpikir jangka pendek. Bagaimana meraih pendapatan minyak untuk memenuhi kebutuhan
anggaran tahun ini tanpa merusak prospeknya di tahun depan
selalu menjadi pertimbangan penting mereka. Tapi dua kejutan
besar harga minyak pada 1970-an mungkin mengubah cara berpikir mereka. Kejutan pertama terjadi setelah produsen-produsen
minyak Arab (tidak semuanya anggota OPEC) mengembargo
COVERING OIL
61
penjualan minyak terhadap Amerika Serikat dan Belanda yang
dianggap membantu Israel dalam perang Arab-Israel tahun 1973.
Kejutan kedua setelah Revolusi Iran tahun 1979.
Sejak embargo minyak Arab tahun 1973, pemikiran bahwa
produsen minyak bisa saja menggunakan minyak sebagai senjata
politik menjadi pertimbangan. Beberapa trend terakhir mengubah
situasi ini. Pertama, negara-negara produsen (kecuali Abu Dhabi,
yang tak pernah memperlihatkan kecenderungan radikal) mulai
mempertimbangkan cadangan keuangan yang rendah sehingga
hanya mampu memenuhi kebutuhan belanja rutin pemerintah untuk
beberapa bulan. Kedua, penduduk mereka berkembang pesat,
sehingga butuh lebih banyak uang kas untuk membayar kebutuhan
dasar dan gaji pemerintah yang ekstensif. Ketiga, harga minyak
saat ini (sekalipun tampaknya tinggi secara nominal) sebenarnya
berada di bawah tingkat puncak pada akhir 1970-an dan awal
1980-an karena inflasi dan fluktuasi mata uang. Keempat, hampir
semua negara pengguna minyak utama membuat cadangan strategis
untuk menghadapi gangguan suplai dalam jangka pendek.
Itu tidak berarti embargo minyak atau gangguan suplai tidak
akan mengakibatkan kenaikan harga. Tapi, negara produsen sendiri akan sangat menderita. Embargo ekspor minyak secara sepihak
yang diterapkan Saddam Hussein pada April 2002 dengan mudah
tergantikan produsen lainnya, dan Iraq menanggung akibatnya.
Tak peduli siapa yang sedang memerintah, negara produsen membutuhkan pendapatan minyak untuk memenuhi kebutuhan rutin
pemerintah. Akibat ketergantungan ini, mereka harus memelihara
hubungan baik dengan konsumen untuk menjamin keberlangsungan pasar minyak mereka. Saat ini, OPEC dan IEA, sebuah
lembaga pengawas energi yang berbasis di Paris untuk konsumen
minyak yang besar dalam OECD, punya hubungan kerja yang
jauh lebih baik.
62 COVERING OIL
Isu
keamanan
negara
pengguna
minyak
Bagi negara konsumen, ada masalah ekonomi yang sama –dan
juga pertimbangan militer. Dalam perekonomian, minyak
memiliki peran penting tapi bukan satu-satunya pilar ekonomi.
Gangguan suplai yang lama mungkin menyebabkan persoalan
harga. Tapi kebanyakan negara industri punya tingkat kesiapan
tertentu untuk menghadapi kenaikan ini dengan pengenaan pajak
energi yang tinggi. Dengan harga yang dibayarkan produsen jauh
lebih murah daripada yang dibayarkan konsumen, dampaknya
bagi konsumen akan tergantung pada apakah pemerintah
menaikkan pajak atau memutuskan untuk membiarkannya.
Kekuirangan suplai minyak bisa benar-benar mengganggu
bagi militer. Militer yang menggunakan banyak sekali minyak,
hanyalah permulaan dari sebuah proses panjang untuk melihat
apakah bahan bakar lainnya, seperti gas alam yang sudah dipadatkan, bisa dipakai menjalankan tank-tank dan truk-truk. Meski
kapal perang bisa menggunakan mesin bertenaga nuklir, tapi
pesawat perang tetap memerlukan bahan bakar turunan dari
minyak. Mencegah atau mengatasi gangguan suplai minyak masih
menjadi sangat penting sejak Perang Dunia II.
Menyadari ketergantungan mereka pada minyak, baik sebagai
bahan bakar maupun mesin uang, pemerintah produsen maupun
konsumen mengadakan dialog rutin dan cukup ekstensif.
Hubungan Saudi Arabia dengan Amerika Serikat menjadi tegang
akibat serangan teroris pada 11 September 2001, dengan sejumlah
warga Saudi memainkan peran kunci, dan oleh perbedaan
pandangan mengenai konflik Israel-Palestina. Sampai saat ini
Washington memuji pemerintah Saudi atas perannya dalam
meningkatkan suplai minyak untuk menghadapi gangguan
maupun ancaman kelangkaan selama krisis seperti pendudukan
Iraq terhadap Kuwait tahun 1990-1991 dan situasi tak menentu
COVERING OIL
63
akibat perang Iraq, serta saat produksi Venezuela jatuh akhir 2002
dan awal 2003 akibat pemogokan buruh minyak.
Pada Juni 2004, Menteri Perminyakan Saudi Ali Naimi
meyakinkan rekan-rekannya sesama menteri di OPEC untuk
meningkatkan batas produksi sampai 2,5 juta barel/hari untuk
mendinginkan harga minyak mentah yang mengancam ekspansi
ekonomi global.
Apa
Akibat
Konsekuensi
Lingkungan
Ketergantungan
Minyak?
Minyak mempengaruhi lingkungan melalui dua cara. Pertama,
kontribusinya terhadap emisi karbon dioksida (CO2). Peningkatan
emisi CO2 akibat penggunaan minyak oleh manusia dianggap
sebagai penyebab utama pemanasan global. Kedua, minyak juga
memberi kontribusi pada polusi umumnya, termasuk hujan asam,
asap perkotaan, polusi laut, berkurangnya keanekaragaman hayati,
dan kerusakan berbagai ekosistem.
Pengembangan sumber minyak juga mempengaruhi alam,
pola pertanian, dan turisme. Secara umum, pengembangan dan
penggunaan minyak mempengaruhi kesehatan dan aktivitas
manusia dalam jangkauan luas. Penggunaan energi, khususnya
minyak, punya andil dalam pembangunan ekonomi dan berdampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Tapi energi
dan minyak juga menyumbangkan polusi yang merusak kesehatan,
menurunkan kualitas lingkungan, dan pemanasan global, yang
sangat berdampak bagi pembangunan di banyak negara di dunia.
Isu CO2 bisa dilihat dalam dua bagian: isu pemanasan global
dan distribusi emisi CO2 yang angat tidak seimbang akibat bahan
bakar di seluruh dunia. Pada awal 2004, segelintir organisasi ilmiah
64 COVERING OIL
TABEL 5
Komponen Pajak Gasoline, KWARTAL KE-4 2001
(dalam persentase harga akhir konsumen)
Meksiko
13
Amerika Serikat
26,5
Swiss
64,9
Hungaria
65,4
Turki
68,9
Belanda
72,6
Norwegia
75
Prancis
75,3
Jerman
76,2
Inggris
78,9
Sumber: Energy
Energy Policies
Policies 2002, IEA Paris 2002
di seluruh dunia menyangsikan kesimpulan United Nation’s Intergovernmental Panel on Climate Change (yang menampung pendapat
dari 2.500 ilmuwan) tentang kaitan antara peningkatan CO2 di
udara dan perubahan iklim.
Bahkan sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan raksasa
BP dan Shell, mengatakan bahwa pemanasan global harus
diterima sebagai kenyataan atau, seperti dalam prinsip pencegahan, tindakan harus diambil untuk mengurangi emisi CO2.
Kesimpulan bahwa umat manusia berperan dalam pemanasan global, melalui emisi CO2 yang menimbulkan efek rumah
kaca, mendorong kesepakatan Protokol Kyoto pada 1997.
Kesepakatan yang akan berlaku tahun 2010 ini menyediakan
program kerja untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
United Nations Framework Convention on Climate Change, yakni
mengurangi 7 persen emisi CO2 global dari jumlah tahun 1997.
COVERING OIL
65
Pelaksanaan Protokol Kyoto merupakan salah satu usaha
dunia memerangi pemanasan global. Usaha ini masih sulit karena
Amerika Serikat menolak meratifikasi Protokol Kyoto. Pada
2001, pemerintahan Bush menarik keikutsertaan Amerika Serikat
dalam Protokol Kyoto. Alasannya bisa menyebabkan kerugian
serius bagi ekonomi Amerika Serikat sambil mengabaikan negaranegara dengan jumlah penduduk besar seperti India dan China.
Tanggung jawab Amerika Serikat terhadap proporsi emisi
CO2 yang besar masih menjadi kontroversi karena pemerintahan
Bush mengabaikan jaminan China dan India. India dan China
sudah mengurangi produksi CO2 sebanyak 10 persen antara tahun
1995 dan 1999, saat Amerika Serikat meningkatkan konsumsinya
lebih dari 6 persen.
Ada beberapa tindakan yang bisa diambil Amerika Serikat.
Salah satunya menaikkan pajak bensin. Ini akan mengurangi
penggunaan mobil dan memperbaiki ketidakseimbangan di mana
Amerika Serikat, yang hanya empat persen dari populasi dunia,
bertanggung jawab atas lebih dari 20 persen emisi `global.
Mengenai isu pajak besin, Amerika Serikat tertinggal jauh di
belakang rekan-rekannya sesama negara industri (lihat Tabel 5).
Bahkan Turki yang memiliki GDP per kapita hanya $2.605 atau
kurang dari sepertiga GDP per kapita Amerika sebesar $35.895
(menggunakan perbandingan tahun 2002), menganggap konsumennya mampu membayar pajak bensin dua setengah kali lipat
lebih tinggi ketimbang di Amerika. Penduduk pedesaan di Turki
juga tidak mengandalkan mobil untuk perjalanan jauh ketimbang
penduduk Amerika Serikat.
Jika ada argumen bahwa menaikkan pajak akan memberikan
dampak politik, pertanyaan yang muncul: apakah masih perlu
memaksakan peningkatan pajak bagi pengguna bahan bakar untuk
menunda dampak lebih besar bagi lingkungan, atau apakah
66 COVERING OIL
Amerika Serikat mau memperbaiki catatan buruknya dalam emisi
karbon dengan memilih beberapa pendekatan alternatif seperti
regulasi emisi bahan bakar yang lebih ketat.
Kesimpulan:
Harga
Minyak
Minyak masih penting bagi pembangunan dan vital untuk transportasi. Pada saatnya ini harus berubah. Tapi kapan perubahan
itu terjadi mungkin masih beberapa dekade ke depan. Jumlah
minyak masih cukup memenuhi kebutuhan saat ini, tapi perlu
biaya. Biaya biasanya dihitung dalam bentuk tunai. Ada anggapan
bahwa pengguna minyak di Amerika Serikat tak mampu membayar harga minyak yang terus naik. Tapi negara-negara industri
lainnya, yang mengonsumsi minyak jauh lebih banyak ketimbang
Amerika Serikat tapi menggunakannya secara efisien, mampu
menanggung harga yang lebih tinggi. Saat ini harga minyak masih
relatif tinggi. Bahkan dengan harga $50/bbl –dalam dolar Amerika Serikat– pada Oktober 2004, harga sebenarnya (disesuaikan
dengan inflasi) hanya 60 persen dari puncak harga pada 19801981. Dengan pendapatan Amerika Serikat yang naik secara
substansial pada seperempat abad terakhir, jumlah pengguna
bensin untuk rumah tangga menurun secara besar-besaran.
Apakah Amerika Serikat maupun konsumen di manapun
bisa bersandar pada harga minyak yang relatif murah beberapa
tahun mendatang, atau mungkin beberapa dekade, akan
tergantung pada banyak faktor, termasuk keadaan ekonomi dunia
dan kerentanannya terhadap aksi politik maupun terorisme
ekonomi. Tapi tak perlu takut kelangkaan minyak. Mungkin juga
perlu takut dampak lingkungan akibat penggunaan minyak yang
berlebihan di masa kini hingga datangnya era setelah minyak.*
COVERING OIL
67
68 COVERING OIL
4.
Perusahaan Minyak
dan Pasar Minyak
Internasional
Katherine Stephan
Perusahaan-perusahaan minyak abad ke-21 berbeda dari Standard
Oil Company milik John D. Rockefeller yang mendominasi
industri pada abad ke-19. Saat ini, perusahaan minyak negara
seperti Aramco milik Saudi Arabia dan Petrochina milik China
menduduki peringkat teratas sebagai perusahaan minyak terbesar
di dunia. Perusahaan minyak swasta dari Amerika Serikat dan
Eropa, meski jumlahnya turun, tetap kompetitif melalui
serangkaian merger yang berlangsung sejak akhir 1990-an.
Bab ini menguraikan perusahaan-perusahaan minyak negara
dan swasta ini, struktur pasar minyak internasional, dan juga
bagaimana minyak diperjual-belikan di pasar internasional. Selain
itu, membahas trend di kalangan perusahaan minyak dan gas
untuk menjaga reputasi dengan pertanggungjawaban perusahaan.
COVERING OIL
69
Perubahan
pada
Internasional
Industri
Minyak
Beberapa abad terakhir, industri minyak didominasi oleh Tujuh
Bersaudara (the Seven Sisters), yang terdiri dari tiga perusahaan
internasional –Exxon, BP, Royal Dutch/Shell– dan empat
perusahaan Amerika yang memperoleh cadangan minyak penting
di Timur Tengah –Chevron, Texaco, Gulf, dan Mobil. Sebagian
besar perusahaan ini didirikan setelah Mahkamah Agung Amerika
Serikat memerintahkan penutupan Standard Oil pada 1911.
Perusahaan-perusahaan ini disebut “utama” karena masingmasing perusahaan bisa mempengaruhi suplai dan harga minyak
internasional, beroperasi di lebih dari satu negara, dan aktif hampir
dalam setiap tahap proses produksi minyak –dari eksplorasi
minyak mentah sampai pengolahan dan pendistribusiannya.
Saat ini struktur industri minyak sudah berubah, akibat harga
minyak dunia tidak menentu serta meningkatnya kompetisi dari
perusahaan minyak kecil independen dan perusahaan nasional
raksasa (national oil companies, NOCs). Alasan lainnya, performa
bursa saham dalam industri ini tidak bagus, dan perlu tumbuh.
Pertumbuhan alami dengan penemuan ladang minyak baru
menjadi lebih sulit dan berisiko, sehingga akuisisi menjadi pilihan
ke depan. Sumber-sumber daya alam juga mulai dikuasai perusahaan minyak nasional, sebuah kekuatan baru dalam industri ini.
Sektor ini mencatat beberapa merger pada akhir 1990-an sampai
2002 yang memecah Tujuh Bersaudara menjadi lima “super
utama,” yang saat ini dikenal dengan Lima Besar (the Big Five).
Besarnya perusahaan-perusahaan ini bisa diukur melalui dua
cara mendasar. Pertama, dengan melihat kapitalisasi pasar atau
nilai pasar. Cara ini akan memperlihatkan kepada kita apakah
investor percaya bahwa perusahaan itu penting dan memberikan
70 COVERING OIL
keuntungan ekonomi. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perusahaan yang beredar dengan harga setiap
saham di pasar.
Cara kedua dengan melihat cadangannya. Perusahaan minyak,
yang memperdagangkan sahamnya di Amerika Serikat, harus
memberikan laporan setiap tahun kepada Securities Exchange
Commission (SEC), lembaga yang mengatur pasar sekuritas.
Laporan ini memberikan gambaran kepada pemegang saham
seberapa besar minyak dan gas alam bisa dikembangkan dan
diproduksi oleh suatu perusahaan.
Klasifikasi cadangan menjadi berita utama pada 2004 saat Royal
Dutch/Shell mengaku telah membuat perkiraan terlalu besar atas
cadangan yang mereka miliki. Pengakuan ini lalu menimbulkan
pertanyaan tentang praktik-praktik pelaporan cadangan, meski tak
satu pun perusahaan besar lainnya mengikuti langkah Shell dengan
mengumumkan kembali berapa jumlah cadangan mereka.
Ada dua klasifikasi cadangan utama: yaitu proved dan probable.
Proved reserves adalah jumlah minyak yang bisa diambil dengan
“kepastian yang masuk akal” dari tempat cadangan (reservoirs)
yang diketahui di bawah kondisi ekonomi saat ini, metode
pengoperasian, dan regulasi pemerintah berdasarkan Society of
Petroleum Engineers (SPE). SPE memberikan tingkat kepercayaan 90 persen untuk proven reserves. Cadangan jenis ini bisa
dikelompokkan menjadi dua: sudah dikembangkan dan tidak
dikembangkan. Semua perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek New Tork (NYSE) harus melaporkan proved
reserves atas minyak dan gas yang dimilikinya dalam data SEC.
Probable reserves lebih merupakan cadangan yang belum
terbukti, bukan cadangan yang tak bisa dikelola. SPE memberikan
catatan bahwa harus ada sedikitnya 50 persen kemungkinan jumlah
COVERING OIL
71
yang bisa dikelola akan sama atau melebihi jumlah proved reserves
ditambah probable reserve.
Kategori ketiga adalah possible reserves, merupakan cadangan
yang belum terbukti, yang menurut para analis kurang bisa dikelola
ketimbang probable reserves.
Investor melihat perkiraan cadangan untuk menaksir nilai
perusahaan di masa depan. Cara perusahaan menghitung cadangan
ini harus sejalan dengan pedoman SEC. Di bawah ini selintas
ada profil lima perusahaan terbesar berdasarkan faktor-faktor
seperti kapitalisasi pasar, pemasukan bersih tahun 2003, dan
jumlah produksi tahun 2003. (Catatan: istilah barrel of oil equivalent
per day atau boe/d, barel setara minyak/hari, adalah istilah yang
digunakan untuk standarisasi produksi gas alam dengan produksi
minyak, sehingga setiap perusahaan bisa mengacu salah satunya).
Perusahaan-perusahaan
Minyak
Utama
ExxonMobil. ExxonMobil adalah perusahaan minyak terbesar
yang terdaftar di bursa saham, hasil dari merger senilai $80 milyar
antara Exxon dan Mobil dari Amerika Serikat tahun 1999.
Perusahaan ini memiliki basis sumber energi terbesar di antara
perusahaan minyak swasta (no-NOC). Wilayah operasinya sangat
luas –dari eksplorasi dan produksi hingga pengolahan dan
pemasaran ke perusahaan petrokimia– memberinya akses khusus
untuk melakukan investasi di seluruh dunia. Bisnis penjualan dan
pengolahan minyak (downstream) membutuhkan minyak lebih
banyak daripada yang mampu diproduksi sendiri. Kenyataan ini
menjadikan ExxonMobil dan perusahaan super utama lainnya
sebagai pembeli bersih minyak mentah di pasar.
Kapitalisasi pasar, November 2004: $316,5 milyar.
72 COVERING OIL
Pemasukan bersih 2003: $21,5 milyar, meningkat 87,7% dalam
satu tahun.
Produksi 2003: diperkirakan mencapai 4,2 juta boe/d selama
2003, turun 1 persen dalam satu tahun.1 Sama seperti beberapa perusahaan lain, pertumbuhan produksi tidak memenuhi
harapan pasar.
BP. BP memulai aktivitas dengan mengambil alih perusahaan
berbasis di Amerika Serikat, yakni Amoco tahun 1998 dan Arco
pada 1999. Pada 2003, BP masuk ke pasar Rusia, sepakat
membayar $6,8 milyar untuk 50 persen saham di TNK-BP, sebuah
perusahaan baru yang menggabungkan aset milik Rusia di TNK,
Sidanco, dan BP.
Kapitalisasi pasar, November 2004: $215,3 milyar.
Pemasukan bersih 2003: $10,3 milyar, naik 50 persen setahun.
Produksi 2003: 3,6 juta boe/d, naik 3 persen setahun. Hasil
ini diharapkan tumbuh 22 persen pada 2004, dengan TNKBP menyumbang tambahan sebesar 500.000 boe/d.2
Royal Dutch/Shell. Royal Dutch/Shell merupakan gabungan
dua perusahaan: Royal Dutch Petroleum dari Belanda dan Shell
Transport and Trading dari Inggris. Meski beroperasi sebagai
satu perusahaan, struktur kepemilikan saham tidak sama seperti
ExxonMobil, misalnya. Raksasa Inggris-Belanda ini merupakan
perusahaan minyak terbesar ketiga yang sahamnya diperdagangkan berdasarkan nilai pasarnya. Para investor sangat terkejut saat
perusahaan ini mengumumkan pengakuannya pada 1994 bahwa
telah membesar-besarkan proved reserve-nya dan akan memotong
sebesar 3,9 boe dari basis operasinya. Perusahaan ini juga mengaku
telah menggelembungkan cadangannya sejak 1996 dan berita itu
memaksa pemimpinnya, Sir Philip Watts, mengundurkan diri.
COVERING OIL
73
Perusahaan ini tidak terlalu sukses menggantikan cadangannya,
dan menjadi pemilik cadangan paling rendah di antara Lima Besar.
Kapitalisasi pasar, November 2004: gabungan $108,5 milyar.
Pemasukan bersih 2003: $12 milyar, naik 32,7% setahun.
Produksi 2003: 3,9 juta boe/d, turun 2% setahun.3
Total. Sekarang dikenal sebagai Total, perusahaan ini dibentuk
melalui dua kali merger. Pertama antara perusahaan Prancis Total
dan perusahaan Belgia Petrofina, menjadi Totalfina. Kedua pada
Maret 2002 antara Totalfina dan perusahaan Prancis Elf
Aquitaine. Pertumbuhan adalah kunci masa depan dari strategi
perusahaan ini. Tak seperti rekan-rekannya, pada 2003 perusahaan
ini mencapai jumlah produksi yang diharapkan dan bisa memperkirakan pertumbuhan produksi selama 2005.
Kapitalisasi pasar, November 2004: $127,5 milyar.
Pendapatan bersih 2003: $8,8 milyar, naik 41% setahun.
Produksi 2003: 2,53 juta boe/d, naik 4% setahun.4
Chevron-Texaco. Merger Chevron dengan Texaco menjadikannya perusahaan minyak terbesar kedua yang berbasis di Amerika
Serikat berdasarkan kapitalisasi pasar dan proved reserve-nya yang
mencapai 12 milyar boe. Perusahaan ini menempati empat besar
dunia berdasarkan cadangan minyak dan produksinya yang
mencapai 2,5 milyar boe/d. Perusahaan ini tidak terlihat
meningkatkan pertumbuhan produksinya, tapi akan memiliki
pertumbuhan yang sama hingga 2005. (Pada bulan Mei 2005
nama perusahaan diperpendek menjadi Chevron)
Kapitalisasi pasar, November 2004: $112,1 milyar.
Pendapatan bersih 2003: $7,2 milyar, naik 539% setahun.
Produksi 2003: 2,5 juta boe/d, turun 3% setahun.5
74 COVERING OIL
Di luar Lima Besar, ada ConocoPhillips yang
menempati peringkat keenam. Merger antara Conoco dan
Phillips Petroleum pada 2002 menjadikannya perusahaan
terbesar ketiga di Amerika Serikat dan terbesar keenam di
dunia dalam hal cadangannya.
Kapitalisasi pasar, November 2004: $57,7 milyar.
Pemasukan bersih 2003: $7,8 milyar, naik 83.7% setahun.6
Produksi 2003: 1.6 juta boe/d, naik 49% setahun.7 Produksi
minyak dan gas menurun. Produksi tahun 2004 diharapkan
tetap.
Sebagai tambahan, perusahaan-perusahaan baru di Rusia
seperti Lukoil, Yukos, dan Sibneft muncul sebagai pesaing penting
Lima Besar. Meski perusahaan-perusahaan ini terhitung bernilai
rendah, tapi mereka memiliki cadangan yang besar dan tingkat
produksi yang bisa diperhitungkan. Mereka dimiliki swasta atau
sebagian milik swasta. Rusia mengekspor 49,19 juta metrik ton
(4 juta b/d) minyak mentah ke Barat pada kuartal pertama 2004,
meningkat 18,1 persen setahun.
Tapi pada 1993 Kremlin mulai menekan Yukos dan
mengurangi perluasan Sibneft, dua perusahaan yang mendukung
proses privatisasi perusahaan Rusia pada 1990-an. Tindakan
Kremlin mengancam pertumbuhan dua perusahaan ini. Sebuah
usaha mengurangi ancaman kebangkrutan dan mendapatkan pajak
dilakukan pada Desember dengan menjual Yuganskneftgaz, unit
yang menyumbangkan 60 persen dari total produksi Yukos. Tapi,
serangan terhadap Yukos ini dianggap sebagai kesalahan Rusia
yang berakibat pada kemunduran ekonomi Rusia hingga sekarang.
COVERING OIL
75
Membangun
Cadangan
Tantangan kunci para raksasa ini dalam dekade mendatang adalah
menggantikan cadangan mereka agar bisa menjaga tingkat
produksi sekaligus memenuhi permintaan minyak dunia.
International Energy Agency memperkirakan, permintaan minyak
akan tumbuh mendekati 2 juta barel/hari pada 2004, kenaikan
angka tertinggi dalam setahun sejak 1988. Perusahaan-perusahaan
tersebut bisa mencari dan mengembangkan cadangannya, atau
merger dan akuisisi dengan perusahaan lain yang menemukan
cadangan minyak.
Mengamankan cadangan minyak adalah tugas sulit di negara
yang menjaga ketat sumber daya alamnya dan enggan menyerahkan kontrolnya. Meski begitu, jumlah negara yang membuka pintu
bagi eksplorasi dari luar negeri meningkat sejak 1990-an, dan
banyak negara sekarang membuka diri hingga taraf tertentu. Tapi
akses kepada kekayaan minyak dan gas di Timur Tengah, yang
memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tetap terbatas.
Saudi Arabia, negara penghasil minyak terbesar di dunia,
mengizinkan pengolahan cadangan gasnya dari luar. Tapi hanya
Saudi Aramco, perusahaan minyak negara, yang punya akses ke
cadangan minyak kerajaan yang mencapai 261 milyar barel –
cadangan terbesar di dunia. Meski investor asing sangat tertarik,
Saudi Arabia punya masalah penyelesaian kontrak gas yang dimulai
dua tahun lalu. Kerugian sebesar $25 milyar yang diderita
konsorsium ExxonMobil pada Juni 2003, untuk menjalankan dua
dari kerja sama inti dalam pengembangan gas, telah menjadikannya
lemah.8 ExxonMobil dan semua perusahaan Amerika Serikat tidak
mau ikut dalam kesepakatan tersebut karena mereka dan
pemerintah tidak bisa mencapai kesepakatan atas tingkat
pendpatan dan akses kepada cadangan gas.
76 COVERING OIL
Di Meksiko, negara non-OPEC, nasionalisme yang kuat
menghalangi kepemilikan langsung aset pertambangan minyak
(upstream asset). Sebagian karena kekecewaan Presiden Vicente Fox,
seorang pendukung pasar bebas yang frustasi dalam usahanya
mengizinkan investasi asing dalam pengelolaan minyak negara
dan aset gas untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kontrak
Jasa Lima Pihak (Five Multiple Service Contracts/MSCs) pada akhir
2003 secara efektif membuka sektor gas Meksiko, namun tetap
mempertahankan legalitas kontrol negara. MSCs ini diharapkan
bisa meningkatkan produksi dan menarik investasi sebesar $8
milyar dari perusahaan-perusahaan yang menandatangani kontrak
produksi dengan perusahaan minyak negara, Pemex. Tapi dua
blok minyak terbesar Meksiko tidak masuk dalam negosiasi babak
pertama karena kontrak terbatas dan keuntungannya kecil.
Bagaimanapun, Pemex akan menikmati peningkatan produksi
meski lebih kecil dari yang semula diinginkannya. Carlos Morales,
kepala eksplorasi dan urusan produksi Pemex, saat mengumumkan MSCs butuh pengolahan minyak, memperkirakan bahwa
tahun 2005 akan menjadi tahun konstruksi dan tahun 2006 menjadi
tahun produksi.
Perusahaan
Minyak
Nasional
Seperti ditunjukkan Saudi dan Meksiko, sekalipun semua upaya
dilakukan perusahaan minyak utama untuk memperoleh dan
menjaga keuntungannya, pemerintah melalui perusahaan minyak
negara punya kendali penuh atas sumber daya alam negara.
Eksplorasi, pengolahan, dan penjualan minyak di banyak negara
masih sepenuhnya di tangan negara.
Perusahaan minyak milik negara seringkali dianggap sebagai
simbol kebanggaan nasional dan menjadi penyumbang terpenting
COVERING OIL
77
anggaran pemerintah. Pejabat pemerintah berusaha memaksimalkan pendapatan perusahaan negara ini untuk mengimbangi
tekanan politik. Akibatnya, perusahaan tak bisa memanfaatkan
pendapatannya untuk membiayai investasi yang diperlukan, meski
mereka menguasai cadangan minyak. Di Nigeria, misalnya, lebih
dari 80 persen pendapatan pemerintah diperoleh dari penjualan
minyak mentah.
Strategi perusahaan minyak milik negara sangat bervariasi,
tergantung pada peran yang mereka mainkan dalam sebuah negara
dan hubungannya dengan pemerintah. Makin banyak perusahaan
negara ini yang fokus pada pencapaian komersial, tapi harus
berjuang agar tetap di garis depan dalam perubahan teknologi.
Tahun-tahun belakangan ini, perusahaan minyak milik negara
berkembang lebih independen, juga modal investasi dan teknologi
mereka, dengan tujuan meningkatkan akses ke pasar ekspor.
Upaya-upaya mereka terbayarkan. Dalam pemeringkatan 50
perusahaan energi dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, yang
dilakukan oleh konsultan PFC Energy di Washington, D.C.,
perusahaan-perusahaan minyak milik negara di Asia berada di
urutan terdepan dalam hal pendapatan pada 2003. Daftar teratas
adalah PTT dari Thailand, PetroChina dan Sinopec dari China,
serta ONGC dari India. Perusahaan-perusahaan ini memperoleh
keuntungan dari harga minyak yang tinggi dan pemulihan ekonomi
regional. Petrobras dari Brasil juga termasuk yang tertinggi.
Persetujuan
Bagi-Produksi
Seringkali perusahaan minyak negara punya hak eksklusif untuk
membuat konsesi dalam bentuk kontrak yang mengikat dengan
perusahaan minyak asing untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sebagian cadangan negara. Kontrak ini meliputi banyak
78 COVERING OIL
hal, yang mencakup kesepakatan bagi-produksi (production-sharing
agreements/PSAs) dan kontrak bagi-produksi (production-sharing
contracts/PSCs). Pemerintah biasanya memberikan blok-blok
minyaknya kepada perusahaan-perusahaan independen melalui
proses penawaran yang kompetitif, meski seringkali penawaran
ini diadakan berdasarkan basis per basis.
Di bawah kesepakatan bagi-produksi, sebuah perusahaan
asing atau konsorsium biasanya mendanai biaya eksplorasi dan
berisiko kehilangan investasinya jika tidak menemukan minyak.
Perusahaan yang menanggung risiko ini menerima pembagian
dari minyak yang ditemukan dan diproduksi.
Pemerintah memperoleh keuntungan dalam beberapa
bentuk. Metode paling umum adalah bonus tanda tangan, pembayaran yang dilakukan perusahaan eksplorasi ketika sepakat
mengembangkan sebuah wilayah. Perusahaan membayar bonus
tanda tangan tanpa menghiraukan apakah akan ditemukan minyak
di kemudian hari. Pembayaran ini sebanding dengan nilai yang
diharapkan dari sebuah proyek. Ini adalah cara umum bagi
perusahaan untuk memberikan keuntungan langsung kepada
pemerintah ketika menunjukkan komitmen perusahaan.
Jika minyak ditemukan, pemerintah bisa menerima keuntungan dengan memakai bagian atas produksi minyak, mendapatkan
pajak produksi dan pajak keuntungan, atau memperoleh royalti.
Keuntungan
perusahaan
bekerja
minyak
sama
dengan
nasional
Bekerja sama dengan perusahaan milik negara penting bagi
perusahaan asing yang kurang memiliki akses ke cadangan minyak.
Sebuah perusahaan milik negara yang modern bisa
melakukan banyak hal daripada sekadar meniru struktur keuntungan dari pemain utama internasional utama. Perusahaan milik
COVERING OIL
79
negara bisa punya tujuan strategis yang meliputi operasi komersial
maupun nonkomersial. Perusahaan ini juga punya pemahaman
yang jelas bagaimana menjual kedua tujuan ini. Statoil, yang
sebagian dimiliki pemerintah Norwegia, telah menggunakan status
kombinasi ini bukan hanya untuk mengakses cadangan minyak
di negara lain tapi juga membangun hubungan dengan negaranegara lain dan perusahaan-perusahaan asing lainnya.
Tantangan
perusahaan
bekerja
minyak
sama
milik
dengan
negara
Kurangnya transparansi mungkin menjadi tantangan terbesar
dalam kerja sama dengan perusahaan milik negara. Perusahaan
milik negara seringkali enggan menyediakan informasi keuangan
dan operasional yang penting. Ini menyulitkan perusahaan asing
untuk menghitung dan mengevaluasi kesehatan keuangan mereka.
Masalah muncul ketika tidak ada transparansi dalam pembayaran fee dan royalti. Perusahaan minyak negara dan pejabat
pemerintah punya kesempatan untuk menyelewengkan dana.
Pengumuman pembayaran merupakan hal rutin di negara-negara
maju. Kenyataan bahwa pembayaran tetap menjadi rahasia di
banyak negara berkembang meningkatkan keprihatinan terhadap
potensi penyalahgunaan pendapatan minyak. Di Angola, misalnya,
menurut laporan Human Right Watch, lebih dari $4 milyar
pendapatan minyak negara raib antara tahun 1997-2002.9
Pendanaan juga menjadi masalah penting. Perusahaanperusahaan milik negara bertanggung jawab mendanai sebagian
biaya. Tapi dalam kenyataannya, mereka mungkin tidak mendapat
kucuran dana dari pemerintah, sehingga akan memperlambat
proyek. Dengan kata lain, dana pemerintah gagal meningkatkan
hasilnya. Investasi pemerintah Nigeria sebesar $400 juta di kilang
minyak Kaduna dan Port Harcourt selama enam tahun terakhir
80 COVERING OIL
tidak meningkatkan hasil secara signifikan, justru melemahkan
upaya pemerintah melakukan privatisasi kilang minyak itu.
Kerusakan lingkungan dan sosial, serta pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) juga menjadi tantangan yang menakutkan investor
saat ini (lihat Bab 7 untuk pembahasan lebih mendalam).
Perusahaan minyak negara dan perusahaan minyak internasional
seringkali tidak melakukan langkah-langkah memadai terhadap
komunitas lokal yang menjadi miskin oleh operasi mereka.
Komunitas lokal putus asa karena tidak memperoleh keuntungan,
terkadang karena kerusakan lingkungan, dan mengekspresikannya
dalam bentuk kekerasan terhadap perusahaan dan pemerintah.
Kritik pedas dan bahkan tindakan harus muncul dari pemangku
kepentingan seperti manajer, karyawan, penyalur, dan komunitas
lokal. Di Nigeria, Chevron-Texaco mengurangi produksi sekitar
140.000 b/d karena protes dan sabotase dari komunitas lokal.10
Produksi seringkali terganggu oleh infrastuktur yang hancur,
angin politik, dan penyelundupan. Karena banyak perusahaan
minyak negara tak punya uang untuk memelihara dan
memperbaiki peralatan secara rutin, produksi minyak terkadang
menjadi jarang. Iklim politik juga mempengaruhi arus produksi.
Di Aljazair, misalnya, pearturan yang mestinya meningkatkan
pendapatan minyak nasional malah menurun akibat protes
serikat buruh. Hukum menjauhkan perusahaan negara Sonatrach
dari perannya sebagai regulator dan memaksanya berkompetisi
dengan perusahaan asing dalam penawaran proyek eksplorasi.11
Di Venezuela, pemogokan buruh minyak pada awal 2003, yang
bertujuan menjatuhkan pemerintahan Hugo Chavez, mengakibatkan hilangnya sekitar 10 persen kapasitas produksi negara.12
Penyelundupan biasanya meningkat saat harga minyak tinggi.
Pemerintah sering melakukan patroli di perairan internasional,
mencari kapal yang dicurigai membawa barang selundupan. Di
COVERING OIL
81
Nigeria, pencurian minyak dengan merusak pipa minyak
merupakan hal biasa.13
Kebijakan harga bahan bakar minyak nasional umumnya
memaksakan pengurangan subsidi. Tapi langkah ini bisa dan telah
memicu perlawanan di dalam negeri. Skema subsidi dan kurangnya harmonisasi harga minyak dengan negara lain bisa menyebabkan korupsi, penyelundupan, dan kekurangan bahan bakar.
Penyelundupan meningkat tahun-tahun belakangan, dari Angola
hingga negara-negara tetangganya di Afrika yang harga minyaknya
rata-rata lebih tinggi ketimbang di Angola –menurut German
Technical Cooperation, yang mensurvei harga bahan bakar di
165 negara dengan metodologi yang terstandarisasi. Laporan itu
juga menunjukkan bahwa harga bahan bakar yang murah di Iran
telah diselundupkan ke Afghanistan, dan keuntungannya jatuh ke
tangan pemimpin perang lokal.14
Birokrasi menimbulkan kesulitan lain. Kegiatan perusahaan
negara sering diawasi oleh beberapa wakil pemerintah, sehingga
membuatnya sulit mengambil keputusan. Orang-orang ini
sebelumnya pasti sudah mendapat persetujuan dari kementerian
energi atau bahkan penguasa sebelum bernegosiasi atau
menandatangani kontrak.
Reputasi
dan
Perusahaan:
Tanggung
Hubungan
Jawab
Publik-Swasta
Organisasi-organisasi HAM telah lama mengkritik industri minyak
karena menandatangani kesepakatan dengan pemerintah yang
mengabaikan perlindungan HAM. Keprihatinan atas dampak
negatif bagi lingkungan dan sosial akibat operasi minyak
menunjukkan ketidakmampuan perusahaan-perusahaan ini
82 COVERING OIL
memegang tanggung jawabnya, di mana saja tanpa melihat batas
geografis. Bagaimana mereka menangani krisis ini bisa
meningkatkan atau menurunkan reputasi perusahaan, sebuah aset
yang juga penting.
Untuk menghadapi krisis dan mempertahankan keuntungan,
mereka berinvestasi di bidang yang secara tradisional tidak
dianggap sebagai bisnis inti perusahaan. “Pembangunan berkelanjutan” dan “tanggung jawab perusahaan” merupakan kata
populer yang sering dipakai untuk menggambarkan aktivitas ini.
Sebagai contoh, Royal Dutch/Shell berencana menanamkan
investasi dalam dua proyek pembangunan berkelanjutan di
Nigeria. Perusahaan ini menyumbangkan $15 juta untuk mendanai
proyek agrikultural dan malaria serta $3,4 juta untuk memerangi
malaria dan kematian bayi. Kedua proyek ini melibatkan Agency
for International Development dari Amerika Serikat. The Shell
Petroleum Development Company Joint Venture (SPDCJV)
menyumbangkan $54,5 juta kepada Niger Delta Development
Commision milik Presiden Olusegun Obasanjo, yang didirikan
tahun 2000 untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan
di wilayah tersebut.15
BP mengambil langkah tak terduga dengan melakukan
penilaian HAM untuk proyek gas alam cair Tangguh di Indonesia
senilai $2 milyar. Berdasarkan kerangka kerja Voluntary Principles
on Security and Human Rights, laporan tersebut menguraikan
langkah-langkah kongkret yang bisa dilakukan BP untuk membantu komunitas lokal terkait dengan hak atas tanah, sumber daya
alam, hak budaya, dan hak beragama.16
BP juga menjadi yang terdepan dalam memberikan perhatian
terhadap HAM dalam proyek pipanisasi minyak Baku-TbilisiCeyhan senilai $3,6 milyar, yang menyalurkan minyak mentah dari
Laut Kaspia menuju Mediterrania melalui Georgia. Jalur ini, yang
COVERING OIL
83
menurut laporan pihak berwenang sudah mencapai 93 persen pada
awal 2005, akan membuat BP dan konsorsiumnya bisa
mengapalkan minyak mentah dari Kaspia ke pasar Barat tanpa
harus melewati jalur “leher botol” (bottleneck) di Selat Bosporus.
Sejumlah negara punya kebijakan yang menjamin keterlibatan
perusahaan lokal dalam proyek-proyek minyaknya. Di Nigeria,
pemerintah mewajibkan perusahaan-perusahaan minyak asing
yang ikut tender menunjukkan bukti rencana untuk meningkatkan
kompetensi lokal dan melatih penduduk lokal yang bekerja di
industri minyak. Brazil, Angola, Rusia, dan Iran juga memprioritaskan pengembangan bisnis dan tenaga kerja lokal dalam kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan minyak asing. Perusahaanperusahaan sering menyediakan beasiswa bagi penduduk lokal
untuk belajar di universitas di Barat, khususnya di bidang rekayasa
minyak dan geologi. Chevron-Texaco akhir-akhir ini mengirim
sebuah tim yang terdiri dari insinyur-insinyur minyak Iraq ke
Amerika Serikat untuk mempelajari kemajuan teknologi mutakhir.
Perjanjian internasional dan penyusunan peraturan tentang
praktik korupsi juga telah mengubah cara perusahaan menjalankan
bisnis, sekalipun kurang berdampak langsung bagi perilaku
perusahaan ketimbang bagi hukum dan peraturan nasional. The
United Nations Global Compact adalah sebuah program sukarela
yang mengajak perusahaan bersama dengan pemerintah, buruh,
dan organisasi-organisasi lingkungan untuk mendorong good
corporate citizenship. Prakarsa ini didasarkan atas sembilan prinsip
dalam bidang HAM, perburuhan, dan lingkungan. Pada Januari
2004, kelompok ini sepakat menambahkan prinsip kesepuluh,
yakni transparansi dan antikorupsi. Sekalipun Amnesti Internasional, Human Right Watch, dan organisasi-organisasi nonpemerintah (NGO) menyambut dengan baik prakarsa ini, mereka
saat ini mempertanyakan efektivitasnya. Sebab, kesepakatan ini
84 COVERING OIL
bersifat sukarela, standarnya tidak jelas, dan tanpa pengawasan
atau proses pelaksanaannya.17
Salah seorang pendukung transparansi, pertumbuhan ekonomi, dan kesetaraan sosial yang juga melindungi lingkungan adalah
mantan Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland,
yang pada 1983 mengepalai Komisi Lingkungan dan Pembangunan Dunia PBB. Dikenal juga sebagai Komisi Brundtland, komisi
ini mengeluarkan 1987 Brundtland Report, Our Common Future.18
Laporan ini mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai
“pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengganggu kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi
kebutuhan mereka.”
Di wilayah HAM, kebanyakan perusahaan minyak utama
memakai Voluntary Principles on Security and Human Rights sebagai
pedoman proyek-proyek mereka. Ditandatangani pada 2000 oleh
pemerintah Amerika Serikat dan Inggris, ia merupakan kesepakatan tidak mengikat yang menguraikan beberapa jalan bagi
perusahaan-perusahaan untuk menghargai hak komunitas lokal
dan menangani risiko keamanan dalam operasi mereka.
Di wilayah transparansi pendapatan, kampanye Publish What
You Pay (lihat Lampiran) mendapat paling banyak pengikut di
kalangan perusahaan maupun pemerintah. Diluncurkan tahun 2002
oleh sebuah koalisi NGO dan didukung investor dan filantropis
internasional George Soros, kampanye ini merupakan gerakan
lebih dari 200 NGO internasional yang meminta publik tahu
berapa banyak perusahaan energi membayar pemerintah tuan
rumah yang bertujuan agar pemerintah bertanggung jawab dalam
penggunaan dana. Kampanye ini mendesak perusahaan mengumumkan semua pembayaran sebagai syarat agar bisa masuk
dalam bursa saham internasional. Global Reporting Initiative
(GRI) adalah sebuah organisasi penetapan standar internasional
COVERING OIL
85
yang telah mengembangkan panduan bagi perusahaan yang secara
sukarela melaporkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
dari operasi-operasi mereka. Jumlah perusahaan minyak yang
menyebut diri mereka “GRI reporter” meningkat dua kali lipat
menjadi 20 perusahaan pada tahun lalu.
Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), lembaga
yang diluncurkan Perdana Menteri Inggris Tony Blair pada 2002
World Summit on Sustainable Develompment, mendorong perusahaan,
pemerintah, dan NGO untuk berkerja sama secara sukarela untuk
mempromosikan transparansi pendapatan (lihat Lampiran tentang
EITI). Pada Mei 2003, sebuah lembaga investor menyumbang
sekitar $3 trilyun untuk mengumumkan sebuah pernyataan yang
mendukung prakarsa ini. Nigeria, yang tercatat sebagai salah satu
negara paling korup di dunia oleh Transparency International,
menjadi yang paling awal meluncurkan program transparansi.
Angola, yang awalnya menolak menandatangani EITI, pada
pertengahan Mei mengumumkan $300 juta yang diterimanya dari
ChevronTexaco yang memperluas konsesi produksi minyak dan
berjanji menandatangani EITI “dalam waktu dekat.”19
Pasar
Minyak mentah produksi Brent di Laut Utara Inggris dan West
Texas Intermediate (WTI) di gurun Amerika Serikat selama
beberapa tahun menjadi acuan dalam penjualan minyak dunia.
Ironisnya, meski tingkat produksi kedua perusahaan ini telah
menurun, tapi kebanyakan produsen minyak dunia lebih suka
menggunakan pola ini ketimbang menetapkan harga sendiri.
Perusahaan bisa membeli minyak dengan beberapa cara:
berdasarkan kontrak jangka panjang dengan negara penghasil
86 COVERING OIL
minyak, di pasar spot (tunai), atau melakukan pemesanan fisik
dengan kontrak yang di beli pada pasar surat berharga yang besar,
New York Mercantile Exchange.
Sejauh ini pasar paling aktif dalam perdagangan minyak dunia
adalah Nymex dan ”saudaranya” yang berbasis di London dan
pasarnya lebih kecil, International Petroleum Exchange (IPE).
Sebuah kontrak futures memungkinkan perusahaan membeli
atau menjual minyak dengan harga khusus untuk pengiriman di
masa datang. WTI adalah salah satu yang memperdagangkan
minyak mentah ringan. Sementara Nymex untuk pasar sweet crude
(campuran berbagai tingkat dari ringan, sedang, dan berat) yang
juga menerima kontrak futures untuk bensin, minyak pemanas
(heating oil), dan gas alam. Sebagai gabungan, komoditas-komoditas ini disebut petroleum complex. Minyak mentah produksi Brent,
gasoil (dipakai untuk menghangatkan rumah), dan gas alam
diperdagangkan di IPE. Seperti pasar terbuka dengan banyak
pembeli dan penjual potensial yang bersaing untuk mendapatkan
harga terbaik, bursa-bursa ini dengan efektif menemukan dan
menetapkan harga yang kompetitif.
Negara-negara
penghasil
minyak
Kebanyakan minyak yang diperdagangkan di pasar global
dihasilkan oleh OPEC, meski jumlah produksinya sedang
menurun, terutama karena penurunan kuota oleh mereka sendiri.
OPEC terdiri dari 11 negara penghasil minyak yang, dengan
kekuatan produksinya, berusaha mempengaruhi harga minyak
dunia. Anggotanya saat ini adalah Aljazair, Indonesia, Iran, Iraq,
Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab,
dan Venezuela.
COVERING OIL
87
Rusia, Kanada, Meksiko, dan Norwegia merupakan eksportir
non-OPEC terbesar. Sementara Amerika Serikat adalah produsen
ketiga terbesar setelah Saudi Arabia dan Rusia.
Kebijakan
harga
OPEC
Sejak Maret 2000, OPEC telah menyesuaikan tingkat produksinya
untuk menjaga harga pada kisaran antara $22-28 per barel, yang
juga disebut “keranjang OPEC”, harga rata-rata dari tujuh
tingkatan minyak mentah. Tapi keadaan berubah, termasuk
melemahnya nilai dolar –kurs yang biasa digunakan dalam
perdagangan minyak– dan permintaan domestik yang meningkat,
membuat OPEC membiarkan kenaikan harga. Harga “keranjang
OPEC” rata-rata di atas $30/bbl pada 2004, harga yang tidak
menyenangkan bagi negara-negara konsumen.
Meski harga minyak mentah tetap tinggi seperti tercatat pada
2004, sejumlah menteri perminyakan anggota OPEC mengingatkan bahwa mengirimkan minyak terlalu banyak minyak mentah
akan merugikan mereka sendiri. Saudi Arabia meningkatkan
produksinya dari 600.000 barel/hari menjadi 9,1 juta barel/hari
pada Juni 2004. Anggota OPEC lainnya tidak mengikuti langkah
tersebut, terutama karena keterbatasan kapasitas produksi.*
88 COVERING OIL
LEMBAR TIPS
Sumber Informasi seputar Perusahaan Minyak
Perusahaan Minyak Swasta
Saat meliput keputusan dan strategi perusahaan, akan sangat
membantu jika Anda memulainya dari laporan tahunan –biasanya
tersedia di situs web perusahaan. Sebagai alternatif, informasi ini
juga bisa didapatkan dari bagian investor/eksternal perusahaan.
»
Dalam laporan tahunan, Anda bisa menemukan ringkasan
berbagai lini bisnis perusahaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi performa perusahaan. Dalam ringkasan ini,
perusahaan menyampaikan trend yang akan mempengaruhi
pendapatan para pemegang saham. Bagian paling penting
dalam informasi keuangan bisa ditemukan pada laporan
pendapatan, lembar neraca, dan laporan cash flow.
»
Di luar laporan tahunan, Anda bisa menganalisis 10K Form,
laporan tahunan dalam versi lebih rinci yang dibuat
perusahaan dengan SEC pada akhir tahun fiskal. Anda bisa
menemukan 10K dengan menggunakan seksi the Edgar di
situs web SEC (www.sec.gov). 10Q forms adalah pernyataan
empat bulanan yang dibuat perusahaan bersama SEC dalam
45 hari sejak akhir kuartal. Perusahaan yang terdaftar di
bursa juga menyampaikan presentasi garis-garis besar
strategi investasinya di situs webnya.
»
Ada bermacam kriteria untuk menentukan performa sebuah
perusahaan minyak. Untuk perbandingan keuangan, lihatlah
pengeluaran modal, cash flow, dividen terkait cash flow, aset
pengolahan dan penjualan (downstream asset), investasi
pengolahan dan penjualan (downstream investment),
COVERING OIL
89
pendapatan pengolahan dan penjualan (downstream
revenues); hutang jangka panjang dalam kaitannya dengan
total hutang; kapitalisasi pasar; pemasukan bersih terkait
penghasilan; keuntungan bersih tiap pekerja; keuntungan
operasi; pendapatan atas aset (return on asset); pendapatan
atas saham (return on equity); pemegang saham terkait total
aset; pendapatan pemegang saham; ketidakstabilan harga
minyak; total aset; biaya total investasi; total pendapatan; aset
penambangan (upstream asset); investasi penambangan
(upstream investment); dan pendapatan penambangan
(upstream revenues).
»
Untuk upstream comparisons, hitung total produksi dan
produksi per wilayah; cadangan; cadangan dalam
hubungannya dengan produksi; hasil minyak versus total
hasil minyak dan gas; produksi minyak mentah dalam
kaitannya dengan kapasitas pengolahan, dan upstream profit
tiap barel yang dihasilkan.
»
Kalau sudah sampai ke downstream comparisons, sejumlah
observasi menarik bisa dilakukan dengan melihat
pertumbuhan penjualan produk olahan; penguasaan pasar
per wilayah; jumlah kilang minyak; persentase penjualan
produk di wilayah utama, persentase dari total kapasitas
pengolahan di wilayah utama; penjualan produk per wilayah;
kapasitas pengolahan per wilayah; penguasaan pasar hasil
olahan per wilayah; tempat penjualan eceran di seluruh
dunia; total penjualan produk; dan tingkat penggunaan
kapasitas pengolahan.
»
Kebanyakan perusahaan minyak utama saat ini juga
mengeluarkan laporan pertanggungjawaban perusahaan atau
pembangunan berkelanjutan yang menguraikan cara-cara
mereka memenuhi kepedulian para pemangku kepentingan
terhadap masalah lingkungan dan sosial.
90 COVERING OIL
Perusahaan Minyak Nasional
»
Meski sangat sulit mengakses perusahaan minyak milik
negara, perusahaan-perusahaan ini punya situs web dengan
kontak informasi.
»
Penggunaan telepon bisa dilakukan untuk menghubungi
departemen hubungan investor di perusahaan, analis di
lembaga pialang (brokerage houses) yang memantau
perusahaan, atau para pemegang saham utama. Laporan
analisis harian, mingguan, bulanan seringkali dikirimkan
kepada wartawan melalui email.
»
Mintalah wawancara dengan eksekutif perusahaan yang
mengurusi operasi pengolahan dan penjualan (downstream)
atau operasi penambangan (upstream operations), pejabat
keuangan senior, atau eksekutif pemasaran dan penjualan.
»
Pantaulah tingkat produksi harian dan hitung pendapatannya
dengan cara mengalikan volume ekspor dengan harga ratarata. Meski tingkat produksi resmi seringkali tidak benarbenar akurat, dalam beberapa kasus bahkan tidak bisa
diakses, banyak penerbitan yang berhubungan dengan energi
dan kantor berita internasional menerbitkan secara bulanan
perkiraan jumlah produksi perusahaan-perusahaan di dunia.
OPEC juga menyediakan laporan bulanan produksi harian
tentang produksi harian anggota-anggotanya, dari sumber
sekunder atau wartawan.
»
Anda juga bisa mendapatkan analisis dari lembaga riset dan
konsultan khusus energi, misalnya Oxford Energy Institute,
Royal Institute of International Affairs and Energy
Intelligence, dan PFC Energy. Meski harus membayar, tapi ada
sejumlah informasi terbatas yang bisa didapatkan secara
gratis di situs web mereka.
COVERING OIL
91
92 COVERING OIL
5.
Jenis-jenis Kontrak
Perminyakan:
Kesepakatan
Lisensi-Konsesi,
Joint
Venture,
dan
Kesepakatan
Bagi Hasil
Jenik Radon
Adalah kepentingan negara-negara yang kaya sumber daya alam
memanfaatkan sumber daya alam mereka untuk mendapatkan
dana bagi pembangunan sosial dan ekonomi. Untuk itu, beberapa
pemerintah melakukan kontrak dengan perusahaan-perusahaan
asing untuk mengembangkan dan menjual minyak atau gas
mereka. Negosiasi untuk mendapatkan kontrak yang tepat sangat
penting bagi upaya pemerintah meraih keuntungan.
Bab ini akan memusatkan pembahasan pada perbedaan tipetipe kontrak yang menjadi standar dalam industri ini dan juga
membicarakan masalah kepentingan publik yang sering diabaikan
dalam negosiasi kontrak. Dengan melaporkan isu-isu ini, media
bisa membantu memberikan informasi bagi perdebatan publik
tentang kontrak seperti apa yang terbaik bagi negaranya.
COVERING OIL
93
Pemerintah memiliki tiga pilihan untuk mengembangkan
sumber daya alamnya. Pemerintah mendirikan perusahaan negara
untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan memproduksi
seperti di Saudi Arabia, Meksiko, Venezuela, Iran, dan Oman.
Pemerintah bisa mengundang investor swasta asing seperti di
Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan Kanada. Atau bisa juga
menggunakan gabungan kedua sistem tersebut seperti di
Indonesia, Nigeria, Azerbaijan, dan Kazakhstan.
Syarat-syarat dalam kontrak menentukan berapa banyak yang
bisa didapatkan negara produsen atas sumber daya alamnya. Juga
menentukan apakah pemerintah punya kewenangan membuat
aturan tentang standar lingkungan, kesehatan, dan sebagainya yang
diterapkan untuk para kontraktor.
Pemerintah diharapkan menggunakan kekuasaannya untuk
membuat aturan yang melindungi kepentingan publik –misalnya
menjamin agar tumpahan minyak tidak merusak sumber air
minum. Pemerintah juga diharapkan menciptakan iklim investasi
positif yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan
kerja sembari menegakkan hukum investasi dan memberikan
hukuman bagi pelanggarnya. Pemerintah perlu belajar bagaimana
menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan ini.
Persoalan sulit berikutnya adalah fakta bahwa sebagai
penandatanganan kontrak, pemerintah bertindak layaknya sebuah
lembaga bisnis biasa yang berusaha memaksimalkan pendapatan.
Ini menempatkan pemerintah pada situasi sulit untuk mengatur
dirinya sendiri. Pemeritahan negara-negara kaya sumber daya alam
juga menghadapi tantangan dalam negosiasi dengan perusahaan
minyak besar, yang mempekerjakan ratusan ahli hukum terlatih.
Alasan lain untuk menitikberatkan pada kontrak adalah adanya
kesempatan korupsi dalam banyak kontrak di bidang energi yang
melibatkan biaya investasi yang tinggi dan keuntungan sangat besar.
94 COVERING OIL
Hanya ada sedikit informasi tentang syarat-syarat negosiasi dan
kontrak yang tersedia bagi publik. Karenanya, ada potensi
penyalahgunaan dari kedua pihak. Perusahaan yang mengajukan
penawaran, demi kesepakatan yang menguntungkan, terkadang
melakukan pembayaran ilegal, seringkali disamarkan sebagai
pemberian, kepada pejabat pemerintah atau perwakilannya.
Menjadi sulit menentukan apakah sebuah perusahaan terpilih karena kompetensi dan tawarannya kompetitif atau karena hubungan
dekat dengan pejabat pemerintah. Jika pejabat pemerintah juga
menjadi pembuat aturan, kesempatan korupsi menjadi makin
besar. Investigasi kriminal atas korupsi jenis ini telah dilakukan di
Angola, Congo-Brazzaville, Kazakhstan, dan tempat lainnya.1
Kontrak
Minyak
Meski rincian kontrak bisa sangat bervariasi, semua kontrak harus
menyepakati dua isu kunci: berapa keuntungan (sering disebut
“rents”) yang dibagi antara pemerintah dan perusahaan serta
berapa biaya yang harus ditanggung.
Yang membuat negosiasi menjadi rumit adalah tingkat
ketidakpastiannya tinggi karena informasi yang tidak lengkap,
bahkan menyesatkan. Biasanya saat penandatanganan kontrak,
baik perusahaan maupun pemerintah tidak tahu pasti berapa biaya
eksplorasi dan pengembangan sebuah ladang minyak, apakah
harga minyak atau gas di masa datang bisa menutup semua biaya
tersebut, atau seberapa besar minyak atau gas dalam sebuah ladang
minyak. Sembilan dari sepuluh upaya eksplorasi merugi.2
Perusahaan akan berusaha melindungi diri dari kemungkinan
rugi, yang akan menaikkan biaya internal. Negosiasi kontrak
membutuhkan kecakapan tawar-menawar untuk mendapatkan
COVERING OIL
95
keseimbangan yang bisa diterima dan menguntungkan investor
dan pemerintah. Seringkali pemerintah tuan rumah menunjuk ahli
keuangan dan hukum internasional untuk memberikan nasihat
selama proses negosiasi.
Salah satu keputusan pertama pemerintah adalah memilih
bentuk sistem kontrak yang akan digunakan, yang menentukan
syarat-syarat dari proses pengembangan: kesepakatan konsesi atau
lisensi, joint venture (JV), atau kesepakatan bagi-hasil (productionsharing agreement/PSA).
Setiap bentuk kontrak punya kelebihan dan kelemahan
masing-masing, khususnya dari sudut pandang komersial. Detail
kontrak bisa sangat bervariasi meski dalam satu jenis kontrak.
Menjadi lebih rumit lagi, syarat-syarat dalam kesepakatan lisensikonsesi dan PSA memiliki kemiripan. Pemerintah dan investor
harus mengumumkan syarat-syarat kesepakatan mereka. Jika
mereka menolak, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar
kepentingan mereka sehingga menjaga kerahasiaan. Sebab, tidak
ada alasan yang mendasar untuk menyembunyikan kesepakatan
semacam itu dari publik.
Kesepakatan
konsesi
atau
lisensi
Kesepakatan konsesi atau lisensi meningkat sejak diperkenalkan
pada awal 1900-an sebagai kontrak satu pihak. Saat itu banyak
negara yang kaya sumber daya alam nerupakan jajahan, koloni,
atau daerah perlindungan dari negara atau atau kerajaan lain.
Bentuk modern dari kesepakatan ini sering memberikan hak
eksklusif kepada perusahaan minyak untuk mengeksplorasi,
mengembangkan, menjual, dan mengekspor minyak dan tambang
di area tertentu dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.
Perusahaan-perusahaan bersaing mengajukan tawaran, seringkali
dilengkapi dengan bonus penandatanganan, untuk mendapatkan
96 COVERING OIL
lisensi ini. Bentuk kesepakatan ini cukup umum di seluruh dunia
dan digunakan di berbagai negara seperti Kuwait, Sudan, Angola,
dan Ekuador.
Keuntungan: Keuntungan merupakan hal penting dari sudut
pandang negara berkembang. Pertama, lisensi atau konsesi lebih
sederhana ketimbang bentuk kesepakatan lainnya, terutama jika
sistem penawaran publik digunakan untuk melengkapi aturan
dasar. Dukungan profesionalitas dan keahlian yang dibutuhkan
seringkali tidak begitu kompleks ketimbang JV maupun PSA.
Tapi tetap diperlukan semacam penasehat finansial dalam menyusun sistem penawaran konsesi. Infrastruktur hukum yang bisa
diterima dan andal, termasuk pengadilan yang mampu menafsirkan kesepakatan yang kompleks, juga perlu. Dengan sistem
hukum yang baik dan maju seperti di negara-negara industri seperti
Inggris, Norwegia, dan Kanada, kesepakatan lisensi atau konsesi
bisa fokus pada urusan komersial semata. Ia juga tak terbebani
memikirkan syarat-syarat kontrak untuk mengisi kesenjangan
dalam sistem hukum di negara tuan rumah.
Syarat finansial dan syarat lainnya dalam lisensi dirancang
oleh pemerintah, yang kemudian harus dipublikasikan dan dibuka
dalam proses penawaran oleh perusahaan-perusahaan yang mau
bersaing. Penawar yang menang lalu membayar harga penawaran
–biasanya berupa lisence fee dan/atau bonus penandatanganan.
Pembayaran ini menjadi hak pemerintah tanpa mempertimbangkan apakah minyak ditemukan atau tidak, serta menghasilkan
keuntungan komersial atau tidak.
Jika produksi komersial berlangsung, pemerintah juga menerima royalti berdasarkan pendapatan kotor dan/atau pajak laba
berdasarkan pendapatan bersih, keduanya berdasarkan jumlah
produksi dan harga penjualan. Seluruh risiko keuangan akibat
COVERING OIL
97
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar Kesepakatan Lisensi atau Konsesi
Jika pemerintah Anda membuat kesepakatan lisensi atau konsesi,
sejumlah pertanyaan bisa Anda ajukan untuk lebih memahami
situasi ini. Pertanyaan-pertanyaan ini juga bisa diterapkan untuk
JV dan PSA.
»
Jika syarat-syarat tender tidak diumumkan, tanyakan kepada
pejabat pemerintah mengenai informasi ini dan mengapa
mereka merahasiakannya?
»
Berapa lama masa berlaku konsesi? Berapa tawaran
perusahaan? Apakah penawar yang menang sepakat untuk
membayar? Apakah ada ahli dari luar negeri memberi nasehat
kepada pemerintah dalam merancang lisensi konsesi?
»
Berapa lama program kerja dan berapa jumlah investasi yang
disetujui penawar? Apa standar lingkungan yang berlaku dan
siapa pihak yang akan mengawasi pelaksanaannya? Adakah
penduduk yang direlokasi dalam pelaksanaan pengembangan
sumber daya alam ini?
»
Berapa hasil yang akan dibagi antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah?
Pertanyaan untuk Perusahaan
»
Berapa jumlah pembayaran dan kepada siapa pembayaran
dilakukan? Apakah persyaratan kesepakatan konsesi
dipublikasikan? Apakah pejabat perusahaan memberi
informasi bahwa mereka tidak membayar, dalam bentuk
apapun, kepada pejabat pemerintah, keluarga, atau temannya
untuk mendapatkan konsesi ini? Apa kriteria pemilihan
subkontraktor lokal?
98 COVERING OIL
proses pengembangan, termasuk biaya eksplorasi, ditanggung
oleh pemenang penawaran. Pendeknya, hanya sedikit kerugian
finansial maupun kerugian lainnya bagi pemerintah tuan rumah,
kecuali kehilangan kesempatan atau waktu jika sistem penawaran
tidak menarik penawar yang bisa menerima, kuat secara finansial,
dan punya kemampuan teknis.
Kelemahan: Kelemahan utama dari sudut pandang negara
berkembang, juga dari perspektif penawar, adalah dari sisi komersial. Biasanya kurangnya informasi yang memadai tentang potensi
sebuah area konsesi menyebabkan gangguan eksplorasi tidak
sepenuhnya dipahami. Hasilnya, sistem penawaran ini sering
menjadi sebuah lelang yang sederhana.
Perusahaan-perusahaan minyak tidak punya pilihan, selain
harus menghitung pada harga berapa untuk menawar sebuah
lisensi. Sebuah perusahaan akan berhati-hati menentukan harga
karena tak ada jaminan konsesi akan menutup biaya yang
dikeluarkan dan menghasilkan keuntungan. Ketika pengetahuan
dan fakta-fakta tidak memadai, pemerintah tak akan bisa memaksimalkan keuntungan potensial dari sebuah sistem lelang. Karena
dokumen penawaran menentukan program kerja minimum –
periode waktu yang ditentukan untuk melakukan investasi atau
menghindari risiko kehilangan lisensi– penawar potensial biasanya
lebih hati-hati dan konservatif dalam memberikan tawaran.
Infromasi lebih jauh tentang konsesi bisa dilihat pada Box 1
di akhir bab.
Joint
venture
Joint venture (JV) tak punya definis dan penjelasan yang memadai
karena tak ada definisi atau penjelasan yang bisa diterima secara
umum. Secara sederhana sebuah JV berarti dua pihak atau lebih
COVERING OIL
99
sepakat bergabung dalam sebuah kerja sama yang bentuknya
masih harus diperjelas lagi. Sebuah “joint venture bisa diibaratkan
perkawinan modern… Ada masa bersama ketika merasa cocok
satu sama lain… Pihak-pihak yang akan melakukan join venture
perlu tahu dan mengerti tujuan anggota lainnya, kepentingan, dan
cara melakukan bisnis. Tanpa pemahaman itu tak mungkin bisa
merancang kesepakatan yang bisa dijalankan (yakni kesepakatan
joint venture).... Rendahnya tingkat keberhasilan perkawinan modern
ini bisa disejajarkan dengan joint venture perusahaan.”3
Tak heran jika JV jarang dipakai sebagai dasar kerja sama
antara perusahaan minyak dan pemerintah. Nigeria merupakan
perkecualian. Perusahaan minyak milik negara menyukai bentuk
ini sampai salah satu bagian tidak lagi memenuhi komitmen
finansial dalam JV. Sekarang, kesapakatan baru di Nigeria lebih
banyak berbentuk PSA.
JV lambat dalam memutuskan persoalan. JV mengharuskan
semua pihak melakukan sesuatu bersama-sama. Tanpa memutuskan persoalan-persoalan penting lebih dulu saat membuat kesepakatan JV, masing-masing pihak hanya menunda pertentangan yang
mungkin muncul dan sering menimbulkan kebuntuan, terutama
jika JV merupakan kesepakatan 50-50. JV membutuhkan
negosiasi yang sungguh-sungguh dan memakan waktu lama agar
segala sesuatunya berjalan dengan baik dan semua pihak sepakat
tentang bagaimana melakukan kerja sama.
Keuntungan: Keuntungan satu-satunya JV adalah pemerintah
tidak sendirian dalam memutuskan dan bertanggung jawab atas
sebuah proyek. Hal ini bisa diserahkan kepada keahlian perusahaan
minyak. JV juga memberikan keuntungan bagi pemerintah dari
hasil pajak dan royalti.
100 COVERING OIL
Kerugian: Pembagian punya aspek yang merugikan. Karena risiko
dan biaya juga dibagi, pemerintah tuan rumah harus berpastisipasi
secara langsung dan bertanggung jawab dalam penambangan
sumber daya alam. Pertanggungjawaban juga membawa serta
kewajiban penting, termasuk atas kerusakan lingkungan.
Kerugian utama JV adalah format JV secara inheren bersifat
ambigu. Hal ini bisa memperumit dan membutuhkan negosiasi
Karakteristik Joint Venture
Merupakan kerja sama antara perusahaan minyak milik negara
(NOC) dan perusahaan minyak internasional (IOC)
Risiko dan biaya ditanggung bersama antara NOC dan IOC
NOC
Pemerintah menanggung
semua rehabilitasi dan pengembangan
sampai menghasilkan aliran kas dari operasi
JV model bekas Uni Soviet
JV Penuh
Pemerintah menjalankan
semua eksplorasi dan pengembangan
semua eksplorasi
JV Tipikal
Pemerintah menjalankan
JV Murni
Semua biaya/risiko dibagi
Contoh: Nigeria, North West Shelf (Australia), Rusia
IOC
Bagi Risiko
COVERING OIL
101
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar Joint Venture
Pengenalan tentang istilah JV seharusnya memacu wartawan untuk
bertanya kepada pejabat pemerintah dan perusahaan minyak.
»
Apa tujuan pasti JV? Apakah untuk eksplorasi,
pengembangan, dan/atau operasi?
»
Apa kontribusi masing-masing pihak, misalnya uang,
pengetahuan, dan/atau manajemen? Berapa yang diterima
masing-masing pihak? Apa tanggung jawab masing-masing
pihak, misalnya operasi, penjualan, dan/atau koordinasi
pemerintah?
»
Berapa lama keberadaan JV? Apa saja kesepakatan yang
membentuk JV —misalnya kesepakatan pendirian, yang
membentuk syarat-syarat penyelenggaraan JV; aturan
kesepakatan operasi, misalnya bagaimana ladang minyak
dikelola?
»
Bagaimana JV dihentikan? Bisakah satu pihak menguasai hak
pihak lain, dan dengan syarat seperti apa?
»
Mengapa sebuah format JV dipilih? Keputusan menggunakan
JV memerlukan penjelasan, bila bukan pembenaran,
bagaimana pemerintah menyetujui asumsi dan menerima
pembagian risiko, juga menerima kewajiban finansial
lanjutan. Setiap syarat JV dirancang baru dan dinegosiasikan;
pengujian penuh diperlukan untuk hampir setiap syarat.
»
Apa yang diterima pemerintah sebagai imbalan penerimaan
risiko dan kewajiban ekstra ini?
102 COVERING OIL
lebih intensif. JV tidak menawarkan keuntungan lebih ketimbang
bentuk kesepakatan lainnya dan mungkin akan butuh negosiasi
yang lebih lama. Pendeknya, JV memerlukan lebih banyak saran
mengenai hukum dari ahli-ahli dalam kontrak perminyakan, yang
akan menambah biaya pemerintah dan perusahaan. Akhirnya, JV
juga membutuhkan lebih banyak waktu untuk negosiasi.
Kesepakatan
bagi-hasil
(production-sharing
agreement/PSA)
Kesepakatan bagi hasil (PSA) kali pertama digunakan di Indonesia
pada 1966. Meski Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
tahun 1945, aktivitas perusahaan-perusahaan minyak asing masih
berpedoman pada Indische Mijnwet, hukum pertambangan masa
kolonial Belanda.4 Begitu sentimen nasionalisme muncul, metode
lisensi konsesi dianggap sebagai warisan imperialis dan kolonial.
Pemerintah menolak memberikan konsesi baru dan memperkenalkan “Indonesian formula,” sekarang dikenal sebagai PSA.
Dengan formula baru itu, negara tetap menjadi pemilik sumber
daya alam dan berhak menegosiasikan pembagian keuntungan.
Awalnya perusahaan-perusahaan asing menolak keras perubahan
ini, takut menjadi preseden yang mempengaruhi konsesi di tempat
lain. Tapi perusahaan independen mau menerima PSA. Perusahaan
minyak utama tidak punya pilihan lain dan akhirnya mengikutinya.5
PSA menyebar ke seluruh dunia dan sekarang menjadi hal biasa,
terutama di Asia Tengah dan Kaukasus.6
PSA menjamin kepemilikan sumber daya alam tetap di tangan
negara tapi pada saat bersamaan mengizinkan perusahaan asing
mengelola dan mengoperasikan pengembangan ladang minyaknya.7
Di bawah PSA, perusahaan minyak menanggung semua risiko finansial akibat pelaksanaan eksplorasi dan pengembangan.
Pemerintah juga menghadapi risiko. Seringkali perusahaan minyak
COVERING OIL
103
milik negara bergabung dalam konsorsium sebagai pemegang
hak dalam PSA, dan menyumbangkan sebagian keuntungannya
sebagai modal bersama (share capital) kepada konsorsium yang
mengembangkan area minyak. Seringkali pemerintah mengeluarkan biaya awal yang “ditanggung” perusahaan lain. Biaya ini akan
dibayarkan kembali kepada perusahaan dari laba pemerintah tuan
rumah yang diperoleh di masa depan.
Jika pemerintah tak mau setor modal, perusahaan-perusahaan
minyak akan mencoba negosiasi untuk mendapatkan bagian lebih
besar. Pembagian ini pasti merupakan hasil tawar-menawar yang
berat karena tak ada penentu ilmiah berapa jumlah pembagian
yang layak dan masuk akal.
Syarat-syarat finansial dalam PSA sama dengan kesepakatan
lisensi, meski struktur yang berbeda mungkin menghasilkan hasil
komersial yang berbeda. Pemerintah sering memperoleh bonus
penandatanganan, meski secara teratur ini dilepas atau diperdagangkan tukar untuk mendapatkan pembagian yang lebih besar
dari keuntungan di masa depan. Perusahaan minyak kali pertama
berhak atas nilai pemulihan untuk biaya operasi saat ini, biaya
untuk material yang dikonsumsi atau digunakan pada tahun di
mana mereka mulai terlibat, dan investasi modal –biaya aset
seperti bangunan, peralatan, dan komputer, yang berusia panjang.
Nilai pemulihan atas pengeluaran saat ini bersifat segera, pada
tahun saat pengeluaran dilakukan, dan nilai pemulihan atas investasi
modal dilakukan dalam beberapa tahun. Ada wilayah abu-abu
yang membuat para akuntan bisa mencapai kesimpulan berbeda,
seperti apakah item tertentu, seperti buku dan peralatan, akan
dimasukkan ke dalam biaya operasi atau biaya modal.
Apa yang tersisa setelah perusahaan menyisihkan perolehan
tahunannya untuk mengganti biaya operasional dan investasi
modal yang mereka keluarkan, sebagai penyusutan dalam tahun
104 COVERING OIL
Karakteristik PSA
Dimulai di Indonesia pada 1960
Merupakan komitmen kerja
Pembayaran bonus
Royalti
Pemulihan biaya produksi (Cost Oil)
Keuntungan - Biaya Produksi = Keuntungan Minyak
Keuntungan dibagi antara perusahaan dan pemerintah
Bagian keseluruhan pemerintah tergantung pada tawarmenawar
Negara berkembang sekarang lebih menyukai PSA
tersebut, kemudian dibagi dengan pemerintah tuan rumah
berdasarkan persentase yang disetujui.8 Perusahaan asing harus
membayar pajak atas bagiannya. Tapi ini seringkali diabaikan
pemerintah dan dimasukkan ke dalam jatah perusahaan yang harus
dibagi berdasarkan persentase yang telah disetujui.
PSA telah berkembang menjadi beberapa versi. Kesamaannya
hanya pada konsep dasar pembagian. Variasi ini tidak mengejutkan karena merupakan hasil negosiasi dan kepentingan setiap pihak
yang biasanya berbeda sesuai keadaan masing-masing.
Kompleksitas sebuah PSA tergantung infrastruktur hukum
sebuah negara. Jika sebuah negara tidak punya aturan dasar yang
mengatur operasi minyak, persoalan hukumnya biasanya digariskan dalam PSA. Pendeknya, makin kurang tepercaya dan/atau
sistem hukum suatu negara tak dapat diramalkan, makin banyak
masalah yang harus dimasukkan dan ditetapkan dalam PSA.
COVERING OIL
105
Keuntungan bagi pemerintah: Seluruh risiko finansial dan
operasional ditanggung perusahaan minyak internasional.
Pemerintah tidak punya risiko kerugian kecuali biaya negosiasi
(terutama untuk membayar penasehat hukum). Umumnya, pemerintah hanya kehilangan kesempatan, tapi bukan kerugian material,
jika eksplorasi atau pengembangan gagal. Asalkan proyek tidak
punya keterkaitan dengan syarat-syarat eksplorasi dan program
pengembangan, pemerintah masih bisa, jika PSA dirancang
dengan baik, menunda atau mengakhiri atau mengalihkannya
kepada perusahaan minyak lainnya. Pemerintah masih
mendapatkan keuntungan tambahan dari pembagian keuntungan
potensial tanpa harus membayar biaya investasi, kecuali jika
disepakati lain.
Jika PSA ditetapkan ke dalam hukum, ia akan memberikan
jaminan keamanan bagi perusahaan minyak internasional –kali
pertama diterapkan oleh Azerbaijan dan negara-negara bekas
Soviet. Dari sisi pemerintah, perubahan semacam ini, yang jika
dalam bentuk kontrak biasa bersifat fleksibel karena bisa diubah
oleh pihak-pihak yang melakukan kesepakatan, akan menjadikannya “tidak fleksibel” karena hanya bisa diamandemen dengan
persetujuan parlemen. Dalam banyak kasus, PSA mengatasi atau
mengalahkan semua hukum yang berlaku sekarang atau di masa
datang. Akibatnya, pemerintah secara efektif melepaskan hak
untuk menerapkan hukum dan peraturan baru dalam kaitannya
dengan kepentingan publik bila hukum atau peraturan itu
berdampak kurang baik bagi hak perusahaan minyak yang termuat
dalam PSA.
Kerugian bagi pemerintah: Fleksibiltas PSA sebagai sebuah
dokumen yang menyeluruh juga menjadi kelemahan. Ini memerlukan negosiasi yang sangat profesional dan pemerintah harus punya
106 COVERING OIL
Bonus-bonus
Bonus
penandatanganan
Dibayarkan saat penandatanganan kontrak
Bonus
penemuan
Dibayarkan ketika pertama kali ditemukan
(ladang minyak)
Bonus produksi
Dibayarkan saat produksi mencapai tingkat tertentu
Tidak populer dengan perusahaan minyak
Perusahaan minyak lebih menyukai pajak pendapatan
yang tinggi.
akses keahlian teknis, lingkungan, keuangan, perdagangan, dan
hukum. Dalam menyusun syarat finansial, pemerintah harus
memiliki akses ke cadangan potensial dari sebuah ladang minyak,
meski informasi akurat mungkin tidak tersedia. Kenyataannya,
pemerintah sering kekurangan data serta pengetahuan teknis dan
perdagangan ketimbang perusahaan minyak.
Yang terpenting, jika pemerintah mau mendapat pembagian
porsi yang signifikan atau kompensasi langsung atas keuntungan,
PSA menempatkan pemerintah pada konflik dengan dirinya
sendiri. Harus ada keseimbangan antara keinginan meraih
keuntungan lebih besar serta pelaksanaan aturan lingkungan dan
aturan lainnya. Biaya lingkungan memotong keuntungan. Juga,
makin rendah keuntungan perusahaan, makin rendah pula pajak
yang dibayar kepada pemerintah. Bagaimanapun, melalui PSA,
pemerintah menjadi pengambil keputusan yang tidak begitu pasif
dalam pengembangan ladang-ladang minyak.
COVERING OIL
107
Pada saat yang sama, melalui PSA, pemerintah bisa memasukkan standar lingkungan dan standar lainnya kepada perusahaan
minyak dalam sayrat-syarat kontrak. Tapi sebuah syarat kontrak
lebih mudah diabaikan, bahkan dilanggar, ketimbang undangundang atau peraturan. Alasannya sederhana. Pelanggaran syaratsyarat dalam PSA, bahkan persyaratan lingkungan, hanyalah
pelanggaran kontrak. Pihak pelanggar biasanya hanya diminta
mengoreksi pelanggaran yang telah dilakukannya, terkadang harus
membayar atas kerusakan itu. Hanya jika terjadi pelanggaran serius
dan penting, kemungkinan pemutusan kesepakatan bisa terjadi.
Selain itu, pihak pelanggar bisa beralasan bahwa pelanggaran
terjadi akibat tindakan serta tidak adanya tindakan dari pihak lain.
Pelanggaran persyaratan kontrak perlu proses negosiasi kontrak
yang panjang, sebuah negosiasi ulang, meski lebih sengit. Sebaliknya, pelanggaran terhadap undang-undang merupakan penghinaan, yang berakibat pada sanksi dan hukuman dari legislatif, bahkan
mendapat kutukan dari publik. Pelanggaran kontrak hanyalah
urusan pribadi.
Sebagai tambahan, jika sebuah PSA dijadikan hukum oleh
parlemen, ia akan membatasi fleksibilitas kedua pihak. Dan setiap
perubahan membutuhkan persetujuan parlemen. Sebagai sebuah
kontrak, sifat ambigu PSA menguntungkan pihak pemerintah
maupun perusahaan minyak. Dengan menjadikan PSA sebagai
hukum, juga sebagai sebuah kontrak, pemerintah mengalihkan
sebagian tanggung jawabnya kepada perusahaan-perusahaan
minyak dan melepaskan sifat kelenturannya.
Lebih jauh lagi, menjadikan kontrak sebagai hukum salah
satunya akan menciptakan infrastruktur hukum yang tidak lazim;
iklim investasi menjadi korbannya. Dengan mengadopsi PSA
sebagai hukum, Azerbaijan punya sedikit kemungkinan mengembangkan sistem hukum yang logis dan komprehensif, karena PSA
108 COVERING OIL
menjadi perkecualian dalam hukum yang prinsip dan umum.
Pendeknya, PSA adalah bentuk diskriminasi hukum positif atau
favoritisme demi perusahaan-perusahaan minyak. Investor sektor
lainnya seperti turisme, perbankan, dan pertanian berskala besar
akan meminta perlakuan khusus pula dari pemerintah dan
parlemen. Akibatnya terjadi kekacauan hukum dan kurangnya
penghargaan terhadap hukum.
Perolehan
pemerintah
Banyak kontrak mengharuskan perusahaan-perusahaan minyak
membayar bonus penandatanganan kepada pemerintah. Bonus
selanjutnya mungkin tergantung pada pencapaian tahap-tahap
tertentu dari eksplorasi dan pengembangan.
Syarat-syarat investasi lokal dalam sebuah kontrak bisa benarbenar mahal bagi negara tuan rumah. Sebab, perusahaan minyak
akan meminta konsesi dalam PSA atas pemberian subsidi swasta
yang diberikan kepada industri lokal. Akan lebih sederhana dan
lebih transparan bagi pemerintah untuk menggunakan sebagian
pendapatan pemerintah untuk melatih pekerja atau memberikan
kredit komersial kepada pengusaha lokal.
Karena pemerintah adalah pemilik sumber daya alam, secara
sah ia berhak atas bagian yang besar dari penyewaan ladang minyak.
Porsi yang diperoleh pemerintah, atau “bagian pemerintah,” akan
tergantung pada banyak faktor, termasuk seberapa berisiko –
secara finansial, komersial, politik, dan lingkungan– investasi
tersebut bagi perusahaan; adanya proyek-proyek alternatif dari
perusahaan-perusahaan ini di basis-basisnya di seluruh dunia; dan
harga pasar minyak yang berlaku saat negosiasi berlangsung.
Bagian pemerintah bisa meningkat dengan sebuah profitabilitas proyek. Bila investasi berhasil, pendapatan pemerintah bisa
meningkat tanpa terpengaruh insentif atas eksplorasi atau pro-
COVERING OIL
109
Perolehan Pemerintah dari
Lepas Pantai atau Perairan Dalam 9
(dinyatakan dalam persentase)
Negara
Portugal
Negara Bagian Louisiana
Thailand
Nigeria
Malaysia
Indonesia
Lepas Pantai
Perairan Dalam
43.2
69.3
67.0
84.8
89.4
89.8
39.7
47.2
57.5
64.2
68.1
81.1
duksi. Tapi, dalam praktik, sulit merancang sistem pajak yang
bisa menyesuaikan secara baik dengan tingkat pendapatan yang
sesungguhnya dicapai atas investasi dalam sebuah proyek.
Penyewaaan deposit minyak tidak bisa ditentukan di depan,
sehingga sebuah perusahaan akan memperhatikan bukan hanya
dampak keseluruhan dari rezim pajak, tapi juga bagaimana cara
masalah pajak ini diselesaikan pada titik-titik yang berbeda (dalam
struktur pajak).10
Untuk memahami mengapa pemerintah menentukan bagiannya pada tingkat tertentu, karakteristik setiap ladang minyak harus
diperhitungkan. Di pantai atau lepas pantai? Di perairan dangkal
atau perairan dalam? Sejarah geologis negara juga penting. Besar
dan relatif matang seperti Norwegia? Ladang minyaknya lebih
kecil dan lebih baru seperti Azerbaijan? Makin besar risiko investasi
makin besar pula bagian yang diminta oleh perusahaan-perusahaan.
110 COVERING OIL
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar PSA
Dalam tambahan pertanyaan tentang kesepakatan lisensi, wartawan
harus menanyakan kepada pejabat pemerintah bagaimana investor
diidentifikasi dan dipilih.
»
Apakah penawaran kompetitif?
»
Apa tipe pembayaran yang akan pemerintah terima? Akankah
ada bonus-bonus? Kapan bonus akan dibayar dan berapa
jumlahnya?
»
Apa bentuk pembayaran lain yang akan perusahaan lakukan?
Apa syaratnya? Akankah perusahaan membayar pajak, dan
jika ya pada tingkat berapa? Akankah mereka membayar
royalti saat produksi dimulai?
»
Apakah perusahaan diharuskan untuk berinvestasi di
komunitas lokal di mana mereka beroperasi, misalnya
dengan mendirikan rumahsakit atau sekolah? Apakah buruh
lokal dilibatkan? Apakah mereka dilatih? Jika ya, apakah
pemerintah memberikan konsesi pajak atau konsesi
keuangan lainnya? Apakah komitmen itu dibiayai dari
keuntungan atau merupakan kredit atas kewajiban pajak?
»
Bagaimana keuntungan akan dibagi antara perusahaan
minyak dan pemerintah?
»
Bagaimana memperlakukan biaya kerusakan lingkungan?
Apakah merupakan pengurangan biaya? Atau mengurangi
pajak atau keuntungan berdasarkan situasi, termasuk akibat
kecerobohan perusahaan? Apakah perusahaan sendiri yang
akan menanggung biaya ini? (Jika pemerintah berbagi biaya
kerusakan lingkungan, dan porsi keuntungannya dikurangi,
lemahnya penegakan hukum lingkungan terkena dampaknya).
COVERING OIL
111
»
Tanyakan kepada pemerintah dan juga perwakilan
perusahaan, rincian isi lokal dalam persyaratan kontrak. (PSA
sering memasukkan persyaratan pembagian material dan
suplai yang diproduksi oleh pemasok domestik. Kriteria
seleksi pemasok domestik harus transparan untuk menjamin
bahwa sistem ini tidak rawan terhadap suap dan neoptisme).
»
Bagaimana pemasukan dan biaya dihitung dan dibagi antara
perusahaan dan pemerintah? (Biaya apa saja yang bisa punya
konsekuensi besar pada perolehan pemerintah. Di Alaska,
praktik penyalahgunaan akuntansi oleh perusahaan
memberikan tambahan perolehan sebesar $6 milyar).
»
Berapa tingkat depresiasi, dan bagaimana perbandingan
praktik depresiasi dengan negara lain? Bagaimana harga
minyak dihitung?
Jika PSA di negara Anda tidak menjadi dokumen publik, tanyakan
kepada pemerintah dan perwakilan perusahaan. (Beberapa negara
seperti Azerbaijan menjadikan PSA tersedia untuk publik, tapi
hanya karena PSA telah dijadikan hukum dan karenanya harus
diumumkan.12 Beberapa negara tetap merahasiakan kontrak ini).
»
Jika PSA dijadikan hukum oleh parlemen, apakah akan menjadi
preseden bagi peraturan keselamatan dan lingkungan atas
masalah yang sudah dan/atau akan datang? Apa
konsekuensinya bila negara terlambat menerapkan aturan
yang lebih ketat mengenai operasi minyak dan gas? Apakah
ada biaya tambahan untuk ketaatan perusahaan atau apakah
pemerintah harus memberikan kompensasi kepada
perusahaan minyak?
»
Apakah kontrak mengharuskan perusahaan membayar denda
atas kerusakan lingkungan? (Beberapa kontrak gas alam
mengharuskan perusahaan membayar harga pembakaran gas
yang menyumbang efek rumah kaca akibat emisi gas)
112 COVERING OIL
Syarat-syarat
Kontraktual
Tertentu
Kesepakatan konsesi atau lisensi dan PSA biasanya memiliki
persyaratan-persyaratan umum dan memperhatikan hal-hal yang
sama meski dari perspektif yang berbeda. Bagian berikut menyajikan persyaratan-persyaratan umum tersebut.
Pihak-pihak. Pemilihan pihak-pihak yang terlibat dalam setiap
kesepakatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, khususnya
bila pihak tersebut berasal dari negara yang berbeda dan bila
salah satu pihak merupakan institusi pemerintah atau publik. Bila
pemerintah tuan rumah menjadi bagian dalam kesepakatan, maka
ia akan menerima tanggung jawab langsung dan memiliki kewajiban tak terbatas. Pemerintah bisa membatasi tanggung jawabnya
dengan melibatkan salah satu badan usahanya dalam kontrak.
Seringkali muncul kebingungan antara kedua entitas hukum ini –
meski terpisah– karena perusahaan milik negara dianggap sebagai
“tangan” pemerintah.
Sebagai contoh, pemerintah setuju menyediakan tenaga listrik
yang memadai untuk sebuah proyek. Bila gagal melakukannya,
itu akan menjadi tanggung jawabnya. Tapi bila perusahaan listrik
nasional, meski milik negara, yang membuat persetujuan tersebut,
maka hanya perusahaan listrik yang menanggung kewajiban atas
kegagalannya, dan hanya aset perusahaan yang bisa dipergunakan
untuk menutup biaya kompensasi. Secara umum, disarankan agar
pemerintah tidak menjadi partner langsung dalam sebuah kesepakatan komersial, meski hal semacam ini tidak selalu bisa. Dalam
kesepakatan minyak, perusahaan minyak milik negara sering
menjadi perantara untuk pemerintah.
Karena alasan ini dan lainnya, pemerintah harus memisahkan
kegiatan komersialnya dengan perannya sebagai pemerintah dan
COVERING OIL
113
pembuat regulasi. Tak seharusnya memikul tanggung jawab
kontraktual sebagai latihan fungsi-fungsi pembuat regulasi.
Perusahaan minyak, dalam melakukan kesepakatan dengan
pemerintah, biasanya punya perwakilan (subsidiary) yang berperan
sebagai pihak dalam kesepakatan. Bentuk perwakilan semacam
ini hanya memiliki sedikit aset, atau bahkan tidak punya aset sama
sekali, dan ia tak bisa menggunakan sumber keuangan perusahaan
induknya, khususnya dalam kasus kerusakan lingkungan. Pemerintah harus meminta jaminan dari perusahaan induk agar pemerintah
memiliki partner yang meyakinkan dalam kontrak untuk menanggung kewajiban yang mungkin timbul.
Metode Akuntansi. Dalam menentukan keuntungan, harus ada
keputusan tentang metodologi akuntasi. Amerika Serikat, Inggris,
dan Prancis punya standar akuntansi sendiri. International Accounting
Standard Board sedang digodok, yang akan menjadi dasar akuntasi
internasional. Standar akuntasi masih memberikan ruang penilaian
dan penafsiran, dan bisa menimbulkan perselisihan yang serius.13
Standar akuntasi juga tidak memiliki syarat-syarat yang bisa
melarang munculnya bentuk-bentuk biaya khusus. Bagaimana
biaya tertentu diperlakukan harus dijelaskan dalam kontrak.
Penentuan harga antarperusahaan –perusahaan-perusahaan
milik bersama atau umum mengontrol harga barang dan jasa–
adalah masalah sulit karena standar akuntansi hanya memberikan
pedoman dan bukan pemecahan yang pasti. Penentuan harga
antarperusahaan bisa meningkatkan biaya dan mengurangi
kompensasi yang diterima pemerintah.
Pemulihan Biaya. Biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah
penting bagi pendapatan pemerintah. Sebab, pajak yang dibayar
perusahaan dan royalti yang mereka bagi dengan pemerintah
114 COVERING OIL
berdasarkan atas laba perusahaan tersebut. Bagaimana perusahaan
mencatat biaya menentukan berapa profit yang mereka laporkan.
Ada dua macam biaya: biaya operasi saat ini dan biaya investasi modal. Biaya saat ini dikeluarkan pada tahun ketika perusahaan
beroperasi dan merupakan penghitungan segera dari pendapatan
kotor dan pengurangan segera terhadap laba. Biaya investasi modal
adalah jangka panjang dan bisa terdepresiasi setelah satu periode
waktu. Dari sisi pemerintah, makin panjang tingkat depresiasi, makin
tinggi bagian laba yang diterimanya selama periode waktu tersebut.
Perusahaan, di sisi lain, akan berusaha menutup biaya secepat
mungkin melalui depresiasi yang dipercepat. Karenanya, jangka
waktu yang digunakan perusahaan untuk mendepresiasi aset bisa
berdampak signifikan bagi perolehan pemerintah.
Apakah setiap biaya adalah sah adalah masalah lain. Misalnya,
apakah bonus yang dibayarkan kepada tenaga kerja asing, sebagai
kompensasi bekerja di negara tuan rumah, merupakan biaya yang
sah? Haruskah perjalanan hanya dibatasi dengan kelas ekonomi?
Sebuah kebijakan biaya yang detail adalah keharusan.
Investasi modal, apakah untuk alat pengeboran maupun
investasi jangka panjang lainnya atau “permanen,” adalah penting.
Karena bisa dipakai dalam waktu lama, investasi ini harus didepresiasi. Perusahaan minyak lebih suka menutup biaya-biaya ini segera
dan membayar semuanya saat mereka beroperasi untuk menurunkan laba tahun itu serta membayar pajak dan laba yang lebih
sedikit kepada pemerintah tuan rumah. Jika pemerintah mengizinkan depresiasi yang cepat atas investasi modal, perusahaan minyak
hanya mengalami sedikit kerugian ketika harus menghentikan operasinya. Perusahaan pun akan siap menutup sebagian besar biaya.
Pajak atau Kompensasi. Pertanyaan tentang bagaimana
menentukan pajak produksi adalah masalah sangat penting karena
COVERING OIL
115
pemasukan yang diperoleh dari produksi dan penjualan sumber
daya alam sering menjadi porsi terbesar dalam anggaran pemerintah. Jika pemerintah menarik pajak terlalu besar juga berbahaya.
Perusahaan yang merasa tertekan bisa memilih kabur ke negara
yang menawarkan syarat-syarat yang lebih baik.
Ada beberapa tipe pajak yang bisa diterapkan pemerintah.
Pertama, pajak keuntungan yang bisa didapatkan dalam bentuk
pajak pendapatan perusahaan atau bisa berupa kumpulan dari
berbagai pajak keuntungan yang telah disepakati. Pengawas pajak
mengumpulkan data tentang produksi, volume penjualan, dan
harga ketika produk itu dijual, kemudian pengawas mengaudit
biaya-biaya perusahaan. Harga minyak yang dijual kepada
perwakilan perusahaan itu di negara lain mungkin lebih rendah
atau lebih tinggi ketimbang harga pasar yang berlaku. Di negaranegara yang administrasi pajaknya jelek, cara seperti itu bisa
dilakukan untuk menghindari pajak.
Pajak lain yang biasanya diberlakukan pada perusahaan
minyak adalah royalti, atau excise tax, biasanya berdasarkan
persentase dari nilai produksi, meski bisa juga berupa satu set
pembayaran berdasarkan volume atau kuantitas. Pajak ini sering
menjadi prioritas ketimbang pajak-pajak lainnya. Pemerintah
menyukai pajak ini karena mudah mengurusinya, berbeda dari
pajak keuntungan perusahaan yang rumit dan menunggu sampai
proyek menghasilkan laba. Di sisi lain, pajak-pajak ini bisa menjadi
tidak efisien karena hanya menarik pajak berdasarkan produksi
tanpa peduli pada keuntungan. Ketika proyek hanya meraih
keuntungan yang sedikit atau tidak kompetitif, royalti atau excise
tax mungkin mengecilkan hati bagi investasi di masa datang.
Bonus-bonus adalah sumber pendapatan lain yang mudah
mengurusnya. Negara tuan rumah bisa meminta satu kali pembayaran sebelum perusahaan memulai eksplorasi (bonus penanda-
116 COVERING OIL
tanganan), atau pembayaran tetap lanjutan saat produksi mencapai
tingkat tertentu (bonus produksi). Bonus-bonus merupakan pembayaran tetap dan tidak memperhitungkan keberhasilan proyek
atau keuntungannya; biasanya bersifat mengurangi pajak.
Norwegia merancang sebuah sistem canggih yang relatif bisa
menyesuaikan diri dengan baik terhadap tahap pengembangan
sebuah proyek. Dengan sistem ini pemerintah memeproleh bagian
yang signifikan atas penyewaan ladang minyaknya. Aturan pajaknya
didasarkan pada pajak perusahaan (28 persen) dan pajak tambahan
khusus minyak (50 persen). Kedua pajak itu didasarkan atas laba
bersih perusahaan, dan seluruh biaya yang relevan untuk aktivitas
di semenanjung Norwegia bersifat mengurangi pajak. Investasi
di sana menjadi menarik karena tingkat depresiasi yang tinggi.
Sebagai tambahan, kelonggaran pembayaran membuat perusahaan bisa mengurangi 30 persen lebih investasinya terhadap pajak
khusus. Contohnya, jika belanja modal (capital expenditure) sebesar
$100 juta, perusahaan bisa memperoleh $130 juta. Karenanya,
sistem pajak minyak di Norwegia menarik untuk proyek dengan
keuntungan terbatas karena kelonggaran pembayaran akan
melindungi keuntungan sepenuhnya dari pengaruh pajak khusus
minyak.14 Tapi harus dicatat, Norwegia punya pengalaman panjang
dalam mengelola sistem pajak sumber daya alam.
Lingkungan. Setiap pemerintah wajib melindungi lingkungannya.
Meski standar lingkungan masuk dalam PSA dan kesepakatan
lisensi-konsesi, aturan dan regulasi lingkungan bisa menjadi
ambigu. Sebab, memberikan hak kepada perusahaan-perusahaan
untuk menafsirkan, menegosiasikan, bahkan memveto, meski tidak
secara langsung, standar lingkungan. Misalnya, PSA pada proyek
pengembangan minyak yang besar di Azerbaijan mengizinkan
perusahaan kontraktor mengeluarkan emisi udara yang “sesuai
COVERING OIL
117
dengan praktik dan standar industri minyak yang berlaku umum.”
Masalahnya adalah tidak ada standar dalam industri ini!
Jika standar lingkungan hanya sebuah syarat kontrak, maka
perusahaan dan pemerintah bisa menafsirkan persyaratan ini,
bahkan secara efektif mengajukan veto. Adalah hal standar dalam
sebuah kesepakatan memberikan kesempatan yang sama kepada
semua pihak untuk menafsirkan atau memberikan persetujuan
terhadap syarat-syarat yang tak jelas, dan karenanya perlu perhatian
dari semua pihak.
Negara-negara berkembang, jika mereka lemah dalam
standar lingkungan dan pelaksanaannya, secara tidak langsung
mensubsidi biaya komoditas komersial dengan mengizinkan
lingkungan mereka dirusak.
Standar lingkungan umumnya lebih baik di negara-negara
Barat. Tapi tidak selalu seperti itu, khususnya dalam industri
minyak dan gas, yang permintaannya begitu besar. Masalah muncul
ketika perusahaan-perusahaan minyak, untuk menghindari standar
lingkungan yang ketat di suatu negara, mengambil keuntungan di
negara lain yang aturannya lemah, misalnya, untuk membuang
lumpur beracun dari tempat pengeboran.
Perusahaan minyak lebih suka membayar denda yang relatif
lebih rendah akibat tidak memenuhi standar lingkungan yang ketat
ketimbang harus menanamkan investasi untuk pemantauan dan
kontrol polusi. Denda seharusnya cukup tinggi sebagai tindakan
pencegahan. Perusahaan biasanya punya kewajiban memulihkan
wilayah operasinya setelah proyek berakhir. Sementara beberapa
negara seperti Jerman memberlakukan aturan ini secara ketat,
negara-negara lain memberikan persyaratan yang lebih lemah.
Program Kerja. Sebuah program kerja yang memperinci rencana
eksplorasi atau pengembangan dapat menjadi tidak jelas, seringkali
118 COVERING OIL
menyembunyikan pertimbangan teknis dan finansial, termasuk
bagaimana mengebor di dalam air atau area yang rawan gempa.
Karena itu, pertanyaan tentang bagaimana cara terbaik melindungi
lingkungan alam juga menjadi masalah, terutama terkait biaya
yang harus dikeluarkan untuk pemasangan peralatan perlindungan.
Seringkali sebuah perusahaan minyak akan memperlambat
proyek tertentu karena diperkirakan terlalu mahal, khususnya bila
dibandingkan dengan proyek lain yang mungkin dikembangkan
di tempat lain di dunia. Pemerintah tuan rumah harus meminta
program kerja, yang menetapkan secara jelas keadaan seperti apa
yang menyebabkan proyek bisa ditunda atau bahkan tidak
dilanjutkan, serta keadaan seperti apa yang tidak mengharuskan
penundaan atau penghentian.
Stabilisasi. Persyaratan stabilisasi melindungi perusahaan minyak
dari pergantian pemerintahan dan legislatif yang mempengaruhi
syarat-syarat kontrak dan membuat mereka mendapatkan
kompensasi dari pemerintah tuan rumah atas setiap penambahan
biaya yang diakibatkan perubahan peraturan di masa depan,
kecuali disepakati cara lainnya.
Awalnya, ketentuan stabilisasi ditujukan untuk menghadapi
risiko politik yang bisa mempengaruhi kontrak. Di negara-negara
berkembang, kekhawatiran paling besar adalah pemerintah tuan
rumah melakukan nasionalisasi aset investor atau menghentikan
kontrak melalui keputusan sepihak.
Pada 1970-an, terjadi perselisihan antara investor asing dan
Libya setelah pemerintah Libya menasionalisasi kepentingan dan
properti perusahaan minyak di sana. Pengadilan arbritase memutuskan bahwa keputusan sepihak Libya merupakan pengingkaran
terhadap kontrak yang menaikkan tanggung jawab pemerintah
dan perlu perbaikan.
COVERING OIL
119
Sebuah ketentuan stabilisasi sangat merugikan pemerintah
yang “menyetujuinya”. Sebab, ketentuan itu akan membekukan
hukum dan peraturan negara itu dalam jangka waktu lama. Jika
ada perubahan yang mempengaruhi investor, pemerintah harus
membayar kompensasi.
Ketentuan stabilisasi harus dianalisis dari perspektif waktu:
apa artinya saat ini dan apa artinya di masa depan?
Harga. Bagaimana harga minyak di pasar ditentukan adalah sangat
penting karena berpengaruh langsung atas kompensasi pemerintah
tuan rumah, baik dalam bentuk pajak maupun bagi hasil. Satusatunya cara objektif menghitung harga jual minyak adalah dari
harga di spot pasar regional. Platts, sebuah lembaga yang menentukan harga minyak milik McGraw Hill, menerbitkan daftar
komprehensif minyak mentah yang biasa diperdagangkan dan
harga pasar hariannya. Umumnya, sebuah kontrak akan menetapkan patokan yang dipakai dalam menentukan harga.
Patokan harga yang disepakati perusahaan-perusahaan yang
punya hubungan tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan
harga. Sebab, harga tersebut ditentukan secara internal dan tidak
mencerminkan harga pasar.
Sebuah perusahaan yang punya hubungan tidak hanya perusahaan yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh perusahaan yang
sama. Bisa juga sebuah perusahaan yang punya pertalian kontrak
atau pertalian lainnya dengan pihak penjual, hubungan yang tidak
harus diumumkan kepada publik. Yang berbahaya bagi
pemerintah, pajak perusahaan didasarkan pada harga minyak yang
dijual kepada perusahaan perwakilan, yang mungkin di bawah
harga pasar. Perbedaan tipis dalam harga per barel bisa amat
berarti secara keseluruhan.
120 COVERING OIL
Pemutusan Kerja Sama. Sebuah kontrak perlu menjelaskan apa
keadaan-keadaan yang bisa mengakhiri sebuah kesepakatan.
Kesepakatan bisa dihentikan, misalnya, karena mengulangi pengrusakan lingkungan. Penghentian kontrak seharusnya juga bisa dilakukan jika perusahaan tidak lagi mengembangkan ladang minyak
yang dimaksud. Pada titik ini, pemerintah tuan rumah bisa mengalihkan kontrak ke perusahaan lain yang mau mengembangkan
ladang minyak tersebut.
Tenaga Ahli Asing. Dalam negosiasi kontrak, negara-negara
berkembang biasanya mengandalkan tenaga-tenaga ahli asing,
termasuk, ironisnya, berasal dari perusahaan-perusahaan energi
internasional. Mengandalkan keahlian perusahaan-perusahaan
minyak dan gas tidak bisa dielakkan. Sebab, tidak ada pejabat
pemerintah, bahkan jika mereka punya keahlian, yang bisa melihat
setiap aspek pengembangan sumber daya alam. Tenaga-tenaga
ahli asing harus dievaluasi, diseleksi, diatur, dan diarahkan. Mereka
harus benar-benar independen sehingga mereka bisa benar-benar
menjadi pemberi saran dan pembela.
Kesimpulan
Karena kontrak minyak begitu kompleks dan bisa menimbulkan
penyalahgunaan dan korupsi, maka kontrak-kontrak maupun
subkontrak harus benar-benar terbuka dan diumumkan kepada
publik. Hanya dengan itu publik bisa menilai secara efektif
keabsahan kesepakatan ini dan keputusan yang diambil badi rakyat
dan pejabat pemerintah.*
COVERING OIL
121
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar Syarat-syarat Kontrak
»
Apa saja syarat-syarat yang memperbolehkan investor
menghentikan produksi di sebuah ladang minyak atau
menolak investasi lanjutan di ladang minyak tertentu?
»
Apakah kontrak memuat ketentuan stabilisasi yang
meniadakan hukum dan regulasi baru yang mempengaruhi
industri minyak?
»
Berapa harga minyak atau gas yang akan dipakai untuk
menentukan pajak atau kompensasi lain yang menjadi
kewajiban perusahaan minyak atau gas?
»
Jika mengulangi pengrusakan lingkungan, bisakah kontrak
diputus? Jika ya, apa yang dimaksud “mengulangi”? Jika
kontrak diputus, siapa pemilik fasilitas-fasilitas?
»
Jika perusahaan tidak lagi mengembangkan ladang minyak,
bagaimana penghentian ditetapkan? Apakah berarti tidak ada
eksploitasi selama satu tahun, atau beberapa tahun? (Tak ada
model jawaban, tapi masalah ini harus dipecahkan. Dan dasar
pemecahan masalah ini harus diumumkan kepada publik).
»
Siapa tenaga ahli asing yang memberi saran mengenai
kontrak kepada pemerintah? Bagaimana mereka dipilih? (Dan
pertanyaan yang tak terpikirkan, apakah mereka dibayar
terlalu rendah, karena orang mendapatkan apa yang
diberikannya!)
»
Apakah tenaga ahli “independen” pernah mewakili atau
bekerja untuk perusahaan minyak? Berapa bayaran yang
mereka terima dari perusahaan minyak? Apakah mereka
bersedia tidak mewakili perusahaan minyak dalam waktu
lama setelah keterlibatan dengan pemerintah berakhir?
122 COVERING OIL
CERITA CONTOH
Lago Agrio: Cerita Pahit Ekuador
Oleh Nicholas Rosen
16 Maret 2005
Bitter Lake di sekitar Lago Agrio,
wilayah hutan Amazon yang
tercemar oleh ceceran minyak di
Ekuador, telah berkembang
menjadi cerita yang kompleks,
pertarungan hukum yang
panjang, di mana setiap bagiannya
terasa pahit seperti namanya.
Pada 2003, sebuah tim
pengacara Amerika Serikat
meng gugat ChevronTexaco
senilai US$1 milyar atas nama
ribuan penduduk asli dan warga
desa di daerah Lago Agrio.
Gugatan itu menunjuk TexPet,
wakil Texaco (yang merger
dengan Chevron pada 2001),
bertanggung jawab atas pembuangan sepuluh juta galon air
limbah beracun ke dalam hutan,
dan mereka harus membayar
biaya pembersihannya. ChevronTexaco menyatakan bahwa
itu menjadi tanggung jawab
TexPet di bawah kesepakatan
dengan pemerintah Ekuador.
Melalui kerja sama de-ngan
perusahaan minyak negara
PetroEcuador, TexPet mengoperasikan ladang mi-nyak Oriente
di sekitar Lago Agrio antara 1972
sampai 1990. Texaco menjual
bagiannya kepada PetroEcuador
pada 1992, dan meluncurkan
program pembersihan untuk beberapa tahun senilai US$40 juta
yang disetujui pemerintah Ekuador. ChevronTexaco kemudian
melakukan pengujian sendiri di
berbagai tempat pengeboran di
wilayah Lago Agrio, yang menunjukkan bahwa tingkat polusi
memenuhi standar WHO.
Sampai di sini tanggung jawab hukum Texaco berakhir, klaim para
pembela hukum Texaco.
Tapi para penuntut, yang
mendapat dukungan kelompokkelompok lingkungan seperti
Amazon Watch, mengklaim bahwa Lago Agrio masih merupakan wilayah bencana. Sungai dan
COVERING OIL
123
air minum terkontaminasi dan
sangat berbahaya, menjadi sebab
tingginya tingkat penyakit kanker di wilayah tersebut. Mereka
menyebut pengujian lingkungan
yang dilakukan perusahaan minyak besar Amerika Serikat di
hutan hujan itu sebagai “junkscience.”
Kejaksaan wilayah Lago
Agrio kemudian mengajukan
tuntutan di Amerika Serikat,
karena pengambilan keputusan
yang menjadi penyebab persoalan polusi tersebut dibuat di
kantor pusat Texaco di White
Plains, New York. Tapi pada
2002, hakim di New York
mengumumkan bahwa “kasus
itu merupakan persoalan dengan
Ekuador dan tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat.”
Hakim membebaskan kasus ini
di New York, tapi memerintahkan perusahaan untuk mengikuti
jurisdiksi pengadilan Ekuador.
Saat ini di Ekuador, kasus
ini telah memakan waktu bertahun-tahun. Persoalan lanjutannya menjadi lebih kompleks,
ChevronTexaco mengajukan
124 COVERING OIL
klaim arbritase kepada pemerintah Ekuador, agar membayar
semua biaya yang timbul akibat
kasus ini.
Apapun hasil dari kasus
Lago Agrio ini, akan sangat
berarti—sebuah keputusan unik
menyangkut kewajiban hukum
dari perusahaan multinasional,
dan sebuah isu panas dalam
politik lokal Ekuador. Penerapan hukum atas ChevronTexaco
bisa memicu kasus hukum yang
sama di Ekuador, Amerika
Serikat, dan belahan dunia lainnya. Ini bisa mempengaruhi
persepsi negatif dari perusahaan
minyak asing, di saat Ekuador
sedang bersemangat memasuki
sektor ini. Dan bila ChevronTexaco menang, akan bisa
menimbulkan kekacauan politik
di Ekuador, tempat kelompokkelompok penduduk asli dan
pendukungnya percaya bahwa
sebuah perusahaan asing yang
rakus berkolusi dengan pemerintah yang jahat untuk memperkosa dan merampok rumah
hutan hujan mereka.
BOKS 1
KARAKTERISTIK
GENERASI
KONSESI
KARAKTERISTIK
PERTAMA
KONSESI MODERN
Monopoli vs Kompetisi
Area sangat luas
Jangka waktu konsesi lama
Eksklusivitas dalam hak
melakukan eksploitasi
Kontrol penuh atas
jadwal dan program kerja
Tidak ada syarat untuk
produksi
Batas area jelas
Periode waktu terbatas:
- fase eksplorasi (3 sampai 5
tahun)
- fase produksi (15 sampai
20 tahun)
Ada aturan bila ingin keluar
Ada persyaratan program
kerja
Ada persyaratan investasi
tambahan
Penawaran lisensi
Keuntungan Konsesi vs Pendapatan Pemerintah
Royalti (jumlahnya
Royalti lebih besar
ditetapkan per ton atau barel
(berdasarkan tingkatan,
yang telah dihasilkan)
yakni makin banyak minyak
Kompensasi keuangan
sangat sederhana
makin tinggi persentase,
makin sedikit minyak makin
sedikit pula persentasenya)
Pajak pendapatan yang
penting
Bonus-bonus
Sewa tahunan (berdasarkan
luas area)
Syarat-syarat finansial lebih
adil
COVERING OIL
125
Fakta dan Gambaran Umum
Kesepakatan minyak tertua
Gordon Barrows Survey
(konsesi D’Arcy 1901,
(1995): 62 negara dari 116
Persia)
menggunakan kesepakatan
Negara kaya sumber daya
alam pada posisi lemah
konsesi*
Negara-negara yang
karena secara ekonomi dan
menggunakan kesepakatan
teknis tergantung pada
konsesi berkurang
perusahaan asing.
jumlahnya.
Perlawanan terhadap
Negara yang masih
investor asing yang
menggunakan bentuk
imperialistik.
kesepakatan ini: Sharjah (Uni
Sekarang, negara-negara
Emirat Arab), Inggris,
berkembang masih skeptis
Norwegia, Turki, Somalia,
terhadap konsesi
Trinidad, Australia, and New
Zealand
* Andrei Konoplyanik, “Concessions: from d’Arcy to Kozak,” Oil, Gas &
Energy Law Intelligence, Volume I, Issue #1, January 2003.
126 COVERING OIL
BOKS 2
Kesepakatan Minyak di Seluruh Dunia, 2004
JOINTLISENSI,
Kesepakatan
PSA dan
VENTURE
KONSESI
Bagi Hasil
LISENSI
dan/atau
LAIN-LAIN
= 62 negara
(PSA)
PSA dan/
= 52 negara
atau LISENSI
Asia &
Australia
Pengembangan
area minyak
bersama Timor
Timur dengan
Australia 15
Asia &
Australia
China*, India,
Indonesia,
Malaysia,
Myanmar,
Vietnam…
Asia Tengah
& Kaukasus
Azerbaijan,
Albania,
Georgia,
Kyrgyzstan…
Eropa Timur
Rusia*
Eropa
Norwegia*,
Inggris*
Eropa
Malta
Timur Tengah
Uni Emirat
Arab*
Timur Tengah Timur Tengah
Qatar, Syria, Iraq, Jordan
Yaman
Afrika
Afrika
Aljazair,
Sudan
Angola,
Congo,
Pantai Gading,
Mesir, Guinea
Ekuator,
Gabon…
Amerika Utara
Amerika
Serikat*
Amerika Tengah
& Selatan
Argentina,
Brasil,
Ekuador…
Amerika
Utara
Kanada*
Amerika
Tengah &
Selatan
Guatemala…
Asia Tengah
& Kaukasus
Kazakhstan
(JV, PSA, &
kesepakatan
jasa),
Turkmenistan
(JV dan PSA)
Timur Tengah
Kuwait* dan
Saudi Arabia*16,
Iran* (pembelian
kembali)17, Oman
Afrika
Libya (JV
dan PSA),
Nigeria* (JV
and PSA)
Amerika
Utara
Kanada* (JV
untuk
eksplorasi)
Amerika Tengah
& Selatan
Meksiko*
(MSC18),
Venezuela*
(lisensi dan
kontrak jasa
risiko)
* Penghasil Utama Minyak Dunia, Sumber: Energy Information
Administration 2003.
COVERING OIL
127
128 COVERING OIL
6.
Melindungi Ekonomi
Negara Berkembang
dari Kejutan Harga
Randall Dodd
Fakta bahwa kekayaan sumber daya alam bisa menghambat
perkembangan ekonomi sudah banyak dipahami. Yang kurang
diketahui adalah kemungkinan kebijakan yang diambil pemerintah
membuat pendapatan dari hasil minyak bisa lebih stabil dan
mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Secara singkat, kutukan sumber daya alam terjadi jika sumber
daya alam yang berlimpah di sebuah negara menyebabkan distorsi
ekonomi. Akibatnya sumber daya itu digunakan kurang efisien
dan prospek pertumbuhan dan investasi menjadi lebih rendah
(khususnya sektor manufaktur dan komoditas yang bisa
diperdagangkan). Distorsi ekonomi bisa muncul dalam bentuk
korupsi, nilai tukar yang terlalu tinggi, pinjaman asing yang terlalu
besar, upah tinggi yang tak berlanjut, dan belanja yang tak penting
COVERING OIL
129
oleh pemerintah. Tantangan ini digambarkan secara lebih lengkap
pada Bab 2.
Untuk memecahkan masalah ekonomi ini, pemerintah harus
menerapkan dan menjaga manajemen keuangannya dengan baik.1
Solusi kebijakan lainnya mungkin perlu melibatkan institusi
keuangan dan instrumen keuangan khusus. Bab ini membahas
institusi dan instrumen keuangan ini, yang bisa membantu
pemerintah dalam mengelola tantangan besar yang menghadang
perkembangan ekonomi: bagaimana mengelola ketidakstabilan
harga komoditas di suatu negara yang tergantung pada hasil
penjualan sumber daya alamnya.
Harga minyak dan gas sangat tidak menentu dan tidak selalu
mengikuti perputaran bisnis biasa. Ketidakstabilan ini menciptakan
biaya ekonomi yang harus ditanggung pemerintah dan juga sektor
swasta. Perencanaan menjadi sangat sulit bagi pemerintah bila
pendapatannya tergantung pada pendapatan sumber daya alam.
Ketidakpastian harga komoditas mempersulit disiplin
anggaran. Ketika harga tiba-tiba naik, pemerintah cenderung
meningkatkan belanja, yang bisa menyebabkan inflasi serta
pemborosan. Tapi lebih buruk lagi jika harga tiba-tiba anjlok.
Pemerintah menghadapi pilihan antara memotong anggaran,
menaikkan pajak, menemukan alternatif pendapatan, dan
berhutang. Setiap pilihan punya risiko. Memotong anggaran dan
menaikkan pajak sulit dilakukan secara cepat. Pilihan ini akan
menciptakan kontraksi ekonomi, dan biasanya lebih menyusahkan
kaum perempuan dan kaum miskin secara tidak proporsional.
Juga bisa mengakibatkan kekacauan politik. Meminjam ke luar
negeri tidak murah dan mudah karena pendapatan pemerintah
dari minyak dan sumber kekayaan lainnya sedang rendah dan
tingkat kelayakan kredit juga rendah. Pendeknya, membuat
anggaran fiskal dengan bijaksana dalam keadaaan seperti ini
130 COVERING OIL
Ketergantungan terhadap Pendapatan Minyak
pada Beberapa Eksporter Utama, 2000
Pendapatan sektor hidrokarbon pemerintah
dalam persen dari total pendapatan
Angola
90%
Equatorial Guinea
88%
Oman
85%
Nigeria
82%
Saudi Arabia
79%
Sumber: perkiraan staf IMF dan U.S. Energy Information Administration
sangatlah sulit. Pemerintah harus membuat anggaran dengan
asumsi harga minyak yang bisa jadi meleset.
Ada sejumlah institusi dan instrumen keuangan yang bisa
mengurangi besaran risiko pemerintah akibat ketidakstabilan
harga. Institusi keuangan seperti dana stabilisasi dan dana tabungan
bisa menjadi cadangan untuk melindungi anggaran. Alternatif
lainnya berupa instrumen lindung nilai (hedging) seperti future, option,
dan produk derivative lainnya juga bisa melindungi pemerintah
dengan mengalihkan sebagian risiko kepada investor yang mau
ikut menanggungnya. Tapi, pengurangan risiko ini memerlukan
biaya, dengan memberikan sebagian pendapatan bila harga minyak
dan gas tiba-tiba naik, dan pemerintah tidak selalu siap secara
politik untuk menyerahkan rezeki nomplok itu.
Koreksi
kebijakan
Dalam novel East of Eden, penulis Amerika John Steinbeck
menggambarkan ketidakpercayaan terhadap kekayaan sumber
COVERING OIL
131
Ketergantungan terhadap Pendapatan Minyak
pada Beberapa Eksporter Utama, 2000
Pendapatan sektor hidrokarbon pemerintah
dalam persen dari total pendapatan
Angola
90%
Equatorial Guinea
88%
Oman
85%
Nigeria
82%
Saudi Arabia
79%
Sumber: perkiraan staf IMF dan U.S. Energy Information Administration
sangatlah sulit. Pemerintah harus membuat anggaran dengan
asumsi harga minyak yang bisa jadi meleset.
Ada sejumlah institusi dan instrumen keuangan yang bisa
mengurangi besaran risiko pemerintah akibat ketidakstabilan
harga. Institusi keuangan seperti dana stabilisasi dan dana tabungan
bisa menjadi cadangan untuk melindungi anggaran. Alternatif
lainnya berupa instrumen lindung nilai (hedging) seperti future, option,
dan produk derivative lainnya juga bisa melindungi pemerintah
dengan mengalihkan sebagian risiko kepada investor yang mau
ikut menanggungnya. Tapi, pengurangan risiko ini memerlukan
biaya, dengan memberikan sebagian pendapatan bila harga minyak
dan gas tiba-tiba naik, dan pemerintah tidak selalu siap secara
politik untuk menyerahkan rezeki nomplok itu.
Koreksi
kebijakan
Dalam novel East of Eden, penulis Amerika John Steinbeck
menggambarkan ketidakpercayaan terhadap kekayaan sumber
COVERING OIL
131
daya alam yang dihasilkan dari sektor pertanian. Dia melukiskan
bagaimana hujan turun selama tahun-tahun basah yang diikuti
tahun-tahun kering. Selama tahun-tahun basah, tanah menjadi
makmur dan subur, orang-orang menjadi kaya dan makmur.
Selama tahun-tahun kemarau, tanah menjadi gundul dan gersang,
orang-orang pun menjadi miskin dan pindah. Dia menyimpulkan:
“Selama tahun-tahun kemarau orang akan melupakan tahun-tahun
saat mereka kaya, dan selama tahun-tahun hujan orang melupakan
semua kenangan di musim kering. Selalu seperti itu.”
Tapi seharusnya tidak seperti itu. Kebijakan publik yang dirancang dan diterapkan secara tepat bisa menstabilkan pendapatan
dari sumber daya alam. Juga menghindari masalah-masalah seperti
itu serta mendorong perilaku yang menghasilkan kemakmuran.
Mengelola
Akibat
Dampak
Buruk
Ketidakstabilan
Ekonomi
Harga
Perubahan harga sumber daya alam bisa disebabkan oleh pembukaan ladang minyak baru, pengendoran kuota produksi OPEC,
atau komersialisasi teknologi-teknologi baru yang mengakibatkan
jatuhnya harga minyak. Sebaliknya, pembatasan kuota produksi
OPEC, kekacauan politik di negara pengekspor minyak, peningkatan atas permintaan minyak, perang, terorisme, atau kekhawatiran di antara pedagang bisa menaikkan harga minyak.
Ketidakpastian harga bisa menjadi kutukan bagi negaranegara berkembang yang berdampak pada anggaran pemerintah
mereka. Ketika harga sumber daya alam naik, pendapatan pemerintah ikut naik. Pendapatan yang sangat besar akibat kenaikan
harga sumber daya alam bisa digunakan untuk mengurangi defisit
anggaran atau meningkatkan belanja, atau bisa keduanya. Ketika
132 COVERING OIL
harga jatuh terjadi sebaliknya, dan yang sering terjadi adalah
meningkatnya defisit anggaran. Jika pemerintah tidak bisa mengantisipasi ketidakpastian ini, mereka menjadi rawan terhadap pola
“stop and go” atas belanja yang berdasarkan siklus: pemerintah
meningkatkan belanja ketika harga pasar minyak naik dan
memotongnya ketika harga jatuh.
Salah satu akibat langsung jatuhnya harga sumber daya alam
adalah menurunnya kemampuan negara-negara berkembang
membayar tepat waktu utang luar negerinya. Pada musim gugur
1998, setelah harga minyak turun dari $21 ke $13 per barel dalam
waktu sembilan bulan (turun 38 persen), pemerintah Rusia menyatakan moratorium atas pembayaran utang luar negerinya, yang
memicu krisis keuangan di dunia.
Perubahan harga yang signifikan bisa menyebabkan masalah
ekonomi penting lainnya. Rencana jangka panjang bisa terganggu;
pemerintah, pengusaha, dan individu terpaksa mengurangi belanja.
Pada gilirannya, ini akan mengakibatkan fluktuasi dalam belanja
bidang lainnya, investasi, dan standar hidup.
Tabel 1 menyediakan contoh sepuluh negara dengan Produk
Domestik Bruto (PDB), pendapatan ekspor, dan pendapatan
pemerintah sangat berhubungan dengan perubahan dalam harga
komoditas ekspor utama negara (kolom kedua). Data dalam tabel
merupakan koefisien korelasi antara perubahan harga komoditas
internasional dan perubahan PDB, pendapatan ekspor, serta
pendapatan pemerintah di masing-masing negara antara tahun
1989 sampai 2002 (nilai ekspor dikonversi ke dolar Amerika
Serikat). Data tersebut menunjukkan betapa terkaitnya indikator
ekonomi kunci negara-negara tersebut dengan harga internasional,
yang sulit dikontrol mereka. Sebagai contoh tambahan adalah
Meksiko di mana minyak tercatat sebesar 10 persen dari nilai
ekspor tapi 40 persen dari pendapatan pemerintah.
COVERING OIL
133
Untuk melindungi dari fluktuasi harga sumber daya alam,
pemerintah negara-negara berkembang bisa menggunakan
instrumen derivative untuk menghindari dampak buruk pergerakan
harga. Hedging adalah alat berbagi risiko ketidakstabilan harga
dengan investor. Bila anggaran pemerintah tidak dilindungi dari
fluktuasi harga, perubahan harga ini akan mempengaruhi seluruh
sendi perekonomian.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah yang
mengandalkan pendapatan dari sumber daya alam. Mereka bisa
menggunakan teknik-teknik hedging untuk mengurangi besaran
risiko dari perubahan harga komoditas ini. Ketiga teknik kunci
ini adalah 1) dana stabilisasi dan tabungan, 2) surat utang komoditas
(commodity bonds), dan 3) hedging melalui penggunaan derivative.
1) Menstabilkan Efek Kekayaan Sumber Daya Alam
Cara kekayaan sumber daya alam menjadi kutukan adalah melalui
dampaknya terhadap perilaku belanja individu dan pemerintah,
serta melalui dampak ekonomi makronya terhadap nilai tukar
dan daya saing perdagangan internasional. Contohnya, penerimaan
devisa yang besar bisa menekan nilai mata uang suatu negara di
pasar valuta asing. Hal ini akan menurunkan daya saing harga
dari barang-barang domestik dan barang-barang manufaktur di
negara tersebut. Penurunan sektor manufaktur dan agrikultural
tersebut dikenal sebagai Dutch Disease.
Salah satu cara mencegah atau menghilangkan efek berbahaya
akibat peningkatan kekayaan yang mendadak ini adalah dengan
mendirikan institusi-institusi keuangan yang dengan bijaksana akan
mengatur kekayaan tersebut dari waktu ke waktu. Contoh seperti
social trust fund adalah stabilisasi dana dan dana tabungan.
134 COVERING OIL
TABEL 1
Korelasi Harga Komoditas pada Negara Pengekspor Utama
Negara
Komoditas
Produk
Ekspor
Pendapatan
Domestik
Bruto
Burundi
Kolombia
Kopi
-0,55
0,44
1,00
Minyak
0,05
0,30
0,62
Ethiopia
Ghana
Kazakhstan
Kopi
0,44
0,33
0,36
Coklat
0,75
0,22
0,72
Minyak
0,65
0,90
0,44
Kopi
0,48
0,40
0,48
Nigeria
Minyak
0,30
0,66
0,11
Uganda
Kopi
0,65
0,52
0,64
Uruguay
Daging
0,20
0,00
0,45
Venezuela
Minyak
0,01
0,71
0,50
Nikaragua
— PDB dan Pendapatan dalam nilai mata uang lokal tahun 1995
— Ekspor dalam nilai nominal U.S. dollar
— Statistik Keuangan Internasional, 1989-2002
Koefisien korelasi mengukur tingkat variabel-variabel yang bergerak bersama.
Nilai satu berarti bahwa kedua variabel bergerak bersama secara tandem.
Negatif satu berarti mereka bergerak berlawanan sepenuhnya. Nol berarti
mereka bergerak secara bebas dan tidak saling mempengaruhi. Nilai 0.5
berarti bahwa setengah gerakan satu variabel bisa dijelaskan atau
dihubungkan dengan gerakan yang sama pada variabel lainnya. Bila harga
naik atau turun sebesar 10 persen, pendapatan anggaran bisa diperkirakan
naik atau turun sebesar setengahnya, atau 0,5 persen.
Dana
stabilisasi
Pelajaran ekonomi dasar tentang dana stabilisasi sudah setua cerita
Nabi Yusuf yang menyarankan pemimpin Mesir untuk menyimpan
pendapatan selama periode tujuh tahun masa panen –disebut tahuntahun “gemuk”– dan kemudian mengeluarkan simpanan itu selama
COVERING OIL
135
tahun-tahun paceklik di masa datang. Manajemen penyimpanan
ini menstabilkan pendapatan Mesir dari waktu ke waktu dan ikut
andil dalam kedamaian dan kemakmurannya.
Dana stabilisasi dirancang untuk menghimpun dana saat harga
sumber daya alam melampaui tingkat yang ditargetkan dan
menggunakan dana tersebut saat harga jatuh di bawah tingkat
yang ditargetkan. Dalam pelaksanaannya, dana stabilisasi
menghindarkan pendapatan dipakai untuk belanja ketika harga
komoditas tinggi dan menghasilkan tambahan rezeki nomplok.
Ia juga membuat pendapatan tambahan tersedia saat harga
sumber daya alam rendah dan menyebabkan defisit anggaran.
Contohnya, pemerintah menetapkan tingkat harga acuannya pada
$30 per barel minyak. Saat harga di atas $30/barel, pendapatan
tambahan disimpan dalam dana stabilisasi. Ketika harga jatuh di
bawah $30/barel, kekurangannya akan diambil dari dana stabilisasi.
Agar efektif, dana stabilisasi membutuhkan dua bentuk
proteksi anggaran. Pertama, syarat bahwa surplus dalam dana
stabilisasi tidak dipakai sebagai jaminan untuk menambah utang
dan dengan demikian menghilangkan efek stabilisasi oleh
meningkatnya defisit anggaran. Tanpa syarat ini, belanja pemerintah tak akan berkurang selama periode boom. Nilai uang tabungan
akan kecil jika pemerintah tetap menambah utang dan membayar
bunganya dengan dana stabilisasi. Biaya bunga atas utang baru
itu juga akan menjadi beban pendapatan di masa depan bila harga
komoditas sedang rendah.
Proteksi kedua, yang menjadi penting ketika harga tertekan,
adalah jaminan integritas penjamin dana sehingga tidak digunakan
untuk alasan jangka pendek. Dana stabilisasi dirancang untuk
meningkatkan jumlah uang dalam anggaran pemerintah saat harga
komoditas jauh di bawah target. Tapi terkadang pemerintah
menekan pengelola dana dan meminta sumber-sumber
136 COVERING OIL
tambahan. Untuk melindunginya, dana itu harus dikelola dengan
kepemimpinan yang profesional, terlindungi dari tekanan politik,
dan merupakan perwakilan orang-orang terpilih. Caranya dengan
memiliki sebuah komisi atau badan yang ditunjuk oleh lembaga
legislatif untuk jangka menengah-panjang.
Contoh sukses adalah Chile’s Copper Fund. Didirikan tahun
1985, tabungan itu disimpan dalam sebuah rekening Bank Sentral
dan manajemennya adalah sebuah lembaga independen (sebagian
anggotanya dari perusahaan tembaga milik negara, CODELCO).
Lembaga ini punya catatan bagus dengan membantu pemerintah
Chile mengatasi defisit fiskal. Contoh buruk adalah Macroeconomic Stabililization Investment Fund (FIEM) dari Venezuela.
Aturan anggaran yang tidak ketat telah membiarkan pemerintah
meminjam aset yang terkumpul untuk meningkatkan belanja dan
menunda pembayaran dana yang telah dijadwalkan. Hasilnya,
FIEM hanya memiliki cadangan $700 juta2 (meski harga minyak
sangat tinggi), dan efektivitasnya telah menurun.
Selain untuk menstabilkan anggaran pemerintah, dana
stabilisasi juga melindungi pemerintah dari Dutch Disease dengan
mencegah peningkatan nilai tukar. Ini bisa dilakukan dengan
menginvestasikan dana tabungan dalam bentuk surat berharga
dengan denominasi mata uang asing untuk mengurangi tekanan
terhadap kenaikan nilai mata uang negara tersebut.
Dana stabilisasi yang efektif bisa mengubah kekayaan sumber
daya alam negara menjadi kekuatan yang mendorong stabilitas
ekonomi. Tapi ada keterbatasan pada strategi kebijakan ini. Ia
didasarkan asumsi bahwa tahun-tahun “gemuk” akan datang dulu.
Kecuali dana bisa dipinjam dari pendapatan di masa depan,
kebijakan ini belum bisa dijalankan sampai harga mencapai tingkat
yang ditargetkan. Dana ini juga punya beban politik tambahan
untuk menjadi penggerak ekonomi sebelum menjadi pendorong.
COVERING OIL
137
Dana
tabungan
Dana tabungan berbeda dari dana stabilisasi. Tujuan utamanya,
menabung uang untuk masa depan. Dana ini bisa dipakai pemerintah saat membutuhkannya, atau disimpan untuk generasi mendatang. Ini terutama untuk sumber daya alam yang tak bisa diperbarui, karena bila tidak, akan dihabiskan generasi sekarang. Aset dalam
dana tabungan disimpan dalam lembaga kepercayaan (trust), dan
pendapatan dalam trust bisa dibayarkan berulang kali. Contohnya
Alaska Permanent Fund yang dibentuk pada 1977. Pada akhir 2003,
terkumpul aset lebih dari $28 milyar. Aset ini menghasilkan
pendapatan yang dibayarkan kepada seluruh warga Alaska.3
2) Surat Utang Komoditas (Commodity Bonds)
Bond adalah surat utang yang dikeluarkan sebuah perusahaan atau
pemerintah dengan tujuan mendapatkan uang. Bond konvensional
terdiri atas pembayaran tetap bunga tahunan atau setengah tahunan
(disebut pembayaran coupon) dan pembayaran akhir nilai pokok
utang saat jatuh tempo. Misalnya, sebuah surat utang senilai $1.000
yang berlaku 30 tahun dengan tingkat coupon 5 persen akan
menghasilkan pembayaran coupon setengah tahunan sebesar $25
(berdasarkan 5 persen dari nilai pokok bond) dan pembayaran penuh
sebesar $1.000 pada akhir tahun ke-30. Harga bond konvensional
ditentukan oleh nilai sekarang (present value) dari seluruh pembayaran
coupon dan pokok. Karena pembayan di masa depan lebih kecil
nilainya ketimbang pembayaran saat ini, dan pembayaran di masa
jauh lebih ke depan jauh lebih kecil nilainya ketimbang pembayaran
masa depan, maka nilai bond ditentukan oleh penghitungan discount
yang wajar atas pembayaran masa depan agar nilainya sama seperti
pembayaran yang dilakukan sekarang.
138 COVERING OIL
Bond
berdasarkan
indeks
komoditas
Bond komoditas berbeda dari bond konvensional karena
pembayaran coupon maupun pembayaran pokok mengikuti harga
komoditas tertentu (underlying commodity). Misalnya, bond
berdasarkan komoditas minyak memiliki nilai pokok setara
dengan 1.000 barel harga pasar saat jatuh tempo. Dengan harga
$25 per barel, maka nilai bond sebesar $25.000. Jika harga jatuh
menjadi $20, peminjam yang mengeluarkan bond hanya diharuskan
membayar $20.000. Peminjam diharuskan membayar kembali
dengan harga lebih rendah saat jatuh tempo jika harga minyak
lebih rendah dibanding-kan apabila harga sedang tinggi –ini
mengalihkan risiko harga minyak dari negara-negara berkembang
sebagai peminjam kepada investor.
Jika harga naik, pemerintah harus membayar lebih tinggi.
Tapi pemeritah akan tetap di posisi yang lebih baik meski harus
membayar lebih karena, sebagai pengekspor, pendapatan minyak
juga lebih besar akibat kenaikan harga minyak.
Bond tipe ini bisa dihitung sebagai bond konvensional dengan
tambahan derivatives yang mengubah salah satu dari pembayaran
coupon atau pokok ke dalam pembayaran berdasarkan harga
minyak. Satu kali pembayaran pokok secara ekonomis akan setara
dengan kontrak berjangka dan serangkaian pembayaran coupon
akan setara dengan swap atau serangkaian kontrak forward.4
Bond
terkait
komoditas
Versi lain dari bond komoditas terkait pembayaran coupon dan
pokok yang mengacu harga komoditas adalah melalui derivative
tambahan, yang disebut option.5 Sebuah option menghasilkan
pembayaran hanya bila harga komoditas yang dijadikan referensi
naik di atas target tertentu, yang disebut sebagai harga “strike”
atau “exercise”. Contohnya, sebuah call option 1.000 barel minyak
COVERING OIL
139
dengan strike price $50 per barel akan menghasilkan pembayaran
setara seribu kali harga pasar yang melebihi $50.
Dalam hal bond terkait komoditas ini, pembayaran coupon
maupun pokok akan jatuh bila harga minyak turun di bawah
harga target atau strike tapi tidak akan naik bila harga melebihi
strike price. Untuk mengalihkan risiko penurunan harga minyak
bagi pemegang bond, peminjam perlu membayar “asuransi”
kepada investor dalam jumlah yang tinggi. Harga bond dan coupon
mencerminkan kenyataan bahwa penerbit bond akan memegang
sebuah option yang membolehkannya membuat pembayaran yang
lebih rendah saat harga minyak jatuh di bawah strike price. Investor
pembeli bond akan membayar harga yang lebih rendah atau
menerima tingkat bunga yang lebih tinggi di pasar sebagai ganti
pengambilan risiko.
Bond terkait komoditas biasanya memiliki dua bentuk dasar.
Bond dengan sebuah put option “short” memberikan hak membayar
pada harga lebih rendah dari pembayaran tunai tertentu atau
ditentukan oleh harga komoditas bila harga jatuh di bawah strike
price. Tipe ini mengalihkan risiko harga sumber daya alam kepada
investor bond asing. Bond dengan call option “long” memberikan hak
atas pembayaran tunai tertentu yang lebih tinggi atau ditentukan
dengan harga komoditas bila harga melebihi strike price. Dalam hal
ini investor bond akan membagi keuntungan dari harga sumber
daya alam yang tinggi, dan negara peminjam akan mendapat
keuntungan dari pinjaman pada tingkat suku bunga rendah.6
Semua tipe bond berdasarkan komoditas ini bisa membantu
negara mengalihkan beberapa risiko komoditas harga, meski
terhitung mahal. Bond komoditas, dengan kontrak forward maupun
kontrak option, lebih kompleks dibandingkan bond konvensional.
Di pasar uang, kompleksitas membutuhkan biaya lebih mahal
daripada yang sederhana. Dalam bond terkait komoditas dengan
140 COVERING OIL
posisi short option, ada option premium yang merupakan biaya
tambahan –peminjam membayar biaya tambahan ini dalam
bentuk penghasilan coupon yang lebih tinggi. Dalam semua kasus,
negara berkembang sebagai peminjam akan membayar lebih
tinggi pada bond yang lebih kompleks. Hasil akan tetap tinggi,
memberikan pilihan kepada peminjam untuk membayar coupon
atau pokok dengan harga yang lebih rendah bila harga komoditas
jatuh dan harus dijual terpisah kepada investor asing yang juga
mau menanggung risiko harga komoditas dalam jangka panjang.
3)
Hedging
Menggunakan
Derivatives
Dana stabilisasi dan surat hutang komoditas adalah dua strategi
manajemen risiko. Sebuah pendekatan kebijakan lainnya, yang
menangani masalah lebih langsung dan secara potensial lebih murah,
adalah penggunaan derivative untuk melindungi harga komoditas.
Ada berbagai instrumen derivative yang tersedia di pasar.
Sebagian diperdagangkan di tempat pertukaran future s (kebanyakan
berbentuk kontrak future dan option) dan sebagian lainnya
diperdagangkan di luar tempat pertukaran resmi (over-the-counter/
OTC) berupa forwards, options, dan swaps.7
Meski kebanyakan kontrak yang diperjual-belikan berjangka
waktu pendek, mereka bisa secara efektif diputar-ulang dari satu
bulan ke bulan berikutnya agar bisa memberikan perlindungan
nilai yang efektif dalam waktu lama.8 Perputaran-ulang ini dilakukan dengan menjual kontrak future yang habis waktunya dalam
satu bulan dan membelinya kembali sebelum habis waktunya,
dan menjual lainnya yang akan habis waktunya pada bulan berikutnya. Contoh, sebuah perusahaan mulai melakukan lindung nilai
(hedge) pada Januari dengan menjual future minyak Februari,
COVERING OIL
141
kemudian membeli kembali sebelum masa waktunya habis dan
menjual kontrak berjangka untuk Maret, kemudian membelinya
kembali sebelum waktunya habis dan menjual future April, begitu
seterusnya. Ada yang meragukan pendekatan ini, yaitu mereka
yang mempertimbangkan risiko terkait proses perputaran kembali
(roll-over). Dengan risiko roll-over, seperti risiko dasar dan
ketidaklikuidan pasar, mereka membuktikan berkali-kali bahwa
hanya ada risiko kecil yang bisa dikelola tanpa harus melakukan
hedging. Tapi banyak perusahaan minyak multinasional, perusahaan
agrikultural global, dan bisnis lain secara regular menggunakan
teknik ini sebagai sarana murah dan efektif untuk melindungi
diri dari risiko harga.
Sebuah variasi penting dari pendekatan ini datang dari
Australian Wheat Board.9 Kepada petani partisipan, lembaga ini
menjanjikan harga minimum untuk hasil panen gandum mereka,
dengan memberikan put option kepada petani, dan kemudian
melindungi risiko program agrikultural ini dengan cara menjual
kontrak future gandum di pasar future. Pada akhir 1990-an,
Australian Wheat Board menjadi partisipan terbesar dalam pasar
future kontrak gandum di Chicago Board of Trade.
Lindung nilai (hedging) dengan futures atau forwards
Hedging bekerja mengurangi risiko dengan cara berikut. Perhatikan
kasus sederhana suatu negara yang jumlah pendapatan dan ekspor
minyaknya merupakan jumlah total produksi nasional dan total
ekspor. Penurunan atau kenaikan harga sebesar 20 persen akan
menambah atau mengurangi produksi dan ekspor sebesar 20
persen. Negara bisa melakukan perlindungan nilai (hedge) atas
tekanan ini dengan mengambil posisi “short” untuk minyaknya.
Misalnya, negara bisa menjual minyak ke pasar forward. Posisi short
forward berarti bahwa sejumlah komoditas dijual dengan harga
142 COVERING OIL
tertentu pada waktu tertentu di masa datang. Jika minyak dijual
forward pada 1 Januari untuk pengiriman 31 Desember pada harga
$25/barel, maka setiap penurunan $5 harga minyak akan
menghasilkan keuntungan sebesar $5 per barel karena dilindungi
oleh kontrak forward. Namun bila harga minyak naik sebesar $5
per barel, berarti akan menghasilkan kerugian sebesar $5 per barel.
Hedging akan menghasilkan keuntungan saat harga jatuh dan
merugikan saat harga naik karena pengalihan efek dari kenaikan
dan penurunan pendapatan dari penjualan sumber daya alam.
Cara ini akan mengurangi ketidakpastian pendapatan anggaran
akibat ketidakstabilan harga. Ini akan membantu mencegah
kebijakan fiskal yang berputar-putar dan membantu pemerintah
menjalankan lebih banyak peran dalam menstabilkan performa
ekonomi serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Dengan
cara ini setiap orang akan tahu pada bulan Januari berapa nilai
dari produksi dan ekspor yang akan terjadi, misalnya $250 juta
pada akhir tahun; dan pemerintah akan tahu bahwa dana ini akan
tersedia (berapa pun harga minyak saat itu) untuk membayar
utang luar negeri atau kewajiban lainnya.
Hedging melalui derivative bisa dijalankan melalui kontrak futures,
forward, atau swap.10 Kontrak futures dan kontrak forward adalah
kewajiban untuk membeli atau menjual barang tertentu dalam
jumlah tertentu dengan harga tertentu pada waktu tertentu di
masa depan. Bedanya, kontrak futures mempunyai standar,
diperdagangkan secara umum, dan diakomodasi melalui lembaga
kliring (clearing house). Produk minyak sebuah negara mungkin
berbeda standarnya dari yang diperdagangkan di kebanyakan
tempat perdagangan utama. Jika tingkat minyak yang berbeda
mengakibatkan perbedaan penting dalam ketidakpastian harga,
maka pemerintah bisa masuk ke dalam kontrak forward di pasar
tidak resmi (Over the Counter/OTC). Beberapa kontrak yang bisa
COVERING OIL
143
Ungkat-Ungkit
Hedging
Berikut adalah contoh risiko yang perlu dipertimbangkan.
Petani menghadapi risiko harga panen jatuh saat memutuskan
menanam, saat panen, dan saat membawa hasil panen ke
pasar. Pemerintah negara produsen minyak menghadapi
risiko penurunan harga minyak selama tahun anggaran,
sementara pemerintah negara pengimpor minyak menghadapi risiko kenaikan harga.
Hedging didefinisikan secara baik sebagai pengurangan
risiko. Sebaliknya, spekulasi didefinisikan sebagai aktivitas
melibatkan diri dalam risiko.
Risiko harga bisa dikurangi dengan menggunakan
derivative dalam melakukan lindung nilai (hedging) –sebuah
proses yang kadang disebut manajemen risiko– dengan
memasuki sebuah kontrak derivative yang akan mengalihkan
kerugian akibat risiko (dan juga mengalihkan keuntungan
yang diraih akibat risiko). Nilai derivative yang digunakan
untuk melakukan lindung nilai harus ditukar dengan jumlah
yang setara –tapi dalam arah yang berbeda– dengan risiko
harga. Misalnya, sebuah negara yang mengekspor satu milyar
barel menghadapi risiko kehilangan $1 milyar setiap penurunan satu dolar per barel harga minyak. Negara ini bisa
mencegah risiko ini dengan menjual future minyak di New
York Mercantile Exchange yang nilainya akan meningkat $1
milyar untuk setiap penurunan satu dolar harga minyak
Hubungan risiko dengan nilai lindung nilai bisa dianggap
sebagai versi finansial dari permainan anak-anak, ungkatungkit. Ketika satu ujung naik, ujung lainnya langsung akan
turun. Jika tak ada gerakan, kedua sisi akan sama dalam
bidang horisontal. Grafik berikut mengilustrasikan konsep
ini dengan menunjukkan bagaimana saat nilai posisi di pasar
spot, misalnya tanaman atau minyak siap ekspor (S) meningkat, maka posisi futures (F) jatuh, dan sebaliknya. Jika
keduanya, jumlah kedua posisi itu tetap sama pada titik
tumpu ungkat-ungkit (seesaw).
144 COVERING OIL
Hedging: Jumlah perubahan dari risiko harga dan hedge adalah
nol, atau S=F.
S
S
2
F
1
F
1= 1
S
1
F
2
disesuaikan diperdagangkan melalui dealer derivative (biasanya
bank-bank besar dan pialang). Transaksi OTC memberikan
beberapa keuntungan: membolehkan semua pihak menyesuaikan
kontrak berdasarkan kebutuhan mereka, dan tidak membutuhkan
jaminan. Transaksi OTC juga punya beberapa kelemahan: tidak
dilakukan di tempat perdagangan resmi, kurang transparan, dan
tidak ada jaminan dari lembaga kliring –menyebabkan pelaku
hedging mempunyai risiko dari dealer derivative. Pasar OTC juga
tidak mendapat perlindungan dengan baik dari kejahatan dan
manipulasi oleh pemerintah dan pasar itu sendiri.
Keunggulan hedging melalui derivatives adalah murah. Juga
merupakan kebijakan yang bisa dipertukarkan (karenanya
pemerintah bisa memutuskan untuk menarik hedge-nya), dan tidak
tergantung pada datangnya tahun-tahun “gemuk”. Hedging
membolehkan pemerintah meminjam melalui instrumen hutang
COVERING OIL
145
konvensional daripada membayar mahal untuk mengetuk masuk
sekelompok kecil investor yang mau berinvestasi dalam bond
komoditas. Tidak seperti dana stabilisasi, hedging melalui kontrak
derivative tidak menggoda pejabat untuk korupsi atau menjadi
target mereka yang mencari dana mudah melalui program baru
atau perpanjangan program. Kelemahannya, kontrak futures
mengurangi keuntungan saat harga naik. Solusinya adalah dengan
cara melakukan lindung nilai dalam jangka dua atau tiga tahun,
bukan periode yang lebih lama. Atau melakukan lindung nilai
hanya sebesar 75 sampai 80 persen dari pembukaan harga, sehingga
ekonomi “merasakan” efek dari perubahan harga.
Options
hedging
Jika pemerintah tak ingin menggunakan kontrak futures atau forward
karena mengurangi potensi keuntungan dari harga minyak yang
tiba-tiba naik, pemerintah bisa menggunakan options daripada
membeli “jaminan” miliknya sendiri untuk menghadapi jatuhnya
harga.11 Dengan options, pemerintah membayar harga premium
kepada penjual option atau “writer” yang menjamin harga minimum
atas minyak. Misalnya, pemerintah menetapkan bahwa mereka
akan menghadapi kesulitan finansial serius jika harga minyak jatuh
di bawah $25/barel. Pemerintah bisa menghadapi kemungkinan
ini dengan membeli “put” option dengan strike price $25/barel.
Jika harga masih di atas $25, option tidak dijalankan, tapi bila di
bawah $25, maka writer akan membayar perbedaan harga antara
$25 dan harga minyak yang lebih rendah. Langkah ini melindungi
pemerintah dari risiko penurunan harga, dan investor akan
menyerap kerugian itu.
Option berlaku seperti polis asuransi untuk menghadapi
jatuhnya harga minyak, sebagai jaminan perlidungan bila terjadi
ketidakpastian harga yang tinggi jauh lebih menguntungkan
146 COVERING OIL
daripada perlindungan dari harga yang stabil. Nilai premi option
akan lebih tinggi untuk komoditas yang lebih tidak stabil seperti
minyak daripada yang tidak terlalu fluktuatif seperti tingkat bunga
jangka pendek. Ini semacam premi asuransi yang lebih tinggi
untuk pengemudi yang lebih berisiko. Agar investor tertarik
menerima satu sisi risiko yang tinggi ini, pemerintah harus
membayar dengan harga mahal, yang mencerminkan risiko
ketidakstabilan harga minyak. Premi option ini bisa sangat mahal.
Namun keunggulannya, bila harga minyak naik, pemerintah tetap
bisa meraup keuntungan.
Pengalaman
hedging
Hanya ada sedikit informasi publik tentang sejauh mana negaranegara pengekspor minyak menggunakan instrumen hedging untuk
mengurangi risiko. Beberapa penghasil minyak seperti Meksiko
dan negara bagian Texas menggunakan instrumen ini dengan
sukses. Namun para analis pasar sepakat bahwa penggunaan
hedging oleh negara-negara berkembang masih terbatas.12 Ada
sejumlah alasan mengapa mereka tidak menggunakan hedging,
meski memiliki keunggulan dari sisi keuangan.
» Keberatan paling utama mungkin karena alasan politik. Jika
kementerian keuangan melakukan hedging dengan harga
rendah, dan kenyataannya harga pasar naik, kemudian negara
gagal meraup keuntungan, maka hanya sedikit orang yang
memujinya karena sikap kehati-hatiannya. Namun, secara
politis akan sulit menjelaskan mengapa pemerintah gagal
meraih pendapatan minyak yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika
menteri keuangan tidak melakukan hedging, dan harga minyak
jatuh, pemerintah bisa menyalahkan pasar internasional. Jika
menteri keuangan memilih membayar harga tinggi atas put
options untuk melindungi diri dari harga rendah, menteri bisa
COVERING OIL
147
»
»
disalahkan karena “membuang” uang, bukannya
membelanjakan untuk kebutuhan sosial yang mendesak.
Jelasnya, pemerintah mungkin sulit menjelaskan kebijakan
hedging kepada rakyatnya.
Hedging juga mahal. Semua transaksi derivatives memerlukan
biaya transaksi, termasuk komisi, membayar dealer, dan biaya
modal untuk jaminan, serta biaya selisih harga. Selain itu,
premi options bisa sangat mahal serta biaya meningkat bila
harga komoditas dan jangka waktu kontrak tidak stabil.
Hedging itu rumit dan memerlukan keahlian serta kemampuan
institusional. Alat manajemen risiko komoditas ini
memerlukan tingkat pemutakhiran keuangan yang tinggi
dibandingkan yang secara tradisional dibutuhkan pejabat
pemerintah. Keahlian diperlukan untuk memahami struktur
risiko transaksi, mengidentifikasi strategi manajemen risiko,
serta untuk masuk ke dalam transaksi hedging dan
mengawasinya. Keahlian ini siap tersedia, dengan menyewa
manajer risiko komersial atau lembaga-lembaga seperti Bank
Dunia dan United Nations Conference on Trade and
Development.
Kesimpulan
Hedging bisa memberikan perlindungan terhadap ketidakpastian
harga komoditas, tapi tidak bisa mencegah persoalan korupsi
yang sudah menjadi hal biasa di negara-negara penghasil minyak.
Satu cara untuk mengurangi timbulnya salah urus keuangan yang
besar dan korupsi (penggelapan dana dan penyimpangan dana
untuk tujuan politik) adalah dengan meningkatkan transparansi
anggaran pemerintah.
148 COVERING OIL
Dalam upaya menekan pemerintah agar lebih transparan
dalam anggaran dan proses penganggaran, ratusan organisasi
nonpemerintah mengadakan kampanye yang disebut Publish
What You Pay. Tujuannya agar perusahaan melaporkan biaya
royalti dan pembayaran lainnya kepada pemerintah negara
berkembang dalam penambangan minyak dan mineral lainnya,
termasuk baja. Kampanye ini dimaksudkan agar laporan
perusahaan dan anggaran pemerintah lebih transparan,
mengurangi mismanajemen dan korupsi.
Memikirkan bahwa kemakmuran bisa berubah menjadi
kutukan saja sudah membingungkan. Tapi lebih runyam lagi bila
hanya sedikit yang sudah kita dilakukan untuk itu. Semua
kebijakan pemulihan di atas adalah layak dan bisa dilakukan,
dan tidak satu pun akan berlagak menantang kebijakan utama.
Setiap pemecahan masalah akan mengambil manfaat dari hasil
riset lebih jauh dan laporan investigatif untuk menemukan lebih
banyak kelebihan dan kekurangan, juga apa yang bisa dipelajari
dari pengalaman sebelumnya. Tantangan politik terbesar adalah
tidak adanya pemahaman yang luas akan biaya yang muncul
bila tidak melakukan sesuatu, dan kurangnya pengetahuan di
antara pembuat kebijakan tentang manfaat dari pemecahan
masalah melalui kebijakan yang tepat.*
COVERING OIL
149
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar Pendapatan
»
Apa bagian pendapatan pemerintah Anda yang dihasilkan
dari penjualan sumber daya alam seperti minyak, gas, atau
mineral? Apakah dalam bentuk royalti, sewa, atau laba?
Apakah dalam bentuk mata uang lokal atau asing, atau
pemerintah dibayar berdasarkan jumlah yang diproduksi
atau diekspor?
»
Berapa banyak perbedaan pendapatan pemerintah Anda
dibanding harga komoditas ekspor utama?
»
Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak
fluktuasi harga terhadap anggaran? Seberapa berhasilkah
langkah-langkah ini?
»
Apa yang dilakukan pemerintah untuk membantu lembaga
bisnis dan individu dalam melindungi diri dari tekanan harga?
»
Apa langkah tambahan pemerintah untuk mengurangi
dampak risiko harga komoditas?
150 COVERING OIL
7.
Dampak Pengembangan
Minyak
terhadap
Lingkungan,
Sosial,
dan Hak Asasi Manusia
David Waskow dan Carol Welch
Tak diragukan lagi, era hidrokarbon telah memainkan peran
penting dalam perkembangan industri dan cara hidup modern.
Tapi harga untuk mendapat kemajuan ini lebih tinggi dari perkiraan. Dampak negatif penambangan, pengiriman, dan konsumsi
minyak terhadap lingkungan, sosial dan kesehatan masyarakat,
serta hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia saat ini tergolong
ujian yang sangat berat.
Tumpahan minyak secara besar-besaran, seperti pada
kecelakaan Exxon Valdez tahun 1989 dan Prestige tahun 2002,
mencemari garis pantai dan ekosistem laut yang peka. Perubahan
iklim diketahui menyebabkan bencana lingkungan dan kesehatan
masyarakat di seluruh dunia, dan para produsen minyak menolak
peranan minyak dalam pemanasan global.
COVERING OIL
151
Penambangan minyak harus mencapai bagian tanah yang
dalam dari permukaan bumi, seringkali di lokasi yang jauh dan
peka. Minyak dan material lain yang keluar bersamanya dari dalam
tanah kemudian menjadi bahan kimia yang sangat beracun. Proses
dan pengiriman bahan cair ini menempuh jarak yang jauh, secara
teknis sulit dan berbahaya bagi lingkungan. Kebocoran minyak
terjadi secara rutin, merusak tanaman dan binatang. Kecelakaan
ini bisa terjadi pada setiap fase pengembangan minyak.
Penambangan minyak juga memiliki dampak sosial yang
besar. Situs pengeboran minyak sering dijaga dengan pengamanan
yang ketat. Dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan minyak
bermitra dengan militer atau polisi yang memiliki catatan buruk
dalam pelanggaran HAM.
Kerapkali mereka yang terkena dampak langsung proyek
minyak ini tidak dilibatkan penuh dalam pengambilan keputusan
proyek. Ketika warga lokal melakukan protes atas dampak negatif
penambangan terhadap komunitasnya, pihak berwenang
meresponnya dengan tindakan represif yang mengarah pada
kekerasan dan pelanggaran HAM.
Situs pengeboran minyak secara khas mengubah struktur
sosial dari komunitas setempat. Para pekerja di situs pengeboran
mendapat penolakan dari banyak orang yang juga sangat berharap
mendapatkan pekerjaan. Padahal, secara teknis, eksplorasi dan
produksi minyak merupakan proses intensif yang tidak
menyediakan banyak tempat untuk pekerja tak terlatih.
Ketika minyak mulai mengalir, harga barang dan jasa
setempat meningkat sangat cepat. Para pekerja di situs pengeboran
mulai mengabaikan pekerjaan dan pandangan hidup tradisional.
Komunitas warga asli terpecah, berubah secara permanen. Tingkat
penyebaran HIV/AIDS meningkat karena para pekerja, yang
terpisah dari keluarganya, lari ke prostitusi.
152 COVERING OIL
Dampak negatif ini –juga dampak negatif lainnya– harus
dipertimbangkan dan diperhitungkan saat mengevaluasi dampak
minyak terhadap pembangunan dan kemiskinan. Tindakan
pemerintah dan perusahaan dalam merespons dan menanggulangi
dampak negatif ini harus dikritisi dan dianalisis.
Minyak merupakan sumber daya alam yang bisa memberikan
keuntungan finansial kepada komunitas lokal bila dikelola secara
transparan dan seimbang. Karenanya, keuntungan itu harus dilihat
dalam konteks potensi sosial minyak dan konsekuensi
lingkungannya bagi komunitas itu sendiri.
Isu Lingkungan dalam Pengembangan Minyak
Konsekuensi lingkungan sangat berarti dalam seluruh proses
pengembangan minyak. Setiap tahapan –eksplorasi, pengeboran
di darat maupun di lepas pantai, pengolahan, pengiriman melalui
jalur pipa atau bentuk pengiriman lainnya– mempengaruhi udara,
air, dan tanah. Tingkat bahayanya bagi lingkungan tergantung pada
pertanggungjawaban operator, pengawasan pemerintah, dan
kondisi setiap ekosistem. Di bawah peraturan sangat ketat
sekalipun, berbagai kerusakan lingkungan tetap saja terjadi.
Eksplorasi,
pengeboran,
dan
penambangan
Bahkan sebelum minyak dan gas alam mengalir ke permukaan,
dampak pengembangan minyak sudah bisa dirasakan selama
proses eksplorasi. Deposit minyak dan gas alam biasanya berada
di batuan sedimen. Berbagai teknik seismik digunakan selama
eksplorasi untuk mengukur di mana deposit tersebut berada.
Teknik penginderaan jarak jauh berteknologi tinggi, menggunakan pesawat terbang dan satelit, dipakai untuk menemukan
COVERING OIL
153
cadangan minyak. Namun, pendekatan ini jarang berhasil.
Karenanya teknik eksplorasi berbasis permukaan tanah masih
sering digunakan, dengan berbagai konsekuensi lingkungannya.
Teknik ini membolehkan pendeteksian deposit minyak
dengan gelombang seismik buatan. Termasuk menggunakan
kendaraan penggetar (thumper trucks), ledakan dalam lubang yang
dibor di bawah permukaan, serta “air-guns” khusus untuk lokasi
laut –dan peralatan berat lainnya yang menyertainya– sering dipakai
di daerah terpencil dan lingkungan yang peka.
Sebagai tambahan, proses eksplorasi secara luas umumnya
digunakan di negara-negara berkembang yang cadangan minyaknya kurang diketahui. Operasi semacam ini merusak lingkungan
lokal. Pengukuran dampak lingkungan seringkali tidak dilakukan
dalam tahap eksplorasi.1
Proses eksplorasi diikuti dengan pengembangan dari sebuah
ladang minyak, yang meliputi pengeboran sejumlah sumur,
kemudian dilanjutkan proses penambangan yang sebenarnya.
Seringkali di dalam deposit minyak terdapat gas alam dalam
jumlah signifikan, yang mengalir ke permukaan bersama minyak.
Gas alam bisa dihasilkan dari sumur minyak atau dari sumur
lainnya yang digali khusus untuk tujuan penambangan gas.
Minyak mentah dan produk lain dari pengeboran dan
penambangan semuanya mengandung muatan beracun dan
polutan lainnya dalam jumlah signifikan. Sejumlah besar pecahan
batu –disebut “cutting”– diangkat ke permukaan selama proses
pengeboran, menghasilkan sejumlah besar barang tak berguna
yang harus dibuang.
Cutting juga menjadi masalah karena terlapisi cairan
pengeboran –disebut “drilling muds”– yang digunakan untuk
melumasi mata bor dan menstabilkan tekanan dalam sumur. Sekali
digunakan, cairan pembor ini terkontaminasi benda-benda
154 COVERING OIL
berbahaya, terma-suk baja berat dan bahan kimia beracun lainnya.
Jumlah cutting dan cairan yang dihasilkan dari sebuah sumur
berkisar antara 60.000-300.000 galon per hari.2
Selama proses penambangan, sejumlah besar air yang
tercampuri benda-benda lainnya terbawa ke permukaan. Disebut
“produced water,” air ekstraksi ini biasanya mengandung bendabenda beracun, termasuk baja berat (seperti lead, seng, merkuri)
dan kombinasi organik (seperti benzene dan toluene).
Air yang dihasilkan juga memiliki kandungan garam yang
tinggi; dan bila dialirkan ke tanah, air ini berbahaya bagi pertumbuhan tanaman di ekosistem lokal. Jumlah air dari sebuah sumur
bisa mencapai lebih dari 90 persen dari cairan yang diekstraksi
dan hampir mencapai 8 barel untuk setiap barel minyak yang
dihasilkan di Amerika Serikat (jumlah air yang dihasilkan lebih
rendah untuk sumur gas alam).3
Penanganan dan pembuangan limbah dan barang beracun
yang tidak tepat seperti cutting, cairan pengeboran, dan air limbah
bisa mencemari penduduk, binatang, dan tumbuhan setempat.
Penggunaan lubang yang dilapisi adalah teknik pembuangan yang
tepat, tapi kadang tidak dipakai, untuk limbah buangan terutama
sekali cairan dan cuttings. Lubang yang tidak pada tempatnya, atau
yang ditutup tanah begitu produksi berakhir, bisa membuat
rembesan minyak dan racun lainnya masuk ke dalam tanah dan
air tanah. Salah satu alternatif untuk menutup lubang adalah dengan
penggunaan tangki agar limbah bisa dikumpulkan dan dijauhkan
dari ekosistem yang peka.
Pembuangan air beracun atau mengandung garam ke saluran
air dan tanah bisa membahayakan ekosistem. Air yang dihasilkan
bisa ditangani dengan beberapa teknik mitigasi, termasuk proses
penyaringan dan biologis. Dalam banyak kasus, air dimasukkan
kembali ke dalam sumur untuk membantu menciptakan tekanan
COVERING OIL
155
yang cukup selama proses penambangan. Dalam kasus ini, air
harus diperlakukan secara khusus sebelum dimasukkan kembali
untuk mencegah kontaminasi dengan tanah dan sumber air tanah.
Di tempat penambangan lepas pantai, air ini jarang dimasukkan
kembali, tapi harus dibawa ke daratan untuk penanganan.
Penambangan gas alam juga memiliki persoalan lingkungan
di lokasi penambangan. Saat dipisahkan dan diproses, gas alam
seringkali dibakar di sumur (flared) yang menghasilkan polutan
berbahaya. Sebagai sumber terbesar emisi udara dari penambangan minyak dan gas, proses flaring menghasilkan karbon monoksida,
nitrogen oksida (komponen utama asap), dan sulfur oksida
(penyebab utama hujan asam). Di Nigeria, negara dengan tingkat
flaring tertinggi, komunitas lokal mengeluhkan gangguan kesehatan
yang serius akibat flaring ini.
Bila tidak melalui proses flaring, gas akan menguap ke
atmosfer, melepaskan sejumlah besar metana, gas yang berpotensi
mengubah iklim. Ketika gas alam ditambang, ia seringkali
mengandung hidrogen sulfida dalam jumlah yang signifikan, gas
beracun yang bisa berakibat fatal dan merusak pipa (gas dengan
hidrogen sulfida sering disebut sebagai “sour gas”). Bahan kimia
ini harus dipisahkan dari gas alam secepat mungkin.
Dampak yang luar biasa akibat penambangan minyak
terhadap tanah melebihi fasilitas penambangan. Khususnya di
daerah-daerah terpencil di negara-negara berkembang, yang terusmenerus melakukan penambangan seiring penemuan sumber
minyak baru, sejumlah area hutan ikut rusak akibat penggunaan
fasilitas dan tempat tinggal pekerja. Pemboran di daratan juga
berakibat pada satwa, serta mungkin merusak sumber pangan
manusia. Mengonsumsi makanan atau air yang tercemar minyak
bisa berakibat fatal bagi satwa, dan dalam jangka panjang
mengancam kesehatan manusia.
156 COVERING OIL
Salah satu dampak lingkungan paling signifikan adalah
pembangunan jalan raya. Konsekuensinya bagi area hutan seringkali
lebih besar daripada efek langsung yang dirasakan dari pembukaan
lahan. Pembangunan jalan di kawasan terpencil ini membuka akses
bagi pelaku penebangan hutan dan pencurian kehidupan liar.
Hutan terancam oleh serbuan lebih lanjut dan penggundulan. Jalan
juga bisa memisahkan dan menganggu habitat, serta secara efektif
mengurangi wilayah perlindungan satwa.
Menurut perkiraan, terjadi sekitar 400 sampai 2.400 hektar
(1.000 sampai 6.000 acre) penggundulan hutan dan kolonisasi
dari setiap kilometer jalan baru yang dibangun.4 Di Ekuador,
diperkirakan satu juta hektar hutan tropis dikolonisasi akibat
konstruksi jalan sepanjang 500 kilometer untuk produksi minyak.5
Bahkan di wilayah yang tidak dibangun jalan, yang berarti
mengurangi dampak negatif terhadap hutan, perusahaan masih
harus membangun lokasi area pendaratan helikopter dan pesawat
terbang, yang juga bisa memisahkan dan mempengaruhi rute
migrasi habitat.
Area pemboran minyak umumnya berada di daratan, namun
tidak sedikit yang di lepas pantai dengan dampak potensial yang
signifikan terhadap lingkungan laut. Fasilitas lepas pantai sangat
biasa di Afrika (hampir separuh dari seluruh area pengeboran),
Eropa (lebih dari separuh), dan Asia Pasifik (sekitar sepertiga
dari jumlah keseluruhan).6 Pemboran lepas pantai menghadapi
tantangan yang unik: kondisi cuaca yang tidak bersahabat selama
pengiriman dan pengangkutan minyak dari lokasi lepas pantai
meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan.7
Fasilitas lepas pantai sulit dijangkau wartawan (atau pengawas)
untuk memeriksanya, sehingga meningkatkan kesempatan bagi
operator melanggar peraturan. Negara-negara berkembang
dengan keterbatasan kemampuan dan kementerian lingkungan
COVERING OIL
157
yang lemah tidak memiliki helikopter yang diperlukan untuk
membawa pengawas ke lokasi pengeboran. Terkadang perusahaan menyediakan alat transportasi, tetapi dengan cara ini mereka
bisa menentukan kapan pemeriksaan dilakukan.
Lokasi penempatan fasilitas lepas pantai menjadi penting dan
menentukan seberapa besar dampaknya terhadap lingkungan laut.
Perlengkapan yang ditempatkan di sekitar tempat pengembangbiakan ikan dan binatang laut lainnya bisa merusak pola
reproduksi dan mempengaruhi populasi. Contohnya, binatang
berkulit keras seperti kerang yang tertutup minyak akan sulit
bernafas dan makan. Telor ikan yang tertutup minyak bisa rusak,
atau bisa menghasilkan anak ikan yang tumbuh tidak sempurna.
Fasilitas pengeboran di dekat area laut yang dilindungi bisa
menyebabkan dampak lingkungan yang lebih berbahaya.
Gelombang air dari muara dan saluran lainnya menghalau minyak
dengan lambat, sehingga minyak mengalir ke garis pantai.
Di wilayah tropis, area pantainya seringkali terdiri dari
ekosistem bakau yang akarnya keluar dari permukaan air. Minyak
yang menutupi sistem akar ini bisa merusak tanaman dan spesies
lain yang tergantung kepadanya. Bakau sangat penting untuk
menstabilkan tanah dan menjaga garis pantai, serta menjadi habitat
penting untuk ikan dan binatang laut lainnya. Tumpahan minyak
di pantai Panama sebanyak 50.000 barel ke area bakau telah
membunuh tumbuhan di sana sepanjang 20 mil garis pantai.8
Dampak kebocoran minyak pada kehidupan liar sangat besar.
Ikan dan kerang-kerangan bisa teracuni dan mati. Mamalia laut
yang menghirup atau menelan minyak akan mengalami kerusakan
organ vital, seperti ginjal dan liver. Luka-luka dan pendarahan
dalam terjadi pada mamalia yang terperangkap dalam limpahan
minyak. Sistem kekebalan mungkin juga terpengaruh, dan dalam
beberapa kasus bisa mengubah perilaku. Efek yang ditimbulkannya
158 COVERING OIL
Contoh Dampak Racun dan Polutan Lain
dalam Proses Produksi Minyak
Kimia
Aspek dari Proses
Produksi Minyak
Dampak
Lingkungan/Kesehatan
Benzena
Menghasilkan air
Merupakan karsinogen,
berbahaya bagi reproduksi
dan perkembangan
Toluena
Menghasilkan air
Racun bagi pertumbuhan,
dicurigai meracuni darah,
beracun bagi syaraf, liver,
dan ginjal
Merkuri
Menghasilkan air
dan cairan (lumpur)
pemboran
Racun bagi pertumbuhan,
dicurigai meracuni darah,
racun bagi kelenjar
endokrin, syaraf, reproduksi,
dan kekebalan.
Seng (Zinc)
Menghasilkan air
dan cairan (lumpur)
pemboran
Dicurigai meracuni darah,
racun bagi perkembangan
dan reproduksi.
Baja Berat
(Lead)
Menghasilkan air
dan cairan (lumpur)
pemboran
Merupakan karsinogen,
racun bagi reproduksi dan
perkembangan.
Sodium
(pengasinan)
Menghasilkan air
Mengontaminasi tanah,
menjadikannya tidak cocok
untuk vegetasi.
Hidrogen Sulfida
Ekstraksi gas alam
Dicurigai beracun bagi
darah, meracuni syaraf dan
repoduksi.
Sulfur dioksida
Pembakaran gas
alam
Penyebab terbesar hujan
asam
COVERING OIL
159
bisa meningkatkan kerentanan binatang terhadap stres dan
berperilaku predator.
Minyak bisa meracuni burung-burung yang bersarang atau
bermigrasi sepanjang garis pantai. Bila mengenai bulunya, ia
merusak kemampuan burung untuk terbang dan berenang.
Burung yang menelan minyak bisa mati. Bocoran minyak telah
membunuh ribuan burung. Besar angkanya tergantung di mana
dan kapan terjadi (jalur migrasi dan musim akan menentukan).9
Limpahan minyak juga merusak batu karang tropis, menghilangkan
warnanya dan menghancurkannya.
Pembuangan sampah minyak dari operasi pemboran lepas
pantai juga menjadi persoalan lingkungan yang penting. Sebuah
tempat pengolahan menggunakan hampir 400.000 galon air laut
setiap harinya untuk mencairkan pemboran dalam proses
penambangan, dan setelah itu, air yang tercampur minyak dibuang
lagi ke laut.10 Salah satu dampaknya adalah polusi merkuri;
memakan ikan yang terkontaminasi merupakan salah satu sumber
kontak manusia pada merkuri. Sebuah studi menemukan bahwa
tingkat merkuri pada lumpur dan sedimen di bawah lokasi
pemboran minyak Gurun Meksiko mencapai 12 kali lebih tinggi
dari tingkat yang bisa diterima menurut standar Environmental
Protection Agency Amerika Serikat.11 Satu-satunya cara penyelesaiannya adalah dengan menampung limbah dan membuangya ke
tempat pembuangan yang layak di daratan.
Mengirim minyak ke pasar: jalur pipa dan pengolahan
Jalur pipa yang digunakan untuk mengirim minyak dan gas alam
bisa menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Terkadang
jalur pipa dibangun di bawah tanah. Tapi membangun jalur pipa
di atas tanah lebih murah, dan ini banyak dilakukan di negaranegara berkembang. Jalur pipa di atas tanah lebih banyak dipakai
160 COVERING OIL
di seluruh dunia. Jalur pipa yang menonjol ini sering mengganggu
binatang gembala serta menyulitkan anjing-anjing dan para petani.
Kebocoran dan putusnya jalur pipa bisa disebabkan oleh
kesalahan penyambungan yang menghubungkan komponen pipa,
kesalahan kontrol, atau korosi; lebih dari separuh bocoran pipa
disebabkan masalah struktur pipa, umumnya karena korosi.12
Kebocoran pipa bukanlah satu-satunya penyebab luberan minyak.
Pada 1997, misalnya, luberan minyak akibat pipa dua kali lebih
banyak daripada luberan dari kapal tanker.13
Kebocoran pipa di atas tanah bisa merusak tanah dan air
permukaan. Sedangkan kebocoran pipa dalam tanah, yang sangat
sulit dideteksi, bisa mengontaminasi sumber air tanah. Kebocaran
dan putusnya pipa bisa menimbulkan kebakaran dan ledakan
berbahaya. Ledakan bisa lebih berbahaya pada kasus gas alam,
yang memang bersifat eksplosif.
Dalam pelaksanaan penambangan, konstruksi jalur pipa
seringkali mengganggu lanskap dan area lingkungan yang sensitif.
Contohnya, jalur luas yang dipotong untuk menempatkan jalur
pipa –disebut “right-of-way”– bisa memotong langsung hutan
bernilai tinggi dan membuka area ini pada gangguan lebih lanjut.
Proses konstruksi juga memerlukan pembangunan jalan, yang
memfasilitasi migrasi dan eksploitasi sumber alam di area sekitar
jalur pipa. Akses jalan untuk jalur pipa bisa memecah dan
mengurangi habitat liar yang penting.
Di Bolivia, jalur pipa gas Cuiaba sepanjang 630 kilometer
yang dibangun Enron, Shell, dan Transredes pada akhir 1990-an
memotong hutan Chiquitano, hutan tropis-kering-utuh terbesar
di dunia. Sejumlah spesies langka dan rentan tinggal di dalamnya,
termasuk sekitar 90 spesies yang masuk dalam daftar Convention
on International in Endangered Species (CITES). Menurut para warga
dari komunitas setempat, konstruksi jalur pipa memudahkan
COVERING OIL
161
aktivitas berbahaya di sepanjang jalur pipa, seperti perburuan,
pembalakkan liar, dan penggembalaan ternak. Bahkan hal itu
menyebabkan sebuah perusahaan tambang Kanada mengaktifkan
kembali situs tambang emas terbengkalai di dalam hutan yang
rawan, menggunakan sianida berbahaya.14
Pengolahan (refining), yang merupakan salah satu tahapan dalam
pengolahan minyak, juga mengakibatkan dampak signifikan bagi
lingkungan. Penggunaan teknik seperti pendidihan, penguapan, dan
pencairan dilakukan untuk memisahkan dan mengubah minyak
mentah sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar. Produk akhir
minyak berupa bensin, bahan bakar diesel, bahan bakar jet, kerosin,
minyak pelumas, dan aspal. Rata-rata pengolahan memproses lebih
dari 3,8 juta galon minyak per hari.15 Bahkan bagian terkecil yang
dibuang sebagai limbah –0,3 persen–berjumlah lebih dari 11.000
galon minyak setiap hari di satu tempat saja.16 Air yang digunakan
dalam proses pengolahan harus diolah untuk menghilangkan racun
seperti baja berat dan polutan lainnya.
Pengolahan juga menghasilkan polutan udara dalam jumlah
signifikan. Di Amerika Serikat, sektor pengolahan menempati
posisi ke-3 sumber emisi udara beracun tinggi Persistent
Bioaccumulative Toxins (PBTs), seperti merkuri, lead, dan dioxin, yang
menghasilkan lebih dari 184.000 pounds emisi udara PBTS pada
2001.17 Di seluruh dunia, industri pengolahan menghasilkan lebih
dari 48 juta pounds emisi udara beracun pada 2001, termasuk
berton-ton senyawa organik berbahaya, seperti benzene penyebab
kanker, dan bahan kimia lain dalam jumlah signifikan, yang bisa
menyebabkan asma dan masalah perkembangan anak-anak.18
Proses pengolahan juga bisa menghasilkan sulfur dioksida,
penyebab utama hujan asam.
Fasilitas pengolahan yang kompleks sangat rentan terhadap
kebocoran dan kecelakaan. Kebocoran tank dan penyimpan
162 COVERING OIL
minyak merupakan penyumbang penting terhadap kimia dan
minyak yang dibuang di tempat pengolahan minyak. Kebakaran
dan ledakan di tempat pengolahan terkadang melepaskan bahan
kimia dalam jumlah besar ke udara.
Bocoran
minyak
Penambangan dan transportasi minyak sering menimbulkan
kebocoran. Di seluruh dunia, antara 20 sampai 430 juta galon
minyak tercecer dalam kecelakaan yang dilaporkan antara 1978
sampai 1997; jumlah kecelakaan selama periode tersebut antara
136 sampai 382 per tahun.19 Kebocoran minyak terjadi dari tangki
penyimpan, jalur pipa, kapal tanker, dan kapal-kapal lainnya.
Kecuali jalur pipa, kebocoran kebanyakan terjadi selama
pengiriman, termasuk saat pemuatan di tanker, dari tanker ke ril,
atau dari kendaraan ril menuju fasilitas penyimpanan.
Kebocoran dalam jumlah besar ini masih kecil bila
dibandingkan bencana tanker yang melepaskan 10.000 sampai 1
juta galon, tapi jumlah “kecil” ini bisa mencapai hampir 15-20
juta galon per tahun.20 Jika sering terjadi, bocoran ini bisa lebih
berbahaya dibandingkan bencana tanker karena secara kronis
memengaruhi tanaman dan tumbuhan akibat polusi minyak.
Kebocoran minyak terbesar dan paling nyata biasanya terjadi
dalam kecelakaan kapal tanker, seperti ketika Prestige
menumpahkan sekitar 17 juta galon di pantai utara Spanyol pada
2002. Kebocoran minyak dari kapal tanker jarang terjadi, namun
jumlah limpahan minyak pada tahun-tahun tertentu lebih dari 10
juta galon.
Dalam beberapa dekade terakhir, kapal-kapal supertanker
mengangkut minyak dalam jumlah sangat besar: dari 150 juta
galon pada 1960 menjadi lebih dari 240 juta galon saat ini. Karena
besar dan sulit melakukan manuver, kapal tanker menjadi rawan
COVERING OIL
163
kecelakaan.21 Desain dan konstruksi kapal tidak dirancang untuk
menangani bocoran yang besar. Contohnya, kapal dengan satu
lapis dinding (hull) lebih rawan kecelakaan dibandingkan dengan
yang menggunakan lapis dinding ganda. Undang-Undang Polusi
Minyak Amerika Serikat tahun 1990 menyebutkan, semua kapal
tanker rancangan baru boleh beroperasi di perairan Amerika
Serikat bila menggunakan hulls ganda dan semua kapal tanker di
perairan Amerika Serikat harus sudah menggunakan hulls ganda
pada 2010. Umur kapal merupakan salah satu kuncinya; ledakan
dan kebakaran lebih sering terjadi pada kapal yang lebih tua.
Karena bocoran kecil yang sering terjadi jarang tertangkap
radar pemerintah, tidak diketahui media serta publik di luar area
yang tercemar, maka hanya kecelakaan berskala besar yang mendorong pejabat pemerintah melakukan tindakan penyelamat-an kapal
tanker dan rencana respons terhadap bocoran minyak. Amerika
Serikat misalnya, baru mendapat tekanan untuk mengkonsolidasikan peraturan mengenai penanganan limpahan minyak setelah terjadi
bencana kecelakaan Exxon Valdez pada 1989 di Alaska. Kecelakaan
itu, yang menumpahkan minyak sebanyak 11 juta galon,
memunculkan persoalan koordinasi respon-tanggap-cepat dan jalur
kewenangan yang jelas dalam keadaan darurat. Undang-undang
Polusi Minyak tahun 1990 menghasilkan sistem tanggap nasional
yang memberikan mandat untuk membentuk sebuah komite yang
mengkoordinasi berbagai lembaga pemerintah, pelaku, industri,
serta pihak-pihak yang bertanggung jawab setelah terjadi kebocoran
minyak.22 Undang-Undang ini juga mengharuskan pihak-pihak yang
bertanggung jawab menanggung biaya pembersihan, kompensasi,
dan hukuman perdata, juga mendirikan lembaga bantuan untuk
tanggap darurat.23
Rencana tanggap darurat dalam menangani kebocoran
minyak dengan komprehensif dan tepat dengan akuntabilitas yang
164 COVERING OIL
baik sangat penting bagi negara penghasil minyak. Sebab, saat ini
rencana semacam ini masih jarang. Azerbaijan misalnya, secara
dramatis meningkatkan produksi minyaknya, tapi belum memiliki
rencana tanggap ini. Rencana ini memerlukan kerja sama dan
koordinasi yang baik dengan negara tetangganya di Laut Kaspia.
Biaya menangani bocoran minyak bisa sangat bervariasi,
tergantung faktor-faktor seperti lokasi, dampak pada tempattempat peka seperti ekosistem rawan ataupun area turis, jarak ke
garis pantai, dan jenis minyak yang bocor. Biaya menanggulangi
bocoran di dekat garis pantai lebih mahal daripada bocoran di
lautan lepas. Jenis minyak yang bocor juga mempengaruhi biaya.
Minyak mentah yang lebih ringan dan sudah diolah cenderung
menguap dan tercampur lebih cepat, sehingga mengurangi biaya
pembersihan. Minyak mentah yang lebih berat memerlukan upaya
lebih intensif dan biaya pembersihannya empat kali lebih mahal.24
Perkiraan biaya pembersihan berkisar antara $1.000 untuk setiap
ton bocoran minyak di Afrika hingga $24.000 per ton di Amerika
Serikat (Exxon Valdez tidak termasuk dalam perhitungan). Dalam
kasus kebocoran Exxon Valdez, Exxon mengatakan telah
mengelontorkan dana $2,1 juta untuk membersihkannya.25
Ketika bocoran minyak terjadi, biasanya limpahannya akan
dijaga agar tidak mendekati garis pantai. Dispersant, bahan kimia
yang digunakan untuk memisahkan dan menyebarkan minyak di
air, bisa dipakai untuk mengurangi dampak di garis pantai.
Penggunaan dispersant tidak bebas dari kontroversi, karena
merupakan bahan kimia yang mungkin beracun dan memperlama
pengaruh minyak. Bioremediation, penggunaan bakteri pemakan
minyak, adalah cara lain untuk melakukan pembuangan. Pembakaran minyak juga bisa dilakukan, namun berbahaya bagi pekerja
dan mungkin sulit dikontrol. Teknik lainnya, menggunakan ledakan
untuk memperlambat penyebaran minyak. Ledakan ini memiliki
COVERING OIL
165
alat pengumpul dan kotak di bawah dan di atas air untuk
mengumpulkan minyak. Cara ini membantu mencegah bocoran
agar tidak mencapai wilayah peka dan membantu mengumpulkan
minyak agar lebih mudah dibersihkan.
Penyebaran bocoran minyak di tanah tidak secepat di air,
dan lebih mudah dikumpulkan daripada di air. Namun, bocoran
ini menimbulkan polusi di tanah dan mengurangi kesuburan,
membuat air tanah tidak cocok untuk dikonsumsi manusia, untuk
pengolahan tanah, dan cadangan makanan.
Konsumsi minyak dan gas
Konsumsi minyak dan gas alam menghasilkan dampak sangat
signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan publik, lokal
maupun global.
Salah satu produk penting yang dihasilkan dari minyak adalah
gasolin, bahan bakar kendaraan yang menimbulkan sejumlah
polutan udara berbahaya (jumlah lebih kecil yang juga signifikan
digunakan untuk menghasilkan listrik dan pemanas rumah). Polutan
dari gasolin ini misalnya senyawa organik berbahaya (seperti benzene
dan toluene), sebagian beracun; nitrogen oksida yang menimbulkan
hujan asam dan merusak ozon, komponen penting asap; sulfur
dioksida, penyebab hujan asam; beberapa partikel penyebab
gangguan pernafasan seperti asma; karbon monoksida; dan lead
di negara-negara yang masih menggunakan gasolin.
Sejumlah studi menunjukkan korelasi antara polutan ini dan
tingkat kematian.26 Hujan asam –fenomena yang disebabkan oleh
emisi sulfur dan nitrogen yang membentuk air asam di awan–
merusak hutan dan danau, sungai-sungai, dan suplai air tanah.
Pembakaran gas alam, yang dilakukan untuk memproduksi tenaga
listrik, menciptakan nitrogen oksida yang juga menyumbang hujan
asam dan asap.
166 COVERING OIL
Konsumsi minyak dan gasolin memiliki konsekuensi global
yang serius dalam perubahan iklim (sering disebut pemanasan
global). Fenomena perubahan iklim bisa disejajarkan dengan apa
yang terjadi dalam rumah kaca, dengan gas-gas tertentu menjebak
tenaga panas dari bumi ke dalam atmosfer bumi. “Gas-gas
rumah kaca” paling penting yang dihasilkan dari minyak dan gas
alam adalah karbon dioksida (CO 2 ), yang dihasilkan dari
penggunaan gasolin serta pembakaran minyak dan gas alam untuk
pembangkit tenaga listrik. Di seluruh dunia, sekitar 18 persen
tenaga listrik dihasilkan dari gas alam dan 7,5 persen dari minyak.
Dibandingkan gas alam, minyak menghasilkan satu setengah kali
lipat jumlah CO2 untuk jumlah tenaga listrik yang sama.27
Ada beberapa organisasi ilmiah di dunia yang meragukan
kesimpulan Intergovernmental Panel on Climate Change –berdasarkan
riset dari 2.500 ilmuwan– bahwa ada kaitan antara kosentrasi
karbon dioksida yang makin tinggi dan perubahan iklim. Dalam
laporan tahun 2001, sebuah komisi dari National Academy of Sciences
menyatakan bahwa “gas-gas rumah kaca terakumulasi di atmosfer
bumi sebagai akibat aktivitas manusia, menyebabkan temperatur
udara di permukaan dan di bawah permukaan laut meningkat.”28
Konsekuensi perubahan iklim ini mempunyai efek penting
dan menyebar luas. Pencairan glasier dan es kutub menaikkan
permukaan laut. Kejadian alam seperti badai bisa meningkat
frekuensi dan intensitasnya. Panas yang meningkat bisa menyebabkan penggundulan hutan di beberapa wilayah dan mengurangi
zona hutan dan pertanian di lain tempat. Penyakit menular seperti
malaria bisa menyebar lebih luas ketika temperatur global
mempengaruhi pembawa penyakit-penyakit ini. Meningkatnya
suhu lautan bisa mematikan batuan karang secara masif, ekosistem
laut yang paling produktif.
COVERING OIL
167
Pemahaman bahwa manusia menjadi penyebab utama
perubahan iklim menjadi pendorong Protokol Kyoto, kesepakatan
internasional yang disetujui pada 1997 oleh Konvensi PBB untuk
Perubahan Iklim (diadopsi pada 1992). Protokol Kyoto
memberikan kewajiban dan kerangka kerja untuk mencapai tujuan
Konvensi, yakni mengurangi emisi CO2 secara global sebanyak
tujuh persen dari level tahun 1990. Kesepakatan ini difokuskan
pada pengurangan emisi karbon di negara-negara maju.
Implementasi kesepakatan ini masih membutuhkan usaha
untuk memerangi pemanasan global. Dengan ratifikasi yang
dilakukan Rusia pada 2004, protokol ini berlaku pada Februari
2005. Usaha-usaha untuk menjadikan Protokol Kyoto efektif
menghadapi kendala dengan penolakan pemerintah Bush terhadap
kesepakatan ini pada 2001. Amerika Serikat masih menjadi negara
penyumbang terbesar perubahan iklim dan bertanggung jawab
terhadap lebih dari 22 persen emisi karbon dunia.29
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar Dampak Lingkungan
»
Apakah aktivitas eksplorasi dan pemboran dilakukan di area
dengan lingkungan yang sensitif, seperti hutan rawan, tanah
basah yang dilindungi, area laut sensitif, atau zona-zona
yang ekologinya terancam? (Contoh area dengan lingkungan
yang sensitif meliputi area yang dilindungi oleh IUCN/World
Conservation Union, World Heritage Sites, taman nasional
PBB, serta tanah basah yang dilindungi oleh Konvensi
Ramsar)
»
Apakah jalur pipa memotong area lingkungan yang sensitif
tersebut? Apakah jalan dibangun di area tersebut untuk
168 COVERING OIL
pelaksanaan eksplorasi dan pemboran atau pembangunan
jalur pipa? Apakah habitat alam seperti binatang, khususnya
spesies langka, terganggu atau rusak?
»
Selama proses eksplorasi, apakah digunakan teknik
penginderaan jarak jauh sebagai ganti dari uji seismik di
darat, seperti penggunaan ledakan dan getaran?
»
Bagaimana perlakuan atau pembuangan produk sampingan
penambangan, seperti air limbah, lumpur pemboran, dan
cutting? Apakah lumpur pemboran digunakan kembali?
Apakah air produksi dimasukkan kembali ke tanah? Adakah
jalur pembuangan sudah dirancang dengan layak? Apakah
tangki untuk membuang limbah sudah dimanfaatkan?
»
Apakah benda-benda yang terkait gas alam dibakar dan
disalurkan ke atmosfer?
»
Untuk sumur lepas pantai, apakah limbahnya dikirim ke
darat untuk dikelola dan dibuang serta tidak dibuang di
lingkungan laut?
»
Apakah konstruksi jalur pipa dibangun dengan dinding
ganda, dan secara otomatis menghentikan aktivitas, untuk
mencegah kemungkinan bocor atau meledak? Apakah
sambungan pipa sudah layak dan dilapisi pengaman?
»
Adakah penghitungan dampak lingkungan yang cukup?
Apakah penghitungan dampak lingkungan (environmental
impact assessment/EIA) menjangkau keseluruhan waktu
proyek penambangan, mulai dari proses penambangan?
»
Apakah penyelenggara EIA merupakah ahli independen?
Apakah siap dipublikasikan? Bisakah diuji ulang oleh ahli lain?
Adakah eksplorasi terhadap pendekatan alternatif untuk
proyek –termasuk pembatalan proyek? Dalam kasus jalur
pipa, apakah sudah dipertimbangkan jalur alternatif?
COVERING OIL
169
»
Adakah pengukuran yang tepat untuk meminimalisasi
keluaran polutan dan kecelakaan potensial di tempat
pengolahan?
»
Apakah kapal tanker minyak sudah menggunakan dinding
ganda dan teknologi yang diperlukan untuk mencegah
kebocoran? Apakah peralatan keselamatan sudah
diperhitungkan secara layak? Apakah sudah dibuat rencana
tanggap darurat?
Isu Hak Asasi Manusia dan Sosial
Masukan
dan
pemberdayaan
komunitas
Sejak penambangan minyak dan transportasinya memiliki dampak
sangat jauh, pengembangan proyek tambang dan transportasi
bisa menjadi perdebatan serius. Banyak kelompok masyarakat
dan komunitas mendesak agar proyek dengan dampak tinggi ini
hanya bisa dilanjutkan bila komunitas menyetujui dan memberikan
kepada perusahaan “izin sosial untuk beroperasi” dalam bentuk
kesepakatan yang bebas dan terbuka. Dalam banyak kasus, proses
yang dirancang secara buruk gagal menangkap rentang risiko sosial
dan lingkungan, serta mungkin terjebak pada biaya yang tak terduga
karena keterlibatan perusahaan, dan merusak reputasi mereka.
Proses yang buruk bisa meningkatkan ketegangan dengan
komunitas lokal, yang merasa tak diberdayakan, curiga, serta lebih
suka menentang proyek.
Karena ketiadaan hukum domestik yang jelas atau penegakan
hukum, banyak perusahaan memakai petunjuk Bank Dunia
sebagai acuan yang memandu praktik konsultasi mereka dengan
kebijakan sosial dan lingkungan. Sektor swasta meminjam tangan
170 COVERING OIL
Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), yang
memiliki kebijakan penyelamatan lingkungan dan sosial yang harus
diikuti perusahaan. IFC juga mensyaratkan keterbukaan informasi
tertentu dan konsultasi.
Untuk proyek Kategori A, proyek di lingkungan paling peka,
dan hampir selalu merupakan pengembangan cadangan minyak
dan konstruksi pipa, 30 IFC mensyaratkan perusahaan untuk
membuat komisi penilaian lingkungan (environmental assessment/
EA) atas proyek. Penilaian ini harus dibuka kepada publik dan
ditujukan untuk konsultasi publik. EA ini harus dikeluarkan 60
hari sebelum IFC menyetujui proyek. Banyak kelompok sosial
lebih suka bila konsultasi diperpanjang minimal 120 hari agar
komunitas yang rawan bisa memiliki cukup waktu untuk
membuat keputusan.
IFC juga membuat kerangka apa saja yang harus ada dalam
EA dan bagaimana mendesainnya. Mereka harus mengguji
alternatif-alternatif proyek, termasuk penolakan terhadap proyek,
yang mengidentifikasi cara memperbaiki pemilihan dan rancangan
proyek. Mereka harus mencegah, dan kemudian meminimalisasi
serta memberi kompensasi dampak negatif terhadap lingkungan.
Bagaimana dampak akan dikelola harus digambarkan secara jelas.
Dalam penilaian ini, isu lingkungan harus mempertimbangkan
banyak hal, seperti dampak terhadap udara, air, dan tanah serta
kesehatan dan keamanan manusia, transmigran, dan penduduk
asli. Untuk proyek yang peka, IFC meminta sponsor proyek
menunjuk lembaga yang bertanggung jawab atas EA, dan
merekomendasikan agar lembaga tersebut independen dan bisa
menerima saran dari pakar proyek dan dampak lingkungannya.
Proses yang efektif meliputi juga konsultasi publik. Untuk
proyek sensitif, IFC mensyaratkan konsultasi dengan komunitas
yang berpengaruh dan kelompok masyarakat sipil selama
COVERING OIL
171
pertimbangan proyek. Konsultasi yang pertama harus dilakukan
seawal mungkin sebelum proses penilaian dimulai. Konsultasi
kedua dilakukan setelah rancangan EA dilengkapi untuk mendiskusikan laporan. Materi harus disediakan selama konsultasi dalam
bahasa dan bentuk yang bisa dimengerti dan dibaca warga yang
akan terkena dampak proyek. Draft EA sendiri harus bisa diakses
publik, termasuk di kantor Bank Dunia di negara tersebut, serta
kantor pemerintah lokal dan nasional.
EA harus memasukkan ringkasan, deskripsi proyek, data
dasar keadaan sosio-ekonomik dan lingkungan, perkiraan dampak
lingkungan, analisis alternatif, serta rencana aksi lingkungan yang
merespon mitigasi, pemantauan, dan pembangunan kompetensi
yang diperlukan. Setelah proyek berjalan, konsultasi harus
diselenggarakan secara reguler untuk menangggapi berbagai isu
yang mungkin muncul.
Militerisasi dan pelanggaran hak asasi manusia
Perhatian terhadap HAM sebagai dampak industri minyak
semakin terpusat pada “militerisasi” ketika kekuatan militer
bertindak melindungi pelaksanaan industri, khususnya untuk
perusahaan multinasional. Militerisasi di sektor minyak meluas
sebagai akibat pencarian global akan sumber minyak yang layak,
karena perusahaan-perusahaan minyak utama melebarkan
operasinya ke negara-negara dengan pemerintahan yang korup
dan represif. Ketika perusahaan minyak mendapatkan legitimasi
untuk melindungi operasi penambangan dan jalur pipanya, industri
ini meningkatkan kerja samanya dengan kekuatan militer yang
memiliki catatan buruk dalam soal HAM.
Dalam banyak kasus, kekuatan militer mendapat dukungan
pemerintah, seperti tentara, polisi lokal, dan milisi (meski perusahaan juga menyewa jasa keamanan swasta). Di beberapa negara
172 COVERING OIL
seperti Nigeria, Birma, Indonesia, dan Peru, aktivitas militer ini
menimbulkan pelanggaran HAM dalam wilayah yang luas, seperti
pengingkaran kebebasan berbicara dan hukum, kekerasan, perbudakan, pemerkosaan, pembunuhan, dan eksekusi. Dalam sejumlah
kasus, hubungan dekat perusahaan dengan pemerintah dan militer
sering melibatkan penyewaan atau kesepakatan kontraktual
lainnya, yang berhubungan dengan aktivitas pelanggaran HAM.
Proses militerisasi sering didorong oleh usaha perusahaan
minyak dan pemerintah untuk memadamkan atau mengakhiri
perlawanan lokal (atau yang dipercaya akan menjadi perlawanan
lokal) yang berdampak dalam skala besar bagi operasi penambangan dan konstruksi jalur pipa.
Dalam banyak kasus, intervensi militer merupakan respons
atas perlawanan komunitas yang penuh semangat atas kerusakan
sosial dan lingkungan karena minyak, seperti kebocoran minyak,
limbah beracun, perusakan ekologi lokal, tempat masyarakat
menyandarkan hidupnya, pembangunan lokal yang kurang atau
salah arah, kompensasi yang tidak mencukupi atas perusakan tanah
dan kerusakan lainnya, serta kondisi buruh yang buruk. Keberatan
terhadap dampak minyak seringkali sejalan dengan pandangan
komunitas lokal bahwa sumber minyak yang dieksploitasi
seharusnya berada dalam kontrol mereka. Mungkin contoh paling
nyata dari penggunaan militer untuk menekan oposisi adalah yang
terjadi di Niger Delta, Nigeria.
Kerusakan lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia
Nigeria adalah contoh yang bagus dari paradoks keberlimpahan
(paradox of plenty). Menurut kertas kerja IMF, pada 1965, saat
pendapatan minyak per orang sekitar $33, pendapatan per kapita
sebesar $245. Tiga setengah dekade kemudian, pendapatan
minyak $325 per orang, sedangkan pendapatan per kapita tetap
COVERING OIL
173
sama seperti tahun 1965. “Dengan kata lain, pendapatan minyak
–total sebesar $350 milyar– tidak meningkatkan standar hidup
sama sekali.”31 Antara tahun 1970 hingga 2000, tingkat kemiskinan
meningkat dari sekitar sepertiga penduduk menjadi hampir 70
persen penduduk.32
Dampak produksi minyak telah merusak komunitas di area
penghasil minyak di Niger Delta. Human Right Watch menemukan bahwa “pembangunan yang bersandar pada minyak secara
nyata telah merusak lingkungan dan kehidupan penduduk yang
tinggal di lokasi penghasil minyak.”33 Niger Delta merupakan
wilayah kaya tumbuhan bakau, dengan perikanan dan pertanian
menjadi andalan kebanyakan warga miskin di sana. Kebocoran
minyak di Delta, yang sering terjadi, telah membunuh ikan dan
tumbuh-tumbuhan serta menimbulkan polusi di air dan tanah.
Kanal, yang dirancang dan digunakan oleh perusahaan minyak
untuk transportasi, mencemari aliran dan kualitas air, “juga
membunuh tanaman, merusak lahan perikanan, dan mencemari
suplai air minum.”34 Tanah sering digunakan untuk kepentingan
perusahaan minyak, tanpa kompensasi yang memadai.
Dalam banyak hal, komunitas tidak mendapatkan haknya
atas pelanggaran ini karena tidak ada sistem pengadilan independen yang berfungsi. Tidak mengherankan, karena hubungan antara
perusahaan minyak dan komunitas sangat buruk, konfrontasi
adalah hal biasa. Menanggapi perusakan ekologi yang disebabkan
penambangan minyak di Delta, dan perusakan terhadap perikanan
dan produksi pertanian yang menjadi tumpuan hidup, komunitas
terus melakukan perlawanan terhadap aktivitas perusahaan
minyak. Taktik yang digunakan berupa rally warga, pendudukan
tanpa kekerasan terhadap instalasi minyak, dan kadang-kadang
sabotase terhadap jalur pipa.
174 COVERING OIL
Pemerintah memiliki sejumlah pasukan keamanan di daerah
tersebut, sementara perusahaan minyak secara rutin menyewa
tenaga keamanan seperti polisi lokal, untuk melindungi operasi
perusahaan. Menurut Human Rights Wacth, aktivitas pasukan
keamanan pemerintah untuk melindungi perusahan telah
menyebabkan berbagai pelanggaran HAM, seperti eksekusi,
pemukulan, dan pemenjaraan tanpa proses pengadilan. Pada
1999, saat Human Rights Watch melaporkan situasi di Niger Delta,
kelompok ini mencatat insiden yang berulang; penduduk yang
diperlkukan secara brutal karena upayanya meningkatkan keluhan
mengenai perusahaan minyak, serta menemukan bahwa Royal
Dutch/Shell, produsen minyak terbesar di wilayah tersebut,
membayar pasukan keamanan pemerintah yang terlibat dalam
pelanggaran HAM. “Dalam setiap komunitas, seringkali polisi
atau tentara memukul, melukai, bahkan membunuh mereka yang
melakukan protes secara damai maupun tidak, atau terhadap
individu yang menuntut kompensasi, baik kaum muda,
perempuan, anak-anak, maupun pemimpin tradisional.” 35
Tindakan paling tidak terhormat adalah saat pemerintahan
Presiden Jendral Sani Abacha mengeksekusi penulis Ken SaroWiwa dan delapan aktivis dari organisasi komunitas paling efekif
di Delta, Movement for the Survival of the Ogoni People
(MOSOP), tanpa bukti yang meyakinkan, dengan tuduhan
bersalah melakukan tindakan kriminal.36
Dalam kasus lain, pasukan keamanan terlibat usaha ofensif
melindungi operasi minyak di lingkungan yang keamanannya tidak
stabil, karena adanya kelompok oposisi terhadap rezim represif
atau gerakan kelompok etnis dan separatis. Pengembangan
minyak dilihat sebagai hak prerogratif elite penguasa. Karena
kekerasan dan ancaman kelompok perlawanan sangat beragam,
dalam sejumlah kasus, kekerasan yang dilakukan pasukan
COVERING OIL
175
keamanan bersifat proaktif dan terlalu jauh, di luar proporsi.
Lebih jauh lagi, tingkat represi yang dilakukannya menimbulkan
efek ketakutan dan umumnya mengintimidasi komunitas lokal
agar menyetujui dan menerima proyek.
Contoh paling terkenal dalam kasus militerisasi sektor
perminyakan terjadi di Burma pada awal 1990-an, ketika Unocal
dan konsorsiumnya memutuskan bekerja sama dengan junta
militer Burma dalam pembangunan jalur pipa Yadana. Meski
catatan rezim militer dalam hal HAM yang mengerikan sudah
banyak diketahui, perusahaan tetap melakukan kontrak dengan
SLORC (State Law and Order Restoration Council), sekarang disebut
State Peace and Development Council (SPDC), untuk menjaga
keamanan selama pembangunan jalur pipa.37 Pembela HAM
percaya bahwa militerisasi tidak hanya ditujukan untuk menjamin
keamanan, tapi juga menyediakan tenaga kerja paksa untuk
pembangunan infrastruktur jalur pipa. Militerisasi sepanjang jalur
itu menimbulkan represi yang sangat signifikan, seperti pemaksaan
relokasi seluruh penduduk kampung, tenaga kerja untuk operasi
militer dan pembangunan barak, serta pemerkosaan dan
pembunuhan warga di area tersebut.38
Militerisasi juga bertujuan menekan usaha komunitas lokal
untuk mencegah aktivitas pengembangan minyak. Contohnya,
di Amerika Latin, sejumlah kelompok penduduk asli menentang
usaha perusahaan minyak melakukan pemboran minyak dan
membangun jalur pipa di wilayah mereka. Dalam kasus yang
terkenal ini, penduduk asli U’wa menolak usaha Occidental
Petroleum melakukan pemboran minyak di tanah yang mereka
sakralkan dalam hutan hujan yang peka. Untuk menjamin bahwa
proyek Occidental berjalan pada 2000, penguasa Kolombia
menggunakan polisi huru-hara yang bersenjata untuk berhadapan
dengan pemrotes U’wa yang menutup jalan utama menuju
176 COVERING OIL
Contoh Singkat Insiden akibat Militerisasi
Nigeria: Shell membayar pasukan keamanan lokal
yang terlibat kekerasan di Niger Delta; selama proses
pengadilan dan eksekusi pemimpin lokal (1990-an)
Nigeria: Chevron merekrut dan mengirim militer dan
polisi Nigeria untuk menembaki dan membunuh
orang-orang yang melakukan protes damai dari atas
helikopter Chevron (1998 dan 1999)
Burma: Unocal melakukan kontrak dengan militer
Burma untuk menjaga keamanan jalur pipa Yadana;
penduduk kampung dibunuh, diperkosa, dilukai, dan
dipaksa bekerja membangun infrastruktur (1994–
sekarang)
Colombia: Polisi huru-hara Colombia menculik
anggota warga asli U’wa yang menolak proyek minyak
Occidental Petroleum (akhir 1990-an)
proyek. Setelah beberapa kali terjadi aksi protes, Occidental
memutuskan tidak melanjutkan konsesi minyaknya pada 2002.39
Ketika terjadi pelanggaran HAM dalam militerisasi, tanggung
jawab perusahaan sering diperdebatkan. Dukungan dari pasukan
keamanan adalah bukti meyakinkan keterlibatan perusahaan dalam
militerisasi, walaupun dukungan itu berbeda-beda tingkatannya.
Dalam beberapa kasus, seperti di Burma, militer nasional disewa
oleh perusahaan untuk menjaga keamanan. Dalam kasus lainnya,
perusahaan membayar pasukan keamanan lokal seperti dilakukan
Shell di Nigeria.40 Perusahaan minyak juga menyediakan dukungan
material untuk militer. Contohnya, Shell memberikan senjata untuk
COVERING OIL
177
pasukan keamanan Nigeria, dan Chevron menyediakan helikopter
dan pilot untuk pasukan kepolisian yang kemudian menembaki
pemrotes damai di lokasi pemboran minyak Chevron.41 Cara
lain kerja sama perusahaan dan pasukan keamanan, misalnya
mengkoordinasikan strategi keamanan, briefing keamanan harian,
dan penyediaan kendaraan, senjata, makanan, dan obat untuk
prajurit dan polisi. Tapi dukungan finansial dan material kepada
pasukan keamanan hanyalah sebagian jawaban dari pertanyaan
tentang tanggung jawab perusahaan minyak. Pembela HAM
berpendapat bahwa perusahaan minyak yang menggunakan jasa
militer lokal maupun kepolisian seharusnya menyadari catatan
HAM dari militer maupun polisi. Mereka mengatakan, perusahaan
mempunyai tanggung jawab untuk bersikap proaktif dalam usaha
mencegah dan mengutuk pelanggaran atau menghindari kerja
sama bisnis dengan pasukan militer atau polisi.
Dalam kasus Burma, pembela HAM mempersoalkan
argumen Unocal bahwa, karena perusahaan sadar pelanggaran
HAM yang dilakukan SLORC, perusahaan tidak ingin dan tidak
akan menggunakan SLORC untuk tujuan kekerasan.42 Sebagaimana
dicatat pembela HAM, perusahaan tahu sering terjadi pelanggaran
HAM dan karenanya mereka berkewajiban mencegahnya atau
menghentikan kerja sama bisnis dengan SLORC.43
Di Nigeria, sikap pasif Shell dalam pengadilan yang
memutuskan eksekusi Ken Saro-Wiwa dan rekan-rekannya dari
MOSOP dipertanyakan. Meski Shell meminta pengadilan yang adil,
setelah menghadapi tekanan dari masyarakat sipil yang meningkat,
Human Rights Watch dan kelompok lainnya mengkritik Shell karena
tidak mengajukan keberatan atas pelaksanaan pengadilan dan itu
merupakan pengingkaran terhadap keadilan.44
Pada 2000, kontroversi yang terus berlanjut terhadap
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pasukan keamanan
178 COVERING OIL
membuat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Departemen Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris memanggil
perusahaan-perusahaan minyak dan tambang, serta bersama
beberapa organisasi nonpemerintah, untuk membuat seperangkat
Voluntary Principles on Security and Human Rights. Prinsip-prinsip ini
ditujukan untuk menyediakan pedoman bagaimana menjaga HAM
dalam penyusunan keamanan perusahaan sektor penam-bangan
(termasuk perminyakan dan pertambangan). Komponen kunci dari
prinsip-prinsip ini digunakan dalam kesepakatan dengan keamanan
swasta dan keamanan publik, serta penilaian risiko terkait keamanan
lingkungan. Salah satu syarat menurut prinsip ini adalah perusahaan
harus secara jelas menyampaikan kebijakan mereka kepada pasukan
keamanan pemerintah. Perusahaan yang pertama menandatangani
prinsip-prinsip ini adalah Chevron, Texaco, Conoco, Shell, dan BP.
Prinsip-prinsip tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk
membuat prinsip sejenis dan dijadikan acuan dunia. Meski begitu,
beberapa lembaga nonpemerintah memberikan peringatan.
Amnesty International menerima prinsip-prinsip ini, namun tidak
mendukung. Beberapa kelompok lainnya seperti EarthRight
International, mengkritik sifatnya yang sukarela. Prinsip-prinsip
ini juga dikritik karena tidak mendorong perusahaan mengumumkan persyaratan dalam kontrak keamanan mereka, termasuk
mengenai kesepakatan dengan pasukan keamanan.
Perumahan kembali dan relokasi paksa
Beberapa proyek pengembangan minyak mungkin mengharuskan
perumahan kembali penduduk, sebuah pengalaman yang
bermasalah secara sosial maupun ekonomis. Perhatian serius terus
meningkat seiring kegagalan perusahaan menyediakan kompensasi
yang layak atas perusakan tanah dan lain-lain yang dialami komunitas lokal dalam proses perumahan kembali ini. Kompensasi
COVERING OIL
179
memerlukan perhatian khusus dalam kasus konstruksi jalur pipa
yang menggunakan tanah yang luas dan merusak sumber alam
sepanjang jalur pipa.
Dalam banyak kasus, untuk mengamankan kesepakatan
kompensasi, perusahaan akan membuat kesepakatan dengan satu
kelompok atau pemimpinnya tanpa melakukan konsultasi dengan
komunitas yang lebih luas. Jumlah kompensasi biasanya
dirahasiakan dari pengujian publik, dan diperkirakan akan sangat
bervariasi tergantung pada kondisi tertentu.
Di Peru, sebuah investigasi tahun 2003 yang dilakukan
organisasi lingkungan menemukan bahwa pembangunan
konstruksi jalur pipa Camisea mengambil keuntungan dari
ketidaktahuan komunitas lokal dan tidak dipergunakannya metode
yang layak dalam menghitung kompensasi untuk tanah dan
sumber daya alam.45 Serupa dengan investigasi pada 2003, sebuah
konsorsium yang dibuat oleh Shell dan Enron tidak membayar
biaya penuh atas tanah milik komunitas lokal yang digunakan
untuk jalur pipa Cuiaba.46
Kebijakan perumahan kembali yang diwajibkan IFC ialah
mempertimbangkan satu pedoman proyek di negara-negara
berkembang. Menurut kebijakan itu, suatu rencana perumahan
kembali harus melibatkan komunitas dalam merancang program.
Warga yang kehilangan tempat harus diberi ganti rugi dengan biaya
penuh. Kompensasi meliputi tanah, perumahan, infrastruktur, dan
uang yang layak berdasarkan situasi. Warga harus didampingi selama
pemindahan dan proses penempatan di tempat baru. Keadaan
mereka harus sama dengan sebelumnya, dan sponsor proyek harus
membantu mereka mendapatkan penghasilan yang potensial.
Ketiadaan kepemilikan tanah formal bukanlah alasan untuk
menghindar dari pemberian kompensasi. Sponsor proyek harus
menyediakan Rencana Aksi Perumahan Kembali (Resttlement Action
180 COVERING OIL
Plan) untuk publik (sebagai sebuah penghitungan dampak
lingkungan) yang tersedia di kantor Bank Dunia di suatu negara
serta kantor-kantor pemerintah nasional dan lokal.
Definisi perumahan kembali yang bersifat “wajib” dari IFC
cukup kontroversial. Apakah sebuah komunitas yang terkena
dampak negatif oleh sebuah proyek –misalnya, polusi dari sebuah
proyek menimbulkan dampak kesehatan– penduduknya tidak harus
pindah bila tidak terpaksa menurut kebijakan IFC. Hasilnya, banyak
lembaga nonpemerintah merasa definisi “wajib” terlalu sederhana.
Di luar persoalan perumahan kembali yang bersifat sukarela
atau wajib, ada beberapa contoh pemaksaan relokasi. Di Burma
misalnya, SLORC membakar seluruh kampung dan memaksa
relokasi untuk mengamankan jalur pipa Yadana milik Unocal.47
Karena relokasi dilaksanakan di bawah ancaman dan intimidasi,
pengadilan Amerika Serikat menyatakan bahwa tindakan militer
merupakan kekerasan dalam hukum internasional.
Komunitas warga asli
Ketika pemboran minyak dilakukan di area baru, perusahaan
minyak akan melakukan kontak dengan komunitas warga asli,
yang kebanyakan belum pernah kontak dengan dunia luar.
Seringkali komunitas ini sedikit atau tidak melakukan komunikasi,
meski eksplorasi dan pemboran berlangsung di dalam komunitas
mereka. Komunitas semacam ini sering tidak dimasukkan dalam
sistem legal formal sebuah negara.
Kelompok warga asli sering dipaksa melakukan kontak dan
terpapar penyakit yang sebelumnya tidak ada, ancaman sosial
lainnya, serta rusaknya cara hidup tradisional mereka. Operasi
yang dilakukan industri ini bisa merusak area ekologi yang peka,
tempat komunitas warga asli berada, dan merusak lahan yang
dianggap sakral.
COVERING OIL
181
Penyebaran penyakit menular karena komunitas belum punya
sistem kekebalan terhadapnya merupakan hal biasa. Contohnya,
ketika pekerja minyak memasuki wilayah Urarina di Peruvian
Amazon pada 1990-an, komunitas Urarina terjangkiti penyakit
pertusis dan malaria, yang tidak pernah terjadi sebelumnya di
komunitas mereka.48
Persoalan
hukum
Pelanggaran HAM memicu tuntutan hukum untuk melawan
perusahaan minyak, yang terkait dengan pasukan keamanan. Pembela
hukum di Amerika Serikat mengajukan serangkaian tuntutan di
bawah UU Amerika Serikat, Alien Tory Claims Act (ATCA), yang
membolehkan penuntut mengklaim kerusakan akibat pelanggaran
hukum internasional. Kasus tuntutan terhadap perusahaan minyak
seperti Unocal, ChevronTexaco, dan ExxonMobil membuktikan
bahwa perusahaan terlibat pelanggaran HAM yang dengan pasukan
keamanan yang menjamin keamanan operasi perusahaan. Mereka
yang berusaha bertahan dari klaim ATCA berargumen bahwa UU
itu dimaksudkan untuk tujuan lain. Klaim ini masih berlangsung di
pengadilan Amerika Serikat dan akan menghadapi ujian hukum
dalam beberapa tahun ke depan.
Para pembela HAM juga meningkatkan perhatian pada
dampak potensial dari Persetujuan Pemerintah Tuan Rumah (Host
Government Agreements/HGAs), perjanjian khusus antara
pemerintah dan investor asing seperti perusahaan minyak, yang
menyatakan persyaratan investasi perusahaan.49 HGA memberikan hak dan kesempatan yang memungkinkan investor menghindari hambatan dari kebijakan publik yang tidak mereka lakukan.
Dalam kasus jalur pipa Baku-Tbilisi-Cevhan (BTC), HGA antara
Turki dan konsorsium BTC (dipimpin oleh BP) membolehkan
konsorsium mencari kompensasi terkait dengan dampak bisnis
182 COVERING OIL
Dampak terhadap Komunitas Warga Asli:
Kasus Jalur Pipa Camisea
Proyek Camisea, yang meliputi pengeboran gas di daerah
terpencil Amazon di Peru serta pengapalan ke pantai, adalah
salah satu proyek penambangan paling kontroversial saat ini
di dunia. Proyek ini berlokasi di salah satu hutan hujan paling
berharga. World Wild Fund menunjuk area ini sebagai salah
satu eco-region “Global 200”. Ini menjadikannya sebagai
prioritas dalam upaya konservasi karena biodiversitasnya
yang tinggi dan fungsi ekologisnya yang penting di dunia.
Fasilitas ekspor berada di wilayah laut yang dilindungi.
Proyek ini juga melanggar hak-hak warga asli Camisea,
yang hidup dalam isolasi secara sukarela di area yang
dilindungi. Perlindungan itu dibuat untuk menjamin orangorang terisolasi di wilayah Nanti dan Nahua serta menentukan
jalur pembangunannya sendiri yang dijamin dalam Konvensi
ILO 169
tentang Warga Asli dan Orang-orang Suku, yang
diratifikasi pemerintah Peru. Menurut lembaga nonpemerintah lokal, pejabat proyek tidak mengumumkan kunjungannya
kepada komunitas tersebut.
Kehadiran pekerja proyek dan pendatang di kawasan
lindung ini telah membawa penyakit, sementara warga
terisolasi tidak memiliki imunitas. Menurut penemuan dari
studi awal yang dilakukan London School of Tropical Medicine
dan Kementerian Kesehatan Peru, seluruh warga Nanti yang
tinggal di sepanjang Sungai Camisea menderita penyakit
pernafasan, dengan rata-rata tingkat infeksi pada seluruh
penduduk sekitar 50 persen.
Kelompok warga asli yang tidak hidup dalam isolasi tidak
mendapatkan konsultasi yang cukup tentang rancangan
proyek dan tingkat kompensasi yang diusulkan. Organisasiorganisasi lingkungan mendapati bahwa konsorsium di
COVERING OIL
183
belakang Camisea mengambil keuntungan dari kurangnya
pengetahuan komunitas lokal dan tidak menggunakan
metode yang layak untuk menghitung kompensasi yang harus
dibayar atas penggunaan lahan dan sumber daya alam.
Komunitas juga dipaksa melakukan negosiasi dengan tiga
perusahaan berbeda yang menawarkan kesepakatan berbeda.
Hal ini memperlemah dan merusak proses negosiasi yang
mempengaruhi penduduk.
Untuk informasi lebih lanjut, lihat http://www.bicusa.org/
bicusa/issues/Camisea_factsheet8-2003.pdf.
yang disebabkan penerapan hukum dan aturan baru mengenai
kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.50 Pemerintah melarang
penundaan berbagai aspek proyek, termasuk dengan alasan
kesehatan, keselamatan, atau lingkungan, kecuali bila ada ancaman
yang akan dan sudah terjadi. Pemerintah Turki mewajibkan dirinya
sendiri untuk menyediakan tempat yang layak untuk proyek jalur
pipa dan menyediakan perlindungan kepolisian.
Dampak bagi pekerja dan perusahaan
Operasi penambangan dan transportasi minyak merupakan
kegiatan padat modal. Dampak bagi perusahaan akibat operasi
ini tidak banyak. Dampak terbesar bagi perusahaan adalah selama
pembangunan fasilitas, dan pekerjaan ini pada bulan-bulan
terakhir mendapatkan hasil yang terbaik. Contohnya, jalur pipa
minyak dan gas milik BP di Azerbaijan, Georgia, dan Turki secara
keseluruhan mempekerjakan hingga 6.000 orang saat puncak;
tapi sedikitnya separuh dari jumlah itu yang bukan pekerja ahli
hanya bertahan paling lama “dua bulan.”51 Setelah pembangunan,
dua jalur pipa diperkirakan mempekerjakan 700 orang.52
184 COVERING OIL
Tapi komunitas seringkali memiliki harapan (salah) yang tinggi
terhadap perusahaan. Bila lapangan kerja tidak terwujud, hubungan
antara perusahaan dan komunitas akan memanas. Kemarahan
antara mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan mereka yang
mendapat pekerjaan akan berlanjut pada konflik komunitas.
Pengharapan yang salah sering diciptakan oleh politisi dan pejabat
perusahaan untuk mendapatkan dukungan terhadap suatu proyek.
Operasi minyak bisa juga mengakibatkan efek negatif pada
struktur sosial komunitas. Para pekerja dari luar area akan tinggal
dalam waktu cukup lama dan jauh dari rumah. Masuknya perusahaan dan pekerja asing, yang membawa sejumlah besar uang dan
menimbulkan inflasi, membuat anggota komunitas tak lagi bisa
membayar barang kebutuhan yang selama ini terjangkau.
Saat tinggal di tempat penampungan, orang-orang sering
tergoda alkohol, obat-obatan, dan prostitusi. Selanjutnya ini akan
merusak kehidupan keluarga dan struktur sosial. Karenanya,
kebanyakan riset mengenai konsekuensi kesehatan dari industri
penambangan ini, seperti penyebaran HIV/AIDS, prostitusi, dan
penggunaan obat, telah difokuskan pada operasi tambang. Situasi
serupa terjadi di area pemboran minyak. Dalam kasus tambang
Afrika Selatan, meratanya HIV di kalangan pekerja hampir 20
persen lebih tinggi daripada populasi setempat.53
Kondisi kesehatan dan keselamatan pekerja di lokasi
pengeboran minyak sangat berbahaya. Perlengkapanperlengkapan lepas pantai terbuka terhadap angin kencang dan
laut yang keras. Keadaan di lokasi bisa basah dan licin. Pergantian
jam kerja lama dan memerlukan kekuatan fisik (pekerja biasanya
bekerja dalam jangka waktu yang lama). Mesin-mesin di rig berat
dan beroperasi sangat cepat. Tekanan yang kuat pada kepala bor
bisa mengakibat-kan ledakan dan kebakaran. Semua kondisi ini
bisa menyebabkan kecelakaan serius. Raksasa minyak Inggris BP
COVERING OIL
185
didenda karena dua pekerjanya mengalami kecelakaan kerja di
Alaska, Amerika Serikat, pada 2002: seorang meninggal karena
ledakan sumur dan yang lain terluka parah akibat semburan pipa.54
Adalah kenyataan bahwa bekerja di industri minyak merupakan
salah satu posisi paling berbahaya. Di Amerika Serikat, yang memiliki
aturan keselamatan jelas, kematian terkait sektor penambangan
minyak dan gas lebih tinggi dibandingkan sektor gabungan industri
lainnya.55 Di negara-negara berkembang yang memproduksi
minyak, kondisi buruh mungkin lebih buruk lagi karena tidak ada
UU keselamatan kerja atau sedang dalam penggodokan. Seringkali
hukum tidak diterapkan secara baik, dan perusahaan sering lari
dari hukuman dengan menyuap pihak berwenang. Serikat pekerja
yang lemah hanya sedikit memberikan perlindungan.
Di darat maupun di laut, pekerja di lokasi penambangan
minyak secara potensial terpapar bahan kimia berbahaya, seperti
arsenikum dan sianida. Paparan tingkat ting gi ini bisa
menyebabkan luka dan penyakit parah. Dalam jangka panjang,
paparan tingkat rendah bisa merusak kesehatan pekerja. Harihari kerja yang hilang karena kecelakaan cenderung lebih tinggi
dibandingkan yang terjadi pada industri lain.56
Kesimpulan
Seiring dengan semakin intensifnya pencarian sumber-sumber
minyak baru, wilayah-wilayah yang lebih terpencil makin
terpengaruh oleh industri minyak, dan area tempat produksi dan
pengembangan tengah berlangsung bisa terlihat lebih banyak lagi
aktivitas. Pada saat yang sama, dampak pengembangan minyak
bagi lingkungan dan sosial juga makin meningkat, dan konsekuensi
pemburuan bahan bakar fosil ini harus dianalisis lebih hati-hati
186 COVERING OIL
lagi. Keuntungan finansial potensial dari pengembangan minyak
yang intensif ini bisa dan harus dilihat dalam konteks biaya
lingkungan dan sosial, yang mungkin untuk kali pertama harus
ditanggung komunitas lokal, baru kemudian komunitas global.
Pada akhirnya, minyak bukanlah barang gratis.*
COVERING OIL
187
LEMBAR TIPS
Pertanyaan seputar Hak Asasi Manusia
»
Apa jenis konsultasi yang dilakukan perusahaan dengan
komunitas lokal? Apakah konsultasi ini dilakukan hanya
dengan individu-individu dari kelompok terbatas? Apakah
komunitas lokal mendapatkan informasi lengkap dalam
bahasa lokal?
»
Apakah kesepakatan keamanan dilakukan perusahaan minyak
dengan pasukan keamanan, publik, atau swasta? Apa sifat
hubungan tersebut –kontraktual, karyawan/perusahaan,
agensi? Apakah perusahaan mengumumkan kesepakatan
atau kontrak keamanan (tertulis maupun tidak)? Apakah
perusahaan mengumumkan berbagai kesepakatan tentang
HAM atau isu terkait?
»
Bagaimana catatan HAM suatu negara dan pasukan
keamanannya di wilayah perusahaan melakukan investasi?
Apa jenis peringatan khusus yang harus dilakukan
perusahaan atas isu HAM?
»
Apakah perusahaan menerima prioritas penghitungan risiko
keamanan untuk melakukan investasi? Apa sifat dan isi
penghitungan risiko? Apakah ditujukan untuk pelanggaran
HAM potensial? Apakah perusahaan mengumumkan
penghitungan risiko keamanannya?
»
Bagaimana kehadiran perusahaan di lokasi pengembangan?
Apakah perusahan memiliki kemampuan dan kapasitas untuk
memantau, mencegah, dan menangani pelanggaran? Apa
hubungan antara perusahaan induk dan perwakilannya yang
beroperasi di lokasi pengembangan minyak?
188 COVERING OIL
»
Apakah perusahaan mengizinkan kunjungan wartawan,
kelompok HAM, dan lainnya secara bebas, tanpa tekanan,
tanpa pendampingan, dan tidak dipantau?
»
Apakah anggota komunitas lokal tergusur oleh
penambangan, jalur pipa, atau lainnya akibat operasi proyek?
Bagaimana kompensasinya, jika ada, diberikan? Bagaimana
menentukan penggusuran dan dalam keadaan seperti apa
penggusuran terjadi (apakah di bawah ancaman atau
intimidasi)?
»
Apakah perusahaan memiliki persetujuan pemerintah tuan
rumah (host goverment agreement), kesepakatan hukum
antara pemerintah dan perusahaan minyak yang menyatakan
persyaratan investasi, atau kesepakatan sejenis? Apakah
perusahaan mengumumkan kesepakatan ini? Apakah
kesepakatan itu membatasi kemampuan pemerintah untuk
melindungi kepentingan publik? Apakah kesepakatan ini
menjamin bahwa persoalan kompensasi akan dilakukan
secara tepat?
COVERING OIL
189
CERITA CONTOH
Unocal, Perusahan Amerika Serikat Pertama yang
Diadili dalam Kasus Pelanggaran HAM
Oleh Marc Lavine
LOS ANGELES, 10 Desember
2003 (AFP) – Perusahaan minyak
raksasa Unocal Selasa menjadi
perusahaan Amerika Serikat
pertama yang diadili di negaranya
atas tuduhan pelang-garan hak
asasi manusia (HAM) di luar
negeri, dalam kasus pembangunan
jalur pipa gas di Myanmar.
Warga Myanmar menuntut
perusahaan yang berpusat di
California itu karena dianggap
melakukan pelanggaran HAM
dengan menggunakan junta
militer di negara Asia Tenggara
tersebut, seperti pemaksaan,
pemerkosaan, dan penyiksaan
terhadap pekerja.
Pengadilan di Los Angeles
melanjutkan dua tuntutan hukum dari 15 warga desa, yang
identitasnya dirahasiakan, di
negara yang dulu bernama Burma itu dalam pembangunan
jalur pipa gas alam Yadana
sepanjang 62 kilometer.
190 COVERING OIL
Warga mengklaim, dalam
tuntutan yang sudah berjalan
tujuh tahun itu, Unocal menutup
mata terhadap tindakan tentara
junta membunuh, memperkosa,
dan melakukan perbudakan
terhadap warga, serta memaksa
mereka bekerja di jalur pipa senilai $1,2 milyar pada 1990 yang
dilakukan tentara.
“Tentara Burma memaksakan sistem perbudakan dan
melakukan kekerasan yang
mengerikan atas nama Unocal,”
kata Terry Collingsworth, direktur eksekutif International Labor
Rights Fund, yang mewakili
warga.
Unocal, yang tidak beroperasi secara langsung di ladang
milik pemerintah Myanmar itu,
menyangkal keras keterlibatannya dalam pelanggaran tersebut.
Kasus ini berpusat pada
konstruksi jalur pipa yang
disengketakan, yang didirikan
Unocal dan partnernya seperti
Total dari Prancis, untuk mengirim gas alam dari Myanmar ke
negara tetangganya, Thailand.
Warga menuntut kerusak-an,
yang belum dispesifikasikan, dan
menuduh Unocal memperoleh
keuntungan dengan menggunakan junta Yangon dalam
pemaksaan terhadap buruh serta
pembunuhan dan pemerkosaan
yang dilakukan tentara, meski
perusahaan tidak setuju dengan
pelanggaran tersebut.
Persoalan pertama dari
pengadilan yang kompleks adalah apakah Unocal bertanggung
jawab atas tindakan perusahaan
perwakilannya yang berinvestasi
dalam jalur pipa tersebut.
Daniel Petrocelli, pemimpin
penasehat hukum Unocal,
mengatakan bahwa “alter-ego
doctrine” California akan menghentikan usaha para penuntut
menuntut perusahaan induk bila
perwakilannya di lapangan
memiliki aset sendiri.
“Keseluruhan kasus ini
menyimpulkan satu poin: Bila
perwakilan bisa membayar,
kasus ini akan selesai,” katanya
pada pembukaan pembelaannya
dalam sidang pengadilan.
Tapi para penasehat hukum
warga tetap pada pendapat
bahwa Unocal menggunakan
perwakilannya sebagai tameng.
“Pernyataan pembukaan
Unocal menunjukkan bahwa
perusahaan mampu melakukan
apa saja demi keuntungan perusahaan,” kata Dan Stromer,
penasehat hukum warga kepada
AFP.
“Tidak satu pun entitas
(perusahaan perwakilan) ini yang
independen,” katanya, sembari
menambahkan bahwa Unocal
harus bertanggung jawab langsung atas peran anak perusahaannya dalam kasus ini.
Tapi Petrocelli malah mendesak anak-anak perusahaannya
–Unocal Myanmar Offshore
Co., Unical International Pipeline
Co. dan Unocal Global Ventures– yang memiliki ratusan juta
dolar dalam bentuk aset dan
memiliki struktur perusahaan
sendiri.
“Setiap perusahaan ini memiliki kemampuan memba-yar,“
kata Petrocelli.
Dalam komplain tertulis,
warga mengatakan bahwa mereka mendapat tekanan agar
membersihkan jalur dan mem-
COVERING OIL
191
bangun fasilitas jalur pipa untuk
proyek investasi asing terbesar
di Myanmar.
Identitas para penuntut
disembunyikan karena takut
pada tekanan junta Myanmar.
Para eksekutif Unocal menjawab bahwa tentara me-maksa
penduduk membawa amunisi
dan suplai untuk militer dan
menggunakan pekerja di sekitar
proyek, tetapi menyangkal beberapa pekerja tersebut memiliki
hubungan dengan pembangunan
jalur pipa.
Unocal memilki jalur pipa
bekerja sama dengan Total,
192 COVERING OIL
sebelumnya bernama TotalFinaElf, dan pemerintah Thailand dan Myanmar. Total juga
menghadapi tuntutan terpisah di
Eropa.
Dicetak kembali atas seizin Agence of
France-Presse.
Catatan editor: Pada Maret 2005,
Unocal setuju menyelesaikan persoal-an
di luar pengadilan. Unocal setuju
menyediakan dana untuk memper-baiki
kondisi kehidupan lokal, juga kompensasi
uang untuk para korban.
Lampiran
Program Transparansi Industri Tambang
(Extractive Industries Transparency Initiative/EITI)
EITI, sebuah program yang diselenggarakan Departemen Pembangunan
Internasional (Department for International Development) Kerajaan Inggris
dan Bank Dunia, bertujuan untuk menjamin pendapatan dari industri
ekstraktif bisa mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengurangan
kemiskinan.
Prinsip-prinsip EITI
1.
Kami memegang keyakinan bahwa penggunaan kekayaan
sumber daya alam dengan bijaksana akan menjadi motor
penting bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang
membantu pembangunan berkelanjutan dan mengurangi
kemiskinan, tapi bila tidak dikelola secara baik, akan
menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang negatif.
COVERING OIL
193
2.
Kami menyatakan bahwa pengelolaan kekayaaan sumber
daya alam yang memberikan manfaat bagi warga negara di
suatu negara merupakan kewenangan pemerintah untuk
mewujudkannya bagi kepentingan pembangunan nasional.
3.
Kami menyadari bahwa manfaat dari penambangan sumber
daya alam merupakan pendapatan yang mengalir selama
bertahun-tahun dan tergantung harga minyak yang tinggi.
4.
Kami menyadari bahwa pemahaman publik tentang
pendapatan dan belanja pemerintah dari waktu ke waktu
akan mengiring perdebatan publik dan menginformasikan
pilihan yang layak dan realistis bagi pembangunan
berkelanjutan.
5.
Kami menekankan pentingnya transparansi pemerintah dan
perusahaan dalam industri pertambangan ini serta perlunya
meningkatkan pengelolaan dan akuntabilitas keuangan publik.
6.
Kami menyadari bahwa pencapaian transparansi yang lebih
besar harus diletakkan dalam konteks penghargaan terhadap
kontrak dan hukum.
7.
Kami menyadari bahwa transparasi investasi domestik
maupun investasi asing bisa membawa peningkatan
pengelolaan lingkungan.
8.
Kami percaya prinsip dan praktik akuntabilitas pemerintah
kepada seluruh warga atas pengelolaan aliran pendapatan
dan belanja publik.
9.
Kami berkomitmen untuk mendorong standar transparansi
dan akuntabilitas yang tinggi dalam kehidupan publik,
penyelenggaraan pemerintahan, dan bisnis.
10. Kami percaya bahwa pendekatan yang konsisten dan bisa
dikerjakan untuk pengungkapan pembayaran dan pendapatan
194 COVERING OIL
yang diperoleh, adalah sederhana untuk dijalankan dan
digunakan.
11. Kami percaya bahwa pengumuman pembayaran dalam suatu
negara harus melibatkan semua perusahaan industri ekstraktif
yang beroperasi di negara tersebut.
12. Dalam mencari solusi, kami percaya bahwa seluruh rekanan
harus memberikan kontribusi yang epenting dan relevan –
pemerintah dan perwakilannya, perusahaan, perusahaan jasa,
organisasi multilateral, organisasi keuangan, investor, dan
organisasi nonpemerintah.
Kriteria EITI
1.
Secara rutin mempublikasikan seluruh pembayaran dari
minyak, gas, dan pertambangan oleh perusahaan kepada
pemerintah dan seluruh pendapatan yang diterima
pemerintah kepada audiens yang luas dalam sebuah bentuk
publikasi yang bisa diakses dan komprehensif.
2.
Bila audit semacam itu tidak tersedia, pembayaran dan
pendapatan harus menerapkan standar audit yang tepercaya,
independen, dan bisa diterima secara internasional.
3.
Pembayaran dan pendapatan dicatat oleh administrator yang
kredibel, independen, serta menerapkan standar audit
internasional dan menyertakan pendapat administrator,
termasuk menyebutkan selisih antara pembayaran dan
penerimaan, bila ada.
4.
Pendekatan ini berlaku untuk semua perusahaan, termasuk
perusahaan milik negara.
COVERING OIL
195
5.
Masyarakat secara aktif terlibat penuh sebagai partisipan
dalam merancang, mengawasi, dan mengevaluasi proses ini
serta memberikan dukungan bagi debat publik.
6.
Semua rencana kerja berkelanjutan seperti yang disebutkan
di atas, dikembangkan oleh pemerintah tuan rumah, dengan
pendampingan dari lembaga keuangan internasional, meliputi
target yang terukur, waktu pelaksanaan dan penghitungan
hambatan yang bisa muncul.
http://www.eitransparency.org/principlesandcriteria.htm
Publish What You Pay
Kampanye Publish What You Pay bertujuan mengumumkan pajak, upah,
royalti, dan pembayaran lain dari perusahaan minyak, tambang, dan gas
kepada pemerintah dan agensi publik lainnya.
Seruan kepada perusahaan agar mengumumkan pembayarannya
merupakan langkah pertama yang penting untuk sistem yang lebih
akuntabel bagi pengelolaan pendapatan sumber daya alam yang
dibayarkan oleh perusahaan industri ekstraktif kepada pemerintah
di negara-negara berkembang yang kaya sumber daya alam. Ada
juga kewajiban pemerintah untuk “mengumumkan apa yang telah
didapatkannya.” Jika perusahaan mengumumkan jumlah yang
dibayar dan pemerintah mengumumkan jumlah yang diterima,
maka masyarakat bisa membandingkan keduanya serta memegang
akuntabilitas pemerintah terhadap pengelolaan pendapatan. Hal
ini juga akan membantu kelompok masyarakat sipil dalam
perdebatan yang demokratis akan penggunaan dan distribusi
pendapatan.
Transparansi pendapatan merupakan langkah awal yang penting
bagi pengentasan warga dari kemiskinan di negara-negara
196 COVERING OIL
berkembang yang miskin tapi kaya sumber daya alam. Ini sejalan
dengan tujuan yang telah disepakati secara internasional untuk
menuju pemerintahaan yang akuntabel, pencegahan korupsi, dan
perdebatan demokratis tentang pengelolaan sumber daya, seperti
disepakati dalam Rencana Aksi G8 dalam Memerangi Korupsi
dan Meningkatkan Transparansi.
Pelaku bisnis juga akan mendapatkan keuntungan. Transparansi
akan memperkuat “lisensi untuk beroperasi” bagi perusahaan,
dengan menunjukkan kontribusi positif mereka kepada
masyarakat, dan meningkatkan kemungkinan bahwa pembayaran
mereka kepada pemerintah akan digunakan untuk pembangunan
berkelanjutan –yang menciptakan lingkungan bisnis yang stabil–
ketimbang diboroskan atau diselewengkan oleh korupsi, yang
bisa memperburuk pelapisan masyarakat dan bisa menggiring
kepada gangguan atau konflik negara.
Transparansi akan melindungi perusahaan dari tuduhan terlibat
dalam praktik pemerintah yang korup, seperti disebutkan dalam
penyataan investor-investor Amerika Utara, Eropa, dan lainnya
yang mengelola dana senilai hampir US$7 trilyun. Pelaku bisnis
juga akan meraih keuntungan dari tingkat lapangan permainan
jika semua perusahaan mengumumkan pembayarannya. Hal ini
akan melindungi perusahaan yang sangat maju dari pemutusan
kontrak oleh pemerintah yang korup jika mereka membuka
informasi secara sukarela, dan akan mencegah dari serangan
kompetitor yang kurang transparan.
Transparansi bisa tercapai melalui sebuah pendekatan
komprehensif dan global dengan melibatkan penyesuaian
sederhana terhadap hukum perusahaan, standar akuntansi, dan
syarat-syarat peminjaman dari lembaga keuangan dan bank. Publish
What You Pay percaya bahwa pengumuman berlaku bagi setiap
perusahaan pada setiap operasi di setiap negara. EITI telah
COVERING OIL
197
mengembangkan sebuah model pelaporan yang bisa menjadi
acuan pengumuman ini.
Sejumlah mekanisme aturan diperlukan untuk menjamin bahwa
perusahaan-perusahaan multinasional maupun milik negara
mengumumkan pembayarannya kepada pemerintah, dan
pemerintah mengumumkan penerimaan mereka dari sektor
ekstraktif ini. Untuk penerapan mekanisme wajib ini, yang
menjadi target utama Publish What You Pay adalah:
l
Otoritas lembaga pasar modal
l
Kelompok Bank Dunia (IBRD, IDA, MIGA, dan IFC)
l
Dana Moneter Internasional (IMF)
l
Lembaga peminjaman multilateral dan bilateral lainnya
l
Agensi kredit ekspor
l
Pemerintah negara penghasil minyak
l
Pemerintah negara maju
l
l
Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards Board)
Bank komersial, swasta, dan retail yang menjadi penjamin
pinjaman.
Transparansi merupakan kepentingan semuanya –warga negara,
perusahaan, pemerintah negara donor, dan komunitas
internasional yang lebih luas– kecuali elite korup yang mendapatkan
keuntungan dari kekacauan sistem pengelolaan aset negara.
http://www.publishwhatyoupay.org/english/objectives/index.shtml
198 COVERING OIL
Catatan
Kaki
Bab 1
1. Menurut laporan Bank Dunia dalam World Development Indicators
2004, PDB per kapita Nigeria (dalam US$ pada 1995) sebesar $254.26 dan
Indonesia sebesar $1,060.24 pada 2002.
2. Bank Dunia, World Development Indicators 2004.
3. Dalam keadaan khusus, mungkin lebih menguntungkan bila dilakukan
penundaan proses ekstraksi. Biaya ekstraksi bisa turun karena penemuan
teknologi, atau menunggu harga minyak naik. Ada juga kemungkinan
meningkatnya selisih antara nilai minyak dan biaya ekstraksi yang lebih
besar dibandingkan nilai kenaikan harga minyak itu sendiri.
4. Disebut demikian karena efek terbalik dari meningkatnya nilai tukar
Belanda setelah penemuan gas di North Sea.
5. Lihat Takahiro Akita dan Yoichi Nakamura, eds., Green GDP Estimates
in China, Indonesia, and Japan: An Application of the UN Environmental and
Economic Accounting System (United Nations University [UNU/IAS], Tokyo,
2000).
6. Global Witness, All the Presidents’ Men (Maret 2002). http://
www.globalwitness.org/reports/show.php/en.00002.html
7. “Africa Opens Books on Oil Deals,” News24.com, 27 Juni 2004. http://
www.news24.com/News24/Africa/News/0,,2-11-1447_1549016,00.html
COVERING OIL
199
8. Ini kejadian nyata di Amerika Serikat. Lihat J. Leitzinger and J.E.
Stiglitz, “Information Externalities in Oil and Gas Leasing,” Contemporary
Economic Policy Issues 5 (Maret 1984): 44-57.
9. Pola checkerboard (tanah dibagi ke dalam beberapa wilayah besar, dan
setiap wilayah disewakan) yang digunakan Alberta mungkin bisa
mengurangi informasi yang tidak seimbang, karenanya bisa meningkatkan
pendapatan pemerintah. Lihat J.E. Stiglitz, “The Efficiency of Market Prices
in Long Run Allocations in the Oil Industry,” dalam G. Brannon, ed., Studies
in Energy Tax Policy, (Cambridge: Ballinger Publishing, 1975): 55-99.
10. Inilah salah satu alasan mengapa pemerintah harus menyediakan
konsesi yang cukup beragam di luar persyaratan normal. Pemerintahan
yang berkuasa di masa datang akan mendapat tekanan untuk membatalkan
konsesi. Perusahaan minyak mengerti keadaan ini, karenanya nilai konsesikonsesi ini akan mencerminkan harga yang diterima pemerintah dalam
jangka pendek.
11. Dengan penawaran bonus, besaran biasanya royalti senilai 16
persen.
12. Lihat Paul Milgrom, Putting Auction Theory to Work (Cambridge,
MA.: Cambridge University Press, 2004).
13. Lagi, mungkin diperlukan perubahan kerangka kerja akuntansi.
Kerangka kerja yang sekarang digunakan IMF menggabungkan pinjaman
yang dilakukan perusahaan milik negara dengan pinjaman pemerintah
lainnya. Akibatnya, jika perusahaan minyak milik pemerintah meminjam
uang untuk investasi, negara akan menghindari hukuman dari IMF bila
mendapatkan surplus yang besar dari rekeningnya sendiri. Ini tidak
mendorong investasi oleh perusahaan negara dan privatisasi.
Bab 2
1. Robert Baer, “The Fall of the House of Saud,” Atlantic Monthly, Mei
2003.
2. Terry Lynn Karl, The Paradox of Plenty: Oil Booms and Petro-States
(Berkeley: University of California Press, 1997).
3. Thorvaldur Gylfason, “Natural Resources, Education, and Economic
Development,” Institute of Economic Studies (September 2000): 1. http://
www.ioes.hi.is/publications/wp/w0010.pdf
4. United Nations Development Programme, Arab Human Development
Report 2003.
5. Transparency International, Corruption Perceptions Index 2004.
http://www.transparency.org/pressreleases_archive/2004/
2004.10.20.cpi.en.html
200 COVERING OIL
Bab 3
1. Biomasa biasanya tidak dimasukkan dalam perhitungan energi
internasional, karena saat ini belum diperdagangkan secara komersial.
Tetapi biomasa merupakan sumber energi dunia yang penting.
International Energy Agency dalam World Energy Outlook tahun 2002
menyatakan bahwa permintaan biomasa di negara-negara berkembang
sebesar seperempat dari total permintaan energi, sementara
penggunaannya di negara maju diperkirakan meningkat dari 890 juta ton
setara minyak pada 2000 menjadi 1.090 juta ton setara minyak pada 2030.
Bab 4
1. ExxonMobil, Laporan Tahunan 2003.
2. BP, Laporan Tahunan 2003.
3. Royal Dutch/Shell, Laporan Tahunan 2003.
4. Total, Laporan Tahunan 2003.
5. ChevronTexaco, Laporan Tahunan 2003.
6. Lihat informasinya di http://finance.yahoo.com/q/ks?s=COP
7. ConocoPhillips, Laporan Tahunan 2003.
8. “Saudi Arabia: Rise and Fall of Saudi Arabia’s Great Gas Initiative,”
Middle East Economic Digest, 27 Juni 2003.
9. Human Rights Watch, “Some Transparency, No Accountability: The Use
of Oil Revenues in Angola and Its Impact on Human Rights,” Human Rights
Watch Report, vol. 16, no.1 (Januari 2004).
10. Pernyataan pers ChevronTexaco, “Chevron Nigeria Limited Declares
Force Majeure” 20 Maret 2003.
11. Country Analysis Brief: Algeria (Februari 2004). http://
www.eia.doe.gov/emeu/cabs/algeria.html
12. Lihat informasinya di http://www.eia.doe.gov/cabs/venez.html
13. Informasi lebih lanjut tentang sering terjadinya perusakan jalur pipa
dan pencurian minyak mentah, lihat: http://www.hrw.org/reports/2002/
nigeria3/
14. Lihat informasinya di http://www.zietlow.com/docs/Fuel-Prices2003.pdf
15. Lihat informasinya di http://www.shell.com/static/nigeria/
downloads/pdfs/annualreport_2003.pdf
16. Link menuju Laporan Lokasi di Indonesia oleh BP: http://
www.bp.com/subsection.do? categoryId=2011189&contentId=2016392
COVERING OIL
201
17. Artikel tentang perdebatan efektivitas Global Compact Perserikatan
Bangsa-Bangsa bisa dilihat di halaman web Global Policy Forum: http://
www.globalpolicy.org/reform/indxbiz.htm
18. Gro Bruntland, ed., Our Common Future: The World Commission on
Environment and Development (Oxford: Oxford University Press, 1987).
19. Informasi tambahan tentang EITI bisa didapatkan di http://
www.eitransparency.org/implementation.htm, termasuk dokumen
berbahasa Rusia terkait lembaga ini.
Bab 5
1. Global Witness, Time for Transparency: Coming Clean on Oil, Mining,
and Gas Revenues (Maret 2004).
2. Daniel Johnston, International Petroleum Fiscal Systems and
Production-Sharing Contracts (PennWell Books, 1994).
3. Jenik Radon, “Negotiating and Financing Joint Venture Abroad” in N.
Lacasse and L. Perret, eds., Joint Venturing Abroad (Wilson & Lafleur Itee,
Canada, 1989).
4. Lihat Coordinating Committee for Geoscience Programmes in East and
Eastern Asia (CCOP) di http://www.ccop.or.th/
5. Tipe perusahaan minyak bisa ditemukan dalam Ian Gary and Terry
Lynn Karl, Bottom of the Barrel: Africa’s Oil Boom and the Poor (Catholic
Relief Services, 2003). Perusahaan-perusahaan minyak terbesar dunia
disebut “supermajors” seperti Royal Dutch/Shell, BP, Total, ExxonMobil,
dan ChevronTexaco. Tingkat berikutnya adalah “majors” seperti
ConocoPhilips, Occidental Petroleum, dan Unocal. Yang digolongkan dalam
“independents” merupakan perusahaan yang lebih kecil, biasanya terfokus
pada sektor “upstream” dari industri ini (Amerada Hess, Marathon,
Talisman). Banyak perusahaan minyak nasional (national oil companies/
NOCs) terdapat di Timur Tengah dan negara lainnya seperti Brazil
(Petrobras) dan Malaysia (Petronas), yang lebih banyak menguasai proses
produksi. Di negara-negara Afrika, perusahaan nasional ini bukanlah
operator tetapi lebih sebagai alat penghubung dengan perusahaan asing
yang memiliki modal dan keahlian teknis.
6. Lihat Kirsten Bindemann, “Production-Sharing Agreements: An
Economic Analysis,” World Petroleum Market Report 25 (Oxford Institute
for Energy Studies, Oktober 1999).
7. Negara-negara seperti Iran, Saudi Arabia, Mexico, atau Venezuela
telah meratifikasi undang-undang bahwa kepemilikan tanah dan sumber
daya alam adalah hak negara.
8. Bagian negara dari keuntungan produksi (keuntungan minyak)
ditentukan oleh bagian tetap produksi atau berdasarkan skala yang sudah
ditentukan sebelumnya. Metode yang terakhir ini memberikan fleksibilitas
202 COVERING OIL
lebih tinggi, khususnya terhadap perubahan harga. Dua cara yang paling
sering digunakan dalam menghitung skala ini berdasarkan pada produksi
rata-rata harian (seperti dalam persetujuan-persetujuan PSA di Indonesia)
atau faktor-R (seperti pada persetujuan PSA Azerbaijan). Faktor-R adalah
rasio pendapatan keseluruhan terhadap keseluruhan biaya dalam suatu
proyek. Berdasarkan faktor-R ini, pendapatan keuntungan produksi
pemerintah sangat beragam. Lihat Bindemann, “Production-Sharing
Agreements: An Economic Analysis.”
9. Chakib Khelil, “Fiscal Systems for Oil: The Government ‘Take’ and
Competition for Exploration Investment,” Public Policy for the Private
Sector 46 (Mei 1995).
10. Lihat Philip Daniel/World Bank, Petroleum Revenue Management–An
Overview (World Bank/ESMAP Program).
11. Richard A. Fineberg, “Securing the Take: Petroleum Litigation in
Alaska,” dalam Svetlana Tsalik, Caspian Oil Windfalls: Who Will Benefit?
(Open Society Institute, 2003).
12. Kesepakatan-kesepakatan PSA dari ladang minyak dan gas utama
Azerbaijan bisa dilihat di http://www.caspiandevelopmentandexport.com
13. Dalam mengapresiasi dan menafsirkan perbedaan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima secara umum di seluruh dunia, penulis secara
tepat menyatakan bahwa “akuntan melaksanakan penilaian terhadap
seberapa ‘benar dan jujur’ pendapat tentang operasi perusahaan dan
posisi keuangan.” Penulis berpendapat bahwa perbedaan konsepsi ini
ditentukan oleh faktor “lingkungan” seperti “aturan hukum, sifat dan
peranan pasar modal, pengaruh keadaan politik dan ekonomi, dan perilaku
budaya yang mempengaruhi hubungan bisnis.” Wendy D. Rotenberg,
“Different Strokes,” CA Magazine (April 1995), ditemukan di: http://
www.camagazine.com/multimedia/camagazine/Library/EN/1995/Apr/
education.pdf
14. Lihat Rögnvaldur Hannesson, Petroleum Economics: Issues and
Strategies of Oil and Natural Gas Production (Quorum Books, 1998).
15. Perjanjian antara Autralia dan Republik Indonesia tentang Zona Kerja
Sama di wilayah antara Provinsi Timor Timur dan Australia Utara, di Laut
Timor, 11 Desember 1989, berlaku sampai 9 Februari 1991. Lihat
Australian Treaty Series 9 (1991).
16. Perusahaan milik negara Kuwait Oil Company di Kuwait dan Saudi
Aramco di Saudi Arabia merupakan pemegang tunggal konsesi minyak di
negaranya. Perusahaan asing berpartisipasi dalam pengolahan dan aktivitas
pemasaran melalui joint-venture dengan perusahaan negara tersebut.
17. Konstitusi Iran melarang pemberian hak pengelolaan minyak
berdasar konsesi. Undang-undang minyak tahun 1987 memperbolehkan
pembuatan kontrak, pembelian kembali kontrak, antara perusahaan negara
NIOC dan perusahaan swasta. Pembelian kembali terjadi bila kontraktor
membiayai seluruh investasi, menerima remunerasi dari NIOC dalam
COVERING OIL
203
bentuk hasil produksi, kemudian mentransfer operasi minyak kepada NIOC
setelah kontrak selesai
18. Di bawah Konstitusi Mexico, hanya perusahaan negara Pemex yang
boleh memiliki cadangan minyak dan gas. Untuk meningkatkan produksi,
Pemex melakukan program Multiple Services Contract (MSC) program pada
Juni 2002, memperbolehkan perusahaan asing berpartisipasi secara
terbatas.
Bab 6
1. Untuk beberapa pedoman lihat berikut ini: IMF Manual on Fiscal
Transparency, 23 Maret 2001, bisa didapatkan di http://www.imf.org/
external/np/fad/trans/manual/; Lima Declaration of Guidelines on
Auditing Precepts: http://www.intosai.org/Level2/2_LIMADe.html; dan
OECD Best Practices for Budget Transparency, 5 Mei 2001: http://
www.olis.oecd.org/olis/2000doc.nsf/
4f7adc214b91a685c12569fa005d0ee7/
c125692700623b74c1256a4d005c23be/$FILE/JT00107731.PDF
2. Menteri Keuangan Venezuela, April 2004.
3. Alaska Permanent Fund Corporation, pernyataan keuangan Desember
2003.
4. Randall Dodd, “Primer: Derivatives,” Financial Policy Forum,
Washington, D.C., 2002, tersedia di: http://www.financialpolicy.org/
dscprimer.htm. Lihat juga “Primer: Derivative Instruments,” Financial
Policy Forum, Washington, D.C., 2004, tersedia di: http://
www.financialpolicy.org/dscinstruments.htm
5. Ibid.
6. Short position serupa dengan berhutang sesuatu, sedangkan long
position seperti memiliki sesuatu. Yang pertama mendapatkan keuntungan
dari penurunan harga, yang terakhir mendapatkan keuntungan dari
kenaikan harga.
7. Randall Dodd, “The Structure of OTC Derivatives Markets,” The
Financier, vol. 9, no. 1-4 (2002) tersedia di http://
www.financialpolicy.org/dscprimer.htm
8. Rolling contract merupakan pembelian kembali futures yang akan
segera habis masa berlakunya dan kemudian menjual futures sejenis pada
periode kontrak berikutnya.
9. The Australian Wheat Board diprivatisasi pada akhir 1990-an.
10. Swap dalam konteks ini secara ekonomi setara dengan serial kontrak
forward.
204 COVERING OIL
11. Lihat Dodd “Primer: Derivatives” dan “Primer: Derivatives
Instruments” (catatan nomor 4 di atas) untuk diskusi dan penjelasan
berbagai instrumen derivative.
12. James A. Daniel. “Hedging Government Oil Price Risk,” IMF Working
Paper (November 2001).
Bab 7
1. Paul Epstein and Jesse Selber, eds., Oil: A Life Cycle Analysis of its
Health and Environmental Impact, (Harvard Medical School–Center for
Health and the Global Environment, March 2002): 9.
2. Ibid.
3. U.S. Environmental Protection Agency, EPA Office of Compliance Sector
Notebook Project, Profile of the Oil and Gas Extraction Industry (Oktober
2000): 38 dapat ditemukan di http://www.epa.gov/compliance/resources/
publications/assistance/sectors/notebooks/oil.html
4. Amy B. Rosenfeld, Debra Gordon, and Marianne Guerin-McManus,
“Reinventing the Well: Approaches to Minimizing the Environmental and
Social Impact of Oil Development in the Tropics,” dalam Ian A. Bowles and
Glenn T. Prickett, eds., Footprints in the Jungle: Natural Resource
Industries, Infrastructure, and Biodiveristy Conservation (Oxford
University Press: 2001): 57.
5. Ibid.
6. Epstein and Selber, 7.
7. Joanna Burger, Oil Spills (New Brunswick, NJ: Rutgers University Press,
1997): 29.
8. Ibid, 137.
9. Ibid, 161.
10. Epstein and Selber, 9.
11. Ibid, 12.
12. Ibid.
13. Dagmar Schmidt Etkin, Historical Overview of Oil Spills from All
Sources (1960-1998): 7, dipresentasikan pada International Oil Spill
Conference 1999, bisa dilihat di http://www.environmental-research.com/
publications/pdf/spill_costs/paper1.pdf
14. Amazon Watch, Bolivia: Enron/Shell Cuiaba Gas Pipeline, bisa dilihat
di www.amazonwatch.org/amazon/BO/cuiaba
15. Epstein and Selber, 27.
COVERING OIL
205
16. Ibid.
17. U.S. Environmental Protection Agency, 2001 Toxics Release Inventory
(TRI) Public Data Release Report (2001).
18. Ibid.
19. Etkin, 2.
20. Ibid, 2.
21. Epstein and Selber, 20.
22. Burger, 97.
23. Ibid, 108.
24. Dagmar Schmidt Etkin, Estimating Cleanup Costs for Oil Spills, 1999
International Oil Spill Conference, bisa dilihat di: http://
www.environmental-research.com/publications/pdf/spill_costs/paper6.pdf
25. Exxon Valdez Oil Spill Trustee Council bisa dilihat di http://
www.evostc.state.ak.us/facts/qanda.html
26. Epstein and Selber, 36.
27. Berdasarkan data International Energy Agency, bisa dilihat di: http://
www.iea.org/dbtw-wpd/textbase/stats/
electricitydata.asp?country=World&SubmitA=Submit&COUNTRY_LONG_NAME=World
28. National Academy of Sciences, Commission on Geosciences,
Environment and Resources, Climate Change Science: An Analysis of Some
Key Questions (2001).
29. World Resources Institute, Earth Trends ditemukan di: http://
earthtrends.wri.org/pdf_library/country_pro-files/Cli_cou_840.pdf
30. The Extractive Industries Review, sebuah tinjauan independen dari
Bank Dunia untuk mengevaluasi peranan minyak dan industri ekstraktif
lainnya, merekomendasikan agar semua proyek industri ekstraktif
diklasifikasikan dalam Kategori A.
31. Xavier Sala-I-Martin and Arvind Subramanian, “Addressing the
Natural Resource Curse: An Illustration from Nigeria,” International
Monetary Fund Working Paper 03/139 (Juli 2003): 4.
32. Martin and Subramanian, “Addressing the Natural Resource Curse:
An Illustration from Nigeria.”
33. Human Rights Watch, The Price of Oil (1999) bisa dilihat di http://
www.hrw.org/reports/1999/nigeria/Nigew991-01.htm
34. Ibid.
35. Ibid.
206 COVERING OIL
36. Ibid.
37. Earth Rights International, Total Denial Continues (May 2000): 62
bisa dilihat di http://www.earthrights.org/pubs/TotalDenialContinues.pdf
38. Ibid.
39. “Colombian Indians and Police Clash Over Oil Company Site,” New
York Times, 14 Februari 2000.
40. Human Rights Watch.
41. Ibid. Lihat juga Earth Rights International, Bowoto v. ChevronTexaco,
bisa juga dilihat di http://www.earthrights.org/chevronindex.shtml
42. Earth Rights International, Doe v. Unocal, lihat di http://
www.earthrights.org/unocal/index.shtml.
43. Ibid.
44. Human Rights Watch.
45. Amazon Alliance, et al., Summary of Findings: June 2003
Investigative Mission to Indigenous Communities Affected by the Camisea
Project; Upper and Lower Urubamba River Valley, Peru lihat di http://
www.amazonwatch.org/amazon/PE/camisea/reports/020724_camisea.pdf
46. Amazon Watch, Field Audit of Enron and Shell’s Cuiaba and BoliviaBrazil Pipeline Impacts, 14 November 2002, bisa dilihat di:
www.amazonwatch.org/amazon/BO/cuiaba/reports/bolivia_audit_0211.pdf
47. Earth Rights International, Doe v. Unocal.
48. Epstein and Selber, 18.
49. Amnesty International, Human Rights on the Line: The Baku-TbilisiCeyhan Pipeline Project (Mei 2003).
50. Ibid.
51. Regional Review: Economic, Social and Environmental Overview of the
Southern Caspian Oil and Gas Projects (Februari 2003) lihat di http://
www.caspiandevelopmentandexport.com.
52. Ibid.
53. Lihat informasinya di http://www.worldbank.org/ogmc/
wbminingaids.htm.
54. Sheila McNulty, “Alaska Fines BP over Death of Worker,” Financial
Times, 27 Mei 2003.
55. Epstein and Selber, 13.
56. Ibid.
COVERING OIL
207
208 COVERING OIL
Daftar
Istilah
Aliran modal (capital flows): Pergerakan modal dari satu negara
ke negara lain. Transaksi menggerakkan uang secara
internasional yang meliputi: pinjaman dan pembayaran kembali
pinjaman, pengeluaran bond dan pembayarannya, investasi asing
langsung (foreign direct investment) dan repatriasi modal, serta
investasi portofolio seperti saham, bond, dan derivatives. (Sumber:
Currency Transaction Tax, Glossary of Financial Terms. http://
www.currencytax.org/glossary.php)
Aliran uang (cash flow): Ukuran kesehatan perusahaan. Sama
dengan jumlah uang yang diterima dikurangi pembayaranpembayaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Aset: barang yang memiliki nilai ekonomis dan bisa ditukar
menjadi uang.
COVERING OIL
209
Bahan bakar fosil: Bahan bakar karbon atau hidrokarbon
yang terbentuk di dalam tanah dari sisa-sisa tanaman dan
binatang yang mati. Diperlukan jutaan tahun untuk membentuk
bahan bakar fosil. Minyak, gas alam, dan batu bara merupakan
bahan bakar fosil. Banyak ilmuwan mengkhawatirkan emisi
karbon dioksida ke dalam atmosfer sebagai penyebab utama
pemanasan global ketika bahan bakar fosil ini dibakar.
Bahan bakar minyak: Bahan bakar cair berupa campuran
hidrokarbon sedang atau berat dan diproduksi di pengolahan
minyak mentah. Jenis yang lebih ringan seperti bahan bakar
diesel, minyak pemanas ruangan, kerosene, dan bahan bakar
jet, sedangkan bahan bakar minyak yang lebih berat digunakan
oleh industri, kapal, dan pembangkit tenaga listrik. (Sumber:
http://www.uwsp.edu/cnr/wcee/keep/Audit/glossary-f-g.htm)
Belanja modal (capital expenditure): Biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan akuisisi, penggantian, modernisasi, atau
ekspansi fasilitas atau peralatan, yang sesuai dengan dasar-dasar
akuntansi. Bukan merupakan biaya operasi dan perawatan.
(Sumber: http://www.ohca.state.ct.us/glossary.htm)
Bitumen: Sekumpulan hidrokarbon padat dan setengah padat
yang bisa diubah menjadi bentuk cair melalui pemanasan.
Bitumen bisa diolah untuk menghasilkan produk komersial
seperti gasolin, bahan bakar minyak, dan aspal. (Sumber:
Houghton Mifflin: http://www.college.hmco.com/geology/resources/
geologylink/glossary/b.html)
Boe/d (barrels of oil equivalent per day): Barel setara minyak per
hari. Istilah ini dijadikan ukuran untuk standarisasi produksi gas
alam dengan produksi minyak.
210 COVERING OIL
Bonus: Pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada
pemerintah tuan rumah untuk mendapatkan hak
mengembangkan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan
deposit mineral. Bonus dibayarkan bertahap: saat proyek
dimulai dan ketika berbagai tahapan pengembangan tercapai.
Butana (butane): Gas hidrokarbon normal yang dihasilkan dari
gas alam atau pengolahan gas. Biasa digunakan untuk bahan
bakar rumah tangga, propellant, dan refrigeran. (Sumber: http://
www.pplweb.com/glossary.htm).
Condensate: Istilah untuk menggambarkan hidrokarbon cair
ringan yang dipisahkan dari minyak mentah setelah produksi
dan dijual terpisah. (Sumber: ConocoPhillips energy glossary:
http://www.conocophillips.com/utilities/glossary/glossary-c.asp)
Dana stabilisasi: Dana yang digunakan untuk menstabilkan
anggaran pemerintah untuk menghadapi ketidakpastian harga
komoditas. Saat harga komoditas tinggi, pendapatan lebih
dijadikan dana stabilisasi. Saat harga komoditas rendah, dana
itu bisa dikembalikan kepada anggaran pemerintah.
Depresiasi: Berkurangnya nilai sebuah aset karena penggunaan
dan/atau berlalunya waktu.
Distilasi menengah (middle distillate): Hidrokarbon dengan
“rentang pendidihan menengah” di pengolahan minyak.
Contohnya: minyak pemanas, bahan baker diesel, dan kerosin.
(Sumber: http://www.thebullandbear.com/resource/RI-archive/glossoil.html)
Dividen: Pembayaran keuntungan perusahaan kepada
pemegang saham.
COVERING OIL
211
Downstream: Istilah dalam industri minyak yang menunjuk
pada aktivitas proses pengolahan minyak mentah hingga
distribusi, pemasaran, dan pengiriman produk.
Dutch Disease: Deindutrialisasi ekonomi negara yang terjadi
ketika penemuan sumber daya alam menaikkan nilai mata uang
negara, membuat barang hasil pabrik kurang kompetitif
dengan negara lain, meningkatkan impor dan mengurangi
ekspor. Istilah ini muncul pertama kali setelah ditemukan gas di
North Sea (Sumber: http://www.investorwords.com)
Excise Tax: Pajak yang diberlakukan pada komoditas
manufaktur, penjualan, maupun konsumsi.
Gas alam cair (LNG): Cairan yang diperoleh dalam produksi
gas alam, seperti etana, propana, butana, dan condensate.
(Sumber: http://www.careersinoilandgas. com/general/glossary.cfm)
Gasolin: Minyak hasil olahan yang digunakan untuk
menjalankan kendaraan dengan mesin pembakaran internal.
Hidrokarbon: Senyawa organik yang hanya mengandung
karbon dan hidrogen dan sering ada dalam minyak, gas alam,
dan batu bara. (Sumber: http://www.envirotools.org/glossary.shtml)
Hujan Asam: Air hujan yang mengandung asam nitrat dan
asam sulfur berbahaya, terbentuk dari nitrogen oksida dan
sulfur okdisa yang dilepaskan ke udara saat pembakaran bahan
bakar fosil. (Sumber: energytrends.pnl.gov/glosa_d.htm)
Joint Venture: Investasi yang dilakukan oleh konsorsium
perusahaan-perusahaan, biasanya dengan salah satu anggota
sebagai operator.
212 COVERING OIL
Kapitalisasi pasar: Nilai pasar saham suatu perusahaan,
dihitung dengan mengalikan jumlah keseluruhan saham dengan
harga per lembar saham. (Sumber: http://www.slb.com/ir/ar/
glossary.html)
Kesepakatan bagi hasil (Production-sharing Agreements/PSAs):
Kesepakatan antara perusahaan eksplorasi energi dan
pemerintah tuan rumah. Perusahaan menanggung biaya dan
risiko eksplorasi atau produksi sumber alam untuk pembagian
hasil produksi. Dalam beberapa kasus, pemerintah tuan rumah
menerima sangat kecil atau tidak mendapat bagian karena
perusahaan harus menutup biaya investasi lebih dulu.
Kesepakatan lisensi (license agreement): Kesepakatan antara
pemerintah dan perusahaan minyak yang memberikan hak
kepada perusahaan untuk melakukan eksplorasi dan
memproduksi minyak dan/atau gas di wilayah tertentu.
Keuntungan minyak: Dalam kesepakatan bagi hasil,
keuntungan minyak mengacu pada minyak sebagai subjek
pembagian keuntungan antara perusahaan atau konsorsium
dan pemerintah tuan rumah. Keuntungan minyak adalah sisa
setelah dikurangi biaya dan depresiasi dalam proses
memperoleh minyak tersebut.
Keuntungan operasi: Kemampuan perusahaan mengumpulkan
keuntungan selama operasi perusahaan berlangsung. Sama
dengan pendapatan sebelum dikurangi pajak dan bunga
(Sumber: http://www.investorwords.com/3464/operating_profit.html)
Komoditas: Istilah ini meliputi rentang luas dari barang-barang
yang bisa diperdagangkan, seperti emas, minyak, dan produk
pertanian.
COVERING OIL
213
Konsesi: Biasanya digunakan dalam operasi suatu perusahaan
asing dan mengacu wilayah luas yang diberikan pemerintah
tuan rumah kepada operator selama jangka waktu dan
persyaratan tertentu untuk melakukan operasi eksplorasi dan/
atau pengembangan. (Sumber: http://www.gomr.mms.gov/homepg/
lagniapp/glossary.html)
Konsorsium: Sejumlah kelompok perusahaan berbeda
menggabungkan kekuatan untuk mengembangkan ladang
minyak atau gas, biasanya sebuah perusahaan menjadi
operatornya.
Liabilitas: Kewajiban keuangan untuk membayar hutang
dalam beberapa waktu mendatang.
Mesin pembakaran internal (internal combustion engine): Jenis
mesin yang bekerja dengan pembakaran bahan bakar di dalam
silinder untuk menghasilkan tenaga. (Sumber: http://
www.learningonthemove.co.uk/gloss.html)
Minyak: Nama generik untuk hidrokarbon seperti minyak
mentah, gas alam cair, serta gas alam dan produk-produknya.
(Sumber: http://www.conocophillips.com/utilities/glossary/glossaryp.asp)
Minyak mentah: Minyak cair yang baru keluar dari tanah,
untuk membedakannya dari minyak yang sudah diolah. Bisa
juga disebut “crude” saja. (Sumber: http://www.mme.state. va.us/
DMR/DOCS/MinRes/OIL/glos.html)
Nilai tukar (exchange rate): Nilai suatu mata uang dibandingkan
mata uang lain.
Pangsa pasar: Penjualan perusahaan yang mencerminkan
persentase total penjualan industri.
214 COVERING OIL
Pemanasan global: Meningkatnya suhu temperatur bumi
secara gradual dan progresif karena efek rumah kaca dan
menyebabkan perubahan pola iklim global. Para ilmuwan
percaya bahwa peningkatan karbon dioksida (disebabkan oleh
otomobil, pembangkit tenaga, dan emisi lainnya) akan
menyebabkan pemanasan global.
Pendapatan per kapita: Pendapatan keseluruhan dibagi total
penduduk, yang menghasilkan rata-rata pendapatan per orang.
Penghasilan bersih: Pendapatan setelah dikurangi pajak,
pembayaran, dan pengurangan lainnya, dari pendapatan kotor.
Pentana: Salah satu dari hidrokarbon metamerik dari serial
metana atau parafin. Tidak berwarna dan cair, dua dari jenis ini
ada dalam minyak. Disebut begitu karena lima atom
karbonada di molekul. Webster’s Revised UnabridgedDictionary, ©
1996
Perburuan rente (rent-seeking): Biaya sumber daya yang
dikirimkan kepada seseorang agar menghasilkan keputusan
yang terlihat “menarik” bagi publik. Contoh perilaku
perburuan rente ini meliputi berbagai cara, misalnya dengan
melobi pemerintah agar kebijakan pajak, belanja, dan aturan
lainnya memberikan keuntungan keuangan atau keuntungan
bentuk lain atas biaya orang lain. (Sumber: Paul M. Jonson, “A
Glossary of Political Economy Terms” http://www.auburn.edu/
~johnspm/gloss/)
Persyaratan kandungan lokal (local content requirements):
Hukum yang menyatakan porsi suatu produk atau bagian yang
disewa harus dari sumber domestik.
COVERING OIL
215
Probable reserves: Cadangan yang belum dibuktikan tetapi
berdasarkan bukti serta hitungan teknis dan ekonomis memiliki
kemungkinan di atas 50 persen untuk diproduksi. (Sumber:
http://www.emeraldenergy.com/docs/ar_00/glossary.htm)
Pro-cyclical Capital Flows: Peminjaman meningkat saat
keadaan baik (misalnya, saat harga sumber daya alam naik di
pasar internasional) tetapi akan ditarik saat keadaan memburuk
(misalnya saat minyak turun).
Pro-cyclical Fiscal Policy: Belanja pemerintah meningkat
saat keadaan baik dan sebaliknya ketika keadaan buruk.
Produk Domestik Bruto/PDB: Nilai keseluruhan barang
dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara.
Propana: Hidrokarbon alam yang ada di bawah tekanan dan
temperatur atmosfer normal; biasanya dicairkan melalui
penekanan selama transportasi dan penyimpanan. Propana
terutama digunakan untuk pemanas dan memasak serta
digunakan sebagai bahan baksr gas di area yang tidak tersedia
gas alam, serta untuk persediaan petrokimia. (Sumber: http://
www.turtletrader.com/glossary.html)
Proved reserves: Perkiraan jumlah hidrokarbon berdasarkan
data ahli geologi dan teknik yang bisa diambil dari sumber
minyak dan gas alam yang sudah diketahui dalam kondisi
ekonomi dan operasi yang ada. (Sumber: http://
www.conocophillips.com/utilities/glossary/glossary-p.asp)
Return on Assets: Ukuran keuntungan perusahaan, sama
dengan pendapatan dibagi total aset, dinyatakan dalam
persentase. (Sumber: http://www.investorwords.com/4246/
Return_on_Assets.html)
216 COVERING OIL
Return on Equity: Pendapatan dibagi kepemilikan saham. Ini
menunjukkan bagaimana pemilik perusahaan (pemegang
saham) mendapatkan keuntungan dari investasinya dan menjadi
tolak ukur penting bagi performa perusahaan. (Sumber: http:/
/www.meredith.com/archive/investors/financial/glossary.htm)
Royalti: Bagian dari hasil penjualan minyak, gas, atau sumber
daya lainnya yang dibayarkan kepada pemilik.
Sel bahan bakar (fuel cell): Sebuah peralatan yang mengubah
energi kimia menjadi listrik dan air panas melalui proses
elektrokimia. (Sumber: http://www.fuelingthefuture.org/contents/
glossary.asp)
Smog: Asap radiasi gelap yang mengandung sejumlah banyak
kotoran, debu, dan gas polutan seperti sulfur dioksida dan
karbon dioksida; menjadi penyebab penyakit pernafasan pada
manusia (Sumber: http://www.nrdc.org/reference/glossary/s.asp)
Staple Trap: Ketergantungan yang meningkat pada ekspor
barang tertentu.
Tax-deductible: Biaya bisnis bisa diambilkan dari pendapatan
terkena pajak.
Tort: Badan hukum yang membolehkan orang terluka
mendapatkan kompensasi dari orang yang menjadi penyebab.
Upstream: Istilah dalam industri minyak yang menunjuk pada
eksplorasi dan aktivitas produksi.
COVERING OIL
217
218 COVERING OIL
Sumber Referensi
Bab 2
Auty, Richard M. 1998. Resource Abundance and Economic
Development. Helsinki: UNU World Institute for Development
Economic Research.
Auty, Richard M. and Raymond Frech Mikesell. 1998.
Sustainable Development in Mineral Economies. Oxford: Clarendon
Press.
Birdsall, Nancy, D. Ross, and R. Sabot. 1997. Education,
Growth, and Inequality, in N. Birdsall and F. Jasperson, eds.
Pathways to Growth: Comparing East Asia and Latin America.
Washington, DC: Inter-American Development Bank; 93–127.
Chaudhry, Kiren Aziz. 1997. The Price of Wealth: Economics and
Institutions in the Middle East. Ithaca: Cornell University Press.
COVERING OIL
219
Collier, Paul and Ann Hoeffler. 1998. On Economic Causes
of Civil War, Oxford Economic Papers 50; 563–573.
Glyfason, T. 2002. Lessons from the Dutch Disease: Causes,
Treatment, and Cures, in The Paradox of Plenty: The Management
of Oil Wealth – Based on Terry Lynn Karl’s The Paradox of Plenty.
Oslo: Report 12/02 ECON, Centre for Economic Policy.
Isham, Jonathan, Michael Woolcock, Lant Pritchett, and Gwen
Busby. 2003. The Varieties of Resource Experience: How
Natural Resource Export Structures Affect the Political
Economy of Economic Growth. Middlebury College Economics
Discussion Paper no. 03-08.
Karl, Terry Lynn. 1997. The Paradox of Plenty: Oil Booms and
Petro-States. Berkeley: University of California Press.
Karl, Terry Lynn. 2004. Oil Led Development: Social,
Economic and Political Consequences.” Encyclopedia of Energy,
vol. IV. New York: Elsevier.
Leite, Carlos and Jens Weidmann. 1999. Does Mother Nature
Corrupt? Natural Resources, Corruption and Economic
Growth. IMF Working paper WP 99/85. Washington, D.C.:
International Monetary Fund.
Owens, T. and A. Wood. 1997. Export-Oriented
Industrialization through Primary Processing? World Development
25; 1453–73.
Ross, Michael. 2001. Does Oil Hinder Democracy? World
Politics 53.
Sachs, Jeffrey D. and Andrew W. Warner. 1997. Natural
Resources and Economic Growth (revised version). Harvard
Institute for International Development Discussion Paper. Cambridge:
Harvard.
220 COVERING OIL
Sachs, Jeffrey D. and Andrew W. Warner. 2001. The Curse of
Natural Resources. European Economic Review 45; 827–838.
Wright, Gavin and Jesse Czelusta. 2002. Exorcising the Resource
Curse: Minerals as a Knowledge Industry, Past and Present,
Unpublished.
Bab 3
American Petroleum Institute: http://api-ec.api.org/frontpage.cfm
BP Statistical Review of World Energy: http://www.bp.com/
subsection.do?categoryId=95&contentId=2006480
International Energy Agency: http://www.iea.org/
Kyoto Protocol: http://unfccc.int/resource/convkp.html
Organization of the Petroleum Exporting Countries: http://
www.opec.org/
United Nations Framework Convention on Climate Change:
http://unfccc.int/essential_background/convention/items/2627.php
United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change:
http://www.ipcc.ch/
United States Energy Information Administration: http://
www.eia.doe.gov/
United States Geological Survey: http://www.usgs.gov/
Bab 4
Alexander’s Gas and Oil Connections: http://www.gasandoil.com/
goc/
COVERING OIL
221
American Petroleum Institute: http://www.api.org
Energy Intelligence: http://www.energy intel.com
Extractive Industries Transparency Initiative: http://
www.eitransparency.org/
Foumylinks: http://www.freespace.virgin.net/alan.foum/
Global Reporting Initiative: http://www.globalreporting.org/
International Association of Oil and Gas Producers: http://
www.ogp.org.uk
International Energy Agency: http://www.iea.org
New York Mercantile Exchange: http://www.nymex.com
Oil and Gas International: http://www.oilandgasinternational.com/
Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC):
http://www.opec.org
Oxford Institute for Energy Studies: http://
www.oxfordenergy.org/index.php
Petroleum Argus: http://www.argusonline.com/
PFC Energy: http://www.pfcenergy.com/
Platts: http://www.platts.com
Publish What You Pay Campaign: http://
www.publishwhatyoupay.org
Schlumberger News Digest: http://www.slb.com/ba.cfm?baid=1
Security and Exchange Commission’s: EDGAR database:
http://www.sec.gov/edgar/searchedgar/webusers.htm
Society of Petroleum Engineers: http://www.spe.org
222 COVERING OIL
United Nations Global Compact: http://
www.unglobalcompact.org/Portal/Default.asp
U.S. Energy Information Administration: http://www.eia.doe.gov
(good for historical information on prices)
Voluntary Principles on Security and Human Rights: http://
www.state.gov/g/drl/rls/2931.htm
Yahoo Oil & Gas Operations Industry News: http://
biz.yahoo.com/ic/n/oilprd.html
Bab 5
Azerbaijan Production Sharing Agreements: http://
www.caspiandevelopmentandexport.com
Barrows Company: http://www.barrowscompany.com
Centre for Energy, Petroleum, & Mineral Law and Policy at
the University of Dundee: http://www.dundee.ac.uk/cepmlp/
welcome.htm
Bab 6
Financial Policy Forum: http://www.financialpolicy.org
UNCTAD–UN Conference on Trade and Development:
http://www.unctad.org
Publish What You Pay Campaign: http://
www.publishwhatyoupay.org
New York Mercantile Exchange (oil, mineral, and metal
futures and options): http://www.nymex.com
COVERING OIL
223
New York Board of Trade (futures and options): http://
www.nybot.com
World Bank, Treasury Department–Risk Management: http://
treasury.worldbank.org/index.html
U.S. Department of Agriculture–Risk Management Agency:
http://www.rma.usda.gov
Dodd, Randall. 2002a. Primer: Derivatives. Financial Policy
Forum. Washington, D.C. http://www.financialpolicy.org/
dscprimer.htm
Dodd, Randall. 2004. Primer: Derivative Instruments. Financial
Policy Forum. Washington, D.C. http://www.financialpolicy.org/
dscinstruments.htm
Dodd, Randall. 2002b. The Structure of OTC Derivatives
Markets. The Financier. volume 9, no. 1-4. http://
www.financialpolicy.org/dscprimer.htm
Larson, Donald, Panos Varangis, and Nanae Yabuki. 1998.
Commodity Risk Management and Development. World Bank
Working Paper, no. 163. Washington, D.C.
Tsalik, Svetlana. 2003. Caspian Oil Windfalls: Who Will Benefit?
Caspian Revenue Watch, Open Society Institute, New York,
New York.
Wright, Brian D. and David M. Newbery. 1989. Commodity
Bonds with Put Options for Consumption Smoothing by CommodityDependent Exporters. CUDARE
Working Paper Series 519, University of California at Berkeley,
Department of Agricultural and Resource Economics and
Policy.
224 COVERING OIL
Bab 7
U.S. Environmental Protection Agency. October 2000. EPA
Office of Compliance Sector Notebook Project, Profile of the Oil and
Gas Extraction Industry: http://www.epa.gov/compliance/resources/
publications/assistance/sectors/notebooks/oil.html.
Epstein, Paul and Jesse Selber, eds. March 2002. Oil: A Life
Cycle Analysis of its Health and Environmental Impacts. Harvard
Medical School, Center for Health and the Global
Environment. http://www.med.harvard.edu/chge/fullreport.pdf
Burger, Joanna. 1997. Oil Spills. New Brunswick, N.J.: Rutgers
University Press.
Human Rights Watch. 1999. The Price of Oil. http://
www.hrw.org/reports/1999/nigeria/Nigew991-01.htm
Earth Rights International. May 2000. Total Denial Continues.
http://www.earthrights.org/pubs/TotalDenialContinues.pdf
COVERING OIL
225
226 COVERING OIL
Tentang
Penulis
Randall Dodd adalah pendiri dan direktur Derivatives Study Center
dan Financial Policy Forum di Washington DC. Sebelumnya dia
bekerja di Commodity Futures Trading Commission (CFCT) sebagai
ekonom dan penasehat khusus untuk seorang komisari. Sebelum di
CFCT, dia bekerja di Kongres Amerika sebagai ahli ekonomi senior
untuk Joint Economic Committee and the Democratic Study Group
dan direktur legislatif untuk anggota Kongres Joe Kennedy, yang
melayani House Banking Committee. Sebelum pindah ke Washington
DC, Dodd bekerja di Citicorp Investment Bank, menulis laporan pasar
keuangan, dan menjalankan tes model peramalan. Dengan
pengalamannya bekerja pada pemerintah dan perusahaan, dia mengajar
ilmu ekonomi, keuangan, dan filsafat politik di Graduate School of
Business Columbia University dan Columbia College (dia mengajar
kursus Contemporary Civilization), Johns Hopkins University, Rutgers
University, University of Maryland, Baruch College CUNY, dan
American University. Dia menerima gelar Ph.D. dalam bidang ekonomi
dari Columbia University dengan spesialisasi perdagangan
internasional dan keuangan.
COVERING OIL
227
Terry Lynn Karl adalah profesor di Pusat Studi Amerika Latin,
profesor ilmu politik, dan anggota senior Institute for International
Studies di Stanford University. Sebelumnya mengajar di Department
of Government Harvard University. Dia menerbitkan banyak tulisan
tentang perbandingan politik dan hubungan internasional, dengan
penekanan khusus pada politik negara-negara pengekspor minyak,
demokratisasi, hak asasi manusia, dan politik kontemporer Amerika
Latin. Buku dan monografnya terkait isu energi antara lain: The Paradox
of Plenty: Oil Booms and Petro-States (University of California Press,
1998), sebuah studi perbandingan dari Venezuela, Algeria, Nigeria,
Indonesia, Iran, dan Norwegia; Bottom of the Barrel: Africa’s Oil Boom
and the Poor (bersama Ian Gary); dan The Limits of Competition (MIT
Press, 1996), tulisan bersama beberapa penulis Group of Lisbon
(pemenang “Twelve Stars Environmental Prize” dari the European
Community). Artikel paling akhir adalah “The Social and Political
Consequences of Oil,” di Cutler Cleveland, ed., Encyclopedia of Energy
(San Diego: Elsevier, 2004). Bersama Mary Kaldor, dia sedang
mengerjakan sebuah proyek perbandingan untuk menyelidiki
hubungan antara minyak dan perang.
Jenik Radon adalah asisten profesor di School of International and
Public Affairs, Columbia University; profesor tamu di Indira Gandhi
Institute of Development Research (lembaga ekonomi independen
yang disokong Reserve Bank of India), Mumbai, India; dan pengacara
di Radon & Ishizumi. Selama karier internasionalnya, Radon ikut
mendirikan Afghanistan Relief Committee pada 1980 dan menjadi
anggota Executive Committee (1980-1995); juga pernah menjadi wakil
pemimpin U.S.-Polish Economic Council (1987-92); menjadi
penasehat pemerintah Estonia, termasuk kementerian reformasi
(privatisasi), ekonomi, dan keadilan (1988-1995); mendirikan
Estonian-American Chamber of Commerce pada 1990 dan menjabat
sebagai ketua untuk wilayah American (1990-93). Mulai 1996, dia
menjadi penasehat pemerintah Georgia dan memimpin negosiasi
untuk Georgia dalam proyek jalur pipa minyak bernilai multimilyar
dolar di Baku-Tbilisi-Ceyhan serta jalur pipa gas di Baku-TbilisiErzurum. Dia melakukan negosiasi dan memberikan saran, dari sudut
pandang pemerintah tuan rumah, untuk kesepakatan bagi-hasil,
228 COVERING OIL
konsesi-lisensi, joint venture, serta kesepakatan pembelian gas. Sebagai
bagian dari program pendidikan jurnalisme dari Policy Dialogue di
Columbia University, Radon mengajar di Asia dan Afrika dalam
bidang kontrak minyak dan dana investasi sumber daya alam. Lulus
dari Stanford Law School, dia mendapat penghargaan Medal of
Distinction dari Kamar Dagang Estonia (1990) dan menjadi orang
asing pertama yang menerima penghargaan sipil tertinggi, Order of
Honor of Georgia tahun 2000.
John Robert adalah ahli keamanan energi di Platt, salah satu lembaga
informasi sumber energi terbaik dunia. Bukunya seperti Visions &
Mirages: The Middle East in a New Era (Mainstream, Edinburgh, 1995)
dan Caspian Pipelines (Royal Institute of International Affairs, London,
1996). Kertas kerja khusus terakhirnya antara lain Energy as a Security
Challenge for the European Union, sebuah studi untuk European Union
Institute for Security Studies (ISS, Paris, akan terbit); Oil and the Iraq
War of 2003, (International Centre for Energy & Economic
Development, Boulder, CO, USA, Mei 2003); Afghan Pipelines
(presentasi untuk Black Sea and Caspian Oil & Gas Conference, Istanbul,
Mei 2003); dan Oil Prices and the Impact on Gulf and Western Security
(presentasi pada Energy Security Symposium, Royal United Services
Institute, London, Oktober 2002).
Katherine Stephan melaporkan tentang pasar minyak di New York
untuk Platts, salah satu lembaga penyedia informasi sumber energi
terbesar dunia. Laporannya fokus pada faktor-faktor nasional dan
internasional yang mempengaruhi pergerakan harga minyak. Saat ini
dia bekerja freelance untuk Chicago Business di Crain, sebuah mingguan
bisnis, dan untuk Initiative for Policy Dialogue, organisasi nonprofit yang
menawarkan alternatif kebijakan ekonomi kepada negara-negara
berkembang dan negara-negara dalam masa transisi. Sebelumnya, dia
bekerja sebagai wartawan di Far Eastern Economic Review, Hongkong.
Dia memegang gelar setingkat master dari School of International and
Public Affairs pada Columbia University.
Joseph E. Stiglitz, seorang profesor di Columbia University, New
York, menerima Penghargaan Nobel bidang ekonomi pada 2001. Dia
COVERING OIL
229
adalah ekonom kepala dan wakil presiden senior World Bank 1997–
2000. Bukunya, Globalization and its Discontents (Norton 2002), terjual
lebih dari satu juta kopi dan diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa. Dia
adalah anggota Council of Economic Advisors (CEA) 1993-1995,
selama pemerintahan Bill Clinton, dan menjadi pemimpin CEA 19951997. Lulus dari Amherst College, dia menerima gelar Ph.D. dari MIT
pada 1967, menjadi profesor penuh di Yale pada 1970, dan pada 1979
mendapat penghargaan John Bates Clark Award, yang diberikan tiap dua
tahun oleh American Economic Association untuk ahli ekonomi
berusia di bawah usia 40 tahun yang memberikan kontribusi yang
sangat besar untuk bidang ini.
David Waskow adalah direktur Program Internasional di Friends of
the Earth (FOE) Amerika Serikat, yang fokus pada tanggung jawab
perusahaan dan dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh
lembaga ekonomi internasional dan keuangan global. Sebelumnya, dia
bekerja selama empat tahun di FOE dalam bidang ekonomi
internasional dan isu akuntabilitas perusahaan serta menjadi
perwakilan FOE di United States Trade Representative’s Trade and
Environment Policy Advisory Committee. Waskow bergelar master
dalam bidang urusan publik dari Woodrow Wilson School of Public
and International Affairs di Princeton University dan Master of Art
dari University of Chicago.
Carol Welch mengkoordinasi kampanye Millennium Development Goals
yang dilakukan Perserikatan Bangsa-bangsa di Amerika Serikat.
Kampanye ini mempromosikan pemahaman dan kesadaran publik
terhadap Millennium Development Goals serta peran negara dan
pemerintah dalam mencapai tujuan yang telah disepakati secara
internasional ini. Sebelumnya, Welch bekerja lebih dari tujuh tahun di
Friends of the Earth (FOE), dengan posisi terakhir sebagai direktur
Program Internasional, serta menjalankan kampanye FOE tentang
lembaga keuangan internasional, perdagangan, dan akuntabilitas
perusahaan. Dia juga bekerja pada Komisi Eksekutif bagi kampanye
Jubilee 2000/USA. Welch mendapat Bachelor of Science bidang jasa asing
dari Georgetown University dan Master of Art dari Fletcher School of
Law and Diplomacy.
230 COVERING OIL