EnergiaPEP Edisi 9

Transcription

EnergiaPEP Edisi 9
EDISI TAHUN I VOL 09
EKSPLORASI
ON THE RIGHT TRACK
SUKSES STRATIGRAFIC PLAY DI JATI ASRI
Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan
cukup besar dengan metode stratigrafi yang baru pertama kali terbukti
secara siknifikan di Pertamina. Tak lagi terkungkung pada “structural
play”. Membangkitkan optimisme baru untuk penambahan produksi.
Implementasi BPMS
2
TAHUN I VOLUME 08
pep.pertamina.com
D A R I
R E D A K S I
ENERGIA
cover
: Aktivitas pengeboran PT Pertamina EP
Jati Ibon.
Difoto oleh Tatan Agus RST.
WHAT’S in a name, kata sastrawan masyhur yang karyanya abadi di
segala zaman, Shakespeare. Tapi bagi kami, nama tetap penting.
Untuk itu, kami memilih nama BALANCE untuk media yang
diniatkan sebagai ajang komunikasi Pertamina EP dengan stake holder.
Dengan BALANCE kami mencoba menangkap spirit perusahaan
untuk tetap menjaga harmoni antara pertumbuhan perusahaan,
dengan alam dan lingkungan masyarakat. Tanpa terasa BALANCE
sudah terbit delapan edisi dengan spektrum liputan yang luas, mulai
dari produksi sampai kepedulian terhadap keanekaragaman hayati.
Jika sekarang, untuk edisi kesembilan dan seterusnya, kami
harus menanggalkan BALANCE bukan berarti nama itu sudah tidak
berarti lagi. Pergantian menjadi Energia semata-mata untuk
kepentingan komunikasi. Pertamina sebagai perusahaan yang
bertekad mewujudkan visi world class company merumuskan strategi
“one brand” untuk penerbitan media. Baik untuk holding maupun
anak perusahaan harus menggunakan nama Energia dengan tagline
Energizing Asia.
Energia dipungut dari bahasa Yunani energeia, yaitu en
bermakna di dalam, dan ergon bermakna kerja. Energia bermakna
kapasitas atau daya dalam mengerjakan sesuatu. Manusia pada
hakikatnya adalah sumber energi, yang punya kekuatan untuk
mengerjakan sesuatu, mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang
semestinya lebih berarti.
Kekuatan ini oleh penyair Taufik Ismail dipersonifikasikan dalam
sosok Aura Energia lewat buku “Pertamina Dari Puing-Puing ke Masa
Depan Refleksi & Visi 1957-1997”. Aura Energia adalah sosok
imajinatif yang diciptakan untuk menggambarkan figur ideal insan
Pertamina abad XXI. Mewakili visi, kerja keras, usaha yang
terus-menerus, dan cita-cita Pertamina yang senantiasa
bertransformasi dan bergerak menggapai masa depan gemilang
bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Semangat inilah yang coba kami tularkan lewat berbagai tema
tulisan, baik saat bernama BALANCE maupun Energia. Seperti nomor
ini kami mengangkat success story Jati Asri, Menjelang akhir tahun
2013, Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan
cadangan migas yang cukup besar dari sumur wildcat Jati Asri (JAS)-1
melalui pengembangan konsep stratigrafi (stratigraphic play) yang
terbilang baru pertama kali terbukti secara signifikan di Pertamina.
Sumur-sumur lain juga pernah menerapkan konsep ini tetapi belum
terbukti secara signifikan dari hasil uji kandung lapisan.
Temuan ini sangat berarti bagi Pertamina EP karena merupakan
awal untuk tidak lagi terkungkung pada “structural play”. Hal ini
membangkitkan optimisme baru untuk penambahan cadangan dan
produksi di Pertamina EP.
Tanpa kerja keras dan usaha yang terus menerus tanpa kenal
lelah, serta semangat untuk terus bertransformasi menggapai masa
depan gemilang, penemuan migas di Jati Asri, juga tempat lain
hanyalah mimpi di siang bolong. Selamat Membaca!
VOLUME 09
TAHUN I
3
S U R A T
P E M B A C A
KEBIJAKAN QUALITY, HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT
(Q H S S E)
2E\HNWLI
1LKLO,QVLGHQGDQUHVLNRNHDPDQDQ\DQJWHUNHORODVHUWDPXWX\DQJWHUSHUFD\DVHVXDLDVSHN4+66(
7XMXDQ
0HOLQGXQJLGDQPHQJDPDQNDQVHWLDSRUDQJDVVHWSHUXVDKDDQGDWDSHUXVDKDDQ\DQJEHUVLIDWUDKDVLDOLQJNXQJDQ
GDQNRPXQLWDVVHNLWDUGDULEDKD\D\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHJLDWDQ3HUWDPLQD(3GDQ0LWUD8VDKD3HQ\HGLD
%DUDQJGDQ-DVD
.RPLWPHQ
0DQDMHPHQGDQVHOXUXKSHNHUMDPHPEHULNDQSULRULWDVXWDPDWHUKDGDSDVSHN4+66(GHQJDQFDUD
3DWXK
0HPDWXKLSHUDWXUDQSHUXQGDQJDQGDQVWDQGDU4+66(
,QWHJUDVL
0HQJLQWHJUDVLNDQGDQPHQJLPSOHPHQWDVLNDQDVSHN4+66(GDODPVHWLDSNHJLDWDQRSHUDVLVHVXDLGHQJDQ
EHVWHQJLQHHULQJSUDFWLFHV
/DWLK
0HQLQJNDWNDQSHPDKDPDQGDQNRPSHWHQVLSHNHUMDPHODOXLVRVLDOLVDVLGDQSHODWLKDQ
,PSURYHPHQW
0HQLQJNDWNDQSHQHUDSDQDVSHN4+66(VHFDUDNRQVLVWHQNRPSUHKHQVLIGDQEHUNHVLQDPEXQJDQ
+DUPRQLV
0HQFLSWDNDQGDQPHPHOLKDUDKXEXQJDQKDUPRQLV\DQJEHUNHODQMXWDQGHQJDQVWDNHKROGHUGDQOLQJNXQJDQ
PHODOXLSHPHQXKDQNHSXDVDQSHODQJJDQGDQSHQJHPEDQJDQPDV\DUDNDW
3HQLODLDQ3HQJKDUJDDQ
0HQMDGLNDQNLQHUMD4+66(GDODPSHQLODLDQGDQSHQJKDUJDDQSHNHUMDGDQPLWUDNHUMD
'LUHNVLSHNHUMDPLWUDNHUMD3HUWDPLQD(3GDQ0LWUD8VDKD3HQ\HGLD%DUDQJGDQ-DVDEHUWDQJJXQJMDZDEXQWXN
PHODNVDQDNDQGDQPHQDDWLNHELMDNDQ4+66(GDQPHODNXNDQHYDOXDVLXQWXNSHUEDLNDQVHFDUDWHUXVPHQHUXV
-DNDUWD0DUHW
3UHVLGHQW'LUHFWRU
3UHVLGHQW'LUH
$G L K
$GULDQV\DK
Mewujudkan
Ketahanan Energi Nasional
PADA 9 April 2014 lalu, kita baru saja melakukan pemilihan umum legislatif (Pileg) dan selanjutnya akan melakukan pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan berlangsung
pada 9 Juli 2014. Memilih anggota legislatif dan juga
Presiden artinya kita memilih wakil dan pemimpin dalam 5
tahun ke depan. Ketika memilih wakil rakyat dan pemimpin tersebut, artinya kita memercayakan berbagai persoalan bangsa ini kepada mereka.
Salah satu persoalan yang mengemuka dan krusial
adalah terkait kemandirian dan ketahanan energi.
Kemandirian dan ketahanan energi merupakan pilar penting ketahanan ekonomi dan bermuara pada ketahanan
nasional. Karena itu membangun sistem kemandirian dan
ketahanan energi sangat penting bagi sebuah negara.
Selain sebagai kemampuan merespon dinamika perubahan
energi global (eksternal) juga sebagai kemandirian untuk
menjamin ketersediaan energi nasional (internal).
Untuk menyelamatkan ketahanan energi kita, maka
ketergantungan terhadap minyak harus dikurangi.
Anugerah yang dimiliki Indonesia berupa keragaman sumber energi harus dimanfaatkan. Salah satunya dengan
fokus dan mengoptimalkan gas alam dan gas-gas non konvensional lainnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral memperkirakan, bahwa Indonesia mempunyai
sumber daya gas sebesar 335 triliun cubic feet, setara dengan 59,6 miliar barrel minyak.
Kemudian juga menciptakan energi mix yang terdiversifikasi melalui energi terbarukan. Tren dalam menggunakan hidrokarbon seperti minyak, gas dan batubara
diprediksi akan tetap mendominasi energi konsumsi kita
di masa depan.
Kemudian juga mengoptimalkan sumber energi terbarukan dan berkelanjutan. Salah satunya adalah panas
bumi. Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar karena
letak geografis yang berada di cincin api Asia Pacifik. 40
persen sumber energi panas bumi di dunia, berada di
Indonesia. tetapi pemanfaatannya di dalam negeri, tidak
lebih dari 5 persen.
Selain itu, sumber energi terbarukan seperti biofuel
dan bioethanol, layak untuk dipertimbangkan juga sebagai
bagian dari diversifikasi energi nasional, juga termasuk
pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Langkah lain untuk
menciptakan kemandirian energi yaitu denan mengurangi
subsidi minyak dan mengalokasikan dana subsidi tersebut
ke wilayah-wilayah yang lebih penting.
Ibnu Abdullah
Mampang-Jakarta
Email: [email protected]
Pemimpin Redaksi: Aji Prayudi (VP Legal Relations) Wakil Pemimpin Redaksi: Arya Dwi
Paramita (Pjs PR Manager) Redaktur Pelaksana: Arya Dwi Paramita, Panjie Galih Anoraga
Redaksi: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Sigit Widihardono, Humas Asset 1, Humas Asset 2,
Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas
Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas
Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan,
Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong.
Alamat Redaksi: Menara Standard Chartered, Lantai 21-29, Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta
Selatan email: [email protected]
Redaksi menerima kiriman artikel dan foto seputar kegiatan dunia migas dan hal yang berkaitan, maksimal 6.000 karakter. Kirim ke: [email protected]
4
TAHUN I
VOLUME 08
D A F T A R
I S I
WAWANCARA:
Rovicky Dwi Putrohari
EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK
Dalam lima tahun terakhir, eksplorasi Pertamina EP membukukan
temuan 818 juta barrel setara minyak. Ada 1.250 miliar barrel setara
minyak yang siap dimonetitasi. Produksi akan meningkat dalam dua-tiga
tahun mendatang.
ALARM BAHAYA
SDM MIGAS
Indonesia masih memiliki potensi
sumberdaya migas sangat besar,
namun cadangannya sedikit.
Masih harus dieksplorasi dengan
membutuhkan waktu, biaya yg mahal
dan perlu usaha yang keras untuk
menemukannya.
11 ASA DARI JATI ASRI
Di tengah produksi yang kurang menggembirakan, hasil sumur eksplorasi
Jati Asri (JAS)-1 ibarat setetes air di pandang tandus. Menjelang akhir
tahun 2013, Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan
cadangan migas yang cukup besar dari sumur wildcat.
◆
Awas! Bahaya Benzene
18
◆
Inspirasi: Kamus Berjalan Tuntung
20
◆
Rana: Di Perkampungan Nelayan
28
◆
Lensa Peristiwa
36
◆
Seni: Tegak Sejak Remuknya Tembok Berlin
39
32
Kepulauan Derawan:
Sensasi Ubur-ubur Akrobat
15
PEOPLE BEHIND
JATI ASRI
H . TA N TA N
WISATA:
24
TATA N A G U S R S T
6
I S T I M E WA
TATA N A G U S R S T
KETUA UMUM IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA
“Where oil is first found, in the final
analysis, is in the minds of men (and
women),
-Wallace E, Pratt, 1952.”
VOLUME 09
TAHUN I
5
L A P O R A N
U T A M A
EKSPLORASI
ON THE RIGHT TRACK
TATA N AG U S R S T
Dalam lima tahun
terakhir, eksplorasi EP
membukukan temuan
818 juta barrel setara
minyak. Ada 1.250
miliar barrel setara
minyak yang siap
dimonetitasi. Produksi
akan meningkat
dalam dua-tiga
tahun mendatang.
6
TAHUN I VOLUME 08
WA H Y U
Nanang Abdul Manaf.
R
IG D /, milik
Pertamina Driling Service (PDSI) masih berdiri tegak di Lapangan Jati Ibon, di Desa
Hanjatan, Kecamatan
Patrol, Kabupaten Indramayu. Sudah
lebih dari seratus hari rig yang serba
elektronis itu berada di kawasan yang
bersisian dengan Laut Jawa tersebut.
Ini adalah lapangan keempat yang memakai jasa rig berkekuatan . tenaga
kuda ini. “Pengeboran sudah selesai.
Dalam satu dua hari akan release.” ujar
Sapto Edy Nugroho. Asisten Manajer
Drilling Pertamina EP saat Energia PEP
berkunjung ke sana akhir Maret lalu.
Jati Ibon adalah sumur pengeboran yang diinisiasi Appraisal Project
Jawa 2, Hasilnya, meski bukan dry hole,
masih jauh di bawah Jati Asri (lihat bagian 2: Asa Dari Jati Asri). Baik Jati
Ibon maupun Jati Asri sudah meninggalkan “structural play”. Pengeborannya
mendasarkan pada stratigrafi, “Bekal
data selama pengeboran akan kita evaluasi untuk menyempurnakan metode
stratigrafi,” ujar Tri Widyokunto, Senior
Manager Aprraisal Project Jawa 2.
Sebelumnya, pengeboran Pertamina EP lebih mendasarkan pada structure play. Hampir semua wilayah kerja
sudah digarap dengan pola pengeboran
seperti itu. Jika tak menggunakan cara
baru, pengeboran bisa dipastikan akan
makan angin alias tak menghasilkan
apa-apa. Padahal, jika ingin survive pengeboran harus berhasil seperti ungkapan yang sudah jadi jargon para pemain migas: setiap tetes yang keluar
dari perut bumi harus diganti dengan
satu tetes temuan eksplorasi. Kalau
umur mau lebih panjang dan perusahaan ingin growth pengantinya tentunya tak hanya satu tetes, tapi harus
bertetes-tetes.
Resep ini diistilahkan dengan reserve to replacement ratio. Perusahaan
migas rela menghabiskan dana berjuta-juta dollar untuk pengeboran. Padahal, upaya itu tak selalu membuahkan
hasil. Mereka harus siap gagal dan investasi berjuta-juta dollar amblas
ditelan bumi. “Untuk greenfield, keberhasilan pengeboran rata-rata perusahaan migas hanya 30%,” ujar Nanang
Abdul Manaf, profesional migas yang
sudah lebih dari dua puluh tahun
bergelut dengan dunia eksplorasi di
Pertamina.
Meski rasio sukses kecil, perusahaan-perusahaan migas berani mengambil risiko. Mereka terus menggerakkan rig-rig ke wilayah-wilayah
yang ditengarai mengandung harta
karun emas hitam dan gas, sampai ke
laut dalam. Mereka paham, jika tak dilakukan, ibarat ATM yang diambil
terus tanpa pernah diisi, lama-lama
akan terkuras. Saldo tak bersisa.
Perusahaan pun akhirnya hanya tinggal sejarah. “Rule of game-nya kalau
mau main di migas memang seperti
itu. Ini bisnis yang high risk.” Nanang
menambahkan.
Untuk industri migas Indonesia,
apa boleh buat penambahan cadangan kurang menggembirakan.
Angkanya dari tahun ke tahun terus
turun. Dalam catatan SKK Migas reserve to replacement ratio 2013 tercatat 63%, menurun dibandingkan
2012 sebesar 75%.
Reserve to replacement ratio akan
berpengaruh pada reserve to production
ratio. Di Indonesia, cadangan yang
proven sekarang tinggal 3,6 miliiar BOE
(barel oil equivalent) barrel. Dengan
tingkat produksi seperti sekarang industri migas hanya akan bertahan
untuk 10 tahun sampai 11 tahun, jika
eksplorasi gagal total. “Best practices
yang dilakukan perusahaan-perusahan
mempertahankan reserve to production
15-20 tahun”.
PEP sebetulnya berpotensi membukukan reserve to replacement ratio
yang positif. Tak hanya mengembalikan satu setetes, yang dikembalikan
bisa lebih. Dari lima tahun kegiatan
eksplorasi (2009-2013) yang dilakukan
anak perusahaan Pertamina yang bergerak di sektor hulu ini, mampu membukukan penemuan rata-rata setiap
tahun 164 juta barel setara minyak per
tahun, biasa ditandai dengan satuan
MMBOE. Sementara yang diproduksi
Pertamina EP sekitar 100-105 MMBOE.
Rinciannya minyak 40-45 MMBOE per
tahun, gas 365 TCF per tahun.
“Tapi penemuan itu kebanyakan
masih contigent resources belum menjadi reserve,” ujar Nanang Abdul Manaf,
yang selama tiga tahun (2011-Maret
2014) menjabat sebagai VP Eksplorasi
Pertamina EP, sebelum dipindahtugaskan sebagai VP Business Initiatives &
VOLUME 09
TAHUN I
7
Valuation, Upstream Business Development, Dit. PIMR.
Dengan target produksi yang terus
ditambah, wajar jika sementara kalangan mempertanyakan mengapa
temuan eksplorasi yang lumayan besar
itu tak segera dimonetisasi dengan
segera menjadikannya sebagai reserve.
Secara sederhana untuk memonetisasi
hasil temuan sumur eksplorasi harus
ada PODnya (Plan of Development) atau
sekurang-kurangnya POP (Put on
Production), dengan catatan POP ini
hanya untuk sementara waktu sambil
menunggu tambahan sumur delineasi
atau appraisal dalam rangka mengkonfirmasi besarnya cadangan dari struktur temuan eksplorasi tersebut.
Monetisasi itu tak bisa sebentar.
“Dalam pengalaman kita, dari discovery
sampai POD bisa mencapai tiga tahun,”
kata Nanang. Alumnus ITB Jurusan
Geologi ini mencontohkan Lapangan
Pondok Makmur. Sejak ditemukan
pada 2007, baru bisa on stream pada
2010 (POD tahap pertama). Kalau lapangan gas bisa lebih lama lagi.
“Minyak lebih lebih mudah dibanding
gas,” ujarnya. Waktu monetisasi sebuah lapangan juga bisa lebih cepat jika
dekat dengan fasilitas produksi.
Nanang menyebutkan keterlambatan itu disebabkan bagian eksplorasi tidak fokus. Di satu sisi, dituntut
memenuhi target RJPP yang mengharuskan penambahan sumber daya contingent. Di sisi lain, dituntut segera
mengkonversi sumber daya contigent
ke reserve. “Padahal, dana terbatas,”
ujar Nanang. Tiap tahun dianggarkan
dana sekitar 200-300 juta dollar.
Karena pongeboran semakin dalam,
satu sumur umumnya membutuhkan
biaya 15-20 juta dollar. Artinya, bujet
yang disediakan paling-paling hanya
cukup untuk 15 sumur.
“Tiap tahun kita bingung mengalokasi mau dibelanjakan berapa untuk
wildcat, dan berapa untuk delineasi,”
ujar Nanang. Wildcat adalah istilah
untuk sumur-sumur “perawan” yang
dibor pertama kali untuk mendapat8
TAHUN I
VOLUME 08
TATA N A G U S R S T
L A P O R A N
U T A M A
STRUCTURAL VS STRATIGRAPHIC PLAY
STRUCTURAL
STRATIGRAPHIC
kan contigent resources, sedangkan delineasi ditujukan untuk sumur yang ditingkatkan statusnya dari kontigensi
ke reserve. Ini ditandai dengan status
sumur yang menjadi POP. Untuk
pengembang an sebuah lapangan,
harus ada beberapa sumur POP sebelum status dinaikkan menjadi POD.
Sebagai solusi menurut Nanang,
harus ada breakthrough, misalnya investasi eksplorasi difokuskan kepada
penambahan contigent resources seperti diamanatkan RJPP sementara
tugas delineasi dikerjakan bagian pengembangan atau dengan menggunakan bujet pengembangan sehingga
TATA N A G U S R S T
RUMITNYA EKSPLORASI DI INDONESIA
Tim eksplorasi Pertamina EP di lapangan minyak Jati Asri.
MELAKUKAN eksplorasi Indonesia
jauh lebih rumit dibandingkan di negara
lain. Tak sekadar memastikan subsurface bagus, tapi juga harus mengamankan surface. Sementara di negara lain
umumnya hanya konsentrasi pada pekerjaan subsurface karena jebakan migas
umumnya di daerah steril, jauh dari
pemukiman ataupun penggunaan lain.
Amerika, misalnya sekarang dengan
leluasa mengembangkan shale gas karena wilayah pengembangan benarbenar jauh dengan penduduk. Pompapompa raksasa dengan berat sampai 60
ton tanpa kesulitan ditempatkan di lapangan-lapangan potensial. Sementara
di Indonesia jangankan peralatan “giant”
seperti itu, rig yang berukuran lebih kecil
kerap tak bisa mauk lokasi karena diportal penduduk
“Contoh lain, di Libya misalnya, eksplorasi dilakukan di daerah gurun yang
tak ada penduduknya,” ujar Nanang
Abdul Manaf. Alumnus ITB Jurusan
Geologi ini pernah selama dua tahun
(2009-2011) menjadi GM Pertamina
dua-duanya bisa jalan. Alternatif lain,
legowo melepaskan target contigent
dan fokus melakukan monetisasi.
Menurut Nanang, kasus Lapangan
Benggala sebetulnya bisa menjadi contoh ideal percepatan monetisasi. Begitu
selesai satu sumur ekplorasi langsung
di POP. Ini dilakukan paralel dengan
Lybia. Pekerjaan eksplorasi sebetulnya
lancar tanpa ada gangguan sampai akhirnya terjadi krisis politik di Libya yang
berakhir dengan terbunuhnya Presiden
Moamar Khadafy. Saat itu, semua ekspatriat termasuk Nanang dievakuasi. Karena pertimbangan keamanan. sampai
kini proyek belum diteruskan. Beberapa
ekspatriat dari negara lain memang ada
yang nekad kembali ke sana. Itu pun dengan pengamanan ekstra ketat.
Nanang menyebutkan, banyak
wilayah kerja Pertamina EP yang potensial tak bisa dibor karena sudah dikepung
pemukiman penduduk ataupun beririsan dengan penggunaan lain, seperti
perkebunan dan pertambangan. Semakin kompleks dengan munculnya UU No
2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum. Berdasarkan beleid tersebut,
pembebasan lahan di atas 1 Ha harus
melalui BPN. Untuk pengeboran biasanya dibutuhkan 2 Ha. Celakanya, birokrasi pengurusan di BPN terlalu panjang. Pengadaan lahan pun cenderung
penyelesaian eksplorasi sumur kedua
dan ketiga. Biasanya POP dilakukan setelah pengeboran sumur delineasi
kedua dan ketiga selesai.
Tekanan eksternal untuk mengalirkan gas dari lapangan Benggala sangat
besar. Provinsi Sumatera Utara di ambang krisis. Listrik kerap mati karena
berlarut-larut.
Persoalan ini sebetulnya tak hanya
dialami Pertamina EP. Perusahaan dengan status world class seperti Exxon
Mobil terhambat problem serupa untuk
mengembangkan Lapangan Cepu.
Mereka akhirnya terpaksa membebaskan lahan yang sangat luas Ini tentunya
berimbas pada biaya operasi yang semakin membengkak.
Alhasil, sampai sekarang lapangan
yang mulai digarap sejak 2004 belum
juga bisa optimal. Produksinya masih 20
ribuan barrel. Padahal, Exxon sempat
memproyeksikan produksi sampai
165.000 barrel.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKK Migas), Gde
Pradnyana, menyebutkan ada tiga kendala utama yang menghambat eksplorasi
migas di Indonesia yakni perpajakan,
perizinan, dan kepastian hukum. “Perpajakan belum beres, peralatan yang masuk
masih dikenakan pajak,” ujarnya dalam
sebuah seminar di Jakarta baru-baru ini.
Sementara untuk perizinan, ada
281 jenis izin yang harus dipenuhi investor. Banyaknya perizinan yang dipersyaratkan, kata Pradnyana, menjadi penyebab banyak upaya pengeboran tertunda. Perizinan yang harus dipenuhi,
sebut dia, sampai ke tingkat pemerintah
daerah. Beberapa izin tersebut adalah
pemakaian genset, pinjam pakai kawasan hutan, dan penggunaan alat berat.
“Belum lagi, prosesnya lama.”
Sedangkan soal kepastian hukum
salah satunya terkait dengan revisi UU
Migas yang sampai sekarang belum dirampungkan DPR sehingga postur regulasi belum jelas.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia,
Rovicky Dwi Putohari menyebutkan banyak perusahaan migas sekarang ini memilih tak melakukan eksplorasi menunggu revisi tersebut selesai.
pembangkitnya kurang pasokan gas.
Begitupun dengan kalangan industri.
Manajemen Pertamina EP meresponnya dengan mempercepat pengaliran
gas agar segera dimanfaatkan masyarakat, Sekarang ini dari satu sumur baru
bisa dialirkan 4 MMSCF. Kalau sudah
full development, bisa mencapai 6-10
VOLUME 09
TAHUN I
9
SUKSES RASIO PENGEBORAN PEP
MMSCF per sumur. Kalau ada sepuluh
sumur, gas yang dialirkan lumayan
besar, 60-100 MMSCF. “Kalau mau
cepat monetisasi harus fokus dan dedicated team,” ujarnya.
Nanang menyebutkan SDM bukan
kendala untuk melakukan percepatan
monetisasi. Menurut dia, kompetensi
karyawan EP sudah teruji dalam mengerjakan beberapa proyek pengembangan. Pertamina EP sekarang ini mengerjakan beberapa proyek pengembangan, antara lain Pondok Makmur,
Pakugajah, Matindok dan Gas Jawa.
Proyek-proyek itu sudah hampir
selesai dan siap diserahkan pengelolaannya kepada Asset. “SDM-nya bisa
diputar untuk mengerjakan percepatan monetisasi,”ujar Nanang. menambahkan Bagaimana dengan bujet?
“Bujet harus tersendiri, terpisah dari
bujet rutin eksplorasi,” ujarnya.
Top manajamen PEP menyadari
handicap yang dihadapi tim eksplorasi.
Untuk itu pada 2013, dialokasikan
dana khusus untuk percepatan sumur
delineasi. Semula tahun 2014 hanya ditargetlan 12 sumur, tapi kemudian ditambah 8 sumur delineasi dengan dana
terpisah di luar bujet rutin eksplorasi.
Monetisasi eksplorasi memang
menjadi prioritas Presiden Direktur
Pertamina EP, Adriansyah. Dalam wawancara dengan Energia PEP, mantan
Presiden Direktur Pertamina Geothermal ini menyebutkan monetisasi
eksplorasi menjadi salah satu strategi
untuk mengejar target produksi
128.000 BOPD yang dibebankan PT
Per tamina (Persero) sebagai induk
perusahaan. Percepatan itu salah
satunya akan dilakukan pada lapangan Jati Asri.
Nanang Abdul Manaf menyebut
temuan ekplorasi yang siap dimonetisasi sekitar 1.250 miliar barrel setara
minyak. Jika separuhnya saja bisa diPOP-kan, dengan mengacu pada produksi Pertamina EP sekarang sekitar
100-105 MMBOE per tahun, masa
produksi Pertamina EP bertambah 5-6
tahun. “Pertamina EP masih sangat po10
TAHUN I
VOLUME 08
tensial,” ujar Nanang Abdul Manaf.
Keberhasilan eksplorasi sangat
bergantung dengan banyaknya jumlah
pengeboran. Dengan pengeboran yang
banyak, kemungkinan mendapatkan
minyak atau gas semakin besar.
Pada 2012, dengan pengeboran
sampai 24 sumur, di atas target RKAP
yang hanya 22 sumur bisa mencatatatkan penemuan sebesar 229 MMBOE,
Ini terbesar sepanjang sejarah ekplorasi Pertamina EP. Sebaliknya, jika pengeboran sedikit, hasilnya pun minim
pula. Seperti terlihat pada 2011. Sumur
yang diselesaikan hanya 12 sumur dari
target 24. Perolehannya hanya 93
MMBOE, terendah dalam eksplorasi
lima tahun terakhir (lihat grafis –
Jumlah Pengeboran dan Temuan
Cadangan PEP). Pada 2012, pengeboran banyak terkendala dengan persoalan pengadaan lahan.
Riwayat eksplorasi Pertamina EP
dimulai seiring dengan berdirinya
perusahaan pada 2005. Dalam dua
tahun, boleh dibilang masa trial and
error. Sukses rasionya masih rendah.
Pada tahun pertama tercatat 57%.
Tahun kedua malah lebih buruk lagi,
dari empat sumur yang dibor, tiga diantaranya dry hole atau sukses rasio
hanya 25%. Tahun-tahun berikutnya
mulai membaik selalu di atas 70%.
Malah pada 2002, sukses rasio mencapai 92%. “Sukses rasio ekplorasi EP
rata-rata 72%,” ujar Nanang Abdul
Manaf. (lihat grafis Sukses Rasio
Eksplorasi PEP.
Angka ini boleh dibilang besar dibandingkan rasio sukses eksplorasi di
tataran global. “Mungkin karena kita
ngebor di lapangan yang sudah mature.
Jadi sukses rasionya relatif tinggi,”
kata Nanang. Untuk pengeboran di
greenfield, di percaturan global sukses
rasio tidak lebih dari 30%. Bisa dikatakan eksplorasi Pertamina EP on the
right track.
TATA N A G U S R S T
L A P O R A N
U T A M A
Anggota tim drilling dan eksplorasi Jati Asri di depan rig Jati Ibon.
ASA DARI JATI ASRI
M
ENJELANG akhir
tahun , Exploration - Appraisal
Project Jawa  berhasil menemukan
cadangan migas
yang cukup besar dari sumur wildcat Jati Asri (JAS)- melalui pengembangan konsep stratigrafi (stratigraphic
play) yang terbilang baru pertama kali
terbukti secara signifikan di Pertamina.
(sumur-sumur lain juga pernah menerapkan konsep ini namun belum terbukti secara signifikan berdasarkan
hasil uji kandung lapisan). Temuan ini
sangat berarti bagi Pertamina EP karena merupakan awal untuk tidak lagi
terkungkung pada “structural play”.
Hal ini membangkitkan optimisme
baru untuk penambahan cadangan
dan produksi di Pertamina EP.
Di tengah produksi yang kurang
menggembirakan, hasil sumur eksplorasi Jati Asri (JAS) -1 ibarat setetes air
di padang tandus. Tak hanya untuk
internal PEP, tapi juga industri migas
Indonesia. Mendapatkan 1.000 barrel
dari satu sumur sekarang ini, seperti
yang akan diproduksikan dari JAS-1
susah tak kepalang. Untuk itu SKK
Migas sebagai lembaga pemerintah
yang bertanggung pada pengelolaan
hulu migas meminta pengembangan
lapangan Jati Asri dipercepat.
“Dalam perencanaan kami tadinya
Lapangan Jati Asri full scale baru 2019.
Dalam rapat terakhir SKK Migas minta
dipercepat 2016”, ujar Tri Widyo
Kunto, Senior Manager Appraisal Project
Jawa 2 Pertamina EP. Exploration Appraisal Project Jawa 2 boleh dibilang
“ibu kandung” yang melahirkan JAS-1.
“Tapi ini bukan hanya hasil tim kami
dari eksplorasi, Jati Asri itu hasil total
football, sumbangsih fungsi lain juga
besar,” kata Tri. Fungsi ini sebelumnya
bernama Project Area Fokus Eksplorasi
(PAFE) Area Melandong.
Awalnya bola memang berasal
dari bagian eksplorasi yang mengusulkan sumur. Merekalah yang mengidentifikasi tutupan yang mengandung
hidrokarbon, baik yang terperangkap
secara struktural ataupun stratigrafi.
VOLUME 09
TAHUN I
11
L A P O R A N
U T A M A
Berbekal data survei seismik 3D, data
sumur eksplorasi sebelumnya, serta
pengembangan konsep geologi yang
baru, mereka mengidentifikasi prospek dan lead baru, serta memutuskan
lokasi layak untuk dibor.
Usulan ini terlebih dahulu harus
diuji Tim Funelling, melibatkan
Advisor dan Technical Support dari internal Pertamina EP, serta UTC (Upstream Technology Centre) dari Direktorat Hulu, mereka semua sebagai assessor yang menilai suatu usulan pengeboran eksplorasi menjadi Prospek
Siap Bor. Semuanya sudah banyak
makan asam garam di jagad pengeboran minyak dan gas “Challenge-nya tak
mudah. Kalau konsepnya gak kuat tak
mungkin lolos”, ujar Tri Widyo, kini
49 tahun. Setelah persetujuan didapat
dari Tim Funneling, masuk ke Fungsi
Perencanaan dan Evaluasi Eksplorasi
(Exploration Planning & Evaluation)
untuk dilakukan pemeringkatan dari
sekian banyak usulan sumur eksplorasi yang lolos dari Tim Funneling
yang akan menjadi WP&B dan RKAP
tahun berikutnya. Tentunya semua
sumur Eksplorasi yang akan diusulkan di WP&B dan RKAP harus disetujui oleh VP Exploration sebagai pejabat
tertinggi di Fungsi Eksplorasi PEP.
Demikian pula target penemuan cadangan/sumberdaya menjadi salah
satu KPI Exploration & New Discovery
Project Director, bahkan sampai pada
President Director PEP, SVP Eksplorasi, Direktur Hulu dan Direktur
Utama. “Kami juga di challenge oleh
BOD dan SVP Eksplorasi terkait usulan sumur dan Strategi Eksplorasi,”
ungkap Tri. Lolos dari Tim Funelling
dan Perencanaan & Operasi Eksplorasi, ujian berikutnya dari SKK Migas.
“K ami juga harus bolak-balik
menjelaskan ke SKK Migas,” Tri
menambahkan.
Eksekusinya sendiri melibatkan
Fungsi Operasi Eksplorasi, Drilling,
Supply Chain Management, dan Legal &
Relation serta Aset-3, terkait perizinan,
penyiapan lokasi, pembebasan lahan
12
TAHUN I
VOLUME 08
MEMINIMALKAN RISIKO
DENGAN FUNELLING
I
NDUSTRI migas adalah industri high risk. Salah satu yang paling rawan adalah masa eksplorasi. Duit berjuta-juta dollar amblas ditelan bumi adalah
risiko yang harus dihadapi perusahaan migas. Untuk meminimalkan risiko
yang ada, serta untuk memperkecil tingkat ketidakpastian, Fungsi Exploration
PEP, secara periodik melakukan proses review terhadap seluruh usulan program/
kegiatan eksplorasi, Proses itu disebut proses funelling. Ini merupakan kelanjutan
proses technical review yang sudah secara rutin dilakukan di Fungsi Exploration.
Pada 2004, sebagai salah satu upaya proses standarisasi dan dokumentasi,
khususnya kegiatan review terhadap usulan kegiatan eksplorasi, dilakukan workshop eksplorasi. Dari kegiatan ini dihasilkan pedoman kegiatan eksplorasi yang
digunakan hingga tahun 2009. Pada tahun tersebut dilakukan review terhadap
pedoman eksplorasi untuk penyempurnaan dan update dari proses yang ada.
Review tersebut berujung pada pembuatan Exploration Business Process Online,
yang digunakan untuk mendokumentasikan dan memonitor setiap usulan program maupun kegiatan eksplorasi.
Sejak tahun 2009 tersebut, kegiatan review terhadap semua usulan kegiatan
eksplorasi dinamakan sebagai proses funneling. Kegiatan funneling di samping
sebagai proses review dan assessment terhadap kegiatan eksplorasi, juga ditujukan untuk melihat potensi-potensi eksplorasi, dan penerapan proses bisnis.
Dalam menjalankan proses funneling, juga ditunjuk tim asesor yang terdiri dari
advisor yang ada di lingkungan eksplorasi, technical support, serta asesor dari
Direktorat Hulu.
untuk kontruksi sebelum rig masuk,
pembuatan Drilling Program, dan pengadaan material dan jasa pengeboran.
Saat pengeboran berlangsung monitoring dan controlling dilakukan bersama
antara Fungsi Exploration Appraisal
Project Jawa 2, Operasi Eksplorasi dan
Drilling. Para Explorationist muda
Appraisal Project Jawa 2 sebagai Wellsite
Geologist selalu melaporkan setiap saat
pagi siang sore bahkan tengah malam
selama pengeboran berlangsung apabila ada hal-hal penting untuk mengambil keputusan dari lokasi pengeboran, koordinasi dan sinergi antara
Fungsi terkait menjadi suatu keharusan untuk setiap kegiatan yang berinvestasi jutaan dollar.
Setelah pengeboran berlangsung
dilakukan evaluasi masing-masing
fungsi sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Evaluasi Subsurface dilakukan oleh Fungsi Aset Appraisal Project
Jawa 2, hasil akhirnya adalah perhitungan cadangan/sumberdaya baru
hasil temuan eksplorasi, kemudian dilakukan perencanaan untuk tindak
lanjutnya apakah diperlukan sumur
delineasi, apakah akan diproduksikan
secara POP (put on pduction) atau di
POD (plan of development) kan, tak
salah jika Tri menyebutkan Jati Asri
digarap secara total football.
Jati Asri untuk kesekian kali
membuktikan bahwa di dunia ekplorasi tak pernah ada kata menyerah. Dia
buah dari kegigihan dan ketelitian.
Tim tak boleh lelah membolak-balik
data, kemudian menganalisanya
untuk menghasilkan terobosan baru.
Exploration Appraisal Project Jawa 2 sebetulnya jauh dari komposisi ideal.
Tim hanya berkekuatan tujuh orang,
termasuk Tri Widyo, masih ada dua
posisi yang belum terisi.
Prospek Jati Asri yang masuk
dalam area Melandong ini semula tak
pernah dilirik. Setiap kali diusulkan
ke tim Funelling, selalu ditolak karena
dianggap mempunyai sumberdaya
kecil kalah prioritas dengan prospek
lain. “Ketika usulan masih dengan
konsep lama, konsep stuktural, prospek ini beberapa kali ditolak,” ujar
Manajer Sub surface Muharram Jaya
Panguriseng yang ikut mendampingi
Tri Widyo Kunto saat memberikan
penjelasan kepada Energia PEP.
P E R TA M I N A E P
RENCANA PERCEPATAN DISCOVERY AREA MELANDONG 20142019
Akhirnya, pada Desember 2011
maju dengan konsep baru, konsep
stratigrafi, prospek Jati Asri akhirnya
disetujui sebagai Prospek Siap Bor.
“Secara keilmuan, statigrafi play bukanlah hal baru. Seperti juga konsep struktural telah diajarkan di Perguruan
Tinggi akan tetapi belum banyak disentuh oleh praktisi di kebanyakan perusahaan migas di Indonesia, termasuk
di PEP, karena umumnya kita bermain
pada lapisan batu pasir yang tipis sehingga membutuhkan data seismik 3D
yang berkualitas untuk dapat mengkarakterisasinya”, ujar Muharram.
“Usulan konsep baru itu sekaligus
dengan nama prospek baru,” Tri Widyo
Kunto menambahkan. Sebelumnya
prospek ini bernama Bojong Gede. Pergantian ini sebagai siasat agar usulan
tak langsung ditolak saat masuk tim
funelling, tetapi diberi kesempatan
presentasi.
Konsep stratigrafi diusulkan sebagai konsep eksplorasi minyak dan gas
bumi (migas) yang bersifat transformatif yang mengubah pandangan
dalam melihat potensi sumberdaya
dalam cekungan migas. Konsep ini
menjelaskan bahwa jebakan migas
tidak hanya ditentukan berdasarkan
keberadaan geometri tutupan (structural) tetapi yang utama adalah mempertimbangkan variasi lapisan batuan
(tatanan stratigrafi) yang membentuk
sistem pembentukan migas (petroleum system) di dalam bumi.
Minyak dalam pola struktural terperangkap seperti mangkok terbalik
sehingga mudah dikenali dengan survei seismik dua dimensi sekalipun.
Sedangkan stratigrafi adalah akumulasi minyak yang terjebak karena ada
lapisan permeable yang dicover lapisan
impermeable. Hanya survei seismik 3D
yang bisa mengenalinya dengan baik.
Luas lahan Eksplorasi Area Appraisal Project Jawa 2 seluas 477 km2
sudah tercover semua oleh survei seismik 3D. “Data survei seismik 3D sudah
ada sejak tahun 2001”, ujar Muharram.
Selain struktur Jati Asri, masih ada
dua struktur lain yang dipelototi
Appraisal Project Jawa 2, masing-masing Jati Sinta yang penajakannya akan
dimulai pada tahun ini dan struktur
Jati Ibon yang merupakan sumur
Perdana di tahun 2014 diharapkan se-
lesai dibor pada akhir
Maret. Mengapa Jati Asri
baru ditemukan sekarang?
“Dulu berpikirnya masih
dengan konsep struktural,
dan semua tutupan struktural di area ini sudah
d i b o r,” M u h a r r a m
menegaskan.
Masa pengeboran Jati
Asri tak selamanya lancar.
Setelah sumur mencapai
TD (total depth) di kedalaman 3540 mku, sempat
terjadi hambatan saat melakukan logging MDT (Modular Dynamic Tester) di kedalaman 2771m di mana
peralatan terjepit akibat
differential sticking. Alat
MDT sepanjang 15,23 meter ini digunakan untuk
mengambil data tekanan formasi dan
sampel minyak. Setelah dipancing selama sembilan hari, fish yang terjepit
di dalam tak kunjung dapat ditarik,
akhirnya diputuskan, MDT ditinggal
dan dilakukan penyemenan. Pengeboran selanjutnya dilakukan secara
side track dengan jarak sekitar 21 meter
dari lubang lama. Insiden “tertinggal
ikan” adalah salah satu risiko yang harus dihadapi dalam pengeboran. Harga
peralatan tersebut lumayan mahal,
kalau baru sekitar 800 ribu dollar.
Setelah seratusan hari mengebor,
dugaan bahwa sumur menyimpan cadangan hidrokarbon terbukti. Pada Uji
Kandung Lapisan (UKL) sumur JAS-1
menyemburkan minyak dan gas yang
besar, di luar dugaan crew pengeboran.
“Tangki tes dengan kapasitas 150 barel
yang kita siapkan sampai tidak cukup,
untungnya kita mendapatkan bantuan
dua tangki dengan kapasitas masingmasing 270 barel dari Aset-3” ujar
Sapto Edy Nugroho, Asisten Manager
Drilling Eksplorasi Pertamina EP.
Dari empat selang Uji Kandung
Lapisan (UKL) yang disetujui SKK
Migas pada sumur JAS-1 tiga selang
VOLUME 09
TAHUN I
13
TATA N A G U S R S T
Sebagian Tim Exploration - Appraisal Project Jawa 2 di depan sumur JAS-1.
UKL menghasilkan migas, yang terbesar adalah UKL-3 pada channel sand
Formasi Cibulakan Bawah yang pada
jepitan 52/64” mampu mengalirkan
minyak 3110 BOPD (API 35.6o), gas
11.013 Mmscfd, kadar air 0% pada tekanan kepala sumur 1325 psi. Extended
flow UKL-3 pada jepitan 28/64” mengalirkan minyak 1670 BOPD, gas 3.643
Mmscfd, KA 0%, dengan tekanan kepala sumur sebesar 2223 psi. Temuan
Eksplorasi Jati Asri-1 diperkirakan menyimpan sumberdaya terambil (2C)
sekitar 67 MMBOE, terbilang sebagai
temuan eksplorasi paling besar tahun
2013. “Angka ini masih mungkin
berubah karena analisanya baru dari
satu sumur,” ujar Tri Widyo. Perhitungan bisa lebih akurat kalau datanya
didapat dari beberapa sumur.
Alumnus ITB Jurusan Geologi ini
menyebutkan timnya mendesain
sumur delineasi dan pengembangan
dengan sistem cluster di mana ada 5
(lima) cluster yang direncanakan.
Semula direncanakan pengeboran delineasi 2 sumur pada tahun 2014 – 2015
untuk selanjutnya menyusun POD
pada tahun 2016, dan diharapkan on
stream full scale pada 2019 dengan total
11 sumur produksi di Lapangan Jati
Asri, namun PEP ditantang untuk
dapat mempercepat produksi. “SKK
Migas minta dipercepat, agar bisa POD
akhir 2014, full scale bisa lebih cepat
dua-tiga tahun kalau pengeborannya
14
TAHUN I
VOLUME 08
dipercepat,” Tri menambahkan.
Aset-3 telah menyusun program
untuk mem-POP (Put on Production)kan sumur JAS-1 dari UKL-3 dan
UKL-4 pada pertengahan tahun 2014
ini. Meski bisa berproduksi sampai
3.000-an barrel per day, produksi sumur
JAS-1 untuk sementara hanya akan di
maintain pada angka 1000 BOPD tergantung dari tekanan dan GOR (Gas
Oil Ratio). Jika langsung digenjot, dengan membuka choke yang besar, dari
beberapa kasus di sumur lain milik
PEP, sumur akan cepat kehilangan tenaga pendorong, biasanya berupa associated gas sehingga minyak tak bisa
lagi diangkat secara sembur alam.
Pengembangan Jati Asri lebih mudah dibandingkan lapangan lain, jaraknya relatif dekat dari Jalan Raya Pantura dan lapangan-lapangan yang sudah eksisting sehingga memudahkan
pengadaan logistik. Sumur JAS-1 hanya berjarak ± 3 km dari jalur trunk line
pipa minyak dan gas Jawa Barat Utara.
Dari sumur lain yang sudah eksisting
pun relatif dekat, misalnya hanya berjarak 5,2 km dari Karang Enggal-1, 4.3
km dari Jati Rimba-1, 6.1 Km dari Karang Baru-1, dan 9.6 Km dari Melandong-1. Kedua sumur terakhir sudah
menjadi Lapangan produksi Melandong–Karang Baru. Kedekatan lokasi
dengan lapangan lain akan memudahkan penyediaan fasilitas produksi.
Pengadaan lahan juga relatif tidak
bermasalah. Dari citra satelit areal Jati
Asri tidak berada di daerah pemukiman
ataupun kawasan hutan, tapi di areal
persawahan. Dengan begitu pembebasan lahan diharapkan lebih mudah.
Lebih dari sekadar mengucurkan
minyak dan gas, sumur JAS-1 memberikan asa baru kepada insan Pertamina
EP, terutama para explorationist. Stratigraphic play yang selama ini hanya dikenal di bangku kuliah terbukti bisa diandalkan untuk menambah cadangan
minyak dan gas. Dari semua Wilayah
Kerja PEP, jika tetap mengandalkan
eksplorasi pada play struktural sepertinya bakal makan angin. “Semua orang
bisa melihat prospek yang struktural,
sehingga sudah banyak dilakukan pengeboran eksplorasi pada prospek ini,”
ujar Tri Widyo Kunto. Ia berharap penemuan JAS-1 menjadi pemicu bagi
PEP untuk menemukan cadangan-cadangan baru yang lebih besar dari
stratigrafic play. Penemuan ini juga melengkapi keberhasilan Tim Continuous
Improvement Program (CIP) Melandong
(Appraisal Project Jawa 2) pada Temu
Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) ke XVII tahun 2013 di
Medan. Tim Melandong berhasil mempersembahkan penghargaan
DIAMOND per tama bag i PT
Pertamina (Persero) dengan judul CIP
“Meningkatkan Potensi Sumberdaya
Hidrokarbon Dengan Penerapan Konsep Stratigrafi di Area Melandong, PT.
Pertamina EP”. Kompetisi tingkat Nasional tersebut dilalui setelah meraih
penghargaan GOLD dan The Best
Suggestion System CIP pada Annual
Pertamina Quality (APQ) Award 2013 di
Internal Pertamina.
Khusus untuk Appraisal Project
Jawa 2, selain prospek siap bor Kompleks Jati Asri, perhatian juga diarahkan pada prospek siap bor Kompleks
Jati Sinta, prospek siap bor Jati Sukma,
prospek Kompleks Jati Ibon, dan Kompleks Jati Keling, Jati Besar dan Jati
Ombo (lihat Peta Rencana Pengembangan Struktur Area Melandong
2014-2019).
TATA N A G U S R S T
L A P O R A N
U T A M A
Dari depan searah jarum jam: Cut Syarlitha, Muharram, Rendhy, Syahdan, Sri Sulistiani, dan Tri Widyo.
PEOPLE BEHIND JATI ASRI
“Where oil is first found, in
the final analysis, is in the
minds of men (and women)”
- Wallace E, Pratt (1952).
P
ENEMUAN Jati
A sri berbuah berbagai
penghargan. Tim Continuous
Improvement Program
(CIP) Melandong
(Appraisal Project Jawa ) pada
Temu Karya Mutu dan Produktivitas
Nasional (TKMPN) ke XVII tahun
 di Medan berhasil mempersembahkan penghargaan DIAMOND
pertama bagi PT Pertamina (Persero).
Kar ya berjudul “Meningkatkan
Potensi Sumberdaya Hidrokarbon
Dengan Penerapan Konsep Stratigrafi
di Area Melandong, PT Pertamina
EP” dianggap berharga untuk memacu produktivitas perusahaan.
Kompetisi tingkat Nasional tersebut
dilalui setelah meraih penghargaan
GOLD dan The Best Suggest ion
System CIP pada Annual Pertamina
Quality (APQ) Award  di Internal
Pertamina.
VOLUME 09
TAHUN I
15
D O K . P E R TA M I N A E P
L A P O R A N
U T A M A
Angga Direzza saat menerima penghargaan pajda Ajang TKMPN ke XVII di Medan.
Berikut, Profil Anggota Tim Penemuan sangat membanggakan kaAppraisal Project Jawa 2:
rena selain membuktikan konsep eksplorasi “stratigraphic play”, sumur JASAngga Direzza,
01 dapat berproduksi sampai 3.696
31 tahun, Appraisal Geoscientist.
BOPD untuk minyak dan 13,2 MMSCF
Jati Asri membawa Angga Direzza dan diperkirakan menyimpan cadangke berbagai forum ilmiah, baik di dalam an terambil sekitar 67 MMBOE, terbidan luar negeri. Dia didapuk mewakili lang paling besar dibandingkan peneteam Appraisal Project Jawa 2 menjelas- muan eksplorasi Pertamina EP saat ini.
kan lika-liku penemuan di wilayah terTentunya hal ini tidak terlepas dari
sebut. Dibanding dengan anggota team peran semua pihak yang terkait khuyang lain, Pria kelahiran Bandung 7 susnya rekan-rekan Eksplorasi, Drilling,
September 1983 ini memang lebih lama dan Asset 3. Dengan adanya penemumemelototi Jati Asri. Awal penugasan- an ini, diharapkan kita sebagai Geonya di Pertamina EP pada 2007-2009 scientist dapat lebih giat lagi untuk realumnus Geofisika ITB ini langsung di- visit dan mengintensifkan eksplorasi
tempatkan sebagai Ahli G&G Jtb stratigraphic play ini di sekitar lapangan
Cipunegara, yang mengcover Jati Asri. existing di tahun-tahun mendatang,
Setelah itu selama 2009-2010, dan dapat menjadi salah satu mainAngga mendapat tugas belajar S2 di stream Fungsi Eksplorasi Pertamina EP
Jurusan Teknik Geologi UGM. Setelah dalam meningkatkan temuan cadangtamat, dia ditempatkan sebagai G&G an dan Reserves to Production (R to
Jawa Timur, sebelum akhirnya dipin- P)-nya.”
dahkan kembali ke FAPE Melandong,
yang belakangan berubah nama men- Muhammad Syahdan Khubbi,
27 tahun, Junior Appraisal Geoscientist.
jadi Appraisal Project Jawa 2.
“Alhamdulillah, atas berkat rahmat
Teman-temannya di tim Appraisal
Allah SWT, minyak dan gas berhasil di- Project Jawa 2 memanggilnya dengan
temukan di sumur Jati Asri (JAS)01. sebutan “si bungsu”. Bukan karena
16
TAHUN I
VOLUME 08
usianya paling muda, tapi yang paling
terakhir bergabung pada April 2013.
Sebelum bergabung dengan Pertamina, alumnus Jurusan Geologi UGM
ini sempat bekerja di perusahaan pertambangan. Pria kelahiran Klaten 30
April 1987 ini merasa beruntung bisa
ikut terlibat dalam penemuan Jati Asri.
“Jati Asri (JAS)–1 merupakan pencapaian yang mengembirakan yang
wajib kita syukuri bersama di tengahtengah minimnya penemuan cadangan
baru minyak dan gas bumi. Penemuan
cadangan dengan konsep stratigraphy
trap tersebut dapat membuka harapan
baru dan peluang baru untuk penemuan cadangan besar lainnya, serta menambah keyakinan para pencari minyak bumi/geoscientist akan keberadaan stratigraphy trap dalam usahanya mengeksplorasi keberadaan minyak dan gas di perut bumi ini.”
Theodorus Rendhi Aryosito Iswa,
32 tahun, Senior Appraisal Geoscientist.
Pria kelahiran Yogyakarta bergabung dengan Pertamina pada Maret
2010. Alumnus S1 Teknik Geologi
UGM dan S2 Teknik Perminyakan ITB
ini ditempatkan sebagai Ahli Geologi
Operasi Eksplorasi. Sebelumnya, dia
sempat bekerja di perusahan jasa
migas multinasional, Ally Burton.
Sejak Maret 2013, pria yang akrab dipanggil Rendhi tersebut menjabat
Senior Appraisal Geoscientist.
“Penemuan Jati Asri – 1 merupakan buah pemikiran konseptual yang
tidak umum dan merefleksikan sebuah sinergi team work yang solid
dari seluruh fungsi yang terlibat di
dalamnya. Meminjam istilah Wallace
E. Pratt, seorang explorasionist
kenamaan dari Amerika Serikat, penemuan ini seolah penegasan kembali bahwa ternyata minyak itu memang pertama kali justru ditemukan
di dalam pemikiran kita (Where oil is
first found, in the final analysis, is in the
minds of men (and women), -Wallace E,
Pratt, 1952).”
Cut Syarlitha Rahmayuna,
27 tahun, Appraisal Geoscientist.
Perempuan berdarah Aceh yang
lahir di Jakarta ini tak ragu memilih
dunia migas yang selama ini diidentikkan dengan dunia laki-laki sebagai
ladang pengabdian. Alumnus ITB
Jurusan Geologi ini bergabung dengan
Pertamina pada Mei 2011. Dia ditempatkan sebagai Ahli G&G Sulawesi –
Papua selama dua tahun. Cut Syarlitha
kini menjabat sebagai Appraisal Geoscientist pada Appraisal Project Jawa 2.
“Turut merasa bangga dan bersyukur atas keberhasilan penemuan
hidrokarbon di struktur Jati Asri. Semoga penemuan hidrokarbon di
struktur Jati Asri ini merupakan langkah awal kita untuk membuka peluang-peluang lainnya dalam rangka
membuktikan konsep “stratigraphic
play” baik di area Melandong mau pun
area-area lainnya.”
Ahli G&G Musi Benakat. Setahun kemudian dipercaya menjabat Asisten
Manager Regional & Basin Evaluation.
Pada Mei 2012 diangkat menjadi
Manajer Subsurface Proyek Pengembangan Gas Matindok. Sejak Agustus
2013, almnus S1 Teknik Geologi ITB
dan S2 Jurusan Reservoir Geofisika
UI ini menjabat Manajer Subsurface
Appraisal Project Jawa 2.
“Saya bersyukur bisa terlibat
dalam discovery Jati Asri. Tak sekadar
berhasil menemukan cadangan yang
relatif besar, penemuan ini juga memberikan sumbangsih terhadap pengembangan keilmuan. Selama ini
stratigraphy play meski diajarkan di
perguruan tinggi, di tataran praktis,
khususnya di Pertamina EP masih
menjadi wacana. Ber beda dengan
strucutural play yang sudah umum
dipakai.
Mengacu pada keberhasilan Jati
Asri, sebagai eksplorationist jangan
ragu untuk mencoba sesuatu yang
baru dalam pencarian migas. Saya semakin percaya dengan ungkapan
bahwa cadangan migas tidak ada di
kertas, tapi ada di pikiran kita”.
Tri Widyo Kunto,
50 tahun, Senior Manager Appraisal
Peoject Jawa 2.
Hampir seperempat abad, pria kelahiran Magelang 29 Agustus 1964 ini
mengabdikan diri di Pertamina.
Selama itu pula, penugasannya selalu
berkelindan dengan disiplin Geologi,
ilmu yang dipelajarinya semasa
menuntut ilmu S1 di ITB dan S2 di
ITB. Dalam rentang waktu panjang
tersebut sudah banyak suka dan duka
yang dialaminya. “ Lebih banyak sukanya, Di mana pun ditugaskan saya
menjalaninya dengan ikhlas,” ujar Tri
Widyo Kunto yang akrab dipanggil Tri
tersebut.
Muharram Jaya Panguriseng,
Tri kini dipercaya mengomanManager Subsurface Appraisal Project
dani Appraisal Project Jawa 2 sebagai
Jawa 2.
Senior Manager. Jabatan ini diembanMuharram bergabung dengan nya sejak Agustus 2013. Sebelumnya,
Pertamina pada Maret 2008 sebagai dia pernah dipercaya menjabat
Manajer Subsurface Proyek Pengembangan Gas Jawa Bagian Timur
(2006-2009) dan Manajer Eksplorasi
KTI (2011-2013).
“Suatu anugerah yang perlu kita
syukuri bersama sehingga berhasil
mendapat cadangan baru minyak dan
gas, dengan tidak cepat berpuas diri
akan hasil yang dicapai saat ini tetapi
harus dibarengi dengan tindak lanjut
yang terintegrasi di antara Fungsifungsi terkait di Pertamina EP.
Perkembangan konsep dan teknologi kita coba implementasikan sehingga dapat mengurangi risiko eksplorasi dengan terus melakukan
pembelajaran dan perbaikan yang
berkelanjutan, semoga usaha yang
telah dilakukan bersama diridhoi
oleh Allah SWT, Amin Ya Robbal
Alamin”.
Sri Sulistyani,
Senior Reservoir Specialist
Sebagai Senior Reservoir Specialist,
wanita berjilbab ini sangat membantu dalam evaluasi reservoir Jati Asri-1
dan sumur –sumur lainnya di Area
Melandong, Sulis demikian panggilan akrabnya bergabung di Eksplorasi
sejak Maret 2013, sebelumnya Sulis
adalah Reservoir Engineer di UBEP
Limau. Alumnus Teknik Perminyakan
UPN Yogyakarta ini bergabung dengan Pertamina EP sejak Maret 2009.
Peran Reservoir Engineer sangatlah
penting di Eksplorasi yang banyak didominasi oleh Geologist dan Geophysicist, pengetahuan tentang reservoir tidak lagi hanya bersifat deskriptif batuan ataupun rock physics dari
sisi geofisika tetapi menjadi lebih
detil lagi terkait karakterisasi reservoir (porositas, permeabilitas, tekanan formasi, drive mechanism dan
lain-lain).
“Saya bersyukur atas karunia yang
diberikan oleh Allah SWT dapat bergabung dengan Eksplorasi yang mempunyai konsep geologi “stratigraphic
play” untuk dikembangkan menjadi
reservoir modeling. “
VOLUME 09
TAHUN I
17
S A F E T Y
AWAS!
BAHAYA BENZENE
Oleh : Wenny Ipmawan,
Occupational Health & Industrial Hygiene-HSSE
P
ADA Tahun , PT Pertamina EP bekerja sama dengan Universitas Indonesia
melakukan Baseline Assessment aspek
Industrial Hygiene untuk memotret dan
mengidentifikasi bahaya fisik, kimia, dan
biologi di kegiatan operasi produksi PEP
yang berpotensi berdampak negatif kepada pekerja.
Untuk memberikan gambaran yang representative dipilih beberapa lapangan sebagai sampel yaitu Field SangaSanga, Field Jambi, Field Cepu, Field Jatibarang dan Field
Limau. Benzene, salah satu bahaya kimia yang diukur.
Apa itu Benzene (C6H6)?
Benzene merupakan senyawa organik aromatik yang
awalnya banyak digunakan sebagai pelarut (khususnya
untuk tinta, karet, dan penghilang cat). Saatini, benzene
banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri
kimia organic dan pabrik plastik. Benzene banyak
ditemukan pada kandungan bahan bakardan minyak
mentah. Khusus untuk kegiatan operasi produksi Migas,
benzene terlepas ke udara bersamaan dengan penguapan
fraksi ringan dari minyak mentah.
Bahaya Kesehatan Benzene
Benzene dikenal luas bersifat karsinogenik A1
(penyebab kanker). Pajanan benzene dapat
menimbulkan berbagai macam efek, yaitu:
◆ Efeknarkotik, berupamual, sakitkepala, mabuk,
gangguan emosi dan gangguan memori
18
TAHUN I
VOLUME 08
◆ Efek iritasi pada saluran pernafasan dan mata
◆ Efek hematologik berupa anemia aplastik dan
leukemia.
American Conference of Governmental Industrial
Hygienist (ACGIH) tahun 2012 memberikan panduan
tentang nilai ambang batas (NAB) semua zat kimia
berbahaya.NAB Benzene adalah 0,5 ppm, artinya
konsentrasi maksimum orang boleh terpapar 0,5
ppm selama 8 jam per hari. Sedangkan Nilai ambang
batasj angka pendeknya 2,5 ppm, artinya konsentrasi
maksimum orang boleh terpapar 2,5 ppm selama 15
menit dan maksimal hanya boleh diulangsebanyak 4
kali per hari.
Sedangkan panduan untuk menentukan tingkat
risiko kesehatan dari bahan kimia yang terukur,
menurut OSHA dapat digunakan perbandingan antara
hasil pengukuran dengan nilai ambang batas, regulasi,
atau peraturan perundangan yang berlaku.
Perbandingan hasil pengukuran dengan standar
mengacu pada pola pajanan 8 jam. Kriteria tingkat
risiko bahaya kimia adalah sebagaiberikut:
Tabel: Penentuan Tingkat RisikoKesehatan
PERBANDINGAN
DENGAN NAB
TINGKAT RISIKO
< 0,2
0,2 - 0,5
> 0,5- 1
>1
RENDAH
SEDANG
TINGGI
SANGATTINGGI
Sumber : OSHA
KODEWARNA
HIJAU
KUNING
ORANGE
MERAH
Pengukuran benzene menggunakan metode NIOSH
Manual of Analytical Methods–USA 1501 dan analisa
laboratorium menggunakan alat Gas Chromatography. Hasil
pengukuran adalah sebagai berikut :
Dapatdi simpulkan bahwa berdasarkan kadar
benzene yang ada di Stasiun Pengumpul dan PPP di 5
field di PT Pertamina EP, 60% berada pada tingkat risiko
tinggi bahaya kesehatan. Data ini menunjukan perlunya
pengendalian teknis dan administrasi untuk
menurunkan tingkat risiko tersebut.
Apa penyebab Konsentrasi Tinggi pada
Benzene?
Gambar 1. Grafik Hasil Pengukuran Kadar Benzene (C6H6)
dalam ppm
Minimum konsentrasi benzene di area kerja yang
terukur adalah 0.09 ppm dan maksimum 121 ppm yang
bersumber dari minyak mentah. Dari hasil pengukuran
terhadap 25 titik tersebut dapat diperoleh sebaran risiko
seperti terlihat padagambar 2.
6%
43%
34%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
17%
Rendah
Gambar 2. Diagram Prosentase Risiko Kesehatan Seluruh
Lokasi.
Menurut konsep diamond NFPA tingkat bahaya kesehatan
benzene ditunjukkan dengan angka yang berada pada kode
warna biru yaitu level 2. Level 2 artinya benzene berada pada
level Hazardous atau Berbahaya. Level bahaya kesehatan
menurut NFPA berada pada range 0-4. Untuk level 0 tidak
berbahaya dan level 5 Sangat Berbahaya.
Berdasarkan kondisi di lapangan adanya kadar
benzene yang sangat signifikan di sekitarsumber adalah
akibat terbukanya akses antara sumber bahaya dengan
atmosfir tempat operator bekerja. Ada beberapa kondisi
dan prilaku tidak aman yang ditemukan di lapangan
antara lain :
◆ Setiap selesai melakukan pengukuran, dip hatch tidak
pernah ditutup kembali sehingga uap benzene dengan
mudah keluar dari tangki.
◆ Ada beberapa roof tank yang sudah bocor
◆ Kondisi permukaan oil catcher atau oil pit pada
umumnya tidak tertutup sehingga terbuka akses uap
benzene keluar oil catcher.
◆ Beberapa breather valve sebagian ada yang tidak
berfungsi dan mengalami passing.
◆ Proses separasi minyak dan gas yang tidak sempurna.
Bagaimana meminimasi bahaya Benzene?
Untuk meminimasi bahaya benzene di area
StasiunPengumpul dan PPP dapat dilakukan sesuai
hirarki berikut ini :
✔ Pengendalian Teknis, menutup jalur keluar uap
crude oil dari sumbernya.
◆ Untuk lubang-lubang ukur yang normally closed,
setelah dilakukan pengukuran wajib untuk ditutup
kembali.
◆ Menambahkan penutup di permukaan oil catcher
dan oil pit.
◆ Memperbaiki roof tank, breather valve, sambungan
pipa yang rusak dan bocor.
◆ Memperbaiki proses separasi minyak dan gas
✔ PengendalianAdministrasi, melakukan training
dan HSE Briefing kepada seluruh operator dan
pengawas terkait mengenai bahaya benzene dan cara
pencegahannya serta melakukan rotasi pekerja untuk
mengurangi paparan.
✔ Alat pelindung diri (APD) berupa organic vapor masker
wajib dipakai setiap pekerja di lokasi terpapar benzene
terutama pada saat mengambil sampel minyak dan
melakukan pengukuran level cairan pada tangki.
VOLUME 09
TAHUN I
19
I N S P I R A S I
KAMUS
BERJALAN
TUNTUNG
F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T
Menjadi sukarelawan penyelamat
Tuntung sebagai penebus dosa
kepada generasi mendatang.
“Saya tak ingin, anak cucu hanya
mengetahui Tuntung dari buku
dan cerita, tanpa pernah melihat
aslinya,” ujar Abubakar Abdul
Latif.
A
BUBAK AR Abdul
L atif tak ubahnya kamus berjalan
Tuntung. Laki-laki
asli Aceh ini tahu dari
A sampai Z kebiasaan
hewan dari spesies kura-kura yang
hampir punah tersebut. Anda tanya
apa saja, dia bisa menjawabnya dengan
runtut. Kapan musim Tuntung bertelur? “Yang paling banyak Desember,
bulan berikutnya sudah berkurang dan
Februari hanya tinggal sisa-sisa,” ujar
Abubakar, kini  tahun kepada Energia
PEP di penghujung Februari .
Meski sudah sepuh, dia masih sigap.
Tubuhnya masih liat. Dia masih kuat
berhari-hari berburu telur Tuntung.
Kini tak banyak spot, tempat
Tuntung bertelur di kawasan Aceh
Tamiang. Pantai Genting dan Pantai
Pusong Cium, termasuk yang masih
didatangi indukan Tuntung. Tentu dengan jumlah terbatas.
20
TAHUN I
VOLUME 08
Tuntung biasa naik ke pantai pada
bulan terang. Abubakar berpesan, jika
ingin menemukan telur Tuntung, jangan merokok jika angin sedang bertiup ke arah laut. Tapi kalau sebaliknya, silakan. “Tuntung tak akan
jadi naik kalau mencium asap,
“Abubakar menegaskan. Setiap ekor
Tuntung bertelur antara 18-24 buah
di tiap lubang.
Tuntung termasuk spesies langka.
Dia terdaftar dalam red list yang dikeluarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN). Tuntung Laut
(batagur borneoensis) yang sebelumnya
dikenal sebagai callagur borneoensis,
menurut lembaga tersebut terancam
punah seperti terdaftar dalam CITES
appendix 2. Hewan ini masuk dalam
zero kuota untuk perdagangan komersial sebagai Top 25 spesies terancam
punah di tingkat global.
Tuntung terbilang unik jika dibandingkan dengan kura-kura pada
umumnya. Telurnya tidak bulat, tapi
oval seperti telur unggas. Siripnya
juga berkuku. Selain itu, habitatnya
juga bukan laut tapi sungai. Dia berenang di air asin, hanya saat menuju
pantai untuk bertelur
Untuk menyelamatkan Tuntung
dari kepunahan, Field R antau
Pertamina EP menggandeng Yayasan
Satu Cita Lestari Indonesia, lembaga
nirlaba yang didirikan khusus untuk
menyelamatkan Tuntung Laut di lingkungan pesisir.
Kerjasama itu direncanakan berlangsung dalam lima tahun dari 20132017 meliputi survei lanjutan, penyediaan fasilitas penangkaran dan pembesaran, sosialisasi ke masyarakat dan
anak sekolah, penyediaan makanan,
obat-obatan, vitamin sampai dokter
hewan. Selama kerja sama ditargetkan minimal dilakukan pelepasliaran
sejumlah 600 tukik spesies Tuntung
Laut ke habitat asli.
Abubakar Abdul Latif dengan telur-telur Tuntung.
Khusus untuk survei lanjutan
akan meneruskan survei pendahuluan yang pernah dilakukan Yayasan
Satu Cita Lestari Indonesia pada 2012
bekerja sama dengan Field Rantau
yang menghasilkan temuan populasi
Tuntung di sekitar Pantai Pusong
Cium dan Pantai Ujung Tamiang
Provinsi Aceh, hanya sekitar 144 ekor.
Dalam misi penyelamatan itulah,
Yayasan merekrut Abubakar sebagai
salah seorang sukarelawan. Dia menjadi penuntun jalan setiap kali perburuan telur dilakukan. Pengetahuaanya
yang luas tentang Tuntung sangat
membantu seperti ditunjukkannya
dalam setiap perburuan
Untuk menyelamatkan Tuntung,
memang harus diawali dari pencarian
telur. Kalau tak diamankan, telur bisa
tak bersisa. Jangan harap bisa sampai
menetas. Kalau tak dikepit manusia,
bisa juga dilahap habis babi yang
masih berkeliaran di situ. Alhasil,
induk Tuntung bisa makin tak bersisa.
“Bisa juga dimakan harimau,” ujar
Abubakar nyaris tanpa ekspresi.
Meski tak pernah memasuki perkampungan penduduk, Abubakar
yakin harimau masih tersisa di kawasan tersebut. Beberapa tahun silam
saat telur Tuntung masih banyak beberapa kali, dia bersirobok dengan
satwa langka tersebut. (lihat: Berbagi
Telur dengan Harimau).
Hasil perburuan dikumpulkan,
kemudian ditetaskan. Setelah cukup
umur, tukik dilepasliarkan. Pada
tahun pertama Yayasan Satu cita melepasliarkan sekitar 77 tukik. Pada
periode kedua, kemungkinan yang
dilepaskan lebih banyak lagi. Pada
perburuan Desember silam, telur yang
dihasilkan mencapai 300–an. “Yang
jadi tukik antara 70% sampai 80%,”
ujar Abubakar.
Sebagai sukarelawan, Abubakar
tak hanya terlibat pada pencarian
telur, Juga harus menjaga kelestarian
induknya. Pernah satu ketika, dia
bersitegang dengan tetangganya
yang membawa indukan Tuntung ke
rumahnya untuk dipelihara. Orang
itu bersikukuh tak mau melepas. Ia
beranggapan Tuntung itu tak ada
yang memiliki karena menemukan di
sungai. Penjelasan Abubakar bahwa
Tuntung satwa langka yang tak boleh
dipelihara tak digubris. Abubakar
pun mengadu ke Yayasan dan diperintahkan untuk melapor ke polisi.
Berbekal laporan itu, kemudian
dia menghubungi istri yang bersangkutan. Dia terangkan kalau suaminya tak melepaskan Tuntung
akan ditahan polisi. Usaha itu ternyata efektif. “Tuntung dilepaskan
lagi ke sungai. Saya sempat diomeli
Yayasan karena belum sempat
motret Tuntung tersebut,” ujar
Abubakar. Bagi lembaga penyelamatan satwa langka, pendokumentasian satwa sangat berarti.
Pengetahuan yang luas tentang
Tuntung tak didapat begitu saja.
Abubakar membaui Tuntung hampir
sepanjang hidupnya. Di tempat kelahirannya di Kampung Bendahara,
Tuntung adalah teman berenang
anak-anak di sungai. “ Pada 1985 sampai 1995, telur Tungtung sangat berlimpah,” ujar Abubakar. Pada era itu
Abubakar tak ubahnya penguasa pantai. Kawan-kawan sesama nelayan
segan kepadanya yang dianggapnya
sudah putus urat takut.
Abubakar mengaku saat itu memang berangasan. Tangan dengan
mudah terayun bila ada yang mengusiknya. Otot dianggapnya sebagai satu-satunya alat untuk menyelesaikan
masalah. Sumbu amarahnya yang
pendek pula yang membawanya jadi
orang laut.
Dia sempat bergabung dengan
salah satu perusahaan migas di Aceh
seusai menamatkan sekolah menengah saat perusahaan itu mulai membuka Ladang Migas Arun. Tapi, karena sebab yang sepele dia berkelahi
dengan warga sekitar. “Saya memilih
pulang,” ujarnya. Per usahaan sebenarnya tak mengeluarkannya. Tapi
Abubakar merasa jika dia tetap bertahan akan membahayakan nyawanya.
VOLUME 09
TAHUN I
21
I N S P I R A S I
harga bagus seperti itu, penduduk
pun berlomba mencari Tuntung.
Rezeki itu berakhir sepuluh tahun kemudian. Pada 1995, karena terus diburu, populasi telur menyusut drastis.
“Karena telur mulai susah. Indukannya
pun saya sikat,” ujar Abubakar. Saat
itu kebetulan ada penadahnya.
Kabarnya, indukan Tuntung itu
setelah terkumpul dikirim ke luar negeri. Setelah berlangsung beberapa
lama kegiatan ini kepergok petugas
keamanan. Kapal si Tauke disergap
dan ditahan. Tuntung pun akhirnya
menghilang dari perairan Aceh
Tamiang, khsususnya Genting. Anakanak yang lahir belakangan hanya kebagian ceritanya saja tentang Tuntung
yang jadi sumber rezeki.
Abubabakar pun kembali pada rutinitas sebagai nelayan yang hanya
mengandalkan pada hasil tangkapan
ikan dan udang. Ini pun akhirnya ditanggalkan. Abubakar terpaksa meninggalkan laut yang dicintainya.
“Keberanian saya hilang,” ujarnya.
Nyalinya pergi saat meletup konflik
antara Pemerintah RI dengan GAM.
Saat di pantai dia sempat diinterogasi
sampai lima hari. Dia memang boleh
pulang tiap hari untuk menengok keluarga, tapi cuma sebentar.
“Setiap diinterogasi, saya ingat
betul pistol menempel di jidat dan
bayonet di pingggang,” ujarnya. Saat
itu sipil biasa kerap terjepit di tengah
pusaran konflik. Tentara mencurigainya sebagai antek GAM. Sebaliknya
GAM pun menyangkanya sebagai kaki
tangan tentara. “Hanya karena pertolongan Allah, saya bisa selamat,” ujar
Abubakar.
F OTO - F OTO : TATA N A G U S R S T
Setelah kembali ke kampung halamannya, dia memilih laut sebagai
ladang hidupnya. Selain ikan dan
udang, di malam hari, bersama nelayan lainnya dia menyusuri pantai, memungut telur Tuntung. “Jumlahnya
berlimpah,” ujarnya. Setiap musim
Tuntung bertelur, hampir semua penduduk di sekitar Pantai Genting berburu. Tak ada yang pulang dengan
tangan kosong. Semua kebagian. Saat
itu ada pengepul yang khusus menampung telur Tuntung dengan harga
Rp 500 per butir, jumlah yang besar
untuk ukuran saat itu.
Karena permintaan besar, di antara pengepul pun saling bersaing.
Mereka berlomba menaikkan harga
beli. “Ada pengepul yang turun langsung ke pantai, dan berani beli Rp 700
per butir,” ujar Abubakar. Dengan
Abubakar Abdul Latif di antara anak dan istrinya.
22
TAHUN I
VOLUME 08
BERBAGI TELUR DENGAN HARIMAU
I
BARAT three musketeers yang tak
terpisahkan, Hasan, Abubakar,
dan seorang teman lainnya selalu
bersama saat berburu Tuntung.
Ketiganya terkenal karena keberaniannya. JIka yang lain berkelompok
dan tak penah mencari jauh-jauh, ketiganya menyusurinya ke titik terjauh.
Dan untuk itu perlu bekal nyali yang
cukup. Di perjalanaan sangat mungkin
bersirobok dengan pemburu yang lain.
Selain manusia, babi dan harimau ternyata juga menyenangi telur Tuntung.
“Saya pernah ketemu harimau sampai
tiga kali,” ujar Abu bakar.
Suatu malam di penghujung tahun
1993, saat bulan terang, three muskketeers menyusuri pantai. Di depan, mereka menemukan jejak. Masih basah,
tanda yang punya tapak baru lewat.
Dari jejaknya, tak syak lagi, itu kaki
Setelah konflik berakhir, pada
2008 Abubakar memutuskan selamat
tinggal pada laut. Ia pindah ke darat,
bekerja serabutan untuk membiayai
istri dan sembilan anaknya. Karena
terbilang terlambat menikah, anaknya
yang paling kecil masih balita.
Di saat-saat senggang, memorinya
harimau. Bukannya ciut, seorang dari
tiga serangkai itu langsung menyeru.
“Saat itu si bos langsung mengajak
Si Harimau berbicara,” ujar Abubakar.
Bos yang dimaksud adalah Hasan. Dia
dipanggil begitu karena usianya paling
tua. Seperti kepada kawan yang lama
tak jumpa, Hasan meminta Harimau
untuk menunggu. “Kau tunggu saja.
Jangan sampai ada babi. Nanti kalau
kami dapat, Kau kubagi,” ujarnya.
Malam itu mereka menemukan
Tuntung di beberapa lubang. Sesuai dengan yang dijanjikan kepada Harimau,
beberapa di tinggalkan di dalam lubang.
Esok harinya, lubang-lubang itu diperiksa. Ternyata sudah kosong. “Kami
yakin diambil Harimau bukan babi,”
ujar Abubakar. Faktanya, saat bertemu
dengan harimau lagi pada perburuan
berikutnya, kalimat yang sama masih
suka memutar kejadian-kejadian silam
yang pernah dialaminya, termasuk
Tuntung yang diburunya sampai tandas. “Saya ingin betul melihat
Tuntung,” ujarnya. Untuk mengobati
kerinduannya, dia kerap menyusuri sungai dan pantai. Toh yang dicarinya
tidak ada. Sampai akhirnya pada 2012,
ampuh dipakai untuk “bertegur sapa”
dengan sang penguasa rimba.
Saat itu bulan gelap, dari jarak beberapa puluh meter, terlihat kilatan
sinar. Abubakar pun lantas membalasnya dengan kilatan senter. Si bos menghardiknya. Jika yang di sana Harimau,
kilatan senter cukup untuk memancingnya mendekat. Benar saja. Sinar
yang tadinya terlihat satu semakin
dekat menjadi dua bersisian. “Tak syak
lagi itu mata Harimau,” ujarnya. Tak
menunggu lama si bos langsung menegur untuk berbagi dan tidak saling
menggangu. “Kami tidur, dia pun tidur.
Sama-sama menunggu Tuntung,”
Abubakar menambahkan.
Kini, three musketeers sudah tak
lengkap lagi. Sang bos sudah meninggal.
Bukan diterkam harimau, tapi karena sebuah penyakit yang dideritanya.
Yustiono dari Yayasan Satu Cita mengajaknya bergabung. Meski honornya
tak seberapa, Abubakar menyambutnya dengan girang. “Hitung-hitung
penebus dosa saya kepada generasi
mendatang,” katanya. Ia tak ingin,
anak cucunya hanya mengetahui
Tuntung dari buku dan cerita.
VOLUME 09
TAHUN I
23
W A W A N C A R A
Rovicky Dwi Putrohari
KETUA UMUM IK ATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA
ALARM
BAHAYA
SDM MIGAS
TATA N AG U S R S T
Indonesia masih memiliki potensi
sumberdaya migas sangat besar, namun
cadangannya sedikit. Masih harus
dieksplorasi dengan membutuhkan
waktu, biaya yg mahal dan perlu usaha
yang keras untuk menemukannya.
24
TAHUN I VOLUME 08
J
ALAN hidup seseorang
tak selamanya dimulai dari kecintaan pada
sesuatu. Bisa juga sebaliknya. Atau keduanya seperti yang dialami
Rovicky Dwi Putrohari saat memulai
perjalanan panjang karir profesionalnya sebagai seorang geolog. Dia memilih kuliah di jurusan Geologi karena sejak sekolah menengah, menyukai naik gunung, Hobi membaui alam,
menurut Rovicky, bisa tersalurkan di
jurusan tersebut yang memang kerap
keluar masuk hutan dan gunung.
“Saya juga masuk Geologi karena
paling sedikit matematikanya dibandingkan jurusan teknik yang lain,”
ujar laki-laki berusia 51 tahun ini.
Entah mengapa, ia kurang begitu suka
dengan pelajaran Matematika. “Saat
S2 pun, saya sampai mengulang tiga
kali,” ujar Rovicky. Ia menamatkan
program master di Jurusan Geo Fisika
Universitas Indonesia pada 1998.
Sejak kuliah, Rovicky terus memantapkan hatinya untuk menjadi geolog
profesial. Lebih dari tiga puluh tahun,
dia menyibak inchi demi inchi lapisan
bumi. Berbagai jebakan migas sudah dia
pelototi. Tak hanya di Indonesia, dia
sudah menjelajahi seluruh kawasan
Asean, Australia, Timur Tengah—biasa
disebut Austral Asia, dan Afrika untuk
mencari minyak. “Yang belum Amerika,”
ujar laki-laki ramah ini.
Petualangannya sebagai seorang
geolog dimulai saat bergabung dengan
Hudbay Oil seusai menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Geologi UGM
pada 1987. Kemudian berganti menjadi Lasmo dan akhirnya dibeli Kondur
Petroleum. Delapan belas tahun kemudian, Rovicky mulai mencicipi tantangan bekerja di luar negeri. “Tak ada
pilihan lain karena saat itu di
Indonesia tak ada pekerjaan eksplorasi,” ujarnya. Sampai 2003, dia menjual keahliannya di Brunei Darussalam
pada perusahaan Shell. Kemudian, dia
balik ke tanah air. Selama setahun bergabung dengan Total E& P Indonesia
di Balikpapan.
Setelah itu, pada 2004 bergabung
dengan Murphy Oil Corp di Kuala
Lumpur, Setahun kemudian, masih di
negeri jiran Rovicky bergabung dengan
Hess Oil and Gas Kuala Lumpur.
Baru pada 2010, dia kembali ke
Jakarta. Bekerja untuk HESS Oil and
Gas Jakarta. Baru-baru ini HESS memutuskan untuk mengakhiri seluruh
operasinya di Indonesia. Alasannya,
ingin berkonsentrasi pada proyekproyek unconventional gas yang lagi
booming di Amerika.
Dengan perjalanan karir yang panjang dengan beragam penugasan di
dalam dan luar negeri, tak salah jika ribuan geologi di tanah air mendapuknya
sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI).
Berkaca dari pengalaman dan pergaulannya selama puluhan tahun bekerja di dunia migas, Rovicky yakin kemampuan SDM Migas Indonesia, tak
kalah oleh yang lainnya. “Di Malaysia
saja ada sekitar 400 geolog dan engineer dari Indonesia. Belum di Middle
East, dan negara lainnya,” ujarnya.
Suasana ini menjadi paradok. Di satu
sisi, banyaknya yang bekerja di luar negeri merupakan pengakuan terhadap
kompetensi SDM. Di sisi lain kondisi
menjadi alarm bahaya bagi perusahaan
migas di Indonesia.
Dengan banyaknya yang bekerja di luar negeri, Apakah bahayanya bagi industri migas tanah air?
Sangat mungkin terjadi technical
gap karena kekurangan SDM dengan
experience 10 tahun sampai 20 tahun.
Yang bekerja di luar negeri rata-rata
pada rentang pengalaman seperti itu,.
Demandnya memang begitu. Mereka
dianggap sudah matang dan sudah
mampu mengerjakan proyek sendiri.
Dalam industri migas, orang dengan pengalaman 10-20 tahun boleh
disebut usia emas. Di atas 20 tahun
umumnya sudah bekerja di level manajerial. Yang 0-5 tahun periode belajar,
5-10 tahun mengarah kepada keahlian
yang lebih spesial, apakah sebagai spe-
sialis reservoir, spesialis geologi atau
yang lainnya.
Kasihan dong perusahaan-perusahaan yang sudah susah payah
mendidik karyawannya dari nol?
Tak banyak perusahaan yang
mempunyai program untuk fresh graduate. Umumnya perusahaan-perusahan besar masih mempertahankannya
seperti Pertamina dengan program
BPS (Bimbingan Profesi Sarjana). Ini
sebenarnya bagus untuk industrinya,
tapi terasa kurang adil bagi perusahaan
karena karyawannya setelah jadi justru
dibajak perusahaan lain. Perusahaan
tak bisa menghalang-halangi. Yang
harus dilakukan menawarkan oppurtunity sehingga karyawan tak tergiur tawaran bekerja di luar negeri.
Dari sisi psikologis orang-orang
Indonesia senang jika bekerja sebagai
ekspatriat. Ini sebenarnya yang harus
diantisipasi. Perusahaan-perusahaan
migas Indonesia harus mulai melebarkan sayapnya ke luar negeri untuk
mengakomodasi kecenderungan ini.
Medco dan Pertamina sudah berada di
jalur yang benar dengan melakukan
akuisisi blok-blok di luar negeri.
Penyebab utama mereka lebih
memilih bekerja di luar?
Kalau kita lihat 10 tahun terakhir
penemuan jarang sekali sehingga pekerjaan tidak banyak. Kuncinya kalau
ada pekerjaan mereka akan balik.
Bukan hanya orangnya tapi juga investasi. Sekarang ini boleh dibilang masa
kritis. Karena Pemilu, banyak yang
menunggu.
Kalau ada pekerjaan otomatis
akan balik?
Tidak otomatis juga. Remunerasi
juga harus diperhitungkan. Tapi
untuk Region, remunerasi yang ditawarkan perusahaan migas dalam negeri sudah cukup kompetitif. Dari sisi
non teknis adalah kenyamanan. Ini
yang masih harus diperbaiki. Sekarang
ini, KL dan Brunei dianggap lebih nyaman dibandingkan bekerja di Jakarta.
Dari blok-blok yang dilelang,
tak banyak investor yang bermi-
VOLUME 09 TAHUN I
25
W A W A N C A R A
nat, Apakah ini menandakan
Indonesia sudah tidak kondusif
untuk investasi di sektor migas?
Bukan peminatnya kurang.
Investor masih menunggu konfigurasi
hasil Pemilu seperti apa. Apakah
termnya masih sama. Mereka juga
menunggu kepastian revisi UU Migas.
Sebetulnya, sekarang ini tak efektif
kalau pemerintah melelang blok-blok
baru. Sampai dua tahun ke depan lebih
baik kalau pemerintah melakukan evaluasi terhadap data-data eksplorasi,
terutama yang menyangkut data regional. Eksplorasi itu butuh waktu,
bisa sampai lima belas tahun baru diketahui hasilnya. Harus ada yang menanam biar anak cucu kelak yang
menikmati.
Banyak yang mengeluh karena
izin yang harus diurus terlalu
banyak?
Eksplorasi itu menyangkut timing.
Izin sampai ratusan kalau bisa cepat
selesai gak masalah. Di sini persoalannya, penyelesaian tak jelas. Kalau separuh cycle ekplorasi dihabiskan
untuk perizinan tentunya problem,
waktu ekplorasinya tak cukup. Padahal
waktunya hanya dibatasi 2 x 3 tahun.
Badan Geologi melakukan eksplorasi yang intensif di wilayah
Papua dan baru-baru ini mempublikasikan ke publik tentang kemungkinan adanya cadangan migas yang
besar di wilayah tersebut? Bagaimana Anda melihat hal tersebut?
Indonesia Wilayah Timur merupakan daerah yang “relatif” belum terjamah dibandingkan Wilayah Barat.
Melihat penemuan migas di wilayah
Australia serta berlimpahnya migas di
Papua Timur, sangat jelas mengindikasikan bahwa Wilayah Timur ini (termasuk Papua Barat) merupakan daerah yang memiliki potensi migas
cukup besar.
Dengan demikian tidaklah keliru
bila Badan Geologi menyatakan bahwa
Wilayah Indonesia Timur masih menyimpan potensi migas yang cukup
besar. Kegiatan eksplorasi yang “men26
TAHUN I VOLUME 08
janjikan” penemuan besar secara logis
ada di daerah ini.
Yang perlu diingat adalah kegiatan
eksplorasi migas tidak dapat hanya
dalam satu periode eksplorasi yang
saat ini (2x3) tahun saja. Pengalaman
selama ini rata-rata 2-4 kali periode
eksplorasi (10-15 tahun) baru akan
menemukan sebuah lapangan yang
signifikan volumenya. Artinya kalau
offshore Papua baru satu kali periode
ini dan daerahnya dikembalikan ke negara, harus segera ditawarkan ulang setelah bertambahnya data-data baru,
sumur baru maupun data seismik
baru. “Exploration re-Cycle” merupakan salah satu strategi eksplorasi yang
berkesinambungan wajib dijalankan
supaya tidak kehilangan momentum
dan gairah eksplorasi ini.
Setelah penemuan cadangan
besar di Cepu untuk Onshore di
Indonesia tak lagi ada penemuan
lain. Apakah masih memungkinkan
temuan-temuan besar di wilayah
Onshore di Indonesia?
Wilayah onshore sebetulnya belum
jenuh. Di Sumatera, misalnya sumursumur ekplorasinya masih sangat jarang, sangat jauh jika dibandingkan dengan wilayah lain di luar negeri yang
sudah digarap habis-habisan dengan
sumur-sumur eksplorasi yang sangat
rapat.
Wilayah darat/onshore masih banyak menyimpan potensi migas terutama dengan jenis jebakan baru serta
jebakan lebih dalam (deepening). Jenis
jebakan baru misalnya jebakan stratigrafi yang relatif lebih rumit konfigurasi geometrinya. Dengan teknologi
3Dseismic resolusi tinggi, serta teknik
geofisika yg moderen, memungkinkan
untuk mengidentifikasi serta mengurai kerumitannya.
Kesuksesan mengejar potensi
pada jebakan lebih dalam (deepening),
salah satunya adalah penemuan
Lapangan Cepu. Di mana diketemukan jebakan lain dibawah reservoir
dari lapangan-lapangan tua yang
sudah umum diketemukan sebelum-
nya. Konsekuensinya adalah, kegiatan
eksplorasi ini memerlukan “biaya’ eksplorasi yang lebih mahal. Serta adanya
permasalahan tumpang tindih penggunaan lahan dan tumpang tindih
aturan menyulitkan kegiatan eksplorasi dengan metode diatas.
Bagaimana dengan Offshore?
Wilayah Offshore juga memiliki
tantangan teknologi, khususnya di
laut dalam. Indonesia masih memiliki
potensi sumber daya migas yang sangat besar, namun Indonesia memiliki sedikit cadangan migas. Artinya
migas di Indonesia itu masih harus
dieksplorasi dengan membutuhkan
waktu, biaya yg mahal dan perlu usaha yang keras untuk menemukannya.
Apa yang harus dilakukan
untuk menggairahkan eksplorasi
migas di Indonesia?
Selain tantangan teknologi dan
tantangan alami (laut dalam serta reservoir lebih dalam), untuk menggairahkan kegiatan eksplorasi ini diperlukan usaha keras serta koordinasi
untuk mengurangi tumpang tindih
pemanfaatan lahan dan tumpang tindih kepentingan sektoral. Baik sektoral antar kementrian maupun sektoral antara kepentingan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
Dari sisi keprofesian ahli geologi,
salah satu tantangan untuk menggairahkan eksplorasi adalah adanya keterbukaan data. Dengan kebijakan
ketertutupan data saat ini, menyulitkan evaluasi regional yang dilakukan
oleh perusahaan yang tidak mampu
“membeli” lisensi data. Juga ketertutupan data ini menjadikan kajian geologi selalu lokal dan mengesampingkan kondisi regional. Kajian regional
sangat diperlukan dalam kegiatan
kesplorasi sedangkan kajian lokal
lebih banyak dipergunakan untuk pengembangan skala lapangan. Semakin
banyak data yang terbuka akan semakin banyak potensi-potensi jebakan
dan “play” baru yang akan berkembang. Tentunya ini akan menggairahkan kegiatan eksplorasi migas.
INSPIRASI DONGENG GEOLOGI
rang. Cari duitnya saya dari migas saja,”
ujar Rovicky. Ia dengan senang hati
merelakan jika media massa mau memindahkan tulisan di blognya ke halaman cetak, tanpa kompensasi apapun.
Apakah erupsi beberapa gunung berapi yang terjadi belakangan berpengaruh pada kondisi
geologis Indonesia, khususnya cadangan migas ? Apakah perlu adjustment terhadap data-data
eksplorasi?
Aktifitas tektonik serta aktivitas
gunungapi tidak secara langsung memengaruhi kondisi dan tatanan geologi. Kondisi geologi Indonesia ini dibentuk dalam ribuan bahkan jutaan
tahun. Sehingga terjadinya proses geologis (gempa dan gunung api) tidak
serta-merta mengubah tatanan geologi didaerah itu. Struktur lapangan
serta pengisian cadangan migas di
dalam jebakan lapangan-lapangan
migas diperkirakan terkumpul dalam
periode waktu ribuan dan jutaan tahun.
Kita tidak perlu risau adanya perubahan tatanan dalam skala lapangan,
juga mungkin tidak signifikan perubahan cadangan migas yang sudah
diketemukan.
Walaupun secara teoritis adanya
getaran-getaran gempa ini dapat meningkatkan perolehan migas. Di Indonesia juga kebetulan lapangan-lapangan
migasnya tidak berada pada daerah dengan tektonik aktif maupun patahan
aktif ini sehingga dampaknya tidak
signifikan.
Namun dengan adanya aktivitas
tektonik serta aktivitas gunung api ini
memberikan tambahan pemahaman
kondisi geologi regional daerah itu.
Misalnya, diketahuinya patahan-patahan aktif serta pergerakan lempengnya
menjadikan ahli struktur geologi regional dan tektonik mudah mengetahui dan
mengoreksi bila perlu dengan lebih baik.
Pengetahuan inilah yang memberikan
ilmu serta pemahaman baru dalam merekonstruksi ulang kondisi masa lampau
saat terbentuk dan terkumpulnya migas
di dalam jebakan.
I S T I M E WA
P
UBLIK, terutama di jagat
maya tak mengenalnya sebagai tukang insinyur pencari minyak. Laki-laki kelahiran Yogyakarta, 12
Maret 1963 ini lebih masyhur sebagai
“tukang dongeng”. Rovicky Dwi
Putohari mengampu blog “Dongeng
Geologi” yang dibuatnya sejak 1998
lalu. Saat itu masih alakadarnya.
Formatnya html yang hanya melulu
berisi tulisan, tak bisa dipercantik gambar ataupun grafik.
Sejak itu, dia menulis nyaris tanpa
jeda. Mengabarkan apa saja tentang geologi. Saat sedang di luar negri pun, ia
tak absen. Saat mendongeng tsunami
yang menghantam Aceh 2004 silam,
dia sedang bekerja di Kuala Lumpur.
Tulisan di blognya ketika itu menjadi
referensi utama, diburu pengunjung
yang ingin tahu lebih dalam tentang
tsunami.
Rovicky lancar menulis karena
sudah menyenanginya dari dulu. Semasa
sekolah menengah dan kuliah, dia kerap
mengirimkan tulisan ke berbagai surat
khabar. “Lebih banyak gak dimuatnya,”
ujarnya ngakak. Tapi dari situlah, dia belajar menulis yang menarik untuk konsumsi puhblik. Kata Rovicky, editor
surat khabar dulu masih rajin-mencoratcoret naskah yang tidak dimuat dan
menunjukkan kekurangannya di mana.
Ketelatenan itu tak didapatnya sekarang. Kini sekadar pemberitahuan apakah naskah dimuat atau ditolak.
Seperti laiknya pendongeng,
Rovicky menulis dunia geologi dengan
bahasa yang sederhana. Dia tahu persis
seorang pendongeng harus mementingkan audiennya. Barangkali karena
itulah “Dongeng Geologi “ menjadi popular. Sudah jutaan orang mengunjunginya. Blog ini selalu dijadikan rujukan informasi saat bencana terjadi.
Hitnya langsung berada di atas. Saat
Gunung Kelud meletus beberapa waktu
lalu, blognya dikunjungi tak kurang dari
90.000 pengunjung.
Rovicky menulis berbeda dengan
yang tersaji di media massa, yang kerap
menonjolkan dramatisasinya. Ia lebih
mengungkap mengapa sebuah bencana
terjadi dan bagaimana menyikapinya.
Saking seringnya bersinggungan
dengan persoalan bencana, Rovicky tertarik menekuni pendidikan kebencanaan untuk S3, melenceng jauh dari
pendidikan sebelumnya. Rovicky menamatkan pendidikan S1 di jurusan
Geologi Universitas Gadjah Mada pada
1983 dan S2 pada Jurusan Geofisika
ITB tahun 1998. Ia merasa pendidikan
kebencanaan di Indonesia belum banyak dilirik. Yang ada masih tambal
sulam, nyaris tanpa konsep. Ketika tsunami selesai, bidang ini diajarkan di
semua sekolah, tak peduli ada laut atau
tidak. “Siswa SMA di Kalimantan dipaksa belajar tsunami. Padahal melihat laut
saja belum pernah,” ujar Rovicky. Seharusnya pendidikan kebencanaan disesuaikan dengan karakter khas masingmasing daerah.
Apakah Rovicky akan pensiun sebagai geolog? “Seorang geolog tak mengenal pensiun. Lagipula dari situ saya cari
duitnya,” ujar Rovicky yang mengaku tak
berniat me-monetisasi blognya meski
peluangnya ada. “Biar saja seperti seka-
VOLUME 09 TAHUN I
27
R
A
N
A
Di Perkampungan Nelayan
Teks dan Foto: Tatan Agus RST.
“Bapaknya lagi babang.” Tutur seorang ibu yang
sedang menggendong anaknya sambil memandang kearah
laut, saat ditanya kemana suaminya. Memang saat angin
barat, banyak nelayan di Pulau Lancang melakukan babang
– melaut berhari-hari jauh ke pulau lainnya.
Umumnya suasana di kampung-kampung nelayan,
tempat tinggal mereka kebanyakan berdinding bilik serta
berlantai tanah, sangat sederhana. Seperti di rumah
Azwar, nelayan dengan dua orang anak ini, masih
berdinding bilik dengan lantai tanah keras. Berbeda
dengan rumah para juragan ikan dan rajungan yang
rumahnya terlihat megah.
28
TAHUN I VOLUME 08
Sudah seminggu perkampungan nelayan ini
ditinggal para lelaki untuk melaut, setiap sore para
wanita, anak-anak, dan mereka yang tidak melaut
menunggu di pinggir laut sambil memandang ke arah
ombak, melihat adakah anjungan kapal yang terlihat.
Sore itu istri dan anak-anak Azwar bersorak karena
terlihat ada perahu yang muncul tenggelam di tengah
ombak, dan semakin mendekat kearahnya. Menjelang
magrib tampak para nelayan itu membongkar hasil
tangkapan, sambil menapaki jembatan bambu mereka
menuju pelelangan ikan tuk ditukar dengan lembaran
rupiah.
VOLUME 09 TAHUN I
29
R
30
A
N
A
TAHUN I VOLUME 08
VOLUME 09 TAHUN I
31
M
ESKI sudah
browsing berjamjam dan mengunyah lusinan artikel, hati
tetap sangsi.
Bagaimana bisa berenang dengan
ubur-ubur? Otak sudah terlanjur
menggandengkan kata ubur-ubur dengan racun. Tak sekadar bikin bentol,
tapi juga membuat mata ogah terpejam. Kulit yang tersengat, sudah
gatah, perih dan pedih pula
Saat kawan-kawan lain nyebur
ke danau, saya hanya mematung di
ujung dermaga kayu yang luasnya
tak seberapa itu. Untunglah, seorang
teman mendorong tubuh saya. Jika
tidak, saya lebih memilih balik kanan
dan tetap dengan pikiran bahwa
ubur-ubur itu binatang beracun di
mana pun dan sampai kapan pun
Setelah tercebur kepalang basah.
Tangan saya mulai mengayuh, sambil mematut peralatan snorkeling..
Satu dua ubur-ubur mulai mendekat,
sampai akhirnya tubuh saya seperti
dipagari ubur-ubur. Tentakelnya mulai
terasa mengelus kulit. Lembut. Jika
ingin lebih merasakan sentuhannya,
kita harus mengikuti geraknya, seperti
H . TA N TA N
I S T I M E WA
W I S A T A
Danau Kakaban
KEPULAUAN DERAWAN
SENSASI
UBURUBUR
AKROBAT
Teks: Hidayat Tantan
32
TAHUN I
VOLUME 08
L AT I T U D E S . N U
Kepulauan Derawan menjadi buruan
para pelancong. Destinasi favorit
penggila diving dan snorkeling. Ada
kura-kura sedang konferensi dan danau
purba berumur 2 juta tahun.
H . TA N TA N
L AT I T U D E S . N U
H . TA N TA N
pedansa pria mengikuti gerakan pasangannya di lantai dansa
Kalau ubur-ubur beracun, biasanya setelah nempel, badan langsung
gatal. Tapi di Kakaban ini, setelah
sekian lama ditunggu, ternyata baikbaik saja. Perlahan, saya mulai mengamini, memang ada ubur-ubur yang
tak menyengatkan racun
Untuk urusan ubur-ubur ini, kita
boleh bangga. Di dunia ini, uburubur yang tak beracun hanya bisa
ditemukan di dua tempat, Di Danau
Kakaban, tempat saya menghabiskan
waktu senja, beberapa waktu lalu Satu
lagi di Palau, Kepulauan Mikronesia.
Keduanya danau berair payau.
Cuma, Danau Kakaban koleksi
ubur-uburnya lebih kaya. Jika Palau
hanya punya dua jenis, di Danau
Kakaban ada empat, (Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita dan
Tripedalia cystophora), Dari keempatnya, Cassiopeia paling-paling atraktif.
Saya lebih suka menyebutnya “Uburubur akrobat”. Jika yang lain menghela tubuhnya dengan tertelungkup,
Si Cassiopeia, berenang dengan kaki di
atas. Jadi, seperti payung terbalik. Si
akrobat ini kerap ditemukan berbaring
di dasar danau yang dangkal untuk
mendapatkan sinar matahari untuk
memproses makanan
Danau Kakaban, terletak di
Pulau Kakaban yang tak berpenghuni. Untuk mencapainya, kita harus
masuk melalui gerbang Pulau, kemudian mendaki dan menuruni tangga
dari kayu ulin yang khusus dibuat
Pemerintah Daerah untuk memudahkan wisatawan Berbagai literarur
View dari atas Pulau Lamma.
menyebutkan, Danau Kakaban merupakan danau purba yang terbentuk
sejak dua juta tahun lalu.
Pada mulanya,gugusan karang,
biasa disebut atol terhampar di dasar
danau. Selama beribu-ribu tahun,
sedikit demi sedikit terjadi proses
pengangkatan, Karang itu naik di atas
permukaan laut, membentuk dinding
yang membetengi wilayah tersebut.
Air laut pun terperangkap di area seluas lima km persegi tersebut. Dengan
penambahan curah hujan, dan rembesan air tanah secara perlahan-lahan
laut yang asin itu tertawarkan.
Makluk hidup di sana pun berevolusi mengikuti perubahan ekosistem
agar bisa bertahan hidup, termasuk
ubur-ubur. Perangkat organ penghasil
racunnya yang biasa ditemukan uburubur yang hidup di pekatnya garam air
laut, akhirnya tanggal.
Pulau Kakaban kini menjadi salah
satu unggulan pariwisata Kalimantan
Timur. Berenang dengan ubur-ubur
menjadi salah satu magnet penarik
wisatawan, baik wisnu (wisatawan
nusantara) maupun wisman (wisatawan mancanegara). Selain itu, “Pulau
Kakaban salah satu favorit diver,” ujar
salah seorang eksekutif, penggila diving.
VOLUME 09
TAHUN I
33
L AT I T U D E S . N U
W I S A T A
Di sana, para penyelam dengan
mudah bercengkerama dengan rombongan barracuda yang jumlahnya
bisa mencapai ribuan, atau mengelus
hiu jenis white strip, berukuran 2
sampai 3 meter. “Itu hiu jinak selama kita menyelamnya tidak sradak
sruduk,” ujar pria berusia 35 tahun.
Di sana juga ada spot penguji
nyali. Eksekutif itu menyebutnya jalur
“cave dive”. Di sisi sebelah Barat Pulau
Kakaban, ada palung dengan kedalaman 45 meter. “Keluarnya langsung
ke laut lepas,” ujarnya. “Menyelamnya
harus didampingi dive master,” pria itu
menambahkan. Selain harus didampingi dive master, lisensi menyelam
juga mutlak dibutuhkan.
Saya yang kebetulan tak punya lisensi sempat merayu petugas di resort
Maratua Paradise, tempat saya menginap. Saya tawarkan harga dua kali
lipat. Ia bergeming bak batu karang.
“Gak berani Mas, bisa ditutup resort
34
TAHUN I
VOLUME 08
ini,” katanya. Dari Maratua ke Pulau
Kakaban, ditempuh dengan waktu
sekitar 20 menit dengan speedboat.
“Snorkeling aja. Anda pasti puas.”
ujarnya menghibur.
Betul juga. Pulau Kakaban, selain
berpasir putih, juga berkarang indah.
Mata benar-benar terbuai dengan
ikan warna-warni yang berlompatan
dari sela-sela karang. “Amazing,” ujar
Firman, seorang teman yang ikut
bersnokeling.
Kalau belum puas, Anda bisa
melanjutkan memanjakan mata di
Pulau lain yang jaraknya tak terlampau jauh dari situ. Ada pulau
Sangalaki. Di situ, Anda bisa menyaksikan kepakan ikan manta,
pari raksasa yang lebar tubuhnya
mencapai dua meter berlebih, Di situ
juga, bisa disaksikan penyu bertelur.
Pulau Sangalaki termasuk kawasan
konservasi Penyu. Cuma, karena
kawasan konservasi untuk masuk ke
situ harus ada Surat Izin Memasuki
Kawasan Konservasi.
Pulau Kakaban dan Pulau
Sangalaki merupakan bagian dari
gugusan Kepulauan Derawan. Secara
Geografis terletak di Laut Sulawesi,
pada pesisir Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur, menghadap ke
mulut muara Sungai Kelai dan dikenal dengan Delta Berau.
Selain kedua pulau tadi, pulau
lainnya yang cukup besar adalah
Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau
Panjang, Pulau Samama, serta beberapa pulau kecil dan gugusan karang.
Terdapat 21 pulau di kepulauan ini.
Gugus Kepulauan Derawan hanyalah
sebagian kecil dari ratusan pulau di
pesisir timur Kaltim yang berjumlah
248 pulau.
Dari jumlah itu, 138 pulau belum
mempunyai nama, dua pulau di
antaranya Sipadan dan Ligitan hilang, menjadi milik Malaysia. Pulau
I S T I M E WA
L AT I T U D E S . N U
Maratua termasuk termasuk salah
satu Pulau terluar dari seluruhnya
yang berjumlah 92 Pulau.
Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur kini sedang mengusulkan
Kepulaau Derawan untuk menjadi
daerah tujuan wisata nasional, seperti kawasan bahari lain, misalnya
Sail Wakatobi, ataupun Sail Bunaken.
Pada 2010 wisatawan mancanegara
yang datang sebanyak 24.410 orang
dengan rata-rata lama tinggal delapan
hari, sementara wisatawan nusantara
1.174.626 orang dengan lama tinggal
rata-rata empat hari. Kunjungan wisman rata-rata naik 3.000 orang per
tahun sedangkan wisnu 30.000 per
tahun.
Pulau Derawan dan Maratua
biasanya jadi “home base” para
wisatawan karena sudah dilengkapi
fasilitas wisata, seperti resor ataupun
rumah-rumah penduduk yang disewakan, Keduanya menawarkan panorama menawan. Pasir putih dengan
air laut yang bening. Dengan mata
telanjang Anda bisa menikmati kurakura berukuran raksasa, dan ikan
warna-warni tak ubahnya akuarium
raksasa. Kalau Anda beruntung, di
Maratua Anda bisa menemukan kurakura sedang “konferensi”. Ini sebutan
yang biasa dilontarkan para pemadu
wisata karena Maratua merupakan
perlintasan migrasi kura-kura dari
berbagai pelososok dunia
Di Derawan Anda juga bisa
mengintip penyu bertelur. Di sana
WWF punya perwakilan khsuus. Ada
petugas yang memunguti telur, ke-
Kijang. Biayanya Rp 800 juta sampai Rp 1 juta PP. Waktu tempuhnya
sekitar 3 jam Kemudian dilanjutkan
ke Pulau Derawan dengan speedboat.
Wakktu tempuhnya sekitar 30 menit
dengan biaya sekitar 500 ribu. Kalau
kocek Anda tebal bisa langsung menyewa speedboat dari Tanjung Redeb,
tanpa harus ke Pelabuhan Batu.
Cuma kapalnya jarang. Sudah begitu
harganya pun mahal.
Di Derawan penginapan banyak pilihan, mulai dari 50 ribu per
malam, 250 ribu permalam sampai
400 ribu permalam (cottage), lokasi
berada di pinggir laut bisa langsung
mancing dari depan kamar atau beremudian menetaskannya. Kalau sudah nang sama penyu di sana.
cukup umur kemudian tukik dilepasDari Derawan, Anda bisa melankan ke pantai. Saya beruntung saat di jutkan jalan-jalan ke Pulau Kakaban,
sana bertepatan dengan pelepasliar- Pulau Sangalaki, dan Pulau Maratua.
an. Tak jarang wisatawan asing, seYang punya penginapan, biasanya
perti yang sempat saya jumpai secara menyediakan speedboat untuk memkhusus datang untuk sekadar berfoto bawa berkeliling ke pulau tersebut.
dengan tukik, menimangnya, kemu- Biaya biasanya hitungan paket, sekidian melepaskannya ke pantai.
tar 500 – 1 juta untuk 3 pulau terUntuk mencapai Derawan, bisa
sebut, tergantung kepandaian Anda
dicapai dengan beragam jalan. Jika
menawar
Anda dari Jakarta, bisa naik peAnda juga bisa memilih, mesawat langsung Jakarta-Balikpapan- mulai petualangan dari Maratua.
Tarakan, dengan memakai airline
Suasananya lebih sepi dari Pulau
yang menawarkan tiket murah
Derawan. Pantainya relatif lebih
meriah, sekitar 1,7 juta PP. Dari situ bersih karena belum seramai seperti
memakai speedboat dengan sewa tiga Derawan. Jarak keduanya, tidak
juta. Kapasitasnya untuk 6 orang.
terlalu jauh Kalau ditempuh dengan
Bisa juga Jakarta-Balikpapanspeedboat paling-paling 30 menit
Berau, degan penerbangan murah
Apapun pilihannya, saya berani
sekitar 2,4 juta PP. Dari Bandara
bertaruh Anda akan merindukan
Berau dilanjutkan ke pelabuhan Batu tempat ini dan berharap kembali satu
dengan menyewa mobil inova atau
ketika. Entah kapan.
Apapun
pilihannya, saya
berani bertaruh
Anda akan
merindukan
tempat ini
dan berharap
kembali satu
ketika.
Entah kapan.
VOLUME 09
TAHUN I
35
L E N S A
A S E T
PACU KINERJA DENGAN MWT
U
ZAKY ARSY
NTUK mengoptimalkan kinerja, top
manajemen Pertamina EP rutin melakukan Management Walk Through (MWT).
Dalam satu dua bulan bisa dua sampai
tiga kali mengunjungi lapangan berbeda, tak terkecuali Presiden Direktur
Adriansyah, Jika lapangannya berdekatan kunjungan
itu dilakukan hanya selang hari. Misalnya Pada  April
Presdir berkunjung ke Field Tarakan, setelah sehari sebelumnya melakukan kegiatan serupa di Field Bunyu.
Di Tarakan Adriansyah mengatakan harapannya kepada seluruh pekerja Pertamina EP Field Tarakan untuk
tetap menjaga semangat dalam bekerja. “Kita harus kerja
keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas,” kata Adriansyah
Sementara di Bunyu, Adriansyah yang ditemani Operations Director Benny J. Ibradi, para
manajer di Kantor Pusat dan Asset, serta para Field
Manager di Asset 5 langsung menuju lokasi B-1408
dalam rangka pemeriksaan tahap penyiapan lokasi
pengeboran, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Early Production Facility (EPF) dan SKG
Nibung Pertamina EP Field Bunyu dan lokasi B-1307
yang juga dalam tahap well site preparations.
Dalam kunjungan MWT ini, Adriansyah dan
Benny J. Ibradi banyak memberikan masukan-masukan atas beberapa pemeriksaan langsung di lapangan
secara detail baik dari aspek operasional, manajerial
dan HSE. “Bunyu merupakan lapangan yang memiliki karakteristik yang unik, produksi dapat naik dengan cepat akan tetapi diikuti dengan decline rate yang
cukup tinggi. Oleh karena itu untuk meningkatkan
produksi secara signifikan maka harus dilakukan pe-
ZAKY ARSY
Presdiden Direktur Adriansyah mengecek kesiapan Lapangan
Bunyu untuk delapan pengeboran baru.
Presiden Direktur Adriansyah berdialog dengan saat
melakukan peninjauan di salah satu Lapangan Prabumulih.
36
TAHUN I
VOLUME 08
ngeboran secara agresif dan masif,” ujar Adriansyah
saat mengunjungi salah satu lokasi pengeboran.
Berbeda dengan lapangan-lapangan lain yang dimiliki Pertamina EP, Field Bunyu memiliki lapangan
dengan karakteristik reservoir berbentuk lances sedangkan kebanyakan lapangan lain yang ada memiliki
karakteristik reservoir berbentuk cekungan. Hal inilah
yang menjadikan produksi Bunyu bisa naik secara cepat
akan tetapi bisa segera turun dengan cepat pula.
Dalam kesempatan ini, Adriansyah juga menantang segenap pekerja Pertamina EP Field Bunyu
untuk mencapai target produksi 10.000 BOPD pada
tahun 2014 ini, serta menjanjikan fasilitas day off
hingga ke Pulau Jawa bagi seluruh pekerja di Field
Bunyu. Tantangan ini disambut para pekerja Field
Bunyu dengan jawaban bernada semangat: “Bisa!”
ketika ditanya mengenai kesanggupan dalam pencapaian target produksi tersebut. Maklum saja,
selama ini fasilitas day off hanya diberikan kepada
pekerja sampai kota Balik papan selama 2 hari.
Sebelum ke Kalimantan, pada akhir Februari,
Adriansyah melakukan MWT di Lapangan Prabumulih
bersama Production & Operation Director PT Pertamina EP
Benny J Ibradi, GM Asset 2 Tubagus Nasiruddin, manajemen pusat dan segenap pekerja di lingkungan Asset 2.
Ia menyebutkan insan-insan Pertamina yang punya
visi meraih world class company dituntut bisa menjadi
role model bagi penegakan HSSE. Bagaimana kita menilai
dan menjalankan iklim usaha yang terbaik dari segalanya
dengan penuh tanggung jawab. Semua pekerja PT
Pertamina EP harus menjadi role model, bagaimana bekerja dengan aman, pola pikir yang jelas fokusnya untuk
mencapai target produksi yang telah ditargetkan.
TAMBAH PRODUKSI
TATA N A G U S R S T
RANTAU
Fasilitas produksi Field Rantau.
S
ATULAGI kisah sukses ditorehkan PT
Pertamina EP Asset I. Kali ini berita gembira itu datang dari Pertamina EP Field
Rantau yang berhasil menyelesaikan penge
boran Sumur RNT-DZ Struktur Rantau
di Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang. Dari
sumur tersebut, PT Pertamina EP berhasil mendapatkan
tambahan minyak sebanyak  barel per hari (BOPD)
sesuai dengan target pengeboran yang sudah ditetapkan.
Dengan penambahan produksi tersebut semakin
memperkuat optimisme Field Rantau menuju target produksi 3.500 BOPD. “Dengan tim yang solid, kami optimis
bisa mencapai target,” ujar Field Manager Rantau Agus
Amperianto
Sumur RNT-DZ7 sendiri merupakan sumur pengeboran keenam dari total 12 sumur pengeboran yang direncanakan pada 2014. Keenam sumur tersebut, terdiri
dari 3 sumur bor EPT dan 3 sumur EOR Lima sumur bor
sebelumnya masih membutuhkan upaya lanjutan untuk
bisa memproduksikan minyak sesuai dengan target masing – masing sumur.
“ Kami berharap pada pengeboran berikutnya di
Field Rantau mampu menghasilkan minyak maupun gas
dengan hasil yang signifikan melebihi dari sumur RNT
– DZ7 ini sehingga produksi Field Rantau dapat terus
meningkat” ujar Arya Dwi Paramita Pjs Public Relation
Manager PT Pertamina EP.
Field Rantau merupakan lapangan yang mature.
Secara alamiah produksinya, mengalami decline rate
yang cukup tinggi. Oleh karena itu tahap pengurasan
lapangan Rantau sudah di tahap secondary recovery. Pada
tahap ini pengurasan dibantu dengan injeksi waterflood
guna menjaga pressure reservoir sehingga dapat menambah recovery minyak.
Untuk beberapa sumur di Rantau malah sudah
melewati tahap secondary recovery dan memasuki tertier
recovery. Field Rantau tahun ini mulai melakukan ujicoba
pengurasan dengan injeksi chemical. Pada tahap tertier
recovery injeksi bukan lagi dengan air (waterflood), tapi
menggunaskan chemical, steamflood, ataupun CO2, ataupun MEOR tergantung dengan jenis reservoirnya. Field
Rantau tahun ini mulai melakukan ujicoba pengurasan
dengan injeksi chemical.
“Untuk lapangan Rantau, produksi tambahan 120
BOPD sangat besar karena lapangan Rantau memiliki
angka penurunan produksi alami sekitar 43% per tahun
mengingat mayoritas sumur yang telah diproduksikan
sejak lama dan memiliki kadar air yang sangat tinggi,”
ujar Arya Dwi Paramita.
Penajakan sumur RNT – DZ7 ini, memakan waktu
selama 18 hari dengan titik kedalaman mencapai 809 m
menggunakan Rig SkyTop milik PT. Pertamina Drilling
Service Indonesia (PDSI) dengan target produksi minyak
120 BOPD dari Zona Z-800 Blok A1. Berdasarkan hasil
test produksi Sumur RNT-DZ7 / P-441 dapat mengalirkan minyak mencapai 333.21 BOPD dengan jepitan
7/64 inch, tekanan kepala sumur 620 psi, dan sumur
berproduksi secara sembur alam (natural flow) dengan
kadar air 0%.
“Pembuktian melalui uji produksi tersebut menegaskan optimisme bahwa Struktur Rantau Zona Z-800 Blok
A1 masih sangat potensial untuk dikembangkan dan
mengandung minyak yang sangat ekonomis,” kata Arya.
Lebih lanjut hasil produksi Minyak dari Field Rantau
jenis sweet light crude dengan API 42-43 ini kemudian
dikirimkan ke Pangkalan Susu, untuk selanjutnya diolah
ke Kilang Balikpapan dan Kilang Cilacap.
Pihak Pertamina EP menyakini keberhasilan pengeboran RNT-DZ7 /P-441 merupakan anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa, serta doa dan kerja keras banyak pihak
termasuk masyarakat sekitar area operasi, MUSPIDA,
pekerja Pertamina EP Asset 1, Pekerja Field Rantau,
Drilling Dept. EP dan juga engineer yang bertugas di lapangan termasuk Tim PDSI.
Sebagaimana diketahui, PT Pertamina EP Field
Rantau pada 11 Maret 2014 telah melakukan sosiasilasi
tajak Sumur RNT-DZ7. Bertepatan dengan kegiatan sosialisasi tersebut, Pertamina EP juga memberi santunan
kepada 150 orang anak yatim-piatu dan kaum dhuafa
di Desa Kebun Rantau, Alur Manis dan Alur Cucur.
VOLUME 09
TAHUN I
37
L E N S A
A S E T
S
ETELAH menjalani proses rehabilitasi selama enam tahun, satu keluarga Owa Jawa
yang terdiri dari sepasang induk jantan dan
betina dan dua anaknya dapat dikembalikan ke habitat alaminya di kawasan Hutan
Lindung Gunung Malabar, Bandung, Jawa
Barat (/). Program pelepasliaran yang melibatkan
satu unit keluarga Owa Jawa belum pernah dilakukan
sebelumnya. Peristiwa unik ini tidak saja menggambarkan keberhasilan program keberhasilan rehabilitasi
Owa Jawa, tetapi juga memberikan kesempatan emas
bagi para peneliti dan penggiat konservasi
untuk mengkaji
proses adaptasi
satwa langka
ini di habitat
aslinya setelah
bertahun-tahun
hidup dengan
manusia.
Pelepasliaran dilakukan
pada akhir Maret lalu. Owa Jawa adalah spesies asli
Indonesia yang terncam punah. Organisasi konservasi
(International Union for Conservation of Nature/IUCN) memasukkannya ke dalam kategori EN (endangered), yakni
spesies terancam punah. Owa Jawa juga masuk dalam
daftar Apendix 1 yang berarti haram diperjualbelikan.
Kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar dipilih
sebagai tempat pelestarian Owa Jawa setelah melalui
serangkaian survei kelayakan habitat untuk memastikan
ketersediaan pohon, pakan, dan keamanannya. Kawasan
hutan yang dikelola Perum Perhutani tersebut diharapkan dapat menjadi rumah yang aman bagi Owa Jawa di
tengah maraknya ancaman perburuan dan kerusakan
hutan di pulau Jawa saat ini.
Pelepasliaran tersebut merupakan keberhasilan
proses panjang program rehabilitasi yang dilakukan
Yayasan Owa Jawa dengan dukungan Balai Besar Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango, Balai Besar Konservasi
Sumber Daya Alam Jawa Barat, Conservation International
Indonesia, Universitas Indonesia, Silvery Gibbon Project,
dan PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang.
“Melihat keadaan hewan primata Owa Jawa yang
semakin berkurang dan menjadi hewan langka dan dilindungi negara, kami dari Pertamina EP khususnya
Subang Field merasa harus ikut turun bergerak dengan
38
TAHUN I
VOLUME 08
ZAKY ARSY
PELEPASLIARAN OWA JAWA
mendukung Yayasan Owa jawa, “ ujar Yosi Ardilla, Assisten
Manager L&R Pertamina EP Asset 3.
Dukungan terhadap penyelamatan hewan langka
memang sudah menjadi garis kebijakakan Pertamiina EP
yang berkomitmen untuk tumbuh bersama lingkungan dan
msayarakat. Selain Pertamina EP Asset 3, beberapa wilayah
kerja sudah menjalankan program konservasi bekerja sama
dengan instansi terkait untuk melestarikan spesies-spesies
yang terancam punah, antara lain Field Rantau yang bekerja sama dengan Taman National Gunung Leuser (TNGL)
melakukan konservasi Orang Utan Sumatera, Field Sangatta
bekerja sama dengan Taman Nasional Kutai (TNK) melakukan konservasi Orang Utan Kalimantan.
Kemudian Proyek Pengembangan Gas Matindok
(PPGM) di Luwuk bekerja sama dengan SM Bakiriang
melakukan Konservasi burung endemik Sulawesi Maleo
dan di Field Tarakan yang bekerja sama dengan pemerintah kota Tarakan melestarikan satwa Bekantan di Hutan
Kota Tarakan.
Ketua pengurus Yayasan Owa Jawa, Dr. Noviar
Andayani menekankan bahwa upaya konservasi Owa Jawa
di tengah tekanan pembangunan ekonomi Pulau Jawa
bukanlah perkara mudah. “Diperlukan dukungan semua
pihak untuk menyelamatkan primata ini dari kepunahan.
Program konservasi ini diharapkan dapat menjadi contoh
kemitraan yang kuat antara penggiat konservasi dengan
sektor bisnis, pemerintah daerah, dan masyarakat,” Dr.
Noviar Andayani menegaskan.
Owa Jawa (Hylobates moloch) merupakan satwa liar
endemik Pulau Jawa yang hanya hidup di Jawa Barat dan
sebagian Jawa Tengah dengan populasi yang sedikit. Ia
termasuk primata yang berukuran kecil dengan panjang
tubuh hanya sekitar 80 cm. Tubuhnya lebih pendek, langsing, dan seksi dibandingkan dengan kera lainnya yang
cenderung gendut. Pada bagian tubuh Owa Jawa ditutupi
dengan bulu yang berwarna abu-abu keperakan sedangkan
pada bagian muka berkulit hitam pekat. Owa jawa tidak
mempunyai ekor.
S
E
N
I
Suasana Pembukaan Pameran “Kota: Tentang Kebangkitan dan Keruntuhan” di Jakarta.
TEGAK SEJAK REMUKNYA
TEMBOK BERLIN
Berdarah Jerman namun
dicetuskan di Prancis,
menyusul runtuhnya
Tembok Berlin. Di situasi
baru itu, dengan kepala
batu Osktreuz lahir dan
membuktikan bahwa
fotografi tidak hanya terus
untuk sekadar mencari
nafkah.
D
IDIRIKAN tahun  oleh tujuh fotografer di Berlin, Ostkreuz termasuk agensi foto penting di Jerman. Namanya terkenal di majalah nasional, internasional,
maupun surat kabar, serta berbagai pameran dan publikasi internasional para
anggotanya. Nama Ostkreuz sendiri berasal dari Ostkreuz,
pusat transportasi di daerah yang sama di Berlin.
Gagasan pendiriannya lahir di Istana Elysee, Paris,
menyusul jatuhnya tembok Berlin. Saat itu Di musim
semi 1990, Presiden Francois Mitterand lah yang telah
mengundang sekitar 200 seniman dari eks GDR (Germany
Democratic Republic atau Jerman Timur). Tujuh orang
di antaranya adalah mereka yang membidani kelahiran
VOLUME 09
TAHUN I
39
S
E
N
I
O
Osktreuz.
Mereka adallah Sibylle Bergemann,
U
Ute and Werner Mahler,
JJens Rötzsch, Harald
H
Hauswald, Thomas
SSandberg and Harf
Z
Zimmermann yang merup
pakan fotografer signifikkan di GDR.
Setelah 20 tahun
b
berlalu agensi ini menjadi
m
masyhur yang dijalankan
Foto karya Maurice Weiss.
ssecara independen oleh
fotografer. Tidak ada lembaga lain di Jerman yang dijalankan secara mandiri oleh
fotografer, menikmati reputasi yang baik tersebut dan
berhasil seperti Ostkreuz di Berlin. Dengan foto jurnalistik sebagai elang yang sensitif, volume fotografi yang ambisius, dan pameran berfokus pada status quo masyarakat
global. Ostkreuz terbilang berhasil untuk menasbihkan
dirinya sebagai “mata publik”.
Kini agensi kolektif ini memiliki 18 anggota. Mereka
telah memenangkan penghargaan foto jurnalistik, dan
disamping serangkaian pameran, diterbitkan pula foto
dengan kualitas volume yang tinggi, seperti atmosfer
Foto karya Thomas Meyer.
perjalanan melalui 24 h Berlin (2009).
Prioritas agensi berorientasi kepada penulis fotografi bekerja pada bidang potret, reportase, landscape,
arsitektur, perjalanan, dan fashion. Ostkreuz adalah
fotografer paling sukses lembaga swakelola di Jerman. Di
tahun 2013, beberapa fotografernya menerima penghargaan dari Konrad-Wolf-Preis verliehen.
Adapun beberapa fotografer terkenal mereka se40
TAHUN I
VOLUME 08
perti Sibylle
Bergemann, Ute
Mahler, Werner
Mahler, Harald
Hauswald,
Annette
Hauschild,
Andrej
Krementschouk
Foto karya Fanny Octavianus.
dan Thomas
Meyer.
Gaya dan sentuhan fotografi Sibylle Bergemann,
di sisi lain merupakan salah satu yang berpengaruh diantara tujuh pendiri Ostkreuz lainnya. Di tahun-tahun
awal pendiriannya, sebagai suatu pengecualian penting.
Dengan gambar yang luar biasa sensitif dalam medium
warna hitam dan putihnya untuk majalah fashion
Jerman Timur. Dia dengan sederhana menggambarkan bagaimana seseorang bisa bergaya stylish walaupun
kondisi saat itu ada di bawah kerasnya rezim GDR.
Di tahun 2004, Ostkreuz bermitra dengan Weissensee
mendirikan The Ostkreuzschule, privat fotografi dan desain di Berlin.Fokus dari pendidikan tiga setengah tahun
ini adalah pelatihan visi fotografi pengembangan dan promosi photography signature dan penanganan yang aman
dari medium artistic
fotografi.Pengetahuan
ini disedikan baik
untuk fotografi analog
maupun digital dalam
praktik dan teori.
Kelas pertamanya
lulus di tahun 2007,
karya-karya mereka
diterbitkan di website khusus maupun
dibawah akuisisi pameran tertentu.
Foto karya Heinric Vorkel.
***
Salah satu proyek yang paling ambisius dari Ostkereuz
adalah melakukan penjelahan untuk mencari intisari
realitas perkotaan masa kini. Kota, sejatinya merupakan
tempat lahirnya kebudayaan, tempat meleburnya kebudayaan, mentalitas, agama dan gagasan – kota adalah tempat berkumpulnya hasrat akan keamanan, kebebasan, dan
kemakmuran. Di sini terjadi perjumpaan antara hal-hal
yang dapat saling menghindari atau pun takkan pernah
bertemu di kawasan rural.
Kota melepaskan belenggu asal-usul dan keluarga,
memaksakan dan mendukung pencapaian luar biasa di bidang budaya dan sosial.Kota mengumpulkan kemiskinan
y
yang
amat sangat, namun
s
sering
kali juga merupakan
s
satu-satunya
kesempatan
u
untuk
melepaskan diri dari
c
cengkeramannya.
Di kota,
s
setiap
orang merupakan
b
bagian
dari suatu keselur
ruhan
yang bermakna, tet sekaligus hanya mentapi
j salah satu komponen
jadi
k yang tidak penting.
kecil
K menawarkan keKota
d
dekatan
dan menciptakan
Foto karya Maurice Weiss.
anonimitas. Kota adalah
segala sesuatu dan sekaligus kebalikannya – pada waktu
yang sama, di tempat yang sama. Kota menyimpan masa
depan dunia.
Para fotografer merancang proyek ini bersama-sama
dan mengumpulkan foto mengenai kebangkitan dan
keruntuhan urban dari 22 kota di seluruh dunia. “Die
Stadt - Vom Werden und Vergehen” (Kota - Tentang
Kebangkitan dan Keruntuhan) menjadi sebuah proyek
jangka panjang yang hingga saat ini belum ada duanya
mengenai tema ini.
Mereka, Sibylle Bergemann, Jörg Brüggemann, Espen
Eic
Eichhöfer,
An
Annette
Ha
Hauschild,
Ha
Harald
Ha
Hauswald,
Pep Hristova,
Pepa
An
Andrej
Kre
Krementsch
schouk,
Ute
Ma
Mahler,
We
Werner
Ma
Mahler,
Daw Meckel,
Dawin
Foto karya Julian Roder.
Jul Röder,
Julian
Thomas Meyer, Frank Schinski, Jordis Antonia Schlösser,
Anne Schönharting, Linn Schröder, Heinrich Völkel dan
Maurice Weiss menggali apa sesungguhnya hakikat kota.
Foto-foto meruka bercerita tentang kota dengan segala
permasahannya dan yang terjadi di 22 kota di dunia, seperti Tokyo, dan Manila, Lagos, Las Vegas, Berlin, Minsk,
dan Gaza.
Sejak 2010, proyek ini dipamerkan di banyak Negara,
termasuk salah satunya Indonesia, pada Februari 2014
lalu di Galeri Nasional.Pameran tersebut sekaligus
menjadi perayaan hari jadi ke-20 bagi agensi fotografer
termasyhur di Jerman ini.
Foto karya Jordis Antonia Chlosser.
Pameran “Kota: Tentang Kebangkitan dan
Keruntuhan” pertama kali disajikan di Postfuhramt,
Berlin. Karya-karya yang disajikan merupakan hasil dari
mata Para fotografer Ostkreuz yang melayang kesemua
tempat di delapan penjuru mata angin. Dengan mata
yang difokuskan pada fenomena social, Ostkreuz mencari semacam penghormatan terhadap objek, keaslian,
jati diri sang fotografer, kepekaan, keterlibatan dengan
manusia, dan sikap terhadap waktu. Waktu dan uang.
Khusus untuk penyelenggaraannya di Jakarta,
turut dipamerkan sejumlah karya dari fotografer
Indonesia, Fanny Octavianus. Dalam karya yang diamn
bil dalam kurun
waktu tujuh
tahun kebelakang selama
Fanny bekerja
taa
di Kantor Berita
a,,
Antara, Jakarta,
ia mengumpul-kan perspektif-nnya sendiri tentang ibu kota.
Absurditas,
kompleksitas,
n
dan ketegangan
pengalamannyaa
Foto karya Espen Eichhofer.
terlihat secara
visual dalam
proyek ini.
Ada foto seorang anak perempuan tengah menyisir
rambut boneka Barbie di balik reruntuhan bangunan dan
jalan layang. Ada foto pasar kumuh dengan konstruksi
gedung pencakar langit dibelakangnya, ada bus Trans
Jakarta tengah melintas di Bundaran HI.
Lainnya jeperetan lensa Maurice Weiss yang
memotret Ordos. Letaknya delapan ratus kilometer sebelah barat laut Beijing, tepi gurun Gobi. Ia merupakan
VOLUME 09
TAHUN I
41
S
E
N
I
bagian dari suatu rencana besar untuk
mendirikan sentra-sentra urban di berbagai provinsi Cina yang tertinggal dan
berpenduduk jarang.
Ordos adalah kota yang masih bayi,
bahkan embrio. Ia dibangun dari nol,
dengan tujuan untuk membendung arus
pengungsi yang berduyun-duyun mendatangi kota Beijing dan Shanghai.
Maurice banyak memilih objek
kaum pekerja, di benaknya mungkin
saja takkan ada yang mengingat mereka
nanti. Tapi bagaimana pun merekalah
yang membangun seluruh kota dari nol,
seakan-akan tidak ada hambatan. Potret para pekerja
merupakan titik awal baginya untuk mendapatkan akses
ke dunia yang jauh dan asing, yang mempunyai bahasa
dan budaya yang tidak ia kenal, namun tetap ia usahakan
untuk memahaminya.
Ada pula foto karya Thomas Meyer yang menampilkan pembangunan gedung bertingkat di Kota Dubai yang
padat dengan beton-beton menjulang. Dubai, sebuah kota
di Timur Tengah dengan perubahan yang cukup cepat.
Di sana Thomas Meyer berdiri dan mengelilingi kota
itu untuk menangkap esensi Dubai dengan lensanya. Ia
tinggal dan mengelilingi kota lama di Dubai Creek. Ada
sebuah laguna yang menjorok ke tengah gurun.
Sementara itu Julian Roder memotret Lagos, di mana
terjadi interaksi kekacauan dan keteraturan di kota yang
tumbuh demikian pesatnya. Dan pengalaman itu
langsung ia saksikan sejak hari pertama ia berada disana.
Lagos adalah kota terbesar di Nigeria dan telah menjadi magnet bagi seluruh Afrika Barat, terutama karena
minyak bumi yang dihasilkan di negeri itu. Sekarang
kota tersebut telah berpenduduk sepuluh juta jiwa, dan
angka itu terus bertambah. Kota itu terus tumbuh, tetapi tidak mempunyai tempat untuk itu karena terletak
di dua semenanjung sempit yang mengapit sebuah laguna, seperti jempol dan telunjuk pada tangan.
Di karya foto jurnalistik lainnya, hasil jepretan Espen
Eichhofer, memotret gambaran masyarakat Quezon suatu
perkampungan di Filipina, yang mirip sekali dengan
Jakarta. Misalnya ada foto bajir dan perkampungan
kumuh di samping bantar kali di Manila, di sana spanduk
kampanye digunakan untuk penutup atap.
Perkampungan yang ia kunjungi terletak di tepi
anak sungai Pasik, yang melintasi Manila, dan berada
di tengah kota Wuezon, yang termasuk kawasan metropolitan Manila. Perkampungan itu hanya satu di Antara
lusinan pemukiman liar yang muncul di mana-mana.
”Penyerobot lahan”, demikian julukan bagi orang-orang
yang menduduki tanah kosong untuk didiami, entah di
42
TAHUN I
VOLUME 08
tepi sungai, di pelabuhan, atau di pinggir jalan. Hampir
semuanya pindah dari desa ke kota.
Selama empat minggu ia hampir setiap hari menyambangi kawasan itu. Luasnya tidak lebih dari tiga
ratus kali empat ratus meter, tetapi menjadi tempat
tinggal bagi beberapa ribu jiwa. Gubuk-gubuk dibangun
bertingkat, dan gang-gang serba gelap dan semrawut.
Setiap keluarga dihuni oleh beberapa keluarga, yang
seringkali masih berhubungan saudara. Jarang ada keluarga yang menempati lebih dari satu ruangan. Satusatunya Kasur yang ada disandarkan ke dinding dan
baru diturunkan pada malam hari.
Foto Heinric Vorkel menampilkan Gaza yang terlihat
mencekam sekaligus terselip kedamaian juga semangat
hidup di dalamnya. Sementara itu Jordis Antonia Chlosser
merekam sebuah kota di balik dinding jeruji besi Moabit,
Berlin. Disana lebih dari dua ribu tahanan menanti proses pengadilan masing-masing, dan lebih dari seratus sipil
mengawasi mereka.
Sejak awal Jordis menganggap tembok yamg mengelilingi rumah tahanan itu sebagai tembok (pertahanan kota).
Baginya rumah tahanan itu bagaikan kota. Di dalam terdapat banyak hal juga ada di luar, mulai dari macam-macam
usaha, tukang kebun, tukang jahit, tukang kayu. Ada berbagai layanan – dapur, pos, bank, tukang cukur. Yang tidak hanyalah hiburan, misalnya bioskop, teater, atau konser, semua
itu digantikan oleh pesawat televisi yang terdapat di hampir
setiap sel, sama seperti tempat tinggal orang-orang di luar.
Jordis memotret hal yang begitu mengejutkan, bahwa
betapa miripnya perlengkapan yang tersedia di udara bebas
dan di balik jeruji. Hanya ada beberapa hal kecil yang mengubah semuanya. Itulah yang ia cari, misalnya saja pakaian
tahanan, yang sepintas lalu terlihat bahwa manusia di
kota ini terbagi ke dalam dua kelas. Banyak hal yang diatur
sebagai daur di kota ini, namun sebagai daur yang tidak
memerlukan dunia luar. Kita hampir bisa lupa bahwa dunia
luar itu ada, tetapi kemudian kita mengalihkan pandangan
dan melihat jeruji besi.
Safety
is
Everybody’s
Business
pep.pertamina.com

Similar documents

EnergiaPEP Edisi 10

EnergiaPEP Edisi 10  0HQJLQWHJUDVLNDQGDQPHQJLPSOHPHQWDVLNDQDVSHN4+66(GDODPVHWLDSNHJLDWDQRSHUDVLVHVXDLGHQJDQ  EHVWHQJLQHHULQJSUDFWLFHV /DWLK  0HQLQJNDWNDQSHPDKDPDQGDQNRPSHWHQVLSHNHUMDPHODOXLVRV...

More information

Sinergisia Edisi 3 Tahun II

Sinergisia Edisi 3 Tahun II Kuwu Desa Muntur, Kecamatan Losarang

More information