PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP

Transcription

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN
KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
TITIK HARYANTI
NIM 12107030
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi, dan perbaiki, maka skripsi saudari:
Nama
NIM
Jurusan/ Program studi
Judul
: Titik Haryanti
: 121 07 030
: Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
: PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN
FIQIH PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A
PILANGWETAN, KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK
TAHUN AJARAN 2009/2010.
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 04 Maret 2010
Pembimbing
Siti Rukhayati, M. Ag
NIP. 19770403 200312 2 003
PENGESAHAN
Skripsi Saudari TITIK HARYANTI dengan Nomor Induk
Mahasiswa 12107030 yang
berjudul PENGARUH KOMPETEN SI PROFESIONAL GURU
TERHADAP MINAT
BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A
PILANGWETAN KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK TAHUN AJARAN 2009/2010.
Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri STAIN Salatiga pada Sabtu tanggal 13 Maret 2010 telah diterima
sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Salatiga, 13 Maret 2010
27 Robi’ul Awal 1431
Ketua Sidang
Panitia Ujian
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag
NIP 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh Saerozi, M. Ag.
NIP.19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Jaka Siswanta, M. Pd
NIP. 19710219 20000 1 002
M. Gufron, M. Ag
NIP. 19720814 200312 1 001
Pembimbing
Siti Rukhayati, M. Ag.
NIP. 19770403 200312 2 003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Titik Haryanti
NIM
: 121 07 030
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan benar-benar hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dari skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 04 Maret 2010
Yang menyatakan
Titik Haryanti
NIM 121 070 30
MOTTO
              
 
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(Q.S. Al Ashr 1-3)
Gunakan kesempatan…. Yang masih diberi semoga kita takkan menyesal
Masa usia kita…jangan disia-siakan karena ia tak akan kembali lagi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan:

Untuk Ibuku Lastipah dan Bapaku Rasipan yang pertamakali mengajarkan
aku ilmu, atas kasing sayang pengorbonaan dan doa tulus yang selalu
tercurahkan.

Untuk Bapak Drs. H. Banany dan bapak Mahzumi selaku PA yang selalu
memotivasi dalam kuliah ini.

Orang yang spesial Mas Ridwan yang setia menungguku dan memberikan
motivasi kepada penulis.

Adikku Siti Fatonah, Ali Ridho, Dek Nir, dan Lek Sri yang selalu
memotivasi dalam penulis ini.

Teman-temanku di P.M Safira (April, Mbak Ana, Mbk Ana Latif ,Mbak
Narsih, Yana, Iin, Faizah, Frince, Dek Lala, Dek Faiq , khofif, Ana Zaid,
dan Nur,) yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan
penulisan skripsi

Sahabat-sahabatku Kunatul, Mak Ning, dan Farida yang selalu menemani
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

Teman-teman PAI Transfer angkatan 2007 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarga serta para sahabat dan
pengikutnya.
Dalam
penyusunan
skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA
SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN, KEC. KEBONANGUNG, KAB.
DEMAK TAHUN AJARAN 2009/2010” penulis susun dengan berusaha semaksimal mungkin
demi terwujudnya susunan yang sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan
potensi yang dimiliki penulis sangatlah terbatas, sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karenanya, dalam kesempatan ini penulis haturkan terimakasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
2. Drs. Sa’adi, M. Ag, selaku ketua jurusan Tarbiyah.
3. Fathurrohman, M. Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam.
4. Siti Rukhayati, M. Ag, selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak
awal hingga skripsi ini dapat terselasaikan.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga.
6. Seluruh Civitas Akademik STAIN Salatiga.
7. Bapak kepala MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. kebonangung, Kab. Demak yang telah
memberikan ijin penelitian serta informasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Ibuku Lastipah dan Bapakku Rasipan yang selalu aku sayangi dan aku banggakan,
terimakasih atas motivasinya dan do’anya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Adikku Siti Fatonah, Ali Ridho, Lek sri dan dek Nir yang selalu memotivasi penulis.
10. Keluarga besar Simbah H. Marmen yang selalu memotivasi penulis.
11. Drs. Syakur, M. Pd. dan Bu Jum selaku yang mengelola TPQ Rahmatallil’alamin terimakasih
atas motivasinya dalam berbagai hal.
12. Ustadz/ ah dan adik-adikku di TPQ Rahmatallil’alamin Salatiga yang aku banggakan.
13. Mbak Imami dan Mbak Dita terimakasih atas semuanya dan motivasi dalam penulisan
skripsi.
14. Teman-temanku di P.M Safira (April, Mbak Ana, Mbk Ana Latif Yana, iin, Faizah, Frince,
Mbak Narsih, khofif, Ana Zaid, Nur, dek lala, dan dek faiq) yang selalu memotivasi penulis
untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi.
15. KKN Kedungsari Pak Yanto, Bu Rofi’, Dek Robin, Dek Yono, Dek Icha, dan Dek Ulfa,
Terimakasih atas kekompakan kalian.
16. Keluarga besar kedungsari, Bandongan yang aku sayangi.
17. Teman-temanku STAIN Salatiga angkatan 2005 dan semua teman-teman STAIN Salatiga.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan,
semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini membawa manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.
Salatiga, 04 Maret 2010
Penulis
Titik Haryanti
ABSTRAK
Haryanti, Titik. 2009/2010 Pengaruh kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar
Mata Pelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec.
Kebonagung, Kab Demak. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Siti
Rukhayati, M. Ag.
Kata Kunci: Makna Kompetensi Profesional Guru dan Minat Belajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi Profesional Guru terhadap
Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini
adalah (1) Bagaimanakah kompetensi profesional guru? (2) Bagaimanakah minat belajar mata
pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus
Product Moment.
(1)
kompetensi profesional guru dimana guru mempunyai kemampuan suatu
pekerjaan dimana dia harus memiliki keahlian dibidang pendidikan dalam mengajarnya. Latar
belakang pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar dan sekaligus
mempengaruhi minat belajar siswa. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang akan disampaikannya. (2) Minat belajar
seseorang yang menampakan dirinya dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, perasaan
suka untuk melakuakan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi
mencari pengetahaun dan pengalaman.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar kompetensi
profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan. Populasi yang diambil adalah siswa Kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec.
kebonagung, Kab. Demak, yang jumlah responden 50 siswa.
Setelah data terkumpul dianalisa dengan menggunakan rumus product moment, dapat
diambil kesimpulan bahwa kompetensi Profesional Guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec.
Kebonagung, Kab. Demak, yang berada pada kategori tinggi ada 74%, berada pada kategori
sedang ada 22% dan kategori rendah ada 4%. Minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas
VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak yang berada pada kategori tinggi
ada 52%, berada pada kategori sedang ada 38%, dan kategori rendah ada 10%. Berdasarkan
analisa selanjutnya dengan menggunakan rumus poduct moment di peroleh 0,517
dikonsultasikan dengan product moment atau n=1 pada taraf signifikan 5%= 0,279 dan pada
taraf signifikan 1%= 0,361, ternyata nilai r berada di atas r tabel product moment sehingga
hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian untuk hipotesis yang berbunyi” ada
pengaruh yang positif antara Kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Mata
Pelajaran Fiqih pada Siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab.
Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................
ii
PENGESAHAN .........................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................
iv
MOTTO .....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR................................................................................
vii
DAFTAR ISI .............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHILUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................
5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………..
5
E. Penegasan Istilah .................................................................
6
F. Hipotesis .............................................................................
8
G. Metode Penelitian ...............................................................
8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Profesionalisme Guru ......................................
17
1. Pengertian kompetensi Profesional Guru .......................
17
2. Kompetensi …………………………………………….. 21
3. Standar kompetensi guru………………………………
23
4. Hakekat Profesi .............................................................
27
5. Syarat formal profesi .....................................................
27
6. Prinsip profesi guru dan dosen .......................................
29
7. Kriteria profesi ..............................................................
30
8. Syarat-syarat menjadi guru ............................................
32
9. Fungsi dan peran guru ...................................................
33
B. Minat Belajar ......................................................................
37
1. Pengertian Minat Belajar ...............................................
37
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar............
39
3. Langkah-langkah untuk menimbulkan minat belajar ......
41
4. Peran dan fungsi minat belajar .......................................
42
5. Jenis-jenis belajar ..........................................................
43
6. Prinsip-prinsip belajar ...................................................
46
C. Pentingnya Minat Belajar ....................................................
47
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung,
Kab. Demak ........................................................................
48
1. Sejarah Berdirinya MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab.
Demak...........................................................................
48
2. Letak Geografis MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab.
Demak...........................................................................
50
3. Struktur Organisasi MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung,
Kab. Demak ..................................................................
51
4. Profil MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak
......................................................................................
52
5. Sarana dan Prasarana MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebunagung,
Kab. Demak ..................................................................
6. Keadaan Guru dan Siswa MTs
Yasu’a,
53
Pilangwetan ,Kec.
Kebonagung, Kab. Demak .............................................
54
B. Laporan Hasil Penelitian .....................................................
55
1. Pengumpulan Data tentang pengaruh Kompetensi Profesional Guru
terhadap minat belajar mata pelajran fiqih pada siswa kelas VIII MTs
Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak ...
55
2. Data tentang Kompetensi Profesional Guru MTs Yasu’a, Pilangwetan,
Kec. Kebonagung, Kab. Demak ....................................
57
3. Data tentang Minat Belajar di MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec.
Kebonagung, Kab. Demak .............................................
62
BAB IV
BAB V
ANALISI DATA
A. Analisis Pendahuluan ...........................................................
69
B. Analisis Lanjutan..................................................................
81
PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................
87
B. Saran...................................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.1
Populasi dan Sampel ..............................................................
10
Tabel 3.I
Sarana dan Prasarana MTs Yasu’a Pilangwetan .....................
53
Tabel 3.2
Keadaan Guru dan Karyawan.................................................
54
Tabel 3.3
Keadaan Siswa .......................................................................
55
Tabel 3.4
Daftar Responden ..................................................................
55
Tabel 3.5
Daftar jawaban Angket kompetensi Profesional Guru ............
58
Tabel 3.6
Daftar Skor Berdasarkan Jawaban angket kompetensi Profesional guru
..............................................................................................
60
Tabel 3.7
Daftar jawaban angket minat belajar Siswa ...........................
63
Tabel 3.8
Daftar Skor Berdasarkan Jawaban Angket Minat Belajar Siswa
Tabel 4.1
Rekapitulasi interval kompetensi profesional guru .................
71
Tabel 4.2
Persentase kategori kompetensi profesional guru ...................
73
Tabel 4.3
Persentase Frekuensi kompetensi profesional guru .................
73
Tabel 4.4
Rekapitulasi interval Minat belajar .........................................
76
Tabel 4.5
Persentase kategori minat belajar ...........................................
78
Tabel 4.6
Persentase Frekuensi minat belajar .........................................
79
Tabel4.7
Distribusi Frekuensi Perhitungan Korelasi Product moment ...
82
65
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Angket
Lampiran II
: Surat Izin Penelitian
Lampiran III : Surat Keterangan sudah melakukan penelitan.
Lampiran IV : SKK
Lampiran V
: Lembar Konsultasi
Lampiran VI : Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah kegiatan belajar bersama antara guru dan peserta didik.
Pendidikan tidak lagi sekedar orang yang mengajar namun juga orang yang belajar guru dan peserta
didik keduanya bersama-sama bertanggungjawab atas proses perkembangan belajar (Listria,
2007:22-23). Guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggungjawab
membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan gurulah tunas-tunas bangsa ini termasuk sikap dan
moralitasnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk negeri ini di masa datang, (Isjoni,
2008:3).
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas mendorong, membimbing dan
memberi fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru tidak hanya diperlukan oleh
para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkunganya dalam
menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun
itu diperlukan. Kedudukan seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang tidak kecil artinya
bagi para guru. Sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestasi dan prestasi yang senantiasa
terpuji dan teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, tidak saja di batas-batas pagar sekolah,
tetapi juga di tengah-tengah masyarakat.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa
yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu
diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya (Isjoni, 2008:11) Kualitas
pengajaran sangat tergantung dari cara menyajikan materi yang harus dipelajari. Selain itu,
bagaimana cara guru mengaktifkan peserta didik supaya berpartisipasi dan merasa terlibat dalam
belajar, dan bagaimana cara guru memberikan informasi kepada siswa tentang keberhasilan mereka,
semua hal tersebut menuntut ketrampilan ditakuti guru.
Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar dan
sekaligus mempengaruhi minat belajar. Apabila seorang guru latar belakang pendidikan di sekolah
keguruan, maka guru tersebut akan mengusai pembelajaran yang efekif.
Dalam hubunganya dengan guru-guru di MTs Yasu’a, guru sebagai pengajar. Masingmasing mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang dari pendidikan
keguruan ada yang berasal dari pendidikan non keguruan, karena yang diampu adalah pendidikan
formal, maka sudah sewajarnya bila guru dituntut kemampuannya yang mampu membawa siswa ke
arah yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesui dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar sebaik-baiknya karena tidak ada
daya tarik baginya. Ia egan-egan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pengajaran itu.
Bahan pengajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan. Bila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap
penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada
dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang akan disampaikannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian
kelas, pengunaan metode mengajar, setrategi belajar mengajar, maupun sikap dan karateristik guru
dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar
mengajar bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang
efektif sehinga memungkinkan belajar mengajar mengembangkan bahan ajar dengan baik dan
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan
pendidikan yang harus mereka capai.
Para guru kerap menghadapi berbagai kendala yang yang menghambat proses pembelajaran.
Kendala-kendala yang muncul ini, ada guru yang dapat mengatasinya dengan baik, tetapi banyak
pula yang tidak mampu mengatasi dengan baik. Hal ini disebabkan banyaknya faktor, baik faktor
internal maupun eksternal.
Penyebab ketidak efektifan proses pembelajaran ini adalah karena guru yang tidak efektif.
Guru dapat dikatakan efektif apabila memiliki sikap penuh perhatian dan pantang menyerah,
penjelasannya mudah dipahami, serta mampu mengelola kelas dengan baik.
Guru efektif adalah guru yang mampu menggunakan (Empowering) segala potensi yang ada
dalam dirinya dan luar dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sifat utama seorang guru adalah kemampuanya dalam mewujudkan penampilan kualitas
kepribadian dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja yang sebaik-baiknya. Dengan kata lain
seorang guru hendaknya memiliki kompentensi kinerja yang mantap berupa seperangkat penguasaan
kemampuan yang harus ada dalam dirinya agar dapat mewujudkan kinerja yang efektif.
Untuk mengetahui sajauh mana kompetensi profesional guru dalam mempengaruhi minat
belajar siswa maka judul yang penulis angkat adalah” PENGARUH KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA
SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK
TAHUN AJARAN 2009/2010”
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kompetensi profesional guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung Kab.
Demak Tahun Ajaran 2009/2010?
2. Bagaimanakah minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan
Kec. Kebonagung Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010?
3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada
siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec.Kebonagung Kab. Demak Tahun Ajaran
2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin penulis capai adalah:
1.
Untuk mengetahui kompetensi profesional guru MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung,
Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
2.
Untuk mengetahui minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
3.
Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata
pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak
Tahun Ajaran 2009/2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan
menambah khasanah keilmuan khususnya bagi guru fiqih.
2. Manfaat Praktis
a.
Manfaat bagi guru
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas mengajar serta mengembangkan potensi
guru, dalam mencapai keberhasilan belajar serta menunjang mutu pendidikan.
b.
Manfaat bagi siswa.
Anak akan lebih berminat dalam belajar dengan adanya guru yang kompetensi dan
profesional.
E.
Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam
penggunaan kata dan judul penelitian ini. Maka perlu adanya penegasan istilah.
1. Kompetensi Profesional Guru
a. Kompetensi adalah kemampuan dasar, (Suparlan, 2005:92). Yang dimaksud dengan
kompetensi disini adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pendidikan.
b. Dalam kamus besar Profesional berasal dari kata Profesi adalah bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran), (Depdiknas,
2007:377). Yang dimaksud profesional adalah orang yang melaksanakan sebuah
profesi sebagai mata pencaharian. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus mempersiapkan untuk itu, bukan pekerjaan yang dilakukan
oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.
c. Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar
(Depdiknas, 2007:377). Pengertian Guru yang penulis maksud adalah seseorang yang
mempunyai tugas mengajar dan mendidik sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh
(ilmu keguruan).
Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru
adalah. tingkat kemampuan guru dengan pendidikan khusus untuk menentukan atau
menjalankan profesinya (mengajar) yang dilandasi dengan pendidikan keahlian.
2. Minat Belajar
a. Minat adalah Menurut Hurlock, (1989:114) minat adalah merupankan sumber motivasi
yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Jadi minat yang dimaksud penulis adalah suatu keinginan perhatian, rasa suka,
ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar fiqih.
b. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interakasi. (Slameto, 1988:2). Jadi belajar menurut penulis adalah suatu
perubahan yang ada pada diri seseorang untuk berubah menjadi lebih baik.
Jadi minat belajar yang penulis maksud adalah dorongan/ keinginan yang ada
pada diri individu untuk melakukan perubahan dalam diri seseorang untuk menuju arah
perubahan yang lebih dari sebelumnya.
F.
Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya
masih perlu diuji terus secara empiris (Suryabrata, 1995:69)
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara
kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs
Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak. Semakin baik kompetensi profesional guru
yang dimilikinya, maka semakin baik pula minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII
MTs Yasu’a Pilangwetan.
G. Metodoloogi Penelitian
1. Lokasi, Waktu
a. Lokasi penelitian
Tempat penelitan ini dilakukan di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab.
Demak.
b. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 28 bulan November-Januari.
2. Populasi dan Sampel
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan hendak dicapai untuk memperoleh suatu
gambar yang jelas dari proses penelitian ini maka penulis kemukaan dahulu subjek yang hendak
digunakan.
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1991:102). Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 100 di
MTs Yasu’a Pilangwetan. Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
b. Sampel
Sampel adalah sebagai atau wakil yang diteliti. Menurut Arikunto (1991:104-107)
mengatakan bahwa: untuk mengambil sampel apa bila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semuanya dan apabila subjeknya lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20% -25%.
Penulis menetapkan besar sampel 50% dari besarnya populasi karena subyeknya
berjumlah 100 siswa maka sampelnya adalah 50 siswa. Penulis mengambil 50 siswa dari kelas
VIII A 16 siswa, kelas VIII B 17 siswa, dan kelas VIII C 17 siswa.
Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah Random Sampling yaitu
pengambilan secara random atau tidak pandang bulu dengan cara:
a.
Mengambil populasi dari kelas VIIIA 33 siswa dan sampelnya yang diambil 16 siswa.
b. Mengambil populasi dari kelas VIII B 34 siswa dan sempelnya yang diambil 17 siswa.
c. Mengambil populasi dari kelas VIII C 34 siswa dan sempelnya yang diambil 17 siswa.
Tabel 1.1 Jumlah populasi dan sampel penelitian
No
Kelas/ kelompok
Populasi
Sampel
1
VIII A
33
16
2
VIII B
34
17
3
VIII C
34
17
100
50
Jumlah
3. Variabel penelitian
Penelitian ini mengkaji dua varibel yaitu kompetensi profesional guru sebagai variabel pertama
(X) dan minat belajar sebagai variabel kedua (Y).
Adapun indikator dari kompetensi profesional guru adalah:
a.
Kemampuan menguasai bahan ajar fiqih.
b.
Kemampuan mengelola kelas.
c.
Kemampuan membimbing.
d.
Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar.
e.
Kemampuan menggunaka media/ sumber belajar.
Adapun indikator dari minat belajar adalah:
a. Siswa rajin mengerjakan PR mata pelajaran fiqih.
b. Siswa mempunyai catatan lengkap mengenai mata pelajaran fiqih.
c. Siswa mempunyai buku pegangan mata pelajran fiqih.
d. Perhatian penuh dari siswa selama mengikuti pelajaran fiqih.
e. Siswa mengerjakan tugas mata pelajaran fiqih.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket
Angket adalah suatu daftar pertanyaan untuk memproleh data berupa jawaban dari
para responden (orang yang menjawab) (Koentjaraningrat, 1994:173)
Sedangkan menurut Margono, (1997:167) “Angket yaitu suatu alat untuk
mengumpulkan data informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis
untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang diteliti.
Metode angket di sini digunakan sebagai metode pokok untuk mendapat informasi
berkaitan dengan kompetensi profesional guru dengan minat belajar mata pelajaran fiqih
pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kec. Demak Tahun
Ajaran 2009/2010.
Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan-pertanyaan pokok
yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Pada angket berstruktur,
pertanyaan sudah disusun secara berstruktur di samping ada pertanyaan pokok atau
pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau sub pertanyaan. Dalam angket tertutup,
pertanyaan-pertanyaan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh
responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah
tersedia sebagai jawaban alternatif.
Karena angket dijawab atau diisi sendiri oleh responden dan peneliti tidak langsung
bertemu dengan responden, maka dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal.
Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pertanyaan ada pengantar dan petunjuk
pengisian. Dalam pengantar dijelaskan maksud pengedaran angket, jaminan kerahasian
jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Petunjuk pengisian menjelaskan
bagaimana cara menjawab pertanyaan atau merespon pertanyaan yang tersedia.
Kedua butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang
lazim digunakan (populer), kalimat tidak terlalu panjang.
Ketiga, untuk setiap pertanyaan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk
menulis jawaban atau respon dari responden secukupnya. (Syaodah Sukmadinata, 2008:219220).
b.
Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematik fenomenafenomena yang diselidiki (Hadi, 1982:2). Metode observasi ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang kegiatan-kegiatan terutama pengamatan terhadap jalannya
pengajaran fiqih.
c.
Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majah, noetulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,
1991:188). Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam sebagai pengumpulan data baik
mengenai siswa, guru yang berkaitan dengan penelitian ini.
5. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya analisis data. Dalam menganalisis penulis
melakukan dua langkah analisis yaitu:
a.
Analisis Pendahuluan
Analisis pertama ini penulis lakukan untuk mengetahui kompetensi profesional guru.
Teknis penulisannya mengunakan rumus:
𝑃=
𝐹
𝑥 100 %
𝑁
Keterangan
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
b.
Analisis lanjutan
Dalam analisa ini penulis bermaksud untuk mengetahui hubungan kompetensi
profesional guru dengan minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs
Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak. Teknis analisis penulis gunakan adalah
teknis “Korelasi Product Moment” dengan rumus. (Margono, 1997:206-207).
rXY 
( X )(  Y )
N
2

(  X ) 
( Y 2 ) 
2
2

X


Y




N 
N 

 XY 
Keterangan :
rXY
:
koefesien Korelasi Variabel X dan Y
XY
:
Product dari Variabel X dan Y
X
:
Kompetensi Profesional Guru
Y
:
Minat Belajar
N
:
Jumlah Sampel
H. Sistematika penulisan.
1. Dalam skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut: Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing Lembar Pengesahan, Pernyataan Keaslian
Tulisan , Motto,
Persembahan Kata pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar
Lampiran.
2. Bagian Isi
Untuk mempermudah dalam mengkaji penulisan ini maka, penulis menyusun sistematika
penulisan ini yaitu:
BAB I
: Berisi Pendahuluan yang memuat Latar belakang masalah, Rumusan masalah,
Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Penegasan Istilah, Hipotesis, Metode
penelitian dan Sitematika penulisan.
BAB II
: Berisi kajian Pustaka yang memuat Pengertian Kompetensi profesional guru.
Kompetensi. Standar kompetensi guru. Hakekat profesi. Syarat-syarat profesi.
Prinsip profesi Guru dan Dosen. Kreteria profesional. Persyaratan menjadi guru,
Fungsi dan peran guru. Minat Belajar. (Pengertian Minat Belajar, Faktor-faktor
yang mempengaruhi minat belajar, Langkah-langkah untuk menumbuhkan minat
belajar, Peran dan Fungsi Minat Belajar, Jenis-jenis belajar, Prinsip belajar).
BAB III
: Berisi Hasil Penelitian Bab ini memuat tentang gambaran umum MTs Yasu’a
Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010: Sejarah
dan Letak geografis, Struktur organisasi, Profil MTs, Sarana dan Prasarana,
Keadaan guru, Karyawan dan siswa. Di samping itu memuat penyajian data
tentang profesional guru dan Minat belajar.
BAB IV
: Berisi analisis data yang memuat menganalisis data pertama, analisis pendahuluan
dan analisa lanjutan.
BAB IV
: Berisi Penutup yang memuat Kesimpulan. Saran, dan Lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Pengaruh dari perkembangan di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut,
telah mambawa pula pengaruh yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Perubahan
tersebut bukan saja terjadi pada kurikulum, metodologi pengajaran tetapi juga terjadi
dalam bidang administrasi, organisasi, dan personil. Perubahan tersebut merupakan suatu
inovasi sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Untuk itu
diperlukan tenaga pengajar guru yang profesional dan mempunyai kemampuan
(capability) yang tinggi dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Profesional berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat moderen yang
menuntut bermacam ragam sepesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang
makin lama semakin komplek. Masalah profesi pendidikan sampai sekarang masih
banyak diperbincangkan baik di kalangan pendidikan. Namun meskipun begitu suatu hal
yang sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru
yang khususnya berfungsi mempersiapkan tenaga-tenaga guru yang terdidik dan terlatih
dengan baik. Implikasi dari gagasan tersebut ialah perlunya dikembangkan program
pendidikan guru yang berkualitas profesional dapat di lakasnakan secara efesien dalam
kondisi sosial cultural masyarakat (Hamalik, 2002:1).
untuk mengetehui lebih lanjut tentang kompetensi profesional guru akan
dipaparkan beberapa pernyataan para ahli sebagai berikut:
Menurut
Muhibbin
Syah
(1995:230)
kompetensi
(competency)
adalah
kemampuan atau kecakapan. Kompetensi berasal dari bahasa inggris ialah kata
proficiency dan ability yaitu kemampuan. jadi kompetensi adalah merupan prilaku yang
rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan.
Kompetensi seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku yang harus
dimiliki. Menurut W. Robert Houstan seseorang yang dinyatakan berkompeten dibidang
tertentu adalah seorang yang menguasai kecakapan kerja yang bersangkutan dan dengan
demikian ia mempunyai tuntutan wewenang dalam pelayanan sosial masyarakat.
(Samana, 1994:45) Kecakapan kerja tersebut dienjawantahkan dalam perbuatan yang
bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau
disahkan oleh sekelompok profesinya atau warga masyarakat yang dilayaninya secara
selektif efesien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk kuantitas kerja tetepi
menunjuk kualitas kerja.
Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode
etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem
pengawasan tertentu kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku
efektif yang terkait dalam eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta
memberikan perhatian dan tujuan tertentu secara efekti dan efisien (Mulyasa, 2008:26).
Kompetensi bukanlah akhir dari suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang
dan belajar sepanjang hayat.
Dari pengertian kompetensi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kompetensi guru
merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya
secara bertangungjawab dalam melaksanakan profesinya sebagai guru (pendidik maupun
pengajar).
Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata
benda yang berarti keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya (Uzer Usman,
1999:14). Menurut Sardiman, (1992:131). Profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan dalam
prangkat dasar untuk implementasi dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Menurut Hamalik, (2002:3) profesi adalah suatu jabatan pekerjaan suatu profesi
erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut
keahliaan, pengetahaun dan ketrampilan tertentu pula.
Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang khusus mempersiapkan untuk itu bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.
Suparlan (2008:15). Membagi pengertian Guru menjadi dua pandang. Pertama,
dalam pandangan umum, guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai
pengajar, pendidik, dan pelatih, baik yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan
keluarga, formal maupun informal. Dalam konteks ini guru adalah siapa saja yang
melaksanakan misi untuk menjelaskan anak-anak bangsa sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Ke dua dalam Pandangan khusus, Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala
BAKN Nomor 57686/MPK/1989 menyatakan lebih spesifik bahwa, guru ialah Pegawi
Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas wewenang dan tanggungjawab oleh penjabat yang
berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah ( termasuk hak yang melekat
dalam jabatan).
Maka dengan demikian Kompetensi profesional guru adalah kemampuan
ketrampilan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya
secara maksimal karena memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya yang ditandai oleh
kompetensi yang menjadi syarat, maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang dimiliki
oleh tenaga kependidikan, tidak dimiliki warga masyarakat pada umumnya melainkan
hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah mengalami pendidikan secara
berencana dan sistematik.
2. Kompetensi
Seseorang yang dinyatakan berkompeten di bidang tertentu adalah seorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerjanya secara
efektif dan efesien.
Tuntunan agar guru bekerja secara profesional tidak mungkin di abaikan guna
mempersiapkan SDM yang siap menghadapi perkembangan zaman. Tuntunan tersebut,
kompetensi tertentu yang dimaksud adalah sebagaimana dijabarkan dalam UndangUndang No 14 Tahun 2005 Bab IV pasal 10 bahwa kompetnsi meliputi: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi (Sidiknas, 2006:8).
Macam-macam kompetensi menurut Mulyasa, (2008:75-173) ada empat yaitu:
a. Kompetensi pedagogik guru harus mampu mengelola pembelajaran, mengevaluasi,
pengembangan, mengaktualisasikan serta mengakomodasikan antara teori dan praktek.
b. Kompetensi kepribadian guru harus mempunyai akhlak mulia. Berkepribadian mantap,
setabil, kepribadian dewasa, kepribadian arif, berwibawa dan bisa menjadi tauladan.
c. Kompetensi sosial hubungan guru harus pandai bermasyarakat, berkomunikasi pada
anak didik yang baik, menjalin harmonis pada sesama pendidik dan kependidikan baik
komite atau yang lainya.
d. Kompetensi profesional guru harus mempunyai kemampuan pengusaan materi pokok
kemampuan berbahasa dalam menyampaikan, membimbing peserta didik sampai pada
standar kompetensi.
Adapun kesepuluh kompetensi dasar guru yang dituntut dalam dokumen resmi
tersebut masih menjadi harapan atau cita-cita yang mengarah mutu guru. Saat ini diduga
masih banyak guru yang belum menguasai kesepuluh kemampuan dasar keguruan yang
menjadi tolak ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional, atau sebagian guru telah
menguasai kesepuluh kemampuan dasar keguruan tersebut tetepi bobot mutunya belum
memadai (berstandar), sebagai guru harus menguasai beberapa dari kesepuluh
kemampuan dasar keguruan tersebut dengan baik. Kompetensi keguruan dapat diuraikan
sebagai berikut: Guru dituntut menguasai bahan ajar. Guru mampu mengelola program
belajar-mengajar. Guru mampu mengelola kelas. Guru mampu menggunakan media dan
sumber pengajaran. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru mampu
mengelola interaksi belajar mengajar. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan
bimbingan dan penyuluhan. Guru mengenal dan mampu ikut menyelengarakan
administrasi sekolah. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu
menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran. (Samana,
1994:53-68). Kesepuluh dasar haruslah dimiliki seorang yang bertugas sebagai pendidik.
3. Standar Kompetensi Guru
Standar Kompetensi Guru dipilah dalam tiga kompenen yang saling berkaitan,
yakni (1) pengelolaan pembelajaran (2) pengembangan profesi, dan (3) penguasaan
akademik. Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7
(tujuh) kompetensi dasar yaitu:
a. Penyusunan rencana pembelajaran.
b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar.
c. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penelitian prestasi belajar peserta didik.
d. Pengembangan profesi.
e. Pemamahaman wawasan kependidikan.
f. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan).
(Suparlan, 2005:93-94)
Kompetensi Guru menurut Hamalik, (2002:38-42).
Guru yang profesional akan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah
khususnya dan tujuan pendidikan umumnya, harus memiliki kompetensi-kompetensi
yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpa
mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan tuntutan kompetensi profesional yang
disebabkan oleh adanya perbedaan linguistic sosial cultural dari setiap institusi sekolah
sebagi indikator, maka guru yang guru yang kompeten secara profesional, apabila:
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya.
b.
Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranan secara berhasil.
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses belajar mengajar di
kelas.
Namun yang lebih ditekankan bagi guru agama adalah penanaman nilai-nilai
ajaran Islam pada peserta didik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
karena ajaran Islam itu tidak hanya sekedar teori akan tetapi praktek dalam kehidupan,
oleh karena itu aspek afektif lebih diperhatikan, meskipun juga tidak mengabaikan aspek
kognitif dan psikomotorik.
Di dalam Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional dalam arti
melakukan secara benar, sesuai dengan kaidah yang berlaku (ditetapkan) itu mungkin
hanya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya, sesuai sabda rosulullah SAW sebagai
berikut:
َ‫عة‬
َ ‫إِذَا ُاسْنِدَ األَمْرُ اِلىَ غَيْرِ اَ ْهِلهِ فَانْتَظِرِ الَسََا‬
Artinya:
Apabila suatu pekerjaan itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka
tunggulah kehancuran (Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim,
1994:241)
Untuk menjadikan pekerjaan guru profesional maka didekatkan dengan analisis
kompetensi yang meliputi kompetensi kepribaian kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional, (Samana, 1994:54).
Diagram 2.1 Integrasi kompetensi kepribadian-sosial dengan kompetensi profesional
guru.
KOMPETENSI
PROFESIONAL
Tindak keguruan
membimbing,
mengajar, dan melatih
KOMPETENSI
PROFESIONALSOSIAL
Keterangan:
Kepribadian setiap guru bersifat unik (khas untuk dirinya).
Pengejawatahan kompentensi personal-sosial dan kompetensi profesional secara terpadu
tampak dalam tindak keguruannya.
Seluruh aspek kompetensi keguruan dan tindak keguruan dapat dan perlu- dikembangkan
secara berkesinambungan.
Sehubung dengan kegiatan belajar mengajar, jika dirangkum, maka kemampuan
guru dapat dikelompokkan sebagai berikut: guru harus profesional dalam persiapan atau
merencanakan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, dan setelah pengajaran selesai
(evaluasi baik proses maupun hasil).
Kompetensi personal artinya bahwa guru harus memiliki kepribadian yang
mantap sehingga patut diteladani. Terkait dengan kompetensi ini Daradjat, (1980:16)
menekankan betapa pentingnya kepribadian guru, terutama dalam pemebentukan mental
peserta didik. Guru harus dapat memberi contoh yang baik bagi anak didik agar dapat
ditiru dan diambil pelajaran. Sosok pribadi yang baik sebagaimana dicontohkan oleh
rosul seperti telah disebutkan dalam firman Allah Q.S Al-Ahzab: 21 (Depag, 2002:421).
                

Artinya:
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Kompetensi sosial maksudnya bahwa guru harus dapat berkomunikasi sosial baik
dengan murid, sesama teman sejawat, kepala sekolah pegawai maupun masyarakat dan
komite sekolah.
Berdasarkan pemahaman di atas maka untuk menjadikan guru yang profesional
harus memperhatikan tiga hal yakni kemampuan profesional, dan personal/ kepribadian,
sosial.
4. Hakekat Profesional
Hakekat profesional adalah suatu pernyataan janji yang dinyatakan oleh tenaga
profesional tidak sama dengan suatu pernyataan yang dikemukakan oleh non profesional.
Pernyataan profesional mengandung makna terbuka yang sungguh-sungguh, yang ke luar
dari lubuk hatinya. Pernyataan demikian mengandung norma-norma atau nilai-nilai etik.
Orang yang membuat pernyataan itu yakin dan sadar bahwa pernyataan yang dibuat
baik.”Baik” dalam arti bermanfaat bagi orang banyak dan dirinya sendiri. Hamalik,
(2002:2).
5. Syarat Formal Profesi
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan guru merupakan
sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara kontinyu agar dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional.
Dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan dalam mengembangkan profesi
guru dengan adanya pembaharuan atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) selanjutnya juga mengupayakan melalui program-program seperti Lembaga
Peminjam Mutu Pendidikan (LPMP) Lembaga Pasca Sarjana, Sertifikasi, mewujudkan
Wacana Almamater Trikarya.
Dalam Undang-Undang sebagai landasan yuridis tertinggi akan diterapkannya
system sertifikasi profesi guru sebagai bagian dari standarisasi profesi inilah guru akan
mendapatkan tunjungan profesi sebesar gaji pokoknya. Implementasi jabatan guru bisa
dikatakan sebagai guru profesional, jika telah bisa mendapatkan sertifikasi untuk bisa
mendapatkan sertifikasi seorang guru harus mempunyai standar kompetensi minim.
Untuk menduduki profesi guru menurut undang-undang ini diperlukan
persyaratan antara lain kualifikasi akademik SI atau D IV, memiliki sertifikat pendidik,
memiliki empat kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional serta mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional). Tidak sedikit guru-guru di Indonesia yang
belum memiliki sertifikat pendidik sebagai bukti formal bahwa yang bersangkutan
memenuhi syarat sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu penyusun silabus kurikulum
untuk penyelengaraan program sertifikasi harus mempertimbangkannya sebagai berikut:
a. Lulusan program sarjana pendidikan SI.
b. Pengalaman mengajar yang mampu memberikan konstribusi terhadap kompetensi
guru.
c. Mata kuliah yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang ditempuh pada waktu
perkuliahan untuk memperoleh akta IV/ akta mengajar (Mulyasa, 2008:40)
Menurut Tim Pengelola MKDK, (1997:3-4) syarat-syarat suatu profesi secara
meluas sebagai berikut:
a. Profesi adalah pekerjaan yang menjadi panggilan seseorang dan dilakukan sepenuh
waktu serta berlangsung untuk jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup.
b. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan atas dasar telah memiliki pengetahuan serta
kecakapan keahlian yang khusus yang dipelajarinya.
c.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur dan
anggapan–anggapan dasar yang sudah baku secara universal sehingga dapat dijadikan
pegangan dalam memberikan layanan kepada mereka yang memerlukan.
d. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan, terutama sebagai pengabdian pada
masyarakat, bahwa untuk memberi keuntungan secara material atau finisial bagi
dirinya sendiri.
e.
Profesi adalah pekerjaan yang terkandung unsur-unsur kecakapan dan kompetensi
aplikasi terhadap orang atau lembaga yang dilayani.
f.
Profesi adalah yang dilakukan secara otonom atau berdasar prinsip-prinsip atau
norma-norma yang ketepatannya dapat diuji atau nilai oleh rekan-rekannya yang
seprofesi.
g. Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu norma-norma tertentu
sebagai pedoman atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat.
h. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan
pelayanan.
6. Prinsip Profesi Guru dan Dosen
Dosen Bab III Pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa profesi guru dan dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai
berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan
akhlak mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan ditentukan yang sesuai dengan prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesional secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesional.
i.
Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenagan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan profesionalan guru. (Depdiknas, 2006:7)
7. Kriteria profesi
Profesi adalah pekerjaan yang dilandasi pendidikan (ketrampilan, kejujuran, dan
sebagainya) tertentu. Pada hakekatnya profesi merupakan pengakuan seseorang terhadap
pengakuannya, misalnya pemilik adalah pernyataan atau pengakuan bahwa orang tersebut
pekerjaannya sebagai seorang dokter.
Profesional seseorang menurut Wolmer dan Mills, yang dikutip oleh Sardiman,
(1994:131-132) bahwa suatu pekerjaan baru bisa dikatakan sebagai profesi, apabila
memenuhi Kriteria-kreteria saebagai berikut:
a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas, maksudnya:
1) Memiliki pengetahun yang luas.
2) Memiliki keahliaan khusus yang mendalam.
b.
Merupakan karir yang dibina secara organisatoris, maksudnya:
1) Ada keterikatan dalam suatu organisasi profesional
2) Memiliki otonomi jabatan
3) Memiliki kode etik jabatan merupakan karya bakti seumur hidup
c. Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai setatus profesional,
maksudnya:
1) Memperoleh dukungan masyarakat
2) mendapat pengesahan dan perlindungan hukum
3) Memiliki persyaratan kerja yang sehat
4) Memiliki jaminan hidup yang layak,
Komisi kebijaksanaan pendidikan NEA Amerika Serikat menyebutkan enam
Kriteria bagi profesi di bidang pendidikan yakni:
a. Profesi didasarkan atas sejumlah pengetahuan yang dikhususkan
b. Profesi mengejar kemajuan dalam kemampuan para anggota
c. Profesi melayani kebutuhan para anggotanya (akan kesejahteraan dan pertumbuhan
profesional)
d. Profesi memiliki norma-norma etis
e. Profesi mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah di bidangnya (mengenai perubahanperubahan dalam kurikulum struktur organisasi pendidikan, persiapan profesional)
f. Profesi memiliki solidaritas kelompok profesi, (Tim Pengelola MKDM, 1997:3)
8. Syarat-syarat Menjadi Guru
Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang
profesional harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan
berbagai Ilmu Pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa
pendidikan tertentu.
Syarat-syarat tersebut dapat diklasifikasikan antara lain fisik, psikis, mental,
moral, dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik mengungkapkan:
a. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani yang nantinya seorang guru harus berbadan
sehat dan tidak memliki penyakit menular.
b. Persyaratan Mental yaitu memiliki sikap yang baik terhadap kependidikan, mencintai,
dan mengabdi serta memiliki tanggungjawab yang tinggi pada tugas dan jabatannya.
c. Persyaratan Psikis yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwa
ataupun kelainan.
d. Persyaratan Moral yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila
yang tinggi.
e. Persyaratan Intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
dari lembaga pendidikan, tenaga pendidikan yang memberi bekal guru menunaikan
tugas dan kewajiban sebagai pendidik (Wijaya dan Trabani Rusyan, 1991:9).
Maka jelaslah dari urian di atas bahwa semua orang dapat menjadi guru, akan
tetapi harus memenuhi syarat yang dapat melaksanakan tugas sebagai guru, karena tanpa
terpenuhinya syarat tersebut maka kecil kemungkinaan dapat tercapai tunjuan
pendidikan.
9. Fungsi dan Peran Guru
a. Fungsi Guru
Guru sebagai jabatan profesional mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
“pengajar, pendidik, dan pembimbing”.
1) Sebagai pengajar, yaitu guru mengajarkan/ mentrasfer ilmu pengetahuan kepada
muridnya (Transfer of knowlegge).
2) Sebagai pendidik, yaitu guru mentransfer nilai-nilai kepada siswa (transfer of
value), yang mana nilai-nilai tersebut harus di wujudkan dalam tingkah laku
sehari-hari. Mendidik juga berarti mengantarkan anak didik agar menemukan
dirinya, menemukan kemanusiannya atau dengan kata lain memanusiakan
manusia.
3) Sebagai pembimbing, yaitu membimbing, yaitu membimbing dalam hal ini adalah
sebagai kegiatan menuntun anak didik sesuai dengan kaidah yang baik dan
mengarahkan perkembangannya sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
(Sardiman, 1992:136-141).
b. Peran Guru
Sehubungan dengan fungsinya, maka diperlukan adanya berbagai peran pada
diri guru, peran guru ini akan senantiasa mengambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan dalam berbagai peran interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama)
sesama guru, maupun staf yang lain dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar,
dapat dipandang sebagai sentral bagi perannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa
sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses
belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswa.
Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat dalam buku Sardiman,
(1992:141-142) yaitu sebagai berikut.
1) Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat
memberi nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,
pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang
yang menguasai bahan yang diajarkan.
2) Havighurst menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai pegawai (employee
) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai
mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin
evaluator dan pengganti orang tua.
3) James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain:
menguasai
dan
mengembangkan
materi
pelajaran,
merencanakan
dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
siswa.
4) Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengungkapkan bahwa
peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga
berperan sebagai transfomer dari nilai dan sikap.
Menurut Uzer Usman, (1991:6-10). Peran guru sebagai berikut:
1) Sebagai Pengajar
Guru hendak senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuanya dalam hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai
oleh siswa, dan yang diperlu perhatikan lagi ialah bahwa guru sendiri adalah
pelajar, ini berarti guru harus belajar terus menerus.
2) Sebagai Pengelola Kelas (learning manager)
Guru hendaknnya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi lingkungan ini diatur dan diawasi agar
kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
Pengawasan terhadap lingkungan ini turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik, lingkungan yang baik
adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan
rasa aman dan kepuasan mencapai tujuan.
3) Sebagai Mediator dan Fasilitator.
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan merupakan alat komunikasi guru lebih mengefektifkan
proses belajar-mengajar dan guru sebagai fasilitator hendaknya mampu
menguasahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang
pencapaian tujuan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku
teks, majalah, ataupun surat kabar.
4) Sebagai Evaluator/ Penilian hasil belajar siswa
Guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah
dicapai oleh siswa dari waktu-kewaktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi
ini akan merupakan umpan balik (feed beck) terhadap proses belajar-mengajar.
Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar
akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil/ prestasi belajar siswa
yang optimal.
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Secara sederhana, minat adalah kecenderungan dan kegahirahan yang tinggi
terhadap sesuatu. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah minat dan perhatian
dalam belajar. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa
yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1989:114). Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat yang
ditimbulkan.
Minat dapat berarti pula kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan yang diikuti rasa senang. Slameto (1988:85). Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut semakin besar pula minat, suatu minat dapat diekspresikan
melalui suatu pernyataan sikap atau pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang
menyukai dari sesuatu hal dari pada yang lainnya. Dapat pula diekspresikan dengan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. minat adalah tenaga pengerak yang terpercaya
bagi proses belajar. (Singer, 1987:25). Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek
tersebut.
Minat dapat diartikan untuk mengarahkan perbutan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Purwanto, (1988:64). Minat merupakan salah
satu faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya seseorang terhadap suatu aktivitas.
Dengan adanya minat yang besar terhadap sesuatu akan memberi rasa suka atau senang
terhadap sesuatu tersebut.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto (1988:2) Sebagai hasil dari proses belajar
adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar.
Samuel Ball, (1970:5) menyatakan bahwa Learning is the major element common
to all these phenomena is that changes have occurred in an individual’s behavior as a
result of experiences he has had.
Menurut Gagne belajar adalah belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami
situasi tadi.
Menurut Witherington belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan dirinya sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandiaan, atau suatu pengertian (Purwanto, 1988:85-86).
Belajar menurut Sudjana, (1991:5) ahli psikologi adalah suatu perubahan yang
relativ permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau
latihan.
Dalam proses belajar siswa dituntut untuk lebih aktif agar proses belajar dapat berjalan
dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal. Ini sesuai dengan asas belajar bahwa belajar
itu bersifat menyeluruh yaitu mengenali faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit
belajarnya seseorang.
Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan belajar adalah perubahan yang menyangkut
hal yang sangat luas, menyangkut semua aspek kepribadiaan individu. Perubahan tersebut
dapat berkenaan dengan pengguasaan dan pemahaman pengetahuan, kecakapan, sikap,
motivasi, nilai, minat, kebiasaan dan apresiasi.
Dari pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa minat belajar
adalah aspek psikologi seseorang yang menampakan dirinya dalam beberapa gejala
seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakuakan proses perubahan tingkah
laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahaun dan pengalaman.
Dengan kata lain, minat belajar adalah keingginan, rasa suka yang ditunjukan melalaui
keantusiasan dan keaktifan dalam belajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegahiran yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan
diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar
selanjutnya mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Minat belajar siswa banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar
dirinya (eksternal) minat belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor tersebut.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (Intern)
1) Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
Yang termasuk faktor ini ialah pancaindera yang berfungsi sebagaimana
semestinya.
2) Faktor psikologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi potensi yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor
kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, motivasi, dan emosi.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Lingkungan keluarga.
b) Lingkungan sekolah.
c) Lingkungan masyarakat.
d) Lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan (Uzer Usman, 1993:10).
3. Langkah-langkah untuk menimbulkan minat belajar.
Minat belajar pada dasarnya adalah sikap ”ketaatan” pada kegiatan belajar, baik
lewat jadwal belajar maupaun inisiatif spontan. Tidak mudah bagi seseorang untuk
mendapatkan atau merasakan minat itu, berkaitanya dengan nilai tertentu. Oleh karena
itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan
minat. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi
atau kesungguhan belajar.
Ada beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar sebagai berikut:
a.
Arahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.
b.
Kenalilah unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.
c.
Rencanakan aktivitas belajar.
d. Pastikan tujuan belajar saat ini, seperti: menyelesikan PR.
e.
Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.
f.
Bersikaplah positif menghadapi kegiatan belajar.
g. Latihan”kebebasan” emosi selama belajar.
h.
Gunakan seluruh kemampuan untuk mencapai target belajar setiap hari.
i.
Berperan aktif dalam belajar.
j.
Dapatkan bahan-bahan yang mendukung aktivitas belajar (Sudarto, 1993:3-4).
4. Peran dan fungsi minat belajar.
Pada setiap minat manusia, minat memegang peran sangat penting dalam
kehidupan dan mempunyai dampak yang sangat besar atas perilaku dan sikap. Minat
menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu
kegiatan baik untuk bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. William Amstrong menytakan bahwa kosentrasi tidak ada apa
bila ada minat yang memadai, seseorang tidak akan melakukan kegiatan jika tidak ada
minat, Lester dan Alice Crow juga menekankan beberapa pentingnya minat untuk
mencapai sukses dalam hidup seseorang.
a. Peran minat belajar
Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa di
kelas dan menemani siswa dalam belajar.
Ada beberapa peran minat dalam belajar di antaranya sebagai berikut:
1) Menciptakan, menimbulkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar.
2) Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar,
3) Memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru.
4) Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif.
5) Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi/ pelajaran.
b. Fungsi minat sebagai berikut:
1) Sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi.
2) Menambah kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang. (WWW. Blog
Copyright Zanikhan), 25 November 2008: Tinjuan Tentang Minat Belajar.
Mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan
kegembiraan dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya
kemampuan belajar dan juga membantunya untuk tidak melupakan apa yang
dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah, minat, dapat membuat rasa
kepuasan dan kesenangan tersendiri.
5. Jenis-jenis belajar
a. Belajar bagian (Part learning, fractioned learning)
Belajar bagian dilakukan oleh individu bila ia dihadapkan pada materi yang
bersifat luas atau ekstensif. Induvidu memecahkan seluruh materi pelajaran menjadi
bagian yang satu sama lainnya berdiri sendiri. Sebagian lawan dari cara belajar
bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global.
b. Belajar dengan wawasan (Learning by insight)
Menurut W. Kohler teori wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam
pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Beliau menerangkan wawasan
berorentasi pada data yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang lembut dalam
menyelesaikan suatu persoalan dan kemudiaan secara tiba-tiba terjadi reorganisasi
tingkah laku)
c. Belajar diskriminatif (Discriminatif Learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa
sifat situasi dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam tingkah laku.
d. Belajar global (Global whole Learning)
Pelajaran
dipelajari
secara
menguasainya.
e. Belajar incidental (Incidental Learning)
keseluruhan
berulang
sampai
induvidu
Belajar insidental pada individu tidak akan sama sekali kehendak untuk
belajar. Para ahli belajar insidental ini merupakan bahan pembicaraan sangat menarik,
khususnya sebagai bentuk yang bertentangan dengan belajar.
f. Belajar instrumental (Instrumental Learning)
Pada dasarnya belajar instrumental adalah pembentukan tingkah laku sesuai
dengan tingkah laku yang dikehendaki.
g. Belajar intensional (Intentional Learning)
Belajar dengan arahan tujuan, merupakan lawan dari belajar insidental.
h. Belajar laten (Laten Learning)
Belajar laten merupakan perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi
secara segera dan oleh karena itu disebut laten.
i.
Belajar mental (Mental learning)
Perubahan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat, melainkan
hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahan yang di pelajari. Ada tidaknya
belajar mental sangat jelas terlihat pada tugas- tugas yang bersifat motoris.
j.
Belajar produktif (Productive Larning)
Menurut R. Berguis memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan
transfer yang maksimum. Kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari
satu sisi kesisi lain. Belajar di sebut produktif bila individu mampu mentransfer
prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi kesituasi lain.
k. Belajar verbal (verbal Learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan
dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari
Ebbinghaus. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif mengenai hubungan
dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan mengenai
penyelesaian persoalan yang kompleks yang diungkapkan secara verbal, (Slameto,
1988:5-8).
6. Prinsip-prinsip belajar
Prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,
dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip- prinsip belajar sebagai berikut:
a.
Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat
dan membimbing untuk mencapai instruksional.
b.
Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
c.
Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa
untuk untuk mencapai tujuan intruksional.
d.
Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembanganya.
e.
Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
f.
Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan
intruksional yang harus dicapainya.
g.
Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
h.
Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan
kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
i.
Belajar yang perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
j.
Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian satu dengan
pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang diharapkan. Stimulus yang
diberikan response yang diharapkan.
k.
Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali- kali agar pengertian,
ketrampilan, sikap itu mendalam pada siswa, (Slameto, 1988:29)
C. Pentingnya Minat dalam Belajar
Sebagai mana telah dikemukakan di muka minat merupakan salah satu penentu belajar,
sebab tanpa adanya minat yang kuat dalam diri individu maka dengan sendirinya hasrat atau rasa
inggin taunya juga hilang dan akan mengakibatkan kegagalan, oleh karena itu minat dalam belajar
merupakan masalah yang penting untuk dibangkitkan oleh pengajar. Minat selain memungkinkan
terjadinya konsentrasi atau pemusatan konsentrasi atau pemusatan pikiran juga dapat merangsang
ingin tahu dan semangat siswa. Dengan minat akan menimbulkan rasa senang dengan apa yang
dipelajarinya, karena pentingnya minat dalam membentuk keberhasilan pada siswa maka hendaklah
guru berupaya menumbuhkan minat siswa.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak
1. Sejarah berdirinya MTs Yasu’a pilangwetan
Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah tidak terlepas kaitanya berdirinya
madrasah-madrasah lain yang sekarang berada dalam lingkungan Yayasan Islam Suada
(Yasu’a) Pilangwetan. Di mulai dengan
adanya ide dan gagasan dari tokoh-tokoh
masyarakat yaitu Bapak K. Ahmad, Bapak Shodikun, dan Bapak Muridan, yang beliaubeliau itu berfikir bagaimana dapat membimbing dan mendidik anak-anak menjadi
muslim yang berilmu, bertaqwa, sholeh serta berakhalak mulia, sehingga nantinya dapat
menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi nusa bangsa dan Agama.
Ke tiga tokoh tersebut merupakan tonggak awal berdirinya MTs Yasu’a
pilangwetan tepatnya pada tanggal 13 Maret 1963. Pada waktu itu proses pembelajaran
MTs belum memiliki gedung sendiri masih menumpang gedung mardasah Tahdzibul
Atfal sedangkan masuk sekolahnya pada siang hari jam 13-30:17-00, karena gedung
madrasah Tahdzibul Atfal digunakan maka tempat belajar MTs dipindah di rumahnya
Bapak Masrean (H. Baedahdhowi) dan bapak Sodiqun.
Pada tanggal 2 Januari 1970 Madrasah Tsanawiyah mulai masuk pagi hari dan
menempati gedung di utara masjid, karena gedung tersebut tidak memenuhi ukuran ruang
di sebelah selatan masjid, sebelah barat T.16
Pada tahun 1975 gedung utara masjid tersebut dibongkar dan dibangun kembali
menjadi gedung 8 lokal semua permanen. Pada tanggal 7 Desember 1977 yang selesai
dibangun tersebut roboh dilanda angin topan, maka tempat belajar siswa MTs pun
menumpang kembali di rumah bapak. H. Baedlowi, H. Abdul Rosyid, Bapak Shodikun
Bapak. H. Muhlisin dan Bapak Drs. Masruchin.
Pada tanggal 1981-1986 dibangun lagi gedung permanen terdiri dari 3 lokal
masing-masing berukur 4x7x7 m. Memiliki tanah seluah 800 meter. Madrasah ini
mengalami 5 kali periode kepimimpinan kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Yasu’a
Pilangwetan. Yang pertama H. Ali Munawar pada tanggal 11 Maret 1963/6 Febuari 1966,
yang ke dua Shodiqun pada tanggal 6 Febuari 1966/26 Januari 1967, yang ke tiga Drs. H.
Masruchin pada tanggal 26 Januari 1967/31 Juli 1991, yang ke empat H. Nurullah Yasin
BA. Pada tanggal 1 Agustus 1991/31 Juli 2001, dan yang ke lima Khoiruman, S. Ag pada
tanggal 1 Agustus sampai sekarang.
Sejak madrasah berdiri ada di bawah naungan Yayasan Islam Suada, dari tahun
ketahun mengalami peningkatan, berikut Akreditas MTs YASU’A Pilangwetan.
a. 7 Januari 1991
: Mendapat piagam jenjang akreditasi dari Depag Kab. Demak
dengan nilai” DIAKUI”
b. 30 Juni 1993
: Mendapat piagam jenjang akreditasi dari Depag Kab. Demak
dengan nilai“ DIAKUI”
c. 11 Desember 2004
: Mendapat piagam jenjang akreditasi dari Depag. Kab. Demak
dengan nilai “A” (Sangat baik) atau DISAMAKAN hal
tersebut tercantum dalam piagam Kw. 11. 4/ 4/ PP.
03.2/624.06/2005
d. 18 April 2005 yang diterbitkan oleh Depag kantor Wilayah Prop. Jawa Tengah.
2. Letak Geografis
MTs Yasu’a Pilangwetan dilihat dari letak geografis adalah berada di tengahtengah dusun Pilangwetan Kec. Kebonagung Kab. Demak
Batasan wilayah MTs Yasu’a Pilangwetan sebagai berikut:
a. Sebelah barat
: MA Yasua
b. Sebelah Selatan
: Pak mahmudi
c. Sebelah timur
: Madrasah Ibtidaiyah
d. Sebelah utara
: TK Masyitoh
3. Stuktur Organisasi MTs “Yasua” Pilangwetan Tahun 2009/2010
YAYASAN
KH. Drs. MASRUCHIN
KOMITE MSDRASAH
H. MUCHIT
KEPALA MTs
KHOIRUMAN, S. Ag
GURU BP
WAKAMAD
TATA USAHA
NUR AZZAH, S. Pd.
ZUHDI, S. Pd.
MOH. ANSORI
WAKIL
GURU
Komite Madrasah
a. Ketua
: H. Muchit Abdul Hakim, BA.
b. Sekertaris
: Drs. Sururi
c. Anggota
: KH. Moh Rodli.
: Khoiruman, S. Ag.
4. Profil MTs Yasu’a Pilngwetan
a. Identitas Madrasah
Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a
No Statistik
: 21 233 21 07 001
Status
: Terakreditasi A
Tanggal berdiri
: 11 Maret 1963
Alamat
: Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak
Kode pos
: 59573
Telepon
: (0292) 533371
Organisasi induk
: Yayasan Islam Suada’
Kepala Madrasah
: Khoiruman, S. Ag
b. Visi Madrasah
Terwujudnya pendidikan yang bermutu, Islami, memiliki sikap dan wawasan
yang luas, beriman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.
c. Misi Madrasah:
1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran agama Islam ala ahlu sunnah wal
jama’ah
2) Memberikan pelayanan dan pengabdian yang sungguh-sungguh terhadap
kepentingan lingkungan masyarakat banyak, bangsa dan Negara Republik
Indonesia
3) Mempersiapkan manusia Indonesia seutuhnya, beriman, bertaqwa, kepada Allah
SWT, berakhakul karimah, yang berpengetahuan dan memiliki ketrampilan yang
luas.
4) Memenuhi kebutuhan dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat sekitar, yang
akhirnya menjadi idola masyarakat.
5) Meningkatkan
system
pembelajaran
yang
aktif,
kreaktif,
efektif,
dan
menyenangkan, sehingga mampu menghasilkan lulusan (out put) yang
berkualitas.
5. Sarana dan Prasarana MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun
Ajaran 2009/2010.
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1.
Kelas
9 Unit
2.
Ruang perpustakaan
1 Unit
3.
Ruang kepala sekolah
1 Unit
4.
Ruang guru
1 Unit
5.
Ruang TU
1 Unit
6.
Ruang Osis/ Pramuka
1 Unit
7.
Kamar mandi/ WC Guru
1 Unit
8.
Kamar mandi/ WC siswa
2 Unit
9.
Masjid
1 Unit
10.
Gedung serbaguna
1 Unit
11.
Laboratium IPA
1 Unit
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
12.
Lab computer
1 Unit
13.
komputer
15 Unit
14.
kantin
2 Unit
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa MTs Yasu’a Pilangwetan Tahun pelajaran
2009/2010
a.
Tabel 3.2 Keadaan guru dan karyawan
No
Nama
Pendidikan
Keterangan
1
Khoiruman, S.Ag
IAIN Syari’ah
Kep. Madr/ Bhs. Inggris
2
Asyhari
SMA
Kesenian
3
Zuhdi, S.Pd.
IKIP Malang
Wakamad, Bhs. Arab
4
Nur Azzah, S. Pd
IKIP Malang
BP. 2,PPKn, Bhs, Indo
5
H. Muhtarom, BA
IIWS- Tarbiyah
Matematika
6
HJ. Siti Syofiah
SMA/ IKIP PGRI
Fisika
7
Moh. Ansori
SMEA/ IKIP Malang
Ka TU, Penjas, Geo/ Eko
8
Siti Achadiah, BA
IAIN- Tarbiyah
Sejarah
9
HJ. Sururiyah
MAN/ IKIP Malang
Bahasa Indonisia
10
KH. Muhklas
Pondok Pesantren
Alquran
11
Inna Mawadah, S.Ag
IAIN Syari’ah
Fiqih
12
Ahsan. S. Ag
IAIN- Tarbiyah
SKI
13
Thoibah RJ, S.Ag
IAIN- Tarbiyah
Biologi
14
Maslikan
MTS/ Ponpes
TU, Aqidah akhlak
15
Farid murtado
SMA/ IKIP Malang
Penjaskes, Matematika
16
Ahmad Mawahib
SMA/ IKIP Malang
Quran hadis/ Koperasi,
NU
No
Nama
Pendidikan
Keterangan
17
Tri Susilowati, S.Pd.
IKIP- bhs. Ingris
Bahasa Inggris
18
Hj. Rofiq Afwah, S.Pd.I
IIWS- Tarbiyah
Geo/ Ekonomi
19
Lim Simuladesy, S.Pd
IKIP- Matematika
Matemaika
20
Cholilullah, S.Pd.I
IAIN- Tarbiyah
Aqidah akhlaq
21
Rodli, S.Pd.I
Setia WS- Tarbiyah
Bahasa Arab
22
Anis Amala M, SE
UII Ekonomi Jakarta
TIK
a.
Tabel 3.3 Keadaan siswa
Siswa
Kelas/ tingkat
Keterangan
L
P
Jumlah
VII
47
74
121
3 kelas
VIII
45
55
100
3 kelas
IX
59
68
127
3 kelas
Jumlah
151
197
348
9 kelas
B. Laporan Hasil Penelitian
1. Pengumpulan Data Pengaruh kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar
mata pelajaran fiqih pada Siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung,
Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
Tabel 3.4 Daftar Responden.
No
Nama
Jenis kelamin
Kelas
1.
Achmad Muclisin
L
VIII A
2.
Muhammad Syafi’i Abdur Rohim
L
VIII A
3.
Trimulyati
P
VIII A
4.
Imroatul Khasanah
P
VIII A
No
Nama
Jenis kelamin
Kelas
5.
Insaroh
P
VIII A
6.
Mika yuliati
P
VIII A
7.
Imroatu maekah
P
VIII A
8.
Tri susanti
P
VIII A
9.
Fika Himatul Khasanah
P
VIII A
10.
Zaidatul Barokatul Falah
P
VIII A
11.
Rizki Rahmawati
P
VIII A
12.
Nur Hikmah
P
VIII A
13.
Muslikah
P
VIII A
14.
Rodlotul Janah
P
VIII A
15.
Muziiq Romadhon
L
VIII A
16.
Khoirul Inayah
P
VIII A
17.
Aini zulalina
P
VIII B
18.
Afflahur Rohmaniah
P
VIII B
19.
Angga Fatkul Kurniawan
L
VIII B
20
Fiqi awaliah
P
VIII B
21.
Chilmatul Chabibah
P
VIII B
22.
Wahyudi Nur Rohman
L
VIII B
23.
Fifit Riana
P
VIII B
24.
Lisa lut Arifah
P
VIII B
25.
Siti Nur Yani
P
VIII B
26.
M. Edy Hanifuddin
L
VIII B
27.
Joko Susilo
L
VIII B
28.
Yakut Saadah Umi Yatun
P
VIII B
29.
Farij Afina
P
VIII B
30.
Uswatun H
P
VIII B
31.
Muh junaidi
L
VIII B
No
Nama
Jenis kelamin
Kelas
32.
Rudiayanto
L
VIII B
33.
Masrekan
L
VIII B
34.
Fajar
L
VIII C
35.
Siti Khasanah
P
VIII C
36.
Nur Yulita
P
VIII C
37.
Ade sofyan
L
VIII C
38.
Ameilia Ulfah
P
VIII C
39.
Siti Hajar
P
VIII C
40.
Rohmatul Ummah
P
VIII C
41.
Rifki Masadi
L
VIII C
42.
Bayu kukuh Setiawan
L
VIII C
43
Muhammad Humam Althofi
L
VIII C
44
Darwati
P
VIII C
45
Siti Uswatun Khasanah
P
VIII C
46
M. Kastain
L
VIII C
47
Nur Rohman
L
VIII C
48
Muhammad Buhudin
L
VIII C
49
Jazuli
L
VIII C
50
Asmiyati
P
VIII C
2. Data Mengenai Pengaruh Kompetensi Profesional Guru MTs Yasu’a Pilangwetan Kec.
Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010
Adapun hasil penyebaran angket kompetensi profesional guru dapat dilihat dari
tabel sebagai berikut.
Tabel 3.5 Jawaban Angket Kompetensi Profesinal Guru.
No
Hasil jawaban
Jumlah skor/
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
item
1.
a
a
a
a
b
b
a
a
b
a
27
2.
a
a
a
b
b
a
b
b
b
a
25
3.
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
29
4.
a
a
b
a
b
b
b
a
a
a
26
5.
a
a
a
a
a
b
a
a
b
a
28
6.
a
a
b
a
b
b
b
a
b
a
25
7.
a
a
b
a
b
a
b
a
a
a
27
8.
a
b
b
a
a
a
a
a
a
a
28
9.
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
28
10.
b
a
a
a
b
a
b
b
b
a
25
11.
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
29
12.
a
a
b
a
a
b
b
a
a
a
27
13.
a
a
b
b
b
a
a
a
b
a
26
14.
a
a
b
a
b
a
b
b
a
a
26
15.
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
28
16.
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
29
17.
a
a
a
a
b
b
a
b
a
a
27
18.
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
28
19.
a
a
a
b
a
b
a
a
b
a
27
20.
a
a
a
a
b
b
c
c
b
a
23
21.
a
a
a
b
b
b
a
b
a
b
25
22
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
29
23.
b
a
b
b
a
a
a
a
b
a
26
24.
a
a
a
a
b
a
a
a
a
b
28
25.
a
a
a
a
b
a
a
a
a
b
28
26.
a
b
a
a
a
a
a
a
b
a
28
Hasil jawaban
No
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah skor/
item
27.
b
a
a
b
a
a
a
a
a
a
28
28.
a
a
b
a
b
b
a
a
a
a
27
29.
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
29
30.
a
a
b
a
b
b
a
b
b
a
25
31.
b
b
b
a
b
b
a
a
b
a
24
32.
a
a
b
a
b
c
a
a
b
a
25
33.
b
a
b
a
b
a
a
a
a
a
27
34.
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
29
35.
a
a
b
a
b
c
a
b
b
a
24
36.
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
29
37.
a
a
b
a
b
b
a
a
a
a
27
38.
a
a
b
a
a
b
b
b
b
a
25
39.
a
a
b
a
c
a
a
a
a
a
27
40.
b
a
b
a
c
b
a
a
a
a
25
41.
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
29
42.
a
a
a
b
b
a
a
a
a
a
28
43.
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
29
44.
a
a
b
a
b
c
c
c
b
b
20
45.
a
a
b
b
c
c
a
c
a
a
22
46.
a
a
a
a
a
b
b
a
b
a
27
47.
a
a
b
b
a
a
a
a
a
a
28
48.
a
a
a
a
b
a
a
b
a
a
28
49.
a
b
a
a
a
b
a
b
a
a
27
50.
a
a
b
a
a
A
a
a
a
a
29
Untuk mengetahui variasi kompetensi profesional guru, penulis memperoleh data
dari hasil angket yang telah diisi responden. Angket tentang kompetensi profesional guru
tersebut terdiri 10 item pertanyaan, yang setiap pertanyaan yang terdiri dari 3 pilihan
yaitu, A, B, dan C dengan bobot penilian sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban A nilai 3
2. Alternatif jawaban B nilai 2
3. Alternatif jawaban C nilai 1
Tabel 3.6 Daftar skor Berdasarkan J awaban Angket Tentang Kompetensi Profesional Guru MTs Yasu’a
Pilangwetan, Kec. Kebonangung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
Nilai
No
Nilai Akumulatif
Jumlah
Nominasi
0
27
A
10
0
25
B
27
2
0
29
A
0
18
8
0
26
A
2
0
24
4
0
28
A
5
5
0
15
10
0
25
B
7.
7
3
0
21
6
0
27
A
8.
8
2
0
24
4
0
28
A
9.
8
2
0
24
4
0
28
A
10.
5
5
0
15
10
0
25
B
11.
9
1
0
27
2
0
29
A
12.
7
3
0
21
6
0
27
A
13.
6
4
0
18
8
0
26
A
14.
6
4
0
18
8
0
26
A
15.
8
2
0
24
4
0
28
A
16.
9
1
0
27
2
0
29
A
A
B
C
3
2
1
1.
7
3
0
21
6
2.
5
5
0
15
3.
9
1
0
4.
6
4
5.
8
6.
Nilai
No
Nilai Akumulatif
Jumlah
Nominasi
0
27
A
4
0
28
A
21
6
0
27
A
2
15
6
2
23
B
5
0
15
10
0
25
B
9
1
0
27
2
0
29
A
23.
6
4
0
18
8
0
26
A
24.
8
2
0
24
4
0
28
A
25.
8
2
0
24
4
0
28
A
26.
8
2
0
24
4
0
28
A
27.
8
2
0
24
4
0
28
A
28.
7
3
0
21
6
0
27
A
29.
9
1
0
27
2
0
29
A
30.
5
5
0
15
10
0
25
B
31.
4
6
0
12
12
0
24
B
32.
6
3
1
18
6
1
25
B
33.
7
3
0
21
6
0
27
A
34.
9
1
0
27
2
0
29
A
35.
5
4
1
15
8
1
24
B
36.
9
1
0
27
2
0
29
A
37.
7
3
0
21
6
0
27
A
38.
5
5
0
15
10
0
25
B
39.
8
1
1
24
2
1
27
A
40.
6
3
1
18
6
1
25
B
41.
9
1
0
27
2
0
29
A
42.
8
2
0
24
4
0
28
A
43.
9
1
0
27
2
0
29
A
A
B
C
3
2
1
17.
7
3
0
21
6
18.
8
2
0
24
19.
7
3
0
20.
5
3
21.
5
22.
Nilai
No
Nilai Akumulatif
Jumlah
Nominasi
3
20
C
4
3
22
C
21
6
0
27
A
0
24
4
0
28
A
2
0
24
4
0
28
A
7
3
0
21
6
0
27
A
9
1
0
27
2
0
29
A
A
B
C
3
2
1
44.
3
4
3
9
8
45.
5
2
3
15
46.
7
3
0
47.
8
2
48.
8
49.
50.
Nominasi di atas berdasarkan pada jumlah nilai didapat masing- masing jawaban,
kemudian diklasifikasikan sekaligus dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Nomisasi A adalah nilai 26-29 maka kategori kompetensi profesional guru adalah
tinggi.
b.
Nominasi B adalah nilai 23-25 maka kategori kompetensi profesional guru adalah
sedang.
c.
Nominasi C adalah nilai 20-22 maka kategori kompetensi profesional guru adalah
rendah.
3. Data tentang minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
Tabel 3.7 Jawaban Angket Minat Belajar.
Hasil Jawaban
5
6
7
No
Resp
1
2
3
4
1.
a
a
a
a
a
a
2.
a
b
a
b
a
3.
b
b
a
a
4.
a
a
a
5.
a
a
a
8
9
10
b
a
a
a
b
a
b
a
b
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
Jumlah
Skor/ Item
29
25
28
29
29
Hasil Jawaban
5
6
7
No
Resp
1
2
3
4
6.
a
a
a
b
a
a
7.
a
a
b
a
b
8.
a
a
a
b
9.
a
a
a
10.
a
b
11.
a
12.
8
9
10
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
a
b
a
a
b
a
b
a
a
b
b
a
a
b
a
a
b
b
b
b
a
a
a
a
b
a
b
a
b
a
a
13.
a
b
b
b
a
b
a
b
b
a
14.
a
a
a
b
a
a
a
b
a
b
15.
a
a
a
a
a
b
a
a
b
a
16.
a
b
a
a
a
a
a
b
a
a
17.
a
a
a
b
a
b
a
a
a
a
18.
b
a
a
a
a
b
a
b
b
a
19.
a
b
a
a
a
b
a
a
a
a
20.
a
a
a
b
a
b
b
c
b
c
21.
a
a
a
b
a
c
b
b
a
a
22.
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
23.
a
a
a
a
b
a
a
b
a
a
24.
a
a
a
a
a
a
a
a
a
b
25.
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
26.
a
a
a
b
a
a
b
a
a
a
27.
a
a
a
a
b
a
a
a
a
a
28.
a
a
a
b
a
a
a
a
a
b
29.
a
c
a
b
a
a
a
b
a
b
30.
a
a
a
b
a
a
a
b
a
a
31.
a
c
a
b
a
a
a
a
a
a
32.
a
c
a
b
a
a
a
a
a
a
Jumlah
Skor/ Item
29
28
29
28
25
25
27
24
27
28
28
28
26
28
22
25
29
28
29
29
28
29
28
25
28
27
27
Hasil Jawaban
5
6
7
No
Resp
1
2
3
4
33.
a
b
a
a
a
a
34.
a
a
a
a
a
35.
a
a
a
b
36.
a
a
a
37.
a
a
38
a
39.
8
9
10
b
b
b
a
a
a
b
a
a
a
b
b
b
b
a
b
a
a
a
b
a
a
a
a
a
a
a
b
a
b
a
b
b
a
a
a
b
b
a
a
a
a
a
a
b
a
a
a
a
40.
a
a
a
a
a
b
a
b
a
b
41.
a
b
a
a
a
c
a
b
a
a
42.
a
a
a
a
a
a
b
b
a
a
43.
a
b
a
a
a
a
a
b
a
b
44.
a
a
b
b
a
b
c
b
b
b
45.
a
a
a
a
b
a
b
c
b
a
46.
a
b
a
b
b
b
b
a
b
a
47.
a
b
a
a
b
a
b
b
a
b
48.
a
b
a
a
b
b
b
b
a
a
49.
a
a
a
b
b
b
b
a
b
b
50.
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
Jumlah
Skor/ Item
26
29
25
28
28
26
29
27
26
28
27
22
25
24
25
25
24
30
Untuk mengetahui variasi minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII
MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab, Demak Tahun Ajaran 2009/2010, penulis
memperoleh data dari hasil angket yang telah diisi responden. Angket tentang minat belajar
tersebut terdiri 10 item pertanyaan, yang setiap pertanyaan yang terdiri dari 3 pilihan yaitu,
A, B, dan C dengan bobot penilian sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A nilai 3
b. Alternatif jawaban B nilai 2
c. Alternatif jawaban C nilai 1
Tabel 3.8 data skor berdasarkan jawaban angket tentang minat belajar siswa.
NILAI
NILAI
AKUMULATIF
No
JUMLAH
NOMINASI
0
29
A
10
0
25
B
24
4
0
28
A
0
27
2
0
29
A
1
0
27
2
0
29
A
9
1
0
27
2
0
29
A
7.
8
2
0
24
4
0
28
A
8.
9
1
0
27
2
0
29
A
9.
8
2
0
24
4
0
28
A
10.
5
5
0
15
10
0
25
B
11.
5
5
0
15
10
0
25
B
12.
7
3
0
21
6
0
27
B
13.
4
6
0
12
12
0
24
C
14.
7
3
0
21
6
0
27
B
15.
8
2
0
24
4
0
28
A
16.
8
2
0
24
4
0
28
A
17.
8
2
0
24
4
0
28
A
18.
6
4
0
18
8
0
26
B
19.
8
2
0
24
4
0
28
A
20.
4
4
2
12
8
2
22
C
A
B
C
3
2
1
1.
9
1
0
27
2
2.
5
5
0
15
3.
8
2
0
4.
9
1
5.
9
6.
NILAI
NILAI
AKUMULATIF
No
JUMLAH
NOMINASI
1
25
B
2
0
29
A
24
4
0
28
A
0
27
2
0
29
A
1
0
27
2
0
29
A
8
2
0
24
4
0
28
A
27.
9
1
0
27
2
0
29
A
28.
8
2
0
24
4
0
28
A
29.
6
3
1
18
6
1
25
B
30.
8
2
0
24
4
0
28
A
31.
8
1
1
24
2
1
27
B
32.
8
1
1
24
2
1
27
B
33.
6
4
0
18
8
0
26
B
34.
9
1
0
27
2
0
29
A
35.
5
5
0
15
10
0
25
B
36.
8
2
0
24
4
0
28
A
37.
8
2
0
24
4
0
28
A
38.
6
4
0
18
8
0
26
B
39.
9
1
0
27
2
0
29
A
40.
7
3
0
21
6
0
27
B
41.
7
2
1
21
4
1
26
B
42.
8
2
0
24
4
0
28
A
43.
7
3
0
21
6
0
27
B
44.
3
6
1
9
12
1
22
C
45.
6
3
1
18
6
1
25
B
A
B
C
3
2
1
21.
6
3
1
18
6
22.
9
1
0
27
23.
8
2
0
24.
9
1
25.
9
26.
NILAI
NILAI
AKUMULATIF
No
JUMLAH
NOMINASI
0
24
C
10
0
25
B
15
10
0
25
B
0
12
12
0
24
C
0
30
0
0
30
A
A
B
C
3
2
1
46.
4
6
0
12
12
47.
5
5
0
15
48.
5
5
0
49.
4
6
50.
10
0
Nominasi di atas berdasarkan pada jumlah nilai didapat masing- masing jawaban,
kemudian diklasifikasikan sekaligus dikelompokkan sebagai berikut:
a. Nomisasi A adalah nilai 28-30 maka kategori minat belajar siswa adalah tinggi.
b. Nominasi B adalah nilai 25-27 maka kategori minat belajar siswa adalah sedang.
c. Nominasi C adalah nilai 22-24 maka kategori minat belajar siswa adalah rendah.
BAB IV
ANALISIS DATA
Seluruh data hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langakah
selanjutnya adalah membuktikan korelasi antara kompetensi profesional guru terhadap minat
belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung.
Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
Analisis data tersebut untuk memperoleh jawaban atas pokok permasalahan dan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan di dalam bab pendahuluan yaitu:
1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung,
Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahaui minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar
mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab.
Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
Berdasarkan dari ketiga pokok masalah di atas maka penulis menganalisa masalah
pertama dan ke dua, menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
𝑃=
Keterangan
P: Persentase
F: Frekuensi
𝐹
𝑥 100 %
𝑁
N: Jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui pokok masalah yang ketiga, penulis menggunakan
rumus Product Moment sebagai berikut:
( X )(  Y )
N


(  X 2 )  2 (  Y 2 ) 
2
 X 
 Y 

N 
N 

 XY 
rXY
Keterangan :
rXY
:
koefesien Korelasi Variabel x dan y
XY
:
Product dari Variabel x dan y
X
:
kompetensi Profesional Guru
Y
:
Minat Belajar
N
:
Jumlah Sampel
A. Analisis Pendahuluan
Variabel tentang kompetensi profesional guru MTs Yasu’a pilangwetan Kec.
Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
Untuk mempermudah dalam penganalisa pada variabel ini, penulis menentukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari lebar interval, untuk mempermudah kategori persentase variabel tinggi, sedang,
dan rendah.
Berdasarkan angket yang telah diberikan kepada guru mengenai, kompetensi
profesional guru jumlah kategori jawaban responden dapat diketahui lebar intervalnya
adalah dari10 item pertanyaan, diperoleh nilai t tertinggi yaitu 29, dan nilai terendah 20.
Jadi interval dengan rumus:
i = xt – xr + 1
ki
Keterangan
i
= interval kelas
xt
= Nilai tertinggi
xr
= Nilai terendah
ki
= Lebar kolom
Sehingga diperoleh data untuk kompetensi profesional guru sebagai berikut:
Diketahui
xt : 29
xr : 20
ki : 3
maka diperoleh interval :
i = 29 – 20 + 1
3
i = 10
3
i =3
2. Menetapkan klasifikasi kompetensi profesional guru
Berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah serta lebar interval, maka tingkat
kompetensi profesional guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Interval tentang kompetensi profesional guru
Nilai
Frekuensi
Nilai Nominasi
26-29
37
A
23-25
11
B
20-22
2
C
Dengan demikian dapat diketahui:
1. Untuk kategori kompetensi profesional guru yang baik mendapat nilai antara 26-29,
sebanyak 37 siswa.
2. Untuk kategori kompetensi profesional guru yang sedang mendapat nilai antara 2325, sebanyak 11 siswa.
3. Untuk kategori kompetensi profesional guru yang rendah mendapat nilai antara 2022, sebanyak 2 siswa.
Selanjutnya untuk mengetahui persentase kompetensi profesional guru penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃=
𝐹
𝑥 100 %
𝑁
Keterangan
P: Persentase
F: Frekuensi
N: Jumlah responden
Sehingga diperoleh data sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru yang termasuk dalam kategori tinggi
sebanyak 37siswa
P = 37 X 100%
50
P = 74%
2. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru yang termasuk dalam kategori sedang
sebanyak 6 siswa.
P = 11X 100%
50
P = 22%
3. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru yang termasuk dalam kategori rendah
sebanya 2 siswa.
P = 2 x100%
50
P=4%
Tabel 4.2 Persentase kategori kompetensi profesional guru
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1.
Tinggi
26-29
37
74%
2.
Sedang
23-25
11
22 %
3.
Rendah
20-22
2
4%
50
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas diketahui bahwa:
1. kompetensi Profesional guru memiliki kategori tinggi 37 siswa dengan persentase
sebesar 74%.
2. kompetensi Profesional guru memiliki kategori sedang 11 siswa dengan persentase
sebesar 22%.
3. kompetensi Profesional guru memiliki kategori rendah 2 siswa dengan persentase
sebesar 4 %.
3. Analisis item pertanyaan
Selanjutnya untuk mengetahui kompetensi Profesional Guru menurut penilian
siswa maka penulis akan menyajikan tabel frekuensi per item soal dan persentase
kompetensi Profesional Guru.
Tabel 4.3 Persentase Frekuensi kompetensi Profesional Guru.
NO
1.
ITEM PERTANYAAN
FREKUENSI
Apakah guru anda sering tepat
PERSENTASE (%)
A
B
C
A
B
C
43
7
0
86%
14%
0%
46
4
0
92%
8%
0%
25
25
0
50%
50%
0%
41
9
0
82%
18%
0%
22
25
3
44%
50%
6%
25
21
4
50%
42%
8%
39
9
2
78%
18%
4%
waktu dalam mengajar?
2.
Setiap masuk kelas, apakah guru
anda selalu meng absensi anda?
3.
Pada
waktu
menarangkan
pelajaran, apakah guru anda sering
membaca
atau
melihat
buku
catatan yang dimiliki?
4.
Dalam
menerangkan
pelajaran,
apakah anda menyukai cara- cara
mengajar guru anda?
5.
Apakah
guru
mengajar
anda
menggunakan
dalam
alat
peraga?
6.
Dalam
pelajaran,
memberikan
apakah
menggunakan
guru
metode
materi
anda
yang
bervariasi?
7.
Waktu proses belajar mengajar
berlangsung, apakah guru anda
mampu mengelola kelas?
8.
Apakah
anda
dapat
menerima
34
13
3
68%
26%
6%
32
18
0
64%
36%
0%
45
5
0
90%
10%
0%
materi yang disampaikan oleh guru
anda?
9.
Apakah
guru
anda
setelah
mengajar memberikan evaluasi?
10
Apakah guru anda mempersilahkan
anda untuk bertanya, dalam setiap
pertemuan di kelas?
Kesimpulan
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Jawaban A
Kreteria jawaban A mencapai frekuensi tertinggi yaitu pada nomor 2 yakni menerangkan
Dalam masuk kelas, guru selalu mengabsensi siswanya, ini dapat dilihat nilai mencapai 92%.
2. Jawaban B
Kreteria jawaban B mencapai frekuensi sedang yaitu pada nomor 3 dan 5, No. 3 Pada
waktu menerangkan pelajaran, apakah guru anda sering membaca atau melihat buku catatan yang
dimiliki, yakni ini dapat dilihat nilai mencapai 50%. No 5. Apakah guru anda dalam mengajar
menggunakan alat peraga, dapat dilihat pada nilai yang dicapai 50%.
3. Jawaban C
Kreteria jawaban C mencapai frekuensi rendah yaitu pada nomor 7. Waktu proses belajar
mengajar berlangsung, apakah guru anda mampu mengelola kelas , ini dapat dilihat pada nilai
yang dicapai 4%..
Variabel tentang Minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
1. Mencari lebar interval, untuk mempermudah kategori persentase variabel tinggi, sedang,
dan rendah.
Berdasarkan angket yang telah diberikan kepada guru mengenai, minat belajar
jumlah kategori jawaban responden dapat diketahui lebar intervalnya adalah dari 10 item
pertanyaan, diperoleh nilai t tertinggi yaitu 30, dan nilai terendah 22. Jadi interval dengan
rumus:
i = xt – xr + 1
ki
Keterangan
i
= interval kelas
xt
= Nilai tertinggi
xr
= Nilai terendah
ki
= Lebar kolom
Sehingga diperoleh data untuk minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas
VIII MTs Yasu’a Pilangwetan sebagai berikut:
Diketahui
xt : 30
xr : 22
ki : 3
maka diperoleh interval :
i = 30 – 22 + 1
3
i = 10
3
i =3
3. Menetapkan klasifikasi Minat Belajar
Berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah serta lebar interval, maka tingkat minat
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Interval tentang minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan.
Nilai
Frekuensi
Nilai Nominasi
28-30
26
A
25-27
19
B
22-24
5
C
Dengan demikian dapat diketahui:
1. Untuk kategori minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan yang baik mendapat nilai antara 26-29, sebanyak 40 siswa.
2. Untuk kategori minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan yang sedang mendapat nilai antara 23-25, sebanyak 7 siswa.
3. Untuk kategori minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan yang rendah mendapat nilai antara 20-22, sebanyak 3 siswa.
Selanjutnya untuk mengetahui persentase minat belajar mta pelajaran fiqih pada
siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃=
Keterangan
P: Persentase
F: Frekuensi
N: Jumlah responden
𝐹
𝑥 100 %
𝑁
Sehingga diperoleh data sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 26 siswa.
P = 26X 100%
50
P =52 %
2. Untuk mengetahui minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 19 siswa.
P = 19 X 100%
50
P =38 %
3. Untuk mengetahui minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 5 siswa.
P = 5 x100%
50
P = 10%
Tabel 4.5 Persentase kategori minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan.
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1.
Tinggi
28- 30
26
52%
2.
Sedang
25- 27
19
38%
3.
Rendah
22- 24
5
10%
50
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas diketahui bahwa:
1. Minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan
memiliki kategori tinggi 26 siswa dengan persentase sebesar 52%.
2. Minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan
memiliki kategori sedang 19 siswa dengan persentase sebesar 38%.
3. Minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan
memiliki kategori rendah 5 siswa dengan persentase sebesar 10%.
3. Analisis item pertanyaan
Selanjutnya penulis sajikan tabel frekuensi dan persentase tentang minat belajar
mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung,
Kab. Demak Tahun 2009/2010 berdasarkan hasil jawaban angket per-item.
Tabel 4.6 Persentase frekuensi minat belajar mata pelajaran fiqih pada
siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun 2009/2010.
NO.
1.
ITEM PERTANYAAN
Ketika anda mengikuti pelajaran
FREKUENSI
PERSENTASE (%)
A
B
C
A
B
C
48
2
0
96%
4%
0%
35
13
3
70%
24%
6%
44
6
0
88%
12%
0%
28
22
0
56%
44%
0%
fiqih apakah anda datang tepat
waktu?
2.
Apabila anda ada halangan tidak
bisa mengikuti pelajaran fiqih
seperti biasa dalam hal ini, apakah
anda minta izin kepada Bapak/ Ibu
guru?
3.
Waktu pelajaran fiqih, apakah anda
selalu memperhatikan?
4.
Apakah anda sering membaca
buku fiqih?
5.
Ketika anda diminta mencatat mata
41
9
0
82%
18%
0%
29
19
2
58%
38%
4%
35
14
1
70%
28%
2%
22
26
2
44%
52%
4%
37
13
0
74%
26%
0%
38
11
1
76%
22%
2%
pelajaran fiqih, apakah kalian
mencatatnya?
6.
Apakah anda berusaha untuk
mempunyai buku- buku pelajaran
fiqih?
7.
Jika mendapat PR pelajaran,
apakah anda mengerjakannya?
8.
Berapa hari sekali anda belajar
fiqih di rumah?
9.
Apakah anda merasa senang ketika
guru fiqih memberi tugas kepada
anda?
10.
Jika anda ketinggalan materi fiqih,
apakah anda berusaha meminjam
buku catatan teman untuk
melengkapi yang belum lengkap?
Kesimpulan
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Jawaban A
Kreteria jawaban A mencapai frekuensi tertinggi yaitu pada nomor 1 yakni
Ketika anda mengikuti pelajaran fiqih apakah anda datang tepat waktu, ini dapat di lihat pada
nilai mencapai 96%.
2. Jawaban B
Kreteria jawaban B mencapai frekuensi sedang yaitu pada nomor 8, yakni, Berapa hari
sekali anda belajar fiqih di rumah, ini dapat dilihat nilai mencapai 52%.
3. Jawaban C
Kreteria jawaban C mencapai frekuensi rendah yaitu pada nomor 7 dan 10, yakni Jika mendapat
PR pelajaran, apakah anda mengerjakannya, ini dapat dilihat pada nilai mencapai 2% dan no 10
Jika anda ketinggalan materi fiqih, apakah anda berusaha meminjam buku catatan teman untuk
melengkapi yang belum lengkap, ini dapat pada nilai mencapai 2%.
B. Analisis Lanjutan
Adapun langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabel persiapan analisis korelasi mencari pengaruh kompetensi profesional guru
terhadap
minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan kec, Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
2. Mencari XY, X2, Y2 dengan cara mengkalikannya.
3. Selanjutnya memasukkan nilai x dan y yang kedalam rumus product moment sebagai
berikut:
rXY 
(  X )( Y )
N
2

(  X ) 
( Y 2 ) 
2
2
 X 
 Y 

N
N 


 XY 
Keterangan :
rXY :
koefesien Korelasi Variabel X dan Y
XY :
Product dari Variabel X dan Y
X :
kompetensi Profesional Guru
Y :
Minat Belajar
N :
Jumlah Sampel
1. Membuat tabel persiapan analisis korelasi mencari pengaruh kompetensi profesional guru
dan minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec,
Kebonagung, Kab. Demak Tahu Ajaran 2009/2010.
Tabel 4.7 korelasi product moment.
No
X
Y
X2
Y2
XY
1.
27
29
729
841
783
2.
25
25
625
625
625
3.
29
28
841
784
812
4.
26
29
676
841
754
5.
28
29
784
841
812
6.
25
29
625
841
725
7.
27
28
729
784
756
8.
28
29
748
841
812
9.
28
28
784
784
784
10.
25
25
625
625
625
11.
29
25
841
625
725
12.
27
27
729
729
729
13.
26
24
676
576
624
No
X
Y
X2
Y2
XY
14.
26
27
676
729
702
15.
28
28
784
784
784
16.
29
28
841
784
812
17.
27
28
729
784
756
18.
28
26
784
676
728
19.
27
28
729
784
756
20.
23
22
529
484
506
21.
25
25
625
625
625
22.
29
29
841
841
841
23.
26
28
676
784
728
24.
28
29
784
841
812
25.
28
29
784
841
812
26.
28
28
784
841
812
27.
28
29
784
841
812
28.
27
28
729
784
756
29.
29
25
841
625
725
30.
25
28
625
784
700
31.
24
27
576
729
648
32.
25
27
625
729
675
33.
27
26
729
676
702
34.
29
29
841
841
841
35.
24
25
576
625
600
36.
29
28
841
784
812
37.
27
28
729
784
756
38.
25
26
625
676
650
39.
27
29
729
841
783
No
X
Y
X2
Y2
XY
40.
25
27
625
729
675
41.
29
26
841
676
650
42.
28
28
784
784
784
43.
29
27
841
729
783
44.
20
22
400
484
440
45.
22
25
484
625
550
46.
27
24
729
576
648
47.
28
25
784
625
700
48.
28
25
784
625
700
49.
27
24
729
576
648
50.
29
30
841
900
870
∑X= 1340
∑Y=1348
∑X2=36106
∑Y2=36526
∑XY=36224
2. Mencari xy, X2, Y2 dengan cara mengkalikannya
Diketaui:
N
∑X2 =36106
= 50
∑X =1340
∑Y2 =36526
∑Y =1348
∑YX =36224
2. Setelah mengetahui kelompok variabel X dan Y, hasil product dari variabel X 2 dan Y2,
perkalian antara X dan Y serta tinggi rendahnya, maka langkah selanjutnya adalah untuk
mengetahui rxy. Adapun rumus yang penulis pergunakan adalah teknik korelasi product
moment dengan angka kasar. Dengan demikian untuk mengetahui pengaruh kompetensi
profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs
Yasu’a Pilangwetan, Kec Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010, dapat
diketahui sebagai berikut:
rxy 
(X )(Y )
N
2
 2 (X )  2 (Y ) 2 
X 
Y 

N 
N 

XY 
rxy 
rxy 
rxy 
rxy 
rxy 
rxy 
1806320
50

1795600 
1817104
36106 
36526 

50
50 


36224 
(1340)(1348)
50
2

(1340) 
(1348) 2 
36106

36526




50 
50 

36224 
36224  36126,40
36106  3591236526  36342,08
97,60
194183,92
97 ,60
35680 ,48
97 ,60
188 ,8928
rxy  0,516695
rxy  0,517
Dalam pembuktian analisis ini. Penulis akan membandingkan nilai r product
moment obyektif (ro )dengan nilai r tabel (rt ). Nilai ro yang diperoleh 0,517 dengan nilai
ro itu dapat diadakan pengetesan, apakah nilai ro tersebut signifikan pada taraf 5% atau
1%, bila dikonsultasikan ke dalam harga kritik rt product moment dengan N = 50 pada
taraf signifikansi 5% diperoleh 0,279 maupun taraf signifikan1% diperoleh 0,361.
Bilangan tersebut di atas menunjukkan batas signifikan dengan nilai ro berada di
atas batas signifikan yaitu 0,279 (5%). Dengan demikian, nilai yang diperoleh tersebut
dikatakan signifikan karena ro > rt.
Setelah diperoleh nilai r dan telah dikonsultasikan dengan nilai r tabel product
moment, penulis menggunakan interprestasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh.
Inteprestasi nilai tersebut adalah : Besarnya nilai r o : 0,517.
Dengan melihat analisa di atas dapat disimpulkan hipotesis yang penulis ajukan
yaitu: ” Ada pengaruh yang positif antara kompetensi profesional guru dengan
minat belajar”.
Jadi hipotesisnya berbunyi : pengaruh kompetensi professional guru terhadap
minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec.
Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010 dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merujuk pada hasil penelitian sebagai mana telah dijabarkan pada bab sebelumnya
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. kompetensi Profesional guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab.
Demak, yang berada pada kategori tinggi ada 74%, berada pada kategori sedang ada
22%, dan kategori rendah ada 4%.
2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan,
Kec. Kebonagung, Kab. Demak yang berada pada kategori tinggi ada 52%, berada pada
kategori sedang ada 38% dan kategori rendah ada 10%.
3. Berdasarkan analisa selanjutnya dengan menggunakan rumus poduct moment diperoleh
0,517 dikonsultasikan dengan product moment atau n=1 pada taraf signifikan 5%= 0,279
dan pada taraf signifikan 1%= 0,361, ternyata nilai r berada di atas r tabel product
moment sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian untuk hipotesis
yang berbunyi” ada pengaruh yang positif antara kompetensi profesional guru
terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010.
B. Saran-saran
Dengan selesainya penyusun sekripsi dengan judul pengaruh Kompetensi Profesional
Guru terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa Kelas VIII MTs Yasu’a,
Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010, penulis dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk kepala sekolah
a. Hendaknya kepala sekolah lebih memperhatikan kualitas lembaga pendidikan
melalui kerjasama antara semua pihak yang terkait, agar lebih tinggi lagi kualitas
dan prestasi yang dicapai
b. Hendaknya kepala sekolah lebih memperhatikan perhatiaanya kepada guru
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a agar lebih meningkatkan kualitas
pengajarannya
2. Untuk guru
a. Hendaknya guru harus mempunyai profesional yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu supaya dapat menguasai mata pelajaran.
b. Hendaknya para guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a Pilangwetan lebih
meningkatkan kualitas pengajarannya agar siswa terdorong semangat belajarnya.
c. Kehadiran guru dan lembaga
pendidikan tidak hanya sebagai pengajar,
melainkan juga sebagai pendidik. Oleh karena itu keteledanan guru sangat
diperlukan, mengingat siswa bukan sekedar makhluk hidup individu, tetepi
sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu dampak dari keteladanan
guru akan membawa citra yang positif bagi kehidupan masyarakat.
d. Hendaknya guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a Pilangwetan lebih
menyiapkan diri lagi sehubungan dengan tugas yang akan dijalankan.
3. Untuk siswa
a. Hendaknya siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a Pilangwetan lebih tekun
lagi mengkaji materi yang telah disampaikan oleh para guru.
b. Hendaknya para siswa lebih menekankan kedisiplinan terutama masalah disiplin
waktu.
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya. Sehingga penulis mampu dengan tabah dan sabar menghadapi serta
mengatasi kesulitan-kesulitan yang terealisasi skripsi ini, yang merupakan syarat untuk
memenuhi gelar kesarjanaan pada ilmu tarbiyah. Walaupun penulis menydari bahwa
penyusunan skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis harapkan dari semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya skripsi ini.
Dan hanya mengucapkan terimakasih yang dapat penulis haturkan kepada semua
pihak yang telah membantu dengan kerendahan hati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya para pencinta ilmu pengetahuan ketarbiyahan. Amin…amin…amin…yaa
robbal’alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis Jakarta: Bina Aksara.
Ball Samuel, Davitz. R Joel. 1970. Psychology Of The Educational Process: New York: McGraw-Hill.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Darodjat, Zakiah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan bintang.
Depag. 2002. Al-quran Terjemah. Jakarta: Al-huda (Kelompok Gema Insani).
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Offet.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekat Kompetens. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hurlock, Elizabeth B. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlanga.
Isjoni, 2008, Guru Sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Imam Abi Abdillah Muhammad bin Islmail bin Ibrahim, 1994/ 1414 M. Kitab Shohih Bukhori,
Juz 7 Hadits 5640-6722. Darul Fiqri.
Koentjaraningrat, 1994, Metode- Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia.
Listria, Aprina. 2007 Sekolah Bukan Sgalanya Pendidikan Kritis Ala Tatto- Chan, Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta.
Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi Sertifilakasi Guru. Bandung: Remaja Rosdayakarya.
Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya
Samana . 1994. Profesionalisme Keguru. Yogyakarta: Kanisius.
Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawli Pres.
Sisdiknas. 2006. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen. Bandung: Citra Umbara.
Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remaja Karya.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor- faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarmanto. 1993. Tuntunan Metodologi Belajajar. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: Fakultas Ekomi
Universitas Indonesia.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat.
Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaodah Sukmadinata, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Remaja
Syafruddin Nurdin. 2002. Profesional dan Ikplementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pres.
Tim, Pengelola KMDK. 1997. Profesi Kependidikan. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.
Uzer Usman, Moh. 1991, Menjadi Guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_____________. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wijaya, Cece, dan Tabrani, Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya.
WWW. Blog Copyright Zanikhan, 25 November 2008: Tinjuan Tentang Minat Belajar.
Lampiran I
DATA ANGKET
Petunjuk.
1. Pilih poin jawaban yang anda anggap benar tepat, dengan member tanda silang (x) pada poin jawaban
A, B, C.
2. Sebagai responden, nama anda akan dirahasiakan jawaban anda tidak mengurangi nilai rapot anda.
3. Jawablah seobyektif, karena jawaban anda sangat membantu kelancaran penelitian ini.
IDENTITAS
Nama :
Kelas :
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
1. Apakah guru anda sering tepat waktu dalam mengajar?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Setiap masuk kelas, apakah guru anda selalu mengabsensi anda?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Pada waktu menerangkan pelajaran, apakah guru anda sering membaca atau melihat buku catatan yang
dimiliki?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering
4. Dalam menerangkan pelajaran, apakah anda menyukai cara-cara mengajar guru anda?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak perna?
5. Apakah guru anda dalam mengajar menggunakan alat peraga?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Dalam memberikan materi pelajaran, apakah guru anda menggunakan metode yang bervariasi?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Waktu proses belajar mengajar berlangsung, apakah guru anda mampu mengelola kelas?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah anda dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah guru anda setelah mengajar memberikan evaluasi?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah guru anda mempersilahkan anda untuk bertanya, dalam setiap pertemuan di kelas?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
MINAT BELAJAR
1. Ketika anda mengikuti pelajaran fiqih apakah anda datang tepat waktu?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Apabila anda ada halangan tidak bisa mengikuti pelajaran fiqih seperti biasa dalam hal ini, apakah
anda minta izin kepada Bapak/ Ibu guru?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Waktu pelajaran fiqih, apakah anda selalu memperhatikan?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Apakah anda sering membaca buku fiqih?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Ketika anda diminta mencatat mata pelajaran fiqih, apakah kalian mencatatnya?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah anda berusaha untuk mempunyai buku- buku pelajaran fiqih?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak mempunyai
7. Jika mendapat PR pelajaran, apakah anda mengerjakannya?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Berapa hari sekali anda belajar fiqih dirumah?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah anda merasa senang ketika guru fiqih member tugas kepada anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Jika anda ketingalan materi fiqih, apakah anda berusaha meminjam buku catatan teman untuk
melengkapi yang belum lengkap?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Titik Haryanti
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir
: Grobogan 07 Mei 1986
Alamat
: Dsn. Lajer. Ds. Lajer RT 01/01 Kecamatan Penawangan. Kabupaten
Grobogan
Pendidikan
: - SDN 03 Lajer Tahun 1999.
- MTs Yasu’a Pilangwetan Demak lulus tahun 2002.
- MA Yasu’a Pilangwetan Demak lulus tahun 2005.
- STAIN Salatiga, D II lulus tahun 2007.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 4 Maret 2009
Penulis
TITIK HARYANTI
NIM 121 07 030