PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI

Transcription

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP
DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK MUAMALAT)
(Studi Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun Oleh:
Iing Suprihatin
NIM 204046102924
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431H
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP
DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK MUAMALAT)
(Studi Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
IING SUPRIHATIN
NIM 204046102924
Dibawah bimbingan
Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag
NIP. 197003232000031
Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag
NIP. 196404121994031004
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/ 1431H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 18 Maret
8 Rabi’ul Awwal
2010 M
1431 H
Iing Suprihatin
ABSTRAK
Iing Suprihatin, 204046102924 “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
NASABAH TERHADAP DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK
MUAMALAT) (Studi Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat) Program Studi
Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010
( xi + 97 + Lampiran)
Permasalahan pada penelitian ini diantaranya adalah mengenai faktor yang
mempengaruhi minat nasabah memilih Dana Pensiun pada DPLK Muamalat,
mekanisme serta perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (20062008)
Metodologi yang penulis gunakan adalah mengunakan pendekatan kuantitatif
diskriptif dengan tehnik pengumpulan data melalui survei lapangan, dan
menggunakan data primer serta data sekunder.
Faktor-faktor paling mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun
pada DPLK Muamalat diantaranya adalah Adanya fatwa MUI Terhadap Prodak
DPLK Muamalat hal ini terlihat dengan tingginya jawaban dari 30 responden terdapat
23 orang, hingga prosentasinya sebesar 76.7% selain itu juga simpanan yang aman
sebanyak 21 orang (70 %), serta pelayanan yang ramah dari karyawan/karyawati
DPLK Muamalat sebanyak 18 orang atau 18% yang setuju tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat nasabah terhadap danna pensiun DPLK Muamalat.
DPLK Bank Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana pensiun
didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip mudharabah yaitu
titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh
keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, kenuntungan tersebut dibagi sesuai
dengan kesepakatan bersama. Dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan
oleh bank Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan
dana untuk menyimpan dana di bank.
Perkembangan DPLK dari tahun 2006-2008 terlihat peningkatan pada aktiva
lancar dari Rp 89,029,318,685 pada tahun 2006 naik menjadi Rp 117,442,401,342.00
hingga pada tahun 2008 menjadi Rp 150,964,590,664. hal ini juga diikuti
dengan kenaikan hasil investasi terlihat sebagaimana pada tahun 2006 12.49%
turun menjadi 10.19% pada tahun 2007 turun 2.3% dan p-ada tahun 2008
hasil investasi turun menjadi 6.03% atau 4.16%.
Kata Kunci: Faktor, Minat, Nasabah, DPLK Muamalat
v
KATA PENGANTAR
 
S
egala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala Rahmat-Nya, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Baginda Besar Nabi
Muhammad SAW.
Penulisan karya Ilmiah dalam bentuk sekripsi ini merupakan salah satu bagian
syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat
mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan pihakpihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, penulis sampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr Komarudin Hidayat. MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Dr. Euis Amalia, M. Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharuddin
Lathif, M. Ag, Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu
penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
iv
4. Drs. Djawahir Hajazziey, SH, MA Ketua Program Non Reguler dan Drs. H.
Ahmad Yani, M.Ag. Sekretaris Program Non Reguler.
5. Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag sebagai dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan
pengarahan serta bantuan literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
6. Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A dan Drs. Djawahir Hajazziey, SH, MA sebagai
penguji yang sudah memberikan solusi mengenai skripsi (hasil penelitian)
saya ini.
7. Ibu Lilik Istiqoriyah, S.Ag, SS kaur perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta setaf-setafnya
yang tak
bosan-bosanya melayani penulis dalam proses penulisan sekripsi ini.
8. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang
diperlukan.
9. Pihak PT. Bank Muamalat Indonesia Pusat Cab.Slipi, terutama Bapak Arif
Fauzan selaku DPLK Muamalat, dan Mbak Susi, Mbak Reren yang telah
memberikan informasi dan data yang diperlukan penulis dalam penulisan
skripsi ini.
10. Muamalat Institute Karawaci dan Muamalat Institute Slipi, buat Mbak Narti,
Mas Rohim, Mas Prio terima kasih untuk bantuannya.
11. Kedua orang tuaku : Mamah yang melahirkan aku, do’a nok selalu tuk
mamah. Bapak yang tiap saat medukung hingga saat ini. Mamah yang tidak
v
melahirkanku, selalu perhatian ke-aku. Kakak-kakakku, A’ugeng dan A’Ugun
selalu menyemangatkan nok’ adikmu ini. Dan adikku Much.Agim, dan Agil.
Keluarga besarku tanpa terkecuali, terimakasih untuk kebersamaan, do’a,
kebahagiaan, kesedihan, tawa, tangis, dan dukungan yang lebih dari apapun,
bahkan lebih banyak dari yang penulis harapkan.
12. Sahabat terbaikku Mbak Ida, Mbak Winny, Mbak Mimah,
Mbak Amla,
Mbak Fitri. Dan semua teman- teman angkatan 2004 terkhusus PS- C yang
tidak tersebutkan satu-persatunya, dan juga PS-A,B,D.
13. Teman-teman yang tak akan terlupakan untuk Ku : Musthofa (ma2s’), Ngudi
(barengan sidang Qte), Rama (ma’e), Fajar (pak’ust.). Teman kozn yang lebih
dari teman yaitu sahabat hidup senang, sedih bersama dan seperjuangan
sehari-harinya, Noe (lem’), Reyna (amel), Dini (ndut), Melly (komel), Itha
(syerlitha), kozn di Pak’jaimin Kokom, Iyut, Yayan, Idung, Dafi, Sandi, A”,
dan Ibu Suji, Bude, Pa’de. Dan tak terlupakan seseorang disana yang selalu
menemaniku. Teman- temen yang bergabung di Muamalat Institute, temantemanku di rumah TNG, terima kasih telah menemani perjalanku selama ini
semoga tak berakhir sampai disini, tetap terus terjalin sampai nanti sampai
akhir hayat. Amin, Lov U All???
14. Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum, Perpustakaan Pasca Sarjana UI Salemba, untuk semua
staf yang telah membantu penulis mencari buku referensi yang diperlukan.
vi
Penulis berdoa untuk semuanya semoga amal baik mereka semua yang ikhlas
membantu dan saling bekerjasama satu sama lainnya. Maka, akan dibalas dan
diridhoi oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.
Dan penulis berharap semoga skripsi (hasil penelitian) saya ini dapat
bermanfaat dan juga menjadi sumbangan positif bagi banyak pihak.
Jakarta, Maret 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAETAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10
D. Studi Reviw Terdahulu ................................................................. 11
E. Sistematika Penulisan ................................................................... 14
BAB II
LANDASAN TEORI DANA PENSIUN
A. Dana Pensiun ................................................................................. 16
B. Landasan Hukum Dana Pensiun ................................................... 23
C. Fungsi dan Macam-macam Dana Pensiun .................................... 25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian........................................................................ 34
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 36
C. Jenis Penelitian .............................................................................. 36
D. Pendekatan Penelitian ................................................................... 37
E. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 37
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
G. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 40
H. Metode Analisis Data .................................................................... 40
vii
I. Uji Valididitas dan Relibilitas ....................................................... 45
J. Prosedur Pengelolahan Data Penelitian ........................................ 48
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISA FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP DPLK
MUAMALAT
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 50
B. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Memilih Dana
Pensiun pada DPLK Muamalat. ................................................... 56
C. Mekanisme
Operasional
Dana
Pensiun
pada
DPLK
Muamalat....................................................................................... 70
D. Perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun
(2006-2008) ................................................................................... 88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 91
B. Saran .............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN ......................................................................................................... 96
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia secara berkesinambungan
sejak muda sampai lanjut usia. Masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakat
agraris. Dengan semakin berkembangnya dan bertumbuhnya perekonomian,
struktur ekonomi yang berintikan kekuatan industri dengan dukungan sektor
pertanian menjadi tujuan. Dengan begitu terjadi pergeseran era, yaitu “Era
Agraris” ke “Era Industrial”.
Pergeseran ini tentunya menimbulkan pergeseran nilai kehidupan
masyarakat serta pola hidup maupun tingkah laku, yang mengimplikasikan
harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Setiap orang tidak hanya
memikirkan kesejahteraan di saat bekerja tapi juga memikirkan kesejateraan di
masa tua atau pensiun. Bergesernya pola kehidupan akibat globalisasi akan terus
berlangsung. Di mana dahulu, orang tua kita merasakan bahwa sebagai balas
budi. Anda sebagai anak harus menjaga dan menghidupi orang tua anda di saat
orang tua anda tidak lagi produktif, semua ini sudah semakin pudar.
Ditambah lagi, Pemerintah Indonesia belum bisa memberikan jaminan
hari tua kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah masuk masa pensiun,
1
2
sehingga anda sekarang haruslah bertanggung jawab terhadap kehidupan anda
sendiri, baik di masa produktif umumnya dan masa pensiun khususnya.
Salah satu prasarana yang mutlak dibutuhkan adalah “jaminan hari tua”
atau pensiun. Jaminan hari tua pada hakikatnya adalah memberikan kesejahteraan
di hari tua dalam time frame lanjut usia, yang akan dinikmati oleh mereka yang
saat ini masih muda. Wujud nyata dari jaminan hari tua adalah program pensiun,
yang di Indonesia dikenal dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).1
Diera pada tahun 70-an sampai dengan tahun 80-an, masyarakat Indonesia
berlomba-lomba masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh
pensiun dimasa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan
setelah berakhir masa kerja seseorangan dan pada masa itu masyarakat masih
berpikir bahwa ketika menjelang usia pensiun adalah masa yang sudah tidak
produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pilihan utama mereka
terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena pegawai negerilah pada saat
itu memberikan kepastian adanya pensiun. Jika pada era 70-an sampai 80-an
belum banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun bagi karyawannya,
maka diera tahun 90-an akan menjadi sebaliknya. Apabila setelah keluarnya UU
Nomor 11 Tahun 1992 yang mengatur tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh
perusahaan dewasa ini telah menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya,
1
Pentingnya Mengenal dan Memahami Lembaga Dana Pensiun, artikel diakses pada tanggal
24 Februari 2009 dari http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/2003/0523/eur1.htm
3
baik yang dikelola sendiri atau lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang
tidak menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternative
pilihan untuk memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.2
Dana
Pensiun
adalah
merupakan
upaya
untuk
mempertahankan
kesejahteraan pada saat orang tersebut sudah tidak bekerja lagi (pensiun). Dengan
demikian, pada masa seseorang masih produktif (masih bekerja), ia mendapat
ketenangan karena adanya jaminan kesinambungan pendapatan pada saat seorang
karyawan sudah pensiun. Bagi perusahaaan karyawannya bekerja secara tenang
akan diuntungkan karena kondisi tersebut dapat meningkatkan loyalitas dan
produktifitas karyawannya.
Di AS, dana pensiun dapat dikelola oleh perusahaan tempat pegawai
bersangkutan bekerja atau dikelola oleh suatu badan hukum yang terpisah. ERISA
(Employee Retirement Income Security Act of 1974) adalah aturan yang
digunakan untuk usaha dana pensiun di Amerika Serikat. Pada Undang-undang
ini mengatur serta mendefinisikan tugas “amanah” (Fiduciary Duties) dan
persyaratan serta ketentuan tentang dana pensiun, sedangkan di Indonesia diatur
oleh Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang dana pensiun.3
2
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001),
edisi.revisi, cet 5, hal 289.
3
Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Yogyakarta : Bagian Penerbit Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2005), edisi kedua, Cet 2, hal 168.
4
Maka dari pengertiannya suatu perusahaan dana pensiun itu secara umum
dapat dikatakan merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan dari
suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai
perjanjian. Artinya Dana Pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut
dana dari pendapatan para karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan
kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun dapat diberikan pada saat karyawan
tersebut sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sehingga
memperoleh hak untuk mendapatkan dana pensiun. Dan pengertian pensiun itu
sendiri adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja
sekian tahun dan sudah memasuki usia atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan
perjanjian yang sudah ditetapkan.4
Adanya dana pensiun tidak hanya menguntungkan karyawan saja,
perusahaan (pemberi kerja) juga diuntungkan yaitu memelihara legalitas
karyawan sehingga mengurangi tingkat turnover karyawan, meningkatkan
semangat produktivitas karyawan dan meningkatkan kompetensi pasar tenaga
kerja. Jadi, pemberian dana pensiun menguntungkan kedua belah pihak yaitu
karyawan dan pemberi kerja.
Tugas
yang
dipikul
dana
pensiun
adalah
mengelolah
dan
menginvestasikan dan yang dihimpun dari kontribusi yang dibayarkan oleh
pemberi kerja, serta membayarkan manfaat pensiun kepada karyawan dimasa
4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001),
edisi.revisi, cet 5, hal 295 .
5
pensiun. Oleh karena itu, pengelolahan secara profesioanal supaya dana yang
terkumpul bisa di manfaatkan dan diinvestasikan sebaik-baiknya yaitu
diinvestasikan kepada sektor-sektor yang aman (memiliki risiko investasi yang
rendah) dan cepat menghasilkan sesuai dengan arahan investasi yang ditetapkan
oleh pendiri dan dewan pengawas.5
Dana pensiun yang ada dalam berbagai bentuk, dalam suatu perekonomian
yang telah maju adalah investor kelembagaan (Institusional Investor) dan para
pelaku yang penting lainnya dalam pasar-pasar keuangan. Dana Pensiun berperan
penting karena sejumlah alasan. Pertama, pendapatan dan kekayaan tumbuh terusmenerus setelah periode PD II, yang menyebabkan rumah tangga memiliki lebih
banyak uang bagi tabungan jangka panjang. Kedua, usia penduduk semakin
panjang dan mereka mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan keuangan yang lebih
banyak bagi periode pensiun yang lebih panjang. Ketiga, pensiun merupakan
kompensasi bagi karyawan yang bebas pajak, sampai karyawan-karyawan
pensiun dan pendapatan mereka dari pekerjaan berhenti mengalir.
Adapun tipe-tipe dari Dana Pensiun yaitu yang digunakan secara luas.
Program Pensiun Iuran Pasti
Dalam program pensiun iuran pasti, sponsor program pensiun hanya
bertanggung jawab untuk membuat atau menetapkan kontribusi (iuran) dalam
jumlah tertentu kedalam program pensiun atas nama peserta pensiun yang
5
Anwar, Santoso, Peraturan Dana Pensiun. www.djlk.depkeu.90 bab iii.htm.27 juli 2005.
6
memenuhi syarat. Jumlah uang yang dikontribusikan biasanya didasarkan pada
persentase dari gaji karyawan atau dari laba.
Program Pensiun Keuangan Pasti
Dalam program pensiun keuangan pasti, setuju untuk melakukan
pembayaran-pembayaran dalam jumlah tertentu kepada karyawan-karyawan yang
memenuhi syarat setelah mereka pensiun (dan sejumlah pembayaran kepada ahli
waris jika karyawan meninggal sebelum pensiun). Pembayaran pensiun
ditentukan oleh suatu formula yang biasanya mempertimbangkan masa kerja dan
penghasilan karyawan.
Program Pensiun Hibrida
Program
pensiun
ini,
yang
dinamakan
“designer
pension”,
mengombinasikan karakteristik-karakteristik dari kedua tipe program pensiun
yaitu (Program Pensiun Iuran Pasti dan Program Pensiun Keuangan Pasti).
Designer Pension pertama kali muncul pada tahun 1985, dan program ini telah
dipakai oleh 80 % perusahaan dan pemberi kerja publik di Amerika Serikat.6
Pada peraturan dana pensiun di Indonesia adanya sistem pendanaan suatu
program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi dana, yang dibutuhkan
untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program pada hari tua.
Keyakinan akan adanya kesinambungan penghasilan tersebut menimbulkan
6
Frank J. Fabozzi, Franco Modigliani, dan Michael G. Ferri, ”Pasar dan Lembaga
Keuangan”, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), edisi pertama, hal 161.
7
ketentraman kerja, sehingga akan menimbulkan motivasi kerja karyawan yang
pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan produktivitas.
Kemudian, mengingat akan manfaat program pensiun yang begitu besar,
baik bagi peserta maupun bagi masyarakat luas. Maka upaya pengembangan
penyelenggaraan program pensiun selama ini telah didukung oleh pemerintah
melalui peraturan perundangan di bidang perpajakan yaitu dengan pemberian
fasilitas penundaan pajak (penghasilan) sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf h UU No.7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan yang lengkapnya
sebagai berikut :
“Iuran yang diterima atau yang diperoleh Dana Pensiun yang disetujui Menteri
Keuangan, baik yang dibayar oleh Pemberi Kerja maupun oleh Karyawan, dan
penghasilan Dana Pensiun serupa dari modal yang ditanamkan dalam bidangbidang tertentuberdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tidak termasuk dari
objek pajak”.7
Pendirian DPLK oleh suatu perusahaan seperti asuransi jiwa diduga karna
adanya peluang bahwa pembayaran manfaat pensiun kepada peserta diharuskan
secara anuitas secara seumur hidup. Dengan kata lain, DPLK harus memberi
program anuitet dari perusahaan asuransi jiwa. Dengan mutualistis atau hubungan
yang saling menguntungkan, sebab perusahaan asuransi jiwa mendapat semacam
transfer fee dari DPLK atas pembelian program anuitet.
7
Dahlan Siamat, ”Manajemen Lembaga Keuangan”, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), edisi kedua, hal 484.
8
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan betapa pentingnya dana pensiun
bagi setiap orang. Dengan program pensiun, kesejahteraan dan pendapatan
seseorang pada hari tua lebih terjamin. Sementara itu bagi perusahaan, program
pensiun dapat menciptakan ketenangan kerja bagi karyawan yang mengetahui
bahwa kesejahteraan disempurnakan tugasnya telah terjamin, yang pada
gilirannya mereka akan loyal terhadap perusahaan serta akan bekerja lebih
produktif. Demikian pula pemimpin perusahaan akan mendapat ketenangan untuk
bekerja kaprena tidak akan timbul program PHK besar sebagai bagian dari
program pensiun.8
Sistem syariah juga telah merambat diproduk dana pensiun. Adalah pada
PT Principal Indonesia, sebuah perusahaan yang memang bergerak di dana
pensiun yang pernah mencoba memulai mengembangkan dan pensiun dengan
sistem syariah. Prinsip dasarnya tentu saja tetap sama, yakni dana yang terkumpul
akan di investasikan pada jenis-jenis usaha yang tidak melanggar kaidah islam.
Namun, sayang dalam perjalanan perusahaan ini mengalami kesulitan likiditas,
dan akhirnya di akuisisi perusahaan sehingga program dana pension syariahnya
terhenti.
Selain PT Principal, perusahaan yang telah bergerak di dana pensiun
syariah adalah PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), semula BMI hanya
8
RIVAI, Veithzal dan Prof. Dr.H. Veithzal Rivai, M.B.A. dan Andria Permata Veithzal,
B.Acct., M.B.A. dan Ferry N. Idroes, S.E., M.M, Bank dan Financial Institution Management,
(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2007), edisi pertama, hal 1066.
9
mengelola pensiun pada karyawannya sendiri saja. Namun, produk terus
meningkat dan BMI pun berfikir untuk meluaskan jangkauan pemasarannya.
Pemasaran produk ini dilakukan sampai ke daerah-daerah dengan memanfaatkan
jaringan Kantor Cabang Bank Muamalat.9
Masih ada anggapan di masyarakat bahwa bank syariah hanya
diperuntukkan untuk muslim saja, padahal ini tidaklah benar. Bank Islam atau
bank syariah tidak khusus diperuntukkan untuk sekelompok orang, namun sesuai
dengan landasan Islam yang “rahmatan lil „alamin”, didirikan guna melayani
masyarakat tanpa membedakan keyakinan yang dianut. Bagi kaum muslimin,
kehadiran bank syariah adalah memenuhi kebutuhannya, namun bagi masyarakat
lainnya, bank Islam adalah sebagai sebuah alternatif lembaga jasa keuangan di
samping perbankan konvensional yang telah ada.10
Dengan adanya kajian penelitian terdahulu, maka penulis pun tertarik
untuk mengangkat penelitian yang berkaitan dengan adanya Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) ini ke dalam sebuah skripsi yang berjudul
“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP
DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK MUAMALAT), (Studi
Kasus Pada DPLK Muamalat Pusat)”
9
Mustafa Edwin Nasution, ”Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam”, (Jakarta: Kencana, 2007)
edisi pertama, cet 2, hal 291.
10
Muhammad, ”Manajemen Dana Bank Syariah”, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), cet 1, hal.
182- 183.
10
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari persoalan yang telah dideskripsikan dan melihat permasalahan yang
berkaitan dengan adanya pembentukan Dana Pensiun syariah, maka penulis
membatasi masalah pada proses dalam suatu pemasaran terhadap Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat) .
2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini
adalah:
1. Apa saja faktor
yang mempengaruhi minat nasabah memilih Dana
Pensiun pada DPLK Muamalat?
2. Bagaimana mekanisme operasional Dana Pensiun pada DPLK Muamalat?
3. Bagaimana perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun
(2006-2008)?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan di atas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya:
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah memilih Dana
Pensiun pada DPLK Muamalat.
2. Untuk mengetahui mekanisme operasional Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat?
11
3. Mengetahui perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (20062008).
Manfaat dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Teoritis: penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan kontribusi
bagi kalangan intelektual, pelajar, praktisi, akademisi, institusi dan
masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh factor yang
mempengaruhi minat nasabah terhadap dana pensiun pada DPLK Muamalat.
2. Praktis: Penulisan skripsi ini diharapkan menjadi input bagi perbankan syariah
indonesia dan lembaga pengelola dana pensiun.
3. Kebijakan: Penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi DPLK Muamalat
maupun PT. Bank Muamalat dalam
mengambil kebijakan pengelolaan Dana pensiun.
4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat
mengenai Mekanisme dana pensiun pada DPLK Muamalat.
D. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, penulis melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini masih
kurang mendapatkan perhatian, untuk mengatakan belum pernah diteliti.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara lain:
12
1. Judul skripsi “ANALISIS PERILAKU DANA PENSIUN DAN TABUNGAN
HARI TUA ATAU JAMINAN HARI TUA (Studi Kasus: PT. BANK
CENTRAL ASIA Tbk)”, oleh: Polma Lisva Zuesty Marbun, tahun 2006,
penerbit: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Jakarta.
Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengenai mekanisme
yang digunakan dalam ketentuan Undang-undang tentang adanya Dana
Pensiun, Tabungan Hari Tua.
Membahas akan topik pada suatu manfaat Dana Pensiun, Tabungan
Hari Tua atau Jaminan Hari Tua. Bahwa pada aplikasinya Dana Pensiun,
Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua pada PT Bank Central Asia Tbk.
Telah sesuai dengan peraturan perpajakan dan akutansi yang berlaku yang
ditetapkan oleh pemerintah.
2. Judul skripsi “SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN DANA PENSIUN
LEMBAGA KEUANGAN (Studi Kasus: DPLK)”, oleh: Reni Ayulisida,
tahun 2007, penerbit: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
(STIMIK) Perbanas Jakarta.
Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengenai mekanisme
yang digunakan dalam pembayaran Dana Pensiun yang terbagi dua macam,
yaitu :
a. Pembayaran Dana Pensiun Program Iuran Pasti,
b. Pembayaran Dana Pensiun Program Pengalihan Dana.
Dalam Program Pengalihan Dana terdiri dari dua macam, yaitu :
13
a. Program Pengalihan Dana dari DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) ke
DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan),
b. Program Pengalihan Dana dari DPLK ke DPLK yang lain.
Pembahasan skripsi ini, membahas akan prosedur pembayaran dan
program pengalihan dana pensiun dari DPPK ke DPLK. Namun, skripsi ini
lebih terfokus pada proses pengalihan dana, proses pencairan dana sampai
dengan pembayaran dana pensiun, pembahasan disini tidak membahas tentang
mengenai
perhitungan bunga pajak atau biaya administrasi peserta dana
pensiun.
3. Judul skripsi “TANGGAPAN DAN HARAPAN NASABAH TERHADAP
DANA PENSIUN
LEMBAGA
KEUANGAN
BANK
MUAMALAT
INDONESIA” (Studi kasus DPLK BMI Cabang Bogor), oleh: Andri Isma’il
Tholabi, tahun 2004, penerbit: Universitas Djuanda Bogor.
Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini mengenai tanggapan dan
harapan terhadap DPLK di Bank Muamalat Indonesia yang belum diketahui
sampai saat ini. Oleh karena itu, DPLK BMI perlu mengetahui apa tanggapan
dan harapan nasabah sehingga dapat lebih memperbaiki yang kurang pada
masa saat ini, dan meningkatkan yang sudah baik dimasa yang akan datang.
4. Judul skripsi “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN
DPLK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA”, oleh: Nurul Amalia,
tahun 2006, penerbit: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14
Permasalahan yang di teliti dalam skripsi ini mengenai bagaimana
mekanisme pengelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dan apa
tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme pengelolaan akan DPLK di DPLK
BMI. Oleh karena itu, dana pensiun yang dibentuk dalam program pensiun
iuran pasti, dan mengenai tinjauan hukum Islam dalam pelaksanaannya DPLK
BMI dikelola berdasarkan konsep syariah yaitu menggunakan konsep titipan
bagi hasil (mudharabah). Dimana lembaga DPLK mengelola dan nasabah agar
diperoleh keuntungan, dari keuntungan yang diperoleh dengan kesepakatan
bersama.
Pembahasan yang terlihat pada kajian pustaka terdahulu mengenai akan
Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat.
Dengan suatu perihal-perihal yang
sebagaimana dikaji oleh skripsi-skripsi terdahulu, yaitu Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat dapat dikatakan sebagai tabungan hari tua yang sesuai dengan UU No
11 tahun 1992. Dan mengenai hukum-hukum tentang DPLK atau pembayaran,
pengalihan, pencairannya sesuai pajak.
Pada studi terdahulu telah mengkaji akan Dana Pensiun yang khususnya
pada DPLK Muamalat. Sebagian besar sudah tergambar adanya suatu pokok
pembahasan mengenai Dana Pensiun yaitu sebagai tabungan hari tua, dan DPLK
Muamalat memiliki ketetapan hukum-hukum yang sudah sesuai dengan adanya
UU No 11 tahun 1992. Oleh karena itu, penelitian skripsi yang ingin dibahas
peneliti tentang Dana Pensiun pada DPLK Muamalat, yang lebih mengenai akan
15
minat atau respon responden (nasabah) terhadap lembaga DPLK Muamalat saat
ini.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan
yang terdiri lima bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang dana pensiun yang meliputi; Pengertian
dana pension, Pengertian dana pensiun lembaga keuangan serta
landasan hukum dana pension, juga fungsi dan macam-macam dana
pensiun
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metodelogi penelitian yang berisikan
tentang, Jenis Penelitian, Metode
Penentuan Sampel, Metode
Pengumpulan Data, Metode Analisa Data, Lokasi Penelitian, Uji
Valididitas dan Relibilitas, Prosedur Pengelolahan Data Penelitian
16
BAB IV
DISKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISA FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP
DPLK MUAMALAT
Bab ini membahas mengenai Objek penelitian, Faktor
yang
mempengaruhi minat nasabah memilih Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat, Mekanisme Operasional Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat, Perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun
(2006-2007).
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran-saran
dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DANA PENSIUN
A. Dana Pensiun
1. Pengertian dana pensiun
Pengertian dana pensiun secara umum merupakan dana yang sengaja
dipungut oleh perusahaan dari karyawannya dan merupakan pendapatan yang
akan diperoleh seseorang setelah mengabdi atau bekerja selama sekian tahun.
Pensiun diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia ataupun
sebab-sebab lain.
Menurut UU No.11 Tahun 1992, tentang dana pensiun adalah : “Dana
Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun”.1
Dari definisi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dana
pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program
pensiun yang dimaksud untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan
suatu perusahaan terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program
tersebut dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau dengan menyerahkan kepada
lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan program
pensiun, misalnya Bank-bank umum atau pada perusahaan asuransi jiwa. Jadi,
1
Republik Indonesia, UU No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
16
17
Dana Pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola
program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada
karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.2
Selanjutnya
pengertian
Pensiun
adalah
hak
seseorang untuk
memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki
masa pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah di
tetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam bentuk uang
dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari
iurn yang dipotong dari pendapatan karyawan suatu perusahaan. Iuran ini
kemudian diinvestasikan lagi ke dalam berbagai kegiatan usaha yang
dianggap paling menguntungkan. Bagi peruasahaan dana pensiun uiran yang
dipungut dari para karyawan suatu perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal ini
dilakukan pemerintah dalm rangka pengembangan program pensiun kepada
masyarakat luas, seperti yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan yang memberikan fasilitas penundaan pajak penghasilan
seperti dalam Undang-undang No.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan:
“Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang di setujui Menteri
Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun oleh karyawan dan
penghasilan dan pensiun dari modal yang ditanamkan dalam bidang-bidang
2
Dahlan Siamat, ”Manajemen Lembaga Keuangan”, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI,
2004), edisi keempat, hal 466.
18
tertentu berdasarka keputusan Menteri Keuangan tidak termasuk dari objek
pajak.3
Sebagai pendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perbankan dengan pengelolaan berdasarkan syariat Islam. Sejak beroperasi
tahun 1992. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat) merupakan
bagian dari produk pada PT Bank Muamalat, Tbk.
Perilaku konsumen Menurut Basu Swasta dan Handoko (consumer
behavior) dapat didefinisikan sebagi kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang
dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen yaitu proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang
dan jasa-jasa ekonomi.4
Produk Dana Pensiun pada DPLK Muamalat sama dengan merupakan
produk jasa. Ada beberapa pendapat teori mengenai produk jasa di bawah
ini :
3
Kasmir, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), hal 310.
4
Basu Swasta dan Hani Handoko, “Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen”
(Yogyakarta: BPFE, 2000). edisi pertama, cet 3.
19
Tabel 2.1
Tentang Indikator Teori Minat
Teori Minat / Beli Menurut
Indikator
- Masalah kebutuhan
Kotler dan Keller
- Mencari informasi
(2006)
- Evaluasi/ Menilai
- Kepuasan
- Produk
Stimulus (Respon)
- Merk
B.F. Skinner
- Layanan
Gestalt
- Faktor lingkungan
- Kualitas
Ajianto & Abdurrachan
- Referensi
- Merk
Menurut David L.Scott (1988): “Pension funds is a financial institution
that controls assets and disburses income to people after they have retired from
gainful employment”.5
Menurut FE Perry (1993): “Pension funds is an investment maintained
by companies and other organization’s pension scheme”.6
2. Pengertian Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk
oleh Bank dan perusahaan Asuransi Jiwa yang menyelenggarakan program
pensiun iuran pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja
mandiri yang terpisah dari dan pensiun pemberi kerja bagi karyawan Bank
atau perusahaan Asuransi Jiwa yang bersangkutan.
5
Scott, L. David, Bank dan Financial Institution Management (,Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2007), edisi pertama, hal 257.
6
Perry. F.E.,AA, Bank dan Financial Institution Management (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2007), edisi pertama, hal 245.
20
Sesuai dengan Undang-undang No. 11 tahun 1992 yanng ditunjuk
untuk menyelenggarakan program DPLK adalah Bank atau Perusahaan
Asuransi Jiwa dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun
program-progarmnya terlepasa dari badan pendirinya, hal ini dilakukan agar
kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya terjamin.
Adapun bentuk program Pensiun pada DPLK, adalah untuk:
a. Tujuan diadakan program pensiun pada DPLK
Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk
membiayai pembangunan. Salah satu kebijakan pemerintah dalam
pembangunan jangka panjang adalah menggali dan mengembangkan
sumber-sumber dana pembangunan yang berasal dari masyarakat. Sistem
pendanaan program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi dana
yang merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional.7
Dengan tersedia modal masyarakat yang luar biasa melalui bank
maupun perusahaan asuransi, jelas akan menggerakkan laju pembangunan
nasional secara keseluruhan serta akan menjadi motor yang sangat
tangguh dalam program tinggal landas Indonesia.
7
Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 8.
21
1) Meningkatkan pendapatan dari biaya yang didasarkan dari pendapatan
bank (bagi bank pengelola DPLK). Akumulasi dana yang tersimpan pada
perusahaan pendiri akan menghasilkan bunga dana yang merupakan
pendapatan. Disamping itu pendiri juga memperoleh pendapatan profesi
apabila mengelola DPLK.
2) Membantu
pemerintah
dalam
upaya
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat di hari tua. Dengan adanya program pensiun yang dimiliki
para karyawan dan pekerja mandiri akan mendukung meningkatnya taraf
hidup masyarakat, karena pada masa purnabakti, mereka mendapatkan
tambahan pendapatan secara tetap setiap bulannya.
b. Manfaat DPLK Muamalat
Dengan menjadi peserta Dana Pensiun Muamalat akan timbul manfaat
dari materi maupun non materi baik bagi perusahaan maupun karyawan.
1) Bagi Perusahaan
a) Meningkatkan Efisiensi :
1. Penyelenggaraan administrasi
2. Tidak perlu memiliki tenaga khusus untuk melakukan investasi
3. Iuran bagian perusahaan sebagai biaya, sehingga mengurangi pajak
b) Loyalitas karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja
c) Mengurangi turn over karyawan potensial
d) Citra perusahaan meningkat
22
2) Bagi Karyawan
a) Memiliki kepastian akan adanya jaminan hari tua dan keluarga
b) Ketenangan dalam bekerja
c) Menambah pendapatan tidak kena pajak (PTKP)
d) Pengelolaan yang aman karena ditangani oleh tenaga profesional
dengan hasil yang optimal
Sedangkan manfaat pensiun yang akan dinikmati oleh peserta atau ahli
warisnya adalah :
1) Bagi Peserta
a) Pensiun Hari Tua (PHT) : mulai dibayar pada usia Pensiun Normal
(antara 45-65 tahun) tergantung kesepakatan pada saat pendaftaran.
b) Pensiun dipercepat : dapat dibayarkan sesudah usia peserta mencapai
sekurang-kurangnya 10 tahun sebelum Pensiun Normal.
c) Pensiun ditunda : apabila peserta berhenti membayara iuran sebelum
mencapai usia pensiun. Pembayaran akan dilakkukan secepatnya
mulai 10 tahun sebelum usia Pensiun Normal.
d) Pensiun Cacat : dibayarkan apabila peserta menderita cacat sehingga
tidak mampu bekerja lagi.
2) Bagi Keluarga
a) Pensiun Janda/Duda : dibayarkan kepada janda/duda seumur hidup
b) Pensiun Anak Yatimpiatu : dibayarkan sampai anak berusia 25 tahun
3) Bagi Pihak Yang Ditunjuk
23
Dalam hal ini peserta meninggal dunia dan tidak ada janda/duda
ataupun anak. Maka, dana yang merupakan hak peserta dibayarkan kepada
pihak yang ditunjuk oleh peserta.
Maka, DPLK adalah sebagai salah satu dari program pensiun sangat
menarik, lentur, serta transparan dengan segmentasi yang luas sehingga
mudah untuk dinikmati dan dilaksanakan para pesertanya dengan jangkauan
yang lebih menyeluruh ke semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pekerja
swasta maupun pekerja mandiri saja, pegawai negeri sipil (PNS) dan ABRI
pun bisa menjadi peserta DPLK, yang nantinya akan merupakan pensiun
ganda di samping pensiun PNS maupun ABRInya.8
B. Landasan Hukum Dana Pensiun
Mengingat akan adanya pengembangan dana yang berperan pula terhadap
manfaat pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan pesertanya agar dapat
menyimpan atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti
kata lain, diperoleh keuntungan yang maksimal dan dapat menghindari resiko
yang timbul sebagai akibat dari penempatan dana tersebut.9
Di dalam lembaga DPLK, tidak ditetapkan secara pasti akan peraturan
dana pensiun terhadap manfaat pensiun yang diterima oleh peserta, tetapi hanya
8
9
Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 9-10.
Dahlan Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan”, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI,
2004), edisi keempat, hal 472-476.
24
ditetapkan besarnya iuran secara pasti. Hal ini disebabkan karena manfaat yang
akan diterima dan disesuaikan dengan pertumbuhan investasi setiap tahunnya,
sehingga perolehan keuntungan dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap
tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar dihasilkan oleh bank sebagai
pengelola dana (mudharib). Untuk itu, pengelola dana akan berusaha
mengoptimalkan keuntungan dari pemakai dana. Keuntungan ini dinamakan yaitu
sistem bagi hasil.
Yang dimaksud dengan sistem bagi hasil ialah suatu sistem yang meliputi
tatacara pembagian hasil usaha antara bank dan nasabah penerima dana. Hasil
usaha bank yang dibagikan kepada penyimpan adalah laba usaha yang telah
dihitung selama satu periode tertentu.
Apabila besar keuntungan ini telah ditetapkan terlebih dahulu secara pasti
di muka (fixed) dalam bentuk prosentase (%), keuntungan yang diperoleh ini
termasuk ke dalam bunga. Sedangkan, membungakan uang merupakan kegiatan
usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan pengembaliaannya
berupa bunga yang relative pasti dan tetap. Membungakan uang adalah sangat
dilarang oleh Allah SWT, dan kegiatan ini tidaklah sesui dengan syari’at Islam.
Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran (Surat Ar-rum 39)
             
)........ ( 
        
25
Artinya :
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya).
Berdasarkan surat tersebut, apabila bunga ditetapkan di muka (fixed),
dianggap mendahului takdir karena seolah-olah peminjam uang dipastikan akan
memperoleh keuntungan sehingga mampu membayar pokok pinjaman dan juga
bunganya pada waktu yang telah ditetapkan.10
Firman Allah SWT, Surat Al-Baqarah : 278-279
            
            .
)..............................( 
    
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah,
bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya.
10
Karnaen A. Perwaatmadja, Peluang dan Strategi Operasional Bank Muamalat Indonesia,
dalam buku Berbagai Aspek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), hal 146.
26
Demikianlah beberapa ayat yang menegaskan tentang pendirian Islam
terhadap bunga begitu pasti dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Maka bunga dan
riba adalah sama, dan dilarang dalam segala bentuknya.
C. Fungsi dan Macam-macam Dana Pensiun
Pada program pensiun mempunyai tiga fungsi, yaitu; fungsi asuransi,
fungsi tabungan dan fungsi pensiun. Program pensiun memiliki fungsi asuransi,
karena memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi resiko kehilangan
pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. Program pensiun
memiliki tabungan, karena selama masa kerja karyawan harus membayar iuran
(seperti premi). Program pensiun memiliki fungsi pensiun, karena manfaat yang
akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup. 11 Yaitu
sebagai berikut:
a. Fungsi Asuransi
Penyelenggaraan program pensiun mengandung azas kebersamaan
sebagaimana dengan program asuransi. Sebagai contoh, seorang peserta
program pensiun mengalami cacat atau meninggal karena kecelakaan yang
menyebabkannya kehilangan pendapatan. Sebelum memasuki usia
pensiun, kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang
dijanjikan atas beban dana pensiun.
11
Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution
Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 35.
27
b. Fungsi Tabungan
Karena
dana
pensiun
bertugas
mengumpulkan
dan
mengembangkan dana, maka dana tersebut merupakan akumulasi dari
iuran peserta(pemberi kerja, karyawan, pemberi kerja bersama karyawan,
pekerja mandiri), kemudian iuran itu akan diperlakukan seperti tabungan.
Selanjutnya dana yang terkumpul akan dikembangkan yang nantinya
digunakan untuk membayar manfaat pensiun peserta.
Besarnya manfaat pensiun peserta tergantung pada:
1) Akumulasi dana yang telah disetor
2) Jangka waktu pesertaan
3) Hasil pengembangan dana yang terkumpul
Sebagai contoh, seorang peserta (karyawan atau pekerja
mandiri) ingin mengakhiri kepesertaanya. Kepada peserta tersebut,
diberikan sejumlah dana yang besarnya sama dengan iuran yang telah
disetorkan kepada dana pensiun. Hal ini bertujuan untuk menjaga
likuiditas dana pensiun dalam jangka panjang.
c. Fungsi Pensiun
Fungsi ini telah rujukan dari azas pokok penyelenggaraan program
pensiun, yaitu azas penundaan manfaat pensiun. Artinya peserta akan
diberi jaminan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara
berkala seumur hidup setelah pensiun.
Ada empat (4) cara pembayaran manfaat pensiun, yaitu :
28
1) Pensiun Normal, artinya pembayaran hak pensiun setelah mencapai
usia pensiun normal perjanjian
2) Pensiun dipercepat, artinya pembayaran hak pensiun minimal 10 tahun
sebelum mencapai usia pensiun normal
3) Pensiun ditunda, artinya pembayaran hak pensiun yang ditunda apabila
berhenti bekerja minimal tiga (3) tahun masa kepesertaan dan belum
mencapai usia pensiun dipercepat
4) Pensiun Cacat, artinya pembayaran hak pensiun bagi yang menderita
cacat total (tetap) akibat kecelakaan kerja.12
Dan menurut UU No.11 tahun 1992, jenis atau macam-macam dana
pensiun dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana pensiun pemberi kerja adalah lembaga penghimpun dana
pensiun yang dibentuk pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan
untuk para pekerjanya sendiri dan peserta program ini tidak bisa menjadi
peserta DPPK lagi.
b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
12
Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution
Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 37.
29
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
adalah badan hukum yang
dibentuk oleh Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi pesertanya.
Mengenai perbedaan antara Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 2.2
Perbedaan DPPK dan DPLK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DPPK
(Dana Pensiun Pemberi Kerja)
Diselenggarakan oleh pemberi
kerja.
Menjalankan program pensiun
manfaat pasti.
Manfaat pensiun sudah ditentukan
besarnya.
Pengelolaan dana sepenuhnya
kuasa DPPK.
Manajemennya
terpisah
dari
pemberi kerja.
Seluruh resiko investasi tanggung
jawab pemberi kerja.
DPLK
(Dana Pensiun Lembaga Keuangan)
1. Diselenggarakan oleh bank atau
perusahaan asuransi.
2. Menjalankan program iuran pasti.
3. Besarnya
manfaat
pensiun
tergantung dari masa kepesertaan,
besarnya iuran dan pertumbuhan
investasi.
4. Pilihan investasi ditentukan peserta
dan perkembangannya dilaporkan
secara transparan.
5. Dapat terus diikuti walaupun telah
pindah ke perusahaan lain.
Menurut UU Dana Pensiun No.11 Tahun 1992, pada program Dana
Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan juga Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK) yaitu sebagai berikut:
1) Progaram Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
30
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut difined benefit plan,
adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun sehingga ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan
diterima.13
Manfaat yang diterima oleh mereka yang bekerja dan menjadi peserta
PPMP tersebut adalah pembayaran berkala ang dibayarkan kepada peserta
dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.14
Adapun kelebihan program pensiun manfaat pasti:
a) Lebih menekankan pada hasil akhir.
b) Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mmengingat manfaat
dikaitkan dengan gaji karyawan.
c) Program pensiun manfaat pasti, dapat mengakomodasi masa kerja yang
telah dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah
perusahaan berjalan.
d) Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima
pada saat mencapai usia pensiun.
Dan kelemahan program pensiun manfaat pasti:
13
Imam Sudjono, DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution
Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 16.
14
Imam Sudjono DPLK BMI (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), ”FINANCIAL Institution
Pension Fund”, (Jakarta: Gramedia, 1999), hal 6.
31
a) Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil
investasi tidak mencukupi.
b) Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan.
2) Progaram Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Program pensiun iuran pasti atau sering disebut benefit contribution
plan adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannya dibukukan pada
rekening masing-masing sebagai manfaat pensiun. Manfaat yang diterima
oleh peserta DPLK akan tergantung sepenuhnya terhadap besrnya iuran pasti.
Hasil pengembangannya tersebut diinvestasikan selama menjadi peserta.
Adapun kelebihan program pensiun iuran pasti:
a) Pendanaan (biaya atau iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan,
dan diperkirakan.
b) Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang akan dilakukan
setiap tahunnya.
c) Lebih mudah untuk diadministrasikan.
Dan kelemahan program pensiun iuran pasti:
a) Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun, lebih sulit untuk
diperkirakan.
b) Karyawan menanggung resiko atas ketidak berhasilan investasi.15
15
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), edisi kedua, hal 472-476.
32
Kemudian, pada program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK),
dapat diklasifikasikan pada jenis yang dalam bentuk (PPIP) atau sering
disebut benefit bagi peserta, yaitu:
a) Iuran hanya dari peserta
b) Iuran hanya dari pemberi kerja atas nama peserta
c) Iuran hanya dari pemberi kerja dan peserta
Dan dilihat dari jenis produk yang ada pada DPLK tersebut, adalah :
a. Pensiun Ummat
Pensiun Ummat ialah salah satu produk dana pensiun muamalat
Indonesia yang dikemas sedemikian rupa untuk mempersiapkan hari tua.
Setiap peserta dapat menentukan iuran bulanannya sendiri dengan masa
pensiun yang ditentukan sendiri pula. Dan peserta pada produk ini akan
dikembangkan sesuai dengan pilihan investasi yang telah ditentukan pada
sektor-sektor yang tidak bertentangan dengan Syari’at Islam.
Syarat peserta Pensiun Ummat :
1) Perorangan atau Badan Usaha
2) Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah
3) Iuran minimal 20.000,-perbulan
4) Menyertakan Foto copy KTP / SIM / Paspor dan Kartu Keluarga
5) Biaya Pendaftaran Rp 10.000,-
33
b. Wasiat Ummat
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peserta (khususnya
keluarga) adalah apabila peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun
normal. Jumlah dana dapat dipergunakan untuk membeli Anuitas atan pensiun
hanya sebesar dana yang terhimpun sampai saat ini, sehingga tidak sebesar
yang direncanakan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka Dana Pensiun
Muamalat bekerjasama dengan Asuransi Takaful menyelenggarakan Wasiat
Ummat, yaitu program DPLK yang dilengkapi dengan proteksi asuransi
kematian. Dengan proteksi asuransi kematian (premi yang dengan cukup
murah) maka jumlah dana yang direncanakan, meskipun peserta meninggal
dunia sebelum usia Pensiun Normal.
Syarat peserta Wasiat Ummat :
1) Perorangan atau Badan Usaha
2) Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah
3) Iuran minimal Rp 20.000,-perbulan
4) Menyerahkan Foto Copy KTP / SIM / Paspor dan Kartu Keluarga
5) Biaya Pendaftaran Rp 10.000,6) Membayar iuran tambahan berupa premi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Tahap persiapan penelitian dimulai dengan memilih problematika
yang terjadi disekitar. Yaitu seperti: Observasi ke tempat yang akan di teliti,
wawancara kepada pihak Direksi DPLK Muamalat (yang berwenang).
Kemudian,
peneliti
menjalankan
penelitiannya
mengangkat
dengan
penyebaran angket, pengambilan dokumenter, dan juga dengan cara
mengambil studi pustaka.
Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian yang di dalamnya
telah ditentukan rumusan dan batasan masalah, variabel penelitian yaitu faktor
yang mempengaruhi minat nasabah terhadap dana pensiun, landasan
penelitian dan kajian pustaka, menentukan metode penelitian beserta sampel
dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
Selanjutnya meminta surat izin kepada pihak bank untuk melakukan
penelitian.
2. Pelaksanaan
Dalam penyebaran kuesioner, peneliti secara langsung mendatangi
sampel ke Lembaga Keuangan Muamalat sebelumnya peneliti melakukan
konfirmasi dengan pihak pimpinan lembaga keuangan dan memberikan
34
36
penjelasan mengenai tujuan peneliti dan meminta kesediaan sampel untuk
mengisi skala penelitian. Selanjutnya melakukan pengambilan data dengan
memberikan instrumen yang telah dipersiapkan kepada sampel.
3. Pengolahan Data
Pada tahapan ini hasil dari pengisian skala dikumpulkan untuk
selanjutnya dianalisa dan dibuat laporannya.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Wilayah Jakarta Barat khususnya di
kawasan PT. Bank Muamalat pada DPLK Muamalat Pusat-Slipi. Lokasi tersebut
dipilih dengan pertimbangan bahwa di kawasan PT. Bank Muamalat terdiri
adanya produk dana pensiun, yang tepatnya pada lembaga (DPLK Muamalat).
Untuk memenuhi kebutuhan datanya, penulis melakukan penyebaran
kuesioner kepada nasabah khususnya yang memiliki dana pensiun. Adapun waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan penyebaran kuesioner tersebut di butuhkan +
5 bulan.
C. Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data
skripsi ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
37
Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa
literatur yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini. Literatur ini berupa
buku, majalah, surat kabar, artikel, internet dan lain sebagainya. Langkah
dalam pelaksanaan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca,
mengutip untuk menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu
untuk memenuhi data dalam penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam hal ini untuk mendapatkan data-data dan informasi tentang
Faktor yang mempengaruhi minat nasabah, penulis langsung terjun ke objek
penelitian yaitu pada bank yang diteliti.
D. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah melalui pendekatan survei yang dilakukan
dengan pengamatan ke lapangan untuk melihat secara langsung yang menjadi
objek penelitian.
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ini
adalah penelitian berjenis deskriptif, maksudnya adalah menggunakan data dan
informasi lapangan berdasarkan fakta sebagimana adanya pada waktu penelitian
dilakukan yang diperoleh secara mendalam dan dianalisis lebih lanjut untuk
kemudian diambil kesimpulan.
38
E. Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data,
yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil pihak
nasabah dana pensiun DPLK Muamalat yang sebagai sampel penelitian dalam
kapasitas responden menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan
materi penulisan skripsi ini dan analisis dokumentasi dari DPLK Muamalat
seperti gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan lainnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian menggunakan penelitian survei yaitu penelitian pengamatan
yang berskala besar yang dilakukan pada kelompok-kelompok manusia. Yang
dimaksud dengan pengamatan di sini tidak hanya terbatas pada pengamatan
dengan penglihatan, tetapi yang dimaksud adalah bahwa data yang dikumpulkan
tidak sengaja ditimbulkan oleh peneliti seperti yang dilakukan dalam eksperiman.
Data yang dikumpulkan dalam survei adalah data yang ada dan terdapat dalam
39
kehidupan yang berjalan secara wajar.1 Untuk kepentingan penelitian ini,
pengambilan data dilakukan:
1. Kuesioner (Data Angket)
Kuesioner adalah mengumpulkan data primer mengenai persepsi para
responden mengenai metode pelatihan dan pengembangan yang telah
dilaksanakan oleh DPLK Muamalat tempat penelitian dilaksanakan.
Jenis pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup
karena responden hanya memilih satu jawaban saja dari beberapa pertanyaan
yang telah ditentukan. Kuesioner yang digunakan didesain berdasarkan model
skala likert. Menurut Kinnear (1988), skala likert ini berhubungan dengan
pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak
setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik2. Kuesioner dengan model
likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima alternatif
jawaban, sebagaimana yang terlihat dibawah ini:
Tabel 3.1
Skala Likert
ALTERNATIF JAWABAN
Sangat Setuju
Setuju
Cukup Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
NILAI ITEM
5
4
3
2
1
1
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Maret
2004), cet 6, hal 16.
2
Umar Husein. Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), cet 6, h. 69-70.
40
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data berdasarkan laporan yang
didapat dari DPLK Muamalat tempat penelitian dilaksanakan dan laporan
lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti ini.
G. Metode Penentuan Sampel
Mengingat keterbatasan waktu agar peneliti dapat mencapai penelitian
yang hasilnya maksimal, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode Non Probability Sampling, yaitu metode sampling dimana setiap unsur
dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama diplih
sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah nasabah Dana
Pensiun pada DPLK Muamalat.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Conveniece Sampling,
dimana peneliti memilih orang yang paling mudah dihubungi.3 Dalam penelitian
ini, populasi yang digunakan berjumlah kurang lebih 300 responden (nasabah).4
Oleh karena itu, mengingat jumlah sampel tersebut cukup mempresentasikan
populasi. Pada jumlah sampel yang dibatasi secara geografis yaitu hanya nasabah
Dana Pensiun pada DPLK Muamalat yang berada di Wilayah Jakarta Barat,
3
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen 1, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hal 36.
4
Sugiono,Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2004), hal 73.
41
tepatnya (DPLK Muamalat) pusat Slipi. Yang berjumlah dengan sampel
penelitian sebanyak 30 responden (nasabah).
H. Metode Analisa Data
1. Analisis Faktor
Sejalan dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK Muamalat.
Maka, teknik analisa faktor tepat untuk digunakan. Analisis Faktor adalah
sebuah analisis yang mensyaratkan adanya suatu keterkaitan antar
item/variabel/butir.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor,
yakni suatu analisis yang dapat menyederhanakan faktor yang beragam dan
kompleks pada variabel yang diamati dengan menyatukan faktor atau dimensi
yang saling berhubungan dan mempunyai korelasi pada suatu struktur data
yang baru atau mempunyai set faktor yang lebih kecil.5
Manfaat dari analisis faktor adalah melakukan peringkasan variabel
berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara variabel, sehingga akan
diperoleh faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap variabel lainnya.6
5
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), hal. 184.
6
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), hal. 184.
42
Rumusan dari analisis faktor adalah :7
Xiv = Avi Fif + Av2 Fi2 + Av3 Fi3 + ….. + eiv
Dimana:
i
= Indeks untuk individu
v
= Indeks untuk variabel
Xiv
= Nilai individu dalam variabel
Fif
= Faktor skor individu dalam faktor
Aif
= Faktor loading variabel dalam faktor
Eiv
= Sebuah variabel pengganggu yang memasukkan seluruh
variasi di Xiv yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
Menurut Singgih Santoso bahwa proses analisis factor meliputi :8
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan
metode Bartlett Test Of Sphhericity serta pengukur Measure Of
Sampling Adequacy (MSA).
c. Melakukan proses ini pada analisis faktor yakni factoring atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya.
7
Nina Fitriyati, Modul Pelatihan SPSS, hal 14.
8
Sinngih Santoso, Menggunakan SPSS Untuk Statistik Multivariat, (Jakarta: PT. Elek Media
Komputindo, 2002), hal 14.
43
d. Melakukan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor yang
telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk
kedalam faktor tertentu dengan beberapa metode rotasi, antara lain:
-
Orthogonal Rotation, yaitu memutar sumbu 90o. Prose rotasi
dengan metode ini masih bisa dibedakan menjadi quartimax,
varimax, dan equimax.
-
Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan tetapi tidak
harus 90o. Proses rotasi dengan metode ini masih bisa dibedakan
menjadi oblimin, promax, orthoblique dll.
e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama
pada faktor yang terbentuk dan dianggap bisa memiliki variabel
anggota faktor tersebut.
Dalam menggunakan analisis faktor, maka yang harus diperhatikan yaitu
nilai-nilai dari:
a. Bartlett Test Of Sphericity (BTS)
Bartlett Test Of Spheri/city digunakan untuk mengetahui apakah datadata yang terdapat pada analisis faktor memiliki hubungan satu dengan
lain atau lebih. Nilai Bartlett Test Of Sphericity dikatakan signifikan
apabila maksimum sebesar 0,05. Ketentuan tersebut didasarkan pada
kriteria sebagai berikut :9
9
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007, hal 186.
44
1) Jika probabilitas (sign) < 0,005 maka variabel penelitian dapat di
analisis lebih lanjut.
2) Jika probabilitas (sign) > 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat di
analisis lebih lanjut.
b. Keiser-Meyer-Olkin (KMO)
Keiser-Meyer-Olkin memiliki tujuan menganalisis kecukupan sampel
atau data yang digunakan dalam analisis faktor bertujuan untuk
mengetahui apakah pengambilan sampel sudah mencukupi atau tidak, jika
smpel yang digunakan semakin cukup maka berarti analisis faktor baik
untuk digunakan atau matriks korelasi yang terbentuk semakin baik.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar data dapat dianalisa lebih lanjut
adalah angka Measure Of Sampling Adequacy (MSA) harus diatas 0,5.
c. Anti-Image Matrics
Uji ini dilakukan dengan memperhatikan angka Measure Of
Sampling Adequacy (MSA). Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1,
dengan kriteria :
1) MSA = 1 variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel
lain.
2) MSA > 0,5 variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut.
3) MSA < 0,5 variabel tidak bisa diprediksi dan tidak dapat dianalisis
lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
45
2. Pedoman Penulisan
Panduan yang dipakai untuk penulisan skripsi ini adalah “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syaraif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2007”.
I. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian, keampuhan instrument penelitian (valid dan reliabel)
merupakan hal yang penting dalam pengumpulan data. Karena data yang benar
sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya
data tergantung dari benar tidaknya instrument pengumpul data10.
Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner
disusun secara semi terstruktur dengan pertanyaan bersifat tertutup, yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia pilihan jawabannya, sehingga
responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan11.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan
pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan seluruh kuesioner atau
instrument penelitian.
10
Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi dan Bisnis lengkap dengan aplikasi SPSS 14, (Bandung: Alfabeta, Agustus 2007), cet 1,
hal 347.
11
Sukandar Rumidi, Metodelogi Penelitian Petunjuk
(Yogyakarta: Gajah Mada University, 2004), hal 78-79.
Praktis Untuk Peneliti Pemula
46
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Sedangkan suatu item kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi mengatakan untuk mengetahui
apakah setiap butir pertanyaan pada tiap-tiap variabel dinilai valid atau tidak
dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel antara nilai skor item
yang diuji dengan jumlah seluruh skor yang dikaji12. Dari r tabel, dimana df = n
– 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel atau responden. Pada pengukuran
faktor-faktor yangmempengaruhi minat nasabah terhadap dana pensiun jumlah
sampel (n) = 30, maka besarnya df = 30 – 2 = 28. Dengan alpha = 0.05, maka
didapat nilai r tabel = 0.374. Pengambilan keputusan adalah jika r hitung positif
atau r hitung lebih besar dari r tabel maka butir tersebut valid. Sebaliknya jika r
hitung negatif atau r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir tersebut tidak
valid.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur variabel yang diukur
melalui kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap peryataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
walaupun berkali-kali diuji.
12
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995),
edisi revisi, hal 139.
47
SPPS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitias dengan uji statistik
Cronbach Alpha. Adapun reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel
jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.7 – 0.89, standarisasi
reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas Guilford.
Tabel 3.2
Kaidah reliabilitas Guilford
Koefisien
< 0.2
0.2 - 0.39
0.4 – 0.69
0.7 – 0.89
> 0.9
Kriteria
Tidak Reliabel
Kurang Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Reliabel
Hasil pengujian uji validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:
Faktor yang mempengaruhi minat nasabah
Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 30 dengan
df = 30 - 2 = 28, maka nilai r tabelnya adalah 0.374. Butir pertanyaan
dikatakan valid jika nilai r hitung > dari r tabel. Analisis output dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Pelatihan
No.1
No.2
No.3
No.4
No.5
No.6
No.7
Corrected
Item-Total
Correlation
.461
.455
.568
.556
.699
.699
.971
r tabel
α = 0,05 : n = 30 Keputusan
df = 30 – 2 = 28
> 0.374
Valid
> 0.374
Valid
> 0.374
Valid
> 0.374
Valid
> 0.374
Valid
> 0.374
Valid
> 0.374
Valid
48
No.8
No.9
No.10
No.11
No.12
No.13
No.14
No.15
.718
.765
.583
.858
.819
1.248
.728
.907
> 0.374
> 0.374
> 0.374
> 0.374
> 0.374
> 0.374
> 0.374
> 0.374
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data diolah angket
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.757
15
Sumber: Data diolah angket
Berdasarkan
data pada tabel di atas terlihat bahwa semua nilai
corrected item-total correlation lebih besar dari pada 0.374, sehingga semua
pertanyaan telah valid sedangkan dilihat dari Cronbach Alpha sebesar 0.930
yang menunjukkan semua pertanyaan dianggap sangat realibel dan dapat
dipergunakan.
J. Prosedur Pengelolahan Data Penelitian (Studi Pustaka)
Prosedur pengelolaan data pada penelitian ini adalah studi pustaka, sebagai
berikut :
1. Pengumpulan data mengenai keputusan nasabah (responden) dari berbagai
literature, buku-buku, bahan-bahan referensi, artikel dan bahan bacaan
lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang faktor
yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat.
49
2. Penentuan metode dan teknik analisis data penelitian yaitu dengan metode
deskriptif statistik dan analisis faktor, untuk mengetahui faktor-faktor
dominan yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada
DPLK Muamalat.
3. Pada penyusunan kuesioner, isi dalam pentuk pernyataan. Kuesioner
merupakan gambaran jawaban dan juga pertanyaan dari responden tersebut,
mengenai minat nasabah terhadap Dana Pensiun. Kuesioner di kelompokkan
dalam empat bagian: Sreening, Demografi, Umum dan pertanyaan kepada
responden mengenai faktor yang mempengaruhi.
4. Analisis faktor dilakukan untuk meguji faktor-faktor yang akan dimasukan ke
dalam model, setelah itu dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas
kuesioner tersebut pada 30 responden.
5. Dan kuesioner yang telah diisikan dilakukan penyetoran atau pengecekkan
jawabannya.
6. Semua kuesioner yang telah direkapitulasi, kemudian diberikan kode agar alat
bantu analisis dengan menggunakan SPSS yang dapat mengenali dan
memproses lebih lanjut datanya.
7. Sesuai dengan metode analisis data penelitian, maka dilakukan analisis
deskriptif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi data,
sehingga hasil penelitian akan mencerminkan gambaran umum, karakteristik
dan pola transaksi responden yang dijadikan sampel penelitian ini.
50
8. Setelah data di proses sesuai teknik yang ditentukan maka langkah selanjutnya
adalah interpretasi dan analisis output tersebut.
9. Kemudian menjawab pertanyaan penelitian dan apa yang menjadi tujuan
penelitian.
10. Setelah mendapat jawaban atas pertanyaan penelitian dan tercapainya tujuan
penelitian ini, maka diambil kesimpulan penelitian ini dan saran-saran.
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MINAT NASABAH TERHADAP
DPLK MUAMALAT
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan DPLK Muamalat
Dana
pensiun
Lembaga
Keuangan
(DPLK
Muamalat)
adalah
penyelenggaraan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Disahkan berdasarkan SK (Surat Keputusan)
Menteri Keuangan No.KEP-485/KM.17/1997 tanggal 10 Oktober 1997.
Program pensiun sebagaimana dimaksud Undang-undang No.11 tahun
1992 tentang dana pensiun. Pada hakekatnya merupakan acuan untuk
menciptakan kesejahteraan hari tua dan keluarga karyawan atau pekerja
mandiri berupa kesinambungan penghasilan sesudah masa produktif. Oleh
karena itu manajer yang bijaksana adalah manajer yang memahami program
pensiun sebagai motor penggerak yang dibutuhkan untuk memajukan
perusahaan yang dipimpinnya.
Mengingat bahwa program pensiun adalah program kesejahteraan masa
panjang, maka yang diperlukan adalah hasil yang optimal, pengelolaan yang
aman dan efisien, serta pelayanan yang mudah dan menyenangkan.
50
51
Dana pensiun pertama kali dibentuk pada tanggal 12 September 1997
dengan nama Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT. Bank Muamalat
Indonesia (BMI) Tbk, dan disingkat Dana Pensiun Muamalat serta
berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta. Dana Pensiun Muamalat adalah
penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti yang disahkan oleh Menteri
Keuangan melalui Surat Keputusan No.KEP/485/KM.17/1997 tanggal 10
Oktober 1997, merupakan salah satu DPLK yang didirikan oleh Perusahaan
Perbankan dan dikelola berrdasarkan syari’at Islam. Dana pensiun ini
menyelengarakan program pensiun iuran pasti baik perorangan, karyawan
maupun pekerja mandiri yang mana dalam operasinya menggunakan bagi
hasil yang berdasarkan syari’at Islam.
PT. Bank Muamalat Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang perbankan yang dikelola berdasarkan Syari’at Islam dan yang pertama
di Indonesia, yang didirikan dan beroperasi sejak tanggal 2 Mei 1997. sebagai
Bank yang telah memiliki pengalaman yang luas, serta dikelola secara
professional dan dibawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah dan
beranggotakan para ulama menjamin penggelolaan dana secara aman dan
memberikan suatu pengembangan yang halal.
Maka, seperti roda yang senantiasa berputar, itulah barangkali siklus
manusia pekerja. Saat berada dibawah tanpa kenal berusaha dengan sekuat
tenaga dan kemampuan untuk mencapai “puncak kesuksesan”. Namun harus
juga disadari, ketika berada diatas harus siap-siap untuk turun kembali ke
52
bawah. Sayangnya, waktu dan usia sudah tidak memungkinkan lagi untuk
menjadi pekerja keras dan kembali ke posisi atas. Artinya sampai batas usia
tertentu, manusia pekerja harus istirahat dan menikmati masa pensiunnya.
Timbul persoalan saat menghadapi masa pensiun, karena sudah pasti
penghasilan yang diperoleh akan jauh menurun ketimbang saat masih aktif
sebagai pekerja. Sementara bagi pekerja swasta, justru harus menerima
kenyataan bahwa penghasilan rutinnya (baca : gaji)akan berhenti. Ada sedikit
harapan bagi mereka yang berstatus pegawai negeri, karena masih memiliki
program Jamsostek dan atau Tunjangan Pensiun sebagai Jaminan Hari Tua.
Ironisnya keinginan untuk mempersiapkan masa pensiun, biasanya baru
muncul setelah adanya penawaran dari perusahaan atau adanya iklan di
berbagai media massa tentang manfaat program pensiun. Padahal, harus
disadari bahwa setiap pekerja sesungguhnya membutuhkan program pensiun
sebagai jaminan kelak ketika sudah tidak mendapatkan penghasilan rutin lagi,
akibat sudah tidak bekerja lagi (pensiun).
PT Bank Muamalat Indonesia, juga sebagai Pendiri adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang perbankan dengan pengelolaan berdasarkan
Syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992, alhamdulillah Bank Muamalat
menunjukkan kinerja yang senantiasa terus meningkat, baik dari aspek
peningkatan aset maupun perluasan jaringan.sebagai bank dengan system
syariahpertama di Indonesia, tentunya telah memiliki pengalaman yang luas.
Apabila dengan dukungan teknologi dan SDM yang profesional. Di samping
53
itu, adanya Dewan
Pengawas Syariah
yang beranggotakan Ulama
lebihmemberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil
pengelolaan yang kompetitif aman, dan kepastian pengelolaan secara syariah.
Dengan dukungan jaringan Bank Muamalat tersebar di 22 provinsi di
Indonesia, DPLK Muamalat siap memberikan layanan disetiap outlet baik
untuk pendaftaran, setoran, maupun pembayaran manfaat pensiun di
kemudian hari. Mengingat bahwa program pensiun merupakan program
kesejahteraan jangka panjang, maka yang diperlukan adalah hasil yang
optimal, pengelolaan yang aman dan efisien, serta layanan yang mdah dan
menyenangkan.
2. Visi, Misi, dan Core Value DPLK Muamalat
a. Visi
Menjadi DPLK Syariah pertama yang mengedepankan trnaspaansi,
kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi sesuai syariah.
b. Misi
Mengembangkan system informasi dan layanan yang cepat, mudah,
inovatif, dan berkualitas.
c. Core Value
-
Jujur
-
Kerjasama
-
Tanggung Jawab
-
Sabar dan Ikhlas
54
3. Poduk DPLK Muamalat
a. Pensiun Ummat
Produk Pensiun Ummat adalah produk DPLK Muamalat dengan
program iuran pasti, dimana dengan produk ini peserta akan mendapat
Manfaat Pensiun sebesar total iuran ditambah dengan hasil
pengembangan. Adapun besarnya hasil pengembangan sesuai dengan jenis
investasi yang dipilih.
b. Wasiat Ummat
Produk ini merupakan produk kerjasama DPLK Muamalat dengan
Asuransi Syariah, yang memberikan proteksi kepada Peserta Produk
Pensiun Ummat selama masa kepesertaan.
Apabila Peserta ditakdirkan meninggal dunia sebelum usia pensiun
(selama masa kepesertaan maka ahli waris Peserta akan mendapat Manfaat
Pensiun sebesar Nilai Pertanggungan yang telah disepakati di awal).
Apabila Peserta mencapai usia pensiun, maka Manfaat Pensiun yang akan
diterima adalah sebesar total iuran ditambah dengan hasil pengembangan
4. Struktur Organisasi DPLK Muamalat
Struktur Organisasi pada DPLK Muamalat, adalah sebagai berikut:
55
Gambar: 4.1
Struktur Organisasi DPLK Muamalat
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Ketua
: KH. Sahal Mahfudz
Anggota
: K.H. Ma'ruf Amin
Anggota
: Prof. DR. H. Muardi Chatib SUPPORT GROUP
Anggota
: Prof. DR. H. Umar Shihab
CORPORATE
DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama
:Drs. H. Abbas Adhar
Komisaris
:Drs. H. Syaiful Amir, Ak, MBA
Komisaris
:Prof. H. Korkut Ozal
56
Komisaris
:H. Iskandar Zulkarnain, SE, Msi
Komisaris
:H. Zainulbahar Noor, SE
Dewan Direksi
Finance & Administration Director
: H. M. Hidayat, SE, Ak.
Business Director
: Ir. H. Arviyan Arifm
President Director
: H. A. Riawan Amin, MSc
Compliance & Corporate Support Director : Ir. H. Andi Buchari, MM
Director
: Drs. U. Saefuddin Noer
Director
: Ir. H. Herbudhi S. Tomo
B. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap DPLK Muamalat
1. Profil Responden Penelitian (Nasabah) DPLK Muamalat
Responden (nasabah) DPLK Muamalat yang diteliti adalah 30 orang,
dan memiliki latar belakang yang beraneka ragam yaitu; dilihat dari usia,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatannya. Adapun profil responden
adalah sebagai berikut :
a. Tingkat Usia responden
Tingkat usia responden umumnya adalah antara 20-30 tahun
(63.3%). Ini menandakan responden DPLK Muamalat sebagian besar
berada pada usia yang produktif, walau demikian terdapat responden
berusia 30-50 tahun (30.0%) dan usia 50 tahun ke atas (6.7%) ini
57
menandakan responden yang tergolong kurang produktif atau akan
menerima jatuh tempo pensiun. Seperti yang terlihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.1
Usia Responden
Frekuensi
Valid 20-30 Tahun
19
30-50 Tahun
9
50 Tahun
2
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
63.3
30.0
6.7
100.0
Valid %
63.3
30.0
6.7
100.0
Komulatif
%
63.3
93.3
100.0
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden umumnya adalah Laki-laki sebesar
(80.0%). sedangkan nasabah yang berjenis kelamin perempuan (20.0%)
Ini
menandakan
responden
DPLK
Muamalat
nasabahnya adalah berjenis kelamin laki-laki,
sebagian
besar
Seperti yang terlihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Jenis Kelamin
Frekuensi
Valid
Laki-laki
24
Perempuan
6
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
80.0
20.0
100.0
Valid %
80.0
20.0
100.0
Komulatif
%
80.0
100.0
58
c. Pendidikan
Dari hasil penelitian yang diperoleh tingkat pendidikan nasabah
yang berjenjang SD/MI sebesar (3.3%), sedangkan SMP/MTs (26.7%),
SMA/MA (40.0%), Diploma/perguruan tinggi (23.3%) sedangkan
lainya sebesar (6.7%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata
nasabah DPLK Muamalat jenjang pendidikanya adalah SMA/MA.
Seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Valid SD/ MI
1
SMP/ Mts Negeri
8
SMA / MA
12
Diploma /
7
Perguruan tinggi
Lainnya
2
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
3.3
26.7
40.0
Valid %
3.3
26.7
40.0
Komulatif
%
3.3
30.0
70.0
23.3
23.3
93.3
6.7
100.0
6.7
100.0
100.0
d. Pekerjaan
Pekerjaan responden didomonasi oleh karyawan/ karyawati
(80.0%) hal ini karena responden cukup memiliki penghasilan untuk
disisahkan kepada iuran DPLK Muamalat, ini mengidikasikan adanya
59
DPLK Muamalat terhadap Pegawai Negeri saja, atau wiraswasta dan
pengusaha seperti terlihat pada table berikut ini :
Tabel 4.4
Pekerjaan Nasabah
Valid PNS
Karyawan/ Karyawati
Frekuensi
3
24
Pegawai Negeri
Pengusaha /
Wiraswasta
Lainnya
Total
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
Komulatif
Valid %
%
10.0
10.0
80.0
90.0
%
10.0
80.0
1
3.3
3.3
93.3
1
3.3
3.3
96.7
1
30
3.3
100.0
3.3
100.0
100.0
e. Penghasilan
Pendapatan atau gaji responden umumnya adalah antara Rp
1.500.000-2.000.000 (36.7%). Ini menandakan responden memiliki
pendapatan yang cukup, hingga mampu menyisahkan dana untuk iuran
DPLK
Muamalat.
Namun
demikian,
terdapat
nasabah
yang
berpendapatan kurang dari Rp 500.000 (6.7%) lebih sedikit dari
penghasilan
Rp
1.500.000-2.000.000.
ini
menandakan
bahwa
penyisahan dana untuk iuran DPLK Muamalat masih mampu dijangkau
oleh responden atau nasabah DPLK Muamalat. Namun dapat pula
dijangkau oleh kalangan masyarakat miskin (prasejahtera), dengan
60
adanya nilai-nilai iuran yang ringan.hal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.5
Pendapatan / Gaji
Frekuensi
Valid < dari Rp 500.000
2
Rp 500.000 – Rp
6
1.000.000
Rp 1.500.000 – Rp
11
2.000.000
Rp. 2.000.000 –
4
2.500.000
> dari Rp 2.500.000
7
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
6.7
Komulatif
Valid %
%
6.7
6.7
20.0
20.0
26.7
36.7
36.7
63.3
13.3
13.3
76.7
23.3
100.0
23.3
100.0
100.0
2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah
a. Adanya Fatwa MUI
Dari data yang diperoleh tentang faktor yang mempengaruhi minat
nasabah terhadap DPLK Muamalat dengan indikator adanya fatwa MUI
pada produk DPLK Muamalat dapat terlihat bahwa responden (76.7%)
mengatakan setuju bahwa DPLK Muamalat ini terdapat adanya fatwa
MUI.
Tabel 4.6
Fatwa MUI pada DPLK Muamalat
Valid Cukup Setuju
Setuju
Frekuensi
1
23
%
3.3
76.7
Valid %
3.3
76.7
Komulatif
%
3.3
80.0
61
Sangat Setuju
Total
6
30
20.0
100.0
20.0
100.0
100.0
b. Keamanan dalam berinvestasi
Dari data yang diperoleh pada waktu responden melakukan investasi
terhadap Dana Pensiun di DPLK Muamalat merasakan keamanan
responden untuk melakukan investasi dana di DPLK Muamalat. Hal ini
dapat terlihat bahwa responden (80.0%) mengatakan setuju bahwa Dana
Pensiun di DPLK Muamalat adalah penyimpanan dana investasi yang
aman, dengan kata lian (tidak beresiko tinggi).
Tabel 4.7
Keamanan dana simpanan pada DPLK dalam berinvestasi
Frekuensi
Valid
Cukup
3
Setuju
Setuju
24
Sangat
3
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif
%
10.0
10.0
10.0
80.0
80.0
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
c. Nama Bank Muamalat yang Sudah Terpercaya
Dari data yang diperoleh menurut responden mengenai akan nama Bank
Muamalat yang sudah ternama didirikan karenanya responden sudah
dapat mempercayai adanya bank-bank yang dengan sistem keislaman.
62
Hal ini dapat terlihat bahwa responden (63.3%) mengatakan setuju bahwa
nama Bank Muamalat memang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Tabel 4.8
Nama Bank Muamalat yang sudah terpercaya dan terkenal
Frekuensi
Valid
Cukup
2
Setuju
Setuju
19
Sangat
9
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif
%
6.7
6.7
6.7
63.3
63.3
70.0
30.0
30.0
100.0
100.0
100.0
d. Dana Simpanan yang Aman
Dari data yang diperoleh menurut responden terhadap penyimpanan dana
(tabungan) Dana Pensiun di DPLK Muamalat responden mengatakan
bahwa adanya keamanan simpanan dana untuk tabungan dana
pensiunnya. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (70.0%) mengatakan
setuju bahwa simpanan dana pensiun di DPLK Muamalat itu aman.
Tabel 4.9
Dana simpanan (tabungan) yang aman
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Frekuensi
%
Valid %
Komulatif
%
4
13.3
13.3
13.3
21
70.0
70.0
83.3
5
16.7
16.7
100.0
63
Total
30
100.0
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
100.0
e. Pelayanan Ramah dari Karyawan
Dari data yang diperoleh mengenai pelayanan yang ramah dari
karyawan/ti DPLK Muamalat responden mengatakan perilaku atau sikap
petugas telah mampu memberikan layanan yang ramah terhadap pihak
nasabah (60.0%) mengatakan setuju bahwa pada pelayanan dari
karyawan/ti DPLK Muamalat kepada pihak nasabah-nasabahnya dengan
cara pelayanan ang ramah.
Tabel 4.10
Pelayanan yang ramah dari para karyawan/ti
Frekuensi
Tidak Setuju
1
Cukup
7
Setuju
Setuju
18
Sangat
4
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
Valid
%
3.3
Valid %
3.3
Komulatif
%
3.3
23.3
23.3
26.7
60.0
60.0
86.7
13.3
13.3
100.0
100.0
100.0
f. Kemudahan Fasilitas dalam Transaksi
Dari data yang diperoleh dengan adanya fasilitas-fasilitas yang ada di
DPLK Muamalat dalam bertransaksi nasabah mendapatkan kemudahan
64
untuk melakukan investasi Dana Pensiun. Hal ini dapat terlihat bahwa
responden (50.0%) mengatakan setuju bahwa adanya kemudahan fasilitas
di DPLK Muamalat dalam bertransaksi.
Tabel 4.11
Kemudahan fasilitas dalam transaksi
Frekuensi
Valid
Cukup
10
Setuju
Setuju
15
Sangat
5
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif
%
33.3
33.3
33.3
50.0
50.0
83.3
16.7
16.7
100.0
100.0
100.0
g. Fitur-fitur Keuntungan Dimasa Tua
Dari data yang diperoleh, adanya suatu fitur-fitur keuntungan yang akan
di dapatkan oleh nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat pada masa
tua (hari tua) nantinya, nasabah meminati untuk menjadi nasabah Dana
Pensiun di DPLK Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa responden
(53.3%) mengatakan setuju dengan adanya fitur-fitur keuntungan Dana
Pensiun dimasa tua (hari tua) nantinya.
Table 4.12
Fitur-fitur pendukung/keuntungan dimasa tua yang terdapat di DPLK
Valid
0
Cukup
Frekuensi
1
8
%
3.3
26.7
Valid %
3.3
26.7
Komulatif
%
3.3
30.0
65
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
16
53.3
53.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
Total
30
100.0
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
100.0
h. Promosi Iklan yang Luas
Dari data yang diperoleh dengan penunjukkan adanya promosi iklan yang
luas melalui penyebaran (media-media, elekronik tv, majalah/percetakan,
dan lainnya) pada program DPLK Muamalat yang tempatnya di daerah
Slipi_Jakarta Barat. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (46.7%)
mengatakan bahwa promosi atau iklan-iklan yang luas di lakukan oleh
Bank Muamalat dengan adanya program Dana Pensiun di DPLK
Muamalat.
Tabel 4.13
Promosi (iklan yang luas) dilakukan oleh Bank Muamalat
Frekuensi
Valid Tidak Setuju
1
Cukup
12
Setuju
Setuju
14
Sangat
3
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
3.3
Valid %
3.3
Komulatif
%
3.3
40.0
40.0
43.3
46.7
46.7
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
i. Kemasan Merk Menggambarkan ke Islaman
66
Dari data yang diperoleh dengan adanya penglihatan merk muamalat
yang terdapat di bagian kemasan depan, dengan tulisan Muamalat adalah
suatu hal dengan keislaman. Hal ini dapat terlihat bahwa responden
(53.3%)
mengatakan
bahwa
dari
terlihatnya
merk
Muamalat,
mencerminkan dengan adanya sistem ke Islaman.
Tabel 4.14
Kemasan Merk Muamalat Menggambarkan ke Islaman
Frekuensi
Valid Tidak Setuju
1
Cukup
5
Setuju
Setuju
16
Sangat
8
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
3.3
Valid %
3.3
Komulatif
%
3.3
16.7
16.7
20.0
53.3
53.3
73.3
26.7
26.7
100.0
100.0
100.0
j. Paket-paket yang Tersedia Menguntungkan Dalam Investasi
Dari data yang diperoleh mengenai akan tersedianya paket-paket pada
produk Dana Pensiun di DPLK Muamalat dalam berinvestasi dapat
menguntungkan nasabah. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (60.0%)
mengatakan bahwa dengan ada tersedianya paket-paket program pensiun
dapat menguntungkan nasabah dalam berinvestasi.
Tabel 4.15
Paket-paket yang tersedia di DPLK dapat menguntungkan dalam berinvestasi
67
Frekuensi
Valid
Cukup
10
Setuju
Setuju
18
Sangat
2
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif
%
33.3
33.3
33.3
60.0
60.0
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
k. Adanya dorongan dari Pihak Lain
Dari data yang diperoleh pihak yang mengikut sertakan Dana Pensiun di
DPLK Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa sebagian besar responden
yang mendapatkan dorongan untuk mengikut serta Dana Pensiun di
DPLK Muamalat (43.3%) mengatakan cukup setuju, dan lainnya
mengatakan setuju (30.0%) tidak setuju (20.0%) dan yang sangat setuju
(6.7%) mengatakan bahwa menjadi nasabah Dana Pensiun di DPLK
Muamalat atau mengetahui dengan adanya dorongan dari pihak lain.
Tabel 4.16
Adanya dorongan dari pihak lain (keluarga, teman, atau lainya)
Frekuensi
6
%
20.0
Valid Tidak Setuju
Cukup
13
43.3
Setuju
Setuju
9
30.0
Sangat
2
6.7
Setuju
Total
30
100.0
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
Valid %
20.0
Komulatif
%
20.0
43.3
63.3
30.0
93.3
6.7
100.0
100.0
68
l. Orang Tua Ikut Serta Menabung
Dari data yang diperoleh pada Dana Pensiun di DPLK Muamalat semua
nasabah dengan adanya dukungan dari orang tua mereka yang ikut
sertakan menabung Dana Pensiun di DPLK Muamalat. Hal ini dapat
terlihat bahwa sebagian besar setuju (46.7%), dan lainnya cukup setuju
(33.3%) tidak setuju (13.3%) sangat setuju (6.7%) mengatakan bahwa
responden mengikut sertakan sebagai nasabah Dana Pensiun di DPLK
Muamalat karena dari pihak orang tua suadah ikut serta menjadi nasabah
Dana Pensiun di DPLK Muamalat.
Tabel 4.17
Orang tua ikut serta menabung di DPLK Muamalat
Frekuensi
Valid Tidak Setuju
4
Cukup
10
Setuju
Setuju
14
Sangat
2
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
13.3
Valid %
13.3
Komulatif
%
13.3
33.3
33.3
46.7
46.7
46.7
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
m. Mengetahui DPLK Karena Sudah Menabung di Bank Muamalah
Dari data yang diperoleh pihak nasabah Dana Pensiun di DPLK
Muamalat mengetahui adanya program Dana Pensiun di DPLK
Muamalat karena pada awalnya mereka sudah menabung di Bank
69
Muamalat. Hal ini dapat terlihat bahwa responden (53.3%) mengatakan
setuju mengetahui adanya program Dana Pensiun di DPLK Muamalat
karena sudah menabung di Bank Muamalat sebelumnya.
Tabel 4.18
Mengetahui DPLK karena sudah menabung di Bank Muamalat
Frekuensi
Valid
0
2
Tidak Setuju
4
Cukup
5
Setuju
Setuju
16
Sangat
3
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
6.7
13.3
Valid %
6.7
13.3
Komulatif
%
6.7
20.0
16.7
16.7
36.7
53.3
53.3
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
n. Mendapat Informasi DPLK dari Customer Service
Dari data yang diperoleh yang telah mengikut sertakan sebagai nasabah
Dana Pensiun di DPLK Muamalat sebelumnya mendapatkan informasi
mengenai Dana Pensiun di DPLK Muamalat itu dari pihak customer
servive yang mengajukan kepada calon nasabah-nasabahnya. Hal ini
dapat terlihat bahwa responden (43.3%) mengatakan setuju dan lainnya
(40.0%) cukup setuju (16.7%) mengatakan sangat setuju bahwa
responden telah mendapatkan informasi adanya program Dana Pensiun di
DPLK Muamalat dari informasi yang diberikan oleh customer service.
Tabel 4.19
Mendapatkan informasi tentang DPLK dari customer service (CS) Muamalat
70
Frekuensi
Valid
Cukup
12
Setuju
Setuju
13
Sangat
5
Setuju
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif
%
40.0
40.0
40.0
43.3
43.3
83.3
16.7
16.7
100.0
100.0
100.0
o. Sosialisasi Bank oleh Beberapa Kalangan Umat Islam
Dari data yang diperoleh nasabah Dana Pensiun di DPLK Muamalat
berpendapat dibank muamalat memang sudah berlingkungan atau
sosialisasi dengan kalangan-kalangan umat Islam. Hal ini dapat terlihat
bahwa responden (50.0%) mengatakan setuju bahwa seluruh nasabah
Bank Muamalat memang telah berkecimpungan dengan kalangankalangan umat Islam.
Tabel 4.20
Sosialisasi Bank oleh beberapa kalangan umat Islam (cendekiawan, ulama)
Frekuensi
Valid
Sangat Tidak
1
Setuju
Tidak Setuju
1
Cukup Setuju
8
Setuju
15
Sangat Setuju
5
Total
30
Sumber: Hasil Pengolahan penelitian
%
Valid %
Komulatif
%
3.3
3.3
3.3
3.3
26.7
50.0
16.7
100.0
3.3
26.7
50.0
16.7
100.0
6.7
33.3
83.3
100.0
71
C. Mekanisme Operasional Dana Pensiun pada DPLK Muamalat.
DPLK Bank Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana
pensiun didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip
mudharabah yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk
memperoleh keuntungan yang layak. Atas kehendaknya, kenuntungan tersebut
dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Dan simpanan ini merupakan
fasilitas yang diberikan oleh bank Indonesia untuk memberikan kesempatan
kepada pihak yang berlebihan dana untuk menyimpan dana di bank.
Dari mekanisme pengelolaan dana pensiun pada lembaga DPLK BMI
yaitu setiap peserta yang ikut harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir
yang telah disiapkan serta mematuhi persyaratan yang lebih ditetapkan oleh
lembaga DPLK tersebut.
Pelaksanaan pengelolaan DPLK Bank Muamalat Indonesia yang meliputi
banyak kegiatan satu sama lain berurut sistematis, pelaksanaan tersebut meliputi
syarat dan prosedur kepesertaan, hak dan kewajiban peserta termasuk biaya
administrasi yang dikenal, penyetoran iuran, penarikan manfaat pensiun,
pengalihan maupun kepesertaan. Yaitu ;
1. Syarat Kepesertaan
Setiap orang, baik karyawan maupun pekerja mandiri dapat diterima
menjadi peserta DPLK Muamalat apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Berusia 18 tahun atau sudah menikah
72
b. Mempunyai penghasilan
2. Proses Kepesertaan
Dalam membuka rekening dana pensiun nasabah harus mendatangi
Bank dan mengisi serta menandatangani formulir sebagai berikut:
a. Mengisi
dan
menandatangani
formulir
pendaftaran
peserta
(Formulir No. 1)
Dalam formulir tersebut nasabah harus mengisi kolom-kolom
kosong yang telah tersedia yaitu untuk menginformasikan data-data
pribadi calon nasabah perorangan maupun perusahaan, juga berupa
keterangan surat-surat atau dokumen yang diserahkan dan menentukan
pilihan investasi serta mengisi ahli waris yang berhak atas
manfaat
pensiun dan keterangan setoran pertama yang dilakukan tunai.
b. Menyetor iuran Pertama
Penyetoran iuran pertama dilakukan pada saat nasabah
mendaftarkan diri sebagai peserta DPLK Muamalat. Dengan mengacu
kepada peraturan Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT.Bank
Muamalat Indonesia Nomor : 027'A/ DIR/ KPT/ IV/ 1997, Iuran
peserta ditetapkan sebagai berikut:
1. Minimal sebesar Rp 20.000,- perbulan
2. Maksimum sebesar 20 % dari penghasilan apabila tidak ikut
sebagai peserta DPLK lain atau sebesar 10 % dari penghasilan
apabila sudah ikut sebagai peserta pada DPLK lain,
73
3. Hak Peserta DPLK Muamalat
a. Mekanisme Usia Pensiun Normal
1. Usia pensiun normal yang dapat dipilih oleh peserta sekurangkurangnya 45 tahun dan setinggi-tingginya 65 tahun.
2. Dalam hal peserta diikuti sertakan oleh pemberi kerja, maka
pilihan usia pensiun normal disesuaikan dengan usia pensiun
normal yang berlaku pada pemberi kerja.
3. Peserta menetapkan usia pensiun normal pada saat mengajukan
permohonan menjadi peserta dengan mengisi formulir pendaftaran
peserta. (Formulir No.l)
4. Peserta tidak diperkenankan mengubah usia pensiun yang sudah
ditetapkannya.
b. Menentukanpilihanjenis investasi
Adapun tata cara pemilihan dan perubahan peserta adalah
sebagai berikut:
1. Jenis investasi yang dapat dipilih peserta adalah terdiri dari:
1. Deposito berjangka pada Bank di Indonesia
2. Sertifikat deposito pada Bank di Indonesia
3. Saham yang tercatat dibursa efek di Indonesia
4. Obligasi yang tercatat dibursa efek di Indonesia
5. Surat berharga lain yang tercatat dibursa efek di Indonesia,
kecuali opsi dan waran
74
6. Surat berharga pasar uang (SPBU) yang ditertibkan badan
hukum Indonesia
7. Saham atau unit penyertaan Reksadana
2. Pemilihan jenis investasi dilakukan pada saat mendaftarkan diri
menjadi peserta dengan mengisi formulir pendaftaran peserta
(Formulir No.l).
3. Peserta hanya dapat memilih sebanyak-banyaknya 2 (dua) jenis
investasi dari beberapa jenis investasi.
4. Peserta dapat
melakukan perubahan
jenis
investasi
yang
bersangkutan dengan mengisi formulir perubahan jenis investasi
(Formulir No.2) sekurang-kurangnya 15 hari sebelum tanggal yang
dikehendaki.
5. Dalam hal peserta melakukan perubahan jenis investasi maka
resiko kerugian pencairan dana yang ditanam jenis investasi
sebelumnya menjadi tanggung jawab peserta.
c. Melakukan penarikan sejumlah dana tertentu
Mengenai tata cara penarikan dana akan menjelaskan pada
bagian tersendiri.
d. Meminta informasi mengenai dana yang dimiliki
Dalam hal ini peserta berhak meminta informasi mengenai
keadaan posisi dananya setiap saat dikehendakinya dan informasi
75
mengenai keadaan atau posisi dana peserta berupa akumulasi iuran
hasil pengembangannya sesuai dengan nilai pada saat tersebut.
e. Menunjuk dan mengganti pihak yang berhak atas dana peserta apabila
meninggal dunia.
f. Mengenai penunjukkan dan penggantian yang berhak atas dana peserta
ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal peserta tidak mempunyai istri atau suami dan anak,
maka petunjuk pihak yang berhak atas dana ditertentukan oleh
peserta.
2. Petunjuk pihak yang berhak atas dana peserta dilakukan oleh
peserta pada saat mengajukan permohonan menjadi peserta dengan
mengisi (Formulir No.l) atau pada periode kepesertaan dengan
mengisi formulir perubahan pihak yang berhak atas dana peserta.
(Formulir No.4)
3. Peserta berhak melakukan penggantian petunjukan pihak yang
berhak atas dana peserta dengan mengisi formulir perubahan pihak
yang berhak atas dana peserta (Formulir No.4).
Adapun dana bagi pihak yang ditunjuk dan ahli waris
adalah sebagai berikut:
a) Dalam hal peserta meninggal dunia dan tidak ada janda /duds.
dan anak serta pihak yang ditunjuk, maka dana peserta
dibayarkan kepada ahli waris.
76
b) Pembayaran pihak yang ditunjuk dan ahli waris sebagaimana
yang dimaksud diatas dilakukan secara sekaligus, setelah pihak
yang ditunjuk dan ahli waris mengajukan permohonan dengan
mengisi formulir penerimaan manfaat (Formulir No.6) serta
didukung oleh dokumen sebagai berikut:
-
Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport)
-
Foto copy keterangan kematian disahkan pejabat yang
berwenang.
g. Memilih bentuk Anuitas seumur hidup dan memilih Perusahaan Asuransi
Jiwa (PAJ) dalam rangka pembayaran manfaat pensiun.
Mengenai pemilihan bentuk Anuitas seumur hidup dan memilih
Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) sebagai berikut:
a) Dana pensiun berkewajiban membelikan anuitas seumur hidup atas
pilihan peserta sebagai manfaat pensiun bagi peserta.
b) Dana pensiun berkewajiban membelikan anuitas seumur hidup atas
pilihan peserta sebagai manfaat pensiun bagi janda/duda.
c) Dana pensiun berkewajiban membelikan anuitas bagi anak.
d) Dana pensiun memberikan kepada peserta tentang hak manfaat
pensiun sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum dicapai usia pensiun
normal.
e) Peserta menentukan pilihan bentuk anuitas seumur hidup dan
Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) penyelenggara anuitas sekurang-
77
kurangnya 1 (satu) bulan sebelum pemberian manfaat pensiun dengan
mengisi formulir penerimaan manfaat. (Formulir No.6)
f) Bentuk anuitas yang dipilih peserta harus menyediakan manfaat
pensiun bagi janda /duda atau anak sekurang-kurangnya 60 % dan
sebanyak-banyaknya 100 % dari manfaat pensiun yang diterima
peserta.
g) Dalam hal peserta tidak menentukan pilihan bentuk anuitas dan
Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) maka, perusahaan tersebut dianggap
memilih bentuk anuitas yang memberikan pembayaran berkala bagi
janda /duda atau anak yang besarnya sama dengan manfaat pensiun
yang diterima peserta, pada Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang
ditunjuk oleh dana pensiun.
h) Dalam hal peserta meninggal dunia pada usia pensiun dipercepat,
maka janda/ duda memperoleh mafaat pensiun dalam bentuk anuitas
seumur hidup dari Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang dipilih oleh
janda/ duda.
i) Dalam hal peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun dipercepat,
maka janda/ duda memperoleh manfaat pensiun dalam bentuk anuitas
dari Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang dipilh janda/ duda atau
pembayaran dana dilakukan secara sekaligus sesuai permintaan janda/
duda.
78
j) Dalam hal peserta meninggal dunia tanpa meninggalkan istri/ suami,
manfaat pensiun diberikan kepada anak dengan membelikan anuitas
sampai usia 25 tahun dari Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang
dipilih.
h. Mengalihkan kepersertaannya ke dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan
lain.
Tata cara pengalihan kepersertaan ke Dana Pensiun Lembaga
Keuangan lain adalah : peserta dapat mengalihkan kepesertaannya ke
DPLK lain dengan mengisi (Formulir No.5) pengalihan kepesertaan
sekurang-kurangnya
30
hari
sebelum
tanggal
pengalihan
yang
dikehendaki.
a) Peserta harus mengisi formulir pengalihan kepesertaan (Formulir
No.5)
b) Pengalihan dana dari DPLK peserta ke DPLK lain dilakukan oleh dana
pensiun, setelah mengalihannya mendapat persetujuan dari DPLK lain.
c) Pengalihan dana peserta sebagaimana dimaksud harus dipisahkan
antara jumlah akumulasi iuran, pengalihan dana dari DPLK dan hasil
pengembangannya.
d) Segala resiko kerugian yang mungkin terjadi akibat pengalihan dana
peserta ke DPLK lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta.
i. Memperoleh manfaat pensiun
Manfaat pensiun yang akan diperoleh peserta adalah sebagai berikut:
79
a) Manfaat Pensiun Normal diberikan kepada peserta pada saat mencapai
usia pensiun normal, sesuai dengan pilihan peserta.
b) Manfaat pensiun dipercepat yaitu timbul apabila peserta berhenti
menyetor iuran setelah mencapai usia pensiun sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun sebelum mencapai usia pensiun normal dan dapat
dibayarkan pada saat diminta tetapi dalam jangka waktu secepatcepatnya pada saat timbulnya hak atas manfaat pensiun dipercepat dan
selambat-lambatnya pada saat usia pensiun normal.
c) Pensiun ditunda yaitu timbul apabila peserta berhenti menyetor iuran
sebelum mencapai usia pernsiun dipercepat dan manfaat pensiun dapat
dibayarkan pada saat diminta peserta tetapi dalam jangka waktu
secepat-cepatnya pada saat dicapai, usia pensiun dipercepat dan
selambat-lambatnya pada saat dicapainya usia pensiun normal.
d) Manfaat pensiun cacat diberikan kepada peserta apabila peserta cacat.
Tata cara pembayaran manfaat pensiun:
-
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun normal, manfaat
pensiun dipercepat, manfaat pensiun ditunda maka peserta harus
mengajukan permohonan dengan mengisi (Formulir No.6) dan
melampirkan:
a. Foto copy kartu peserta
b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih
berlaku.
80
c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat.
-
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun cacat, peserta harus
mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan
manfaat (Formulir No.6) dan melampirkan :
a. Foto copy kartu peserta
b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih
berlaku.
c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat.
d. Surat pernyataan cacat dari Dokter.
-
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun janda /duda maka,
mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan
manfaat (Formulir No.6) dan melampirkan :
a. Foto copy kartu peserta
b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih
berlaku.
c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat.
d. Foto copy surat keterangan kematian peserta yang disahkan
pejabat yang berwenang.
-
Untuk memperoleh hak atas manfaat pensiun anak, maka anak
(jika masih dibawah umur, diwakili walinya) harus mengajukan
permohonan dengan mengisi formulir penerimaan manfaat
(Formulir No.6) dan melampirkan :
81
a. Foto copy kartu peserta
b. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih
berlaku.
c. Foto copy kartu keluarga yang disahkan oleh Lurah setempat.
d. Surat keterangan kematian peserta atau foto copynya yang
disahkan pejabat yang berwenang.
e. Surat bukti wall apabila anak masih dibawah umur yang
disahkan oleh Lurah setempat.
-
Untuk memperoleh manfaat pensiun bagi ahli waris harus
mengajukan permohonan dengan mengisi formulir penerimaan
manfaat dan melampirkan :
a. Foto copy tanda bukti diri (KTP/SIM/Passport) yang masih
berlaku.
b. Surat keterangan kematian peserta atau foto copynya yang
disahkan pejabat yang berwenang.
c. Fatwa waris atau surat keterangan waris atau dokumen
pendukung yang menerangkan hubungan keluarga dengan
peserta.
4. Kewajiban Peserta DPLK Muamalat
a. Menyetor luran
82
Iuran adalah sejumlah uang tertentu yang disetorkan kepada dana
pensiun yang dibukukan didalam rekening atas nama masing-masing
peserta. luran peserta bersumber dari:
a) Peserta sendiri yaitu apabila peserta mendaftar sendiri sebagai
peserta DPLK.
b) Pemberi kerja atas nama peserta, berarti iuran tetap ditanggung
pihak perusahaan dan besarnya iuran sesuai dengan yang
ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
c) Peserta dan pemberi kerja yaitu iuran peserta sebagian dari
potongan gaji peserta dan sebagian lagi ditanggung oleh
perusahaan yang besarnya sesuai dengan kebijakan internal.
b. Membayar biaya-biaya yang ditetapkan oleh dana pensiun. Setiap
peserta berkewajiban membayar biaya pengelolaan dana peserta kepada
dana pensiun yang besarnya ditetapkan :
a) Biaya awal kepesertaan antara Rp 5.000,- sampai Rp 10.000,dibayarkan pada saat mendaftarkan diri sebagai peserta bersamaan
dengan penyetoran iuran pertama.
b) Biaya pengelolaan dana peserta sebesar maksimal 1 % pertahun
dari total dana peserta (saldo akhir tahun) yang akan dipungut
setiap akhir tahun.
c) Biaya perubahan jenis investasi sebesar 1 % dari total dana peserta
pada tanggal perubahan.
83
d) Biaya penarikan himpunan iuran sebesar 1 % dari hasil
pengembangan dana peserta pada tanggal penarikan.
e) Biaya pengalihan dana ke DPLK lain sebesar 1 % dari total dana
peserta.
f) Biaya administrasi perbulan maksimal Rp 5.000,- yang dipungut
setiap akhir tahun.
c. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar sesuai yang
dibutuhkan oleh dana pension
d. Mentaati segala ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun
e. Melaporkan kepada dana pensiun setiap terjadi perubahan susunan
keluarga dengan mengisi formulir perubahan pihakyang berhak atas
manfaat pensiun (Formulir No.4) atau perubahan alamat dengan
mengisi formulir pernyataan pindah alamat (Formulir No.7)
5. Tata Cara Penyetoran DPLK Muamalat
Dalam membayar iuran setiap bulannya ada beberapa cara penyetoran
yang dapat dipilih peserta, yaitu ;
1) Debet rekening bagi peserta yang telah memiliki rekening di Bank
Muamalat, tabungan maupun giro dalam menyetor iuran bulanan
cukup hanya membuat surat pendebetan rekening (tersedia di customer
service). Sehingga Bank Muamalat pada tanggal yang telah ditentukan
84
setiap bulannya akan mendebet sejumlah dana sesuai keinginan
peserta dari rekening peserta ke rekening DPLK Muamalat secara
otomatis dan gratis. Cara ini sangat dianjurkan karena akan
memudahkan peserta dan control dari perpindahan dananya.
2) Setor tunai, selain itu pembayaran iuran bulanan dapat juga dilakukan
dengan menyetor secara tunai dana tersebut ke kantor cabang atau
kantor kas Bank Muamalat terdekat.
3) Transfer dari bank lain sedang bagi yang dikantornya tidak terdapat
cabang Bank Muamalat, maka iuran bulanan tetap dapat disetor
dengan cara mengirimnya dari Bank anda (tranfer) ke rekening DPLK
Muamalat atau di Bank Muamalat mana saja (on line).
4) Setor kliring, cek atau giro bilyet bank lain dapat juga disetorkan ke
kantor cabang atau kantor kas Bank Muamalat sebagai pembayaran
iuran bulanan. Tetapi DPLK Muamalat baru bisa mengakui sebagai
setoran apabila dana dari cek atau giri bilyet tersebut telah efektif.
5) Dengan demikian, peserta dapat memilih cara yang terbaik sesuai
kemampuannya. Sehingga kesinambungan iuran dana pensiun setiap
bulan dapat terlaksana.
6. Tata Cara Penarikan Dana
Ada beberapa cara yang dilakukan oleh nasabah DPLK dalam
penarikan dananya yaitu;
85
1) Penarikan dana dilakukan dengan mengisi formulir penarikan dana
peserta (Formulir No.3)
2) Peserta dapat melakukan penarikan sejumlah dana dari dana pensiun
dan yang ditarik tidak lebih dari 30 % dari akumulasi iuran peserta.
3) Penarikan dana hanya dapat dilakukan maksimal 2 (dua) kali dalam
setahun.
4) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam aturan
yang sudah ada yaitu dalam hal peserta tidak mempunyai penghasilan
lagi karena sesuatu hal, maka peserta dapat:
a) Menarik seluruh akumulasi iuran
b) Penarikan yang dimaksud tidak termasuk hasil pengembangan
dana dan dana yang dialihkan dari dana pemberi kerja dan dana
dari dana pensiun pemberi kerja
c) Atas
penarikan
tersebut
peserta
wajib
membayar
biaya
penarikan sebesar 2,5 % dari total iuaran yang ditarik
7. Penarikan Manfaat Pensiun Secara Sekaligus
Berdasarkan ketentuan pemerintah manfaat pensiun dapat dibelikan
produk anuitas apabila akumulasi dananya lebih besar dan sama dengan 36
juta rupiah, maka DPLK wajib membelikan Anuitas seumur hidup peserta,
seumur hidup janda/ duda dan anak sampai usia 25 tahun atau menikah.
Sedangkan, bagi peserta yang akumulasi dananya lebih kecil dananya dari
36 juta, maka akumulasi dananya bisa diberikan secara tunai.
86
1) Peserta dapat meminta pembayaran secara sekaligus atas manfaat
pensiun dalam hal dana peserta lebih kecil dari jumlah yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan RJ.
2) Dalam hal besarnya manfaat pensiun sama atau lebih besar dari jumlah
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, peserta dapat meminta
pembayaran secara sekaligus maksimal 20 % dari manfaat pensiun.
3) Peserta harus mengajukan permohonan kepada dana pensiun dengan
mengisi formulir penerimaan manfaat.
8. Tata Cara Penutupan
Untuk DPLK tidak ada sistem pemblokiran, hanya dapat dialihkan ke
dana pensiun lain atau ditutup. Penutupan dan pengalihan dapat dilakukan
apabila :
a. Hak atas manfaat pensiun yang dibayar
Peserta DPLK dapat menutup kepesertaannya apabila peserta
telah menerima pembayaran manfaat pensiun dari pihak DPLK sesuai
dengan usia pensiun yang ditetapkan sebelumnya dan pada saat itulah
masa kepesertaanya telah berakhir dan dapat dilakukan penutupan.
b. Beralihnya kepesertaan ke dana pensiun lain
Pengalihan dana ke dana pensiun lain dapat dilakukan apabila
pengalihannya tersebut telah mendapat persetujuan dari DPLK lain,
87
dengan ketentuan peserta harus memberitahukan terlebih dahulu
minimal 30 hari sebelum tanggal pengalihan yang dikehendaki.
Adapun mengenai tata cara penutupan adalah sebagai berikut:
1) Menyerahkan kartu kepesertaan asli
2) Mengisi formulir penerimaan manfaat
3) Melampirkan foto copy kartu peserta
4) Melampirkan foto copy tanda bukti diri
5) Melampirkan foto
copy kartu keluarga yang
disahkan Lurah
setempat.
Secara
keseluruhan
maka
mekanisme
berbagai
kepesertaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.2
Skema mekanisme tahapan kepesertaan nasabah
dalam DPLK Muamalat
Peserta/Nasabah
DPLK
Tahap keikut sertaan
Cara Penutupan &
Pengalihan
Syarat
Formulir
Setotan
Hak
Kewajiban
Awal
Tahap
Pelaksanaan
Sumber : Hasil Pengelolaan Penelitian
Cara Penarikan
Cara Penyetoran
tahapan
88
D. Perkembagan Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat Tahun (2006-2008)
Di bawah ini akan disajikan data perkembangan DPLK Muamalat diantaranya
laba bersih DPLK Muamalat, perkembangan hasil investasi, serta total asset
DPLK Muamalat sejak tahun 2006-2008 yaitu:
1. Perkembangan Laba Bersih DPLK Muamalat 2006-2008
Tabel 4.21
Perkembangan Laba Bersih DPLK Muamalat 2006-2008
Ket
2006
Aktiva Bersih
89,029,318,685.00
2007
2008
117,442,401,342.00
150,964,590,664.00
Sumber :Laporan Tahunan 2006-2008
Dari tabel diatas dapat dilhat perkembagan laba bersih dari DPLK
Muamalat pada tahun 2006 sebesar Rp 89,029,318,685 pada tahun 2007
meningkat menjadi Rp 117,442,401,342, sedang pada tahun 2008 naik lagi
menjadi Rp150,964,590,664.
Dalam diagram dapat dilihat sebgai berikut:
Gambar.4.3
200,000,000,000.00
150,000,000,000.00
100,000,000,000.00
50,000,000,000.00
0.00
150,964,590,664.00
89,029,318,685.00
117,442,401,342.00
2006
2007
2008
2. Perkembangan Hasil Investasi DPLK Muamalat
Dalam 3 tahun terakhir, perkembangan hasil investasi DPLK
Muamalat adalah sebagai berikut:
89
Tabel 4.22
Perkembangan Hasil Investasi DPLK Muamalat 2006-2008
Periode
% pa
12,49
2006
10,19
2007
6,03
2008
Sumber : Laporan Tahun 2006-2008
Menurut data diatas hasil Investasi DPLK Muamalat pertahunannya
menunjukkan fluktuasi yaitu perkembangan menurun 2,3 % di (ditahun
2007) menurun 4.16% (ditahun 2008), Sehingga penurunan tertinggi terdapat
pada tahun 2008 Secara gambar dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar.4.4
6.03
12.49
2006
2007
2008
10.19
3. Perkembangan Return On Assets DPLK Muamalat
Return Assets DPLK Muamalat sejak tahun 2006-2008 sebagai berikut :
Tabel 4.23
Total Asset DPLK Muamalat 2006-2008
Ket
Return On Assets
2006
2007
2008
12.01%
9.81%
5.80%
Sumber : Laporan Tahun 2006-2008
90
Berdasarkan data tersebut diatas nampak dilihat bahwa return on assets
DPLK Muamalat pertahunnya adalah sebagai berikut tahun 2006 sebesar
12.01% tahun 2007 9.81% ahun 2008 Rp 5.80%. Secara gambar dapat dilihat
sebagai berikut :
Gambar 4.5
5.80%
2006
12.01%
2007
2008
9.81%
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka ditarik kesimpulan
sebagi berikut:
1. Faktor-faktor paling mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana
Pensiun pada DPLK Muamalat diantaranya adalah Adanya fatwa MUI
Terhadap Prodak DPLK Muamalat hal ini terlihat dengan tingginya
jawaban dari 30 responden terdapat 23 orang, hingga prosentasinya
sebesar 76.7% selain itu juga simpanan yang aman sebanyak 21
orang (70 %), serta pelayanan yang ramah dari karyawan/karyawati
DPLK Muamalat sebanyak 18 orang atau 18% yang setuju tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap danna
pensiun DPLK Muamalat.
2. DPLK Bank Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana
pensiun didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan
prinsip mudharabah yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola
dana tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak. Atas
kehendaknya, kenuntungan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan
bersama. Dan simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh
91
92
bank Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang
berlebihan dana untuk menyimpan dana di bank.
3. Perkembangan DPLK dari tahun 2006-2008 terlihat peningkatan pada
aktiva lancar dari Rp 89,029,318,685 pada tahun 2006 naik menjadi
Rp 117,442,401,342.00 hingga pada tahun 2008 menjadi Rp
150,964,590,664. hal ini juga diikuti dengan kenaikan hasil
investasi terlihat sebagaimana pada tahun 2006 12.49% turun
menjadi 10.19% pada tahun 2007 turun 2.3% dan p-ada tahun
2008 hasil investasi turun menjadi 6.03% atau 4.16%.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah peneliti dapatkan yaitu faktanya bahwa
terdirinya Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat yaitu yang penempatan pada UU
No.11 pasal 7 ayat (2) Tahun 1992. Dan dengan adanya surat pengesahan
keterangan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia atau Direktorat
Jendral Lembaga Keuangan (Dana Pensiun). Pada Nomor: KEP-485/KM.
17/1997 tanggal 12 September 1997 yaitu: “Pengesahan atas Peraturan Dana
Pensiun dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia.
Peneliti menyarankan terhadap Dana Pensiun, yang dengan berbagai buktibukti suatu tentang Dana Pensiun pada DPLK Muamalat dibawah ini yaitu :
1. Hasil investasi dari dana DPLK Muamalat perlu lebih banyak
penjelasan dalam kegiatan pelayanan, konsultasi, catatan laporan
93
tahun. Terutama untuk jenis investasi dan besarnya nilai perkomponen
investasi, sehingga nasabah cukup jelas (tidak samar atau kurang jelas)
dalam memiliki penyimpanan dana pada investasi-investasi dananya.
2. Penarikan dana pensiun sebelum jatuh tempo perlu lebih banyak
dijelaskan, hal ini mengingat setiap nasabah tentu ada yang mengalami
kebutuhan mendesak atau penting disaat persediaan dana kurang.
3. Dan pada Direksi PT. Bank Muamalat Indonesia yang pendirinya
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat), dengan adanya
Dana Pensiun Pada DPLK Muamalat itu belum memiliki mendapat
menurut Fatwa MUI tersendiri. Maka, pihak Direksi DPLK Muamalat
yang berwenang perlu memberikan pengajuan langsung kepada
Dewan Syariat Hukum (Fatwa MUI).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan terjemahnya Departemen Agama RI
Karim, Adiwarman, Bank: Analisis fiqih dan Keuangan, cet.ke.3-4. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007.
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari ke Praktek, cet.ke.1. Jakarta: Gema
Insani Press,2001.
Akmal, Yahya, Prfit Distribution, Artikel di Akses pada 22 Maret 2008 dari
www.ifibank.go.id
Arifin, Zaenal, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, cet.ke.1. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002.
Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, Artikel di Akses pada 22
Maret 2008 dari www.d-bes.net
Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2007.
Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah. Sistem dan Mekanisme Pengawasan
Syariah, cet.ke.1. Jakarta: Renaisan, 2005.
Siamat, Dahlan Manajemen Lembaga Keuangan, edisi kedua Jakarta: LPFEUI,1999.
Rahardjo, Dawam, Islam Transformasi Sosial Ekonomi, Yogyakarta: LSAF 1999.
Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Ulama Indonesia (MUI). Himpunan
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, ed. Revisi. Ciputat: Gaung Persada,
2006.
Dewi, Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005.
Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997,
-----------, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, cet.ke.4. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004.
93
94
Hadikoesomo, Hatif, Deposito Mudhorobah Sebagai Kuasa Modal Bagi Bank
Syariah; Suatu tinjauan teoritis dan kemungkinan penerapanya, makalah
pendidikan sekolah staf dan pimpinan BI angkatan XXV, Jakarta:2002,
Perpustakaan Riset BI.
Hilman, Imam dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan ABADI
publishing, 2003.
Triyuwono, Iwan Perspektif Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah, Jakarta: Raja
Grafindi Persada, 2006.
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Media Grafika, 2006.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, cet.ke.6. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UUP AMP YKPN,
2005.
----------------, Sistem dan Prosedur Oprasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press,
2005.
Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES). Materi Dakwa Ekonomi Syariah,
Jakarta: PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah)
Putra, Dwika Darma, Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Rasio Kecukupan Modal
(Capital Adquacy Ratio/ CAR) Bank Syariah di Indonesia), Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004.
Arbi, Syarif, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, Jakarta: Djambatan
2003.
Save, M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, cet.ke.1. Jakarta: Lembaga
Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997.
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, edisi kedua, Jakarta: Lembaga
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999.
Sjahadeni, Sutan remy, Perbankan Islam dan Kedudukanya Dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999.
95
Wiyono, Slamet Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan
PSAK dan PAPSI, Jakarta: Grasindo, 2005.
Assauri, Sofjan, Matematika Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Murti, Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, edisi kelima, Yogyakarta: Liberty,
2002.
Syafri Harahap, Sofyan, Wiroso Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syariah,
cet.ke.1, Jakarta: LPFE Usakti, 2005.
-----------------, Laporan Keuangan: Analisis Kritis, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004.
Tazkiya Institute dan BI, Kajian Regulasi dan Prodak Perbankan Syariah sebagai
Bahan Rancangan Undang-Undang Perbankan Syariah, Jakarta: 2003.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep Produk dan Implementasi
Oprasional Perbankan Syariah, Jakarta: Djambatan, 2001.
Lestari, Tuti, Dampak Perlakuan Akuntansi Triyuwono,Iwan, Organisasi dan
Akuntansi Syariah, Yogyakarta:LKIS, 2000.
Veithzal Rivai, Andi Permata Veithzal, Ferry N, Financial Bank, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007.
Wright, Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Yayasan Kanisius 1970.
Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
WAWANCARA
NAMA
: IING SUPRIHATIN
NIM
: 204046102924
PRODI
: MUAMALAT / PERBANKAN SYARIAH
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1. Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Memilih Dana Pensiun
2. Mekanisme Operasional Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK
Muamalat)
3. Perkembangan Dana Pensiun pada DPLK Muamalat (tahun 2006-2008)
-
Perkembangan Laba Bersih DPLK Muamalat 2006-2008
-
Perkembangan Hasil Investasi DPLK Muamalat
-
Perkembangan Return On Assets DPLK Muamalat
4. Fungsi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK Muamalat)
5. Investasi apa saja yang terdapat pada DPLK Muamalat, kemudian yang lebih
banyak diminati atau dipilih oleh nasabahnya?
6. Apa saja manfaat DPLK bagi pesertanya?
7. Dalam program DPLK ini, telah menyelenggarakan adanya iuran pasti dan
mengapa
program
tersebut
lebih
berkenan,
kemudian
mengapa
lebih
berprinsipkan dengan sistem wakalah bil ujroh?
8. Apa saja produk yang dikeluarkan oleh DPLK Muamalat?
9. Bagaimana cara penyetoran iuran DPLK Muamalat, dan berapa besar jumlah
minimal & maksimal penyetorannya?
10. Apakah pada nasabah DPLK Bank Muamalat dikenakan biaya administrasi setiap
penerimaannya, dan berapa besarnya biaya yang dikenakan kepada nasabah?
11. Dana pensiun yang terkumpul di investasikan kemana saja?
12. Berapa keuntungan yang diperoleh untuk pihak peserta DPLK dan juga
perusahaan tersebut?
Jawaban :
1. Dari Sejalan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi minat nasabah terhadap Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat. Terlihat pada hasil penelitian kuesioner yang terkumpul dan di
kelola dengan rumusan SPSS, dapat terhitung sebagai berikut:
- Adanya fatwa MUI Terhadap Prodak DPLK Muamalat hal ini terlihat
dengan tingginya jawaban dari 30 responden terdapat 23 orang, hingga
prosentasinya sebesar 76.7%.
- Simpanan yang aman sebanyak 21 orang (70 %).
- Pelayanan yang ramah dari karyawan/karyawati DPLK Muamalat
sebanyak 18 orang atau 18%.
Mengatakan setuju tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat
nasabah terhadap Dana Pensiun DPLK Muamalat.
2. Dari mekanisme pengelolaan Dana Pensiun pada DPLK Muamalat yaitu
setiap peserta yang ikut harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir
yang telah disiapkan serta mematuhi persyaratan yang lebih ditetapkan
oleh lembaga DPLK tersebut.
Pelaksanaan pengelolaan DPLK Muamalat yang meliputi banyak kegiatan
satu sama lain berurut sistematis, pelaksanaan tersebut meliputi syarat dan
prosedur kepesertaan, hak dan kewajiban peserta termasuk biaya
administrasi yang dikenal, penyetoran iuran, penarikan manfaat pensiun,
pengalihan maupun kepesertaan.
3. Perkembangan DPLK dari tahun 2006-2008 yaitu:
Dapat terlihat pada peningkatan Aktiva Lancar dari Rp 89,029,318,685
dan pada tahun 2006 naik menjadi Rp 117,442,401,342.00. Hingga pada
tahun 2008 menjadi Rp 150,964,590,664.
Kemudian juga diikuti dengan kenaikan hasil investasi terlihat
sebagaimana pada tahun 2006 (12.49%) turun menjadi (10.19%)
pada tahun 2007 turun (2.3%) dan pada tahun 2008 hasil investasi
turun menjadi (6.03%) atau (4.16%).
4. Dari manfaat program pensiun ada dua hal sebagai manfaat pensiun yaitu :
a. Perorangan,
sebagai
upaya
untuk
mendapatkan
jaminan
kesinambungan penghasilan dan kesejahteraan di hari tua bagi diri
sendiri dan keluarganya.
b. Perusahaan, perusahaan memberikan kesinambungan penghasilan
karyawannya
setelah
berhenti
dari
bekerja,
dan
dengan
mengikutsertakan karyawan suatu perusahaan pada DPLK Muamalat,
akan memberikan rasa “aman” bagi masa depan karyawan. Sehingga
akan ketenangan baik saat karyawan masih aktif bekerja maupun yang
sudah pensiunan.
5. Investasi yang banyak diminati atau dipilih oleh nasabah Dana Pensiun
pada DPLK Muamalat, yaitu pada bentuk investasi deposito. Karena
menggunakan deposito nasabah dapat merasakan lebih aman untuk
berinvestasi, dibandingkan dengan investasi sukuk atau reksadana.
6. Dengan menjadi peserta Dana Pensiun Muamalat akan timbul manfaat
dari materi maupun non materi baik bagi perusahaan maupun karyawan.
1) Bagi Perusahaan
a) Meningkatkan Efisiensi :
1. Penyelenggaraan administrasi
2. Tidak perlu memiliki tenaga khusus untuk melakukan investasi
3. Iuran bagian perusahaan sebagai biaya, sehingga mengurangi
pajak
b) Loyalitas karyawan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja
c) Mengurangi turn over karyawan potensial
d) Citra perusahaan meningkat
2) Bagi Karyawan
a) Memiliki kepastian akan adanya jaminan hari tua dan keluarga
b) Ketenangan dalam bekerja
c) Menambah pendapatan tidak kena pajak (PTKP)
d) Pengelolaan yang aman karena ditangani oleh tenaga profesional
dengan hasil yang optimal
Sedangkan manfaat pensiun yang akan dinikmati oleh peserta atau ahli
warisnya adalah :
1) Bagi Peserta
a)
Pensiun Hari Tua (PHT) : mulai dibayar pada usia Pensiun Normal
(antara 45-65 tahun) tergantung kesepakatan pada saat pendaftaran.
b)
Pensiun dipercepat : dapat dibayarkan sesudah usia peserta
mencapai sekurang-kurangnya 10 tahun sebelum Pensiun Normal.
c)
Pensiun ditunda : apabila peserta berhenti membayara iuran
sebelum mencapai usia pensiun. Pembayaran akan dilakkukan
secepatnya mulai 10 tahun sebelum usia Pensiun Normal.
d)
Pensiun Cacat : dibayarkan apabila peserta menderita cacat
sehingga tidak mampu bekerja lagi.
2) Bagi Keluarga
a)
Pensiun Janda/Duda : dibayarkan kepada janda/duda seumur hidup
b)
Pensiun Anak Yatimpiatu : dibayarkan sampai anak berusia 25
tahun
3)
Bagi Pihak Yang Ditunjuk
Dalam hal peserta meninggal dunia dan tidak ada janda/duda ataupun
anak. Maka, dana yang merupakan hak peserta dibayarkan kepada
pihak yang ditunjuk oleh peserta.
7. Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk
oleh Bank dan Perusahaan Asuransi Jiwa yang menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan
maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja
bagi karyawan Bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
Maka, sesuai dengan Undang-undang No. 11 tahun 1992 yang tunjuk
untuk menyelenggarakan program DPLK adalah Bank atau perusahaan
asuransi jiwa dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun
program-programnya terlepas dari badan pendirinya, hal ini dilakukan
agar kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya terjamin.
8. DPLK Muamalat sebagai besar penyelenggara program Dana Pensiun
Iuran Pasti yang memiliki dua jenis produk yaitu:
1. Pensiun Ummat
Produk Pensiun Ummat adalah produk DPLK Muamalat dengan
program iuran pasti, dimana dengan produk ini peserta akan mendapat
manfaat pensiun sebesar total iuran ditambah dengan hasil
pengembangan. Adapun besarnya hasil pengembangan sesuai dengan
jenis investasi yang dipilih.
2. Wasiat Ummat
Produk ini merupakan produk kerjasama DPLK Muamalat dengan
Asuransi Syariah, yang diberikan proteksi kepada peserta produk
pensiun ummat selama masa kepesertaan.
-
Apabila peserta ditakdirkan meninggal dunia sebelum usia pensiun
(selama masa kepesertaan) maka ahli waris peserta akan mendapat
manfaat pensiun sebesar nilai pertanggungan yang telah disepakati
di awal.
-
Apabila peserta mencapai usia pensiun, maka mafaat pensiun yang
akan diterima adalah sebesar total iuran ditambah dengan hasil
pengembangan.
9. Ada tiga macam cara untuk penyetoran iuran Dana Pensiun pada DPLK
Muamalat yaitu:
1. Dari bank lainnya ; BSM, BNI Syariah atau Syariah lainnya
2. Transfer melalui rekening, dan
3. Pemindahan Buku
Dan pada besarnya iuran nasabah adalah minimal Rp 50.000 perbulan (maksimal 20% dari penghasilan apabila peserta tidak memiliki
rekening di Dana Pensiun lain, atau 10% apabila peserta memiliki
rekening di Dana Pensiun lain).
Besarnya iuran yang dipilih dapat berubah-ubah sepanjang
memenuhi persyaratan, sehingga untuk pembayaran premi dilakukan
perbulan.
10. Pada biaya-biaya yang akan dikenakan oleh calon nasabah Dana Pensiun
pada DPLK Muamalat, adalah sebagai berikut:
a. Biaya awal kepesertaan Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah), dibayarkan
pada saat mendaftarkan diri sebagai Peserta bersamaan dengan
penyetoran iuran pertama.
b. Biaya pengelolaan dana Peserta maksimal sebesar 2% (dua perseratus)
pertahun dari total dana Peserta (saldo akhir tahun) yang akan
dipungut setiap akhir tahun.
c. Biaya perubahan jenis investasi sebesar 1% (satu perseratus) dari total
dana Peserta pada tanggal berubahan.
d. Biaya penarikan himpunan iuran sebesar 1% (satu perseratus) dari
hasil pengembangan dana.
e. Biaya pengalihan dana Peserta ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan
lain sebesar 1% (satu perseratus) dari total dana Peserta.
f. Biaya administrasi Rp.5000,- (lima ribu rupiah) yang dipungut setiap
akhir tahun.
g. Biaya pembayaran manfaat pensiun maksimum sebesar 5% (lima
perseratus) dari total dana pengalihan yang berasal dari Dana Pensiun
lain apabila masa kepesertaan kurang dari (satu) tahun.
11. Pada DPLK Muamalat melaksanakan kegiatan dana pensiun yang
didasarkan pada aspek syariah, yaitu dengan menggunakan prinsip
wakalah bil ujroh yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana
tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak. Atas kehendaknya,
kenuntungan tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Dan
simpanan ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank Indonesia
untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berlebihan dana untuk
menyimpan dana di bank.
12. Keuntungan pada Dana Pensiun (DPLK Muamalat) melakukan dana
peserta melalui instrument yang dinamakan sebagai investasi sesuai
syariah, selain kenyamanan dalam berinvestasi karena ada dana dikelola
secara syariah, dan peserta juga akan mendapatkan tambahan
berupa
bagihasil dari investasi yang dilakukan oleh pihak DPLK Muamalat
berdasarkan pilihan investasi peserta.
BLOK II. TANGGAPAN RESPONDEN
TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG DI DPLK MUAMALAT
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
CS = Cukup Setuju
Pernyataan
SS
DPLK Muamalat satu-satunya dana pensiun ke Islaman
5
Menerapkan prinsip syariah dalam sistem bagi hasil
Bagi hasil yang menguntungkan
Bank Muamalat mengharamkan adanya riba
Adanya Fatwa MU pada produk DPLK Muamalat
Keamanan dana simpanan pada DPLK dalam berinvestasi
Lokasi Bank Muamalat yang strategis, aman, dan nyaman
Nama Bank Muamalat yang sudah terpercaya dan terkenal
Kerapihan dan kedisiplinan pada karyawan/ti dalam berbusana
Dana simpanan (tabungan) yang aman
Investasi tabungan yang dihasilkan halal dan baik
Pelayanan yang cepat dari para karyawan/ti
Pelayanan yang ramah dari para karyawan/ti
Kemudahan fasilitas dalam transaksi
Fitur-fitur pendukung/keuntungan dimasa tua yang terdapat di
DPLK
Menjadi nasabah muamalat sama dengan memajukan ekonomi
Islam
Promosi (iklan yang luas) dilakukan oleh Bank Muamalat
Kemasan merk Muamalat menggambarkan ke Islaman
Paket-paket yang tersedia di DPLK dapat menguntungkan
dalam berinvestasi
Adanya dorongan dari pihak lain (keluarga, teman, atau lainya)
Orang tua ikut serta menabung di DPLK Muamalat
Mengetahui DPLK karena sudah menabung di Bank Muamalat
Mendapatkan informasi tentang DPLK dari customer service
(CS) Muamalat
Sosialisasi Bank oleh beberapa kalangan umat Islam
(cendekiawan, ulama)
~ Terima Kasih Atas Kerja Samanya ~
S
4
CS TS STS
3
2
1
KUESIONER
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat)
Assalamualaikum Wr.Wb
Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri
Di tempat
Dalam rangka penelitian mengenai tingkat peminat Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) Muamalat, saya bermaksud untuk menyebarkan/mendistribusikan
kuesioner ini.
Sehubungan dengan penyebaran kuesioner ini, bertujuan untuk mendapatkan
sumber data, dalam keperluan skripsi yang saya teliti dengan judul “Faktor yang
Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap DPLK Muamalat”.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu/Sdr/Sdri yang berkenan
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang saya ajukan ini.
Petunjuk :
Untuk blok I lingkarilah jawaban yang sesuai, dengan diharapkan jawaban yang
sebenarnya.
Dan untuk blok II berilah tanda cek ( ) pada salah satu alternatif jawaban pertama yang
dianggap sesuai.
Identitas Nasabah
Nama Lengkap :
(Jabatan/Gelar) :
Alamat
:
Jenis kelamin
:
BLOK I. KETERANGAN RESPONDEN
Profil Nasabah
Umur Bapak/Ibu/Sdr/Sdri :
1. < 20 tahun
2. 20-30 tahun
3. 30-50 tahun
4. 50 tahun ke atas
Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Sdr/Sdri :
1. SD / MI
2. SMP / Mts Negeri
3. SMA / MA
4. Diploma / Perguruan Tinggi
5. Lainnya, sebutkan………………
Pekerjaan/status Bapak/Ibu/Sdr/Sdri :
1. PNS
2. Karyawan/ Karyawati
3. Pegawai Negeri
4. Pengusaha/ Wiraswasta
5. Pensiunan
6. Lainnya, sebutkan……………
Pendapatan/gaji :
1. < dari Rp 500.000
2. Rp 500.000 – Rp 1.0000.000
3. Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000
4. Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000
5. > dari Rp 2.500.000
Frequency Table
Adanya Fatwa MU pada produk DPLK Muamalat
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Total
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
1
3.3
3.3
3.3
23
76.7
76.7
80.0
6
20.0
20.0
100.0
30
100.0
100.0
Keamanan dana simpanan pada DPLK dalam berinvestasi
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Total
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
3
10.0
10.0
10.0
24
80.0
80.0
90.0
3
10.0
10.0
100.0
30
100.0
100.0
Nama Bank Muamalat yang sudah terpercaya dan terkenal
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Total
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
2
6.7
6.7
6.7
19
63.3
63.3
70.0
9
30.0
30.0
100.0
30
100.0
100.0
Dana simpanan (tabungan) yang aman
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
4
13.3
13.3
13.3
21
70.0
70.0
83.3
Sangat
Setuju
Total
5
16.7
16.7
30
100.0
100.0
100.0
Pelayanan yang cepat dari para karyawan/ti
Frequenc
y
Valid Tidak Setuju
1
Cukup
7
Setuju
Setuju
18
Sangat
4
Setuju
Total
30
Percent
3.3
Valid
Percent
3.3
Cumulative
Percent
3.3
23.3
23.3
26.7
60.0
60.0
86.7
13.3
13.3
100.0
100.0
100.0
Kemudahan fasilitas dalam transaksi
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Total
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
10
33.3
33.3
33.3
15
50.0
50.0
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Fitur-fitur pendukung/keuntungan dimasa tua yang terdapat di DPLK
Valid
0
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Total
Frequenc
y
1
Percent
3.3
Valid
Percent
3.3
Cumulative
Percent
3.3
8
26.7
26.7
30.0
16
53.3
53.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Promosi (iklan yang luas) dilakukan oleh Bank Muamalat
Frequenc
y
Valid Tidak Setuju
1
Cukup
12
Setuju
Setuju
14
Sangat
3
Setuju
Total
30
Percent
3.3
Valid
Percent
3.3
Cumulative
Percent
3.3
40.0
40.0
43.3
46.7
46.7
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
Kemasan merk Muamalat menggambarkan ke Islaman
Frequenc
y
Valid Tidak Setuju
1
Cukup
5
Setuju
Setuju
16
Sangat
8
Setuju
Total
30
Percent
3.3
Valid
Percent
3.3
Cumulative
Percent
3.3
16.7
16.7
20.0
53.3
53.3
73.3
26.7
26.7
100.0
100.0
100.0
Adanya dorongan dari pihak lain (keluarga, teman, atau lainya)
Frequenc
y
Valid Tidak Setuju
6
Cukup
13
Setuju
Setuju
9
Sangat
2
Setuju
Total
30
Percent
20.0
Valid
Percent
20.0
Cumulative
Percent
20.0
43.3
43.3
63.3
30.0
30.0
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
Paket-paket yang tersedia di DPLK dapat menguntungkan dalam berinvestasi
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
10
33.3
33.3
33.3
18
2
60.0
6.7
60.0
6.7
93.3
100.0
Setuju
Total
30
100.0
100.0
Orang tua ikut serta menabung di DPLK Muamalat
Frequenc
y
Valid Tidak Setuju
4
Cukup
10
Setuju
Setuju
14
Sangat
2
Setuju
Total
30
Percent
13.3
Valid
Percent
13.3
Cumulative
Percent
13.3
33.3
33.3
46.7
46.7
46.7
93.3
6.7
6.7
100.0
100.0
100.0
Mengetahui DPLK karena sudah menabung di Bank Muamalat
Frequenc
y
Valid
0
2
Tidak Setuju
4
Cukup
5
Setuju
Setuju
16
Sangat
3
Setuju
Total
30
Percent
6.7
13.3
Valid
Percent
6.7
13.3
Cumulative
Percent
6.7
20.0
16.7
16.7
36.7
53.3
53.3
90.0
10.0
10.0
100.0
100.0
100.0
Mendapatkan informasi tentang DPLK dari customer service (CS) Muamalat
Valid
Cukup
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
Total
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
12
40.0
40.0
40.0
13
43.3
43.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Sosialisasi Bank oleh beberapa kalangan umat Islam (cendekiawan, ulama)
Valid
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Cukup Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequenc
y
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
1
3.3
3.3
3.3
1
8
15
5
30
3.3
26.7
50.0
16.7
100.0
3.3
26.7
50.0
16.7
100.0
6.7
33.3
83.3
100.0