Hizmet - Fethullah Gülen Chair

Transcription

Hizmet - Fethullah Gülen Chair
1
2
3
Biografi
M. Fethullah
Gülen
4
501
Mengenal Fethullah Gülen
M
6 02
uhammad Fethullah Gülen adalah seorang tokoh kharismatik
dan cendekiawan muslim-Turki terkemuka, pemikir, penulis, penyair,
pemimpin opini dan aktivis pendidikan
yang mendukung terwujudnya dialog
antar agama dan budaya, ilmu pengetahuan, demokrasi dan spiritualitas,
menentang berbagai tindak kekerasan
atas nama agama dan perubahan pandangan agama menjadi sebuah ideologi
politik. Fethullah Gülen juga giat mempromosikan terjalinnya kerjasama menuju sebuah peradaban dunia yang damai,
sebagai bentuk oposisi dari perselisihan dan
pertentangan di dunia. Beliau berkata:
“Be so tolerant that your bosom becomes
wide like the ocean. Become inspired with
faith and love of human beings. Let there be
no troubled souls to whom you do not offer
a hand and about whom you remain unconcerned.”(Fethullah Gülen, Criteria or Lights
of the Way. London: Truestar). “Jadilah orang
yang begitu toleran sehingga dadamu meluas
laksana samudera dan dibimbing oleh iman dan
cinta kepada sesama manusia. Jangan sampai
ada jiwa-jiwa yang menderita dan terabaikan
yang tidak mendapatkan uluran tanganmu.”
(Fethullah Gülen, Criteria or Lights of the
Way. London: Truestar).
Kami percaya bahwa Fethullah Gülen
serta pencerahan masyarakat sipil yang
diilhami oleh pandangannya, yang dikenal
sebagai layanan hizmet (civil society)secara
signifikan patut mendapatkan perhatian
karena alasan-alasan berikut:
Otoritas dan Pengaruh Fethullah
Gülen
Fethullah Gülen sangat dikenal dan dihormati di kalangan umat Islam Turki serta
muslim dari seluruh dunia sebagai seorang
muslim otoritatif utama dan kharismatis dari
golongan Sunni, yang merupakan 87-90%
dari populasi muslim di dunia. Fethullah
Gülen juga seorang filosof, penyair, penulis
produktif, juga seorang aktivis pendidikan
dan pemimpin opini. Para pengikutnya di
Turki diperkirakan mencapai hingga jutaan orang. Pengaruh Gülen di luar Turki
berkembang setiap hari seiring diterjemahkannya karya-karyanya ke berbagai bahasa termasuk Inggris, Arab, Rusia, Jerman,
Spanyol, Urdu, Bosnia, Albania, Melayu
dan bahkan Indonesia. Selain publikasi cetak, ide-ide Gülen dapat pula diakses oleh
populasi dunia yang semakin meningkat
melalui siaran radio swasta dan jaringan-jaringan televisi yang bersimpati terhadap
pandangan Gülen.
Sikap publik terhadap berbagai tindak
kekerasan, teror dan bunuh diri:
Fethullah Gülen telah diakui karena
sikapnya yang konsisten dalam melawan
kombinasi antara kekerasan dan retorika
yang mengatas namakan agama.
Gülen tidak
Secara lebih khusus;
saja piawai dalam
*Fethullah Gülen merupakan tokoh
cendikiawan muslim pertama yang secara
menyampaikan
terbuka mengutuk serangan 11 September
pesan-pesan Islam
(dalam sebuah iklan di Washington Post).
*Fethullah Gülen membantu menerbitkan
dan kemanusiaan
sebuah buku ilmiah mengenai perspektif
via lisan, tangannya
Islam atas serangan teror dan bunuh diri,
mengutuk tindakan tersebut atas dasar
juga sangat terlatih
kemanusiaan dan agama.
dalam kerja tulis menulis.
*Fethullah Gülen tidak hanya
mengekspresikan pandangan-pandan
Dia seorang pendidik, pegan ini bagi para pembaca Barat,
mikir, penulis, penyair, dan
namun Beliau menyuarakannya pula
dalam mimbar-mimbar khutbah di pengilham. Dengan demikian
masjid-masjid pada ribuan jemaat
umat Islam.
antara lidah dan tangannya
*Fethullah Gülen secara tegas metelah terjalin kerjasama yang
nolak segala bentuk serangan
bunuh diri.
apik dan sangat produktif.
*Fethullah Gülen, dalam wawancaranya kepada surat kabar Turki,
Jepang, Kenya dan Amerika, secara
(Ahmad Syafi’i Ma’arif )
tegas mengutuk penggunaan alasan
politik, ideologi dan agama dalam
membenarkan tindakan teroris.
703
*Fethullah Gülen muncul di banyak stasiun
Kerjasama Peradaban
televisi dan secara terbuka mengutuk tinda- Fethullah Gülen mempromosikan kerjasama
kan tersebut.
antar peradaban sebagai oposisi dari beragam
bentuk pertikaian melalui dialog, saling penPionir dalam Dialog antar Agama gertian dan penyatuan nilai-nilai moral berFethullah Gülen aktif mempromosikan dia- sama. Sebagai pemimpin opini masyarakat
log antar agama dan budaya selama lebih dari sipil, Gülen juga terus mendukung upaya
satu dekade, dimulai jauh sebelum terjadinya Turki untuk bergabung ke dalam Uni Eropa
tragedi 11 September. Di Turki, Ia dikenal dan mengatakan bahwa hubungan ini akan
Fethullah Gülen
telah membawa angin segar dalam menjalin menguntungkan kedua belah pihak.
hubungan antara penduduk mayoritas
dikenal dan dihormati
muslim dengan berbagai agama minoritas Penekanan pada Dimensi Spiritual
di kalangan umat
seperti Kristen Ortodoks Yunani, Kristen
Iman
Ortodoks Armenia, Katolik, dan juga
Menilik pada latar belakang pendidikan
IslamTurki serta
komunitas Yahudi. Di luar Turki, ide- dasar Gülen yang dididik dalam disiplin
Muslim dari seluruh
ide Gülen tentang dialog antar agama spiritual, Fethullah Gülen dikenal karetelah mengilhami banyak orang untuk na penekanannya pada spiritualitas Islam
dunia sebagai seorang
mendirikan organisasi yang terlibat da- (yang dikenal di Barat sebagai tasawuf),
sarjana Muslim utama
lam dialog dengan tujuan yang sama dan penekanan ini pada akhirnya membawa
yaitu adanya saling pengertian, sikap sikap untuk dapat merangkul sesama manuberwibawa dari golongan
empati, hidup berdampingan secara sia. Karena representasi Gülen tentang cinta,
Sunni, yang merupakan -87 damai, dan saling bekerjasama. Upa- kasih sayang dan pendekatan dengan hati,
Gülen dalam dialog dan toleransi sangat terbuka bagi semua masalah kemanu%90 dari populasi Muslim yadiakui
secara pribadi oleh mendiang siaan, Gülen juga dikenal oleh beberapa kalandi dunia..
Paus Yohanes Paulus II dan Kepala gan sebagai “Rumi modern”. Gülen bahkan
Rabbi Sephardic Israel, serta per- sempat diminta oleh Şefik Can, guru betemuan dengan para pemimpin dari sar(mursyid) Sufi masa kini, keturunan Rumi
berbagai denominasi Kristen.
yang juga seorang penulis, untuk menuliskan
kata pengantar buku tentang kehidupan
Rumi dan ajarannya. Fethullah Gülen sendiri
menulis sebanyak dua volume buku tentang
804
tasawuf dalam bahasa Inggris yang
digunakan sebagai buku acuan untuk para pemikir terkemuka dari
program universitas dalam tema tradisi tradisi Barat dan dapat berkomunikasi mereka. Gülen menekankan fleksibilispiritual dunia.
dengan mereka secara nyaman melalui tas dalam prinsip -prensip Islam
terkait dengan tata negara dan
tulisan-tulisan dan penyampaiannya.
Harmonisasi Sains dan Iman
kompatibilitasnya dengan demokrasi
Fethullah Gülen melihat ilmu pengePro-Demokrasi
sejati.
tahuan dan iman tidak hanya komFethullah Gülen mengakui
patibel tetapi saling melengkapi. Se- demokrasi sebagai satu-satunya sistem
hingga Gülen mendorong penelitian politik pemerintahan yang layak.
ilmiah dan kemajuan teknologi demi Gülen mencela pengubahan agama
kebaikan semua umat manusia.
menjadi ideologi politik namun Beliau
tetap mendorong semua warga negara
Dimensi Intelektual
untuk ambil bagian dan bertanggung
Gülen dikenal dengan baik di antara jawab dalam kehidupan politik negara
905
Solusi bagi Berbagai Masalah
Sosial yang menyentuh Dasar
Permasalahan
“Di negara asalnya,
Turki, Gülen bukan
hanya dikenal sebagai
seorang pemikir dan
tokoh pencerahan,
tapi juga dikenal
sebagai ulama yang
sangat hebat.”
(Harian Republika
11 Feb. 2013)
1006
Sisi yang paling mencolok dari kehidupan
Fethullah Gülen adalah fakta bahwa visi dan
ide-ide Beliau tidak menjadi retorika belaka
melainkan telah diwujudkan secara global
sebagai proyek masyarakat sipil. Diperkirakan, ratusan organisasi pendidikan seperti sekolah dasar dan menengah, universitas, dan
sekolah bahasa telah dibangun di seluruh
dunia yang diinspirasi oleh Fethullah Gülen
dan disponsori oleh para pengusaha lokal,
para pendidik yang altruistik dan para
orang tua murid yang berdedikasi. Beberapa contoh penting dari sekolah-sekolah tersebut termasuk yang berada di
wilayah tenggara Turki, di Asia Tengah,
beberapa negara di Afrika, Timur Jauh
dan Eropa Timur. Terlepas dari lokasi
mereka, sekolah-sekolah ini menjadi
simbol harmonisasi hubungan antaragama dan antarbudaya, keberhasilan penyatuan antara iman dan akal
serta dedikasi untuk melayani kemanusiaan. Terutama di daerah-daerah
yang sarat konflik seperti di Filipina,
di wilayah tenggara Turki dan Afghanistan, kehadiran lembaga-lembaga ini membantu mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan ke-
sempatan pendidikan, yang pada gilirannya
mampu menurunkan daya tarik kelompok
teroris dengan agenda eksklusif yang beroperasi di negara-negara tersebut. Selain berkontribusi pada harmoni sosial, sekolah-sekolah
ini menghasilkan pemenang dalam kompetisi
sains internasional dan matematika.
Proyek Masyarakat Sipil
Lainnya
Proyek-proyek sipil lainnya yang terinspirasi dan terdorong oleh ide-ide Fethullah
Gülen adalah termasuk organisasi-organisasi
bantuan, organisasi pembangunan berkelanjutan, organisasi media, asosiasi profesi, dan
lembaga medis.
Siapakah Fethullah Gülen?
M
uhammad Fethullah Gülen
lahir pada tahun 27 April 1941 di
Korucuk, sebuah desa kecil di Anatolia
yang berpenduduk hanya sekitar 60–70
kepala keluarga. Desa ini termasuk distrik Hasankale (Pasinler) dalam wilayah
kota Erzurum. Leluhur Gülen berasal
dari distrik Ahlat (Khalat) yang bersejarah dan termasuk dalam wilayah provinsi Bitlis yang terletak di kaki gunung.
Pada zaman dulu, keturunan Rasulullah
Saw. ada yang berhijrah ke Bitlis untuk
menyelamatkan diri dari kezaliman penguasa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
Di tempat itu mereka menjadi pembimbing
spiritual bagi masyarakat sehingga semangat
ke-Islaman merasuk ke dalam jiwa suku-suku
Turki yang tinggal di kawasan ini.
Fethullah Gülen lahir di keluarga yang sangat agamis dan sarat akan semangat ke-Islaman yang kental, dari pasangan suami-istri
yang sangat taat. Kakeknya yang bernama
Syamil Agha adalah sosok yang mencerminkan
sikap sungguh-sungguh dan teguh dalam beragama. Sosok inilah yang memiliki ikatan sangat kuat dengan sang Cucu, Fethullah Gülen.
Ayah Gülen bernama Ramiz Gülen. Semasa
hidupnya, Ramiz Gülen terkenal sebagai pribadi yang berpengetahuan tinggi, taat, dan
cerdas. Tidak pernah sekali pun Ramiz
11
07
Gülen melewatkan waktunya untuk
melakukan sesuatu yang sia-sia. Selain
itu, Beliau juga masyhur dengan kemurahan hati dan kedermawanannya.
Nenek Gülen dari pihak ayah bernama Munise Hanim. Munise dikenal
sebagai seorang tokoh wanita yang
sangat taat beragama dan ketaatanya
itu tercermin dari kehidupannya se-
1208
hari-hari. Nenek Gülen dari pihak ibu
bernama Khadijah Hanim. Dia berasal
dari kalangan bangsawan yang terkenal
dengan kelembutan dan kesantunannya. Ibu Gülen bernama Rafiah Hanim.
Dia adalah seorang pengajar al-Qur’an
bagi kaum wanita di desanya dan terkenal dengan perangainya yang sopan
dan menyukai kebaikan.
Dalam keluarga seperti ini itulah
M. Fethullah Gülen tumbuh dewasa.
Itulah sebabnya sejak dini Ia telah belajar membaca al-Qur’an dari ibundanya,
dan ketika usiannya baru menginjak
empat tahun, Muhammad Fethullah
Gülen telah mampu mengkhatamkan
al-Qur’an hanya dalam waktu satu bulan. Setiap tengah malam ibundanya
bangun untuk menyampaikan nasehat dan mengajari Gülen bacaan
al-Qur’an.
Jauh sebelum dia dilahirkan, rumah yang didiami Fethullah Gülen
telah menjadi tempat berkunjung bagi
banyak ulama yang tinggal di kawasan
tersebut. Ramiz Gülen ayahnya memang diketahui sangat mencintai para
ulama dan gemar bersilaturahmi dengan mereka, hingga hampir tiap hari
ada saja ulama yang dijamu di rumahnya. Itulah sebabnya sejak Fethullah
Gülen masih sangat belia, Ia telah terbiasa berkumpul bersama para ulama
sampai akhirnya Beliau pun menyadari
bahwa dirinya tumbuh di dalam sebuah
keluarga yang dihiasi dengan ilmu dan
ajaran tasawuf.
Pada saat itu, seorang ulama bernama Muhammed Lutfi yang berasal dari
Alvar diakui oleh Fethullah Gülen telah
memberi pengaruh besar pada dirinya, sampai-sampai hampir setiap kata
yang terlontar dari mulut Muhammed
Lutfi disimak dengan baik oleh Gülen.
“Seakan-akan kata-kata beliau adalah
ilham yang datang dari alam lain,”
demikian komentar Gülen mengenai
Muhammed Lutfi gurunya. Bahkan
setelah puluhan tahun berlalu, Fethullah Gülen pernah melontarkan sebuah
pernyataan tentang Muhammed Lutfi
“Saya dapat mengatakan bahwa saya
telah berutang banyak kepada beliau
atas semua yang telah beliau ajarkan
dan membentuk karakter serta kepribadian saya.”
Fethullah Gülen mulai belajar bahasa Arab dan Persia dari ayahnya yang
diketahui sangat giat menelaah berbagai
buku dan tidak pernah terhenti merapalkan al-Qur’an di mana pun dia berada. Ramiz Gülen, ayah Gülen, sangat
mencintai Rasulullah Saw. dan banyak
membaca buku tentang sejarah beliau.
Di dalam rumahnya, siapa pun dapat
menemukan tumpukan buku-buku
sirah Rasulullah yang lusuh karena
terlalu sering dibaca. Itulah sebabnya,
salah satu nilai terpenting yang ditanamkan Ramiz Gülen kepada putranya,
Fethullah Gülen, adalah kecintaan ke-
pada Rasulullah Saw. dan para sahabat . Jadi, jika Anda ingin memahami
kepribadian Fethullah Gülen, terlebih
dulu harus memahami warisan paling
berharga yang diberikan ayahnya, yaitu cinta yang dalam kepada Rasulullah
dan para sahabat.
Pendidikan Dasar dan
Kepribadian Fethullah Gülen
Takdir Allah rupanya telah menetapkan Fethullah Gülen tumbuh dewasa
di tengah kondisi yang sangat kondusif
bagi pembentukan kepribadiannya sehingga beliau pun menjadi sosok yang
memiliki energi luar biasa, sangat aktif,
pemberani, berpandangan tajam terhadap sejarah, sekaligus memiliki hati
yang semangatnya tak pernah padam.
Itulah sebabnya Gülen kecil tumbuh
menjadi pribadi yang sangat penyantun dan selalu menjaga hubungan baik
dengan karib kerabatnya.
Disebabkan sifatnya yang sangat peduli kepada keluarga besarnya maka sejak
remaja Gülen telah merasakan duka
mendalam ketika harus menyaksikan
ada di antara kerabatnya yang kesusahan, termasuk ketika ayah kandungnya
tertimpa musibah yang disusul dengan
kematian kakek dan neneknya. Semua
kejadian itu benar-benar memengaruhi
hati Gülen muda hingga nyaris membuatnya menempuh jalan hidup sebagai seorang darwis sufi. Untungnya
takdir Allah menuntun Gülen untuk
terus mendalami semua cabang ilmu
baik yang termasuk ilmu agama dan
spiritualitas, maupun ilmu-ilmu umum
dan filsafat. Pendidikan yang telah
dimulai Gülen dari rumahnya sendiri kemudian berlanjut dalam lembaga pendidikan resmi yang terdapat di
kota Erzurum. Sementara pendidikan
spiritual yang juga telah dimulai oleh
13
09
1410
ayah kandungnya, kemudian dilanjutkan oleh
Gülen dengan berguru pada M. Lutfi Efendi. Berkat pendidikan yang diterimanya dari
gurunya ini, pendidikan spiritual Gülen pun
tidak terputus dan terus berlangsung di sepanjang hidupnya secara berdampingan dengan
ilmu-ilmu ke-Islaman.
Fethullah Gülen menimba ilmu-ilmu ke-Islaman dari beberapa orang ulama besar
yang salah satu di antaranya adalah Osman
Bektas yang merupakan seorang ahli fikih
paling terkemuka di masanya. Dari gurunya ini, Gülen mempelajari ilmu-ilmu nahwu, balaghah, fikih, ushulul fiqh, dan
aqaid. Pada masa-masa inilah, Fethullah
Gülen mulai mengenal Said Nursi melalui
pencerahan yang dilakukan murid-muridnya. Pencerahan yang dicanangkan oleh
Said Nursi pada dasawarsa ketiga abad
dua puluh ini adalah sebuah pencerahan pembaruan yang mencakup seluruh
aspek kehidupan.
Seiring dengan perjalanan usia Gülen yang semakin dewasa dan telah
yang dilakukannya terhadap Risale-i
Nur( Buku Risalah Nur) yang berisi
misi pencerahan Said Nursi yang sangat komperhensif dan modern, pada
saat yang sama, Gülen juga terus menempuh studinya di sekolah keagamaan
sehingga terbukalah segenap potensi
yang telah Allah anugerahkan kepadanya.
Fethullah Gülen selalu rajin membaca serta
menelaah berbagai buku ilmu-ilmu umum
yang dipelajarinya di sekolah resmi, seperti fisika, kimia, astronomi, dan biologi.
Ketekunan itulah yang membuat Fethullah
Gülen memiliki wawasan sangat luas dalam ilmu-ilmu tersebut. Di masa sekolah,
Gülen mulai membaca buku-buku tulisan
Albert Camus, Jean Paul Sartre, Herbert
Marcuse, dan berbagai karya filsuf eksistensialisme lainnya, Pada masa inilah Gülen
mulai berkenalan dengan buku-buku yang
menjadi referensi utama bagi filsuf barat
dan timur. Seluruh kondisi itu kemudian
membentuk karakter Fethullah Hojaefendi
yang terkenal di tengah masyarakat Turki.
Fethullah Hojaefendi
Setelah Muhammad Fethullah Gülen
menginjak usia dua puluh tahun, dia pun
meniggalkan kota kelahirannya, Erzurum
yang terletak di ujung timur Turki, menuju kota Edirne yang menjadi gerbang bagi
Turki ke dunia barat. Di kota itu, Gülen
menjadi Imam Besar di Masjid Uc Serefeli. Gülen melewati waktunya dua tahun di
masjid ini yang setengah tahun darinya dia
lewati dalam kezuhudan dan ketekunan
riyadhah batin. Selama menjadi Imam Besar, Fethullah Gülen nyaris tidak pernah
meninggalkan masjid dan hanya keluar
jika keadaan memang memaksa. Padahal saat itu, tidak ada tempat khusus di
dalam masjid yang dapat menjadi tempat
tinggalnya sehingga beliau pun terpaksa tidur hanya dengan beralaskan kasur tipis
tepat di bawah jendela besar yang terdapat
di salah satu sudut masjid.
Setelah menjadi Imam Besar di Edirne,
Fethullah Gülen
Fethullah Gülen menjalani wajib militer
mengakui demokrasi
di Mamak dan Iskenderun sampai akhirnya dia kembali ke Edirne dan kemudian
sebagai satu-satunya
berpindah lagi ke Kirklareli. Pada tahun
sistem politik pemerintahan
1966, Gülen berpindah lagi ke Izmir.
Fethullah Gülen memulai kiprahnya
yang layak. Gülen mencela
di kota Izmir dengan menjadi guru di
pengubahan agama menjadi
sebuah Pondok Pesantren Al-Qur’an
Kestane Pazari Pada saat itulah Gülen
ideologi politik, di sisi lain
berkeliling di seluruh kawa-san barat
Anatolia. Ketika memasuki tahun mendorong semua warga negara
1970, dimulailah sebuah babak
baru dalam hidupnya yang disebut untuk ambil bagian dan bertang”Al-Mukayyamat (” yaitu ketika
gung jawab dalam kehidupan
Gülen bernazar untuk membakpolitik negara mereka..
tikan dirinya demi berkhidmat di
jalan Allah dan kemanusiaan yang
dilakukannya dengan mendidik
orang-orang agar taat serta tekun
beribadah kepada Allah Swt.
Melalui pengajaran yang disampaikannya, Fethullah Gülen
15
11
1612
berhasil menggugah hati para jamaahnya sekaligus memasukkan nilai-nilai moral yang luhur
ke dalam jiwa mereka hingga membuat batin
mereka kembali hidup setelah meranggas dalam
kematian. Di hadapan para jamaahnya, Fethullah
Gülen menjadi ksatria yang membangkitkan semangat mereka serta memiliki pandangan tajam
yang mampu menembus relung hati mereka
yang berduka. Beliau menjadi ksatria yang tidak
menyandang pedang, tetapi membawa permata kebenaran iman, berlian ilmu pengetahuan,
serta ratna mutumanikam kerinduan dan cinta. Dengan semua itulah Gülen membimbing jamaahnya menuju penghambaan diri
kepada Allah SWT dalam kesadaran atas
kefakiran mereka di hadapan-Nya. Pada
tahun 1972 Gülen ditugaskan di Edremit
di kota Balikesir, tapi beliau lalu dimutasi
ke kota Manisa, dan kemudian dimutasi
lagi ke kecamatan Bornova di provinsi
Izmir. Di kota ini, Gülen menetap sampai bulan September tahun 1980. Pada
tahun-tahun itulah Gülen melakukan
perjalanan keliling Turki untuk menyampaikan ceramah ilmiah dengan beragam topik meliputi masalah agama,
sosial, filsafat, dan pemikiran. Selain
itu, Gülen juga mengadakan kuliah-kuliah umum yang di dalamnya beliau curahkan untuk menjawab berbagai
pertanyaan yang disampaikan generasi
muda, khususnya dari kalangan alumni perguruan tinggi. Ternyata, jawaban yang disampaikan Gülen dalam
kuliah-kuliah umum tersebut dapat
memberi pencerahan bagi banyak kalangan seperti para mahasiswa, guru,
pedagang, wiraswastawan, dan berbagai
profesi lainnya. Itulah yang menyebabkan Gülen sangat disukai oleh banyak
orang dari berbagai kalangan yang
kemudian menerapkan apa yang Beliau ajarkan untuk berbakti pada agama, umat manusia, dan bangsa.
Itulah cikal-bakal sebuah pencerahan yang disebut dengan Hizmet Movement (pelayanan untuk masyarakat
yang bersumber dari pemikiran Fethullah Gülen Hocaefendi) yang melibatkan begitu banyak orang dari berbagai
bidang. Tanpa berharap pamrih dari
pihak mana pun dan dengan tetap mematuhi undang-undang serta peraturan
yang berlaku di Turki, orang-orang
yang terlibat dalam pencerahan ini
kemudian mendirikan sekolah-sekolah
umum dan sekolah persiapan khusus
untuk para pelajar yang akan masuk
perguruan tinggi. Tidak lama setelah
runtuhnya Uni sovyet, pencerahan ini
juga menyebar hampir ke seluruh dunia khususnya di kawasan Asia Tengah.
Ketika banyak muslim lain yang tidak
sempat melakukan apa-apa bagi mas
yarakat karena terjebak dalam debat
kusir soal “Dar Al-Islam” dan “Dar AlHarb”, Fethullah Gülen dan pencera*
han yang dicetuskannya menunjukkan
hasil nyata yang berguna bagi masyarakat banyak. Ketika Gülen ditanya
tentang masalah ini dalam kaitanya
dengan Republik Turki, Beliau hanya
menjawab singkat bahwa Turki adalah
“Dar al-Khidmat ( Tempat Pelayanan)”
Dan, pendapat yang dilontarkan Gülen
itu ternyata dibuktinya sendiri olehnya dengan melakukan “khidmat bukan
hanya di Turki, melainkan di pelbagai
17
13
penjuru dunia. Dalam pencerahan berkhidmat atau Hizmet Movement inilah berhimpun orang-orang
yang bekerja untuk masyarakat tanpa
mengharap pamrih duniawi. Bahkan
dengan mengusung semboyan “Cinta dan Sabar”, orang-orang yang terlibat dalam pencerahan ini tidak pernah mengharapkan kedudukan apa
pun. Tak ada waktu bagi mereka untuk
bertengkar, karena mereka sibuk dengan
tindakan-tindakan positif dan kerja nyata,
tanpa pernah mau membalas keburukan
dengan keburukan lainnya.
1814
Kronologis
Kehidupan
Gülen
19
15
Tahun
1941
1945
1946
1949
1951
1952
1954
1956
1957
1958
1959
1961
1963
2016
Kronologis Kehidupan Fethullah Gülen
Deskripsi
- Lahir pada tanggal 27 April di perkampungan Korucuk sebuah kota yang berada
Erzurum Pasinler (Hasankale) Turki Timur.
- Pada usia lima tahun sudah mampu menguasai Al Qur’an dan do’a-do’a
- Mulai masuk Sekolah Dasar
-Meninggalkan Sekolah Dasar yang sedang ditempuhnya karena harus ikut
keluarganya ke Desa Alvar (setelah itu kemudian ia mengikuti ujian kesetaraan
hingga lulus di sana)
- Mendapatkan bimbingan pelajaran Bahasa Arab dari Ayahnya Ramiz Gülen sebagai
bekal memasuki pelajaran di Pesantren (Madrasah)
- Menjadi murid Haci Sitki Effendi
- Menjadi murid Sadi Efendi, cucu dari Al Mukarrom Imam Muhammed Lutfi Alvar.
- Al Mukarrom Imam Muhammed Lutfi Alvar wafat
Setelah selesai studi ia kembali melanjutkan perjalanannya ke Tasmescid. Ia tinggal
bersama temannya di sebuah Masjid hingga perjalanannya ke Edirne. Dan mulai
memberi ceramah-ceramah di desa-desa Korucuk dan Alvar.
- Karena perayaan bulan Ramadhan, Beliau memutuskan untuk melakukan perjalanan
ke Amasya, Tokat dan Sivas untuk menyampaikan ceramah dan mengadakan
pertemuan-pertemuan. Mulai berkenalan dengan Risale-i Nur, serangkaian bukubuku Tafsir Al Quran karya besar Badiuzzaman Said Nursi.
- Pergi ke Edirne untuk kembali melakukan ceramah-ceramah informal.
- Tanggal 6 Agustus secara resmi menjadi Imam ke-2 Masjid Uscerefeli di Edirne.
Beliau tinggal di sana selama 2 tahun.
- Tanggal 10 November mulai mengikuti wajib militer di Mamak Ankara sebagai
latihan awal sebelum selanjutnya dikirim ke Iskenderun.
- Memberikan kuliah umum secara menyeluruh pada saat konferensi Maulana
Jalaluddin Rumi di Erzurum.
1964
1965
1966
1968
1969
1971
1972
1973
1974
1976
1977
1979
1980
1981
1986
- Tanggal 4 Juli mulai bekerja sebagai Guru Al Qur’an di Edirne.
- Tanggal 31 Juli dikirim ke Kirklareli,
- Tanggal 11 Maret beliau harus dipindah ke Izmir, memegang posisi sebagai kepala
Lembaga Al Quran disana, lebih dari lima tahun Ia menetap di Kestanepazari
dalam sebuah gubuk kecil serta tanpa menerima gaji sepeserpun untuk jasajasanya.
- Menunaikan Ibadah Haji ke Mekkah.
- Mengadakan pertemuan di kedai-kedai kopi serta memberikan ceramah agama
secara luas di provinsi-provinsi dan desa-desa di kawasan Aegean di Turki Barat.
- Menetap di Kestanepazari salah satu daerah di kota Izmir dan membangun
sebuah asrama siswa di Guzelyali, Izmir.
- Tanggal 23 Februari dipindahkan ke Edremit dan ber’khidmat’ disana selama 2
tahun.
- Menunaikan Ibadah Haji untuk yang kedua kalinya.
-Tanggal 29 Juni dipindahkan ke kota Manisa,Turki Barat yang bersebelahan
dengan Kota Kutahya.
-Melakukan serangkaian kuliah umum dengan tema Ilmu Pengetahuan dan Al
Qur’an, Darwinisme dan Generasi Emas. Kuliah ini membawanya ke kota Ankara,
Corum, Malatya, Diyarbakir, Konya, Antalya, dan Aydin.
- Tanggal 28 September ia dipindahkan ke Bornova, Izmir.
- Mengunjungi Jerman, ceramah di berbagai tempat disana.
-Memulai Ceramah Agama di Masjid Sultan Ahmet kota Istanbul, yang dihadiri
orang-orang diantaranya adalah Presiden ke7 Turki Suleyman Demirel
- Secara aktif mendukung penerbitan jurnal majalah Sizinti dan menjalankan secara
langsung publikasinya
.- Tanggal 5 September untuk terakhir kalinya Beliau naik ke atas mimbar untuk
menyampaikan ceramah agama
- Tanggal 20 Maret Ia mengambil cuti secara permanen.
-Tanggal 6 April setelah 6 tahun, akhirnya Beliau kembali naik ke mimbar untuk
21
17
1989
1991
1993
1994
1997
1998
1999
2001
2006
2010
2218
membuka masjid Çamlica. Menunaikan Ibadah Haji untuk yang ketiga kalinya.
- Tanggal 1 Januari mulai berkhutbah di Masjid Sultan Valide, Uskudar-Istanbul.
-Tanggal 16 Juni Beliau mengakhiri ceramah-ceramah umum yang diberikannya.
-Tanggal 21 September dilaksanakan Simposium tentang Rasulullah Muhammad
SAW
- Tanggal 28 Juni Ibunya Refia Gülen Meninggal dunia di Izmir dalam usia 80
tahun.
- Tanggal 29 Juni menghadiri acara deklarasi Yayasan Jurnalis dan Penulis .
-Tanggal 21 November 1997 Menerima penghargaan dari “The Union for Turkish
Education” atas kontribusinya dalam dunia pendidikan.
-Tanggal 21 November 1997 Menerima kunjungan George Marovitch beserta
rekannya, perwakilan dari Vatikan untuk Turki.
- 22 Januari 1998 Menghadiri acara berbuka puasa dengan kelompok Alarko,
Uzeyir Garih dan Ishak Alaton, tokoh penting dari Komunitas Yahudi di Turki.
-Tanggal 4 Februari 1998 Sebelum berkunjung ke Vatikan, terlebih dahulu Beliau
bertemu dengan Perdana Menteri Turki, Mr. Bulent Ecevit.
-Tanggal 9 Februari 1998 Melakukan kunjungan dan pertemuan dengan Paus
Yohanes Paulus II.
-Tanggal 14 Februari Menggelar konferensi pers mengenai kunjungannya ke Paus.
-Tanggal 28 Maret 1998 Menerima penghargaan dari “The Turk 2000
Foundation” atas kontribusinya bagi kebudayaan Turki.
-Tanggal 21 Maret 1999 Pergi ke Amerika Serikat untuk pegobatan medis
-Tanggal 26 April 2001 Digelar sebuah konferensi tentang Fethullah Gülen di
Georgetown University di Amerika Serikat.
-Tanggal 26 Juli 2008 Terpilih sebagai peringkat satu diantara 100 Tokoh
Intelektual paling berpengaruh di dunia versi Majalah Prospect Magazine-Inggris,
dan Foreign Policy Magazine-Amerika Serikat.
-Tanggal 15 Juli memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Leeds Metropolitan
University.
Hizmet
23
19
Apakah Hizmet ( Khidmat,
Pelayanan,Pengabdian) itu ?
Hizmet adalah sebuah pencerahan
masyarakat sipil yang terinspirasi dari
keimanan, terbentuk dalam kerangka
nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat
universal yang terdiri dari para relawan
yang bertujuan untuk membentuk budaya hidup bersama.
Hizmet adalah sebuah komunitas
relawan. Salah satu syarat menjadi
relawan tersebut adalah memberikan
sumbangsih dan berkontribusi tanpa
mengharapkan imbalan apapun, yaitu
tanpa pamrih, jika mengharapkan imbalan hal tersebut telah berlawanan dan
menyalahi “jiwa dasar” dari Hizmet itu
sendiri. Tidak terlibat dalam pemerin-
2420
tah, politik ataupun menjadi agenda
dari kepentingan manapun. Demikian pula karena landasannya itu, maka
Hizmet juga tidak akan melawan agenda politik atau partai manapun. Karena itu para pakar politik membagi perpencerahan masyarakat sipil ke dalam
3 unsur, yaitu: kesukarelaan, Independensi, dan Organisasi non pemerintahan (Non Government Organization).
Pencerahan sosial yang memiliki ketiga ciri tersebut adalah pencerahan
masyarakat sipil dan berhak dianggap
memiliki sebuah karakter sipil. Karena
itu, barang siapa yang menyebut dirinya sebagai bagian dari pencerahan
Hizmet namun turut menjadi bagian
dari agenda resmi ataupun politik tertentu walaupun hanya sebagian kecil sekalipun,
maka hal tersebut juga telah bertentangan dengan “jiwa dasar”
Poin kedua adalah landasan sipil.
Hizmet adalah sebuah pencerahan sipil
dan karena landasannya itulah hizmet
tidak dimungkinkan menjadi sebuah
bagian atau pelengkap dari program
Hizmet itu sendiri. Sekali lagi, sebagai
konsekuensi dari landasan sipil tersebut, sebagaimana tidak terdapat ikatan
resmi dan hierarki diantara para relawan yang terikat di dalam hizmet ini,
maka segala aktivitas di dalam Hizmet
dijalankan dengan asas tanpa koordinasi terpusat.
Seharusnya secara khusus disini kita
harus lebih cermat ketika membahas
segala perdebatan yang mengusung
judul “Jamaah dan Politik”.
Menganggap Hizmet sebagai partner
dari sebuah partai tertentu, pendukung
terselubung atau melawan partai tertentu adalah sebuah kondisi yang sama
sekali tidak bisa diterima sebagai definisi dasar dari Hizmet itu sendiri.
Orang-orang yang mengabdikan
dirinya pada Hizmet, secara demokratis menghormati semua gerakan politik
yang tidak berdasarkan pada cara-cara
yang bertentangan dengan asas-asas
universal seperti kekerasan dan terorisme. Namun juga dianggap sebagai
sebuah hal yang tidak patut untuk bergabung dengan salah satu partai politik manapun serta tidak pula bertentangan dengannya.
Dengan demikian sebagai hasil
dari landasan sipil tersebut Hizmet
telah meraih reputasi positif di berbagai
Negara yang memiliki keanekaragaman
bahasa, agama dan suku. Jika orangorang yang bekerja di dalam Hizmet
ini melanggar landasan sipil tersebut
dalam kadar yang sangat serius dan
telah menjadi bagian dari program-program resmi pemerintahan tertentu,
maka dalam skala global, Hizmet tentu tidak mungkin bisa diterima oleh
berbagai negara dengan keanekaragaman budaya tersebut.
Dalam hal ini titik kritisnya adalah: Merupakan sebuah kewajaran dari
fitrah manusia dan seperti juga yang
terjadi pada banyak LSM sosial lainnya, maka di dalam Hizmet juga terkadang terdapat individu-individu
yang dalam tindakan-tindakannya tidak sesuai dengan pemahaman terhadap konsepsi pengabdian dan kesipilan
Hizmet. Namun
kesalahan yang bersifat individual ini
tentu tidak dapat dianggap sebagai
kesalahan Hizmet. Seandainya kesalahan tersebut tidak sesuai dengan aturan maka tentunya ia akan berhadapan
dengan hukum yang berlaku. Pengenalan singkat mengenai Hizmet di atas
diberikan dalam takaran tertentu untuk
memberikan sumbangan positif mengenai beberapa perdebatan tentangnya
yang terjadi di Turki. Dikarenakan di
Negara tersebut pada periode tertentu
berlangsung sebuah perdebatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
Hizmet maka isu-isu dan politik Turki dijadikan sebagai bingkai referensi
dasar dalam pada evaluasi ini. Karena
itu, berdasarkan evaluasi ini maka tidak
25
21
bisa dikatakan bahwa Turki sebagai
pusat dari sebagai pusat dari Hizmet
ini. Tentu saja secara historis maupun
sosiologisnya Hizmet berasal dari Turki namun pemahaman dan nilai-nilai
yang dicerminkannya tetaplah bersifat
universal.
Hizmet dan Kebebasan Pers
Dalam pernyataan yang barubaru ini dibuat oleh Fethullah Gülen
Hocaefendi, beliau menyatakan bahwa:
“Saya berpihak penuh pada penerapan
secara luas atas kebebasan pers dan
berpendapat walaupun pemikiran
mereka akan berlawanan dengan saya
2622
sekalipun.
Apapun yang dialaminya,
walaupun tidak benar-benar dianggap
disebabkan karena saya, apapun
keadaannya saya tetap berpihak agar
mereka menggunakan pemikiran,
pendapat dan ekspresinya secara
bebas.”
Dari pernyataannya ini beliau
menunjukkan posisinya secara jelas.
Seperti diungkapkan dalam penjelasanpenjelasan ini, Hizmet melihat
kebebasan pers sebagai komponen
dasar kebebasan berekspresi dan
berpihak pada penerapan hal ini secara
luas.
Kegiatan-kegiatan Antar
Agama dan Antar Budaya
Sejak
pensiun,
Gulen
mengkonsentrasikan diri untuk
mengadakan dialog diantara golongangolongan yang merepresentasikan
berbagai ideologi, budaya, agama, dan
bangsa. Pada tahun 1999, makalahnya
yang berjudul “Pentingnya Dialog Antar
Agama” dipresentasikan di Parlemen
Agama-agama Dunia di Cape Town,
1-8 Desember. Beliau mempertahankan
bahwa “dialog adalah suatu
keharusan” dan bahwa orang-orang,
tanpa memandang batasan-batasan
bangsa dan politik, memiliki lebih banyak
kesamaan dari pada yang mereka sadari.
Dengan demikian, Gülen menganggap
bahwa dialog yang tulus itu sangat bermanfaat dan perlu diadakan agar orang-orang
semakin saling memahami satu sama lain.
Sampai di sini, Ia telah membantu mendirikan Yayasan Wartawan dan Penulis (1994),
yang kegiatan-kegiatannya adalah mempromosikan dialog dan toleransi diantara
semua lapisan masyarakat yang disambut
hangat oleh masyarakat dari berbagai profesi. Terlebih lagi, Gülen juga mengunjungi
dan menerima figur-figur berpengaruh, bukan hanya dari kalangan masyarakat Turki, tapi dari seluruh dunia. Paus John Paul
II di Vatikan, mendiang John O’Connor,
Uskup Agung New York, Leon Levy, mantan Presiden Liga Anti Penistaan adalah
diantara tokoh-tokoh agama dunia yang
berpengaruh yang telah ditemui Gülen untuk mendiskusikan dialog dan mengambil
inisiatif dalam hal ini.
Di Turki, Duta Besar Vatikan untuk Turki, Kepala Gereja Ortodoks Turki,
Ketua Komunitas Armenia Turki, Kepala
Pendeta Komunitas Yahudi Turki dan tokoh-tokoh berpengaruh lainnya di Turki
telah sering bertemu dengan Gülen, menggambarkan contoh betapa tulusnya dialog
antar umat beragama dapat diadakan.
Dalam pertemuannya dengan Paus
John Paul II di Vatikan (1998), Gülen
menyampaikan usulan untuk mengambil
langkah tegas untuk mengakhiri konflik
di Timur Tengah. Dalam proposalnya,
Beliau juga menggarisbawahi bahwa ilmu
pengetahuan dan agama sebenarnya adalah
dua hal yang berbeda yang memancar
dari kebenaran yang sama: “Umat
manusia dari waktu ke waktu menolak
Hizmet
agama atas nama ilmu pengetahuan dan
adalah sebuah pencerahan
menolak ilmu pengetahuan atas nama
agama, menganggap keduanya memiliki
masyarakat sipil yang
pandangan yang berseberangan. Semua
terinspirasi dari keimanan,
pengetahuan milik Tuhan dan agama
berasal dari Tuhan. Lantas bagaimana
terbentuk dalam kerangka
bisa keduanya saling bertentangan?
nilai-nilai kemanusiaan yang
Hingga di sini, upaya kita bersama
untuk mengadakan dialog antar
bersifat universal yang terdiri
agama dapat berbuat banyak untuk
memperbaiki pemahaman dan
dari para relawan yang
toleransi masyarakat”.
bertujuan untuk membentuk
Gülen memberikan siaran
pers untuk mengutuk serangan
budaya hidup bersamaHizmet
teroris 11 September di Amerika
Serikat, yang dianggapnya sebagai adalah sebuah komunitas relawan..
pukulan telak terhadap perdamaian
dunia yang secara tidak adil
menodai kepercayaan orangorang beriman: “ ... teror tidak
27
23
pernah bisa digunakan dengan mengatas namakan Islam demi tujuan Islam
apapun. Seorang teroris tidak bisa menjadi seorang Muslim dan seorang Muslim tidak bisa menjadi seorang teroris.
Seorang Muslim seharusnya menjadi
simbol perdamaian, kesejahteraan, dan
kemakmuran”.
Pandangan Hizmet terhadap
politik
Hizmet telah membangkitkan kembali kekuatan perubahan yang terpendam di masyarakat sipil. Pencerahan
Hizmet ini telah mengelola politik apolitis dalam berbagai institusi dalam pen
gembangan pendidikan sehingga dapat
2824
merevitalisasi
dan mengonsolidasi institusi-institusi sipil, pluralistik dan demokratis. Sebaliknya, Hizmet telah bertindak
sebagai penghambat terhadap berbagai
tindakan yang mereduksi segala sesuatu di masyarakat sipil merupakan
masalah partai politik. Hal ini telah
mencegah ruang publik dari berbagai
bentuk manipulasi demi keuntungan
dan permainan politik murahan.
Dengan demikian, Pencerahan Hizmet
ini memperlihatkan adanya saluran institusional yang damai, nonkonfrontasi dalam menangani berbegai tuntutan dan masalah. Hal ini telah mem-
buka berbagai saluran baru bagi individu dan mobilitas kolektif. Pencerahan
Hizmet ini tidak diafilisikan dengan
organisasi pemerintah atau departemen sosial tertentu di dalam atau di
luar Turki. Hizmet ini tidak pernah
menyuruh para partisipannya atau
pihak lain untuk melanggar norma,
hukum dan regulasi yang dilarang di
negara tersebut.
Konferensi
Internasional
Tentang
Gülen dan
Hizmet
29
25
Konferensi Internasional Tentang M. Fethullah
Gülen dan Hizmetnya
Gagasan Gülen tentang
“Hizmet” banyak didiskusikan
oleh para akademisi di sejumlah konferensi internasional
yang diselenggarakan di Amerika Serikat dan Eropa oleh
universitas-universitas seperti
Rice University, Houston, TX,
University of Oklahoma, University of Texas at San Antonio,
Southern Methodist University
di Dallas, Georgetown University, Washington D.C., Leeds
Metropolitan University di Inggris, dan the University of Rotterdam di Belanda
Islamic Modernities: Fethullah
Gülen and Contemporary Islam
Dates: 26-27 April 2001,
Venue: Georgetawn University,
Washington, DC.
Islam in the Contemporary
World: The Gülen Movement in
Thought and Practice.
Dates: 12-13 November 2005,
Venue: Rice University Houston, TX.
Organizers: The Boniuk Center
fort he Study and Advancement of Religious Tolerance,
Rice University ,University of
Houston
Islam in the Contemporary
World: The Fethullah Gülen
Movement in Thought and
Practice
Beberapa konferensi yang
Dates: 4-5 Mar, 2006
telah dilaksanakan oleh beVenue: Southern Methodist
berapa Universitas di Dunia seUniversity of Dallas on 4-5
cara kronologis.
March 2006
Second International Conference on Islam in the Contemporary World: The Fethullah
3026
Gülen Movement in Thought
and Practice
Dates: 3-5 November 2006
Venue: University of Oklahoma
The Annual Conference on
Islam in the Contemporary
World. The Fethullah Gülen
Movement in Thought and
Practice.
Date: 3 November 2007,
Venue:University of Texas and
San Antonio TX
Organizers: The Department of
History at UTSA, Department
of Sociology,Poitical Science
and Geography at UTSA.
Muslim World in Transitition
Contributions of the Gülen
Movement
Dates: 25-27 October 2007
Venue: House of Lords, SOAS
and LSE,UK. London
Organizers: University of
Birmingham, İrish School of
Ecumenics, Leeds Metropolitan University, Middle East
Institute, University of London
International Conference on
Peaceful Coexistence: Fethullah Gülen’s Initiatives for
Peace in the Contemporary
World
Dates: 22-23 Nov, 2007
Venue: Erasmus University,
Rotterdam, Netherlands
Islam in the Age of Global
Challenges: Alternative Perspectives of the Gülen Movement
Dates: 14-15, Nov 2008
Venue: Georgetown University,
Washington, D.C.
Dialogue and Tolerance Since
Y.Has Hacib to Fethullah Gül
en:
Date: ‘7 February 2009
Venue: Bishkek Kyrgyzistan
Muslims Between Tradition
and Modernity – The Gülen
Movement as a Bridge
Dates: 27-26 May 2009
Venue: Between Cultures
University of Potsdam, Berlin,
Germany,
From Dialogue to
Collaboration: The Vision of
Fethullah Gülen and MuslimChristian Relations
Dates: 15-16 July 2010
Venue: Australian Catholic
University in Melbourne.
Russia and Islamic World:
Partnership fort he Sake of St
ability
Date: 24 September2009
Venue: Moscow,Rusia
Organizer: Hall of Unions
Future of Reform in the
Muslim World Comparative
Experiences with Fethullah Gülen’s Movement
Dates: 29 October 2009
Organizer: University of Maryland
Multiculturalism and World
Peace
Date 6-5 December 2009
Organizer: National Chengchi
University,Taipei,Taiwan
Ideal Human According to
Rumi, Iqbal and Gülen
Date: 10-9 February 2010
Venue: Allame Iqbal University,
Islamabad, Pakistan
The Fifth International
Conference on Islam in the
Contemporary World:
The Gülen Movement in
Thought and Practice
Dates:6-7 March 2010
Venue: Louisiana State
University, ,The Institute of
Interfaith Dialog, Nelson
Mandela School of Public
Policy and Urban Affairs,
Peace through Faith-Based
Grassroots Organization?
Exploring the Gülen Movement
Date: 27 Mar. 2010
Venue: University of Texas,
Institute of Interfaith Dialog
Conference on Deep State,
Ergenekon, and Turkey›s
Constitutional Referendum
Date: 15 Sep. 2010
Venue: National Press Club,
31
27
Washington DC
Organizer: Washington Review
of Turkish & Eurasian Affairs
Humanism in Skovorada and
Fethullah Gülen
Date: 7 June 2010
Vanue: Ukraine
Mapping the Gülen Movement:
A Multidimensional Approach
Date: 7 Oct 2010
Venue: Felix Meritis,
Keizersgracht 324, Amsterdam
Organizers: Dialoog Academie;
VISOR, VU Institute for the
Study of Religion,
The Gülen Model of Education
Dates: 19-20 Oct 2010
Organizer: Fethullah Gülen
Chair of UIN Jakarta,
University of Indonesia, Syarif
Hidayatullah State Islamic
University (UIN) Jakarta.
Venue: Indonesia
The Gülen Movement:
Paradigms, Projects, and
Aspirations
3228
Dates: Nov 2010 ,13-11
Venue: International House,
University of Chicago
Organizers: Niagara
Foundation; DePaul University;
Loyola University;
The Architects of Peace and
Dialog Conference
Dates: Nov 2010
Venue: Talas, Kyrgyzstan
Global Perspectives on the
Religious, Cultural, and
Societal Diversity in the
Balkans: Fethullah Gülen
Experience as a Model and
Interfaith Harmony in Albania
Dates: Mar 2011 ,26-25
A Just World Conference
Date: Mar 2012 ,30
Venue: Holy Family University,
Philadelphia, Pennsylvania
Organizers: Philadelphia
Dialogue Forum, Peace
Islands Institute, Holy
Family University, Lutheran
Theological Seminary
Ideal Human & Ideal Society
in the Thoughts M. Fethullah
Gülen
Dates: Nov 2012 ,22-21
Venue: University of the
Punjab, Pakistan
Organizers: Fountain
Magazine, University of the
Punjab, Rumi Forum Pakistan,
International Conference on
Hizmet Movement and the
Thought and Teachings of
Fethullah Gülen: Contributions
to Multiculturalism and Global
Peace
Dates: Dec 2012 ,9-8
Venue: National Chengchi
University, Taipei, Taiwan
Organizers: Formosa Institute
(Gülenist); Taiwan Association
of Islamic Studies (TAIS)
Gülen
dan Hizmet
Dalam Media
33
29
Turkey: Fethullah Gülen
Profile
Fethullah Gülen is a provincial Turkish preacher who has inspired a worldwide network of Muslims who feel at
home in the modern world.
The chief characteristic of the Gülen
movement is that it does not seek to
subvert modern secular states, but encourages practising Muslims to use to
the full the opportunities they offer...
Gülen was born in 1938 in a village
near Erzurum in eastern Turkey. His
father was an imam, and Gülen learnt
from him the elements of Islam as well
as some Persian and Arabic. His first
appointment in 1957 was to a mosque
in Edirne. At roughly at the same time
he was introduced to the teaching of
3430
Said-i Nursi
(1876-1960),
Izmir base: Gülen put Nursi›s ideas
into practice when he was transferred
to a mosque in Izmir in 1966. Izmir is
a city where political Islam never took
root. However, the business and professional middle class came to resent
the constraints of a state bureaucracy
under whose wings it had grown, and
supported market-friendly policies,
while preserving at least some elements of a conservative life-style. Such
businessmen were largely pro-Western,
because it was Western (mainly US)
influence which had persuaded the
government to allow free elections for
the first time in 1950 and US aid which
had primed the pump of economic
growth. From his base in Izmir, Gülen
organised summer camps where the tenets of Islam were taught and started
a network of student boarding-houses
known as ‹lighthouses›. He sought to
transfer the loyalty of Muslims from
the Ottoman empire to the Turkish
secular republic, even when the republican regime put pressure on the Muslim community. This explains his support for the military coup of 1980 and
for the soft coup in 1997 which forced
Necmettin Erbakan, the Islamist prime
minister, to resign.
Official toleration allowed Gülen to
concentrate on what became his lifework -- the creation of a network, first
of private schools and residences, then of
universities, media outlets and civil society
groups as centres of excellence promoting
a modern, Islam-based ethical framework.
Starting with the wealthy businessmen of
Izmir, Gülen mobilised resources allowing
him to control one of Turkey›s leading
newspapers, Zaman, a television channel
and a radio station, as well as a university with campuses in Istanbul and Ankara.
Like his schools, Gülen›s other activities try
to be self-financing, competing on quality.
Over the years, Gülen extended his reach
from Turkey to the Turkic republics of the
former Soviet Union (Zaman runs a successful edition in Azerbaijan), then to other
successor states of the Soviet Union, the
Balkans and finally the West.
International Herald Tribune8 January 2008
Turki: Profil Fethullah Gülen
“Dalam setiap peristiwa, ini adalah
sesuatu yang unik dan manifestasi fleksibel yang sangat sukses, sebuah pengaturan globalisasi Islam modern, dan hal ini
mungkin memiliki dampak yang abadi terhadap modernisasi Islam dan terbukanya
keterlibatan dengan ide-ide dari Barat.”
“Saya berpihak penuh
pada penerapan secara
luas atas kebebasan pers
dan berpendapat walaupun pemikiran mereka
akan berlawanan dengan
saya sekalipun. Apapun
yang dialaminya, walaupun
tidak benar-benar dianggap
disebabkan karena saya,
apapun keadaannyasaya tetap
berpihak agar mereka menggunakan pemikiran, pendapat dan
ekspresinya secara bebas.»
(M. Fethullah Gülen)
35
31
Seorang Anak Petani di
Pentas Dunia
“Pencerahan (Hizmet) ini adalah
sebuah pencerahan non politis, namun
ia memiliki hubungan dengan hampir
seluruh partai politik yang ada di Turki,
terutama oposisi sekuler.”
(The Economist, 6 March 2008)
A farm boy on the world
stage
A “prophet” who finds honour, and
some suspicion, in his own country PIOUS people in eastern Turkey, where
Fethullah Gülen was born, are eager to
praise him. Before hearing the preacher’s words 12 years ago, “I led a life full
of women and alcohol,” admits Unal
Sahin, a jeweller in Erzurum. Under
Mr Gülen’s guidance, he became devout and generous, helping a university in Georgia, and schools in India
and Azerbaijan. “The more I gave, the
more business grew,” he says. His wife,
meanwhile, donned a scarf.
When Gulen-minded couples exchange visits, “the men sit in one room
and we sit in another, we’re more com
3632
fortable that
way,” explains one member of a
scarf-wearing Gülenist sisterhood that
does door-to-door preaching. “Our
husbands don’t mind that we aren’t
home during the day...they know it’s
because we are doing good for the
cause,” she insists.
A place where piety’s rewards have
yet to appear is Mr Gülen’s home
village of Korucuk, east of Erzurum.
Apart from a new mosque, its buildings
are made of mud, stone and thatch. But
its 600 souls are proud of the hamlet’s
famous son…
A key asset of the Gülenist network
in Turkey, which includes a university, a
newspaper and a raft of small and large
businesses, is a chain of dormitories for
students. There is a familiar pattern in
which youngsters turn to the movement
for accommodation and then agree to
follow a regime of fasting and prayer.
Many of Turkey’s police are believed
to be Gülen sympathisers—an interior
minister once gave a figure of %70—
but the army remains highly suspicious.
The movement is “apolitical” but
has links with almost all Turkish
political parties, save the main secular
opposition. The Gülenists have lots in
common with the ruling Justice and
Development (AK) party, and they
co-operate, but their interests are not
identical...
37
33
Turk Who Leads a Movement
Has Advocates and Critics
Here in Northeastern Pennsylvania,
where fertile farmlands yield suddenly
to the hauntingly beautiful foothills of
the Pocono Mountains, quietly resides
one of the most influential men in Turkey.
And one of the most controversial.
Admirers describe Fethullah Gülen,
69, a soft-spoken Muslim preacher, author and teacher with a huge following,
in reverential tones.
John L. Esposito, a Georgetown University professor who has studied Mr.
Gülen, said that if he were to compare
Mr. Gülen to another public figure it
would be the Dalai Lama.
Mr. Gülen’s talk is of peace and tol3834
erance, the
strength of U.S.-Turkish relations and the importance of a free-market economy. When he says things like
“There is no place for terror in true
Islam,” as he did in a rare and recent
interview, Western officials take heart.
Both former Secretary of State Madeleine K. Albright and one of her predecessors, James A. Baker III, have
spoken at events sponsored by Gülen
groups, praising his advocacy of democracy and dialogue.
As long-secular Turkey, now under
an Islamic-friendly government, steps
into a larger global role, positioning
itself as a key actor in dealing with Israel, Iraq or Iran, more attention has
focused on its simmering internal tensions over religion in the public sphere.
Some see Mr. Gülen as part of a
slow-motion but powerful backlash
against the secularization of Turkey
nearly a century ago under Kemal Ataturk, which Muslims saw as a wrenching blow to traditional values but which
secularists deemed vital to modernization. Mr. Gülen’s approach seeks, in
some ways, to meld the traditional and
the modern.
He and perhaps a dozen supporters live in a rural haven, a 25-acre, or
10-hectare, retreat lushly dotted with
ferns and blue spruce, with modern
residences for visitors, a meeting lodge
and a sparkling pond full of orange carp.
Mr. Gülen, in poor health, rarely leaves
this bucolic spot.
Speaking over a lunch of classic Turkish
food, the insistently modest Mr. Gülen, the
son of a small-town imam, did not appear
to be to be the type of man to wield the
influence he does.
A Koran student from age 5 and preacher
at 14, Mr. Gülen gradually built a vast following. He has inspired the founding of an
international network of schools, hospitals
and businesses. There is an Islamic bank,
Asya, with billions in assets; newspapers including Zaman, Turkey’s largest daily; and
a television station, EBRU-TV, in Somerset,
New Jersey.
All these are part of what others call the
Gülen movement but its self-effacing leader
refers to as the Volunteer Movement. Mr.
Gülen said it had brought him no personal
gain, that his only belongings were a quilt,
bedsheets and a few prized books. He said
he did not know “how many countries this
movement is active in, nor do I know how
many teachers and students there are.”
Asked at one point about the work of his
followers, he replied, “I believe that calling this movement the ‘Fethullah Gülen
movement’ is not right, and doing so is
disrespectful to many peoplededicated
to carrying out its activities. My role
in this movement is very limited, and
there is no leadership, no center, no loyalty to a center, and no hierarchy.”
But others say that there are more than
1,000 schools in more than 110 countries,
and perhaps five million members. Emre
Celik, a Turkish-Australian who presides
over the Rumi Forum, a Gülen-affiliated
institute in Washington, recently visited
one of the more farflung schools, on the
island of Zanzibar, and says more in Africa are likely. The schools are supported
by wealthy Muslim businessmen.
There are several such schools in
the United States, even one in Burma.
They impart Islamic values but, unlike
madrasas, employ the official curriculum of whatever state they are in
and emphasize modern science and
technology. The quality of education
is considered high, and competition
for spots is keen.
“He’s inspired a lot of people,”
said Mr. Celik, who is trained in
computer science. “People like myself, second-generation Australian
Turks, the Turkish diaspora, we’re
moved by his ideas.”
But in the late 1990s, Mr. Gülen’s
movement collided with the former
“Pencerahan (Hizmet)
ini adalah sebuah
pencerahan non politis,
namun ia memiliki
hubungan dengan hampir
seluruh partai politik yang
ada di Turki, terutama
oposisi sekuler.”
(The Economist, 6
March 2008)
39
35
secular government of Turkey. Having
come to the United States for medical
treatment — he suffers from diabetes
and heart problems — he stayed on
after a Turkish prosecutor accused him
of urging the overthrow of secular power.
Analysts say some officials in the current Muslim-friendly government are
Gülen followers. So are many police
officers, according to the authoritative
Jane’s Islamic Affairs, which said the
influence extends to the police’s powerful domestic intelligence wing. That is
a highly sensitive issue at a time when
Turks have been riveted by recent
wire-tapping scandals.
“The Police Academy is one of the best
and most prestigious educational insti
4036
tutions in Turkey,” said the Reverend Thomas Michel, a Jesuit priest and former top
adviser on Islamic matters to the Vatican who now lives in Ankara. Because
Gülen-school graduates frequently do
well on entry exams, he said, “a good
number of their graduates are getting
accepted.”
These people, he said, tend to be
“well-motivated, intelligent, enjoyable
— not at all fanatic, weird or cult-like.”
Mr. Gülen insists that his movement
keeps equal distance from every Turkish government, seeking no office and
also from foreign governments.
But some analysts say American
officials have at least tacitly supported
themovement as a moderating presence
in places like Turkic parts of Central
Asia, where Mr. Gülen sent hundreds
of volunteer teachers after the Soviet
breakup.
“These schools provide alternatives
to youths so they don’t have to join
terrorist groups,” said Helen Rose
Ebaugh, a University of Houston sociologist who studied the movement.
She said an administrator of the
Gülen-linked Fatih University in Istanbul told her that Mr. Gülen had adamantly opposed the notion of accepting education funds offered by Saudi
Arabia, “because it’ll be interpretedas
support from the Saudi government.” At
a time when the Turkish government has
bitterly denounced Israel over the violent
clash with the aid flotilla headed for Gaza,
Mr. Gülen instead found fault with flotilla organizers, saying that they should have
sought advance Israeli approval instead of
“defying authority.” (He said in an e-mail
exchange that “the worst state and the
worst government are far better than statelessness and chaos.”)
While he might at times support some
“positive actions” by Turkish governments,
he said, “that does not mean we in any way
make policy recommendations to them, nor
do we ever act under their influence.”
Nonetheless, any governing party, religious or secular, “cannot ignore the realities in Turkey,” he said, in comments
translated by an aide. “There is a huge
mass that practices Islam, and the mosques
are filling up with people every day.” At
the same time, he said, any government
has to take religious minorities — whether
Nestorian Christians, Protestants or Jews
— into account.
Since 1999, Turkey’s heated politics and
his own poor health have kept Mr. Gülen
restricted to his compound in Pennsylvania,
which has a constantly manned gatehouse.
He largely keeps to two or three rooms in
a large chocolate-brown building.
In a room lined with Turkish art and
artifacts, Mr. Gülen reads extensively —
from Shakespeare to Kant to the Sufi poets. Health permitting, he emerges every
few days to answer visitors’ questions in
a large adjoining room. A loft, protected
from view, allows women to listen without
mixing with men.
“In the U.S.,” he said, “I have hoped
not being disturbed or harmed by those
who carry radical ideologies from Turkey, Afghanistan, Pakistan or some other
countries. I am America’s guest.”
“Meski dunia
Islam dan Barat mengakui pencerahan Gülen
sebagai pencerahan damai
dan bukan politik, namun
di dalam negeri Turki
sendiri pencerahan itu tetap
dianggap sebagai ancaman
oleh kelompok-kelompok
Islam radikal dan kelompok-kelompoksekuler.”
(Harian Republika
11 Feb. 2013)
41
37
Seorang Turki pemimpin
sebuah pencerahan yang memiliki pembelaan dan kritik
“Ide Gülen sebagaimana dikatakan
Aytmatov, adalah bahwa agama tanpa
sains bisa menjadi radikal, dan sains tanpa
agama buta serta membahayakan dunia.”
(The New York Times, 4 Mei 2008)
Islamic scholar voted world’s
No 1 thinker
A hitherto largely unknown Turkish
Islamic scholar, Fethullah Gülen, has
been voted the world’s top intellectual
in a poll to find the leading 100 thinkers.
Gülen, the author of more than 60
books, won a landslide triumph after
the survey - which is organised by the
British magazine, Prospect, and Foreign Policy, a US publication attracted
more than 500,000 votes.
The top 10 individuals were all Muslim and included two Nobel laureates,
the novelist Orhan Pamuk, who is also
Turkish, at No 4, and the Iranian human rights lawyer Shirin Ebadi, in 10th.
The result surprised organisers, who at
4238
tributed it to
a sustained campaign by Gülen’s
followers, known as the Gülen Movement, after Turkey’s biggest-selling
newspaper, Zaman, publicised the poll.
Prospect’s editor, David Goohart, admitted to not having previously heard
of Gülen and said his supporters had
“made a mockery” of the poll. But he
said the result flagged up significant
political trends in Turkey.
“The victory of Gülen draws attention to the most important conflict in
Europe, played out in Turkey between
the secular nationalist establishment
and the reforming Islamic democrats of
the AK [Justice and Development] party,” he said. A Gülen supporter, Bulent
Kenes, who is editor-in-chief of Today’s
Zaman newspaper, denied the poll had
been hijacked. “There are many people
who promote Gülen’s ideas, which contribute to world peace by urging international dialogue and tolerance.”
Gülen, 67, is known for a modernist brand of Islam. He was cleared of
trying to topple the state in 2006 after
being charged over footage in which
he apparently urged civil service supporters to await his orders to overthrow
the system. He said the film had been
doctored.
43
39
Tokoh Intelektual Muslim
yang Terpilih Sebagai Pemikir
Nomor 1 Dunia
“Hingga saat ini sebagian besar
orang tidak tahu pasti jika seorang
tokoh intelektual Islam asal Turki,
Fethullah Gülen, terpilih sebagai tokoh
intelektual dunia paling top melalui jejak pendapat dalam pencarian 100 tokoh pemikir terkemuka dunia. Gülen
adalah seorang penulis lebih dari 60
buah buku, menang telak atas hasil survei yang diselenggarakan oleh British
Magazine, Prospect, Foreign Policy, serta
US publication, dengan perolehan lebih
dari 500.000 suara”.
(The Guardian, 23 Juni 2008)
4440
Muslims inspired by a Turkish scholar are challenging conservatives who
have spread their teaching worldwide,
in a struggle for Islam’s future. Barney
Zwartz reports.
By building mosques, schools, providing religious literature and training
imams, they have fomented tensions in
many areas with a history of a more
tolerant Islam, such as Bosnia, Indonesia, Pakistan, the central Asian republics and parts of Europe. In Australia,
where the Saudis have helped fund
mosques and Islamic schools, senior
Muslim leaders agree that Wahhabis,
who comprise a minority of the local
community, are those least inclined to
integrate.
Now the Wahhabis have a rival for
Islamic influence in the Gülen movement, a Turkish-based group shaped by the more
reflective Sufi form of Islam, which is
setting out to counter the Wahhabis.
Named for Fethullah Gülen, a
71-year-old Turkish Islamic scholar
and philosopher, it has built about
(1)800 schools in some (1)50 countries,
several universities, and owns Turkey’s
highest-circulating newspaper, Zaman,
television and radio stations, and a
bank. Gülen was named the world’s
top public intellectual in a Foreign
Policy magazine public poll last year,
though this was heavily slanted after
Zaman wrote about the poll on its
front page and sparked hundreds of
thousands of votes.
Foreign Policy noted: “Gülen is both
revered and reviled in his native Turkey. To members of the Gülen movement, he is an inspirational leader who
encourages a life guided by moderate
Islamic principles. To his detractors, he
represents a threat to Turkey’s secular
order. He has kept a relatively low profile since settling in the United States
in 1999, having fled Turkey after being
accused of undermining secularism.”
His followers deny they proselytise,
saying their schools follow the secular
curriculum wherever they are based,
which has led them to be welcomed
particularly where Wahhabis are having an impact.
45
41
Oil-rich Central Asia is a key battleground, and the outcome is critical for the
West. A two-day international conference
in Melbourne last week highlighted the
importance of the Gülen movement as the
only international Islamic movement aiming at dialogue, tolerance and modernising
Islam.
Abdullah Aymaz, a senior Gülen leader and close friend of the founder, says:
«When I was in Georgia (a Turkic republic) two years ago, the mother of the
“Mr. Gulen’s idea,
president came to me and asked us to
Mr. Aytav said, is that
open up more schools in this area to
circumvent radicals. “From the begin“without science, religion
ning we have avoided politics and busiturn to radicalism, and
ness — it’s about people. In Georgia,
the politicians worried that we were
without religion science is
missionaries come to take over. The
blind and brings the worldto
students were asked, ‘Is there propaganda?’ There is none, and the peodanger.”
ple doing the teaching have high
morals. The locals tested us, saying
‘There’s minerals here, business
(The New York Times, 4
opportunities’, but we said ‘that’s
not why we’re here’.”
May 2008)
Monash professor Greg Barton, a specialist in new Islamic
movements, compares the Gülen
movement with other international reforming Islamic groups.
4642
He divides the reformers into reactionaries,
trying to restore an imagined original 7th
century Islam — “they are like the Amish,
but without the sense of humour,” he says
— and progressives, trying to synthesise
classical Islamic scholarship with modern
critical thinking.
Reactionary reformers include most of the
Islamist movements, such as the Wahhabis,
the Muslim Brotherhood and al-Qaeda. The
only progressive international group is the
Gülen, but it is serving as a role model for
other groups, for example in Indonesia, Barton says.
Reactionaries build activist networks with
a strong sense of purpose, usually framed in
terms of struggle and combat. Most progressives do not build extensive networks, which
is why the Gülen movement is important,
Barton says. It is the only extensive transnational reformist Islamic movement, it is
well-organised and effective, though Gülen
himself is more a figurehead than an active
leader.
The movement began in Izmir, Turkey,
when local businessmen and others took up
Gülen›s ideas on education, philanthropy
and public service. In the mid-1970s they
began opening schools, combining his philosophy with a modern curriculum.
The big change, turning the movement
into an ambitious international one,
came with the collapse of the Soviet
Union after 1991, Barton says. «The
Turkic republics in Central Asia were
in dire straits so they helped there,
then moved on to Turkish youth in
the West.
“It›s a very simple model, easy to duplicate, like a business franchise. If you
have an expatriate Turkish community,
you look at what they did in Melbourne
or Houston. But what we are seeing is the
realigning of tradition along modern lines
of engagement.”
47
43
Fethullah Gülen, Perajut
Jejaring Dunia Islam
Gülen menginginkan umat Islam
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat Barat.
Fethullah Gülen bukan nama yang
asing di kalangan komunitas Islam
modern. Ketokohan Gülen, bukan
hanya dihormati oleh mayoritas Muslim di dunia, tapi juga dihormati oleh
kalangan non-Muslim, termasuk komunitas Yahudi. Sosoknya bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat dan
agama karena pemikiran-pemikirannya
yang moderat dan menjadi penyeimbang para pemikir Islam yang dianggap ekstrem dan radikal.
Di negara asalnya, Turki, Gülen
4844
bukan
hanya
dikenal
sebagai seorang pemikir dan tokoh
pencerahan, tapi juga dikenal sebagai
ulama yang sangat hebat. Dia lahir
di Desa Erzurum, Turki, pada pada
1941. Ayahnya, Ramiz Gülen, adalah
seorang ulama. Sejak kecil ia lebih
memfokuskan pendidikan informalnya
di bidang agama Islam. Sejak usia 14
tahun, ia sudah berani memberikan
ceramah keagamaan.
Pada 1959, saat usianya menginjak
18 tahun, Gülen sudah mendapatkan
izin menjadi dai. Kariernya sebagai dai
dimulai di kota kelahirannya, Izmir. Di
kota inilah Gülen mulai mengenalkan
pemikiran-pemikirannya mengenai
pendidikan, ilmu pengetahuan,
ekonomi, dan keadilan sosial. Di kota
ini juga ia mulai membangun basis
pengikutnya, yang sebagian besar
adalah para siswa sekolah menengah
dan perguruan tinggi.
Nama Gülen makin dikenal setelah
ia diundang ceramah ke berbagai masjid
di wilayah Turki. Ia banyak berkeliling
kota di hampir seluruh Turki untuk
mengajar dan berceramah. Ia juga sering
diundang dalam pertemuan-pertemuan
formal dan informal para pejabat kota.
Sejak itu, ceramah-ceramahnya selalui
diminati masyarakat.
Selain melalui ceramah, pemikiran
Gülen juga disampaikan melalui
tulisan-tulisannya. Hingga kini, tak
kurang dari 60 buku telah ia tulis, di
di samping sejumlah artikel dalam berbagai
jurnal. Topiknya beragam, baik mengenai
pendidikan, hubungan antaragama, dan
keadilan. Karya-karya tulisnya kini sudah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,
antara lain Inggris, Jerman, Rusia, Albania,
Jepang, Korea, Spanyol, dan Indonesia.
Gülen banyak menuangkan pemikiran-pemikiran tentang pembaruan di dunia Islam dan lebih mengedepankan dialog dan
perdamaian antar sesama umat beragama
dalam menyebarkan ajaran dan nilai-nilai
Islam. Pemikiran-pemikirannya ini kemudian menjadi sebuah pencerahan yang ia
wujudkan dalam bentuk lembaga-lembaga
pendidikan, lembaga amal, media massa
cetak dan elektronik, perkumpulan-perkumpulan pelajar dan kelompok-kelompok
lobi, bahkan membantu berdirinya asosiasi
wartawan dan penulis di Turki.
Kekaguman terhadap kiprah Gülen dalam bidang pendidikan juga pernah dilontarkan mantan presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang
biasa disapa dengan panggilan Gus Dur.
Menurut Gus Dur, dalam mengembangkan
sistem pendidikan, bangsa Indonesia harus
belajar banyak dari Fethullah Gülen yang
lebih menekankan pada pembentukan akhlak yang mulia.
‘’Ini sesuatu yang sangat penting apalagi
bagi bangsa Indonesia karena sekolah-sekolah kita ini sekarang hampa moral.
Kehampaan moral ini telah mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggar yang
ada di masyarakat, maraknya korupsi, dan
berbagai penyelewengan yang dilakukan
birokrasi merupakan salah satu akibatnya. Ini menunjukkan bahwa ada krisis di
dalam dunia pendidikan kaum Muslimin
di Indonesia. Karena itu, saya rasa belajar bagaimana mengembangkan akhlak
yang baik dalam pendidikan kita menjadi
sangat penting,’’ papar Gus Dur.
“Ide Gülen
sebagaimana dikatakan
Aytav, adalah bahwa agama tanpa sains bisa menjadi radikal, dan sains tanpa
agama buta serta
membahayakan
dunia.”
(The New York Times,
4 Mei 2008)
49
45
Media
Tanggal
Turkish Rewiew 18 Feb 2011
Topik Berita
-A Turkish Citizen Spreads A Massage Of Love And Coexistence From the US
PBS 24 Jan. 2011
Zaman 9 Dec. 2010
Today’s Zaman 19 Jul 2010
The New York Times 12 Jun 2010
Today’s Zaman 27 Mar 2010
The Daily Mail 3 Feb 2010
Islam Online 24 Nov 2009
-The Gülen Movement
The National 8 Oct. 2009
The Denver Post 7 Sep. 2009
Los Angeles Times 3 Aug. 2009
The Age 23 Jul. 2009
Allafrica.Com 1 Jul. 2009
5046
Topik Berita
Global Atlanta 11 Jun 2009 -Turkey Developing Trade With Africa
Islam Online 8 Jun 2009
Reuters 7 Jun 2009
-Turkish Language Fest Shows Preachers2s Global Reach
-World’s Gülen Brotherhood
Kairos Catholic 31 May 2009 -Deeping Of Faith In The Golden Age
Chair
Today’s Zaman 30 May 2009 -Turkish Schools A Continuation Of Historical Responsibility
-Fethullah Gülen Awarded Honorary Doctorate By Leeds Met-
TRT World 20 May 2009 -Turkish School Inagurated In Egypt
ropolitan University
Los Angeles 20 May 2009 -The Turks Are Coming!
-Turk Who Lwads A Movement Has Advocates And Critics
Eurasia Net 3 Mar. 2009
-Movement Educates Kurds
-Follow Thoughts Of Iqbal, Rumi And Gülen Of Ideal Humanity
The Economist 19 Feb 2009 -An Unusual New Friendship
-Gülen Movement Is A Supranationalcivil Society Movement
Today’s Zaman 7 Jan 2009
-The Gülen Movement And The Dialogue Of Civilizations
-Turkish Mission
-Faith Community
-Aurora Families Share Ramadan For Aall Faiths
-Christians Muslims Forging New Bonds In Southland
-A Different Jihad
-Uganda: Gaggawala Woos Turkish Investors
Today’ Zaman 19 Jun. 2009 -Abant Platform Convenes To Discuss Democratization
Dow Jones News 13 Jun 2009
Tanggal
-Catholic University Of Leuven Established Fethullah Gülen
News Wire Canada 22 Oct. 2009 -Meet The World’s Top Living Public Intellectual
Financial Mail 9 Oct. 2009
Media
-Turkish Army To Probe Alleged Anti-Goverment Plot-Report
-Turkish NGOs Collaborate to Help Palestinians in Gaza
The Muslim News 19 Dec 2008 -Turkish Exceptionalism
Ebru New 15 Dec 2008 -Turkish Charity Feeds Poor In Vietnam
Gauteng Online 12 Dec 2008 -Early Christmas Gifts Given To the Needy
Ebru New 3 Now 2008
Int. Herald Tribune 17 0ct 2008
-Scholars Praise Gülen Movementt
-Green Card Coming To Prominent Turkish Leader
Bernama News 12 Oct 2008 -Austenites Tour Of Turkey
Statesman 30 Jun 2008 -Gülen Movement, Role Model In Representing Islam Positively
NPR 27 Jun 2008 -Muslim top New List Of Public Intellectuals
Foreign Policy 23 Jun 2008 -The World’s Top 20 Public Intellectuals
51
47
Media
Tanggal
The Daily Etalaat 24 Jun 2008
Topik Berita
-Islamic Scholar Is World’s No 1 Thinker
Srinagar
WeeklyCutting Edge 21 Jun 2008
Interfaith Voices 5 Jun 2008
Reuters 14 May 2008
The New York Times 4 May 2008
-Turkish Islamic Preacher
-RiftBbetween East, West Unnatural
-Sharing A Spirit
Leeds Today 25 Nov 2005
Aksiyon 14 Now 2005
fgülen.com 26 Oct 2005
F18NEWE 12 Oct 2005
Zaman 25 Jun 2005
-Fetullah Gülen Violence Can Nat Be A Remedy For Vio-UNESCO GRANTS Gülen with Award Of Tolerance
-Turkey : Is There Religions Freedom In Turkey ?
-Gülen Terms Terrorist Attacks Strike against Human
Dignity
-Gülen Takes Place In The List Of “Peaceful Heroes” As
Only Turk
-Out Of Turkey
-Fetullah Gülen : A Man Loved And Feared In Turkey
-“Peace Heroes”
lence
Turkish Daly News 27 Oct. 2003
World
-Gülen Acquitted Of Trying To Overthrow Secular Government
Author Promotes Friendship Of Cultures Through Gülen Ide-
Lawrence Journal 20 Jan 2008
5248
Turkish Daily News 6 May 2006
-Turkish Schools Offer Pakistan A Gentler Vision Of Islam
-Muslims, Catholics Share Ancient Dessert
Pocono Record 9 May 2007
-“EU Member Turkey Could Be Model for Muslims
-Moldovan Turkish Schools Help Underprivileged
The Herald News 7 Feb 2008
JWF 3 Dec 2007
Todays Zaman 26 Feb 2007
Zaman 12 May 2006
als
Asharq Al-Awsat 3 Dec 2007
-Turkish Group Promotes Tolerance In Texas
-Fethullah Gülen , Turkeys Moat Famous Preacher
-A Farm Boy On The Word Stage
The Times of India 23 Dec 2007
Dallas Morning 28 Apr 2007
-Turks’ Organize 1 St Ramadan Dinner At US Congress
The Economist 6 Mar 2008
Islamic Horizons 15 Jan 2008
Topik Berita
Zaman 30 Sep 2006
-Turkish Court Acquits Muslim preacher
The Nation 10 Feb 2008
Tanggal
-An Icon Of Universal Peace
The Peninsula 8 Mar 2008
Kentucky Kernel 17 Feb 2008
Media
Anadolu Agency 21 Jun 2003
-Fuller: Gülen Is Definitely Not Radikal Islamist
-Australian University Launches Fethullah Gülen Chair
Turkish Daily News 1 Feb. 2002
-Gülen Islam Suits Modernism
-The Scarf Scrap
Turkish Daily News 31 May 2001
-Marowitch: Gülen Discussed Religious Issues With Pope
“A Muslim Cannot Be A Terrorist And A Terrorist Cannot Be A
Turkish Daily News 6 Jan 2001
Gülen: Interfaith Dialogue Is A Must
Muslim “
Turkish Daily News 2 Sep 1999
Fethullah Gülen Meets With Pape
53
49
Pemikiran-Pemikiran
Gülen Tentang...
Worship
Worship means one’s sincere acknowledgement of himself or herself as a servant and God as the
sole and true Object of Worship. It
consists in a servant designing his
or her life in accordance with the
relations between a true servant and
the True Object of Worship, in the
light of the fact that one is the created and the other the Creator.
Worship means one’s thankfulness
for the bounties with which he or she
is endowed, such as life, consciousness, power of perception and faith,
while negligence of the duty of worship
is crude ingratitude.
Worship is a road to travel, opened by
the Being Who commands us to belief,
and it is a set of good manners that He
ordered us to observe, so that we could
finally reach Him and obtain happiness in
both this life and the next. It is not possible for those who cannot find this way and
acquire these manners to reach God, the
Truth. Most unshakable certainty in one’s
5450
conscience about the greatest truth known
only theoretically at the outset. In each station on this way along which consciousness
seeks certainty on the wings of reverence and
respect, a person experiences a different taste
of catching glimpse of the Beloved.
Some souls, shut off to the truth, have
spent their lives studying only certain theoretical matters; even if they live in the enchanting company of the most eloquent, articulate
tongues and the most fascinating expressions
about the truth, they cannot advance even a
meter toward it.
The Victory of Goodness and
Beauty
Goodness, beauty, truthfulness, honesty,
and being virtuous are the essence of the
world. Whatever happens, the world will
one day find this essence, for no one
can prevent such an event.
Balancing the Spiritual and
the Physical
The true life is the one lived at the
spiritual level. Those whose hearts
are alive, conquering the past and the
future, cannot be contained by time.
Such people are never excessively distressed by sorrows of the past or anxieties of the future. Those who cannot
experience full existence in their hearts,
and thus lead banal, shallow lives, are
always gloomy and inclined to hopelessness. They consider the past a horrifying grave, and the future an endless
well. It is torment if they die, and it is
torment if they survive.
Establishing a sound relationship
with a long, great past and a long, better future depends on your having a
proper understanding of your heart’s
and soul’s vitality. The fortunate ones
live at this level and fully understand
this life. They see the past as our ances-
tors’ great tents and thrones, the future
as roads leading toward the gardens of
Paradise, and, while sipping inspiration
from their inner conscience as if from
the fountain of Kawthar, (1) they pass
on from the guesthouse of this world.
But the unfortunate ones, those who
cannot reach such level of understanding and endeavor, lead lives that are
worse than death, and their deaths are
a hell of darkness upon darkness.
There is a mutually supportive
and perfective relation between one’s
actions and inner life. We may call
this relation a “virtuous circle.” Attitudes like determination, perseverance,
and resolve illuminate one’s inner conscience, and the brightness of this inner
conscience strengthens one’s will-power and resolve, stimulating him or her
to ever-higher horizons.
Those fortunate ones, whose actions
reflect the obedi-
ence of their spirits, will always seek to
please the Creator and humanity, and
will continue to acquire praiseworthy
virtues. Their qiblah (2) pointer will
always point to the same mihrab, (3)
and their progress indicator will always
show the same route. Although some
straying may occur every once in a
while, a truly sincere remorse and a
heartfelt penitence will melt away the
consciousness of sin from their hearts
and souls. After this, they will resume
their roads, often with renewed vigor.
[1] One of the rivers in Paradise.
[2] The direction in which a Muslim turns to when
praying. The individ-ual is its beginning point, and
the Ka’bah, located in Makkah, is its end point.
[3] An architectural feature found in every mosque
to indicate the direc-tion Muslims must turn to when
praying.
55
51
Life, Human Character and
Virtue
When an animal dies, it is forgotten
and its burial place is lost. However,
this is not the case with a human being.
Are the people who do not preserve
the memories and tombs of their
ancestors aware that they reduce
them to the rank of animals?
Respect for the dead means
a security granted to the
living concerning their
own future.
One of the most
important ways
to conquer the
hearts of people
is that one
always
seeks an
opportunity to do others good and once
such an opportunity appears, makes
use of it without delay. If only we could
set our hearts on always doing good to
others!
Good morals and sound conscience,
and good manners and virtues, are like
a currency universally acceptable and
which is not affected by changes in
the values of other means of exchange.
Those provided with such qualities are
like merchants with the highest credit
who can do business wherever they
want.
The more a person suffers in life
and is conscious of the life he or
she is living, the more profound his
or her feelings become. Those who
live unconsciously of the meaning of
life and events and have experienced
no suffering, can never develop their
feelings and faculties. Nor can they feel
themselves as parts of existence.
Love
5652
Love is one of the most subtle blessings
that the Most Merciful One has
bestowed upon humanity. It exists in
everyone as a seed. This seed germinates
under favorable circumstances and,
growing like a tree, blossoms into a
flower, and finally ripens, like a fruit,
to unite the beginning with the end.
Love penetrates, as a feeling, into our
inner being through the inlets of our
eyes, ears, and heart. It then swells
like water behind a dam, grows like an
avalanche, or engulfs our very being
like a flame. It starts to subside only
when it results in union. The
flame goes out, the reservoir
empties, and the avalanche
melts away.
Love is a natural and
essential aspect of our
being. But when it
is transformed into
“true love”-love
of the Creatorit acquires its
true nature
and color,
and later
becomes
“pure”
pleasure at the threshold of union.
One’s heart is a receptive port for
Divine manifestations. Your love of the
Creator and yearning to return to Him
is the clearest sign of your being loved
by God.
Love is the most direct and safest
way to human perfection. It is difficult
to attain the rank of human perfection
through ways that do not contain love.
Other than the way of “acknowledging
one’s innate impotence, poverty, and
reliance on God’s Power and Riches,
and one’s zeal in His way and thanksgiving,” no other way to truth is equal
to that of love.
Love is a mount, bestowed upon us
by God, that carries us toward the Paradise we lost. No one who has ridden
this mount has ever been stranded on
this road, although we sometimes find
people on this celestial mount walking
on the road side due to some boastful
words they utter because of their intoxication from joy. However, this is a
matter between them and God.
Morals
Morals are a set of noble
ciples that originate in high
ituality and govern human
duct. For this reason, people
prinspirconwho
neglect spirituality, and are therefore
lacking in spiritual values, cannot
sustain conduct in accordance with
these principles.
Preferring the interests of others
over one›s own is high spirituality and
liberality. Those who always do good
without expecting any return one day
will bow before God in wonder and
admiration when, unexpectedly, they
meet the accumulated results of
their considerate nature and all
the good they have done. Just
because you are a learned
one does not mean that you
are trulyhuman. Learned
people are freed from
carrying
the
burden of
superfluous information and attain
greatness to the extent that they serve
humanity and set a good example
for others through their high morals
and virtues. Otherwise, they are
no more than people who have
wasted their lives. Those with high
morals and virtues, even if they lack
learning and as dense as iron, may
sometimes prove to be a useful and
valuable, and even as good as gold.
Morals were once thought of as
virtues. Today, morals are regarded
as a collection of rules for social
behavior. I wish people would behave
in accordance with those rules, even
though they are not virtuous!
In the past, people would say: «The
principles of good conduct are no
longer practiced; we only see them
written down in books.» Today, they
say: «The principles of good conduct
are out of date; whatever remains of
them is written down in old books.»
Whatever they say, those principles are
worth the sacrifice of many new things,
even though people try to present them
as outdated.
57
53
Humility
Those who are humble and modest
are highly regarded in the sight of both
the created and the Creator. Those who
are haughty and self-conceited, who belittle others and put on arrogant airs,
are always disliked by the created and
punished by the Creator.
Self-conceit shows a lack of sensibility and maturity. Those who are more
reflective and spiritually mature have
the sense to attribute whatever gifts
5854
they may have to the Creator, the Most
High, and devote themselves to Him
with humble gratitude.
Humility makes people pleased with
God’s judgments, and steadfast in the
face of reproofs and insults from others. Those who know their place and
do not put on airs have truly secured
and defended themselves against other
people’s contempt.
Humility is a sign of virtue and maturity, while haughtiness and self-conceit indicate an imperfect, lowly spirit.
The most perfect human beings are
those who are at ease and intimate in
the company of others. By contrast,
those who are too proud to join in with
others and form warm friendships with
them are the most imperfect human
beings and only earn notoriety.
Humility is a sign of one’s having
become truly human. One sign of humility is that one does not change after
obtaining a high position or wealth,
learning or fame, or whatever is publicly esteemed. If any of these circumstances causes the person to alter his or
her ideas, attitudes, and behavior, he or
she cannot be regarded as having attained true humanity or true humility.
Humility is like a key to all other vir-
tues. One who is humble may have all
other virtues, whereas one who lacks
humility usually is deprived of other
virtues as well. After his fault, Prophet
Adam, upon him be peace, nevertheless recovered, through humility, all of
his former connections to the worlds
beyond. By contrast, Satan, undergoing the same test as Adam, became the
irrecoverable victim of his self-conceit
and haughtiness.
Humble people attain high (spiritual) ranks in the institutions of spiritual
training. They benefit fully from a good
education, whether religious or scientific, and prove useful to their communities. Those whose vainglory and pride
do not allow them to benefit from the
discipline of these institutions, or to be
taught by others, have lost their way.
Since grandeur and pride are among
the exclusive attributes of the Divine
Being, those who act arrogantly and
transgress the limits of modesty are
seized and punished by Him. Those
who know their true station and remain suitably humble and modest are
honored with His Presence.
Marriage and The Home
The purpose of marriage is not pleasure; rather, it is to establish a family, ensure the nation’s permanency
and continuation, save the individual
from dispersed feelings and thoughts,
and to control physical pleasures. Just
as with many other matters related to
the basic nature that God has given to
each being, pleasure is a payment made
in advance to invite and encourage to
marriage.
One should not marry for reasons of
dress, wealth, or physical beauty; rather, marry for spiritual beauty, honor
and morality, and virtue and character.
If a couple wishes to divorce, the most
intelligent criteria are of no use to those
who did not (or could not) get married
for the correct reasons. The important
thing is not to escape from the fire in
the home with the least harm, but to
prevent a fire from ever starting there.
Some marriages based on logic and
judgment were initiated by taking refuge in God. They are so sacred that,
throughout a lifetime, they function
just like a school, and their “students”
guarantee the nation’s permanency and
continuation.
Every union made in the name of
marriage, but without careful thought,
has left behind crying wives, orphans,
and those who wound the family’s
heart.
The soundest foundation for a nation is a family in which material and
spiritual happiness flows, for such a
family serves as a sacred school that
raises virtuous individuals. If a nation
can make its homes as enlightened
and prosperous as its schools, and its
schools as warm as its homes, it has
made the greatest reform and has guaranteed the contentment and happiness
of future generations.
Nations are based on homes and
individuals. If homes are good, the nation is good; if homes are bad, the nation is bad. If only those who want the
best for the nation would first work to
reform the homes!
59
55
Humanity
When interacting with others, always
regard whatever pleases and displeases
yourself as the measure. Desire for
others what your own ego desires, and
do not forget that whatever conduct
displeases you will displease others. If
you do this, you will be safe not only
from misconduct and bad behavior, but
also from hurting others.
Considering that favors received
make you feel a liking, affection, and
attachment for those who bestowed the
favor upon you, you should understand
how to make others like you, and feel
affection and attachment for you. It
is said that «people are the slaves of
the favors done to them.» Therefore,
doing others a favor and being good
to them is a reliable defense against
any harm that may come from them.
Our humanity and nobility are directly
proportional to our closeness to our
friends and our maintenance of these
friendships. Talking of nobility and
kindness without expressing warmth
and intimacy in relationships is mere
assertion. Doing good in return only
for good received, or sometimes ceasing
to do good to others in order to punish
them, implies moral imperfection and
6056
immaturity.
It is a sign of great generosity
and goodness to others if you ignore
some of their faults, improprieties,
or bad manners, and tolerate their
imperfections. Prying into others›
affairs and finding fault is rude and
uncivil, and publicizing such affairs
is unforgivable. Declaring them to
the other›s face is a severe blow to
the bonds of unity between people, a
blow from which, sadly, it is almost
impossible for friendship to recover
fully.
Those who regard even the greatest
good they have done for others as
insignificant, while greatly appreciating
even the least favor done to themselves,
are perfected ones who have acquired
the Divine standards of behavior and
found peace in their conscience. Such
individuals never remind others of the
good they have done for them, and
never complain when others appear to
be indifferent to them.
Women
Women train and educate children,
and establish order, peace, and harmony in the home. They are the first
teachers in the school of humanity.
At a time when some are in search of
a new place for them in society, we
would like to remind them once again
of the unique position God bestowed
upon them.
A house that contains an honorable,
well-mannered woman loyal to her
home is a corner from Heaven. The
sounds and breaths heard there are no
different from the musical voices of the
young people of Paradise and the burbling of the Kawthar stream in Heaven.
A woman’s inner depth, chastity and
dignity elevate her higher than angels and cause her to resemble an
unmatched diamond. A disreputable
woman is a false coin, and an undignified woman is a puppet to be ridiculed.
In the destructive atmosphere of such
women, it is possible to find neither a
healthy home nor a sound generation.
A woman awake to virtue in her inner
world resembles a crystal chandelier
that, with every movement, sends light
throughout the house. The most important thing a woman should know is
social breeding.
Women often have been used as
objects of pleasure, means of entertainment, and material for advertising.
However, until now all these unfortunate periods have been a starting point
for women to become renewed and
find their essence (like nights followed
by days).
In the past, a son was called “makhdum” and a daughter, “karima” Meaning “pupil (of the eye),” this word expresses a member that is very valuable,
as necessary as it is valuable, and as
delicate as it is necessary.
A good woman speaks wisdom,
and has a delicate, refined spirit. Her
behavior inspires admiration and
respect. Familiar looks sense this sacred side of her, and turn instinctive
feelings to contemplation.
Like a flower worn on the breast, a
beautiful woman may receive admiration and respect for some short period.
But, if she has not been able to get the
seeds of her heart and spirit to blossom, she will eventually fade and, like
falling leaves, be trampled underfoot.
What a sad ending for those who have
not found the road of immortality!
Each woman is a precious, exalted jewel that must not be violated and
thrown into a sewer. We hope that
fortunate future generations will awake
to knowledge, spirituality, and truth so
that women may once again become
“the apple of their eye.”
Our women are the soundest foundation stone of our national honor and
nobility. Their part in forming our
long and glorious past is equal to that
of the warriors who struggled with our
enemies.
Most champions of woman’s rights
and freedom only excite women with
physical pleasures and then stab her
spirit.
61
57
Freedom
Freedom means that the spirit
voluntarily limits itself to nothing other
than sublime feelings and thoughts,
and serves no principles other than
goodness and virtue.
Many people who are actually
imprisoned or in chains remain free
in their conscience and so do not feel
their imprisonment. Many others,
however, do not taste the true meaning
of freedom although they inhabit the
grand spaces of palaces and gardens.
True freedom is civilized freedom. It
wears the diamond chain of religion
and morals, and the golden collar of
sound thinking.
True freedom is the freedom of the
human mind from all shackles that
hinder it from making material and
spiritual progress, as long as we do not
fall into indifference and heedlessness.
Freedom allows people to do whatever
they want, provided that they do not
harm others and that they remain
wholly devoted to the truth.
Freedom that does not acknowledge
religious ideas and feelings, and that
does not serve as the ground for virtue
and morality, is like the desire to
scratch oneself. Communities afflicted
6258
with this desire eventually become
restless and wander off the common
road of humanity.
Those who regard freedom
as absolute liberty confuse human
freedom with animal freedom.
Animals have no moral questions
asked of them, and so are free of
moral constraints. Some people desire
this kind of freedom and, if they can,
use it to indulge the darkest desires of
the flesh. Such freedom is worse than
bestial. True freedom, however, the
freedom of moral responsibility, shows
that one is human, for it motivates
and enlivens the conscience and
removes impediments to the spirit.
Friendship
Those who hold their friends in
good esteem and treat them with respect gain many defenders and supporters against their enemies.
Having faithful friends is just as
important as satisfying the vital necessities of life. Being among a secure and
peaceful circle of friends means finding
safety against many hazards and dangers.
Wise people, upon seeing that a
friendship has become damaged, imme-
diately remove the cause of discontent
and restore good relations. Even wiser
are those who strive to avoid or prevent disagreement with their friends in
the first place.
Love and good relations between
friends continue as long as they understand each other, practice self-denial,
and make sacrifices within permissible
limits. Friendship between those who
cannot renounce their interests and
preferences for the sake of their friends
cannot endure.
ful and numerous friends should not
disagree with them on trivial matters.
Friendship pertains to one’s heart and
its sincerity. Those who think they
can gain another’s friendship through
deception and hypocrisy only deceive
themselves. Even if some simple-minded people are taken in by their hypocrisy and flattery, they will not be able to
sustain a long-lasting friendship.
We are loyal and faithful to our
friends to the extent we share their
troubles as well as their joys. If we cannot weep when our friends weep and
rejoice when they rejoice, we cannot be
regarded as faithful friends.
Those who maintain a friendship with
one who has fallen on hard times are
true, loyal friends. Those who do not
support their friends during their misfortune have nothing to do with friendship.
Those who tend to disagree and
struggle with their friends have few
friends. One who desires to have faith63
59
Tolerance
Be so tolerant that your heart becomes
wide like the ocean. Become inspired with
faith and love for others. Offer a hand to
those in trouble, and be concerned about
everyone.
Applaud the good for their goodness,
appreciate those who have believing
hearts, and be kind to believers. Approach
unbelievers so gently that their envy and
hatred melt away. Like a Messiah, revive
people with your breath.
Remember that you travel the best
road and follow an Exalted Guide, upon
him be peace. Be mindful that you have
his guidance through the most perfect and
expressive revelation. Be fair-minded and
balanced in your judgment, for many people
do not enjoy these blessings.
Return good for evil, and disregard
discourteous treatment. An individual’s
character is reflected in his or her behavior.
Choose tolerance, and be magnanimous
toward the ill-mannered.
The most distinctive feature of a soul
overflowing with faith is to love all types
of love that are expressed in deeds, and to
feel enmity for all deeds in which enmity is
expressed. To hate everything is a sign of
insanity or of infatuation with Satan.
Accept how God treats you. Make it
6460
the measure by which you treat
others, so that you may represent
the truth among them and be
free from the fear of loneliness in
either world.
Only those who do not use their
reason, or who have succumbed to
plain stupidity and desires of the
flesh, are convinced that believing
men and women might harm them.
Apply to a spiritual master to stir up
your heart, and fill your eyes with
tears.
Judge your worth in the Creator’s
sight by how much space He occupies
in your heart, and your worth in
people’s eyes by how you treat them.
Do not neglect the Truth even for a
moment. And yet, “be a man or woman
among other men or women.”
Take note of and be attentive to any
behavior that causes you to love others.
Then remind yourself that behaving in
the same way will cause them to love you.
Always behave decently, and be alert.
Do not allow your carnal self to be a
referee in any contention, for it will always
rule that everyone but you is sinful and
unfortunate. Such a judgment, according
to the word of the Most Truthful, upon
him be peace, signifies your destruction.
Be strict and implacable with your carnal
self, and be relenting and lenient toward
others.
In sum: In order to preserve your credit,
honor, and love, love for the sake of the
Truth, hate for the sake of the Truth, and
be open-hearted toward the Truth.
65
61
Pearls of Wisdom
*Opposing the majority is a mistake.
This is true if the majority represents
the truth, otherwise consent is a
mistake. It is alright to oppose an
engineer in matters of medicine, just as
it is alright not to consult with a doctor
on a construction project.
*Helplessness is not only a lack of
strength and power. Many strong and
talented people are seen as helpless
because nobody has ever thought to
have recourse to them to benefit from
them.
*Neither “darkness” nor another light
can defeat those whose light comes
from them. Such sources of light will
66
62
burn on throughout their natural lifespan in spite of everything, and will
illuminate their surroundings.
*Those who act according to what they
have seen are not as successful as those
who act according to what they know.
Those who act according to what they
know are not as successful as those
who act according to their conscience.
Poverty is not only the lack of money,
for it can assume the form of a lack
of knowledge, thought, and talent. In
this respect, wealthy people who lack
knowledge, thought, and talent can be
considered poor.
*Glasses are a vehicle for the eyes,
the eyes are a vehicle for the mind,
the mind is a vehicle for insight, and
insight is a vehicle for the conscience.
*The conscience is an outlet through
which the spirit can observe, and a
vehicle through which it can see.
Humanity is a tree, and nations
are its branches. Events that
appear as heavy winds hurl
them against each other and
cause them to clash. Of
course, the resulting harm
is felt by the tree. This is the
meaning of: “Whatever we
do, we do it to ourselves.”
Nights are like arenas in which people
discover, develop, and prepare for
human happiness and serenity. Great
ideas and works always developed in
the womb’s darkness and were offered
for the benefit of humanity.
*The stomach expels food that cannot
be digested and has no benefit, and
then spits in its face. Time and history
does the same to useless people...
*Rust is the enemy of iron, lead the
enemy of diamonds, and dissipation
the enemy of the spirit. If it does not
cause its decay and ruin today, it will
definitely cause them tomorrow.
*Every flood comes from tiny drops
whose existence and size are neglected.
Gradually, it reaches a level that cannot
be resisted. A society’s body is always
open to such types of flood.
*Even if explaining knowledge and
truth to those ill-mannered and
inexperienced is as difficult as dealing
with crazy people, enlightened people
must do this duty eagerly.
*Since everyone cannot understand
clear truths on the same level, the way of
abstract description was abandoned in
favor of demonstration, representation
and personification.
*People usually complain of time and
space, whereas the fault always lies in
ignorance. Time and fate are innocent,
whereas humanity is ungrateful and
ignorant.
*Some sunny, grassy, bright roads
adorned with flowers eventually lead
to valleys of death, while other steep,
thorny paths intersect with the edge of
Heaven.
*One of the wisest sayings is: “Each
person is hidden under his or her
tongue.” An even greater one is: “If
you want a friend, God is enough; if
you want a companion, the Qur’an...”
We know the act and object of
perception but not the perceiver. The
spirit knows; the mind is a vehicle. The
spirit sees; the eye is a vehicle.
*If an action results from the mental or
natural instincts, it is animalistic; if it
results from the will or the conscience,
it is spiritual or human.
*Non-existence is a dreadful
nothingness, such an infinite and
mind-boggling field that not even one
atom of existence can be found there.
Today, people label as “fanatical” those
who are devout. Fanaticism means
insisting on false and blind persistence.
Insistence on what is right is a virtue,
and such behavior by a believer cannot
be considered fanaticism.
*Sometimes the sun appears in an
atom, a flood in a drop, and a book in
a sentence. For such a profundity, the
eye (meaning sight) is as important as
the word.
*The pen is a golden channel for the
light of thought. This light descends
from the mind to the arm, and
therefrom to the finger, and finally
comes out from the pen.
Even if the number of blind people
increases, they still cannot determine
an item’s color. Two sound eyes
destroy their consensus.
*Every tree is made up of wood. A tree
is differentiated by its fruit, and people
are differentiated by their piety.
*Every mind is like a separate knife
made from the same steel. Any
difference among them derives from
their sharpness.
*In great and magnificent nations,
dervish lodges and even gravestones are
ornamented. One can read a nation’s
concept of beauty and art on its places
of worship and its tombstones.
*Matter has no comprehension,
consciousness, feeling, or will. It is
comprised only of some laws and
particles (used to form things). What
an embarrassing mistake it is to count
it as the essence of existence.
*True philosophy is only a spiritual
and mental trouble (trial, suffering)
that appears when God arouses us to
seek wisdom.
67
63
Ideal people
Only those who overflow with love
will build the happy and enlightened
world of the future. Their lips smiling
with love, their hearts brimming with
love, their eyes radiating love and the
most tender human feelings-such are
the heroes of love who always receive
messages of love from the rising and
setting of the sun and from the flickering
light of the stars.
The anger and fury of the heroes of
love, who are distinguished with love in
treatment of others, are for discipline.
Therefore, they serve to improve others and
to bestow benefits upon the community.
Those who want to reform the world
must first reform themselves. If they want
to lead others to a better world, they must
purify their inner worlds of hatred, rancor,
and jealousy, and adorn their outer worlds
with virtue. The words of those who cannot
control and disci-pline themselves, and who
have not refined their feelings, may seem
attractive and insightful at first. How-ever,
even if they somehow manage to inspire others,
which they sometimes do, the sentiments they
arouse will soon wither.
6864
Those who strive to enlighten others,
seek happiness for them, and extend
a helping hand have such a developed
and enlightened spirit that they are like
guardian angels. They struggle with
disasters befalling society, stand up
to «storms,» hurry to put out «fire,»
and are always on the alert for possible
shocks.
People of service must resolve, for
the sake of the cause to which they
have given their heart, to cross over
seas of «pus and blood.» When they
attain the desired object, they must be
mature enough to attribute everything
to its Rightful Owner, and be respectful
and thankful to Him. Their voices and
breaths glorify and magnify God, the
Sublime Creator. Such people hold
everyone in high regard and esteem, and
are so balanced and faithful to God›s
Will that they do not idolize those
whom they praise for their services.
First of all, they understand that they
are responsible and answerable for
work left undone, must be considerate
and fair-minded to everyone who seeks
their help, and must work to support
the truth. They are extraordinarily
resolved and hopeful even when their
institutions are destroyed, their plans
upset, and their forces routed. People
of service are moderate and tolerant
when they take new wings and once
again soar to the summits, and so
rational and wise that they admit in
advance that the path is very steep. So
zealous, persevering, and confident are
they that they willingly pass through
all the pits of hell encountered on the
way. Such people are so faithful to
the cause to which they have devoted
themselves that, deeply in love with it,
they willingly sacrifice their lives and
whatever they love for its sake. So
sincere and humble are such people
that they never remind others of their
accomplishments.
Preferring the sacred cause over
all worldly and animal desires; being
steadfast in truth, once it has been
discovered, to the degree that you
sacrifice all mundane attachments for
its sake; enduring all hardships so
that future generations will be happy;
seeking happiness, not in material or
even spiritual pleasures, but in the
happiness and well-being of others;
never seeking to obtain any posts or
positions; and preferring oneself to
others in taking on work but preferring
others to oneself in receiving wages—
these are the essentials of this sacred
way of serving the truth.
Those who lead the way must set a
good example for their followers. Just
as they are imitated in their virtues
and good morals, so do their bad and
improper actions and attitudes leave
indelible marks upon those who follow
them.
One who represents any stage of
the truth must try to embody it with
honesty, trustworthiness, consciousness
of duty, a high degree of perception,
awareness of circumstances, farsightedness, and absolute chastity.
People who hold high office but lack
one or more of these virtues must be
seen as having one or more serious
defects. This is a clear misfortune for
those who follow them.
69
65
Children
Adam, the first man, and Eve, the
first woman, were created together at
the very beginning of human existence.
This indicates that marriage is natural.
Reproduction is the most important
purpose of this natural state. A
marriage made for reasons other than
bringing up new generations is no more
than a temporary entertainment and
adventure. The children who come into
the world through such a marriage are
the unfortunate products of a transient
emotion.
A nation’s durability depends on
the education of young generations,
upon their being awakened to national
spirit and consciousness and spiritually
perfected. If nations cannot raise
perfect generations to whom they can
entrust their future, their future is dark
indeed. There is no doubt that the
main responsibility for raising such
generations falls on parents.
Human generations come and go.
Those who have attained high levels of
spiritual attainment are worthy of being
considered human. Those who do not
develop their spiritual faculties, due to
their low level of education, scarcely
merit being called human. They are
7066
nothing more than strange creatures,
even though they are descended from
Adam. And their parents, to whom
they are a burden, are unfortunate to
have nurtured them.
When trees are pruned properly,
they produce fruit and their growth
improves. If they are not pruned
properly, they shrivel and become
stunted. Given this, should not each
human being, all of whom possess so
many talents and abilities, be given at
least as much care as a tree?
Those of you who bring children
into this world are responsible for
raising them to the realms beyond
the heavens. Just as you take care of
their bodily health, so take care of
their spiritual life. For God’s sake,
have pity and save the helpless
innocents. Do not let their
lives go to waste.
If parents encourage
their children to develop their abilities
and be useful to themselves and the
community, they have given the nation
a strong new pillar. If, on the contrary,
they do not cultivate their children’s
human feelings, they will have released
scorpions into the community.
Parents have the right to claim their
children as long as they educate and
equip them with virtue. They cannot
make such a claim, however, if they
neglect them. But what shall we call
parents who introduce their children to
wickedness and indecency, and cause
them to break with humanity?
Opini
Para Tokoh
Tentang
Gülen
dan Hizmet
71
67
“Anda berkontribusi
bagi perdamaian abadi dan
keamanan di rumah (tanah
air) dan di luar negeri, promosi mengenai ide-ide toleransi dan dialog antar agama
dalam pencerahanTrans
nasional sosialnya
terinspirasi oleh
Fethullah Gülen.”
(Bill Clinton
Mantan Presiden
Amerika Serikat)
7268
Bill Clinton
(Mantan Presiden
Amerika)
menjaga agar jalur komunikasi tetap terbuka
sebanyak yang kita bisa. Itulah sebabnya
mengapa komunikasi antara masyarakat
Turki-Amerika dan orang-orang Turki
begitu penting. Anda berkontribusi bagi
perdamaian abadi dan keamanan di rumah
(tanah air) dan di luar negeri, promosi
mengenai ide-ide toleransi dan dialog antar
agama dalam pencerahan Transnasional
sosialnya terinspirasi oleh Fethullah Gülen.
Anda melakukannya melalui kehidupan
sehari-hari Anda, dan Anda benar-benar
memperkuat struktur kemanusiaan kami,
serta mempromosikan ikatan budaya dan
pendidikan berkelanjutan yang mengikat
dunia kita secara bersama-sama. Saya ingin
mengucapkan terima kasih atas kontribusi
Anda bagi Amerika, atas kontribusi Anda
bagi hubungan Turki-Amerika yang lebih
kuat, serta pemahaman yang lebih baik.”
“In this interdependent
world, the fates of
people on opposite
sides of the globe are
increasingly
linked,
and it’s critical to keep the lines of
communication open as much as we
can. That’s why the communication
between the Turkish-American
community and the people of Turkey
is so important. You are contributing
to lasting peace and security at home
and abroad; the promotion of the ideas
of tolerance and interfaith dialog inspired
by Fethullah Gülen in his transnational
social movement. You do it through
your everyday lives, and you are truly
strengthening the fabric of our common
humanity, as well as promoting the ongoing Prof. Paul Weller
“Gülen
openly
opposes
cultural and educational ties that bind our
identification
of
Islam
and
world together. I want to thank you for
terror. He states that he
your contributions to America, for your
curses those, who kill innocent
contributions to stronger Turkish-American
people using religion as a
relationships, and better understanding.”
cover. He obtains support
“Dalam dunia interdependen (yang
saling tergantung) ini, nasib orang-orang from the authentic sources of Islam and
di berbagai belahan dunia semakin terkait, proposes the development dynamics,
dan hal itu penting dilakukan untuk wich is basedon the Qur’an and Sunnah.”
“Gülen secara terbuka menentang identifikasi
Islam dan teror. Ia menyatakan bahwa ia
mengutuk mereka yang membunuh orangorang tak berdosa yang menggunakan agama
sebagai kedok. Ia memperoleh dukungan
dari sumber-sumber autentik Islam serta
mengusulkan pengembangan dinamika, yang
didasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah.”
Prof. John Esposito
“it is important that Gülen›s
ideas to be known by people
both in Islamic world and in the
west.”
“Ide-ide Gülen ini sangat penting
diketahui oleh orang-orang, baik
di dunia Islam maupun Barat.”
Prof. Marcia Hermanseen
pemimpin. Tiga faktor utama di balik
kesuksesan pencerahan Gülen yang lama
kelamaan berubah menjadi proyek berskala
global: (1) signifikansi besar yang melekat
bagi profesi guru, (2) toleransi, yang memiliki
akar budaya Turki sebagai asal-usulnya dan
memperoleh bentuknya dalam pencerahan
Gülen, (3) serta tidak berharap imbalan atas
layanan (hizmet) mereka.”
“Pendidikan
sebagaimana dikatakan
Prof. Tom Boyd
Gülen, didasarkan pada
“This Education, as Gülen
said, was based on universal
nilai-nilai universal dan
values and principles of high
prinsip-prinsip moralitas
morality. They don’t just
teach children here but also
yang luhur. Di sini mereka
demonstrate on their examples what
tidak hanya mengajar anakbringing up children must be.”
“Pendidikan sebagaimana dikatakan anak, akan tetapi juga menunGülen, didasarkan pada nilai-nilai
jukkan contoh pada mereka
universal dan prinsip-prinsip moralitas
yang luhur. Di sini mereka tidak agar anak-anak harus tumbuh
hanyamengajar anak-anak, akan
tetapi juga menunjukkan contoh
besar menjadi apa.”
“Gülen is a spiritual teacher
and a leader. Three main
factors are behind the success of
Gülen movement, which in the
course of time turned into the
project of a global scale: great pada mereka agar anak-anak harus
significance attached to the profession of a tumbuh besar menjadi apa.”
teacher, tolerance, wich has Turkish culture
as its origin and obtains its form in Gülen
movement and absence of any expectations in
return of their service.”
“Gülen adalah seorang guru spiritual dan
(Prof Tom Boyd)
73
69
Prof. Dr. Thomas Michel
Saya bisa mengutip kasus
saya sendiri sebagai contoh.
Saya seorang Pendeta
Katolik, orang Amerika
yang tinggal di Roma.
Saya sudah mengetahui
anggota-anggota pencerahan yang
diprakarsai Fethullah Gülen selama
lebih dari satu dekade, dan saya dapat
menyatakan bahwa mereka secara
tulus dan mengesankan menjalankan
ajaran-ajaran pemandu spiritual mereka.
Mereka dengan hormat menyapa Gulen
“Hoca Effendi”, yang berarti “Guru”. Apa
yang ada dalam buku ini diambil dari
al-Qur’an dan Hadis, membentuk sikapsikap yang dapat digunakan orang-orang
muslim untuk mempraktekkan komitmen
keagamaan merka. Dalam membawa serta
tulisan-tulisannya yang sudah muncul di
berbagai jurnal dan wawancara, sebagaian
diantaranya belum pernah muncul dalam
bahasa Inggris, Fethullah Gülen telah dengan
baik melayani mereka yang ingin mengetahui
cita-cita yang menandai pencerahan ini.
Tariq al-Basyari
(Penasihat Mesir)
7470
Menurut saya Fethullah
Gülen menjelaskan pengalaman
sosial-keagamaan untuk Turki,
dalam setiap arti unsur-unsur universal yang
cocok untuk bangsa dan kawasan negara Islam
lainnya, dan apa-apa yang dia maksudkan dari
pengalaman sejarah dan budaya sendiri kepada
orang-orang Turki, dan untuk kelangsungan
hubungan Islami yang otentik. Dan usaha
Fethullah Gülen dengan pandangannya yang
sesuai dengan pemikiran dunia barat dalam
konteks kebudayan Islam dan aqidah dasar
yang tak terbantahkan, hal itu memberi
penjelasan kadar yang layak dalam memberi
penghormatan pada kebudayaan ini. Salah
satu hal terpenting yang berdasar pada upaya
ini adalah ajakannya untuk menyatukan
pendidikan agama dan pendidikan umum.
Serta menyebarkan budaya Islam di tengah
pendidikan postural yang sekarang tersebar.
Ajakan ini patut untuk di tanggapi dan
darinya dapat di ambil manfaat dalam berbagai
bidang pendidikan modern di negara kita dan
di masyarakat Islam yang beragam. Dan apa
yang bisa mencegah kita untuk menanggapi
panggilan ini?
Dr. Ahmed Al-Tayeb
(Mantan Presiden
Universitas Al-Azhar,
Mesir)
seperti «Siapakah kita? Dan siapa yang
lainnya? bagaimana kita berdiskusi dan
membelanya?» Barangkali seorang peneliti
Turki Fethullah Gülen, menemukan kunci
untuk masalah yang terkunci ini dimana
kunci-kuncinya telah hilang.
“Jika pada abad
modern muncul seorang
warga Turki yang
Prof. Dr. Muhammad
radius pengaruhnya
Imarah (Pemikir
Islam, Mesir)
demikian luas secara
Akal -dalam budaya Islamglobal, Gülen atau nama
adalah cahaya Allah yang di
simpan dalam hati.. dan Ustaz Fethullah
lengkapnya Muhammad
Gülen adalah buah yang baik dari
Fethullah Gülen adalah
buah-buahan kebudayaan ini. Dia telah
menggabungkan antara kebijaksanaan
salah satu di antaranya.
akal dan kearifan hati. Karena al-Quran
Gelar Hocaefendi (guru/
telah meresap dalam pemikiran dan
kehidupan, maka jadilah dia kata-kata
imam yang dihormati) telah
yang baik. Akarnya menancap dan
cabangnya terhampar, memberikan melekat dalam dirinya menjadi
buahnya pada setiap musim dengan
seizin Allah. Karena wahyu Al-Qur›an testimoni baginya sebagai tokoh
selalu menghubungkan antara iman
spiritual kelas tinggi.
dan amal, maka kalimat-kalimat
Tuhan yang ada di alam semesta ini
telah menjelma menjadi bangunanbangunan yang tinggi dan
Perkara yang tidak diragukan kehidupan yang subur. Dengannya
lagi adalah pentingnya pembaharuan, untuk berkembang banyak bagian dari
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan planet tempat kita hidup ini.
(Ahmad Syafi’i Ma’arif)
75
71
Prof. Dr.
Beliau ini bukan hanya seoNadia Mustafa
(Universitas
rang pecinta Rasulullah Saw,
Kairo / Mesir)
seorang Muthi’ kepada Allah,
Saya
mengenal
pemikiran
Syaikh
Fethullah
Gülen
seorang penghayat keindahan
melalui prestasi lembaga yang dia
akhlaknya Rasulullah, tapi
wujudkan menjadi kenyataan, dan dari
beliau mampu menerapkannya ke para tokoh yang membawa pemikiran
ini kepada misi kemanusiaan di dalam
dalam situasi abad 20 dan 21 atau
di luar Turki. Dia adalah seorang
yang sebenarSyaikh yang ahli ilmu fikih, pemikir,
nya penuhtantangan dan tidak berpengetahuan luas dan seorang
pembaharu yang di kelilingi oleh hati
subur untuk hidupnya nilai
dan pikiran generasi Turki yang haus
untuk
melakukan pembaharuan dunia
Rasulullah, tapi beliau
dan agama mereka. Mereka semua,
mampu membikin satu
Fethullah Gülen dan murid-muridnya
pencerahan pendidikan dan berlomba-lomba mengabdi pada agama
Islam dan seluruh dunia dalam bingkai
kebudayaan yang luar
baru yang terbentang dari Turki ke negri
Muslim
lain dan seluruh dunia. Dia
biasadi seluruh dunia,
menggabungkan ilmu pengetahuan dan
saya mendengar
iman, pemikiran dan gerakan , akal dan
hati nurani, jasad dan rohani. Pemikiran
sampai hampir
Fethullah
Gülen dan kesungguhan hizmet
160 negara.
(pengabdian) terfokus pada pembangunan
Emha Ainun Nadjib
7672
masalah politik.
Dr. Jill Carroll
(University - Texas /
USA)
Saya menyaksikan banyak
dari inisiatif yang dilakukan
oleh komunitas di Amerika Serikat, karena
saya menulis tulisan khusus mengenai
Fethullah Gülen ... Dia tidak mengadopsi
kuliah-kuliah, ceramah dan bukubukunya tentang pemikiran barat dalam
hal pemisahan agama dan negara. Namun
demikian, pemahamannya selaras dengan
peran agama dengan metode yang sama
yang dipraktekkan di beberapa daerah di
negara Barat. Pencerahan Gülen telah sukses
besar di Barat. Hal ini dipahami bahwa
peran agama adalah untuk membersihkan
individu. Dan ini hanya terjadi ketika orang
hidup - kelompok dan individu – berdasar
iman atau keutamaan dengan bentuk yang
efisien. Oleh karena itu, orang-orang “gila”
berinisiatif membentuk masyarakat sipil, dan
menyatukan semua manusia yang berdasar
pada prinsip-prinsip. Ini sudah tentu sesuatu
yang luhur. Ini adalah kesaksian yang benar
generasi manusia. Dia adalah poros dari tentang iman yang memotivasi orang lain
semua pembaharuan yang di terus menerus untuk mengadopsi nilai-nilai kemanusiaan
dengan jalan pendidikan yang di mulai dari jauh di dalam hati dan pikiran mereka.
masalah agama, sosial masyarakat sampai
Prof. Dr. Greg
Barton (Universitas
Monash,Melbourne
/ Australia)
Toleransi, inklusivitas,
cinta dan kasih sayang adalah unsur dasar
pemikiran Gülen ... bahwa setiap studi
tentang tulisan Gülen mengungkapkan
tingkat penetrasi unsur-unsur ini ke jantung
ide-idenya. Atau dengan kata-kata yang
lebih baik, yang tumbuh dari jantung ideidenya itu. Dan diantara yang menyinari
jiwa bahwa perkaa tersebut sangat
dalam dan bukan sekedar pakaian luar.
Dengan cara yang sederhana, Gülen
mengetengahkan cinta dengan mensifati
jantung Islam yang dalam. Oleh karena
itu, dia menjelaskan unsur pokok
dalam tasawuf dimana kejeniusannya
tercermin dalam menerjemahkan
semangat Islam. Dan karena itu
segala perbuatannya menjadi pusat
bagi apa saja yang ada di sekitarnya.
Dr. Ammar Jidel
(Universitas
Aljazair,
/Aljazair)
Ustaz Gülen ingin menyatukan
umat dengan sentralisasi pemikiran
yaitu pemikiran “al-khidmah alimaniyyah». Yang berarti bahwa
77
73
setiap orang bergerak di
tempat dimana dia hanya
mengabdi untuk iman. Jika
anda ingin mendapatkan
pemikiran
seseorang,
maka saya katakan bahwa
Fethullah Gülen menyamai
khidmah imaniyyah. Lebihlebih Fethullah Gülen
mengakui bahwa khidmah
imaniyyah adalah jalan
umum. Maka dari itu dia
menganjurkan setiap orang
untuk menempuh jalan ini
karena merupakan jalan umum.
Dia tidak menginginkan menjadi
pengganti bagi yang lain dan
bukan pengganti yang lain.
Dr. Salman alAudah (Arab
Saudi)
7874
Ustadz
Fethullah
Gülen sekarang hidup di Amerika.
Tapi pada saat yang sama ia tinggal
di Turki, ruhnya ada di Turki. Disana
ada banyak pengikut dan muridmurid yang mengambil manfaat dari
ruh mulia yang datang dari Fethullah
Gülen...rumah sakit, sekolah-sekolah
dan masjid...sesuatu yang menakjubkan.
Semuanya kembali kepada ruh yang
di tebarkan oleh orang ini, Fethullah
Gülen. Dia adalah penempuh jalan
iman, tasawuf murni, jauh dari berlebihlebihan dan penyimpangan, ahli dan
pemerhati fikih dan ahli hadis. Dia
juga ahli sastra, penyair, pendidik,
filosof, pemikir dan pengkhotbah.
Dia menghadiri ribuan pengajian.
Namun dia menghentikan pengajianpengajiannya dengan tenang dan
meneruskan pekerjaannya yang tenang
dan berpengaruh itu. Kami menemukan muridmuridnya, jejaknya, dan kemampuannya
dalam memberi pengaruh. Oleh karena
itu dia di sebut sebagai bapak “al-Islam
al-Ijtima’i”(bapak Islam Sosial) Turki,
bapak “Islam al-Wa’dhi”. Kerakusannya
disini pada ruh Islam dengan kesadaran
kuat. Dan pada waktu yang sama dia
rakus dalam ilmu sipil modern. Kami
di hadapkan pada pengalaman unik
yang tidak di temukan di dunia arab,
bahkan mungkin di kebanyakan negara
di dunia. Sejumlah lembaga perusahaan,
media, ekonomi, pengajian, pendidikan,
masjid, sekolah dan ribuan sekolah di
dalam dan diluar Turki. Bahkan hal ini
di Turki sendiri adalah sesuatu yang
menakjubkan.
Dr. Pakinam
al-Syarqawi
(Universitas Kairo
/ Mesir)
Saya berpikir bahwa kata
sandi dalam keberhasilan
pencerahan
Fethullah
Gülen tidak hanya dalam mengadopsi nilainilai keikhlasan, pengorbanan, dll. Itu semua
sangatlah penting. Tapi saya berkeyakinan
bahwa hal tersebut juga merupakan pemikiran
penyeimbang antara dua pemikiran yang
mengatur kehidupan kontemporer kita di
dunia Arab pada khususnya dan dunia Muslim
pada umumnya. Antara ilmiah dan agama,
antara sekuler dan religius, antara timur dan
barat, antara hati dan pikiran, antara emosi
dan logika. Ide keseimbangan antara kedua
pemikiran ini disertai dengan menjunjung
tinggi nilai pekerjaan. Saya pikir ini adalah
kunci rahasia dalam pengalaman Gülen.
Dan gagasan bahwa perpencerahan ini bisa
menjadi pendorong, dan saya pikir hal ini
adalah titik yang membedakan pencerahan
ini dengan pencerahan lain.
Dr. Ibrahim
al-Bayoumi
Ghanem (Pusat
Penelitian Sosial
- Kairo Mesir)
Akal -dalam budaya
Syaikh
Muhammad
Islam- adalah cahaya
Fethullah Gülen telah
Allah yang di simpan
memenuhi kualifikasi sebagai pengkhotbah
yang sukses. Dia mempunyai keahlian
dalam hati.. dan Ustaz
kepemimpian yang di sukai. Dia mempunyai
Fethullah Gülen adalah
pemikiran yang sama dengan Muhammad
Abduh, kepandaian al-Imam Said Nursi,
buah yang baik dari
dan pencerahan al-Imam Hassan al-Banna
buah-buahan kebudayaan
dan gairah Sayyid Qutb . Dia mengambil
semua keahlian-keahlian dari tokohini. Dia telah menggabung
tokoh tersebut dan menyandarkan
diri pada mereka. Dialah Muhammad
kan antara kebijaksanaan
Fethullah al-Basim. Murid-muridnya
akal dan kearifan hati.
selalu tersenyum dan bekerja, tetapi
dia jarang tersenyum. Perkatan dan
Karena al-Quran telah
khotbah-khotbahnya bernada tinggi
dan selalu dibasahi air mata. Kedua meresap dalam pemikiran dan
matanya selalu begadang dan di
kehidupan, maka jadilah dia
penuhi tangisan karena banyak
kata-kata yang baik.
bersimpati dan merasa kasihan atas
kondisi umat Islam dan manusia
modern pada umumnya.
Prof. Dr. Muhammad Imarah
(Pemikir Islam, Mesir)
79
75
“Hingga saat ini sebagian
Abdurrahman
besar orang tidak tahu pasti
Wahid (GusDur)
jika seorang tokoh intelektual
“Saya rasa mengenai
pendidikan, kita bisa
Islam asal Turki, Fethullah
belajar dari pengalaman Said
Gülen, terpilih sebagai tokoh
Nursi dan Fethullah Gülen di
Turki
yang lebih menekankan pada
intelektual dunia paling top
pembentukan akhlak yang mulia.
melalui jejak pendapat
Ini sesuatu yang sangat penting
apalagi bagi bangsa Indonesia, karena
dalam pencarian 100
sekolah-sekolah kita ini sekarang
tokoh pemikir terkemuka
hampa moral. Kehampaan moral
ini
telah mengakibatkan terjadinya
dunia. Gülen adalah
berbagai pelanggaran yang ada di
seorang penlis lebih
masyarakat, maraknya korupsi dan
berbagai penyelewengan yang dilakukan
dari 60 buah buku,
birokrasi merupakan salah satu akibatnya.
menang telak atas
Ini menunjukkan bahwa ada krisis di
dalam
dunia pendidikan kaum muslimin
hasil survei yang
di Indonesia. Karena itu saya rasa belajar
bagaimana
mengembangkan akhlak yang
diselenggarakan
baik dalam pendidikan kita menjadi sangat
olehBritish
penting. Kita di Indonesia harus belajar dari
teman-teman di Turki.”
Magazine,
(The Guardian,
23 Juni 2008)
8076
demikian luas secara global, Gülen atau
nama lengkapnya Muhammad Fethullah
Gülen adalah salah satu di antaranya. Gelar
Hocaefendi (guru/imam yang dihormati)
telah melekat dalam dirinya menjadi
testimoni baginya sebagai tokoh spiritual
kelas tinggi. Wawasan keislamannya yang
membuana telah jauh menembus batas-batas
wilayah Turki, bumi kelahirannya. Gülen
tidak saja piawai dalam menyampaikan
pesan-pesan Islam dan kemanusiaan via lisan,
tangannya juga sangat terlatih dalam kerja
tulis-menulis. Dia seorang pendidik, pemikir,
penulis, penyair, dan pengilham. Dengan
demikian, antara lidah dan tangannya telah
terjalin kerja sama yang apik dan sangat
produktif. Bahasanya yang lembut dan santun
langsung menembus hati pendengar dan
pembaca karyanya. Pengetahuannya tidak
hanya berkutat pada khazanah keislaman,
ilmu modern, dan filsafat Barat, khususnya
pemikiran Immanuel Kant telah lama jadi
sahabatnya. Gülendikenal sebagai seorang
yang ikhlas dalam perilakunya.”
K.H. Ir.
Sholahuddin
Wahid
Prof. Dr. Ahmad
Syafi’i Ma’arif
“Jika pada abad modern
muncul seorang warga Turki
yang radius pengaruhnya lil
“Bila kita baru pada taraf
alamin,
bicara tentang Islam rahmatan
para aktivis Hizmet
telah mewujudkan Islam rahmatan lil
alamin dalam perbuatan di seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Mungkin Hoja
Affandi (Fethullah Gulen) dapat disamakan
dengan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari
dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad
Dahlan. Ketiganya berkekuatan luar biasa
memengaruhi masyarakat. Hanya dengan
tokoh profetik semacam itu agama Islam di
Indonesia akan menjadi sumber inspirasi dan
penggerak dalam membenahi bangsa dan
negara Indonesia.”
Dr. KH. Said Aqil
Siroj, MA (Ketua
Umum NU)
Fethullah Gülen Hocaefendi
yang saya kenal adalah sosok
ulama kharismatik. Megingatkan kita pada
perjuangan ulama sejati yang mengedepankan
prinsip-prinsip Al-Qur›an dan Sunnah,
dengan tampilan yang mengikuti modernisasi
dan tekhnologi. Fethullah Gülen juga saya
kenal sebagai seorang pemikir dan tokoh
pencerahan, penyuara bagi perdamaian,
toleransi serta dialog antar agama dan antar
peradaban.
Ustadz Yusuf Mansur
«Alhamdulillaah saya diizinkan Allah melihat dan
mendengar rekaman tausiyah
beliau tentang Rasulullah Saw.. Tentang
bagaimana kecintaan Rasulullaah terhadap
kita, dan bagaimana kecintaan kita kepada
Rasulullah Saw. Yaaa Allah, penjelasan
yang penuh cinta yang saya dengar, yang
saya lihat, dari beliau. Bukan saja hadirin
yang hadir langsung yang menangis. Tapi
“In any event,
saya dan banyak lagi yang lain yang ikut
menangis. Padahal kami tidak mendengar
it is a unique and
dan melihat langsung. Sejak itu saya
highly successful manifespribadi mulai mencintai Syeikh Fethullah
Gülen, seakan-akan guru saya sendiri
tation of flexible, modern
yang mengajarkan langsung. Saya pun
Islam in a globalised
mulai membaca buku-bukunya, dan
berusaha mencari tau tentang beliau dan
setting, and it is likely to
tentang perjuangannya. Subhaanallaah.
have a lasting impact on the
Ternyata saya menemukan begitu
banyak mutiara, begitu banyak harta
modernisation of Islam and
karun. Saya menemukan spirit bukan
saja dalam membangun individuits opening to engagement
individu. Tapi juga spirit membangun
with Western ideas.”
dunia! Dunia Islam yang didasari
atas cinta, kasih sayang dan berbagi
manfaat. Menyenangkan sekali bisa
(International Herald Trimenjadi keluarga besar. Muridmuridnya beliau, memetik langsung
bune, 8 January 2008)
maupun tidak langsung pelajaran
dan pemahaman tentang Islam dan
kehidupan dari beliau.
Harapan saya, saya
diberikan izin oleh Allah mencium
81
77
tangannya Syeikh Fethullah Gülen, dan
mencium pipinya, memeluk badannya. Supaya
saya bisa turut mencintai Rasulullah Saw.
sebagaimana beliau mencinta Rasulullah Saw..
Dan saya pun kepengen turut menjadi bagian
dari perjuangan beliau sejangkau saya bisa
menjangkau, di Indonesia sini maupun di
negara-negara yang saya bisa menjangkaunya.
Salam dan doa saya untuk beliau dan seluruh
keluarganya, orang-orang tuanya, anak-anak
keturunannya. Tidak pernah saya lupakan
tangisan cinta beliau saat menyampaikan
tausiyah tentang Rasulullaah. Semoga
Rasulullaah mencintainya, dan memberinya
syafaat yang dikuasakan Allah pada Rasulullah
Saw. untuk Syeikh Fathullah Gülen dan
seluruh orang yang beliau kasihi
Prof. Dr. Yusny Saby
Saya yakin bahwa Hocaefendi
telah berusaha menjadi
Pewaris Nabi yang sejati.
Keteladanan yang dibangunnya
telah memberi inspirasi
jutaan umat untuk berbuat dan berbuat
untuk kepetingan bersama. Tidakkah kita
juga tergerak untuk mengikutinya dan
berbuat serupa sesuai lingkungan dan
potensi kita?? Semoga Allah meridhainya.
8278
Prof. Dr.
M.Amin
Abdullah
Rektor UIN
Jogjakarta
M. Fethullah Gülen,
sosok pemikir Muslim kontemporer,
yang dapat berpikirprogressif,
melintasi batas sosial, budaya dan
negara. Pemikirannya memberi
inspirasi banyak anak muda di seantero
dunia, bagaimana menampilkan sosok
manusia muslim era global dengan
tetap menjaga identitas-keislaman (alasalah), namun tidak anti modernitas
(al-mu›asirah).
Prof. Dr. H.
Zamroni (Mantan
Dirjen DIKTI
DEPDIKNAS RI)
“..Kalau kita mencermati,
mengkaji, penulis M. Fethullah Gülen itu
beliau adalah peribadi yang sangat santun,
dia sangat lembut, peribadi yang tidak punya
kedengkian, dan rasa dengki, rasa benci,
orangnya tidak punya, dia sosok peribadi yang
penuh dengan kecintaan dengan siapapun
juga, dan inilah yang menjadikan bahwa
bangsa Turki (saat ini) bisa maju dengan
cepat karena tanpa dengan kebencian itu.”
83
79
Emha Ainun
Nadjib
(Budayawan)
“Saya pengagum
beliau,
karena
beliau
mampu
melakukan apa yang saya tidak
mampu lakukan. Beliau ini bukan
Dia menjelaskan unsur
seorang penulis, saya seorang
penulis, tapi beliau mampu
pokok dalam tasawwuf
menghasilkan buku besar, dan saya
dimana kejeniusannya tercer- tidak pernah mampu menghasilkan
buku sebesar ini. Artinya beliau
min dalam menerjemahkan
ini bukan hanya seorang pecinta
semangat Islam. Dan kare- Rasulullah Saw, seorang Muthi’ kepada
na itu segala perbuatannya Allah, seorang penghayat keindahan
akhlaknya Rasulullah, tapi beliau
menjadi pusat bagi
mampu menerapkannya ke dalam situasi
abad
20 dan 21 yang sebenarnya penuh
apa saja yang ada
tantangan dan tidak subur untuk hidupnya
di sekitarnya.
nilai Rasulullah, tapi beliau mampu
membikin satu pencerahan pendidikan dan
kebudayaan yang luar biasa di seluruh dunia,
Dr. Greg Barton
saya mendengar sampai hampir 160 negara.
Dan itu saya kira menurut saya, para aktivis
(Universitas Monash, sosial muslim di seluruh dunia itu tidak ada
yang mampu menyaingi beliau di dalam soal
Melbourn)
/
dakwah bil hal melalui pendidikan PASIAD
Australia)
ini.”
8480
Ahmad Ganis
(Pengusaha)
«Beribu buku, multi
media, youtube dan jurnal
di seluruh dunia menulis
tentang inspirator Hizmet,
Fetullah Gülen, dia bukanlah «Imam»
layaknya seorang da’i umumnya. Dia adalah
refleksi cahaya akhlakul karimah sayyidina
Muhamad Rasulullah Saw. mencurahkan
seluruh hidupnya berda›wah dengan
keteladanan hidup Islami,kedamaian,
menghantar Islam rahmatan lil ‹alamin.
Islam pembawa rahmat dan kedamaian untuk
seluruh alam semesta, membaca tulisantulisan Hodjaefendi Fetullah Gülen dalam
beberapa buku-bukunya sudah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia sungguh sangat
mencerahkan fikiran dan menenteramkan hati
kita. Dari pengamatan saya hizmet bukanlah
layaknya organisasi Islam tetapi lebih bersifat
jaringan ukhuwwah international orangorang seiman yang semata mata mencari
keridhaan Allah Swt.
Buku-Buku
Gülen
Dalam Bahasa
Indonesia
85
81
“Allah Swt. tidak akan menghinakan suatu umat yang
mulia, kecuali jika mereka telah mengubah kemuliaan mereka
sendiri menjadi kesewenang-wenangan. Oleh karena itu, setiap
penguasa yang ingin tetap jaya dalam kekuasaannya, maka ia harus
menjaga budi pekertinya yang mulia. Karena tanpa itu semua, ia
tidak akan lama dalam kekuasaannya” (M. Fethullah Gülen)
-Menapa saya hidup miskin, sementara teman saya kaya?
-Mengapa wajah saya jelek, sementara banyak orang yang ganteng
dan cantik?
-Mengapa saya Islam, sementara ada tetangga saya yang nonmuslim?
Inikah suratan taqdir?
Jawaban semua pertanyaan di atas akan Anda ketemu
di buku ini. Buku yang ditulis oleh pemikir Islam asal Turki
ini menguraikan dengan sangat rinci dan jelas konsep taqdir
berdasarkan Al-Qur›an dan Al-Sunnah.
8682
“Yang penting bagi kita adalah bahwa meskipun berbeda
madzhab dan pandangan, kita beriman kepada Tuhan yang sama
Esa, dan Rasul kitapun sama, kitab suci kita sama, kiblat kita sama,
serta jalan kita sama. Jadi kita bisa membangun kesatuan diatas
logika yang sehat, bukan sekedar berlandaskan emosi. Sejumlah sendi
yang sama-sama kita miliki bisa mewujudkan persatuan diantara
kita. Adapun anggapan adanya perselisihan (diantara kita) tidak lain
adalah bisikan nafsu amarah belaka”. (M. Fethullah Gülen)
Melalui buku ini Fethullah Gülen Hocaefendi mengajak
seluruh kaum muslimin untuk melakukan dialog dan bertukar
pandangan, sekaligus memberi solusi terbaik mengenai beragam
akar persoalan tersebut. Sebanyak 57 pertanyaan yang disodorkan
kepadanya beliau jawab dengan jujur, solutif, dan integratif. Buku
ini tidak hanya menjelaskan Islam sebagai wajah yang santun dan
dinamis, tapi juga menunjukan bahwa Islam senantiasa menebar
rahmat dan kebaikannya bagi semesta alam.
87
83
Buku dakwah karya Fethullah Gülen Hocaefendi ini bukan
hanya sekedar karya tulis semata, apa-apa yang telah dituangkan
dalam buku ini sebenarnya merupakan sebagian dari sejumlah
pengalaman beliau saat berdakwah. Dalam pandangannya, dakwah
ibarat helaan nafas yang kita hembus setiap hari yang senantiasa
membangkitkan kualitas hidup keimanan kita. Karenanya dakwah
harus mengandung ajakan yang berisi, berbobot serta menarik dan
menyentuh bagi para pendengarnya. Menariknya lagi, pemaparan
sederhana namun menyentuh adalah poin lebih dari buku dakwah
ini.
Pengabdiaannya yang tulus dan ikrarnya untuk senantiasa
berada di jalur dakwah yang kini telah tertuang dalam bentuk buku
ini seolah mengajak kepada kita untuk ikut berada disampingnya
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar seraya membimbing kita
beberapa pijakan atas beberapa hal mengenai alasan kuat penegakan
dakwah, tuntutan praktis agar dakwah berhasil dengan gemilang,
serta keteladanan dalam berdakwah sebagai motivasi untuk semakin
mengukuhkan kita dalam berdakwah.
8884
Tidak ada waktu lagi untuk kita mengubah dan memperbaiki
diri sebelum kita menghadap Sang Ilahi selamamnya. Hidup kita
harus kita penuhidengan tindakan dan prilaku yang terpuji sebagai
implementasi hakikat kemanusiaan dan kedudukan kita yang
mulia. Seorang pemikir Turki, M. Fethuulah Gülen, dalam buku
ini menyadarkan kita untuk memeknai hidup dengan penuh erti.
Modal utama agar kita bisa memahami kemajmukan latar belakang
manusia adalah cinta dan toleransi. keduanya mengantarkan kita
sebagai manusia untuk menjadi manusia seutuhnya, Baik di hadapan
manusia maupun sangkhaliq. Dengan modal cinta dan toleransi,
diharapkan kita tidak mudah mencela orang, tidak mudah berdusta,
tidak mudah merugikan orang lain, tidak mudah memperkosa hakhak saudara kita, malu berbuat korupsi, malu bertindak curang, dan
lain sebagainya.
Harapan kami buku ini menjadi salah satu sebab perubahan
diri dan bangsa kita untuk menjadi manusia sejati sebagaimana
kedudukannya yang tinggi.
89
85
“Andaikata tersedia sesuatu yang baru di lingkungan alam
semesta yang bernilai fana ini, maka Al-Qur’an akan menghidupkan
segala yang akan punah. Al-Qur’an juga akan memberi warna pada
siapapun yang berpihak kepadanya..” (M. Fethullah Gülen).
Buku tafsir karya M. Fethullah Gülen ini merupakan
aktualisasi ayat-ayat Al-Qur’an sebagai inspirasi penuh solutif atas
berbagai kondisi yang kita hadapi sehari-hari. Siapapun orangnya
yang membaca buku tafsir ini alam cakrawalanya akan dibuka
dengan sajian tafsir yang lembut dan mudah dicerna. Kedinamisan
yang tersaji dalam tafsir ini mengantarkan sipembaca untuk bukan
lagi sekedar memenuhi kebutuhan hidup beragama, namun juga
dapat menggerakkan kalbunya agar semakin giat beramal dan
bekerja.
Dengan kata lain, penafsiran Penulis di dalam buku tafsir
ini merupakan segala perasaan yang timbul di dalam kalbunya yang
sesuai dengan seruan menuju ajaran Islam di masa sekarang.
9086
Buku ini sebagai cermin sekaligus mitra dialog untuk
melihat kondisi kita. Sebagai agama yang dianut mayoritas penduduk
negeri ini sejauh mana Islam
telah mewarnai kehidupan bermasyarakat dan bernegara kita.
Jangan-jangan seperti yang disampaikan Fethullah Gülen di buku
ini, kita sudah meniggalkan ajaran agama karena kitameyakini
bahwa kenikmatan dunia hamya bisa diraih dengan menanggalkan
agama. Na’udzubillah. Di buku ini dengan logis, dalam dan
universal, Fethullah Gülen memberi tuntunan kepada kita untuk
menjadikan Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat dan
bernegara. Inilah masa depan peradaban yang mulia. Yaitu ketika
hidup kita dilandaskan dan dibangun di atas fondasi dan naungan
ajaran Islam.
Kita berharap masyarakat muslim bisa menyadari bahwa
sesungguhnya ajaran Islam sudah lebih dari cukup sebeagai landasan
dan pijakan berbangsa dan bernegara. Tidak perlu melirik ideologi
lain, tidak perlu tergoda dengan faham lain, dan tidak perlu larut
dalam rayuan dogmadogma lain. Cukuplah Islam, dan peganglah ia
hingga maut menjemput.
91
87
Problem terbesar yang terjadi pada umat Islam saat ini
adalah ketika “demam kehidupan” begitu menggumpal sehingga
tidak dapat mengalirkan panasnya untuk dapat menstimulasijati
diri mereka yang memiliki begitu banyak khazanah berharga
dari keberadaan mereka, baik sebagai manusia maupun sebagai
sebuah peradaban.
Lewat buku ini, M. Fethullah Gülen, Hodjaefendi berupaya
untuk mengingatkan setiap muslim akan keberadaankhazanah
yang sangat berharga itu serta memotivasi merekauntuk mencari,
manggali, dan mambangkitkan lagi khazanahtrsubut sehingga
peradaban Islam kembali manghiasi danmanjadi spirit bagi
kehidupan umat manusia.
9288
“Zaman boleh menua dan lapuk, berbagai paham dan
ideologi boleh membusuk dan remuk. Tapi kedudukan Rasulullah
Muhammad Saw. akan selalu merekah di dalam hati kita bagaikan
sekuntum mawar yang takkan pernah kuncup untuk terus
menebarkan aroma semerbak dalam hati di sepanjang masa”. (M.
Fethullah Gülen)
Buku sirah nabi karya M. Fethullah Gülen ini amat berbeda
dengan sirrah nabi sejenis yang pernah dibuat. kepiawaiannya
mengemas pemaparan dengan pendekatan tematik menunjukkan
betapa beliau telah mampu meletakkan tradisi baru dalam gaya
penulisan sirrah nabi yang terfokus pada kajian-kajian dan analisisanalisis aspek kehidupan Nabi Muhammad Saw. Keahliannya
dalam menganalisis literatur baik dari Al-Qur’an maupun Hadits
mengantarkan buku ini tidak lagi pada corak penulisan sirrah
secara kronologis, tapi juga menghindari kisah-kisah israiliyyat.
93
89
94
95
96