Pemanfaatan kotoran ternak meniadi sumber energi alternatif dan

Transcription

Pemanfaatan kotoran ternak meniadi sumber energi alternatif dan
Arang hai'ati dan rurunannl'a sebagai stimulan pertumlruhan jabon dan sengon. Sri Komarayati
dan
1
Gustan Pari
Pemanfaatan biochar asal cangkang kelapa sarvit sebagai bahan pembawa mikroba PemantaP agregat. 7
L aksmi ta Prima S an ti dan D idi e k H adj ar G o enadi
Apiikasi pupuk organik berbasis mikoriza unruk meningkatkan hasil kedelai di daerah semi arid tropis 15
l,ombok Uta n.V[lahltuAstiko,I. R. Sastrabidal,at, S. Djauhari dailA. Mubibilddin
Pengaruh pemberian kompos ela sagu dan pupuk ABG bunga-buah terhadap P-tersedia,
sefra pertumbuhan tanam an jagung(Zea na35 L) pada lnceptis olts. Elizabetlt Kaya
serapan-P,
21
Pemanfaatan kotoran ternak meniadi sumber energi alternatif dan pupuk organik. 27
Arn aran t i, M o h arua d S a tori da n Yan t i S r i Rej e k i
Pemanfaatan biochar untuk meningkatkan produktivitas lahan kering beriklim kering. 33
Re ni
Ai Dariab
dan Neneng
L.
Nuida
Karakteristik morfologi rumput gaiah dan raja di tanah vulkanik dengan pemberian bahan
Aqni Hanifa, Tfuhannes Baptk Subaglto dan Lutojo
organik.
39
Kemampuan biocharmemeeangairpadatanahberteksturpasir. S.SutonodanNenengL.Nurida 45
Penggunaan tanamafl Vetiueia Tjqanoides L dan biocbar untuk remediasi lahan pertanian tercemar 53
limbah tamb aogemas. Amir Hamzab, Zainal Kusuma, Wani Hadi Uorno dan Barnbang Guritna
Kemantapan agreg^t setelah aplikasi biochar di tanah lempung berpasir pada pertanaman iagung di 61
lahan kering Kabupaten Lombok Utara. ^Sz wardji, Vttani Hadi (Itomo dan Sukartono
Potensi pembenah tanah biochar dalam pemulihan sifat tanah terdegradasi dan peningkatan hasil 69
jagung pada Typic Kanhapludults Lampung. Neneng L. Nurida, Acbmad Racbrnan dan Sutono
Pemanfaatan biomassa kering (kayu) sebagai bahan bakar untuk menguji kerja prototype kompor 75
biomas sa. Chris tin e. E Marnu aj a dan Lin d a Y H un ta
Pengaruh penggunaan biochar dan pupuk kalium terhadap pencucian dan serapan kalium pada 83
tanaman iagu ng. Vt/ido wati, Asnab dan Sutoy o
Perananbiochar sebagai pembenah tanah pada pertanaman f agung di tanah lempung berpasir
laaru) sem,r.lljld ropis LomboklJtan. Sakartono dan Wani Hadi Utoruo
Efektifitas pengelolaan limbah cair pada industri kayu lapis
Darui Subari, Udianslah, Bagjto Yanawiyadi
dan
di
(tand1 9l
Kalimantan Selatan'
99
Budi Setiawan
Kaiianpeningkatan pemanfaatan kotoran sapi meniadi biogas dengan metoda SWOT dan AHP
ori
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai energi alternatif melalui konversi
di
109
Desa l7angrrnsari Kecamatan Lembang. Pati Renos
the
rmal.
117
Thufik Iskandar dan Nana Dyah Siswati
Peningkatan kualitas infrastruktur ialanpadatanah ekspansif dengan pemanfaatan limbah Pertanian 123
guna mendukung pengembangan wilayah. G a lih D amar Pdn d.ulu da n S uh udi
Pengaruh residu bahan organik pada tatamzn f agung (Zea nay L) sebagai tanaman sela pertanaman 131
ubi kayu (Manihot evrlenta
L).
Titiek Islami
l
EDISI KHUSUS
Pengelolaan Limbatr Biomassa Sebagai Sumber Energr Te$adran,
Pertanian Berlaniut dan Mitigasi Femanasan Global
(Prospek Konverci Biomassa ke Biochar di Indonesia)
Seminar Nasional, 26-n Jvntzllz
di Universitas Ttibhuurana Tungadewr Mrlrrg.
Buana Sains
Yoll2 No
t
53
53-6A,20n
PENGGUNAANI TAIIAMAN Yetivetia zizanoides L. DAI{ BIOCHAR
UNTUK REMEDIASI I-AHAN PERTAI{IAN TERCEMAR
LTMBAH TAMBAI{G EMAS
A.Hamzah')rZ.
Kusuma2),
V.H.IJtomo') dan B. Gutitno
a
t) Fakuhas Pertanian, Uniaenitas Tibbwana Tungadtu,i
z)
Fakriltas Pertanian, Uniuersitas
Brau/ay
Abstract
Degadation of agticultual soils is not only due to application of over dose ferilizers and
pesticides, but also industdal and mining activities. In Indonesia thete are 713 spots of
smdl scale gold mining surounding agdcultural land, and the ptocess of amalgation is
potential for heavy metal pollution. The aim of this study was to evaluate the use of
Vetiwia {7arcifus L and biochar to remediate soils contaminated with small scale gold
111i11g tailings containing Hg and Pb.. The results indicated that soil pH decteased from 9,1
to 6-7 due to -i.irg FeSOo into cow firaflrre and biochat, and also increased soil Cotganic, N, P, K and CEC. Vietiaeia {4tnoifus gro$/o in the tailing medida showed
capability to absorb Hg and Pb from the soil and stored in the toot (FIg 88,97o/o and Pb
s7J7oA,leaves QagY.}9% and Pb 48.83W.
Kgy words:
Agriailtan land, rcnediatorplant, bio-char
Pendahuluan
Jumlah penambangan efilas raky* saat ini
di Indonesia, diperkitakan telah mencapai
713 titik yang tetsebar di beberapt wtlayth
seperti Sumateta, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Nusa Tenggata (Aspinalt
2007), dan dipe*itakan jumlah ini terus
bertambah sefuing dengan penemuan lokasi
pertambaflgan baru. Ditiniau dari aspek
sosial ekonomi, kegiatan pettambangan
efilas nkyzt telah mampu membedkan
kontribusi bagi penyerapan tenzga ker'1a
dan secata langsung iuga betdamptk pada
peningkatan kesejahteraan masyatakat di
sekitat daerah pertambangan. Namun
demikian, kegiatan tambang mkyat ini telah
menimbulkan petmasalahan baru sebagai
akibat dari proses amdagasi y^og
menggunakan logam betat. Bebetapa
wilayah tambang talryat dilapotkan telah
terjadi pencemaran yang cukup tinggi baik
pzrdatarah maupun air. Widhiyatm Q005),
melapotkan bahwa tingkat ceftBratr
merkuti GIg) di lokasi penambangat nkyat
di wilayahJtwaBttat telah melampaui nilai
ambqng batas QJAB) yang dipenyaratkao,
yatat zntaxa 1,474-30,520 ppq sehingga
dipedukan penanganan yang lebih
komptehensif diantaranya tdila}l.
mengunakan ias* tarLel.na;,"
Pennasalahan baru yang dihadapi saat
ini adalah kegiatan pertambangafl dan
proses amalagasi dilaksanakan di sekitat
areal pertanian, mengakibatkan lahan
pertanian yang tetcemat limbah tambang
emas (tailin$ tidak dapat dimanfaatkan lagr
sebagai lahan pertanian. Limbah tambang
emas akan merusak biodivetsivitas dan jika
tidak dilahkan pengelolaan dengaa tepat
akan meacemad linglungan dan Qetakibat
fitzlbag, kehidupan qpnusia dan makhluk
54
A.Hamzah, Z. Kusuma, W.H. Utomo dan B. Gudtno
hidup lainnya. Dampak 6[ffi tzriling yang
paling besat adalah perumbuhan tanatnao
/
Buana Sains
Vol
12
No 7:53-60,2072
karena ketersediaan hara tendah terutama
N, P dan C-organik, KTK setta pH yang
tinggi. Disamping rendahnya kandungan
tanafiurn temediator untuk
mengutangi polutan dipengaruhi oleh
sistim penanafivlflnya dan keragaan
tzritrnafl, teflrtamn yang bethubungan
dengan anatomis-molphologis taflatrtaf,.,
bara, faktot lain yzrlg iW,
turut
mempengaruhi pertumbuhan tarllanttrr
addala tingginya kandungan logam berat
pertumbuhan taflLman
terutama Hg dan Pb.
fisiologis dalam tanaman. Selain itu
Tinggiflya penyetaparr logam
pada
iafftgult tattairnrutr a.kan mempengaruhi
akumulasi logam berat di dalam tanah.
Namua demikian, untuk mempercepat
peoyerapan har:- termasuk logam betat
pedu dibedkan bahan amandemen berupa
biochar. Biochat adalz}r^ produk samping
yang berupa karbon hitam yang digunakan
untuk mengatasi kandungan bahan oganik
tan h pzd^ toiliug dan dihanpkan
mempercePat peryetapan logam betat.
Hasil penelitian yaflg dilakukan oleh Glaser
et al. Q002) dan Chan et al. Q007)
menuniukkan bahwa pengguoaan biochat
dapat meningkatkan ptoduktivitas tanah
melalui perbaikan sifat fisilg kimia dan
biologi tarab.. Liang et al. (2006) dan
Novak et al Q009) membuktikan bahwa
penggunaan bahan amandemen firampu
mempetbaiki sifat fisik dafl kimia tatah,
diartannya. KTK agtegasi tatlrah, Corganik tanrh dan kandungan ham tanah.
Potensi ini betkaitan dengan kataktetistik
yang dimiliki bahan
ftedalaman,
struktur, sistim perakztan dan biomassa
yung 6ilpsilkan) dan
ptoses-ptoses
tsn^ffLurr yang digunakan harus mampu
mengeksffak bahan pencemar dari beracun
menjadi tidak dan kurang beracun (EPA,
2001).
Moreno et al. Q005), mengemukakan
ada dua pendekatan yafrg digunakan
membantu tumbuhan dalam merediasi
tanah yang tetpolusi logam berat.
Pendekatan pertama dengan menggunakan
gen-gen tumbuhan atau transgenik untuk
meningkatkan tesistensi terhadap Hg dan
mempetinggi kapasitas volitilisasi.
Pendekatan kedua menggunakan larutan
yang mengandung sulfur dan tidak
bertoksis untuk menginduksi akumulasi
logam berat ke dalam iair:gan tumbuhan
yang betbiolnassa tiflggi (l\doreno et al.,
2004). Tufuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak pemberian bahan
amandemen tethadap petbaikan sifat kimia
tailing dan pengaruhnya terhadap .
perhmbuhan dan penyerapan logam betat '
(FIg dan Pb) oleh tanatuan temediatot.
amandemen,
diantanrrya pembentukan kompleks
organo-mineral dan peningkatan KTK di
dalam tznah. Penggunaan biochat sebagai
amandemen untuk perbaikan tanth sawah
mampu meningkatkan C-otganik ttnah
sebesar 4,09oh, dibandingkan abu sekam
yang harya 2,7 8o/o (I\4asulili et al., 2010).
Saat ini pengguraan tafizifran. sebagai
agen fitoremediasi betkembang cukup
pesat. Fitotemediasi merupakan
usaha
pemrnfaztan irca tanaman untuk
membetsihkan lingkungan hidup dari
bahan pencefiut. Penelitian yaog pemah
dilakukan menuaiukkan
bahwa
Bahan danMetode
Penelitian
ini
dilakukan
di
nrmah
kaca
Universitas Ttibhuwana Tunggadewi
Malang. Analisis tanah dilakukan di
Labotatodum Jutusan Tanah Fakultas
Pertanian Univetsitas Bnviiayz Malang.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
la:rir: Tailing sebagai media tanarlrt
^ntar^
didatangkan dad Lombok Nusa Tenggata
Barut, sedangkan bahan amademen berupa
biochat diptoduksi sendiri, pupuk kandang
sapi dan fenosulfat (FeSO), serta tanaman
Vxiaeria $rynoides L Percobaan dilakukan
55
A. Hamzah, Z. Kusuma, W.H. Utomo dan B. Guritno
di rumah kaca
dengan menggunakan pot
ukuran 10 kg sesuai petlakuan dan disusun
dalam tancangan acak lengkap G,At)
dengan 3 ulangan masing-masing:
/
Buana Sains Vol 12
betfungsi secara baik
=
=
=
=
Kotoran sapitFerrosulfat 100 g
Biochar*Fettosulfat 100 g
I(ototan sapi*Ferosulfat 50 g
Biochat*Fetosulfat 50 g
-2Ohad l30hari
9
Ea
'67
melihat perubahan katakteristik dan
perubahan pH tanah dan sifat kimia
lainnya. Pengamatan petubahan pH
54
€3
o,
dipisahkan
kemudian dicuci dengan aquades untuk
menghilangkan kotoran kemudian dioven
pada suhu 600C selamaT2 jarm selanjutnya
.lilakukan analisis logam berat untuk
mengetahui tingkat penyerapan logam
berat dengan AAS (Annic
Absorbtion
Sputmmeter).
Hasil dan Pembahasan
Peran baban amandenen pupuk kandang dan
biochar untuk perbaikan sifat
kinia tailing
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan pupuk kandang dan biochar
mampu menurunkafl pH tailing da;n 9,7
menjadi 6-7 pada, periode waktu 30 hari
setelah inkubasi (Gambat 1). Hasil ini
menunjukan bahwa bahan organik yang
dibedkan berupa pupuk knadang dan
biochat telah mampu berperan sebagai
perbaikan tanah. Salah satu peran bahan
organik yang saflgat penting
kandungan
adalah
asam-asam otganiknya yang
angbet-pH tiflgg1
10
:Ea6
dipanen akar dan daun
y
rpHawal r l0hari
Inkubasi dilakukan selama 30 had untuk
dilakukan selama 30 hari dengan interval
waktu 10 had. Tanaman Vetiaeia $qanoides
L ditanam langsung pada pot percobaan
dengan menggunakan stek sepaniang 25
cm. Pengamatan pertumbuhan tan mafl
dilakukan setiap minggu selama 4 bulan.
Setelah 4 bulan f.a;numafl dipanen,
selanjutnya dilakukan analisis logam berat
(FIg dan Pb) terserap. Setelah t^r.utna;n
sehingga
mempengauhi perubahan pH tanah.
Disamping itu penambahan fetosulfat
(FeSO) yang betsifat asam iuga mampu
menyeimbangkan tailing
A1
A2
A3
A4
No 1:53-60,2072
Es
o-
7
0
N2
A3
Pcrlakuan
Gambar 1. Perubahan
pH tailing
selama
inkubasi (30 hari)
Penurunan pH tanlah dapat <tilakukan
dengan menggunakan beberapa bahan
diantatanya sulfirt, asam sulfat dan bahan
organik. Penggunakan bahan organik dapat
pH tanah karena terjadi
pembentuka;tt as rn organik sebagai hasil
dad dekomposisi bahan organik. Dalam
kaitannya dengan penggunaan bahan
amandemen, tedihat bahwa penurunan pH
cukup signifikan dad pH avaJ9,7 meniadi
pH 6-7 padz 30 had setelah inkubasi.
menurunkan
Penurunan pH pada 10 hai setelah
inkubasi cukup signifikan tetlihat pada,
semua pedakuan. Kemudian telatif stabil
pada periode inkubasi hari ke 20 dan hari
ke 30 (ptH antaru 6,5-:7,5). Pemrrunan pH
ini diduga dipengaruhi oleh zdanya
penggunaan pupuk kandang dan biochar.
Faktot penyebab pelrurunan pH tanah
diduga diakibatkan bebetapa faktor,
^tatzrl
lain: (1) peningkatan konsenuasi H* hasil
disosiasi asam otganik dad hasil
intermediet dekomposisi dan metabolisme
sekunder mikrobia tanah, Q) tetjadinya
pembebasan ion H akibat pertukatan
kation pada petmukaan minetal .dan (3)
terfadinya disosiasi H* dad asam karbonat
56
A.HamzaLZ. Kusum4 W.H. Utomo
dan B. Gudtno
yang tetbentuk drri teaksi CO, sebagai
hasil tespiasi mikrcbia t^ll.uh dengan HrO.
Pola penuunan pH tanah seperti i"i iW,
t"ti"di pada tardrh liat berpasit pada pH
5,39 sebagai akibat dari peningkatan
adsotbs Cu dad 0 ke 25 mmo/kg oleh
petmukaan misel tanah $u et al., 2002;
f
BuataSains Vol12 No 1:53-60,?-072
Susilowati, 2010). Disamping toirdi
petbaikan pH tailing bebempa sifat kimia
yang latn iftut 6sningkat dimtaanya Cotganik, N, P dan K yang semulanya
tendah meniadi tinggi setelah diinkubasi
selama 30 hari
(fabel
1).
Tabel 1. Hasil analisis tailingawal dan 30 had setelah inkubasi
Pedakuan C-organik
P/o\
0,41
Awal
N-total
eA
0,13
C/N
P-Olsen
12,00
(mslks)
5,70
K-Total
(meq/100 g tanah)
0,11
30 hari setelah inkubasi
A1
3,76b
0,20 a
19,00 c
A2
A3
A4
2,53
0,22a
17,67 a
19,33 c
11,67
3,63b
a
0,20 a
0,24
t
a
40,28 a
89,45 b
7,58 a
4,38 b
96,76b
2,82a
c
5,67 d
yang diikuti humf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyatz pada
2,79
Aogk
taruf ltiiBNT 5%.
Ketetangan:
a.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
pupuk kandang dan biochar mampu
meningkatkan kesubutan tanah tailing
sehingga mempengaruhi pertumbuhan
tanatruufl temediatot. Perbaikan kesuburan
ini toirdi katena telah te{adi
pe$aikan pH tanah sehingga ikut memicu
pelepasan hata dati bahan amandemen
yang dibetikan. Handayaflto dan H^tna,h
Q00n, mengemukakan bahwa fungsi.
bahan otganik t^n^h yang penting ada'lah
menyediakan unst[ hata, penyedia energi
bagi aktivitas miktootganisme dan fauna
tanah
tffi h
sehingga memperbaiki agtegasi serta
meningkatkan kapasistas peryangga lar:iah
yurLg betkaitan dengan efisiensi
penggunaan hara.
Dad kedua bahan amandemen yang
dibedkan tetlihat pergguoaan kototan sapi
mampu membedkan peningkatan pada Coganik sebesat 3,76 dan 3,630 .
Penggunaan biochat mampu meningkatkan
P dan Il masing-masing 89,45 dan 735,4
mge/kgg untuk P, sedangkan K sebesar
4,38 dan 5,67 meq/700 g. Hal lain tedihat
pada N-total tidak berbeda nyata dengan
pembedan kotomn sapl tetapi pemberian
135,4
biochar cenderung lebih tinggi dari kotoran
sapi. Namun demikian tetlihat antara hasil
analisis tailing aural &n 30 had setelah
inkubasi tetlihat petbedaan angka yang
cukup iauh. Hasil di atas menunjukkan
bahura teriadi perbaikan hara yaag cukup
signifikan sehingga mampu meropang
pertumbuhan t^nutn n. Pe$aikan pH
tanah merupakan faktot yang sangat
penting bagi peningkatan pertumbuhan
taflo*.rirun. Betkaitan dengan penggunaao
bahan amandemen dalam petbaikan pH
tamh,
memungkinkan teqadtnya
peningkatan aktivitas biologi tanah
sehinga dekomposisi bahan otganik tanah
meningkat sehingga mempengaruhi
peningkatan uostr N, P dan K (Masulili el
aL,2010).
Disa-mping itu pembedan pupuk
kandang dan biochar akan betpetan
sebagai sumbet asam-asam otgaaik yang
mampu mengonttol kelarutan logam dalam
tanah ataupun beqpemn sebagai sumber
hata bagi tanaman. Asam-asam otganik
yang terdapat dalam bahan otganik mamPu
mengkelat unsut-uost[ metacrur dalam
A-Hamzah,Z. Kusuma, W.FL Utomo dar B. Guritno
tanah sehingga menjadi tidak betbahtya
bagltanamat.
Pngarult ?@uk kandang dan biocbar terbddsP
dan penler@an bgarz berat ohb
tanartan Vetiwia {rynoides
L
Hasil amlisis
menunjukkan bahwa
pembedan pupuk kandang dan biochat
mampu meningkatkan pertumbuhafl
iumlah anakar tanaman &n distdbusi
paniang akzu ttrramrn Vetiueria {qanoifus
(Gambat 1 dan 2). Jumlah *rakzn
/
btaaasains Vol 12 No 1: 53-60, 2OL:7
terbanyak secara berturut-hrut teqdt padia
perlakuan A1 $1,a$; A3 (8,00); A4 (6,94)
dar A2 (6,06). Disttibusi panjang akar
tefiinggi ke tendah masing-masing pada A1
Q6,33); A2 Q2,67); A3 Q2,33) dan A4
Q2,00). Hal ini mengindikasikan bahura
Vetiwia {rynoides yang ditanam sebagai
agefl fitotemediasi tumbuh secara baik
kxena telah te{adi petbaikan kesuburan
tanah.
27
6
%
G
-GCD
E
G
24
*
?2
EG
o-
21
n
tg
Gambar 2. Pengaruh petlakuan terhadap iumlah anaka;n Vetiwrai {Tanoidts
t7.o
15.O
g
nt 13.O
E
rT
E 11.O
(!
!
.E
E
=
9.0
7.O
5.O
3.0
1.O
o123456
7 A 910111213
Waktu
Gambat 3. Pengaruh pedakuan terhadap distribusi akar
58
A.Hamzah,Z. Kusuma, W.H. Utomo dao B. Gudtno
Pettnmbuhan tarr^frafl yuflg baik akan
berpengaruh pula PL&L disttibusi akax
sehingga mampu meryeraP logamJogam
berat terutama Hg dan Pb. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tanamufl Vetiwria
{qanoifus ymtg ditanam sebagai agen
fitotemediasi tailing mampu menyerap Hg
dao Pb (fabel 2).
Tabel 2. Total serapan Hg dan Pb Pada
tanamao Vetiueia {qanoides L G"g/kg)
Pedakuan
Hg
A1
14,30
33,20
20,20
29,00
A2
A3
A4
61,00
92,00
88,00
78,00
/
Buaaa.Sains
Vol
No 1:53-60,20L2
tertioggi tedihat pada perlakuan A2 dan A3
(92,00 dan 88,00 mg/kg), kemudian
pedakuall A4 dan A1 (/8,00 dan 61,00
mg/ kg). Kedua logam berat yang disetap,
taramtt Vxiaeria {rynoides mamPu
menyerap Pb lebih tinggi dibaodingkan
dengan Hg. Dati logr- betaty*ng disemp
sebagian besat didis6ifs5ikan ke bagian
talnutrr tt, teflrtama p^d^ akar. Hal fud
berkaitan dengan kamkteristik tar;rartrrarfl
Vetiaeria {qanoides L y^og memiliki sistem
petakaran yang masih sehingga frlampu
menjaring logam bemt Lebih tinggi
kemudian disimpan pada bagian akat dan
sebagian ke daun (Gambat 3). Persentase
serapan yang tedihat untuk Hg yaLf,g
tersimpan pada
Hg yang diserap tanarn n
12
tkat
sebesar
88,91oh
Vetiueia
seda4gkan pada daun 77,09o/o- Begitu pula
{7anoifus tettinggr pada perlakua;n A2 dtn
L4 sebesar 33,20 dan 29,00 nrrg/ kg,
kemudian disusul petlakuan A3 dan A1
sebesat 20,20 dan 14,30 frrg/ kg.Setapan
te{adi pada logam bemt Pb, ProPorsi
Total
tertinggi padz akar. sebesat 57,77oh
dar;-
pada daun sebesar 48,83'h.
SrT.n loga berdtdB.l lM
furd4]s
L
100
80
60
40
n
o
Gambat 4. Persentase sefapan Hg dan Pb pada tallratu^flVAiaeria {lanoidesL.
Salah satu kataktet tanumafl Vetiaena
$rynoifus adalah sistem perkxanyt yang
masih sehingga
memungkinkan
penumpukan logr- betat pada bry1zn a,kz..r
lebih besat. Hal ini seialan dengan hasil
penelitian Somsaguan et al. Q002),
mendapatkan bahwa tanaman Vetiueria
{rynoi&s mampu mengakumulasi Pb dan
ditimbun di bagian akat lebih banyak dan
pada dibagian atas selama 12 minggu. Hal
ini menuniukan bahwa tunafrtrafi Vetiaeia
{rynoifus L
merupakan tana;rnarr
akumulatot pa& hampit semua jenis
logam berat
Indmyatie (2006) mandapatkan bahwa
L memiliki
turrlrrrutr Vethnria {rynoides
A.Hmz2lh,Z. Kusuma, W.H. Utomo
dan B. Gutitno
Indeks Toleransi (IT) mencaput 120,99oh
sehingga memiliki kemampuan untuk
rnenurunkan konsenftasi BOD padt
timbah cair pabdk tapioka sebesat 992o/o,
serta COD sebesar 98,93o/o. Kopittke et ol.
Q00n dan Tiiani (2008) mengungkapkan
bahwa logam betat yang masuk ke akat
turrat:rrariL melalui ruang afltara se1 (apoplas)
melewati koteks kemudian terakumulasi
didekat endodetmis katena adapita kaspati
yang menghalangoyr. Hal irrilah yang
mengakibatkan akumulasi logam bemt
lebih besat diakar dari pada bag1an. atas
t^natrrafl (Susilowati, 20 1 0).
Pdyanto ,7ot Prayitno
Q004)
mengemukakan bahwa penyempan dan
akumulasi logam berat oleh tumbuhan
drp* dib"g meniadi tiga proses, yaitu
peflyerapan logam oleh akar, tmnslokasi
logam dari akar ke bagian tumbuhan lain
dan lokalisasi logam pad^ bagian sel
tertentu untuk menjaga ^gM tidak
meoghambat metabolisme. Efisiensi dalam
pengakumulasian Hg dan Pb daJam akat
dan kemudian ditranslokasikan ke batang
dan daun menjadi pilihan yang baik untuk
mencegah penyebaran logam berat Hg dan
Pb pada lahan-lahan pettanian.
Kesimpulan
Penggunaan bahan amandemen betupa
pupuk kandang dan biochar
ya;n.g
tambahkan dengan fetosulfat mampu
memperbaiki pH tanah 612r mgningkatlsn
kandungan N, P, K dan KTK. Ta;naman
Vxiveria {qanoidu L yang ditanam pada
tailiflgtambang emas yang dibed petlakuan
pupuk kandang dalr biochat mampu
melryetap Hg dan Pb masing-masing
sebesat 74,3-33,2 mg/kg, dan 4U92
mg/kg. Petsentase serapan Hg teninggi
pada zkqt 88,97o/o kemudian pada daun
23,540
,
tetinggi
sedangkan
untuk Pb
serapan
51,17oh pada akar dan pada daun
sebesat 48,830
.
f
59
BaanaSains Vol 12 No 1:53-60,?-012
UcapanTedma Kasih
Tedma kasih kami sampaikan kepada
Dircktost Pendidikan Ti"gg Kementetian
Pendidikan rlan Kebudayaan Republik
Indonesia atas kesempztafi yarrg dibedkan
untuk studi lanjut, sefia Labotatodum
Tanah Fakultas Petanian Univetsitas
dan ketfa
Btaw\tya, atas
safiraflya.
Daftar Pustaka
Aspinall C. 2001. Small-scale mining in
Indonesia. Intemational Institute for
Environment and Development and the
Wodd Business Council for Sustainable
Development. England.
Chan, IC Y., Zwieten, B, L. avn., Meszaros, I.,
Downie,
D. and
Joseph,
S.
2007.
Agronomic values of greenwaste biochat
a soil amendment. Australian Joumal
Soil Research 27 : 629434.
as
of
Environmeotal Protection Agency. 2001.
Brownfields technology primer: selecting
and using phytoremediation for site
cleanup. U.S. Environmental Protection
Agency. l7ashington.
Glaser, B., Irhmann, J. and Zech,
W. 2002.
Ameliorating physical and chemical
propeties of highly weathered soils in the
tropics udth charcoat A Review. Biology
and Fertility of Soils 35:279-230
Handayanto, E. dan Hairiah, I< 2007. Biologi
Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat.
Pustaka Adipura. Jakatt^. 162.
Indmyatie, E.R. 2006. Potensi Tanamao
Vetiaeia $rynioidts L dalam Remediasi
Limbah Cair Pabdk Tapioka. Disettasi.
Universitas Brawijaya. Malang.
Kopittke, P. M., Asher, CJ., Kopittke, R-4.
and Menzies, N.W. 2007. Toxic affect of
PbP+ on growth of cowpea (VU*
unguicuhta). Joumal of Environmenal
Pollution 150: 280-287.
Li*& 8., Lrhmann, J., Kinyangi D.,
Grossman, J., ONeill, B., Skjemstad, J.
O.,Thies, J., Lulzao, F. J., Peterson, J. and
Neves, E. G. 2006. Black carbon inceases
cation exchange capacity in soils. Soil
60
A. Hamzah, Z. Kusuma, !7.H. Utomo dao B. Guritno
Science Society
of
America Joumal 70:
1719-1730.
Ivfasulili, 4., Utomo, W.H. and Syelhfani.
2010. Rice husk biochat for dce based
copping system in acid soil 1. The
charactedstics of dce husk biochar and its
influence on the properties of acid sulfate
soils and rice growth in West Kalimantan,
Indonesia. Joumal of Agdcultue
Science.http: / /www. ccsenetorg/ jas.
2C[,4.
Phytoremediation of mercufy-contaminated
mine tailings by induced plant-mercury
accumulation. Envkonmental Practice
6:165-775.
Moreno, F.N., Anderson, C.W.N., Stewatd R.
B. and Robinson, B. H. 2005. Mercury
Volatization and Phytoekstraction From
Base-Metal Mine Tailing. Joumal
Envitonmental
Pollution.
www.elseviet.com,/located /envpol.
Novak, J.M., Busscher, !Q., L,aird, D.L.,
Ahmedna, M., Watts, D.W. and Niandou,
M.A.S. 2009. Impact of biochar
amendment on fertility of a Southeastem
Coastd Plain'Soil. Soil Science 774: 705-
tt2.
Buanesains Vol 12 No 1z 53-60,2012
B. dan Prayitno, l. 2004.
Fitotemediasi Sebuah Teknologi Pemulihan
Pencematan, Khususnya Logam Betat.
Priyanto,
http//ltl.bppt tripod.com. diundu tangal
1
Maret 2010.
Susilovrati, E. 2070. Pe'ilaku Timbal (Pb)
Dalam Tanah dan Penganrhnya Tethadap
I(ehidupan Bakteri Pelatut Fosfat dan
Pembahan Anatomi-Modologi Akar
Tanaman. Disertasi. Ptogram Pascasatiana.
Moreno, F.N., Anderson, C.I7.N., Steward
R-B. and Robinson, B.H.
/
Fakultas Pertanian Universias Brawiiaya.
Malang.
Tii*i
M.N. 2008. Contamination of shallow
groundwater system and soil plant transfet
of trace metal undet amended irigated
fields. Joumal Agricultural
water
management AGWAT-2678; Article in
press. 8 p.
Yu, S., }Ie,Z.L., Huang, C.Y., Chen, G.C. and
Calverg D.Y . 2002. Adsoqption-Desoption
behaviot of coppet at contaminated levest
in ted soils from
China. Joumal of
Environmental Quality 31:-1129-1136.
Widhiyatna, D. 2005. Pendataan Penyebamn
Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas
di
Daetah Tasikmalaya, Ptopinsi
-DIM.
B ar:aL Laporan Penelitiafl
Jawa