Fasal - Darul-Ilmi

Transcription

Fasal - Darul-Ilmi
-Mengupas syubhat seputar hukum biawak-
Al faqir ilal Maulal Karim:
Abu Abdil Malik Abdul A‟la
Ma‟had Umar bin Al Khotthob
-Lamongan-
Arsip www.darul-ilmi.com
‫بن الرحيم‬ٞ‫بسم ا﵁ الر‬
‫بمده تعاىل كنستعينو كنستغفره كنعوذ با﵁ من شركر أنفسنا كمن سيئات أعمالنا من يهده ا﵁ فال مضل‬٫ ‫بمد ﵁‬٢‫إف ا‬
.‫بمدا عبده كرسولو‬٧ ‫لو كمن يضلل فال ىادم لو كأشهد أف ال إلو إال ا﵁ كحده ال شريك لو كأشهد أف‬
ً
ً
ً
ً ‫َّل‬
ً
‫ين آى ىمنيوا اتػَّل يقوا اللَّلوى ىكقيوليوا قىػ ٍونال ىسد ن‬
‫) يي ٍ ل ٍ لى ي ٍم أ ٍىع ىمالى ي ٍم ىكيػى ٍغف ٍر لى ي ٍم ذينيوبى ي ٍم ىكىم ٍن يي ً اللَّلوى ىكىر يسولىوي‬70( ‫يدا‬
‫يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
ً
‫يما‬
‫فىػ ىق ٍد فى ىاز فىػ ٍونزا ىعظ ن‬
:‫أما بعد‬
Segala puji bagi Alloh yang telah memudahkan hambaNya untuk memahami
agama
yang
Ia
tetapkan,
mencari
yang
benar,
menjelaskan
dan
menepis
kedholiman, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali
Alloh Ta‟ala, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolonganNya.
‫با‬٤ ‫ كال مع ي‬،‫با أع يت‬٤ ‫ اللهم ال مان‬،‫ كىو على كل شيء قدير‬،‫بمد‬٢‫بلك كلو ا‬٤‫ لو ا‬،‫ال إلو إال ا﵁ كحده ال شريك لو‬
.‫بد‬١‫بد منك ا‬١‫ كال ينف ذا ا‬،‫منعت‬
Ini adalah sebuah tulisan sederhana yang membahas seputar permasalahan
biawak, sebagai tanggapan terhadap apa yang ditulis oleh abu turob secara khusus
dan agar menjadi pertimbangan sekaligus makalah ilmiyyah bagi kaum muslimin
secara umum.
Sebagaimana
yang
sering
ditegaskan
bahwa
persoalan
fiqhiyyah
adalah
persoalan yang begitu pelik, pembicaraan dan pembahasannya sangatlah lebar dan
panjang.
Terlebih dalam bab binatang dan hukum memakan dagingnya, maka para ulama
telah berbicara panjang lebar mengenai hal tersebut dan hampir dalam setiap
pembahasan tidak terlepas dari perselisihan.
Dan selalu nan senantiasa ibroh adalah dengan dalil sedangkan apa yang berlalu
maupun yang akan datang dari para ulama dengan ijtihad mereka maka Alloh tidak
akan mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
ً
ً
‫ً و‬
)115 ( ‫ْب‬
‫يم بًالٍ يمتَّلق ى‬
‫ىكىما يػى ٍف ىعليوا م ٍن ىخ ٍّب فىػلى ٍن يي ٍ ىف يركهي ىكاللَّلوي ىعل ه‬
ً
ً ‫ىذلً ى‬
‫َّلار ىكىال يػىنىاليو ىف ًم ٍن ىع يد ٍّك نػىٍي نال إًَّلال‬
‫بىٍ ىم ى ةه ًِف ىسبً ًيل اللَّل ًو ىكىال يى ىئيو ىف ىم ٍو ًطئنا يىغًي ي‬٨ ‫ب ىكىال‬
‫ك بأىن يػَّله ٍم ىال يي يبيػ يه ٍم ظى ىمأه ىكىال نى ى ه‬
‫ظ الٍ ي ف ى‬
ً
ً ‫بم بًًو عمل‬٥‫يكتًب ى‬
ًً
ً
‫صغً ىّبنة ىكىال ىكبً ىّبنة ىكىال يػى ٍق ىعيو ىف ىك ًادينا إًَّلال‬
‫ىجىر الٍ يم ٍحسن ى‬
ٍ ‫صال ه إً َّلف اللَّلوى ىال ييضي ي أ‬
‫) ىكىال يػيٍنف يقو ىف نػى ىف ىقةن ى‬120 ( ‫ْب‬
‫ى يٍ ى ى ه ى‬
ً
ً
)121 ( ‫ىح ىس ىن ىما ىكانيوا يػى ٍع ىمليو ىف‬
ٍ ‫بي ٍم ليى ٍج ًزيػى يه يم اللَّلوي أ‬٥‫ب ى‬
‫يكت ى‬
Berawal dari apa yang disebutkan diatas maka tidak patut bagi seorang muslim
untuk menjadikan perbedaan pendapat dalam bab ini sebagai landasan untuk
berlaku congkak dan sombong terhadap muslim yang lain, atau membangun
diatasnya berbagai macam permusuhan dan perseteruan yang tidak diketahui kapan
selesainya.
Semoga dengan muqoddimah tadi pembaca tetap sadar bahwa sebenarnya
permasalahan-permasalahan ini tidak layak dijadikan sebab pertikaian.
Apa yang kami tulis dalam rangka membantah dan menghabisi sulaiman abu
sulaim bukanlah semata-mata dikarenakan perbedaan pendapat dalam persoalan
fiqhiyyah, melainkan disebabkan kesombongannya dan cemohannya kepada yang
lain dalam kondisi siluman sendiri miskin tidak memiliki dalil maupun hujjah.
2
Arsip www.darul-ilmi.com
Hal serupa yang akan kami berikan kepada abu turob dalam rangka menanggapi
tulisannya, seandainya bukan karena itu, sebenarnya tiada celaan bagi seseorang
untuk mengikuti suatu pendapat yang ia anggap kuat, baik dalam masalah biawak
ataupun yang lain. Ucapan semisal ini sudah sering kami tegaskan berikut telah
kami sertakan dalil-dalilnya sehingga tidak perlu diulang kembali.
Kami memohon pertolongan dari Alloh untuk menjelaskan hakikat tulisan
tersebut sekaligus menguraikan kebathilan yang terkandung didalamnya, semoga
Alloh senantiasa membimbing kita semua kepada jalan kebenaran.
Diantara alasan kami menulis bantahan ini ialah:
-Sebagai nasehat, terkhusus untuk abu turob agar kembali dari kesalahannya dan
bagi kaum muslimin seluruhnya, dalam shohih Muslim:
‫بن؟ قاؿ "﵁ كل تابو كلرسولو كألئمة‬٤ :‫ "الدين الن يحة" قلنا‬:‫بيم الدارم؛ أف النيب صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‬ٛ ‫عن‬
.‫بسلمْب كعاماتوـ‬٤‫ا‬
-Tulisan abu turob memuat banyak talbis (pengkaburan) dan tadlis (penyamaran),
mau dikatakan secara sengaja maupun tidak namun hal ini menuntut adanya
penjelasan, sebagai upaya untuk menjaga fithroh manusia dan mengembalikan
mereka kepada agama Alloh yang benar.
ً ًً
ً ً ً‫ى ى ا ب ىالغه ل‬
ً ً ‫َّل‬
ً ‫اح هد كلًي َّل َّلكر أيكليو ٍاألىلٍب‬
)52 ( ‫اب‬
‫ى‬
‫ى ى‬
‫لنَّلاس ىكلييػٍن ى يركا بو ىكليىػ ٍعلى يموا أى٭بىا يى ىو إلىوه ىك ى ى ى‬
ً ً ً
ً ً‫ىى ى ا بػىيىا هف ل‬
)138 ( ‫ْب‬
‫لنَّلاس ىكيى ندل ىكىم ٍوعظىةه ل ٍل يمتَّلق ى‬
ً ‫ب ًم‬٢‫ا‬
ً ‫الر كًتاب أىنٍػزلٍناه إًلىي‬
ً ً ً ً ً ًً
ً
ً ً
‫) اللَّل ًو الَّل ًم لىوي ىما ًِف‬1 ( ‫يد‬
‫ى ه ىى ي ٍ ى‬
‫النَّلاس م ىن الظُّلي ىمات إ ىىل النُّوًر بإ ٍذف ىرٍُّّ ٍم إ ىىل صىراط الٍ ىع ًزي ًز ٍى‬
‫ك لتي ٍخر ىًج ى‬
‫اب ش ًد و‬
ً ً
ً ‫السماك‬
ً ‫ات ىكىما ًِف ٍاأل ٍىر‬
)2 ( ‫يد‬
‫ين ًم ٍن ىع ى و ى‬
‫َّل ى ى‬
‫ض ىكىكيٍ هل ل ٍل ى اف ًر ى‬
ًً
ً ‫كإً ٍذ أىخ ى اللَّلو ًميث ى َّل‬
ً
ً ً ًً
ً ً
‫س ىما يى ٍشتىػ يرك ىف‬
‫ى ى ي ى‬
‫ين أيكتيوا الٍ تى ى‬
‫اؽ ال ى‬
‫بىننا قىل نيال فىبٍئ ى‬ٜ‫اب لىتيبىػيٍّػنيػنَّلوي للنَّلاس ىكىال تى ٍتي يمونىوي فىػنىبى ي كهي ىكىراءى ظي يهورى ٍم ىكا ٍشتىػىرٍكا بو ى‬
)187(
Dan ketahuilah bahwa hal ini merupakan inti dan titik terpenting dari makalah
ini, lebih penting dari sekedar biawak itu halal atau harom.
-Tulisan abu turob mengarah kepada penetapan kaidah muhdatsah yaitu dalam
menetapkan halalnya sesuatu membutuhkan adanya dalil.
Dan sejelek-jelek perkara adalah yang baru,
Berkata Imam Abu Dawud:
‫ حدثِب عبد‬:‫ حدثِب خالد بن معداف قاؿ‬:‫ ثنا ثور بن يزيد قاؿ‬،‫ ثنا الوليد بن مسلم‬،‫بد بن حنبل‬ٞ‫ػ حدثنا أ‬4607
:‫السلمي كحجر بن يح ٍجر قاال‬
ٌ ‫بن بن عمرك‬ٞ‫الر‬
‫بل م عليو} فسلَّلمنا‬ٞ‫ {كال على ال ين إذا ما أتوؾ لتحملهم قلت ال أجد ما أ‬:‫بن نزؿ فيو‬٩ ‫أتينا العرباض بن سارية كىو‬
،‫ صلٌى بنا رسوؿ اللٌو صلى اللٌو عليو كسلم ذات يوـ مث أقبل علينا‬:‫ فقاؿ العرباض‬،‫ أتيناؾ زائرين كعائدين كمقتبسْب‬:‫كقلنا‬
‫ فماذا‬،‫مودع‬
‫ كأف ى ه موعظة و‬،‫ يارسوؿ اللٌو‬:‫ فقاؿ قائل‬، ،‫فوعظنا موعظة بليغة ذرفت منها العيوف ىكىكًجلت منها القلوب‬
ً‫ وإن عبداً حبشيّاً فِإنو من يعش منكم بعدي فسيرى اختالفا‬،‫ "أوصيكم بتقوى المّو والسمع والطاعة‬:‫تعهد إلينا؟ فقاؿ‬
‫ وإياكم ومحدثات‬،‫ فعميكم بسنتي وسنة الخمفاء المهديِّين الراشدين تمسكوا بها وعضُّوا عميها بالنَّواجذ‬،ً‫كثيرا‬
ٍ ‫كك‬
ٍ
."ٌ‫بدعة اللة‬
‫كك‬
ُّ ‫ و‬،ٌ‫محدثة بدعة‬
َّ ‫ فِإ َّن‬،‫اامور‬
Berkata Imam Muslim:
3
Arsip www.darul-ilmi.com
:‫ عن أبيو عن جابر بن عبدا﵁ ؛ قاؿ‬،‫بمد‬٧ ‫ حدثنا عبدالوىاب بن عبداَّيد عن جعفر بن‬.‫بثُب‬٤‫بمد بن ا‬٧ ‫كحدثِب‬
:‫ يقوؿ‬،‫ حٌب كأنو من ر جيش‬.‫ كعال صوتو كاشتد غضبو‬،‫برت عيناه‬ٞ‫كاف رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم إذا خ ب ا‬
‫ فإف خّب‬.‫ "أما بعد‬:‫ كيقوؿ‬.‫ كيقرف بْب أصبعيها لسبابة كالوس ى‬."‫ "بعثت أنا كالساعة كهاتْب‬.‫ كيقوؿ‬.‫صبح م كمساكم‬
."‫ ككل بدعة ضاللة‬.‫بدثاهتا‬٧ ‫ كشر األمور‬.‫بمد‬٧ ‫بدم ىدم‬٥‫ كخّب ا‬.‫بديث كتاب ا﵁‬٢‫ا‬
Padahal sebagaimana yang telah diketahui dengan seksama bahwa asal mula
segala benda di muka bumi ini adalah halal, jadi yang butuh dalil adalah
pengharaman bukan penghalalan. Selebihnya insya Alloh akan kita uraikan pada
tempatnya.
Perlu diingat bahwa perkara inilah yang menjadi bencana bagi siluman dan
orang-orang yang bersama dengannya, karena itu kami menyayangkan kenapa
musibah ini harus terulang kembali dan menimpa pada diri abu turob, padahal
sudah kami jelaskan sejelas-jelasnya dalam bantahan kami terhadap siluman badak.
Walhamdulillah.
Hal ini saja telah menjadi kesalahan yang sangat fatal karena akan mengantarkan
kepada kebodohan dan pembodohan seperti halnya awamunnas, dimana orangorang awam beranggapan bahwa binatang yang halal hanyalah yang ada nash
penghalalannya.
-Dalam tulisannya, abu turob sepenuhnya hanya menukil ucapan Addamiry yang
sekedar bergantung dan berpedoman dengan madzhab, bukan dengan dalil.
‫و‬
ً ‫َّل‬
ً ً
ً
ً ‫ىطيعوا اللَّلو كأ‬
ً
ً ‫الرس‬
ً
ً ‫وؿ ىكأ‬
‫وؿ إً ٍف يكٍنتي ٍم تػي ٍؤًمنيو ىف‬
‫الر يس ى‬
‫ىطيعيوا َّل‬
‫يكِل ٍاأل ٍىم ًر مٍن ي ٍم فىإ ٍف تىػنى ىاز ٍعتي ٍم ًِف ىش ٍيء فىػ يرُّدكهي إ ىىل اللَّلو ىك َّل ي‬
‫ين آى ىمنيوا أ ي ى ى‬
‫يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
ً
ً
)59( ‫ىح ىس ين تىأٍ ًك نيال‬
‫بًاللَّل ًو ىكالٍيىػ ٍوـ ٍاْلى ًخ ًر ذىل ى‬
ٍ ‫ك ىخٍيػهر ىكأ‬
Apakah seperti ini layak bagi seorang abu turob yang telah lama menimba ilmu
di Dammaj, sebuah markiz yang sangat identik dengan tahqiq dan tarjih dalam
bidang ilmu agama yang mulia ini?
-Abu turob banyak melakukan kecerobohan dalam menerjemahkan perkataan para
ulama dan tidak sedikit dari kesalahan tersebut telah merubah makna yang
diinginkan sehingga berujung kepada kekeliruan yang nyata.
Entah disebabkan tergesa-gesa atau memang niat jahat telah memejamkan mata
hati, yang jelas seharusnya hal ini perlu diteliti agar tidak bertentangan dengan
amanah ilmiyyah. Wallohul Muwaffiq.
ً
ً
ً ‫ْب‬
‫ب ي يموا بًالٍ ىع ٍد ًؿ إً َّلف اللَّلوى نًعً َّلما يىعًظي ي ٍم بًًو إً َّلف اللَّلوى ىكا ىف‬ٍٙ‫النَّلاس أى ٍف ى‬
‫إً َّلف اللَّلوى يىأٍ يم يريك ٍم أى ٍف تػي ىؤُّدكا ٍاأل ىىمانىات إً ىىل أ ٍىىل ىها ىكإً ىذا ىح ى ٍمتي ٍم بػى ٍ ى‬
)58( ‫ب نيعا بى ً نّبا‬٠ً‫ى‬
-Dalam menyusun kalimat, abu turob berkali-kali terjatuh dalam tanaqudh (sesuatu
yang bertentangan).
-Telah sampai kepada abu turob tentang kejahatan-kejahatan siluman cs, begitu
pula ia telah mengetahui bantahan kami terhadap mereka.
Jika abu turob menganggap apa yang kami tetapkan mengenai hukum biawak
sebagai suatu kesalahan yang harus diingkari, maka tidakkah lebih patut bagi abu
turob untuk membantah kejahatan-kejahatan mereka yang jauh dan jauh lebih
berat??
4
Arsip www.darul-ilmi.com
Seharusnya seorang mukmin harus berlaku adil dan inshof, hal itu lebih baik
daripada mendahulukan kepentingan hizb (kelompok) atau bergelimang dalam sifat
ta‟asshub yang membabi buta.
)152 ( ‫صا يك ٍم بًًو لى ىعلَّل ي ٍم تى ى َّلك يرك ىف‬
‫اع ًدليوا ىكلى ٍو ىكا ىف ىذا قيػ ٍرىَب ىكبً ىع ٍه ًد اللَّل ًو أ ٍىكفيوا ىذلً ي ٍم ىك َّل‬
ٍ ‫ىكإً ىذا قيػ ٍلتي ٍم فى‬
Sebenarnya apa salah kami terhadap abu turob? Bukankah justru kebaikan dan
kemuliaan yang telah kami berikan?
Selama berada di Yaman kami tidak pernah berburuk sangka kepadanya, dalam
menanggapi fitnah Yaman ikhwah lamongan serta ikhwah dusun bakti merekalah
yang menanggapi tulisan-tulisan abu turob dengan tanggapan yang baik.
Setelah kepulangan abu turob ke Indonesia maka santri-santri dari dusun
berbondong-bondong datang ke Bengkulu yang semua itu adalah dengan
rekomendasi dari para ustadz yang ada di sana.
Namun setelah meledaknya fitnah dzakwan mengapa seluruh kebaikan tersebut
seakan musnah dan sirna begitu saja dan berakhir dengan prasangka buruk abu
turob terhadap kami terkait permasalahan-permasalahan silam yang telah berlalu
padahal ketika abu mas‟ud berada di Yaman beliau telah meminta kepada siapa saja
yang masih memiliki ganjalan terhadap dakwah, baik yang di dusun maupun yang di
lamongan agar ia menyelesaikannya, dan abu turob termasuk orang yang tidak
mengutarakan ganjalan tersebut. Jika terus menerus seperti ini maka apa bedanya
abu turob dengan siluman badak cs??
Sebenarnya hal ini tidak masuk dalam pembahasan kita, hanya saja kami
menyinggungnya dikarenakan masih berkaitan erat dengan tulisan abu turob
seputar masalah biawak yang seharusnya abu turob berlaku tegas terhadap siluman
cs, namun ternyata malah kita yang dijadikan sasaran.
-Diantara alasan yang paling kuat adalah bahwasannya para hizbiyyun -baik para
siluman maupun anak buah mereka- sangat bergembira ria dengan apa yang ditulis
oleh abu turob.
Mereka berusaha melepas dahaga dan menyangka tulisan tersebut telah berhasil
mengobati
luka
mereka
yang
mendalam,
kemudian
mereka
menyebarkan
permasalahan ini seolah-olah seluruh apa yang telah mereka lakukan dari berbagai
kejahatan semuanya telah terhapus begitu saja.
Padahal ya Alloh.. hamba ini mengadu seraya bersaksi bahwa perbuatan mereka
benar-benar jahat dan merupakan kedholiman yang nyata.
Lihatlah ya ikhwan, betapa biadabnya kelakuan para hizbiyyun!! Kejahatan dan
kedholiman yang begitu banyak mereka ingin menutupinya hanya dengan
permasalahan biawak??
Itu jika seandainya apa yang mereka angan-angankan berhasil dicapai, akan
tetapi dengan izin Alloh kita akan melihat kenyataan yang berbeda.
Dengan keutamaan Alloh kita akan menetapkan dengan segala keyakinan bahwa
biawak adalah halal dikarenakan tidak adanya dalil yang mengharamkan, tidak yang
umum dan tidak pula yang khusus.
Dari sini kita melihat bahwa abu turob bukanlah orang yang baik, dimana
sebagian perbuatannya telah dijadikan alat untuk menaungi kebathilan namun ia
5
Arsip www.darul-ilmi.com
ridho atau mungkin justru abu turob telah bersekongkol dengan mereka. Wallohul
Mustaan.
ً
ً ‫يد الٍعً ىق‬
ًٍ ‫ىكتىػ ىع ىاكنيوا ىعلىى الًٍ ٍِّب ىكالتَّلػ ٍقول ىكىال تىػ ىع ىاكنيوا ىعلىى‬
)2 ( ‫اب‬
‫اْل ًٍمث ىكالٍعي ٍد ىك ًاف ىكاتػَّل يقوا اللَّلوى إً َّلف اللَّلوى ىشد ي‬
‫ى‬
-Alasan yang selanjutnya, kami berharap agar tulisan ini dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi kaum muslimin, dimana telah banyak tersebar baik melalui
tulisan maupun sekedar mitos bahwa biawak adalah harom.
Supaya mereka lebih mendalami permasalahan ini dengan hujjah-hujjah yang
kuat.
Sehingga jerih payah yang penuh dengan kekurangan ini memiliki sedikit andil
dalam rangka menyebarkan dan menjelaskan agama Alloh yang benar.
ً
)104 ( ‫ك يى يم الٍ يم ٍفلً يحو ىف‬
ٍ ‫ىكلٍتى ي ٍن ًمٍن ي ٍم أ َّليمةه يى ٍدعيو ىف إً ىىل‬
‫بىًٍّب ىكيىأٍ يم يرك ىف بًالٍ ىم ٍع يركؼ ىكيػىٍنػ ىه ٍو ىف ىع ًن الٍ يمٍن ى ًر ىكأيكلىئً ى‬٣‫ا‬
Wallhamdulillah…
6
Arsip www.darul-ilmi.com
Berkata abu turob:
Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan risalah ringkas ini, dengan
mengharap kepada Alloh agar memberkahinya dan mencocokan kebenaran
pada tulisan ini, dan menjadi simpanan kebaikan kami disisinya.
Kami katakan –Nas‟alullohat Taufiq-:
Semoga Alloh mencocokkan kebenaran kepada tulisan abu turob dengan
perantara bantahan yang ringkas ini, sebagaimana Alloh menampakkan kebenaran
dengan mentaqdirkan adanya kebathilan.
ً
ً ‫ب َّلق كيػب ً ل الٍب‬٢‫ا‬
ًً
ًً ً ً ٍ ‫يد اللَّلو أى ٍف يًٰب َّلق‬
ً
)8 ( ‫اط ىل ىكلى ٍو ىك ًرىه الٍ يم ٍج ًريمو ىف‬
‫ىكييًر ي ي‬
‫) لييح َّلق ٍى ى يٍ ى ى‬7( ‫ين‬
‫بى َّلق ب ى ل ىماتو ىكيػى ٍق ى ى ىدابىر الٍ ى اف ًر ى‬٢‫ا‬
ً ‫ب ٍّق علىى الٍب‬٢‫ا‬
ً ‫بل نػى ٍق ً ي‬
)18 ( ‫بَّلا تى ً يفو ىف‬٩ً ‫اط ًل فىػيى ٍد ىمغيوي فىًإ ىذا يى ىو ىز ًاى هق ىكلى ي يم الٍ ىويٍ يل‬
‫ؼ ب ٍى ى ى‬
ٍ‫ى‬
Jika abu turob mau menerima nasehat dalam tulisan ini dengan lapang dada,
insya Alloh hal tersebut merupakan barokah dari apa yang dia tulis, karena seluruh
taqdir dan ketetapan Alloh mengandung hikmah yang begitu tinggi, setiap
perbuatanNya dalam memberikan cobaan dan ujian adalah terpuji.
ً ‫س ذىائًىقةي الٍمو‬
‫يك ُّل نػى ٍف و‬
)35 ( ‫بىًٍّب فًٍتػنىةن ىكإًلىٍيػنىا تػي ٍر ىجعيو ىف‬٣‫ا‬
ٍ ‫ت ىكنػىٍبػليويك ٍم بًالشٍَّّلر ىك‬
ٍ‫ى‬
Selayaknya bagi kita semua untuk mengambil pelajaran dari kesalahan dan
kejelekan yang pernah terlewati. Wallohul Muwaffiq.
“Kami tidak membawa perkara baru dan asing bagi pembaca…”
Hal ini tidak benar, bahkan apa yang dibawa oleh abu turob adalah sesuatu yang
asing dan sebagiannya merupakan perkara baru lagi muhdats.
Dalam membedakan hukum Dhobb dan Warol abu turob membawa kaidah baru
yang bertentangan dengan kaidah-kaidah ilmu agama ini. Agar lebih jelasnya mari
kita telusuri tulisan abu turob dengan inshof.
Memang jika yang membaca adalah orang yang tidak sadar atau memiliki sifat
ghoflah (lalai) atau bahkan seorang muqollid yang jahil maka ia akan langsung
mengangguk-anggukkan kepalanya sembari membenarkan isi tulisan tersebut,
sebagaimana yang telah kita saksikan dari para pengagum abu turob.
Banyak orang telah tertipu dan menyangka tulisan tersebut merupakan tahqiq
dan telah lulus dalam permasalahan ini, padahal jika diperiksa lebih lanjut maka
akan didapati banyak keganjilan yang tidak layak bagi seorang abu turob yang telah
lama duduk dihapan para ulama, akan tetapi ketika seseorang telah mengedepankan
hawa nafsunya maka tidak ada seorang pun yang dapat memberinya jaminan dari
ancaman Alloh. Nas‟alullohal Afiyah.
‫بىٍعً ًو ىكقىػ ٍلبً ًو ىك ىج ىع ىل ىعلىى بى ى ًرهً ًغ ىش ىاكةن فى ىم ٍن يػى ٍه ًد ًيو ًم ٍن بػى ٍع ًد اللَّل ًو أىفى ىال‬٠ ‫ىضلَّلوي اللَّلوي ىعلىى ًع ٍل وم ىك ىختى ىم ىعلىى‬
‫بىوي ىى ىواهي ىكأ ى‬٥‫بى ى إً ى‬ٚ‫ت ىم ًن َّلا‬
‫أىفىػىرأىيٍ ى‬
)23( ‫تى ى َّلك يرك ىف‬
“Kami hanyalah menukil dalil dan menyampaikan kalam ulama dalam
masalah ini, bukan hasil ijtihad atau ro‟yu kami,…”
Kami mengira ucapan ini hanyalah sebagai muqoddimah yang manis untuk
menarik simpati dari para pembaca, atau sekedar menampakkan diri dengan
tawadhu‟ )merendah hati(.
7
Arsip www.darul-ilmi.com
Sesungguhnya tawadhu‟ yang terpuji ialah yang didasari keikhlasan yang
bersarang dalam hati.
Berkata Imam Muslim:
،‫ عن أيب ىريرة‬،‫ عن أبيو‬،‫باعيل (كىو ابن جعفر) عن العالء‬٠‫ حدثنا إ‬:‫ قالوا‬.‫حدثنا ٰبٓب بن أيوب كقتيبة كابن حجر‬
‫ كما تواض أحد ﵁ إال‬.‫عن رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ "ما نق ت صدقة من ماؿ كما زاد ا﵁ عبدا بعفو إال عزا‬
."‫رفعو ا﵁‬
Pengakuan diatas tidaklah benar, bahkan abu turob banyak membawa sesuatu
hasil karyanya sendiri dan abu turob juga memakai bahkan memaksa ijtihadnya.
-Dalam kaidah penghalalan abu turob membawa kaidah baru.
-Abu turob berusaha sekuat tenaga untuk mencari-cari alasan pengharaman warol,
walaupun harus memakai segala cara yang tidak diridhoi.
Mulai dari talbis, penyelewengan terjemah, menyeret binatang kepada selain
hakikatnya hingga berdusta sekalipun.
-Abu turob berijtihad dan mendhoifkan atsar Said bin Al Musayyib, padahal Imam
Ibnu Abdil Barr menyebutkan atsar tersebut dengan shighoh jazm (pasti).
-Abu turob mentakwil ucapan Imam Abdur Rozzaaq As Son‟any dan mengeluarkan
dari maknanya tanpa dalil dan qorinah.
-Abu turob menyimpulkan alasan pengharaman biawak menjadi lima alasan padahal
dari seluruh yang ia bawakan semuanya kembali kepada tiga perkara, dan abu turob
memakai cara takror )mengulang(. Ini adalah murni hasil memeras ro‟yu (akal)
belaka. Wallohul Muwaffiq.
-Abu turob berusaha menyimpulkan bahwa Imam An Nawawy termasuk ulama yang
mengharamkan biawak padahal jelas-jelas itu bukan ucapan An Nawawy melainkan
ucapan Zakariyya Al Anshory. Semua ini merupakan ijtihad yang salah.
-Seluruh kecerobohan abu turob dalam tulisan ini adalah hasil ijtihadnya sendiri.
Bahkan pada tulisan kami ini dari awal sampai akhir pembaca akan mendapati
banyak perkara yang tidak terpuji dari seorang abu turob.
Semua ini disebabkan ulah abu turob sendiri, akibat dari kedholimannya
terhadap mukmin yang lain dan dia tidak mau diajak baik, bersatu mengemban
dakwah di zaman yang kebaikan semakin sedikit ini.
‫فظلم العباد شديد الوخم‬
‫كإياؾ كالظلم مهما است عت‬
‫لتب ر آثار من قد ظلم‬
‫كسافر بقلبك بْب الورل‬
“Karena siapa kami ini, sampai berbuat yang bukan menjadi porsi kami”
Telah terdahulu bahwa apa yang diucapkan abu turob tanaqudh (bertentangan)
dengan perbuatannya.
Kemudian ucapan abu turob ini tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan kami
mendapati abu turob sering mendahului para ulama dengan mengandalkan ijtihad
dan ro‟yunya. Wallohul Mustaan.
Selanjutnya, jika yang diinginkan abu turob kita tidak memiliki hak untuk
berijtihad –yang berarti mencari yang benar dalam suatu permasalahan- maka hal
ini keliru dan menyelisihi dalil yang sangat banyak sekali.
8
Arsip www.darul-ilmi.com
ً ‫َّل‬
ً ‫َّل‬
ً ً
ً ‫ً َّل‬
ً
‫اجتىػنىبيوا ال َّلاغي ى‬
‫وت أى ٍف يػى ٍعبي يد ى‬
ٍ ‫ين يى ٍستىمعيو ىف الٍ ىق ٍو ىؿ فىػيىتَّلبًعيو ىف أ‬
ٍ ‫ين‬
‫ىح ىسنىوي‬
‫) ال ى‬17 ( ‫بي يم الٍبي ٍشىرل فىػبىش ٍٍّر عبىاد‬٥‫كىا ىكأىنىابيوا إ ىىل اللو ى‬
‫ىكال ى‬
ً ‫أيكلىئً َّل‬
ً
ً ‫ك يىم أيكليو ٍاألىلٍب‬
)18 ( ‫اب‬
‫ى‬
‫ى‬
ٍ ‫ين ىى ىد ياى يم اللَّلوي ىكأيكلىئ ى‬
‫ك ال ى‬
Dengan ucapan ini abu turob menghimbau para pembaca agar sekedar ikut
terhadap apa yang dikatakan oleh Addamiry dan berusaha menutup jalan bagi orang
yang ingin membantahnya.
Alhamdulillah kami tidak membantah tulisan abu turob kecuali dengan dalil dan
kaidah yang lebih kuat, yang diwariskan oleh para ulama kita beserta wajh
istidlalnya yang shohih, sekaligus kami akan mencantumkan nash yang shorih dari
kalam para ulama akan halalnya biawak.
“Biawak, dalam bahasa Arobnya adalah
Warol )‫(ورل‬, berkata Ibnu
Mandzur rohimahullooh di Lisanul „Arob:
.‫بمز‬٥‫اؿ ِف العدد كًكٍرال هف كأ ٍىريؤؿ با‬
‫بم أ ٍىكر ه‬١‫ كا‬.‫الرماؿ كال َّلحا ًرل‬
ٍّ ‫الوىريؿ دابَّلةه على ًخلقة الض‬
ٍّ ‫ ي وف ِف‬،‫ إًالٌ أىنو أىعظم منو‬،‫َّلب‬
‫(كرؿ) ى‬
Warol adalah semacam reptile (binatang melata), seperti bentuk Dhob
(sejenis kadal), hanya saja lebih besar dari pada dhob, terdapat di gurun
pasir dan lembah lembah bebatuan, jamaknya adalah : Aurool, Warlaan dan
Arwal. Selesai.”
Insya Alloh terjemahan yang benar: Dan jamaknya adalah Aurol untuk bilangan,
Warlan dan Ar‟ul dengan hamzah.
‫ فليس‬، ‫برذكف‬٢‫ كىو ا‬، ‫ فأما الورؿ‬،‫بلق‬٣‫ كلها متناسبة ِف ا‬،‫ كالوزغ‬، ‫ كشحمة األرض‬،‫برباء‬٢‫ الورؿ كالضب كا‬:‫كقاؿ عبد الل يف البغدادم‬
‫ كىو ال يتخ بيتان لنفسو‬،‫بية‬٢‫ ل نو ال يأكلو كما يفعل با‬،‫ فيغلب الورؿ الضب كيقتلو‬،‫ كبينو كبْب الضب عداكة‬،‫بيواف أكثر سفادان منو‬٢‫ِف ا‬
‫ب ا يضرب‬٥‫ ك‬،‫بفر‬٢‫ ل ن الظلم ٲبنعو من ا‬، ‫ كإف كاف أقول براثن منو‬،‫ كيستوِل عليو‬،ً‫كال ٰبفر لو جحران بك يخرج الضب من جحره صاغرا‬
‫ كىو ال يبتعلها حٌب يشدخ‬،‫بية العظيمة‬٢‫ فوجد ِف جوفو ا‬،‫ كرٗبا قيتل‬،‫بية جحرىا كيبلعها‬٢‫ كي في ِف ظلمو أنو يغ ب ا‬،‫بثل ِف الظلم‬٤‫بالورؿ ا‬
،‫رأسها‬
Berkata „Abdul Lathief Al Baghdaadi: Warol dan Dhob dan Harbaa
(semacam bunglon), Syahmatul Ardhi (semacam kadal), dan Wazagh
(Tokek) semuanya berdekatan bentuknya.
Adapun Warol (biawak) atau dalam bahasa lainnya Al-Hirdzaun, maka
tidak ada dalam sapta yang lebih banyak kawinnya daripadanya, dan
terjadi perseteruan keras antara dia (biawak) dengan Dhob, dan biawak
selalu mengalahkan dhob dan membunuhnya, akan tetapi tidak mau
memakannya, tidak seperti yang dia lakukan terhadap ular.
Dia itu tidak mau membuat rumah sendiri, dan tidak mau menggali
lubang untuk tempat tinggalnya, akan tetapi kerjanya mengusir dhob dari
lobangnya yang kecil, lalu dia menguasainya dan tinggal di situ, sekalipun
sebenarnya cakarnya lebih kuat (untuk menggali lobang) akan tetapi
kedholimannya mencegah dia untuk menggali. maka dari itu biawak di
jadikan perumpamaan dalam kedholiman dan kelaliman (dictator), maka
cukup sebagai tanda kebiadabannya, adalah bahwa dia merampas lobang
ular, dan menelan ular tersebut, dan bahkan terkadang jika biawak itu
terbunuh, kita dapatkan di perutnya ular besar, dan biawak tidak menelan
ular sampai dia melumat (menghancurkan kepalanya).
9
Arsip www.darul-ilmi.com
Ini merupakan terjemahan ngawur, kata (‫ )صبغرا‬lain dengan kata (‫)صغيرا‬
sehingga diartikan “kecil”, bahkan arti yang benar ialah “hina” sebagaimana dalam
firman Alloh:
ً ‫قىاتًليوا الَّل ًين ىال يػؤًمنو ىف بًاللَّل ًو كىال بًالٍيػوًـ ٍاْلى ًخ ًر كىال يٰبٍّرمو ىف ما حَّلرـ اللَّلو كرسوليو كىال ي ًدينو ىف ًدين ٍ ً َّل‬
ً
‫اب‬
‫ى ى ي ى ى ى ي ىى ي ي ى ى ي‬
‫ى يٍ ي‬
‫ين أيكتيوا الٍ تى ى‬
ٍ‫ى ى‬
‫بى ٍّق م ىن ال ى‬٢‫ا‬
‫ى‬
ً ‫بًزيةى عن ي ود كىم ص‬١‫ا‬
)29( ‫اغ يرك ىف‬
‫ىح َّلٌب يػي ٍع يوا ٍ ٍ ى ى ٍ ى ى ي ٍ ى‬
‫ارًج إًلىي ًهم فىػلىنأٍتًيػنػَّلهم ًٔبن و‬
ً ‫بم ًُّا كلىنيخ ًرجنػَّلهم ًمٍنػها أ ًىذلَّلةن كىم ص‬٥‫ود ىال قًبل ى‬
)37 ( ‫اغ يرك ىف‬
‫ٍ ٍ ٍ ٍ ى ى ي ٍ يي‬
‫ىي ٍ ى‬
‫ى ى يٍ ى ى ٍ ى ي ٍ ى‬
ً
ً ‫ك أى ٍف تىػتى ى بَّلػر فًيها فىاخرج إًن ى‬
)13 ( ‫ين‬
‫قى ى‬
‫اؿ فى ٍاىبً ٍط ًمٍنػ ىها فى ىما يى ي و يف لى ى‬
ٍ ‫ى ى ٍي‬
‫َّلك م ىن ال َّلاغ ًر ى‬
ً
ً
ً ‫ك كانٍػ ىقلىبوا‬
)119( ‫ين‬
‫فىػغيلبيوا يىنىال ى ى ي ى‬
‫صاغ ًر ى‬
ً
ً
ً
ً
ً
ًً
ًً
‫ين‬
ٍ ‫قىالى‬
ٍ ‫ت فى ى ل ي َّلن الَّل م لي ٍمتيػ ًنَّلِب فيو ىكلىىق ٍد ىر ىاك ٍدتيوي ىع ٍن نػى ٍفسو فى‬
‫استىػ ٍع ى ىم ىكلىئ ٍن ىَلٍ يػى ٍف ىع ٍل ىما آى يم يرهي لىيي ٍس ىجنى َّلن ىكلىيى ي ونى ٍن م ىن ال َّلاغ ًر ى‬
)32(
Entah lamunan apa yang memalingkan abu turob dari makna ini, sementara
banyak ayat yang semisal dengannya dan abu turob insya Alloh hafal ayat-ayat
tersebut.
Kemudian I‟robnya adalah manshub sebagai Haal (keadaan) dari dhobb dan
bukan sebagaimana yang diartikan oleh abu turob sebagai Na‟at (sifat) dari lobang.
Mungkin abu turob lupa bahwa ia telah menukil dari ensklopedi bahasa
Indonesia yang memberitahukan bahwa biawak ada yang berukuran lebih dari 3m
dan menurut abu turob sendiri ada biawak yang sampai memakan anak sapi, jika
lobang dhobb itu kecil maka bagaimana bisa biawak milik abu turob ini masuk ke
lobang tersebut??
Ini semua menunjukkan bahwa abu turob sudah mulahkbath dan ucapannya
saling berbenturan sehingga kita yakin bahwa apa yang dibawakan adalah bathil.
Walhamdulillah.
ًً ً
ًً
ً
)82 ( ‫اختً ىالفنا ىكثً نّبا‬
ٍ ‫أىفى ىال يػىتى ىدبػَّليرك ىف الٍ يق ٍرآى ىف ىكلى ٍو ىكا ىف م ٍن عٍند ىغ ًٍّب اللَّلو لىىو ىج يدكا فيو‬
.‫كيقاؿ إنو يقاتل الضب‬
Dan dikatakan bahwa biawak memangsa dhobb..”
Ini juga keliru sekaligus bertentangan dengan yang sebelumnya, seharusnya
diartikan “biawak itu pembunuh dhobb”, karena sebelumnya ditegaskan bahwa
biawak membunuh dhobb namun ia tidak mau memakannya, tidak seperti yang dia
lakukan terhadap ular.
Jadi biawak tidak memangsa dhobb tapi membunuhnya..
“Berkata Al- Jaahidh :
‫با كف ك ف اْلنساف‬٥‫ ك‬،‫ مليحة موشاة بألواف كثّبة‬،‫ ككصفو بأنو دابة ت وف غالبان بناحية م ر‬،‫برذكف غّب الورؿ‬٢‫ إف ا‬:‫باحظ يقوؿ‬١‫كا‬
.‫ كٱبرجها من جحرىا كيس ن فيو كىو أظلم ظاَل‬،‫ كيأكلها أكالن ذريعان‬،‫بيات‬٢‫ كىو يقول ا‬،‫مقسومة أصابعها إىل األنامل‬
Sesungguhnya Al- Hirzdaun itu bukan warol, kemudian dia mensifati
biawak bahwa dia itu reptile yang biasanya terdapat di ujung-ujung daratan
Mesir (kota), bentuknya bagus dan memiliki warna-warni, dan memiliki
telapak tangan seperti telapak tangan manusia, dengan jari jemari sampai
ujung kuku, dan dia bisa mengalahkan ular, dan memangsanya dengan
sangat ganas, dan mengusir ular dari lobangnya lantas dia menempatinya,
maka biawak itu sebuas-buas binatang. (binatang yang paling dholim).
10
Arsip www.darul-ilmi.com
Ini merupakan terjemah berbau talbis yang paling fatal karena berakibat
terkaitnya hukum halal dan harom dari kata-kata buas yang dibuat oleh abu turob.
Lihatlah bagaimana abu turob menyelipkan talbis dalam menerjemahkan kalimat
ini, kemudian karena takut kepergok maka abu turob kembali menulis terjemahan
yang benar dan menjadikannya dalam tanda kurung.
Dan ketahuilah bahwa antara sifat buas dan sifat dholim terdapat perbedaan
yang sangat jauh.
-Sifat buas akan menjadikan hewan tersebut dihukumi harom sesuai perincian yang
akan kami uraikan insya Alloh, sedangkan sifat dholim tidaklah menjadikan hewan
dihukumi harom.
Kalau tidak maka seluruh binatang akan dihukumi harom karena hampir tidak
ada binatang yang terlepas dari kedholiman, hal ini dimaklumi lantaran Alloh tidak
membekali mereka akal pikiran seperti yang Alloh bekalkan kepada manusia.
Alloh berfirman:
ً
ً ‫ب ٍلنىاىم ًِف الٍبػٍّر كالٍبح ًر كرزقٍػنى‬ٞ‫كلىىق ٍد ىكَّلرمنىا ب ًِب آىدـ ك ى‬
ً ‫بَّلن خلى ٍقنىا تىػ ٍف‬٩ً ‫ض ٍلنىاىم علىى ىكثً وّب‬
)70 ( ‫ض نيال‬
‫اى ٍم م ىن ال َّليٍّبىات ىكفى َّل ي ٍ ى‬
‫ٍ ى ى ى ى ى ي ٍ ى ى ى ٍ ى ىى ي‬
‫ٍ ى‬
‫ى‬
-Hewan yang berbuat dholim tidak harus buas, jika tidak maka tikus akan dihukumi
buas dan kami belum menjumpai seorang yang berakal mengatakan tikus itu buas.
Berkata Imam Al Bukhory:
‫ عن عائشة‬،‫ عن عركة‬،‫ عن ابن شهاب‬،‫ أخِبين يونس‬:‫ حدثِب ابن كىب قاؿ‬:‫ حدثنا ٰبٓب بن سليماف قاؿ‬- 1732
:‫رضي ا﵁ عنها‬
،‫ كالعقرب‬،‫بدأة‬٢‫ كا‬،‫ الغراب‬:‫برـ‬٢‫ يقتلن ِف ا‬،‫ كلهن فاسق‬،‫بس من الدكاب‬ٟ( :‫أف رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‬
.)‫ كال لب العقور‬،‫كالفأرة‬
Dari titik ini kita melihat bahwa abu turob seolah-olah ingin menyeret dan
membawa sifat dholim sebagai illah tahrim serta ingin membesar-besarkannya pada
biawak.
Ketahuilah bahwa menetapkan illah tahrim dengan alasan kedholiman tidak ada
dalilnya dan merupakan perkara yang muhdats!!
ً ‫بم ع ى‬٥‫ضي بػيػنػهم كإً َّلف الظَّلالً ًمْب ى‬
ً
ًً
ً
ً
)21 ( ‫يم‬
‫ى يٍ ى ه‬
‫اب أىل ه‬
‫بي ٍم م ىن الدٍّي ًن ىما ىَلٍ يىأٍ ىذ ٍف بو اللَّلوي ىكلى ٍوىال ىكل ىمةي الٍ ىف ٍ ًل لى يق ى ىٍ ى ي ٍ ى‬٥‫بي ٍم يشىرىكاءي ىشىرعيوا ى‬٥‫أ ٍىـ ى‬
Jika hewan yang dholim diharamkan maka kambing juga harom karena telah
berbuat dholim sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal:
‫بيعة عن دراج أيب السم عن أيب حجّبة عن أيب ىريرة قاؿ قاؿ رسوؿ ا﵁‬٥ ‫حدثنا ٰبٓب بن إسحق قاؿ أنبأنا ابن‬.‫ أال كال م نفسي بيده ليخت من كل شيء يوـ القيامة حٌب الشاتاف فيما انت حتا‬:‫صلى ا﵁ عليو كسلم‬
... :‫بدرم‬٣‫بيثم عن أيب سعيد ا‬٥‫بيعة حدثنا دراج عن أيب إ‬٥ ‫حدثنا حسن حدثنا ابن‬‫كإف رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ كال م نفسي بيده إنو ليخت م حٌب الشاتاف فيما انت حا‬
‫ أظٍلىم ًم ٍن ًذئٍ و‬:‫ ككما يقولوف‬،‫ أظٍلىم ًم ٍن ىحيٌة‬:‫ كما يقولوف‬،‫ أىظٍلىم ًم ٍن كرؿ‬:‫كزعم أن يػَّلهم يقولوف‬
.‫ب ظلم‬
ٍ ‫ من‬:‫ كيقولوف‬،‫ب‬
‫ي ىى‬
ٍ
‫استىػ ٍرعى ال ٍّ ئٍ ى‬
‫ي‬
‫ي‬
Dalam pepatah Arob mengatakan: dia itu lebih jahat dari pada biawak,
sebagaimana mereka mengatakan lebih jahat ganas dari ular, seperti
ungkapan mereka: lebih dholim dari serigala, dan mereka juga
11
Arsip www.darul-ilmi.com
mengatakan: siapa yang menutupi aibnya srigala, berarti telah berbuat
dholim (aniaya). Selesai.
Ini juga terjemahan bikinan abu turob sendiri, apa maksud menutupi aib
serigala? Kemudian siapa orang yang mau melakukannya??
Bahkan wallohu A‟lam arti yang benar ialah barang siapa yang merawat atau
memelihara serigala maka ia akan didholimi (mabni lil majhul) oleh serigala tadi,
ungkapan ini adalah pepatah atau perumpamaan bagi siapa-siapa yang mengasuh
orang jahat bahwa kebaikannya akan dibalas dengan kedholiman, sebagaimana jika
ia memelihara seekor serigala. Seperti perkataan seorang penyair:
‫بردا‬ٛ ‫كإف أكرمت اللئيم‬
‫كأنت إذا أكرمت ال رمي مل تو‬
Di Ensklopedi Bahasa Indonesia pada kata dasar Biawak disebutkan:
Biawak adalah sebangsa reptil, yang masuk ke dalam golongan kadal
besar, suku biawak-biawakan (Varanidae) .
Biawak
dalam
bahasa
lain,
disebut
sebagai bayawak
(Sunda), menyawak atau nyambik (Jawa), berekai (Madura), dan monitor
lizard atau goanna (Inggris).
Sesuai penuturan abu turob dalam rangka mengikuti pendapat sebagian ulama
bahwa pedoman dalam bab ini dikembalikan kepada orang arab, lantas mengapa
abu turob sibuk membawakan ensklopedi bahasa Indonesia yang tidak jelas
keberadaannya, atau mungkin abu turob mengambilnya dari google? Apalagi yang
disebutkan dalam ensklopedi ini justru akan menjadi bomerang baginya.
Biawak banyak macamnya. Yang terbesar dan terkenal ialah biawak
komodo (Varanus komodoensis), yang panjangnya dapat melebihi 3m.
Biawak ini, karena besarnya, dapat memburu rusa, babi hutan dan
anak kerbau.
Berkata ustadz abdul Ahad “Ini lho biawaknya siapa abu turob??”
Apa yang didatangkan abu turob ini memang aneh, mungkin dengan tujuan agar
pembaca semakin ngeri dan menggambarkan biawak itu adalah monster yang
menakutkan.
Alhamdulillah kita sebagai orang Indonesia faham tentang biawak, kita juga
mengenal yang namanya Komodo dan bahwasannya antara dua binatang ini
terdapat perbedaan yang mencuat meskipun masing-masing sama dari jenis kadal.
Dari kecil kita sering menjumpai biawak dibelakang rumah-rumah kita dan
bentuknya pun tidak seperti yang digambarkan oleh abu turob, adapun komodo
maka kita hanya mengenalnya karena komodo hanya hidup di pulau tersendiri yang
dikenal dengan Pulau Komodo.
Selain cerita diatas maka kita katakan:
Apa yang dibawakan oleh abu turob lain dan berbeda dengan apa yang kita
bicarakan, sehingga disana ada beberapa kemungkinan:
-Abu turob meyakini bahwa biawak adalah komodo, jika demikian maka silakan abu
turob mengemas barang-barangnya dan segera pulang karena abu turob tidak
megetahui pembahasan yang sedang diperselisihkan )mahallun niza‟(.
12
Arsip www.darul-ilmi.com
-Abu turob tau bahwa biawak berbeda dengan komodo, namun ia sengaja
membawakan ensklopedi ini demi membela madzhabnya maka ini merupakan talbis
(pengkaburan).
Dan inilah yang nampak dari perbuatan abu turob karena kami yakin abu turob
pasti tau dengan yang namanya biawak, lagi pula abu turob sendiri yang menukil
ucapan para ulama bahwa biawak itu hewan kecil, pokoknya tulisan abu turob ini
serba bertentangan. Wallohul Mustaan.
Tanbih:
Walaupun seandainya yang dibicarakan adalah komodo maka abu turob tetap
dituntut untuk mendatangkan dalil keharamannya.
Selanjutnya jika abu turob kembali menyeret ukuran besar dan kecilnya suatu
binatang sebagai illah dan alasan tahrim (pengharaman) maka abu turob akan
terjatuh lagi kedalam bid‟ah yang lain, dan ini tidak dapat dipungkiri lantaran abu
turob membawakan ensklopedi tadi tanpa ada tujuan yang lain.
ً ‫ قى ى‬،‫ عن عم ورك‬،‫ أىخبػرنىا س ٍفيا يف‬،‫ب َّلم ود‬٧‫ ح َّلدثػىنىا عب يد اللَّل ًو بن ي‬- 5494
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو‬
‫ يػى يق ي‬،‫ت ىجابًنرا‬
ُّ ً ‫ «بػى ىعثىػنىا‬:‫وؿ‬
‫ٍي ى‬
‫ب ٍع ي‬٠‫ ى‬:‫اؿ‬
ٍ‫ى ى‬
‫النَّليب ى‬
ٍ ‫ٍ ىى ي ى ى ٍ ى‬
ً ‫ث ًمائىًة راكً و‬
‫ص يد ًع نّبا لًيقىريٍ و‬
،‫بىبى ًط‬٣‫ش ا‬
‫بىبى ى‬٣‫ىصابػىنىا يجوعه ىش ًدي هد ىح َّلٌب أى ىك ٍلنىا ا‬
‫ىك ىسلَّل ىم ثىالى ى‬
‫ فى يس ٍّم ىي ىجٍي ى‬،‫ط‬
‫ فىأ ى‬،‫ش‬
‫ نػى ٍر ي‬،‫ ىكأىمّبينىا أىبيو عيبىػٍي ىد ىة‬،‫ب‬
‫ى‬
ًً ً
ً
‫ىخ ى أىبيو عيبىػٍي ىد ىة ًضلى نعا‬
‫ىج ىس يامنىا» قى ى‬
‫ىكأىلٍ ىقى البى ٍح ير يحوتنا يػي ىق ي‬
ٍ ‫صلى ىح‬
‫ فىأى ىك ٍلنىا ن ٍ ى‬،‫العٍنبىػ ير‬
‫ «فىأ ى‬:‫اؿ‬
ٍ‫تأ‬
‫ ىح َّلٌب ى‬،‫ف ىش ٍه ور ىك َّلاد ىىنَّلا ب ىوىدكو‬
‫اؿ لىوي ى‬
ً
ً ‫ىضالى ًع ًو فىػنى بو فىمَّلر َّل‬
‫ يمثَّل نػى ىهاهي أىبيو‬،‫ث ىجىزائًىر‬
ٍ ‫ًم ٍن أ‬
‫ يمثَّل ثىالى ى‬،‫ث ىجىزائًىر‬
‫بىىر ثىالى ى‬٫‫بيوعي ى‬١‫ فىػلى َّلما ا ٍشتى َّلد ا‬،‫ ىكىكا ىف فينىا ىر يج هل‬،‫بتىوي‬ٍٙ‫ب ى‬
‫ىى ي ى‬
‫الراك ي‬
»‫عيبىػٍي ىد ىة‬
Renungan (dari ustadz abdul Ahad):
Menurut sebagian ulama dhobb lebih besar dari jirdzaun atau hirdzaun, berkata
Al Hafidh:
‫برذكف لكنو أكبر من الجرذون كي ُب أبا حسل ٗبهملتْب م سورة مث ساكنة كيقاؿ‬١‫قولو باب الضب ىو دكيبة تشبو ا‬
‫لالنثى ضبة‬
Sesuai penjelasan diatas, maka dapat kita hitung secara matematis bahwa
menurut abu turob biawak sama dengan hirdzaun sedangkan biawak sendiri
berukuran 3m, dan menurut Al Hafidh dhobb lebih besar dari hirdzaun, berarti
dhobb akan berukuran sekitar _+ 4m, dan hal ini jelas akan ditertawakan banyak
orang.
Itu semua adalah bukti bahwa ukuran panjang pendeknya suatu binatang
tidaklah berguna dalam membahas hukum halal haromnya, dan hal itu tidak dapat
ditentukan pada setiap binatang, adakalanya dhobb itu kecil dan ada juga yang
besar begitu pula seluruh binatang ada yang kecil ada yang besar, dan para ulama
bercerita sesuai pengetahuan masing-masing.
Jadi apa yang dibawakan abu turob mengenai ukuran biawak semua itu fudhuly
dan tidak berguna.
Berkata Imam Muslim:
‫بمد بن‬٧ ‫ عن‬،‫ حدثنا عبدا﵁ بن إدريس عن ربيعة بن عثماف‬:‫ قاال‬.‫) حدثنا أبو ب ر بن أيب شيبة كابن ٭بّب‬2664(
:‫ قاؿ‬،‫ عن أيب ىريرة‬،‫ عن األعرج‬،‫ٰبٓب بن حباف‬
‫ احرص على ما‬.‫ كِف كل خّب‬.‫بؤمن الضعيف‬٤‫بؤمن القوم خّب كأحب إىل ا﵁ من ا‬٤‫قاؿ رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم "ا‬
13
Arsip www.darul-ilmi.com
‫ كما شاء‬.‫ قدر ا﵁‬:‫ كل ن قل‬.‫ لو أين فعلت كاف ك ا كك ا‬:‫ كإف أصابك شيء فال تقل‬.‫ كال تعجز‬.‫ينفعك كاستعن با﵁‬
."‫ فإف لو تفت عمل الشي اف‬.‫فعل‬
PERBEDAAN ANTARA DHOBB DAN BIAWAK (WAROL).
Dalam tulisan kami sebelumnya pun telah kami tegaskan bahwa dhobb bukanlah
biawak, akan tetapi mengapa abu turob mengulanginya lagi?
Atau mungkin abu turob ingin menegaskan apa yang ditegaskan oleh siluman cs
bahwa dikarenakan biawak bukanlah dhobb maka biawak itu hukumnya harom,
sebagaiamana yang telah lalu, hal ini adalah suatu musibah.
Berkata Ibnu Mandzur di lisanul „Arob )538 / 1(
‫ كأ َّل‬،‫طويل ال َّل نىب‬
،‫ذنب ىحيَّلة‬
‫الوىريؿ ىسٍب ي‬
‫ىف ىذنبو ي‬
‫ ى‬:‫قاؿ أىبو من ور‬
‫ ي‬،‫بىٍلق‬٣‫ط ا‬
Berkata Abu Manshuur : biawak itu sedang bentuknya, dan panjang
ekornya,seakan-akan ekornya seperti ekor ular,
Abu turob mengartikan (‫ )سجط‬dengan makna sedang, padahal maknanya adalah
lurus, dan yang bermakna sedang ialah (‫)ثسط‬, jadi mungkin ada yang terbalik, ini
faidah dari abdul Ahad.
‫كر َّل و‬
‫ كأىما‬.‫ كال تأٍكلو‬،‫ كتستق ره‬،‫الوىرىؿ‬
ٍّ ‫ب الض‬
‫ كالعرب تى ٍستى ٍخبً ي‬.‫ كأىطوليو ي وف قى ٍد ىر ًش ٍِب‬، ‫َّلب ذك يع ىقد‬
‫ي‬
‫ ك ىذنى ي‬،‫ب ىكىرؿ يػيٍريب طيوليو على ذراعْب‬
‫ث ى‬
.‫ كأىكلو‬،‫صٍيده‬
ُّ ‫الض‬
‫صوف على ى‬
‫ فًإهنم ىٍٰب ًر ي‬،‫َّلب‬
dan beberapa jenis biawak jika di pelihara akan bisa mencapai dua
hasta panjangnya, adapun ekor dhob memiliki ikatan yang paling panjang
sekitar
satu jengkal, dan orang-orang Arab menggolongkan biawak
termasuk
binatang
yang
menjijikkan,
dan
mereka
tidak
mau
mengkonsumsinya (memakannya),
Ini juga terjemahan nglantur, biawak walaupun tidak dipelihara kalau memang
berumur panjang ukurannya akan melebihi dua hasta dan tidak menunggu
dipelihara.
Kesalahan ini bersumber dari kelalaian abu turob dalam mengamati kata ( ‫)يرثي‬,
ia menyangka kalimat tersebut berasal dari kata (tarbiyah) dan dibaca mabni majhul
yaitu (yurobbaa).
Padahal sebenarnya kata tersebut dibaca (yurbii) yang berarti melebihi atau
berkembang, sebagaimana firman Alloh:
ً ‫الربا كيػرًيب ال َّل ىدقى‬
)276 ( ‫ب يك َّلل ىكفَّلا ور أىثًي وم‬
ُّ ‫ات ىكاللَّلوي ىال يًٰب‬
ٍ‫ٲبىٍ ىح يق اللَّلوي ٍّى ى ي‬
ً ‫ىكىما آىتىػٍيتي ٍم ًم ٍن ًربنا لًيىػ ٍربػي ىو ًِف أ ٍىم ىو ًاؿ‬
)39 ( ‫ضعً يفو ىف‬
ٍ ‫ك يى يم الٍ يم‬
‫النَّلاس فى ىال يػى ٍربيو ًعٍن ىد اللَّل ًو ىكىما آىتىػٍيتي ٍم ًم ٍن ىزىكاةو تيًر ي‬
‫يدك ىف ىك ٍجوى اللَّل ًو فىأيكلىئً ى‬
adapun dhob
memakannya,
maka
mereka
semangat
untuk
memburunya
dan
Akan datang insya Alloh bahwa Rosululloh sebagai orang arob yang paling arob
bahkan manusia yang paling mulia beliau tidak mau memakan dhobb.
14
Arsip www.darul-ilmi.com
Dari sini pembaca harus mulai meraba titik yang terpenting dalam pembahasan
masalah khobits (menjijikkan) yang dijadikan salah satu landasan oleh abu turob
yang insya Alloh akan kita robohkan rame-rame, biidznillah.
. ‫بنافس‬٣‫ كا‬،‫ايب‬
‫بىرً َّل‬٢‫ كا‬،‫بيات‬٢‫ كا‬،‫الوىريؿ فًإنو يأٍكل العقارب‬
‫كأىما ى‬
Adapun warol (biawak) maka dia itu makan kalajengking (scorpio), ularular , serangga, dan kelelawar. Selesai.
Faidah dari abu mas‟ud:
Khunfusa‟ itu bukan kelelawar melainkan binatang sejenis kumbang hitam yang
bisa mengeluarkan bau busuk, adapun kelelawar maka bahasa arabnya adalah
khuffasy. Wallohu A‟lam.
Berkata Shohibul Mu‟jam:
,‫بنفساء إذا مست نتنت‬٣‫ ا‬:‫بثل‬٤‫ كِف ا‬, ‫ منتنة الري‬,‫بعل‬١‫ أصغر من ا‬,‫ مغمدة األجنحة‬,‫ حشرة سوداء‬:)‫بنفساء‬٣‫(ا‬
.‫بم خنفساكات كخنافس‬١‫ ا‬,‫بن ين وم على خبث‬٤ ‫يضرب‬
Hukum Memakan Biawak
Sebelum kita membicarakan masalah hukum memakan biawak, akan
kami tampilkan beberapa kaidah yang berfaedah dari ucapan para ulama
dalam masalah penghalalan dan pengharaman hewan yang tidak ada nash
shorihnya dari kitab dan sunnah, agar bisa menjadi timbangan dalam
masalah ini.
Abu turob menyebutkan kaidah-kaidah tersebut tanpa menyertakan dalildalilnya, ini adalah akibat taqlid terhadap Addamiry sehingga abu turob sendiri lupa
akan bekal yang jauh lebih berharga dari sekedar nukilan yang ia ikuti.
Berkata Imam Bukhory:
‫باء‬٠‫ عن أ‬،‫بن ر‬٤‫ عن امرأتو فاطمة بنت ا‬،‫ عن ىشاـ بن عركة‬،‫ أخِبنا مالك‬:‫ حدثنا عبد ا﵁ بن يوسف قاؿ‬- 1005
:‫بنت أيب ب ر رضي ا﵁ عنهما أهنا قالت‬
‫ كإذا ىي‬،‫ فإذا الناس قياـ ي لوف‬،‫ حْب خسفت الشمس‬،‫ زكج النيب صلى ا﵁ عليو كسلم‬،‫أتيت عائشة رضي ا﵁ عنها‬
:‫ قالت‬.‫ أم نعم‬:‫ آية؟ فأشارت‬:‫ فقلت‬.‫ سبحاف ا﵁‬:‫ كقالت‬،‫ ما للناس؟ فأشارت بيدىا إىل السماء‬:‫ فقلت‬،‫قائمة ت لي‬
‫بد ا﵁ كأثُب‬ٞ ‫ فلما ان رؼ رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم‬،‫باء‬٤‫ فجعلت أصب فوؽ رأسي ا‬،‫فقمت حٌب ٘بالين الغشي‬
‫ ولقد أوحي إلي أنكم تفتنون‬،‫ حتى الجنة والنار‬،‫ (ما من شييء كنت لم أره إال قد رأيتو في مقامي ىذا‬:‫ مث قاؿ‬،‫عليو‬
‫ ما عممك بهذا‬:‫ يؤتى أحدكم فيقال لو‬،‫ ال أدري أيتهما قالت أسماء‬،‫ فتنة الدجال‬- ‫في القبور مثك أو قريبا من‬
،‫ محمد رسول اهلل صمى اهلل عميو وسمم‬:‫ فيقول‬،‫ ال أدري أي ذلك قالت أسماء‬،‫ أو الموقن‬،‫الرجك؟ فأما المؤمن‬
‫ أو‬،‫ وأما المنافق‬،‫ فقد عممنا إن كنت لموقنا‬،‫ فيقال لو نم صالحا‬،‫ فأجبنا وآمنا واتبعنا‬،‫جاءنا بالبينات والهدى‬
.)‫ سمعت الناس يقولون شيئا فقمتو‬،‫ ال أدري‬:‫ فيقول‬،‫ ال أدري أيتهما قالت أسماء‬،‫المرتاب‬
Berkata Ad-Daamiri rohimahulloh di Hayaatul Hayawaan (2/244-245):
15
Arsip www.darul-ilmi.com
، ‫ كالدبل‬، ‫بو البلن ى‬٫ ‫ كذلك‬،‫برمة‬٢‫بل كال با‬٢‫با با‬٥ ‫ حيوانات َل تتعرض األصحاب‬، ‫ إعلم أنو تقدـ ِف ى ا ال تاب‬:‫تنبيو مهم‬
‫با أيسوا من ال م ِف ح ر أنواع‬٤ ‫ كذلك‬،‫ كقواعد خاصة‬،‫ إال أهنم أع وا قواعد كلية عامة‬،‫ كغّب ذلك‬،‫ كالورؿ‬،‫ كالقنفشة‬،‫ كالقرز‬،‫كالقرعبالف‬
.‫بيوانات‬٢‫ا‬
Peringatan penting: ketahuilah bahwa telah lewat dalam kitab ini,
beberapa hewan yang tidak di singgung oleh para pakar akan kehalalan
dan keharomannya, seperti balnashi, ad-dubl, al-qoro‟balan, al-qonfasyah,
dan warol, serta yang lainnya, hanya saja mereka meletakkan kaidahkaidah umum menyeluruh, dan kaidah-kaidah khusus, hal itu di karenakan
tidak ada kemampuan untuk membatasi berbagai jenis binatang,
Para pakar? Terjemah ini jelas bikinan sendiri, padahal telah ma‟ruf dalam kitabkitab fiqih bahwa kalimat (‫ )أصحبة‬digunakan untuk para pengikut suatu madzhab
tertentu.
Jadi ucapan Damiry “Al ashaab” artinya ialah oran-orang yang semadzhab
dengan dia, dan damiry termasuk pengikut madzhab Assyafi‟iyyah.
Ungkapan Addamiry ini tidak lurus namun tetap saja ditelan oleh abu turob,
seharusnya segala sesuatu dikembalikan kepada dalil bukan kepada madzhab. Hal
itu dikarenakan:
-Hanya saja hujjah adalah dengan dalil, dan selainnya tidaklah dianggap,
ًً ً ً ً ً ً ً
ً
‫) اتَّلبًعيوا ىما أينٍ ًزىؿ إًلىٍي ي ٍم ًم ٍن ىربٍّ ي ٍم ىكىال تىػتَّلبًعيوا ًم ٍن‬2 ( ‫ْب‬
‫اب أينٍ ًزىؿ إًلىٍي ى‬
‫ص ٍد ًرىؾ ىحىر هج مٍنوي لتيػٍن ىر بًو ىكذ ٍكىرل ل ٍل يم ٍؤمن ى‬
‫كتى ه‬
‫ك فى ىال يى ي ٍن ًِف ى‬
)3( ‫يدكنًًو أ ٍىكلًيىاءى قىلً نيال ىما تى ى َّلك يرك ىف‬
ً
ً
ً ‫ٍف ًهم أىنَّلا أىنٍػزلٍنىا علىي ى‬
)51 ( ‫بىةن ىكًذ ٍكىرل لًىق ٍووـ يػي ٍؤًمنيو ىف‬ٍٞ ‫ك لىىر‬
‫اب يػيٍتػلىى ىعلىٍي ًه ٍم إً َّلف ًِف ىذل ى‬
ٍ‫ى ى‬
‫ك الٍ تى ى‬
ٍ ‫أ ىىكىَلٍ يى‬
ً ً ‫ب ٍّق لًيح ي م بػْب‬٢‫ا‬
ً
ً ‫ىكا ىف النَّلاس أ َّليمةن ك‬
ًً
‫اختىػلى يفوا فً ًيو ىكىما‬
‫اح ىد نة فىػبىػ ىع ى‬
ٍ ‫يما‬
‫اب بً ٍى ى ٍ ى ى ٍ ى‬
‫ث اللَّلوي النَّلبًيٍّ ى‬
‫ين ىكأىنٍػىزىؿ ىم ىع يه يم الٍ تى ى‬
‫النَّلاس ف ى‬
‫ي ى‬
‫ين ىكيمٍن ر ى‬
‫ْب يمبى ٍّش ًر ى‬
ً
ً
ً
ً
ً
ً‫ب ٍّق بًًإ ٍذنًو‬٢‫ا‬
ً
ً
ً
‫َّل َّل‬
‫اختىػلى ى ً ً ًَّل َّل‬
ٍ ‫ين آى ىمنيوا ل ىما‬
ٍ
‫ين أيكتيوهي م ٍن بػى ٍعد ىما ىجاءىتٍػ يه يم الٍبىػيٍّػنى ي‬
‫اختىػلى يفوا فيو م ىن ٍى‬
‫ات بػى ٍغينا بػىٍيػنىػ يه ٍم فىػ ىه ىدل اللوي ال ى‬
‫ف فيو إال ال ى‬
ً
ً
‫و‬
ً
)213 ( ‫ىكاللَّلوي يػى ٍهدم ىم ٍن يى ىشاءي إً ىىل صىراط يم ٍستىقي وم‬
-Pendapat seorang ulama atau suatu madzhab seharusnya perlu dicarikan dalil
bukan malah dijadikan sebagai dalil.
Berkata Syaikh Muhammad bin Hizam dalam malzamah beliau kitabul Hajj
hal.18:
‫ كمن أكجب عليو الدـ ليس معو دليل سول أثر ابن عباس الثابت‬,‫بيقات‬٤‫ كيأمث لَبكو ا‬,‫ال م يظهر أنو ليس عليو دـ‬
.‫ وقول ابن عباس يحتاج إلى أن يستدل لو ال أن يستدل بو‬,)‫عنو (من ترؾ نس ا فعليو الدـ‬
Inilah didikan Dammaj yang sebenarnya, bukan seperti yang dilakukan oleh abu
turob.
-Sudah kita ketahui bersama bahwa para pengikut madzhab dari kalangan para
ulama sendiri telah berselisih bahkan ucapan mereka saling tarik menarik antara
satu dengan yang lain, maka tiada lagi tempat kembali selain kepada dalil dari Al
Kitab dan As Sunnah.
Dan jika yang diinginkan bahwa warol tidak ada nash dari para ulama, maka
Addamiry sendiri telah keliru, bahkan warol telah datang nash dari para ulama
mutaqoddimin akan kehalalannya.
16
Arsip www.darul-ilmi.com
Ini jika kita bicara tentang nash dari para ulama, apalagi jika berbicara mengenai
dalil maka sama sekali tidak ada sisi dan celah untuk mengithlaqkan pengharaman
biawak.
،‫ببائث‬٣‫ ككل ما يقتات من النجاسات كا‬،‫بلب من ال ّب‬٨‫ ك‬،‫برمي كل ذم ناب من السباع‬ٙ :‫باصة‬٣‫فمن قواعدىم ا‬
dan diantara kaidah khusus itu adalah :
-Di haramkan semua binatang buas yang bertaring.
-Setiap burung yang bercakar tajam, (untuk mencengkeram mangsa).
-Setiap yang memakan najis-najis dan barang-barang kotor dan
menjijikkan.
Ini juga terjemahan yang sangat ngawur, karena lafadz (‫ )يقتبت‬bermakna
menjadikan makanan pokok sebagaimana dalam hadits.
Berkata Imam Bukhory:
‫ عن أيب ىريرة رضي‬،‫ عن أيب زرعة‬،‫ عن عمارة‬،‫ عن أبيو‬:‫بمد بن فضيل‬٧ ‫ حدثنا‬:‫بمد‬٧ ‫ حدثنا عبد ا﵁ بن‬- 6095
:‫ا﵁ عنو قاؿ‬
.)‫بمد قوتان‬٧ ‫ (اللهم ارزؽ آؿ‬:‫قاؿ رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم‬
Dan perbedaan ini tidak boleh dianggap sepele karena sangat berpengaruh
dalam menentukan hukum. Binatang sejenis ayam misalnya, menurut apa yang
diartikan oleh abu turob ia termasuk binatang yang harom karena pernah memakan
benda-benda najis, dan ini jelas bukan yang diinginkan oleh Addamiry.
، ‫ كالقنف‬،‫ كالّببوع‬،‫ إال الضب‬،‫بشرات بأسرىا‬٢‫ كا‬،‫ ككل هناش‬،‫ أك تولد بْب مأكوؿ كغّبه‬،‫ أك أمر بقتلو‬،‫ككل ما هني عن قتلو‬
-Setiap binatang yang syari‟at melarang untuk membunuhnya.
-Setiap binatang yang syari‟at menyuruh untuk membunuhnya.
-Setiap binatang yang di lahirkan dari hasil silang antara binatang yang
boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan.
-Setiap serangga yang membahayakan, kecuali dhobb, yarbu‟, qunfud
(trenggiling)..
Ini juga terjemahan yang tercampur aduk dan sebenarnya Addamiry memisah
‫ )وكل نهبش‬dan ( ‫)والحشرات ثأسرهب‬,
“membahayakan”, )‫ )نهبش‬ataukah (‫?)ثأسرهب‬
antara (
entah kalimat mana yang diartikan
Seharusnya diartikan demikian:
-
Dan setiap hewan yang menggigit/menyerang.
-
Dan setiap jenis serangga seluruhnya, kecuali dhobb, yarbu‟ dst.
Peringatan:
-Mengenai
hewan
yang
membahayakan
kami
belum
menemukan
dalil
pengharamannya secara khusus.
-Adapun mengenai serangga maka jelas-jelas Addamiry tidak menyebutkan dalil
keharamannya, ini semua akibat ulah abu turob yang memenuhi tulisannya hanya
dengan perkataan Addamiry tanpa merujuk kepada dalil.
Insya Alloh kami akan menguraikan pembahasan mengenai serangga dalam
permasalahan berikutnya.
17
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪-Dan qunfud bukanlah trenggiling tapi qunfud adalah landak dan abu turob lagi‬‬‫‪lagi salah menamai binatang.‬‬
‫‪Hal ini sangat berbahaya karena akan berpengaruh pada hukumnya, jika‬‬
‫‪seseorang salah menamai atau menggambarkan sesuatu maka bagaimana dia mau‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪benar dalam menghukuminya.‬‬
‫‪Abu turob menamai qunfudz dengan trenggiling, khunfusa‟ dikatakan kelelawar‬‬
‫‪padahal ulama mengatakan khunfusa‟ adalah kumbang hitam yang baunya busuk‬‬
‫‪serta bentuknya lebih kecil dari ju‟al )dalam bahasa jawanya adalah wangwung( yang‬‬
‫‪biasa hinggap di pohon-pohon kelapa.‬‬
‫‪Lantas warol diartikan komodo, kenapa tidak diartikan babi sekalian agar‬‬
‫!!‪menjadi harom dengan nash yang shorih dan ijma‟ dari para ulama‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Sebatas merubah nama tidak dapat merubah hukum.‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al Muhalla no.989:‬‬
‫وً‬
‫س ًخٍن ًز نيرا‪،‬‬
‫ىكأ َّلىما قىػ ٍوي‪٥‬بي ٍم‪ :‬إنَّلوي قى ٍد ىحَّلرىـ ٍ‬
‫ا‪٣‬بًٍن ًز ىير ىكا ًْلنٍ ىسا ىف ىكىى ى ا ًخٍن ًز هير ىكإًنٍ ىسا هف‪ ,‬ىكقى ٍد قى ى‬
‫ضا ىخ َّل‬
‫اؿ اللَّلٍي ي‬
‫ث بٍ ين ىس ٍعد ُّى ى ا أىيٍ ن‬
‫اصةن‪ :‬فىػلىٍي ى‬
‫َّل ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ك إلَى الن ِ‬
‫َّاس لَ َكا َن َم ْن‬
‫التَّلس ًميىةي إًالَّل لًلَّل ًو تىػ ىع ىاىل‪َ ,‬ولَ ْو َكا َن ذَلِ َ‬
‫س يح َّلجةن ًِف اللُّغىة ىكلىٍي ىس ٍ‬
‫ت ٍ‬
‫ىكالى إنٍ ىسانا ألىن ىػَّلها إ٭بىا ى ىي تى ٍسميىةي ىم ٍن لىٍي ى‬
‫ِ‬
‫ٍ ٍ‬
‫ِ‬
‫ْحر َام أ َ َّ ِ‬
‫اس ِم َش ْي ٍء َح َر ٍام‪,‬‬
‫س ِّميَوُ بِ ْ‬
‫س ِّميَوُ بِ ْ‬
‫اء أَ ْن يُ َح ِّرَم ال َ‬
‫اس ِم َش ْيء َحالَل َوَم ْن َش َ‬
‫َش َ‬
‫ْحالَ َل َح َّرَموُ بأَ ْن يُ َ‬
‫َحموُ بأَ ْن يُ َ‬
‫اء أَ ْن يُح َّك ال َ َ‬
‫ط قىػو يؿ ى ًهً ال َّلائًىف ًة س يقوطنا الى ًمريةى فً ًيو كب ًقي قىػوهؿ لًبػع ً َّل ً ً ً ً ً‬
‫السم ً‬
‫ك‪.‬‬
‫ٍى ى ى ى ٍ ى ٍ‬
‫فى ىس ىق ى ٍ ى‬
‫ي‬
‫السلىف ِف ىٍ‪ٙ‬ب ًرمي ال َّلاِف م ٍن َّل ى‬
‫‪Jika abu turob tidak sengaja maka hendaknya dia kembali, namun jika ia sengaja‬‬
‫‪maka Alloh telah berfirman:‬‬
‫ً‬
‫كإً ٍذ قيػ ٍلنىا ٍادخليوا ى ًهً الٍ ىقريةى فى ي ليوا ًمٍنػها حي ي ً‬
‫يد‬
‫اب يس َّلج ندا ىكقيوليوا ًح َّلةه نػى ٍغف ٍر لى ي ٍم ىخ ىايىا يك ٍم ىك ىسنى ًز ي‬
‫ي ى‬
‫ى ىٍ‬
‫ث شٍئتي ٍم ىر ىغ ندا ىك ٍاد يخليوا الٍبى ى‬
‫ٍى‬
‫ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫َّل‬
‫َّل‬
‫ْب (‪ )58‬فىػبىد ى َّل‬
‫الس ىماء ٗبىا ىكانيوا يػى ٍف يس يقو ىف‬
‫ين ظىلى يموا ًر ٍجنزا م ىن َّل‬
‫الٍ يم ٍحسن ى‬
‫يل ى‪٥‬بي ٍم فىأىنٍػىزلٍنىا ىعلىى ال ى‬
‫َّلؿ ال ى‬
‫ين ظىلى يموا قىػ ٍونال ىغٍيػىر ال م ق ى‬
‫(‪)59‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Katsir:‬‬
‫َّل ً ً‬
‫كقولو تعاىل‪ { :‬فىػبد ى َّل ً‬
‫يل ى‪٥‬بي ٍم } قاؿ البخارم‪ :‬حدثِب ‪٧‬بمد‪ ،‬حدثنا عبد الر‪ٞ‬بن بن‬
‫ى‬
‫َّلؿ ال ى‬
‫ين ظىلى يموا قىػ ٍوال ىغٍيػىر ال م ق ى‬
‫ىم ٍهدم‪ ،‬عن ابن ا‪٤‬ببارؾ‪ ،‬عن ىم ٍع ىمر‪ ،‬عن ىٮبَّلاـ بن يمنىبٌو‪ ،‬عن أيب ىريرة‪ ،‬رضي ا﵁ عنو‪ ،‬عن النيب صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‪:‬‬
‫اب يس َّلج ندا ىكقيوليوا ًح َّلةه } فدخلوا يزحفوف على أستاىهم‪ ،‬فب ٌدلوا كقالوا‪ :‬ح ة‪ :‬حبة ِف‬
‫"قيل لبِب إسرائيل‪ٍ { :‬اد يخليوا الٍبى ى‬
‫شعرة"‬
‫‪Alloh berfirman:‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫كإً ٍذ قًيل ى‪٥‬بم اس ي نيوا ى ًهً الٍ ىقريةى كيكليوا ًمٍنػها حي ي ً‬
‫يد‬
‫اب يس َّلج ندا نػى ٍغف ٍر لى ي ٍم ىخ ً يئىاتً ي ٍم ىسنى ًز ي‬
‫ى‬
‫ى ىٍ‬
‫ى ى يي ٍ‬
‫ث شٍئتي ٍم ىكقيوليوا ح َّلةه ىك ٍاد يخليوا الٍبى ى‬
‫ٍى ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ًً‬
‫ً‬
‫َّل‬
‫ْب (‪ )161‬فىػبىد ى َّل‬
‫الس ىماء ٗبىا ىكانيوا يىظٍل يمو ىف‬
‫يل ى‪٥‬بي ٍم فىأ ٍىر ىس ٍلنىا ىعلىٍي ًه ٍم ًر ٍجنزا م ىن َّل‬
‫الٍ يم ٍحسن ى‬
‫َّلؿ ال ى‬
‫ين ظىلى يموا مٍنػ يه ٍم قىػ ٍونال ىغٍيػىر ال م ق ى‬
‫(‪)162‬‬
‫ا‪٠‬بعوا كلًٍل ى افً ًرين ع ى ً‬
‫َّل ً‬
‫ً‬
‫يم ( ‪)104‬‬
‫ى ى ه‬
‫اب أىل ه‬
‫ين آى ىمنيوا ىال تىػ يقوليوا ىراعنىا ىكقيوليوا انٍظيٍرنىا ىك ٍى ي ى‬
‫يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
‫كابن عرس‪ ،‬كالدلدؿ‪.‬‬
‫‪dan ibnu „urs dan duldul.‬‬
‫‪18‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
Dengan alasan apa damiry mengecualikan ibnu irs dari serangga yang
diharamkan? Sedangkan ibnu irs sendiri adalah hewan penerkam ayam dan
semisalnya?
Kenapa tidak dikatakan buas, atau menjijikkan?? Ini PR bagi abu turob.
Berkata shohibul Mu‟jam:
.‫بوىا‬٫‫ دكيبة كالفأرة تفتك بالدجاج ك‬:‫كابن عرس‬
.‫ إال اللقلق كما تقدـ‬،‫باء كلها‬٤‫ كطيور ا‬،‫ كلقاط‬،‫بليل كل ذات طوؽ‬ٙ ‫باصة أيضان‬٣‫كمن قواعدىم ا‬
Dan diantara kaidah-kaidah mereka yang khusus juga adalah:
Menghalalkan setiap binatang yang memiliki paruh, dan pengais, serta
seluruh jenis burung air, kecuali laq-laq (bangau).
Mafhumnya bangau adalah harom, dan sekali lagi hal ini membutuhkan dalil.
Tulisan abu turob ini persis seperti kitab-kitab orang NU, dimana mereka hanya
menganut suatu madzhab tanpa kembali dan merujuk kepada dalil.
Berkata Arrofi‟i:
،‫كرج الرافعي أنو يرج فيو إىل است ابة العرب كعدمها‬
Bahwa
sebagai rujukan dalam masalah ini, (pengharaman dan
penghalalan bintang yang tidak ada nashnya), adalah dengan merujuk
kepada apa yang dianggap thoyyib (baik), oleh orang Arob dan tidaknya,
Abu turob kembali menyelewengkan terjemahannya..
Memang nampaknya ada salah cetak dalam tulisan arabnya yaitu (‫ )رجح‬dengan
ha‟ menjadi )‫ (رجع‬dengan „ain, tapi seharusnya diteliti dari segi i‟robnya dan
dianggap mana fi‟il mana fa‟il, bukan asal diterjang saja.
Dan kelihatannya ucapan ini masih mengikut perkataan Addamiry bukan Ar Rofi‟i
karena lafadz “Ar Rofi‟i” sendiri berada dalam jumlah maqulul qoul dan I‟robnya
sebagai fa‟il dari )‫ )رجع‬atau (‫ )رجح‬bukan fa‟il dari )‫ (قبل‬sehingga diartikan “berkata
Arrofi‟i..”.
Kemudian terjemahan “bahwa sebagai rujukan” ini juga bermasalah, silakan
dicermati kalimat arabnya..
Insya Alloh terjemah yang benar adalah sebagai berikut:
“Dan
Arrofi‟i
merojihkan
bahwa
yang
demikian
itu
(pengharaman
dan
penghalalan binatang yang tidak ada nashnya) dikembalikan kepada apa yang
dianggap baik oleh orang arob dan tidaknya..”. Wallohu A‟lam bis showab.
‫بمل عليو‬٢‫ ا‬،‫بالؿ‬٢‫ كإف كاف قد كرد ال يب ٗبعُب ا‬، ‫بالؿ‬٢‫براد ا‬٤‫ كليس ا‬،"‫بم قل أحل ل م ال يبات‬٥ ‫ "يسألونك ماذا أحل‬:‫لقولو تعاىل‬
،‫ٱبرج اْلية عن اْلفادة‬
karena firman Alloh subhaanahu wata'ala :
﴾ ‫يبات‬
‫بم قل أحل ل م ال‬٥ ‫﴿يسألونك ماذا أحل‬
”Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang dihalalkan bagi mereka.
Katakanlah: bahwa dihalalkan untuk kalian segala yang thoyyib” dan
bukanlah yang dimaksud dengan thoyyib dalam ayat ini adalah sesuatu
19
Arsip www.darul-ilmi.com
yang halal, karena kalau ayat itu dibawa kesana, menjadikan ayat ini
keluar dari faedah,
Perkataan Arrofi‟i ini tidaklah benar dan menyelisihi perkataan orang-orang yang
lebih alim darinya mengenai tafsir, insya Alloh akan kami tampilkan pembahasan
penting ini ketika membantah hujjah-hujjah abu turob nanti.
Adapun prasangka bahwa membawa makna ayat ini kepada yang halal akan
mengeluarkan ayat ini dari faedah maka insya Alloh akan kami sebutkan faedahnya.
Dan yang paling aneh adalah abu turob, ia berpaling dari kitab-kitab tafsir yang
begitu banyak dan beralih kepada sebatas pendapat Damiry menukil dari Arrofi‟i,
padahal merupakan perkara yang dhorury bagi para penuntut ilmu agar ia
mengembalikan makna Alqur‟an kepada kitab-kitab tafsir.
‫ دكف‬، ‫ كالقرل‬، ‫ كإ٭با يرج ِف ذلك إىل س اف البالد‬، ‫ كالنيب صلى ا﵁ عليو كسلم عريب‬، ‫ ألف الدين عريب‬، ‫كالعرب أكىل باعتبار ذلك‬
.‫بييز‬ٛ ‫ من غّب‬،‫ كدرج‬،‫ ال ين يأكلوف ما دب‬،‫آجالؼ البوادم‬
maka orang arab adalah orang yang paling utama untuk di terima dan
dianggap dalam masalah ini, (thoyyibat dan khobitsaat), karena agama ini
bersumber dari arab, dan nabi shollalloohu'alaihi wasallam juga orang
arab.
Dan yang bisa dijadikan bahan rujukan adalah penduduk kota dan desa
yang netap, bukan orang-orang baduwi yang mereka makan apa saja, yang
mereka sukai tanpa pilah pilih.
Memang benar, akan tetapi dalam bab makanan alasan tersebut tidak berada
pada tempatnya.
Berikut ucapan Syaikhul Islam yang akan menghanguskan seluruh nukilan abu
turob yang menyuruh kembali kepada orang arab.
Beliau berkata sebagaimana dalam Majmu‟ Fatawa 17/117:
ً ‫ً و ً َّل‬
ً ‫و‬
‫بي ٍم ) فعلم أف ال يب كصف للعْب كأف ا﵁ قد‬٥‫ت ى‬
ٍ ‫ادكا ىحَّلرٍمنىا ىعلىٍي ًه ٍم طىيٍّبىات أيحلَّل‬
‫ين ىى ي‬
‫ (فىبظيٍلم م ىن ال ى‬:‫كقد قاؿ تعاىل‬
‫ (ذلك جزيناىم ببغيهم كإنا ل ادقوف) كقاؿ‬:‫با ذكر ما حرمو على بِب إسرائيل‬٤ ‫ٰبرمها م ذلك عقوبة للعباد كما قاؿ تعاىل‬
‫ فعلم‬.‫بم قل أحل ل م ال يبات) فلو كاف معُب ال يب ىو ما أحل كاف ال الـ ال فائدة فيو‬٥ ‫ (يسألونك ماذا أحل‬:‫تعاىل‬
‫ وليس المراد بو مجرد إلتذاذ ااكك فإن اإلنسان قد يمتذ بما يضره من‬.‫ببيث كصف قائم باألعياف‬٣‫أف ال يب كا‬
‫ فإن مجرد كون‬,‫ وال المراد بو إلتذاذ طائفة من اامم كالعرب وال كون العرب تعودتو‬,‫السموم وما يحميو الطبيب منو‬
‫أمة من اامم تعودت أكمو وطاب لها أو كرىتو لكونو ليس في بالدىا ال يوجب أن يحرم اهلل عمى جميع المؤمنين ما‬
‫ كيف وقد كانت العرب قد اعتادت أكك الدم والميتة‬.‫لم تعتده طباع ىؤالء وال أن يحك لجميع المؤمنين ما تعودوه‬
‫ فقال ليهن أم‬,‫ ما دب ودرج إال أم حبين‬:‫ ما تأكمون؟ قال‬:‫ وقد قيك لبعض العرب‬.‫وغير ذلك وقد حرمو اهلل تعالى‬
‫ وفي الصحيحين‬.‫ وكانوا يعافون مطاعم لم يحرمها اهلل‬,‫ ونفس قريش كانوا يأكمون خبائث حرمها اهلل‬.‫حبين العافية‬
‫ ال‬:‫ أحرام ىو يا رسول اهلل؟ قال‬:‫عن النبي صمى اهلل عميو وسمم أنو قدم لو لحم ب فرفع يده ولم يأكك فقيك‬
.‫ولكنو لم يكن بأرض قومي فأجدني أعافو‬
.‫فعمم أن كراىة قريش وغيرىا لطعام من ااطعمة ال يكون موجبا لتحريمو عمى المؤمنين من سائر العرب والعجم‬
.‫وأيضا فإن النبي صمى اهلل عميو وسمم وأصحابو لم يحرم أحد منهم ما كرىتو العرب ولم يبح كك ما أكمتو العرب‬
Faedah ini dinukil dari pembahasan akhina fahmi.
20
Arsip www.darul-ilmi.com
Isykal:
Mungkin abu turob masih ingat kenangan ketika dulu di Yaman, biasanya kita
sering memungut ceker (kaki-kaki) ayam lalu memasaknya, bukankah orang Yaman
sangat merasa jijik dengan makanan ini?
Beliau juga menuturkan:
.‫برجوع إليها ِف التحرمي كالتحليل االست ابة كاالستخباث‬٤‫ من األصوؿ ا‬:‫قاؿ الرافعي‬
Dan diantara pokok-pokok yang bisa dijadikan bahan rujukan dalam
pengharaman dan penghalalan, adalah anggapan baik dan bersih (layak di
makan), dan anggapan buruk dan kotor (menjijikkan). Dan apa yang
dipandang orang arab, adalah yang paling utama untuk diambil dalam
masalah ini.
Insya Alloh akan kami muat mengenai permasalahan ini, apakah anggapan baik
dan buruk dapat dijadikan illah (sebab) untuk penghalalan maupun pengharaman?
Akan datang bahwa pendapat Arrofi‟i ini menyelisihi dalil yang sangat banyak
sekali. Hasbunalloh wani‟mal Wakil.
Selanjutnya Ad-Damiri menyatakan:
،‫ اتبعنا األكثرين‬،‫ كاستخبثتو طائفة‬،‫ فاست ابتو طائفة‬،‫برجوع إليهم‬٤‫كإذا اختلف ا‬
Jika terjadi perbedaan pendapat dalam anggapan baik dan buruk,
karena sebagian mereka menganggap baik, dan sebagian mereka merasa
jijik, maka kita ikuti pendapat mayoritas, (yang paling banyak);
Ini termasuk perkara yang sulit dan bahkan hampir tidak bisa dilakukan, akan
menjadi hal yang begitu berat jika dalam menghukumi satu binatang -yang tidak
ada nashnya- saja harus kembali kepada orang arab yang begitu banyak jumlahnya,
lagi pula bagaimana caranya?.
Kemudian perintah untuk kembali kepada mayoritas, sedangkan Alloh telah
mengkhabarkan bahwa kebanyakan manusia tidaklah mengetahui.
ً ‫ىكإًنَّلوي لى ي ك ًع ٍل وم لً ىما ىعلَّل ٍمنىاهي ىكلى ً َّلن أى ٍكثىػىر‬
)68 ( ‫النَّلاس ىال يػى ٍعلى يمو ىف‬
)131 ( ‫أىىال إًَّل٭بىا طىائًيريى ٍم ًعٍن ىد اللَّل ًو ىكلى ً َّلن أى ٍكثىػىريى ٍم ىال يػى ٍعلى يمو ىف‬
ً ‫قي ٍل إًَّل٭بىا ًع ٍل يم ىها ًعٍن ىد اللَّل ًو ىكلى ً َّلن أى ٍكثىػىر‬
)187 ( ‫النَّلاس ىال يػى ٍعلى يمو ىف‬
Oleh karena itu tiada lagi rujukan selain wahyu dari Alloh melalui lisan nabiNya
„alaihis sholatu wassalam.
Sebagai penguat, para sahabat dulu banyak bertanya mengenai hukum sebagian
makanan, hal ini sebagai bukti bahwa mereka lebih mendahulukan wahyu dari apa
yang mereka yakini dari anggapan baik ataupun buruknya makanan tersebut.
Wallohu A‟lam.
‫ عن أًىيب سعً و‬،‫ عن أًىيب نىضرىة‬،‫ عن داكد‬،‫م‬
ً
‫ يىا‬:‫اؿ ىر يج هل‬
‫ قى ى‬:‫اؿ‬
‫ قى ى‬،‫يد‬
ٍ ‫ ىح َّلدثػىنىا ابٍ ين أًىيب ىعد ٍّ ى ٍ ى ي ى ى‬،‫بى َّلم يد بٍ ين الٍ يمثىػ َّلُب‬٧‫كح َّلدثىًِب ي‬
‫) ى‬1951(
‫ٍى ى ٍ ى‬
ً ً‫ىف أ َّليمةن ًمن ب ًِب إًسرائ‬
‫ إًنَّلا بًأ ٍىر و‬،ً‫وؿ ا﵁‬
‫ «ذيكًىر ًِل أ َّل‬:‫اؿ‬
‫ فىػلى ٍم يىأٍ يم ٍر‬، »‫ت‬
‫ قى ى‬- ‫ أ ٍىك فى ىما تػي ٍفتًينىا؟‬- ‫ فى ىما تىأٍ يم يرنىا؟‬،‫ضبَّل وة‬
‫ىر يس ى‬
ٍ ‫يل يمس ىخ‬
‫ض ىم ى‬
‫ٍ ى ٍى ى‬
ً
‫و‬
ً ‫ «إً َّلف ا﵁ عَّلز كج َّلل لىيػٍنػ ىف بًًو ىغيػر ك‬:‫اؿ عمر‬
،‫الر ىع ًاء‬
‫ قى ى‬،‫ىكىَلٍ يػىٍنوى‬
ٍّ ً‫ ىكإًنَّلوي لى ى ىع ياـ ىع َّلام ًة ىى ًه‬،‫اح ود‬
‫ فىػلى َّلما ىكا ىف بػى ٍع ىد ىذل ى‬:‫اؿ أىبيو ىسعًيد‬
‫ى ى ى ى ى ي ٍى ى‬
‫ قى ى ي ى ي‬،‫ك‬
ً ‫ إًَّل٭بىا عافىو رس ي‬،‫كلىو ىكا ىف ًعٍن ًدم لى ىعًمتيو‬
»‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم‬
‫ٍي‬
‫وؿ ا﵁ ى‬
‫ى يىي‬
ٍ‫ى‬
21
Arsip www.darul-ilmi.com
‫ ىسأ ىىؿ ىر يج هل‬:‫اؿ‬
‫ قى ى‬،‫ ىع ًن ابٍ ًن عي ىمىر‬، ‫ ىع ٍن نىافً و‬،ً‫ ىح َّلدثػىنىا عيبىػٍي يد ا﵁‬،‫ ىح َّلدثػىنىا أًىيب‬،‫بى َّلم يد بٍ ين ىعٍب ًد ا﵁ً بٍ ًن ي٭بىٍوّب‬٧‫كح َّلدثػىنىا ي‬
‫) ى‬1943(
ً ‫رس ى‬
»‫يحٍّريموي‬
‫ فىػ ىق ى‬،‫َّلب‬
ٍّ ‫ ىع ٍن أى ٍك ًل الض‬،‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم ىكيى ىو ىعلىى الٍ ًمٍن ىًِب‬
‫وؿ ا﵁ ى‬
‫ ىكىال أ ى‬،‫ «ىال آ يكليوي‬:‫اؿ‬
‫ىي‬
Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
ً ‫ أىخبػرًين ربًيعةي بن ي ًزيد الد‬:‫اؿ‬
ًً ً
‫ ىع ٍن أًىيب ثػى ٍعلىبىةى‬،‫يس‬
‫ ىح َّلدثػىنىا ىعٍب يد اللَّل ًو بٍ ين يىًز ى‬- 5478
‫ قى ى ٍ ى ى ى ى ٍ ي ى ى ى‬،‫ ىح َّلدثػىنىا ىحٍيػ ىوةي‬،‫يد‬
‫ ىع ٍن أىيب إ ٍدر ى‬،‫ٍّم ٍشق ُّي‬
ًً
ً ‫ أ‬،‫ض صي ود‬
ً ‫ض قىػووـ ًمن أ ٍىى ًل ال ًتى‬
ً ً ً ‫ يا نىً َّل‬:‫ت‬
‫ ىكبً ى ٍلًيب‬،‫يد بًىق ٍو ًسي‬
‫ قى ى‬،‫ِب‬
‫ىص ي‬
ٍّ ً ‫بي ىش‬٣‫ا‬
ٍ ‫ أىفىػنىأٍ يك يل ًِف آنيت ًه ٍم؟ ىكبًأ ٍىر ً ى‬،‫اب‬
ٍ ٍ ً ‫ إنَّلا بأ ٍىر‬،‫يب اللَّلو‬
‫ قيػ ٍل ي ى‬:‫اؿ‬
ً ‫ت ًمن أ ٍىى ًل ال ًتى‬
،‫ فىًإ ٍف ىك ىج ٍد يٍُت ىغٍيػىرىىا فىالى تىأٍ يكليوا فً ىيها‬،‫اب‬
‫الَّل ًم لىٍي‬
‫ فى ىما يى ٍ لي ي ًِل؟ قى ى‬،‫ب ىعلَّل ًم‬٤‫س ًٗبيىعلَّل وم ىكبً ى ٍلًيب ا‬
ٍ ‫ «أ َّلىما ىما ذى ىك ٍر ى‬:‫اؿ‬
‫ى‬
‫ي‬
ً
ً
ً
ً
ً
ً
ً
ً
ً
ً
ً
‫َّل‬
‫َّل‬
‫اس ىم اللَّل ًو‬
‫ت‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ف‬
،
‫م‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ب‬٤‫ا‬
‫ك‬
‫ب‬
‫ل‬
‫ب‬
‫ت‬
‫د‬
‫ص‬
‫ا‬
‫م‬
‫ك‬
،
‫ل‬
‫ف‬
‫و‬
‫الل‬
‫م‬
‫اس‬
‫ت‬
‫ر‬
‫ك‬
‫ف‬
‫ك‬
‫س‬
‫و‬
‫ق‬
‫ب‬
‫ت‬
‫د‬
‫ص‬
‫ا‬
‫م‬
‫ك‬
،‫ا‬
‫يه‬
‫ف‬
‫ا‬
‫و‬
ٍ
‫ى‬
‫ي‬
‫ى‬
‫ى‬
‫وىا ىكيكلي ى ى ى ٍ ى ى ٍ ى ى ى ٍ ى ٍ ى ى ٍ ى ى ٍ ى‬
‫ىكإً ٍف ىَلٍ ى٘ب يدكا فىا ٍغسلي ى‬
ٍ ‫ى يى ى ى ٍ ى‬
ً
»‫ت ذى ىكاتىوي فى ي ٍل‬
‫ت بً ى ٍلبً ى‬
‫ ىكىما ص ٍد ى‬،‫فى ي ٍل‬
‫ك ىغ ًٍّب يم ىعلَّل وم فىأ ٍىد ىرٍك ى‬
‫ ىع ًن ابٍ ًن ًشه و‬،‫ك‬
‫ ىع ًن ابٍ ًن ىعبَّل و‬،‫ ىع ٍن عيبىػٍي ًد اللَّل ًو بٍ ًن ىعٍب ًد اللَّل ًو‬،‫اب‬
،‫اس‬
‫ ىح َّلدثػىنىا ىمالً ه‬،‫الع ًزي ًز بٍ ين ىعٍب ًد اللَّل ًو‬
‫ى‬
‫ ىح َّلدثػىنىا ىعٍب يد ى‬- 5540
ً
ً
ً
‫بىا‬٥‫وىا ىكىما ىح ٍوى‬
‫ فىػ ىق ى‬،‫بىٍ ون‬٠ ‫ت ًِف‬
ٍ ‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسلَّل ىم ىع ٍن فىأٍىرةو ىس ىق ى‬
ٍ ‫ قىالى‬،‫ىع ٍن ىمٍي يمونىةى ىرض ىي اللَّلوي ىعٍنػ يه ٍم‬
ُّ ً ‫ يسئ ىل‬:‫ت‬
‫ «أىلٍ يق ى‬:‫اؿ‬
‫النَّليب ى‬
»‫ىكيكليوهي‬
‫ فإف اختلفت‬،‫ كفيهم النبوة‬، ‫ ألهنم ق ب العرب‬،‫ إنو يتب قريش‬:‫بسن العبادم‬٢‫ كأبو ا‬،‫باكم‬٢‫باركدم ِف ا‬٤‫ قاؿ ا‬،‫فإف استوت ال ائفتاف‬
‫ كأخرل ِف‬،‫ كتارة ِف ال ب من السالمة كالعدكاف‬، ‫ كالشبو ي وف تارة ِف ال ورة‬.‫بيوانات شبهان بو‬٢‫ أقرب ا‬، ‫ اعتِب‬،‫قريش أك َل ٰب موا بشيء‬
،‫طعم اللحم‬
jika seimbang, maka kita ikuti orang quroisy, karena mereka adalah
pusat dan poros orang arab, dan pada mereka ada kenabian, dan jika
orang-orang quraisy berselisih pendapat, atau mereka menghukumi
sesuatu,
maka dilihat binatang yang paling mirip dengannya, dan
kemiripan terkadang bisa diketahui pada bentuknya, terkadang dilihat
pada tabiatnya, yaitu aman dari permusuhan antar binatang tersebut, dan
juga terkadang pada rasa dagingnya,
Seluruh perincian ini membutuhkan dalil, kenapa abu turob tidak menyebutkan
dalil-dalilnya?? Bahkan telah lewat dari kalam Syaikhul Islam yang membantahnya.
Oleh karena itu sebenarnya syariat ini mudah dan telah menjelaskan semua
perkara ini secara gamblang, yaitu dengan mencari dalil-dalil pengharaman dan jika
tidak didapati dalil yang mengharamkan maka hukumnya dikembalikan kepada
hukum asal dan selesai, tidak serumit apa yang disebutkan oleh abu turob mengikut
pendapat lemah dari sebagian ulama –rohmatulloh alaihim-.
.‫ انتهى‬.‫فإف تساكل الشبو أك َل يوجد ما يشبو ففيو كجهاف‬
dan jika ternyata semuanya mirip, atau tidak ada yang mirip dengannya,
maka padanya terdapat dua pendapat. Selesai.
Rentetan ihtimalat (kemungkinan-kemungkinan) yang disebutkan oleh abu turob
dari sebagian ulama ini berakhir dengan sesuatu yang tidak jelas, halal ataukah
harom, khobits atau tidak khobits?
Ternyata ujung-ujungnya diakui bahwa harus kembali kepada dalil, maka
jelaslah bahwa pedoman utama adalah dalil Al Kitab dan Assunnah.
Ini sebagai bukti bahwa pendapat yang dibawakan oleh abu turob adalah
pendapat yang lemah. Wallohu A‟lam.
22
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪(Kesimpulan):‬‬
‫‪Selanjutnya Ad-Damiri menyatakan :‬‬
‫كمن ى ه القواعد‪ ،‬يؤخ ‪ٙ‬برمي الورؿ‪،‬‬
‫‪Dari kaidah-kaidah diatas di ambil kesimpulan akan keharaman warol‬‬
‫‪(biawak),‬‬
‫‪Sekedar kaidah tanpa dalil tidaklah berarti..‬‬
‫‪Berkata Imam Bukhory:‬‬
‫باب‪ :‬الشركط ِف الوالء‪.‬‬
‫‪ - 2579‬حدثنا إ‪٠‬باعيل‪ :‬حدثنا مالك‪ ،‬عن ىشاـ بن عركة‪ ،‬عن أبيو‪ ،‬عن عائشة قالت‪:‬‬
‫جاءتِب بريرة فقالت‪ :‬كاتبت أىلي على تس أكاؽ‪ِ ،‬ف كل عاـ أكقية‪ ،‬فأعينيِب‪ ،‬فقالت‪ :‬إ ف أحبوا أف أعدىا ‪٥‬بموي وف‬
‫كالؤؾ ِل فعلت‪ ،‬ف ىبت بريرة إىل أىلها‪ ،‬فقالت ‪٥‬بم فأبوا عليها‪ ،‬فجاءت من عندىم كرسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم‬
‫جالس‪ ،‬فقالت‪ :‬إين قد عرضت ذلك عليهم فأبوا إال أف ي وف الوالء ‪٥‬بم‪ ،‬فسم النيب صلى ا﵁ عليو كسلم‪ ،‬فأخِبت‬
‫عائشة النيب صلى ا﵁ عليو كسلم‪ ،‬فقاؿ‪( :‬خ يها كاشَبطي ‪٥‬بم الوالء‪ ،‬فإ٭با الوالء على من أعتق)‪ .‬ففعلت عائشة‪ ،‬مث قاـ‬
‫رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم ِف الناس‪ ،‬فحمد ا﵁ كأثُب عليو‪ ،‬مث قاؿ‪( :‬ما بال رجال يشترطون شروطا ليست في كتاب‬
‫اهلل‪ ،‬ما كان من شرط ليس في كتاب اهلل فهو باطك‪ ،‬وإن كان مائة شرط‪ ،‬قضاء اهلل أحق‪ ،‬وشرط اهلل أوثق‪ ،‬وإنما‬
‫الوالء لمن أعتق)‪.‬‬
‫ألنو من ا‪٢‬بشرات‪ ،‬كَل يستثنوه‪.‬‬
‫‪karena dia termasuk serangga (hama) yang tidak mereka kecualikan.‬‬
‫‪Ini adalah salah satu dari alasan Addamiry tentang haramnya warol, namun hal‬‬
‫‪ini luput dari abu turob sehingga alasan ini tidak dicantumkan dalam ringkasan atas‬‬
‫‪keharaman daging biawak.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫?‪Apakah serangga itu harom‬‬
‫‪Addamiry tidak membawakan dalil pengharaman serangga dan sampai sekarang‬‬
‫‪kami tidak menemukan dalil shorih yang menyatakan bahwa serangga itu harom.‬‬
‫‪Sebagian ulama seperti Ibnu Hazm mengatakan serangga tidak boleh dimakan‬‬
‫‪karena tidak bisa disembelih.‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al Muhalla no.995:‬‬
‫ا‪٢‬بشر ً‬
‫وً‬
‫ً‬
‫ا‪٢‬بلىز ً‬
‫النَّلح ًل‪ ,‬كال ُّ ب ً‬
‫ا‪٣‬بىنىافً ً‬
‫اب‪ ,‬ىكالدُّبٍ ًر‪,‬‬
‫ات يكلٍّ ىها ىكالٍ ىوىزًغ ىك ٍ‬
‫كف الٍبىػٍّر ٍّ‬
‫ىم ٍسأىلىةه‪ :‬ىكالى ىٰب ُّل أى ٍك يل ٍى ي‬
‫س‪ ,‬ىك ٍ‬
‫النَّلم ًل‪ ,‬ىك ٍ ى ى‬
‫م‪ ,‬ىكالى ىش ٍيء م ٍن ٍى ى ى‬
‫ً ً‬
‫كالد ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ُّكد يكلٍّ ًو طىيَّلارةو ك ىغ ًّب طىيَّلارةو كالٍ ىقم ًل‪ ,‬كالٍبػر ً‬
‫اغ ً‬
‫يث‪ ,‬ىكالٍبى ٍّق‪ ,‬ىكالٍبىػعي ً‬
‫ت ىعلىٍي ي ٍم‬
‫وض ىكيك ٍّل ىما ىكا ىف م ٍن أىنٍػ ىواع ىها ل ىق ٍوًؿ اللَّلو تىػ ىع ىاىل‪ { :‬يحٍّرىم ٍ‬
‫ى‬
‫ى ى ٍ ى ى ٍ ى ىى‬
‫ص َّل الٍبيػ ٍرىىا يف ىعلىى أ َّل‬
‫ا‪٢‬بىٍل ًق أ ٍىك‬
‫ىف ال َّل ىكاةى ًِف الٍ ىم ٍق يدكًر ىعلىٍي ًو الى تى ي و يف إًالَّل ًِف ٍ‬
‫الٍ ىمٍيتىةي} ‪ .‬ىكقىػ ٍولو تىػ ىع ىاىل‪{ :‬إًالَّل ىما ذى َّلكٍيتي ٍم} ‪ .‬ىكقى ٍد ى‬
‫و‬
‫ًً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫يل ىإىل أى ٍكلً ًو‪ :‬فىػ يه ىو ىحىر هاـ‪ ,‬أل ٍىمتًنى ًاع أى ٍكلً ًو إًالَّل ىمٍيتىةن ىغٍيػىر يم ى ًّكى‪.‬‬
‫ال َّل ٍدر‪ ,‬فى ىما ىَلٍ يػي ٍق ىد ٍر فيو ىعلىى ذى ىكاة فىالى ىسب ى‬
‫اف‪ :‬قًسم مباح قىػٍتػليو‪ :‬ىكالٍوزًغ‪ ,‬ك ٍ ً‬
‫س‪ ,‬كالٍبػر ً‬
‫اغ ً‬
‫كبػرىا هف آخر‪ًِ :‬ف يك ٍّل ما ذى ىكرنىا أىنػَّلهما قًسم ً‬
‫يث‪ ,‬ىكالٍبى ٍّق‪ ,‬ىكالدُّبٍ ًر; ىكقً ٍس هم ي‪٧‬بىَّلرهـ‬
‫ٍ ه يى ه ي ى ى ى‬
‫ى ٍ يى ٍى‬
‫ا‪٣‬بىنىاف ً ى ى ى‬
‫ى يٍ ى ى ي‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ىف قىػٍتل ما ى٘ب ً‬
‫ً‬
‫وز ف ًيو‬
‫اعةه ل ٍل ىم ًاؿ‪ ,‬ىكىما الى ىٰب ُّل قىػٍتػليوي الى ى٘بي ي‬
‫وز فيو ال َّل ىكاةي ى‬
‫اح قىػٍتػليوي الى ذى ىكاةى فيو‪ ,‬أل َّل ى ى ي ي‬
‫إض ى‬
‫النَّلم ًل‪ ,‬ىك ٍ‬
‫قىػٍتػليوي‪ :‬ىك ٍ‬
‫النَّلح ًل‪ ,‬فىالٍ يمبى ي‬
‫ً‬
‫س لىوي ىد هـ ىسائً هل فىالى ذى ىكاةى فً ًيو‪.‬‬
‫َّلعً ٍّ‬
‫ال َّل ىكاةي‪ :‬يرٍّكينىا م ٍن طى ًر ًيق الش ٍ‬
‫يب‪ :‬يك ُّل ىما لىٍي ى‬
‫‪Jika tidak bisa disembelih maka Alloh berfirman:‬‬
‫‪23‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
ً ً
ً
ً
ًً ً
ًٍ ‫بم‬٢‫حٍّرمت علىي ي م الٍميتىةي كالدَّلـ ك ى‬
‫السبي ي إًَّلال ىما‬
‫يحةي ىكىما أى ىك ىل َّل‬
‫بٍن ًزي ًر ىكىما أيى َّلل لغى ًٍّب اللَّلو بو ىكالٍ يمٍن ىخن ىقةي ىكالٍ ىم ٍوقيوذىةي ىكالٍ يمتىػىرٍّديىةي ىكالنَّل ى‬٣‫ا‬
‫ي ى ٍ ى ٍ ي ىٍ ى ي ى ٍ ي‬
ً ‫ذى َّلكٍيتيم كىما ذيبً ىعلىى النُّ ي‬
‫ب ىكأى ٍف تى ٍستىػ ٍق ًس يموا بً ٍاأل ٍىزىالًـ‬
‫ى‬
‫ٍى‬
Karena itu Imam Ibnu Hazm menegaskan bahwa biawak itu halal karena
memungkinkan untuk disembelih sebagaimana yang akan datang penukilannya.
‫ كيس ن‬، ‫ كٱبرجها من جحرىا‬، ‫ كيأكلها أكالن ذريعان‬، ‫بيات‬٢‫ إف الورؿ يقوم على ا‬:‫باحظ كغّبه‬١‫ قوؿ ا‬، ‫با يدؿ على من أكل الورؿ‬٩‫ك‬
.‫فيو‬
Dan diantara dalil yang menunjukkan terlarangnya makan warol adalah
ucapannya Al-Jaahidh dan lainnya: dan dia bisa mengalahkan ular, dan
memangsanya dengan sangat ganas, dan mengusir ular dari lobangnya,
lantas dia menempatinya.
Lihat, betapa lemah alasan yang dipakai oleh damiry dan kemudian dipungut
oleh abu turob.
Al jahidh ini mau dinukil dan dimuat namanya saja memalukan, apalagi
ucapannya mau dijadikan sebagai dalil, bahkan sebagaimana yang akan kami muat
bahwa al jahidh adalah seorang yang sesat lagi menyesatkan, kita berlindung
kepada Alloh dari kejelekannya.
Ini adalah istidlal keliru dari Addamiry yang selanjutnya diikuti oleh abu turob,
apa dalilnya biawak dihukumi harom gara-gara dia memangsa ular dan bagaiamana
sisi pendalilannya? Apakah sekedar karena memangsa binatang lain kemudian
dihukumi harom?
Bagaimana dengan ayam yang memangsa rayap atau laron? Atau burung-burung
yang memangsa berbagai jenis belalang?
‫ كى ا ىو الظاىر من قوؿ األقدمْب‬،‫بيات أنو ٰبرـ‬٢‫ مقتضى ما تقدـ من أكلو ا‬:‫ب م‬٢‫ا‬
Hukum makan biawak, dari penjabaran di atas diantaranya bahwa
biawak itu suka makan ular, maka dia itu haram, dan ini adalah yang
nampak dari ungkapan orang-orang terdahulu (salaf). selesai.
Siapa salaf yang dimaksud disini???
Abu turob memang keterlaluan dalam membuat talbis, ucapan yang jelas-jelas
ngawur dan tidak ada hakikatnya tetap saja dijadikan sandaran, Damiry sendiri tidak
menyebutkan siapa salafnya tapi abu turob hanya mengekor melulu.
Kami baru tau ternyata salafnya abu turob adalah si jahidh, setelah ini gantian,
abu turob harus tau bahwa salaf kami dalam menghalalkan biawak adalah para
ulama mutaqoddimin dari kalangan tabiin dan orang yang setelah mereka.
Faedah : kami sempat bertanya kepada Syaikh Yahya hafidhohulloh dua
hari sebelum makalah ini ditulis (tanggal 11 Jumadal Ula 1433.H) tentang
pendapat beliau dalam masalah biawak, maka beliau menjawab bahwa
beliau sependapat dengan Ad-Daamiri.
Dari awal kami tidak percaya beliau mengharamkannya, karena beliau adalah
seorang alim yang tentunya tidak asal-asalan dalam mengharamkan sesuatu seperti
halnya abu turob.
24
Arsip www.darul-ilmi.com
Jika seandainya benar pun, maka Syaikh Yahya hafidhohulloh telah ditipu oleh
abu turob menggunakan pendapat Damiry, tujuannya agar abu turob mendapatkan
penguat untuk mengesahkan pendapatnya, semoga Alloh senantiasa menjaga Syaikh
Yahya dan sesungguhnya hanya saja hujjah adalah dengan dalil.
ً
ً
)147( ‫ين‬
ٍ
‫بى ُّق ًم ٍن ىربٍّ ى‬٢‫ا‬
‫ك فى ىال تى ي ونى َّلن م ىن الٍ يم ٍم ىَب ى‬
Sebelum ini akhuna abu saif jombang menukil dari beliau akan kehalalan biawak.
Kemudian setelah itu, seusai ditulisnya tulisan abu turob, bertepatan pada
malam rabu 10 Jumadits Tsany/1433 akhuna imam hanafy yang berada di Yaman,
menyampaikan berita lewat sms bahwa malam itu Syaikh Yahya ditanya –bukan kami
yang menyuruh bertanya- tentang hukum timsah (buaya) dan warol.
Adapun buaya maka beliau berfatwa bahwa kebanyakan para ulama tidak
membolehkannya.
Adapun biawak maka beliau mengatakan hukumnya halal meskipun jiwa merasa
jijik dari hal-hal seperti ini.
Esoknya, tiba-tiba akhuna muhammad riau yang juga berada di Yaman
mengirim sms dan mengaku bahwa dialah yang menanyakan hal ini kepada
Syaikh Yahya, dan semua berita-berita tadi datang sendiri tanpa kami minta.
Berikut ini teks sms dari akhuna muhammad:
“Bismillah,ust,pie kbre sht2 wae to?kok indnsia ktoke rame tntng wrol.mau
mbngi aku tkn syaikh jwbne (boleh)wes ora usah rame2.pie kbre
sugian?)muhammad(.”
Kami sengaja menyampaikan berita ini, karena nampaknya abu turob telah
berdusta.
Alloh berfirman:
ًً
ً ‫َّل‬
)119( ‫ْب‬
‫ين آى ىمنيوا اتػَّل يقوا اللَّلوى ىكيكونيوا ىم ى ال َّلادق ى‬
‫يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
Syaikh Yahya sendiri yang sering mengulang-ulang bait dibawah ini:
‫بر‬٢‫بر كال دؽ ال يَبكها ا‬٤‫ال دؽ حلو كىو ا‬
‫با زينة ٰبشدىا الياقوت كالدر‬٥ ‫جوىرة ال دؽ‬
Kemudian datang penguat berita ini dari beberapa ikhwah yang berada di Yaman,
maka mari kita mengucapkan bela sungkawa kepada abu turob.
‫سول أف أحسن ا﵁ فيك العزا‬
‫كما قولنا لك يا ذا العقوؽ‬
Renungan )dari ustadz abu mas‟ud(:
Semua nukilan berita ini mendidik kita agar selalu menjadikan dalil sebagai satusatunya bekal dalam memahami ilmu agama ini, jika tidak dan kita dibebani untuk
mengikut kepada perkataan seorang alim, maka tatkala kita mendapati seorang alim
membolehkan, selain kita akan menunggu dan berharap seorang alim tadi berubah
pendapat menjadi melarang, kemudian setelah benar-benar berubah maka kita pun
menunggu dan berangan-angan agar beliau berubah pendapat lagi, dan selain kita
akan melakukan hal yang serupa.
Jika dibiarkan seperti ini terus maka batallah keyakinan seseorang tentang ilmu
agama
ini,
semuanya
akan
terbengkalai
penyelesaiannya.
25
dalam
was-was
yang
tidak
ada
Arsip www.darul-ilmi.com
Maka tiada lain tiada pengganti, ibroh dan pedoman adalah dalil Al Kitab dan
Assunnah, dan inilah aqidah seluruh ahlus sunnah wal jamaah.
ً ً
ًً
‫) ىكىم ٍن‬51 ( ‫ك يى يم الٍ يم ٍفلً يحو ىف‬
‫ب ٍعنىا ىكأىطى ٍعنىا ىكأيكلىئً ى‬٠ً‫ْب إًذىا يدعيوا إً ىىل اللَّل ًو ىكىر يسول ًو ليى ٍح ي ىم بػىٍيػنىػ يه ٍم أى ٍف يػى يقوليوا ى‬
‫إًَّل٭بىا ىكا ىف قىػ ٍو ىؿ الٍ يم ٍؤمن ى‬
ً
)52( ‫ك يى يم الٍ ىفائًيزك ىف‬
‫ش اللَّلوى ىكيػىتَّلػ ٍق ًو فىأيكلىئً ى‬
‫يي ً اللَّلوى ىكىر يسولىوي ىكىٱبٍ ى‬
‫ًو‬
ً ً
ً ‫بًيىػىرةي ًم ٍن أ ٍىم ًرًى ٍم ىكىم ٍن يػى ٍع‬٣‫ا‬
‫ض َّلل‬
ٍ ‫بي يم‬٥‫ضى اللَّلوي ىكىر يسوليوي أ ٍىمنرا أى ٍف يى ي و ىف ى‬
‫ص اللَّلوى ىكىر يسولىوي فىػ ىق ٍد ى‬
‫ىكىما ىكا ىف ل يم ٍؤم ون ىكىال يم ٍؤمنىة إًذىا قى ى‬
)36( ‫ض ىالنال يمبًيننا‬
‫ى‬
Semua itu tanpa merendahkan atau mengurangi tingginya derajat para ulama –
semoga Alloh merohmati mereka semua-, Alloh berfirman:
ً
‫بىر و‬ٜ‫السم ًاء ماء فىأىخرجنىا بًًو ى‬
ً
‫أ ىَ ىَلٍ تىػىر أ َّل‬
‫ف أىلٍ ىوانػي ىها‬
ٍ ‫بيٍتىلً نفا أىلٍ ىوانػي ىها ىكًم ىن‬٨ ‫ات‬
‫بيٍتىل ه‬٨ ‫بيٍهر‬ٞ‫بًبى ًاؿ يج ىد هد بًي ه ىك‬١‫ا‬
ٍ ‫ىف اللَّلوى أىنٍػىزىؿ م ىن َّل ى ى ن ٍ ى‬
‫ى‬
ً ً
ًً ً ً
ً
ً
ً ‫ف أىلٍوانيوي ىك ى لً ى‬
ً ‫) ىكًم ىن‬27 ( ‫ود‬
‫ور‬
ٍّ ‫َّلك‬
‫يب يس ه‬
‫ك إَّل٭بىا ىٱبٍ ىشى اللَّلوى م ٍن عبىاده الٍعيلى ىماءي إ َّلف اللَّلوى ىع ًز هيز ىغ يف ه‬
‫النَّلاس ىكالد ى‬
‫ىك ىغىراب ي‬
‫بيٍتىل ه ى‬٨ ‫اب ىك ٍاألىنٍػ ىعاـ‬
)28(
ً ‫َّل َّل‬
ً ً
ً ً
ً ‫َّل‬
ً
‫َّل‬
ًً
‫ين‬
‫يل انٍ يش يزكا فىانٍ يش يزكا يػى ٍرفى ً اللوي ال ى‬
‫يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
‫يل لى ي ٍم تىػ ىف َّلس يحوا ِف الٍ ىم ىجالس فىافٍ ىس يحوا يػى ٍف ىس ً اللوي لى ي ٍم ىكإ ىذا ق ى‬
‫ين آى ىمنيوا إ ىذا ق ى‬
‫آىمنيوا ًمٍن ي م كالَّل ًين أيكتيوا الٍعًٍلم درج و‬
)11 ( ‫ات ىكاللَّلوي ًٗبىا تىػ ٍع ىمليو ىف ىخبًّبه‬
‫ى ىى ى‬
‫ى‬
‫ٍى ى‬
Pemberitahuan:
Setelah
abu
turob
tidak
mendapatkan
lagi
celah
untuk
berkilah
maka
sebagaimana berita akhuna abu musa, dari mertuanya yang belajar di tempat abu
turob :
Menurut abu turob, ternyata yang memberikan jawaban atas pertanyaannya
adalah anak Syaikh Yahya dan bukan beliau, karena abu turob hanya menanyakan
perkara ini melalui sms..
Kami katakan –dengan tersenyum-:
Laa ilaha illalloh, lihat bagaimana abu turob terpontang-panting mencari alasan
demi menutupi rasa malu atas kedustaannya.
Ketahuilah
bahwa
kami
tidak
menghimbau
agar
abu
turob
ruju‟
dari
pendapatnya, bahkan silahkan abu turob memegang pendapatnya sehingga dalam
permasalahan ini tetap ada dua pendapat:
-Harom, dan ini adalah pendapat abu turob mengikut tarjih anak Syaikh Yahya.
-Halal, dan inilah pilihan kami sesuai dengan dalil, dan ini adalah pendapat
Syaikh Yahya dan para ulama yang lain.
Kemudian abu turob tidak menyebutkan siapa anak Syaikh Yahya yang dimaksud,
dan jelas hal ini masuk dalam bab mubham yang diingkari oleh abu turob, ternyata
ia sendiri banyak terjatuh pada perkara yang sama atau bahkan lebih parah.
Lalu jika memang benar ceritanya sekonyol ini, abu turob -sampai bantahan ini
ditulis- belum mencabut apa yang telah dia sandarkan kepada Syaikh Yahya
mengenai pengharaman, maka abu turob masih menanggung dosa berdusta atas
nama Syaikhnya, sampai ia mencabutnya.
Semua bencana ini akibat seseorang tidak mau merendah diri kepada Alloh
untuk mengakui kesalahannya, dan masih berusaha membangkang dan ngeyel
dengan cara takalluf (memaksakan diri) untuk mencari-cari alasan walaupun
akhirnya terpaksa menjadi pemain ludruk. Nas‟alullohal „afiyah.
)Semua faedah diatas diambil dari nasehat ustadz abu mas‟ud(.
26
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪Sebenarnya perkaranya mudah jika Alloh menghendaki, dan tidak perlu takalluf‬‬
‫‪seperti ini sehingga abu turob pada usianya yang tak lagi muda harus ditertawakan‬‬
‫‪oleh anak-anak kaum muslimin.‬‬
‫‪Alloh berfirman:‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ًً‬
‫ً ً ً‬
‫ْب ( ‪ )87‬كلىتىػ ٍعلىم َّلن نػىبىأىهي بػى ٍع ىد ًح و‬
‫ْب ( ‪)88‬‬
‫ْب ( ‪ )86‬إً ٍف يى ىو إًَّلال ذ ٍكهر ل ٍل ىعالىم ى‬
‫ىج ور ىكىما أىنىا م ىن الٍ يمتى ى لٍّف ى‬
‫ىسأىلي ي ٍم ىعلىٍيو م ٍن أ ٍ‬
‫قي ٍل ىما أ ٍ‬
‫ى ي‬
‫اؿ رأىي َّل ً‬
‫ً ً ً‬
‫كيػ يق ي َّل ً‬
‫ًً‬
‫ك نىظىىر‬
‫ض يػىٍنظييرك ىف إًلىٍي ى‬
‫ورةه فىًإ ىذا أينٍ ًزلى ٍ‬
‫ين آى ىمنيوا لى ٍوىال نػيٍّزلى ٍ‬
‫ين ًِف قيػليوُّ ٍم ىمىر ه‬
‫ورةه يٍ‪٧‬ب ى ىمةه ىكذيكىر ف ىيها الٍقتى ي ى ٍ ى‬
‫ىى‬
‫ت يس ى‬
‫ت يس ى‬
‫ت ال ى‬
‫وؿ ال ى‬
‫ً‬
‫ًً‬
‫ً‬
‫ص ىدقيوا اللَّلوى لى ى ا ىف ىخٍيػنرا ى‪٥‬بي ٍم ( ‪)21‬‬
‫اعةه ىكقىػ ٍوهؿ ىم ٍع ير ه‬
‫الٍ ىم ٍغش ٍّي ىعلىٍيو م ىن الٍ ىم ٍوت فىأ ٍىكىىل ى‪٥‬بي ٍم (‪ )20‬طى ى‬
‫كؼ فىًإ ىذا ىعىزىـ ٍاأل ٍىم ير فىػلى ٍو ى‬
‫‪Seseorang yang berusaha membela diri dan tidak mau mengakui kesalahannya‬‬
‫‪dengan cara mencari-cari alasan, ia tidak akan mendapatkan kecuali kesengsaraan‬‬
‫‪dan pasti akan terjerumus kedalam kedustaan yang lebih parah.‬‬
‫‪Berkata Imam Muslim:‬‬
‫(‪ )2607‬حدثنا ‪٧‬بمد بن عبدا﵁ بن ٭بّب‪ .‬حدثنا أبو معاكية كككي ‪ .‬قاال‪ :‬حدثنا األعمش‪ .‬ح كحدثنا أبو كريب‪.‬‬
‫حدثنا أبو معاكية‪ .‬حدثنا األعمش عن شقيق‪ ،‬عن عبدا﵁ قاؿ‪:‬‬
‫قاؿ رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم "علي م بال دؽ‪ .‬فإف ال دؽ يهدم إىل الِب‪ .‬كإف الِب يهدم إىل ا‪١‬بنة‪ .‬كما يزاؿ الرجل‬
‫ي دؽ كيتحرل ال دؽ حٌب ي تب عند ا﵁ صديقا‪ .‬كإياكم كال ب‪ .‬فإف ال ب يهدم إىل الفجور‪ .‬كإف الفجور يهدم‬
‫إىل النار‪ .‬كما يزاؿ الرجل ي ب كيتحرل ال ب حٌب ي تب عند ا﵁ ك ابا"‪.‬‬
‫‪Karena hal ini telah menjadi sunnatulloh, Alloh berfirman:‬‬
‫اجو ىف ًِف اللَّل ًو ًمن بػع ًد ما ً‬
‫َّل ً‬
‫اح ً ً‬
‫ً‬
‫اب ىش ًدي هد ( ‪)16‬‬
‫ين يٰبى ُّ‬
‫ضةه عٍن ىد ىرٍُّّ ٍم ىك ىعلىٍي ًه ٍم ىغ ى‬
‫يب لىوي يح َّلجتيػ يه ٍم ىد ى‬
‫ب ىكى‪٥‬بي ٍم ىع ى ه‬
‫ٍ ىٍ ى ٍ‬
‫ضه‬
‫ىكال ى‬
‫استيج ى‬
‫ىكتىػ ىق َّلعيوا أ ٍىمىريى ٍم بػىٍيػنىػ يه ٍم يكلٌّ إًلىٍيػنىا ىر ًاجعيو ىف ( ‪)93‬‬
‫ً‬
‫يد اللَّلو أى ٍف يًٰب َّلق ٍ ً ً ًً‬
‫ً‬
‫كإً ٍذ يىعً يد يكم اللَّلوي إً ٍح ىدل ال َّلائًىفتىػ ٍ ً‬
‫ْب أىن ىػَّلها لى ي ٍم ىكتىػ ىوُّدك ىف أ َّل‬
‫ىف ىغٍيػىر ذىات الش ٍَّلوىكة تى ي و يف لى ي ٍم ىكييًر ي ي‬
‫ا‪٢‬بى َّلق ب ى ل ىماتو ىكيػى ٍق ى ى‬
‫ى‬
‫ي‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ين (‪)7‬‬
‫ىدابىر الٍ ى اف ًر ى‬
‫‪Alloh‬‬
‫‪firman‬‬
‫‪dengan‬‬
‫‪Ringkasan Atas Keharaman Daging Biawak‬‬
‫‪1.Biawak Harom, Karena Khobits, sesuai‬‬
‫‪subhaanahu wata'aalaa :‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ات﴾ [ا‪٤‬بائدة ‪]4 :‬‬
‫﴿يى ٍسأىليونى ى‬
‫ك ىما ىذا أيح َّلل ى‪٥‬بي ٍم قي ٍل أيح َّلل لى ي يم ال َّليٍّبى ي‬
‫‪“Mereka bertanya: Apa yang dihalalkan bagi mereka, katakanlah: di‬‬
‫‪halalkan bagi kalian yang thoyyib-thoyyib (yang baik-baik)”.‬‬
‫‪Dan firman Alloh subhaanahu wata'aalaa:‬‬
‫﴿كيًٰب ُّل ى‪٥‬بم ال َّليٍّب ً‬
‫ث﴾ [األعراؼ ‪]157 :‬‬
‫ات ىكيٰبىٍّريـ ىعلىٍي ًه يم ٍ‬
‫ا‪٣‬بىبىائً ى‬
‫ى يي ى‬
‫‪Dan dihalalkan bagi mereka at-thoyyibaat, dan diharamkan atas mereka‬‬
‫‪al-khobaaits (yang jorok-jorok).‬‬
‫‪Dari sinilah kita akan memulai adu hujjah dan tahqiq dalam masalah ini, semoga‬‬
‫‪Alloh selalu memberikan bimbingan kepada kita.‬‬
‫‪Istikhbats adalah alasan pertama yang dijadikan illah (sebab) pengharaman‬‬
‫‪biawak oleh abu turob.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Apakah istikhbats (anggapan jijik) termasuk salah satu sebab untuk‬‬
‫‪menghukumi sesuatu itu haram?.‬‬
‫‪27‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪Dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat dari para ulama, meskipun‬‬
‫‪banyak diantara para ulama yang menghitungnya sebagai sebab pengharaman‬‬
‫‪namun ibroh adalah dengan dalil dari Al Kitab dan Assunnah.‬‬
‫و‬
‫َّل ً‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫ىطيعوا اللَّلو كأ ً‬
‫ً‬
‫الرس ً‬
‫ً‬
‫وؿ ىكأ ً‬
‫وؿ إً ٍف يكٍنتي ٍم تػي ٍؤًمنيو ىف‬
‫الر يس ى‬
‫ىطيعيوا َّل‬
‫يكِل ٍاأل ٍىم ًر مٍن ي ٍم فىإ ٍف تىػنى ىاز ٍعتي ٍم ًِف ىش ٍيء فىػ يرُّدكهي إ ىىل اللَّلو ىك َّل ي‬
‫ين آى ىمنيوا أ ي ى ى‬
‫يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ىح ىس ين تىأٍ ًك نيال (‪)59‬‬
‫بًاللَّل ًو ىكالٍيىػ ٍوـ ٍاْلى ًخ ًر ىذل ى‬
‫ك ىخٍيػهر ىكأ ٍ‬
‫‪Dan untuk menanggapi abu turob dalam bab ini, insya Alloh kami akan memulai‬‬
‫‪dengan Takhliyah (mengkosongkan) sebelum Tahliyah (menghiasi).‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Membantah istidlal abu turob dengan ayat.‬‬
‫‪-Tafsir ayat-ayat yang berkaitan dalam bab ini.‬‬
‫‪Jumhur Mufassirin memaknakan Thoyyibat dengan yang dihalalkan syariat dan‬‬
‫‪sebaliknya Khobaits adalah yang diharomkan.‬‬
‫‪Pendapat ini sangat kuat, tidak akan terbantah –insya Alloh- dan pendapat lain‬‬
‫‪akan menjadi rumit jika tidak kembali kepada pendapat ini.‬‬
‫‪1. Surat Al Ma‟idah. Alloh berfirman:‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫َّل‬
‫ً َّل‬
‫ٍن‬
‫ات ىكىما ىعلَّل ٍمتي ٍم ًم ىن ٍ‬
‫يى ٍسأىليونى ى‬
‫ا‪١‬بىىوارًًح يم ى لٍّبً ى‬
‫ك ىماذىا أيح َّلل ى‪٥‬بي ٍم قي ٍل أيح َّلل لى ي يم ال َّليٍّبى ي‬
‫ْب تػي ىعلٍّ يمونػى يه َّلن ‪٩‬بَّلا ىعل ىم ي يم اللوي فى ي ليوا ‪٩‬بَّلا أ ٍىم ىس ى‬
‫َّل ً ً‬
‫ا‪٢‬بًس ً‬
‫َّل ً َّل ً‬
‫اب‬
‫ىعلىٍي ي ٍم ىكاذٍ يك يركا ٍ‬
‫اس ىم اللو ىعلىٍيو ىكاتػَّل يقوا اللوى إ َّلف اللوى ىسري ي ٍ ى‬
‫‪*Berkata Imam Abul Fida‟ Ibnu Katsir:‬‬
‫قاؿ ابن أيب حاُت‪ :‬حدثنا أبو يزٍر ىعة‪ ،‬حدثنا ٰبٓب بن عبد ا﵁ بن بي ى ٍّب‪ ،‬حدثِب عبد ا﵁ بن ى‪٥‬بًيعة‪ ،‬حدثِب ع اء بن دينار‪،‬‬
‫ً‬
‫ا‪٤‬به ٍل ًهل ال ائيْب ( ‪ )1‬سأال رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم‪ ،‬فقاال يا‬
‫م بن حاُت‪ ،‬كزيد بن ى‬
‫عن سعيد بن يجبىػ ٍّب‪ ،‬عن ىعد ٌ‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ات } قاؿ سعيد‬
‫رسوؿ ا﵁‪ ،‬قد حرـ ا﵁ ا‪٤‬بيتة‪ ،‬فماذا ٰبل لنا منها؟ فنزلت‪ { :‬يى ٍسأىليونى ى‬
‫ك ىما ىذا أيح َّلل ى‪٥‬بي ٍم قي ٍل أيح َّلل لى ي يم ال َّليٍّبى ي‬
‫ً‬
‫ات }‬
‫[بن جبّب] (‪ )2‬يعني‪ :‬الذبائح الحالل الطيبة لهم‪ .‬كقاؿ مقاتل‪[ :‬بن حياف] (‪ِ [ )3‬ف قولو‪ { :‬قي ٍل أيح َّلل لى ي يم ال َّليٍّبى ي‬
‫] (‪ )4‬فالطيبات ما أحك لهم من كك شيء أن يصيبوه ( ‪ )5‬وىو الحالل من الرزق‪ .‬كقد سئل الزىرم عن شرب البوؿ‬
‫للتداكم فقاؿ‪ :‬ليس ىو من ال يبات‪.‬‬
‫ركاه ابن أيب حاُت (‪ )6‬كقاؿ ابن كٍى و‬
‫ب‪ :‬سئل مالك عن بي ال ْب ال م يأكلو الناس‪ .‬فقاؿ‪ :‬ليس ىو من ال يبات‪.‬‬
‫ى‬
‫‪*Berkata Imam Al Qurthuby:‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ات } { ىما} ِف موض رف باالبتداء‪ ،‬كا‪٣‬بِب { أ ًيح َّلل ى‪٥‬بي ٍم } ك‬
‫الثانية‪ -‬قولو تعاىل‪ { :‬ىما ىذا أيح َّلل ى‪٥‬بي ٍم قي ٍل أيح َّلل لى ي يم ال َّليٍّبى ي‬
‫{ ىذا} زائدة‪ ،‬كإف شئت كانت ٗبعُب ال م‪ ،‬كي وف ا‪٣‬بِب { قُك أ ِ‬
‫ات } وىو الحالل‪ ،‬وكك حرام فميس‬
‫ُح َّك لَ ُك ُم الطَّيِّبَ ُ‬
‫ْ‬
‫بطيب‪ .‬وقيك‪ :‬ما التذه آكمو وشاربو ولم يكن عميو فيو رر في الدنيا وال في اآلخرة‪ .‬وقيك‪ :‬الطيبات الذبائح‪ ،‬انها‬
‫طابت بالتذكية‬
‫‪*Berkata Imam At Thobary:‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ْب }‬
‫ات ىكىما ىعلَّل ٍمتي ٍم ًم ىن ٍ‬
‫القوؿ ِف تأكيل قولو ‪ { :‬يى ٍسأىليونى ى‬
‫ا‪١‬بىىوارًًح يم ى لٍّبً ى‬
‫ك ىما ىذا أيح َّلل ى‪٥‬بي ٍم قي ٍل أيح َّلل لى ي يم ال َّليٍّبى ي‬
‫قاؿ أبو جعفر‪ :‬يعِب ب لك جل ثناؤه‪ :‬يسألك‪ ،‬يا ‪٧‬بمد‪ ،‬أصحابك‪ :‬ما ال م أحل ‪٥‬بم أكلو من ا‪٤‬ب اعم كا‪٤‬بآكل؟ فقل ‪٥‬بم‪:‬‬
‫ً‬
‫أيضا م ذلك‪،‬‬
‫أحل ل م منها ="ال يبات"‪ ،‬وىي الحالل الذي أذن لكم ربكم في أكمو من الذبائح ( ‪ )1‬كأحل ل م ن‬
‫صيد ما علٌمتم من"ا‪١‬بوارح"‪ ،‬كىن ال ى واسب من سباع البهائم‪.‬‬
‫ي‬
‫‪*Berkata Imam Al Baghowy:‬‬
‫‪28‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫ً‬
‫ات } يعِب‪ :‬ال بائ على اسم ا﵁ تعاىل‪ ،‬كقيل‪ :‬كل ما تست يبو العرب كتستل ه من غّب أف يرد‬
‫{ قي ٍل أيح َّلل لى ي يم ال َّليٍّبى ي‬
‫بتحرٲبو نص من كتاب أك سنة‬
‫‪Dan ulama yang menafsirkan ayat ini dengan apa-apa yang dianggap baik atau‬‬
‫‪buruk, mereka membatasi hal tersebut dengan apa yang dihalalkan atau yang‬‬
‫‪diharamkan oleh syariat. Sebagaimana yang akan kami nukil dalam tafsir surat Al‬‬
‫‪A‟rof, insya Alloh.‬‬
‫‪Karena jika tidak maka orang arab akan menganggap baik sesuatu yang harom‬‬
‫‪seperti khomr dan lainnya, dan menganggap buruk sesuatu yang halal.‬‬
‫‪2. Surat Al A‟rof.‬‬
‫‪Alloh berfirman:‬‬
‫ِ‬
‫َّ ِ‬
‫ول النَّبِ َّي ْاا ُِّم َّي الَّ ِذي يَ ِج ُدونَوُ َم ْكتُوبًا ِع ْن َد ُى ْم فِي الت َّْوَراةِ َو ِْ‬
‫اإلنْ ِج ِ‬
‫اى ْم‬
‫الر ُس َ‬
‫ين يَتَّبِعُو َن َّ‬
‫يك يَأ ُْم ُرُى ْم بِال َْم ْع ُروف َويَ ْن َه ُ‬
‫الذ َ‬
‫َّ ِ‬
‫َع ِن الْم ْن َك ِر وي ِح ُّك لَهم الطَّيِّب ِ‬
‫ين آ ََمنُوا‬
‫ات َويُ َح ِّرُم َعمَْي ِه ُم الْ َخبَائِ َ‬
‫ص َرُى ْم َو ْااَ ْغ َال َل الَّتِي َكانَ ْ‬
‫ث َويَ َ‬
‫ض ُع َع ْن ُه ْم إِ ْ‬
‫ُ َُ ُ ُ َ‬
‫ت َعمَْي ِه ْم فَالذ َ‬
‫ِ‬
‫ك ُى ُم ال ُْم ْفمِ ُحو َن ( ‪)157‬‬
‫ُّور الَّ ِذي أُنْ ِز َل َم َعوُ أُولَئِ َ‬
‫بِو َو َع َّزُروهُ َونَ َ‬
‫ص ُروهُ َواتَّبَ عُوا الن َ‬
‫‪*Berkata Imam Ibnu Katsir:‬‬
‫كقولو‪ { :‬كيًٰب ُّل ى‪٥‬بم ال َّليٍّب ً‬
‫ث } أم‪ٰ :‬بل ‪٥‬بم ما كانوا حرموه على أنفسهم من البحائر‪،‬‬
‫ات ىكيٰبىٍّريـ ىعلىٍي ًه يم ٍ‬
‫ا‪٣‬بىبىائً ى‬
‫ى يي ى‬
‫كالسوائب‪ ،‬كالوصائل‪ ،‬كا‪٢‬باـ‪ ،‬ك‪٫‬بو ذلك‪٩ ،‬با كانوا ضيقوا بو على أنفسهم‪ ،‬كٰبرـ عليهم ا‪٣‬ببائث‪.‬‬
‫قاؿ علي بن أيب طلحة‪ ،‬عن ابن عباس‪ :‬كلحم ا‪٣‬بنزير كالربا‪ ،‬كما كانوا يستحلونو من ا﵀رمات من ا‪٤‬بآكل الٍب حرمها ا﵁‬
‫تعاىل‪.‬‬
‫كقاؿ بع العلماء‪ :‬كل ما أحل ا﵁ تعاىل‪ ،‬فهو طيب ناف ِف البدف كالدين‪ ،‬ككل ما حرمو‪ ،‬فهو خبيث ضار ِف البدف‬
‫كالدين‪.‬‬
‫كقد ‪ٛ‬بسك ُّ ه اْلية ال رٲبة من يرل التحسْب كالتقبي العقليْب‪ ،‬كأجيب عن ذلك ٗبا ال يتس ى ا ا‪٤‬بوض لو‪.‬‬
‫كك ا احتج ُّا من ذىب من العلماء إىل أف ا‪٤‬برج ِف حل ا‪٤‬بآكل الٍب َل ينص على ‪ٙ‬بليلها كال ‪ٙ‬برٲبها‪ ،‬إىل ما است ابتو‬
‫العرب ِف حاؿ رفاىيتها‪ ،‬كك ا ِف جانب التحرمي إىل ما استخبثتو‪ .‬كفيو كالـ طويل أيضا‪.‬‬
‫‪Perkataan Ibnu katsir inilah yang dicuplik sebagian kecilnya oleh abu turob lalu ia‬‬
‫‪pura-pura memejamkan mata dari sebagiannya yang lain.‬‬
‫‪*Berkata Imam Al Qurthuby:‬‬
‫السادسة‪ :‬قولو تعاىل‪{ :‬كيًٰب ُّل ى‪٥‬بم ال َّليٍّب ً‬
‫ات} م ىب مالك أف ال يبات ىي ا﵀لالت؛ ف أنو كصفها بال يب؛ إذ ىي‬
‫ى يي ى‬
‫لفظة تتضمن مدحا كتشريفا‪ .‬وبحسب ىذا نقول في الخبائث‪ :‬إنها المحرمات؛ كل لك قاؿ ابن عباس‪ :‬ا‪٣‬ببائث ىي‬
‫‪٢‬بم ا‪٣‬بنزير كالربا كغّبه‪ .‬كعلى ى ا حلل مالك ا‪٤‬بتق رات كا‪٢‬بيات كالعقارب كا‪٣‬بنافس ك‪٫‬بوىا‪ .‬كم ىب الشافعي ر‪ٞ‬بو ا﵁‬
‫أف ال يبات ىي من جهة ال عم؛ إال أن المفظة عنده ليست عمى عمومها؛ ان عمومها بهذا الوجو من الطعم يقتضي‬
‫تحميك الخمر والخنزير‪ ،‬بك يراىا مختصة فيما حممو الشرع‪ .‬كيرل ا‪٣‬ببائث لفظا عاما ِف ا﵀رمات بالشرع كِف ا‪٤‬بتق رات؛‬
‫فيحرـ العقارب كا‪٣‬بنافس كالوزغ كما جرل ى ا اَّرل‪ .‬كالناس على ى ين القولْب‪.‬‬
‫‪Dari nukilan diatas jelaslah bahwa Imam Syafi‟i sendiri membatasi apa yang‬‬
‫‪dianggap baik oleh orang arab dengan apa yang dihalalkan oleh Syariat, maka‬‬
‫‪demikian pula seharusnya yang ditempuh dalam apa yang dianggap buruk. Wallohu‬‬
‫‪A‟lam.‬‬
‫‪*Berkata Imam At Thobary:‬‬
‫‪29‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
‫بوامي "كٰبرـ عليهم‬٢‫السوائب كالوصائل كا‬
‫برمو من البحائر ك َّل‬ٙ
ٍّ ‫باىلية‬١‫ كذلك ما كانت ا‬،"‫بم ال يبات‬٥ ‫ "كٰبل‬:‫كقولو‬
‫ حدثنا‬،‫بثِب قاؿ‬٤‫ كما حدثِب ا‬،‫بشارب الٍب حرمها ا﵁‬٤‫ب اعم كا‬٤‫الربا كما كانوا يستحلونو من ا‬
ٍّ ‫بنزير ك‬٣‫بم ا‬٢ ‫ كذلك‬،"‫بىبىائث‬٣‫ا‬
‫ كما كانوا‬،‫بنزير كالربا‬٣‫بم ا‬٢ ‫ كىو‬،"‫ببائث‬٣‫ "كٰبرـ عليهم ا‬:‫ عن ابن عباس‬،‫ عن علي‬،‫ حدثِب معاكية‬،‫عبد ا﵁ بن صاحل قاؿ‬
ً ‫ا﵀رمات من‬
.‫بآكل الٍب حرمها ا﵁‬٤‫ا‬
‫يستحلونو من َّل‬
Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa makna Thoyyibat dan khoba‟its justru
bertentangan dengan anggapan orang-orang jahiliyyah yang tentunya mereka
adalah orang arob. Walillahil hamdu wal minnah.
Dari penukilan-penukilan diatas yakinlah bahwa At Thoyyib adalah apa-apa yang
dihalalkan oleh Alloh, seluruh yang Alloh halalkan maka dia adalah thoyyib dan
begitu pula sebaliknya.
Inilah madzhab jumhur Mufassirin dalam menafsirkan ayat-ayat dalam bab ini,
berbeda dengan yang dinukil oleh abu turob dari Ar Rofi‟i rohimahulloh.
Faedah: Pendapat lain dalam bab ini.
Syaikhul Islam memilih makna thoyyibat ialah seluruh makanan yang bermanfaat
bagi akal dan akhlaq, sebaliknya khobaits ialah yang membahayakan bagi keduanya.
Beliau berkata (Fatawa 17/117):
.‫ببائث ىي الضارة للعقوؿ كاألخالؽ‬٣‫ كا‬,‫ب اعم النافعة للعقوؿ كاألخالؽ‬٤‫فال يبات الٍب أباحها ىي ا‬
Diambil dari malzamah akhina fahmi.
Wallohu A‟lam, pendapat beliau ini masuk dalam bab bahaya sehingga keluar
dari pembahasan istikhbats.
Dan bab bahaya mempunyai dalil tersendiri dalam pengharaman, seperti firman
Alloh:
ً ‫يا أىيػُّها الَّل ًين آىمنيوا ىال تىأٍ يكليوا أىموالى ي م بػيػنى ي م بًالٍب‬
‫اط ًل إًَّلال أى ٍف تى ي و ىف ً٘بى ىارنة ىع ٍن تىػىر و‬
‫اض ًمٍن ي ٍم ىكىال تىػ ٍقتيػليوا أىنٍػ يف ىس ي ٍم إً َّلف اللَّلوى ىكا ىف‬
‫ى ى‬
‫ٍ ى ٍ ىٍ ٍ ى‬
‫ى ى‬
ً
ً
)29( ‫يما‬
‫ب ي ٍم ىرح ن‬
ًً
ً ‫كأىنًٍف يقوا ًِف سبً ًيل اللَّل ًو كىال تػيٍل يقوا بًأىي ًدي ي م إً ىىل التػ‬
)195 ( ‫ْب‬
ُّ ‫ىح ًسنيوا إً َّلف اللَّلوى يًٰب‬
‫ب الٍ يم ٍحسن ى‬
ٍ
ٍ ‫َّلهلي ى ة ىكأ‬
‫ى‬
ٍ ٍ
‫ى‬
‫ى‬
Dan seperti hadits:
‫ال ضرر كال ضرار‬
Oleh karena itu Syaikhul Islam tidak termasuk dalam barisan orang-orang yang
meyakini istikhbatsun naas sebagai illah untuk pengharaman, karena mereka berada
di suatu tempat dan beliau jauh di tempat lain, dan telah salah orang yang
menyamakan antara keduanya.
Sehingga pendapat beliau semakin menguatkan pendapat kami, karena beliau
sendiri yang menegaskan bahwa manfaat dan bahaya berputar pada hukum halal
dan harom.
Beliau berkata sebagaimana dalam Fatawa 1/172:
‫ب م‬٢‫ كى ا الوصف قد دؿ على تعلق ا‬,‫بليلو‬ٙ ‫ ف انت مباحة كسائر ما نص على‬,‫ أهنا مفعة خالية عن مضرة‬:‫كثانيها‬
.‫ ككل ما ضر فهو خبيث‬,‫ ف ل ما نف فهو طيب‬.)‫ببائث‬٣‫بم ال يبات كٰبرـ عليهم ا‬٥ ‫ (كٰبل‬:‫ كىو قولو‬,‫بو النص‬
‫ فإف التحرمي يدكر م‬,‫ كالدكراف‬,‫بناسبة الواضحة ل ل ذم لب أف النف يناسب التحليل كالضرر يناسب التحرمي‬٤‫كا‬
‫ كعد ما ِف األنعاـ‬,‫با يضر بأنفس الناس‬٩ ‫بمر كغّبىا‬٣‫بخالب كا‬٤‫بنزير كذكات األنياب كا‬٣‫بم ا‬٢‫بيتة كالدـ ك‬٤‫بضار كجودا ِف ا‬٤‫ا‬
.‫كاأللباف كغّبىا‬
30
Arsip www.darul-ilmi.com
Dinukil dari pembahasan akhina fahmi.
Inilah yang benar, dan jika perkataan beliau masih tetap diseret kepada pendapat
mereka maka akan berseberangan dengan dalil dan tak lagi berguna, diantaranya
apa yang akan kami sebutkan mengenai bawang, Rosululloh menamainya khobits
padahal ia tidak berbahaya bahkan bermanfaat.
Maka perkaranya kembali kepada dalil, wabillahit taufiq.
Fasal:
Alloh telah banyak mensifati yang halal dengan yang thoyyib, maka Alloh
berfirman:
ً
ً ‫ض ح ىالنال طىيٍّبا كىال تىػتَّلبًعوا خ يو‬
ً ‫ات الشَّلي ى‬
)168 ( ‫ْب‬
‫اف إًنَّلوي لى ي ٍم ىع يد ٌّك يمبً ه‬
ٍ
‫بَّلا ًِف ٍاأل ٍىر ً ى‬٩ ‫النَّلاس يكليوا‬
‫ن ى ي ي ى‬
‫يىا أىيػُّ ىها ي‬
)88 ( ‫بَّلا ىرىزقى ي يم اللَّلوي ىح ىالنال طىيٍّبنا ىكاتػَّل يقوا اللَّلوى الَّل ًم أىنٍػتي ٍم بًًو يم ٍؤًمنيو ىف‬٩ً ‫ىكيكليوا‬
ً ‫بَّلا ىغنًمتيم ح ىالنال طىيٍّبا كاتػَّل يقوا اللَّلو إً َّلف اللَّلو ىغ يف‬٩ً ‫فى ي ليوا‬
)69 ( ‫يم‬
‫ى‬
‫ى ه‬
‫ٍ ٍ ى‬
‫ور ىرح ه‬
‫ن ى‬
)114 ( ‫بَّلا ىرىزقى ي يم اللَّلوي ىح ىالنال طىيٍّبنا ىكا ٍش ي يركا نً ٍع ىمةى اللَّل ًو إً ٍف يكٍنتي ٍم إًيَّلاهي تىػ ٍعبي يدك ىف‬٩ً ‫فى ي ليوا‬
Sebagai bukti bahwa dua sifat ini saling berkaitan.
Fasal:
Adapun anggapan bahwa memaknakan yang thoyyib dengan yang halal akan
mengeluarkan ayat tadi dari faedah maka jawabannya dari beberapa sisi:
-Makna tersebut mu‟tabar dan telah dijadikan sebagai tafsir ayat surat Al
Ma‟idah oleh para mufassirin seperti Imam Ibnu Katsir dan yang lain, sedangkan
ummat ini telah mengakui mereka sebagai rujukan dalam bidang ilmu tafsir.
-Maksud dihalalkan kepada kalian segala yang halal, yakni dihalalkan seluruh
apa-apa yang tidak diharomkan, maka menjawab dengan jawaban seperti ini
dibenarkan sekaligus berfaedah.
-Menjawab dengan jawaban seperti ini lebih ringkas dan lebih mencakup,
dikarenakan pertanyaannya adalah tentang apa-apa yang dihalalkan, tentunya dalam
bab ini yang halal lebih luas daripada yang harom, maka jawaban secara ijmal lebih
sesuai daripada jawaban terperinci.
-Bahkan jika ayat ini diartikan dengan sekedar apa yang dianggap baik maka
jawaban dari ayat tadi akan menjadi sangat longgar dan mencakup seluruh apa yang
dianggap baik oleh tabiat walaupun harom, dan jelas hal itu bukan yang dimaksud
oleh ayat ini. Wallohu A‟lam.
Sebagai penguat:
Apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam, bahwa dalam ayat pada surat Al A‟rof
disebutkan diantara sifat nabi Muhammad: Beliau menghalalkan bagi ummatnya
yang baik-baik dan mengharamkan yang jelek, hal ini sebagai pemberitaan dari
Alloh bahwa hal itu akan dilakukan oleh nabiNya yang kini telah terjadi.
Maka diketahui bahwa maksud dari yang baik dan yang buruk dalam ayat ini
adalah apa-apa yang dihalalkan oleh nabi Muhammad dan apa-apa yang akan beliau
haromkan.
Oleh karena itu setiap yang beliau halalkan maka dia itu baik begitu pula
sebaliknya, sehingga maksud dari ayat ini kembali kepada apa yang telah kami
tegaskan.
Dalam hal ini berkata Syaikhul Islam (Fatawa 17/117):
31
Arsip www.darul-ilmi.com
‫ فأحل النيب صلى ا﵁ عليو كسلم‬,‫ببائث) إخبار عنو أنو سيفعل ذلك‬٣‫بم ال يبات كٰبرـ عليهم ا‬٥ ‫ (كٰبل‬:‫كقولو تعاىل‬
.‫ إىل أخر كالمو‬..‫بلب من ال ّب‬٨ ‫ببائث مثل كل ذم ناب من السباع ككل ذم‬٣‫ال يبات كحرـ ا‬
(Diambil dari malzamah akhina fahmi).
Fasal:
Maka dengan keutamaan Alloh terbantahlah istidlal abu turob dengan ayat ini
atas
keharaman
biawak,
selanjutnya
masih
akan
kami
bahas
mengenai
permasalahan istikhbats (anggapan buruk) apakah dapat dijadikan illah (sebab)
untuk tahrim?
Bab:
Menetapkan dalil yang menyatakan anggapan baik dan buruk
bukanlah hujjah dalam penghalalan maupun pengharaman.
Kita tegaskan bahwa sekedar anggapan buruk tanpa disertai dalil tidaklah dapat
dijadikan landasan untuk mengharamkan sesuatu yang ada di muka bumi ini yang
asal mulanya halal.
Bukti dan dalil tentang hal ini akan kami uraikan dalam beberapa fasal dibawah
ini:
Fasal:
Sekedar anggapan baik ataupun buruk justru menjadi penyebab
turunnya syariat yang membantah kesesatan orang-orang jahiliyyah
dalam bab ini.
Sebagaimana yang ditegaskan oleh Al Habr Al Bahr Ibnu Abbas –semoga Alloh
meridhoinya-.
Berkata Imam Abu Dawud:
‫برٲبو‬ٙ ‫ باب ما َل ي كر‬-31
‫ب ي عن عمرك بن‬٤‫بمد يعِب ابن شريك ا‬٧ ‫ حدثنا‬:‫ قاؿ‬،‫ ثنا الفضل بن دكْب‬:‫ قاؿ‬، ‫بمد بن داكد بن صبي‬٧ ‫ػ حدثنا‬3800
:‫ عن ابن عباس قاؿ‬،‫ عن أيب الشعثاء‬،‫دينار‬
‫أحل‬
‫ كأنزؿ كتابو ك َّل‬،‫ فبعث اللٌو تعاىل نبيو صلى اللٌو عليو كسلم‬،ً‫كان أىك الجاىمية يأكمون أشياء ويتركون أشياء تقذرا‬
‫إِل‬
‫ كما َّل‬،‫ فما أحل فهو حالؿ‬،‫ كحرـ حرامو‬،‫حاللو‬
‫ كتال {قل ال أجد فيما أكحي َّل‬،‫ كما س ت عنو فهو عفو‬،‫حرـ فهو حراـ‬
.‫برمان على طاع وم ي عمو} إىل آخر اْلية‬٧
Fasal:
Syariat ini telah menamai beberapa perkara dengan nama khobits
(buruk) padahal perkara tersebut tidaklah harom, sebagai bukti bahwa
khobits tidak mengharuskan harom.
*Alloh berfirman:
ِ ِ
ِ َّ
ِ
ِ ‫س ْبتُ ْم َوِم َّما أَ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم ِم َن ْاا َْر‬
‫يث ِم ْنوُ تُ ْن ِف ُقو َن‬
َ ِ‫ض َوَال تَيَ َّم ُموا الْ َخب‬
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
َ ‫ين آ ََمنُوا أَنْف ُقوا م ْن طَيِّبَات َما َك‬
ِ ‫ولَستم بِآ‬
َّ ‫ضوا فِ ِيو َوا ْعمَ ُموا أ‬
)267 ( ‫َن المَّوَ غَنِ ٌّي َح ِمي ٌد‬
ُ ‫َخ ِذ ِيو إَِّال أَ ْن تُغْ ِم‬
ْ ُْ َ
Berkata Imam Ibnu katsir:
‫ عن‬،‫ عن الس ٌدم‬،‫ عن أسباط‬،‫ حدثِب أيب‬،‫زم‬
ٍّ ‫العٍنػ ىق‬
‫بسْب بن عمرك ى‬٢‫ حدثِب ا‬:‫كال حي القوؿ األكؿ؛ قاؿ ابن جرير‬
ً
ً ‫َّل‬
ً
ً ً
‫ىخىر ٍجنىا لى ي ٍم ًم ىن‬
ٍ ‫بَّلا أ‬٩‫ين ىآمنيوا أىنٍف يقوا م ٍن طىيٍّبىات ىما ىك ىسٍبتي ٍم ىك‬
‫ { يىا أىيػُّ ىها ال ى‬:‫ عن الِباء بن عازب ِف قوؿ ا﵁‬،‫عدم بن ثابت‬
32
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫األر ً‬
‫يث ًمٍنوي تػيٍن ًف يقو ىف } اْلية‪ .‬قاؿ‪ :‬نزلت ِف األن ار‪ ،‬كانت األن ار إذا كاف أياـ ج ى اذ النخل‪ ،‬أخرجت‬
‫ض ىكال تىػيى َّلم يموا ٍ‬
‫ا‪٣‬بىبً ى‬
‫ٍ‬
‫من حي اهنا أقناء البي ٍسر‪ ،‬فعلقوه على حبل بْب األس وانتْب ِف مسجد رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم‪ ،‬فيأكل فقراء‬
‫فيعمد الرجل منهم إىل ا‪٢‬بى ىشف‪ ،‬فيدخلو م أقناء البسر‪ ،‬يظن أف ذلك جائز‪ ،‬فأنزؿ ا﵁ فيمن فعل ذلك‪{ :‬‬
‫ا‪٤‬بهاجرين منو‪ٍ ،‬‬
‫يث ًمٍنوي تػيٍن ًف يقو ىف }‬
‫ىكال تىػيى َّلم يموا ٍ‬
‫ا‪٣‬بىبً ى‬
‫‪Beliau juga berkata:‬‬
‫كقاؿ ابن أيب حاُت‪ :‬حدثنا أبو سعيد األشج‪ ،‬حدثنا عبيد ا﵁‪ ،‬عن إسرائيل‪ ،‬عن السدم‪ ،‬عن أيب مالك‪ ،‬عن الِباء‪{ :‬‬
‫ا‪٣‬ببً ً ً‬
‫ًًً‬
‫ً‬
‫ضوا فً ًيو } قاؿ‪ :‬نزلت فينا‪ ،‬كنا أصحاب ‪٬‬بل‪ ،‬ككاف الرجل يأيت‬
‫ىكال تىػيى َّلم يموا ٍى ى‬
‫يث مٍنوي تػيٍنف يقو ىف ىكلى ٍستي ٍم بًآخ يو إًال أى ٍف تػي ٍغم ي‬
‫من ‪٬‬بلو بقدر كثرتو كقلتو‪ ،‬فيأيت الرجل ً‬
‫بالقٍنو فيعلقو ِف ا‪٤‬بسجد‪ ،‬ككاف أىل ال فة ( ‪ )2‬ليس ‪٥‬بم طعاـ‪ ،‬ف اف أحدىم إذا‬
‫جاع جاء فضربو بع اه‪ ،‬فيسقط منو البسر كالتمر‪ ،‬فيأكل‪ ،‬ككاف أناس ‪٩‬بن ال يرغبوف ِف ا‪٣‬بّب يأيت ً‬
‫بالقٍنو فيو ا‪٢‬بى ىشف‬
‫ا‪٣‬ببً ً ً‬
‫ًًً‬
‫ً‬
‫ضوا فً ًيو }‬
‫كالشٍّيص‪ ،‬كيأيت بالقنو قد ان سر فيعلقو‪ ،‬فنزلت‪ { :‬ىكال تىػيى َّلم يموا ٍى ى‬
‫يث مٍنوي تػيٍنف يقو ىف ىكلى ٍستي ٍم بًآخ يو إًال أى ٍف تػي ٍغم ي‬
‫كحياء‪ ،‬ف نا بعد ذلك ٯبيء الرجل منا ب احل ما‬
‫قاؿ‪ :‬لو أ ٌف أحدكم أىدم لو مثل ما ٍ‬
‫أع ىى ما أخ ه إال على إغماض ى‬
‫عنده‪.‬‬
‫‪Maka Alloh menamai kurma jelek yang diinfaqkan sebagian shohabat dengan‬‬
‫‪nama khobits, dan Alloh tidak mengharomkannya untuk dimakan.‬‬
‫‪*Rosululloh sebagai orang arob yang paling fasih menyebut bawang merah dan‬‬
‫‪bawang putih sebagai khobitsatain (dua benda yang buruk) akan tetapi beliau tidak‬‬
‫‪mengharamkannya.‬‬
‫‪Berkata Imam Muslim:‬‬
‫م‪ ،‬عن أًىيب نىضرةى‪ ،‬عن أًىيب سعً و‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫اؿ‪ :‬ىَلٍ نػى ٍع يد أى ٍف‬
‫يل ابٍ ين عيلىيَّلةى‪ ،‬ىع ًن ٍ‬
‫يد‪ ،‬قى ى‬
‫ا‪١‬بيىريٍ ًر ٍّ ى ٍ‬
‫ٍى ى ٍ ى‬
‫(‪ )565‬ىك ىح َّلدثىًِب ىع ٍمهرك النَّلاق يد‪ ،‬ىح َّلدثػىنىا إ ٍ‪٠‬بىاع ي‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫يدا‪،‬‬
‫النَّلاس جيىاعه‪ ،‬فىأى ىك ٍلنىا ًمٍنػ ىها أى ٍك نال ىشد ن‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم ًِف تًٍل ى‬
‫فيت ىح ٍ‬
‫ت ىخٍيبىػ ير فىػ ىوقىػ ٍعنىا أ ٍ‬
‫اب ىر يسوؿ ا﵁ ى‬
‫ىص ىح ى‬
‫ك الٍبىػ ٍقلىة الثُّوـ ىك ي‬
‫ً ًً‬
‫يمثَّل رحنىا إً ىىل الٍمس ًج ًد‪ ،‬فىػوج ىد رس ي ً‬
‫ا‪٣‬بىبًيثىًة ىشٍيئنا‪ ،‬فى ىال يػى ٍقىربػىنَّلا‬
‫َّلجىرةً ٍ‬
‫الري ى فىػ ىق ى‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم ٍّ‬
‫يٍ‬
‫وؿ ا﵁ ى‬
‫اؿ‪ « :‬ىم ٍن أى ىك ىل م ٍن ىى ه الش ى‬
‫ىى ىي‬
‫ىٍ‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫س ًيب ىٍ‪ٙ‬ب ًرميي ىما‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم فىػ ىق ى‬
‫ًِف الٍ ىم ٍسجد» فىػ ىق ى‬
‫ت‪ ،‬يحٍّرىم ٍ‬
‫النَّلاس‪ :‬يحٍّرىم ٍ‬
‫ت‪ ،‬فىػبىػلى ى ذى ىاؾ ً َّل‬
‫النَّليب ى‬
‫اؿ‪« :‬أىيػُّ ىها ي‬
‫اؿ ي‬
‫النَّلاس إنَّلوي لىٍي ى‬
‫ً‬
‫َّلها ىش ىجىرةه أى ٍكىرهي ًرٰبى ىها»‬
‫ىح َّلل ا﵁ي ًِل‪ ،‬ىكلى نػ ى‬
‫أى‬
‫‪Hadits ini adalah hujjah pamungkas yang tidak dapat ditakwil, dan didalamnya‬‬
‫‪dijelaskan bahwa para sahabat pun mengira bahwa penamaan tersebut menjatuhkan‬‬
‫‪dan‬‬
‫‪tersebut‬‬
‫‪anggapan‬‬
‫‪menafikan‬‬
‫‪Rosululloh‬‬
‫‪tetapi‬‬
‫‪akan‬‬
‫‪tahrim‬‬
‫‪hukum‬‬
‫‪menjelaskan bahwa halal dan harom hanyalah datangnya dari Alloh.‬‬
‫‪*Penamaan ini selanjutnya diikuti oleh sahabat beliau Umar bin Al Khotthob,‬‬
‫‪berkata Imam An Nasa‟iy:‬‬
‫اؿ‪ :‬ح َّلدثػىنا قىػتادةي‪ ،‬عن س ً‬
‫ً‬
‫اؿ‪ :‬ح َّلدثػىنا ىٰبٓب بن سعً و‬
‫اَل بٍ ًن أًىيب‬
‫يد قى ى‬
‫‪ - 708‬أ ٍ‬
‫اؿ‪ :‬ىح َّلدثػىنىا ى ىش هاـ قى ى ى ى ى ى ى ٍ ى‬
‫ىخبىػىرنىا ي‪٧‬بى َّلم يد بٍ ين الٍ يمثىػ َّلُب قى ى ى ى ٍ ى ٍ ي ى‬
‫ِ‬
‫ا‪٣‬بى َّل ً‬
‫ِ‬
‫ا‪١‬بى ٍع ًد‪ ،‬ىع ٍن ىم ٍع ىدا ىف بٍ ًن أًىيب طىٍل ىحةى‪ ،‬أ َّل‬
‫اى َما إَِّال‬
‫اؿ‪" :‬‬
‫ىف عي ىمىر بٍ ىن ٍ‬
‫ٍ‬
‫اب قى ى‬
‫َّاس تَأْ ُكمُو َن م ْن َش َج َرتَ ْي ِن َما أ َُر ُ‬
‫إنَّ ُك ْم أَيُّ َها الن ُ‬
‫ً‬
‫َخبِيثَتَ ي ِن‪ :‬ى َذا الْبصك والثُّوم‪ ،‬كلىىق ٍد رأىيت نىً ً‬
‫يخر ىًج إً ىىل الٍبى ًقي ً‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم إً ىذا ىك ىج ىد ًرٰبى يه ىما ًم ىن َّل‬
‫ْ َ َ َ ُ َ ُ ى ى ٍ ي َّل‬
‫الر يج ًل أ ىىمىر بًو فىأ ٍ‬
‫يب اللَّلو ى‬
‫فى ىم ٍن أى ىكلى يه ىما فىػ ٍليي ًمٍتػ يه ىما طىٍب نخا "‬
‫‪*Rosululloh menyebut upah hijamah (bekam) sebagai khobits dan menurut‬‬
‫‪pendapat yang rojih upah bekam tidaklah harom.‬‬
‫‪33‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫ً ً‬
‫ً ً‬
‫السائً ً‬
‫ب بٍ ًن‬
‫يم بٍ ًن ىعٍب ًد اللَّل ًو يػى ٍع ًِب ابٍ ىن قىا ًر وظ‪ ،‬ىع ًن َّل‬
‫يل‪ ،‬أ ٍ‬
‫‪ - 3421‬ىح َّلدثػىنىا يم ى‬
‫ىخبىػىرنىا أىبىا يف‪ ،‬ىع ٍن ىٍٰب ىٓب‪ ،‬ىع ٍن إبٍػىراى ى‬
‫وسى بٍ ين إ ٍ‪٠‬بىاع ى‬
‫ىف رس ى ً‬
‫اؿ‪ « :‬ىكسب ٍ ً ً‬
‫يث‪ ،‬كى‪ٜ‬بىن الٍ ى ٍل ً‬
‫يث‪ ،‬ىكىم ٍه ير‬
‫يد‪ ،‬ىع ٍن ىرافً ً بٍ ًن ىخ ًد و‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم قى ى‬
‫ب ىخبً ه‬
‫يىًز ى‬
‫وؿ اللَّلو ى‬
‫يج‪ ،‬أ َّل ى ي‬
‫ا‪٢‬بى َّلجاـ ىخب ه ى ي‬
‫ٍ ي‬
‫يث»‬
‫الٍبىغً ٍّي ىخبً ه‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Istithobah (anggapan baik) dan istikhbats (anggapan buruk) adalah‬‬
‫‪perkara nisbiy (relatif) sehingga tidak dapat dijadikan manathul hukm‬‬
‫‪(sandaran hukum).‬‬
‫‪Dan hal inilah yang ditegaskan oleh banyak dari para ulama, sampai-sampai‬‬
‫‪ulama yang menjadikan istikhbats sebagai illah untuk pengharaman, mereka sendiri‬‬
‫‪mengakui bahwa perkara ini relatif.‬‬
‫‪Bukti mengenai hal ini:‬‬
‫‪*Rosululloh sendiri merasa jijik dari memakan dhobb walaupun dhobb itu halal,‬‬
‫‪dan para sahabat pun memakannya.‬‬
‫‪Berkata Imam Al Bukhory:‬‬
‫‪ - 5217‬حدثنا عبد ا﵁ بن مسلمة‪ ،‬عن مالك‪ ،‬عن ابن شهاب‪ ،‬عن أيب أمامة بن سهل‪ ،‬عن عبد ا﵁ بن عباس‬
‫رضي ا﵁ عنهما‪ ،‬عن خالد بن الوليد‪:‬‬
‫أنو دخل م رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم بيت ميمونة‪ ،‬فأيت بضب ‪٧‬بنوذ‪ ،‬فأىول إليو رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم‬
‫بيده‪ ،‬فقاؿ بع النسوة‪ :‬أخِبكا رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم ٗبا يريد أف يأكل‪ ،‬فقالوا‪ :‬ىو ضب يا رسوؿ ا﵁‪ ،‬فرف يده‪،‬‬
‫فقلت‪ :‬أحراـ ىو يا رسوؿ ا﵁؟ فقال‪( :‬ال‪ ،‬ولكن لم يكن بأرض قومي‪ ،‬فأجدني أعافو)‪ .‬قاؿ خالد‪ :‬فاجَبرتو فأكلتو‪،‬‬
‫كرسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم ينظر‪.‬‬
‫‪Berkata Imam An Nasa‟iy:‬‬
‫اؿ‪ :‬ح َّلدثػىنا شعبةي‪ ،‬عن أًىيب بً ٍش ور‪ ،‬عن سعً ً‬
‫ً‬
‫اعيل بن مسع و‬
‫ً‬
‫يد بٍ ًن يجبىػ ٍوّب‪ ،‬ىع ٍن‬
‫ود‪ ،‬قى ى‬
‫‪ - 4318‬أ ٍ‬
‫ىخبىػىرنىا إً ٍ‪٠‬بى ي ٍ ي ى ٍ ي‬
‫اؿ‪ :‬ىح َّلدثػىنىا ىخال هد‪ ،‬قى ى ى ى ي ٍ ى ى ٍ‬
‫ىٍ ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫ابٍ ًن ىعبَّل و‬
‫َوتَ َر َك‬
‫الس ٍم ًن‪،‬‬
‫اس قى ى‬
‫ىضبًّا‪« ،‬فىأى ىك ىل ًم ىن ٍاألىقً ًط ىك َّل‬
‫اؿ‪ :‬أ ٍىى ىد ٍ‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسلَّل ىم أىق نا ىك‪٠‬بىٍننا ىكأ ي‬
‫ت ىخالىًٍب إً ىىل ىر يسوؿ اللَّلو ى‬
‫ًً ً ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ًً ً ً‬
‫ً‬
‫ْااَ ُ َّ‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسلَّل ىم‪ ،‬ىكلى ٍو ىكا ىف ىحىر ناما ىما أيك ىل ىعلىى ىمائ ىدة ىر يسوؿ اللَّلو ى‬
‫ب تَ َق ُّذ ًرا‪ ،‬ىكأيك ىل ىعلىى ىمائ ىدة ىر يسوؿ اللَّلو ى‬
‫صلَّلى ا﵁ي‬
‫ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم»‬
‫‪Dan disana masih ada atsar yang lain yang menunjukkan bahwa istikhbats adalah‬‬
‫‪perkara nisby, diantaranya:‬‬
‫‪Berkata Imam Al Bukhory:‬‬
‫‪ - 5518‬ح َّلدثػىنىا أىبو معم ور‪ ،‬ح َّلدثػىنىا عب يد ً‬
‫ث‪ ،‬ح َّلدثػىنىا أىيُّوب بن أًىيب ى‪ٛ‬بًيمةى‪ ،‬ع ًن ال ىق ً‬
‫اؿ‪ :‬يكنَّلا ًعٍن ىد‬
‫اس ًم‪ ،‬ىع ٍن ىزٍى ىدوـ‪ ،‬قى ى‬
‫ى ى‬
‫الوا ًر ى‬
‫ى‬
‫ي ٍي‬
‫ي ى ٍ ى ى ىٍ ى‬
‫و‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫و‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ْب ىى ى ا ا‪٢‬بى ٍّي م ٍن ىج ٍرـ إ ىخاءه‪ ،‬فىأًييت ب ى ىعاـ فيو ى‪٢‬بٍم ىد ىج و ً‬
‫ى‪ٞ‬بىير‪ ،‬فىػلى ٍم‬
‫سأٍ‬
‫وسى األى ٍش ىع ًر ٍّ‬
‫م‪ ،‬ىكىكا ىف بػىٍيػنىػنىا ىكبػى ٍ ى‬
‫أًىيب يم ى‬
‫ي‬
‫اج‪ ،‬ىكِف ال ىق ٍوـ ىر يج هل ىجال ه‬
‫ى‬
‫اؿ‪ٍ :‬اد يف‪ ،‬فىػ ىق ٍد رأىيت رس ى ً‬
‫ال‪ :‬إِنِّي َرأَيْتُوُ أَ َك َك َش ْيئًا فَ َق ِذ ْرتُوُ ‪،‬‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم يىأٍ يك يل ًمٍنوي‪،‬‬
‫قَ َ‬
‫يى ٍد يف ًم ٍن طى ىع ًام ًو‪ ،‬قى ى‬
‫وؿ اللَّلو ى‬
‫ىٍ ي ىي‬
‫ً‬
‫ً‬
‫اؿ‪ٍ :‬اد يف أ ٍ ً‬
‫ت أى ٍف الى آ يكلىوي‪ ،‬فىػ ىق ى‬
‫يح ٍّدثٍ ى‬
‫ت ً َّل‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسلَّل ىم ًِف نػى ىف ور م ىن األى ٍش ىع ًريٍّ ى‬
‫ك‪ :‬إً ٍّين أىتىػٍي ي‬
‫فى ىحلى ٍف ي‬
‫ْب‪ ،‬فىػ ىوافىػ ٍقتيوي‬
‫النَّليب ى‬
‫يخ ٍِب ىؾ‪ ،‬أ ٍىك أ ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫اؿ‪« :‬ما ًعٍن ًدم ما أ ًٍ‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫ىكيى ىو ىغ ٍ‬
‫استى ٍح ىم ٍلنىاهي فى ىحلى ى‬
‫ضبىا يف‪ ،‬ىكيى ىو يػى ٍقس يم نػى ىع نما م ٍن نػى ىع ًم ال َّل ىدقىة‪ ،‬فى ٍ‬
‫ى‬
‫ف أى ٍف الى ىٍٰبملىنىا‪ ،‬قى ى ى‬
‫ى‪ٞ‬بلي ي ٍم ىعلىٍيو» يمثَّل أييتى‬
‫رس ي ً‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ك ىسلَّلم بًنىػ ٍه و‬
‫س ىذ ٍكود غيَّلر‬
‫اؿ‪« :‬أىيٍ ىن األى ٍش ىع ًريُّو ىف؟ أىيٍ ىن األى ٍش ىع ًريُّو ىف» قى ى‬
‫ب ًم ٍن إًبً ول‪ ،‬فىػ ىق ى‬
‫وؿ اللَّلو ى‬
‫ىي‬
‫ى ى‬
‫اؿ‪ :‬فىأ ٍىع ىانىا ‪ٟ‬بىٍ ى‬
‫و‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫صلَّلى‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسلَّل ىم ىٲبينىوي‪ ،‬فىػ ىواللَّلو لىئ ٍن تىػغى َّلف ٍلنىا ىر يس ى‬
‫ىص ىح ًايب‪ :‬نىس ىي ىر يس ي‬
‫ت أل ٍ‬
‫ال ُّ ىرل‪ ،‬فىػلىبًثٍػنىا ىغٍيػىر بىعيد‪ ،‬فىػ يق ٍل ي‬
‫وؿ اللَّلو ى‬
‫وؿ اللَّلو ى‬
‫ً‬
‫النَّليب صلَّلى ا﵁ علىي ًو كسلَّلم فىػ يق ٍلنىا‪ :‬يا رس ى ً‬
‫ً َّل ً‬
‫ً‬
‫استى ٍح ىم ٍلنى ى‬
‫ت أى ٍف الى‬
‫اؾ‪ ،‬فى ىحلى ٍف ى‬
‫وؿ اللَّلو إًنَّلا ٍ‬
‫ى ىي‬
‫ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسل ىم ىٲبينىوي الى نػي ٍفل ي أىبى ندا‪ ،‬فىػىر ىج ٍعنىا إ ىىل ً ٍّ ى ي ى ٍ ى ى ى‬
‫‪34‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫اؿ‪« :‬إً َّلف اللَّلو ىو ى‪ٞ‬بلى ي م‪ ،‬إً ٍّين كاللَّل ًو ‪ -‬إً ٍف شاء اللَّلو ‪ -‬الى أ ً‬
‫ىٍ‪ٙ‬ب ًملىنىا‪ ،‬فىظىنىػنَّلا أىن ى ً‬
‫ف ىعلىى ىٲبً و‬
‫ْب‪ ،‬فىأ ىىرل ىغٍيػىرىىا‬
‫ك‪ ،‬فىػ ىق ى‬
‫يت ىٲبًينى ى‬
‫ىحل ي‬
‫َّلك نىس ى‬
‫ٍ‬
‫ىى ي‬
‫ى يى ى ٍ‬
‫ى‬
‫ً‬
‫ت الَّل ًم يى ىو ىخٍيػهر ىكى‪ٙ‬بىلَّلٍلتيػ ىها»‬
‫ىخٍيػنرا مٍنػ ىها‪ ،‬إًَّلال أىتىػٍي ي‬
‫‪Adapun pendapat yang mengatakan perkara ini dikembalikan kepada orang arab‬‬
‫‪maka para pembaca telah menyaksikan kehancurannya.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Nash dari para ulama yang menegaskan bahwa sekedar perasaan‬‬
‫‪jijik atau anggapan buruk tidaklah memberikan hukum tahrim.‬‬
‫‪Ini jika yang merasa jijik adalah Rosululloh maka apa pendapatmu jika yang‬‬
‫??‪menganggap jijik adalah orang selain beliau‬‬
‫‪-Berkata Al Hafidh, menjelaskan hadits tentang dhobb:‬‬
‫كِف ا‪٢‬بديث أيضا االعالـ ٗبا شك فيو ْليضاح ح مة وأن مطمق النفرة وعدم االستطابة ال يستمزم التحريم‬
‫‪-Berkata Imam Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid 3/107 hadits no 139:‬‬
‫التحليل كالتحرمي ليس مردكدا إىل ال باع كال إىل ما يق النفس‪ ,‬كإ٭با ا‪٢‬براـ ما حرمو ال تاب كالسنة‪.‬‬
‫‪-Lebih tegas lagi, berkata Syaikh Al Muhaddits Al Albany rohimahulloh dalam‬‬
‫‪Atta‟liqot Arrodhiyyah hal.34:‬‬
‫الظاىر أن المراد بالخبائث ما حرمو الشارع‪ ,‬وىذا معنى ما نقمو ابن كثير عن بعض العمماء‪ ,‬فكك ما أحك اهلل‬
‫من المأكك فهو طيب نافع في البدن والدين‪ ,‬وكك ما حرمو فهو خبيث ار في البدن والدين‪.‬‬
‫وإال فالرجوع إلى استخباث الناس مشكك‪ ,‬فإنو ما يدرينا أنهم لم يختمفوا؟ ثم إذا اختمفوا‪ ,‬فما يدرينا بااكثرية؟‬
‫ثم ىي إذا ثبتت‪ ,‬فقد تكون نسبية‪ ,‬أعني‪ :‬بالنسبة لبعض البالد دون بعض‪ ,‬ثم إذا سممنا كونها غير نسبية‪ ,‬فأين‬
‫الدليك الشرعي عمى أنها دليك شرعي؟؟‪.‬‬
‫‪Ini adalah perkataan yang berada pada puncak kebenaran, yang murni‬‬
‫‪bersumber dari dalil, sehingga tidak boleh diucapkan yang menyelisihinya.‬‬
‫‪-juga berkata Al Allamah Al Utsaimin:‬‬
‫قاؿ ِف الركض‪« :‬ذكك اليسار» أم‪ :‬ذكك الغًُب‪ ،‬يعِب أف الشيء ال م يستخبثو األغنياء من ا‪٢‬بيوانات فهو حراـ‪،‬‬
‫كالدليل قولو تعاىل ِف كصف النيب صلٌى ا﵁ عليو كسلٌم‪{ :‬كيًٰب ُّل ى‪٥‬بم ال ٍّيٍّب ً‬
‫ث} [األعراؼ‪]157 :‬‬
‫ات ىكيٰبىٍّريـ ىعلىٍي ًه يم ٍ‬
‫ا‪٣‬بىبىائً ى‬
‫ى يي ى‬
‫قالوا‪ :‬إذانكل ما عدَّله الناس خبيثان فهو حراـ‪ ،‬فهذا الدليك صحيح‪ ،‬ولكن االستدالل بو غير صحيح؛ ألف معُب اْلية أف‬
‫الرسوؿ ػ عليو ال الة كالسالـ ػ ال ٰبرـ إال ما كاف خبيثان‪ ،‬كأف ما حرمو الشرع ال تسأؿ عنو‪ ،‬فهو ال ٰبرـ إال ا‪٣‬ببيث‪ ،‬وليس‬
‫المعنى كك ما عددتو خبيثاً فهو حرام؛ ألف بع‬
‫الناس قد يستخبث ال يب‪ ،‬كيست يب ا‪٣‬ببيث‪ ،‬فىػييعلنوف عن الدخاف‬
‫كيقولوف‪ :‬طيب الن هة‪ ،‬ل ي ِف طعمو‪ ،‬كطيب ِف رائحتو‪ ،‬كطيب ِف لفافتو‪ ،‬فييلف لفان طيبان‪ ،‬كطيب ِف عقبو‪ ،‬فتنتهي‬
‫السيجارة قبل أف تشوم الفم‪ ،‬فيولونو من األكصاؼ ال يبة ما ٯبعلو من أطيب ال يبات‪ ،‬فهك ينقمب ىذا الخبيث طيباً؟!‬
‫يدرس معنا ِف ا‪٤‬بعهد ػ يقوؿ‪ :‬إين حاكلت أكل‬
‫ال‪ .‬أبداً‪ .‬كرأينا من الناس من يستخبث ا‪١‬براد مثالن حٌب إف زميالن أذكره كاف ٍّ‬
‫ت‪ ،‬إىل ى ه ا‪٢‬باؿ يستخبثها!!‬
‫جرادة ف ادت نفسي ‪ٚ‬برج معها‪ ،‬كعجزت أف أبلعها ل راىٍب ‪٥‬با‪ ،‬كلوال أف ا﵁ ل ف ‪٤‬بً ُّ‬
‫إذاً لو رجعنا إلى ىذه اامور لصار ِ‬
‫الح ُّك والتحريم أمراً نسبياً‪ ،‬فيكون ىذا الشيء عند قوم حالالً‪ ،‬وعند آخرين‬
‫حراماً؛ ان ىؤالء اعتادوه فاستطابوه‪ ،‬واآلخرين لم يعتادوه فمم يستطيبوه‪ ،‬بك استخبثوه‪ ،‬ولكن ال يمكن أن يكون‬
‫حرـ عينان فهي حراـ عند كل الناس‪ ،‬وليس مطمق كون الشيء خبيثاً يقتضي التحريم‪ ،‬بدليك‬
‫الشرع ىكذا‪ ،‬فالشرع إذا َّل‬
‫‪35‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫قول الرسول عميو الصالة والسالم ‪« :‬من أكك من ىذه الشجرة الخبيثة فال يقربن مسجدنا» يعِب ُّا الب ل‪ ،‬كقالوا‪:‬‬
‫مت؟ فقاؿ الرسوؿ صلٌى ا﵁ عليو كسلٌم‪« :‬إنو ليس ِل ‪ٙ‬برمي ما أحل ا﵁ ِل‪ ،‬كل نها شجرة أكره رٰبها»‪.‬‬
‫مت يحٍّر ٍ‬
‫يحٍّر ٍ‬
‫فإذان نقوؿ‪ :‬ال أثر الستخباث ذوي اليسار‪ ،‬وأن معنى اآلية أن الرسول عميو الصالة والسالم ال يحرم إال ما كان‬
‫حرمو الشرع‪ ،‬وأن الشرع ال يحرم إال خبيثاً‪ ،‬فإذا حرم شيئاً فال تبحث ىك‬
‫خبيثاً‪ ،‬فيكون الوصف بالخبث عمة لما َّ‬
‫ىو طيب؟ أو غير طيب؟ بك إذا حرمو فاعمم أنو خبيث‪ ،‬أما أن نقول‪ :‬كك ما استخبثو الناس‪ ،‬أو ذوو اليسار منهم‬
‫فهو حرام‪ ،‬فهذا أمر ال يمكن؛ ان معنى ذلك أن نَ َّ‬
‫رد ااحكام إلى أعراف الناس وعاداتهم‪.‬‬
‫الصواب خالفو وأن ما يُستخبث حالل‪ ،‬إال إذا دخك في أحد الضوابط‬
‫وعميو‪ ،‬فإن ىذا الصنف وىو الخامس‬
‫ُ‬
‫السابقة فيكون حراماً‪[ .‬شرح ا‪٤‬بمت ‪]27-21/15‬‬
‫‪Faedah ini dinukil dari pembahasan akhina Fahmi.‬‬
‫‪-Berkata Syaikh alu Bassam dalam Taisiril Allam hadits no.379:‬‬
‫كفيو د ليل على أف ال راىة ال بيعية من النيب صلى ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم للشيئ ال ‪ٙ‬برمو‪ ,‬ألف ى ا شيئ ليس لو‬
‫تعلق بالشرء‪ ,‬كمرده النفوس كال باع‪.‬‬
‫‪-Berkata Syaikh Muhammad bin Ali bin Adam Al Ityuby –menjelaskan hadits yang‬‬
‫‪berkaitan dengan bawang):‬‬
‫كمنها‪ :‬أن كون الشيئ خبيثا ال يستمزم تحريمو‪ ,‬بك العكس ىو الالزم‪ ,‬فكك محرم خبيث‪ ,‬وال عكس‪ ,‬ففي ى ا‬
‫ا‪٢‬بديث ‪٠‬بى عمر رضي ا﵁ عنو الب ل كالثوـ شجرتْب خبيثتْب‪ ,‬م حل أكلهما‪ ,‬كقد ثبت مرفوعا‪ ,‬ففي صحي مسلم‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو‬
‫ر‪ٞ‬بو ا﵁ عن أيب سعيد ا‪٣‬بدرم رضي ا﵁ عنو‪ ,‬قاؿ ‪ :‬ىَلٍ نػى ٍع يد أى ٍف فيت ىح ٍ‬
‫ت ىخٍيبىػ ير فىػ ىوقىػ ٍعنىا أ ٍ‬
‫اب ىر يسوؿ ا﵁ ى‬
‫ىص ىح ى‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫يدا‪ ،‬يمثَّل رحنىا إً ىىل الٍمس ًج ًد‪ ،‬فىػوج ىد رس ي ً‬
‫ً‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو‬
‫ىك ىسلَّل ىم ًِف تًٍل ى‬
‫النَّلاس جيىاعه‪ ،‬فىأى ىك ٍلنىا مٍنػ ىها أى ٍك نال ىشد ن ي ٍ‬
‫وؿ ا﵁ ى‬
‫ىى ىي‬
‫ىٍ‬
‫ك الٍبىػ ٍقلىة الثُّوـ ىك ي‬
‫ً ًً‬
‫َّلجىرةً ٍ‬
‫ا‪٣‬بىبًيثىًة ىشٍيئنا‪ ،‬فى ىال يػى ٍقىربػىنَّلا ًِف الٍ ىم ٍس ًج ًد» فىػ ىق ى‬
‫الري ى فىػ ىق ى‬
‫ىك ىسلَّل ىم ٍّ‬
‫ت‪ ،‬فىػبىػلى ى‬
‫ت‪ ،‬يحٍّرىم ٍ‬
‫النَّلاس‪ :‬يحٍّرىم ٍ‬
‫اؿ‪ « :‬ىم ٍن أى ىك ىل م ٍن ىى ه الش ى‬
‫اؿ ي‬
‫ً‬
‫ً‬
‫َّلها ىش ىجىرةه أى ٍكىرهي ًرٰبى ىها‪.‬‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم فىػ ىق ى‬
‫ىذ ىاؾ ً َّل‬
‫ىح َّلل ا﵁ي ًِل‪ ،‬ىكلى نػ ى‬
‫النَّليب ى‬
‫س ًيب ىٍ‪ٙ‬ب ًرميي ىما أ ى‬
‫اؿ‪« :‬أىيػُّ ىها ي‬
‫النَّلاس إنَّلوي لىٍي ى‬
‫فهذا نص في كونها حالال‪ ,‬مع كونها خبيثة‪ ,‬فيستفاد منو أن التحريم ال يكون إال بالوحي‪ ,‬فال يجوز احد أن‬
‫يتسارع في الحكم عمى الشيئ بالحرمة بمجرد أن تستخبثو نفسو‪ ,‬إال بدليك شرعي‪ .‬واهلل تعالى أعمم‪.‬‬
‫‪Dan akan datang lagi dari perkataan Syaikh Ibnu Utsaimin yang menegaskan‬‬
‫‪bahwa kebencian manusia tidaklah menyebabkan pengharaman, dan ucapan ini‬‬
‫‪telah dinukil oleh abu turob namun tidak dihayati maknanya.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪*Kemudian abu turob harus menjawab satu pertanyaan lagi, yang dijadikan‬‬
‫‪ukuran dalam istikhbats sendiri apakah bentuk suatu binatang ataukah jenis‬‬
‫?‪makanannya‬‬
‫‪-Jika yang pertama, maka yang demikian itu lebih sulit dan sangat jauh‬‬
‫‪kaitannya dengan syariat yang mulia ini.‬‬
‫‪Sebagaimana himar ahliyyah (yang dipelihara di perkampungan) dan himar‬‬
‫‪wahsiyyah (liar, di hutan) secara bentuknya sama, akan tetapi dari segi hukum‬‬
‫‪masing-masing berbeda.‬‬
‫‪Berkata Imam Al Bukhory:‬‬
‫ً ً‬
‫النَّلض ًر‪ ،‬ىم ٍوىىل عي ىمىر بٍ ًن عيبىػٍي ًد اللَّل ًو‪ ،‬ىع ٍن نىافً و ‪ ،‬ىم ٍوىىل أًىيب قىػتى ىادةى‪،‬‬
‫يل‪ ،‬قى ى‬
‫اؿ‪ :‬ىح َّلدثىًِب ىمالً ه‬
‫ك‪ ،‬ىع ٍن أًىيب ٍ‬
‫‪ - 5490‬ىح َّلدثػىنىا إ ٍ‪٠‬بىاع ي‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫ىصح و‬
‫ْب‪،‬‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسلَّل ىم‪ ،‬ىح َّلٌب إًذىا ىكا ىف بًبىػ ٍع ً طى ًر ًيق ىم َّل ةى‪ ،‬ى‪ٚ‬بىلَّل ى‬
‫اب لىوي يٍ‪٧‬ب ًرم ى‬
‫ىع ٍن أًىيب قىػتى ىادةى‪ ،‬أىنَّلوي ىكا ىف ىم ى ىر يسوؿ اللَّلو ى‬
‫ف ىم ى أ ٍ ى‬
‫‪36‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
‫و‬
ً
ًً
ً
ٍ ‫ يمثَّل ىسأ ىىؿ أ‬،‫استىػ ىول ىعلىى فىػىرسو‬
‫ فىأ ى‬،‫بىوي فىأىبػى ٍوا‬٧ٍ‫بي ٍم ير‬٥‫ فى ىسأى ى‬،‫ىص ىحابىوي أى ٍف يػينىا ًكليوهي ىس ٍوطنا فىأىبػى ٍوا‬
ٍ ‫ فى‬،‫بى نارا ىك ٍحشيًّا‬ٞ ‫ فىػىرأىل‬،‫ب ًرـ‬٧ٍ‫ىكيى ىو ىغٍيػ ير ي‬
‫ىخ ى هي‬
ً
ً ً ً
ً
ً
‫وؿ اللَّل ًو‬
‫ فىػلى َّلما أ ٍىد ىريكوا ىر يس ى‬،‫ض يه ٍم‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسلَّل ىم ىكأ ىىَب بػى ٍع ي‬
ٍ ‫ فىأى ىك ىل مٍنوي بػى ٍع ي أ‬،‫ب ىما ًر فىػ ىقتىػلىوي‬٢‫يمثَّل ىش َّلد ىعلىى ا‬
‫ىص ىحاب ىر يسوؿ اللَّلو ى‬
ً
ً
»‫وىا اللَّلوي‬
‫ فىػ ىق ى‬،‫ك‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم ىسأىليوهي ىع ٍن ذىل ى‬
‫ «إًَّل٭بىا ى ىي طي ٍع ىمةه أىطٍ ىع ىم ي يم ى‬:‫اؿ‬
‫ى‬
Dan beliau juga berkata:
ً ً
ٍّ
‫ لى َّلما أ ٍىم ىس ٍوا يػى ٍوىـ فىػتى يحوا‬:‫اؿ‬
‫ قى ى‬،‫ ىع ٍن ىسلى ىمةى بٍ ًن األى ٍك ىوًع‬،‫يد بٍ ين أًىيب عيبىػٍي ود‬
‫ قى ى‬،‫يم‬
‫ ىح َّلدثىًِب يىًز ي‬:‫اؿ‬
‫بى ُّي بٍ ين إبٍػىراى ى‬٤‫ ىح َّلدثػىنىا ا‬- 5497
ًً
‫ً َّل‬
‫النَّليب ى َّل‬
‫ «أ ٍىى ًري يقوا‬:‫اؿ‬
‫ قى ى‬،‫بي يم ًر ا ًْلنٍ ًسيَّل ًة‬٢‫بي ًوـ ا‬٢‫ ي‬:‫ٍّّبا ىف؟» قىاليوا‬
‫ قى ى‬،‫ٍّّبا ىف‬
ُّ ً ‫اؿ‬
‫ « ىعالى ىـ أ ٍىكقى ٍد يٍُت ىى ه الن ى‬:‫صلى ا﵁ي ىعلىٍيو ىك ىسل ىم‬
‫ أ ٍىكقى يدكا الن ى‬،‫ىخٍيبىػىر‬
ً
ً
»‫ «أ ٍىك ىذ ىاؾ‬:‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم‬
‫ فىػ ىق ى‬،‫يق ىما فً ىيها ىكنػى ٍغ ًسلي ىها‬
‫ فىػ ىق ى‬،‫كرىىا» فىػ ىق ىاـ ىر يج هل ًم ىن ال ىق ٍوًـ‬
ُّ ً ‫اؿ‬
‫ نػي ىه ًر ي‬:‫اؿ‬
‫النَّليب ى‬
‫ ىكا ٍكس يركا قي يد ى‬،‫ىما ف ىيها‬
-Jika yang kedua, maka pembahasan ini akan beralih kepada permasalahan
Jallaalah (hewan pemakan kotoran).
Berkata Syaikh Alu Bassam (hadits no.381):
.‫بم الدجاج ألنو من ال يبات‬٢ ‫فيو دليل على حل أكل‬
.‫باللة‬١‫با ح م ا‬٥ ‫ كإ٭با ي وف‬,‫كوف أكثر أكلها النجاسة ال ٰبرمها‬
Dengan demikian maka batallah apa yang ditulis oleh abu turob mengenai
masalah khobaits.
)53 ( ‫ىكىما بً ي ٍم ًم ٍن نً ٍع ىم وة فى ًم ىن اللَّل ًو يمثَّل إً ىذا ىم َّلس ي يم الضُُّّر فىًإلىٍي ًو ىٍ٘بأ يىرك ىف‬
Pendapat diatas dikuatkan oleh Imam As-Syinqithi rohimahullooh
di
Adwaaul Bayan: (7\129) dengan ucapannya:
‫ ِف غّب حاؿ‬،‫ ال ين نزؿ القرآف عليهم‬، ‫ من أف كل ما يستخبثو ال ب السليم من العرب‬،‫ أف ما ذكره بع أىل العلم كالشافعي‬،‫كاعلم‬
‫ من أف ذلك أمر ال ٲب ن أف‬، ‫با رده بو أىل الظاىر‬٤ ‫ ال كجو‬، ‫ استدالؿ ظاىر‬،‫ث﴾ اْلية‬
ٍ ‫ ﴿ ىكيٰبىٍّريـ ىعلىٍي ًه يم‬:‫بوع حراـ؛ لقولو تعاىل‬١‫ضركرة ا‬
‫بىبىائً ى‬٣‫ا‬
.‫يناط بو ح م‬
“Dan ketahuilah, bahwa apa yang disebutkan oleh sebagian ahlil ilmi
seperti As-Syafi‟i, bahwa segala sesuatu yang dianggap khobits (kotor dan
jorok), oleh orang yang bertabiat selamat dari orang Arob, yang turun
kepada mereka Al-Qur‟an, bukan dalam kondisi terpaksa karena lapar,
maka itu haram, karena firman Alloh ta‟aala
}‫ث‬
َ ِ‫{ َويُ َح ِّرُم َعمَْي ِه ُم الْ َخبَائ‬, maka sisi
pendalilan dengan ayat ini sangat jelas (keabsahannya), dan tidak ada sisi
untuk (dan tidak usah digubris) bantahan ahlu dhohir yang mengatakan
bahwa hal itu tidak bisa ditetapkan hokum padanya”. selesai.
Dan pembaca telah menyimak dari apa yang kami uraikan bahwa istidlal dengan
ayat ini untuk menetapkan anggapan baik dan buruk sebagai alasan untuk
menjatuhkan hukum adalah istidlal yang lemah karena bertentangan dengan nash
dan dalil yang shorih.
Dan seluruh perkataan manusia tidak lagi berarti tatkala berseberangan dengan
dalil.
ً
ً ‫ىف ما ي ٍدعو ىف ًمن دكنًًو الٍب‬
‫اط يل ىكأ َّل‬
‫ك بًأ َّل‬
)30 ( ‫ىف اللَّلوى يى ىو الٍ ىعلً ُّي الٍ ى بًّبي‬
ٍ ‫ىف اللَّلوى يى ىو‬
‫ذىل ى‬
‫بى ُّق ىكأ َّل ى ى ي ٍ ي ى‬٢‫ا‬
Dan semua sepakat bahwa Warol alias Biawak adalah binatang khobits,
kotor lagi jorok.
Begitu mudahnya abu turob menukilkan ijma‟ sedangkan yang dinukil hanya
pendapat sebagian ulama saja dan tidak mau merujuk kepada ulama yang lain.
37
Arsip www.darul-ilmi.com
“2. Biawak harom karena buas, sesuai dengan hadits Abi Tsa‟labah
rodhiyallohu „anhu:
‫ ح‬: ‫[صحي البخارم‬.
‫ أف رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم هنى عن أكل كل ذم ناب من السباع‬:‫عن أيب ثعلبة رضي ا﵁ عنو‬
.]5210
“Dari
Abi
Tsa‟labah
rodhialloohu
'anhu
bahwasannya
nabi
shollalloohu'alaihi wasallam melarang memakan setiap hewan buas yang
memiliki taring.” [HR Bukhori Muslim]”
Dalam bab binatang buas para ulama telah berselisih dan perselisihan mereka
sangat panjang, namun kita akan berusaha meniti pendapat yang paling dekat
dengan dalil.
Maka kita butuh untuk mengkaji ulang hadits Abi Tsa‟labah yang dijadikan
pedoman dalam bab ini.
Berkata Imam Al Bukhory:
.‫ أكك كك ذي ناب من السباع‬:‫باب‬
‫ عن أبي ثعمبة ر ي‬،‫ عن أبي إدريس الخوالني‬،‫ عن ابن شهاب‬،،‫ أخبرنا مالك‬:‫ حدثنا عبد اهلل بن يوسف‬- 5210
:‫اهلل عنو‬
،‫ وابن عيينة‬،‫وم ْع َمر‬
َ ،‫ تابعو يونس‬.‫أن رسول اهلل صمى اهلل عميو وسمم نهى عن أكك كك ذي ناب من السباع‬
.‫الزىري‬
ُ ‫ عن‬،‫والماجشون‬
Dalam hadits diatas disebutkan dua sifat yang keduanya harus terpenuhi untuk
menetapkan hukum larangan, jika tidak maka melazimkan Rosululloh mengucapkan
sesuatu yang tidak berguna sedangkan hal ini tidaklah mungkin:
1. Hewan tersebut memiliki taring.
2. Keberadaannya sebagai binatang buas.
Definisi taring.
Berkata Syaikh Al Ityuby )syarah sunan Nasa‟iy 33/205(:
‫ ماداـ لو ى ا‬,‫ الناب من األسناف م كر‬:‫ كقاؿ الفيومي‬,‫با يلي الرباعيات من األسناف‬٩ ‫ كىي‬,‫الناب كاحد األنياب‬
‫ كِف (شرح‬.‫ انتهى‬,‫ كال ٯبتم ِف حيواف ناب كقرف معا‬:‫ قاؿ ابن سينا‬.‫ كىو ال م يلي الرباعيات‬,‫بم أنياب‬١‫ كا‬,‫اْلسم‬
.‫بوىا‬٫‫ كال ئب كاألسد كال لب ك‬,‫بم‬٥‫ ما يعدك بنابو على الناس كأموا‬:‫ أراد ب ل ذم ناب‬:)‫السنة‬
Dan ikhwah telah memeriksa berulang kali namun mereka tidak mendapati warol
atau biawak memiliki taring, bahkan giginya seluruhnya sama berbentuk lancip
seperti gigi ikan gabus.
Faedah:
Dhobb tidak memilik taring, berkata Ibnu Abdil Barr dalam Attamhid hadits
no.139:
.‫كليس الضب ذا ناب‬
Sedangkan warol dikatakan oleh Imam Abdur Rozzaq paling mirip dengan
dhobb, maka dalam hal ini juga sama.
.‫ كالورؿ أشبو شيئ بالضب‬:‫قاؿ عبد الرزاؽ‬
Akan tetapi abu turob justru menyamakan warol dengan komodo, aneh!
38
Arsip www.darul-ilmi.com
Definisi binatang buas yang diharamkan.
Para ulama telah berselisih pendapat dalam kriteria hewan buas yang haram
dimakan.
Sebagian mengatakan yang diharamkan adalah yang menyerang manusia.
)‫ (أكل كل ذم ناب من السباع حراـ‬-‫ كاختلف الفقهاء ِف معُب قولو –عليو ال الة كالسالـ‬-22113
,‫ والذئب‬,‫ إنما أراد رسول اهلل بقولو ىذا ما كان يعدو عمى الناس مثك ااسد‬:‫ فقاؿ منهم قائلوف‬-22114
‫ وما كان ااغمب في طبعو أنو ال يعدو فميس‬,‫ وما أشبو ذلك مما ااغمب في طبعو أن يعدو‬,‫ والنمر العادي‬,‫والكمب‬
.‫ وإذا لم يكن فال بأس بأكمو‬,‫مما عناه رسول اهلل بقولو ىذا‬
.‫ وىي سبع‬,‫ واحتجوا بحديث الضبع في إباحة أكمها‬-22115
Ada juga yang berpendapat bahwa yang diharamkan adalah yang menyerang
binatang lain.
Berkata Al Hafidh:
‫اد كيعدك ب بعو غالبا‬
‫براد ٗبا لو ناب فقيل أنو ما يتقول بو كي وؿ على غّبه كي‬٤‫كاختلف القائلوف بالتحرمي ِف ا‬
‫كاالسد كالفهد كال قر كالعقاب كأما ما ال يعدك كالضب كالثعلب فال كإىل ى ا ذىب الشافعي كالليث كمن تبعهما كقد كرد‬
‫برٲبو حديث خزٲبة بن جزء عند الَبم م كابن ماجة كل ن سنده‬ٙ ‫بل الضب أحاديث ال بأس ُّا كأما الثعلب فورد ِف‬ٞ ‫ِف‬
.‫ضعيف‬
Namun yang kami pandang kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa yang
haram ialah yang menyerang manusia, dan ini adalah pendapat Imam As Syafi‟i
sebagaimana dinukil oleh Imam Ibnu Abdil Barr dalam Al Istidzkar, beliau berkata:
.‫ ذو الناب المحرم أكمو ىو الذي يعدو عمى الناس كااسد والنمر والذئب‬:‫ قال الشافعي‬-22121
Dan selama ini kami belum pernah mendengar ada biawak yang sengaja
menyerang atau memangsa manusia, kecuali mungkin biawak yang diceritakan abu
turob yang bernama komodo.
Bahkan kami tidak pernah meyakini biawak sebagai binatang buas, dan kami
tidak mendengar hal itu dari orang tua-orang tua kami, tidak seperti halnya serigala
yang dikatakan buas oleh Ya‟qub –„alaihis salam-.
Alloh berfirman:
ً
ً
ً
‫ب ين عي ٍ بىةه إًنَّلا‬٫ٍ‫ب ىكى‬
‫قى ى‬
‫ىخ ي‬
‫اؿ إً ٍّين لىيى ٍح يزنيًِب أى ٍف تى ٍ ىىبيوا بًو ىكأ ى‬
‫) قىاليوا لىئ ٍن أى ىكلىوي ال ٍّ ئٍ ي‬13 ( ‫ب ىكأىنٍػتي ٍم ىعٍنوي ىغافليو ىف‬
‫اؼ أى ٍف يىأٍ يكلىوي ال ٍّ ئٍ ي‬
ً ‫ب‬٣‫إً نذا ى‬
)14( ‫اس يرك ىف‬
‫ى‬
*Bukti harus terkumpulnya syarat bertaring dan buas.
Bukti kuat bagi keharusan terpenuhinya dua syarat ini adalah pembahasan para
ulama mengenai hukum memakan dhobu‟.
Telah tetap dalil yang menghalalkannya dari hadits Jabir, berkata Imam At
Tirmidzy:
‫باب ما جاء ِف أكل الضب‬
‫باعيل بن إبراىيم حدثنا ابن جريج عن عبد ا﵁ بن عبيد بن عمّب عن ابن أيب‬٠‫بد بن مني حدثنا إ‬ٞ‫ حدثنا أ‬- 1851
:‫بابر‬١ ‫عمار قاؿ قلت‬
39
Arsip www.darul-ilmi.com
. )‫ نعم‬:‫ قالو رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‬:‫ قلت‬،‫ نعم‬:‫ آكلها قاؿ‬:‫ قلت‬،‫ نعم‬:‫ ألضب أصي هد ىي قاؿ‬. ‫حسن صحي ه‬
‫ىا‬
‫ه‬
‫حديث ه‬
Padahal telah diketahui bahwa dhobu‟ dikenal sebagai penggali kubur manusia
untuk memakan mayat mereka dan dia juga memiliki taring.
Oleh karena itu para ulama berbeda pendapat dalam memberikan alasan
dihalalkannya dhobu‟.
Diantara para ulama ada yang memilih jalan pintas dan menjadikan hadits yang
menghalalkan dhobu‟ sebagai pengkhusus larangan memakan binatang buas, dan
pendapat ini lemah serta dibantah oleh Imam Ibnul Qoyyim sebagaimana yang
dinukil oleh Al Mubarokfury dalam Tuhfah.
Berkata Ibnul Qoyyim sebagaimana dinukil oleh Al Mubarokfury (Tuhfatul
Ahwadzy 5/411):
‫ كٰبرـ أكل كل ذم ناب‬:‫برمي ذم الناب من غّب فرؽ بينهما حٌب قالوا‬ٙ ‫ب ان لعموـ‬٨ ‫بديث جعلوه‬٢‫كال ين صححوا ا‬
‫ كٕبمد ا﵁‬،‫ كى ا ال يق مثلو ِف الشريعة أف ٱب ص مثالن على مثل من كل كجو من غّب فرقاف بينهما‬، ‫من السباع إال الضب‬
‫إىل ساعٍب ى ه ما رأيت ِف الشريعة مسألة كاحدة ك لك أعِب شريعة التنزيل ال شريعة التأكيل‬
Dan sebagian mengatakan bahwa dhobu‟ tidak memiliki taring, berkata Syaikh Al
Atyuby )syarah sunan Nasa‟iy juz.33 hal.203(:
‫ ك حيفة نعل‬,‫بي أسناهنا عظم كاحد‬ٝ ‫بعت من ي كر أف‬٠‫ ك‬,‫با ناب‬٥ ‫ إهنا ليس‬:‫ كألف الضب قد قيل‬:‫قاؿ ابن قدامة‬
341-342/13
.‫بغِب‬٤‫ أفاده ِف ا‬.‫ فعمى ىذا ال تدخك في عموم النهي‬,‫الفرس‬
Dan pendapat yang kuat ialah yang mengatakan dihalalkannya dhobu‟ karena ia
tidak masuk dalam jenis binatang buas yang dilarang, disebabkan tidak terpenuhi
kriteria pengharaman padanya, karena walaupun ia bertaring akan tetapi ia tidak
menyerang manusia.
Dan ini adalah pendapat Imam Syafi‟i sebagaimana yang dinukil oleh Imam Ibnu
Abdil Barr dalam Al Istidzkar, beliau berkata:
,‫ كالضب سب الٱبتلف ِف ذلك‬:‫ قالوا‬,‫ كعركة بن الزبّب إجازة أكل الضباع‬,‫ كركم عن سعد ابن أيب كقاص‬-22119
‫ وإنما‬,‫فمما أجاز رسول اهلل وأصحابو أكمها عممنا أن نهيو عن أكك كك ذي ناب من السباع ليس من جنس ما أباحو‬
.‫ وىو ااغمب فيو العداء عمى الناس‬,‫ واهلل أعمم‬,‫ىو نوع أخر‬
.‫ ومن تابعو‬,‫ ىذا قول الشافعي‬-22120
Pendapat ini juga yang dipilih oleh Imam Ibnul Qoyyim, sebagaimana dinukil oleh
Mubarokfury beliau menyatakan:
‫كمن تأمل لفظو صلى ا﵁ عليو كسلم ال رٲبة تبْب لو اندفاع ى ا السؤاؿ فإنو إنما حرم ما اشتمك عمى الوصفين أن‬
‫ وأما الضبع فإنما فيها أحد‬،‫يكون لو ناب وأن يكون من السباع العادية بطبعها كااسد والذئب والنمر والفهد‬
‫ كالسب إ٭با‬،‫الوصفين وىو كونها ذات ناب وليست من السباع العادية وال ريب أن السباع أخص من ذوات اانياب‬
‫ كال ريب أف القوة السبعية الٍب ِف‬،‫بغ م‬٤‫ فإف الغاذم شبيو با‬،‫بغت م ُّا شبهها‬٤‫با فيو من القوة السبعية الٍب تورث ا‬٤ ‫حرـ‬
‫ كال تعد الضب من السباع لغة مرفوعان‬،‫ال ئب كاألسد كالنمر كالفهد ليست ِف الضب حٌب ٘بب التسوية بينهما ِف التحرمي‬
.‫انتهى ما ِف األعالـ‬
Maka alasannya bukan takhsish melainkan perbedaan jenis antara yang dilarang
dan yang dibolehkan, sebagaimana yang telah lewat penjelasannya.
40
Arsip www.darul-ilmi.com
Fasal:
Semua pembahasan diatas menunjukkan bahwa dalam pengharaman binatang
buas harus terpenuhi dua syarat, bertaring saja tidak cukup jika tidak menyerang
manusia, dan sekedar buas jika tidak bertaring juga tidak masuk dalam hadits.
Maka apa pendapatmu jika kedua perkara tersebut tidak terdapat pada si warol
atau biawak?? Bagaimana mau dikatakan harom karena buas sementara salah satu
syarat pengaharaman hewan buas saja tidak ditemukan??
Lalu kalau mau sekedar akal-akalan maka biawak atau warol jauh lebih baik dan
lebih bersih dari dhobu‟ yang sukanya menggali mayat, dan jika ada orang yang
tidur maka si dhobu‟ akan menggali lubang di atas kepalanya dan memakannya
hidup-hidup, sebagaimana yang dikatakan Damiry juga.
Namun mengapa abu turob mengharamkan biawak? Apakah abu turob juga akan
mengharamkan dhobu‟?
Dengan ini maka terbantahlah alasan abu turob yang mengira biawak harom
karena buas. Dan keutamaan hanya milik Alloh semata.
Dan dari keterangan diatas, jelas sekali bahwa warol alias biawak
adalah binatang lumayan buas.
Dari pembahasan diatas pula diketahui bahwa biawak bukan termasuk hewan
buas yang dilarang, juga tidak semua yang buas diharamkan.
Abu turob mencoba untuk mengkategorikan biawak kedalam jenis binatang
buas, tapi tidak terlalu buas hanya lumayan saja.
Sebelumnya abu turob menobatkan biawak sebagai binatang paling buas,
kemudian akan datang ucapan abu turob yang lain yang menggelari biawak sebagai
binatang super buas.
Jadi, abu turob tidak serius dalam menulis makalahnya ini dan kelihatannya abu
turob sedang sentimen terhadap sang biawak. Wallohu A‟lam.
Semua usaha abu turob untuk memojokkan biawak tidaklah berguna lantaran
berseberangan dengan dalil.
Dan bagi yang ragu akan kebuasannya, silahkan tanya kepada yang
pernah diterkam dan digigit biawak.
Abu turob mulai menyindir..
Kami belum pernah mendengar ada orang diterkam biawak atau digigit secara
sengaja, yang kami tau biawak akan menghindar jika melihat manusia, Allohumma
kecuali dalam keadaan terpaksa atau jika diganggu maka induk ayam pun akan
mengambil tindakan yang sama.
Jika yang dimaksud oleh abu turob adalah abdul Ahad, maka hal ini merupakan
kedustaan dalam membawakan berita.
Ustadz abdul Ahad tidaklah digigit biawak melainkan pada saat itu beberapa
ikhwah ingin melihat dan membuktikan apakah biawak itu benar-benar bertaring.
Beberapa ikhwah telah selesai memeriksa gigi biawak, setelah itu abdul Ahad
yang ingin memeriksa sendiri memasukkan jarinya kedalam mulut biawak yang
sedang dipegangi oleh sebagian ikhwah, dikarenakan ada anak-anak yang
41
Arsip www.darul-ilmi.com
memainkan ekornya maka si biawak melawan dan akhirnya terlepas sehingga jari
abdul Ahad yang masih berada didalam mulut biawak tersangkut gigi-giginya
sampai terkoyak.
Itulah kisah yang sebenarnya dan bukan sebagaimana yang digambarkan oleh
abu turob.
“3. Biawak harom karena orang-orang arob menggolongkannya kepada
binatang yang khobits (menjijikkan lagi jorok),..”
Ini adalah alasan yang sama yang diulang-ulang oleh abu turob untuk
memperbanyak alasan agar terlihat kuat oleh para pembacanya.
Sebenarnya kalau sekedar mau memakai alasan tanpa kembali kepada dalil,
disana masih ada alasan yang lain yang lebih pantas daripada harus memaksakan
satu alasan kemudian diulang-ulang, namun itu semua tidaklah berguna tanpa
disertai dengan dalil.
Dan tidak memakannya.
Hanya karena orang arab tidak memakannya kemudian dihukumi harom?
Kenapa abu turob ridho dengan hukum jahiliyyah?
ً ً
ً ً ً ٍ ‫أىفىح ٍم‬
)50 ( ‫ٍما لًىق ٍووـ ييوقًنيو ىف‬
ٍ ‫بىاىليَّلة يػىٍبػغيو ىف ىكىم ٍن أ‬١‫ا‬
‫ىح ىس ين م ىن اللَّلو يح ن‬
‫ي ى‬
ً
ً
ً
ً
ً ‫الس ىم ىاكات ىك ٍاأل ٍىر‬
)83 ( ‫ض طىٍو نعا ىكىك ٍرنىا ىكإًلىٍيو يػيٍر ىجعيو ىف‬
‫ىسلى ىم ىم ٍن ًِف َّل‬
ٍ ‫أىفىػغىٍيػىر دي ًن اللَّلو يػىٍبػغيو ىف ىكلىوي أ‬
4. Biawak harom karena ulama salaf mengharamkannya,
Ini juga alasan yang diulang-ulang, seandainya ada ulama yang mengharamkan
maka pasti bersandarkan dalil dan bukan dari diri sendiri, maka perbuatan abu
turob yang menjadikan pendapat salaf sebagai hujjah mustaqillah (berdiri sendiri)
merupakan perkara baru lagi muhdats.
Dan abu turob jelas lalai dalam hal ini, dia tidak merasa bahwa perbuatannya itu
termasuk memposisikan seseorang tidak pada tempatnya yaitu penghalalan maupun
pengharoman yang telah menjadi kekhususan Al Maula Al Karim Azza Wa Jalla, dan
ini sangat berbahaya. Wal‟iyadzu billah.
ً ‫با ك‬٥‫كف اللَّل ًو كالٍم ًسي ابن مرىمي كما أ ًيمركا إًَّلال لًيػعب يدكا إً ى‬
ً ‫بى ي كا أىحبارىم كرىبانػىهم أىربابا ًمن د‬ٚ‫َّلا‬
‫اح ندا ىال إًلىوى إًَّلال يى ىو يسٍب ىحانىوي ىع َّلما‬
‫ٍ ى ى ي ٍ ى ي ٍ ى ي ٍ ٍى ن ٍ ي‬
‫ى ٍي ن ى‬
‫ى ى ى ٍ ى ىٍ ى ىى ي‬
)31( ‫يي ٍش ًريكو ىف‬
Memang benar ijma‟ )kesepakatan( kaum muslimin dapat dijadikan hujjah,
itupun pasti ada dalil sebagai landasannya.
Akan tetapi perbuatan abu turob tidak bisa dibawa kesini lantaran abu turob
sendiri tau bahwa perkara ini bukan perkara yang telah disepakati, lagipula abu
turob hanya menukil dari Damiry dan Zakariyya Al Anshory lantas bagaiamana hal ini
mau dibilang ijma‟?
Sesuai dengan penuturan Addamiry..
Gara-gara taqlid inilah abu turob menuai beberapa cobaan dan musibah dalam
tulisannya.
42
Arsip www.darul-ilmi.com
Kita tidak menjumpai seorang salaf pun yang mengharomkan biawak, justru
sebaliknya kita mendapati banyak nukilan dari mereka akan kehalalannya,
sebagaimana yang akan kami nukilkan insya Alloh.
Sesuai yang termuat dalam nukilan Damiry, kita mendapati bahwa salafnya abu
turob adalah al jahidh.
Dan jahidh adalah seorang mu‟tazily yang sesat lagi menyesatkan, seluruh celaan
para ulama ada padanya, dikatakan terkadang ia tidak sholat, jika ada babi yang
menjelma maka dia itulah makhluqnya, dan sebagian ulama menyuruh kita istighfar
jika kita menyebutnya seorang manusia, maka bagaimana bisa abu turob beserta
damiry
sekalian
menukilkan
berita
darinya
bahkan
bersandar
dengan
perkataannya??? Inna lillahi wa innaa ilaihi roji‟un..
Berikut ini sedikit nukilan mengenai biografi al jahidh:
Berkata Syaikh Yahya hafidhohulloh (Kanzuts Tsamin 5/68):
,‫ وكان كذابا عمى اهلل وعمى رسولو وعمى الناس‬,‫ كان من أىك البدع‬:‫قاؿ ال ىيب‬,‫باحظ ىو عمر بن ٕبر معتزِل‬١‫كا‬
‫ تستغفر اهلل أن تسميو إنسانا‬:‫ كقاؿ عبد القاىر البغدادم‬,‫بخِب ردمء اْلعتقاد‬٤‫بنظر سيئ ا‬٤‫ كاف شني ا‬:‫قاؿ ابن كثّب‬
‫من م أخ نا العلم كالعرفانا‬
‫جرحاكم يوـ الوعي جرحانا‬
:‫بجد ال فار حٌب قاؿ‬٩‫ ك‬,‫فضال من أن تنسب إليو إحسانا‬
‫بضارة أنتم أباؤنا‬٢‫أمم ا‬
‫رقت ل م منا القلوب كأ٭با‬
.‫كىو م ذلك رجل عقالين‬
(Faedah dari akh tamim).
Lihat biografi si jahath ini di:
-Dhuafa‟ wal Matrukin karya ibnul Jauzy no.2545.
-Lisanul Mizan 4/355.
-Mizanul I‟tidal 3/247.
Laa Ilaha illalloh.. lihatlah ya ikhwah betapa ta‟asshub dan niat jahat
menghinakan para pelakunya, sehingga abu turob rela menganut semisal al jahidh
dan berpaling dari para salafunas sholih dan al ulama‟ al ajilla‟. Na‟udzu billahi
minal khudzlan..
5. Biawak harom karena memangsa kotoran, najis-najis.
Dari sekian banyak komentar abu turob, mungkin inilah yang bisa dijadikan
perbandingan dalam memakan daging biawak, sayang abu turob tidak membawakan
dalil dan membebankannya kepada orang lain.
Perkara jallaalah telah kami bahas dalam tulisan sebelumnya, dan kami katakan
hanya perkara inilah yang mungkin perlu dibicarakan dalam perkara biawak, dan
bahwa sesungguhnya perkara jallaalah tidaklah muthlaq menjadikan binatang
dihukumi harom.
Pembahasan dan perselisihan ulama dalam bab ini sangatlah panjang, dan insya
Alloh kami akan menyebutkan ringkasannya saja.
Fasal:
Hadits berkaitan dengan jallalah.
Berkata Imam Tirmidzy:
43
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫باب ما جاء ِف أكل ‪٢‬بوـ ا‪١‬باللة كألباهنا‬
‫ىناد حدثنا عبدة عن ‪٧‬بمد بن إسحاؽ عن ابن أيب ‪٪‬بي عن ‪٦‬باىد عن ابن عمر قاؿ‪:‬‬
‫‪ - 1884‬حدثنا ه‬
‫ (هنى رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم عن أكل ا‪١‬باللة كألباهنا) ‪.‬‬‫كِف الباب عن عبد ا﵁ بن عباس‪.‬‬
‫يب كركل الثورم عن ابن أيب ‪٪‬بي عن ‪٦‬باىد عن النيب صلى ا﵁ عليو كسلم مرسال‪.‬‬
‫ىا‬
‫ه‬
‫حديث ه‬
‫حسن غر ه‬
‫‪ - 1885‬حدثنا ‪٧‬بمد بن بشار حدثنا معاذ بن ىشاـ حدثِب أيب عن قتادة عن ع رمة عن ابن عباس‪:‬‬
‫ أف النيب صلى ا﵁ عليو كسلم (هنى عن اَّثمة كعن لنب ا‪١‬باللة كعن الشرب من ِف السقاء) ‪.‬‬‫قاؿ ‪٧‬بمد بن بشار حدثنا ابن أيب عدم عن سعيد بن أيب عركبة عن قتادة عن ع رمة عن ابن عباس عن النيب صلى ا﵁‬
‫عليو كسلم ‪٫‬بوه‪.‬‬
‫حسن صحي ه ‪.‬‬
‫ىا‬
‫ه‬
‫حديث ه‬
‫‪Berkata Al Hafidh:‬‬
‫كقد كرد النهي عن أكل ا‪١‬باللة من طرؽ اصحها ما أخرجو الَبم م كصححو كأبو داكد كالنسائي من طريق قتادة عن‬
‫ع رمة عن بن عباس أن النبي صمى اهلل عميو وسمم نهى عن المجثمة وعن لبن الجاللة وعن الشرب من في السقاء‬
‫كىو على شرط البخارم ِف رجالو اال أف أيوب ركاه عن ع رمة فقاؿ عن أيب ىريرة كأخرجو البيهقي كالبزار من كجو آخر عن‬
‫أبي ىريرة نهى رسول اهلل صمى اهلل عميو وسمم عن الجاللة وعن شرب ألبانها وأكمها وركوبها كالبن أيب شيبة بسند‬
‫حسن عن جابر نهى رسول اهلل صمى اهلل عميو وسمم عن الجاللة أن يؤكك لحمها أو يشرب لبنها كأليب داكد كالنسائي‬
‫من حديث عبد اهلل بن عمرو بن العاص نهى رسول اهلل صمى اهلل عميو وسمم يوم خيبر عن لحوم الحمر ااىمية وعن‬
‫الجاللة عن ركوبها وأكك لحمها وسنده‬
‫حسن ‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Makna jallalah.‬‬
‫‪Jallalah ialah hewan yang suka memakan kotoran dan benda-benda najis.‬‬
‫‪Berkata Imam Al Mubarokfury:‬‬
‫بفت ا‪١‬بيم كتشديد الالـ من أبنية ا‪٤‬ببالغة كىي ا‪٢‬بيواف ال م يأكل الع رة من ا‪١‬بلة بفت ا‪١‬بيم كىي البعرة‪ .‬كقاؿ ِف‬
‫القاموس‪ :‬ا‪١‬بلة مثلثة البعر أك البعرة انتهى‪ ،‬ك٘بم على جالالت على لفظ الواحدة كجواؿ كدابة كدكاب‪ ،‬يقاؿ‪ :‬جلت‬
‫الدابة ا‪١‬بلة كأجلتها فهي جالة كجاللة‪.‬‬
‫‪Sebagian ulama seperti Imam Ibnu Hazm mengkhususkan jallalah dengan hewan‬‬
‫‪yang berkaki empat, akan tetapi pendapat beliau ini tidak benar, berkata Al‬‬
‫‪Mubarokfury:‬‬
‫كسواء ِف ا‪١‬باللة البقر كالغنم كاْلبل كغّبىا كالدجاج كاألكز كغّبٮبا‪ .‬كادعى ابن حزـ أهنا ال تق إال على ذات األرب‬
‫خاصة كا‪٤‬بعركؼ التعميم‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫?‪Kapan hewan itu dikatakan jallalah‬‬
‫‪Ulama telah berselisih, sebagian mengatakan jika kebanyakan makanannya dari‬‬
‫‪kotoran, sebagian lain tidak mensyaratkan hal itu.‬‬
‫‪Berkata Al Mubarokfury:‬‬
‫‪44‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫مث قيل إف كاف أكثر علفها النجاسة فهي جاللة‪ ،‬كإف كاف أكثر علفها ال اىر فليست جاللة‪ .‬كجزـ بو النوكم ِف‬
‫ت حي التنبيو‪ .‬كقاؿ ِف الركضة تبعان للرافعي‪ :‬ال حي أنو ال اعتداد بال ثرة بل بالرائحة كالنًب‪ ،‬فإف تغّب ري مرقها أك‬
‫‪٢‬بمها أك طعمها أك لوهنا فهي جاللة‪ ،‬ك ا ِف النيل‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Hukum memakan daging jallalah.‬‬
‫‪Para ulama juga berselisih mengenai larangan Rosululloh dalam bab ini, apakah‬‬
‫‪bermakna tahrim ataukah sekedar tanzih.‬‬
‫‪Berkata Al Hafidh menguraikan pembahasan ini (Fathul Bary no.5199):‬‬
‫كقد أطلق الشافعية كراىة أكل ا‪١‬باللة إذا تغّب ‪٢‬بمها بأكل النجاسة كِف كجو إذا أكثرت من ذلك كرج أكثرىم أهنا‬
‫كراىة تنزيو كىو قضية صني أيب موسى كمن حجتهم أف العلف ال اىر إذا صار ِف كرشها تنجس فال تتغ ل اال بالنجاسة‬
‫كم ذلك فال ٰب م على اللحم كاللنب بالنجاسة ف لك ى ا كتعقب بأف العلف ال اىر إذا تنجس باَّاكرة جاز اطعامو‬
‫للدابة ألهنا إذا أكلتو ال تتغ ل بالنجاسة كإ٭با تتغ ل بالعلق ٖبالؼ ا‪١‬باللة كذىب ‪ٝ‬باعة من الشافعية كىو قوؿ ا‪٢‬بنابلة إىل‬
‫أف النهي للتحرمي كبو جزـ بن دقيق العيد عن الفقهاء كىو ال م صححو أبو إسحاؽ ا‪٤‬بركزم كالقفاؿ كإماـ ا‪٢‬برمْب كالبغوم‬
‫كالغزاِل كا‪٢‬بقوا بلبنها ك‪٢‬بمها بيضها كِف معُب ا‪١‬باللة ما يتغ ل بالنجس كالشاة ترض من كلبة ‪.‬‬
‫‪Berkata Al Mubarokfury:‬‬
‫قولو‪" :‬هنى رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم عن أكل ا‪١‬باللة كألباهنا" أم كعن شرب ألباهنا‪ .‬قاؿ ا‪٣‬ب ايب‪ :‬اختلف الناس‬
‫ِف أكل ‪٢‬بوـ ا‪١‬باللة كألباهنا ف ره ذلك أصحاب الرأم كالشافعي كأ‪ٞ‬بد بن حنبل ‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Jallalah boleh dimakan jika telah dinetralkan.‬‬
‫‪Berkata Al Mubarokfury:‬‬
‫ككق ِف ركاية أليب داكد‪ :‬هنى رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم عن ا‪١‬باللة ِف اْلبل أف يركب عليها أك يشرب من ألباهنا‪.‬‬
‫كعلة النهي عن الركوب أف تعرؽ فتلوث ما عليها بعرقها‪ ،‬وىذا ما لم تحبس‪ ،‬فإذا حبست جاز ركوبها عند الجميع‪ ،‬كذا‬
‫في شرح السنن‪.‬‬
‫‪Para ulama menjelaskan bahwa jallalah dapat dinetralkan dengan cara ditahan‬‬
‫‪dan diberi makanan yang baik, jika telah dinetralkan maka hukumnya boleh‬‬
‫‪dimakan.‬‬
‫‪Bekata Syaikhul Islam:‬‬
‫ًً ً‬
‫ًً‬
‫ً ً ًّ‬
‫ت‪ ،‬كىك ى لً ى ً‬
‫ى‪ٝ‬بىعيوا أ َّل‬
‫وؿ‬
‫ىف ٍ‬
‫َّلج ًر‪ ،‬بى ٍل أىقي ي‬
‫َّلك ٍّ‬
‫ْب أ ٍ‬
‫فىًإ َّلف الٍ يم ٍسلم ى‬
‫اب ىكالش ى‬
‫يل الد ى‬
‫ا‪٣‬بى ٍمىر إذىا بى ىدأى ا﵁ بإفٍ ىساد ىىا ىكىٍ‪ٙ‬بويل ىها ىخال طى يهىر ٍ ى‬
‫ك ىٍ‪ٙ‬بو ي‬
‫س ىإىل ًجٍن و‬
‫ىف يك َّلل ىما بى ىدأى ا﵁ بًتى ٍح ًويلً ًو ىكتىػٍب ًديلً ًو ًم ٍن ًجٍن و‬
‫ًاال ٍستً ٍقىراءي ىدلَّلنىا أ َّل‬
‫ضغىةن‪،‬‬
‫س‪ً ،‬مثٍ يل‪ :‬ىج ٍع ًل ٍ‬
‫ا‪٣‬بى ٍم ًر ىخ ًّال‪ ،‬ىكالدًَّلـ ىمنًيًّا‪ ،‬ىكالٍ ىعلى ىق ًة يم ٍ‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫الزرع الٍمستس ىقى بً ً‬
‫ً‬
‫ا‪٣‬بىبً ً‬
‫النَّلج ً‬
‫كؿ‬
‫ا‪١‬بى َّلاللىًة ٍ‬
‫ىك ى‪٢‬بٍ ًم ٍ‬
‫ك‪ ،‬فىًإنَّلوي يػى يز ي‬
‫س إذىا يسق ىي بًالٍ ىماء ال َّلاى ًر ىك ىغ ًٍّب ذىل ى‬
‫يث طىيٍّبنا‪ ،‬ىكىك ى ل ى‬
‫ك بػىٍي ي‬
‫ض ىها ىكلىبىػنيػ ىها‪ ،‬ىك َّل ٍ ي ي ٍ ى ٍ‬
‫ًً‬
‫ً‬
‫ً ً ً‬
‫س ك ًٍ ً‬
‫كؿ ح ًقي ىقةي ًٍ‬
‫ً‬
‫ٍم التَّلػٍن ًج ً‬
‫ىج ىس ًاـ‬
‫ض يركًر ٌّ‬
‫ا‪٠‬بو التَّلابً ً ل ٍل ىحقي ىقة‪ ،‬ىكىى ى ا ى‬
‫م ىال ٲبيٍ ين الٍ يمنى ىاز ىعةي فيو‪ ،‬فىًإ َّلف ى‪ٝ‬بي ى ٍاأل ٍ‬
‫يس‪ ،‬ىكيػى يز ي ى‬
‫ا‪١‬بٍن ً ى‬
‫يح ي‬
‫ض‪ ،‬فىًإ َّلف ا﵁ يٰب ٍّوي‪٥‬با ًمن ح واؿ ىإىل ح واؿ‪ ،‬كيػب ٍّد ي‪٥‬با خ ٍل نقا بػع ىد خ ٍل وق‪ ،‬كىال الٍتً ىفات ىإىل مو ٍّادىا كعنى ً‬
‫الٍ ىم ٍخليوقىًة ًِف ٍاأل ٍىر ً‬
‫اص ًرىىا‪.‬‬
‫ى ىى ى ى ى‬
‫ى ى ٍ ى‬
‫ى ى يى ى ى ى ٍ ى ى‬
‫‪(Dikutip dari malzamah akhina fahmi).‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Namun mereka berselisih dalam penentuan lamanya pembersihan, berkata Al‬‬
‫‪Mubarokfury menukil dari sebagian ulama:‬‬
‫‪45‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
. ‫ ككاف ابن عمر ٰببس الدجاجة ثالثة أياـ مث ي ب‬.‫بمها‬٢ ‫ أف البقر تعلف أربعْب يومان مث يؤكل‬:‫كقد ركم ِف حديث‬
‫بوـ‬٢ ‫بسن الب رم ال يرل بأسان بأكل‬٢‫ ككاف ا‬.‫بمها بعد أف يغسل غسالن جيدان‬٢ ‫ ال بأس أف يؤكل‬:‫كقاؿ إسحاؽ بن راىويو‬
‫ كليس للحبس مدة مقدرة كعن بعضهم ِف اْلبل‬:‫ كقاؿ ابن رسالف ِف شرح السنن‬.‫ كك ا قاؿ مالك بن أنس انتهى‬،‫باللة‬١‫ا‬
.‫به ب كالتحرير‬٤‫ كاختاره ِف ا‬،‫ كِف الدجاجة ثالثة‬،‫ كِف الغنم سبعة أياـ‬،‫كالبقر أربعْب يومان‬
Dan yang shohih tidak adanya batasan tertentu dalam menetralkan jallalah,
berkata Al Hafidh Ibnu Hajar syarah hadits no.5199:
‫باللة زكاؿ رائحة النجاسة بعد أف تعلف بالشيء ال اىر على ال حي‬١‫بعتِب ِف جواز أكل ا‬٤‫كا‬
.
Ringkasan:
Jallalah tidak muthlaq dihukumi harom dan ia pun bisa dinetralkan, maka
tertutuplah celah bagi yang ingin mengharamkan biawak melalui jalan ini, jika abu
turob
gondok
atau
keberatan
maka
suruh
dia
untuk
membahas
sendiri.
Walhamdulillahi Robbil alamin.
..Dan serangga.
Abu turob tidak hati-hati dalam mengutarakan alasannya, jika dia mencukupkan
dengan mengatakan biawak harom karena memakan kotoran dan yang najis,
mungkin masih bisa dimaklumi. Namun abu turob menyertakan alasan lain yang
tidak ada dalilnya, menurut abu turob binatang yang memangsa serangga dihukumi
harom dan ini tidak ada dalilnya.
Faedah :
Adapun telor biawak dan yang segala jenis telor maka itu halal
Wallohu A‟lam, abu turob membawakan faedah ini dikarenakan ingin mengambil
manfaat pengharaman warol dari sebagian ulama yang kebetulan pengharaman
tersebut dimuat dalam bab telor, padahal justru pada faedah ini abu turob akan
dipermalukan oleh perbuatannya sendiri.
Faedah
ini
juga
menjadikan
pembahasan
semakin
melebar
sehingga
memperbanyak celah bagi para lawan.
ً
ً ‫اى ٍم إً ىذا يى ٍم يػىٍبػغيو ىف ًِف ٍاأل ٍىر‬
ُّ ً‫بىيىاة‬٢‫ا‬
‫الدنٍػيىا يمثَّل إًلىٍيػنىا ىم ٍرًجعي ي ٍم‬
ٍ ‫اع‬
ٍ ‫ض بًغى ًٍّب‬
‫النَّلاس إًَّل٭بىا بػى ٍغيي ي ٍم ىعلىى أىنٍػ يفس ي ٍم ىمتى ى‬
‫بى ي‬٪‫فىػلى َّلما أ ٍى‬
‫بى ٍّق يىا أىيػُّ ىها ي‬٢‫ا‬
)23( ‫فىػنيػنىبٍّئي ي ٍم ًٗبىا يكٍنتي ٍم تىػ ٍع ىمليو ىف‬
Ketahuilah bahwa faedah ini musykilah, pertama hal ini –yakni membedakan
hukum daging dan telor- tidak ada dalilnya.
Kedua, jika binatang itu harom maka bagaimana telornya dihukumi halal
sedangkan ia bagian daripada tubuhnya.
Oleh karena itu berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al Muhalla no.997:
ً
ً ً
ًً
‫ إًالَّل أىلٍبىا ىف‬:‫يق‬
‫ ألىنَّلوي بػى ٍع ي‬,‫بٍمو فى ىحىر هاـ بػىٍيػعيوي ىكلىبىػنيوي‬٢‫ ىكيك ُّل ىما ىح يرىـ أى ٍك يل ى‬:‫ ىم ٍسأىلىةه‬-997
‫ضوي ىكىمٍن يس ه‬
‫وب إلىٍيو ىكبًاىللَّلو تىػ ىع ىاىل التػ ٍَّلوف ي‬
ً ‫الن‬
ً
ً
ً
ً ‫ كبػٍي ي الٍغير‬,‫بًٍن ًزي ًر‬٣‫ا‬
,‫بىيَّل ًة‬٢‫ا‬
ٍ ‫ ىكبػىٍي ي‬,‫اب‬
ٍ ‫نب‬
‫ ىكيػي ىق ي‬.‫يق‬
‫ ىكلىىي‬,‫نب األىتىاف‬
‫ لىىي‬:‫اؿ‬
‫ٍّساء فى ًه ىي ىحالى هؿ ىك ىما ذى ىك ٍرنىا قىػٍب يل ىكبًاىللَّلو تىػ ىع ىاىل التػ ٍَّلوف ي‬
‫ىى‬
‫ى‬
‫ى‬
ً
ً
ً
ً
ً
ً
ً
ً ‫ كجنىاح الٍغير‬,‫بما ًر‬٢‫ا‬
ً ً ٍ ‫اؿ يى يد‬
.‫ ىكالى فىػ ٍر ىؽ‬،‫ب ىدأىة‬٢‫ا‬
ٍ ‫ ىكًزم َّل ى‬,‫اب‬
ٍ ‫ىكبػىٍي ي‬
‫ب ىدأىة ىك ىما يػي ىق ي‬٢‫ا‬
‫س ٍى ىى ي ى‬
‫ ىكىرأٍ ي‬,‫بٍنزير‬٣‫ا‬
Syaikhul Islam juga menyamakan antara daging, susu serta telor binatang, beliau
berkata sebagaimana dalam Fatawa 1/405:
46
Arsip www.darul-ilmi.com
‫ ككال ّب ال م يأكل‬,‫بسمد‬٤‫باللة كالزرع ا‬١‫ كا‬, ‫بم ك لنب كبي‬٢ ‫ب عم إذا خبث ك فسد حرـ ما نبت منو من‬٤‫أف ا‬
.‫بيف‬١‫ا‬
(Diambil dari malzamah akhina fahmi).
Begitu pula pendapat ulama yang lain seperti yang dinukilkan Al Hafidh (Fath
no.5199):
‫بنابلة إىل أف النهي للتحرمي كبو جزـ بن دقيق العيد عن الفقهاء كىو ال م‬٢‫باعة من الشافعية كىو قوؿ ا‬ٝ ‫كذىب‬
‫باللة ما‬١‫برمْب كالبغوم كالغزاِل والحقوا بمبنها ولحمها بيضها كِف معُب ا‬٢‫بركزم كالقفاؿ كإماـ ا‬٤‫صححو أبو إسحاؽ ا‬
‫يتغ ل بالنجس كالشاة ترض من كلبة‬
Dan abu turob asal telan saja tanpa dipikir lagi, jika biawak dianggap jijik oleh
abu turob bukankah telornya juga sama atau bahkan lebih jijik dan jorok?
Akan tetapi jiwa seseorang jika terlanjur cinta maka matanya tak lagi berguna,
nas‟alullohal „aafiyah.
ً ً
ً
ً ً
ً ‫أىفىػلى ٍم يى ًسّبيكا ًِف ٍاأل ٍىر‬
‫وب‬
‫بي ٍم قيػلي ه‬٥‫ض فىػتى ي و ىف ى‬
‫وب يػى ٍعقليو ىف ُّىا أ ٍىك آى ىذا هف يى ٍس ىمعيو ىف ُّىا فىإن ىػَّلها ىال تىػ ٍع ىمى ٍاألىبٍ ى يار ىكلى ٍن تىػ ٍع ىمى الٍ يقلي ي‬
)46( ‫الَّلًٍب ًِف ال ُّ يدكًر‬
sebagaimana kata An-Nawaawi rohimahullooh, seperti di nukil oleh
Syaikh Zakariya Al Anshori rohimahullooh di kitab Hasyiah Al Jumal
)513:
‫ ككل من بي كل ما‬.‫ ِف جواز أكلو‬،‫الغراب‬
‫ م كرؿ ح م بي‬،‫ ك ا التمساح‬،‫ كالسلحفاة‬،‫بومتو‬
‫ ككل من بي‬،‫الغراب‬
/ 1(
‫ف ل بي‬
،‫بمو‬٢ ‫ال يؤكل‬
Maka setiap telor gagak, dan telor burung hantu, dan kura-kura, begitu
pula telor buaya, dan biawak, sama hukumnya dengan telor gagak yaitu
boleh dimakan. Dan setiap telor yang dagingnya tidak boleh dimakan,
maka telornya halal,
Sembrono!! Nawawy tidak menyinggung nama biawak, beliau berbicara secara
umum mengenai telor binatang, yang menyebut nama biawak adalah Zakariyya.
،‫ك ا النوكم ِف اَّموع صنفو‬
demikian juga pendapat Nawawi di Majmu‟ yang beliau karang,
Wallohu A‟lam, kecerobohan inilah yang menjadi sumber malapetaka yang
menimpa abu turob dalam bab ini, sehingga ia menyatakan bahwa An Nawawy ikutikutan membahas tentang biawak.
Apa yang diartikan oleh abu turob sangat berbeda dengan perkataan Zakariyya
Al Anshory.
-Zakariyya menyandarkan pendapatnya kepada Nawawy, bukan mengikutkan
pendapat Nawawy kepada pendapatnya, jadi berbeda antara (kadzalika) dan (kadza).
-Telah masyhur bahwa kitab Al Majmu‟ adalah karya Imam An Nawawy, jadi tidak
perlu dijelaskan bahwa kitab tersebut merupakan karangannya.
Kesalahan ini bermula ketika abu turob menjadikan jumlah (‫ )صنفه‬menduduki
keadaan jarr sebagai na‟at dari )‫)المجمىع‬, padahal sebenarnya jumlah tersebut
berada pada kedudukan rofa‟ sebagai khobar.
47
Arsip www.darul-ilmi.com
Selanjutnya diartikan dengan “mengarang” padahal konteks kalimat tidak
mendukung, bahkan arti yang benar adalah membagi atau merinci.
Jadi arti yang pas adalah: Demikianlah An Nawawy dalam Al Majmu‟ merincinya
(maksudnya membagi dan membedakan hukum antara daging hewan dan telornya),
dan An Nawawy sama sekali tidak menyinggung masalah biawak, hanya berbicara
secara umum, semua ini sesuai penukilan Zakariyya Al Anshory sendiri. Wallohu
A‟lam bissowab.
.‫ ألنو غّب مستق ر‬،‫ ٯبوز أكلو بال خالؼ‬،‫ فبيضو طاىر‬،‫بمو‬٢ ‫ إف قلنا ب هارة مِب ما ال يؤكل‬:‫ فيو ِف باب النجاسة‬:‫حيث قاؿ‬
dimana beliau mengatakan dalam bab najasah: kalau kita katakan
bahwa air mani binatang yang tidak boleh dimakan adalah suci, maka
telornyapun suci, boleh dimakan tanpa ada khilaf (perselisihan) diantara
para ulama, karena telor itu tidak menjijikkan.
Ini berbeda dengan ucapan Imam Nawawy sendiri dalam syarah shohih Muslim,
beliau berkata:
ً
ً
ً ً
ًً ً
ً
ً ً‫بىبائ‬٣‫ا‬
ً
‫ث الٍ يم ىحَّلرىم ًة ىعلىٍيػنىا ىكأ َّلىما‬
ٍّ ً ‫ىكىى ٍل ىٰب ُّل أى ٍك يل الٍ ىم‬
‫بيٍلىة ٍ ى‬ٝ ‫ِب ال َّلاى ًر فيو ىك ٍج ىهاف أىظٍ ىه يريٮبىا ىال ىٰب ُّل ألىنَّلوي يم ٍستىػ ٍق ى هر فىػ يه ىو ىداخ هل ًِف‬
ً ً ‫بًن ًزير كالٍمتػولٍّد ًمن أ‬٣‫ا‬
ً ‫و‬
ٍ ‫اى ور ومنِيُّ ها نَ ِجس بَِال ِخ َال‬
ً
ً ً ٍ ‫ِب بىاقًي‬
‫ف [شرح‬
َ َ َ ‫ىحدٮبىا ىك ىحيىػ ىواف طى‬
ُّ ً ‫ىم‬
‫ب ىك ٍ ٍ ي ى ي ى ى ي ٍ ى‬
ٌ
‫بىيىػ ىوانىات ىغ ٍّب ٍاْل ىد ىم ٍي فىمٍنػ ىها الٍ ى ٍل ي‬٢‫ا‬
]198/3 ‫مسلم‬
(Diambil dari malzamah akhina fahmi).
Kami katakan: dari keterangan ini, bisa diambil kesimpulan juga bahwa
para ulama, seperti Nawawy rohimahulloh,
Ini dusta sekaligus talbis!! Abu turob berdusta atas Nawawy, silahkan periksa
kembali kalam Nawawy yang dinukil oleh Zakariyya, dalam nukilan tersebut Nawawy
sama sekali tidak menyinggung biawak, Wallohu A‟lam jika didapati perkataan beliau
di tempat lain, adapun sesuai yang diisyaratkan oleh abu turob maka hal itu tidak
akan pernah ada. Wabillahit Taufiq..
Dan lihatlah talbis abu turob, demi mendapatkan penguat dari seorang ulama
yang
terkenal
ia
menyandarkan
pengharaman
ini
kepada
Nawawy
dan
menyembunyikan nama Zakariyya dikarenakan nama Imam Nawawy lebih tersohor,
seharusnya jika hati abu turob lurus maka ia akan menisbahkan pengharaman ini
kepada Zakariyya lantaran jelas-jelas dia yang mengucapkannya. Laa ilaaha illalloh..
..dan selainnya menganggap bahwa warol alias biawak adalah Haroom.
Ini juga dusta, dari nukilan tersebut hanya Zakariyya sendiri yang menyangkut
nama biawak, adapun yang lain maka hanya berbicara secara umum.
Fasal:
*Semua alasan yang dibawakan oleh abu turob untuk mengharamkan biawak
tidak ada yang mengena, maka hakikatnya seperti yang digambarkan oleh seorang
penyair:
‫لكالنبك تهوي ليس بها نصالها‬
‫وإن كالم المرء في غير كنهو‬
“Dan sungguh perkataan seseorang yang bukan pada tempatnya, benar-benar
bagaikan anak panah yang melesat tanpa mata )ujungnya yang tajam(”.
48
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Jika telah dinyatakan tidak adanya dalil yang mengharamkan, maka‬‬
‫‪permasalahan ini kembali kepada hukum asal, yaitu Al Ibahah‬‬
‫‪(dibolehkan).‬‬
‫‪Ini adalah istidlal yang kuat dan telah disahkan sekaligus ditempuh oleh para‬‬
‫‪ulama seluruhnya, bahwa dalam menentukan hukum binatang yang tidak didapati‬‬
‫‪dalil yang melarang maka dikembalikan kepada hukum asal, yaitu asal mula segala‬‬
‫‪sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah Al Ibahah (halal dan dibolehkan).‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Nash tentang kaidah ini.‬‬
‫‪yang‬‬
‫‪dalil‬‬
‫‪datang‬‬
‫‪sampai‬‬
‫‪harom‬‬
‫‪adalah‬‬
‫‪ibadah‬‬
‫‪dalam‬‬
‫‪asal‬‬
‫‪Hukum‬‬
‫)‪menetapkannya, sedangkan hukum asal dalam adat adalah Al afwu (dibolehkan‬‬
‫‪sampai datang dalil yang mengharamkannya.‬‬
‫‪Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebagaimana dalam Fatawa juz.29, hal.17:‬‬
‫الوجو الثالث‪ :‬أف ت رفات العباد من األقواؿ كاألفعاؿ نوعاف‪ :‬عبادات ي ل ُّا دينهم‪ ،‬كعادات ٰبتاجوف إليها ِف‬
‫دنياىم‪ .‬فباستقراء أصوؿ الشريعة نعلم أف العبادات الٍب أكجبها ا﵁ أك أحبها ال يثبت األمر ُّا إال بالشرع‪ .‬وأما العادات‬
‫فهي ما اعتاده الناس في دنياىم مما يحتاجون إليو‪ ،‬وااصك فيو عدم الحظر‪ ،‬فال يحظر منو إال ما حظره اهلل‬
‫مأمورا ُّا‪ .‬فما َل يثبت أنو مأمور بو كيف‬
‫سبحانو وتعالى‪ .‬كذلك ألف األمر كالنهي ٮبا شرع ا﵁‪ ،‬كالعبادة البد أف ت وف ن‬
‫ٰب م عليو بأنو عبادة؟! وما لم يثبت من العبادات أنو منهي عنو كيف يحكم عمى أنو محظور؟! ك‪٥‬ب ا كاف أ‪ٞ‬بد كغّبه‬
‫من فقهاء أىل ا‪٢‬بديث يقولوف‪ :‬إف األصل ِف العبادات التوقيف‪ ،‬فال يشرع منها إال ما شرعو ا﵁ تعاىل‪ ،‬كإال دخلنا ِف معِب‬
‫قولو‪{ :‬أ ٍىـ ى‪٥‬بي ٍم يشىرىكاء ىشىرعيوا ى‪٥‬بيم ٍّم ىن الدٍّي ًن ىما ىَلٍ يىأٍذىف بًًو اللَّلوي} [الشورم‪]21 :‬‬
‫ىنزىؿ اللٌوي لى ي م ٍّمن‬
‫والعادات ااصك فيها العفو‪ ،‬فال يحظر منها إال ما حرمو‪ ،‬كإال دخلنا ِف معِب قولو‪{ :‬قي ٍل أ ىىرأىيٍػتيم َّلما أ ى‬
‫ٍّرٍزوؽ فى ىج ىع ٍلتيم ٍّمٍنوي ىحىر ناما ىك ىحالىنال} [يونس‪ ]59:‬؛ ولهذا ذم اهلل المشركين الذين شرعوا من الدين ما لم يأذن بو اهلل‪،‬‬
‫ًًً‬
‫ا‪٢‬بر ً‬
‫ً‬
‫ث ىكاألىنٍػ ىع ًاـ نى ً يبنا فىػ ىقاليواٍ ىىػ ى ا لًلٌ ًو بًىز ٍع ًم ًه ٍم‬
‫وحرموا ما لم يحرمو في سورة اانعام من قولو تعاىل‪ { :‬ىك ىج ىعليواٍ للٌو ‪٩‬بٍّا ىذ ىرأى م ىن ٍىٍ‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ك ىزيَّل ىن لً ى ثً وّب‬
‫ىكىىػ ى ا ل يشىرىكآئًنىا فى ىما ىكا ىف ل يشىرىكآئً ًه ٍم فىالى يى ً يل إً ىىل اللٌ ًو ىكىما ىكا ىف للٌ ًو فىػ يه ىو يى ً يل إً ىىل يشىرىكآئً ًه ٍم ىساء ىما ىٍٰب ي يمو ىف ىكىك ى ل ى‬
‫ٍّمن الٍم ٍش ًركًْب قىػٍتل أىكالى ًد ًىم يشرىكآؤىم لًيػردكىم كلًيػ ٍلبًسواٍ علىي ًهم ًدينىػهم كلىو ىشاء اللٌو ما فىػعليوه فى ى رىم كما يػ ٍفتػرك ىف كقىاليواٍ ىػ ًهً‬
‫ي ى ى ي ٍي ٍ ىى ى ىي ى ى‬
‫ى ي ى ى ٍ ٍ ى ي ي ٍ يٍ ي ي ٍ ى ى ي ى ٍ ٍ ي ٍ ى ٍ‬
‫أىنٍػعاـ كحر ه ً‬
‫ً‬
‫اس ىم اللٌ ًو ىعلىٍيػ ىها افًٍ ىَباء ىعلىٍي ًو‬
‫ث ح ٍجهر الَّل يى ٍ ىع يم ىها إًالَّل ىمن نٌ ىشاء بًىز ٍعم ًه ٍم ىكأىنٍػ ىع هاـ يحٍّرىم ٍ‬
‫ورىىا ىكأىنٍػ ىع هاـ الَّل يى ٍ يك يرك ىف ٍ‬
‫ى ه ى ىٍ‬
‫ت ظي يه ي‬
‫ىسيى ٍج ًزي ًهم ًٗبىا ىكانيواٍ يػى ٍفتىػ يرك ىف} [األنعاـ‪136:‬ػ ‪ ، ]138‬ف كر ما ابتدعوه من العبادات‪ ،‬كمن التحرٲبات‪.‬‬
‫كِف صحي مسلم عن عياض بن ‪ٞ‬بار ػ رضي ا﵁ عنو ػ عن النيب صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‪( :‬قاؿ ا﵁ تعاىل‪ :‬إين خلقت‬
‫أحللت ‪٥‬بم‪ ،‬ك ىأمىرٍهتم أف يشركوا يب ما َل أن ًزؿ بو سل انا)‪ .‬وىذه‬
‫ت عليهم ما‬
‫عبادم يحنىفاء‪ ،‬فاجتالتهم الشياطْب‪َّ ،‬ل‬
‫كحرىم ٍ‬
‫ي‬
‫قاعدة عظيمة نافعة ‪.‬‬
‫كإذا كاف ك لك‪ ،‬فنقوؿ‪:‬‬
‫البيع والهبة واإلجارة وغيرىا ىي من العادات التي يحتاج الناس إليها في معاشهم؛ كااكك والشرب والمباس؛ فإف‬
‫كرىت ما ال‬
‫الشريعة قد جاءت ِف ى ه العادات باْلداب ا‪٢‬بسنة‪ ،‬فحرمت منها ما فيو فساد‪ ،‬كأكجبت ما البد منو‪ ،‬ك َّل‬
‫ينبغي‪ ،‬كاستحبت ما فيو م لحة راجحة ِف أنواع ى ه العادات كمقاديرىا كصفاهتا‪.‬‬
‫‪49‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫كإذا كاف ك لك‪ ،‬فالناس يتبايعوف كيستأجركف كيف شاؤكا‪ ،‬ما َل ‪ٙ‬برـ الشريعة‪ .‬كما يأكمون ويشربون كيف شاؤوا ما لم‬
‫مكروىا‪ ،‬وما لم تحد الشريعة في ذلك ح ًدا‪ ،‬فيبقون فيو‬
‫تحرم الشريعة‪ .‬وإن كان بعض ذلك قد يستحب‪ ،‬أو يكون‬
‫ً‬
‫عمى اإلطالق ااصمى‪.‬‬
‫‪Dan dalam Al Fatawa Al Kubro 4/616:‬‬
‫كتاب األطعمة‬
‫وااصك فيها الحك ‪٤‬بسلم يعمل صا‪٢‬با ألف ا﵁ تعاىل إ٭با أحل ال يبات ‪٤‬بن يستعْب ُّا على طاعتو ال مع يتو‪ ,‬لقولو‬
‫ً‬
‫ات جن ً‬
‫َّل ً‬
‫ا‪٢‬ب ً‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫ات يمثَّل اتَّلػ ىق ٍوا ىكآى ىمنيوا يمثَّل‬
‫ين آى ىمنيوا ىك ىعمليوا ال َّلا‪٢‬بى ي ى ه‬
‫يما طىع يموا إذىا ىما اتَّلػ ىق ٍوا ىكآى ىمنيوا ىك ىعمليوا ال َّل ى‬
‫اح ف ى‬
‫س ىعلىى ال ى‬
‫تعاىل‪ :‬لىٍي ى‬
‫ًً‬
‫ْب (‪)93‬‬
‫ىح ىسنيوا ىكاللَّلوي يًٰب ُّ‬
‫ب الٍ يم ٍحسن ى‬
‫اتَّلػ ىق ٍوا ىكأ ٍ‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Hazm dalam An Nubadz hal.131:‬‬
‫كالشريعة كلها إما فرض كىو الواجب كالالزـ كإما حراـ كىو ا‪٤‬بنهي عنو كا﵀ظور كإما حالؿ كإما ت وع مندكب إليو كإما‬
‫مباح م لق فوجدنا ا﵁ تعاىل قد قاؿ )خلق ل م ما ِف األرض ‪ٝ‬بيعا ( كقاؿ تعاىل‪ ( :‬كقد ف ل ل م ما حرـ علي م ) كقاؿ‬
‫تعاىل‪ ( :‬فليح ر ال ين ٱبالفوف عن أمره أف ت يبهم فتنة أك ي يبهم ع اب أليم ) كص عن النيب صلى ا﵁ عليو كسلم انو‬
‫قاؿ ‪":‬ذركين ما تركت م فإ٭با ىلك من كاف قبل م ب ثرة سؤا‪٥‬بم كاختالفهم على أنبيائهم فإذا أمرت م بشيء فأتوا منو ما‬
‫است عتم كإذا هنيت م عن شئ فاتركوه "‬
‫ف‬
‫ُّ ا النص أف ما أمرنا ا﵁ تعاىل بو أك إ‪ٝ‬باع بأنو ندب أك خاص أك منسوخ كما نص ا﵁ تعاىل بالنهي عنو أك رسولو‬
‫صلى ا﵁ عليو كسلم فهو حراـ إال أف يأيت نص أك إ‪ٝ‬باع انو م ركه أك خاص أك منسوخ وما لم يأت بو أمر وال نهي فهو‬
‫مباح لقولو تعالى خمق لكم ما في اارض جميعا كيأمرنا عليو السالـ أف ال نَبؾ منو إال ما هنانا عنو كال يلزمنا إال ما‬
‫است عنا ‪٩‬با أمرنا بو‬
‫كٗبا ص عنو صلى ا﵁ عليو كسلم من قولو ‪":‬كس ت عن أشياء فهي عفو "‬
‫كقاؿ تعاىل ال تسألوا عن أشياء إف تبد ل م تسؤكم كإف تسألوا عنها حْب ينزؿ القرآف تبد ل م عفا ا﵁ عنها فال شيء ِف‬
‫العاَل ‪٨‬برج عن ى ا ا‪٢‬ب م فب لت ا‪٢‬باجة إىل القياس ‪ٝ‬بلة كص أنو ال ٰبل ا‪٢‬ب م بو البتة ِف الدين كبا﵁ تعاىل التوفيق‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Rojab Al Hambaly dalam Jami‟ul Ulum wal Hikam:‬‬
‫فهنا يُ ُّ‬
‫ٍ‬
‫معفو عنو ‪ ،‬كىاىنا مسل اف‪:‬‬
‫ستدل بعدم ذكره‬
‫َّ‬
‫بإيجاب أو تحر ٍيم عمى أنَّو ٌّ‬
‫فأما ما انتفى فيو ذلك كمُّو ‪ُ ،‬‬
‫إىل أف قاؿ‪:‬‬
‫والمسمك الثاني ‪ :‬أ ٍف ي كر ًم ٍن أدلَّلة الشَّلرع العامة ما ُّ‬
‫يدؿ على َّل‬
‫معفو عنو ‪،‬‬
‫ٰبرمو ‪ ،‬فإنَّلو ٌّ‬
‫أف ما َل يوجبو الشَّلرع ‪ ،‬كَل ٍّ‬
‫ا‪٢‬بج‬
‫ئل ع ًن ٍّ‬
‫كحديث أيب ثعلبة ى ا كما ِف معناه من األحاديث ا‪٤‬ب كورة معو ‪ ،‬كمثل قولو ‪ -‬صلى ا﵁ عليو كسلم ‪٤ -‬بَّلا يس ى‬
‫كل عاـ ؟ فقاؿ ‪:‬‬
‫أِف ٍّ‬
‫فإ٭با ىلك من كاف قىبلى م ب ثرةً سؤا‪٥‬بم كاختالفهم على أنبيائهم ‪ ،‬فإذا هنيت م عن و‬
‫(( ذركين ما تركتي م ‪َّ ،‬ل‬
‫شيء ‪ ،‬فاجتنبوه ‪،‬‬
‫ي‬
‫ىٍ‬
‫كإذا أمرتي م بأم ور ‪ ،‬فأتوا منو ما است عتم ))‪.‬‬
‫كمثل قولو ‪ -‬صلى ا﵁ عليو كسلم ‪ِ -‬ف حديث سعد بن أيب كقَّلاص ‪َّ (( :‬ل‬
‫إف أعظم ا‪٤‬بسلمْب ِف‬
‫ا‪٤‬بسلمْب جرمان من سأؿ عن و‬
‫فحرـ من أجل مسألتو ))‬
‫شيء َل َّل‬
‫ٰبرـ ‪ٍّ ،‬‬
‫مثك ىذا أيضاً في موا ع ‪ ،‬كقولو ‪ -‬عز كجل ‪ { : -‬قيل ال أ ًىج يد ًِف ما أ ً‬
‫وقد َّ‬
‫دل القرآ ُن عمى ِ‬
‫ِل ي‪٧‬بىَّلرمان ىعلىى‬
‫يكح ىي إً ىَّل‬
‫َ‬
‫ى‬
‫ٍ‬
‫ً‬
‫اع وم ي ٍعمو إًالَّل أى ٍف ي ي و ىف مٍيتىةن } ‪ ،‬فإ ّن ىذا ُّ‬
‫بمحرٍم ‪ ،‬كك لك قولو ‪ { :‬ىكىما‬
‫يدل عمى أ ّن ما لم يِجد تحريمو ‪ ،‬فميس َّ‬
‫طى ى ى ي ي‬
‫ى ى‬
‫ِ‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫مما‬
‫اس يم ا﵁ً ىعلىٍي ًو ىكقى ٍد فى َّل ىل لى ي ٍم ىما ىحَّلرىـ ىعلىٍي ي ٍم إًالَّل ىما ٍ‬
‫اض يًرٍريٍُت إًلىٍيو }‪ ،‬فعنفهم عمى ترك ااكك ّ‬
‫لى ي ٍم أىالَّل تىأٍ يكليوا ‪٩‬بَّلا ذيكىر ٍ‬
‫‪50‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫ذُكِر اسم اهلل عميو ‪ ،‬معمِّالً بأنَّو قد بيَّن لهم الحر َام ‪ ،‬وىذا ليس منو ‪َّ ،‬‬
‫فدل عمى َّ‬
‫لما‬
‫أن ااشياء عمى اإلباحة ‪ ،‬وإالَّ َ‬
‫ُ‬
‫َ ُ‬
‫ينص عمى تحريمو ‪.‬‬
‫بمجرد كونو لم َّ‬
‫مما لم َّ‬
‫وم بمن امتنع من ااكك َّ‬
‫ينص لو عمى ِحمِّو َّ‬
‫َلح َق المَّ َ‬
‫أ َ‬
‫‪Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh dalam rangka menjawab pertanyaan‬‬
‫‪dibawah ini (Fatawa Islamiyyah 3/385):‬‬
‫س ‪ -‬ىناؾ قاعدة شرعية يعتمد عليها ِف ‪ٙ‬برمي ك‪ٙ‬بليل أكل ا‪٢‬بيوانات؟ فالقرآف كالسنة َل يوضحا كل ا‪٢‬بيوانات‪ ،‬فهناؾ‬
‫حيوانات أليفة ‪٧‬برمة كبعضها حالؿ كك لك الوحشية فإف كاف ىناؾ قاعدة أك صفات للمحرمات كا‪٢‬بالؿ فأرجو شرحها‬
‫حٌب ن وف على ب ّبة‪ ،‬كىل للقياس بالشبو اعتبار ِف ذلك أـ ال؟‬
‫ج‪ -‬ا‪٢‬بقيقة أف ىناؾ السؤاؿ وقولو أن الكتاب والسنة لم يبينا ذلك ىذا غمط منو‪ ،‬وإنما الصواب أنو لم يتبين لو‬
‫ذلك من الكتاب والسنة‪ ،‬أما الكتاب والسنة فإن اهلل بين فيهما كك شيء‪ ،‬فالقرآن الكريم كما قال اهلل عنو { تبياناً‬
‫لكك شيء }‪ .‬والسنة اإليمان بها وتنفيذ أحكامها من اإليمان بالقرآن فهي متممة ومكممة ومفصمة لما أجمك‬
‫ومفسرة لما أبهم ففي القرآن والسنة الشفاء والنور والهداية واالستقامة لمن تمسك بهما وال يوجد مسألة من‬
‫المسائك التي تحدث إال وفي القرآن والسنة حمها وبيانها لكن منها ما ىو مبين عمى سبيك التعيين‪ ،‬ومنها ما ىو مبين‬
‫عمى سبيك القواعد والضوابط العامة‪ ،‬مث الناس ٱبتلفوف ِف ى ا اختالفان عظيمان‪ ،‬ٱبتلفوف ِف العلم‪ ،‬كٱبتلفوف ِف الفهم‪ ،‬كما‬
‫ٱبتلف أيضا إدراكهم ‪٤‬با ِف القرآف كالسنة ٕبسب ما معهم من اْلٲباف كالتقول فإنو كلما قوم اْلٲباف با﵁ ‪ -‬عز كجل ‪-‬‬
‫كقبوؿ ما جاء بو ِف القرآف كالسنة كتقول ا﵁ ‪ -‬عز كجل ‪ِ -‬ف طاعتو قوم العلم ٗبا ِف القرآف كالنسة من األح اـ‪.‬‬
‫كإين أقوؿ إف القرآف كالسنة فيهما ا‪٥‬بدل كالعلم كالنور كحل ‪ٝ‬بي ا‪٤‬بش الت كإف نظامها كمنهاجهما أكمل نظاـ‬
‫كأنفعو كأصلحو للعباد‪ ،‬كأنو يغلط غل ان بيننا من يرج إىل النظم كالقوانْب الوضعية البشرية الٍب ‪ٚ‬ب يء كثّبان‪ ،‬كإذا كفقت‬
‫لل واب فإ٭با ت وف صوابان ٗبا كافقت بو ال تاب كالسنة‪ ،‬وأقول لهذا ااخ إن ىناك وابط بما يحرم فأقول ااصك في‬
‫كك ما خمق اهلل ‪ -‬تعالي ‪ -‬في ىذه اارض أنو حالل لنا من حيوان وجماد‪ ،‬لقولو ‪ -‬تعالي – {ىو الذي الذي خمق‬
‫انتفاعا على ا‪٢‬بدكد الٍب حدىا ا﵁ كرسولو صلى ا﵁‬
‫لكم ما في اارض جميعاً }‪ .‬فه ا عاـ خلقو لنا ‪٤‬بنافعنا ن‬
‫أكال كشرابنا ك ن‬
‫عليو كسلم‪.‬‬
‫ىذه قاعدة عامة جامعة مأخوذة من الكتاب وكذلك من السنة حيث قال رسول اهلل‪ ،‬عميو الصالة والسالم‪(( ،‬‬
‫وما سكت عنو فهو عفو ))‪.‬‬
‫‪(Diambil dari malzamah akhina fahmi).‬‬
‫‪Berkata Syaikh Muqbil rohimahulloh dalam Al Jami‟us Shohih )kitabul ath‟imah(:‬‬
‫ااصك في ااطعمة اإلباحة إال إذا أتى الدليك بالتحريم‬
‫قال أبو داود رحمو اهلل (ج ‪ 10‬ص ‪:)273‬‬
‫حدثنا محمد بن داود بن صبيح‪ ،‬قال‪ :‬ثنا الفضك بن دكين‪ ،‬قال‪ :‬حدثنا محمد يعني ابن شريك المكي عن‬
‫عمرو بن دينار‪ ،‬عن أبي الشعثاء‪ ،‬عن ابن عباس قال‪:‬‬
‫وأحك‬
‫كان أىك الجاىمية يأكمون أشياء ويتركون أشياء تقذراً‪ ،‬فبعث المّو تعالى نبيو صمى المّو عميو وسمم‪ ،‬وأنزل كتابو َّ‬
‫حرم فهو حرام‪ ،‬وما سكت عنو فهو عفو‪ ،‬وتال {قك ال أجد فيما‬
‫حاللو‪ ،‬وحرم حرامو‪ ،‬فما أحك فهو حالل‪ ،‬وما َّ‬
‫إلي محرماً عمى ٍ‬
‫طاعم يطعمو} إلى آخر اآلية‪.‬‬
‫أوحي َّ‬
‫ىذا ااثر موقوف‪ ,‬وسنده صحيح‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Dalil tentang kaidah ini.‬‬
‫‪51‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪Alloh berfirman:‬‬
‫ض ج ِميعا ثُ َّم است وى إِلَى َّ ِ‬
‫ٍ ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ٍ‬
‫ِ‬
‫يم‬
‫س َّو ُ‬
‫ُى َو الَّذي َخمَ َق لَ ُك ْم َما في ْاا َْر ِ َ ً‬
‫اى َّن َس ْب َع َس َم َوات َو ُى َو ب ُك ِّك َش ْيء َعم ٌ‬
‫ََْ‬
‫الس َماء فَ َ‬
‫(‪)29‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al Ihkam juz 6:‬‬
‫ك‪٩‬با يب ل قو‪٥‬بم غاية االب اؿ قوؿ ا﵁ تعاىل‪( * :‬كال تقولوا ‪٤‬با ت ف ألسنت م ال ب ى ا حالؿ كى ا حراـ لتفَبكا‬
‫على ا﵁ ال ب) * كقولو تعاىل‪( * :‬قل أرأيتم مآ أنزؿ ا﵁ ل م من رزؽ فجعلتم منو حراما كحالال قل آ﵁ أذف ل م أـ على‬
‫ا﵁ تفَبكف) *‪.‬‬
‫فصح بهاتين اآليتين أن كك من حمك أو حرم ما لم يأت بإذن من اهلل تعالى في تحريمو أو تحميمو فقد افترى عمى اهلل‬
‫كذبا‪ ،‬ونحن عمى يقين من أن اهلل تعالى قد أحك لنا كك ما خمق في االرض‪ ،‬إال ما فصك لنا تحريمو بالنص لقولو‬
‫تعاىل‪( * :‬خلق ل م ما ِف األرض ‪ٝ‬بيعا) * كلقولو تعاىل (كقد ف ل ل م ما حرـ علي م) فب ل ُّ ين الن ْب ا‪١‬بليْب أف‬
‫ٰبرـ أحد شيئا باحتياط أك خوؼ ت رع‪.‬‬
‫‪Alloh berfirman:‬‬
‫ً ً‬
‫ً ً‬
‫اض يًرريٍُت إًلىي ًو كإً َّلف ىكثًّبا لىي ً‬
‫ً‬
‫ضلُّو ىف بًأ ٍىى ىوائً ًه ٍم بًغى ًٍّب‬
‫ىكىما لى ي ٍم أَّلىال تىأٍ يكليوا ‪٩‬بَّلا ذيكىر ٍ‬
‫ن ي‬
‫اس يم اللَّلو ىعلىٍيو ىكقى ٍد فى َّل ىل لى ي ٍم ىما ىحَّلرىـ ىعلىٍي ي ٍم إَّلال ىما ٍ ٍ ٍ ى‬
‫ً ً‬
‫ين ( ‪)119‬‬
‫ًع ٍل وم إً َّلف ىربَّل ى‬
‫ك يى ىو أ ٍىعلى يم بالٍ يم ٍعتىد ى‬
‫‪Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Alloh telah memerinci apa-apa yang telah‬‬
‫‪diharamkan, dalil bahwasannya apa yang tidak ada perincian pengharamannya maka‬‬
‫‪ia dihukumi halal, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Rojab.‬‬
‫‪Alloh juga berfirman:‬‬
‫ً‬
‫قيل ىال أ ًىج يد ًِف ما أ ً‬
‫ً‬
‫ً ًو ً ً‬
‫س أ ٍىك فً ٍس نقا‬
‫يكح ىي إً ىَّل‬
‫ِل ي‪٧‬بىَّلرنما ىعلىى طىاع وم يى ٍ ىع يموي إَّلال أى ٍف يى ي و ىف ىمٍيتىةن أ ٍىك ىد نما ىم ٍس يف ن‬
‫ى‬
‫ٍ‬
‫وحا أ ٍىك ى‪٢‬بٍ ىم خٍنزير فىإنَّلوي ر ٍج ه‬
‫ً‬
‫ً‬
‫و‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫يم ( ‪)145‬‬
‫أيى َّلل لغى ًٍّب اللَّلو بًو فى ىم ًن ٍ‬
‫اض يَّلر ىغٍيػىر بى واغ ىكىال ىعاد فىًإ َّلف ىربَّل ى‬
‫ك ىغ يف ه‬
‫ور ىرح ه‬
‫‪Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa makanan yang harom hanyalah apa-apa yang‬‬
‫‪diharomkan oleh syariat yang berupa wahyu, dapat difahami bahwa yang selainnya‬‬
‫‪adalah halal.‬‬
‫‪Inilah sisi pendalilan yang kami maksud, bukan membatasi yang harom hanya‬‬
‫‪apa-apa yang disebutkan dalam ayat ini sebagaimana prasangka abu turob.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪-Adapun dalil dari hadits-hadits Rosululloh maka seperti:‬‬
‫عن أيب ثعلبة ا‪٣‬بشِب جرثوـ بن ناشر رضي ا﵁ عنو ‪ ،‬عن رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‪" :‬إف ا﵁ تعاىل فرض‬
‫فرائ فال تضيعوىا‪ ،‬كحد حدكدا فال تعتدكىا‪ ،‬كحرـ أشياء فال تنته وىا‪ ،‬كس ت عن أشياء‪ ،‬ر‪ٞ‬بة ل م غّب نسياف‪ ،‬فال‬
‫تبحثوا عنها"‪ .‬حديث حسن‪ .‬ركاه الدارق ِب كغّبه ‪.‬‬
‫‪Faedah:‬‬
‫‪Hadits Abi Tsa‟labah dengan sanad ini didhoifkan oleh sebagian ulama seperti‬‬
‫‪Syaikh Salim Al Hilaly dalam Bahjatun Nadhirin 1832, akan tetapi banyak hadits yang‬‬
‫‪semakna dengannya.‬‬
‫‪Sebagai gantinya, berkata Imam At Tirmidzy:‬‬
‫‪52‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫باب ما جاء ِف لبس الفراء‬
‫‪ - 1780‬حدثنا إ‪٠‬باعيل بن موسى الفزارم حدثنا سيف بن ىاركف عن سليماف التيمي عن أيب عثماف عن سلماف قاؿ‪:‬‬
‫ (سئل رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم عن السمن كا‪١‬بنب كالفراء فقاؿ‪ :‬ا‪٢‬بالؿ ما أحل ا﵁ ِف كتابو كا‪٢‬براـ ما حرـ ا﵁ ِف‬‫كتابو كما س ت عنو فهو ‪٩‬با عفى عنو) ‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Praktek para ulama terhadap kaidah ini.‬‬
‫‪Telah berlalu penukilan atsar dari Ibnu Abbas yang beliau beramal sesuai kaidah‬‬
‫‪ini, beliau menyatakan:‬‬
‫أحل‬
‫كاف أىل ا‪١‬باىلية يأكلوف أشياء كيَبكوف أشياء تق ران‪ ،‬فبعث اللٌو تعاىل نبيو صلى اللٌو عليو كسلم‪ ،‬كأنزؿ كتابو ك َّل‬
‫إِل‬
‫حاللو‪ ،‬كحرـ حرامو‪ ،‬فما أحل فهو حالؿ‪ ،‬كما َّل‬
‫حرـ فهو حراـ‪ ،‬كما س ت عنو فهو عفو‪ ،‬كتال {قل ال أجد فيما أكحي َّل‬
‫‪٧‬برمان على طاع وم ي عمو} إىل آخر اْلية‪.‬‬
‫‪Dan amal para ulama seluruhnya berputar pada kaidah ini, maka sangat aib‬‬
‫‪sekali jika abu turob tidak faham tentang bab ini dan mengira bahwa kami hanya‬‬
‫‪berdalil dengan keumuman ayat maupun hadits, lalu dengan seenaknya sendiri‬‬
‫‪menamai hal itu sebagai syubhat.‬‬
‫‪Ketahuilah bahwa kami tidaklah berhujjah dengannya kecuali setelah kami‬‬
‫‪pastikan tidak adanya dalil yang melarang.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Hukum asal telah tegak secara yakin dan pasti, sedangkan alasan pengharaman‬‬
‫‪hanya sekedar prasangka, maka suatu keyakinan tidaklah bisa dirubah dengan‬‬
‫‪sebatas prasangka.‬‬
‫‪Berkata Al Allamah As Syaukany:‬‬
‫الص ِحيحةَ الْم ْذ ُكورَة فِي أ ََّو ِل ال ِ‬
‫ات الْ ُقرآنِيَّةَ و ْااَح ِ‬
‫َن ْاآلي ِ‬
‫وال ِ‬
‫ْكتَ ِ‬
‫ت َعمَى أ َّ‬
‫َص َك‬
‫اد َ‬
‫اب َوغَْي ِرَىا قَ ْد َدلَّ ْ‬
‫َن ْاا ْ‬
‫َ َ‬
‫ْ َ َ‬
‫ْحاص ُك أ َّ َ‬
‫يث َّ َ َ َ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ت َّإال إذَا ثَب َ ِ‬
‫ال ِ‬
‫ْح ُّك‪َ ،‬وأ َّ‬
‫ورة‪ ،‬فَ َما لَ ْم يَ ِر ْد فِ ِيو نَاقِ ٌك‬
‫يم َال يَثْبُ ُ‬
‫ت النَّاق ُك َع ْن ْاا ْ‬
‫َن الت ْ‬
‫َ‬
‫َص ِك ال َْم ْعمُوم َو ُى َو أ َ‬
‫َح ُد ْاا ُُموِر ال َْم ْذ ُك َ‬
‫َّح ِر َ‬
‫ُّد فَالْمتَ و ِّجوُ الْح ْكم بِال ِ‬
‫ِ ِ‬
‫ِ‬
‫ْح ِّك ِا َّ‬
‫َن النَّاقِ َك غَْي ُر‬
‫ْح ُّق َكائِنًا َما َكا َن‪َ ،‬وَك َذلِ َ‬
‫ك إذَا َح َ‬
‫صح ٌ‬
‫َ‬
‫ْح ْك ُم بِحمِّو ُى َو ال َ‬
‫يح فَال ُ‬
‫َّرد ُ ُ َ‬
‫ُ ُ‬
‫ص َك الت َ‬
‫ود مع الت ِ ِ‬
‫اص ِة استِصحاب الْب ر ِ‬
‫ِ ِ ِ َّ ِ‬
‫ٍ‬
‫َصمِيَّ ِة‪[. .‬النيل ‪]144/8‬‬
‫اءة ْاا ْ‬
‫َّردُّد‪َ ،‬وم َّما يُ َؤيِّ ُد أ َ‬
‫َصالَةَ الْح ِّك ب ْااَدلة الْ َخ َّ ْ ْ َ ُ َ َ َ‬
‫َم ْو ُج َ َ َ‬
‫‪(Dinukil dari malzamah akhina fahmi).‬‬
‫‪Alloh telah berfirman:‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫يم ًٗبىا يػى ٍف ىعليو ىف ( ‪)36‬‬
‫ىكىما يػىتَّلبً ي أى ٍكثىػ يريى ٍم إًَّلال ظىنًّا إً َّلف الظَّل َّلن ىال يػي ٍغ ًِب ًم ىن ٍ‬
‫ا‪٢‬بى ٍّق ىشٍيئنا إ َّلف اللَّلوى ىعل ه‬
‫ا‪٢‬بى ٍّق ىشٍيئنا ( ‪)28‬‬
‫ىكىما ى‪٥‬بي ٍم بًًو ًم ٍن ًع ٍل وم إً ٍف يػىتَّلبًعيو ىف إًَّلال الظَّل َّلن ىكإً َّلف الظَّل َّلن ىال يػي ٍغ ًِب ًم ىن ٍ‬
‫‪Rosululloh bersabda:‬‬
‫دع ما يريبك إلى ما ال يريبك‪ .‬رواه النسائي وغيره‬
‫‪Berkata Imam Bukhory:‬‬
‫َّلك ىح َّلٌب يى ٍستىػٍي ًق ىن‬
‫ضأي ًم ىن الش ٍّ‬
‫اب ىم ٍن الى يػىتىػ ىو َّل‬
‫بى ي‬
‫م‪ ،‬عن سعً ً‬
‫يد بٍ ًن ا‪٤‬بسيٍّ ً‬
‫ب‪ ،‬ح ىك ىع ٍن ىعبَّل ًاد بٍ ًن ى‪ٛ‬بًي وم‪ ،‬ىع ٍن‬
‫اؿ‪ :‬ىح َّلدثػىنىا يس ٍفيىا يف‪ ،‬قى ى‬
‫‪ - 137‬ىح َّلدثػىنىا ىعلً ٌّي‪ ،‬قى ى‬
‫اؿ‪ :‬ىح َّلدثػىنىا ُّ‬
‫الزٍى ًر ُّ ى ٍ ى‬
‫يى‬
‫وؿ اللَّل ًو صلَّلى ا﵁ علىي ًو كسلَّلم َّل َّل ً‬
‫ىع ٍّم ًو‪ ،‬أىنَّلو ىش ى ا إً ىىل رس ً‬
‫ًً ً‬
‫اؿ‪« :‬الى يػىٍنػ ىفتً ٍل ‪ -‬أ ٍىك‬
‫َّليءى ًِف ال َّلالىةً؟ فىػ ىق ى‬
‫ي‬
‫ىي‬
‫ى ي ىٍ ىى ى‬
‫الر يج يل ال م يٱبىيَّل يل إلىٍيو أىنَّلوي ىٯب يد الش ٍ‬
‫ص ٍوتنا أ ٍىك ىًٯب ىد ًرٰبنا»‬
‫الى يػىٍن ى ًر ٍ‬
‫ؼ ‪ -‬ىح َّلٌب يى ٍس ىم ى ى‬
‫‪Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar:‬‬
‫‪53‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫وقال النووي ىذا الحديث أصك في حكم بقاء ااشياء عمى أصولها حتى يتقين خالف ذلك وال يضر الشك‬
‫الطاريء عميها‪.‬‬
‫‪Maka hukum asal akan halalnya sesuatu tidak dapat berpindah kepada hukum‬‬
‫‪harom kecuali dengan nash yang pasti tentang pengharamannya, berkata Imam Ibnu‬‬
‫‪Hazm dalam Al Ihkam juz 6:‬‬
‫كأيضا فإف رسوؿ ا﵁ أمر من توىم أنو أحدث أال يلتفت إىل ذلك‪ ،‬كأف يتمادل ِف صالتو‪ ،‬كعلى ح م طهارتو‪ ،‬ى ا‬
‫ِف ال الة الٍب ىي أككد الشرائ ‪ ،‬حٌب يسم صوتا أك يشم رائحة‪ ،‬فلو كاف ا‪٢‬ب م االحتياط حقا ل انت ال الة أكىل ما‬
‫احتيط ‪٥‬با‪ ،‬ولكن اهلل تعالى لم يجعك لغير اليقين حكما فوجب بما ذكرنا أن كك ما تيقن تحريمو فال ينتقك إلى‬
‫التحميك إال بيقين آخر من نص أو إجماع‪ ،‬وكك ما تيقن تحميمو فال سبيك أن ينتقك إلى التحريم إال بيقين آخر من‬
‫نص أو إجماع‪ ،‬وبطك الحكم باحتياط‪.‬‬
‫كص أف ال ح م إال لليقْب كحده‪ ،‬كاالحتياط كلو ىو أال ٰبرـ ا‪٤‬برء شيئا إال ما حرـ ا﵁ تعاىل‪ ،‬كال ٰبل شيئا إال ما أحل‬
‫ا﵁ تعاىل‪ ،‬كب ل ُّ ا أف ت لق امرأة على زكجها إذ شك أطلقها أـ ال‪ ،‬الهنا زكجة بيقْب فال ‪ٙ‬برـ عليو إال بيقْب آخر من‬
‫نص أك إ‪ٝ‬باع‪ ،‬كبا﵁ تعاىل التوفيق‪.‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al Ihkam:‬‬
‫الباب الثالث والعشرون في استصحاب الحال وبطالن جميع العقود والعهود والشروط إال ما أوجبو منها قرآن‬
‫ثابت‪.‬‬
‫أو سنة عن رسول اهلل ة‬
‫قال أبو محمد‪ :‬إذا ورد النص من القرآن أو السنة الثابة في أمر ما عمى حكم ما ثم ادعى مدع أن ذلك الحكم قد‬
‫انتقك أو بطك من أجك أنو انتقك ذلك الشيئ المحكوم فيو عن بعض أحوالو أو لتبدل زمانو أو لتبدل مكانو فعمى‬
‫مدعي انتقال الحكم من أجك ذلك أن أيتي ببرىان من نص قرآن أو سنة عن رسول اهلل ثابتة عمى أن ذلك الحكم‬
‫قد انتقك أو بطك إفن جاء بو صح قولو وإن لم أيت بو فهو بو مبطك فيما اد عى من ذلك‪ ,‬والفرض عمى الجميع‬
‫الثبات عمى ما جاء بو النص ما دام يبقى اسم ذلك الشيئ المحكوم فيو عميو انو اليقين والنقمة دعوى وشرع لم‬
‫أيذن اهلل تعالى بو فهما مردودان كاذبان حتى أتى النص بهما‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Ringkasan atas halalnya warol alias biawak.‬‬
‫‪Biawak halal dikarenakan tidak ada dalil yang melarang, dan seluruh alasan abu‬‬
‫‪turob telah terbantah dan hancur berkeping-keping:‬‬
‫‪-Biawak khobits: Sekedar anggapan baik dan buruk tidak bisa menjatuhi tahrim‬‬
‫‪(pengharaman).‬‬
‫‪-Biawak buas: Biawak tidak masuk dalam jenis hewan buas yang dilarang, dan‬‬
‫‪biawak juga tidak memiliki taring.‬‬
‫‪-Biawak dianggap jijik oleh orang arob: Ini bukan alasan.‬‬
‫‪-Biawak diharamkan oleh ulama salaf: Dusta, bahkan para ulama salaf‬‬
‫‪membolehkan.‬‬
‫‪-Biawak memakan kotoran: Perkara ini tidak bisa menjadi sebab pengharaman‬‬
‫‪secara muthlaq bahkan dapat dinetralkan, lagi pula tidak pada semua keadaan‬‬
‫‪biawak memakan kotoran.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Nash dari para ulama akan halalnya warol atau biawak.‬‬
‫‪54‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪-Said bin Musayyib, sesuai yang dinukilkan oleh Ibnu Abdil Barr:‬‬
‫‪ -22141‬كقاؿ ابن ا‪٤‬بسيب‪ :‬ال بأس بالورؿ‪.‬‬
‫‪-Imam Malik.‬‬
‫‪Berkata Imam Al Qurthuby dalam tafsir surat Al An‟am ayat 145:‬‬
‫كقاؿ مالك‪ :‬ال بأس بأكل الضب كالّببوع كالورؿ‪ .‬كجائز عنده أكل ا‪٢‬بيات إذا ذكيت؛ كىو قوؿ ابن أيب ليلى‬
‫كاألكزاعي‪.‬‬
‫‪-Imam Abdur Rozzaq Asson‟any, Ibnu Abdil Barr berkata:‬‬
‫‪ -22142‬قاؿ عبد الرزاؽ‪ :‬كالورؿ أشبو شيئ بالضب‪.‬‬
‫‪-Ibnu Hazm, beliau berkata dalam Al Muhalla masalah no.999:‬‬
‫السلىح ىفاةي الٍبػٍّريَّلةي كالٍبح ًريَّلةي حالى هؿ أى ٍكليها‪ ,‬كأى ٍكل بػي ً‬
‫ض ىها لًىق ٍوًؿ اللَّل ًو تىػ ىع ىاىل يكليوا ً‪٩‬بَّلا ًِف األ ٍىر ً‬
‫ض ىحالىالن طىيٍّبنا‬
‫ى ى ي ىٍ‬
‫‪ -999‬ىم ٍسأىلىةه‪ :‬ىك ُّ ٍ ى ى ى ٍ ى‬
‫ك‬
‫ىم ى قولو تعاىل‪ { :‬ىكقى ٍد فى َّل ىل لى ي ٍم ىما ىحَّلرىـ ىعلىٍي ي ٍم} ىكىَلٍ يػي ىف ٍّ ٍل لىنىا ىٍ‪ٙ‬ب ًرميى ُّ‬
‫السلى ٍح ىفاةً‪ ,‬فى ًه ىي ىحالى هؿ يكلُّ ىها ىكىما تىػ ىولَّل ىد ًمٍنػ ىها‪َ .‬وَك َذلِ َ‬
‫السرطَا ُن‪ ,‬وال ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ين‪َ ,‬وال َْوَر ُل‪َ ,‬والطَّْي ُر ُكمُّوُ‪َ ,‬وُك ُّك َما‬
‫ور‪َ ,‬و َّ‬
‫َ َ‬
‫ُّس ُ‬
‫ْج َراذ ُ‬
‫الر َخ ُم‪ ,‬والبمزج‪َ ,‬والْ َقنَاف ُذ‪َ ,‬والْيَ ْربُوعُ‪َ ,‬وأ ُُّم َحبي ٍن َوال َْوبْ ُر‪َ ,‬و َّ َ‬
‫الن ُ‬
‫يق‪.‬‬
‫اش‪َ ,‬وال َْوط َْوا ُ‬
‫أ َْم َك َن أَ ْن يُ َذ َّكى ِم َّما لَ ْم يُ َف َّ‬
‫ط‪َ ,‬والْ َخطَّ ُ‬
‫يموُ‪َ .‬وَك َذلِ َ‬
‫اف َوبِاَلمَّ ِو تَ َعالَى الت َّْوفِ ُ‬
‫ك الْ ُخ َّف ُ‬
‫ص ْك تَ ْح ِر ُ‬
‫‪-Syaih Yahya hafidhohulloh, dan telah lewat penukilan fatwa beliau.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Menutup jalan bagi yang ingin berhujjah dengan hadits‬‬
‫‪musytabihat (perkara samar).‬‬
‫‪Jika didapati dari sebagian kalangan yang ingin berdalil dengan apa yang‬‬
‫‪diriwayatkan oleh Imam Bukhory dari shohaby An Nu‟man bin Basyir:‬‬
‫وؿ‪ :‬ىً‪٠‬بعت رس ى ً‬
‫ً‬
‫‪ - 52‬ح َّلدثػىنىا أىبو نػيعي وم‪ ،‬ح َّلدثػىنىا ىزىك ًريَّلاء‪ ،‬عن ع ًام ور‪ ،‬قى ى ً‬
‫ي ىٍ ى‬
‫اؿ‪ :‬ى‪٠‬ب ٍع ي‬
‫وؿ اللَّلو ى‬
‫صلَّلى ا﵁ي‬
‫ي ىٍ ى‬
‫ى‬
‫ت النػ ٍُّع ىما ىف بٍ ىن بىش وّب‪ ،‬يػى يق ي ٍ ي ى ي‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ات الى يػى ٍعلى يم ىها ىكثّبه م ىن ً‬
‫استىٍبػىرأى‬
‫ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم يػى يق ي‬
‫ْب‪ ،‬ىكبػىٍيػنىػ يه ىما يم ىشبَّلػ ىه ه‬
‫ْب‪ ،‬ىكا‪٢‬بىىر ياـ بػى ٍّ ه‬
‫وؿ‪ " :‬ا‪٢‬بىالى يؿ بػى ٍّ ه‬
‫النَّلاس‪ ،‬فى ىم ًن اتػَّل ىقى ا‪٤‬بي ىشبَّلػ ىهات ٍ‬
‫لً ًدينً ًو ك ًعر ًض ًو‪ ،‬كمن كقى ًِف ُّ ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ك أى ٍف يػواقًعو‪ ،‬أىالى كإً َّلف لً ي ٍّل ملً و‬
‫ك ً‪ٞ‬بنى‪ ،‬أىالى إً َّلف ً‪ٞ‬بىى اللَّل ًو‬
‫ى‬
‫ى ٍ ىى ٍ ى ى‬
‫الشبيػ ىهات‪ :‬ىكىر واع يػى ٍر ىعى ىح ٍو ىؿ ا‪٢‬ب ىمى‪ ،‬ييوش ي ي ى ى ي ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ُّ‬
‫ب"‬
‫ًِف أ ٍىر ًض ًو ى‪٧‬بىا ًريموي‪ ،‬أىالى ىكإً َّلف ًِف ا‪١‬بى ىسد يم ٍ‬
‫صلى ى ا‪١‬بى ىس يد يكلُّوي‪ ،‬ىكإً ىذا فى ىس ىد ٍ‬
‫صلى ىح ٍ‬
‫ت ى‬
‫ضغىةن‪ :‬إً ىذا ى‬
‫ت فى ىس ىد ا‪١‬بى ىس يد يكلوي‪ ،‬أىالى ىكى ىي ال ىق ٍل ي‬
‫‪Maka jawabannya dari beberapa sisi, yang insya Alloh akan terurai dalam‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Makna perkara samar.‬‬
‫‪beberapa fasal:‬‬
‫‪Berkata Al Hafidh:‬‬
‫كحاصل ما فسر بو العلماء الشبهات أربعة أشياء أحدىا تعارض األدلة كما تقدـ ثانيها اختالؼ العلماء كىي منتزعة‬
‫من األكىل ثالثها أف ا‪٤‬براد ُّا مسمى ا‪٤‬ب ركه ألنو ٯبت بو جانبا الفعل كالَبؾ رابعها أف ا‪٤‬براد ُّا ا‪٤‬بباح كال ٲب ن قائل ى ا أف‬
‫ٰبملو على متساكل ال رفْب من كل كجو بل ٲب ن ‪ٞ‬بلو على ما ي وف من قسم خالؼ األكىل بأف ي وف متساكل ال رفْب‬
‫باعتبار ذاتو راج الفعل أك الَبؾ باعتبار أمر خارج‬
‫‪Al Hafidh menyimpulkan dari penjelasan para ulama bahwa Al Musyabbahat‬‬
‫‪(samar) masuk padanya empat perkara:‬‬
‫‪1. Perkara yang dalilnya terlihat sama-sama kuat antara halal dan harom, dan tentu‬‬
‫‪warol atau biawak tidak masuk dalam jenis ini.‬‬
‫‪2. Perkara yang diperselisihkan.‬‬
‫‪3. Perkara yang dihukumi makruh, dan tidak ada dalil yang menyatakan makruhnya‬‬
‫‪warol.‬‬
‫‪55‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪4. Perkara mubah, dan ini tidak bisa dimasukkan dalam perkara samar, sesuai‬‬
‫‪penjelasan Al Hafidh.‬‬
‫‪Jika seseorang berdalil dengan hadits ini untuk menjauhi memakan biawak, maka‬‬
‫‪diharuskan bagi dia untuk menjauhi seluruh jenis binatang yang diperselisihkan‬‬
‫‪hukumnya karena itu termasuk syubhat, dan jelas dia tidak akan mau menerima‬‬
‫‪keharusan ini.‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Rojab dalam Jami‟ul Ulum hadits keenam:‬‬
‫كأما ا‪٤‬بشتبو ‪ :‬فمثل أكل بع ً ما اختلف ِف حلٍّو أك ‪ٙ‬بر ً‬
‫كا‪٣‬بيل ك ً‬
‫ً‬
‫الضب ‪،‬‬
‫ٲبو ‪َّ ،‬لإما من األعياف‬
‫البغاؿ كا‪٢‬بم ًّب ‪ ،‬ك ٍّ‬
‫ى‬
‫ي‬
‫ً‬
‫ً‬
‫كشرب ما اختلف من األنب ة الٍب ييس ير كثّبيىا ‪ ،‬ك ً‬
‫لبس ما اختلف ِف إباحة لبسو من جلود السباع ك‪٫‬بوىا ‪ ،‬كإما من‬
‫ً‬
‫أ‪ٞ‬بد كإسحاؽ كغّبٮبا من‬
‫التورؽ ك‪٫‬بو ذلك ‪ ،‬كبنحو ى ا ا‪٤‬بعُب َّل‬
‫فسىر ا‪٤‬بشتبهات ي‬
‫ا‪٤‬ب اسب ا‪٤‬بختلف فيها كمسائل العينة ك ٌ‬
‫األئمة ‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Hukum perkara samar.‬‬
‫‪Hadits ini tidak dapat dijadikan jembatan menuju pengharaman biawak, sebab‬‬
‫‪perkara syubhat sendiri tidaklah dihukumi harom.‬‬
‫‪Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar:‬‬
‫كاختلف ِف ح م الشبهات فقيك التحريم وىو مردود كقيل ال راىة كقيل الوقف كىو كا‪٣‬بالؼ فيما قبل الشرع‪.‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al Ihkam, menjelaskan makna hadits ini sejelas‬‬‫‪jelasnya:‬‬
‫فهذا حض منو عمى الورع‪ ،‬ونص جمي عمى أن ما حول الحمى ليست من الحمى‪ ،‬وأن تمك المشتبهات ليست‬
‫بيقين من الحرام‪ ،‬وإذا لم تكن مما فصك من الحرام فهي عمى حكم الحالل بقوؿ تعاىل‪( * :‬كقد ف ل ل م ما حرـ‬
‫علي م) * فما لم يفصك فهو حالل بقولو تعاىل‪( * :‬ىو ال م خلق ل م ما ِف االرض ‪ٝ‬بيعا) * كبقولو (ص)‪ :‬أعظم‬
‫الناس جرما ِف االسالـ من سأؿ عن شئ َل ٰبرمو فحرـ من أجل مسألتو‪.‬‬
‫كقد بْب النيب ِف ا‪٢‬بديث ال م ركيناه آنفا من طريق أيب فركة عن الشعيب‪ ،‬أن ىذا إنما ىو مستحب لممرء خاصة فيما‬
‫أش ل عليو كأف ح م من استباف لو االمر ٖبالؼ ذلك‪.‬‬
‫‪Beliau juga menjelaskan:‬‬
‫فلو كاف ا‪٤‬بشتبو حراما‪ ،‬كفرضا تركو‪ ،‬ل اف النيب قد هنى عنو‪ ،‬كل نو عليو السالـ َل يفعل ذلك‪ ،‬ل نو ح‬
‫على تركو‬
‫كخاؼ على مواقعو أف يقدـ على ا‪٢‬براـ‪ ،‬كنظر ذلك صلى ا﵁ عليو كسلم بالرات حوؿ ا‪٢‬بمى‪ ،‬فالحمى ىو الحرام‪ ،‬وما‬
‫حول الحمى ليس من الحمى‪ ،‬والمشتبهات ليس من الحرام‪ ،‬وما لم يكن حراما فهو حالل وىذا في غاية البيان‪،‬‬
‫كى ا ىو الورع ال م ٰبمد فاعلو كيؤجر كال ي ـ تاركو كال يأمث‪ ،‬ما َل يواق ا‪٢‬براـ البْب‪.‬‬
‫‪Jadi, perkara samar tidaklah dihukumi harom, oleh karena itu tidak halal bagi‬‬
‫‪seseorang dengan beralasan hati-hati kemudian ia mengharamkan apa-apa yang‬‬
‫‪tidak diharamkan oleh Alloh.‬‬
‫‪Dalam hal ini Imam Ibnu Hazm menyatakan:‬‬
‫‪56‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
‫ واهلل تعالى‬،‫ النو يكون حينئذ مفتريا في الدين‬،‫وال يحك الحد أن يحتاط في الدين فيحرم ما لم يحرم اهلل تعالى‬
،‫ ونص عمى اسمو وصفتو بتحريمو‬،‫ فالفرض عمينا أن ال نحرم إال ما حرم اهلل تعالى‬،‫أحوط عمينا من بعضنا عمى بعض‬
‫ وأال نزيد في‬،‫ إال ما نص عمى تحريمو‬،‫وفرض عمينا أن نبيح ما وراء ذلك بنصو تعالى عمى إباحة ما في االرض لنا‬
.‫ فمن فعك غير ىذا فقد عصى اهلل عزوجك ورسولو وأتى بأعظم الكبائر‬،‫الدين شيئا لم يأذن بو اهلل تعالى‬
Fasal:
Golongan yang disebut dalam hadits.
Ketahuilah bahwasanya seluruh yang dibahas mengenai perkara samar semuanya
berlaku bagi orang yang tidak mengetahui hakikat perkara tersebut dan khusus
dalam masalah itu saja, adapun pada perkara yang seseorang mengetahui
hukumnya dan meyakini apa-apa yang sampai ilmu kepadanya maka hal ini sama
sekali tidak termasuk dalam perkara syubhat, dan sama sekali tidak termasuk
golongan yang dibicarakan dalam hadits.
Dan tanpa diragukan lagi, bahwa dalam permasalahan warol kita telah
membawakan dalil dan menjelaskannya secara tuntas, maka barang siapa yang
meyakini kehalalannya sesuai ilmu yang sampai kepadanya lalu dia memakannya
maka tidak ada sedikitpun celaan baginya, Alloh berfirman:
ً
ً ‫ات جن‬
ً ‫َّل‬
ً ‫ب‬٢‫ا‬
ً ً
ً
ً
ً ً
‫ات يمثَّل اتػَّل ىق ٍوا ىكآى ىمنيوا يمثَّل اتػَّل ىق ٍوا‬
‫بى ي ى ه‬٢‫ين آى ىمنيوا ىك ىعمليوا ال َّلا‬
‫يما طىع يموا إذىا ىما اتػَّل ىق ٍوا ىكآى ىمنيوا ىك ىعمليوا ال َّل ى‬
‫اح ف ى‬
‫س ىعلىى ال ى‬
‫لىٍي ى‬
ًً
)93( ‫ْب‬
ُّ ‫ىح ىسنيوا ىكاللَّلوي يًٰب‬
‫ب الٍ يم ٍحسن ى‬
ٍ ‫ىكأ‬
Dalam hal ini, Imam Ibnu Rojab menjelaskan:
ً ‫ في وف ىو‬، ‫بق‬٢‫ا‬
‫ كغّبيه ي وف األمر مشتبهان عليو كال‬، ‫ب م‬٢‫العاَل ُّ ا ا‬
‫كم ى ا فالبد ِف األمة من عاَل ييوافق قوليو َّل‬
ً ‫أىل باطلها على‬
‫ َّل‬، ‫بان ُّ ا‬٤‫ي وف عا‬
ُّ ‫ فال ي و يف‬، ‫أىل حقٍّها‬
‫بق مهجوران‬٢‫ا‬
‫ كال ي‬، ‫فإف ى ه األمة ال ٘بتم على ضاللة‬
‫يظهر ي‬
‫و‬
‫ (( ال يػى ٍعلى يم يه َّلن‬: ‫بشتبهات‬٤‫ ِف ا‬- ‫ صلى ا﵁ عليو كسلم‬- ‫ب ا قاؿ رسوؿ ا﵁‬٥‫ ك‬، ‫بي األم ار كاألع ار‬ٝ ‫معموؿ بو ِف‬
‫غّب‬
َّ ‫كثّبه من النَّلاس )) فدل عمى‬
‫ وليست مشتبهة في‬، ‫ وإنَّما ىي مشتبهة عمى من لم يعممها‬، ‫أن من الناس من يعممها‬
. ‫األشياء على كثّب من العلماء‬
‫بقتضي الشتباه بع‬٤‫ فه ا ىو السبب ا‬، ‫نفس اامر‬
Dan beliau menjelaskan bahwa manusia dalam hal ini terbagi menjadi tiga
kelompok, dan yang disinggung dalam hadits hanyalah dua darinya:
1. Seorang yang tidak mengetahui hukum suatu perkara, lalu ia memilih untuk
meninggalkannya karena takut terjatuh dalam dosa, inilah seorang yang memiliki
sifat waro‟.
2. Seorang yang tidak mengetahui hukum suatu perkara, namun ia tidak berhati-hati
bahkan tanpa rasa takut ia menerjang seluruh perkara tadi, maka inilah yang disebut
dalam hadits sebagai seorang yang mengantarkan dirinya kepada perkara yang
rawan.
3. Seorang yang mengetahui hukum suatu perkara dengan dalil yang sampai padanya,
maka golongan ini tidak disinggung dalam hadits, dan mereka adalah yang paling
mulia diantara ketiga kelompok tadi karena ia mengetahui hukum Alloh dalam
perkara tersebut.
Berkata Imam Ibnu Rojab Al Hanbaly:
ً ‫الشبػه‬
ً
‫ كق ِف‬، ‫ات‬
‫ كمن كقى ى ِف ُّ ي ى‬، ‫ فقد استِبأ لدينو كعرضو‬، ‫ (( فمن اتَّلقى الشُّبهات‬: - ‫ صلى ا﵁ عليو كسلم‬- ‫كقولو‬
‫ وىو ممن ال‬، ‫ وىذا إنَّما ىو بالنسبة إلى من ىي مشتبهة عميو‬، ‫قسم الناس في اامور المشتبهة إلى قسمين‬
َّ )) ‫براـ‬٢‫ا‬
57
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫َّ‬
‫ثالث ‪َ ،‬ل ي كره لظهور ح مو ‪َّ ،‬ل‬
‫فإف ى ا‬
‫يعممها ‪َّ ،‬‬
‫قسم ٌ‬
‫فأما َم ْن كان عالماً بها ‪ ،‬واتَّبع ما دلو عمموُ عميها ‪ ،‬فذلك ٌ‬
‫ً‬
‫ً‬
‫علمو ِف ذلك ‪ .‬وأما من لم‬
‫أفضل األقساـ الثالثة ؛ ألنَّلو ىعل ىم ح ىم ا﵁ ِف ى ه األمور ا‪٤‬بشتبهة على النَّلاس ‪ ،‬كاتَّلب ى‬
‫القسم ي‬
‫يعمم حكم اهلل فيها ‪ ،‬فهم قسمان ‪ :‬أحدىما من يتقي ىذه الشبهات ؛ الشتباىها عميو ‪ ،‬فهذا قد استبرأ لدينو‬
‫وعر و‪.‬‬
‫‪Fasal:‬‬
‫‪Nasehat bagi yang berlebih-lebihan dalam bab ini.‬‬
‫‪Sangat keliru jika seseorang karena ingin berhati-hati kemudian menganggap‬‬
‫‪yang halal sebagai yang harom agar ia meninggalkannya, berkata Imam Ibnu hazm:‬‬
‫كأيضا فإف رسوؿ ا﵁ أمر من توىم أنو أحدث أال يلتفت إىل ذلك‪ ،‬كأف يتمادل ِف صالتو‪ ،‬كعلى ح م طهارتو‪ ،‬ى ا‬
‫ِف ال الة الٍب ىي أككد الشرائ ‪ ،‬حٌب يسم صوتا أك يشم رائحة‪ ،‬فلو كاف ا‪٢‬ب م االحتياط حقا ل انت ال الة أكىل ما‬
‫احتيط ‪٥‬با‪ ،‬كل ن ا﵁ تعاىل َل ٯبعل لغّب اليقْب ح ما فوجب ٗبا ذكرنا أف كل ما تيقن ‪ٙ‬برٲبو فال ينتقل إىل التحليل إال‬
‫بيقْب آخر من نص أك إ‪ٝ‬باع‪ ،‬ككل ما تيقن ‪ٙ‬بليلو فال سبيل أف ينتقل إىل التحرمي إال بيقْب آخر من نص أك إ‪ٝ‬باع‪ ،‬وبطك‬
‫الحكم باحتياط‪.‬‬
‫‪Bahkan orang yang menghalalkan apa-apa yang dihalalkan Alloh dan hanya‬‬
‫‪mengharamkan apa-apa yang diharamkan Alloh dialah orang yang berhati-hati‬‬
‫‪dengan sebenar-benarnya, ia berhati-hati agar tidak melanggar dan mendahului‬‬
‫‪wewenang Robbnya, berkata Imam Ibnu Hazm:‬‬
‫كص أف ال ح م إال لليقْب كحده‪ ،‬واالحتياط كمو ىو أال يحرم المرء شيئا إال ما حرم اهلل تعالى‪ ،‬وال يحك شيئا‬
‫إال ما أحك اهلل تعالى‪ ،‬كب ل ُّ ا أف ت لق امرأة على زكجها إذ شك أطلقها أـ ال‪ ،‬الهنا زكجة بيقْب فال ‪ٙ‬برـ عليو إال‬
‫بيقْب آخر من نص أك إ‪ٝ‬باع‪ ،‬كبا﵁ تعاىل التوفيق‪.‬‬
‫‪Kemudian, jika mau bicara masalah hati-hati maka sesungguhnya orang yang‬‬
‫‪mengharamkan biawak tidaklah lebih hati-hati dari yang menghalalkan.‬‬
‫‪Bahkan sebaliknya, yang menghalalkan justru lebih hati-hati dikarenan ia tidak‬‬
‫‪berani berpindah dari hukum asal kepada hukum harom, adapun orang yang‬‬
‫‪mengharamkan maka dia harus memastikan dalil larangan dan meyakininya, jika hal‬‬
‫‪itu tidak terpenuhi maka bersiap-siaplah untuk mempertanggung jawabkan‬‬
‫‪perbuatannya disisi Alloh kelak.‬‬
‫أًىـ َّلا‪ٚ‬بى ي كا آى ً‪٥‬بىةن ًم ىن ٍاأل ٍىر ً‬
‫ب الٍ ىع ٍر ًش ىع َّلما يى ً يفو ىف ( ‪)22‬‬
‫ض يى ٍم يػيٍن ًش يرك ىف ( ‪ )21‬لى ٍو ىكا ىف فًي ًه ىما آى ً‪٥‬بىةه إًَّلال اللَّلوي لىىف ىس ىدتىا فى يسٍب ىحا ىف اللَّل ًو ىر ٍّ‬
‫ىال يي ٍسأ يىؿ ىع َّلما يػى ٍف ىع يل ىكيى ٍم يي ٍسأىليو ىف ( ‪)23‬‬
‫ً‬
‫اط ٍ ً‬
‫كف اللَّل ًو فىاى يدكىم إً ىىل ًصر ً‬
‫اح يشركا الَّل ًين ظىلىموا كأ ٍىزكاجهم كما ىكانيوا يػعب يدك ىف (‪ً )22‬من د ً‬
‫وى ٍم إًن يػَّله ٍم‬
‫ٍ ي‬
‫ا‪١‬بىحي ًم ( ‪ )23‬ىكق يف ي‬
‫ى ٍي‬
‫ى ي ى ى ى ي ٍ ىى‬
‫ٍ يٍ‬
‫ى‬
‫ٍ ي‬
‫ىم ٍسئيوليو ىف (‪)24‬‬
‫‪Selanjutnya, barang siapa yang hanya berlandaskan dengan keinginan untuk‬‬
‫‪hati-hati tanpa mencari keyakinan maka dia telah berhukum dengan dhonn‬‬
‫‪(prasangka), dan semua itu adalah bathil.‬‬
‫‪Berkata Imam Ibnu Hazm:‬‬
‫قاؿ أبو ‪٧‬بمد‪ :‬فكك من حكم بتهمة أو باحتياط لم يستيقن أمره أو بشئ خوف ذريعة إلى ما لم يكن بعد‪ ،‬فقد‬
‫حكم بالظن‪ ،‬وإذا حكم بالظن فقد حكم بالكذب والباطك‪ ،‬وىذا ال يحك وىو حكم بالهوى‪ ،‬وتجنب لمحق نعوذ‬
‫باهلل من كك مذىب أدى إلى ىذا‪،‬‬
‫‪58‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
Jika berlebih-lebihan dalam bab ini maka menuntut bagi para lelaki untuk kebiri
agar tidak terjatuh kepada zina, menuntut untuk membunuh manusia karena
dikhawatirkan mereka akan kufur, dan membabat kebun-kebun anggur supaya tidak
dibuat bahan khomr, sehingga dengan pendapat yang menyeleweng ini terjadi
kerusakan di muka bumi, berkata Imam Ibnu Hazm:
‫ وإذا حرم شيئا حالال‬،‫ النو ليس أحد أكىل بالتهمة من أحد‬، ‫ب ىب ِف ذاتو متخاذؿ متفاسد متناق‬٤‫م أف ى ا ا‬
‫ وليقطع ااعناب خوف أن‬،‫ وليقتك الناس خوف أن يكفروا‬،‫خوف تذرع إلى حرام فميخص الرجال خوف أن يزنوا‬
‫ وباهلل‬،‫ انو يؤدي إلى إبطال الحقائق كمها‬،‫ وبالجممة فهذا المذىب أفسد مذىب في اارض‬،‫يعمك منها الخمر‬
.‫تعالى التوفيق‬
Dari penjelasan diatas maka terputuslah tali orang-orang yang ingin bergantung
dengan hadits ini.
Selesai, Walhamdulillah..
Fasal:
Dengan kemuliaan dan keutamaan Alloh, kita telah selesai menjawab seluruh apa
yang dijadikan sandaran oleh abu turob dalam pengharaman biawak dan juga telah
kita tetapkan yang sebaliknya beserta dalil-dalil yang insya Alloh telah cukup bagi
seseorang yang berhati bersih lagi mau merenungi.
Kini saatnya untuk kembali menanggapi komentar abu turob mengenai sebagian
hujjah kami, wahasbunalloh wani‟mal Wakil.
Sanggahan Terhadap Beberapa Perkara Yang Dianggap Hujjah Bagi
Yang Membolehkan Makan Biawak.
Seluruh kerja keras abu turob –dengan keutamaan Alloh- tidak ada yang berhasil
menyanggah hujjah dan alasan kami dalam penghalalan biawak, sebaliknya seluruh
sanggahan tersebut justru berubah menjadi celah untuk menjatuhkan penulisnya.
ً
ً
ً ‫ك كانٍػ ىقلىبوا‬
)119( ‫ين‬
ٍ ‫فىػ ىوقى ى‬
‫) فىػغيلبيوا يىنىال ى ى ي ى‬118( ‫بى ُّق ىكبى ى ىل ىما ىكانيوا يػى ٍع ىمليو ىف‬٢‫ا‬
‫صاغ ًر ى‬
Kami tidak akan membahas secara tuntas dalam masalah ini,
Inilah akibatnya jika seseorang tidak menyelesaikan perkaranya dengan tuntas,
sehingga
hal
tersebut
memberikan
beban
kepada
orang
lain
untuk
menyelesaikannya.
Dulu siluman juga membahas banyak hal dan tidak tuntas bahkan tidak layak saji
dan akhirnya merepotkan orang lain.
yakni yang berkaitan dengan
syubhat-syubhat yang mencuat, dari
sebagian kalangan yang berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur‟an yang bersifat
umum, seperti firman Alloh subhaanahu wata'ala:
ً
ً ‫﴿قيل ىال أ ًىج يد ًِف ما أ‬
ً
ً ً ‫ً ًو‬
‫س أ ٍىك فً ٍس نقا أ ًيى َّلل لًغى ًٍّب اللَّل ًو‬
‫يكحي إً ىَّل‬
‫بىَّلرنما ىعلىى طىاع وم يى ٍ ىع يموي إَّلال أى ٍف يى ي و ىف ىمٍيتىةن أ ٍىك ىد نما ىم ٍس يف ن‬٧‫ِل ي‬
‫ى‬
ٍ
‫بٍ ىم خٍنزير فىإنَّلوي ر ٍج ه‬٢‫وحا أ ٍىك ى‬
‫ى‬
‫و‬
ً
]145 : ‫ور ىرحيم﴾ [األنعاـ‬
ٍ ‫بًًو فى ىم ًن‬
‫اض يَّلر ىغٍيػىر بى واغ ىكىال ىعاد فىًإ َّلف ىربَّل ى‬
‫ك ىغ يف ه‬
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
59
Arsip www.darul-ilmi.com
mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor
binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang
keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
melampaui batas, Maka sesungguhnya Robbmu” Ghofuur”
Pengampun lagi “Rohiim” Maha Penyayang".[QS Al An‟Am 145]
- atau
dalam
(pula)
Maha
Telah kami sebutkan sisi pendalilan yang benar dari ayat-ayat yang kami
bawakan, dan bahwasannya hal itu merupakan istidlal yang sah dan telah dipakai
oleh para ulama seluruhnya sehingga maha Suci Alloh, jika istidlal dari ayat-ayatNya
disebut oleh abu turob sebagai syubhat.
ً
ً ٍّ ‫ك ر‬
ً ٍّ ‫بم يد لًلَّل ًو ر‬٢‫ا‬
ً
)182 ( ‫ْب‬
‫ب الٍ ىعالىم ى‬
‫) ىك ىس ىال هـ ىعلىى الٍ يم ٍر ىسل ى‬180 ( ‫ب الٍعَّلزةً ىع َّلما يى يفو ىف‬
ٍ ‫) ىك ٍى‬181( ‫ْب‬
‫ى‬
‫يسٍب ىحا ىف ىربٍّ ى ى‬
Ini adalah suatu kebodohan terhadap ushul dan pondasi agama islam, semoga
Alloh memberikan hidayah taufiq dan petunjuk kepada abu turob.
Juga seperti hadits Abi Tsa‟labah Al Jusyani rodhialloohu'anhu:
، ‫ "إف ا﵁ تعاىل فرض فرائ فال تضيعوىا‬:‫ عن رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‬، ‫بشِب جرثوـ بن ناشر رضي ا﵁ عنو‬٣‫عن أيب ثعلبة ا‬
‫ ركاه‬.‫ حديث حسن‬. "‫ فال تبحثوا عنها‬، ‫بة ل م غّب نسياف‬ٞ‫ ر‬، ‫ كس ت عن أشياء‬، ‫ كح رـ أشياء فال تنته وىا‬، ‫كحد حدكدا فال تعتدكىا‬
.‫الدارق ِب كغّبه‬
Bersabda rosululloh shollalloohu'alaihi wasallam: ”Sesungguhnya Alloh
subhaanahu wata'ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban maka jangan
kalian remehkan, dan memberi batasan-batasan maka jangan kalian
langgar, dan mengharomkan sesuatu maka jangan kalian tentang, dan
mendiamkan sesuatu sebagai rohmat untuk kalian bukan karena lupa ,
maka jangan kalian cari-cari (membahasnya dalam-dalam)”. [HR
Daaruqutni]
Telah lewat bahwa sanad hadits ini dibicarakan oleh para ulama, namun abu
turob sebagai seorang muhadits al alamah luput dan tidak menyebutkan faedah
tersebut, padahal dialah yang membawa hadits ini.
“Karena syubhat-syubhat sudah dibahas tuntas oleh para ulama..”
Ini merupakan talbis, abu turob bergaya dan beralasan bahwa perkara-perkara
ini telah dibahas tuntas oleh para ulama. Padahal nampak dari perbuatannya, abu
turob sendiri memang tidak mampu untuk mengupas hujjah-hujjah ini secara tuntas
karena akan merugikan pendapatnya, dan terbukti ia kerap terjegal beberapa kali.
Wabillahit Taufiq.
ً ‫السماك‬
ً
‫ض فىانٍػ يف ي كا ىال تىػٍنػ يف ي ك ىف إًَّلال بًس ٍل ى و‬
ً
ً
ً ‫ات ىك ٍاأل ٍىر‬
)33 ( ‫اف‬
ٍ ‫إًف‬
‫استى ى ٍعتي ٍم أى ٍف تىػٍنػ يف ي كا م ٍن أىقٍ ىار َّل ى ى‬
‫ي‬
“..Lihat pembahasan ini di tafsir Ibnu Katsir dll..”
Alloh berfirman:
ِ
ِ ِ ‫أَتَأ ُْمرو َن الن‬
)44 ( ‫اب أَفَ َال تَ ْع ِقمُو َن‬
َ َ‫س ُك ْم َوأَنْتُ ْم تَ ْت مُو َن الْكت‬
َ
َ ‫س ْو َن أَنْ ُف‬
َ ‫َّاس بالْب ِّر َوتَ ْن‬
ُ
ِ َّ
)3 ( ‫) َكبُ َر َم ْقتًا ِع ْن َد المَّ ِو أَ ْن تَ ُقولُوا َما َال تَ ْف َعمُو َن‬2( ‫ين آ ََمنُوا لِ َم تَ ُقولُو َن َما َال تَ ْف َعمُو َن‬
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
Abu turob sendiri dalam membahas perkara ini tidak mau merujuk kepada kitabkitab tafsir malah merujuk kepada kitab Damiry.
60
Arsip www.darul-ilmi.com
Adapun mengenai tanggapan terhadap hadits diatas maka cukupkan
dengan perkataan Ibnu Rojab Al-Hambali rohimahullooh di Al- Jami‟ Uluum
wal Hikam: )285 / 1(
‫ أف يبحث عن دخولو ِف دالالت الن وص‬، ‫ أحدٮبا‬: ‫ على قسمْب‬، ‫ أف البحث عما َل يوجد فيو نص خاص أك عاـ‬، ‫كا﵁ أعلم‬
،‫ كالثاين‬.‫با يتعْب فعلو على اَّتهدين ِف معرفة األح اـ الشرعية‬٩ ‫ كىو‬،‫ فه ا حق‬. ‫ كالقياس الظاىر ال حي‬،‫بفهوـ‬٤‫ كا‬،‫ من الفتول‬،‫ال حيحة‬
‫ م كجود األكصاؼ‬، ‫ ال يظهر لو أثر ِف الشرع‬، ‫ ٗبجرد فرؽ‬، ‫ فيفرؽ بْب متماثلْب‬، ‫بستبعدة‬٤‫ كف ره ِف كجوه الفركؽ ا‬، ‫أف يدقق الناظر نظره‬
، ‫ فه ا النظر‬، ‫ كال يدؿ دليل على تأثّبىا ِف الشرع‬، ‫ الٍب ىي غّب مناسبة‬، ‫ ٗبجرد األكصاؼ ال ارئة‬، ‫ أك ٯبم بْب متفرقْب‬، ‫بقتضية للجم‬٤‫ا‬
.‫بمود‬٧ ‫ كال‬،‫ غّب مرضي‬،‫كالبحث‬
Walloohu‟A‟lam, bahwa membahas apa-apa yang tidak ada padanya
nash khusus atau umum terbagi menjadi dua bagian:
Yang pertama: membahas perkara untuk masuk kedalam dalil-dalil
nash yang shohih dalam rangka mengambil fatwa, intisari pemahaman, dan
qiyas yang jelas keabsahannya, maka pembahasan seperti ini haq (benar),
bahkan suatu perkara yang mesti, harus dilakukan oleh para mujtahidin,
dalam rangka mengetahui hukum-hukum secara syar‟i, (dan Insya Alloh
pembahasan kita sekarang ini pada jenis ini).
Yang kedua : membahas perkara-perkara pelik, dan rumit, dengan
menguras pikiran dalam mencari sisi perbedaan, yang jauh (perkara yang
tidak mungkin mendapat titiuk temu), seperti membahas perbedaan dua
perkara yang sama, hanya karena perkara itu tidak bisa dia cerna apa sisi
perbedaannya dalam sisi syar‟iah, padahal disana ada sisi yang bisa
mengantar kepada titik temu yang benar, atau berusaha menjamak antara
dua perkara yang berseberangan hanya mengandalkan adanya beberapa
sifat yang timbul secara tiba-tiba, yang sebenarnya tidak pantas untuk di
jadikan sandaran, dan tidak membekas, dan berpengaruh sedikitpun dalam
syar‟iat (seperti membahas perkara yang jelas-jelas harom, agar perpindah
hukum menjadi halal atau sebaliknya-pent), maka pembahasan seperti ini
tidak diridhoi dan tidak terpuji. selesai.
Jahat, abu turob hanya mencuplik dan menukil apa yang dia sukai kemudian
menelantarkan perkataan Ibnu Rojab yang sebelum dan sesudahnya, yang jika
dinukil akan menjadi hujjah atasnya bukan hujjah baginya.
Dalam membawakan nukilan ini, abu turob terjerat oleh beberapa kesalahan:
-Salah dalam pembawaan.
-Salah dalam menerjemahkan.
-Kemudian salah dalam penerapan.
Fasal:
Adapun kesalahan dalam pembawaan, maka seharusnya abu turob menyertakan
ucapan Ibnu Rojab yang lain.
Sebelumnya, Ibnu Rojab telah mengupas tuntas mengenai penjelasan hadits ini,
sayang abu turob tidak menyempatkan diri untuk mengambil faedah darinya.
Dan yang selanjutnya berbunyi:
‫ وإنما المحمود النظر الموافق لنظر‬,‫ (م أنو قد كق فيو طوائف من الفقهاء‬,‫بمود‬٧ ‫فه ا النظر غّب مرضي كال‬..
‫ إياكم‬,‫ إياكم والتنطع‬:‫ ولعك ىذا مراد ابن مسعود بقولو‬,‫الصحابة ومن بعدىم من القرون المفضمة كابن عباس ونحوه‬
.) ‫ يعني بما كان عميو الصحابة ر ي اهلل عنهم‬,‫والتعمق وعميكم بالعتيق‬
61
Arsip www.darul-ilmi.com
Disini Ibnu Rojab menjelaskan bahwa An Nadhor (penelitian) yang terpuji ialah
yang sesuai dengan penelitian para shohabat dan orang yang setelah mereka, dan
telah kami kemukakan bahwa istidlal kami adalah istidlal yang sah dan telah dipakai
oleh Ibnu Abbas sendiri, demikian juga pembahasan kami mengenai masalah biawak
telah sesuai dengan madzhab salaf seperti Said bin Musayyib, Imam Malik dan yang
lainnya.
Adapun abu turob maka ia telah menganut metode Damiry dan semisal al jahidh,
dan aduhai betapa tercelanya orang-orang yang sengaja menyelisihi metode para
salaf.
ًً
ًٍّ ً‫ب ىدل كيػتَّلبً ىغيػر سبً ًيل الٍم ٍؤًمن‬٥ٍ ‫وؿ ًمن بػع ًد ما تىػبػ َّلْب لىو ا‬
‫َّل‬
‫ت ىم ً نّبا‬
‫ىكىم ٍن يي ىشاقً ًق َّل‬
ٍ ‫نَّلم ىك ىساءى‬
‫ي ى‬
‫الر يس ى ٍ ى ٍ ى ى ى ي ي ى ى ٍ ٍ ى ى‬
‫ْب نػي ىولو ىما تىػ ىوىل ىكني ٍ لو ىج ىه ى‬
)115(
ًً
ً
ً ً ً ًً ً ً ً ً
)8 ( ‫ْب ىال يػى ٍعلى يمو ىف‬
‫ْب ىكلى َّلن الٍ يمنىافق ى‬
‫ىكللَّلو الٍعَّلزةي ىكلىر يسولو ىكل ٍل يم ٍؤمن ى‬
*Adapun kesalahan dalam terjemahan, maka silahkan dicermati kembali teks
kalimat arabnya.
*Dan kesalahan dalam penerapan, seperti ucapan abu turob dibawah ini:
“..Dan insya Alloh pembahasan kita sekarang ini pada jenis ini..”
Ini adalah talbis dan tadlis, padahal telah kita tetapkan bahwa metode
pembahasan abu turob tergolong pada bagian yang kedua yaitu pembahasan yang
tercela yang tidak sesuai dengan metode salaf, dan abu turob mencari-cari sebab
pengharaman biawak padahal semua itu tidak ada yang mengena, baik secara nash,
mafhum bahkan qiyas sekalipun.
Fasal:
Bukti lain akan masuknya pembahasan abu turob pada perkara yang tercela dan
tidak diridhoi:
-Abu turob membedakan antara hukum dhobb dan biawak dengan beberapa
perkara yang tidak memiliki pengaruh dalam syariat, dan pembahasan semisal inilah
yang dimaksud oleh Ibnu Rojab dalam ucapan beliau:
.. ‫بقتضية للجم‬٤‫ م كجود األكصاؼ ا‬,‫فيفرؽ بْب متماثلْب ٗبجرد فرؽ ال يظهر لو أثر ِف الشرع‬
-Abu turob menyamakan biawak dengan komodo padahal jelas-jelas para ulama
menyebutkan bahwa biawak binatang kecil seperti dhobb, sebagaimana ucapan
Imam Abdur Rozzaq.
Pembahasan ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ibnu Rojab:
..,‫أك ٯبم بْب متفرقْب ٗبجرد األكصاؼ ال ارئة الٍب ىي غّب مناسبة كال يدؿ دليل على تأثّبىا ِف الشرع‬
Wabillahit Taufiq..
“(Seperti membahas perkara yang jelas-jelas harom, agar berpindah
hukum menjadi halal atau sebaliknya-pent),..”
Ini adalah contoh yang jahat, dan telah kami berikan contoh yang benar dan
sesuai.
Dari kalimat ini ada beberapa koreksi bagi pengucapnya:
*Ini adalah sindiran kepada orang-orang yang berpendapat halalnya biawak, jika
demikian maka hal ini termasuk tanaqudhnya abu turob.
62
Arsip www.darul-ilmi.com
Di awal tulisan, abu turob menegaskan bahwa perkara ini tidak ada nashnya,
namun sekarang abu turob mengatakan perkara ini jelas-jelas harom.
Bagaimana mau dikatakan jelas-jelas harom sedangkan tidak ada dalil yang
mengharamkannya.
*Lihat betapa dholimnya abu turob, dimana ia meletakkan sesuatu bukan pada
tempatnya.
Ia
menggolongkan
pembahasannya
kepada
bagian
yang
pertama,
dan
menjebloskan pembahasan kami kepada bagian yang kedua, padahal kenyataannya
terbalik.
ً
ً
ً
ً
ًً
ً ً ‫يا أىيػُّها الَّل ًين آىمنيوا يكونيوا قىػ َّلو ًام‬
‫ْب بًالٍق ٍسط يش ىه ىداءى للَّلو ىكلى ٍو ىعلىى أىنٍػ يفس ي ٍم أى ًك الٍ ىوال ىديٍ ًن ىك ٍاألىقٍػىربً ى‬
‫ى‬
‫ْب إً ٍف يى ي ٍن ىغنيًّا أ ٍىك فىق نّبا فىاللَّلوي‬
‫ى ى‬
‫ى ى‬
ً
ًً
)135 ( ‫ضوا فىًإ َّلف اللَّلوى ىكا ىف ًٗبىا تىػ ٍع ىمليو ىف ىخبً نّبا‬
‫بىىول أى ٍف تىػ ٍعدليوا ىكإً ٍف تىػ ٍل يوكا أ ٍىك تػي ٍع ًر ي‬٥ٍ ‫أ ٍىكىىل ُّ ىما فى ىال تىػتَّلبًعيوا ا‬
*Ini adalah perbuatan yang tercela dan bisa dikatakan seenaknya sendiri dalam
membikin atau membuatkan contoh.
Adapun yang akan kami sanggah adalah syubhat-syubhat ringan yang
dianggap berat oleh pemiliknya, dan kami hanya sekedar meluruskan apa
yang bengkok.
Lihat gaya abu turob dalam menuturkan kata-kata, maka jangan disalahkan jika
kami meladeninya dengan hal yang serupa, lantaran abu turob sendiri yang
mengajari orang lain untuk mencaci-maki dirinya.
Dan perlu difahami bahwa seandainya seluruh nukilan yang kami bawakan tidak
ada yang benar –seandainya saja-, maka bukankah disana ada dalil asal dan pondasi
kuat yang tidak goyah sedikitpun??
Kenapa abu turob merasa bangga bisa berbuat seperti ini, padahal masih ada
dalil yang kuat yang abu turob sendiri tidak berani berbicara mengenai dalil
tersebut, apakah agama ini untuk diikuti ataukah sekedar dibuat menangmenangan??
ً
)43 ( ‫ك لًلدٍّي ًن الٍ ىقيٍّ ًم ًم ٍن قىػٍب ًل أى ٍف يىأًٍيتى يػى ٍوهـ ىال ىمىرَّلد لىوي ًم ىن اللَّل ًو يػى ٍوىمئً و يى َّلدَّلعيو ىف‬
‫فىأىق ٍم ىك ٍج ىه ى‬
“1. Ucapan sebagian mereka: Kami belum mendapatkan seorang ulama
pun yang mengharamkannya
Kami katakan: telah lewat dalam pembahasan diatas, bahwa yang
mengharomkannya bahkan mayoritas ulama mutaqoddimin yakni salaful
ummah..”
Telah terdahulu pula bahwa hal ini merupakan salah satu dari sekian banyak
talbis abu turob, sebutkan satu ulama mutaqoddimin saja, yang mengharomkan
biawak!!
ً ً ‫بنَّلةى إًَّلال من ىكا ىف ىودا أىك نى ارل تًٍلك أىمانًيُّػهم قيل ىاتيوا بػرىانى ي م إً ٍف يكٍنتم‬١‫ا‬
)111 ( ‫ْب‬
‫صادق ى‬
‫يٍ ى‬
ٍ‫ى‬
‫ىكقىاليوا لى ٍن يى ٍد يخ ىل ٍى‬
ٍ ‫ى ى ي ٍ ٍ ى يٍ ى‬
‫ي ن ٍ ىى‬
ً
ً ً ً ‫بل ىك َّل بوا ًٗبا ىَل يًٰبي يوا بًعًٍل ًم ًو كلى َّلما يأٍهتًًم تىأٍ ًكيليو ىك ى لًك ىك َّل ب الَّل‬
ًً
)39 ( ‫ْب‬
‫ين م ٍن قىػٍبل ًه ٍم فىانٍظيٍر ىكٍي ى‬
‫ف ىكا ىف ىعاقبىةي الظَّلالم ى‬
ٍ ‫ىٍ ي ى‬
‫ى ى ٍ ي ى ى ى‬
“Maka kepastian seseorang akan ketidak
mengharomkannya dalam suatu masalah..”
63
adanya
ulama
yang
Arsip www.darul-ilmi.com
Kami mengatakan sesuai yang sampai ilmunya kepada kami, dan nyatanya
sampai saat ini abu turob belum mampu mendatangkan apa yang diinginkan.
Karena itu, abu turob dan yang lain tetap tertuntut untuk mendatangkan nash
dari para ulama, tentu beserta dalilnya yang shohih dan sholih.
“..Yang mungkin belum dia bahas, atau dia membahasnya tapi belum
tuntas..”
Tidak usah bergaya dan berlagak sombong, abu turob sendiri meskipun telah
dikaruniai oleh Alloh sebuah perpustakaan canggih yang sanggup menjelajahi
ribuan kitab nyatanya hanya menemukan ucapan Damiry dan beberapa nukilan dari
sebagian ulama saja.
Berkata seorang penyair:
‫ٲبر بو على جيف ال الب‬
‫كمن جعل الغراب لو دليال‬
“Dan barang siapa menjadikan burung gagak sebagai penunjuk jalannya,
Maka burung tersebut akan mengajaknya menuju bangkai-bangkai anjing”
Adapun orang-orang yang dianggap oleh abu turob tidak tuntas dalam
membahas justru mendapatkan banyak nukilan dari para ulama, walaupun Alhamdulillah- maktabah mereka masih berupa kitab-kitab lama yang telah usang..
Segala puji bagi Alloh yang telah memudahkan semua ini kepada kami melalui
jerih payah para ustadz dan ikhwah –semoga Alloh menjaga mereka semua-.
Abu turob jangan merasa geram, ini tidak lain hanya sebagai teguran dan upaya
untuk mengingatkan akan firman Alloh:
ً ‫ش ًِف ٍاأل ٍىر‬
ً ٍ‫بى‬ٛ ‫لنَّلاس ىكىال‬
ً ً‫َّلؾ ل‬
‫ىكىال تي ى ٍّع ٍر ىخد ى‬
ُّ ‫ض ىمىر نحا إً َّلف اللَّلوى ىال يًٰب‬
‫) ىكاقٍ ً ٍد ًِف ىم ٍشيً ى‬18 ( ‫بيٍتى واؿ فى يخوور‬٨ ‫ب يك َّلل‬
‫ك ىكا ٍغ ي‬
ٍ ‫ض‬
ً ‫ًمن صوتًك إً َّلف أىنٍ ى ر ٍاأل‬
)19( ‫بى ًم ًّب‬٢‫ا‬
ٍ ‫ت‬
‫ٍ ىٍ ى‬
‫ىص ىوات لى ى ٍو ي‬
ٍ ‫ى‬
ً
ً ‫اؾ اللَّلو الد‬
ً ُّ ‫اؿ لىو قىػومو ىال تىػ ٍفرح إً َّلف اللَّلو ىال يًٰب‬
ً
ُّ ‫ك ًم ىن‬
‫الدنٍػيىا‬
‫س نى ً يبى ى‬
‫ب الٍ ىف ًرح ى‬
‫ى‬
ٍ ‫إ ٍذ قى ى ي ٍ ي ي ى‬
‫يما آىتى ى ي ى‬
‫) ىكابٍػتى ً ف ى‬76 ( ‫ْب‬
‫َّلار ٍاْلىخىرةى ىكىال تىػٍن ى‬
ًً
ً ‫كأ‬
ً ‫ك ىكىال تىػٍب ً الٍ ىف ىس ىاد ًِف ٍاأل ٍىر‬
)77 ( ‫ين‬
ُّ ‫ض إً َّلف اللَّلوى ىال يًٰب‬
‫ىح ىس ىن اللَّلوي إًلىٍي ى‬
ٍ ‫ىحس ٍن ىك ىما أ‬
ٍ ‫ى‬
‫ب الٍ يم ٍفسد ى‬
“..Maka perbuatan ini merupakan kecerobohan dan keterburu-buruan..”
Justru abu turoblah yang terburu-buru, dia tidak sabar mencermati kitab-kitab
para ulama dan sengaja memilih yang instan sehingga pembahasannya berujung
kepada taqlid, andai saja abu turob mau membahas perkara ini dengan hati yang
dingin dan mengembalikannya kepada kaidah serta dalil-dalil yang ada maka insya
Alloh akan dimudahkan dalam perkaranya.
Namun ketika seseorang berpaling dari itu maka Alloh telah berfirman:
Bahkan
seluruh
keterburu-buruannya,
ً
)124 ( ‫ب يش يرهي يػى ٍوىـ الٍ ًقيى ىام ًة أ ٍىع ىمى‬٫ٍ‫ضٍن ن ا ىكى‬
‫ض ىع ٍن ذ ٍك ًرم فىًإ َّلف لىوي ىمعً ى‬
‫يشةن ى‬
‫ىكىم ٍن أ ٍىعىر ى‬
kesalahan
mengapa
dalam
tulisan
tulisan
abu
tersebut
turob
tidak
menunjukkan
diperiksa
ulang
akan
atau
diserahkan kepada orang lain untuk dikoreksi lagi??
Sebagaimana kita di Yaman dulu menyerahkan tulisan-tulisan kita kepada abu
turob untuk diperiksa ulang, ataukah kini abu turob beranggapan bahwa seorang
dokter sudah tidak butuh kepada dokter yang lain??
64
Arsip www.darul-ilmi.com
“..Yang berlandaskan kecemburuan belaka..”
Yang lebih pantas untuk dikatakan cemburu adalah abu turob sendiri, lihat saja
asbabul wurud tulisannya yang diawali dengan sms dari pengelola isnad.net.
Ana nasehatkan agar abu turob tidak berkawan dengan orang yang tidak baik,
Alloh berfirman:
ً ‫كىال تىػرىكنيوا إً ىىل الَّل ًين ظىلىموا فىػتىم َّلس ي م النَّلار كما لى ي م ًمن د‬
)113 ( ‫كف اللَّل ًو ًم ٍن أ ٍىكلًيىاءى يمثَّل ىال تػيٍن ى يرك ىف‬
‫ى ي ى ي ي ىى ٍ ٍ ي‬
ٍ ‫ى‬
Mungkin saja abu turob tersinggung kala mendengar ucapan abu mas‟ud:
“Adapun yang mengharamkan adalah hizby sulaiman cs walaupun tanpa dalil –
tanpa ulama..”
Seharusnya abu turob memaklumi, karena memang sudah masyhur bahwa yang
mengharamkan biawak selama ini adalah hizby siluman cs, dan jelas-jelas mereka
tidak membawa dalil maupun pendapat ulama. Jadi mau bagaimana lagi??
Fasal:
Diantara orang-orang yang mengharamkan biawak adalah:
1. Anak Syaikh Yahya, sesuai pengakuan abu turob.
2. Hizby siluman cs, mereka tidak membawakan dalil dan telah tuntas bantahan
terhadap syubhat-syubhat mereka. Walhamdulillah.
3. Abu abdillah Muhammad sarbini, dia cuma beralasan dengan hadits hewan
buas dan menyangka biawak bertaring lagi buas.
4. Ahmad sarwat LC, ini yang nampak dari jawabannya. Dia pun tidak membawa
alasan justru membahas hukum dhobb, sementara yang ditanyakan adalah
hukum biawak.
5. Syuhada abu syakir al iskandar al jawaghy assalafy, dia juga bergantung
dengan tali yang terputus dalam masalah hewan buas.
6. Redaksi majalah as syari‟ah edisi 071, juga sama berdalil dengan hadits
hewan buas.
7. Redaksi majalah al furqon gresik-jawa timur, sama mereka juga tidak
membawa alasan yang baru.
Mungkin masih banyak lagi orang yang mengharomkan, jadi abu turob jangan
terburu-buru kesepian.
Jika masih belum cukup mari kita ziaroh ke pondok-pondok shufiyyah, siapa tau
barangkali ada yang ikut mengharamkan, dan nampaknya memang banyak karena
mereka juhhal. Wallohul Muwaffiq.
“2. Hujjah sebagian mereka dengan atsar Said
rohimahulloh yang terang-terang menghalalkannya..”
bin
Musayyab
Atsar Said bin Musayyab ini dinukil oleh Imam Ibnu Abdil Barr dalam kitab beliau
Al Istidzkar dengan shighoh jazm (pasti), beliau berkata:
.‫ ال بأس بالورل‬:‫ وقال ابن المسيب‬-22141
65
Arsip www.darul-ilmi.com
Sanggahan kami: ini juga menunjukkan keterburu-buruan dia dalam
menampilkan berita, sebelum dia cek keabsahannya terlebih dahulu,
Abu turob tidak perlu bergaya seperti seorang muhaddits, karena dia sendiri
tidak mampu berjalan diatas kaidahnya.
Bahkan abu turob lebih banyak menyelisihi ucapannya, jika abu turob menuntut
bukti tentang hal itu maka insya Alloh akan kami penuhi.
Bagaimana, berani?
Namun kami berusaha untuk tidak menyinggung selain permasalahan biawak,
maka cukup sebagai bukti nyata abu turob menukil fatwa anak Syaikh Yahya dan
tidak disebut siapa namanya.
Anak Syaikh ada banyak, abdur Rohman, abdul Malik, Muhammad, atau bahkan
ibrohim yang masih kecil??
Itu yang laki-laki, atau mungkin dari anak beliau yang perempuan?? Maka Allohul
Mustaan alaik..
Maka
sebatas
pengetahuan
kami,
atsar
tersebut
tidak
shohih,
diriwayatkan oleh Abdurrozzaq As Shon'ani di Mushonnaf )4\529) begini
lafadh dan sanadnya:
‫ فجاءه رجل من‬، ‫بسيب‬٤‫ كنت عند ابن ا‬:‫ قاؿ‬، ‫ أخِبين ٰبٓب بن سعيد‬:‫ قاؿ‬، ‫بسيب‬٤‫] أخِبنا رجل من كلد سعيد بن ا‬8747[
.‫ كإف كاف مع م منو شئ فأطعمونا‬،‫ ال بأس بو‬:‫ فقاؿ‬،‫ فسألو عن أكل الورؿ‬،‫غ فاف‬
Berkata 'Abdurrozzaq: telah mengkhabarkan kepadaku seorang laki-laki
dari anak (keturunan) Sa'id bin Musayyab dia berkata: telah
mengkhabarkan kepadaku Yahya bin Sa'id, dia berkata: aku sedang duduk
bersama Sa'id bin Musayyab, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari
Ghothofaan, bertanya kepadanya tentang makan warol, maka dia
menjawab: tidak mengapa, kalau seandainya kamu memiliki sisa
dagingnya, maka berilah kami.
Sanad atsar ini dho'iif (lemah), karena didalamnya ada seorang yang
mubham (yang tidak disebutkan namanya), dan mubham lebih parah dari
pada majhul, dan keduanya masuk pada kriteria dho'if .
Untuk yang ini maka jawabannya ada tiga:
-Menafsirkan anak dengan keturunan tidak semuanya dibenarkan, seperti dalam
mengartikan silsilah sanad ini, karena keturunan lebih umum daripada anak
sehingga dalam sanad ini anak ya diartikan anak, bukan keturunan.
Wallohu A‟lam mungkin hal ini tujuannya menampakkan sanad ini agar menjadi
semakin mubham, dan ini adalah niat jahat yang tertolak.
-Kami membawakan pendapat Said bin Musayyab sesuai penukilan Ibnu Abdil
Barr dan abu turoblah yang terburu-buru menghukumi atsar ini dengan dho‟f
sebelum ia cari siapa saja anak Said bin Musayyab dan bagaimana keadaan mereka.
Karena meskipun yang nampak dalam sanad ini ada seorang yang mubham, tapi
disini masih diberi penjelasan bahwa seorang yang tidak disebut namanya tadi
adalah salah satu dari anak-anaknya Said, seharusnya dicari dulu.
Dan sebagaimana diketahui bahwa mubham jika berputar atau berporos pada
orang-orang yang tsiqoh maka hal ini tidaklah berbahaya dan tidak termasuk illah
66
Arsip www.darul-ilmi.com
yang qodihah (mencederai), seperti yang penulis ingat dari penjelasan syaikh Ali Ar
Rozihy kala menjelaskan faedah yang berkaitan dengan maqlub (terbalik).
Sebagaimana tidak berbahaya ibhamnya seseorang yang termasuk sahabat
Rosululloh karena mereka semua „uduul.
ً
‫بم ج و‬٥‫اف ر ًضي اللَّلو عٍنػهم كرضوا عٍنو كأىع َّلد ى‬
ً
‫اج ًرين ك ٍاألىنٍ ا ًر كالَّل ًين اتػَّلبػع ًً و‬
‫نَّلات ىٍ٘ب ًرم‬
‫ىك َّل‬
‫السابًيقو ىف ٍاأل َّلىكليو ىف م ىن الٍ يم ىه ى ى ى ى ى ى ي ي‬
‫وى ٍم بإ ٍح ىس ى ى ي ى ي ٍ ى ى ي ى ي ى ى ي ٍ ى‬
ً
ً ‫بتػها ٍاألىنٍػهار خالً ًد‬ٙ‫ى‬
ً
)100 ( ‫يم‬
‫ين ف ىيها أىبى ندا ىذل ى‬
‫ٍى ى ى ي ى ى‬
‫ك الٍ ىف ٍويز الٍ ىعظ ي‬
Dan di dalam perkara kita ini masih ada kemungkinan, maka abu turob juga
jangan terburu-buru, lebih-lebih Ibnu Abdil Barr telah menetapkannya. Wallohu
A‟lam.
-Juga perlu diketahui bahwa memang dalam agama ini sanad kedudukaannya
sangatlah tinggi, akan tetapi para ulama dalam bab penukilan atsar mereka tidaklah
memperketat sebagaimana ketatnya mereka dalam hal penukilan hadits Rosululloh,
demikian itu dikarenakan hukuman yang diancamkan dalam menukil hadits jika
tidak sesuai sangatlah berat, berkata Imam Bukhory:
.‫ إمث من ك ب على النيب صلى ا﵁ عليو كسلم‬:‫باب‬
:‫بعت عليا يقوؿ‬٠ :‫بعت ربعي بن جراش يقوؿ‬٠ :‫ أخِبين من ور قاؿ‬:‫ أخِبنا شعبة قاؿ‬:‫بعد‬١‫ حدثنا علي بن ا‬- 106
.)‫ فإنو من ك ب علي فليلج النار‬،‫ (ال ت بوا علي‬:‫قاؿ النيب صلى ا﵁ عليو كسلم‬
‫ قلت‬:‫ عن أبيو قاؿ‬،‫ عن عامر بن عبد ا﵁ بن الزبّب‬،‫ عن جام بن شداد‬،‫ حدثنا شعبة‬:‫ حدثنا أبو الوليد قاؿ‬- 107
:‫للزبّب‬
‫بعتو‬٠ ‫ كل ن‬،‫ أما إين َل أفارقو‬:‫بدث عن رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم كما ٰبدث فالف كفالف؟ قاؿ‬ٙ ‫بعك‬٠‫إين ال أ‬
.)‫ (من ك ب علي فليتبوأ مقعده من النار‬:‫يقوؿ‬
:‫ قاؿ أنس‬:‫ عن عبد العزيز‬،‫ حدثنا عبد الوراث‬:‫ حدثنا أبو معمر قاؿ‬- 108
.)‫ (من تعمد علي ك با فليتبوأ مقعده من النار‬:‫إنو ليمنعِب أف أحدث م حديثا كثّبا أف النيب صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‬
:‫ عن سلمة قاؿ‬،‫ حدثنا يزيد بن أيب عبيد‬:‫ حدثنا م ي بن إبراىيم قاؿ‬- 109
.)‫ (من يقل علي ما َل أقل فليتبوأ مقعده من النار‬:‫بعت النيب صلى ا﵁ عليو كسلم يقوؿ‬٠
،‫ عن أيب ىريرة‬،‫ عن أيب صاحل‬،‫ عن أيب ح ْب‬،‫ حدثنا أبو عوانة‬:‫ حدثنا موسى قاؿ‬- 110
‫ فإف الشي اف ال‬،‫بناـ فقد رآين حقا‬٤‫ كمن رآين ِف ا‬،‫بي كال ت تنوا ب نيٍب‬٠‫ (تسموا با‬:‫عن النيب صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‬
.)‫ كمن ك ب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار‬،‫يتمثل ِف صوريت‬
Adapun dalam penukilan atsar maka tidaklah demikian, oleh karena itu jika kita
melihat nukilan-nukilan para ulama dalam bab ini seperti dalam kitab-kitab tafsir
yang memuat ratusan atau mungkin ribuan atsar, tidak sedikit pula dijumpai sanad
dari atsar-atsar tersebut lemah, apakah kemudian seperti Imam Ibnu katsir kita
katakan beliau terburu-buru atau ceroboh dalam menampilkan berita, apakah Ibnu
Abdil Barr dihukumi terburu-buru, sesuai keinginan abu turob?? Ma‟aadzalloh..
“Kalau seandainya atsar itu shohih, itupun bukan hujjah karena sekedar
ijtihad beliau..”
Jika ijtihad semisal Said bin Musayyib bukanlah hujjah maka apalagi ijtihadnya
Damiry, terlebih lagi ijtihadnya abu turob yang lebih parah.
67
Arsip www.darul-ilmi.com
Abu turob ini seenaknya sendiri, kalau mau bicara mengenai dalil, dia sendiri
tidak membawa dalil dan tidak mencocokinya, kalau mau membawa ulama, dia
justru sekedar taqlid dan hanya menjunjung tinggi nama Damiry atau al jahidh, lalu
bagaimana bisa dengan tanpa adab dia melemahkan ijtihad Said?? Weisy hadza??!!
“..Lebih-lebih ijtihadnya bertentangan dengan yang lainnya..”
Apa yang dimaksud dengan “yang lainnya”??
Jika dalil, mana??
Jika pendapat ulama lain, maka tidak ada pendapat seseorang menjadi hujjah
atas yang lain, apakah abu turob tidak tau akan hal ini??
Alasan sebagian mereka, dengan ucapan 'Abdurrozzaq As-Shon'ani
rohimahulloh: )‫ شبو الضب‬:‫ (الورل‬bahwa Warol itu menyerupai Dobb.
Bantahan: Ucapan beliau bisa dibawa kepada dua makna
Kami tidak butuh banyak cerita, ucapan beliau dinukil oleh Ibnu Abdil Barr
disela-sela pembahasan hukum memakan daging binatang buruan dan sembelihan,
jadi tolong jangan disamakan kitab beliau ini dengan kitab Damiry yang berbicara
mengenai sifat dan kehidupan satwa.
“..Pertama: menyerupai dalam sisi bentuk dan gambarnya, serta
melatanya maka persamaan dari sisi ini benar,
Antara makna yang pertama dan yang kedua saling berkaitan, jika hakikatnya
sama maka hukumnya pun tidak berbeda.
Maka tidak ada faedahnya apa yang diperpanjang oleh abu turob dalam rangka
mengutarakan alasan murahannya. Wallohul Muwaffiq.
walaupun ada perbedaan ukuran dan bobotnya..”
Abu turob masih belum menerima dan tetap ngotot bahwa biawak dan dhobb
dari segi ukuran tidaklah sama karena versi abu turob biawak ada yang berukuran
3m lebih, padahal dari penjelasan sekian banyak ulama semuanya mengkategorikan
kedua binatang tersebut sebagai duwaibah (hewan kecil).
ًٍ ‫لنَّلاس ًم ٍن يك ٍّل ىمثى ول كىكا ىف‬
ً ً‫صَّلرفٍػنىا ًِف ىى ى ا الٍ يق ٍرآى ًف ل‬
)54 ( ‫اْلنٍ ىسا يف أى ٍكثىػىر ىش ٍي وء ىج ىدنال‬
‫ىكلىىق ٍد ى‬
‫ى‬
“..(dan yang nampak dari ungkapan beliau adalah dari sisi ini..”
Ini adalah takwil yang tidak didasari qorinah (faktor pendukung), kecuali hawa
nafsu belaka. Wallohu A‟lam.
ً
ً ً ‫َّل‬
‫و ً ً ًَّل َّل‬
‫س ىكلىىق ٍد ىجاءى يى ٍم‬
‫بَّلٍيتي يم ى‬٠‫بىاءه ى‬٠‫إً ٍف ى ىي إًَّلال أ ٍى‬
‫وىا أىنٍػتي ٍم ىكآىبىا يؤيك ٍم ىما أىنٍػىزىؿ اللوي ُّىا م ٍن يس ٍل ىاف إ ٍف يػىتَّلبعيو ىف إال الظ َّلن ىكىما تىػ ٍه ىول ٍاألىنٍػ يف ي‬
)23( ‫بيىدل‬٥ٍ ‫ًم ٍن ىرًٍُّّ يم ا‬
“Makna kedua: serupa dalam hukum halalnya, maka ini keliru dalam
beberapa sisi..”
Ingat, abu turob ingin membedakan antara biawak dengan dhobb dari sisi
hukumnya, artinya dhobb halal karena apa-apa yang akan disebutkan, biawak
68
Arsip www.darul-ilmi.com
harom juga karena apa-apa yang akan disebutkan, dari sinilah abu turob akan
menuai banyak celaan.
“1. Dhobb ada nash dari Rosululloh –shollallohu „alaihi wasallam- akan
kehalalannya adapun warol tidak ada..”
Berarti bedanya hukum warol yang harom dan dhobb yang halal karena dhobb
ada nashnya sedangkan warol tidak ada nash penghalalannya, inilah kaidah baru.
Sebelumnya telah diproklamirkan oleh siluman, namun entah siapa pemilik
kaidah ini sebenarnya, apakah siluman badak ditalqin oleh abu turob ataukah abu
turob yang justru menganut jejak siluman?
“2. Dhobb bukan binatang buas, makanannya rerumputan dan tumbuhtumbuhan, adapun warol binatang super buas lagi makan ular dengan
ganas..”
Kalau begitu yang menghajr dan memusuhi kawannya gara-gara permasalahan
sepele juga bisa dibilang buas, seperti sebagian manusia yang ribut gara-gara
permasalahan TN.
Berarti siluman cs malah lebih buas lagi, maka mereka semua harus kita jauhi
supaya kita tidak diterkam.
“3. Dhobb disukai oleh orang arob, adapun Warol mereka jijik dengannya
dan enggan memakannya.
Ini semua akibat taqlid, bagaimana abu turob menyatakan dhobb disukai orang
arob lalu melupakan bahwa nabinya sendiri juga orang arab dan beliau tidak suka,
shollallohu „alaihi wasallam.
“4. Dhobb tidak disifati sebagai binatang dholim, bahkan kadang hidup
dengan manusia, adapun Warol disifati sedholim-dholimnya binatang.”
Ini juga kaidah baru, menjadikan kedholiman sebagai illah (sebab) untuk
pengharaman.
“5. Dhobb bentuknya kecil dan tidak membahayakan, adapun warol ada
yang sampai bisa makan anak sapi dan sangat membahayakan..”
Berarti setiap hewan yang kecil maka halal, sebaliknya semakin besar semakin
harom, begitu?
Selanjutnya, lagi-lagi abu turob terjerat taqlid demi membela madzhabnya, kami
mengira abu turob menukil dari ensklopedi hanya untuk diceritakan, ternyata
sekarang abu turob sendiri meyakini bahwa ada biawak yang bisa makan anak sapi..
Ini adalah ghuluw, dan dilakukan demi menguatkan al madzhab.
ً ً ‫ب َّلق إًَّل٭بىا الٍم ًسي ًعيسى ابن مرمي رس ي‬٢‫ا‬
ًً
ً ً
ًً
‫اىا إً ىىل‬
‫وؿ اللَّلو ىكىكل ىمتيوي أىلٍ ىق ى‬
‫يىا أ ٍىى ىل الٍ تىاب ىال تىػ ٍغليوا ًِف دين ي ٍم ىكىال تىػ يقوليوا ىعلىى اللَّلو إَّلال ٍى‬
‫ى ي ى ٍ ي ى ٍ ىى ى ي‬
ً ‫مرىمي كركح ًمٍنو فىآى ًمنيوا بًاللَّل ًو كرسلً ًو كىال تىػ يقوليوا ثىىالثىةه انٍػتىػهوا خيػرا لى ي م إًَّل٭بىا اللَّلو إًلىو ك‬
‫اح هد يسٍب ىحانىوي أى ٍف يى ي و ىف لىوي ىكلى هد لىوي ىما ًِف‬
‫ىٍ ى ىي ه ي‬
ٍ ‫ي ىٍن‬
‫ي هى‬
‫ىي ي ى‬
ً ‫السماك‬
ً ‫ات ىكىما ًِف ٍاأل ٍىر‬
)171 ( ‫ض ىكىك ىفى بًاللَّل ًو ىككً نيال‬
‫َّل ى ى‬
69
Arsip www.darul-ilmi.com
“6. Dhobb hanya didapatkan di dataran arob dan hampir-hampir tidak
didapati di luar arob..”
Ini menunjukkan abu turob sedang goncang, dia berjanji menyebutkan
perbedaan warol dan dhobb dari sisi hukumnya, tapi kini abu turob membicarakan
perkara lain.
Atau ini juga mau dimasukkan kepada illah untuk pengharaman? Yaitu dhobb
halal karena hidup di daratan arob, dan biawak harom karena hidup di Amerika
misalnya.
Berarti nambah bid‟ah lagi.
Kenapa sekalian tidak ditambah hukum, biawak arab adalah biawak yang baik
karena tinggal di negeri muslim, sedangkan lainnya biawak fasiq Karena berdomisili
di negeri kafir, amerika dan semisalnya?
“..Sebagaimana berkata sebagian pengarang..”
Abu turob melemahkan atsar Said karena menurut dia atsar tersebut ada seorang
yang mubham, sekarang abu turob meriwayatkan dari seorang yang majhul.
“7. Alasan sebagian mereka dengan ungkapan Syaikh Ibnu Utsaimin –
rohimahulloh-.
Sanggahan: Kami kira orang yang membawa nama beliau salah
presepsi, dan hanya mengambil sebagian ungkapan beliau..”
Abu turob lebih lalai dan tidak mau mencermati, dan hanya mengambil apa yang
dia sukai tanpa mencerna isi dan kandungan kalimat beliau ini.
Tidak didapati dari ungkapan beliau ini pengharaman secara shorih, bahkan
beliau menepis anggapan sebagian manusia yang merasa jijik dari warol, dan
menetapkan bahwa sekedar perasaan jijik tidaklah dapat menjatuhi hukum harom,
namun abu turob benar-benar rabun terhadap apa yang dia bawakan dan hanya
memilih apa yang sesuai dengan keinginannya.
begini lafadhnya di kitab liqooaat albaab almaftuuh (183\30):
‫حكم التداوي بدىن الورل أو بالنجاسات‬
Hukum Berobat Dengan Minyak Warol Atau Yang Najis-najis.
‫ ما حكم التداوي بدىن الورل؟ ىك ورد في كتاب؟‬:‫السؤال‬
‫ وىك نزل قرآن أو ثبت بالتجارب أن دىنو مفيد؟‬:‫ الشيخ‬.‫ صيده سهك‬:‫ الورل من الذي سوف يصيده؟ السائك‬:ً‫ أوال‬:‫الجواب‬
‫ (إف ا﵁ َل ٯبعل شفاء ى ه األمة فيما حرـ عليها)؟‬:‫ فإذا قاؿ قائل‬،‫ لكن إذا أردت الصالة فاغسمو‬،‫ ال بأس بو‬:ً‫ إذا‬:‫ الشيخ‬.‫ نعم‬:‫السائك‬
‫ ونحن قد جربنا‬،‫ أما أن نمسح بو أجسادنا‬،‫ أك ما أشبو ذلك‬،‫ أك شرب دىنو‬،‫ حرـ علينا أكلو‬،‫ إف ا﵁ ما حرـ علينا أف ندىن بو‬:‫نقوؿ‬
.‫ لكن عند الصالة يجب التطهر منو‬،‫ ونفع فال بأس‬،‫ذلك‬
..Syaikh: kalau begitu tidak mengapa, akan tetapi jika hendak sholat
maka cucilah, kalau ada yang mengatakan: bahwa Alloh tidak menjadikan
obat untuk ummat ini dari apa yang Alloh haromkan,..”
Irod (pembawaan) pertanyaan ini tidaklah shorih dalam pengharaman biawak,
hanya saja beliau ingin menjelaskan secara umum jawaban atas pertanyaan ini,
70
Arsip www.darul-ilmi.com
bahwa tidaklah mengapa mengambil manfaat obat dari apa-apa yang diharamkan
jika caranya selain dimakan.
Dan sesuai alur cerita dalam pertanyaan ini, awalnya beliau menjawab sebatas
apa yang sampai kepada beliau, namun setelah beliau tau alasannya hanya sekedar
anggapan jijik maka beliau menyanggah alasan tersebut, wallohu A‟lam apakah
beliau benar-benar mengharamkan atau tidak, yang jelas, yang terpenting bagi kita
sekarang adalah dalil.
.‫بو‬٤‫ أك تؤ‬،‫ فال أدرم هتل و‬.‫ ت ض اْلنساف‬،‫ إهنا شريرة‬:‫ الورؿ ى ه دكيبة يقولوف‬:‫ ما ىو؟ الشيخ‬.......... ‫ رجل‬:‫السائل‬
Ada Penanya berkata : Wahai Syaikh, apa itu warol?
Syaikh: Warol itu binatang melata (reptile), mereka mengatakan bahwa
binatang itu binatang jahat, suka menggigit manusia, aku tidak mengetahui
apakah bisa membinasakan manusia atau hanya menyakitinya ,
Disini jelas bahwa Syaikh sendiri tidak mempunyai banyak pengetahuan
mengenai binatang ini, beliau hanya menukil dari sebagian manusia saja.
.‫بسة أيضان‬٪ ‫ أك أهنا‬،‫ كال تؤكل‬،‫ ل ن يست رىها الناس‬،‫ دابة قريبة الشبو من الضب‬:‫الورؿ‬
“Dan” Warol itu hampir mirip dengan Dhobb, hanya saja manusia
membencinya dan jijik dengannya, sehingga binatang itu tidak dimakan
ataukah karena najis juga,
Dari mana abu turob mengartikan “Dan”, sementara dalam teks arabnya tidak
terdapat wawu athof?
Abu turob menjadikan ucapan ini bagian dari perkataan Syaikh rohimahulloh,
padahal jelas bahwa ucapan inilah yang dibantah dan disanggah oleh beliau, jadi
sangat jauh jika seseorang membantah ucapannya sendiri pada waktu yang sama.
Memang teks arabnya agak bermasalah, tapi dari konteks kalimatnya nampak
bahwa dalam percakapan ini ada tiga pembicara, Syaikh, si penanya hukum dan si
penanya apa itu biawak, karena tidak mungkin yang menanyakan hukum berobat
dengan minyak warol dia sendiri bertanya apa itu warol dan tidak mengetahuinya,
jadi pasti ada penanya lain.
Jadi tatkala Syaikh selesai menjelaskan, ada yang bertanya tentang hakikat warol,
lalu Syaikh menjawab sedikit dan sebatas yang beliau dengar dari sebagian manusia,
kemudian si penanya awal –yang menanyakan hukum- menjelaskan bahwa warol itu
demikian dan demikian, karena memang dia yang tau, sebab itu dia bertanya
tentang hukumnya.
Maka ungkapan bahwa warol itu mirip dhobb, dianggap jijik, tidak dimakan dan
najis bukan dari Syaikh Ibnu Utsaimin melainkan dari sang penanya, dan itulah yang
disanggah dan dibantah oleh Syaikh, tidak sebagaimana penafsiran abu turob.
‫براد؟‬١‫ ىناؾ من يست ره الضب؟ كىناؾ من يست ره ا‬،‫ يست رىها الناس‬،‫ ى ا غلط‬.‫ ال‬:‫الشيخ‬
adapun kalau hanya sekedar manusia jijik dan benci maka ini salah
untuk menghukuminya sebagai hewan yang harom, karena banyak diantara
manusia yang benci (jijik) terhadap dhobb dan belalang,
71
Arsip www.darul-ilmi.com
Ini terjemahan ngawur dan seenaknya sendiri, dari mana abu turob mendapatkan
kalimat “Adapun kalau hanya sekedar..”??
Bahkan tatkala Syaikh mendengar ucapan si penanya tadi maka beliau segera
menyanggah
dengan
mengatakan:
tidak,
hal
ini
keliru,
sekedar
manusia
membencinya, disana pun ada yang membenci dhobb..dst
Terjemah versi abu turob ini menjadikan ungkapan Syaikh Ibnu Utsaimin tidak
lurus dan saling bertabrakan sedangkan beliau terbebas dari itu semua yang
selanjutnya hal ini merupakan dusta atas nama beliau, wal „iyadzu billah.
،‫فليس سببان للتحرمي كراىة الناس‬
maka bukan menjadi sebab keharoman sesuatu kebencian manusia,
Kenapa abu turob tidak membuka mata lebar-lebar pada perkataan beliau ini??
Kenapa hanya mengambil dan memilih seenaknya sendiri??
Jika ada yang beralasan bahwa abu turob hanya ingin menjelaskan perkataan
beliau dan tidak ingin mengambilnya sebagai pendapat, maka kami katakan: kenapa
abu turob tidak membantahnya dan justru mengambil manfaat dari nukilan ini??
Semua ini menunjukkan adanya ketidak jujuran dan niat jahat yang terpendam.
،‫ولهذا بعض العرب يأكك كك ما ىب ودب إال الخنفساء‬
Oleh karena itu sebagian orang badui memakan apa yang mereka
dapatkan (tangkap), kecuali kelelawar.
Kalimat ( ‫دة‬
‫ (مب هت و‬artinya bukan “apa yang mereka dapatkan”, juga bukan “apa
yang mereka tangkap”, akan tetapi lebih daripada itu, yaitu apa saja baik yang
terbang maupun yang melata.
Khunfusa‟ juga bukan kelelawar, kelelawar adalah khuffasy sebagaimana yang
telah lewat.
.‫با أف العرب ال تبيحها فال تقتلها‬٥ ‫ ىنيئان‬:‫ كيقولوف‬،‫بنفساء‬٣‫الناس ا‬
‫ب ا يهنئ بع‬٥‫ك‬
Oleh karena itu ketika ada orang yang menghidangkan kelelawar,
mereka menyambutnya sembari mengatakan: selamat menikmati tahukah
kamu kalau orang badui tidak membolehkannya dan tidak membunuhnya
Ini adalah terjemahan yang sangat lucu, jelas yang menerjemahkan tidak teliti
atau memang asal-asalan.
Katanya khunfusa‟ tidak dimakan kok dihidangkan? Kemudian yang menyambut
ini siapa? Lalu kata (‫ )يهنئ‬yang tadinya diartikan menghidangkan sekarang ketika
berubah menjadi (‫ )هنيئب‬kok diartikan selamat menikmati?
Insya Alloh terjemah yang agak mendingan sebagai berikut:
Oleh karena itu sebagian orang arob memakan apa saja baik yang terbang
maupun yang melata kecuali khunfusa‟, makanya khunfusa‟ ini diberi ucapan
selamat oleh sebagian manusia, dan mereka mengatakan: selamat bagi khunfusa‟,
lantaran orang arob tidak membolehkannya sehingga mereka tidak membunuhnya..
Maksudnya ucapan selamat bagi khunfusa‟ disaat hewan lainya tidak ada yang
selamat dari buruan sebagian orang arob. Wallohu A‟lam.
72
Arsip www.darul-ilmi.com
.‫ على كل حاؿ ىو دكيبة خبيثة‬،‫منو اللحم‬
‫ كال ٲب ن أف ي لقو حٌب يق‬،‫ يعدك على اْلنساف كي ضق‬،‫بعت أف الورؿ شرير‬٠ ‫أنا‬
Aku mendengar bahwa Warol itu jahat, menerkam manusia dan
menggigitnya tidak melepasnya sampai memotong (mengambil) dagingnya,
pokoknya Warol itu khobits. selesai.
Inilah nash dari ucapan Ibnu Utsaimin, maksimal adalah khobits, apakah dari sini
dapat diambil kesimpulan bahwa beliau mengharamkan warol sedangkan beliau
sendiri yang menyatakan bahwa anggapan manusia tidak dapat dijadikan hujjah!! Oh
andai saja abu turob mau bersabar dan tidak tergesa-gesa..
ً ً
ً ‫ىكىما فىػ ىع ٍلتيوي ىع ٍن أ ٍىم ًرم ىذلً ى‬
)82 ( ‫صٍبػنرا‬
‫يل ىما ىَلٍ تى ٍس ٍ ىعلىٍيو ى‬
‫ك تىأٍك ي‬
Lihatlah
bahwa
beliau
mengaharamkan
memakannya
bahkan
menganggapnya najis dengan menyuruh orang yang mengoleskan minyak
warol kalau hendak sholat untuk mencucinya, juga mengatakan bahwa
warol itu binatang jahat dan khobits.
Mana yang disuruh untuk dilihat? Justru abu turoblah yang harus mencermati
ulang kalimat tersebut dan meralat tulisannya.
Lalu mengenai najis, anggaplah beliau menajiskan warol, apakah abu turob ridho
dan membenarkan pendapat ini? Sementara abu turob sendiri mati-matian
menegaskan bahwa kencing anjing tidaklah najis dan berdalil dengan hukum asal
segala sesuatu adalah suci, kala ia membantah si akal maling dalam kumalkumalnya.
Jika abu turob meyakini sucinya kencing anjing lalu mengapa dia meyakini
najisnya warol? Bukankah Warol jauh lebih baik dari anjing? Mengapa sesuatu itu
manis dan enak bagi dirinya namun pahit bagi orang lain!! Bertaubatlah engkau
wahai abu turob, sesungguhnya perkara ini akan dimintai pertanggung jawabannya
di akherat nanti, nas‟alullohas salamata wal „aafiyah.
‫ىكاتػَّل يقوا يػى ٍونما تػي ٍر ىجعيو ىف فً ًيو إً ىىل اللَّل ًو يمثَّل تػي ىو َّلَّف يك ُّل نػى ٍف و‬
)281 ( ‫ت ىكيى ٍم ىال ييظٍلى يمو ىف‬
ٍ ‫س ىما ىك ىسبى‬
Jika abu turob mengelak bahwa dia tidak sependapat dengan Syaikh Ibnu
Utsaimin maka sangat buruk perumpamaan seorang yang berusaha mengganjal rasa
laparnya dengan menjilati sampah yang telah dia buang.
Bisakah ucapan beliau ini diseret untuk mengesahkan kehalalan
warol???
Kita
balik
bertanya:
Layakkah
ucapan
beliau
ini
dicampur
aduk
lalu
diselewengkan dan dipaksakan untuk mengharamkan warol? Silahkan pembaca
mencari jawabannya sendiri.
Memang ada sebagian penukilan yang mengatakan bahwa Imam Malik
dan Malikiyyah menghalalkannya, akan tetapi telah dimaklumi dan
diketahui oleh para ulama dan tholibul ilmi bahwa madzhab mereka dalam
masalah ini (halal dan haromnya binatang berseberangan dengan dalil dan
jumhurul ulama..”
73
Arsip www.darul-ilmi.com
Lihat bagaimana cara abu turob mensiasati alasan ini, menggunakan trik licik
dan kedholiman terhadap madzhab Imam Malik rohimahulloh.
Apakah dalam bab ini setiap yang dihalalkan Imam Malik jadi harom? Apakah
Imam Malik membolehkan seluruh binatang?
Apakah yang sesuai dengan pendapat Malikiyyah dalam bab ini berarti salah, dan
yang tidak sesuai pasti benar, atau pokoknya pendapat Malikiyyah dalam bab ini
berseberangan dengan dalil, tanpa ada perincian?
Sehingga abu turob melemahkan pendapat ini sekedar karena itu pendapat
Malikiyyah, kemudian memandangnya sebelah mata sampai-sampai tidak sudi
untuk menukilnya.
Seharusnya jika memang abu turob memiliki inshof dalam bab ini, hendaknya
dinukil pendapat Imam Malik kemudian kalau memang tidak sependapat maka
dijelaskan pendapat tersebut menyelisihi dalil, bukan dipukul rata seperti ini.
Apalagi pendapat Malikiyyah dalam masalah ini sesuai dan mencocoki dalil, maka
abu turob terhinakan dengan sebab kedholimannya.
ً
ً
ً
)111 ( ‫بى ىل ظيٍل نما‬ٞ‫اب ىم ٍن ى‬
‫ىك ىعنىت الٍ يو يجوهي ل ٍل ىح ٍّي الٍ ىقيُّوـ ىكقى ٍد ىخ ى‬
Seperti madzhab mereka dalam menghalalkan kucing, kera bahkan
binatang buas, itu semua bertentangan dengan dalil dan mayoritas ulama.
Apa yang diucapkan oleh abu turob ini berbeda dengan apa yang dinukilkan oleh
Imam Ibnu Abdil Barr, beliau berkata dalam Al Istidzkar:
. ‫ ألنو سب‬,‫بر الوحشي كال األىلي‬٥‫ ال يؤكل شيئ من سباع الوحش كلها كال ا‬:‫ قاؿ مالك كأصحابو‬-22127
.‫ قاؿ كال يؤكل الضب كال الثعلب كال شيئ من سباع الوحش‬-22128
.‫ كال بأس بأكل سباع ال ّب‬-22129
,‫ كال يرعى ال أل فهو سب ال يؤكل‬,‫ ككل ما يفَبس كيأكل اللحم‬:‫ قاؿ‬,‫ عن مالك‬:‫ب م‬٢‫ زاد ابن عبد ا‬-22130
.‫كىو يشبو السباع الٍب هنى رسوؿ ا﵁ عن أكلها‬
‫ كَل ٱب وا سبعا من‬,‫بالك ِف النهي عن أكل كل ذم ناب من السباع عموـ النهي عن ذلك‬٤ ‫بجة‬٢‫ كا‬-22134
.‫باطبتها‬٨ ‫ كتعرفو العرب من‬,‫ب اب‬٣‫بت النهي على ما يوجبو ا‬ٙ ‫ فهو داخل‬, ‫ ف ل ما كق عليو اسم سب‬, ‫سب‬
Dan bukan mustahil kalau dalam masalah warolpun mereka
menggunakan kaidah mereka ini dan masuk dalam bab yang berlawanan
dengan dalil dan jumhur.
Seharusnya diteliti bukan sekedar bilang “tidak mustahil”, siapa tau Imam Malik
menghalalkan biawak dikarenakan beliau tidak meyakini adanya dalil yang
mengharamkan, dan inilah yang selayaknya ditempuh dalam menyikapi pendapat
seorang alim, apalagi seperti Imam Malik.
Terlebih pendapat beliaulah yang sesuai dengan kebenaran, maka ucapan abu
turob ini tidak dilandasi adab yang baik, dan abu turob terlalu mengentengkan
permasalahan.
ً ً
ً ً ً
ً ًً
ًً ً
ً
)15 ( ‫يم‬
‫ب ىسبيونىوي ىىيٍّػننا ىكيى ىو عٍن ىد اللَّلو ىعظ ه‬ٍٙ‫س لى ي ٍم بو ع ٍل هم ىكى‬
‫إ ٍذ تىػلىق ٍَّلونىوي بأىلٍسنىت ي ٍم ىكتىػ يقوليو ىف بأىفٍػ ىواى ي ٍم ىما لىٍي ى‬
Dan abu turob tidak perlu banyak sumbar dan membesar-besarkan nama
jumhur, sesungguhnya ibroh adalah dengan dalil.
74
Arsip www.darul-ilmi.com
Betapa banyak permasalahan yang jumhur salah didalamnya, berapa banyak
permasalahan yang kebenaran berada pada selain pendapat mereka??
Jadi jangan seperti anak kecil, menakut-nakuti orang dengan pendapat jumhur.
Berkata Syaikhul Islam rohimahulloh seperti di Majmu' Fatawa (21/6):
‫ عن النىب صلى ا﵁ عليو‬،‫ كما صحت ب لك الن وص‬،‫ كل مس ر‬،‫ ٰبرموف من األشربة‬،‫ مال ا كغّبه‬،‫بدينة‬٤‫إف أىل ا‬
‫ كإف كانت‬،‫ فيبيحوف ال يور م لقا‬.‫ بل الغالب عليهم فيها عدـ التحرمي‬،‫ كليسوا َّف األطعمة ك لك‬،‫كسلم من كجوه متعددة‬
‫ عنو ىل ىى‬،‫بشرات‬٢‫ كك لك َّف ا‬،‫برٲبها عن مالك ركايتاف‬ٙ ‫ كَّف‬،‫ كي رىوف كل ذم ناب من السباع‬،‫بخالب‬٤‫من ذات ا‬
‫برمة‬٧ ‫ كركم عنو اهنا‬،‫ أشد من كراىة السباع‬،‫ كركم عنو أهنا م ركىة‬،‫بمّب‬٢‫ كا‬،‫ كك لك البغاؿ‬،‫برمة أك م ركىة ركايتاف‬٧
.‫ ل ن دكف كراىة السباع‬،‫ ي رىها‬،‫بيل أيضا‬٣‫ كا‬،‫بمّب‬٢‫برمي ا‬ٙ ‫ دكف‬،‫بالسنة‬
Telah terdahulu bahwa Imam Ibnu Abdil Barr menukilkan sebaliknya, dan
mungkin inilah yang diinginkan oleh Syaikhul Islam bahwa dalam perkara ini ada
dua
riwayat
dari
Imam
Malik,
akan
tetapi
abu
turob
sama
sekali
tidak
memperhatikan dan asal ceplas-ceplos saja. Wallohu A‟lam.
Penutup: Demikian sedikit yang bisa kami jelaskan dalam masalah ini,
semoga bisa memberi siraman nasehat bagi mereka yang masih
memangsanya, dan sebagai penghilang dahaga bagi yang mencarinya.
Lihat, bahasa yang dipakai abu turob terlalu masam dan tidak enak didengar,
membuat banyak orang merasa jengkel dari kesombongannya.
Abu turob telah nekat melempari rumah orang dengan batu, sementara ia
melupakan rumahnya sendiri yang justru terbuat dari kaca.
Maka kedaannya seperti yang dikatakan seorang penyair:
‫باىل من نفسو‬١‫ما يبل ا‬
‫ما يبل األعداء من جاىل‬
Tanbih:
-Ucapan abu turob ini mengandung penghinaan terhadap Syaikh Yahya, karena
beliaulah yang berfatwa tentang halalnya biawak, dengan demikian Syaikh memiliki
andil besar dalam program memangsa biawak secara masal.
-Berarti menurut siluman cs Dammaj adalah PONDOK BIAWAK.
Fasal:
Sesampainya pada kalimat ini, penulis menyangka kata-kata dan kalimat yang
penulis gunakan sangatlah halus, dan abu turob layak diberikan yang lebih dari itu.
Namun tidak mengapa, semoga ada hikmahnya, Alloh berfirman:
)44 ( ‫) فىػ يق ىوال لىوي قىػ ٍونال لىيٍّػننا لى ىعلَّلوي يػىتى ى َّلك ير أ ٍىك ىٱبٍ ىشى‬43 ( ‫ا ٍذ ىىبىا إً ىىل فًٍر ىع ٍو ىف إًنَّلوي طىغىى‬
Abu turob sendiri tidak memiliki alasan kecuali sekedar taqlid, dalil yang ia
bawakan semuanya tidak ada yang mengena, lalu dengan hujjah apa dia berlaku
congkak dan aniaya terhadap orang yang meyakini halalnya biawak??
Silahkan abu turob meyakini biawak harom dan mengutarakan pendapatnya, tapi
tidak perlu banyak tingkah dan komentar jelek terhadap orang lain, dan nampaknya
hal ini telah menjadi kebiasaan abu turob terhadap siapa saja yang tidak sependapat
dengannya.
75
Arsip www.darul-ilmi.com
Maka jangan salahkan jika kami membela diri dan menyingkirkan debudebu abu turob yang telah mengotori sekitar halaman rumah-rumah (dakwah)
kami.
ً ‫ً ً ً َّل‬
ً ٍّ ‫بم يد لًلَّل ًو ر‬٢‫ا‬
)45 ( ‫ْب‬
‫ب الٍ ىعالىم ى‬
ٍ ‫ين ظىلى يموا ىك ٍى‬
‫ى‬
‫فىػ يق ى ىداب ير الٍ ىق ٍوـ ال ى‬
Sekian bantahan ini kami cukupkan, jika abu turob ingin menambah maka insya
Alloh kami tidak keberatan, Alloh berfirman:
ً
ً
ً
‫ت ىكأ َّل‬
ٍ ‫ِب ىعٍن ي ٍم فئىتي ي ٍم ىشٍيئنا ىكلى ٍو ىكثػيىر‬
‫إً ٍف تى ٍستىػ ٍفت يحوا فىػ ىق ٍد ىجاءى يك يم الٍ ىفٍت ي ىكإً ٍف تىػٍنتىػ يهوا فىػ يه ىو ىخٍيػهر لى ي ٍم ىكإً ٍف تىػعي ي‬
‫ىف اللَّلوى‬
‫ودكا نػىعي ٍد ىكلى ٍن تػي ٍغ ى‬
ًً
)19( ‫ْب‬
‫ىم ى الٍ يم ٍؤمن ى‬
Hasbunalloh wani‟mal Wakil, ni‟mal Maula wani‟man Nashir.
Renungan (dari ustadz abu mas’ud):
Ketika dinukilkan penghalalan biawak dari para ulama mutaqoddimin, banyak
pihak yang tidak menggubris pendapat tersebut, namun ketika ada yang menukil
pengharaman biawak dari Syaikh Yahya maka seketika banyak kalangan serentak
menyatakan biawak harom, sebagian ada yang menulis, sebagian lainnya langsung
menerjemahkan tulisan tersebut kedalam bahasa arab lalu memuatnya di internet.
Wiiiihh..!!!!
Kemudian mereka semua ramai-ramai mengingkari pendapat yang menyatakan
halalnya biawak, bahkan mereka memandang seakan dosa penghalalan biawak
seperti halnya penghalalan khomr atau riba.
Lalu ketika didapati Syaikh terang-terangan berfatwa akan halalnya biawak,
mereka
menjadi
kalang
kabut
dan
sebagian
menyuarakan
agar
semuanya
bersaudara dan tidak usah ribut.
Faya ikhwah! Apa artinya semua ini?? Sampai kapan dakwah salafiyyah akan
dijadikan media untuk ta‟asshub dan saling membela kelompok masing-masing?
Tidakkah lebih baik bagi seseorang agar bertaqwa dan meninggalkan sifat
ta‟asshub yang telah menjadi racun bagi dakwah salafiyyah di zaman yang semakin
menuju akhir ini?...
ِ
ِِ
)48 ( ‫اى ْم قَالُوا َما أَ ْغنَى َع ْن ُك ْم َج ْمعُ ُك ْم َوَما ُك ْنتُ ْم تَ ْستَ ْكبِ ُرو َن‬
َ َ‫َون‬
ُ ‫يم‬
ْ ‫ادى أ‬
ُ ‫َص َح‬
َ ‫اب ْااَ ْع َراف ِر َج ًاال يَ ْع ِرفُونَ ُه ْم بس‬
Penutup:
Semoga Alloh menjadikan manfaat dari tulisan yang sederhana ini, membuka
mata yang tertutup dan mengobati hati yang sakit, menerangi jalan yang
mengantarkan kepada ridho dan surganya yang kekal abadi.
Secara pribadi, penulis menyesalkan mengapa abu turob menulis tulisannya ini,
oleh karena itu penulis pun berharap agar tulisannya ini semata-mata menjadi
nasehat yang bermanfaat bagi abu turob, agar ia mau merenungi apa yang telah ia
perbuat dan selanjutnya kembali bertaubat kepada Alloh.
Kesalahan-kesalahan yang disebutkan dalam tulisan ini memang benar adanya
dan tidak dibuat-buat, bagi yang bersalah janganlah merasa malu untuk menerima
nasehat ini sehingga akan menghambat perjalanannya menuju taubat.
76
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪Para anbiya‟ adalah makhluq yang paling mulia, bersamaan dengan itu mereka‬‬
‫‪tidak segan-segan untuk mengakui kesalahan mereka, sebagaimana dalam hadits‬‬
‫‪syafaat.‬‬
‫باب ما جاء ِف الشفاعة‬
‫‪ -2551‬حدثنا سويد‪ ،‬أخِبنا عبد ا﵁ بن ا‪٤‬ببارؾ‪ ،‬أخِبنا أبو حياف التيمي‪ ،‬عن أيب زرعة بن عمرك بن جرير عن أيب ىريرة‬
‫قاؿ‪:‬‬
‫ "أتى رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم بلحم فرف اليو ال راع فأكلو ككاف يعجبو فنهس منو هنسة مث قاؿ أنا سيد الناس يوـ‬‫القيامة ىل تدركف َل ذاؾ؟ ٯبم ا﵁ الناس األكلْب كاْلخرين ِف صعيد كاحد فيسمعهم الداعي كينف ىم الب ر كتدنو‬
‫الشمس منهم فيبل الناس من الغم كال رب ما ال ي يقوف كال يتحملوف‪ ،‬فيقوؿ الناس بعضهم لبع ‪ :‬أال تركف ما قد بلغ م‬
‫أال تنظركف من يشف ل م إىل رب م؟ فيقوؿ الناس بعضهم لبع علي م بآدـ فيأتوف آدـ فيقولوف‪ :‬أنت أبو البشر خلقك‬
‫ا﵁ بيده كنفخ فيك من ركحو كأمر ا‪٤‬بالئ ة فسجدكا لك‪ ،‬اشف لنا إىل ربك أال ترل ما ‪٫‬بن فيو؟ أال ترل ما قد بلغنا؟‬
‫فيقوؿ فهم آدـ إف ريب قد غضب اليوـ غضبا َل يغضب قبلو مثلو‪ ،‬كلن يغضب بعده مثلو‪ ،‬كانو قد هناين عن الشجرة‬
‫فع يتو‪ ,‬نفسي نفسي نفسي‪ ،‬اذىبوا إىل غّبم‪ ،‬اذىبوا إىل نوح‪ ،‬فيأتوف نوحا فيقولوف يا نوح أنت أكؿ الرسل إىل أىل‬
‫األرض كقد ‪٠‬باؾ ا﵁ عبدا ش ورا‪ ،‬اشف لنا إىل ربك أال ترل ما ‪٫‬بن فيو؟ أال ترل ما قد بلغنا؟ فيقوؿ ‪٥‬بم نوح إف ريب قد‬
‫غضب اليوـ غضبا َل يغضب قبلو مثلو كلن يغضب بعده مثلو‪ ،‬كانو قد كانت ِل دعوة دعوهتا على قومي نفسي نفسي‬
‫نفسي‪ ،‬اذىبوا إىل غّبم‪ ،‬اذىبوا إىل ابراىيم‪ ،‬فيأتوف ابراىيم‪ ،‬فيقولوف يا ابراىيم أنت نيب ا﵁ كخليلو من أىل األرض فاشف‬
‫لنا إىل ربك‪ ،‬إال ترل ما ‪٫‬بن فيو؟ يقوؿ ‪٥‬بم إف ريب قد غضب اليوـ غضبا َل يغضب قبلو مثلو كلن يغضب بعده مثلو كاين‬
‫قد ك بت ثالث ك بات‪ ،‬ف كرىن أبو حياف ِف ا‪٢‬بديث‪ ،‬نفسي نفسي نفسي اذىبوا إىل غّبم اذىبوا إىل موسى‪ ،‬فيأتوف‬
‫موسى فيقولوف يا موسى أنت رسوؿ ا﵁ فضلك ا﵁ برسالتو ككالمو على الناس‪،‬اشف لنا إىل ربك أال ترل ما ‪٫‬بن فيو؟‬
‫فيقوؿ إف ريب قد غضب اليوـ غضبا َل يغضب قبلو مثلو كلن يغضب بعده مثلو كاين قد قتلت نفسا َل أكمر بقتلها نفسي‬
‫نفسي نفسي‪ ،‬اذىبو إىل غّبم‪ ،‬اذىبوا إىل عيسى‪ ،‬فيأتوف عيسى فيقولوف يا عيسى أنت رسوؿ ا﵁ ككلمتو ألقاىا إىل مرمي‬
‫كركح منو ككلمت الناس ِف ا‪٤‬بهد‪ ،‬اشف لنا إىل ربك أال ترل ما ‪٫‬بن فيو؟ فيقوؿ عيسى إف ريب قد غضب اليوـ غضبا َل‬
‫يغضب قبلو مثلو كلن يغضب بعده مثلو كَل ي كر ذنبا نفسي نفسي نفسي اذىبوا إىل غّبم اذىبوا إىل ‪٧‬بمد صلى ا﵁ عليو‬
‫كسلم قاؿ فيأتوف ‪٧‬بمدا صلى ا﵁ عليو كسلم فيقولوف يا ‪٧‬بمد أنت رسوؿ ا﵁ كخاُت األنبياء‪ :‬غفر لك ما تقدـ من ذنبك‬
‫كما تأخر اشف لنا إىل ربك أال ترل ما ‪٫‬بن فيو‪ ،‬فأن لق فآيت ‪ٙ‬بت العرش فأخر ساجدا لريب‪ ،‬مث يفت ا﵁ علي من ‪٧‬بامده‬
‫كحسن الثناء شيئا َل يفتحو على أحد قبلي‪ ،‬مث يقاؿ يا ‪٧‬بمد ارف رأسك سل تع و كاشف تشف ‪ ،‬فأرف رأسي فأقوؿ يا‬
‫رب أمٍب يا رب أمٍب يا رب أمٍب‪ ،‬فيقوؿ يا ‪٧‬بمد ادخل من أمتك من ال حساب عليو من الباب األٲبن من أبواب ا‪١‬بنة‬
‫كىم شركاء الناس فيما سول ذلك من األبواب‪ ،‬مث قاؿ كال م نفسي بيده إف ما بْب ا‪٤‬ب راعْب من م اري ا‪١‬بنة كما بْب‬
‫م ة كىجر ككما بْب م ة كب رل"‪.‬‬
‫‪Jika seseorang mau mengambil hikmah dari kesalahan-kesalahannya yang telah‬‬
‫‪berlalu, yang telah ditaqdirkan oleh Alloh kemudian ia beriman dengan taqdir,‬‬
‫‪bahwa apa yang telah terjadi takkan mungkin dirubah, lalu ia tunduk pasrah dengan‬‬
‫‪ketetapan Sang Penciptanya, sehingga tiada lagi yang tersisa melainkan hanya‬‬
‫‪taubat dan meminta ampun kepada Alloh, lisannya mengucap:‬‬
‫أسلفتها أنا منها خائف كجل‬
‫يا قابل التوب غفرانا مآمث قد‬
‫‪77‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫‪Maka kita semua -selaku para hamba yang pernah terjatuh dalam kesalahan‬‬‫‪berharap agar Alloh mengampuninya dan menjadikan kesalahan tersebut sebagai‬‬
‫‪sesuatu yang bermanfaat dalam sejarah hidupnya.‬‬
‫‪Sebagaimana Alloh tidaklah mengusir nabi Adam dari surga kecuali Alloh ingin‬‬
‫‪memasukkannya lagi ke surga dalam keadaan yang lebih baik dan lebih sempurna.‬‬
‫ً‬
‫اف علىي ًهما ًمن كرًؽ ٍ ً‬
‫ً‬
‫ً ً‬
‫فىأى ىك ىال مٍنػ ىها فىػبى ىد ٍ‬
‫ا‪١‬بىنَّلة ىك ىع ى ى آى ىد يـ ىربَّلوي فىػغى ىول ( ‪ )121‬يمثَّل ٍ‬
‫اجتىبىاهي ىربُّوي‬
‫ت ى‪٥‬بيىما ىس ٍوآىتػي يه ىما ىكطىف ىقا ىٱبٍ ىف ى ٍ ى ٍ ى ى‬
‫اب ىعلىٍي ًو ىكىى ىدل (‪)122‬‬
‫فىػتى ى‬
‫ًً‬
‫ً‬
‫ا‪١‬بنَّلةى كيك ىال ًمٍنػها ر ىغ ندا حي ي ً‬
‫ًً‬
‫ْب (‪)35‬‬
‫ت ىكىزٍك يج ى‬
‫َّلجىرةى فىػتى ي ونىا م ىن الظَّلالم ى‬
‫اس ي ٍن أىنٍ ى‬
‫ى ى ىٍ‬
‫ىكقػي ٍلنىا يىا آى ىد يـ ٍ‬
‫ث شٍئتي ىما ىكىال تىػ ٍقىربىا ىى ه الش ى‬
‫ك ٍى ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ًً‬
‫ض يمستىػ ىقٌّر كىمتىاعه إً ىىل ًح و‬
‫ً‬
‫ْب‬
‫ىخىر ىج يه ىما ‪٩‬بَّلا ىكانىا فيو ىكقػي ٍلنىا ٍاىبً يوا بػى ٍع ي‬
‫فىأ ىىزَّل‪٥‬بيىما الشٍَّلي ىا يف ىعٍنػ ىها فىأ ٍ‬
‫ض ي ٍم لبىػ ٍع و ىع يد ٌّك ىكلى ي ٍم ِف ٍاأل ٍىر ً ٍ ى‬
‫(‪ )36‬فىػتػلىقَّلى آىدـ ًمن ربًٍّو ىكلًم و‬
‫ات فىػتىاب علىي ًو إًنَّلو ىو التػ َّلَّلواب َّل ً‬
‫يم (‪)37‬‬
‫ى‬
‫ي‬
‫ىي ٍ ى ى‬
‫ى ى ٍ ي يى‬
‫الرح ي‬
‫‪Tidaklah Ka‟b bin Malik melakukan kesalahan dan absen dari peperangan‬‬
‫‪kemudian ia bertaubat kecuali kejujurannya itu menjadi harum semerbak dan‬‬
‫‪yang‬‬
‫‪orang‬‬
‫‪setiap‬‬
‫‪oleh‬‬
‫‪kan‬‬
‫‪dikenang‬‬
‫‪yang‬‬
‫‪Al-Qur‟an‬‬
‫‪dalam‬‬
‫‪diabadikan‬‬
‫‪membacanya.‬‬
‫كعلىى الث ىَّلالثىًة الَّل ًين خلٍّ يفوا ح َّلٌب إً ىذا ضاقىت علىي ًهم ٍاألىر ً‬
‫ت ىعلىٍي ًه ٍم أىنٍػ يف يس يه ٍم ىكظىنُّوا أى ٍف ىال ىم ٍل ىجأى ًم ىن اللَّل ًو‬
‫ضاقى ٍ‬
‫ت ىك ى‬
‫ض ٗبىا ىر يحبى ٍ‬
‫ىى‬
‫ى ٍ ىٍ ي ٍ ي‬
‫ى ي ى‬
‫ًً‬
‫َّل ً‬
‫إًَّلال إًلىي ًو يمثَّل تىاب علىي ًهم لًيتيوبوا إً َّلف اللَّلو ىو التػ َّلَّلواب َّل ً‬
‫ْب ( ‪)119‬‬
‫ين آى ىمنيوا اتػَّل يقوا اللَّلوى ىكيكونيوا ىم ى ال َّلادق ى‬
‫ٍ‬
‫ي‬
‫ى ىٍ ٍ ى ي‬
‫يم ( ‪ )118‬يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
‫ى يى‬
‫الرح ي‬
‫‪Sungguh demi Alloh, kalaulah bukan karena dosa dan kesalahan maka benar-‬‬
‫‪benar manusia ini telah binasa oleh kesombongannya.‬‬
‫‪Dan Alloh sangat bergembira dengan taubat hambaNya, berkata Imam Muslim:‬‬
‫حدثنا محمد بن الصباح وزىير بن حرب‪ .‬قاال‪ :‬حدثنا عمر بن يونس‪ .‬حدثنا عكرمة بن عمار‪ .‬حدثنا إسحاق بن‬
‫عبداهلل بن طمحة‪ .‬حدثنا أنس بن مالك‪ ،‬وىو عمو‪ ،‬قال‪:‬‬
‫قال رسول اهلل صمى اهلل عميو وسمم "هلل أشد فرحا بتوبة عبده‪ ،‬حين يتوب إليو‪ ،‬من أحدكم كان عمى راحمتو بأرض‬
‫فالة‪ .‬فانفمتت منو‪ .‬وعميها طعامو وشرابو‪ .‬فأيس منها‪ .‬فأتى شجرة‪ .‬فا طجع في ظمها‪ .‬قد أيس من راحمتو‪ .‬فبينا‬
‫ىو كذلك إذا ىو بها‪ ،‬قائمة عنده‪ .‬فأخذ بخطامها‪ .‬ثم قال من شدة الفرح‪ :‬المهم! أنت عبدي وأنا ربك‪ .‬أخطأ من‬
‫شدة الفرح"‪.‬‬
‫‪Dalam hal ini berkata seorang penyair:‬‬
‫إذا كنت قد أكحشتك ال نوب‬
‫فدعها إف شئت كاستأنس‬
‫‪Walaupun sekiranya dalam tulisan ini didapati sesuatu yang tidak berkenan,‬‬
‫‪namun sejatinya hal itu janganlah menjadi penghalang bagi seseorang untuk‬‬
‫‪menerima kebenaran, Alloh berfirman:‬‬
‫َّل ً‬
‫ً ًَّل ً‬
‫ً‬
‫اؿ ىعلىٍي ًه يم‬
‫ين آى ىمنيوا أى ٍف ى‪ٚ‬بٍ ىش ى قػيليوبػي يه ٍم لً ً ٍك ًر اللَّل ًو ىكىما نػىىزىؿ ًم ىن ٍ‬
‫اب ًم ٍن قىػٍب يل فى ى ى‬
‫ين أيكتيوا الٍ تى ى‬
‫ا‪٢‬بى ٍّق ىكىال يى ي ونيوا ىكال ى‬
‫أى ىَلٍ يىأٍف لل ى‬
‫ٍاألىم يد فىػ ىقست قػيليوبػهم كىكثًّب ًمٍنػهم فى ً‬
‫اس يقو ىف ( ‪)16‬‬
‫ى‬
‫ى ٍ يي ٍ ى ه ي ٍ‬
‫‪Seandainya teguran dengan kata-kata kasar dan ungkapan yang tidak berkenan‬‬
‫‪dibenarkan untuk menjadi penghalang seseorang dalam menerima kebenaran,‬‬
‫‪niscaya hal itu tidak akan didapati dalam Al-Qur‟an karena Al-Qur‟an adalah‬‬
‫‪peringatan, namun nyatanya banyak ditemukan dalam Al-Qur‟an, Alloh berfirman:‬‬
‫لىىق ٍد أىنٍػىزلٍنىا إًلىٍي ي ٍم كًتىابنا فً ًيو ًذ ٍك يريك ٍم أىفى ىال تىػ ٍع ًقليو ىف ( ‪)10‬‬
‫‪78‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ا‪١‬بً ٍّن ىك ًٍ‬
‫اْلنٍ ً‬
‫ْب ىال يػيٍب ً يرك ىف ًُّىا ىكى‪٥‬بي ٍم آىذىا هف ىال يى ٍس ىمعيو ىف ًُّىا‬
‫نَّلم ىكثً نّبا ًم ىن ٍ‬
‫وب ىال يػى ٍف ىق يهو ىف ُّىا ىكى‪٥‬بي ٍم أ ٍىع ي ه‬
‫س ى‪٥‬بي ٍم قػيلي ه‬
‫ىكلىىق ٍد ذى ىرأٍنىا ‪١‬بى ىه ى‬
‫ك يى يم الٍغىافًليو ىف ( ‪)179‬‬
‫ىض ُّل أيكلىئً ى‬
‫أيكلىئً ى‬
‫ك ىك ٍاألىنٍػ ىع ًاـ بى ٍل يى ٍم أ ى‬
‫َّل ً‬
‫ا‪٢‬بًما ًر ىٰب ًمل أىس ىفارا بًٍئس مثل الٍ ىقوًـ الَّل ًين ىك َّل بوا بًآىي ً‬
‫ً‬
‫ات اللَّل ًو ىكاللَّلوي ىال يػى ٍه ًدم‬
‫ين ي‪ٞ‬بٍّليوا التػ ٍَّلوىراةى يمثَّل ىَلٍ ىٍٰبملي ى‬
‫ى ي ى‬
‫وىا ىك ىمثى ًل ٍ ى ٍ ي ٍ ن ى ى ى ي ٍ‬
‫ىمثى يل ال ى‬
‫النَّلاس فىػتمنػَّلوا الٍموت إً ٍف يكٍنتم ً ً‬
‫َّل ً‬
‫ًً‬
‫ً ًً ً ً‬
‫ْب ( ‪)6‬‬
‫ين ىى ي‬
‫صادق ى‬
‫ادكا إً ٍف ىز ىع ٍمتي ٍم أىنَّل ي ٍم أ ٍىكليىاءي للَّلو م ٍن يدكف ً ى ى ي ى ٍ ى‬
‫الٍ ىق ٍوىـ الظَّلالم ى‬
‫يٍ ى‬
‫ْب (‪ )5‬قي ٍل يىا أىيػُّ ىها ال ى‬
‫‪Niscaya Rosululloh tidak memarahi Muadz tatkala ia memanjangkan Sholat,‬‬
‫‪sebagaimana berkata Imam Bukhory:‬‬
‫اؿ‪ :‬ح َّلدثػىنىا يشعبةي‪ ،‬عن عم ورك‪ ،‬قى ى ً‬
‫ت ىجابًىر بٍ ىن ىعٍب ًد اللَّل ًو‪،‬‬
‫‪ - 701‬ىح َّلدثىًِب ي‪٧‬بى َّلم يد بٍ ين بىشَّلا ور ‪ ،‬قى ى‬
‫اؿ‪ :‬ى‪٠‬ب ٍع ي‬
‫ٍى ى ٍ ى ٍ‬
‫اؿ‪ :‬ىح َّلدثػىنىا غيٍن ىدهر‪ ،‬قى ى ى‬
‫ؼ‬
‫قى ى‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم‪ ،‬يمثَّل يػى ٍرًج ي‪ ،‬فىػيىػ يؤُّـ قىػ ٍوىموي‪ ،‬فى ى لَّلى العً ىشاءى‪ ،‬فىػ ىقىرأى بًالٍبىػ ىقىرةً‪ ،‬فىانٍ ى ىر ى‬
‫اؿ‪ :‬ىكا ىف يم ىعاذي بٍ ين ىجبى ول يي ى لٍّي ىم ى ً ٍّ‬
‫النَّليب ى‬
‫ً‬
‫الر يج يل‪ ،‬فى ى أ َّل‬
‫اؿ‪« :‬فىاتًننا‪،‬‬
‫ث ًمىرا ور ‪ -‬أ ٍىك قى ى‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم فىػ ىق ى‬
‫َّل‬
‫اؿ‪« :‬فىػتَّلا هف‪ ،‬فىػتَّلا هف‪ ،‬فىػتَّلا هف» ثىالى ى‬
‫ىف يم ىعاذنا تىػنى ىاك ىؿ مٍنوي‪ ،‬فىػبىػلى ى ً َّل‬
‫النَّليب ى‬
‫فىاتًننا‪ ،‬فىاتًننا» ‪ -‬كأ ىىمرهي بًسورتىػ ٍ ً‬
‫ىح ىفظي يه ىما‬
‫ْب ًم ٍن أ ٍىك ىس ًط ا‪٤‬ب ىف َّل ًل‪ ،‬قى ى‬
‫اؿ ىع ٍمهرك‪ :‬الى أ ٍ‬
‫ى ى يى‬
‫ي‬
‫‪Dan pasti Rosululloh tidak akan mengucapkan apa yang beliau ucapkan kepada‬‬
‫‪Abu Dzarr, sebagaimana berkata Imam Bukhory:‬‬
‫ب‪ ،‬ع ًن ا‪٤‬بعركًر ب ًن سوي ود‪ ،‬قى ى ً‬
‫ً‬
‫‪ - 30‬ح َّلدثػىنىا سلىٍيما يف بٍن حر و‬
‫يت أىبىا ىذ ٍّر‬
‫ب‪ ،‬قى ى‬
‫اؿ‪ :‬لىق ي‬
‫ىح ىد ً ى ىٍ ي ٍ ي ى ٍ‬
‫اؿ‪ :‬ىح َّلدثػىنىا يش ٍعبىةي‪ ،‬ىع ٍن ىكاص ول األ ٍ‬
‫ى‬
‫ي ى ي ىٍ‬
‫ً‬
‫بً َّل ً‬
‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو‬
‫ت ىر يج نال فىػ ىعيَّلػ ٍرتيوي بًأ ٍّيم ًو‪ ،‬فىػ ىق ى‬
‫ك‪ ،‬فىػ ىق ى‬
‫الربى ى ة‪ ،‬ىك ىعلىٍي ًو يحلَّلةه‪ ،‬ىك ىعلىى غيالىًم ًو يحلَّلةه‪ ،‬فى ىسأىلٍتيوي ىع ٍن ذىل ى‬
‫اؿ ًِل ً ُّ‬
‫اؿ‪ :‬إً ٍّين ىسابػىٍب ي‬
‫النَّليب ى‬
‫اىمِيَّةٌ‪ ،‬إًخواني ي م خولي ي م‪ ،‬جعلىهم اللَّلو ى‪ٙ‬ب ً‬
‫يك ج ِ‬
‫ِ‬
‫ت‬
‫ىك ىسلَّل ىم‪« :‬يىا أىبىا ىذ ٍّر أ ىىعيَّلػ ٍرتىوي بًأ ٍّيم ًو؟ إِنَّ َ‬
‫ىخوهي ىٍ‪ٙ‬ب ى‬
‫ٍى ٍ ىى ٍ ىى ي ي ي ٍ ى‬
‫ك ْام ُرٌؤ ف َ َ‬
‫ت أىيٍدي ي ٍم‪ ،‬فى ىم ٍن ىكا ىف أ ي‬
‫ً ً‬
‫ً‬
‫ًً‬
‫ً‬
‫ً ً ٍ‬
‫وى ٍم»‬
‫وى ٍم فىأىعيني ي‬
‫وى ٍم ىما يػى ٍغلبيػ يه ٍم‪ ،‬فىًإ ٍف ىكلَّل ٍفتي يم ي‬
‫س‪ ،‬ىكالى تي ى لٍّ يف ي‬
‫يىده‪ ،‬فىػ ٍليي ٍع ٍموي ‪٩‬بَّلا يىأ يك يل‪ ،‬ىكلٍييػ ٍلب ٍسوي ‪٩‬بَّلا يػىٍلبى ي‬
‫‪Jika seseorang menuai celaan dan cemohan dari manusia atas kesalahannya,‬‬
‫‪hendaknya ia jangan merasa kecil hati jika telah bertaubat, sebaiknya ia berihtisab‬‬
‫‪dan mencari pahala dari celaan tersebut, siapa tau dengan kesedihan dan‬‬
‫‪kegelisahan yang menimpanya justru dengan sebab itu Alloh menghapuskan dosa‬‬‫‪dosanya.‬‬
‫‪Rosululloh –shollallohu „alaihi wasallam- bersabda:‬‬
‫ما ي يب ا‪٤‬بسلم من ن ب كال كصب كال ىم كال حزف كال أذل كال غم‪ ,‬حٌب الشوكة يشاكها إال كفر ا﵁ ُّا من‬
‫خ اياه‪ .‬متفق عليو عن أيب سعيد كأيب ىريرة رضي ا﵁ عنهما‪.‬‬
‫‪Berkata Imam Bukhory:‬‬
‫حدثنا أبو اليماف قاؿ‪ :‬أخِبنا شعيب‪ ،‬عن الزىرم قاؿ‪ :‬أخِبين أبو إدريس عائ ا﵁ بن عبد ا﵁‪ :‬أف عبادة بن ال امت‬
‫رضي ا﵁ عنو‪ ،‬ككاف شهد بدرا‪ ،‬كىو أحد النقباء ليلة العقبة‪ :‬أف رسوؿ ا﵁ صلى ا﵁ عليو كسلم قاؿ‪ ،‬كحولو ع ابة من‬
‫أصحابو‪:‬‬
‫(بايعوين على أف ال تشركوا با﵁ شيئا‪ ،‬كال تسرقوا‪ ،‬كال تزنوا‪ ،‬كال تقتلوا أكالدكم‪ ،‬كال تأتوا ببهتاف تفَبكنو بْب أيدي م‬
‫كأرجل م‪ ،‬كال تع وا ِف معركؼ‪ ،‬فمن كَّف من م فأجره على ا﵁‪ ،‬كمن أصاب من ذلك شيئا فعوقب ِف الدنيا فهو كفارة‬
‫لو‪ ،‬كمن أصاب من ذلك شيئا مث سَبه ا﵁ فهو إىل ا﵁‪ ،‬إف شاء عفا عنو كإف شاء عاقبو)‪ .‬فبايعناه على ذلك‪.‬‬
‫‪Alloh berfirman:‬‬
‫ً‬
‫ذىلً ى ً‬
‫َّلار ىكىال يػىنىاليو ىف ًم ٍن ىع يد ٍّك نػىٍي نال إًَّلال‬
‫ب ىكىال ‪٨‬بىٍ ىم ى ةه ًِف ىسبً ًيل اللَّل ًو ىكىال يى ىئيو ىف ىم ٍو ًطئنا يىغًي ي‬
‫ك بأىن يػَّله ٍم ىال يي يبيػ يه ٍم ظى ىمأه ىكىال نى ى ه‬
‫ظ الٍ ي ف ى‬
‫يكتًب ى‪٥‬بم بًًو عمل ً‬
‫ًً‬
‫ً‬
‫ْب ( ‪)120‬‬
‫ىجىر الٍ يم ٍحسن ى‬
‫صال ه إً َّلف اللَّلوى ىال ييضي ي أ ٍ‬
‫ى يٍ ى ى ه ى‬
‫‪Maka dari itu, janganlah harga diri dan perasaan menjadi lebih berharga dari‬‬
‫‪mengikuti kebenaran, sesungguhnya keselamatan dan kemuliaan disisi Alloh jauh‬‬
‫‪lebih dicari dan diminati.‬‬
‫‪79‬‬
‫‪Arsip www.darul-ilmi.com‬‬
‫كىال تى ٍشتىػركا بًعه ًد اللَّل ًو ى‪ٜ‬بىننا قىلً نيال إًَّل٭بىا ًعٍن ىد اللَّل ًو ىو خيػر لى ي م إً ٍف يكٍنتيم تىػعلىمو ىف ( ‪ )95‬ما ًعٍن ىد يكم يػٍنػ ىف يد كما ًعٍن ىد اللَّل ًو ب و‬
‫اؽ‬
‫ي ىٍ‬
‫ى‬
‫ٍ ى ىى‬
‫ى‬
‫ي ى ىٍه ٍ‬
‫ٍ ٍي‬
‫ى‬
‫ً‬
‫َّل‬
‫ىح ىس ًن ىما ىكانيوا يػى ٍع ىمليو ىف ( ‪)96‬‬
‫ىجىريى ٍم بًأ ٍ‬
‫صبىػ يركا أ ٍ‬
‫ين ى‬
‫ىكلىنى ٍج ًزيى َّلن ال ى‬
‫ً‬
‫ك فىػ ٍليىػ ٍفىر يحوا يى ىو ىخٍيػهر ً‪٩‬بَّلا ىٍٯب ىمعيو ىف ( ‪)58‬‬
‫قي ٍل بًىف ٍ‬
‫ض ًل اللَّل ًو ىكبًىر ٍ‪ٞ‬بىتً ًو فىبً ى ل ى‬
‫الدنٍػيا ك ٍاْلى ًخرةي ًعٍند ربٍّ ً ً‬
‫كإً ٍف يك ُّل ذىلًك لى َّلما متاع ٍ ً‬
‫ْب ( ‪)35‬‬
‫ا‪٢‬بىيىاة ُّ ى ى ى ى ى ى‬
‫ى ىى ي‬
‫ك ل ٍل يمتَّلق ى‬
‫ى‬
‫‪Balasan surga dan pahala yang berlipat disisi Alloh lebih baik daripada itu semua.‬‬
‫ىكلى ٍو أىن يػَّله ٍم آى ىمنيوا ىكاتػَّل ىق ٍوا لى ىمثيوبىةه ًم ٍن ًعٍن ًد اللَّل ًو ىخٍيػهر لى ٍو ىكانيوا يػى ٍعلى يمو ىف ( ‪)103‬‬
‫ً َّل ً‬
‫َّلك تىػ ىقلُّب الَّل ًين ىك ىفركا ًِف الٍبً ىال ًد ( ‪ )196‬متىاعه قىلًيل يمثَّل مأٍكاىم جهنَّلم كبًٍئ ً‬
‫ين اتػَّل ىق ٍوا‬
‫س الٍم ىه ي‬
‫ى‬
‫اد ( ‪ )197‬لى ًن ال ى‬
‫ىال يػىغيَّلرن ى ي ى ي‬
‫ه ى ى ي ٍ ىى ي ى ى‬
‫ًً‬
‫ً ً‬
‫ين فً ىيها نػييزنال ًم ٍن ًعٍن ًد اللَّل ًو ىكىما ًعٍن ىد اللَّل ًو ىخٍيػهر لً ٍألىبٍػىرا ًر ( ‪)198‬‬
‫ىربػَّل يه ٍم ى‪٥‬بي ٍم ىج ه‬
‫نَّلات ىٍ٘ب ًرم م ٍن ىٍ‪ٙ‬بت ىها ٍاألىنٍػ ىه يار ىخالد ى‬
‫‪Kedudukan yang tinggi dan martabat yang mulia di mata manusia sekali-kali‬‬
‫‪tiada berarti tanpa adanya ketaqwaan kepada Alloh, tanpa itu segala jerih payah dan‬‬
‫‪upaya seseorang untuk menghiasi dirinya akan sia-sia, bahkan berbalik menjadi‬‬
‫‪kekecewaan dan kesedihan yang tiada tara.‬‬
‫فىخرج علىى قىػوًم ًو ًِف ًزينتً ًو قى ى َّل ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫يكيت قى يارك يف إًنَّلوي لى ي ك ىح ٍّ‬
‫ا‪٢‬بىيىاةى ُّ‬
‫اؿ‬
‫يدك ىف ٍ‬
‫ظ ىع ًظي وم ( ‪ )79‬ىكقى ى‬
‫ين ييًر ي‬
‫ى‬
‫الدنٍػيىا يىا لىٍي ى‬
‫ىى ى ى ٍ‬
‫اؿ ال ى‬
‫ت لىنىا مثٍ ىل ىما أ ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫َّل ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ض‬
‫صا‪٢‬بنا ىكىال يػيلىق ى‬
‫َّلاىا إًَّلال ال َّلابًيرك ىف ( ‪ )80‬فى ىخ ىس ٍفنىا بًو ىكبً ىدا ًرهً ٍاأل ٍىر ى‬
‫اب اللَّلو ىخٍيػهر ل ىم ٍن آى ىم ىن ىك ىعم ىل ى‬
‫ين أيكتيوا الٍع ٍل ىم ىكيٍػلى ي ٍم ثػى ىو ي‬
‫ال ى‬
‫َّل ً‬
‫ً‬
‫ً ً َّل ً‬
‫ً ًو‬
‫ً‬
‫ين ‪ٛ‬بىىنػ ٍَّلوا ىم ى انىوي بً ٍاأل ٍىم ً‬
‫س يػى يقوليو ىف ىكيٍ ى أ َّل‬
‫ىف‬
‫ين ( ‪ )81‬ىكأ ٍ‬
‫ىصبى ى ال ى‬
‫فى ىما ىكا ىف لىوي م ٍن فئىة يػىٍن ي يركنىوي م ٍن يدكف اللو ىكىما ىكا ىف م ىن الٍ يمٍنتى ًر ى‬
‫ً‬
‫ً‬
‫ً ً ًً ً‬
‫ط ٍّ ً‬
‫َّلار‬
‫اللَّلوى يػىٍب يس ي‬
‫ف بًنىا ىكيٍ ى أىنَّلوي ىال يػي ٍفل ي الٍ ى اف يرك ىف ( ‪ )82‬تًٍل ى‬
‫الرٍز ىؽ ل ىم ٍن يى ىشاءي م ٍن عبىاده ىكيػى ٍقد ير لى ٍوىال أى ٍف ىم َّلن اللَّلوي ىعلىٍيػنىا ى‪٣‬بى ىس ى‬
‫ك الد ي‬
‫ًَّل ً‬
‫ً‬
‫ض كىال فىسادا كالٍعاقًبةي لًٍلم ًتَّلقْب ( ‪ )83‬من جاء بً ٍ ً‬
‫ً‬
‫ين ىال ييًر ي‬
‫يدك ىف عيليًّوا ًِف ٍاأل ٍىر ً ى ى ن ى ى ى ي ى‬
‫ٍاْلىخىرةي ىٍ‪٪‬ب ىعلي ىها لل ى‬
‫ا‪٢‬بى ىسنىة فىػلىوي ىخٍيػهر مٍنػ ىها ىكىم ٍن ىجاءى‬
‫ىٍ ى ى‬
‫َّل ً‬
‫السيٍّئ ً‬
‫بً َّل ً‬
‫ات إًَّلال ىما ىكانيوا يػى ٍع ىمليو ىف ( ‪)84‬‬
‫ين ىع ًمليوا َّل ى‬
‫السيٍّئىة فى ىال يٍٯبىزل ال ى‬
‫‪Semoga Alloh menjadikan manfaat dari nasehat ini pada diri penulis sebelum‬‬
‫‪yang lain, sekedar memberikan nasehat adalah hal yang mudah namun untuk‬‬
‫‪mengamalkannya sungguh berat tanpa mendapatkan pertolongan dan taufiq dari‬‬
‫‪Alloh Azza wa Jalla.‬‬
‫‪Inilah apa yang dapat kami sampaikan, demi Alloh kami hanya menginginkan‬‬
‫‪sebagaimana perkataan Nabi Syuaib:‬‬
‫ًً‬
‫كما أيًريد أى ٍف أ ً‬
‫ً ً‬
‫يد إًَّلال ًٍ‬
‫ت ىكإًلىٍي ًو‬
‫يخال ىف ي ٍم إً ىىل ىما أىنٍػ ىها يك ٍم ىعٍنوي إً ٍف أيًر ي‬
‫ىى ي‬
‫ت ىكىما تىػ ٍوفيقي إًَّلال بًاللَّلو ىعلىٍيو تىػ ىوَّلك ٍل ي‬
‫استى ى ٍع ي‬
‫اْل ٍ‬
‫ى‬
‫ص ىال ىح ىما ٍ‬
‫ً‬
‫يب (‪)88‬‬
‫أين ي‬
‫‪Kami tidak ingin berbuat jelek kepada siapapun juga, kami ingin baik dan selalu‬‬
‫‪berharap agar Alloh menyatukan kalimat kita dalam rangka menyebarkan agamaNya‬‬
‫‪yang benar dan tak ingin bercerai berai, akan tetapi jika kami didholimi maka‬‬
‫‪sesungguhnya Alloh telah berfirman:‬‬
‫َّل ً‬
‫ً ً ً‬
‫ًَّل َّل ً‬
‫ً ً‬
‫َّل ً‬
‫ً‬
‫ىم يمٍنػ ىقلى و‬
‫ب يػىٍنػ ىقلًبيو ىف‬
‫ين ظىلى يموا أ َّل‬
‫ين آى ىمنيوا ىك ىعمليوا ال َّلا‪٢‬بىات ىكذى ىك يركا اللوى ىكث نّبا ىكانٍػتى ى يركا م ٍن بػى ٍعد ىما ظيل يموا ىك ىسيىػ ٍعلى يم ال ى‬
‫إال ال ى‬
‫(‪)227‬‬
‫َّل ً‬
‫ً‬
‫و‬
‫ً‬
‫ب‬
‫ىج يرهي ىعلىى اللَّل ًو إًنَّلوي ىال يًٰب ُّ‬
‫ىصابػى يه يم الٍبىػ ٍغ يي يى ٍم يػىٍنتى يرك ىف ( ‪ )39‬ىك ىجىزاءي ىسيٍّئىة ىسيٍّئىةه مثٍػلي ىها فى ىم ٍن ىع ىفا ىكأ ٍ‬
‫ىصلى ى فىأ ٍ‬
‫ين إً ىذا أ ى‬
‫ىكال ى‬
‫ً‬
‫َّل ً‬
‫ًً‬
‫ك ىما ىعلىٍي ًهم ًم ٍن سبً ويل ( ‪ )41‬إًَّل٭بىا َّل ً‬
‫النَّلاس ىكيػىٍبػغيو ىف ًِف‬
‫ْب (‪ )40‬ىكلى ىم ًن انٍػتى ى ىر بػى ٍع ىد ظيٍل ًم ًو فىأيكلىئً ى‬
‫الظَّلالم ى‬
‫ى‬
‫ٍ‬
‫يل ىعلىى ال ى‬
‫ين يىظٍل يمو ىف ى‬
‫السب ي‬
‫ا‪٢‬ب ٍّق أيكلىئًك ى‪٥‬بم ع ى ً‬
‫ٍاألىر ً ً‬
‫يم ( ‪)42‬‬
‫ى يٍ ى ه‬
‫ٍ‬
‫ض بغى ًٍّب ٍى‬
‫اب أىل ه‬
‫‪Dan kita hanya mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Rowahah:‬‬
‫إً َّلف األ ىيىل قى ٍد بػىغى ٍوا ىعلىٍيػنىا ‪ ...‬ىكإً ٍف أ ىىر يادكا فًٍتػنىةن أىبػىٍيػنىا‬
‫‪80‬‬
‫‪Berkata Imam Bukhory:‬‬
Arsip www.darul-ilmi.com
ً ً
‫ ىع ٍن‬،‫ ىح َّلدثىًِب أًىيب‬:‫اؿ‬
‫ قى ى‬،‫ف‬
‫ قى ى‬،‫ ىح َّلدثػىنىا يشىريٍ ي بٍ ين ىم ٍسلى ىمةى‬،‫بى يد بٍ ين عيثٍ ىما ىف‬ٞ‫ى‬
ٍ ‫ ىح َّلدثىًِب أ‬- 4106
‫وس ى‬
‫يم بٍ ين يي ي‬
‫ ىح َّلدثىًِب إبٍػىراى ي‬:‫اؿ‬
ً ‫ كخٍن ىد ىؽ رس ي‬،‫اب‬
ً ‫ قى ى‬،‫اؽ‬
ً ٍ ‫ لى َّلما ىكا ىف يػوـ األ‬:‫اؿ‬
‫ت البػراء بٍن ىعا ًز و‬
،‫صلَّلى ا﵁ي ىعلىٍي ًو ىك ىسلَّل ىم‬
‫ قى ى‬،‫ٍّث‬
‫أًىيب إً ٍس ىح ى‬
‫ب يٰبىد ي‬
‫وؿ اللَّلو ى‬
‫ىٍ ي‬
‫ىحىز ى ى ى ي‬
‫ب ٍع ي ى ى ى ى‬٠‫ ى‬:‫اؿ‬
ً
ً ً ً ً
ً
ًً
ً
ً
ً
ً
‫ ىكيى ىو‬،‫احةى‬
‫ ىكىكا ىف ىكث ىّب الش ى‬،‫ ىح َّلٌب ىك ىارل ىع ٍِّب الغيبى يار ج ٍل ىدةى بى ٍنو‬،‫بىٍن ىدؽ‬٣‫ىرأىيٍػتيوي يػىٍنػ يق يل م ٍن تػيىراب ا‬
‫ فى ىسم ٍعتيوي يػى ٍرى٘ب يز ب ى ل ىمات ابٍ ًن ىرىك ى‬،‫َّلع ًر‬
ً ‫يػٍنػ يقل ًمن التػُّر‬
:‫وؿ‬
‫اب يػى يق ي‬
‫ى ي ى ى‬
]‫[البحر الرجز‬
،‫صلَّلٍيػنىا‬
‫اللَّل يه َّلم لى ٍوالى أىنٍ ى‬
‫ ىكالى تى ى َّلدقٍػنىا ىكالى ى‬... ‫ت ىما ٍاىتى ىديٍػنىا‬
ً ٍّ‫ كثػىب‬... ‫فىأىنٍ ًزلىن س ًينىةن علىيػنىا‬
،‫ت األىقٍ ىد ىاـ إً ٍف الىقىػٍيػنىا‬
ٍ‫ى‬
‫ٍ ى‬
‫ى‬
ً
" ‫ ىكإً ٍف أ ىىر يادكا فٍتػنىةن أىبػىٍيػنىا‬... ‫إً َّلف األ ىيىل قى ٍد بػىغى ٍوا ىعلىٍيػنىا‬
ً ً‫ يمثَّل ىٲبيُّد صوتىو ب‬:‫اؿ‬
‫آخ ًرىىا‬
‫قى ى‬
‫ىٍ ي‬
Apa yang mencocoki kebenaran dari tulisan ini maka datangnya dari Alloh, dan
yang menyelisihinya maka dari penulis dan dari syaithon.
Semoga Alloh senantiasa menunjuki kita kepada jalan yang benar dan memberi
taufiq sekaligus kemudahan untuk menempuhnya, mengakhiri hayat kita dengan
kesudahan yang baik lagi diridhoiNya.
Tanbih:
Kebanyakan faedah dalam pembahasan ini adalah jerih payah ustadz abu mas‟ud
dan ustadz abdul Ahad, penulis hanya meletakkan hitam diatas putih.
Pemberitahuan:
Sebelum penulisan makalah ini selesai, kami mendengar isu bahwa abu turob
ingin ruju‟ dari pengharaman biawak karena Syaikh Yahya membolehkan, jika
memang benar demikian maka sebagaimana perkataan abu mas‟ud: abu turob
memang gombal, 27 kali gombal...
Jika abu turob ruju‟ cuma disebabkan fatwa ini maka kami –insya Alloh- akan
membebankan kepadanya ilzamat yang lebih sengsara lagi, silahkan abu turob
memilih bagi dirinya.
. ‫وصمى اهلل عمى نبينا محمد والحمد هلل رب العالمين‬
Ditulis oleh:
Abu Abdil Malik
Abdul A’la
-semoga Alloh mengampuninyaSugihan – Solokuro – Lamongan
Senin, 16 Jumadits Tsany 1433H.
81