PROFIL KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN
Transcription
PROFIL KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN
PROFIL KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 ini dapat tersusun. Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan DIY, maka Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012. Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta Tahun 2012 ini disusun berdasarkan data-data yang dihimpun dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, data dari Laporan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta (RL) serta dari beberapa buku terbitan Badan Pusat Statistik (BPS) Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penyusunan Buku profil Kesehatan kali ini mengacu pada Pedoman profil terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008. Kami menyadari bahwa penyusunan profil kesehatan ini masih banyak kekurangan baik kelengkapan maupun akurasi serta ketepatan waktu maupun penyajianya. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil ini dimasa datang kami harapkan kritik dan saran dari pembaca. Demikian atas bantuan berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan profil ini kami ucapkan terimakasih. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL HALAMAN 3 4 BAB I PENDAHULUAN 6 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. WILAYAH 2.2. GEOMORPOLOGI LINGKUNGAN HIDUP 2.3 KEPENDUDUKAN 11 2.4 EKONOMI & SUMBER DAYA ALAM 2.5 SOSIAL & BUDAYA 2.6 PEMERINTAHAN & POLITIK 2.7 PRASARANA WILAYAH 2.8 STRUKTUR & POLA TATA RUANG 8 8 9 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. MORTALITAS 3.1.1. UMUR HARAPAN HIDUP 3.1.2 ANGKA KELAHIRAN 3.1.3 ANGKA KEMATIAN IBU 3.1.4 ANGKA KEMATIAN BAYI 3.1.5 ANGKA KEMATIAN BALITA 3.2. MORBIDITAS 3.2.1 POLA PENYAKIT 3.2.1.1 POLA PENYAKIT MENULAR 3.2.1.2 POLA PENYAKIT TIDAK MENULAR 3.2.2 POLA PENYEBAB KEMATIAN 3.3. STATUS GIZI 26 26 26 27 28 29 31 32 32 34 43 46 47 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. VISI & MISI 4.2. PELAYANAN KESEHATAN DASAR & RUJUKAN 4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 4.4. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK 4.5. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN 4.6. PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT 50 50 51 52 55 59 60 BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN 5.1. TENAGA KESEHATAN 5.1.1. TENAGA MEDIS 5.1.2. TENAGA KEPERAWATAN 5.1.3. TENAGA KEFARMASIAN 5.1.4. TENAGA KESMAS 5.1.5. TENAGA GIZI 5.1.6. TENAGA KETERAPIAN FISIK DAN KETEKNSIAN MEDIS 5.2. SARANA KESEHATAN 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB VI KESIMPULAN 63 63 64 67 70 72 74 76 78 80 84 13 15 20 21 23 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota Hasil Sensus Penduduk Tabel 2. Indeks Pembangunan manusia di DIY Tabel 3 Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tabel.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi DIY Tabel 5 Angka Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya di DIY Tahun 2011 Tabel 6 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesos Tabel 7 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas Tabel 8 Anggaran Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2011 BAB I PENDAHULUAN Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan gambaran situasi dan keadaan kesehatan masyarakat di DIY dan diterbitkan setiap tahun. Maksud dan tujuan diterbitkannya buku profil ini adalah untuk menampilkan berbagai data dan informasi kesehatan serta data pendukung lainnya yang didiskripsikan dengan analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Selain itu juga ingin disampaikan pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah DIY pada tahun 2012. Profil ini disusun secara sistematis dengan mengikuti pedoman penyusunan profil kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Sistematika penyajian Profil Kesehatan DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan penyusunan profil dan sistematika penyajiannya. Bab II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum DIY, yang mencakup tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Pada bab ini juga mengulas faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan seperti kependudukan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lingkungan. Bab III : Situasi Derajad Kesehatan Bab ini menguraikan tentang visi dan misi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, pelayanan kesehatan dasar & rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Bab V – Situasi Sumber Daya Manusia Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, serta pembiayaan kesehatan. Bab VI – Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan DIY di tahun 2012. Lampiran BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. WILAYAH Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara astronomis terletak pada 7°33’-8°12’ Lintang Selatan dan 110°00’-110°50’ Bujur Timur, dengan luas 3.185,80 km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia (1.890.754 km2) (Sumber : RPJMD). Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut dibatasi Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas wilayah DIY meliputi : a. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten b. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo d. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang Secara administratif terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan 438 kelurahan/desa, yaitu: a. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, 14 kecamatan, 45 kelurahan); b. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, 17 kecamatan dan 75 desa); c. Kabupaten Kulon Progo(luas 586,27 km2, 12 kecamatan dan 88 desa); d. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, 18 kecamatan, 144 desa); e. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, 17 kecamatan dan 86 desa). 2.2.. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup Menurut altitude, DIY terbagi menjadi daerah dengan ketinggian < 100 m, 100-500 m dan 500– 1.000 m (sebagian besar di Kabupaten Bantul), 1.000– 2000 m diatas permukaan laut terletak di Kabupaten Sleman. Secara fisiografi, DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan wilayah : (a) Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, mulai dari kerucut gunung hingga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Wilayah ini memiliki luas kurang lebih 582,81 km2 dengan ketinggian 80 – 2.911 m. (b) Satuan Pegunungan Seribu Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang karst tandus dan kurang air permukaan, di bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang terbentuk menjadi Plato Wonosari. Wilayah pegunungngan ini memiliki luas kurang lebih 1.656,25 km2 dengan ketinggian 150-700 m. (c) Satuan Pegunungan di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam dan potensi air tanah kecil. Luas wilayah ini mencapai kurang lebih 706,25 km2 dengan ketinggian : 0 – 572 m (d) Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Wilayah ini memiliki luas 215,62 km2 dengan ketinggian 0 – 80 m. Kondisi fisiografi penduduk, tersebut ketersediaan membawa sarana pengaruh prasarana, terhadap sosial, persebaran ekonomi, serta ketimpangan kemajuan pembangunan. Daerah-daerah yang relatif datar, (dataran faluvial meliputi Sleman, Kota, dan Bantul) adalah wilayah padat penduduk, memiliki intensitas sosial ekonomi tinggi, maju dan berkembang namun juga banyak terjadi pencemaran lingkungan. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki iklim tropis dengan curah hujan berkisar 0,00 mm – 13,00 mm per hari. Suhu udara rata-rata berkisar antara 21-350 C. Kelembaban udara berkisar antara 30 - 97 persen dan tekanan udara 1.005,3 mb – 1.017,2 mb dengan arah angin antara 180 derajat – 240 derajat dan kecepatan angin antara 0 knot sampai 29 knot Pada tahun 2010, curah hujan tertinggi tercatat 512,3 mm dengan hari hujan per bulan sebanyak 25 kali, jauh lebih tinggi dibanding Tahun 2009. Kecepatan angin maksimum mencapai 47 knot, jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 sebesar 43 knot. Wilayah DIY mempunyai potensi bencana alam, terutama berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi: (a) Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara dan wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi; (b) Gerakan tanah/batuan dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo (bagian utara dan barat), lereng Pengunungan Selatan (Gunungkidul) dan bagian timur (Bantul); (c) Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul; (d) Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan, khususnya kawasan karst; (e) Bahaya tsunami, berpotensi di pantai selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul, khususnya pada elevasi kurang dari 30 m dpl; (f) Bahaya gempa bumi (tektonik, vulkanik) berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY. Gempa tektonik berpotensi di tumbukan lempeng dasar Samudra Indonesia di sebelah selatan DIY. (g) Bahaya angin puting beliung, berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY. Pada tanggal 26 Oktober 2010 dan hari hari berikutnya, gunung Merapi menglami euopsi sangat hebat yang telah menyebabkan kerugian harta kekayaan masyarakat setempat, termasuk ternak dan lahan pertaniannya akibat lahan panas yang meluluhlantakkan semua yang dilaluinya. Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak berkelanjutan dan mengabaikan kelestarian fungsi lingkungan hidup menyebabkan daya dukung lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam menipis. Kawasan hutan dengan luas 23,54% dari luas wilayah DIY kurang mencukupi sebagai standar lingkungan hidup. Menurunnya daya dukung dan ketersediaan sumberdaya alam juga terjadi karena kemampuan iptek yang rendah sehingga tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secara tepat karena semakin pesatnya aktivitas pembangunan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan. Untuk itu, kebijakan pengelolaan lingkungan hidup secara tepat akan dapat mendorong perilaku masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan agar tidak terjadi krisis sumberdaya alam, khususnya krisis air, krisis pangan, dan krisis energi. Laju kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan yang terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan terus terjadi. Kerusakan sumberdaya alam dan penurunan mutu lingkungan secara drastis tersebut menyebabkan perubahan tatanan dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini menyebabkan munculnya ancaman global seperti perubahan iklim global, rusaknya keanekaragaman hayati, serta meningkatnya produksi gas rumah kaca. 2.3. Kependudukan Hasil Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah peduduk DIY mencapai 3.457.497 jiwa. Jumlah penduduk DIY tahun 2012estimasi dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 sesuai dengan Badan Pusat Satistik Istimewa Yogyakarta sebanyak 3.514.762 jiwa, sedangkan dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se DIY yang dimana data kependudukan diperoleh dari BPS tiap Kab/Kota, jumlah penduduk DIY sebesar 3.630.720.Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.735.514 jiwa sedangkan perempuan 1.777.557 jiwa. Sumber : BPS Provinsi DIY Tahun 2011 Gambar 1. Priramida Penduduk Provinsi DIY Tahun 2011 (sumber: BPS) Dalam periode 2000 – 2010, telah terjadi perubahan struktur dan komposisi pnduduk DIY. Hal ini terlihat dari Grafik Piramida Penduduk Tahun 2000 dan 2010. Pada tahun 2010 terjadi pengurusan pada usia 15 -24 tahun, sebaliknya terjadi penggemukan pada kelompok usia diatasnya. Hal ini menunjukkan bahwaadanya peningkatan penduduk pada usia 25 tahun ke atas, yang mencakup angkatan kerja dan lanjut usia. Peningkatan angkatan kerja perlu diwaspadai terkait ketersediaan lapangan kerja yang terbatas diharapkan tidak terjadi surplus tenaga kerja yang dapat berdampak pada tingginya jumlah pengangguran. Sedangkan peningkatan penduduk usia lanjut menunjukkan semakin membaiknya kesehatan masyarakat. Pergeseran struktur penduduk menunjukkan adanya transisi demografi yang diantaranya dipengaruhi oleh perbaikan kesehatan masyarakat. Pergeseran juga merupakan indikasi tingginya umur harapan hidup penduduk. Usia harapan hidup (UHH) DIY merupakan yang tertinggi di Indonesia. UHH panjang merupakan representasi perbaikan dari banyak faktor, antara lain : kondisi ekonomi, pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan, sosio-kultural masyarakat. UHH menjadi indikator keberhasilan pembangunan. Tabel 1 Sumber: Badan Pusat Statistik DIYTahun 2011{belum tersedia data terbaru) Jumlah penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan perdesaan. Namun hal ini tidak mencerminkan distribusi nyata antara kabupaten dan kota di DIY. Dua wilayah kabupaten di DIY masih dicirikan oleh dominasi penduduk perdesaan (Kulonprogo, Gunungkidul) dengan kesenjangan ciri urbanisasi dengan 3 wilayah lain cukup besar. Pertumbuhan penduduk hasil sensus tahun 2010 sebesar 1,02 persen relatif lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman memiliki angka pertumbuhan diatas angka provinsi, masing-masing sebesar 1,55% dan 1,92%. Rerata kepadatan penduduk DIY pada tahun 2009 sekitar 1.078,08 jiwa per km2. Sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.085 jiwa per km2 dengan kepadatan tertinggi di Kota Yogyakarta (11.958 jiwa/km2) terendah di Kabupaten Gunungkidul (455 jiwa/km2). DIY merupakan provinsi terpadat ketiga setelah DKI Jakarta (14.469 jiwa/km2) dan Jawa Barat (1.217 jiwa/km2).Permasalahan ketimpangan kepadatan tersebut diperkuat dengan ketimpangan potensi sumber daya dimana Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di DIY yang memiliki kesuburan lahan kurang dan keterbatasan suplai air. 2.4. Ekonomi (a) Investasi, Industri, dan Perdagangan Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun 2010 secara komulatif mencapai Rp1,88 trilliun (72,59% dari target) yang dilaksanakan oleh 118 perusahaan dan menyerap 22.941 tenaga kerja Indonesia dan 13 orang tenaga kerja asing. Investasi domestik terus mengalami peningkatan baik investasi domestik maupun asing demikian pula untuk bidang perdagangan. Investasi pemerintah banyak yang diarahkan pada pelayanan publik sebaliknya untuk sektor swasta. Investasi sektor industri mengalami pertumbuhan baik untuk industri kecil, menengah dan besar (0,65%) dengan dominasi industri kerajinan serta industri tekstil dan kulit. Industri kreatif di bidang pariwisata, mempunyai potensi berupa desa wisata (60) yang tersebar di 4 Kabupaten yang diminati oleh wisatawan dalam dan luar negeri. Selain itu terdapat industri kreatif di bidang kebudayaan yang meliputi 25 Production House, seni tari 341 kelompok, dan drama sebanyak 411 kelompok. Industri Pariwisata memiliki sumbangan paling besar terhadap PDRB melalui subsektor perdagangan, perhotelan, restoran, dan jasa-jasa lainnya. Jasa perhotelan adalah yang paling dominan. Ketersediaan aset pariwisata yang memadai berupa wisata alam, wisata budaya, wisata pendidikan dan wisata minat khusus mudah dijangkau dan dilengkapi fasilitas hotel, penginapan, MCK umum, warung makan, restoran. Pada tahun 2010 tercatat rata rata pengeluaran per kapita penduduk DIY sebesar Rp.553.966,- sebulan, yang terdiri dari Rp.244.003,- untuk makanan dan Rp.309.963,- untuk konsumsi bukan makanan. Dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 19,13%. (b) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB meskipun pertumbuhannya relatif namun selama sepuluh tahun terakhir mencapai rerata 16,33% (terbesar ketiga setelah jasa dan perdagangan). Jumlah rumah tangga pertanian selama sepuluh tahun terakhir menurun 9,32% menjadi 47,17% dimana 80,29% diantaranya merupakan petani gurem. Komoditas tanaman pangan yang meningkat adalah padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas sayuran yang meningkat adalah kentang dan kacang merah, tomat dan buncis. Lahan sawah mengalami laju penurunan sebesar 0,27% per tahun, sedangkan lahan bukan sawah menyusut sebesar 1,62% per tahun. Luas perkebunan mengalami peningkatan sebesar 14,25%, terutama pada kelapa, jambu mete dan tembakau. Produksi perkebunan juga mengalami peningkatan sebesar 3,78%, terutama komoditas kelapa, jambu mete, kakao dan tembakau. Produksi ikan konsumsi di DIY selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir meningkat rerata 9,9% pertahun. Produksi benih ikan dan udang selama sepuluh tahun terakhir meningkat 27,81%. Konsumsi ikan perkapita selama sepuluh tahun terakhir meningkat sebesar 5,71% pertahun. (c) Ketahanan Pangan Ketersediaan energi di DIY saat ini sebesar 3.085 kkal/kapita/hari (Nasional 2.500 kkal/kapita/hari). Keanekaragaman pangan menunjukkan skor 86,5% (standar 100%). Ketersediaan energi sebesar 2.200 kkal/kap/hari; ketersediaan protein 57 g/kap/hari; norma kecukupan gizi berdasarkan standar PPH >1.907,6/kkal/kap/hari, konsumsi energi minimum 1500 kkal/kap/hari, dan konsumsi protein sebesar 62,4 g/kap/hari, dan kualitas konsumsi pangan mendekati skor PPH 85,7%. Angka konsumsi energi di DIY sudah melampaui standar, yaitu sebesar 1.835,93 kkal/kap/hari sedangkan angka konsumsi protein, masih belum memenuhi angka standar karena baru mencapai angka 51,04 g/kap/hari. Luas hutan mencapai 23,54% dari luas DIY (74.992,96 Ha) yang terdiri dari hutan negara dan hutan rakyat, hutan di DIY belum memenuhi fungsi ekologis ideal (minimal 30%). 2.5. Sosial dan Budaya (a) Sosial Penyandang masalah kesejahteraan sosial cenderung meningkat yang ditunjukkan oleh besarnya jumlah pengangguran dan kelompok marginal seperti anak terlantar/ jalanan, tuna susila, pengemis, gelandangan, korban bencana alam, korban tindak kekerasan dan lain sebagainya. Khusus untuk korban bencana mengalami penurunan signifikan sehubungan dengan telah selesainya permasalahan paska gempa bumi. Fasilitas sosial yang dimiliki di DIY diantaranya adalah Panti Asuhan sebanyak 76 unit, Panti Wreda 6 unit dan Kelompok Bermain 12 unit serta Penitipan Anak 7 unit.Penyandang maalah sosial di DIY tercatat 131.437 penduduk yang dikategorikan memiliki masalah sosial. Komitmen pertama dalam MDG’s adalah penanggulangan kemiskinan dan kelaparan. Hal ini menyiratkan bahwa kemiskinan merupakan masalah yang mendesak untuk segera ditanggulangi. Penduduk miskin secara makro dihitung dengan pendekatan kebutuhan minimum seseorang untuk dapat hidup layak (basic needs approach). Kebutuhan minimum tersebut mencakup kebutuhan makanan dan kebutuhan non makanan. Dari pengukuran kebutuhan minimum komoditas makanan dan non makanan tersebut diperoleh batas yang disebut sebagai “garis kemiskinan”. Garis tersebut merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Orang orang yang mempunyai pendapatan dibawah garis kemiskinan dikatagorikan sebagai penduduk miskin. Sebaliknya, dikategorikan sebagai penduduk tidak miskin. Indikator kemiskinan di DIY secara berturut turut sejak tahun 2006 sampai 2011 mengalami penurunan, tahun 2006 prosentase penduduk miskin di DIY sebesar 19,15%, tahun 2008 sebesar 18,02%, tahun 2009 sebesar 16,86%, tahun 2010 sebesar 16,83% sedangkan pada tahun 2011 data terakhir menunjukkan angka 16%. Peta Kemiskinan di Provinsi DIY Sumber: : Bappeda Provinsi DIY Tahun 2011 Gambar 2. Peta kemiskinan Provinsi DIY Menurut Badan Pusat Statistik DIY tahun 2011 tercatat garis kemiskinan di DIY senilai Rp.249.629,- per kapita sebulan, atau meningkat 11,31 persen dibanding tahun 2010. Peta kemiskinan di DIY seperti dalam gambar diatas masih ditemui kantong-kantong kemiskinan di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo. Hal ini juga dapat dilihat dalam pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang meliputi pencapaian Angka Harapan hidup, Angka Melek Hurup, Angka rata rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita yang disesuaikan. Pada tabel dibawah ini yang menunjukkan bahwa meskipun DIY rangking 4 dalam capaian IPM namun ada Kabupaten yang masih pada peringkat 283 yaitu Kabupaten Gunung Kidul, data selengkapnya tentang IPM tahun 2011 sebagaiberikut : Tabel 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DIY (b) Pendidikan DIY mempunyai institusi pendidikan sebagai berikut, untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah Atas tercatat 5.178 unit dengan perincian di Kota Yogyakarta 533 unit, Sleman 1.297 unit, Gunung Kidul 1.409 dan Bantul 1.094 unit serta 845 unit di Kulon Progo. Jenjang perguruan tinggi pada tahun 2011 tercatat 10 perguruan tinggi negeri dan 112 swasta. Angka melek huruf merupakan salah satu indikator dalam mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka melek huruf di DIY yang sebesar 90,84 % termasuk pada peringkat ke 23 dalam IPM secara Nasional. Tetapi rata rata lama sekolah di DIY masih dirasa cukup tinggi yaitu sebesar 9,07 tahun yang emerupakan peringkat ke 3 setelah Riau dan DKI. Indikator mutu pendidikan di DIY dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi, yang terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI DIY pada tahun 2010 sebesar 99,69 persen. APM tingkat SLTP pada tahun 2010 sebesar 94,02 persen, sedangkan untuk SLTA sebesar 73,06 persen (tahun sebelumnya 72,26 persen). Dibanding dengan tahun sebelumnya angka-angka tersebut mengalami kenaikan walaupun relatif kecil. Anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan telah mencapai 63,24%. Angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 85,8 % sebagian besar berusia >45 tahun. Angka melek huruf pada penduduk pria dan wanita relatif sama yaitu sekitar 70,8%. Tingkat partisipasi pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dalam mengikuti pendidikan pra-sekolah sudah mencapai 70%. Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun sebesar 100%, APS penduduk usia 1315 tahun sebesar 100% dan APS penduduk usia 16-18 tahun sebesar 79,89 %. APS tersebut telah melampaui SPM sebesar 95%, 95% dan 60,00%. Produksi tenaga kesehatan oleh sarana pendidikan cukup tinggi namun daya serapnya masih rendah. Institusi pendidikan kesehatan di provinsi DIY berkembang. Sejak tahun 2009 tercatat jumlah institusi penyelenggara pendidikan mencapai 51 dengan perincian sebagai berikut : D3 keperawatan sebanyak 11, D3 Gizi 3, D3 Analis 2, D3 Lingkungan 2, D3 Kebidanan 7 dan D3 Farmasi 1. Sedangkan jenjang S1 adalah Fakultas Kedokteran 3, Fakultas Kedokteran Gigi 1, Farmasi 4, Kesehatan Masyarakat 4 Keperawatan 8 dan Gizi 1. Pola manajemen menyesuaikan pendidikan dengan dan pelatihan tenaga kesehatan Pemerintah Daerah, namun koordinasi peningkatan kualitas tenaga dengan lembaga pendidikan masih kurang. Peran swasta cenderung kurang terkendali dalam arti kegunaan dan mutu belum sesuai kebutuhan dan kemampuan penyerapan yang diakibatkan terbatasnya dana dalam rekruitmen dan pemeliharaan tenaga, profesionalisme, kompetensi dan etika SDM kesehatan, serta berkaitan dengan proses produksi (pendidikan, training). (c) Kebudayaan Nilai-nilai budaya tumbuh dan hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat DIY. Pada sisi lain muncul gelombang modernisme yang memunculkan gejala lunturnya budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kesenian hidup dan berkembang. Seni pertunjukan, seperti seni tari dan teater dikelola oleh 2.924 kelompok yang tersebar di 78 kecamatan. Kesenian non pertunjukan, seperti seni rupa, seni kerajinan, cukup banyak dan tersebar, dikelola perorangan maupun kelompok dalam bentuk sanggar Budaya lokal Yogyakarta memberi tempat tinggi pada tradisi yang menekankan hirarkhi sosial kuat sehingga sulit menjalankan perubahan. (d) Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja Pemberdayaan perempuan, anak, remaja telah menunjukkan peningkatan. Partisipasi remaja/pemuda dalam pembangunan semakin membaik. Taraf kesejahteraan sosial masyarakat cukup memadai sejalan berbagai upaya pemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi, dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan termasuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), pecandu narkotik dan obat-obat terlarang. Permasalahan kesetaraan gender di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi masih belum optimal.Sejalan dengan itu upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan dengan peran serta penuh dari masyarakat juga menjadi tantangan dalam menjamin terlaksananya pemberian hak secara layak. (e) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi (IPTEK) Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor pertambangan dan penggalian di DIY hanya menyumbang sekitar 0,67% PDRB karena tidak adanya pertambangan migas atau non migas selain penggalian bahan galian golongan C. Hasil pengembangan Iptek tercermin melalui berbagai publikasi ilmiah yang mengindikasikan banyaknya kegiatan penelitian. Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan iptek relatif masih rendah disebabkan antara lain belum efektifnya intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan antara pengembang dan pemakai iptek, belum berkembangnya budaya iptek dan masih terbatasnya sumber daya iptek. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) sangat pesat dengan indikator melek TI sebesar 20% dari jumlah penduduk dan terus akan meningkat di masa yang akan datang. Pemanfaatan TI akan semakin berkembang baik untuk pihak swasta maupun pemerintah. Pengembangan TI akan banyak dilakukan oleh pendidikan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta. (f) Tenaga Kerja dan Transmigrasi Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan tidak semua angkatan kerja yang tersedia dapat terserap di pasar kerja. Pada tahun 2010 tercatat 5,69 persen angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja, atau yang biasa disebut sebagai pengangguran terbuka (TPT). Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tercatat jumlah pencarikerja pada tahun 2010 sebanyak 129.793 orang, turun sekitar 4% dibanding tahun sebelumnya (135.207 orang). Mereka terdiri dari 53,8% laki-laki dan 46,13% perempuan. Dari jumlah tersebut 40,09% berpendidikan SLTA, 13,89% DI-IV, sebanyak 42,44% DIV-S1 serta 0,19% S1-S2. Sedangkan SLTP sebanyak 2,32% dan SD sebesar 0,34%. Persentase lowongan pekerjaan yang tersedia sebesar 18,06% sedangkan persentase penempatan sebesar 13,82% dari total pencari kerja yang ada di Provinsi DIY. Berdasarkan data tahun 2003 – 2008 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) DIY yang merupakan persentase antara jumlah penduduk angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 78,75%, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (open unemployement) atau TPT yang merupakan persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang ingin/sedang mencari pekerjaan dengan angkatan kerja juga menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 5,90%. Struktur pencari kerja didominasi oleh kaum perempuan dan dasar pendidikan sebagian besar SLTA. Jumlah pengangguran terbuka pada penduduk dengan umur diatas 15 tahun sesuai tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut : pendidikan tertinggi dibawah SD 1.026 orang, SD 4.940, SLTP 10.708, SMTA sebesar 42.038 orang dan tingkat Diploma sebesar 14.705 orang serta perguruan tinggi yang paling banyak yaitu sebesar 74.317 orang. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Realitas ini menunjukkan bahwa untuk sektor pertanian dan sektor jasa relatif memberikan kontribusi paling banyak dalam menyerap tenaga kerja. Demikian juga peranan sektor pertanian cukup dominan dalam menciptakan lapangan kerja. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan dapat dikembangkan sebagai penunjang keterserapan tenaga kerja. Sebagai upaya melakukan pemerataan penyebaran penduduk antar wilayah di Indonesia, pemerintah melakukan transmigrasi penduduk. Jumlah transmigrans di DIY tahun 2010 tercatat sebanyak 250 KK atau 824 jiwa. Jumlah KK transmigrans terbanyak berasal dari Kabupaten Kulon Progo serta daerah penempatan terbanyak adalah Provinsi Sulawesi Selatan. (g) Agama (1) Komposisi pemeluk agama di DIY tahun 2010 terdiri dari 92,03% agama Islam, 4,94% agama Katholik, 2,7% agama Kristen, 0,17% agama Hindu dan 0,15% agama Budha. (2) Kerukunan antar umat beragama berkembang dengan baik, ditunjukkan oleh tidak berkembangnya konflik agama antar pemeluk agama. (3) Jumlah jamaah haji DIY yang berangkat pada tahun 2010/1430 H sebanyak 3.165 orang atau meningkat 2,86% dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan asal jamaah, sebagian besar berasal dari Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta masing-masing sebesar 38,8%, 27,90% dan 15,89%. 2.6. Pemerintahan dan Politik (a) Pemerintahan dan Politik (1) Pemerintahan dan politik cukup stabil karena sebagian besar masih memandang Kraton sebagai penguasa wilayah. Peran serta dan dialog birokrasi, organisasi sosial-politik, dan kemasyarakatan berjalan baik. (2) Tuntutan Good governance dilaksanakan dengan pembenahan dan pengembangan aspek kapasitas pemerintahan dan perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan. (3) Kondisi sosial politik cukup dinamis yang dipengaruhi hubungan sinergis pihak-pihak terkait dan didorong oleh perubahan peran pemerintah dari pembina menjadi regulator, fasilitator dan pelayanan. (4) Perubahan mendasar terjadi dengan pengembalian asas kesatuan daerah, pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota atau antar pemerintahan daerah. (5) Dalam konteks desentralisasi, pemerintah daerah telah menjalankan otonomi seluas-luasnya. Tuntutan masyarakat terhadap kuantititas dan kualitas pelayanan publik akan terus semakin meningkat. (b) Hukum (1) Ditetapkannya UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, maka proses pembentukan hukum dan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan daerah, dapat diwujudkan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang. (2) Penegakan hukum dan perundang-undangan masih perlu ditingkatkan. Tindak kejahatan dan kriminalitas semakin tinggi dan bervariasi (3) Pada era pasar bebas dan globalisasi, telah dilakukan kerjasama dan fasilitasi dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. 2.7. Prasarana Wilayah (a) Transportasi (1) Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 13% per tahun dan kendaraan pribadi 28% per tahun yang didominasi oleh sepeda motor. Angkutan umum sebesar 20% dan kendaraan barang sebesar 15%. (2) Volume lalu-lintas melebihi kapasitas jalan, penyalahgunaan ruas jalan dan tingginya penggunaan kendaraan pribadi menyebabkan kemacetan lalu-lintas, terutama di jaringan jalan pusat kota. Dampak peningkatan volume kendaraan dan perilaku pengendara juga terjadai pada tingkat risiko kecelakaan yang semakin tinggi. Intra cranial injury (kecelakaan) telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian. Kecelakaan lalu lintas di DIY mengalami peningkatan cukup besar. (3) Telah dilakukan perubahan manajemen angkutan umum dengan konsep buy the service sebagai upaya memperbaiki pelayanan serta jalur kereta api ganda yang menghubungkan Stasiun Solo BalapanStasiun Tugu Yogyakarta-Stasiun Kutoarjo. (4) Bandara internasional baru direncanakan telah beroperasi di wilayah Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2019. Kegiatan operasional penerbangan akan meningkat sangat tinggi demikian pula dengan animo maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan. Keberadaan bandara akan lebih maju lagi dengan adanya pengembangan jalur angkutan terintegrasi antara darat, laut, dan udara. (b) Sumber Daya Air (1) Sumber daya air utama di DIY adalah Wilayah Sungai Progo-Opak- Oyo yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Progo, Opak dan Serang. Sumberdaya air dimanfaatkan untuk irigasi, kebutuhan rumah tangga, industri, tenaga listrik dan penggelontoran kota. (2) Kebutuhan air untuk rumah tangga dipenuhi melalui sistem air pipa PDAM, sumur penggelontoran dan hidran dilakukan umum. Pemanfaatan air untuk dalam sistem penggelontoran sanitasi perkotaan dengan air permukaan. (3) Terjadi penurunan kuantitas terganggunya fungsi hidrologi tanah/alih fungsi dan kualitas sebagai air sebagai akibat dampak penggunaan lahan dan pengelolaan tanah yang tidak dikendalikan di daerah tangkapan air. Selain itu juga terjadi pemakaian air yang tidak efisien, terutama untuk keperluan irigasi dan kolam ikan. (c) Keciptakaryaan (1) Pembangunan perumahan permukiman mengarah ke wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Perkembangan perumahan dan permukiman meningkatkan konversi lahan pertanian menjadi perumahan dan bangunan. (2) Kebutuhan air minum mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan penduduk dan kegiatan masyarakat. (3) Saat ini masih banyak limbah cair industri yang dibuang langsung ke sistem air limbah terpusat atau ke lingkungan sekitar tanpa ada pengolahan. Cakupan pelayanan air limbah terpusat baru mencapai 4% (di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta). Total cakupan pelayanan limbah dan sanitasi berkisar 51.8%. (4) Pelayanan pengangkutan sampah masih rendah. Pelayanan pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan akhir (TPA) baru mencapai sekitar 35% dari total produksi sampah. (5) Cakupan sistem drainase mencapai sekitar 53.42%. Sistem ini mengandalkan keberadaan sungai-sungai yang melintas sebagai drainase induk yang cenderung meningkatkan terjadinya pencemaran air sungai. (6) Permasalahan pembangunan sampah dan drainase, antara lain pencemaran lingkungan dan jumlah sampah, terbatasnya lahan tempat pembuangan akhir, tidak berfungsinya saluran drainase. 2.8. Struktur dan Pola Ruang (a) Wilayah di luar DIY yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan perkembangan pembangunan, antara lain: (a) Semarang – Solo – Cilacap; (b) Magelang-Klaten-Purworejo-SalatigaWonogiri-Sukoharjo; (c) Wilayah terpadu Joglosemar, Pawonsari Bakulrejo, Gelangmanten. (b) Implikasi wilayah eksternal dalam penataan ruang wilayah adalah: (1) Semakin meningkatnya kegiatan bersifat perkotaan dalam hal ini aksesibilitas, kompatibilitas dan fleksibilitas; (2) Stuktur tata ruang wilayah DIY secara internal dipengaruhi oleh kondisi topografi dan geografis wilayah, yang meliputi kawasan tertentu nasional (lindung dan cagar budaya), kawasan cepat tumbuh, kawasan potensial untuk berkembang, kawasan yang kritis lingkungan Provinsi DIY. (c) Kawasan-kawasan di DIY yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan perkembangan pembangunan di DIY, antara lain: (1) Kawasan Fungsional yang meliputi Hutan Lindung (Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo), Hutan Konservasi (Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Cagar Alam/Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya); (2) Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS Progo, DAS Opak-Oyo dan DAS Serang); (3) Kawasan tertentu nasional (Taman Nasional Gunungapi Merapi, Kawasan Cagar Budaya: Keraton, candi-candi, Kawasan Rawan Bencana: jalur patahan Opak, wilayah Gunung Merapi, dan rawan tsunami, banjir dan air pasang di pesisir pantai Kulon Progo dan Bantul); (4) Kawasan yang cepat tumbuh (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, yang meliputi Kota Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman, dan Bantul yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta); (5) Kawasan yang potensial untuk berkembang (Kabupaten Bantul: Sewon, Kasihan, Banguntapan, Sedayu, Srandakan, Imogiri dan Piyungan; Kabupaten Sleman: Godean, Gamping, Pakem, Depok; Kabupaten Kulonprogo: Wates, Temon, Pengasih, Sentolo, dan Nanggulan; Kabupaten Gunungkidul: Wonosari, Bunder, Rongkop, Sadeng); (6) Kawasan yang kritis lingkungan (Kabupaten Gunungkidul: di Purwosari, Panggang, Tepus, dan Rongkop; Kabupaten Bantul: di Worotelo, Wukirsari, Muntuk, Kabupaten Kokap). Jatimulyo, Sendangsari, dan Dlingo; Kulonprogo: Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, dan (d) Karakteristik tata ruang internal DIY ditandai tingginya kebutuhan ruang untuk kegiatan budidaya namun dilain pihak menghadapi keterbatasan daya dukung maupun daya tampung lingkungan. Wilayah DIY seluas 318.580 Ha, dengan 47,188% (150.332 Ha) merupakan kawasan lindung (belum termasuk rawan gempa). BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi Derajat Kesehatn di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai paling peka dan telah disepakati secara nasional sebagai ukuran derajad kesehatan suatu wilayah meliputi : (1) Umur Harapan Hidup, (2) Angka Kematian Ibu, (3) Angka Kematian Bayi, (4) Angka Kematian Balita, dan (5) Status Gizi Balita / bayi. Dalam mencapai Indikator Derajat Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta telah mencapai target yang diharapkan, hal ini terbukti dengan diterimanya penghargaan untuk DIY pada tahun 2008 yaitu penghargaan Manggala Bhakti Husada Kartika dari Presiden yang merupakan sebuah penghargaan atas prestasi sebagai provinsi dengan derajad kesehatan terbaik di Indonesia. Situasi derajat kesehatan terkini di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah : 3.1. MORTALITAS 3.1.1 Umur Harapan Hidup (UHH) Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Umur Harapan Hidup, seperti indikator derajat kesehatan lainnya, UHH diperoleh melalui survai yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Satatistik (BPS) yang pelaksanaannya tidak tentu setiap tahunnya, sehingga angka tesebut tidak setiap tahun tersedia, tetapi dalam menggambarkan indikator tersebut maka dapat diperoleh melalui laporan rutin yang diperoleh melalui fasilitas kesehatan dengan mekanisme tertentu disampainan kepada Dinas Kesehatan, sehingga dapat diperoleh angka absolut atau indikator yang berbasis fasilitas (dilaporkan). Peningkatan umur harapan hidup di DIY merupakan yang terbaik di Indonesia bersama dengan DKI dan Bali, namun demikian bila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara masih tetap lebih rendah (misal Singapura). Berikut gambaran perkembangan UHH sesuai hasil Sensus Penduduk dari tahun 1971 sampai dengan Sensus Penduduk Tahun 2010 di Provinsi DIY bersumber dari BPS. Gambar 3 : Umur Harapan Hidup Penduduk DIY Hasil Sensus Penduduk Jika dirunut sejak tahun 1971, telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama 30 tahun dari tahun tersebut yang baru mencapai 45,5 tahun. Gambaran perkembangan tersebut memperlihatkan telah terjadinya transisi demografi di DIY yang sebenarnya telah dimulai pada masa 90-an yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya usia lanjut. Umur Harapan Hidup meningkat menjadi sebesar 73,27 tahun untuk DIY sesuai hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2011 dari sumber data PBS DIY yang terakhir. Peningkatan umur harapan hidup ini dipengaruhi oleh multifaktor yang dalam hal ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian, perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat. Transisi demografi yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah kelompok usia lanjut ini juga membawa konsekuensi meningkatnya penyakit-penyakit degeneratif di DIY. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut dicirikan dengan adanya kebutuhan longterm care. Dengan demikian di DIY sudah saatnya untuk memulai pengembangan pelayanan jangka panjang tersebut. 3.1.2. Angka Kelahiran Beberapa metode perhitungan untuk menghitung angka kelahiran kasar di D.I.Yogyakarta sejak tahun 1968 sampai tahun 2009 yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa pada tahun 1968 mengalami penurunan dari 35,2 menjadi tahun 2009 sebesar 13,4. Berdasarkan parameter Hasil Proyeksi Penduduk SP2000 di Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2000 – 2025 dari BPS 2006/2007, taksiran jumlah total anak yang dilahirkan oleh 1000 wanita bila para wanita tersebut secara terus manerus hamil pada saat mereka berada dalam tingkat fertilitas menurut usia pada saat sekarang atau rata-rata jumlah anak yang dapat dilahirkan seorang wanita selama masa hidupnya dari tahun 2000 – 2025 tidak mengalami peningkatan yaitu 1,4 . Dapat diinterpretasikan bawa jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu selama hidupnya adalah 1,4. Sumber : BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011 Gambar 4. Perkiraan Angka Kelahiran Kasar Provinsi DIY Jumlah kelahiran pada tahun 2011, jumlah kelahiran (hidup dan mati) adalah sebanyak 45.081 dengan jumlah kasus lahir mati sebanyak 242. Dengan demikian, jumlah lahir hidup pada tahun 2011 sebanyak 44.839. Pada tahun 2012 jumlah kelahiran sebesar46.104 dengan kasus lahir mati sebanyak 360 bayi. Jumlah kelahiran dan kematian yang dilaporkan meningkat dari tahun 2011. 3.1.3.Angka Kematian Ibu Kematian ibu telah menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Secara Nasional angka kematian ibu di DIY juga tetap menempati salah satu yang terbaik.Meskipun demikian angka yang dicapai tersebut masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan berbagai wilayah di Asia Tenggara. Berdasarkan data dari BPS, angka kematian ibu dalam 4 tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang dikeluarkan oleh BPS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY berada pada angka 104/100rb kelahiran hidup, menurun dari 114/100rb kelahiran hidup pada tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan kabupaten/kota pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari Dinas kesehatan Kab/Kota, sehingga apabila dihitung menjadi Angka Kematian Ibu Dilaporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan penurunan, namun terjadi fluktuasi dalam 3 – 5 tahun terakhir. Target MDG’s di tahun 2015 untuk angka kematian Ibu nasional adalah 102/100rb kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target, namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang terlibat. Tabel 3. Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tahun 2010-2011 3.1.4.Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) di D.I. Yogyakarta dari tahun 2010 sesuai hasil sensus penduduk tahun 2010 yang telah dihitung oleh BPS Provinsi DIY adalah : laki-laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan perempuan sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup. HasilSurvai Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi di DIY mempunyai angka yang relatif lebih tinggi, yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup (taget MDG’s sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Apabila melihat angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka masalah kematian bayi merupakan hal yang serius yang harus diupayakan penurunannya agar target MDG’s dapat dicapai. Angka kematian bayi menurut SDKI 2012 seperti pada gambar berikut : Gambar 5. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup Hasil sensus penduduk sejak tahun 1971 sampai dengan sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikans angka kematian bayi dari 102 bayi per 1000 kelahiran hidup sampai 17 bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (sesuai hasil sensus penduduk). Sedangkan menurut proyeksi BPS dari hasil sensus penduduk tahun 2000 pada kurun waktu 20002005 (5 tahun) penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 3,9%. Sedangkan untuk periode tahun 2005 -2010 penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 2,5% dan periode 2010 - 2015 adalah 1,7%. Periode tahun 2020 - 2025 diperkirakan tidak terjadi penurunan karena tingkat kematian yang sudah sangat kecil (“hardrock”) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat sulit untuk dikendalikan diantaranya faktor genetik. Sebagaimana gambaran perkembangan angka kematian ibu, angka kematian bayi di DIY juga mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan sebelum tahun 1990. Laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa pada tahun 2011 terjadi sebanyak 419 bayi meninggal dengan berbagai sebab. Angka kematian bayi tahun 2011 masih tetap / sama dengan tahun sebelumnya yaitu 17 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi tahun 2011 jauh lebih baik dibandingkan 20 tahun sebelumnya yang mencapai 62 / 1000 kelahiran hidup (tahun 1980). Dengan pola penurunan tersebut maka diprediksikan pada tahun 2013 angka kematian bayi di DIY diharapkan akan mencapai 16 / 1000 kelahiran hidup.Pola penurunan dan kenaikan angka kematian bayi sensitif terhadap berbagai faktor lain. Seperti yang terlihat pada periode tahun 1997 sampai dengan 1999 dimana terjadi krisis multidimensi yang berdampak secara tidak langsung kepada peningkatan angka kematian bayi di DIY. Secara Nasional, target MDG’s untuk angka kematian bayi pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999 (dari 25/1000 kelahiran hidup menjadi 16/1000 kelahiran hidup). 3.1.5. Angka Kematian Balita Angka kematian balita memiliki kecenderungan penurunan yang cukup baik. Tahun 1971 tercatat tingkat kematian balita yang sangat tinggi yaitu mencapai 152 / 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut secara berangsur turun dan 20 tahun kemudian menjadi 54/1000 kelahiran hidup,tahun 2002 sudah mencapai 30 / 1000 kelahiran hidup dan data tahun 2010 telah mencapai angka 19/1000 kelahiran hidup. Gambar6 : Angka Kematian Balita Propinsi DIY Tahun 1971 - 2010 (Sumber Sensus, SDKI, Supas, Profil Depkes, Profil Dinkes DIY) Pola penurunan sedikit mengalami pola yang berbeda pada kisaran tahun 1997 sampai dengan 2002 yang kemungkinan disebabkan oleh adanya krisis multi dimensi di Indonesia. Laporan kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan jumlah kematian anak balita sebanyak 50 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 kematian anak balita dilaporkan sebanyak 50 kasus. Dengan pola penurunan sejak tahun 1971 tersebut maka diprediksikan di tahun 2013 angka kematian balita akan mencapai 16/1000. Secara Nasional target MDG’s untuk angka kematian balita pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999. Tetapi apabila dilihat dari hasil SDKI tahn 2012 di DIY angka kematian Balita mencapai 30 per 1.000 kelahiran hidup (terendah kedua secara Nasional, setelah Riau) dengan target MDG”s pada tahun 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Hal yang bebeda dapat dilihat pada hasil pelaporan bahwa jumlah kematian balita di DIY tahun 2012 sebesar 450 balita (sehingga angka kematian balita dilaporkan sebesar 9,8 per 1.000 kelahiran hidup). 3.2. MORBIDITAS 3.2.1. Pola penyakit Pola penyakit di DIY dapat dipantau melalui Sistem Survailans Terpadu Penyakit di Puskesmas selin dari hasil pemantauan kunjungan pasien di Puskesmas. Hasil pemantauan melalui STP di tingkat Puskesmas diamati setiap bulan berdasarkan laporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disampaikan kepada Dinas Kesehatan DIY untuk dilakukan pengolahan dan pengamatan secara terus menerus terhadap penyakit yang berpotensi menyebabkan terjadinya wabah. Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit di Puskesmas selama beberapa tahun terakhir adalah ISPA, penyakit saluran nafas (Bronchitis, Asma, Pneumonia), dan diare. Sementara untuk Balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi. Hasil pengolahan untuk laporan Survailans Terpadu Penyakit di tingkat Puskesmas adalah sebagai berikut : Gambar 7 : Distribusi 10 besar penyakit pada Puskesmas di DIY Januari sampai dengan Desember 2012 Laporan STP Rumah Sakit rawat jalan juga dilakukan pengolahan dengan hasil yang tidak jauh berbeda dari laporan di tingkat Puskesmas yaitu pola penyakit masih didominasi oleh penyakit infeksi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 8. Pola Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit (Sistem Survailans Terpadu) Tahun 2012 Berdasarkan laporan SIRS tahun 2012 dapat diketahui bahwa kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit juga masih didominasi oleh penyakit infeksi saluran pernafasan dan diikuti oleh demam.Pola penyakit rawat jalan di puskesmas maupun rumah sakit tidak jauh berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, dimana penyakit-penyakit infeksi masih merupakan sepuluh besar penyakit yang dominan di DIY. Infeksi saluran napas bagian atas akut Lainnya Demam yang sebabnya tidak diketahui 45000 40000 Dermatosis akibat kerja 35000 Faringitis akut 30000 Penyakit sistem napas lainnya 25000 Dispepsia 20000 Penyakit pulpa dan periapikal 15000 Penyakit telinga dan proseus mastoid 10000 Cedera YDT lainnya.YTT dan daerah badan mutipel Hipertensi esensial (primer) 5000 0 Gambar 9. Pola Penyakit rawat Jalan di RS th 2012 (Laporan SIRS 2012) Penyakit-penyakit infeksi diantaranya diare masih mendominasi sepuluh besar penyakit pada rawat inap di Rumah Sakit tahun 2012.Menarik bahwa pada banyak kasus kunjungan, penyakit Hipertensi telah menjadi penyakit paling dominankedua bagi kelompok keluarga di DIY. Tidak seperti ISPA, besaran persentase penyakit hipertensi menurut kabupaten kota cukup bervariasi. 3.2.1.1. Pola Penyakit Menular Penyakit–penyakit yang sudah menurun seperti tuberkulosa paru dan malaria, masih memiliki potensi untuk meningkat kembali (re-emerging) mengingat kondisi perilaku dan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya) masyarakat yang kurang mendukung. Kondisi tergambar dari masih belum tereliminasinya berbagai penyakit tersebut dan masih tingginya faktor risiko baik perilaku maupun lingkungn di masyarakat. Di sisi lain penyakit endemis seperti DBD sampai saat ini masih tetap menjadi ancaman. a. DBD Tingkat kematian penyakit DBD (case fatality rate) pada tahun 2011 lebih rendah dari rata-rata nasional. Data program P2M tahun 2011 menunjukkan bahwa CFR (case fatality rate / angka kematian) DBD DIY sebesar0,5 (nasional <1) denganincident rate/angka insidensi tahun 2011 sebesar 28,8 /100.000 penduduk. Sedangkan untuk tahun 2012 menglami penurunan CFR yaitu sebesar 0,21. Tren CFR DBD di DIY dapat dilihat pada gambar 11. Gambar. 10. Peta kasus DBD Provinsi DIY Tahun 2012 Pada tahun 2011 angka insidensi mengalami penurunan menjadi 28,8 / 100.000 penduduk sementara untuk angka kematian / CFR mengalami penurunan menjadi 0,5 dari keseluruhan kasus. Meskipun mengalami penurunan namun kasus dan kematian akibat penyakit DBD masih masuk dalam kategori tinggi. Jumlah kasus DBD pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak 985 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5 kasus. Tahun 2012 dilaporkan sebanyak 971 kasus dengan CFR sebesar 0,21. Gambar. 11Gambaran CFR DBD DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY Tahun 2013) Meskipun angka kejadian DBD mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun tingginya prevalensi penyakit DBD tidak terlepas dari masih tingginya faktor risiko penularan di masyarakat seperti angka bebas jentik yang masih di bawah 95% yaitu pada tahun 2011 angka bebas jentik sebesar 86,62 rumah yang bebas dari jentik Aedes aegypti. Angka bebas jentik untuk tahun 2012 telah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 91,81% sehingga diharapkan penularan dapat dikurangi yang akan berdampak pada penurunan kasus DBD di DIY. b. TBC Kualitas pengobatan TBC di DIY berdasarkan laporan program P2M, meskipun dari tahun ke tahun terus meningkat namun tetap masih rendah yaitu angka kesembuhan baru mencapai 84,07% (target 85%). Sedangkan untuk angka prevalensi TB pada tahun 2012 sebesar 76,88 meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 69,65. Tren prevalensi TB di DIY berfluktuatif setiap tahunnya antara 50 sampai 76, seperti pada gambar dibawah ini. Grafik 12Prevalensi TB di DIY (sumber Seksi P2) Permasalahan lain adalah penemuan penderita yang masih rendah dimana pada tahun 2009 baru mencapai 52,6% (target 70%). Angka tersebut masih belum beranjak membaik dengan capaian di tahun 2010 yang baru mencapai 53,3%. Sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 50,8 % dengan target yang tetap yaitu sebesar 70%. Kontribusi penemuan Suspek UPK TB di DIY pada tahun 2012 dengan jumlah 18.457 suspek adalah : Pukesmas sebanyak 10.305 (56%), Rumah Sakit sebanyak 4.466 (24%), dan BP4 sebanyak 3.686 (20%). Lokasi pengobatan TB baru untuk BTA positif (sebanyak 1.220 pasien) terbanyak di Puskesmas 55%, BP4 23% dan di Rumah Sakit sekitar 22%. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan di Puskesmas masih merupakan pilihan masyarakat untuk mencari pengobatan. Grafik 13 Tren Jumlah Penderita TB di DIY Penderita TBC yang tidak sembuh atau penderita yang tidak memperoleh pengobatan karena belum ditemukan, merupakan sumber penular yang mengancam pencapaian derajad kesehatan mengingat penyakit TBC disamping bisa menimbulkan kematian yang tinggi juga menjadi prekursor berbagai penyakit dengan fatal lain seperti HIV/AIDS, penyakit paru obstruksi, dan lain sebagainya. Sementara itu kematian dan kesakitan akibat penyakit infeksi saluran pernafasan, menjadi penyebab kematian terbesar dan memiliki kecenderungan peningkatan. Penyakit TBC memegang peran penting kasus kesakitan dan kematian penyakit saluran pernafasan tersebut dan bertanggungjawab terhadap kecenderungan peningkatannya mengingat sifat penularan dan perilaku masyarakat c. Malaria Penyakit malaria telah menurun dengan sangat signifikan dalam lima tahun terakhir. Namun demikian masih ditemukan adanya kasus penularan indigenous malaria Kabupaten Kulonprogo. Total kasus (indigenous dan non indigenous) tahun 2012 terlaporkan sejumlah 241 kasus terbanyak berasal dari Kabupaten Kulonprogo. Gambar 14. Peta Kasus Malaria DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY tahun 2013) Angka API / AMI per 100 penduduk tahun 2011 di Provinsi DIY kurang dari 0.01. Hasil pengamatan program P2M memperlihatkan bahwa episentrum KLB malaria masih dijumpai di wilayah Kulonprogo. Sementara belum baiknya kondisi lingkungan dan peningkatan pemanasan global dikhawatirkan akan tetap memberikan peluang yang tinggi bagi perkembangan penyakit ini.Pada tahun 2011 dan 2012 tidak ada kematian akibat penyakit malaria di DIY. d. HIV/AIDS DIY saat ini telah menempati urutan ke 17 provinsi dengan penderita penyakit HIV/AIDS terbesar. Penularan telah berubah dengan dominasi dari jarum suntik pengguna narkoba. Penderita HIV/AIDS terbanyak adalah kelompok usia 20-26 tahun. Laporan program P2M tahun 2012 menunjukkan bahwa penemuan kasus HIV/AIDS dicapai 1.940 kasus. Dari kasus yang ditemukan sejumlah 831 kasus diantaranya telah memasuki fase AIDS sedangkan sisanya masih dalam fase HIV positif (1.110 kasus). Proporsi kasus berdasarkan jenis kelamin adalah : untuk kasus HIV (562 kasus laki-laki dan 399 kasus perempuan) dan untuk kasus AIDS (579 laki-laki dan 246 perempuan).Sementara itu pada tahun 2011 terdapat 41 kematian akibat AIDS yang meliputi 19 penderita laki-laki dan 22 penderita perempuan. Kondisi kasus AIDS hingga Desember tahun 2012 adalah : 1.685 hidup, 205 meninggal dan tanpa diketahui sebesar 51 kasus. Gambar 15. Distribusi ODHA berdasar Faktor Resiko Proporsi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di DIY berdasarkan pada Faktor Resiko yang menyebabkan HIV/AIDS didominasi oleh perilaku Heteroseksual sebanyak 51%, Tidak diketahui sebanyak 25%, IDU’s 13% dan yang lainnya adalah Homoseksual, Biseksual, Perinatal dan Transfusi. e. Filariasis dan Leptospirosis Kasus filariasis pada tahun 2011 ditemukan hanya ditemukan di Kabupaten Gunungkidul di DIY sebanyak 6 kasus yang meliputi laki-laki 1 kasus dan perempuan 5 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2008, kasus leptospirosis pada tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu sebesar 92 kasus dengan jumlah kematian 6 kasus. Kasus Leptospirosis tahun 2012 terlaporkan 63 kasus dengan kematian 2 kasus. Kasus menurun tajam dari tahun 2011 sebanyak 626 kasus dengan jumlah kematian sebesar 43 kasus. f. Kusta Penderita penyakit kusta di DIY jumlahnya kecil. Berdasarkan laporan Kabupaten / kota Tahun 2011 jumlah penderita penyakit kusta yang berhasil diidentifikasi mencapai 44 orang (4 PB dan 40 MB). Angka yang dilaporkan tersebut hampir sama dibandingkan laporan tahun 2009 yang mencapai jumlah 45 orang dan tahun 2010 sejumlah 31 orang. Sedangkan angka penemuan kasus baru penyakit kusta (NCDR) sebesar 1 per 100.000 penduduk. Salah satu yang menjadi catatan penting dikaitkan dengan penderita kusta adalah tingkat pencapaian pengobatan yang berhasil mencapai 100% di tahun 2011. Kasus Kusta mengalami penurunan, tahun 2012 dilaporkan hanya 36 kasus kusta dengan perincian 23 kasus PB dan 13 kasus MB. g. Pneumonia Balita Pada tahun 2011 dilaporkan terdapat 1.739 kasus pneumonia pada balita yang ditangani dari perkiraan 34.575 kasus pneumonia. Laporan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan pemerintah menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dilaporkan sebanyak 1.813, sedangkan pada tahun 2012 ditemukan 2.936 kasus Pneumonia Balita, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. h. Diare Penderita diare di puskesmas di kabupaten / kota setiap tahun jumlahnya cukup tinggi. Namun demikian hal ini belum dapat menggambarkan prevalensi keseluruhan dari penyakit diare karena banyak dari kasus tersebut yang tidak terdata oleh sarana pelayanan kesehatan (pengobatan sendiri atau pengobatan di praktek swasta). Laporan profil kabupaten / kota menunjukkan bahwa selama kurun tahun 2011 jumlah penderita diare danmemeriksakan ke sarana pelayanan kesehatan mencapai64.857 dari perkiraan kasus sebanyak 150.362 penderita diare, sementara tahun 2012 mencapai 74.689 kasus dilaporkan menderita diare. g. Penyakit bisa dicegah dengan Imunisasi Program imunisasi telah dijalankan sejak lama di seluruh wilayah Indonesia dan telah mencapai hasil yang cukup baik.Provinsi DIY merupakan wilayah yang memiliki tingkat pencapaian kinerja dalam program imunisasi yang terbaik di Indonesia. Seluruh desa (100%) di tahun 2012 yang ada di DIY telah masuk dalam kategori desa UCI (Universal Coverage Immunization) yaitu suatu indikasi yang menggambarkan bahwa desa tersebut penduduknya telah menjalankan imunisasi. Hasil pencapaian program imunisasi juga terlihat dari berbagai kasus penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yang relatif kecil dibandingkan dengan wilayah lain. Gambar 18. Cakupan Imunisasi DIY Tahun 2012 Laporan kabupaten / kota memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 ditemukan kasus penyakit campak 379 kasus (terbanyak di Kota Yogyakarta). Sementara kasus polio dan tetanus neonatorum pada tahun 2012 tidak ditemukan sedangkanuntuk kasus Postusis ditemukan 23 kasus di Kota Yogyakarta. Cakupan program Immunisasi di DIY secara umum sudah mencapai target yang dietapkan, seluruhnya sudah diatas 95% (seperti pada Gambar diatas). h. New Emerging Disease Hasil laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa di 5 kabupaten/kota telah terdeteksi unggas (>1 jenis) positif Avian Influenza. Potensi penyakit Avian Influenza masih terbuka lebar dengan masih buruknya pemahaman dan perilaku masyarakat untuk melakukan pencegahan.Beberapa penyakit baru lain seperti Influanza H1N1, SARS dan lain sebagainya akan tetap mengancam dengan semakin tingginya tingkat mobilitas penduduk antar wilayah dan belum baiknya pola perilaku sehat masyarakat. 3.2.1.2. Penyakit Tidak Menular Datapada saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan umur telah mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif, terutama penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskuler dan Diabetes Mellitus (DM). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY pada tahun 2012 penyakit Hipetensi (29.546 kasus) dan Diabetes Militus (7.434 kasus) masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP Puskesmas. Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular pun cenderung meningkat. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler), Diabetes Mellitus, Kanker, Gangguan Jiwa. Sejak tahun 1997 data menunjukkan bahwa, pola kematian yang tercatat di rumah sakit – rumah sakit di DIY telah mulai menunjukkan pergeseran. Jenis penyakit penyebab kematian terbanyak dari semula penyakit-penyakit menular menjadi kematian akibat penyakit yang masuk dalam kategori penyakit tidak menular. Perkembangan lebih lanjut semakin menunjukkan dominasi penyakit tersebut sebagai penyebab kematian di DIY. Pada beberapa tahun yang akan datang, jumlah penderita penyakit tidak menular akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia tua semakin bertambah. Keadaan ini mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan longterm care. Penyakit yang berhubungan dengan organ paru juga menjadi penyakit yang perlu diwaspadai di DIY. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit paru termasuk asma selalu masuk 10 penyebab langsung dan tidak langsung kesakitan dan kematian utama di Indonesia termasuk DIY. Hasil Riset kesehatan daerah (Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa propinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak. Kasus Hipertensi per Provinsi (Riskesdas 2007) 40.0 37.4 37.2 37.0 36.6 35.8 34.0 33.9 33.6 35.0 32.4 31.6 31.5 31.5 31.3 31.2 31.2 30.0 30.3 30.2 29.9 29.8 29.4 31,7% 29.3 29.1 29.0 28.8 28.4 28.1 27.6 26.3 25.1 25.0 24.1 22.0 20.1 20.0 15.0 10.0 5.0 Jawa Timur Bangka Belitung Jawa Tengah Sulawesi Tengah DI Yogyakarta Riau Sulawesi Barat Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Gorontalo Kalimantan Timur Sumatera Barat Sulawesi Utara Kepulauan Riau NAD Jambi Kalimantan Barat Jawa Barat Maluku Bali Sulawesi Selatan DKI Jakarta Maluku Utara Nusa Tenggara Timur Banten Sumatera Utara Bengkulu Lampung Papua Papua Barat 0.0 Gambar 19. Kasus Hipertensi di Indonesia (Sumber : Riskesdas 2007) Suhu udara yang panas dan meningkatnya asap kendaraan bermotor di Yogyakarta mengakibatkan beberapa parameter pencemaran udara sudah memasuki taraf waspada. Hasil pantauan kualitas udara oleh Kantor Penanggulangan Dampak Lingkungan Kota Yogyakarta menunjukkan beberapa kadar zat berbahaya di udara melebihi batas baku mutu udara. Selain itu juga jumlah perokok di Yogyakarta pada hasil berbagai survey termasuk Susenas, telah mencapai lebih dari 30%.Hasil survey Dinas Kesehatan DIY tahun 2006 dan 2008 memperlihatkan bahwa antara 56% rumah tangga di DIY tidak bebas asap rokok. Sedngkan pada hasil Riskesdas tahun 2010 kasus hipertensi di Provinsi DIY mencapai 35,8 % diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai 31,7%. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, intra cranial injury (kecelakaan) telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian dan menunjukkan kecenderungan peningkatan. Kecelakaan lalu lintas di DIY mulai mengalami peningkatan yang cukup besar. Data dari Polda DIY menunjukkan jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut : kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman tertinggi yaitu sebanyak 1.548 kejadian, Bantul 1.420 kejadian, Yogyakarta 678 kejadian, Gunung Kidul sebanyak 453 kejadian dan Kulon Progo berjumlah 323 kejadian. Mencegah kematian dini akibat kecelakaan bagaimanapun tidak lagi hanya menjadi tugas Kepolisian tetapi menjadi tugas semua pihak seperti kesehatan. Meskipun sampai saat ini data mengenai tingkat risiko kematian yang ditimbulkan dari kecelakaan dari sektor kesehatan belum dimiliki, namun peran sistem rujukan dan penanganan pra rujukan diyakini akan memiliki peran besar menurunkan angka risiko kematian dini tersebut. Beberapa upaya di bidang kesehatan telah dilakukan untuk memperingan penderitaan dan mempercepat penanganan korban melalui Unit Reaksi Cepat di beberapa Kabupaten/Kota yang melibatkan instansi terkait seperti PMI, diantaranya adalah “Yes 118” di Kota Yogyakarta dan Kabupaten lain serta peningkatan kapasitas petugas medis melalui bernagai pelatihan kegawat daruratan. 3.2.2. Pola Kematian Akibat Penyakit Data penyebab kematian di masyarakat secara akurat belum dapat diperoleh, akan tetapi melalui pencatatan dan pelaporan rutin dari Rumah Sakit di DIY melalui mekanisme SIRS dapat diperoleh gambaran pola penyebab kematian di Rumah Sakit, meskipun belum seluruh Rumah Sakit menyampaikan laporannya. Penyakit jantung dan stroke dalam sepuluh tahun terakhir selalu masuk dalam 10 penyakit penyebab kematian tertinggi. Analisis tiga tahun terakhir dari data di seluruh rumah sakit di DIY menunjukkan, penyakit-penyakit kardiovaskuler seperti jantung, stroke, hipertensi atau dikenal sebagai penyakit CVD (cardiovasculer disease) menempati urutan paling tinggi penyebab kematian. Tahun 2009 menunjukkan bahwa dominasi kematian akibat penyakit tidak menular sudah mencapai lebih dari 80% kematian akibat penyakit yang ada di DIY (hospital based). CVD tidak hanya menempati urutan tertinggi penyebab kematian tetapi jumlah kematiannya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat seiring semakin meningkatnya jumlah penderita penyakit-penyakit CVD sebagaimana laporan RS di DIY. Gambar 20. Penyebab kematian di RS akibat penyakit tahun 2011 (Sumber : Laporan SIRS Dinkes DIY Tahun 2011, data terbaru belum tersedia) Kematian akibat cedera intracranial (kecelakaan) yang selama ini kurang mendapat perhatian ternyata telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian bahkan menunjukkan kecenderungan peningkatan tajam dalam tiga tahun terakhir. Dalam enam tahun terakhir, peristiwa kecelakaan lalu lintas di provinsi DI Yogyakarta terbilang cukup tinggi. Data Kepolisian menunjukkan, kasus kecelakaan di DIY, meningkat tiga kali lipat dan setiap tahun sedikitnya 130 meninggal (12%) akibat kecelakaan lalu lintas di DIY. Laporan Kepolisian menunjukkan bahwa 88% kematian diakibatkan oleh cedera kepala. Faktor perilaku pengendara memang menjadi faktor dominan bagi tinggi rendahnya tingkat kematian akibat kecelakaan. Meskipun demikian disamping faktor perilaku tersebut, dukungan pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan pertolongan pertama / prarujukan, rujukan gawat darurat dan kualitas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan sedikit banyak juga bisa ikut berperan untuk menurunkan kematian akibat kecelakaan. Oleh karena itu perbaikan sistem pelayanan termasuk pertolongan prarujukan dan rujukan diharapkan akan mampu menurunkan tingkat kematian. Penyakit infeksi saluran nafas merupakan satu dari dua penyakit infeksi yang masuk sebagai penyebab kematian terbanyak di Yogyakarta. Dalam catatan medis jenis penyebab terbanyak adalah Bronchitis dan Pneumonia, namun dengan melihat kondisi prevalensi dan penemuan kasus TBC di DIY pada khususnya, maka sangat dimungkinkan bahwa penyakit TBC ikut pula menjadi salah satu kontributor kematian penyakit tersebut. Pola kematian akibat gagal jantung masuk pada urutan keempat sebagai penyebab kematian di DIY seperti hasil pengolahan dari Laporan Rumah Sakit, gejala tersebut dapat menunjukkan bahwa penyakit degeneratif menjadi ancaman yang harus diwaspadai, terutama dalam melaksanakan program promotif tehadap perilaku hidup sehat agar masyarakat dapat mengurangi faktor resiko untuk penyakit degeneratif. Beberapa upaya telah dilakukan dalam pemantauan dan pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular, diantaranya dengan melaksanakan skrining di pelayanan dasar dan peningkatan penyuluhan dan cakupan PHBS di masyarakat. 3.3. STATUS GIZI Status Gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Gambaran keadaan gizi masyarakat DIY pada tahun 2012 adalah masih tingginya prevalensi balita kurang gizi yaitu sebesar 8,45 %, walau sudah menurun dibanding tahun 2011 sebesar 10%. Sedangkan prevalensi balita dengan status gizi buruk sebesar pada tahun 2012 sebesar 0,56% dan tahun 2011 sebesar 0,68% (menurun dibanding tahun 2010 sebesar 0,7%). Meskipun angka gizi kurang di DIY telah jauh melampaui target nasional (persentase gizi kurang sebesar 15% di tahun 2015) namun penderita gizi buruk masih juga dijumpai di wilayah DIY. Tahun 2008 sampai 2012 terdapat penurunan prevalensi balita dengan status gizi buruk, namun demikian perlu dilihat disparitas angka prevalensi gizi buruk di setiap wilayah Kabupaten/kota dan kecamatan. Prevalensi balita gizi buruk di 4 kabupaten sudah sesuai harapan yaitu <1%, sedangkan di Kota Yogyakarta masih 1,35%, sehingga meskipun sudah melampaui target secara nasional tetapi diharapkan seluruh Kabupaten/Kota di DIY sudah berada di bawah 1%. Gambar 21. Situasi Status Gizi di DIY (Laporan Program Gizi) Berdasarkan laporan hasil pemantauan status gizi di kabupaten / kota tahun 2012, peta Balita BGM (Bawah Garis Merah) yaitu standar yang menggambarkan status gizi balita, memperlihatkan bahwa balita BGM/D di DIY belum mencapai target. Di kabupaten Bantul dan Gunungkidul masing masing 1,6% dan 2%, sedangkan 3 kab/kota yang lain <1,5%. Dari segi pelayanan, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan mencapai 100%, artinya seluruh balita yang mengalami gizi buruk (dengan indikator BB/TB), semuanya mendapatkan perawatan.Sedangkan untuk situasi gizi ibu hamil, prevalensi Ibu hamil anemia masih pada kisaran 15 sampai 39% di 4 Kabupaten/Kota, kecuali di Kabupaten Sleman anamia bumil sudah dibawah 15 %. Cakupan amemia ibu hamil yang semakin rendah diharapkan akan meningkatkan angka status gizi baik, karena dari ibu yang sehat dan bebas anemia selama kehamilan maka akan melahirkan bayi yang sehat dan dapat melaksanakan program ASI eksklusif selama 6 bulan serta merawat balita dengan gizi yang baik dan seimbang. Berikut adalah peta prevalensi ibu hamil yang anemia di wilyah DIY pada tahun 2012. Gambar 22. Situasi Prevalensi Bumil Anemi di DIY (Laporan Program Gizi) ooOOoo BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1.VISI & MISI Pelaksanaan upaya kesehatan di provinsi DIY tidak terlepas dari Visi dan Misi provinsi DIY dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. VISI DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY sebagai berikut : “Dinas Kesehatan yang katalistik mendukung terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi, serta sebagai pusat pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermutu dan beretika” Dan misi sebagai berikut : 1. Mencegah meningkatnya risiko penyakit & masalah kesehatan 2. Menyediakan pelayanan kesehatan secara merata, bermutu baik pemerintah maupun swasta 3. Meningkatnya pembiayaan kesehatan yg cukup untuk peningkatan status kesehatan masyarakat 4. Meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan serta penelitian kesehatan Target dan pencapaian indikator pembangunan mengacu pada Visi indonesia Sehat 2010 dan standar pelayanan yang mengacu pada kepmenkes RI No. 281/menkes/SK/IX/2008 tentang standar Palayanan Minimal bidang Kesehatan yang dierbarui menjadi Kepmenkes 147 tahun 2003 dengan 18 indikator, Target MDG’s serta berdasarkan Rencana Strategik Dinas Kesehatan DIY. 4.2. Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan di wilayah DIY meliputi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sarana pelayanan kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya serta Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta. Sarana pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya, berikut adalah peta sarana pelayanan kesehatan dasar di tiap Kabupaten/kota di DIY : Tabel 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar di DIY Tahun 2012 Akses masyarakat Yogyakarta terhadap sarana pelayanan kesehatan telah cukup baik. Salah satunya diperlihatkan dari aksesibilitas jarak jangkauan. Hasil survey Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa lebih dari 80% penduduk DIY hanya berjarak 1-5 km terhadap puskesmas dan lebih dari 70% penduduk hanya berjarak 1-5 km terhadap rumah sakit dan dokter praktek swasta. Tidak ditemukan penduduk yang memiliki jarak tempuh lebih dari 10 km terhadap sarana pelayanan puskesmas, dokter praktek swasta dan bidan, yang menunjukkan mudahnya akses jarak jangkauan penduduk terhadap sarana pelayanan. Aksesibilitas jarak jangkauan terhadap sarana pelayanan kesehatan cukup merata antar kabupaten kota. Penduduk DIY di setiap Kabupaten / Kota pada umumnya berada pada kisaran 1-5 km terhadap Puskesmas. Pelayanan kesehatan rujukan diampu oleh Rumah Sakit, di DIY jumlah Rumah Sakit Umum dan Khusus adalah sebagai berikut : Jumlah Rumah Sakit Umum : 45 RS (RS Pemerintah 7, TNI/Polri 3 dan RS Swasta sebanyak 35 RS). Jumlah Rumah Sakit Jiwa sebanyak 2 RS, Rumah Sakit Ibu & Anak sebanyak 8 RS dan jumlah Rumah Sakit Khusus lainnya sebanyak 10 RS. Sarana pendukung pelayanan kesehatan diantaranya adalah sarana kefarmasian pada tahun 2012 tercatat jumlah Apotik sebanyak 464 buah, jumlah toko obat 51 buah dan jumlah industri kecil obat tradisionil sebanyak 64 buah. Pelayanan kesehatan masyarakat terhadap masyarakat miskin di DIY juga mendapatkan prioritas, hal ini dapat dilihat dalam indikator cakupan pelayanan kesehatan masyatakat miskin tahun 2012 sebagai berikut : jmlah masyarakat miskin (hampi miskin) yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan sebesar 1.080.462 jiwa untuk pelayanan kesehatan dasar dan 163.753 jiwa untuk pelayanan kesehatan rujukan. Untuk pelayanan kesehatan rawat inap di Puskesmas sebanyak 7.015 jiwa sedangkan di rumah sakit sebanyak 24.857 jiwa. 4.3. Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan program gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi keluarga yang selanjutnya akan meningkatkan status gizi masyarakat. Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi anak balita. Salah satu kegiatan berbasis masyarakat yang melaksanakan pemantauan pertumbuhan terhadap balita adalah posyandu. Karena itu, peran serta masyarakat dengan mengikutsertakan balitanya untuk ditimbang di posyandu memberikan andil yang sangat besar terhadap pencapaian indikator ini. Pada tahun 2012, di DIY tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan di Posyandu (D/S) rata rata sebesar 84% (meningkat dibanding tahun 2011 sekitar 70 – 79 %) di semua kab/kota. Dengan demikian terlihat bahwa masih ada masyarakat yang belum membawa anak balitanya untuk ditimbang di posyandu. Sedangkan dari segi pencapaian hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang naik berat badan saat ditimbang (N/D), terlihat bahwa capaian di Kota Yogyakarta masih < 50%, Kabupaten Kulonprogo 50 – 59% sedangkan Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Sleman 60 – 69%. Capaian pemberian kapsul vitamin A untuk bayi mencapai 100% sedangkan untuk balita mencapai 99,13% (meningkat dibandingkan tahun lalu 98,10%). Distribusi vitamin A kepada bayi dan balita merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi bayi dan balita. Dari hasil tersebut terlihat telah mencapai tingkat cakupan yang cukup baik. Prevalensi Balita kurang energi protein (KEP) selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan, tahun 2012 menjadi 8,95 (turun dibanding tahun 2011 sebesar 10,28). Persentase balita KEP tertinggi di tahun 2012 di wilayah Kabupaten Kulon Progo sebesar 10,75% sedangkan yang terendah di Kabupaten Sleman 7,54%. Gambar 23. Prevalensi Balita KEP di DIY (Laporan Program Gizi) Distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hasil pantauan terhadap pelaksanaan distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil belum menunjukkan hasil yang optimal. Laporan Kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan distribusi kapsul Fe1 mengalami kenaikan dari 92,81% di tahun 2010 menjadi 95,72% di tahun 2012. Sedangkan Fe3 meningkat dari 86,57% di tahun 2010 menjadi 86,59% di tahun 2011dan tahun 2012 menjadi 89,55%. Diharapkan dengan meningkatnya cakupan pemberian Fe pada ibu hamil dapat mengurangi kasus anemia bumil. Gambar 24. Persentase F3 Bumil di DIY (Laporan Program Gizi) ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai dengan tahun 2008 cakupan ASI ekslusif di provinsi DIY baru mencapai 39,9%, menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan meningkat menjadi 40,03% pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif kembali menunjukkan peningkatan menjadi 49,5%. Lebih rinci, cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Sleman sudah mencapai ≥ 60%, di Gunungkidul masih 20 - 39%, sedangkan di kabupaten/kota yang lain masih berkisar 40 - 39%. Capaian ASI eksklusif tahun 2012 menunjukan kondisi yang sedikit menurun yaitu sebesar 48%. Gambar 25. Cakupan ASI Ekslusif di Provinsi DIY (Laporan Program Gizi) Upaya yang telah dilakukan di DIY dalam meningkatkan perbaikan gizi masyarakat mencakup pendidikan gizi bagi masyarakat berupa penyuluhan gizi di Posyandu, pengembangan media KIE serta konseling menyusui dan MP-ASI, peningkatan surveilans gizi berupa pemantauan pertumbuhan balita, pemantauan dan penanganan kasus gizi buruk, pemantauan konsumsi garam beryodium, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian Vitamin A dosis tinggi dan tablet Fe+asam folat), pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan gizi kurang, serta pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Upaya yang lain adalah peningkatan kapasitas petugas kesehatan berupa pelatihan tatalaksana gizi buruk, pelatihan penggunaan standar pertumbuhan balita, pelatihan konselor ASI bagi petugas kesehatan dan pelatihan motivator ASI, serta pemberdayaan masyarakat. 4.4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Kualitas pelayanan kesehatan di DIY terutamanya untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak telah cukup baik, salah satunya proporsipersalinanyangditangani oleh tenagakesehatan. tergambar dari Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2011 di DIY berdasarkan laporan kabupaten/kota telah mencapai 99,73%, Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 97,69%. Tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 99,85%. Salah satu upaya dalam menurunkan kematian ibu adalah dengan meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan (ANC: antenatal care) oleh tenaga kesehatan. Indikator yang digunakan untuk memantau cakupan pemeriksaan kehamilan tersebut adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal (K1) yang merupakan indikator akses, dan cakupan ibuhamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal minimal empat kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (K4) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah. Capaian K1 dan K4 di Provinsi DIY pada tahun 2011 masing-masing sebesar 99,98 % dan 89,31% sedangkan tahun 2012 mecapai 100% dan 93,31%. Dengan cakupan K1 dan K4 yang sudah cukup tinggi tersebut, upaya peningkatan pelayanan kesehatan utamanya untuk ibu hamil di DIY pada masa yang akan datang adalah meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu pelayanan antenatal yang lengkap dan sesuai standar. Diharapkan dengan kualitas ANC yang baik akan dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan yang terjadi pada masa kehamilan, dan mencegah kejadian komplikasi. Meskipun demikian dari hasil capaian tersebut, terlihat masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 yang cukup jauh. Cakupan penanganan ibu hamil yang mengalami komplikasi (PKO) pada tahun 2011 di Provinsi DIY, berdasar data yang diperoleh dari kabupaten/kota yaitu sebesar 70,44% dan meningkat menjadi sebesar 78,75% pada tahun 2012. Namun, cakupan tersebut tidak bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya di masyarakat karena denominator yang digunakan adalah perkiraan jumlah bumil risiko tinggi, yaitu 20% dari jumlah bumil. Dari hasil diskusi dan pertemuan yang dilakukan dengan kab/kota, disimpulkan bahwa semua kasus komplikasi yang terjadi pada ibu hamil sudah ditangani. Kunjungan nifas menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu, mulai 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Pada tahun 2011, ibunifas yang telah memperoleh pelayanan minimal tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KF3) mencapai 88,96%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 86,18% dan mencapai 92% pada tahun 2012. Dari hasil capaian tersebut, terlihat kesenjangan yang cukup jauh antara capaian persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) dengan kunjungan nifas lengkap (KF3). Dengan demikian terlihat bahwa masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa nifas, walaupun sudah melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan. Diharapkan, kesenjangan antara K1 dan K4 dapat diturunkan dan capaian K4 dan KF3 dapat lebih meningkat di masa yang akan datang sehingga dapat memberikan andil dalam penurunan AKI. Gambaran K1, K4, persalinan nakes dan KF3 dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 26. Cakupan Program Kesga Provinsi DIY (Laporan Program Kesga) Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian neonatal (usia 0 – 28 hari), adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan neonatal sesuai standar pada 6 – 48 jam pertama setelah lahir (KN-1) serta pelayanan neonatal minimal tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KN-L). Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, cakupan KN-1 di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar 98,99%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 96,7%. Sedangkan cakupan KN-L sebesar 88,26%, justru mengalami penurunan dibanding tahun 2010 sebesar 91,3%.Cakupan KN1 tahun 2012 sebesar 99,33% sedangkan Kunjungan neonatus lanjutan mencapai 88,28% (mengalami kenaikan yang sangat tipis dibanding tahun lalu). Gambar 27. Cakupan Kunjungan Neonatal Sementara untuk kasus kematian neonatal, di DIY pada tahun 2012 terjadi 400 kasus, tahun 2011 terjadi sebanyak 311 kasus, meningkat dibanding tahun 2010 sebanyak 241 kasus, dengan penyebab kematian terbanyak disebabkan karena BBLR dan asfiksia. Tabel 5. Jumlah Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya DIY Tahun 2011 No Kabupate/Kota Kematian Neonatal 1 Yogyakarta 2 Bantul 3 Kulonprogo 4 Gunungkidul 5 Sleman Provinsi DIY 34 88 54 94 41 311 BBLR 13 34 17 45 9 118 Asfiksia 14 20 23 33 18 108 Faktor Penyebab Sepsis Kelainan Kongenital 2 5 2 15 4 4 0 7 2 5 36 10 Lainlain 0 17 6 9 7 39 Kesehatan remaja masuk dalam ranah kesehatan anak.Program kesehatan remaja dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap siswa SD/MI dan SMP/SMU. Program ini belum mampu menjangkau seluruh target sasaran. Pada tahun 2012, jumlah siswa kelas 1 yang diperiksa melalui penjaringan kesehatan sebesar 98,88% mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 sebesar 98,53%. Dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak, perlu dilakukan upaya yang berkesinambungan pada setiap sikus kehidupan manusia (continuum of care), yang meliputi masa reproduksi, masa hamil, neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, masa sekolah dan remaja. Intervensi kesehatan perlu dilakukan pada setiap tahapan kehidupan tersebut, dan hal tersebut tergambar pada peningkatan cakupan indikator kesehatan ibu dan anak, di antaranya K1, K4, Pn, KN-1, KN-L, penanganan komplikasi obstetri maupun neonatal, pelayanan kesehatan bayi dan balita, serta KB aktif, maupun pelayanan kesehatan terhadap anak usia sekolah dan remaja. Upaya yang lain adalah dengan meningkatkan kualitas SDM dengan mengadakan berbagai pelatihan untuk petugas kesehatan seperti pelatihan manajemen asfiksia, BBLR, dll, serta yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kualitas sarana pelayanan kesehatan (dalam hal ini puskesmas) dengan meningkatkan kemampuan puskesmas menjadi puskesmas yang mampu PONED, PKPR, PKRE, mampu tatalaksana KtPA, melaksanakan MTBS, SDIDTK, dan dapat memberikan pelayanan KB sesuai standar. 4.5. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Pada tahun 2012 kondisi perumahan di wilayah DIY dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh kabupaten/kota menunjukkan bahwa dua Kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masih dibawah 59%, Kota Yogyakarta dan Bantul atara 59 sampai 68,99% dan di kabupaten Sleman sudah lebih dari 79%. Gambar 28 Peta Cakupan Air Minum Dari peta cakupan kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut Kabupaten/Kota di DIY masih rendah, cakupan kualitas air minum yang terendah ada di 3 Kabupaten, yang masih kurang dari 60%, yaitu di Kabupaten Sleman, Gunungkidul dan Kulonprogo. Sedangkan Kota Yogyakarta telah mencapai lebih dari 95%. Masih perlu upaya untuk peningkatan cakupan kualitas sir minum yang memenuhi syarat kesehatan, terutama di tiga kabupaten yang masih rendah dengan meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor, peningkatan penyuluhan dan pemeriksaan kualitas air serta peningkatan upaya penyehatan lingkungan lainnya. Prosentase penduduk yang menggunakan jamban terendah di Kabupaten Gunung Kidul, masih dibawah 69%, sedangkan Kabupaten/Kota yang lain sudah mencapai lebih dari 70%.Sehingga perlu adanya upaya penyehatan lingkungan yang komprehensif dengan meningkatkan kualitas kemitraan dan koordinasi dengan lintas sektor serta promosi PHBS yang lebih intensif terutama di Kabupaten Gunung Kidul. Prosentase tempat-tempat umum (TTU) yang telah memenuhi syarat kesehatan menurut pemantauan di masing-masing Kabupaten/Kota adalah cakupan antara 40 – 59,99% adalah di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo, cakupan 60 – 79,99% adalah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, sedangkan di Kabupaten Sleman telah mencapai lebih dari 80%. Masih rendahnya cakupan tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan akan berdampak pada peingkatan kasus-kasus penyakit menular serta kejadian luar biasa keracunan makanan, Hepatitis serta penurunan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya. Sehingga upaya program penyehatan lingkungan dirasakan masih harus bekerja keras. Gambar 29. Peta Tempat tempat Umum memenuhi syarat kesehatan 4.6. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat DIY Pada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan merupakan modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status kesehatan dapat diraih, perlu dilakukan upaya pencegahan penyakit dengan mengurang atau menghilangkan faktor resiko penyakit, di antaranya pada tingkat pertama adalah melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya dilaksanakan oleh seluruh masyarakat yang ada di berbagai tempat / tataran yaitu di tempat umum, di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di rumah tangga. PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Berdasarkan evaluasi, maka pada perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah tangga mulai ditingkatkan kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula masih menggunakan stratifikasi sehat I – IV, maka secara nasional sudah ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10 indikator yang sifatnya komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga tersebut adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan, penggunaan jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah. DIY telah menerapkan indikator tersebut sebagai evaluasi pada tatanan PHBS rumah tangga mulai tahun 2010. Hasil pencapaian tahun 2011, dari 341.362 rumah tangga yang dipantau menunjukkan sebanyak 31,40% rumah tangga telah menerapkan PHBS. Dari capaian tersebut, yang memberikan kontribusi terendah dan masih menjadi masalah kesehatan pada umumnya adalah tidak merokok di dalam rumah yang baru mencapai 46,67%, bayi diberi ASI eksklusif sebesar 77,70%, konsumsi buah dan sayur sebesar 83,35% dan aktifitas fisik sebesar 87,48%. Gambaran capaian Rumaha Tangga berPHBS di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar 33,07% hal ini menunjukkan adanya kenaikan dari tahun sebelumnya meskipun kenaikan yang terjadi tidak siknifikan. Cakupan PHBS tahun 2012 dapat dilihat pada gambar seperti berikut : Gambar 30. Capaian Rumah Tangga ber-PHBS di DIY Tahun 2012 Merokok merupakan salah satu perilaku yang menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi perokok di DIY sebesar 31,6%, dan sebanyak 66,1% masih merokok di dalam rumah. Hal tersebut terlihat pada grafik di bawah. 76.6 78.6 Indonesia Maluku 84.1 85.3 Kalteng 76.1 Malut 75.7 NTB Kaltim 68.1 Bali DI Yogya 66.1 73.9 Jatim Dalam Rumah: Provinsi(3) Sumber: Riskesdas 2010 Gambar 31. Prosentase Merokok di dalam rumah menurut Provinsi Persentase rumah tangga bebas asap rokok di DIY baru mencapai 44,6%, tertinggi di Kota Yogyakarta (52,1%) dan terendah di Gunungkidul (40,2%). Dari hasil tersebut, tidak mengherankan jika persentase perokok pasif cukup tinggi karena perokok biasa merokok di dalam rumah.Sedangkan jika dilihat dari statusnya, perokok rumah tangga didominasi suami / kepala rumah tangga. Untuk mendukung peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai upaya, diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi (posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan peran serta swasta, ormas, dan LSM. Pengembangan desa siaga yang dilakukan adalah meningkatkan desa siaga yang sudah terbentuk menjadi desa siaga aktif. Capaian desa siaga di DIY sudah mencapai 100 %, sedangkan desa siaga aktif mencapai 89,25%. Sedangkan capaian posyandu aktif di DIY pada tahun 2012 sebesar 75,52%. Jika dilihat dari srata perkembangannya, posyandu pratama sebesar 4%, posyandu madya sebesar 21%, posyandu purnama sebesar 47% dan posyandu mandiri sebesar 28%. Masih rendahnya cakupan posyandu mandiri perlu mendapatkan perhatian, terutama untuk penggerakan peran serta masyarakat dan promosi kesehatan yang lebih intensif dengan memanfaatkan berbagai media promosi. Gambar 32. Tingkatan Posyandu di DIY Upaya pemanfaatan promosi kesehatan dengan berbagai media telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota, diantaranya pengembangan pesan dan media rumah tangga ber-PHBS melalui media cetak dan audio visual dengan spot TV, pembuatan dan pemasangan branding sticker pada mobil, pembuatan media cetak, obrolan Angkring, penggandaan VCD dan pemasangan Baliho PHBS. Sedangkan untuk penguatan peran serta organisasi/kelompok masyarakat dalam PHBS diantaranya dilaksanakan melalui Forum Komunikasi penguatan peran PKK, Forkom SBH, Orientasi di sekolah bagi guru pembina UKS dan pertemuan penguatan mitra kerja Promkes. BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN 5.1. Tenaga Kesehatan Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka tenaga kesehatan terbagi atas 7 (tujuh) jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis Ketersediaan tenaga di sarana kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit pada umumnya sudah baik. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di seluruh D.I. Yogyakarta yang terdiri dari RSU Pemerintah dan Swasta, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan DIY tahun 2013 adalah sebagai berikut : Grafik 33. Distribusi Tenaga Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 9094 Medis Keperawatan Kesehatan Masyarakat Kefarmasian 3213 Gizi 2373 980 1318 399 Jenis Tenaga Kesehatan Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 189 Keterapian Fisik Keteknisian Medis 5.1.1Tenaga Medis Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga medis meliputi Dokter dan Dokter gigi, termasuk didalamnya tenaga dokter spesialis Tenaga medis merupakan salah satu unsur pelaksana pelayanan kesehatan yang utama di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit, klinik, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Adapun jumlah tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 34. Distribusi Tenaga Medis di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 600 508 500 400 300 200 100 398 370 Kota Yogyakarta 398 Bantul 272 133 Kulonprogo 94 131 87 128 45 164 138 155 77 10 30 33 Gunungkidul Sleman Daerah DIY 0 Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas Jumlah tenaga dokter umum yaitu sejumlah 1354 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter umum sebanyak 398 orang dan disusul dengan Kota Yogyakarta sebanyak 370 orang, sedangkan dokter umum paling sedikit terdapat di Dinas Kesehatan DIY dan UPT-nya dan Institusi Pendidikan Kesehatan ( yang selanjutnya disebut dengan Daerah DIY) sebanyak 81 orang. Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262 orang, terbanyak berada di Kota Yogyakarta dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 508 orang, disusul dengan Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 398 orang, sedangkan dokter spesialis paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul hanya sebanyak 10 orang. Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang terbanyak terdapat di Daerah DIY dengan jumlah dokter gigi sebanyak 164 orang dan diikuti oleh Kota Yogyakarta sejumlah 155 orang, sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Kulonprogo yaitu sejumlah 30 dan di Kabupaten Gunungkidul sejumlah 33 orang. Dari gambaran data perkembangan jumlah tenaga medis di Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa persebaran tenaga medis masih belum merata terlihat masih terpusat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sementara di kabupaten yang lain tenaga medis masih jauh lebih kecil jumlahnya. Prosentase tenaga medis yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 35. Proporsi Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Wilayah Kerjanya Tahun 2012 Dokter Umum 6.43 Kota Yogyakarta Bantul 29.33 27.33 Kulonprogo Gunungkidul 6.94 20.09 9.82 Dokter Spesialis Sleman Daerah DIY Dokter Gigi 10.14 40.25 27.47 25.96 34.87 23.12 0.79 3.57 10.38 Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 12.90 5.53 5.03 Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk dokter spesialisgigi sebagian besar di instansi pemerintah yaitu puskesmas, sedangkan untuk dokter spesialis sebagian besar bekerja di rumah sakit. Hal ini sudah sesuai dengan peruntukkannya, bahwa tenaga dokter spesialis utamanya bekerja pada pelayanan kesehatan rujukan. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini : Grafik 36. Distribusi Tenaga Medis Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 1200 982 1000 800 600 400 Puskemas Rumah Sakit 576 Fasyankes Lainnya 347 Institusi Diknakes 331 Dinkes dan UPT 200 62 38 171148 160 109 148126 4 9 2 0 Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas distribus itenaga dokter umum yang bekerja di masing – masing jenis sarana pelayanan kesehatan tersebar secara merata yaitu di rumah sakit sebanyak 576 orang, di puskesmas sebanyak 347 orang, serta sarana kesehatan lainnya sejumlah 331 orang yang tersebar di Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, Klinik, praktik dokter berkelompok, maupun praktik mandiri dan fasyankes lainnya. Sedangkan sebagian kecil yaitu sejumlah 38 orang tenaga dokter umum bekerja di Dinas Kesehatan serta UPTnya serta sebanyak 62 orang bekerja di Institusi pendidikan tenaga kesehatan. Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262 orang, sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah, rumah sakit TNI/Polri, maupun rumah sakit swasta, tersebar di 63 rumah sakit yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang yang bekerja secara merata di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. 5.1. 2 Tenaga Keperawatan Tenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga perawat dan bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan tenaga perawat gigi, namun dalam profil ini hanya perawat saja yang sudah dilakukan pendataan. Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010 adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan perundang – undangan. Adapun gambaran distribusi tenaga keperawatan sesuai dengan wilayah kerjanya di DIY pada tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 37. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Wilayah Kerja di DIY Tahun 2012 2364 2198 2500 2000 Kulonprogo Bantul 1500 Gunungkidul 1000 500 660 459 Sleman 532 347 427 235 309 Kota Yogyakarta 443 364 149 Daerah DIY 0 Perawat Bidan Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga perawat yaitu sejumlah 6560 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah perawat sebanyak 2364 orang dan disusul dengan tenaga perawat di Kota Yogyakarta sebanyak 2198 orang. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya rumah sakit sebagian besar berada di kedua wilayah tersebut. Sedangkan di kabupaten lainnya jumlah perawat yang ada hampir sama. Untuk tenaga bidan di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1927 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah bidan sebanyak 443 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 427 orang, sedangkan tenaga bidan paling sedikit berada di Daerah DIY sebanyak 149 orang yang bekerja di Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada di wilayah DIY. Dari gambaran data yang ada menunjukkan bahwa persebaran tenaga perawat masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di masing – masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga perawat, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Adapun untuk tenaga bidan sebarannya du masing – masing wilayah terdistribusi secara merata. Hal ini dikarenakan sebagian besar tenaga bidan bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah terutama puskesmas. Gambaran prosentase distribusi tenaga keperawatan yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan oleh grafik berikut ini : Grafik 38. Persentase Tenaga Keperawatan Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 Perawat Bidan 5.29 7.00 10.06 7.73 12.20 Kulonprogo Bantul 8.11 33.51 Gunungkidul Bantul 18.89 22.16 Sleman 36.04 Kota Yogyakarta Kulonprogo Gunungkidul Sleman 22.99 16.04 Daerah DIY Kota Yogyakarta Daerah DIY Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk tenaga perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, sedangkan untuk tenaga bidan sebagian besar bekerja di puskesmas. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini : Grafik 39. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 6000 4865 5000 Puskesmas 4000 Rumah Sakit 3000 Fasyankes Lainnya 2000 1000 Institusi Diknakes 838 487 287 87 899 624 Dinkes dan UPT 229 140 35 0 Perawat Bidan Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, yang jumlahnya mencapai 4865 orang atau mencapai 74,16 %, adapun sisanya tersebar di puskesmas, Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. adapun untuk tenaga bidan sejumlah 899 orang bekerja di puskesmas, di rumah sakit sejumlah 624 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun dari pendidikan yang dimiliki oleh tenaga perawat yang berpendidikan Sarjana Strata Satu keatas baru mencapai 11,28 %, sedangkan sisanya atau mencapai 88,72% masih berpendidikan Diploma III kebawah. Sedangkan untuk tenaga bidan yang berpendidikan minimal Diploma III Kebidanan baru mencapai 81,53 % dan masih terdapat 18,47% tenaga bidan yang berpendidikan Diploma Satu. Hal ini memerlukan peran serta pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tenaga keperawatan terutama untuk tenaga kebidanan yang masih belum sesuai dengan persyaratan minimal berpendidikan DIII. 5.1.3Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. Adapun gambaran distribusi tenaga kefarmasian di masing – masing wilayah di DIY dapat digambarkan oleh grafik berikut ini : Grafik 40. Grafik Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 500 464 454 450 408 400 359 Kulonprogo 350 Bantul 300 250 200 Gunungkidul 218 200 Sleman 150 100 50 Kota Yogyakarta 50 25 76 61 47 Daerah DIY 11 0 Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga apoteker yaitu sejumlah 1316 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah apoteker sebanyak 464 orang dan disusul dengan tenaga Apoteker di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 359 orang, sedangkan tenaga apoteker paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 25 orang. Untuk tenaga teknis kefarmasian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1057 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga teknis kefarmasian sebanyak 454 orang, kemudian Kota Yogyakarta sebanyak 408 orang, sedangkan tenaga teknis kefarmasian paling sedikit bekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 11 orang. Dari gambaran data yang ada untuk tenaga apoteker persebarannya masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di masing – masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga apoteker, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit dan apotek di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Begitupun dengan tenaga teknis kefarmasian juga tidak merata sesuai dengan banyaknya sarana rumah sakit dan apotek yang ada di wilayah masing – masing. Gambaran prosentase distribusi tenaga kefarmasian yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan oleh grafik berikut ini : Grafik 41. Persentase Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker 1.04 10.59 Kulonprogo 46.19 42.37 5.30 7.19 5.77 4.45 Bantul 38.60 98.31 Sleman Bantul Gunungkidul Gunungkidul 76.06 Kulonprogo 42.95 Sleman Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta Daerah DIY Daerah DIY Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Adapun sesuai dengan sarana kesehatan tempat tenaga kefarmasian bekerja ada ketimpangan terutama untuk di puskesmas, karena sebagian besar tenaga kefarmasian yang ada di puskesmas masih merupakan tenaga teknis kefarmasian, padahal sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa setiap pelaanan di fasilitas pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan oleh seorang apoteker. Gambaran distribusi tenaga kefarmasian sesuai dengan sarana kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan sebagaimana grafik dibawah ini : Grafik 42. Distribusi Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Tempat Kerjanya di DIY 1000 897 900 800 700 Puskesmas 600 Rumah Sakit 487 500 400 300 171 200 100 Fasyankes Lainnya 380 Dinkes dan UPT 207 164 23 18 Institusi Diknakes 5 21 0 Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga apoteker sebagian besar bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu terutama di apotek yang jumlahnya mencapai 897 orang atau mencapai 68,16 %, adapun sisanya tersebar di puskesmas, rumah sakit, Dinas Kesehatan dan Institusi Diknakes. Adapun untuk tenaga teknis kefarmasian sejumlah 487 orang bekerja di rumah sakit, di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sejumlah 380 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan puskesmas dan Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 5.1.4Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog administrator kesehatan dan sanitarian. kesehatan, penyuluh kesehatan, Grafik berikut ini memperlihatkan kepada kita gambaran distribusi tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan wilayah kerjanya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012. Gambar 43. Distribusi Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 450 422 400 350 Kulonprogo 300 Bantul 250 Gunungkidul 200 Sleman 150 Kota Yogyakarta 79 69 100 50 47 29 38 47 73 63 31 50 Daerah DIY 32 0 Kesehatan Masyarakat Sanitarian Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga kesehatan masyarakat yaitu sejumlah 684 orang, terbanyak berada di DIY (Dinas Kesehatan dan UPT serta institusi pendidikan tenaga kesehatan) dengan jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 422 orang, sedangkan tenaga kesehatan di kabupaten/kota lainnya jumlahnya hampir sama, dengan tenaga kesehatan masyarakat paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 29 orang. Untuk tenaga sanitarian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 296 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga sanitarian sebanyak 73 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 63 orang, sedangkan tenaga sanitarian paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 45 orang. Dari gambaran data yang ada untuk tenaga kesehatan masyarakat sebarannya sudah merata, namun demikian hal itu didominasi oleh tenaga kesehatan masyarakat dengan status tenaga pemerintah. Adapun distribusi tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini : Gambar 44. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 400 365 350 300 Puskesmas 250 Rumah Sakit 200 145 150 100 Institusi Diknakes 97 76 71 50 Fasyankes Lainnya 152 Dinkes dan UPT 21 6 3 Kesehatan Masyarakat Sanitarian 44 0 Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga kesehatan masyarakat sebagian besar bekerja pada institusi pendidikan tenaga kesehatan yang jumlahnya mencapai 365 orang, adapun pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit, hanya mencapai 6 orang. Adapun untuk tenaga sanitarian sejumlah 152 orang bekerja di puskesmas, sedangkan lainnya secara merata bekerja di sarana kesehatan lainnya, baik di Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun institusi diknakes dan fasiltas pelayanan kesehatan lainnya. 5.1.5Tenaga Gizi Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Tenaga gizi yang bekerja di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 399 orang dengan yang berpendidiikan DIII dan DI sejumlah 282 orang dan yang berpendidikan DIV dan S1 sejumlah 117 orang. Adapun distribusinya dapat kita gambarkan pada grafik berikut ini : Gambar 45. Distribusi Tenaga Gizi Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 160 142 140 120 Kulonprogo 100 Bantul 80 Gunungkidul 70 60 62 Sleman 48 43 Kota Yogyakarta 34 40 Daerah DIY 20 0 Gizi Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga gizi yaitu sejumlah 399 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga gizi sebanyak 142 orang, di Kabupaten Bantul sebanyak 70 orang, dengan tenaga gizi paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 34 orang. Adapun distribusi tenaga gizi sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini : Gambar 46. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 159 172 Puskesmas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes 36 28 4 Gizi Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Dinkes dan UPT Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga gizi sebagian besar bekerja pada rumah sakit yang jumlahnya mencapai 172 orang, disusul di puskesmas berjumlah 159 orang, adapun pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit. 5.1.6Tenaga Keterapian Fisik dan Tenaga Keteknisian Medis Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga keteknisian medis terdiri atas radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis. Namun demikian, profil kesehatan ini tidak menjelaskan seluruh data tentang tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis yang ada, namun hanya 3 jenis tenaga kesehatan dalam kelompok ini, yaitu tenaga fisioterapis, tenaga analis kesehatan dan tenaga teknis elektromedis & radiografer. Adapun gambaran jumlah tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis di DIY sesuai dengan wilayah kerjanya dapat kita gambarkan sebagai berikut : Gambar 47. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 300 271 239 250 Kulonprogo 200 Bantul 150 Gunungkidul 100 50 83 88 65 57 9 23 2 13 14 17 3 Sleman 62 70 53 23 9 Kota Yogyakarta Daerah DIY 0 Fisioterapis Teknik Elektromedik & Radiografer Analis Kesehatan Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah fisioterapis yaitu sejumlah 169 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga fisioterapis sebanyak 65 orang dengan tenaga fisioterapis paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 2 orang. Adapun untuk tenaga teknik elektromedik dan radiografer dari sejumlah 214 orang yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta dengan jumlah 88 orang disusul di Kabupaten Sleman dengan jumlah 83 orang, adapun yang paling sedikit jumlah fisioterapis yang bekerja di wilayah Kabupaten Gunungkidul sebanyak 3 orang. Untuk tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sejumlah 718 orang dengan yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta yaitu sejumlah 271 orang, disusul Kabupaten Sleman dengan jumlah 239 orang serta di kabupaten/kota lainnya terdistribusi merata dengan tenaga analis kesehatan yang berjumlah paling sedikit bekerja di Daerah DIY sejumlah 23 orang. Apabila dikaitkan dengan tempat kerjanya, maka tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sebagian besar bekerja di sarana kesehatan utamanya di rumah sakit, sedangkan di tempat lain tidak terlalu banyak. Gambaran dari distribusi tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan sesuai dengan tempat kerjanya dapat digambarkan pada grafik berikut ini : Gambar 48. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis menurut Tempat Kerjanya di DIY Tahun 2012 400 362 350 300 Puskesmas 250 200 170 162 123 150 Rumah Sakit 148 Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes 100 50 18 15 10 3 10 33 14 24 5 4 Dinkes dan UPT 0 Fisioterapis Teknik Elektromedik & Radiografer Analis Kesehatan Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Dari data di atas dapat kita lihat bahwa dari seluruh tenaga fisioterapis yang ada sebagian besar bekerja di rumah sakit dengan jumlah 123 orang, disusul dengan yang bekerja di puskesmas sejumlah 18 orang dan disusul oleh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun untuk tenaga teknik elektromedi dan radiografer sejumlah 162 orang bekerja di rumah sakit dan sisanya tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Analis kesehatan yang paling banyak bekerja di rumah sakit dengan jumlah analis kesehatan sebanyak 362 orang, disusul yang bekerja di puskesmas sejumlah 170 orang. 5.2. Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan di DIY relatif cukup banyak baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah (Puskesmas) telah menjangkau keseluruhan Kecamatan yang ada di Kabupaten / kota bahkan jika digabungkan dengan puskesmas pembantu sebagai jaringan pelayannya, telah mampu menjangkau seluruh desa yang ada. Jumlah puskesmas terbanyak adalah di Kabupaten Gunungkidul dengan 30 puskesmas disusul oleh Kabupaten Bantul dan Sleman masing-masing 27 dan 25 puskesmas. Sementara untuk Kota Yogyakarta memiliki 18 puskesmas. Dari sejumlah total 121 puskesmas tersebut, sebanyak 42 diantaranya telah dikembangkan menjadi puskesmas rawat inap. Seluruh Puskesmas telah dilengkapi dengan jaringan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan memiliki jaringan kemitraan dengan Desa Siaga di seluruh wilayah. Perkembangan pelayanan kesehatan dasar di sektor swasta juga berkembang dengan pesat dengan munculnya berbagai sarana pelayanan seperti dokter praktek swasta, bidan praktek swasta, poliklinik, praktek bersama dan lain sebagainya. Tabe 6. Jumlah Rumah Sakit dan Jenis Sarana Lainnya Tahun 2012 Sarana pelayanan kesehatan rujukan di DIY juga relatif telah memadai dengan berbagai jenis pelayannya. Rumah sakit pemerintah tersedia di kelima kabupaten / kota. Secara kumulatif Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta adalah dua wilayah yang memiliki jumlah sarana pelayanan kesehatan rujukan terbanyak dibandingkan dengan tiga wilayah lain. Perkembangan pelayanan rujuakan di sektor swasta sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Sarana pelayanan rujukan khusus juga telah berkembang diantaranya untuk jenis pelayanan kesehatan mata, jiwa, dan paru. Sarana pelayanan kesehatan pendukung seperti laboratorium kesehatan juga berkembang baik dengan semakin besarnya peran swasta. Dalam 3 tahun terakhir telah tumbuh berbagai sarana pelayanan pendukung laboratorium dan apotik. Pemerintah DIY sendiri telah memiliki sarana Balai Laboratorium Kesehatan (UPT) dan instalasi farmasi. Unit Pelayanan Teknis juga berkembang baik di tingkat provinsi dan Kabupaten / Kota. UPT laboratorium tersedia di setiap wilayah. Sementara untuk UPT jaminan kesehatan baru berkembang di tingkat provinsi, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. UPT balai paru merupakan unit pelayanan pemeriksaan paru yang dimiliki oleh Pemerintah DIY yang menjadi pusat rujukan untuk pemeriksaan paru dan di masa mendatang akan dikembangkan lebih lanjut menjadi rumah sakit khusus. UPT Bapelkes (balai pelatihan kesehatan) dikelola oleh Dinas Kesehatan DIY untuk memberikan dukungan dalam pengembangan sumberdaya manusia kesehatan di Provinsi DIY. Pelayanan pengobatan tradisional yang berbasis bukti juga telah mulai dikembangkan bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan kesehatan yang ada di DIY yang melahirkan gagasan untuk pengembangan pembinaannya di tahun-tahun mendatang. 5.3. Pembiayaan Kesehatan Program Pembiayaan Kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman di tingkat Pusat, diantaranya untuk Program Jaminan Kesehatan untuk masyarakat miskin. Selain program Jamkesmas, pembiayaan kesehatan masyarakat miskin juga dilaksanakan melalui program Askes, Jamsostek, Jamkesos dan Jamkesda. Program Jamkesmas di DIY per Desember 2012 telah diikuti oleh 942.129 jiwa, dengan perincian Kota Yogyakarta 68.456 jiwa, Bantul 222.987 jiwa, Kulon Progo 141.893 jiwa, Gunungkidul 340.635 jiwa dan Sleman 168.158 jiwa. Gambaran kepesertaan jaminan kesehatan di DIY secara keseluruhan sebagai berikut : Gambar 50. Peserta Jaminan Kesehatan di DIY Tahun 2012 DIY mempunyai unit teknis sebagai pengelolaan Jaminan Kesehatan berupa unit pelayanan teknis dari Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas untuk pengelolaan program Jamkessos. Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di unit pelayanan kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit yang bekerjasama dengan Jamkessos adalah sebagai berikut : Tabel 6 . Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkessos Tahun 2012 No KAB./KOTA PPK I PUSKESM AS DOKEL PPK II DAN III BPS BP4 RS. PEMERINTAH RS. SWASTA 1 1. Kota Yogyakarta 18 3 5 1 12 2. Bantul 27 9 32 1 13 3. Kulonprogo 21 2 36 1 5 4. Gunungkidul 30 7 46 1 1 5. Sleman 25 2 7 4 9 121 23 126 8 40 JUMLAH 1 Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012 Sesuai dengan pedoman pengelolaan jaminan kesehatan keluarga miskin DIY memlaksanakan program Jamkesmas, pada tahun 2011 pelayanan kesehatan bagi keluraga miskin di unit pelayanan kesehatan baik dokter keluarga, bidan swasta, puskesmas dan rumah sakit yang bekerjasama dengan Jamkesmas adalah sebagai berikut : Tabel 7. Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas Tahun 2011 No KAB./KOTA 1. 2. 3. Kota Yogyakarta Bantul Kulonprogo 4. 5. Gunungkidul Sleman JUMLAH PPK 1 PPK II DAN III PUSKE SMAS BPS BP4 18 27 21 13 34 54 1 30 25 121 45 63 209 1 RS.PEME RINTAH RS. SWASTA 1 1 1 13 7 2 1 4 8 1 9 32 Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012 Pembiayaan Program Kesehatan di DIY bersumber pada Anggaran Pendapatan & Belanja Negara dan Daerah (APBN/APBD), serta sebagian kecil dari Bantuan Luar Negeri (BLN). Besaran anggaran kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebagai berikut Rp.664.354.423.833,- Gambar 49. Persentase Anggaran Kesehatan DIY Tahun 2012 Proporsi anggaran kesehatan di DIY terbesar adalah anggaran yang bersumber pada APBD dari 5 Kabupaten/Kota (44,6%), APBN sebesar 38,9% sedangkan untuk Dana Luar negri sangat kecil hanya 0,6%. Total anggaran kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.874.088.182.650,dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.240.604,- (rincian lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran). Anggaran APBD di Kabupaten/Kota untuk kesehatan secara keseluruhan sebesar Rp.543.001.581.419,- sedangkan prosentase anggaran APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota masih sekitar 8,86% (prosentase tertinggi di Kabupaten Bantul sebesar 13% dan terendah di Kabupaten Kulon Progo sebesar 5,1%). BAB V KESIMPULAN Pembangunan Kesehatan di wilayah DIY telah berjalan sesuai dengan pedoman dan kewenangan yang telah ditetapkan melalui dasar hukum yang berlaku. Dinas Kesehatan DIY sebagai institusi yang ditunjuk dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai penggerak pembangunan kesehatan telah melaksanakan program-program pembangunan kesehatan sesuai dengan Rencana Strategik Dinas Kesehatan tahun 2009-2013. Capaian pembangunan kesehatan dapat dilihat melalui beberapa indikator Program Pelayanan Kesehatan, yaitu diantaranya sebagai berikut : A. Indikator keberhasilan dari aspek sumberdaya kesehatan : Total anggaran kesehatan di DIY tahun 2012 sebesar : Rp.874.088.182.650,-, Anggaran kesehatan perkapita Rp.240.604,- dan rata-rata prosentase APBD kesehatan terhadap APBD Kab/Kota sebesar 8,86%. Jumlah Sarana Kesehatan Dasar di DIY : Puskesmas 121, Puskesmas dengan tempat tidur 42, Puskesmas Pembantu 318 dan Poskesdes 198 buah. Jumlah sarana kesehatan rujukan (Rumah Sakit) mengalami peningkatan dari 63 RS pada tahun 2011 menjadi 65 RS pada tahun 2012. Jumlah tenaga medis : Jumlah dokter umum sebanyak 1.375 orang, jumlah dokter spesialis 1.214 dan dokter gigi 611 orang. B. Hasil indikator pencapaian (cakupan program), diantaranya : Status gizi balita di DIY pada tahun 2012 telah mencapai 0,59%. Jumlah kematian ibu pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu sebesar 40 kasus dibanding pada tahun 2011 (56 kasus) dengan penyebab utama adalah perdarahan, eklamsi dan sepsis. Jumlah kematian bayi (0-12 hari) tahun 2012 sebesar 400 kasus. Jumlah kematian neonatus (0-28 hari) sebesar 281 kasus. Cakupan K1 sebesar 100%, K4 sebesar 93,31% dan cakupan persalinan nakes 99,85%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita pada tahun 2012 adalah : cakupan yankes bayi sebesar 89,1% sedangkan yankes anak balita 82,59%. Gambaran penyakit TB Paru di DIY : prevalensi TB paru 76,88 per 100.000 penduduk, jumlah kasus TB tahun 2012 di DIY 2.858 kasus. Jumlah kasus HIV/AIDS di DIY sebanyak 1.941 kasus dengan perincian HIV 1.110 dan AIDS 831 kasus pada tahun 2012. Sepuluh besar penyakit yang didiagnosa pada pasien rawat jalan di Puskesmas sesuai laporan sistem survailans terpadu adalah : influensa, diare, hipertensi, DM, pneumonia, tiphus, diare berdarah, tersangka TB paru, campak dan TB BTA positif. Sedangkan di Rumah Sakit adalah : infeksi saluran nafas atas, demam, diare, dispepsia, hipertensi, dermatosis, cedera, penyakit pulpa, faringitis dan gangguan mental. Prosentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2012 sebesar 75,79% sedangkan rumah sehat yang memenuhi syarat sebesar 69,05%. RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 INDIKATOR L P ANGKA/NILAI L+P Satuan No. Lampiran GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SMP+ B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan) B.2 18 19 20 21 22 23 Angka Kesakitan AFP Rate (non polio) < 15 th Angka Insidens TB Paru Angka Prevalensi TB Paru Angka kematian akibat TB Paru Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Success Rate TB Paru 1,797,439 #DIV/0! 1,833,281 #DIV/0! 44.5 58.2 23,199 6.6 200 8.6 220 9.5 22,580 5.6 131 5.8 146 6.5 40 87.3 43 50 1 67.60 48.79 31 36 0 55.29 50.00 3,186 438 3,630,720 3.5 1140.3 48.9 98.0 #DIV/0! Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1 % Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 4 48.6 % Tabel 5 45,803 7.8 400 8.7 450 9.8 Bayi Bayi per 1.000 KH Balita per 1.000 KH Ibu per 100.000 KH Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 8 5.22 37.19 43.11 0.85 40.38 88.48 per 100.000 pend <15thn per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk % % Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 INDIKATOR Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru HIV Jumlah Kasus Baru AIDS Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Jumlah Kematian karena AIDS Donor darah diskrining positif HIV Persentase Diare ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis B.3 Status Gizi 55 Bayi baru lahir ditimbang L 4.8643552 48 77 18 7 0.33 49.11 0 13 1 0.00 53.85 0.13 0.00 93.33 0 P 3.756506 32 45 4 4 0.14 47.58 2 7 0 11.11 33.33 0.07 100.00 83.33 0 11 2 12 2 0 0 184 195 0 14 31.71 #DIV/0! 0.00 0.00 0 0 6 23.46 #DIV/0! 0.06 0.00 0 98 98 ANGKA/NILAI L+P 15.73613039 151 162 581 16 0.27 56.11 2 20 1 0.00 45.45 0.10 300.00 90.48 0 #DIV/0! 23 4 25 0 #DIV/0! 379 0 0 20 27.54 #DIV/0! 0.07 0.00 0 Satuan % Kasus Kasus Kasus Jiwa % % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % % per 10.000 Penduduk % % Kasus % Kasus Kasus % Kasus % Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk % per 100.000 penduduk 98 % No. Lampiran Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 NO 56 57 58 59 C. C.1 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 INDIKATOR Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Balita Gizi Baik Balita Gizi Kurang Balita Gizi Buruk UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti/Komplikasi ditangani Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) Balita ditimbang Balita berat badan naik Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan L 3.37 87.96 8.49 0.56 60.58 86.55 98.49 P 4.20 88.26 8.04 0.49 100 93.31 99.85 92.00 54.77 89.55 78.75 55.45 83.68 99.18 93.71 86.40 0.80 68.86 87.72 81.71 78.25 37.22 39.77 156.43 77.86 63 1 23.94 37.76 37.59 160.61 79.24 62 1 26.17 ANGKA/NILAI L+P 4.48 88.05 8.45 0.56 71.96 112.06 99.13 9.05 78.66 99.39 92.59 89.10 100.00 96.85 11.08 47.95 48.66 82.55 84.79 56 1 47.19 Satuan No. Lampiran % % % % Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 27 % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 35 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 39 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 NO INDIKATOR 86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup Askeskin/Jamkesmas 99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 108 Length of Stay (LOS) di RS 109 Turn of Interval (TOI) di RS L 99.38 P 99.15 ANGKA/NILAI L+P 98.80 % 50.90 46.10 48.53 % 37.72 51.25 1.39 1.66 36.36 24.52 100.00 1.55 48.74 94.83 49.26 72.39 Satuan % % % sekolah sekolah % % No. Lampiran Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 53 Tabel 53 50.58 58.86 45.98 61.20 58.86 61.20 72.39 % Tabel 53 18.25 19.67 67.78 % Tabel 55 100.00 43.68 100.00 90.12 96.61 % 102.55 % Tabel 56 Tabel 56 53.70 74.55 11.48 % - - 0.67 % 8.19 11.46 1.68 % 77.46 3.50 0.85 1.33 131.87 4.84 0.62 1.04 Tabel 56 Tabel 57 183.94 24.03 3.15 1.67 4.21 0.30 6.89 % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Hari Hari Tabel 57 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60 NO INDIKATOR L P C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS C.4 111 112 113 114 115 116 117 118 Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Keluarga dengan sumber air minum terlindung Keluarga memiliki Jamban Sehat Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina kesehatan lingkungannya D. D.1 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas non-Perawatan Jumlah Apotek Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita Jumlah Desa Siaga Desa Siaga Aktif Jumlah Poskesdes D.2 132 133 134 135 Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter Umum 814.00 41.11 546.00 28.04 448.00 21.55 808.00 40.91 ANGKA/NILAI L+P Satuan No. Lampiran - % Tabel 61 69.05 91.81 79.92 88.90 89.22 87.19 75.79 77.04 % % % % % % % % Tabel 62 Tabel 63 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68 50.00 35.00 13.00 32.00 495.00 100.00 82.00 5,691.00 81.57 2.21 438.00 89.73 161.00 % % Posyandu % per 100 balita Desa % Poskesdes Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 1,262.00 31.23 1,354.00 34.54 Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 NO INDIKATOR 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 Jumlah Dokter Gigi Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Teknisi Medis Jumlah Fisioterapis D.3 146 147 148 Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita L 166.00 356.00 1,740.00 481.00 111.00 243.00 164.00 343.00 61.00 P 431.00 1,571.00 48.25 4,820.00 1,892.00 288.00 441.00 132.00 602.00 108.00 ANGKA/NILAI L+P 597.00 Orang 1,927.00 Orang 6,560.00 2,373.00 399.00 684.00 296.00 945.00 169.00 Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang #REF! Rp #REF! % #REF! Rp Satuan No. Lampiran Tabel 74 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 78 Tabel 79 Tabel 79 Tabel 79 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA LUAS WILAYAH (km 2) 1 2 3 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) 586.3 506.9 1,485.4 574.8 32.5 3,185.8 Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota - sumber lain…... (sebutkan) JUMLAH DESA KELURAHAN DESA+KEL. JUMLAH PENDUDUK 4 5 6 7 87 75 144 86 392 1 0 45 46 88 75 144 86 45 438 476,599 930,276 677,998 1,120,417 427,592 3,632,882 JUMLAH RUMAH TANGGA 8 142,560 268,175 194,153 305,543 129,439 1,039,870 RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9 10 3.34 3.47 3.49 3.67 3.30 3.49 812.92 1835.41 456.45 1949.23 13160.73 1,140 TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK 1 2 3 1 2 3 4 5 KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK 0-4 5-14 4 5 LAKI-LAKI 15-44 45-64 6 7 >=65 8 JUMLAH 9 0-4 5-14 10 11 PEREMPUAN 15-44 45-64 12 13 >=65 14 JUMLAH 15 RASIO BEBAN TANG GUNGAN RASIO JENIS KELAMIN 16 17 476,599 930,276 677,998 1,120,417 425,430 16,010 38,090 22,763 43,745 14,192 32,718 70,235 55,818 78,517 32,828 110,752 223,878 124,796 231,064 102,649 52,119 95,416 83,478 134,600 48,772 23,139 36,430 40,529 72,909 11,992 234,738 464,049 327,384 560,835 210,433 14,916 35,835 22,900 35,813 13,509 31,090 66,733 48,708 78,341 29,089 109,866 220,041 134,405 226,631 103,212 55,082 96,884 92,144 140,455 51,458 30,907 46,734 52,457 78,341 17,729 241,861 466,227 350,614 559,582 214,997 45.38 46.22 55.93 52.91 38.99 97.05 99.53 93.37 100.22 97.88 3,630,720 134,800 270,116 793,140 414,385 184,999 1,797,439 122,973 253,962 794,154 436,023 226,168 1,833,281 48.94 98.04 Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - sumber lain…... (sebutkan) Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar: 3,630,720 TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+ JUMLAH Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - Sumber lain…... (sebutkan) JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN 3 4 5 135,055 135,896 137,502 146,481 143,242 142,229 146,752 142,332 139,417 123,375 106,295 88,352 60,849 78,575 31,218 40,326 128,730 126,020 129,145 137,348 137,111 144,688 146,342 143,154 143,430 128,669 117,743 85,226 72,861 96,799 39,734 57,940 263,785 261,916 266,647 283,829 280,353 286,917 293,094 285,486 282,847 252,044 224,038 173,578 133,710 175,374 70,952 98,266 1,797,896 1,834,940 3,632,836 TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KECAMATAN 1 2 LAKI-LAKI MELEK HURUF JUMLAH 1 2 3 4 5 KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………… (sebutkan) 3 % 4 0 0 5 0 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF 6 7 0 19,835 96.72 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19,835 #DIV/0! 0 8 0 LAKI-LAKI + PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF 9 10 11 27,371 86.45 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0 47,206 0 0 91.53 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 27,371 #DIV/0! 0 47,206 #DIV/0! TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 LAKI-LAKI NO KECAMATAN 1 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 5 TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLA H 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 17 20 21 141,659 24 293,980 25 23,184 26 0 0 - 1,646 2,423 131,245 SLEMAN - - 0 0 0 0 0 0 0 - YOGYAKARTA - - 0 0 0 0 0 0 0 - 468,948 507,689 160,869 126,000 175,604 314,018 24,830 237,258 1,546,268 97 87,800 23 0 45 125,876 22 20,038 241,861 97 19 0 30,907 45 18 33,945 55,082 241,861 16 0 109,866 30,907 15 38,200 31,090 55,082 JUMLAH 0 946,075 109,866 UNIVERS ITAS 34,993 234,738 31,090 AK/ DIPLO MA 0 23,139 14,916 SMA/ SMK/ MA 0 52,119 234,738 SMP/ MTs SD/MI - 110,752 23,139 SMP/ MTs TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI - 32,718 52,119 SD/MI LAKI-LAKI + PEREMPUAN TIDAK/ AK/ SMA/ UNIVER BELUM DIPLO JUMLAH PERNAH SMK/ MA SITAS MA SEKOLAH - 16,010 110,752 TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI - 476,599 32,718 SMP/ MTs PEREMPUAN TIDAK/ AK/ UNIVER BELUM DIPLOM JUMLAH PERNAH SITAS A SEKOLAH 507,689 Sumber : ………sebutkan 16,010 SD/MI SMA/ SMK/ MA 468,948 JUMLAH (KAB/KOTA) 476,599 TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI 234,835 1,415,023 TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KELAHIRAN NO LAKI-LAKI KAB/KOTA 1 2 3 HIDUP MATI HIDUP + MATI 4 5 6 PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI 7 8 9 LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI 10 11 12 1 KULON PROGO 2,947 0 0 2,731 0 0 5,702 27 5,729 2 BANTUL 6,780 58 6,838 6,639 45 6,684 13,419 103 13,522 3 GUNUNG KIDUL 4,261 43 4,304 4,113 36 4,149 8,374 79 8,453 4 SLEMAN 6,892 25 6,917 6,805 16 6,821 13,697 41 13,738 5 YOGYAKARTA 2,319 9 2,319 2,292 14 2,292 4,611 110 4,662 23,199 135 20,378 22,580 111 19,946 45,803 360 46,104 JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 6.6 5.6 7.8 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN NO LAKI - LAKI KAB/KOTA 1 2 PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN BAYI ANAK BALITA BALITA BAYI ANAK BALITA BALITA BAYI ANAK BALITA BALITA 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 1 KULON PROGO 0 69 15 84 2 BANTUL 0 72 12 84 44 4 48 116 16 132 3 GUNUNG KIDUL 0 62 3 65 33 4 37 95 7 102 4 SLEMAN 0 42 3 45 27 2 29 69 5 74 5 YOGYAKARTA 0 24 2 26 27 5 32 51 7 58 JUMLAH (KAB/KOTA) 200 20 220 131 15 146 400 50 450 ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 8.6 0.9 9.5 5.8 0.7 6.5 8.7 1.1 9.8 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN IBU NO JUMLAH LAHIR HIDUP KAB/KOTA 1 2 3 4 KEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 JUMLAH 20 1 KULON PROGO 0 5,702 0 2 0 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 0 2 BANTUL 0 13,419 0 0 0 0 0 1 1 2 0 2 3 5 0 3 4 7 3 GUNUNG KIDUL 0 8,374 0 1 0 1 0 1 0 1 0 6 3 9 0 8 3 11 4 SLEMAN 0 13,697 0 3 0 3 0 2 0 2 0 3 4 7 0 8 4 12 5 YOGYAKARTA 0 4,611 0 3 0 3 0 0 1 1 0 1 2 3 0 4 3 7 45,803 0 9 0 9 0 4 2 6 0 13 12 25 0 26 14 JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi 3 40 87.3 TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUTKAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 3 JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) AFP RATE (NON POLIO) 4 5 6 1 KULON PROGO 0 94,734 5 5.28 2 BANTUL 0 184,253 14 7.60 3 GUNUNG KIDUL 0 150,189 9 5.99 4 SLEMAN 0 244,509 9 3.68 5 YOGYAKARTA 0 92,023 3 3.26 765,708 40 5.22 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar: TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS TB PARU NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH PENDUDUK 3 KASUS BARU KASUS BARU + KASUS LAMA L+P P KASUS LAMA L P L+P L P L+P L P L+P L 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 PREVALENSI (PER 100.000 PENDUDUK) JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU L P L+P L P 16 17 18 19 20 21 1 KULON PROGO 0 234,738 241,861 476,599 62 48 110 4 4 8 66 52 118 28 21 25 2 BANTUL 0 463,977 466,299 930,276 245 150 395 11 10 21 256 160 416 55 34 45 0 3 GUNUNG KIDUL 0 327,841 350157 677,998 164 127 291 82 63 145 246 190 436 75 54 64 0 4 SLEMAN 0 560,836 559,581 1,120,417 157 153 310 11 7 18 168 160 328 30 29 29 9 3 12 5 YOGYAKARTA 0 210,433 217,113 427,546 153 92 245 14 9 23 167 101 268 79 47 63 0 0 16 1,835,011 3,632,836 570 1,351 122 93 215 903 663 1,566 50 36 43 JUMLAH (KAB/KOTA) 1,797,825 ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 781 43.4 31.1 37.2 Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 3 L+P 12 0.7 0 3 0.2 3 31 0.9 TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 3 KLINIS BTA (+) L P L+P L P L+P L P L+P 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 0 150 155 305 2 BANTUL 0 294 296 590 3 GUNUNG KIDUL 0 4 SLEMAN 0 359 5 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) TB PARU JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU 22 14 ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR) L P L+P 13 14 15 36 40 34 74 26.63 21.97 24.26 4,254 154 83 301 52.37 28.08 51.05 465 926 1,483 2,409 101 63 164 358 717 47 49 96 95 78 173 0 0 293 0 0 1,208 153 189 245 803 808 2,370 995 1,546 8,003 543 447 957 #DIV/0! 26.47 #DIV/0! Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 67.60 #DIV/0! 21.78 #DIV/0! 55.29 35.27 24.13 70.65 40.38 TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2011 TB PARU NO KAB/KOTA 1 2 BTA (+) DIOBATI L P L+P L JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH 3 4 5 6 KESEMBUHAN P 7 PENGOBATAN LENGKAP P L L+P % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 KULON PROGO 0 47 38 85 2 BANTUL 0 123 86 209 3 GUNUNG KIDUL 0 81 59 140 4 SLEMAN 0 70 46 116 65 92.86 5 YOGYAKARTA 0 132 99 231 99 453 328 781 204 JUMLAH (KAB/KOTA) 40 L+P 85.11 35 19 20 21 2.63 2 2.35 42.13 37.63 77.35 0.00 0.00 6 2.87 0.00 0.00 89.00 0.00 0.00 18 12.86 0.00 0.00 85.71 6 13.04 12 10.34 101.43 97.83 100.00 7.58 8 8.08 18 7.79 82.58 83.84 83.12 3.75 15 4.57 56 7.17 48.79 50.00 88.48 92.11 75 88.24 0.00 0.00 180 86.12 0.00 0.00 102 72.86 39 84.78 104 89.66 6 8.57 75.00 75 75.76 174 75.32 10 45.03 149 45.43 635 81.31 17 Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 1 ANGKA KESUKSESAN (SUCCESS RATE/SR) L P L+P 2.13 1 TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH BALITA 3 1 KULON PROGO 0 2 BANTUL 3 L P L+P 4 5 6 - 7 8 9 PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 10 11 0 12 25,376 - - 2,538 0 68,045 - - 6,805 GUNUNG KIDUL 0 2,513 - - 230 4 SLEMAN 0 32,474 30,681 63,155 3,247 3,068 6,316 227 7.0 5 YOGYAKARTA 0 14,192 13,509 27,701 1,419 1,351 2,770 0 46,666 44,190 186,790 4,667 4,419 18,658 227 JUMLAH (KAB/KOTA) - JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P #DIV/0! 13 15 #DIV/0! 565 22.3 #DIV/0! #DIV/0! 1,157 17.0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0.0 166 5.4 393 6.2 0.0 0 0.0 821 29.6 4.9 166 3.8 2,936 15.7 Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 0 14 TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS BARU NO KAB/KOTA 1 2 HIV 3 L P L+P L P L+P 4 5 6 7 8 9 4 6 2 1 10 11 12 2 0 2 40 16 4 20 L P L+P 13 14 15 KULON PROGO 0 2 BANTUL 0 3 GUNUNG KIDUL 0 18 13 31 28 26 54 0 4 SLEMAN 0 2 7 9 11 6 17 0 5 YOGYAKARTA 0 26 8 34 36 12 48 0 0 559 2 2 4 48 32 151 77 45 162 18 4 581 7 4 16 71 3 JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS 1 JUMLAH (KAB/KOTA) 2 INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA L P L+P AIDS Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 2 0 2 0 3 2 5 5 TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO UNIT TRANSFUSI DARAH 1 2 UTD PMI Kulon Progo PMI Kab. Bantul UTP PMI Wonosari PMI Kabupaten Sleman UTD PMI Kota Yogyakarta JUMLAH Sumber: …………….. (sebutkan) JUMLAH PENDONOR L L P L+P JUMLAH 3 4 5 6 6,759 2,557 3,928 26,401 721 581 401 2,907 3,561 7,480 3,138 4,329 29,308 39,645 4,610 47,816 DONOR DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA P L+P JUMLAH JUMLAH % % % 7 8 9 10 11 L JUMLAH 12 % 13 0 6,643 2,557 847 26,401 #DIV/0! 98.28 100.00 21.56 100.00 0 836 581 96 2,907 #DIV/0! 115.95 100.00 23.94 100.00 3,561 7,479 3,138 943 29,308 100.00 99.99 100.00 21.78 100.00 16 48 7 49 #DIV/0! 0.72 0.00 0.83 0.19 36,448 91.94 4,420 95.88 44,429 92.92 120 0.33 POSITIF HIV P JUMLAH % 14 L+P JUMLAH % 15 4 2 6 16 #DIV/0! 0.48 0.00 0.00 0.07 0 17 8 52 4 7 51 0.22 0.70 0.13 0.74 0.17 122 0.27 TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DIARE NO JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1 2 JUMLAH PERKIRAAAN KASUS 3 DIARE DITANGANI P L L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 KULON PROGO 0 234,738 241,861 476,599 9,929 10,231 20,160 0 0 0 0 10,355 51 2 BANTUL 0 463,977 466,299 930,276 19,626 19,724 39,351 12,341 63 10,070 51 22,411 57 3 GUNUNG KIDUL 0 327,841 350,157 677,998 7,016 7,493 14,509 7,016 100 7,493 100 14,509 100 4 SLEMAN 0 560,836 559,581 1,120,417 23,050 23,670 46,721 7,102 31 7,939 34 15,041 32 5 YOGYAKARTA 0 210,433 217,113 427,546 5,544 6,829 12,373 5,544 100 6,829 100 12,373 100 1,797,825 1,835,011 3,632,836 65,166 67,948 133,114 32,003 JUMLAH (KAB/KOTA) 49.1 32,331 Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS 47.6 74,689 56.1 TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 KASUS BARU NO Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN L P L+P L P L+P L KAB/KOTA 1 2 3 1 KULON PROGO 0 2 BANTUL 0 3 GUNUNG KIDUL 4 5 4 5 0 7 0 8 0 9 10 L+P 11 12 0-14 TAHUN L P L+P 13 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 SLEMAN 0 0 0 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 0 6 JUMLAH P 0 15 0 16 17 0 0 1 0 1 1 1 0 11 0 0 0 0 18 2 3 19 PB + MB JUMLAH P L+P L P 20 21 22 23 L+P 24 2 0 2 2 0 2 2 1 1 0 1 1 1 2 14 11 3 14 11 4 15 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 13 7 20 13 7 20 ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan) 14 Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah ≥ 15 TAHUN L P L+P L 13 9 22 0.72 0.49 0.61 TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % PENDERITA KUSTA 3 L P L+P 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 0 - 2 2 - 0.00 - 0.00 - 0.00 2 BANTUL 0 1 1 2 - 0.00 - 0.00 - 0.00 3 GUNUNG KIDUL 0 11 4 15 - 0.00 1 25.00 - 0.00 4 SLEMAN 0 - - - - 5 YOGYAKARTA 0 1 2 3 - 0.00 - 0.00 - 0.00 13 9 22 - 0.00 1 11.11 - 0.00 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) #DIV/0! - #DIV/0! - L JUMLAH % 13 14 0 CACAT TINGKAT 2 P L+P JUMLAH JUMLAH % % 0.00 15 16 0 0.00 6 #DIV/0! 54.55 1 #DIV/0! 1 7 - 0.00 0.00 - 0.00 25.00 7 46.67 #DIV/0! 3 18 0.00 2 53.85 17 33.33 - #DIV/0! 3 100.00 10 45.45 TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO L PB P L+P 4 5 6 KAB/KOTA 1 2 3 1 KULON PROGO 0 2 BANTUL 3 0 KASUS TERCATAT MB L P L+P L JUMLAH P L+P 7 10 11 12 8 0 0 0 0 1 1 3 GUNUNG KIDUL 0 2 2 11 4 SLEMAN 0 1 1 2 5 YOGYAKARTA 0 0 0 4 JUMLAH (KAB/KOTA) 1 ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan) 9 2 2 0 2 2 3 3 1 4 2 13 11 4 15 7 5 12 8 6 14 0 1 2 3 1 0 1 5 22 11 33 23 0.1 13 0.1 36 0.1 TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) KUSTA (PB) PENDERITA PB L 2011 JUMLAH L P L+P % JUMLAH % JUMLAH 4 8 9 10 11 5 0 6 7 0 0 1 3 0 RFT PB P % KUSTA (MB) PENDERITA MB L 2010 JUMLAH L P L+P % JUMLAH % JUMLAH % 12 13 17 18 19 20 21 L+P 14 0 0 0 0 0 1 1 #DIV/0! 1 100 1 100 2 3 0 #DIV/0! 0 0 9 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 #DIV/0! 3 1 4 0 1 12 Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data. 0.0 100.0 300.0 15 0 6 16 RFT MB P 1 1 100 2 1 50 15 9 100 0 0 5 L+P 0 1 100 #DIV/0! 1 50 83 14 93 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 0 3 3 100 15 6 21 14 93 5 83 0 #DIV/0! 3 100 19 90 TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO DIFTERI KAB/KOTA 1 2 JUMLAH KASUS 3 PERTUSIS JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS L P L+P MENINGGAL L P L+P L P L+P MENINGGAL L P L+P MENINGGAL 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 KULON PROGO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 BANTUL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 2 2 1 4 SLEMAN 0 0 0 5 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) Sumber: …………….. (sebutkan) 0 0 0 0 0 0 0 11 12 23 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 12 23 2 2 4 1 0 0 0 0 #DIV/0! 25 #DIV/0! TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I NO KAB/KOTA L 1 2 3 CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P 4 5 POLIO MENINGGAL 6 7 1 KULON PROGO 0 0 1 1 2 BANTUL 0 12 10 3 GUNUNG KIDUL 4 5 L P L+P L P L+P 8 9 10 11 12 13 0 0 0 0 22 0 14 6 20 0 0 0 0 SLEMAN 0 0 0 0 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) Sumber: …………….. (sebutkan) 0 HEPATITIS B 0 0 172 184 356 0 0 0 0 0 0 0 184 195 379 0 0 0 0 14 6 20 0.0 TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH KASUS 3 MENINGGAL CFR (%) L P L+P L P L+P L P L+P 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 0 35 15 50 0 2 BANTUL 0 164 113 277 3 GUNUNG KIDUL 0 49 29 78 4 SLEMAN 0 120 116 236 5 YOGYAKARTA 0 202 157 359 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 570 430 INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 31.7 23.5 1,000 27.5 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 2 2 0.0 20.5 12.1 2 2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 MALARIA PENDERITA TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH SEDIAAN DARAH L L P L+P L P L+P 3 4 5 6 7 8 9 MENINGGAL 10 CFR P L+P L P L+P 11 12 13 14 15 1 KULON PROGO 0 0 0 0 133 104 237 0 0 0 0.0 0.0 0.0 2 BANTUL 0 0 0 0 7 0 7 0 0 0 0.0 #DIV/0! 0.0 3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4 SLEMAN 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 7 0 7 0 0 0 0 0 0 0.0 #DIV/0! 0.0 7 0 7 140 104 244 0 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1 ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan) TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENDERITA FILARIASIS NO KAB/KOTA 1 2 KASUS BARU DITEMUKAN 3 JUMLAH SELURUH KASUS L P L+P L P L+P 4 5 6 7 8 9 1 KULON PROGO 0 0 0 0 0 0 0 2 BANTUL 0 0 0 0 0 0 0 3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 4 SLEMAN 0 0 0 5 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO JUMLAH LAHIR HIDUP KAB/KOTA 1 2 3 L P L+P 4 5 6 L JUMLAH 7 BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P % 8 JUMLAH 9 % 10 JUMLAH 11 BBLR P L % 12 JUMLAH 13 % 14 1 KULON PROGO 0 2,947 2,731 5,695 2,947 100.0 2,731 100.0 5,695 100.00 2 BANTUL 0 6,780 6,639 13,419 6,780 100.0 6,639 100.0 13,419 100.00 243 3.6 3 GUNUNG KIDUL 0 4,261 4,113 8,374 4,261 100.0 4,113 100.0 8,374 100.00 272 4 SLEMAN 0 6,892 6,805 13,697 6,522 94.6 6,228 91.5 12,750 93.09 254 5 YOGYAKARTA 0 2,319 2,292 4,611 2,315 99.8 2,343 102.2 4,658 101.02 23,199 22,580 45,796 22,825 98.4 22,054 97.7 44,896 98.03 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota JUMLAH 15 0.0 769 L+P % 16 JUMLAH 17 % 18 0.0 317 5.57 291 4.4 534 3.98 6.4 214 5.2 486 5.80 3.9 244 3.9 498 3.91 0.0 177 7.6 177 3.80 3.4 926 4.2 2,012 4.48 TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA NO BALITA DITIMBANG KAB/KOTA GIZI LEBIH L 1 2 3 GIZI BAIK P L+P L GIZI KURANG P L+P L GIZI BURUK P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 KULON PROGO 0 10,965 11,000 21,965 177 1.61 155 1.41 357 1.63 9,840 89.74 9,412 85.56 19,252 87.65 1,128 10.29 1,051 9.55 2,179 9.92 91 0.83 86 0.78 177 0.81 2 BANTUL 0 25,008 24,389 49,397 859 3.43 724 2.97 1,583 3.20 21,601 86.38 21,206 86.95 42,807 86.66 2,441 9.76 2,351 9.64 4,792 9.70 107 0.43 108 0.44 215 0.44 3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 35,305 620 1.76 30,999 87.80 3,254 9.22 242 0.69 4 SLEMAN 0 30,592 30,234 60,826 1,032 3.37 848 2.80 1,880 3.09 27,248 89.07 27,234 90.08 54,482 89.57 2,162 7.07 2,026 6.70 4,188 6.89 150 0.49 126 0.42 276 0.45 5 YOGYAKARTA 0 7,403 7,165 14,568 418 5.65 306 4.27 700 4.81 6,375 86.11 6,394 89.24 12,769 87.65 548 7.40 425 5.93 973 6.68 63 0.85 40 0.56 103 0.71 73,968 72,788 182,061 2,486 3.36 2,033 2.79 5,140 2.82 65,064 87.96 64,246 88.26 160,309 88.05 6,279 8.49 5,853 8.04 15,386 8.45 411 0.56 360 0.49 1,013 0.56 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 IBU HAMIL NO KAB/KOTA 1 2 3 JUMLAH K1 % K4 % 4 5 6 7 8 IBU BERSALIN DITOLONG JUMLAH NAKES 9 10 % 11 JUMLAH 12 IBU NIFAS MENDAPAT YANKES 13 % 14 1 KULON PROGO 0 6,364 6,364 100.00 5,932 93.21 5,688 5,678 99.82 5,687 5,650 99.35 2 BANTUL 0 14,834 14,834 100.00 13,614 91.78 13,448 13,432 99.88 13,446 12,439 92.51 3 GUNUNG KIDUL 0 9,530 9,530 100.00 8,771 92.04 8,414 8,390 99.71 8,408 7,531 89.57 4 SLEMAN 0 14,654 14,654 100.00 14,055 95.91 13,738 13,722 99.88 13,736 12,354 89.94 5 YOGYAKARTA 0 5,102 5,102 100.00 4,734 92.79 4,660 4,658 99.96 4,660 4,287 92.00 50,484 50,484 100.00 47,106 93.31 45,948 45,880 99.85 45,937 42,261 92.00 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO 1 2 IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL JUMLAH IBU HAMIL KAB/KOTA 3 4 TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 KULON PROGO 0 708 0 - 0 - 338 47.7 11 1.6 4 0.6 353 49.9 2 BANTUL 0 14,834 237 1.6 436 2.9 2,759 18.6 2,588 17.4 1,837 12.4 7,620 51.4 3 GUNUNG KIDUL 0 9,530 500 5.2 328 3.4 2,263 23.7 1,522 16.0 855 9.0 4,968 52.1 4 SLEMAN 0 14,654 4,144 28.3 3,286 22.4 2,659 18.1 2,071 14.1 1,837 12.5 9,853 67.2 5 YOGYAKARTA 0 5,102 1,735 34.0 1,024 20.1 472 9.3 163 3.2 99 1.9 1,758 34.5 44,828 6,616 14.8 5,074 11.3 8,491 18.9 6,355 14.2 4,632 10.3 24,552 54.8 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET) JUMLAH IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 8 3 1 KULON PROGO 0 6364 6,282 98.71 5,846 91.86 2 BANTUL 0 14834 14,394 97.03 13,275 89.49 3 GUNUNG KIDUL 0 9530 8,954 93.96 8,852 92.89 4 SLEMAN 0 14654 14,654 100.00 13,508 92.18 5 YOGYAKARTA 0 5102 4,039 79.17 3,728 73.07 50484 48,323 95.72 45,209 89.55 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BUMIL NO KAB/KOTA 1 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH BUMIL RISTI/ RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI IBU HAMIL KOMPLIKASI % S 4 NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI PERKIRAAN NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI L P P L+P L P L+P S % S % S % 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 6 6,364 1,273 1346 105.75 2,947 2,731 5,695 442 410 854 14,834 2,967 2484 83.73 6,780 6,639 13,419 1,017 996 2,013 786 77.3 9,530 1,906 1890 99.16 4,261 4,113 8,374 639 617 1,256 550 14,654 2,931 1285 43.84 6,892 6,805 13,697 1,034 1,021 2,055 5,102 1,020 946 92.71 2,319 2,292 4,611 348 344 10,097 7951 78.75 ##### ##### 3,480 3,387 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota L+P L 5 50,484 7 JUMLAH LAHIR HIDUP 45,796 0.0 0.0 957 112.03 708 71.1 1,494 74.22 86.1 447 72.5 997 79.37 461 44.6 426 41.7 887 43.17 692 311 89.4 297 86.4 608 87.91 6,869 2,108 60.6 1,878 55.4 4,943 71.96 TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH 3 L P L+P S 4 5 6 7 BAYI BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P L+P % % % S S 12 13 14 15 16 17 18 19 % 20 21 22 23 2,825 2,871 5,696 100.0 2,825 100.0 2,871 100.0 11,779 11,269 23,048 11,779 100 11,269 100 23,048 100 5,687 5,627 98.945 2 BANTUL 0 3,448 3,367 6,815 3,401 98.7 3,347 99.4 6,748 99.0 26,208 25,847 52,055 25,484 97.237 25,652 99.246 51,136 98.235 13,446 13,306 98.959 3 GUNUNG KIDUL 0 #DIV/0! 5,308 100.0 - - 35,848 #DIV/0! 35,848 100 8,408 7,774 92.46 4 SLEMAN 0 7,273 6,874 14,147 7,115 97.8 6,723 97.8 13,838 97.8 28,398 25,487 53,885 28,119 99.018 25,169 98.752 53,288 98.892 13,736 12,354 89.939 5 YOGYAKARTA 0 2,315 2,343 4,658 - 0.0 - 0.0 9,110 195.6 - - 17,252 - #DIV/0! - #DIV/0! 17,188 99.629 4,660 3,988 85.579 18,732 15,409 33,799 16,212 86.5 12,895 83.7 37,875 112.1 66,385 62,603 182,088 65,382 98.489 62,090 99.181 180,508 99.132 45,937 43,049 93.713 #DIV/0! 11 L+P S 5,696 Sumber: ……………… (sebutkan) 10 L+P 0 5,308 9 P IBU NIFAS MENDAPAT JUMLAH VIT A % S 1 KULON PROGO JUMLAH (KAB/KOTA) 8 JUMLAH L ANAK BALITA (1-4 TAHUN) MENDAPAT VIT A 2X L P % % S S #DIV/0! 24 TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PESERTA KB AKTIF NO IUD 1 2 NON MKJP MKJP KAB/KOTA 4 MOP % 5 6 7 MOW % IM PLAN % 8 9 JUMLAH % 12 13 SUNTIK % PIL % KON DOM % OBAT VAGINA % LAIN NYA 14 19 20 21 22 % % 24 25 MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP 10 11 15 16 17 18 26 27 0 11,918 23.27 529 1.03 3,342 6.53 6,657 13.00 22,446 43.83 21,281 41.56 5,336 10.42 2,144 4.19 0 0.00 0 0.00 28,761 56.17 51,207 100.0 2 BANTUL 0 27,995 22.82 1,234 1.01 6,408 5.22 6,282 5.12 41,919 34.16 59,306 48.34 13,336 10.87 8,136 6.63 0 0.00 0 0.00 80,778 65.84 122,697 100.0 3 GUNUNG KIDUL 0 13,675 14.20 328 0.34 3,104 3.22 6,419 6.67 23,526 24.43 56,767 58.95 13,320 13.83 2,678 2.78 0 0.00 0 0.00 72,765 75.57 96,291 100.0 4 SLEMAN 0 31,788 26.37 729 0.60 5,593 4.64 4,765 3.95 42,865 35.56 57,839 47.97 11,622 9.64 8,235 6.83 0 0.00 0 0.00 77,696 64.45 120,561 100.0 5 YOGYAKARTA 0 12,578 32.50 272 0.70 2,505 6.47 1,071 2.77 16,426 42.44 11,676 30.17 4,155 10.74 6,433 16.62 0 0.00 14 0.04 22,278 57.56 38,704 100.0 97,954 22.81 3,092 0.72 20,952 4.88 25,194 5.87 147,192 34.27 206,869 48.17 47,769 11.12 27,626 6.43 0 0.00 14 0.00 282,278 65.73 429,470 100.0 Sleman: data MOW dan MOP digabung Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 23 JUMLAH 1 KULON PROGO JUMLAH (KAB/KOTA) 3 % TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PESERTA KB BARU NO KAB/KOTA IUD 1 2 NON MKJP MKJP 3 4 % MOP % MOW % IMPLAN 5 6 7 8 9 10 11 SUNTIK % PIL 15 16 % KONDOM % OBAT VAGINA % LAIN NYA 17 18 19 20 21 22 % JUMLAH 23 24 % MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP 25 12 13 14 26 27 35.34 2,499 46.36 605 11.23 381 7.07 0 0.0 0 0.0 3,485 64.66 5,390 100.0 1,064 6.25 6,249 36.72 7,642 44.91 1,550 9.11 1,575 9.26 0 0.0 0 0.0 10,767 63.28 17,016 100.0 1,299 15.18 2,937 34.32 4,580 53.52 786 9.19 254 2.97 0 0.0 0 0.0 5,620 65.68 8,557 100.0 4.97 1,165 7.13 5,785 35.39 8,120 49.67 941 5.76 1,502 9.19 0 0.0 0 0.0 10,563 64.61 16,348 100.0 22 1.04 50 2.37 1,304 61.83 616 29.21 120 5.69 50 2.37 0 0.0 19 0.9 805 38.17 2,109 100.0 1,617 3.27 4,449 9.00 18,180 36.79 23,457 47.46 4,002 8.10 3,762 7.61 0 0.0 19 0.0 31,240 63.21 49,420 100.0 793 14.7 78 1.45 163 3.03 871 2 BANTUL 0 4,565 26.8 106 0.62 514 3.02 3 GUNUNG KIDUL 0 1,500 17.5 33 0.39 105 1.23 4 SLEMAN 0 3,671 22.5 136 0.83 813 5 YOGYAKARTA 0 1,226 58.1 6 0.28 11,755 23.8 359 0.73 Sleman: data MOW dan MOP digabung % 1,905 0 Sumber: ……………….. (sebutkan) Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang JUMLAH 16.15 1 KULON PROGO JUMLAH (KAB/KOTA) % TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH PUS 3 4 PESERTA KB AKTIF PESERTA KB BARU JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 8 1 KULON PROGO 0 66,631 5,390 8.09 51,207 76.85 2 BANTUL 0 156,289 17,016 10.89 122,697 78.51 3 GUNUNG KIDUL 0 121,635 8,557 7.03 96,291 79.16 4 SLEMAN 0 153,703 16,348 10.64 120,561 78.44 5 YOGYAKARTA 0 47,692 2,109 4.42 38,704 81.15 545,950 49,420 9.05 429,460 78.66 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP 3 L P L +P 4 5 6 L JUMLAH 7 KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) P L+P JUMLAH JUMLAH % % 8 9 1 KULON PROGO 0 2,947 2,731 5,702 2 BANTUL 0 6,780 6,639 13,419 6,725 99.2 6,588 3 GUNUNG KIDUL 0 4,261 4,113 8,374 4,253 99.8 4 SLEMAN 0 6,892 6,805 13,697 6,755 5 YOGYAKARTA 0 2,319 2,292 4,611 23,199 22,580 45,803 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 10 11 % 12 KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 13 14 15 16 17 18 5,498 96.42 5,675 99.53 99.2 13,313 99.21 6,276 92.6 6,184 93.1 12,460 92.85 4,110 99.9 8,363 99.87 3,887 91.2 3,791 92.2 7,678 91.69 98.0 6,798 99.9 13,553 98.95 6,187 89.8 6,370 93.6 12,557 91.68 2,310 99.6 2,311 100.8 4,621 100.22 2,112 91.1 2,106 91.9 4,218 91.48 20,043 86.4 19,807 87.7 45,525 99.39 18,462 0.8 18,451 81.7 42,411 92.59 TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI) JUMLAH BAYI L P P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 5,696 2,825 5,695 2 BANTUL 6,780 6,639 13,419 5,686 83.9 3 GUNUNG KIDUL 4,261 4,113 8,374 3,990 4 SLEMAN 6,892 6,805 13,697 5 YOGYAKARTA 2,315 2,343 25,944 22,725 JUMLAH (KAB/KOTA) L+P L Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 0.0 0.0 5,202 91.34 5,588 84.2 11,274 84.02 93.6 3,979 96.7 7,969 95.16 6,117 88.8 6,065 89.1 12,182 88.94 4,658 2,071 89.5 2,150 91.8 4,221 90.62 45,843 17,864 68.9 17,782 78.2 40,848 89.10 TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI 1 2 4 5 6 1 KULON PROGO 88 88 100.0 2 BANTUL 75 75 100.0 144 144 100.0 4 SLEMAN 86 86 100.0 5 YOGYAKARTA 45 45 100.0 438 438 100.0 3 GUNUNG KIDUL JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO JUMLAH BAYI KAB/KOTA DPT1+HB1 P L L+P BAYI DIIMUNISASI DPT3+HB3 P L L+P DO RATE (%) CAMPAK P L L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16.0 17 18 19 20 21 22 23 24 1 KULON PROGO 0 - - 5,647 5,513 97.6 5,499 97.4 5,476 97.0 2 BANTUL 0 6,341 6,273 12,614 94.5 11,942 94.7 94.9 11,835 93.8 95.6 11,962 94.8 3 GUNUNG KIDUL 0 - 8,182 4 SLEMAN 0 7,273 6,874 14,147 5 YOGYAKARTA 0 2,315 2,343 ##### 1 2 JUMLAH (KAB/KOTA) - ##### Sumber: …………….. (sebutkan) 6,012 94.8 5,930 7,983 97.6 7,661 105.3 7,126 103.7 14,787 104.5 4,658 0 0.0 0 0.0 9,061 45,248 13,673 85.8 13,056 84.3 49,286 - - 5,884 92.8 5,951 7,960 97.3 7,242 99.6 6,810 99.1 14,052 99.3 194.5 0 0.0 0 0.0 4,714 108.9 13,126 82.4 12,761 82.4 44,060 - - 5,967 94.1 5,995 7,191 98.9 6,688 97.3 13,879 98.1 101.2 0 0.0 0 0.0 4,696 100.8 - 97.4 13,158 82.6 12,683 81.9 43,823 96.9 - - 7,810 L P L+P 25 26 27 0.7 0.7 95.5 - -1.1 - 6.1 2.2 6.1 3.8 -0.2 6.1 48.2 2.9 11.1 TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI NO JUMLAH BAYI KAB/KOTA 1 2 BCG P L 3 L+P P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0 5,647 2 BANTUL 0 6,341 6,273 12,614 3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 8,182 4 SLEMAN 0 7,273 6,874 14,147 7,995 110 5 YOGYAKARTA 0 2,315 2,343 4,658 2,250 15,929 15,490 45,248 16,349 Sumber: …………….. (sebutkan) POLIO3 P L L 1 KULON PROGO JUMLAH (KAB/KOTA) L+P 6,104 5,566 99 93 11,969 95 #DIV/0! 8,028 98 7,619 111 15,614 110 6,931 95.2977 6,674 97.0905 13,605 96.1688 97 2,215 95 4,465 96 2,248 97.1058 2,181 93.0858 4,429 95.0837 103 15,699 101 45,642 101 15,107 94.8396 14,763 95.3066 43,333 95.7678 96 5,865 #DIV/0! 5,487 97.1666 5,928 93.4868 #DIV/0! 5,908 94.1814 #DIV/0! 11,836 93.8322 7,976 97.4823 TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH BAYI 3 L P L+P 4 5 6 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 7 8 9 10 1 KULON PROGO 0 - - 4,043 2 BANTUL 0 2,102 1,976 4,078 3 GUNUNG KIDUL 0 - - 5,840 4 SLEMAN 0 7,273 6,874 14,147 3,019 41.5 2,968 5 YOGYAKARTA 0 2,315 2,343 3,910 - 0.0 11,690 11,193 32,018 4,351 37.2 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) 1,332 63.4 11 12 2,346 58.0 2,590 63.5 2,617 44.8 43.2 5,987 42.3 - 0.0 1,813 46.4 4,226 37.8 15,353 48.0 1,258 - 63.7 - TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO 1 KAB/KOTA PUSKESMAS 2 1 2 3 4 5 KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) DARI KELUARGA MISKIN L P L+P 3 4 0 0 30 25 ANAK 6-23 BULAN MENDAPAT MP-ASI L P L+P L % P 7 10 11 5 6 8 296 1,641 165 0 296 1,721 135 0 207 592 3,362 300 683 296 375 165 0 2,102 2,152 5,144 836 9 L+P 12 296 378 135 0 207 592 753 300 651 100.00 22.85 100.00 100.00 21.96 100.00 100.00 100.00 22.40 100.00 95.31 809 2,503 39.77 37.59 48.66 TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO KAB/KOTA 1 2 3 L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 0 2 BANTUL 0 3 GUNUNG KIDUL 0 16,623 4 SLEMAN 0 27,894 5 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI) JUMLAH 0 44,517 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 0 25,376 84.90 17,505 34,128 13,709 82.5 13,933 79.6 27,642 81.00 26,353 54,247 21,584 77.4 21,749 82.5 43,333 79.88 18,078 7,248 14,400 79.65 196,265 69,639 162,007 82.55 156.4 7,152 70,441 #DIV/0! 54,705 27,098 #DIV/0! 27,607 86.41 64,436 43,858 #DIV/0! 21,927 #DIV/0! 160.6 TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA NO BALITA YANG ADA KAB/KOTA 1 2 3 1 KULON PROGO 0 2 BANTUL 0 3 GUNUNG KIDUL 0 4 SLEMAN 0 5 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan) DITIMBANG P L L P L+P JUMLAH % 4 5 6 7 8 27,664 33,577 JUMLA H 9 #DIV/0! 32,793 66,370 25,485 75.9 0 0 43,460 32,474 30,681 63,155 25,940 79.9 0 0 20,300 0 #DIV/0! 66,051 63,474 220,949 51,425 77.9 L+P % JUMLAH % 10 11 12 #DIV/0! 21,608 78.1 77.1 50,759 76.5 #DIV/0! 34,643 79.7 81.6 50,966 80.7 0 #DIV/0! 29,359 144.6 187,335 84.8 25,274 #DIV/0! 25,026 50,300 79.2 BB NAIK P L JUMLA H 13 % 14 JUMLA H 15 #DIV/0! 15,405 60.4 15,256 #DIV/0! L+P % JUMLAH % 16 17 18 #DIV/0! 11,439 52.9 60.4 30,661 60.4 19 355 #DIV/0! 22,221 64.1 15,791 63.1 32,621 64.0 277 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 7,251 24.7 0 31,047 61.7 104,193 55.6 632 32,235 62.7 JUMLA H % 20 21 #DIV/0! 64.9 16,830 BGM P L JUMLA H 1.4 464 #DIV/0! 1.1 #DIV/0! 1.2 L+P JUMLA H % 22 23 % 24 #DIV/0! 180 0.8 1.8 819 1.6 #DIV/0! 698 2.0 263 1.1 540 1.1 0 #DIV/0! 213 0.7 727 1.4 2,450 1.3 TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA GIZI BURUK NO 1 2 MENDAPAT PERAWATAN JUMLAH KAB/KOTA 3 L P L+P L P L+P S % S % S % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 0 91 86 177 0.0 0.0 - 0.0 2 BANTUL 0 107 108 215 0.0 0.0 - 0.0 3 GUNUNG KIDUL 0 53 66 119 53 100.0 66 100.0 119 100.0 4 SLEMAN 0 150 126 276 43 28.7 35 27.8 78 28.3 5 YOGYAKARTA 0 - - 120 231 192.5 401 386 907 428 47.2 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) 96 #DIV/0! 23.9 101 #DIV/0! 26.2 TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH 3 L P L+P 4 5 6 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 7 8 9 10 1 KULON PROGO 0 3,216 2,851 6,067 3,216 2 BANTUL 0 6,564 6,061 12,625 6,478 98.7 6,009 3 GUNUNG KIDUL 0 4,722 4,309 9,031 4,668 98.9 4 SLEMAN 0 8,010 7,179 15,189 8,010 100.0 5 YOGYAKARTA 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 7,323 22,512 20,400 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: ………. (sebutkan) 50,235 2,851 99.4 99.4 % 12 6,067 100.0 99.1 12,487 98.9 4,188 97.2 8,856 98.1 7,179 100.0 15,189 100.0 7,031 96.0 49,630 98.8 #DIV/0! 22,372 11 #DIV/0! 20,227 99.2 99.2 98.8 TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MURID SD DAN SETINGKAT NO KAB/KOTA 1 2 MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR JUMLAH 3 L P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 0 9,100 8,130 17,230 6,755 2 BANTUL 0 6,564 6,061 12,625 6,478 98.7 6,009 3 GUNUNG KIDUL 0 4,722 4,309 9,031 4,668 98.9 4 SLEMAN 0 8,010 7,179 15,189 8,010 100.0 5 YOGYAKARTA 0 22,506 23,906 50,902 49,585 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan) L+P 46,412 100,487 5,481 25,911 12,236 71.0 99.1 12,487 98.91 4,188 97.2 8,856 98.06 7,179 100.0 15,189 100.00 50.9 22,857 46.1 48,768 48.53 TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 USILA (60TAHUN+) NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH 3 MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P L % P % L+P % 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6,175 19.72 10,065 18.20 1 KULON PROGO 0 2 BANTUL 0 162,321 #DIV/0! #DIV/0! 49,893 30.74 3 GUNUNG KIDUL 0 131,510 #DIV/0! #DIV/0! 42,953 32.66 4 SLEMAN 0 38,281 37,485 75,766 7,864 20.54 15,072 40.21 22,936 30.27 5 YOGYAKARTA 0 13,706 18,366 32,072 16,900 123.30 23,425 127.55 40,325 125.73 75,967 87,166 456,964 28,654 37.72 44,672 51.25 166,172 36.36 JUMLAH (KAB/KOTA) 23,980 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 31,315 55,295 3,890 16.22 TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA 1 2 3 1 RUMAH SAKIT UMUM MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH % 4 5 48 40 83.33 2 1 50.00 3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 19 10 52.63 4 PUSKESMAS PERAWATAN 59 52 88.14 5 SARANA YANKES.LAINNYA 292 0 - 420 103 2 RUMAH SAKIT JIWA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) 24.52 TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA 1 YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA 2 3 4 JUMLAH PENDUDUK TERANCAM L P L+P 5 6 7 1 DIARE JUMLAH PENDERITA L P L+P 8 9 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ATTACK RATE (%) L 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 P JUMLAH KEMATIAN L+P L P L+P 14 15 16 11 12 13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CFR (%) L 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 P L+P 17 18 19 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Sumber: ………………… (sebutkan) TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB 0 0 NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA 1 2 1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 1 2 3 4 5 YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA 3 Chikungunya (Kota) Keracunan pangan Leptospirosis Campak Thypus DIARE (Sleman) Rubela (GK) DBD Diare Keracunan Makanan Diare Bantul Keracunan Makanan Rubella Campak Chikungunya 4 1 5 5 1 1 2 2 1 1 7 6 7 1 1 1 JUMLAH PENDUDUK TERANCAM P L+P L 5 1 5 5 1 1 3 3 1 1 8 7 9 1 1 1 4,523 21,852 24,520 5,936 4,099 85,215 576 13 101 142 6 4,518 22,384 25,321 6,035 4,058 85,847 592 17 114 147 7 9,041 44,236 49,841 11,971 8,157 171,062 1,168 30 215 289 865 1,165 200 400 1,269 JUMLAH PENDERITA ATTACK RATE (%) L P L+P L 8 9 10 11 19 98 6 2 3 2 22 2 14 59 55 107 4 16 93 0 4 4 1 32 2 14 80 70 182 6 3 21 35 191 6 6 7 3 54 4 28 139 135 289 10 123 24 0.42 0.45 0.02 0.03 0.07 0.00 3.82 15.38 13.86 41.55 P JUMLAH KEMATIAN L+P L 12 13 14 0.35 0.42 0.07 0.10 0.00 5.41 11.76 12.28 54.42 0.39 0.43 0.01 0.05 0.09 0.00 4.62 13.33 13.02 48.10 15.61 24.81 5.00 30.75 1.89 P CFR (%) L+P 15 16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 L P 17 18 19 #DIV/0! 1.25 2 2.00 - 16.67 1.44 1.48 0.69 - 1.69 - L+P TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB 0 0 0 0 NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JENIS KEJADIAN LUAR BIASA 2 Parotitis Rubella Malaria Varicella Keracunan Makanan Suspect H5N1 HMFD Hepatitis A Scabies suspect difteri YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA 3 4 1 3 2 2 5 2 4 1 2 1 Sumber: Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi JUMLAH PENDUDUK TERANCAM P L+P L 5 1 3 2 2 8 2 4 6 2 1 6 7 120 407 14,804 1,076 1,355 105 577 35,040 531 4,765 JUMLAH PENDERITA ATTACK RATE (%) JUMLAH KEMATIAN CFR (%) L P L+P L P L+P L P L+P L 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 2 0 11 63 71 88 376 2 38 1,047 74 1 9.17 15.48 0.48 8.18 27.75 1.90 6.59 2.99 13.94 0.02 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 P 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 L+P 18 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB NO KAB/KOTA JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 2 4 JUMLAH RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM % 5 6 7 8 1 KULON PROGO 88 31 0.35 31 100.00 2 BANTUL 75 20 0.27 20 100.00 144 13 0.09 13 100.00 4 SLEMAN 86 19 0.22 19 100.00 5 YOGYAKARTA 45 11 0.24 11 100.00 438 94 0.21 94 100.00 3 GUNUNG KIDUL JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………….. (sebutkan) TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP PENCABUTAN L P L+P L P L+P L P L+P 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KULON PROGO 0 1,740 3,579 7,619 1,650 2,896 6,156 2 BANTUL 0 1,588 2,455 4,043 1,715 2,219 3,934 0.9 1.1 1.0 3 GUNUNG KIDUL 0 394 501 895 294 384 678 1.3 1.3 1.3 4 SLEMAN 0 6,181 12,365 18,546 2,676 4,418 7,094 2.3 2.8 2.6 5 YOGYAKARTA 0 2,818 5,022 7,840 2,826 4,466 7,292 1.0 23.9 1.1 12,721 23,922 38,943 9,161 14,383 25,154 1.4 1.7 1.5 JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: …………… (sebutkan) 1.2 TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI MASSAL 4 5 % 6 JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI % 7 8 MURID SD/MI DIPERIKSA JUMLAH MURID SD/MI PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P % 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 4,394 109.7 1 KULON PROGO 267 220 82.4 262 98.1 12,321 10,199 22,520 4,073 33.1 3,853 17.1 9,152 40.6 1,544 1,889 4,006 2 BANTUL 369 280 75.9 361 97.8 24,631 22,439 47,070 11,199 45.5 10,369 46.2 21,568 45.8 6,130 6,086 12,216 4,191 68.4 4,602 75.6 8,793 72.0 3 GUNUNG KIDUL 238 95 39.9 169 71.0 7,467 15,283 22,750 3,579 47.9 3,435 22.5 7,014 30.8 1,827 1,907 3,734 1,960 107.3 1,945 102.0 3,905 104.6 4 SLEMAN 534 0.0 534 100.0 8,010 7,280 15,290 8,010 100.0 7,280 100.0 15,290 100.0 4,129 5,300 9,429 2,108 51.1 3,099 58.5 5,207 55.2 5 YOGYAKARTA 178 178 100.0 178 100.0 13,622 12,788 26,410 6,548 48.1 6,322 49.4 13,010 49.3 2,384 2,553 4,937 1,167 49.0 1,208 47.3 2,546 51.6 1,586 773 48.7 1,504 94.8 66,051 67,989 134,040 33,409 50.6 31,259 46.0 66,034 49.3 16,014 17,735 34,322 9,426 58.9 10,854 61.2 24,845 72.4 JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: …………… (sebutkan) TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENYULUHAN KESEHATAN NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA 4 5 3 1 KULON PROGO 0 3275 108 2 BANTUL 0 3 GUNUNG KIDUL 0 1782 1159 4 SLEMAN 0 8790 5 YOGYAKARTA 0 1005 SUB JUMLAH I 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………. (sebutkan) 14852 1267 14852 1267 TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR NO JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1 2 ASKES JAMSOSTEK % P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0 234,738 241,861 476,599 0 0 37,416 0 0 2 BANTUL 0 463,977 466,299 930,276 43,188 49,021 92,209 8,601 8,474 17,075 3 GUNUNG KIDUL 0 327,841 350,157 677,998 21,474 23,844 45,318 515 607 1,122 4 SLEMAN 0 560,836 559,581 1,120,417 65,184 76,079 141,263 514 435 949 5 YOGYAKARTA 0 210,433 217,113 427,546 68,140 0 0 1,797,825 1,835,011 3,632,836 129,846 148,944 384,346 7.2 8.1 10.6 9,630 0.5 9,516 0.5 Sumber: ……………….. (sebutkan) JUMLAH L 1 KULON PROGO JUMLAH (KAB/KOTA) PERSENTASE (KAB/KOTA) LAINNYA ASKESKIN/JAMKESMAS 19,146 0.5 0 0 141,893 108,394 114,593 80,234 87,924 289,431 0 0 468,740 222,987 251,099 160,183 172,088 583,370 34.5 36.9 62.7 340,635 83,000 21,989 24,451 470,075 6.7 7.0 69.3 168,158 430,089 145,932 164,438 740,459 26.0 29.4 66.1 76,858 54,520 199,518 1,108,139 30.5 328,104 360,977 2,462,162 18.3 19.7 67.8 18.3 19.7 67.8 188,628 202,517 950,531 10.5 11.0 26.2 0 0 0.0 0 0 0.0 TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO KAB/KOTA DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS JUMLAH YANG ADA L 1 2 3 L P L+P 4 5 6 141,893 7 8 - 2 BANTUL 0 222,987 #DIV/0! 3 GUNUNG KIDUL 0 340,635 #DIV/0! 4 SLEMAN 0 80,234 87,924 168,158 5 YOGYAKARTA 0 4 - 179,946 80,238 87,924 1,053,619 80,234 JUMLAH 9 0 Sumber: ……………….. (sebutkan) - % 1 KULON PROGO JUMLAH (KAB/KOTA) - JUMLAH P % 10 87,924 0.0 80,234 L+P - 100.0 100.0 87,924 PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) JUMLAH 11 L % 12 JUMLAH P JUMLAH % 13 14 % 15 141,893 100.0 - #DIV/0! 222,987 100.0 #DIV/0! #DIV/0! 340,635 100.0 #DIV/0! PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L+P 16 - JUMLAH 17 L % JUMLAH % 18 19 20 21 22 25,625 #DIV/0! 42,241 18.9 #DIV/0! 1,613 0.5 219,372 154.6 #DIV/0! 235,504 105.6 16,616 #DIV/0! #DIV/0! 328,232 96.4 #DIV/0! 100.0 168,158 100.0 0.0 0.0 128,030 76.1 144,184 80.1 35,046 876150.0 79,233 #DIV/0! 169,324 94.1 100.0 1,017,857 96.6 35,046 43.7 1,080,462 102.5 90.1 L+P JUMLAH #DIV/0! 79,233 P % 26,470 33.0 39,923 0.0 43,086 53.7 65,548 JUMLAH 23 % 24 45.4 66,393 39.5 #DIV/0! 10,674 5.9 74.6 120,921 11.5 TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO KAB/KOTA L 1 2 PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) JUMLAH YANG ADA P 4 L+P 5 6 L JUMLAH 7 % 8 9 1 KULON PROGO - - 141,893 2 BANTUL - - 222,987 #DIV/0! - - 340,635 80,234 87,924 168,158 - 179,946 - 0.0 87,924 1,053,619 - 0.0 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) 80,234 Sumber: ……………….. (sebutkan) P JUMLAH - % 10 - PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3) L+P JUMLAH % 11 12 1,249 0.9 #DIV/0! 958 0.4 #DIV/0! #DIV/0! 2,339 0.7 0.0 0.0 1,110 0.7 - #DIV/0! 1,359 0.8 - 0.0 7,015 0.7 L JUMLAH % 13 14 2,894 #DIV/0! P JUMLAH 15 4,855 #DIV/0! 3,674 4.6 8.2 16 17 #DIV/0! #DIV/0! 5,221 0.0 6,568 L+P JUMLAH % % 10,076 18 - 0.0 7,749 3.5 - 0.0 5.9 8,895 5.3 #DIV/0! 1,027 0.6 11 17,671 1.7 TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1 RAWAT JALAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I PUSKESMAS 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II RUMAH SAKIT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH III SARANA YANKES LAINNYA JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: ……………… (sebutkan) KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT INAP JUMLAH L P L+P L P L+P L P 3 4 5 6 7 8 9 10 103,580 156,311 76,869 334,399 248,197 763,045 42,926 131,462 46,001 84,605 622,134 409,036 1,272,086 47,760 182,240 47,644 408,876 629,265 0 867,795 1,145,439 0 0 1,392,310 0 2,417,525 582,499 871,323 734,794 956,533 657,233 3,802,382 218,426 313,702 93,645 775,977 1,276,671 2,678,421 5,777 0 0 191,849 0 197,626 6,678,429 1,797,439 1,833,281 3,630,720 77.5 131.9 183.9 1,179 1,733 340 957 0 2,476 3,494 12,866 9,189 642 1,344 1,961 5,680 3,428 18,479 15,771 34,868 60,417 0 45,285 82,963 0 0 62,893 0 88,643 4,324 540,389 3,449 2,301 1,961 552,424 27,331 31,345 24,960 154,848 80,153 318,637 42 0 0 1,221 0 1,263 872,324 1,797,439 1,833,281 3,630,720 3.5 4.8 24.0 L+P 11 1,235 1,177 4,501 1,263 7,302 3,711 13,511 0 1,696 797 1,516 8,965 2,278 13,936 0 1,950 1,197 7,040 9,533 0 3,989 7,136 0 0 23,044 0 21,072 3,019 16,267 6,667 30,454 0 3,646 1,994 0 11,029 16,669 0 0 0 0 0 0 47,123 TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 NAMA RUMAH SAKITa JENIS RSb 2 3 RSU PKU Muhammadiyah Umum RSU Panti Rapih Umum Umum RSU Bethesda RSKJ RSK Puri Nirmala Umum RSUD Jogja RSK Bhakti Ibu RSKIA RSK Soedirman Bedah THT RSK Sari Asih Anak RSK Empat Lima RSK Permata Bunda Ibu, anak Umum RSU Lempuyang RSK PKU M kotagede Ibu, anak RSGMP UMY Gilut Happy Land Medical Umum Umum RSU Hidayatullah RSU Ludira Husada Umum RSU DKT( RST Dr. Umum Mata RSK Dr. Yap RSUP dr. Sardjito Umum RSUD Sleman Umum RSUD Prambanan Umum RS Atturots AlIslamy Umum RS Queen Latifa Umum RS Panti Nugroho Umum RS Bhayangkara Umum RS JIH Umum RS Panti Rini Umum RS Ghrasia Khusus RS Annur Khusus RS Panti BhaktiningsihUmum RS Condongcatur Umum RS Mitra paramedika Umum RS Purihusada Umum RS Lokapala Umum RS Dharma Husada Umum RSKIA Sakina Idaman Khusus RS PDHI Kalasan Umum RS Arvita Bunda Khusus RS Gramedika 10 Umum RSA UGM Umum RS PKU Muh Gp Umum RSKIA SADEWA Khusus RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSUD Panembahan Senopati Umum Rajawali Citra Umum RSKIA Umi Khasanah RSK Ibu&anak RSAU Hardjolukito Tk II RSKB Ring Road Selatan Khusus Bedah RSU Permata Husada Umum RSU Rachma Husada Umum RSU Santa Elisabeth Umum RSU PKU Muhamadiyah Umum RS Patmasuri Umum RS Nur Hidayah Umum RS Griya Mahardika Umum KABUPATEN/KOTA JUMLAH PASIEN KELUAR + MATI) TEMPAT TIDUR L P 4 5 205 371 440 40 200 25 25 25 50 50 50 38 80 38 106 50 104 52 724 168 50 51 50 50 51 6 5,371 9,380 9,402 239 3,520 5,911 10,992 10,111 212 4,581 335 306 701 1,200 8,547 205 9,521 626 3,410 6,948 900 14,593 11,096 874 936 1,830 725 1,106 50 74 52 37 169 53 50 289 50 5,964 1,840 1,161 8,396 1,090 6,798 1,745 1,391 12,747 1,108 50 50 50 270 1,011 660 403 1,591 881 4,464 81,719 88,915 50 156 50 50 25 66 (HIDUP PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT GDR NDR L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.2 0.2 2.8 4.3 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.5 1.0 2.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.1 3.7 2.2 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.8 1.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.6 1.2 1.1 1.5 1.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.5 #DIV/0! 0.1 3.0 0.8 #DIV/0! 7.2 22.8 #DIV/0! 2.5 0.2 2.3 0.8 #DIV/0! 2.8 #DIV/0! #DIV/0! 3.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.8 4.5 #DIV/0! #DIV/0! 3.0 #DIV/0! 3.3 0.1 3.3 3.1 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.1 0.8 1.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2 4.0 2.8 0.4 2.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.2 #DIV/0! 0.1 1.3 0.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.7 1.9 2.0 0.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.5 0.7 1.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.3 2.3 2.5 0.5 1.8 #DIV/0! #DIV/0! 0.3 0.0 0.1 #DIV/0! 1.9 2.3 0.1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.0 1.8 1.2 0.5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.3 0.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.0 3.1 2.7 0.4 2.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.2 0.0 0.0 0.1 #DIV/0! 0.3 1.8 0.4 #DIV/0! 5.2 1.2 #DIV/0! 1.0 0.2 1.1 0.3 #DIV/0! 1.7 #DIV/0! #DIV/0! 1.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.7 2.9 #DIV/0! #DIV/0! 0.4 #DIV/0! 1.3 1.8 1.5 0.7 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.1 0.5 0.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.7 11,282 20,372 19,513 451 8,101 641 1,327 4,610 15,495 1,105 24,114 12,926 1,599 2,042 28,095 11,816 1,631 1,712 3,720 1,542 3,750 1,945 1,990 3,415 244 3,791 12,762 3,585 2,552 21,143 2,198 673 2,602 1,541 234,285 132 217 302 83 6 16 48 17 2,031 2,695 41 4 87 13 104 66 16 152 114 249 3 32 364 14 169 1 51 284 14 4 10 15 10 12 14 691 555 418 4 83 648 28 14 22 29 7,390 371 265 1 93 251 256 1 83 1 2 2 1 1 4 10 11 8 6 35 17 1 99 70 22 171 10 25 154 5 4 7 8 10 5 5 1,087 928 622 521 2 176 1 2 2 1 1 10 45 28 9 1,469 145 17 4 42 4 62 28 14 99 16 169 47 325 15 14 12 13 3,915 Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll) TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 NAMA RUMAH SAKITa JENIS RSb JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 3 4 RSU PKU Muhammadiyah Umum RSU Panti Rapih Umum RSU Bethesda Umum RSK Puri Nirmala RSKJ RSUD Jogja Umum RSK Bhakti Ibu RSKIA RSK Soedirman Bedah RSK Sari Asih THT RSK Empat Lima Anak RSK Permata Bunda Ibu, anak RSU Lempuyang Wangi Umum RSK PKU M kotagedeIbu, anak RSGMP UMY Gilut Happy Land Medical Center Umum RSU Hidayatullah Umum RSU Ludira Husada Tama Umum RSU DKT( RST Dr. Sutarto Umum040603 ) RSK Dr. Yap Mata RSU Ludira Husada Tama Umum RSU DKT( RST Dr. Sutarto Umum040603 ) RSK Dr. Yap Mata RSUP dr. Sardjito Umum RSUD Sleman Umum RSUD Prambanan Umum RS Atturots AlIslamy Umum RS Queen Latifa Umum RS Panti Nugroho Umum RS Bhayangkara Umum RS JIH Umum RS Panti Rini Umum RS Ghrasia Khusus RS Annur Khusus RS Panti BhaktiningsihUmum RS Condongcatur Umum RS Mitra paramedika Umum RS Purihusada Umum RS Lokapala Umum RS Dharma Husada Umum RSKIA Sakina IdamanKhusus RS PDHI Kalasan Umum RS Arvita Bunda Khusus RS Gramedika 10 Umum RSA UGM Umum RS PKU Muh Gp Umum RSKIA SADEWA Khusus RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSAU Hardjolukito Tk II RSKB Ring Road Selatan Khusus Bedah RSU Permata HusadaUmum RSU Rachma HusadaUmum RSU Santa Elisabeth Umum RSU PKU Muhamadiyah Umum RS Patmasuri Umum RS Nur Hidayah Umum RS Griya Mahardika Umum KABUPATEN/KOTA JUMLAH PASIEN PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) MATI 5 205 371 440 40 200 25 25 25 50 50 50 38 80 38 106 50 104 52 50 104 52 724 168 50 51 50 50 51 0 50 156 0 50 0 0 50 0 0 25 66 0 50 74 52 37 169 53 50 169 53 50 0 0 50 50 50 0 0 0 0 11,282 20,372 19,513 451 8,101 641 1,327 4,610 15,495 1,105 24,114 12,926 1,599 2,042 1,599 2,042 28,095 11,816 1,631 1,712 3,720 1,542 3,750 1,945 1,990 3,415 244 3,791 12,762 3,585 2,552 12,762 3,585 2,552 673 2,602 1,541 - 4603 233484 6 PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT 7 132 217 302 83 6 16 48 17 48 17 2,031 2,695 41 4 87 13 104 66 16 152 114 418 4 83 418 4 83 14 22 29 7284 622 521 2 176 1 2 2 1 1 10 45 28 9 28 9 1,469 145 17 4 42 4 62 28 14 99 16 169 47 169 47 14 12 13 3828 JUMLAH HARI PERAWATAN BOR LOS TOI 8 9 10 11 52,392 10,640 7,656 70,688 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 84.9 55.0 42.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 6.6 0.0 6.6 0.0 8.2 0.0 32.4 0.0 9.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 14.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 13.75283 0.0 4.0 0.0 1.2 0.0 12.6 0.0 1.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 3.0 0.0 11.4 0.0 18.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 11.4 0.0 18.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 9.4 0.0 5.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 11.4 0.0 10.7 0.0 4.9 0.0 12.1 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 9.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.6 0.0 7.1 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 74.8 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 5.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.8 0.0 5.4 0.0 7.2 4.1 0.7 3.0 2.4 3.0 4.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 27.1 0.0 7.0 0.0 11.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.2 Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll) 0.3 6.9 TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 RUMAH TANGGA NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU BER PHBS * % 4 5 6 7 8 1 KULON PROGO 109,623 78,896 72.0 21,268 27.0 2 BANTUL 268,175 157,716 58.8 67,267 42.7 3 GUNUNG KIDUL 192,172 106,099 55.2 25,288 23.8 4 SLEMAN 305,543 20,371 6.7 6,614 32.5 5 YOGYAKARTA 129,853 41,632 32.1 13,388 32.2 1,005,366 404,714 40.3 133,825 33.1 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber …… TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 RUMAH NO KAB/KOTA 1 2 3 JUMLAH YANG ADA JUMLAH YANG DIPERIKSA % DIPERIKSA JUMLAH YANG SEHAT % RUMAH SEHAT 4 5 6 7 8 1 KULON PROGO 0 120,260 42,403 35.259 26,095 61.540 2 BANTUL 0 217,733 66,341 30.469 43,728 65.914 3 GUNUNG KIDUL 0 193,234 193,234 100.000 116,254 60.162 4 SLEMAN 0 250,138 88,037 35.195 73,123 83.059 5 YOGYAKARTA 0 80,598 50,258 62.356 44,799 89.138 861,963 440,273 51.078 303,999 69.048 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………………….. TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA 3 4 RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 8 1 KULON PROGO 0 120,260 31,271 26.00 27,510 87.97 2 BANTUL 0 217,733 41,104 18.88 35,777 87.04 3 GUNUNG KIDUL 0 193,234 4 SLEMAN 0 250,869 120,959 48.22 114,947 95.03 5 YOGYAKARTA 0 80,598 6,501 8.07 5,225 80.37 862,694 199,835 23.16 183,459 91.81 JUMLAH ( KAB/KOTA) Sumber: ........................... (sebutkan) - #DIV/0! TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH JUMLAH KELUARGA % KEMASAN KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA JUMLA % BERSIHNYA H 4 5 6 7 1 KULON PROGO 117,828 27,267 23.1 2 BANTUL 271,684 76,881 28.3 3 GUNUNG KIDUL 193,234 147,187 76.2 4 SLEMAN 305,543 290,694 95.1 77,424 59,966 77.5 965,713 601,995 62.3 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………… (sebutkan) 8 69 JENIS SARANA AIR BERSIH LEDENG SPT JUMLAH % JUMLA H 9 10 11 0.3 3,369 12.4 0.0 5,837 7.6 0.0 52,213 35.5 0.0 17,170 6 0.0 134 0.0 59 69 SGL MATA AIR PAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 12 13 14 15 16 17 LAINNYA JUMLAH % JUMLA H % JUMLAH % 18 19 20 21 22 0.3 49,600 #DIV/0! 2,389 8.8 209 0.8 4,507 16.5 27,705 101.6 0.0 58,376 75.9 1,574 2.0 906 1.2 1,627 2.1 68,320 88.9 102 0.1 57,353 39.0 150 0.1 53,142 36.1 0.0 163,019 110.8 5.9 741 0.3 254,788 87.6 15,361 5.3 2,634 0.9 0.0 290,694 100.0 16,802 28.0 85 0.1 32,455 54.1 - 0.0 - 0.0 3 0.0 49,351 82.3 95,391 15.8 997 0.2 452,572 75.2 19,474 3.2 56,891 9.5 6,137 1.0 599,089 99.5 TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA AIR KEMASAN SUMBER AIR JUMLAH % MINUMNYA 5 6 7 AIR ISI ULANG LEDING ECERAN SUMUR TAK TERLINDUNG AIR HUJAN MATA AIR TAK TERLINDUNG AIR SUNGAI KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG LAIN-LAIN % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 39,881 0.1 76 0.2 3,589 9.0 76,881 - 0.0 71 0.1 5,837 7.6 3 GUNUNG KIDUL 193,234 1,363 0.7 15 0.0 53,028 4 SLEMAN 287,435 0.0 0.0 0.2 49,859 125.0 2,933 7.4 - 0.0 0.0 - 0.0 58,376 75.9 1,574 2.0 902 1.2 - 0.0 27.4 0.0 102 0.1 45,882 23.7 150 0.1 53,142 27.5 11,471 5.9 0.0 0.0 0.0 17,170 6.0 254,904 88.7 15,361 5.3 0.0 0.0 0.0 33 0.0 31,347 41.4 - 0.0 - 0.0 - 0.0 0.0 17,375 2.6 440,368 65.4 20018 3.0 54,044 8.0 11,566 1.7 75,632 - 0.0 24 0.0 16,114 21.3 673,063 1,383 0.2 186 0.0 78,568 11.7 Sumber: ………………… (sebutkan) MATA AIR TERLINDUNG 8 2 BANTUL JUMLAH (KAB/KOTA) SUMUR TERLINDUNG POMPA JUMLAH 1 KULON PROGO 5 YOGYAKARTA 20 SUMBER AIR MINUM KELUARGA LEDING METERAN 1 - 1 0.0 70 95 0.0 0.2 51 - - 0.1 - 0.0 868 2.2 34,019 85.3 0.0 - 0.0 1,627 2.1 68,387 89.0 0.0 0.0 100,540 52.0 0.0 0.0 287,435 100.0 0.0 51 0.0 0 0.0 - 0.0 47,518 62.8 0.0 2,495 0.4 537,899 79.9 TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JAMBAN NO KAB/KOTA JUMLAH KELUARGA 1 2 4 KELUARGA DIPERIKSA TEMPAT SAMPAH KELUARGA MEMILIKI KELUARGA DIPERIKSA SEHAT PENGELOLAAN AIR LIMBAH KELUARGA MEMILIKI KELUARGA DIPERIKSA SEHAT KELUARGA MEMILIKI SEHAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 KULON PROGO 117,828 32,616 27.7 30,389 93.2 26,422 86.9 32,616 27.7 30,146 92.4 28,358 94.1 32,616 27.7 28,857 88.5 23,075 80.0 2 BANTUL 271,684 76,881 28.3 67,400 87.7 53,798 79.8 76,881 28.3 64,608 84.0 43,526 67.4 75,138 27.7 61,081 81.3 39,347 64.4 3 GUNUNG KIDUL 193,234 136,681 70.7 175,336 128.3 136,681 78.0 141,237 73.1 171,927 121.7 141,237 82.1 141,237 73.1 166,719 118.0 136,516 81.9 4 SLEMAN 305,543 229,600 75.1 229,600 100.0 229,600 100.0 225,905 73.9 225,905 100.0 225,905 100.0 182,297 59.7 182,297 100.0 182,297 100.0 77,424 56,935 73.5 53,792 94.5 48,240 89.7 56,761 73.3 54,005 95.1 48,617 90.0 56,735 73.3 53,728 94.7 48,320 89.9 965,713 532,713 55.2 556,517 104.5 494,741 88.9 533,400 55.2 546,591 102.5 487,643 89.2 488,023 50.5 492,682 101.0 429,555 87.2 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………… (sebutkan) TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH SEHAT 2,228 16 17 959 18 621 64.75 2,528 1,071 20 17 16 94.12 724 460 394 85.65 47 46 22 47.83 2,172 1,365 940 68.86 2,963 1,888 1,372 72.669 9 9 9 100.00 454 454 294 64.76 33 33 7 21.21 572 572 262 45.80 1,068 1,068 572 53.558 4 SLEMAN 423 112 110 98.21 938 630 522 82.86 63 54 36 66.67 52 45 28 62.22 1,476 841 696 82.759 5 YOGYAKARTA 240 219 213 97.26 230 211 193 91.47 36 35 35 100.00 2,036 1,690 1,528 90.41 2,542 2,155 1,969 91.369 97.51 2,684 1,991 1,586 79.66 238 220 126 57.27 72.96 10,577 7,023 5,323 7,060 4,631 3,379 20 714 % SEHAT JUMLAH DIPERIKSA 50.00 15 JUMLAH YG ADA 26 % SEHAT 14 JUMLAH SEHAT 13 JUMLAH DIPERIKSA 52 Sumber: …………………….. (sebutkan) 12 JUMLAH YG ADA 23 59 352 11 % SEHAT 22 77.54 361 JUMLAH SEHAT JUMLAH SEHAT 21 183 697 JUMLAH DIPERIKSA JUMLAH DIPERIKSA 10 236 JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH YG ADA JUMLAH YG ADA 9 338 3 GUNUNG KIDUL % SEHAT % SEHAT 8 2 BANTUL JUMLAH SEHAT 7 100.00 2 1 KULON PROGO 6 JUMLAH TUPM 4 1 5 TUPM LAINNYA 4 KAB/KOTA 4 PASAR 5 NO JUMLAH DIPERIKSA RESTORAN/R-MAKAN JUMLAH YG ADA HOTEL 24 66.67 75.79 TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN KAB/KOTA 1 2 3 INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN JUMLAH JUMLA H DIBINA % JUMLA H DIBINA % JUMLA H DIBINA % JUMLA H DIBINA % JUMLA H DIBINA % JUMLA H DIBINA % 4 5 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 JUMLAH DIBINA 20 % 21 1 KULON PROGO 0 161 125 77.6 24 22 91.7 550 453 82.4 1,700 832 48.9 158 93 58.9 345 206 59.7 2,037 1,234 60.6 2 BANTUL 0 249 195 78.3 21 12 57.1 598 482 80.6 2,112 1,611 76.3 157 118 75.2 423 219 51.8 3,560 2,637 74.1 3 GUNUNG KIDUL 0 32 32 100.0 15 15 100.0 746 612 82.0 1,447 991 68.5 18 18 100.0 33 32 97.0 2,291 1,700 74.2 4 SLEMAN 0 316 299 94.6 #DIV/0! 794 752 94.7 2,030 1,666 82.1 376 320 85.1 #DIV/0! 3,516 3,037 86.4 5 YOGYAKARTA 0 117 107 91.5 - - #DIV/0! 549 518 94.4 531 461 86.8 162 141 87.0 174 137 78.7 1,507 1,338 88.8 875 758 86.6 60 49 81.7 3,237 2,817 87.0 7,820 5,561 71.1 871 690 79.2 975 594 60.9 12,911 9,946 77.0 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………………….. TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sumber: NAMA OBAT 2 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Dekstrometorfan Tab 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU Tablet Tambah darah Multivitamin Sirup Garam Oralit OAT Kat 1 OAT Kat 2 OAT Kat 3 OAT Kat Sisipan OAT Kat Anak Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4 Infus set dewasa Infus set anak SATUAN 3 Btl 60 ml Ktk @ 120 kap Btl @ 1000 tab Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl 60 ml Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl @ 250 Kapsul Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab Btl 60 ml Tablet Tablet Btl 500 ml Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul Btl @ 30 Kapsul Ktk @ 30 Tablet Botol Bungkus Pkt Pkt Pkt Pkt Pkt Btl @ 1000 Tablet Pot Kantong Kantong STOCK OBAT PEMAKAIAN RATARATA/ BULAN 4 5 77,995 1,609,992 546,605 464,698 168 15,180 165,304 125 1,113,830 5,460 662,102 51,748 138,074 109 40,103 2,773,400 4,000 8,413 3,271,465 40,844 534,533 197,746 2,360,935 14,412 232,325 1,969 188 65 540 7,483 12,991 9,091 7,623 34,057 786,821 765,604 501,140 25,410 10,486 228,255 7,719 1,362,912 4,666 390,729 35,673 133,564 76,208 13,399 2,529,084 83 2,258 1,565,883 20,729 681,204 89,494 96,147 6,905 135,271 258 20 18 86 7,068 5,487 3,308 3,405 TINGKAT KECUKUPAN (BULAN) PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN 6 7 2.29 2.05 0.71 0.93 0.01 1.45 0.72 0.02 0.82 1.17 1.69 1.45 1.03 0.00 2.99 1.10 48.00 3.73 2.09 1.97 0.78 2.21 24.56 2.09 1.72 7.65 9.37 #DIV/0! 3.61 6.28 1.06 2.37 2.75 2.24 12.72 11.37 3.97 5.15 0.04 8.04 4.02 0.09 4.54 6.50 9.41 8.06 5.74 0.01 16.63 6.09 266.68 20.70 11.61 10.95 4.36 12.28 136.42 11.59 9.54 42.48 52.08 #DIV/0! 20.05 34.89 5.88 13.15 15.27 12.44 TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PEMILIKAN/PENGELOLA NO FASILITAS KESEHATAN 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL Sumber: ……................ (sebutkan) KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH 3 4 5 6 7 8 9 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 13 32 18 78 0 0 0 0 0 16 1744 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 1 18 14 0 0 0 0 39 110 12 1488 104 0 0 495 49 1 0 3 50 2 18 15 13 32 18 78 39 111 12 1,488 104 161 5,691 495 49 3 3 TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO SARANA KESEHATAN JUMLAH 1 2 3 1 RUMAH SAKIT UMUM LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR JUMLAH % JUMLAH % 4 5 6 7 50 50 100.00 41 82.00 2 RUMAH SAKIT JIWA 1 1 100.00 0 0.00 3 RUMAH SAKIT KHUSUS 9 9 100.00 0 0.00 18 18 100.00 0 0.00 78 78 100.00 41 52.56 4 PUSKESMAS JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 PRATAMA JUMLAH % 4 5 MADYA JUMLAH % 6 7 POSYANDU PURNAMA JUMLAH % 8 9 MANDIRI JUMLAH % 10 11 JUMLAH JUMLAH % 12 13 POSYANDU AKTIF JUMLAH % 14 15 1 KULON PROGO 62 6.44 86 8.94 410 42.62 404 42.00 962 100.00 814 84.62 2 BANTUL 44 3.90 356 31.59 475 42.15 252 22.36 1127 100.00 1127 100.00 2 0.14 319 21.79 847 57.86 296 20.22 1464 100.00 1143 78.07 67 4.42 340 22.43 660 43.54 449 29.62 1516 100.00 1109 73.15 0 0.00 173 27.81 257 41.32 192 30.87 622 100.00 449 72.19 JUMLAH (KAB/KOTA) 175 RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 3.08 1274 22.39 2649 46.55 1593 27.99 5691 100.00 2.21 4642 81.57 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA Sumber: ……………………. (sebutkan) Jumlah Posyandu awal 5686 Ada tambahan jumlah Posyandu Sleman : 5 Posyandu TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO KAB/KOTA 1 2 DESA/ KELURAHAN 3 4 JUMLAH DESA SIAGA AKTIF JUMLAH % DESA SIAGA JUMLAH % 5 6 7 POSKESDES POSYANDU 8 9 1 KULON PROGO 0 88 88 100.00 88 100.00 40 962 2 BANTUL 0 75 75 100.00 75 100.00 24 1,127 3 GUNUNG KIDUL 0 144 144 100.00 144 100.00 11 1,464 4 SLEMAN 0 86 86 100.00 61 70.93 86 1,516 5 YOGYAKARTA 0 45 45 100.00 25 55.56 438 438 100.00 393 89.73 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan) 622 161 5,691 TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO UNIT KERJA 1 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) DR SPESIALIS a JUMLAH DOKTER UMUM DOKTER GIGI b L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 3 4 5 6 7 8 12 13 14 9 10 11 - - - 1 1 26 88 8 267 260 649 1 2 3 15 42 2 145 129 333 3 1 KULON PROGO 2 BANTUL - 3 GUNUNG KIDUL - 1 3 4 41 130 10 412 389 982 20 30 24 15 21 110 33 56 9 124 53 275 28 61 42 56 50 237 29 54 15 109 94 301 48 91 66 71 71 347 62 110 24 233 147 576 20 30 24 15 22 111 59 144 17 391 313 924 28 61 42 57 52 240 44 96 17 254 223 634 48 91 66 72 74 351 103 240 34 645 536 1,558 1 4 10 13 23 13 14 27 1 1 33 35 68 33 36 69 - 2 2 2 - - - 2 - - 6 2 3 1 3 15 1 8 2 30 16 57 1 20 44 26 38 28 156 2 17 52 20 91 26 46 29 39 31 171 3 25 2 82 36 148 - 1 4 - 4 - 4 SLEMAN 24 3 27 20 73 93 44 76 120 7 10 17 5 YOGYAKARTA 62 54 116 54 91 145 116 145 261 29 58 87 109 SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 89 59 148 119 212 331 208 271 479 37 72 41.1 21.5 31.2 28.0 40.9 34.5 72.7 62.5 65.8 6.1 17.4 11.8 75 51 126 30 32 62 105 83 188 52 108 160 - - 1 KULON PROGO - - - - 2 BANTUL - - - - 3 3 - 3 3 3 GUNUNG KIDUL - - - - 2 2 - 2 2 4 SLEMAN - - - - 1 1 - 1 1 - 5 YOGYAKARTA - - - 2 5 7 2 5 7 - DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - 2 11 13 2 11 13 DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) 814 2 448 10 546 15 808 25 1,354 10 1,360 17 1,256 27 2,616 Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan : a termasuk S3 b termasuk Dokter Gigi Spesialis 2 1,262 - - - - - - 2 1 2 1 - 2 - 1 1 1 4 5 4 166 431 4 597 TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BIDAN NO UNIT KERJA 1 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN BIDAN 3 DIII BIDAN JUMLAH 4 36 100 34 52 12 234 5 DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-III 6 98 1 3 3 3 9 19 526 10 49 31 56 64 210 159 275 243 146 76 899 61 87 27 238 211 624 11 52 34 59 73 229 1 139 4 10 5 4 23 140 4 13 5 4 26 7 10 8 41 32 123 175 209 94 64 665 54 77 19 197 179 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA PERAWAT SARJANA KEPERAWATAN a L P L+P 7 1 5 17 1 24 5 7 48 23 83 2 43 2 47 8 5 2 10 1 1 19 11 18 6 7 27 1 2 43 16 25 164 67 260 45 8 53 212 90 343 2 88 10 100 179 2 4 6 238 2 5 7 L PERAWAT b P L+P L P L+P 9 10 11 12 13 14 46 50 98 50 17 261 75 151 47 421 403 1,097 5 1 50 54 25 135 84 135 126 127 62 534 201 275 133 1,337 1,479 3,425 20 7 49 74 102 252 130 185 224 177 79 795 276 426 180 1,758 1,882 4,522 25 8 99 128 127 387 7 3 38 3 7 45 6 7 JUMLAH 47 55 115 50 18 285 80 158 47 469 426 1,180 5 1 52 97 27 182 89 137 136 128 63 553 212 293 133 1,501 1,546 3,685 20 7 49 119 110 305 136 192 251 178 81 838 292 451 180 1,970 1,972 4,865 25 8 101 216 137 487 92 248 170 66 3 217 3 9 5 17 283 6 9 8 23 48 3 3 59 1 1 - 2 5 1 11 3 16 3 6 1 8 9 3 6 9 18 37 55 21 43 64 356 1,571 1,927 217 523 740 1,523 4,297 5,820 1,740 4,820 6,560 TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 TENAGA KEFARMASIAN NO UNIT KERJA 1 2 APOTEKER DAN SARJANA FARMASI a TENAGA GIZI D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER JUMLAH D-IV/SARJANA GIZI JUMLAH DI DAN D-III GIZI L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 KULON PROGO - 2 BANTUL - 3 GUNUNG KIDUL - 4 SLEMAN - - 10 - 10 - 23 3 20 23 4 2 6 6 14 20 10 16 26 4 18 22 4 28 32 2 2 4 9 32 41 11 34 45 12 15 27 12 15 27 12 12 24 12 12 24 40 - - 4 40 44 4 43 47 1 4 5 6 42 48 7 46 53 1 17 18 29 135 164 30 152 182 1 KULON PROGO 1 10 11 4 28 32 5 38 43 2 BANTUL 5 26 31 9 25 34 14 51 65 2 2 4 12 16 4 14 18 1 65 75 29 174 203 39 239 278 4 SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 4 SLEMAN 10 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 20 20 3 5 YOGYAKARTA L+P 3 3 3 GUNUNG KIDUL a 5 4 9 6 25 31 11 29 5 5 2 17 19 2 22 24 13 24 35 100 135 46 113 159 - 3 3 1 10 11 1 13 14 - 2 2 2 15 17 2 17 19 1 1 7 8 2 7 9 23 27 33 39 72 37 62 99 11 - 7 45 52 37 165 202 44 210 254 4 16 20 23 148 171 83 404 487 106 552 658 9 44 53 1 37 11 11 4 27 31 82 119 46 126 172 5 33 38 18 19 6 51 57 - - - - - - - - - 10 146 156 - 2 2 10 148 158 - - - - - - - - - 5 16 21 - 3 3 5 19 24 - - - - - - - - 4 SLEMAN 77 306 383 88 117 205 165 423 588 - - - - 3 3 - 3 3 5 YOGYAKARTA 49 250 299 16 135 151 65 385 450 - - - - 1 1 - 1 1 146 751 897 105 275 380 251 1,026 1,277 - - - - 4 4 - 4 4 22 94 58 84 128 212 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 84 123 207 - 5 5 8 18 26 4 1 KULON PROGO - 1 1 - 2 2 - 3 3 - 1 1 2 BANTUL - 3 3 - 3 3 - 6 6 - 2 2 1 2 - 1 1 1 2 3 - - - - 3 - 2 2 3 2 5 - - - - 3 GUNUNG KIDUL 1 4 SLEMAN 3 5 YOGYAKARTA 1 2 3 2 5 7 3 7 10 - 3 3 5 7 12 2 13 15 7 20 27 - 6 6 DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) a Keterangan : termasuk S2 dan S3 - 3 6 10 2 2 1 4 1 1 - 3 - 5 13 9 12 24 36 3 3 3 6 3 - 1 - 3 3 7 10 - - 3 1 - 6 6 13 16 2 9 11 1 5 6 3 14 17 2 6 8 2 2 4 4 8 12 261 1,055 1,316 220 837 1,057 481 1,892 2,373 30 87 117 81 201 282 111 288 399 TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 TENAGA KESMAS NO UNIT KERJA 1 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN SARJANA KESMAS a L P L+P L 3 6 4 5 14 15 10 3 3 45 2 5 1 13 3 24 2 2 25 14 6 2 5 52 3 13 19 6 41 4 4 39 29 16 5 8 97 5 18 1 32 9 65 6 6 113 13 10 5 1 3 32 252 22 12 7 15 56 D-III KESMAS b P L+P 7 8 DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b termasuk D-I P L+P L 9 10 11 12 13 - - - 14 15 10 3 3 45 2 5 1 13 6 27 2 2 365 35 22 12 1 18 88 - - - 113 13 10 5 1 3 32 - - - - - - 3 3 3 3 6 6 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA L TENAGA SANITASI P JUMLAH 4.0 24 32 56 240 437 677 3 25 14 6 2 5 52 3 13 19 9 44 4 4 5.2 252 22 12 7 15 56 39 29 16 5 8 97 5 18 1 32 15 71 6 6 4.6 365 35 22 12 1 18 88 15 28 21 13 12 89 5 12 1 15 7 40 1 1 2 12 12 7 20 12 63 4 4 1 23 4 36 1 1 L+P 14 27 40 28 33 24 152 9 16 2 38 11 76 1 2 3 7.2 5.4 6.3 12 4 1 1 2 6 14 9 7 5 21 11 6 1 2 13 33 7 19 1 1 24 33 57 7 4 11 4 7 243 441 684 164 132 296 TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO UNIT KERJA 1 2 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN ANALIS LAB. L P L+P TENAGA TEKNISI MEDIS TEM & P.RONTG P.ANESTESI L P L+P L P L+P 3 4 5 6 1 10 13 4 7 35 7 5 8 58 32 110 2 14 33 49 26 28 20 38 23 135 20 27 10 113 82 252 3 7 89 99 27 38 33 42 30 170 27 32 18 171 114 362 5 21 122 148 6 2 8 1 14 3 7 2 8 1 1 1 2 2 13 16 3 14 17 3 1 1 4 1 10 10 16 2 74 60 162 1 5 27 33 4 1 5 2 1 5 8 7 1 46 34 96 1 - 5 2 9 1 28 26 66 - 9 10 11 - - - 1 8 9 2 2 1 - 10 11 2 2 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) - - - - - - 2 1 5 2 3 4 10 2 5 5 15 5 4 9 1 3 4 210 508 718 122 92 214 - - 2 13 L P L+P 15 16 17 - - - 27 29 21 40 23 140 22 36 11 141 110 320 3 10 103 116 30 39 34 46 31 180 37 49 20 245 184 535 6 26 151 183 14.2 25.1 19.7 2.7 5.1 3.9 19 3 6 4 10 - 13 14 FISIOTERAPIS 3 10 13 6 8 40 15 13 9 104 74 215 3 16 48 67 10 2 11 L 12 2 2 JUMLAH P L+P 9 1 - - 6 - 11 - 17 - 1 6 2 1 1 25 13 42 2 2 4 - 12 6 5 1 37 32 81 1 10 11 - 2 1 5 2 3 4 10 2 5 5 15 6 7 13 3 343 602 945 61 1 - 108 18 8 6 2 62 45 123 1 2 12 15 3 169 Dokter Spesialis NO Dokter Dokter Gigi Tenaga Medis Perawat Bidan Keperawatan Tenaga Teknis KefarmasianApoteker Kefarmasian Gizi Wilayah Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah 1 Kulonprogo Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 45 3.57 133 9.82 30 5.03 208 6.47 459 7.00 235 12.20 694 8.18 76 7.19 50 10.59 126 8.24 43 10.78 131 10.38 272 20.09 77 12.90 480 14.94 660 10.06 427 22.16 1087 12.81 61 5.77 200 42.37 261 17.07 70 17.54 10 0.79 94 6.94 33 5.53 137 4.26 532 8.11 309 16.04 841 9.91 47 4.45 25 5.30 72 4.71 34 8.52 4 Sleman 440 34.87 398 29.39 138 23.12 976 30.38 2364 36.04 443 22.99 2807 33.07 454 42.95 464 98.31 918 60.04 142 35.59 5 Kota Yogyakarta 508 40.25 370 27.33 155 25.96 1033 32.15 2198 33.51 364 18.89 2562 30.19 408 38.60 359 76.06 767 50.16 62 15.54 6 Daerah DIY 128 10.14 87 6.43 164 27.47 379 11.80 347 5.29 149 7.73 496 5.84 11 1.04 218 46.19 229 14.98 48 12.03 1262 100.00 1354 100.00 597 100.00 3213 100.00 6560 100.00 1927 100.00 8487 100.00 1057 100.00 1316 278.81 2373 155.20 399 100.00 2 Bantul 3 Gunungkidul Jumlah Kesehatan Masyarakat Sanitarian Kesmas Fisioterapi Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiografer Perawat AnastesiKeteknisian Medis Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 79 11.45 47 15.88 126 12.78 9 5.33 62 8.64 14 6.54 0 0.00 76 8.04 69 10.00 63 21.28 132 13.39 23 13.61 70 9.75 17 7.94 1 7.69 88 9.31 29 4.20 31 10.47 60 6.09 2 1.18 53 7.38 3 1.40 0 0.00 56 5.93 38 5.51 73 24.66 111 11.26 65 38.46 239 33.29 83 38.79 0 0.00 322 34.07 47 6.81 50 16.89 97 9.84 57 33.73 271 37.74 88 41.12 12 92.31 371 39.26 422 61.16 32 10.81 454 46.04 13 7.69 23 3.20 9 4.21 0 0.00 32 3.39 684 99.13 296 100.00 980 99.39 169 100.00 718 100.00 214 100.00 13 100.00 945 100.00 Dokter Spesialis NO Dokter Dokter Gigi Tenaga Medis Perawat Bidan Keperawatan Tenaga Teknis Kefarmasian Wilayah Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah 1 Puskesmas Prosent 4 0.32 347 25.63 171 28.64 522 16.25 838 12.77 899 46.65 1737 20.47 164 15.52 2 Rumah Sakit 982 77.81 576 42.54 148 24.79 1706 53.10 4865 74.16 624 32.38 5489 64.68 487 46.07 3 Fasyankes Lainnya 148 11.73 331 24.45 109 18.26 588 18.30 487 7.42 229 11.88 716 8.44 380 35.95 4 Institusi Diknakes 126 9.98 62 4.58 160 26.80 348 10.83 283 4.31 140 7.27 423 4.98 5 0.47 5 Dinkes 2 0.16 38 2.81 9 1.51 49 1.53 87 1.33 35 1.82 122 1.44 21 1.99 Jumlah 1262 100.00 1354 100.00 597 100.00 3213 100.00 6560 100.00 1927 100.00 8487 100.00 1057 100.00 Apoteker Jumlah Kefarmasian Gizi Kesehatan Masyarakat Sanitarian Kesmas Fisioterapi Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiografer Perawat Anastesi Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 18 1.37 182 7.67 159 39.85 97 14.06 152 51.35 249 25.25 18 10.65 170 23.68 10 4.67 0 0.00 171 12.99 658 27.73 172 43.11 71 10.29 76 25.68 147 14.91 123 72.78 362 50.42 162 75.70 11 84.62 897 68.16 1277 53.81 4 1.00 6 0.87 3 1.01 9 0.91 15 8.88 148 20.61 33 15.42 2 15.38 207 15.73 212 8.93 36 9.02 365 52.90 21 7.09 386 39.15 10 5.92 14 1.95 5 2.34 0 0.00 23 1.75 44 1.85 28 7.02 145 21.01 44 14.86 189 19.17 3 1.78 24 3.34 4 1.87 0 0.00 1316 100.00 2373 100.00 399 100.00 684 99.13 296 100.00 980 99.39 169 100.00 718 100.00 214 100.00 13 100.00 Keteknisian Medis Jumlah Prosent 180 19.05 535 56.61 183 19.37 19 2.01 28 2.96 945 100.00 Dokter Spesialis NO Dokter Dokter Gigi Tenaga Medis Perawat Bidan Keperawatan Tenaga Teknis Kefarmasian Wilayah Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah 1 Kulonprogo 2 Bantul 3 Gunungkidul 4 Sleman 5 Kota Yogyakarta 6 Daerah DIY Jumlah aga Teknis Kefarmasian Prosent Apoteker Kefarmasian Gizi Kesehatan Masyarakat Sanitarian Kesmas Fisioterapi Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiogr Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah k Elektromedik dan Radiografer Perawat AnastesiKeteknisian Medis Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent