- UAJY Repository

Transcription

- UAJY Repository
Bab VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.1. Konsep Perancangan
6.1.1. Konsep Fungsional
Konsep Organisasi Ruang
2
1
3
4
6
5
7
6
6
Gambar 6.1 Organisasi Ruang
Sumber : Analisis Penulis, 2013
124
Keterangan :
1. fountain
2. open space/ taman/
rg masyarakat
3. lobby
4. pertokoan (nonAC)
5. atrium
6. pertokoan (AC)
7. rg sirkulasi, stand
toko
125
6.1.2. Konsep Perancangan Tapak
Memuat konsep tanggapan tentang rancangan penanganan bagianbagian tapak, termasuk tata letak ruang di dalam tapak.
Pintu masuk utama dan pintu
keluar
dibedakan
untuk
mengurangi kepadatan lalu lintas
IN
U
Pintu masuk dari
jalan ringroad utara
Pemaksimalan bentuk
fasad bangunan
Pintu keluar di jalan
sebelah barat site
agar tidak menambah
kemacetan di jalan
ringroad
Orientasi
bangunan
memaksimalkan
view
Pemberian
shading/pohon untuk
mereduksi sinar
matahari ke bangunan
OUT
Sirkulasi untuk
kendaraan servis
berdiri sendiri
Gambar 6.2 Tanggapan Konsep Perancangan Site
Sumber : Analisis Penulis, 2013
126
6.1.3. Konsep Perancangan Tata Bangunan dan Ruang
Sistem Pergerakan
Bangunan Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta sebagai sebuah wadah
bangunan yang menampung beberapa jenis aktivitas antara lain
berdagang, berbelanja, berjalan-jalan, makan, bersantai, berinteraksi,
dan berekreasi. Dalam perwujudannya mempertimbangkan beberapa
aspek di bawah ini:
-Kejelasan pencapaian : mengikuti arah laju kendaraan, entrance
berada di kiri jalan, jalur keluar dipisahkan,
untuk kemudahan pencapaian.
-Keberdekatan dengan jalur utama :
terletak pada daerah
persimpangan.dipinggir jalan ringroad utara
Yogyakarta.
-Punya sudut pandang yang mendukung citra bangunan : tampilan
depan bangunan, menggunakan bentuk dasar
persegi yang mengalami transformasi bentuk
dan tekstur, bagian depan bangunan terdapat
area taman.
-Kelancaran sirkulasi dalam tapak : terdapat drop area / lobby
sebagai ruang penerima pengunjung, lalu
disediakan parkir pengunjung. Akses keluar
masuk kendaraan dibedakan agar tidak
terjadi kemacetan dan kecelakaan.
Pergerakan Eksternal
Perpaduan antara pencapaian langsung dan berputar terdapat pada
bangunan ini. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang
akan dilakukan. Pencapaian langsung dimaksudkan pengunjung datang
menuju drop area lalu berkegiatan dan kendaraan dapat parkir atau
keluar. Pencapaian berputar digunakan dengan pola kendaraan datang
lalu menuju atau melewati drop area lalu menuju area parkir.
127
Pergerakan Internal
Kendaraan
: Pemisahan jalur masuk dan keluar kendaraan agar tidak
terjadi crossing.
Pejalan kaki
: Disediakan pedestrian ways berupa trotoar dan teras.
Parkir
: Area parkir berada di dalam bangunan (basement) dan
di luar bangunan.
6.1.4. Konsep Perancangan Aklimatisasi Ruang
6.1.4.1. Konsep Penghawaan Ruang
Konsep perancangan :
Gambar 6.3 Penggunaan Konsep Penghawaan
Sumber : sastrasipilindonesia.wordpress.com
128
Perbedaan ketinggian bangunan, adanya perbedaan tekanan udara sehingga udara
mengalir membuat penghawaan di dalam Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta
menjadi lebih baik.
Gambar 6.4 Gambar Konsep Penghawaan
Sumber : Analisis Penulis, 2013
Bangunan Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta merupakan bangunan
yang memiliki beberapa bagian ruang terbuka. Penghawaan alami
dimaksimalkan pada bagian–bagian tertentu yang terbuka. Area yang
tidak mendapat penghawaan alami menggunakan sistem AC terpusat.
Pada setiap restoran diberi exhaust fan/cerobong asap yang digunakan
untuk membuang asap saat memasak sehingga udara dalam ruangan
dapat berganti.
Gambar 6.5 Sistem AC Central dan Exhaust Fan
Sumber : homeenergy.org
129
6.1.4.2. Konsep Pencahayaan Ruang
Konsep perancangan :
Pengoptimalan cahaya matahari sebagai penerangan utama
terutama pada open space yaitu area taman, drop area / lobby.
Pencahayaan pada ruang dalam bangunan diperoleh dari atas
(lubang/celah atap pada plafon) dan dari samping (celah/
lubang dinding). Sistem pencahayaan yang digunakan pada
Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta yaitu:
a. General lighting (sistem pencahayaan langsung)
 Pencahayaan
alami,
sistem
pencahayaan
dengan
menggunakan sumber utama cahaya matahari dan
faktor terang langit.
 Pencahayaan buatan,
berfungsi
untuk
memenuhi
kebutuhan kenyamanan secara visual, pembentuk
suasana, dan penunjang kualitas visual.
b. Specific lighting (sistem pencahayaan khusus)
 Auditorium lighting, pencahayaan yang berfungsi untuk
memperjelas jalur sirkulasi, pertokoan, swalayan,
restoran, taman, ruang penunjang dan ruang servis.
 Performance indoor, pencahayaan yang berfungsi pada
atrium, digunakan ketika ada acara tertentu.
6.1.4.3. Konsep Akustika Ruang
Dengan menyadari bahwa bangunan di tepi jalan raya memiliki
potensi yang sangat besar dalam tingkat kebisingan yang
tinggi,
maka
dalam
perancangan
bangunan
perlu
dipertimbangkan juga solusi mengenai permasalahan tersebut,
yaitu dengan pemunduran bangunan sekitar 15 meter.
Pada sistem suara bangunan, menggunakan sistem terpusat
dengan background music (pengisi suasana dengan lagu/
musik) dan announcing system (informasi melalui resepsionis).
130
6.1.5. Konsep Perancangan Struktur dan Konstruksi
Sistem Struktur Bangunan
Sistem struktur utama bangunan yang digunakan adalah sistem struktur
rangka ruang, yang terdiri dari kolom dan balok beton bertulang dengan
dinding bata dan batako sebagai pembentuk ruangan.
Konstruksi dan Bahan bangunan
Konstruksi beton bertulang menjadi pilihan utama dengan asumsi bahan
mudah didapat dan harga relatif terjangkau. Sistem konstruksi atap yang
digunakan adalah struktur shell/lengkung dengan penutup atap yang
ringan dan kedap suara. Bahan plafon yang digunakan sebagian besar
adalah gypsum. Plafon dilengkapi dengan bahan peredam suara.
Sedangkan bahan lantai yang digunakan yaitu marmer/granit, keramik,
paving block, conblock, dan batu alam.
6.1.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan
6.1.6.1. Konsep Jaringan Listrik
Sumber aliran listrik yang digunakan adalah:
- Melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Generator set (genset) digunakan sebagai sumber cadangan
bila aliran listrik PLN mati, atau persediaan energi listrik dari
tenaga surya habis. Terutama diterapkan pada ruang-ruang
yang menampung mobilitas orang yang cukup besar.
PLN
Trafo
Genset
Switch
board
Subtrafo
Sekering
Ruang
Subtrafo
Sekering
Ruang
131
6.1.6.2. Konsep Jaringan Air Bersih
Sistem air bersih pada Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta ini
menggunakan sistem down feed (atau dengan sistem gravitasi).
Sumber air bersih berasal dari sumur / pompa (swadaya) dan
dari PAM.
Sumur
Air Bersih
/ PAM
Pompa 1
Ground
Water Tank
Distribusi
ke gedung
Pompa 2
Roof Tank 1
6.1.6.3. Konsep Jaringan Air Kotor
Sistem air kotor (termasuk limbah padat) menggunakan sistem
yang sama pada umumnya, dialirkan ke septictank dan sumur
peresapan. Air kotor yang sudah diresapkan dapat digunakan
kembali sebagai air bersih di lavatori.
Limbah padat
Lavatori
Septictank
SPAK
Limbah cair
Air kotor
Dapur
BPL
SWP
STP
Disedot
sumur
Distribusi
ke gedung
(lavatori)
Roof Tank 2
Filter
Clean
water
Ground
Water Tank
132
6.1.6.4. Konsep Jaringan Air Hujan
Air hujan pada bangunan terbagi menjadi dua, yaitu di dalam
gedung dan di luar gedung. Siklus air hujan di dalam gedung
menggunakan sistem jaringan air kotor. Sedangkan air hujan di
luar gedung dialirkan melalui saluran di pinggir site lalu
menuju sumur peresapan. Air hujan yang sudah diolah
digunakan untuk menyiram taman dan air bersih di lavatori.
Air hujan
(luar gedung)
Dst
Saluran
keliling
gedung
Ground
Water Tank
Sumur
peresapan
Filter alami
Air tanah
Disedot sumur
dalam
6.1.6.5. Konsep Persampahan
Sampah-sampah dibedakan organik dan non-organik lalu
diambil petugas yang berkeliling bangunan. Ditampung pada
tempat pembuangan sementara di dalam site. Sampah ada yang
bisa dijual, didaur ulang, atau dibusukkan.
6.1.6.6. Konsep Penanggulangan Kebakaran
Perencanaan sistem pemadam kebakaran:
a. Tanda “EXIT” atau “KELUAR”
b. Pintu darurat
c. Smoke Detector
d. Sprinkler
e. Hydrant
133
6.1.7. Konsep Perancangan Perlengkapan dan Kelengkapan Bangunan
6.1.7.1. Sistem Keamanan
Perencanaan sistem keamanan dengan CCTV:
- Kamera
- Monitor / televisi
- Kabel koaxial
- Timelaps video recorder
- Ruang security
6.1.7.2. Sistem Komunikasi
Perencanaan sistem jaringan komunikasi meliputi:
-
Telepon
-
Faximile
-
LAN (Local Area Network), sebagai jaringan komunikasi
antar komputer staff
-
Hot Spot / Wifi, jaringan untuk layanan internet tanpa kabel
6.1.7.3. Sistem Transportasi
Perencanaan
sistem
menggunakan
travelator,
transportasi
escalator.
vertikal
dan
lift.
bangunan
Travelator
berjumlah dua yang menghubungkan area basement dengan
lower ground (terdapat swalayan). Sudut miring lantai dengan
travelator 15 derajat. Escalator dan lift setiap lantai berjumlah
dua. Pada area pengelola dan service, menggunakan tangga
biasa. Dimensi tangga tersebut antara lain:
-
Lebar tangga : 2 m
-
Optrede
: 17 cm
-
Antrede
: 30 cm
Tangga darurat berada di dekat lavatori, area pengelola, dekat
swalayan, dan berhubungan langsung dengan luar bangunan.
134
Menggunakan tangga konvensional model U dengan bahan
beton bertulang. Dimensi tangga darurat tersebut antara lain :
-
Lebar tangga
: 1,5 m
-
Optrede
: 20 cm
-
Antrede
: 30 cm
6.1.7.4. Sistem Penangkal Petir
Perancangan sistem penangkal petir menggunakan sistem
faraday (sistem sangkar faraday). Penangkal petir diletakkan
pada bangunan yang cenderung lebih tinggi sehingga seluruh
bangunan terlindungi. Tinggi tiang penangkal petir ± 60cm.
6.2. Konsep Perencanaan dan Perancangan Penekanan Studi
6.2.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Penampilan dan Tata
Ruang Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta
a.
Konsep Sirkulasi
Pencapaian ke dalam bangunan menggunakan pencapaian tersamar.
Pengunjung yang datang menuju lobby/drop area harus melalui
jalur yang dibatasi oleh tatanan taman.
Gambar 6.6 Sketsa Pencapaian Tersamar
Sumber : Ching, 2007
b. Konsep Material/Jenis Bahan
Berikut adalah jenis material yang diterapkan dalam Pusat
Perbelanjaan di Yogyakarta antara lain:
135
Tabel 6.1 Perancangan Pengaplikasian Jenis Material
Material
Kayu
Batu bata
Batako
Semen
Batu alam
Marmer
Granit
Beton
Baja
Metal
Kaca
Plastik
Polikarbonat
(solar tuff)
Aplikasi
Permainan interior, penambahan struktur dan konstruksi
bangunan, furnitur landscapes.
Fleksibel, terutama pada detail. Dapat pula untuk
macam-macam struktur bahkan untuk struktur yang
besar.
Seluruh bangunan terutama guna fungsi dekoratif dan
masif struktur seperti kolom.
Dekorasi bangunan, elemen pengisi ruang termasuk
furnitur landscapes.
dan Lantai dan beberapa bidang pada dinding lobby
Struktur bangunan
Struktur bangunan seperti kolom, balok, konstruksi atap
Struktur bangunan seperti konstruksi pintu dan jendela
(tidak semua jendela)
Konstruksi pintu, jendela, pembatas ruang, dekorasi
bangunan
Konstruksi atap, dekorasi bangunan
Konstruksi atap
Tanaman juga merupakan salah satu elemen (soft material) dari
ruang luar. Tanaman pada Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta
berfungsi sebagai peneduh, kontrol pandangan, pembatas fisik,
pengendali suara, dan penambah nilai estetis. Beberapa jenis
tanaman yang dipakai pada ruang luar ini antara lain :
136
Tabel 6.2 Vegetasi pada Ruang Luar Pusat Perbelanjaan di
Yogyakarta
Klasifikasi
Nama
Tanaman
Ground cover
Rumput
Gajah
Penutup tanah
Ketapang
Peneduh sirkulasi
kendaraan
Kelapa
Peneduh taman
dan penambah
nilai estetila
Mangga
Peneduh taman
dan penambah
nilai estetika
Menghasilkan
buah
Belimbing
Peneduh taman
dan penambah
nilai estetika
Menghasilkan
buah
Sawo
Peneduh taman
dan penambah
nilai estetika
Menghasilkan
buah
Cemara Lilin
Penambah nilai
estetika, pembatas
fisik, pengarah
Pohon
Gambar
Fungsi Tanaman
137
Tanaman
Merambat
Daun Dolar
Penambah nilai
estetika untuk
dinding pembatas
luar
Tanaman Iris
Penambah nilai
estetika
Bakung
Putih
Penambah nilai
estetika
Bunga
Matahari
Penambah nilai
estetika
Petunia
Penambah nilai
estetika
Semak
c.
Konsep Warna (permukaan)
Berikut adalah warna-warna yang diterapkan dalam Pusat
Perbelanjaan
di
Yogyakarta
dengan
pertimbangan
interior
menggunakan berbagai warna sehingga menciptakan suasana yang
beragam. Aplikasi pemakaian warna pada permukaan luar massa
bangunan menggunakan warna merah, kuning, hijau, dan biru yang
dikombinasikan agar menarik perhatian (mengajak). Untuk ruang
dalam akan dipakai warna cerah seperti campuran warna putih,
oranye, merah, kuning, keemasan, dan hijau. Dari sisi lain, warna
tersebut juga mencirikan Yogyakarta.
138
Berikut aplikasi pemakaian warna pada ruang dalam massa
bangunan :
-
Pertokoan ber-AC = setiap toko menggunakan konsep
sesuai penyewa (by tenant), jadi konsep bangunan secara
umum berada pada area koridor, atrium, lavatori, kantor
pengelola, dan area makan pada foodcourt.

Koridor dan atrium merupakan satu kesatuan sehingga
memakai warna yang sama yaitu warna kuning,
keemasan, jingga, putih, cokelat, dan hijau. Warna ini
merupakan warna dari Yogyakarta dan dapat memberi
suasana hangat.

Lavatori memakai warna putih, keabuan, dan coklat
karena gabungan warna ini akan memberi ketenangan,
natural, dan penetralistik suasana.

Kantor pengelola memakai kombinasi warna cerah
merah, kuning, putih. Warna ini dapat menyuntikkan
energi dalam beraktivitas, membawa keceriaan, dan
semangat.

Area makan memakai kombinasi warna kuning, putih,
hijau, biru dan sebagian besar warna merah karena dapat
membangkitkan selera makan.
-
Pertokoan non-AC = toko-toko yang disewakan diberi
warna dasar putih agar mudah direnovasi apabila penyewa
hendak
mengubah
konsep
toko.
Koridor
pertokoan
menggunakan campuran warna, merah, kuning, hijau karena
warna cerah ini dapat menarik perhatian, membawa
keceriaan, memberi kesejukan, dan semangat.
-
Area Taman = penataan tanaman dan pepohonan serta
elemen landscapes pengisinya berupa bangku taman, tiang
lampu, tempat sampah, air mancur, tirai air. Warna utamanya
yaitu hijau agar memberi kesejukan mengingat pengunjung
139
yang lebih banyak disini untuk bersantai, berekreasi, dan
berinteraksi.
d. Konsep Tekstur
Pada Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta ini, pemilihan tekstur yang
berbeda digunakan pada hampir seluruh bagian eksterior dan
interior bangunan sebagai perwujudan keindahan suasana interaksi
dan rekreasi yang dinamis dan atraktif. Misalnya pada area
eksterior, bagian dinding diberi permainan kasar dan halus, untuk
mempertegas bidang yang ingin ditonjolkan. Tidak jauh berbeda
dengan interior bangunan yang memiliki suasana ”open street”
terutama pada lantai dan dinding serta furniture landscapes dalam
bangunan.
e.
Konsep Bentuk
Karakter utama yang akan ditonjolkan dalam konsep bentuk
bangunan Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta adalah karakter bentuk
yang dinamis dan atraktif.
Untuk mewujudkan konsep tersebut dilakukan komposisi bentukbentuk dominan yang menjadi acuan keselarasan yaitu bentuk
arsitektur post modern. Dengan mengambil elemen historikal
arsitektur
Yogyakarta,
ditransformasikan
dengan
arsitektur
modern.
Bentuk-bentuk arsitektur modern yang akan diterapkan:
-Dinding yang ditransformasikan menyerupai garis dinamis sebagai
pembatas ruang dan dekorasi ruang.
140
Kesan adanya
ritme gerak
Gambar 6.7 Sketsa Konsep Pembatas Ruang
Sumber : Analisis Penulis, 2013
-Konsep open space sebagai taman dibagian depan bangunan,
sebagai
tempat
berkumpul,
berinteraksi,
dan
berekreasi
pengunjung/masyarakat.
Open space di
luar bangunan
Gambar 6.8 Sketsa Konsep Ruang Terbuka
Sumber : Analisis Penulis, 2013
-Ciri dari Yogyakarta yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain yaitu
terletak pada satu garis lurus antara gunung merapi, tugu, dan
keraton. Penerapan pada Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta yaitu
dengan taman depan/lobby, pertokoan, dan atrium.
Pertokoan
Pertokoan
Atrium
lobby
Gambar 6.9 Sketsa Konsep Zonasi
Sumber : Analisis Penulis, 2013
Taman
141
Gambar 6.10 Sketsa Tatanan Ruang Luar
Sumber : Analisis Penulis, 2013
Tabel 6.3 Perwujudan Desain Fasilitas Pusat Perbelanjaan di
Yogyakarta
Fasilitas
Pengguna
Pertokoan
(AC)
Segala umur
Pertokoan
(non AC)
Segala umur
Atrium
Segala umur
Keterangan
Tuntutan Desain
Seluruh konsep
desain toko
ditentukan oleh
penyewa
 Antar toko diberi
pembatas berupa
dinding partisi
 Sirkulasi udara
memadai (bukaan
dan kipas
tambahan)
 Tempat yang luas
 Dapat melihat ke
area lantai tiga
tanpa terhalang
apapun
 Pola lantai
menarik
 Plafon tinggi dan
pencahayaan
memadai
142
Lobby
Segala umur
Open space /
taman
Segala umur
Koridor
Segala umur
 Terlihat dari jauh
dan menarik
 Skala plafon ± 5m
 Tersedia area lalu
lintas mobil baik
yang berhenti
sebentar (drop off)
maupun yang
lewat
 Tersedia tanaman
yang diletakkan di
pot
 Terdapat area
untuk security
 Terdapat ram
untuk difabel
 Vegetasi tanaman
tropis, kelapa,
cemara, dsb
 Terdapat kolam
 Terdapat furnitur
air mancur
 Tersedia bangku
taman
 Tersedia lampu
taman
 Tersedia jalan
untuk pejalan kaki
 Ground cover
berupa rumput
dan paving block
 Terdapat
pengaman
(balustrade) pada
lantai dua dan tiga
 Lantai tidak licin
 Pola lantai
menarik
 Plafon setinggi
±3m
143
Food court
Segala umur
 Tersedia area
memasak
 Tersedia area
memesan atau
penjualan
 Tersedia meja dan
kursi makan
warna-warni
 Tersedia wastafel
 Tersedia atau
dekat lavatori
 Pola lantai,
dinding pada
kolom, dan plafon
menarik dan
bertekstur
Daftar Pustaka
Asdra, Lucia. 2011. Materi Kuliah Perancangan Kota. Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta.
Badudu, Zain. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Beddington, Nadine. (1982). Design for Shopping Centre, London : Butterworth
Scientific.
Chiara, Joseph De & Callender, John Hancock . Time Saver Standart for Building
Types, Mc.
Ching D.K, Francis. (2007). Architecture: Form, Space and Order Third Edition.
Ching, D.K. Francis (2000). ARSITEKTUR: Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi
Kedua. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Edger, Lion. (1976). Shopping center, Planning and Administration, Inc. USA :
John Wiley and Sons.
Flaskas, Carmel. (2002). Family Therapy Beyond Postmodernism.: Practice
Gibbert, Frederick. (1959). Town Design, London : The Architectural Press.
Helniha, Boby Angthino. (2010). “Jogja Skatepark” di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Hendraningsih, dkk. (1982).Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur.
John.Ormsbee, Simons. (1998). Landscape Architecture. Mc Graw – Hill Book,
New York.
Maitland, Barry. (1985). Shopping Mall: Planning and Design, New York :
Langman Group Limited.
Manuk, Adrianus P. K. (2010). Jogja Sports Mall di Yogyakarta. Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya.
Neufert, Ernest. (1990). Data Arsitek Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Ruberstain, Harvey M. (1978). Central City Mall, New York : A. Wiley
Intersciene Publication.
Satwiko, Prasasto. (2003). Fisika Bangunan 1 edisi 1. Yogyakarta : Andi Offset.
Satwiko, Prasasto. (2004). Fisika Bangunan 2 edisi 1. Yogyakarta : Andi Offset.
144
Setiadi, Kriswanto. (2011). Yogyakarta Cultural Park., Yogyakarta : Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Simons, John, Ormsbee. Landscape Architecture, New York : Mc Graw – Hill
Book Company.Inc
Suparto. (2006). Sosiologi Jilid 1. Jakarta : Literatur Media Sukses.
Tangoro, Dwi. (1999). Utilitas Bangunan. Jakarta : Universitas Indonesia (UIPress)
ULI-The Urban Land Institute, 1977. Shopping Centre Development Handbook,
Washington DC.
145
Daftar Referensi
cihampelaswalk.com
cisangkan.co.id
dulux.com.au
e-kuta.com
ideaonline.com
dppka.jogjaprov.go.id
flickr.com
google.co.id
http://economy.okezone.com Jum'at, 3 Mei 2013 17:48 wib
http://buletin.melsa.net.id/nop/1022/bandung_evolusi.html
http://www.fni.com/cim/briefing/decon.doc
buletin.melsa.net.id, 6/6/13, 14.38
properti.kompas.com
repository.upi.edu tanggal 26/9/2012 pk.14.30
slemankab.go.id
suaramerdeka.com | 27 April 2013 | 13:51 wib
wikipedia.com
wikimapia.com
www.yogyakarta.bps.go.id
www.bapeda.pemda-diy.go.id
www.kecamatan.slemankab.go.id
146