covering oil - Natural Resource Governance Institute
Transcription
covering oil - Natural Resource Governance Institute
COVERING OIL Panduan Wartawan Meliput Minyak dan Pembangunan Editor Svetlana Tsalik dan Anya Schiffrin Revenue Watch Open Society Institute Initiative for Policy Dialogue OPEN SOCIETY INSTITUTE New York COVERING OIL 3 COVERING OIL A Reporter’s Guide to Energy and Development Copyright © 2005 by Open Society Institute All rights reserved. Tidak diperkenankan merekam atau mereproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit COVERING OIL Panduan Wartawan Meliput Energi dan Pembangunan Diterjemahkan atas seizin Open Society Institute Didistribusikan secara terbatas pada September 2006 Cetakan pertama Juni 2007 Penterjemah Muh Fatah Yassin Editor Budi Setiyono Tata letak Riri Oskandar ISBN 978-979-97945-4-3 9-789799-794543 Jalan Raya Kebayoran Lama No 18CD Jakarta Selatan – Indonesia 12220 t. +62 21 7221031 f. +62 21 7221055 www.pantau.or.id 4 COVERING OIL Daftar Isi Prakata Ucapan Terima Kasih 1. Menjadikan Sumber Daya Alam sebagai Berkah, Bukan Kutukan Oleh Joseph E. Stiglitz 2. Memahami Kutukan Sumber Daya Alam Oleh Terry Lynn Karl 3. Hal-hal Penting dalam Industri Minyak Oleh John Roberts 4. Perusahaan Minyak dan Pasar Minyak Internasional Oleh Katherine Stephan 5. Jenis-jenis Kontrak Perminyakan: Kesepakatan Lisensi-Konsesi, Joint Ventures, dan Kesepakatan Bagi Hasil Oleh Jenik Radon 6. Melindungi Ekonomi Negara Berkembang dari Kejutan Harga Oleh Randall Dodd 7. Dampak Pengembangan Minyak terhadap Lingkungan, Sosial, dan HAM Oleh David Waskow and Carol Welch Lampiran Program Transparansi Industri Pertambangan Publish What You Pay Catatan Kaki Daftar Istilah Sumber Referensi Tentang Penulis 9 15 17 29 43 69 93 129 151 193 199 209 219 227 COVERING OIL 5 Open Society Institute (OSI), sebuah lembaga mandiri dan pemberi bantuan yang bertujuan memperbaiki kebijakan publik untuk menunjang terciptanya kekuatan demokratik, penghargaan hak asasi manusia, serta reformasi ekonomi, hukum, dan sosial. Di tingkat lokal, OSI menerapkan program-programnya untuk mendorong penegakan hukum, pendidikan, kesehatan masyarakat, dan media yang independen. OSI juga membangun aliansi tanpa batas mengenai banyak isu seperti memerangi korupsi dan kekerasan terhadap hak asasi manusia. OSI didirikan pada 1993 oleh investor dan filantropis George Soros untuk mendukung lembaga-lembaga yang didirikannya di Eropa Tengah dan Timur serta bekas Uni Soviet. Lembaga-lembaga ini didirikan, mulai tahun 1984, untuk membantu negara-negara itu menjalani transisi dari era komunisme. OSI mengembangkan kegiatan jaringan lembagalembaga Soros tersebut ke wilayah lain di seluruh dunia dengan perhatian khusus pada transisi demokrasi. Jaringan lembaga-lembaga Soros telah menjangkau lebih dari 60 negara, termasuk Amerika Serikat. Program Revenue Watch dari OSI melihat transparansi penggunaan pendapatan yang dihasilkan dari penjualan dan pengiriman sumber daya alam sebagai isu penting dalam pembangunan regional dan menjadi pendorong masyarakat sipil. Program ini bertujuan mengembangkan serta mempublikasikan hasil riset, informasi, dan advokasi tentang bagaimana pendapatan ini diinvestasikan dan digunakan, serta bagaimana pemerintah dan perusahaan tambang menanggapi tuntutan publik mengenai akuntabilitas. Program ini juga dimaksudkan untuk membangun kemampuan kelompok-kelompok lokal untuk mengawasi pengelolaan pendapatan minyak oleh pemerintah dan menjamin pendapatan sumber daya alam yang sudah ada maupun yang akan datang agar diinvestasikan dan dibelanjakan demi kepentingan publik. www.revenuewatch.org 6 COVERING OIL Ahli ekonomi peraih hadiah Nobel Joseph Stiglitz mendirikan Initiative for Policy Dialogue (IPD) pada Juli 2000 untuk membantu negaranegara berkembang mengeksplorasi alternatif kebijakan, dan memungkinkan partipasi masyarakat lebih luas dalam pembuatan kebijakan publik. Semua kebijakan ekonomi mempunyai efek yang menguntungkan beberapa kelompok ketimbang kelompok lainnya. Saat ini perdebatan internasional lebih memusatkan perhatian pada wilayah yang terbatas, yaitu alternatif kebijakan, daripada mengeksplorasi seluruh aspek pemecahan masalah ekonomi. IPD mewakili bentuk tanggapan positif atas isu ini. IPD menganalisis kebijakan berbeda sebagai pengganti dan menawarkan kebijakan ekonomi alternatif yang penting, dengan tetap membiarkan proses politik suatu negara memutuskannya. IPD merupakan jaringan global dengan lebih dari 200 ahli ekonomi terkemuka, ilmuwan politik, serta praktisi dari Utara dan Selatan dengan latar belakang dan pandangan yang beragam. Lembaga ini berpusat di Columbia University, New York. www.gsb.columbia.edu/ipd/ COVERING OIL 7 8 COVERING OIL Prakata Banyak negara kaya sumber daya alam mengeksploitasi dan menggunakan kekayaan tersebut untuk memperkaya segelintir orang, sementara korupsi dan salah-kelola menjadikan miskin mayoritas penduduknya. Memecahkan pola ini tidaklah mudah. Karena kekayaan mereka, negara-negara tersebut tidak perlu meminjam uang dari lembaga donor multilateral yang mendesakkan program transparansi keuangan dan praktik anggaran yang baik. Negaranegara demokrasi terdepan, yang tergantung pada impor minyak, gas dan hasil tambang lainnya, seringkali hanya menggunakan sedikit tekanan diplomatik terhadap mereka agar memperbaiki praktik keuangannya. Perusahaan energi multinasional, yang tergantung pada hubungan baik dengan pemerintah di negaranegara tersebut demi kelangsungan bisnis, juga enggan menekankan manajemen ekonomi yang baik. COVERING OIL 9 Akibatnya, penduduk di negara-negara tersebut –pemilik sebenarnya kekayaan alam– memikul tanggung jawab khusus untuk menekan pemerintahnya agar transparan dan memperhatikan kepentingan publik. Dan agar warga memperoleh informasi yang dibutuhkan, akan tergantung kepada wartawan untuk menyampaikan informasi tepercaya dan akurat tentang bagaimana pemerintah mengelola dan mengembangkan sumber daya alam. Agar semua ini bisa berjalan, wartawan sendiri harus mendapatkan informasi yang benar serta bisa melaporkan dan menuliskannya dengan bebas. Lebih dari dua tahun terakhir, Initiative for Policy Dialogue dan Revenue Watch bekerja sama dengan rekanan lokal dan sponsor lainnya, menyelenggarakan workshop untuk wartawan dengan tema ”Meliput Kekayaan Sumber Daya Alam” di negara-negara pengekspor minyak seperti Azerbaijan, Kazakhstan, dan Nigeria. Buku ini adalah hasil workshop tersebut, di mana para wartawan mengutarakan butuh lebih banyak informasi yang membantu mereka memahami industri minyak serta dampak pengembangan dan ekspor minyak yang mungkin terjadi di negara mereka. Wartawan dari seluruh dunia menyampaikan kepada kami betapa sulitnya membuat laporan tentang bagaimana pemerintah mengelola minyak, gas, dan hasil tambang lainnya. Keterbatasan informasi mengenai proyek-proyek sektor pertambangan, kurangnya kemampuan teknis, tenggat waktu yang pendek, dan tekanan pemerintah terhadap kebebasan pers di banyak negara memperlemah kualitas liputan atas isu ini. Wartawan biasanya juga tidak mendapat pelatihan ekonomi atau teknik serta tidak memiliki latar belakang ilmu ekonomi, teknik, geologi, keuangan perusahaan, dan keahlian lain untuk membantu mereka memahami industri energi dan efek kekayaan sumber daya alam. Akibat kurangnya pengetahuan dan akses informasi, wartawan 10 COVERING OIL sering tidak mampu meliput berita ini secara baik. Selain itu, wartawan seringkali bergaji rendah sehingga mengalah pada hadiah dan amplop dari perusahaan lokal, serta mempertaruhkan integritas, objektivitas, dan kemauan mereka untuk melaporkan secara jujur dan akurat. Tekanan dan eksploitasi terhadap pers adalah persoalan yang tak bisa diselesaikan buku ini. Tapi pengetahuan adalah alat kuat yang membantu wartawan menjadi berani dan memegang kode etik. Buku Covering Oil: Panduan Wartawan Meliput Minyak dan Pembangunan memberikan informasi praktis, dengan bahasa yang mudah dimengerti, tentang industri minyak dan dampaknya bagi negara penghasil minyak. Buku ini memberikan lembar-lembar tips tentang bagaimana wartawan memburu berita dan membuat pertanyaan. Tersedia juga contoh-contoh cerita. Bagian lainnya menyajikan saran bacaan lanjutan. Daftar istilah menyajikan katakata kunci mengenai keuangan, geologi, dan hukum yang menambah pemahaman wartawan soal perkembangan minyak. Kami berharap buku ini memberikan informasi dan latar belakang yang diperlukan wartawan untuk membuat tulisan mendalam, analitis, kritis, dan informatif tentang energi dan pembangunan –sebuah subjek yang mempengaruhi milyaran pembaca di seluruh dunia. Bab 1, “Menjadikan Sumber Daya Alam sebagai Berkah, Bukan Kutukan,’’ melihat berbagai dilema dari kebijakan penting yang dihadapi pemerintah dari negara kaya sumber daya alam untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor ini. Seberapa cepat seharusnya uang dibelanjakan dan untuk apa? Bagaimana kerangka penghitungan direvisi untuk menangani aliran dana yang masuk ke negara? Apakah ada konsekuensi atas penyaluran dana tersebut? Bab 2, “Memahami Kutukan Sumber Daya Alam,” menjelaskan masalah yang bertolak dari “kutukan sumber daya COVERING OIL 11 alam” –fakta ganjil yang menyebabkan banyak negara dengan sumber daya alam melimpah seringkali bermasalah secara ekonomi, penuh konflik, dan buruk pengelolaannya ketimbang negara yang kekurangan sumber daya alam. Bab ini menerangkan bagaimana kombinasi dari ketidakstabilan harga minyak, tekanan terhadap sektor manufaktur dan agrikultural, ketimpangan pertumbuhan, pajak yang tidak intensif, dan institusi-institusi yang lemah membuat gagalnya kebijakan dan ambruknya pertumbuhan. Bab 3, “Hal-hal Penting dalam Industri Minyak,” menyajikan informasi latar belakang perminyakan. Bab ini memberikan beberapa pertanyaan kunci tentang geopolitik di seputar perminyakan. Apakah kita dalam keadaan menuju kekurangan minyak? Apa implikasi keamanannya akibat ketergantungan pada minyak? Apa konsekuensinya bagi lingkungan? Bab 4, “Perusahaan Minyak dan Pasar Minyak Internasional,” memberikan latar belakang industri perminyakan. Siapa saja perusahaan minyak paling besar dan bagaimana mereka mencapai posisi tersebut? Apa tantangan para titan ini dalam dekade mendatang? Bagaimana minyak diperjual-belikan di pasar internasional? Bab ini juga membahas tekanan yang meningkat terhadap perusahaan untuk menerapkan praktik tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk transparansi yang lebih besar atas pembayaran mereka terhadap pemerintah penghasil minyak. Bab 5, “Seluk-Beluk Kontrak Perminyakan,” membahas salah satu aspek terpenting dalam perkembangan perminyakan: kontrak kerja sama negara produsen dengan perusahaan minyak. Kontrak ini menentukan seberapa besar pendapatan pemerintah dari pengembangan sumber daya alamnya, yang mungkin berlangsung selama 20 atau 30 tahun, atau bahkan lebih. Bagaimana wartawan melaporkan apakah pemerintahnya mendapat kesepakatan yang adil? Bab ini menjelaskan beberapa macam kontrak yang 12 COVERING OIL ditandatangani negara produsen, komponen utama kontrak, dan risiko yang harus disadari oleh pemerintah dan masyarakat. Bab 6, “Melindungi Ekonomi Negara Berkembang dari Kejutan Harga,” menunjuk salah satu tantangan besar yang dihadapi negara-negara pengekspor minyak: bagaimana melindungi perekonomian mereka dari tingginya fluktuasi harga di pasar minyak internasional. Karena harga minyak tidak stabil, pemerintah yang bergantung pada hasil minyak menghadapi ketidakstabilan yang besar. Perencanaan anggaran menjadi sulit. Pemerintah seringkali menyediakan anggaran berlebih saat harga minyak naik dan tiba-tiba harus menguranginya saat harga minyak jatuh. Perubahan mendadak ini bisa mengacaukan makroekonomi dan ketidakpastian politik. Bab 6 mengeksplorasi berbagai alat yang mungkin bisa dipakai pemerintah untuk mengurangi dampak ketidakstabilan harga, termasuk stabilisasi dana dan tabungan serta instrumen hedging. Bab 7, “Dampak Pengembangan Minyak terhadap Lingkungan, Sosial, dan Hak Asasi Manusia.” Minyak bisa memberikan keuntungan finansial bagi komunitas lokal bila dikelola secara transparan dan adil. Tapi keuntungan ini bisa dan harus dilihat dalam konteks dampak sosial dan lingkungan yang mungkin diterima komunitas tersebut. Bab ini membahas risiko-risiko yang menyertai proyek produksi minyak, termasuk kerusakan dan penggusuran komunitas lokal serta pelanggaran hak asasi manusia, merusak ekosistem sekitar, dan kontribusinya terhadap pemanasan global. Bab ini menyajikan juga pertanyaan yang harus diajukan wartawan tentang proyek pengembangan minyak, sehingga pembacanya bisa mempertimbangkan keuntungan potensialya dibandingkan kerugian potensialnya. Buku Covering Oil: Panduan Wartawan Meliput Minyak dan Pembangunan adalah buku kedua dari seri panduan yang diter- COVERING OIL 13 bitkan Revenue Watch dari Open Society Institute, dengan sasaran pembaca berbeda, untuk membantu memecahkan apa yang disebut sebagai “kutukan sumber daya.” Follow the Money, sebuah panduan bagi organisasi nonpemerintah untuk memantau pendapatan pemerintah dari pengembangan sumber daya alam saat ini tersedia di www.revenuewatch.org. Anya Schiffrin Svetlana Tsalik Direktur Program Wartawan Direktur Revenue Watch Initiative for Policy Dialogue Open Society Institute 14 COVERING OIL Ucapan Terima Kasih Buku Covering Oil ini tak akan hadir tanpa bantuan sejumlah pihak. Kami menyampaikan terima kasih kepada Karen Matusic untuk penyuntingan buku ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ari Korpivaara dan Will Kramer dari Bidang Komunikasi Open Society Institute (OSI) untuk pendampingan editorial dan Jeanne Criscola untuk desain dan tata letak. Buku panduan ini merupakan hasil serangkaian seminar untuk wartawan yang diselenggarakan Revenue Wacth dari OSI dan Initiative for Policy Dialogue (IPD) di Baku, Almaty, dan Lagos. Farda Asadov dan Rovshan Bagirov dari Open Society Foundation-Azerbaijan serta Inglab Akhmedov, Naziv Imanov, dan Sabit Bagirov dari Public Finance Monitoring Center di Baku memberikan bantuan yang tak ternilai, sebagaimana juga dilakukan Anton Artemyev dan Darius Zietek dari Soros Foundation– Kazakhstan dan Asel Karaulova dari Kazakhstan Press Club. COVERING OIL 15 Kami sangat berterima kasih atas usaha Vincent Nwanma sebagai sponsor kami, termasuk Anthony Dioka dari kantor UNDP di Lagos dan Kedutaan Amerika Serikat di Almaty. Pembiayaan buku ini tersedia atas bantuan ketua OSI untuk Initiative for Policy Dialogue dan program Revenue Watch. Kami juga berterima kasih kepada Shana Hofstetter, Akbar Noman, dan Shari Spiegel dari IPD. Terima kasih juga kepada Julie McCarthy dan Morgan Mandeville dari Revenue Watch yang memberikan panduan dan dukungan profesional. 16 COVERING OIL 1. Menjadikan SumberDaya Alam sebagai Berkah, Bukan Kutukan Joseph E. Stiglitz Ada sebuah fenomena menggelitik yang para ahli ekonomi menyebutnya “kutukan sumber daya alam.” Rata-rata negaranegara kaya sumber daya alam memiliki performa lebih buruk ketimbang negara dengan anugerah alam yang lebih sedikit –cukup bertentangan dengan apa yang mungkin seharusnya terjadi. Tapi tidak semua negara kaya sumber daya alam memiliki perkembangan yang sama. Sekitar 30 tahun lalu, pendapatan per kapita Indonesia dan Nigeria seimbang. Keduanya sama-sama tergantung pada pendapatan minyak. Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia sekitar empat kali lipat pendapatan per kapita Nigeria. Pendapatan per kapita Nigeria turun dari US$302,75 pada 1973 menjadi US$254,26 pada 2002.1 Kasus lain terjadi di Sierra Leone dan Botswana yang kaya berlian. Botswana memiliki pertumbuhan rata-rata 5,2 persen COVERING OIL 17 pada 1974 sampai 2002,2 sementara Sierra Leone jatuh ke dalam konflik sipil yang memperebutkan kendali atas kekayaan berlian. Banyak contoh lain kegagalan sosial-ekonomi, seperti di Timur Tengah yang kaya minyak. Bahkan ketika negara-negara kaya minyak mengelolanya dengan baik dan adil, mereka sering ditandai oleh ketimpangan yang besar: negara kaya dengan penduduk yang miskin. Dua per tiga penduduk Venezuela miskin saat buah dari rezeki minyak hanya dinikmati segelintir orang. Jika penghasilan dari pajak produsen-produsen minyak digunakan untuk menciptakan masyarakat yang lebih setara, kita bisa lebih berharap bahwa terjadi sedikit ketimpangan seperti di Venezuela, salah satu anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) dan pengekspor minyak terbesar di Amerika Latin. Teka-teki ini butuh penjelasan segera agar negara-negara ini bisa berbuat sesuatu untuk mencegah kutukan sumber daya alam. Lebih dari satu dekade lampau, riset yang dilakukan para ahli ekonomi dan ilmuwan politik telah membantu meningkatkan pemahaman kita terhadap isu ini. Kita paham bahwa pada dasarnya ini lebih merupakan persoalan politik. Buku ini didasarkan pada keyakinan bahwa pemahaman yang lebih luas bisa membentuk proses politik yang lebih positif. Pemahaman semacam itu juga memberi dukungan terhadap reformasi kelembagaan untuk menjamin bahwa sumber daya alam digunakan dengan baik untuk kepentingan semua warga di negara tersebut. Dan liputan mendalam serta berimbang dari wartawan akan membatasi berbagai penyalahgunaan yang paling buruk. Butuh kebijakan makroekonomi dan mikroekonomi yang tepat untuk menjamin bahwa negara tersebut mendapatkan yang terbaik dari sumber daya alamnya, yang akan meningkatkan pertumbuhan, dan keuntungannya bisa dinikmati secara luas. 18 COVERING OIL Kebijakan Makroekonomi Pertanyaan sangat sulit yang dihadapi negara penghasil sumber daya alam ini meliputi: Berapa cepat sumber daya alam ditambang dan bagaimana seharusnya hasilnya dipergunakan? Haruskah negara meningkatkan aliran kas dengan pinjaman? Dan reformasi kelembagaan seperti apa yang bisa diterapkan untuk menjamin bahwa keputusan makroekonomi yang diambil sudah tepat? Tingkat penambangan Sumber daya alam yang tidak ditambang saat ini akan tetap ada di masa datang –ia tidak hilang. Namun, tidaklah masuk akal mengambilnya secepat mungkin. Jika sebuah negara tidak mampu mempergunakan dana yang dihasilkannya dengan baik, sebaiknya biarkanlah sumber daya alam ini di dalam tanah; nilainya akan meningkat seiring kelangkaan yang akan terjadi dan kenaikan harga. 3 Sebuah pemerintahan diktator militer mungkin menggunakan hasil dari sumber daya alam ini untuk menekan rakyatnya dan membeli senjata demi kepentingan perang, sehingga rakyatnya menjadi lebih menderita ketimbang bila negara tersebut tidak memiliki sumber daya alam. Selain itu, penambangan sumber daya alam akan mengurangi kekayaan sebuah negara, kecuali bila dana yang dihasilkannya diinvestasikan dalam bentuk lain. Penambangan seperti itu membuat negara menjadi lebih miskin karena sumber daya alam seperti minyak, gas, dan tambang lainnya tidak bisa diperbarui. Sekali kekayaan alam ini keluar dari perut bumi dan dijual, ia tidak akan tergantikan lagi. Hanya dengan menginvestasikannya kembali ke dalam bentuk modal (bersifat fisik atau alami) yang bisa menggantikan hilangnya kekayaan alam ini dan menjadikan negara lebih kaya. COVERING OIL 19 Sumber daya alam adalah aset. Penambangan harus dilihat secara sederhana sebagai pengalokasian kembali portofolio, yang mengubah aset menjadi bentuk lain. Negara seperti Bangladesh, dengan cadangan gas alam terbatas, mungkin akan berhati-hati menjual gasnya, karena tak ada cara lain yang lebih efektif dan bisa menjamin harga sumber energi meningkat di masa datang. Berhutang: sebuah kata peringatan Bank-bank internasional sering berperan terhadap kecenderungan pemerintah pengekspor minyak membelanjakan anggaran melebihi apa yang mereka butuhkan. Saat harga minyak naik, mereka mau meminjamkan uang untuk menaikkan tingkat pembelanjaan. Namun, pasar keuangan seringkali berubah, teman yang tergantung cuaca. Saat harga minyak jatuh atau tingkat bunga naik, para pemberi pinjaman cepat-cepat menarik kembali pinjaman. Aturan umum para bankir adalah: mereka lebih suka meminjamkan uang kepada yang tidak membutuhkannya. Saat harga minyak turun, dan negara-negara ini membutuhkan uang, saat itulah para pemberi pinjaman menginginkan uangnya kembali. Itulah sebabnya mengapa aliran dana, khususnya berjangka pendek, cenderung berputar-putar, serta memperburuk fluktuasi akibat jatuhnya harga minyak dan mineral lainnya. Jika dana pinjaman digunakan pemerintah secara baik dengan investasi yang sangat menguntungkan, dan bisa dipakai membayar bunga pinjaman, tidaklah menjadi soal. Tapi yang terjadi seringkali tidak demikian. Hasil bersih dari investasi itu kecil, umumnya lebih rendah dari jumlah uang yang dipinjam. Dan jika dana pinjaman dipakai untuk membiayai belanja domestik, ia bisa ikut mendorong kenaikan nilai kurs mata uang secara berlebihan, yang benar-benar menghambat pemasok dan eksportir domestik melalui apa yang dikenal sebagai efek Dutch Disease.4 20 COVERING OIL Kerangka kerja pencatatan akuntansi Sebagian alasan mengapa pemerintah seringkali mengelola pendapatannya sedemikian buruk berhubungan dengan kerangka kerja pencatatan akuntasi yang digunakannya. Pemerintah biasanya ingin menunjukkan bahwa mereka mampu mengelola perekonomiannya dengan baik. Bila pemerintah bisa menaikkan tingkat pertumbuhan, mereka mengira sudah bagus. Padahal Produk Domestik Bruto (gross domestik product/GDP) bukanlah alat ukur ekonomi yang tepat. Seperti telah kita catat, bila sebuah negara menambang sumbernya secara berlebihan, dan dana yang dihasilkannya tidak diinvestasikan dengan baik, negara tersebut menjadi lebih miskin, bukan menjadi lebih kaya. Kerangka kerja alternatif, kadang disebut juga “PDB hijau” (green GDP), mencoba lebih akurat mengukur perekonomian yang menopang kesejahteraan.5 Jika kerangka kerja akuntansi sebuah perusahaan memasukkan perhitungan depresiasi aset, kerangka kerja akuntansi negara seharusnya juga memasukkan penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Jika kerangka kerja perusahaan mempertimbangkan aset dan liabilitas, demikian juga seharusnya negara, mencatat bila ada tambahan liabilitas (hutang) sebagaimana yang dilakukan terhadap aset. Sebuah negara yang menjual sumber daya alamnya, melakukan privatisasi perusahaan minyaknya, dan meminjam dana dengan taruhan pendapatannya ke depan, mungkin mengalami konsumsi besar yang akan meningkatkan PDB. Namun kerangka kerja akuntasi seharusnya bisa menunjukkan bahwa negara tersebut sesungguhnya menjadi lebih miskin. Reformasi institusional – stabilisasi dana Risiko ketidakstabilan harga komoditas internasional sangat besar, dan menjadi alasan utama untuk menciptakan dana stabilisasi (rainy COVERING OIL 21 day funds) yang akan memperlunak efek pembayaran. Dana stabilisasi juga punya fungsi lain. Misalnya, ia membantu menjamin bahwa pola pembelanjaan tidak menimbulkan efek Dutch Disease yang besar. Dengan menempatkan pendapatan dalam rekening yang terpisah, dana stabilisasi bisa mengontrol keinginan pemerintah menggunakan seluruh pendapatan dari minyak untuk membiayai kebutuhannya; dan menjamin dana tersebut dipakai untuk investasi. Sehingga penyusutan sumber daya alam bisa tergantikan oleh peningkatan modal manusia dan fisik. Dana stabilisasi juga bisa mengurangi perburuan rente. Dengan menyediakan proses yang terbuka dan transparan dalam menentukan penggunaan dana, dana stabilisasi bisa mencegah dan mengurangi konflik hebat yang sering terjadi di negara-negara kaya sumber daya alam. Kebijakan Mikroekonomi Pemerintah bisa menjalankan berbagai kebijakan yang meningkatkan kemungkinan meraih pendapatan yang lebih besar dan menjamin pendapatan tersebut dipergunakan dengan baik. Transparansi Bisa jadi, kebijakan paling penting adalah meningkatkan transparansi; lebih banyak informasi tentang bagaimana pemerintah berhubungan dengan semua yang telibat dalam penambangan sumber daya alam; kontrak yang disepakati; jumlah yang diterima pemerintah; jumlah sumber daya alam yang diproduksi; dan penempatan dana. Transparansi mengurangi jangkauan korupsi. Tapi, bagi perusahaan, seringkali lebih murah menyuap pemerintah negara penghasil sumber daya alam 22 COVERING OIL daripada membayar harga pasar untuk mendapatkan hak mengembangkan sebuah cadangan minyak. Transparansi membatasi kesempatan untuk korupsi. Pada akhirnya, muncul pertanyaan: mengapa pemerintah tidak mendapatkan hasil penuh dari sumber daya alamnya? Ketika kali pertama perusahaan minyak British Petroleum (BP) berniat mengumumkan pembayarannya kepada pemerintah Angola, pemerintah keberatan.6 Tapi beberapa negara penghasil minyak, termasuk Nigeria, mulai mewajibkan semua perusahaan minyak “mengumumkan berapa yang mereka bayar” dan pejabat pemerintah mengumumkan untuk apa uang itu digunakan.7 Desain lelang Jenis kontrak antara negara penghasil sumber daya alam dan perusahaan multinasional yang mengembangkannya berpengaruh besar terhadap seberapa besar pendapatan pemerintah di kemudian hari. Persoalan kontrak sangatlah kompleks dan akan dibahas lebih dalam di bab 5. Sejumlah cara untuk melibatkan perusahaan asing bisa mengurangi kompetisi, dan akhirnya menurunkan hasil yang diterima pemerintah. Contohnya, karena sangat membutuhkan uang, pemerintah menjual murah (fire sales) area ladang minyaknya yang besar dan menawarkannya dalam waktu cepat –karenanya harganya rendah.8 Bahkan perusahaan minyak besar hanya mau menanggung risiko kecil, dan akan menerima pilihan lain untuk eksplorasi (sekalipun belum tahu keuntungan yang diperoleh dari kontrak sebelumnya) hanya dengan harga rendah. Memberi kesempatan hanya kepada sebuah perusahaan ketimbang perusahaan lain juga mengurangi kompetisi. Sebuah perusahaan yang diundang melakukan eksplorasi pendahuluan akan mendapatkan keuntungan dari informasi yang tidak COVERING OIL 23 sebanding ini –perusahaan ini lebih banyak tahu tidak hanya potensi ladang minyak atau gas yang telah dieksplorasinya tapi juga ladang lainnya yang berdekatan.9 Bahkan bila pemerintah membuka pengembangan ladang minyak baru dengan lelang yang kompetitif, ketidaksamaan informasi (juga hubungan perusahaan tersebut dengan pejabat pemerintah) akan mengurangi kompetisi dan menurunkan hasil yang diperoleh pemerintah. Setiap kompetitor tahu bahwa posisi mereka tidak menguntungkan dalam hal informasi: bila mereka menang lelang tentu karena penawaran mereka sangat tinggi –lebih tinggi dari tawaran perusahaan yang tahu informasi berapa nilai sebenarnya ladang minyak yang dilelang. Akibatnya, perusahaan minyak baru kurang agresif memperebutkan ladang minyak. Pemerintah bisa menawarkan lelang penyewaan ladang minyaknya dengan bermacam cara. Penawaran berdasarkan bonus (bonus bidding) mengharuskan perusahaan bersaing atas dasar berapa besar bonus yang akan mereka bayar kepada pemerintah di awal kontrak. Penawaran ini memaksa produsen membayar dalam jumlah besar tanpa tahu besaran sumber daya alam maupun biaya penambangannya. Risiko ini mungkin mengurangi kemauan perusahaan untuk bersaing. Penawaran berdasarkan royalti (royalty bidding), yakni kompetitor menawarkan pembayaran kepada pemerintah berdasarkan pembagian keuntungan dalam bentuk royalti, memiliki risiko lebih kecil dan lebih mendorong kompetisi ketimbang penawaran berdasarkan bonus. Penawaran berdasarkan bonus lebih banyak dipakai di negara-negara berkembang, dengan risiko pengambil-alihan oleh pemerintah lebih tinggi, atau kemungkinan perubahan kesepakatan kontrak karena pergantian pemerintahan.10 Sebagai konsekuensinya, penawaran berdasarkan royalti mungkin memberikan pendapatan yang lebih baik bagi pemerintah ketimbang penawaran 24 COVERING OIL berdasarkan bonus karena tidak memerlukan investasi yang besar di awal kontrak serta mengurangi risiko perusahaan menanggung kerugian yang besar. Di sejumlah tempat (termasuk di Amerika Serikat), syaratsyarat sewa mengakibatkan sumur-sumur minyak mati lebih awal, atau dalam kasus lain, seringkali ditambang terlalu cepat. Pembayaran berbagai royalti, yang mengurangi pendapatan bersih, mempengaruhi keputusan sebuah perusahaan minyak untuk menghentikan produksinya lebih awal dari seharusnya.11 Desain kontrak yang bagus sebaiknya mencantumkan syarat-syarat yang harus diikuti, seperti jangka waktu penambangan minyak dan peningkatan biaya penambangan, serta pengurangan (bahkan mungkin penghapusan) royalti berdasarkan pembayaran dalam jumlah yang tetap. Meski detailnya terlihat kompleks, poin utamanya sederhana saja: cara sebuah negara melibatkan produsen minyak akan memberikan hasil yang berbeda. Di Amerika Serikat maupun Eropa, desain lelang disiarkan melalui radio, televisi, telepon selular, dan selanjutnya (disebut juga spectrum actions) memberi efek yang besar terhadap peningkatan pendapatan pemerintah.12 Negara harus memperhitungkan proses lelang dengan melihat pada bagian-bagian dari total pendapatan yang ia terima dari sumber daya alamnya, dan membandingkan dengan biaya penambangan serta risikonya di negara-negara lain. Peran Negara Maju Negara-negara kaya sumber daya alam punya tanggung jawab utama untuk memastikan pemerintah menerima sebanyak mungkin keuntungan dari sumber-sumber daya alamnya dan COVERING OIL 25 menggunakan dana tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dalam jangka panjang. Di sisi lain, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan negara-negara maju dan komunitas internasional untuk memungkinkan usaha ini berhasil. Berikut halhal yang disarankan, meski bukanlah daftar lengkap. Pertama, negara-negara maju bisa menekan perusahaanperusahaan minyak dan sumber daya alam agar lebih transparan, mengumumkan “berapa yang mereka bayar.” Sebuah syarat sederhana yang bisa dilakukan: umumkanlah pembayaran yang sudah dikurangi pajak. Kedua, negara maju bisa mendesakkan hukum antikorupsi dan antisuap secara ketat. Ketiga, kerahasiaan bank mendorong terjadinya suap karena menyediakan tempat yang aman untuk bersembunyi. Masyarakat keuangan internasional telah melakukan langkah yang besar dengan menghapus kerahasiaan bank bagi para teroris. Pembatasan kerahasiaan bank bisa diperluas untuk menghambat aliran dana dari hasil minyak ke sistem perbankan internasional, yang seharusnya langsung masuk ke kas negara-negara berkembang. Terakhir, Dana Moneter Internasional (IMF) harus mendorong negara-negara berkembang membuat dana stabilisasi. Ini akan memaksa adanya perubahan kerangka kerja akuntansi, yang menstabilkan pembelanjaan selama resesi. Selain itu, IMF seharusnya tidak menekan negara-negara tersebut melakukan privatisasi industri pertambangan mereka. (Di banyak negara berkembang, privatisasi identik dengan menjual sumber daya alam ke perusahaan-perusahaan asing, karena tidak ada perusahaan domestik yang punya modal dan keahlian.) Privatisasi hanyalah salah satu cara melibatkan perusahaan asing dalam pengelolaan sumber daya alam. Mungkin ada cara alternatif (penyusunan 26 COVERING OIL kontrak) yang memberi keuntungan lebih besar kepada negaranegara berkembang.13 Kita telah mencatat bahwa salah satu sebab kutukan sumber daya alam adalah konflik akibat perburuan rente. Negara-negara Barat bisa mengurangi konflik ini dengan mendorong proses demokrasi. Lebih penting lagi, negara-negara maju bisa membatasi “keuntungan” yang muncul dari konflik dengan, misalnya, memperluas area kampanye melawan “konflik berlian.” Umumnya pendapatan dari sumber daya alam dibelikan senjata. Karenanya pembatasan penjualan senjata bisa memberikan kontribusi yang penting pula. Tak ada obat yang benar-benar mujarab. Tak ada seperangkat resep yang menjamin pertumbuhan dan pembangunan. Tapi bila reformasi dilakukan oleh negara-negara kaya sumber daya alam dan komunitas internasional, ada peluang untuk mengenyahkan kutukan sumber daya alam dan menjadikannya catatan masa lalu. Sumber daya alam bisa dan harus menjadi berkah.* COVERING OIL 27 28 COVERING OIL 2. Memahami Kutukan Sumber Daya Alam Terry Lynn Karl Pengalaman selama empat dekade menunjukkan bahwa mengekspor minyak saja tidak menjadikan perekonomian suatu negara menjadi lebih baik dalam satu generasi. Pada tahun-tahun awal, para ahli mengira “emas hitam” minyak akan membawa kekayaan dan pertumbuhan ekonomi. Saat ini harapan mereka jauh lebih sulit karena lebih banyak hambatan. Negara-negara pengekspor minyak lebih pantas disebut menderita “paradox of plenty,” “problem Raja Midas,” atau apa yang disebut Juan Pablo Perez Alfonzo, pendiri Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), sebagai efek “kotoran setan.” Kenyataannya memang memprihatinkan: negaranegara yang mengandalkan pendapatan dari minyak bermasalah secara ekonomi dan penuh konflik. COVERING OIL 29 Apa dan yang Apa Merupakan yang Bukan Kutukan Sumber Daya... Selama 40 tahun terakhir, konsekuensi dari pembangunan yang didasarkan pada ekspor minyak cenderung negatif. Efek buruknya meliputi pertumbuhan ekonomi lebih lambat dari yang diharapkan, diversifikasi ekonomi yang buruk, indikator kesejahteraan sosial yang menyedihkan, tingkat kemiskinan dan ketimpangan yang tinggi, kerusakan lingkungan di tingkat lokal, korupsi yang meluas, penyelenggaraan pemerintahan yang sangat buruk, serta tingkat konflik dan perang yang tinggi. Dibandingkan negara-negara yang mengandalkan ekspor komoditas agrikultural, negara-negara pengekspor minyak dan tambang lainnya lebih miskin, tingkat kesehatan rendah, meluasnya kekurangan gizi, tingkat kematian anak yang tinggi, harapan hidup yang pendek, serta tingkat pendidikan yang rendah –temuan ini mengejutkan bila melihat penerimaan negara yang besar. Akibat tingginya ketidakstabilan harga di pasar minyak, negara-negara pengekspor minyak sering menjadi korban karena turunnya pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan dalam proporsi yang besar secara tiba-tiba. Data yang ada sungguh mengejutkan: Saudi Arabia yang memiliki cadangan minyak mentah paling besar di dunia, pendapatan per kapitanya turun dari $28.600 pada 1981 menjadi $6.800 pada 2001.1 Di Nigeria dan Venezuela, pendapatan per kapita turun kembali ke tingkat pendapatan pada 1960-an. Negara-negara lainnya –Algeria, Angola, Kongo, Ekuador, Gabon, Iran, Iraq, Kuwait, Libya, Qatar, dan Trinidad Tobago– kembali ke tingkat pendapatan tahun 1970-an dan awal 1980-an.2 Dampak negatif ini kemudian disebut sebagai “kutukan sumber daya alam.” Namun sebelum membahas apa itu kutukan 30 COVERING OIL sumber daya alam, akan sangat membantu bila ada penjelasan apa yang bukan kutukan. Kutukan ini tidak menyatakan bahwa sumber daya alam yang berlimpah selalu tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Sebaliknya, ada contoh sukses dari pembangunan ekonomi yang bersandar pada sumber daya minyak, termasuk Amerika Serikat (salah satu pelaku ekonomi minyak terbesar di dunia, yang industri manufakturnya juga paling maju), Kanada, Australia, Chile, dan Norwegia – meskipun hampir tidak ada contoh kasus keberhasilan pembangunan ekonomi yang didasarkan pada ekspor minyak. Kutukan sumber daya alam tidak merujuk soal kepemilikan sumber minyak atau tambang semata, tapi lebih pada negaranegara yang sangat tergantung pada hasil minyak. Secara umum ketergantungan ini bisa diukur dari besarnya nilai ekspor minyak dibanding total nilai ekspor (biasanya 60-95 persen dari total ekspor) atau rasio ekspor minyak dan gas terhadap GDP –pada kisaran antara 4,9 persen (di Kamerun, yang sedang mengalami kehabisan minyak) hingga 86 persen (di Equatorial Guinea, salah satu ekportir minyak yang paling baru). Kutukan sumber daya alam juga tidak menyatakan bahwa pengekspor minyak dan tambang dengan sumber lebih kecil akan lebih baik –yang bisa berarti Haiti lebih baik ketimbang Venezuela, misalnya. Minyak hanyalah benda hitam mudah mengalir yang bisa menguntungkan atau merugikan. Yang menjadi soal bukanlah sifat yang melekat pada minyak itu sendiri tapi bagaimana kekayaan yang dihasilkan dari minyak ini dinikmati dan dimanfaatkan. Secara sederhana, kutukan sumber daya alam mengacu pada hubungan terbalik antara ketergantungan yang besar terhadap sumber daya alam dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sejumlah studi mutakhir menunjukkan bahwa perfoma ekonomi negara- COVERING OIL 31 negara berkembang yang kaya sumber daya alam lebih buruk ketimbang negara berkembang lain yang memiliki lebih sedikit sumber daya alam. Tapi tidak semua sumber daya alam diciptakan sama. Negara-negara yang tergantung pada ekspor sumber daya alam (ditambang langsung dari alam karena posisi geografis atau ekonomis seperti minyak dan mineral lain) selalu dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat. Kenyataannya memang demikian, meski fakta lain menunjukkan bahwa mereka punya kapasitas investasi dan impor yang tinggi. Studi yang dilakukan anggota-anggota OPEC pada 19651998 memperlihatkan bahwa Produk Nasional Bruto (gross national product) per kapita mereka turun rata-rata sebesar 1,3 persen per tahun, sementara negara-negara berkembang nonminyak naik sebesar 2,2 persen dalam periode yang sama. 3 Studi ini menunjukkan, makin tinggi ketergantungan pada minyak dan tambang lainnya makin buruk pula tingkat pertumbuhannya. Negara-negara yang mengandalkan pendapatan dari ekspor minyak tidak hanya lebih buruk ketimbang negara lain yang kekayaan alamnya sedikit, tapi juga jauh lebih buruk dari yang seharusnya mereka dapatkan. Penjelasan tentang Daya Alam Kutukan Sumber Penjelasan mengenai performa ekonomi yang buruk ini beragam dan bisa diperdebatkan. Tapi kombinasi dari berbagai faktor menyebabkan pengekspor minyak khususnya cenderung mengalami kegagalan kebijakan dan merosotnya pertumbuhan. » Ketidakstabilan harga minyak. Harga minyak dunia yang tidak stabil, dan akibatnya pada perputaran ekonomi yang 32 COVERING OIL » » sesaat booming dan lalu turun lagi, mempersulit pengambil keputusan untuk mengelola secara efektif. Ketidakstabilan harga berdampak negatif pada disiplin ang garan, pengawasan terhadap keuangan publik, dan upaya perencanaan negara. Ia juga secara negatif dikaitkan dengan investasi yang efektif, perbaikan distribusi pendapatan, dan pengentasan kemiskinan. Dutch Disease. Negara-negara yang tergantung pada minyak sering mengalami apa yang disebut Dutch Disease, satu fenomena yang terjadi saat sektor minyak meningkatkan nilai tukar mata uang lokal dan menyebabkan komoditas ekspor lainnya tidak kompetitif. Dampaknya, ekspor minyak menekan sektor lain yang menjanjikan, khususnya sektor agrikultural dan manufaktur, dan membuat diversifikasi ekonomi menjadi lebih sulit. Pembuat kebijakan kemudian menerapkan kebijakan proteksi yang ketat untuk mempertahankan aktivitas sektor yang tidak kompetitif ini, dengan mengandalkan dana dari sektor minyak. Karena sektor agrikultural dan manufaktur menjadi tergantung pada dana minyak, ketergantungan pada minyak makin bertambah dan mengurangi efisiensi penggunaan modal. Dari waktu ke waktu, ia akan mengakibatkan hilangnya daya saing secara permanen. Hilangnya akumulasi ketrampilan dan ketimpangan yang tinggi. Seperti kebanyakan industri di dunia yang padat modal dan menggunakan teknologi, industri minyak menciptakan sedikit lapangan kerja. Keahlian yang dibutuhkan jenis pekerjaan ini umumnya tidak sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia di negara-negara pengekspor minyak. Akibatnya, tenaga kerja harus dikirim dulu ke luar negeri untuk mendapatkan pelatihan atau mendatangkan COVERING OIL 33 » pekerja asing. Ini berarti merampas keuntungan besar eksportir minyak dari proses learn by doing yang merupakan inti pembangunan ekonomi. Bandingkanlah dengan negaranegara yang memiliki sedikit sumber daya alam, di mana kebutuhan akan pendidikan sangat tinggi, khususnya dari sektor manufaktur. Akumulasi keahliannya meningkat lebih cepat, dan ketimpangan kemakmuran cenderung tidak besar. Tingkat pertumbuhan ekonomi umumnya naik karena produktivitas meningkat dan bukan semata dari hasil minyak. Menurut Arab Human Development Report ke-2, yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2003, ketergantungan pada minyak di Timur Tengah mengakibatkan “konsentrasi kekayaan minyak yang berlebihan di tangan segelintir orang”, “goyahnya pertumbuhan ekonomi,” dan “melemahnya permintaan terhadap pengetahuan.”4 Batas-batas negara dan persoalan pajak. Karena proyek minyak cenderung berskala besar, padat modal, dan dimiliki asing, maka keterkaitannya dengan sektor ekonomi lainnya hanyalah sedikit. Umumnya, pendapatan yang diperoleh dari eksploitasi minyak langsung masuk ke pemerintah, baik berupa royalti maupun bunga yang dibayar oleh perusahaan, atau berupa pajak dan keuntungan bila perusahaan itu milik negara. Sistem ini menghilangkan rangsangan untuk membangun sistem perpajakan yang terpisah dari minyak, dan selanjutnya memperburuk ketergantungan pada minyak. Pemerintah yang mengontrol keuangan negara tidak membutuhkan pajak rakyatnya, sehingga melemahkan kaitan penting antara pajak, keterwakilan, dan akuntabilitas negara. Ketergantungan pada minyak menghalangi aktivitas-aktivitas yang lebih produktif, dan mengabaikan kewajiban 34 COVERING OIL akuntabilitas yang memuaskan permintaan dan perhatian dari pembayar pajak. Inti Masalah: Institusi yang Lemah dan Negara Rente Langkah untuk menghindari kutukan sumber daya alam meliputi dana stabilisasi komoditas yang bisa mengurangi efek ketidakpastian harga, keterbukaan ekonomi yang lebih besar, dan kebijakan devisa yang tepat untuk mengurangi efek Dutch Disease; investasi sumber daya manusia yang lebih efisien, khususnya untuk mencapai tingkat pendidikan dan keahlian; serta transparansi yang lebih besar dan kebijakan baru dalam perpajakan. Tapi menggunakan kekayaan minyak secara efektif bukanlah hal mudah. Agar kebijakan-kebijakan ini bisa diimplementasikan dengan sukses, kecakapan negara dan kaitannya dengan jajaran tingkat tinggi di pemerintahan merupakan syarat. Jika pemerintah negara-negara maju punya masalah dalam melaksanakan kebijakan ambisius yang bersifat intervensi, bagaimana dengan pemerintah negara kurang maju mengurusnya, sekalipun kebijakannya lebih ambisius dan lebih kompleks? Ketergantungan yang berlebihan pada ekspor minyak sangat terkait dengan institusi publik yang lemah, yang umumnya tidak mampu menghadapi tantangan pembangunan yang dikemudikan oleh minyak. Dampak lanjutannya: jika institusi sebelumnya lemah atau dibentuk oleh negara secara sepihak, aliran modal asing cenderung menciptakan negara rente –hidup dari keuntungan minyak. Dalam negara rente, pengaruh ekonomi dan kekuatan politik akan terkonsentrasi, garis batas antara publik dan privat tidak jelas, dan perburuan rente sebagai sebuah strategi menjadi tidak terkontrol. Pemerintah akan tetap memegang kekuasaannya dengan membagi-bagikan pendapatan minyak COVERING OIL 35 untuk dirinya sendiri dan pendukung-pendukungnya melalui subsidi, proteksi, penciptaan lapangan kerja, dan belanja yang berlebihan. Negara minyak punya kecenderungan kronis untuk mengulur-ulur waktu sambil mempromosikan budaya perburuan rente kepada rakyatnya. Di negara yang sedikit sumber daya alamnya, tekanan kuat dari kelangkaan sumber daya alam tidak memberikan toleransi terhadap pemborosan dan pencurian. Perekonomiannya tidak mendukung proteksi yang berlebihan dan lebih mengembangkan birokrasi dalam waktu lama. Tapi di negara minyak, kekayaan minyak melemahkan lembaga-lembaga yang mengendalikannya. Akibatnya, negara terlihat kuat tapi kosong. Demokrasi mungkin menjadi korban lain dari sistem rente yang dinamis ini: pemerintah otoriter menggunakan petrodolar untuk melanggengkan kekuasaannya, menghalangi barisan kelompok oposisi, dan menciptakan militer yang kuat dan aparatur yang represif. Tidak mengejutkan jika rezim semacam ini cenderung bertahan dalam waktu lama dan merintangi perubahan yang demokratik. Masalah politik lainnya membuat negara minyak biasanya rawan terhadap kegagalan kebijakan. Karena negara adalah “pot madu,” maka ia cenderung digunakan demi kepentingan kekuasaan dan meluaskan korupsi. Sebagai kelompok, negaranegara pengekspor minyak lebih korup ketimbang negara-negara lain di dunia (bahkan bila Norwegia dan Kanada dimasukkan). Nigeria, Angola, Azerbaijan, Kongo, Kamerun, dan Indonesia bersaing posisi “paling korup” dalam rangking tahunan Transparency International, sebuah lembaga nonpemerintah yang bertujuan memerangi korupsi dalam pemerintahan dan praktik bisnis internasional.5 Tingkat korupsi yang tinggi memperbesar terjadinya kutukan sumber daya alam. Caranya dengan mengubah pilihan kebijakan. Misalnya, pemerintah di negara-negara 36 COVERING OIL pengekspor minyak cenderung memilih megaproyek yang hasilnya lebih mudah disembunyikan dan memudahkan suap, serta menghindari investasi yang produktif dalam jangka panjang yang lebih transparan. Pada gilirannya, ini mengurangi tingkat pertumbuhan dan pendapatan. Negara-negara yang tergantung pada minyak rentan terhadap kegagalan kebijakan. Karena institusi tidak mampu berhadapan dengan manifestasi ekonomi dari kutukan sumber daya alam, ia akhirnya terpaksa masuk ke dalam lingkaran setan atau “jebakan komoditas utama.” Sementara rezim membagi dan menggunakan sumber daya alam untuk melanggengkan kekuasaan, distribusi politik rente ini menyebabkan distorsi ekonomi lebih jauh, menekan investasi yang efisien, menolak reformasi ekonomi, dan membuat hambatan yang protektif. Utang luar negeri juga memperpanjang jebakan ini, dan pada akhirnya menggagalkan pertumbuhan ekonomi. Ini merupakan kejahatan. Tidak mengejutkan jika, di mana prospek kemakmuran begitu menjanjikan, minyak lebih dikaitkan dengan perang dan konflik sipil. Di negara-negara yang tergantung minyak lebih sering terjadi perang sipil ketimbang negara dengan sedikit sumber daya alam. Dan perang yang terjadi biasanya lebih memecah-belah, lebih lama, dengan intensitas lebih tinggi. Minyak bisa menjadi katalisator untuk memulai perang. Petrodolar dan saluran pipa minyak menyediakan dana dan memperpanjang konflik. Dan ini, tentu saja, menjadi kutukan sumber daya alam terbesar.* COVERING OIL 37 LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar Ekonomi Minyak » Bagaimana produksi minyak mempengaruhi negara Anda dari waktu ke waktu? Apakah hasil minyak digunakan untuk mengentaskan kemiskinan? Apakah indikator kemiskinan membaik? Apakah akses air bersih, pendidikan, dan kesehatan sudah membaik? Apakah lebih banyak penduduk yang mengenyam pendidikan tinggi? Adakah proposal yang sedang dipertimbangkan, yang bisa membantu memerangi kemiskinan dengan menggunakan pendapatan minyak? » Apakah korupsi makin parah atau berkurang? » Apakah lapangan kerja tercipta? » Apakah sektor nonminyak terpengaruh? Apakah sektor manufaktur dan agrikultur tumbuh, stagnan, atau turun? » Apakah jalannya pemerintahan menjadi lebih baik? Apakah pemilihan umum berlangsung bebas dan fair? Apakah kebebasan berekspresi dihormati? Apakah partai oposisi bisa mengorganisasi dan berkompetisi dengan bebas dalam pemilihan umum? » Lihatlah ke mana perginya uang: Uji anggaran pemerintah untuk melihat untuk apa pendapatan minyak digunakan? Bandingkan belanja negara Anda dengan negara lain dalam satu kawasan, juga negara dari kawasan lainnya. » Apakah pendapatan minyak dipakai untuk membiayai konflik bersenjata? Adakah konflik atau kerusuhan buruh di daerah penghasil minyak? 38 COVERING OIL CERITA CONTOH Ekonomi Minyak di Venezuela, Bukan Memakmurkan Malah Memiskinkan Oleh Robert Collier dari San Francisco Chronicle CABIMAS, Venezuela, 27 September 2000 – Fredy Valero menaruh birnya lantas menendangnya dengan kesal. “Tahukah kalian berapa banyak kemakmuran yang tercipta dari tanah ini?” tanyanya. “Gali lubang di mana saja maka keluarlah minyak. Aku bahkan tak bisa membayangkan berapa nilainya. Dan berapa banyak yang kuperoleh? Adakah seseorang di sini (yang mendapatkan cukup banyak)?” Lengan kanannya berputar, menunjuk kasar lingkungan kelas pekerja. “Kita hampir tidak mendapatkan apa-apa.” Selamat datang di negara minyak ala Venezuela. Cabimas adalah jantung wilayah Danau Maracaibo, yang menghasilkan minyak mentah senilai kurang lebih $13 milyar per tahun. Tapi menurut para ahli ekonomi, cerita yang terjadi di sini bisa dijumpai di banyak tem- pat di negara-negara anggota OPEC lainnya. Valero seorang pekerja minyak yang menganggur, satu dari sekian banyak orang yang hidup di sekitar kawasan miskin dan sumpek. Kekayaan minyak luar biasa besar, tapi hanya sebagian kecil orang yang menikmatinya. Biaya hidup setinggi langit. Hampir semua barang konsumsi diimpor. Pengangguran diperkirakan mencapai 25 persen. Menurut para ahli ekonomi, wilayah Macaraibo dan Venezuela adalah contoh klasik Dutch Disease, sebuah istilah yang merujuk pengalaman Belanda pada 1970-an setelah ladang gas alam yang sangat besar di North Sea mulai berproduksi. Bukan keuntungan besar yang diraih, banjir uang yang dihasilkannya justru merusak perekonomian. Warga jadi bergantung pada belas kasihan pemerintah. Nilai impor melebi- COVERING OIL 39 hi nilai ekspor dan produk domestik. “Dutch Disease berjangkit dan berkembang di sini, dan menjadi sumber semua masalah kami,” kata Pedro Garcia, wakil pemilik sebuah perusahaan impor yang juga presiden Kamar Dagang dan Industri Macaraibo. “Minyak merusak perekonomian kami secara mengerikan.” Semestinya Garcia mengerti. Dia termasuk kelompok kecil elite di wilayah itu yang sekian lama menikmati kemakmuran dari minyak. Di Venezuela, seperti juga negara OPEC lainnya, orang kaya akan memperlihatkan apa yang dimilikinya. “Beberapa orang tanpa berpikir panjang terbang ke Miami pada hari Jumat sekadar membeli sepatu untuk pesta malam Minggu di sini,” kata Norka Marrufo, kolumnis persoalan masyarakat di Panorama, harian terkemuka di Maracaibo. Itu kehidupan yang berbeda bagi Valero, lelaki berusia 25 tahun yang terus-menerus bekerja di atas mesin pengeboran minyak di perairan Danau Maracaibo. Valero menyukai gajinya dulu sekitar $560 per bulan, plus jaminan kesehatan dan tunjang- 40 COVERING OIL an lainnya dari Petroleos de Venezuela, perusahaan monopoli milik negara. Dalam ukuran Dunia Ketiga, jumlah itu tidaklah buruk. Tapi dia sering menganggur setahun terakhir dan sebagian besar waktunya pada tahun-tahun sebelumnya. “Sialnya, kebiasaan buruk ini menjadi sangat biasa karena cepat naik dan turunnya bisnis ini,” kata Pastor Lopez, seorang pejabat di gabungan perusahaan minyak. Dia memberikan catatan bahwa perjudian kuda dan domino merusak sebagian besar pendapatan penduduk. Venezuela punya kekhasan lain –meski bisa diperdebatkan– yang menurut para analis terkait dengan aliran uang minyak. Yakni tingginya tingkat konsumsi wiski Scotch yang menempati lima besar di dunia. Meski mungkin akan menambah lapangan kerja jika OPEC menaikkan produksi minyaknya untuk menurunkan harga, Valero dan temantemannya lebih mendukung langkah Presiden Hugo Chavez menjaga harga minyak tetap tinggi. Chaves terpilih sebagai presiden dengan dukungan penuh karena janjinya memerangi korupsi di Venezuela. Banyak warga Venezuela mengaitkan inflasi dengan tahuntahun booming minyak pada 1970-an dan awal 1980-an, saat OPEC berhasil menekan harga minyak hingga dua kali lipat. Jajak pendapat nasional barubaru ini menunjukkan bahwa 80 persen penduduk percaya bahwa Venezuela adalah negara terkaya di dunia, meski sedikitnya dua pertiga penduduknya hidup dalam kemiskinan. Jajak pendapat juga menunjukkan, adalah tugas pemerintah mendistribusikan kembali kekayaan yang ada, bukan menciptakan kekayaan. Venezuela sudah mengembangkan beberapa industri berteknologi tinggi dan memproduksi sedikit barang nonminyak tapi bukan barang konsumsi domestik. Sejumlah negara memiliki banyak uang sekarang. Mereka berharap bisa mengumpulkan lebih dari $200 milyar tahun ini, lebih tinggi dari tahun lalu sebesar $160 milyar. Di Venezuela, minyak menyumbangkan hampir separuh anggaran belanja negara yang mencapai $26,7 milyar. Saat Chavez diambil sumpahnya tahun lalu, harga minyak mencapai $13 per barel dan segera turun menjadi $8. Langkah pertamanya adalah memotong anggaran belanja publik. Pemerintahan mantan kolonel Angkatan Darat yang karismatik ini kini memiliki cadangan $10 milyar lebih dari penghasilan minyak dibandingkan tahun lalu. Dicetak kembali seizin San Francisco Chronicle. Catatan editor: Cerita ini memakai teknik efektif dengan menggunakan warga biasa untuk menggambarkan persoalan dalam masyarakat. Teknik yang sama bisa digunakan di negara-negara kaya sumber daya, yang penduduknya miskin dan tidak bisa menikmati limpahan kemakmuran. Wartawannya juga mendukung pernyataan dengan data statistik dari sumber tepercaya. Cerita ini menggambarkan dengan sangat bagus gaya hidup yang bertolak belakang antara si kaya dan si miskin di Venezuela, yang seperti kebanyakan negara kaya sumber daya alam, menderita akibat distorsi kekayaan yang tidak merata. Cerita ini mempunyai nilai lebih karenamengutippernyataanpejabat pemerintah. COVERING OIL 41 42 COVERING OIL 3. Hal-hal Penting dalam Industri Minyak John Roberts Minyak adalah sumber daya alam yang melimpah tapi harganya mahal. Minyak bisa ditemukan di berbagai lapisan geologi. Tapi kebanyakan wilayah yang kaya minyak juga sangat berisiko, baik secara geologis maupun politis. Meski peranannya dalam sejarah bergeser dalam beberapa dekade, minyak tak pernah jauh dari berita utama suratkabar. Invasi Iraq ke Kuwait pada 1990, yang mempercepat Perang Teluk 1991, memicu perdebatan sengit tentang “perang untuk minyak.” Sebagian berpendapat bahwa perang tahun 1993 di Iraq, yang berlanjut dengan keterlibatan militer Amerika Serikat di sana, juga karena minyak. Ketergantungan Amerika dan negara-negara maju pada impor minyak menunjukkan bahwa komoditas ini memainkan peranan utama dalam pertimbangan keamanan nasional dan hubungan internasional. COVERING OIL 43 Minyak sudah digunakan sebagai bahan bakar yang disucikan selama ribuan tahun dan untuk pengobatan pada kurun waktu yang hampir bersamaan. Saat ini kegunaan utamanya sebagai bahan bakar pesawat terbang dan kendaraan bermotor. Di dunia yang industrial ini, hampir tak kurang dari 97 persen transportasi membutuhkan minyak. Belum ada pengganti alternatif yang siap dan murah. Minyak juga penting untuk kegunaan lainnya seperti proses pemanasan, secara luas digunakan dalam industri petrokimia untuk membuat plastik dan, dalam bentuknya yang paling kasar, membantu pengerasan jalan. Perhatian utama di abad ke-21 adalah pertanyaan sudahkah produksi minyak mendekati puncak. Dengan kata lain, apakah minyak sudah mulai habis? Dalam jangka pendek, apakah negaranegara produsen minyak bisa memenuhi permintaan rutin dari negara-negara konsumen? Selain itu, isu paling penting dalam jangka menengah dan jangka panjang adalah sumbangan minyak terhadap pemanasan global. Bab ini dimulai dengan penjelasan minyak secara geologis, bagaimana pengukurannya dan bagaimana pola konsumsi energi di seluruh dunia. Kemudian beralih ke tiga pertanyaan krusial. Pertama, apakah kita akan kehabisan minyak? Kedua, apa implikasi keamanan atas ketergantungan pada minyak? Terakhir, apa konsekuensi dari ketergantungan yang berlebihan atas bahan bakar fosil ini terhadap lingkungan ? Apakah Minyak Mentah itu? Minyak mentah atau petroleum –istilah ini cenderung bisa dipertukarkan– secara teknis merupakan percampuran antara pentana dan hidrokarbon yang lebih berat, yang diambil dari 44 COVERING OIL reservoir minyak mentah. Bila pentana dan hidrokarbon berat ini ditemukan dalam reservoir gas alam, maka disebut sebagai condensate. Dalam praktik, condensate diperlakukan sebagai minyak. Sebagai tambahan, reservoir minyak bisa menghasilkan hidrokarbon cair yang lebih ringan seperti propana dan butana, yang digolongkan dalam gas alam cair (LNG). Dalam beberapa hal, minyak mentah, condensate, dan LNG bisa dimasukkan dalam satu keluarga. Tapi penting dicatat, bila perusahaan membicarakan produksi minyak atau cadangan minyak, mereka mungkin –mungkin juga tidak– memasukkan LNG dan/atau condensate dalam perhitungannya. OPEC tidak memasukkan LNG dan condensate dalam kuota produksi anggotanya, meski keduanya mungkin memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keseluruhan hasil hidrokarbon beberapa anggota OPEC. Komposisi minyak mentah bervariasi dari satu ladang minyak ke ladang minyak lainnya. Berat jenis minyak mentah biasanya diukur dalam derajat, mengikuti sebuah skala yang dikembangkan American Petroleum Institute (API). Konferensi Energi Dunia menggolongkan minyak mentah berat (heavy crude) sebagai minyak mentah (crude) bila di bawah 22 derajat API, minyak mentah menengah (medium crude) ke dalam minyak (oil) bila berada di antara 22 derajat sampai 31 derajat API, serta minyak mentah ringan (light crude) sebagai apa saja bila di atas 31 derajat API. Beberapa condensate memiliki gravitas 60 derajat. Minyak mentah ringan, menengah, dan berat diperhitungkan sebagai “minyak mentah konvensional” (conventional crude). Beberapa tingkatan minyak mentah bisa dicampurkan untuk menghasilkan kualitas yang secara keseluruhan lebih baik agar menarik perusahaan pengolahan (refiner), sementara condensate atau gas alam cair sering dicampurkan ke dalam minyak mentah yang COVERING OIL 45 lebih berat (heavier crude) untuk menjamin jalur pipa minyak tidak mengalami penyumbatan. Minyak dengan tingkatan ringan biasanya dijual dengan harga paling bagus, terutama karena kemampuannya menghasilkan produk olahan yang bernilai tinggi seperti gasolin atau bahan bakar jet. Minyak dari perusahaan Brent dan Ekofisk dari North Sea, minyak mentah dari Nigeria seperti Bonny Light, dan minyak mentah negara Afrika lainnya merupakan minyak mentah ringan, sementara minyak dari Timur Tengah kebanyakan varietas yang lebih berat. Minyak di bawah 10 derajat API biasa disebut bitumen dan memerlukan perlakuan khusus. Bitumen ditambang dari pasir, batu pasir, atau batuan sedimen lainnya di wilayah penambangan minyak mentah konvensional. Bitumen saat ini dihasilkan dari wilayah pasir Kanada dan Venezuela. Bitumen diperoleh melalui berbagai pencucian dan perlakuan untuk memisahkan kandungan minyak dari pasir, air, dan mineral, kemudian diencerkan dengan condensate. Hasil dari proses ini, bitumen menjadi apa yang disebut “minyak mentah sintetis” (syntetic crude), terkadang disingkat menjadi “syncrude,” meski dalam istilah linguistik yang ketat ini tidak sintetis sama sekali. Mengukur Minyak Minyak diukur dalam barel atau metrik ton. Umumnya produksi minyak diukur dalam barel per hari (barrels per day, b/d) atau metrik ton per tahun (metric ton per year, mt/y). Karena barel adalah ukuran untuk volume dan ton untuk ukuran berat, tidak ada hubungan yang tepat, seperti juga berat minyak mentah yang bervariasi dan tergantung kualitasnya. Tapi aturan standar adalah 46 COVERING OIL 7,33 barel setara dengan satu ton dan 1 barel/hari setara dengan 49,8 metrik ton/tahun. Gasolin kebanyakan dihitung dalam liter, tapi di Amerika Serikat dihitung dalam galon (satu galon sama dengan 3,75 liter dan 42 galon sama dengan satu barel), sementara beberapa negara masih menggunakan ukuran galon Inggris (satu galon setara 4,5 liter dan 35 galon setara dengan satu barel). Satu ton setara minyak (ton of oil equivalent/toe) adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan produksi atau mengukur bentuk lain dari sumber energi utama –seperti gas, batu bara, nuklir, atau air (setiap bentuk memiliki sistem pengukuran sendiri berdasarkan industri milik mereka)– sehingga bisa langsung dibandingkan antara minyak dan bentuk lainnya. Posisi Minyak Global dalam Bauran Energi Umumnya minyak merupakan komoditas terpenting di dunia. Ia merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Sebab, setidaknya kita mengendarai mobil atau menggunakan alat transportasi umum yang dijalankan dengan minyak. Tapi penting juga dicatat, sementara minyak masih menduduki porsi terbesar dalam produksi bahan bakar komersial di dunia –3,637 trilyun mt pada 2003, atau 37,3 persen dari produksi dunia sebesar 9,741 trilyun mtoe– sekitar 2 milyar orang masih mengandalkan bahan bakar dasar, kayu dan bahan-bahan yang mudah terbakar, sekadar untuk memasak dan memanaskan.1 Untuk mempertimbangkan posisi minyak dalam bauran energi global, orang harus melihat volume yang dikonsumsi dari berbagai jenis bahan bakar utama dan keragaman pasar yang sebagian besar mengandalkan pada jenis-jenis energi tertentu. COVERING OIL 47 Neraca energi global tahun 2003 –dalam hal konsumsi bahan bakar yang diperdagangkan secara komersial– diringkas dalam TABEL 1 Neraca Energi Dunia 2003 (dalam juta ton setara minyak – million of tons of oil equivalet atau MTOE) MTOE % Minyak 3.636,6 37,33 Gas Alam 2.331,9 23,94 Batubara 2.578,4 26,47 Tenaga Nuklir 598,8 6,15 Hidro 595,4 Total 9.741,1 6,11 100 Sumber: BP Statistical Review of World Energy, Juni 2004 Tersedia juga di www.bp.com/statisticalreview2004 Tabel 1. Tapi neraca ini memasukkan pasar yang sangat berbeda, tidak semata-mata dalam hal konsumsi energi per kapita. Contohnya, penggunaan energi di Amerika Serikat per kapita adalah dua kali lebih tinggi ketimbang Uni Eropa yang memiliki standar hidup lebih merata (lihat Tabel 2). Dalam perhitungan kecenderungan energi global pada 2003, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) berharap bahwa antara tahun 2003 sampai 2030 sumber tenaga nonnuklir dan nonhidro yang bisa diperbarui (seperti tenaga angin, tenaga matahari, dan mungkin tenaga gelombang) akan menjadi sektor yang berkembang paling pesat di pasar energi dunia. Menurut perkiraan kasar, kontribusinya menjadi dua kali lipat di 48 COVERING OIL TABEL 2 Neraca Energi Dunia dengan Penggunaan per Wilayah dan Per Kapita (pc) Pada 200 (Volume total dalam juta ton setara minyak – MTOE; per kapita dalam ton set minyak per orang) Minyak Oil Amerika Utara USA Gas Batu Alam bara Nuklir Hidro Total 1.093,2 686,3 612,7 201,1 133,9 2.727,3 914,3 566,8 573,9 181,9 216,6 98,6 17,7 4,7 127,8 465,5 84,1 14,3 11,0 3,0 181,4 60,9 2.297,8 Pop’n 291,0 7 176,3 1 Amerika Tengah & Selatan Brazil 68,9 Eropa (termasuk CIS) 942,3 975,7 535,9 285,3 174,3 2.913,4 EU-15 639,7 363,5 222,7 204,0 379,0 3 Prancis 94,12 39,4 12,4 99,8 14,8 260,6 59,9 4 Jerman 125,1 77,0 87,1 37,3 5,7 332,3 82,4 4 Rusia 124,7 365,2 111,3 34,0 35,8 679,8 144,1 4 Turki 31,9 18,9 15,5 - 8,0 74,3 70,3 1 UK 76,9 85,7 39,1 20,1 1,3 223,2 59,1 3 214,9 200,4 8,6 - 3,0 426,8 Iran 54,0 72,4 0,7 - 2,0 129,1 68,1 1 Saudi Arabia 67,0 54,9 - - - 121,9 23,5 5 118,6 60,7 90,6 2,9 18,5 2 Timur Tengah Afrika 68,3 1.498,1 Mesir 25,0 22,1 0,7 - 3,2 52,0 70,51 0 Afrika Selatan 24,2 - 88,9 3,0 0,8 116,0 44,76 2 Asia Pasifik 1.048,1 310,9 1.306,2 104,7 137,5 2.908,4 4,2 11,0 0,4 - 0,2 15,9 143,8 0 Jepang 248,7 68,9 112,9 52,2 22,8 504,3 127,5 3 China* 275,2 29,5 799,7 9,9 64,0 1.178,3 1.294,9 0 India 113,3 27,1 185,3 4,1 15,6 0 17,0 19,0 2,7 0,4 5,6 44,8 149,9 0 105,7 24,2 51,1 29,3 1,6 212,0 47,4 4 598,8 595,4 9.741,1 6.400** 1 Bangladesh Pakistan Korea Selatan Dunia 3.626,6 2.331,9 2.578,4 345,3 1.049,6 * Excluding Hong Kong COVERING OIL 49 pasar energi dan tiga kali lipat dalam hal produksi yang sesungguhnya. Sekalipun perkembangan sumber ini hanya meningkat dua persen dalam pangsa pasar (dari 2 menjadi 4 persen); bahan bakar fosil juga diharapkan meningkat sebanyak dua persen (dari 87 persen menjadi 89 persen). Dan saat minyak mulai kehilangan tempat, maka orang akan berpindah ke sumber energi fosil lainnya, yaitu gas. Sebagai perbandingan, sektor baru yang bisa diperbarui ini hanya mengimbangi produksi energi nuklir, yang diperkirakan menghasilkan energi pada 2030 yang sama seperti tahun 2000. Tapi energi nuklir akan kehilangan pangsa pasarnya oleh seluruh sektor energi ini yang diperkirakan naik sekitar 66 persen dalam waktu 30 tahun. Meski minyak diperkirakan kehilangan sedikit pangsa pasarnya, pertumbuhannya diharapkan naik 60 persen dalam 30 tahun, dan beberapa wilayah dunia diperkirakan mengalami 50 COVERING OIL TABEL 3 Permintaan Energi Utama 1971 Minyak Gas Batubara Nuklir Hidro Lainnya yang bisa diperbarui Total 2.450 895 1.449 29 104 73 4.999 Sumber: World Energy Out Paris, Oktober 2002. peningkatan yang sangat besar dalam penggunaan minyak. Contohnya, konsumsi minyak China diperkirakan meningkat dari sekitar 5 mb/d (250 metrik ton per tahun) pada 2000 menjadi 12 mb/d (600 metrik ton per tahun) pada 2030. Meningkatnya permintaan minyak di China berperan dalam kenaikan harga minyak mentah yang tinggi pada 2004. Apakah Kita Kehabisan Minyak? Berapa banyak cadangan minyak yang dimiliki dunia? Salah satu subjek paling menarik dalam perdebatan panas tentang energi internasional adalah jumlah sumber minyak dunia. Umumnya dikatakan bahwa dunia memiliki sekitar satu trilyun barel minyak; jumlah yang masuk akal untuk penggunaan rutin sehari-hari. Tapi ini hanyalah awal sebuah cerita yang kompleks. Sebuah sumber yang layak diperhitungkan mengenai jumlah cadangan minyak dikeluarkan oleh BP Statistical Review of World Energy, yang datanya dimutakhirkan setiap tahun. Gambaran British Petroleum (BP) tentang volume “proved reserves” (atau dikenal juga dengan “proven reserves”) direvisi setiap tahun dan secara mendasar mencerminkan klaim pejabat pemerintah atas setiap cadangan minyaknya, meliputi penemuan terakhir, pengetahuan yang meningkat dari ladang minyak yang sedang dikembangkan, dan jumlah minyak yang telah dipompa dari ladang yang sudah dipastikan. Biasanya, sedikit perhatian diberikan kepada gambaran sesungguhnya dari apa yang membentuk “proved reserves.” BP mengatakan secara sederhana bahwa ini, “Secara umum merupakan jumlah yang dipertimbangkan berdasarkan informasi geologis dan teknis, dengan kepastian yang masuk akal bisa COVERING OIL 51 diambil di masa datang, dari reservoir yang sudah diketahui dengan kondisi ekonomis dan operasi yang sudah ada.” Definisi ini tentu saja akan berubah sesuai perkembangan teknologi. Pada zaman batu, cadangan tidak diketahui dan tidak relevan karena manusia tinggal mengambil dan memakai minyak yang mengalir di permukaan. Perkembangan teknologi awal memungkinkan manusia menggali sumur dengan menyekop dan menampung minyak dalam sebuah ember, dan lalu mengebor sekitar 10-20 kaki. Saat ini orang bisa mencari minyak, meski berada di suatu tempat yang tak terjangkau. Misalnya, berada ribuan meter di bawah dasar laut, atau mungkin berada ribuan meter di bawah permukaan laut. Teknologi juga meningkatkan tipe minyak yang bisa kita tambang. Kanada memberikan contoh bagus tentang betapa sulitnya menghitung cadangan. Badan Energi Nasional (National Energy Board/NEB) Kanada secara resmi memperkirakan daerah berpasir Athabasca mengandung 174,7 milyar barel dalam bentuk “established reserves.” Ini adalah definisi yang mencakup proven reserves dan separuh jumlah probable reserves yang dimiliki negara –dengan probable reserves didefinsikan sebagai “cadangan yang berada di dekat proven reserves yang diperkirakan ada dengan kepastian masuk akal.” Dengan pernyataan ini, Kanada secara resmi mengklaim bahwa cadangan tersebut terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Bandingkan posisi ini dengan daftar BP’s 2003 Statistical Review yang menyebut jumlah proved reserves Kanada sebesar 6,9 milyar barel atau gambaran NEB yang memperkirakan proven reserves minyak mentah konvensional Kanada sebesar 4,3 milyar barel. Pada dasarnya, masalahnya terletak pada definisi yang sederhana –dan biaya. Minyak memang ada, tapi yang selalu menjadi pertanyaan adalah berapa banyak yang harus kita bayar untuk mendapatkannya. Dengan harga minyak $50/bbl, seperti 52 COVERING OIL TABEL 4 Peningkatan Permintaan Minyak Dunia Tahun 2000–2030 (dalam juta barel/hari) Peningkatan Peningkatan % dalam mb/d tahunan OECD Amerika Utara 9,5 China 7 1,1 3,0 Asia Timur 5 2,75 Amerika Latin 4,5 2,4 Asia SelatanAsia 4,5 3,5 Timur Tengah 3,8 2,2 Afrika 3,5 3,25 Negara-negara dalam Transisi Ekonomi 2,5 1,5 OECD Eropa 2,5 1,0 OECD Pasifik 2,0 0,8 Sumber: World Energy Outlook 2002, International Energy Agency, Paris, Oktober 2002 pada 2004, lebih banyak minyak di bumi ini yang secara ekonomis layak ditambang dan diproduksi. Persoalan ini menjadi makin rumit karena pengumuman perusahaan-perusahaan swasta mengenai skala cadangan mereka dalam laporan kepada bank atau pihak berwenang menjadi pertimbangan. Secara umum butuh program khusus yang menempatkan perkembangan aktual dari sumber daya alam ini. Jadi dalam mempertimbangkan isu cadangan minyak ini, penting dicatat bahwa meski ahli geologi dan pertambangan mungkin tahu minyak memang ada, tapi ada banyak alasan mengapa jumlah cadangan ini secara formal belum dikelompokkan ke dalam proved atau proven reserves. COVERING OIL 53 Isu pengumuman cadangan menjadi berita utama pada 2004 setelah Royal Dutch/Shell, salah satu perusahaan minyak terbesar dan tertua di dunia, mengakui telah menggelembungkan proven reserves-nya. Pada akhir Mei 2004, perusahaan ini menurunkan ukuran proven reserve minyak dan gasnya sebanyak empat kali dalam lima bulan, dan menjadi skandal yang mengejutkan para pemegang saham dan pasar keuangan, serta memaksa tiga eksekutif puncaknya mengundurkan diri. Pada awal 2005, Shell mengumumkan lagi penurunan cadangannya sebesar 10 persen. Biaya dan harga Pertanyaan tentang biaya merupakan tema yang selalu diulangulang. Perusahaan minyak beroperasi pada tingkat selisih yang ketat dan tidak ingin membelanjakan dananya lebih dari $10-$15 per barel untuk seluruh biaya eksplorasi minyak, mengembangkan cadangan, dan mengirimkannya ke pasar. Dan sekarang, sekalipun bila $12/bbl dianggap sebagai harga yang masuk akal, harga ini masih sangat rendah ketimbang harga minyaknya. Pada dasarnya harga pasar minyak mentah ditentukan oleh banyak faktor, dari penawaran dan permintaan hingga ketegangan geopolitik dan tindakan OPEC, serta para spekulan di pasar lelang (futures market) yang posisinya bisa memperburuk gerakan harga. Tercatat harga rata-rata sebesar a$30/bbl selama dua terakhir, dengan harga tertinggi mencapai $50/bbl. Harga produk yang sudah diolah juga mengandung komponen pajak, membuat biaya bagi konsumen jauh lebih tinggi daripada minyak mentah. Beberapa produk seperti bahan bakar penerbangan tidak kena pajak. Tapi kebanyakan bahan bakar untuk kendaraan bermotor terkena pajak yang besar, bisa mencapai $180 per barel. Di Inggris, pada akhir Maret 2004, harga minyak di pompa bensin antara 76 sampai 82 pence per liter 54 COVERING OIL –82 pence setara dengan $4,65 per galon Amerika Serikat atau $195 per barel! Bahkan bila kita coba menghitung rata-rata harga eceran setiap barel minyak yang dijual dalam berbagai bentuk di seluruh dunia, harga yang masuk akal bisa lebih dari dua kali lipat harga harian minyak mentah di pasar terbuka. Dan biaya fisikal yang sebenarnya untuk menghasilkan minyak mungkin hanya 15 persen –dan seringkali kurang– dari harga rata-rata yang harus dibayarkan konsumen. Ini berarti, secara ekstrim, ada banyak ruang untuk menyerap biaya produksi yang meningkat dan dipakai untuk mengakses bentuk-bentuk sumber minyak yang lebih kompleks. Isu semacam ini membantu menjelaskan mengapa US Geological Survey (USGS) yakin bahwa recoverable resources – jumlah minyak yang mungkin diharapkan layak ditambang dari dalam tanah– bisa sampai dua kali lipat dari total proved reserves di seluruh dunia yang menurut BP untuk 30 tahun mendatang. Cadangan dan sumber Sumber (resources) tidak sama dengan cadangan (reserves). Mereka didefinisikan sebagai “cadangan plus semua akumulasi sumber energi fosil (seperti minyak, gas alam, dan batu bara) yang mungkin cepat atau lambat akan muncul.” Mengenai kerisauan politisi terhadap keamanan energi atau kekhawatiran masyarakat awam tentang apakah dunia akan kehabisan minyak, analisis yang kuat mengenai resource mungkin lebih relevan ketimbang sebuah perkiraan reserves sederhana. Secara sederhana, dalam perhitungan USGS yang dipublikasikan pada 2000, tercatat bahwa “cadangan yang tersisa rata-rata (mean remaining reserves) –cadangan yang kita tahu ada– sebesar 859 milyar barel, angka yang lebih rendah ketimbang yang digambarkan BP yaitu 1,047 trilyun barel untuk proved reserves. COVERING OIL 55 Tapi USGS menambahkan 612 milyar barel dari apa yang diistilahkan “pertumbuhan cadangan konvensional rata-rata” – pada dasarnya sebuah peningkatan dari ladang minyak yang ada karena teknik penggalian minyak yang meningkat. Juga ditambah dengan sekitar 649 milyar barel “rata-rata cadangan konvensional yang tersembunyi” –jumlah minyak yang diharapkan dari penemuan-penemuan ladang minyak baru. Jumlah ketiga kategori cadangan ini mencapai 2,12 trilyun barel, tapi belum merupakan angka final. Salah satunya karena gambaran USGS tidak memasukkan Amerika Serikat. Pada 1995, USGS memperkirakan “sumber yang secara teknis dapat diperoleh” dari minyak mentah milik Amerika Serikat pada angka 165 milyar barel. Sebagai tambahan, studi tahun 2000 mencatat cadangan LNG yang ada sebesar 68 milyar barel, pertumbuhan cadangan konvensional 42 milyar barel, dan sumber yang belum ditemukan 207 milyar barel. Empat elemen ini memperbesar jumlah menjadi lebih dari 482 milyar barel. Jika ramalan USGS akurat, cadangan dunia saat ini hingga tahun 2030 tidaklah sebesar perkiraan konvensional saat ini, yakni sekitar 1 trilyun barel, tapi tidak kurang dari 2,602 trilyun barel atau 355 milyar ton metrik. Isu konsumsi minyak Berapa lama waktu yang diperlukan dunia untuk menghabiskan jumlah minyak yang tersedia, atau berapa lama menemukan pengganti minyak yang lebih murah atau lebih ramah lingkungan, tergantung pada seberapa cepat kita mengonsumsinya. Gambaran cadangan “proven” dunia dari BP Statistical Review sebesar 1,048 trilyun barel, sama dengan sekitar 143 milyar ton metrik minyak. Penggunaan minyak saat ini –ambil contoh tahun 2002 sebesar 75,7 juta barel per hari atau 3,52 milyar ton metrik setahun– 56 COVERING OIL menghasilkan standar cadangan-ke-produksi (reserve-to-production, R/P) 40,6 tahun. Dengan menggunakan perkiraan ini, kita akan memiliki cukup minyak hingga 40 tahun –sejauh konsumsi kita bisa sebesar penggunaan saat ini. Tapi konsumsi minyak dunia mulai tumbuh. Proyeksi serius Administrasi Informasi Energi (Energy Information Administration) di Departemen Energi Amerika Serikat menunjukkan bahwa konsumsi bisa mencapai 117 juta barel per hari pada 2025. Contoh hipotetis, konsumsi rata-rata sekarang hingga 2030, jangka waktu yang digunakan dalam laporan USGS, berada pada konsumsi rata-rata tahunan sebesar 100 juta barel/hari atau 4,65 milyar ton metrik per tahun. Jika cadangan tidak berubah, minyak akan habis sekitar 30 tahun. Tapi bila perkiraan sumber USGS bisa diubah menjadi cadangan, kita akan memiliki cukup minyak hingga 76 tahun. Harus diakui, perkiraan kecenderungan energi dalam jangka panjang tidak memperlihatkan catatan yang menggembirakan. Sebuah laporan tahun 1972 oleh Club of Rome dengan judul Limits to Growth memperkirakan bahwa bila minyak dikonsumsi dengan tingkat pemakaian yang sama seperti tahun 1972, dan tak ada peningkatan cadangan, cadangan minyak dunia akan habis pada 2003! Bahkan dalam skenario terbaik, bila jumlah cadangan berlipat lima kali, minyak dunia akan habis dikonsumsi pada 2022. Untungnya, ramalan itu tidak terjadi. Tapi pernyataan Club of Rome mendorong penghematan –kita menjadi lebih efisien dalam penggunaan energi lebih dari 30 tahun terakhir. Mungkin ia meninggalkan warisan yang masih berguna, yakni perubahan cara berpikir kita tentang sumber energi, khususnya minyak. Asumsi tradisional cenderung menganggap ada sebuah kepastian suplai energi yang bisa diukur. Tapi mencocokkan penghitungan ini ke dalam sebuah kerangka waktu menjadi sangat COVERING OIL 57 kompleks karena perkembangan teknologi. Menggunakan gambaran yang diungkapkan Peter McCabe dari USGS, kita mungkin lebih baik melihat sumber-sumber alam seperti sebuah piramid yang terkubur di bawah tanah. Ada banyak piramid di atas tanah dan ukurannya bervariasi dari waktu ke waktu. Saat teknologi kita makin modern, akan lebih banyak piramid ditemukan. Ini tidak berarti bahwa sumber-sumber itu tak terbatas, melainkan ada keterbatasan kemampuan kita untuk mengukur sumber-sumber itu. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa dunia memiliki lebih banyak minyak daripada yang umumnya kita duga. Tapi seberapa banyak minyak diproduksi akan tergantung pada pola konsumsi dan apakah dunia mau membayar biaya penambangan minyak yang belum digolongkan sebagai proven reserves. Bagaimana minyak digunakan Peran minyak di masa depan tergantung bagaimana ia digunakan. Amerika Serikat berada di posisi paling menentukan. Dalam hitungan kasar, pemakaian seluruh penduduk dunia yang berjumlah 6,4 milyar, rata-rata hanya sekitar sepertiga ton metrik minyak setiap tahun (sekitar 0,36 mtoe pada 2002). Sementara negaranegara industri besar selain Amerika Serikat memakai sekitar 10 kali lipat dari rata-rata dunia. Amerika Serikat sendiri memakai lebih dari 20 kali lipat rata-rata dunia. Ini berarti Amerika Serikat merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia sekaligus pemakai dan importir terbesar di dunia, mengapalkan lebih dari setengah kali lipat jumlah konsumsinya setiap hari. Konsumsi minyak Amerika Serikat yang sangat besar dan ketergantungannya pada minyak impor menyebabkan sejumlah konsekuensi penting. Amerika Serikat bertanggung jawab atas polusi yang tidak proporsional yang disebabkan oleh energi, 58 COVERING OIL khususnya minyak. Secara politik, situasi ini meningkatkan ketakutan negara ini terhadap ketidakamanan energi, yang mengakibatkan hubungan simbiosis yang tak lazim antara Amerika Serikat dan Saudi Arabia, eksportir minyak terbesar di dunia. Minyak dunia, yang dikonsumsi oleh negara-negara industri, digolongkan ke dalam tiga kategori besar: bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik, distilasi menengah yang dihasilkan selama proses penyulingan untuk transportasi, serta bahan bakar jet dan kerosene untuk pesawat terbang. Ada tiga tipe pengguna utama: industri, rumah tangga, dan transportasi. Pada 2000, industri energi mencatat 1,2 milyar ton metrik setara minyak (btoe) dari total konsumsi energi di negara-negara anggota Organization for Economic and Cooperation (OECD), terutama dunia industri. Dari jumlah ini, penggunaan minyak tercatat sekitar 38 persen atau sekitar 460 juta ton setara minyak. Selama kurun waktu ini, gas alam, khususnya di Jepang dan Korea Selatan, mengurangi kecenderungan penggunaan minyak untuk pembangkit listrik. Tercatat sekitar 22 persen penggunaan minyak untuk rumah tangga pada 2000. Dengan tingkat aktual konsumsi minyak untuk rumah tangga sekitar 260 juta setara minyak (mtoe) pada 1990 dan 2000, ada indikasi bahwa pasar ini sudah melewati puncak. Penggunaan minyak terbesar adalah transportasi. Pada 2000, negara-negara anggota OECD membakar 1,22 btoe untuk menjalankan mobil, truk, pesawat terbang, kapal laut, dengan minyak memenuhi 97 persen dari permintaan ini. Gas hanya dua persen dan listrik satu persen. OECD Amerika Utara –Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko– tercatat sebanyak 56 persen dari total permintaan transportasi OECD, diikuti OECD Eropa (30 persen) dan OECD Pasifik (13 persen). Amerika Serikat COVERING OIL 59 menggunakan lebih banyak minyak secara tidak proporsional untuk alat transportasi yang juga tidak proporsional ketimbang negara industri lainnya. Salah satu poin penting di masa depan adalah gas alam menembus 3,3 persen pasar transportasi di Amerika Utara ketimbang di tempat lain di dunia dengan 0,2 persen. Tapi penggunaan listrik tercatat 1,8 persen di pasar OECD Eropa dan 1,5 persen di OECD Pasifik, sementara OECD Amerika Utara hanya 0,1 persen. Ketergantungan dunia pada minyak untuk transportasi sepertinya masih berlanjut selama beberapa tahun. Dengan kendaraan hibrida yang menggunakan kombinasi minyak dan listrik, yang dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar, tantangan sebenarnya adalah pengganti mesin pembakaran internal. Kendaraan berbahan bakar sel juga sudah dikembangkan tapi penggunaan sel secara massal masih butuh setidaknya 10-15 tahun lagi. Bagaimana tenaga sel akan menyediakan bahan bakarnya sendiri juga masih meragukan. Hidrogen mungkin lebih baik. Tapi perlu dicatat, produksi hidrogen saat ini memerlukan konsumsi gas alam yang besar. Bahkan bila Amerika Serikat dan negara industri lainnya bergerak cepat –setidaknya untuk alasan lingkungan– memakai transportasi berbahan bakar sel, kita bisa saja salah mengira pasar otomotif yang sedang berkembang pesat di India dan China akan mengikuti cara yang sama. Apakah Akibat Implikasi Keamanan Ketergantungan pada Minyak? Implikasi keamanan akibat ketergantungan pada minyak sangat tergantung dari sudut pandang mana melihatnya, dari perspektif produsen atau konsumen. 60 COVERING OIL Isu keamanan negara produsen Bagi produsen, ketergantungan dunia pada minyak yang terus berlanjut adalah berita bagus karena minyak menjadi mesin uang pemerintah. Khususnya bagi negara-negara anggota OPEC, seperti Saudi Arabia, Libya, Nigeria, dan Venezuela, serta negaranegara non-OPEC seperti Oman, Brunei, Yaman, Kazakhstan, dan Azerbaijan. Sejumlah negara OPEC tidak begitu tergantung pada hasil minyak mentah semata, karena telah berhasil melakukan diversifikasi yang menghasilkan gas seperti Qatar dan Aljazair. Atau karena telah menempatkan keuntungan minyaknya di masa lalu, dan sekarang menghasilkan dana segar, yang bisa dipakai untuk pembangunan nasional seperti di Uni Emirat Arab dan Kuwait. Beberapa produsen utama, seperti Iran, memiliki diversifikasi ekonomi. Bagi negara-negara ini, minyak masih merupakan sumber utama keuangan pemerintah. Tapi minyak hanyalah salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Secara umum, pemerintah negara penghasil minyak (tergabung dalam OPEC maupun tidak) ingin memaksimalkan pendapatan minyak mereka. Tapi masih diperdebatkan apakah tujuan ini sebaiknya dicapai dengan memaksimalkan pendapatan saat ini atau dengan mengembangkan kebijakan yang bisa memaksimalkan pendapatan pada periode satu atau dua dekade mendatang, bukannya setahun atau dua tahun. Banyak produsen cenderung berpikir jangka pendek. Bagaimana meraih pendapatan minyak untuk memenuhi kebutuhan anggaran tahun ini tanpa merusak prospeknya di tahun depan selalu menjadi pertimbangan penting mereka. Tapi dua kejutan besar harga minyak pada 1970-an mungkin mengubah cara berpikir mereka. Kejutan pertama terjadi setelah produsen-produsen minyak Arab (tidak semuanya anggota OPEC) mengembargo COVERING OIL 61 penjualan minyak terhadap Amerika Serikat dan Belanda yang dianggap membantu Israel dalam perang Arab-Israel tahun 1973. Kejutan kedua setelah Revolusi Iran tahun 1979. Sejak embargo minyak Arab tahun 1973, pemikiran bahwa produsen minyak bisa saja menggunakan minyak sebagai senjata politik menjadi pertimbangan. Beberapa trend terakhir mengubah situasi ini. Pertama, negara-negara produsen (kecuali Abu Dhabi, yang tak pernah memperlihatkan kecenderungan radikal) mulai mempertimbangkan cadangan keuangan yang rendah sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan belanja rutin pemerintah untuk beberapa bulan. Kedua, penduduk mereka berkembang pesat, sehingga butuh lebih banyak uang kas untuk membayar kebutuhan dasar dan gaji pemerintah yang ekstensif. Ketiga, harga minyak saat ini (sekalipun tampaknya tinggi secara nominal) sebenarnya berada di bawah tingkat puncak pada akhir 1970-an dan awal 1980-an karena inflasi dan fluktuasi mata uang. Keempat, hampir semua negara pengguna minyak utama membuat cadangan strategis untuk menghadapi gangguan suplai dalam jangka pendek. Itu tidak berarti embargo minyak atau gangguan suplai tidak akan mengakibatkan kenaikan harga. Tapi, negara produsen sendiri akan sangat menderita. Embargo ekspor minyak secara sepihak yang diterapkan Saddam Hussein pada April 2002 dengan mudah tergantikan produsen lainnya, dan Iraq menanggung akibatnya. Tak peduli siapa yang sedang memerintah, negara produsen membutuhkan pendapatan minyak untuk memenuhi kebutuhan rutin pemerintah. Akibat ketergantungan ini, mereka harus memelihara hubungan baik dengan konsumen untuk menjamin keberlangsungan pasar minyak mereka. Saat ini, OPEC dan IEA, sebuah lembaga pengawas energi yang berbasis di Paris untuk konsumen minyak yang besar dalam OECD, punya hubungan kerja yang jauh lebih baik. 62 COVERING OIL Isu keamanan negara pengguna minyak Bagi negara konsumen, ada masalah ekonomi yang sama –dan juga pertimbangan militer. Dalam perekonomian, minyak memiliki peran penting tapi bukan satu-satunya pilar ekonomi. Gangguan suplai yang lama mungkin menyebabkan persoalan harga. Tapi kebanyakan negara industri punya tingkat kesiapan tertentu untuk menghadapi kenaikan ini dengan pengenaan pajak energi yang tinggi. Dengan harga yang dibayarkan produsen jauh lebih murah daripada yang dibayarkan konsumen, dampaknya bagi konsumen akan tergantung pada apakah pemerintah menaikkan pajak atau memutuskan untuk membiarkannya. Kekuirangan suplai minyak bisa benar-benar mengganggu bagi militer. Militer yang menggunakan banyak sekali minyak, hanyalah permulaan dari sebuah proses panjang untuk melihat apakah bahan bakar lainnya, seperti gas alam yang sudah dipadatkan, bisa dipakai menjalankan tank-tank dan truk-truk. Meski kapal perang bisa menggunakan mesin bertenaga nuklir, tapi pesawat perang tetap memerlukan bahan bakar turunan dari minyak. Mencegah atau mengatasi gangguan suplai minyak masih menjadi sangat penting sejak Perang Dunia II. Menyadari ketergantungan mereka pada minyak, baik sebagai bahan bakar maupun mesin uang, pemerintah produsen maupun konsumen mengadakan dialog rutin dan cukup ekstensif. Hubungan Saudi Arabia dengan Amerika Serikat menjadi tegang akibat serangan teroris pada 11 September 2001, dengan sejumlah warga Saudi memainkan peran kunci, dan oleh perbedaan pandangan mengenai konflik Israel-Palestina. Sampai saat ini Washington memuji pemerintah Saudi atas perannya dalam meningkatkan suplai minyak untuk menghadapi gangguan maupun ancaman kelangkaan selama krisis seperti pendudukan Iraq terhadap Kuwait tahun 1990-1991 dan situasi tak menentu COVERING OIL 63 akibat perang Iraq, serta saat produksi Venezuela jatuh akhir 2002 dan awal 2003 akibat pemogokan buruh minyak. Pada Juni 2004, Menteri Perminyakan Saudi Ali Naimi meyakinkan rekan-rekannya sesama menteri di OPEC untuk meningkatkan batas produksi sampai 2,5 juta barel/hari untuk mendinginkan harga minyak mentah yang mengancam ekspansi ekonomi global. Apa Akibat Konsekuensi Lingkungan Ketergantungan Minyak? Minyak mempengaruhi lingkungan melalui dua cara. Pertama, kontribusinya terhadap emisi karbon dioksida (CO2). Peningkatan emisi CO2 akibat penggunaan minyak oleh manusia dianggap sebagai penyebab utama pemanasan global. Kedua, minyak juga memberi kontribusi pada polusi umumnya, termasuk hujan asam, asap perkotaan, polusi laut, berkurangnya keanekaragaman hayati, dan kerusakan berbagai ekosistem. Pengembangan sumber minyak juga mempengaruhi alam, pola pertanian, dan turisme. Secara umum, pengembangan dan penggunaan minyak mempengaruhi kesehatan dan aktivitas manusia dalam jangkauan luas. Penggunaan energi, khususnya minyak, punya andil dalam pembangunan ekonomi dan berdampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Tapi energi dan minyak juga menyumbangkan polusi yang merusak kesehatan, menurunkan kualitas lingkungan, dan pemanasan global, yang sangat berdampak bagi pembangunan di banyak negara di dunia. Isu CO2 bisa dilihat dalam dua bagian: isu pemanasan global dan distribusi emisi CO2 yang angat tidak seimbang akibat bahan bakar di seluruh dunia. Pada awal 2004, segelintir organisasi ilmiah 64 COVERING OIL TABEL 5 Komponen Pajak Gasoline, KWARTAL KE-4 2001 (dalam persentase harga akhir konsumen) Meksiko 13 Amerika Serikat 26,5 Swiss 64,9 Hungaria 65,4 Turki 68,9 Belanda 72,6 Norwegia 75 Prancis 75,3 Jerman 76,2 Inggris 78,9 Sumber: Energy Energy Policies Policies 2002, IEA Paris 2002 di seluruh dunia menyangsikan kesimpulan United Nation’s Intergovernmental Panel on Climate Change (yang menampung pendapat dari 2.500 ilmuwan) tentang kaitan antara peningkatan CO2 di udara dan perubahan iklim. Bahkan sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan raksasa BP dan Shell, mengatakan bahwa pemanasan global harus diterima sebagai kenyataan atau, seperti dalam prinsip pencegahan, tindakan harus diambil untuk mengurangi emisi CO2. Kesimpulan bahwa umat manusia berperan dalam pemanasan global, melalui emisi CO2 yang menimbulkan efek rumah kaca, mendorong kesepakatan Protokol Kyoto pada 1997. Kesepakatan yang akan berlaku tahun 2010 ini menyediakan program kerja untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan United Nations Framework Convention on Climate Change, yakni mengurangi 7 persen emisi CO2 global dari jumlah tahun 1997. COVERING OIL 65 Pelaksanaan Protokol Kyoto merupakan salah satu usaha dunia memerangi pemanasan global. Usaha ini masih sulit karena Amerika Serikat menolak meratifikasi Protokol Kyoto. Pada 2001, pemerintahan Bush menarik keikutsertaan Amerika Serikat dalam Protokol Kyoto. Alasannya bisa menyebabkan kerugian serius bagi ekonomi Amerika Serikat sambil mengabaikan negaranegara dengan jumlah penduduk besar seperti India dan China. Tanggung jawab Amerika Serikat terhadap proporsi emisi CO2 yang besar masih menjadi kontroversi karena pemerintahan Bush mengabaikan jaminan China dan India. India dan China sudah mengurangi produksi CO2 sebanyak 10 persen antara tahun 1995 dan 1999, saat Amerika Serikat meningkatkan konsumsinya lebih dari 6 persen. Ada beberapa tindakan yang bisa diambil Amerika Serikat. Salah satunya menaikkan pajak bensin. Ini akan mengurangi penggunaan mobil dan memperbaiki ketidakseimbangan di mana Amerika Serikat, yang hanya empat persen dari populasi dunia, bertanggung jawab atas lebih dari 20 persen emisi `global. Mengenai isu pajak besin, Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang rekan-rekannya sesama negara industri (lihat Tabel 5). Bahkan Turki yang memiliki GDP per kapita hanya $2.605 atau kurang dari sepertiga GDP per kapita Amerika sebesar $35.895 (menggunakan perbandingan tahun 2002), menganggap konsumennya mampu membayar pajak bensin dua setengah kali lipat lebih tinggi ketimbang di Amerika. Penduduk pedesaan di Turki juga tidak mengandalkan mobil untuk perjalanan jauh ketimbang penduduk Amerika Serikat. Jika ada argumen bahwa menaikkan pajak akan memberikan dampak politik, pertanyaan yang muncul: apakah masih perlu memaksakan peningkatan pajak bagi pengguna bahan bakar untuk menunda dampak lebih besar bagi lingkungan, atau apakah 66 COVERING OIL Amerika Serikat mau memperbaiki catatan buruknya dalam emisi karbon dengan memilih beberapa pendekatan alternatif seperti regulasi emisi bahan bakar yang lebih ketat. Kesimpulan: Harga Minyak Minyak masih penting bagi pembangunan dan vital untuk transportasi. Pada saatnya ini harus berubah. Tapi kapan perubahan itu terjadi mungkin masih beberapa dekade ke depan. Jumlah minyak masih cukup memenuhi kebutuhan saat ini, tapi perlu biaya. Biaya biasanya dihitung dalam bentuk tunai. Ada anggapan bahwa pengguna minyak di Amerika Serikat tak mampu membayar harga minyak yang terus naik. Tapi negara-negara industri lainnya, yang mengonsumsi minyak jauh lebih banyak ketimbang Amerika Serikat tapi menggunakannya secara efisien, mampu menanggung harga yang lebih tinggi. Saat ini harga minyak masih relatif tinggi. Bahkan dengan harga $50/bbl –dalam dolar Amerika Serikat– pada Oktober 2004, harga sebenarnya (disesuaikan dengan inflasi) hanya 60 persen dari puncak harga pada 19801981. Dengan pendapatan Amerika Serikat yang naik secara substansial pada seperempat abad terakhir, jumlah pengguna bensin untuk rumah tangga menurun secara besar-besaran. Apakah Amerika Serikat maupun konsumen di manapun bisa bersandar pada harga minyak yang relatif murah beberapa tahun mendatang, atau mungkin beberapa dekade, akan tergantung pada banyak faktor, termasuk keadaan ekonomi dunia dan kerentanannya terhadap aksi politik maupun terorisme ekonomi. Tapi tak perlu takut kelangkaan minyak. Mungkin juga perlu takut dampak lingkungan akibat penggunaan minyak yang berlebihan di masa kini hingga datangnya era setelah minyak.* COVERING OIL 67 68 COVERING OIL 4. Perusahaan Minyak dan Pasar Minyak Internasional Katherine Stephan Perusahaan-perusahaan minyak abad ke-21 berbeda dari Standard Oil Company milik John D. Rockefeller yang mendominasi industri pada abad ke-19. Saat ini, perusahaan minyak negara seperti Aramco milik Saudi Arabia dan Petrochina milik China menduduki peringkat teratas sebagai perusahaan minyak terbesar di dunia. Perusahaan minyak swasta dari Amerika Serikat dan Eropa, meski jumlahnya turun, tetap kompetitif melalui serangkaian merger yang berlangsung sejak akhir 1990-an. Bab ini menguraikan perusahaan-perusahaan minyak negara dan swasta ini, struktur pasar minyak internasional, dan juga bagaimana minyak diperjual-belikan di pasar internasional. Selain itu, membahas trend di kalangan perusahaan minyak dan gas untuk menjaga reputasi dengan pertanggungjawaban perusahaan. COVERING OIL 69 Perubahan pada Internasional Industri Minyak Beberapa abad terakhir, industri minyak didominasi oleh Tujuh Bersaudara (the Seven Sisters), yang terdiri dari tiga perusahaan internasional –Exxon, BP, Royal Dutch/Shell– dan empat perusahaan Amerika yang memperoleh cadangan minyak penting di Timur Tengah –Chevron, Texaco, Gulf, dan Mobil. Sebagian besar perusahaan ini didirikan setelah Mahkamah Agung Amerika Serikat memerintahkan penutupan Standard Oil pada 1911. Perusahaan-perusahaan ini disebut “utama” karena masingmasing perusahaan bisa mempengaruhi suplai dan harga minyak internasional, beroperasi di lebih dari satu negara, dan aktif hampir dalam setiap tahap proses produksi minyak –dari eksplorasi minyak mentah sampai pengolahan dan pendistribusiannya. Saat ini struktur industri minyak sudah berubah, akibat harga minyak dunia tidak menentu serta meningkatnya kompetisi dari perusahaan minyak kecil independen dan perusahaan nasional raksasa (national oil companies, NOCs). Alasan lainnya, performa bursa saham dalam industri ini tidak bagus, dan perlu tumbuh. Pertumbuhan alami dengan penemuan ladang minyak baru menjadi lebih sulit dan berisiko, sehingga akuisisi menjadi pilihan ke depan. Sumber-sumber daya alam juga mulai dikuasai perusahaan minyak nasional, sebuah kekuatan baru dalam industri ini. Sektor ini mencatat beberapa merger pada akhir 1990-an sampai 2002 yang memecah Tujuh Bersaudara menjadi lima “super utama,” yang saat ini dikenal dengan Lima Besar (the Big Five). Besarnya perusahaan-perusahaan ini bisa diukur melalui dua cara mendasar. Pertama, dengan melihat kapitalisasi pasar atau nilai pasar. Cara ini akan memperlihatkan kepada kita apakah investor percaya bahwa perusahaan itu penting dan memberikan 70 COVERING OIL keuntungan ekonomi. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perusahaan yang beredar dengan harga setiap saham di pasar. Cara kedua dengan melihat cadangannya. Perusahaan minyak, yang memperdagangkan sahamnya di Amerika Serikat, harus memberikan laporan setiap tahun kepada Securities Exchange Commission (SEC), lembaga yang mengatur pasar sekuritas. Laporan ini memberikan gambaran kepada pemegang saham seberapa besar minyak dan gas alam bisa dikembangkan dan diproduksi oleh suatu perusahaan. Klasifikasi cadangan menjadi berita utama pada 2004 saat Royal Dutch/Shell mengaku telah membuat perkiraan terlalu besar atas cadangan yang mereka miliki. Pengakuan ini lalu menimbulkan pertanyaan tentang praktik-praktik pelaporan cadangan, meski tak satu pun perusahaan besar lainnya mengikuti langkah Shell dengan mengumumkan kembali berapa jumlah cadangan mereka. Ada dua klasifikasi cadangan utama: yaitu proved dan probable. Proved reserves adalah jumlah minyak yang bisa diambil dengan “kepastian yang masuk akal” dari tempat cadangan (reservoirs) yang diketahui di bawah kondisi ekonomi saat ini, metode pengoperasian, dan regulasi pemerintah berdasarkan Society of Petroleum Engineers (SPE). SPE memberikan tingkat kepercayaan 90 persen untuk proven reserves. Cadangan jenis ini bisa dikelompokkan menjadi dua: sudah dikembangkan dan tidak dikembangkan. Semua perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek New Tork (NYSE) harus melaporkan proved reserves atas minyak dan gas yang dimilikinya dalam data SEC. Probable reserves lebih merupakan cadangan yang belum terbukti, bukan cadangan yang tak bisa dikelola. SPE memberikan catatan bahwa harus ada sedikitnya 50 persen kemungkinan jumlah COVERING OIL 71 yang bisa dikelola akan sama atau melebihi jumlah proved reserves ditambah probable reserve. Kategori ketiga adalah possible reserves, merupakan cadangan yang belum terbukti, yang menurut para analis kurang bisa dikelola ketimbang probable reserves. Investor melihat perkiraan cadangan untuk menaksir nilai perusahaan di masa depan. Cara perusahaan menghitung cadangan ini harus sejalan dengan pedoman SEC. Di bawah ini selintas ada profil lima perusahaan terbesar berdasarkan faktor-faktor seperti kapitalisasi pasar, pemasukan bersih tahun 2003, dan jumlah produksi tahun 2003. (Catatan: istilah barrel of oil equivalent per day atau boe/d, barel setara minyak/hari, adalah istilah yang digunakan untuk standarisasi produksi gas alam dengan produksi minyak, sehingga setiap perusahaan bisa mengacu salah satunya). Perusahaan-perusahaan Minyak Utama ExxonMobil. ExxonMobil adalah perusahaan minyak terbesar yang terdaftar di bursa saham, hasil dari merger senilai $80 milyar antara Exxon dan Mobil dari Amerika Serikat tahun 1999. Perusahaan ini memiliki basis sumber energi terbesar di antara perusahaan minyak swasta (no-NOC). Wilayah operasinya sangat luas –dari eksplorasi dan produksi hingga pengolahan dan pemasaran ke perusahaan petrokimia– memberinya akses khusus untuk melakukan investasi di seluruh dunia. Bisnis penjualan dan pengolahan minyak (downstream) membutuhkan minyak lebih banyak daripada yang mampu diproduksi sendiri. Kenyataan ini menjadikan ExxonMobil dan perusahaan super utama lainnya sebagai pembeli bersih minyak mentah di pasar. Kapitalisasi pasar, November 2004: $316,5 milyar. 72 COVERING OIL Pemasukan bersih 2003: $21,5 milyar, meningkat 87,7% dalam satu tahun. Produksi 2003: diperkirakan mencapai 4,2 juta boe/d selama 2003, turun 1 persen dalam satu tahun.1 Sama seperti beberapa perusahaan lain, pertumbuhan produksi tidak memenuhi harapan pasar. BP. BP memulai aktivitas dengan mengambil alih perusahaan berbasis di Amerika Serikat, yakni Amoco tahun 1998 dan Arco pada 1999. Pada 2003, BP masuk ke pasar Rusia, sepakat membayar $6,8 milyar untuk 50 persen saham di TNK-BP, sebuah perusahaan baru yang menggabungkan aset milik Rusia di TNK, Sidanco, dan BP. Kapitalisasi pasar, November 2004: $215,3 milyar. Pemasukan bersih 2003: $10,3 milyar, naik 50 persen setahun. Produksi 2003: 3,6 juta boe/d, naik 3 persen setahun. Hasil ini diharapkan tumbuh 22 persen pada 2004, dengan TNKBP menyumbang tambahan sebesar 500.000 boe/d.2 Royal Dutch/Shell. Royal Dutch/Shell merupakan gabungan dua perusahaan: Royal Dutch Petroleum dari Belanda dan Shell Transport and Trading dari Inggris. Meski beroperasi sebagai satu perusahaan, struktur kepemilikan saham tidak sama seperti ExxonMobil, misalnya. Raksasa Inggris-Belanda ini merupakan perusahaan minyak terbesar ketiga yang sahamnya diperdagangkan berdasarkan nilai pasarnya. Para investor sangat terkejut saat perusahaan ini mengumumkan pengakuannya pada 1994 bahwa telah membesar-besarkan proved reserve-nya dan akan memotong sebesar 3,9 boe dari basis operasinya. Perusahaan ini juga mengaku telah menggelembungkan cadangannya sejak 1996 dan berita itu memaksa pemimpinnya, Sir Philip Watts, mengundurkan diri. COVERING OIL 73 Perusahaan ini tidak terlalu sukses menggantikan cadangannya, dan menjadi pemilik cadangan paling rendah di antara Lima Besar. Kapitalisasi pasar, November 2004: gabungan $108,5 milyar. Pemasukan bersih 2003: $12 milyar, naik 32,7% setahun. Produksi 2003: 3,9 juta boe/d, turun 2% setahun.3 Total. Sekarang dikenal sebagai Total, perusahaan ini dibentuk melalui dua kali merger. Pertama antara perusahaan Prancis Total dan perusahaan Belgia Petrofina, menjadi Totalfina. Kedua pada Maret 2002 antara Totalfina dan perusahaan Prancis Elf Aquitaine. Pertumbuhan adalah kunci masa depan dari strategi perusahaan ini. Tak seperti rekan-rekannya, pada 2003 perusahaan ini mencapai jumlah produksi yang diharapkan dan bisa memperkirakan pertumbuhan produksi selama 2005. Kapitalisasi pasar, November 2004: $127,5 milyar. Pendapatan bersih 2003: $8,8 milyar, naik 41% setahun. Produksi 2003: 2,53 juta boe/d, naik 4% setahun.4 Chevron-Texaco. Merger Chevron dengan Texaco menjadikannya perusahaan minyak terbesar kedua yang berbasis di Amerika Serikat berdasarkan kapitalisasi pasar dan proved reserve-nya yang mencapai 12 milyar boe. Perusahaan ini menempati empat besar dunia berdasarkan cadangan minyak dan produksinya yang mencapai 2,5 milyar boe/d. Perusahaan ini tidak terlihat meningkatkan pertumbuhan produksinya, tapi akan memiliki pertumbuhan yang sama hingga 2005. (Pada bulan Mei 2005 nama perusahaan diperpendek menjadi Chevron) Kapitalisasi pasar, November 2004: $112,1 milyar. Pendapatan bersih 2003: $7,2 milyar, naik 539% setahun. Produksi 2003: 2,5 juta boe/d, turun 3% setahun.5 74 COVERING OIL Di luar Lima Besar, ada ConocoPhillips yang menempati peringkat keenam. Merger antara Conoco dan Phillips Petroleum pada 2002 menjadikannya perusahaan terbesar ketiga di Amerika Serikat dan terbesar keenam di dunia dalam hal cadangannya. Kapitalisasi pasar, November 2004: $57,7 milyar. Pemasukan bersih 2003: $7,8 milyar, naik 83.7% setahun.6 Produksi 2003: 1.6 juta boe/d, naik 49% setahun.7 Produksi minyak dan gas menurun. Produksi tahun 2004 diharapkan tetap. Sebagai tambahan, perusahaan-perusahaan baru di Rusia seperti Lukoil, Yukos, dan Sibneft muncul sebagai pesaing penting Lima Besar. Meski perusahaan-perusahaan ini terhitung bernilai rendah, tapi mereka memiliki cadangan yang besar dan tingkat produksi yang bisa diperhitungkan. Mereka dimiliki swasta atau sebagian milik swasta. Rusia mengekspor 49,19 juta metrik ton (4 juta b/d) minyak mentah ke Barat pada kuartal pertama 2004, meningkat 18,1 persen setahun. Tapi pada 1993 Kremlin mulai menekan Yukos dan mengurangi perluasan Sibneft, dua perusahaan yang mendukung proses privatisasi perusahaan Rusia pada 1990-an. Tindakan Kremlin mengancam pertumbuhan dua perusahaan ini. Sebuah usaha mengurangi ancaman kebangkrutan dan mendapatkan pajak dilakukan pada Desember dengan menjual Yuganskneftgaz, unit yang menyumbangkan 60 persen dari total produksi Yukos. Tapi, serangan terhadap Yukos ini dianggap sebagai kesalahan Rusia yang berakibat pada kemunduran ekonomi Rusia hingga sekarang. COVERING OIL 75 Membangun Cadangan Tantangan kunci para raksasa ini dalam dekade mendatang adalah menggantikan cadangan mereka agar bisa menjaga tingkat produksi sekaligus memenuhi permintaan minyak dunia. International Energy Agency memperkirakan, permintaan minyak akan tumbuh mendekati 2 juta barel/hari pada 2004, kenaikan angka tertinggi dalam setahun sejak 1988. Perusahaan-perusahaan tersebut bisa mencari dan mengembangkan cadangannya, atau merger dan akuisisi dengan perusahaan lain yang menemukan cadangan minyak. Mengamankan cadangan minyak adalah tugas sulit di negara yang menjaga ketat sumber daya alamnya dan enggan menyerahkan kontrolnya. Meski begitu, jumlah negara yang membuka pintu bagi eksplorasi dari luar negeri meningkat sejak 1990-an, dan banyak negara sekarang membuka diri hingga taraf tertentu. Tapi akses kepada kekayaan minyak dan gas di Timur Tengah, yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tetap terbatas. Saudi Arabia, negara penghasil minyak terbesar di dunia, mengizinkan pengolahan cadangan gasnya dari luar. Tapi hanya Saudi Aramco, perusahaan minyak negara, yang punya akses ke cadangan minyak kerajaan yang mencapai 261 milyar barel – cadangan terbesar di dunia. Meski investor asing sangat tertarik, Saudi Arabia punya masalah penyelesaian kontrak gas yang dimulai dua tahun lalu. Kerugian sebesar $25 milyar yang diderita konsorsium ExxonMobil pada Juni 2003, untuk menjalankan dua dari kerja sama inti dalam pengembangan gas, telah menjadikannya lemah.8 ExxonMobil dan semua perusahaan Amerika Serikat tidak mau ikut dalam kesepakatan tersebut karena mereka dan pemerintah tidak bisa mencapai kesepakatan atas tingkat pendpatan dan akses kepada cadangan gas. 76 COVERING OIL Di Meksiko, negara non-OPEC, nasionalisme yang kuat menghalangi kepemilikan langsung aset pertambangan minyak (upstream asset). Sebagian karena kekecewaan Presiden Vicente Fox, seorang pendukung pasar bebas yang frustasi dalam usahanya mengizinkan investasi asing dalam pengelolaan minyak negara dan aset gas untuk meningkatkan kapasitas produksi. Kontrak Jasa Lima Pihak (Five Multiple Service Contracts/MSCs) pada akhir 2003 secara efektif membuka sektor gas Meksiko, namun tetap mempertahankan legalitas kontrol negara. MSCs ini diharapkan bisa meningkatkan produksi dan menarik investasi sebesar $8 milyar dari perusahaan-perusahaan yang menandatangani kontrak produksi dengan perusahaan minyak negara, Pemex. Tapi dua blok minyak terbesar Meksiko tidak masuk dalam negosiasi babak pertama karena kontrak terbatas dan keuntungannya kecil. Bagaimanapun, Pemex akan menikmati peningkatan produksi meski lebih kecil dari yang semula diinginkannya. Carlos Morales, kepala eksplorasi dan urusan produksi Pemex, saat mengumumkan MSCs butuh pengolahan minyak, memperkirakan bahwa tahun 2005 akan menjadi tahun konstruksi dan tahun 2006 menjadi tahun produksi. Perusahaan Minyak Nasional Seperti ditunjukkan Saudi dan Meksiko, sekalipun semua upaya dilakukan perusahaan minyak utama untuk memperoleh dan menjaga keuntungannya, pemerintah melalui perusahaan minyak negara punya kendali penuh atas sumber daya alam negara. Eksplorasi, pengolahan, dan penjualan minyak di banyak negara masih sepenuhnya di tangan negara. Perusahaan minyak milik negara seringkali dianggap sebagai simbol kebanggaan nasional dan menjadi penyumbang terpenting COVERING OIL 77 anggaran pemerintah. Pejabat pemerintah berusaha memaksimalkan pendapatan perusahaan negara ini untuk mengimbangi tekanan politik. Akibatnya, perusahaan tak bisa memanfaatkan pendapatannya untuk membiayai investasi yang diperlukan, meski mereka menguasai cadangan minyak. Di Nigeria, misalnya, lebih dari 80 persen pendapatan pemerintah diperoleh dari penjualan minyak mentah. Strategi perusahaan minyak milik negara sangat bervariasi, tergantung pada peran yang mereka mainkan dalam sebuah negara dan hubungannya dengan pemerintah. Makin banyak perusahaan negara ini yang fokus pada pencapaian komersial, tapi harus berjuang agar tetap di garis depan dalam perubahan teknologi. Tahun-tahun belakangan ini, perusahaan minyak milik negara berkembang lebih independen, juga modal investasi dan teknologi mereka, dengan tujuan meningkatkan akses ke pasar ekspor. Upaya-upaya mereka terbayarkan. Dalam pemeringkatan 50 perusahaan energi dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, yang dilakukan oleh konsultan PFC Energy di Washington, D.C., perusahaan-perusahaan minyak milik negara di Asia berada di urutan terdepan dalam hal pendapatan pada 2003. Daftar teratas adalah PTT dari Thailand, PetroChina dan Sinopec dari China, serta ONGC dari India. Perusahaan-perusahaan ini memperoleh keuntungan dari harga minyak yang tinggi dan pemulihan ekonomi regional. Petrobras dari Brasil juga termasuk yang tertinggi. Persetujuan Bagi-Produksi Seringkali perusahaan minyak negara punya hak eksklusif untuk membuat konsesi dalam bentuk kontrak yang mengikat dengan perusahaan minyak asing untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sebagian cadangan negara. Kontrak ini meliputi banyak 78 COVERING OIL hal, yang mencakup kesepakatan bagi-produksi (production-sharing agreements/PSAs) dan kontrak bagi-produksi (production-sharing contracts/PSCs). Pemerintah biasanya memberikan blok-blok minyaknya kepada perusahaan-perusahaan independen melalui proses penawaran yang kompetitif, meski seringkali penawaran ini diadakan berdasarkan basis per basis. Di bawah kesepakatan bagi-produksi, sebuah perusahaan asing atau konsorsium biasanya mendanai biaya eksplorasi dan berisiko kehilangan investasinya jika tidak menemukan minyak. Perusahaan yang menanggung risiko ini menerima pembagian dari minyak yang ditemukan dan diproduksi. Pemerintah memperoleh keuntungan dalam beberapa bentuk. Metode paling umum adalah bonus tanda tangan, pembayaran yang dilakukan perusahaan eksplorasi ketika sepakat mengembangkan sebuah wilayah. Perusahaan membayar bonus tanda tangan tanpa menghiraukan apakah akan ditemukan minyak di kemudian hari. Pembayaran ini sebanding dengan nilai yang diharapkan dari sebuah proyek. Ini adalah cara umum bagi perusahaan untuk memberikan keuntungan langsung kepada pemerintah ketika menunjukkan komitmen perusahaan. Jika minyak ditemukan, pemerintah bisa menerima keuntungan dengan memakai bagian atas produksi minyak, mendapatkan pajak produksi dan pajak keuntungan, atau memperoleh royalti. Keuntungan perusahaan bekerja minyak sama dengan nasional Bekerja sama dengan perusahaan milik negara penting bagi perusahaan asing yang kurang memiliki akses ke cadangan minyak. Sebuah perusahaan milik negara yang modern bisa melakukan banyak hal daripada sekadar meniru struktur keuntungan dari pemain utama internasional utama. Perusahaan milik COVERING OIL 79 negara bisa punya tujuan strategis yang meliputi operasi komersial maupun nonkomersial. Perusahaan ini juga punya pemahaman yang jelas bagaimana menjual kedua tujuan ini. Statoil, yang sebagian dimiliki pemerintah Norwegia, telah menggunakan status kombinasi ini bukan hanya untuk mengakses cadangan minyak di negara lain tapi juga membangun hubungan dengan negaranegara lain dan perusahaan-perusahaan asing lainnya. Tantangan perusahaan bekerja minyak sama milik dengan negara Kurangnya transparansi mungkin menjadi tantangan terbesar dalam kerja sama dengan perusahaan milik negara. Perusahaan milik negara seringkali enggan menyediakan informasi keuangan dan operasional yang penting. Ini menyulitkan perusahaan asing untuk menghitung dan mengevaluasi kesehatan keuangan mereka. Masalah muncul ketika tidak ada transparansi dalam pembayaran fee dan royalti. Perusahaan minyak negara dan pejabat pemerintah punya kesempatan untuk menyelewengkan dana. Pengumuman pembayaran merupakan hal rutin di negara-negara maju. Kenyataan bahwa pembayaran tetap menjadi rahasia di banyak negara berkembang meningkatkan keprihatinan terhadap potensi penyalahgunaan pendapatan minyak. Di Angola, misalnya, menurut laporan Human Right Watch, lebih dari $4 milyar pendapatan minyak negara raib antara tahun 1997-2002.9 Pendanaan juga menjadi masalah penting. Perusahaanperusahaan milik negara bertanggung jawab mendanai sebagian biaya. Tapi dalam kenyataannya, mereka mungkin tidak mendapat kucuran dana dari pemerintah, sehingga akan memperlambat proyek. Dengan kata lain, dana pemerintah gagal meningkatkan hasilnya. Investasi pemerintah Nigeria sebesar $400 juta di kilang minyak Kaduna dan Port Harcourt selama enam tahun terakhir 80 COVERING OIL tidak meningkatkan hasil secara signifikan, justru melemahkan upaya pemerintah melakukan privatisasi kilang minyak itu. Kerusakan lingkungan dan sosial, serta pelanggaran hak asasi manusia (HAM) juga menjadi tantangan yang menakutkan investor saat ini (lihat Bab 7 untuk pembahasan lebih mendalam). Perusahaan minyak negara dan perusahaan minyak internasional seringkali tidak melakukan langkah-langkah memadai terhadap komunitas lokal yang menjadi miskin oleh operasi mereka. Komunitas lokal putus asa karena tidak memperoleh keuntungan, terkadang karena kerusakan lingkungan, dan mengekspresikannya dalam bentuk kekerasan terhadap perusahaan dan pemerintah. Kritik pedas dan bahkan tindakan harus muncul dari pemangku kepentingan seperti manajer, karyawan, penyalur, dan komunitas lokal. Di Nigeria, Chevron-Texaco mengurangi produksi sekitar 140.000 b/d karena protes dan sabotase dari komunitas lokal.10 Produksi seringkali terganggu oleh infrastuktur yang hancur, angin politik, dan penyelundupan. Karena banyak perusahaan minyak negara tak punya uang untuk memelihara dan memperbaiki peralatan secara rutin, produksi minyak terkadang menjadi jarang. Iklim politik juga mempengaruhi arus produksi. Di Aljazair, misalnya, pearturan yang mestinya meningkatkan pendapatan minyak nasional malah menurun akibat protes serikat buruh. Hukum menjauhkan perusahaan negara Sonatrach dari perannya sebagai regulator dan memaksanya berkompetisi dengan perusahaan asing dalam penawaran proyek eksplorasi.11 Di Venezuela, pemogokan buruh minyak pada awal 2003, yang bertujuan menjatuhkan pemerintahan Hugo Chavez, mengakibatkan hilangnya sekitar 10 persen kapasitas produksi negara.12 Penyelundupan biasanya meningkat saat harga minyak tinggi. Pemerintah sering melakukan patroli di perairan internasional, mencari kapal yang dicurigai membawa barang selundupan. Di COVERING OIL 81 Nigeria, pencurian minyak dengan merusak pipa minyak merupakan hal biasa.13 Kebijakan harga bahan bakar minyak nasional umumnya memaksakan pengurangan subsidi. Tapi langkah ini bisa dan telah memicu perlawanan di dalam negeri. Skema subsidi dan kurangnya harmonisasi harga minyak dengan negara lain bisa menyebabkan korupsi, penyelundupan, dan kekurangan bahan bakar. Penyelundupan meningkat tahun-tahun belakangan, dari Angola hingga negara-negara tetangganya di Afrika yang harga minyaknya rata-rata lebih tinggi ketimbang di Angola –menurut German Technical Cooperation, yang mensurvei harga bahan bakar di 165 negara dengan metodologi yang terstandarisasi. Laporan itu juga menunjukkan bahwa harga bahan bakar yang murah di Iran telah diselundupkan ke Afghanistan, dan keuntungannya jatuh ke tangan pemimpin perang lokal.14 Birokrasi menimbulkan kesulitan lain. Kegiatan perusahaan negara sering diawasi oleh beberapa wakil pemerintah, sehingga membuatnya sulit mengambil keputusan. Orang-orang ini sebelumnya pasti sudah mendapat persetujuan dari kementerian energi atau bahkan penguasa sebelum bernegosiasi atau menandatangani kontrak. Reputasi dan Perusahaan: Tanggung Hubungan Jawab Publik-Swasta Organisasi-organisasi HAM telah lama mengkritik industri minyak karena menandatangani kesepakatan dengan pemerintah yang mengabaikan perlindungan HAM. Keprihatinan atas dampak negatif bagi lingkungan dan sosial akibat operasi minyak menunjukkan ketidakmampuan perusahaan-perusahaan ini 82 COVERING OIL memegang tanggung jawabnya, di mana saja tanpa melihat batas geografis. Bagaimana mereka menangani krisis ini bisa meningkatkan atau menurunkan reputasi perusahaan, sebuah aset yang juga penting. Untuk menghadapi krisis dan mempertahankan keuntungan, mereka berinvestasi di bidang yang secara tradisional tidak dianggap sebagai bisnis inti perusahaan. “Pembangunan berkelanjutan” dan “tanggung jawab perusahaan” merupakan kata populer yang sering dipakai untuk menggambarkan aktivitas ini. Sebagai contoh, Royal Dutch/Shell berencana menanamkan investasi dalam dua proyek pembangunan berkelanjutan di Nigeria. Perusahaan ini menyumbangkan $15 juta untuk mendanai proyek agrikultural dan malaria serta $3,4 juta untuk memerangi malaria dan kematian bayi. Kedua proyek ini melibatkan Agency for International Development dari Amerika Serikat. The Shell Petroleum Development Company Joint Venture (SPDCJV) menyumbangkan $54,5 juta kepada Niger Delta Development Commision milik Presiden Olusegun Obasanjo, yang didirikan tahun 2000 untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.15 BP mengambil langkah tak terduga dengan melakukan penilaian HAM untuk proyek gas alam cair Tangguh di Indonesia senilai $2 milyar. Berdasarkan kerangka kerja Voluntary Principles on Security and Human Rights, laporan tersebut menguraikan langkah-langkah kongkret yang bisa dilakukan BP untuk membantu komunitas lokal terkait dengan hak atas tanah, sumber daya alam, hak budaya, dan hak beragama.16 BP juga menjadi yang terdepan dalam memberikan perhatian terhadap HAM dalam proyek pipanisasi minyak Baku-TbilisiCeyhan senilai $3,6 milyar, yang menyalurkan minyak mentah dari Laut Kaspia menuju Mediterrania melalui Georgia. Jalur ini, yang COVERING OIL 83 menurut laporan pihak berwenang sudah mencapai 93 persen pada awal 2005, akan membuat BP dan konsorsiumnya bisa mengapalkan minyak mentah dari Kaspia ke pasar Barat tanpa harus melewati jalur “leher botol” (bottleneck) di Selat Bosporus. Sejumlah negara punya kebijakan yang menjamin keterlibatan perusahaan lokal dalam proyek-proyek minyaknya. Di Nigeria, pemerintah mewajibkan perusahaan-perusahaan minyak asing yang ikut tender menunjukkan bukti rencana untuk meningkatkan kompetensi lokal dan melatih penduduk lokal yang bekerja di industri minyak. Brazil, Angola, Rusia, dan Iran juga memprioritaskan pengembangan bisnis dan tenaga kerja lokal dalam kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan minyak asing. Perusahaanperusahaan sering menyediakan beasiswa bagi penduduk lokal untuk belajar di universitas di Barat, khususnya di bidang rekayasa minyak dan geologi. Chevron-Texaco akhir-akhir ini mengirim sebuah tim yang terdiri dari insinyur-insinyur minyak Iraq ke Amerika Serikat untuk mempelajari kemajuan teknologi mutakhir. Perjanjian internasional dan penyusunan peraturan tentang praktik korupsi juga telah mengubah cara perusahaan menjalankan bisnis, sekalipun kurang berdampak langsung bagi perilaku perusahaan ketimbang bagi hukum dan peraturan nasional. The United Nations Global Compact adalah sebuah program sukarela yang mengajak perusahaan bersama dengan pemerintah, buruh, dan organisasi-organisasi lingkungan untuk mendorong good corporate citizenship. Prakarsa ini didasarkan atas sembilan prinsip dalam bidang HAM, perburuhan, dan lingkungan. Pada Januari 2004, kelompok ini sepakat menambahkan prinsip kesepuluh, yakni transparansi dan antikorupsi. Sekalipun Amnesti Internasional, Human Right Watch, dan organisasi-organisasi nonpemerintah (NGO) menyambut dengan baik prakarsa ini, mereka saat ini mempertanyakan efektivitasnya. Sebab, kesepakatan ini 84 COVERING OIL bersifat sukarela, standarnya tidak jelas, dan tanpa pengawasan atau proses pelaksanaannya.17 Salah seorang pendukung transparansi, pertumbuhan ekonomi, dan kesetaraan sosial yang juga melindungi lingkungan adalah mantan Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland, yang pada 1983 mengepalai Komisi Lingkungan dan Pembangunan Dunia PBB. Dikenal juga sebagai Komisi Brundtland, komisi ini mengeluarkan 1987 Brundtland Report, Our Common Future.18 Laporan ini mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengganggu kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka.” Di wilayah HAM, kebanyakan perusahaan minyak utama memakai Voluntary Principles on Security and Human Rights sebagai pedoman proyek-proyek mereka. Ditandatangani pada 2000 oleh pemerintah Amerika Serikat dan Inggris, ia merupakan kesepakatan tidak mengikat yang menguraikan beberapa jalan bagi perusahaan-perusahaan untuk menghargai hak komunitas lokal dan menangani risiko keamanan dalam operasi mereka. Di wilayah transparansi pendapatan, kampanye Publish What You Pay (lihat Lampiran) mendapat paling banyak pengikut di kalangan perusahaan maupun pemerintah. Diluncurkan tahun 2002 oleh sebuah koalisi NGO dan didukung investor dan filantropis internasional George Soros, kampanye ini merupakan gerakan lebih dari 200 NGO internasional yang meminta publik tahu berapa banyak perusahaan energi membayar pemerintah tuan rumah yang bertujuan agar pemerintah bertanggung jawab dalam penggunaan dana. Kampanye ini mendesak perusahaan mengumumkan semua pembayaran sebagai syarat agar bisa masuk dalam bursa saham internasional. Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi penetapan standar internasional COVERING OIL 85 yang telah mengembangkan panduan bagi perusahaan yang secara sukarela melaporkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial dari operasi-operasi mereka. Jumlah perusahaan minyak yang menyebut diri mereka “GRI reporter” meningkat dua kali lipat menjadi 20 perusahaan pada tahun lalu. Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), lembaga yang diluncurkan Perdana Menteri Inggris Tony Blair pada 2002 World Summit on Sustainable Develompment, mendorong perusahaan, pemerintah, dan NGO untuk berkerja sama secara sukarela untuk mempromosikan transparansi pendapatan (lihat Lampiran tentang EITI). Pada Mei 2003, sebuah lembaga investor menyumbang sekitar $3 trilyun untuk mengumumkan sebuah pernyataan yang mendukung prakarsa ini. Nigeria, yang tercatat sebagai salah satu negara paling korup di dunia oleh Transparency International, menjadi yang paling awal meluncurkan program transparansi. Angola, yang awalnya menolak menandatangani EITI, pada pertengahan Mei mengumumkan $300 juta yang diterimanya dari ChevronTexaco yang memperluas konsesi produksi minyak dan berjanji menandatangani EITI “dalam waktu dekat.”19 Pasar Minyak mentah produksi Brent di Laut Utara Inggris dan West Texas Intermediate (WTI) di gurun Amerika Serikat selama beberapa tahun menjadi acuan dalam penjualan minyak dunia. Ironisnya, meski tingkat produksi kedua perusahaan ini telah menurun, tapi kebanyakan produsen minyak dunia lebih suka menggunakan pola ini ketimbang menetapkan harga sendiri. Perusahaan bisa membeli minyak dengan beberapa cara: berdasarkan kontrak jangka panjang dengan negara penghasil 86 COVERING OIL minyak, di pasar spot (tunai), atau melakukan pemesanan fisik dengan kontrak yang di beli pada pasar surat berharga yang besar, New York Mercantile Exchange. Sejauh ini pasar paling aktif dalam perdagangan minyak dunia adalah Nymex dan ”saudaranya” yang berbasis di London dan pasarnya lebih kecil, International Petroleum Exchange (IPE). Sebuah kontrak futures memungkinkan perusahaan membeli atau menjual minyak dengan harga khusus untuk pengiriman di masa datang. WTI adalah salah satu yang memperdagangkan minyak mentah ringan. Sementara Nymex untuk pasar sweet crude (campuran berbagai tingkat dari ringan, sedang, dan berat) yang juga menerima kontrak futures untuk bensin, minyak pemanas (heating oil), dan gas alam. Sebagai gabungan, komoditas-komoditas ini disebut petroleum complex. Minyak mentah produksi Brent, gasoil (dipakai untuk menghangatkan rumah), dan gas alam diperdagangkan di IPE. Seperti pasar terbuka dengan banyak pembeli dan penjual potensial yang bersaing untuk mendapatkan harga terbaik, bursa-bursa ini dengan efektif menemukan dan menetapkan harga yang kompetitif. Negara-negara penghasil minyak Kebanyakan minyak yang diperdagangkan di pasar global dihasilkan oleh OPEC, meski jumlah produksinya sedang menurun, terutama karena penurunan kuota oleh mereka sendiri. OPEC terdiri dari 11 negara penghasil minyak yang, dengan kekuatan produksinya, berusaha mempengaruhi harga minyak dunia. Anggotanya saat ini adalah Aljazair, Indonesia, Iran, Iraq, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, dan Venezuela. COVERING OIL 87 Rusia, Kanada, Meksiko, dan Norwegia merupakan eksportir non-OPEC terbesar. Sementara Amerika Serikat adalah produsen ketiga terbesar setelah Saudi Arabia dan Rusia. Kebijakan harga OPEC Sejak Maret 2000, OPEC telah menyesuaikan tingkat produksinya untuk menjaga harga pada kisaran antara $22-28 per barel, yang juga disebut “keranjang OPEC”, harga rata-rata dari tujuh tingkatan minyak mentah. Tapi keadaan berubah, termasuk melemahnya nilai dolar –kurs yang biasa digunakan dalam perdagangan minyak– dan permintaan domestik yang meningkat, membuat OPEC membiarkan kenaikan harga. Harga “keranjang OPEC” rata-rata di atas $30/bbl pada 2004, harga yang tidak menyenangkan bagi negara-negara konsumen. Meski harga minyak mentah tetap tinggi seperti tercatat pada 2004, sejumlah menteri perminyakan anggota OPEC mengingatkan bahwa mengirimkan minyak terlalu banyak minyak mentah akan merugikan mereka sendiri. Saudi Arabia meningkatkan produksinya dari 600.000 barel/hari menjadi 9,1 juta barel/hari pada Juni 2004. Anggota OPEC lainnya tidak mengikuti langkah tersebut, terutama karena keterbatasan kapasitas produksi.* 88 COVERING OIL LEMBAR TIPS Sumber Informasi seputar Perusahaan Minyak Perusahaan Minyak Swasta Saat meliput keputusan dan strategi perusahaan, akan sangat membantu jika Anda memulainya dari laporan tahunan –biasanya tersedia di situs web perusahaan. Sebagai alternatif, informasi ini juga bisa didapatkan dari bagian investor/eksternal perusahaan. » Dalam laporan tahunan, Anda bisa menemukan ringkasan berbagai lini bisnis perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi performa perusahaan. Dalam ringkasan ini, perusahaan menyampaikan trend yang akan mempengaruhi pendapatan para pemegang saham. Bagian paling penting dalam informasi keuangan bisa ditemukan pada laporan pendapatan, lembar neraca, dan laporan cash flow. » Di luar laporan tahunan, Anda bisa menganalisis 10K Form, laporan tahunan dalam versi lebih rinci yang dibuat perusahaan dengan SEC pada akhir tahun fiskal. Anda bisa menemukan 10K dengan menggunakan seksi the Edgar di situs web SEC (www.sec.gov). 10Q forms adalah pernyataan empat bulanan yang dibuat perusahaan bersama SEC dalam 45 hari sejak akhir kuartal. Perusahaan yang terdaftar di bursa juga menyampaikan presentasi garis-garis besar strategi investasinya di situs webnya. » Ada bermacam kriteria untuk menentukan performa sebuah perusahaan minyak. Untuk perbandingan keuangan, lihatlah pengeluaran modal, cash flow, dividen terkait cash flow, aset pengolahan dan penjualan (downstream asset), investasi pengolahan dan penjualan (downstream investment), COVERING OIL 89 pendapatan pengolahan dan penjualan (downstream revenues); hutang jangka panjang dalam kaitannya dengan total hutang; kapitalisasi pasar; pemasukan bersih terkait penghasilan; keuntungan bersih tiap pekerja; keuntungan operasi; pendapatan atas aset (return on asset); pendapatan atas saham (return on equity); pemegang saham terkait total aset; pendapatan pemegang saham; ketidakstabilan harga minyak; total aset; biaya total investasi; total pendapatan; aset penambangan (upstream asset); investasi penambangan (upstream investment); dan pendapatan penambangan (upstream revenues). » Untuk upstream comparisons, hitung total produksi dan produksi per wilayah; cadangan; cadangan dalam hubungannya dengan produksi; hasil minyak versus total hasil minyak dan gas; produksi minyak mentah dalam kaitannya dengan kapasitas pengolahan, dan upstream profit tiap barel yang dihasilkan. » Kalau sudah sampai ke downstream comparisons, sejumlah observasi menarik bisa dilakukan dengan melihat pertumbuhan penjualan produk olahan; penguasaan pasar per wilayah; jumlah kilang minyak; persentase penjualan produk di wilayah utama, persentase dari total kapasitas pengolahan di wilayah utama; penjualan produk per wilayah; kapasitas pengolahan per wilayah; penguasaan pasar hasil olahan per wilayah; tempat penjualan eceran di seluruh dunia; total penjualan produk; dan tingkat penggunaan kapasitas pengolahan. » Kebanyakan perusahaan minyak utama saat ini juga mengeluarkan laporan pertanggungjawaban perusahaan atau pembangunan berkelanjutan yang menguraikan cara-cara mereka memenuhi kepedulian para pemangku kepentingan terhadap masalah lingkungan dan sosial. 90 COVERING OIL Perusahaan Minyak Nasional » Meski sangat sulit mengakses perusahaan minyak milik negara, perusahaan-perusahaan ini punya situs web dengan kontak informasi. » Penggunaan telepon bisa dilakukan untuk menghubungi departemen hubungan investor di perusahaan, analis di lembaga pialang (brokerage houses) yang memantau perusahaan, atau para pemegang saham utama. Laporan analisis harian, mingguan, bulanan seringkali dikirimkan kepada wartawan melalui email. » Mintalah wawancara dengan eksekutif perusahaan yang mengurusi operasi pengolahan dan penjualan (downstream) atau operasi penambangan (upstream operations), pejabat keuangan senior, atau eksekutif pemasaran dan penjualan. » Pantaulah tingkat produksi harian dan hitung pendapatannya dengan cara mengalikan volume ekspor dengan harga ratarata. Meski tingkat produksi resmi seringkali tidak benarbenar akurat, dalam beberapa kasus bahkan tidak bisa diakses, banyak penerbitan yang berhubungan dengan energi dan kantor berita internasional menerbitkan secara bulanan perkiraan jumlah produksi perusahaan-perusahaan di dunia. OPEC juga menyediakan laporan bulanan produksi harian tentang produksi harian anggota-anggotanya, dari sumber sekunder atau wartawan. » Anda juga bisa mendapatkan analisis dari lembaga riset dan konsultan khusus energi, misalnya Oxford Energy Institute, Royal Institute of International Affairs and Energy Intelligence, dan PFC Energy. Meski harus membayar, tapi ada sejumlah informasi terbatas yang bisa didapatkan secara gratis di situs web mereka. COVERING OIL 91 92 COVERING OIL 5. Jenis-jenis Kontrak Perminyakan: Kesepakatan Lisensi-Konsesi, Joint Venture, dan Kesepakatan Bagi Hasil Jenik Radon Adalah kepentingan negara-negara yang kaya sumber daya alam memanfaatkan sumber daya alam mereka untuk mendapatkan dana bagi pembangunan sosial dan ekonomi. Untuk itu, beberapa pemerintah melakukan kontrak dengan perusahaan-perusahaan asing untuk mengembangkan dan menjual minyak atau gas mereka. Negosiasi untuk mendapatkan kontrak yang tepat sangat penting bagi upaya pemerintah meraih keuntungan. Bab ini akan memusatkan pembahasan pada perbedaan tipetipe kontrak yang menjadi standar dalam industri ini dan juga membicarakan masalah kepentingan publik yang sering diabaikan dalam negosiasi kontrak. Dengan melaporkan isu-isu ini, media bisa membantu memberikan informasi bagi perdebatan publik tentang kontrak seperti apa yang terbaik bagi negaranya. COVERING OIL 93 Pemerintah memiliki tiga pilihan untuk mengembangkan sumber daya alamnya. Pemerintah mendirikan perusahaan negara untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan memproduksi seperti di Saudi Arabia, Meksiko, Venezuela, Iran, dan Oman. Pemerintah bisa mengundang investor swasta asing seperti di Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan Kanada. Atau bisa juga menggunakan gabungan kedua sistem tersebut seperti di Indonesia, Nigeria, Azerbaijan, dan Kazakhstan. Syarat-syarat dalam kontrak menentukan berapa banyak yang bisa didapatkan negara produsen atas sumber daya alamnya. Juga menentukan apakah pemerintah punya kewenangan membuat aturan tentang standar lingkungan, kesehatan, dan sebagainya yang diterapkan untuk para kontraktor. Pemerintah diharapkan menggunakan kekuasaannya untuk membuat aturan yang melindungi kepentingan publik –misalnya menjamin agar tumpahan minyak tidak merusak sumber air minum. Pemerintah juga diharapkan menciptakan iklim investasi positif yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja sembari menegakkan hukum investasi dan memberikan hukuman bagi pelanggarnya. Pemerintah perlu belajar bagaimana menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan ini. Persoalan sulit berikutnya adalah fakta bahwa sebagai penandatanganan kontrak, pemerintah bertindak layaknya sebuah lembaga bisnis biasa yang berusaha memaksimalkan pendapatan. Ini menempatkan pemerintah pada situasi sulit untuk mengatur dirinya sendiri. Pemeritahan negara-negara kaya sumber daya alam juga menghadapi tantangan dalam negosiasi dengan perusahaan minyak besar, yang mempekerjakan ratusan ahli hukum terlatih. Alasan lain untuk menitikberatkan pada kontrak adalah adanya kesempatan korupsi dalam banyak kontrak di bidang energi yang melibatkan biaya investasi yang tinggi dan keuntungan sangat besar. 94 COVERING OIL Hanya ada sedikit informasi tentang syarat-syarat negosiasi dan kontrak yang tersedia bagi publik. Karenanya, ada potensi penyalahgunaan dari kedua pihak. Perusahaan yang mengajukan penawaran, demi kesepakatan yang menguntungkan, terkadang melakukan pembayaran ilegal, seringkali disamarkan sebagai pemberian, kepada pejabat pemerintah atau perwakilannya. Menjadi sulit menentukan apakah sebuah perusahaan terpilih karena kompetensi dan tawarannya kompetitif atau karena hubungan dekat dengan pejabat pemerintah. Jika pejabat pemerintah juga menjadi pembuat aturan, kesempatan korupsi menjadi makin besar. Investigasi kriminal atas korupsi jenis ini telah dilakukan di Angola, Congo-Brazzaville, Kazakhstan, dan tempat lainnya.1 Kontrak Minyak Meski rincian kontrak bisa sangat bervariasi, semua kontrak harus menyepakati dua isu kunci: berapa keuntungan (sering disebut “rents”) yang dibagi antara pemerintah dan perusahaan serta berapa biaya yang harus ditanggung. Yang membuat negosiasi menjadi rumit adalah tingkat ketidakpastiannya tinggi karena informasi yang tidak lengkap, bahkan menyesatkan. Biasanya saat penandatanganan kontrak, baik perusahaan maupun pemerintah tidak tahu pasti berapa biaya eksplorasi dan pengembangan sebuah ladang minyak, apakah harga minyak atau gas di masa datang bisa menutup semua biaya tersebut, atau seberapa besar minyak atau gas dalam sebuah ladang minyak. Sembilan dari sepuluh upaya eksplorasi merugi.2 Perusahaan akan berusaha melindungi diri dari kemungkinan rugi, yang akan menaikkan biaya internal. Negosiasi kontrak membutuhkan kecakapan tawar-menawar untuk mendapatkan COVERING OIL 95 keseimbangan yang bisa diterima dan menguntungkan investor dan pemerintah. Seringkali pemerintah tuan rumah menunjuk ahli keuangan dan hukum internasional untuk memberikan nasihat selama proses negosiasi. Salah satu keputusan pertama pemerintah adalah memilih bentuk sistem kontrak yang akan digunakan, yang menentukan syarat-syarat dari proses pengembangan: kesepakatan konsesi atau lisensi, joint venture (JV), atau kesepakatan bagi-hasil (productionsharing agreement/PSA). Setiap bentuk kontrak punya kelebihan dan kelemahan masing-masing, khususnya dari sudut pandang komersial. Detail kontrak bisa sangat bervariasi meski dalam satu jenis kontrak. Menjadi lebih rumit lagi, syarat-syarat dalam kesepakatan lisensikonsesi dan PSA memiliki kemiripan. Pemerintah dan investor harus mengumumkan syarat-syarat kesepakatan mereka. Jika mereka menolak, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar kepentingan mereka sehingga menjaga kerahasiaan. Sebab, tidak ada alasan yang mendasar untuk menyembunyikan kesepakatan semacam itu dari publik. Kesepakatan konsesi atau lisensi Kesepakatan konsesi atau lisensi meningkat sejak diperkenalkan pada awal 1900-an sebagai kontrak satu pihak. Saat itu banyak negara yang kaya sumber daya alam nerupakan jajahan, koloni, atau daerah perlindungan dari negara atau atau kerajaan lain. Bentuk modern dari kesepakatan ini sering memberikan hak eksklusif kepada perusahaan minyak untuk mengeksplorasi, mengembangkan, menjual, dan mengekspor minyak dan tambang di area tertentu dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Perusahaan-perusahaan bersaing mengajukan tawaran, seringkali dilengkapi dengan bonus penandatanganan, untuk mendapatkan 96 COVERING OIL lisensi ini. Bentuk kesepakatan ini cukup umum di seluruh dunia dan digunakan di berbagai negara seperti Kuwait, Sudan, Angola, dan Ekuador. Keuntungan: Keuntungan merupakan hal penting dari sudut pandang negara berkembang. Pertama, lisensi atau konsesi lebih sederhana ketimbang bentuk kesepakatan lainnya, terutama jika sistem penawaran publik digunakan untuk melengkapi aturan dasar. Dukungan profesionalitas dan keahlian yang dibutuhkan seringkali tidak begitu kompleks ketimbang JV maupun PSA. Tapi tetap diperlukan semacam penasehat finansial dalam menyusun sistem penawaran konsesi. Infrastruktur hukum yang bisa diterima dan andal, termasuk pengadilan yang mampu menafsirkan kesepakatan yang kompleks, juga perlu. Dengan sistem hukum yang baik dan maju seperti di negara-negara industri seperti Inggris, Norwegia, dan Kanada, kesepakatan lisensi atau konsesi bisa fokus pada urusan komersial semata. Ia juga tak terbebani memikirkan syarat-syarat kontrak untuk mengisi kesenjangan dalam sistem hukum di negara tuan rumah. Syarat finansial dan syarat lainnya dalam lisensi dirancang oleh pemerintah, yang kemudian harus dipublikasikan dan dibuka dalam proses penawaran oleh perusahaan-perusahaan yang mau bersaing. Penawar yang menang lalu membayar harga penawaran –biasanya berupa lisence fee dan/atau bonus penandatanganan. Pembayaran ini menjadi hak pemerintah tanpa mempertimbangkan apakah minyak ditemukan atau tidak, serta menghasilkan keuntungan komersial atau tidak. Jika produksi komersial berlangsung, pemerintah juga menerima royalti berdasarkan pendapatan kotor dan/atau pajak laba berdasarkan pendapatan bersih, keduanya berdasarkan jumlah produksi dan harga penjualan. Seluruh risiko keuangan akibat COVERING OIL 97 LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar Kesepakatan Lisensi atau Konsesi Jika pemerintah Anda membuat kesepakatan lisensi atau konsesi, sejumlah pertanyaan bisa Anda ajukan untuk lebih memahami situasi ini. Pertanyaan-pertanyaan ini juga bisa diterapkan untuk JV dan PSA. » Jika syarat-syarat tender tidak diumumkan, tanyakan kepada pejabat pemerintah mengenai informasi ini dan mengapa mereka merahasiakannya? » Berapa lama masa berlaku konsesi? Berapa tawaran perusahaan? Apakah penawar yang menang sepakat untuk membayar? Apakah ada ahli dari luar negeri memberi nasehat kepada pemerintah dalam merancang lisensi konsesi? » Berapa lama program kerja dan berapa jumlah investasi yang disetujui penawar? Apa standar lingkungan yang berlaku dan siapa pihak yang akan mengawasi pelaksanaannya? Adakah penduduk yang direlokasi dalam pelaksanaan pengembangan sumber daya alam ini? » Berapa hasil yang akan dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah? Pertanyaan untuk Perusahaan » Berapa jumlah pembayaran dan kepada siapa pembayaran dilakukan? Apakah persyaratan kesepakatan konsesi dipublikasikan? Apakah pejabat perusahaan memberi informasi bahwa mereka tidak membayar, dalam bentuk apapun, kepada pejabat pemerintah, keluarga, atau temannya untuk mendapatkan konsesi ini? Apa kriteria pemilihan subkontraktor lokal? 98 COVERING OIL proses pengembangan, termasuk biaya eksplorasi, ditanggung oleh pemenang penawaran. Pendeknya, hanya sedikit kerugian finansial maupun kerugian lainnya bagi pemerintah tuan rumah, kecuali kehilangan kesempatan atau waktu jika sistem penawaran tidak menarik penawar yang bisa menerima, kuat secara finansial, dan punya kemampuan teknis. Kelemahan: Kelemahan utama dari sudut pandang negara berkembang, juga dari perspektif penawar, adalah dari sisi komersial. Biasanya kurangnya informasi yang memadai tentang potensi sebuah area konsesi menyebabkan gangguan eksplorasi tidak sepenuhnya dipahami. Hasilnya, sistem penawaran ini sering menjadi sebuah lelang yang sederhana. Perusahaan-perusahaan minyak tidak punya pilihan, selain harus menghitung pada harga berapa untuk menawar sebuah lisensi. Sebuah perusahaan akan berhati-hati menentukan harga karena tak ada jaminan konsesi akan menutup biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan keuntungan. Ketika pengetahuan dan fakta-fakta tidak memadai, pemerintah tak akan bisa memaksimalkan keuntungan potensial dari sebuah sistem lelang. Karena dokumen penawaran menentukan program kerja minimum – periode waktu yang ditentukan untuk melakukan investasi atau menghindari risiko kehilangan lisensi– penawar potensial biasanya lebih hati-hati dan konservatif dalam memberikan tawaran. Infromasi lebih jauh tentang konsesi bisa dilihat pada Box 1 di akhir bab. Joint venture Joint venture (JV) tak punya definis dan penjelasan yang memadai karena tak ada definisi atau penjelasan yang bisa diterima secara umum. Secara sederhana sebuah JV berarti dua pihak atau lebih COVERING OIL 99 sepakat bergabung dalam sebuah kerja sama yang bentuknya masih harus diperjelas lagi. Sebuah “joint venture bisa diibaratkan perkawinan modern… Ada masa bersama ketika merasa cocok satu sama lain… Pihak-pihak yang akan melakukan join venture perlu tahu dan mengerti tujuan anggota lainnya, kepentingan, dan cara melakukan bisnis. Tanpa pemahaman itu tak mungkin bisa merancang kesepakatan yang bisa dijalankan (yakni kesepakatan joint venture).... Rendahnya tingkat keberhasilan perkawinan modern ini bisa disejajarkan dengan joint venture perusahaan.”3 Tak heran jika JV jarang dipakai sebagai dasar kerja sama antara perusahaan minyak dan pemerintah. Nigeria merupakan perkecualian. Perusahaan minyak milik negara menyukai bentuk ini sampai salah satu bagian tidak lagi memenuhi komitmen finansial dalam JV. Sekarang, kesapakatan baru di Nigeria lebih banyak berbentuk PSA. JV lambat dalam memutuskan persoalan. JV mengharuskan semua pihak melakukan sesuatu bersama-sama. Tanpa memutuskan persoalan-persoalan penting lebih dulu saat membuat kesepakatan JV, masing-masing pihak hanya menunda pertentangan yang mungkin muncul dan sering menimbulkan kebuntuan, terutama jika JV merupakan kesepakatan 50-50. JV membutuhkan negosiasi yang sungguh-sungguh dan memakan waktu lama agar segala sesuatunya berjalan dengan baik dan semua pihak sepakat tentang bagaimana melakukan kerja sama. Keuntungan: Keuntungan satu-satunya JV adalah pemerintah tidak sendirian dalam memutuskan dan bertanggung jawab atas sebuah proyek. Hal ini bisa diserahkan kepada keahlian perusahaan minyak. JV juga memberikan keuntungan bagi pemerintah dari hasil pajak dan royalti. 100 COVERING OIL Kerugian: Pembagian punya aspek yang merugikan. Karena risiko dan biaya juga dibagi, pemerintah tuan rumah harus berpastisipasi secara langsung dan bertanggung jawab dalam penambangan sumber daya alam. Pertanggungjawaban juga membawa serta kewajiban penting, termasuk atas kerusakan lingkungan. Kerugian utama JV adalah format JV secara inheren bersifat ambigu. Hal ini bisa memperumit dan membutuhkan negosiasi Karakteristik Joint Venture Merupakan kerja sama antara perusahaan minyak milik negara (NOC) dan perusahaan minyak internasional (IOC) Risiko dan biaya ditanggung bersama antara NOC dan IOC NOC Pemerintah menanggung semua rehabilitasi dan pengembangan sampai menghasilkan aliran kas dari operasi JV model bekas Uni Soviet JV Penuh Pemerintah menjalankan semua eksplorasi dan pengembangan semua eksplorasi JV Tipikal Pemerintah menjalankan JV Murni Semua biaya/risiko dibagi Contoh: Nigeria, North West Shelf (Australia), Rusia IOC Bagi Risiko COVERING OIL 101 LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar Joint Venture Pengenalan tentang istilah JV seharusnya memacu wartawan untuk bertanya kepada pejabat pemerintah dan perusahaan minyak. » Apa tujuan pasti JV? Apakah untuk eksplorasi, pengembangan, dan/atau operasi? » Apa kontribusi masing-masing pihak, misalnya uang, pengetahuan, dan/atau manajemen? Berapa yang diterima masing-masing pihak? Apa tanggung jawab masing-masing pihak, misalnya operasi, penjualan, dan/atau koordinasi pemerintah? » Berapa lama keberadaan JV? Apa saja kesepakatan yang membentuk JV —misalnya kesepakatan pendirian, yang membentuk syarat-syarat penyelenggaraan JV; aturan kesepakatan operasi, misalnya bagaimana ladang minyak dikelola? » Bagaimana JV dihentikan? Bisakah satu pihak menguasai hak pihak lain, dan dengan syarat seperti apa? » Mengapa sebuah format JV dipilih? Keputusan menggunakan JV memerlukan penjelasan, bila bukan pembenaran, bagaimana pemerintah menyetujui asumsi dan menerima pembagian risiko, juga menerima kewajiban finansial lanjutan. Setiap syarat JV dirancang baru dan dinegosiasikan; pengujian penuh diperlukan untuk hampir setiap syarat. » Apa yang diterima pemerintah sebagai imbalan penerimaan risiko dan kewajiban ekstra ini? 102 COVERING OIL lebih intensif. JV tidak menawarkan keuntungan lebih ketimbang bentuk kesepakatan lainnya dan mungkin akan butuh negosiasi yang lebih lama. Pendeknya, JV memerlukan lebih banyak saran mengenai hukum dari ahli-ahli dalam kontrak perminyakan, yang akan menambah biaya pemerintah dan perusahaan. Akhirnya, JV juga membutuhkan lebih banyak waktu untuk negosiasi. Kesepakatan bagi-hasil (production-sharing agreement/PSA) Kesepakatan bagi hasil (PSA) kali pertama digunakan di Indonesia pada 1966. Meski Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tahun 1945, aktivitas perusahaan-perusahaan minyak asing masih berpedoman pada Indische Mijnwet, hukum pertambangan masa kolonial Belanda.4 Begitu sentimen nasionalisme muncul, metode lisensi konsesi dianggap sebagai warisan imperialis dan kolonial. Pemerintah menolak memberikan konsesi baru dan memperkenalkan “Indonesian formula,” sekarang dikenal sebagai PSA. Dengan formula baru itu, negara tetap menjadi pemilik sumber daya alam dan berhak menegosiasikan pembagian keuntungan. Awalnya perusahaan-perusahaan asing menolak keras perubahan ini, takut menjadi preseden yang mempengaruhi konsesi di tempat lain. Tapi perusahaan independen mau menerima PSA. Perusahaan minyak utama tidak punya pilihan lain dan akhirnya mengikutinya.5 PSA menyebar ke seluruh dunia dan sekarang menjadi hal biasa, terutama di Asia Tengah dan Kaukasus.6 PSA menjamin kepemilikan sumber daya alam tetap di tangan negara tapi pada saat bersamaan mengizinkan perusahaan asing mengelola dan mengoperasikan pengembangan ladang minyaknya.7 Di bawah PSA, perusahaan minyak menanggung semua risiko finansial akibat pelaksanaan eksplorasi dan pengembangan. Pemerintah juga menghadapi risiko. Seringkali perusahaan minyak COVERING OIL 103 milik negara bergabung dalam konsorsium sebagai pemegang hak dalam PSA, dan menyumbangkan sebagian keuntungannya sebagai modal bersama (share capital) kepada konsorsium yang mengembangkan area minyak. Seringkali pemerintah mengeluarkan biaya awal yang “ditanggung” perusahaan lain. Biaya ini akan dibayarkan kembali kepada perusahaan dari laba pemerintah tuan rumah yang diperoleh di masa depan. Jika pemerintah tak mau setor modal, perusahaan-perusahaan minyak akan mencoba negosiasi untuk mendapatkan bagian lebih besar. Pembagian ini pasti merupakan hasil tawar-menawar yang berat karena tak ada penentu ilmiah berapa jumlah pembagian yang layak dan masuk akal. Syarat-syarat finansial dalam PSA sama dengan kesepakatan lisensi, meski struktur yang berbeda mungkin menghasilkan hasil komersial yang berbeda. Pemerintah sering memperoleh bonus penandatanganan, meski secara teratur ini dilepas atau diperdagangkan tukar untuk mendapatkan pembagian yang lebih besar dari keuntungan di masa depan. Perusahaan minyak kali pertama berhak atas nilai pemulihan untuk biaya operasi saat ini, biaya untuk material yang dikonsumsi atau digunakan pada tahun di mana mereka mulai terlibat, dan investasi modal –biaya aset seperti bangunan, peralatan, dan komputer, yang berusia panjang. Nilai pemulihan atas pengeluaran saat ini bersifat segera, pada tahun saat pengeluaran dilakukan, dan nilai pemulihan atas investasi modal dilakukan dalam beberapa tahun. Ada wilayah abu-abu yang membuat para akuntan bisa mencapai kesimpulan berbeda, seperti apakah item tertentu, seperti buku dan peralatan, akan dimasukkan ke dalam biaya operasi atau biaya modal. Apa yang tersisa setelah perusahaan menyisihkan perolehan tahunannya untuk mengganti biaya operasional dan investasi modal yang mereka keluarkan, sebagai penyusutan dalam tahun 104 COVERING OIL Karakteristik PSA Dimulai di Indonesia pada 1960 Merupakan komitmen kerja Pembayaran bonus Royalti Pemulihan biaya produksi (Cost Oil) Keuntungan - Biaya Produksi = Keuntungan Minyak Keuntungan dibagi antara perusahaan dan pemerintah Bagian keseluruhan pemerintah tergantung pada tawarmenawar Negara berkembang sekarang lebih menyukai PSA tersebut, kemudian dibagi dengan pemerintah tuan rumah berdasarkan persentase yang disetujui.8 Perusahaan asing harus membayar pajak atas bagiannya. Tapi ini seringkali diabaikan pemerintah dan dimasukkan ke dalam jatah perusahaan yang harus dibagi berdasarkan persentase yang telah disetujui. PSA telah berkembang menjadi beberapa versi. Kesamaannya hanya pada konsep dasar pembagian. Variasi ini tidak mengejutkan karena merupakan hasil negosiasi dan kepentingan setiap pihak yang biasanya berbeda sesuai keadaan masing-masing. Kompleksitas sebuah PSA tergantung infrastruktur hukum sebuah negara. Jika sebuah negara tidak punya aturan dasar yang mengatur operasi minyak, persoalan hukumnya biasanya digariskan dalam PSA. Pendeknya, makin kurang tepercaya dan/atau sistem hukum suatu negara tak dapat diramalkan, makin banyak masalah yang harus dimasukkan dan ditetapkan dalam PSA. COVERING OIL 105 Keuntungan bagi pemerintah: Seluruh risiko finansial dan operasional ditanggung perusahaan minyak internasional. Pemerintah tidak punya risiko kerugian kecuali biaya negosiasi (terutama untuk membayar penasehat hukum). Umumnya, pemerintah hanya kehilangan kesempatan, tapi bukan kerugian material, jika eksplorasi atau pengembangan gagal. Asalkan proyek tidak punya keterkaitan dengan syarat-syarat eksplorasi dan program pengembangan, pemerintah masih bisa, jika PSA dirancang dengan baik, menunda atau mengakhiri atau mengalihkannya kepada perusahaan minyak lainnya. Pemerintah masih mendapatkan keuntungan tambahan dari pembagian keuntungan potensial tanpa harus membayar biaya investasi, kecuali jika disepakati lain. Jika PSA ditetapkan ke dalam hukum, ia akan memberikan jaminan keamanan bagi perusahaan minyak internasional –kali pertama diterapkan oleh Azerbaijan dan negara-negara bekas Soviet. Dari sisi pemerintah, perubahan semacam ini, yang jika dalam bentuk kontrak biasa bersifat fleksibel karena bisa diubah oleh pihak-pihak yang melakukan kesepakatan, akan menjadikannya “tidak fleksibel” karena hanya bisa diamandemen dengan persetujuan parlemen. Dalam banyak kasus, PSA mengatasi atau mengalahkan semua hukum yang berlaku sekarang atau di masa datang. Akibatnya, pemerintah secara efektif melepaskan hak untuk menerapkan hukum dan peraturan baru dalam kaitannya dengan kepentingan publik bila hukum atau peraturan itu berdampak kurang baik bagi hak perusahaan minyak yang termuat dalam PSA. Kerugian bagi pemerintah: Fleksibiltas PSA sebagai sebuah dokumen yang menyeluruh juga menjadi kelemahan. Ini memerlukan negosiasi yang sangat profesional dan pemerintah harus punya 106 COVERING OIL Bonus-bonus Bonus penandatanganan Dibayarkan saat penandatanganan kontrak Bonus penemuan Dibayarkan ketika pertama kali ditemukan (ladang minyak) Bonus produksi Dibayarkan saat produksi mencapai tingkat tertentu Tidak populer dengan perusahaan minyak Perusahaan minyak lebih menyukai pajak pendapatan yang tinggi. akses keahlian teknis, lingkungan, keuangan, perdagangan, dan hukum. Dalam menyusun syarat finansial, pemerintah harus memiliki akses ke cadangan potensial dari sebuah ladang minyak, meski informasi akurat mungkin tidak tersedia. Kenyataannya, pemerintah sering kekurangan data serta pengetahuan teknis dan perdagangan ketimbang perusahaan minyak. Yang terpenting, jika pemerintah mau mendapat pembagian porsi yang signifikan atau kompensasi langsung atas keuntungan, PSA menempatkan pemerintah pada konflik dengan dirinya sendiri. Harus ada keseimbangan antara keinginan meraih keuntungan lebih besar serta pelaksanaan aturan lingkungan dan aturan lainnya. Biaya lingkungan memotong keuntungan. Juga, makin rendah keuntungan perusahaan, makin rendah pula pajak yang dibayar kepada pemerintah. Bagaimanapun, melalui PSA, pemerintah menjadi pengambil keputusan yang tidak begitu pasif dalam pengembangan ladang-ladang minyak. COVERING OIL 107 Pada saat yang sama, melalui PSA, pemerintah bisa memasukkan standar lingkungan dan standar lainnya kepada perusahaan minyak dalam sayrat-syarat kontrak. Tapi sebuah syarat kontrak lebih mudah diabaikan, bahkan dilanggar, ketimbang undangundang atau peraturan. Alasannya sederhana. Pelanggaran syaratsyarat dalam PSA, bahkan persyaratan lingkungan, hanyalah pelanggaran kontrak. Pihak pelanggar biasanya hanya diminta mengoreksi pelanggaran yang telah dilakukannya, terkadang harus membayar atas kerusakan itu. Hanya jika terjadi pelanggaran serius dan penting, kemungkinan pemutusan kesepakatan bisa terjadi. Selain itu, pihak pelanggar bisa beralasan bahwa pelanggaran terjadi akibat tindakan serta tidak adanya tindakan dari pihak lain. Pelanggaran persyaratan kontrak perlu proses negosiasi kontrak yang panjang, sebuah negosiasi ulang, meski lebih sengit. Sebaliknya, pelanggaran terhadap undang-undang merupakan penghinaan, yang berakibat pada sanksi dan hukuman dari legislatif, bahkan mendapat kutukan dari publik. Pelanggaran kontrak hanyalah urusan pribadi. Sebagai tambahan, jika sebuah PSA dijadikan hukum oleh parlemen, ia akan membatasi fleksibilitas kedua pihak. Dan setiap perubahan membutuhkan persetujuan parlemen. Sebagai sebuah kontrak, sifat ambigu PSA menguntungkan pihak pemerintah maupun perusahaan minyak. Dengan menjadikan PSA sebagai hukum, juga sebagai sebuah kontrak, pemerintah mengalihkan sebagian tanggung jawabnya kepada perusahaan-perusahaan minyak dan melepaskan sifat kelenturannya. Lebih jauh lagi, menjadikan kontrak sebagai hukum salah satunya akan menciptakan infrastruktur hukum yang tidak lazim; iklim investasi menjadi korbannya. Dengan mengadopsi PSA sebagai hukum, Azerbaijan punya sedikit kemungkinan mengembangkan sistem hukum yang logis dan komprehensif, karena PSA 108 COVERING OIL menjadi perkecualian dalam hukum yang prinsip dan umum. Pendeknya, PSA adalah bentuk diskriminasi hukum positif atau favoritisme demi perusahaan-perusahaan minyak. Investor sektor lainnya seperti turisme, perbankan, dan pertanian berskala besar akan meminta perlakuan khusus pula dari pemerintah dan parlemen. Akibatnya terjadi kekacauan hukum dan kurangnya penghargaan terhadap hukum. Perolehan pemerintah Banyak kontrak mengharuskan perusahaan-perusahaan minyak membayar bonus penandatanganan kepada pemerintah. Bonus selanjutnya mungkin tergantung pada pencapaian tahap-tahap tertentu dari eksplorasi dan pengembangan. Syarat-syarat investasi lokal dalam sebuah kontrak bisa benarbenar mahal bagi negara tuan rumah. Sebab, perusahaan minyak akan meminta konsesi dalam PSA atas pemberian subsidi swasta yang diberikan kepada industri lokal. Akan lebih sederhana dan lebih transparan bagi pemerintah untuk menggunakan sebagian pendapatan pemerintah untuk melatih pekerja atau memberikan kredit komersial kepada pengusaha lokal. Karena pemerintah adalah pemilik sumber daya alam, secara sah ia berhak atas bagian yang besar dari penyewaan ladang minyak. Porsi yang diperoleh pemerintah, atau “bagian pemerintah,” akan tergantung pada banyak faktor, termasuk seberapa berisiko – secara finansial, komersial, politik, dan lingkungan– investasi tersebut bagi perusahaan; adanya proyek-proyek alternatif dari perusahaan-perusahaan ini di basis-basisnya di seluruh dunia; dan harga pasar minyak yang berlaku saat negosiasi berlangsung. Bagian pemerintah bisa meningkat dengan sebuah profitabilitas proyek. Bila investasi berhasil, pendapatan pemerintah bisa meningkat tanpa terpengaruh insentif atas eksplorasi atau pro- COVERING OIL 109 Perolehan Pemerintah dari Lepas Pantai atau Perairan Dalam 9 (dinyatakan dalam persentase) Negara Portugal Negara Bagian Louisiana Thailand Nigeria Malaysia Indonesia Lepas Pantai Perairan Dalam 43.2 69.3 67.0 84.8 89.4 89.8 39.7 47.2 57.5 64.2 68.1 81.1 duksi. Tapi, dalam praktik, sulit merancang sistem pajak yang bisa menyesuaikan secara baik dengan tingkat pendapatan yang sesungguhnya dicapai atas investasi dalam sebuah proyek. Penyewaaan deposit minyak tidak bisa ditentukan di depan, sehingga sebuah perusahaan akan memperhatikan bukan hanya dampak keseluruhan dari rezim pajak, tapi juga bagaimana cara masalah pajak ini diselesaikan pada titik-titik yang berbeda (dalam struktur pajak).10 Untuk memahami mengapa pemerintah menentukan bagiannya pada tingkat tertentu, karakteristik setiap ladang minyak harus diperhitungkan. Di pantai atau lepas pantai? Di perairan dangkal atau perairan dalam? Sejarah geologis negara juga penting. Besar dan relatif matang seperti Norwegia? Ladang minyaknya lebih kecil dan lebih baru seperti Azerbaijan? Makin besar risiko investasi makin besar pula bagian yang diminta oleh perusahaan-perusahaan. 110 COVERING OIL LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar PSA Dalam tambahan pertanyaan tentang kesepakatan lisensi, wartawan harus menanyakan kepada pejabat pemerintah bagaimana investor diidentifikasi dan dipilih. » Apakah penawaran kompetitif? » Apa tipe pembayaran yang akan pemerintah terima? Akankah ada bonus-bonus? Kapan bonus akan dibayar dan berapa jumlahnya? » Apa bentuk pembayaran lain yang akan perusahaan lakukan? Apa syaratnya? Akankah perusahaan membayar pajak, dan jika ya pada tingkat berapa? Akankah mereka membayar royalti saat produksi dimulai? » Apakah perusahaan diharuskan untuk berinvestasi di komunitas lokal di mana mereka beroperasi, misalnya dengan mendirikan rumahsakit atau sekolah? Apakah buruh lokal dilibatkan? Apakah mereka dilatih? Jika ya, apakah pemerintah memberikan konsesi pajak atau konsesi keuangan lainnya? Apakah komitmen itu dibiayai dari keuntungan atau merupakan kredit atas kewajiban pajak? » Bagaimana keuntungan akan dibagi antara perusahaan minyak dan pemerintah? » Bagaimana memperlakukan biaya kerusakan lingkungan? Apakah merupakan pengurangan biaya? Atau mengurangi pajak atau keuntungan berdasarkan situasi, termasuk akibat kecerobohan perusahaan? Apakah perusahaan sendiri yang akan menanggung biaya ini? (Jika pemerintah berbagi biaya kerusakan lingkungan, dan porsi keuntungannya dikurangi, lemahnya penegakan hukum lingkungan terkena dampaknya). COVERING OIL 111 » Tanyakan kepada pemerintah dan juga perwakilan perusahaan, rincian isi lokal dalam persyaratan kontrak. (PSA sering memasukkan persyaratan pembagian material dan suplai yang diproduksi oleh pemasok domestik. Kriteria seleksi pemasok domestik harus transparan untuk menjamin bahwa sistem ini tidak rawan terhadap suap dan neoptisme). » Bagaimana pemasukan dan biaya dihitung dan dibagi antara perusahaan dan pemerintah? (Biaya apa saja yang bisa punya konsekuensi besar pada perolehan pemerintah. Di Alaska, praktik penyalahgunaan akuntansi oleh perusahaan memberikan tambahan perolehan sebesar $6 milyar). » Berapa tingkat depresiasi, dan bagaimana perbandingan praktik depresiasi dengan negara lain? Bagaimana harga minyak dihitung? Jika PSA di negara Anda tidak menjadi dokumen publik, tanyakan kepada pemerintah dan perwakilan perusahaan. (Beberapa negara seperti Azerbaijan menjadikan PSA tersedia untuk publik, tapi hanya karena PSA telah dijadikan hukum dan karenanya harus diumumkan.12 Beberapa negara tetap merahasiakan kontrak ini). » Jika PSA dijadikan hukum oleh parlemen, apakah akan menjadi preseden bagi peraturan keselamatan dan lingkungan atas masalah yang sudah dan/atau akan datang? Apa konsekuensinya bila negara terlambat menerapkan aturan yang lebih ketat mengenai operasi minyak dan gas? Apakah ada biaya tambahan untuk ketaatan perusahaan atau apakah pemerintah harus memberikan kompensasi kepada perusahaan minyak? » Apakah kontrak mengharuskan perusahaan membayar denda atas kerusakan lingkungan? (Beberapa kontrak gas alam mengharuskan perusahaan membayar harga pembakaran gas yang menyumbang efek rumah kaca akibat emisi gas) 112 COVERING OIL Syarat-syarat Kontraktual Tertentu Kesepakatan konsesi atau lisensi dan PSA biasanya memiliki persyaratan-persyaratan umum dan memperhatikan hal-hal yang sama meski dari perspektif yang berbeda. Bagian berikut menyajikan persyaratan-persyaratan umum tersebut. Pihak-pihak. Pemilihan pihak-pihak yang terlibat dalam setiap kesepakatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, khususnya bila pihak tersebut berasal dari negara yang berbeda dan bila salah satu pihak merupakan institusi pemerintah atau publik. Bila pemerintah tuan rumah menjadi bagian dalam kesepakatan, maka ia akan menerima tanggung jawab langsung dan memiliki kewajiban tak terbatas. Pemerintah bisa membatasi tanggung jawabnya dengan melibatkan salah satu badan usahanya dalam kontrak. Seringkali muncul kebingungan antara kedua entitas hukum ini – meski terpisah– karena perusahaan milik negara dianggap sebagai “tangan” pemerintah. Sebagai contoh, pemerintah setuju menyediakan tenaga listrik yang memadai untuk sebuah proyek. Bila gagal melakukannya, itu akan menjadi tanggung jawabnya. Tapi bila perusahaan listrik nasional, meski milik negara, yang membuat persetujuan tersebut, maka hanya perusahaan listrik yang menanggung kewajiban atas kegagalannya, dan hanya aset perusahaan yang bisa dipergunakan untuk menutup biaya kompensasi. Secara umum, disarankan agar pemerintah tidak menjadi partner langsung dalam sebuah kesepakatan komersial, meski hal semacam ini tidak selalu bisa. Dalam kesepakatan minyak, perusahaan minyak milik negara sering menjadi perantara untuk pemerintah. Karena alasan ini dan lainnya, pemerintah harus memisahkan kegiatan komersialnya dengan perannya sebagai pemerintah dan COVERING OIL 113 pembuat regulasi. Tak seharusnya memikul tanggung jawab kontraktual sebagai latihan fungsi-fungsi pembuat regulasi. Perusahaan minyak, dalam melakukan kesepakatan dengan pemerintah, biasanya punya perwakilan (subsidiary) yang berperan sebagai pihak dalam kesepakatan. Bentuk perwakilan semacam ini hanya memiliki sedikit aset, atau bahkan tidak punya aset sama sekali, dan ia tak bisa menggunakan sumber keuangan perusahaan induknya, khususnya dalam kasus kerusakan lingkungan. Pemerintah harus meminta jaminan dari perusahaan induk agar pemerintah memiliki partner yang meyakinkan dalam kontrak untuk menanggung kewajiban yang mungkin timbul. Metode Akuntansi. Dalam menentukan keuntungan, harus ada keputusan tentang metodologi akuntasi. Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis punya standar akuntansi sendiri. International Accounting Standard Board sedang digodok, yang akan menjadi dasar akuntasi internasional. Standar akuntasi masih memberikan ruang penilaian dan penafsiran, dan bisa menimbulkan perselisihan yang serius.13 Standar akuntasi juga tidak memiliki syarat-syarat yang bisa melarang munculnya bentuk-bentuk biaya khusus. Bagaimana biaya tertentu diperlakukan harus dijelaskan dalam kontrak. Penentuan harga antarperusahaan –perusahaan-perusahaan milik bersama atau umum mengontrol harga barang dan jasa– adalah masalah sulit karena standar akuntansi hanya memberikan pedoman dan bukan pemecahan yang pasti. Penentuan harga antarperusahaan bisa meningkatkan biaya dan mengurangi kompensasi yang diterima pemerintah. Pemulihan Biaya. Biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah penting bagi pendapatan pemerintah. Sebab, pajak yang dibayar perusahaan dan royalti yang mereka bagi dengan pemerintah 114 COVERING OIL berdasarkan atas laba perusahaan tersebut. Bagaimana perusahaan mencatat biaya menentukan berapa profit yang mereka laporkan. Ada dua macam biaya: biaya operasi saat ini dan biaya investasi modal. Biaya saat ini dikeluarkan pada tahun ketika perusahaan beroperasi dan merupakan penghitungan segera dari pendapatan kotor dan pengurangan segera terhadap laba. Biaya investasi modal adalah jangka panjang dan bisa terdepresiasi setelah satu periode waktu. Dari sisi pemerintah, makin panjang tingkat depresiasi, makin tinggi bagian laba yang diterimanya selama periode waktu tersebut. Perusahaan, di sisi lain, akan berusaha menutup biaya secepat mungkin melalui depresiasi yang dipercepat. Karenanya, jangka waktu yang digunakan perusahaan untuk mendepresiasi aset bisa berdampak signifikan bagi perolehan pemerintah. Apakah setiap biaya adalah sah adalah masalah lain. Misalnya, apakah bonus yang dibayarkan kepada tenaga kerja asing, sebagai kompensasi bekerja di negara tuan rumah, merupakan biaya yang sah? Haruskah perjalanan hanya dibatasi dengan kelas ekonomi? Sebuah kebijakan biaya yang detail adalah keharusan. Investasi modal, apakah untuk alat pengeboran maupun investasi jangka panjang lainnya atau “permanen,” adalah penting. Karena bisa dipakai dalam waktu lama, investasi ini harus didepresiasi. Perusahaan minyak lebih suka menutup biaya-biaya ini segera dan membayar semuanya saat mereka beroperasi untuk menurunkan laba tahun itu serta membayar pajak dan laba yang lebih sedikit kepada pemerintah tuan rumah. Jika pemerintah mengizinkan depresiasi yang cepat atas investasi modal, perusahaan minyak hanya mengalami sedikit kerugian ketika harus menghentikan operasinya. Perusahaan pun akan siap menutup sebagian besar biaya. Pajak atau Kompensasi. Pertanyaan tentang bagaimana menentukan pajak produksi adalah masalah sangat penting karena COVERING OIL 115 pemasukan yang diperoleh dari produksi dan penjualan sumber daya alam sering menjadi porsi terbesar dalam anggaran pemerintah. Jika pemerintah menarik pajak terlalu besar juga berbahaya. Perusahaan yang merasa tertekan bisa memilih kabur ke negara yang menawarkan syarat-syarat yang lebih baik. Ada beberapa tipe pajak yang bisa diterapkan pemerintah. Pertama, pajak keuntungan yang bisa didapatkan dalam bentuk pajak pendapatan perusahaan atau bisa berupa kumpulan dari berbagai pajak keuntungan yang telah disepakati. Pengawas pajak mengumpulkan data tentang produksi, volume penjualan, dan harga ketika produk itu dijual, kemudian pengawas mengaudit biaya-biaya perusahaan. Harga minyak yang dijual kepada perwakilan perusahaan itu di negara lain mungkin lebih rendah atau lebih tinggi ketimbang harga pasar yang berlaku. Di negaranegara yang administrasi pajaknya jelek, cara seperti itu bisa dilakukan untuk menghindari pajak. Pajak lain yang biasanya diberlakukan pada perusahaan minyak adalah royalti, atau excise tax, biasanya berdasarkan persentase dari nilai produksi, meski bisa juga berupa satu set pembayaran berdasarkan volume atau kuantitas. Pajak ini sering menjadi prioritas ketimbang pajak-pajak lainnya. Pemerintah menyukai pajak ini karena mudah mengurusinya, berbeda dari pajak keuntungan perusahaan yang rumit dan menunggu sampai proyek menghasilkan laba. Di sisi lain, pajak-pajak ini bisa menjadi tidak efisien karena hanya menarik pajak berdasarkan produksi tanpa peduli pada keuntungan. Ketika proyek hanya meraih keuntungan yang sedikit atau tidak kompetitif, royalti atau excise tax mungkin mengecilkan hati bagi investasi di masa datang. Bonus-bonus adalah sumber pendapatan lain yang mudah mengurusnya. Negara tuan rumah bisa meminta satu kali pembayaran sebelum perusahaan memulai eksplorasi (bonus penanda- 116 COVERING OIL tanganan), atau pembayaran tetap lanjutan saat produksi mencapai tingkat tertentu (bonus produksi). Bonus-bonus merupakan pembayaran tetap dan tidak memperhitungkan keberhasilan proyek atau keuntungannya; biasanya bersifat mengurangi pajak. Norwegia merancang sebuah sistem canggih yang relatif bisa menyesuaikan diri dengan baik terhadap tahap pengembangan sebuah proyek. Dengan sistem ini pemerintah memeproleh bagian yang signifikan atas penyewaan ladang minyaknya. Aturan pajaknya didasarkan pada pajak perusahaan (28 persen) dan pajak tambahan khusus minyak (50 persen). Kedua pajak itu didasarkan atas laba bersih perusahaan, dan seluruh biaya yang relevan untuk aktivitas di semenanjung Norwegia bersifat mengurangi pajak. Investasi di sana menjadi menarik karena tingkat depresiasi yang tinggi. Sebagai tambahan, kelonggaran pembayaran membuat perusahaan bisa mengurangi 30 persen lebih investasinya terhadap pajak khusus. Contohnya, jika belanja modal (capital expenditure) sebesar $100 juta, perusahaan bisa memperoleh $130 juta. Karenanya, sistem pajak minyak di Norwegia menarik untuk proyek dengan keuntungan terbatas karena kelonggaran pembayaran akan melindungi keuntungan sepenuhnya dari pengaruh pajak khusus minyak.14 Tapi harus dicatat, Norwegia punya pengalaman panjang dalam mengelola sistem pajak sumber daya alam. Lingkungan. Setiap pemerintah wajib melindungi lingkungannya. Meski standar lingkungan masuk dalam PSA dan kesepakatan lisensi-konsesi, aturan dan regulasi lingkungan bisa menjadi ambigu. Sebab, memberikan hak kepada perusahaan-perusahaan untuk menafsirkan, menegosiasikan, bahkan memveto, meski tidak secara langsung, standar lingkungan. Misalnya, PSA pada proyek pengembangan minyak yang besar di Azerbaijan mengizinkan perusahaan kontraktor mengeluarkan emisi udara yang “sesuai COVERING OIL 117 dengan praktik dan standar industri minyak yang berlaku umum.” Masalahnya adalah tidak ada standar dalam industri ini! Jika standar lingkungan hanya sebuah syarat kontrak, maka perusahaan dan pemerintah bisa menafsirkan persyaratan ini, bahkan secara efektif mengajukan veto. Adalah hal standar dalam sebuah kesepakatan memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak untuk menafsirkan atau memberikan persetujuan terhadap syarat-syarat yang tak jelas, dan karenanya perlu perhatian dari semua pihak. Negara-negara berkembang, jika mereka lemah dalam standar lingkungan dan pelaksanaannya, secara tidak langsung mensubsidi biaya komoditas komersial dengan mengizinkan lingkungan mereka dirusak. Standar lingkungan umumnya lebih baik di negara-negara Barat. Tapi tidak selalu seperti itu, khususnya dalam industri minyak dan gas, yang permintaannya begitu besar. Masalah muncul ketika perusahaan-perusahaan minyak, untuk menghindari standar lingkungan yang ketat di suatu negara, mengambil keuntungan di negara lain yang aturannya lemah, misalnya, untuk membuang lumpur beracun dari tempat pengeboran. Perusahaan minyak lebih suka membayar denda yang relatif lebih rendah akibat tidak memenuhi standar lingkungan yang ketat ketimbang harus menanamkan investasi untuk pemantauan dan kontrol polusi. Denda seharusnya cukup tinggi sebagai tindakan pencegahan. Perusahaan biasanya punya kewajiban memulihkan wilayah operasinya setelah proyek berakhir. Sementara beberapa negara seperti Jerman memberlakukan aturan ini secara ketat, negara-negara lain memberikan persyaratan yang lebih lemah. Program Kerja. Sebuah program kerja yang memperinci rencana eksplorasi atau pengembangan dapat menjadi tidak jelas, seringkali 118 COVERING OIL menyembunyikan pertimbangan teknis dan finansial, termasuk bagaimana mengebor di dalam air atau area yang rawan gempa. Karena itu, pertanyaan tentang bagaimana cara terbaik melindungi lingkungan alam juga menjadi masalah, terutama terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan peralatan perlindungan. Seringkali sebuah perusahaan minyak akan memperlambat proyek tertentu karena diperkirakan terlalu mahal, khususnya bila dibandingkan dengan proyek lain yang mungkin dikembangkan di tempat lain di dunia. Pemerintah tuan rumah harus meminta program kerja, yang menetapkan secara jelas keadaan seperti apa yang menyebabkan proyek bisa ditunda atau bahkan tidak dilanjutkan, serta keadaan seperti apa yang tidak mengharuskan penundaan atau penghentian. Stabilisasi. Persyaratan stabilisasi melindungi perusahaan minyak dari pergantian pemerintahan dan legislatif yang mempengaruhi syarat-syarat kontrak dan membuat mereka mendapatkan kompensasi dari pemerintah tuan rumah atas setiap penambahan biaya yang diakibatkan perubahan peraturan di masa depan, kecuali disepakati cara lainnya. Awalnya, ketentuan stabilisasi ditujukan untuk menghadapi risiko politik yang bisa mempengaruhi kontrak. Di negara-negara berkembang, kekhawatiran paling besar adalah pemerintah tuan rumah melakukan nasionalisasi aset investor atau menghentikan kontrak melalui keputusan sepihak. Pada 1970-an, terjadi perselisihan antara investor asing dan Libya setelah pemerintah Libya menasionalisasi kepentingan dan properti perusahaan minyak di sana. Pengadilan arbritase memutuskan bahwa keputusan sepihak Libya merupakan pengingkaran terhadap kontrak yang menaikkan tanggung jawab pemerintah dan perlu perbaikan. COVERING OIL 119 Sebuah ketentuan stabilisasi sangat merugikan pemerintah yang “menyetujuinya”. Sebab, ketentuan itu akan membekukan hukum dan peraturan negara itu dalam jangka waktu lama. Jika ada perubahan yang mempengaruhi investor, pemerintah harus membayar kompensasi. Ketentuan stabilisasi harus dianalisis dari perspektif waktu: apa artinya saat ini dan apa artinya di masa depan? Harga. Bagaimana harga minyak di pasar ditentukan adalah sangat penting karena berpengaruh langsung atas kompensasi pemerintah tuan rumah, baik dalam bentuk pajak maupun bagi hasil. Satusatunya cara objektif menghitung harga jual minyak adalah dari harga di spot pasar regional. Platts, sebuah lembaga yang menentukan harga minyak milik McGraw Hill, menerbitkan daftar komprehensif minyak mentah yang biasa diperdagangkan dan harga pasar hariannya. Umumnya, sebuah kontrak akan menetapkan patokan yang dipakai dalam menentukan harga. Patokan harga yang disepakati perusahaan-perusahaan yang punya hubungan tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan harga. Sebab, harga tersebut ditentukan secara internal dan tidak mencerminkan harga pasar. Sebuah perusahaan yang punya hubungan tidak hanya perusahaan yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh perusahaan yang sama. Bisa juga sebuah perusahaan yang punya pertalian kontrak atau pertalian lainnya dengan pihak penjual, hubungan yang tidak harus diumumkan kepada publik. Yang berbahaya bagi pemerintah, pajak perusahaan didasarkan pada harga minyak yang dijual kepada perusahaan perwakilan, yang mungkin di bawah harga pasar. Perbedaan tipis dalam harga per barel bisa amat berarti secara keseluruhan. 120 COVERING OIL Pemutusan Kerja Sama. Sebuah kontrak perlu menjelaskan apa keadaan-keadaan yang bisa mengakhiri sebuah kesepakatan. Kesepakatan bisa dihentikan, misalnya, karena mengulangi pengrusakan lingkungan. Penghentian kontrak seharusnya juga bisa dilakukan jika perusahaan tidak lagi mengembangkan ladang minyak yang dimaksud. Pada titik ini, pemerintah tuan rumah bisa mengalihkan kontrak ke perusahaan lain yang mau mengembangkan ladang minyak tersebut. Tenaga Ahli Asing. Dalam negosiasi kontrak, negara-negara berkembang biasanya mengandalkan tenaga-tenaga ahli asing, termasuk, ironisnya, berasal dari perusahaan-perusahaan energi internasional. Mengandalkan keahlian perusahaan-perusahaan minyak dan gas tidak bisa dielakkan. Sebab, tidak ada pejabat pemerintah, bahkan jika mereka punya keahlian, yang bisa melihat setiap aspek pengembangan sumber daya alam. Tenaga-tenaga ahli asing harus dievaluasi, diseleksi, diatur, dan diarahkan. Mereka harus benar-benar independen sehingga mereka bisa benar-benar menjadi pemberi saran dan pembela. Kesimpulan Karena kontrak minyak begitu kompleks dan bisa menimbulkan penyalahgunaan dan korupsi, maka kontrak-kontrak maupun subkontrak harus benar-benar terbuka dan diumumkan kepada publik. Hanya dengan itu publik bisa menilai secara efektif keabsahan kesepakatan ini dan keputusan yang diambil badi rakyat dan pejabat pemerintah.* COVERING OIL 121 LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar Syarat-syarat Kontrak » Apa saja syarat-syarat yang memperbolehkan investor menghentikan produksi di sebuah ladang minyak atau menolak investasi lanjutan di ladang minyak tertentu? » Apakah kontrak memuat ketentuan stabilisasi yang meniadakan hukum dan regulasi baru yang mempengaruhi industri minyak? » Berapa harga minyak atau gas yang akan dipakai untuk menentukan pajak atau kompensasi lain yang menjadi kewajiban perusahaan minyak atau gas? » Jika mengulangi pengrusakan lingkungan, bisakah kontrak diputus? Jika ya, apa yang dimaksud “mengulangi”? Jika kontrak diputus, siapa pemilik fasilitas-fasilitas? » Jika perusahaan tidak lagi mengembangkan ladang minyak, bagaimana penghentian ditetapkan? Apakah berarti tidak ada eksploitasi selama satu tahun, atau beberapa tahun? (Tak ada model jawaban, tapi masalah ini harus dipecahkan. Dan dasar pemecahan masalah ini harus diumumkan kepada publik). » Siapa tenaga ahli asing yang memberi saran mengenai kontrak kepada pemerintah? Bagaimana mereka dipilih? (Dan pertanyaan yang tak terpikirkan, apakah mereka dibayar terlalu rendah, karena orang mendapatkan apa yang diberikannya!) » Apakah tenaga ahli “independen” pernah mewakili atau bekerja untuk perusahaan minyak? Berapa bayaran yang mereka terima dari perusahaan minyak? Apakah mereka bersedia tidak mewakili perusahaan minyak dalam waktu lama setelah keterlibatan dengan pemerintah berakhir? 122 COVERING OIL CERITA CONTOH Lago Agrio: Cerita Pahit Ekuador Oleh Nicholas Rosen 16 Maret 2005 Bitter Lake di sekitar Lago Agrio, wilayah hutan Amazon yang tercemar oleh ceceran minyak di Ekuador, telah berkembang menjadi cerita yang kompleks, pertarungan hukum yang panjang, di mana setiap bagiannya terasa pahit seperti namanya. Pada 2003, sebuah tim pengacara Amerika Serikat meng gugat ChevronTexaco senilai US$1 milyar atas nama ribuan penduduk asli dan warga desa di daerah Lago Agrio. Gugatan itu menunjuk TexPet, wakil Texaco (yang merger dengan Chevron pada 2001), bertanggung jawab atas pembuangan sepuluh juta galon air limbah beracun ke dalam hutan, dan mereka harus membayar biaya pembersihannya. ChevronTexaco menyatakan bahwa itu menjadi tanggung jawab TexPet di bawah kesepakatan dengan pemerintah Ekuador. Melalui kerja sama de-ngan perusahaan minyak negara PetroEcuador, TexPet mengoperasikan ladang mi-nyak Oriente di sekitar Lago Agrio antara 1972 sampai 1990. Texaco menjual bagiannya kepada PetroEcuador pada 1992, dan meluncurkan program pembersihan untuk beberapa tahun senilai US$40 juta yang disetujui pemerintah Ekuador. ChevronTexaco kemudian melakukan pengujian sendiri di berbagai tempat pengeboran di wilayah Lago Agrio, yang menunjukkan bahwa tingkat polusi memenuhi standar WHO. Sampai di sini tanggung jawab hukum Texaco berakhir, klaim para pembela hukum Texaco. Tapi para penuntut, yang mendapat dukungan kelompokkelompok lingkungan seperti Amazon Watch, mengklaim bahwa Lago Agrio masih merupakan wilayah bencana. Sungai dan COVERING OIL 123 air minum terkontaminasi dan sangat berbahaya, menjadi sebab tingginya tingkat penyakit kanker di wilayah tersebut. Mereka menyebut pengujian lingkungan yang dilakukan perusahaan minyak besar Amerika Serikat di hutan hujan itu sebagai “junkscience.” Kejaksaan wilayah Lago Agrio kemudian mengajukan tuntutan di Amerika Serikat, karena pengambilan keputusan yang menjadi penyebab persoalan polusi tersebut dibuat di kantor pusat Texaco di White Plains, New York. Tapi pada 2002, hakim di New York mengumumkan bahwa “kasus itu merupakan persoalan dengan Ekuador dan tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat.” Hakim membebaskan kasus ini di New York, tapi memerintahkan perusahaan untuk mengikuti jurisdiksi pengadilan Ekuador. Saat ini di Ekuador, kasus ini telah memakan waktu bertahun-tahun. Persoalan lanjutannya menjadi lebih kompleks, ChevronTexaco mengajukan 124 COVERING OIL klaim arbritase kepada pemerintah Ekuador, agar membayar semua biaya yang timbul akibat kasus ini. Apapun hasil dari kasus Lago Agrio ini, akan sangat berarti—sebuah keputusan unik menyangkut kewajiban hukum dari perusahaan multinasional, dan sebuah isu panas dalam politik lokal Ekuador. Penerapan hukum atas ChevronTexaco bisa memicu kasus hukum yang sama di Ekuador, Amerika Serikat, dan belahan dunia lainnya. Ini bisa mempengaruhi persepsi negatif dari perusahaan minyak asing, di saat Ekuador sedang bersemangat memasuki sektor ini. Dan bila ChevronTexaco menang, akan bisa menimbulkan kekacauan politik di Ekuador, tempat kelompokkelompok penduduk asli dan pendukungnya percaya bahwa sebuah perusahaan asing yang rakus berkolusi dengan pemerintah yang jahat untuk memperkosa dan merampok rumah hutan hujan mereka. BOKS 1 KARAKTERISTIK GENERASI KONSESI KARAKTERISTIK PERTAMA KONSESI MODERN Monopoli vs Kompetisi Area sangat luas Jangka waktu konsesi lama Eksklusivitas dalam hak melakukan eksploitasi Kontrol penuh atas jadwal dan program kerja Tidak ada syarat untuk produksi Batas area jelas Periode waktu terbatas: - fase eksplorasi (3 sampai 5 tahun) - fase produksi (15 sampai 20 tahun) Ada aturan bila ingin keluar Ada persyaratan program kerja Ada persyaratan investasi tambahan Penawaran lisensi Keuntungan Konsesi vs Pendapatan Pemerintah Royalti (jumlahnya Royalti lebih besar ditetapkan per ton atau barel (berdasarkan tingkatan, yang telah dihasilkan) yakni makin banyak minyak Kompensasi keuangan sangat sederhana makin tinggi persentase, makin sedikit minyak makin sedikit pula persentasenya) Pajak pendapatan yang penting Bonus-bonus Sewa tahunan (berdasarkan luas area) Syarat-syarat finansial lebih adil COVERING OIL 125 Fakta dan Gambaran Umum Kesepakatan minyak tertua Gordon Barrows Survey (konsesi D’Arcy 1901, (1995): 62 negara dari 116 Persia) menggunakan kesepakatan Negara kaya sumber daya alam pada posisi lemah konsesi* Negara-negara yang karena secara ekonomi dan menggunakan kesepakatan teknis tergantung pada konsesi berkurang perusahaan asing. jumlahnya. Perlawanan terhadap Negara yang masih investor asing yang menggunakan bentuk imperialistik. kesepakatan ini: Sharjah (Uni Sekarang, negara-negara Emirat Arab), Inggris, berkembang masih skeptis Norwegia, Turki, Somalia, terhadap konsesi Trinidad, Australia, and New Zealand * Andrei Konoplyanik, “Concessions: from d’Arcy to Kozak,” Oil, Gas & Energy Law Intelligence, Volume I, Issue #1, January 2003. 126 COVERING OIL BOKS 2 Kesepakatan Minyak di Seluruh Dunia, 2004 JOINTLISENSI, Kesepakatan PSA dan VENTURE KONSESI Bagi Hasil LISENSI dan/atau LAIN-LAIN = 62 negara (PSA) PSA dan/ = 52 negara atau LISENSI Asia & Australia Pengembangan area minyak bersama Timor Timur dengan Australia 15 Asia & Australia China*, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Vietnam… Asia Tengah & Kaukasus Azerbaijan, Albania, Georgia, Kyrgyzstan… Eropa Timur Rusia* Eropa Norwegia*, Inggris* Eropa Malta Timur Tengah Uni Emirat Arab* Timur Tengah Timur Tengah Qatar, Syria, Iraq, Jordan Yaman Afrika Afrika Aljazair, Sudan Angola, Congo, Pantai Gading, Mesir, Guinea Ekuator, Gabon… Amerika Utara Amerika Serikat* Amerika Tengah & Selatan Argentina, Brasil, Ekuador… Amerika Utara Kanada* Amerika Tengah & Selatan Guatemala… Asia Tengah & Kaukasus Kazakhstan (JV, PSA, & kesepakatan jasa), Turkmenistan (JV dan PSA) Timur Tengah Kuwait* dan Saudi Arabia*16, Iran* (pembelian kembali)17, Oman Afrika Libya (JV dan PSA), Nigeria* (JV and PSA) Amerika Utara Kanada* (JV untuk eksplorasi) Amerika Tengah & Selatan Meksiko* (MSC18), Venezuela* (lisensi dan kontrak jasa risiko) * Penghasil Utama Minyak Dunia, Sumber: Energy Information Administration 2003. COVERING OIL 127 128 COVERING OIL 6. Melindungi Ekonomi Negara Berkembang dari Kejutan Harga Randall Dodd Fakta bahwa kekayaan sumber daya alam bisa menghambat perkembangan ekonomi sudah banyak dipahami. Yang kurang diketahui adalah kemungkinan kebijakan yang diambil pemerintah membuat pendapatan dari hasil minyak bisa lebih stabil dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Secara singkat, kutukan sumber daya alam terjadi jika sumber daya alam yang berlimpah di sebuah negara menyebabkan distorsi ekonomi. Akibatnya sumber daya itu digunakan kurang efisien dan prospek pertumbuhan dan investasi menjadi lebih rendah (khususnya sektor manufaktur dan komoditas yang bisa diperdagangkan). Distorsi ekonomi bisa muncul dalam bentuk korupsi, nilai tukar yang terlalu tinggi, pinjaman asing yang terlalu besar, upah tinggi yang tak berlanjut, dan belanja yang tak penting COVERING OIL 129 oleh pemerintah. Tantangan ini digambarkan secara lebih lengkap pada Bab 2. Untuk memecahkan masalah ekonomi ini, pemerintah harus menerapkan dan menjaga manajemen keuangannya dengan baik.1 Solusi kebijakan lainnya mungkin perlu melibatkan institusi keuangan dan instrumen keuangan khusus. Bab ini membahas institusi dan instrumen keuangan ini, yang bisa membantu pemerintah dalam mengelola tantangan besar yang menghadang perkembangan ekonomi: bagaimana mengelola ketidakstabilan harga komoditas di suatu negara yang tergantung pada hasil penjualan sumber daya alamnya. Harga minyak dan gas sangat tidak menentu dan tidak selalu mengikuti perputaran bisnis biasa. Ketidakstabilan ini menciptakan biaya ekonomi yang harus ditanggung pemerintah dan juga sektor swasta. Perencanaan menjadi sangat sulit bagi pemerintah bila pendapatannya tergantung pada pendapatan sumber daya alam. Ketidakpastian harga komoditas mempersulit disiplin anggaran. Ketika harga tiba-tiba naik, pemerintah cenderung meningkatkan belanja, yang bisa menyebabkan inflasi serta pemborosan. Tapi lebih buruk lagi jika harga tiba-tiba anjlok. Pemerintah menghadapi pilihan antara memotong anggaran, menaikkan pajak, menemukan alternatif pendapatan, dan berhutang. Setiap pilihan punya risiko. Memotong anggaran dan menaikkan pajak sulit dilakukan secara cepat. Pilihan ini akan menciptakan kontraksi ekonomi, dan biasanya lebih menyusahkan kaum perempuan dan kaum miskin secara tidak proporsional. Juga bisa mengakibatkan kekacauan politik. Meminjam ke luar negeri tidak murah dan mudah karena pendapatan pemerintah dari minyak dan sumber kekayaan lainnya sedang rendah dan tingkat kelayakan kredit juga rendah. Pendeknya, membuat anggaran fiskal dengan bijaksana dalam keadaaan seperti ini 130 COVERING OIL Ketergantungan terhadap Pendapatan Minyak pada Beberapa Eksporter Utama, 2000 Pendapatan sektor hidrokarbon pemerintah dalam persen dari total pendapatan Angola 90% Equatorial Guinea 88% Oman 85% Nigeria 82% Saudi Arabia 79% Sumber: perkiraan staf IMF dan U.S. Energy Information Administration sangatlah sulit. Pemerintah harus membuat anggaran dengan asumsi harga minyak yang bisa jadi meleset. Ada sejumlah institusi dan instrumen keuangan yang bisa mengurangi besaran risiko pemerintah akibat ketidakstabilan harga. Institusi keuangan seperti dana stabilisasi dan dana tabungan bisa menjadi cadangan untuk melindungi anggaran. Alternatif lainnya berupa instrumen lindung nilai (hedging) seperti future, option, dan produk derivative lainnya juga bisa melindungi pemerintah dengan mengalihkan sebagian risiko kepada investor yang mau ikut menanggungnya. Tapi, pengurangan risiko ini memerlukan biaya, dengan memberikan sebagian pendapatan bila harga minyak dan gas tiba-tiba naik, dan pemerintah tidak selalu siap secara politik untuk menyerahkan rezeki nomplok itu. Koreksi kebijakan Dalam novel East of Eden, penulis Amerika John Steinbeck menggambarkan ketidakpercayaan terhadap kekayaan sumber COVERING OIL 131 Ketergantungan terhadap Pendapatan Minyak pada Beberapa Eksporter Utama, 2000 Pendapatan sektor hidrokarbon pemerintah dalam persen dari total pendapatan Angola 90% Equatorial Guinea 88% Oman 85% Nigeria 82% Saudi Arabia 79% Sumber: perkiraan staf IMF dan U.S. Energy Information Administration sangatlah sulit. Pemerintah harus membuat anggaran dengan asumsi harga minyak yang bisa jadi meleset. Ada sejumlah institusi dan instrumen keuangan yang bisa mengurangi besaran risiko pemerintah akibat ketidakstabilan harga. Institusi keuangan seperti dana stabilisasi dan dana tabungan bisa menjadi cadangan untuk melindungi anggaran. Alternatif lainnya berupa instrumen lindung nilai (hedging) seperti future, option, dan produk derivative lainnya juga bisa melindungi pemerintah dengan mengalihkan sebagian risiko kepada investor yang mau ikut menanggungnya. Tapi, pengurangan risiko ini memerlukan biaya, dengan memberikan sebagian pendapatan bila harga minyak dan gas tiba-tiba naik, dan pemerintah tidak selalu siap secara politik untuk menyerahkan rezeki nomplok itu. Koreksi kebijakan Dalam novel East of Eden, penulis Amerika John Steinbeck menggambarkan ketidakpercayaan terhadap kekayaan sumber COVERING OIL 131 daya alam yang dihasilkan dari sektor pertanian. Dia melukiskan bagaimana hujan turun selama tahun-tahun basah yang diikuti tahun-tahun kering. Selama tahun-tahun basah, tanah menjadi makmur dan subur, orang-orang menjadi kaya dan makmur. Selama tahun-tahun kemarau, tanah menjadi gundul dan gersang, orang-orang pun menjadi miskin dan pindah. Dia menyimpulkan: “Selama tahun-tahun kemarau orang akan melupakan tahun-tahun saat mereka kaya, dan selama tahun-tahun hujan orang melupakan semua kenangan di musim kering. Selalu seperti itu.” Tapi seharusnya tidak seperti itu. Kebijakan publik yang dirancang dan diterapkan secara tepat bisa menstabilkan pendapatan dari sumber daya alam. Juga menghindari masalah-masalah seperti itu serta mendorong perilaku yang menghasilkan kemakmuran. Mengelola Akibat Dampak Buruk Ketidakstabilan Ekonomi Harga Perubahan harga sumber daya alam bisa disebabkan oleh pembukaan ladang minyak baru, pengendoran kuota produksi OPEC, atau komersialisasi teknologi-teknologi baru yang mengakibatkan jatuhnya harga minyak. Sebaliknya, pembatasan kuota produksi OPEC, kekacauan politik di negara pengekspor minyak, peningkatan atas permintaan minyak, perang, terorisme, atau kekhawatiran di antara pedagang bisa menaikkan harga minyak. Ketidakpastian harga bisa menjadi kutukan bagi negaranegara berkembang yang berdampak pada anggaran pemerintah mereka. Ketika harga sumber daya alam naik, pendapatan pemerintah ikut naik. Pendapatan yang sangat besar akibat kenaikan harga sumber daya alam bisa digunakan untuk mengurangi defisit anggaran atau meningkatkan belanja, atau bisa keduanya. Ketika 132 COVERING OIL harga jatuh terjadi sebaliknya, dan yang sering terjadi adalah meningkatnya defisit anggaran. Jika pemerintah tidak bisa mengantisipasi ketidakpastian ini, mereka menjadi rawan terhadap pola “stop and go” atas belanja yang berdasarkan siklus: pemerintah meningkatkan belanja ketika harga pasar minyak naik dan memotongnya ketika harga jatuh. Salah satu akibat langsung jatuhnya harga sumber daya alam adalah menurunnya kemampuan negara-negara berkembang membayar tepat waktu utang luar negerinya. Pada musim gugur 1998, setelah harga minyak turun dari $21 ke $13 per barel dalam waktu sembilan bulan (turun 38 persen), pemerintah Rusia menyatakan moratorium atas pembayaran utang luar negerinya, yang memicu krisis keuangan di dunia. Perubahan harga yang signifikan bisa menyebabkan masalah ekonomi penting lainnya. Rencana jangka panjang bisa terganggu; pemerintah, pengusaha, dan individu terpaksa mengurangi belanja. Pada gilirannya, ini akan mengakibatkan fluktuasi dalam belanja bidang lainnya, investasi, dan standar hidup. Tabel 1 menyediakan contoh sepuluh negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB), pendapatan ekspor, dan pendapatan pemerintah sangat berhubungan dengan perubahan dalam harga komoditas ekspor utama negara (kolom kedua). Data dalam tabel merupakan koefisien korelasi antara perubahan harga komoditas internasional dan perubahan PDB, pendapatan ekspor, serta pendapatan pemerintah di masing-masing negara antara tahun 1989 sampai 2002 (nilai ekspor dikonversi ke dolar Amerika Serikat). Data tersebut menunjukkan betapa terkaitnya indikator ekonomi kunci negara-negara tersebut dengan harga internasional, yang sulit dikontrol mereka. Sebagai contoh tambahan adalah Meksiko di mana minyak tercatat sebesar 10 persen dari nilai ekspor tapi 40 persen dari pendapatan pemerintah. COVERING OIL 133 Untuk melindungi dari fluktuasi harga sumber daya alam, pemerintah negara-negara berkembang bisa menggunakan instrumen derivative untuk menghindari dampak buruk pergerakan harga. Hedging adalah alat berbagi risiko ketidakstabilan harga dengan investor. Bila anggaran pemerintah tidak dilindungi dari fluktuasi harga, perubahan harga ini akan mempengaruhi seluruh sendi perekonomian. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah yang mengandalkan pendapatan dari sumber daya alam. Mereka bisa menggunakan teknik-teknik hedging untuk mengurangi besaran risiko dari perubahan harga komoditas ini. Ketiga teknik kunci ini adalah 1) dana stabilisasi dan tabungan, 2) surat utang komoditas (commodity bonds), dan 3) hedging melalui penggunaan derivative. 1) Menstabilkan Efek Kekayaan Sumber Daya Alam Cara kekayaan sumber daya alam menjadi kutukan adalah melalui dampaknya terhadap perilaku belanja individu dan pemerintah, serta melalui dampak ekonomi makronya terhadap nilai tukar dan daya saing perdagangan internasional. Contohnya, penerimaan devisa yang besar bisa menekan nilai mata uang suatu negara di pasar valuta asing. Hal ini akan menurunkan daya saing harga dari barang-barang domestik dan barang-barang manufaktur di negara tersebut. Penurunan sektor manufaktur dan agrikultural tersebut dikenal sebagai Dutch Disease. Salah satu cara mencegah atau menghilangkan efek berbahaya akibat peningkatan kekayaan yang mendadak ini adalah dengan mendirikan institusi-institusi keuangan yang dengan bijaksana akan mengatur kekayaan tersebut dari waktu ke waktu. Contoh seperti social trust fund adalah stabilisasi dana dan dana tabungan. 134 COVERING OIL TABEL 1 Korelasi Harga Komoditas pada Negara Pengekspor Utama Negara Komoditas Produk Ekspor Pendapatan Domestik Bruto Burundi Kolombia Kopi -0,55 0,44 1,00 Minyak 0,05 0,30 0,62 Ethiopia Ghana Kazakhstan Kopi 0,44 0,33 0,36 Coklat 0,75 0,22 0,72 Minyak 0,65 0,90 0,44 Kopi 0,48 0,40 0,48 Nigeria Minyak 0,30 0,66 0,11 Uganda Kopi 0,65 0,52 0,64 Uruguay Daging 0,20 0,00 0,45 Venezuela Minyak 0,01 0,71 0,50 Nikaragua — PDB dan Pendapatan dalam nilai mata uang lokal tahun 1995 — Ekspor dalam nilai nominal U.S. dollar — Statistik Keuangan Internasional, 1989-2002 Koefisien korelasi mengukur tingkat variabel-variabel yang bergerak bersama. Nilai satu berarti bahwa kedua variabel bergerak bersama secara tandem. Negatif satu berarti mereka bergerak berlawanan sepenuhnya. Nol berarti mereka bergerak secara bebas dan tidak saling mempengaruhi. Nilai 0.5 berarti bahwa setengah gerakan satu variabel bisa dijelaskan atau dihubungkan dengan gerakan yang sama pada variabel lainnya. Bila harga naik atau turun sebesar 10 persen, pendapatan anggaran bisa diperkirakan naik atau turun sebesar setengahnya, atau 0,5 persen. Dana stabilisasi Pelajaran ekonomi dasar tentang dana stabilisasi sudah setua cerita Nabi Yusuf yang menyarankan pemimpin Mesir untuk menyimpan pendapatan selama periode tujuh tahun masa panen –disebut tahuntahun “gemuk”– dan kemudian mengeluarkan simpanan itu selama COVERING OIL 135 tahun-tahun paceklik di masa datang. Manajemen penyimpanan ini menstabilkan pendapatan Mesir dari waktu ke waktu dan ikut andil dalam kedamaian dan kemakmurannya. Dana stabilisasi dirancang untuk menghimpun dana saat harga sumber daya alam melampaui tingkat yang ditargetkan dan menggunakan dana tersebut saat harga jatuh di bawah tingkat yang ditargetkan. Dalam pelaksanaannya, dana stabilisasi menghindarkan pendapatan dipakai untuk belanja ketika harga komoditas tinggi dan menghasilkan tambahan rezeki nomplok. Ia juga membuat pendapatan tambahan tersedia saat harga sumber daya alam rendah dan menyebabkan defisit anggaran. Contohnya, pemerintah menetapkan tingkat harga acuannya pada $30 per barel minyak. Saat harga di atas $30/barel, pendapatan tambahan disimpan dalam dana stabilisasi. Ketika harga jatuh di bawah $30/barel, kekurangannya akan diambil dari dana stabilisasi. Agar efektif, dana stabilisasi membutuhkan dua bentuk proteksi anggaran. Pertama, syarat bahwa surplus dalam dana stabilisasi tidak dipakai sebagai jaminan untuk menambah utang dan dengan demikian menghilangkan efek stabilisasi oleh meningkatnya defisit anggaran. Tanpa syarat ini, belanja pemerintah tak akan berkurang selama periode boom. Nilai uang tabungan akan kecil jika pemerintah tetap menambah utang dan membayar bunganya dengan dana stabilisasi. Biaya bunga atas utang baru itu juga akan menjadi beban pendapatan di masa depan bila harga komoditas sedang rendah. Proteksi kedua, yang menjadi penting ketika harga tertekan, adalah jaminan integritas penjamin dana sehingga tidak digunakan untuk alasan jangka pendek. Dana stabilisasi dirancang untuk meningkatkan jumlah uang dalam anggaran pemerintah saat harga komoditas jauh di bawah target. Tapi terkadang pemerintah menekan pengelola dana dan meminta sumber-sumber 136 COVERING OIL tambahan. Untuk melindunginya, dana itu harus dikelola dengan kepemimpinan yang profesional, terlindungi dari tekanan politik, dan merupakan perwakilan orang-orang terpilih. Caranya dengan memiliki sebuah komisi atau badan yang ditunjuk oleh lembaga legislatif untuk jangka menengah-panjang. Contoh sukses adalah Chile’s Copper Fund. Didirikan tahun 1985, tabungan itu disimpan dalam sebuah rekening Bank Sentral dan manajemennya adalah sebuah lembaga independen (sebagian anggotanya dari perusahaan tembaga milik negara, CODELCO). Lembaga ini punya catatan bagus dengan membantu pemerintah Chile mengatasi defisit fiskal. Contoh buruk adalah Macroeconomic Stabililization Investment Fund (FIEM) dari Venezuela. Aturan anggaran yang tidak ketat telah membiarkan pemerintah meminjam aset yang terkumpul untuk meningkatkan belanja dan menunda pembayaran dana yang telah dijadwalkan. Hasilnya, FIEM hanya memiliki cadangan $700 juta2 (meski harga minyak sangat tinggi), dan efektivitasnya telah menurun. Selain untuk menstabilkan anggaran pemerintah, dana stabilisasi juga melindungi pemerintah dari Dutch Disease dengan mencegah peningkatan nilai tukar. Ini bisa dilakukan dengan menginvestasikan dana tabungan dalam bentuk surat berharga dengan denominasi mata uang asing untuk mengurangi tekanan terhadap kenaikan nilai mata uang negara tersebut. Dana stabilisasi yang efektif bisa mengubah kekayaan sumber daya alam negara menjadi kekuatan yang mendorong stabilitas ekonomi. Tapi ada keterbatasan pada strategi kebijakan ini. Ia didasarkan asumsi bahwa tahun-tahun “gemuk” akan datang dulu. Kecuali dana bisa dipinjam dari pendapatan di masa depan, kebijakan ini belum bisa dijalankan sampai harga mencapai tingkat yang ditargetkan. Dana ini juga punya beban politik tambahan untuk menjadi penggerak ekonomi sebelum menjadi pendorong. COVERING OIL 137 Dana tabungan Dana tabungan berbeda dari dana stabilisasi. Tujuan utamanya, menabung uang untuk masa depan. Dana ini bisa dipakai pemerintah saat membutuhkannya, atau disimpan untuk generasi mendatang. Ini terutama untuk sumber daya alam yang tak bisa diperbarui, karena bila tidak, akan dihabiskan generasi sekarang. Aset dalam dana tabungan disimpan dalam lembaga kepercayaan (trust), dan pendapatan dalam trust bisa dibayarkan berulang kali. Contohnya Alaska Permanent Fund yang dibentuk pada 1977. Pada akhir 2003, terkumpul aset lebih dari $28 milyar. Aset ini menghasilkan pendapatan yang dibayarkan kepada seluruh warga Alaska.3 2) Surat Utang Komoditas (Commodity Bonds) Bond adalah surat utang yang dikeluarkan sebuah perusahaan atau pemerintah dengan tujuan mendapatkan uang. Bond konvensional terdiri atas pembayaran tetap bunga tahunan atau setengah tahunan (disebut pembayaran coupon) dan pembayaran akhir nilai pokok utang saat jatuh tempo. Misalnya, sebuah surat utang senilai $1.000 yang berlaku 30 tahun dengan tingkat coupon 5 persen akan menghasilkan pembayaran coupon setengah tahunan sebesar $25 (berdasarkan 5 persen dari nilai pokok bond) dan pembayaran penuh sebesar $1.000 pada akhir tahun ke-30. Harga bond konvensional ditentukan oleh nilai sekarang (present value) dari seluruh pembayaran coupon dan pokok. Karena pembayan di masa depan lebih kecil nilainya ketimbang pembayaran saat ini, dan pembayaran di masa jauh lebih ke depan jauh lebih kecil nilainya ketimbang pembayaran masa depan, maka nilai bond ditentukan oleh penghitungan discount yang wajar atas pembayaran masa depan agar nilainya sama seperti pembayaran yang dilakukan sekarang. 138 COVERING OIL Bond berdasarkan indeks komoditas Bond komoditas berbeda dari bond konvensional karena pembayaran coupon maupun pembayaran pokok mengikuti harga komoditas tertentu (underlying commodity). Misalnya, bond berdasarkan komoditas minyak memiliki nilai pokok setara dengan 1.000 barel harga pasar saat jatuh tempo. Dengan harga $25 per barel, maka nilai bond sebesar $25.000. Jika harga jatuh menjadi $20, peminjam yang mengeluarkan bond hanya diharuskan membayar $20.000. Peminjam diharuskan membayar kembali dengan harga lebih rendah saat jatuh tempo jika harga minyak lebih rendah dibanding-kan apabila harga sedang tinggi –ini mengalihkan risiko harga minyak dari negara-negara berkembang sebagai peminjam kepada investor. Jika harga naik, pemerintah harus membayar lebih tinggi. Tapi pemeritah akan tetap di posisi yang lebih baik meski harus membayar lebih karena, sebagai pengekspor, pendapatan minyak juga lebih besar akibat kenaikan harga minyak. Bond tipe ini bisa dihitung sebagai bond konvensional dengan tambahan derivatives yang mengubah salah satu dari pembayaran coupon atau pokok ke dalam pembayaran berdasarkan harga minyak. Satu kali pembayaran pokok secara ekonomis akan setara dengan kontrak berjangka dan serangkaian pembayaran coupon akan setara dengan swap atau serangkaian kontrak forward.4 Bond terkait komoditas Versi lain dari bond komoditas terkait pembayaran coupon dan pokok yang mengacu harga komoditas adalah melalui derivative tambahan, yang disebut option.5 Sebuah option menghasilkan pembayaran hanya bila harga komoditas yang dijadikan referensi naik di atas target tertentu, yang disebut sebagai harga “strike” atau “exercise”. Contohnya, sebuah call option 1.000 barel minyak COVERING OIL 139 dengan strike price $50 per barel akan menghasilkan pembayaran setara seribu kali harga pasar yang melebihi $50. Dalam hal bond terkait komoditas ini, pembayaran coupon maupun pokok akan jatuh bila harga minyak turun di bawah harga target atau strike tapi tidak akan naik bila harga melebihi strike price. Untuk mengalihkan risiko penurunan harga minyak bagi pemegang bond, peminjam perlu membayar “asuransi” kepada investor dalam jumlah yang tinggi. Harga bond dan coupon mencerminkan kenyataan bahwa penerbit bond akan memegang sebuah option yang membolehkannya membuat pembayaran yang lebih rendah saat harga minyak jatuh di bawah strike price. Investor pembeli bond akan membayar harga yang lebih rendah atau menerima tingkat bunga yang lebih tinggi di pasar sebagai ganti pengambilan risiko. Bond terkait komoditas biasanya memiliki dua bentuk dasar. Bond dengan sebuah put option “short” memberikan hak membayar pada harga lebih rendah dari pembayaran tunai tertentu atau ditentukan oleh harga komoditas bila harga jatuh di bawah strike price. Tipe ini mengalihkan risiko harga sumber daya alam kepada investor bond asing. Bond dengan call option “long” memberikan hak atas pembayaran tunai tertentu yang lebih tinggi atau ditentukan dengan harga komoditas bila harga melebihi strike price. Dalam hal ini investor bond akan membagi keuntungan dari harga sumber daya alam yang tinggi, dan negara peminjam akan mendapat keuntungan dari pinjaman pada tingkat suku bunga rendah.6 Semua tipe bond berdasarkan komoditas ini bisa membantu negara mengalihkan beberapa risiko komoditas harga, meski terhitung mahal. Bond komoditas, dengan kontrak forward maupun kontrak option, lebih kompleks dibandingkan bond konvensional. Di pasar uang, kompleksitas membutuhkan biaya lebih mahal daripada yang sederhana. Dalam bond terkait komoditas dengan 140 COVERING OIL posisi short option, ada option premium yang merupakan biaya tambahan –peminjam membayar biaya tambahan ini dalam bentuk penghasilan coupon yang lebih tinggi. Dalam semua kasus, negara berkembang sebagai peminjam akan membayar lebih tinggi pada bond yang lebih kompleks. Hasil akan tetap tinggi, memberikan pilihan kepada peminjam untuk membayar coupon atau pokok dengan harga yang lebih rendah bila harga komoditas jatuh dan harus dijual terpisah kepada investor asing yang juga mau menanggung risiko harga komoditas dalam jangka panjang. 3) Hedging Menggunakan Derivatives Dana stabilisasi dan surat hutang komoditas adalah dua strategi manajemen risiko. Sebuah pendekatan kebijakan lainnya, yang menangani masalah lebih langsung dan secara potensial lebih murah, adalah penggunaan derivative untuk melindungi harga komoditas. Ada berbagai instrumen derivative yang tersedia di pasar. Sebagian diperdagangkan di tempat pertukaran future s (kebanyakan berbentuk kontrak future dan option) dan sebagian lainnya diperdagangkan di luar tempat pertukaran resmi (over-the-counter/ OTC) berupa forwards, options, dan swaps.7 Meski kebanyakan kontrak yang diperjual-belikan berjangka waktu pendek, mereka bisa secara efektif diputar-ulang dari satu bulan ke bulan berikutnya agar bisa memberikan perlindungan nilai yang efektif dalam waktu lama.8 Perputaran-ulang ini dilakukan dengan menjual kontrak future yang habis waktunya dalam satu bulan dan membelinya kembali sebelum habis waktunya, dan menjual lainnya yang akan habis waktunya pada bulan berikutnya. Contoh, sebuah perusahaan mulai melakukan lindung nilai (hedge) pada Januari dengan menjual future minyak Februari, COVERING OIL 141 kemudian membeli kembali sebelum masa waktunya habis dan menjual kontrak berjangka untuk Maret, kemudian membelinya kembali sebelum waktunya habis dan menjual future April, begitu seterusnya. Ada yang meragukan pendekatan ini, yaitu mereka yang mempertimbangkan risiko terkait proses perputaran kembali (roll-over). Dengan risiko roll-over, seperti risiko dasar dan ketidaklikuidan pasar, mereka membuktikan berkali-kali bahwa hanya ada risiko kecil yang bisa dikelola tanpa harus melakukan hedging. Tapi banyak perusahaan minyak multinasional, perusahaan agrikultural global, dan bisnis lain secara regular menggunakan teknik ini sebagai sarana murah dan efektif untuk melindungi diri dari risiko harga. Sebuah variasi penting dari pendekatan ini datang dari Australian Wheat Board.9 Kepada petani partisipan, lembaga ini menjanjikan harga minimum untuk hasil panen gandum mereka, dengan memberikan put option kepada petani, dan kemudian melindungi risiko program agrikultural ini dengan cara menjual kontrak future gandum di pasar future. Pada akhir 1990-an, Australian Wheat Board menjadi partisipan terbesar dalam pasar future kontrak gandum di Chicago Board of Trade. Lindung nilai (hedging) dengan futures atau forwards Hedging bekerja mengurangi risiko dengan cara berikut. Perhatikan kasus sederhana suatu negara yang jumlah pendapatan dan ekspor minyaknya merupakan jumlah total produksi nasional dan total ekspor. Penurunan atau kenaikan harga sebesar 20 persen akan menambah atau mengurangi produksi dan ekspor sebesar 20 persen. Negara bisa melakukan perlindungan nilai (hedge) atas tekanan ini dengan mengambil posisi “short” untuk minyaknya. Misalnya, negara bisa menjual minyak ke pasar forward. Posisi short forward berarti bahwa sejumlah komoditas dijual dengan harga 142 COVERING OIL tertentu pada waktu tertentu di masa datang. Jika minyak dijual forward pada 1 Januari untuk pengiriman 31 Desember pada harga $25/barel, maka setiap penurunan $5 harga minyak akan menghasilkan keuntungan sebesar $5 per barel karena dilindungi oleh kontrak forward. Namun bila harga minyak naik sebesar $5 per barel, berarti akan menghasilkan kerugian sebesar $5 per barel. Hedging akan menghasilkan keuntungan saat harga jatuh dan merugikan saat harga naik karena pengalihan efek dari kenaikan dan penurunan pendapatan dari penjualan sumber daya alam. Cara ini akan mengurangi ketidakpastian pendapatan anggaran akibat ketidakstabilan harga. Ini akan membantu mencegah kebijakan fiskal yang berputar-putar dan membantu pemerintah menjalankan lebih banyak peran dalam menstabilkan performa ekonomi serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Dengan cara ini setiap orang akan tahu pada bulan Januari berapa nilai dari produksi dan ekspor yang akan terjadi, misalnya $250 juta pada akhir tahun; dan pemerintah akan tahu bahwa dana ini akan tersedia (berapa pun harga minyak saat itu) untuk membayar utang luar negeri atau kewajiban lainnya. Hedging melalui derivative bisa dijalankan melalui kontrak futures, forward, atau swap.10 Kontrak futures dan kontrak forward adalah kewajiban untuk membeli atau menjual barang tertentu dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu pada waktu tertentu di masa depan. Bedanya, kontrak futures mempunyai standar, diperdagangkan secara umum, dan diakomodasi melalui lembaga kliring (clearing house). Produk minyak sebuah negara mungkin berbeda standarnya dari yang diperdagangkan di kebanyakan tempat perdagangan utama. Jika tingkat minyak yang berbeda mengakibatkan perbedaan penting dalam ketidakpastian harga, maka pemerintah bisa masuk ke dalam kontrak forward di pasar tidak resmi (Over the Counter/OTC). Beberapa kontrak yang bisa COVERING OIL 143 Ungkat-Ungkit Hedging Berikut adalah contoh risiko yang perlu dipertimbangkan. Petani menghadapi risiko harga panen jatuh saat memutuskan menanam, saat panen, dan saat membawa hasil panen ke pasar. Pemerintah negara produsen minyak menghadapi risiko penurunan harga minyak selama tahun anggaran, sementara pemerintah negara pengimpor minyak menghadapi risiko kenaikan harga. Hedging didefinisikan secara baik sebagai pengurangan risiko. Sebaliknya, spekulasi didefinisikan sebagai aktivitas melibatkan diri dalam risiko. Risiko harga bisa dikurangi dengan menggunakan derivative dalam melakukan lindung nilai (hedging) –sebuah proses yang kadang disebut manajemen risiko– dengan memasuki sebuah kontrak derivative yang akan mengalihkan kerugian akibat risiko (dan juga mengalihkan keuntungan yang diraih akibat risiko). Nilai derivative yang digunakan untuk melakukan lindung nilai harus ditukar dengan jumlah yang setara –tapi dalam arah yang berbeda– dengan risiko harga. Misalnya, sebuah negara yang mengekspor satu milyar barel menghadapi risiko kehilangan $1 milyar setiap penurunan satu dolar per barel harga minyak. Negara ini bisa mencegah risiko ini dengan menjual future minyak di New York Mercantile Exchange yang nilainya akan meningkat $1 milyar untuk setiap penurunan satu dolar harga minyak Hubungan risiko dengan nilai lindung nilai bisa dianggap sebagai versi finansial dari permainan anak-anak, ungkatungkit. Ketika satu ujung naik, ujung lainnya langsung akan turun. Jika tak ada gerakan, kedua sisi akan sama dalam bidang horisontal. Grafik berikut mengilustrasikan konsep ini dengan menunjukkan bagaimana saat nilai posisi di pasar spot, misalnya tanaman atau minyak siap ekspor (S) meningkat, maka posisi futures (F) jatuh, dan sebaliknya. Jika keduanya, jumlah kedua posisi itu tetap sama pada titik tumpu ungkat-ungkit (seesaw). 144 COVERING OIL Hedging: Jumlah perubahan dari risiko harga dan hedge adalah nol, atau S=F. S S 2 F 1 F 1= 1 S 1 F 2 disesuaikan diperdagangkan melalui dealer derivative (biasanya bank-bank besar dan pialang). Transaksi OTC memberikan beberapa keuntungan: membolehkan semua pihak menyesuaikan kontrak berdasarkan kebutuhan mereka, dan tidak membutuhkan jaminan. Transaksi OTC juga punya beberapa kelemahan: tidak dilakukan di tempat perdagangan resmi, kurang transparan, dan tidak ada jaminan dari lembaga kliring –menyebabkan pelaku hedging mempunyai risiko dari dealer derivative. Pasar OTC juga tidak mendapat perlindungan dengan baik dari kejahatan dan manipulasi oleh pemerintah dan pasar itu sendiri. Keunggulan hedging melalui derivatives adalah murah. Juga merupakan kebijakan yang bisa dipertukarkan (karenanya pemerintah bisa memutuskan untuk menarik hedge-nya), dan tidak tergantung pada datangnya tahun-tahun “gemuk”. Hedging membolehkan pemerintah meminjam melalui instrumen hutang COVERING OIL 145 konvensional daripada membayar mahal untuk mengetuk masuk sekelompok kecil investor yang mau berinvestasi dalam bond komoditas. Tidak seperti dana stabilisasi, hedging melalui kontrak derivative tidak menggoda pejabat untuk korupsi atau menjadi target mereka yang mencari dana mudah melalui program baru atau perpanjangan program. Kelemahannya, kontrak futures mengurangi keuntungan saat harga naik. Solusinya adalah dengan cara melakukan lindung nilai dalam jangka dua atau tiga tahun, bukan periode yang lebih lama. Atau melakukan lindung nilai hanya sebesar 75 sampai 80 persen dari pembukaan harga, sehingga ekonomi “merasakan” efek dari perubahan harga. Options hedging Jika pemerintah tak ingin menggunakan kontrak futures atau forward karena mengurangi potensi keuntungan dari harga minyak yang tiba-tiba naik, pemerintah bisa menggunakan options daripada membeli “jaminan” miliknya sendiri untuk menghadapi jatuhnya harga.11 Dengan options, pemerintah membayar harga premium kepada penjual option atau “writer” yang menjamin harga minimum atas minyak. Misalnya, pemerintah menetapkan bahwa mereka akan menghadapi kesulitan finansial serius jika harga minyak jatuh di bawah $25/barel. Pemerintah bisa menghadapi kemungkinan ini dengan membeli “put” option dengan strike price $25/barel. Jika harga masih di atas $25, option tidak dijalankan, tapi bila di bawah $25, maka writer akan membayar perbedaan harga antara $25 dan harga minyak yang lebih rendah. Langkah ini melindungi pemerintah dari risiko penurunan harga, dan investor akan menyerap kerugian itu. Option berlaku seperti polis asuransi untuk menghadapi jatuhnya harga minyak, sebagai jaminan perlidungan bila terjadi ketidakpastian harga yang tinggi jauh lebih menguntungkan 146 COVERING OIL daripada perlindungan dari harga yang stabil. Nilai premi option akan lebih tinggi untuk komoditas yang lebih tidak stabil seperti minyak daripada yang tidak terlalu fluktuatif seperti tingkat bunga jangka pendek. Ini semacam premi asuransi yang lebih tinggi untuk pengemudi yang lebih berisiko. Agar investor tertarik menerima satu sisi risiko yang tinggi ini, pemerintah harus membayar dengan harga mahal, yang mencerminkan risiko ketidakstabilan harga minyak. Premi option ini bisa sangat mahal. Namun keunggulannya, bila harga minyak naik, pemerintah tetap bisa meraup keuntungan. Pengalaman hedging Hanya ada sedikit informasi publik tentang sejauh mana negaranegara pengekspor minyak menggunakan instrumen hedging untuk mengurangi risiko. Beberapa penghasil minyak seperti Meksiko dan negara bagian Texas menggunakan instrumen ini dengan sukses. Namun para analis pasar sepakat bahwa penggunaan hedging oleh negara-negara berkembang masih terbatas.12 Ada sejumlah alasan mengapa mereka tidak menggunakan hedging, meski memiliki keunggulan dari sisi keuangan. » Keberatan paling utama mungkin karena alasan politik. Jika kementerian keuangan melakukan hedging dengan harga rendah, dan kenyataannya harga pasar naik, kemudian negara gagal meraup keuntungan, maka hanya sedikit orang yang memujinya karena sikap kehati-hatiannya. Namun, secara politis akan sulit menjelaskan mengapa pemerintah gagal meraih pendapatan minyak yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika menteri keuangan tidak melakukan hedging, dan harga minyak jatuh, pemerintah bisa menyalahkan pasar internasional. Jika menteri keuangan memilih membayar harga tinggi atas put options untuk melindungi diri dari harga rendah, menteri bisa COVERING OIL 147 » » disalahkan karena “membuang” uang, bukannya membelanjakan untuk kebutuhan sosial yang mendesak. Jelasnya, pemerintah mungkin sulit menjelaskan kebijakan hedging kepada rakyatnya. Hedging juga mahal. Semua transaksi derivatives memerlukan biaya transaksi, termasuk komisi, membayar dealer, dan biaya modal untuk jaminan, serta biaya selisih harga. Selain itu, premi options bisa sangat mahal serta biaya meningkat bila harga komoditas dan jangka waktu kontrak tidak stabil. Hedging itu rumit dan memerlukan keahlian serta kemampuan institusional. Alat manajemen risiko komoditas ini memerlukan tingkat pemutakhiran keuangan yang tinggi dibandingkan yang secara tradisional dibutuhkan pejabat pemerintah. Keahlian diperlukan untuk memahami struktur risiko transaksi, mengidentifikasi strategi manajemen risiko, serta untuk masuk ke dalam transaksi hedging dan mengawasinya. Keahlian ini siap tersedia, dengan menyewa manajer risiko komersial atau lembaga-lembaga seperti Bank Dunia dan United Nations Conference on Trade and Development. Kesimpulan Hedging bisa memberikan perlindungan terhadap ketidakpastian harga komoditas, tapi tidak bisa mencegah persoalan korupsi yang sudah menjadi hal biasa di negara-negara penghasil minyak. Satu cara untuk mengurangi timbulnya salah urus keuangan yang besar dan korupsi (penggelapan dana dan penyimpangan dana untuk tujuan politik) adalah dengan meningkatkan transparansi anggaran pemerintah. 148 COVERING OIL Dalam upaya menekan pemerintah agar lebih transparan dalam anggaran dan proses penganggaran, ratusan organisasi nonpemerintah mengadakan kampanye yang disebut Publish What You Pay. Tujuannya agar perusahaan melaporkan biaya royalti dan pembayaran lainnya kepada pemerintah negara berkembang dalam penambangan minyak dan mineral lainnya, termasuk baja. Kampanye ini dimaksudkan agar laporan perusahaan dan anggaran pemerintah lebih transparan, mengurangi mismanajemen dan korupsi. Memikirkan bahwa kemakmuran bisa berubah menjadi kutukan saja sudah membingungkan. Tapi lebih runyam lagi bila hanya sedikit yang sudah kita dilakukan untuk itu. Semua kebijakan pemulihan di atas adalah layak dan bisa dilakukan, dan tidak satu pun akan berlagak menantang kebijakan utama. Setiap pemecahan masalah akan mengambil manfaat dari hasil riset lebih jauh dan laporan investigatif untuk menemukan lebih banyak kelebihan dan kekurangan, juga apa yang bisa dipelajari dari pengalaman sebelumnya. Tantangan politik terbesar adalah tidak adanya pemahaman yang luas akan biaya yang muncul bila tidak melakukan sesuatu, dan kurangnya pengetahuan di antara pembuat kebijakan tentang manfaat dari pemecahan masalah melalui kebijakan yang tepat.* COVERING OIL 149 LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar Pendapatan » Apa bagian pendapatan pemerintah Anda yang dihasilkan dari penjualan sumber daya alam seperti minyak, gas, atau mineral? Apakah dalam bentuk royalti, sewa, atau laba? Apakah dalam bentuk mata uang lokal atau asing, atau pemerintah dibayar berdasarkan jumlah yang diproduksi atau diekspor? » Berapa banyak perbedaan pendapatan pemerintah Anda dibanding harga komoditas ekspor utama? » Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak fluktuasi harga terhadap anggaran? Seberapa berhasilkah langkah-langkah ini? » Apa yang dilakukan pemerintah untuk membantu lembaga bisnis dan individu dalam melindungi diri dari tekanan harga? » Apa langkah tambahan pemerintah untuk mengurangi dampak risiko harga komoditas? 150 COVERING OIL 7. Dampak Pengembangan Minyak terhadap Lingkungan, Sosial, dan Hak Asasi Manusia David Waskow dan Carol Welch Tak diragukan lagi, era hidrokarbon telah memainkan peran penting dalam perkembangan industri dan cara hidup modern. Tapi harga untuk mendapat kemajuan ini lebih tinggi dari perkiraan. Dampak negatif penambangan, pengiriman, dan konsumsi minyak terhadap lingkungan, sosial dan kesehatan masyarakat, serta hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia saat ini tergolong ujian yang sangat berat. Tumpahan minyak secara besar-besaran, seperti pada kecelakaan Exxon Valdez tahun 1989 dan Prestige tahun 2002, mencemari garis pantai dan ekosistem laut yang peka. Perubahan iklim diketahui menyebabkan bencana lingkungan dan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, dan para produsen minyak menolak peranan minyak dalam pemanasan global. COVERING OIL 151 Penambangan minyak harus mencapai bagian tanah yang dalam dari permukaan bumi, seringkali di lokasi yang jauh dan peka. Minyak dan material lain yang keluar bersamanya dari dalam tanah kemudian menjadi bahan kimia yang sangat beracun. Proses dan pengiriman bahan cair ini menempuh jarak yang jauh, secara teknis sulit dan berbahaya bagi lingkungan. Kebocoran minyak terjadi secara rutin, merusak tanaman dan binatang. Kecelakaan ini bisa terjadi pada setiap fase pengembangan minyak. Penambangan minyak juga memiliki dampak sosial yang besar. Situs pengeboran minyak sering dijaga dengan pengamanan yang ketat. Dalam banyak kasus, perusahaan-perusahaan minyak bermitra dengan militer atau polisi yang memiliki catatan buruk dalam pelanggaran HAM. Kerapkali mereka yang terkena dampak langsung proyek minyak ini tidak dilibatkan penuh dalam pengambilan keputusan proyek. Ketika warga lokal melakukan protes atas dampak negatif penambangan terhadap komunitasnya, pihak berwenang meresponnya dengan tindakan represif yang mengarah pada kekerasan dan pelanggaran HAM. Situs pengeboran minyak secara khas mengubah struktur sosial dari komunitas setempat. Para pekerja di situs pengeboran mendapat penolakan dari banyak orang yang juga sangat berharap mendapatkan pekerjaan. Padahal, secara teknis, eksplorasi dan produksi minyak merupakan proses intensif yang tidak menyediakan banyak tempat untuk pekerja tak terlatih. Ketika minyak mulai mengalir, harga barang dan jasa setempat meningkat sangat cepat. Para pekerja di situs pengeboran mulai mengabaikan pekerjaan dan pandangan hidup tradisional. Komunitas warga asli terpecah, berubah secara permanen. Tingkat penyebaran HIV/AIDS meningkat karena para pekerja, yang terpisah dari keluarganya, lari ke prostitusi. 152 COVERING OIL Dampak negatif ini –juga dampak negatif lainnya– harus dipertimbangkan dan diperhitungkan saat mengevaluasi dampak minyak terhadap pembangunan dan kemiskinan. Tindakan pemerintah dan perusahaan dalam merespons dan menanggulangi dampak negatif ini harus dikritisi dan dianalisis. Minyak merupakan sumber daya alam yang bisa memberikan keuntungan finansial kepada komunitas lokal bila dikelola secara transparan dan seimbang. Karenanya, keuntungan itu harus dilihat dalam konteks potensi sosial minyak dan konsekuensi lingkungannya bagi komunitas itu sendiri. Isu Lingkungan dalam Pengembangan Minyak Konsekuensi lingkungan sangat berarti dalam seluruh proses pengembangan minyak. Setiap tahapan –eksplorasi, pengeboran di darat maupun di lepas pantai, pengolahan, pengiriman melalui jalur pipa atau bentuk pengiriman lainnya– mempengaruhi udara, air, dan tanah. Tingkat bahayanya bagi lingkungan tergantung pada pertanggungjawaban operator, pengawasan pemerintah, dan kondisi setiap ekosistem. Di bawah peraturan sangat ketat sekalipun, berbagai kerusakan lingkungan tetap saja terjadi. Eksplorasi, pengeboran, dan penambangan Bahkan sebelum minyak dan gas alam mengalir ke permukaan, dampak pengembangan minyak sudah bisa dirasakan selama proses eksplorasi. Deposit minyak dan gas alam biasanya berada di batuan sedimen. Berbagai teknik seismik digunakan selama eksplorasi untuk mengukur di mana deposit tersebut berada. Teknik penginderaan jarak jauh berteknologi tinggi, menggunakan pesawat terbang dan satelit, dipakai untuk menemukan COVERING OIL 153 cadangan minyak. Namun, pendekatan ini jarang berhasil. Karenanya teknik eksplorasi berbasis permukaan tanah masih sering digunakan, dengan berbagai konsekuensi lingkungannya. Teknik ini membolehkan pendeteksian deposit minyak dengan gelombang seismik buatan. Termasuk menggunakan kendaraan penggetar (thumper trucks), ledakan dalam lubang yang dibor di bawah permukaan, serta “air-guns” khusus untuk lokasi laut –dan peralatan berat lainnya yang menyertainya– sering dipakai di daerah terpencil dan lingkungan yang peka. Sebagai tambahan, proses eksplorasi secara luas umumnya digunakan di negara-negara berkembang yang cadangan minyaknya kurang diketahui. Operasi semacam ini merusak lingkungan lokal. Pengukuran dampak lingkungan seringkali tidak dilakukan dalam tahap eksplorasi.1 Proses eksplorasi diikuti dengan pengembangan dari sebuah ladang minyak, yang meliputi pengeboran sejumlah sumur, kemudian dilanjutkan proses penambangan yang sebenarnya. Seringkali di dalam deposit minyak terdapat gas alam dalam jumlah signifikan, yang mengalir ke permukaan bersama minyak. Gas alam bisa dihasilkan dari sumur minyak atau dari sumur lainnya yang digali khusus untuk tujuan penambangan gas. Minyak mentah dan produk lain dari pengeboran dan penambangan semuanya mengandung muatan beracun dan polutan lainnya dalam jumlah signifikan. Sejumlah besar pecahan batu –disebut “cutting”– diangkat ke permukaan selama proses pengeboran, menghasilkan sejumlah besar barang tak berguna yang harus dibuang. Cutting juga menjadi masalah karena terlapisi cairan pengeboran –disebut “drilling muds”– yang digunakan untuk melumasi mata bor dan menstabilkan tekanan dalam sumur. Sekali digunakan, cairan pembor ini terkontaminasi benda-benda 154 COVERING OIL berbahaya, terma-suk baja berat dan bahan kimia beracun lainnya. Jumlah cutting dan cairan yang dihasilkan dari sebuah sumur berkisar antara 60.000-300.000 galon per hari.2 Selama proses penambangan, sejumlah besar air yang tercampuri benda-benda lainnya terbawa ke permukaan. Disebut “produced water,” air ekstraksi ini biasanya mengandung bendabenda beracun, termasuk baja berat (seperti lead, seng, merkuri) dan kombinasi organik (seperti benzene dan toluene). Air yang dihasilkan juga memiliki kandungan garam yang tinggi; dan bila dialirkan ke tanah, air ini berbahaya bagi pertumbuhan tanaman di ekosistem lokal. Jumlah air dari sebuah sumur bisa mencapai lebih dari 90 persen dari cairan yang diekstraksi dan hampir mencapai 8 barel untuk setiap barel minyak yang dihasilkan di Amerika Serikat (jumlah air yang dihasilkan lebih rendah untuk sumur gas alam).3 Penanganan dan pembuangan limbah dan barang beracun yang tidak tepat seperti cutting, cairan pengeboran, dan air limbah bisa mencemari penduduk, binatang, dan tumbuhan setempat. Penggunaan lubang yang dilapisi adalah teknik pembuangan yang tepat, tapi kadang tidak dipakai, untuk limbah buangan terutama sekali cairan dan cuttings. Lubang yang tidak pada tempatnya, atau yang ditutup tanah begitu produksi berakhir, bisa membuat rembesan minyak dan racun lainnya masuk ke dalam tanah dan air tanah. Salah satu alternatif untuk menutup lubang adalah dengan penggunaan tangki agar limbah bisa dikumpulkan dan dijauhkan dari ekosistem yang peka. Pembuangan air beracun atau mengandung garam ke saluran air dan tanah bisa membahayakan ekosistem. Air yang dihasilkan bisa ditangani dengan beberapa teknik mitigasi, termasuk proses penyaringan dan biologis. Dalam banyak kasus, air dimasukkan kembali ke dalam sumur untuk membantu menciptakan tekanan COVERING OIL 155 yang cukup selama proses penambangan. Dalam kasus ini, air harus diperlakukan secara khusus sebelum dimasukkan kembali untuk mencegah kontaminasi dengan tanah dan sumber air tanah. Di tempat penambangan lepas pantai, air ini jarang dimasukkan kembali, tapi harus dibawa ke daratan untuk penanganan. Penambangan gas alam juga memiliki persoalan lingkungan di lokasi penambangan. Saat dipisahkan dan diproses, gas alam seringkali dibakar di sumur (flared) yang menghasilkan polutan berbahaya. Sebagai sumber terbesar emisi udara dari penambangan minyak dan gas, proses flaring menghasilkan karbon monoksida, nitrogen oksida (komponen utama asap), dan sulfur oksida (penyebab utama hujan asam). Di Nigeria, negara dengan tingkat flaring tertinggi, komunitas lokal mengeluhkan gangguan kesehatan yang serius akibat flaring ini. Bila tidak melalui proses flaring, gas akan menguap ke atmosfer, melepaskan sejumlah besar metana, gas yang berpotensi mengubah iklim. Ketika gas alam ditambang, ia seringkali mengandung hidrogen sulfida dalam jumlah yang signifikan, gas beracun yang bisa berakibat fatal dan merusak pipa (gas dengan hidrogen sulfida sering disebut sebagai “sour gas”). Bahan kimia ini harus dipisahkan dari gas alam secepat mungkin. Dampak yang luar biasa akibat penambangan minyak terhadap tanah melebihi fasilitas penambangan. Khususnya di daerah-daerah terpencil di negara-negara berkembang, yang terusmenerus melakukan penambangan seiring penemuan sumber minyak baru, sejumlah area hutan ikut rusak akibat penggunaan fasilitas dan tempat tinggal pekerja. Pemboran di daratan juga berakibat pada satwa, serta mungkin merusak sumber pangan manusia. Mengonsumsi makanan atau air yang tercemar minyak bisa berakibat fatal bagi satwa, dan dalam jangka panjang mengancam kesehatan manusia. 156 COVERING OIL Salah satu dampak lingkungan paling signifikan adalah pembangunan jalan raya. Konsekuensinya bagi area hutan seringkali lebih besar daripada efek langsung yang dirasakan dari pembukaan lahan. Pembangunan jalan di kawasan terpencil ini membuka akses bagi pelaku penebangan hutan dan pencurian kehidupan liar. Hutan terancam oleh serbuan lebih lanjut dan penggundulan. Jalan juga bisa memisahkan dan menganggu habitat, serta secara efektif mengurangi wilayah perlindungan satwa. Menurut perkiraan, terjadi sekitar 400 sampai 2.400 hektar (1.000 sampai 6.000 acre) penggundulan hutan dan kolonisasi dari setiap kilometer jalan baru yang dibangun.4 Di Ekuador, diperkirakan satu juta hektar hutan tropis dikolonisasi akibat konstruksi jalan sepanjang 500 kilometer untuk produksi minyak.5 Bahkan di wilayah yang tidak dibangun jalan, yang berarti mengurangi dampak negatif terhadap hutan, perusahaan masih harus membangun lokasi area pendaratan helikopter dan pesawat terbang, yang juga bisa memisahkan dan mempengaruhi rute migrasi habitat. Area pemboran minyak umumnya berada di daratan, namun tidak sedikit yang di lepas pantai dengan dampak potensial yang signifikan terhadap lingkungan laut. Fasilitas lepas pantai sangat biasa di Afrika (hampir separuh dari seluruh area pengeboran), Eropa (lebih dari separuh), dan Asia Pasifik (sekitar sepertiga dari jumlah keseluruhan).6 Pemboran lepas pantai menghadapi tantangan yang unik: kondisi cuaca yang tidak bersahabat selama pengiriman dan pengangkutan minyak dari lokasi lepas pantai meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan.7 Fasilitas lepas pantai sulit dijangkau wartawan (atau pengawas) untuk memeriksanya, sehingga meningkatkan kesempatan bagi operator melanggar peraturan. Negara-negara berkembang dengan keterbatasan kemampuan dan kementerian lingkungan COVERING OIL 157 yang lemah tidak memiliki helikopter yang diperlukan untuk membawa pengawas ke lokasi pengeboran. Terkadang perusahaan menyediakan alat transportasi, tetapi dengan cara ini mereka bisa menentukan kapan pemeriksaan dilakukan. Lokasi penempatan fasilitas lepas pantai menjadi penting dan menentukan seberapa besar dampaknya terhadap lingkungan laut. Perlengkapan yang ditempatkan di sekitar tempat pengembangbiakan ikan dan binatang laut lainnya bisa merusak pola reproduksi dan mempengaruhi populasi. Contohnya, binatang berkulit keras seperti kerang yang tertutup minyak akan sulit bernafas dan makan. Telor ikan yang tertutup minyak bisa rusak, atau bisa menghasilkan anak ikan yang tumbuh tidak sempurna. Fasilitas pengeboran di dekat area laut yang dilindungi bisa menyebabkan dampak lingkungan yang lebih berbahaya. Gelombang air dari muara dan saluran lainnya menghalau minyak dengan lambat, sehingga minyak mengalir ke garis pantai. Di wilayah tropis, area pantainya seringkali terdiri dari ekosistem bakau yang akarnya keluar dari permukaan air. Minyak yang menutupi sistem akar ini bisa merusak tanaman dan spesies lain yang tergantung kepadanya. Bakau sangat penting untuk menstabilkan tanah dan menjaga garis pantai, serta menjadi habitat penting untuk ikan dan binatang laut lainnya. Tumpahan minyak di pantai Panama sebanyak 50.000 barel ke area bakau telah membunuh tumbuhan di sana sepanjang 20 mil garis pantai.8 Dampak kebocoran minyak pada kehidupan liar sangat besar. Ikan dan kerang-kerangan bisa teracuni dan mati. Mamalia laut yang menghirup atau menelan minyak akan mengalami kerusakan organ vital, seperti ginjal dan liver. Luka-luka dan pendarahan dalam terjadi pada mamalia yang terperangkap dalam limpahan minyak. Sistem kekebalan mungkin juga terpengaruh, dan dalam beberapa kasus bisa mengubah perilaku. Efek yang ditimbulkannya 158 COVERING OIL Contoh Dampak Racun dan Polutan Lain dalam Proses Produksi Minyak Kimia Aspek dari Proses Produksi Minyak Dampak Lingkungan/Kesehatan Benzena Menghasilkan air Merupakan karsinogen, berbahaya bagi reproduksi dan perkembangan Toluena Menghasilkan air Racun bagi pertumbuhan, dicurigai meracuni darah, beracun bagi syaraf, liver, dan ginjal Merkuri Menghasilkan air dan cairan (lumpur) pemboran Racun bagi pertumbuhan, dicurigai meracuni darah, racun bagi kelenjar endokrin, syaraf, reproduksi, dan kekebalan. Seng (Zinc) Menghasilkan air dan cairan (lumpur) pemboran Dicurigai meracuni darah, racun bagi perkembangan dan reproduksi. Baja Berat (Lead) Menghasilkan air dan cairan (lumpur) pemboran Merupakan karsinogen, racun bagi reproduksi dan perkembangan. Sodium (pengasinan) Menghasilkan air Mengontaminasi tanah, menjadikannya tidak cocok untuk vegetasi. Hidrogen Sulfida Ekstraksi gas alam Dicurigai beracun bagi darah, meracuni syaraf dan repoduksi. Sulfur dioksida Pembakaran gas alam Penyebab terbesar hujan asam COVERING OIL 159 bisa meningkatkan kerentanan binatang terhadap stres dan berperilaku predator. Minyak bisa meracuni burung-burung yang bersarang atau bermigrasi sepanjang garis pantai. Bila mengenai bulunya, ia merusak kemampuan burung untuk terbang dan berenang. Burung yang menelan minyak bisa mati. Bocoran minyak telah membunuh ribuan burung. Besar angkanya tergantung di mana dan kapan terjadi (jalur migrasi dan musim akan menentukan).9 Limpahan minyak juga merusak batu karang tropis, menghilangkan warnanya dan menghancurkannya. Pembuangan sampah minyak dari operasi pemboran lepas pantai juga menjadi persoalan lingkungan yang penting. Sebuah tempat pengolahan menggunakan hampir 400.000 galon air laut setiap harinya untuk mencairkan pemboran dalam proses penambangan, dan setelah itu, air yang tercampur minyak dibuang lagi ke laut.10 Salah satu dampaknya adalah polusi merkuri; memakan ikan yang terkontaminasi merupakan salah satu sumber kontak manusia pada merkuri. Sebuah studi menemukan bahwa tingkat merkuri pada lumpur dan sedimen di bawah lokasi pemboran minyak Gurun Meksiko mencapai 12 kali lebih tinggi dari tingkat yang bisa diterima menurut standar Environmental Protection Agency Amerika Serikat.11 Satu-satunya cara penyelesaiannya adalah dengan menampung limbah dan membuangya ke tempat pembuangan yang layak di daratan. Mengirim minyak ke pasar: jalur pipa dan pengolahan Jalur pipa yang digunakan untuk mengirim minyak dan gas alam bisa menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Terkadang jalur pipa dibangun di bawah tanah. Tapi membangun jalur pipa di atas tanah lebih murah, dan ini banyak dilakukan di negaranegara berkembang. Jalur pipa di atas tanah lebih banyak dipakai 160 COVERING OIL di seluruh dunia. Jalur pipa yang menonjol ini sering mengganggu binatang gembala serta menyulitkan anjing-anjing dan para petani. Kebocoran dan putusnya jalur pipa bisa disebabkan oleh kesalahan penyambungan yang menghubungkan komponen pipa, kesalahan kontrol, atau korosi; lebih dari separuh bocoran pipa disebabkan masalah struktur pipa, umumnya karena korosi.12 Kebocoran pipa bukanlah satu-satunya penyebab luberan minyak. Pada 1997, misalnya, luberan minyak akibat pipa dua kali lebih banyak daripada luberan dari kapal tanker.13 Kebocoran pipa di atas tanah bisa merusak tanah dan air permukaan. Sedangkan kebocoran pipa dalam tanah, yang sangat sulit dideteksi, bisa mengontaminasi sumber air tanah. Kebocaran dan putusnya pipa bisa menimbulkan kebakaran dan ledakan berbahaya. Ledakan bisa lebih berbahaya pada kasus gas alam, yang memang bersifat eksplosif. Dalam pelaksanaan penambangan, konstruksi jalur pipa seringkali mengganggu lanskap dan area lingkungan yang sensitif. Contohnya, jalur luas yang dipotong untuk menempatkan jalur pipa –disebut “right-of-way”– bisa memotong langsung hutan bernilai tinggi dan membuka area ini pada gangguan lebih lanjut. Proses konstruksi juga memerlukan pembangunan jalan, yang memfasilitasi migrasi dan eksploitasi sumber alam di area sekitar jalur pipa. Akses jalan untuk jalur pipa bisa memecah dan mengurangi habitat liar yang penting. Di Bolivia, jalur pipa gas Cuiaba sepanjang 630 kilometer yang dibangun Enron, Shell, dan Transredes pada akhir 1990-an memotong hutan Chiquitano, hutan tropis-kering-utuh terbesar di dunia. Sejumlah spesies langka dan rentan tinggal di dalamnya, termasuk sekitar 90 spesies yang masuk dalam daftar Convention on International in Endangered Species (CITES). Menurut para warga dari komunitas setempat, konstruksi jalur pipa memudahkan COVERING OIL 161 aktivitas berbahaya di sepanjang jalur pipa, seperti perburuan, pembalakkan liar, dan penggembalaan ternak. Bahkan hal itu menyebabkan sebuah perusahaan tambang Kanada mengaktifkan kembali situs tambang emas terbengkalai di dalam hutan yang rawan, menggunakan sianida berbahaya.14 Pengolahan (refining), yang merupakan salah satu tahapan dalam pengolahan minyak, juga mengakibatkan dampak signifikan bagi lingkungan. Penggunaan teknik seperti pendidihan, penguapan, dan pencairan dilakukan untuk memisahkan dan mengubah minyak mentah sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar. Produk akhir minyak berupa bensin, bahan bakar diesel, bahan bakar jet, kerosin, minyak pelumas, dan aspal. Rata-rata pengolahan memproses lebih dari 3,8 juta galon minyak per hari.15 Bahkan bagian terkecil yang dibuang sebagai limbah –0,3 persen–berjumlah lebih dari 11.000 galon minyak setiap hari di satu tempat saja.16 Air yang digunakan dalam proses pengolahan harus diolah untuk menghilangkan racun seperti baja berat dan polutan lainnya. Pengolahan juga menghasilkan polutan udara dalam jumlah signifikan. Di Amerika Serikat, sektor pengolahan menempati posisi ke-3 sumber emisi udara beracun tinggi Persistent Bioaccumulative Toxins (PBTs), seperti merkuri, lead, dan dioxin, yang menghasilkan lebih dari 184.000 pounds emisi udara PBTS pada 2001.17 Di seluruh dunia, industri pengolahan menghasilkan lebih dari 48 juta pounds emisi udara beracun pada 2001, termasuk berton-ton senyawa organik berbahaya, seperti benzene penyebab kanker, dan bahan kimia lain dalam jumlah signifikan, yang bisa menyebabkan asma dan masalah perkembangan anak-anak.18 Proses pengolahan juga bisa menghasilkan sulfur dioksida, penyebab utama hujan asam. Fasilitas pengolahan yang kompleks sangat rentan terhadap kebocoran dan kecelakaan. Kebocoran tank dan penyimpan 162 COVERING OIL minyak merupakan penyumbang penting terhadap kimia dan minyak yang dibuang di tempat pengolahan minyak. Kebakaran dan ledakan di tempat pengolahan terkadang melepaskan bahan kimia dalam jumlah besar ke udara. Bocoran minyak Penambangan dan transportasi minyak sering menimbulkan kebocoran. Di seluruh dunia, antara 20 sampai 430 juta galon minyak tercecer dalam kecelakaan yang dilaporkan antara 1978 sampai 1997; jumlah kecelakaan selama periode tersebut antara 136 sampai 382 per tahun.19 Kebocoran minyak terjadi dari tangki penyimpan, jalur pipa, kapal tanker, dan kapal-kapal lainnya. Kecuali jalur pipa, kebocoran kebanyakan terjadi selama pengiriman, termasuk saat pemuatan di tanker, dari tanker ke ril, atau dari kendaraan ril menuju fasilitas penyimpanan. Kebocoran dalam jumlah besar ini masih kecil bila dibandingkan bencana tanker yang melepaskan 10.000 sampai 1 juta galon, tapi jumlah “kecil” ini bisa mencapai hampir 15-20 juta galon per tahun.20 Jika sering terjadi, bocoran ini bisa lebih berbahaya dibandingkan bencana tanker karena secara kronis memengaruhi tanaman dan tumbuhan akibat polusi minyak. Kebocoran minyak terbesar dan paling nyata biasanya terjadi dalam kecelakaan kapal tanker, seperti ketika Prestige menumpahkan sekitar 17 juta galon di pantai utara Spanyol pada 2002. Kebocoran minyak dari kapal tanker jarang terjadi, namun jumlah limpahan minyak pada tahun-tahun tertentu lebih dari 10 juta galon. Dalam beberapa dekade terakhir, kapal-kapal supertanker mengangkut minyak dalam jumlah sangat besar: dari 150 juta galon pada 1960 menjadi lebih dari 240 juta galon saat ini. Karena besar dan sulit melakukan manuver, kapal tanker menjadi rawan COVERING OIL 163 kecelakaan.21 Desain dan konstruksi kapal tidak dirancang untuk menangani bocoran yang besar. Contohnya, kapal dengan satu lapis dinding (hull) lebih rawan kecelakaan dibandingkan dengan yang menggunakan lapis dinding ganda. Undang-Undang Polusi Minyak Amerika Serikat tahun 1990 menyebutkan, semua kapal tanker rancangan baru boleh beroperasi di perairan Amerika Serikat bila menggunakan hulls ganda dan semua kapal tanker di perairan Amerika Serikat harus sudah menggunakan hulls ganda pada 2010. Umur kapal merupakan salah satu kuncinya; ledakan dan kebakaran lebih sering terjadi pada kapal yang lebih tua. Karena bocoran kecil yang sering terjadi jarang tertangkap radar pemerintah, tidak diketahui media serta publik di luar area yang tercemar, maka hanya kecelakaan berskala besar yang mendorong pejabat pemerintah melakukan tindakan penyelamat-an kapal tanker dan rencana respons terhadap bocoran minyak. Amerika Serikat misalnya, baru mendapat tekanan untuk mengkonsolidasikan peraturan mengenai penanganan limpahan minyak setelah terjadi bencana kecelakaan Exxon Valdez pada 1989 di Alaska. Kecelakaan itu, yang menumpahkan minyak sebanyak 11 juta galon, memunculkan persoalan koordinasi respon-tanggap-cepat dan jalur kewenangan yang jelas dalam keadaan darurat. Undang-undang Polusi Minyak tahun 1990 menghasilkan sistem tanggap nasional yang memberikan mandat untuk membentuk sebuah komite yang mengkoordinasi berbagai lembaga pemerintah, pelaku, industri, serta pihak-pihak yang bertanggung jawab setelah terjadi kebocoran minyak.22 Undang-Undang ini juga mengharuskan pihak-pihak yang bertanggung jawab menanggung biaya pembersihan, kompensasi, dan hukuman perdata, juga mendirikan lembaga bantuan untuk tanggap darurat.23 Rencana tanggap darurat dalam menangani kebocoran minyak dengan komprehensif dan tepat dengan akuntabilitas yang 164 COVERING OIL baik sangat penting bagi negara penghasil minyak. Sebab, saat ini rencana semacam ini masih jarang. Azerbaijan misalnya, secara dramatis meningkatkan produksi minyaknya, tapi belum memiliki rencana tanggap ini. Rencana ini memerlukan kerja sama dan koordinasi yang baik dengan negara tetangganya di Laut Kaspia. Biaya menangani bocoran minyak bisa sangat bervariasi, tergantung faktor-faktor seperti lokasi, dampak pada tempattempat peka seperti ekosistem rawan ataupun area turis, jarak ke garis pantai, dan jenis minyak yang bocor. Biaya menanggulangi bocoran di dekat garis pantai lebih mahal daripada bocoran di lautan lepas. Jenis minyak yang bocor juga mempengaruhi biaya. Minyak mentah yang lebih ringan dan sudah diolah cenderung menguap dan tercampur lebih cepat, sehingga mengurangi biaya pembersihan. Minyak mentah yang lebih berat memerlukan upaya lebih intensif dan biaya pembersihannya empat kali lebih mahal.24 Perkiraan biaya pembersihan berkisar antara $1.000 untuk setiap ton bocoran minyak di Afrika hingga $24.000 per ton di Amerika Serikat (Exxon Valdez tidak termasuk dalam perhitungan). Dalam kasus kebocoran Exxon Valdez, Exxon mengatakan telah mengelontorkan dana $2,1 juta untuk membersihkannya.25 Ketika bocoran minyak terjadi, biasanya limpahannya akan dijaga agar tidak mendekati garis pantai. Dispersant, bahan kimia yang digunakan untuk memisahkan dan menyebarkan minyak di air, bisa dipakai untuk mengurangi dampak di garis pantai. Penggunaan dispersant tidak bebas dari kontroversi, karena merupakan bahan kimia yang mungkin beracun dan memperlama pengaruh minyak. Bioremediation, penggunaan bakteri pemakan minyak, adalah cara lain untuk melakukan pembuangan. Pembakaran minyak juga bisa dilakukan, namun berbahaya bagi pekerja dan mungkin sulit dikontrol. Teknik lainnya, menggunakan ledakan untuk memperlambat penyebaran minyak. Ledakan ini memiliki COVERING OIL 165 alat pengumpul dan kotak di bawah dan di atas air untuk mengumpulkan minyak. Cara ini membantu mencegah bocoran agar tidak mencapai wilayah peka dan membantu mengumpulkan minyak agar lebih mudah dibersihkan. Penyebaran bocoran minyak di tanah tidak secepat di air, dan lebih mudah dikumpulkan daripada di air. Namun, bocoran ini menimbulkan polusi di tanah dan mengurangi kesuburan, membuat air tanah tidak cocok untuk dikonsumsi manusia, untuk pengolahan tanah, dan cadangan makanan. Konsumsi minyak dan gas Konsumsi minyak dan gas alam menghasilkan dampak sangat signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan publik, lokal maupun global. Salah satu produk penting yang dihasilkan dari minyak adalah gasolin, bahan bakar kendaraan yang menimbulkan sejumlah polutan udara berbahaya (jumlah lebih kecil yang juga signifikan digunakan untuk menghasilkan listrik dan pemanas rumah). Polutan dari gasolin ini misalnya senyawa organik berbahaya (seperti benzene dan toluene), sebagian beracun; nitrogen oksida yang menimbulkan hujan asam dan merusak ozon, komponen penting asap; sulfur dioksida, penyebab hujan asam; beberapa partikel penyebab gangguan pernafasan seperti asma; karbon monoksida; dan lead di negara-negara yang masih menggunakan gasolin. Sejumlah studi menunjukkan korelasi antara polutan ini dan tingkat kematian.26 Hujan asam –fenomena yang disebabkan oleh emisi sulfur dan nitrogen yang membentuk air asam di awan– merusak hutan dan danau, sungai-sungai, dan suplai air tanah. Pembakaran gas alam, yang dilakukan untuk memproduksi tenaga listrik, menciptakan nitrogen oksida yang juga menyumbang hujan asam dan asap. 166 COVERING OIL Konsumsi minyak dan gasolin memiliki konsekuensi global yang serius dalam perubahan iklim (sering disebut pemanasan global). Fenomena perubahan iklim bisa disejajarkan dengan apa yang terjadi dalam rumah kaca, dengan gas-gas tertentu menjebak tenaga panas dari bumi ke dalam atmosfer bumi. “Gas-gas rumah kaca” paling penting yang dihasilkan dari minyak dan gas alam adalah karbon dioksida (CO 2 ), yang dihasilkan dari penggunaan gasolin serta pembakaran minyak dan gas alam untuk pembangkit tenaga listrik. Di seluruh dunia, sekitar 18 persen tenaga listrik dihasilkan dari gas alam dan 7,5 persen dari minyak. Dibandingkan gas alam, minyak menghasilkan satu setengah kali lipat jumlah CO2 untuk jumlah tenaga listrik yang sama.27 Ada beberapa organisasi ilmiah di dunia yang meragukan kesimpulan Intergovernmental Panel on Climate Change –berdasarkan riset dari 2.500 ilmuwan– bahwa ada kaitan antara kosentrasi karbon dioksida yang makin tinggi dan perubahan iklim. Dalam laporan tahun 2001, sebuah komisi dari National Academy of Sciences menyatakan bahwa “gas-gas rumah kaca terakumulasi di atmosfer bumi sebagai akibat aktivitas manusia, menyebabkan temperatur udara di permukaan dan di bawah permukaan laut meningkat.”28 Konsekuensi perubahan iklim ini mempunyai efek penting dan menyebar luas. Pencairan glasier dan es kutub menaikkan permukaan laut. Kejadian alam seperti badai bisa meningkat frekuensi dan intensitasnya. Panas yang meningkat bisa menyebabkan penggundulan hutan di beberapa wilayah dan mengurangi zona hutan dan pertanian di lain tempat. Penyakit menular seperti malaria bisa menyebar lebih luas ketika temperatur global mempengaruhi pembawa penyakit-penyakit ini. Meningkatnya suhu lautan bisa mematikan batuan karang secara masif, ekosistem laut yang paling produktif. COVERING OIL 167 Pemahaman bahwa manusia menjadi penyebab utama perubahan iklim menjadi pendorong Protokol Kyoto, kesepakatan internasional yang disetujui pada 1997 oleh Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (diadopsi pada 1992). Protokol Kyoto memberikan kewajiban dan kerangka kerja untuk mencapai tujuan Konvensi, yakni mengurangi emisi CO2 secara global sebanyak tujuh persen dari level tahun 1990. Kesepakatan ini difokuskan pada pengurangan emisi karbon di negara-negara maju. Implementasi kesepakatan ini masih membutuhkan usaha untuk memerangi pemanasan global. Dengan ratifikasi yang dilakukan Rusia pada 2004, protokol ini berlaku pada Februari 2005. Usaha-usaha untuk menjadikan Protokol Kyoto efektif menghadapi kendala dengan penolakan pemerintah Bush terhadap kesepakatan ini pada 2001. Amerika Serikat masih menjadi negara penyumbang terbesar perubahan iklim dan bertanggung jawab terhadap lebih dari 22 persen emisi karbon dunia.29 LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar Dampak Lingkungan » Apakah aktivitas eksplorasi dan pemboran dilakukan di area dengan lingkungan yang sensitif, seperti hutan rawan, tanah basah yang dilindungi, area laut sensitif, atau zona-zona yang ekologinya terancam? (Contoh area dengan lingkungan yang sensitif meliputi area yang dilindungi oleh IUCN/World Conservation Union, World Heritage Sites, taman nasional PBB, serta tanah basah yang dilindungi oleh Konvensi Ramsar) » Apakah jalur pipa memotong area lingkungan yang sensitif tersebut? Apakah jalan dibangun di area tersebut untuk 168 COVERING OIL pelaksanaan eksplorasi dan pemboran atau pembangunan jalur pipa? Apakah habitat alam seperti binatang, khususnya spesies langka, terganggu atau rusak? » Selama proses eksplorasi, apakah digunakan teknik penginderaan jarak jauh sebagai ganti dari uji seismik di darat, seperti penggunaan ledakan dan getaran? » Bagaimana perlakuan atau pembuangan produk sampingan penambangan, seperti air limbah, lumpur pemboran, dan cutting? Apakah lumpur pemboran digunakan kembali? Apakah air produksi dimasukkan kembali ke tanah? Adakah jalur pembuangan sudah dirancang dengan layak? Apakah tangki untuk membuang limbah sudah dimanfaatkan? » Apakah benda-benda yang terkait gas alam dibakar dan disalurkan ke atmosfer? » Untuk sumur lepas pantai, apakah limbahnya dikirim ke darat untuk dikelola dan dibuang serta tidak dibuang di lingkungan laut? » Apakah konstruksi jalur pipa dibangun dengan dinding ganda, dan secara otomatis menghentikan aktivitas, untuk mencegah kemungkinan bocor atau meledak? Apakah sambungan pipa sudah layak dan dilapisi pengaman? » Adakah penghitungan dampak lingkungan yang cukup? Apakah penghitungan dampak lingkungan (environmental impact assessment/EIA) menjangkau keseluruhan waktu proyek penambangan, mulai dari proses penambangan? » Apakah penyelenggara EIA merupakah ahli independen? Apakah siap dipublikasikan? Bisakah diuji ulang oleh ahli lain? Adakah eksplorasi terhadap pendekatan alternatif untuk proyek –termasuk pembatalan proyek? Dalam kasus jalur pipa, apakah sudah dipertimbangkan jalur alternatif? COVERING OIL 169 » Adakah pengukuran yang tepat untuk meminimalisasi keluaran polutan dan kecelakaan potensial di tempat pengolahan? » Apakah kapal tanker minyak sudah menggunakan dinding ganda dan teknologi yang diperlukan untuk mencegah kebocoran? Apakah peralatan keselamatan sudah diperhitungkan secara layak? Apakah sudah dibuat rencana tanggap darurat? Isu Hak Asasi Manusia dan Sosial Masukan dan pemberdayaan komunitas Sejak penambangan minyak dan transportasinya memiliki dampak sangat jauh, pengembangan proyek tambang dan transportasi bisa menjadi perdebatan serius. Banyak kelompok masyarakat dan komunitas mendesak agar proyek dengan dampak tinggi ini hanya bisa dilanjutkan bila komunitas menyetujui dan memberikan kepada perusahaan “izin sosial untuk beroperasi” dalam bentuk kesepakatan yang bebas dan terbuka. Dalam banyak kasus, proses yang dirancang secara buruk gagal menangkap rentang risiko sosial dan lingkungan, serta mungkin terjebak pada biaya yang tak terduga karena keterlibatan perusahaan, dan merusak reputasi mereka. Proses yang buruk bisa meningkatkan ketegangan dengan komunitas lokal, yang merasa tak diberdayakan, curiga, serta lebih suka menentang proyek. Karena ketiadaan hukum domestik yang jelas atau penegakan hukum, banyak perusahaan memakai petunjuk Bank Dunia sebagai acuan yang memandu praktik konsultasi mereka dengan kebijakan sosial dan lingkungan. Sektor swasta meminjam tangan 170 COVERING OIL Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), yang memiliki kebijakan penyelamatan lingkungan dan sosial yang harus diikuti perusahaan. IFC juga mensyaratkan keterbukaan informasi tertentu dan konsultasi. Untuk proyek Kategori A, proyek di lingkungan paling peka, dan hampir selalu merupakan pengembangan cadangan minyak dan konstruksi pipa, 30 IFC mensyaratkan perusahaan untuk membuat komisi penilaian lingkungan (environmental assessment/ EA) atas proyek. Penilaian ini harus dibuka kepada publik dan ditujukan untuk konsultasi publik. EA ini harus dikeluarkan 60 hari sebelum IFC menyetujui proyek. Banyak kelompok sosial lebih suka bila konsultasi diperpanjang minimal 120 hari agar komunitas yang rawan bisa memiliki cukup waktu untuk membuat keputusan. IFC juga membuat kerangka apa saja yang harus ada dalam EA dan bagaimana mendesainnya. Mereka harus mengguji alternatif-alternatif proyek, termasuk penolakan terhadap proyek, yang mengidentifikasi cara memperbaiki pemilihan dan rancangan proyek. Mereka harus mencegah, dan kemudian meminimalisasi serta memberi kompensasi dampak negatif terhadap lingkungan. Bagaimana dampak akan dikelola harus digambarkan secara jelas. Dalam penilaian ini, isu lingkungan harus mempertimbangkan banyak hal, seperti dampak terhadap udara, air, dan tanah serta kesehatan dan keamanan manusia, transmigran, dan penduduk asli. Untuk proyek yang peka, IFC meminta sponsor proyek menunjuk lembaga yang bertanggung jawab atas EA, dan merekomendasikan agar lembaga tersebut independen dan bisa menerima saran dari pakar proyek dan dampak lingkungannya. Proses yang efektif meliputi juga konsultasi publik. Untuk proyek sensitif, IFC mensyaratkan konsultasi dengan komunitas yang berpengaruh dan kelompok masyarakat sipil selama COVERING OIL 171 pertimbangan proyek. Konsultasi yang pertama harus dilakukan seawal mungkin sebelum proses penilaian dimulai. Konsultasi kedua dilakukan setelah rancangan EA dilengkapi untuk mendiskusikan laporan. Materi harus disediakan selama konsultasi dalam bahasa dan bentuk yang bisa dimengerti dan dibaca warga yang akan terkena dampak proyek. Draft EA sendiri harus bisa diakses publik, termasuk di kantor Bank Dunia di negara tersebut, serta kantor pemerintah lokal dan nasional. EA harus memasukkan ringkasan, deskripsi proyek, data dasar keadaan sosio-ekonomik dan lingkungan, perkiraan dampak lingkungan, analisis alternatif, serta rencana aksi lingkungan yang merespon mitigasi, pemantauan, dan pembangunan kompetensi yang diperlukan. Setelah proyek berjalan, konsultasi harus diselenggarakan secara reguler untuk menangggapi berbagai isu yang mungkin muncul. Militerisasi dan pelanggaran hak asasi manusia Perhatian terhadap HAM sebagai dampak industri minyak semakin terpusat pada “militerisasi” ketika kekuatan militer bertindak melindungi pelaksanaan industri, khususnya untuk perusahaan multinasional. Militerisasi di sektor minyak meluas sebagai akibat pencarian global akan sumber minyak yang layak, karena perusahaan-perusahaan minyak utama melebarkan operasinya ke negara-negara dengan pemerintahan yang korup dan represif. Ketika perusahaan minyak mendapatkan legitimasi untuk melindungi operasi penambangan dan jalur pipanya, industri ini meningkatkan kerja samanya dengan kekuatan militer yang memiliki catatan buruk dalam soal HAM. Dalam banyak kasus, kekuatan militer mendapat dukungan pemerintah, seperti tentara, polisi lokal, dan milisi (meski perusahaan juga menyewa jasa keamanan swasta). Di beberapa negara 172 COVERING OIL seperti Nigeria, Birma, Indonesia, dan Peru, aktivitas militer ini menimbulkan pelanggaran HAM dalam wilayah yang luas, seperti pengingkaran kebebasan berbicara dan hukum, kekerasan, perbudakan, pemerkosaan, pembunuhan, dan eksekusi. Dalam sejumlah kasus, hubungan dekat perusahaan dengan pemerintah dan militer sering melibatkan penyewaan atau kesepakatan kontraktual lainnya, yang berhubungan dengan aktivitas pelanggaran HAM. Proses militerisasi sering didorong oleh usaha perusahaan minyak dan pemerintah untuk memadamkan atau mengakhiri perlawanan lokal (atau yang dipercaya akan menjadi perlawanan lokal) yang berdampak dalam skala besar bagi operasi penambangan dan konstruksi jalur pipa. Dalam banyak kasus, intervensi militer merupakan respons atas perlawanan komunitas yang penuh semangat atas kerusakan sosial dan lingkungan karena minyak, seperti kebocoran minyak, limbah beracun, perusakan ekologi lokal, tempat masyarakat menyandarkan hidupnya, pembangunan lokal yang kurang atau salah arah, kompensasi yang tidak mencukupi atas perusakan tanah dan kerusakan lainnya, serta kondisi buruh yang buruk. Keberatan terhadap dampak minyak seringkali sejalan dengan pandangan komunitas lokal bahwa sumber minyak yang dieksploitasi seharusnya berada dalam kontrol mereka. Mungkin contoh paling nyata dari penggunaan militer untuk menekan oposisi adalah yang terjadi di Niger Delta, Nigeria. Kerusakan lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia Nigeria adalah contoh yang bagus dari paradoks keberlimpahan (paradox of plenty). Menurut kertas kerja IMF, pada 1965, saat pendapatan minyak per orang sekitar $33, pendapatan per kapita sebesar $245. Tiga setengah dekade kemudian, pendapatan minyak $325 per orang, sedangkan pendapatan per kapita tetap COVERING OIL 173 sama seperti tahun 1965. “Dengan kata lain, pendapatan minyak –total sebesar $350 milyar– tidak meningkatkan standar hidup sama sekali.”31 Antara tahun 1970 hingga 2000, tingkat kemiskinan meningkat dari sekitar sepertiga penduduk menjadi hampir 70 persen penduduk.32 Dampak produksi minyak telah merusak komunitas di area penghasil minyak di Niger Delta. Human Right Watch menemukan bahwa “pembangunan yang bersandar pada minyak secara nyata telah merusak lingkungan dan kehidupan penduduk yang tinggal di lokasi penghasil minyak.”33 Niger Delta merupakan wilayah kaya tumbuhan bakau, dengan perikanan dan pertanian menjadi andalan kebanyakan warga miskin di sana. Kebocoran minyak di Delta, yang sering terjadi, telah membunuh ikan dan tumbuh-tumbuhan serta menimbulkan polusi di air dan tanah. Kanal, yang dirancang dan digunakan oleh perusahaan minyak untuk transportasi, mencemari aliran dan kualitas air, “juga membunuh tanaman, merusak lahan perikanan, dan mencemari suplai air minum.”34 Tanah sering digunakan untuk kepentingan perusahaan minyak, tanpa kompensasi yang memadai. Dalam banyak hal, komunitas tidak mendapatkan haknya atas pelanggaran ini karena tidak ada sistem pengadilan independen yang berfungsi. Tidak mengherankan, karena hubungan antara perusahaan minyak dan komunitas sangat buruk, konfrontasi adalah hal biasa. Menanggapi perusakan ekologi yang disebabkan penambangan minyak di Delta, dan perusakan terhadap perikanan dan produksi pertanian yang menjadi tumpuan hidup, komunitas terus melakukan perlawanan terhadap aktivitas perusahaan minyak. Taktik yang digunakan berupa rally warga, pendudukan tanpa kekerasan terhadap instalasi minyak, dan kadang-kadang sabotase terhadap jalur pipa. 174 COVERING OIL Pemerintah memiliki sejumlah pasukan keamanan di daerah tersebut, sementara perusahaan minyak secara rutin menyewa tenaga keamanan seperti polisi lokal, untuk melindungi operasi perusahaan. Menurut Human Rights Wacth, aktivitas pasukan keamanan pemerintah untuk melindungi perusahan telah menyebabkan berbagai pelanggaran HAM, seperti eksekusi, pemukulan, dan pemenjaraan tanpa proses pengadilan. Pada 1999, saat Human Rights Watch melaporkan situasi di Niger Delta, kelompok ini mencatat insiden yang berulang; penduduk yang diperlkukan secara brutal karena upayanya meningkatkan keluhan mengenai perusahaan minyak, serta menemukan bahwa Royal Dutch/Shell, produsen minyak terbesar di wilayah tersebut, membayar pasukan keamanan pemerintah yang terlibat dalam pelanggaran HAM. “Dalam setiap komunitas, seringkali polisi atau tentara memukul, melukai, bahkan membunuh mereka yang melakukan protes secara damai maupun tidak, atau terhadap individu yang menuntut kompensasi, baik kaum muda, perempuan, anak-anak, maupun pemimpin tradisional.” 35 Tindakan paling tidak terhormat adalah saat pemerintahan Presiden Jendral Sani Abacha mengeksekusi penulis Ken SaroWiwa dan delapan aktivis dari organisasi komunitas paling efekif di Delta, Movement for the Survival of the Ogoni People (MOSOP), tanpa bukti yang meyakinkan, dengan tuduhan bersalah melakukan tindakan kriminal.36 Dalam kasus lain, pasukan keamanan terlibat usaha ofensif melindungi operasi minyak di lingkungan yang keamanannya tidak stabil, karena adanya kelompok oposisi terhadap rezim represif atau gerakan kelompok etnis dan separatis. Pengembangan minyak dilihat sebagai hak prerogratif elite penguasa. Karena kekerasan dan ancaman kelompok perlawanan sangat beragam, dalam sejumlah kasus, kekerasan yang dilakukan pasukan COVERING OIL 175 keamanan bersifat proaktif dan terlalu jauh, di luar proporsi. Lebih jauh lagi, tingkat represi yang dilakukannya menimbulkan efek ketakutan dan umumnya mengintimidasi komunitas lokal agar menyetujui dan menerima proyek. Contoh paling terkenal dalam kasus militerisasi sektor perminyakan terjadi di Burma pada awal 1990-an, ketika Unocal dan konsorsiumnya memutuskan bekerja sama dengan junta militer Burma dalam pembangunan jalur pipa Yadana. Meski catatan rezim militer dalam hal HAM yang mengerikan sudah banyak diketahui, perusahaan tetap melakukan kontrak dengan SLORC (State Law and Order Restoration Council), sekarang disebut State Peace and Development Council (SPDC), untuk menjaga keamanan selama pembangunan jalur pipa.37 Pembela HAM percaya bahwa militerisasi tidak hanya ditujukan untuk menjamin keamanan, tapi juga menyediakan tenaga kerja paksa untuk pembangunan infrastruktur jalur pipa. Militerisasi sepanjang jalur itu menimbulkan represi yang sangat signifikan, seperti pemaksaan relokasi seluruh penduduk kampung, tenaga kerja untuk operasi militer dan pembangunan barak, serta pemerkosaan dan pembunuhan warga di area tersebut.38 Militerisasi juga bertujuan menekan usaha komunitas lokal untuk mencegah aktivitas pengembangan minyak. Contohnya, di Amerika Latin, sejumlah kelompok penduduk asli menentang usaha perusahaan minyak melakukan pemboran minyak dan membangun jalur pipa di wilayah mereka. Dalam kasus yang terkenal ini, penduduk asli U’wa menolak usaha Occidental Petroleum melakukan pemboran minyak di tanah yang mereka sakralkan dalam hutan hujan yang peka. Untuk menjamin bahwa proyek Occidental berjalan pada 2000, penguasa Kolombia menggunakan polisi huru-hara yang bersenjata untuk berhadapan dengan pemrotes U’wa yang menutup jalan utama menuju 176 COVERING OIL Contoh Singkat Insiden akibat Militerisasi Nigeria: Shell membayar pasukan keamanan lokal yang terlibat kekerasan di Niger Delta; selama proses pengadilan dan eksekusi pemimpin lokal (1990-an) Nigeria: Chevron merekrut dan mengirim militer dan polisi Nigeria untuk menembaki dan membunuh orang-orang yang melakukan protes damai dari atas helikopter Chevron (1998 dan 1999) Burma: Unocal melakukan kontrak dengan militer Burma untuk menjaga keamanan jalur pipa Yadana; penduduk kampung dibunuh, diperkosa, dilukai, dan dipaksa bekerja membangun infrastruktur (1994– sekarang) Colombia: Polisi huru-hara Colombia menculik anggota warga asli U’wa yang menolak proyek minyak Occidental Petroleum (akhir 1990-an) proyek. Setelah beberapa kali terjadi aksi protes, Occidental memutuskan tidak melanjutkan konsesi minyaknya pada 2002.39 Ketika terjadi pelanggaran HAM dalam militerisasi, tanggung jawab perusahaan sering diperdebatkan. Dukungan dari pasukan keamanan adalah bukti meyakinkan keterlibatan perusahaan dalam militerisasi, walaupun dukungan itu berbeda-beda tingkatannya. Dalam beberapa kasus, seperti di Burma, militer nasional disewa oleh perusahaan untuk menjaga keamanan. Dalam kasus lainnya, perusahaan membayar pasukan keamanan lokal seperti dilakukan Shell di Nigeria.40 Perusahaan minyak juga menyediakan dukungan material untuk militer. Contohnya, Shell memberikan senjata untuk COVERING OIL 177 pasukan keamanan Nigeria, dan Chevron menyediakan helikopter dan pilot untuk pasukan kepolisian yang kemudian menembaki pemrotes damai di lokasi pemboran minyak Chevron.41 Cara lain kerja sama perusahaan dan pasukan keamanan, misalnya mengkoordinasikan strategi keamanan, briefing keamanan harian, dan penyediaan kendaraan, senjata, makanan, dan obat untuk prajurit dan polisi. Tapi dukungan finansial dan material kepada pasukan keamanan hanyalah sebagian jawaban dari pertanyaan tentang tanggung jawab perusahaan minyak. Pembela HAM berpendapat bahwa perusahaan minyak yang menggunakan jasa militer lokal maupun kepolisian seharusnya menyadari catatan HAM dari militer maupun polisi. Mereka mengatakan, perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk bersikap proaktif dalam usaha mencegah dan mengutuk pelanggaran atau menghindari kerja sama bisnis dengan pasukan militer atau polisi. Dalam kasus Burma, pembela HAM mempersoalkan argumen Unocal bahwa, karena perusahaan sadar pelanggaran HAM yang dilakukan SLORC, perusahaan tidak ingin dan tidak akan menggunakan SLORC untuk tujuan kekerasan.42 Sebagaimana dicatat pembela HAM, perusahaan tahu sering terjadi pelanggaran HAM dan karenanya mereka berkewajiban mencegahnya atau menghentikan kerja sama bisnis dengan SLORC.43 Di Nigeria, sikap pasif Shell dalam pengadilan yang memutuskan eksekusi Ken Saro-Wiwa dan rekan-rekannya dari MOSOP dipertanyakan. Meski Shell meminta pengadilan yang adil, setelah menghadapi tekanan dari masyarakat sipil yang meningkat, Human Rights Watch dan kelompok lainnya mengkritik Shell karena tidak mengajukan keberatan atas pelaksanaan pengadilan dan itu merupakan pengingkaran terhadap keadilan.44 Pada 2000, kontroversi yang terus berlanjut terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pasukan keamanan 178 COVERING OIL membuat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Departemen Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris memanggil perusahaan-perusahaan minyak dan tambang, serta bersama beberapa organisasi nonpemerintah, untuk membuat seperangkat Voluntary Principles on Security and Human Rights. Prinsip-prinsip ini ditujukan untuk menyediakan pedoman bagaimana menjaga HAM dalam penyusunan keamanan perusahaan sektor penam-bangan (termasuk perminyakan dan pertambangan). Komponen kunci dari prinsip-prinsip ini digunakan dalam kesepakatan dengan keamanan swasta dan keamanan publik, serta penilaian risiko terkait keamanan lingkungan. Salah satu syarat menurut prinsip ini adalah perusahaan harus secara jelas menyampaikan kebijakan mereka kepada pasukan keamanan pemerintah. Perusahaan yang pertama menandatangani prinsip-prinsip ini adalah Chevron, Texaco, Conoco, Shell, dan BP. Prinsip-prinsip tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk membuat prinsip sejenis dan dijadikan acuan dunia. Meski begitu, beberapa lembaga nonpemerintah memberikan peringatan. Amnesty International menerima prinsip-prinsip ini, namun tidak mendukung. Beberapa kelompok lainnya seperti EarthRight International, mengkritik sifatnya yang sukarela. Prinsip-prinsip ini juga dikritik karena tidak mendorong perusahaan mengumumkan persyaratan dalam kontrak keamanan mereka, termasuk mengenai kesepakatan dengan pasukan keamanan. Perumahan kembali dan relokasi paksa Beberapa proyek pengembangan minyak mungkin mengharuskan perumahan kembali penduduk, sebuah pengalaman yang bermasalah secara sosial maupun ekonomis. Perhatian serius terus meningkat seiring kegagalan perusahaan menyediakan kompensasi yang layak atas perusakan tanah dan lain-lain yang dialami komunitas lokal dalam proses perumahan kembali ini. Kompensasi COVERING OIL 179 memerlukan perhatian khusus dalam kasus konstruksi jalur pipa yang menggunakan tanah yang luas dan merusak sumber alam sepanjang jalur pipa. Dalam banyak kasus, untuk mengamankan kesepakatan kompensasi, perusahaan akan membuat kesepakatan dengan satu kelompok atau pemimpinnya tanpa melakukan konsultasi dengan komunitas yang lebih luas. Jumlah kompensasi biasanya dirahasiakan dari pengujian publik, dan diperkirakan akan sangat bervariasi tergantung pada kondisi tertentu. Di Peru, sebuah investigasi tahun 2003 yang dilakukan organisasi lingkungan menemukan bahwa pembangunan konstruksi jalur pipa Camisea mengambil keuntungan dari ketidaktahuan komunitas lokal dan tidak dipergunakannya metode yang layak dalam menghitung kompensasi untuk tanah dan sumber daya alam.45 Serupa dengan investigasi pada 2003, sebuah konsorsium yang dibuat oleh Shell dan Enron tidak membayar biaya penuh atas tanah milik komunitas lokal yang digunakan untuk jalur pipa Cuiaba.46 Kebijakan perumahan kembali yang diwajibkan IFC ialah mempertimbangkan satu pedoman proyek di negara-negara berkembang. Menurut kebijakan itu, suatu rencana perumahan kembali harus melibatkan komunitas dalam merancang program. Warga yang kehilangan tempat harus diberi ganti rugi dengan biaya penuh. Kompensasi meliputi tanah, perumahan, infrastruktur, dan uang yang layak berdasarkan situasi. Warga harus didampingi selama pemindahan dan proses penempatan di tempat baru. Keadaan mereka harus sama dengan sebelumnya, dan sponsor proyek harus membantu mereka mendapatkan penghasilan yang potensial. Ketiadaan kepemilikan tanah formal bukanlah alasan untuk menghindar dari pemberian kompensasi. Sponsor proyek harus menyediakan Rencana Aksi Perumahan Kembali (Resttlement Action 180 COVERING OIL Plan) untuk publik (sebagai sebuah penghitungan dampak lingkungan) yang tersedia di kantor Bank Dunia di suatu negara serta kantor-kantor pemerintah nasional dan lokal. Definisi perumahan kembali yang bersifat “wajib” dari IFC cukup kontroversial. Apakah sebuah komunitas yang terkena dampak negatif oleh sebuah proyek –misalnya, polusi dari sebuah proyek menimbulkan dampak kesehatan– penduduknya tidak harus pindah bila tidak terpaksa menurut kebijakan IFC. Hasilnya, banyak lembaga nonpemerintah merasa definisi “wajib” terlalu sederhana. Di luar persoalan perumahan kembali yang bersifat sukarela atau wajib, ada beberapa contoh pemaksaan relokasi. Di Burma misalnya, SLORC membakar seluruh kampung dan memaksa relokasi untuk mengamankan jalur pipa Yadana milik Unocal.47 Karena relokasi dilaksanakan di bawah ancaman dan intimidasi, pengadilan Amerika Serikat menyatakan bahwa tindakan militer merupakan kekerasan dalam hukum internasional. Komunitas warga asli Ketika pemboran minyak dilakukan di area baru, perusahaan minyak akan melakukan kontak dengan komunitas warga asli, yang kebanyakan belum pernah kontak dengan dunia luar. Seringkali komunitas ini sedikit atau tidak melakukan komunikasi, meski eksplorasi dan pemboran berlangsung di dalam komunitas mereka. Komunitas semacam ini sering tidak dimasukkan dalam sistem legal formal sebuah negara. Kelompok warga asli sering dipaksa melakukan kontak dan terpapar penyakit yang sebelumnya tidak ada, ancaman sosial lainnya, serta rusaknya cara hidup tradisional mereka. Operasi yang dilakukan industri ini bisa merusak area ekologi yang peka, tempat komunitas warga asli berada, dan merusak lahan yang dianggap sakral. COVERING OIL 181 Penyebaran penyakit menular karena komunitas belum punya sistem kekebalan terhadapnya merupakan hal biasa. Contohnya, ketika pekerja minyak memasuki wilayah Urarina di Peruvian Amazon pada 1990-an, komunitas Urarina terjangkiti penyakit pertusis dan malaria, yang tidak pernah terjadi sebelumnya di komunitas mereka.48 Persoalan hukum Pelanggaran HAM memicu tuntutan hukum untuk melawan perusahaan minyak, yang terkait dengan pasukan keamanan. Pembela hukum di Amerika Serikat mengajukan serangkaian tuntutan di bawah UU Amerika Serikat, Alien Tory Claims Act (ATCA), yang membolehkan penuntut mengklaim kerusakan akibat pelanggaran hukum internasional. Kasus tuntutan terhadap perusahaan minyak seperti Unocal, ChevronTexaco, dan ExxonMobil membuktikan bahwa perusahaan terlibat pelanggaran HAM yang dengan pasukan keamanan yang menjamin keamanan operasi perusahaan. Mereka yang berusaha bertahan dari klaim ATCA berargumen bahwa UU itu dimaksudkan untuk tujuan lain. Klaim ini masih berlangsung di pengadilan Amerika Serikat dan akan menghadapi ujian hukum dalam beberapa tahun ke depan. Para pembela HAM juga meningkatkan perhatian pada dampak potensial dari Persetujuan Pemerintah Tuan Rumah (Host Government Agreements/HGAs), perjanjian khusus antara pemerintah dan investor asing seperti perusahaan minyak, yang menyatakan persyaratan investasi perusahaan.49 HGA memberikan hak dan kesempatan yang memungkinkan investor menghindari hambatan dari kebijakan publik yang tidak mereka lakukan. Dalam kasus jalur pipa Baku-Tbilisi-Cevhan (BTC), HGA antara Turki dan konsorsium BTC (dipimpin oleh BP) membolehkan konsorsium mencari kompensasi terkait dengan dampak bisnis 182 COVERING OIL Dampak terhadap Komunitas Warga Asli: Kasus Jalur Pipa Camisea Proyek Camisea, yang meliputi pengeboran gas di daerah terpencil Amazon di Peru serta pengapalan ke pantai, adalah salah satu proyek penambangan paling kontroversial saat ini di dunia. Proyek ini berlokasi di salah satu hutan hujan paling berharga. World Wild Fund menunjuk area ini sebagai salah satu eco-region “Global 200”. Ini menjadikannya sebagai prioritas dalam upaya konservasi karena biodiversitasnya yang tinggi dan fungsi ekologisnya yang penting di dunia. Fasilitas ekspor berada di wilayah laut yang dilindungi. Proyek ini juga melanggar hak-hak warga asli Camisea, yang hidup dalam isolasi secara sukarela di area yang dilindungi. Perlindungan itu dibuat untuk menjamin orangorang terisolasi di wilayah Nanti dan Nahua serta menentukan jalur pembangunannya sendiri yang dijamin dalam Konvensi ILO 169 tentang Warga Asli dan Orang-orang Suku, yang diratifikasi pemerintah Peru. Menurut lembaga nonpemerintah lokal, pejabat proyek tidak mengumumkan kunjungannya kepada komunitas tersebut. Kehadiran pekerja proyek dan pendatang di kawasan lindung ini telah membawa penyakit, sementara warga terisolasi tidak memiliki imunitas. Menurut penemuan dari studi awal yang dilakukan London School of Tropical Medicine dan Kementerian Kesehatan Peru, seluruh warga Nanti yang tinggal di sepanjang Sungai Camisea menderita penyakit pernafasan, dengan rata-rata tingkat infeksi pada seluruh penduduk sekitar 50 persen. Kelompok warga asli yang tidak hidup dalam isolasi tidak mendapatkan konsultasi yang cukup tentang rancangan proyek dan tingkat kompensasi yang diusulkan. Organisasiorganisasi lingkungan mendapati bahwa konsorsium di COVERING OIL 183 belakang Camisea mengambil keuntungan dari kurangnya pengetahuan komunitas lokal dan tidak menggunakan metode yang layak untuk menghitung kompensasi yang harus dibayar atas penggunaan lahan dan sumber daya alam. Komunitas juga dipaksa melakukan negosiasi dengan tiga perusahaan berbeda yang menawarkan kesepakatan berbeda. Hal ini memperlemah dan merusak proses negosiasi yang mempengaruhi penduduk. Untuk informasi lebih lanjut, lihat http://www.bicusa.org/ bicusa/issues/Camisea_factsheet8-2003.pdf. yang disebabkan penerapan hukum dan aturan baru mengenai kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.50 Pemerintah melarang penundaan berbagai aspek proyek, termasuk dengan alasan kesehatan, keselamatan, atau lingkungan, kecuali bila ada ancaman yang akan dan sudah terjadi. Pemerintah Turki mewajibkan dirinya sendiri untuk menyediakan tempat yang layak untuk proyek jalur pipa dan menyediakan perlindungan kepolisian. Dampak bagi pekerja dan perusahaan Operasi penambangan dan transportasi minyak merupakan kegiatan padat modal. Dampak bagi perusahaan akibat operasi ini tidak banyak. Dampak terbesar bagi perusahaan adalah selama pembangunan fasilitas, dan pekerjaan ini pada bulan-bulan terakhir mendapatkan hasil yang terbaik. Contohnya, jalur pipa minyak dan gas milik BP di Azerbaijan, Georgia, dan Turki secara keseluruhan mempekerjakan hingga 6.000 orang saat puncak; tapi sedikitnya separuh dari jumlah itu yang bukan pekerja ahli hanya bertahan paling lama “dua bulan.”51 Setelah pembangunan, dua jalur pipa diperkirakan mempekerjakan 700 orang.52 184 COVERING OIL Tapi komunitas seringkali memiliki harapan (salah) yang tinggi terhadap perusahaan. Bila lapangan kerja tidak terwujud, hubungan antara perusahaan dan komunitas akan memanas. Kemarahan antara mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan mereka yang mendapat pekerjaan akan berlanjut pada konflik komunitas. Pengharapan yang salah sering diciptakan oleh politisi dan pejabat perusahaan untuk mendapatkan dukungan terhadap suatu proyek. Operasi minyak bisa juga mengakibatkan efek negatif pada struktur sosial komunitas. Para pekerja dari luar area akan tinggal dalam waktu cukup lama dan jauh dari rumah. Masuknya perusahaan dan pekerja asing, yang membawa sejumlah besar uang dan menimbulkan inflasi, membuat anggota komunitas tak lagi bisa membayar barang kebutuhan yang selama ini terjangkau. Saat tinggal di tempat penampungan, orang-orang sering tergoda alkohol, obat-obatan, dan prostitusi. Selanjutnya ini akan merusak kehidupan keluarga dan struktur sosial. Karenanya, kebanyakan riset mengenai konsekuensi kesehatan dari industri penambangan ini, seperti penyebaran HIV/AIDS, prostitusi, dan penggunaan obat, telah difokuskan pada operasi tambang. Situasi serupa terjadi di area pemboran minyak. Dalam kasus tambang Afrika Selatan, meratanya HIV di kalangan pekerja hampir 20 persen lebih tinggi daripada populasi setempat.53 Kondisi kesehatan dan keselamatan pekerja di lokasi pengeboran minyak sangat berbahaya. Perlengkapanperlengkapan lepas pantai terbuka terhadap angin kencang dan laut yang keras. Keadaan di lokasi bisa basah dan licin. Pergantian jam kerja lama dan memerlukan kekuatan fisik (pekerja biasanya bekerja dalam jangka waktu yang lama). Mesin-mesin di rig berat dan beroperasi sangat cepat. Tekanan yang kuat pada kepala bor bisa mengakibat-kan ledakan dan kebakaran. Semua kondisi ini bisa menyebabkan kecelakaan serius. Raksasa minyak Inggris BP COVERING OIL 185 didenda karena dua pekerjanya mengalami kecelakaan kerja di Alaska, Amerika Serikat, pada 2002: seorang meninggal karena ledakan sumur dan yang lain terluka parah akibat semburan pipa.54 Adalah kenyataan bahwa bekerja di industri minyak merupakan salah satu posisi paling berbahaya. Di Amerika Serikat, yang memiliki aturan keselamatan jelas, kematian terkait sektor penambangan minyak dan gas lebih tinggi dibandingkan sektor gabungan industri lainnya.55 Di negara-negara berkembang yang memproduksi minyak, kondisi buruh mungkin lebih buruk lagi karena tidak ada UU keselamatan kerja atau sedang dalam penggodokan. Seringkali hukum tidak diterapkan secara baik, dan perusahaan sering lari dari hukuman dengan menyuap pihak berwenang. Serikat pekerja yang lemah hanya sedikit memberikan perlindungan. Di darat maupun di laut, pekerja di lokasi penambangan minyak secara potensial terpapar bahan kimia berbahaya, seperti arsenikum dan sianida. Paparan tingkat ting gi ini bisa menyebabkan luka dan penyakit parah. Dalam jangka panjang, paparan tingkat rendah bisa merusak kesehatan pekerja. Harihari kerja yang hilang karena kecelakaan cenderung lebih tinggi dibandingkan yang terjadi pada industri lain.56 Kesimpulan Seiring dengan semakin intensifnya pencarian sumber-sumber minyak baru, wilayah-wilayah yang lebih terpencil makin terpengaruh oleh industri minyak, dan area tempat produksi dan pengembangan tengah berlangsung bisa terlihat lebih banyak lagi aktivitas. Pada saat yang sama, dampak pengembangan minyak bagi lingkungan dan sosial juga makin meningkat, dan konsekuensi pemburuan bahan bakar fosil ini harus dianalisis lebih hati-hati 186 COVERING OIL lagi. Keuntungan finansial potensial dari pengembangan minyak yang intensif ini bisa dan harus dilihat dalam konteks biaya lingkungan dan sosial, yang mungkin untuk kali pertama harus ditanggung komunitas lokal, baru kemudian komunitas global. Pada akhirnya, minyak bukanlah barang gratis.* COVERING OIL 187 LEMBAR TIPS Pertanyaan seputar Hak Asasi Manusia » Apa jenis konsultasi yang dilakukan perusahaan dengan komunitas lokal? Apakah konsultasi ini dilakukan hanya dengan individu-individu dari kelompok terbatas? Apakah komunitas lokal mendapatkan informasi lengkap dalam bahasa lokal? » Apakah kesepakatan keamanan dilakukan perusahaan minyak dengan pasukan keamanan, publik, atau swasta? Apa sifat hubungan tersebut –kontraktual, karyawan/perusahaan, agensi? Apakah perusahaan mengumumkan kesepakatan atau kontrak keamanan (tertulis maupun tidak)? Apakah perusahaan mengumumkan berbagai kesepakatan tentang HAM atau isu terkait? » Bagaimana catatan HAM suatu negara dan pasukan keamanannya di wilayah perusahaan melakukan investasi? Apa jenis peringatan khusus yang harus dilakukan perusahaan atas isu HAM? » Apakah perusahaan menerima prioritas penghitungan risiko keamanan untuk melakukan investasi? Apa sifat dan isi penghitungan risiko? Apakah ditujukan untuk pelanggaran HAM potensial? Apakah perusahaan mengumumkan penghitungan risiko keamanannya? » Bagaimana kehadiran perusahaan di lokasi pengembangan? Apakah perusahan memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memantau, mencegah, dan menangani pelanggaran? Apa hubungan antara perusahaan induk dan perwakilannya yang beroperasi di lokasi pengembangan minyak? 188 COVERING OIL » Apakah perusahaan mengizinkan kunjungan wartawan, kelompok HAM, dan lainnya secara bebas, tanpa tekanan, tanpa pendampingan, dan tidak dipantau? » Apakah anggota komunitas lokal tergusur oleh penambangan, jalur pipa, atau lainnya akibat operasi proyek? Bagaimana kompensasinya, jika ada, diberikan? Bagaimana menentukan penggusuran dan dalam keadaan seperti apa penggusuran terjadi (apakah di bawah ancaman atau intimidasi)? » Apakah perusahaan memiliki persetujuan pemerintah tuan rumah (host goverment agreement), kesepakatan hukum antara pemerintah dan perusahaan minyak yang menyatakan persyaratan investasi, atau kesepakatan sejenis? Apakah perusahaan mengumumkan kesepakatan ini? Apakah kesepakatan itu membatasi kemampuan pemerintah untuk melindungi kepentingan publik? Apakah kesepakatan ini menjamin bahwa persoalan kompensasi akan dilakukan secara tepat? COVERING OIL 189 CERITA CONTOH Unocal, Perusahan Amerika Serikat Pertama yang Diadili dalam Kasus Pelanggaran HAM Oleh Marc Lavine LOS ANGELES, 10 Desember 2003 (AFP) – Perusahaan minyak raksasa Unocal Selasa menjadi perusahaan Amerika Serikat pertama yang diadili di negaranya atas tuduhan pelang-garan hak asasi manusia (HAM) di luar negeri, dalam kasus pembangunan jalur pipa gas di Myanmar. Warga Myanmar menuntut perusahaan yang berpusat di California itu karena dianggap melakukan pelanggaran HAM dengan menggunakan junta militer di negara Asia Tenggara tersebut, seperti pemaksaan, pemerkosaan, dan penyiksaan terhadap pekerja. Pengadilan di Los Angeles melanjutkan dua tuntutan hukum dari 15 warga desa, yang identitasnya dirahasiakan, di negara yang dulu bernama Burma itu dalam pembangunan jalur pipa gas alam Yadana sepanjang 62 kilometer. 190 COVERING OIL Warga mengklaim, dalam tuntutan yang sudah berjalan tujuh tahun itu, Unocal menutup mata terhadap tindakan tentara junta membunuh, memperkosa, dan melakukan perbudakan terhadap warga, serta memaksa mereka bekerja di jalur pipa senilai $1,2 milyar pada 1990 yang dilakukan tentara. “Tentara Burma memaksakan sistem perbudakan dan melakukan kekerasan yang mengerikan atas nama Unocal,” kata Terry Collingsworth, direktur eksekutif International Labor Rights Fund, yang mewakili warga. Unocal, yang tidak beroperasi secara langsung di ladang milik pemerintah Myanmar itu, menyangkal keras keterlibatannya dalam pelanggaran tersebut. Kasus ini berpusat pada konstruksi jalur pipa yang disengketakan, yang didirikan Unocal dan partnernya seperti Total dari Prancis, untuk mengirim gas alam dari Myanmar ke negara tetangganya, Thailand. Warga menuntut kerusak-an, yang belum dispesifikasikan, dan menuduh Unocal memperoleh keuntungan dengan menggunakan junta Yangon dalam pemaksaan terhadap buruh serta pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan tentara, meski perusahaan tidak setuju dengan pelanggaran tersebut. Persoalan pertama dari pengadilan yang kompleks adalah apakah Unocal bertanggung jawab atas tindakan perusahaan perwakilannya yang berinvestasi dalam jalur pipa tersebut. Daniel Petrocelli, pemimpin penasehat hukum Unocal, mengatakan bahwa “alter-ego doctrine” California akan menghentikan usaha para penuntut menuntut perusahaan induk bila perwakilannya di lapangan memiliki aset sendiri. “Keseluruhan kasus ini menyimpulkan satu poin: Bila perwakilan bisa membayar, kasus ini akan selesai,” katanya pada pembukaan pembelaannya dalam sidang pengadilan. Tapi para penasehat hukum warga tetap pada pendapat bahwa Unocal menggunakan perwakilannya sebagai tameng. “Pernyataan pembukaan Unocal menunjukkan bahwa perusahaan mampu melakukan apa saja demi keuntungan perusahaan,” kata Dan Stromer, penasehat hukum warga kepada AFP. “Tidak satu pun entitas (perusahaan perwakilan) ini yang independen,” katanya, sembari menambahkan bahwa Unocal harus bertanggung jawab langsung atas peran anak perusahaannya dalam kasus ini. Tapi Petrocelli malah mendesak anak-anak perusahaannya –Unocal Myanmar Offshore Co., Unical International Pipeline Co. dan Unocal Global Ventures– yang memiliki ratusan juta dolar dalam bentuk aset dan memiliki struktur perusahaan sendiri. “Setiap perusahaan ini memiliki kemampuan memba-yar,“ kata Petrocelli. Dalam komplain tertulis, warga mengatakan bahwa mereka mendapat tekanan agar membersihkan jalur dan mem- COVERING OIL 191 bangun fasilitas jalur pipa untuk proyek investasi asing terbesar di Myanmar. Identitas para penuntut disembunyikan karena takut pada tekanan junta Myanmar. Para eksekutif Unocal menjawab bahwa tentara me-maksa penduduk membawa amunisi dan suplai untuk militer dan menggunakan pekerja di sekitar proyek, tetapi menyangkal beberapa pekerja tersebut memiliki hubungan dengan pembangunan jalur pipa. Unocal memilki jalur pipa bekerja sama dengan Total, 192 COVERING OIL sebelumnya bernama TotalFinaElf, dan pemerintah Thailand dan Myanmar. Total juga menghadapi tuntutan terpisah di Eropa. Dicetak kembali atas seizin Agence of France-Presse. Catatan editor: Pada Maret 2005, Unocal setuju menyelesaikan persoal-an di luar pengadilan. Unocal setuju menyediakan dana untuk memper-baiki kondisi kehidupan lokal, juga kompensasi uang untuk para korban. Lampiran Program Transparansi Industri Tambang (Extractive Industries Transparency Initiative/EITI) EITI, sebuah program yang diselenggarakan Departemen Pembangunan Internasional (Department for International Development) Kerajaan Inggris dan Bank Dunia, bertujuan untuk menjamin pendapatan dari industri ekstraktif bisa mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan. Prinsip-prinsip EITI 1. Kami memegang keyakinan bahwa penggunaan kekayaan sumber daya alam dengan bijaksana akan menjadi motor penting bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang membantu pembangunan berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan, tapi bila tidak dikelola secara baik, akan menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang negatif. COVERING OIL 193 2. Kami menyatakan bahwa pengelolaan kekayaaan sumber daya alam yang memberikan manfaat bagi warga negara di suatu negara merupakan kewenangan pemerintah untuk mewujudkannya bagi kepentingan pembangunan nasional. 3. Kami menyadari bahwa manfaat dari penambangan sumber daya alam merupakan pendapatan yang mengalir selama bertahun-tahun dan tergantung harga minyak yang tinggi. 4. Kami menyadari bahwa pemahaman publik tentang pendapatan dan belanja pemerintah dari waktu ke waktu akan mengiring perdebatan publik dan menginformasikan pilihan yang layak dan realistis bagi pembangunan berkelanjutan. 5. Kami menekankan pentingnya transparansi pemerintah dan perusahaan dalam industri pertambangan ini serta perlunya meningkatkan pengelolaan dan akuntabilitas keuangan publik. 6. Kami menyadari bahwa pencapaian transparansi yang lebih besar harus diletakkan dalam konteks penghargaan terhadap kontrak dan hukum. 7. Kami menyadari bahwa transparasi investasi domestik maupun investasi asing bisa membawa peningkatan pengelolaan lingkungan. 8. Kami percaya prinsip dan praktik akuntabilitas pemerintah kepada seluruh warga atas pengelolaan aliran pendapatan dan belanja publik. 9. Kami berkomitmen untuk mendorong standar transparansi dan akuntabilitas yang tinggi dalam kehidupan publik, penyelenggaraan pemerintahan, dan bisnis. 10. Kami percaya bahwa pendekatan yang konsisten dan bisa dikerjakan untuk pengungkapan pembayaran dan pendapatan 194 COVERING OIL yang diperoleh, adalah sederhana untuk dijalankan dan digunakan. 11. Kami percaya bahwa pengumuman pembayaran dalam suatu negara harus melibatkan semua perusahaan industri ekstraktif yang beroperasi di negara tersebut. 12. Dalam mencari solusi, kami percaya bahwa seluruh rekanan harus memberikan kontribusi yang epenting dan relevan – pemerintah dan perwakilannya, perusahaan, perusahaan jasa, organisasi multilateral, organisasi keuangan, investor, dan organisasi nonpemerintah. Kriteria EITI 1. Secara rutin mempublikasikan seluruh pembayaran dari minyak, gas, dan pertambangan oleh perusahaan kepada pemerintah dan seluruh pendapatan yang diterima pemerintah kepada audiens yang luas dalam sebuah bentuk publikasi yang bisa diakses dan komprehensif. 2. Bila audit semacam itu tidak tersedia, pembayaran dan pendapatan harus menerapkan standar audit yang tepercaya, independen, dan bisa diterima secara internasional. 3. Pembayaran dan pendapatan dicatat oleh administrator yang kredibel, independen, serta menerapkan standar audit internasional dan menyertakan pendapat administrator, termasuk menyebutkan selisih antara pembayaran dan penerimaan, bila ada. 4. Pendekatan ini berlaku untuk semua perusahaan, termasuk perusahaan milik negara. COVERING OIL 195 5. Masyarakat secara aktif terlibat penuh sebagai partisipan dalam merancang, mengawasi, dan mengevaluasi proses ini serta memberikan dukungan bagi debat publik. 6. Semua rencana kerja berkelanjutan seperti yang disebutkan di atas, dikembangkan oleh pemerintah tuan rumah, dengan pendampingan dari lembaga keuangan internasional, meliputi target yang terukur, waktu pelaksanaan dan penghitungan hambatan yang bisa muncul. http://www.eitransparency.org/principlesandcriteria.htm Publish What You Pay Kampanye Publish What You Pay bertujuan mengumumkan pajak, upah, royalti, dan pembayaran lain dari perusahaan minyak, tambang, dan gas kepada pemerintah dan agensi publik lainnya. Seruan kepada perusahaan agar mengumumkan pembayarannya merupakan langkah pertama yang penting untuk sistem yang lebih akuntabel bagi pengelolaan pendapatan sumber daya alam yang dibayarkan oleh perusahaan industri ekstraktif kepada pemerintah di negara-negara berkembang yang kaya sumber daya alam. Ada juga kewajiban pemerintah untuk “mengumumkan apa yang telah didapatkannya.” Jika perusahaan mengumumkan jumlah yang dibayar dan pemerintah mengumumkan jumlah yang diterima, maka masyarakat bisa membandingkan keduanya serta memegang akuntabilitas pemerintah terhadap pengelolaan pendapatan. Hal ini juga akan membantu kelompok masyarakat sipil dalam perdebatan yang demokratis akan penggunaan dan distribusi pendapatan. Transparansi pendapatan merupakan langkah awal yang penting bagi pengentasan warga dari kemiskinan di negara-negara 196 COVERING OIL berkembang yang miskin tapi kaya sumber daya alam. Ini sejalan dengan tujuan yang telah disepakati secara internasional untuk menuju pemerintahaan yang akuntabel, pencegahan korupsi, dan perdebatan demokratis tentang pengelolaan sumber daya, seperti disepakati dalam Rencana Aksi G8 dalam Memerangi Korupsi dan Meningkatkan Transparansi. Pelaku bisnis juga akan mendapatkan keuntungan. Transparansi akan memperkuat “lisensi untuk beroperasi” bagi perusahaan, dengan menunjukkan kontribusi positif mereka kepada masyarakat, dan meningkatkan kemungkinan bahwa pembayaran mereka kepada pemerintah akan digunakan untuk pembangunan berkelanjutan –yang menciptakan lingkungan bisnis yang stabil– ketimbang diboroskan atau diselewengkan oleh korupsi, yang bisa memperburuk pelapisan masyarakat dan bisa menggiring kepada gangguan atau konflik negara. Transparansi akan melindungi perusahaan dari tuduhan terlibat dalam praktik pemerintah yang korup, seperti disebutkan dalam penyataan investor-investor Amerika Utara, Eropa, dan lainnya yang mengelola dana senilai hampir US$7 trilyun. Pelaku bisnis juga akan meraih keuntungan dari tingkat lapangan permainan jika semua perusahaan mengumumkan pembayarannya. Hal ini akan melindungi perusahaan yang sangat maju dari pemutusan kontrak oleh pemerintah yang korup jika mereka membuka informasi secara sukarela, dan akan mencegah dari serangan kompetitor yang kurang transparan. Transparansi bisa tercapai melalui sebuah pendekatan komprehensif dan global dengan melibatkan penyesuaian sederhana terhadap hukum perusahaan, standar akuntansi, dan syarat-syarat peminjaman dari lembaga keuangan dan bank. Publish What You Pay percaya bahwa pengumuman berlaku bagi setiap perusahaan pada setiap operasi di setiap negara. EITI telah COVERING OIL 197 mengembangkan sebuah model pelaporan yang bisa menjadi acuan pengumuman ini. Sejumlah mekanisme aturan diperlukan untuk menjamin bahwa perusahaan-perusahaan multinasional maupun milik negara mengumumkan pembayarannya kepada pemerintah, dan pemerintah mengumumkan penerimaan mereka dari sektor ekstraktif ini. Untuk penerapan mekanisme wajib ini, yang menjadi target utama Publish What You Pay adalah: l Otoritas lembaga pasar modal l Kelompok Bank Dunia (IBRD, IDA, MIGA, dan IFC) l Dana Moneter Internasional (IMF) l Lembaga peminjaman multilateral dan bilateral lainnya l Agensi kredit ekspor l Pemerintah negara penghasil minyak l Pemerintah negara maju l l Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board) Bank komersial, swasta, dan retail yang menjadi penjamin pinjaman. Transparansi merupakan kepentingan semuanya –warga negara, perusahaan, pemerintah negara donor, dan komunitas internasional yang lebih luas– kecuali elite korup yang mendapatkan keuntungan dari kekacauan sistem pengelolaan aset negara. http://www.publishwhatyoupay.org/english/objectives/index.shtml 198 COVERING OIL Catatan Kaki Bab 1 1. Menurut laporan Bank Dunia dalam World Development Indicators 2004, PDB per kapita Nigeria (dalam US$ pada 1995) sebesar $254.26 dan Indonesia sebesar $1,060.24 pada 2002. 2. Bank Dunia, World Development Indicators 2004. 3. Dalam keadaan khusus, mungkin lebih menguntungkan bila dilakukan penundaan proses ekstraksi. Biaya ekstraksi bisa turun karena penemuan teknologi, atau menunggu harga minyak naik. Ada juga kemungkinan meningkatnya selisih antara nilai minyak dan biaya ekstraksi yang lebih besar dibandingkan nilai kenaikan harga minyak itu sendiri. 4. Disebut demikian karena efek terbalik dari meningkatnya nilai tukar Belanda setelah penemuan gas di North Sea. 5. Lihat Takahiro Akita dan Yoichi Nakamura, eds., Green GDP Estimates in China, Indonesia, and Japan: An Application of the UN Environmental and Economic Accounting System (United Nations University [UNU/IAS], Tokyo, 2000). 6. Global Witness, All the Presidents’ Men (Maret 2002). http:// www.globalwitness.org/reports/show.php/en.00002.html 7. “Africa Opens Books on Oil Deals,” News24.com, 27 Juni 2004. http:// www.news24.com/News24/Africa/News/0,,2-11-1447_1549016,00.html COVERING OIL 199 8. Ini kejadian nyata di Amerika Serikat. Lihat J. Leitzinger and J.E. Stiglitz, “Information Externalities in Oil and Gas Leasing,” Contemporary Economic Policy Issues 5 (Maret 1984): 44-57. 9. Pola checkerboard (tanah dibagi ke dalam beberapa wilayah besar, dan setiap wilayah disewakan) yang digunakan Alberta mungkin bisa mengurangi informasi yang tidak seimbang, karenanya bisa meningkatkan pendapatan pemerintah. Lihat J.E. Stiglitz, “The Efficiency of Market Prices in Long Run Allocations in the Oil Industry,” dalam G. Brannon, ed., Studies in Energy Tax Policy, (Cambridge: Ballinger Publishing, 1975): 55-99. 10. Inilah salah satu alasan mengapa pemerintah harus menyediakan konsesi yang cukup beragam di luar persyaratan normal. Pemerintahan yang berkuasa di masa datang akan mendapat tekanan untuk membatalkan konsesi. Perusahaan minyak mengerti keadaan ini, karenanya nilai konsesikonsesi ini akan mencerminkan harga yang diterima pemerintah dalam jangka pendek. 11. Dengan penawaran bonus, besaran biasanya royalti senilai 16 persen. 12. Lihat Paul Milgrom, Putting Auction Theory to Work (Cambridge, MA.: Cambridge University Press, 2004). 13. Lagi, mungkin diperlukan perubahan kerangka kerja akuntansi. Kerangka kerja yang sekarang digunakan IMF menggabungkan pinjaman yang dilakukan perusahaan milik negara dengan pinjaman pemerintah lainnya. Akibatnya, jika perusahaan minyak milik pemerintah meminjam uang untuk investasi, negara akan menghindari hukuman dari IMF bila mendapatkan surplus yang besar dari rekeningnya sendiri. Ini tidak mendorong investasi oleh perusahaan negara dan privatisasi. Bab 2 1. Robert Baer, “The Fall of the House of Saud,” Atlantic Monthly, Mei 2003. 2. Terry Lynn Karl, The Paradox of Plenty: Oil Booms and Petro-States (Berkeley: University of California Press, 1997). 3. Thorvaldur Gylfason, “Natural Resources, Education, and Economic Development,” Institute of Economic Studies (September 2000): 1. http:// www.ioes.hi.is/publications/wp/w0010.pdf 4. United Nations Development Programme, Arab Human Development Report 2003. 5. Transparency International, Corruption Perceptions Index 2004. http://www.transparency.org/pressreleases_archive/2004/ 2004.10.20.cpi.en.html 200 COVERING OIL Bab 3 1. Biomasa biasanya tidak dimasukkan dalam perhitungan energi internasional, karena saat ini belum diperdagangkan secara komersial. Tetapi biomasa merupakan sumber energi dunia yang penting. International Energy Agency dalam World Energy Outlook tahun 2002 menyatakan bahwa permintaan biomasa di negara-negara berkembang sebesar seperempat dari total permintaan energi, sementara penggunaannya di negara maju diperkirakan meningkat dari 890 juta ton setara minyak pada 2000 menjadi 1.090 juta ton setara minyak pada 2030. Bab 4 1. ExxonMobil, Laporan Tahunan 2003. 2. BP, Laporan Tahunan 2003. 3. Royal Dutch/Shell, Laporan Tahunan 2003. 4. Total, Laporan Tahunan 2003. 5. ChevronTexaco, Laporan Tahunan 2003. 6. Lihat informasinya di http://finance.yahoo.com/q/ks?s=COP 7. ConocoPhillips, Laporan Tahunan 2003. 8. “Saudi Arabia: Rise and Fall of Saudi Arabia’s Great Gas Initiative,” Middle East Economic Digest, 27 Juni 2003. 9. Human Rights Watch, “Some Transparency, No Accountability: The Use of Oil Revenues in Angola and Its Impact on Human Rights,” Human Rights Watch Report, vol. 16, no.1 (Januari 2004). 10. Pernyataan pers ChevronTexaco, “Chevron Nigeria Limited Declares Force Majeure” 20 Maret 2003. 11. Country Analysis Brief: Algeria (Februari 2004). http:// www.eia.doe.gov/emeu/cabs/algeria.html 12. Lihat informasinya di http://www.eia.doe.gov/cabs/venez.html 13. Informasi lebih lanjut tentang sering terjadinya perusakan jalur pipa dan pencurian minyak mentah, lihat: http://www.hrw.org/reports/2002/ nigeria3/ 14. Lihat informasinya di http://www.zietlow.com/docs/Fuel-Prices2003.pdf 15. Lihat informasinya di http://www.shell.com/static/nigeria/ downloads/pdfs/annualreport_2003.pdf 16. Link menuju Laporan Lokasi di Indonesia oleh BP: http:// www.bp.com/subsection.do? categoryId=2011189&contentId=2016392 COVERING OIL 201 17. Artikel tentang perdebatan efektivitas Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa bisa dilihat di halaman web Global Policy Forum: http:// www.globalpolicy.org/reform/indxbiz.htm 18. Gro Bruntland, ed., Our Common Future: The World Commission on Environment and Development (Oxford: Oxford University Press, 1987). 19. Informasi tambahan tentang EITI bisa didapatkan di http:// www.eitransparency.org/implementation.htm, termasuk dokumen berbahasa Rusia terkait lembaga ini. Bab 5 1. Global Witness, Time for Transparency: Coming Clean on Oil, Mining, and Gas Revenues (Maret 2004). 2. Daniel Johnston, International Petroleum Fiscal Systems and Production-Sharing Contracts (PennWell Books, 1994). 3. Jenik Radon, “Negotiating and Financing Joint Venture Abroad” in N. Lacasse and L. Perret, eds., Joint Venturing Abroad (Wilson & Lafleur Itee, Canada, 1989). 4. Lihat Coordinating Committee for Geoscience Programmes in East and Eastern Asia (CCOP) di http://www.ccop.or.th/ 5. Tipe perusahaan minyak bisa ditemukan dalam Ian Gary and Terry Lynn Karl, Bottom of the Barrel: Africa’s Oil Boom and the Poor (Catholic Relief Services, 2003). Perusahaan-perusahaan minyak terbesar dunia disebut “supermajors” seperti Royal Dutch/Shell, BP, Total, ExxonMobil, dan ChevronTexaco. Tingkat berikutnya adalah “majors” seperti ConocoPhilips, Occidental Petroleum, dan Unocal. Yang digolongkan dalam “independents” merupakan perusahaan yang lebih kecil, biasanya terfokus pada sektor “upstream” dari industri ini (Amerada Hess, Marathon, Talisman). Banyak perusahaan minyak nasional (national oil companies/ NOCs) terdapat di Timur Tengah dan negara lainnya seperti Brazil (Petrobras) dan Malaysia (Petronas), yang lebih banyak menguasai proses produksi. Di negara-negara Afrika, perusahaan nasional ini bukanlah operator tetapi lebih sebagai alat penghubung dengan perusahaan asing yang memiliki modal dan keahlian teknis. 6. Lihat Kirsten Bindemann, “Production-Sharing Agreements: An Economic Analysis,” World Petroleum Market Report 25 (Oxford Institute for Energy Studies, Oktober 1999). 7. Negara-negara seperti Iran, Saudi Arabia, Mexico, atau Venezuela telah meratifikasi undang-undang bahwa kepemilikan tanah dan sumber daya alam adalah hak negara. 8. Bagian negara dari keuntungan produksi (keuntungan minyak) ditentukan oleh bagian tetap produksi atau berdasarkan skala yang sudah ditentukan sebelumnya. Metode yang terakhir ini memberikan fleksibilitas 202 COVERING OIL lebih tinggi, khususnya terhadap perubahan harga. Dua cara yang paling sering digunakan dalam menghitung skala ini berdasarkan pada produksi rata-rata harian (seperti dalam persetujuan-persetujuan PSA di Indonesia) atau faktor-R (seperti pada persetujuan PSA Azerbaijan). Faktor-R adalah rasio pendapatan keseluruhan terhadap keseluruhan biaya dalam suatu proyek. Berdasarkan faktor-R ini, pendapatan keuntungan produksi pemerintah sangat beragam. Lihat Bindemann, “Production-Sharing Agreements: An Economic Analysis.” 9. Chakib Khelil, “Fiscal Systems for Oil: The Government ‘Take’ and Competition for Exploration Investment,” Public Policy for the Private Sector 46 (Mei 1995). 10. Lihat Philip Daniel/World Bank, Petroleum Revenue Management–An Overview (World Bank/ESMAP Program). 11. Richard A. Fineberg, “Securing the Take: Petroleum Litigation in Alaska,” dalam Svetlana Tsalik, Caspian Oil Windfalls: Who Will Benefit? (Open Society Institute, 2003). 12. Kesepakatan-kesepakatan PSA dari ladang minyak dan gas utama Azerbaijan bisa dilihat di http://www.caspiandevelopmentandexport.com 13. Dalam mengapresiasi dan menafsirkan perbedaan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di seluruh dunia, penulis secara tepat menyatakan bahwa “akuntan melaksanakan penilaian terhadap seberapa ‘benar dan jujur’ pendapat tentang operasi perusahaan dan posisi keuangan.” Penulis berpendapat bahwa perbedaan konsepsi ini ditentukan oleh faktor “lingkungan” seperti “aturan hukum, sifat dan peranan pasar modal, pengaruh keadaan politik dan ekonomi, dan perilaku budaya yang mempengaruhi hubungan bisnis.” Wendy D. Rotenberg, “Different Strokes,” CA Magazine (April 1995), ditemukan di: http:// www.camagazine.com/multimedia/camagazine/Library/EN/1995/Apr/ education.pdf 14. Lihat Rögnvaldur Hannesson, Petroleum Economics: Issues and Strategies of Oil and Natural Gas Production (Quorum Books, 1998). 15. Perjanjian antara Autralia dan Republik Indonesia tentang Zona Kerja Sama di wilayah antara Provinsi Timor Timur dan Australia Utara, di Laut Timor, 11 Desember 1989, berlaku sampai 9 Februari 1991. Lihat Australian Treaty Series 9 (1991). 16. Perusahaan milik negara Kuwait Oil Company di Kuwait dan Saudi Aramco di Saudi Arabia merupakan pemegang tunggal konsesi minyak di negaranya. Perusahaan asing berpartisipasi dalam pengolahan dan aktivitas pemasaran melalui joint-venture dengan perusahaan negara tersebut. 17. Konstitusi Iran melarang pemberian hak pengelolaan minyak berdasar konsesi. Undang-undang minyak tahun 1987 memperbolehkan pembuatan kontrak, pembelian kembali kontrak, antara perusahaan negara NIOC dan perusahaan swasta. Pembelian kembali terjadi bila kontraktor membiayai seluruh investasi, menerima remunerasi dari NIOC dalam COVERING OIL 203 bentuk hasil produksi, kemudian mentransfer operasi minyak kepada NIOC setelah kontrak selesai 18. Di bawah Konstitusi Mexico, hanya perusahaan negara Pemex yang boleh memiliki cadangan minyak dan gas. Untuk meningkatkan produksi, Pemex melakukan program Multiple Services Contract (MSC) program pada Juni 2002, memperbolehkan perusahaan asing berpartisipasi secara terbatas. Bab 6 1. Untuk beberapa pedoman lihat berikut ini: IMF Manual on Fiscal Transparency, 23 Maret 2001, bisa didapatkan di http://www.imf.org/ external/np/fad/trans/manual/; Lima Declaration of Guidelines on Auditing Precepts: http://www.intosai.org/Level2/2_LIMADe.html; dan OECD Best Practices for Budget Transparency, 5 Mei 2001: http:// www.olis.oecd.org/olis/2000doc.nsf/ 4f7adc214b91a685c12569fa005d0ee7/ c125692700623b74c1256a4d005c23be/$FILE/JT00107731.PDF 2. Menteri Keuangan Venezuela, April 2004. 3. Alaska Permanent Fund Corporation, pernyataan keuangan Desember 2003. 4. Randall Dodd, “Primer: Derivatives,” Financial Policy Forum, Washington, D.C., 2002, tersedia di: http://www.financialpolicy.org/ dscprimer.htm. Lihat juga “Primer: Derivative Instruments,” Financial Policy Forum, Washington, D.C., 2004, tersedia di: http:// www.financialpolicy.org/dscinstruments.htm 5. Ibid. 6. Short position serupa dengan berhutang sesuatu, sedangkan long position seperti memiliki sesuatu. Yang pertama mendapatkan keuntungan dari penurunan harga, yang terakhir mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. 7. Randall Dodd, “The Structure of OTC Derivatives Markets,” The Financier, vol. 9, no. 1-4 (2002) tersedia di http:// www.financialpolicy.org/dscprimer.htm 8. Rolling contract merupakan pembelian kembali futures yang akan segera habis masa berlakunya dan kemudian menjual futures sejenis pada periode kontrak berikutnya. 9. The Australian Wheat Board diprivatisasi pada akhir 1990-an. 10. Swap dalam konteks ini secara ekonomi setara dengan serial kontrak forward. 204 COVERING OIL 11. Lihat Dodd “Primer: Derivatives” dan “Primer: Derivatives Instruments” (catatan nomor 4 di atas) untuk diskusi dan penjelasan berbagai instrumen derivative. 12. James A. Daniel. “Hedging Government Oil Price Risk,” IMF Working Paper (November 2001). Bab 7 1. Paul Epstein and Jesse Selber, eds., Oil: A Life Cycle Analysis of its Health and Environmental Impact, (Harvard Medical School–Center for Health and the Global Environment, March 2002): 9. 2. Ibid. 3. U.S. Environmental Protection Agency, EPA Office of Compliance Sector Notebook Project, Profile of the Oil and Gas Extraction Industry (Oktober 2000): 38 dapat ditemukan di http://www.epa.gov/compliance/resources/ publications/assistance/sectors/notebooks/oil.html 4. Amy B. Rosenfeld, Debra Gordon, and Marianne Guerin-McManus, “Reinventing the Well: Approaches to Minimizing the Environmental and Social Impact of Oil Development in the Tropics,” dalam Ian A. Bowles and Glenn T. Prickett, eds., Footprints in the Jungle: Natural Resource Industries, Infrastructure, and Biodiveristy Conservation (Oxford University Press: 2001): 57. 5. Ibid. 6. Epstein and Selber, 7. 7. Joanna Burger, Oil Spills (New Brunswick, NJ: Rutgers University Press, 1997): 29. 8. Ibid, 137. 9. Ibid, 161. 10. Epstein and Selber, 9. 11. Ibid, 12. 12. Ibid. 13. Dagmar Schmidt Etkin, Historical Overview of Oil Spills from All Sources (1960-1998): 7, dipresentasikan pada International Oil Spill Conference 1999, bisa dilihat di http://www.environmental-research.com/ publications/pdf/spill_costs/paper1.pdf 14. Amazon Watch, Bolivia: Enron/Shell Cuiaba Gas Pipeline, bisa dilihat di www.amazonwatch.org/amazon/BO/cuiaba 15. Epstein and Selber, 27. COVERING OIL 205 16. Ibid. 17. U.S. Environmental Protection Agency, 2001 Toxics Release Inventory (TRI) Public Data Release Report (2001). 18. Ibid. 19. Etkin, 2. 20. Ibid, 2. 21. Epstein and Selber, 20. 22. Burger, 97. 23. Ibid, 108. 24. Dagmar Schmidt Etkin, Estimating Cleanup Costs for Oil Spills, 1999 International Oil Spill Conference, bisa dilihat di: http:// www.environmental-research.com/publications/pdf/spill_costs/paper6.pdf 25. Exxon Valdez Oil Spill Trustee Council bisa dilihat di http:// www.evostc.state.ak.us/facts/qanda.html 26. Epstein and Selber, 36. 27. Berdasarkan data International Energy Agency, bisa dilihat di: http:// www.iea.org/dbtw-wpd/textbase/stats/ electricitydata.asp?country=World&SubmitA=Submit&COUNTRY_LONG_NAME=World 28. National Academy of Sciences, Commission on Geosciences, Environment and Resources, Climate Change Science: An Analysis of Some Key Questions (2001). 29. World Resources Institute, Earth Trends ditemukan di: http:// earthtrends.wri.org/pdf_library/country_pro-files/Cli_cou_840.pdf 30. The Extractive Industries Review, sebuah tinjauan independen dari Bank Dunia untuk mengevaluasi peranan minyak dan industri ekstraktif lainnya, merekomendasikan agar semua proyek industri ekstraktif diklasifikasikan dalam Kategori A. 31. Xavier Sala-I-Martin and Arvind Subramanian, “Addressing the Natural Resource Curse: An Illustration from Nigeria,” International Monetary Fund Working Paper 03/139 (Juli 2003): 4. 32. Martin and Subramanian, “Addressing the Natural Resource Curse: An Illustration from Nigeria.” 33. Human Rights Watch, The Price of Oil (1999) bisa dilihat di http:// www.hrw.org/reports/1999/nigeria/Nigew991-01.htm 34. Ibid. 35. Ibid. 206 COVERING OIL 36. Ibid. 37. Earth Rights International, Total Denial Continues (May 2000): 62 bisa dilihat di http://www.earthrights.org/pubs/TotalDenialContinues.pdf 38. Ibid. 39. “Colombian Indians and Police Clash Over Oil Company Site,” New York Times, 14 Februari 2000. 40. Human Rights Watch. 41. Ibid. Lihat juga Earth Rights International, Bowoto v. ChevronTexaco, bisa juga dilihat di http://www.earthrights.org/chevronindex.shtml 42. Earth Rights International, Doe v. Unocal, lihat di http:// www.earthrights.org/unocal/index.shtml. 43. Ibid. 44. Human Rights Watch. 45. Amazon Alliance, et al., Summary of Findings: June 2003 Investigative Mission to Indigenous Communities Affected by the Camisea Project; Upper and Lower Urubamba River Valley, Peru lihat di http:// www.amazonwatch.org/amazon/PE/camisea/reports/020724_camisea.pdf 46. Amazon Watch, Field Audit of Enron and Shell’s Cuiaba and BoliviaBrazil Pipeline Impacts, 14 November 2002, bisa dilihat di: www.amazonwatch.org/amazon/BO/cuiaba/reports/bolivia_audit_0211.pdf 47. Earth Rights International, Doe v. Unocal. 48. Epstein and Selber, 18. 49. Amnesty International, Human Rights on the Line: The Baku-TbilisiCeyhan Pipeline Project (Mei 2003). 50. Ibid. 51. Regional Review: Economic, Social and Environmental Overview of the Southern Caspian Oil and Gas Projects (Februari 2003) lihat di http:// www.caspiandevelopmentandexport.com. 52. Ibid. 53. Lihat informasinya di http://www.worldbank.org/ogmc/ wbminingaids.htm. 54. Sheila McNulty, “Alaska Fines BP over Death of Worker,” Financial Times, 27 Mei 2003. 55. Epstein and Selber, 13. 56. Ibid. COVERING OIL 207 208 COVERING OIL Daftar Istilah Aliran modal (capital flows): Pergerakan modal dari satu negara ke negara lain. Transaksi menggerakkan uang secara internasional yang meliputi: pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, pengeluaran bond dan pembayarannya, investasi asing langsung (foreign direct investment) dan repatriasi modal, serta investasi portofolio seperti saham, bond, dan derivatives. (Sumber: Currency Transaction Tax, Glossary of Financial Terms. http:// www.currencytax.org/glossary.php) Aliran uang (cash flow): Ukuran kesehatan perusahaan. Sama dengan jumlah uang yang diterima dikurangi pembayaranpembayaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Aset: barang yang memiliki nilai ekonomis dan bisa ditukar menjadi uang. COVERING OIL 209 Bahan bakar fosil: Bahan bakar karbon atau hidrokarbon yang terbentuk di dalam tanah dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang mati. Diperlukan jutaan tahun untuk membentuk bahan bakar fosil. Minyak, gas alam, dan batu bara merupakan bahan bakar fosil. Banyak ilmuwan mengkhawatirkan emisi karbon dioksida ke dalam atmosfer sebagai penyebab utama pemanasan global ketika bahan bakar fosil ini dibakar. Bahan bakar minyak: Bahan bakar cair berupa campuran hidrokarbon sedang atau berat dan diproduksi di pengolahan minyak mentah. Jenis yang lebih ringan seperti bahan bakar diesel, minyak pemanas ruangan, kerosene, dan bahan bakar jet, sedangkan bahan bakar minyak yang lebih berat digunakan oleh industri, kapal, dan pembangkit tenaga listrik. (Sumber: http://www.uwsp.edu/cnr/wcee/keep/Audit/glossary-f-g.htm) Belanja modal (capital expenditure): Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan akuisisi, penggantian, modernisasi, atau ekspansi fasilitas atau peralatan, yang sesuai dengan dasar-dasar akuntansi. Bukan merupakan biaya operasi dan perawatan. (Sumber: http://www.ohca.state.ct.us/glossary.htm) Bitumen: Sekumpulan hidrokarbon padat dan setengah padat yang bisa diubah menjadi bentuk cair melalui pemanasan. Bitumen bisa diolah untuk menghasilkan produk komersial seperti gasolin, bahan bakar minyak, dan aspal. (Sumber: Houghton Mifflin: http://www.college.hmco.com/geology/resources/ geologylink/glossary/b.html) Boe/d (barrels of oil equivalent per day): Barel setara minyak per hari. Istilah ini dijadikan ukuran untuk standarisasi produksi gas alam dengan produksi minyak. 210 COVERING OIL Bonus: Pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pemerintah tuan rumah untuk mendapatkan hak mengembangkan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan deposit mineral. Bonus dibayarkan bertahap: saat proyek dimulai dan ketika berbagai tahapan pengembangan tercapai. Butana (butane): Gas hidrokarbon normal yang dihasilkan dari gas alam atau pengolahan gas. Biasa digunakan untuk bahan bakar rumah tangga, propellant, dan refrigeran. (Sumber: http:// www.pplweb.com/glossary.htm). Condensate: Istilah untuk menggambarkan hidrokarbon cair ringan yang dipisahkan dari minyak mentah setelah produksi dan dijual terpisah. (Sumber: ConocoPhillips energy glossary: http://www.conocophillips.com/utilities/glossary/glossary-c.asp) Dana stabilisasi: Dana yang digunakan untuk menstabilkan anggaran pemerintah untuk menghadapi ketidakpastian harga komoditas. Saat harga komoditas tinggi, pendapatan lebih dijadikan dana stabilisasi. Saat harga komoditas rendah, dana itu bisa dikembalikan kepada anggaran pemerintah. Depresiasi: Berkurangnya nilai sebuah aset karena penggunaan dan/atau berlalunya waktu. Distilasi menengah (middle distillate): Hidrokarbon dengan “rentang pendidihan menengah” di pengolahan minyak. Contohnya: minyak pemanas, bahan baker diesel, dan kerosin. (Sumber: http://www.thebullandbear.com/resource/RI-archive/glossoil.html) Dividen: Pembayaran keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. COVERING OIL 211 Downstream: Istilah dalam industri minyak yang menunjuk pada aktivitas proses pengolahan minyak mentah hingga distribusi, pemasaran, dan pengiriman produk. Dutch Disease: Deindutrialisasi ekonomi negara yang terjadi ketika penemuan sumber daya alam menaikkan nilai mata uang negara, membuat barang hasil pabrik kurang kompetitif dengan negara lain, meningkatkan impor dan mengurangi ekspor. Istilah ini muncul pertama kali setelah ditemukan gas di North Sea (Sumber: http://www.investorwords.com) Excise Tax: Pajak yang diberlakukan pada komoditas manufaktur, penjualan, maupun konsumsi. Gas alam cair (LNG): Cairan yang diperoleh dalam produksi gas alam, seperti etana, propana, butana, dan condensate. (Sumber: http://www.careersinoilandgas. com/general/glossary.cfm) Gasolin: Minyak hasil olahan yang digunakan untuk menjalankan kendaraan dengan mesin pembakaran internal. Hidrokarbon: Senyawa organik yang hanya mengandung karbon dan hidrogen dan sering ada dalam minyak, gas alam, dan batu bara. (Sumber: http://www.envirotools.org/glossary.shtml) Hujan Asam: Air hujan yang mengandung asam nitrat dan asam sulfur berbahaya, terbentuk dari nitrogen oksida dan sulfur okdisa yang dilepaskan ke udara saat pembakaran bahan bakar fosil. (Sumber: energytrends.pnl.gov/glosa_d.htm) Joint Venture: Investasi yang dilakukan oleh konsorsium perusahaan-perusahaan, biasanya dengan salah satu anggota sebagai operator. 212 COVERING OIL Kapitalisasi pasar: Nilai pasar saham suatu perusahaan, dihitung dengan mengalikan jumlah keseluruhan saham dengan harga per lembar saham. (Sumber: http://www.slb.com/ir/ar/ glossary.html) Kesepakatan bagi hasil (Production-sharing Agreements/PSAs): Kesepakatan antara perusahaan eksplorasi energi dan pemerintah tuan rumah. Perusahaan menanggung biaya dan risiko eksplorasi atau produksi sumber alam untuk pembagian hasil produksi. Dalam beberapa kasus, pemerintah tuan rumah menerima sangat kecil atau tidak mendapat bagian karena perusahaan harus menutup biaya investasi lebih dulu. Kesepakatan lisensi (license agreement): Kesepakatan antara pemerintah dan perusahaan minyak yang memberikan hak kepada perusahaan untuk melakukan eksplorasi dan memproduksi minyak dan/atau gas di wilayah tertentu. Keuntungan minyak: Dalam kesepakatan bagi hasil, keuntungan minyak mengacu pada minyak sebagai subjek pembagian keuntungan antara perusahaan atau konsorsium dan pemerintah tuan rumah. Keuntungan minyak adalah sisa setelah dikurangi biaya dan depresiasi dalam proses memperoleh minyak tersebut. Keuntungan operasi: Kemampuan perusahaan mengumpulkan keuntungan selama operasi perusahaan berlangsung. Sama dengan pendapatan sebelum dikurangi pajak dan bunga (Sumber: http://www.investorwords.com/3464/operating_profit.html) Komoditas: Istilah ini meliputi rentang luas dari barang-barang yang bisa diperdagangkan, seperti emas, minyak, dan produk pertanian. COVERING OIL 213 Konsesi: Biasanya digunakan dalam operasi suatu perusahaan asing dan mengacu wilayah luas yang diberikan pemerintah tuan rumah kepada operator selama jangka waktu dan persyaratan tertentu untuk melakukan operasi eksplorasi dan/ atau pengembangan. (Sumber: http://www.gomr.mms.gov/homepg/ lagniapp/glossary.html) Konsorsium: Sejumlah kelompok perusahaan berbeda menggabungkan kekuatan untuk mengembangkan ladang minyak atau gas, biasanya sebuah perusahaan menjadi operatornya. Liabilitas: Kewajiban keuangan untuk membayar hutang dalam beberapa waktu mendatang. Mesin pembakaran internal (internal combustion engine): Jenis mesin yang bekerja dengan pembakaran bahan bakar di dalam silinder untuk menghasilkan tenaga. (Sumber: http:// www.learningonthemove.co.uk/gloss.html) Minyak: Nama generik untuk hidrokarbon seperti minyak mentah, gas alam cair, serta gas alam dan produk-produknya. (Sumber: http://www.conocophillips.com/utilities/glossary/glossaryp.asp) Minyak mentah: Minyak cair yang baru keluar dari tanah, untuk membedakannya dari minyak yang sudah diolah. Bisa juga disebut “crude” saja. (Sumber: http://www.mme.state. va.us/ DMR/DOCS/MinRes/OIL/glos.html) Nilai tukar (exchange rate): Nilai suatu mata uang dibandingkan mata uang lain. Pangsa pasar: Penjualan perusahaan yang mencerminkan persentase total penjualan industri. 214 COVERING OIL Pemanasan global: Meningkatnya suhu temperatur bumi secara gradual dan progresif karena efek rumah kaca dan menyebabkan perubahan pola iklim global. Para ilmuwan percaya bahwa peningkatan karbon dioksida (disebabkan oleh otomobil, pembangkit tenaga, dan emisi lainnya) akan menyebabkan pemanasan global. Pendapatan per kapita: Pendapatan keseluruhan dibagi total penduduk, yang menghasilkan rata-rata pendapatan per orang. Penghasilan bersih: Pendapatan setelah dikurangi pajak, pembayaran, dan pengurangan lainnya, dari pendapatan kotor. Pentana: Salah satu dari hidrokarbon metamerik dari serial metana atau parafin. Tidak berwarna dan cair, dua dari jenis ini ada dalam minyak. Disebut begitu karena lima atom karbonada di molekul. Webster’s Revised UnabridgedDictionary, © 1996 Perburuan rente (rent-seeking): Biaya sumber daya yang dikirimkan kepada seseorang agar menghasilkan keputusan yang terlihat “menarik” bagi publik. Contoh perilaku perburuan rente ini meliputi berbagai cara, misalnya dengan melobi pemerintah agar kebijakan pajak, belanja, dan aturan lainnya memberikan keuntungan keuangan atau keuntungan bentuk lain atas biaya orang lain. (Sumber: Paul M. Jonson, “A Glossary of Political Economy Terms” http://www.auburn.edu/ ~johnspm/gloss/) Persyaratan kandungan lokal (local content requirements): Hukum yang menyatakan porsi suatu produk atau bagian yang disewa harus dari sumber domestik. COVERING OIL 215 Probable reserves: Cadangan yang belum dibuktikan tetapi berdasarkan bukti serta hitungan teknis dan ekonomis memiliki kemungkinan di atas 50 persen untuk diproduksi. (Sumber: http://www.emeraldenergy.com/docs/ar_00/glossary.htm) Pro-cyclical Capital Flows: Peminjaman meningkat saat keadaan baik (misalnya, saat harga sumber daya alam naik di pasar internasional) tetapi akan ditarik saat keadaan memburuk (misalnya saat minyak turun). Pro-cyclical Fiscal Policy: Belanja pemerintah meningkat saat keadaan baik dan sebaliknya ketika keadaan buruk. Produk Domestik Bruto/PDB: Nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara. Propana: Hidrokarbon alam yang ada di bawah tekanan dan temperatur atmosfer normal; biasanya dicairkan melalui penekanan selama transportasi dan penyimpanan. Propana terutama digunakan untuk pemanas dan memasak serta digunakan sebagai bahan baksr gas di area yang tidak tersedia gas alam, serta untuk persediaan petrokimia. (Sumber: http:// www.turtletrader.com/glossary.html) Proved reserves: Perkiraan jumlah hidrokarbon berdasarkan data ahli geologi dan teknik yang bisa diambil dari sumber minyak dan gas alam yang sudah diketahui dalam kondisi ekonomi dan operasi yang ada. (Sumber: http:// www.conocophillips.com/utilities/glossary/glossary-p.asp) Return on Assets: Ukuran keuntungan perusahaan, sama dengan pendapatan dibagi total aset, dinyatakan dalam persentase. (Sumber: http://www.investorwords.com/4246/ Return_on_Assets.html) 216 COVERING OIL Return on Equity: Pendapatan dibagi kepemilikan saham. Ini menunjukkan bagaimana pemilik perusahaan (pemegang saham) mendapatkan keuntungan dari investasinya dan menjadi tolak ukur penting bagi performa perusahaan. (Sumber: http:/ /www.meredith.com/archive/investors/financial/glossary.htm) Royalti: Bagian dari hasil penjualan minyak, gas, atau sumber daya lainnya yang dibayarkan kepada pemilik. Sel bahan bakar (fuel cell): Sebuah peralatan yang mengubah energi kimia menjadi listrik dan air panas melalui proses elektrokimia. (Sumber: http://www.fuelingthefuture.org/contents/ glossary.asp) Smog: Asap radiasi gelap yang mengandung sejumlah banyak kotoran, debu, dan gas polutan seperti sulfur dioksida dan karbon dioksida; menjadi penyebab penyakit pernafasan pada manusia (Sumber: http://www.nrdc.org/reference/glossary/s.asp) Staple Trap: Ketergantungan yang meningkat pada ekspor barang tertentu. Tax-deductible: Biaya bisnis bisa diambilkan dari pendapatan terkena pajak. Tort: Badan hukum yang membolehkan orang terluka mendapatkan kompensasi dari orang yang menjadi penyebab. Upstream: Istilah dalam industri minyak yang menunjuk pada eksplorasi dan aktivitas produksi. COVERING OIL 217 218 COVERING OIL Sumber Referensi Bab 2 Auty, Richard M. 1998. Resource Abundance and Economic Development. Helsinki: UNU World Institute for Development Economic Research. Auty, Richard M. and Raymond Frech Mikesell. 1998. Sustainable Development in Mineral Economies. Oxford: Clarendon Press. Birdsall, Nancy, D. Ross, and R. Sabot. 1997. Education, Growth, and Inequality, in N. Birdsall and F. Jasperson, eds. Pathways to Growth: Comparing East Asia and Latin America. Washington, DC: Inter-American Development Bank; 93–127. Chaudhry, Kiren Aziz. 1997. The Price of Wealth: Economics and Institutions in the Middle East. Ithaca: Cornell University Press. COVERING OIL 219 Collier, Paul and Ann Hoeffler. 1998. On Economic Causes of Civil War, Oxford Economic Papers 50; 563–573. Glyfason, T. 2002. Lessons from the Dutch Disease: Causes, Treatment, and Cures, in The Paradox of Plenty: The Management of Oil Wealth – Based on Terry Lynn Karl’s The Paradox of Plenty. Oslo: Report 12/02 ECON, Centre for Economic Policy. Isham, Jonathan, Michael Woolcock, Lant Pritchett, and Gwen Busby. 2003. The Varieties of Resource Experience: How Natural Resource Export Structures Affect the Political Economy of Economic Growth. Middlebury College Economics Discussion Paper no. 03-08. Karl, Terry Lynn. 1997. The Paradox of Plenty: Oil Booms and Petro-States. Berkeley: University of California Press. Karl, Terry Lynn. 2004. Oil Led Development: Social, Economic and Political Consequences.” Encyclopedia of Energy, vol. IV. New York: Elsevier. Leite, Carlos and Jens Weidmann. 1999. Does Mother Nature Corrupt? Natural Resources, Corruption and Economic Growth. IMF Working paper WP 99/85. Washington, D.C.: International Monetary Fund. Owens, T. and A. Wood. 1997. Export-Oriented Industrialization through Primary Processing? World Development 25; 1453–73. Ross, Michael. 2001. Does Oil Hinder Democracy? World Politics 53. Sachs, Jeffrey D. and Andrew W. Warner. 1997. Natural Resources and Economic Growth (revised version). Harvard Institute for International Development Discussion Paper. Cambridge: Harvard. 220 COVERING OIL Sachs, Jeffrey D. and Andrew W. Warner. 2001. The Curse of Natural Resources. European Economic Review 45; 827–838. Wright, Gavin and Jesse Czelusta. 2002. Exorcising the Resource Curse: Minerals as a Knowledge Industry, Past and Present, Unpublished. Bab 3 American Petroleum Institute: http://api-ec.api.org/frontpage.cfm BP Statistical Review of World Energy: http://www.bp.com/ subsection.do?categoryId=95&contentId=2006480 International Energy Agency: http://www.iea.org/ Kyoto Protocol: http://unfccc.int/resource/convkp.html Organization of the Petroleum Exporting Countries: http:// www.opec.org/ United Nations Framework Convention on Climate Change: http://unfccc.int/essential_background/convention/items/2627.php United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change: http://www.ipcc.ch/ United States Energy Information Administration: http:// www.eia.doe.gov/ United States Geological Survey: http://www.usgs.gov/ Bab 4 Alexander’s Gas and Oil Connections: http://www.gasandoil.com/ goc/ COVERING OIL 221 American Petroleum Institute: http://www.api.org Energy Intelligence: http://www.energy intel.com Extractive Industries Transparency Initiative: http:// www.eitransparency.org/ Foumylinks: http://www.freespace.virgin.net/alan.foum/ Global Reporting Initiative: http://www.globalreporting.org/ International Association of Oil and Gas Producers: http:// www.ogp.org.uk International Energy Agency: http://www.iea.org New York Mercantile Exchange: http://www.nymex.com Oil and Gas International: http://www.oilandgasinternational.com/ Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC): http://www.opec.org Oxford Institute for Energy Studies: http:// www.oxfordenergy.org/index.php Petroleum Argus: http://www.argusonline.com/ PFC Energy: http://www.pfcenergy.com/ Platts: http://www.platts.com Publish What You Pay Campaign: http:// www.publishwhatyoupay.org Schlumberger News Digest: http://www.slb.com/ba.cfm?baid=1 Security and Exchange Commission’s: EDGAR database: http://www.sec.gov/edgar/searchedgar/webusers.htm Society of Petroleum Engineers: http://www.spe.org 222 COVERING OIL United Nations Global Compact: http:// www.unglobalcompact.org/Portal/Default.asp U.S. Energy Information Administration: http://www.eia.doe.gov (good for historical information on prices) Voluntary Principles on Security and Human Rights: http:// www.state.gov/g/drl/rls/2931.htm Yahoo Oil & Gas Operations Industry News: http:// biz.yahoo.com/ic/n/oilprd.html Bab 5 Azerbaijan Production Sharing Agreements: http:// www.caspiandevelopmentandexport.com Barrows Company: http://www.barrowscompany.com Centre for Energy, Petroleum, & Mineral Law and Policy at the University of Dundee: http://www.dundee.ac.uk/cepmlp/ welcome.htm Bab 6 Financial Policy Forum: http://www.financialpolicy.org UNCTAD–UN Conference on Trade and Development: http://www.unctad.org Publish What You Pay Campaign: http:// www.publishwhatyoupay.org New York Mercantile Exchange (oil, mineral, and metal futures and options): http://www.nymex.com COVERING OIL 223 New York Board of Trade (futures and options): http:// www.nybot.com World Bank, Treasury Department–Risk Management: http:// treasury.worldbank.org/index.html U.S. Department of Agriculture–Risk Management Agency: http://www.rma.usda.gov Dodd, Randall. 2002a. Primer: Derivatives. Financial Policy Forum. Washington, D.C. http://www.financialpolicy.org/ dscprimer.htm Dodd, Randall. 2004. Primer: Derivative Instruments. Financial Policy Forum. Washington, D.C. http://www.financialpolicy.org/ dscinstruments.htm Dodd, Randall. 2002b. The Structure of OTC Derivatives Markets. The Financier. volume 9, no. 1-4. http:// www.financialpolicy.org/dscprimer.htm Larson, Donald, Panos Varangis, and Nanae Yabuki. 1998. Commodity Risk Management and Development. World Bank Working Paper, no. 163. Washington, D.C. Tsalik, Svetlana. 2003. Caspian Oil Windfalls: Who Will Benefit? Caspian Revenue Watch, Open Society Institute, New York, New York. Wright, Brian D. and David M. Newbery. 1989. Commodity Bonds with Put Options for Consumption Smoothing by CommodityDependent Exporters. CUDARE Working Paper Series 519, University of California at Berkeley, Department of Agricultural and Resource Economics and Policy. 224 COVERING OIL Bab 7 U.S. Environmental Protection Agency. October 2000. EPA Office of Compliance Sector Notebook Project, Profile of the Oil and Gas Extraction Industry: http://www.epa.gov/compliance/resources/ publications/assistance/sectors/notebooks/oil.html. Epstein, Paul and Jesse Selber, eds. March 2002. Oil: A Life Cycle Analysis of its Health and Environmental Impacts. Harvard Medical School, Center for Health and the Global Environment. http://www.med.harvard.edu/chge/fullreport.pdf Burger, Joanna. 1997. Oil Spills. New Brunswick, N.J.: Rutgers University Press. Human Rights Watch. 1999. The Price of Oil. http:// www.hrw.org/reports/1999/nigeria/Nigew991-01.htm Earth Rights International. May 2000. Total Denial Continues. http://www.earthrights.org/pubs/TotalDenialContinues.pdf COVERING OIL 225 226 COVERING OIL Tentang Penulis Randall Dodd adalah pendiri dan direktur Derivatives Study Center dan Financial Policy Forum di Washington DC. Sebelumnya dia bekerja di Commodity Futures Trading Commission (CFCT) sebagai ekonom dan penasehat khusus untuk seorang komisari. Sebelum di CFCT, dia bekerja di Kongres Amerika sebagai ahli ekonomi senior untuk Joint Economic Committee and the Democratic Study Group dan direktur legislatif untuk anggota Kongres Joe Kennedy, yang melayani House Banking Committee. Sebelum pindah ke Washington DC, Dodd bekerja di Citicorp Investment Bank, menulis laporan pasar keuangan, dan menjalankan tes model peramalan. Dengan pengalamannya bekerja pada pemerintah dan perusahaan, dia mengajar ilmu ekonomi, keuangan, dan filsafat politik di Graduate School of Business Columbia University dan Columbia College (dia mengajar kursus Contemporary Civilization), Johns Hopkins University, Rutgers University, University of Maryland, Baruch College CUNY, dan American University. Dia menerima gelar Ph.D. dalam bidang ekonomi dari Columbia University dengan spesialisasi perdagangan internasional dan keuangan. COVERING OIL 227 Terry Lynn Karl adalah profesor di Pusat Studi Amerika Latin, profesor ilmu politik, dan anggota senior Institute for International Studies di Stanford University. Sebelumnya mengajar di Department of Government Harvard University. Dia menerbitkan banyak tulisan tentang perbandingan politik dan hubungan internasional, dengan penekanan khusus pada politik negara-negara pengekspor minyak, demokratisasi, hak asasi manusia, dan politik kontemporer Amerika Latin. Buku dan monografnya terkait isu energi antara lain: The Paradox of Plenty: Oil Booms and Petro-States (University of California Press, 1998), sebuah studi perbandingan dari Venezuela, Algeria, Nigeria, Indonesia, Iran, dan Norwegia; Bottom of the Barrel: Africa’s Oil Boom and the Poor (bersama Ian Gary); dan The Limits of Competition (MIT Press, 1996), tulisan bersama beberapa penulis Group of Lisbon (pemenang “Twelve Stars Environmental Prize” dari the European Community). Artikel paling akhir adalah “The Social and Political Consequences of Oil,” di Cutler Cleveland, ed., Encyclopedia of Energy (San Diego: Elsevier, 2004). Bersama Mary Kaldor, dia sedang mengerjakan sebuah proyek perbandingan untuk menyelidiki hubungan antara minyak dan perang. Jenik Radon adalah asisten profesor di School of International and Public Affairs, Columbia University; profesor tamu di Indira Gandhi Institute of Development Research (lembaga ekonomi independen yang disokong Reserve Bank of India), Mumbai, India; dan pengacara di Radon & Ishizumi. Selama karier internasionalnya, Radon ikut mendirikan Afghanistan Relief Committee pada 1980 dan menjadi anggota Executive Committee (1980-1995); juga pernah menjadi wakil pemimpin U.S.-Polish Economic Council (1987-92); menjadi penasehat pemerintah Estonia, termasuk kementerian reformasi (privatisasi), ekonomi, dan keadilan (1988-1995); mendirikan Estonian-American Chamber of Commerce pada 1990 dan menjabat sebagai ketua untuk wilayah American (1990-93). Mulai 1996, dia menjadi penasehat pemerintah Georgia dan memimpin negosiasi untuk Georgia dalam proyek jalur pipa minyak bernilai multimilyar dolar di Baku-Tbilisi-Ceyhan serta jalur pipa gas di Baku-TbilisiErzurum. Dia melakukan negosiasi dan memberikan saran, dari sudut pandang pemerintah tuan rumah, untuk kesepakatan bagi-hasil, 228 COVERING OIL konsesi-lisensi, joint venture, serta kesepakatan pembelian gas. Sebagai bagian dari program pendidikan jurnalisme dari Policy Dialogue di Columbia University, Radon mengajar di Asia dan Afrika dalam bidang kontrak minyak dan dana investasi sumber daya alam. Lulus dari Stanford Law School, dia mendapat penghargaan Medal of Distinction dari Kamar Dagang Estonia (1990) dan menjadi orang asing pertama yang menerima penghargaan sipil tertinggi, Order of Honor of Georgia tahun 2000. John Robert adalah ahli keamanan energi di Platt, salah satu lembaga informasi sumber energi terbaik dunia. Bukunya seperti Visions & Mirages: The Middle East in a New Era (Mainstream, Edinburgh, 1995) dan Caspian Pipelines (Royal Institute of International Affairs, London, 1996). Kertas kerja khusus terakhirnya antara lain Energy as a Security Challenge for the European Union, sebuah studi untuk European Union Institute for Security Studies (ISS, Paris, akan terbit); Oil and the Iraq War of 2003, (International Centre for Energy & Economic Development, Boulder, CO, USA, Mei 2003); Afghan Pipelines (presentasi untuk Black Sea and Caspian Oil & Gas Conference, Istanbul, Mei 2003); dan Oil Prices and the Impact on Gulf and Western Security (presentasi pada Energy Security Symposium, Royal United Services Institute, London, Oktober 2002). Katherine Stephan melaporkan tentang pasar minyak di New York untuk Platts, salah satu lembaga penyedia informasi sumber energi terbesar dunia. Laporannya fokus pada faktor-faktor nasional dan internasional yang mempengaruhi pergerakan harga minyak. Saat ini dia bekerja freelance untuk Chicago Business di Crain, sebuah mingguan bisnis, dan untuk Initiative for Policy Dialogue, organisasi nonprofit yang menawarkan alternatif kebijakan ekonomi kepada negara-negara berkembang dan negara-negara dalam masa transisi. Sebelumnya, dia bekerja sebagai wartawan di Far Eastern Economic Review, Hongkong. Dia memegang gelar setingkat master dari School of International and Public Affairs pada Columbia University. Joseph E. Stiglitz, seorang profesor di Columbia University, New York, menerima Penghargaan Nobel bidang ekonomi pada 2001. Dia COVERING OIL 229 adalah ekonom kepala dan wakil presiden senior World Bank 1997– 2000. Bukunya, Globalization and its Discontents (Norton 2002), terjual lebih dari satu juta kopi dan diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa. Dia adalah anggota Council of Economic Advisors (CEA) 1993-1995, selama pemerintahan Bill Clinton, dan menjadi pemimpin CEA 19951997. Lulus dari Amherst College, dia menerima gelar Ph.D. dari MIT pada 1967, menjadi profesor penuh di Yale pada 1970, dan pada 1979 mendapat penghargaan John Bates Clark Award, yang diberikan tiap dua tahun oleh American Economic Association untuk ahli ekonomi berusia di bawah usia 40 tahun yang memberikan kontribusi yang sangat besar untuk bidang ini. David Waskow adalah direktur Program Internasional di Friends of the Earth (FOE) Amerika Serikat, yang fokus pada tanggung jawab perusahaan dan dampak sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh lembaga ekonomi internasional dan keuangan global. Sebelumnya, dia bekerja selama empat tahun di FOE dalam bidang ekonomi internasional dan isu akuntabilitas perusahaan serta menjadi perwakilan FOE di United States Trade Representative’s Trade and Environment Policy Advisory Committee. Waskow bergelar master dalam bidang urusan publik dari Woodrow Wilson School of Public and International Affairs di Princeton University dan Master of Art dari University of Chicago. Carol Welch mengkoordinasi kampanye Millennium Development Goals yang dilakukan Perserikatan Bangsa-bangsa di Amerika Serikat. Kampanye ini mempromosikan pemahaman dan kesadaran publik terhadap Millennium Development Goals serta peran negara dan pemerintah dalam mencapai tujuan yang telah disepakati secara internasional ini. Sebelumnya, Welch bekerja lebih dari tujuh tahun di Friends of the Earth (FOE), dengan posisi terakhir sebagai direktur Program Internasional, serta menjalankan kampanye FOE tentang lembaga keuangan internasional, perdagangan, dan akuntabilitas perusahaan. Dia juga bekerja pada Komisi Eksekutif bagi kampanye Jubilee 2000/USA. Welch mendapat Bachelor of Science bidang jasa asing dari Georgetown University dan Master of Art dari Fletcher School of Law and Diplomacy. 230 COVERING OIL