Karya : Shidney Sheldon Scan djvu : Manise
Transcription
Karya : Shidney Sheldon Scan djvu : Manise
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Karya : Shidney Sheldon Scan djvu : Manise-dimhader Convert & Edit : Sumahan & Dewikz Ebook oleh : Dewi KZ http://kangzusi.com/ atau http://dewi.0fees.net/ 1 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ RAGE OF ANGELS by Sidney Sheldon Copyright © 1980 by Sidney Sheldon All Rights reserved including the rights of reproduction in whole or in part in any form MALAIKAT KEADILAN Alihbahasa: Ny. Suwarni A.S GM 85.106 Hak cipta terjemahan Indonesia PT Gramedia, Jakarta Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Sampul digambar kembali oleh Floren Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Juli 1985 Anggota IKAPI Dilarang mengutip, menerjemahkan, memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia Jakarta Buku ini dipersembahkan untuk Mary tercinta Keajaiban Dunia yang Kedelapan 2 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 1 New York: 4 September 1969 Para pemburu telah mengepung, siap untuk membunuh. Dua ribu tahun yang lalu di Roma, kontes itu tentu diselenggarakan di Circus Neronis atau Colosseum di mana singa-singa yang rakus mendekati korbannya di sebuah arena darah dan pasir, dengan penuh napsu untuk merobekrobeknya. Tetapi kini adalah abad kedua puluh, dan pertunjukan itu diadakan di Gedung Pengadilan Kriminal di pusat kota Manhattan, ruang sidang nomor enam belas. Petugasnya bukan Suetonius, melainkan seorang juru tulis steno pengadilan, yang mencatat peristiwa itu untuk simpanan, dan ada pula beberapa belas orang wartawan serta pengunjung-pengunjung yang tertarik oleh berita-berita pokok dalam surat-surat kabar mengenai sidang pembunuhan itu. Sejak pukul tujuh pagi mereka semua sudah antri di luar gedung pengadilan untuk mendapatkan tempat duduk. Yang menjadi mangsa, Michael Moretti, duduk di kursi terdakwa. Dia seorang laki-laki yang tenang dan tampan, yang berumur tiga puluhan. Dia tinggi dan langsing, wajahnya lancip dan tampak kasar serta jantan. Rambutnya berwarna hitam dan bergaya baru, dagunya menarik serta berlesung pipit, sedang matanya dalam dan berwarna hitam seperti buah zaitun. Dia mengenakan setelan berwarna abu-abu yang berpotongan bagus, kemeja biru muda dengan dasi biru tua, dan sepatunya yang dibuat khusus, bersemir mengkilat. Michael Moretti duduk diam, hanya matanya saja yang selalu memandang ke sekeliling ruang sidang. Yang menjadi singa penyerangnya adalah Robert Di Silva, jaksa negeri yang kejam untuk wilayah New York, yang mewakili rakyat. Bila Michael Moretti memancarkan ketenangan, maka Robert Di Silva memancarkan gerak penuh 3 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dinamika; dia menjalani hidupnya seolah-olah dia telah terlambat lima menit untuk suatu janji. Dia bergerak terusmenerus, seolah-olah sedang bertinju dengan lawan-lawan yang tak tampak. Jaksa itu bertubuh pendek dan gemuk, sedang rambutnya yang mulai beruban dipotong pendek tanpa mengikuti zaman. Pada waktu mudanya, Di Silva adalah seorang petinju, pada hidung dan wajahnya tampak bekasbekas lukanya. Seseorang pernah terbunuh olehnya di arena tinju, namun dia tak pernah merasa menyesal. Dalam tahuntahun berikutnya pun dia masih harus belajar merasa kasihan pada orang. Robert Di Silva adalah seorang laki-laki yang sangat berambisi, dia telah berjuang untuk menaikkan dirinya ke kedudukannya yang sekarang tanpa bantuan uang atau koneksi. Dalam masa peningkatan dirinya, dia telah berhasil berbuat seolah-olah dia adalah abdi masyarakat; padahal pada dasarnya dia adalah seorang pejuang comberan, seseorang yang tak bisa memaafkan, apalagi melupakan. Dalam keadaan biasa, Jaksa Di Silva tidak akan berada dalam ruang sidang hari ini. Dia punya banyak staf, dan salah seorang di antara para asistennya yang senior tentu sanggup menjadi penuntut dalam perkara itu. Tetapi sejak semula Di Silva sudah tahu bahwa dia sendirilah yang harus menangani perkara Moretti itu. Michael Moretti merupakan bahan berita di halaman depan surat-surat kabar. Dia adalah menantu Antonio Granelli, capo di capi, pemimpin dari salah satu keluarga-keluarga mafia yang terbesar di kawasan sebelah timur. Antonio Granelli sudah tua dan orang-orang di jalanan sudah membisikkan bahwa Michael Moretti sedang dipupuk untuk menggantikan mertuanya. Michael telah terlibat dalam belasan kejahatan, mulai dari melukai sampai membunuh orang, tetapi tak seorang jaksa pun pernah bisa membuktikan sesuatu. Terlalu banyak lapisan pelindung yang cermat antara Michael dan 4 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ para pelaksana perintahnya. Di Silva sendiri telah menghabiskan tiga tahun yang melelahkan dalam mencoba mendapatkan bukti kejahatan Michael. Kemudian Di Silva tibatiba beruntung. Camillo Stela, salah seorang soldati (anak buah) Michael, tertangkap basah dalam suatu pembunuhan sehubungan dengan suatu perampokan. Dengan jaminan tidak akan dihukum mati, Stela mau membuka mulut. Pengakuannya itu bagaikan musik yang mahaindah yang pernah didengar Di Silva, nyanyian yang akan membuat keluarga mafia yang terkuat di kawasan timur itu bertekuk lutut, yang akan menyeret Michael Moretti ke kursi listrik, serta mengangkat Robert Di Silva ke kedudukan gubernur di Albany. Para gubernur New York lainnya telah berhasil mencapai kedudukan di Gedung Putih, seperti: Martin Van Buren, Grover Cleveland, Teddy Roosevelt, dan Franklin Roosevelt. Di Silva ingin menyusul. Saatnya tepat benar. Pemilihan calon gubernur akan dilaksanakan tahun depan. Di Silva telah didatangi seorang bos politik yang paling berkuasa dalam negeri. "Dengan semua berita yang akan disiarkan tentang dirimu dalam hubungan perkara ini, akan besarlah harapanmu untuk dicalonkan dan kemudian dipilih menjadi gubernur, Bobby. Kalahkan Moretti dalam sidang itu dan kau akan menjadi calon kami." Robert Di Silva tak mau untung-untungan. Dia menyiapkan perkara itu secermat-cermatnya. Para pembantunya dikerahkan untuk mencari bukti-bukti, mengumpulkan semua yang tercecer, menutup semua jalan ke luar yang mungkin ditelusuri oleh pembela Michael. Setiap lubang untuk jalan ke luar telah ditutup satu demi satu. Memilih anggota-anggota juri pun telah memakan waktu dua minggu, dan jaksa itu telah bersikeras untuk memilih enam 'ban cadangan' ?anggota-anggota juri pengganti? untuk 5 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menjaga-jaga kalau-kalau ada pembatalan perkara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam perkara yang melibatkan tokoh-tokoh penting mafia, sering terjadi ada anggota juri yang menghilang atau mengalami kecelakaan yang mematikan, yang tak terbukti. Di Silva sudah berusaha supaya para anggota juri diamankan sejak semula, setiap malam dikunci di suatu tempat yang tak bisa dimasuki siapa pun juga. Camillo Stela adalah kunci dalam perkara melawan Michael Moretti itu, dan saksi utama Di Silva itu mendapat perlindungan ketat. Jaksa itu ingat benar akan suatu contoh yaitu Abe 'Kid Twist' Reles, saksi di pihak pemerintah, yang 'jatuh' dari jendela lantai keenam di Half Moon Hotel di Coney Island, sementara dia dikawal oleh setengah lusin polisi. Di Silva telah memilih sendiri para pengawal bagi Camillo Stela, dan sebelum sidang Camillo dipindah-pindahkan setiap malam secara rahasia ke tempat-tempat rahasia. Kini sementara sidang sedang berlangsung, Stela ditempatkan dalam sebuah sel yang terpencil, dikawal oleh empat orang petugas bersenjata. Tak seorang pun diizinkan mendekatinya karena kesediaan Stela untuk memberikan kesaksian hanyalah karena kepercayaannya, bahwa Jaksa Di Silva sanggup melindunginya dari pembalasan dendam Michael Moretti. Pagi itu adalah hari kelima dari sidang tersebut. Pagi itu adalah hari sidang yang pertama bagi Jennifer Parker. Dia duduk di meja penuntut umum bersama lima orang muda lainnya yang menjadi asisten jaksa, yang telah disumpah bersama-sama dia tadi pagi. Jennifer Parker adalah seorang gadis langsing berambut hitam yang berumur dua puluh empat tahun. Kulitnya putih, wajahnya hidup dan tampak cerdas, sedang matanya hijau dan awas. Wajahnya cukup menarik meskipun tak bisa dikatakan cantik, wajah yang mencerminkan rasa harga diri, keberanian dan kehalusan perasaan, dan wajah itu tak mudah dilupakan. Dia duduk tegak lurus, seolah berjaga-jaga untuk 6 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membela dirinya terhadap hantu-hantu masa lampau yang tak tampak. *** Hari itu berawal sial bagi Jennifer Parker. Upacara penyumpahan di kantor Kejaksaan Negeri sudah ditetapkan pukul delapan pagi. Jennifer telah menyiapkan pakaiannya malam sebelumnya dan dia telah mengunci alarm jamnya pada pukul enam supaya dia sempat mencuci rambutnya. Alarm jam tak berbunyi. Pukul setengah delapan Jennifer baru terbangun dan dia panik. Kaus kakinya robek waktu tumit sepatunya patah, dan dia terpaksa ganti pakaian lagi. Waktu pintu apartemennya yang kecil itu dibanting, barulah dia ingat bahwa kuncinya tertinggal di dalam. Dia sudah merencanakan untuk pergi ke Gedung Pengadilan Kriminal naik bus, tetapi sekarang tak bisa lagi, dan dia lalu berlari mencari taksi yang sebenarnya tak terjangkau kemampuannya, dan mendapatkan taksi yang sopirnya sepanjang perjalanan menerangkan mengapa dunia akan kiamat. Ketika akhirnya Jennifer tiba dengan terengah-engah di Gedung Pengadilan Kriminal di Leonard Street 155, dia terlambat lima belas menit. Dua puluh lima orang ahli hukum telah berkumpul di kantor Kejaksaan Negeri, kebanyakan di antaranya baru saja tamat fakultas hukum, masih muda dan bersemangat serta berdebar-debar karena baru pertama kalinya akan bekerja untuk jaksa negeri dari wilayah New York. Kantor itu anggun, berdinding lapis, dan dihias dengan selera tinggi dan tenang. Ada sebuah meja kerja besar yang di depannya ada tiga buah kursi, dan di belakangnya terdapat sebuah kursi kulit yang nyaman, sebuah meja rapat dengan dua belas buah kursi di sekelilingnya, serta lemari-lemari dinding yang dipenuhi buku undang-undang. 7 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Di dinding tergantung foto-foto J. Edgar Hoover, John Lindsay, Richard Nixon, dan Jack Dempsey, yang semuanya berbingkai dan dibubuhi tanda tangan masing-masing. Waktu Jennifer bergegas memasuki kantor itu sambil meminta maaf berulang kali, Di Silva sedang mengucapkan pidatonya. Dia menghentikan pidatonya itu, mengalihkan perhatiannya pada Jennifer dan berkata, "Kausangka pertemuan apa ini... pesta minum-minum teh barangkali?" "Maaf sebesar-besarnya, saya...” "Saya tak peduli maafmu itu. Jangan pernah terlambat lagi!" Orang-orang yang lain memandang Jennifer dengan menyembunyikan rasa kasihan mereka. Di Silva berpaling pada kumpulan ahli-ahli hukum tadi lagi dan membentak, "Saya tahu mengapa Anda sekalian berada di sini. Anda sekalian akan tetap di sini sampai kalian berhasil menjiplak otak saya dan mempelajari beberapa rahasia ruang sidang, lalu bila kalian merasa sudah siap, kalian akan pergi dan menjadi pengacara kriminal yang hebat. Tetapi mungkin ada salah seorang di antara kalian ?barangkali? yang akan cukup pandai untuk menggantikan saya kelak." Di Silva mengangguk memberi isyarat pada asistennya. "Ambil sumpah mereka." Mereka mengucapkan sumpah dengan suara tertekan. Setelah selesai, Di Silva berkata, "Baiklah. Kalian sudah menjadi petugas-petugas pengadilan yang telah disumpah, semoga Tuhan memberkati kita. Kantor ini tempat semua kegiatan dilaksanakan, tapi jangan terlalu banyak berharap. Kalian akan harus membenamkan diri kalian dalam riset yang sah, dan naskah-naskah dokumen.... surat-surat panggilan ke pengadilan, surat-surat perintah penggeledahan.... semua yang hebat-hebat yang telah kalian pelajari di fakultas hukum 8 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dulu. Selama satu-dua tahun ini kalian tidak akan menangani perkara." Di Silva berhenti untuk menyalakan sebatang cerutu pendek yang sudah bekas diisap. "Sebentar lagi saya akan menjadi penuntut umum dalam suatu perkara. Mungkin ada di antara kalian yang sudah membaca tentang hal itu." Suaranya bernada ejekan. "Saya bisa memakai enam orang di antara kalian untuk saya suruh-suruh." Jennifer yang pertama-tama mengangkat tangannya. Di Silva ragu sebentar, lalu menunjuknya bersama lima orang yang lain. "Pergilah ke Ruang Sidang Enam Belas." Waktu mereka meninggalkan kamar itu, mereka diberi kartu tanda pengenal. Jennifer tidak berkecil hati karena sikap jaksa tadi. Dia memang harus keras, pikirnya. Pekerjaannya pun keras. Dia sedang bekerja untuk jaksa itu sekarang. Dia adalah anggota staf jaksa negeri dari wilayah New York! Kebosanan di fakultas hukum selama bertahun-tahun yang tak berkesudahan, sudah berakhir. Para profesornya sering membuat seolah-olah hukum itu abstrak dan kuno, tetapi Jennifer selalu berhasil melihat titik terang tanah yang dijanjikan di balik itu: hukum yang nyata, yang berhubungan dengan manusia dan segala kebodohannya. Waktu tamat, Jennifer berhasil lulus sebagai nomor dua, dan namanya tercantum dalam majalah Law Review. Dia lulus ujian akhir tanpa perlu mengulang, sedang sepertiga dari peserta yang bersamaan dengan dia telah gagal. Dia merasa bisa memahami Di Silva, dan dia yakin bisa menangani tugas apa pun yang diberikan Di Silva padanya. Jennifer telah mempelajari pekerjaan itu di rumah. Dia tahu bahwa Kejaksaan Negeri membawahi empat biro ?pengadilan, perkara banding, pemerasan, dan penipuan? dan dia ingin tahu akan ditugaskan di biro mana. Ada lebih dari dua ratus orang asisten jaksa negeri di New York City dan lima orang 9 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ jaksa negeri, seorang di setiap wilayah. Tetapi wilayah yang terpenting tentulah Manhattan: wilayah Robert Di Silva. Kini Jennifer duduk di ruang sidang, di meja penuntut umum, memperhatikan Robert Di Silva bekerja, seorang penuntut yang hebat dan tak kenal belas kasihan. Jennifer menoleh ke tempat terdakwa duduk, Michael Moretti. Berdasarkan segala sesuatu yang telah dibacanya tentang diri laki-laki itu sekalipun, Jennifer tetap tak dapat meyakinkan dirinya bahwa Michael Moretti adalah seorang pembunuh. Dia kelihatan seperti seorang bintang film muda yang memerankan adegan dalam ruang sidang, pikir Jennifer. Dia duduk tanpa bergerak, hanya mata hitamnya yang dalam itu saja yang memancarkan kekacauan batin yang sedang dirasakannya. Mata itu berputar tanpa berhenti, meneliti setiap sudut ruangan itu, seolah-olah mencoba memperhitungkan jalan untuk melarikan diri. Namun jalan itu tak ada. Di Silva sudah mengatur semuanya. Camillo Stela duduk di mimbar saksi. Jika diumpamakan binatang maka Camillo Stela itu adalah seekor cerpelai. Wajahnya sempit dan lancip, bibirnya tipis, dan giginya yang kuning menonjol ke depan. Matanya bergerak terus dan memandang dengan mencuri-curi, dan sebelum dia membuka mulutnya, kita sudah tak percaya padanya. Robert Di Silva menyadari kekurangan-kekurangan saksinya itu, tetapi itu tak dipedulikannya. Yang penting baginya adalah apa yang akan dikatakan Stela. Yang akan diceritakannya itu adalah hal-hal yang mengerikan, yang tak pernah diceritakan orang sebelumnya, dan cerita-ceritanya itu mengandung kebenaran. Jaksa berjalan ke arah tempat saksi di mana Camillo Stela baru saja diambil sumpahnya. "Tuan Stela, saya ingin agar para juri menyadari bahwa Anda adalah seorang saksi yang enggan datang dan bahwa untuk membujuk agar Anda mau memberikan kesaksian, negara telah bersedia mengizinkan Anda untuk memohon agar 10 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dikenakan tuduhan yang lebih ringan, yaitu membunuh tanpa direncanakan, dan bukan pembunuhan sebagaimana yang dituduhkan atas diri Anda. Benarkah itu?'" "Benar, Pak." Tangan kanannya tampak menegang. "Tuan Stela, kenalkah Anda pada terdakwa, Michael Moretti?" "Kenal, Pak." Dia tak mau memandang ke meja terdakwa, di mana Michael Moretti duduk. "Bagaimana sifat hubungan kalian?" "Saya bekerja untuk Mike." "Sudah berapa lama Anda bekerja untuk Michael Moretti?" "Kira-kira sepuluh tahun."' Suaranya hampir tak terdengar. "Harap berbicara lebih nyaring." "Kira-kira sepuluh tahun." Kini lehernya yang kelihatan tegang. "Dapatkah dikatakan bahwa hubungan Anda dekat dengan Terdakwa?" "Keberatan!" Thomas Colfax bangkit melompat. Pembela Michael Moretti itu adalah seorang pria jangkung, berambut putih keperakan, berumur lima puluhan. Dia adalah pembela tetap dari sindikat, dan salah seorang pengacara kriminal yang paling pandai di negeri itu. "Jaksa mencoba menyesatkan Saksi." Hakim Lawrence Waldman berkata, "Keberatan di terima." "Akan saya ubah pertanyaan saya. Dalam bentuk apa Anda bekerja untuk Tuan Moretti?" "Saya ini boleh disebut semacam tukang mengurus kekacauan." “Harap lebih ditegaskan." 11 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 'Yah. Bila timbul suatu masalah .... seseorang menyeleweng umpamanya .... Mike menyuruh saya memberesi orang itu." “Bagaimana Anda melakukannya?" “Anda tentu tahu .... dengan otot." “Dapatkah Anda memberikan contoh pada para anggota juri?" Thomas Colfax bangkit. "Keberatan, Yang Mulia. Itu cara bertanya yang tak masuk akal." "Ditolak, Saksi boleh menjawab." “Begini, Mike seorang lintah darat, bukan? Nah, beberapa tahun yang lalu, Jimmy Serrano terlambat membayat, maka Mike mengirim saya untuk memberi pelajaran pada Jimmy." “Bagaimana bentuk pelajaran itu?" “Kakinya saya patahkan. Soalnya...." Stela menjelasakan dengan bersungguh-sungguh, "bila kita biarkan satu orang berbuat begitu, maka yang lain juga akan mencoba." Dari sudut matanya, Robert Di Silva dapat melihat reaksi terkejut pada wajah para anggota juri. "Kecuali menjadi lintah darat, apakah Michael Moretti juga terlibat dalam usaha-usaha lain?" "Ya. Apa saja." "Saya minta Anda yang menyebutkannya, Tuan Stela." "Baik. Umpamanya, di pelabuhan, Mike punya pengaruh besar dalam serikat buruhnya. Demikian pula dalam industri pakaian jadi. Mike juga aktif dalam perjudian, musik gramofon dengan bayaran, pengumpulan sampah, penyediaan bahan pakaian, dan sebagainya." 12 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tuan Stela, Michael Moretti diadili karena pembunuhan atas diri Eddie dan Albert Ramos. Kenalkah Anda pada mereka?" "Tentu." "Apakah Anda berada di tempat pembunuhan itu?" "Ada." Seluruh tubuhnya tampak tegang. "Siapa yang melakukan pembunuhannya sebenarnya?" "Mike." Matanya sesaat tertuju ke mata Michael Moretti, tetapi dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya. "Michael Moretti?" "Benar." "Menurut kata Terdakwa pada Anda, mengapa dia ingin membunuh dua bersaudara Ramos itu?" "Eddie dan Albert menangani buku untuk...." "Apakah itu kegiatan taruhan? Taruhan yang tak sah?" “Ya. Mike mendapati mereka mengambil untung sendiri. Dia harus memberi pelajaran pada mereka karena mereka adalah anak buahnya. Pikirnya...” "Keberatan!" "Diterima. Harap Saksi tetap pada jalur fakta saja." "Kenyataannya, Mike menyuruh saya mengundang kedua saudara itu....” "Eddie dan Albert Ramos?" "Ya. Ke sebuah pesta kecil di The Pelican. Itu sebuah rumah minum pribadi di pantai." Lengannya mulai tegang lagi, dan Stela yang tiba-tiba menyadari hal itu, menekan lengan itu dengan tangannya yang sebelah lagi. 13 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer Parker menoleh pada Michael Moretti. Laki-laki itu sedang merenung dengan pasif, wajah dan tubuhnya tak bergerak. "Apa yang terjadi kemudian, Tuan Stela?" "Saya menjemput Eddie dan Albert dan mengantarnya dengan mobil sampai ke tempat parkir. Mike menunggu di situ. Begitu kedua saudara itu keluar dari mobil, saya menyingkir dan Mike mulai menembak." "Adakah Anda melihat Ramos bersaudara itu jatuh?" "Ada, Pak." "Dan mereka tewas?" "Mereka menguburkan kedua saudara itu, jadi mungkin mereka sudah meninggal." Terdengar desah gelisah di ruang sidang itu. Di Silva menunggu sampai mereka diam. "Tuan Stela, sadarkah Anda bahwa kesaksian yang Anda berikan dalam ruang sidang ini menuding diri Anda sendiri?" "Ya, Pak." "Dan bahwa Anda berkata-kata di bawah sumpah, dan bahwa hidup seseorang menjadi taruhannya?" "Ya, Pak." "Anda telah menyaksikan Terdakwa Michael Moretti, dengan darah dingin menembak sampai mati dua orang karena mereka tidak memberinya uang?" "Keberatan! Dia menyesatkan Saksi." "Diterima." Jaksa Di Silva melihat ke wajah para anggota juri dan apa yang dilihatnya memberinya keyakinan bahwa dia telah memenangkan perkara itu. Dia berpaling pada Camillo Stela. 14 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tuan Stela. Saya maklum bahwa Anda harus mengumpulkan seluruh keberanian Anda untuk datang ke ruang sidang ini dan memberikan kesaksian. Atas nama rakyat negara ini, saya ingin menyampaikan terima kasih pada Anda." Di Silva berpaling pada Thomas Colfax. "Saya serahkan saksi untuk Anda tanyai." Thomas Colfax bangkit dengan anggun. "Terima kasih, Tuan Di Silva." Dia menengok sebentar ke jam pada dinding, lalu berpaling ke meja hakim. "Yang Mulia. Sekarang sudah hampir tengah hari. Bila diperkenankan, saya ingin agar tanya-jawab saya nanti tak terganggu. Bolehkah saya mohon agar sidang beristirahat untuk makan siang sekarang dan saya bisa melakukan tanya-jawab saya nanti petang?" "Baiklah." Hakim Lawrence Waldman memukulkan palunya di meja. "Sidang ini ditunda sampai jam dua siang." Semua orang dalam ruang sidang itu bangkit waktu hakim berdiri dan berjalan melalui pintu samping ke kamarnya. Para anggota juri mulai berjalan beriringan ke luar ruangan. Empat orang petugas bersenjata mengelilingi Camillo Stela dan menggiringnya melalui sebuah pintu di dekat pintu depan ruang sidang, yang menuju ke ruang saksi. Di Silva langsung dikelilingi oleh para wartawan. "Maukah Anda memberi pernyataan pada kami?" "Sampai sebegitu jauh, bagaimana jalan perkaranya menurut Anda, Pak Jaksa?" "Bagaimana Anda akan melindungi Stela setelah persidangan ini usai?" Biasanya Robert Di Silva tak mau membiarkan gangguan semacam itu dalam ruang sidang, tetapi sekarang hal itu memang diperlukannya, sehubungan dengan ambisinya di 15 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bidang politik. Supaya pers tetap berada di pihaknya, maka dia pun bersopan-sopan pada mereka. Jennifer Parker duduk saja, memperhatikan jaksa melayani para wartawan. "Apakah Anda akan bisa mendapatkan keputusan hakim?" "Saya bukan peramal." Jennifer mendengar Di Silva menyahut dengan rendah hati. "Untuk itulah adanya para anggota juri, Saudara-saudara. Para anggota juri-lah yang harus memutuskan apakah Tuan Moretti bersalah atau tidak." Jennifer memperhatikan Michael Moretti bangkit. Dia kelihatan tenang-tenang dan santai. Kekanak-kanakan, kata itulah yang hinggap di pikiran Jennifer. Sulit baginya untuk mempercayai bahwa laki-laki itu bersalah telah melakukan semua hal yang mengerikan, yang dituduhkan padanya. Bila aku yang harus memilih orang yang bersalah, pikir Jennifer, aku akan memilih Stela si Tegang itu. Para wartawan sudah menjauh dan Di Silva sedang berunding dengan stafnya. Besar sekali keinginan Jennifer untuk mendengarkan apa yang sedang mereka perbincangkan. Jennifer memperhatikan seseorang mengatakan sesuatu pada Di Silva, memisahkan diri dari kelompok yang mengelilingi jaksa itu, lalu berjalan bergegas ke arah Jennifer. Dia membawa sebuah amplop besar dari kertas manila. "Nona Parker?" Jennifer mengangkat mukanya keheranan. "Ya." "Bapak Kepala minta agar Anda menyampaikan ini pada Stela. Katakan padanya untuk mengingat-ingat kembali tentang tanggal ini. Colfax akan mencoba mengacaukan kesaksiannya petang ini dan Bapak Kepala ingin meyakinkan diri agar Stela jangan sampai terlanjur kata." 16 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Amplop itu diserahkannya pada Jennifer dan Jennifer memandang ke arah Di Silva. Dia ingat namaku, pikir Jennifer. Suatu pertanda yang baik. "Sebaiknya segera pergi. Pak Jaksa merasa bahwa Stela tak bisa cepat mempelajarinya." "Baik, Pak." Jennifer cepat-cepat berdiri. Dia berjalan menuju pintu yang dilihatnya dilalui oleh Stela. Seorang petugas bersenjata menghalang-halanginya. "Bisa saya membantu Nona?" "Saya dari kantor Kejaksaan Negeri," kata Jennifer dengan tegas. Dikeluarkan tanda pengenalnya lalu diperlihatkannya. "Saya harus menyerahkan sebuah amplop untuk Tuan Stela dari Tuan Di Silva." Pengawal itu memeriksa kartu tanda pengenal dengan teliti, lalu membuka pintu, dan Jennifer masuk ke kamar saksi. Kamar itu kecil dan tak nyaman; di sana terdapat sebuah bangku yang buruk, sebuah sofa tua, dan kursi-kursi kayu. Stela duduk di salah sebuah kursi itu, tangannya menegang dengan hebatnya. Ada empat orang petugas bersenjata dalam kamar itu. Waktu Jennifer memasuki kamar itu, salah seorang pengawal itu berkata, "Hei! Tak seorang pun boleh masuk kemari." Pengawal yang di luar berseru, "Tak apa-apa, Al. Dia dari kantor Kejaksaan Negeri." Jennifer menyerahkan amplop tadi pada Stela. "Tuan Di Silva minta agar Anda mengingat-ingat kembali tentang kejadian pada tanggal-tanggal ini." Stela berkedip memandang Jennifer, lalu tegang lagi. 17 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 2 Sedang Jennifer berjalan ke luar dari Gedung Pengadilan Kriminal untuk makan siang, dia melewati pintu ruang sidang yang kini kosong. Dia tak dapat menahan keinginannya untuk masuk ke ruang itu sebentar. Di kedua belah sisi di bagian belakang ruang masingmasing terdapat lima belas barisan bangku tempat penonton. Menghadap meja hakim terdapat dua buah meja panjang, yang di sebelah kiri bertanda terdakwa dan yang di sebelah kanan bertanda pembela. Ruang anggota juri berisi dua barisan yang masing-masing terdiri dari delapan buah kursi. Ini adalah sebuah ruang sidang biasa, pikir Jennifer, sederhana .... bahkan buruk .... tapi inilah jantung kebebasan. Ruangan ini seperti juga semua ruang sidang lainnya menunjukkan perbedaan antara dunia berbudaya dan kebiadaban. Hak untuk diadili oleh suatu badan, juri demi kedudukan seseorang merupakan inti dari setiap bangsa yang bebas. Jennifer terpikir akan semua negara di dunia, yang tidak mempunyai ruangan kecil seperti ini, negeri-negeri di mana warga negaranya diambil begitu saja di tengah malam ketika mereka sedang tidur, untuk kemudian disiksa dan dibunuh oleh musuh-musuh yang tak dikenal dengan alasan yang tak diketahui pula, seperti Iran, Uganda, Argentina, Peru, Brasilia, Rumania, Rusia, Cekoslowakia... daftarnya panjang sekali. Bila pengadilan-pengadilan Amerika tidak lagi diberi kekuasaan, pikir Jennifer, bila para warga negara tidak lagi diberi hak untuk diadili oleh badan juri, maka Amerika akan tidak lagi merupakan bangsa yang merdeka. Kini dia sendiri merupakan bagian dari sistem peradilan itu, dan sedang berdiri di situ, Jennifer merasa dirinya dipenuhi oleh rasa bangga. Dia akan melakukan apa saja demi menghormatinya, untuk membantu melestarikannya. Lama dia berdiri di situ, sebelum dia berbalik dan pergi. 18 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dari ujung ruangan terdengar dengung suara dari kejauhan yang makin lama makin nyaring, dan akhirnya menjadi hirukpikuk. Lonceng-lonceng alarm mulai berbunyi. Jennifer mendengar langkah-langkah kaki orang berlarian di lorong dan melihat polisi-polisi dengan pistol siap tembak, berlarian ke arah pintu masuk depan gedung pengadilan. Sesaat Jennifer menyangka bahwa Michael Moretti mungkin telah melarikan diri, bahwa laki-laki itu telah berhasil menerobos barisan pengawalnya. Dia bergegas ke luar, ke lorong. Di situ keadaan kacau-balau. Orang-orang berlarian tak menentu, memekikkan perintah-perintah mengatasi bunyi lonceng yang berdentangan. Di pintu-pintu ke luar telah ditempatkan pengawal-pengawal yang memegang pistol antihuru-hara. Para wartawan yang sedang menelepon menyampaikan laporan mereka, bergegas ke luar, ke lorong untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Di ujung lorong tampak oleh Jennifer Jaksa Di Silva sedang mengeluarkan perintah-perintah dengan kacau pada enam orang polisi, wajahnya pucat-pasi. Aduh, bisa-bisa dia mengalami serangan jantung, pikir Jennifer. Jennifer menyelinap di antara orang-orang banyak, berjalan ke arah jaksa itu, sambil berpikir kalau-kalau dia akan bisa memberikan bantuan. Waktu dia sudah dekat, salah seorang petugas yang tadi mengawal Camillo Stela, mengangkat mukanya dan melihat Jennifer. Diangkatnya tangannya lalu menunjuk Jennifer, dan lima detik kemudian Jennifer Parker ditangkap dengan kasar dan tangannya diborgol. Ada empat orang dalam kamar kerja Hakim Laurence Waldman: Hakim Lawrence Waldman, Jaksa Robert Di Silva. Thomas Colfax, dan Jennifer sendiri. “Anda berhak untuk meminta kehadiran seorang pembela sebelum Anda mengeluarkan suatu pernyataan," Hakim Lawrence Waldman memberi tahu Jennifer, "dan Anda punya hak untuk menutup mulut. Bila Anda...." 19 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya tidak membutuhkan seorang pembela, Yang Mulia! Saya bisa menjelaskan apa yang telah terjadi." Robert Di Silva mendekatinya demikian dekat hingga Jennifer dapat melihat uratnya berdenyut dii pelipisnya. "Siapa yang membayarmu untuk menyampaikan bungkusan itu pada Camillo Stela?" "Membayar saya? Tak seorang pun membayar saya!" Suara Jennifer bergetar karena marahnya. Di Silva mengambil sebuah amplop besar dari kertas manila yang sudah dikenal Jennifer, dari meja Hakim Waldman. "Tak seorang pun membayarmu? Jadi kamu berjalan begitu saja ke tempat saksi saya dan menyampaikan ini?" Diguncangnya amplop itu dan bangkai seekor burung kenari kuning jatuh ke meja. Lehernya telah dipatahkan. Jennifer terbelalak memandanginya, dia merasa ngeri. "Saya .... salah seorang anak buah Bapak.... memberikannya pada saya...." "Anak buah saya yang mana?" "Saya.... saya tak tahu." "Tapi kau tahu bahwa dia adalah salah seorang anak buah saya?" Suaranya mengandung nada tak percaya. "Ya. Saya melihatnya bercakap-cakap dengan Anda, lalu dia berjalan ke arah saya dan menyerahkan amplop itu dengan mengatakan bahwa Andalah yang menyuruh saya memberikan amplop itu pada Tuan Stela. Dia.... dia bahkan tahu nama saya." "Tentu dia tahu. Berapa mereka membayarmu?" Ini semua mimpi buruk, pikir Jennifer. Setiap saat aku akan terbangun dan hari sudah pukul enam pagi, dan aku akan berpakaian lalu pergi untuk disumpah oleh staf jaksa. 20 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Berapa?" Demikian hebatnya kemarahan jaksa itu hingga Jennifer merasa perlu berdiri. "Apakah Anda menuduh saya....?" "Menuduhmu!" Robert Di Silva menggenggamkan tinjunya erat-erat. "Dengar, saya belum lagi mulai dengan kau. Bila kau keluar dari penjara kelak, kau akan sudah terlalu tua untuk membelanjakan uang itu." "Tidak ada urusan uang." Jennifer menantangnya dengan tatapan tajam. Thomas Colfax duduk saja bersandar, diam-diam mendengarkan percakapan itu. Kini dia menyela dan berkata, "Maafkan saya, Yang Mulia, tapi saya rasa dengan begini kita tidak akan berkesudahan." "Saya sependapat," sahut Hakim Waldman. Dia berpaling pada Jaksa. "Bagaimana ini, Bobby? Masih maukah Stela ditanyai?" "Ditanyai? Dia sudah tak berguna lagi sekarang! Dia ketakutan setengah mati. Dia tak mau lagi dihadapkan di sidang." Dengan halus Thomas Colfax berkata, "Bila saya tak bisa menanyai saksi utama dari penuntut umum, Yang Mulia, maka saya akan mohon pembatalan perkara." Semua yang ada di kamar itu tahu apa artinya itu: Michael Moretti akan keluar dari ruang sidang sebagai orang bebas. Hakim Waldman memandang ke arah jaksa. “Sudahkah kaukatakan pada saksi itu bahwa dia bisa dihukum karena melawan pengadilan?" "Sudah. Tapi Stela lebih takut pada mereka daripada pada kita." Dia berpaling untuk melemparkan pandangan bengis pada Jennifer. 21 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Menurut dia, kita tak akan bisa lagi melindunginya." "Kalau begitu pengadilan ini tak punya pilihan lain, dan harus memenuhi permintaan pembela dan menyatakan pembatalan pengadilan," kata Hakim Waldman lambat-lambat. Robert Di Silva berdiri saja, mendengarkan perkaranya dihapuskan. Tanpa Stela, tak ada yang dapat dituntutnya. Michael Moretti kini tak terjangkau lagi olehnya, tetapi tidak demikian dengan Jennifer Parker. Dia akan membuat gadis itu dihukum atas apa yang telah dilakukannya terhadapi dirinya. Hakim Waldman berkata, "Saya akan memerintahkan untuk membebaskan Terdakwa dan membubarkan badan juri." Thomas Colfax berkata, "Terima kasih, Yang Mulia." Tak ada tanda-tanda rasa kemenangan terbayang di wajahnya. "Bila tak ada apa-apa lagi..." Hakim Waldman mulai berkata lagi. "Masih ada sesuatu!" Robert Di Silva berpaling pada Jennifer Parker. "Saya minta supaya wanita itu ditahan atas tuduhan menghancurkan keadilan, atas tuduhan menyuap saksi dalam suatu perkara besari atas tuduhan berkomplot, atas tuduhan..." Dia jadi kacau karena amarahnya. Dalam kemarahannya, Jennifer masih bisa bersuara. "Anda tak bisa membuktikan satu pun dari tuduhan-tuduhan itu karena tuduhan itu memang tak benar. Sa... saya mungkin bersalah karena saya bodoh, tapi hanya itulah kesalahan saya. Tak seorang pun menyuap saya untuk berbuat sesuatu. Saya sangka saya harus menyampaikan bungkusan itu untuk Anda sendiri." Hakim Waldman melihat pada Jennifer dan berkata, "Apa pun alasan perbuatan Anda, akibatnya luar biasa buruknya. Saya akan minta agar Bagian Banding mengadakan penyelidikan dan bila badan itu berpendapat bahwa 22 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ keadaannya menghendaki, kami akan mulai menjalankan perkara terhadap Anda." Jennifer tiba-tiba merasa pusing. "Yang Mulia, saya...." "Cukup sekian dulu, Nona Parker." Jennifer masih berdiri saja sejenak, menatap wajah-wajah mereka yang penuh kebencian. Tak ada lagi yang bisa dikatakannya. Burung kenari kuning di atas meja itu telah mengatakan segala-galanya. 3 Jennifer Parker menjadi bahan berita utama di surat-surat kabar sore. Kisah tentang dirinya yang menyampaikan seekor burung kenari yang sudah mati pada saksi utama dari jaksa, tersiar ke mana-mana. Semua saluran tv menyiarkan gambar Jennifer yang sedang meninggalkan kamar kerja Hakim Waldman, dengan menerobos kepungan para wartawan dan orang banyak. Jennifer merasa tak bisa percaya betapa luas tersebarnya berita mengerikan tentang dirinya. Mereka menghantamnya terus dari segala pihak: reporter tv, reporter radio, dan para wartawan. Ingin benar rasanya dia melarikan diri dari mereka, namun rasa harga dirinya mencegah. "Siapa yang memberikan burung kenari kuning itu pada Anda, Nona Parker?" "Pernahkah Anda bertemu dengan Michael Moretti sebelumnya?" "Tahukah Anda bahwa Di Silva telah merencanakan akan memanfaatkan perkara itu untuk mendapatkan jabatan gubernur?" 23 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kata jaksa itu, dia akan meminta agar hak Anda sebagai pengacara dicabut. Apakah Anda akan melawan hal itu?" Semua pertanyaan itu dijawab Jennifer dengan kata-kata 'No comment' yang diucapkannya dengan rahang terkatup. Pada siaran berita tv CBS malam itu, dia dicap 'Parker yang Salah Langkah', gadis yang telah sesat. Penyiar tv ABC menamakannya 'si Burung Kenari Kuning'. Pada siaran tv NBC, seorang penyiar olahraga menyamakannya dengan Roy Riegels, si pemain bola yang telah menggiring bola ke garis gol kesebelasannya sendiri. Di Tony's Place, restoran milik Michael Moretti, orang sedang mengadakan perayaan. Dua belas orang sedang makan-minum dan beriang-ria. Michael Moretti duduk seorang diri di bar bersepi-sepi sambil menonton Jennifer di tv. Diangkat gelasnya ke arah Jennifer, lalu minum. Para ahli hukum di mana-mana membahas perkara Jennifer itu. Sebagian berpendapat bahwa dia telah disuap oleh mafia, dan sebagian lain mengatakan bahwa dia telah menjadi korban yang tak bersalah. Tetapi di pihak mana pun mereka berada, mereka berpendapat mengenai satu hal: karir Jennifer Parker yang singkat sebagai ahli hukum, berakhirlah sudah. Karirnya itu hanya bertahan empat jam, tak kurang tak lebih. Jennifer lahir di Kelso, Washington, sebuah kota penghasil kayu yang didirikan dalam tahun seribu delapan ratus empat puluh tujuh, oleh seorang perintis dari Skotlandia yang rindu akan kampung halamannya dan yang lalu menamakan kota itu sama dengan kota tempat asalnya. Ayah Jennifer adalah seorang ahli hukum, mula-mula khusus untuk suatu perusahaan kayu terbesar di kota itu, kemudian untuk para buruh di pabrik-pabrik penggergajian. 24 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kenangan Jennifer tentang masa pertumbuhannya sejak kecil, penuh dengan kesenangan. Negara Washington merupakan tempat seperti dalam buku-buku cerita bagi anak kecil, karena penuh dengan gunung-gunung yang puncaknya tertutup salju serta taman-taman nasional. Di sana terdapat hiburan-hiburan berupa ski air dan mendayung, dan setelah dia besar, mendaki gunung sampai ke puncak yang bersalju serta bedarmawisata ke tempat-tempat yang namanya indah-indah: Okanapecosh dan Nisqually, ada danau yang bernama Lake Cle Elum dan Air Terjun Chenuis, ada Horse Heaven serta Lembah Yakima. Jennifer belajar mendaki Gunung Rainier dan main ski di Timberline dengan ayahnya. Ayahnya selalu menyediakan waktu baginya. Sedang ibunya yang cantik tetapi selalu resah, selalu sibuk entah dengan apa dan jarang berada di rumah. Jennifer memuja ayahnya. Abner Parker berdarah campuran Inggris, Irlandia, dan Skotlandia. Tinggi badannya lumayan, berambut hitam, dan matanya hijau kebiruan. Dia seorang yang penuh rasa belas kasihan dengan rasa keadilan yang berakar berurat. Dia tidak menaruh perhatian pada uang, dia lebih tertarik pada sesama manusia. Dia mau duduk berjam-jam dengan Jennifer, menceritakan tentang perkara-perkara yang sedang ditanganinya dan masalah-masalah orang-orang yang datang ke kantornya yang kecil dan sederhana. Bertahun-tahun kemudian barulah Jennifer menyadari bahwa ayahnya berbicara dengan dia, karena tak ada kawan bicaranya, tempatnya mencurahkan isi hatinya. Sepulang dari sekolah, Jennifer selalu bergegas pergi ke gedung pengadilan untuk melihat ayahnya bekerja. Bila tak ada sidang, Jennifer berdiri saja di kantor ayahnya, mendengarkan perkara-perkara ayahnya dan para kliennya. Mereka tak pernah membicarakan tentang rencana dia akan kuliah di fakultas hukum; hal itu dianggap dengan sendirinya. 25 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu Jennifer berumur lima belas tahun, dia mulai bekerja membantu ayahnya dalam musim-musim panas. Pada saat gadis-gadis lain seusianya asyik kencan dengan anak laki-laki atau pacaran, Jennifer sudah asyik dengan bermacam-macam pengaduan dan surat-surat wasiat. Anak laki-laki bukannya tak tertarik padanya, tetapi dia jarang mau keluar. Bila ayahnya bertanya mengapa begitu, dia menjawab, "Mereka terlalu muda, Papa." Dia yakin bahwa pada suatu hari kelak dia akan menikah dengan seorang ahli hukum seperti ayahnya. Pada hari ulang tahun Jennifer yang keenam belas, ibunya meninggalkan kota mereka dengan putra tetangga mereka yang berumur delapan belas tahun, dan hidup ayah Jennifer padam perlahan-lahan. Tujuh tahun kemudian jantungnya baru berhenti berdetak, tetapi dia boleh dikatakan sudah meninggal pada saat dia mendengar tentang perbuatan istrinya. Seluruh kota tahu hal itu dan merasa kasihan, dan hal itu tentu memperburuk keadaan, karena Abner Parker adalah pria yang mempunyai harga diri. Waktu itulah dia mulai minum-minum. Jennifer melakukan segalanya untuk menghibur ayahnya, namun sia-sia, dan keadaan pun tidak seperti semula lagi. Tahun berikutnya, waktu tiba saatnya Jennifer harus melanjutkan pelajarannya ke perguruan tinggi, dia bahkan ingin tinggal di rumah saja, tetapi ayahnya tak mau membiarkannya. "Kita akan menjadi patner dalam suatu perusahaan pengacara, Jennie," kata ayahnya. "Cepat-cepatlah kau mendapatkan gelar sarjana hukummu itu." Setelah dia tamat, dia mendaftarkan diri di Universitas Washington di Seattle pada fakultas hukum. Pada tingkat pertama di fakultas, sementara teman-teman sekelasnya bersusah payah mempelajari soal-soal yang berhubungan dengan kontrak-kontrak, pengaduan-pengaduan, hak milik, 26 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ prosedur-prosedur umum, dan hukum kriminal, yang seolaholah merupakan rawa-rawa yang tak tertembusi oleh mereka, Jennifer malah merasa seolah-olah berkecimpung dalam bidangnya sendiri. Dia pindah ke asrama universitas dan mendapatkan pekerjaan di perpustakaan hukum. Jennifer amat menyukai Seattle. Pada hari-hari Minggu, dia dan seorang mahasiswi Indian bernama Ammini Williams dan seorang gadis besar dari Irlandia yang bernama Josephine Collins, pergi berdayung ke Green Lake di jantung kota, atau menghadiri perlombaan Gold Cup di Danau Washington, dan melihat hydroplanes yang beraneka warna lewat. Ada perkumpujan-perkumpulan jazz yang besar di Seattle, dan yang paling disukai Jennifer adalah Peter's Poop Deck, di mana tak ada meja-meja biasa melainkan peti-peti bekas minuman yang beralaskan potongan-potongan kayu. Petang hari, Jennifer, Ammini, dan Josephine pergi ke restoran Hasty Tasty, tempat mereka berkumpul, di mana mereka bisa makan kentang goreng yang bukan main enaknya. Ada dua orang pemuda yang mengejar-ngejar Jennifer: seorang mahasiswa kedokteran yang muda dan menarik, bernama Noah Larkin dan seorang mahasiswa hukum bernama Ben Munro. Kadang-kadang Jennifer kencan juga dengan mereka, tetapi! dia terlalu sibuk dan tak sempat memikirkan percintaan secara serius. Musim kadang-kadang kering, lalu basah dan berangin, dan hari-hari agaknya hujan selalu. Jennifer mengenakan jaket kasar yang berkotak-kotak berwarna hijau kebiruan yang bisa menyerap air hujan dan matanya jadi berkilat dan tampak seperti zamrud. Dia berjalan dalam hujan, tenggelam dalam pikirannya sendiri, tanpa menyadari bahwa segala sesuatu yang dilewatinya sebenarnya bisa menghapuskan kenangannya. 27 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dalam musim semi, gadis-gadis itu tampak bermekaran dalam pakaian mereka yang warnanya cerah. Ada enam buah asrama pria berjajar di universitas itu, dan para mahasiswa penghuninya biasanya berkumpul di halaman berumput dan memperhatikan gadis-gadis yang lewat, tetapi pada diri Jennifer ada sesuatu yang membuat diri mereka malu. Ada sesuatu yang khusus pada diri gadis itu yang sulit mereka pastikan, suatu perasaan bahwa Jennifer sudah mencapai sesuatu yang masih harus mereka cari. Setiap musim panas, Jennifer pulang mengunjungi ayahnya. Orang tua itu telah banyak berubah. Dia tak pernah mabuk lagi, tetapi tak pernah pula dia benar-benar sadar. Dia telah menarik dirinya dalam sebuah benteng emosi, di mana tak satu pun bisa menyentuhnya. Ayahnya meninggal waktu Jennifer duduk di semester terakhir di fakultas hukumnya. Orang-orang di kota itu ingat akan orang tua itu, dan ada kira-kira seratus orang yang menghadiri pemakamannya, yaitu orang-orang yang pernah dibantunya dan diberinya nasihat, dan setelah bertahun-lahun berlalu menjadi sahabat-sahabatnya. Jennifer berdukacita seorang diri. Dia tidak saja kehilangan seorang ayah. Dia telah kehilangan seorang guru dan penasehat. Setelah pemakaman, Jennifer kembali ke Seattle untuk menyelesaikan kuliahnya. Peninggalan ayahnya tak sampai seribu dolar dan dia harus menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia yakin kalau dia tak bisa kembali ke Kelso dan membuka praktek pengacara di sana, karena di sana dia akan selalu dipandang sebagai gadis kecil yang ibunya telah pergi dengan seorang pemuda berumur belasan, tahun. Karena angka rata-ratanya tinggi. Jennifer diberi kesempatan untuk diwawancarai oleh beberapa perusahaan pengacara yang terkemuka di negaranya dan dia menerima beberapa tawaran kerja. 28 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Warren Oakes, profesor yang mengajarnya hukum kriminal berkata, "Itu benar-benar suatu kehormatan, Nona. Sulit sekali seorang wanita, diterima bekerja di sebuah perusahaan pengacara yang baik-baik." Kesulitan Jennifer adalah bahwa dia tak lagi punya rumah tempatnya berakar. Dia tak tahu pasti di mana dia akan tinggal. Tak lama sebelum tamat, masalah Jennifer terpecahkan. Profesor Oakes menyuruh Jennifer menemuinya setelah pelajaran usai. "Saya menerima surat dari kantor Kejaksaan Negeri di Manhattan, yang meminta saya untuk menunjuk mahasiswa didikan saya yang paling cerdas untuk dipekerjakan sebagai stafnya. Bagaimana, tertarik?" New York. "Ya, Pak.” Jennifer begitu terpana hingga jawaban itu tercetus begitu saja. Dia terbang ke New York untuk menjalani ujian masuk, dan kembali ke Kelso untuk menutup kantor pengacara ayahnya. Kegiatan itu merupakan suatu pengalaman yang manis-manis getir, dipenuhi kenangan masa lalu dan Jennifer merasa seolah-olah dia telah tumbuh di kantor itu. Dia mendapatkan pekerjaan sebagai asisten dalan perpustakaan hukum universitas, untuk mengisi waktunya sampai dia mendengar apakah dia lulus atau tidak dalam ujian masuknya di New York. "Kantor itu adalah yang paling keras di negeri ini," kata Profesor Oakes mengingatkannya. Tetapi Jennifer sudah tahu. Dia menerima pemberitahuan bahwa dia lulus, dan pada hari itu juga dia menerima tawaran kerja dari kantor Kejaksaan Negeri. Seminggu kemudian. Jennifer sudah berada dalam perjalanannya ke timur. 29 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ *** Dia menemukan sebuah apartemen kecil melalui sebuah iklan di surat kabar, di bilangan Third Avenue. Kamarnya terletak di lantai empat yang bertangga curam, dan di dalamnya terdapat sebuah perapian tiruan. Latihan turun-naik ini akan baik bagiku, pikii Jennifer sendiri. Tak ada gunung yang dapat didakinya di Manhattan itu, tak ada air terjun tempatnya meluncur. Apartemen itu terdiri dari sebuah kamar tamu kecil, di mana ada sebuah sofa yang bisa diubah menjadi tempat tidur yang berbenjol-benjol dan sebuah kamar mandi dengan sebuah jendela yang kacanya sudah dicat hitam oleh seseorang, hingga seolah-olah tertutup. Perabotnya kelihatannya seperti hasil pemberian dari balai keselamatan. Ah, biarlah, aku tidak akan lama tinggal di tempat ini, pikir Jennifer. Ini hanya untuk sementara, sampai aku bisa membuktikan diri sebagai seorang ahli hukum. Inilah impiannya. Kenyataannya, baru berada di New York kurang dari tujuh puluh dua jam, dia telah dilempar dari staf Kejaksaan Negeri dan sedang menghadapi kemungkinan dibatalkan haknya sebagai pengacara. Jennifer tak mau lagi membaca surat kabar dan majalah, dan dia berhenti nonton tv, karena ke mana pun dia berpaling, dia selalu melihat dirinya sendiri. Dia merasa bahwa orangorang menatapnya dijalan, didalam bus, dan di pasar. Dia mulai bersembunyi dalam apartemennya yang sempit, dia tak maui menjawab telepon dan tak mau membukakan pintu bila ada orang yang menekan bel. Terlintas niatnya untuk mengepak kopor-kopornya dan kembali ke Washington. Ingin dia mendapatkan pekerjaan di bidang lain. Dia bahkan punya niat untuk membunuh diri. Berjam-jam lamanya dia mengarang surat untuk Jaksa Robert Di Silva. Setengah dari surat itu menuduh dengan tajam bahwa laki-laki itu tak berperasaan dan kurang pengertian. Sedang setengahnya lagi 30 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ merupakan permintaan maaf dengan rendah hati, diiringi permohonan agar Di Silva mau memberinya kesempatan lagi. Tak satu pun surat itu dikirimkannya. Baru kali inilah selama hidupnya, Jennifer dilanda rasa putus asa. Dia tak punya teman di New York, tak seorang pun yang bisa diajaknya berbicara. Sepanjang hari dia mengunci dirinya dalam apartemennya, dan malam hari barulah dia menyelinap ke luar untuk berjalan-jalan di kota yang sunyi sepi. Para pengganggu keamanan yang biasanya menguasai malam hari, tak pernah mengganggunya. Mungkin mereka melihat rasa kesepian dan keputusasaan mereka sendiri terbayang di mata gadis itu. Sementara berjalan, Jennifer berulang kali membayangkan peristiwa di dalam ruang sidang, dengan akhir yang selalu berubah. Seorang laki-laki memisahkan dirinya dari kumpulan orang banyak di sekeliling Di Silva dan bergegas ke arahnya. Dia membawa sebuah amplop dari kertas manila. Nona Parker? Ya. Bapak Kepala meminta agar Anda menyampaikan ini pada Stela. Jennifer memandangnya dengan dingin. Tolong kartu landa pengenal Anda. Laki-laki itu menjadi panik lalu lari. Seorang laki-laki memisahkan dirinya dari kumpulan mang banyak di sekeliling Di Silva, lalu bergegas ke arahnya. laki-laki itu membawa sebuah amplop dari kertas manila. Nona Parker? Ya. 31 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Bapak Kepala minta agar memberikan ini pada Stela. Menyerahkannya amplop itu ke dalam tangannya. Jennifer membuka amplop itu dan melihat bangkai burung kenari di dalamnya. Anda saya tahan. Seorang laki-laki memisahkan dirinya dari kerumunan orang banyak di sekeliling Di Silva, dan bergegas ke arahnya. Ia membawa sebuah amplop dari kertas manila. Laki-laki itu berjalan melewatinya ke arah seorang asisten jaksa yang lain dan menyampaikan amplop itu padanya. Bapak Kepala minta agar Anda menyampaikan ini pada Stela. Dia bisa mengulangi menulis adegan itu sesering mungkin, namun tak satu pun yang berubah. Satu kesalahan bodoh telah menghancurkannya. Tetapi siapa yang mengatakan bahwa hidupnya sudah hancur? Pers? Di Silva? Dia tak mendengar berita barang sepatah pun mengenai pencabutan haknya sebagai ahli hukum, dan selama berita itu belum diterimanya, dia masih tetap seorang pengacara. Ada beberapa perusahaan pengacara yang telah menawari aku pekerjaan, pikir Jennifer. Dengan harapan yang mulai timbul, Jennifer mengeluarkan daftar perusahaan-perusahaan yang pernah berbicara dengannya, lalu mulai menelepon beberapa di antaranya. Di antara orang-orang yan dimintainya untuk berbicara, tak seorang pun ada di tempat, dan tak satu pun kantor yang diteleponnya memberikan jawaban. Empat hari dia baru menyadari bahwa dia sudah dikucilkan dari jabatan itu. Perhatian besar pada perkara itu sudah memudar tetapi semua orang masih ingat. Jennifer terus-menerus menelepon mencari tempat bekerja, dengan rasa putus asa yang berubah menjadi kemarahan, yang menjadi frustrasi dan kembali lagi menjadi putus asa. Dia berpikir bagaimana dia harus menjalani sisa hidupnya, dan setiap kali pikirannya kembali pada satu hal; hanya ada satu hal yang benar-benar diingininya, yaitu membuka usaha 32 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pengacara. Dia seorang ahli hukum, dan demi Tuhan, selama tidak dilarang, dia akan menemukan jalan untuk mempraktekkan profesinya itu. Dia mulai berkeliling ke kantor-kantor pengacara di Manhattan. Dimasukinya kantor-kantor itu tanpa memberi tahu sebelumnya, disebutkannya namanya pada petugas penerima tamu dan minta bertemu dengan kepala bagian kepegawaian. Kadang-kadan dia mendapatkan kesempatan untuk diwawancarai tetapi setiap kali Jennifer merasa bahwa mereka melakukannya sekedar dorongan rasa ingin tahu. Di adalah manusia yang sudah bercacat dan orang itu ingin melihat bagaimana rupanya sebenarnya. Sering kali dia hanya diberi tahu bahwa di situ tak ada lowongan. Setelah enam minggu berlalu, uang Jennifer sudah menipis. Dia seharusnya pindah ke apartemen yang lebih murah, tetapi tempat yang lebih murah itu tak ada. Dia mulai tak sarapan, dan makan siang serta makan malam di sebuah warung makan di sudut jalan, di mana makanannya tak enak tetapi harganya murah. Dia menemukan warung-warung makan, di mana dengan uang sedikit dia bisa makan kenyang, bisa makan slada sekenyang-kenyangnya dan minum bir sepuaspuasnya. Jennifer tak suka bir, tetapi minuman itu mengenyangkan. Setelah Jennifer mendatangi perusahaan pengacara yang besar-besar dengan sia-sia, dia mengeluarkan daftar perusahaan-perusahaan pengacara yang lebih kecil dan mulai lagi menelepon, namun berita tentang namanya yang sudah buruk telah mendahuluinya sampai pada mereka. Dia menerima lamaran dari beberapa orang pria yang merasa tertarik padanya, namun tawaran pekerjaan tak satu pun. Dia mulai merasa putus asa. Baiklah, pikirnya menantang, bila tak seorang pun mau menerima diriku bekerja, aku akan membuka kantor pengacara sendiri. Kesulitannya adalah bahwa untuk itu diperlukan uang sekurang-kurangnya sepuluh 33 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ribu dolar. Dia akan membutuhkan uang untuk menyewa tempat, telepon, seorang sekretaris, buku undang-undang, sebuah meja tulis dengan kursi-kursinya, alat-alat tulis... padahal untuk membeli perangko pun dia tak mampu. Jennifer menghitung-hitung gajinya dari Kejaksaan Negeri, tetapi itu tentulah sudah hilang. Dia tak terlalu mengharapkan uang pesangon. Dia bukannya dipecat; dia seakan-akan telah dipenggal. Tidak, tak ada jalan baginya untuk membuka kantornya sendiri, betapapun kecilnya. Jalan keluarnya adalah, mencari seseorang yang mau bersama-sama menggunakan sebuah kantor. Jennifer membeli koran New York Times dan mulai mencari iklan berjudul 'yang memerlukan'. Di kaki halaman dia baru menemukan sebuah iklan yang berbunyi: Dicari seorang profesional yang mau menggunakan suatu tempat bersama dua orang profesional lain, atas dasar sewa. Iklan itu dirobeknya, lalu dengan naik kereta api bawah tanah dia pergi ke alamat yang tercantum pada iklan itu. Didapatinya sebuah gedung tua yang tak terpelihara di suatu bagian dari Broadway. Kantor itu terdapat di lantai sepuluh dan di pintunya terpasangi papan nama kecil bertulisan: KENNETH BAILEY Detektif ulung (huruf i dan huruf u pada tulisan itu sudah tak terbaca) Di bawahnya tertulis: Agen Koleksi Rockefeller (di sini, huruf o dan huruf e yang sudah terhapus) 34 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer menarik napas panjang, membuka pintunya, lalu masuk. Dia berdiri di tengah-tengah sebuah kantor kecil yang tak berjendela. Dalam kamar sempit itu terdapat tiga buah meja yang tak beralas dan tiga buah kursi, dua di antara meja dan kursi itu sudah ditempati orang. Pada salah satu meja itu duduk seorang laki-laki setengah baya yang botak dan berpakaian kumal. Dia sedang meneliti beberapa lembar kertas. Pada dinding di seberangnya, di meja yang sebuah lagi duduk seorang pria yang berumur tiga puluhan. Rambutnya berwarna merah bata dan matanya biru cerah. Kulitnya pucat dan berbintik-bintik hitam. Dia mengenakan celana jeans yang ketat, berbaju kaus dan bersepatu kanvas tanpa kaus kaki. Dia sedang berbicara di telepon. "Jangan kuatir, Nyonya Desser, dua orang petugas saya yang paling hebat sedang menangani masalah anda. Dalam waktu singkat ini kita akan mendapatkan berita tentang suami Nyonya. Sayangnya, saya harus minta uang tambahan untuk ongkos.... Jangan-jangan kirimkan melalui pos. Pos sekarang tak beres. Petang ini saya akan berada di daerah tempat Anda tinggal. Saya akan mampir untuk mengambilnya." Gagang telepon diletakkannya, diangkatnya mukanya dan dia melihat Jennifer. Dia bangkit dengan tersenyum, lalu mengulurkan tangan yang kuat dan kekar. "Saya Kenneth Bailey. Apa yang dapat saya lakukan untuk Anda pagi ini?" Jennifer sekali melihat ke sekeliling ruang itu dan berkata ragu-ragu, "Saya.... saya datang sehubungan dengan iklan Anda." 'Oh." Mata biru laki-laki itu tampak keheranan. Laki-laki yang botak menatap Jennifer. 35 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kenneth Bailey berkata, "Ini Otto Wenzel. Dialah Agen Koleksi Rockefeller itu." Jennifer mengangguk. "Halo." lalu mengembalikan perhatiannya pada Kenneth Bailey. "Sedang Anda adalah detektif ulung itu?" “Benar. Apa urusan Anda?" “Urusan....?" Setelah sadar dia melanjutkan, “Saya seorang ahli hukum." Kenneth Bailey melihat padanya dengan pandang menyelidik dan kurang percaya. "Dan Anda ingin berkantor di sini?" Sekali lagi Jennifer memandang seputar kantor yang suram itu dan membayangkan dirinya duduk di meja kosong di antara kedua laki-laki itu. "Barangkali sebaiknya saya cari yang lain saja," katanya. "Saya belum tahu...." "Sewanya hanya sembilan puluh dolar sebulan." "Dengan harga sembilan puluh dolar saya bisa membeli gedung ini," sahut Jennifer. Dia berbalik dan akan pergi. "Hei, tunggu dulu." Jennifer berhenti. Kenneth Bailey menggosok-gosok dagunya yang pucat. "Untuk Anda akan saya turunkan menjadi enam puluh. Bila usaha Anda maju kita bisa berbicara tentang kenaikan." Itu murah sekali. Jennifer tahu bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan tempat seperti itu di mana pun juga dengan harga sekian. Sebaliknya dia tidak akan bisa menarik klien di tempat yang seburuk itu. Ada satu hal lagi yang harus dipertimbangkannya! Dia tak punya uang enam puluh dolar. "Baiklah, saya setuju," kata Jennifer. 36 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Anda tidak akan menyesal," Kenneth Bailey berjanji. "Kapan Anda akan membawa pindah barang-barang Anda kemari?" "Sudah ada di sini semuanya." Kenneth Bailey sendiri yang menuliskan papan nama di pintu: JENNIFER PARKER Penasihat Hukum Jennifer membaca papan nama itu dengan perasaan campur aduk. Dalam keadaan tertekan bagaimanapun juga, tak pernah dia membayangkan namanya tertulis di bawah nama seorang detektif swasta dan seorang pengumpul mata uang. Namun melihat papan nama yang agak miring itu, mau tak mau timbul juga rasa bangganya. Dia adalah seorang penasihat hukum. Papan nama di pintu itu buktinya. Setelah kini mendapatkan ruang kantor, Jennifer tinggal menunggu datangnya para klien. Jennifer kini bahkan sudah tak mampu lagi makan di warung yang termurah itu. Untuk sarapan dia hanya memanaskan roti dan kopi di atas piring yang dipanaskannya di atas radiator dalam kamar mandinya yang kecil. Dia tak makan siang dan dia makan malam di warung yang menjual sosis besar-besar, roti dan slada, serta kentang. Setiap pagi pukul sembilan tepat dia sudah berada di meja kantornya, tetapi tak ada yang harus dikerjakannya kecuali mendengarkan Ken Bailey dan Otto Wenzel berbicara di telepon. Agaknya pekerjaan Ken Bailey yang utama adalah menemukan kembali para suami atau anak-anak yang lari, dan mula-mula Jennifer yakin bahwa dia adalah seorang penipu yang mengobral janji dan memungut bayaran banyak. Tetapi 37 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dalam waktu singkat, Jennifer menyadari bahwa Ken Bailey bekerja keras dan sering kali berhasil. Dia cerdas dan pandai. Otto Wenzel merupakan teka-teki. Teleponnya sering berdering. Telepon itu diangkatnya, dia menggumamkan beberapa patah kata di telepon itu, menuliskan sesuatu pada secarik kertas, lalu menghilang beberapa jam. "Si Oscar itu mengusahakan pengembalian," Ken Bailey menjelaskan pada Jennifer pada suatu hari. "Pengembalian bagaimana?" "Yah, perusahaan-perusahaan koleksi memintanya untuk menemukan kembali mobil-mobil, pesawat-pesawat tv, mesin cuci.... apa saja." Dia memandang Jennifer dengan rasa ingin tahu. "Apakah Anda sudah ada klien?" "Ada beberapa hal yang harus saya urus," kata Jennifer mengelak. Ken mengangguk. "Jangan sampai putus asa. Semua orang pernah berbuat salah." Jennifer merasa wajahnya panas. Jelas Ken tahu tentang dirinya. Ken Bailey sedang membuka bungkusan besar yang ternyata berisi roti berisi daging panggang. "Maukah Anda makan sedikit?" Roti itu kelihatan enak sekali. "Tidak, terima kasih," kata Jennifer dengan tegas. "Saya tak pernah makan siang." "Baiklah." Jennifer memandangi Ken menggigit roti yang kelihatan berlemak itu. Ken melihat air mukanya dan berkata, "Sungguh-sungguhkah Anda....?" "Tidak, terima kasih. Sa.... saya ada janji." 38 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ken Bailey memperhatikan Jennifer berjalan ke luar kantor dan wajahnya jadi serius. Dia biasa membanggakan dirinya atas kemampuannya membaca wajah orang, tetapi Jennifer Parker benar-benar teka-teki baginya. Berdasarkan beritaberita tv dan surat-surat kabar, dia selama ini yakin bahwa seseorang telah membayar gadis itu untuk menggagalkan perkara melawan Michael Moretti. Setelah bertemu dengan Jennifer sendiri, Ken jadi kurang yakin. Dia pernah menikah dan telah mengalami kegagalan dan dia lalu menilai rendah pada kaum wanita. Tetapi ada sesuatu yang meyakinkan dirinya bahwa yang seorang ini, istimewa. Dia cantik, cerdas, dan punya harga diri. Ya Tuhan! pikirnya sendiri. Jangan tolol! Dibebani satu pembunuhan saja sudah cukup. Emma Lazarus adalah seorang penyair goblok yang sentimental, pikir Jennifer. "Berilah tubuhmu yang letih, yang malang, dan yang terhimpit itu kesempatan untuk menghirup udara segar.... Kirimkanlah mereka yang tunawisma, yang terlempar oleh badai, kepadaku" Memang setiap orang yang membual keset kaki di New York akan bisa bangkrut setiap saat. Di New York tak ada yang peduli apakah kita hidup atau mati. Jangan mengasihani dirimu sendiri, pikir Jennifer sendiri. Tetapi hal itu sulit sekali. Simpanannya sudah tinggal delapan belas dolar, sewa apartemennya sudah kedaluwarsa, sedang sewa tempat di kantornya dua hari lagi harus dibayarnya. Uangnya tak cukup lagi untuk tinggal di New York lebih lama, dan uang itu tak cukup pula untuk berangkat. Jennifer mencari di halaman kuning buku telepon, Dia menelepon kantor-kantor pengacara menurut abjad, untuk melamar pekerjaan. Dia menelepon di tempat-tempat telepon umum, karena dia malu kalau-kalau pembicaraannya terdengar oleh Ken Bailey dan Otto Wenzel. Hasilnya selalu sama. Tak seorang pun berminat untuk menerimanya bekerja. Dia harus kembali ke Kelso, dan bekerja sebagai seorang pembantu atau sekretaris salah seorang Sahabat ayahnya. 39 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Betapa akan benci ayahnya pada gagasan itu! Itu akan merupakan pukulan yang getir, tapi dia tak ada pilihan lain. Dia akan kembali membawa kegagalan. Masalah yang langsung harus dihadapinya kini adalah biaya perjalanan. Dia mencari-cari dalam surat kabar petang New York Post dan menemukan sebuah iklan yang mencari seseorang yang mau patungan membayar ongkos perjalanan ke Seattle. Di situ dicantumkan pula nomor teleponnya dan Jennifer memutar nomor itu. Tak ada jawaban. Dia memutuskan untuk mencoba lagi esok paginya. Esok harinya Jennifer pergi ke kantornya untuk terakhir kali. Otto Wenzel sedang keluar, tetapi Ken Bailey ada, sebagaimana biasa sedang menelepon. Dia mengenakan blue jeans dan sweater dari bahan kashmir yang lehernya berbentuk V. Dia sedang berkata, "Aku sudah menemukan istrimu. Masalahnya, Sahabat, dia tak mau pulang.... Aku tahu wanita memang tak bisa diperhitungkan.... Oke.... akan kukatakan di mana dia berada dan kau boleh mencoba membujuknya untuk kembali." Lalu disebutkannya alamat sebuah hotel di tengahtengah kota. "Terima kasih kembali." Diletakkannya kembali gagang telepon, lalu berputar dan menghadapi Jennifer. "Anda kesiangan hari ini." "Tuan Bailey, saya.... saya terpaksa pergi. Uang sewa tempat ini akan saya bayar segera setelah saya mampu." Ken Bailey bersandar di kursinya dan memperhatikannya. Jennifer merasa tak enak diawasi begitu. "Bisakah begitu?" tanya Jennifer. "Akan kembali ke Washington kah Anda?" Jennifer mengangguk. Ken Bailey berkata, "Sebelum Anda berangkat,! bisakah Anda membantu saya? Saya punya teman seorang pengacara 40 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang berulang kali mendesak saya untuk membantunya menyampaikan beberapa surat panggilan pengadilan, padahal saya tak punya waktu. Dia membayar dua belas setengah dolar untuk setiap surat panggilan ditambah uang perjalanan yang diperhitungkan setiap mil. Bisakah Anda membantu?" Sejam kemudian, Jennifer sudah berada di kantor pengacara Peabody and Peabody, yang lantainya beralas bahan sejenis beledu. Dalam kantor seperti inilah dia mengangan-angankan dirinya bekerja pada suatu hari kelak, dengan patner kerja lengkap dan sebuah sofa yang bagus di sudut. Dia diantar ke sebuah kamar kecil di bagian belakang, di mana seorang sekretaris yang tampak lesu, memberikan setumpuk surat-surat panggilan padanya. "Nih. Jangan lupa mencatat berapa mil perjalanan Anda. Anda punya mobil, kan?" "Tidak. Saya tak punya." "Yah, kalau naik kereta api bawah tanah, catat bayarannya." "Baik." Sepanjang hari itu, Jennifer menyampaikan surat-surat panggilan di daerah-daerah Bronx, Brooklyn, dan Queens dalam hujan lebat. Pukul delapan malam itu dia telah berhasil mengumpulkan lima puluh dolar. Dia kembali ke apartemennya yang kecil, dalam keadaan letih dan kedinginan. Tapi dia akhirnya berhasil mendapatkan uang, upahnya sang pertama sejak dia datang ke New York. Dan Sekretaris itu telah mengatakan padanya bahwa masih banyak surat panggilan yang harus disampaikannya. Pekerjaannya memang berat, menjalani seluruh bagian kota, dan juga makan hati. Ada yang membanting pintu di depan hidungnya, dia disumpah serapah orang, diancam, dan malah dua kali dilamar. Mengingat harus menghadapi hari kerja seperti itu lagi rasanya lemah semangatnya, namun, selama dia masih 41 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bisa tinggal di New York, masih ada harapan, betapa pun samarnya. Jennifer membuka keran air panas lalu masuk ke dalamnya, sambil perlahan-lahan membenamkan dirinya di dalam bak mandi, dan merasakan nikmatnya air yang memukul-mukul tubuhnya. Tak disadarinya betapa letihnya dia tadi. Setiap ototnya terasa sakit. Dia memutuskan bahwa makan malam yang enak akan bisa menghidupkan semangatnya kembali. Dia akan bersenang-senang. Aku akan memanjakan diriku makan di restoran yang sebenarnya, yang mejanya beralas dan ada serbetnya, pikir jennifer. Mungkin mereka akan memperdengarkan musik lembut dan aku akan minum anggur putih dan.... Angan-angan Jennifer terputus oleh dering lonceng pintu. Aneh rasanya bunyi itu. Sejak dia pindah ke tempat itu dua bulan yang lalu, tak seorang pun pernah mengunjunginya. Itu tentu ibu penyewa kamar yang kesal karena sewa kamarnya yang belum dibayar. Jennifer berbaring saja diam-diam dalam bak mandinya sambil berharap ibu itu akan pergi. Dia merasa terlalu letih untuk bergerak. Lonceng pintu berbunyi lagi. Dengan enggan Jennifer mengangkat dirinya dari bak yang berair hangat itu. Dia mengenakan kimono dari bahan terry dan berjalan ke arah pintu. "Siapa?" Pada sisi lain pjntu terdengar suara laki-laki berkata, "Nona Jennifer Parker?" "Ya." "Saya Adam Warner. Saya seorang ahli hukum." Dengan perasaan heran, Jennifer memasang rantai pada pintu lalu membuka pintu itu sebesar celah saja. Pria yang berdiri di lorong rumah itu berumur tiga puluh lebih sedikit.... 42 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dia jangkung, rambutnya pirang, dan berdada bidang, sedang matanya yang terlindung oleh kaca mata yang berbingkai tanduk, berwarna abu-abu kebiruan. Dia mengenakan setelan yang dibuat khusus, yang harganya pasti mahal. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Seorang penjahat tentu tidak mengenakan setelan yang dibuat khusus, sepatu merek Gucci, dan dasi sutra. Dia juga tentu tidak mempunyai tangan yang berjari panjang-panjang dan halus yang kukunya terpelihara. "Sebentar." Jennifer melepas rantainya lalu membuka pintu. Waktu Adam Warner masuk, Jennifer memandang ke segenap bagian apartemennya yang berkamar satu itu, seolah Adam Warner lah yang sedang memandanginya, dan dia bergidik. Pria itu kelihatannya orang berada. "Apa yang dapat saya bantu, Tuan Warner?" Sedang berbicara itu, Jennifer tiba-tiba sudah menduga mengapa orang itu datang, dan dia merasa berdebar. Ini tentu mengenai salah satu pekerjaan yang pernah dilamarnya! Dia menyesal mengapa dia tadi tidak mengenakan kimono bagus berwarna biru tua yang dibuat khusus, mengapa lambutnya tadi tidak disisir rapi, mengapa.... Adam Warner berkata, "Saya seorang anggota dari panitia pemelihara disiplin dari Persatuan Ahli Hukum New York, Nona Parker. Jaksa Negeri Kobert Di Silva dan Hakim Lawrence Waldman telah meminta Bagian Banding untuk memulai proses pembatalan hak sebagai pengacara terhadap Anda." 4 43 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kantor-kantor pengacara milik Needham, Finch, dan Warner terletak di Wall Street 30, menempati seluruh lantai teratas dari bangunan itu. Dalam perusahaan itu ada seratus dua puluh lima orang ahli hukum. Kantor-kantor itu bergaya kuno dan dijalankan dengan tenang, sesuai dengan organisasi yang mewakili beberapa nama terbesar dalam industri itu. Adam Warner dan Stewart Needham sedang minum teh pagi hari, yang merupakan kebiasaan mereka. Stewart Needham adalah seorang pria yang gagah dan apik, yang berumur hampir tujuh puluh tahun. Dia berjanggut gaya Vandyke, dan mengenakan setelan dari bahan triko serta memakai vest. Kelihatannya dia tergolong orang-orang dari zaman tua, tetapi beratus-ratus lawannya dengan menyesal harus mengatakan, berdasarkan pengalaman bertahun-tahun, bahwa pikiran Stewart Needham benar-benar tergolong generasi abad kedua puluh. Dia seorang terkemuka, namun namanya hanya dikenal dalam lingkungan yang sesuai dengan kedudukannya. Dia lebih suka berada di garis belakang dan menggunakan pengaruhnya yang besar untuk mempengaruhi hasil badan legislatif, tugas-tugas badan pemerintahan tinggi, dan politik nasional. Dia berasal dari daerah New England, dilahirkan serta dididik dengan cara tak banyak cakap. Adam Warner menikah dengan keponakan Needham, Mary Beth, dan Needham menjadi pelindungnya. Ayah Adam adalah seorang senator yang dihormati. Adam sendiri adalah seorang ahli hukum yang cerdas. Ketika dia tamat dari Fakultas Hukum Universitas Harvard dengan predikat magna cum laude, dia telah menerima tawaran bekerja dari perusahaan-perusahaan pengacara yang punya nama di seluruh negeri. Dia memilih Needham, Finch, dan Pierce, dan tujuh tahun kemudian menjadi partner mereka. Adam adalah seorang yang menarik, dan kecerdasannya agaknya menambah tinggi penilaian orang tentang dirinya. Dia percaya akan dirinya dan itu merupakan tantangan bagi kaum wanita. Sejak lama Adam sudah punva cara untuk mencegah agar para klien wanita jangan sampai 44 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ terlalu tergila-gila padanya. Sudah empat belas tahun dia menikah dengan Mary Beth dan dia tak mau ada main di luar perkawinannya. "Mau teh lagi, Adam?" tanya Stewart Needham. "Tidak, terima kasih." Adam Warner sebenarnya tak suka teh. Namun setiap pagi selama delapan tahun, dia minum teh karena dia tak mau menyakiti hati partnernya itu. Cara menyedu teh itu adalah hasil pemikiran Needham sendiri dan hasilnya sama sekali tak enak. Ada dua hal vang akan disampaikan Needham, dan seperti biasanya, dia mulai dengan berita yang menyenangkan. "Kemarin malam aku menghadiri pertemuan dengan beberapa orang teman," kata Needham. Yang dimaksud dengan beberapa orang teman adalah orang-orang top yang memegang peranan dalam menentukan siapa-siapa yang akan menjadi penguasa di negara itu. "Mereka sedang mempertimbangkan untuk meminta kau agar mencalonkan diri sebagai Senator Amerika Serikat, Adam." Adam merasa bangga. Mengetahui sifat Stewart Needham yang cermat, Adam yakin bahwa percakapan dengan temantemannya itu bukanlah sekedar iseng saja, karena kalau demikian halnya dia tentu tidak akan mengutarakannya sekarang. "Pertanyaan yang penting sekarang tentulah, apakah kau merasa tertarik atau tidak. Hal itu akan berarti membawa banyak perubahan dalam hidupmu." Adam Warner menyadari hal itu. Bila dia memenangkan pemilihan itu, akan berarti bahwa dia harus pindah ke Washington DC, menghentikan prakteknya sebagai pengacara, dan memulai hidup yang benar-benar baru. Dia yakin bahwa Mary Beth akan menyukai hal itu; Adam tak yakin akan dirinya sendiri. Namun dia telah dididik untuk mau mengemban 45 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tanggung jawab. Dia juga harus mengakui sendiri bahwa memiliki kekuasaan itu adalah menyenangkan. "Aku merasa tertarik, Stewart." Stewart Needham mengangguk dengan rasa puas. "Bagus. Mereka tentu akan senang." Dia menuangkan lagi secangkir teh yang tak enak itu dan sambil lalu mengemukakan soal yang satu lagi yang sedang dipikirkannya. "Panitia pendisiplin persatuan ahli hukum meminta kau untuk menyelesaikan suatu persoalan kecil, Adam. Paling-paling dalam satu atau dua jam sudah bisa diselesaikan." "Apa itu?" "Sehubungan dengan perkara Michael Moretti itu. Agaknya ada seseorang yang telah berhasil mendatangi salah seorang asisten Bobby Di Silva, dan menyuapnya." "Ada kubaca tentang hal itu. Tentang burung kenari itu." "Benar. Hakim Waldman dan Bobby ingin nama wanita itu dihapuskan dari daftar nama jabatan kita yang terhormat ini. Demikian pula aku. Itu menodai kita." "Mereka menyuruh aku melakukan apa?" "Lakukanlah penelitian secara cepat saja, buktikan bahwa gadis Parker itu telah bertindak melanggar hukum atau melanggar etika, kemudian usulkan pembatalan haknya sebagai pengacara. Dia cukup diberi tahu saja, dan mereka berdua akan menangani selanjutnya. Itu hanya pekerjaan rutin, bukan?" Adam merasa heran. "Mengapa harus aku, Stewart? Kita punya beberapa belas ahli hukum muda dalam perusahaan kita ini. Mereka itu tentu bisa menangani hal itu." "Pak Jaksa kita yang terhormat secara khusus meminta kau. Dia ingin agar jangan sampai terjadi kesalahan. Kita pun tahu," sambungnya dengan datar, "Bobby itu orang yang tak 46 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mudah memaafkan. Besar benar keinginannya untuk menangkap wanita yang bernama Parker itu." Adam Warner duduk terdiam, membayangkan tumpukan tugas yang harus diselesaikannya. "Siapa tahu kita kelak membutuhkan bantuan kejaksaan, Adam. Yah, mau diapakan lagi. Hal itu sudah menjadi keputusan." "Baiklah, Stewart," kata Adam lalu bangkit. "Benar-benarkah kau tak ingin teh lagi?" "Tidak, terima kasih. Tehnya enak, seperti biasa." Sekembalinya ke kantor, Adam Warner memanggil salah seorang asistennya, seorang gadis Negro yang masih muda, bernama Lucinda. "Cindy, tolong carikan aku semua informasi tentang seorang ahli hukum yang bernama Jennifer Parker." Gadis itu tertawa kecil lalu berkata, "Si Burung Kenari Kuning." Semua orang tahu tentang dia. Senja hari itu Adam Warner mempelajari salinan dari jalannya sidang dalam perkara Rakyat New York melawan Michael Moretti. Robert Di Silva telan menyampaikannya melalui seorang suruhan khusus. Sudah lewat tengah malam Adam baru selesai. Mary Beth telah dimintanya untuk menghadiri suatu pesta seorang diri, dan menyuruh orang membelikan roti untuk makan malamnya. Setelah dia selesai membaca salinan itu, tak ada lagi keraguan dalam pikirannya bahwa Michael Moretti pasti akan diputuskan bersalah oleh dewan juri, seandainya tidak dihalangi oleh nasib buruk dalam bentuk Jennifer Parker. Di Silva telah menuntut perkara itu tanpa salah sama sekali. 47 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam beralih pada salinan keterangan saksi yang telah berlangsung di kamar kerja Hakim Waldman setelah peristiwa itu. Di Silva: Anda tamat perguruan tinggi? Parker: Ya, Pak. Di Silva: Dan tamat fakultas hukum? Parker: Ya, Pak. Di Silva: Seseorang yang tak Anda kenal menyerahkan sebuah bungkusan pada Anda, menyuruh Anda menyampaikannya pada saksi utama dalam sebuah sidang tentang pembunuhan, dan Anda mau saja melakukannya. Bukankah itu sudah melewati batas kebodohan namanya? Parker: Bukan begitu kejadiannya. Di Silva: Tadi Anda berkata begitu. Parker: Maksud saya, saya sangka dia bukan orang yang tak dikenal. Saya sangka dia salah seorang staf Anda. Di Silva: Mengapa Anda beranggapan begitu? Parker: Sudah saya katakan. Saya melihat dia bercakapcakap dengan Anda, lalu dia mendatangi saya dengan membawa amplop itu, dan dia menyebut nama saya, apalagi dia berkata bahwa Anda yang menyuruh saya menyampaikannya pada saksi. Semua itu terjadi begitu cepat, hingga.... Di Silva: Saya rasa tidak terlalu cepat terjadinya. Saya rasa orang masih sempat merencanakannya. Orang masih sempat mengatur seseorang untuk membayar Anda supaya Anda mau menyerahkannya. Parker: Itu tak benar. Saya.... 48 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Di Silva: Apa yang tak benar? Bahwa Anda tak tahu Anda menyerahkan amplop itu? Parker: Saya tak tahu apa isinya. Di Silva: Jadi benarlah bahwa seseorang telah membayar Anda. Parker: Saya tidak akan membiarkan Anda memutarbalikkan kata-kata saya. Tak ada seorang pun membayar saya. Di Silva: Jadi Anda hanya menolong secara sukarela? Parker: Saya sangka saya menjalankan perintah Anda. Di Silva: Kata Anda orang itu menyebut nama Anda. Parker: Ya. Di Silva: Bagaimana dia tahu nama Anda? Parker: Saya tak tahu. DiSilva: Ah, ayolah. Anda tentu tahu. Mungkin dia menerka saja dan ternyata benar. Mungkin dia hanya melihat ke sekeliling ruang sidang itu dan berkata, 'Itu ada orang yang kelihatannya bernama Jennifer Parker.' Begitukah menurut Anda? Parker: Sudah saya katakan, saya tak tahu. Di Silva: Sudah berapa lama Anda pacaran dengan Michael Moretti? Parker: Tuan Di Silva, kita telah membicarakan soal itu tadi. Sudah lima jam Anda menanyai saya. Saya letih. Tak ada lagi yang bisa saya tambahkan. Bolehkah saya pergi? Di Silva: Kalau Anda beranjak dari kursi itu. Anda akan saya suruh kurung. Anda sedang dalam kesulitan besar, Nona Parker. Hanya ada satu jalan ke luarnya. Jangan berbohong lagi dan mulailah berkata benar. 49 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Parker: Saya sudah mengatakan yang benar. Sudah saya ceritakan semua yang saya tahu. Di Silva: Kecuali nama orang yang telah menyampaikan amplop itu pada Anda. Saya ingin tahu namanya dan saya ingin tahu berapa dia membayar Anda. Masih ada tiga puluh halaman salinan lagi. Segalanya telah dilakukan oleh Robert Di Silva, hanya memukul saja yang tidak dilakukannya. Namun Jennifer tetap bertahan pada ceritanya. Adam menutup salinan itu dan menggosok-gosok matanya dengan lesu. Hari sudah pukul dua subuh. Esoknya dia akan menyerahkan kembali perkara Jennifer Parker itu. Adam Warner merasa heran karena ternyata perkara Jennifer Parker itu tak bisa diserahkannya kembali dengan mudah. Karena Adam biasa bekerja dengan metode, maka dia menyelidiki latar belakang kehidupan Jennifer Parker lebih dahulu. Sejauh itu, kesimpulan yang dapat ditariknya adalah bahwa gadis itu tak pernah tersangkut dalam kejahatan, dan tak pernah ada hubungan dengan Michael Moretti. Ada sesuatu dalam perkara itu yang mengusik hati Adam. Pembelaan diri Jennifer Parker terlalu rapuh. Bila dia memang bekerja untuk Moretti, maka laki-laki itu tentu akan melindungi Jennifer dengan segala alasan yang masuk akal. Sedang kenyataannya, kesaksian Jennifer jelas sekali polosnya hingga terdengar ada kebenarannya. Tengah hari, Adam menerima telepon dari jaksa, "Apa kabar, Adam?" "Baik, Robert.” "Kudengar kau yang menjadi algojo dalam perkara Jennifer Parker itu." 50 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam Warner merinding mendengar ungkapan itu. "Aku bersedia mengadakan penyelidikan, itu memang benar." "Aku akan berusaha menyingkirkannya untuk jangka waktu panjang." Adam terkejut mendengar nada kebencian dalam suara jaksa itu. "Tenang, Robert. Haknya belum lagi dicabut." Di Silva tertawa kecil. "Itu kuserahkan padamu, Sahabat." Dia mengubah nada bicaranya. "Aku mendengar berita burung, bahwa kau akan pindah ke Washington dalam waktu singkat. Aku ingin kau tahu bahwa kau bisa mengharapkan dukungan sepenuhnya dariku." Memang sudah sepantasnya, pikir Adam Warner, jaksa itu sudah berpengalaman banyak. Dia tahu betul tempat-tempat mencari informasi, dan dia tahu mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya dari informasi-informasi itu. "Terima kasih, Robert. Terima kasih banyak." "Sama-sama, Adam. Aku menunggu berita lagi darimu." Maksudnya tentu berita tentang Jennifer Parker. Usaha balas jasa yang dimaksud oleh Stewart Needham, dengan gadis itu sebagai barang taruhannya. Adam Warner mengingat kembali kata-kata Robert Di Silva: Aku akan berusaha menyingkirkannya untuk jangka waktu yang panjang. Sejak membaca dokumen tanya-jawabnya, Adam sudah beranggapan bahwa tak ada bukti nyata untuk menuntut Jennifer Parker. Di Silva tidak akan bisa menangkap gadis itu, kecuali kalau gadis itu sendiri yang mengaku, atau ada seseorang yang tampil dengan informasi yang membuktikan bahwa dia berkomplot dengan kejahatan. Di Silva mengharapkan Adam membantunya untuk membalaskan dendamnya. Kata-kata yang dingin dan keras yang tercantum dalam dokumen itu sudah jelas sekali, namun Adam ingin sekali 51 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mendengar nada suara Jennifer Parker waktu dia membantah tuduhan atas dirinya. Banyak soal-soal mendesak yang menuntut perhatian Adam, perkara-perkara penting vang melibatkan klien-klien besar. Sebenarnya mudah saja untuk mengambil jalan pendek dan melaksanakan keinginan Stewart Needham, Hakim Lawrence Waldman, dan Robert Di Silva, tetapi naluri Adam Warner membuatnya bimbang. Diambilnya lagi surat-surat mengenai Jennifer Parker itu. Dituliskannya beberapa catatan pendek, lalu dia menelepon interlokal. Adam telah dibebani tanggung jawab, dan dia, berniat melaksanakannya dengan sebaik-baiknya sebatas kemampuannya. Dia tahu benar betapa lama dan sulitnya orang harus belajar dan kerja keras yang dituntut dari seseorang untuk menjadi ahli hukum supaya lulus ujian keahlian. Itu merupakan hadiah yang makan waktu bertahuntahun untuk memperolehnya, dan dia tak ingin merampasnya begitu saja dari orang, bila dia tak yakin bahwa itu memang berdasarkan hukum. Esok paginya Adam Warner sudah berada dalam pesawat, pergi ke Seattle, Washington. Dia mengadakan pertemuan dengan para profesor hukum yang mengajar Jennifer Parker, dengan pemimpin perusahaan pengacara di mana Jennifer magang selama dua musim panas, dan dengan beberapa bekas teman sekelas Jennifer. Stewart Needham menelepon Adam di Seattle. "Apa yang kaulakukan di situ, Adam? Di sini bertumpuk perkara menunggumu. Perkara Parker itu sebenarnya bisa diselesaikan sekejap mata saja." "Beberapa pertanyaan telah timbul," kata Adam berhatihati. "Satu atau dua hari lagilah aku kembali, Stewart." Mereka diam sebentar. "Baiklah. Tapi tak usahlah kita membuang lebih banyak waktu daripada seperlunya." 52 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu Adam Warner meninggalkan Seattle, dia merasa hahwa dia telah mengenal Jennifer Parker hampir sebaik gadis itu mengenal dirinya sendiri. Dalam pikirannya telah terbentuk suatu gambaran tentang gadis itu, suatu potret diri mentalnya, dengan bagian-bagian yang diisi oleh para profesor yang telah mengajarnya hukum, ibu kos-nya, anggota-anggota perusahaan pengacara tempatnya magang, serta temanteman sekelasnya. Gambaran yang diperoleh Adam sama sekali tak ada persamaannya dengan gambaran yang diberikan oleh Robert Di Silva. Hanya bila Jennifer Parker itu seorang aktris yang paling sempurna di dunia inilah, dia baru mungkin terlibat dalam komplotan yang membebaskan seseorang seperti Michael Moretti. Kini, dua minggu setelah dia bercakap-cakap dengan Stewart Needham pagi hari itu, Adam Warner berhadapan dengan gadis yang masa lalunya telah di jelajahinya. Adam telah melihat foto-foto Jennifer di surat-surat kabar, tetapi dia dicengangkan oleh pesona diri gadis itu. Meski hanya mengenakan kimono tua tanpa make-up. dan rambutnya yang berwarna coklat tua itu basah karena baru habis mandi, gadis itu tetap mempesona. "Saya ditugaskan untuk meneliti peran Anda dalam perkara Michael Moretti dulu itu. Nona Parker," kata Adam. "Itu lagi!" Jennifer merasa amarahnya timbul dalam dirinya. Perasaan itu mulai bagai percikan api yang lalu menjadi nyala yang meluap dalam dirinya. Rupanya mereka masih terus mengejarnya! Mereka rupanya ingin menyuruhnya menanggung akibatnya sepanjang sisa hidupnya. Tetapi dia sudah muak! Jennifer berkata dengan suara gemetar, "Tak ada yang dapat saya katakan pada Anda! Pulanglah dan laporkanlah pada mereka apa saja yang Anda mau. Saya memang telah berbuat bodoh, tapi sepanjang pengetahuan saya, tak ada undang-undang yang mempermasalahkan kebodohan. Jaksa 53 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ itu menuduh seseorang telah membayar saya." Diangkat tangannya dengan sikap mencemooh. "Bila saya punya uang, menurut Anda. akan maukah saya tinggal di tempat seperti ini?" Lehernya rasa tersekat. "Sa... saya tak peduli apa yang Anda lakukan. Saya hanya ingin tak diganggu lagi. Nah, silakan pergi!" Jennifer berbalik, lalu lari ke kamar mandi, sambil membanting pintunya. Dia berdiri bersandar pada meja tempat mencuci muka, sambil menarik napas panjang dan menyeka air matanya. Dia tahu bahwa tindakannya tadi bodoh. Itu kebodohan yang kedua kalinya, pikirnya lesu. Seharusnya dia menghadapi Adam Warner tadi dengan cara yang lain. Dia seharusnya mencoba memberikan penjelasan tadi, bukan menyerangnya. Mungkin dengan demikian dia tidak akan jadi ditindak. Tetapi dia tahu bahwa itu hanya prasangka saja. Tindakan mengirim seseorang untuk menanyainya adalah suatu teka-teki. Pada langkah berikutnya, akan datang seseorang yang akan menunjukkan bukti, dan tindakan hukumnya pun dilakukanlah. Maka akan diadakan sidang yang terdiri dari tiga orang ahli hukum, yang akan membacakan tuduhannya pada suatu Badan Pendisiplin, yang kemudian akan melapor pula pada Badan Staf Gubernur. Keputusan yang akan diusulkan sudah ditentukan lebih dulu: pembatalan hak sebagai pengacara. Dia akan dilarang menjalankan praktek sebagai pengacara di negara bagian New York. Ada satu hal yang menyenangkan dalam hal ini, pikir Jennifer getir. Namaku akan dicantumkan dalam Buku Guinness Book of Records, sebagai orang yang punya karir di bidang hukum yang terpendek dalam sejarah. Dia masuk ke dalam bak mandi lagi lalu duduk bersandar, membiarkan air yang masih hangat meresapi tubuhnya, sambil melemaskan syaraf syarafnya yang tegang. Pada saat itu dia merasa terlalu letih untuk mengacuhkan apa yang terjadi atas dirinya. Ditutup matanya dan dibiarkannya pikirannya 54 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ melayang. Dia setengah tertidur dan baru terbangun oleh air yang sudah terasa dingin. Dia tak tahu berapa lama dia terbaring dalam bak itu. Dengan enggan dia melangkah ke luar sambil mengeringkan tubuhnya. Dia tak merasa lapar lagi. Peristiwa dengan Adam Warner tadi telah mematahkan seleranya. Jennifer menyisir rambutnya dan membubuhkan krim di wajahnya, lalu memutuskan untuk pergi tidur tanpa makan. Esok paginya dia akan menelepon sehubungan dengan perjalanan dengan bayaran patungan ke Seattle itu. Dibukanya pintu kamar mandinya dan masuk ke ruang tamu. Adam Warner masih duduk di sebuah kursi, sambil membalik-balik sebuah majalah. Dia mengangkat mukanya waktu Jennifer memasuki ruang itu, dengan hanya berkain handuk. "Maaf," kata Adam. "Saya....” Jennifer berteriak kecil kengerian membayangkan dirinya, lalu berlari ke kamar mandi, di mana dia mengenakan kimononya lagi. Waktu dia keluar untuk menemui Adam lagi, dia marah sekali. "Tanya-jawabnya sudah selesai. Anda tadi sudah saya minta untuk pergi." Adam meletakkan majalah dan duduk dengan tenang. "Nona Parker, apakah menurut Anda hal ini tak bisa kita bahas dengan tenang sebentar?" "Tidak!" Semua kemarahan yang terpendam meluap lagi dalam diri Jennifer. "Tak ada lagi yang dapat saya katakan pada Anda maupun pada panitia pendisiplin terkutuk itu. Saya bosan diperlakukan seperti... seolah-olah saya ini penjahat!'" "Adakah saya mengatakan bahwa Anda seorang penjahat?" tanya Adam tenang-tenang. "Anda.... bukankah untuk itu Anda berada di sini?" 55 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Sudah saya katakan untuk apa saya kemari. Saya ditugaskan untuk menyelidiki dan memberikan usul untuk membenarkan atau menggagalkan rencana pembatalan hak Anda. Saya ingin mendengar kejadiannya dari pihak Anda." ''Oh begitu. Lalu harus saya bayar berapa Anda, supaya tanpa mendapat keterangan dari saya Anda mau pergi?" Wajah Adam menjadi tegang. "Maaf, Nona Parker." Adam bangkit lalu berjalan ke arah pintu. "Tunggu sebentar!" Adam berbalik. "Maafkan saya." kata Jennifer. "Saya... semua orang rasanya seperti memusuhi saya. Maafkan saya." “Permintaan maaf Anda saya terima." Jennifer tiba-tiba menyadari betapa tipisnya kimononya. "Bila Anda ingin menanyai saya, izinkan sayva mengganti pakaian saya dulu, baru kita bisa bercakap-cakap." "Baiklah. Anda sudah makan malam?" Jennifer ragu sebentar. "Saya....” "Saya tahu ada sebuah restoran Prancis kecil yang rasanya tepat sekali untuk dijadikan tempat mengajukan pertanyaanpertanyaan.'' Restoran itu kecil, tenang, dan menarik, terletak di 66th Street di daerah East Side. "Tidak terlalu banyak orang tahu tentang tempat ini," kata Adam Warner setelah mereka duduk. "Ini milik suatu pasangan muda Prancis yang dulu bekerja di Les Pyrenees. Makanannya istimewa." Jennifer harus membenarkan kata-kata Adam itu. Tetapi dia tak bisa menikmati apa-apa. Seharian itu dia tak makan, tetapi dia demikian gugupnya hingga dia tak sanggup 56 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ memaksakan makanan barang sedikit pun ke dalam tenggorokannya. Dia mencoba untuk santai, tetapi tak berhasil. Bagaimanapun usahanya untuk berpura-pura, pria tampan yang duduk di hadapannya itu adalah musuhnya. Jennifer harus mengakui bahwa laki-laki itu benar-benar tampan. Dia menyenangkan dan menarik, dan dalam keadaan lain, Jennifer pasti akan sangat senang malam itu: tetapi sekarang ini bukan keadaan lain. Seluruh masa depannya ada dalam tangan orang asing ini. Satu atau dua jam lagi akan ditentukan arah mana sisa hidupnya akan tertuju. Dalam usahanya untuk membuat gadis itu santai Adam telah meninggalkan kegiatannya sendiri. Dia baru saja kembali dari perjalanan ke Jepang, dimana dia telah bertemu dengan pejabat-pejabat tinggi pemerintahan. Orang telah menyiapkan suatu pesta malam khusus untuk menghormatinya. "Pernahkah Anda makan semut yang di tutul coklat?" tanya Adam. "Belum." Adam tertawa kecil. "Makanan itu lebih enak daripada jengkerik yang ditutupi coklat." Adam bercerita tentang perjalanan perburuan ke Alaska yang dilakukannya setahun yang lalu, dimana dia diserang beruang. Dia berbicara tentang macam-macam, kecuali tentang maksud pertemuan mereka di situ. Jennifer telah menguatkan hatinya untuk menghadapi saat Adam akan mulai menanyainya, nanun ketika akhirnya Adam mulai bahan pembicaraan itu, seluruh tubuhnya jadi kaku. Adam telah menghabiskan makanan penutupnya dan berkata dengan tenang. "Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, dan saya tak mau Anda sampai merasa risau. Oke?" 57 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer tiba-tiba merasa kerongkongannya tersumbat. Dia tak yakin apakah dia masih bisa berbicara. Dia hanya mengangguk. "Saya ingin Anda menceritakan apa adanya tentang apa yang terjadi di ruang sidang hari itu. Semua yang Anda ingat, segalanya yang Anda rasakan. Tenang-tenang saja." Jennifer menarik napas dalam-dalam dengan gemetar dan berkata, "Baiklah." Dengan terbata-bata, Jennifer mulai menceritakan peristiwa dalam ruang sidang waktu itu. Makin lama bicaranya makin cepat dan makin dihayatinya lagi semuanya. Adam duduk saja tenang-tenang sambil mendengarkan, memperhatikan Jennifer tanpa berkata apa-apa. Setelah Jennifer selesai, Adam berkata, "Laki-laki yang memberikan amplop itu pada Anda— apakah dia ada di kantor Jaksa pagi harinya waktu Anda disumpah?" “Hal itu sudah juga saya coba mengingat-ingatnya. Tapi saya benar-benar tak ingat. Banyak sekali orang di kantor itu hari itu dan tak seorang pun diantara mereka saya kenal." “Pernahkah Anda melihat laki-laki itu sebelumnya di tempat lain?" Jennifer menggeleng tak berdaya. "Saya tak ingat. Saya rasa tak pernah." “Kala Anda, Anda melihatnya bercakap-cakap sebentar dengan Jaksa, tak lama sebelum dia mendatangi Anda untuk memberikan amplop itu, adakah Anda melihat Jaksa memberikan amplop itu kepadanya?”. "Saya... tidak." 58 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ '"Apakah Anda benar-benar melihat laki-laki itu bercakapcakap dengan Jaksa, atau apakah dia hanya berada dalam kelompok orang banyak sekelilingnya saja?" Jennifer menutup matanya sebentar, mencoba mengingatingat kembali saat itu. "Maaf. Semuanya begitu membingungkan. Saya... saya tak tahu." "Tahukah Anda bagaimana dia sampai bisa tahu nama Anda?" "Tidak." "Atau mengapa dia memilih Anda?" "Itu mudah saja. Mungkin dia langsung bisa melihat orang yang bodoh." Jennifer menggeleng. "Tidak. Maaf. Tuan Warner, saya tak tahu." "Orang menganggap soal itu penting sekali." kata Adam. "Jaksa Di Silva sudah lama mengejar-ngejar Michael Moretti. Sebelum Anda terlibat, dia punya harapan besar untuk memenangkan perkara ini. Jaksa tak senang terhadap Anda”. "Saya pun merasa tak senang terhadap diri saya sendiri." Jennifer tak dapat mempersalahkan Adam Warner mengenai apa yang harus dilakukannya. Dia hanya sekedar menjalankan tugasnya. Mereka berusaha keras untuk menekannya dan mereka berhasil. Itu bukan tanggung jawab Adam Warner; dia hanya merupakan alat mereka. Jennifer tiba-tiba ingin sekali menyendiri. Dia tak ingin siapa pun melihat kesedihannya. "Maafkan saya," katanya. "Sa... saya kurang sehat. Saya ingin pulang." Adam memandanginya sebentar. "Apakah Anda akan merasa lebih baik bila saya katakan bahwa saya akan mengusulkan agar rencana pembatalan atas hak Anda dihapuskan?" 59 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Beberapa detik lamanya barulah Jennifer bisa meresapi kata-kata Adam itu. Jennifer menatapnya tanpa bisa berkata apa-apa, dia hanya memperhatikan wajah Adam, menatap mata yang ahu-abu kebiruan di balik kaca mata berbingkai tanduk itu. "Apakah Anda bersungguh-sungguh?" "Menjadi pengacara itu penting sekali bagi Anda, bukan?" tanya Adam. Jennifer terkenang akan ayahnya dengan kantornya yang kecil dan nyaman, akan percakapan yang biasa mereka lakukan, dan masa kuliahnya di fakultas hukum yang bertahun-tahun lamanya. juga harapan-harapan dan impianimpian mereka. Kita akan menjadi partner. Cepat-cepat kaudapatkan gelar sarjana hukummu. "Ya," bisik Jennifer. "Bila Anda bisa mengatasi awal yang sulit ini, saya rasa Anda akan menjadi pengacara yang baik." Jennifer tersemum dengan rasa terima kasih. "Terima kasih. Akan saya coba." Kata-kata yang terakhir itu diulanginya lagi dalam angannya. Aku akan memcoba Biarlah dia harus berbagi tempat di sebuah kantor kecil dan pengap, dengan seorang detektif swasta yang tak berarti dan seorang yang menemukan kembali mobil-mobil yang hilang. Bagaimanapun juga, itu adalah sebuah kantor pengacara. Dia adalah anggota suatu profesi yang sah, dan dia akan diizinkan untuk membuka praktek pengacara. Hatinya penuh dengan rasa gembira. Dia memandang Adam yang duduk di seberangnya dan dia merasa bahwa dia akan merasa berterima kasih pada laki-laki ini untuk selama-lamanya. Pelayan telah mulai membereskan piring-piring dari meja. Jennifer mencoba berbicara, tetapi yang keluar hanya suara 60 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang merupakan campuran antara tawa dan isak, "Tuan Warner....” "Setelah kita menjalani bersama begitu banyak, saya rasa sepantasnya kalau saya dipanggil Adam saja." "Adam....” "Ya?" "Saya harap ini tidak akan merusak hubungan kita, tapi....” kata Jennifer, "saya lapar sekali!" 5 Beberapa minggu berikutnya berlalu dengan cepat. Jennifer sibuk sekali, dari pagi-pagi sekali sampai larut malam, menyampaikan panggilan-panggilan —yaitu perintah pengadilan supaya seseorang hadir dalam suatu sidang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan— dan panggilan-panggilan pengadilan untuk hadir sebagai saksi. Jennifer tahu bahwa kemungkinannya untuk mempunyai sebuah perusahaan pengacara yang besar, tak ada, karena setelah keributan yang besar itu di mana dia terlibat, tak seorang pun bermimpi untuk meminta pembelaannya. Dia harus mencari jalan untuk mencari nama, dia harus mulai dari awal. Sementara itu, di meja kerjanya bertumpuk-tumpuk surat panggilan dari Peabody and Peabody yang harus disampaikannya. Meskipun tidak praktek sebagai pengacara, dia berpenghasilan dua belas setengah dolar ditambah dengan ongkos-ongkos lain. Sekali-sekali bila Jennifer harus bekerja sampai malam, Ken Bailey mengajaknya makan malam bersama. Dari luar, laki-laki itu kelihatan seperti sinis, tetapi Jennifer merasa bahwa itu hanyalah kedok. Dia merasa bahwa laki-laki itu kesepian. Ken 61 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Bailey tamat dari Brown University. Dia cerdas dan banyak membaca buku-buku yang baik. Jennifer tak mengerti mengapa dia merasa puas menghabiskan hidupnya bekerja dalam kantor yang pengap itu, dan hanya mencoba mencarikan suami-suami atau istri-istri orang yang hilang. Keadaannya seolah-olah dia telah menyerah pada kegagalannya dan tak berani mencoba untuk mencapai sukses. Pada suatu kali waktu Jennifer menyinggung soal perkawinan Ken Bailey, dia dibentak. "Itu bukan urusanmu," dan Jennifer tak pernah menyebut-nyebutnya lagi. Otto Wenzel lain sekali. Pria kecil yang pendek dan gendut itu, hidup perkawinannya bahagia sekali. Dia menganggap Jennifer sebagai anaknya, dan dia sering membawakan Jennifer sup serta kue-kue buatan istrinya. Sayangnya, istrinya sama sekali tak pandai memasak, tetapi Jennifer memaksa dirinya untuk memakan apa saja yang dibawakan Otto Wenzel, karena dia tak mau menyakiti hati pria itu. Pada suatu malam Sabtu, Jennifer diundang makan ke rumah Wenzel. Nyonya Wenzel telah memasak kol isi, yang merupakan keistimewaannya. Ternyata kolnya terlalu matang, daging di dalamnya keras dan nasinya setengah masak. Lauk itu terendam dalam cairan lemak ayam. Jennifer menyendoknya dengan gagah, menyuapnya sedikit-sedikit, dan mengais-ngais makanan dalam piringnya supaya kelihatan seolah-olah dia sedang makan. "Bagaimana rasanya?" tanya Nyonya Wenzel berseri-seri "Ini... ini merupakan salah satu makanan kegemaran saya." Sejak saat itu, Jennifer diundang makan ke rumah keluarga Wenzel setiap malam sabtu, dan Nyonya Wenzel selalu memasak makanan kegemaran Jennifer itu. Pada suatu hari, pagi-pagi sekali, Jennifer menerima telepon dari sekretaris pribadi Tuan Peabody Jr. 62 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tuan Peabody ingin bertemu dengan Anda jam sebelas pagi ini. Harap datang tepat pada waktunya.'' "Baik, Nyonya." Pada waktu-waktu yang lalu, Jennifer hanya berurusan dengan sekretaris-sekretaris dan petugas-petugas lain saja dari kantor Peabody. Perusahaan itu besar dan punya nama baik, perusahaan yang menjadi impian para ahli hukum muda, supaya diajak ikut serta menjadi anggotanya. Dalam perjalanan untuk memenuhi janji itu, Jennifer mulai beranganangan. Bila Tuan Peabody sendiri yang ingin bertemu dengannya, tentu itu berarti mengenai sesuatu yang penting. Mungkin dia telah melihat harapan baik dan ingin menawarinya pekerjaan sebagai seorang pengacara dalam perusahaannya, akan memberinya kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya. Dia akan membuat kejutan pada mereka semua. Pada suatu hari kelak, nama itu bahkan mungkin berubah menjadi Peabody, Peabody and Parker. Jennifer menghabiskan waktu yang tiga puluh menit di lorong gedung di luar kantor itu, dan pukul sebelas tepat dia masuk ke ruang penerimaan tamu. Dia tak mau kelihatan terlalu bersemangat. Dia disuruh menunggu dua jam lagi sebelumnya, akhirnya dipersilakan masuk ke kamar kerja Tuan Peabody Jr. Pria itu jangkung dan kurus, mengenakan setelan dengan vest dan sepatu yang dibuat khusus baginya di London. Dia tidak mempersilakan Jennifer duduk. "Nona Potter...” katanya, suaranya melengking, tak enak didengar. "Parker." Tuan Peabody mengambil sehelai kertas dari meja kerjanya. "Ini ada panggilan untuk menjadi saksi. Harap Anda menyampaikannya." Pada saat itu tahulah Jennifer bahwa dia tidak akan menjadi anggota perusahaan itu. 63 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tuan Peabody Jr. memberikan surat panggilan itu pada Jennifer dan berkata, "Anda akan dibayar lima ratus dolar." Jennifer yakin bahwa dia salah dengar. "Apakah kata Anda lima ratus dolar?" "Benar. Tapi itu tentulah bila Anda berhasil.'" "Ada kesulitan rupanya?" terka Jennifer. "Yah, begitulah," Tuan Peabody Jr. mengakui. Sudah lebih dari setahun kami mencoba memanggil orang ini. Namanya William Carlisle. Dia tinggal di tanah miliknya di Long Island dan dia tak pernah meninggalkan rumahnya. Terus terang saja, sudah dua belas orang mencoba untuk memanggilnya. Dia mempunyai seorang petugas penjaga pintu yang merangkap menjadi pengawal yang selalu mengusiri siapa saja yang datang." "Jadi bagaimana mungkin saya...” kata Jennifer. Tuan Peabody Jr. menyandarkan tubuhnya ke depan. "Besar sekali jumlah uang yang dipertaruhkan dalam perkara ini. Tetapi saya tak bisa membawa Carlisle ke pengadilan, kalau saya tak bisa menyampaikan surat panggilan ini. Nona Potter." Jennifer tak lagi berusaha untuk memperbaikinya. "Apakah Anda rasa Anda bisa menanganinya?" Jennifer memikirkan tentang apa yang bisa diperbuatnya dengan uang lima ratus dolar. "'Saya akan mencari jalan." Pukul dua siang itu, Jennifer berdiri di luar tanah milik William Carlisle yang megah. Rumahnya sendiri bergaya Georgia, terletak di tengah-tengah tanah yang luasnya sepuluh are, yang terpelihara dengan cermat dan tampak indah. Suatu jalan masuk untuk mobil yang membelok, menuju ke depan rumah. Bagian rumah itu dilingkari dengan penuh gaya oleh pohon-pohon cemara. Jennifer memikirkan kesulitannya dalam-dalam. Karena tak mungkin memasuki 64 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ rumah itu, maka satu-satunya jalan ke luar adalah mencari akal untuk memancing Tuan William Carlisle ke luar. Setengah blok dari jalan tampak sebuah truk pengusaha kebun. Jennifer memperhatikan truk itu sebentar, lalu berjalan mendatanginya, dan mencari tukang-tukang kebunnya. Ada tiga orang dil antaranya sedang bekerja; mereka adalah orang-orang Jepang. Jennifer berjalan mendatangi orang-orang itu. "Siapa yang bertanggung jawab di sini?" tanyanya. Salah seorang di antaranya tegak. "Saya." "Saya ada tugas kecil untuk Anda” Jennifer mulai berkata. "Maaf, Nona. Kami terlalu sibuk." "Hanya akan makan waktu lima menit." "Tidak. Tak mungkin....” "Anda akan saya bayar seratus dolar." Ketiga orang itu berhenti bekerja dan melihat padanya. Kepala tukang kebun berkata, "Anda mau membayar kami seratus dolar hanya untuk bekerja selama lima menit?" "Benar." "Apa yang harus kami kerjakan...?" Lima menit kemudian, truk perusahaan kebun itu memasuki jalan masuk ke tanah milik William Clarlisle dan Jennifer keluar dari mobil diikuti oleh ketiga orang tukang kebun. Jennifer melihat ke sekelilingnya, memilih sebatang pohon yang bagus di sisi pintu depan, lalu berkata pada tukang-tukang kebun itu, "Gali pohon itu." Mereka mengambil sekop dari truk dan mulai menggali. Belum semenit mereka menggali, pintu depan terkuak lebar, dan seorang laki-laki yang besar sekali, yang mengenakan seragam petugas rumah tangga, keluar dengan terburu-buru. 65 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apa-apaan ini? Apa yang kalian lakukan?" "Kami dari Dinas Pemeliharaan Tanaman Long Island," kata Jennifer dengan tegas. "Kami akan mencabut semua pohonpohon ini." Petugas itu memandang Jennifer dengan terbelalak. "Apa yang akan kalian lakukan?" Jennifer mengacungkan sehelai kertas. "Saya punya surat perintah untuk menggali semua pohon-pohon ini." "Tak mungkin! Tuan Carlisle bisa mendapat serangan jantung!" Dia berbalik pada tukang-tukang kebun. "Hentikan itu!" "Dengar, Saudara," kata Jennifer. "saya hanya menjalankan tugas saya." Jennifer menoleh ke tukang-tukang kebun. "Teruskan menggali, Saudara-saudara." "Jangan!" teriak petugas rumah tangga. "Pasti ada kekeliruan! Tuan Carlisle tak pernah memerintahkan untuk menggali pohon mana pun juga." Jennifer mengangkat pundaknya. "Bos saya berkata bahwa ini perintah beliau." "Di mana saya bisa berhubungan dengan bos Anda itu?" Jennifer melihat ke arlojinya. "Beliau sedang menjalankan tugas luar ke Brooklyn sekarang. Kira-kira jam enam beliau baru akan kembali ke kantor."' Petugas itu membelalak pada Jennifer dengan marah sekali. "Tunggu sebentar! Jangan lakukan apa-apa sampai saya kembali." "Gali terus," perintah Jennifer pada tukang-tukang kebun. Petugas itu berbalik lalu bergegas masuk ke rumah, sambil menutup pintu dengan membantingnya. Beberapa saat 66 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kemudian pintu terbuka lagi dan petugas ilu kembali, diikuti oleh seorang pria setengah bava yang kecil. "Coba ceritakan apa vang sedang terjadi di sini?” "Apa urusan Anda?" tanya Jennifer “Dengarkan apa urusanmu dengan saya," bentak laki-laki kecil itu. "Sayalah William Carlisle dan ini adalah tanah milik saya." "Kalau begitu, Tuan Carlisle," kata Jennifer, "ini ada sesuatu untuk Anda." Dimasukkan tangannya ke dalam saku, lalu diletakkannya surat panggilan itu ke dalam tangan Tuan Carlisle. Dia berbalik pada tukang-tukang kebun. "Sekarang boleh berhenti menggali." Esok harinya, pagi-pagi benar Adam Warner menelepon. Jennifer segera mengenali suaranya. “Saya rasa Anda akan suka mendengar”, kata Adam, "bahwa rencana pembatalan hak Anda sebagai pengacara telah dihapuskan dengan resmi. Tak ada lagi yang perlu Anda kuatirkan sekarang." Jennifer menutup matanya lalu mengucap syukur dalam hati. "Sa... saya tak bisa mengucapkan betapa besar rasa terima kasih saya atas jasa Anda”. “Keadilan tak selalu buta." Adam tidak menyebutkan peristiwa yang dialaminya dalam menghadapi Stewart Needham dan Robert Di Silva. Needham kecewa, tetapi bisa mengerti. Jaksa Di Silva marah-marah bagai banteng mengamuk. "Kaubiarkan perempuan jahanam itu bebas? Tuhanku, dia itu mafia, Adam! Tak bisakah kau mengerti? Kau telah dijebaknya!" Demikianlah dia mengomel terus, sampai Adam merasa bosan. 67 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ “Semua bukti yang memberatkannya hanya kebetulan saja, Robert. Dia berada di tempat yang salah pada waktu yang salah dan dia terjebak. Bagiku hal itu tidak berarti mafia." Akhirnya Robert Di Silva berkata. "Baiklah, jadi dia tetap seorang pengacara. Aku berdoa saja semoga dia membuka praktek di New York, karena begitu dia menginjakkan kakinya di salah satu ruang sidang, aku akan melalapnya." Kini, sedang dia berbicara dengan Jennifer, Adam tidak menceritakan tentang hal itu. Jennifer telah menjadikan dirinya sendiri seorang musuh bebuyutan, tetapi tak satu pun yang bisa diperbuat. Robert Silva adalah seorang pendendam, sedang Jennifer adalah sasaran yang empuk. Gadis itu cerdas dan penuh semangat, dan masih sangat muda serta cantik pula. Adam menyadari bahwa sebaiknya dia tidak menemui gadis itu lagi. Ada saatnya Jennifer merasa ingin berhenti saja. Papan nama di pintu kantornya masih bertuliskan Jennifer Parker, Penasihat Hukum, namun tak seorang pun bisa dibohongi, terutama Jennifer sendiri. Di tak pernah menangani hukum. Hari-harinya dihabiskan dengan pergi kian kemari dalam segala cuaca dalam hujan biasa maupun hujan salju, untuk menyampaikan surat-surat panggilan ke pengadilan pada orang-orang yang membencinya karena menyampaikan suratsurat itu. Kadang-kadang dia menerima perkara yang remeh, seperti membantu orang-orang tua untuk mendapatkan kupon makanan, menyelesaikan beberapa masalah dari orang-orang Negro, orang-orang dari Puerto Rico, dan para penduduk lain yang tak beruntung. Jennifer merasa terperangkap. Malam hari lebih buruk lagi keadaannya daripada siang. Malam bagai tak kunjung berakhir karena Jennifer tak bisa tidur, dan bila dia tertidur, dia bermimpi tentang hantu. Hal itu bermula sejak malam hari ketika ibunya lari dari Jennifer dan 68 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ayahnya, dan dia tak pernah bisa menemukan apa yang menyebabkan mimpi-mimpi buruknya itu. Dia dilanda kesepian. Sekali-sekali dia keluar juga, kencan dengan pengacara-pengacara muda. Tetapi mau tak mau dia lalu membandingkan mereka dengan Adam Warner, dan mereka semua banyak kekurangannya. Mereka makan malam lalu nonton film atau sandiwara, yang disusul dengan usaha anak-anak muda itu untuk ikut masuk ke apartemennya. Jennifer tak tahu pasti, apakah keinginan mereka itu disebabkan karena mereka telah merasa menjamunya makan malam, ataukah karena mereka letih, berhubung untuk mengantar Jennifer sampai ke pintu kamarnya mereka harus naik ke lantai empat. Ada kalanya Jennifer terdorong untuk membolehkan mereka, hanya sekedar supaya ada yang menemaninya malam itu. Tetapi dia tidak hanya membutuhkan seorang teman bicara; dia perlu seseorang yang menyayanginya, dan seseorang yang bisa pula disayanginya. Semua laki-laki yang menarik yang mengajak Jennifer, sudah menikah, dan dia tegas-tegas menolak untuk keluar dengan mereka. Dia ingat satu kalimat dari film berjudul The Apartment, yang disutradarai oleh Billy Wilder, yang berbunyi: “Sebaiknya kita menjauhkan diri dari pria yang sudah menikah." Ibu Jennifer telah menghancurkan suatu perkawinan dan telah menyebabkan kematian ayahnya. Dia tak pernah bisa melupakan peristiwa itu. Natal tiba dan disusul oleh malam Tahun Baru. Jennifer menghabiskan waktunya seorang diri. Menjelang malam, salju turun dengan lebat dan kota kelihatan seperti sehelai kartu Natal yang besar sekali. Jennifer berjalan saja di sepanjang jalan memperhatikan para pejalan kaki yang bergerak untuk pulang mencari kehangatan di rumah dan keluarga mereka, dan Jennifer merasa tersiksa oleh rasa kekosongan. Dia 69 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ merasa sangat kehilang ayahnya. Dia senang setelah hari-hari libur berlalu, Tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh keadaan akan lebih baik, pikir Jennifer menghibur dirinya. Bila Jennifer kelihatan murung, Ken Bailey akan menghiburnya. Diajaknya Jennifer ke Madison Square Garden untuk nonton permainan Rangers, klub disko, dan sekali-sekali nonton film atau sandiwara. Jennifer tahu bahwa Ken tertarik pada dirinya, tetapi pria itu tetap memelihara jarak. Dalam bulan Maret, Otto Wenzel memutuskan untuk pindah ke Florida dengan istrinya. "Tulang-belulangku tak kuat lagi menahan udara musim salju di New York ini," katanya pada Jennifer. "Saya akan merasa kehilangan Anda," kata Jennifer dengan setulusnya. Dia benar-benar telah merasa dekat dengan pria tua itu. "Jagalah Ken baik-baik." Jennifer melihat padanya dengan pandangan bertanya. "Dia tak pernah menceritakannya padamu bukan?" "Menceritakan apa?" Otto tampak ragu sebentar, lalu berkata, "Istrinya telah bunuh diri. Ken mempersalahkan dirinya.” Jennifer terperanjat. "Mengerikan sekali! Mengapa.... dia berbuat senekat itu?" "Dia menangkap basah Ken di tempat tidur bersama seorang laki-laki muda berambut pirang”. "Aduh, Tuhanku!" 'Ditembaknya dulu Ken, lalu mengacungkan pistol itu ke arah dirinya sendiri. Ken selamat, tetapi istrinya tewas." “Mengerikan sekali! Saya tak tahu bahwa... bahwa....” 70 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya maklum. Dia memang tersenyum terus, tapi hatinya menanggung beban berat." "Terima kasih. Anda telah menceritakannya pada saya”. Waktu Jennifer kembali ke kantor, Ken berkata, “Jadi Pak Tua Otto akan meninggalkan kita." "Ya." Ken Bailey tertawa kecil. "Jadi sekarang tinggal kita berdua menghadapi tantangan dunia." "Kurasa begitulah." Memang ada benarnya juga, pikir Jennifer. Kini Jennifer memandang Ken dengan mata yang lain. Mereka makan siang dan makan malam bersama, tetapi Jennifer tetap tak bisa melihat tanda-tanda homoseks pada diri laki-laki itu. Namun dia yakin bahwa apa yang diceritakan Otto Wenzel padanya adalah benar: Ken Bailey hidup dengan siksaan batin. Beberapa klien dari golongan rendah mulai berdatangan. Mereka biasanya berpakaian lusuh, kebingungan, dan dalam beberapa hal perkara-perkaranya sama sekali tak ada artinya. Pelacur-pelacur datang untuk meminta Jennifer mengurus uang tebusannya, dan Jennifer sering merasa keheranan melihat betapa muda dan cantiknya beberapa orang di antara mereka itu. Mereka menjadi sumber uang masuk yang tetap, meskipun kecil. Jennifer tak tahu siapa yang menyuruh mereka datang padanya. Waktu hal itu dinyatakannya pada Ken Bailey, laki-laki itu hanya mengangkat bahunya menyatakan ketidak-tahunya dan langsung pergi. Setiap kali seorang klien datang untuk menemui Jennifer, Ken Bailey tahu diri dan pergi. Dia tak ubahnya seorang ayah yang bangga, yang mendorong Jennifer supaya berhasil. 71 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Beberapa orang minta diselesaikan perkara perceraian mereka, tetapi Jennifer menolaknya. Dia tak bisa melupakan apa yang pernah diajarkan oleh salah seorang profesor ilmu hukum: Dalam praktek penasihat hukum, perceraian itu sama dengan penanganan penyakit dubur dalam praktek kedokteran, yaitu hal sama-sama tak disukai. Kebanyakan ahli hukum yang menangani perkara perceraian, punya nama yang kurang baik. Ada pemeo yang berbunyi, bila penglihatan suatu pasangan suami-istri merah maka para penasihat hukum melihatnya hijau. Seorang pengacara dengan bayaran tinggi, terkenal dengan sebutan bomber, karena dia biasa memakai cara-cara keras untuk memenangkan perkara bagi kliennya, dan dalam prosesnya sering menghancurkan sang suami, istri, dan anak-anak mereka. Beberapa di antara klien-klien yang datang kantor Jennifer, lain dari yang lain hingga menimbulkan rasa heran Jennifer. Mereka berpakaian bagus dan berpembawaan anggun sedang perkara yang mereka hadapkan pada Jennifer bukan perkara picisan yang biasa ditanganinya. Ia harus membereskan soal tanah milik yang bernilai tinggi. Juga pengaduan-pengaduan yang sebenarnya perusahaan-perusahaan pengacara besar pun akan suka menanganinya. "'Dari mana Anda mendengar tentang saya” tanya Jennifer. Jawab yang diterimanya selalu bersifat mengelak. “Dari seorang sahabat...." atau "Saya membaca tentang Anda," atau... "Nama Anda disebut oleh seseorang dalam suatu pesta”. Ketika seorang Kliennya, menjelaskan tentang masalahnya, dan menyebutkan nama Adam Warner, barulah Jennifer tibatiba mengerti. "Tuan Warner yang menasihatkan supaya Anda datang pada saya, bukan?" Klien itu jadi kemalu-maluan. "Yah, sebenarnya beliau mengatakan sebaiknya tidak menyebutkan nama beliau." 72 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer memutuskan untuk menelepon Adam. Sudah jelas dia berhutang budi pada laki-laki itu. Jennifer menetapkan hati untuk bersikap sopan, namun tetap berjarak dalam pembicaraannya. Dia tentu tidak akan memberikan kesan pada Adam, bahwa dia menelepon dengan alasan yang lain daripada untuk mengucapkan terima kasih. Percakapan yang akan diucapkannya itu diulang-ulangnya beberapa kali. Ketika akhirnya Jennifer sudah merasa cukup berani untuk menelepon, seorang sekretaris memberitahukan padanya bahwa Adam Warner sedang berada di Eropa dan beberapa minggu lagi baru akan kembali. Keadaan yang berlawanan itu menimbulkan tekanan batin pada Jennifer. Jennifer memergoki dirinya makin lama makin sering memikirkan Adam Warner. Dia ingat terus dan malam hari ketika Adam datang ke apartemennya dan betapa buruknya dia memperlakukan pria iin. Adam baik sekali karena dia telah menerima saja kelakuannya yang kekanak-kanakan itu. yaitu waktu Jennifer melampiaskan kemarahannya padanya. Tambahan lagi. sekarang dia bahkan mengirimkan klien-klien padanya. Jennifer menunggu tiga minggu lagi sebelum menelepon Adam. Kali ini dia berada di Amerika Selatan. "Apakah ada pesan?" tanya sekretarisnya. Jennifer ragu sebentar. "Tidak, tak ada pesan”. Dia mencoba menghilangkan Adam dari pikiran nya, tetapi itu tak mungkin. Dia ingin tahu apakah laki-laki itu sudah menikah atau bertunangan. Ingin dia tahu bagaimana rasanya menjadi Nyonya Adam Warner. Dia jadi penasaran dan kuatir kalau kalau dia lelah gila. Kadang-kadang Jennifer melihat nama Michael Moretti tercantum dalam surat kabar atau majalah. Dalam majalah New Yorker, terdapat cerita yang mendalam mengenai Antonio Granelli dan keluarga mafia di sebelah timur Amerika. 73 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dilaporkan, bahwa keadaan kesehatan Antonio Granelli sudah sangat menurun dan Michael Moretti, menantunya, sedang bersiap-siap untuk mengambil alih kekuasaannya. Majalah Life menurunkan cerita tentang gaya hidup Michael Moretti, dan pada akhir cerita itu disinggung tentang sidang perkara Moretti yang lalu. Kini Camillo Stela sedang menjalani hukuman penjara Leavenworth, sedang Michael Moretti bebas. Majalah itu juga mengingatkan bagaimana Jennifer Parker telah menghancurkan perkara yang sebenarnva bisa membuat Morelli masuk penjara atau hahkan dihukum di kursi listrik. Jennifer merasa mual waktu membaca cerita itu. Kursi listrik? Dia akan dengan senang hati menekan tombol listrik untuk menghukum Michael Moretti itu. *** Kebanyakan klien Jennifer tak berarti, tetapi pelajaran yang didapatkannya tak ternilai. Jennifer jadi tahu ruangan-ruangan dalam Gedung Pengadilan Kriminal di Centre Street 100. juga orang-orang yang ada di dalamnya. Bila ada kliennya yang ditangkap gara-gara mencuri di toko, memukul orang, pelacuran, atau minuman keras. Jennifer akan pergi ke pusat kota itu untuk mengatur uang tebusan, dan tawar-menawar di pengadilan sudah menjadi kebiasaan hidupnya. "Uang tebusan diputuskan lima ratus dolar”. "Yang Mulia, Terdakwa tidak mempunyai uang sebanyak itu. Bila Pengadilan bersedia menurunkan uang tebusan menjadi dua ratus dolar, dia akan bisa bekerja kembali dan membiayai keluarganya terus." "Baik. Dua ratus dolar." "Terima kasih. Yang Mulia." 74 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer jadi kenal pada pengawas dari bagian pengaduan, di mana dokumen laporan penangkapan dikirimkan. "Anda lagi. Parker! Demi Tuhan, tak pernahkah Anda beristirahat?" "Halo, Letnan. Seorang klien saya telah ditangkap atas tuduhan menjadi gelandangan. Bolehkah saya melihat laporan penangkapannya? Namanya Connery. Clarence Connery." "Coba katakan, Anak manis. Untuk apa Anda mau datang kemari jam tiga subuh untuk membela seorang gelandangan?" Jennifer tertawa kecil. "Supaya saya jadi aman di jalan." Dia jadi terbiasa akan pengadilan malam, yang diadakan di kamar nomor dua ratus delapan belas di Gedung Pengadilan Centre Street. Tempat itu merupakan dunia yang penuh sesak dan berbau busuk, dengan bahasa prokemnya tersendiri. Jennifer mula-mula terpana melihat keadaan itu. "Parker, klien Anda ditangkap atas tuduhan aneka ragam." "Atas tuduhan aneka ragam? Apa maksudnya?" "Mencuri dengan mendongkel, menggagahi si pemilik rumah, mempunyai senjata, dan berencana untuk membunuh. Mengerti?" "Mengerti." "Saya datang untuk mewakili Nona Luna Tarner." "Ya, Tuhan!" "Dapatkah Anda katakan atas tuduhan apa?" "Tunggu. Saya carikan kartu Luna Tarner. Dialah orang hebat... nah, ini dia. Dia penipu besar ditangkap oleh Sahko. di daerah hitam." "Apa artinya itu semua?" 75 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Anda orang baru di daerah ini. ya? Sahko itu singkatan dari Satuan Anti huru-hara Kota. Daerah hitam di sini adalah 42nd Street. Jelas?" "Jelas." Pengadilan malam membuat Jennifer murung Tempat itu dipenuhi pasang-surut manusia yang datang dan pergi tanpa berhenti, terdampar di pantai pengadilan. Setiap malam, lebih dari seratus lima puluh perkara vang didengar. Ada pelacur, ada pencopet, pemabuk yang berbau dan babak-belur, dan orang yang ketagihan obat bius. Ada orang Puerto Rico dan orang Meksiko, ada orang Yahudi dan orang Irlandia, ada pula orang Yunani dan orang Itali, dan mereka ditangkap atas tuduhan perkosaan, pencurian, memiliki senjata gelap, pemakaian obat bius, menyerang orang, atau pelacuran. Dan ada satu persamaan pada mereka itu: mereka miskin. Mereka miskin, mereka sesat, dan mereka ditolak oleh masyarakat. Mereka orang-orang yang hina-dina, yang tak pada tempatnya berada di tengah-tengah masyarakat dan tak pula mendapat perhatian masyarakat ramai. Sebagian besar dari mereka berasal dari Harlem Pusat, dan karena dalam penjara sudah tak ada tempat lagi, hanya tertuduh yang bersalah berat saja yang ditahan, yang lain dibebaskan atau didenda saja. Mereka itu lalu kembali ke St. Nicholas Avenue atau Morningside dan Manhattan Avenues, di mana daerah yang luasnya tiga setengah mil persegi itu didiami oleh dua ratus tiga puluh tiga ribu orang berkulit hitam, delapan ribu orang Puerto Rico, dan kira-kira satu jutaan ekor tikus. Sebagian besar dari klien yang datang ke kantor Jennifer adalah orang-orang yang telah digilas oleh kemiskinan, oleh susunan masyarakat, dan oleh dirinya sendiri. Ada orangorang yang sudah lama menyerah. Jennifer merasa bahwa rasa takut mereka inilah yang menimbulkan kepercayaan pada dirinya sendiri. Dia tidak merasa dirinya lebih tinggi daripada 76 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mereka. Dia sama sekali tak bisa menjadikan dirinya contoh keberhasilan yang gemilang, namun dia pun tahu adanya satu perbedaan besar antara dirinya dan para kliennya: dia tak pernah mau menyerah. Ken Bailev memperkenalkan Jennifer pada Pastor Louis Joseph Ryan. Pastor Ryan berumur hampir enam puluh tahun, seorang pria penuh semangat yang selalu berseri-seri, berambut berwarna hitam yang sudah bercampur uban, namun selalu rapi dan mengikal di sekitar telinganya. Rambutnya itu kelihatan seolah-olah selalu perlu dipangkas. Jennifer langsung merasa suka padanya. Kadang-kadang, bila ada anggota jemaatnya yang menghilang, Pastor Ryan mendatangi Ken untuk meminta bantuannya. Biasanya Ken bisa menemukan kembali suami, istri, anak-anak, baik laki-laki atau perempuan, yang hilang itu. Ken tak pernah menagih bayaran. "Bayarannya nanti saja di surga,*' kata Ken selalu bila Pater Ryan menanyakan berapa bayarannya. Pada suatu petang waktu Jennifer sedang seorang diri, Pater Ryan mampir ke kantor mereka. "Ken sedang keluar, Pater Ryan. Dan dia tidak akan kembali hari ini." "Kamulah yang ingin saya jumpai, Jennifer," kata Pater Rvan. Dia duduk di kursi kayu yang tak nyaman di depan meja tulis Jennifer. "Ada seorang teman saya yang sedang menghadapi suatu masalah." Begitulah selalu cara dia mulai berbicara dengan Ken. "Ya, Pater?" "Dia adalah seorang jemaat wanita yang sudah berumur, dan wanita malang itu telah mengalami kesulitan dalam mendapatkan bayaran jaminan sosialnya. Dia pindah ke 77 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ daerah saya beberapa bulan yang lalu, dan suatu komputer terkutuk tidak mencatat tentang dirinya lagi." "Saya mengerti." “Saya rasa kamu mau menolongnya," kata Pater Ryan, sambil bangkit. "Tapi terus terang, tidak akan ada bayarannya." Jennifer tersenyum. "Tak usah kuatir. Saya akan berusaha menyelesaikannya." Pada sangkanya, pekerjaan itu akan sederhana, tetapi ternyata makan waktu tiga hari dia baru berhasil membuat komputer itu mencatat lagi. Pada suatu pagi, sebulan kemudian, Pater Ryan masuk ke kantor Jennifer dan bekata, "Sebenarnya aku tak suka mengganggumu, Anak manis, tapi ada seorang temanku yang mengalami kesulitan. Tapi dia tak punya...." Pater itu terdiam ragu. "Uang," terka Jennifer. "Yah! Begitulah. Tepat sekali. Tapi orang malang itu sangat membutuhkan bantuan." "Baiklah. Ceritakanlah tentang dia." "Namanya Abraham. Abraham Wilson. Dia putra dari salah seorang jemaatku. Abraham sedang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Sing Sing karena telah membunuh seorang pemilik toko minuman keras dalam suatu perampokan." "Bila dia telah terbukti bersalah dan sedang menjalani hukumannya, maka saya tak melihat jalan untuk membantunya, Pater." Pater Ryan memandangi Jennifer, lalu mendesah, bukan itu masalahnya." 78 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bukan?" "Bukan. Beberapa minggu yang lalu, Abraham membunuh seseorang lagi — sesama narapidana yang bernama Raymond Thorpe. Dia akan diadili karena pembunuhan, dan akan dijatuhi hukuman mati." Jennifer telah membaca berita tentang perkara itu. "Kalau saya tak salah ingat, dia telah menghantam orang itu sampai mati." "Begitulah kata mereka" Jennifer mengambil sebuah buku catatan dan sebuah pena. "Apakah ada saksi-saksi?" "Ada." "Berapa orang?" "Yah. Kira-kira seratus orang. Karena hal itu terjadi di halaman penjara." "Luar biasa. Lalu apa yang harus saya lakukan?” Pater Ryan hanya berkata, "Bantulah Abraham." Jennifer meletakkan penanya. "Pater, saya rasa hanya Tuhanlah yang bisa membantunya." Dia. duduk bersandar di kursinya. "Dia menghadapi tigaj pukulan. Dia berkulit hitam, dia sudah diadili karena pembunuhan, dan dia membunuh seseorang lagi di hadapan seratus orang saksi. Kalau dia memang melakukannya, maka sama sekali tak ada dasar pembelaan terhadap dirinya. Bila seorang narapidana lain mengancamnya, bukankah ada para pengawal yang bisa dimintainya bantuan. Dia malah main hakim sendiri. Tak akan ada seorang pun juri di dunia ini yang tidak akan mendakwanya." "Bagaimanapun juga, dia adalah sesama manusia. Maukah kau sekedar berbicara saja dengannya?" 79 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer mendesah. "Yah, kalau Pater memang ingin saya berbicara dengan dia, tapi saya tidak akan memberikan pembelaan apa-apa." Pater Ryan mengangguk. "Aku mengerti. Hal itu mungkin akan tersiar luas." Keduanya rupanya sama pikirannya. Abraham Wilson bukanlah satu-satunya orang yang telah mendapatkan pukulan-pukulan. Penjara Sing Sing terletak di kota Ossining, tiga puluh mil di sebelah utara Manhattan, di tebing sebelah timur Sungai Hudson. Dari sana orang dapat melihat ke Tappan Zee dan Teluk Haverstraw. Jennifer pergi ke sana naik bus. Dia telah terlebih dahulu menelepon wakil kepala penjara, dan pria itu telah mengatur pertemuan antara Jennifer dan Abraham Wilson yang sedang dikurung di tempat yang terpisah. Selama dalam perjalanan, Jennifer dilanda suatu perasaan yang telah lama tak dirasakannya. Dia sedang dalam perjalanan ke Sing Sing untuk menemui seseorang yang mungkin akan menjadi kliennya, klien yang telah didakwa melakukan pembunuhan. Perkara semacam inilah yang telah dipelajarinya, untuk perkara macam inilah dia telah mempersiapkan dirinya. Setelah setahun baru sekaranglah dia merasa sebagai seorang pengacara sesungguhnya, namun dia pun insaf bahwa dia tak realistis. Dia bukan sedang dalam perjalanan untuk menjumpai seorang calon klien. Dia sedang dalam perjalanan untuk mengatakan pada seseorang bahwa ia tak dapat membelanya. Dia tak bisa melibatkan diri dalam suatu perkara yang sudah tersebar begitu luas dan yang tidak akan mungkin dimenangkannya. Abraham Wilson harus mencari orang lain untuk membela dirinya. 80 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sebuah taksi yang buruk membawa Jennifer dari perhentian bus ke lembaga pemasyarakatan, yang terletak di tanah seluas tujuh puluh are di dekat sungai. Jennifer membunyikan bel dijalan masuk, di samping, dan seorang pengawal membukakannya pintu. Pengawal itu mencocokkan nama Jennifer dengan daftarnya, lalu mengantarnya ke kantor wakil kepala penjara. Wakil kepala penjara itu adalah seorang laki-laki yang bertubuh besar dan tak berbentuk, mukanya berjerawat dan rambutnya dipotong pendek seperti anggota tentara. Namanya Howard Patterson. "Saya akan berterima kasih sekali, bila Anda bisa menceritakan sesuatu tentang Abraham Wilson”, Jennifer mulai berbicara. "Bila Anda mencari kesenangan, Anda tidak akan menemuinya di sini." Patterson melayangkan! pandangannya ke dokumen di meja tulis di hadapannya. "Wilson itu sepanjang hidupnya keluar-masuk penjara. Waktu berumur sebelas tahun dia sudah tertangkap karena mencuri mobil, pada umur tiga belas ditangkap lagi dengan tuduhan menyakiti orang, ditangkap karena memperkosa pada umur lima belas tahun, menyerang orang waktu berumur delapan belas, dipenjarakan karena menyebabkan salah seorang gadisnya masuk rumah sakit”. Pria itu membalik-balik dokumen itu terus. "Segala macam kejahatan sudah dilakukannya —menikam, merampok dengan senjata, dan akhirnya kejahatan terbesar— membunuh." Mendengarkan dia membacanya, lemah semangat Jennifer. Jennifer bertanya, "Adakah kemungkinannya bahwa Abraham Wilson tidak membunuh Raymond Thorpe?" "Lupakan saja kemungkinan itu. Wilson sendiri orang yang pertama-tama akan mengakuinya, tapi biar dia 81 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membantahnya sekalipun, soalnya tidak akan berubah. Ada seratus dua puluh orang saksinya." "Bolehkah saya bertemu dengan Saudara Wilson?" Howard Patterson bangkit. "Tentu, tapi Anda membuangbuang waktu saja." Abraham Wilson adalah seorang manusia yang paling jelek yang pernah dilihat Jennifer. Kulitnya hitam legam, hidungnya patah-patah di beberapa tempat, gigi depannya sudah tak ada, matanya liar, dan di wajahnya ada bekas luka pisau. Tingginya kira-kira satu meter sembilan puluh sentimeter dan tubuhnya besar. Kakinya besar sekali dan bertapak datar hingga waktu dia berjalan, hantaman kakinya hebat sekali. Bila Jennifer ingin menggunakan satu perkataan untuk melukiskan Abraham Wilson, maka perkataan itu adalah mengerikan. Bisa dibayangkannya pengaruh manusia ini pada para anggota juri. Abraham Wilson dan Jennifer duduk dalam sebuah kamar berkunjung yang pengamanannya sempurna, di antara keduanya terdapat sekat dari kawat tebal, dan seorang pengawal berdiri di pintu. Wilson baru saja dikeluarkan dari kurungannya yang terpisah, dan matanya yang menonjol berkedip-kedip terus karena silau. Bila Jennifer datang ke pertemuan ini dengan perasaan bahwa dia mungkin tidak akan mau menangani perkara orang ini, maka setelah melihat Abraham Wilson sendiri, dia menjadi yakin. Baru duduk saja di hadapan laki-laki itu, dia sudah bisa merasakan kebencian yang terpancar dari manusia itu. Jennifer membuka percakapan itu dengan berkata, “Nama saya Jennifer Parker. Saya seorang pengacara. Pater Ryan telah meminta saya untuk menemui anda." Abraham meludah melalui sekat, hingga Jennifer terperciki air ludahnya. "Laki-laki sial brengsek itu”. 82 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sungguh suatu awal yang hebat, pikir Jennifer. Dia menahan dirinya supaya tidak menyeka air ludah itu dari mukanya. "Adakah sesuatu yang Anda butuhkan di sini, Saudara Wilson?" Laki-laki itu tersenyum hingga gusinya yang tak bergigi itu kelihatan. "Aku butuh perempuan, Anak manis. Mengerti?" Jennifer tidak mempedulikan kata-kata itu. "Maukah Anda menceritakan apa yang telah terjadi?" "Hei, kalau mau mengorek riwayat hidupku, kau harus membayarnya. Aku akan menjual riwayat hidupku itu pada perusahaan film. Mungkin aku sendiri yang akan menjadi bintang utamanya." Kemarahan yang diperlihatkannya, menakutkan. Jennifer hanya ingin keluar saja dari tempat itu. Wakil kepala penjara tadi memang benar. Dia membuang-buang waktunya saja. "Kurasa benar-benar tak ada yang bisa kulakukan untuk membantumu, jika Anda tak mau membantuku, Saudara Wilson. Aku sudah berjanji pada Pater Ryan untuk sekurangkurangnya datang dan berbicara denganmu." Abraham Wilson tertawa dan memperlihatkan giginya yang ompong lagi. "Kau benar-benar baik, Sayang. Yakin benarkah kau tidak akan mengubah pikiranmu tentang perempuan yang kuminta itu?" Jennifer bangkit. Dia merasa dia sudah cukup sabar. "Apakah kau benci pada semua orang?" "Dengar, Gadis cantik, mari sini supaya kau kudekap, lalu baru kita bahas tentang kebencian." Jennifer berdiri terpana, menatap wajah yang jelek itu. sambil mencernakan apa yang dikatakan laki-laki itu, kemudian dia duduk perlahan-lahan. "Maukah kau menceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi. Abraham?" 83 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Laki-laki itu menatap mata Jennifer, tanpa berkata apa-apa. Jennifer menunggu sambil memperhatikannya, sambil berpikir pula, bagaimana gerangan rasanya berkulit hitam yang berbekas luka-luka itu. Jennifer ingin pula tahu berapa banyak bekas luka yang tersembunyi dalam hatinya. Keduanya duduk saja berdiam diri. Akhirnya, Abraham Wilson berkata, "Aku telah membunuh jahanam itu." "Mengapa kau membunuhnya?” Abraham mengangkat pundaknya. "Setan itu mendatangi aku dengan sebuah pisau jagal yang besar, lalu..." "Jangan membohongi aku. Para narapidana tidak boleh berkeliaran dengan membawa pisau jagal." Wajah Wilson menegang lalu berkata, "Keluar dari sini. Aku tidak memintamu datang." Dia bangkit. "Dan jangan datangdatang lagi mengganggu aku, dengar? Aku sibuk." Dia berbalik lalu berjalan ke arah pengawal. Sesaat kemudian, kedua laki-laki itu telah pergi. Apa boleh buat. Paling tidak, Jennifer bisa mengatakan pada Pater Ryan bahwa dia sudah berbicara dengan laki-laki itu. Selanjutnya tak ada lagi yang bisa dilakukannya. Seorang pengawal mengantar Jennifer keluar dari bangunan itu. Dia menyeberangi halaman penjara, berjalan ke arah pintu masuk utama sambil memikirkan tentang Abraham Wilson dan perasaannya sendiri terhadap laki-laki itu. Dia tak suka pada laki-laki itu dan oleh karenanya, dia telah melakukan apa yang sebenarnya tak boleh dilakukannya. Dia sudah berprasangka terhadap laki-laki itu. Dia telah mencap laki-laki itu bersalah, padahal dia belum lagi diadili. Mungkin memang ada seseorang yang menyerangnya, bukan dengan pisau tentu, melainkan dengan batu besar atau batu bata. Jennifer berhenti lalu berdiri tanpa mengambil keputusan apaapa. Nalurinya menyuruh kembali saja ke Manhattan dan melupakan Abraham Wilson. 84 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer membelok lalu berjalan ke arah kantor wakil kepala penjara. "Perkara Abraham Wilson itu memang berat”, kata Howard Patterson. "Bila mungkin, kami mencoba memberikan rehabilitasi dan bukan hukuman, tapi perbuatan Abraham sudah terlalu jauh. Satu-satunya jalan untuk menenangkannya adalah mengirimnya ke kursi listrik." Mengerikan benar logika itu, pikir Jennifer. "Dia berkata pada saya bahwa laki-laki yang dibunuhnya itu telah menyerangnya dengan pisau jagal." "Saya rasa itu mungkin saja." Jawaban itu mengejutkan Jennifer. "Apa maksud Anda bahwa itu mungkin? Apakah Anda ingin berkata bahwa seorang narapidana dalam penjara ini bisa memiliki pisau? Pisau jagal?" Howard Patterson mengangkat bahunya. "Nona Parker, di sini ada seribu dua ratus empat puluh orang narapidana, dan beberapa di antaranya benar-benar cerdik. Mari saya tunjukkan sesuatu pada Anda." Patterson mengantarkan Jennifer berjalan melalui sebuah lorong panjang, ke sebuah kamar yang terkunci. Dipilihnya sebuah kunci dari suatu kumpulan, dibukanya pintu kamar itu, lalu dinyalakannya lampu. Jennifer mengikutinya memasuki sebuah kamar tanpa perabot. Pada dinding kamar itu terdapat rak-rak. "Di sinilah kami menyimpan kotak tetek-bengek kotak bengek narapidana." Dia berjalan ke sebuah kotak besar, lalu mengangkat tutupnya. Jennifer terbelalak memandangi isi kotak itu dengan rasa tak percaya. Dia mengangkat mukanya melihat Howard Pettterson dan berkata, "Saya ingin bertemu lagi dengan klien saya." 85 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 6 Jennifer menyiapkan diri untuk sidang perkara Abraham Wilson dengan sebaik-baiknya, tak pernah dia menyiapkan diri untuk apa pun juga sebaik itu selama hidupnya. Berjam-jam dia menghabiskan waktunya dalam perpustakaan hukum, memeriksa prosedur-prosedur dan pembelaan-pembelaan Berjam-jam pula dia berbicara dengan kliennya, untuk memeras setiap informasi yang sekecil apa pun, yang bisa didapatkannya. Sungguh tak mudah tugasnya itu. Wilson sejak awal selalu galak dan penuh cemooh. “Kau ingin tahu tentang diriku, Manis? Waktu berumur sepuluh tahun, aku sudah ditangkap untuk pertama kalinya. Umur berapa kau waktu itu?" Jennifer memaksakan dirinya untuk tidak memperdulikan sikap benci dan penghinaannya itu, karena dia tahu bahwa sikap-sikap itu menutupi rasa takut yang mendalam. Maka Jennifer pun terus bertahan, mencari tahu bagaimana kehidupan Wilson waktu masih kecil, bagaimana orang tuanya, apa yang telah memberinya bentuk hingga menjadi laki-laki yang demikian. Setelah berminggu-minggu, keengganan Abraham Wilson berubah menjadi minat, dan akhirnya minat itu berubah pula menjadi rasa terpesona. Sebelum itu tak pernah terpikir olehnya, manusia macam apa dia itu, atau mengapa dia sampai jadi begitu. Pertanyaan-pertanyaan Jennifer yang mendesak, mulai menimbulkan kenangan masa lalunya, ada yang tak menyenangkan, ada pula yang benar-benar menyakitkan. Beberapa kali sedang Jennifer menanyai Abraham Wilson mengenai ayahnya, yang sering memukulinya dengan kejam. Wilson menyuruh Jennifer pergi meninggalkannya. Jennifer pergi dengan patuh, tetapi dia selalu kembali. 86 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kalau sebelum itu Jennifer masih ada waktu untuk hidup pribadinya, maka kini dia sama sekali tak punya waktu lagi. Bila dia tidak berada bersama Abraham Wilson, dia berada di kantornya, tujuh hari dalam seminggu, mulai pagi-pagi sekali sampai lewat tengah malam, membaca apa saja yang ditemukannya yang berhubungan dengan pembunuhan, baik dengan sengaja maupun tidak. Dipelajarinya beratus-ratus keputusan pengadilan banding, ikhtisar-ikhtisar acara persidangan, surat-surat sumpah, barang-barang bukti, mosimosi, dokumen-dokumen. Dipelajarinya secara mendalam dokumen-dokumen tentang maksud dan perencanaan, tentang pembelaan diri, bahaya ganda, serta kehilangan akal untuk sementara. Dipelajarinya cara-cara untuk memohon agar suatu tuduhan dikurangi menjadi tuduhan pembunuhan biasa. Abraham tidak berencana untuk membunuh orang itu. Tetapi apakah dewan juri akan percaya hal itu? Apalagi dewan juri setempat. Orang-orang kota benci adanya narapidana di tengah-tengah mereka. Jennifer meminta perubahan daerah persidangan, lalu permintaan itu dikabulkan. Sidangnya akan diadakan di Manhattan. Jennifer harus mengambil keputusan penting: Apakah akan dihadapkannya Abraham untuk memberikan kesaksiannya? Penampilannya begitu mengerikan, tetapi bila anggotaanggota juri bisa mendengar kisah dari mulutnya sendiri, mungkin mereka lalu menaruh simpati padanya. Masalahnya, bila Abraham Wilson ditampilkan ke mimbar, maka penuntut umum akan bisa membukakan masa lalu Wilson, juga kesalahan-kesalahannya di masa lalunya, termasuk pembunuhan yang telah dilakukannya. Jennifer ingin tahu, asisten jaksa mana yang akan ditugaskan oleh Di Silva untuk melawannya. Ada enam orang yang pandai-pandai yang sudah biasa mengadili sidang-sidang 87 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pembunuhan, dan Jennifer telah membiasakan dirinya dengan teknik-teknik mereka. Dia menghabiskan waktunya di Sing Sing sebanyak mungkin. Meninjau kembali peristiwa pembunuhan di halaman rekreasi penjara itu, bercakap-cakap dengan para pengawal dan dengan Abraham sendiri, dan dia mewawancarai belasan narapidana yang telah menyaksikan pembunuhan itu. "Raymond Thorpe telah menyerang Abraham Wilson dengan sebuah pisau," kata Jennifer. "Sebuah pisau jagal yang besar. Anda tentu melihatnya." "Saya? Saya tidak melihat pisau." "Pasti Anda melihatnya. Anda ada di sana." "Nyonya, saya tidak melihat apa-apa." Tak seorang pun mau terlibat. Kadang-kadang Jennifer perlu untuk pergi makan seperti biasa, tetapi biasanya dia hanya sempat makan roti dengan terburu-buru di kedai kopi, di lantai utama gedung pengadilan. Berat badannya mulai menurun dan dia sering mendapat serangan pusing kepala. Ken Bailey kuatir melihat keadaannya. Diajaknya Jennifer ke Restoran Forlini di seberang gedung pengadilan, dan dipesannya makanan banyak-banyak untuknya. "Apakah kau sedang mencoba membunuh dirimu sendiri?" tanya Ken. "Tentu saja tidak." "Adakah kau berkaca akhir-akhir ini?" "Tidak." Ken memandanginya lalu berkata, "Kalau kau mau memakai otakmu, kaulepas saja perkara ini." 88 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Mengapa?" "Kau menjadikan dirimu bulan-bulanan. Jennifer, aku mendengar berita-berita burung. Pers sudah mulai mengincermu lagi, mereka ingin sekali menghancurkan kau lagi." "Aku seorang pengacara," kata Jennifer keras kepala. "Abraham Wilson berhak diadili dengan wajar. Aku sedang mencoba supaya dia mendapatkan keadilan dalam sidang nanti." Jennifer melihat kekuatiran di wajah Ken Bailey. "Jangan kuatir. Perkara ini tidak akan tersebar seluas yang kausangka." "Oh, tidak ya? Tahukah kau siapa yang akan menjadi penuntut umum?" "Tidak." "Robert Di Silva." Jennifer tiba di Gedung Pengadilan Kriminal melalui jalan masuknya yang di Leonard Street. Dia harus mendesak-desak di antara orang-orang yang memenuhi lobby, melewati polisipolisi yang berseragam, para detektif yang berpakaian seperti kaum hippi, para ahli hukum yang dapat dibedakan dari orang-orang lain karena tas kantor yang mereka jinjing. Jennifer berjalan ke arah meja informasi yang bulat, di mana tak pernah ditempatkan seorang petugas, lalu dia pergi ke lantai enam naik lift. Dia akan menemui Pak Jaksa. Hampir setahun yang lalu terakhir Jennifer bertemu dengan Robert Di Silva, dan Jennifer tak ingin bertemu sekarang ini. Dia akan memberitahukan pada jaksa bahwa dia akan menarik diri dari pembelaan Abraham Wilson. Tiga malam Jennifer tak bisa tidur untuk mengambil keputusan itu. Akhirnya dia memutuskan bahwa yang menjadi pertimbangannya yang utama itu adalah kepentingan klien. Perkara Wilson itu sebenarnya tak cukup penting bagi Di Silva 89 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ untuk menanganinya sendiri. Jadi, satu-satunya alasan mengapa jaksa memberikan perhatian pribadinya, adalah karena Jennifer yang terlibat dalam perkara itu. Di Silva ingin membalas dendam. Dia akan menghajar Jennifer. Maka akhirnya Jennifer memutuskan bahwa dia tak punya pilihan lain, selain menarik diri dari pembelaan Wilson dalam perkara itu. Dia-tak mau laki-laki itu sampai dihukum mati gara-gara kesalahan yang pernah dibuat Jennifer! Bila dia menarik dirinya dari perkara itu, mungkin Robert Di Silva akan memperlakukan Wilson dengan lebih lunak. Jennifer sedang dalam perjalanan untuk menyelamatkan nyawa Wilson. Dia mengalami suatu perasaan aneh seolah-olah dia menghayati lagi masa lalunya, waktu dia keluar dari lantai enam dan berjalan ke arah pintu yang dikenalnya sejak dulu dengan tulisan Jaksa Negeri Wilayah New York yang dicantumkan pada pintunya. Di dalamnya, sekretaris yang dulu juga yang duduk di meja yang sama. "Saya Jennifer Parker. Saya ada janji dengan...” "Masuk saja segera," kata sekretaris itu. "Pak Jaksa sudah menunggu Anda." Robert Di Silva sedang berdiri di balik meja tulisnya, mengunyah cerutu yang basah, sambil memberikan perintahperintah pada dua orang asisten. Dia berhenti waktu Jennifer masuk. "Saya sangka Anda tidak akan muncul." "Ini, saya sudah di sini." "Saya sangka Anda sudah lari terbirit-birit ke luar kota sekarang ini. Mau apa Anda?" Di seberang meja Robert Di Silva ada dua bua meja, tetapi laki-laki itu tidak mempersilakan Jennifer duduk. "Saya datang untuk membicarakan klien saya Abraham Wilson." 90 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Robert Di Silva duduk, dia bersandar di kursinya dan purapura berpikir. "Abraham Wilson... Oh Pembunuh Negro yang memukul orang sampai mati dalam penjara itu. Sebenarnya Anda tak perlu bersusah payah membela dia." Dia menoleh pada kedua asistennya dan mereka meninggalkan kamar itu. “Nah, bagaimana Saudara Pembela?" "Saya ingin membicarakan tentang pertimbangan bagi Terdakwa." Robert Di Silva memandanginya dengan terheran-heran. "Maksud Anda, Anda kemari akan meminta pertimbangan? Anda benar-benar membuat saya tercengang. Saya sangka orang yang begitu berbakat. Pasti Anda akan bisa membebaskannya dengan mudah." "Tuan Di Silva, saya tahu bahwa perkara ini kelihatannya sudah jelas," Jennifer mulai, "tapi ada hal-hal yang meringankan Abraham Wilson...” Jaksa Di Silva memotong. "Baik saya katakan dengan bahasa yang jelas supaya Anda mengerti, Saudara Pembela, Ambillah hal-hal yang meringankan itu dan perbuatlah sesuka hati Anda dengan itu!" Dia bangkit dan ketika dia berbicara lagi suaranya gemetar menahan marahnya. "Memberikan pertimbangan pada Anda? Anda telah menggagalkan hidupku! Sudah jelas ada mayatnya dan orangmu itu akan dihukum mati karena perbuatannya itu. Anda dengar itu? Saya sudah menjadikannya urusan pribadi saya dan bertekad supaya dia dikirim ke kursi listrik” "Saya datang untuk menarik diri dari perkara ini. Anda bisa mengurangi tuduhan menjadi percobaan pembunuhan biasa. Bagaimanapun juga, Wilson memang sudah dipenjarakan seumur hidup. Anda bisa....” "Tidak bisa! Dia bersalah karena membunuh habis perkara!" 91 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer berusaha menahan amarahnya. "Saya pikir dewan juri yang seharusnya memutuskan itu Robert Di Silva tersenyum mengejek pada Jennifer. "Anda tak bisa membayangkan betapa menyenangkannya, seorang ahli seperti Anda masuk ke dalam kantor saya dan menjelaskan tentang hukum pada saya." "Tak bisakah kita melupakan masalah pribadi kita? Saya...." "Selama hidupku, tidak akan! Sampaikan salamku pada temanmu Michael Moretti." Setengah jam kemudian Jennifer minum kopi dengan Ken Bailey. "Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat”, Jennifer mengaku. "Kusangka bahwa bila aku melepaskan perkara itu, Abraham Wilson akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Tapi Silva tak mau mempertimbangkannya. Bukan Wilson yang akan dihukumnya, melainkan aku”. Ken Bailey memandanginya dengan merenung "Mungkin dia mencoba menggertak kau. Dia ingin membuat kau ketakutan." "Aku memang ketakutan.” Jennifer menghirup kopinya seteguk. Pahit rasanya. "Rumit betul perkara ini. Maunya kau melihat si Abraham Wilson itu. Dengan hanya melihatnya saja pun, para anggota juri sudah akan menyatakan dia bersalah." "Kapan sidangnya?" "Sebulan lagi." "Adakah yang bisa kubantu?" "Ada. Membuat perjanjian dengan Di Silva." "Apakah dengan begitu kau merasa akan ada kemungkinan kau akan bisa membebaskan Abraham Wilson?" '' 92 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kalau ditinjau secara pesimis, aku sedang sedang mencoba menangani perkaraku yang pertama melawan jaksa penuntut yang paling hebat, yang punya rasa dendam terhadapku — sedang klienku nilalah seorang narapidana Negro yang membunuh untuk kedua kalinya di hadapan seratus dua puluh orang saksi mata." "Hebat. Bagaimana segi optimisnya?" "Aku akan ditabrak truk nanti sore.'" Kini tinggal tiga minggu lagi sidang itu akan diselenggarakan. Jennifer mengusahakan supaya Abraham Wilson dipindahkan ke penjara di Riker's Island. Dia ditempatkan di rumah tahanan untuk laki-laki, yaitu penjara yang terbesar dan tertua di pulau itu. Sembilan puluh lima persen dari orang-orang tahanan di situ sedang menunggu saat akan disidangkan karena kejahatan-kejahatan besar telah mereka lakukan: pembunuhan, pembakaran, perkosaan, perampokan bersenjata, dan perkosaan dengan kekejaman. Mobil-mobil pribadi tak diizinkan dibawa ke pulau itu. jadi Jennifer diantar naik bus hijau yang kecil, ke gedung pemeriksaan dari batu bata yang berwarna abu-abu. Dia memperlihatkan tanda pengenalnya. Di sebelah kiri bangunan itu, dalam sebuah rumah monyet berwarna hijau, ada dua orang pengawal yang bersenjata, dan lebih jauh lagi ada sebuah pintu gerbang di mana semua tamu yang tak bersurat izin ditahan. Dari gedung pemeriksaan, Jennifer dibawa dengan mobil yang sama melalui Hazen Street, jalan kecil yang memotong lahan penjara itu, ke arah Gedung Pusat Anna M. Kross. Abraham Wilson dibawa ke situ untuk menemuinya di dalam sebuah ruang bicara yang terdiri dari delapan buah kamar-kamar kecil bersekat-sekat, yang khusus disediakan untuk pertemuan antara pembela dengan kliennya. Sambil berjalan di lorong yang panjang untuk pergi menemui Abraham Wilson, Jennifer berpikir tempat ini tak ubahnya seperti ruang tunggu untuk ke neraka. Di sana 93 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ terdengar suara-suara aneh sekali. Penjara itu terbuat dari batu bata, besi baja, batu, dan genting. Pintu-pintu yang dari besi baja itu terus-menerus terbuka dan tertutup terhantam lagi. Ada lebih dari seratus orang dalam setiap sel yang berblok-blok. Mereka berbicara dengan berteriak-teriak, sedang dua buah pesawat tv distel pada saluran-saluran yang berlainan, lalu ada pula pesawat tape yang mengumandangkan lagu-lagu Country Rock. Tiga ratus pengawal ditugaskan dalam bangunan itu, dan suara bentakan mereka berbaur dengan aneka bunyi lainnya dalam penjara itu. Seorang pengawal pernah mengatakan pada Jennifer, "Masyarakat dalam penjara adalah masyarakat yang paling sopan di dunia. Bila seorang narapidana bersenggolan dengan yang lain, segera berkata, 'Maaf.' Para narapidana pun paling banyak beban pikiran, tetapi paling sedikit barang...." Jennifer duduk berhadapan dengan Abraham Wilson dan dia berpikir: Hidup-mati laki-laki ini ada dalam tanganku. Bila dia sampai mati, maka itu adalah karena aku gagal membelanya. Jennifer memandang mata laki-laki itu dan melihat keputus-asaannya. “Aku akan berbuat sebisa-bisanya," Jennifer berjanji. Tiga hari sebelum sidang perkara Abraham Wilson dimulai, Jennifer mendengar bahwa yang akan menjadi hakim ketua adalah Yang Mulia Laurence Waldman, yang dulu mengetuai sidang perkara Michael Moretti, yang telah mencoba untuk mencabut izin praktek Jennifer. 7 Pukul empat subuh hari Senin, di akhir bulan Desember seribu sembilan ratus tujuh puluh, pada hari akan dimulainya sidang Abraham Wilson. 94 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer terbangun dengan perasaan letih dan mata berat. Tidurnya tak nyenyak karena pikirannya dipenuhi mimpi-mimpi tentang sidang itu. Salah satu mimpinya adalah, Robert Di Silva menyuruhnya ke mimbar saksi dan menanyainya tentang Michael Moretti. Setiap kali mencoba menjawab pertanyaanpertanyaannya, para anggota juri menyela dengan serentak : Pembohong! Pembohong! Pembohong! Semua mimpinya berlainan, tetapi semua ada kesamaannya. Dalam mimpinya yang terakhir tampak Abraham Wilson yang terikat di kursi listrik. Waktu Jennifer mendekatinya untuk menghiburnya, laki-laki itu meludahi mukanya. Jennifer terbangun gemetar, dan dia tak bisa tidur lagi. Dia duduk saja di kursi dan memperhatikan matahari terbit. Dia tak bisa makan karena gugupnya. Dia ingin bisa tidur malam sebelumnya. Dia ingin tidak begitu tegang Dia ingin hari itu berlalu. Sedang dia mandi dan berpakaian, dia merasakan firasat kegagalan. Dia ingin mengenakan baju hitam, tetapi dia memilih baju tiruan dari Chanel yang berwarna hijau, yang dibelinya pada waktu Toko Lochmann mengadakan penjualan obral. Pukul setengah sembilan, Jennifer Parker tiba di Gedung Pengadilan Kriminal untuk memulai pembelaan dalam perkara rakyat dari negara bagian New York melawan Abraham Wilson. Di depan jalani masuk, tampak sekumpulan orang dan mula-mula Jennifer menyangka ada kecelakaan. Dia melihat sederetan kamera tv dan alat pengeras suara, dan sebelum Jennifer menyadari apa yang terjadi, dia sudah dikerumuni para wartawan. Seorang wartawan berkata, "Nona Parker, inilah sidang Anda yang pertama kali sejak Anda menggagalkan perkara Michael Moretti terhadapi Jaksa, bukan?" Peringatan Ken Bailey ternyata benar. Dialah daya tarik yang terbesar, bukan kliennya. Para wartawan itu 95 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ berdatangan, bukan sebagai peninjau yang obyektif; mereka adalah burung elang pencari mangsa dan Jennifer-lah bangkainya. Seorang wanita muda yang mengenakan celana jeans menyodorkan sebuah mikrofon ke muka Jennifer. "Benarkah Jaksa Di Silva bertekad untuk menjatuhkan Anda?" "No comment." Jennifer menyikut-nyikut mencari jalan masuk ke gedung. "Pak Jaksa mengeluarkan pernyataan kemarin malam, bahwa dia berpendapat Anda tak pantas diizinkan membuka praktek pengacara di daerah pengadilan New York. Apakah Anda ingin mengatakan sesuatu sehubungan dengan pernyataan itu?" "No comment." Jennifer sudah hampir tiba dijalan masuk. "Tahun yang lalu Hakim Waldman berusaha untuk mencabut hak Anda sebagai pengacara. Apakah Anda akan memintanya untuk membatalkan...?" Jennifer sudah berada dalam gedung pengadilan. Direncanakan sidang akan diadakan di Ruang Tiga Puluh Tujuh. Lorong di luar dipenuhi orang-orang banyak yang mencoba masuk, tetapi ruang sidang sudah penuh. Bunyi suara terdengar mendengung dan terasa adanya suasana keramaian. Ada sederetan bangku-bangku khusus yang disediakan untuk para wartawan. Di Silva yang mengatur semuanya, pikir Jennifer. Abraham Wilson duduk di meja terdakwa, dia menjulang lebih tinggi daripada semua orang di sekelilingnya, serupa benar dengan gunung yang mengerikan. Dia mengenakan setelan biru tua yang kekecilan, dan kemeja putih serta dasi biru yang dibelikan Jennifer untuknya. Pakaian itu tidak mengubah keadaannya. Abraham Wilson tetap kelihatan seperti seorang pembunuh jelek yang mengenakan setelan 96 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ biru tua. Akan sama saja halnya bila dia mengenakan pakaian penjaranya, pikir Jennifer dengan semangat lemah. Wilson memandang ke segala pelosok ruang sidang dengan menantang, dia membelalak pada siapa saja yang bertemu pandang dengannya. Jennifer kini sudah cukup mengenal kliennya dan mengerti bahwa sikap permusuhannya itu adalah untuk menutupi rasa takutnya; tetapi yang didapatkan oleh setiap orang — termasuk hakim dan juri — adalah kesan permusuhan dan kebencian. Laki-laki besar itu merupakan ancaman. Mereka akan menganggapnya sebagai seseorang yang harus ditakuti dan dimusnahkan. Tak ada sedikit pun dalam kepribadian Wilson yang bisa menimbulkan rasa suka. Tak sedikit punl pada penampilannya yang bisa menimbulkan simpati. Yang tampak adalah wajah cacat yang jelek-itu, dengan hidung yang patah dan gigi ompong, serta tubuh besar yang menimbulkan ketakutan orang. Jennifer berjalan ke arah meja tertuduh di mana Abraham Wilson duduk, lalu duduk di samping laki-laki itu. "Selamat pagi, Abraham." Abraham menoleh padanya lalu berkata, "Tak kusangka kau akan datang." Jennifer teringat akan mimpinya. Dia memandang ke mata Abraham yang kecil dan sipit. "Kau tahu betul aku pasti datang." Abraham mengangkat bahunya tanpa acuh. "Tidak akan ada pengaruhnya. Mereka pasti akan menghukumku. Mereka pasti akan menuduhku telah membunuh dan kalau perlu mereka akan mensahkan sebuah undang-undang baru yang memungkinkan mereka merebusku dalam minyak. Ini tidak akan merupakan sidang. Ini hanya suatu show saja. Adakah kau membawa jagung goreng?" 97 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Di meja penuntut umum terdengar keributan kecil, dan waktu Jennifer mengangkat mukanya tampak Jaksa Di Silva mengambil tempat di meja, di sebelah sederetan asistennya. Pria itu melihat ke arah Jennifer, lalu tersenyum. Jennifer makin merasa panik. Seorang petugas pengadilan berseru, "Hadirin harap berdiri," dan Hakim Lawrence Waldman masuk dari kamar pakaian hakim. "Perhatian. Perhatian. Semua orang yang berurusan dengan Bagian Tiga Puluh Tujuh dari pengadilan ini, mendekatlah, berikan perhatian Anda dan Anda pun akan mendapat perhatian. Ketua sidang Yang Mulia Hakim Lawrence Waldman." Satu-satunya orang yang tak mau berdiri adalah Abraham Wilson. "Berdiri!" bisik Jennifer dari sudut mulutnya. "Jangan pedulikan mereka itu. Mereka harus datang dan mencoba menarikku untuk berdiri." Jennifer mengangkat tangannya yang sebesar tangan raksasa itu. "Berdiri, Abraham. Akan kita kalahkan mereka." Lama Abraham memandanginya, lalu perlahan-lahan dia bangkit, menjulang tinggi di atas Jennifer. Hakim Waldman mengambil tempat di meja hakim. Para penonton duduk kembali. Petugas pengadilan menyerahkan sehelai kalender pengadilan kepada hakim. "Rakyat Negara Bagian New York melawan Abraham Wilson, dituduh membunuh Raymond Thorpe." Dalam keadaan biasa Jennifer sebenarnya akan menunjuk orang-orang Negro sebagai anggota-anggota juri, tetapi karena Abraham Wilson, dia jadi tak yakin. Wilson tidak dianggap sebagai salah seorang dari mereka. Dia seorang 98 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ penjahat, seorang pembunuh, 'seorang yang mencorengkan arang ke dahi sukunya'. Mereka akan lebih bersemangat menjatuhkan hukuman atas dirinya daripada orang-orang yang berkulit putih. Yang bisa diusahakan Jennifer hanyalah mencoba menjauhkan penantang-penantang keras dari keanggotaan juri. Tetapi para penantang keras itu tidak berkeliaran mempertontonkan diri mereka. Mereka akan diamdiam menyembunyikan pendirian mereka, menunggu kesempatan untuk bertindak membalas dendam. Pada hari kedua menjelang petang, Jennifer sudah kehabisan sepuluh tantangannya yang tak terlawan. Dia merasakan sendiri bahwa kata-katanya yang ditujukan pada juri, kaku dan tak lancar, sedang pidato Di Silva lancar serta penuh keyakinan. Pria itu tahu teknik untuk menenangkan hati para juri, menarik hati mereka supaya memihak padanya, mengajak mereka bersahabat. Mengapa aku sampai lupa betapa pandainya Di Silva berperan sebagai aktor? tanya Jennifer pada dirinya sendiri. Di Silva belum menggunakan tantangan-tantangannya yang tak terkalahkan sampai Jennifer kehabisan tantangannya, dan Jennifer tak mengerti mengapa demikian. Sesudah terlambat dia baru tahu alasannya. Di Silva lebih cerdik daripadanya. Di antara para juri yang akan ditanyai terakhir adalah seorang detektif swasta, seorang manajer bank, dan ibu dari seorang dokter —semuanya orang kuat— dan kini tak ada lagi yang dapat diperbuat Jennifer untuk mencegah keanggotaan mereka dalam dewan juri. Jaksa telah mengalahkannya. Robert Di Silva bangkit lalu memulai pidato pembukaannya. "Sidang yang terhormat," —Dia lalu berpaling pada juri— "dan Anda sekalian Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya anggota juri, pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih karena Anda telah mengorbankan waktu Anda yang begitu berharga untuk menghadiri pengadilan perkara ini." 99 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia tersenyum menarik. "Saya maklum bahwa duduk sebagai anggota juri ini bisa sangat membuang waktu. Anda punya pekerjaan utama serta keluarga yang memerlukan perhatian Anda." Seolah-olah dia sendiri juga salah seorang anggota, pikir Jennifer, anggota juri yang ketiga belas. "Saya berjanji akan menyita waktu Anda sesedikit mungkin. Ini sebenarnya suatu perkara yang sangat sederhana. Itulah tertuduhnya, yang duduk di sana itu.... Abraham Wilson. Tertuduh telah dipersalahkan oleh Negara Bagian New York, membunuh Raymond Thorpe, sesama narapidana di Penjara Sing Sing. Tak ada keraguan lagi bahwa dia telah melakukannya. Dia telah mengakuinya sendiri. Pembela Saudara Wilson akan menekankan bahwa pembunuhan itu dilakukannya karena membela diri." Jaksa berbalik untuk melihat ke tubuh besar Abraham Wilson, dan secara otomatis mata para juri pun mengikutinya pula. Jennifer dapat melihat reaksi pada wajah-wajah mereka. Dia memaksa dirinya untuk memusatkan perhatiannya pada kata-kata Jaksa Di Silva. "Beberapa tahun yang lalu, dua belas orang warga negara yang saya yakin sama benar dengan Anda sekalian, telah memberikan suara mereka untuk memasukkannya ke penjara. Karena peraturan-peraturan yang berlaku, saya tidak diperbolehkan untuk membicarakan dengan Anda kesalahan yang telah dibuat Abraham Wilson waktu itu. Namun saya bisa mengatakan, juri pada waktu itu yakin benar bahwa dengan mengurung Abraham Wilson, dia tidak akan bisa lagi melakukan tindak-tindak kriminal lainnya. Sayangnya, mereka itu keliru. Karena dalam keadaan terkurung pun, Abraham Wilson masih bisa bertindak, membunuh, untuk memuaskan napsu berdarahnya. Kini akhirnya kita tahu bahwa hanya ada satu jalan yang akan mencegah Wilson dari perbuatan pembunuhan lagi. Dan jalan itu adalah menjatuhinya hukuman 100 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mati. Tindakan itu memang tidak akan mengembalikan nyawa Raymond Thorpe, tapi bisa menyelamatkan hidup orang-orang lain yang akan terhindar menjadi korban berikutnya dari tertuduh." Di Silva berjalan di sepanjang meja para juri, sambil menatap mata para juri itu satu demi satu. "Sudah saya katakan bahwa perkara ini tidak akan mengambil banyak waktu Anda. Akan saya katakan mengapa saya berkata begitu. Tertuduh yang duduk di situ itu — Abraham Wilson — telah membunuh seseorang dengan darah dingin. Dia telah mengakui perbuatannya itu. Tapi meski dia tak mengakuinya sekalipun, ada saksi-saksi mata yang melihat Abraham Wilson melakukan pembunuhan itu. Bahkan lebih dari seratus orang banyaknya saksi mata. Mari kita teliti istilah 'dengan darah dingin' itu. Pembunuhan dengan alasan apa pun juga, adalah jahat, baik bagi saya maupun, saya yakin, bagi Anda juga. Tapi kadang-kadang suatu pembunuhan dilakukan dengan alasan yang sekurang-kurangnya bisa dipahami. Umpama saja bila seseorang yang, bersenjata mengancam seseorang yang Anda cintai.... anak, suami, atau istri. Nah, bila Anda mempunyai sebuah pistol, mungkin Anda akanj menarik pelatuknya untuk menyelamatkan nyawa orang yang Anda cintai itu. Baik Anda maupun saya, mungkin tidak akan mau memaafkan hal semacam itu, tapi saya yakin kita sekurangkurangnya bisa memahaminya. Atau mari kita ambil contoh lain. Bila Anda tiba-tiba terbangun tengah malam oleh seorang penyerang yang mengancam nyawa Anda, dan Anda punya kesempatan untuk membunuhnya demi menyelamatkan nyawa Anda sendiri, lalu Anda membunuhnya.... yah, saya pikir kita semua bisa mengerti mengapa hal itu sampai terjadi. Dan hal itu tidak akan menjadikan kita penjahat yang berputus asa atau orang jahat, bukan? Hal itu adalah sesuatu yang kita lakukan dalam keadaan mendesak." Suara Di Silva menjadi keras. "Tetapi pembunuhan dengan darah dingin itu lain lagi. Mencabut nyawa seseorang manusia lain, tanpa ada alasan 101 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ berdasarkan perasaan, dan melakukannya karena uang dan obat-obat terlarang, atau karena memang hanya suka membunuh...." Dia jelas-jelas menanamkan dugaan pada para juri, tetapi tidak melewati batas, hingga tak mungkin bisa mengatakan bahwa pernyataannya salah, untuk membatalkan sidang atau untuk pengembalian hak terdakwa. Jennifer memperhatikan wajah para juri; tak meragukan lagi, mereka semua sudah berada dalam tangan Robert Di Silva. Mereka sependapat dengan setiap perkataan yang diucapkan jaksa itu. Mereka menggeleng dan mengangguk serta mengernyitkan dahi mereka. Semuanya mereka lakukan, hanya bertepuk tangan saja yang tidak. Di Silva tak ubahnya pemimpin suatu orkes, sedang para juri itu adalah pemainpemain orkes tersebut. Tak pernah Jennifer melihat hal serupa itu. Setiap kali jaksa menyebut nama Abraham Wilson, para anggota juri otomatis menoleh pada tertuduh, padahal Di Silva menyebutkan nama itu hampir dalam setiap kalimat. Jennifer telah mengingatkan Wilson agar tidak melihat pada para juri. Ditekankannya berulang kali supaya dia melihat ke mana saja dia mau dalam ruang sidang itu, asal tidak ke tempat duduk para juri, karena air mukanya yang menantang itu akan menimbulkan rasa geram hati orang. Kini dengan rasa ngeri Jennifer melihat bahwa mata Wilson melekat ke meja para juri, berpandangan lekat dengan para juri. Sikap menyerang bagai tertumpah dari dirinya. "Abraham...." bisik Jennifer. Laki-laki itu tak bergeming. Jaksa sedang mengakhiri pidato pembukaannya. "Dalam Injil ada disebutkan, 'Kejahatan dibalas dengan kejahatan.' Itu dendam namanya. Negara tidak ingin membalas dendam. Yang dikehendakinya adalah keadilan. Keadilan bagi laki-laki malang yang telah dibunuh oleh Abraham Wilson dengan darah dingin.... dengan darah dingin. Terima kasih." 102 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jaksa kembali ke tempat duduknya. Waktu Jennifer bangkit untuk berbicara pada para juri, dia melanjutkan rasa benci dan tak sabar pada orang-orang itu. Dia telah membaca buku-buku yang menuliskan bagaimana pengacara mampu membaca pikiran para juri, dan waktu membaca itu dia tak percaya. Tetapi sekarang dia percaya. Apa yang terkandung dalam hati para juri itu jelas benar tampak olehnya. Mereka sudah mengambil keputusan: kliennya bersalah, dan mereka tak sabar karena Jennifer membuang-buang waktu mereka saja, menahan mereka dalam gedung pengadilan ini. Padahal mereka bisa keluar mengerjakan hal-hal yang lebih penting, sebagaimana yang telah dikatakan oleh sahabat mereka, jaksa tadi. Jennifer dan Abraham Wilson adalah musuh-musuh mereka. Jennifer menarik napas panjang. "Yang Mulia Bapak Ketua." Lalu dia berbalik ke para juri, "Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya. Mengapa kita mempunyai gedung-gedung pengadilan? Untuk apa kita semua berada di sini? Tiada lain karena hukum yang bijaksana itu tahu bahwa dalam setiap perkara ada dua seginya. Tetapi bila kita mendengar serangan Bapak Jaksa atas diri klien saya, mendengarkan dia mengatakan klien saya itu bersalah tanpa menunggu keputusan juri — keputusan Anda — kita tidak lagi percaya bahwa dalam setiap kejadian itu ada dua seginya." Jennifer memandangi wajah-wajah mereka, mencuri rasa simpatik atau dukungan. Namun tak ditemukannya. Dipaksakan dirinya untuk berbicara urus. "Berulang kali Jaksa Di Silva mengucapkan kata-kata, 'Abraham Wilson bersalah!' Itu tak benar. Hakim Waldman akan mengatakan pada Anda, bahwa tak seorang tertuduh pun bersalah sebelum dia dinyatakan bersalah oleh Bapak Hakim atau oleh juri. Itulah gunanya kita berada di sini, yaitu untuk mendapatkan jawabnya. Abraham Wilson didakwa telah membunuh 103 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ seseorang, sesama narapidana di Sing Sing. Tapi Abraham Wilson tidak membunuh demi uang atau demi obat terlarang. Dia membunuh untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Anda tentu ingat contoh yang bagus yang diberikan oleh Bapak Jaksa waktu dia menerangkan perbedaan antara membunuh dengan darah dingin dan membunuh dengan hati panas. Membunuh dengan hati panas ialah bila kita membunuh demi melindungi seseorang yang kita cintai, atau bila kita membela diri kita sendiri. Abraham telah membunuh karena membelai dirinya sendiri, dan saya berani memastikan, bahwa dalam keadaan yang sama, siapa pun di antara kita dalam ruang sidang ini akan melakukan yang sama benar. Bapak Jaksa dan saya sependirian dalam satu hal bahwa setiap orang punya hak untuk melindungi dirinya sendiri. Bila Abraham Wilson tidak bertindak sebagaimana yang telah dilakukannya, dia pasti sudah mati." Suara Jennifer lantang mengandung ketulusan hati. Lupa dia akan kegugupannya karena semangatnya yang berapi-api dalam pembelaannya "Saya minta agar Anda masing-masing mengingat satu hal: di bawah undang-undang negara ini tuduhan harus terbukti bebas dari segala keraguan bahwa pembunuhan itu benarbenar tidak dilakukan karena membela diri. Dan sebelum sidang ini usai kami akan mengemukakan bukti yang kuat, yang akan menunjukkan pada Anda semua bahwa Raymond Thorpe telah dibunuh untuk mencegah agar dia tidak membunuh klien saya. Terima kasih” Saksi-saksi untuk Negara Bagian secara bergantian mulai diajukan. Robert Di Silva tidak melewatkan setiap kesempatan. Saksi-saksinya untuk orang yang menjadi korban, Raymond Thorpe, adalah antara lain seorang pendeta, para pengawal penjara, dan sesama narapidana. Seorang demi seorang berdiri di mimbar dan memberikan kesaksian tentang sempurnanya watak korban, dan betapa cinta damainya dia. 104 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Setiap kali jaksa selesai menanyai seorang saksi, dia menoleh pada Jennifer dan berkata, "Silakan menanyai Saksi." Dan setiap kali Jennifer menyahut, "Tidak ada tanyajawab." Jennifer menyadari bahwa tak ada gunanya dia mencoba membatalkan kesaksian-kesaksian mengenai korban. Sebab bila sudah selesai nanti orang akan berpikir bahwa dia telah menghalang-halangi orang menyanjung Raymond Thorpe sebagai orang suci. Para pengawal yang telah dilatih oleh Robert Di Silva dengan berhati-hati, memberikan kesaksian bahwa Thorpe adalah seorang narapidana teladan yang berkeliling di Sing Sing untuk berbuat baik, hanya dengan niat untuk berbuat baik sesama manusia. Kenyataan bahwa Raymond Thorpe dipenjara karena perampokan bank dan pemerkosaan, hanya merupakan kelemahan kecil dalam watak yang sempurna. Yang benar-benar menghancurkan pertahanan Jennifer yang memang sudah lemah adalah gambaran bentuk tubuh Raymond Thorpe. Dia seseorang vang bertubuh kecil, tingginya hanya satu meter tujuh puluh dua sentimeter. Robert Di Silva mengingatkan hal itu terus, dan para juri dibuatnya supaya tidak melupakan hal itu. Dilukiskannya dengan sebuah gambar bagaimana Abraham Wilson menyerang dengan bengisnya orang yang lebih kecil daripadanya, dan menghantamkan kepala Thorpe pada dinding tembok bangunan itu di halaman olahraga, dan dengan demikian membunuhnya seketika. Sedang Di Silva berbicara, mata para juri menatap lekat pada bobot raksasa dari si tertuduh yang menjadikan semua orang lain yang berada dekatnya tampak seperti orang-orang kerdil saja. Jaksa sedang berkata, "Kita mungkin tidak akan pernah tahu apa yang menyebabkan Abraham Wilson menyerang lakilaki kecil yang tak berdaya dan tak pernah mengganggu orang itu....." 105 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Hati Jennifer tiba-tiba rasa terloncat. Ada satu perkataan dalam ucapan Di Silva itu yang memberikan peluang yang dibutuhkannya. "..... Mungkin kita tidak akan pernah tahu alasan mengapa tertuduh menyerang dengan bengisnya, tapi satu hal kita tahu, Tuan dan Nyonya-nyonya.... hal itu dilakukannya bukanlah karena orang yang dibunuhnya itu merupakan ancaman bagi Abraham Wilson”. “Pembelaan diri?" Dia menoleh pada Hakim Waldman. "Yang Mulia, sudikah Anda memerintah kan tertuduh untuk berdiri?" Hakim Waldman melihat pada Jennifer. "Apakah Saudara Pembela berkeberatan?" Jennifer sudah maklum apa yang akan terjadi tetapi dia tahu pula bahwa bila dia menyatakan keberatannya, keadaannya akan makin hancur "Tidak keberatan, Yang Mulia." "Tertuduh harap berdiri," kata Hakim Waldman. Abraham Wilson tetap saja duduk, wajahnya menantang; kemudian dia baru bangkit dari tampaklah tingginya yang satu meter sembilan puluh sentimeter itu. Di Silva lalu berkata, "Di sini ada seorang pegawai pengadilan, Saudara Galin, yang tingginya satu meter tujuh puluh dua sentimeter, sama benar dengan tinggi orang yang terbunuh, Raymon Thorpe. Saudara Galin, harap berdiri di samping tertuduh." Pegawai pengadilan itu berjalan ke arah Abraham Wilson, lalu berdiri di sampingnya. Jauh benar perbedaan tinggi antara kedua laki-laki itu. Jennifer sadar bahwa dia telah mendapatkan serangan baru lagi, dan tak dapat melakukan pembalasan apa-apa. Suatu kesan penglihatan tak pernah bisa dihapuskan. Jaksa berdiri memperhatikan kedua laki-laki itu 106 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sebentar, lalu berkata pada juri dengan suara hampir berbisik, "Pembelaan diri?" Sidang itu telah berjalan lebih buruk lagi daripada yang pernah diimpikan Jennifer dalam mimpinya yang terburuk sekalipun. Dirasakannya betapa para juri itu ingin agar sidang cepat berakhir supaya mereka bisa menyampaikan keputusan bersalah. Ken Bailey duduk di antara para penonton, dan dalam waktu jeda, Jennifer sempat bercakap-cakap sebentar dengan dia. "Perkaranya memang tak mudah," kata Ken penuh pengertian. "Sebenarnya aku berharap bukan si King Kong itu yang menjadi klienmu. Demi Tuhan, baru melihatnya saja, semua orang sudah akan ketakutan." "Itu kan bukan maunya!" "Sebenarnya dia jangan membuat ulah. Bagaimana kau dengan Pak Jaksa yang terhormat itu?" Jennifer tersenyum kecut. "Tuan Di Silva tadi pagi sudah memberikan pesannya. Dia berniat untuk melemparkan aku dari usaha pengacara ini." Setelah deretan saksi penuntut umum selesai ditanyai, dan Di Silva menghentikan kegiatannya sebentar, Jennifer bangkit dan berkata, "Saya minta Saudara Howard Patterson mengambil tempat di mimbar." Wakil Kepala Penjara Sirig Sing bangkit dengan enggan, lalu berjalan ke arah mimbar saksi, semua mata terarah padanya. Robert Di Silva menatap dengan penuh perhatian waktu Patterson mengucapkan sumpahnya. Di Silva memutar otaknya, dia membayangkan semua kemungkinan. Dia tahu bahwa dia telah memenangkan perkara itu. Dia telah menyiapkan baik-baik pidato kemenangannya. 107 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer sedang berbicara pada saksi. "Tolong ceritakan masa lalu Anda pada juri, Saudara Patterson." Jaksa Di Silva bangkit. "Negara tidak memerlukan masa lalu itu untuk menghemat waktu. Yang penting kita ketahui adalah bahwa Saudara Patterson adalah Wakil Kepala Penjara Sing Sing." "Terima kasih," kata Jennifer. "Saya rasa, para juri perlu diberi tahu bahwa Saudara Patterson perlu diberi surat perintah pengadilan untuk datang kemari hari ini. Dia berada di sini sebagai saksi yang enggan." Jennifer berpaling pada Patterson. "Waktu saya meminta Anda untuk datang kemari secara sukarela dan memberikan kesaksian Anda untuk meringankan klien saya, Anda menolak. Benarkah itu?" "Ya." "Tolong katakan pada juri mengapa Anda harus diberi surat perintah pengadilan untuk datang kemari." "Dengan senang hati. Sepanjang hidup saya, saya sudah berurusan dengan orang-orang seperti Abraham Wilson. Mereka itu benar-benar pengacau." Robert Di Silva duduk di kursinya dengan membungkukkan dirinya, sambil tertawa kecil, matanya memandang lekat pada para anggota juri. “Lihat pembela itu menggantung dirinya sendiri”. bisiknya pada salah seorang asistennya. Jennifer berkala. "Saudara Patterson. Abraham Wilson sedang diadili di sini hari ini, bukan sebagai seorang pengacau. Dia diadili demi hidupnya. Tak maukah Anda menolong sesama manusia yang telah dituduh secara tak adil telah melakukan tindak kriminal utama?" "Bila dia memang dituduh secara tak adil, saya bersedia." Tekanan pada kata-kata tak adil menyebabkan air muka para anggota juri berubah. 108 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Sebelum kejadian ini, memang sudah sering terjadi pembunuhan dalam penjara, bukan?" "Bila beratus-ratus orang-orang kasar dikurung hersamasama dalam satu lingkungan tiruan, maka akan terkumpullah sejumlah besar rasa benci, lagi pula...." "Jawab saja ya atau tidak, Saudara Patterson." "Ya." "Mengenai pembunuhan-pembunuhan yang telah terjadi selama pengalaman Anda, dapatkah Anda mengatakan bahwa alasan-alasannya berbeda?" "Ya. saya rasa begitulah. Kadang-kadang....” "Ya atau tidak." "Ya." "Pernahkah pembelaan diri merupakan salah satu alasan dari pembunuhan-pembunuhan itu?" "Yah, kadang-kadang...." Dia melihat air muka Jennifer, lalu menjawab, "Ya." "Jadi berdasarkan pengalaman Anda yang luas itu, sangatlah mungkin bahwa Abraham Wilson sebenarnya sedang membela dirinya sendiri waktu dia membunuh Raymond Thorpe, bukan?" "Saya rasa tidak....." "Saya tanya apakah itu mungkin? Ya atau tidak." "Sangat tak mungkin," sahut Patterson dengan keras kepala. Jennifer berpaling pada Hakim Waldman. "Yang Mulia, dapatkah Anda memerintahkan Saksi supaya menjawab pertanyaan itu?" 109 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Hakim Waldman memandang Howard Patterson. "Harap Saksi menjawab pertanyaan itu." "Ya." Tetapi juri sudah melihat dari sikapnya bahwa sebenarnya ia ingin mengatakan tidak. Jennifer berkata lagi, "Dengan izin pengadilan, saya telah memerintahkan pada Saksi untuk membawa beberapa barang untuk diperlihatkan sebagai bukti." Jaksa Di Silva bangkit. "Barang-barang apa?". "Barang-barang bukti yang membuktikan benar atau tidaknya alasan pembelaan diri itu." "Keberatan, Yang Mulia." "Terhadap apa Anda berkeberatan?" tanya Jennifer. "Anda belum lagi melihatnya." Hakim Waldman berkata, "Pengadilan tidak akan mengambil keputusan apa-apa sebelum barang bukti itu diperlihatkan. Hidup seseorang sedang dipertaruhkan di sini. Tertuduh berhak mendapatkan pertimbangan." "Terima kasih, Yang Mulia." Jennifer berpaling pada Howard Patterson lagi. "Adakah Anda bawa barang-barang itu?" tanyanya. Laki-laki itu mengangguk dengan bibir terkatup rapat. "Ya, tapi saya lakukan ini dengan protes." "Saya rasa Anda sudah cukup menjelaskan hal itu, Saudara Patterson. Boleh kami melihatnya?" Howard Patterson menoleh ke tempat para penonton ke tempat duduk seorang laki-laki yang mengenakan seragam pengawal penjara. Patterson mengangguk padanya. Pengawal itu bangkit lalu berjalan ke depan, sambil membawa sebuah kotak kayu yang bertutup. 110 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer mengambilnya dari orang itu. "Pihak pembela ingin menempatkan barang-barang ini sebagai barang bukti Kelompok A, Yang Mulia." "Apa itu?" Jaksa Di Silva ingin tahu. "Barang ini disebut kotak tetek-bengek." Terdengar desah dari para hadirin. Hakim Waldman memandang Jennifer lalu berkata perlahan-lahan, "Kotak tetek bengek kata Anda? Apa isi kotak itu, Nona Parker?" "Senjata-senjata. Senjata-senjata yang dibuat di Penjara Sing Sing oleh para narapidana dengan tujuan...." "Keberatan!" Jaksa penuntut melompat berdiri, suaranya menggelegar. Dia berjalan cepat-cepat ke meja majelis hakim. "Saya bersedia bertenggang rasa terhadap rekan saya yang tak berpengalaman ini, Yang Mulia, tapi kalau dia berniat membuka praktek yang berhubungan dengan hukum kriminal, maka saya anjurkan agar dia mempelajari lagi peraturanperaturan dasar dari pembuktian. Tak ada pembuktian yang menghubungkan antara apa yang disebut kotak tetek-bengek ini dengan perkara yang sedang diadili di pengadilan ini." "Kotak ini membuktikan...." "Kotak ini tidak membuktikan apa-apa." Suara Jaksa melemah. Dia berpaling pada Hakim Waldman. "Negara keberatan diajukannya barang-barang bukti ini karena niskala dan tak ada hubungannya!”. "Keberatan diterima." Dan berdirilah Jennifer di tempat itu, dengan menyadari bahwa perkaranya hancur. Segala-galanya menentangnya: hakim, juri, Di Silva, pembuktian. Kliennya akan dikirim ke kursi listrik, kecuali kalau.... 111 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer menarik napas dalam. "Yang Mulia, barang bukti ini benar-benar penting dalam pembelaan kami. Saya merasa...." "Nona Parker," Hakim Waldman menyela, "pengadilan ini tak punya waktu atau niat untuk memberi Anda kuliah mengenai hukum, tapi Jaksa memang benar. Sebelum memasuki ruang sidang ini, Anda sebenarnya sudah harus tahu benar akan peraturan-peraturan dasar dari pembuktian. Peraturan pertama adalah bahwa Anda tak dapat mengajukan bukti-bukti yang belum dipersiapkan. Sama sekali belum ada pernyataan apa-apa apakah korban bersenjata atau tidak. Oleh karenanya, soal senjata-senjata ini tak ada hubungannya dengan perkara ini. Anda ditolak." Jennifer berdiri dengan muka merah. "Maaf," katanya berkeras, "tapi barang-barang ini bukannya tak ada hubungannya...." "Cukup! Anda boleh mengajukan bantahan tertulis." "Saya tak mau mengajukan bantahan tertulis, Yang Mulia. Apakah Anda tak mau mengakui hak klien saya?" "Nona Parker, bila Anda teruskan, Anda akan saya tahan karena menghina pengadilan." "Saya tak peduli apa yang akan Anda perbuat atas diri saya," kata Jennifer. "Dasarnya sudah dipersiapkan untuk mengajukan pembuktian ini. Jaksa sendiri yang menyiapkannya." "Apa? Tak mungkin...." kata Di Silva. Jennifer berpaling pada pencatat steno pengadilan. Harap Anda bacakan pernyataan Tuan Di Silva yang dimulai dengan, “Mungkin kita tidak akan pernah tahu apa yang menyebabkan Abraham Wilson menyerang...." Jaksa melihat pada Hakim Waldman, "Apakah akan Anda izinkan, Yang Mulia?" 112 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Hakim Waldman mengangkat tangannya. Dia berpaling pada Jennifer. "Pengadilan ini tak perlu menerangkan undangundang pada Anda mengenai hal itu, Nona Parker. Bila sidang ini sudah selesai, anda akan ditahan karena telah menghina pengadilan. Karena ini adalah perkara besar, saya sendiri yang akan menanyai Anda." Dia berpaling pada pencatat steno pengadilan. "Silakan." Pencatat steno pengadilan membalik-balik beberapa halaman lalu mulai membaca. "Mungkin kita tak akan pernah tahu, apa yang menyebabkan Abraham Wilson menyerang laki-laki kecil yang tak berdaya dan tak pernah mengganggu orang itu....” "Cukup," potong Jennifer. "Terima kasih." Dia menoleh pada Robert Di Silva dan berkata lambat-lambat, "Itu adalah kata-kata Anda sendiri, Tuan Di Silva. Mungkin kita tidak akan pernah tahu apa yang menyebabkan Abraham Wilson menyerang laki-laki kecil yang tak berdaya dan tak pernah mengganggu orang itu..." Dia berpaling pada Hakim Waldman. “Perkataan yang merupakan kunci di sini, Yang Mulia, adalah tak berdaya. Karena Jaksa sendiri yang menyatakan bahwa korban tak berdaya, beliau membukakan peluang bagi kami untuk mengejar kenyataan bahwa korban bukannya tak berdaya, bahwa dia sebenarnya mungkin mempunyai senjata. Apa pun yang diajukan sebagai petunjuk, dapat diajukan dalam tanyajawab." Lama orang diam. Hakim Waldman berpaling pada Robert Di Silva. "Nona Parker telah menunjukkan titik yang sah. Anda memang telah membukakan peluang." Robert Di Silva melihat padanya dengan pandangan tak percaya, "Tapi saya hanya....” 113 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Pengadilan memperbolehkan pembuktian diajukan sebagai Barang Bukti A." Jennifer menarik napas lega dengan rasa syukur. "Terima kasih, Yang Mulia." Diambilnya kotak bertutup itu, diangkatnya lalu dibawanya menghadap juri. "Tuan-tuan dan Nyonyanyonya, dalam pernyataannya yang terakhir, Jaksa mengatakan pada Anda bahwa apa yang akan Anda lihat dalami kotak ini bukan pembuktian langsung. Beliau memang benar. Beliau mengatakan bahwa tak ada satu pun hubungan antara senjata-senjata ini dengam korban. Itu pun benar. Saya mengajukan barang bukti ini dengan alasan lain. Telah berhari-hari Anda mendengar bahwa tertuduh yang pengacau dan tak kenal belas kasihan dan tingginya seratus sembilan puluh sentimeter ini, dengan seenaknya menyerang Raymond Thorpe, yang tingginya hanya seratus tujuh puluh dua sentimeter. Gambaran yang dilukiskan bagi Anda dengan begitu cermat tetapi salah oleh penuntut umum adalah tentang seorang jagoan pembunuh yang sadis, yang telah membunuhi sesama narapidana tanpa alasan. Tapi coba Anda tanyai diri Anda sendiri: Tidakkah selalu ada saja suatu alasan? keserakahan, kebencian, napsu, pokoknya ada sesuatu? Saya percaya — dan saya mempertaruhkan nyawa klien saya demi keyakinannya itu — bahwa pembunuhan itu memang ada alasannya. Jaksa sendiri telah mengatakan pada anda bahwa satu-satunya alasan yang mensahkan pembunuhan atas diri seseorang adalah: pembelaan diri. Seseorang yang berkelahi untuk melindungi dirinya sendiri. Anda telah mendengar Howard Patterson memberikan kesaksiannya bahwa berdasarkan pengalamannya, pembunuhan memang biasa terjadi dalam penjara, bahwa para narapidana memang biasa membuat senjata-senjata yang mematikan. Itu berarti bahwa Raymond Thorpe mungkin saja bersenjatakan senjata seperti itu, dan bahwa sebenarnya dialah yang telah menyerang tertuduh, dan bahwa tertuduh yang mencoba menyelamatkan dirinya, terpaksa 114 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membunuhnya — untuk membela diri. Bila Anda memastikan bahwa Abraham Wilson telah membunuh Raymond Thorpe tanpa belas kasihan — dan tanpa alasan sama sekali — maka sepatutnyalah anda menyatakan dia bersalah sebagaimana yang dituduhkan. Tetapi, bila setelah melihat barang-barang bukti ini, Anda lalu menjadi ragu-ragu, maka kewajiban Andalah untuk memberikan keputusan tak bersalah." Jennifer merasakan bertambah beratnya kotak itu dalam tangannya. "Waktu saya mula-mula melihat ke dalam kotak ini, saya merasa tak percaya akan penglihatan saya. Anda pun mungkin akan merasa sulit untuk percaya — tapi saya minta supaya Anda tak lupa bahwa barang-barang ini dibawa kemari dengan protes Wakil Kepala Penjara Sing Sing. Ini, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, adalah kumpulan senjatasenjata yang dibuat secara sembunyi-sembunyi oleh para narapidana di Sing Sing, dan yang telah disita.” Waktu Jennifer berjalan ke arah meja tempat para juri, dia seolah-olah tersandung dan kehilangan keseimbangannya. Kotak itu terlepas dari tangannya tutupnya terbuka, dan isinya tumpah di lantai ruang sidang. Terdengar desah orang banyak. Para juri berdiri satu demi satu supaya bisa melihat lebih baik. Mereka menatap memandangi kumpulan senjata yang mengerikan, yang tertumpah dari kotak itu. Hampir seratus buah banyaknya, dengan berbagai ukuran, bentuk, dan rupa. Kapak-kapak kecil dan pisau jagal, keris-keris kecil dan gunting yang tampak mengerikan dengan ujung yang diasah runcing pistol-pistol berpeluru kait, parang yang mengerikan yang semuanya hasil buatan sendiri. Ada pula kawat-kawat halus yang bergagang kayu, yang dipakai untuk mencekik, alat pemukul dari kuli penjepit es yang ditajamkan, parang lebar. Kini para penonton dan wartawan ikut berdiri mengulurkan leher mereka supaya bisa melihat lebih baik ke alat pembunuh 115 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang bertaburan di lantai Hakim Waldman menghantamkan palunya dengan marah untuk mengembalikan ketertiban. Hakim Waldman melihat pada Jennifer dengan pandangan yang tak dapat ditafsirkan. Seorang juru sita cepat-cepat maju untuk memungut isi kotak yang tumpah. Jennifer menyuruhnya pergi dengan isyarat. "Terima kasih," katanya, "biar saya saja yang memungutnya." Dengan diperhatikan oleh para juri dan penonton Jennifer berlutut dan mulai memunguti senjata-senjata itu lalu mengembalikannya ke dalam kotak. Dia bekerja lambat-lambat, dengan memegang senjatasenjata itu lama-lama, sambil memandanginya tanpa perubahan air muka, sebelum memasukkannya. Para juri telah duduk kembali, tetapi mereka tetap memperhatikan setiap gerak Jennifer. Lima menit lamanya Jennifer baru selesai mengembalikan senjata-senjata itu ke dalam kotak, sedang Jaksa Di Silva duduk, dengan darah mendidih. Setelah Jennifer selesai mengembalikan alat-alat pembunuh itu ke dalam kotaknya, dia bangkit, melihat pada Patterson, kemudian berbalik dan berkata pada Di Silva, "Silakan menanyai." Kini sudah terlambat untuk memperbaiki kesalahan yang telah dibuatnya. "Tak ada pertanyaan," kata jaksa. "Kalau begitu, saya ingin memanggil Abraham Wilson ke mimbar." 8 "Nama Anda?" "Abraham Wilson." 116 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Harap berbicara nyaring." "Abraham Wilson." "Saudara Wilson, apakah Anda membunuh Kaymond Thorpe?" "Ya." "Tolong katakan pada sidang, apa sebabnya." "Dia akan membunuh saya." "Raymond Thorpe jauh lebih kecil daripada Anda. Apakah Anda percaya bahwa dia akan bisa membunuh Anda?" "Dia menyerang saya dengan pisau besar terhunus hingga dia kelihatan tinggi sekali." Jennifer telah meninggalkan dua buah benda luar kotak tetek-bengek tadi. Yang sebuah adalah pisau jagal yang ujungnya diasah tajam, dan sebuah lagi tang logam yang besar. Jennifer mengangkat tangannya sambil mengangkat pisau itu. "Apakah dengan pisau ini Raymond Thorpe menganca Anda?" "Keberatan! Tertuduh tak mungkin tahu...." "Pertanyaan akan saya ubah. Apakah pisau ini serupa dengan pisau yang dipakai Raymond Thorpe untuk mengancam Anda?" "Ya." "Dan tang ini?" "Ya." "Apakah Anda pernah bertengkar dengan Thorpe?" "Pernah." "Dan waktu dia mendatangi Anda denga bersenjatakan kedua benda itu, Anda terpaksa membunuhnya untuk menyelamatkan jiwa Anda?' 117 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya." "Terima kasih." Jennifer berpaling pada Di Silva. "Silakan." Robert Di Silva bangkit lalu berjalan perlahan lahan ke meja saksi. "Saudara Wilson, Anda sudah pernah membunuh sebelumnya, bukan? Maksud saya pembunuhan dalam penjara itu bukan yang pertama kalinya Anda lakukan?" “Saya membuat kesalahan dan saya sedang menjalani hukumannya. Saya....” “Tak usah berkhotbah pada kami. Jawab saja ya atau tidak." "Ya." “Jadi nyawa manusia tidak terlalu berharga di mata Anda." "Itu tidak benar. Saya....” "Apakah melakukan dua kali pembunuhan itu Anda sebut menghargai nyawa manusia? berapa orang akan Anda bunuh bila nyawa manusia tidak Anda hargai? Lima? Sepuluh? Dua puluh.'" Dia sedang mengumpan Abraham Wilson dan Wilson terpancing. Rahangnya terkatup rapat dan wajahnya penuh kemarahan. Hati-hati. "Saya hanya membunuh dua orang." "Hanya! Anda hanya membunuh dua orang!” Jaksa menggeleng berpura-pura murung. Dia berjalan mendekati meja saksi dan menengadah memandang tertuduh. "Saya yakin Anda merasa diri Anda hebat karena Anda begitu besar. 118 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Anda merasa diri Anda seperti Tuhan. Kapan saja Anda mau Anda bisa membunuh di mana pun juga....” Abraham Wilson melompat berdiri tegak. “Keparat!" "Jangan!" Jennifer berdoa. Jangan! "Duduk!" bentak Di Silva. "Dalam keadaan naik darah seperti itukah Anda waktu Anda membunuh Raymond Thorpe?" "Thorpe telah mencoba membunuh saya”. "Dengan ini?" Di Silva mengangkat pisau jagal dan tang. "Saya yakin Anda bisa saja merampas pisau itu dari dia." Dia mengangkat tangannya sambil memutar-mutarkan kedua benda itu. "Dan Anda takut akan benda-benda ini?" Dia berpaling lagi pada juri dan mengangkat tang itu untuk memperlihatkannya. "Barang ini kelihatannya bukan benda pembawa maut. Kalaupun korban mampu memukul kepala Anda dengan ini, paling-paling hanya akan menyebabkan benjol kecil. Apalah arti tang ini, Tuan Wilson?" "Itu dipakai untuk menghantam kemaluan," kata Abraham Wilson dengan suara halus. Juri meninggalkan ruangan selama delapan jam. Robert Di Silva dan para asistennya meninggalkan ruangan untuk beristirahat, tetapi Jennifer tetap duduk di kursinya, seolah-olah tak bisa melepaskan dirinya. Setelah juri meninggalkan ruangan beriring-iringan, Ken Bailey mendatangi Jennifer. "Mau minum kopi?" "Aku tak bisa menelan apa-apa." Jennifer tetap duduk di ruang sidang, dia takut bergerak, dan hanya samar-samar saja dia menyadari orang-orang di sekelilingnya. Semuanya berlalu sudah. Dia telah cukup berusaha. Ditutupnya matanya dan mencoba berdoa, tetapi rasa takutnya terlalu kuat. Dia merasa seolah-olah dia sendiri 119 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pun akan ikut dijatuhi hukuman mati bersama Abraham Wilson. Para juri beriring-iringan masuk kembali ke ruangan, wajah mereka serius dan tak dapat dibaca. Hati Jennifer mulai berdebar kencang. Dari wajah mereka, Jennifer dapat melihat bahwa mereka akan menjatuhkan hukuman. Akan pingsan rasanya dia. Gara-gara dia, seseorang akan dihukum mati. Sebenarnya sejak semula dia harus menolak membela perkara itu. Apa haknya untuk mempertaruhkan nyawa orang dalam tangannya? Sungguh gila dia dulu menyangka bahwa dia akan bisa menang melawan seseorang seperti Robert Di Silva yang telah begitu berpengalaman. Ingin dia rasanya berlari mendapatkan para juri, sebelum mereka sempat mengatakan keputusan mereka dan berkata. ‘Tunggu! Sidang perkara Abraham Wilson ini tak adil. Tolong carikan seorang pengacara lain untuk membelanya. Seseorang yang lebih pandai daripada saya’. Tetapi itu sudah terlambat. Jennifer mencuri pandang ke wajah Abraham Wilson. Dia duduk saja tanpa bergerak, sama benar dengan patung. Kini dia tidak lagi merasakan kebencian dari laki-laki itu, hanya putus asa. Ingin Jennifer mengatakan sesuatu untuk menghiburnya, tetapi dia tak punya kata-kata. "Apakah Dewan Juri sudah mengambil keputusan?" tanya Hakim Waldman. "Sudah, Yang Mulia." Hakim mengangguk dan petugasnya berjalan ke arah ketua dewan juri, menerima secarik kertas dari orang itu, lalu menyampaikannya kepada hakim. Jennifer merasa seolah-olah jantungnya akan melompat ke luar dari rongga dadanya. Dia tidak bisa bernapas. Dia ingin menahan saat ini, membekukannya untuk selamanya, sebelum keputusan itu dibaca. 120 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Hakim Waldman mempelajari kertas yang ada dalam tangannya itu, lalu lambat-lambat dia melihat ke sekeliling ruang sidang itu. Matanya tertuju pada para anggota juri, pada Robert Di Silva, pada Jennifer, dan akhirnya pada Abraham Wilson. "Harap Tertuduh berdiri." Abraham Wilson bangkit, geraknya lamban dan tampak letih, seolah-olah semua tenaganya sudah diserap dari dirinya. Hakim Waldman membaca kertas tadi. "Juri memutuskan bahwa tertuduh Abraham Wilson tidak bersalah sebagaimana yang dituduhkan." Keadaan sunyi sepi sejenak, kemudian kata-kata selanjutnya dari Hakim Waldman tenggelam dalam suara gemuruh para hadirin. Jennifer berdiri, terpana, tak mampu mempercayai apa yang didengarnya. Dia menoleh pada Abraham Wilson tanpa bisa berkata apa-apa. Laki-laki itu menatapnya sebentar dengan matanya yang kecil dan keji itu. Kemudian terkembang senyum di wajah itu, senyum yang paling lebar yang pernah dilihat Jennifer. Dia membungkuk lalu merangkul Jennifer, dan Jennifer mencoba menahan air matanya. Para wartawan pun mengerumuni Jennifer, memintanya memberikan pernyataan, memberondongnya dengan pertanyaan. "Bagaimana perasaan Anda setelah mengalahkan Pak Jaksa?" "Apakah Anda sudah punya perasaan bahwa Anda akan menang?" "Apa yang akan Anda lakukan bila mereka mengirim Wilson ke kursi listrik?" Jennifer menjawab setiap pertanyaan itu dengan menggelengkan kepalanya. Dia tak dapat memaksakan dirinya 121 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ untuk berbicara dengan mereka. Mereka telah datang kemari untuk menonton suatu pertunjukan, melihat seseorang yang dikejar-kejar ke arah kematiannya. Seandainya keputusan tadi berbunyi sebaliknya... tak tahan dia membayangkan hal itu. Jennifer mulai membenahi surat-suratnya lalu memasukkannya ke dalam tas kantornya. Seorang petugas pengadilan mendekatinya. "Hakim Waldman ingin bertemu Anda di kamar kerja beliau, Nona Parker." Jennifer lupa bahwa ada tanya-jawab mengenai penghinaan pengadilan, yang masih menunggu, tapi hal itu tak penting. Satu-satunya hal yang berarti sekarang adalah bahwa dia telah berhasil menyelamatkan nyawa Abraham Wilson. Jennifer memandang ke arah meja jaksa penuntut. Jaksa Di Silva sedang menjejal-jejalkan kertas-kertas ke dalam sebuah tas kantornya dengan geram, sambil memarahi salah seorang asistennya. Dia menangkap pandangan Jennifer. Mata kedua orang itu berpautan dan dia tidak memerlukan kata-kata. Hakim Waldman sedang duduk di meja kerjanya waktu Jennifer masuk. "Silakan duduk, Nona Parker," katanya singkat. Jennifer mengambil tempat. "Saya tidak akan membiarkan Anda atau siapa pun juga, menjadikan ruang sidang saya menjadi tempat tontonan." Merah muka Jennifer. "Saya terselip lidah. Saya tak sengaja....” Hakim Waldman mengangkat tangannya. "Jangan menyela." Jennifer mengatupkan bibirnya rapat-rapat. 122 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Hakim Waldman duduk dengan membungkukkan tubuhnya. "Ada satu hal lagi yang saya tak mau terjadi dalam ruang sidang saya, yaitu kekurang ajaran." Jennifer memperhatikannya dengan waspada tanpa berkata apa-apa. "Anda telah melewati batas petang ini. Saya menyadari bahwa semangat Anda yang berlebihan itu adalah demi hidup seseorang. Oleh karenanya saya telah memutuskan untuk tidak menuntut Anda karena penghinaan." "Terima kasih, Yang Mulia." Jennifer harus memaksakan diri untuk mengucapkan kata-kata itu. Wajah hakim itu tak dapat ditafsirkan waktu dia melanjutkan, "Hampir selamanya, bila sidang suatu perkara usai, saya bisa menilai apakah keadilan sudah dilaksanakan atau tidak. Pada saat ini, terus terang, saya tak yakin." Jennifer menunggu kalau-kalau hakim itu akan melanjutkan. "Itu saja, Nona Parker." Malam itu, baik dalam surat-surat kabar, maupun dalam berita tv malam, kembali Jennifer Parker menjadi berita pokok, tetapi kali ini dialah pahlawannya. Dialah yang disamakan dengan tokoh David yang berhasil mengalahkan Goliath. Fotofoto dia, Abraham Wilson dan Jaksa Di Silva terpampang di semua halaman depan. Jennifer dengan bernapsu melahap setiap perkataan dari cerita-cerita itu dan menikmatinya. Benar-benar merupakan kemenangan manis, setelah semua pukulan yang telah dideritanya sebelum itu. Ken Bailey mengajaknya makan malam di Restoran Luchow, merayakan hal itu dan Jennifer dikenali oleh kepala pelayan dan beberapa pengunjung yang lain. Orang-orang yang tak dikenalnya memanggil namanya dan mengucapkan selamat padanya. Sungguh suatu pengalaman yang memabukkan. 123 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang diagungagungkan?" Ken menggoda dengan tertawa kecil. "Aku merasa lumpuh." Seseorang mengirim sebotol anggur ke meja mereka. "Aku merasa tak perlu minum apa-apa," kala Jennifer. "Aku sudah merasa mabuk." Tetapi dia haus dan dia minum tiga gelas anggur sambil bercakap-cakap tentang sidang itu kembali dengan Ken. "Aku ketakutan sekali saat itu. Tahukah kau bagaimana rasanya menggenggam nyawa manusia dalam tangan kita? Rasanya seolah-olah kita berperan seperti Tuhan. Dapatkah kaubayangkan sesuatu yang lebih menakutkan daripada itu? Maksudku, aku ini hanya berasal dari Kelso... bisakah kita memesan sebotol anggur lagi, Ken?" "Apa saja yang kauingini." Ken memesan makanan lengkap untuk mereka berdua, tetapi perasaan Jennifer terlalu kacau untuk makan. "Tahukah kau apa kata Abraham Wilson padaku waktu aku menemuinya pertama kali? Katanya, ‘Mari sini kupeluk kau, baru kita mendendangkan tentang kebencian bersama-sama.' Ken, aku benar-benar merasa menyatu dengan dia saat itu, dan tahukah kau? Aku merasa seolah-olah juri akan menjatuhkan hukuman atas diriku. Aku merasa seolah-olah akulah yang akan dihukum mati. Aku suka pada Abraham Wilson. Bisakah aku minta anggur lagi?" "Kau tak makan sedikit pun." "Aku haus." Sedang Jennifer mengisi dan mengosongkan gelasnya terus, Ken memperhatikannya dengan kuatir. "Hati-hati Jennifer." 124 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer melambaikan tangannya untuk menenangkan Ken. "Ini kan anggur California. Rasanya seperti minum air biasa saja." Dia meneguk lagi. "Kau sahabatku yang terbaik. Tahukah kau siapa temanku yang paling tak baik? Robert Di Silva yang Agung. Ya, Di Silva." "Di Silva." "Dia pun begitu pula. Dia benci setengah mati padaku. Kau — lihatkan wajahnya tadi itu? Aduh, betapa marahnya dia padaku! Katanya dia ingin melemparkan aku ke luar dari ruang sidang. Tapi dia tak berhasil, kan?" "Tidak. Dia....” "Tahukah kau apa yang sedang kupikirkan. Tahukah kau apa sebenarnya yang kupikirkan?" "Aku....” "Di Silva menyamakan diriku dengan Ahab si pemburu ikan paus putih, yang kemudian berhasil membuat pemburunya pincang." "Kurasa kau memang masih punya beberapa kekurangan." "Terima kasih, Ken. Aku memang selalu bisa mengandalkan kau. Minta sebotol anggur lagi, Ken." "Tidakkah kau merasa sudah cukup banyak minum?" "Bukankah ikan paus selalu haus?" kata Jennifer sambil cekikikan. "Itulah aku. Si ikan paus putih yang besar. Sudahkah kukatakan padamu bahwa aku suka pada Abraham Wilson? Dialah laki-laki paling tampan yang pernah kutemui. Aku melihat matanya, Ken, Sahabatku, dan dia benar-benar cantik. Pernahkah kau melihat mata Di Silva? Aduuuh! Dingin sekali! Dia itu gunung es. Tapi dia bukan orang jahat. Sudahkah kukatakan perbandingan seperti Ahab dan ikan paus putih?" 125 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Sudah." "Aku suka pada Ahab. Aku suka pada semua orang! Tahukah kau mengapa Ken? Karena malam mi Abraham Wilson masih hidup. Ya, dia masih hidup. Mari kita buka sebotol anggur lagi untuk merayakannya...." Pukul dua subuh baru Ken mengantar Jennifer pulang. Dibantunya Jennifer menaiki tangga sampai ke tingkat empat ke apartemennya yang kecil. Dia terengah karena harus naik setinggi itu. "Aku sudah mulai merasakan akibat buruk dari anggur sebanyak itu," kata Ken. Jennifer memandangnya dengan rasa iba. "Kalau tak biasa jangan minum." Lalu dia pingsan. Dia terbangun oleh bunyi dering telepon yang nyaring. Dengan berhati-hati dia menjangkau gagang telepon, dan dengan gerakan yang seringan itu saja pun, setiap urat ototnya serasa akan putus. “Halo...." "Jennifer? Di sini Ken." "Halo, Ken." "Kedengarannya kau seperti tak beres. Kau tak apa-apa?" Jennifer berpikir sebentar. "Aku memang merasa tidak sehat. Jam berapa sekarang ya?" "Sudah hampir tengah hari. Sebaiknya kau kemari. Kacau sekali di sini." "Ken.... aku rasanya mau mati." "Dengarkan. Bangun dari tempat tidurmu — perlahan-lahan — minum dua butir aspirin dan siramlah badanmu dengan air dingin, kemudian minumlah secangkir kopi pahit, maka kau barangkali masih bisa hidup lagi." 126 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu Jennifer tiba di kantornya sejam kemudian, dia merasa lebih baik. Tidak baik benar, pikir Jennifer, tapi lebih baik. Kedua buah telepon sedang berdering waktu dia memasuki kantor. "Telepon itu semua untukmu," kata Ken sambil tertawa kecil. "Tak henti-hentinya sejak tadi pagi! Barangkali kau memerlukan papan penghubung sendiri." Telepon-telepon itu dari surat-surat kabar dan majalahmajalah nasional, dari stasiun-stasiun tv dan radio yang semuanya menginginkan cerita tentang Jennifer secara terperinci. Dalam waktu semalam saja, dia telah menjadi berita besar. Adapula telepon-telepon lain, telepon yang telah menjadi impiannya selama ini. Perusahaan-perusahaan pengacara yang dulu menolaknya, kini meneleponnya bertanya kapan Jennifer punya waktu untuk menemui mereka. Di kantornya, di pusat kota, Robert Di Silva berteriak pada asisten satunya. "Kau harus mengumpulkan semua beritaberita rahasia mengenai Jennifer Parker. Aku mau tahu semua klien yang ditanganinya. Mengerti?" "Mengerti, Pak." "Jalankan!" 9 “Aku berani sumpah dia bukan orang penting lagi. Seumur hidupnya dia selalu main senjata." "Si tolol itu mendatangi aku, minta bantuanku untuk membicarakan tentang dia pada Mike. Kataku, 'Hei, Kawan, aku ini hanya serdadunya tahu?' Kalau Mike memang memerlukan seorang penembak baru, dia tak perlu mencari ke lorong-lorong gelap." "Dia mau mempermainkan kau, Sal." 127 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya, tapi kusikut saja dia. Dia tak punya hubungan apa-apa dalam urusan ini, kalau tak punya hubungan apa-apa, tidak akan ada artinya." Mereka sedang bercakap-cakap dalam dapur sebuah rumah pertanian bergaya Belanda yang sudah berumur tiga ratus tahun, di Negara Bagian New Jersey. Mereka bertiga dalam ruangan itu: Nick Vito, Joseph Colella, dan Salvatore Fiore si 'Bunga Mungil'. Nick Vito adalah seorang laki-laki berwajah seperti mayat, yang berbibir tipis hingga hampir tak kelihatan, dan bermata cekung, berwarna hijau, dan tak bercahaya. Dia mengenakan sepatu yang berharga dua ratus dolar dan kaus kaki putih. Josept Colella 'si Joe Besar' seorang laki-laki yang tinggi besar, seperti tiang besar dari batu granit, dan bila dia berjalan, tak ubahnya seperti sebuah bangunan yang bergerak. Seseorang pernah menamakannya kebun sayuran. 'Colella punya hidung seperti kentang, telinga seperti bunga kol, dan otak seperti kacang polong.' Suara Colella tinggi melengking dan pembawaannya halus menyesatkan. Dia mempunyai seekor kuda balap dan dia punya perasaan tajam yang tak diragukan untuk menentukan pemenang dalam balap kuda. Dia mempunyai keluarga yang terdiri dari seorang istri dan enam orang anak. Dialah dalam menangani pistol, menyiksa orang, dan menggunakan rantai. Istri Joe, Carmelina, adalah seorang Katolik yang taat, dan pada hari-hai minggu bila Colella tidak sedang bekerja, dia selalu membawa keluarganya ke gereja. Orang yang ketiga, Salvatore Fiore, hampir hampir seperti orang katai. Tingginya hanya satu meter lima puluh tujuh sentimeter, dan berat badannya enam puluh dua setengah kilogram. Wajahnya polos bagai seorang putra altar, namun cekatan pula dengan pistol maupun pisau. Kaum wanita merasa tertarik pada laki-laki kecil itu, dan dia 128 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membanggakan bahwa kecuali mempunyai seorang istri, dia mempunyai setengah lusin pacar dan seorang kekasih gelap yang cantik. Fiore pernah menjadi joki, yang pernah mengikuti balap kuda dari Pimlico sampai ke Tijuana. Waktu komisaris balap di Hollywood Park menyingkirkan Fiore dengan tuduhan telah memberikan obat perangsang pada kudanya, tubuh komisaris itu didapati terapung di Danau Tahoe seminggu kemudian. Ketiga laki-laki itu adalah laskar dalam keluarga Antonio Granelli, tetapi Michael Moretti-lah yang telah menerima mereka bekerja dan mereka menjadl milik Michael Moretti lahir batin. Suatu pertemuan keluarga sedang berlangsung di ruang makan. Di ujung meja duduk Antonio Granelli, pemimpin dari keluarga mafia yang paling kuat di pantai sebelah timur. Meskipun sudah berumur tujuh puluh dua tahun, dia masih kelihatan kuat, berbahu lebar, dan dada bidang seperti seorang buruh dan rambutnya tebal beruban. Antonio Granelli yang lahir di Palermo, Sisilia, datang di Amerika waktu dia berumur lima belas tahun dan bekerja di pelabuhan di sebelah barat daerah Manhattan. Menjelang umur dua puluh satu, dia menjadi tangan kanan kepala dok. Kedua orang itu bertengkar, dan waktu bos-nya hilang secara misterius, Antonio Granelli menggantikannya. Siapapun yang ingin bekerja di dok harus membayarnya. Uangnya dipakainya untuk memanjat mencapai kekuasaan, dan dia telah memperluas kekuasaannya dengan cepat, meluas ke bidang membungakan uang dan tipu daya lainnya, pelacuran dan perjudian, juga obat-obat terlarang, sampai pada pembunuhan. Selama tahun-tahun kegiatannya, tiga puluh dua kali dia tertangkap, tetapi hanya satu kali dia dijatuhi hukuman, itu pun atas tuduhan serangan kecil. Granelli adalah orang yang tak kenal belas kasihan, cerdik dalam permainan kotor yang rendah, dan benar-benar tak kenal moral. 129 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Di sebelah kiri Granelli duduk Thomas Colfax, pengacara keluarga besar itu. Dua puluh lima tahun lalu lalu, Colfax adalah seorang pengacara perusahaan yang punya masa depan yang gemilang. Tapi pada suatu hari dia membela perkara sebuah perusahaan kecil minyak zaitun yang kemudian ternyata dikendalikan oleh mafia, dan dengan demikian, selangkah demi selangkah, dia pun terjebak untuk menangani perkara-perkara lain untuk mafia, sampai akhirnya dalam beberapa tahun keluarga besar Granelli menjadi klien tunggalnya. Mereka itu merupakan klien yang sangat menguntungkan dan Thomas Colfax lalu menjadi orang kaya, yang menanamkan sahamnya dalam perusahaan-perusahaan real estate, dan punya simpanan di bank-bank di seluruh dunia. Di sebelah kanan Granelli, duduklah Michafl Moretti, menantunya. Michael sangat ambisius, suatu sifat yang membuat Granelli kuatir. Michael tak cocok dalam pola keluarga. Ayahnya, Giovanni seorang sepupu jauh Granelli, tidak lahir di Sisilia melainkan di Florence. Itu saja sudah membuat keluarga Moretti itu patut dicurigai — Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang-orang Florence tak bisa dipercaya. Giovanni Moretti datang ke Amerika dan membuka sebuah toko sepatu yang dijalankan dengan jujur. Di toko itu bahkan tak ada kamar belakang untuk perjudian, peminjaman uang dengan bunga, atau pelacuran. Dia jadi dianggap bodoh. Anak Giovanni, Michael, lain sekali. Dia bisa menamatkan sekolahnya di Yale dan Sekolah Ekonomi Wharton School. Setelah Michael menamatkan sekolahnya, dia mendatangi ayahnya dengan satu permintaan: dia ingin menemui keluarga jauhnya, Antonio Granelli. Tukang sepatu tua itu pergi menemui sepupunya, dan diaturlah suatu pertemuan. Granelli yakin bahwa Michael akan meminta pinjaman uang supaya dia bisa membuat suatu perusahaan, mungkin sebuah toko seperti 130 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ seperti ayahnya yang bodoh itu. Tapi pertemuan ini benarbenar merupakan suatu kejutan. "Saya tahu jalan untuk membuat Anda kaya” begitulah Michael Moretti membuka pembicaraannya. Antonio Granelli memandang anak muda yang lancang itu dengan terkejut, dan tersenyum dengan pengertian. "Aku sudah kaya." "Tidak. Anda hanya menyangka bahwa Anda kaya." Senyum orang tua itu terhapus. "Bicara tentang apa. kau ini, Anak kecil?" Maka diceritakanlah oleh Michael Moretti. Mula-mula Antonio Granelli melangkah dengan berhati-hati, diuji cobanya dulu setiap petunjuk dari Michael. Ternyata semuanya berhasil dengan gemilang. Kalau semula keluarga Granelli terlibat dalam kegiatan-kegiatan tak sah yang menguntungkan maka kini, di bawah pengawasan Michael Moretti usahanya makin meluas. Dalam waktu lima tahun keluarga besar itu sudah bergerak dalam belasan perusahaan yang sah, termasuk pengemasan daging, pengadaan bahanbahan alat tidur, restoran-restoran, perusahaan-perusahaan pengangkutan dan obat-obatan. Michael mencari perusahaanperusahaan yang sedang kembang-kempis yang memerlukan bantuan keuangan. Maka masuklah keluarga besar itu sebagai partner kecil dan sedikit demi sedikit mengambil alih perusahaan itu, dengan menguras habis semua kekayaan yang ada. Perusahaan-perusahaan tua yang tak bercacat, tibatiba jatuh bangkrut. Perusahaan-perusahaan yang memperlihatkan keuntungan yang memuaskan tetap dipertahankan oleh Michael, dan keuntungannya diperbesarnya, karena para karyawan dalam perusahaanperusahaan itu dibawahi oleh satuan-satuannya. Yang menangani asuransi perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan asuransi milik keluarga, dan mereka harus 131 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membeli mobil mereka pada penjual-penjual mobil milik keluarga. Michael menciptakan suatu kaitan kerja sama raksasa, suatu rangkaian perusahaan yang terus-menerus memeras nasabah — sedang susunya mengalir untuk keluarga. Dengan semua keberhasilannya itu, Michael Moretti tetap menyadari bahwa dia punya masalah. Bila dia sudah menunjukkan pada Antonio Granelli, jalan untuk mencapai suatu perusahaan yang sah dan aman dan sangat menguntungkan, maka Granelli akan melemparnya ke luar. Penghasilannya besar, karena sejak semula dia sudah minta pada Granelli untuk memberinya suatu persentase dari semua penghasilan perusahaan, yang pada sangka orang, kecil jumlahnya. Tetapi setelah gagasan-gagasan Michael mulai memberikan hasil dan keuntungan-keuntungan mulai mengalir, Granelli mulai berpikir lagi. Secara kebetulan, Michael mendengar bahwa Granelli telah mengadakan rapat untuk membahas apa yang harus dilakukan keluarga besar terhadap dirinya. "Aku tak suka semua uang itu mengalir pada anak itu," kata Granelli pada rapat itu. "Kita singkirkan saja dia." Michael lalu membatalkan rencana itu dengan mengawini salah seorang anggota keluarga itu. Rosa, putri tunggal Antonio Granelli berumur sembilan belas tahun. Ibunya telah meninggal waktu melahirkan dia. Rosa dibesarkan dalam biara, dan hanya dalam masa libur dia diizinkan pulang. Ayahnya memujanya, dan ayahnya itu berusaha supaya dia selalu dilindungi. Pada suatu libur sekolah waktu Paskah, Rosa bertemu dengan Michael Moretti. Dan dia kembali ke biara dalam keadaan tergila-gila pada Michael. Bila dia sedang seorang diri, dia selalu terbayang akan ketampanan laki-laki yang berambut dan bermata hitam itu. Antonio Granelli tetap menyangka bahwa putrinya itu berpikir dia hanya seorang pengusaha biasa yang berhasil. 132 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tetapi setelah bertahun-tahun, teman-teman sekelas Rosa menunjukkan tulisan dalam surat-surat kabar dan majalahmajalah mengenai ayahnya dan usahanya yang sebenarnya. Dan setiap kali pemerintah mencoba untuk menangkap dan menghukum salah seorang anggota keluarga Granelli, Rosa selalu tahu. Dia tak pernah membahasnya dengan ayahnya, dan oleh karenanya orang tua itu selalu senang karena menyangka bahwa putrinya tak tahu apa-apa, dan bahwa dia tidak akan tahu yang sebenarnya. Bila saja orang tua itu mengetahui yang sebenarnya, dia pasti akan amat terkejut, karena Rosa menganggap perusahaan-perusahaan ayahnya itu amat menarik dan mendebarkan. Gadis itu membenci disiplin yang diterapkan para biarawati dalam biara, dan kebencian itu membuatnya jadi membenci semua yang berkuasa. Dia melamunkan ayahnya sebagai seorang Robin Hood, yang melawan kekuasaan dan menantang pemerintah. Dan karena Michael Moretti adalah seseorang yang penting dalam organisasi ayahnya, maka orang muda itu jadi bertambah menarik. Sejak semula, Michael sangat berhati-hati dalam menghadapi Rosa. Bila dia berhasil berduaan saja dengan gadis itu, mereka berciuman dan bermesraan dengan hangat, tetapi Michael tak pernah mau berbuat lebih jauh dari itu. Rosa masih hijau, dan dia mau — bahkan ingin sekali — menyerahkan dirinya pada laki-laki yang dicintainya itu. Tetapi Michael mencegahnya. "Aku terlalu menaruh hormat padamu, Rosa, jadi aku tak mau menidurimu sebelum kita menikah." Sebenarnya Antonio Granelli-lah yang terlalu dihormatinya. Salah-salah bisa dipenggalnya kepalaku, pikir Michael. Maka pada saat Antonio Granelli sedang membahas cara yang terbaik untuk menyingkirkan Michael Moretti, Michael dan Rosa datang padanya dan memberitahukan bahwa mereka saling mencintai dan ingin menikah. Laki-laki tua itu 133 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ berteriak dan mengamuk serta memberikan seribu satu alasan bahwa hal itu tak mungkin dilakukan. Namun akhirnya, cinta sejati jugalah yang menang dan Michael dan Rosa dinikahkan dengan upacara besar-besaran. Setelah pesta perkawinan, orang tua itu memanggil Michael. "Rosa adalah milikku satu-satunya, Mike. Jagalah dia baik-baik." "Akan kujaga dia, Tony." "Kau akan kuawasi benar-benar. Sebaiknya kaubahagiakan dia. Kau tahu apa maksudku bukan, Mike?" "Aku tahu apa maksudmu." "Jangan main pelacur atau punya kekasih gelap. Mengerti? Rosa suka memasak. Jadi usahakan supaya kau pulang makan setiap malam. Kau harus menjadi menantu yang dapat dibanggakan." "Aku akan berusaha keras sekali, Tony." "Oh, omong-omong, Mike," kata Granelli lagi, "karena kau sekarang sudah menjadi seorang anggota keluarga, perjanjian komisi yang selama ini kuberikan tentu harus kita ubah." Michael menepuk lengan orang tua itu. "Terima kasih, Papa, tapi itu sudah cukup untuk kami. Aku akan bisa membelikan Rosa apa saja yang diingininya." Michael pergi, dan orang tua itu menatapnya dari belakang. Itu terjadi tujuh tahun yang lalu, dan tahun-tahun berikutnya amat menyenangkan Michael. Rosa adalah teman hidup yang menyenangkan dan tak rewel, dan wanita itu memujanya — namun Michael tahu bahwa bila istrinya itu meninggal atau pergi meninggalkannya, dia akan bisa hidup terus tanpa wanita itu. Dengan mudah dia akan menemukan orang lain untuk melakukan apa-apa yang dilakukan Rosa untuknya. Cintanya pada Rosa tidak mendalam. Michael juga 134 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ merasa bahwa dia tidak akan bisa mencintai manusia lain. Rasanya ada sesuatu yang kurang pada dirinya. Dia tak punya perasaan terhadap manusia, yang ada hanya terhadap binatang. Pada ulang tahunnya yang kesepuluh, Michael diberi seekor anak anjing. Mereka berdua jadi tak terpisahkan. Enam minggu setelah itu, anjing itu mati dalam suatu kecelakaan tabrak lari, dan waktu ayahnya menawarkan untuk membelikannya seekor anjing lagi, anak itu menolak. Sejak itu dia tak pernah memiliki anjing lagi. Michael tumbuh dan memperhatikan ayahnya yang bekerja mati-matian untuk mendapatkan uang sedikit, dan Michael lalu memutuskan bahwa hal itu tidak akan terjadi atas dirinya. Sejak pertama kali dia mendengar orang berkata tentang Antonio Granelli, saudara sepupu jauh ayahnya yang terkenal itu, dia sudah tahu apa yang diingininya. Di Amerika Serikat ada dua puluh enam keluarga mafia, lima diantaranya di New York City, dan keluarga yang dipimpin oleh Antonio saudaranya itu, adalah yang terkuat. Sejak masa kecilnya, Michael suka sekali mengikuti kisah-kisah tentang mafia. Ayahnya menceritakan padanya tentang kejadian pada suatu malam mengenai kaum Vesper di Sisilia, yaitu pada tanggal sepuluh September seribu sembilan ratus tiga puluh satu. Malam itu kekuasaan beralih tangan. Dalam satu malam itu saja, suatu kelompok dalam mafia yang menamakan dirinya the Young Turks telah melakukan perebutan kekuasaan yang berdarah, di mana lebih dari empat puluh orang dari kelompok Mustache Petes tersapu habis. Mereka itu adalah pengawal tua yang datang dari Italia dan Sisilia. Michael adalah dari generasi baru. Dia telah menghapuskan pikiran-pikiran tua dan telah membawakan gagasan-gagasan baru. Suatu badan yang terdiri dari sembilan orang mengendalikan keluarga itu sekarang, dan Michael yakin bahwa pada suatu hari dialah yang akan memimpin badan itu. 135 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kini Michael memperhatikan kedua laki-laki yang duduk bersamanya, di meja makan di rumah pertanian New Jersey itu. Antonio Granelli tinggal beberapa tahun lagi umurnya, untung-untung tidak terlalu lama lagi. Thomas Colfax-lah yang merupakan musuhnya sekarang. Sejak semula pengacara itu sudah tidak suka padanya. Dengan bertambahnya pengaruh Michael atas diri orang tua itu, pengaruh Colfax makin berkurang. Michael makin banyak memasukkan anak buahnya sendiri ke dalam organisasi. Orang-orang seperti Nick Vito, Salvatore Fiore, dan Joseph Colella yang setia mati-matian padanya. Thomas Colfax tidak menyukai hal itu. Waktu Michael tertangkap karena pembunuhan atas diri Ramos bersaudara, dan Camilo Stella bersedia menjadi saksi yang memberatkannya dalam sidang pengadilan, pengacara itu berharap supaya akhirnya dia akan bisa menyingkirkan Michael, karena jaksa telah mempersiapkan perlawanan yang hebat sekali. Michael mencari jalan ke luar tengah malam. Pukul empat subuh dia keluar ke tempat telepon umum dan menelepon Joseph Colella. "Minggu depan ada beberapa pengacara baru yang akan disumpah menjadi staf Jaksa. Bisakah kau mencarikan namanama mereka?" "Tentu, Mike. Gampang." "Satu hal lagi. Teleponlah ke Detroit, suruh orang-orang kita di sana menerbangkan salah seorang anak buahnya — salah seorang yang tak pernah tertangkap." Kemudian Michael menggantungkan gagang telepon. Dua minggu kemudian, Michael Moretti duduk di ruang sidang, memperhatikan para asisten jaksa yang baru. Diperhatikannya mereka itu dengan cermat, matanya beralih 136 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dari satu wajah ke wajah yang lain, mencari dan menilai. Apa yang direncanakannya memang berbahaya, tetapi amat berani dan bisa membawa hasil. Dia berurusan dengan pemulapemula muda yang masih akan terlalu gugup hingga tidak akan bertanya banyak. Mereka tentu ingin sekali membantu dan ingin sekali menonjolkan diri. Yah, pokoknya seorang di antaranya akan menonjol. Michael akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Jennifer Parker. Dia memilihnya karena melihat bahwa gadis itu belum berpengalaman serta tegang, tetapi berusaha untuk menyembunyikannya. Michael memilihnya karena dia adalah wanita, dan wanita lebih mudah merasa tertekan daripada pria. Setelah Michael merasa yakin akan pilihannya, dia menoleh pada seorang laki-laki yang bersetelan abu-abu yang duduk di antara para penonton, lalu mengangguk ke arah Jennifer. Hanya itu saja. Michael memperhatikan waktu jaksa selesai menanyai si keparat Camilo Stella. Jaksa itu berpaling pada Thomas Colfax dan berkata, Silakan menanyai saksi. Thomas Colfax bangkit. Jika berkenan, Yang Mulia, sekarang sudah hampir tengah hari. Saya lebih suka kalau tanya-jawab saya tidak terganggu. Bolehkah saya mohon agar sidang diistirahatkan untuk makan siang sekarang dan saya akan mengadakan tanya-jawab saya nanti petang. Dan Hakim menyatakan penundaan sidang. Kinilah saatnya! Michael melihat anak buahnya berjalan dengan santai menggabungkan diri dengan orang-orang yang sedang mengelilingi jaksa. Laki-laki tadi menyatu dengan kumpulan orang-orang itu. Beberapa saat kemudian dia berjalan ke arah Jennifer dan memberikan sebuah amplop besar. Michael tetap duduk saja sambil menahan napasnya, memperhatikan apakah Jennifer mau menerima amplop itu. Ternyata menerimanya dan berjalan ke arah tempat saksi. Setelah gadis itu kembali tanpa amplop itu, barulah Michael Moretti lega. 137 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Itu terjadi setahun yang lalu. Sejak itu surat-surat kabar telah menyalib gadis itu, tetapi itu adalah masalah gadis itu sendiri. Michael tidak lagi menaruh perhatian pada Jennifer Parker, sampai baru-baru ini surat-surat kabar mulai lagi memberitakan tentang sidang Abraham Wilson. Surat-surat kabar itu telah mengungkit-ungkit kembali sidang perkara Michael Moretti dulu itu, dan peran Jennifer Parker dalam perkara itu. Mereka memuat foto gadis itu. Gadis itu menarik, namun ada sesuatu yang lebih penting — tampak suatu kesadaran kebebasan pada dirinya dan hal itu menggelitik hati Michael. Lama dia mengamat-amati foto itu. Michael mulai mengikuti sidang Abraham Wilson dengan perhatian yang makin besar. Waktu anak buahnya merayakan pesta kemenangan setelah sidang perkara Michael dinyatakan batal, Salvatore Fiore mengangkat gelasnya dan berkata, "Dunia telah menyingkirkan seorang pengacara lagi." Tetapi ternyata dunia tidak lagi menyingkirkan gadis ini, pikir Michael. Jennifer telah bangkit kembali dan masih tetap ada serta berjuang. Michael suka akan hal itu. Dilihatnya gadis itu di layar tv semalam, membahas kemenangannya atas Robert Di Silva, dan anehnya, Michael merasa ikut senang. Waktu menonton itu, Antonio Granelli bertanya, "Bukankah dia yang kauperalat dulu itu, Mike?" "Ya. Dia cerdas, bukan? Mungkin kita bisa memakainya kelak." 10 Sehari setelah keputusan terhadap Abraham Wilson, Adam Warner menelepon. "Aku menelepon hanya akan mengucapkan selamat." 138 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer langsung mengenali suaranya; dia tak menyangka bahwa hatinya akan bisa begitu tergetar. "Di sini....” "Aku sudah tahu." Ya Tuhan, pikir Jennifer, Mengapa kukatakan? Adam tak perlu tahu betapa seringnya dia memikirkannya beberapa bulan terakhir ini. "Aku ingin menyatakan pendapatku bahwa kau telah menangani perkara Abraham Wilson itu dengan hebat sekali. Kau memang pantas menang." "Terima kasih." Dia akan segera mengakhiri pembicaraannya, pikir Jennifer. Aku tidak akan pernah bertemu dengan dia lagi. Dia mungkin terlalu sibuk dengan kumpulan gadis-gadisnya. Padahal Adam Warner berkata lagi, "Apakah kau kira-kira mau makan malam denganku kapan-kapan?" "Bagaimana kalau malam ini?" Ah, laki-laki tak suka gadisgadis yang terlalu berhasrat begitu, tegurnya pada dirinya sendiri. Jennifer mendengar nada senyum dalam suara Adam waktu dia berkata, "Sayang sekali, tapi Jumat malam nanti aku baru akan bebas. Apakah kau akan sibuk?" "Tidak." Hampir saja dia berkata, Tentu saja tidak. "Apakah akan kujemput kau?" Jennifer ingat akan apartemennya yang kecil dan suram, dengan sofa yang pernya berbenjol-benjol dan meja seterika di sudut kamar. "Akan lebih mudah bila kita bertemu di suatu tempat." "Apakah kau suka makanan di Lutece?" "Bolehkah aku menilainya setelah kita makan di sana?" Adam tertawa. "Bagaimana kalau jam delapan?" 139 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Baik, jam delapan." Alangkah senangnya. Jennifer meletakkan kembali gagang telepon dan duduk dengan perasaan seolah-olah berada dalam bara kesenangan. Aneh sekali, pikirnya. Mungkin dia sudah menikah dan punya anak dua lusin. Yang dilihat Jennifer pertama-tama kali tentang Adam waktu mereka makan malam bersama dulu itu, adalah bahwa dia tidak memakai cincin kawin. Kenyataan yang belum bisa memberikan kesimpulan, pikir Jennifer kesal. Seharusnya ada undang-undang yang mengharuskan para suami memakai cincin kawin. Ken Bailey memasuki kantor. "Bagaimana pembela top kita?" Dia melihat ke Jennifer dengan lebih teliti lagi. "Kau kelihatan seolah-olah baru saja menelan seorang klien." Jennifer ragu sebentar, lalu berkata, "Ken, maukah kau menolongku menyelidiki seseorang?" Ken berjalan ke meja tulis Jennifer, mengambil sebuah buku notes dan pensil. "Katakan siapa dia?" Jennifer sudah akan menyebutkan nama Adam, lalu berhenti, dan merasa dirinya goblok. Apa urusannya mau mengorek-ngorek kehidupan pribadi Adam Warner? Demi Tuhan, pikirnya, dia hanya mengajakmu makan malam saja, bukan akan mengajakmu kawin. "Sudahlah." Ken meletakkan pensil kembali. "Terserah." "Ken...." "Ya?" "Adam Warner. Namanya Adam Warner." Ken memandanginya dengan terkejut. "Aduh, kau tak perlu menyuruhku menyelidiki dia. Baca saja surat-surat kabar." "Apa yang kauketahui tentang dia?" 140 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ken Bailey menjatuhkan dirinya ke sebuah kursi di seberang Jennifer dan mempertautkan jari-jarinya. "Coba ya. Dia adalah patner dalam perusahaan pengacara Needham, Finch, dan Warner; tamatan fakultas hukum di Harvard; berasal dari keluarga kaya dan banyak dikenal masyarakat; berumur pertengahan tiga puluhan —" Jennifer memandangnya dengan keheranan. "Bagaimana kau bisa tahu sebanyak itu tentang dia?" Ken mengedipkan matanya. "Aku punya banyak teman di kalangan tinggi. Ada desas-desus orang akan menyuruhnya mencalonkan diri untuk keanggotaan Senat Amerika Serikat. Katanya bahkan ada kemungkinan untuk kedudukan presiden. Dia punya apa yang disebut kharisma." Jelas punya, pikir Jennifer. Dia mencoba berkata dengan nada ringan. "Bagaimana dengan kehidupan pribadinya?" Ken Bailey memandanginya dengan pandangan aneh. "Dia menikah dengan putri seorang bekas sekretaris Angkatan Laut. Wanita itu adalah keponakan Needham, patner Warner dalam perusahaannya." Hati Jennifer serasa membeku. Jadi begitulah. Ken masih memperhatikannya, keheranan. "Mengapa kau tiba-tiba menaruh perhatian pada Adam Warner?" "Hanya mau tahu saja." Lama setelah Ken Bailey pergi, Jennifer masih saja duduk, memikirkan Adam Warner. Dia mengajakku makan malam sekedar basa-basi dalam satu profesi. Dia hanya ingin memberi selamat padaku. Tapi dia sudah mengucapkan selamatnya melalui telepon tadi. Masa bodoh. Pokoknya aku akan bertemu lagi dengan dia. Apakah dia akan ingat mengatakan bahwa dia punya istri. Tentu saja tidak. Yah, aku akan makan malam bersama Adam malam Sabtu nanti, dan itu akan merupakan akhir dari segala-galanya. 141 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Senja hari itu Jennifer menerima telepon dari Peabody and Peabody. Tuan Peabody Senior sendiri yang berbicara. "Sudah beberapa lama saya ingin membicarakan hal ini," katanya. "Saya ingin makan siang bersama Anda, sekali waktu." Jennifer tahu bahwa orang tua itu punya maksud tertentu, meskipun bicaranya santai. Jennifer yakin pula bahwa keinginannya untuk makan siang bersamanya itu baru timbul setelah dia membaca tentang hasil perkara Abraham Wilson. Orang tua itu ingin bertemu dengannya, pasti bukan untuk membicarakan tentang tugas menyampaikan surat-surat panggilan ke pengadilan lagi. "Bagaimana kalau besok?" usul pria itu. "Di klub saya." Besok harinya mereka bertemu untuk makan siang. Pak Tua Peabody adalah seorang laki-laki kurus yang pucat, serupa benar dengan putranya. Vest-nya tak berhasil menyembunyikan perutnya yang agak gendut. Jennifer tak suka pada laki-laki itu, seperti juga dia tidak menyukai putranya. "Di kantor kami ada lowongan untuk seorang pengacara muda yang cerdas, Nona Parker. Kami bisa menawarkan lima belas ribu dolar setahun sebagai permulaan." Jennifer mendengarkan orang tua itu, sambil berpikir betapa besarnya arti tawaran itu baginya setahun yang lalu, waktu dia mati-matian membutuhkan mata pencaharian, memerlukan seseorang yang mempercayainya. "Saya yakin bahwa beberapa tahun lagi Anda bahkan akan bisa menjadi partner dalam perusahaan kami." Lima belas ribu dolar dan kemungkinan untuk menjadi patner. Jennifer membayangkan kantor kecil yang ditempatinya bersama Ken, dan apartemennya yang kecil, 142 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang usang, yang terlalu tinggi di tingkat empat, dengan alat pemanas tiruan. Karena Jennifer diam, Tuan Peabody menyangka bahwa itu adalah pertanda dia setuju. "Bagus. Kami ingin Anda mulai secepat mungkin. Saya rasa Anda bisa mulai hari Senin. Saya....” "Tidak." "Yah, kalau belum bisa hari Senin....” "Maksud saya, tidak, saya tidak bisa menerima tawaran Anda, Tuan Peabody," kata Jennifer, dan dia merasa heran sendiri. "Saya mengerti." Orang tua itu berhenti sebentar. "Mungkin kami bisa mulai dengan memberi Anda dua puluh ribu dolar setahun." Dia melihat air muka Jennifer. "Atau dua puluh lima ribu. Sebaiknya Anda pikirkan dulu." "Saya sudah memikirkannya. Saya akan tetap berusaha sendiri." Klien-klien mulai berdatangan. Tidak banyak benar dan tidak lancar sekali, namun ada klien. Kantor itu sudah mulai terasa terlalu kecil untuk Jennifer. Pada suatu pagi, setelah Jennifer terpaksa membiarkan dua orang klien menunggu di luar dalam gang, karena dia sedang berbicara dengan seorang klien lain, Ken berkata, "Tak bisa terus-menerus begini. Kau harus keluar dari sini dan mencari kantor sendiri di tengah kota." Jennifer mengangguk. "Aku tahu. Aku pun sudah memikirkannya juga." Ken menyibukkan dirinya dengan beberapa surat-surat supaya dia tak perlu bertemu pandang dengan Jennifer. "Aku akan kehilangan kau." "Bicara tentang apa kau itu? Kau tentu harus ikut aku." 143 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Beberapa saat lamanya kata-kata itu baru terserap olehnya. Ken mengangkat mukanya dan wajahnya yang berbintik-bintik itu berkerut karena dia tertawa lebar. "Ikut kau?" Lalu dia memandang ke seluruh pelosok kamar sempit yang tak berjendela itu. "Meninggalkan ini semua?" Minggu berikutnya, Jennifer dan Ken Bailey pindah ke sebuah kantor yang lebih besar di blok lima ratus, Fifth Avenue. Tempat itu berperabot sederhana, dan terdiri dari tiga kamar kecil: sebuah untuk Jennifer, sebuah untuk Ken, dan sebuah lagi untuk seorang sekretaris. Sekretaris yang mereka terima adalah seorang gadis remaja, bernama Cynthia Ellman, baru saja tamat dari New York University. Untuk sementara, tidak akan banyak pekerjaan untukmu," kata Jennifer meminta pengertiannya, "tapi kita akan maju perlahan-lahan." "Oh, saya yakin, Nona Parker." Suaranya mengandung nada pemujaan terhadap seorang pahlawan. Dia ingin seperti aku, pikir Jennifer. Dijauhkan Tuhan hendaknya hal itu! Ken Bailey masuk dan berkata, "Hei, aku jadi kesepian dalam kamar kerja sebesar itu seorang diri. Mari kita makan malam dan nonton nanti malam." "Aku rasanya...." Jennifer merasa letih dan dia masih harus membaca beberapa catatan, tetapi Ken adalah sahabatnya yang terbaik dan dia tak dapat menolaknya. "Senang sekali." Mereka nonton film yang berjudul Applaus, dan Jennifer amat menyukainya. Lauren Bacall benar-benar memikat. Setelah nonton, Jennifer makan di Restoran Sardi. 144 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Setelah mereka memesan makanan, Ken berkata, "Aku punya dua karcis untuk pertunjukan balet malam Sabtu nanti." Kupikir sebaiknya kita...." "Maaf, Ken. Aku sibuk malam Sabtu," kata Jennifer. "Oh." Suaranya terdengar hambar sekali. Sekali-sekali Jennifer mendapatkan Ken menatapinya bila dia menyangka tak seorang pun melihatnya, dan Jennifer merasa sulit untuk menafsirkan air muka Ken. Dia tahu bahwa Ken kesepian, meskipun Ken tidak pernah berbicara tentang teman-temannya dan tak pernah berkata-kata tentang hidup pribadinya. Jennifer tak bisa lupa akan apa yang pernah diceritakan Otto padanya, dan dia ingin tahu apakah Ken sendiri tahu apa yang diharapkannya dari hidup ini. Dia ingin sekali mendapatkan jalan untuk membantu Ken. Jennifer merasa seolah-olah hari Jumat tak kunjung tiba. Dengan makin mendekatnya janji makan malamnya bersama Adam Warner, Jennifer merasa bertambah sulit untuk memusatkan perhatiannya pada segala urusannya. Dia terusmenerus memikirkan Adam. Dia tahu dia bodoh. Baru sekali dalam hidupnya dia bertemu dengan laki-laki itu, namun dia tak dapat menghilangkannya dari pikirannya. Jennifer mencoba berpikiran sehat dengan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa itu semua adalah karena laki-laki itu telah menyelamatkannya waktu dia sedang menghadapi kemungkinan-kemungkinan haknya dicabut, kemudian mendatangkan klien-klien baginya. Itu memang benar, tetapi Jennifer tahu bahwa soalnya lebih dari itu. Itu adalah sesuatu yang tak dapat dijelaskannya, bahkan tidak pada dirinya sendiri. Perasaan itu tak pernah dialaminya, rasa tertarik yang tak pernah dialaminya terhadap laki-laki mana pun juga. Dia ingin tahu bagaimana istri Adam. Dia pasti salah seorang wanita terpilih, yang setiap hari Rabu memasuki pintu merah di Toko Elizabeth Arden untuk mempercantik dirinya, dari ujung rambut sampai ke ujung kakinya. Kulitnya pasti mulus 145 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dan penampilannya jauh dari sederhana, dengan keanggunan seorang wanita terkenal yang kaya. Pada pagi hari Jumat yang dirasanya hari ajaib itu, pukul sepuluh, Jennifer membuat janji dengan sebuah toko penata rambut baru dari Italia, yang menurut kata Cynthia selalu didatangi oleh para foto model. Pukul setengah sebelas Jennifer membatalkannya. Pukul sebelas dia membaharui janji itu. Ken Bailey mengajak Jennifer makan siang, tetapi dia terlalu gugup hingga tak bisa makan apa-apa. Dia lalu pergi berbelanja di Toko Bendel, di mana dia membeli baju sifon pendek berwarna hijau tua, sewarna dengan matanya, sepasang sepatu coklat, dan dompet yang warnanya senada. Dia tahu bahwa dia telah berbelanja terlalu banyak, jauh melebihi kemampuannya, tetapi dia rasanya tak dapat mengekang dirinya. Dia melewati bagian yang menjual parfum waktu dia akan keluar, dan dengan keinginan yang gila-gilaan, yang tiba-tiba datangnya, dibelinya sebotol parfum Joy. Benar-benar gila, karena laki-laki itu sudah menikah. Pukul lima Jennifer pulang untuk berganti pakaian. Dia menghabiskan waktu dua jam untuk mandi dan berdandan untuk Adam, dan setelah selesai diperhatikannya dirinya baikbaik di cermin. Kemudian dia merusak rambutnya yang sudah ditata begitu rapi, lalu diikatnya saja ke belakang dengan pita hijau. Begini lebih baik, pikirnya. Aku seorang ahli hukum yang akan pergi makan malam bersama seorang ahli hukum lain. Tetapi waktu pintu rumahnya ditutupnya, dalam ruangan itu masih tertinggal bau harum mawar dan melati. Restoran Lutece jauh dari yang diharapkan Jennifer. Bendera kebangsaan Prancis berkibar di atas jalan masuk rumah kecil itu. Di dalamnya, sebuah gang sempit menuju ke sebuah bar kecil dan lebih jauh lagi terdapat sebuah ruangan terbuka yang cerah dan ceria, dengan kursi rotan untuk teras 146 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dan alas meja berkotak-kotak. Jennifer disambut di pintu oleh pemiliknya, Andre Soltner. "Dapatkah saya membantu Anda?" "Saya ada janji untuk bertemu dengan Tuan Adam Warner. Saya rasa saya telah datang terlalu awal." Laki-laki itu menunjuk ke bar kecil. "Barangkali Anda ingin minum sementara menunggu, Nona Parker?" "Menyenangkan sekali," kata Jennifer. "Terima kasih." "Akan saya suruh orang melayani Anda." Jennifer mengambil tempat duduk, dan dengan senang memperhatikan para wanita yang penuh dengan perhiasan dan memakai mantel bulu binatang, yang berdatangan bersama pengiring mereka. Jennifer sudah pernah mendengar dan membaca tentang Lutece. Tempat itu dikenal sebagai restoran yang paling disukai oleh Jacqueline Kennedy dan makanannya enak sekali. Seorang laki-laki beruban dan kelihatannya sebagai orang terkemuka, mendatangi Jennifer dan berkata, "Tidak keberatan kan kalau saya menyertai Anda sebentar?" Jennifer menjadi tegang. "Saya sedang menunggu seseorang," katanya. "Sebentar lagi dia...." Laki-laki itu tersenyum lalu duduk. "Saya bukan akan menyerobot, Nona Parker." Jennifer memandangnya dengan heran, dia tak berhasil mengingat-ingat siapa orang itu. "Saya Lee Browning, dari kantor Holland and Browning." Kantor itu adalah salah satu perusahaan pengacara yang punya nama baik di New York. "Saya hanya akan mengucapkan selamat pada Anda atas keberhasilan Anda pada sidang Wilson." 147 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Terima kasih, Tuan Browning." "Anda benar-benar berani mengadu untung. Perkara itu sebenarnya tak punya harapan menang." Laki-laki itu memperhatikan Jennifer sebentar. "Biasanya, bila kita berada di pihak yang bersalah dalam suatu perkara yang tak bisa dibela lagi, kita harus berusaha supaya tidak disebarluaskan. Rahasia pers adalah: menyanjung yang menang, sedang yang kalah ditendang. Anda telah mengecoh kami semua. Sudahkah Anda memesan minuman?" "Belum." "Bolehkah saya...." Dia memanggil seorang pelayan. "Victor, tolong bawakan kami sebotol sampanye, merek Dom Perignon." "Baik, Tuan Browning." Jennifer tersenyum. "Apakah Anda sedang mencoba mempengaruhi saya?" Laki-laki itu tertawa terbahak. "Saya akan berusaha untuk menawari Anda pekerjaan. Saya rasa Anda sudah banyak mendapat tawaran, ya?" "Ada beberapa." "Perusahaan kami terutama menangani perkara-perkara yang berhubungan dengan perusahaan, Nona Parker, tetapi beberapa di antara klien kami yang terkemuka, kadangkadang tergelincir juga dan memerlukan seorang pembela kriminal. Saya rasa kami bisa menawarkan gaji permulaan yang menarik. Maukah Anda mampir ke kantor saya untuk membicarakannya?" "Terima kasih, Tuan Browning. Saya merasa mendapat kehormatan, tapi saya baru saja pindah ke kantor saya yang baru. Saya berharap kantor saya itu akan maju." Lama laki-laki itu memandanginya. "Pasti akan maju". 148 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia mengangkat matanya waktu seseorang mendekat, lalu bangkit dan mengulurkan tangannya. "Adam, apa kabar?" Jennifer mendongak melihat Adam Warner, yang sedang bersalaman dengan Lee Browning. Jantung Jennifer mulai berdebar keras dan dia merasa wajahnya memanas. ‘Gila, aku jadi seperti gadis ingusan'. Adam Warner melihat pada Jennifer dan Browning lalu berkata, "Sudah saling mengenal rupanya kalian berdua?" "Kami baru saja akan saling lebih mengenali," kata Lee Browning seenaknya. "Kau tiba agak terlalu cepat." "Atau tepat pada waktunya." Adam menggandeng tangan Jennifer. "Mudah-mudahan lain kali kau lebih beruntung, Lee." Kepala pelayan mendatangi mereka. "Apakah Anda akan menempati meja Anda sekarang, Tuan Warner, atau apakah Anda ingin minum di bar dulu?" "Kami akan langsung ke meja kami, Henri." Setelah mereka duduk, Jennifer melihat ke sekeliling ruangan itu dan mengenali beberapa orang yang terkenal. "Tempat ini rasanya seperti ruang Apa dan Siapa dalam sebuah majalah saja," katanya. "Sekarang memang begitu," kata Adam sambil memandanginya. Jennifer merasa wajahnya memanas lagi. Hentikan, Goblok. Dia membayangkan berapa banyak gadis yang telah diajak Adam Warner kemari, sedang istrinya duduk menunggunya di rumah. Dia berpikir apakah mereka itu tahu bahwa laki-laki itu sudah menikah, atau apakah laki-laki itu selalu berhasil merahasiakannya dari mereka. Yah, Jennifer merasa dirinya lebih beruntung. Kau akan terkejut, Tuan Warner, pikir Jennifer. 149 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mereka memesan makanan dan minuman, dan asyik membicarakan soal tetek-bengek. Jennifer lebih sering membiarkan Adam yang berbicara. Laki-laki itu pandai bercanda dan menarik, tetapi Jennifer merasa tertarik bukan karena itu. Hal itu tak mudah. Dia tersenyum mendengar lelucon-leluconnya, dan menertawakan kisah-kisahnya. Itu semuanya tak ada gunanya baginya, pikir Jennifer sendiri. Dia tak ingin menggoda. Ingatan akan ibunya tetap menghantuinya. Dia menyimpan suatu perasaan mendalam yang tak berani dicarinya sendiri, takut pula untuk melepaskannya. Mereka sedang makan makanan penutup dan Adam belum juga mengucapkan sepatah kata pun yang bisa disalah tafsirkan. Jennifer telah membangun pertahanannya sia-sia, membendung serangan yang tak pernah menjadi kenyataan, dan dia merasa dirinya bodoh. Dia ingin tahu apa gerangan yang akan dikatakan Adam bila dia tahu apa yang dipikirkan Jennifer sepanjang malam. Jennifer tersenyum memikirkan kegenitannya sendiri. "Aku belum saja mendapatkan kesempatan untuk mengucapkan terima kasih untuk klien-klien yang kaukirimkan padaku," kata Jennifer. "Aku meneleponmu beberapa kali, tapi...." "Aku tahu." Adam ragu-ragu, lalu menambahkan dengan kaku, "Aku tak mau membalas teleponmu." Jennifer memandangnya dengan terkejut. "Aku takut," katanya terus terang. Nah, kata-kata itu sudah diucapkan. Adam telah membuatnya terkejut, dia telah menjebak laki-laki itu dalam keadaan lengah, namun maksud kata-kata itu sudah jelas. Jennifer tahu apa yang akan dikatakannya selanjutnya. Dan Jennifer tak ingin Adam mengucapkannya. Jennifer tak ingin Adam seperti laki-laki yang lain, laki-laki yang sudah beristri 150 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang berpura-pura mengaku masih bujangan. Jennifer sangat benci pada laki-laki yang begitu, dan dia tak mau membenci laki-laki ini. "Jennifer," kata Adam dengan tenang, "aku ingin kau tahu aku sudah beristri." Jennifer diam saja, menatapnya dengan mulut setengah terbuka. "Maafkan aku. Dari dulu aku seharusnya memberitahukannya padamu." Adam tersenyum pahit. "Yah, sebenarnya tak ada batas waktu untuk itu, bukan?" Jennifer merasa bingung. "Meng.... mengapa kau mengajakku makan malam, Adam?" "Karena aku ingin bertemu lagi denganmu." Semuanya mulai kelihatan tak wajar bagi Jennifer. Dia merasa seolah-olah ditarik ke bawah oleh suatu gelombang pasang raksasa. Dia mendengarkan saja apa-apa yang dikatakan Adam tentang perasaannya, dan dia tahu bahwa setiap perkataan itu adalah benar. Dia tahu itu, karena perasaannya pun demikian pula. Ingin dia menyuruh Adam berhenti sebelum dia berkata terlalu banyak. Namun dia ingin pula agar Adam berbicara terus. "Kuharap aku tidak menyakiti hatimu," kata Adam. Adam tiba-tiba kelihatan malu dan hati Jennifer jadi tergetar "Adam, a.... aku...." Adam melihat padanya, dan meskipun mereka tidak bersentuhan, Jennifer merasa seolah-olah berada dalam pelukannya. "Tolong ceritakan tentang istrimu," kata Jennifer dengan suara bergetar. "Aku menikah dengan Mary Beth lima belas tahun yang lalu. Kami tak punya anak." 151 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Oh." "Dia.... kami sendiri yang memutuskan untuk tidak mendapatkan anak. Kami berdua masih muda sekali waktu kami menikah. Aku sudah lama sekali kenal padanya. Orang tua kami bertetangga di suatu tempat peristirahatan musim panas yang kami miliki di Maine. Waktu dia berumur delapan belas tahun, orang tuanya tewas dalam suatu kecelakaan pesawat terbang. Mary Beth hampir gila karena sedih. Dia tinggal sebatang kara. Aku.... kami lalu menikah." Adam mengawininya karena belas kasihan, tapi dia terlalu ksatria untuk mengakuinya, pikir Jennifer. "Dia wanita yang baik sekali. Hubungan kami selalu sangat baik." Adam menceritakan lebih banyak daripada yang ingin diketahui Jennifer, lebih banyak daripada yang dapat dicernakannya. Nalurinya mengingatkannya supaya melarikan diri. Dahulu, dengan mudah dia bisa menangani laki-laki yang sudah beristri, yang ingin main-main dengan dia, tetapi nalurinya pula mengatakan bahwa yang seorang ini lain dari yang lain. Bila dia membiarkan dirinya jatuh cinta pada lakilaki ini, tidak akan ada jalan ke luar lagi. Gila sekali dia kalau dia mau mulai macam-macam dengan laki-laki ini. "Adam," kata Jennifer dengan berhati-hati, "aku suka sekali padamu. Tapi aku tak mau berhubungan dengan laki-laki yang sudah beristri." Adam tersenyum, dan mata di balik kaca matanya mengandung kejujuran dan kehangatan. "Aku tidak mau mencari hubungan jalan belakang. Aku senang bersamamu. Aku ikut bangga sekali padamu. Aku ingin kita sekali-sekali bertemu lagi." Jennifer ingin mengatakan, Apa gunanya berbuat begitu? tetapi kata-kata yang terucapkan adalah, "Baik sekali." 152 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jadi kita akan makan siang bersama satu kali sebulan, pikir Jennifer. Itu tidak akan merugikan siapa-siapa. Salah seorang yang pertama-tama mengunjungi Jennifer di kantornya yang baru adalah Pater Ryan. Dia berjalan melihatlihat ketiga kamar yang kecil-kecil dan berkata, "Bagus sekali. Kita akan maju di dunia ini, Jennifer." Jennifer tertawa. "Ini belum berarti maju di dunia, Pater. Masih jauh jalan yang harus saya tempuh." Pastor itu memperhatikannya dengan tajam. "Kau akan berhasil. Omong-omong, aku mengunjungi Abraham Wilson minggu yang lalu." "Bagaimana keadaannya?" "Baik. Dia ditempatkan bekerja di toko mesin dalam penjara. Dia minta sampaikan salamnya padamu." "Saya ingin mengunjunginya sendiri dalam beberapa hari ini." Pater Ryan duduk di kursi sambil menatap Jennifer terus, hingga Jennifer bertanya, "Adakah sesuatu yang bisa saya perbuat untuk Anda, Pater?" Wajah Pastor itu menjadi cerah. "Yah, aku tahu kau tentu sibuk, karena kau sekarang sudah maju. Tapi seorang temanku menghadapi kesulitan. Dia mengalami kecelakaan. Kurasa kaulah orang yang bisa menolongnya." Otomatis Jennifer menjawab, "Suruh dia kemari berbicara dengan saya, Pater." "Kurasa kaulah yang harus mendatanginya. Kaki tangannya buntung." Connie Garret tinggal dalam sebuah apartemen kecil yang rapi di Houston Street. Yang membukakan pintu untuk Jennifer adalah seorang wanita yang sudah berumur dan beruban, yang mengenakan celemek. 153 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya Martha Steele, bibi si Connie. Saya tinggal dengan Connie di sini. Silakan masuk. Dia menunggu Anda." Jennifer masuk ke sebuah ruang duduk yang perabotnya hanya sedikit. Connie Garret duduk di sebuah kursi besar, dikelilingi bantal. Jennifer terkejut betapa masih mudanya wanita itu. Entah mengapa, Jennifer menyangka akan menemukan seorang wanita yang lebih tua. Connie Garret berumur kira-kira dua puluh empat tahun, seumur dengan Jennifer. Wajahnya bercahaya, dan Jennifer merasa dirinya cabul, melihat hanya batang tubuh saja tanpa ada lengan dan kaki. Ditahannya dirinya supaya tak tampak gemetar. Connie Garret tersenyum hangat dan berkata, "Silakan duduk, Jennifer. Bolehkah aku memanggilmu Jennifer saja? Pater Ryan sudah bercerita banyak tentang dirimu. Dan aku juga sudah melihatmu di layar tv. Aku senang sekali kau bisa datang." Jennifer ingin menjawab, 'Aku senang bisa datang,' tetapi dia menyadari betapa akan hampa kedengarannya jawaban itu. Dia lalu duduk saja di sebuah kursi yang lembut di seberang wanita muda itu. "Pater. Ryan bercerita bahwa kau mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Bisakah kau menceritakan apa yang telah terjadi?" "Kurasa itu salahku. Aku sedang menyeberang di persimpangan waktu aku melangkah dari trotoar, aku tergelincir lalu jatuh di depan sebuah truk." "Berapa tahun yang lalukah itu?" "Bulan Desember yang lalu, tiga tahun. Aku sedang dalam perjalanan ke Toko Bloomingdale, akan berbelanja untuk keperluan Natal." "Apa yang terjadi setelah truk itu menabrakmu?" 154 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku tidak ingat apa-apa. Aku terbangun di rumah sakit. Kata mereka, sebuah ambulans membawaku ke sana. Pinggulku cedera. Kemudian dokter menemukan kerusakan pada tulangku, kerusakan itu meluas terus sampai —" Dia berhenti dan mencoba mengangkat bahunya. Gerakan itu menimbulkan belas kasihan. "Para dokter mencoba memasang kaki dan tangan palsu, tapi rupanya tak cocok bagiku." "Apakah kau pernah mengajukan tuntutan?" Connie memandang keheranan pada Jennifer. "Tidakkah Pater Ryan menceritakannya padamu?" "Menceritakan apa?" "Pengacaraku mengajukan tuntutan terhadap perusahaan umum yang memiliki truk yang menabrakku itu, tapi kami kalah dalam sidang. Kami naik banding, dan kalah lagi." "Pater Ryan seharusnya menceritakan itu padaku. Bila pengadilan banding sudah menolakmu, aku kuatir, aku tak bisa berbuat apa-apa lagi." Connie Garret mengangguk. "Aku pun merasa begitu juga. Aku hanya berpikir — yah, kata Pater Ryan kau bisa menciptakan suatu keajaiban." "Itu bidang dia sendiri. Aku hanya seorang ahli hukum." Jennifer merasa marah pada Pater Ryan, karena telah memberikan harapan kosong pada Connie Garret. Dengan kesal Jennifer memutuskan bahwa dia harus berbicara dengan Pater itu. Wanita tua tadi tak mau jauh, meskipun hanya di belakang. "Bisakah saya menyuguhkan sesuatu, Nona Parker? Teh dengan kue barangkali?" Jennifer tiba-tiba sadar bahwa dia lapar, karena dia tadi tak punya waktu untuk makan siang. Tetapi membayangkan 155 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dirinya duduk berhadapan dengan Connie Garret dan makan dengan tangannya, dan dia merasa tak tahan. "Tidak terima kasih. Saya baru saja makan," kata Jennifer, berbohong. Jennifer hanya ingin keluar dari tempat itu secepat mungkin. Dia mencpba memikirkan kata-kata gembira yang bisa diucapkannya sebagai peninggalan di rumah itu, tetapi dia tak bisa menemukannya. Sialan Pater Ryan. "Maaf— sebesar-besarnya. Aku ingin aku — " Connie Garret tersenyum dan berkata, "Tak usah pikirkan lagi." Senyum itulah yang membuat Jennifer bertahan. Jennifer yakin bahwa bila dia berada di tempat Connie Garret, dia tidak akan bisa tersenyum lagi. "Siapa pengacaramu?" tanya Jennifer lagi. "Melvin Hutcherson. Kenalkah kau padanya?" "Tidak, tapi aku akan mencarinya," katanya lagi, tanpa berniat berbuat demikian, "aku akan berbicara dengannya." "Kau baik sekali." Suara Connie Garret mengandung rasa terima kasih yang tulus. Jennifer membayangkan bagaimana kehidupan gadis itu, duduk saja di situ tanpa daya sama sekali, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, tanpa bisa berbuat apa-apa sendiri. "Tapi aku tak bisa menjanjikan apa-apa." "Tentu saja tidak. Tapi tahukah kau, Jennifer? Aku sudah merasa lebih baik hanya karena kau datang." Jennifer bangkit. Itu sebenarnya saat untuk bersalaman, tetapi tak ada tangan yang akan disalami. "Aku senang bertemu denganmu, Connie. Aku akan memberi kabar pada kalian," katanya kaku. 156 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dalam perjalanannya kembali ke kantornya, Jennifer berpikir-pikir tentang Pater Ryan, dan dia memutuskan tidak akan pernah mau menyerah pada bujukannya lagi. Tak seorang pun bisa berbuat apa-apa untuk gadis cacat itu, dan tak sepantasnya pula orang memberinya harapan apa-apa. Tetapi dia akan memenuhi janjinya. Dia akan berbicara dengan Melvin Hutcherson. Waktu Jennifer kembali ke kantornya, suatu daftar panjang nama-nama orang yang meninggalkan pesan untuknya, sudah menanti. Jennifer melihatnya sebentar, mencari kalau-kalau ada pesan dari Adam Warner. Namun tak ada. 12 Melvin hutcherson adalah seorang laki-laki yang pendek. Kepalanya sudah mulai membotak, hidungnya kecil seperti kancing, dan matanya berwarna biru pucat. Dia mempunyai kantor yang buruk di daerah West Side yang berbau kemiskinan. Meja penerima tamunya kosong. "Dia baru saja pergi makan siang," Melvin Hutcherson menjelaskan. Jennifer berpikir-pikir apakah dia punya sekretaris atau tidak. Melvin Hutcherson mempersilakan ke kamar kerja pribadinya, yang tidak lebih besar daripada ruang penerima tamu. "Anda mengatakan melalui telepon tadi bahwa Anda ingin membicarakan soal Connie Garret." "Ya, betul." Laki-laki itu mengangkat bahunya. "Tak banyak yang bisa dibicarakan. Kami menuntut dan kami kalah. Percayalah, saya telah berusaha mati-matian untuknya." 157 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apakah Anda juga yang menangani perkara bandingnya?" "Ya, dan kami kalah juga. Saya rasa usaha Anda akan siasia." Diamat-amatinya Jennifer sejenak. "Mengapa Anda mau membuang-buang waktu Anda untuk urusan seperti ini? Bukankah Anda sudah hebat? Anda bisa bekerja untuk perkara yang menghasilkan banyak uang." "Saya membantu seorang sahabat. Apakah saya boleh melihat dokumennya?" "Silakan mencarinya." Hutcherson mengangkat bahunya. "Itu adalah milik umum." Malam itu Jennifer mempelajari salinan-salinan tuntutan perkara Connie Garret. Jennifer heran, karena ternyata bahwa Melvin Hutcherson telah mengatakan yang sebenarnya: pekerjaannya memang bagus. Baik pemerintah kota, maupun perusahaan Nationwide Motors Corporation telah dinyatakan sebagai tertuduh, dan dia telah meminta suatu sidang lengkap dengan juri. Juri telah menyatakan kedua tertuduh itu bebas dari tuduhan. Dinas Kebersihan telah berusaha keras mengatasi akibat badai salju yang melanda kota dalam bulan Desember itu; semua peralatan pembersihnya telah digunakan. Pihak Kota membantah dengan mengatakan bahwa badai adalah kehendak Tuhan, dan kalaupun ada kelalaian, maka itu ada pada pihak Connie Garret. Jennifer mengalihkan perhatiannya pada tuntutan terhadap perusahaan truk. Tiga orang saksi mata telah memberikan kesaksiannya, bahwa pengemudinya telah mencoba menghentikan truknya untuk mengelak supaya jangan sampai menabrak korban, bahwa dia tak sempat menekan rem pada waktunya, dan tanpa bisa dicegah, truk itu lalu berputar dan menabraknya. Keputusan yang membenarkan terdakwa telah dilakukan oleh Bagian Banding, dan perkara itu pun lalu dinyatakan ditutup. 158 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pukul tiga subuh, Jennifer baru selesai membaca salinansalinan itu. Lampu dipadamkannya, namun dia masih belum bisa tidur. Di atas kertas, hukum memang telah diberlakukan. Namun pikirannya tetap dibayangi oleh keadaan Connie Garret. Seorang gadis yang berumur dua puluhan, tanpa kaki dan tangan. Dibayangkannya truk yang telah menabrak gadis muda itu, rasa sakit yang telah dideritanya, rangkaian pembedahan yang telah dijalaninya, setiap kali memotong sebagian dari anggota tubuhnya. Jennifer menyalakan lampu lagi, lalu duduk di tempat tidur. Diputarnya nomor telepon Melvin Hutcherson. "Dalam salinan-salinan itu tak disebut-sebut tentang para dokternya," kata Jennifer melalui telepon. "Tidakkah Anda melihat kemungkinan adanya pekerjaan pengobatan yang salah?" "Siapa ini?" tanya suatu suara yang masih mengantuk. "Jennifer Parker. Apakah Anda...." "Ya Tuhan! Tak tahukah Anda bahwa sekarang ini.... pukul empat subuh? Apakah Anda tak punya jam?" "Ini penting sekali. Nama rumah sakitnya pun tidak disebutsebut dalam salinan tuntutan itu. Bagaimana dengan pembedahan-pembedahan yang telah dilakukan atas diri Connie Garret? Sudahkah Anda periksa?" Keadaan sepi sebentar sementara Melvin Hutcherson mengumpulkan ingatannya. "Saya telah berbicara dengan para kepala bagian neorologi dan orthopedi di rumah sakit yang menanganinya. Pembedahan-pembedahan itu memang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawanya. Lagi pula pembedahan-pembedahan itu dilakukan oleh para ahli kenamaan di sana dengan sempurna. Sebab itulah rumah sakit itu tidak disebut-sebut dalam tuntutan." 159 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer merasakan suatu frustrasi yang mendalam. "Sudah saya katakan pada Anda, Anda membuang-buang waktu saja dalam perkara ini. Sebaiknya kita tidur saja sekarang." Dan terdengar bunyi gagang telepon diletakkan. Jennifer memadamkan lampu lagi dan membaringkan badannya. Tetapi dia makin tak bisa tidur. Beberapa waktu kemudian, Jennifer menghentikan percobaannya untuk tidur, dia bangun lalu membuat kopi. Dia duduk di sofa meminumnya, sambil melihat matahari yang baru terbit, mewarnai langit Manhattan, warna dadu pucat yang perlahan-lahan berubah menjadi warna merah cerah yang cemerlang. Jennifer merasa kesal. Terhadap setiap ketidakadilan, seharusnya selalu ada penangkalnya dalam hukum. Apakah orang telah melaksanakan hukum dalam perkara Connie Garret itu? Dia melihat ke jam di dinding. Pukul setengah tujuh. Jennifer mengangkat telepon lagi, dan memutar nomor telepon Melvin Hutcherson. "Adakah Anda selidiki pengalaman kerja pengemudi truk itu?" tanya Jennifer. "Ya, Tuhan!" seru suara yang masih juga terdengar mengantuk. "Sudah gilakah Anda? Kapan Anda tidur?" "Mengenai pengemudi truk perusahaan umum itu. Sudahkah Anda selidiki pengalaman kerjanya?" "Nona, Anda menghina saya." "Maafkan saya," Jennifer bertahan, "tapi saya ingin tahu." "Jawabnya adalah, sudah. Pengalamannya tidak bercacat. Kecelakaan itu adalah pengalamannya yang pertama." Jadi jalan itu tertutup. "Saya mengerti." Jennifer berpikir keras. 160 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Nona Parker," kata Hutcherson, "tolong benarlah saya. Bila Anda masih ada pertanyaan-pertanyaan lagi, teleponlah saya pada jam-jam kantor." "Maaf sekali," kata Jennifer linglung. "Silakan tidur lagi." "Terima kasih banyak." Jennifer meletakkan kembali gagang telepon. Sudah waktunya untuk berpakaian dan pergi bekerja. 13 Tiga minggu telah berlalu sejak Jennifer makan malam bersama Adam di Lutece. Dia mencoba melupakannya, tetapi segala-galanya mengingatkannya kembali pada Adam; kalimat-kalimat tertentu, bagian belakang dari kepala orang yang tak dikenalnya, dasi yang sama dengan yang pernah dipakai Adam. Banyak pria yang mengajaknya kencan. Dia pernah dilamar oleh beberapa di antara kliennya, oleh pengacara-pengacara yang pernah menjadi lawannya di pengadilan, dan oleh seorang hakim pengadilan malam, tetapi Jennifer tak menginginkan seorang pun di antara mereka. Ahli-ahli hukum mengundangnya untuk apa yang mereka sebut 'makan siang sambil bersenang-senang', namun dia tidak pernah tertarik. Dia memberikan kesan kebebasan yang membuat laki-laki merasa ditantang. Ken Bailey selalu ada di dekatnya, tetapi kenyataan itu pun tidak pula mampu untuk mengusir rasa sunyi yang dialami Jennifer. Hanya satu orang yang dapat mengusirnya, sialan benar! Adam meneleponnya pada pagi hari Senin. "Kupikir, aku ingin coba-coba saja, kalau-kalau kau kebetulan bebas hari ini dan bisa makan siang bersamaku." Jennifer sebenarnya tak bebas. Tapi dia berkata, "Tentu aku bebas." 161 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer telah bersumpah pada dirinya sendiri bahwa bila Adam meneleponnya lagi, dia akan bersikap ramah, tapi berjarak, sopan, sama sekali tak gampangan. Pada saat dia mendengar suara Adam, dia lupa semua yang telah ditekadkannya itu. Tentu aku bebas. Kata-kata yang sebenarnya tak mau diucapkannya. Mereka makan siang di sebuah restoran kecil di China town, dan selama dua jam mereka bercakap-cakap terus dan merasakan waktu yang selama itu baru dua menit. Mereka bercakap-cakap tentang hukum, tentang politik, dan tentang pementasan, dan seolah-olah akan memecahkan semua masalah yang rumit di dunia. Adam memang cerdas, berotak tajam dan mempesona. Dia sungguh-sungguh menaruh perhatian pada apa yang dilakukan Jennifer dan ikut senang serta bangga atas keberhasilannya. Dia memang punya hak untuk itu, pikir Jennifer. Kalau bukan karena dia, aku pasti sudah kembali ke Kelso, Washington. Waktu Jennifer kembali ke kantor, Ken Bailey sudah menantinya. "Enak makan siangnya?" "Enak, terima kasih." "Apakah Adam Warner akan menjadi seorang klien?" Nada suaranya terdengar terlalu santai. "Tidak, Ken. Kami hanya bersahabat." Itu memang kenyataannya. Minggu berikutnya, Adam mengundang Jennifer makan siang di rumah makan pribadi perusahaannya. Jennifer merasa terkesan melihat betapa besar dan modernnya kompleks perkantoran itu. Adam memperkenalkannya pada beberapa anggota perusahaan, dan Jennifer merasa seperti orang yang agak terkenal, karena mereka rupanya banyak tahu tentang dirinya. Dia bertemu dengan Stewart Needham, partner senior dalam perusahaan itu. Laki-laki itu sopan tetapi menjaga jarak 162 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ terhadap Jennifer, dan Jennifer ingat bahwa Adam beristrikan kemenakannya. Adam dan Jennifer makan di ruang makan yang dindingnya berlapis kayu. Makanan di situ ditangani oleh seorang juru masak dan seorang pelayan. "Di ruang inilah anggota-anggota perusahaan mengemukakan masalah mereka." Jennifer ingin tahu apakah Adam menyindirnya. Dia merasa sulit untuk memusatkan perhatiannya pada makanannya. Sepanjang petang itu Jennifer teringat terus pada Adam. Dia tahu bahwa dia harus melupakannya, harus berhenti menemuinya. Adam adalah milik wanita lain. Malam itu Jennifer pergi dengan Ken Bailey, nonton Two by Two, karya Richard Rodgers yang terbaru. Waktu mereka memasuki ruang tunggu, terdengar dengung suara orang banyak, dan Jennifer menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Sebuah sedan mewah panjang yang berwarna hitam, berhenti di tepi, lalu seorang pria dan seorang wanita keluar dari mobil itu. "Benar dia!" seru seorang wanita, dan orang-orang mulai berkumpul mengelilingi mobil. Pengemudinya yang tegap, melangkah menyisih dan Jennifer melihat Michael Moretti dengan istrinya. Orang-orang memusatkan pandangan mereka pada Michael. Dia seakan-akan seorang pahlawan rakyat, yang cukup tampan untuk menjadi seorang bintang film, dan cukup berani hingga memukau angan setiap orang. Jennifer berdiri memperhatikan Michael Moretti dan istrinya menerobos melalui orang banyak. Michael melewati Jennifer dalam jarak satu meter, dan mata mereka bertemu sebentar. Jennifer melihat betapa hitamnya mata itu hingga orang- 163 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ orangan matanya tak kelihatan. Sesaat kemudian mereka menghilang ke dalam gedung. Jennifer tak dapat menikmati pertunjukan itu. Melihat Michael dia teringat akan kenangan yang benar-benar telah menekan harga dirinya. Jennifer meminta Ken membawanya pulang setelah pertunjukan yang pertama. Esok harinya Adam menelepon Jennifer dan dia menguatkan hatinya untuk menolak bila Adam mengajaknya pergi. Dia akan berkata, Terima kasih Adam, tapi aku sibuk sekali. Tetapi Adam hanya berkata, "Aku harus pergi ke luar negeri untuk beberapa lamanya." Jennifer merasa seolah-olah perutnya ditinju. "Ber... berapa lama kau akan pergi?" "Hanya beberapa minggu. Aku akan meleponmu begitu aku kembali." "Baiklah," kata Jennifer ceria. "Selamat jalan." Dia merasa seolah-olah kematian seseorang. Dibayangkannya Adam di pantai Rio, dikelilingi gadis-gadis setengah telanjang, atau dalam sebuah gubuk kecil di Mexico City, sambil minum-minum margaritas dengan seorang gadis cantik bermata hitam, atau dalam sebuah pondok peristirahatan di Swiss, bermesraan dengan — hentikan! perintah Jennifer pada dirinya sendiri. Dia tadi seharusnya bertanya ke mana Adam akan pergi. Mungkin saja dia bepergian untuk keperluan bisnis ke suatu tempat yang gersang, di mana dia tak punya waktu untuk wanita, mungkin di tengah-tengah padang pasir di mana dia harus bekerja dua puluh empat jam lamanya. Dia tentu harus menyinggung soal itu secara santai saja. Apakah kau akan bepergian jauh? Bisakah kau berbahasa asing? Bila kau ke Paris, tolong bawakan teh Vervaine 164 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ untukku. Kurasa suntikan-suntikannya sakit, ya? Apakah kau pergi bersama istrimu? Sudah gilakah aku ini? Ken masuk ke kamar kerjanya dan menatapnya. "Kau berbicara sendiri, Jennifer. Tak apa-apakah kau?" Tidak. Ingin rasanya Jennifer berteriak. Aku memerlukan dokter. Aku harus mandi, bersiram air dingin. Aku membutuhkan Adam Warner. Dia berkata, "Aku baik-baik saja. Hanya agak letih." "Sebaiknya kau pergi tidur lebih awal." Dia ingin tahu apakah Adam pergi tidur lebih awal. Pater Ryan menelepon. "Aku pergi menjenguk Connie Garret. Katanya kau mampir beberapa kali." "Ya." Dia mengunjungi gadis itu untuk mengimbangi rasa bersalahnya karena dia tak sanggup membantunya. Dia merasa frustrasi. Jennifer membenamkan dirinya dalam pekerjaan, namun waktu masih juga terus berjalan lamban. Hampir setiap hari dia berada di ruang sidang dan hampir setiap malam dia mempelajari ikhtisar-ikhtisar perkara. "Kurangilah sedikit kegiatanmu. Kau akan membunuh dirimu sendiri." Begitu Ken menasihatinya. Tetapi Jennifer perlu meletihkan jasmani dan pikirannya. Dia tak mau punya waktu untuk berpikir. Tolol aku ini, pikirnya. Seorang yang benar-benar goblok. Empat minggu kemudian, Adam baru menelepon. "Aku baru saja kembali," katanya. Suaranya membuat hati Jennifer berdebar. "Bagaimana kalau kita makan siang bersama, di suatu tempat?" "Baiklah, aku akan senang sekali, Adam." Menurut Jennifer, dia sudah membawakan kata-kata itu dengan baik. Dia hanya berkata, Baiklah, aku akan senang sekali, Adam. 165 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Di Oak Room, di Hotel Plaza?" "Baiklah." Tempat itu sangat kaku dan tak romantis, pengunjungnya kebanyakan pengusaha-pengusaha kendaraan, pedagangpedagang, penjual-penjual surat-surat saham, dan orangorang bank yang semuanya sudah setengah baya. Lama tempat itu merupakan benteng bagi kaum pria melulu, dan baru-baru ini saja pintunya terbuka bagi wanita. Jennifer tiba awal dan diberi tempat duduk. Beberapa menit kemudian Adam tiba. Jennifer memperhatikan tubuhnya yang jangkung dan langsing itu berjalan menuju ke tempatnya duduk dan mulutnya tiba-tiba kering. Kulit Adam kelihatan coklat bekas sengatan matahari, dan Jennifer berpikir apakah angan-angannya mengenai Adam yang berada di pantai yang penuh dengan gadis-gadis itu, memang benar. Adam tersenyum pada Jennifer, lalu menggenggam tangannya, dan Jennifer menyadari bahwa pada saat itu semua pikirannya mengenai Adam Warner dan laki-laki yang sudah beristri, tidak berlaku lagi. Dia tak dapat menguasai dirinya lagi. Dia merasa seolah-olah ada orang lain yang menuntunnya, yang mengatakan padanya apa-apa yang harus dilakukannya. Tak dapat dia menjelaskan apa yang sedang terjadi atas dirinya, karena dia tak pernah mengalami hal seperti itu. Mungkin ini bisa disebut ilmu kimia, pikirnya. Atau sebutlah karma, mungkin pula surga. Yang disadari Jennifer hanyalah bahwa dia ingin berada dalam pelukan Adam, tak ada yang lain yang pernah diingininya lebih daripada itu, selama hidupnya. Sambil memandanginya, Jennifer membayangkan Adam bercintaan dengannya, mendekapnya, menumpahkan cintanya pada dirinya, dan Jennifer merasa wajahnya menjadi merah. "Maafkan aku membuat janji begitu singkat sebelumnya," kata Adam meminta maaf. "Seorang klien membatalkan janji makan siang." 166 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Diam-diam Jennifer berterima kasih pada klien itu. "Aku membawakan sesuatu untukmu," kata Adam. Oleh-oleh itu berupa sehelai tutup kepala dari sutra cantik yang berwarna hijau bercampur keemasan. "Ini dari Milan." Jadi ke sana dia rupanya. Gadis Itali. "Cantik sekali, Adam, terima kasih." "Pernahkah kau ke Milan?" "Tidak. Aku pernah melihat gambar katedral di sana. Indah sekali." "Aku kurang suka melihat-lihat kota. Teoriku, gereja di suatu tempat sama saja dengan yang di tempat lain." Setelah itu, bila Jennifer mencoba mengingat-ingat tentang peristiwa makan siang itu, apa-apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka makan, siapa-siapa yang mampir ke meja mereka untuk menyapa Adam, dia tak bisa ingat apa-apa. Yang diingatnya hanyalah, betapa dekatnya Adam padanya, sentuhannya, wajahnya. Keadaan itu seolah-olah membuat Jennifer tersihir, dia seolah-olah dihipnotisir, dan dia tak mampu melepaskan dirinya. Suatu saat Jennifer berpikir, Aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku akan bermain cinta dengan dia. Satu kali saja. Tentu tidak akan senikmat yang kubayangkan. Dengan begitu aku akan bisa bebas dari dia. Waktu tangan mereka bersentuhan secara tak sengaja, keduanya merasakan seolah-olah dialiri arus listrik. Mereka duduk bercakap-cakap saja, ke utara, ke selatan, tanpa ada artinya. Mereka duduk, namun mereka seolah-olah berdekapan dalam suatu pelukan yang tak tampak, sambil saling membelai dengan penuh napsu. Keduanya tak sadar apa yang mereka makan atau apa yang mereka katakan. Napsu yang ada dalam diri mereka adalah napsu yang lain, yang lebih kuat, dan makin lama makin kuat, hingga keduanya tak dapat lagi menahannya. 167 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Di tengah-tengah waktu makan itu, Adam meletakkan tangannya di atas tangan Jennifer dan berkata dengan serak, "Jennifer...." "Ya. Marilah kita keluar dari sini," bisik Jennifer. Jennifer menunggu di ruang tunggu yang ramai di mana orang lalu-lalang, sementara Adam mendaftar di meja pendaftaran. Mereka diberi sebuah kamar di bagian yang lama dari Hotel Plaza itu, dari mana mereka bisa melihat 58th Street. Mereka menggunakan lift yang di bagian belakang, dan Jennifer merasa perjalanan menuju ke tingkat atas itu, seolaholah tak ada akhirnya. Kalau mengenai makan siang itu Jennifer tak bisa mengingat apa pun juga, maka mengenai kamar yang mereka tempati itu, segalanya bisa diingatnya. Sampai bertahun-tahun kemudian pun dia bisa mengingat pemandangan dari situ, warna tirai jendelanya, alas lantainya, juga setiap gambar serta perabotnya. Dia ingat suara-suara dari kota, jauh di bawah mereka, yang dibawa angin masuk ke kamar. Citra tentang petang itu melekat pada dirinya selama sisa hidupnya. Bayangan itu bagaikan ledakan ajaib dalam gerak lambat yang beraneka warna. Segala keindahan dan kenikmatan dalam kebersamaannya dengan Adam: dimulai sejak Adam membukakan pakaiannya, merasakan tubuh Adam di tempat tidur, kelembutannya yang diselingi dengan kekasaran. Beberapa jam kemudian, sedang mereka berbaring menenangkan diri, Adam berkata, "Rasanya baru kali inilah aku benar-benar hidup." Jennifer membelai dada Adam dengan lembut, lalu tertawa nyaring. Adam melihat padanya dengan pandangan bertanya. "Apa yang lucu?" "Tahukah kau apa yang telah kukatakan pada diriku sendiri? Bahwa bila aku sudah merasakan kebersamaan 168 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ denganmu satu kali saja, aku akan bisa melepaskan diri darimu." Adam menggeliat menghadapi Jennifer dan memandanginya. "Lalu.....?" "Aku keliru. Aku merasa seolah-olah kau merupakan sebagian dari diriku. Atau sekurang-kurangnya," — Dia raguragu sebentar — "sebagian dari dirimu merupakan sebagian dari diriku." Adam mengerti apa yang dipikirkan Jennifer. "Kita akan mencari jalan ke luar," kata Adam. "Hari Senin, Mary Beth akan berangkat ke Eropa dengan bibinya selama sebulan." 14 Hampir setiap malam Jennifer bersama Adam. Malam yang pertama, Adam menginap di apartemen Jennifer yang kecil dan tak nyaman itu, dan pagi harinya dia berkata, "Kita tak usah bekerja hari ini untuk mencari tempat tinggal yang lebih pantas bagimu." Mereka berdua pergi mencari apartemen, dan senja harinya Jennifer sudah menandatangani surat perjanjian sewamenyewa di sebuah bangunan baru di luar Sutton Place, yang bernama The Belmont Towers. Di depan gedung itu terpasang papan pemberitahuan Penuh. "Untuk apa kita masuk?" tanya Jennifer. "Lihat saja." Apartemen yang mereka lihat adalah apartemen bertingkat dua yang bagus, yang berkamar lima buah dan diperaboti dengan bagus pula. Itulah apartemen yang termewah yang pernah dilihat Jennifer. Di lantai atas ada sebuah kamar tidur 169 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ besar, lengkap dengan kamar mandi sedang di lantai bawah ada kamar tidur tamu dengan kamar mandi tersendiri, dan sebuah ruang tamu, dari mana orang bisa melihat pemandangan indah dari East River dan dari kota. Ada pula teras yang luas, dapur dan kamar makan. "Bagaimana? Suka?" tanya Adam. "Bukan sekedar suka, aku tergila-gila," seru Jennifer, "tapi ada dua masalahnya, Sayang. Pertama-tama, aku tidak akan mampu membayarnya. Dan kedua, kalaupun aku mampu, ini sudah kepunyaan orang lain." "Ini milik perusahaan kami. Kami menyewakannya pada tamu-tamu VIP kami yang berkunjung. Mereka akan kusuruh cari tempat yang lain." "Lalu bagaimana dengan sewanya?" "Aku yang akan mengurusnya. Aku...." "Tidak." "Mengapa tidak, Sayang. Aku mampu membayarnya, dan...." Jennifer menggeleng. "Kau tak mengerti, Adam. Aku tak bisa memberimu apa-apa kecuali diriku sendiri. Dan itu ingin kuberikan dengan cuma-cuma." Adam merangkulnya, dan Jennifer merapatkan dirinya pada Adam sambil berkata, "Aku tahu.... aku harus bekerja siang dan malam." Pada hari Sabtu mereka pergi berbelanja. Adam membelikan Jennifer sehelai baju tidur yang cantik, lengkap dengan kimononya di Toko Bonwit Teller, dan Jennifer membelikan Adam sehelai kemeja merek Turnbull and Asser. Mereka membeli perangkat permainan catur di Toko Gimbel dan sebuah lukisan wanita di Toko Junior dekat Abraham and Straus. Mereka membeli puding plum di Toko Altman, serta 170 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ buku-buku di Doubleday. Mereka mendatangi Toko Gammon dan Caswell-Massey, di mana Adam membelikan Jennifer beraneka-ragam keperluan, cukup untuk sepuluh tahun. Mereka makan malam di tikungan, di dekat apartemen itu. Setiap malam setelah pulang kantor, mereka bertemu di apartemen itu dan membicarakan kejadian-kejadian sehari itu. Jennifer menyiapkan makan malam dan Adam menyiapkan mejanya. Setelah makan, mereka membaca atau nonton tv, atau main remi atau main catur. Jennifer sering memasak makanan kegemaran Adam. "Aku ini tak tahu malu," kata Jennifer pada Adam. "Aku mau melakukan apa pun juga untukmu." Adam mendekapnya erat. "Jangan merasa malu." Jennifer merasa aneh. Sebelum mereka mengadakan hubungan terlarang, mereka bertemu secara terang-terangan. Tetapi setelah mereka kini mengadakan hubungan suami-istri, mereka tak berani muncul bersama di hadapan umum, maka mereka pergi ke tempat-tempat di mana mereka tidak akan bertemu dengan teman-teman mereka: di restoran-restoran keluarga yang kecil di pusat kota, atau nonton konser musik ruangan di sekolah musik di Third Street. Mereka pergi nonton sandiwara baru di Omni Theatre Club di 18th Street, dan mereka makan begitu banyak hingga mereka memantangkan makanan Italia selama sebulan. Sayangnya waktu kita tak sampai sebulan lagi, pikir Jennifer. Empat belas hari lagi Mary Beth sudah akan kembali. Mereka pergi ke Gedung The Half Note untuk mendengarkan jazz malam hari di daerah Village, dan mengintip ke etalase toko-toko seni. Adam suka olahraga. Jennifer diajaknya nonton regu Knicks main, dan Jennifer jadi demikian terbawa oleh permainan itu, hingga dia menyoraki pemain sampai serak. 171 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pada hari Minggu mereka bermalas-malasan, mereka makan pagi dengan masih mengenakan kimono, membaca berita perdagangan dari surat kabar Times, mendengarkan lonceng gereja berdentangan di seberang Manhattan, setiap dentangnya bagaikan memanjatkan doa. Jennifer melihat pada Adam yang sedang asyik mengisi teka-teki silang, dan berpikir: Panjatkanlah doa bagiku. Dia tahu bahwa apa yang sedang dilakukannya itu salah. Dia tahu bahwa itu tidak akan bertahan terus. Namun, dia tak pernah mengecap kebahagiaan dan kenikmatan hidup demikian besarnya. Orang-orang yang sedang bercinta hidup dalam dunia tersendiri, di mana setiap rasa diagungkan, dan kesenangan yang sedang dirasakan Jennifer dengan Adam sekarang ini, sama nilainya dengan apa pun juga yang harus dibayarnya kemudian hari. Dan Jennifer menyadari bahwa dia harus membayar. Waktu menunjukkan segi kehidupan yang lain. Selama ini, hidup Jennifer diukur dengan jam dan pertemuan-pertemuan dengan para klien. Kini dihitung waktunya menit demi menit yang.dapat dihabiskannya bersama Adam. Dia memikirkan Adam bila dia sedang bersamanya, dan dia juga memikirkan laki-laki itu walaupun jauh darinya. Jennifer pernah membaca tentang laki-laki yang mendapat serangan jantung dalam pelukan kekasih simpanannya, dan oleh karenanya disimpannya nomor telepon dokter pribadi Adam dalam buku telepon pribadinya di samping tempat tidurnya, supaya bila terjadi sesuatu, hal itu bisa diatasi segera secara diam-diam tanpa mempermalukan Adam. Jiwa Jennifer dipenuhi emosi yang tak pernah dikenalnya sebelumnya. Dia tak pernah menganggap dirinya pandai dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, namun dia ingin berbuat apa saja bagi Adam. Dia ingin memasak untuknya, membersihkan segala-galanya untuknya, menyiapkan pakaiannya pagi hari. Merawatnya. 172 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam menyimpan beberapa setel pakaian di apartemen itu, dan malam hari dia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Jennifer. Jennifer berbaring di sampingnya, memperhatikan Adam sampai laki-laki itu tertidur, dan dia sendiri menahan kantuknya selama mungkin, karena dia takut akan kehilangan satu saat saja dari kebersamaan mereka. Akhirnya, bila Jennifer tak dapat lagi menahan matanya, dia akan menyandarkan dirinya ke lengan Adam dan tidur dengan perasaan puas dan aman. Penyakit tak bisa tidur yang begitu lama diidap Jennifer, kini sudah hilang. Setan malam apa pun yang menyiksanya dulu, kini telah lenyap. Bila dia menggolekkan dirinya dalam pelukan Adam, dia langsung merasa aman. Kalau sedang berada dalam apartemen mereka, dia senang sekali memakai kemeja Adam, dan malam hari dia memakai piyama Adam. Bila dia masih berada di tempat tidur pagi hari, sedang Adam sudah pergi, Jennifer akan berguling ke sisi tempat Adam tidur. Dia suka mencium bekas bau tubuh Adam yang hangat. Rasanya semua lagu-lagu cinta populer yang didengarnya, ditulis khusus untuk Adam dan dirinya, dan Jennifer berpikir, Seniman Noel Coward memang benar. Sungguh mengherankan betapa besarnya pengaruh musik murahan. Mula-mula Jennifer menyangka bahwa perasaan badani yang meletup-letup yang dihayatinya, lama-lama akan lenyap. Tetapi ternyata sebaliknya, perasaan itu makin lama makin kuat. Diceritakannya pada Adam tentang dirinya, segala-galanya yang tak pernah diceritakannya pada siapa pun juga. Dengan Adam dia tak berkedok. Dia adalah Jennifer Parker, sepolosnya, apa adanya, dan Adam tetap mencintainya. Sungguh suatu keajaiban. Lalu ada lagi satu keajaiban yang mereka nikmati bersama: mereka bisa tertawa. 173 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer makin lama makin cinta pada Adam, suatu hal yang rasanya tak mungkin terjadi. Dia ingin agar apa yang mereka miliki bersama, tidak akan berakhir. Tetapi dia tahu bahwa itu akan berakhir juga. Baru kali inilah selama hidupnya dia percaya akan takhyul. Adam suka minum semacam kopi Kenya dengan rasa tertentu. Beberapa hari sekali Jennifer membeli sedikit. Tapi setiap kali dia hanya membeli sedikit. Salah satu hal yang ditakuti Jennifer adalah kalau-kalau sesuatu akan terjadi atas diri Adam, kalau dia sedang bepergian, dan bahwa dia baru akan tahu setelah membaca tentang kejadian itu, atau mendengarnya dari acara pembacaan berita. Dia tak pernah menceritakan ketakutannya itu pada Adam. Bila Adam akan datang kemalaman, dia akan meninggalkan surat-surat pendek di mana-mana dalam apartemen itu, yang akan ditemukan Jennifer tanpa disangkanya. Mungkin dia menemukannya dalam kotak tempat roti, atau di lemari es, atau dalam sepatunya. Surat-surat itu amat menyenangkan Jennifer dan dia menyimpannya semua. Sisa-sisa hari yang masih memungkinkan mereka bersama berlalu cepat dengan segala kegiatan mereka yang penuh dengan kegembiraan. Akhirnya tibalah malam hari menjelang pulangnya Mary Beth. Jennifer dan Adam makan malam di apartemennya, mendengarkan musik dan bermain cinta. Sepanjang malam itu Jennifer terbaring saja tanpa bisa tidur sambil memeluk Adam terus. Dia terus mengingat-ingat kebahagiaan yang mereka nikmati bersama. Rasa sakitnya baru akan datang kemudian. Waktu mereka sedang sarapan, Adam berkata, "Apa pun yang terjadi, aku ingin kau tahu satu hal ..... kaulah satusatunya wanita yang kucintai dengan setulusnya." Waktu itulah rasa sakit itu datang. 174 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 15 Obat penghilang rasa sakit itu adalah kerja, dan Jennifer membenamkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan, hingga dia tak punya waktu untuk berpikir. Dia menjadi sasaran empuk pers, dan keberhasilannya dalam ruang sidang selalu disebarluaskan. Klien-klien berdatangan padanya, demikian banyaknya hingga tak tertangani, dan walaupun perhatian khusus Jennifer adalah pada bidang hukum kriminal, atas anjuran Ken dia juga mulai menerima perkara-perkara lain. Ken Bailey jadi lebih penting bagi Jennifer daripada semula. Dia menangani bagian penyelidikan dalam perkaraperkaranya, dan dia pandai sekali. Dia bisa pula membahas masalah-masalah lain dengan Ken, dan Jennifer menghargai pendapat-pendapat Ken. Jennifer dan Ken pindah lagi, kali ini ke sebuah gedung perkantoran yang luas di Park Avenue. Jennifer mempekerjakan dua orang ahli hukum muda yang cerdascerdas, Dan Martin dan Ted Harris, keduanya bekas staf Robert Di Silva, dan dua orang sekretaris lagi. Dan Martin adalah bekas pemain bola di Universitas Northwestern, dia berpenampilan olahragawan, dan berotak seorang sarjana. Ted Harris adalah seorang anak muda yang kurus kecil dan pemalu. Dia memakai kaca mata yang kacanya setebal botol dan sangat pintar. Martin dan Harris mengurus semua pekerjaan tulis-menulis, dan Jennifer menangani pemunculan dalam sidang-sidang. Papan nama pada pintu bertuliskan: JENNIFER PARKER & ASSOCIATES. 175 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Perkara-perkara yang datang di kantor mereka, mulai dari pembelaan terhadap perusahaan-perusahaan industri sehubungan dengan tuntutan polusi, sampai pada pembelaan terhadap orang mabuk yang mengalami pencambukan waktu diseret di kedai minum. Orang mabuk itu tentulah kiriman dari Pater Ryan. "Dia punya masalah kecil," kata Pater Ryan pada Jennifer. "Dia sebenarnya seorang suami dan ayah yang baik, tapi lakilaki malang itu mendapat tekanan begitu hebat, hingga dia kadang-kadang minum terlalu banyak." Jennifer hanya bisa tersenyum. Kalau menurut Pater Ryan, tak seorang pun dari warga parokinya yang bersalah, dan satu-satunya keinginannya adalah membebaskan mereka dari kesulitan yang mereka timbulkan sendiri, gara-gara kecerobohan mereka. Jennifer bisa memahami imam itu, karena pada dasarnya dia pun berperasaan demikian pula. Mereka berhubungan dengan orang-orang dalam kesusahan yang tak punya siapa-siapa untuk menolongnya, yang tak punya uang maupun kemampuan untuk melawan pihak penguasa, dan akhirnya mereka tergilas. Kata keadilan sering kali hanya dihormati dalam pelanggarannya. Dalam ruang sidang, baik jaksa penuntut maupun pembela, tidak mencari keadilan: pokok pikiran permainannya adalah untuk menang. Sekali-sekali Jennifer dan Pater Ryan bercakap-cakap tentang Connie Garret, tetapi pembicaraan tentang gadis itu selalu membuat Jennifer merasa masygul. Sudah jelas terjadi ketidakadilan dalam perkara itu, dan hal itu menyakitkan hati Jennifer. Dalam kantornya, di ruang belakang Restoran Lony, Michael Moretti sedang mengamat-amati Nick Vito yang sedang menyapu kantor dengan berhati-hati, dengan sebuah alat elektronik, untuk mencari kalau-kalau ada alat penyadap yang tersembunyi. Menurut seorang penghubungnya dipihak 176 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kepolisian, tak satu alat penyelidik elektronik pun yang diizinkan oleh pihak penguasa, tetapi sekali-sekali seorang alat negara atau seorang detektif muda yang terlalu bersemangat, memasang alat penyadap secara tak sah, dengan harapan untuk mendapatkan informasi. Michael adalah orang yang waspada. Kantor dan rumahnya setiap pagi dan malam selalu disapu dengan cara begitu. Dia menyadari bahwa dia adalah sasaran utama bagi beberapa badan hukum, namun dia tidak merasa kuatir. Dia tahu apa yang mereka lakukan, tetapi mereka tak tahu apa yang dia lakukan, dan kalaupun mereka tahu, mereka tak dapat membuktikannya. Kadang-kadang, larut malam Michael mengintai melalui lubang di pintu belakang restoran, memperhatikan bagaimana petugas-petugas FBI, yaitu Badan Intelejensi Pemerintah, memungut sampahnya untuk diselidiki, dan diganti dengan sampah lain. Pada suatu malam Nick Vito berkata, "Ya Tuhan, Bos, bagaimana kalau keparat-keparat itu sampai berhasil menggali sesuatu?" Michael tertawa. "Mudah-mudahan saja. Sebelum mereka sampai kemari sudah kita tukarkan sampah kita dengan sampah restoran di sebelah." Tidak, petugas-petugas federal itu tidak akan bisa menyentuhnya. Kegiatan-kegiatan keluarga telah meluas, dan Michael punya rencana yang belum dikemukakannya. Satusatunya penghalang adalah Thomas Colfax. Michael menyadari bahwa dia harus menyingkirkan ahli hukum tua itu. Dia membutuhkan otak orang muda yang segar. Dan lagi-lagi pikirannya tertuju pada Jennifer Parker. Sekali seminggu Adam dan Jennifer bertemu untuk makan siang, dan hal itu merupakan siksaan bagi mereka berdua, karena mereka tak bisa tetap berduaan saja, tak bisa mendapatkan ketenangan berduaan saja. Mereka berbicara 177 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ melalui telepon dengan menggunakan nama-nama kode. Adam adalah Tuan Adam, sedang Jennifer adalah Nona Jay. "Aku benci sembunyi-sembunyi begini," kata Adam. "Aku juga benci." Tetapi pikiran akan kehilangan Adam membuat Jennifer takut. Ruang sidanglah tempat pelarian Jennifer untuk menghilangkan siksaan pribadinya. Ruang sidang itu adalah panggung, tempat di mana dia mengadu kekuatan melawan orang yang terbaik yang bisa ditawarkan oleh pihak lawan. Ruang sidang merupakan sekolahnya dan dia belajar dengan baik. Suatu sidang adalah suatu permainan yang dimainkan dalam batas-batas peraturan yang kaku, di mana pemain yang lebih baiklah yang menang, dan Jennifer bertekad untuk menjadi pemain yang terbaik itu. Tanya-jawab bagi Jennifer menjadi suatu peristiwa panggung, dengan kecepatan, irama serta penentuan saat yang terlatih. Dia belajar untuk mengenali pemimpinpemimpin juri dan memusatkan perhatiannya pada orang itu, karena dia tahu bahwa orang itu akan bisa menyeret anggotaanggota yang lain. Sepatu seseorang memberikan petunjuk tentang wataknya. Jennifer mencari anggota juri yang mengenakan sepatu yang enak dipakai, karena orang itu lebih cenderung mempunyai sifat yang mudah diajak bermusyawarah. Jennifer mempelajari tentang siasat, rencana keseluruhan dari suatu sidang, dan mengenai taktik, gerak-gerik pertempuran dari hari ke hari. Dia jadi ahli dalam mengambil hati hakim. Jennifer menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyiapkan setiap perkara, berhati-hati benar dalam pemilihan kata-katanya, dia tahu bahwa, kebanyakan perkara dimenangkan atau dikalahkan sebelum sidang dimulai. Dia jadi pandai sekali dalam mencari hal-hal yang bisa membantu 178 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ingatannya, hingga dia bisa mengingat nama-nama para juri, umpamanya: Smith — seorang laki-laki berotot yang sanggup menangani kapak besar; Helm — laki-laki yang mengemudikan kapal; Newman — seorang bayi yang baru lahir. Sidang biasanya diistirahatkan pukul empat sore, dan bila Jennifer sedang bertanya-jawab dengan seorang saksi sebelum waktu istirahat itu, dia akan memperlambat jalannya tanya-jawab sampai beberapa menit sebelum pukul empat, untuk kemudian menghantam saksi itu dengan pukulan katakatanya, hingga bisa meninggalkan kesan kuat dan tangguh atas diri juri. Dia jadi pandai membaca bagian tubuh seseorang, bila seorang saksi di mimbar sedang berbohong, akan tampaklah beberapa gerak tubuh tertentu: menggosok-gosok dagu, mengatupkan bibir erat-erat, menutupi mulut dengan tangan, menarik-narik daun telinga, atau melicinkan rambut. Jennifer jadi ahli dalam membaca gerak-gerik itu, dan dia pun lalu mengambil langkah yang mematikan. Jennifer tahu bahwa bagi seorang wanita adalah tidak menguntungkan menjadi seorang pembela dalam perkara kriminal. Dia bekerja dalam wilayah khusus untuk laki-laki. Baru sedikit sekali pembela wanita dalam bidang kriminal, dan beberapa orang pembela laki-laki membenci Jennifer. Pada suatu hari Jennifer menemukan secarik kertas tertempel pada tas kerjanya, bertulisan: Ahli-ahli hukum wanita merupakan obat pencahar yang terbaik. Sebagai balasannya, Cynthia memasang kertas di meja tulisnya dengan tulisan: Tempat bagi seorang wanita adalah di rumah... dan dalam senat. Kebanyakan juri mulai dengan bersikap penuh prasangka terhadap Jennifer, karena kebanyakan perkara yang ditanganinya adalah soal-soal yang kotor, dan kelihatan adanya kecenderungan akan in jadi hubungan baik antara dirinya dengan kliennya. Sesuai dengan pekerjaannya itu, menurut orang banyak, sepantasnya dia berpakaian kelaki- 179 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ lakian, tetapi dia tak mau. Namun dia juga menjaga agar caranya berpakaian tidak sampai menimbulkan rasa iri pada anggota juri yang wanita, meskipun dia tetap menampilkan kewanitaannya, untuk tidak memberikan kesan pada kaum laki-laki bahwa dia seorang lesbian. Suatu saat, Jennifer mungkin akan menertawakan pertimbangan semacam itu. Tetapi dalam ruang sidang hal itu merupakan kenyataan paling keras. Karena dia sudah memasuki dunia laki-laki, maka dia harus bekerja dua kali lebih berat dan dua kali lebih baik daripada saingan-saingannya. Jennifer jadi tahu bahwa dia tidak hanya harus mempersiapkan perkaranya sendiri dengan sebaik-baiknya, tetapi dia juga harus mempelajari perkara lawannnya dengan baik. Dia berbaring di tempat tidurnya malam hari, atau duduk di meja tulisnya di kantor dan membayangkan siasat lawannya. Apa yang akan dilakukannya seandainya dia berada di pihak lawan? Kejutan apa yang akan dibuatnya? Dia adalah seorang jenderal, yang merencanakan pertempuran yang mematikan di kedua belah pihak. Cynthia berbicara melalui intercom. "Ada seorang laki-laki di saluran tiga yang ingin berbicara dengan Anda. Tapi dia tak mau memberitahukan namanya atau mengatakan pada saya mengenai hal apa." Enam bulan yang lalu, Cynthia pasti sudah menolak laki-laki itu. Tetapi Jennifer mengajarnya supaya tak pernah menolak siapa pun juga. "Hubungkan dia," kata Jennifer. Sesaat kemudian didengarnya suara seorang laki-laki yang bertanya dengan berhati-hati, "Apakah ini Jennifer Parker?" "Benar." Suara itu ragu-ragu. "Apakah saluran ini aman?" “Ya, aman. Apa yang bisa saya perbuat untuk Anda?" 180 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bukan untuk saya. Melainkan untuk... untuk seorang teman saya." "Oh, apa kesulitan teman Anda itu?" "Harap Anda ingat benar, ini sesuatu yang harus dirahasiakan." "Saya mengerti." Cynthia masuk lalu memberikan surat-surat pada Jennifer. "Tunggu," kata Jennifer di alat penerima telepon. "Keluarga teman saya itu mengurungnya di rumah sakit jiwa. Padahal dia waras. Itu merupakan komplotan. Para penguasa pun ikut campur tangan." Jennifer hanya setengah mendengarkan. Disangkutkannya gagang telepon itu ke bahunya sambil dia melihat-lihat suratsurat yang datang pagi itu. Laki-laki itu berkata lagi, "Wanita itu kaya dan keluarganya mengejar uangnya." "Teruskan," kata Jennifer sambil terus memeriksa suratsurat. "Mereka mungkin akan mengurung saya juga, bila mereka tahu bahwa saya membantu teman saya itu. Itu bisa membahayakan saya, Nona Parker." Perkara yang tak masuk akal, jennifer menyimpulkan. "Saya rasa saya tak bisa berbuat apa-apa, tapi bisa saya sarankan supaya Anda mencari seorang dokter ahli penyakit jiwa untuk membantu teman Anda itu” "Anda tak mengerti. Semua orang sudah campur tangan dalam hal itu." "Saya mengerti," kata Jennifer membujuk. "Saya....” "Maukah Anda menolongnya?" 181 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tak ada yang dapat saya — atau begini saja. Coba beri saya nama dan alamat teman Anda itu dan bila ada kesempatan, akan saya lihat." Lama keadaan sepi. Akhirnya laki-laki itu berkata, “tapi ingat ini harus dirahasiakan." Jennifer ingin laki-laki itu berhenti berbicara. Kliennya yang pertama sudah menunggu di ruang tunggu. "Akan saya ingat." "Cooper. Helen Cooper. Dia mempunyai sebidang tanah milik di Long Island, tapi mereka telah merampasnya." Jennifer mencatatnya dengan patuh di dalam buku catatannya. "Baik. Di sanatorium apa kata Anda dia ditempatkan?" Terdengar bunyi gagang telepon diletakkan dan hubungan pun terputus. Jennifer melemparkan catatan tadi ke keranjang sampah. Dia berpandangan dengan Cynthia. "Keras benar dunia di luar sana," kata Cynthia. "Nona Marshall menunggu, dia ingin berbicara dengan Anda." Seminggu sebelumnya Jennifer telah berbicara dengan Lorretta Marshall melalui telepon. Nona Marshall telah meminta Jennifer untuk membelanya dalam menuntut Curtis Randall III sebagai ayah dari bayinya. Curtis Randall III adalah seorang laki-laki kaya yang punya pergaulan luas dalam masyarakat. Jennifer sudah pula berbicara dengan Ken Bailey tentang hal itu. "Kita memerlukan informasi tentang Curtis Randall III. Dia tinggal di New York, tapi kudengar dia sering berada di Palm Beach. Aku ingin tahu latar belakangnya, dan apakah dia pernah meniduri seorang gadis bernama Lorretta Marshall." Sudah diberikannya pada Ken nama hotel-hotel di Palm Beach yang diberikan wanita itu padanya. Dua hari kemudian Ken Bailey melapor kembali. 182 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Semuanya cocok. Selama dua minggu mereka menghabiskan waktu bersama di hotel-hotel di Palm Beach, Miami, Atlantic City. Lorretta Marshall telah melahirkan seorang anak perempuan delapan bulan yang lalu." Jennifer duduk bersandar dan melihat pada Ken sambil merenung. "Kedengarannya kita bisa menuntutnya." "Kurasa tidak." "Apa masalahnya?" "Masalahnya klien kita itu. Dia suka tidur dengan siapa saja tanpa pilih bulu." "Maksudnya, ayah bayi itu bisa siapa saja di antara jumlah yang banyak itu?" "Maksudku bisa saja salah seorang dari sepat uli dunia ini." "Apakah ada di antara yang lain-lain itu yang cukup kaya untuk mampu menanggung biaya seorang bayi?" "Yah, banyak di antaranya cukup kaya, tapi yang terkaya memang Curtis Randall III." Ken memberinya sehelai daftar nama-nama yang panjang. Lorretta Marshall melangkah memasuki kamar. Jennifer tak dapat membayangkan wanita bagaimana yang akan dilihatnya. Besar kemungkinannya seorang pelacur cantik yang berkepala kosong. Tetapi Lorretta Marshall betul-betul merupakan suatu kejutan. Dia bukan saja tak cantik, dia bahkan boleh dikatakan biasa-biasa saja. Potongan tubuhnya biasa. Mengingat banyaknya pengalaman romantis Nona Marshall, Jennifer telah mengharapkan tak kurang dari seseorang yang cantik mempesona. Sedang Lorretta Marshall dapat disamakan dengan seorang guru SD biasa. Dia mengenakan rok dari wol bercorak kotak-kotak, blus berleher kemeja yang dikancing sampai ke atas, sehelai vest berwarna biru tua, dan sepatu yang nyaman dipakai. Mula-mula Jennifer 183 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yakin bahwa Lorretta Marshall berencana untuk memperalat dirinya guna memaksa Curtis Randall supaya membayar biayabiaya membesarkan bayi yang sebenarnya bukan anaknya. Setelah bercakap-cakap selama sejam, Jennifer tahu bahwa pendapatnya tadi berubah. Lorretta Marshall polos dan jujur. "Tentu saja saya tak punya bukti bahwa Curtis adalah ayah Melanie," katanya sambil tersenyum malu. "Curtis bukan satusatunya laki-laki yang meniduri saya." "Lalu apa yang membuat Anda berpikir bahwa dialah ayah anak Anda itu, Nona Marshall?" "Saya bukan sekedar berpikir. Saya yakin akan hal itu. Memang sulit menjelaskannya, tetapi saya bahkan tahu saat Melanie menjadi janin. Seorang wanita kadang-kadang bisa merasakannya." Jennifer mengamat-amatinya, mencoba menemukan suatu tanda kepalsuan atau kebohongan. Namun tak ditemukannya. Gadis itu sama sekali tak berpura-pura. Mungkin, sifatnya yang itulah yang merupakan daya tarik khusus bagi laki-laki. "Apakah Anda mencintai Curtis Randall?" "Oh ya. Dan Curtis mengatakan bahwa dia juga mencintai saya. Sekarang saya tentu tak yakin lagi, apakah dia masih mencintai saya, setelah semua kejadian ini." Bila kau mencintainya, pikir Jennifer keheranan, bagaimana kau bisa tidur dengan semua laki-laki yang lain itu? Jawabnya mungkin terletak pada wajah murung yang biasa-biasa saja itu, serta potongan badan yang tak istimewa. "Bisakah Anda membantu saya, Nona Parker?" "Perkara menuntut orang sebagai ayah selalu sulit," kata Jennifer dengan berhati-hati. "Pada saya ada daftar panjang nama lakilaki yang jumlahnya belasan orang, yang pernah menjadi teman tidur Anda dalam tahun lalu. Mungkin masih ada yang lain lagi. Kalau saya saja mempunyai daftar seperti itu, pasti pembela Curtis Randall pun punya juga." 184 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Lorretta Marshall mengerutkan alisnya. "Bagaimana dengan tes golongan darah, atau semacamnya ...?" "Tes darah itu hanya boleh diajukan sebagai barang bukti, untuk membuktikan bahwa si terdakwa bukan ayahnya. Tes semacam itu tidak bisa menjadi dasar yang sah." "Sebenarnya bukan diri saya sendiri yang saya pikirkan. Saya ingin Melanie terlindung. Bukankah layak kalau Curtis mengurus anaknya?" Jennifer ragu-ragu mempertimbangkan keputusannya. Dia telah mengatakan yang sebenarnya pada Lorretta Marshall. Perkara tuntutan sebagai ayah memang sulit. Bahkan kadangkadang kacau dan menjengkelkan. Pembela terdakwa pasti akan berusaha untuk menghancurkannya bila perempuan ini disuruh mengambil tempat di mimbar. Mereka akan mengajukan sederetan laki-laki yang pernah menidurinya, dan sebelum mereka selesai, mereka akan memberikan kesan bahwa gadis ini tak lebih dari seorang pelacur. Perkara seperti itu bukanlah perkara di mana Jennifer suka melibatkan dirinya. Sebaliknya, dia merasa percaya pada Lorretta Marshall. Dia bukan bangsanya wanita pencari keuntungan yang ingin memeras bekas pacarnya, Gadis itu yakin benar bahwa Curtis Randall adalah ayah anaknya. Jennifer lalu mengambil keputusan. "Baiklah," katanya, "kami akan bekerja keras untuk menyelesaikannya." Jennifer mengatur suatu pertemuan dengan Roger Davis, ahli hukum yang membela Curtis Randall. Davis adalah seorang partner dalam suatu perusahaan pengacara besar di Wall Street, dan betapa penting kedudukannya dalam perusahaan itu dilihat dari luas dan bagusnya ruangan yang ditempatinya. Dia sombong dan angkuh, dan Jennifer membencinya pada pandangan pertama itu. "Apa yang dapat saya bantu?" tanya Roger Davis. 185 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Sebagaimana yang sudah saya jelaskan melalui telepon, saya datang untuk kepentingan Lorretta Marshall." Laki-laki itu melihat padanya dengan pandangan tak sabar, "Jadi?" "Dia telah meminta bantuan saya untuk mengajukan tuntutan terhadap Tuan Curtis Randall III, sebagai ayah. Saya lebih suka untuk tidak melakukannya." "Anda tolol sekali kalau mau." Jennifer menahan rasa marahnya. "Kami tak ingin menyeret nama klien Anda ke pengadilan. Karena saya yakin Anda pun tahu bahwa perkara semacam ini bisa menodai nama. Oleh karenanya, kami bersedia mengadakan sesuatu perjanjian yang adil di luar pengadilan." Roger Davis tersenyum mengejek pada Jennifer. "Saya tahu Anda tentu mau mengusulkannya. Karena Anda tak punya dasar hukumnya. Sama sekali tidak." "Saya rasa ada." "Nona Parker, saya tak punya waktu untuk banyak bicara. Klien Anda adalah seorang pelacur. Dia mau tidur dengan semua makhluk yang bergerak. Saya punya daftar nama lakilaki yang menidurinya. Daftar itu sepanjang lengan saya ini. Apakah Anda pikir bahwa klien saya yang akan menjadi korban? Klien Andalah yang akan hancur. Kalau tak salah dia seorang guru. Kelak, bila saya sudah selesai menanganinya, dia tidak akan bisa mengajar lagi di mana pun juga seumur hidupnya. Dan akan saya katakan satu hal lagi. Randall juga percaya bahwa dialah ayah bayi itu. Tapi Anda tidak akan pernah bisa membuktikannya sampai kapan pun." Jennifer duduk bersandar mendengarkan, wajahnya tidak mengungkapkan apa-apa. 186 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kami berpendapat bahwa klien Anda bisa saja dihamili oleh siapa pun juga, termasuk oleh orang yang serendahrendahnya sekalipun. Anda ingin membuat perjanjian? Baiklah. Tapi baik saya katakan apa yang akan kami lakukan. Kami akan membelikan Anda pil antihamil, supaya hal itu tidak terjadi lagi." Jennifer bangkit, pipinya panas rasa terbakar. "Tuan Davis," katanya, "pidato singkat Anda itu akan membuat klien Anda harus membayar setengah juta dolar." Dan Jennifer lalu keluar. Ken Bailey yang dibantu oleh tiga orang asisten pun tak mampu menggali apa-apa untuk menjatuhkan Curtis Randall III. Dia seorang duda, seorang tokoh yang berdiri tegak bagaikan tonggak bersih dalam masyarakat, dan dia jarang sekali terlibat dalam peristiwa seks. "Si Keparat itu sesuci orang yang dilahirkan kembali," keluh Ken Bailey. Mereka duduk di ruang pertemuan tengah malam, yailu malam menjelang sidang yang akan menentukan supaya seorang ayah membiayai anaknya. "Aku telah berbicara dengan salah seorang pengacara di kantor Davis, Jennifer. Mereka bertekad akan menghancurkan klien kita. Mereka tidak main-main”. “Mengapa kau mau begitu bersusah payah untuk kasus itu?" tanya Dan Martin. "Aku tidak akan menilai kehidupan seks-nya, Dan. Dia yakin bahwa Curtis Randall adalah ayah bayinya. Maksudku, dia betul-betul yakin. Yang diingininya adalah uang untuk bayinya — tak satu sen pun untuk dirinya sendiri. Kurasa dia pantas dibela di pengadilan." "Kami bukannya memikirkan dia," sahut Ken. "Kami memikirkan kau. Kau sudah terkenal. Semua orang 187 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ memperhatikan kau. Kurasa perkara ini tak mungkin dimenangkan. Maka itu akan menodai namamu." "Baiknya kita semua tidur," kata Jennifer. "Sampai bertemu di pengadilan." Jalannya sidang bahkan lebih buruk daripada yang diramalkan Ken Bailey. Jennifer telah menyuruh Lorretta Marshall membawa bayinya ke ruang sidang, tapi kini Jennifer bertanya sendiri apakah dia tidak membuat kesalahan taktik. Jennifer duduk saja tanpa bisa berbuat apa-apa, sementara Roger Davis mengajukan saksi-saksi secara bergantian ke mimbar, dan memaksa mereka satu demi satu untuk mengakui bahwa mereka sudah pernah tidur dengan Lorretta Marshall. Jennifer tak berani menanyai mereka. Mereka adalah korban, dan mereka memberikan kesaksian di muka umum hanya karena dipaksa. Jennifer tak dapat berbuat apaapa, kecuali duduk saja, sementara nama kliennya dikotori habis-habisan. Diperhatikannya wajah para juri dan dilihatnya bahwa rasa kebencian mereka makin lama makin bertambah. Roger Davis pandai sekali, dia tak mau menuding Lorretta Marshall sebagai pelacur. Dia tak perlu berbuat demikian. Orang-orang yang di mimbar itu yang melakukan untuknya. Jennifer telah membawa pula saksi-saksi tokohnya sendiri, untuk memberikan kesaksian tentang jasa-jasa baik yang telah diberikan Lorretta Marshall sebagai seorang guru, bahwa dia pergi ke gereja secara teratur, dan bahwa dia adalah seorang ibu yang baik; namun semuanya itu tidak memberikan pengaruh dibanding dengan banyaknya jumlah pacar Lorretta Marshall. Jennifer berharap agar bisa mendapatkan simpati dari juri dan membesar-besarkan nasib buruk seorang wanita muda yang telah dikhianati oleh seorang hidung belang yang kaya dan kemudian ditinggalkan setelah hamil. Namun sidang tidak demikian jalannya. Curtis Randall III duduk di meja tertuduh. Dia seolah-olah merupakan orang pilihan dari seorang sutradara. Dia seorang 188 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ laki-laki yang masih kelihatan bergaya dalam umurnya yang sudah mendekati enam puluh tahun, dengan rambut yang sudah banyak beruban, raut muka yang teratur, dan kulitnya berwarna coklat karena sengatan matahari. Dia keturunan keluarga yang berlatar belakang orang-orang terkenal dalam masyarakat, menjadi anggota perkumpulan-perkumpulan yang baik, kaya dan berhasil. Jennifer bisa merasakan seolah-olah anggota-anggota juri yang wanita membuka pakaian laki laki itu dalam hati mereka. Pasti, pikir Jennifer. Mereka berpikir bahwa merekalah yang pantas tidur bersama pangeran menarik itu, dan bukan wanita jelek yang duduk dalam ruang sidang dengan memangku bayi berumur sepuluh bulan itu. Malangnya lagi bagi Lorretta Marshall, anak itu samasekali tidak ada kesamaan dengan ayahnya. Bahkan sebenarnya tidak pula dengan ibunya. Bisa saja dia bayi orang lain. Seolah-olah membaca pikiran Jennifer itu, Roger Davis berkata pada juri, "Itu mereka duduk, Tuan-tuan dan Nyonyanyonya, ibu dan anak. Ya. Tapi anak siapa? Anda telah melihat Tertuduh. Saya mau menantang siapa saja dalam ruang sidang inil yang bisa menunjukkan satu saja kesamaan antara Tertuduh dengan bayi ini. Bila klien saya adalah ayah anak ini, pasti ada suatu tanda sekecil apa pun sesuatu di mata mereka, atau di hidung, atau dagu. Mana persamaan itu? Tak ada bukan? Dan alasannya sederhana sekali. Tertuduh bukan ayah anak ini. Tidak, saya kuatir sekali bahwa yang sedang kita hadapi sekarang adalah suatu contoh klasik dari seorang perempuan liar yang ceroboh, yang menjadi hamil, lalu melihat-lihat pacarnya yang mana yang kira-kira bisa membiayai hidupnya." Suaranya menjadi halus. "Yah, tak seorang pun di antara kita di sini boleh menudingnya. Apa yang ingin dilakukan Loretta Marshall dalam kehidupan pribadinya adalah urusannya sendiri. Kenyataan bahwa dia adalah seorang guru, 189 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dan dengan demikian bisa mempengaruhi pikiran anak-anak kecil, yah, itu pun bukan hak saya untuk memutuskannya. Saya berdiri di sini bukan hendak berceramah tentang moral; saya di sini sekedar melindungi kepentingan-kepentingan seorang pria yang tak bersalah”. Jennifer memperhatikan para anggota juri, dan hatinya luruh melihat bahwa semuanya berada di pihak Curtis Randall. Jennifer tetap percaya pada Lorretta Marshall. Kalau saja bayi itu serupa dengan ayahnya! Roger Davis memang benar. Sama sekali tak ada persamaannya. Dan Davis telah berusaha agar juri menyadari hal itu. Jennifer memanggil Curtis Randall ke mimbar. Dia tahu inilah satu-satunya kesempatan untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi, kesempatannya yang terakhir untuk memutar balikkan persoalan. Diperhatikannya sebentar lakilaki di kursi saksi itu. "Pernahkah Anda menikah, Tuan Randall?" "Pernah. Istri saya meninggal dalam suatu kebakaran." Kata-kata itu dengan sendirinya menimbulkan reaksi berupa simpati di kalangan juri. Sialan! Jennifer cepat-cepat melanjutkan. "Apakah Anda tak pernah menikah lagi?" "Tidak. Saya terlalu mencintai istri saya, dan saya....” "Apakah Anda dan istri Anda mempunyai anak?" "Tidak. Malangnya dia tak bisa mendapatkannya." Jennifer menunjuk pada bayi itu. "Kalau begitu apakah Melanie satu-satunya....” "Keberatan!" "Keberatan dibenarkan. Pembela dari Penggugat seharusnya tahu itu." 190 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Maaf, Yang Mulia. Pertanyaan itu terluncur ke luar." Jennifer berbalik lagi pada Curtis Randall. "Apakah Anda suka pada anak-anak?" "Ya, suka sekali." "Anda adalah ketua dewan direksi dalam perusahaan Anda sendiri bukan, Tuan Randall?" "Benar." "Tak pernahkah Anda berharap untuk mempunyai seorang anak laki-laki yang akan melanjutkan nama Anda?" "Saya rasa semua laki-laki menginginkannya." "Jadi, seandainya Melanie dilahirkan sebagai anak laki-laki dan bukan....” "Keberatan!" "Keberatan dibenarkan." Hakim menoleh pada Jennifer. "Nona Parker, saya harap Anda tidak berbuat begitu lagi." "Maaf, Yang Mulia." Jennifer berbalik kembali pada Curtis Randall. "Tuan Randall, apakah Anda biasa mengambil wanitawanita yang tidak Anda kenal, lalu membawanya ke hotel?" Dengan gugup Curtis Randall menjilatkan lidahnya ke bibir bawahnya. "Tidak." "Tidakkah Anda mula-mula bertemu dengan Lorretta Marshall di sebuah bar, lalu membawanya ke sebuah kamar di hotel?" Lidah laki-laki itu menjilat bibirnya lagi. "Benar.... tapi itu hanya.... kebutuhan seks saja." Jennifer membelalak padanya. "Anda mengatakan itu hanya 'kebutuhan seks saja', seolah-olah Anda merasa bahwa seks itu sesuatu yang kotor." "Tidak." Lidahnya terulur lagi. 191 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer memperhatikan gerak itu, dia terpesona melihat lidah itu bergerak-gerak menjilati bibirnya Tiba-tiba pikirannya dipenuhi oleh suatu harapan yang masih samar. Kini dia tahu apa yang harus dilakukannya. Dia harus menanyai orang itu terus-menerus. Namun dia harus berhati-hati supaya juri tidak sampai bersikap memusuhinya. "Berapa banyak wanita yang pernah Anda ajak pergi dari bar?" Roger Davis melompat bangkit. "Tak ada hubungannya, Yang Mulia. Dan saya berkeberatan dengan pertanyaanpertanyaan semacam itu. Hanya Lorretta Marshall-lah satusatunya wanita yang terlibat dalam perkara ini. Kita sudah tahu bahwa Tertuduh memang sudah mengadakan hubungan suami-istri dengan wanita itu. Kecuali itu, kehidupan pribadinya tak ada hubungannya dalam ruang sidang ini." "Saya tidak sependapat, Yang Mulia. Bila Tertuduh adalah semacam laki-laki yang....” "Keberatan dibenarkan. Harap hentikan cara bertanya yang begitu, Nona Parker." Jennifer mengangkat bahunya. "Baik, Yang Mulia." Dia berpaling lagi pada Curtis Randall. “Mari kita ingat kembali malam hari Anda mengajak Lorretta Marshall pergi dari bar. Bagaimana bar itu?" "Saya.... saya tak ingat. Saya belum pernah ke sana sebelum itu." "Bar itu adalah bar yang biasanya didatangi oleh orangorang seorang diri, bukan?" "Saya tak tahu." "Nah, supaya Anda tahu, Bar The Play Pen itu sejak dulu adalah bar untuk orang-orang seorang diri. Tempat itu terkenal menjadi tempat jemputan wanita-wanita, suatu tempat pertemuan antara laki-laki dan wanita untuk kemudian 192 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pergi tidur bersama. Bukankah untuk itu Anda pergi ke sana, Tuan Randall?" Curtis Randall mulai menjilat bibirnya lagi. “Mung.... mungkin begitu. Saya tak ingat." “Anda tak ingat?" Suara Jennifer bernada mengejek. "Ingatkah Anda tanggal pertemuan Anda yang pertama dengan Lorretta Marshall di bar itu?" “Tidak, saya tak ingat. Tak pasti." “Kalau begitu biar saya ingatkan Anda." Jennifer berjalan ke meja penggugat dan mulai melihatlihat beberapa surat-surat. Dituliskannya sehelai surat pendek seolah-olah dia sedang menyalin suatu tanggal, lalu diberikannya pada Ken Bailey. Laki-laki itu membacanya dengan teliti, wajahnya menunjukkan keheranan. Jennifer berjalan kembali ke meja saksi. "Waktu itu tanggal sepuluh Januari, Tuan Randall." Dari sudut matanya, Jennifer melihat Ken Bailey meninggalkan ruang sidang. "Saya rasa, mungkin. Seperti saya katakan, saya tidak ingat." Selama lima belas menit berikutnya, Jennifer terus menanyai Curtis Randall. Tanya-jawab itu berjalan lancar, namun tak gencar, dan Roger Davis tidak menyela karena dia melihat bahwa Jennifer tidak mendapatkan perhatian para juri, yang mulai tampak bosan. Jennifer bercakap terus sambil mengawasi Ken Bailey dari sudut matanya. Di tengah-tengah suatu pertanyaan, Jennifer melihat Ken bergegas masuk ke ruang sidang dengan membawa sebuah bungkusan kecil. Jennifer mengalihkan pandangannya pada hakim. "Yang Mulia, bolehkah saya minta istirahat lima belas menit?" 193 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Hakim melihat pada jam di dinding. "Karena sekarang sudah hampir waktu makan siang, sidang ditunda sampai jam setengah dua." Pukul setengah dua sidang mulai berjalan lagi Jenntfer menyuruh Lorretta Marshall pindah duduk ke tempat yang lebih dekat dengan tempat juri dengan bayi di pangkuannya. Hakim berkata, "Tuan Randall, Anda masih dalam keadaan di bawah sumpah. Anda tidak akan disumpah lagi. Silakan mengambil tempat di mimbar." Jennifer memperhatikan Curtis Randall yang duduk di mimbar saksi. Dia berjalan mendekatinya dan bertanya, "Berapa orang anak Anda yang tak sah?" Roger Davis bangkit. "Keberatan! Ini keterlaluan, Yang Mulia. Saya tak mau klien sava dijadikan bahan penghinaan." Hakim berkata, "Keberatan dibenarkan" Dia menoleh pada Jennifer. "Nona Parker, Anda sudah saya peringati....” "Maaf, Yang Mulia," kata Jennifer dengan kesal. Ia memandang pada Curtis Randall, dan melihat bahwa dia telah berhasil mendapatkan apa yang diingininya. Dia sedang menjilat-jilat bibirnya dengan gugup. Jennifer menoleh ke Lorretta Marshall dan bayinya. Bayi itu sedang menjilati bibirnya pula. Jennifer berjalan perlahan-lahan ke arah bayi itu, lalu berdiri lama-lama di depannya untuk memusatkan perhatian juri ke arah itu. "Lihatlah anak itu," kata Jennifer dengan suara halus. Mereka semua menatap ke Melanie kecil, yang sedang menjilat-jilatkan lidahnya yang dadu ke bibirnya. Jennifer berbalik lalu berjalan kembali ke mimbar saksi. "Dan lihat pula laki-laki ini." Dua belas pasang mata terpusat pada Curtis Randall. Lakilaki itu duduk sambil menjilati bibir bawahnya, dan tiba-tiba 194 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tak ada lagi yang dapat menyangkal persamaan antara keduanya. Terlupakanlah kenyataan bahwa Lorretta Marshall telah ditiduri oleh belasan laki-laki lain. Orang lupa akan kenyataan bahwa Curtis Randall itu bagaikan tonggak lambang kesempurnaan dalam masyarakat. "Inilah laki-laki," kata Jennifer dengan suara murung, "yang mempunyai kedudukan dan harta. Seorang laki-laki yang terpandang. Hanya satu pertanyaan yang akan saya tanyakan: laki-laki macam apakah yang tak mau mengakui anaknya sendiri?" Kurang dari satu jam juri keluar untuk bermusyawarah. Mereka kembali dengan keputusan yang menguntungkan pihak penggugat. Lorretta Marshall akan menerima dua ratus ribu dolar tunai, dan dua ribu dolar sebulan untuk pemeliharaan anaknya. Setelah keputusan itu dijatuhkan, Roger Davis berjalan dengan gontai mendapatkan Jennifer mukanya merah karena marah. "Apa yang telah Anda perbuat dengan bayi itu?" "Apa maksud Anda?" Roger Davis ragu-ragu, dia jadi tak yakin akan dirinya. "Soal bibir itu. Itulah yang membuat juri memihak Anda, cara bayi itu menjilat-jilat bibirnya itu. Bisakah Anda menjelaskannya?" "Sebenarnya," kata Jennifer dengan anggun, "bisa saja. Itulah yang disebut sifat keturunan." Dan dia pergi. Jennifer dan Ken Bailey membuang botol bekas sirup dalam perjalanan mereka pulang ke kantor Boleh dikatakan sejak semula Adam Warner sudah tahu bahwa perkawinannya dengan Mary Beth merupakan suatu kekeliruan. Dia telah bertindak tanpa pertimbangan dan bercita-cita terlalu muluk mencoba melindungi seorang gadis 195 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ yang kelihatannya sangat menderita dan sangat peka terhadap segala kejahatan di dunia. Adam mau mengorbankan apa saja asalkan tidak menyakiti Mary Beth, tetapi cintanya pada Jennifer sangat mendalam. Dia membutuhkan seseorang yang dapat diajak berbicara, dan pilihannya jatuh pada Stewart Needham. Stewart selalu bersikap penuh perhatian padanya. Dia akan mengerti kedudukan Adam. Ternyata bahwa pertemuan dengan Stewart sangat lain sifatnya daripada yang direncanakan Adam. Waktu Adam memasuki kantor Stewart Needham, pria itu berkata, "Tepat sekali saatnya. Aku baru saja selesai berbicara melalui telepon dengan panitia pemilihan. Mereka akan meminta dengan resmi padamu supaya bersedia berkampanye untuk keanggotaan Senat Amerika Serikat. Kau akan mendapat dukungan penuh dari partai." "Aku.... bagus sekali," kata Adam. "Banyak yang harus kita kerjakan, Sahabat. Kita harus mulai mengatur beberapa hal. Aku akan membentuk suatu panitia pengumpulan dana. Kurasa kita harus mulai dari situ...." Selama dua jam mereka membahas rencana-rencana untuk kampanyenya. Setelah mereka selesai, Adam berkata, "Stewart, ada sesuatu yang bersifat pribadi yang ingin kubicarakan denganmu." "Sayang, aku sudah terlambat untuk menemui seorang klien, Adam." Dan Adam tiba-tiba punya perasaan bahwa Stewart Needham sudah tahu sejak semula apa yang ada dalam pikiran Adam. * 196 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam berjanji untuk bertemu dan makan siang bersama Jennifer di sebuah restoran perusahaan susu di West Side. Jennifer sedang menunggunya di kamar kecil di belakang. Adam masuk dengan penuh semangat, dan melihat air mukanya, Jennifer tahu bahwa sesuatu telah terjadi. "Ada berita untukmu," kata Adam. "Aku diminta berkampanye untuk menjadi anggota Senat Amerika Serikat." "Waduh, Adam!" Jennifer tiba-tiba merasa sangat berdebar. "Hebat sekali! Kau akan menjadi senator yang jempolan." "Persaingannya akan berat sekali. New York ini, negara bagian yang keras." "Tidak apa-apa. Tak seorang pun bisa mengalahkan kau." Dan Jennifer yakin bahwa itu benar. Adam cerdas dan penuh keberanian, dia mau memperjuangkan pendiriannya. Jennifer merasa bahwa dia pun pernah berjuang keras. Jennifer menggenggam tangan Adam, dan berkata! dengan hangat, "Aku bangga sekali padamu, Sayang." "Tenang, aku belum lagi terpilih. Kau tentu pernah mendengar tentang permainan kotor yang biasa dipakai orang dalam usaha itu." "Itu tak ada hubungannya dengan rasa banggaku terhadapmu. Aku cinta sekali padamu, Adam." "Aku juga cinta padamu." Adam ingin menceritakan pada Jennifer tentang rencananya yang hampir terlaksana untuk membicarakan soal mereka dengan Stewart Needham, tetapi dia mengurungkan niatnya itu. Biarlah nanti saja sampai dia selesai membereskannya. "Kapan kau akan mulai berkampanye?" 197 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Mereka minta agar aku segera mengumumkan bahwa aku akan mencalonkan diri. Aku harus mendapatkan dukungan penuh dari partai." "Bagus sekali." Ada sesuatu yang tidak bagus yang mengganggu pikiran Jennifer. Sesuatu yang tak mau dia mengucapkannya, tapi dia tahu bahwa cepat atau lambat dia akan harus menghadapinya. Dia ingin agar Adam menang, tetapi kampanye untuk keanggotaan senat itu akan merupakan pedang yang beracun, yang mengancam dirinya. Bila Adam menang, dia akan kehilangan kekasihnya itu. Dia harus berkampanye dengan nama yang bersih, dan tidak akan ada lagi peluang dalam hidupnya untuk berbuat sesuatu yang bisa mengancam nama baiknya. Dia seorang pria yang beristri, dan kalau sampai diketahui umum bahwa dia mempunyai kekasih gelap, itu akan merupakan bunuh diri dalam politik. Malam itu pertama kalinya sejak dia jatuh cinta pada Adam, Jennifer tak bisa tidur. Dia tak tidur sampai subuh, berjuang melawan hantu-hantu malam. Cynthia berkata, "Ada telepon menunggu Anda. Dari makhluk penghuni Mars dulu itu lagi." Jennifer menatapnya tanpa mengerti. "Maksud saya, orang yang bercerita tentang rumah sakit gila itu." Jennifer sudah lupa sama sekali pada laki-laki itu. Agaknya dia benar-benar memerlukan bantuan seorang dokter ahli penyakit jiwa. "Katakan supaya dia...." Dia mendesah. "Sudah, biarlah. Biar aku sendiri yang mengatakannya." Diangkatnya gagang telepon. "Jennifer Parker." 198 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Suara yang sudah dikenalnya, berkata, "Adakah Anda selidiki tentang informasi yang saya berikan dulu?" "Saya belum sempat." Dia ingat bahwa catatan yang telah dibuatnya dulu sudah dibuangnya. "Saya ingin membantu Anda. Dapatkah Anda menyebutkan nama Anda?" "Tak bisa," bisik laki-laki itu. "Orang-orang itu akan mengejar saya juga. Tolong selidiki saja. Helen Cooper. Long Island." "Saya bisa memberi tahu Anda seorang dokter yang....” Hubungan terputus. Jennifer masih tetap duduk sebentar, berpikir, lalu meminta Ken Bailey datang ke kamar kerjanya. "Ada apa, Bos?" "Kurasa... tak apa-apa. Aku beberapa kali menerima telepon aneh dari seseorang yang tak mau menyebutkan namanya. Maukah kau menolong mencari tahu tentang seorang wanita yang bernamai Helen Cooper? Katanya dia memiliki sebidang tanah yang luas di Long Island." "Di mana dia sekarang?" "Kalau tidak di suatu rumah sakit jiwa, ya di Planet Mars." Dua jam kemudian, Ken Bailey masuk kembali dan mengejutkan Jennifer karena mengatakan, "Penghuni Planet Mars-mu itu sudah mendarat. Memang ada seseorang yang bernama Helen Cooper yang dikurung di Rumah Sakit Jiwa The Heathers di Westchester." "Yakinkah kau?" tanya Jennifer. Ken Bailey tampak tersinggung. "Bukan itu maksudku," kata Jennifer cepat-cepat. 199 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ken adalah seorang detektif paling ulung yang pernah dikenalnya. Dia tak pernah mengatakan sesuatu bila dia belum meyakininya, dan dia tidak pernah salah dalam menyatakan pendapatnya. "Apa urusan kita dengan wanita itu?" tanya Ken. "Ada orang yang berpikir bahwa dia dipaksa masuk ke rumah sakit jiwa itu. Kuminta kau mau meneliti latar belakangnya. Aku ingin tahu tentang keluarganya." Informasi itu sudah ada di meja Jennifer esok paginya. Helen Cooper adalah janda seorang bangsawan yang telah diwarisi kekayaan besar senilai empat juta dolar oleh almarhum suaminya. Putrinya menikah dengan pengawas bangunan tempat mereka tinggal, dan enam bulan setelah pernikahan itu, kedua mempelai itu pergi ke pengadilan untuk meminta agar ibu itu dinyatakan tak waras, dan supaya tanah miliknya dinyatakan berada di bawah pengawasan mereka. Mereka telah mendapatkan tiga orang dokter ahli penyakit jiwa yang membuktikan ketidakwarasan Helen Cooper, dan pengadilan lalu memerintahkan agar dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Setelah Jennifer selesai membaca laporan itu dia mengangkat kepalanya memandang Keh Bailey. "Seluruhnya kedengaran kurang beres, ya?" "Bukan hanya tak beres! Itu semua bohong belaka. Apa yang akan kaulakukan?" Itu suatu pertanyaan yang sulit. Jennifer tak tahu siapa yang akan menjadi kliennya. Bila keluarga Nyonya Cooper sudah mengusahakan supaya dia dikurung, mereka pasti tidak akan menyambut baik campur tangan Jennifer, dan karena wanita itu sendiri telah dinyatakan tak waras, dia tentu tak berhak meminta bantuan hukum dari Jennifer. Sungguh menarik persoalan itu. Satu hal yang sudah diketahui Jennifer dengan pasti: ada atau tak ada klien, dia tidak akan tinggal 200 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ diam dan melihat seseorang dimasukkan ke rumah sakit jiwa dengan paksa. "Aku akan mengunjungi Nyonya Cooper." Jennifer memutuskan. Rumah Sakit Jiwa Heather terletak di Westchester di suatu daerah kehutanan yang luas. Seluruh tanah yang mengelilinginya dipagari, dan satu-satunya jalan masuk adalah melalui pintu gerbang yang dikawal. Jennifer belum siap untuk memberitahukan pada keluarga itu apa yang dilakukannya, maka dia menelepon ke sana kemari mencari seorang kenalan yang ada hubungannya dengan rumah sakit itu. Kenalannya itulah yang mengatur kunjungannya pada Nyonya Cooper. Pemimpin rumah sakit itu, Nyonya Franklin, adalah seorang wanita yang berhati keras dan berwajah keras pula, yang mengingatkan Jennifer akan Nyonya Danvers, tokoh dalam cerita Rebecca. "Kalau menurut aturan sebenarnya," dengus Nyonya Franklin, "saya tak boleh mengizinkan Anda berbicara dengan Nyonya Cooper. Tapi kita anggap saja ini suatu kunjungan tak resmi. Ini tidak akan dilaporkan." "Terima kasih." "Akan saya perintahkan orang mengantarnya kemari." Helen Cooper adalah seorang wanita yang berparas menarik, yang berumur hampir tujuh puluh tahun. Matanya yang biru dan hidup memancarkan kecerdasan, dan dia anggun sekali, seolah-olah dia sedang menerima Jennifer di rumahnya sendiri. "Anda baik sekali mau mengunjungi saya," kata Nyonya Cooper, "tapi saya tak tahu maksud kedatangan Anda." "Saya seorang pengacara, Nyonya Cooper. Dua kali saya menerima telepon dari orang yang tak mau menyebutkan 201 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ namanya, yang mengatakan bahwa Anda berada di sini, dan bahwa sebenarnya Anda tak pantas berada di sini." Nyonya Cooper tersenyum lembut. "Itu tentu si Albert." "Albert?" "Dia adalah pelayan kepala di rumah kami selama dua puluh lima tahun. Waktu anak saya, Dorothy, menikah, dia dipecat." Wanita itu mendesah. "Kasihan Albert. Dia benarbenar seseorang dari masa lalu, di dunia yang lain. Saya rasa, saya pun demikian pula. Anda masih sangat muda, Nona manis, Anda mungkin tidak melihat betapa besarnya perubahan yang telah terjadi. Tahukah Anda apa yang tak ada lagi sekarang ini? Keanggunan. Saya kuatir hal itu kini sudah digantikan oleh keserakahan." "Putri Andakah yang Anda maksud?" tanya Jennifer dengan halus. Mata Nyonya Cooper menjadi sedih. "Saya tidak menyalahkan Dorothy, melainkan suaminya. Laki-laki itu orang yang tidak menarik, maksud saya moralnya. Anak saya lahiriahnya yang tidak menarik. Herbert menikahi Dorothy untuk mendapatkan uangnya, tapi kemudian diketahuinya bahwa seluruh tanah milik ada dalam tangan saya. Dia tak suka itu." "Apakah hal itu dinyatakannya pada Anda?" "Oh ya, menantu saya itu berterus terang dalam hal itu. Menurut dia, seharusnya saya memberikan tanah milik itu pada anak saya pada waktu itu juga, dan jangan menyuruhnya menunggu sampai saya mati. Sebenarnya saya mau, tapi saya tak percaya pada menantu saya itu. Saya tahu apa yang akan terjadi bila dia berhasil menguasai semua uang itu." "Pernahkah Anda mengalami sakit jiwa, Nyonya Cooper?" 202 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Helen Cooper memandangi Jennifer sejenak dan berkata dengan murung, "Menurut dokter-dokter itu, saya menderita schizophrenia dan paranoia." Jennifer merasa bahwa dia tak pernah berbicara dengan orang yang lebih waras daripada wanita itu, selama hidupnya. "Tahukah Anda bahwa tiga orang dokter yang telah membuktikan bahwa Anda tak waras?" "Tanah milik Cooper itu bernilai empat juta dolar, Nona Parker. Orang bisa saja mempengaruhi banyak dokter dengan uang sebanyak itu. Tapi saya kuatir Anda hanya membuangbuang waktu saja. Menantu saya yang mengawasi tanahtanah milik itu sekarang. Dia tidak akan pernah membiarkan saya keluar dari sini." "Saya ingin bertemu dengan menantu Anda itu." Plaza Towers terletak di East 72nd Street, di salah satu daerah pemukiman yang terbagus di New York. Helen Cooper memiliki rumah tinggal sendiri di bagian atas bangunan itu. Kini papan nama pada pintu rumah itu bertulisan Mr and Mrs Herbert Hawthorne. Jennifer telah menelepon lebih dahulu pada putri Nyonya Cooper, Dorothy. Dan waktu Jennifer tiba di apartemen itu, Dorothy bersama suaminya sudah menunggu. Helen Cooper tak salah mengenai putrinya. Dia tidak menarik. Dia kurus dan raut mukanya seperti tikus, tak berdagu dan mata kanannya agak juling. Suaminya, Herbert, rupanya seperti salah seorang badut dari Archie Bunker. Umurnya sekurang-kurangnya dua puluh tahun lebih tua daripada Dorothy. "Mari masuk," geram laki-laki itu. Dari lorong tempat penerimaan tamu itu, Jennifer diajak masuk ke dalam sebuah ruang tamu yang besar sekali. Dindingnya dipenuhi lukisan-lukisan karya pelukis-pelukis besar dari Prancis dan Belanda. 203 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dengan kasar Hawthorne berkata pada Jennifer, "Nah, coba katakan ada apa?" Jennifer berpaling pada istrinya. "Ini mengenai ibu Anda." "Ada apa dengan dia?" "Kapan beliau itu pertama kali memperlihatkan tanda-tanda ketidakwarasan?" "Dia....” Herbert Hawthorne cepat-cepat menyela, "Segera setelah Dorothy dan saya menikah. Orang tua itu tak suka pada saya." Itu justru bukti kewarasannya, pikir Jennifer. "Saya sudah membaca laporan dokter," kata Jennifer. "Laporan-laporan itu kelihatannya tak benar." "Apa maksud Anda, tak benar?" Nada bicaranya galak. "Maksud saya, laporan-laporan itu menyatakan bahwa mereka itu bekerja dalam keadaan yang meragukan. Dalam laporan itu tidak terdapat penjelasan-penjelasan nyata untuk memastikan apa yang disebut waras dalam masyarakat. Sebagian dari keputusan mereka didasarkan atas apa yang Anda dan istri Anda katakan mengenai tingkah laku Nyonya Cooper." "Apa yang ingin Anda katakan sebenarnya?" "Saya ingin mengatakan bahwa pembuktian itu tidak murni. Tiga orang dokter lain mungkin akan memberikan keputusan yang sangat lain." "Hei, dengar," kata Herbert Hawthorne. "Saya tak tahu apa mau Anda sebenarnya. Tapi orang tua itu gila. Para dokter berkata begitu dan pengadilan pun sudah memutuskan begitu." 204 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya sudah membaca dokumen pengadilan," sahut Jennifer. "Pengadilan juga menganjurkan supaya keadaannya ditinjau kembali secara berkala." Wajah Herbert Hawthorne tampak kacau. "Maksud Anda mereka mungkin mengeluarkannya dari tempat itu?" "Mereka pasti akan mengeluarkannya," Jennifer berjanji. "Saya akan berusaha supaya hal itu terjadi." "Tunggu sebentar! Apa-apaan semuanya ini?" "Apanya itulah yang ingin saya selidiki." Jennifer berpaling pada istrinya. "Telah saya selidiki sejarah penyakit ibu Anda sebelum ini. Tidak pernah ada yang tak beres dengan beliau, baik pikirannya maupun perilakunya. Beliau....” Herbert Hawthorne menyela, "Itu tak ada artinya sedikit pun! Hal-hal seperti itu bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Dia....” "Tambahan lagi," Jennifer melanjutkan berbicara dengan Dorothy, "saya juga menyelidiki kegiatan-kegiatan sosial ibu Anda, sebelum Anda menyingkirkannya. Hidupnya benarbenar normal." "Saya tak peduli apa kata Anda atau siapa pun juga. Pokoknya dia gila!" teriak Herbert Hawthorne. Jennifer berbalik padanya dan memperhatikannya sebentar. "Apakah Anda meminta pada Nyonya Cooper untuk memberikan tanah miliknya pada Anda?" "Itu bukan urusan Anda!" "Itu akan saya jadikan urusan saya. Saya rasa untuk sementara cukup sekian saja." Jennifer berjalan ke arah pintu. Herbert Hawthorne melangkah ke depan Jennifer, nienghalang-halanginya. "Tunggu. Anda mencampuri soal orang tanpa diingini. Anda ingin mendapatkan uang, bukan? Baiklah, saya mengerti. Bagaimana kalau saya beri Anda cek 205 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sebesar seribu dollar sekarang juga atas jasa-jasa yang Anda berikan, lalu lepaskan semuanya ini?" "Maaf," sahut Jennifer. "Saya tak bersedia." "Apakah Anda sangka Anda akan menerima lebih banyak dari orang tua itu?" "Tidak," kata Jennifer. Ditatapnya mata laki-laki itu. "Hanya salah seorang di antara kita yang menginginkan uang dalam urusan ini." Enam minggu lamanya diadakan pemeriksaan-pemeriksaan dan konsultasi dengan ahli-ahli penyakit jiwa, serta pertemuan-pertemuan dengan empat badan pemerintahan. Jennifer membawa ahli-ahli penyakit jiwa sendiri, dan setelah mereka selesai mengadakan pemeriksaan, serta Jennifer sudah pula menyampaikan semua hasil penyelidikannya, hakim membatalkan keputusannya yang terdahulu dan Helen Cooper dibebaskan sedang pengawasan atas tanah miliknya dikembalikan padanya. Pagi hari, waktu Nyonya Cooper dibebaskan, dia menelepon Jennifer. "Saya ingin mengajak Anda makan siang di Restoran Twenty One." Jennifer melihat jadwal kerjanya. Acaranya untuk pagi itu padat sekali, dia ada pula janji lain untuk makan siang, dan petangnya akan sibuk di pengadilan, tetapi dia maklum betapa besarnya arti undangan itu bagi wanita tua itu. "Saya akan datang," kata Jennifer. "Kita akan mengadakan perayaan kecil-kecilan." Suara Helen Cooper terdengar girang. Makan siang itu berjalan dengan baik sekali. Nyonya Cooper adalah nyonya rumah yang penuh perhatian, dan jelas kelihatan bahwa dia dikenal baik di restoran itu. 206 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jerry Berns mengantar mereka ke sebuah meja lantai atas, di mana mereka dikelilingi oleh barang-barang antik yang cantik dan alat-alat makannya dari perak pada masa Georgia. Baik makanannya maupun pelayanannya, sempurna. Helen Cooper menunggu sampai mereka minum kopi sebagai penutup. Lalu dia berkata pada Jennifer, "Saya amat berterima kasih padamu, Anakku. Saya tak tahu akan kaukenakan bayaran berapa pada saya, tapi saya ingin memberikan lebih dari itu." "Bayaran yang saya terima cukup tinggi." Nyonya Cooper menggeleng. "Tak mengapa." Dia menyandarkan tubuhnya ke depan, digenggamnya tangan Jennifer dan berkata dengan berbisik, "Akan kuberikan tanahku yang di Wyoming padamu." 17 Halaman depan dari surat kabar New York Times memuat dua buah berita menarik, berdampingan. Yang satu adalah berita bahwa Jennifer Parker telah berhasil membebaskan seorang wanita yang telah dituduh membunuh suaminya. Yang sebuah lagi adalah berita tentang Adam Warner yang mencalonkan dirinya untuk keanggotaan Senat Amerika serikat. Jennifer membaca berita tentang Adam berulang kali. Berita itu mengemukakan tentang latar belakangnya, tentang jasanya sebagai seorang penerbang dalam perang Vietnam, dan memberitakan pula bahwa dia telah menerima bintang Distinguised Flying Cross atas keberaniannya. Berita Ini penuh dengan pujian-pujian, dan beberapa orang terkemuka yang dimintai keterangannya mengatakan bahwa Adam Warner akan mengharumkan nama Amerika Serikat dan bangsanya. Pada akhir berita itu diisyaratkan bahwa bila Adam berhasil dalam kampanyenya, maka hal itu akan merupakan batu 207 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ loncatan yang mudah baginya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat. Di New Jersey, di rumah pertanian Antonio Granelli, Michael Moretti dan Antonio Granelli baru saja selesai sarapan. Michael sedang membaca berita tentang Jennifer Parker. Dia mengangkat mukanya dan melihat pada ayah mertuanya lalu berkata, "Dia telah berhasil lagi, Tony." Antonio Granelli sedang menyendok telur dadar, "Siapa yang telah berhasil melakukan apa?" "Ahli hukum itu. Jennifer Parker. Dia luar biasa.” Antonio Granelli menggeram. "Aku tetap tak suka seorang ahli hukum wanita bekerja untuk kita Perempuan lemah. Kita tak pernah bisa tahu apa yang akan mereka lakukan." "Kau benar, kebanyakan mereka memang begitu Tony." Tidak akan ada untungnya melawan mertuanya Selama Antonio Granelli masih hidup, dia berbahaya. Tetapi dengan memperhatikannya sekarang Michael yakin bahwa dia tak perlu menunggu terlalu lama. Orang tua itu sudah mengalami serangan jantung beberapa kali dan tangannya gemetar. Berbicara pun sudah sulit dan dia berjalan dengai bertopang pada tongkat. Kulitnya sudah seperti kertas kulit yang kering dan kuning. Cairan tubuhnya sudah habis. Laki-laki yang namanya tercantum pada kepala daftar kejahatan dalam negara itu, kini tak lebih dari harimau yang tak bergigi. Namanya telah menimbulkan rasa ketakutan besar dalam hati para musuh mafia yang tak terhitung banyaknya dan kebencian dalam hati para janda mereka. Kini, sedikit sekali orang yang bisa melihat Antonio Granelli. Dia bersembunyi di balik punggung Michael Moretti, Thomas Colfax, dan beberapa orang lain yang dipercayainya. Michael belum diangkat — dijadikan kepala keluarga — itu hanya tinggal soal waktu saja lagi. Brown 'si Jari Tiga' Lucchese, pernah menjadi pemimpin mafia yang terkuat di wilayah bagian timur, kemudian 208 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menyusul Antonio Granelli, dan sebentar lagi... Michael akan sabar menanti. Dia telah menempuh jalan yang teramat panjang, sejak sebagai seorang pemuda yang berwajah segar dan sok pemberani, dia berdiri di hadapan para pemimpin organisasi kriminal di New York, dan sambil memegang sehelai kertas yang menyala dia bersumpah, "Akan terbakar seperti inilah saya bila saya membocorkan rahasia-rahasia Cosa Nostra." Kini dia duduk semeja dengan orang tua itu. Michael berkata, "Barangkali kita bisa memakai perempuan Parker itu untuk perkara-perkara kecil. Sekedar untuk melihat dulu bagaimana dia." Granelli mengangkat bahunya. "Hati-hati sajalah, Mike. Aku tak suka ada orang asing dalam soal-soal rahasia keluarga." “Biar aku yang menanganinya." Michael menelepon petang itu juga. Waktu Cynthia memberitahukan bahwa Muliael Morreti menelepon, Jennifer merasa bagaikan dilanda air bah penuh kenangan yang semuanya tidak menyenangkan. Jennifer tak dapat menduga-duga untuk apa Michael Moretti meneleponnya. Karena ingin tahu, diangkatnya juga gagang! telepon. "Mau apa, Saudara? Michael Moretti terkejut mendengar tajamnya nada bicara Jennifer. "Saya ingin bertemu dengan Anda. Saya rasa ada sesuatu yang sebaiknya kita bicarakan berdua." "Tentang apa, Tuan Moretti?" "Itu tak dapat dikatakan melalui telepon. Satu hal bisa saya katakan, Nona Parker.... ini adalah sesuat yang akan sangat berarti bagi Anda." "Saya hanya bisa mengatakan ini, Tuan Moretti," kata Jennifer datar. "Bahwa tak satu pun yang akari Anda katakan 209 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ atau lakukan akan ada artinya sedikit pun bagi saya." Lalu gagang telepon dibantingnya! Michael Moretti terduduk di meja kerjanya sambill menatap gagang telepon yang sudah terputus hubungannya, di tangannya. Dia merasa hatinya tergelitik, tetapi rasa itu bukanlah rasa marah. Dia tak tahu benar apa itu, dan dia tak yakin apakah dia menyukainya atau tidak. Sepanjang hidupnya dia sudah biasa memakai perempuan, dan penampilannya yang tampan dengan rambut dan mata yang berwarna hitam, serta kebengisannya yang tak dapal disangkal, telah memudahkannya untuk mendapatkan teman tidur hingga dia tak ingat lagi sudah berapa banyaknya. Pada dasarnya, Michael Moretti amat membenci wanita. Mereka terlalu lembut. Mereka tak punya semangat. Rosa umpamanya. Dia sama saja dengan seekor anjing kesayangan yang melakukan apa saja yang diperintahkan padanya, pikir Michael. Dia mengurus rumahku, memasak untukku, memarahiku bila aku ingin dimarahi, menutup mulutnya bila kusuruh diam. Michael tak pernah mengenal perempuan yang punya semangat, yang berani melawannya. Tapi Jennifer telah berani memutuskan pembicaraannya dengan telepon. Apa katanya tadi? Tak satu pun yang akan Anda katakan atau lakukan, akan ada artinya sedikit pun bagi saya. Michael Moretti mengingat kata-kata itu lalu tersenyum sendiri. Jennifer keliru. Dia, Michael, akan menunjukkan bahwa dia keliru. Dia duduk bersandar, mengingat-ingat bagaimana Jennifer di pengadilan, membayangkan wajahnya, membayangkan tubuhnya. Tiba-tiba dia membayangkan bagaimana Jennifer di tempat tidur. Mungkin dia bagaikan seekor kucing yang garang. Dibayangkannya tubuh Jennifer tanpa pakaian, memberontak melawannya. Diangkatnya gagang telepon lalu memutar suatu nomor. 210 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu terdengar suara seorang gadis, Michael berkata, "Buka pakaianmu. Sebentar lagi aku ke sana." Dalam perjalanannya kembali ke kantornya, Setelah makan siang, waktu Jennifer sedang menyeberang Third Avenue, dia hampir digilas truk. Pengemudinya menginjak remnya kuat, dan bagian belakang dari truk itu melesat ke samping, nyaris menggilasnya. "Ya Tuhan, Nona!" teriak sopir itu. "Mengapa tak melihatlihat waktu berjalan?" Jennifer tidak mendengarkannya. Dia menatap nama yang tertulis di bagian belakang truk itu. Di situ tertulis Nationwide Motors Corporation. Dia masih saja berdiri di tempat itu memperhatikannya, lama setelah truk itu menghilang dari pandangan. Kemudian dia berbalik lalu bergegas kembali ke kantornya. "Ken ada?" tanyanya pada Cynthia. "Ada di kamar kerjanya." Jennifer masuk menemuinya. "Ken, bisakah kau menyelidiki Nationwide Motors Corporation? Kita memerlukan suatu daftar dari semua kecelakaan yang telah melibatkan truk-truk mereka selama lima tahun terakhir ini." "Itu akan makan waktu." "Pakailah LEXIS." Maksudnya komputer nasional yang sudah diakui”. "Ada apa sebenarnya ini?" "Aku belum tahu, Ken. Ini baru naluriku saja. Kalau sudah ada sesuatu nanti, baru akan kukatakan padamu." Jennifer telah melupakan sesuatu waktu meneliti perkara Connie Garret, gadis cantik yang tak berkaki tangan yang harus menghabiskan sisa hidupnya sebagai makhluk aneh itu. 211 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pengemudinya mungkin tak pernah membuat kesalahan, tapi bagaimana dengan truknya sendiri? Mungkin memang ada seseorang yang harus bertanggung jawab. Esok paginya, Ken Bailey menyerahkan laporannya pada Jennifer. "Apa pun rencanamu, kelihatannya kau seperti menang judi. Nationwide Motor Corporation telah menjadi penyebab lima belas kecelakaan dalam lima tahun terakhir ini, dan beberapa dari truk mereka telah ditarik dari peredaran." Jennifer merasa debar jantungnya makin lama makin kuat. "Di mana letak salahnya?" "Kesalahan pada cara kerja remnya yang menyebabkan bagian belakang dari truk terbelok bila remnya ditekan kuatkuat." Yang menggilas Connie Garret adalah bagian belakang dari sebuah truk. Jennifer mengadakan rapat staf dengan Dan Martin, Ted Harris, dan Ken Bailey. "Kita akan maju ke pengadilan membawa perkara Connie Garret," Jennifer memberitahukan. Ted Harris menatapnya melalui kaca matanya yang setebal botol susu. "Tunggu sebentar, Jennifer, aku sudah menyelidiki hal itu. Dia sudah kalah dalam perkara banding. Kita akan dikenakan res judicata." "Apa itu res judicata?" tanya Ken Bailey. Jennifer menjelaskan, "Dalam perkara sipil, hal itu sama artinya dengan bahaya ganda dalam perkara kriminal. Suatu gugatan ada batas akhirnya." Ted Harris menambahkan, "Bila suatu keputusan mengenai suatu perkara sudah diambil, maka perkara itu baru akan dibuka lagi dalam keadaan yang sangat istimewa. Kita tak punya dasar untuk membukanya kembali." 212 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ada dasarnya. Kita akan menuntutnya atas dasar penemuan." Asas penemuan berbunyi: Fakta-fakta yang relevan yang dikumpulkan oleh kedua belah pihak dan diketahui oleh kedua belah pihak pula, diperlukan untuk mengakhiri suatu perkara gugatan. "Tergugat yang sudah lama dilupakan adalah Nationwide Motors. Mereka telah merahasiakan informasi dari pengacara Connie Garret. Ada kesalahan pada cara kerja rem truk-truk perusahaan iiu, tapi mereka merahasiakannya." Jennifer melihat pada kedua ahli hukum pembantunya. "Kurasa inilah yang harus kita lakukan...." Dua jam kemudian, Jennifer duduk di ruang tamu Connie Garret. "Aku ingin maju ke pengadilan lagi. Kurasa ada gugatan yang bisa kita ajukan." "Tidak. Aku tak bisa menjalani suatu sidang lagi." "Connie...." "Pandangilah aku ini, Jennifer. Aku ini makhluk aneh. Setiap kali aku melihat ke cermin, aku ingin membunuh diriku. Tahukah kau mengapa aku tidak melakukannya?" Suaranya merendah menjadi suatu bisikan. "Karena aku tak sanggup. Aku tak bisal" Jennifer duduk diam, dia terharu. Mengapa dia bisa begitu kurang menenggang rasa? "Bagaimana kalau kucoba suatu penyelesaian di luar pengadilan? Kurasa, bila mereka mendengar adanya pembuktian, mereka akan mau menyelesaikannya tanpa sidang." Perkantoran Maguire and Guthrie, perusahaan pengacara yang membela Nationwide Motors Corporation, terletak di 213 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ daerah Fifth Avenue di sebuah bangunan modern dari kaca dan chrome, lengkap dengan air mancur yang gemercik di depannya. Jennifer melapor di meja penerimaan tamu. Petugas penerima tamunya mempersilakannya duduk, dan lima belas menit kemudian Jennifer diantar masuk ke dalam kantor Patrick Maguire. Dia adalah partner senior dalam perusahaan itu, seorang asal Irlandia yang keras dan tertempa hidup, dan bermata tajam yang bisa melihat segala-galanya. Dia mengisyaratkan supaya Jennifer duduk. "Senang bertemu dengan Anda, Nona Parker. Anda sudah sangat terkenal di kota ini." "Saya harap bukan karena keburukan." "Kata orang Anda keras. Tapi kelihatannya tidak." "Saya harap tidak." "Mau minum kopi? Atau wiski Irlandia yang baik?" "Kopi saja." Patrick Maguire menekan bel dan seorang sekretaris membawakan dua cangkir kopi di nampan dari perak murni. "Nah, apa yang bisa saya bantu?" kata Maguire. "Mengenai perkara Connie Garret." "Oh ya, seingat saya dia kalah dalam perkara itu, lalu kalah juga dalam perkara bandingnya." Seingat saya. Jennifer mau mempertaruhkan jiwanya bahwa Patrick Maguire sebenarnya bisa mengucapkan di luar kepala semua statistik dalam perkara itu. "Saya akan minta diadakan sidang baru." "Begitukah? Atas dasar apa?" tanya Maguire dengan sopan. 214 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer membuka tas kerjanya lalu mengeluarkan dokumen yang sudah disiapkannya. Kemudian diserahkannya pada Maguire. "Saya akan minta sidang dibuka kembali atas dasar, tak adanya dasar penutupan sidang dahulu." Maguire membalik-balik surat-surat itu tanpa bergeming. "Oh, ya," katanya. "Soal rem itu." "Sudah tahukah Anda?" "Tentu." Kumpulan surat-surat itu diketuknya dengan jarinya yang gemuk pendek. "Nona Parker, surat-surat ini sama sekali tidak akan membantu Anda. Anda harus membuktikan bahwa truk yang terlibat dalam kecelakaan itu, juga cacat dalam cara kerja remnya. Padahal rem itu mungkin sudah belasan kali diteliti dan diperbaiki sejak kecelakaan itu, maka tidak akan bisa dibuktikan bagaimana keadaannya waktu itu." Dokumen itu didorongnya ke arah Jennifer. "Tak ada perkara yang bisa Anda gugat." Jennifer menghirup kopinya seteguk. "Saya hanya harus membuktikan betapa buruknya alat pengaman truk-truk itu. Kalau saja klien Anda itu rajin, dia akan tahu bahwa rem itu tak beres." "Apa usul Anda?" tanya Maguire santai. "Klien saya adalah seorang gadis yang berumur dua puluhan yang harus tetap duduk dalam kamarnya selama hidupnya karena dia tak punya kaki dan tangan. Saya ingin penyelesaian yang akan bisa mengimbangi sedikit siksaan batin yang sedang dialaminya." Patrick Maguire menghirup kopinya seteguk. "Penyelesaian dalam bentuk bagaimana yang Anda kehendaki?" "Dua juta dolar." 215 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Laki-laki itu tersenyum. "Banyak sekali jumlah uang itu untuk seseorang yang tak punya dasar perkara." "Bila saya maju ke pengadilan, Tuan Maguire, saya pastikan bahwa saya akan punya dasar perkara. Dan saya akan memenangkan jauh lebih banyak daripada itu. Bila Anda memaksa kami untuk menuntut, maka kami akan menuntut lima juta dolar." Maguire tersenyum lagi. "Anda membuat saya benar-benar takut. Mau kopi lagi?" "Tidak, terima kasih." Jennifer bangkit. "Tunggu dulu! Silakan duduk dulu. Saya belum mengatakan tidak." "Anda tidak mengatakan ya." "Minumlah kopi lagi. Kami membuatnya sendiri." Jennifer teringat akan Adam dan kopi Kenya "Dua juta dolar itu bukan jumlah uang yang sedikit, Nona Parker." Jennifer tidak berkata apa-apa. "Yah, kalau kita menyebutkan jumlah yang agak kurang, saya mungkin bisa...." Dia tidak meneruskan kalimatnya itu, melainkan mengangkat tangannya sebagai isyarat memberi tekanan. Jennifer tetap diam. Akhirnya Patrick Maguire berkata, "Anda benar-benar menghendaki dua juta dolar, ya?" "Saya sebenarnya menginginkan lima juta, tuan Maguire." "Baiklah. Saya rasa kami mungkin bisa mengatur sesuatu." Mudah sekali! 216 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya harus berangkat ke London besok pagi, saya akan kembali minggu depan." "Saya ingin soal ini segera selesai. Saya akan berterima kasih sekali bila Anda berbicara dengan klien Anda secepat mungkin. Saya ingin memberikan cek pada klien saya minggu depan." Patrick Maguire mengangguk. "Itu mungkin bisa diatur." Sepanjang perjalanan kembali ke kantornya, Jennifer merasa risau. Urusan tadi itu terlalu mudah penyelesaiannya. Malam itu dalam perjalanannya pulang, Jennifer berhenti di sebuah toko penjual obat. Waktu dia keluar dan akan menyeberangi jalan, dilihatnya Ken Bailey sedang berjalan dengan seorang anak muda tampan yang berambut pirang. Jennifer ragu-ragu, lalu membelok ke sebuah lorong supaya dia tidak kelihatan. Kehidupan pribadi Ken adalah urusannya sendiri. Pada hari yang sudah dijanjikan pada Jennifer untuk bertemu dengan Patrick Maguire, dia menerima telepon dari sekretaris laki-laki itu. "Tuan Maguire minta supaya dimaafkan, Nona Parker. Dia akan terikat terus sepanjang hari ini. Dia akan senang bertemu dengan Anda besok kalau Anda bersedia." "Baik," kata Jennifer. "Terima kasih." Telepon itu telah menggugah tanda bahaya dalam pikiran Jennifer. Nalurinya memang benar. Patrick Maguire memang punya rencana! "Tahan semua telepon untukku," katanya pada Cynthia. Jennifer mengunci dirinya dalam kamar kerjanya, berjalan hilir-mudik sambil mencoba memikirkan setiap segi kemungkinan. Patrick Maguire mula-mula mengatakan bahwa dia tak punya dasar untuk mengajukan perkara. Kemudian, 217 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hampir tanpa memerlukan bujukan, dia bersedia membayar Connie Garret dua juta dolar. Jennifer ingat bahwa sejak itu pun dia sudah merasa risau. Dan sejak itu pun, Patrick Maguire tak pernah bisa ditemui. Mula-mula dia pergi ke London — kalau itu memang benar — kemudian rapat-rapat yang tidak memungkinkannya menerima telepon Jennifer sepanjang minggu itu. Dan kini lagi-lagi penundaan. Lalu mengapa? Satu-satunya alasannya mungkin bila — Jennifer berhenti berjalan lalu mengangkat telepon antar kantor dan memanggil Dan Martin. "Tolong periksa tanggal kejadian kecelakaan Connie Garret, Dan. Aku ingin tahu kapan batas waktu hukumnya habis." Dua puluh menit kemudian, Dan Martin masuk ke kantor Jennifer, mukanya pucat. "Habislah kita," katanya. "Rasa was-wasmu memang benar. Batas waktu hukumnya habis hari ini." Jennifer tiba-tiba merasa mual. "Tak mungkin salah?" "Tidak ada. Maaf, Jennifer. Seharusnya salah seorang di antara kami memeriksa sebelumnya. Aku — aku sama sekali tidak menyangka." "Aku pun tidak." Jennifer lalu mengangkat gagang telepon lalu memutar suatu nomor. "Tolong Patrick Maguire. Jennifer Parker di sini." Rasanya seumur hidup Jennifer harus menunggu, lalu kemudian dia berkata dengan ceria. "Halo, Tuan Maguire. Bagaimana keadaan London?" Dia diam mendengarkan. "Tidak, saya tak pernah ke sana.... Oh ya, nantilah.... Saya menelepon ini," katanya dengan ringan, "untuk mengatakan bahwa saya baru saja berbicara dengan Connie Garret. Sebagaimana saya katakan waktu itu, dia sebenarnya tak mau ke pengadilan kalau tak terpaksa. Jadi kalau bisa kita selesaikan hari ini....." 218 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Terdengar melalui telepon suara gelak tertawa Patrick Maguire. "Suatu percobaan yang baik, Nona Parker. Tapi batas waktu hukumnya habis hari ini. Tak seorang pun bisa menuntut siapa-siapa lagi. Kalau Anda mau mengatur waktu untuk makan siang bersama suatu waktu, bisa kita bicarakan soal nasib." Jennifer berusaha menekan suaranya supaya tidak terdengar marah. "Kotor sekali permainan Anda, Kawan." "Dunia memang kotor, Sahabat," kata Patrick Maguire tergelak. "Soalnya bukan bagaimana cara orang memainkan permainannya, melainkan apakah kita akan menang atau kalah, bukan?" "Anda memang pandai, Nona manis, tapi saya sudah jauh lebih lama makan garam dalam soal beginian daripada Anda. Katakan pada klien Anda, ucapan saya semoga dia lebih berhasil dalam percobaannya lain kali." Dan Maguire lalu memutuskan hubungan. Jennifer terduduk saja sambil terus memegang gagang telepon. Dia teringat akan Connie Garret yang duduk di rumahnya, menunggu berita. Kepala Jennifer mulai berdenyut dan peluh mulai berbintik-bintik di dahinya. Dia mengambil aspirin dari dalam laci meja kerjanya lalu melihat jam di dinding. Pukul empat. Mereka masih punya waktu sampai pukul lima untuk memasukkan surat tuntutannya pada petugas Pengadilan Tinggi. "Berapa lama kaubutuhkan untuk menyiapkan surat tuntutan?" tanya Jennifer pada Dan Martin yang berdiri saja di sana, ikut merasakan risau. Anak muda itu melihat jam juga. "Sekurang-kurangnya tiga jam. Bahkan mungkin empat jam. Tak ada lagi jalan lain." 219 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Harus ada jalan, pikir Jennifer. "Bukankah Nationwide punya cabang yang tersebar di seluruh Amerika Serikat ini?" "Ada." "Di San Francisco sekarang baru jam satu. Kita akan menuntut mereka di sana dan kemudian baru minta perubahan tempat." Dan Martin menggeleng. "Jennifer, semua surat-suratnya ada di sini. Bila kita punya cabang perusahaan di San Francisco, dan memberitahukan pada mereka apa yang kita perlukan dan mereka mengurus surat-surat baru, mereka masih tetap tak sempat mengejar batas waktu jam lima itu." Ada sesuatu dalam diri Jennifer yang tak mau menyerah. "Jam berapa sekarang di Hawai?" "Jam sebelas siang." Pusing kepala Jennifer lenyap seakan-akan oleh suatu keajaiban, dia melompat dari kursinya dengan bersemangat. "Itu dia! Selidiki apakah Nationwide ada kegiatan di sana. Mereka tentu punya, entah pabrik, entah kantor penyalur, bengkel, apa saja — Kalau ada, kita menuntut di sana." Dan Martin menatapnya sebentar, kemudian wajahnya berseri. "Baik!" Dia segera bergegas ke balik pintu. Masih terngiang-ngiang di telinga Jennifer, nada puas dalam suara Patrick Maguire di telepon. Katakan pada klien Anda, ucapan saya, semoga bernasib lebih baik lain kali. Tidak akan pernah ada lain kali bagi Connie Garret. Sekaranglah saatnya. Tiga puluh menit kemudian interkom Jennifer berbunyi dan Dan Martin berkata dengan berapi-api. "Nationwide Motors membuat gagang kemudi di Pulau Oahu." 220 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Itu dia! Hubungi sebuah perusahaan pengacara di sana dan minta supaya mereka segera mengajukan surat-surat di sana." "Apakah kau tahu perusahaan tertentu?" "Tidak. coba cari seseorang dari Martindale — Hubbell. Langsung minta supaya mereka menyerahkan surat-surat itu pada kejaksaan setempat untuk Nationwide. Minta supaya mereka menelepon kita kembali segera setelah surat-surat itu diserahkannya. Aku akan menunggu di kantor sini." "Ada lagi yang harus kulakukan?" "Berdoalah." Telepon dari Hawai datang pukul sepuluh malam itu. Jennifer cepat-cepat menangkap gagang teleponnya dan suatu suara berkata dengan halus, "Tolong, Nona Parker." "Saya sendiri." "Di sini Nona Sung dari perusahaan pengacara Gregg and Hoy di Oahu. Kami ingin memberi tahu Anda bahwa lima menit yang lalu kami sudah menyerahkan surat-surat yang Anda minta kepada kejaksaan terhadap Nationwide Motors Corporation." Jennifer menghela napas dalam-dalam. "Terima kasih. Terima kasih banyak." Cynthia mempersilakan Joey La Guardia masuk. Jennifer belum pernah melihat laki-laki itu. Dia telah menelepon lebih dahulu, meminta Jennifer untuk membelanya dalam perkara kekerasan. Laki-laki itu bertubuh pendek, gempal, dan mengenakan setelai mahal yang kelihatannya dijahit dengan cermat untuk orang lain. Dia memakai cincin berlian yang besar sekali di kelingkingnya. La Guardia tersenyum menampakkan gigi-gigi kuning dan berkata, "Saya datang pada Anda karena saya butuh bantuan. 221 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Setiap orang pernah berbuat salah bukan, Nona Parker? Polisi menangkap saya karena saya telah menyakiti beberapa orang, tapi saya pikir mereka itu memang mau mencelakakan saya — yah, daerah di sana itu memang rawan. Saya menyerang mereka sebelum mereka bisa mencelakakan saya." Ada sesuatu dalam sikap laki-laki itu yang dinilai Jennifer palsu dan menjijikkan. Dia berusaha terlalu keras untuk dibenarkan. Dia mengeluarkan uang seikat besar. "Nih, seribu dolar tunai, dan seribu lagi nanti kalau kita ke pengadilan. Bisa kan?" "Jadwal kerja saya sudah penuh untuk beberapa bulan berikut ini. Dengan senang hati akan saya berikan nama beberapa orang pengacara lain." Laki-laki itu lalu bersikap bersikeras. "Tidak. Saya tidak mau yang lain. Andalah yang terbaik." “Untuk sekedar tuduhan kekerasan biasa, Anda tidak memerlukan yang terbaik." 'Hei, dengarkan," kata laki-laki itu, "akan saya berikan uang lebih banyak lagi." Suaranya mengandung nada putus asa. "Dua ribu tunai dan....” Jennifer menekan tombol pemanggil di bawah meja kerjanya dan Cynthia masuk. "Antar Tuan La Guardia ke luar, Cynthia." Lama Joey La Guardia membelalak pada Jennifer, diambilnya kembali uangnya, lalu dimasukkan dengan kasar ke dalam sakunya. Dia keluar dan kantor itu tanpa berkata apaapa. Jennifer menekan tombol interkom. “Ken, bisakah kau datang sebentar?" Tak sampai tiga puluh menit kemudian Ken sudah berhasil mendapatkan laporan lengkap mengenai Joey La Guardia. 222 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Daftar kejahatannya satu mil panjangnya," kata Ken pada Jennifer. "Sejak berumur enam belas tahun dia sudah keluarmasuk penjara." Ken melihat lagi ke catatannya di kertas. "Dia sekarang dibebaskan dengan jaminan. Dia ditangkap minggu yang lalu karena kekerasan dan penganiayaan. Dia memukul dua orang laki-laki tua yang berutang pada organisasinya." Tiba-tiba semuanya kelihatan seperti sudah diatur. "Apakah Joey La Guardia bekerja untuk organisasi itu?" "Dia adalah salah seorang tukang pukul Michael Moretti." Jennifer jadi marah sekali. "Bisakah kau memberiku nomor telepon Michael Moretti?" Lima menit kemudian, Jennifer berbicara dengan Moretti. "Wah, ini suatu kesenangan yang tak disangka-sangka, Nona Parker. Saya....” "Tuan Moretti, saya tak suka diperalat." "Apa yang Anda bicarakan ini?" "Dengarkan. Dengarkan baik-baik. Saya bukan barang jualan. Tidak sekarang dan tidak untuk selamanya. Saya tak mau membela perkara Anda atau siapa pun yang bekerja untuk Anda. Yang saya ingini adalah supaya Anda tidak mengganggu saya lagi. Jelas?" "Boleh saya bertanya?" "Silakan." "Maukah Anda makan siang dengan saya?" Jennifer memutuskan hubungan. Terdengar suara Cynthia melalui interkom. "Seorang bernama Patrick Maguire ada di sini ingin bertemu dengan Anda, Nona Parker. Dia tak ada janji, tapi katanya....” 223 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer tersenyum sendiri. "Suruh Tuan Maguire menunggu." Jennifer ingat percakapan mereka melalui telepon. Bukan soal bagaimana cara kita memainkan permainan itu, melainkan apakah kita akan menang atau tidak, bukan? Anda memang pandai, Nona manis, tapi saya sudah jauh lebih lama makan garam dalam soal beginian daripada Anda. Katakan pada klien Anda, ucapan saya, semoga berhasil lebih baik lain kali. Empat puluh lima menit lamanya Jennifer membiarkan Patrick Maguire menunggu, barulah dia memanggil Cynthia. "Persilakan Tuan Maguire masuk." Sikap ramah Patrick Maguire sudah tak tampak lagi. Dia sudah kalah siasat, dan dia marah, dan tidak pula dia menyembunyikan rasa marahnya itu. Dia langsung berjalan ke arah meja kerja Jennifer dan membentak, "Anda benar-benar menyulitkan saya, Kawan." "Begitukah, Kawan?" Laki-laki itu duduk tanpa dipersilakan lagi. "Tak usahlah kita berpura-pura lagi. Saya telah menerima telepon dari kantor pusat Nationwide Motors. Saya kurang perhitungan terhadap Anda. Klien saya bersedia mengadakan penyelesaian." Dia memasukkan tangannya ke dalam saku, mengeluarkan sebuah amplop, lalu menyampaikannya pada Jennifer. Jennifer membuka amplop itu. Di dalamnya terdapat sehelai cek yang sudah ditandatangani, yang dibayarkan kepada Connie Garret. Besarnya seratus ribu dolar. Jennifer memasukkan cek itu kembali ke dalam amplop, lalu mengembalikannya pada Patrick Maguire. "Itu tidak cukup. Kami menuntut lima juta dolar." 224 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Maguire tertawa kecil. "Tidak akan bisa. Karena klien Anda tidak akan pergi ke pengadilan. Saya baru saja mengunjunginya. Tak ada jalan bagi Anda untuk bisa membawa gadis itu ke pengadilan. Dia! amat ketakutan, dan tanpa dia, Anda tak punya kesempatan apa-apa." "Anda tak punya hak berbicara dengan Connie Garret tanpa kehadiran saya," kata Jennifer marah. "Saya hanya berusaha untuk berbuat baik pada semua orang. Terima uang itu dan bersenang-senanglah, Kawan." Jennifer bangkit. "Keluar. Anda membuat saya mual." Patrick Maguire berdiri, "Saya tak tahu bahwa. Anda bisa merasa mual." Dan dia keluar dengan membawa cek itu. Sambil memperhatikan laki-laki itu pergi, Jennifer berpikir apakah dia tadi tidak membuat kesalahan besar. Dia memikirkan apa arti seratus ribu dolar itu bagi Connie Garret. Tetapi itu tak cukup. Tak cukup kalau dibanding dengan apa yang harus diderita oleh gadis itu setiap hari selama sisa hidupnya. Namun Jennifer menyadari bahwa Maguire benar dalam satu hal. Tanpa kehadiran Connie Garret diruang pengadilan, tidak akan ada pula kemungkinannya juri akan memutuskan pembayaran sebanyak lima juta dolar itu. Jennifer memerlukan pengaruh dari kehadiran Connie Garret dalam ruang sidang. Setelah juri melihat keadaannya; tapi Jennifer tak bisa lagi membujuk gadis itu untuk pergi ke ruang sidang. Dia harus mencari jalan ke luar lain. Adam menelepon. "Maaf aku selama ini tak meneleponmu," katanya meminta maaf. "Aku harus menghadiri banyak rapat sehubungan dengan kampanye keanggotaan senat, dan....” 225 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tak apa-apalah, Sayang. Aku mengerti." Aku memang harus mengerti, pikirnya. "Aku rindu sekali padamu." "Aku juga rindu padamu, Adam." Kau tidak akan pernah tahu betapa rindunya aku. "Aku ingin bertemu denganmu." Jennifer ingin mengatakan, Kapan? tapi dia menunggu. Adam melanjutkan. "Aku harus pergi ke Albany petang ini. Aku akan meneleponmu setelah aku kembali." "Baiklah." Tak ada lagi yang dapat dikatakannya, tak ada pula yang dapat dilakukannya. Pukul empat subuh Jennifer terbangun dari mimpi yang mengerikan, dan dia tiba-tiba tahu dengan cara bagaimana dia akan memenangkan lima juta dolar milik Connie Garret. 18 "Kami telah mengatur serangkaian perjamuan makan malam untuk mengumpulkan dana di seluruh negara. Kita hanya akan mendatangi kota-kota besar. Kota-kota yang kurang penting akan kita capai melalui beberapa pertunjukan tv nasional, seperti acara Inilah Bangsamu, acara Hari ini dan acara Pertemuan dengan Pers. Menurut perhitungan kami, kami akan mengumpulkan.... Adam, kau mendengarkan atau tidak?" Adam berpaling pada Stewart Needham dan ketiga laki-laki lain dalam ruang pertemuan itu — mereka itu adalah ahli-ahli media massa, kata Needham meyakinkan — dan Adam berkata, "Ya, tentu, Stewart." Padahal dia sedang memikirkan sesuatu yang sama sekali lain. Jennifer. Adam menginginkan Jennifer berada di sini, di 226 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sisinya, ikut merasakan saat yang mendebarkan dari kampanye ini, ikut serta pada saat ini, berbagi hidup dengannya. Sudah beberapa kali Adam mencoba membahas soal itu dengan Stewart Needham, tetapi setiap kali patnernya itu berhasil mengalihkan pokok pembicaraan. Adam memang duduk di situ, tapi dia memikirkan Jennifer dan Mary Beth. Dia tahu dia tak adil membanding-bandingkan mereka berdua, tapi dia tak bisa mengelak. Jennifer adalah pendamping yang menggairahkan. Dia menaruh perhatian pada segala-galanya dan dia membuatku merasa hidup. Mary Beth hidup dalam dunia kecil pribadinya sendiri. Aku dan Jennifer punya seribu satu persamaan. Aku dan Mary Beth tak punya persamaan apa-apa, kecuali ikatan perkawinan kami.... Aku suka pada rasa humor Jennifer. Dia pandai menertawakan dirinya sendiri. Mary Beth menghadapi segala sesuatu dengan serius.... Jennifer membuatku merasa muda. Mary Beth seakan-akan lebih tua daripada umurnya yang sebenarnya.... Jennifer bisa mandiri. Mary Beth bergantung padaku dan harus kuberi tahu apa yang harus dilakukannya. Lima perbedaan-perbedaan penting antara wanita yang kucintai dan istriku. Lima alasan mengapa aku tak mungkin bisa meninggalkan Mary Beth. 19 227 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pada suatu pagi, hari Rabu, di awal bulan Agustus, dimulailah sidang Connie Garret melawan Nationwide Motors Corporation. Biasanya sidang seperti itu hanya akan diberitakan sebanyak satu atau dua paragraf saja dalam suratsurat kabar, tetapi karena Jennifer Parker yang akan membela si penggugat, maka media massa mengerahkan seluruh tenaganya. Patrick Maguire duduk di meja pembela terdakwa, dikelilingi oleh sederetan asisten yang mengenakan setelan konservatif berwarna abu-abu. Maka mulailah proses pemilihan suatu dewan juri. Maguire kelihatan santai, hampir-hampir tak acuh, karena dia tahu bahwa Connie Garret tidak akan muncul dalam ruang sidang. Melihat seorang gadis cantik tak berkaki tangan akan merupakan suatu penggugah emosi yang hebat sekali bagi juri untuk menarik suatu jumlah uang yang sangat banyak — tetapi kini tidak akan ada gadis dan tidak akan ada penggugah. Kali ini, pikir Maguire, Jennifer Parker telah menipu dirinya sendiri. Juri sudah terbentuk dan sidang pun mulai berjalan. Patrick Maguire mengucapkan pidato pembukaannya, dan Jennifer harus mengakui sendiri bahwa laki-laki itu memang pandai sekali. Dengan panjang-lebar dia membahas soal Connie Garret yang masih muda dan malang, mengucapkan semua, hal-hal yang diutarakan Jennifer, mencuri gebrakan emosi yang sudah direncanakan Jennifer. Dia berbicara tentang kecelakaan itu dengan menekankan bahwa Connie Garret telah tergelincir di es dan bahwa pengemudi truk itu tidak bersalah. "Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, penggugat meminta agar kami membayar lima juta dolar." Maguire menggeleng-geleng seolah-olah tak percaya. "Lima juta dolar! Pernahkah Anda melihat uang sebanyak itu? Saya tak pernah. Perusahaan saya 228 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menangani klien-klien yang punya uang, tetapi ingin saya ceritakan bahwa selama bertahun-tahun saya membuka praktek pengacara, tak pernah saya melihat uang satu juta dolar — atau bahkan setengah juta dolar." Maguire melihat pada air muka para juri bahwa mereka pun tak pernah. "Kami akan mengemukakan saksi-saksi mata yang akan menceritakan pada Anda bagaimana kecelakaan itu terjadi. Dan kejadian itu memang benar-benar suatu kecelakaan. Sebelum kami selesai, kami sudah akan bisa memperlihatkan pada Anda bahwa Nationwide Motors tidak bersalah dalam hal ini. Anda tentu melihat bahwa orang yang mengajukan tuntutan, Connie Garret, tidak hadir dalam ruang sidang hari ini. Pembelanya telah memberi tahu Hakim Silverman bahwa gadis itu sama sekali tidak akan muncul. Connie Garret tak ada dalam ruang sidang hari ini di mana dia seharusnya berada, tapi saya bisa menceritakan pada Anda di mana dia sedang berada. Pada saat ini, sementara saya berdiri di sini berbicara dengan Anda, Connie Garret sedang duduk di rumahnya menghitung-hitung uang yang pada sangkanya akan Anda berikan padanya. Dia sedang menunggu teleponnya berdering dan menunggu pembelanya mengatakan padanya, berapa juta dolar dapat diperasnya dari Anda. Kita sama-sama tahu bahwa setiap kali terjadi suatu kecelakaan yang melibatkan suatu perusahaan besar — meski secara tak langsung sekalipun — ada orang yang akan langsung berkata, "Ah, perusahaan itu kaya. Mereka tentu banyak uang. Mari kita ambil kesempatan sebisanya." Patrick Maguire berhenti sebentar. "Connie Garret tak hadir di ruang sidang hari ini karena dia tak tahan menghadapi Anda. Dia tahu bahwa apa yang dilakukannya itu tak bermoral. Nah, kita akan menyuruhnya pergi dengan tangan hampa, sebagai pelajaran bagi orangorang lain yang akan tergoda pula untuk berbuat yang sama 229 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ di masa yang akan datang. Orang-orang harus bertanggungjawab alas perbuatannya sendiri. Bila Anda tergelincir di atas es dijalan, Anda tak bisa menyalahkan kakak Anda. Dan Anda tak pantas mengeruk lima juta dolar dari dia. Terima kasih." Dia berpaling dan mengangguk pada Jennifer. lalu berjalan ke meja terdakwa dan duduk. Jennifer bangkit lalu berjalan mendekati juri. Dipandanginya wajah-wajah mereka, sambil mencoba menilai yang telah diberikan oleh Maguire. "Rekan saya yang terhormat telah mengatakan pada Anda bahwa Connie Garret tidak akan berada di ruang sidang ini selama sidang ini berlangsung. Itu memang benar!" Jennifer menunjuk ke tempat yang kosong di meja penggugat. "Di situlah Connie Garret akan duduk bila dia hadir. Bukan di kursi. Melainkan di kursi roda khusus. Kursi roda tempatnya duduk. Connie Garret tidak akan hadir dalam ruang sidang ini, tapi sebelum sidang ini selesai Anda akan mendapatkan kesempatan bertemu dengan dia dan mengenalnya sebagaimana saya sudah mengenalnya." Tampak Patrick Maguire mengerutkan alisnya. Dia membungkukkan badannya lalu berbisik dengan salah seorang asistennya. Jennifer meneruskan. "Saya mendengarkan waktu Tuan Maguire berbicara demikian fasihnya, dan saya ingin mengatakan bahwa saya terharu. Hati saya serasa diiris-iris karena perusahaan senilai sekian milyar dolar itu diserang tanpa belas kasihan oleh seorang gadis berumur dua puluh empat tahan yang tak berkaki dan tak bertangan itu. Wanita muda yang pada saat ini sedang menunggu di rumah, yang dengan serakahnya menunggu dering telepon yang akan mengatakan padanya bahwa dia akan menjadi kaya." Suara Jennifer jadi merendah. 230 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kaya, yah, tapi untuk apa? Untuk membeli berlian, untuk tangan yang tak ada lagi? Membeli sepatu dansa untuk kaki yang akan membawanya ke pesta-pesta ke mana dia tidak akan diundang? Coba Anda pikirkan semua kesenangan yang akan dinikmatinya dengan uang itu." Jennifer berbicara dengan tulus dan tenang, sambil matanya bergerak lambat-lambat ke wajah para juri. "Tuan Maguire tak pernah melihat uang sebanyak lima juta dolar sekaligus. Saya pun tak pernah. Tapi saya akan mengatakan ini. Bila saya menawarkan pada salah seorang di antara Anda uang tunai sebanyak lima juta dolar sekarang juga, dan sebagai penukarnya saya hanya minta agar kedua belah kaki dan kedua belah tangan Anda dipotong, maka saya rasa uang lima juta dolar tidak lagi kelihatan banyak.... Dalam hal ini hukum jelas sekali," Jennifer menerangkan. "Dalam sidang yang terdahulu di mana Penggugat kalah, para tergugat menyadari kekurangan pada cara kerja rem truk-truk buatan mereka, dan mereka merahasiakan hal itu dari Penggugat dan dari persidangan. Dengan berbuat demikian mereka telah melanggar hukum. Itulah dasar dari sidang baru ini. Berdasarkan survei pemerintah baru-baru ini, penyebab terbesar dari kecelakaan-kecelakaan yang diakibatkan oleh truk-truk melibatkan roda dan bannya, dan cara kerja rem serta kemudinya. Silakan Anda pelajari angka-angka ini sebentar...." Patrick Maguire memperhatikan serta menilai para juri, dan dia ahli dalam hal itu. Sedang Jennifer terus-menerus berbicara tentang statistik, Maguire melihat bahwa para juri merasa bosan dalam sidang itu. Itu semua terlalu bersifat teknis. Sidang bukan lagi mengenai gadis yang buntung, melainkan tentang truk dan jarak mengerem serta bagian alat rem yang tak beres. Hilang perhatian para juri. Maguire memandang Jennifer dan berpikir, Dia tidak sepintar sebagaimana yang disebarluaskan. Maguire tahu 231 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bahwa seandainya dia yang berada di pihak lain dan membela Connie Garret, dia akan mengabaikan statistik dan masalah permesinan itu, dia akan mempermainkan emosi para juri. Jennifer Parker telah melakukan yang terbalik. Kini Patrick Maguire bersandar dan merasa santai. Jennifer mendekati meja hakim. "Yang Mulia dengan izin pengadilan, saya ingin memperlihatkan suatu barang bukti." "Barang bukti apa?" tanya Hakim Silverman. "Pada awal sidang ini, saya sudah berjanji pada para anggota juri, akan memperkenalkan Connie Garret. Karena dia sendiri tak bisa berada di sini saya ingin minta izin untuk memperlihatkan beberapa gambarnya." "Saya tidak melihat keberatan dalam hal itu," kata Hakim Silverman. Dia berpaling pada Patrick Maguire. "Apakah Pembela Terdakwa berkeberatan?" Patrick Maguire bangkit perlahan-lahan, tetapi berpikir cepat. "Gambar-gambar apa?" "Beberapa gambar mengenai Connie Garret di rumah," kata Jennifer. Patrick Maguire sebenarnya lebih suka gambar-gambar itu tidak diperlihatkan, tetapi sebaliknya foto-foto seorang gadis buntung di kursi roda, jelas tidak memberikan kesan sehebat pemunculan gadis itu sendiri. Lalu ada pula faktor pertimbangan lain bila dia berkeberatan, dia akan kelihatan tak simpatik di mata juri. Maka dikatakannya dengan sikap murah hati, "Silakan perlihatkan gambar-gambar itu." "Terima kasih." Jennifer berpaling pada Dan Martin dan mengangguk. Dua orang laki-laki di deretan belakang maju ke depan dengan 232 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sebuah layar yang bisa dibawa dan sebuah proyektor film, lalu mereka mulai memasangnya. Patrick Maguire bangkit, terkejut. "Tunggu! Apa-apaan ini?" Jennifer menyahut dengan polos, "Inilah gambar-gambar yang telah Anda izinkan saya untuk mempertunjukkannya." Patrick Maguire tetap saja berdiri dengan hati yang mendidih. Jennifer tidak mengatakan apa-apa tentang gambar hidup. Tetapi sudah terlambat untuk menyatakan keberatannya. Dia mengangguk singkat lalu duduk lagi. Jennifer minta supaya layar itu ditempatkan sedemikian hingga juri dan Hakim Silverman dapat melihatnya dengan jelas. "Bisakah saya minta supaya ruangan digelapkan, Yang Mulia?" Hakim memberi aba-aba pada seorang petugas, yang lalu menurunkan kerai. Jennifer berjalan ke proyektor, yang berukuran enam belas milimeter, lalu menghidupkannya, dan layar pun hidup. Selama tiga puluh menit berikutnya tak terdengar bunyi di dalam ruang sidang itu. Sebelum itu, Jennifer telah menyewa seorang kameraman profesional dan seorang direktur periklanan yang masih muda untuk membuat film itu. Mereka membuat film mengenai kehidupan Connie Garret dalam sehari, dan itu merupakan sebuah kisah yang polos, nyata, dani mengerikan. Tak ada lagi yang ketinggalan untuk diangankan. Film itu menunjukkan gadis muda yand buntung, diangkat waktu bangun pagi, dibawa kalau ingin ke wc, dibersihkan seperti seorang bayi yang tak! berdaya... dimandikan... disuapi, dan diganti pakaiannya.... Jennifer telah berulang kali melihat film itu, namun kini, ketika dia melihatnya lagi, tenggorokannya terasa tersumbat lagi, dan matanya digenangi air. Dia tahu bahwa film itu memberikan 233 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kesan yang sama pula atas diri hakim dan juri sertai penonton sidang di ruangan itu. Setelah film berakhir, Jennifer berpaling padai Hakim Silverman. "Sekarang Penggugat beristirahat." Lebih dari sepuluh jam juri keluar, dan dengan berlalunya setiap jam, semangat Jennifer pun makin lemah. Semula dia yakin akan mendapatkan keputusan segera. Bila mereka terkesan oleh film itu sebagaimana dia sendiri, pengambilan keputusan itu seharusnya hanya memerlukan tak lebih dari satu atau dua jam. Waktu juri keluar beriring-iringan, Patrick Maguire bingung sekali karena dia merasa yakin bahwa dia pasti kalah, bahwa dia sekali lagi telah menilai Jennifer terlalu rendah. Tetapi setelah berjam-jam berlalu dan para juri masih belum juga kembali, harapan Maguire mulai timbul. Para juri tidak akan memerlukan waktu begitu lama untuk mengambil keputusan yang berdasarkan emosi. "Kita akan menang. Makin lama mereka di dalam bertengkar, makin banyak emosi mereka yangi berkurang." Beberapa menit sebelum tengah malam, ketua juri memberikan surat pendek kepada Hakim Silverman untuk dibacakan. Hakim mempelajari permintaan ilu, lalu mengangkat mukanya. "Harap kedua pembela mendekat ke meja Dewan Hakim." Setelah Jennifer dan Patrick Maguire berdiri di hadapannya, Hakim Silverman berkata, "Saya akan memberitahukan pada Anda mengenai surat pendek yang baru saja saya terima dari Ketua Juri. Dewan Juri bertanya apakah mereka bisa mendapatkan izin yang sah untuk memberikan kepada Connie Garret lebih dari lima juta dolar, seperti yang dituntut oleh pembelanya”. Jennifer tiba-tiba merasa pusing. Hatinya terasa terangkat. Dia berpaling untuk melihat Patrick Maguire. Wajah laki-laki itu pucat-pasi. 234 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya beri tahukan pada mereka," kata Hakim Silverman, "bahwa adalah hak mereka untuk menentukan jumlah berapa pun juga yang menurut mereka adil." Tiga puluh menit kemudian, juri beriring-iringan masuk ke ruang sidang kembali. Ketua juri mengumumkan bahwa mereka telah memihak pada penggugat. Jumlah ganti rugi yang berhak diterimanya adalah enam juta dolar. Jumlah itu merupakan ganti rugi cedera perorangan yang terbesar dalam sejarah Negara Bagian New York. 20 Waktu Jennifer berjalan memasuki kantornya esok paginya, didapatinya beberapa helai surat kabar terletak berjajaran di atas meja kerjanya. Fotonya erpampang di halaman depan dari semua surat kabar itu. Dalam jambangan terdapat empat puluh delapan tangkai bunga mawar merah yang cantikcantik. Jennifer tersenyum. Rupanya Adam masih, sempat mengiriminya bunga. Dibuka kartunya lalu membaca: Selamat. Michael Moretti. Interkom berbunyi dan Cynthia berkata, "Tuan Adam menelepon." Jennifer cepat-cepat mengangkat teleponnya. Dia berusaha menjaga agar suaranya terdengar tenang. "Halo, Sayang." "Kau telah berhasil lagi." "Aku beruntung." "Klienmu yang beruntung. Beruntung karena kau pembelanya. Kau tentu merasa senang sekali." Memenangkan perkara memang membuatnya senang. Tetapi bila bersama Adam dia merasa senang sekali. "Ya." sahutnya. 235 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ada sesuatu yang penting yang akan kuceritakan padamu," kata Adam. "Bisakah kau menjumpai aku untuk minum teh petang ini?" Lemah semangat Jennifer. Hanya ada satu hal yang mungkin akan diceritakan Adam: Adam tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi. "Ya, baiklah, tentu...." "Di Mario? Jam enam?" "Baik." Mawar-mawar itu diberikannya pada Cynthia. Adam sudah menunggu di restoran itu, duduk di meja bagian belakang. Supaya dia tidak akan mendapat malu bila aku sampai histeris, pikir Jennifer. Tapi dia sudah bertekad untuk tidak akan menangis. Tidak akan, di hadapan Adam. Dari wajah yang kurus dan letih, Jennifer tahu apa yang dialami Adam, dan dia berniat untuk meringankannya sedapat mungkin. Jennifer duduk dan Adam lalu menggenggam tangannya. "Mary Beth akan minta cerai dari aku," kata Adam, dan Jennifer hanya bisa menatapnya tanpa bisa berbicara. Mary Beth yang membuka pembicaraan. Mereka baru saja kembali dari perjamuan makan malam untuk pengumpulan dana di mana Adam merupakan pembicara utamanya. Pertemuan malam itu sangat berhasil. Selama perjalanan pulang, Mary Beth diam saja, dia kelihatan tegang. "Kurasa pertemuan tadi telah berjalan cukup baik, bukan?" kata Adam. "Ya, Adam." Tak ada lagi yang mereka katakan sampai mereka di rumah. 236 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Maukah kau minum sebelum tidur?" tanya Adam. "Tidak terima kasih. Aku ingin kita berbicara." "Oh? Mengenai apa?" Mary Beth memandanginya dan berkata, "Mengenai kau dan Jennifer Parker." Adam merasakannya sebagai suatu pukulan di badannya. Adam bimbang sebentar, dia tak yakin apakah akan menyangkalnya, ataukah.... "Sudah beberapa lama aku tahu. Aku tidak mengatakan apa-apa karena aku akan mengambil keputusan apa yang akan kulakukan." "Mary Beth, aku....” "Biarkan aku bicara dulu. Aku tahu bahwa hubungan kita tidak — yah — tidak sebagaimana yang kita harapkan. Dalam beberapa hal aku mungkin bukan istri sebagaimana harusnya." "Apa pun yang terjadi, bukanlah salahmu. Aku....” "Tunggu, Adam. Ini sulit sekali bagiku. Kini aku telah mengambil keputusan. Aku tidak akan menghalanghalangimu." Adam menatapnya dengan rasa tak percaya. "Aku tidak....” "Aku terlalu cinta padamu untuk menyakitimu. Kau punya masa depan politik yang gemilang di hadapanmu. Aku tidak ingin ada sesuatu yang akan merusaknya. Jelas, bahwa aku tidak membahagiakanmu sepenuhnya. Bila Jennifer Parker bisa membahagiakanmu, aku ingin kau mengambil dia." Adam merasa seolah-olah percakapan itu berlangsung di dalam air. "Lalu bagaimana dengan kau sendiri?" Mary Beth tersenyum. "Aku tidak akan apa-apa, Adam. Tak usah kaurisaukan aku. Aku punya rencana sendiri." 237 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "A... aku tak tahu apa yang harus kukatakan." "Tak perlu kau mengatakan apa-apa. Aku yang mengatakannya untuk kita berdua. Bila aku terus bertahan dengan kau dan membuatmu risau saja, pengaruhnya akan buruk bagi kita berdua juga, bukan? Aku yakin si Jennifer itu cantik, karena kalau tidak, perasaanmu terhadapnya tentu tidak akan seperti yang sedang kaualami sekarang." Mary Beth berjalan ke arah Adam, lalu merangkulnya. "Jangan memandang seperti ketakutan begitu, Adam. Apa yang akan kulakukan ini adalah yang terbaik untuk semua pihak." "Kau hebat sekali." "Terima kasih." Dengan lembut ditelusurinya wajah Adam dengan ujung-ujung jarinya lalu tersenyum. "Adam sayangku, aku akan selalu menjadi sahabatmu yang terbaik. Selalu." Kemudian dia lebih mendekat dan merebahkan kepalanya di pundak Adam. Adam hampir-hampir tak dapat mendengar suaranya waktu dia berkata, "Sudah lama sekali kau tidak memelukku, Adam. Kau tak perlu mengatakan bahwa kau cinta padaku, tapi maukah kau — maukah kau — memelukku lagi sekali lagi dan bercintaan denganku? Untuk terakhir kali bersamaku?" Kini Adam teringat akan peristiwa itu lagi, waktu itu berkata pada Jennifer, "Mary Beth yang punya gagasan untuk bercerai." Adam berbicara terus, tetapi Jennifer sudah tidak mendengarkan lagi; dia hanya mendengar suara musik. Dia merasa dirinya bagai mengambang, melambung. Dia tadi telah menguatkan hatinya untuk mendengar Adam mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa bertemu lagi — dan sekarang ternyata begini! Semuanya ini terlalu banyak untuk diresapi. 238 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia tahu betapa pedihnya peristiwa dengan Mary Beth itu bagi Adam, dan Jennifer makin bertambah cinta pada Adam. Dia merasa seolah-olah ada beban yang selama ini menindih, terangkat dari rongga dadanya, seolah-olah dia bisa bernafas lagi. "Mary Beth baik sekali dalam hal ini," kata Adam. "Dia wanita yang luar biasa. Dia ikut berbahagia setulusnya dengan kita." "Rasanya sulit untuk dipercaya." "Kau tak mengerti. Sudah berapa lama ini kami hidup sebagai... adik-kakak saja. Aku tak pernah membicarakan denganmu, tapi...." Adam ragu, lalu berkata dengan berhatihati, "Mary Beth tidak punya... gairah yang kuat." "Oh." "Dia ingin bertemu denganmu." Hal itu membuat Jennifer bingung. "Kurasa tak bisa, Adam. Aku akan merasa.... tak enak." "Percayalah padaku." "Kalau.... kalau itu maumu, Adam, baiklah." "Bagus, Sayang. Kita akan bertemu untuk minum teh. Aku akan mengantarmu." Jennifer berpikir sebentar. "Apakah.... apakah tidak akan lebih baik kalau aku pergi sendiri?" Esok paginya, Jennifer keluar dari Saw Mill River Parkway menuju ke arah kota. Pagi itu udara kering dan cerah, hari yang bagus untuk bepergian. Jennifer menghidupkan radio dalam mobil dan mencoba menghilangkan rasa gugupnya dalam menghadapi pertemuan mendatang. Rumah keluarga Warner adalah sebuah rumah yang besar dan kokoh, bergaya rumah Belanda asli yang menghadap ke sungai di daerah Croton-on Hudson, dibangun di atas tanah 239 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menghijau yang beberapa are luasnya. Jennifer mengarahkan mobilnya memasuki sebuah lorong mobil ke jalan masuk yang megah. Dia membunyikan bel dan sesaat kemudian pintu dibuka oleh seorang wanita menarik yang berumur di pertengahan tiga puluhan. Jennifer sama sekali tak menyangka akan bertemu dengan wanita pemalu dari daerah selatan ini. Wanita itu menyalaminya dan sambil tersenyum hangat dia berkata, "Aku Mary Beth. Adam tak adil membiarkan kau datang seorang diri. Mari masuk." Istri Adam itu mengenakan rok dari wol yang berwarna coklat muda, yang agak lebar ke bawah, dan blus sutra yang terbuka cukup rendah hingga kelihatan buah dada yang cukup matang tetapi masih indah. Rambutnya yang berwarna pirang agak kecoklatan, dibiarkan terurai panjang dan agak mengikal di sekeliling wajahnya, menambah bagus matanya yang biru. Mutiara yang melingkar di lehernya tidak akan mungkin disangka tiruan. Mary Beth Warner berpembawaan anggun sekali. Bagian dalam rumah itu, indah, kamar-kamarnya luas dan lapang, penuh dengan barang-barang antik serta lukisanlukisan indah. Seorang pelayan laki-laki menyuguhkan teh di ruang tamu utama; perangkat minumnya dari perak model Georgia. Selelah pelayan meninggalkan ruangan itu, Mary Beth berkata, "Aku yakin kau cinta sekali pada Adam." Jennifer menjawab dengan kaku, "Saya ingin Anda tahu, Nyonya Warner, tak seorang pun diantara kami yang punya rencana....” Mary Beth Warner meletakkan tangannya di lengan Jennifer. "Tak perlu kauceritakan hal itu padaku. Aku tak tahu apakah Adam sudah menceritakannya padamu, tapi perkawinan kami sudah menjadi suatu perkawinan yang hanya berisi sopan santun. Kami berkenalan sudah sejak kanak- 240 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kanak. Kurasa sudah sejak pertama kali bertemu dengan Adam, aku sudah jatuh cinta padanya. Kami selalu pergi ke pesta bersama-sama, berteman dengan orang-orang yang sama, dan kurasa memang sudak tak terelakkan lagi bahwa kami lalu menikah. Jangan salah paham, aku masih tetap memuja Adam, dan aku yakin dia pun memujaku. Tapi manusia berubah, bukan?" "Ya." Jennifer memandangi Mary Beth, dan hatinya dipenuhi rasa syukur. Apa yang sebenarnya mungkin merupakan peristiwa buruk dan mengerikan, ternyata merupakan sesuatu yang penuh keramahan dan keindahan. Adam memang benar. Mary Beth memang seorang wanita yang luar biasa. "Saya berterima kasih sekali pada Anda," kata Jennifer. "Dan aku pun berterima kasih padamu," Mary Beth berkata terus terang. Dia tersenyum malu dan berkata lagi, "Ketahuilah, aku pun sedang benar-benar jatuh cinta. Semula aku ingin segera bercerai, tapi kupikir, demi Adam sebaiknya kami menunggu sampai selesai pemilihan." "Agaknya semua orang yakin bahwa Adam akan menjadi senator kita," Mary Beth melanjutkan, "dan bila kami bercerai sekarang, akan sangat mengganggu kesempatannya. Hanya enam bulan saja lagi, jadi kuputuskan akan lebih baik baginya bila kutunda." Dia melihat pada Jennifer. "Tapi maaf.... apakah kau setuju begitu? "Tentu," kata Jennifer. Jennifer harus mengatur kembali caranya berpikir. Kini masa depannya akan terikat pada Adam. Bila Adam menjadi senator, dia akan tinggal bersamanya di Washington DC. Itu akan berarti bahwa dia harus menghentikan praktek pengacaranya di sini, tapi itu lak apa-apa. Semuanya tak ada artinya, asal mereka bisa bersama. 241 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Adam akan menjadi seorang senator yang hebat," kata Jennifer. Mary Beth mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Bukan hanya itu, pada suatu hari kelak Adam akan menjadi seorang presiden yang hebat." Waktu Jennifer tiba kembali di apartemennya, telepon berdering. Adam yang menelepon. "Bagaimana pertemuan dengan Mary Beth?" "Adam, dia baik sekali." "Dia berkata begitu pula tentang kau." "Kita pernah membaca tentang daya tarik dari daerah selatan masa lalu, tapi kita tidak sering melihatnya. Mary Beth punya daya tarik itu. Dia benar-benar seorang wanita yang hebat." "Kau juga hebat, Sayang. Di mana kau ingin menikah?" "Di mana pun jadi, kalau perlu di lapangan Times Square" kata Jennifer. "Tapi kurasa kita harus menunggu, Adam." 'Menunggu apa?" “Sampai selesai masa pemilihan. Karirmu penting. Sekarang ini suatu perceraian akan merupakan pukulan bagimu." “Hidup Prbadiku....” ".... akan merupakan hidup bagi masyarakat ramai. Kita tak boleh berbuat sesuatu yang akan merusak kesempatanmu. Kita bisa menunggu enam bulan lagi." "Aku tak sabar menunggu." "Aku pun tidak, Sayang." Jennifer tersenyum. "Sebenarnya kita tidak menunggu, bukan?" 21 242 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Hampir setiap hari Jennifer dan Adam makan siang bersama, dan satu atau dua kali seminggu Adam bermalam di apartemen mereka. Mereka harus lebih berhati-hati daripada biasanya karena kampanye Adam sudah dimulai dengan aktif, dan dia sudah menjadi tokoh nasional yang terkemuka. Dia berpidato pada rapat-rapat umum politik dan, perjamuanperjamuan makan malam untuk pengumpulan dana, dan pendapat-pendapatnya mengenai peristiwa-peristiwa nasional makin banyak dimuat dalam pers. Adam dan Stewart Needham sedang minum teh kebiasaan mereka pagi hari. "Aku melihatmu pada pertunjukan tv dalam acara Hari ini, tadi pagi," kata Needham. "Bagus, Adam. Semuanya sudah ada dalam genggaman kita. Kudengar orang mengundangmu lagi." "Stewart, aku benci melakukan pertunjukan-pertunjukan itu. Aku merasa seperti seorang pemain sandiwara yang sedang mengadakan pertunjukan”. Stewart mengangguk dengan tenang. "Itulah politikus, Adam.... mereka itu juga pemain sandiwara. Memainkan peran dan menjadi apa yang diingini masyarakat ramai. Bila politisi berbuat di muka umum sebagaimana mereka adanya, waduh — maka negara ini akan menjadi suatu kerajaan." "Aku tak suka perjuangan untuk mendapatkan kedudukan dalam masyarakat ini lalu menjadi kontes pribadi." Stewart Needham tersenyum. "Bersyukurlah bahwa kau mempunyai pembawaan untuk itu, Bung. Angka-angkamu dalam pengumpulan suara meningkat terus, setiap minggu." Dia berhenti sebentar untuk menuang teh lagi. "Percayalah, ini baru merupakan permulaannya. Mula-mula senat dulu, kemudian sasaran nomor satu. Tak ada satu pun lagi halangan bagimu." Dia berhenti untuk menghirup tehnya. "Tapi itu pun kalau kau tidak berbuat yang tak senonoh." 243 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam memandangnya. "Apa maksudmu?" "Lawanmu adalah seorang yang tak segan berjuang dengan cara rendah. Aku berani bertaruh bahwa saat ini dia sedang meneliti hidupmu dengan mikroskop. Dia tidak akan menemukan cacat, bukan?" “Tidak," Adam mengucapkan perkataan itu secara otomatis. “Bagus," kata Stewart Needham. "Bagaimana Mary Beth?" Jennifer dan Adam sedang bermalas-malasan pada akhir pekan itu di sebuah rumah pedesaan di Vermont yang telah disewa Adam dari seorang sahabatnya. Udara kering dan segar, membelikan tanda-tanda musim salju yang mendatang. Akhir pekan itu sempurna rasanya, menyenangkan dan santai. Siang hari mereka berjalan jauh dan malam hari memainkan permainan-permainan dalam rumah sambil ngobrol di depan perapian yang menyala. Dengan teliti mereka mengikuti berita di semua surat kabar hari Minggu. Adam melaju terus dalam semua pengumpulan suara. Hampir semua media massa memihak pada Adam. Mereka menyukai gayanya, kejujurannya, kecerdasannya, dan keterbukaannya. Mereka terus-menerus menyamakannya dengan John Kennedy. Adam berbaring santai di depan perapian sambil memperhatikan bayang-bayang nyala api yang seperti menarinari di wajah Jennifer. "Maukah kau menjadi istri presiden?" "Maaf. Aku sudah mencintai seorang senator." "Apakah kau akan kecewa kalau aku tak menang, Jennifer?" "Tidak. Aku ingin kau memenangkannya, tak lain karena kau menginginkannya, Sayang." 244 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bila aku menang itu akan berarti harus tinggal di Washington." "Asal kita bersama, aku tak peduli apa-apa." "Bagaimana dengan praktek pengacaramu?" Jennifer tersenyum. "Berita yang terakhir kudengar, di Washington juga ada ahli-ahli hukum." "Bagaimana kalau kuminta kau menghentikannya?" "Aku akan berhenti." "Aku tak ingin kau berhenti. Kau terlalu pandai dalam hal itu." "Yang penting bagiku hanyalah supaya bisa bersamamu. Aku begitu mencintaimu, Adam." Adam membelai rambut Jennifer yang lembut, yang berwarna coklat tua, lalu berkata, "Aku juga cinta padamu. Cinta sekali." Mereka pergi tidur, dan lama kemudian tidur. Malam Senin mereka kembali ke New York. Mereka mengambil mobil Jennifer di bengkel di mana Jennifer menitipkannya, lalu Adam kembali ke rumahnya. Jennifer kembali ke apartemen mereka di New York. Setiap hari Jennifer selalu penuh kesibukan. Kalau sebelumnya dia sudah merasa sibuk, sekarang dia seperti terperangkap. Dia membela perusahaan-perusahaan internasional yang telah melanggar undang-undang dan tertangkap, senator-senator yang tertangkap basah dalam perbuatan salah, bintang-bintang film dalam kesulitan. Dia membela pemimpin-pemimpin bank, tetapi juga perampokperampok bank, politisi, dan juga ketua-ketua serikat-serikat kerja. 245 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Uang mengalir terus, tapi itu tak penting bagi Jennifer. Dia memberikan uang ekstra banyak pada stafnya dan menghambur-hamburkan hadiah-hadiah. Perusahaan-perusahaan yang harus melawan Jennifer dalam sidang tak lagi mengirim pengacara-pengacara mereka yang kelas dua, jadi Jennifer harus berhadapan dengan pembela-pembela terkemuka yang berbakat di dunia. Dia diterima menjadi anggota persekutuan pengacara yang bernama American College of Trial Lawyers, dan Ken Bailey pun sangat terkesan. "Tuhanku," katanya, "tahukah kau, hanya satu persen dari para pengacara di negeri ini yang bisa masuk?" "Rupanya aku telah menjadi wanita pilihan mereka," kata Jennifer sambil tertawa. Bila Jennifer membela seorang terdakwa Manhattan, dia selalu yakin bahwa Robert Silva-lah yang akan menjadi penuntut umumny atau yang menjadi dalangnya. Makin banyak kemenangan yang dicapai Jennifer, makin bertambah kebencian laki-laki itu padanya. Pada suatu sidang di mana Jennifer dihadapkan pada jaksa, Di Silva menempatkan belasan ahli kenamaan di mimbar saksi untuk mendukung tuntutannya. Jennifer tidak memanggil ahli-ahli. Dia hanya berkata pada para juri: "Bila kita ingin membuat pesawat antariksa atau ingin mengukur jarak bintang, kita minta bantuan para ahli. Tapi bila kita ingin sesuatu yang sangat penting dijalankan dengan sebaik-baiknya, kita kumpulkan saja dua belas orangorang biasa untuk melakukannya. Sepanjang ingatan saya, pendiri agama Kristen pun berbuat demikian pula." Dan Jennifer memenangkan perkara itu. Salah satu teknik yang menurut Jennifer sangat efektif bagi juri adalah dengan mengatakan, "Saya tahu bahwa kata-kata 246 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 'undang-undang' dan 'ruang sidang' kedengarannya agak menakutkan dan jauh dari kehidupan Anda, tapi bila hal itu tidak Anda pikirkan, maka yang kita lakukan di sini hanyalah menangani kebenaran-kebenaran dan kesalahan- kesalahan yang telah diperbuat terhadap sesama manusia seperti kita sendiri. Mari kita lupakan bahwa kita berada dalam ruang sidang, Saudara-saudara. Mari kita bayangkan bahwa kita sedang duduk-duduk dalam ruang tamu saya, dan membicarakan apa yang telah terjadi atas diri terdakwa yang malang ini, sesama manusia ini." Maka, dalam bayangan mereka, para juri itu memang sedang duduk-duduk di ruang tamu Jennifer, terbawa oleh pesonanya. Cara ini berhasil dengan baik bagi Jennifer, sampai pada suatu hari waktu dia sedang membela seorang klien melawan Robert Di Silva. Jaksa itu berdiri lalu mengucapkan pidato pembukaannya yang ditujukan pada juri. "Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya," kata Di Silva. "Saya ingin Anda melupakan bahwa Anda sedang berada dalam suatu sidang pengadilan hukum. Saya minta Anda membayangkan bahwa Anda sedang duduk di ruang tamu saya dan dudukduduk secara tak resmi, mengobrol tentang perbuatanperbuatan yang mengerikan, yang telah dilakukan oleh Terdakwa ini." Ken Bailey membungkuk dan berbisik pada jennifer, "Kaudengarkah apa yang dilakukan keparat itu? Dia mencuri siasatmu!" "Jangan kuatir." sahut Jennifer dingin. Waktu Jennifer bangkit untuk berbicara pada juri, dia berkata, "Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, saya tak pernah mendengar sesuatu yang lebih melampaui batas daripada kata-kata jaksa tadi itu." Suaranva lantang mengandung kemarahan. "Sejenak, saya rasanya tak percaya akan pendengaran saya. Berani benar dia menyuruh Anda melupakan bahwa Anda sedang berada dalam suatu sidang 247 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pengadilan hukum. Ruang sidang ini adalah salah satu milik yang paling berharga yang ada pada bangsa kita! Tempat ini merupakan dasar dari kemerdekaan kita. Kemerdekaan Anda, kemerdekaan saya, dan kemerdekaan terdakwa. Dan seorang jaksa meminta Anda untuk melupakan di mana Anda berada, untuk melupakan tugas Anda atas dasar sumpah. Saya rasa itu sangat mengejutkan dan rendah sekali. Saya minta supaya Anda ingat, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, di mana Anda sedang berada, ingat bahwa kita semua berada di sini untuk mengusahakan agar keadilan ditegakkan dan agar terdakwa diadili dengan benar." Para juri mengangguk membenarkan. Jennifer melihat ke meja tempat Robert Di Silva duduk. Laki-laki itu menatap lurus ke depan matanya tampak berkaca-kaca. Klien Jennifer lalu dibebaskan. Setiap kali setelah memenangkan suatu perkara selalu ada empat lusin bunga mawar merah di meja kerja Jennifer, dengan kartu dari Michael Moretti! Setiap kali kartu itu disobek Jennifer dan ia memerintahkan Cynthia untuk membawa pergi bunga mawar itu. Bagaimanapun juga Jennifer merasa bahwa bunga itu kotor karena berasal dari laki-laki itu. Akhirnya Jennifer menulis surat pendek pada Michael Moretti, meminta untuk berhenti mengiriminya bunga. Waktu Jennifer kembali dari ruang sidang setelah memenangkan perkara berikutnya, ditemukannya lima lusin bunga mawar merah. 22 Perkara Perampok Berjas Hujan telah membuat nama Jennifer tercantum pada tajuk rencana surat-surat kabar lagi. Terdakwa mendapatkan perhatian Jennifer melalui Pater Ryan. 248 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Seorang sahabatku sedang dalam kesulitan...." dia mulai, dan mereka berdua pun lalu tertawa terbahak. Sahabat itu ternyata adalah Paul Richards, seorang pengelana yang dituduh telah merampok bank. melarikan seratus lima puluh ribu dolar. Si orang perampok memasuki bank itu dengan mengenakan jas hujan hitam yang panjang, yang di dalamnya disembunyikan sebuah senapan berlaras pendek. Leher baju hujan itu dinaikkan supaya mukanya tersembunyi sebagian. Begitu dia berada di dalam, dia menodongkan senapan itu dan memaksa seorang kasir untuk menyerahkan semua uang tunai yang ada. Kemudian perampok itu melarikan diri dengan mobil yang memang sedang menunggu. Beberapa orang saksi telah melihat mobil yang melarikan diri itu, sebuah sedan hijau, tetapi nomor kendaraannya ditutupi dengan lumpur. Karena perampokan bank merupakan kejahatan federal, FBI (Badan Inteligen Federal) ikut turun tangan dalam perkara itu. Semua petunjuk-petunjuk tentang penjahat itu mereka masukkan ke dalam komputer dan yang keluar adalah nama Paul Richards. Jennifer pergi mengunjunginya di Riker's Island, penjara tempatnya ditahan. "Saya berani bersumpah, demi Tuhan, saya tidak melakukan perampokan itu," kata Paul Richards. Laki-laki itu berumur lima puluhan, dia berwajah merah dengan mata biru yang kekanak-kanakan, dia terlalu tua untuk berkeliaran dan melakukan perampokan bank. "Saya tak peduli apakah Anda bersalah atau tidak," Jennifer menjelaskan, "tapi ada satu syarat saya. Saya tak mau membela klien yang berbohong pada saya." "Saya bersumpah demi ibu saya bahwa saya tidak melakukannya." 249 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer sudah lama tak percaya lagi pada sumpah. Klienklien telah bersumpah padanya demi ibu, istri, kekasih, atau anak-anak mereka. Bila Tuhan mau meladeni sumpah-sumpah itu, pasti jumlah penghuni dunia sudah mengalami penurunan. "Anda pikir mengapa FBI menangkap Anda?" Tanpa ragu Paul Richards menjawab, "Karena kira-kira sepuluh tahun yang lalu saya pernah merampok bank dan terlalu goblok hingga tertangkap." "Apakah Anda juga memakai senapan berlaras pendek yang disembunyikan di balik jas hujan?" "Ya. Saya menunggu sampai hari hujan, lalu menyerang bank." "Tapi yang terakhir ini, apakah bukan Anda yang melakukannya?" "Bukan. Ada seorang keparat yang cerdik dan menirukan cara saya." Tanya-jawab pendahuluan diadakan di hadapan Hakim Fred Stevens, seseorang yang berdisiplin ketat. Menurut desasdesus dia paling suka membuang semua penjahat ke sebuah pulau yang tak bisa dicapai orang, di mana mereka akan tinggal selama sisa hidup mereka. Hakim Stevens berpendapat bahwa setiap orang yang kedapatan mencuri untuk pertama kalinya harus dipotong tangan kanannya dan bila tertangkap lagi, harus dipotong tangan kirinya, menurut tradisi Islam kuno. Dia adalah hakim yang terjahat yang pernah dijumpai Jennifer. Ia memanggil Ken Bailey. "Ken, tolong gali segala-galanya tentang diri Hakim Stevens." "Hakim Stevens? Dia itu orang jujur, sejujur nabi. Dia...." "Aku tahu. Tolonglah lakukan." 250 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jaksa penuntut federal adalah seorang ahli yang bernama Carter Gifford. "Bagaimana Anda akan membela dia?" tanya Gifford. Jennifer memandangnya dengan polos dan terkejut "Dengan mengatakan bahwa dia tak bersalah tentu." Jaksa itu tertawa getir. "Hakim Stevens akan mengalahkan Anda dengan mudah sekali. Saya rasa ada baiknya Anda minta sidang dengan juri." “Tidak." Gifford memperhatikan Jennifer dengan curiga. “Apakah Anda akan menyerahkan klien Anda itu ke dalam tangan hakim penggantung itu?" “Benar." Gifford tertawa kecil. "Saya yakin Anda akan menderita kekalahan juga suatu hari, Jennifer. Saya tak sabar menunggu saat itu." "Negara Amerika Serikat melawan Paul Richards Apakah Terdakwa hadir?" "Hadir, Yang Mulia," kata petugas pengadilan. "Para pengacara harap maju ke meja Dewan Hakim dan memperkenalkan dirinya." Jennifer dan Carter Gifford berjalan ke arah Hakim Stevens. "Jennifer membela Terdakwa." "Carter Gifford membela Amerika Serikat." Hakim Stevens berpaling pada Jennifer dan berkata dengan singkat, "Saya sudah banyak mendengar tentang Anda, Nona Parker. Jadi akan saya katakan sekarang juga bahwa saya tak mau membuang-buang waktu pengadilan ini. Saya tidak akan mengizinkan penundaan dalam perkara ini. Saya akan 251 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ melanjutkan tanya-jawab pendahuluan ini dan ingin menyelesaikan gugatan. Saya bermaksud untuk menetapkan tanggal sidang secepat mungkin Saya rasa Anda menghendaki sidang dengan dewan juri dan....” "Tidak, Yang Mulia." Hakim Stevens melihat padanya dengan terkejut. "Anda tidak akan minta diadakan sidang dengan juri?" "Tidak. Karena saya pikir tidak akan ada gugatan." "Apa?" Carter Gifford menatapnya dengan tajam. "Menurut pendapat saya, Anda tak punya cukup bukti untuk menghadapkan klien saya ke sidang.” Carter Gifford membentak. "Anda harus mengubah pendapat itu!" Dia berpaling pada Hakim Stevens. "Yang Mulia, pemerintah punya dasar yang kuat untuk mengajukan suatu perkara. Terdakwa pernah ditangkap karena melakukan kejahatan yang sama benar dengan cara yang sama pula. Komputer kita telah menunjuk dia di antara lebih dari dua ribu iurang yang dicurigai. Orang yang bersalah ada di antara kita dalam ruang sidang ini, dan Penuntut tak punya niat untuk membatalkan perkara melawan dia." Hakim Stevens berpaling pada Jennifer. "Pengadilan melihat terdapatnya cukup bukti prima facie untuk mengadakan gugatan dan sidang. Adakah yang akan Anda katakan lagi?" "Ada, Yang Mulia. Tak ada seorang saksi pun yang secara positif bisa mengenali Paul Richards. UU pun tak bisa menemukan uang yang telah dicuri. Sebenarnya, satu-satunya yang menghubungkan terdakwa dengan kejahatan ini adalah angan-angan Jaksa saja." Hakim menatap Jennifer dan berkata dengan suara yang halus sekali, "Bagaimana dengan komputer yang telah menunjuk dia?" 252 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer mendesah. "Itu membawa masalah bagi kita, Yang Mulia." "Saya rasa memang begitu," kata Hakim Stevens dengan tegas. "Lebih mudah untuk tidak mempercayai saksi hidup, tapi sulit untuk tidak mempercayai komputer." Carter Gifford mengangguk dengan rasa puas. “Tepat, Yang Mulia." Jennifer berpaling dan menghadapi Gifford. "FBI menggunakan pesawat IBM 370/168, bukan?" "Itu merupakan peralatan yang paling modern di dunia." Hakim Stevens bertanya pada Jennifer, "Apakah Pembela ingin menantang efisiensi komputer itu?" "Sebaliknya, Yang Mulia. Ke dalam pengadilan ini saya telah membawa seorang ahli komputer yang bekerja untuk perusahaan yang telah membuat alat yang berkode 370/168 itu. Dialah yang menyusun informasi yang kemudian memunculkan nama klien saya." "Mana dia?" Jennifer berbalik dan melambai memanggil seorang laki-laki kurus tinggi yang duduk di bangku. Dia maju dengan gugup. Jennifer berkata, "Ini Tuan Edward Monroe." "Bila Anda menyuap saksi saya," kata Jaksa dengan amarah yang meledak, "saya akan....” "Saya hanya akan bertanya pada Tuan Monroe untuk bertanya pada komputernya, apakah mungkin ada orang lain yang dicurigai. Saya pilih sepuluh orang yang mempunyai sifat-sifat khas umum yang sama dengan klien saya. Tuan Monroe menyusun statistik mengenai umur, tinggi badan, berat badan warna mata, tempat lahir — pokoknya data-data yang sama yang menghasilkan nama klien saya”. 253 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apakah maksudnya semua ini, Nona Parker?" hanya Hakim Stevens tak sabaran. "Maksud saya, komputer telah mengenali seorang di antara sepuluh orang yang merupakan orang yang paling dicurigai dalam perampokan bank itu." Hakim Stevens berpaling pada Edward Monroe "Betulkah begitu?" "Benar, Yang Mulia." Edward Monroe membuka tas kantornya lalu mengeluarkan catatan hasi komputer. Juru sita mengambilnya dari Monroe lalu menyerahkannya pada hakim. Hakim Stevens melihat catatan itu, lalu wajahnya menjadi merah. Dia melihat pada Edward Monroe. "Olok-olok apaan ini?" "Bukan olok-olok, Pak." "Komputer telah mencatat nama saya sebagai seorang yang mungkin dicurigai?" tanya Hakim Stevens. "Benar, Pak." Jennifer menjelaskan, "Komputer tidak punya daya pertimbangan, Yang Mulia. Alat itu hanya bisa memberikan jawab atas informasi yang diberikan padanya. Anda dan klien saya kebetulan sama tinggi, sama berat, dan seumur pula. Anda berdua sama-sama pula mengendarai sedan berwarna hijau, dan Anda berdua berasal dari negara bagian yang sama. Benar-benar hanya itulah bukti yang ada pada Jaksa penuntut. Satu-satunya faktor lain adalah cara kejahatan itu dilakukan. Waktu Paul Richards melakukan perampokan bank itu sepuluh tahun yang lalu, berjuta-juta orang membacanya. Siapa pun diantaranya bisa saja menirukan cara kerjanya itu. Dan ternyata memang ada seseorang yang melakukannya." Jennifer menunjuk ke kertas di tangan hakim iiu. "Itu menunjukkan pada Anda betapa lemahnya dasar perkara pengaduan negara bagian sebenarnya." 254 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Yang Mulia....” kata Carter Gifford tergagap, lalu terdiam lagi. Dia tak tahu apa yang harus dikatakannya. Hakim Stevens melihat lagi ke hasil kerja komputer ditangannya, lalu memandang Jennifer. “Apa yang Anda lakukan," tanyanya, "seandainya hakimnya seseorang yang lebih muda, lebih kurus dari saya, dan yang mengendarai mobil biru?" "Maka komputer itu menunjukkan pada saya, sepuluh orang lain yang dicurigai," kata Jennifer "Dan pilihan saya yang berikutnya adalah jaksa negeri dari Negara Bagian New York yaitu Robert Di Silva." Jennifer sedang duduk di kamar kerjanya, membaca tajuktajuk rencana waktu Cynthia memberitahukan, "Ada Tuan Paul Richards." "Persilakan dia masuk, Cynthia." Laki-laki itu masuk ke dalam kamar dengan mengenakan jas hujan hitam dan membawa sebuah kotak permen yang diikat dengan pita merah, "Saya hanya mau mengucapkan terima kasih.” "Anda lihat, kan? Kadang-kadang keadilan bisa berjaya." "Saya akan ke luar kota. Saya rasa saya perlu berlibur." Dia memberikan kotak permen itu. "Suatu tanda kecil dari rasa terima kasih saya." "Terima kasih, Paul." Laki-laki itu memandang Jennifer dengan kagum. "Anda memang hebat." Dia lalu pergi. Jennifer melihat ke kotak gula-gula di atas meja kerjanya, lalu tersenyum. Dalam menangani perkara dari teman-teman Pater Ryan, biasanya kurang dari sekotak permen yang 255 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ diterima Jennifer sebagai imbalan. Bila dia menjadi gemuk gara-gara makan, permen itu, itu adalah kesalahan Pater Ryan. Jennifer membuka ikatan pita lalu membuka kotaknya. Di dalamnya terdapat sepuluh ribu dolar, yang terdiri dari mata uang yang tak baru lagi. Pada suatu petang, waktu Jennifer sedang meninggalkan gedung pengadilan, dilihatnya sebuah mobil sedan mewah Cadillac berwarna hitam yang dikemudikan oleh seorang sopir, di tepi jalan. Waktu Jennifer akan melewati mobil itu, Michael Moretti keluar. "Saya menunggu Anda." Dipandang dari dekat, ada gairah hidup bagaikan arus listrik yang hampir melumpuhkan pada laki-laki itu. "Jangan halangi saya," kata Jennifer. Wajahnya memerah dan marah, dan bahkan jadi lebih cantik daripada yang diingat Michael Moretti. "Waduh," kata Michael sambil tertawa, "tenanglah. Saya hanya mau berbicara dengan Anda. Saya hanya meminta Anda untuk mendengarkan. Saya akan membayar waktu yang Anda pakai untuk itu." "Tidak akan cukup uang Anda untuk itu." Dia beranjak akan melewati Michael. Laki-laki itu memegang lengannya dengan sikap membujuk. Baru menyentuhnya begitu saja, Michael sudah makin berdebar. Michael memanfaatkan seluruh daya tariknya. "Pakailah akal sehat Anda. Anda tidak akan tahu apa yang Anda tolak kalau Anda tidak mendengarkan dulu apa yang akan saya katakan. Sepuluh menit saja. Hanya itu saja yang saya minta. Anda akan saya antar ke kantor Anda. Kita bisa berbicara dalam perjalanan." 256 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer memperhatikannya sejenak, lalu berkata, "Saya mau ikut Anda dengan satu syarat. Saya minta jawaban atas satu pertanyaan." Michael mengangguk. "Tentu. Tanyakanlah." "Siapa yang punya gagasan untuk menyalah gunakan saya dengan bangkai burung kenari dulu itu?" "Gagasan saya," sahut Michael tanpa ragu. Jadi, sekarang Jennifer tahu. Mau dia rasanyal membunuh laki-laki itu. Dengan wajah bersunguth-sungut dia melangkah masuk ke mobil itu dan Michael Moretti duduk di sampingnya. Jennifer mendengarnya memberikan alamat kantornya pada sopirnya tanpa bertanya lebih dahulu. Waktu mobil bergerak, Michael Moretti berkata, "Saya senang melihat semua yang hebat-hebat yang Anda alami." Jennifer tidak merasa perlu menjawab. "Saya benar-benar merasa senang." "Anda belum mengatakan apa mau Anda." "Saya ingin menjadikan Anda kaya." "Terima kasih. Saya sudah cukup kaya," suaranya mengandung kebencian yang mendalam yang dirasakannya terhadap laki-laki itu. Wajah Michael Moretti memerah. "Saya mencoba berbuat baik pada Anda, tapi Anda melawan saya terus." Jennifer berpaling melihat padanya. "Saya tak perlu jasajasa baik Anda." Dengan nada membujuk Michael berkata, "Baiklah. Mungkin saya mencoba untuk mengimbangi sedikit apa yang telah saya lakukan terhadap Anda. Yah, saya bisa mengirim banyak klien pada Anda. Klien-klien yang penting. Dengan bayaran mahal. Anda tak dapat membayangkan....” 257 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tuan Moretti," Jennifer menyela, "demi kebaikan kita berdua, saya harap Anda berhenti berbicara." "Tapi saya bisa....” "Saya tak mau menjadi kuasa Anda atau siapa pun teman Anda." "Kenapa tidak?" "Karena kalau saya menjadi kuasa salah seorang dari kalian, maka mulai saat itu Anda akan memiliki saya." "Anda salah tanggap," protes Michael. "Sahabat-sahabat saya bergerak dalam usaha-usaha yang sah. Maksud saya, bank-bank, perusahaan-perusahaan asuransi....” "Sudahlah. Jasa saya tak bisa dipakai oleh mafia." "Siapa mengatakan mafia?" "Sebutlah apa saja sesuka Anda. Saya bukan milik siapasiapa, saya milik diri saya sendiri. Saya ingin tetap begitu." Mobil berhenti karena lampu merah. "Di sini sudah cukup dekat," kata Jennifer, "Terima kasih. Anda telah memberi saya tumpangan." Dibukanya pintu mobil lalu keluar. "Kapan saya bisa bertemu dengan Anda lagi?" "Tidak akan pernah, Tuan Moretti." Michael memperhatikannya ketika dia berjalan menjauh. Tuhanku, pikirnya, itu baru perempuan. Dia merasa birahinya timbul, dan dia tersenyum karena dia yakin bahwa bagaimana pun juga, dia akan berhasil mendapatkannya. Waktu itu akhir bulan Oktober, dua minggu menjelang pemilihan, dan perjuangan pengumpulan suara sedang giatgiatnya. Adam bertarung melawan Senator John Trowbridge yang sudah sering terpilih, seorang politikus kawakan, dan 258 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ para ahli berpendapat bahwa itu akan merupakan pertarungan yang seru. Pada suatu malam, Jennifer duduk menonton Adam mengadakan perdebatan dengan lawannya di tv. Mary Beth memang benar, suatu perceraian pada saat ini akan dengan mudah menghancurkan kemungkinan-kemungkinan Adam yang makin besar untuk mencapai kemenangannya. Waktu Jennifer memasuki kantornya setelah keluar lama untuk makan siang sambil menyelesaikan suatu urusan, didapatinya suatu pesan yang mendesak untuk menelepon seseorang yang bernama Rick Arlen. "Tiga kali dia menelepon selama setengah jam ini," kata Cynthia. Rick Arlen adalah seorang bintang penyanyi rock yang boleh dikatakan dalam satu malam saja telah menjadi seorang penyanyi yang paling top di dunia Jennifer pernah mendengar tentang besarnya penghasilan bintang-bintang penyanyi rock, tetapi sebelum dia terlibat dalam persoalan Rick Arlen, dia tak punya bayangan tentang artinya. Dari rekaman-rekaman, pemunculan-pemunculan di pentas, penjualan, dan sekarang film-film, penghasilan Rick Arlen lebih dari lima belas juta dolar setahun. Rick berumur dua puluh lima tahun, seorang pemuda petani dari Alabama yang lahir dengan tenggorokan yang merupakan tambang emas baginya. "Hubungkan lagi dia," kata Jennifer. Lima menit kemudian Rick berbicara di telepon, "Hai, Kawan, sudah berjam-jam saya berusaha menghubungi Anda." "Maaf, Rick, saya ada rapat tadi." "Ada masalah nih. Saya harus berjumpa dengan Anda." "Bisakah Anda datang ke kantor saya petang ini?" 259 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya rasa tak bisa. Saya di Monte Carlo, membantu Putri Grace dan Pangeran. Kapan paling tepat Anda bisa kemari?" "Saya tak mungkin bisa," protes Jennifer. "Meja tulis saya penuh...." "Saya membutuhkan Anda, Manis. Anda harus naik pesawat terbang petang ini." Dan dia memutuskan hubungan. Jennifer berpikir tentang pembicaraan telepon itu. Rick Arlen tak mau membicarakan masalahnya melalui telepon. Mungkin mengenai obatobat terlarang, gadis-gadis, atau bahkan dengan pemuda lain. Dia mempertimbangkan untuk mengutus Ted Harris atau Dan Martin saja untuk menyelesaikan persoalan itu, tapi dia suka pada Rick Arlen. Akhirnya Jennifer memutuskan untuk pergi sendiri. Dia mencoba menghubungi Adam sebelum berangkat, tapi dia sedang keluar kantor. "Tolong pesankan tempat di pesawat Air France ke Nice" katanya pada Cynthia. "Katakan sekalian bahwa aku akan membutuhkan sebuah mobil untuk menjemputku dan mengantarku ke Monte Carlo." Dua puluh menit kemudian dia sudah mendapat tempat di pesawat terbang jam tujuh malam itu. Ada pelayanan helikopter dari Nice langsung ke Monte Carlo," kata Cynthia. "Saya sudah mendaftarkan Anda untuk itu." "Bagus. Terima kasih." Waktu Ken Bailey mendengar untuk apa Jennifer berangkat, dia bertanya, "Pikirnya siapa dia itu?" "Dia yang tahu siapa dia, Ken. Dia adalah seorang klien kita yang terbesar." "Kapan kau akan kembali?" "Tak akan lebih dari tiga atau empat hari." 260 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Semuanya tak akan sama di sini bila kau tak ada. Aku akan kehilangan kau." Jennifer jadi ingin tahu apakah Ken masih berhubungan dengan pemuda berambut pirang itu. "Tolong pertahankan benteng kita sampai aku kembali." Biasanya Jennifer suka bepergian dengan pesawat terbang. Selama berada di udara, dia menganggap dirinya bebas dari segala tekanan, suatu pelarian sementara dari semua masalah yang menyesakkan selama dia berada di bumi, suatu oasis yang sepi di angkasa, jauh dari klien-kliennya yang tak sudahsudahnya menuntut. Namun, penerbangan menyeberangi Atlantik ini tidak menyenangkan. Rasanya terempas-empas luar biasa, dan perut Jennifer terasa mual dan terbalik. Waktu pesawat terbang akan mendarat di Nice esok paginya, barulah dia merasa agak baik. Sebuah helikopter sudah siap menunggu untuk menerbangkannya ke Monte Carlo. Jennifer belum pernah menumpang helikopter dan dia ingin merasakannya. Tetapi kenaikan pesawat yang mendadak dan geraknya yang menukik membuatnya mabuk lagi. Dia tak dapat menikmati pemandangan Pegunungan Alpen yang sangat indah di bawah, juga Grand Corniche dengan mobilmobil yang tampak seperti mainan, yang sedang mendaki sisi gunung yang curam dengan jalan yang melingkar. Bangunan-bangunan Monte Carlo mulai kelihatan, dan beberapa menit kemudian helikopter itu mendarat di depan kasino musim panas yang modern dan berwarna putih, di pantai. Cynthia telah menelepon sebelumnya, dan Rick Arlen sudah ada di tempat itu untuk menjemputnya. Laki-laki itu merangkul Jennifer. "Bagaimana perjalananmu?" "Agak kurang mulus." 261 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Rick Arlen memperhatikan Jennifer lebih teliti, lalu berkata, "Kau kelihatannya tidak begitu sehat. Mari ke tempat istirahatku supaya kau bisa beristirahat sebelum peristiwa besar nanti malam." "Peristiwa besar apa?" "Pesta perjamuan besar. Untuk itulah kau kusuruh kemari." "Apa?" "Ya. Putri Grace memintaku untuk mengundang siapa saja yang kusukai. Aku suka padamu." "Aduh, Rick!" Ingin sekali rasanya Jennifer mencekik laki-laki itu. Rick tak sadar betapa hebatnya kehancuran yang telah disebabkannya dalam hidupnya. Dia berada tiga ribu mil terpisah dari Adam, klien-kliennya itu membutuhkannya, belum lagi perkara pengadilan yang harus disidangkan — dan dia telah membiarkan dirinya tergoda untuk datang ke Monte Carlo hanya untuk menghadiri suatu pesta! “Rick, bagaimana kau sampai....” Terlihat olehnya wajah Rick yang berseri-seri, dan dia lalu tertawa. Ah sudahlah, dia sudah berada di sini. Apalagi pesta itu mungkin ternyata menyenangkan. Pesta itu hebat dan gemerlapan. Pesta itu merupakan pesta musik untuk mengumpulkan dana untuk anak-anak yatimpiatu, yang disponsori oleh Yang Mulia Putri Grace dan Pangeran Rainier Grimaldi. Pesta itu diadakan di alam terbuka di kasino musim panas. Sungguh malam yang indah. Udara malam itu segar dan harum, dan angin sepol yang bertiup dari Laut Tengah, meniup pohon-pohon palma yang tinggi. Jennifer membayangkan betapa dia akan senang bila Adam ada di sini ikut menikmatinya bersama. Disediakan seribu lima 262 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ratus tempat duduk yang ditempati oleh para penonton yang bersorak-sorai. Ada enam orang bintang internasional yang mengadakan pertunjukan, tetapi Rick Arlen-lah yang menjadi bintang utamanya. Dia diiringi oleh sebuah band yang ribut dan diterangi lampu-lampu gemerlapan yang seakan-akan menodai langit sekelam beludru itu. Setelah dia selesai, dia memperoleh tepuk tangan yang riuh. Setelah pesta musik itu, menyusul pesta khusus di restoran ikan di bawah Hotel de Paris. Aneka makanan dan minuman disuguhkan dengan bebas di sekeliling kolam besar, di mana belasan lilin yang menyala, terapung-apung di atas kepingankepingan berbentuk bunga lili. Menurut perkiraan Jennifer ada tiga ratus orang sana. Jennifer tidak membawa pakaian pesta, dia melihat para wanita yang berpakaian bagus-bagus sekali, Jennifer jadi merasa dirinya sebagai gadis kecil penjaja rokok. Rick memperkenalkannya pada para bangsawan sampai pada putriputri kerajaan. Kelihatannya separuh dari bangsawanbangsawan dari seluruh Eropa hadir di situ. Dia bertemu dengan para ketua organisasi perusahaan-perusahaan dan penyanyi-penyanyi opera yang terkenal. Ada pula perancangperancang busana dan ahli-ahli waris kaya, serta pemain bola terkenal, Pele. Sedang Jennifer asyik bercakap-cakap dengan seorang pemilik bank dari Swiss, dia tiba-tiba merasa pusing sekali. "Maafkan saya," kata Jennifer. Dia pergi mencari Rick Arlen. "Rick, aku....” Haru melihat sebentar saja, Rick langsung berkata, “Kau pucat sekali, Manis. Mari kita menyingkir." Tiga puluh menit kemudian, Jennifer sudah terbaring di tempat tidur, di vila yang disewa Rick Arlen. "Aku sudah memanggil dokter," kata Rick. 263 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku tidak butuh dokter. Aku hanya terserang virus atau semacamnya." "Benar, 'yang semacamnya' itulah yang akan diperiksanya." * Dr Andre Monteaux adalah seorang laki-laki tua yang kecil kurus, yang berumur delapan puluhan. Dia berjanggut yang digunting rapi dan membawa tas alatalat kedokteran berwarna hitam. Dokter itu berpaling pada Rick Arlen. "Harap tinggalkan kami." "Baik, saya akan menunggu di luar." Dokter itu mendekati tempat tidur. "Alors mengapa Anda?" "Kalau saya tahu ada apa dengan saya," kata Jennifer lemah, "Sayalah yang diminta datang kemari dan Anda yang terbaring di sini." Laki-laki itu duduk di tepi tempat tidur. "Bagaimana perasaan Anda?" "Rasanya seperti terserang sampar." "Coba keluarkan lidah Anda." Jennifer mengulurkan lidahnya dan mengeluarkan suara seperti tercekik. Dr. Monteaux memeriksa nadinya dan mengukur suhu badannya. Setelah selesai, Jennifer bertanya, "Ada apa saya, menurut Anda, Dokter?" "Bisa salah satu dari beberapa kemungkinan. Bila besok Anda cukup kuat, saya minta Anda pergi ke tempat praktek saya, di mana saya bisa memeriksa dengan lebih menyeluruh." 264 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer merasa terlalu lemah untuk membantah "Baiklah," katanya. "Saya akan ke sana." Esok paginya, Rick Arlen mengantar Jennifer ke Monte Carlo, di mana Dr. Monteaux memeriksanya secara menyeluruh. "Mungkin saya terserang semacam kuman, ya?” tanya Jennifer. "Kalau Anda menginginkan suatu ramalan, sahut dokter tua itu, "akan saya datangkan seorang peramal. Kalau Anda ingin tahu penyakit Anda, kini harus bersabar sampai kita menerima kembali laporan laboratorium." "Kapan?" "Biasanya dua atau tiga hari lagi." Jennifer tahu bahwa dia tak mungkin tinggal dua atau tiga hari lagi. Mungkin Adam membutuhkan dia. Dia sendiri pun membutuhkan Adam. "Sementara itu, saya minta Anda tinggal di tempat tidur dan beristirahat." Jennifer diberinya sebotol pil. "Pil-pil ini untuk menenangkan Anda." "Terima kasih." Jennifer menuliskan sesuatu pada secarik kertas. "Anda bisa menghubungi saya di sini." Setelah Jennifer pergi barulah Dr. Monteux melihat ke kertas itu. Di situ tertulis sebuah nomor telepon di New York. Di lapangan terbang Charles de Gaulle di Paris, di mana Jennifer berganti pesawat, diminumnya dua buah pil yang diberikan Dr. Monteux padanya, dan sebuah pil tidur. Dia tidur nyenyak selama perjalanan ke New York, tetapi waktu dia turun dari pesawat dia tidak merasa lebih baik. Dia tidak minta dijemput, jadi dia naik taksi ke apartemennya. 265 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Senja hari telepon berdering. Adam yang menelepon. "Jennifer! Di mana kau....” Jennifer menguatkan dirinya supaya suaranya terdengar sehat. "Maafkan aku, Sayang. Aku terpaksa pergi ke Monte Carlo untuk menemui seorang klien, aku tidak berhasil menghubungi kau sebelumnya." “Aku kuatir setengah mati. Kau tak apa-apa?" “Aku baik-baik saja. Aku.... aku sibuk sekali di sana”. “Tuhanku! Aku sudah membayangkan yang ngeri-ngeri." “Tak ada yang perlu dikuatirkan," Jennifer meyakinkannya. "Bagaimana jalannya kampanye?" “Baik. Kapan aku bisa menemui kau? Aku harus pergi ke Washington, tapi itu bisa ditunda....” "Jangan tunda, pergi sajalah," kata Jennifer. Dia tak mau Adam melihatnya dalam keadaan begini "Aku akan sibuk lagi. Akhir pekan sajalah kita bertemu." "Baiklah." Nadanya terdengar enggan. "Bila kau tak ada kegiatan jam sebelas, aku akan muncul dalam berita tv stasiun CBS." "Aku akan nonton kau, Sayang." Lima menit setelah gagang telepon diletakkan. Jennifer sudah tidur lagi. Pagi harinya, Jennifer menelepon Cynthia mengatakan bahwa dia tidak akan datang ke kantor. Jennifer tidur gelisah, dan waktu bangun, dia merasa belum baik. Dia mencoba sarapan, tapi semua dimuntahkannya kembali. Dia merasa lemah, dan kemudian baru menyadari bahwa hampir tiga hari dia tak makan apa-apa. Pikirannya dengan sendirinya melayang pada bermacammacam penyakit yang mengerikan yang mungkin 266 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menghinggapinya. Yang pertama-tama kanker, tentu. Dirabarabanya kalau ada benjolan-benjolan di payudaranya, tapi dia tak merasakan apa-apa yang tak beres. Kanker tentu saja bisa menyerang di mana-mana. Mungkin juga semacam virus, tapi kalau memang itu, dokter tentu sudah menemukannya langsung. Sulitnya, apa saja pun mungkin. Jennifer merasa putus asa dan tak berdaya. Dia bukan orang yang suka membayangkan dirinya sakit, dia selalu sehat-sehat, dan sekarang dia merasa telah dikhianati tubuhnya sendiri. Dia tak ingin sesuatu terjadi atas dirinya. Justru karena kini segalagalanya sedang membuatnya bahagia. Dia pasti akan baik. Pasti. Sekali lagi dia merasa mual. Jam sebelas pagi itu. Dr. Andre Monteux menelepon dari Monte Carlo. Terdengar suara petugas, "Sebentar, saya hubungkan dengan dokter itu." Yang 'sebentar' itu terasa seperti seratus tahun, dan Jennifer menggenggam gagang telepon kuat-kuat, dia tak tahan menunggu. Akhirnya terdengar suara Dr. Monteux berkata, "Bagaimana perasaan Anda?" "Masih sama saja," jawab Jennifer gugup. "Sudahkah Anda menerima hasil pemeriksaannya?" "Berita baik," kata Dr. Monteux. "Yang jelas bukan sampar." Jennifer tak sabar lagi. "Lalu apa? Ada apa dengan saya?" "Anda hamil, Nyonya Parker." Jennifer terduduk, dia tak bisa bergerak dan hanya menatap telepon. Waktu dia bisa berbicara lagi, dia tanya, "Ya.... Yakinkah Anda?" 267 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Yakin. Ini pasti bayi Anda yang pertama, ya?" "Ya." "Saya anjurkan supaya Anda menghubungi seorang ahli kandungan secepat mungkin. Melihat betapa beratnya tandatanda awal pada diri Anda, Anda mungkin akan mengalami kesulitan." "Baiklah," sahut Jennifer. "Terima kasih Anda sudah menelepon, Dr. Monteux." Jennifer meletakkan kembali gagang telepon dan duduk dengan pikiran kacau-balau. Dia tak yakin kapan pembuahan itu terjadi, atau bagaimana persaannya. Dia tak bisa berpikir sehat. Ia akan mendapatkan anak dari Adam. Dan tiba-tiba dia tahu bagaimana perasaannya. Dia merasa bahagia sekali; dia merasa seolah-olah dia telah diberi hadiah yang tak terhingga nilainya. Saatnya tepat sekali, seolah-olah dewa-dewa berada di pihak mereka. Pemilihan akan selesai secepatnya dan dia bisa segera menikah dengan Adam. Pasti anak laki-laki. Dia tak sabar menceritakannya pada Adam. Diteleponnya Adam di kantornya. "Tuan Warner tak ada di kantor," sekretarisnya memberi tahu. "Bisa Anda coba di rumahnya." Jennifer enggan menelepon Adam di rumahnya, tapi dadanya serasa akan meledak oleh berita itu. Diputarnya nomor telepon rumahnya. Mary Beth yang menerima. "Maaf, aku mengganggumu," kata Jennifer. "Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Adam. Ini Jennifer Parker." "Aku senang kau menelepon," kata Mary Beth Kehangatan suaranya meyakinkan. "Adam sedang menghadiri pertemuan- 268 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pertemuan, tapi dia akan kembali nanti malam. Datang saja ke rumah. Kita makan malam bersama. Jam tujuh bisa?" Jennifer ragu sebentar. "Baiklah." Adalah ajaib bahwa Jennifer tidak mengalami kecelakaan waktu dia mengemudikan mobilnya ke Croton-on-Hudson. Pikirannya melayang jauh mengangankan masa depan. Dia sering membicarakan tentang anak-anak dengan Adam. Dia ingat kata-kata Adam. Aku ingin sepasang anak yang rupanya seperti kau. Waktu berjalan di jalan raya, dia mengangankan suatu gerakan halus dalam rahimnya, tapi dikatakannya sendiri bahwa itu omong kosong. Masih terlalu awal. Tapi tidak akan lama lagi. Bayi Adam ada dalam rahimnya. Bayi itu hidup dan sebentar lagi akan menendang-nendang. Rasanya hebat, rasanya membingungkan. Dia.... Jennifer mendengar seseorang membunyikan klakson mobilnya, dia menoleh dan dilihatnya bahwa dia hampir membuat sebuah truk terdesak ke tepi jalan. Jennifer melemparkan senyum yang mengandung permintaan maaf, lalu meneruskan perjalanannya. Tak satu pun yang bisa merusak suasana hari ini. Hari sudah senja waktu Jennifer berhenti di depan rumah keluarga Warner. Salju halus sudah mulai Utuh, seolah-olah membedaki pepohonan tipis-tipis. Mary Beth yang mengenakan baju brokat panjang berwarna biru, membukakan pintu depan untuk menyambut Jennifer. Digandengnya Jennifer dengan hangat dan diantarnya masuk ke rumah, dan Jennifer jadi ingat akan waktu mereka bertemu untuk pertama kali. Mary Beth tampak bahagia dan berseri. Dia banyak berbicara tentang tetek-bengek, membuat tamunya merasa tenang. Mereka masuk ke kamar perpustakaan di mana api sedang menyala dalam perapian. 269 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ “Aku belum mendapat kabar dari Adam," kata Mary Beth. "Mungkin dia tertahan. Sementara itu kita berdua bisa mengobrol panjang. Kudengar kau bersemangat waktu di telepon tadi." Mary Beth membungkuk seolah-olah mengajak berkomplot. “Apakah ada berita besar yang akan kau sampaikan?" Jennifer melihat pada wanita ramah di hadapannya dan tercetuslah kata-kata itu, "Aku sedang mengandung bayi Adam." Mary Beth bersandar kembali di kursinya dan tersenyum. "Wah! Luar biasa! Aku juga sedang mengandung." Jennifer terbelalak memandangnya. "A.... aku tak mengerti." Mary Beth tertawa. "Sebenarnya sederhana sekali. Bukankah aku istri Adam yang sah?" "Tapi.... tapi bukankah kau dan Adam akan bercerai?" kata Jennifer lambat-lambat. "Anak manis, mengapa aku harus minta cerai dari Adam? Aku memujanya." Jennifer merasa kepalanya mulai berputar-putar. Percakapan jadi tak menentu. "Kau.... kau mencintai orang lain. Katamu kau...." "Aku berkata bahwa aku mencintai seseorang. Itu memang benar. Aku mencintai Adam. Sudah kukatakan padamu, bahwa aku mencintai Adam sejak pertama kali aku bertemu dengan dia." Dia pasti tidak bersungguh-sungguh. Dia sedang mengusik Jennifer, mempermainkannya. 270 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Hentikanlah!" kata Jennifer. "Kalian berdua seperti kakakadik saja. Adam tak bermain cinta lagi dengan...." Suara Mary Beth mengandung tawa. "Kasihan sekali kau, Sayang! Aku heran bahwa orang sepintar kau bisa...." Dia membungkuk lagi dan kini berkata bersungguh-sungguh. "Kau percaya padanya! Kasihan. Tapi aku mengandung. Sungguh." Jennifer berjuang untuk menenangkan dirinya. "Adam mencintai aku. Kami akan menikah." Mary Beth menggeleng. Matanya yang biru menatap mata Jennifer dan di situ tampak jelas kebencian, membuat jantung Jennifer terasa berhenti sejenak. "Kalau begitu Adam akan menjadi orang yang beristri dua. Aku tidak akan minta cerai dari dia. Dan bila kubiarkan Adam menceraikan aku untuk kawin dengan kau, dia akan kalah dalam pemilihan. Padahal sekarang, dia akan memenangkannya. Kemudian kami akan ke Gedung Putih, Adam dan aku. Tidak ada tempat dalam hidupnya bagi seseorang seperti kau. Selama ini pun tidak. Dia hanya mengira bahwa dia cinta padamu. Tapi itu akan berlalu bila didengarnya bahwa aku sedang mengandung bayinya. Adam memang sudah lama menginginkan anak." Jennifer memejamkan matanya rapat-rapat, mencoba menghentikan sakit kepalanya yang hebat. "Maukah kau sesuatu?" tanya Mary Beth cemas. Jennifer membuka matanya. "Sudah kaukatakan pada Adam bahwa kau hamil?" "Belum," kata Mary Beth tersenyum. "Kurasa nanti malam saja akan kukatakan padanya setelah dia pulang dan setelah kami pergi tidur." Jennifer merasa benci sekali. "Kau seperti binatang bengis...." 271 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bukankah semuanya sudah jelas? Aku istrinya. Kau pelacur simpanannya." Jennifer bangkit dengan kepala pusing. Sakit kepalanya makin hebat, dia merasa tak tahan karena seperti dipalu. Telinganya berdengung keras dan dia takut kalau-kalau dia pingsan. Dia berjalan ke arah pintu masuk dengan terhuyunghuyung. Jennifer berhenti di pintu, dan menekankan dirinya pada pintu itu. Dia mencoba berpikir. Adam berkata bahwa dia mencintainya, tapi dia meniduri wanita ini, dia menghamilinya pula. Jennifer berbalik lalu berjalan ke luar menempuh udara malam yang dingin. 24 Adam sedang dalam putaran terakhir dari kampanye berkeliling negara. Beberapa kali dia menelepon Jennifer, tapi dia selalu dikelilingi rencana perjalanannya dan dia tak punya kesempatan untuk berbicara banyak, sedang Jennifer tak pula berkesempatan untuk menyampaikan beritanya. Jennifer tahu mengapa Mary Beth sampai hamil: dia telah merayu Adam supaya mau tidur dengannya. Tapi Jennifer ingin mendengarnya dari Adam sendiri. "Beberapa hari lagi aku akan kembali dan kita akan bercakap-cakap," kata Adam. Kini lima hari lagi menjelang pemilihan. Adam memang pantas menang karena dia lebih baik. Jennifer merasa Mary Beth memang benar waktu dia mengatakan bahwa itu mungkin merupakan batu loncatan untuk kedudukan kepresidenan di Amerika Serikat. Jennifer akan memaksa dirinya untuk menunggu dan melihat bagaimana jadinya. 272 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Bila Adam terpilih menjadi senator, Jennifer akan kehilangan dia. Adam akan pergi ke Washington dengan Mary Beth. Tidak akan ada lagi jalan untuk bercerai. Skandal tentang seorang anggota senat baru yang menceraikan istrinya yang sedang hamil untuk mengawini kekasih peliharaannya yang sedang hamil pula, akan sangat mengancam kehidupannya. Tapi bila Adam kalah dalam perebutan suara itu, maka dia akan bebas. Bebas untuk kembali menjalankan praktek pengacaranya, bebas untuk mengawini Jennifer, dan tak perlu kuatir atau peduli apa yang dipikirkan orang. Mereka akan bisa hidup bersama selama sisa hidup mereka. Menimang anak-anak mereka. Hari pemilihan tiba, ditandai dengan hujan sejak subuh. Karena besarnya perhatian pada perebutan suara untuk keanggotaan senat, bisa diharapkan akan banyak sekali pemilih yang akan datang ke tempat-tempat pemungutan suara, meskipun cuaca buruk. Pagi hari, Ken Bailey bertanya, "Apakah kau akan pergi memberikan suaramu hari ini?" "Ya." "Kelihatannya tidak akan banyak selisih suara nanti ini, ya?" "Kecil sekali." Sudah agak siang Jennifer baru pergi ke tempat pemungutan suara, dan sambil memasuki bilik pemilihan dia berpikir dengan murung, satu suara bagi Adam Warner berarti satu suara melawan Jennifer Parker. Dia memberikan suara untuk Adam, lalu keluar dari bilik itu. Dia merasa tak sanggup kembali ke kantornya. Dia berjalan saja di sepanjang jalan sepanjang petang itu, mencoba untuk tidak berpikir, mencoba untuk tidak merasa; berpikir dan merasa, menyadari bahwa dalam beberapa jam lagi sisa hidupnya akan ditentukan. 273 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 25 "Inilah pemilihan dengan perbedaan suara yang terkecil, yang pernah kita alami selama bertahun-tahun," kata penyiar tv. Jennifer seorang diri di rumah melihat penghitungan suara pada siaran tv stasiun NBC. Dia baru saja menyiapkan makanan ringan berupa telur dadar dan roti panggang, tapi kemudian terlalu gugup untuk bisa makan sesuatu. Dia duduk dengan mengenakan kimono, meringkuk di sofa, mendengarkan nasibnya disiarkan pada berjuta-juta orang. Setiap penonton punya alasan masing-masing untuk nonton, untuk menginginkan salah seorang calon menang atau kalah, tapi Jennifer yakin bahwa tak seorang pun di antara mereka yang terlibat dalam pemilihan itu sedalam dia. Bila Adam menang, itu akan merupakan akhir dari hubungan mereka, dan... akhir dari bayi dalam rahimnya. Tampak sekilas gambar Adam di layar, dan di sisinya, Mary Beth. Jennifer bisa berbangga diri karena kepandaiannya menafsirkan orang, tapi dia telah benar-benar terkicuh oleh sikap dan mulut manis perempuan keparat itu. Dia berusaha terus untuk menekan bayangan Adam yang meniduri perempuan itu dan membuatnya hamil. Edwin Newman berkata, "Inilah suara-suara masuk yang terakhir dalam perebutan kursi senat antara anggota lama, John Trowbridge dan penantangnya Adam Warner. Di Manhattan, John Trowbridge mengumpulkan dua ratus dua puluh satu ribu tiga ratus tujuh puluh lima suara, sedang Adam Warner dua ratus empat belas ribu delapan ratus sembilan puluh lima. Di Daerah Pemilihan Empat Puluh Lima dari daerah perwakilan di Queens, John Trowbridge unggul dua setengah persen” Hidup Jennifer sedang diukur dengan angka-angka persen. 274 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dari daerah-daerah Bronx, Brooklyn, Queens,. Richmond, dan daerah-daerah Nassau, Rockland, Suffolk, dan Westchester, terkumpul jumlah dua juta tiga ratus ribu suara bagi John Trowbridge, dan dua juta seratus dua puluh ribu bagi Adam Warner, sedang hasil pemungutan dari negara bagian New York baru saja masuk. Adam Warner telah membuat kejutan dengan merupakan saingan berat melawan John Trowbridge, yang sudah terpilih untuk ketiga kalinya. Sejak semula, jumlah suara boleh dikatakan terbagi sama kuat dalam perebutan kursi ini. Menurut hasil pemungutan yang terakhir, dengan enam puluh dua persen dari suara yang dihitung, Senator Trowbridge mulai mengumpulkan suara lebih banyak. Waktu kami membaca hasil pemungutan yang terakhir sejam yang lalu, Senator Trowbridge mengumpulkan dua persen lebih banyak. Hasil pemungutan sekarang menunjukkan bahwa dia maju dengan kelebihan dua setengah persen. Bila kecenderungan ini berjalan terus, maka komputer NBC akan meramalkan Senator Trowbridge yang akan menjadi pemenang dalam perebutan kursi senat untuk Amerika Serikat ini. Sambil bergerak terus dalam perebutan suara antara..." Jennifer menatap terus ke pesawat tv-nya dengan hati berdebar-debar. Rasanya berjuta-juta orang memberikan suaranya untuk menentukan Adam untuk Jennifer atau Adam untuk Mary Beth. Jennifer merasa kepalanya ringan dan pusing. Dia tak boleh lupa makan sesuatu nanti. Tapi sekarang tidak. Sekarang tak satu pun yang berarti, kecuali apa yang sedang terjadi di layar di hadapannya. Ketegangan makin meningkat, dari menit ke menit, dari jam ke jam. Tengah malam, Senator Trowbridge unggul tiga persen. Jam dua subuh, setelah tujuh puluh satu persen dari suara yang terkumpul dihitung, Senator Trowbridge unggul tiga setengah persen. Komputer mengatakan bahwa Senator John Trowbridge akan memenangkan pemilihan itu. 275 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer masih saja menatap pesawat tv tanpa emosi, tanpa perasaan apa-apa. Adam kalah. Jennifer menang. Dia telah memenangkan Adam dan putra mereka berdua. Kini dia bebas untuk menceritakan pada Adam, menceritakan padanya tentang bayi mereka, merencanakan masa depan mereka bersama. Jennifer merasa kasihan pada Adam, karena dia tahu betapa besarnya arti pemilihan itu bagi Adam. Tapi lama-lama tentu Adam akan lupa juga. Dia akan mencoba lagi kelak, dan Jennifer akan bisa membantunya. Adam masih muda. Dunia terbentang di hadapan mereka berdua. Di hadapan mereka bertiga. Jennifer tertidur di sofa, bermimpi tentang Adam, tentang pemilihan dan Gedung Putih. Dia, Adam, dan putra mereka, berada di ruang Oval. Adam sedang mengucapkan pidato pelantikannya. Mary Beth masuk dan mengganggu. Adam membentaknya dan suaranya makin lama makin nyaring. Jennifer terbangun. Suara yang didengarnya adalah suara Edwin Newman. Siaran tv masih berjalan terus. Hari sudah subuh. Edwin Newman yang tampak keletihan sedang membacakan suara masuk terakhir hasil pemilihan. Jennifer mendengarkan, pikirannya masih setengah tidur. Waktu akan bangkit dari sofa didengarnya Edwin berkata, "Dan inilah hasil terakhir dari pemilihan senator untuk Negara Bagian New York. Adam Warner telah mengalahkan pemegang kedudukan yang lama, Senator John Trowbridge, dengan kemenangan tipis kurang dari setengah persen." Berlalulah sudah. Jennifer sudah kalah. 26 276 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu Jennifer masuk ke kantornya kesiangan pagi itu, Cynthia berkata, "Tuan Adam menelepon, Nona Parker. Sepanjang pagi ini dia menelepon terus." Jennifer ragu, lalu berkata, "Baiklah, Cynthia, akan kuterima." Dia masuk ke kamar kerjanya dan mengangkat gagang telepon. "Halo, Adam, selamat ya." "Terima kasih. Kita harus berbicara. Bisakah kau membebaskan diri untuk makan siang?" "Bisa," kata Jennifer ragu. Bagaimanapun juga harus dihadapi. Itulah pertama kali Jennifer bertemu dengan Adam selama tiga minggu. Diperhatikannya wajah Adam. Dia kelihatan letih dan pucat. Dia seharusnya berwajah merah karena kemenangannya, tapi sebaliknya dia kelihatan gugup sekali dan salah tingkah. Mereka memesan makanan, namun tak seorang pun di antara mereka menyentuhnya, dan mereka berbicara tentang pemilihan. Kata-kata mereka hanya merupakan kedok untuk menyembunyikan pikiran masingmasing. Akhirnya, kepura-puraan itu tak dapat dipertahankan, dan Adam berkata, "Jennifer..." Dia menarik napas panjang lalu mengucapkannya cepat-cepat, "Mary Beth mengandung " Bagaimanapun juga, tak tahan rasanya Jennifer mendengar kenyataan itu diucapkan oleh Adam sendiri. "Aku menyesal, Sayang. Hal itu.... terjadi begitu saja. Sulit rasanya menjelaskannya." "Tak perlu kaujelaskan." Jennifer bisa melihat peristiwa itu dengan jelas. Mary Beth yang mengenakan baju tidur yang menantang.... atau tanpa busana.... dan Adam.... "Aku merasa diriku goblok sekali," kata Adam. Mereka berdiaman dengan rasa tak enak, lalu Adam berkata lagi, "Tadi pagi aku menerima telepon dari ketua Komite Nasional. 277 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ada suara mengenai rencana akan menyiapkan diriku untuk pencalonan presiden yang akan datang." Dia ragu lagi. "Masalahnya, dengan kehamilan Mary Beth, waktunya jadi tak tepat untuk mendapatkan perceraian. Aku jadi tak tahu apa yang harus kulakukan. Sudah tiga malam ini aku tak tidur." Dia memandang Jennifer dan berkata, "Aku sebenarnya tak mau meminta ini darimu, tapi.... bisakah kita menunggu dulu sebentar sampai semuanya "beres?" Jennifer melihat pada Adam di seberang meja dan hatinya terasa pedih sekali, dia merasa kehilangan yang tak terkirakan hingga dia merasa tak tahan. "Sementara itu kita tetap berhubungan sesering mungkin," kata Adam lagi. "Kita...." Jennifer memaksakan dirinya untuk berbicara. "Tidak, Adam. Sebaiknya kita putuskan saja." Adam menatapnya. "Kau tentu tidak bersungguh-sungguh. Aku cinta padamu, Sayang. Kita akan mencari jalan untuk...." "Jalan itu tak ada. Istri dan anakmu tidak akan bisa hilang begitu saja. Hubungan kita yang harus kita putuskan. Aku tetap mencintaimu. Setiap detik dari kebersamaan denganmu." Jennifer bangkit dari tempat duduknya, karena dia tahu bahwa bila dia tidak keluar dari restoran itu, dia akan menjerit-jerit. "Kita tak boleh bertemu lagi." Jennifer tak tahan melihat mata Adam yang membayangkan kepedihan. "Demi Tuhan, Jennifer! Jangan lakukan ini. Jangan lakukan! Kita...." Jennifer tidak mendengar kata-kata selanjutnya. Dia berjalan cepat-cepat ke pintu, lari dari kehidupan Adam. 278 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 27 Telepon-telepon dari Adam tak lagi diterima atau dibalasnya. Surat-suratnya dikembalikan tanpa dibuka. Pada surat yang terakhir diterimanya, ditulisnya meninggal di amplopnya, lalu dimasukkannya kembali ke kotak pos. Itu memang kenyataannya, pikir Jennifer, aku memang sudah mati. Dia tak tahu bahwa ada rasa sakit yang sehebat itu. Dia ingin menyendiri, namun dia tak sendiri. Ada seorang manusia lain dalam tubuhnya dan merupakan bagian dari dirinya dan bagian dari Adam. Dan dia akan membinasakannya. Dipaksanya dirinya untuk memikirkan di mana dia akan menggugurkan kandungannya. Beberapa tahun yang lalu, suatu pengguguran akan berarti seorang dokter gadungan dalam sebuah kamar yang kotor dan jorok yang tersembunyi di sebuah lorong— tapi itu tak perlu lagi sekarang. Sekarang dia bisa saja pergi ke sebuah rumah sakit dan meminta supaya pengguguran itu dilakukan oleh seorang ahli terkenal. Harus di suatu tempat di luar New York City. Foto-foto Jennifer sudah terlalu sering masuk surat-surat kabar, sudah terlalu sering muncul di tv. Dia perlu tempat di mana dia tak dikenal, suatu tempat di mana orang tidak akan bertanya-tanya. Tak boleh diketahui adanya kaitan antara dia dan Adam Warner. Senator Amerika Serikat Adam Warner. Bayi mereka harus mati tanpa diketahui orang. Jennifer membayangkan, bagaimana kira-kira bayi itu, dan dia mulai menangis demikian hebatnya hingga napasnya sesak. Hari mulai hujan. Jennifer menengadah ke langit dan berpikir apakah Tuhan ikut menangisinya. Ken Bailey adalah satu-satunya orang yang dapat dipercayai Jennifer untuk membantunya. 279 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku akan menggugurkan kandunganku," kata Jennifer tanpa pendahuluan. "Apakah kau kenal seorang dokter yang baik?" Ken mencoba menutupi rasa terkejutnya, tapi Jennifer bisa melihat bermacam-macam perasaan yang berbaur yang terbayang di air mukanya. "Di suatu tempat di luar kota, Ken. Di suatu tempat di mana orang tak kenal padaku." "Bagaimana kalau di Kepulauan Fiji?" Suaranya mengandung kemarahan. "Aku serius." "Maaf. Aku.... kau membuatku terkejut sekali." Berita itu benar-benar telah membuatnya terperanjat. Dia memuja Jennifer. Ada kalanya dia merasa mencintainya, tapi tak yakin, dan hal itu merupakan siksaan. Terhadap Jennifer dia tidak akan bisa berbuat sebagaimana dia telah memperlakukan istrinya. Tuhanku, pikir Ken, mengapa Kau tak mau memastikan mengenai diriku? Dia menyusupkan jari-jarinya ke rambutnya yang merah dan berkata, "Kalau kau tak mau melakukannya di New York, kuanjurkan di North Carolina saja. Tempat itu tidak terlalu jauh." "Bisakah kau menolong melihat kemungkinannya?" "Bisa. Baiklah. Aku...." "Ya?" Ken memalingkan mukanya. "Tak apa-apa." Selama tiga hari berikutnya Ken Bailey menghilang. Waktu dia masuk ke kamar kerja Jennifer pada hari yang ketiga, kelihatannya dia tak bercukur dan matanya merah serta cekung. 280 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer memandangnya, lalu bertanya. "Kau tak apa-apa?" "Tak apa-apa." "Adakah sesuatu yang bisa kubantu?" "Tidak." Bila Tuhan tak bisa menolongku, apalagi kau, Kekasihku. Diserahkannya pada Jennifer secarik kertas yang bertulisan, Dokter Eric Linden, Memorial Hospital, Charlotte, North Carolina. "Terima kasih." "Kembali. Kapan kau akan pergi untuk itu?" "Akhir pekan ini." "Tak inginkah kau aku ikut denganmu?" tanyanya salah tingkah. "Tak usah, terima kasih. Aku tak apa-apa." "Bagaimana dengan perjalanan pulang?" "Aku tidak akan apa-apa." Ken masih saja berdiri, dia ragu. "Sebenarnya bukan urusanku, tapi apakah kau yakin akan niatmu itu?" "Aku yakin." Jennifer merasa tak punya pilihan lain. Tak ada yang lebih diingininya di dunia ini daripada memelihara bayi Adam ini, tapi dia tahu bahwa sangat tak masuk akal untuk membesarkan bayi itu seorang diri. Dia melihat pada Ken dan berkata lagi, "Aku yakin." Rumah sakit itu adalah sebuah bangunan bertingkat dua, dan terbuat dari batu bata, terletak di pinggiran kota Charlotte. Tempat itu menyenangkan. 281 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Wanita yang bertugas di meja pendaftaran rambutnya beruban dan umurnya hampir tujuh puluh. "Bisa saya membantu Anda?" "Ya," kata Jennifer. "Saya Nyonya Parker. Saya ada janji dengan Dokter Linden untuk.... untuk...." Jennifer tak sampai hati untuk mengucapkannya. Wanita itu mengangguk penuh pengertian. "Dokter sudah menunggu Anda, Nyonya Parker. Akan saya suruh seseorang menunjukkan jalan pada Anda." Seorang jururawat muda yang cekatan mengantar Jennifer ke sebuah kamar periksa di ujung lorong rumah sakit itu, lalu berkata "Akan saya katakan pada Dokter Linden bahwa Anda sudah di sini. Silakan berganti pakaian. Di gantungan ada pakaian rumah sakit." Perlahan-lahan, dengan dipenuhi perasaan tak nyata, Jennifer membuka pakaiannya sendiri dan mengenakan pakaian rumah sakit yang putih. Dia merasa seolah-olah sedang mengenakan celemek tukang jagal. Sebentar lagi dia akan membunuh suatu kehidupan di dalam dirinya. Dalam bayangannya, celemek itu berbercak-bercak darah, darah dari bayinya. Jennifer lalu gemetar. Didengarnya suara berkata, "Nah, tenang saja." Jennifer mengangkat mukanya dan melihat seorang lakilaki yang gemuk pendek, berkepala botak, dan memakai kaca mata berbingkai tanduk yang membuatnya jadi kelihatan seperti burung hantu. "Saya Dokter Linden." Dia melihat kartu yang ada dalam tangannya. "Anda Nyonya Parker?" Jennifer mengangguk. Dokter itu memegang lengan Jennifer lalu berkata dengan nada membujuk, "Duduklah." Dia pergi ke wastafel lalu mengisi sebuah gelas dari kertas dengan air. "Minum ini." 282 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer menurut. Dokter itu duduk di sebuah kursi dan memperhatikannya sampai gemetarnya berkurang. "Jadi Anda ingin kandungan Anda digugurkan?" "Ya." "Sudahkah hal ini dibicarakan dengan suami Anda, Nyonya Parker?" "Sudah. Kami.... kami berdua menginginkannya." Dokter itu mengamat-amatinya. "Anda kelihatan sehatsehat saja." "Saya merasa.... merasa sehat." "Apakah kesulitan dalam hal keuangan?" "Tidak," jawab Jennifer dengan tajam. Mengapa orang ini banyak sekali bertanya? "Kami.... kami tak bisa punya bayi ini, itu saja." Dokter Linden mengeluarkan pipa. "Mengganggukah saya dengan ini?" "Tidak." Dokter Linden menyalakan pipa itu dan berkata, "Ini kebiasaan buruk." Dia bersandar lalu menghembuskan segumpal asap. "Bisakah kita selesaikan hal ini?" tanya Jennifer. Sarafnya demikian tegang hingga rasanya akan putus. Dia merasa sewaktu-waktu dia bisa berteriak. Dokter Linden sekali lagi mengisap pipanya lama-lama dan perlahan-lahan. "Saya rasa kita harus berbicara dulu sebentar." Dengan usaha yang besar sekali, Jennifer berhasil menguasai niatnya untuk melawan. "Baiklah." 283 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Soalnya mengenai pengguguran ini," kata Dokter Linden, "sifatnya final. Anda masih bisa mengubah pikiran Anda sekarang, tapi Anda tidak bisa lagi mengubahnya setelah bayinya dibuang." "Saya tidak akan mengubah pikiran saya." Dokter mengangguk lalu mengisap pipanya perlahan-lahan lagi. "Baiklah kalau begitu." Bau tembakau yang manis membuat Jennifer merasa mual lagi. Dia ingin dokter itu menyingkirkan pipanya. "Dokter Linden....." Dokter Linden bangkit dengan enggan dan berkata, "Baiklah, Nyonya muda, mari saya periksa Anda." Jennifer berbaring di meja pemeriksaan. Kakinya dimasukkan ke dalam sebuah kekang dari logam yang terasa dingin. Dirasakannya jari-jemari dokter itu meraba-raba di dalam tubuhnya. Jari-jari itu terasa lembut dan penuh keahlian, dan Jennifer tidak menghayati rasa malu, hanya suatu rasa kehilangan yang tak terkatakan, rasa sedih yang mendalam. Tanpa diingininya timbul gambaran-gambaran putra mereka dalam pikirannya, karena dia yakin bahwa anak itu pasti anak laki-laki. Anak itu berlari-lari, bermain-main, dan tertawa-tawa. Tumbuh menyerupai ayahnya. Dokter Linden sudah selesai dengan pemeriksaannya. "Anda bisa berpakaian sekarang, Nyonya, Parker. Anda boleh menginap di sini satu malam, kalau Anda mau, dan pembedahannya akan kita lakukan besok pagi." "Tidak!" Suara Jennifer terdengar lebih tajam daripada yang dimaksudnya. "Saya ingin itu dilakukan sekarang saja." Dokter Linden memperhatikannya lagi dengan air muka bertanya. "Ada dua orang pasien yang sudah datang lebih dulu dari Anda. Akan saya suruh seorang jururawat kemari untuk 284 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengadakan pemeriksaan laboratorium, lalu menyiapkan Anda di kamar Anda. Pembedahan akan dilakukan empat jam lagi. Mau begitu?" "Baiklah," bisik Jennifer. Jennifer berbaring di tempat tidur yang sempit dengan memejamkan matanya, menunggu Dokter Linden kembali. Di dinding ada sebuah jam kuno, dan bunyi tik-tak jam itu seolah-olah memenuhi kamar itu. Bunyi tik-tak itu kemudian seakan-akan berubah menjadi: Adam kecil. Adam kecil, Adam kecil, putra kami, putra kami, putra kami. Jennifer tak berhasil menghapuskan gambaran bayi itu dari pikirannya. Pada saat itu, bayi itu ada dalam tubuh ibunya, nyaman, hangat, dan hidup, terlindung dari dunia luar dalam rahim yang amniotic. Jennifer bertanya sendiri, apakah janin bayi itu sudah punya perasaan pendahuluan mengenai apa yang akan terjadi atas dirinya. Dia ingin tahu apakah bayi itu akan merasa sakit bila pisau membunuhnya. Jennifer menutup telinga dengan tangannya supaya tidak mendengar bunyi detik jam. Dirasakannya napasnya mulai menyesak, dan tubuhnya bersimbah peluh. Dia mendengar bunyi, lalu membuka matanya. Dokter Linden berdiri di sampingnya, wajahnya menunjukkan rasa kuatir. "Apakah Anda baik-baik saja, Nyonya Parker?" "Ya," bisik Jennifer. "Saya hanya ingin ini berlalu." Dokter Linden mengangguk. "Itulah yang akan kita lakukan sekarang." Dia mengambil sebuah alat suntik dari meja di samping tempat tidur, lalu mendekati Jennifer. "Apa isinya itu?" "Demerol dan phenergan, untuk menenangkan Anda. Beberapa menit lagi kita akan pergi ke kamar bedah." Dia 285 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menyuntik Jennifer. "Rupanya ini untuk pertama kali Anda menggugurkan, ya?" "Ya." "Kalau begitu, baik saya jelaskan jalannya. Pembedahan itu tidak akan terasa sakit dan boleh dikatakan sederhana. Di kamar bedah Anda akan diberi suntikan nitrous oxide untuk pembiusan keseluruhan, dan oksigen melalui kedok. Bila Anda sudah tak sadar kami akan memasukkan semacam cermin kecil ke dalam vagina Anda, supaya kami bisa melihat apa yang kami lakukan. Lalu kami akan membesarkan leher rahim dengan alat-alat dari logam, mula-mula dengan yang berukuran kecil, makin lama makin besar, dan bagian dalam dari rahim Anda akan dikeruk dengan alat kuret. Ada pertanyaan sebegitu jauh?" "Tidak." Jennifer mulai merasa hangat dan mengantuk. Dia bisa merasakan ketegangannya hilang lenyap bagaikan oleh suatu keajaiban, dan dinding-dinding kamar mulai mengabur. Dia ingin menanyakan sesuatu pada dokter, tapi dia tak ingat apa itu... sesuatu mengenai bayi itu... sekarang sudah tak penting lagi. Yang penting sekarang adalah bahwa dia sedang menjalani apa yang harus dilakukannya. Beberapa menit lagi semuanya itu akan berlalu, dan dia akan bisa memulai hidupnya lagi. Dia merasa dirinya mengambang dalam keadaan indah bagai dalam mimpi... dia sadar ada orang-orang yang masuk ke ruang itu. mereka mengangkatnya ke sebuah meja logam beroda... dia bisa merasakan rasa dingin di punggungnya menembusi baju rumah sakitnya yang tipis. Dia didorong melalui lorong rumah sakit itu dan dia lalu menghitung lampulampu yang bergantungan. Rasanya penting untuk mendapatkan jumlah yang benar, tapi dia tak tahu mengapa. Dia didorong memasuki sebuah kamar bedah putih yang bebas hama dan Jennifer berpikir, Di sinilah bayiku akan mati. 286 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jangan kuatir, Adam kecil. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu. Dan di luar kehendaknya, dia pun menangis. Dokter Linden menepuk-nepuk lengannya. "Tak apa-apa. Tidak akan sakit." Kematian tanpa rasa sakit, pikir Jennifer. Bagus sekali. Dia sayang pada bayinya. Dia tak mau bayi itu disakiti. Seseorang memasang kedok di mukanya dan suatu suara berkata, "Isap napas dalam-dalam." Jennifer merasa tangan orang yang mengangkat baju rumah sakitnya dan mengangkangkan kakinya. Sekarang akan terjadi. Hal itu akan terjadi sekarang. Adam kecil. Adam kecil. Adam kecil. "Saya minta Anda tenang," kata Dokter Linden. Jennifer mengangguk. Selamat jalan bayiku. Dirasakannya suatu alat baja yang dingin mulai bergerak di antara kedua pahanya dan perlahan-lahan dimasukkan. Alat pembunuh asing itulah yang akan membunuh bayi Adam. Tiba-tiba didengarnya suara yang terasa asing berteriak, "Hentikan! Hentikan! Hentikan!" Lalu Jennifer melihat ke wajah-wajah yang keheranan, yang memandanginya dengan terbelalak, dan dia pun menyadari bahwa teriakan tadi itu berasal dari dirinya. Kedok tertekan makin kuat ke wajahnya. Dia terserap oleh suatu pusaran yang berputar makin lama makin cepat, lalu menenggelamkannya. Yang terakhir diingatnya adalah lampu putih besar di langit-langit di atasnya, berputar-putar, dan masuk ke dalam tengkorak kepalanya. Waktu Jennifer sadar, dia terbaring di tempat tidur dalam kamarnya di rumah sakit. Melalui jendela dia bisa melihat bahwa di luar hari sudah gelap. Tubuhnya terasa sakit seolah- 287 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ olah bekas dipukuli, dan dia ingin tahu berapa lama dia tak sadar. Dia masih hidup, tapi bayinya.... Dijangkaunya bel yang terpasang di tempat tidurnya, lalu ditekannya. Bel itu ditekannya terus, serasa tak bisa berhenti. Dia kebingungan. Seseorang jururawat muncul di pintu lalu cepat-cepat pergi lagi. Beberapa saat kemudian Dokter Linden masuk bergegas. Dia mendekat ke sisi tempat tidur, lalu dengan halus melepaskan jari-jari Jennifer dari bel itu. Jennifer mencengkam lengan dokter itu kuat-kuat dan berkata dengan suara serak, "Bayi saya.... dia mati!" "Tidak, Nyonya Parker," kata Dokter Linden. "Dia masih hidup. Saya harap dia laki-laki. Anda terus-menerus menyebutnya Adam." 28 Hari Natal berlalu, dan tahun baru pun tiba, tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh tiga. Salju yang turun dalam bulan Februari digantikan oleh angin keras dalam bulan Maret, dan Jennifer tahu bahwa sudah tiba waktunya dia berhenti bekerja. Dia mengadakan rapat staf di kantornya. "Aku akan mengambil cuti besar," Jennifer mengumumkan. "Aku akan pergi selama lima bulan." Terdengar gumam mereka terkejut. "Tapi bukankah kami masih akan bisa menghubungimu?" tanya Dan Martin. "Tidak, Dan. Aku tidak akan bisa dihubungi." Ted Harris menatapnya dari balik kaca matanya yang tebal. "Jennifer, kau tak bisa begitu saja....” 288 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Akhir minggu ini aku akan berangkat." Bicaranya mengandung nada keputusan yang tidak menghendaki pertanyaan selanjutnya. Rapat itu selanjutnya membahas tentang perkara-perkara yang masih harus ditangani. Setelah semuanya pergi, Ken Bailey bertanya, "Apakah semuanya ini sudah kaupikirkan matang-matang?" "Aku tak punya pilihan lain, Ken." Ken memandanginya. "Aku tak tahu siapa laki-laki keparat itu, tapi aku benci padanya." Jennifer meletakkan tangannya di lengan Ken. "Terima kasih atas perhatianmu. Tapi aku baik-baik saja." "Ketahuilah, kau akan menghadapi kesulitan. Anak-anak akan menjadi besar. Mereka suka bertanya. Anak itu ingin tahu siapa ayahnya." "Akan kuhadapi itu." "Baiklah kalau begitu." Dengan nada yang berubah lembut dia menambahkan, "Bila ada sesuatu yang bisa kulakukan — apa saja — kau tahu bahwa aku selalu siap." Jennifer melingkarkan lengannya ke leher Ken. "Terima kasih, Ken. Terima kasih banyak." Jennifer tinggal lama di kantornya setelah semua orang pergi, duduk seorang diri dalam gelap, dan dia berpikir. Dia akan selalu mencintai Adam. Tak satu pun bisa mengubah hal itu, dan dia yakin bahwa Adam pun masih mencintainya. Sebenarnya akan lebih mudah bila Adam tidak mencintaiku, pikir Jennifer. Sungguh suatu ironi yang tak tertanggungkan: mereka saling mencintai tapi tak bisa berkumpul, bahwa hidup mereka akan terpisah makin lama makin jauh. Adam kini berada di Washington bersama Mary Beth dan anak mereka. Suatu hari kelak Adam mungkin akan berada di Gedung Putih. 289 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer membayangkan anaknya sendiri, yang akan tumbuh, yang ingin tahu siapa ayahnya. Dia tidak akan bisa memberitahukannya, Adam pun tidak akan pernah boleh tahu bahwa dia mengandung anaknya, karena hal itu akan menghancurkan Adam. Dan bila ada orang lain yang tahu, maka Adam akan binasa dengan cara yang lain pula. * Jennifer telah memutuskan untuk membeli sebuah rumah di pinggiran kota, di suatu tempat di luar Manhattan, di mana dia akan bisa hidup bersama anaknya dalam dunia kecil mereka sendiri. Dia menemukan rumah itu benar-benar secara kebetulan. Pada suatu hari dia sedang dalam perjalanan untuk menemui seorang klien di Long Island. Dia membelok dijalan Ekspres Long Island pada pembelokan tiga puluh enam, tetapi dia salah belok dan mendapatkan dirinya berada di Sands Point. Jalan-jalan di situ sunyi dan diteduhi pohon-pohon yang tinggi, anggun. Rumah-rumah dibangun jauh dari jalan, masingmasing rumah terpisah di tanah milik tersendiri. Di depan sebuah rumah model kolonial di Jalan Sands Point, tergantung pengumuman Dijual. Pekarangannya dikelilingi pagar, dan ada sebuah pintu gerbang indah dari besi tempa yang menuju ke jalan yang licin tempat mobil masuk, diterangi oleh lampulampu bertiang di kiri-kanannya. Halaman depannya luas dan ditumbuhi sederetan pohon-pohon untuk melindungi rumah. Dari luar, rumah itu tampak menggiurkan. Jennifer mencatat nama makelarnya, kemudian membuat janji untuk melihatlihat rumah itu esok petangnya. Agen real estate-nya adalah seorang laki-laki yang bersungguh-sungguh, yang pandai membujuk, sebangsa petugas penjualan yang dibenci Jennifer. Tapi Jennifer bukan 290 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ akan membeli pribadi laki-laki itu, dia akan membeli sebuah rumah. "Rumah itu cantik sekali," kata laki-laki itu. "Ya, benarbenar cantik. Umurnya sudah kira-kira seratus tahun. Masih dalam keadaan sempurna. Benar-benar sempurna." Benar-benar berlebihan kalau dikatakannya sempurna. Kamar-kamarnya besar dan lapang, tapi perlu perbaikan. Alangkah akan senangnya, pikir Jennifer, memperbaiki rumah ini lalu menatanya. Di lantai atas, di seberang kamar tidur utama, ada sebuah kamar yang bisa diubah menjadi sebuah kamar bayi. Dia akan mewarnainya biru dan.... "Apakah Anda ingin melihat-lihat sekelilingnya?" Rumah di pohonlah yang membuat Jennifer memutuskan untuk membelinya. Rumah itu dibangun di atas sebuah langkan yang tinggi di sebuah pohon oak yang kokoh. Rumah pohon untuk anaknya. Tanahnya tiga are luasnya, halaman belakangnya melandai perlahan-lahan menuju ke sebuah selat kecil, di mana ada sebuah dok. Rumah itu akan merupakan tempat yang bagus sekali untuk tempat anaknya tumbuh, karena luasnya tempat untuknya berlari-lari. Kelak anak itu akan memiliki sebuah kapal kecil. Mereka benar-benar akan bisa memencilkan diri di sini, hal mana memang diperlukan. Jennifer sudah memastikan bahwa ini akan merupakan dunia yang akan menjadi miliknya dan anaknya saja. Keesokan harinya rumah itu dibelinya. Jennifer tak pernah menyangka betapa akan sakitnya meninggalkan apartemen yang ditempatinya bersama Adam. Kimono dan piama Adam masih ada di situ, demikian pula sandal dan alat-alat cukurnya. Setiap kamar punya beratusratus kenangan tentang Adam, kenangan tentang masa lalu yang indah, namun sudah mati. Jennifer mengumpulkan barang-barangnya secepatnya lalu keluar dari situ. 291 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Di rumahnya yang baru, Jennifer menyibukkan dirinya dari pagi-pagi benar sampai larut malam, supaya tak ada waktu untuk berpikir tentang Adam. Dia pergi ke toko-toko di Sands Point dan Port Washington untuk memesan perabot rumah tangga dan kain-kain gorden. Dia membeli alat-alat tidur dari Porthault, sendok-garpu, piring-piring, mangkuk, dan cangkir. Dia memanggil buruh setempat untuk membetulkan saluransaluran yang macet, atap yang bocor, dan alat-alat listrik yang usang. Dari pagi-pagi benar sampai senja, rumah itu penuh dengan tukang-tukang cat, ahli-ahli listrik, dan pekerja-pekerja pemasang kertas lapis dinding. Jennifer ke sana-kemari, mengawasi segala-galanya. Siang hari dia membuat dirinya letih, dengan harapan dia bisa tidur malam harinya, tapi hantu-hantu yang dulu kembali lagi, menyiksanya dengan mimpi-mimpi buruk yang mengerikan. Dia berkeliling ke toko-toko antik untuk membeli lampulampu dan meja, serta barang-barang seni. Dia membeli air mancur dan patung untuk kebun, juga barang-barang hiasan buatan Lipschitz, Nogu-chi, dan Miro. Di bagian dalam rumah semuanya kelihatan cantik. Bob Clement adalah seorang klien Jennifer di California dan bermacam-macam permadani yang dirancangnya untuk ruang tamu dan kamar bayi, membuat kamar-kamar itu semarak dengan warna-warni lembut. Perut Jennifer makin membesar, dan dia pergi ke desa untuk membeli pakaian hamil. Dia menyuruh memasang telepon yang nomornya tidak didaftarkan. Telepon itu dipasangnya hanya untuk keadaan darurat, tak seorang pun diberinya nomor telepon itu, dan dia pun tidak mengharapkan telepon dari siapa-siapa. Satu-satunya orang di kantor yang tahu di mana dia tinggal adalah Ken Bailey, dan sahabatnya itu disuruhnya bersumpah untuk merahasiakannya. 292 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pada suatu petang Ken pergi mengunjungi Jennifer. Jennifer membawanya berkeliling rumah dan pekarangan, dan dia betul-betul senang. "Sungguh cantik, Jennifer. Cantik sekali. Hebat benar hasil karyamu." Ken melihat ke perut Jennifer. "Berapa lama lagi?" "Dua bulan lagi." Jennifer meletakkan tangan Ken di perutnya, lalu berkata, "Coba rasakan." Ken merasakan suatu tendangan. "Makin hari makin kuat saja dia," kata Jennifer dengan bangga. Jennifer memasakkan makan malam buat Ken. Ken menunggu sampai mereka selesai makan makanan penutup, barulah dia mengemukakan yang akan dikatakannya. "Aku bukan mau mengorek-ngorek," katanya, "tapi tidakkah orang yang sebenarnya ayahnya perlu ikut berbuat sesuatu?" "Bahan pembicaraan ditutup." "Baiklah. Maafkan aku. Kantor sangat kehilangan kau. Ada klien baru yang....” Jennifer mengangkat tangannya. "Aku tak mau mendengar tentang itu." Mereka bercakap-cakap sampai tiba waktunya Ken harus pulang, dan Jennifer tak senang melihatnya pergi. Dia seorang laki-laki dan seorang sahabat yang baik. Jennifer menutup dirinya dari dunia dengan segala cara. Dia berhenti membaca surat-surat kabar, dan tak mau lagi nonton tv atau mendengarkan radio. Dunianya adalah di sini, di antara empat dinding ini. Inilah sarangnya, rahimnya, tempat dia akan melahirkan putranya ke dunia ini. 293 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dibacanya semua buku yang bisa didapatkannya mengenai membesarkan anak-anak, mulai dari karangan Dokter Spock sampai pada Ames dan Gesell. Setelah Jennifer selesai menata kamar bayi, kamar itu diisinya dengan bermacam-macam mainan. Didatanginya toko olahraga, dan melihat bola kaki, alat pemukul baseball, dan sarung tangan penangkap bola. Dan dia menertawakan dirinya. Gila-gilaan aku ini. Dia lahir pun belum. Namun alat pemukul baseball dan sarung tangan penangkap bola itu dibelinya juga. Dia tergoda ingin membeli bola kaki, tapi pikirnya, Itu nanti saja. Bulan Mei datang dan disusul oleh Juni. Para pekerja sudah selesai dan rumah itu menjadi sepi dan lengang. Dua kali seminggu Jennifer pergi ke desa untuk berbelanja di supermarket, dan dua minggu sekali dia mengunjungi Dokter Harvey, dokter ahli kandungan yang menanganinya. Dengan patuh Jennifer minum susu lebih banyak daripada yang disukainya, vitamin-vitamin diminumnya, dan semua makanan yang sehat dan bergizi dimakannya. Sekarang dia menjadi besar dan merasa kaku, dan dia mulai merasa sulit bergerak. Dia selalu aktif, dan pikirnya dia akan benci sekali kalau dia sampai menjadi berat dan kaku, dan harus bergerak lambat. Tapi entah mengapa, kini dia tak peduli. Tak ada lagi alasan untuk bergegas. Hari-hari terasa lamban dan dipenuhi mimpi serta kedamaian. Suatu jam harian dalam dirinya telah memperlambat jalannya sendiri. Jennifer seolah-olah sedang mengumpulkan tenaga, dan menumpahkannya pada tubuh lain yang hidup di dalam tubuhnya. Pada suatu pagi Dokter Harvey memeriksa Jennifer, lalu berkata, "Dua minggu lagi, Nyonya Parker." Sudah dekat sekali sekarang. Mula-mula dia menyangka bahwa dia mungkin akan takut. Dia sudah mendengar ocehan 294 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ibu-ibu tua tentang rasa sakit itu, kecelakaan-kecelakaannya, bayi-bayi yang cacat tubuh, namun Jennifer tidak merasa takut. Dia hanya ingin melihat bayinya, tak sabar dia rasanya agar persalinannya cepat berlalu supaya dia bisa memeluk anaknya. Kini Ken Bailey hampir setiap hari datang ke rumah itu, membawakannya bermacam-macam buku untuk anak-anak, dan selusin buku-buku Dokter Seuss. "Anak laki-lakimu itu akan menyukai buku-buku ini," kata Ken. Jennifer tersenyum karena Ken mengatakan anak laki-laki. Suatu pertanda baik. Mereka berjalan-jalan dengan santai di pekarangan dan makan siang di tepi sungai, duduk di bawah sinar matahari. Jennifer risau memikirkan penampilannya. Mengapa Ken mau membuang-buang waktunya bersama dengan seorang wanita gemuk yang jelek seperti dalam sirkus ini, pikirnya. Sedang Ken memandangi Jennifer dengan berpikir: Dialah wanita tercantik yang pernah kulihat. Rasa sakit yang pertama datang pukul tiga subuh. Rasa sakit itu demikian hebatnya hingga Jennifer merasa tak bisa bernapas. Beberapa saat kemudian rasa sakit itu berulang lagi, dan dengan gembira Jennifer berpikir, Sudah hampir waktunya. Dia mulai menghitung waktu di antara rasa sakit itu, dan waktu rasa sakit itu masing-masing berjarak sepuluh menit, dia menelepon dokter ahli kandungannya. Jennifer pergi ke rumah sakit dengan mengemudikan mobilnya sendiri, dia berhenti sebentar di pinggir jalan setiap kali sakitnya terasa lagi. Seorang petugas sudah siap menantinya di luar waktu dia tiba. Dan beberapa menit kemudian, Dokter Harvey memeriksanya. 295 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Setelah selesai, dokter itu berkata dengan meyakinkan, "Nah, ini pasti akan merupakan persalinan yang mudah, Nyonya Parker. Santai saja dan kita biarkan alam menjalankan tugasnya." Ternyata persalinan itu tak mudah, tapi tidak pula terlalu sulit. Jennifer sanggup menanggung rasa sakit itu, karena dari rasa sakit itu akan terjadi sesuatu yang indah. Hampir delapan jam lamanya dia menderita, dan pada akhirnya, setelah tubuhnya serasa hancur dan bengkok karena kejangankejangan, dia berpikir bahwa derita itu tidak akan berakhir. Tiba-tiba dia merasa sakitnya hilang dan disusul oleh rasa kosong, lalu tiba-tiba rasa damai. Dia mendengar tangis melengking, dan Dokter Harvey mengangkat bayinya sambil berkata, "Inginkah Anda melihat putra Anda, Nyonya Parker?" Senyum Jennifer seakan-akan menyinari kamar itu. 29 Bayi itu diberinya nama Joshua Adam Parker, beratnya empat kilogram enam ons. Dia bertubuh sempurna. Jennifer tahu bahwa bayi selalu jelek waktu dilahirkan, kulitnya kisut dan merah, mirip monyet kecil. Tapi Joshua Adam tidak. Dia cantik. Para jururawat di rumah sakit itu berulang kali mengatakan betapa tampannya Joshua, dan Jennifer tak bosan-bosannya mendengar pujian itu. Persamaannya dengan Adam nyata sekali. Joshua Adam bermata abu-abu kebirubiruan seperti ayahnya dan bentuk kepalanya sempurna. Bila Jennifer memandangnya dia serasa melihat Adam. Perasaannya aneh, suatu pembauran yang tajam antara kebahagiaan dan kesedihan. Betapa akan senangnya Adam melihat putranya ini! 296 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu Joshua berumur dua hari dia melihat pada Jennifer sambil tersenyum, dan Jennifer buru-buru menekan bel memanggil jururawat. "Lihat! Dia tersenyum!" "Dia bersendawa, Nyonya Parker." "Bayi-bayi lain mungkin bersendawa," kata Jennifer berkeras. "Anak saya ini tersenyum." Dulu Jennifer ingin tahu bagaimana perasaannya kelak terhadap bayinya, dia tak yakin apakah dia akan menjadi ibu yang baik. Bayi-bayi biasanya membosankan. Mereka mengotori popok mereka, selalu menuntut diberi makan, menangis, dan tidur. Tak ada komunikasi dengan mereka. Aku pasti tidak akan punya perasaan apa-apa terhadapnya sampai dia berumur empat atau lima tahun, pikir Jennifer dulu. Betapa kelirunya. Sejak Joshua dilahirkan, Jennifer sudah mencintainya dengan rasa cinta yang tak disadarinya ada dalam dirinya. Rasa cinta itu adalah cinta yang sangat melindungi. Joshua masih begitu kecil, sedang dunia begitu luas. Waktu Jennifer membawa Joshua pulang dari rumah sakit, dia dibekali suatu daftar panjang instruksi-instruksi, tapi itu semuanya hanya membuatnya panik saja. Selama dua minggu yang pertama, seorang jururawat yang berpraktek bebas, tinggal di rumahnya. Setelah itu Jennifer berdiri sendiri, dan dia sangat ketakutan kalau-kalau dia berbuat salah dan mungkin mengakibatkan kematian bayinya. Dia takut anak itu tiba-tiba berhenti bernapas setiap saat. Waktu Jennifer pertama kali membuatkan susu Joshua, dia menyadari bahwa dia lupa membebas-hamakan dotnya. Dibuangnya susu itu di wastafel lalu membuat susu baru lagi. Setelah dia selesai, dia baru ingat bahwa sekarang botolnyalah yang lupa dibebashamakannya. Jennifer mulai lagi. Baru saja minuman Joshua itu siap, bayi itu sudah menjerit marah. 297 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ada kalanya Jennifer merasa dirinya tak mampu menangani bayinya. Pada saat-saat yang tak disangka-sangka dia dilanda perasaan tertekan. Dikatakannya pada dirinya sendiri bahwa itu adalah perasaan masygul yang normal sesudah melahirkan, tetapi penjelasan itu tidak membuatnya senang. Dia selalu merasa letih sekali. Rasanya dia tak tidur-tidur sepanjang malam karena harus memberi Joshua minum, tapi akhirnya dia bisa juga tertidur. Dia terbangun oleh tangis Joshua dan dia terhuyung-huyung kembali ke kamar bayi. Dia terus-menerus menelepon dokter, tanpa peduli pukul berapa, siang atau malam. "Napas Joshua terlalu cepat.... Dia bernapas terlalu lambat.... Joshua batuk.... Dia tidak mau makan malam ini.... Joshua muntah." Untuk menyelamatkan dirinya sendiri, dokter akhirnya datang ke rumah Jennifer dan memberinya ceramah. "Nyonya Parker, saya tak pernah melihat bayi yang lebih sehat dari putra Anda. Mungkin dia kelihatan rapuh, tapi tubuhnya sekuat sapi. Jangan kuatir terus mengenai dia, tapi nikmatilah dia. Ingat saja satu hal — kita berdua akan lebih dulu mati daripada dia!" Maka Jennifer mulai merasa tenang. Kamar tidur Joshua ditatanya dengan gorden-gorden dari bahan halus dan alas tempat tidurnya dari bahan yang berlatar belakang biru dihiasi bunga-bunga putih dan kupu-kupu kuning. Ada tempat tidur kecil, sebuah boks untuk tempat bermain, sebuah rak kecil yang berlaci-laci yang sewarna, sebuah meja kecil dan kursi kecil, seekor kuda-kudaan, dan lacinya penuh mainan. Jennifer senang sekali menggendong Joshua, memandikannya, menggantikan popoknya, membawanya makan angin dalam kereta dorong baru yang masih berkilat. Jennifer bercakap-cakap terus dengan bayi itu, dan waktu Joshua berumur empat minggu, Jennifer mendapat hadiah 298 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ senyuman dari anaknya itu. Bukan sendawa, pikir Jennifer dengan rasa bahagia. Suatu senyuman! Waktu Ken Bailey untuk pertama kalinya melihat bayi itu, lama dia menatapnya. Jennifer tiba-tiba merasa panik, dan berpikir, Dia akan mengenalinya. Dia akan tahu bahwa itu adalah bayi Adam. Tapi Ken hanya berkata, "Dia cantik sekali. Dia seperti ibunya." Jennifer menyuruh Ken menggendong Joshua dan dia menertawakan betapa kakunya Ken. Tanpa disadarinya dia berpikir, Joshua tidak akan pernah punya ayah yang akan menggendongnya. Enam minggu sudah berlalu dan sudah tiba pula waktunya untuk bekerja kembali. Jennifer tidak suka memikirkan dia harus berpisah dari anaknya, biarpun hanya untuk beberapa jam sehari. Tapi pikiran untuk kembali ke kantornya membuatnya merasa berdebar. Sudah begitu lama dia benarbenar memisahkan dirinya dari segala-galanya. Sudah tiba waktunya untuk memasuki kembali dunianya yang lain. Dia melihat ke dalam cermin dan memutuskan bahwa yang pertama-tama harus dilakukannya adalah mengembalikan tubuhnya ke bentuk semula. Dia sudah menjalani diet dan melakukan senam segera setelah kelahiran Joshua, tapi kini dia menjalankannya dengan lebih giat lagi, dan dia segera kelihatan seperti semula lagi. Jennifer mulai mencari pembantu rumah tangga. Ditelitinya mereka itu seolah-olah mereka adalah anggota juri, mencari kelemahan-kelemahan mereka, ketakjujuran mereka, dan ketakmampuan mereka. Setelah lebih dari dua puluh orang calon yang punya kemampuan diwawancarainya, barulah ditemukannya seorang yang berkenan di hatinya dan yang dipercayainya. Dia adalah seorang wanita Skotlandia, setengah baya, bernama Nyonya Mackey, yang sudah pernah 299 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bekerja untuk suatu keluarga selama lima belas tahun, dan baru berhenti setelah anak-anak dalam keluarga itu besar dan bersekolah. Jennifer meminta bantuan Ken untuk menyelidiki wanita itu, dan setelah Ken meyakinkan bahwa Nyonya Mackey tak bercacat, Jennifer menerimanya bekerja. Seminggu kemudian Jennifer bekerja kembali. 30 Menghilangnya Jennifer Parker secara tiba-tiba telah menimbulkan banyak desas-desus di antara kantor-kantor pengacara di Manhattan. Setelah dalam kalangan itu tersiar kabar bahwa Jennifer sudah kembali, perhatian orang bukan main besarnya. Tamutamu yang diterima Jennifer makin lama makin banyak. Para ahli hukum dari kantor-kantor pengacara lain mampir untuk menjenguk. Cynthia, Dan, dan Ted telah memasang hiasan-hiasan kertas di seluruh ruangan, disertai kata-kata Selamat Datang Kembali. Mereka menyuguhkan sampanye dan kue-kue. "Pagi-pagi begini?" protes Jennifer. Tapi anak buahnya bersikeras. "Keadaan di sini kacau sekali tanpa kau," kata Dan Martin. "Kau tidak berencana untuk berbuat begitu lagi, kan?" Jennifer melihat padanya lalu berkata, "Tidak, aku tidak punya rencana untuk melakukannya lagi." Tamu-tamu yang tak disangka-sangka berdatangan, mereka ingin meyakinkan diri bahwa Jennifer baik-baik saja dan mendoakan keselamatannya. 300 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pertanyaan-pertanyaan yang menanyakan ke mana dia selama itu, dielakkannya dengan senyum. "Kami tak boleh memberikan jawaban." Sepanjang hari dia mengadakan rapat dengan anggotaanggota stafnya. Beratus-ratus pesan melalui telepon telah menumpuk. Waktu Ken Bailey berada di kamar kerja Jennifer berduaan saja, dia berkata, "Tahukah kau siapa yang membuat kami gila karena usahanya untuk menghubungimu?" Rasa tersentak hati Jennifer. "Siapa?" "Michael Moretti." "Oh." "Aneh sekali dia itu. Waktu kami menolak mengatakan padanya di mana kau berada, kami disuruhnya bersumpah bahwa kau baik-baik saja." "Lupakan saja Michael Moretti itu." Jennifer mempelajari perkara-perkara lain yang ditangani oleh kantor mereka. Bisnis sedang hebat. Mereka telah mendapatkan beberapa orang klien baru yang penting. Beberapa di antara klien yang lama, tak mau berurusan dengan siapa pun juga kecuali Jennifer, dan mereka menunggu sampai Jennifer kembali. "Akan kutelepon mereka secepatnya," Jennifer berjanji. Dipelajarinya pesan-pesan lain melalui telepon. Ada belasan pesan telepon dari Tuan Adam. Barangkali dia seharusnya memberi tahu Adam bahwa dia baik-baik saja, bahwa tak ada apa-apa terjadi atas dirinya. Tapi dia tahu bahwa dia tidak akan tahan mendengar suara Adam, mengetahui bahwa dia dekat padanya, tapi tak dapat bertemu dengannya, tak dapat menyentuhnya, tak dapat memeluknya. Tak dapat menceritakan padanya tentang Joshua. 301 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Cynthia telah mengumpulkan cerita-cerita dalam suratsurat kabar, yang pikirnya akan menarik bagi Jennifer. Di antaranya terdapat suatu seri yang menceritakan tentang Michael Moretti dengan sindikatnya, di mana disebutkan bahwa dia adalah pemimpin mafia yang paling penting di negeri itu. Fotonya terpasang dan di bawahnya terdapat keterangan gambar yang berbunyi, Saya hanya seorang salesman asuransi. Tiga bulan lamanya Jennifer baru dapat mengejar ketertinggalannya dalam perkara-perkara. Sebenarnya dia bisa menanganinya dalam waktu yang lebih singkat, tapi dia bersikeras untuk pulang pukul empat setiap hari, tanpa peduli dalam persoalan apa pun dia terlibat. Soalnya Joshua menunggunya. Setiap pagi hari sebelum Jennifer berangkat ke kantor, dia menyiapkan sendiri sarapan untuk Joshua, dan dia menghabiskan waktunya sebanyak mungkin untuk bermainmain dengan Joshua sebelum berangkat ke kantor. Setelah Jennifer pulang petang hari, seluruh waktunya dihabiskannya bagi Joshua. Dipaksanya dirinya untuk meninggalkan masalah-masalah kerjanya di kantor, dan menolak semua perkara yang akan memisahkannya dari putranya. Dia tak lagi bekerja pada akhir pekan. Tak satu apa pun dibiarkannya mengganggu dunia pribadinya. Dia senang membacakan nyaring untuk Joshua. Nyonya Mackey menegurnya. "Dia masih bayi, Nyonya Parker. Dia tak mengerti sepatah pun yang Anda katakan." Dengan penuh keyakinan Jennifer menjawab, "Joshua mengerti." Dan dia pun terus membaca. Joshua merupakan serangkaian keajaiban yang tak habishabisnya. Waktu dia berumur tiga bulan mengoceh, dan 302 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mulailah Jennifer bercakap-cakap dengan dia. Joshua bersenang-senang dalam boks, bermain-main dengan sebuah bola yang berbunyi dan seekor kelinci mainan yang dibawakan Ken. Waktu berumur enam bulan dia sudah mulai mencoba memanjat keluar dari boks, dia gelisah, dan ingin menyelidiki dunia. Jennifer memeluknya dan Joshua menangkap jari-jari ibunya dengan tangannya yang mungil dan mereka lalu mengadakan percakapan yang panjang dan serius. Hari-hari Jennifer di kantor selalu penuh. Pada suatu pagi dia menerima telepon dari Philip Redding, presiden suatu perusahaan minyak yang besar. "Apakah kita kira-kira bisa bertemu?" katanya. "Saya ada masalah." Jennifer tak perlu menanyakan apa masalahnya. Presiden itu telah dituduh membayar suap untuk mengadakan usaha di Timur Tengah. Dia bersedia memberikan bayaran tinggi untuk menangani perkara itu, tapi Jennifer benar-benar-tak ada waktu. "Maaf," katanya, "saya tak bisa membantu, tapi saya bisa menunjukkan seseorang yang pandai sekali." "Ada yang memberi tahu saya, supaya saya tak mau menerima penolakan dari Anda," sahut Philip Redding. "Siapa orang itu?" "Seorang teman saya. Hakim Lawrence Waldman." Jennifer merasa sulit percaya mendengar nama itu. "Hakim Waldman menyarankan Anda untuk menghubungi saya?" "Kata beliau Andalah yang terbaik. Tapi saya pun sudah tahu." Jennifer memegang telepon itu sambil berpikir tentang pengalamannya dulu dengan Hakim Waldman, dia yakin benar 303 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bahwa laki-laki itu membencinya dan berniat untuk menghancurkannya. "Baiklah. Kita sarapan bersama besok pagi," kata Jennifer. Setelah gagang digantungnya, dia memutar nomor untuk menelepon Hakim Waldman. Terdengar suara yang sudah dikenalnya melalui telepon. "Sudah lama sekali saya tak berbicara dengan Anda, Nona manis." "Saya ingin mengucapkan terima kasih, karena Anda telah menganjurkan Philip Redding supaya dia menelepon saya." "Saya ingin yakin bahwa dia dibela oleh orang yang pandai." "Sekali lagi, terima kasih, Yang Mulia." "Maukah kau makan malam dengan seorang tua sekali waktu?" Jennifer terkejut sekali. "Saya akan suka sekali makan malam dengan Anda." "Bagus. Kau akan kubawa ke klubku. Itu tempat berkumpul orang-orang kolot dan mereka tidak terbiasa dengan wanita muda. Kedatanganmu di sana akan menggemparkan mereka." Hakim Waldman adalah anggota klub yang bernama Century Association di West 43rd Street, dan waktu dia dan Jennifer bertemu di sana untuk makan malam, Jennifer melihat bahwa hakim itu telah memperolok-olokkannya waktu mengatakan tentang orang-orang kolot di tempat itu. Ruang makannya penuh dengan penulis-penulis, seniman-seniman, ahli-ahli hukum, dan para bintang film. "Telah menjadi kebiasaaan untuk tidak memperkenalkan siapa pun juga di sini," Hakim Waldman menjelaskan pada Jennifer. "Orang menganggap bahwa setiap orang yang datang kemari tentu bisa dikenali." 304 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer mengenali antara lain Louis Auchincloss, George Plimpton, dan John Lindsay, yang duduk di meja terpisahpisah. Agaknya pergaulan sosial Lawrence Waldman sama sekali berbeda dari apa yang disangka Jennifer. Sambil minum cocktail laki-laki itu berkata pada Jennifer, "Dulu aku ingin agar izin usaha pengacaramu dicabut karena kupikir kau memberi malu profesi kita." Jennifer merasa senang. Dia telah bertemu dengan hakimhakim yang mudah disuap, bodoh, atau tak mampu. Dia menaruh hormat pada Lawrence Waldman. Orang ini adalah seorang ahli hukum yang sangat pandai dan juga laki-laki yang tulus. "Terima kasih, Yang Mulia." "Di luar ruang sidang, tidakkah lebih baik kalau kita saling menyebut Lawrence dan Jennie?" Hanya ayahnyalah satu-satunya orang yang pernah menyebutnya Jennie. "Suka sekali, Lawrence." Makanannya enak sekali, dan makan malam itu menjadi awal dari kebiasaan yang mereka lakukan setiap bulan. Keduanya amat menyukai pertemuan makan bersama yang merupakan kebiasaan itu. 31 Waktu itu adalah musim panas dalam tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh empat. Tanpa disadari, satu tahun telah berlalu sejak Joshua Adam Parker dilahirkan. Dia mulai melangkah setapak-setapak dan dia sudah mengerti kata-kata hidung, mulut, dan kepala. 305 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Luar biasa pintarnya anak ini," kata Jennifer tanpa malu pada Nyonya Mackey. Jennifer merencanakan pesta ulang tahun Joshua, seolaholah itu akan diadakan di Gedung Putih. Pada hari Sabtu dia berbelanja hadiah-hadiah. Joshua dibelikannya baju, bukubuku, dan mainan, serta sebuah sepeda roda tiga yang dua tahun lagi baru bisa dikendarai anak itu. Dia membeli hadiahhadiah untuk anak-anak tetangga yang telah diundang ke pesta itu, dan sepanjang petang itu dihabiskannya untuk memasang kertas hias aneka warna dan balon-balon. Kue ulang tahun dibuatnya sendiri lalu ditinggalkannya di meja dapur. Entah bagaimana, Joshua berhasil menjangkau kue itu, dicengkamnya segenggam lalu dimasukkannya ke dalam mulutnya hingga rusaklah kue itu sebelum tamu datang. Jennifer telah mengundang dua belas orang anak dari daerah itu bersama ibu mereka. Satu-satunya tamu laki-laki dewasa adalah Ken Bailey. Dia menghadiahi Joshua sebuah sepeda roda tiga yang sama benar dengan yang dibeli Jennifer. Jennifer tertawa dan berkata, "Tak masuk akal, Ken. Joshua belum cukup besar untuk itu." Pesta itu hanya berlangsung dua jam, tapi meriah sekali. Anak-anak makan terlalu banyak sampai ada yang muntah di permadani, mereka berebutan mainan, dan menangis kalau balonnya pecah. Tapi secara menyeluruh Jennifer menganggap pesta itu telah berhasil dengan gemilang. Joshua adalah tuan rumah yang sempurna dalam pesta itu, kecuali beberapa peristiwa kecil dia telah bersikap anggun dan penuh percaya diri. Malam itu setelah semua tamu pulang, dan Joshua sudah ditidurkan, Jennifer duduk di sisi tempat tidurnya mengawasi anaknya yang tidur itu, sambil mengagumi makhluk istimewa yang telah keluar dari dalam tubuhnya, hasil cintanya dengan Adam Warner itu. Adam pasti akan bangga melihat bagaimana 306 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ baiknya tingkah laku Joshua. Kegembiraannya rasa tersapu karena hanya dimilikinya sendiri. Jennifer membayangkan tentang pesta-pesta ulang tahun yang akan datang. Joshua akan berumur dua tahun, lalu lima tahun, kemudian sepuluh, dan dua puluh tahun. Lalu dia akan menjadi pria dewasa dan meninggalkannya. Anaknya itu akan menjalani hidupnya sendiri. Berhent!l Jennifer memarahi dirinya sendiri. Kau merasa kasihan pada dirimu sendiri. Malam itu dia berbaring di tempat tidurnya, tanpa tidur, menghayati kembali setiap kejadian terperinci dari pesta tadi, dan mengenang segala-galanya. Mungkin pada suatu hari kelak, dia akan bisa menceritakannya pada Adam. 32 Dalam bulan-bulan berikutnya, Senator Adam Warner menjadi buah bibir orang ramai. Latar belakangnya, kemampuannya, dan kharismanya, telah membuatnya diterima baik di senat sejak semula. Dia berhasil menduduki beberapa tempat dalam beberapa panitia penting dan dia mensponsori suatu peraturan perburuhan yang penting yang berjalan dengan lancar dan mulus. Adam Warner punya sahabat-sahabat yang berkuasa dalam kongres. Banyak orang yang mengenal dan menghormati ayahnya. Sudah menjadi pengertian umum bahwa Adam akan memperebutkan kedudukan kepresidenan kelak. Jennifer merasakan kebanggaan yang manis-manis getir. Jennifer sering kali menerima undangan dari klien-klien, rekan-rekan seprofesi, dan sahabat-sahabat, untuk makan malam, menonton sandiwara, atau ke berbagai pertemuan amal, tapi hampir semua ditolaknya. Hanya sekali-sekali dia keluar makan malam dengan Ken Bailey. Dia senang sekali kalau sedang bersama Ken. Laki-laki itu lucu dan suka 307 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menertawakan dirinya sendiri, tapi di balik kedok kegembiraan itu, Jennifer tahu bahwa dia adalah laki-laki yang perasa dan tersiksa. Kadang-kadang dia datang ke rumah Jennifer pada akhir minggu untuk makan siang atau makan malam, dan dia bermain-main dengan Joshua berjam-jam lamanya. Mereka berdua saling menyayangi. Pada suatu kali setelah Joshua ditidurkan, dan Jennifer sedang makan malam bersama Ken di dapur, Ken menatap Jennifer terus hingga Jennifer bertanya, "Adakah sesuatu yang tak beres, Ken?" "Ya, Tuhan, ada," erang Ken. "Maafkan aku, alangkah kerasnya dunia ini." Dia lalu tak berkata apa-apa lagi. Kini sudah hampir sembilan bulan Adam tidak mencoba menghubungi Jennifer lagi, tapi Jennifer tetap rajin membaca tulisan-tulisan tentang Adam dalam surat-surat kabar atau majalah, dan menontonnya setiap kali dia muncul di tv. Jennifer mengingatnya terus. Betapa tidak? Anaknya merupakan manusia hidup yang selalu mengingatkan akan adanya Adam. Joshua sekarang sudah berumur dua tahun dan serupa benar dengan ayahnya. Matanya yang biru sama seriusnya dengan mata ayahnya, dan gerak-geriknya pun sama benar. Joshua adalah jiplakan kecil dari Adam. Dia hangat, penuh rasa sayang, dan suka bertanya. Jennifer merasa heran waktu mendengar bahwa perkataan yang pertama-tama bisa diucapkan Joshua adalah car-car, waktu Jennifer pada suatu hari membawanya berjalan-jalan dengan mobil. Kini dia sudah bisa berbicara dengan kalimat-kalimat, dan dia tak pernah lupa mengucapkan tolong dan terima kasih. Pada suatu kali, waktu Jennifer mencoba menyuapinya di kursi tingginya, Joshua berkata dengan tak sabar, "Mama, pergilah main dengan mainan Mama sana." 308 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ken telah membelikan Joshua seperangkat alat-alat menggambar, dan dengan rajin Joshua mulai menggambari dinding-dinding ruang tamu. Waktu Nyonya Mackey akan menghukumnya, Jennifer berkata, "Jangan. Bukankah itu bisa hilang dicuci? Joshua sedang menyatakan keinginannya." "Hanya itu pulalah yang akan saya lakukan," dengus Nyonya Mackey. "Akan menyatakan keinginan diri saya. Anda akan membuat anak itu manja dan rusak." Tetapi Joshua tidak manja. Dia banyak akal dan tuntutan, tapi itu normal untuk anak berumur dua tahun. Dia takut pada alat penghisap debu, binatang-binatang buas, kereta api, dan dia takut kegelapan. Joshua suka akan segala macam olahraga. Suatu peristiwa, waktu mereka sedang memperhatikan dia berlarian bersama beberapa orang temannya, Jennifer berpaling pada Nyonya Mackey dan berkata, "Meskipun aku ibu Joshua sendiri, aku bisa melihatnya secara objektif, Nyonya Mackey. Kurasa dia akan menjadi seorang olahragawan ulung." Jennifer telah mengatur kebijaksanaan untuk menghindari setiap perkara yang mungkin membuatnya meninggalkan kota dan pergi dari Joshua. Tetapi pada suatu pagi dia menerima telepon yang mendesak dari Peter Fenton, seorang klien yang memiliki sebuah perusahaan pembuatan barang-barang. "Aku ingin membeli sebuah pabrik di Las Vegas. Bisakah kau terbang ke sana untuk menemui pengacara-pengacara mereka?" "Aku akan mengutus Dan Martin," usul Jennifer. "Kau kan tahu aku tak suka pergi ke luar kota, Peter?" "Jennifer, kau akan bisa menyelesaikan segala-galanya dalam dua puluh empat jam. Kau akan diantar dengan 309 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pesawat terbang perusahaan dan esok harinya kau sudah akan kembali." Setelah bimbang sebentar, Jennifer berkata, "Baiklah." Dia sudah pernah pergi ke Las Vegas dan dia merasa tak acuh. Dia tak bisa menyukai Las Vegas, tetapi juga tidak membencinya. Orang harus melihatnya sebagai sesuatu yang luar biasa, suatu kebudayaan tersendiri dengan gaya bahasanya sendiri, undang-undang serta moral tersendiri pula. Tak ada kota di dunia ini yang sama dengan kota itu. Lampulampu neon yang besar-besar menyala sepanjang malam, akan memamerkan keanggunan istana-istananya yang hebat, yang khusus dibangun untuk menguras dompet para turis yang datang berbondong-bondong bagaikan tikus-tikus ladang, dan berbaris-baris menunggu orang mengambil alih tabungan mereka yang telah mereka penuhi dengan seksama. Jennifer memberikan suatu daftar instruksi yang panjang dan terperinci tentang perawatan Joshua. "Berapa lama Anda akan pergi, Nyonya Parker?" "Besok aku kembali." "Aduhai!" Esok harinya, pagi-pagi benar pesawat jet Lear milik Peter Fenton sudah menjemput Jennifer dan menerbangkannya ke Las Vegas. Sepanjang petang dan malam harinya dihabiskan Jennifer untuk membicarakan kontrak itu secara terperinci. Setelah selesai, Peter Fenton mengajak Jennifer makan malam bersama. "Terima kasih, Peter, tapi kurasa aku akan tinggal dalam kamarku saja dan cepat-cepat pergi tidur. Aku akan kembali ke New York besok pagi." Hari itu telah tiga kali Jennifer berbicara dengan Nyonya Mackey, dan setiap kali Nyonya Mackey meyakinkannya bahwa 310 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Joshua baik-baik saja. Dia mau makan, dia tak demam, dan dia kelihatan senang. "Apakah dia kehilangan aku?" tanya Jennifer. "Dia tidak mengatakannya," desah Nyonya Mackey. Jennifer tahu bahwa Nyonya Mackey menganggapnya bodoh, tapi dia tak peduli. "Katakan padanya aku akan kembali besok." "Akan saya sampaikan pesan itu, Nyonya Parker." Jennifer berniat untuk makan malam seorang diri di kamarnya, tapi entah mengapa, kamar itu tiba-tiba terasa menekan, rasanya dinding-dindingnya menjepitnya. Dia tak bisa berhenti memikirkan Adam. Bagaimana dia sampai bisa bercinta dengan Mary Beth dan membuatnya hamil, padahal... Kepura-puraan yang sering dimainkan Jennifer, bahwa Adam-nya sedang mengadakan perjalanan bisnis dan segera akan kembali padanya, kali ini tak berhasil. Pikiran Jennifer selalu pada gambar Mary Beth yang memakai baju tidurnya dari bahan renda dan Adam... Dia harus keluar ke suatu tempat di mana banyak orang berkumpul. Barangkali sebaiknya aku nonton suatu pertunjukan. Dia mandi cepat-cepat, berpakaian, lalu pergi. Di ruang pertunjukan utama, Marty Allen akan mengadakan pertunjukan. Di depan pintu masuk untuk pertunjukan akhir, terlihat antrian yang panjang sekali. Jennifer menyesal mengapa dia tidak meminta pada Peter Fenton untuk memesankan tempat di situ. Dia mendatangi petugas di dekat pintu dan bertanya, "Berapa lama saya harus menunggu untuk mendapatkan sebuah meja?" "Berapa orang dalam rombongan Anda?" 311 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya seorang diri." "Maaf, Nona. Menyesal....” "Tempat khususku saja, Abe," terdengar suatu suara di sebelahnya. Wajah petugas itu berseri-seri dan berkata, "Tentu, Tuan Moretti. Mari silakan." Jennifer menoleh dan terlihat olehnya mala Michael Moretti yang hitam dan dalam itu.. "Tidak, terima kasih," kata Jennifer. "Saya....” "Anda harus makan." Michael Moretti memegang lengan Jennifer, dan Jennifer terpaksa berjalan di sebelah laki-laki itu, mengikuti petugas tadi ke meja istimewa di tengah-tengah suatu ruangan yang luas. Jennifer merasa jijik membayangkan dia harus makan bersama Michael Moretti, tapi dia tak tahu bagaimana dia bisa keluar dari situ sekarang tanpa menimbulkan kekacauan. Kini menyesal benar dia tak mau makan bersama Peter Fenton. Mereka duduk di meja menghadap pentas, lalu petugas berkata, "Selamat makan, Tuan Moretti, Nona." Jennifer merasakan mata Michael Moretti lekat pada dirinya dan dia merasa tak enak. Laki-laki itu duduk saja diam-diam, tanpa berkata apa-apa. Michael Moretti memang seorang lakilaki yang banyak berdiam diri, laki-laki yang tak percaya pada kata-kata, seolah-olah kata-kata hanya merupakan jebakan, bukan suatu alat komunikasi. Kediamannya itu mencekam. Michael Moretti menggunakan kediamannya sebagaimana orang lain memanfaatkan kata-kata. Waktu akhirnya dia berbicara, Jennifer terkejut karena tak menyangka. "Saya tak suka anjing," kata Michael Moretti. "Karena anjing bisa mati." 312 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dan kata-katanya itu seolah-olah membukakan suatu bagian dari dirinya yang pribadi sifatnya, yang berasal dari suatu sumber yang dalam sekali. Jennifer tak tahu bagaimana dia harus menjawabnya. Orang datang menyuguhkan minuman mereka, dan mereka minum dengan berdiaman saja. Jennifer seolah-olah mendengarkan percakapan yang tidak mereka ucapkan. Dia memikirkan tentang kata-kata yang diucapkan laki-laki itu tadi: Saya tak suka anjing. Karena anjing bisa mati. Dia ingin tahu bagaimana agaknya masa kanak-kanak Michael Moretti. Tanpa disadarinya Jennifer lalu memperhatikan lakilaki itu. Dia menarik; daya tariknya bisa membahayakan dan mengacaukan. Dia memancarkan kekerasan, yang sewaktuwaktu bisa meledak. Jennifer tak dapat mengatakan mengapa, tapi berada di dekat laki-laki ini, dia jadi merasa sebagai seorang wanita sesungguhnya. Mungkin itu disebabkan oleh cara matanya yang hitam kelam itu memandanginya, yang kemudian diarahkan ke tempat lain, seolah-olah takut membukakan isi hatinya terlalu banyak. Jennifer menyadari bahwa sudah lama dia tidak lagi memikirkan dirinya sebagai seorang wanita. Sejak hari dia kehilangan Adam. Hanya laki-lakilah yang bisa membuat orang merasa dirinya sebagai wanita, pikir Jennifer, membuat dirinya merasa cantik, membuatnya merasa digandrungi. Jennifer merasa bersyukur Michael Moretti tak dapat membaca pikirannya. Beberapa orang mendatangi tempat mereka untuk menyampaikan rasa hormat mereka pada Michael Moretti: pengusaha-pengusaha besar, bintang-bintang film, seorang hakim, seorang senator Amerika Serikat. Orang-orang berkuasa yang menyatakan hormat pada orang yang berkuasa, dan Jennifer mulai merasa betapa besarnya pengaruh laki-laki itu. 313 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya akan memesan makanan khusus untuk kita," kata Michael Moretti. "Sebab di sini makanannya mereka siapkan untuk delapan ratus orang tamu. Rasanya seperti makan di pesawat terbang saja." Dia mengangkat tangannya dan petugas tadi segera berada di sisinya. "Ya, Tuan Moretti. Apa yang Anda inginkan malam ini?" "Kami ingin Chateaubriand, merah muda dan dihanguskan." "Baik, Tuan Moretti." "Pommes soufjles dan slada bayam." "Baik, Tuan Moretti." "Makanan penutupnya kami pesan nanti saja." Sebotol sampanye dibawa ke meja itu, kiriman dari pemilik tempat itu. Jennifer mulai merasa santai, merasa senang, meskipun tanpa dikehendakinya. Sudah lama dia tidak keluar dengan laki-laki yang menarik. Tetapi dengan berpikiran begitu, timbul pula pikiran lain. Mengapa aku sampai bisa menilai Michael Moretti itu menarik? Dia seorang pembunuh, binatang tak bermoral, tanpa perasaan. Jennifer biasa mengenal dan membela belasan laki-laki yang telah melakukan kejahatan yang mengerikan, tapi menurut perasaannya tak seorang pun di antara mereka itu yang sama berbahayanya dengan laki-laki ini. Dia telah menanjak mencapai puncak sindikat, dan untuk mencapai hal itu tidaklah cukup hanya dengan mengawini putri Antonio Granelli saja. "Selama Anda tak di tempat, saya menelepon satu, dua kali," kata Michael. Menurut Ken Bailey, hampir setiap hari dia 314 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menelepon. "Ke mana Anda waktu itu?" Pertanyaan itu diucapkan dengan nada santai. "Pergi." Lama mereka diam. "Ingatkah Anda akan tawaran yang pernah saya ajukan pada Anda?" Jennifer menghirup sampanye seteguk. "Jangan mulai dengan itu lagi." "Anda bisa mendapatkan.....” "Sudah saya katakan saya tidak tertarik. Tak ada tawaran yang tak bisa ditolak. Itu hanya ada dalam buku-buku, Tuan Moretti. Saya menolak." Michael Moretti teringat akan peristiwa yang terjadi di rumah ayah mertuanya beberapa minggu yang lalu. Waktu itu ada rapat keluarga, dan rapat itu tak lancar jalannya. Thomas Colfax membantah semua yang diusulkan Michael. Setelah Colfax pergi, Michael berkata pada ayah mertuanya, "Colfax sudah menjadi nenek-nenek ceriwis, kurasa sudah tiba waktunya untuk menyingkirkannya, Papa." "Si Tommy itu orang baik. Selama bertahun-tahun ini dia telah menyelamatkan kita dari banyak kesulitan." "Itu sejarahnya. Sekarang tak ada lagi itu padanya." "Lalu siapa yang akan kita ambil untuk menggantikannya?" "Jennifer Parker." Antonio Granelli menggeleng. "Sudah kukatakan padamu, Michael. Tak baik membawa orang perempuan memasuki usaha kita." "Yang ini bukan perempuan biasa. Dia adalah seorang ahli hukum yang terbaik di sini." "Nantilah kita lihat," kata Antonio Granelli. "Kita lihat dulu." 315 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Michael Moretti adalah laki-laki yang terbiasa mendapatkan apa-apa yang diingininya, dan makin kuat Jennifer menolaknya, makin kuat pula keyakinannya untuk mendapatkan wanita itu. Kini sedang dia duduk di sisi Jennifer, Michael memandangi Jennifer dan berpikir, Suatu hari kelak kau akan menjadi milikku, Manis — milikku seutuhnya. "Apa yang sedang Anda pikirkan?" Michael Moretti tersenyum ringan dan lamban pada Jennifer, dan Jennifer menyesal bertanya begitu. Sudah tiba waktunya untuk pulang. "Terima kasih atas makan malamnya yang enak sekali, Tuan Moretti. Saya harus bangun pagi-pagi, jadi...." Lampu-lampu mulai meredup dan musik memainkan lagu pembukaan. "Anda tak bisa pulang sekarang. Pertunjukannya akan dimulai. Anda akan menyukai Marty Allen." Pertunjukan itu merupakan semacam hiburan yang hanya Las Vegas bisa menyelenggarakannya, Jennifer benar-benar menyukainya. Segera setelah pertunjukan selesai, dia akan pulang, pikirnya. Tetapi setelah pertunjukan usai dan Michael Moretti mengajaknya dansa, dia menganggap tak pantas untuk menolak. Apalagi, harus diakuinya sendiri, bahwa dia merasa senang. Michael Moretti mahir sekali dansa, dan Jennifer merasa santai dalam rangkulannya. Suatu kali waktu suatu pasangan lain menabrak mereka, Michael terhimpit pada Jennifer, dan sesaat Jennifer merasakan kejantanan laki-laki itu. Tetapi Michael segera menjauh, dan dengan berhati-hati menjaga jarak yang pantas. Sesudah itu, mereka masuk ke kasino. Tempat itu luas, dengan lampu-lampu yang terang-benderang, dan ribut. Tempat itu dipenuhi oleh penjudi-penjudi yang asyik memainkan bermacam-macam jenis judi. Mereka main seolah- 316 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ olah hidup mereka tergantung pada kemenangan mereka di situ. Michael membawa Jennifer ke salah sebuah meja dadu dan memberinya dua belas kepingan untuk pasangan. "Mudah-mudahan Anda bernasib baik," katanya. Baik boss maupun petugas-petugasnya memperlakukan Michael dengan hormat. Mereka menyebutnya Mr M. dan mereka memberinya bertumpuk-tumpuk kepingan untuk pasangan masing-masing seharga seratus dolar, dan mereka menerima bayarannya tidak dalam bentuk uang tunai, melainkan hanya dalam bentuk catatan saja. Michael main dengan taruhan besar dan dia kalah banyak, tapi dia kelihatan tenang-tenang saja. Dengan memakai kepingan pasangan Michael, Jennifer menang tiga ratus dolar, yang dengan paksaan diberikannya pada Michael. Dia tak mau berhutang dalam bentuk apa pun padanya. Sepanjang malam itu, sekali-sekali, beberapa orang wanita datang untuk berbasa-basi dengan Michael. Jennifer melihat bahwa mereka semua muda dan menarik. Michael bersikap sopan pada mereka, tapi jelas bahwa dia hanya menaruh perhatian pada Jennifer. Tanpa dikehendakinya, Jennifer merasa bangga dan senang. Pada awal malam itu, Jennifer merasa letih dan masygul, tapi Michael Moretti telah memancarkan semangat hidup yang demikian besarnya, hingga seolah-olah tertumpah memenuhi udara dan menyelubungi Jennifer. Michael membawanya ke sebuah bar kecil, di mana suatu perkumpulan musik jazz sedang main, dan setelah itu mereka pergi lagi ke ruang duduk sebuah hotel lain untuk mendengarkan sebuah grup penyanyi yang baru. Ke mana pun Michael pergi, dia selalu diperlakukan seperti raja. Semua orang mencoba untuk mendapatkan perhatiannya, untuk menyapanya, untuk menyentuhnya, untuk menunjukkan padanya bahwa mereka pun ada di situ. 317 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Selama mereka berduaan, tak sekali pun Michael mengucapkan perkataan yang mungkin menyakitkan hati Jennifer. Namun, Jennifer merasa bahwa laki-laki itu memancarkan napsu seksnya hingga Jennifer merasakannya sebagai serangkaian gelombang yang memukulnya. Jennifer merasa seolah-olah tubuhnya lecet-lecet dipukuli. Tak pernah dia mengalami hal seperti itu. Perasaan itu sangat mengganggu, namun sekaligus menyenangkan. Laki-laki itu mempunyai gairah hewani yang buas, yang tak pernah ditemui Jennifer sebelumnya. Pukul empat subuh barulah Michael mengantar Jennifer kembali ke kamar hotelnya. Waktu mereka tiba di pintu kamar Jennifer, Michael menyalami Jennifer dan berkata, "Selamat tidur. Saya hanya ingin Anda tahu bahwa inilah malam yang paling bahagia bagi saya selama hidup saya." Kata-katanya itu membuat Jennifer takut. 33 Di Washington, popularitas Adam Warner makin meningkat. Dia makin sering menjadi bahan berita dalam surat-surat kabar dan majalah-majalah. Adam mulai mengadakan penyelidikan mengenai sekolah anak-anak Yahudi, dan mengetuai suatu panitia senat yang pergi ke Moskow untuk menjumpai orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka. Di surat kabar ada foto-foto tentang kedatangannya di lapangan Terbang Sheremetyevo, sedang disalami perwiraperwira Rusia yang tak tersenyum. Waktu Adam kembali sepuluh hari kemudian, surat-surat kabar memberikan pujianpujian hangat mengenai hasil perjalanannya. Pemberitaan tentang dia makin meluas. Rakyat ingin membaca tentang Adam Warner dan media massa memenuhi selera mereka. Adam menjadi ujung tombak dalam perombakan senat. Dia mengetuai suatu panitia yang 318 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menyelidiki keadaan dalam wisma negara untuk anak-anak terlantar, dan dia mengunjungi penjara-penjara di seluruh negara. Dia berbicara dengan orang-orang tahanan, dengan para pengawal maupun kepala penjara, dan setelah dia menyerahkan laporan hasil penyelidikan panitianya, dimulailah perombakan besar-besaran. Bukan hanya majalah-majalah politik, majalah-majalah wanita pun memuat berita tentang dia. Dalam majalah Cosmopolitan, Jennifer melihat foto Adam, Mary Beth, dan putri mereka, Samantha. Jennifer duduk di dekat perapian di kamar tidurnya dan memperhatikan foto itu lama-lama. Mary Beth tersenyum memandang kamera, dengan daya tarik daerah selatan yang hangat dan manis. Putri mereka bagai pinang dibelah dua dengan ibunya. Jennifer mengalihkan pandangannya ke foto Adam. Dia tampak letih. Tampak garisgaris halus di sekeliling matanya, yang semula tak ada, sedang cambangnya mulai diselingi uban. Sesaat Jennifer membayangkan seolah-olah dia sedang melihat wajah Joshua yang sudah dewasa. Persamaannya tak dapat dibantah, fotografernya telah menyuruh Adam memandang kamera, dan Jennifer merasa seolah-olah Adam sedang menatapnya. Jennifer mencoba membaca pancaran matanya, dan dia jadi ingin tahu apakah Adam pernah ingat padanya. Jennifer balik lagi memandang foto Mary Beth dan putrinya. Kemudian majalah itu dilemparkannya ke dalam perapian dan diperhatikannya majalah itu hangus terbakar. Adam Warner duduk di kepala meja makannya, menjamu Stewart Needham dan enam orang tamu lainnya. Mary Beth duduk di ujung, di seberang meja, mengobrol dengan seorang senator lain dari Oklahoma yang istrinya bertaburan perhiasan. Washington rupanya telah menghidupkan gairah Mary Beth. Di sini dia penuh semangat. Dengan meningkatnya kedudukan Adam, Mary Beth telah menjadi salah seorang 319 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ nyonya rumah yang top di Washington dan dia senang sekali dengan kedudukannya itu. Kedudukan sosial di Washington membosankan Adam, dan dia senang bisa menyerahkan hal itu pada Mary Beth. Istrinya pandai menjalankan tugas itu dan Adam bersyukur. "Di Washington ini," kata Stewart Needham, "perundinganperundingan lebih banyak terjadi di meja makan seperti ini daripada di ruangan-ruangan resmi di kongres." Adam memandang berkeliling meja itu, dan dia ingin malam ini cepat berlalu. Dari luar, segala sesuatu tampak sempurna. Di dalam segala-galanya salah. Dia menikah dengan seorang wanita tapi dia mencintai wanita lain. Dia terperangkap dalam suatu perkawinan dari mana dia tak bisa membebaskan dirinya. Bila Mary Beth dulu tidak hamil, Adam yakin dia akan melangsungkan perceraiannya. Kini sudah terlambat, nasibnya sudah ditentukan. Mary Beth telah memberikan seorang gadis cilik yang cantik, dan Adam mencintai anak itu. Tapi Adam tetap tak bisa menghapuskan Jennifer dari ingatannya. Istri gubernur sedang berbicara dengan dia, "Kau beruntung sekali, Adam. Kau memiliki segala-galanya dalam dunia ini, yang kauingini, bukan?" Adam tak sanggup menjawabnya. 34 Musim-musim datang dan pergi, dan semuanya itu berkisar di seputar Joshua. Dialah yang merupakan pusat dari dunia Jennifer. Dia memperhatikan anaknya itu tumbuh dan berkembang, dari hari ke hari, dan rasanya tak terhingga ajaibnya waktu anak itu mulai berjalan, berbicara, dan mengeluarkan pendapatnya. Suasana hati anak itu terusmenerus berubah, kadang-kadang dia liar dan agresif dan ada kalanya dia malu dan penuh kasih sayang. Dia menjadi risau 320 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bila Jennifer harus meninggalkannya malam hari, dan dia masih takut akan kegelapan, karenanya Jennifer selalu membiarkan lampu kecil menyala di kamar tidurnya malam hari. Waktu Joshua berumur dua tahun, dia amat menyulitkan, benar-benar suatu penampilan 'puber Dua Tahun'. Dia perusak, keras kepala, dan suka mengamuk. Dia suka sekali 'mengujak-utik' barang-barang. Dia merusakkan mesin jahit Nyonya Mackey, menghancurkan kedua buah pesawat tv di rumah dan membongkar arloji Jennifer. Dia mencampurkan garam dengan gula dan membelai-belai dirinya bila disangkanya dia sedang seorang diri. Ken Bailey memberi Jennifer seekor anak anjing gembala keturunan Jerman, yang diberi nama Max. Joshua menggigit anjing itu. Bila Ken datang mengunjungi mereka, Joshua menyapanya dengan berkata, "Halo! Apakah Anda punya 'begituan'? Bolehkah saya melihatnya?" Dalam tahun itu, mau rasanya Jennifer memberikan Joshua dengan segala senang hati pada orang asing mana pun juga yang sedang lewat. Waktu berumur tiga tahun, Joshua tiba-tiba menjadi bidadari, yang lembut dan penuh kasih sayang. Potongan tubuhnya seperti ayahnya, dan dia suka bekerja dengan tangan. Dia tidak lagi merusak barang-barang. Dia senang sekali bermain di luar, memanjat dan berlari, dan mengendarai sepeda roda tiganya. Jennifer membawanya ke kebun binatang Bronx dan menonton sandiwara boneka. Mereka berjalan-jalan di pantai dan melihat festival film Marx Brothers di Manhattan, dan setelah itu minum es krim soda di Toko Old Fashioned Mr Jennings di lantai sembilan gedung Bonwit Teller. Joshua menjadi seorang teman. Sebagai hadiah hari Ibu, Joshua mempelajari lagu kesayangan ayah Jennifer — Shine 321 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ On, Harvest Moon — dan menyanyikannya untuk Jennifer. Saat itu merupakan saat yang paling mengharukan dalam hidup Jennifer. Benar kata orang, pikir Jennifer, bahwa kita tidak mewarisi dunia dari orang tua kita, kita meminjamnya dari anak-anak kita. Joshua sudah masuk taman kanak-kanak dan dia senang. Malam hari setelah Jennifer pulang, mereka duduk-duduk di depan perapian dan membaca bersama-sama. Jennifer membaca majalah Trial Magazine dan The Barrister, sedang Joshua membaca buku-buku bergambarnya. Jennifer memperhatikan Joshua waktu dia bergolek di lantai, dahinya berkerut karena sedang penuh perhatian, dan dia tiba-tiba teringat akan Adam. Rasanya masih seperti luka yang menganga. Ingin dia tahu, di mana Adam dan sedang apa dia. Apa yang sedang dilakukan Adam dan Mary Beth serta Samantha? Jennifer berusaha untuk tetap memisahkan kehidupan pribadinya dari kehidupan profesionalnya, dan satu-satunya mata rantai antara kedua dunia itu adalah Ken Bailey. Dia membawakan Joshua mainan dan buku-buku dan memainkan berbagai permainan dengan dia. Dia seolah-olah seorang ayah pengganti. Pada suatu hari Minggu petang, Jennifer dan Ken berdiri di dekat pondok di pohon, memperhatikan Joshua memanjatnya. "Tahukah kau apa yang dibutuhkan anak itu?" tanya Ken. "Apa?" “Seorang ayah." Dia menoleh pada Jennifer. Ayah kandungnya pasti brengsek sekali." "Jangan begitu, Ken." 322 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Maaf. Itu memang bukan urusanku. Itu masa lalu. Masa depan yang menjadi pikiranku. Tak wajar dirimu hidup seorang diri seperti....” "Aku tidak seorang diri. Aku punya Joshua." "Bukan itu yang kubicarakan." Didekapnya jennifer lalu diciumnya dengan lembut. "Oh, Tuhan. Jennifer, maafkan aku...." Michael Moretti berbelas kali menelepon Jennifer. Jennifer tak pernah mau menerima telepon-telepon itu. Suatu kali Jennifer berpikir rasanya dia melihat laki-laki itu sekilas, duduk di bagian belakang suatu ruang sidang di mana dia sedang membela suatu perkara, tapi waktu dia melihat lagi, Michael sudah tak ada lagi. 35 Pada suatu siang, sudah agak malam, waktu Jennifer sedang bersiap-siap untuk meninggalkan kantor, Cynthia berkata, "Ada seorang yang bernama Clark Holman di telepon." Mula-mula Jennifer ragu, tapi kemudian berkata, "Baiklah kuterima." Clark Holman adalah seorang pengacara, anggota persekutuan pembela yang sah. "Maaf, aku mengganggumu, Jennifer," katanya, "tapi kami ada perkara, yang tak seorang pun mau menanganinya, dan aku akan berterima kasih sekali kalau kau bisa membantu kami. Aku tahu betapa sibuknya kau, tapi....” "Siapa terdakwanya?" "Jack Scanlon." 323 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer langsung mengenali nama itu karena sudah tercantum di halaman-halaman depan surat surat kabar selama dua hari berturu-turut. Jack Scanlon ditangkap karena telah menculik seorang anak perempuan berumur empat tahun da menahan anak itu sebagai sandera. Dia dikenali dari kumpulan-kumpulan lukisan yang didapatkan polisi dari saksisaksi mata penculikan itu. "Mengapa harus aku, Clark?" "Scanlon yang meminta kau." Jennifer melihat ke jam pada dinding. Dia akan terlambat pulang. "Di mana dia sekarang?" "Di Pusat Tahanan Metropolitan." Jennifer mengambil keputusan cepat. "Aku akan pergi dan berbicara dengan dia. Atur saja, ya?" "Baik. Terima kasih banyak. Aku berhutang budi padamu." Jennifer menelepon Nyonya Mackey. "Aku akan pulang agak terlambat. Beri saja Joshua makan, dan suruh dia menunggu aku." Sepuluh menit kemudian, Jennifer sudah berada dalam perjalanan ke kota. Bagi Jennifer, penculikan adalah suatu kejahatan sang paling kejam, terutama penculikan anak kecil, yang tak berdaya. Tetapi setiap orang yang dituduh, berhak untuk disidang betapapun mengerikannya kejahatan itu. Itulah dasar hukum: keadilan bagi yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Jennifer memperkenalkan dirinya pada pengawal di tempat penerimaan tamu, lalu dia diantar ke kamar tamu bagi ahli hukum. "Akan saya ambilkan Scanlon," kata pengawal itu. 324 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Beberapa menit kemudian, dia membawa masuk seorang laki-laki kurus, perlente, yang berumur hampir empat puluh tahun, berjenggot pirang dan rambut berwarna pirang keputihan. Rupanya hampir seperti Jesus. "Terima kasih atas kedatangan Anda, Nyonya Parker," katanya. Suaranya halus dan lembut. "Terima kasih atas perhatian Anda." "Silakan duduk." Dia duduk di kursi di hadapan Jennifer. "Anda minta bertemu dengan saya?" "Ya. Meskipun saya rasa hanya Tuhanlah yang bisa menolong saya. Saya telah melakukan suatu kesalahan yang bodoh." Jennifer melihat pada laki-laki itu dengan jijik. "Menculik seorang gadis kecil yang tak berdaya untuk mendapatkan uang tebusan itu, Anda namakan 'kesalahan yang bodoh'?" "Saya menculik Tammy bukan untuk uang tebusan." "Oh? Lalu untuk apa Anda menculiknya?" Jack Scanlon lama berdiam diri sebelum dia berbicara. "Istri saya, Evelyn, meninggal waktu melahirkan anak kami. Saya mencintainya lebih dari apa pun juga di dunia ini. Bila di muka bumi ini ada orang suci, wanita itulah orangnya. Evelyn orang yang tak kuat. Dokter kami menasihatkan supaya dia jangan sampai punya anak, tapi dia tak mau mendengarkan." Dia menekuni lantai karena malu. "Mung... mungkin sulit bagi Anda untuk memahaminya, tapi dia berkata bagaimanapun juga dia ingin anak, sebab dengan demikian dia akan mempunyai sesuatu yang merupakan sebagian dari diri saya." Jennifer sangat memahami hal itu. Jack Scanlon berhenti berbicara, pikirannya agaknya melayang jauh. 325 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Jadi dia melahirkan?" Jack Scanlon mengangguk. "Keduanya meninggal." Agaknya sulit dia melanjutkan. "Beberapa lamanya, saya.... saya pikir saya akan... saya tak mau hidup tanpa dia. Saya terus merasa penasaran bagaimana gerangan rupa anak kami itu. Saya memimpikan terus bagaimana jadinya sekiranya mereka berdua tetap hidup. Saya terus-menerus mencoba memutar-balik jam ke saat sebelum Evelyn...." Dia berhenti, suaranya tersekat oleh kepedihan hatinya. "Saya berpaling pada Injil, dan kitab itu menyelamatkan pikiran saya. 'Perhatikan, telah kutempatkan di hadapanmu sebuah pintu terbuka yang tak bisa ditutup oleh siapa pun juga’. Kemudian, beberapa hari yang lalu saya lihat seorang anak perempuan kecil bermain-main dijalan, dan rasanya seolah-olah Evelyn telah dilahirkan kembali. Warna mata dan rambutnya sama dengan Evelyn. Anak itu mengangkat mukanya, melihat saya lalu tersenyum, dan saya.... saya tahu kedengarannya tak masuk akal.... tapi rasanya Evelyn yang tersenyum pada saya. Saya pasti sedang kehilangan akal saya. Saya pikir, Inilah anak perempuan yang sebenarnya dilahirkan Evelyn. Inilah anak kami." Jennifer dapat melihat laki-laki itu membenamkan kukunya ke daging. "Saya tahu itu salah, tapi saya ambil juga dia." Dia mengangkat mukanya lalu menatap mata Jennifer. "Saya sama sekali tak mau menyakiti anak itu." Jennifer memperhatikannya dengan cermat, mendengarkan baik-baik, mencari nada-nada palsu. Tapi kepalsuan itu tak ada. Dia adalah laki-laki tersiksa. "Bagaimana dengan surat tuntutan uang tebusan itu?" tanya Jennifer. 326 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya tidak mengirim surat tuntutan uang tebusan. Uanglah barang terakhir yang saya ingini di dunia ini. Yang saya inginkan hanyalah si Kecil Tammy." "Seseorang telah mengirim surat tuntutan uang tebusan pada keluarga itu. Polisi terus mengatakan bahwa sayalah yang mengirimnya, padahal bukan saya." Jennifer mencocokkan bagian-bagian cerita itu. "Cerita tentang penculikan itu muncul di surat-surat kabar sebelum atau sesudah Anda ditangkap polisi?" "Sebelumnya. Saya ingat keinginan saya agar mereka berhenti menulis tentang hal itu. Saya ingin pergi dengan Tammy dan saya takut orang akan menghalangi kami." "Jadi ada orang yang membaca tentang penculikan itu dan mencoba menerima uang tebusan itu?" Jack Scanlon menjalin-jalinkan jarinya dengan lemah. "Saya tak tahu. Saya hanya tahu bahwa saya ingin mati saja." Kepedihan hatinya nyata sekali, hingga Jennifer merasa amat terkesan olehnya. Bila dia tidak berbohong — dan hal itu jelas terbaca di wajahnya— maka dia tak pantas mati untuk apa yang telah dilakukannya. Dia memang harus dihukum, tapi tidak dihukum mati. Jennifer pun lalu mengambil keputusan. "Saya akan mencoba menolong Anda." "Terima kasih," kata laki-laki itu dengan tenang, "Saya sebenarnya tak peduli lagi apa yang akan terjadi atas diri saya." "Saya peduli." "Saya kuatir," kata Jack Scanlon lagi, "sa.... saya tak punya uang untuk membayar Anda." "Tak usah kuatirkan itu. Tolong ceritakan saja tentang diri Anda sendiri." 327 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apa yang ingin Anda ketahui?" "Mulai dari awal. Di mana Anda dilahirkan?” "Di North Dakota, tiga puluh lima tahun yang lalu. Saya dilahirkan di suatu tanah pertanian. Yah, sebut sajalah begitu, meskipun tempat itu hanya merupakan sebidang tanah kecil di mana tak banyak tanaman mau tumbuh. Kami orang miskin. Waktu saya berumur lima belas tahun, saya meninggalkan rumah. Saya mencintai ibu saya, tapi saya benci pada ayah. Saya tahu, Injil mengatakan bahwa kita berdosa kalau kita menjelek-jelekkan orang tua kita. lapi dia orang jahat. Dia senang melecut saya." Jennifer bisa melihat tubuhnya menegang waktu dia melanjutkan. "Maksud saya, dia benar-benar suka melakukannya. Bila saya melakukan yang sekecil-kecilnya yang dianggapnya salah, dia lalu melecut saya dengan sebuah ikat pinggang kulit yang memakai gesper tembaga yang besar. Kemudian saya disuruhnya berlutut, dan mohon ampun pada Tuhan. Lama juga saya membenci Tuhan, sehebat saya membenci ayah saya." Dia berhenti, tak bisa berbicara, agaknya karena terlalu dipenuhi kenangan itu. "Jadi Anda lari dari rumah?" "Ya. Saya pergi ke Chicago dengan menumpang-numpang. Saya tak banyak mengenyam sekolah, tapi di rumah saya suka membaca. Bila kedapatan Ayah, itu akan merupakan satu alasan lagi untuk melecut saya. Di Chicago saya mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik. Di situlah saya bertemu dengan Evelyn. Tangan saya cedera kena mesin giling dan saya dibawa orang ke rumah pengobatan, dan di sana ada Evelyn. Dia seorang perawat." Dia tersenyum kepada Jennifer. "Dia wanita tercantik yang pernah saya lihat. Dua minggu tangan saya baru sembuh, dan setiap hari saya pergi menemuinya untuk diobati. Setelah itu kami mulai bergaul. Kami 328 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menyinggung soal perkawinan, tapi perusahaan kehilangan pesanan besar dan saya bersama semua orang di bagian saya diberhentikan. Hal itu tidak mempengaruhi Evelyn. Kami menikah dan dia mengurus saya. Itulah yang merupakan satusatunya bahan pertengkaran kami. Saya dibesarkan dengan citra bahwa laki-lakilah yang harus mengurus wanita. Saya mendapat pekerjaan sebagai sopir truk dan hasilnya bagus. Satu-satunya hal yang tak kami sukai adalah bahwa kami terpisah, kadang-kadang sampai seminggu lamanya. Di luar itu, kami benar-benar bahagia. Kemudian Evelyn hamil." Tubuhnya tampak bergetar. Tangannya mulai gemetar. "Evelyn dan putri kami meninggal." Air matanya mengalir di pipinya. "Saya tak mengerti mengapa Tuhan berbuat begitu. Dia tentu punya alasan, tapi saya tak tahu apa alasan itu." Tubuhnya terayun-ayun ke depan dan ke belakang di kursinya. Tanpa menyadari apa yang dilakukannya, lengannya bersilang di dadanya, seolah-olah menahan kesedihannya. ''Aku akan menuntunmu dan mengajarimu bagaimana cara menjalani hidup; aku akan menasihatimu. Kursi listrik tidak akan mendapatkan orang ini, pikir Jennifer. "Saya akan kembali untuk menemui Anda besok” Jennifer berjanji padanya. Uang tebusan tahanan diputuskan dua ratus ribu dolar. Jack Scanlon tak punya uang, jadi Jenniffer yang membayar untuknya. Scanlon dilepas dari rumah tahanan pusat, dan Jennifer menemukan sebuah penginapan kecil di West Side ke mana dia bisa pindah. Jennifer memberinya pula seratus dolar untuk biaya permulaan hidupnya. "Saya tak tahu bagaimana caranya," kata Jack Scanlon, "tapi setiap sen akan saya kembalikan pada Anda. Saya akan mulai mencari pekerjaan. Saya tak peduli apa itu. Saya mau mengerjakan apa saja." 329 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu Jennifer meninggalkannya, laki-laki itu asyik mencari pekerjaan di antara iklan-iklan yang membutuhkan tenaga. Penuntut umum federal, Earl Osborne, adalah seorang lakilaki yang besar dan tegap, dengan muka bulat yang halus dan tingkah laku ramah-tamah yang bisa menyesatkan. Jennifer terkejut melihat Robert Di Silva ada di kantor Osborne. "Kudengar kau yang akan menangani perkara ini," kata Di Silva. "Rupanya tak ada yang terlalu kotor bagimu, ya?" Jennifer menoleh pada Earl Osborne. "Apa perlunya dia di sini? Bukankah ini perkara federal?" "Jack Scanlon mengambil anak itu dari mobil orang tuanya," sahut Osborne. "Pencurian mobil, perampokan besar," kata Di Silva. Jennifer berpikir, apakah Di Silva akan berada di situ, sekiranya dia tak terlibat. Dia berpaling kembali pada Earl Osborne. "Saya ingin berunding," kata Jennifer. "Klien saya...." Earl Osborne mengangkat tangannya. "Tidak ada kesempatan. Yang satu ini akan kami adili sampai tuntas." "Ada beberapa keadaan....” "Anda bisa menceritakan itu semua dalam sidang pendahuluan." Di Silva tertawa mengejek padanya. "Baiklah," kata Jennifer. "Sampai bertemu di pengadilan." Jack Scanlon mendapatkan pekerjaan di sebuah bengkel servis kendaraan di West Side, dekat penginapannya, dan Jennifer mampir di situ menjenguknya. "Sidang pendahuluannya akan diadakan lusa," Jennifer memberi tahu. "Aku akan berusaha supaya pemerintah setuju 330 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ memberikan pertimbangan agar kau dituduh bersalah dengan tuduhan yang lebih ringan. Kau tetap masih harus menjalani hukuman, Jack, tapi aku akan berusaha supaya hukumannya menjadi seringan mungkin." Bayangan rasa terima kasih di wajah laki-laki itu rasanya sudah cukup merupakan imbalan. Atas anjuran Jennifer, Jack Scanlon telah membeli setelan yang pantas untuk dipakai pada sidang pendahuluan. Rambutnya sudah dipangkas dan jenggotnya dipendekkan, Jennifer puas dengan penampilannya. Mereka melalui tata cara pengadilan. Jaksa Negeri Di Silva hadir. Setelah Earl Osborne mengajukan kesaksiannya dan mengajukan tuntutan, Hakim Barnard berpaling pada Jennifer. "Adakah yang akan Anda katakan, Nona Parker?" “Ada, Yang Mulia. Saya ingin membebaskan pemerintah dari biaya sidang. Dalam perkara ini ada keadaan-keadaan yang meringankan yang belum dikemukakan. Saya mengajukan permohonan agar klien saya didakwa atas kesalahan yang lebih ringan." "Tidak bisa," kata Earl Osborne. "Pemerintah tidak akan menyetujuinya." Jennifer menoleh pada Hakim Barnard. "Bisakah hal ini kita bahas di ruang kerja Yang Mulia?" "Boleh. Tanggal sidang akan saya tentukan setelah saya mendengar apa yang akan dikatakan pembela." Jennifer berpaling pada Jack Scanlon yang berdiri di situ, kebingungan. "Kau bisa kembali ke pekerjaanmu," kata Jennifer padanya. "Nanti aku mampir untuk menyampaikan hasil pembicaraan kami." 331 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Laki-laki itu mengangguk lalu berkata dengan tenang, "Terima kasih, Nona Parker." Jennifer memperhatikannya, lalu berbalik dan meninggalkan ruang sidang. Jennifer, Earl Osborne, Robert Di Silva, dan Hakim Barnard duduk di ruang kerja hakim. Osborne berkata pada Jennifer, "Aku tak mengerti bagaimana kau sampai minta pertimbangan dari aku. Menculik karena meminta uang tebusan adalah suatu kesalahan besar. Klienmu bersalah dan dia harus membayar apa yang telah dilakukannya." "Jangan percaya begitu saja semua yang kau baca di surat kabar, Earl. Jack Scanlon tak ada hubungan apa-apa dengan surat tuntutan uang tebusan itu." “Kau sedang mencoba membohongi siapa? Kalau tidak untuk uang tebusan untuk apa?" "Akan kuceritakan," kata Jennifer. Lalu diceritakan Jennifer pada mereka. Diceritakannya tentang tanah pertanian keluarga Jack, tentang pukulanpukulan, tentang Jack Scanlon yang jatuh cinta pada Evelyn dan mengawininya, dan bagaimana dia kehilangan istri dan anaknya waktu istrinya itu melahirkan. Mereka mendengarkan tanpa berkata apa-apa, dan setelah Jennifer selesai, Robert Di Silva berkata, "Jadi, Jack Scanlon menculik anak orang karena anak itu mengingatkannya pada anak yang sebenarnya akan dimilikinya? Dan istri Jack Scanlon meninggal waktu melahirkan?" "Benar." Jennifer berpaling pada Hakim Barnard. "Yang Mulia, saya rasa dia bukanlah orang yang pantas dihukum mati." "Aku sependapat dengan kau," kata Di Silva tanpa diduga. 332 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer memandangnya dengan terkejut. Kemudian Di Silva mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tas kerjanya. "Sekarang aku ingin menanyakan sesuatu," katanya. "Bagaimana perasaanmu kalau orang yang begini yang dihukum mati?" Dia mulai membaca sebuah dokumen. "Frank Jackson, umur tiga puluh delapan tahun. Lahir di Nob Hill, San Francisco. Ayahnya seorang dokter, ibunya seorang tokoh terkemuka dalam masyarakat. Waktu berumur empat belas tahun, Jackson mulai menggunakan obat-obat bius, lari dari rumah, tertangkap di Height Ashbury, dan dikembalikan pada orang tuanya. Tiga bulan kemudian Jackson membongkar ruang penyimpanan obat-obat ayahnya, mencuri semua obat-obat bius yang ada di situ, lalu lari. Tertangkap di Seattle atas tuduhan memiliki dan menjual obat-obat terlarang, dihukum di penjara remaja, dibebaskan waktu dia berumur delapan belas tahun, ditangkap lagi sebulan kemudian atas tuduhan perampokan bersenjata dan rencana untuk membunuh..." Jennifer merasa perutnya tegang. "Apa hubungannya itu semua dengan Jack Scanlon?" Earl Osborne tersenyum masam padanya. "Jack Scanlon adalah Frank Jackson." "Saya tak percaya." Di Silva berkata, "Lembaran kuning ini datang dari FBI satu jam yang lalu. Jackson adalah seorang artis jempolan dan pembohong, hal mana merupakan kelainan jiwanya. Selama sepuluh tahun terakhir ini dia telah ditangkap atas tuduhantuduhan, mulai dari menikam, membakar dengan sengaja, sampai merampok bersenjata. Dia telah menjalani hukuman di Penjara Joliet. Dia tak pernah punya pekerjaan tetap dan dia tak pernah kawin. Lima tahun yang lain ditangkap oleh FBI dengan tuduhan penculikan. Dia menculik seorang anak perempuan berumur tiga tahun dan mengirim surat tuntutan uang tebusan. Jenazah anak perempuan itu ditemukan di 333 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sebuah perhutanan dua bulan kemudian. Menurut laporan pemeriksaan mayat, tubuhnya sudah membusuk, tapi ada tanda-tanda tusukan pisau di seluruh tubuhnya. Dia diperkosa dan disiksa." Jennifer tiba-tiba merasa mual. "Jackson dibebaskan berdasarkan alasan-alasan teknis yang dicari-cari oleh seorang ahli hukum yang gila-gilaan." Waktu Di Silva berbicara lagi, nadanya mencemooh. "Itukah laki-laki yang kauinginkan bebas berkeliaran di jalan?" "Boleh aku melihat dokumen itu?" Tanpa berkata apa-apa Di Silva memberikannya pada Jennifer, dan Jennifer membacanya. Orang itu adalah Jack Scanlon. Tak dapat diragukan lagi Fotonya yang dibuat polisi, terjepit pada kertas dokumen berwarna kuning itu. Dia tampak masih muda waktu itu dan dia tak berjenggot, tapi tak mungkin keliru lagi, itulah dia. Jack Scanlon ? Frank Jackson — telah membohonginya habis-habisan. Dikarang-karangnya kisah hidupnya dan Jennifer mempercayai setiap perkataannya. Laki-laki itu begitu meyakinkan hingga Jennifer sudah tak mau lagi bersusah payah meminta Ken Bailey untuk menyelidikinya. "Boleh aku melihatnya?" kata Hakim Barnard. Jennifer menyerahkan dokumen itu padanya. Hakim itu melihatnya sepintas, lalu memandang Jennifer, "Bagaimana?" "Saya tak mau membelanya." Di Silva berpura-pura terkejut dan mengangkat alisnya. "Anda membuat saya terkejut sekali, Nona Parker. Anda selalu berkata bahwa semua orang berhak dibela oleh seorang ahli hukum." "Memang semua orang," sahut Jennifer datar. "Tapi saya punya peraturan tetap yang keras: saya tak mau membela 334 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ orang yang berbohong pada saya. Tuan Jackson harus mencari seorang pembela lain." Hakim Barnard mengangguk. "Pengadilan yang akan mengatur hal itu." Osborn berkata, "Saya minta supaya jaminan pembebasannya segera ditarik kembali, Yang Mulia. Saya rasa dia terlalu berbahaya untuk bebas berkeliaran." Hakim Barnard berpaling pada Jennifer. "Pada saat ini Anda masih pembelanya yang resmi, Nona Parker. Apakah Anda berkeberatan?" "Tidak," kata Jennifer tegang. "Tidak ada keberatan apaapa." "Saya akan memerintahkan untuk menarik kembali kebebasannya." Hakim Lawrence Waldman telah mengundang Jennifer untuk menghadiri undangan perjamuan makan malam amal. Jennifer merasa gersang setelah semua kejadian petang itu dan sebenarnya lebih suka pulang dan menghabiskan malam itu dengan tenang bersama Joshua, tapi dia tak mau mengecewakan hakim itu. Dia mengganti pakaiannya di kantor, dan pergi menemui Hakim Waldman di Waldorf-Astoria di mana perjamuan itu diselenggarakan. Perjamuan itu merupakan pesta besar-besaran, yang dihibur oleh bintang-bintang Hollywood, tapi Jennifer tak bisa menikmatinya. Pikirannya melayang ke tempat lain. Hakim Waldman memperhatikannya. "Adakah sesuatu yang tak beres, Jennie?" Jennifer memaksa dirinya untuk tersenyum. "Tidak, hanya suatu masalah bisnis, Lawrence." Dalam bisnis apa aku ini sebenarnya, pikir Jennifer, berurusan dengan penjahat-penjahat kemanusiaan, 335 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pemerkosa-pemerkosa, pembunuh-pembunuh, dan penculikpenculik? Jennifer lalu memutuskan bahwa malam itu baik sekali untuk bermabuk-mabukan. Seorang petugas mendatangi meja mereka dan berbisik di dekat telinga Jennifer. "Maaf, Nona Parker, ada telepon untuk Anda." Jennifer seketika merasakan ada bahaya. Satu-satunya orang yang tahu ke mana bisa menghubunginya adalah Nyonya Mackey. Dia hanya mungkin menelepon kalau ada sesuatu yang tak beres. "Maafkan aku," kata Jennifer. Dia mengikuti petugas itu menuju ke sebuah kantor kecil di luar ruangan pesta itu. Jennifer mengangkat gagang telepon dan terdengar suara seorang laki-laki berbisik, "Keparat kau! Kau menipuku!" Tubuh Jennifer mulai gemetar. "Siapa ini?" tanyanya. Padahal sebenarnya dia sudah tahu. "Kausuruh polisi menangkapku." "Itu tak benar! Aku....” "Kau berjanji akan menolongku." "Aku akan menolongmu. Di mana...?” "Bangsat pembohong!" Suaranya makin merendah hingga sulit bagi Jennifer untuk menangkap kata-katanya. "Kau akan menerima balasannya. Lihat saja!" "Tunggu du....” Hubungan diputuskan. Jennifer menggigil. Ada sesuatu yang sama sekali tak beres. Frank Jackson alias Jack Scanlon telah berhasil lolos dan dia menyalahkan Jennifer atas usaha penangkapan itu. Bagaimana dia tahu di mana dia berada? 336 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pasti dia mengikutinya. Mungkin dia sedang menunggunya di luar sekarang. Jennifer mencoba menguasai tubuhnya yang gemetar, mencoba berpikir, membayangkan apa yang terjadi. Laki-laki itu rupanya telah melihat polisi yang datang akan menangkapnya dan dia telah melarikan diri. Tak penting bagaimana caranya. Yang penting adalah bahwa laki-laki itu telah menyalahkannya atas kejadian itu. Hakim Waldman melihat wajah Jennifer. "Ada apa sebenarnya?" Jennifer menceritakan padanya dengan singkat. Hakim itu terperanjat. "Ya, Tuhan! Maukah kau kuantar pulang?" "Aku tak apa-apa, Lawrence. Tolong antar saja aku sampai ke mobilku, aku bisa sendiri." Diam-diam mereka menyelinap ke luar dari ruang pesta yang besar itu, dan Hakim Waldman menunggui Jennifer sampai petugas membawakan mobilnya. "Apakah kau yakin bahwa kau bisa tanpa aku?" "Terima kasih. Aku yakin polisi akan berhasil menangkapnya sebelum pagi hari. Tak banyak orang serupa dia berkeliaran. Selamat malam." Jennifer berangkat, sambil meyakinkan dirinya bahwa tak ada orang mengikutinya. Setelah dia yakin bahwa dia seorang diri, dia membelok ke Jalan Ekspres Long Island, dan pulang. Dia melihat ke kaca spion terus, mengamat-amati mobilmobil di belakangnya. Suatu kali mobilnya dihentikannya di tepi jalan, membiarkan semua kendaraan melewatinya, dan setelah jalan di belakangnya kosong, baru dia meneruskan lagi. Kini dia merasa lebih aman. Pasti tidak akan lama lagi 337 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ polisi berhasil menangkap Frank Jackson. Sekarang pasti sudah dimulai pencaharian menyeluruh atas diri penjahat itu. Jennifer membelok ke jalan masuk ke rumahnya. Pekarangan dan rumahnya yang seharusnya terangbenderang, kini gelap. Dia terbelalak memandangi rumahnya dari mobil, dengan rasa tak percaya, sedang pikirannya mulai tegang penuh rasa kuatir. Dengan ketakutan yang amat sangat, dibukanya pintu mobilnya cepat-cepat lalu berlari ke pintu depan. Pintu itu terbuka sedikit. Jennifer terhenti di pintu itu sebentar, penuh ketakutan, lalu masuk ke lorong rumah. Kakinya tersandung sesuatu yang sangat dan lembut, dan napasnya jadi tersekat. Dinyalakannya lampu. Max terbaring di permadani yang berlumuran darah. Leher anjing itu telah disembelih dari telinga ke telinga sebelahnya. "Joshua!" teriaknya. "Nyonya Mackey!" Jennifer berlari dari kamar ke kamar sambil menyalakan lampu-lampu dan memanggilmanggil nama mereka, jantungnya berdebar demikian kuatnya hingga dia merasa sulit bernapas. Dia berlari menaiki tangga ke kamar Joshua. Tempat tidur anak itu bekas ditiduri, tapi kini kosong. Jennifer mencari ke semua kamar di rumah itu, lalu berlari turun lagi, pikirannya buntu. Frank Jackson pasti sudah lama tahu di mana dia tinggal. Dia pasti mengikutinya pulang pada suatu malam, atau setelah dia mendatanginya di bengkel servis itu. Dia telah mengambil Joshua dan akan membunuhnya untuk menghukum Jennifer, ibunya. Waktu dia melewati kamar cuci, dia mendengar bunyi halus menggaruk-garuk dari arah kamar pakaian. Perlahan-lahan Jennifer berjalan ke arah pintu kamar kecil itu lalu menarik pintunya. Di dalamnya gelap gulita. "Jangan sakiti lagi saya," terdengar suara merintih. Jennifer menyalakan lampu. Nyonya Mackey terbaring di lantai,, kaki dan tangannya terikat kuat dengan kawat. Dia hanya setengah sadar. Cepat-cepat Jennifer berlutut di sisinya. "Nyonya Mackey!" 338 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Wanita tua itu mengangkat mukanya memandang Jennifer dan matanya mulai bisa melihat. "Dia mengambil Joshua," katanya terisak. Perlahan-lahan sekali Jennifer membuka simpul kawat yang sudah menggigit ke dalam daging kaki dan tangan Nyonya Mackey. Dagingnya lebam dan berdarah. Jennifer membantu pelayannya itu berdiri, Nyonya Mackey menangis dengan histeris. "Saya tak bisa mencegahnya. Sa.... saya sudah mencobanya: Saya...." Dering telepon membelah ruangan itu. Kedua orang wanita itu terdiam. Telepon berdering terus, dan bunyinya terasa jahat. Jennifer berjalan ke arah telepon itu lalu mengangkat gagangnya. "Aku ingin tahu apakah kau sudah tiba di rumah," kata suara itu. "Di mana anakku?" "Tampan benar anak itu, ya?" kata suara itu lagi. "Tolonglah! Akan kulakukan apa saja. Apa saja yang kau mau!" "Kau telah melakukan segalanya, Nona Parker." "Jangan! Tolong!" Jennifer terisak tanpa daya. "Aku senang mendengar kau menangis," bisik suara itu. "Kau akan menemukan anakmu kembali, Nona Parker. Baca saja surat-surat kabar besok." Dan hubungan pun diputuskan. Jennifer berdiri tak bergerak, berjuang supaya tak pingsan. Dia mencoba berpikir. Frank Jackson telah mengatakan, Kau akan menemukan anakmu kembali, Nona Parker. Itu berarti bahwa Joshua masih hidup. Kalau tidak, dia tentu tidak mengatakan demikian. Jennifer menyadari bahwa dia hanya menduga-duga berdasarkan kata-kata yang digunakan, 339 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ berusaha untuk menghibur dirinya. Dia harus melakukan sesuatu secepatnya. Nalurinya yang pertama menyuruhnya menelepon Adam, meminta bantuannya. Bukankah anaknya juga yang diculik, anaknya yang akan dibunuh. Tapi dia tahu bahwa Adam tidak akan bisa membantu apa-apa. Dia berada di tempat yang dua ratus tiga puluh lima mil jauhnya. Hanya tinggal dua pilihan lagi: yang pertama adalah menelepon Robert Di Silva, mengatakan padanya apa yang telah terjadi, dan meminta agar dia membentuk jaringan untuk mencoba menangkap Frank Jackson. Oh, Tuhan! Itu akan makan waktu terlalu lama. Pilihan kedua adalah FBI. Mereka sudah terlatih untuk menangani suatu penculikan. Masalahnya, ini tidak sama dengan penculikan yang lain. Tak ada surat tuntutan uang tebusan yang bisa mereka telusuri, tak ada kesempatan untuk mencoba memperangkap Frank Jackson dan menyelamatkan jiwa Joshua. FBI selalu bergerak menurut salurannya yang biasa dan teguh pada garisnya. Pada saat seperti ini tidak akan menolong. Dia harus mengambil keputusan cepat... selagi Joshua masih hidup. Robert Di Silva atau FBI? Aduh, alangkah sulitnya memikirkannya. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengambil keputusan. Dicarinya nomor telepon. Jari-jarinya gemetar demikian hebatnya hingga dia harus memutar tiga kali untuk mendapatkan nomor yang tepat. Waktu seorang laki-laki menjawab, Jennifer berkata, "Saya ingin berbicara dengan Michael Moretti." 36 "Maaf, Nyonya. Ini Restoran Tony. Kami tak kenal Michael Moretti." 340 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tunggu!" pekik Jennifer. "Jangan putuskan hubungan!" Dia memaksa dirinya untuk berbicara setenang mungkin. "Ini penting sekali. Saya... seorang temannya. Nama saya Jennifer Parker. Saya perlu segera berbicara dengan dia." "Tapi, Nyonya, sudah saya katakan...." “Berikan padanya nama saya dan nomor telepon saya ini." Lalu dia menyebutkan nomor teleponnya. Jennifer mulai menggagap demikian hebatnya, hingga dia sulit berbicara. "Ka... ka...katakan padanya...." Hubungan diputuskan orang. Dengan perasaan beku Jennifer meletakkan gagang telepon. Dia kembali pada salah satu dari pilihannya semula. Atau kedua-duanya. Tak ada alasan mengapa Robert Di Silva dan FBI tak bisa menyatukan kekuatan mereka untuk menemukan Joshua. Yang membuatnya merasa akan gila adalah kesadarannya, betapa kecil kemungkinan mereka bisa menemukan Frank Jackson. Waktunya sudah tak ada lagi. Baca saja surat-surat kabar besok. Kata-katanya yang terakhir itu yang bersifat memutuskan, yang membuat Jennifer yakin bahwa dia tidak akan meneleponnya lagi, tidak akan memberi kesempatan pada siapa pun untuk menelusuri dan mencarinya. Tapi dia harus berbuat sesuatu. Dia akan mencoba Di Silva. Dia menjangkaukan tangannya ke pesawat telepon lagi. Telepon itu berdering waktu tangannya sampai ke situ, hingga dia terperanjat. "Di sini Michael Moretti." "Michael! Aduh, Michael, tolong aku, tolonglah! Aku...." Dia lalu terisak tanpa bisa menguasai dirinya. Gagang telepon terlepas dari tangannya, lalu diambilnya lagi cepat-cepat, takut kalau-kalau Michael memutuskan hubungannya. "Michael?" "Aku di sini." Suaranya tenang. "Tenangkan dirimu, dan ceritakan ada apa." 341 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "A.... aku...." Dia menghirup napas cepat-cepat dan dalam, berusaha untuk menghentikan gemetarnya. "Anakku, Joshua. Dia.... dia diculik. Dia akan membunuhnya." "Tahukah kau siapa yang menculiknya?" "Ya. Namanya Frank.... Frank Jackson." Jantungnya berdebar kuat. "Ceritakan apa yang terjadi." Suaranya tenang dan penuh percaya diri. Jennifer memaksa dirinya untuk berbicara lambat-lambat, menceritakan peristiwa yang telah terjadi. "Bisakah kau melukiskan bagaimana Jackson itu?" Jennifer membayangkan garis besar gambaran laki-laki itu dalam angannya. Gambaran itu disalinnya menjadi kata-kata, lalu Michael berkata, "Bagus. Tahukah kau di mana dia pernah dipenjarakan?" "Di penjara Joliet. Katanya dia akan membunuh...." "Di mana bengkel servis tempatnya bekerja itu?" Diberikannya alamat itu pada Michael. "Tahukah kau nama penginapan tempatnya tinggal selama ini?" "Ya. Tidak." Jennifer tak ingat. Dibenamkan kukunya ke dahi sampai berdarah, memaksa dirinya untuk mengingatingat. Michael menunggu dengan sabar. Tiba-tiba Jennifer ingat. "Namanya penginapan Travel Well. Letaknya di 10th Avenue. Tapi aku yakin dia tak ada lagi di sana." "Kita lihat saja." "Aku ingin anakku kembali hidup-hidup." 342 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Michael Moretti tidak menyahut, dan Jennifer tahu mengapa. "Lalu bila kutemukan Jackson....?" Jennifer menarik napas dalam-dalam, gemetar, sebelum berkata, "Bunuh dia." "Jangan jauh-jauh dari teleponmu." Hubungan diputuskan. Jennifer mengembalikan gagang telepon. Aneh, dia merasa agak tenang, seolah-olah sesuatu telah berhasil dilaksanakan. Sebenarnya tak ada alasan dia bisa begitu yakin pada Michael Moretti. Ditinjau dari sudut logika, perbuatannya itu sembrono dan tak masuk akal; tapi hal ini tak ada hubungannya dengan logika. Nyawa anaknya dalam bahaya. Dengan sengaja dia telah menyuruh seorang pembunuh menangkap seorang pembunuh lain. Bila tak berhasil... Jennifer teringat akan gadis kecil yang telah diperkosa dan diperlakukannya dengan kekerasan. Jennifer pergi mengurus Nyonya Mackey. Luka-luka dan lecetnya dirawatnya, lalu dibawanya ke tempat tidur. Jennifer menawarkan obat penenang pada wanita itu, tapi Nyonya Mackey menolak obat itu. "Saya tak bisa tidur," tangisnya. "Aduh, Nyonya Parker! Anak itu diberinya pil tidur." Jennifer menatapnya ketakutan. Michael Moretti duduk di meja kerjanya, menghadapi tujuh orang yang sudah disuruhnya datang. Dia sudah memberikan perintah-perintahnya pada tiga orang yang pertama. Dia berpaling pada Thomas Colfax. "Tom, tolong gunakan pengaruh koneksimu. Pergi datangi Kapten Notaras dan mintalah semua keterangan mengenai Frank Jackson. Aku memerlukan semua yang ada pada mereka tentang orang itu." 343 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tapi kita lalu menggunakan hubungan baik kita, Mike. Kurasa...." "Jangan membantah! Kerjakan saja!" "Baiklah," kata Colfax kaku. Michael menoleh pada Nick Vito. "Selidiki bengkel servis tempat Jackson bekerja. Cari tahu apakah dia memasang tukang pukul di sana, kalau-kalau dia punya teman." Pada Salvatore Fiore dan Joseph Colela, "Pergi ke penginapan Jackson. Sekarang dia mungkin sudah tak ada lagi di sana, tapi tanyakan kalau-kalau dia berteman dengan seseorang di sekitar itu. Aku ingini tahu siapa-siapa temannya." Dia melihat ke arlojinya. "Sekarang sudah tengah malam. Kalian! kuberi waktu delapan jam untuk menemukan Jackson." Orang-orang itu keluar. Michael berseru lagi pada mereka, "Aku tak mau sampai terjadi sesuatu atas diri anak itu. Lapor terus. Aku menunggu." Michael Moretti memperhatikan mereka pergi, kemudian mengangkat gagang salah satu pesawat telepon di mejanya dan mulai memutar. Pukul satu subuh. Kamar itu tak besar, tapi rapi sekali. Frank Jackson suka akan kerapian. Dia merasa bahwa itu merupakan bagian dari hidupnya. Kerai-kerai dil jendela sudah diturunkan dan kepingan-kepingan kerai itu dipasang tegak supaya tak seorang pun bisa melihat ke dalam kamar. Pintu terkunci dan dipasang rantai, lalu ditindihnya pula dengan kursi. Dia berjalan ke tempat tidur di mana Joshua terbaring. Frank Jackson telah memasukkan dengan paksa tiga butir pil tidur ke dalam kerongkongan anak itu, dan dia masih tidur nyenyak. Jackson 344 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ adalah laki-laki yang tak mau untung-untungan dalam segala sesuatu, maka kaki dan tangan Joshua diikatnya dengan kawat yang sama dengan yang dipakainya untuk mengikat Nyonya Mackey. Jackson memandangi anak yang sedang tidur itu, dan dia dilanda oleh rasa sedih. Mengapa orang-orang selalu memaksa dirinya melakukan hal-halyang mengerikan ini? Dia sebenarnya laki-laki lembut yang suka damai, tapi bila semua orang menentang kita, bila semua orang menyerang kita, kita tentu harus membela diri. Sulitnya, semua orang selalu menilainya rendah. Mereka tak menyadari bahwa dia lebih pintar dari mereka semua, sampai semuanya terlambat. Setengah jam sebelum polisi tiba, dia sudah tahu bahwa mereka akan menangkapnya. Waktu itu dia sedang mengisi bensin sebuah mobil Chevrolet Camaro, dan dilihatnya majikannya masuk ke dalam kantor untuk menerima telepon. Jackson tak bisa mendengar percakapannya, tapi itu tak perlu. Dia bisa melihat majikannya mencuri-curi melihat padanya sedang dia berbicara berbisik di telepon. Frank Jackson tibatiba tahu apa yang telah terjadi. Polisi akan datang menangkapnya. Si Parker celaka itu telah menipunya, dan telah menyuruh polisi mengurungnya. Perempuan itu sama saja dengan yang lain. Majikannya masih berbicara di telepon waktu Frank Jackson cepat-cepat mengambil jaketnya, lalu menghilang. Tak sampai tiga menit diperlukannya untuk menemukan sebuah mobil yang tak terkunci di jalan dan menggunakan kawat untuk menghidupkan mesinnya. Beberapa saat kemudian dia sudah dalam perjalanan menuju ke rumah Jennifer Parker. Jackson benar-benar harus mengagumi kecerdasannya sendiri. Mana ada orang yang akan ingat untuk mengikuti wanita itu, untuk mengetahui di mana dia tinggal. Hal itu dilakukannya pada hari Jennifer membebaskannya dari tahanan. Dia memberhentikan mobilnya di seberang rumah 345 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer dan terkejut melihat Jennifer disambut oleh seorang anak laki-laki kecil di pintu pagar rumah itu. Diperhatikannya kedua beranak itu, dan sudah pada saat itulah dia merasakan bahwa anak itu mungkin bisa dimanfaatkannya bila perlu. Anak itu merupakan berkat yang tak disangka, bolehlah disebut jaminan nasib baiknya. Jackson tersenyum sendiri mengingat betapa ketakutannya pelayan tua keparat itu. Dia merasa senang waktu mengikatkan kawat ke pergelangan dan mata kaki wanita tua itu. Tidak, sebenarnya dia tak suka. Dia merasa terlalu keras. Itu dilakukannya karena perlu sekali. Pelayan itu menyangka bahwa dia akan memperkosanya. Perempuan itu membuatnya jijik. Sebenarnya semua perempuan menjijikkan, kecuali ibunya yang bagaikan orang suci itu. Semua perempuan kotor, tak suci, bahkan kakaknya sendiri yang pelacur itu. Hanya anak-anak yang murni. Dia ingat akan gadis cilik yang diculiknya terakhir. Anak itu cantik, rambutnya keriting, panjang, dan berwarna pirang, sayangnya dia harus merupakan balasan atas dosa-dosa ibunya. Ibu anak itu membuat Jackson sampai dipecat dari pekerjaannya. Orang-orang suka membuat kita sampai tak bisa mencari nafkah dengan halal, lalu bila kita melanggar hukum mereka yang bodoh itu, kita dihukumnya. Yang laki-laki pun jahat juga, tapi perempuanlah yang paling jahat. Mereka itu seperti babi-babi yang mengotori tempat suci dari tubuh kita. Lihat saja Clara, pelayan rumah makan yang akan dibawanya ke Kanada itu. Gadis itu cinta padanya. Gadis itu menyangka betapa terhormatnya dia, karena dia tak pernah menyentuhnya. Kalau saja dia tahu! Bayangan bercintaan dengan dia saja telah membuat Jackson muak. Tapi dia terpaksa harus membawa gadis itu ke luar negeri, karena polisi mencari laki-laki yang seorang diri. Dia akan mencukur jenggotnya dan memotong rambutnya, dan begitu dia berhasil melewati perbatasan, Clara akan disingkirkannya. Itu tentu akan menyenangkan sekali. 346 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Frank Jackson berjalan ke tempat sebuah kopor karton yang sudah rusak, di atas rak barang-barang. Dibukanya kopor itu lalu dikeluarkannya sebuah kotak perkakas dari situ. Dia mengambil paku-paku dan tukul. Barang-barang itu diletakkannya di atas meja kecil di sisi tempat tidur, di sebelah anak yang sedang tidur itu. Lalu dia masuk ke kamar mandi dan mengangkat sebuah jerigen bensin berisi dua galon, dari bak mandi. Dibawanya ke kamar tidur dan diletakkannya di lantai. Joshua akan dibakarnya hingga menyala. Tapi itu pun setelah dia disalib dulu. Pukul dua subuh. Berita itu sudah tersebar di seluruh New York dan ke seluruh negeri. Bermula di bar-bar dan rumah-rumah hiburan. Sepatah kata yang diucapkan dengan berhati-hati di sana sini, dibisikkan ke telinga yang siap dengar. Dimulai sebagai suatu tetes dan meluas ke restoran-restoran murahan dan diskotik yang ribut, serta ke tempat-tempat penjualan majalah yang buka sepanjang malam. Berita itu didengar oleh sopir-sopir taksi, sopir-sopir truk, dan gadis-gadis yang berkeliaran tengah malam. Berita itu bagaikan sebutir kerikil yang dijatuhkan ke dalam sebuah danau yang dalam dan gelap, yang menimbulkan lingkaran riak yang makin lama makin meluas dan menyebar. Dalam beberapa jam saja, semua orang di jalanan tahu bahwa Michael Moretti menginginkan info secepatnya. Tak banyak orang yang diberi kesempatan untuk membantu Michael Moretti. Inilah kesempatan emas untuk seseorang, karena Moretti adalah orang yang tahu menunjukkan penghargaannya. Berita yang tersebar itu menyatakan bahwa dia sedang mencari seorang laki-laki kurus berambut pirang yang mirip Jesus. Orang-orang pun mulai menggali ingatannya. Pukul dua lewat seperempat subuh. Joshua Adam Parker mulai bergerak dalam tidurnya dan Frank Jackson mendekatinya. Dia belum membuka piama anak itu. Jackson 347 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ memeriksa apakah paku-paku dan tukul masih ada di tempat dan siap pakai. Penting sekali untuk bertindak cermat dalam hal ini. Dia akan memaku tangan dan kaki anak itu sebelum kamar dibakarnya. Ia bisa saja melakukan hal itu ketika anak itu tidur tadi, tapi itu salah. Anak itu perlu bangun dulu untuk melihat apa yang sedang terjadi, untuk mengetahui bahwa dia dihukum karena dosa-dosa ibunya. Frank Jackson melihat arlojinya. Pukul setengah delapan, Clara akan menjemputnya di penginapan itu. Masih ada lima jam dan lima belas menit. Masih banyak sekali waktu. Frank Jackson duduk dan memperhatikan Joshua, dan satu kali dia bahkan mengelus dengan lembut rambut anak kecil itu. Pukul tiga subuh. Telepon-telepon yang pertama mulai diterima. Ada dua buah pesawat di meja Michael Moretti, dan bila yang sebuah diangkatnya, yang sebuah berdering pula. "Aku telah mendapatkan info tentang laki-laki itu, Mike. Beberapa tahun yang lalu dia melakukan perampokan di Kansas City bersama Bigjoe Ziegler dan Mei Cohen." "Aku tak perlu tahu apa yang dilakukannya beberapa tahun yang lalu. Di mana dia sekarang?" Bigjoe mengatakan sudah enam bulan dia tak mendengar tentang laki-laki itu lagi. Aku akan mencoba menghubungi Mei Cohen." "Lakukan!" Berita telepon yang berikutnya pun tidak menggembirakan. "Aku sudah pergi ke penginapan Jackson. Dia sudah keluar. Dia membawa sebuah kopor berwarna coklat dan sebuah jerigen memuat dua galon yang mungkin berisi bensin. Petugas di situ tak tahu ke mana dia." 348 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ “Bagaimana dengan bar-bar di sekitar tempat itu" “Salah seorang penjaga bar mengenali lukisan dirinya, tapi katanya orang itu tak sering ke situ. Hanya dua atau tiga kali dia ke situ sehabis bekerja." “Seorang diri?" "Menurut penjaga bar itu, ya. Agaknya dia tak tertarik pada gadis-gadis di situ." "Selidiki bar-bar tempat kaum gay” Baru saja Michael meletakkan gagang telepon, telepon itu sudah berdering lagi. Kali ini dari Salvatore Fiore. "Colfax sudah berbicara dengan Kapten Notaras. Petugas barang-barang sitaan polisi mempunyai catatan atas adanya surat gadai atas nama milik pribadi Frank Jackson. Aku sudah mendapatkan nomor surat gadainya dan nama toko tempatnya menggadaikan. Toko itu dimiliki oleh seorang Yunani, Gus Stavros, yang menadah barang-barang curian." "Sudah kauselidiki toko itu?" "Besok pagi baru bisa kami selidiki, Mike. Toko itu tutup. Aku...." Michael Moretti marah sekali. "Kita tak bisa menunggu sampai pagi! Berangkat segera ke sana!" Ada telepon dari Joliet. Michael sulit mengikuti pembicaraannya karena orang yang menelepon baru saja mengalami pembedahan jakun, dan suaranya seolah-olah berasal dari dasar sebuah kotak. "Teman satu sel Jackson bernama Mickey Nicola. Mereka bersahabat karib." "Tahu di mana Nicola itu sekarang?" 349 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya, terakhir saya dengar dia berada di suatu tempat di bagian timur. Dia teman kakak si Jackson. Kami tak punya alamat perempuan itu." "Apa alasan penangkapan Nicola?" "Karena perampokan barang-barang perhiasan.” Pukul setengah empat subuh. Toko pegadaian itu terletak di Spanish Harlem di Second Avenue dan 124th Street. Toko itu merupakan bangunan bertingkat dua yang tak menarik; tokonya di bawah dan tempat tinggal di tingkat atas. Gus Stavros terbangun oleh cahaya lampu senter yang disorotkan ke mukanya. Secara otomatis dia menjangkau tombol alarm di sisi tempat tidurnya. "Lebih baik jangan," kata suatu suara. Cahaya lampu senter itu dialihkan dan Gus Stavros duduk di tempat tidurnya. Dia melihat kedua laki-laki yang berdiri di kiri-kanannya dan tahu bahwa peringatan tadi memang benar. Yang seorang sebesar raksasa dan yang seorang lagi katai. Stavros merasa seakan-akan penyakit asmanya akan menyerang. "Pergilah ke lantai bawah dan ambil apa saja yang kalian mau," katanya dengan napas sesak. "Aku tidak akan bergerak." Si Raksasa, Joseph Colella, berkata, "Bangun. perlahanlahan." Gus Stravros bangkit dari tempat tidurnya, berhati-hati, tidak sampai membuat suatu gerakan mendadak. Si Kecil, Salvatore Fiore, menyodorkan secarik kertas ke hidungnya. "Ini nomor suatu surat gadai. Kami mau melihat barangnya." 350 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Baik." Gus Stavros turun ke lantai bawah, diikuti oleh kedua lakilaki tadi. Baru enam bulan yang lalu Stavros menyuruh pasang suatu sistem alarm yang beragam. Ada lonceng yang bisa ditariknya dan ada pula tempat-tempat tersembunyi di lantai yang bisa diinjaknya, yang akan menjamin datangnya bantuan. Tapi dia tidak melakukan satu pun dari kemungkinan-kemungkinan itu karena nalurinya mengatakan bahwa dia sudah akan mati sebelum siapa pun sempat datang padanya. Dia tahu bahwa satu-satunya kesempatannya adalah memberikan kedua laki-laki itu apa saja yang mereka ingini. Dia hanya berdoa jangan sampai dia mati gara-gara serangan asma celakanya, setelah laki-laki itu pergi. Dinyalakannya lampu-lampu di lantai bawah dan mereka semua berjalan ke arah pintu depan. Gus Stavros tak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia sadar bahwa bahaya yang mengancamnya bisa jauh lebih besar. Bila kedua laki-laki itu datang semata-mata untuk merampoknya, mereka bisa saja membersihkan isi toko itu tadi dan sudah pergi sekarang. Tapi mereka agaknya hanya tertarik pada satu macam barang. Dia ingin tahu bagaimana mereka itu bisa menghindari sistem alarm baru yang hebat, yang terpasang di pintu-pintu dan jendela-jendela, tapi dia memutuskan untuk tidak bertanya. "Bergerak terus," kata Joseph Colella. Gus melihat ke nomor surat gadai itu lagi, lalu mulai mencari arsipnya. Dia menemukan apa yang dicarinya, mengangguk dengan puas, lalu pergi ke sebuah brankas besar yang bisa dimasuki orang, membukanya, dengan kedua orang itu tetap dekat di belakangnya. Stavros mencari di sepanjang rak lemari, sampai dia menemukan sebuah amplop kecil. Sambil berbalik pada kedua laki-laki itu, dibukanya amplop itu lalu dikeluarkannya sebentuk cincin bermata berlian besar yang berkilauan ditimpa sinar lampu dari atas. 351 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ini dia," kata Gus Stavros. "Saya memberinya lima ratus dolar untuk itu." Cincin itu bernilai paling kurang dua puluh ribu dolar. "Kau memberikan lima ratus dolar pada siapa." tanya Salvatore Fiore. Gus Stavros mengangkat bahunya. "Seratus orang langganan datang kemari setiap hari. Nama di amplopnya tertulis John Doe." Entah dari mana, Fiore tiba-tiba mengeluarkan sepotong pipa timah, lalu menghantamkannya dengan bengis ke hidung Gus Stavros. Laki-laki itu jatuh ke lantai sambil menjerit kesakitan, menimpa darahnya sendiri. Dengan tenang Fiore bertanya, "Siapa katamu yang membawanya?" Gus Stavros terengah mencari napas, berkata, "Saya tak tahu namanya. Dia tak menyebutkan namanya. Sumpah mati." "Bagaimana, rupanya?" Darah mengalir ke dalam kerongkongan Gus Stavros demikian derasnya hingga dia hampir tak bisa berbicara, tapi dia tahu bahwa kalau dia pingsan sebelum dia sempat berbicara, dia tidak akan pernah bangun lagi. "Coba saya ingat-ingat dulu," dia memohon. Stavros mencoba memusatkan ingatannya, tapi kepalanya pusing sekali karena kesakitan, hingga sulit baginya. Dia memaksa dirinya untuk mengingat langganan yang masuk waktu itu, yang kemudian mengeluarkan cincin itu dari sebuah kotak dan memperlihatkannya padanya. Sekarang dia ingat. "Ra... rasanya dia pirang dan kurus kering...." Dia tersedak karena darahnya. "Bantu saya berdiri." Salvatore Fiore menyepak rusuknya. "Bicara terus." 352 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dia berjenggot, jenggot pirang....” "Ceritakan tentang permata cincin itu. Dari mana itu?" Dalam puncak kesakitannya pun, Gus Stavros masih bimbang. Bila dia berbicara, dia akan mati kelak. Kalau tidak, dia akan mati saat ini. Dia memutuskan untuk menunda kematiannya selama mungkin. "Permata itu dari Toko Tiffany." "Siapa yang bekerja sama dengan si Pirang itu?" Gus Stavros merasa lebih sulit bernapas. "Mickey Nicola." "Di mana kami bisa menemukan Nicola?" "Saya tak tahu. Di.... dia sudah lari dengan seorang gadis di Brooklyn." Fiore mengangkat kakinya dan menonjok hidung Stavros lagi. Gus Stavros menjerit kesakitan. "Siapa nama pelacur itu?" tanya Joseph Colella. "Jackson. Blanche Jackson." Pukul setengah lima pagi. Rumah itu terletak jauh menjorok ke dalam, dikelilingi sebuah pagar kayu kecil berwana putih dengan sebuah kebun yang terpelihara baik-baik di depannya. Salvatore Fiore dan Joseph Colella menginjak-injak bunga-bunga itu dan berjalan terus ke pintu belakang. Tak sampai lima detik, mereka sudah berhasil membukanya. Mereka masuk lalu berjalan ke arah tangga ke lantai atas. Dari sebuah tempat tidur di atas, mereka mendengar bunyi tempat tidur berderak-derak dan suara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kedua lakilaki itu mengeluarkan pistol mereka, lalu perlahan-lahan menaiki tangga. Terdengar suara perempuan berkata, "Aduhai! Kau hebat sekali, Mickey! Lebih kuat lagi, Sayang." 353 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Seluruhnya untukmu, Manis. Jangan hentikan dulu." "Aaahh, tidak," erang yang perempuan. "Mari kita...." Perempuan itu mengangkat mukanya, lalu berteriak. Yang laki-laki menggeliat. Dia membuat gerakan menggapai ke bawah bantal, tapi kemudian mengurungkan niatnya. "Baiklah," katanya. "Dompetku ada dalam saku celanaku di kursi itu. Ambillah, lalu angkat kaki cepat-cepat. Aku sedang sibuk." "Bukan dompetmu yang kami ingini, Mickey," kata Salvatore Fiore. Kemarahan di wajah Mickey Nicola berubah menjadi sesuatu yang lain. Dia duduk di tempat tidur iiu, bergerak dengan berhati-hati sambil mencoba memperhitungkan kemungkinan. Yang perempuan menarik selimut sampai menutupi dadanya, wajahnya membayangkan kemarahan bercampur ketakutan. Dengan berhati-hati Nicola mengayunkan kakinya ke sisi tempat tidur, lalu duduk di tepinya, siap melompat. Napsu birahinya sudah hilang sama sekali. Dia memperhatikan kedua laki-laki itu, menantikan kesempatan. "Mau apa kalian?" "Apakah kau bekerja sama dengan Frank Jackson?" "Persetan dengan kalian." Joseph Colella menoleh pada temannya. "Tembak saja bolanya yang dua buah itu." Salvatore Fiore mengangkat pistolnya lalu membidik. "Tunggu!" teriak Mickey Nicola. "Gila kalian ini!" Dia melihat ke mata laki-laki kecil itu lalu cepat-cepat berkata, "Ya, aku bekerja sama dengan Jackson." "Mickey!" teriak perempuan itu marah. 354 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Laki-laki itu menoleh dengan kasar. "Tutup mulutmu! Apa kausangka aku akan mau jadi jembel tak bertenaga?" Salvatore Fiore menoleh pada perempuan itu dan berkata, "Kau kakak si Jackson, ya?" Wajah perempuan itu membayangkan kemarahan amat sangat. "Tak pernah mendengar nama itu." Fiore mengangkat pistolnya dan makin mendekati tempat tidur. "Kalian kuberi waktu dua detik untuk berbicara, kalau tidak, kalian akan hancur di dinding itu." Ada sesuatu dalam suara itu yang membuat perempuan itu beku ketakutan. Fiore mengangkat pistolnya lagi dan wajah perempuan itu jadi pucat-pasi. "Katakan saja apa yang ingin mereka ketahui," seru Mickey. Pistol mendekat terus sampai menekan payudara perempuan itu. "Jangan! Ya! Frank Jackson itu adikku." "Di mana kami bisa menemukannya?" "Aku tak tahu. Aku tak bertemu dengan dia. Demi Tuhan aku tak tahu! Aku...." Tangan Fiore menekan picu pistol. "Clara!" pekik perempuan itu. "Clara yang tahu! Tanyakan pada Clara!" "Siapa Clara?" tanya Colella. "Di... dia pelayan bar, kenalan Frank." "Di mana kami bisa bertemu dengan dia?" Kali ini tak ada yang ragu. Kata-kata itu keluar dengan mudahnya. "Dia bekerja di sebuah bar yang bernama The Shakers di Queens." Perempuan itu lalu menggigil. 355 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Salvatore memandang kedua insan itu, lalu berkata dengan sopan, "Kalian bisa meneruskan permainan cinta kalian sekarang. Selamat menikmati." Dan kedua laki-laki itu pun pergilah. Pukul setengah enam pagi. Clara Thomas, yang berasal dari Thomachevsky, sudah hampir bisa memenuhi apa yang diimpikan seumur hidupnya. Dia bersenandung dengan senangnya sambil mengisi kopor kartonnya dengan pakaian yang akan diperlukannya di Kanada. Dia sudah biasa bepergian dengan laki-laki, sebelum itu, tapi yang ini lain. Ini akan merupakan perjalanan bulan madunya. Frank Jackson tidak seperti seorang pun diantara laki-laki yang pernah dikenalnya. Laki-laki yang datang ke bar, yang suka meraba-rabanya, mencubit bokongnya, tak lebih dari binatang. Frank Jackson lain. Dia seorang pria terhormat. Clara menghentikan pekerjaannya sebentar untuk mengingat perkataan itu lagi: pria terhormat. Dia tak pernah berpikir begitu sebelumnya, tapi itulah Frank Jackson. Dia baru empat kali bertemu dengan Frank Selama hidupnya, tapi dia sudah tahu bahwa dia mencintai laki-laki itu. Sejak semula dia sudah tahu bahwa laki-laki itu pun tertarik padanya, karena dia selalu duduk dalam ruang kecilnya. Dan setelah kedatangannya yang kedua kali, laki-laki itu mengantarnya pulang, setelah bar tutup. Aku harus mendapatkannya, pikir Clara dengan puas, kalaupun aku masih bisa mendapatkan seorang laki-laki muda setampan itu. Dia berhenti sebentar berbenah, pergi ke cermin lemari pakaian, memperhatikan dirinya. Mungkin dia agak terlalu gemuk dan warna rambutnya agak terlalu merah, tapi dengan berpantang dia akan bisa mengurangi beberapa kilogram kelebihan beratnya itu, dan dia akan lebih berhati-hati kalau mencat rambutnya lain kali. Secara keseluruhan, dia tidak terlalu kecewa dengan apa yang dilihatnya. Pelacur tua ini 356 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ masih kelihatan bagus, katanya sendiri. Dia tahu bahwa Frank Jackson ingin menidurinya, meskipun laki-laki itu tak pernah menyentuhnya. Pria itu memang benar-benar luar biasa. Ada semacam — Clara mengerutkan dahinya mencari perkataan yang tepat — semangat yang bermutu pada dirinya. Clara dibesarkan dalam keluarga Katolik yang baik, dan dia tahu bahwa dia mencemarkan agama bila dia berpikiran demikian, tapi bagaimanapun Frank Jackson mengingatkannya pada Jesus. Dia ingin tahu bagaimana kiranya Frank di tempat tidur. Yah, bila Frank pemalu, dialah yang akan mengajarkan caranya. Frank telah membicarakan rencana mereka akan menikah, begitu mereka tiba di Kanada. Impiannya telah menjadi kenyataan. Clara melihat ke arlojinya dan insaf bahwa dia harus bergegas. Dia sudah berjanji akan menjemput Frank di penginapannya pukul setengah delapan. Clara melihat kedua laki-laki itu melalui cermin waktu mereka memasuki kamar tidurnya. Entah darimana mereka muncul. Seorang raksasa dan seorang kerdil. Clara melihat terus waktu keduanya berjalan ke arahnya. Laki-laki yang kecil melihat ke kopornya. "Akan pergi ke mana kau, Clara?" "Itu bukan urusanmu. Ambil saja apa yang kauingini, dan pergi dari sini. Penggal leherku bila dalam kamar ini ada barang yang berharga lebih dari sepuluh dolar." "Aku tahu sesuatu yang bisa membuat lehermu terpenggal," si Raksasa berkata. "Ambil saja, Bangsat!" bentak Clara. "Kalau ini akan merupakan soal pemerkosaan, baiknya kuberi tahu saja kalian bahwa aku sedang dalam perawatan dokter karena penyakit kelamin." "Kami tidak akan menyakitimu," kata Salvatore Fiore. "Kami hanya ingin tahu di mana Frank Jackson." 357 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mereka melihat perubahan pada wanita itu. Tubuhnya tibatiba mengejang dan di wajahnya seolah-olah terpasang kedok. "Frank Jackson?" Suaranya mengandung teka-teki. "Aku tak kenal orang yang bernama Frank Jackson." Salvatore Fiore mengeluarkan sebatang pipa timah dari sakunya dan maju selangkah mendekatinya. "Aku tak takut," kata Clara. "Aku....” Lengan Fiore melesat ke wajah Clara, dan disertai rasa sakit yang hebat Clara merasakan beberapa buah giginya patah-patah dan terkumpul dalam mulutnya bagai kerikil halus. Dibukanya mulutnya akan berbicara dan darah pun mengalir ke luar. Kini orang yang besar yang mengangkat pipanya. "Jangan! Jangan!" katanya dengan mulut bagai tersumbat. "Di mana kami bisa menemukan Frank Jackson?" tanya Joseph Colella dengan sopan. "Frank ada.... ada...." Clara membayangkan pacarnya yang manis dan lembut itu berada dalam tangan kedua binatang buas ini. Mereka akan menyakitinya dan nalurinya mengatakan bahwa Frank tidak akan bisa menanggung rasa sakit itu. Dia terlalu perasa. Kalau saja dia menemukan jalan untuk menyelamatkannya, tentu pacarnya itu akan berterima kasih padanya seumur hidup. "Aku tak tahu." Salvatore Fiore maju lagi dan Clara mendengar bunyi kakinya berderak patah, bersamaan dengan rasa sakit yang tak terperikan. Dia jatuh ke lantai, tak mampu berteriak karena mulutnya penuh darah. Joseph Colella berdiri di atasnya dan berkata dengan senang, "Kau barangkali tak mengerti. Kami tidak akan membunuhmu. Kami hanya akan terus mematahkan tulang- 358 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ belulangmu. Bila kami sudah selesai, kau akan tinggal seperti tahi kucing saja nanti. Percaya atau tidak?" Clara percaya. Frank Jackson tidak akan mau melihatnya lagi. Dia akan kehilangan pacarnya itu gara-gara kedua bangsat ini. Tidak akan ada lagi impian yang menjadi kenyataan, tidak akan ada perkawinan. Sekarang si Kecil yang maju dengan pipa timahnya. "Jangan, jangan," erang Clara. "Frank ada.... ada di penginapan Brookside di Prospect Avenue. Dia....." Dia pingsan. Joseph pergi ke pesawat telepon lalu memutar suatu nomor. Michael Moretti menjawab. "Ya?" "Penginapan Brookside di Prospect Avenue. Kamikah yang harus mendatanginya?" "Jangan. Aku akan menemui kalian di sana. Jaga supaya dia tak pergi." "Dia tidak akan ke mana-mana." Pukul setengah tujuh. Anak itu mulai bergerak lagi. Laki-laki itu memperhatikan anak itu membuka matanya. Anak itu melihat kawat di pergelangan dan di kakinya, lalu menengadah ke Frank Jackson, dan dia lalu teringat kembali. Inilah laki-laki yang menjejalkan pil-pil itu ke kerongkongannya, lalu menculiknya. Joshua tahu tentang penculikan-penculikan dari tv. Polisi akan datang dan menyelamatkannya dan memasukkan laki-laki ini ke penjara. Joshua sudah bertekad untuk tidak menunjukkan rasa takutnya, karena dia ingin menceritakan pada ibunya betapa beraninya dia. 359 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ibu saya akan datang membawa uang itu," Joshua meyakinkan laki-laki itu, "jadi Anda tak perlu menyakiti saya." Frank Jackson mendekati tempat tidur itu, lalu tersenyum pada anak itu. Benar-benar cantik anak ini. Dia akan lebih suka membawa anak ini ke Kanada daripada membawa Clara. Frank Jackson melihat ke arlojinya dengan enggan. Sudah waktunya membenahi barang-barangnya. Anak itu mengangkat tangannya yang terikat, darahnya sudah membeku. "Tolonglah, lepaskan ikatan ini," pintanya dengan sopan. "Saya tidak akan lari." Frank Jackson suka mendengar kesopanan anak ini berbicara. Nyata bahwa dia anak yang punya aturan. Padahal anak-anak zaman sekarang sama sekali tak tahu sopan santun. Mereka berlari saja berkeliaran di jalan-jalan seperti binatang liar. Frank Jackson masuk ke kamar mandi di mana dia telah meletakkan kembali jerigen bensin supaya tidak mengotori permadani di ruang tamu. Dia bisa membanggakan diri dalam memperhatikan soal-soal terperinci seperti itu. Dibawanya jerigen itu ke kamar tidur lalu diletakkannya. Dia pergi ke sisi anak itu, diangkatnya tubuh yang terikat itu lalu dibaringkannya di lantai. Kemudian diambilnya tukul dan dua buah paku besar, lalu berlutut di sisi anak itu. Joshua Parker memperhatikannya dengan mata lebar. "Apa yang akan Anda lakukan dengan benda-benda itu?" "Sesuatu yang akan membuatmu amat berbahagia. Pernahkah kau mendengar tentang Jesus Kristus?" Joshua mengangguk. "Tahukah kau bagaimana dia mati?" "Disalib." 360 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bagus. Kau anak cerdas. Kita tak punya salib sekarang, jadi kita harus melakukannya dengan apa yang ada." Mata anak itu mulai membayangkan ketakutan amat sangat. Frank Jackson berkata, "Tak ada yang perlu ditakutkan. Jesus pun tak takut. Kau tak boleh takut." "Saya tak ingin menjadi Jesus," bisik Joshua. "Saya mau pulang." "Aku akan mengirimmu pulang." Frank Jackson berjanji. "Kau akan kukirim pulang kepada Jesus." Frank Jackson mengeluarkan sehelai sapu tangan dari saku belakang celananya, lalu mendekatkannya ke mulut anak itu. Joshua mempertautkan giginya kuat-kuat. "Jangan membuatku marah." Frank Jackson menekankan ibu jari dan telunjuknya di pipi Joshua, memaksanya membuka mulut. Sapu tangan tadi disumpalkan ke dalam mulutnya lalu melekatkan sepotong plester untuk menahan sapu tangan itu. Joshua menegangkan tangannya yang terikat kawat, dan tangan itu mulai berdarah lagi. Frank Jackson mengelus luka yang terbuka lagi itu. "Ini darah Kristus," katanya dengan lembut. Diangkatnya salah satu tangan anak itu, dibalikkannya lalu diletakkannya di lantai. Kemudian diambilnya sebuah paku. Dengan sebelah tangannya ditempelkannya paku itu ke telapak tangan Joshua, sedang yang sebelah lagi mengambil tukul. Lalu paku tadi ditukulkannya ke lantai menembusi tangan anak ilu. Pukul tujuh lewat seperempat pagi. Mobil mewah Michael Moretti yang berwarna hitam, tertahan di Jalan Ekspres Brooklyn Queens, oleh sebuah truk pembawa sayuran yang telah menumpahkan muatannya 361 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hingga berserakan di jalan. Hal itu menyebabkan lalu lintas macet. "Ambil jalan yang di sebelah sana dan lewati mobil itu," perintah Michael Moretti pada Nick Vito. "Ada mobil polisi di depan, Mike." “Pergi datangi mobil itu dan katakan pada siapa saja yang sedang bertugas bahwa aku akan berbicara dengannya." "Baik, Bos." Nick Vito keluar dari mobil lalu berjalan bergegas ke mobil patroli jalan itu. Beberapa saat kemudian dia kembali dengan seorang sersan polisi. Michael Morreti menurunkan kaca pintu mobil itu lalu mengulurkan tangannya. Tangan itu berisi lima lembar uang bernilai seratus dolar. "Saya harus cepat-cepat, Saudara." Dua menit kemudian, mobil polisi itu, dengan lampu merah yang menyala, menuntun mobil mewah itu melewati kekacauan di jalan. Setelah mereka bebas dari kemacetan lalu lintas, sersan tadi keluar dari mobil polisi dan berjalan ke arah mobil Michael Moretti. "Perlukah saya menuntun mobil Anda ke sebuah tempat, Tuan Moretti?" "Tidak, terima kasih," kata Michael. "Jumpai saya hari Senin." Pada Nick Vito dia berkata, "Jalan terus!" Pukul setengah delapan pagi. Lampu neon di depannya menerangi papan nama yang bertulisan: PENGINAPAN BROOKSIDE SINGLE - DOUBLE SEWA HARIAN ATAU MINGGUAN 362 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ PELAYANAN MEMUASKAN Joseph Colella dan Salvatore Fiore duduk dalam mobil mereka yang diparkir di seberang bungalow nomor tujuh. Beberapa menit sebelumnya, mereka telah mendengar bunyi tukul dari dalam, jadi mereka tahu bahwa Frank Jackson masih ada di situ. Seharusnya kita melompat saja dan membunuhnya secara mendadak, pikir Fiore. Tapi instruksi Michael Moretti berbunyi lain. Mereka duduk bersandar menunggu. Pukul delapan kurang seperempat pagi. Di dalam bungalow nomor tujuh, Frank Jackson sedang melakukan persiapan-persiapannya yang terakhir. Anak lakilaki itu telah mengecewakannya. Dia telah pingsan. Semula Jackson ingin menunggu sampai Joshua sadar kembali, sebelum memukulkan paku-paku berikutnya, tapi dia sudah terlambat. Diangkatnya jerigen bensin, lalu dipercikkannya bensin ke tubuh anak itu dengan berhati-hati, jangan sampai mengenai muka yang bagus itu. Dia sempat membayangkan tubuh di bawah piama itu dan ingin supaya dia masih sempat untuk.... ah, tidak, itu bodoh sekali. Setiap saat Clara mungkin tiba. Dia sudah harus siap berangkat bila perempuan itu tiba. Dia merogoh sakunya, mengeluarkan kotak korek api lalu diletakkannya dengan rapi di sebelah jerigen bensin, tukul, dan paku-paku. Orang-orang selalu tidak memikirkan betapa pentingnya kerapian. Frank Jackson melihat ke arlojinya lagi dan berpikir apa gerangan yang menghambat Clara. Pukul delapan kurang sepuluh menit pagi. Di luar bungalow nomor tujuh, mobil hitam mewah berhenti mendadak hingga tergelincir, dan Michael Moretti melompat 363 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ke luar. Kedua laki-laki dalam mobil yang pertama mengikutinya. Joseph Colella menunjuk ke bungalow nomor tujuh. "Dia ada di dalam situ." "Bagaimana dengan anak itu?" Orang yang besar itu mengangkat bahunya. “Entah ya. Gorden-gordennya tertutup semua." "Apakah kami harus masuk dan mengambilnya sekarang?" tanya Salvatore Fiore. "Tinggal di sini." Kedua laki-laki itu melihat padanya dengan terkejut. Dia adalah pemimpin tertinggi. Dia punya anak buah yang bisa mengambil langkah-langkah untuknya sementara dia duduk bersandar dengan aman. Tapi sekarang dia masuk sendiri. Itu salah. "Bos, Sal dan aku bisa...” kata Joseph Colella. Tapi Michael Moretti sudah berjalan menuju ke pintu bungalow nomor tujuh, sambil memegang sebuah pistol yang dipasang alat peredam. Dia berhenti sebentar untuk mendengarkan, lalu mundur dan menendang dengan suatu tendangan yang kuat sekali hingga pintu terbuka. Dalam satu detik yang menegangkan, Moretti melihat suasana di dalam: laki-laki berjenggot itu sedang berlutut di dekat anak kecil itu — tangan anak itu terpaku di lantai, sedang kamar itu berbau bensin. Laki-laki berjenggot itu menoleh ke pintu dan menatap Moretti. Kata-kata terakhir yang terucapkan olehnya adalah, "Rupanya bukan Cla...." Peluru Moretti yang pertama mengenai tengah-tengah dahinya. Pelurunya yang kedua menghancurkan tenggorokannya, dan pelurunya yang ketiga menembusi 364 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ jantungnya. Tapi waktu itu dia sudah tidak merasakan apaapa lagi. Michael Moretti pergi ke pintu lalu melambai kedua laki-laki yang masih menunggu di luar. Mereka bergegas masuk ke pondok itu. Michael berlutut di dekat anak itu dan memegang nadinya. Nadi itu terasa lemah dan tak teratur, tapi anak itu masih hidup. Michael menoleh pada Joseph Colella. "Telepon Dokter Prone. Katakan kita sedangi dalam perjalanan ke rumahnya." Pukul setengah sepuluh pagi. Pada saat telepon berdering, Jennifer cepat-cepat mengangkat gagangnya dan menggenggamnya erat-erat. "Halo." Terdengar suara Michael Moretti berkata, "Aku akan mengantarkan anakmu pulang." Joshua mulai sadar dari tidurnya. Jennifer membungkuk, merangkulnya, dan mendekapnya dengan lembut. Waktu Michael menggendongnya masuk ke rumah, dia masih tidur. Waktu Jennifer melihat tubuh Joshua yang tak sadar, pergelangan dan mata kakinya dibalut tebal, dan tubuhnya terbungkus kain kasa, Jennifer hampir-hampir akan gila. Michael juga membawa dokter, dan orang tua itu menghabiskan setengah jam untuk meyakinkan Jennifer bahwa Joshua akan sembuh kembali. "Tangannya akan sembuh," kata dokter meyakinkannya. "Hanya akan tinggal bekas luka yang kecil saja, untungnya tak ada syaraf atau serat-serat yang rusak. Luka-luka bekas bensinnya hanya merupakan lecet saja. Tubuhnya sudah saya mandikan dengan air mineral. Dalam beberapa hari ini saya akan datang untuk memeriksanya terus. Percayalah, dia tidak akan apa-apa." Sebelum dokter itu pergi, Jennifer memintanya untuk mengobati Nyonya Mackey. 365 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Joshua telah ditidurkan lagi dan Jennifer tetap menunggu di sisinya, menungguinya untuk menenangkannya bila dia terjaga. Anak itu bergerak, lalu matanya terbuka. Waktu dia melihat ibunya, dia berkata dengan letih, "Aku sudah yakin Mama akan datang. Sudahkah Mama memberi laki-laki itu uang tebusannya?" Jennifer hanya mengangguk, dia tak sanggup berbicara. Joshua tersenyum, "Mudah-mudahan dia membeli permen terlalu banyak dengan uang itu lalu sakit perut. Jadi lucu, kan?" "Lucu sekali, Sayang," bisik Jennifer. "Tahukah kau apa yang akan kita lakukan berdua minggu depan? Aku akan membawamu ke....." Joshua tidur lagi. Berjam-jam kemudian, Jennifer baru kembali ke ruang tamu. Dia terkejut melihat Michael Moretti masih ada di situ. Mau tak mau dia teringat akan pertemuannya yang pertama dengan Adam Warner waktu laki-laki itu juga menunggunya di apartemen Jennifer yang kecil dulu. "Michael...." Kata-kata rasanya tak mau keluar. "A.... aku tak bisa mengatakan be.... betapa besar rasa terima kasihku." Michael memandangnya, lalu mengangguk. Jennifer memaksa dirinya bertanya. "Lalu... lalu Frank Jackson?" "Dia tidak akan mengganggu siapa-siapa lagi." Jadi semuanya sudah berlalu. Joshua sudah selamat. Tak ada satu pun lagi yang ada artinya. 366 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer melihat pada Michael Moretti dan berpikir, Banyak sekali hutang budiku padamu. Bagaimana aku bisa membalasnya? Michael memperhatikannya, diliputi kesunyian. BAGIAN II 37 Dalam keadaan tanpa busana, Jennifer berdiri menatap ke luar jendela yang besar, dari mana dia dapat melihat Teluk Tangier. Hari itu hari yang indah dalam musim gugur, udaranya dingin, dan di teluk itu tampak banyak sekali layarlayar putih, bagaikan burung air, dan kapal-kapal motor yang menderu-deru bunyinya. Lima atau enam buah kapal pesiar sedang berlabuh di pelabuhan. Jennifer merasakan kehadiran Michael, lalu berbalik. "Kau suka pemandangan itu?" "Suka." Michael memandangi tubuh Jennifer. "Aku juga suka." Tangannya merayap ke payudara Jennifer, lalu mengelusnya. "Mari kita kembali ke tempat tidur.". Jennifer menggigil oleh sentuhannya. Michael menuntut sesuatu yang tak pernah diminta oleh laki-laki lain mana pun juga, dan Michael melakukan apa-apa yang tak pernah diperbuat orang atas dirinya sebelumnya. "Ya, Michael." Mereka berjalan kembali ke kamar tidur, dan di sana, sesaat lamanya, Jennifer terkenang akan Adam Warner. Tapi kemudian dia lupa segala-galanya, kecuali apa yang sedang terjadi atas dirinya. 367 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer tak pernah mengenal laki-laki seperti Michael Moretti. Laki-laki itu tak pernah puas. Tubuhnya tegap, langsing, dan keras, dan tubuh itu menyatu dengan tubuh Jennifer, membawanya ke dalam hasratnya yang berapi-api, membawa serta ke puncak gelombang napsu yang memukul berulang-ulang kali hingga ingin rasanya dia menjerit karena kesenangan yang meluap-luap. Bila mereka sudah selesai bermain cinta, dan Jennifer terbaring keletihan, Michael memulai lagi permainannya. Dan Jennifer terbawa lagi olehnya ke dalam gairah yang rasanya tak tertanggungkan. Kini Michael berbaring di sampingnya, menatap wajahnya yang merah karena bahagia. "Kau suka kan, Sayang?" "Ya." Ada terkandung rasa malu dalam jawaban itu, malu karena dia amat membutuhkannya, membutuhkan permainan cintanya. Jennifer terkenang yang pertama kali. Waktu itu adalah pagi hari waktu Michael Moretti membawa Joshua pulang dengan selamat. Jennifer sudah tahu bahwa Frank Jackson sudah mati, dan bahwa Michael Moretti-lah yang membunuhnya. Laki-laki yang berdiri di hadapannya ini telah menyelamatkan anaknya untuknya, telah membunuh orang demi dia. Hal itulah yang membuat Jennifer pertama kalinya mempunyai perasaan yang mendalam. "Bagaimana aku bisa menyatakan rasa terima kasihku?" tanya Jennifer. Michael Moretti lalu berjalan mendekatinya, mendekapnya, dan menciumnya. Karena rasa setianya, terhadap Adam, Jennifer berpura-pura sendiri bahwa itu hanya akan berakhir dengan ciuman itu saja; tapi sebaliknya, itulah merupakan awalnya. Dia tahu apa dan siapa Michael Moretti itu, namun yang penting sekarang adalah apa yang telah dilakukannya. 368 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer tak mau berpikir dan membiarkan emosinya menguasai dirinya. Mereka lalu naik ke lantai atas, ke kamar tidur Jennifer, dan Jennifer mengatakan pada dirinya sendiri, bahwa dia sedang membayar budi yang telah diberikan Michael padanya. Mereka lalu ke tempat tidur, dan terjadilah pengalaman yang jauh daripada yang pernah diimpikan Jennifer. Adam Warner sudah bermain cinta juga dengannya, tapi Michael Moretti memilikinya seluruhnya. Setiap jengkal dari tubuhnya dipenuhi Michael dengan sensasi yang sempurna. Michael seolah-olah bermain cinta dalam warna-warni yang cemerlang menyilaukan, dan warna-warni itu berganti-ganti terus dari suatu saat ke saat yang lain, hingga merupakan kaleidoskop yang indah. Suatu saat dia bermain cinta dengan lembut, penuh perasaan, dan saat berikutnya dia bengis, menghantam, dan menuntut, dan perubahan-perubahan itu membuat Jennifer tergila-gila. Dia menghentikan permainannya, membuat Jennifer penasaran, menjadikan Jennifer menginginkannya lagi, dan bila Jennifer sudah hampir mencapai kepuasannya, dia berhenti. Hingga Jennifer tak dapat menahan lagi dan meminta, "Lagi Michael! Ulangi!" Dan mulailah Michael menghantamnya lagi sampai Jennifer menjerit kesenangan. Dia bukan lagi wanita yang membalas budi. Dia telah menjadi budak terhadap sesuatu yang tak dikenal sebelumnya. Empat jam lamanya Michael menggaulinya, dan waktu laki-laki itu pergi, Jennifer tahu bahwa hidupnya sudah berubah. Jennifer berbaring di tempat tidurnya memikirkan apa yang telah terjadi, mencoba memahaminya. Bagaimana dia bisa begitu mencintai Adam dan masih juga begitu terpesona oleh Michael Moretti? Thomas Aquinas telah mengatakan bahwa kalau kita memasuki jantung kejahatan, 369 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kita tidak akan menemukan apa-apa lagi di sana. Jennifer ingin tahu apakah demikian pula halnya dengan cinta. Dia menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya antara lain disebabkan oleh kesepian yang amat sangat. Dia telah terlalu lama dalam bayangan khayal, seorang laki-laki yang tak bisa dilihatnya maupun dimilikinya, namun dia tahu bahwa dia akan selalu mencintai Adam. Atau apakah itu sekedar suatu kenangan dari cinta itu? Jennifer tak yakin akan perasaannya terhadap Michael. Rasa terima kasih, ya. Tapi itu hanya sebagian kecil saja. Ada yang lebih dari itu. Yang jauh lebih besar. Dia tahu apa dan siapa Michael Moretti itu. Michael telah membunuh demi dia, itu memang benar, tapi dia pun telah membunuh untuk orang dan kepentingan-kepentingan lain pula. Dia telah membunuh orang-orang, demi uang, kekuasaan, demi rasa dendam. Mengapa dia sampai bisa mempunyai perasaan seperti ini terhadap laki-laki seperti itu? Mengapa dia sampai bisa membiarkan laki-laki itu bermain cinta dengan dirinya dan mempunyai hasrat berapi-api pula terhadapnya? Dia dilanda rasa malu dan dia berpikir, Orang macam apa aku ini? Dia tidak menemukan jawabnya. Surat-surat kabar petang melaporkan adanya kebakaran di sebuah penginapan di Queens. Dalam reruntuhannya ditemukan kerangka seseorang yang tak dikenal. Dicurigai adanya pembakaran dengan sengaja. Setelah Joshua kembali, Jennifer telah berusaha untuk membuat segala-galanya senormal mungkin baginya, takut kalau-kalau bekas kejadian malam itu akan menyiksa batinnya. Setelah Joshua bangun, Jennifer menyiapkan makanan untuknya dan membawakannya ke tempat tidur. Makanan yang dibawakannya itu tak masuk akal, merupakan campuran dari bermacam makanan kesukaan Joshua: roti 370 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dengan sosis, sandwich dengan mentega kacang, dan bir dari akar-akaran. "Seharusnya Mama melihat orang itu," kisah Joshua sambil makan. "Dia gila!" Diangkatnya tangannya yang berbalut. "Menurut Mama, apakah dia benar-benar menyangka aku ini Jesus Kristus?" Jennifer menahan tubuhnya supaya tak menggigil. "En.... entahlah, Sayang." "Mengapa orang sampai mau membunuh orang lain, ya?" "Yah...." Maka pikiran Jennifer kembali melayang pada Michael Moretti. Apakah dia berhak untuk menilai laki-laki itu? Dia tak tahu tekanan-tekanan mengerikan apa yang mendasari hidup orang itu, yang telah menjadikan dia sebagaimana adanya sekarang. Dia harus tahu lebih banyak tentang laki-laki itu, mencari tahu dan memahaminya. "Apakah aku harus ke sekolah besok?" tanya Joshua. Jennifer mendekap anaknya itu. "Tak usah, Sayang. Kita berdua akan tinggal di rumah dan membolos sepanjang minggu. Kita...." Telepon berdering. Michael yang berbicara. "Bagaimana Joshua?" "Dia baik-baik.... terima kasih." "Dan bagaimana perasaanmu?" Jennifer merasa kerongkongannya tersekat karena malu. "Aku.... a.... aku baikbaik juga." Michael tertawa kecil. "Bagus. Aku akan menemuimu untuk makan siang besok. Di Restoran Donato Mulberry Street. Pukul setengah satu." Jennifer mengulangi kata-kata itu dan dia tak bisa melangkah surut. 371 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pelayan kepala Restoran Donato kenal pada Michael, dan mereka menyiapkan meja yang terbaik untuknya. Banyak orang yang mampir ke meja mereka untuk memberi salam, dan Jennifer lagi-lagi terheran-heran melihat bagaimana orang-orang menghormatinya. Aneh sekali, karena Michael Moretti mengingatkannya pada Adam Warner, kedua laki-laki itu adalah orang-orang yang punya kekuasaan, masing-masing dalam bidangnya sendiri. Jennifer bertanya pada Michael tentang latar belakangnya, karena ingin, tahu bagaimana dan mengapa dia sampai terperangkap dalam kehidupan yang dijalaninya sekarang. Michael cepat-cepat menyela, "Apakah kausangka aku termasuk di sini karena keluargaku atau karena seseorang menekanku?" "Ya.... tentu, Michael." Michael tertawa. "Aku telah berusaha mati-matian untuk mencapai kedudukanku yang sekarang ini. Aku menyukainya. Aku suka uangnya. Aku suka kekuasaannya. Aku ini raja, Sayang, dan aku suka menjadi raja." Jennifer memandanginya, mencoba untuk memahaminya. "Tapi kau tak mungkin suka...." "Dengarkan!" Dia yang semula banyak berdiam diri, kini mencurahkan kata-katanya, mencurahkan kalimat-kalimat dan rahasia hatinya, mencurahkan segala-galanya, seolah-olah semuanya itu sudah tersimpan dalam dirinya selama bertahun-tahun, menunggu sampai seseorang datang untuk mendengarkannya. "Ayahku bolehlah disebut botol CocaCola." "Botol Coca-Cola?" "Benar. Ada bermilyar-milyar orang seperti dia di dunia ini, dan kita tak dapat membedakan yang seorang dari yang lain. Dia seorang tukang sepatu. Dia bekerja membanting tulang 372 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sekedar cukup memberi kami makan. Kami tak punya apaapa. Hidup miskin itu hanya bagus bunyinya dalam buku-buku saja. Dalam kehidupan sebenarnya, itu berarti kamar-kamar yang berbau busuk karena tikus dan kecoa, dan makanan tak enak yang membuat kita tak pernah kenyang. Waktu aku masih kecil aku mengerjakan apa saja untuk mendapatkan uang. Aku menjadi anak suruhan orang-orang besar, aku mengantarkan kopi dan cerutu pada mereka, aku mencarikan mereka pelacur — apa saja asal bisa hidup terus. Lalu pada suatu musim panas, aku pergi ke Mexico City. Aku tak punya uang, tak punya apa-apa. Celanaku robek. Pada suatu malam seorang gadis mengajakku menghadiri suatu perjamuan makan besar di sebuah restoran besar. Sebagai makanan penutup disuguhkan semacam kue khusus Meksiko dengan sebuah boneka keramik di tengah-tengahnya. Seseorang dalam perjamuan itu menjelaskan bahwa menurut kebiasaannya, barang siapa mendapatkan boneka keramik itu, dialah yang harus membayar biaya perjamuan itu. Aku yang mendapatkan boneka itu." Dia berhenti sebentar. "Boneka itu kutelan." Jennifer menggenggam tangan Michael. "Michael, banyak orang yang hidup miskin dan...." "Jangan bandingkan aku dengan orang lain." Nada bicaranya keras dan tak kenal kompromi. "Aku adalah aku. Aku tahu siapa diriku, Manis. Aku ingin tahu apakah kau tahu siapa dirimu itu." "Kurasa aku tahu." "Mengapa kau mau bermain cinta denganku?" Jennifer bimbang. "Yah, a.... aku berterima kasih padamu, dan...." "Omong kosong! Kau menginginkan aku." "Michael, aku...." 373 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku tak perlu membeli perempuan. Tidak dengan uang, tidak pula dengan rasa terima kasih." Jennifer harus mengakui sendiri bahwa Michael memang benar. Dia memang menginginkan Michael, sebagaimana Michael mengingini dirinya. Tapi, pikir Jennifer, laki-laki ini pernah mencoba dengan sengaja menghancurkan diriku. Bagaimana mungkin aku melupakan hal itu? Michael membungkuk ke arah Jennifer dan menggenggam telapak tangannya. Perlahan-lahan dibelainya setiap jari, tanpa melepaskan pandangannya dari Jennifer. "Jangan permainkan aku. Jangan pernah coba, Jennifer." Jennifer merasa tak berdaya. Apa pun yang terjadi di antara mereka berdua, menghapuskan masa lalu itu. Waktu mereka sedang makan makanan penutiip, Michael berkata, "Ngomong-ngomong, ada perkara untukmu." Jennifer merasa seolah-olah mukanya ditampar. Dia menatap Michael. "Perkara apa?" "Salah seorang anak buahku, Vasco Gambutti, tertangkap karena membunuh seorang polisi. Kuminta kau membelanya." Jennifer merasa dirinya disakiti, dan marah karena Michael mencoba memanfaatkan dirinya. "Maaf, Michael," katanya datar. "Sudah kukatakan sebelumnya. Aku tak mau terlibat dengan.... dengan.... teman-temanmu." Michael tersenyum malas padanya. "Pernahkah kau mendengar tentang anak singa kecil dari Afrika? Dia meninggalkan induknya pergi ke sungai untuk minum, lalu seekor gorila memukulnya sampai jatuh. Sedang dia mencoba berdiri, seekor macan tutul menyikutnya. Kemudian serombongan gajah datang dan hampir saja menginjakinjaknya sampai mati. Anak singa itu kembali ke sarangnya 374 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ penuh ketakutan dan berkata, 'Tahukah, Mama.... belantara di luar sana itu benar-benar kejam!." Lama mereka diam. Dunia memang merupakan belantara yang kejam, pikir Jennifer, tapi selama ini dia selalu berdiri di tepinya, di luar belantara itu, bebas melepaskan dirinya bila diingininya. Dia telah membuat peraturan-peraturan, dan klien-kliennya menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan itu. Tapi kini Michael Moretti telah mengubah semuanya itu. Ini merupakan belantara Michael. Jennifer merasa takut, takut terperangkap ke dalamnya. Namun, bila diingatnya apa yang telah dilakukan Michael bagi dirinya, dia memutuskan bahwa apa yang dimintanya itu hanya soal yang kecil. Dia bersedia membantu Michael sekali ini saja. "Kita akan menangani perkara Vasco Gambutti," kata Jennifer memberi tahu Ken Bailey. Ken melihat pada Jennifer dengan rasa tak percaya. "Dia seorang mafia! Salah seorang tukang pukul Michael Moretti. Itu bukan jenis klien vang biasa kita terima." "Yang ini kita terima." "Jennifer, kita tak bisa sampai terlibat dalam gerombolan itu." "Gambutti berhak diadili dalam sidang yang adil, seperti semua orang." Kata-kata itu terdengar hampa, bahkan bagi telinganya sendiri. "Aku tak bisa membiarkan kau...." "Selama ini masih kantorku, akulah yang membuat keputusan-keputusan." Jennifer melihat rasa terkejut dan tersinggung di mata Ken. Ken mengangguk, lalu berbalik berjalan ke luar kantor itu. Ingin Jennifer memanggilnya kembali dan mencoba 375 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menjelaskan. Tapi bagaimana mungkin? Dia tak yakin apakah dia bisa menjelaskannya pada dirinya sendiri. Waktu Jennifer pertama kali bertemu dengan Vasco Gambutti, dia mencoba menganggap laki-laki itu sebagai seorang klien biasa. Dia sudah biasa menangani klien yang telah dituduh karena pembunuhan, tapi bagaimanapun juga, yang ini lain. Laki-laki ini adalah seorang anggota dari suatu jaringan yang luas suatu organisasi kejahatan, suatu komplotan yang menghisap entah berapa milyar dolar dari negara, suatu komplotan kejam yang tak segan membunuh bila perlu, untuk melindungi diri sendiri. Tuduhan terhadap Gambutti berat sekali. Dia tertangkap waktu sedang merampok sebuah toko yang menjual bulu binatang, lalu membunuh seorang polisi yang sedang tak tugas, yang mencoba mencegahnya. Surat-surat kabar pagi memberitakan bahwa Jennifer Parker yang akan menjadi ahli hukum pembelanya. Hakim Lawrence Waldman menelepon, "Benarkah berita itu, Jennie?" Jennifer langsung tahu apa maksudnya. "Benar, Lawrence." Diam sebentar. "Aku heran. Kau tentu tahu siapa dia." "Ya, aku tahu." "Kau memasuki wilayah berbahaya." "Tidak. Aku hanya membantu seorang teman." "Begitukah? Berhati-hatilah." "Baiklah." Jennifer berjanji. Kemudian Jennifer baru menyadari bahwa hakim itu tidak menyebut-nyebut tentang makan bersama lagi. 376 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Setelah meneliti bahan-bahan yang telah dikumpulkan oleh stafnya, Jennifer memutuskan bahwa perkara itu tak bisa dibela. Vasco Gambutti telah tertangkap basah dalam suatu pembunuhan dan perampokan, dan sama sekali tak ada halhal yang meringankan. Selanjutnya, bila korbannya adalah seorang polisi, maka pikiran para anggota juri selalu dipengaruhi oleh emosi yang kuat. Dia memanggil Ken Bailey ke kantornya untuk memberinya instruksi. Ken tidak mengatakan apa-apa, tapi Jennifer merasakan keengganannya dan dia merasa sedih. Jennifer berjanji pada dirinya sendiri bahwa sekali ini sajalah dia mau bekerja untuk Michael. Telepon pribadinya berdering dan Jennifer mengangkat gagangnya. Michael berkata, "Halo, Sayang. Aku menginginkan kau. Temui aku setengah jam lagi." Jennifer terduduk diam, mendengarkan, dia sudah merasakan lengan Michael yang memeluknya, tubuh Michael yang menghimpitnya. "Aku akan datang," kata Jennifer. Maka lupalah dia akan janji pada dirinya sendiri. Sidang perkara Gambutti berlangsung selama sepuluh hari. Pers mengerahkan tenaga untuk menghadirinya, ingin menonton Jaksa Di Silva dan Jennifer Parker dalam suatu pertarungan terbuka lagi. Di Silva telah membuat persiapannya dengan cermat sekali, dan dengan sengaja dia tidak membesar-besarkan tuduhannya, dibiarkannya para anggota juri menafsirkan sendiri bahan-bahan pemikiran yang diajukannya dan mengembangkannya sendiri, menimbulkan rasa takut dalam pikiran mereka, rasa takut yang lebih besar daripada yang dilukiskannya. 377 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer duduk diam-diam selama pembacaan tuduhan itu, jarang dia berdiri untuk menyatakan keberatannya. Pada hari terakhir sidang itu, dia mengambil langkah. Ada peraturan dalam hukum bahwa bila pembelaan terhadap seseorang lemah, maka pembela harus mengajukan lawannya ke sidang. Karena Jennifer tak ada bahan pembelaan untuk Vasco Gambutti, maka dia memutuskan untuk mengajukan Scott Norman, anggota polisi yang terbunuh, ke sidang. Ken Bailey telah menggali segala sesuatu yang perlu diketahui tentang Scott Norman. Tingkah lakunya kurang baik, tapi sebelum Jennifer selesai, dia telah membuatnya sepuluh kali lebih buruk daripada yang sebenarnya. Norman sudah dua puluh tahun dalam angkatan kepolisian, dan selama masa itu tiga kali dia diskors atas tuduhan melakukan kekerasan yang tak perlu. Dia telah menembak dan hampir membunuh seorang terdakwa yang tak bersenjata, dia telah memukul seorang pemabuk di sebuah bar dan seseorang sampai perlu diangkut ke rumah sakit gara-gara dia, hanya karena orang itu terlibat dalam perkelahian dalam rumah tangganya sendiri. Meskipun kejadian-kejadian itu telah terjadi dalam masa dua puluh tahun itu, Jennifer telah membuatnya seolah-olah almarhum telah melakukan serangkaian perbuatan yang menjijikkan tanpa-henti-hentinya. Jennifer telah mengajukan sejumlah saksi di mimbar untuk memberikan kesaksian yang memberatkan perwira polisi yang meninggal itu, dan Robert Di Silva sama sekali tak dapat berbuat apa-apa. Dalam kesimpulannya, Di Silva berkata, "Ingat, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya anggota juri, bahwa Perwira Scott Norman bukanlah orang yang harus diadili di sini. Perwira Scott Norman adalah yang menjadi korban. Dia dibunuh oleh tertuduh Gambutti," sambil menunjuk orang itu. Tapi Jaksa Di Silva menyadari sejak semula bahwa katakatanya itu tak ada gunanya. Jennifer telah membuat Perwira Scott Norman jadi manusia yang sama jahatnya dengan Vasco 378 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Gambutti. Dia bukan lagi anggota polisi yang agung, yang mengorbankan hidupnya dalam mencegah kejahatan. Jennifer Parker telah merusak citra diri polisi itu hingga si korban menjadi tidak lebih baik daripada si pembunuh yang dituduh. Juri kembali dengan keputusan tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama, melainkan menuduh Vasco Gambutti dengan pembunuhan biasa. Itu merupakan kekalahan besar bagi Di Silva, dan media massa cepat memberitakan satu lagi kemenangan bagi Jennifer Parker. "Pakai bajumu yang sifon. Ini harus kita rayakan," kata Michael pada Jennifer. Mereka makan malam di restoran seafood di Village. Pemilik restoran mengirim sebotol sampanye yang istimewa. Michael dan Jennifer minum demi keselamatan. "Aku puas sekali." Karena diucapkan oleh Michael, itu merupakan penghargaan besar. Michael meletakkan sebuah kotak kecil yang di bungkus dengan kertas berwarna merah putih ke tangan Jennifer. "Bukalah." Michael memperhatikan waktu Jennifer melepaskan ikatan benang emas kemudian membuka tutup kotaknya. Dalam kotak itu terletak sebentuk cincin bermata zamrud segi empat yang besar, dikelilingi berlian. Jennifer memandangnya dengan terbelalak. Dia ingin menolak. "Aduh, Michael!" Dan dia melihat pandangan kebanggaan bercampur senang di wajah pria itu. "Michael, apa yang harus kuperbuat dengan dirimu?" Dan dalam hatinya ia berkata: Aduh, Jennifer, apa yang harus kuperbuat dengan dirimu sendiri? 379 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kauperlukan itu supaya sepadan dengan bajumu itu." Michael memasukkan cincin itu ke jari manis tangan kiri Jennifer. "A.... aku tak tahu apa yang harus kukatakan. Aku.... terima kasih. Rupanya ini benar-benar suatu perayaan." Michael tertawa. "Perayaan yang sebenarnya belum lagi dimulai. Ini baru permainan pendahuluannya." Mereka sedang berada dalam mobil mewah, dalam perjalanan ke apartemen milik Michael di pinggiran kota. Michael menekan sebuah tombol untuk menaikkan kaca yang memisahkan bagian belakang mobil dari pengemudinya. Kami terkunci, terpisah dalam dunia kecil kami sendiri, pikir Jennifer. Adanya Michael di dekatnya membuat hasratnya berkobar. Jennifer menoleh melihat mata Michael yang hitam. Michael pun mendekatinya dan mulai meraba paha Jennifer, dan tubuh Jennifer langsung terbakar. Bibir Michael mencari bibir Jennifer dan tubuh mereka berhimpitan. Jennifer merasakan kejantanan yang keras, dan dia lalu meluncur turun ke lantai mobil. Dia mulai bermain cinta dengan Michael, membelai-belai Michael dan mengecupinya hingga Michael mulai mengerang, dan Jennifer pun ikut mengerang bersamanya, sambil mempercepat gerakan-gerakannya, hingga dirasakannya Michael mencapai puncak kepuasannya. Perayaannya sudah dimulai. Kini Jennifer memikirkan masa lalu itu sambil berbaring di kamar hotel di Tangier, dan mendengarkan Michael mandi. Dia telah merasa puas dan senang. Satu-satunya yang dirindukannya adalah anaknya. Dia telah merencanakan untuk sekali-sekali membawa serta Joshua dalam perjalanannya, tapi nalurinya menyuruhnya memisahkan Joshua jauh-jauh dari Michael Moretti. Joshua tak boleh sampai tersentuh oleh bagian hidupnya yang itu. Jennifer merasakan seolah-olah 380 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hidupnya terdiri dari serangkaian kotak-kotak: ada Adam, ada anaknya, ada pula Michael Moretti. Dan masing-masing harus terpisah dari yang lain. Michael keluar dari kamar mandi dengan hanya berkainkan handuk. Bulu-bulu tubuhnya berkilat karena basah kena air. Dia adalah binatang liar yang membangunkan hasrat. "Berpakaianlah. Ada yang harus kita kerjakan." 39 Kejadiannya perlahan-lahan sekali hingga seolah-olah sama sekali tak terjadi. Dimulai dengan Vasco Gambutti, dan tak lama setelah itu Michael meminta Jennifer untuk menangani suatu perkara lain lagi, kemudian satu lagi, hingga segera menjadi suatu rangkaian perkara yang tak berkesudahan. Michael menelepon Jennifer dan berkata, "Aku butuh bantuanmu, Manis. Salah seorang anak buahku menghadapi kesulitan." Jennifer lalu teringat kata-kata Pater Ryan, Seorang temanku menghadapi masalah kecil. Apakah ada perbedaannya? Amerika telah menerima penyakit Godfather. Jennifer membujuk dirinya sendiri dengan berkata bahwa apa yang dilakukannya sekarang sama saja dengan yang dilakukannya selama ini. Sebenarnya perbedaan itu ada — bahkan suatu perbedaan besar. Dia berada di tengah-tengah suatu organisasi dunia yang besar. Michael mengajak Jennifer ke rumah pertanian di New Jersey. Di situlah Jennifer pertama kali bertemu dengan Antonio Granelli, dan beberapa orang lain dari organisasi itu. 381 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pada sebuah meja besar dalam dapur kuno itu ada Nick Vito, Arthur Scotto yang diberi gelar Fat Artie, Salvatore Fiore, dan Joseph Colella. Waktu Jennifer dan Michael masuk, mereka berdiri di ambang pintu mendengarkan Nick Vito sedang berkata, "... seperti waktu aku sedang main di Atlanta. Tiba-tiba datang si pengganggu keparat itu dan mencoba menyikutku sebab dia juga mau main." "Kau kenal orangnya?" tanya Fat Artie Scotto. "Buat apa tahu? Dia minta supaya lampu dinyalakan. Dia mencoba memelukku." "Memelukmu?" "Ya. Dia belum terlalu mabuk." "Apa yang kaulakukan?" "Eddy Fratelli dan aku membawanya ke sudut halaman dan menembaknya. Peduli apa, biar bagaimanapun nasibnya memang sial." "Hei, apa kabar si kecil Eddie?" "Dia sedang mendekam di Penjara Lewisburg." "Bagaimana dengan ceweknya. Hebat perempuan itu." "Memang. Aku kepingin main dengan dia." "Tapi dia masih setia pada Eddie. Entah apa sebabnya." "Aku suka pada Eddie. Dia pemberani." Benar-benar percakapan orang-orang gembel. Michael tertawa melihat reaksi Jennifer mendengar percakapan itu, lalu berkata, "Mari kuperkenalkan pada Papa." Antonio Graneli merupakan suatu kejutan besar bagi Jennifer. Dia duduk di kursi roda, seorang laki-laki yang lemah 382 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sekali, yang hanya seperti kerangka; sulit membayangkan bagaimana dia dulunya. Seorang wanita menarik, berambut coklat, dan berperawakan sintal memasuki ruangan itu, Michael berkata pada Jennifer, "Ini Rosa, istriku." Selama ini, Jennifer takut menghadapi saat itu. Beberapa malam setelah Michael meninggalkannya dengan rasa sangat puas, Jennifer berjuang melawan rasa bersalah yang seakanakan mempengaruhi dirinya. Aku tak mau menyakiti seorang wanita lain. Aku mencuri. Aku harus menghentikan ini. Harus! Tapi dia selalu kalah dalam pertempuran itu. Rosa memandang Jennifer dengan mata yang bijaksana. Dia pasti tahu, pikir Jennifer. Mula-mula terasa kekakuan, lalu kemudian Rosa berkata perlahan, "Saya senang bertemu Anda, Nyonya Parker. Michael menceritakan betapa pintarya Anda." Antonio Granelli menggeram. "Tak baik perempuan terlalu pintar. Sebaiknya laki-laki saja yang berurusan dengan otak." "Saya menganggap Nyonya Parker sebagai seorang lakilaki, Papa," kata Michael dengan wajah polos. Mereka makan malam di ruang makan kuno yang luas. "Anda duduk di sebelah saya," perintah Antonio Granelli pada Jennifer. Michael duduk di sebelah Rosa. Thomas Colfax, pengacara perusahaan, duduk berseberangan dengan Jennifer, dan Jennifer bisa merasakan sikap bermusuhan dari laki-laki itu. Makanannya sempurna. Kebanyakan makanan Italia: mulamula dihidangkan makanan besar yang disebut antipasto, kemudian menyusul pasta fagioli. Ada slada kacang yang dicampur dengan jamur, daging piccata, linguini, dan ayam goreng. Lauk-pauk berdatangan bagaikan tak ada hentinya. 383 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tak kelihatan pembantu di rumah itu, dan Rosa tak hentihentinya berdiri, duduk, dan melapangkan meja untuk kemudian membawa lauk baru lagi dari dapur. "Anakku, Rosa ini, pandai sekali memasak," kata Antonio Granelli pada Jennifer. "Hampir sama pandainya dengan ibunya, kan Mike?" "Ya," sahut Michael dengan sopan. "Rosa juga seorang istri yang baik sekali," Antonio Granelli melanjutkan, dan Jennifer ingin tahu apakah itu suatu pernyataan sepintas saja, ataukah suatu peringatan. "Kau tidak menghabiskan dagingmu," kata Michael "Tak pernah aku makan sebanyak ini, seumur hidupku," bantah Jennifer. Padahal acara makan itu belum selesai. Dihidangkan semangkuk buah-buahan segar dan sepiring ceper keju, kemudian es krim dengan saus coklat panas. Dan kemudian permen, mulai yang manis sampai yang pedas. Jennifer tak habis pikir bagaimana Michael bisa menjaga berat badannya. Percakapannya ringan dan menyenangkan, dan bisa saja terjadi di rumah mana pun di antara seribu keluarga Italia, dan Jennifer merasa sulit percaya bahwa keluarga itu lain dari keluarga-keluarga lain. Sampai Antonio Granelli bertanya, "Adakah sesuatu yang Anda ketahui tentang Unione Sicilliana?" "Tidak," jawab Jennifer. "Baiknya saya ceritakan itu pada Anda, Nyonya." "Pa, namanya Jennifer." 384 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Itu bukan nama Itali, Mike. Terlalu sulit bagiku untuk mengingatnya. Kau kupanggil Nyonya saja, ya? Boleh?" "Boleh," sahut Jennifer. "Unione Sicilliana itu dimulai di Sicilia untuk melindungi orang-orang miskin terhadap ketidakadilan. Kau tahu, orangorang yang berkuasa merampok orang-orang yang miskin. Orang-orang miskin tak punya apa-apa — tak punya uang, tak ada pekerjaan, tidak mendapatkan keadilan. Maka dibentuklah Unione itu. Bila terjadi ketidakadilan, orang mendatangi anggota-anggota persekutuan rahasia itu dan dendam mereka pun terbalas. Unione segera menjadi lebih kuat daripada hukum, karena dia merupakan hukum rakyat. Kami percaya apa yang tercantum dalam Injil, Nyonya." Dia menatap mata Jennifer. "Bila ada yang mengkhianati, kami membalas dendam." Peringatan itu jelas sekali. Secara naluriah Jennifer sudah lama tahu bahwa bila dia bekerja untuk organisasi itu, berarti dia mengambil langkah besar. Tapi sebagaimana kebanyakan orang luar, dia mempunyai pengertian yang salah tentang organisasi itu. Secara umum, mafia itu dilukiskan sebagai sekumpulan gerombolan yang hanya duduk-duduk saja sambil memerintah orang untuk membunuh dan hanya menghitung uang dari praktek lintah darat dan rumah-rumah pelacur. Itu hanya sebagian dari keadaan yang sebenarnya. Dari rapat-rapat yang dihadiri Jennifer, dia jadi tahu selebihnya: mereka adalah pengusaha-pengusaha yang bekerja dalam ukuran yang bukan main besarnya. Mereka memiliki hotel-hotel, bank-bank, restoran-restoran, kasino, perusahaan-perusahaan asuransi dan pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan pembangunan, dan serangkaian rumah sakit. Mereka mengawasi persatuanpersatuan buruh dan perkapalan. Mereka bergerak dalam usaha rekaman dan menjual mesin-mesin pengecer rokok dan permen. Mereka memiliki perusahaan-perusahaan 385 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pemakaman, toko-toko roti dan kue, juga perusahaanperusahaan konstruksi. Uang masuk mereka bermilyar-milyar setahun. Bagaimana rnereka menjalankan perusahaanperusahaan itu bukan urusan Jennifer. Tugasnya hanyalah membela bila ada di antara mereka yang mengalami kesulitan dalam hukum. Robert Di Silva telah menuntut tiga orang anak buah Michael Moretti karena telah membuat sekelompok gerobak penjual makanan siang, terbalik. Mereka dituntut telah berkomplot mengacaukan perdagangan dengan kekerasan. Satu-satunya saksi yang mau memberikan kesaksiannya yang memberatkan para tertuduh adalah seorang wanita yang memiliki salah satu gerobak itu. "Perempuan itu akan menghancurkan kita," kata Michael pada Jennifer. "Dia harus ditangani." "Kalian memiliki sebuah penerbitan majalah, bukan?" tanya Jennifer. "Ya, tapi apa hubungannya dengan gerobak-gerobak penjual makanan itu?" "Lihat saja nanti." Diam-diam Jennifer mengatur supaya majalah itu menawarkan sejumlah besar uang kalau saksi itu mau memuat kisah kesaksiannya itu. Wanita itu menerima tawaran tersebut. Dalam sidang, Jennifer memanfaatkannya untuk mengaibkan alasan kesediaan wanita itu, dan tuduhan pun ditarik kembali. Hubungan Jennifer dengan teman-teman kerjanya berubah. Waktu kantor itu mulai menerima serangkaian perkara mafia berturut-turut, Ken Bailey masuk ke kamar kerja Jennifer dan berkata, "Bagaimana ini? Kau tak bisa membela bajingan- 386 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bajingan itu terus-menerus. Mereka akan menghancurkan kita." "Jangan kuatir, Ken. Bukankah mereka membayar?" "Masa kau begitu picik, Jennifer. Kaulah yang kelak harus membayar. Mereka akan mencengkeram dirimu." Justru karena dia tahu bahwa Ken memang benar, maka dia lalu berkata dengan marah, "Hentikan, Ken."' Ken menatapnya lama, lalu berkata, "Kau benar. Kau yang bos." Pengadilan kriminal hanya merupakan dunia yang sempit, dan berita-berita tersebar dengan cepat. Waktu tersiar berita bahwa Jennifer Parker akan membela perkara organisasi, sahabat-sahabatnya yang berniat baik mendatanginya, dan mengemukakan keberatan-keberatan yang sama dengan yang telah dikatakan Hakim Lawrence Waldman dan Ken Bailey padanya. "Bila kau melibatkan dirimu dengan bajingan-bajingan itu, kau akan disamakan dengan mereka." "Semua orang berhak untuk dibela," jawab Jennifer pada mereka semua. Jennifer menghargai peringatan-peringatan mereka, tapi dia merasa bahwa itu semua tak ada gunanya. Dia bukan bagian dari organisasi itu; dia semata-mata membela beberapa anggotanya. Dia adalah ahli hukum seperti ayahnya, dan dia tidak akan pernah melakukan apa-apa yang akan memalukan ayahnya. Belantara itu memang ada, tapi dia masih tetap berada di luarnya. Pater Ryan datang mengunjunginya. Kali ini bukan untuk meminta bantuannya membela seorang teman. 387 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku kuatir mendengar tentang kau, Jennifer. Aku mendengar laporan bahwa kau menangani.... anu.... orangorang yang tak benar." "Siapa orang-orang yang tak benar itu? Apakah Pater menilai dulu orang-orang yang datang pada Pater untuk meminta bantuan? Apakah Pater menyuruh orang-orang pergi menjauhi Tuhan karena mereka telah membuat dosa?" Pater Ryan menggeleng. "Tentu tidak. Tapi kalau orang secara pribadi membuat kekeliruan, itu lain. Lain lagi halnya bila korupsi dijalankan dalam bentuk organisasi. Bila kau membantu orang-orang itu, berarti kau membenarkan perbuatan mereka. Kau menjadi bagiannya." "Bukan. Saya seorang ahli hukum, Pater. Saya menolong orang-orang yang dalam kesulitan." Jennifer sudah mengenal Michael Moretti lebih baik daripada siapa pun juga. Michael menyatakan perasaannya pada Jennifer, perasaan yang tak pernah dibukakannya pada siapa pun juga. Pada dasarnya dia adalah laki-laki yang kesepian dan suka menyendiri, dan Jennifer adalah orang pertama yang telah berhasil menembusi bentengnya. Jennifer merasa bahwa Michael membutuhkan dirinya. Itu tak pernah dirasakannya dari Adam. Dan Michael telah memaksanya untuk mengakui bahwa dia pun membutuhkan Michael. Michael telah mengorek perasaan-perasaan Jennifer yang telah ditekannya baik-baik — napsu liar yang mencari penyalurannya, yang selama ini dia takut melepaskannya. Tak ada larangan bagi Michael. Bila mereka sedang di tempat tidur, tak ada lagi batas-batas, tak ada penghalang. Sematamata kesenangan, kesenangan yang pada sangka Jennifer dulu tidak akan mungkin ada. Michael mengaku pada Jennifer bahwa dia tidak mencintai Rosa, tapi nyata benar bahwa Rosa memuja Michael. Wanita itu selalu siap melayaninya, mengurus semua kebutuhannya. 388 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer juga bertemu dengan para istri anggota-anggota mafia lainnya, dan Jennifer menilai hidup mereka itu sangat menarik. Suami-suami mereka keluar-masuk restoran, bar, dan pacuan kuda dengan kekasih-kekasih simpanan mereka, sedang istri-istri mereka tinggal di rumah menunggu mereka. Seorang istri mafia selalu mendapat uang saku yang besar jumlahnya, tapi mereka harus berhati-hati cara membelanjakannya, karena takut menarik perhatian dinas pajak. Terdapat urut-urutan kedudukan berdasarkan kemampuan masing-masing, mulai dari prajurit rendahan sampai kedudukan yang tertinggi yang disebut Capo di tutti capi, dan sang istri tak boleh memiliki mantel atau mobil yang lebih mahal daripada yang dimiliki oleh istri atasan suaminya. Para istri harus mengadakan perjamuan-perjamuan makan malam untuk rekan-rekan suaminya, tapi mereka harus berhati-hati supaya tidak terlalu mewah, harus sesuai dengan kedudukan suaminya dalam hubungan dengan yang lain-lain. Dalam upacara-upacara seperti pernikahan dan pembaptisan, pada saat mana hadiah-hadiah disebutkan siapa pemberinya, seorang istri tidak diperkenankan memberikan hadiah yang lebih mahal daripada istri seseorang yang kedudukannya lebih tinggi dalam organisasi. Tata caranya sama ketatnya dengan tata cara dalam perusahaan baja Amerika Serikat, atau di perusahaanperusaan besar lainnya. Mafia merupakan badan penghasil uang yang mahabesar, tapi Jennifer sudah tahu bahwa ada satu unsur yang tak kalah pentingnya: kekuasaan. "Organisasi kami lebih besar daripada pemerintahan kebanyakan negara di dunia," kata Michael pada Jennifer. "Penghasilan kami lebih banyak daripada beberapa 389 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ perusahaan-perusahaan terbesar di Amerika ini kalau digabungkan." "Ada bedanya," kata Jennifer. "Mereka itu bekerja dengan sah, dan...." Michael tertawa. "Maksudmu, yang tidak tertangkap. Belasan perusahaan di negeri ini sudah pernah dituduh melanggar satu atau dua undang-undang. Jangan menipu dirimu, Jennifer. Rata-rata orang Amerika zaman ini tak bisa menyebutkan nama dua orang antariksawan yang sudah pernah terbang ke angkasa luar, tapi mereka kenal namanama Al Capone dan Lucky Luciano." Jennifer menyadari bahwa Michael sama besar pengabdiannya dengan Adam, dengan caranya sendiri-sendiri. Bedanya adalah bahwa hidup mereka menuju ke arah yang berlawanan. Dalam perusahaan, Michael sama sekali tak kenal keraguraguan. Itulah titik kekuatannya. Keputusan-keputusan yang diambilnya semata-mata yang tepat untuk organisasi. Di masa lampau, Michael mengabdi penuh untuk memenuhi ambisinya. Waktu dalam hidupnya tak ada tempat yang berdasarkan emosi terhadap seorang wanita. Baik Rosa maupun pacar-pacarnya yang lain tak pernah merupakan bagian dari kebutuhannya yang sebenarnya. Dengan Jennifer lain halnya. Michael membutuhkannya sebagaimana dia belum pernah membutuhkan wanita lain sebelumnya. Michael tak pernah mengenal seorang pun seperti dia. Badaniah, Jennifer menggairahkan, seperti juga banyak wanita lain. Yang membuatnya istimewa adalah kecerdasannya dan kesadaran akan kebebasan dirinya. Rosa selalu patuh padanya, perempuan-perempuan lain takut padanya; tapi Jennifer menantangnya. Jennifer setaraf dengan dia. Jennifer tidak hanya cerdas. Otaknya cemerlang. 390 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Michael menyadari bahwa dia tidak akan pernah mau melepaskan Jennifer. Jennifer kadang-kadang mengadakan perjalanan dengan Michael untuk urusan perusahaan, tapi sedapat mungkin dia menghindari untuk bepergian, karena dia ingin bersama Joshua sebanyak mungkin. Joshua sekarang sudah berumur enam tahun dan telah menjadi gemuk sekali. Jennifer sudah menyekolahkannya ke sebuah sekolah swasta di dekat rumah mereka, dan Joshua senang sekali. Dia naik sepeda beroda dua dan mempunyai satu armada mobil balap mainan; dia suka bercakap-cakap dengan bersungguh-sungguh pada Jennifer dan Nyonya Mackey. Karena Jennifer ingin supaya Joshua tumbuh menjadi kuat dan mandiri, maka dia selalu menjaga dengan cermat keseimbangan dalam segala tindakannya, supaya Joshua tahu betapa dia mencintai anaknya itu, membuat anak itu menyadari bahwa ibunya selalu siap sedia bila dia membutuhkannya, namun juga memberinya pengertian supaya mandiri. Jennifer mengajar anaknya supaya suka membaca bukubuku yang baik dan menyukai musik. Diajaknya anaknya menonton sandiwara, tapi tidak pada malam pembukaan, karena akan terlalu banyak orang yang akan mengenalinya dan akan bertanya. Pada akhir pekan, mereka berdua menonton film dan bersenang-senang. Pada hari Sabtu mereka nonton film pertunjukan sore, lalu pergi makan di restoran dan kemudian nonton film lain lagi. Pada hari Minggu mereka pergi berlayar atau bersepeda berdua. Jennifer memberikan seluruh perbendaharaan cintanya pada anak itu, namun dia berhati-hati supaya anak itu tidak menjadi manja. Siasat tindakannya dalam menghadapi Joshua direncanakannya dengan lebih cermat daripada dia merencanakan suatu perkara pengadilan. Dia bertekad untuk 391 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tidak jatuh ke dalam perangkap kebiasaan suatu keluarga yang hanya ada satu orang tuanya. Jennifer tidak merasa berkorban dalam menghabiskan begitu banyak waktu bersama Joshua; anak itu memang sangat menyenangkan. Mereka memainkan permainan dengan kata-kata, dan Jennifer senang sekali melihat ketangkasan otak anak itu. Dia termasuk anak yang terpandai dalam kelasnya dan seorang olahragawan yang terkemuka, tapi dia tidak menganggap dirinya hebat. Dia punya rasa humor yang tinggi. Bila tidak mengganggu pelajarannya, Jennifer membawa Joshua bepergian. Dalam libur sekolah musim dingin, Jennifer mengambil cuti untuk membawa Joshua pergi main ski ke daerah Pocono. Dalam musim panas anak itu diajaknya ke London dalam suatu perjalanan bisnis, dan dua minggu lamanya mereka berjalan mengelilingi desa-desa. Joshua amat menyukai Inggris. "Bisakah aku bersekolah di sana kelak?" tanyanya. Jennifer merasa terpukul. Tidak akan lama lagi anak itu akan meninggalkannya untuk menuntut ilmu, untuk mencari hidupnya, kawin, dan membina rumah tangga dengan keluarganya sendiri. Bukankah itu yang diinginkannya bagi anaknya itu? Tentu saja benar. Bila Joshua sudah siap, dia akan melepas anak itu dengan tangan terbuka, namun dia menyadari betapa akan sulitnya hal itu. Joshua sedang memandanginya, menunggu jawabnya. "Bisa, Mama?" tanyanya. "Ke Oxford barangkali?" Jennifer mendekapnya erat. "Tentu. Mereka akan beruntung kalau kau masuk ke situ." Pada suatu hari Minggu pagi waktu Nyonya Mackey sedang berlibur, Jennifer harus pergi ke Manhattan untuk mengambil suatu dokumen mengenai keterangan seorang saksi. Joshua pergi bermain-main ke rumah temannya. Waktu Jennifer 392 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pulang, dia segera menyiapkan makan untuk mereka berdua. Dia membuka lemari es.... dan terpana. Di dalam lemari es didapatinya selembar lipatan kertas kecil terselip di antara dua buah botol susu. Adam biasa meninggalkan surat-surat kecil begitu untuknya. Jennifer menatap surat itu, bagai tersihir, tak berani menyentuhnya. Perlahan-lahan diambilnya lipatan kertas itu lalu dibukanya. Surat kecil itu berbunyi, Kejutan!. Bolehkah saya mengajak Alan makan bersama kita? Setengah jam kemudian barulah denyut nadi Jennifer normal kembali. Sekali-sekali Joshua menanyakan ayahnya pada Jennifer. "Beliau tewas di Vietnam, Joshua. Beliau adalah pria pemberani." "Tak adakah foto beliau pada kita?" "Tak ada, Sayang. Kami... kami belum lama menikah waktu beliau meninggal." Dia benci harus berbohong, tapi dia tak punya pilihan lain. Michael Moretti hanya satu kali bertanya tentang ayah Joshua. "Aku tak peduli apa yang telah terjadi sebelum kau menjadi milikku....aku hanya ingin tahu." Jennifer berpikir, betapa akan besar tekanan Michael atas diri Senator Adam Warner bila dia tahu keadaan sebenarnya. "Dia tewas di Vietnam. Namanya tak perlu kusebutkan." 40 Di Washington DC, suatu panitia penyelidikan senat yang diketuai oleh Adam Warner, telah mencapai hari terakhir dari suatu pemeriksaan intensif mengenai pesawat pembom XK-1, yang sedang diminta persetujuannya dari senat oleh angkatan udara. Berminggu-minggu lamanya saksisaksi mata berdatangan ke Capitol Hill. Sebagian dari mereka 393 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ memberikan keterangan bahwa pesawat pembom yang baru itu akan merupakan pesawat yang terlalu mahal yang akan menghabiskan keuangan pertahanan dan menghancurkan negara, sedang sebagian yang lain lagi menyatakan bahwa bila angkatan udara tidak mendapatkan persetujuan untuk memiliki pesawat itu, maka pertahanan Amerika akan demikian lemahnya hingga Rusia mungkin akan menyerang Amerika Serikat dalam waktu yang singkat sekali. Adam telah menyediakan dirinya untuk mengadakan penerbangan uji coba dari sebuah contoh pesawat pembom baru itu, dan rekan-rekannya dengan senang hati menerima tawarannya itu. Adam adalah teman sejawat mereka, seorang anggota klub mereka, dia tentu mau mengatakan yang sebenarnya. Pada suatu hari Minggu pagi Adam menerbangkan pesawat pembom itu dengan awak seperlunya, dan dia telah mencoba pesawat itu dengan penerbangan yang keras. Penerbangan itu ternyata berhasil baik dan dia melaporkan kembali kepada panitia senat bahwa pesawat pembom baru XK-1 itu adalah suatu kemajuan dalam penerbangan. Dinasihatkannya supaya pesawat itu diproduksi segera. Senat kemudian menyetujui dana untuk itu. Pers menyiarkan kejadian itu dengan panjang-lebar. Suratsurat kabar melukiskan Adam sebagai seorang pendatang baru dalam lingkungan senator penyelidik, seorang ahli hukum yang mau turun sendiri ke lapangan, untuk mempelajari sendiri kenyataannya, dan tidak sekedar mempercayai katakata dari orang-orang yang memberikan keterangan dan orang-orang lain yang terlihat karena melindungi kepentingannya sendiri. Baik Newsweek maupun Time memuat kisah tentang Adam sebagai tajuk rencana, dan berita dalam Newsweek berakhir sebagai berikut: Senat telah menemukan seorang pelindung baru yang jujur dan mampu untuk menyelidiki beberapa 394 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ masalah vital yang sering merupakan sampah bagi negara ini, dan menjadikan masalah itu jelas, bukan menjadikannya bahan sengketa. Di antara orang-orang yang berwenang terdapat kepercayaan yang makin mendalam bahwa Adam Warner mempunyai kemampuan-kemampuan yang akan memungkinkannya untuk mencapai kedudukan presiden. Jennifer membaca berita tentang Adam itu dengan penuh perhatian dan merasa bangga sekali. Tapi juga dengan rasa sakit. Dia masih mencintai Adam, dan dia juga cinta pada Michael Moretti. Dia tak mengerti bagaimana hal itu mungkin. Telah menjadi perempuan macam apa dia itu. Adam telah menciptakan kesepian dalam hidupnya. Michael lelah menghapuskan kesepian itu. Penyelundupan obat-obat bius dari Meksiko makin meningkat, dan sudah jelas bahwa satu organisasi kejahatan ada di belakang kegiatan itu. Adam diminta untuk mengetuai suatu panitia penyelidik. Dikumpulkannya tenaga dari lima atau enam perusahaan pengacara yang besar-besar di Amerika Serikat, lalu terbang ke Meksiko, dan mendapatkan kesediaan kerja sama dari pemerintah Meksiko. Dalam waktu tiga bulan, lalu lintas obatobat terlarang itu telah jauh berkurang. Di rumah pertanian di New Jersey, Michael Moretti berkata, "Kita menghadapi kesulitan." Mereka sedang duduk di ruang kerja yang besar dan nyaman. Dalam ruang itu ada Jennifer, Antonio Granelli, dan Thomas Colfax. Antonio Granelli baru saja sembuh dari suatu serangan jantung, dan dalam satu malam umurnya seolaholah telah bertambah dua puluh tahun. Dia merupakan karikatur dari seseorang yang sudah menciut. Mukanya yang sebelah kanan sudah lumpuh, hingga bila dia berbicara, air liurnya berleleran dari sudut mulutnya. Dia sudah tua dan 395 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hampir tak bisa berpikir dengan waras lagi. Dia makin banyak bergantung pada pertimbangan Michael. Meskipun dengan enggan, dia bahkan sudah mau menerima Jennifer. Tidak demikian halnya dengan Thomas Colfax. Perselisihan antara Michael dan Colfax telah makin meruncing. Colfax menyadari bahwa Michael dengan sengaja menggantikan dia dengan perempuan itu. Colfax mengakui sendiri bahwa Jennifer memang seorang ahli hukum yang pintar, tapi apa yang bisa diketahui perempuan itu tentang kebiasaan borgata itu? Tentang apa yang telah membuat persekutuan itu bisa bekerja begitu lancarnya selama betahun-tahun ini? Mengapa Michael sampai bisa memasukkan seorang asing — seorang wanita pula lagi! — dan mempercayakan pada wanita itu rahasia mati-hidup mereka. Keadaan itu tak dapat dipertahankan. Colfax telah berbicara dengan pemimpin tertinggi organisasi, para perwira organisasi, dan para prajuritnya, seorang demi seorang, menyatakan rasa kuatirnya, mencoba menarik mereka ke pihaknya, tapi mereka semua takut melawan Michael. Bila Michael mempercayai perempuan itu, maka mereka tahu bahwa mereka pun wajib mempercayainya juga. Thomas Colfax menyadari bahwa dia akan harus menunggu saatnya. Tapi dia pasti mencari jalan untuk menyingkirkan perempuan itu. Jennifer menyadari benar perasaan Colfax itu. Dia telah menggantikan laki-laki itu, dan harga diri Colfax tentulah tidak akan mau memaafkannya. Kesetiaannya pada sindikat itu akan membuatnya tetap bertahan dan melindungi Jennifer, tapi bila rasa bencinya menjadi lebih hebat daripada kesetiaannya itu... Michael berpaling pada Jennifer. "Pernahkah kau mendengar tentang Adam Warner?" 396 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jantung Jennifer berhenti berdetak sesaat. Tiba-tiba dia merasa sulit bernapas. Michael memperhatikannya karena dia mengharapkan jawaban. "Mak.... maksudmu senator itu?" Jennifer berhasil berkata. "Heeh. Kita harus menenangkan bajingan itu sedikit." Jennifer merasakan wajahnya kehilangan darah. "Mengapa, Michael?" "Dia mengganggu kelancaran kerja kita. Gara-gara dia, pemerintah Meksiko telah menutup pabrik-pabrik milik temanteman kita di sana. Semuanya akan hancur. Aku ingin menghancurkan bangsat itu. Dia harus angkat kaki." Jennifer memutar otaknya. "Bila kau mengganggu Senator Warner," katanya dengan memilih kata-katanya dengan hatihati, "berarti kau akan menghancurkan dirimu sendiri." "Aku tidak akan membiarkan...." "Dengar, Michael. Kalau dia kausingkirkan, mereka akan mencari sepuluh orang untuk menggantikannya. Bahkan seratus orang. Semua surat kabar di negeri ini akan menentangmu. Penyelidikan yang sedang berlangsung sekarang tak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan apa yang akan terjadi bila Senator Warner kaucelakakan." "Sudah kukatakan, kita dirugikanl" kata Michael dengan marah. Jennifer mengubah nada bicaranya. "Michael, pakailah otakmu. Kau sudah sering melihat penyelidikan seperti itu dilakukan. Berapa lama hal itu berlangsung? Lima menit setelah senator itu menyelesaikannya, dia akan menyelidiki sesuatu yang lain lagi dan semuanya itu akan berlalu. Pabrikpabrik yang ditutup akan dibuka lagi dan kita akan melanjutkan perdagangan kita. Dengan jalan itu tidak akan ada akibat balik. Bila kaucobakan juga menjalankan caramu, maka perkara itu tidak akan berkesudahan." 397 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku tidak setuju," kata Thomas Colfax. "Menurut pendapatku...." "Tidak ada yang meminta pendapatmu," kata Michael Moretti dengan geram. Wajah Thomas Colfax seolah-olah baru saja ditampar. Michael tidak memperhatikannya. Colfax berpaling pada Antonio Granelli mencari dukungan. Orang tua itu sudah tertidur. Michael berkata pada Jennifer, "Baiklah, Saudara Penasihat, untuk sementara Warner akan kita biarkan." Jennifer menyadari bahwa dia menahan napasnya. Kini dia menghirup udara perlahan-lahan. "Ada lagi yang lain?" "Ada." Michael mengambil sebuah korek api emas yang berat, lalu menyalakan sebatang rokok. "Teman kita Marco Lorenzo dituduh melakukan pemerasan dan perampokan." Jennifer telah membaca tentang perbuatan itu. Menurut surat-surat kabar, Lorenzo adalah seorang yang berpembawaan jahat sejak lahir, yang sering sekali harus mendekam dalam penjara karena kejahatan-kejahatan kekerasan. "Apakah aku harus mengajukan banding?" "Tidak. Usahakan supaya dia masuk penjara." Jennifer memandangnya tak mengerti. Michael meletakkan korek apinya ke meja kembali. "Kudengar Di Silva merencanakan untuk mengusirnya kembali ke Sicilia. Marco punya banyak musuh di sana. Bila dia dikembalikan ke sana, tak akan sampai dua puluh empat jam dia hidup. Tempat yang teraman baginya adalah Penjara Sing Sing. Bila keadaan sudah mereda, satu atau dua tahun lagi, baru kita keluarkan dia. Bisa kauusahakan itu?" 398 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer bimbang sebentar. "Bila kita berada di daerah hukum yang lain, mungkin aku bisa mengusahakannya. Tapi ini daerah Di Silva, dia tidak akan mau menerima permohonan pertimbangan dari aku." "Barangkali kita harus meminta pertolongan orang lain untuk melakukannya," kata Colfax cepat. "Kalau aku memang ingin orang lain yang melakukannya," bentak Michael, "aku sudah mengatakannya tadi." Dia berpaling pada Jennifer. "Aku mau kau yang menanganinya." Michael Moretti dan Nick Vito memperhatikan dari jendela waktu Thomas Colfax memasuki mobilnya, lalu pergi. "Aku ingin kau menyingkirkan dia, Nick," kata Michael. "Aku tak bisa lagi mempercayainya. Dia seperti masih hidup di masa lampau, seperti pak tua." "Terserah, Mike. Kapan aku harus melakukannya?" "Segera. Akan kuberi tahu nanti." Jennifer sedang duduk di kamar kerja Hakim Lawrence Waldman. Dalam setahun, baru itulah dia bertemu lagi dengan pria itu. Pembicaraan-pembicaraan melalui telepon dan acaraacara makan sudah tak ada lagi. Yah, apa boleh buat, pikir Jennifer. Dia menyukai Lawrence Waldman dan dia menyesal persahabatan mereka sampai terputus, tapi dia sudah menentukan pilihannya. Mereka sedang menunggu Robert Di Silva, dan mereka duduk berdiaman saja dengan perasaan tak enak, masingmasing tidak berusaha untuk memulai percakapan. Setelah jaksa itu masuk, dimulailah rapat. Hakim Waldman berkata pada Jennifer, "Kata Bobby kau ingin membahas suatu permohonan pertimbangan sebelum aku menjatuhkan vonis atas diri Lorenzo." 399 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Benar." Jennifer menoleh pada Jaksa Di Silva. "Saya rasa akan salah bila kita memasukkan Lorenzo ke Penjara Sing Sing. Itu bukan tempat yang baik baginya. Dia orang asing yang tak sah. Saya rasa dia harus dikirim kembali ke tempat asalnya, Sicilia." Di Silva melihat pada Jennifer dengan terkejut. Dia telah merencanakan untuk mengusulkan pemulangan kembali penjahat itu, tapi kalau itu pula yang diingini Jennifer Parker, maka dia harus mengubah keputusannya. "Mengapa Anda mengusulkan itu?" tanya Di Silva. "Karena beberapa alasan. Pertama-tama hal itu akan mencegah dia untuk melakukan kejahatan lagi di sini, dan...." "Sama saja kalau dia ada dalam sel di Penjara Sing Sing." "Lorenzo sudah tua. Dia tidak akan tahan dalam penjara. Dia akan jadi gila bila dimasukkan ke dalam penjara. Semua sahabatnya ada di Sicilia. Di sana dia bisa hidup tenang di bawah sinar matahari dan bisa mati dengan tenang dalam lingkungan keluarganya." Mulut Di Silva terkatup rapat karena marah. "Yang sedang kita bicarakan ini adalah seorang penjahat yang telah menghabiskan hidupnya dengan merampok, memperkosa, dan membunuh, dan kau menginginkan agar dia berada di tengahtengah sahabat-sahabatnya di bawah sinar matahari?" Dia menoleh pada Hakim Waldman. "Orang ini tak bersungguh-sungguh." "Marco Lorenzo punya hak untuk...." Di Silva menghantamkan tinjunya ke meja. "Dia sama sekali tak punya hak apa-apa! Dia telah dituduh berbuat kekerasan dan perampokan bersenjata." "Di Sicilia, bila seorang laki-laki....” 400 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dia tidak berada di Sicilia, persetan!" teriak Di Silva. "Dia ada di sini! Dia telah berbuat kejahatan-kejahatan di sini dan dia akan dihukum di sini. Yang Mulia, kita membuang waktu Anda saja. Negara menolak semua permohonan pertimbangan dalam perkara ini. Kami akan minta supaya Marco Lorenzo dijatuhi hukuman masuk Sing Sing." Hakim Waldman berpaling pada Jennifer. "Adakah lagi yang ingin kaukatakan?" Jennifer memandang Robert Di Silva dengan marah. "Tidak ada, Yang Mulia." "Besok vonis akan dijatuhkan. Anda berdua dipersilakan pergi." Di Silva bangkit dan meninggalkan kamar itu. Di luar, di lorong gedung, jaksa menoleh pada Jennifer dan tersenyum. "Kau sudah kehilangan semangat, Saudara Pembela." Jennifer mengangkat bahunya. "Kita tak bisa selalu menang." Lima menit kemudian, Jennifer memasuki kamar telepon untuk berbicara dengan Michael Moretti. "Tak usah kuatir lagi. Marco Lorenzo akan dimasukkan ke Sing Sing." 41 Waktu berlalu bagaikan sebuah sungai yang tak bertepi, tak berbatas. Musim-musimnya tidak lagi ditandai oleh musim salju, semi, gugur, atau musim panas, melainkan oleh harihari ulang tahun, kesenangan, kesulitan, dan penderitaan. Ada pertempuran-pertempuran pengadilan yang dimenangkan, dan ada perkara yang kalah, kenyataan mengenai Michael serta kenangan tentang Adam. Tapi terutama Joshua-lah yang 401 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ merupakan kalender waktu, yang mengingatkan betapa cepatnya waktu berlalu. Sukar dipercaya bahwa dia kini sudah berumur tujuh tahun. Rasanya seolah-olah dalam semalam saja, dia telah beralih dari permainan dengan pensil berwarna ke model-model pesawat terbang dan olahraga. Joshua telah menjadi tinggi dan makin hari makin mirip ayahnya, bukan saja dalam penampilan lahiriahnya. Dia perasa dan sopan, dan dia punya citra kuat tentang kejujuran. Bila Jennifer menghukumnya atas suatu perbuatannya, Joshua berkata melawan, "Tinggi badanku memang baru satu meter dua puluh senti, tapi aku punya hak." Dia benar-benar Adam cilik. Sebagaimana Adam, Joshua juga seorang olahragawan. Pahlawan-pahlawannya adalah Bebble bersaudara dan Cari Stotz. "Mama tak pernah mendengar tentang mereka," kata Jennifer. "Di mana saja Mama selama ini? Mereka itulah yang membentuk kelompok olahraga Little League." "Oh, Bebble bersaudara dan Cari Stotz yang itu." Pada hari-hari akhir pekan, Joshua nonton semua peristiwa olahraga di tv — sepak bola, baseball, bola keranjang — apa saja. Mula-mula Jennifer membiarkan Joshua nonton permainan-permainan itu seorang diri, tapi waktu Joshua mulai membahas permainan-permainan itu dengannya setelah nonton, dan Jennifer merasa benar-benar buta, dia lalu memutuskan untuk ikut nonton. Maka berdualah mereka duduk di depan pesawat tv sambil ngemil popcorn dan menyoraki pemain-pemain. Pada suatu hari Joshua pulang dari main bola, dengan air muka kusut, lalu berkata, "Ma, bisakah kita berbicara dari hati ke hati?" 402 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tentu, Joshua." Mereka duduk di meja dapur dan Jennifer menyiapkan roti berlapis mentega kacang dan menuang segelas susu untuk Joshua. "Apa masalahnya?" Suaranya tenang dan mengandung rasa kuatir. "Anu.... saya mendengar kawan-kawan bercakap-cakap, dan saya jadi ingin tahu.... apakah masih akan ada seks bila saya sudah besar?" Jennifer membeli sebuah kapal layar Newport yang kecil, dan pada hari-hari akhir pekan, Jennifer dan Joshua pergi ke teluk untuk berlayar. Jennifer senang memperhatikan wajah Joshua kalau dia sedang memegang kemudi. Wajahnya dihiasi senyum penuh kebanggaan, yang disebut Jennifer senyum Eric the Red. Joshua pandai sekali berlayar, seperti ayahnya. Kenangan itu menyadarkan Jennifer. Dia berpikir, apakah dia ingin menghidupkan kembali hidupnya bersama Adam dahulu melalui anaknya itu. Semuanya yang dilakukannya dengan Joshua — berlayar, atau peristiwa-peristiwa olahraga lain — semuanya adalah hal-hal yang telah dilakukannya pula dengan ayah anak itu. Jennifer meyakinkan dirinya bahwa dia melakukan itu semua karena Joshua suka melakukannya, tapi dia tak yakin apakah dia benar-benar jujur. Diperhatikannya Joshua mengurus layar kapalnya, wajahnya berseri-seri, pipinya kecoklatan oleh matahari dan angin, dan Jennifer menyadari bahwa apa pun alasannya tidaklah penting. Yang penting adalah bahwa anaknya berbahagia hidup bersamanya. Anak itu bukan menjadi pengganti ayahnya. Dia adalah dirinya sendiri dan Jennifer mencintainya lebih dari siapa pun juga di muka bumi ini. 42 403 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Antonio Granelli meninggal, dan Michael mengambil alih seluruh kekuasaan dalam kerajaannya. Pemakamannya diselenggarakan besar-besaran, sebagaimana sepantasnya dilakukan atas diri seseorang yang berkedudukan Godfather. Para kepala dan anggota keluarga sindikat lain dari seluruh negara datang untuk memberi penghormatan terakhir pada teman mereka, dan akan meyakinkan pada pimpinan yang baru mengenai kesetiaan dan dukungan mereka. FBI juga hadir untuk mengambil foto-foto, demikian pula enam orang dari badan pemerintahan lainnya. Rosa sangat sedih karena dia amat mencintai ayahnya, tapi dia menghibur dirinya dan merasa bangga karena suaminyalah yang mengambil alih kedudukan ayahnya sebagai kepala keluarga. Jennifer makin hari makin menunjukkan manfaat dirinya bagi Michael. Bila ada masalah, Jennifer-lah yang diajak berunding oleh Michael. Thomas Colfax makin menjadi embelembel yang mengganggu saja. "Tak usah kuatirkan dia," kata Michael pada Jennifer. "Dia akan segera mundur." Dering halus telepon membangunkan Jennifer. Dia tetap berbaring sebentar, memasang telinganya lagi, lalu duduk dan melihat ke jam digital yang ada di meja kecil. Jam menunjukkan pukul tiga subuh. Jennifer mengangkat gagangnya. "Halo," Michael berbicara. "Bisakah kau langsung berpakaian?" Jennifer menegakkan duduknya dan berusaha menghilangkan kantuknya dengan mengedip-ngedipkan matanya. "Ada apa?" "Eddie Santini baru saja ditangkap dengan tuduhan perampokan bersenjata. Dia sudah dua kali masuk penjara. 404 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Bila dia sampai dipenjarakan lagi, dia tidak akan dilepaskan lagi." "Apakah ada saksi?" "Ada tiga orang, dan mereka melihatnya dengan baik." "Di mana dia sekarang?" "Di Seventeenth Precinct." "Aku akan ke sana, Michael." Jennifer mengenakan kimono dan turun ke dapur lalu membuat sepoci kopi untuk dirinya. Dia duduk di ruang makan sarapan, meminum kopi panasnya sambil menatap ke kegelapan malam dan berpikir. Tiga orang saksi dan mereka semua melihat dengan jelas. Jennifer mengangkat telepon lalu memutar sebuah nomor. "Tolong sambungkan ke pemerintah kota." Jennifer berbicara cepat-cepat. "Saya ada informasi untuk Anda. Seorang laki-laki bernama Eddie Santini baru saja ditangkap atas tuduhan perampokan bersenjata. Pembelanya adalah Jennifer Parker. Dia akan mencoba membebaskannya." Jennifer memutuskan hubungan lalu mengulangi pembicaraan itu dengan dua buah surat kabar dan dua buah stasiun tv. Setelah dia selesai menelepon, dia melihat ke arlojinya, lalu dia minum secangkir kopi lagi dengan santai. Dia ingin memberi waktu pada para fotografer untuk pergi ke daerah 51st Street. Dia naik ke lantai atas dan berpakaian. Sebelum dia berangkat, dia pergi ke kamar tidur Joshua. Lampu kecilnya menyala. Anak itu tidur nyenyak, selimutnya acak-acakan melilit tubuhnya karena gelisah. Dengan halus Jennifer memperbaiki letak selimut itu, mencium dahi anak itu, lalu berjalan berjinjit ke luar kamar itu. "Mau ke mana, Ma?" Jennifer berbalik lalu berkata, "Aku akan pergi bekerja. Tidurlah lagi." 405 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Jam berapa sekarang?" "Jam empat subuh." Joshua tertawa geli. "Sebagai seorang wanita, Mama bekerja pada jam yang aneh." Jennifer mendekati tempat tidur anaknya lagi. "Dan sebagai seorang laki-laki kau tidur pada jam-jam yang aneh." "Nanti malam kita nonton pertandingan Mets, ya Ma?" "Pasti. Nah, sekarang selamat bermimpi lagi." "Baik, Ma. Selamat membela perkara." "Terima kasih, Kawan." Beberapa menit kemudian, Jennifer sudah berada dalam mobilnya, dalam perjalanan ke Manhattan. Waktu Jennifer tiba, seorang fotografer dari surat kabar Daily News sedang menunggu. Dia menatap Jennifer dan berkata, "Benar rupanya! Anda benar-benar menangani perkara Santini itu rupanya?" "Bagaimana Anda tahu?" tanya Jennifer. "Kabar burung, Saudara Pembela." "Anda membuang waktu saja. Tidak akan ada pengambilan foto." Jennifer masuk, lalu mengurus jaminan pembebasan bagi Eddie Santini, dia mengulur-ulur pelaksanaan itu sampai dia merasa yakin bahwa kameraman tv, seorang wartawan, serta seorang fotografer dari New York Times tiba di tempat itu. Diperkirakan dia tak bisa lagi menunggu wartawan dari surat kabar Post. Kapten polisi yang bertugas berkata, "Ada beberapa orang wartawan dan petugas tv di luar, Nona Parker. Anda bisa keluar lewat belakang kalau Anda mau." 406 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Biar sajalah," kata Jennifer. "Akan saya tangani mereka." Eddie Santini diajaknya keluar lewat lorong depan di mana para fotografer dan wartawan sedang menunggu. "Tuan-tuan, harap jangan mengambil foto." Jennifer lalu menghindar waktu fotografer dan kameraman tv memotret. "Apa yang membuat Anda mau menangani perkara ini?" tanya seorang wartawan. "Besok Anda akan mendengarnya. Sementara itu, saya anjurkan sebaiknya jangan memakai foto-foto itu dalam pemberitaan." "Ah, apakah Anda tak pernah mendengar tentang kemerdekaan pers?" Tengah hari Jennifer menerima telepon dari Michael Moretti. Suaranya bernada marah. "Sudahkah kau membaca surat-surat kabar?" "Tidak." "Foto Eddie Santini terpampang di semua halaman-halaman depannya dan pada berita-berita tv. Aku tidak menyuruh kau menjadikan perkara ini suatu pertunjukan umum." "Aku tahu. Itu gagasanku sendiri." "Ya, Tuhan! Apa maksudmu?" "Tujuannya, Michael, saksi yang tiga orang itu." "Ada apa dengan mereka?" "Kaukatakan mereka melihat Eddie Santini dengan jelas. Nah, bila mereka dipanggil di pengadilan untuk mengenalinya, mereka masih harus membuktikan bahwa mereka mengenalinya, bukan karena mereka telah melihat fotonya di halaman-halaman depan surat-surat kabar dan di tv." 407 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Lama tak ada yang berbicara, lalu Michael berkata dengan nada kagum, "Bajingan goblok aku ini!" Jennifer tertawa. Ken Bailey sedang menunggu di kamar kerjanya petang itu waktu Jennifer masuk, dan dia segera tahu bahwa ada sesuatu yang tak beres. "Mengapa tak kaukatakan padaku?" tanya Ken. "Mengatakan apa?" "Tentang kau dan Michael Moretti." Jennifer membatalkan jawaban ketus yang sudah hampir tercetus. Mengatakan, Itu bukan urusanmu, memang mudah sekali. Tapi Ken adalah sahabatnya, dia menaruh perhatian. Secara tak langsung, itu urusannya juga. Jennifer terkenang semuanya, kantor kecil yang mereka tempati bersama, bagaimana Ken membantunya. Ada seorang sahabatku, ahli hukum, yang telah berulang kali meminta bantuanku untuk menyampaikan surat-surat panggilan menghadap ke pengadilan. Aku tak punya waktu. Dia membayar dua belas setengah dolar untuk setiap surat panggilan ditambah uang jalan. Bisakah kau membantuku? "Sebaiknya tak usah kita bahas soal ini, Ken." "Mengapa tidak?" Suaranya mengandung kemarahan yang hebat. "Semua orang membicarakannya. Katanya kau adalah kekasih Moretti." Wajah Ken pucat. "Ya, Tuhan!" "Hidup pribadiku...." "Dia hidup dalam selokan dan kau membawa air selokan itu ke dalam kantor ini. Kau mengajak kami semua bekerja untuk Moretti dan penjahat-penjahat itu." "Berhenti!" 408 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Memang untuk mengatakan itulah aku datang. Aku akan berhenti." Kata-kata Ken itu sangat mengejutkan. "Kau tak bisa berhenti. Dugaanmu mengenai Michael Moretti itu keliru. Kalau saja kau mau bertemu dengan dia, kau akan menyadari...." Begitu kata-kata itu keluar, Jennifer tahu bahwa dia keliru. Ken memandangnya dengan sedih, "Rupanya dia benarbenar sudah menjeratmu. Aku hanya mau mengenangmu sebagai gadis yang tahu benar siapa kau sebenarnya. Tolong sampaikan salam perpisahanku pada Joshua." Dan Ken Bailey lalu pergi. Jennifer merasa air matanya mulai memenuhi pelupuk matanya, dan lehernya jadi tersekat demikian eratnya hingga dia merasa sulit bernapas. Diletakkan kepalanya ke meja, lalu menutup matanya. Dia mencoba menghilangkan rasa sakit itu. Waktu Jennifer membuka matanya, hari sudah malam. Kantor sudah gelap, yang tampak hanya nyala merah yang mengerikan dari lampu-lampu jalanan. Dia pergi ke jendela lalu menatap kota di bawahnya. Malam hari, kota itu tampak seperti hutan belantara dengan hanya satu api unggun yang hampir padam, untuk mencegah datangnya kengerian yang mengintai. Itulah hutan belantara milik Michael. Dan jalan ke luar dari situ sudah tak ada lagi. 43 Keadaan kacau sekali di The Cow Palace, San Francisco, tempat yang penuh dengan delegasi dari seluruh negara. Mereka itu ribut dan berbicara nyaring. Ada tiga orang yang bersaing untuk menjadi calon presiden, dan masing-masing 409 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ telah membuat kemajuan dalam masa pendahuluan. Tetapi bintangnya, yang menonjol melebihi mereka, adalah Adam Warner. Pada pemungutan suara yang kelima, Adam telah terpilih sebagai calon dengan suara bulat. Partainya akhirnya berhasil mendapatkan seorang calon yang bisa mereka ajukan dengan bangga. Presiden yang masih menjabat, pemimpin dari partai oposisi, telah mendapatkan nilai kepercayaan yang rendah dan sebagian besar rakyat menilainya kurang cakap. "Hanya bila kau berbuat yang tak senonoh yang disiarkan oleh surat-surat kabar dalam terbitan jam enam nanti sore, kau baru akan kehilangan kesempatan untuk menjadi presiden berikutnya dari Amerika Serikat," kata Stewart Needham meyakinkan Adam. Setelah terpilih menjadi calon itu, Adam terbang ke New York untuk suatu pertemuan di Hotel Regency dengan Needham dan beberapa anggota partai yang terkemuka. Turut hadir dalam ruangan itu, Blair Roman, kepala dari suatu perusahaan periklanan yang nomor dua terbesar di negeri itu. "Blair akan bertugas untuk menyebarluaskan kampanyemu, Adam," kata Stewart Needham. "Saya senang sekali diikutsertakan," kata Blair Roman sambil tersenyum. "Anda akan merupakan presiden ketiga yang saya tangani." "Begitukah?" Adam merasa tak terkesan oleh orang itu. "Sebaiknya saya beri Anda penerangan tentang rencana permainannya." Blair Roman berjalan hilir-mudik dalam kamar itu, sambil seolah-oleh mengayunkan alat pemukul golf. "Kita akan menyuguhkan suatu propaganda tv ke seluruh negeri ini, untuk memberikan citra diri Anda sebagai orang yang bisa memecahkan segala masalah Amerika. Anda adalah Papa Besar — tapi Papa Besar yang muda dan tampan. Mengerti, Saudara Presiden?" "Tuan Roman." 410 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya?" "Jangan panggil saya Saudara Presiden." Blair Roman tertawa, "Maaf. Terselip lidah, A.W. Dalam pikiran saya, Anda sudah berada di Gedung Putih. Percayalah, saya yakin Andalah orangnya untuk kedudukan itu, kalau tidak, saya tidak akan mau menangani kampanye ini. Saya terlalu kaya untuk bekerja dengan mengharapkan uang." Waspadalah terhadap orang-orang yang berkata bahwa mereka terlalu kaya untuk bekerja dengan mengharapkan uang, pikir Adam. "Kami sudah tahu bahwa Andalah orang untuk kedudukan itu.... Sekarang kita ingin memberitahu rakyat mengenai hal itu. Lihat saja kertas-kertas yang sudah saya siapkan ini, beberapa bagian dari negara ini sudah saya bagi-bagi menjadi beberapa kelompok etnis. Kami akan mengirim Anda ke tempat-tempat penting di mana kita bisa memberikan kesan yang mendalam." Dia membungkuk mendekati wajah Adam dan berkata dengan bersungguh-sungguh, "Istri Anda juga merupakan bahan kampanye yang baik. Majalah-majalah wanita akan berebutan mencari bahan tentang kehidupan keluarga Anda. Kami benar-benar akan mempropagandakan Anda, A.W." Adam mulai merasa tak senang. "Lalu bagaimana rencana Anda untuk melakukannya?" "Mudah saja. Anda adalah suatu barang produksi, A.W. Kami akan berusaha untuk menjadikan Anda laku, seperti juga kami berusaha membuat barang-barang produksi lainnya laku terjual. Kami...." Adam menoleh pada Stewart Needham. "Stewart, bisakah aku berbicara empat mata denganmu?" 411 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tentu." Needham berpaling pada yang lain dan berkata, "Mari kita beristirahat dulu untuk makan, dan bertemu lagi di sini jam sembilan. Kita akan melanjutkan pembicaran ini lagi." Waktu kedua laki-laki itu tinggal berduaan, Adam berkata, "Ya, Tuhan, Stewart.... Orang itu berencana untuk menjadikan soal ini suatu show. 'Kau hanyalah suatu barang produksi, A.W. Kami akan berusaha membuatmu laku, seperti juga kami berusaha untuk membuat barang-barang produksi lain laku terjual.' Dia menjijikkan!" "Aku mengerti bagaimana perasaanmu, Adam," Needham membujuk "tapi Blair bisa berhasil. Waktu dia mengatakan bahwa kau adalah presiden yang ketiga yang ditanganinya, dia tidak main-main. Semua presiden, mulai dari Eisenhower, selalu ada perusahaan periklanan yang menjadi otak kampanyenya. Suka atau tidak, suatu kampanye selalu ada segi propagandanya. Blair Roman tahu psikologi umum. Bagaimanapun menjijikkannya, adalah kenyataan bahwa bila seseorang ingin terpilih dalam suatu kedudukkan umum, orang itu harus dijual — harus dianggap barang dagangan." "Aku benci." "Itu sebagian dari pengorbanan yang harus kauberikan." Dia berjalan mendekati Adam lalu merangkul pundak Adam. "Kau hanya harus ingat tujuannya. Kau ingin ke Gedung Putih? Baik. Kita akan berusaha apa saja supaya kau bisa ke sana. Tapi kau juga harus memainkan perananmu. Bila diharuskan menjadi binatang gelanggang dalam suatu sirkus, turuti saja." "Apakah kita benar-benar membutuhkan Blair Roman?" "Kita memerlukan seseorang seperti itu. Blair termasuk yang terbaik. Biar aku yang menanganinya. Aku akan berusaha supaya dia tidak terlalu banyak menyusahkanmu." "Terima kasih." 412 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kampanye pun dimulai. Dimulai dengan beberapa pidato singkat di tv dan pemunculan-pemunculan pribadi, dan makin lama makin meluas hingga tersebar ke seluruh negara. Ke mana pun orang pergi selalu ada gambar Senator Adam Warner yang besar dan berwarna. Di setiap negara bagian, orang bisa melihatnya di tv, mendengarnya melalui radio, dan melihat fotonya di papan reklame. Hukum dan ketertiban adalah salah satu bahan pidato utama dalam kampanye itu, dan panitia penyelidik yang diketuai Adam benar-benar diberi tekanan. Adam merekam pidato singkatnya selama satu menit di tv, pidato singkat tiga menit, dan pidato singkat lima menit, yang ditujukan untuk bagian-bagian tertentu di negeri itu. Pidatopidato singkat yang akan disiarkan di Virginia Barat membahas pengangguran dan penyediaan besar batu arang yang bisa membuat daerah itu makmur; bagian tv di Detroit membicarakan tentang kebobrokan dalam kota; di New York City, pokok pidato adalah meningkatnya angka kejahatan. "Yang harus Anda lakukan hanyalah, mengenai sasaran soal yang penting di suatu tempat, A.W." Blair Roman memberi tahu Adam. "Bahan pidato utama tak perlu dibahas secara mendalam. Kami akan mempromosikan bahan produksinya, dan itulah Anda." "Tuan Roman," kata Adam, "saya tak peduli bagaimana statistik Anda. Saya bukan barang makanan dan saya tak ingin dijual seperti barang makanan. Saya tetap akan membahas bahan pidato saya secara mendalam, karena saya pikir rakyat Amerika cukup cerdas dan ingin tahu sedalam-dalamnya tentang itu." "Saya hanya...." "Saya minta Anda mengatur suatu perdebatan antara saya dan Presiden untuk membahas soal-soal yang mendasar." 413 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Baiklah," kata Blair Roman. "Saya akan segera menemui petugas kepresidenan, A.W." "Satu hal lagi," kata Adam. "Ya? Apa itu?" "Jangan sebut saya A.W.!" Di antara surat-surat terdapat pemberitahuan dari Persatuan Ahli Hukum Amerika yang mengumumkan tentang pertemuan tahunan di Acapulco. Jennifer sedang sibuk menangani beberapa perkara, dan dalam keadaan biasa dia akan menolak undangan itu. Tapi pertemuan itu akan berlangsung bertepatan dengan libur sekolah Joshua, dan Jennifer berpikir betapa akan senangnya Joshua di Acapulco. "Kuterima undangan itu," katanya pada Cynthia. "Tolong pesankan tiga tempat." Dia akan mengajak Nyonya Mackey juga. Pada waktu makan malam itu, Jennifer menyampaikan berita itu pada Joshua. "Bagaimana kalau kita pergi ke Acapulco?" "Itu kan di Meksiko," kata Joshua. "Di pantai baratnya." "Betul." "Bisakah kita pergi ke pantai di mana kaum wanita berenang tanpa bh?" "Joshua!" "Pokoknya kan ada yang begituan di sana. Orang telanjang itu wajar." "Akan kupikirkan dulu." "Dan bisakah kita menangkap ikan dengan menyelam?" 414 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer membayangkan Joshua mencoba menarik seekor ikan besar dan dia tersenyum. "Akan kita coba. Ada ikan yang besar sekali." "Itu yang menarik," kata Joshua serius. "Kalau gampanggampangan saja tak menarik. Tak ada seninya lagi." Seperti Adam saja yang berbicara. "Aku setuju." "Apa lagi yang bisa kita lakukan di sana?" "Banyak, bisa menunggang kuda, bersepeda, melihat-lihat pemandangan." "Kita jangan pergi melihat-lihat gereja, ya? Gereja itu di mana-mana serupa saja." Kata-kata Adam lagi, Bila kita sudah melihat sebuah gereja, berarti semua gereja sudah kita lihat. Pertemuan akan dimulai hari Senin. Jennifer, Joshua, dan Nyonya Mackey terbang ke Acapulco pada hari Jumat pagi dengan menumpang jet Brainiff. Joshua sudah sering terbang, tapi dia masih berdebar-debar karena senangnya bila ingat akan naik pesawat terbang. Nyonya Mackey tak bergerak karena ketakutan. Joshua menghiburnya. "Pikir saja begini. Kalaupun pesawat sampai mengalami kecelakaan, kita hanya satu detik menderita." Nyonya Mackey menjadi pucat. Pesawat mendarat di Lapangan Terbang Benito Juarez pukul empat petang, dan sejam kemudian mereka bertiga tiba di Las Brisas. Hotel tempat mereka menginap terletak delapan mil di luar kota Acapulco dan terdiri dari serangkaian bungalow berwarna merah muda yang cantik, yang dibangun di atas bukit. Masing-masing ada pekarangan pribadi yang kecil. Sebagaimana juga beberapa bungalow yang lain, bungalow Jennifer ada kolam renangnya tersendiri. Mereka 415 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sulit mendapatkan tempat, karena ada pertemuan lain, dan Acapulco sudah penuh sesak. Tapi Jennifer menelepon salah seorang pemilik perusahaan yang menjadi kliennya, dan sejam kemudian dia mendapat informasi bahwa dia ditunggu di Las Brisas dengan senang hati. Setelah mereka membongkar kopor, Joshua berkata, "Bisakah kita pergi ke kota untuk mendengarkan mereka berbicara? Saya tak pernah pergi ke suatu negara di mana tak seorang pun pandai berbahasa Inggris." Dia berpikir sebentar lalu menambahkan, "Negara Inggris jangan dihitung tentu." Mereka pergi ke kota dan berjalan di sepanjang Zocalo, pusat kota yang paling ramai. Tapi Joshua kecewa karena satu-satunya bahasa yang terdengar adalah bahasa Inggris. Acapulco penuh dengan wisatawan Amerika. Mereka berjalan-jalan di sepanjang pasar yang beraneka warna di tembok laut utama, di seberang Sanborn yaitu bagian kota yang tua. Di sana ada beratus-ratus warung kecil yang menjual bermacam-macam barang-barang dagangan. Senja harinya mereka menumpang sebuah calan-dria, yaitu sebuah kereta yang ditarik kuda. Mereka pergi ke Pie de la Cuesta, pantai senja, lalu kembali ke kota. Mereka makan malam di Restoran Armando's Le Club, dan makanannya enak sekali. "Saya suka sekali makanan Meksiko," kata Joshua. "Bagus," kata Jennifer. "Tapi yang ini Restoran Prancis." "Ya, tapi ada rasa Meksiko-nya." Hari Sabtu adalah hari yang penuh. Pagi hari mereka berbelanja di Quebrada, di mana terdapat toko-toko besar yang lebih baik, lalu berhenti untuk makan siang cara Meksiko di Coyuca 22. "Saya berani bertaruh, Mama pasti akan mengatakan bahwa ini juga restoran Prancis." 416 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak, ini Meksiko asli, Gringo." "Apa itu gringo?" "Kau itu gringo, artinya Amerika, Amigo." Mereka berjalan melewati gedung fronton di dekat Plaza Caleta, dan Joshua melihat papan-papan reklame yang mereklamekan permainan jai alai di dalamnya. Anak itu berhenti memandangi reklame itu dengan mata terbuka lebar, dan Jennifer bertanya, "Inginkah kau melihat permainan jai alai itu?" Joshua mengangguk. "Kalau tidak terlalu mahal. Kalau kita sampai kehabisan uang, kita nanti tak bisa pulang." "Kurasa bisa kita atur." Mereka masuk, lalu menonton permainan keras antara dua regu. Jennifer memasang taruhan untuk Joshua dan regu yang dipertaruhkannya, menang. Waktu Jennifer mengajak kembali ke hotel, Joshua berkata, "Aduh, Ma, tak bisakah kita melihat penyelam-penyelam dulu?" Tadi pagi dia mendengar manajer hotel bercerita tentang penyelaman itu. "Kau benar-benar belum ingin beristirahat, Joshua?" "Oh, kalau Mama terlalu letih, baiklah.... Saya selalu lupa umur Mama." Jennifer jadi terharu. "Jangan pikirkan umurku." Lalu dia menoleh pada Nyonya Mackey. "Kau masih kuat?" "Tentu," erang Nyonya Mackey. Pertunjukan penyelaman itu berlangsung di antara batubatu karang La Quebrada. Jennifer, Joshua, dan Nyonya Mackey berdiri di sebuah pelataran penonton untuk umum, 417 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sedang penyelam-penyelam yang membawa lampu-lampu yang menyala terjun sedalam seratus lima puluh kaki, ke dalam sebuah teluk kecil sempit yang diapit oleh tebing-tebing batu karang. Saat mereka terjun itu disesuaikan dengan datangnya ombak besar. Salah perhitungan yang sekecilkecilnya akan berarti kematian mendadak. Setelah pertunjukan itu selesai, seorang anak-laki-laki berkeliling mengumpulkan derma untuk para penyelam. "Uno peso, por favor." Jennifer memberinya lima pesos. Malam itu Jennifer bermimpi tentang penyelam-penyelam itu. Las Brisas mempunyai pantai tersendiri, La Concha, namanya. Dan pagi-pagi benar pada hari Minggu, Jennifer, Joshua, dan Nyonya Mackey pergi ke sana, menumpang sebuah mobil jip yang berlangit-langit merah muda yang khusus disediakan oleh hotel untuk para tamunya. Cuaca baik sekali. Laut bagaikan sehelai kain kanvas berwarna biru berkilauan, dengan bintik-bintik yang terdiri dari speedboad dan kapal-kapal layar. Joshua berdiri di tepi pelataran, menonton para pemain ski air yang lewat. "Tahukah Mama bahwa olahraga ski air diciptakan di Acapulco ini, Ma?" "Tidak. Dari mana kaudengar itu?" "Mungkin saya baca, atau mungkin juga saya karang sendiri." "Aku lebih cenderung percaya pada 'yang dikarang sendiri' itu." "Apakah itu berarti bahwa saya tidak akan boleh pergi main ski air?" "Speedboat itu laju sekali. Apakah kau tak takut?" 418 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Joshua memandangi pemain-pemain ski itu melayang di permukaan air. "Laki-laki itu berkata, 'Aku akan mengirim kau pulang ke tempat Jesus.' Lalu memaku tangan saya." Itulah pertama kali Joshua menyatakan pengalaman mengerikan yang telah dialaminya. Jennifer berlutut lalu mendekap anaknya itu. "Mengapa kau ingat itu, Joshua?" Anak itu mengangkat bahunya. "Entah, ya. Barangkali karena Jesus bisa berjalan di atas air dan semua orang itu seperti berjalan di atas air saja." Dia melihat wajah ibunya yang ketakutan. "Maafkan saya, Ma. Saya tak sering ingat kejadian itu. Sungguh." Jennifer mendekapnya erat-erat, "Tak apa-apa, Sayang. Tentu kau boleh main ski nanti. Mari kita makan siang dulu." Restoran di alam terbuka di La Concha, meja-mejanya terbuat dari besi tempa beralaskan bahan berwarna merah muda dan dilindungi payung-payung bergaris merah muda dan putih. Makan siang di situ diselenggarakan secara prasmanan dan meja hidangan yang panjang penuh dengan berbagai macam lauk-pauk. Ada udang galah, kepiting, dan ikan salem, bisa memilih daging dingin atau panas, bermacam sayuran baik mentah maupun yang direbus, bermacammacam keju dan buah-buahan. Di meja yang terpisah terdapat sederetan makanan penutup yang baru dimasak. Kedua wanita itu memperhatikan Joshua mengisi dan menghabiskan isi piringnya tiga kali, dan kemudian setelah kenyang duduk bersandar. "Restoran yang baik sekali," kata anak itu. "Saya tak peduli makanan apa itu." Dia bangkit. "Saya pergi melihat-lihat permainan ski dulu." Nyonya Mackey makan sedikit sekali. "Tak apa-apakah kau?" tanya Jennifer. "Kau tak makan apa-apa sejak kita tiba." 419 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Nyonya Mackey membungkuk ke depan, lalu berbisik dengan misterius, "Saya takut dendam Montezuma!" "Kurasa kau tak perlu kuatir tentang hal itu di tempat seperti ini." "Saya tak bisa makan makanan luar negeri," dengus Nyonya Mackey. Joshua datang kembali ke meja dengan berlari-lari dan berkata, "Saya sudah mendapatkan motor airnya, bolehkah saya pergi sekarang, Ma?" "Tidakkah kau mau menunggu sebentar lagi?" "Untuk apa?" "Joshua, kau akan tenggelam karena perutmu masih penuh benar." "Coba saja lihat!" pintanya. Sementara Nyonya Mackey nonton di darat, Jennifer dan Joshua naik speedboat, dan Joshua mulai belajar main ski air. Selama lima menit yang pertama dia jatuh terus, tapi setelah itu demikian pandainya dia main sehingga seolah-olah sudah sejak lahir dia main ski. Sebelum petang itu berakhir, Joshua sudah pandai memainkan berbagai gerakan dengan ski, dan akhirnya main di atas tumitnya tanpa ski. Selanjutnya mereka bermalas-malasan dan berenang. Dalam perjalanan pulang ke Las Brisas di dalam jip, Joshua bersandar pada Jennifer dan berkata, "Tahukah, Mama? Saya rasa mungkin inilah hari yang paling hebat seumur hidup saya." Kata-kata Michael terkilas dalam pikiran Jennifer: Aku hanya ingin kau tahu bahwa malam inilah aku paling berbahagia selama hidupku. 420 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pada hari Senin pagi-pagi benar, Jennifer bangun lalu berpakaian untuk menghadiri pertemuan besar itu. Dia mengenakan rok berwana hijau tua yang mengembang sekali, dan blus tanpa bahu yang bersulam bunga mawar merah yang besar sekali. Model blus yang terbuka itu menampakkan kulitnya yang berwarna merah perunggu karena sinar matahari. Jennifer memperhatikan dirinya di cermin dan dia merasa puas. Meskipun anaknya menganggapnya sudah tua sekali, Jennifer menyadari bahwa penampilannya masih seperti kakak Joshua yang cantik, yang berumur tiga puluh empat tahun. Dia tertawa sendiri dan berpikir bahwa liburan ini merupakan salah satu gagasannya yang terbaik. "Aku harus pergi bekerja sekarang. Jaga Joshua baik-baik. Jangan biarkan dia terlau banyak kena sinar matahari," pesan Jennifer pada Nyonya Mackey. Pusat gedung pertemuan yang besar sekali itu merupakan suatu kelompok yang terdiri dari lima buah bangunan yang dihubung-hubungkan oleh teras-teras beratap. Bangunanbangunan itu terhampar di tanah seluas lebih dari tiga puluh lima hektar dengan tumbuh-tumbuhan hijau yang subur. Pekarangannya berumput, terpelihara dengan baik, di sanasini dipasangi patung-patung model pra-Columbia. Pertemuan besar Persatuan Ahli Hukum Amerika itu diadakan di Teotihuacan, balai utama yang bisa memuat undangan sebanyak tujuh ribu lima ratus orang. Jennifer pergi ke meja pendaftaran, mendaftarkan diri lalu memasuki balai pertemuan. Ruangan itu penuh sesak. Dalam kumpulan orang banyak itu dia melihat banyak sahabat dan kenalannya. Hampir semuanya tidak memakai setelan resmi yang biasa, melainkan kemeja sport yang berwarna cerah. Kelihatannya seolah-olah semua orang sedang berlibur. Ada atasan yang baik, pikir Jennifer, mengapa orang mengadakan pertemuan di tempat seperti Acapulco ini dan bukan Chicago atau Detroit. Mereka jadi bisa menanggalkan kerah baju 421 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mereka yang kaku dengan dasi yang suram dan bersenangsenang di bawah sinar matahari. Jennifer telah diberi lembar acara waktu di pintu, tapi karena asyik bercakap-cakap dengan beberapa orang teman, dia tidak memperhatikannya. Melalui pengeras suara terdengar orang berkata, "Perhatian! Perhatian! Para hadirin dipersilakan mengambil tempat masing-masing. Perhatian! Kami akan segera memulai pertemuan ini. Silakan duduk!" Kelompok-kelompok kecil itu mulai berpencar dan orangorang mulai mencari tempat duduk. Jennifer melihat enam orang naik ke mimbar. Di tengah-tengah mereka terdapat Adam Warner. Jennifer terpana melihat Adam berjalan menuju kursi di dekat pengeras suara, lalu duduk. Dia merasa jantungnya berdebar. Terakhir dia bertemu dengan Adam adalah waktu mereka makan siang bersama di restoran kecil Itali; pada hari itu Adam mengatakan bahwa Mary Beth hamil. Ingin benar Jennifer segera melarikan diri. Dia tak menyangka Adam akan berada di tempat itu dan dia tak tahan menghadapinya. Dia jadi panik memikirkan bahwa Adam dan anaknya berada di satu kota. Jennifer menyadari bahwa dia harus keluar dari gedung itu secepat mungkin. Baru saja dia berbalik untuk pergi, terdengar ketua mengumumkan melalui pengeras suara, "Saudara-saudara, segera setelah semua hadirin duduk, kita akan mulai." Karena orang-orang di sekelilingnya duduk semua, Jennifer merasa tak pantas berdiri. Jennifer duduk dengan tekad untuk menyelinap pergi segera setelah mendapat kesempatan. Ketua berkata, "Pagi ini kita mendapat kehormatan dengan hadirnya seseorang yang telah dicalonkan untuk menjadi Presiden Amerika Serikat, sebagai pembicara tamu. Beliau 422 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ adalah anggota Persatuan Ahli Hukum Amerika Serikat cabang New York dan salah seorang anggota Senat Amerika Serikat yang paling terkemuka. Dengan penuh rasa bangga saya perkenalkan: Senator Adam Warner." Jennifer memperhatikan Adam bangkit menyambut tepuk tangan yang hangat. Dia mendekati pengeras suara, lalu memandang ke ruangan. "Terima kasih, Saudara Ketua, Saudara-saudara sekalian." Suara Adam terdengar penuh dan bergema, dan. sikapnya penuh wibawa dan pesona. Ruangan menjadi benar-benar sepi. "Banyak alasan mengapa kita berkumpul di sini." Dia berhenti sebentar. "Ada di antara kita yang suka berenang dan ada pula yang suka menyelam...." Grrr — orang tertawa membenarkan. "Tetapi alasan utama kehadiran kita di sini adalah untuk bertukar pikiran dan pengetahuan, dan membahas konsep-konsep baru. Pada zaman ini, ahli hukum lebih banyak disorot daripada kapan pun juga sepanjang masa. Bahkan hakim agung dari mahkamah agung pun memberikan penilaian yang tajam pada profesi kita." Jennifer senang mendengar kata kita yang digunakan Adam, menunjukkan bahwa dia merasa salah seorang di antara mereka. Dibiarkannya kata-kata Adam menyerapi dirinya, dia sudah merasa puas dengan hanya memandanginya saja, memperhatikan gerak-geriknya, mendengarkan suaranya. Suatu saat, Adam berhenti sebentar dan menyusupkan jari-jari ke rambutnya, dan Jennifer merasa dadanya tertusuk melihat gerak itu. Gerak itu sama benar dengan kebiasaan Joshua. Putra Adam itu berada hanya beberapa mil dari tempat itu, dan Adam tidak akan pernah tahu. Suara Adam menjadi lebih kuat, lebih mantap. "Beberapa di antara Saudara-saudara di sini ada ahli hukum di bidang kriminal. Saya harus mengakui bahwa cabang itu adalah 423 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ cabang yang paling menarik dalam profesi kita. Ahli-ahli hukum kriminal sering kali berurusan dengan hidup atau mati. Itu suatu profesi yang sangat terhormat dan salah satu yang bisa kita banggakan. Namun —" Suaranya menjadi keras — "ada di antara mereka —" Sekarang Jennifer mendengar bahwa Adam memisahkan dirinya dengan penggunaan kata 'mereka' — "yang memberi malu pada sumpah yang mereka ucapkan. Sistem hukum Amerika didasarkan atas hak pada setiap warga negara tanpa pilih, untuk disidang secara adil. Tapi bila undang-undang lalu dijadikan bahan olok-olok, bila para ahli hukum menghabiskan waktu dan tenaganya, angan dan keahliannya, untuk mencari jalan melanggar undangundang itu, mencari jalan untuk merobohkan keadilan, maka saya rasa sudahlah waktunya untuk melakukan sesuatu." Semua mata dalam ruangan itu tertuju pada Adam yang berdiri dengan mata berapi-api. "Saudara-saudara, saya berbicara berdasarkan pengalaman pribadi dan rasa marah yang mendalam karena melihat beberapa kejadian. Baru-baru ini saya mengetuai suatu panitia senat untuk melakukan penyelidikan tentang kejahatan yang terorganisir di Amerika Serikat ini. Panitia saya sering merasa dihalang-halangi dan dipermalukan oleh orang-orang yang menganggap dirinya lebih berkuasa daripada badan pelaksana tertinggi bangsa kita. Saya telah melihat hakim disuap, keluarga dari para saksi diancam, dan saksi-saksi utama menghilang. Kejahatan terorganisir di negara kita ini tak ||bahnya seperti ular pithon yang mematikan, yang memeras perekonomian kita, menelan habis pengadilan-pengadilan kita, bahkan mengancam kehidupan kita. Sebagian terbesar dari ahli-ahli hukum kita adalah pria dan wanita yang terhormat, yang melakukan pekerjaan yang terhormat, tapi saya ingin memberikan peringatan pada segolongan kecil yang berpikir bahwa undang-undang mereka berada di atas undang-undang kita: Anda telah membuat kekeliruan besar dan Anda akan dihukum karenanya. Terima kasih." 424 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam duduk sedang hadirin bertepuk tangan riuh dan meriah sambil berdiri. Jennifer jadi ikut-ikutan bangkit dan bertepuk tangan bersama yang lain, tapi pikirannya tertuju pada kata-kata Adam yang terakhir. Rasanya seolah-olah Adam telah berbicara langsung pada dirinya. Jennifer berbalik lalu berjalan menuju pintu keluar, sambil menguak jalan di antara orang banyak. Waktu Jennifer tiba di dekat pintu, dia dicegat oleh seorang ahli hukum Meksiko yang tahun lalu bekerja sama dengan dia. Laki-laki itu mencium tangan Jennifer dengan sopan lalu berkata, "Suatu kehormatan besar kau berada di negeri kami lagi, Jennifer. Aku minta dengan sangat supaya kau makan bersamaku nanti malam." Jennifer dan Joshua telah merencanakan untuk pergi ke Maria Elena malam itu untuk menonton penari-penari setempat. "Maaf, Luis. Aku sudah ada janji." Matanya yang besar berair-air, menunjukkan kekecewaan. "Kalau begitu, besok saja?" Sebelum Jennifer sempat menjawab, seorang asisten jaksa dari New York sudah berada di sampingnya. "Halo," katanya. "Untuk apa kau kemari berkumpul dengan rakyat jelata? Bagaimana kalau kita makan bersama malam ini? Ada sebuah disko Meksiko bernama Napentha, lantainya dibuat dari kaca yang disorot lampu dari bawah dan ada cermin di atasnya." "Menarik sekali, tapi terima kasih, aku sibuk malam ini." Beberapa saat kemudian Jennifer mendapati dirinya dikelilingi oleh ahli-ahli hukum dari seluruh negara, baik yang pernah bekerja sama dengan dia maupun yang pernah menjadi lawannya. Dia menjadi kerumunan orang banyak dan semua ingin berbicara dengan dia. Setengah jam kemudian barulah Jennifer dapat membebaskan dirinya. Dia bergegas ke 425 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ lobi, dan sedang dia berjalan ke arah pintu keluar, Adam berjalan ke arahnya, dikerumuni oleh para wartawan dan petugas-petugas keamanan. Jennifer berusaha untuk menarik diri, tapi terlambat. Adam sudah melihatnya. "Jennifer!" Sesaat timbul niatnya untuk berpura-pura tidak mendengarnya, tapi dia tentu tidak bisa mempermalukan Adam di hadapan orang-orang lain itu. Dia hanya akan menyapanya cepat-cepat dan berlalu. Diperhatikannya Adam berjalan ke arahnya sambil berkata pada para wartawan, "Tak ada lagi yang dapat saya katakan, Saudara-saudara." Sesaat kemudian, Adam sudah memegang tangannya, menatap matanya seakan-akan mereka tak pernah berpisah. Mereka berdiri di ruangan itu dikelilingi oleh orang banyak, namun mereka merasa seolah-olah berduaan saja. Jennifer tak sadar berapa lama mereka berdiri berpandangan begitu. Akhirnya Adam berkata, "Se — sebaiknya kita minum." "Sebaiknya tidak." Jennifer ingin keluar dari tempat itu. Adam menggeleng. "Tidak diperkenankan." Adam menggandengjennifer lalu menuntunnya ke bar yang sudah penuh sesak. Mereka menemukan sebuah meja di bagian belakang. "Aku meneleponmu dan menulis surat padamu," kata Adam. "Kau tak pernah menerima teleponku, dan suratsuratku dikembalikan." Adam menatapnya dengan pandangan bertanya. "Tak ada sehari pun berlalu tanpa aku ingat padamu. Mengapa kau menghilang begitu saja?" "Itu sebagian dari tindakan ajaibku," jawab Jennifer ringan. 426 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Seorang pelayan datang untuk bertanya apa yang ingin mereka pesan. Adam menoleh pada Jennifer. "Ingin apa kau?" "Tidak apa-apa. Aku benar-benar harus pergi, Adam." "Kau tak bisa pergi sekarang. Ini suatu perayaan. Hari jadinya revolusi." "Revolusi mereka atau revolusi kita?" "Apa bedanya?" Dia menoleh pada pelayan. "Margarita, dua." "Tidak. Aku —" Baiklah, pikir Jennifer, satu gelas saja. "Minuman untuk saya, buat yang keras," kata Jennifer sembrono. Pelayan mengangguk lalu pergi. "Aku selalu membaca tentang dirimu," kata Jennifer. "Aku bangga sekali, Adam." "Terima kasih." Adam ragu. "Aku juga membaca tentang kau." Jennifer memberi jawaban yang sesuai dengan nada bicara Adam. "Tapi kau tidak bangga padaku, bukan?" "Kelihatannya kau banyak klien dari sindikat." Jennifer merasa pertahanan dirinya meningkat. "Kusangka ceramahmu sudah berakhir tadi." "Ini bukan ceramah, Jennifer. Aku menguatirkan kau. Panitiaku sedang mengejar-ngejar Michael Moretti, dan kami akan berhasil menangkapnya." Jennifer melihat ke sekeliling bar yang dipenuhi para ahli hukum itu. "Demi Tuhan, Adam, tak pantas kita membahas soal ini, terutama di sini." "Lalu di mana?" 427 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tak di mana-mana. Michael Moretti adalah klienku. Aku tak bisa membahas tentang dia denganmu." "Aku ingin berbicara denganmu. Di mana?" Jennifer menggeleng. "Sudah kukatakan. Aku —" "Aku harus berbicara tentang kita." "Tidak ada 'kita'." Jennifer akan bangkit. Adam menahan lenganjennifer. "Janganlah pergi. Aku tak bisa membiarkan kau pergi. Sekarang belum." Jennifer duduk lagi dengan enggan. Adam memandang lekat pada wajah Jennifer. "Pernah kau mengingat aku?" jennifer memandang Adam dan dia tak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis. Pernahkah dia mengingat Adam. Adam hidup di rumah Jennifer. Jennifer memberinya ciuman selamat pagi setiap hari, menyiapkan sarapannya, pergi berlayar bersamanya, mencintainya. "Ya," kata Jennifer akhirnya, "aku ingat padamu." "Aku senang. Apakah kau bahagia?" "Tentu." Jennifer tahu bahwa dia terlalu cepat menjawab. Sebab itu diubahnya suaranya jadi seenaknya. "Praktekku berhasil. Dalam hal keuangan aku berkecukupan, aku sering bepergian, aku bertemu dengan banyak pria menarik. Bagaimana istrimu?" "Dia baik-baik saja." Suara Adam merendah. "Dan anakmu?" Adam mengangguk, dan wajahnya membayangkan rasa bangga waktu berkata. "Samantha baik sekali. Rasanya dia tumbuh terlalu cepat." Anak itu tentu seumur dengan Joshua. 428 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kau tak pernah menikah?" "Tidak." Lama mereka diam, lalu Jennifer mencoba berkata lagi, tapi dia ragu terlalu lama. Sudah* terlambat. Adam telah melihat matanya dan dia segera maklum. Dia menggenggam tangan Jennifer. "Oh, Jennifer. Aduh, Sayangku!" Jennifer merasa darahnya mengalir ke wajahnya. Dia sudah lama tahu bahwa ini akan merupakan kesalahan besar. "Aku harus pergi, Adam. Aku ada janji." "Batalkan janji itu," desaknya. "Maaf. Tak bisa." Jennifer hanya ingin keluar dari tempat itu dan pulang melarikan diri. "Aku seharusnya terbang kembali ke Washington menumpang pesawat petang ini. Tapi bisa kuatur untuk menginap kalau kau mau menemaniku nanti malam." "Tidak! Tidak!" "Jennifer, aku tak bisa membiarkan kau pergi lagi. Jangan dengan cara ini. Kita harus berbicara. Mari kita makan malam saja," kata Adam. Digenggamnya tangan Jennifer lebih erat. Jennifer memandangnya, berjuang dengan segenap kekuatannya, tapi merasa dirinya makin lemah. "Tolonglah, Adam," pintanya. "Orang tak boleh melihat kita berduaan. Bila kau sedang mengejar Michael Moretti —" "Ini tak ada hubungannya dengan Moretti. Seorang sahabatku telah menawari aku untuk menggunakan kapalnya. Kapal itu bernama Paloma Blanca. Berlabuh di Klub Kapal Pesiar. Jam delapan." "Aku tak mau ke sana." 429 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku mau. Aku akan menunggumu di sana." Di seberang ruangan itu, di bar yang penuh sesak, Nick Vito sedang duduk dengan dua orang gadis Meksiko yang diberikan seorang sahabat padanya. Keduanya cantik, polos, dan masih di bawah umur, persyaratan-persyaratan yang memenuhi selera Nick. Sahabatnya telah menjanjikan keistimewaan kedua gadis itu, dan dia benar. Gadis-gadis itu sedang menyandarkan diri pada Nick sambil membisikkan janji-janji yang mendebarkan ke telinganya, tapi Nick Vito tak mendengarkan. Dia sedang menatap ke seberang tempat itu, ke ruang kecil di mana Jennifer Parker sedang duduk dengan Adam Warner. "Mari kita naik ke kamarmu sekarang, Sayang," usul salah seorang gadis itu pada Nick. Nick Vito ingin sekali berjalan ke tempat Jennifer dan orang asing temannya itu untuk menyapanya, lapi kedua gadis itu telah berhasil menyelipkan tangan mereka ke celah paha Nick dan membelai-belainya. Dia jadi terangsang. "Ayolah kita naik," kata Nick Vito. Paloma blanca adalah sebuah kapal motor yang memancar dengan bangga dan putih serta berkilauan di bawah sinar bulan. Jennifer mendekati kapal itu perlahan-lahan, sambil melihat berkeliling untuk meyakinkan diri bahwa tak ada seorang pun melihatnya. Adam telah mengatakan padanya bahwa dia akan menghindari petugas-petugas, keamanan rahasia dan kelihatannya dia telah berhasil. Setelah Jennifer mendapatkan tempat duduk untuk Joshua dan Nyonya Mackey di Maria Elena, dia lalu naik taksi dan menyuruh sopirnya menurunkannya dua blok sebelum dermaga. Berulang kali Jennifer mengangkat gagang telepon untuk menelepon Adam untuk mengatakan bahwa dia tidak akan menemuinya. Dia lalu menulis surat pendek, tapi kemudian merobeknya. Sejak saat dia meninggalkan Adam di bar, Jennifer tersiksa oleh ketidakpastian. Dicarinya alasan-alasan untuk tidak menemui Adam. Pertemuan itu tidak mungkin 430 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membawa akibat baik, bahkan akan membawa bencana yang sangat besar. Karir Adam akan terancam bahaya. Dia sedang berada di puncak popularitas umum, seorang yang penuh citacita dalam masa penuh cemooh, harapan negara untuk masa depan. Dia adalah kesayangan media massa, tapi pers yang telah membantu menciptakan citra dirinya itu pulalah yang akan siap sedia mendorongnya ,ke dalam jurang yang teramat dalam, bila saja Adam mengkhianati citra dirinya itu. Oleh karena itulah Jennifer telah mengambil keputusan untuk tidak menemuinya. Dia adalah seorang wanita lain, yang menjalani hidup yang berbeda, dan dia kini milik Michael.... Adam sedang menunggunya di atas titian untuk naik ke kapal. "Aku takut sekali kau tidak akan datang," katanya. Dan Jennifer pun langsung berada dalam pelukan laki-laki itu dan mereka lalu berciuman. "Bagaimana dengan awak kapal ini, Adam?" tanya Jennifer akhirnya. "Mereka kusuruh pergi. Masihkah kauingat cara berlayar?" "Masih." Mereka mengembangkan layar, lalu menarik talinya ke sisi kapal sebelah kanan, dan sepuluh menit kemudian kapal Paloma Blanca menuju ke pelabuhan terus ke laut terbuka. Selama setengah jam yang pertama, mereka sibuk mengatur pelayaran, tapi tak sesaat pun mereka lupa bahwa mereka hanya berduaan saja. Ketegangan mereka makin memuncak, dan keduanya menyadari bahwa apa yang telah terjadi tak dapat dielakkan. Setelah mereka akhirnya meninggalkan pelabuhan dan mereka berlayar di Samudra Pasific yang disinari rembulan, Adam pindah ke tempat Jennifer lalu merangkulnya. 431 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mereka main cinta di dek kapal di bawah bintang, sedang angin yang harum yang bertiup sepoi-sepoi lembut, menyejukkan tubuh mereka. Masa lalu dan masa depan tersapu habis, yang ada hanya saat ini, yang merangkul mereka berdua dalam saat yang pendek itu. Jennifer tahu bahwa berada dalam pelukan Adam malam ini, bukanlah suatu awal; sebaliknya itu adalah merupakan yang terakhir. Tak ada jalan untuk menjembatani dunia yang memisahkan mereka. Mereka telah berjalan terlalu jauh ke arah yang berlawanan, dan tak ada lagi jalan kembali. Sekarang tidak, selamanya pun tidak. Jennifer selalu menyimpan suatu bagian jdari Adam, yaitu Joshua, dan itu cukup sudah baginya, harus cukup baginya. Kenangan tentang malam itu harus disimpannya selalu selama sisa hidupnya. Mereka berbaring berdua, mendengarkan pukulan ombak yang lembut pada badan kapal. Adam berkata, "Besok —" "Jangan bicara," bisik Jennifer. "Cintai sajalah aku, Adam." Bibir Adam dikecupinya dengan ciuman-ciuman kecil dan mengelus-ngeluskan jemarinya dengan lembut ke sepanjang tubuh Adam yang kuat dan langsing itu. "Oh Tuhan, Jennifer," bisik Adam, dan mulutnya mulai menciumi tubuh Jennifer. "Bajingan itu memberi aku malocchio terus," keluh Salvatore Fiore, si Kecil, "jadi aku harus membakarnya." Nick Vito tertawa, karena siapa pun yang begitu bodoh dan mau main-main dengan si Bunga Kecil, harus mau keluar untuk makan siang. Nick Vito sedang bersenang-senang di dapur rumah pertanian bersama Salvatore Fiore dan Joseph Colella, mereka membicarakan masa lalu sambil menunggu 432 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ rapat di ruang tamu usai. Si Kerdil dan si Raksasa itu adalah sahabat-sahabat karibnya. Mereka selalu menempuh bahaya bersama-sama. Nick Vito melihat pada kedua sahabatnya itu dan berpikir, Mereka ini seperti saudara-saudara kandungku. "Bagaimana Pete, saudara sepupumu itu?" tanya Nick pada si raksasa Colella. "Dia sakit kanker dan harus dibedah, tapi dia akan sembuh." "Dia baik." "Ya, Pete memang orang baik, hanya dia agak kurang beruntung. Pada suatu perampokan bank, dia bertugas mengawasi polisi, tapi sialnya dia yang ditangkap polisi dan dipenjarakan. Dia dipenjarakan dan menderita sekali. Pembela mencoba membebaskannya, tapi mereka gagal." "Ya, kasihan. Pete itu bukan orang sembarang." "Memang. Dia suka segala-galanya yang besar, uang besar, perempuan yang besar, dan mobil besar." Dari ruang tamu terdengar suara yang makin meninggi dan marah. Mereka diam, mendengarkan sebentar. "Kedengarannya Colfax menunjukkan ketololannya lagi." Thomas Colfax dan Michael Moretti sedang berdua saja di kamar itu, membahas suatu kegiatan perjudian besar yang akan dimulai oleh keluarga itu di Kepulauan Bahama. Michael telah menugaskan Jennifer untuk mengatur segi perdagangannya. "Kau tak bisa melakukan itu, Mike," Colfax membantah. "Aku kenal semua orang di sana. Jennifer tidak tahu. Biar aku saja yang menanganinya." Dia sadar bahwa dia berbicara terlalu lantang, tapi dia tak dapat menguasai dirinya lagi. "Sudah terlambat," kata Michael. "Aku tak bisa mempercayai gadis itu. Tony juga tidak." 433 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tony sudah tak ada lagi di antara kita." Snara Michael terdengar halus, suatu pertanda bahaya. Thomas Colfax menyadari bahwa inilah saat yang tepat untuk membela diri. "Sungguh, Mike, aku hanya berkata bahwa menurutku masuknya gadis itu adalah suatu kekeliruan. Aku sependapat denganmu bahwa dia cerdas, tapi kuperingatkan kau, sebelum dia binasa, dia bisa menghancurkan kita semua." Padahal Thomas Colfax sendiri yang dikuatirkan Michael. Penyelidikan Komisi Kejahatan Warner sedang dijalankan dengan gencar-gencarnya. Bila mereka sampai menangkap Colfax, berapa lamakah orang tua itu akan bisa bertahan terhadap mereka sebelum dia membuka mulut? Thomas lebih tahu banyak tentang keluarga mereka daripada Jennifer Parker. Colfax-lah yang bisa menghancurkan mereka semua, dan Michael tidak mempercayainya. "Suruh dia pergi sebentar," kata Thomas Colfax. "Hanya sampai penyelidikan itu mereda saja. Dia seorang wanita. Bila mereka menekannya, dia akan buka mulut." Michael memperhatikannya sebentar, lalu mengambil keputusan. "Baiklah, Tom. Mungkin penda-patmu benar. Mungkin Jennifer tidak berbahaya, tapi sebaliknya, bila dia tidak berada di pihak kita seratus persen, untuk apa kita harus mengambil sikap untung-untungan?" "Itulah yang kusarankan." Thomas Colfax bangkit dari kursinya dengan rasa lega. "Kau mengambil langkah yang bijak." "Aku tahu." Mike berpaling ke arah dapur lalu berteriak, "Nick!" Sesaat kemudian Nick Vito muncul. "Antar Pak Pengacara kembali ke New York. Nick." "Baik, Bos." 434 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Oh ya. Sambil lalu, tolong mampir dan sampaikan suatu bungkusan." Dia menoleh pada Thomas Colfax. "Kau tidak keberatan, kan?" "Tentu tidak, Mike." Wajahnya merah karena merasa menang. "Mari ikut. Barangnya ada di lantai atas," kata Michael Moretti pada Nick Vito. Nick mengikuti Michael naik ke kamar tidurnya. Setelah mereka masuk, Michael menutup pintunya. "Kuminta kau berhenti sebelum keluar dari daerah New Jersey." "Baik, bos." "Kau harus menurunkan sampah." Nick Vito tampak kebingungan tak mengerti. "Pengacara itu," Michael menjelaskan. "Oh, baiklah." "Bawa dia ke tempat tumpukan sampah. Tidak akan ada seorang pun malam hari begini." Lima belas menit kemudian mobil mewah mereka meluncur ke arah New York. Nick Vito mengemudikan, sedang Thomas Colfax duduk di sebelahnya. "Aku senang Mike sudah memutuskan untuk menyingkirkan perempuan keparat itu," kata Thomas Colfax. Nick mengerling ke arah ahli hukum di sebelahnya yang tidak menaruh curiga itu. "He-eh." Thomas Colfax melihat ke arloji emasnya yang bermerek Baume and Mercier. Waktu itu pukul tiga subuh; waktu tidurnya sudah lama lewat. Dia bekerja terus seharian itu dan dia letih. Aku sudah terlalu tua untuk melakukan semua pertempuran ini, pikirnya. 435 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Masih berapa jauh lagi perjalanan kita?" "Tak jauh," gumam Nick. Pikiran Nick Vito kacau-balau. Membunuh adalah bagian dari pekerjaannya, dan dia menyukai pekerjaan itu, karena dengan membunuh dia merasa mendapatkan kekuatan. Nick merasa dirinya sebagai dewa bila dia membunuh; dia merasa berkekuasaan besar. Tapi malam ini dia bingung. Dia tak mengerti mengapa dia diperintah untuk menembak Thomas Colfax. Colfax adalah pengacara mereka, orang yang dicari oleh semua anggota sindikat bila dalam kesulitan. Di samping Godfather, pengacaralah orang yang paling penting dalam organisasi itu. Colfax sudah sering kali menghindarkan Nick dari penjara. Setani pikir Nick. Colfax memang benar. Mike sebenarnya tak pernah boleh membawa masuk perempuan ke dalam organisasi mereka. Laki-laki berpikir dengan otak. Perempuan dengan pantatnya. Oh, ingin benar dia menangani Jennifer Parker itu. Akan disakitinya perempuan itu habis-habisan, kemudian — "Awas! Kau menyimpang dari jalan!" "Maaf." Nick cepat-cepat membelokkan mobil itu ke jalannya kembali. Tempat tumpukan sampah itu tinggal dekat lagi. Nick merasa peluhnya keluar di ketiaknya. Dia mengerling pada Thomas Colfax lagi. Membunuh orang ini adalah soal yang mudah sekali. Sama saja dengan membawa bayi tidur, tapi sialan. Bayinya bukan yang ini\ Ada orangyang menghasut Mike. Ini dosa. Rasanya seperti harus membunuh ayah sendiri. Dia ingin dapat membicarakannya dengan Salvatore atau Joe. Mereka pasti bisa memberi tahu apa yang harus diperbuatnya. 436 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tumpukan sampah itu sudah tampak oleh Nick di depan, di sebelah kanan jalan raya. Syarafnya mulai menegang, sebagaimana yang selalu terjadi sebelum dia memukul. Ditekankannya lengan kiri ke sisi tubuhnya yang sebelah kiri, dan dirasakannya tonjolan pistol berlaras pendek berukuran 38 buatan Smith dan Wesson. Pistol yang tersembunyi itu memberikan ketenangan padanya. "Aku perlu tidur nyenyak," Thomas Colfax menguap. "Ya." Dia memang akan tidur lama, lama sekali. Mobil sudah mendekati tumpukan sampah sekarang. Nick melihat ke kaca spion dan memperhatikan jalan di hadapannya. Tak sebuah mobil pun kelihatan. Dia tiba-tiba menekan rem lalu berkata, "Sialan, kelihatannya ban kita kempis." Mobil dihentikannya, dibukanya pintu mobil lalu keluar ke jalan. Pistolnya dikeluarkannya dari sarungnya dan dipegang di sisinya. Lalu dia berjalan ke tempat Colfax duduk dan berkata, "Bisakah Anda membantu?" Thomas Colfax keluar dari mobil. "Aku tak begitu pandai me —" Dia melihat pistol yang teracung di tangan Nick dan terhenti. Dia mencoba menelan. "A — ada apa Nick?" Suaranya parau. "Apa yang telah kulakukan?" Pertanyaan itulah yang telah memenul|i benak Nick sepanjang malam itu. Ada orang yang mempermainkan Mike. Colfax ada di pihak mereka, dia adalah salah seorang dari mereka. Waktu adik laki-laki Nick mendapat kesulitan dengan polisi federal, Colfax-lah yang bertindak dan menyelamatkan anak itu. Orang tua itu bahkan memberinya pekerjaan. Aku berhutang budi pada orang tua ini, sialan, pikir Nick. Tangannya yang menggenggam pistol itu diturunkannya. "Demi Tuhan, aku tak tahu, Tuan Colfax. Ini tak beres." 437 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Thomas Colfax melihat padanya sebentar lalu mendesah. "Lakukanlah sebagaimana yang diperintahkan padamu, Nick." "Demi Tuhan, aku tak bisa melakukannya. Anda adalah pembelaku." "Mike akan membunuhmu kalau kaubiarkan aku pergi." Nick tahu bahwa yang dikatakan Colfax itu benar. Michael Moretti bukanlah orang yang mau menerima ketidakpatuhan. Nick teringat akan Tommy Angelo. Angelo bertugas sebagai sopir pada suatu penyelundupan bulu binata'ng. Michael memerintahkannya untuk mengambil mobil yang bekas mereka pakai untuk itu, dan memusnahkannya di sebuah mesin pemusnah di bengkel besi tua di New Jersey milik keluarga. Waktu itu Tommy Angelo terburu-buru karena harus memenuhi janji kencan, maka mobil itu dibuangnya saja di East Side Street, di mana para detektif pemerintah menemukannya. Esok harinya Angelo lenyap, dan diberitakan bahwa tubuhnya dimasukkan ke dalam sebuah mobil Chevrolet tua dan dimusnahkan bersama. Tak seorang pun yang melawan Michael Moretti tetap hidup. Tapi ada suatu jalan, pikir Nick. "Mike tak perlu tahu," kata Nick. Otaknya yang biasanya lamban kini bekerja dengan cepat, bahkan hebat. "Dengar," katanya, "Anda hanya harus keluar dari negeri ini. Akan kuceritakan pada Mike bahwa Anda sudah kukuburkan di bawah sampah, maka mereka tidak akan menemukan Anda. Anda bisa bersembunyi di Amerika Selatan atau tempat lain. Anda tentu punya tabungan." Thomas Colfax berusaha supaya harapannya tidak sampai terdengar di suaranya. "Uangku banyak sekali, Nick. Akan kuberikan padamu seberapa —" Nick menggeleng kuat-kuat. "Ini kulakukan bukan untuk uang. Ini kulakukan karena—" Bagaimana dia bisa mengucapkannya? — "aku menaruh hormat pada Anda. Aku 438 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ hanya minta supaya Anda juga melindungi aku. Bisakah Anda menumpang pesawat yang terpagi ke Amerika Selatan?" "Tak ada kesulitannya, Nick," kata Thomas Colfax. "Tolong antar saja aku ke rumahku. Pasporku ada di sana." Dua jam kemudian, Thomas Colfax sudah ada dalam pesawat jet Eastern Airlines. Pesawat itu menuju ke Washington DC. Hari itu adalah hari mereka yang terakhir di Acapulco, suatu pagi yang sempurna, dengan angin sepoi yang hangat dan lembut, yang meniupkan lagu-lagu di daun-daun pohon palma. Pantai di La Concha penuh sesak wisatawan yang dengan serakahnya memanfaatkan matahari sebelum mereka kembali ke pekerjaan rutin dalam kehidupan mereka seharihari. Joshua berlari-lari datang ke meja tempat mereka sedang sarapan, dengan memakai pakaian renang. Tubuhnya yang atletis dan lentur itu tampak sehat dan coklat karena sinar matahari. Nyonya Mackey berjalan perlahan-lahan di belakangnya. "Sudah cukup lama sekali makanan saya dicernakan, Ma. Bolehkah saya pergi main ski air sekarang?" "Joshua, kau baru saja selesai makan." "Daya perubahan zat dalam tubuh saya ini tinggi sekali," dia menjelaskan dengan bersungguh-sungguh. "Makanan saya cepat tercerna." Jennifer tertawa. "Baiklah. Bersenang-senanglah, ya?" "Ya, Ma. Mama nonton saja, ya?" Jennifer memperhatikan Joshua berlari-lari di sepanjang dermaga ke arah sebuah speedboat yang sedang menunggunya. Dilihatnya anak itu bercakap-cakap serius dengan pengemudinya, dan mereka berdua menoleh ke arah 439 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer. Jennifer memberikan isyarat mengizinkan, dan pengemudi itu mengangguk, sedang Joshua mengenakan alatalat ski airnya. Kapal motor itu menderum waktu dihidupkan mesinnya, dan Jennifer melihat Joshua yang bangkit dengan alat ski yang sudah terpasang. "Olahragawan yang hebat sekali anak itu," kata Nyonya Mackey. Pada saat itu Joshua berpaling akan melambai pada Jennifer, dia kehilangan keseimbangannya, lalu jatuh kena tiang. Jennifer melompat, lalu berlari ke dermaga. Sesaat kemudian dilihatnya kepala Joshua muncul di atas permukaan air, dan melihat padanya dengan tertawa. Jennifer berdiri terpana, jantungnya berdebar keras, diperhatikannya Joshua yang mengenakan alat ski airnya kembali. Speedboat berputar dan mulai hergerak maju lagi, lalu menambah kecepatan untuk memungkinkan Joshua berdiri lagi. Sekali lagi dia menoleh untuk melambai Jennifer, lalu melaju menjauh di atas permukaan gelombang. Jennifer memperhatikannya; dia masih tetap berdebar dan ngeri. Bila sesuatu sampai terjadi atas dirinya... Dia ingin tahu apakah ibu-ibu lain juga mencintai anaknya seperti dia, tapi agaknya tak mungkin. Dia bersedia mati bagi Joshua, mau membunuh demi anak itu. Aku sudah membunuh seseorang demi dia, pikir Jennifer, melalui tangan Michael Moretti. "Jatuh seperti itu tadi bisa berbahaya," kata Nyonya Mackey. "Syukurlah tidak." Satu jam lamanya Joshua berada di air. Waktu motor mendekat ke pantai kembali, Joshua melepaskan tali penariknya, dan dengan anggun meluncur sendiri ke arah pasir di pantai. 440 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia berlari ke arah Jennifer penuh kegirangan. "Kalau Mama melihat kecelakaan di sana tadi! Mengerikan sekali! Sebuah kapal layar terbalik, dan kami berhenti, lalu menyelamatkan para penumpangnya." "Bagus sekali, Nak. Berapa nyawa kausela-matkan?" "Enam orang." "Dan kalian menarik mereka keluar dari air?" Joshua ragu. "Yah, kami bukan menarik mereka ke luar dari air. Mereka itu duduk di sisi kapal mereka. Tapi mereka mungkin mati kelaparan kalau kami tak datang." Jennifer menggigit bibirnya menahan senyum. "Oh, begitu. Beruntung benar mereka, kalian datang, ya?'" "Jelas." "Kau tidak sakit waktu kau sendiri jatuh, Sayang?" "Tentu tidak." Dia meraba bagian belakang kepalanya. "Cuma benjol sedikit." "Coba kuraba." "Untuk apa? Mama kan tahu bagaimana rasanya benjolan?" Jennifer menjangkaukan tangannya, lalu perlahan-lahan meraba-raba bagian belakang kepala Joshua. Jari-jarinya menemukan sebuah benjolan besar. "Sampai sebesar telur, Joshua." "Ah, tak apa-apa." Jennifer bangkit. "Sebaiknya kita kembali ke hotel." "Sebentar lagilah, Ma." "Tak bisa lagi. Kita harus berbenah. Kau tentu tak mau sampai kehilangan pertandingan bolamu pada hari Sabtu?" 441 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Joshua mendesah. "Tidak. Soalnya si Terry Waters sudah menunggu-nunggu kesempatan untuk menggantikan saya." "Mana bisa. Dia melemparkan bola seperti anak perempuan." Joshua mengangguk dengan rasa puas. "Memang, ya?" Sekembali mereka ke Las Brisas, Jennifer menelepon manajer hotel meminta supaya mendatangkan seorang dokter ke kamar mereka. Dokter itu tiba tiga puluh menit kemudian. Dia seorang Meksiko yang Kemuk dan tegap, sudah setengah baya, dengan berpakaian setelan putih model tua. Jennifer mempersilakannya masuk ke bungalow mereka. "Apa yang dapat saya bantu?" tanya Dokter Raul Mendoza. "Anak saya tadi pagi jatuh. Di kepalanya ada benjolan besar. Saya ingin yakin bahwa dia tak apa-apa." Jennifer mengantarnya ke kamar tidur Joshua, di mana anak itu sedang membenahi kopornya. "Joshua, ini Dokter Mendoza.'" Joshua mengangkat mukanya dan bertanya, "Siapa yang sakit?" "Tak ada siapa-siapa yang sakit, Sayang. Mama hanya meminta dokter memeriksa kepalamu." "Aduh, Mama! Ada apa dengan kepala saya?" "Tidak apa-apa. Mama hanya akan lebih tenang bila Dokter Mendoza memeriksanya. Kau mau kan menyenangkan hati Mama?" "Perempuan!" keluh Joshua. Dia melihat pada dokter itu dengan curiga. "Anda tidak akan menusukkan satu jarum pun ke badan saya, bukan?" "Tidak, Senor, saya ini dokter yang tak suka menyakiti." 442 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Itu yang saya suka." "Silakan duduk." Joshua duduk di tepi tempat tidurnya, dan Dokter Mendoza meraba-raba bagian belakang dari kepala Joshua. Joshua menyeringai kesakitan tapi dia tidak berteriak. Dokter membuka tas alat-alatnya lalu mengeluarkan sebuah kaca pemeriksa mata. "Coba buka matamu lebar-lebar." Joshua mematuhinya. Dokter Mendoza menatap melalui alat tadi. "Apakah Dokter melihat gadis-gadis telanjang menari di situ?" "Joshua!" "Saya kan sekedar bertanya." Dokter Mendoza memeriksa mata Joshua yang sebelah lagi. "Kau sehat walafiat. Begitu ungkapannya, bukan?" Dokter itu bangkit lalu menutup tas alat-alatnya. "Sebaiknya benjolan itu dikompres dengan es," katanya pada Jennifer. "Besok anak itu akan sehat." Jennifer merasa seolah-olah suatu beban berat telah diangkat dari hatinya. "Terima kasih," katanya. "Saya akan mengurus pembayaran dengan kasir hotel, Nyonya. Selamat tinggal, Anak muda." "Selamat jalan, Dokter Mendoza." Setelah dokter itu pergi, Joshua berpaling pada ibunya. "Mama memang suka membuang-buang uang, ya Ma?" "Aku tahu. Aku suka memboroskannya kalau untuk makanan, kesehatanmu —" "Sayalah orang yang paling sehat dalam regu kami." "Pertahankanlah keadaan itu." 443 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Joshua tertawa. "Saya berjanji." Mereka menumpang pesawat terbang yang pukul enam ke New York, dan tiba kembali di Sands Point, rumah mereka, larut malam. Joshua tidur terus sepanjang perjalanan pulang. Ruangan itu rasanya penuh hantu. Adam Warner ada di ruang kerjanya, menyiapkan suatu pidato besar-besaran yang akan disiarkan tv, tapi dia tak bisa memusatkan pikirannya. Pikirannya dipenuhi oleh Jennifer. Sejak dia kembali dari Acapulco, dia tak bisa memikirkan apa pun juga yang lain. Pertemuan dengan Jennifer hanya lebih meyakinkan Adam pada apa yang memang telah diketahuinya sejak awal. Dia telah menjatuhkan pilihan yang salah. Dia sebenarnya tak pernah boleh melepaskan Jennifer. Kebersamaan dengan Jennifer lagi mengingatkannya akan semua yang telah dimilikinya, tapi kemudian dibuangnya, dan dia tak tahan mengingat hal itu. Dia berada dalam keadaan yang buruk sekali. Blair Roman pasti akan menyebutnya, situasi yang tak akan memenangkan. Pintu diketuk orang, dan Chuck Morrison, asisten kepala Adam, masuk dengan membawa sebuah kaset. "Bisakah aku berbicara sebentar denganmu, Adam?" "Tak bisakah nanti saja, Chuck, aku sedang —" "Tak bisa." Suara Chuck terdengar gugup. "Baiklah. Apa yang begitu mendesak?" Chuck Morrison lebih mendekati meja kerja Adam. "Aku baru saja menerima telepon. Mungkin dari orang gila, tapi kalau bukan, entahlah, aku tak tahu. Coba dengarkan ini." Dimasukkannya kaset tadi ke dalam recordernya. di atas meja Adam, ditekannya sebuah tombol dan mulailah pitanya bersuara. Siapa nama Anda? 444 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Itu tak penting. Saya tak mau berbicara kecuali dengan Senator Adam Warner. Senator sedang sibuk sekarang. Coba tulis saja surat pada beliau dan saya akan — Tidakl Dengarkan. Ini penting sekali. Katakan pada Senator Adam Warner, bahwa saya bisa menyerahkan Michael Moretti padanya. Saya mempertaruhkan hidup saya dengan menelepon ini. Tolong sampaikan pesan itu pada Senator Adam Warner. Baiklah. Di mana Anda? Saya menginap di penginapan Capitol di 32nd Street, kamar empat belas. Katakan padanya supaya datang setelah hari gelap dan dia harus yakin bahwa dia tidak diikuti orang. Saya tahu Anda pasti merekam percakapan ini. Bila Anda memutar pita ini untuk orang lain kecuali Senator itu, matilah saya. Terdengar bunyi klik, dan suara di pita itu berakhir. Chuck Morrison berkata, "Bagaimana pendapatmu?" Adam mengerutkan dahinya. "Kota ini penuh dengan orang bejat. Tapi sebaliknya, orang itu tahu umpan apa yang harus dipakainya bukan? Michael — Tuhanku — Moretti!" Pukul sepuluh malam itu, Adam Warner dengan diikuti oleh empat orang pasukan keamanan rahasia, dengan berhati-hati mengetuk pintu kamar empat belas di penginapan Capitol. Pintu dibuka selebar celah saja. Begitu Adam melihat wajah laki-laki yang di dalam itu, dia berbalik pada orang-orang yang menyertainya dan berkata, "Tinggal di luar saja. Jangan biarkan siapa pun juga mendekati tempat ini.” Pintu terbuka lebih lebar, dan Adam masuk ke kamar. "Selamat malam, Senator Warner." 445 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Selamat malam, Tuan Colfax." Kedua laki-laki itu berdiri saling menilai. Thomas Colfax kelihatan lebih tua daripada waktu Adam melihatnya terakhir kali, tapi ada suatu perbedaan lain yang hampir tak dapat dikatakan. Kemudian Adam baru tahu. Rasa ketakutan. Thomas Colfax dalam keadaan takut. Selama ini dia adalah orang yang punya rasa percaya diri, boleh dikatakan angkuh, dan kini rasa percaya diri itu telah lenyap. "Terima kasih atas kedatangan Anda, Senator." Suara Colfax terdengar tegang dan gugup. "Katanya Anda akan berbicara dengan saya mengenai Michael Moretti." "Saya bisa menyerahkannya ke pangkuan Anda." "Bukankah Anda pengacara Moretti? Mengapa Anda mau berbuat begitu?" "Saya punya alasan-alasan sendiri." "Seandainya saya mau bekerja sama dengan Anda, apa yang Anda harapkan sebagai imbalannya?" "Pertama-tama, kekebalan seutuhnya. Kedua, saya ingin pergi ke luar negeri. Saya akan memerlukan paspor dan suratsurat — suatu bukti diri baru." Jadi rupanya Michael Moretti telah memerintahkan untuk membunuh Thomas Colfax. Itulah satu-satunya penjelasan atas apa yang sedang terjadi sekarang. Adam hampir-hampir tak bisa percaya akan nasib baiknya. Inilah kesempatan terbaik yang mungkin diperolehnya. "Bila saya memberi Anda kekebalan," kata Adam, "— saya belum bisa menjanjikan apa-apa — Anda tentu mengerti bahwa saya akan minta supaya Anda mau dibawa ke pengadilan dan memberikan kesaksian penuh. Saya akan meminta segala-galanya yang Anda tahu." 446 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Akan saya berikan." "Apakah Moretti tahu di mana Anda sekarang berada?" "Sangkanya saya sudah mati." Thomas Colfax tersenyum gugup. "Bila dia menemukan saya, saya akan mati." "Dia tidak akan menemukan Anda, bila kita membuat suatu perjanjian." "Jadi saya mempertaruhkan hidup saya ke dalam tangan Anda, Senator." "Terus terang," kata Adam, "saya sama sekali tidak peduli Anda, Moretti-lah yang saya ingini. Mari kita bicarakan syaratsyarat dasarnya. Bila kita sudah mencapai persetujuan, Anda akan mendapatkan perlindungan sepenuhnya yang bisa diberikan pemerintah. Bila saya merasa puas dengan kesaksian Anda, kami akan memberi Anda sejumlah uang yang cukup untuk hidup di negara mana pun yang Anda pilih, dengan bukti diri yang Anda kehendaki. Sebagai imbalannya, Anda harus menyetujui yang berikut ini: saya memerlukan kesaksian penuh dari Anda mengenai kegiatan-kegiatan Moretti. Anda harus memberikan kesaksian di hadapan dewan juri yang besar, dan bila Moretti dihadapkan ke sidang, saya harap Anda mau menjadi saksi di pihak pemerintah. Setuju?" Thomas Colfax memalingkan mukanya. Akhirnya dia berkata, "Tony Granelli tentu berbalik dalam kuburnya. Apa yang telah terjadi dengan manusia? Bagaimana nasib kehormatan?" Adam tidak mendapatkan jawaban. Inilah orang yang sudah beratus kali mempermainkan undang-undang, yang telah menebus pembunuh-pembunuh sampai bebas lepas, yang telah membantu menjadi otak kegiatan-kegiatan dari organisasi kejahatan yang paling kejam yang pernah dikenal dunia beradab. Dan dia bertanya bagaimana nasib kehormatan. 447 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Thomas Colfax bertanya pada Adam, "Kita akan mengadakan perjanjian. Saya ingin itu dilakukan secara tertulis, dan saya minta supaya itu ditandatangani oleh jaksa agung." "Baiklah." Adam melihat ke sekeliling kamar penginapan yang buruk itu. "Sebaiknya Anda pindah dari tempat ini." "Saya tak mau ke hotel. Moretti punya telinga di manamana." "Di tempat ke mana Anda akan dibawa, tidak akan ada." Sepuluh menit setelah pukul dua belas tengah malam, sebuah truk militer dan dua buah jip yang dikendarai oleh dua orang marinir bersenjata, berhenti di depan kamar nomor empat belas. Empat orang polisi militer masuk ke kamar itu dan sebentar kemudian keluar lagi dengan menggiring Thomas Colfax secara ketat ke bak belakang truk tadi. Iringiringan itu berangkat lagi dari penginapan itu dengan sebuah jip di depan truk itu, dan sebuah lagi menyusul di belakangnya. Iring-iringan itu menuju ke Quantico, Virginia, tiga puluh mil di sebelah selatan Washington. Iring-iringan yang terdiri dari tiga mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, dan empat puluh lima menit kemudian tiba di pangkalan Korps Marinir Amerika Serikat di Quantico. Komandan pangkalan itu, Mayor Jenderal Roy Wallace, dan beberapa orang anggota marinir khusus, telah siap menunggu di pintu gerbang. Begitu iring-iringan itu berhenti, Jenderal Wallace berkata pada kapten yang bertugas khusus, "Tahanan itu harus dibawa segera ke tempat tahanan tertutup. Tidak akan ada yang boleh berbicara dengan dia." Mayor Jenderal Wallace memperhatikan waktu iring-iringan itu memasuki halaman. Dia mau mengorbankan sebulan gajinya untuk bisa mengenali laki-laki dalam truk itu. Daerah komando jenderal itu, terdiri dari stasiun udara korps marinir seluas tiga ratus sepuluh are dan sebagian dari akademi FBI, 448 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ lagi pula merupakan pusat utama untuk latihan para perwira Korps Marinir Amerika Serikat. Selama ini mereka tak pernah dimintai kesediaannya untuk menempatkan seorang tawanan sipil. Ini betul-betul merupakan suatu pengecualian. Dua jam sebelumnya, dia telah menerima telepon dari komandan korps marinir sendiri. "Ada seorang laki-laki yang sedang dalam perjalanan ke pangkalanmu, Roy. Kuminta supaya kau mengosongkan tempat tahanan yang tertutup, dan menempatkannya di sana sampai ada perintah-perintah selanjutnya." Jenderal Wallace menyangka dia telah salah dengar. "Benarkah Anda katakan tempat tahanan tertutup, Pak?" "Benar. Aku mau orang itu ditempatkan di situ seorang diri. Tak ada seorang pun boleh mendekati dia. Pengawalan di tempat itu harap dilipatgandakan. Mengerti?" "Mengerti, Jenderal." "Satu hal lagi, Roy. Bila terjadi sesuatu atas diri orang itu, selama dia berada di bawah pengawasanmu, kau akan mendapat hukuman." Komandan lalu memutuskan hubungan. Jenderal Wallace memperhatikan truk itu menuju ke tempat tahanan tertutup, dan kembali ke kantornya, lalu menelepon pembantunya Kapten Alvin Giles. "Mengenai orang yang ditempatkan dalam tahanan yang tertutup itu —" kata Jenderal Wallace. "Ya, Jenderal." "Tujuan kita yang utama adalah keselamatannya. Kuminta supaya kau sendiri yang memilih pengawal-pengawalnya. Tak ada orang lain yang boleh mendekatinya. Tak boleh ada pengunjung, tak boleh ada surat-surat atau kiriman-kiriman. Mengerti?" 449 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya, Pak." "Kau sendiri harus hadir waktu makanannya sedang dimasak." "Ya, Jenderal." "Bila ada seseorang yang menaruh perhatian yang tak wajar tentang dia, segera laporkan padaku. Ada pertanyaan?" "Tidak, Pak." "Bagus, Al. Lakukan semua dengan baik. Bila terjadi sesuatu yang tak beres, aku yang akan dihukum." Jennifer terbangun oleh bunyi hujan halus di atap. Hujan turun pagi-pagi sekali, dan Jennifer berbaring saja mendengarkan rintik-rintiknya yang halus mengenai rumah. Dia melihat kejam weker. Sudah waktunya untuk melakukan kegiatan hariannya. Setengah jam kemudian, Jennifer turun ke lantai bawah, ke kamar makan untuk sarapan bersama Joshua. Tapi anak itu tak ada di situ. Nyonya Mackey masuk dari dapur. "Selamat pagi, Nyonya Parker." "Selamat pagi. Mana Joshua?" "Dia kelihatan begitu letih hingga saya pikir, biarkan saja dia tidur lebih lama. Besok dia harus ke sekolah." Jennifer mengangguk. "Pikiran yang baik." Dia sarapan seorang diri, lalu naik ke lantai atas untuk pamit pada Joshua. Anak itu masih tergolek di tempat tidurnya, tidur nyenyak. Jennifer duduk di tepi tempat tidurnya dan berkata perlahan-lahan, "Hei, Penidur, aku mau pamit." 450 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Anak itu membuka matanya sebelah perlahan-lahan. "Ya, Sobat, bye." Suaranya terdengar berat karena kantuknya. "Apakah saya harus bangun?" "Tidak. Coba dengar. Hari ini kau boleh bermalas-malasan seharian. Kau boleh tinggal di rumah dan bersenang-senang. Hujan terlalu lebat untuk pergi ke luar." Joshua mengangguk dengan mengantuk. "Baiklah, Ma." Matanya tertutup lagi dan dia tidur. Sepanjang petang itu Jennifer berada di pengadilan, dan waktu dia selesai dan tiba di rumah, hari sudah pukul tujuh lewat. Hujan yang seharian tadi rintik-rintik saja, kini menjadi lebat, dan waktu Jennifer memasuki jalan mobil ke arah garasi, rumahnya kelihatan seperti sebuah puri yang terkepung dikelilingi oleh parit yang meluap, yang airnya berwarna abu-abu. Nyonya Mackey membukakan pintu depan lalu membantu Jennifer menanggalkanjas hujannya yang basah kuyup. Jennifer mengguncang-guncangkan kepalanya untuk membuang air yang melekat di rambutnya, lalu bertanya, "Mana Joshua?" "Tidur." Jennifer memandang Nyonya Mackey dengan kuatir. "Tidur teruskah dia sepanjang hari ini?" "Tentu saja tidak. Tadi dia bangun dan macam-macam yang dikerjakannya. Saya menyiapkan makan malamnya, tapi waktu saya naik ke lantai atas untuk memanggilnya, dia sudah tertidur lagi, jadi saya pikir, biar sajalah." "Begitukah?" Jennifer masuk ke kamar Joshua lalu masuk perlahanlahan. Joshua sedang tidur. Jennifer membungkuk dan meraba dahinya. Badannya tak panas; warna mukanya 451 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ normal. Jennifer memegang nadinya. Tak ada apa-apa, kecuali angan-angannya sendiri. Dia telah membiarkan angannya itu terbang mengawang. Padahal Joshua mungkin main terlalu giat sepanjang hari tadi, jadi wajarlah bila dia letih. Jennifer menyelinap ke luar dari kamar itu lalu turun lagi. "Tolong siapkan beberapa potong sandwich untuk Joshua, Nyonya Mackey. Letakkan di sisi tempat tidurnya. Dia bisa memakannya kalau dia bangun." Jennifer makan malam di meja kerjanya sambil mengerjakan ikhtisar-ikhtisar perkara, dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk saksi dalam sidang esok harinya. Terniat dalam hatinya untuk menelepon Michael, mengatakan bahwa dia sudah kembali, tapi dia ragu berbicara dengan dia, karena masih terlalu singkat jarak waktunya sesudah malam yang dihabiskannya bersama Adam.... Michael sangat peka. Setelah lewat tengah malam barulah dia selesai membaca. Dia berdiri lalu meregangkan tubuhnya, mencoba menghilangkan ketegangan di punggung dan di tengkuknya. Surat-suratnya dimasukkan ke dalam tas kerjanya, lampulampu dipadamkannya lalu naik ke lantai atas. Dia melewati kamar Joshua dan menjenguk ke dalam. Anak itu masih tidur. Sandwich di meja kecil, di samping tempat tidurnya, belum disentuh. Esok paginya waktu Jennifer turun untuk sarapan, Joshua sudah ada di sana, sudah berpakaian dan siap untuk pergi ke sekolah. "Pagi, Ma." "Selamat pagi, Sayang. Bagaimana perasaanmu?" "Baik. Saya benar-benar letih. Pasti karena matahari Meksiko itu." "Mungkin." "Acapulco memang benar-benar hebat. Bisakah kita ke sana lagi pada libur saya yang akan datang?" 452 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Mengapa tidak? Senangkah kau akan kembali lagi ke sekolah?" "Saya menolak menjawabnya, dengan alasan bahwa jawaban itu akan mengancam diri saya." Pertengahan petang itu, sedang Jennifer mendengarkan keterangan seorang saksi, Cynthia memanggil lewat interkom. "Maaf, saya mengganggu, tapi ini ada seseorang yang bernama Nyonya Stout menelepon —" Dia adalah wali kelas Joshua. "Tolong sambungkan." Jennifer mengangkat gagang telepon. "Halo, Nyonya Stout. Apakah ada sesuatu yang tak beres?" "Ah, tidak, semuanya baik-baik saja, Nyonya Parker. Saya tak bermaksud mengejutkan Anda. Saya hanya berpikir, sebaiknya saya sarankan pada Anda bahwa akan lebih baik bila Joshua bisa tidur lebih banyak." "Apa maksud Anda?" "Hari ini dia tidur terus dalam hampir semua mata pelajaran. Baik Nona Williams maupun Nyonya Toboco mengatakan begitu. Mungkin Anda bisa mengusahakan supaya dia pergi tidur lebih awal." Jennifer menatap telepon itu. "Saya — ya akan saya usahakan." Perlahan-lahan dia meletakkan kembali gagang telepon itu lalu berpaling pada orang-orang yang ada dalam kamar itu dan memperhatikannya. "Ma — maafkan saya," katanya. "Permisi, saya harus pergi." Dia bergegas keluar ke ruang penerimaan tamu. "Cynthia, cari Dan. Minta supaya dia meneruskan mendengarkan keterangan saksi itu. Ada sesuatu yang terjadi." 453 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Semua —" Jennifer sudah keluar dari pintu. Dia pulang, mengemudikan mobilnya seperti orang gila, melebihi batas kecepatan, melanggar lampu merah. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan-bayangan yang mengerikan, yang terjadi atas diri Joshua. Jalan rasanya tak ada akhirnya, dan ketika rumahnya tampak di kejauhan, Jennifer membayangkan jalan mobil menuju rumahnya penuh dengan ambulans dan mobil-mobil polisi. Nyatanya tempat itu kosong. Dia menghentikan mobilnya di samping pintu depan lalu bergegas masuk ke dalam rumah. "Joshua!" Anak itu ada dalam kamar belajarnya, nonton pertandingan baseball di tv. "Hai, Ma. Mama pulang awal. Mama dipecat?" Jennifer berdiri di ambang pintu menatap anaknya, tubuhnya rasa mengambang karena lega. Dia merasa dirinya sebagai orang yang tolol. "Coba Mama tadi melihat pengumpulan angka yang terakhir. Craig Swan benar-benar luar biasa!" "Bagaimana perasaanmu, Nak?" "Hebat." Jennifer meletakkan tangannya ke dahi Joshua. Dia tak demam. "Kau yakin kau tak apa-apa?" "Tentu saja. Mengapa Mama kelihatan lucu begitu? Mama menguatirkan sesuatu? Apakah Mama ingin bicara dari hati ke hati?" Jennifer tersenyum. "Tidak, Sayang, Mama hanya — apakah ada sesuatu yang terasa sakit?" Joshua mengerang. "Dengar, Regu Met kalah lima lawan enam. Tahukah Mama apa yang terjadi pada putaran pertama?" 454 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia mulai bercerita dengan berapi-api tentang cara main regu kesayangannya. Jennifer melihat saja padanya, dengan perasaan memuja dan berpikir, Sialan angan-anganku ini. Dia tentu sehat-sehat saja. "Teruskanlah nonton sisa pertandingan itu. Mama akan menyiapkan makan malam." Jennifer masuk ke dapur dengan hati ringan. Dia lalu membuat cake pisang, salah satu makanan penutup kesukaan Joshua. Tiga puluh menit kemudian, waktu Jennifer kembali ke kamar belajar itu, Joshua terbaring di lantai, tak sadarkan diri. Perjalanan ke Rumah Sakit Blinderman Memorial bagaikan tak ada akhirnya. Jennifer duduk di bagian belakang ambulans sambil menggenggam erat tangan Joshua. Seorang petugas memegang alat bantuan zat asam di muka Joshua. Anak itu belum lagi sadar. Sirene ambulans mengaung-ngaung, tapi lalu lintas padat dan ambulans berjalan lambat, sedang orangorang yang ingin tahu, mengintai melalui jendela melihat wanita yang berwajah putih pucat dan anak laki-laki yang tak sadar. Jennifer merasakan hal itu sebagai suatu pelanggaran terhadap ketenangan pribadi. "Mengapa orang tak memakai kaca tak tembus eahaya untuk ambulans?" tanya Jennifer. Petugas itu terkejut dan memandangnya. "Bagaimana, Bu?" "Tidak... tak apa-apa." Setelah rasanya berabad-abad lamanya, barulah ambulans berhenti di pintu masuk darurat di bagian belakang rumah sakit. Dua orang dokter yang bertugas sedang menunggu di pintu. Jennifer berdiri saja tanpa bisa berbuat apa-apa, hanya melihat saja waktu Joshua dipindahkan dari ambulans ke brankar. "Apakah Anda ibu anak ini?" tanya seorang petugas. 455 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya." "Mari silakan ikut kami." Maka menyusullah suatu kaleidoskop yang kabur, yang terdiri dari bunyi cahaya dan gerak. Jennifer melihat Joshua didorong melalui lorong rumah sakit yang panjang dan putih ke kamar foto. Jennifer ingin ikut, tapi petugas berkata, "Anda harus mendaftarkan putra Anda dulu." Seorang wanita yang kurus di meja depan bertanya pada Jennifer, "Bagaimana cara Anda membayar? Apakah Anda seorang pemegang asuransi Blue Cross atau asuransi lain?" Ingin rasanya Jennifer berteriak pada perempuan itu dan kembali ke sisi Joshua, tapi dipaksanya dirinya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Setelah pertanyaanpertanyaan terjawab dan Jennifer sudah mengisi beberapa formulir, barulah wanita itu mengizinkan Jennifer pergi. Dia bergegas ke kamar foto, lalu masuk. Kamar itu kosong, Joshua sudah tak ada di situ. Jennifer berlari ke luar, ke lorong, sambil melihat ke sekelilingnya dengan gugup. Seorang jururawat lewat. Jennifer mencekam lengan jururawat itu. "Mana anak saya?" "Saya tak tahu," sahutnya. "Siapa namanya?" "Joshua. Joshua Parker." "Di mana Anda meninggalkannya tadi?" "Dia — dia tadi sedang difoto — dia —"Jennifer mulai kacau. "Apa yang diperbuat orang atas diri anakku? Katakan!" Jururawat itu memperhatikan Jennifer dengan cermat, lalu berkata, "Tunggu di sini, Nyonya Parker. Saya akan mencoba mencari tahu." 456 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Beberapa menit kemudian jururawat itu kembali. "Dokter Morris ingin bertemu dengan Anda. Mari ikut saya." Jennifer merasa kakinya gemetar. Dia merasa sulit berjalan. "Tak apa-apakah Anda?" Jururawat itu memperhatikannya. "Saya ingin melihat anak saya." Mulutnya terasa kering karena ketakutan. Mereka masuk ke sebuah kamar yang penuh dengan alatalat yang aneh. "Tunggu di sini." Beberapa saat kemudian Dokter Morris masuk. Dokter itu gemuk, mukanya merah dan jari-jarinya coklat bekas rokok. "Nyonya Parker?" "Di mana Joshua?" "Mari masuk kemari." Jennifer diajaknya ke dalam sebuah kantor kecil di seberang kamar dengan .ilat-alat aneh tadi. "Silakan duduk." Jennifer duduk. "Jo — tak — tidak serius, bukan, Dokter?" "Kami belum tahu." Suaranya halus, tak sepadan untuk laki-laki seukuran dia. "Saya memerlukan beberapa keterangan. Berapa umur putra Anda itu?" "Baru tujuh tahun." Kata baru itu keluar begitu saja, seolah-olah leguran terhadap Tuhan. "Apakah baru-baru ini dia mengalami kecelakaan?" Dalam pikiran Jennifer terkilas bayangan Joshua vang berpaling untuk melambai lalu kehilangan keseimbangannya dan jatuh kena tiang. "Dia — dia mengalami kecelakaan waktu sedang main ski air. Kepalanya terbentur." Dokter itu membuat catatan-catatan. "Kapan itu terjadi?" 457 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya — beberapa — hari yang lalu. Di Acapulco." Sulit rasanya untuk berpikir tenang. "Apakah dia kelihatan baik-baik saja setelah kecelakaan itu?" "Ya. Hanya ada benjolan di bagian belakang kepalanya, tapi selebihnya dia — dia kelihatannya tak apa-apa." "Apakah Anda melihat dia kehilangan daya ingatnya?" "Tidak." "Ada perubahan-perubahan pada pribadinya?" "Tidak." "Tak ada kejang-kejang atau tengkuk kaku atau pusing kepala?" "Tidak." Dokter berhenti menulis lalu memandangjennifer. "Saya baru saja membuat foto-fotonya, tapi itu tidak cukup. Saya masih — akan mengadakan pemeriksaan CAT." "Pemeriksaan —?" "Itu nama sebuah alat berkomputer dari Inggris yang bisa mengambil foto dari bagian dalam otak. Sesudah itu mungkin saya masih harus mengadakan beberapa tes. Anda setuju, bukan?" "Bi — bi — bila —" Dia jadi gagap — "itu perlu. Tapi itu tidak sakit, bukan?" "Tidak. Mungkin saya juga harus mengambil isi tulang punggungnya." Dokter itu membuatnya takut. Jennifer memaksa dirinya untuk mengucapkan pertanyaan, "Menurut Anda, apa penyakit anak saya itu? Ada apa dengan dia?" Dia tak bisa mengenali suaranya sendiri. 458 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Lebih baik saya tidak menduga-duga dulu, Nyonya Parker. Satu atau dua jam lagi kita akan tahu. Dia sudah bangun. Anda ingin bertemu dengan dia?" "Ingin sekali." Seorang jururawat mengantar Jennifer ke kamar Joshua. Dia sedang berbaring di tempat tidur, kecil dan pucat kelihatannya. Dia mengangkat mukanya waktu Jennifer masuk. "Hai, Ma." "Hai, Nak." Jennifer duduk di tepi tempat tidur anaknya. "Bagaimana perasaanmu?" "Rasanya aneh. Seolah-olah saya tidak di sini." Jennifer menggapai lalu mengambil tangan Joshua. "Kau ada di sini, Sayang. Dan Mama di sini juga bersamamu." "Semuanya kelihatan seperti dua." "Su — sudahkah hal itu kauceritakan pada dokter?" "Sudah. Dia pun kelihatan dua. Mudah-mudahan saja Mama tidak disuruhnya membayar dua kali." Dengan lembut Jennifer merangkulkan tangannya ke Joshua lalu mendekapnya. Tubuhnya terasa kecil dan layu. "Ma." "Ya, Sayang." "Mama kan tidak akan membiarkan saya mati, ya?" Mata Jennifer tiba-tiba terasa ditusuk-tusuk. "Tidak Joshua, Mama tidak akan membiarkan kau mati. Para dokter akan menyembuhkanmu, lalu Mama akan membawamu pulang." "Oke. Dan Mama sudah berjanji kita akan pergi ke Acapulco lagi, kapan-kapan." "Ya. Segera setelah —" 459 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Joshua sudah tertidur lagi. Dokter Morris masuk ke kamar itu dengan dua orang lakilaki yang memakai jas putih. "Kami akan mulai mengadakan tes-tesnya sekarang, Nyonya Parker. Sebentar saja. Anda boleh saja tinggal di sini dan santai saja." Jennifer melihat mereka membawa Joshua ke luar kamar. Dia tetap duduk di tempat tidur, dan merasa seolah-olah tubuhnya baru saja dipukuli. Semua energinya habis terkuras. Dia duduk saja sambil menatap terus ke dinding yang berwarna putih, «seolah-olah sedang kemasukan. Sesaat kemudian suatu suara berkata, "Nyonya Parker —" Jennifer mengangkat mukanya dan melihat Dokter Morris. "Silakan, lanjutkan saja melakukan tes-tesnya," kata Jennifer. Dokter itu memandangnya dengan pandangan aneh. "Kami sudah selesai." Jennifer melihat pada jam yang ada di dinding. Rupanya sudah dua jam dia duduk di situ. Kapan waktu itu berlalu? Dia memandang wajah dokter, mencoba membacanya, mencari tanda-tanda yang kecil, yang akan memberitahukan padanya apakah berita itu baik atau buruk. Betapa seringnya sudah dia melakukan hal serupa itu, membaca wajah para anggota juri, dan dengan demikian tahu dari air muka mereka, bagaimana keputusan mereka kelak. Seratus kali? Lima ratus? Kini karena panik yang melanda dirinya, Jennifer lalu tak bisa membaca apa-apa. Tubuhnya lalu menggigil tanpa bisa dikuasainya. Dokter Morris berkata, "Putra Anda menderita subdural haematoma. Dalam istilah awamnya, telah terjadi bekas pukulan yang telah membeku pada otaknya." 460 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kerongkongannya tiba-tiba menjadi demikian keringnya hingga tak sepatah pun bisa diucapkannya. "A —" Dia menelan lalu mencoba lagi, "A — pa itu -—?" Dia tak sanggup melanjutkan kalimatnya. "Saya harus segera membedahnya. Saya akan memerlukan persetujuan Anda." Kasar benar senda-gurau laki-laki ini terhadapnya. Sebentar lagi dia pasti akan tersenyum dan berkata bahwa Joshua tak apa-apa. Saya hanya menghukum Anda saja, Nyonya Parker, karena telah membuang-buang waktu saya. Tak ada apa-apa dengan putra Anda, dia hanya butuh tidur. Dia sedang tumbuh. Anda jangan mengambil waktu kami yang sebenarnya bisa kami manfaatkan untuk merawat pasien lain yang benar-benar sakit. Dia akan tersenyum padanya dan berkata, "Anda bisa membawa pulang putra Anda sekarang." Dokter Morris melanjutkan. "Putra Anda masih muda dan tubuhnya kelihatannya kuat. Kita bisa berharap pembedahannya akan berhasil." Dia akan membelah otak anaknya, mengoyak-ngoyaknya dengan alat-alat yang tajam, mungkin menghancurkan apa saja yang telah membentuk Joshua sebagai Joshua. Bahkan mungkin — membunuhnya. "Tidak!" perkataan itu diucapkan sebagai pekik kemarahan. "Apakah Anda tak mau memberi kami izin untuk membedah?" "Saya —" Pikirannya begitu kacau, dia tak bisa berpikir. "A — apa yang akan terjadi bila tidak dibedah?" Dokter Morris menjawab apa adanya, "Putra Anda akan meninggal. Apakah ayah anak itu ada di sini?" Adam! Aduhai, betapa inginnya dia Adam ada di sini, betapa inginnya dia merasakan lengan Adam merangkul 461 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tubuhnya, menghiburnya. Dia ingin Adam mengatakan padanya bahwa semuanya akan beres, bahwa Joshua akan sembuh. "Tidak ada," sahut Jennifer akhirnya, "dia tak ada. Sa — saya memberi Anda izin. Lakukanlah pembedahan itu." Dokter Morris mengisi suatu formulir lalu memberikannya pada Jennifer. "Tolong Anda tanda tangani." Jennifer menanda-tangani surat itu tanpa melihatnya lagi. "Berapa lama pembedahan itu?" "Saya tak bisa tahu, sebelum saya buka —" Dokter itu melihat air muka Jennifer. "Sebelum saya mulai membedah. Apakah Anda mau menunggu di sini?" "Tidak!" Dinding-dinding rasanya menyempit, mencekiknya. Dia tak bisa bernapas. "Adakah tempat di mana saya bisa berdoa?" Tempat berdoanya itu sebuah kapel tua dengan lukisan Jesus di atas altar. Ruang itu kosong, Jennifer seorang diri di situ. Dia berlutut, tapi dia tak bisa berdoa. Dia memang bukan orang yang kuat pada agama — untuk apa Tuhan mendengarkan doanya sekarang? Dia mencoba menenangkan pikirannya supaya dia bisa bercakap-cakap dengan Tuhan, tapi rasa takutnya lebih besar; rasa takut itu telah menyelubungi sepenuhnya. Dia terus-menerus menyesali dirinya tanpa ampun. Kalau saja aku tidak mengajak Joshua ke Acapulco, pikirnya.... Kalau saja aku tidak membiarkannya main ski air... Kalau saja aku tak percaya pada dokter Meksiko itu... Kalau saja. Kalau. Bila. Dia mulai tawar-menawar dengan Tuhan. Sembuh-kanlah dia, dan aku akan berbuat apa saja bagi-Mu. Dia membantah adanya Tuhan. Sekiranya ada Tuhan, maukah dia berbuat begini terhadap seorang anak yang tak pernah menyakiti seorang pun? Tuhan macam apayang mau membiarkan anak-anak mati? 462 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Akhirnya, karena keletihan yang amat sangat, pikiran Jennifer jadi lebih lamban dan dia ingat apa yang dikatakan Dokter Morris, Dia masih muda, dan tubuhnya kelihatannya kuat. Kita bisa berharap pembedahan ini akan berhasil. Segala-galanya akan beres. Pasti. Bila semua ini sudah berlalu, dia akan membawa Joshua ke suatu tempat di mana dia bisa beristirahat. Kalau dia suka, Acapulco pun boleh. Mereka akan membaca dan memainkan bermacam-macam permainan dan bercakap-cakap. Waktu akhirnya Jennifer sudah terlalu letih untuk berpikir, dia terduduk saja di sebuah bangku, pikirannya kosong dan hampa, kosong. Seseorang menyentuh lengannya dan dia menengadah. Dokter Morris berdiri di sampingnya. Jennifer melihat air mukanya, dan dia tak perlu bertanya lagi. Dia kehilangan kesadarannya. Joshua terbaring di atas sebuah meja sempit dari logam, tubuhnya diam untuk selamanya. Kelihatannya seolah-olah dia tidur dengan tenang,. wajah mudanya yang tampan membayangkan mimpi-mimpi jauh yang penuh rahasia. Jennifer telah beribu kali melihat air muka anak itu seperti itu, kalau dia tidur dengan nyaman di tempat tidurnya yang hangat, sementara Jennifer duduk di sisi tempat tidurnya, mengamati wajah anaknya itu dengan hati penuh rasa cinta hingga dia merasa tercekik. Dan, entah sudah berapa kali dia memperbaiki letak selimutnya dengan lembut untuk melindungi anak itu dari dinginnya malam? Kini dingin itu berada jauh dalam tubuh Joshua sendiri. Dia tidak akan hangat lagi. Mata yang cemerlang itu tidak akan pernah terbuka lagi untuk melihat padanya, dan dia tidak akan pernah lagi melihat senyum di wajah itu, atau mendengar suaranya, atau merasakan lengan-lengan mungilnya yang kuat, merangkulnya. Tubuhnya telanjang di bawah kain itu. 463 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer berkata pada dokter, "Tolong beri dia selimut. Dia kedinginan." "Dia tak bisa —" Dokter Morris melihat mata Jennifer, dan dia lalu berkata, "Ya, baiklah, Nyonya Parker," Dia lalu berpaling pada jururawat dan berkata, "Ambil selimut." Ada enam orang dalam ruangan itu, kebanyakan di antaranya berseragam putih dan rasanya mereka semua berbicara pada Jennifer, tapi Jennifer tak mendengar apa-apa yang mereka katakan. Dia merasa dirinya berada dalam sebuah tabung gelembung, terpisah dari mereka semua. Dia bisa melihat bibir mereka bergerak, tapi dia tidak mendengar bunyi. Dia ingin berteriak menyuruh mereka pergi, tapi dia takut akan membuat Joshua terkejut. Seseorang mengguncang lengannya dan terputuslah kesepian itu — kamar itu tiba-tiba dipenuhi suara-suara meraung, dan semua orang seakan-akan berbicara sekaligus. Dokter Morris sedang berkata, "...perlu diadakan pembedahan mayat." Dengan tenang Jennifer berkata, "Kalau Anda sentuh lagi anakku, akan kubunuh Anda." Dia lalu tersenyum pada semua orang di sekelilingnya karena dia tak mau orang-orang itu marah pada Joshua. Seorang jururawat membujuk Jennifer supaya keluar dari ruangan itu, tapi Jennifer menggeleng. "Saya tak bisa meninggalkannya seorang diri. Mungkin nanti ada orang yang memadamkan lampu. Joshua takut akan kegelapan." Seseorang mencengkam lengannya, kemudian Jennifer merasakan tusukan jarum, dan sesaat kemudian dia merasa diselubungi kehangatan dan kedamaian, dan dia tertidur. Sudah sore benar Jennifer baru terbangun. Dia berada dalam sebuah kamar kecil di rumah sakit. Dia cepat-cepat 464 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bangkit, berpakaian, lalu mencari Dokter Morris. Dia merasa tenang sekali. Dokter Morris berkata, "Kami akan membantu Anda mengurus segala-galanya sehubungan dengan pemakamannya, Nyonya Parker. Anda tak perlu —" "Saya akan mengurusnya sendiri." "Baiklah." Dpkter itu ragu dan salah tingkah. "Mengenai pembedahan mayat itu, saya yakin Anda tidak bersungguhsungguh waktu menolaknya tadi pagi. Saya —" "Anda keliru. Saya tetap menolak." Selama dua hari berturut-turut, Jennifer mengerjakan semua kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan kematian. Dia pergi ke pengurus pemakaman setempat dan mengurus penguburan itu. Dia memilih sebuah peti kecil yang berlapis kain satin. Dia bisa menguasai dirinya dan tak menangis sedikit pun, dan kemudian hari, kalau dia mengingat-ingat peristiwa itu lagi, dia tak ingat apa-apa lagi. Rasanya seseorang telah mengambil alih tubuh dan pikirannya, dan bertindak atas nama dirinya. Dia dalam keadaan schok yang hebat, berlindung di balik dinding supaya tidak menjadi gila. Waktu Jennifer meninggalkan kantor pengurus pemakaman itu, laki-laki itu berkata, "Jika ada pakaian khusus yang Anda inginkan supaya dipakaikan pada putra Anda dalam penguburan ini, Nyonya Parker, bisa Anda suruh antarkan, dan kami akan memakaikannya." "Saya akan memakaikan pakaian Joshua sendiri." Laki-laki itu memandang Jennifer dengan terkejut. "Tentu, kalau itu yang Anda inginkan, tapi —" Orang itu melihat Jennifer pergi, dan berpikir, apakah Jennifer tahu betapa sulitnya mengenakan pakaian m^yat. 465 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer pulang dengan mengemudikan mobilnya sendiri. Dia menghentikannya dijalan masuk mobil, lalu masuk ke rumah. Nyonya Mackey ada di dapur, matanya merah dan mukanya tegang karena sedih. "Aduh, Nyonya Parker! Saya tak bisa percaya —" Jennifer tidak melihat atau mendengarnya. Dia berjalan saja melewati Nyonya Mackey, langsung naik ke lantai atas, ke kamar Joshua. Kamar itu tetap sama seperti biasa. Tak ada satu pun yang berubah, kecuali bahwa kamar itu kosong. Buku-buku Joshua dan barang-barang mainannya, baseball, dan alat-alat skinya, semuanya ada di sana menantikan Joshua. Jennifer berdiri di ambang pintu, menatap ke dalam kamar itu sambil mencoba mengingat-ingat untuk apa dia pergi ke kamar itu. Ohya, pakaian untuk Joshua. Dia berjalan ke lemari pakaian Joshua. Ada setelan biru tua yang dibelikannya untuk anak itu pada hari ulang tahunnya yang terakhir. Joshua mengenakannya malam itu, waktu dia membawanya makan malam di Lutece. Jelas benar diingatnya betapa dewasa tampaknya Joshua malam itu, dan dengan perasaan haru waktu itu Jennifer berpikir, Suatu hari kelak dia akan duduk di sini bersama gadis yang akan dikawininya. Kini hari itu tidak akan tiba. Tidak akan ada yang tumbuh. Tak ada gadis. Tak ada kehidupan. Kecuali setelan biru itu, ada beberapa celana blue jeans, celana biasa, dan baju-baju kaus, satu di antaranya memakai nama regu baseball Joshua. Jennifer membelai-belai pakaian itu tanpa sadar, tanpa tahu waktu berlalu. Tiba-tiba saja Nyonya Mackey berada di sampingnya. "Tak apa-apakah Anda, Nyonya Parker?" Jennifer menjawab dengan sopan, "Aku tak apa-apa, Nyonya Mackey." "Bisakah saya membantu Anda?" 466 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak, terima kasih. Aku akan mengenakan pakaian Joshua. Baju mana kira-kira yang suka dipakainya menurutmu?" Suaranya cerah dan ceria, tapi matanya mati. Nyonya Mackey melihat mata itu dan ketakutan. "Cobalah Anda berbaring sebentar, Nyonya.^Saya akan memanggil dokter." Jennifer tetap memilih-milih pakaian yang tergantung dalam lemari itu. Diambilnya seragam baseball lalu dilepaskannya dari gantungan pakaian. "Kurasa Joshua suka yang ini. Nah, apa lagi yang akan dibutuhkannya, ya?" Tanpa bisa berbuat apa-apa, Nyonya Mackey melihat Jennifer berjalan ke bufet anaknya, lalu mengeluarkan pakaian dalam, kaus kaki, dan kemeja. Joshua akan memerlukan barang-barang ini karena dia akan pergi berlibur. Berlibur panjang. "Apakah menurutmu dia akan cukup hangat memakai ini?" Nyonya Mackey tak dapat menahan air matanya. "Janganlah," pintanya. "Tinggalkan saja. Nanti saya bereskan." Tapi Jennifer sudah turun ke lantai bawah membawa pakaian itu. Jenazahnya terbaring di kamar mayat. Joshua telah dibaringkan di atas sebuah meja panjang yang membuat tubuh anak itu kelihatan kecil sekali. Waktu Jennifer datang membawa pakaian Joshua, pengurus pemakaman itu mencoba sekali lagi. "Saya sudah berbicara dengan Dokter Morris. Kami berdua sepakat, Nyonya Parker, bahwa akan jauh lebih baik bila Anda biarkan kami yang menangani ini semua. Kami sudah biasa dan —" Jennifer tersenyum pada orang itu. "Keluarlah." Orang itu meneguk air liurnya dan berkata, "Baiklah, Nyonya Parker." 467 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer menunggu sampai orang itu meninggalkan kamar, lalu berbalik ke tempat anaknya. Dilihatnya muka anaknya yang tidur itu, lalu berkata, "Mama akan mengurusmu, Sayang. Kau akan memakai seragam baseball-mu. Kau suka, kan?" Kain penutup tubuh itu disingkapkannya dan terlihatlah tubuh telanjang yang layu, lalu mulailah dia mengenakan pakaian itu. Dia mulai dengan memasang celana dalamnya — dia merasa ngeri waktu teraba olehnya tubuh anaknya yang sedingin es. Rasanya sekeras dan sekaku batu pualam. Jennifer memaksa mengatakan pada dirinya bahwa tubuh tak bernyawa yang dingin kaku ini bukanlah anaknya, bahwa Joshua sedang berada di suatu tempat lain, hangat dan senang. Tapi dia tak dapat memaksa dirinya untuk percaya. Joshua-lah yang terbaring di meja ini. Tubuh Jennifer mulai menggigil. Rasanya seolah-olah kedinginan dalam tubuh Joshua telah merasuk dirinya sendiri, membuatnya merasa kedinginan sampai ke sumsum. "Hentikan!" katanya pada dirinya sendiri dengan garang. "Hentikan! Hentikan! HentikanP'' Dia menghirup napas dalam-dalam sambil geme- ' tar, dan setelah dia akhirnya menjadi lebih tenang, dia mulai lagi mengenakan pakaian anaknya, sambil terus bercakap-cakap dengannya. Dipakaikannya celana dalamnya, lalu celana panjangnya, dan waktu dia mengangkat anak itu akan memakaikan kemejanya, kepalanya terkulai, lalu jatuh kena meja. Jennifer terpekik, "Aduh, maafkan Mama, Joshua, ampuni Mama!" Dan dia lalu menangis. Hampir tiga jam diperlukan Jennifer untuk memasang pakaian Joshua. Anak itu memakai seragam baseball dan baju kaus kesukaannya, kaus kaki putih, dan sepatu olahraga. Topi baseball-nya. menutupi wajahnya, maka Jennifer akhirnya meletakkan topi itu di dada anak itu. "Kaubawa saja topi ini, Sayangku." 468 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Waktu petugas pengurus pemakaman itu datang dan menjenguk ke dalam kamar, Jennifer sedang berdiri di sisi tubuh yang sudah berpakaian itu, memegang tangan Joshua dan bercakap-cakap dengannya. Laki-laki itu mendekatinya dan berkata dengan lembut, "Kami akan mengurusnya sekarang." Jennifer memandangi anaknya lagi untuk terakhir kalinya. "Harap berhati-hati. Kepalanya luka." Pemakamannya berlangsung sederhana. Hanya Jennifer dan Nyonya Mackey yang tinggal melihat peti mati kecil yang putih itu dimasukkan ke dalam liang kubur yang baru digali. Ada terpikir oleh Jennifer untuk memberi tahu Ken Bailey, karena Ken menyayangi Joshua dan demikian pula sebaliknya. Tapi Ken sudah tak ada lagi dalam hidup mereka. Waktu orang mulai melemparkan tanah ke peti mati itu, Nyonya Mackey berkata, "Marilah, Nyonya. Mari saya antar Anda pulang." Jennifer menjawab dengan sopan, "Aku tak apa-apa. Aku dan Joshua tidak akan membutuhkan-mu lagi, Nyonya Mackey. Kau akan kuberi pesangon berupa gaji setahun dan surat keterangan. Aku' dan Joshua mengucapkan terima kasih atas segala-galanya." Nyonya Mackey terpana menatap Jennifer yang lalu berbalik dan pergi meninggalkannya. Dia berjalan dengan berhati-hati, tegak lurus, seolah-olah dia sedang menjalani suatu lorong abadi yang hanya cukup dijalani oleh satu orang. Rumahnya sepi dan damai. Dia naik ke kamar Joshua dan menutup pintunya, lalu berbaring di tempat tidur anaknya itu. Dipandanginya semua barang milik , anak itu, semua barang yang dicintainya. Seluruh dunia Jennifer ada dalam kamar itu. Tak ada lagi yang harus dikerjakannya sekarang, tak perlu pergi ke mana-mana. Yang ada hanya Joshua. Jennifer 469 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ memulai kenangannya dengan hari kelahiran Joshua dan menghayati kembali semua kenangan tentang anaknya itu. Joshua yang mulai berjalan tertatih-tatih... Joshua yang mengatakan car-car dan Mama, pergilah main dengan mainan Mama sendiri... Joshua yang untuk pertama kalinya pergi ke sekolah seorang diri, seperti tokoh kecil yang berani... Joshua yang terbaring di tempat tidur karena sakit campak, tubuhnya tersiksa karena kesakitan... Joshua yang dalam pertandingan baseball membuat regunya menang... Joshua berlayar... Joshua memberi makan gajah di kebun binatang... Joshua yang menyanyikan lagu Shine On, Harvest Moon pada hari Ibu... Kenangan itu berputar terus seperti film dalam otaknya. Kenangan itu berhenti pada hari keberangkatan mereka ke Acapulco. Acapulco... di mana dia bertemu dengan Adam dan bercintaan dengannya. Dia rupanya dihukum karena dia telah memikirkan dirinya sendiri. Pasti, pikir Jennifer, pasti ini hukuman bagiku. Inilah nerakaku. Dan dia mulai lagi, mulai dengan hari kelahiran Joshua... Joshua yang melangkahkan kakinya untuk pertama kali... Joshua mengatakan car-car, dan Mama, pergilah main dengan mainan Mama sendiri... Waktu berlalu begitu saja. Kadang-kadang Jennifer mendengar telepon berdering di suatu tempat yang jauh di rumah itu, dan satu kali dia mendengar seseorang mengetuk pintu depan rumahnya, tapi suara-suara itu tak ada artinya baginya. Dia tidak akan membiarkan apa pun mengganggu kebersamaannya dengan anaknya. Dia tinggal terus dalam kamar itu, tanpa makan dan tanpa minum, tenggelam dalam hidupnya sendiri bersama Joshua. Dia tak tahu lagi tentang waktu, tak tahu sudah berapa lama dia berbaring di situ. Hari itu sudah hari kelima. Jennifer mendengar bel pintu depan berbunyi lagi, dan bunyi seseorang menggedor pintu itu, tapi dia tak peduli. Siapa pun dia, dia pasti akan pergi lagi. 470 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sayup-sayup didengarnya kaca pecah, dan beberapa saat kemudian pintu ke kamar Joshua terbuka lebar dan Michael Moretti tegak berdiri di ambang pintu. Satu kali sudah cukup bagi Michael untuk melihat tubuh dan wajah yang kurus kering, dengan mata cekung yang menatapnya saja, dan dia pun berseru, "Ya, Tuhan!" Michael Moretti mengerahkan seluruh tenaganya untuk membawa Jennifer keluar dari kamar itu. Jennifer melawannya dengan histeris, meninjunya, dan mencakar matanya. Nick Vito sedang menunggu di lantai bawah, dan mereka berdualah baru berhasil membawa Jennifer masuk ke mobil. Jennifer tak tahu siapa mereka dan untuk apa mereka di situ. Dia hanya tahu bahwa mereka membawanya pergi dari anaknya. Dia mencoba mengatakan pada mereka bahwa dia akan mati kalau mereka mencoba memisahkan dari anaknya itu, tapi akhirnya dia terlalu letih untuk melawan lagi. Dia tertidur. Waktu Jennifer terbangun, dia berada dalam sebuah kamar yang cerah dan bersih. Dari jendela kamar itu dia bisa melihat pemandangan gunung dan danau biru di kejauhan. Seorang perawat yang berseragam sedang duduk di sebuah kursi di sisi tempat tidur, sambil membaca majalah. Dia mengangkat mukanya waktu Jennifer membuka matanya. "Di mana saya?" Lehernya terasa sakit dibawa bercakap. "Anda berada di tengah-tengah sahabat Anda, Nona Parker. Tuan Moretti yang membawa Anda kemari. Dia sangat kuaur tentang diri Anda. Dia akan senang sekali kalau mendengar bahwa Anda sudah bangun." Perawat 'itu bergegas keluar dari kamar itu. Jennifer terbaring saja di situ, pikirannya hampa, tak mau dibawa berpikir. Tapi kenang-kenangan mulai bertimbulan lagi, tanpa bisa dicegah, dan tak ada tempat untuk bersembunyi menghindarinya, tiada tempat untuk melarikan diri. Jennifer menyadari bahwa dia sudah mencoba membunuh dirinya 471 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ tanpa sebenarnya punya keberanian untuk melakukannya. Dia hanya ingin mati dan ingin hal itu terjadi. Michael telah menyelamatkannya. Ironis sekali. Bukan Adam, melainkan Michael. Dia sadar bahwa dia tak adil bila dia menyalahkan Adam. Dia tidak menceritakan yang sebenarnya pada Adam, telah merahasiakannya hingga Adam tak tahu mengenai anak mereka yang sudah dilahirkannya, yang kini sudah meninggal. Joshua sudah tiada. Sekarang Jennifer bisa menghadapi kenyataan itu. Rasa sakit itu dalam dan menyiksa, dan dia tahu bahwa rasa sakit itu akan dibawanya sepanjang hidupnya. Tapi dia bisa menanggungnya. Dia harus bisa. Itulah keadilan yang menuntut balas. Jennifer mendengar langkah-langkah kaki dan mengangkat mukanya. Michael masuk ke "dalam kamar. Dia berdiri memandangi Jennifer dengan agak heran. Dia seperti orang gila waktu Jennifer menghilang. Dia hampir hilang ingatan karena takut kalau-kalau sesuatu telah terjadi atas diri Jennifer. Michael berjalan mendekati tempat tidur, lalu menunduk. "Mengapa tak kaukatakan padaku?" Michael duduk di tepi tempat tidur. "Aku turut berdukacita." Jennifer menggenggam tangan Michael. "Terima kasih kau telah membawaku kemari. Ku — kurasa aku sudah agak sinting." "Sedikit." "Sudah berapa lama aku di sini?" "Empat hari. Dokter telah memberimu makan melalui infus." Jennifer mengangguk, gerak sekecil itu pun memerlukan usaha yang besar sekali. Dia merasa letih luar biasa. "Sebentar lagi orang mengantar sarapan. Dokter memerintahkan padaku untuk membuatmu gemuk." 472 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku tak lapar. Kurasa aku tak akan pernah mau makan lagi." "Kau harus makan." Dan Jennifer heran karena ternyata Michael benar. Waktu perawat datang membawakan telur setengah matang dengan roti panggang dan teh di nampan, dia menyadari bahwa dia lapar sekali. Michael tetap saja di situ dan memperhatikannya, dan setelah Jennifer selesai, Michael berkata, "Aku harus kembali ke New York untuk menyelesaikan beberapa urusan. Beberapa hari lagi aku akan kembali." Dia membungkuk lalu mencium Jennifer dengan lembut. "Sampai ketemu hari Jumat." Perlahan-lahan dibelaikannya jari-jarinya ke wajah Jennifer. "Aku ingin kau cepat sembuh. Kau dengar itu?" Jennifer memandangnya lalu berkata, "Ya, aku dengar." Ruang pertemuan yang besar di markas Korps Marinir Amerika Serikat penuh orang hingga melimpah. Di luar ruangan, satu skuadron pengawal bersenjata siap siaga. Di dalam berkumpul orang-orang istimewa. Suatu dewan juri khusus duduk di kursi, di sepanjang dinding. Di suatu sisi sebuah meja panjang, duduk Adam Warner, Robert Di Silva, dan Asisten direktur dari FBI. Di hadapan mereka duduk Thomas Colfax. Adam yang mengusulkan untuk membawa juri khusus itu ke markas. "Itulah satu-satunya jalan, kita pasti bisa melindungi Colfax." Dewan juri khusus menyetujui usul Adam, dan sekarang sidang rahasia itu akan dimulai. 473 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam berkata pada Thomas Colfax, "Harap Anda mengenalkan diri Anda." "Nama saya Thomas Colfax." "Apa pekerjaan Anda, Saudara Colfax?" "Saya seorang pengacara, dengan surat izin praktek untuk wilayah New York, juga di banyak negara bagian di negeri ini." "Sudah berapa lama Anda menjalankan praktek pengacara?" "Lebih dari tiga puluh lima tahun." "Apakah Anda membuka praktek untuk umum?" "Tidak, Pak. Saya punya satu klien." "Siapa klien Anda itu?" "Selama hampir tiga puluh lima tahun, Antonio Granelli, yang sekarang sudah meninggal. Dia digantikan oleh Michael Moretti. Saya menjadi kuasa Michael Moretti dan organisasinya." "Apakah yang Anda maksud itu organisasi kejahatan?" "Betul, Pak." "Sehubungan dengan kedudukan yang Anda pegang selama itu, apakah boleh kami simpulkan bahwa kedudukan Anda memungkinkan Anda untuk mengetahui kegiatankegiatan di dalam, dari apa yang disebut organisasi itu?" "Sedikit sekali kejadian di sana yang tidak saya ketahui." "Dan kegiatan-kegiatan itu adalah kegiatan kriminal?" "Benar, Senator." "Dapatkah Anda melukiskan sifat dari beberapa kegiatan itu?" 474 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Thomas Colfax berbicara selama dua jam berikutnya. Suaranya terdengar mantap dan tetap. Disebutkannya namanama, tempat-tempat, dan tanggal-tanggal kejadian, dan sekali-sekali kisahnya demikian mempesona hingga orangorang dalam ruangan itu lupa di mana mereka berada. Mereka terperangkap dalam kisah-kisah mengerikan yang sedang diceritakan Colfax. Dia berbicara tentang kontrak-kontrak pembunuhan yang dikeluarkan, tentang saksi-saksi yang dibunuh supaya mereka tidak bisa memberikan kesaksiannya, tentang pembakaran gedung-gedung, penyiksaan, perbudakan kulit putih — serangkaian kejahatan yang menyerupai daftar panjang dari llieronymus Bosch. Untuk pertama kalinya diceritakan inti operasi dari suatu sindikat kejahatan yang lerbesar di dunia, dibeberkan untuk dilihat oleh semua orang. Kadang-kadang Adam atau Robert Di Silva menanyakan sesuatu, mengingatkan Thomas Colfax, menyuruhnya mengisi kekosongan-kekosongan bila perlu. Sidang itu berjalan jauh lebih baik daripada yang diharapkan Adam. Tetapi tiba-tiba, ketika sudah mendekati akhir, ketika tinggal beberapa menit saja lagi, terjadilah bencana itu. Salah seorang dari dewan juri menanyakan suatu operasi membungakan uang. "Itu terjadi dua tahun yang lalu. Michael menyingkirkan saya dari beberapa kegiatan terakhir. Jmnifer Parker yang menangani hal itu." Adam membeku. "Jennifer Parker?" tanya Robert Di Silva. IVrdengar semangat yang meluap-luap dalam pertanyaan itu. "Benar, Pak." Suara Thomas Colfax mengandung nada dendam. "Sekarang dialah pembela tetap muanisasi itu." 475 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ingin benar Adam menyuruhnya menutup mulut, untuk memerintahkan supaya apa yang baru diucapkannya tidak dicatat, tapi sudah terlambat. Di Silva seolah-olah sedang mencari nadi leher untuk, menyembelihnya, dan tak satu pun yang bisa menghalanginya. "Ceritakan lagi tentang perempuan itu," kata Di Silva tegang. Thomas Colfax melanjutkan. "Jennifer Parkerl terlibat dalam usaha mendirikan perusahaan-j perusahaan kedok, pembungaan uang..." Adam mencoba menyela. "Saya tidak —" "...pembunuhan." Perkataan itu tergantung-gantung dalam ruangan itu. Adam memecahkan kesunyian itu, "Kita — kita harus tetap berpegang pada fakta, Tuan Colfax! Apakah Anda ingin mengatakan pada kami bahwa Jennifer Parker terlibat dalam pembunuhan?" "Itulah yang ingin saya katakan. Dia memerintahkan untuk membunuh orang yang telah menculik anaknya. Nama laki-laki itu Frankjackson. Disuruhnya Moretti- membunuh orang itu dan Moretti melakukannya." Terdengar gumam suara kacau. Anaknya! Adam berpikir: Pasti ada kekeliruan. Dia berkata dengan menggagap, "Saya rasa — saya rasa sudah cukup bukti yang kita dengar, yang bukan sekedar didengar dari orang lain. Kami —" "Itu tidak saya dengar dari orang lain," Thomasl Colfax memberikan keyakinan. "Saya ada di kaman bersama Moretti waktu dia menelepon." 476 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam mengepalkan kedua belah tangannya yang1 ada di bawah meja demikian kuatnya, hingga seolah-olah tak berdarah lagi. "Saksi kelihatan sudah letih. Saya rasa sudah cukup untuk sidang ini." Robert Di Silva berkata pada juri khusus, "Saya ingin mengusulkan sesuatu tentang prosedur..." Adam sudah tidak mendengarkan lagi. Dia ingin tahu di mana dia sekarang berada. Dia sudah menghilang lagi. Sudah berulang kali Adam mencoba menemukannya. Tapi sekarang dia putus asa. Dia harus menemukan Jennifer secepatnya. Operasi pembongkaran terbesar dalam pelanggaran hukum di Amerika Serikat mulai bergerak maju. Satuan Penyerangan Federal melawan organisasi kejahatan dan pemerasan, bekerja sama dengan FBI, Dinas Pos dan Bea Cukai, Dinas Perpajakan Dalam Negeri, Biro Narkotika Federal, dan banyak liadan-badan lain. Bidang penyelidikannya meliputi pembunuhan, komplotan pembunuhan, pemerasan, penyiksaan, penghindaran pembayaran pajak penghasilan, pe-nipuan-penipuan dalam organisasi buruh, pembakaran rumah, lintah darat, dan obatobat terlarang. Thomas Colfax telah memberi mereka kunci peti rahasia dari kejahatan dan korupsi, yang akan membantu menghapuskan sebagian besar dari ? iivanisasi kejahatan. Keluarga Michael Moretti yang akan dipukul paling hebat, tapi juga bukti-bukti yang mengenai keluarga-keluarga lain di seluruh negara. Di seluruh Amerika Serikat maupun di luar negeri, petugaspetugas pemerintah secara diam-diam menanyai teman-teman dan rekan pengusaha mengenai orang-orang dalam daftar mereka. Petugas-petugas di Turki, Meksiko, San Salvador, Marseilles, dan Honduras bekerja sama dengan rekan-rekan 477 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kerjanya, dengan memberi mereka informasi mengenai kegiatan-kegiatan pelanggaran hukum yang sedang dilakukan orang di negara-negara itu. Penjahat-penjahat kecil dijaring dulu, dan setelah mereka berbicara, mereka dibebaskan sebagai imbalan kesaksian yang telah mereka berikan mengenai tokoh-tokoh penting dalam kejahatan. Semuanya dijalankan dengan berhati-hati, supaya mangsa yangi utama tidak sampai merasa mendapat peringatan' tentang badai yang akan melanda mereka. Sebagai ketua Panitia Penyelidikan Senat, Adam Warner terus-menerus harus menerima tamu yand mengalir di rumahnya, di Georgetown, dan sidang-] sidang dalam ruang kerjanya sering berlangsung sampai subuh. Tak diragukan lagi bahwa bila semua ini sudah berlalu dan organisasi Michael Moretti sudah digulung, maka perjuangan perebutan kursi kepresidenan akan dengan mudah membawa kemeJ nangan bagi Adam. Dia seharusnya merasa bahagia. Tapi dia risaui menghadapi krisis moral yang terbesar dalam hidupnya. Jennifer Parker benar-benar telah terlibat,; dan dia harus memberinya peringatan, menyuruh^ nya melarikan diri selagi masih ada kesempatanJ Namun dia ada tanggungjawab lain: tanggungjawab terhadap panitia yang menyandang namanyaJ tanggung jawab terhadap senat Amerika Serikal sendiri. Dialah yang akan menuntut Jennifer Parker, Bagaimana dia bisa menjadi pelindungnya? Bila dia memberi peringatan pada Jennifer dan hal itu ketahuan, maka ia akan menghancurkan nama baik panitia penyelidikan itu dan menghancurkan semua yang sudah berhasil dilaksanakan. Hal itu akan menghancurkan masa depan dan keluarganya. Adam terpana waktu mendengar Colfax mengatakan bahwa Jennifer mempunyai anak. Dia merasa, dia harus berbicara dengan Jennifer. 478 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam memutar nomor telepon Jennifer, dan seorang sekretaris mengatakan, "Maaf, Tuan Adams, Nona Parker tak ada di kantor." "Ini — ini penting sekali. Tahukah Anda di mana saya bisa menghubunginya?" "Tidak, Tuan. Mungkin orang lain bisa membantu Anda?" Tak seorang pun bisa membantunya. Selama minggu berikutnya, setiap hari Adam mencoba menghubungi Jennifer. Sekretaris Jennifer hanya berkata, "Maaf, Tuan Adams, Nona Parker tak ada di kantor." Suatu hari Adam sedang berada di kamar kerjanya, dan akan menelepon Jennifer untuk ketiga kalinya, tiba-tiba Mary Beth masuk ke kamar itu. Adam seenaknya mengembalikan gagang telepon. Mary Beth mendekatnya lalu membelai rambutnya. "Kau kelihatan letih, Sayang." "Aku baik-baik saja." Mery Beth berjalan ke sebuah kursi dari kulit halus \<ing ada di seberang meja kerja Adam. lalu duduk. "Semuanya menumpuk-numpuk bukan, Adam?" "Kelihatannya begitulah." "Kuharap semuanya lekas selesai, demi kebaikanmu. Tentu tegangnya bukan main, ya?" "Aku bisa menanggungnya, Mary Beth. Tak usah kuadrkan diriku." "Tapi aku merasa kuatir. Nama Jennifer Parker ada dalam daftar itu, ya?" Adam memandangnya dengan tajam. "Dari mana kau tahu itu?" Mary Beth tertawa. "Pahlawanku, rumah ini seolah-olah sudah kaujadikan tempat pertemuan umum. Dengan 479 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ sendirinya aku ikut mendengar juga sedikit-sedikit apa yang terjadi. Kelihatannya semua orang bernapsu untuk menangkap Michael Moretti dan pacarnya itu." Diperhatikannya wajah Adam, namun dia tak melihat reaksi apa-apa. Mary Beth memandang suaminya dengan penuh kasih sayang. Alangkah bodohnya laki-laki.Dia lebih tahu tentang Jennifer Parker daripada Adam. Mary Beth memang selalu merasa heran melihat seorang laki-laki yang bisa hebat dalam bidang usaha dan politik, namun bodoh bila mengenai wanita. Lihat saja betapa banyaknya orang-orang yang benar-benar berkuasa yang menikah dengan perempuan-perempuan kecil murahan. Mary Beth tahu hubungan suaminya dengan Jennifer Parker. Bukankah Adam seorang laki-laki yang menarik, yang banyak disukai orang? Dan sebagaimana semua laki-laki, dia tanggap sekali mengenai hal itu. Mary Beth memakai falsafah: maafkan, tapi tak pernah melupakan. Mary Beth tahu apa yang terbaik untuk suaminya. Segalagalanya yang diperbuatnya adalah demi kebaikan Adam. Bila semuanya itu sudah berlalu, dia akan mengajak Adam pergi. Dia benar-benar kelihatan letih. Mereka akan meninggalkan Saman-tha dengan pembantu, dan pergi ke suatu tempat yang romantis. Mungkin ke Tahiti. Mary Beth melihat ke luar jendela dan melihat dua orang petugas dinas rahasia sedang bercakap-cakap. Mary Beth punya perasaan campur-aduk tentang kehadiran orang-orang itu. Dia tak suka karena merasa kebebasan pribadinya terganggu, namun sebaliknya, kehadiran mereka di situ mengingatkannya bahwa suaminya adalah seorang calon untuk kedudukan kepresidenan Amerika Serikat. Ah, tidak, bodoh benar dia. Suaminya benar-benar akan menjadi presiden Amerika Serikat. Semua orang berkata begitu. Bayangan akan tinggal di Gedung Putih rasanya sudah hampir benar terwujud, hingga baru mengingatnya saja, Mary Beth sudah merasa hangat. Kegiatan yang paling disukainya yang 480 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dibayangkannya, bila Adam sedang sibuk dengan rapatrapatnya, dia akan mengubah tata ruang Gedung Putih. Dia akan duduk seorang diri dalam kamarnya, sambil mengubah penataan perabot rumah tangga dalam otaknya, merencanakan semua hal-hal yang mendebarkan yang akan dilakukannya bila dia menjadi First Lady. Dia sudah pernah melihat ruangan-ruangan yang tak boleh dimasuki oleh umum: perpustakaan Gedung Putih yang berisi hampir tiga ribu buah buku, Ruangan Cina dan Ruang Penerimaan Diplomatik, kamar-kamar keluarga, juga tujuh buah kamar tamu di lantai dua. Dia akan tinggal di gedung itu bersama Adam dan menjadi bagian dari sejarahnya. Mary Beth merinding teringat betapa Adam nyaris melemparkan semua kesempatan itu gara-gara perempuan Parker itu. Tapi syukurlah semua itu sudah berlalu. Kini dia memperhatikan Adam yang duduk di meja kerjanya, dia kelihatan pucat dan lesu. "Bagaimana kalau kau kubuatkan kopi, Sayang?" Adam ingm menolak, tapi mengubah pikirannya. "Enak sekali, tentu aku mau." "Sebentar, ya?" Begitu Mary Beth meninggalkan kamar itu, Adam mengangkat telepon lagi dan memutar nomor. Hari sudah malam, dan dia tahu kantor Jennifer pasti sudah tutup, tapi tentu ada yang dinas menjaga telepon. Setelah Adam menunggu seolah-olah seabad lamanya, barulah seorang petugas menjawab. "Ada soal yang mendesak," kata Adam. "Sudah beberapa hari ini saya mencoba menghubungi Jennifer Parker. Di sini Tuan Adams." "Tunggu sebentar." Kemudian suara itu terdengar lagi, "Maaf, Tuan Adams, saya tidak mendapatkan berita di mana Nona Parker berada. Maukah Anda meninggalkan pesan?" 481 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak." Adam membanting gagang teleponnya dengan rasa frustrasi, karena dia tahu bahwa kalaupun dia mau meninggalkan pesan, Jennifer tetap tidak akan mau menghubunginya. Dia duduk sambil memandang ke kegelapan malam hari, memikirkan belasan surat perintah penangkapan yang segera akan dikeluarkan. Salah satu di antaranya atas tuduhan pembunuhan. Surat perintah itu akan ditujukan pada Jennifer. Lima hari kemudian barulah Michael Moretti kembali ke pondok gunung di mana Jennifer menginap. Selama berada di sana, Jennifer hanya beristirahat, makan, dan berjalan-jalan di sekeliling lorong-lorong. Waktu didengarnya mobil Michael, Jennifer keluar untuk menyambutnya. Michael memandanginya dari atas ke bawah, lalu berkata, "Kau kelihatan jauh lebih baik." "Aku memang merasa jauh lebih baik, terima kasih." Mereka berjalan di sepanjang jalan yang menuju ke danau. Michael berkata, "Aku akan memintamu berbuat sesuatu untukku." "Apa itu?" "Berangkat ke Singapura besok." "Singapura?" "Seorang pramugara telah ditangkap di lapangan udara di sana karena membawa muatan ganja. Namanya Stefan Bjork. Dia dipenjarakan. Tolong bebaskan dia dengan uang jaminan sebelum dia bicara." "Baiklah." "Kembalilah secepat mungkin. Aku akan merasa kehilangan kau." 482 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Ditariknya Jennifer dan didekapnya, lalu diciumnya dengan lembut sekali, kemudian berbisik, "Aku cinta padamu, Jennifer." Jennifer tahu bahwa Michael belum pernah mengucapkan kata-kata itu pada siapa pun juga. Tapi kini sudah terlambat. Semua sudah berlalu. Ada sesuatu yang sudah mati dalam dirinya, dan tinggallah dia dengan rasa bersalah dan kesepian. Dia telah memutuskan untuk mengatakan pada Michael akan pergi untuk selamanya. Tidak akan ada lagi Adam dan tidak akan ada lagi Michael. Dia harus pergi ke suatu tempat seorang diri, dan mulai lagi dari awal. Dia harus melunasi hutang. Inilah yang terakhir yang akan dilakukannya untuk Michael dan sekembalinya dari sana dia akan mengatakannya pada Michael. Esok paginya, Jennifer berangkat ke Singapura. Nick vito, Tony Santo, Salvatore Fiore, dan Joseph Colella sedang makan siang di Tony's Place. Mereka duduk di ruang depan, dan setiap kali pintu terbuka, mereka otomatis menoleh untuk melihat siapa-siapa pendatang baru. Michael Moretti ada di kamar belakang, dan meskipun tak ada konflik baru di antara keluarga, lebih baik berjaga-jaga. "Apa yang terjadi atas diri Jimmy?" tanya Joseph Colella, si Raksasa. "Astutatu — Morte," kata Nick Vito. "Anak celaka itu jatuh cinta pada adik seorang detektif. Babi betina itu rupanya hanya umpan. Berdua dengan abangnya dia membujuk Jimmy untuk berkhianat. Jimmy berusaha untuk memancing percakapan dengan Mike, dan dia lalu memasang kawat untuk menyadap percakapan itu dalam kaki celananya." "Lalu apa yang terjadi?" tanya Fiore. "Jimmy lalu begitu gugup hingga dia lalu mau buang air kecil. Waktu celananya dibuka, kawat sialan itu keluar." 483 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Celaka!" "Mike menyerahkannya pada Gino. Gino memakai kawat Jimmy sendiri untuk mencekiknya. Anak itu mati perlahanlahan." Pintu terbuka dan keempat laki-laki itu menoleh ke arah pintu. Seorang laki-laki penjaja surat kabar masuk dengan membawa New York Post edisi petang. Joseph Colella berseru, "Mari sini, Koran." Dia berpaling pada kawan-kawannya. "Aku kepingin tahu keadaan di Hialeah. Aku bertaruh pada pacuan kuda hari ini." Penjaja-koran itu sudah berumur tujuh puluhan dan berkulit kasar karena sengatan matahari. Dia menyerahkan selembar surat kabar pada Joseph Colella yang memberinya satu dolar. "Ambil saja sisanya." Michael Moretti pun akan berkata begitu. Joseph Colella mulai membuka surat kabar itu, lalu mata Nick Vito menangkap sebuah foto di halaman depan. "Hei!" serunya. "Aku pernah melihat orang itu!" Tony Santo ikut mengintip melalui bahu Vito. "Tentu, Goblok. Itu kan Adam Warner. Dia sedang memperebutkan kursi presiden." "Bukan," kata Vito berkeras. "Aku pernah melihat-nya." Dikernyitkan alisnya, mencoba untuk mengingat. Tiba-tiba dia ingat. "Aku ingat! Dialah laki-laki yang kulihat dalam bar di Acapulco bersama Jennifer Parker." "Bicara apa kau itu?" "Ingatkah kalian waktu aku berada di sana bulan yang lalu untuk menyerahkan suatu bungkusan? Aku melihat laki-laki ini bersama Jennifer Parker. Mereka sedang minum-minum." 484 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Salvatore Fiore menatapnya. "Yakinkah kau?" "Yakin. Mengapa?" "Kurasa sebaiknya kauceritakan pada Mike," kata Fiore lambat. Michael Moretti memandangi Nick Vito, dan berkata, "Kau sudah gila. Mau apa Jennifer Parker dengan Senator Warner?" "Mana aku tahu, Bos. Aku hanya tahu bahwa mereka sedang duduk minum-minum di bar itu." "Hanya mereka berdua saja?" "Ya." Salvatore Fiore menyela, "Sebaiknya kauselidiki hal itu, Mike. Si bangsat Warner itu sedang mati-matian menyelidiki kita. Lalu mengapa Jennifer minum-minum dengan dia?" Itulah yang ingin diketahui Michael. Jennifer memang pernah berbicara tentang Acapulco dan pertemuan besar itu, dan dia menyebutkan pula nama beberapa orang yang ditemuinya di sana. Tapi dia tidak berkata sepatah pun tentang Adam Warner. Dia berpaling pada Tony Santo. "Siapa pengurus dari persatuan penjaga pintu sekarang?" "Charlie Corelli." Lima menit kemudian, Mike sudah berbicara dengan Charlie Corelli melalui telepon. "...The Belmont Towers," kata Michael. "Seorang sahabatku tinggal di sana sembilan tahun yang lalu. Aku ingin berbicara dengan orang yang waktu itu bertugas sebagai penjaga pintu di sana." Michael mendengarkan sebentar. "Terima kasih banyak, Kawan." Lalu dia meletakkan gagang telepon. Nick Vito, Santo, Fiore, dan Colella memperhatikannya. 485 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Hei, Bangsat-bangsat, tak ada kerjakah kalian? Keluar dari sini." Keempat laki-laki itu cepat-cepat pergi. Michael berpikir, membayangkan Jennifer dengan Adam Warner. Mengapa Jennifer tak pernah menyebutkan nama laki-laki itu? Lalu ayah Joshua yang katanya tewas dalam peperangan Vietnam. Mengapa pula Jennifer tak pernah menyebutkan namanya? Michael Moretti lalu berjalan hilir-mudik dalam kantornya itu. Tiga jam kemudian, Tony Santo mengantar seorang lakilaki pemalu berumur enam puluhan yang berpakaian compang-camping dan jelas ketakutan. "Ini Wally Kawolsky," kata Tony. Michael bangkit lalu menjabat tangan Kawolsky. "Terima kasih atas kedatanganmu, Wally. Aku senang sekali. Silakan duduk. Bisakah aku menawarkan minuman atau sesuatu yang lain?" "Tidak, tidak, terima kasih, Tuan Moretti. Saya baik-baik saja. Terima kasih banyak." Dia mem-bungkuk-bungkuk terus. "Jangan gugup. Aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan, Wally." "Silakan, Tuan Moretti. Apa pun yang ingin Anda ketahui. Apa saja." "Masihkah kau bekerja di Belmont Towers?" "Saya? Tidak, Tuan. Sudah lima tahun yang lalu s.iya berhenti. Ibu mertua saya sakit encok berat 155 an — "Apakah kau ingat orang-orang yang menyewa lempat itu?" 486 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ya. Saya rasa saya ingat kebanyakan di antaranya. Mereka sudah seperti —" "Apakah kau ingat seseorang yang bernama |ciinifer Parker?" Wajah Wally Kawolsky berseri. "Oh, tentu. Dia «-orang wanita yang baik sekali. Saya bahkan ingat nomor apartemennya. Seribu sembilan ratus dua puluh sembilan, seperti angka tahun waktu pasaran ilunia hancur, bukan? Saya suka padanya." "Apakah banyak orang yang mengunjungi Nona l'.uker, Wally?" Wally menggaruk kepalanya perlahan-lahan. "Yah, sulit mengatakannya, Tuan Moretti. Saya li.mya melihatnya kalau dia keluar atau pulang." "Pernahkah seorang laki-laki bermalam di apartemennya?" Wally Kawolsky menggeleng. "Oh, sama sekali tidak, Tuan." Jadi semuanya ini isapan jempol belaka. Michael merasa lega sekali. Dia memang tahu bahwa Jennifer tidak akan pernah — "Bisa-bisa teman prianya pulang dan menangkap basah mereka." Michael berpikir mungkin dia salah ? tafsir. "Teman prianya?" "Ya. Pria yang hidup bersama Nona Parker di sana." Kata-kata itu bagaikan pukulan keras dengan palu di perut Michael. Dia lalu tak dapat mengendalikan dirinya. Diterkamnya leher baju Wally Kawolsky lalu ditariknya sampai orang itu berdiri. "Goblok! Aku kan tadi sudah tanya apakah — siapa nama pria itu?" Laki-laki kecil itu ketakutan. "Saya tak tahu, Tuan Moretti. Demi Tuhan, saya tak tahu!" ~ 487 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Michael mendorongnya dengan kasar. Diambilnya surat kabar tadi, lalu didorongnya ke bawah hidung Wally Kawolsky. Kawolsky melihat foto Adam Warner dan berkata dengan bersemangat, "Itulah dia! Itulah teman prianya." Dan Moretti merasa seolah-olah dunia hancur lalu menghimpitnya. Jennifer telah membohonginya selama ini; Jennifer telah mengkhianatinya dengan Adam Warner! Mereka berdua telah main d belakangnya, berkomplot melawannya, mempermainkannya. Jennifer telah menjadikannya bahan olok-olok. Rasa dendam lama mulai bergelora dengan keras dalam diri Michael Moretti, dan dia memutuskan akan membunuh mereka berdua. 54 Jennifer terbang dari New York ke London, terus ke Singapura, dengan berhenti selama dua jam di Bahrain. Lapangan terbang yang boleh dikatakan masih baru di emirat penghasil minyak itu sudah penuh sesak dengan laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Mereka semua mengenakan pakaian khas setempat. Mereka itu tidur di lantai atau di bangku. Di depan toko minuman keras di lapangan terbang ilu, terdapat peringatan tercetak bahwa barang siapa minum di tempat umum akan diancam dengan hukuman penjara. Suasananya penuh kebencian, dan Jennifer merasa senang waktu penerbangannya dilanjutkan. Pesawat jet 747 mendarat di Lapangan Terbang Changi di Singapura pukul empat lewat empat puluh menit petang. Lapangan terbang itu masih baru benar, empat belas mil jauhnya dari pusat kota. lapangan terbang baru itu menggantikan lapangan yang lama yang bernama International Airport. Waktu pesawat terbang mendarat dan meluncur dijalur pendaratan, Jennifer melihat tanda-tanda pembangunan yang masih berlangsung. 488 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Bangunan bea cukainya besar, lapang, dan modern. Di sana tersedia kereta-kereta bagasi untuk kemudahan para penumpang. Para petugas bea cukainya bekerja dengan efisien dan sopan dan dalam 15 menit Jennifer sudah selesai, lalu pergi menuju kumpulan taksi. Di luar jalan masuk, seorang laki-laki Cina setengah baya mendatanginya. "Nona Jennifer Parker?" "Ya." "Saya Chou Ling." Dia penghubung Michael di Singapura. "Saya membawa mobil yang siap membawa Anda." Chou Ling mengawasi orang memasukkan barang-barang Jennifer ke dalam ruang bagasi mobil, dan beberapa menit kemudian mereka memulai perjalanan ke pusat kota. "Apakah penerbangan tadi menyenangkan?" tanya Chou Ling. "Ya, terima kasih." Pikiran Jennifer sudah melayang pada Stefano Bjork. Seolah-olah pandai membaca pikiran Jennifer, Chou Ling menganggukkan kepalanya ke arah depan mereka. "Itu Penjara Changi. Bjork ada di situ." Jennifer menoleh untuk melihat. Penjara Changi adalah sebuah bangunan besar, jauh dari jalan raya, dikelilingi pagar hijau dan kawat berduri yang dialiri listrik. Di setiap sudut ada menara pengawas, yang dijaga oleh pengawal bersenjata, dan jalan masuknya dihalangi oleh kawat berduri lagi, lalu lebih jauh ke dalam ada lagi pengawal di pintu gerbang. "Selama perang," Chou Ling berkisah, "semua karyawan Inggris di pulau ini ditawan di situ." "Kapan saya bisa ke situ untuk menjumpai Bjork?" Chou Ling menjawab dengan berhati-hati sekali. "Ini suatu persoalan yang sangat peka. Pemerintah sangat tegas 489 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengenai pemakaian obat-obat terlarang. Para pelanggar hukum yang melakukan kesalahan itu untuk pertama kalinya sekalipun, ditangani tanpa ampun. Orang-orang yang memperjualbelikan obat-obat itu..." Chou Ling mengangkat bahunya penuh arti. "Singapura dikendalikan oleh beberapa keluarga yang berkuasa. Keluarga Shaw, C.K. Tang, Tan Chin Tuan, dan Lee Kuan Yew, perdana menteri. Keluarga-keluarga itulah yang mengendalikan keuangan dan perdagangan Singapura. Mereka tak mau obat-obat bius ada di sini." "Kita tentu punya beberapa teman yang punya pengaruh di sini." "Ada seorang inspektur polisi, David Touh — seorang yang punya rasa pertimbangan." Jennifer berpikir, berapa nilai 'punya rasa penimbangan' itu, tapi dia tak bertanya. Masih ada cukup waktu. Dia duduk bersandar dan melihat-lihat pemandangan. Mereka sedang melewati daerah pinggiran Singapura, dan kesan yang tak terhingga besarnya adalah betapa banyaknya tanaman hijau dan bunga bermekaran di mana-mana. Di kiri-kanan Mac Pherson Road terdapat kompleks pertokoan yang modern, yang berdampingan dengan kuil-kuil dan pagoda-pagoda kuno. Orang-orang yang berjalan di sepanjang jalan pun, ada yang memakai pakaian kuno dengan serban, ada pula yang berpakaian bagus dengan gaya Barat mutakhir. Kota itu kelihatannya merupakan suatu campuran yang beraneka warna dari kebudayaan kuno dan kota dunia yang modern. Pusat-pusat pertokoannya kelihatan masih baru dan segalanya bersih sekali. Jennifer mengungkapkan hal itu. Chou Ling tersenyum. "Untuk itu ada penjelasannya yang sederhana. Barang siapa membuang sampah sembarangan, didenda lima ratus dolar, dan hal itu dilaksanakan dengan ketat." Mobil membelok, lalu terus ke Stevens Road, dan di atas mereka, di sebuah bukit, Jennifer melihat sebuah bangunan 490 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ indah berwarna putih dikelilingi oleh pohon-pohon dan bungabunga. "Itulah Shangri-La, hotel Anda." Lobinya besar sekali, putih, dan bersih tanpa cacat, dengan pilar batu pualam dan kaca di mana-mana. Sementara Jennifer mencatatkan diri, Chou Ling berkata, "Inspektur Touh akan menghubungi Anda nanti." Diberikannya sehelai kartu nama pada Jennifer. "Anda selalu bisa menghubungi saya di nomor itu." Seorang pelayan dengan wajah tersenyum mengambil bagasi Jennifer dan mengantarkannya ke lift melalui sebuah langkan. Ada sebuah kebun yang besar sekali di bawah air terjun, ada pula kolam renang. Shangri-La adalah hotel yang paling mempesona yang pernah dilihat Jennifer. Kamarnya di lantai dua, terdiri dari sebuah ruang tamu besar dan kamar tidur, dan sebuah teras dari mana dia bisa melihat suatu hamparan bunga anthuriums berwarna merah dan putih, bugenvil ungu dan pohon-pohon kelapa. Serasa berada di tengah-tengah surga dunia, pikir Jennifer. Angin sepoi-sepoi bertiup. Hari seperti inilah yang disukai Joshua. Bisakah kita pergi berenang petang ini, Ma? Hentikan! Jennifer menegur dirinya sendiri. Dia berjalan ke arah telepon. "Saya ingin berbicara dengan Amerika Serikat, New York City. Dengan Tuan Michael Moretti." Jennifer menyebutkan nomornya. Operator berkata, "Maaf. Semua sedang bicara. Silakan mencoba lagi nanti." "Terima kasih." Di lantai bawah, operator itu melihat pada seseorang di sisi papan pusat nomor telepon hotel itu, seolah meminta pendapatnya. 491 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Orang itu mengangguk. "Bagus," katanya. "Bagus sekali." Satu jam setelah Jennifer tiba di hotel itu, datang telepon dari Inspektur Touh. "Nona Jennifer Parker?" "Ya. Saya sendiri." "Di sini Inspektur David Touh." Suaranya lembut tanpa logat tertentu. "Ya, Inspektur. Saya memang sedang menunggu telepon dari Anda. Saya ingin cepat-cepat mengurus —" Inspektur itu cepat-cepat menyela, "Bisakah saya mengajak Anda makan bersama malam ini?" Suatu peringatan. Mungkin dia takut teleponnya disadap. "Senang sekali." The Great Shanghai adalah sebuah restoran yang teramat besar dan ribut sekali, sebagian besar pengunjungnya adalah orang-orang setempat yang sedang makan dan bercakapcakap nyaring. Di sebuah pelataran ada sebuah band yang terdiri dari tiga alat musik, dan seorang gadis cantik yang mengenakan cheongsam sedang menyanyikan lagu-lagu Amerika populer. Petugas penerima tamu berkata pada Jennifer, "Apakah Anda mau meja untuk satu orang?" "Saya akan menemui seseorang. Inspektur Touh." Petugas itu tersenyum lebar. "Pak Inspektur sedang menunggu Anda. Mari saya antar." Diantarkannya Jennifer ke sebuah meja di bagian depan ruangan itu, di dekat tempat band. Inspektur David Touh adalah seorang laki-laki menarik yang jangkung, kurus, yang berumur empat puluhan, berair muka 492 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ halus, dan matanya hitam berair-air. Pakaiannya setelan hitam yang bagus dan hampir resmi. Dia menarik sebuah kursi untuk Jennifer, lalu duduk kembali. Band sedang memainkan lagu rock yang memekakkan. Inspektur Touh membungkuk ke arah Jennifer, lalu berkata, "Bolehkah saya memesankan minuman untuk Anda?" "Silakan. Terima kasih." "Sebaiknya Anda mencoba cendol." "Apa itu?" "Minuman yang dibuat dari santan, gula kelapa, dan agaragar kecil-kecil. Anda pasti menyukainya." Inspektur mengangkat mukanya, dan seorang pelayan wanita segera berada di sisinya. Inspektur memesan dua gelas cendol dan dim sum sebangsa makanan pendahuluan Cina. "Saya harap Anda tak keberatan kalau saya memesan makanan untuk Anda?" "Sama sekali tidak. Saya senang." "Saya dengar di negeri Anda kaum wanita terbiasa memegang kendali. Di sini laki-laki yang masih memegang tugas itu." Orang ini mengutamakan jenis kelamin, pikir Jennifer, tapi dia tak ingin bertengkar. Dia membutuhkan orang ini. Karena ributnya dan suara musik, mereka hampir-hampir tak bisa bercakap-cakap. Jennifer duduk saja bersandar dan melihat ke sekelilingnya dalam ruangan itu. Jennifer sudah pernah pergi ke negeri Timur lainnya, tapi orang-orang di Singapura menurut dia luar biasa cantiknya, baik perempuan maupun laki-laki. 493 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pelayan meletakkan minuman di hadapan Jennifer. Minuman itu seperti coklat bersoda dengan lempenganlempengan kecil yang licin di dalamnya. Inspektur Touh mengerti air mukanya. "Anda harus mengaduknya." "Saya tak dengar." Laki-laki itu berteriak, "Anda harus mengaduknya!" Dengan patuh Jennifer mengaduk minuman itu, lalu dicicipinya. Rasanya sama sekali tak enak, terlalu manis. Tapi Jennifer mengangguk dan berkata, "Ra — rasanya lain." Enam piring ceper dim sum dihidangkan. Di antaranya ada yang berbentuk aneh yang tak pernah dilihat Jennifer, tapi Jennifer memutuskan untuk tidak menanyakan namanya. Makanannya enak. Dengan berteriak untuk mengatasi hiruk-pikuk di ruangan itu, Inspektur Touh menjelaskan, "Restoran ini terkenal karena makanannya yang bergaya Nonya. Yaitu suatu campuran dari bahan-bahan Cina dan bumbu Melayu. Tak pernah ada resepnya yang dituliskan." "Saya ingin membicarakan tentang Stefan Bjork," kata Jennifer. "Saya tak bisa mendengar Anda." Suara band memekakkan telinga. Jennifer membungkuk mendekatinya. "Saya ingin tahu kapan saya bisa bertemu dengan Stefan Bjork." Inspektur Touh mengangkat bahunya dan mengisyaratkan dengan air mukanya bahwa dia tak bisa mendengarnya. Jennifer jadi terpikir apakah laki-laki ini memilih meja ini supaya mereka bisa bercakap-cakap dengan aman, ataukah dia sengaja memilihnya supaya mereka tak bisa berbicara. 494 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kemudian serangkaian lauk-pauk tak sudah-sudahnya menyusul dim sum. Makan malam mereka malam itu benarbenar hebat. Satu-satunya yang dianggap Jennifer sebagai gangguan adalah bahwa satu kali pun dia tak bisa mengemukakan persoalan Stefan Bjork. Setelah mereka selesai makan dan keluar, Inspektur Touh berkata, "Mobil saya ada di sini." Dijentikkannya jarinya, dan sebuah mobil Mercedes berwarna hitam yang terparkir bergerak, lalu berhenti di dekat mereka. Inspektur itu membuka pintu belakang untuk Jennifer. Seorang polisi bertubuh besar yang berseragam duduk di belakang kemudi. Ada sesuatu yang tak beres. Bila Inspektur Touh ingin membicarakan soal-soal rahasia denganku, pikir Jennifer, dia tentu mengatur supaya kami berduaan saja. Jennifer masuk ke dalam mobil bagian belakang, dan inspektur itu lalu duduk di sampingnya. "Ini kunjungan Anda yang pertama di Singapura, bukan?" "Ya.". "Kalau begitu banyak yang harus Anda lihat." "Saya datang kemari bukan untuk melihat-lihat, Inspektur. Saya harus pulang secepat mungkin." Inspektur Touh mendesah. "Kalian yang berdarah Kaukasia ini selalu terburu-buru. Sudahkah Anda mendengar tentang Jalan Bugis?" "Belum." Jennifer mengubah letak duduknya supaya dia bisa memperhatikan Inspektur Touh. Laki-laki itu wajahnya sering berubah-ubah, dan gerak-geriknya penuh arti. Dia kelihatan ramah dan banyak bicara, namun sepanjang malam itu dia tidak mengatakan apa-apa yang penting. Mobil berhenti karena ada jigsaw, yaitu sebangsa becak yang ditarik oleh manusia. Inspektur Touh memperhatikan 495 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ jigsaw yang ditumpangi oleh dua orang wisatawan asing itu lewat dengan penuh rasa benci. "Suatu hari kelak kami akan melarang kendaraan itu berdasarkan hukum." Satu blok dari Jalan Bugis, Jennifer dan Inspektur Touh keluar dari mobil. "Mobil dilarang masuk ke jalan itu," Inspektur menjelaskan. Laki-laki itu memegang lengan Jennifer, lalu berjalan di sepanjang trotoar yang ramai itu. Beberapa menit kemudian orang jadi demikian banyaknya hingga hampir tak bisa bergerak. Jalan Bugis itu sempit dengan banyaknya warungwarung di kiri-kanannya, tempat menjual buah-buahan, sayur, ikan, dan daging. Ada pula restoran alam terbuka dengan kursi-kursi yang mengelilingi meja-meja kecil. Jennifer berdiri saja menyerapi pemandangan itu dengan segala bunyinya, baunya, serta warnanya yang bercampur-baur. Inspektur Touh memegang lengan Jennifer lagi, lalu menyikut-nyikut membuka jalan untuk mereka. Mereka tiba ke sebuah restoran yang di depannya ada tiga buah meja, semuanya ada orangnya. Inspektur mencekam lengan seorang pelayan laki-laki yang sedang lewat, dan sebentar kemudian pemilik restoran itu mendatangi mereka. Inspektur mengatakan sesuatu padanya dalam bahasa Cina. Pemilik itu mendatangi salah satu meja, berbicara dengan tamu-tamu itu. Tamu-tamu itu memandang Inspektur, lalu cepat-cepat bangkit dan pergi. Inspektur dan Jennifer duduk di meja itu. "Maukah Anda saya pesankan sesuatu?" "Tidak, terima kasih." Jennifer melihat ke lautan manusia yang berdesak-desakan, baik di tepi-tepi sampai ke tengah jalan. Dalam keadaan lain mungkin dia bisa merasa senang melihat semua itu. Singapura adalah sebuah kota yang 496 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mempesona, sebuah kota yang bisa dinikmati bersama seorang yang kita cintai. Inspektur Touh berkata, "Lihat, hari sudah hampir tengah malam." Jennifer mengangkat mukanya. Mula-mula dia tak melihat apa-apa. Lalu dilihatnya bahwa semua pemilik toko, secara serentak mulai menutup warung-warung mereka. Dalam waktu sepuluh menit, semua warung sudah ditutup dan dikunci, dan semua pemiliknya sudah menghilang. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Jennifer. "Akan Anda lihat." Terdengar suara dengung dari kumpulan orang banyak di ujung jalan, dan orang-orang mulai bergerak ke arah trotoar, hingga dengan demikian tinggallah suatu ruangan kosong di tengah jalan. Seorang gadis Cina yang mengenakan gaun malam panjang yang ketat sedang berjalan di tengah-tengah jalan. Gadis itu adalah yang tercantik yang pernah dilihat Jennifer. Gadis itu berjalan dengan anggun dan langkah lambat, sambil sebentarsebentar berhenti untuk menyapa orang yang duduk di beberapa meja, kemudian berjalan terus lagi. Waktu gadis itu mendekati meja tempat Jennifer dan inspektur duduk, Jennifer bisa melihatnya lebih baik dari dekat, dan dia ternyata lebih cantik lagi. Raut mukanya halus dan lembut, sedang potongan badannya mempesona. Gaun sutranya yang putih, dibelah di kedua belah sisi di bawah hingga kita bisa melihat pahanya yang melengkung lembut, dan dapat pula melihat payudaranya yang kecil, tapi sempurna bentuknya. Waktu Jennifer menoleh akan berbicara dengan inspektur, muncul pula seorang gadis lain. Yang ini bahkan mungkin lebih cantik daripada yang pertama. Dua orang lagi berjalan di 497 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ belakangnya, dan dalam sekejap Jalan Bugis dipenuhi oleh gadis-gadis remaja yang cantik-cantik itu. Mereka itu campuran, ada yang Melayu, India, dan Cina. "Mereka pasti pelacur," tebak Jennifer. "Ya, waria." Jennifer terbelalak memandangnya. Itu tak mungkin. Dia berpaling dan melihat lagi ke gadis-gadis itu. Dia sama sekali tak bisa melihat sifat kelaki-lakian barang sedikit pun pada mereka. "Anda bercanda." "Mereka itu disebut Billy Bojs" Jennifer merasa bingung. "Tapi mereka —" "Mereka itu semua sudah menjalani operasi. Mereka menganggap diri mereka wanita." Inspektur itu mengangkat pundaknya. "Jadi, yah, mengapa tidak. Mereka tidak mengganggu. Anda harus tahu," dia menambahkan, “bahwa di sini pelacuran dilarang. Tapi Billy Boys ini daya tarik yang baik bagi turis dan selama mereka tidak mengganggu, polisi menutup mata saja." Jennifer menoleh lagi ke anak-anak remaja yang berkelainan dijalan itu. Mereka berhenti di beberapa buah meja dan membuat janji dengan para langganan. "Mereka hidup lumayan. Mereka menuntut bayaran sampai dua ratus dolar. Bila mereka sudah terlalu tua untuk bekerja, mereka menjadi Mama-sans." Kini kebanyakan gadis itu duduk di meja dengan kaum pria, menawarkan jasa mereka. Satu demi satu, mereka itu mulai berdiri dan pergi dengan langganan mereka. "Dalam semalam, mereka melayani dua sampai tiga langganan," inspektur menjelaskan. "Mereka mengambil alih 498 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jalan Bugis ini pada tengah malam, dan mereka harus keluar menjelang jam enam pagi, supaya warung-warung bisa dibuka lagi untuk dagang. Bila Anda sudah siap, kita bisa pergi." "Saya sudah siap." Sedang berjalan itu, mau tak mau bayangan Ken Bailey terkilas di pikiran Jennifer, dan dia berpikir, Kuharap kau bahagia. Dalam perjalanan pulang, Jennifer memutuskan bahwa, ada sopir atau tidak, dia akan menyebutkan nama Bjork. Waktu mobil membelok ke Orchard Road, Jennifer berkata dengan tegas, "Mengenai Stefan Bjork —" "Oh ya. Sudah saya atur, Anda bisa menemuinya jam sepuluh besok pagi." 55 Di Washington d.c. Adam Warner yang sedang menghadiri suatu rapat dipanggil untuk menerima telepon yang mendesak dari New York. Jaksa Robert Di Silva yang menelepon. Suaranya bernada penuh kemenangan. "Juri besar khusus baru saja mengembalikan tuduhan yang kita minta atas semua penjahat itu! Kita sudah siap untuk bergerak." Tak ada jawaban. "Apakah Anda ada di situ, Senator?" "Masih." Adam memaksakan nada antusias ke dalam suaranya. "Itu berita besar." "Kita harus bisa mulai mengepung dalam waktu dua puluh empat jam. Bila Anda bisa terbang ke New York, saya rasa kita harus mengadakan rapat terakhir besok pagi dengan semua badan-badan, supaya kita bisa mengatur langkah-langkah kita. Bisa Anda usahakan itu, Senator?" 499 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Bisa," kata Adam. "Akan saya atur semua. Jam sepuluh besok pagi." "Saya akan datang." Adam meletakkan kembali gagang telepon. Juri besar khusus baru saja mengembalikan tuduhan yang kita minta atas semua penjahat itu. Adam mengangkat gagang telepon lagi, lalu mulai memutar nomor lagi. 56 Ruang pengunjung di Penjara Changi adalah sebuah ruangan kecil yang kosong, dengan dinding yang dikapur putih. Ruang itu hanya berisi sebuah meja panjang dengan kursikursi kayu yang keras, yang ditempatkan di kedua belah sisinya. Jennifer menunggu sambil duduk di salah sebuah kursi itu. Dia mengangkat mukanya waktu pintu terbuka, dan Stefan Bjork masuk digiring oleh seorang pengawal yang berseragam. Bjork berumur tiga puluhan. Dia seorang laki-laki jangkung yang berwajah suram dan matanya menonjol. Dia menderita kelainan kelenjar gondok, pikir Jennifer. Tampak jelas memar pada dahi dan pipinya. Laki-laki itu duduk di seberang Jennifer. "Saya Jennifer Parker, pembela Anda. Saya akan mencoba mengeluarkan Anda dari sini." Laki-laki itu memandangnya dan berkata, "Sebaiknya segera saja". Kata-kata itu mungkin suatu ancaman, mungkin pula suatu permohonan. Jennifer ingat kata-kata Michael: Usahakan supaya dia bisa ditahan di luar dengan jaminan, sebelum dia membuka mulut. 500 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apakah mereka memperlakukan Anda dengan baik?" Laki-laki itu mencuri pandang pada penjaga yang sedang berdiri di dekat pintu. "Ya, lumayan." "Saya sudah mengajukan permohonan supaya Anda ditahan di luar, dengan jaminan." "Bagaimana kemungkinannya?" Bjork tak bisa menyembunyikan besarnya harapan dalam suaranya. "Saya rasa cukup baik. Paling lama dua atau tiga hari lagi." "Saya harus keluar dari tempat ini." Jennifer bangkit. "Sampai bertemu tak lama lagi." "Terima kasih," kata Stefan. Dia mengulurkan tangannya. "Jangan!" kata penjaga dengan tajam. Keduanya menoleh pada pengawal itu. "Tak boleh bersalaman." Stefan Bjork memandang Jennifer, lalu berkata dengan serak, "Segeralah." Waktu Jennifer kembali ke hotelnya, ada pesan tertulis bahwa Inspektur Touh tadi meneleponnya. Sedang dia membaca pesan itu, telepon berdering. Inspektur Touh berbicara. "Sementara Anda menunggu, Nona Parker, saya pikir mungkin Anda akan bisa bersenang-senang mengelilingi kota kami." Mula-mula Jennifer ingin menolak, tapi dia menyadari bahwa tak ada satu pun yang bisa dilakukannya sampai dia berhasil menempatkan Bjork di pesawat terbang untuk keluar dari tempat ini. Sebelum itu berhasil, dia perlu menjaga hubungan baik dengan Inspektur Touh. 501 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Maka Jennifer berkata, "Terima kasih. Saya akan senang sekali." Mereka berhenti untuk makan siang di Kampachi, lalu terus menuju ke pinggiran kota, terus ke utara ke Bukit Timah Road ke Malaysia, melewati serangkaian desa-desa kecil yang penuh warna, di mana terdapat berbagai macam warung dan toko makanan. Penduduknya kelihatannya berpakaian baik, dan mereka kelihatannya cukup berada. Jennifer dan Inspektur Touh berhenti di Pemakaman Kranji dan Tugu Pahlawan Peperangan. Mereka berjalan menaiki tangga dan memasuki gerbang biru yang terbuka. Di depan gerbang terdapat sebuah salib besar dari pualam, dan di latar belakang ada sebuah pilar yang besar sekali. Pekuburan itu merupakan lautan dari salibsalib putih. "Peperangan buruk sekali akibatnya bagi kami," kata Inspektur Touh. "Kami semua kehilangan banyak sahabat dan anggota keluarga." Jennifer diam saja. Dalam angannya dia melihat sebuah makam di Sands Point. Tapi dia tak mau membiarkan dirinya mengingat apa yang terbaring di bawah onggokan tanah yang kecil itu. Di Manhattan sedang berlangsung suatu rapat badanbadan penegak hukum di unit intelegen kepolisian di Hudson Street. Dalam kamar yang penuh itu, terasa suasana kemenangan. Kebanyakan orang-orang itu dulu mengadakan penyelidikan dengan sikap sinis, karena mereka sudah sering mengerjakan pekerjaan semacam itu. Dalam tahun-tahun yang lalu pun mereka telah berhasil menumpuk bukti-bukti yang memberatkan penjahat-penjahat, pembunuh-pembunuh, dan pemeras-pemeras. Tapi dalam perkara kejahatannya, pengacara-pengacara berbakat yang bayarannya mahal telah memenangkannya dan berhasil membebaskan penjahatpenjahat yang mereka bela. Kali ini akan lain halnya. 502 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Kesaksian dari bekas pembela tetap sindikat, Thomas Colfax, ada dalam tangan mereka, dan tak seorang pun yang akan bisa menggoyahkan-nya. Selama lebih dari dua puluh lima tahun laki-laki itu telah merupakan poros dari sindikat itu. Dia akan tampil di pengadilan dan akan menyebutkan namanama, tanggal, fakta-fakta, dan angka-angka. Dan kini badan hukum itu sudah diberi aba-aba untuk bergerak. Adam-lah yang telah bekerja paling keras dari siapa punjuga dalam ruangan itu, untuk menjadikan saat itu tercipta. Peristiwa itu akan merupakan pendorong kemenangan yang akan membawanya ke Gedung Putih. Kini setelah saatnya tiba, semuanya hancur. Di hadapan Adam terdapat daftar nama orang-orang yang akan dituntut oleh juri besar khusus. Nama yang keempat pada daftar itu adalah nama Jennifer Parker, sedang tuduhan-tuduhan yang tercantum di belakang namanya adalah pembunuhan dan berkomplot untuk menjalankan beberapa kejahatan besar. Adam Warner melihat ke sekeliling ruangan itu, dan memaksa dirinya berbicara. "Anda — saya harus mengucapkan selamat pada Anda semua." Dia mencoba untuk berbicara lagi, tapi tak ada kata-kata yang terucapkan. Dia dilanda rasa benci pada dirinya sendiri, hingga dia merasa tersiksa. Tepat benar apa yang dikatakan orang Spanyol, pikir Michael Moretti. Dendam itu umpama makanan yang sebaiknya dimakan setelah dingin. Satu-satunya alasan mengapa Jennifer Parker masih hidup sekarang adalah karena perempuan itu berada di luar jangkauannya. Tapi dia akan segera kembali. Dan sementara itu, Michael sudah bisa mengecap apa yang akan terjadi atas diri Jennifer. Gadis itu telah mengkhianatinya, sebagaimana biasanya perempuan mengkhianati seorang laki-laki. Atas perbuatannya itu, Michael 503 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ akan berusaha supaya Jennifer mendapatkan perlakuan khusus. Di Singapura, Jennifer mencoba lagi untuk menelepon Michael. "Maaf," kata petugas telepon memberitahu, "hubungan ke Amerika Serikat masih penuh." "Tolong coba terus, ya?" "Tentu, Nona Parker." Petugas itu mendongak melihat ke laki-laki yang mengawal di samping papan penghubung, dan laki-laki itu memberinya senyum berkomplot. Robert Di Silva yang sedang berada di markas besarnya dalam kota sedang melihat surat perintah penangkapan yang baru saja disampaikan padanya. Surat perintah itu atas nama Jennifer Parker. Akhirnya berhasil juga aku menangkapnya, pikirnya. Dan dia mengecap rasa puas yang hebat. Petugas telepon memberitahukan, "Inspektur Touh ada di lobi. Dia ingin bertemu dengan Anda." Jennifer merasa heran, karena dia tidak mengharapkannya. Inspektur itu tentu membawa berita tentang Stefan Bjork. Jennifer turun ke lobi dengan lift. "Maafkan saya karena tidak menelepon," kata Inspektur Touh meminta maaf. "Saya rasa sebaiknya berbicara langsung saja dengan Anda." "Apakah Anda membawa berita?" "Kita bisa berbicara dalam mobil. Saya ingin memperlihatkan sesuatu pada Anda." 504 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mereka menjalani Yio Chu Kang Road. "Apakah ada kesulitan?" tanya Jennifer. "Sama sekali tak ada. Pembebasan atas jaminan itu akan diputuskan lusa." Lalu ke mana laki-laki ini akan membawanya? Mereka sedang melewati sekelompok gedung-gedung di Jalan Goatopah Road, dan pengemudi menghentikan mobil. Inspektur Touh berpaling pada Jennifer. "Saya yakin ini akan menarik bagi Anda." "Apa yang menarik?" "Marilah. Anda akan melihatnya." Bagian dalam dari gedung itu, tua dan tak terpelihara, tapi kesan yang paling menonjol adalah baunya, yang memberikan kesan buas, primitif, dan busuk. Tak pernah Jennifer mencium bau seperti itu sebelumnya. Seorang gadis bergegas mendatangi mereka dan berkata, "Apakah Anda memerlukan penunjuk jalan? Saya —" Inspektur Touh mengisyaratkan supaya dia pergi. "Kami tidak memerlukan Anda." Dipegangnya lengan Jennifer dan mereka lalu berjalan ke luar, ke pekarangan. Ada enam buah tangki besar yang ditanamkan dalam tanah, dan dari dalam tangki-tangki itu terdengar serangkaian bunyi bergeseran yang aneh. Jennifer dan Inspektur Touh sampai ke tangki yang pertama. Di situ terdapat tanda pengumuman: Jangan Ulurkan Tangan Anda Ke Kolam. Berbahaya. Jennifer melihat ke dalam tangki itu. Tangki itu penuh dengan buaya, besar dan kecil, ada beberapa puluh ekor, semuanya bergerak terus, bergeseran timpa-menimpa. Jennifer merinding. "Apa ini?" 505 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ini sebuah tempat pemeliharaan buaya." Inspektur ikut melihat ke bawah, ke binatang-binatang melata itu. "Bila binatang-binatang itu berumur tiga sampai enam tahun, mereka dikuliti dan kulit itu dijadikan dompet, ikat pinggang, dan sepatu. Anda lihat bahwa kebanyakan di antaranya mulutnya terbuka. Begitulah cara mereka bersantai. Justru bila mulut mereka terkatup, kita harus berhati-hati." Mereka berjalan terus ke sebuah tangki yang berisi dua ekor buaya yang besar sekali. "Yang ini sudah berumur lima belas tahun. Mereka dipelihara hanya dengan maksud untuk pembiakan." Jennifer menggigil. "Mereka jelek sekali. Saya tak mengerti mengapa mereka tahan hidup berdua." Inspektur Touh berkata, "Mereka tak suka. Sebenarnya mereka tak sering kawin." "Mereka pasti dari zaman prasejarah." "Tepat. Mereka membawa kita kembali ke masa jutaan tahun yang lalu, dengan cara hidup yang primitif yang sama seperti di awal zaman." Jennifer ingin tahu mengapa laki-laki itu membawanya kemari. Bila Inspektur itu menyangka bahwa dengan melihat binatang-binatang yang mengerikan itu, Jennifer akan tertarik, dia keliru. "Bisakah kita pergi sekarang?" tanya Jennifer. "Sebentar lagi." Inspektur mengangkat mukanya melihat gadis yang menemui mereka di dalam tadi. Gadis itu sedang membawa sebuah nampan ke arah tangki nomor satu. "Hari ini adalah hari memberi makan," kata Inspektur. "Perhatikan." Dia mengajak Jennifer ke tangki pertama itu. "Buaya-buaya itu diberi makan ikan dan paru-paru babi setiap tiga hari sekali." 506 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Gadis itu mulai melemparkan makanan ke dalam kandang buaya itu, dan kandang itu seketika meledak menjadi suatu kesatuan kegiatan yang kacau-balau. Buaya-buaya itu, besar dan kecil, menyerang makanan mentah yang berdarahdarah itu, mengoyaknya dengan taring-taringnya yang tajam. Sedang Jennifer memperhatikan, dua di antara mereka memperebutkan sepotong daging, dan kedua binatang itu langsung berhadapan dan saling menyerang, saling menggigit dan menghantam hingga kandang itu mulai berisi darah. Bola mata salah satu buaya itu terkorek ke luar, tapi giginya masih tertancap pada rahang penyerangnya dan dia tak mau melepaskannya. Waktu darah mulai mengalir lebih banyak meronai air, buaya-buaya yang lain pun mulai ikut serta. Mereka menerkam kedua kawan mereka yang sudah luka itu, mengoyakkan kepalanya sampai dagingnya kelihatan. Kemudian mereka melahap keduanya hidup-hidup. Jennifer merasa akan pingsan. "Marilah kita keluar dari sini." Inspektur Touh memegang lengan Jennifer. "Sebentar lagi." Dia masih terus memperhatikan, dan sebentar kemudian barulah dituntunnya Jennifer ke luar. Malam itu, Jennifer bermimpi tentang buaya-buaya yang saling mencakar dan mengoyakkan sampai sama-sama hancur. Dua di antaranya tiba-tiba berubah menjadi Michael dan Adam, dan Jennifer terjaga di tengah-tengah mimpi buruknya itu, tubuhnya gemetar. Dia tak bisa tidur lagi. Razia-razia sudah dimulai. Baik petugas-petugas pertahanan federal, maupun petugas-petugas setempat, bertindak di beberapa negara bagian dan bahkan di beberapa negeri asing. Telah diatur supaya razia itu dijalankan secara serentak. 507 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Di Ohio, seorang senator yang sedang berpidato di hadapan suatu organisasi wanita mengenai kejujuran pemerintah ditangkap. Di New Orleans, suatu badan yang menjalankan taruhan secara tak sah ditutup. Di Amsterdam, suatu badan yang menyelendupkan berlian dihentikan. Seorang manajer bank di Gary, Indiana, ditangkap atas tuduhan membungakan uang organisasi. Di Kansas City, sebuah toko besar yang menjual barangbarang bekas kena razia, karena ternyata bahwa barangbarang itu adalah barang-barang curian. Di Phoenix, Arizona, enam orang detektif dalam kegiatan kejahatan ditahan. Di Napoli, sebuah pabrik cocaine dirampas. Di Detroit, suatu organisasi pencurian mobil yang meluas di seluruh negara bagian dilumpuhkan. Karena tak berhasil menelepon Jennifer, Adam Warner pergi ke kantornya. Cynthia langsung mengenalinya. "Maaf, Senator Warner, Nona Parker sedang ke luar negeri." "Di mana dia?" "Di Hotel Shangri-La di Singapura." Harapan Adam timbul lagi. Dia bisa menelepon Jennifer dan melarangnya kembali. Baru saja Jennifer keluar dari kamar mandi, pengurus rumah tangga hotel masuk. "Maaf. Jam berapa Anda akan keluar dari hotel hari ini?" 508 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya tidak akan keluar hari ini. Besok saya baru berangkat." Pengurus rumah tangga itu tampak keheranan. "Saya disuruh menyiapkan kamar ini untuk sualu rombongan yang akan datang larut malam ini." "Siapa yang menyuruh Anda berbuat begitu?" "Manajer." Di lantai bawah, datang telepon dari luar negeri. Yang bertugas pada papan penghubung telepon adalah orang lain, dan yang berdiri sampingnya pun orang lain pula. Petugas berbicara pada alat penerima. "New York City memanggil Jennifer Parker?" Petugas itu melihat pada laki-laki yang berdiri di sampingnya. Laki-laki itu menggeleng. "Maaf, Nona Parker sudah keluar dari hotel." Razia masih berlangsung terus. Orang melakukan penangkapan-penangkapan di Honduras, San Salvador, Turki, dan Meksiko. Jaringan itu menyapu pedagang-pedagang, pembunuh-pembunuh, peram-pok-perampok bank, dan orangorang yang membakar dengan sengaja. Di Fort Lauderdale, Atlantic City, dan Palm Springs telah diambil langkah-langkah pengamanan. Dan hal itu berjalan terus. Di New York, Robert Di Silva mengikuti dengan cermat semua kegiatan yang sedang dilakukan itu. Jantungnya berdebar makin kuat bila dia memikirkan tentang jaringan yang makin mendekati Jennifer Parker dan Michael Moretti itu. Michael Moretti lolos dari jaringan penangkapan secara kebetulan sekali. Waktu itu adalah hari peringatan kematian ayah mertuanya, dan Michael pergi berziarah ke kuburan orang tua itu bersama Rosa. 509 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Lima menit setelah mereka berangkat, satu mobil penuh agen FBI tiba di rumah Michael dan satu mobil lagi di kantornya. Waktu mereka mendengar bahwa Michael tak ada di kedua tempat itu, agen-agen itu menunggu. Jennifer baru sadar bahwa dia lalai memesan tempat di pesawat terbang untuk Stefan Bjork kembali ke Amerika Serikat. Dia menelepon perusahaan Singapore Airlines. "Di sini Jennifer Parker. Saya sudah terdaftar pada perusahaan Anda pada Penerbangan One Twelve yang akan berangkat besok sore ke London. Saya ingin mendaftarkan satu tempat tambahan." "Terima kasih. Harap menunggu sebentar." Jennifer menunggu dan beberapa menit kemudian suara itu terdengar lagi. "Apakah Anda Nona Parker dengan ejaan P-A-R-K-E-R ?" "Benar." "Pendaftaran Anda telah dibatalkan, Nona Parker." Jennifer terkejut. "Dibatalkan? Oleh siapa?" "Saya tak tahu. Nama Anda sudah dicoret dari daftar penumpang kami." "Pasti ada kekeliruan. Tolong cantumkan lagi nama saya di daftar Anda." "Maaf, Nona Parker. Penerbangan One-Twelve sudah penuh." Inspektur Touh-lah yang bisa membereskan segala sesuatunya, pikir Jennifer. Dia tadi sudah menyatakan kesediaannya untuk diajak makan malam bersama Inspektur itu. Waktu itu dia akan mendengar apa yang terjadi. Inspektur menjemputnya awal. Jennifer menceritakan tentang kekacauan di hotel dan pendaftaran pesawat terbang. 510 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Laki-laki itu hanya mengangkat bahunya. "Inilah akibat cara kerja kami yang sudah sangat terkenal tak efisien itu. Nanti saya selidiki." "Bagaimana dengan Stefan Bjork?" Inspektur Touh mengatakan sesuatu dalam bahasa Cina kepada sopirnya, dan mobil lalu berputar balik. "Anda belum melihat Kallang Road. Anda akan suka sekali melihatnya." Mobil membelok ke kiri, ke Lavender Street, kemudian setelah melewati satu blok, membelok ke kanan, ke Kallang Bharu. Di sana banyak tampak papan-papan iklan besar, tokotoko bunga, dan perusahaan-perusahaan peti mati. Beberapa blok kemudian, mobil membelok lagi. "Ke mana kita?" Inspektur menoleh pada Jennifer dan berkata dengan tenang, "Kita sekarang berada di Jalan Tanpa Nama." Jalan mobil mulai diperlambat. Di kedua sisi jalan hanya ada pengusaha-pengusaha penguburan orang. Toko-toko itu berderetan: Tan Kee Seng, Clin Noh, Ang Yung Long, Goh Soon. Di depan mereka tampak orang sedang menyelenggarakan penguburan. Semua orang yang sedang berkabung mengenakan pakaian putih dan suatu band yang terdiri dari tiga alat, dimainkan: sebuah alat tiup besar, sebuah yang kecil, dan tambur. Jenazah diletakkan di atas sebuah meja yang dikelilingi rangkaian bunga, sedang sebuah foto yang besar dipasang pada sebuah kuda-kuda menghadap ke depan. Orang-orang yang berkabung duduk berkeliling; mereka itu makan. 567 Jennifer menoleh pada Inspektur. "Apa ini?" 511 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Inilah rumah-rumah kematian. Penduduk asli di sini menyebutnya rumah mati. Mereka sulit mengucapkan kata kematian. Inspektur memandang Jennifer dan berkata, "Tapi kematian memang merupakan bagian dari kehidupan, bukan?" Jennifer melihat betapa dingin mata inspektur itu, dan dia tiba-tiba merasa takut. Mereka pergi ke Restoran Golden Phoenix, dan setelah mereka duduk, barulah Jennifer berkesempatan untuk bertanya. "Inspektur Touh, apakah Anda punya alasan tertentu mengapa Anda membawa saya ke tempat pemeliharaan buaya, dan ke rumah-rumah kematian tadi itu?" Inspektur itu memandangnya dan berkata dengan datar, "Tentu. Saya pikir tempat-tempat itu menarik perhatian Anda. Terutama karena Anda datang kemari untuk membebaskan klien Anda, Tuan Bjork. Kebanyakan bangsa kami yang mudamuda mati karena obat bius yang dimasukkan ke negeri kami ini, Nona Parker. Sebenarnya saya bisa membawa Anda ke rumah sakit di mana kami mencoba menyembuhkannya, tapi saya rasa akan lebih mengesankan, bila Anda melihat di mana mereka akan berakhir." "Tapi semuanya itu tak ada hubungannya dengan saya." "Itu hanya soal pendapat." Sirna sudah semua keramahan dari suaranya. Jennifer berkata, "Inspektur Touh, saya rasa Anda dibayar mahal untuk —" "Tidak akan cukup uang di dunia ini bagi siapa pun juga untuk membayar saya." Dia bangkit lalu mengangguk pada seseorang, dan Jennifer menoleh. Dua orang laki-laki yang mengenakan setelan abuabu mendekati meja mereka. 512 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Nona Jennifer Parker?" "Ya." Tak perlu lagi mereka mengeluarkan surat-surat tanda pengenal mereka sebagai petugas FBI. Jennifer sudah tahu sebelum mereka berbicara. "FBI. Kami ada surat-surat ekstradisi dan surat perintah untuk menangkap Anda. Kami akan membawa Anda kembali ke New York naik pesawat terbang tengah malam." 57 Waktu Michael Moretti meninggalkan makam ayah mertuanya, dia sudah terlambat untuk pergi memenuhi suatu janji. Dia memutuskan untuk menelepon kantornya dan membatalkannya. Dia berhenti di sebuah tempat telepon umum di tepi jalan raya dan memutar nomor kantornya. Telepon berbunyi dan suatu suara menjawab, "Bangunan Acme." Michael berkata, "Di sini Mike. Katakan —" "Tuan Moretti tak ada. Telepon saja nanti." Michael merasa tubuhnya menegang. Dia hanya berkata. "Restoran Tony." Dia mengembalikan gagang telepon, lalu bergegas kembali ke mobil. Rosa melihat wajahnya dan berkata, "Adakah sesuatu yang tak beres, Mike?" "Entahlah. Kau akan kuantar ke rumah saudara sepupumu. Tinggal di sana sampai kau mendengar berita dari aku." * Tony mengikuti Michael masuk ke kantornya di belakang restoran. 513 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kudengar rumahmu dan kantor di pusat kota penuh dengan polisi, Mike." "Terima kasih," kata Michael. "Aku tak mau diganggu." "Tidak akan." Michael menunggu sampai Tony keluar dari kamar itu dan menutup pintunya. Lalu dia mengangkat gagang telepon dan memutar-mutar piring-piringannya dengan marah. Kurang dari dua puluh menit kemudian Michael Moretti sudah tahu bahwa dia sedang menghadapi suatu bencana besar. Menerima laporan-laporan tentang razia-razia dan penangkapan-penangkapan itu, Michael merasa tak dapat percaya. Semua anak buahnya, dari yang tak penting sampai yang penting, ditangkap. Rumah-rumah minum kena razia, operasi-operasi perjudian dibekukan, arsip dan catatan rahasia disita. Semua kejadian itu seperti mimpi buruk saja. Polisi pasti sudah menerima informasi dari seorang anggota organisasi. Michael menelepon keluarga-keluarga lain di seluruh negara, dan mereka semua ingin tahu apa yang terjadi. Mereka sedang dihantam habis-habisan dan tak seorang pun tahu dari mana sumber kebocorannya. Mereka semua curiga bahwa itu berasal dari keluarga Moretti. Jimmy Guarrhno, di Las Vegas, memberi ultimatum pada Michael. "Aku menelepon ini atas nama badan komisi, Mike." Badan Komisi Nasional adalah kekuasan tertinggi yang mengambil alih kekuasaan keluarga perorangan bila ada kesulitan. "Polisi sedang menggerebek semua keluarga. Pasti ada seseorang yang penting yang telah membuka mulut. Kami dengar dia adalah salah seorang anak buahmu. Kami beri kau waktu dua puluh empat jam untuk mendapatkan dan menghabisinya." Di masa-masa yang lalu, razia polisi selalu hanya menangkap cabang-cabang yang kecil saja, yang tak ada 514 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ artinya. Inilah pertama kalinya orang penting diciduk juga. Seseorang yang penting yang telah membuka mulut. Kami dengar dia adalah salah seorang anak buahmu. Mereka pasti benar. Keluarga Moretti selalu yang paling sulit terpukul dan sekarang polisi mencarinya. Pasti ada seseorang yang memberinya informasi yang meyakinkan, karena kalau tidak, polisi tidak akan mengadakan penggerebekan sebesar ini. Tapi siapa orang itu? Michael bersandar dan berpikir. Siapa pun yang memberi tahu penguasa-penguasa itu, pasti mengetahui soal-soal di dalam yang hanya diketahui olehnya sendiri dan dua kaki tangannya yang terpenting, yaitu Salvatore Fiore dan Joseph Colella. Hanya mereka bertigalah yang tahu di mana arsip-arsip disembunyikan. Satu-satunya orang lain yang juga tahu adalah Thomas Colfax, tapi Colfax sudah terkubur di bawah tumpukan sampah di New Jersey. Michael duduk memikirkan Salvatore Fiore dan Joseph Colella. Rasanya tak bisa dipercaya bahwa salah seorang di antara mereka itu telah melanggar sumpah omerta dan membuka rahasia. Sejak awal mereka itu sudah ikut dia; dia sendirilah yang telah memilih mereka. Dia telah memperbolehkan mereka menjalankan operasi pembungaan uang untuk kepentingan mereka sendiri, juga usaha pelacuran. Mengapa mereka mau mengkhianatinya? Jawabnya tentu sederhana: kursi yang sedang didudukinya sekarang ini. Mereka menginginkan kursinya ini. Segera setelah dia keluar, mereka akan masuk dan mengambil alih. Mereka itu merupakan suatu tim; mereka pasti bekerja sama. Kemarahan Moretti disusul niat untuk membunuh. Keparatkeparat goblok itu mencoba menyikutnya, tapi mereka tidak akan hidup untuk menikmatinya. Pertama-tama dia harus mengatur dulu supaya anak buahnya yang tertangkap dilepaskan dengan jaminan. Dia membutuhkan seorang pengacara yang bisa dipercayainya — Colfax sudah mati, dan 515 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer — Jennifer! Michael merasakan lagi kedinginan yang menyelubungi hatinya. Masih terngiang-ngiang di telinganya ucapannya sendiri. Kembalilah secepat mungkin. Aku akan merindukanmu. Aku cinta padamu, Jennifer. Dia telah mengucapkan kata-kata itu, padahal Jennifer telah mengkhianatinya. Dia harus dihukum. Michael menelepon dan menunggu lagi, dan lima belas menit kemudian Nick Vito bergegas masuk ke kantornya. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Michael. "Polisi masih berkeliaran di mana-mana, Mike. Aku berputar-putar saja dengan mobilku beberapa kali. Tapi aku bertindak sesuai dengan perintahmu. Aku tetap menghindar." "Ada tugas untukmu, Nick." "Siap, bos. Apa yang harus kulakukan?" "Bereskan Salvatore dan Joe." Nick Vito terbelalak memandangnya. "A — aku tak mengerti. Waktu kaukatakan, bereskan mereka, maksudmu kan bukan —" Michael berteriak, "Maksudku pecahkan kepala mereka sampai otaknya keluar! Apakah perlu digambarkan?" "Ti — tidak," kata Nick Vito tergagap. "Aku hanya — Sal dan Joe adalah kaki tanganmu yang top" Michael bangkit, matanya mendelik berbahaya. "Kau mau mengajari aku bagaimana mengurus persoalanku, Nick?" "Tidak, Mike. Aku — ya tentu. Mereka akan kubereskan. Kapan?" "Sekarang. Langsung. Aku tak mau mereka sempat melihat bulan nanti malam. Mengerti?" "Ya. Aku mengerti." 516 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tangan Michael terkepal erat. "Kalau aku sempat, aku sendiri yang akan mengurus mereka. Aku ingin supaya mereka menderita, Nick. Buat supaya mereka menderita perlahanlahan, dengar? Perlahan-lahan sekali." "Baik. Baiklah." Pintu terbuka dan Tony masuk bergegas, wajahnya kelabu. "Ada dua orang petugas FBI di luar, dengan surat perintah untuk menangkapmu. Demi Tuhan, aku tak tahu bagaimana mereka sampai tahu bahwa kau ada di sini. Mereka —" Michael Moretti berpaling pada Nick Vito dan membentak. "Keluar lewat jalan belakang. Jalan!" Dia menoleh pada Tony. "Katakan pada mereka aku sedang di wc. Sebentar lagi aku menemui mereka." Michael mengangkat gagang telepon lalu memutar suatu nomor. Sebentar kemudian dia berbicara dengan seorang hakim dari mahkamah agung di New York. "Ada dua orang petugas di rumahku membawa surat perintah untuk menangkap aku." "Atas dasar tuduhan apa, Mike?" "Entahlah, dan aku tak peduli. Kau kutelepon untuk menyelesaikan persoalannya nanti supaya aku bisa dibebaskan dengan jaminan. Aku tak bisa diam-diam dalam kurungan. Aku banyak urusan." Sunyi sebentar, lalu hakim itu berkata dengan berhati-hati, "Maaf, Mike, aku tak bisa membantumu kali ini. Penangkapanpenangkapan sedang dilakukan di mana-mana, bila aku mau mencampuri —" Michael Moretti berbicara dengan nada yang mengerikan. "Dengarkan, Keparat, dengarkan baik-baik. Bila aku sampai satu jam saja berada dalam penjara, aku akan berusaha supaya kau juga berada di balik terali penjara selama sisa hidupmu. Aku sudah mengurusmu dengan baik begitu lama. 517 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Apakah kau mau aku menceritakan pada jaksa, berapa perkara yang kauselesaikan untukku? Apa kau mau aku memberitahu panitia penyelidik kejahatan, berapa jumlah simpananmu di Swis? Apakah kau mau —" "Demi Tuhan, Michael!" "Kalau begitu lakukan!" "Akan kuusahakan," kata Hakim Lawrence Waldman. "Akan kucoba —" "Coba, Keparat! Lakukan! Kaudengar itu, Larry? Kerjakan!" Michael membanting gagang telepon. Otaknya sedang bekerja dengan cepat dan dingin. Dia tak kuatir akan dimasukkan ke penjara. Dia tahu bahwa Hakim Waldman akan menjalankan perintahnya, dan dia bisa percaya pada Nick Vito untuk membereskan Fiore dan Colella. Tanpa kesaksian mereka, pemerintah tidak akan bisa membuktikan apa-apa untuk menjatuhinya hukuman. Michael melihat ke cermin kecil di dinding, menyisir rambutnya, memperbaiki letak dasinya, lalu keluar menemui kedua petugas FBI itu. Hakim Lawrence telah berhasil. Michael sudah tahu itu. Pada sidang pendahuluan, seorang pembela yang dipilih oleh Hakim Waldman memohon pembebasan dengan jaminan, dan jumlahnya diputuskan lima ratus ribu dolar. Di Silva marah dan frustasi waktu Michael Moretti keluar dari ruang sidang. 58 Nick vito adalah laki-laki yang kecerdasannya terbatas. Caranya mengabdi pada organisasi adalah dengan menjalankan semua perintah tanpa bertanya dan melaksanakannya dengan efisien. Nick Vito sudah sering 518 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ berhadapan dengan pistol dan pisau, tapi dia tak pernah mengenal takut. Namun kini dia takut. Sesuatu yang tak dapat ditangkapnya dengan daya pikirnya telah terjadi, dan dia merasa bahwa bagaimanapun juga, dia ikut bertanggung jawab atas kejadian itu. Sepanjang hari dia mendengar tentang razia-razia yang sedang berjalan, penangkapan-penangkapan yang sedang dilakukan. Didesas-desuskan bahwa ada seorang pengkhianat, seorang yang berkedudukan tinggi dalam organisasi. Dengan daya pikirnya yang terbatas itu sekalipun, Nick Vito bisa menghubungkan kenyataan bahwa dia telah membiarkan Thomas Colfax hidup, dan bahwa tak lama setelah itu terdengar berita adanya seseorang yang mengkhianati keluarga pada pejabat-pejabat pemerintah. Nick Vito yakin bahwa itu tak mungkin Salvatore Fiore dan Joseph Colella. Kedua mereka itu sudah seperti saudaranya sendiri, dan keduanya sama fanatik kesetiaannya dengan dia sendiri, pada Michael Moretti. Tapi dia tidak akan bisa menjelaskan itu pada Michael kalau dia tak ingin dicincang halus, karena yang mungkin berkhianat adalah Thomas Colfax, padahal Colfax disangka sudah mati. Nick Vito bingung apa yang harus diperbuatnya. Dia sayang pada si Kembang Kecil dan si Raksasa. Fiore dan Colella sudah banyak sekali menolongnya di masa lalu, seperti juga Thomas Colfax. Tapi dia telah meloloskan Thomas Colfax, dan sekarang lihat apa yang terjadi. Maka Nick Vito memutuskan bahwa dia tidak akan bermurah hati lagi. Kini nyawanya sendiri yang harus dilindunginya. Bila Fiore dan Collela sudah dibunuhnya, selamatlah dia. Tapi karena mereka itu seperti saudara-saudaranya sendiri, dia akan berusaha supaya mereka mati cepat. Nick Vito mudah saja menentukan di mana mereka berada, karena mereka harus selalu siap siaga kapan pun Michael memerlukan mereka. Si Kecil Salvatore Fiore sedang 519 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengunjungi kekasih simpanannya di apartemen perempuan itu di 83rd Street dekat Museum Sejarah Alam. Nick tahu bahwa sahabatnya itu selalu pulang dari sana pukul lima untuk kembali ke rumah istrinya. Sekarang pukul tiga. Nick menimbang-nimbang. Dia bisa menunggu di depan gedung apartemen itu atau bisa juga langsung naik dan masuk ke apartemen itu. Dia merasa terlalu gugup untuk menunggu. Dia merasa muak dengan semua peristiwa ini. Bila ini semua sudah berlalu, pikirnya aku akan minta libur dari Michael. Mungkin akan kubawa beberapa orang gadis pergi ke Bahama. Baru memikirkannya saja, dia telah merasa lebih baik. Nick Vito memarkir mobilnya di sudut jalan dekat apartemen itu, lalu berjalan kaki ke gedung itu. Dengan menggunakan sepotong celluloid, dia membuka pintu depan, lalu masuk. Dia tidak menggunakan lift melainkan naik tangga ke lantai tiga. Dia berjalan ke arah pintu yang di ujung gang, dan setiba di situ pintu itu digedornya. "Buka pintu! Polisi!" Didengarnya langkah-langkah cepat di balik pintu, dan beberapa saat kemudian pintu terbuka sebatas rantai pengaman yang besar. Di balik pintu dilihatnya tubuh Marina, kekasih Salvatore Fiore, yang tanpa busana. "Nick!" seru perempuan itu. "Gila kau. Kau menakuti aku setengah mati." Ditanggalkannya rantai pengaman pada pintu, lalu dibukanya, "Sal, si Nick!" Si Kecil Salvatore Fiore keluar dari kamar tidur, juga tanpa busana, "Hei, Nicky! Mengapa kau kemari?" "Sal, ada pesan dari Mike." Nick Vito mengacungkan sebuah pistol kaliber 22 yang memakai alat peredam suara dan menekan pelatuknya. Jarum penembaknya menghantam ke petrum, dan pelurunya 520 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ terdorong ke luar dari moncongnya dengan kecepatan tiga ribu meter sedetik. Peluru yang pertama menghancurkan batang hidung Salvatore Fiore. Peluru yang kedua mengeluarkan mata kirinya. Waktu Marina membuka mulutnya akan berteriak, Nick Vito berbalik dan mengirim sebuah peluru ke kepalanya. Waktu perempuan itu roboh ke lantai, Nick menembakkan sebuah peluru lagi ke dadanya, untuk meyakinkan. Sayang, perempuan ini terbuang-buang, pikir Nick, tapi Mike tentu tak suka kalau kubiarkan seorang saksi hidup, barang seorang saja. Si Besar Joseph Colella memiliki seekor kuda yang sedang turut dalam pacuan kuda yang kedelapan di Belmont Park di Long Island. Belmont adalah sebuah tempat pacuan yang panjangnya satu setengah mil, suatu ukuran panjang yang tepat benar untuk kuda yang sedang diikut-sertakan si Raksasa itu. Dia telah menganjurkan pada Nick untuk bertaruh atas kuda itu. Di masa lalu, Nick telah banyak menang taruhan berkat petunjuk dari Colella. Colella selalu mempertaruhkan uang sedikit atas nama Nick, bila kudanya ikut pacuan. Sedang Nick berjalan ke tempat duduk Colella, dia merasa menyesal bahwa di masa yang akan datang tidak akan ada lagi yang memberinya petunjuk. Pacuan yang kedelapan baru saja dimulai. Colella sedang berdiri di tempat duduknya, menyoraki kudanya. PacuaTi itu adalah pacuan dengan taruhan besar, dan orang-orang berteriak-teriak dan bersoraksorak sedang kudanya mengitari putaran yang pertama. Nick Vito masuk dari belakang ke tempat khusus Colella, dan bertanya, "Bagaimana keadaannya, Sobat?" "Hei, Nick, kaudatang tepat pada waktunya. Si Beauty Queen akan memenangkan pacuan ini. Aku sudah menaruhkan uang untukmu." "Bagus, Joe." Nick Vito menekan pelatuk pistolnya yang berkaliber 22 ke tulang punggung Joseph Colella, lalu menembakkannya tiga 521 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kali menembusi jasnya. Bunyi yang teredam tak terdengar berkat sorak-sorai orang banyak. Nick melihat Joseph Colella roboh ke tanah. Dipertimbangkannya apakah akan diambilnya kartu taruhan yang ada dalam saku Colella. Tapi dia mengurungkan niatnya itu. Kuda itu bisa saja kalah. Nick Vito berbalik, lalu berjalan tanpa tergesa ke jalan keluar, seorang manusia yang tak dikenal dalam kumpulan orang banyak. Telepon pribadi Michael Moretti berdering. "Tuan Moretti?" "Siapa yang mau bicara dengan dia?" "Di sini Kapten Tanner." Michael berpikir sebentar mengingat-ingat nama itu. Seorang kapten polisi. Di wilayah Queens. Salah seorang bayaran mereka. "Di sini Moretti." "Saya baru saja mendapatkan informasi yang saya rasa akan menarik bagi Anda." "Dari mana kau menelepon?" "Dari telepon umum." "Ceritakan." "Saya sudah tahu sumber segala kekacauan ini." "Kau terlambat. Mereka sudah dibereskan." "Mereka? Oh, yang saya dengar hanya Thomas Colfax." "Kau tak tahu apa yang kaukatakan itu. Colfax sudah mati." Kini giliran Kapten Tanner yang kebingungan. "Apa kata Anda? Thomas Colfax sedang duduk di Markas Besar Marinir di Quantico saat ini, sedang membukakan semua rahasia pada siapa saja yang mau mendengarnya." 522 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kau gila!" bentak Michael. "Aku tahu betul—" Dia terdiam. Tentang apa dia tahu betul? Dia memang sudah menyuruh Nick Vito untuk membunuh Thomas Colfax, dan Vito mengatakan bahwa hal itu sudah dilaksanakannya. Michael lalu berpikir. "Yakin benarkah kau, Tanner?" "Tuan Moretti. Apakah saya mau menelepon kalau saya tak yakin?" "Akan kuselidiki. Kalau kau benar, aku akan ingat padamu." "Terima kasih, Tuan Moretti." Kapten Tanner meletakkan gagang telepon dengan rasa puas pada dirinya sendiri. Dari pengalaman masa lampau dia tahu bahwa Michael Moretti adalah orang yang tahu membalas budi. Inilah kesempatan yang besar itu, kesempatan yang memungkinkannya untuk pensiun. Dia melangkah ke luar dari tempat telepon umum itu, menempuh udara dingin dalam bulan Oktober. Ada dua orang berdiri di tempat telepon itu, dan waktu kapten itu akan melewati mereka, salah seorang di antaranya menghadangnya. Dia memperlihatkan kartu tanda pengenalnya. "Kapten Tanner? Saya Letnan West dari Dinas Keamanan Dalam Negeri. Komisaris polisi ingin berbicara dengan Anda." Michael Moretti menggantungkan gagang telepon perlahanlahan. Naluri hewaninya meyakinkannya bahwa Nick Vito telah membohonginya. Thomas Colfax masih hidup. Itulah penyebab dari semua yang sedang terjadi sekarang. Dialah rupanya yang telah menjadi pengkhianat. Padahal Michael telah menyuruh Nick Vito untuk membunuh Salvatore Fiore dan Joseph Colella. Tuhan, bodoh benar dia! Dia telah ditipu oleh seorang penembak bayaran, sampai harus membunuh dua orang anak buahnya yang paling utama! Bukan main geramnya dia. 523 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia memutar sebuah nomor lalu berbicara singkat di telepon itu. Setelah menelepon untuk kedua kalinya, dia duduk menunggu. Waktu didengarnya Nick Vito berbicara di telepon, Michael memaksa dirinya supaya kemarahannya tidak terdengar dalam suaranya, "Bagaimana jalannya?" "Beres, Bos. Tepat seperti yang kauperintahkan. Mereka menderita perlahan-lahan." "Bukankah aku bisa mengandalkan kau, Nick?" "Tentu bisa. Kau kan tahu, Bos." "Nick, kuminta kau membantuku untuk yang terakhir kalinya. Salah seorang anak buah meninggalkan sebuah mobil di sudut antara York dan 95th Street. Mobil itu mobil Camaro berwarna coklat. Kuncinya ada di belakang klep pelindung matahari. "Kita akan menggunakannya untuk suatu pekerjaan malam ini. Tolong bawa kemari, ya?" "Baik, Bos. Kapan kaubutuhkan? Aku baru saja akan —" "Aku perlu sekarang. Langsung, Nick." "Aku segera datang." "Bye, Nick." Michael mengembalikan gagang telepon. Ingin dia berada di sana menyaksikan Nick Vito meledakkan dirinya bersama mobil itu. Tapi ada satu hal mendesak yang harus dilakukannya. Jennifer Parker segera akan dalam perjalanannya pulang, dan dia ingin menyiapkan segala-galanya untuknya. 59 524 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Rasanya seperti suatu produksi film Holywood saja, pikir Mayor Jenderal Roy Wallace, dengan tahananku sebagai bintangnya. Ruang pertemuan yang besar, di markas besar Korps Marinir Amerika Serikat, penuh dengan ahli-ahli teknik dari Korps Sandi, berkeliaran kian-kemari memasang kamera dan peralatan suara serta lampu-lampu, sambil berbicara dengan bahasa khususnya sendiri. Mereka sedang bersiap-siap untuk mem-filmkan kesaksian Thomas Colfax. "Itu merupakan jaminan keamanan ekstra," kata Jaksa Di Silva berkeras. "Kita tahu bahwa tak seorang pun bisa mendekatinya, tapi akan lebih aman bila direkam." Dan yang lain-lain pun setuju. Satu-satunya orang yang tak hadir di situ adalah Thomas Colfax. Dia akan dibawa masuk pada saat terakhir, bila segalagalanya sudah siap. Benar-benar seperti bintang film. Thomas Colfax sedang mengadakan pertemuan dalam selnya dengan David Terry dari Departemen Kehakiman yang bertugas menciptakan tanda-tanda bukti diri baru bagi orangorang yang ingin menghilang. "Coba saya jelaskan sedikit dulu mengenai acara pengamanan saksi oleh Pemerintah Federal," kata Terry. "Bila sidang sudah selesai, kami akan mengirim Anda ke negara mana pun juga yang Anda pilih. Perabot rumah tangga dan semua milik Anda yang lain akan dikirim dengan kapal oleh suatu perusahaan ekspedisi di Washington, dengan nomor kode. Nomor itu nanti akan kami serahkan pada Anda. Tidak akan ada jalan lain bagi siapa pun juga untuk menelusuri Anda. Kami akan memberi Anda tanda bukti diri dan latar belakang baru, dan bila Anda suka, bahkan juga wajah baru." 525 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya akan mengurus itu sendiri." Tak seorang pun dipercayainya untuk mengetahui apa yang akan dilakukannya dengan wajahnya. "Biasanya, bila kami memberi tanda bukti diri baru kepada seseorang, kami juga mencarikannya pekerjaan di bidang apa pun yang cocok baginya, dan kami memberinya uang. Mengenai diri Anda, Tuan Colfax, saya dengar bahwa keuangan bukan masalah." Thomas Colfax ingin tahu apa yang akan dikatakan David Terry, kalau dia tahu berapa banyak uangnya yang sudah diamankannya di bank-bank di Jerman, Swis, dan Hongkong. Dia sendiri pun sudah tak tahu lagi, tapi menurut perkiraan kasarnya, sembilan atau sepuluh juta dolar. "Ya," kata Colfax, "saya rasa soal uang memang bukan masalah." "Baiklah kalau begitu. Yang pertama-tama yang harus ditentukan adalah ke mana Anda ingin pergi. Adakah tempat tertentu dalam pikiran Anda?" Pertanyaannya sederhana sekali, namun besar sekali artinya di balik itu. Yang sebenarnya akan dikatakan orang itu adalah, Di mana kau akan menghabiskan sisa hidupmu? Karena Colfax tahu bahwa, begitu dia tiba di suatu tempat mana pun yang diingininya, dia tidak akan meninggalkannya lagi. Tempat itu akan merupakan tempat tinggal abadinya, tempatnya berlindung, dan dia tidak aman di bagian mana pun dari dunia ini. "Brasilia." Itu merupakan tempat yang paling masuk akal. Di sana dia sudah memiliki sebidang perkebunan seluas dua ratus ribu are, atas nama suatu perusahaan Panama, hingga tidak akan bisa ditelusuri sampai pada dirinya. Perkebunan itu sendiri sudah merupakan sebuah benteng. Dia akan mampu membayar orang-orang untuk melindunginya, hingga 526 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kalaupun Michael Moretti akhirnya tahu di mana dia berada, tak seorang pun bisa mendekatinya. Dia akan bisa membeli apa saja, termasuk semua perempuan yang diingininya. Thomas Colfax suka wanita Amerika Selatan. Orang menyangka bahwa bila laki-laki mencapai umur enam puluh lima tahun, kekuatan seksnya akan hilang, bahwa dia tidak punya hasrat lagi, tapi Colfax mengalami bahwa semakin dia tua, makin besar pula seleranya pada wanita. Dia bahkan suka sekali kalau bisa mengajak tidur dua atau tiga perempuan muda sekaligus, yang semuanya melayaninya. Makin muda makin baik. "Brasilia akan mudah mengurusnya," kata David Terry. "Pemerintah kita akan membelikan Anda sebuah rumah kecil di sana, dan —" "Itu tak perlu." Colfax hampir saja tertawa terbahak membayangkan dirinya harus tinggal di sebuah rumah yang kecil. "Yang saya minta dari Anda hanya memberi saya tanda bukti diri baru dan perjalanan dengan selamat. Yang lain semua saya urus sendiri." "Semau Andalah, Tuan Colfax." David Terry bangkit. "Saya rasa semuanya sudah kita bicarakan." Dia tersenyum meyakinkan. "Urusan ini akan mudah sekali. Saya akan segera mulai mengatur langkah-langkah. Segera setelah Anda selesai memberikan kesaksian, Anda akan sudah berada dalam pesawat yang menuju ke Amerika Selatan.'" "Terima kasih." Thomas Colfax memperhatikan tamunya pulang, dan dia senang sekali. Dia telah berhasil! Michael Moretti telah membuat kesalahan karena telah menganggapnya remeh, dan itu akan merupakan kesalahan Moretti yang terakhir. Colfax akan menguburkannya demikian dalam hingga dia tidak akan bisa bangun lagi. Dan kesaksian yang diberikannya akan difilmkan. Itu akan menarik. Dia ingin tahu apa dia akan diberi make-up. Dia melihat dirinya di cermin. Tidak buruk, pikirnya, untuk laki-laki 527 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ seumurku. Aku masih tampan. Gadis-gadis Amerika Selatan lebih suka pria yang agak tua yang sudah beruban. Dia mendengar pintu sel terbuka, dan dia menoleh. Seorang sersan marinir membawakan makanan Colfax. Masih banyak waktunya untuk makan sebelum pembuatan film dimulai. Pada hari pertama, Thomas Colfax mengeluh tentang makanan yang disuguhkan padanya, dan sejak saat itu Jenderal Wallace mengatur supaya semua makanan Colfax dipesan. Selama Colfax ditahan di benteng itu, usulnya yang sekecil-kecilnya pun dianggap perintah. Mereka ingin melakukan segala sesuatu untuk menyenangkannya, dan Colfax memanfaatkannya sepenuhnya. Dimintanya perabot rumah tangga, sebuah pesawat tv, dan setiap hari dia diberi surat kabar dan majalah terbaru. Sersan itu meletakkan makanan ke atas meja yang sudah disiapkan untuk dua orang, dan seperti setiap hari, dia pun berkata, "Kelihatannya enak, Tuan." Colfax tersenyum dengan sopan lalu duduk. Panggang daging sapi yang setengah matang, yang disukainya, kentang yang dihancurkan, dan puding Yorkshire. Dia menunggu sampai marinir itu menarik kursi dan duduk di seberangnya. Sersan itu mengambil pisau dan garpu, memotong daging sedikit dan memakannya. Satu lagi gagasan Jenderal Wallace. Harus ada pencicip khusus untuk makanan Colfax. Seperti raja-raja zaman dahulu saja, pikirnya. Diperhatikannya marinir itu mencoba daging panggang, kentang, dan puding Yorkshire. "Bagaimana rasanya?" "Terus terang saya lebih suka daging yang matang." 528 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Colfax mengambil pisau dan garpunya sendiri, dan mulai makan. Sersan itu keliru. Daging itu tepat benar masaknya, kentangnya cukup berlemak dan panas, dan puding Yorkshirenya enak. Colfax mengambil lalap dan menaruhnya di atas dagingnya. Pada gigitan kedua Colfax menyadari bahwa ada sesuatu yang sama sekali tak beres. Mulutnya terasa terbakar dan rasa itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia merasa terbakar. Kerongkongannya tercekik, kejang, dan dia mulai sulit mencari udara. Sersan marinir yang duduk di seberangnya memandangnya dengan terbelalak. Thomas Colfax mencengkam lehernya, dan mencoba mengatakan pada sersan itu apa yang terjadi, tapi tak sepatah kata pun terucapkan. Api dalam tubuhnya serasa menjalar dengan lebih cepat, dan dia amat tersiksa. Tubuhnya menjadi kaku dan kejang, lalu terbalik ke belakang, ke lantai. Sersan itu memperhatikannya sebentar, lalu membungkuk ke tubuh itu dan membalik kelopak mata Thomas Colfax untuk meyakinkan bahwa dia sudah meninggal. Kemudian dia pergi meminta bantuan. 60 Singapore airlines Penerbangan 246 mendarat di Lapangan Udara Heathrow di London pukul setengah delapan pagi. Para penumpang lain ditahan di tempat duduk masing-masing, sampai Jennifer dan kedua petugas FBI keluar dari pesawat dan masuk ke kantor pengamanan lapangan udara. Ingin benar Jennifer membaca surat kabar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di negerinya, tapi kedua pengiringnya yang diam terus-menerus menolak permintaannya itu, dan menolak diajak berbicara. 529 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dua jam kemudian, mereka bertiga naik ke pesawat terbang TWA yang menuju ke New York. Di Gedung Pengadilan Amerika Serikat di Foley Square, sedang diadakan rapat darurat. Yang hadir adalah Adam Warner, Robert Di Silva, Mayor Jenderal Wallace, dan enam orang wakil dari FBI departemen kehakiman, dan departemen perbendaharaan. "Bagaimana hal itu sampai bisa terjadi?" tanya Robert Di Silva dengan suara bergetar karena marahnya. Dia berpaling pada jenderal itu. "Anda sudah diberi tahu betapa pentingnya Thomas Colfax itu bagi kami." Jenderal itu mengangkat tangannya tak berdaya. "Kami sudah mengambil semua langkah pengamanan sebisa-bisanya, Tuan. Kini kami sedang menyelidiki bagaimana orang sampai bisa menyelundupkan racun asam biru itu ke —" "Saya sama sekali tak peduli bagaimana orang melakukannya! Colfax sudah mati!" Orang dari departemen perbendaharaan berbicara, "Berapa pentingnyakah kematian Colfax itu bagi kita? "Banyak sekali," sahut Di Silva. "Mencari saksi saja sulitnya bukan main. Apa lagi sampai bisa memperlihatkan arsip-arsip dan pembukuan keuangannya. Saya berani bertaruh bahwa akan ada saja pembela yang mengatakan semua catatan dan buku itu palsu." "Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya seorang dari departemen perbendaharaan. Jaksa menjawab, "Kita teruskan langkah-langkah kita. Jennifer Parker sedang dalam perjalanan pulang dari Singapura. Kita punya cukup bukti untuk menyingkirkannya selama-lamanya. Sementara dia kita tahan, akan kita suruh dia menarik Michael Moretti pula. "Dia berpaling pada Adam. "Anda setuju bukan, Senator?" 530 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam merasa mual. "Maaf." Dia cepat-cepat keluar dari ruangan itu. 61 Petugas-petugas pemandu di tanah, yang memakai tutup telinga yang kebesaran, mengayun-ayunkan kedua tongkatnya yang berlampu sorot, memandu pesawat jumbo 747 ke arah jalur tempat menunggu. Pesawat berhenti di lingkaran tertentu dan setelah diberi aba-aba, pilot menghentikan keempat mesin turbo buatan Pratt And Whitney. Di dalam pesawat, pramugara berbicara melalui pengeras suara, "Tuan-tuan dan Nyohya-nyonya, kita baru saja mendarat di Lapangan Udara Kennedy, New York. Terima kasih atas penerbangan Anda dengan TWA. Para penumpang harap tinggal di tempat duduk sampai ada pengumuman selanjutnya. Terima kasih." Terdengar dengung suara protes orang. Sesaat kemudian pintu dibuka. Kedua orang petugas FBI yang duduk dengan Jennifer di bagian depan pesawat bangkit. Salah seorang di antaranya menoleh pada Jennifer dan berkata, "Mari." Para penumpang melihat dengan perasaan ingin tahu waktu ketiga orang itu meninggalkan pesawat. Beberapa menit kemudian terdengar lagi suara pramugara melalui pengeras suara, "Terima kasih atas kesabaran Anda, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya. Sekarang Anda boleh turun." Sebuah mobil pemerintah menunggu di jalan masuk, di samping lapangan udara. Mula-mula mereka berhenti di Gedung Metropolitan Correctio-nal Centre di Park Row nomor 150. Gedung itu berhubungan dengan Gedung Pengadilan Amerika Serikat di Foley Square. 531 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Setelah Jennifer didaftarkan, salah seorang FBI berkata, "Maaf, kami tak bisa menahan Anda di sini. Kami mendapat perintah untuk membawa Anda ke Penjara Riker's Island." Perjalanan ke Riker's Island berlangsung tanpa bicara. Jennifer duduk di tempat duduk belakang, diapit oleh kedua petugas FBI itu. Dia tidak berkata apa-apa, tapi otaknya sibuk bekerja. Kedua laki-laki itu tak mau berbicara selama perjalanan menyeberangi samudra, maka Jennifer tak bisa menduga betapa besar kesulitan yang dihadapinya. Dia tahu bahwa keadaannya serius, karena tidaklah mudah untuk mendapatkan ekstradisi. Dia tak bisa berbuat apa-apa untuk membela dirinya, sementara dia berada dalam penjara. Usahanya yang pertama haruslah supaya dia bisa bebas dengan jaminan. Mereka sedang menyeberangi jembatan ke Riker's Island, dan Jennifer melihat ke jalan yang sudah dikenalnya, jalan yang sudah beratus-ratus kali dilaluinya bila dia pergi menemui kliennya. Sekarang dia sendiri yang menjadi tahanan. Tapi tidak akan lama, pikir Jennifer. Michael akan membebaskan aku. Kedua orang petugas FBI menggiring Jennifer masuk ke dalam gedung penerimaan dan salah seorang petugas tadi menyerahkan perintah ekstradisi pada pengawal. "Jennifer Parker." Pengawal melihat surat perintah itu. "Kami memang menunggu Anda, Nona Parker. Anda mendapat tempat di kamar tahanan nomor tiga." "Saya berhak untuk menelepon satu kali." Pengawal menganggukkan kepalanya ke arah telepon di meja tulisnya. "Tentu." 532 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Jennifer mengangkat gagangnya sambil berdoa semoga Michael Moretti ada. Dia mulai memutar nomor. Michael Moretti memang sudah menunggu telepon dari Jennifer. Selama dua puluh empat jam, dia tidak berpikir tentang yang lain. Dia sudah menerima informasi waktu Jennifer mendarat di London, waktu pesawatnya meninggalkan Heathrow, dan waktu dia tiba kembali di New York. Dia duduk di meja kerjanya sambil mengikuti dalam angannya, perjalanan Jennifer ke Riker's Island. Dibayangkannya Jennifer masuk ke penjara itu. Dia pasti akan minta izin untuk menelepon sebelum dia dimasukkan ke sel. Jennifer pasti akan meneleponnya. Hanya itu yang diharapkannya. Satu jam lagi dia akan minta agar Jennifer dibebaskan dari situ; dan perempuan itu kemudian akan mendatanginya. Michael Moretti membayangkan saat Jennifer Parker berjalan melewati pintu. Jennifer telah berbuat sesuatu yang tak dapat dimaafkan. Dia telah menyerahkan tubuhnya pada laki-laki yang akan memusnahkannya. Selain itu, apa lagi yang telah diberikannya? Rahasia-rahasia apa yang telah dibocorkannya? Adam Warner adalah ayah dari anak Jennifer. Michael kini yakin Jennifer telah membohonginya sejak awal, mengatakan padanya bahwa ayah Joshua telah meninggal. Yah, itu memang suatu ramalan yang akan segera menjadi kenyataan, kata Michael sendiri. Dia terlanda konflik yang ironis. Di satu pihak, dia punya senjata yang ampuh yang bisa menghina dan menghancurkan Adam Warner. Dia bisa memeras Adam Warner dengan ancaman akan menyiarkan hubungannya dengan Jennifer; tapi bila itu dilakukannya, dia akan membeberkan pula tentang dirinya sendiri. Bila keluargakeluarga lain sampai mendengar — dan mereka pasti akan mendengarnya — bahwa peliharaan Michael adalah kekasih simpanan dari ketua Panitia Penyelidikan Senat, maka Michael akan menjadi bahan tertawaan. Dia tidak akan bisa lagi 533 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengangkat kepalanya atau memerintah anak buahnya. Seorang suami yang bisa dipermainkan perempuan tak pantas menjadi seorang kepala. Maka, bagaimanapun menggiurkannya ancaman pemerasan itu, dia akan merupakan senjata makan tuan. Michael menyadari bahwa dia tak berani menggunakannya. Dia harus menghancurkan musuh-musuhnya itu dengan jalan lain. Michael melihat ke peta kecil yang digambarkan secara kasar di atas meja kerjanya di depannya. Peta itu adalah peta jalan yang akan dilalui Adam Warner dalam perjalanannya untuk menghadiri suatu perjamuan makan malam pribadi dalam rangka pengumpulan dana malam itu. Peta itu telah dibeli Michael Moretti dengan harga lima ribu dolar. Peta itu akan berarti kematian Adam Warner. Telepon di meja kerja Michael berdering, dan dia terkejut. Diangkatnya gagangnya dan terdengar suara Jennifer di ujung lain. Suara yang telah membisikkan cinta kasih ke telinganya, yang telah memintanya untuk main cinta dengannya, yang — "Michael — kaukah itu?" "Ya, aku di sini. Di mana kau?" "Mereka membawaku ke Riker's Island. Mereka menahanku atas tuduhan pembunuhan. Belum ada ketentuan berapa besarnya uang tebusan. Kapan kau bisa—?" "Aku akan membebaskanmu secepatnya. Tenang sajalah." "Ya, Michael." Didengarnya kelegaan dalam suara Jennifer. "Gino akan kusuruh menjemputmu." Beberapa saat kemudian, Michael menjangkau telepon lagi, dan memutar suatu nomor. Dia berbicara di telepon selama beberapa menit. "Aku tak peduli berapapun tingginya uang tebusannya. Aku mau dia keluar sekarang juga." 534 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Gagang telepon dikembalikannya, lalu menekan sebuah tombol di meja kerjanya. Gino Gallo masuk. "Jennifer Parker ada di Riker's Island. Satu atau dua jam lagi dia akan dibebaskan. Jemput dia dan bawa kemari." "Baik, Bos." Michael bersandar di kursinya. "Katakan padanya bahwa kita tak perlu kuatir tentang Adam Warner lagi setelah hari ini." Wajah Gino Gallo menjadi cerah. "Benarkah?" "Benar. Dia sedang dalam perjalanan untuk mengucapkan pidato, tapi dia tidak akan sampai ke situ. Dia akan mengalami kecelakaan di jembatan, di New Canaan." Gino Gallo tersenyum. "Hebat sekali, Bos." Michael menunjuk ke pintu. "Pergi." Jaksa Di Silva menentang pembebasan dengan jaminan atas diri Jennifer, dengan seluruh kemampuan yang ada padanya. Mereka sedang menghadap William Bennet, seorang hakim dari Mahkamah Agung New York. "Yang Mulia," kata Robert Di Silva, "terdakwa telah dituduh dengan bermacam-macam kejahatan besar. Kita telah mengekstradisikannya dari Singapura. Bila dia boleh dibebaskan dengan tebusan, dia akan melarikan diri ke suatu tempat, di mana kita tak bisa mengusahakan ekstradisi. Saya mohon supaya Yang Mulia menolak permintaan pembebasan itu." John Lester, seorang bekas hakim yang mewakili Jennifer, berkata, "Jaksa bersalah telah memutarbalikkan dengan cara yang kotor, Yang Mulia. Klien saya tak pernah melarikan diri ke mana-mana. Dia ke Singapura karena suatu urusan. Bila pemerintah menyuruhnya kembali, dia akan melakukannya dengan senang hati. Dia seorang pengacara yang terhormat 535 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dengan praktek yang maju di sini. Tidaklah masuk akal kalau dia harus melarikan diri." Lebih dari tiga puluh menit pertengkaran itu terjadi. Akhirnya Hakim Bennet berkata, "Pembebasan diperkenankan dengan jaminan sebesar lima ratus ribu dolar." "Terima kasih, Yang Mulia," kata kuasa Jennifer. "Kami akan membayar jaminan itu." Lima belas menit kemudian, Gino Gallo membantu Jennifer memasuki bagian belakang mobil Mercedes. "Cepat sekali," kata laki-laki itu. Jennifer tak menjawab. Dia sedang memikirkan apa yang terjadi. Di Singapura dia benarbenar terasing. Dia sama sekali tak tahu apa yang sedang terjadi di Amerika Serikat, tapi dia yakin bahwa penangkapan atas dirinya bukanlah suatu kejadian yang tak punya kaitan. Mereka bukan ingin menangkap dia sendiri. Dia perlu benar berbicara dengan Michael dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Di Silva pasti sudah yakin, maka dia memerintahkan supaya dia dibawa kembali atas tuduhan pembunuhan. Dia — Gino Gallo mengucapkan dua patah kata yang menarik perhatian Jennifer. "...Adam Warner..." Jennifer semula tidak mendengarkan. "Apa katamu?" "Kataku, kita tak perlu kuatir lagi akan Adam Warner. Michael sudah memerintahkan untuk membereskannya." Jennifer merasa jantungnya berdebar. "Sungguh? Kapan?" Gino Gallo melepaskan sebelah tangannya dari kemudi, akan melihat arlojinya. "Kira-kira lima belas menit lagi. Direncanakan supaya kelihatannya seperti kecelakaan." 536 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mulut Jennifer tiba-tiba terasa kering. "Di mana —?" Dia tak dapat mengucapkan kata-kata itu. "Di ma — di mana itu akan terjadi?" "New Canaan. Di jembatan." Mereka sedang melewati Queens. Di depan tampak sebuah pusat perbelanjaan dengan sebuah apotek. "Gino, bisakah kau berhenti di toko obat itu? Aku harus membeli sesuatu." "Tentu." Dengan cekatan dia memutar kemudi dan membelok memasuki jalan masuk ke pusat perbelanjaan. "Perlukah kubantu?" "Tidak, tidak, aku — aku hanya sebentar." Jennifer keluar dari mobil lalu masuk bergegas. Di bagian belakang toko itu ada sebuah tempat telepon. Jennifer membuka dompetnya. Dia tak punya uang kecil, hanya mata uang Singapura saja. Dia cepat-cepat pergi ke kasir lalu mengeluarkan selembar uang dolar. "Bisa saya minta tukaran dengan uang kecil?" Kasir yang sedang merasa bosan mengambil uang Jennifer dan memberinya segenggam uang logam. Jennifer berlari ke tempat telepon. Seorang wanita gemuk sedang mengangkat gagang telepon dan memutar nomor telepon. Jennifer berkata, "Saya dalam keadaan darurat. Bisakah saya —" Wanita itu memandangnya dengan mendelik dan terus memutar. "Halo, Hazel," teriak wanita itu. "Ramalan bintangku tepat. Hari ini aku sial sekali! Ingatkah kau sepatu yang ingin kubeli di Toko Delman? Percayakah kau, sudah mereka jual sepatu satu-satunya yang pas untukku itu." Jennifer mencolek wanita itu dan meminta, "Tolonglah!" 537 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Pakai teleponmu sendiri," desis wanita itu. Dia kembali ke corong telepon. "Ingatkah kau sepatu dari kulit suede yang kita lihat dulu? Habis! Jadi tahukah kau apa yang kulakukan? Aku berkata pada kerani toko..." Jennifer memejamkan matanya dan berdiri saja, tanpa menyadari keadaan di sekelilingnya, hanya merasakan siksa dalam dirinya. Michael tak boleh membunuh Adam Warner. Dia harus melakukan apa saja untuk menyelamatkannya. Wanita itu menggantungkan gagang telepon dan berbalik pada Jennifer. "Seharusnya aku menelepon lagi untuk menghajarmu," katanya. Begitu dia pergi dengan senyum kemenangan, Jennifer cepat-cepat menangkap gagang telepon itu. Dia menelepon kantor Adam. "Maaf," kata sekretarisnya, "Senator Warner tak ada di kantor. Apakah Anda mau meninggalkan pesan?" "Ini penting dan mendesak sekali," kata Jennifer. "Tahukah Anda ke mana saya bisa menghubunginya?" "Tidak, maaf. Kalau Anda mau —" Jennifer memutuskan hubungan. Dia berpikir lagi, lalu cepat-cepat memutar nomor lain. "Robert Di Silva." Lama sekali rasanya dia harus menunggu, baru terdengar, "Kantor Kejaksaan Negeri." "Saya harus berbicara dengan Tuan Di Silva. Di sini Jennifer Parker." " "Maaf. Tuan Di Silva sedang rapat. Beliau tak bisa digang — "Tolong panggil dia. Ini keadaan darurat. Cepat!" Suara Jennifer bergetar. Sekretaris Di Silva ragu. "Sebentar." 538 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sebentar kemudian Robert Di Silva berbicara, "Ya?" Suaranya tak ramah. "Dengar, dengarkan baik-baik," kata Jennifer. "Adam Warner akan dibunuh. Sepuluh atau lima belas menit lagi. Mereka berencana akan melakukannya di Jembatan New Canaan." Jennifer memutuskan hubungan. Tak ada lagi yang bisa diperbuatnya. Sekilas terbayang tubuh Adam yang hancur, dan dia menggigil. Dia melihat ke arlojinya dan diam-diam berdoa semoga Di Silva masih sempat menyiapkan bantuan ke sana. Robert Di Silva meletakkan kembali gagang telepon, lalu menoleh pada enam orang yang ada dalam kamar kerjanya. "Aneh sekali telepon itu." "Siapa itu?" "Jennifer Parker. Katanya mereka akan membunuh Senator Warner." "Mengapa dia menelepon?" "Mana aku tahu." "Apakah menurut Anda berita itu bisa dipercaya?" Jaksa Di Silva berkata, "Tentu tidak." Jennifer memasuki pintu kantor, dan mau tak mau, hati Michael tergetar melihat kecantikannya. Begitulah selalu hatinya setiap kali dia melihat Jennifer. Di luar dia adalah wanita tercantik yang pernah dilihatnya. Tapi di dalam, dia pengkhianat berbahaya. Diperhatikannya bibir yang telah mengecup Adam Warner, dan tubuh yang telah terbaring dalam pelukan Adam Warner. Sambil berjalan, Jennifer berkata, "Michael, aku senang sekali bertemu kau. Terima kasih karena kau sudah mengatur segalanya begitu cepat." 539 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tak ada sulitnya. Aku sudah menunggumu, Jennifer." Jennifer tak dapat membayangkan betapa dalamnya arti katakata itu. Dia duduk. "Michael, demi Tuhan, apa yang sedang terjadi?" Michael menatapnya, setengah mengaguminya. Dia yang bertanggung jawab membantu orang menghancurkan kerajaannya, dan dengan polos dia masih bertanya, apa yang sedang terjadi. "Tahukah kau mengapa mereka membawa aku kembali?" Tentu, pikir Michael. Supaya kau bisa berbicara lebih banyak lagi. Dia teringat akan burung kenari kecil yang kuning, dengan leher yang sudah patah. Sebentar lagi Jennifer akan seperti itu. Jennifer memandang mata Michael yang hitam itu. "Kau tak apa-apa?" "Aku lebih baik daripada biasanya." Dia bersandar di kursinya. "Beberapa menit lagi semua kesulitan kita akan berlalu." "Apa maksudmu?" "Senator Warner akan mengalami kecelakaan. Hal itu benar-benar akan melumpuhkan panitia." Dia melihat jam di dinding. "Setiap saat aku akan menerima laporan telepon." Ada sesuatu yang aneh dalam sikap Michael, sesuatu yang menakutkan. Tiba-tiba Jennifer punya firasat akan adanya bahaya. Dia tahu bahwa dia harus keluar dari sini. Dia berdiri. "Aku belum sempat membongkar koporkoporku. Aku akan pergi —" "Duduk." Nada rendah dalam suara Michael membuat bulu kuduknya berdiri. 540 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Michael —" "Duduk." Dia mengerling ke pintu. Gino Gallo sedang berdiri bersandar pada daun pintu itu, memperhatikan Jennifer dengan air muka polos. "Kau tidak akan pergi ke mana-mana," kata Michael. ' "Aku tak menger —" "Jangan bicara. Jangan ucapkan sepatah kata pun lagi." Mereka duduk menunggu, saling menatap, dan satusatunya bunyi dalam kamar itu hanyalah bunyi detik jam pada dinding yang terasa nyaring. Jennifer mencoba membaca mata Michael, namun mata itu hampa, tak ada bayangan apaapa. Dering telepon memecahkan kesunyian kamar itu. Michael mengangkat gagangnya. "Halo?... Yakinkah kau?... Baiklah. Pergi dari situ." Dikembalikannya gagang telepon, lalu melihat pada Jennifer. "Jembatan New Canaan penuh dengan polisi." Jennifer merasakan kelegaan merayapi seluruh tubuhnya. Dia merasa senang sekali. Michael sedang memperhatikannya, dan dia berusaha untuk menyembunyikan perasaan itu. "Apa artinya itu?" tanya Jennifer. "Tak apa-apa," sahut Michael, "tak apa-apa. Karena bukan di situ Adam Warner akan mati." 62 Jembatan kembar di Garden State Parkway tidak tercantum pada peta. Garden State Parkway melintasi Sungai Raritan di antara kedua cabang Amboy yang membelah jembatan menjadi dua, sebuah ke arah utara yang sebuah lagi ke selatan. 541 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mobil itu baru tiba di sebelah Barat Perth Amboy, menuju ke jembatan yang sebelah selatan. Adam Warner duduk di belakang dengan seorang petugas dari dinas rahasia di sebelahnya, sedang dua orang petugas dinas rahasia lainnya duduk di depan. Sejak enam bulan yang lalu, Agen Clay Reddin ditugaskan sebagai pengawal pribadi senator itu, dan dia mulai mengenal Adam Warner dengan baik. Selama ini dia beranggapan bahwa senator itu seorang yang terbuka dan mudah didekati, tapi sepanjang hari ini, dia aneh, diam, dan berjarak. Dia sedang menghadapi kesulitan besar, pikir Agen Clay Reddin. Agen itu tak ragu lagi bahwa Senator Warner-lah yang akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya, dan Clay Reddin yang bertanggung jawab supaya tak sampai terjadi apa-apa atas diri senator itu. Dipelajarinya lagi langkah-langkah pengamanan yang telah diambil untuk melindungi senator itu, dan dia puas serta yakin bahwa tidak akan ada kesalahan. Agen Reddin mengerling lagi pada orang yang mungkin menjadi calon presiden itu, dan ingin tahu apa yang sedang dipikirkannya. Adam Warner sedang memikirkan cobaan yang sedang dihadapinya. Dia telah diberi tahu Di Silva bahwa Jennifer Parker sudah ditangkap. Membayangkan Jennifer dikurung seperti binatang, merupakan siksaan baginya. Dia terkenang terus akan saatsaat indah yang mereka nikmati bersama. Tak pernah dia mencintai wanita lain seperti dia mencintai Jennifer. Salah seorang petugas dinas rahasia yang di depan berkata, "Kita akan tiba di Atlantic City tepat seperti yang direncanakan, Pak Presiden." Pak Presiden. Sebutan itu lagi. Berdasarkan semua pengumpulan suara yang terakhir, dia berada jauh di atas. Dia merupakan pahlawan bagi negara, dan Adam tahu bahwa 542 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ penyelidikan kejahatan yang sedang diketuainya, yang akan menghancurkan Jennifer Parker, punya andil yang tak kecil artinya dalam sukses itu. Adam melihat ke depan dan tampak bahwa mereka sedang mendekati jembatan kembar. Tetapi di depan jembatan itu ada sebuah jalan simpang, dan sebuah truk yang besar sedang berhenti di jalan masuk di seberang jalan itu. Waktu sedan mereka mendekati jembatan, truk itu mulai bergerak, hingga kedua kendaraan itu tiba bersamaan di jembatan. Sopir dinas rahasia itu menginjak rem dan memperlambat jalannya. "Lihat si Goblok itu." Radio bergelombang pendek berbunyi. "Sasaran Satu! Sasaran Satu!" Agen dinas rahasia yang duduk di samping sopir mengangkat alat untuk berbicara. "Di sini Sasaran Satu." Kini truk itu bersisian dengan sedan dan bersama-sama mulai memasuki badan jembatan. Truk itu merupakan penghalang yang benar-benar menghalangi pemandangan sopir sedan. Sopir sedan mempercepat jalannya untuk mendahuluinya, tapi bersamaan dengan itu truk pun menambah kecepatannya pula. "Mau apa dia?" gumam si sopir. "Kami dapat berita mendesak dari Kantor Kejaksaan Negeri. Sasaran Satu dalam bahaya! Anda dengar itu?" Tanpa memberi tanda, truk itu mengambil jalan kanan, mengenai sisi sedan, memaksanya menyerempet pagar jembatan. Serentak ketiga orang dinas rahasia mengeluarkan pistol mereka. "Jatuhkan diri!" Adam didorong ke lantai mobil, sedang Agen Reddin melindungi Adam. Petugas-petugas dinas rahasia itu 543 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menurunkan kaca pintu mobil yang di sebelah kiri, lalu mengacungkan pistol. Tapi tak ada sasaran yang akan ditembak. Sisi badan truk menghalangi segalanya. Sopir truk itu jauh di depan, tak kelihatan. Terasa lagi suatu dorongan, kemudian terdengar bunyi derak waktu mobil sedan itu menabrak pagar jembatan lagi. Sopir membanting kemudi ke kiri, berjuang supaya mobil tetap berada di jembatan, tapi truk itu tetap mendesaknya kembali. Sungai Raritan yang dingin gelap, mengalir deras enam puluh meter di bawah mereka. Petugas di samping sopir cepat menangkap mikrofon radionya dan berbicara cepat, "Di sini Sasaran Satu! Bahaya! Bahaya! Harap bantuan!" Tetapi semua orang didalam sedan itu yakin bahwa sudah terlambat mengharapkan bantuan untuk menyelamatkan mereka. Sopir mencoba menghentikan mobil, tapi bemper truk yang besar itu sudah memautnya, dan menyeret mobil kecil itu. Tinggal beberapa detik lagi truk besar itu akan berhasil menggulingkannya dari tepi jembatan. Pengemudi sedan itu mencoba memakai siasat mengelak, dengan secara bergantian menggunakan rem dan gas, untuk memperlambat dan menambah kecepatan, tapi truk itu menekannya terus ke pagar jembatan dengan kejam. Mobil sedan itu tak punya ruangan untuk bergerak. Truk itu menutup semua jalan untuk lewat ke sebelah kiri, sedang di sebelah kanan didesak terus ke pagar besi jembatan. Sopir mati-matian mempertahankan kemudi, waktu truk sekali lagi menekan sedan dengan keras, dan semua orang mendengar pagar jembatan mulai berderak akan lepas. Kini truk menekan makin kuat, memaksakan sedan itu ke tepi. Semua yang berada dalam mobil merasakan mobil yang tiba-tiba miring, waktu roda depan melanggar pagar jembatan dan jatuh ke tepi jembatan itu. Mobil itu tergantung-gantung di tepi jembatan dan para penumpangnya mempersiapkan diri untuk mati dengan caranya sendiri-sendiri. 544 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam tidak merasa takut, dia hanya merasa sedih yang amat mendalam mengingat kekalahan dan hidupnya yang siasia. Seharusnya dengan Jennifer dia membagi hidupnya, punya anak — dan tiba-tiba sesuatu dalam dirinya seolah-olah memberi tahu padanya, bahwa mereka punya anak. Sedan melonjak sekali lagi dan Adam berteriak satu kali, menyesali ketidakadilan yang telah dan yang sedang terjadi. Di atas kepala mereka terdengar derum helikopter polisi yang sedang merendah, dan sesaat kemudian terdengar tembakan senapan mesin. Truk itu terlonjak dan tiba-tiba semua gerak berhenti. Adam dan yang lain-lain mendengar helikopter itu berputar-putar di atas mereka. Mereka semua tetap tak bergerak, karena mereka tahu bahwa gerak yang sekecil-kecilnya pun akan membuat mobil terlempar melewati jembatan, tercebur ke air. Terdengar lengking sirene mobil polisi yang mendekat, dan beberapa menit kemudian terdengar suara-suara yang memekikkan perintah-perintah. Mesin mobil truk menderum hidup kembali. Lambat dan cermat truk itu bergerak sedikit demi sedikit, menjauhi mobil yang terjepit, membebaskan mobil itu dari tekanannya. Mobil sedan terangkat sebentar dengan cara yang mengerikan, lalu berhenti. Sebentar kemudian truk sudah dimundurkan supaya tidak menjadi penghalang, Adam dan yang lain-lain bisa melihat lagi melalui kaca pintu sebelah kiri. Ada enam buah mobil satuan, dan polisi berseragam dengan pistol teracung memenuhi jembatan itu. Seorang kapten polisi berdiri di sisi mobil yang penyok itu. "Kami tidak akan bisa membuka pintu-pintu mobil," katanya. "Jadi Saudara-saudara akan kami keluarkan melalui kaca-kacanya — sama sekali tak sulit." Adam-lah yang mula-mula dikeluarkan melalui kaca, perlahan-lahan dan berhati-hati, supaya tidak mengganggu 545 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ keseimbangan mobil dan melemparkannya ke sungai. Ketiga orang petugas dinas rahasia menyusul. Setelah semua orang dikeluarkan dari mobil, kapten polisi menoleh pada Adam dan bertanya, "Apakah Anda tak apaapa, Pak?" "Tidak," katanya. "Saya tak apa-apa." Adam berpaling melihat mobil yang tergantung-gantung di tepi jembatan, dan kemudian melihat ke air sungai yang jauh di bawahnya. Michael Moretti mendongak melihat jam di dinding. "Pasti sudah selesai sekarang." Dia menoleh pada Jennifer. "Pacarmu sudah ada di dalam sungai sekarang." Jennifer memandanginya dengan wajah pucat. "Kau tak bisa —" "Jangan kuatir. Kau akan diadili dalam sidang yang adil." Dia berpaling pada Gino Gallo. "Apakah tadi kaukatakan bahwa Adam Warner akan diledakkan di New Canaan?" "Tepat seperti yang diperintahkan, Bos." Michael melihat pada Jennifer. "Sidang sudah selesai." Dia bangkit, lalu berjalan ke tempat Jennifer duduk. Dicengkeramnya blus Jennifer lalu ditariknya sampai dia berdiri. "Aku mencintaimu dulu," bisiknya. Ditamparnya Jennifer kuat-kuat, Jennifer tak bergeming. Ditamparnya lagi lebih keras, kemudian sekali lagi untuk ketiga kalinya, lalu Jennifer roboh ke lantai. "Bangun! Kita akan bepergian." Jennifer tetap berbaring, dia pusing karena tamparan-tamparan itu, dia mencoba menghilangkan rasa pusing itu. Michael menariknya dengan kasar sampai berdiri. 546 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apakah kau ingin kubereskan dia, Bos?" tanya Gino Gallo. "Tidak. Bawa saja mobil ke belakang." "Baik, Bos." Dia bergegas keluar dari kamar. Mereka tinggal berduaan. "Mengapa?" tanya Michael. "Dulu dunia ada dalam tangan kita, tapi itu kausia-siakan. Mengapa?" Jennifer tak menjawab. "Apakah kau mau kuhantam lagi demi masa lalu?" Michael mendekatinya dan mencengkam lengan Jennifer. "Mau?" Jennifer tak bereaksi. "Kau tidak akan menyakiti siapa-siapa lagi, kau dengar itu? Aku akan melemparkanmu ke dalam sungai menemani kekasihmu! Kalian bisa berduaan di sana." Gino Gallo kembali ke kamar itu dengan wajah putih. "Bos! Ada —" Terdengar bunyi benda pecah di luar kamar. Michael membungkuk mengambil pistol dari laci mejanya. Pistol itu sudah di tangannya waktu pintu terbuka. Dua orang polisi federal masuk dengan pistol teracung. "Jangan bergerak!" Dalam saat yang singkat itu Michael mengambil keputusan. Diangkat pistolnya, dia berbalik, lalu ditembakkanya pada Jennifer. Dia masih sempat melihat pelurunya memasuki tubuh Jennifer, sesaat sebelum polisi mulai menembak. Masih dilihatnya darah tersembur dari dada Jennifer, lalu dia merasa sebuah peluru menghantam dirinya, kemudian sebuah lagi. Dilihatnya Jennifer terbaring di lantai. Michael tak tahu, mana yang lebih menyiksa, kematian Jennifer atau kematiannya sendiri. Dirasakannya sebuah peluru menghantamnya lagi, lalu dia tidak merasakan apa-apa lagi. 63 547 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dua orang dokter sedang mendorong Jennifer di brankar, membawanya ke luar dari kamar bedah dan masuk ke kamar ICU. Seorang polisi berseragam ikut di sisi Jennifer. Lorong rumah sakit penuh dengan polisi, detektif, dan para wartawan. Seorang laki-laki berjalan ke meja penerimaan tamu dan berkata, "Saya ingin melihat Jennifer Parker." "Apakah Anda keluarganya?" "Bukan. Saya temannya." "Maaf. Tak boleh ada pengunjung. Dia ada di ruang ICU." "Saya akan menunggu." "Mungkin lama." "Biarlah," kata Ken Bailey. Sebuah pintu samping terbuka, dan Adam yang diapit oleh suatu tim petugas dinas rahasia masuk. Wajahnya kurus dan cekung. Seorang dokter siap menyambutnya. "Silakan, Senator Warner." Adam diantarnya ke sebuah kamar kerja kecil. "Bagaimana dia?" "Kami tak bisa optimis. Kami telah mengeluarkan tiga buah peluru." Pintu terbuka dan Jaksa Robert Di Silva masuk terburuburu. Dia melihat pada Adam Warner dan berkata, "Saya benar-benar senang Anda tak apa-apa." Adam berkata, "Saya tahu bahwa saya berhutang budi pada Anda. Bagaimana Anda tahu?" "Jennifer Parker menelepon saya. Dikatakannya bahwa Anda akan dibereskan di New Canaan. Saya pikir itu mungkin suatu usaha untuk mengalihkan perhatian saja, tapi saya tak mau mengadu untung, maka saya pun lalu menyelidikinya. 548 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sementara itu saya mendengar rute perjalanan Anda, dan kami cepat-cepat mengirim perlindungan. Saya rasa si Parker itu yang berencana menghancurkan Anda." "Tidak," kata Adam. "Tidak." Robert Di Silva mengangkat bahunya. "Terserah Anda, Senator. Yang penting Anda selamat." Dia berpaling pada dokter. "Apakah dia masih bisa hidup?" "Kemungkinannya tipis." Jaksa itu melihat air muka Adam dan salah menafsirkannya. "Jangan kuatir. Kalau dia selamat, dia akan kita hukum berat." Jaksa memandang Adam dengan lebih tajam lagi. "Anda sendiri tak sehat kelihatannya. Mengapa Anda tak pulang saja dan beristirahat?" "Saya ingin melihat Jennifer Parker dulu." Dokter berkata, "Dia dalam keadaan koma. Mungkin dia tidak akan sadar." "Saya ingin melihatnya." "Silakan, Senator. Mari." Dokter itu berjalan di depan, ke luar dari kamar, disusul oleh Di Silva, kemudian Adam. Mereka berjalan di lorong sejauh beberapa meter, ke arah ruangan yang bertanda ICU — Dilarang Masuk. Dokter membukakan pintu untuk kedua pria itu. "Dia ada di kamar yang pertama." Di depan pintunya ada seorang polisi yang mengawal. Dia mengambil sikap siap waktu melihat jaksa. "Tak seorang pun boleh mendekati kamar ini tanpa izin tertulis dari saya. Mengerti?" kata Di Silva. "Siap, Pak." 549 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Adam dan Di Silva memasuki kamar itu. Ada tiga buah tempat tidur di situ, yang dua buah kosong. Jennifer terbaring di tempat tidur yang ketiga, dengan selang-selang yang terpasang di lubang hidung dan pergelangan tangannya. Adam mendekati tempat tidur itu dan menatapnya. Wajah Jennifer pucat sekali, dan matanya tertutup. Dalam keadaan tenang begitu, dia kelihatan lebih muda. Adam serasa melihat wajah gadis yang masih polos beberapa tahun yang lalu, gadis yang berkata dengan marah padanya, Bila ada orang yang menyuap saya, apakah Anda pikir saya akan mau tinggal di tempat seperti ini? Saya tak peduli Anda mau apa. Pokoknya saya mau supaya saya tidak diganggu. Adam terkenang akan keberaniannya, cita-citanya, dan sifatnya yang mudah tersinggung. Dia seperti malaikat, yang percaya pada keadilan dan mau berjuang untuk itu. Kemudian apa yang salah? Dia pernah dan masih mencintai gadis ini. Tapi dia telah menentukan pilihan yang salah yang telah meracuni hidup mereka semua, dan dia tahu bahwa dia tidak akan pernah merasa bebas dari rasa bersalah selama hidupnya. Dia menoleh pada dokter. "Beri tahu saya kalau dia—" Dia tak bisa mengucapkan perkataan itu. "— kalau terjadi sesuatu." "Tentu," kata dokter. Adam Warner memandangi Jennifer lama-lama dan mengucapkan selamat berpisah dalam hatinya. Lalu dia berbalik dan keluar untuk menghadapi para wartawan yang siap menunggu. Antara sadar dan tidak, Jennifer mendengar orang-orang itu pergi. Dia tak tahu apa yang mereka katakan, karena katakata mereka dikacaukan oleh rasa sakit yang mencekamnya. Rasanya dia mendengar suara Adam, tapi dia tahu bahwa itu tak mungkin. Adam sudah meninggal. Dia mencoba membuka matanya, tapi dia tak mampu. 550 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Pikiran Jennifer mulai mengambang... Abraham Wilson berlari-lari masuk ke kamar itu membawa sebuah kotak. Lakilaki itu tersandung dan kotak itu terbuka, lalu seekor burung kenari kuning terbang ke luar dari kotak itu.... Robert Di Silva berteriak. Tangkapi Jangan biarkan lepasl... Michael Moretti menangkapnya dan tertawa, lalu Pater Ryan berkata, Lihat semua orangl Ini suatu keajaibanl dan Connie Garret menarinari berkeliling dalam kamar itu, semua orang bertepuk tangan.... Nyonya Cooper berkata, Aku akan memberikan Wyoming padamu... Wyoming... Wyoming... lalu Adam masuk dengan membawa berpuluh-puluh tangkai bunga mawar, dan Michael berkata, Bunga-bunga itu dari aku, dan Jennifer berkata, Akan kutaruh dalam jambangan. Lalu bunga-bunga itu layu, mati, dan airnya tumpah ke lantai dan menjadi danau, dan kemudian dia berlayar dengan Adam, dan Michael mengejar mereka dengan ski air, lalu dia berubah menjadi Joshua yang tersenyum pada Jennifer, lalu melambai tapi kehilangan kesimbangan, dan Jennifer berteriak, Jangan jatuh... Jangan jatuh — Jangan jatuh... lalu sebuah ombak yang sangat besar mengangkat Joshua ke udara dan anak itu merentangkan lengannya seperti Jesus, lalu lenyap. Pikiran Jennifer menjadi tenang sesaat. Joshua sudah hilang. Adam sudah tak ada. Michael sudah mati. Dia tinggal seorang diri. Akhirnya semua orang memang tinggal seorang diri. Setiap orang mati dengan caranya masing-masing. Kini akan lebih mudah mati. Dia diresapi perasaan damai yang berkah. Segera tidak akan ada lagi rasa sakit. 64 Pada suatu hari yang dingin dalam bulan Januari di Gedung Capitol, Adam-Warner sedang disumpah sebagai presiden Amerika Serikat yang keempat puluh. Istrinya memakai topi 551 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dari bulu musang dan sehelai mantel dari bulu musang berwarna lebih gelap, yang meningkatkan keindahan warna kulitnya yang pucat, dari mantel itu hampir bisa menyembunyikan kehamilannya. Dia berdiri di sebelah putrinya, dengan bangga mereka berdua memperhatikan waktu Adam mengucapkan sumpah jabatannya. Dan seluruh negara ikut bersenang bersama mereka bertiga. Mereka adalah yang terbaik di Amerika: sopan, jujur, dan baik, dan mereka memang pantas tinggal di Gedung Putih. Di sebuah kantor pengacara yang kecil di Kelso, Washington, Jennifer Parker duduk seorang diri melihat pelantikan itu di tv. Dia nonton terus sampai acara terakhir dari upacara selesai, Adam, Mary Beth, dan Samantha meninggalkan pentas, dikelilingi oleh petugas-petugas dinas rahasia. Kemudian Jennifer memadamkan pesawat tv dan melihat gambargambar di layar itu hilang. Sama benar halnya dengan mematikan masa lalu: menutup semua yang sudah terjadi atas dirinya — cinta, kematian, kesenangan, serta rasa sakit. Tak satu pun yang bisa menghancurkan dirinya. Dia adalah orang yang selamat dalam perjuangannya. Dikenakannya topi dan mantelnya lalu berjalan ke luar, berhenti sebentar untuk melihat papan nama yang bertulisan: Jennifer Parker, Penasihat Hukum. Sesaat dia terkenang akan dewan juri yang telah membebaskannya. Dia masih tetap seorang pengacara, sebagaimana ayahnya dulu. Dan dia akan terus mencari sesuatu yang sulit didapatkan, yang disebut keadilan. Dia berbalik menuju gedung pengadilan. Jennifer berjalan lambat-lambat di sepanjang jalan sepi yang bekas tersapu angin. Salju turun dengan halus, seolaholah menyelimutkan selendang sifon ke bumi. Dari sebuah apartemen tak jauh dari situ, tiba-tiba terdengar suara orang bergembira-ria, yang rasanya begitu asing, hingga Jennifer berhenti sebentar untuk mendengarkan. Mantelnya dieratkannya dan dia melanjutkan perjalanannya, sambil 552 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengintip ke tirai salju yang ada di hadapannya, seolah-olah dia ingin melihat ke masa depannya. Namun masa lalunyalah yang tampak olehnya, dan dia mencoba mengingat-ingat kapan masa bahagianya berakhir. 0ooo0 553