P e r s e t u j u a n antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Transcription
P e r s e t u j u a n antara Pemerintah Republik Indonesia dan
P e r s e t u j u a n antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federasi Jerman rnengenai Bantuan Keuangan f Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federasi Jerman, dijiwai oleh hubungan persahabatan yang ada antara Republik Indonesia dan Republik Fe0erasi Jerman, berkeinginan untuk memperkokoh dan mempererat hubungan persahabatan tersebut dengan jalan bekerjasama secara berrnanfaat dalam bidang bantuan pembangunan, rnenyadari bahwa perneliharaan hubungan-hubungan terseliL•:i:. raerupakan dasar Persetujuan ini, berkeinginan untuk membantu pembangunan ekonomi dan sosial Republik Indonesia, telah menyetujui sebagai berikut : P A S A L (1) 1 Pemerinta.~ Republik Federasi Jerman akan mernungkinkan Pemerintah Republik Indonesia, dengan menunjuk Bank Indonesia yang bertindak dengan kuasa penuh dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, untuk mengadakan pinjarnan-pinjaman dari Kreditanstalt fur Wiederaufbau sampai sej umlah seratus tuj uh puluh j uta D.M., sesuai dengan ketentuan ayat (2) sampai (4) pasal ini, dalam rangka membantu menstabilisasikan dan membangun perekonomian Indonesia. (2) Sampai j umlah lirna puluh j uta D.M. akan dipergunakan untuk rnembiayai impor barang-barang guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan sipil waktu ini di Indonesia dan biaya-biaya pengangkutan yang berhubungan dengan itu, demikian pula jasa-jasa lainnya sebagaimana diatur secara terperinci. Penyediaan barang-barang tersebut harus disertai dengan pembukaan L/C terhi tung mulai tanggal 31 Maret 1974. Pemerintah Republik Federasi Jerman bertitik-tolak dari pengertian bahwa Pemerintah Republik Indonesia akan ..... I . .... - 2 - rnenggunakan nilai lawan dalam Rupiah dari basil penjualan D.M. yang dipinjarnkan itu untuk proyek-proyek pernbangunan. (3} Sarnpai j urnlah tiga puluh tiga juta seratus enarn puluh ribu D.M. akan disediakan bagi keperluan-keperluan pemeliharaan (maintenance support} untuk rnernbiayai perlengkapan, perbelanjaan bagi penggantian dan tambahan peralatan, demikian pula onderdil-onderdil bagi proyek-proyek perusahaan-perusahaan urnurn/Negara sipil yang rnasih akan disetuj ui oleh kedua Pernerintah, serta untuk pernbiayaan jasajasa yang berhubungan dengan itu. (4) Sarnpai jurnlah delapan puluh enam juta delapan ratus empat puluh ribu D.M. akan digunakan untuk rnernbiayai proyekproyek yang akan dipilih oleh kedua Pemerintah. Alokasi terakhir akan ditetapkan setelah diadakan penilaian yang rnenunjukkan bahwa proyek-proyek itu dapat dikernbangkan. P A S A L 2 (l} Penggunaan pinjarnan-pinjarnan ini demikian pula persyaratan-persyaratannya atas mana pinjaman-pinjarnan diberikan akan diatur oleh ketentuan-ketentuan dalarn persetujuanpersetujuan yang akan dibuat antara Bank Indonesia, yang bertindak atas dasar kuasa penuh dan atas narna Pernerintah Republik Indonesia, dan Kreditanstalt fUr Wiederaufbau serta akan tunduk terhadap ketentuan-ketentuan hukurn yang berlaku di Republik Federasi Jerman. r (2) Pemerintah Republik Indonesia akan menjarnin kepada • u • Kreditanstalt fur Wiederaufbau semua pernbayaran dalarn mata uang D.M. untuk memenuhi hutang-hutang peminjam yang akan dibuat dalam rangka persetujuan-persetujuan berdasarkan ayat (1} di atas. P A S A L 3 Pemerintah Republik Indonesia akan rnembebaskan Kre<litanstalt fUr Wiederaufbau dari semua pajak-pajak dan pungutan-pungutan ..... I . .... - 3 - umum lainnya yang berlaku di Republik Indonesia pada waktu persetujuan-persetujuan, sebagaimana disebut dalam pasal 2 dari persetujuan ini dibuat atau selama masa pelaksanaannya. PASAL c 4 Pemerintah Republik Indonesia akan mengizinkan penumpangpenumpang dan supplier-supplier untt1k secara bebas memilih perusahaan-perusahaan pengangkutan laut ataupun udara yang digunakan untuk mengangkut orang-orang atau barang-barang dalam rangka pemberian pinjaman ini dan tidak akan mengambil tindakan-ti~dak.an untuk menolak atau mempersulit ikut sertanya secara wajar dan adil perusahaan-perusahaan pengangkutan yang berkedudukan di wilayah Jerman dalam persetuj uan ini, dan memberikan izin-izin yang diperlukan dalam mengikut sertakan perusahaan-perusahaan itu. P A S A L 5 Penyediaan barang-barang dan jasa-jasa untuk proyek-proyek yang dibiayai dari pinjaman-pinjaman tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pasal 1 ayat (3) dan (4) di atas ak.an diadak.an atas dasar penawaran umum internasional, kecuali jika ditenttlkan lain dalam hal-hal tertentu. P A S A L ( 6 Mengenai penyediaan barang•barang sehubungan dengan pemberian pinjaman-pinjaman tersebut, Pemerintah Republik Federasi Jerman menganggap penting sekali untuk memberikan pilihan pertama kepada hasil-hasil industrl Land Berlin. P A S A L 7 Terkecuali ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam pasal 4 mengenai pengangkutan udara, Persetujuan ini berlak.u pula untuk Land Berlin dengan ketentuan bahwa Pemerintah Republik Federasi Jerman tidak memberikan pernyataan yang berlawanan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam jangka waktu tiga bulan setelah Persetujuan ini mulai berlaku. . .... I . .... - 4 P A S A L 8 Persetujuan ini rnulai berlaku pada tanggal ditandatanganinya . Dibuat di Jakarta tanggal enarn Desember seribu sernbilan ratus tujuh puluh empat rnasing-rnasing rangkap dua dalarn bahasa Indonesia, Jerman dan Inggeris, di mana ketiga naskah rnempunyai kekuatan yang sarna syahnya. Dalarn hal penaf siran terhadap naskah Jerman dan Indonesia berbeda, rnaka naskah Inggerislah yang rnenentukan. Untuk Pernerintah Republik Indonesia Signed Untuk Pernerintah Republik Federasi Jerman Signed A g r e e me n t between the Goverrunent of the Republic of Indonesia and the Government of the Federal Republic of Germany concerning Financial Assistance The Goverrunent of the Republic of Indonesia and the Goverrunent of the Federal Republic of Germany, in the spirit of the friendly relations existing between the Republic of Indonesia and the Federal Republic of Germany, desiring to strengthen and intensify those friendly relations by fruitful co-operation in the field of development assistance, aware that the maintenance of those relations constitutes the basis of the present Agreement, intending to contribute to the economic and social development of the Republic of Indonesia, have agreed as follows : Article l (1) The Goverrunent of the Federal Republic of Germany shall enable the Goverrunent of the Republic of Indonesia to have the Bank Indonesia, acting with full powers, and on behalf of the Govermnent of the Republic of Indonesia raise with the Kreditanstalt fur Wiederaufbau (Development Loan Corporation), Frankfurt/Main, loans up to a total of one hundred and seventy million German Marks, in accordance with the terms of paragraphs 2 to 4 of this Article, to help stabilize and build up the Indonesian economy. (2) Up to fifty million German Marks shall be used to finance the import of goods to meet Indonesia's current civilian requirements and the cost of transport connected therewith, as well as other services pursuant to detailed arrangements. Such supplies must be covered by letters of credit opened since 31 March 1974. . .... I .... . - 2 - The Government of the Federal Republic of Germany starts from the assumption that the Government of the Republic of Indonesia will use the Rupiah counterpart funds accruing from the sale of the borrowed German Marks for development projects. (3) Up to thirty-three million one hundred and sixty thousand German Marks shall be earmarked as maintenance support to finance equipment, replacement and supplementary investments as well as spare parts intended for projects of civilian public enterprises to be agreed between the two Governments, and for the financing of serviceR connected therewith. (4) Up to eighty-six million eight hundred and forty thousand German Marks shall be used to finance projects to be selected by the two Governments. The final allocation shall be made after an appraisal has shown the projects to be eligible for promotion. Article 2 (1) The utilization of these loans as well as the terms and conditions on which they are granted shall be gover 1ed 1 by the provisions of the agreements to be concluded between the Bank Indonesia, acting with full powers and on behalf of the Government of the Republic of Indonesia, and the Kreditanstalt fur Wiederaufbau, which agreements shall be subject to the legal provisions applicable in the Federal Republic of Germany. (2) The Government of the Republic of Indonesia shall guarantee to the Kreditanstalt fur Wiederaufbau all payments in German Marks to be made in fulfilment of the borrower's liabilities under the agreements to be concluded pursuant to paragraph 1 above. Article 3 The Government of the Republic of Indonesia shall exempt the ..... I . .... - 3 - Kreditanstalt fur Wiederaufbau from all taxes and other public charges levied in i:he Republic of Indonesia at the time of the conclusion , or during the implementation, of the agreements referred to in Article 2 of U 1e present Agreement. Article 4 The Government of the Republic of Indonesia shall allow passengers and suppliers free choice of transport enterprises for such transportation by sea or air of persons and goods as results from the granting of the loans, abstain f:rom taking any measures that might exclude or impair the fair and equal participation of transport enterprises i1aving t.heir place of business in the German area of application of the present Agreement and grant the relevant permits for such participation as required. Article 5 Supplies and services for projects financed from the loans in accordance with Article l (3) and (4) above shall, unless otherwise provided for in individual cases, be subject to international public tender. Article 6 With regard to the supplies resulting from the granting of the loans, the Goverrunent of the Federal Republic of Germany attaches particular importance to preference being given to products of industries of Land Berlin. Article 7 With the exception of those provisions of Article 4 which refer to air transport, this Agreement shall also apply to Land Berlin provided that the Government of the Federal Republic of Germany does not make a contrary declaration to the Government of the Republic of Indonesia within three months after the entry into force of the present Agreement • . . . . . I . .... - 4 - Article 8 The present Agreement shall enter into force on the date of signature thereof. Done at Jakarta on December 6, 1974, in duplicate in the German, Indonesian and English languages, the three texts being equally authentic. In case of divergent interpretation of the German and the Indonesian texts the English text shall prevail. For the Government of the ~epublic of Indonesia Signed For the Government of the Federal Republic of Germany Signed Abkommen zwiachen der Regierung der Republik Indonesian und der Regierung der Bundesrepublik Dcutschland Uber Kapitalhilfo ~ . Die Regierung der Republlk Indonesian und die Regiorung der Bundesrcpublil~ Doutschland 1m Geiste dar bestehenden freundschaftl1chen Beziehungen zwischen der Republik Indonesian uni dor Bumearepublik Deutscbland, in dam Wunsche, die se freundschaftlichon Beziehungen durch fruchtbare Zusammenarbeit auf dem Gobiot der Entwicklungshilte zu festigen uni zu vertiefen, im BewuBtsein, da.B die Autrechterbaltung dieser Beziehungen die Grwldlage dieses Abkonmena 1st, in der Absicht, zur wirtschaftlichen un1 sozialen Entwicklung der Republik Indonesian beizutragen, a.ind w.t.e folgt Uberein- gekommena Artikol l (1) Dia Reg.:l.erung der Bumesrepublik Doutochland. erm8glicht es der Reg.:Lerung der Republik Indonosien, daB die Bmk Indonesia, mit Vollmacht und im Auftrag der Regierung der Republilt Indone s1 en handelnd, bei dor Kreditanstalt tur \11ederaufbau, Frankfurt am Hain, zur Stabilisierung und zum lfiederaufbau der indoneaioohon Uirtschaft Darlehen bis zur H6he von insgesamt einbundortsiebzig Millionen Deutsche Mark gemfi.B Absatz 2 bis 4 aufninxnt. (2) Ein Betrag bis zur H6he von fUnfzig Millionen Deutsche Mark 1st zur FinanZ1erung der E1nfubr von autern des laufanden zivilen EinfUhrbedarfo Indonesians UDd damit zusammenbl:lngender ~sporte sowio anderer Leistungen naoh I•laBgabe nllberer Vereinbarungon bostimt. -2- Es muB sich hierbei um Liefenmgen bandeln, 1Ur die die Akkredit ive nach dem 31. I·l iirz 1974 eroftnet warden sind. Die Regierung der BuDiesrepublik Deutscbland geht davon aus, daB die Regierung der Republlk Indonesiai die aus dem Verkau:t der dargeliebenen Deutscben Mark anfal1enden Rup1ah-Gegenwerte fUr Entwicklungsvorhaben verwendet. (3) E1n Betrag bis zur B6he von dreitmddre.1B1g Mlllionen einhumlert\mdsecbzigtausend Deutscho Itlrk 1st al.a maint.enance support zur F1nanz1erung von AuarUstungen, Ersatz- und Ergilnznngsinvestitlonon sowie Ersatzteil.en vorgesehen, die fUr zwiachen belden Regierunaen zu vereinbarende Vorbaben ziviler 6f:fentllcher Unternebam bestimmt sind, sovi.e zur Finanzianmg damit msammenbJlngender Leis1ungm. (4) E1n Bet.rag bis ztr B6be von sechsuodachtzig Millionen achtbundertundv1erz1gtaisend Deutsche I·lark ist zur Ffnanz1enmg von Kap1talbilf eprojektan vorpsehen, die von beiden Reglerungen ausgevlibl.t werden. Di• endgllltige Festlegung erfolgt, nachdem die PrllfuDg die WrderungswUrdJ.gkei. t der Projekte ergeben bat. Artlkel 2 (1) Die Verwendung dieser Darlehen sowie die BecUnanngen, zu denen ale gewllbrt wrden, best1mmen die zwlacben der Bmk Indcnes1a, mit Vo11.m.cbt und 1m Auftrag der Regierung dar Republlk IDdonesim bandelnd, uDl dor Kred1ta11Sta1t filr Wiederautbau abzuschlle8enden Vertrtige, di.a den in der Bund.earepubllk Deutscbland geltmden Rechtavorachriftm unterllegan. (2) Die Regierung der Republlk Indonesian wird gegenUber der Kreditmstalt fUr W1ederaufbau al.le Zablnngen in -3Deutscher Mark in ErfUllung von Verbindllcbkeiten des Darlebensnehmers auf Grund der nac!l Absatz l abzuscblieBenden VartrUge garantieren. Artlkel 3 der Republik stal.t :Cur lederaufbau von of.tentlichen Abgaben :rre1. der 1D :Artikel 2 enrillmten erhobon werden. D1e Regienmg Indones1m stollt die Kreditansllmtl.1chen steuern und sonstigen die bei AbschluB oder Dtrchfilbrung Vertriige in der Republlk Imoneslen Artikel 4 Die Regierung der Republik Indonasim Uberlll.Bt bei den aich aus der Darleb.ensge'dbnmg ergebenden Tronsporten von Parsonen UDd OOtern 1m See- UD:l Luftverkehr den Paasagleren und Lieferanten die fre1e Wahl. der Verkehrsuntomebmen, tr1fft keine MaBnahmen, welche die gleicbberecbt1gte Bete1J.i&ung der Verkebrs\mternehmen mit Sitz 1n dem drutscben Geltungsbereich dieses Abkoamens ausschlieBen oder erschweren. UDd ertell.t gegebenenfalls die .fUr eine Bete1llgung dieser Verkebrsunternebmen er:forderl.ichen Oellobmigungen . Artikel 5 Lioferungen und. Leistungen fUr Vorbaben, die aus den Darleben gemi!.B Artikel 1 Absatz 3 und 4 bezahlt word.en, sim international. of.fentlich auszuscbreibcn, sCRreit nicht im Elnzel.fall. etwas Al:Jti:e1chendes f estgelegt wird. -4- .Artikol 6 Dio Reg1erung der Bundearepublik Doutochlnnd lagt beeonderen Wert darnuf ,dnO boi den aich auo dor Gowbrung dor Darlehen orgobenden Liefoningon die Erzeugnioso dor Iniustrie dos Landes Borlin bovorzugt berlickaichtigt t·rorden. Artikol 7 I.U.t Auanahme dor Bestinmungon dos Artikolo 4 hinaicbtlich dos Luftverkcbra gilt dieses Abkomon ouch fUr das Land Berlin, ooforn nicbt die Regierung der Bundosropublik Deutocbland gogonUbor dor Rogiorung dor Ropublik Inclonesion innorbalb von droi l1onnten naob Inltrofttreton doo Abkommens e1no gegonto1ligo Erkllirung nbgibt. Art1kol 8 D1osea AbkoJIDen tritt am Tage so1nor untorze1cbnung in Kraft. Gosobobon zu Jaltarta am 6. Dezember 1974, in zve1 Urachrifton jede in indono atacbor, doutscher und englischer Sprache, uobe1 jodor Wortlaut gloicheronBen vorbindl.ich 1st. Bo1 Wlterschiodlichor Auologung dos indonooiscben und dea deutschon Uortlauto ist dor ongliscba Wortlaut mnBgebend. dio Region.ms dor Ropubl1k Indonesion FUr Signed FUr dio Reg1orung dor Dundeorepubl1k Deutaobland Signed THE Al-IDASSADOR OF THE FEDERAL REPUBLIC CF GERMANY Jakarta, December 6, 1974 Excellency, I refer to Article 1 (3) and (4) of the Agreement signed on December 6, 1974 between the Government of the Federal Republic of Germany and the Republic of Indonesia concerning Financial Assistance, which paragraphs read as follows : to thirty-three million one hundred and sixty thousand German Marks shall be earmarked as maintenance support to finance equipment, replacement and supplementary investments as well as spare parts intended for projects of civilian public enterprises to be agreed between the two Governments, and for the financing of services connected therewith. (4) Up to eighty-six million eight hundred and forty thousand German Marks shall be used to finance projects to be selected by the two Governments. The final allocation shall be made after an appraisal has shown the projects to be eligible for promotion." •(3) Up I have the honour, Excellency, to set forth the following on behalf of the Government of the Federal Republic of Germany: t- ., The Government of the Federal Republic of Germany regards the results of the inter-delegation negotiations in February/ March, 1974, as recorded in the "Agreed Minutes 11 of 8 March 1974, as the basis for the projects to be agreed upon between it and the Government of the Republic of Indonesia. It will proceed on this basis in any further talks on Financial Assistance. His Excelle ncy Mr. Adam Malik, Minister for Foreign Affairs of the Republic of Indones ia, J A KA R TA, Indonesia. ..... I . .... - 2 - I would appreciate it if you would confirm your Government's agreement with the foregoing. Accept, Excellency, the assurances of my highest consideration. Signed The Ambassador of the Federal Republic of Germany Jakarta , December 6, 1974 Excellency, I refer to Article 1 (2), first sentence, and Article 5 of the Agreement signed on December 6, 1974 between the Government of the Federal Republic of Germany and the Government of the Republic of Indonesia concerning Financial Assistance, which read as follows: 11 Up to fifty million German Marks shall be used to finance the import of goods to meet Indonesia's current civilian requirements and the cost of transport connected therewith, as well as other services pursuant to detailed arrangements." I 11 Supplies and services for projects financed from the loans in accordance with Article 1 (3) and (4) above shall, unless otherwise provided for in individual cases, be subject to international public tender. " I have the honour to communicate to Your Excellency the following in connection therewith on behalf of the Government of the Federal Republic of Germany: The Government of the Federal Republic of Germany prefers, in the interest of the developing countries, to grant untied financial assistance. It has made repeated public declarations to this effect and by untying project aid for Indonesia since 1970 has confirmed this policy. In 1973 it began to grant unHis Excellency Mr. Adam Malik Minister for Foreign Affairs of the Republic of Indonesia Jakarta - 2 - I tied commodity aid as well, and in 1974 no German financial assistance has been tied to supplies and services from the Federal Republic of Germany . The Government of the Federal Republic of Germany expects , however , that the Government of the Republic of Indonesia in using the commodity aid shall give sympathetic consideration to requirements by enterprises established in Indonesia with German interest as well as requirements by holders of German licences . 'I I I I With regard to project aid, the Government of the Federal Republic of Germany has left no doubt that itwould like to see the principle of making supplies and services subject to international public tender accepted on a world- wide basis, and by untying its assistance since 1970 it wanted to lead the way in this direction . In statements made within the scope of bilateral and multilateral contacts the Government of the Federal Republic of Germany has identified itself with this principle and expressed the hope that other donor countries would follow the German example . Nor has it ever left any doubt that on this point - especially with regard to Indonesian interests - it cannot disregard the policies of other donour countries . Starting from this basic position, the Government of the Federal Republic of Germany reserves the right to consider from case to case which is the best procedure for inviting tenders for individual projects and , in so far as this appears necessary on substantive grounds , to restrict tenders to the Federal Republic of Germany . For the same basic reasons , the Government of the Federal Republic of Germany cannot ignore the policies of other donor countries in relation to commodity aid being used for the financing of essential import goods . Consequently, it reserves the right to take new decisions on future commodity aid procedures in the light of experience with aid-untying policies . I I Ii I ' : - 3 I would be grateful i f you would confirm your Uovernment's agreement to the above. Accept, Excellency, the assurances of my highest consideration . 1 ! I I Signed I I ' I I I I l II I 11 I I i I I !I 11 I ' I I Der Botschafter der Bund.esrepublik Deutschland Jakarta, den 6 Dezember 19 4 Herr I'tinis ter, ich beziehe mic h auf Artikel 1 Absatz 3 und 4 des am 6. Dezember 1974 unterzeichneten Abkommens zwischen der Regierung der Bundesrepublik Deutschland und der Republik Indonesien Uber Kapitalhilfe , die wie folgt lauten: 11(3) Ein Betrag bis zur Rohe von dreiunddreiBig Millionen einhundertundsechzigtausend Deutsche Mark ist als maintenance support zur Finanzierung von Ausrtistungen, Ersatz- und Erganzungsinvestitionen sowie Ersatzteilen vorgesehen, die fUr zwischen beiden Regierungen zu vereinbarende Vorhaben ziviler offentlicher Unternehmen bestimmt sind , sowie zur Finanzierung damit zusammenhangender Leistungen . " "(4) Ein Betrag bis zur Hohe von sechsundachtzig Millionen achthundertundvierzigtausend Deutsche Mark ist zur Finanzierung von Kapitalhilfeprojekten vorgesehen, die von beiden Regierungen ausgewahlt werden . Die endgliltige Festlegung erfolgt, nachdem die Prtifung die Forderungswtirdigkei t der Projekte ergeben hat . 11 Ich beehre mich, Herr Minister, namens der Regierung der Bundesrepublik Deutschland hierzu folgendes darzulegen: Seiner Exzellenz dem AuBenminister der Republik Indonesien Herrn Adam Malik Jakarta - 2 I 11 Die Regierung der Bundesrepublik Deutschland betrachtet hinsichtlich der zwischen ihr und der Regierung der Republik Indonesien zu vereinbarenden Vorhaben die Ergebnisse der Delegationsverhandlungen im Februar/Marz 1974 in Jakarta, die in den 11 Agreed Minutes 11 vom 8 .3.1974 festgehalten sind, als Grundlage. Sie wird bei den weiteren Gesprachen hiervon ausgehen. " 11 I:,, Ii 11 Ich bitte Sie, mir das Einverstandnis Ihrer Regierung mit den obigen Ausftihrungen bestatigen zu wollen. Genehmigen Sie, Herr Minister, die Versicherung meiner ausgezeichnetsten Hochachtung . It II t IIIt I I t I ! t t I I : I 11 II 11 Ii Signed Der Botschafter der Bundesrepublik Deutschland Jakarta, den 6.Dezember 1974 Herr Minister, l ich des der der beziehe mich auf Artikel 1 Absatz 2 Satz 1 und Artikel 5 am 6. Dezember 1974 unterzeichneten Abkommens zwischen Regierung der Bu.ndesrepublik Deutschland und der Regierung Republik Indonesien Uber Kapitalhilfe, die wie folgt lauten 11 Ein Betrag bis zur Hohe von filnfzig Millionen Deutsche Mark ist zur Finanzierung der Einfuhr von Giltern des laufenden zivilen Einfuhrbedarfs Indonesiens und damit zusammenb.a.ngende Transporte sowie anderer Leistungen nach MaBgabe naherer Vereinbarungen bestimmt ." 11 Lieferungen und Leistungen filr Vorhaben, die aus den Darle hen gemaB Artikel 1 Absatz 3 und 4 bezahlt werden, sind international offentlich auszuschreiben, soweit nicht im Einzelfal etwas Abweichendes festgelegt wird. 11 Ich beehre mich, Eurer Exzellenz namens der Regierung der Bundesrepublik Deutschland hierzu folgendes darzulegen: Die Regierung der Bundesrepublik Deutschland befilrwortet im Interesse der Entwicklungslander das Prinzip der Lieferungebundenhei t bei der Kapitalhilfe. Sie hat dies wiederholt offentlich erklart und durch die Aufbindung der Projekthilfe filr Indonesien seit 1970 bekraftigt. Im Jahre 1973 gewahrte sie erstmals auch die Warenhilf e ungebunden. Auch 1974 ist die Seiner Exzellenz dem AuBenminister der Republik Indonesien Herrn Adam Malik Jakarta - 2 - • ii gesamte deutsche Kapitalhilfe nicht an Lieferungen und LeisiA.lngen aus der Bundesrepublik Deutschland gebunden . Die Regierung der Bundesrepublik Deutschland erwartet jedoch, daB die Regierung der H.epublik Indonesien bei der Verwendung der Warenhilf e die Anforderungen von in Indonesien errichteten Unternehmen mit deutscher Kapitalbeteiligung sowie die Inhaber deutscher Lizenzen mit Wohlwollen berticksichtigt. I I I I Binsichtlich der Projekthilie hat die Regierung der BundesI, republik Deutschland keinen Zweifel daran gelassen , daB sie die internationale offentliche Ausschreibung der Lieferungen und Leistungen als ein weltweit gliltiges Prinzip anstrebe und mit ihrer Aufbindung 1970 einen beispielgebenden ersten I Schritt in dieser Ricbtung babe tun wollen. In entsprechenden Erklarungen anlaBlich bilateraler und multilateraler Kontakte hat sich die Regierung der Bundesrepublik Deutschland zu diesem Prinzip bekannt und ihrer ~offnung Ausdruck verliehen, daB sich andere Geberlander dem deutschen Beispiel anschlieBen wilrden . Sie hat auch nie einen Zweifel daran gelassen , daB sie in dieser Frage - insbesondere im Binblick auf das indonesische Interesse - das Vorgehen der tibrigen Geberlander nicht auBer acht lassen konne. Ausgehend von diesem grundsatzlichen Standpunkt behalt sich die ttegierung der Bundesrepublik Deutschland I vor, von Fall zu Fall zu prilfen, welche Ausschreibungsmodalitaten dem einzelnen Projekt angemessen sind und - soweit dies sachlich geboten erscheint - im Einzelfall eine auf die Bundesrepublik Deutschland beschrankte Ausschreibung festzulegen. I 11 I II I Aus den gleichen grundsatzlichen Erwagungen kann die Regierung der ~undesrepublik Deutschland in bezug auf die Warenhilfe , die ftir die Finanzierung notwendiger Liefergliter benutzt wird, das Vorgehen der tibrigen Ueberlander eben:t'alls nicht auBer acht lassen. Sie behalt sich daher vor , die bei der Auf1 bindung erzielten Erfahrungen zu prilfen und diese J!!rfahrungen 1 zur urundLage neuer Entscheidungen Uber das ki.inftige Verfahren I bei der Abwicklung der Warenhilfe zu machen . 1 I i ,, II ' . - 3 I I I II Ich bitte Sie, mir das Einverstandnis Ihrer Regierung mit den obigen Ausftihrungen bestatigen zu wollen. Genehmigen Sie, Herr Minister, die Versicherung meiner ausgezeichnetsten Hochachtung. Signed I I I