tentang laporan keberlanjutan

Transcription

tentang laporan keberlanjutan
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
DAFTAR ISI CONTENTS
Tentang Laporan
Keberlanjutan
About This Sustainability
Report
04
Ikhtisar Kinerja
Keberlanjutan 2014
Sustainability Performance
Highlights 2014
11
Sambutan Direksi
CEO Statement
13
Tentang PEPC
About PEPC
15
Tata Kelola Berkelanjutan
PEPC
PEPC Sustainable
Governance
27
Risiko, Peluang dan
Strategi Keberlanjutan
PEPC
PEPC Sustainability Risks,
Opportunities, and
Strategies
46
Pelibatan Pemangku
Kepentingan PEPC
PEPC Stakeholders
Engagement
60
Kontribusi Ekonomi dan
Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution and
Product Responsibility
62
Meningkatkan Kontribusi
Sumber Daya Manusia
yang Berkelanjutan
Improving Sustainable
Human Resources
Contribution
84
Menumbuhkan Budaya
Keamanan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Fostering Occupational
Security, Health, and Safety
Cultures
100
Pelestarian Lingkungan
Hidup
Environmental
Preservation
117
Investasi untuk
Menumbuhkan Kehidupan
Bermasyarakat yang
Harmonis
Investment for Sustainable
Community Development
154
Formulir Tanggapan
Pemangku Kepentingan
Stakeholders' Feedback
Form
170
Referensi Silang Indeks
GRI G4 & IPIECA/API/OGP
GRI G4 & IPIECA/API/OGP
Index Cross Reference
172
Tentang Laporan Keberlanjutan
About This Sustainability Report
1
Daftar Tabel, Grafik dan Gambar
List of Table, Chart and Figure
Halaman
Page
Daftar Tabel List of Table
9
Tabel 1.1
Ruang Lingkup Aspek Keberlanjutan
Table 1.1
Boundary of Sustainability Aspects
Tabel 4.1
Produk Utama PEPC
Table 4.1
PEPC Main Products
24
Tabel 4.2
Skala Organisasi PEPC
Table 4.2
PEPC Organizational Scale
25
Tabel 5.1
Komposisi Dewan Komisaris PEPC 2014
Table 5.1
Composition of PEPC Board of
Commissioners 2014
33
Tabel 5.2
Komposisi Direksi PEPC 2014
Table 5.2
Composition of PEPC Board of Directors
2014
33
Tabel 5.3
Komposisi Audit PEPC 2014
Table 5.3
Composition of PEPC Audit Committee 2014
34
Tabel 6.1
Top Ten Risk PEPC Tahun 2014
Table 6.1
PEPC Top Ten Risks 2014
52
Tabel 6.2
Rencana Respon untuk Mitigasi Top Ten
Risks PEPC 2014
Table 6.2
Response Plan for PEPC Top Ten Risks
Mitigation 2014
53
Tabel 6.3
Risk Register Aspek Sosio-Ekonomi PEPC
Tahun 2014
Table 6.3
PEPC Socio-Economic Risk Register 2014
55
Tabel 8.1
Kontribusi Pembayaran Pajak PEPC
Tahun 2014
Table 8.1
PEPC Contribution of Tax Payments 2014
66
Tabel 8.2
Nilai Ekonomi yang Diperoleh,
Didistribusikan dan Ditahan
Table 8.2
Economic Value Generated, Distributed and
Retained
66
Tabel 8.3
Nilai Pengadaan Barang dan Jasa PEPC
Tahun 2014
Table 8.3
Product and Services Procurement PEPC
2014
70
Tabel 8.4
Perolehan DBH Migas Kabupaten
Bojonegoro
Table 8.4
Acquisition of Oil and Gas DBH Bojonegoro
72
Tabel 8.5
Daftar Status Lapangan Sumur Blok Cepu
Table 8.5
Status List of Cepu Block Field
77
Tabel 8.6
Estimasi Cadangan P-1 MIGAS PEPC
Status 1 Januari 2015
Table 8.6
Oil & Gas Reserve Estimation P-1 of PEPC
per January 1 2015
77
Tabel 9.1
Jumlah dan Komposisi Pekerja PEPC
Tahun 2012-2014
Table 9.1
Number and Composition of PEPC
Employees in 2012-2014
86
Tabel 9.2
Jenis Waktu Kerja Formal Perusahaan
Table 9.2
The Company Formal Work Time
89
Tabel 9.3
Matriks Program Pengaduan Pekerja
Table 9.3
Matrix of Employee Complaint Program
90
Tabel 9.4
Jenis Pelatihan Pegawai Pria Tahun 2014
Table 9.4
Types of Training for Male Workers in 2014
92
Tabel 9.5
Jenis Pelatihan Pegawai Wanita Tahun
2014
Table 9.5
Types of Training for Female Workers in
2014
92
Tabel 9.6
Knowledge Management Forum yang
Diselenggarakan Perusahaan Selama
Tahun 2014
Table 9.6
Knowledge Management Forum Conducted
by the Company in 2014
93
Tabel 10.1
Pelatihan Keselamatan Kerja
Table 10.1
Safety Training
112
Tabel 10.2
Kinerja HSSE PEPC Tahun 2014
Table 10.2
PEPC HSSE Performance in 2014
116
Tabel 11.1
Jumlah Penggunaan Energi PEPC
Table 11.1
PEPC Energy Consumption
121
Tabel 11.2
Total Penyaluran Dana Proteksi dan
Manajemen Lingkungan PEPC
Table 11.2
PEPC Total Amount of Environmental
Management and Protection Fund
124
2
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Tabel 11.3
Jumlah Emisi Suar Bakar Tahun 20122014
Table 11.3
Amount of Flaring Gas Emission 20122014
133
Tabel 11.4
Hasil Pengukuran Mutu Pengolahan Air
Limbah PEPC Tahun 2014
Table 11.4
Result of Wastewater Treatment Quality
Measurement of PEPC 2014
140
Tabel 11. 5 Material yang Digunakan dalam Injeksi di
EPF
Table 11.5
Materail Using for Injection in EPF
151
Tabel 11.6
Material yang Digunakan dalam Injeksi di
Fasilitas Mudi dan Gayam
Table 11.6
Material Using for Injection in Mudi &
Gayam Facilities
151
Tabel 12.1
Kegiatan dan Realisasi Dana Program
Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial
Ekonomi Masyarakat
Table 12.1
Activities and Fund Realization of
Community Socio-Economic Welfare
Development Program
161
Tabel 13.1
Saran dan Tanggapan atas Laporan Ini
Table 13.1
Inputs and Feedback
170
Halaman
Page
Daftar Grafik List of Charts
Grafik 8.1
Perbandingan Produksi Minyak PEPC
dengan Produksi Nasional
Chart 8.1
Comparison of PEPC Oil Production with
National Production
63
Grafik 8.2
Kesempatan Kerja di Wilayah Kabupaten
Bojonegoro Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010-2013
Chart 8.2
Employment Opportunities in Bojonegoro
by Industrial Year 2010-2013
74
Grafik 8.3
Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip
Tahun 2014
Chart 8.3
Oil Productions in Banyu Urip Field 2014
76
Grafik 9.1
Employee Engagement di Grup Pertamina
Chart 9.1
Employee Engagement of Pertamina
Group
90
Grafik 11.1 Implementasi Green Purchasing PEPC
2013-2014
Chart 11.1
PEPC Green Purchasing Implementation
2013-2014
122
Grafik 11.2 Perkembangan Jumlah Gas Flaring dan
Injeksi Tahun 2012-2014
Chart 11.2
Progresses of Injection and Flaring Gas
2012-2014
135
Grafik 11.3 Realisasi Proyek EPC 1-5 Tahun 2014
Chart 11.3
Realization of EPC 1-5 Project Year 2014
139
Grafik 11.4 Jumlah Injeksi Produced Water Tahun
2012-2014
Chart 11.4
Amount of Produced Water Injection
2012-2014
141
Grafik 11.5 Jumlah Penyaluran Minyak Mentah PEPC
Tahun 2012-2014
Chart 11.5
Amount of PEPC Oil Distribution 20122014
147
Grafik 11.6 Oil Losses Pengiriman Melalui Fasilitas
GPP Tahun 2012-2014 (%)
Chart 11.6
Oil Losses of Distribution through GPP
Facilities 2012-2014
147
Grafik 12.4 Dana Implementasi Program
Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial
Ekonomi Masyarakat
Chart 12.4
Funding For The Implementation of
Community Socio-Economic Welfare
Development Program
Halaman
Page
Daftar Gambar List of Figures
Gambar 1.1
Proses Penentuan Konten Laporan
Keberlanjutan
Figure 1.1
Defining Report Contents
6
Gambar 1.2
Identifikasi Aspek Keberlanjutan yang
Material
Figure 1.2
Identification of Material Sustainability
Aspects
8
Gambar 1.3
Objek Aspek Keberlanjutan
Figure 1.3
Object of Sustainability Aspects
9
Gambar 4.1
Komposisi Kepemilikan Saham PEPC
Figure 4.1
PEPC Shareholding Composition
18
Tentang Laporan Keberlanjutan
About This Sustainability Report
3
Gambar 4.2
Pemegang Participating Interest Blok Cepu
Figure 4.2
Holders of Participating Interest Cepu
Block
18
Gambar 4.3
Komunikasi Tata Nilai PEPC
Figure 4.3
PEPC Corporate Values Communication
21
Gambar 4.4
Struktur Organisasi PEPC
Figure 4.4
PEPC Organizational Structure
22
Gambar 4.5
Skema Penyaluran Minyak Early
Production Facility
Figure 4.5
Distribution scheme of Early Production
Facility
24
Gambar 4.6
Skema Penyaluran Minyak Early Oil
Expansion
Figure 4.6
Distribution scheme of Early Oil Expansion
25
Gambar 4.7
Wilayah Kerja Pertambangan
Figure 4.7
Mining Work Areas
25
Gambar 5.1
Siklus Penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang Berkelanjutan
Figure 5.1
Cycle of Sustainable Corporate
Governance Implementation
29
Gambar 5.2
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Figure 5.2
Corporate Governance Structure
30
Gambar 5.3
Skema Mekanisme Penetapan
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Figure 5.3
Board of Commissioners and Board of
Directors Remuneration Determination
Mechanism
35
Gambar 5.4
Kerangka Sistem Pengendalian Internal
dan Manajemen Risiko PEPC
Figure 5.4
PEPC Internal Control and Enterprise Risk
Management Framework
38
Gambar 5.5
Mekanisme Umum Sistem Pelaporan
Pelanggaran
Figure 5.5
General Mechanism of Whistleblowing
System
45
Gambar 6. 1
Prinsip dan Pedoman Manajemen Risiko
Figure 6.1
Risk Management Principles and
Guidelines
51
Gambar 8.1
Mekanisme Bagi Hasil Migas berdasarkan
Production Sharing Contract
Figure 8.1
Production Sharing Contract Mechanism
65
Gambar 8.2
Skema Alur Distribusi PEPC
Figure 8.2
PEPC Distribution Scheme
68
Gambar 8.3
PTK Nomor 007 Revisi-II/PTK/I/2011
tentang Pedoman Tata Kerja Pengelolaan
Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja
Sama
Figure 8.3
PTK No. 007 Rev-II/PTK/I/2011 About
Supply Chain Management Guideline for
Production Sharing Contract
69
Gambar 8.4
Peningkatan Produksi Minyak Lapangan
Banyu Urip Tahun 2014
Figure 8.4
Increasing Oil Productions on Banyu Urip
Field 2014
76
Gambar 9.1
"Milestone" Human Resources Plan
2014-2018
Figure 9.1
Milestone of Human Resources Plan
2014-2018
85
Gambar 9.2
Aspek Kriteria Sistem Penilaian Kinerja
Figure 9.2
Performance Assessment Criteria
96
Gambar 10.1 Sistem Manajemen HSSE PEPC
Figure 10.1
PEPC HSSE Management System
102
Gambar 10.2 Struktur Organisasi HSSE PEPC
Figure 10.2
PEPC HSSE Organizational Structure
105
Gambar 10.3 Struktur Organisasi P2K3
Figure 10.3
P2K3 Organizational Structure
106
Gambar 10.4 Proses Keselamatan Kerja
Figure 10.4
Occupational Safety Process
110
Gambar 10.5 Kartu Pengamatan Keselamatan Kerja
(PEKA)
Figure 10.5
The Occupational Safety Observation
(PEKA) Card
114
Gambar 11.1 Rencana Pembangunan Engineering,
Procurement, & Construction (EPC)
Figure 11.1
Engineering, Procurement, & Construction
(EPC) Development Plan
138
Gambar 11.2 Pengawasan Penyaluran Minyak Banyu
Urip oleh PEPC
Figure 11.2
Banyu Urip Oil Distributions Monitoring
146
Gambar 11.3 Pemasangan Pipa pada Perlintasan di
Sungai Bengawan Solo
Figure 11.3
Cross Piping at Bengawan Solo River
149
Gambar 12.1 Diagram Kebijakan Corporate Social
Responsibility PT Pertamina Persero PT Pertamina EP Cepu
Figure 12.1
PT Pertamina Persero - PT Pertamina EP
Cepu Corporate Social Responsibility
Policy Flowchart
155
Gambar 12.2 Ruang lingkup dan Tahapan Pekerjaan
Program Papan Informasi
Figure 12.2
The Work Scope and Stages of
Community Info Board Program
158
Gambar 12.3 Manajemen Pengelolaan Program
Figure 12.3
Program Management
159
4
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN
ABOUT THIS SUSTAINABILITY REPORT
"Sustainable development is development that
meets the needs of the present generation
without compromising the ability of future
generations to meet their own needs"
The United Nations World Commission
on Environment and Development/Brundtland Report
"Our Common Future", 1987
Social
Bearable
Equitable
Sustainable
Environment
Viable
Economic
Sebagai perusahaan energi yang memiliki tanggung jawab dan
kepedulian sosial serta lingkungan, kami meyakini bahwa keberlanjutan
(sustainability) merupakan aspek penting dalam menjaga keseimbangan
antara pencapaian bisnis (economic viability), pemberdayaan sosial
(social empowerment) dan pelestarian lingkungan (environmental
responsibility). Oleh sebab itu, kami memaknai keberlanjutan sebagai
bagian yang esensial dalam perencanaan bisnis jangka pendek dan
strategi jangka panjang perusahaan.
As an energy company with social and environmental responsibility, we believe
that sustainability is an important aspect in maintaining balance between economic
viability, social empowerment, and environmental responsibility. Therefore, we
value sustainability as an essential part in the short-term business plan as well as
long-term strategy of the Company.
Tentang Laporan Keberlanjutan
About This Sustainability Report
Melalui Laporan ini, kami berusaha mengungkapkan
akuntabilitas kinerja perusahaan dalam mendukung tujuan
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)
kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) baik
internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan ini
memuat informasi mengenai kondisi faktual yang terkait
dengan program dan pendekatan manajemen kami dalam
menghadapi dan mengantisipasi segala bentuk peluang,
risiko serta tantangan yang terkait dengan keberlanjutan
bisnis Perusahaan.
Through this report, we are disclosing Company's
performance accountability in supporting sustainable
development goals to stakeholders both internally and
externally. This sustainability report contains information
about the factual conditions associated with our
management's programs and approaches in facing and
anticipating any opportunities, risks, and challenges related
our business sustainability.
Laporan perdana ini mengangkat tema “Sharpening the
F utu r e Th r ou g h S u sta in ab l e P ro d uc ti o n ” un tuk
menggambarkan upaya Perusahaan memaknai
keberlanjutan dengan menyeimbangkan inovasi untuk
peningkatan produksi migas, investasi sosial dan
pemberdayaan masyarakat yang tepat sasaran serta
pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Upaya ini kami
maksudkan agar seluruh pemangku kepentingan dapat
mengetahui dan memberikan masukan yang konstruktif
terkait aspek keberlanjutan yang menjadi perhatian mereka
untuk menjadi sarana pembelajaran dan penyempurnaan
kinerja keberlanjutan Perusahaan di masa mendatang.
This inaugural report chooses the theme "Sharping the
Future through Sustainable Production" to describe
Company's efforts to describe sustainability by balancing
the innovation to increase oil and gas production, social
investment, and well-targeted community empowerment
in addition to sustainable environmental preservation. This
effort is targeted to allow all stakeholders to identify and
provide constructive feedbacks related sustainability
aspects as their concerns as a means of learning and
performance improvement of Company's sustainability in
the future.
Referensi dan Periode Pelaporan
Reference and Reporting Period
Laporan ini merupakan laporan keberlanjutan pertama kami
yang mengungkapkan informasi komitmen dan kinerja
keberlanjutan perusahaan selama periode 1 Januari hingga
31 Desember 2014. Untuk selanjutnya kami berkomitmen
untuk menerbitkan laporan keberlanjutan secara periodik
setiap tahunnya. [G4-28, G4-30]
This is our first sustainability report with the disclosure of
information on Company's commitment and sustainable
performance during the period of January 1 to December
31, 2014. In the future we are committed to publish such
sustainability report annually. [G4-28, G4-30]
Penyusunan laporan ini mengacu kepada Pedoman
Pelaporan Keberlanjutan (Sustainability Reporting Guidelines)
yang disusun oleh Global Reporting Initiative (GRI) versi 4.0
termasuk G4 Oil and Gas Sector Disclosures, dengan tingkat
kesesuaian “Core”, serta Oil and Gas Industry Guidance for
Voluntary Sustainability Reporting yang disusun oleh American
Petroleum Institute (API), International Association of Oil and
Gas Producers (OGP) dan the International Petroleum Industry
Environmental Conservation Association (IPIECA). Indikator
kinerja keberlanjutan dari pedoman pelaporan yang
diterapkan dalam laporan ini disajikan dengan huruf
berwarna di dalam kurung pada setiap penjelasan yang
relevan.
The preparation of this report refers to the Sustainability
Reporting Guidelines prepared by the Global Reporting
Initiative (GRI) version 4.0 including G4 Oil and Gas Sector
Disclosures, prepared 'in accordance' - Core, as well as the
Oil and Gas Industry Guidance for the Voluntary
Sustainability Reporting compiled by the American
Petroleum Institute (API), the International Association of
Oil and Gas Producers (OGP), and the International
Petroleum Industry Environmental Conservation Association
(IPIECA). Sustainability performance indicators of the
reporting guidelines applied in this report are presented
with colored letters in brackets on each relevant
explanations.
Proses Penentuan Konten Laporan
Defining Report Content Process
Mengingat luasnya ruang lingkup keberlanjutan yang dapat
menjadi subjek pelaporan, kami telah melakukan
serangkaian proses untuk menentukan aspek keberlanjutan
yang menjadi konten laporan keberlanjutan ini. Dalam
menentukan konten laporan ini kami berpedoman pada
prinsip-prinsip laporan keberlanjutan yang disusun oleh
GRI yaitu:
Given the breadth scope of sustainability that may become
reporting subject, we have conducted a series of processes
to determine which aspects of sustainability fit as the
contents of this sustainability report. In determining the
contents of this report, we were guided by sustainability
report principles prepared by GRI, i.e.
Inklusivitas Pemangku Kepentingan
kami telah melakukan identifikasi kelompok Pemangku
Kepentingan perusahaan serta ekspektasi dan
kepentingan masing-masing kelompok yang terkait
dengan kegiatan bisnis PEPC;
Stakeholder Inclusiveness
we have identified Company's Stakeholder group along
with respective expectations and interests of each group
a s s oc i a t ed w it h P E P C bu s i nes s a c t iv it i es ;
5
6
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Konteks Keberlanjutan
laporan ini mengungkapkan kinerja perusahaan dalam
konteks keberlanjutan yang meliputi aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan;
Materialitas
laporan ini mengungkapkan dampak ekonomi, sosial
dan lingkungan perusahaan yang signifikan dalam
pengambilan keputusan oleh para Pemangku
Kepentingan;
Kelengkapan
laporan telah mengungkapkan semua aspek
keberlanjutan yang material secara memadai sehingga
para pemangku kepentingan dapat mengevaluasi kinerja
keberlanjutan perusahaan dalam periode pelaporan.
Sustainability Context
this report discloses Company's performance in
sustainability context which includes economic, social
and environmental;
Materiality
this report discloses significant economic, social, and
environmental impacts of the Company during decisionmaking by the stakeholders;
Prinsip-prinsip pelaporan keberlanjutan tersebut kemudian
kami terapkan dalam empat tahapan yaitu: Pertama,
identifikasi aspek dan isu keberlanjutan yang relevan bagi
perusahaan dan para pemangku kepentingan serta objek
atau lokasi dari aspek tersebut. Kedua, penentuan prioritas
dari aspek dan isu keberlanjutan yang teridentifikasi dengan
menentukan materialitas dari masing-masing isu dan aspek.
Ketiga, validasi dari isu dan aspek keberlanjutan yang
material dengan memilih indikator kinerja yang sesuai
setelah mempertimbangkan ketersediaan data. Keempat,
review atas proses penentuan konten laporan dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip kualitas pelaporan
termasuk akurasi, kejelasan, keseimbangan, komparabilitas,
batasan waktu dan keandalan informasi yang diungkapkan
untuk pengambilan keputusan. [G4-18]
These sustainability reporting principles are then applied
in four stages: first, identification of sustainability aspects
and issues that are relevant for the company and
stakeholders as well as objects or locations of these aspects.
Second, prioritization of sustainability aspects and issues
identified by determining the materiality of each issue and
aspect. Third, validation of material sustainability issues
and aspects by selecting appropriate performance indicators
after considering the availability of data. Fourth, review of
report content determination process by considering
reporting quality principles including accuracy, clarity,
balance, comparability, time constraints, and information
reliability disclosed for decision-making. [G4-18]
Completeness
the report has disclosed all material sustainability aspects
sufficiently to allow stakeholders to evaluate Company's
sustainable performance in the reporting period.
Gambar 1.1 Proses Penentuan Konten Laporan Keberlanjutan Figure 1.1 Defining Report Contents
STEP 1
STEP 2
STEP 3
IDENTIFICATION
PRIORITIZATION
VALIDATION
Sustainability
Context
Materiality
Completeness
STAKEHOLDER INCLUSIVENESS
STEP 4
Sustainability
Context
REVIEW
Stakeholder
Inclusiveness
Tentang Laporan Keberlanjutan
About This Sustainability Report
Proses Penentuan Materialitas
dan Objek Pelaporan
Materiality Determination Process and
Reporting Object
Sebagai tahun pertama, laporan ini kami fokuskan pada
beberapa aspek keberlanjutan utama yang kami tentukan
berdasarkan analisis materialitas dan relevansinya dengan
aktivitas Perusahaan. Penentuan aspek yang materialitas
kami lakukan berdasarkan analisis keberlanjutan bisnis
Perusahaan serta survei dan diskusi eksternal untuk
menghasilkan informasi yang relevan sesuai dengan
kebutuhan para pemangku kepentingan.
As our first year, we focus this report on several main
aspects of sustainability which were determined based on
materiality analysis and its relevance to Company activities.
The determination of materiality aspect is conducted based
on Company business sustainability analysis as well as
external survey and discussion to produce relevant
information in accordance with the needs of stakeholders.
Seluruh aspek dan indikator kinerja keberlanjutan yang
diungkapkan dalam laporan ini merupakan aspek dan
indikator kinerja yang material dan relevan dengan aktivitas
perusahaan berdasarkan penilaian kami dan para pemangku
kepentingan. Aspek dan indikator kinerja yang material
tersebut meliputi nilai ekonomi langsung yang
didistribusikan, pendayagunaan pemasok lokal, efisiensi
energi dalam proses produksi, penggunaan material bahan
kimia, emisi dan gas flaring, tanggung jawab produk, jumlah
cadangan migas, penanganan air terproduksi dan limbah
pemboran, tata kelola berkelanjutan, etika dan integritas,
anti korupsi dan anti fraud, hubungan industrial pekerja
dengan manajemen, pengelolaan dan pengembangan
pegawai, kesehatan, keselamatan, keamanan dan
lingkungan kerja, investasi sosial, pengembangan
masyarakat lokal. Berdasarkan analisis yang kami lakukan,
sebagian obyek aspek keberlanjutan yang material berada
di luar ruang lingkup perusahaan sehingga tidak
diungkapkan dalam laporan ini. Karena keterbatasan obyek
dan ruang lingkup, aspek keberlanjutan material yang tidak
dilaporkan dalam laporan ini meliputi pengungkapan,
material daur ulang, emisi tidak langsung, rasio gaji pekerja,
assessment dampak negatif operasi perusahaan,
assessment terhadap mitra kerja, assessment terhadap
HAM. [G4-19, G4-20, G4-21]
All aspects and sustainability performance indicators
expressed in this report are the aspects and performance
indicators are material and relevant to the activities of the
company based on our assessment and stakeholders. Such
material aspects and indicators of performance cover
distributed direct economic value, local supplier employment,
energy efficiency in production process, utility of chemical
materials, emission and gas flaring, product responsibility,
amount of oil and gas reserves, anti-corruption and antifraud, worker-management industrial relations, employee
management and development, occupational health,
security, safety and environment, social investment, local
community development. Based on the analysis conducted,
several material objects of sustainability aspects are sourced
from outside the Company scope, hence not disclosed in
this report. Due to limitation to object and scope, material
sustainability aspects not disclosed in this report include
disclosure, recycling material, indirect emission, employee
wage ratio, assessment of negative impacts from Company
operation, assessment of work partners, and assessment
of human rights. [G4-19, G4-20, G4-21]
7
8
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Gambar 1.2 Identifikasi Aspek Keberlanjutan yang Material
Figure 1.2 Identification of Material Sustainability Aspects
a
c
g
b
d
b
c
h
c
l
k
n
o
g
e
f
a. Wilayah operasi berdekatan dengan area
dilindungi Operation site nearby
protected area
b. Dampak transportasi
Impact from transportation
c. Pengaduan terkait lingkungan
Complaints relating to environment
d. Penggunaan label dan informasi produk
Product labeling and information
e. Penggunaan dan pengembangan energi
terbarukan Renewable energy utility and
development
f. Involuntary resettlement
g. Asset integrity and process safety
d
a
b
m
i
j
a
d
e
f
e
f
LOW
a. Nilai ekonomi langsung yang didistribusikan
Direct economic value distributed
b. Pendayagunaan pemasok lokal
Local supplier empowerment
c. Efisiensi energi Energy efficiency
d. Penggunaan material bahan kimia
Utilization of chemical materials
e. Emisi dan gas flaring
Emission and gas flaring
f. Tanggung jawab produk
Product responsibility
g. Penanganan air terproduksi dan limbah
pemboran Management of produced water
and drilling waste
h. Tata kelola berkelanjutan
Sustainable governance
i. Pengembangan masyarakat lokal
Local community development
j. Etika dan integritas Ethics and integrity
k. Anti korupsi dan anti fraud
Anti-corruption and anti-fraud
l. Hubungan industrial pekerja
Worker-management industrial relations
m.Kesehatan, keselamatan, keamanan dan
lingkungan kerja Occupational health, safety,
security, and environment
n. Pengelolaan dan pengembangan pegawai
Employee management and development
o. Investasi sosial Social investment
MEDIUM
HIGH
Penting bagi PEPC Important for PEPC
Sebagai bentuk implementasi tata kelola yang baik,
Perusahaan berkomitmen untuk mengungkapkan informasi
aspek dan kinerja keberlanjutan secara transparan,
akuntabel dan berimbang termasuk dampak positif dan
negatif yang timbul dari kegiatan operasional Perusahaan.
a. Material daur ulang Recycle material
b. Emisi tidak langsung
Indirect emission
c. Rasio gaji pekerja
Employee wage ratio
d. Assessment terhadap mitra kerja
Assessment of work partners
e. Assessment dampak negatif operasi
perusahaan Assessment of negative
impacts from Company operations
f. Assessment terhadap HAM
Assessment of human rights
As the implementation of a good governance, the Company
is committed to disclose the information on sustainability
aspect and performance in transparently and in balance,
including positive and negative impacts arising from
Company's operational activities.
Tentang Laporan Keberlanjutan
About This Sustainability Report
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Aspek Keberlanjutan Table 1.1 Object of Sustainability Aspects
Batasan Boundary
Aspek Material
Material Aspect
Nilai ekonomi langsung
yang didistribusikan
Direct economic value
distributed
Penggunaan material
bahan kimia
Utilization of chemical
materials
PEPC
KKKS &
Mitra Kerja
KKKS
and Work
Partners
Pendayagunaan pemasok Local supplier
lokal
empowerment
Efisiensi energi dalam
proses produksi
Energy efficiency in
production process
Emisi dan gas flaring
Emission and gas flaring
Tanggung jawab produk
Product responsibility
Luar
Perusahaan
Outside
the
Company
Gambar 1.3 Ruang Lingkup Aspek Keberlanjutan
Figure 1.3 Boundary of Sustainability Aspects
PEPC
KKKS & Mitra Kerja
KKKS and
Work Partners
Jumlah cadangan migas Amount of oil & gas reserves
Penanganan air
terproduksi dan limbah
pemboran
Management of produced
water and drilling waste
Tata kelola berkelanjutan Sustainable governance
Etika dan integritas
Ethics and integrity
Anti korupsi dan anti fraud Anti-corruption & anti-fraud
Hubungan industrial
pekerja
Worker-management
industrial relations
Pengelolaan dan
Employee management and
pengembangan pegawai development
Kesehatan, keselamatan, Occupational health, safety,
keamanan dan lingkungan security, and environment
kerja
Investasi sosial
Social investment
Pengembangan
masyarakat lokal
Local community
development
PEPC
KKKS & Mitra Kerja
KKKS and Work Partners
Luar Perusahaan
Outside the Company
Ruang Lingkup dan Keandalan Laporan
Scope and Reliability of Report
Informasi aspek dan kinerja keberlanjutan yang diungkapkan
dalam laporan ini hanya mencakup kinerja ekonomi, sosial
dan lingkungan perusahaan tidak termasuk mitra bisnis
dan rekanan. [G4-17]
Information of sustainability aspects and performance
disclosed in this report includes only Company's economic,
social, and environmental performance, not including
business partners and associates. [G4-17]
Pengukuran kinerja ekonomi yang diungkapkan dalam
laporan ini disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia, sedangkan untuk
kinerja sosial dan lingkungan, kami menggunakan teknik
pengukuran yang berlaku secara internasional. Seluruh
informasi yang diungkapkan dalam laporan ini telah melalui
proses verifikasi internal PEPC sehingga dapat diandalkan
untuk proses evaluasi dan pengambilan keputusan. Untuk
tahun ini, kami belum melakukan proses verifikasi oleh
pihak eksternal namun, kedepannya, kami berkomitmen
untuk melibatkan pihak eksternal dalam proses verifikasi
untuk meningkatkan keandalan laporan kebelanjutan.
The measurement of economic performance disclosed in
this report is prepared in accordance with Financial
Accounting Standards applicable in Indonesia; the social
and environmental performance, on the other hand, is
measured by internationally-recognized technique. All
information disclosed in this report have been verified
internally by PEPC to be reliable for evaluation and decisionmaking processes. In this year was not conducted the
verification process by external parties. However, we are
committed to involve external parties in the verification
process to improve sustainability report reliability in the
future. [G4-33]
[G4-33]
9
10
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Tanggung Jawab atas Laporan
Report Accountability
Dewan Komisaris dan Direksi PEPC telah melakukan
evaluasi atas kelengkapan konten Laporan Keberlanjutan
ini serta menyatakan bahwa laporan ini telah mencakup
semua aspek keberlanjutan yang material bagi PEPC. Kami
bertanggung-jawab atas kebenaran isi Laporan
Keberlanjutan ini termasuk laporan keuangan dan informasi
lain yang terkait. [G4-48, G4-49]
Board of Commissioners and Board of Directors of PEPC
have evaluated the completeness of this Sustainability
Report and declared that this report has covered all material
sustainability aspects of PEPC. We are responsible for the
accuracy of this Sustainability Report, including financial
statements and other relevant information. [G4-48, G4-49]
Jakarta, 20 Februari 2015 February 20, 2015
Komisaris Utama
President Commisioner
Direktur Utama
President Director
Andri T. Hidayat
Amril Thaib Mandailing
Komisaris
Commisioner
Direktur Operasi
Operation Director
Bagus Sudaryanto
Ricardo Perdana Yudantoro
Komisaris
Commisioner
Direktur Pengembangan
Development Director
Insan Purwarisya L.Tobing
Amran Anwar
Komisaris
Commisioner
Direktur Bisnis Support
Business Support Director
Boyke E.W. Moekijat
Musa Umbas
Komisaris
Commisioner
Direktur
Director
Elfien Goentoro
(Sampai dengan 24 Juni 2014 Until June 24, 2014)
Mangasi D. Gunawan
(Sampai dengan 02 Februari 2014 Until February 2, 2014)
Tentang Laporan Keberlanjutan
About This Sustainability Report
IKHTISAR KINERJA KEBERLANJUTAN 2014
SUSTAINABILITY PERFORMANCE HIGHLIGHTS 2014
Seiring perjalanan menjadi perusahaan kelas dunia
dengan laba yang terus meningkat, PEPC, sebagai
anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang
dimiliki Negara, selalu berupaya menjalankan
komitmennya menjadi Perusahaan yang baik (good
corporate citizenship) untuk membangun bersama
kualitas kehidupan yang lebih baik dengan
masyarakat dan lingkungan sosial di mana
perusahaan berada. Dengan pendekatan triple
bottom lines yang meliputi kinerja ekonomi (economic
performance), kinerja lingkungan (environmental
performance), dan kinerja sosial (social performance)
diharapkan keberadaan PEPC tidak hanya
bermanfaat bagi para pemegang saham
(shareholders), tetapi juga bagi pemangku
kepentingan (stakeholders) yang lebih luas termasuk
karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat, negara,
dan lain-lain.
Within its journey of becoming a world-class
company with ever-growing profits, PEPC as a
subsidiary of PT Pertamina (Persero) owned by the
State constantly strives to realize its commitment
to be a good corporate citizen to mutually build
better quality of life with the community and social
environment where the Company operates. With
triple bottom lines approach covering economic,
environmental, and social performances, PEPC is
expected to exist not only to provide benefits to
shareholders, but also to stakeholders at more
extensive scope which include the employees,
customers, suppliers, the surrounding communities,
the State, and other parties.
Kinerja Ekonomi dan Operasi
Economic and Operation Performance
USD 197,332,822
Jumlah Distribusi Nilai Ekonomi
Total Distribution of Economic Value
32
SUMUR
WELLS
Pemboran Pengembangan
(Banyu Urip) Development
Wells Drilling (Banyu Urip)
62.85%
93.9%
13.831MBOPD
4.87%
Proyek Banyu Urip
Banyu Urip Project
Komitmen TKDN 2014
Domestic Content Level
Commitment 2014
Proyek Jambaran-Tiung Biru
Jambaran-Tiung Biru Project
Total lifting minyak 2014 (share PEPC 45%)
Total oil lifting 2014 (PEPC share 45%)
Kinerja Lingkungan
Environmental Performance
9%
27%
Persentase
penggunaan energi
dari associated gas
Percentage of energy
consumption of
associated gas
Pengurangan emisi dari
suar bakar tahun 2014
Reduction of flaring
emission in 2014
Total injeksi
produced water
Total produced
water injection
0,07%
24.930,04
BARREL
Total oil losses
dalam penyaluran
Total oil losses in
distribution
1,2
14.982 GJ
Jumlah konsumsi energi
PEPC tahun 2014
Total PEPC energy
consumption in 2014
Rasio intensitas konsumsi
energi PEPC per satuan
produksi (GJ/MBOPD)
Intensity ratio of PEPC energy
consumption per production
unit (GJ/MBOPD)
229.160
BARREL
Total penggunaan
lumpur bor
Total drill mud
usage
16.419 m3
Limbah serbuk bor (cutting)
Drill cuttings
11
12
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Kinerja Sosial
Social Performance
PEKERJA EMPLOYEE
NIHIL NIL
Insiden
pelanggaran HAM
Human rights
violation incidents
Insiden pelanggaran
peraturan tenaga kerja
Employment regulation
violation incidents
PROGRAM PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI
EMPLOYEE COMPETENCY TRAINING AND DEVELOPMENT
PROGRAMS
TOTAL
PELATIHAN
TOTAL NUMBER OF
TRAININGS
3,77%
100%
Tingkat pergantian
(turnover) pekerja
Employee turnover
Tidak mengalami
kerja paksa
Not under forced
labor
Mendapatkan penilaian
kinerja tahunan
Receiving annual
performance
assessment
136 program pelatihan yang diikuti
164 peserta dengan jumlah hari
pelatihan 684 hari
136 training programs attended by
164 participants in 684 training
days
PEKERJA
EMPLOYEES
JAM PELATIHAN
PER PEKERJA
TOTAL TRAINING HOURS
PER EMPLOYEE
31,28 jam/pekerja
31.28 hours/employee
Tidak ada yang
dibawah umur
No underage
employees
DANA
PELATIHAN
TOTAL TRAINING
FUNDS
Rp3, 62 miliar
Rp3.62 billion
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
918.906
Safety Man Hours
NIHIL NIL
Total Recordable Incident
Rate (TRIR)
Number of
Accidents (NOA)
Kejadian Pencurian
Aset Perusahaan
Company Assets
Theft Incident
MASYARAKAT COMMUNITY
Rp4,5 MILIAR)
USD376,009.8 (Ekv.
(Equiv. Rp4,5 BILLION)
Total dana program
pemberdayaan masyarakat
Total community
development program funds
NIHIL NIL
Insiden relokasi
Relocation
incidents
Insiden pengaduan atau
keluhan dari masyarakat
lokal
Claims or complaints
from local community
incidents
Insiden pelanggaran
hak adat
Indigenous rights
violation incidents
13
SAMBUTAN DIREKSI
CEO STATEMENT
[G4-1]
“Sharpening the Future with Sustainable Production”
Para Pemangku Kepentingan yang berbahagia,
Dear Stakeholders,
Selamat datang di Laporan Keberlanjutan edisi perdana
kami. Tahun ini, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) memulai
langkah baru untuk mengungkapkan kinerja ekonomi, sosial
dan lingkungan kepada para Pemangku Kepentingan melalui
Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report). Laporan ini
kami susun sebagai pelengkap dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Laporan Tahunan (Annual Report). Kami
menyadari bahwa pembangunan berkelanjutan harus
didukung oleh aktivitas bisnis yang bertanggung jawab
agar mampu memberikan kontribusi yang optimal untuk
peningkatan interaksi sosial dan ekonomi masyarakat.
Kesadaran ini pada prinsipnya telah tercermin dalam misi
PEPC yaitu untuk “Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi
tinggi yang dikelola secara profesional, fokus dan memiliki
keunggulan kompetitif dengan menggunakan teknologi modern
kelas dunia yang dihasilkan dari kemitraan dengan World Class
Company sehingga memberikan nilai tambah lebih kepada
para stakeholders terutama pemegang saham, pelanggan,
pekerja dan masyarakat luas".
Welcome to the first edition of our Sustainability Report.
This year, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) starts a new step
to disclose economic, social, and environmental
performance to stakeholders through this Sustainability
Report. This report is established as a complementary and
integral part of the Annual Report. We realize that sustainable
development must be supported by a responsible business
activities in order to be able to contribute optimally for
social interaction and community economic improvements.
In principle, this awareness has been reflected in PEPC
mission which is to "Become a highly-reputable business
entity which is professionally managed, focused, having
competitive advantages with the utilization of world-class
modern technology resulting from partnership with WorldClass Companies, thus contributing added value to
stakeholders, particularly shareholders, customers,
employees, and the society at large".
14
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pertumbuhan bisnis, peningkatan produksi serta berbagai
prestasi PEPC pada tahun ini mencerminkan bagaimana
upaya kami untuk menjaga kelangsungan bisnis. Kami
menyadari bahwa keberlanjutan pertumbuhan ini tidak
dapat tercapai tanpa keterlibatan para Pemangku
Kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karenanya, kami berkomitmen untuk senantiasa
bersinergi dengan para Pemangku Kepentingan dengan
membangun hubungan yang kolaboratif dan saling
menguntungkan. Sinergitas tersebut kami wujukan melalui
pilar kontribusi ekonomi, pemberdayaan sosial, pelestarian
lingkungan serta upaya kami untuk senantiasa membangun
tata kelola perusahaan yang baik dan budaya keselamatan
kerja dalam pengelolaan usaha. Keempat pilar tersebut
senantiasa kami terapkan dan menjadi penggerak langkah
m a n a je m en d a l a m m e n yu s u n s tr a t e g i u n t uk
mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. Pada tahun
ini, kami berhasil mencapai produksi minyak bumi 40.000
BOPD atau setara dengan 4,7% produksi nasional. Kami
juga berhasil mencapai 918.906 jam kerja tanpa kecelakaan
serta berinvestasi dalam infrastruktur dan pemberdayaan
sosial lebih dari 3,3 miliar rupiah.
Business growth, increased production, and various PEPC
achievements of this year reflect our efforts to maintain
business sustainability. We realize that this sustainable
growth cannot be achieved without the involvement of
Stakeholders both directly and indirectly. Therefore, we are
committed to continuously work together with the
stakeholders to build a collaborative and mutually beneficial
relationship. The synergy is realized through the pillars of
economic contribution, social empowerment, environmental
conservation, as well as our efforts to continually build
good corporate governance and a culture of occupational
safety in business management. The four pillars are always
applied and serve as the driving force to the management
in developing strategies to improve sustainable business.
This year, we managed to achieve 40,000 BOPD production
of crude oil or equivalent to 4.7% of the national production.
We also managed to reach 918,906 zero accident hours
and have made investment in infrastructure and social
empowerment with more than 3.3 billion Rupiah.
PEPC meyakini bahwa di balik kinerja yang telah dicapai,
masih banyak aspek kinerja keberlanjutan yang harus kami
tingkatkan, terlebih tantangan dan persaingan dalam bisnis
hulu minyak dan gas bumi yang semakin ketat akibat
penurunan cadangan, perubahan regulasi Pemerintah,
peningkatan permintaan terhadap energi, penurunan harga
minyak bumi global serta perubahan lingkungan hidup
terkait pemanasan global yang tidak dapat diprediksikan.
Namun dengan dukungan dan semangat yang luar biasa
dari seluruh Pemangku Kepentingan, PEPC berhasil
melewati tantangan tersebut dengan pencapaian kinerja
yang membanggakan.
PEPC believes that behind the performance achieved, there
are various aspects of the sustainability performance in
need of further improvement , particularly the increasingly
fierce challenges and competition in the upstream oil and
natural gas businesses resulting from decreased reserves,
government regulatory changes, increasing energy
demands, decreased price of petroleum globally, and
environmental changes related to unpredicted global
warming. With tremendous support and spirit from all
stakeholders, PEPC has successfully overcome the
challenges with praiseworthy performance achievement.
Dalam Laporan Keberlanjutan ini kami mengungkapkan
komitmen dan pelaksanaan program keberlanjutan dan
tanggung jawab sosial PEPC dengan tema utama
“Sharpening the Future with Sustainable Production”. Laporan
Keberlanjutan ini menyajikan secara transparan,akuntabel
dan berimbang mengenai strategi dan upaya yang kami
lakukan untuk menjaga keberlanjutan bisnis terutama
inovasi produksi, praktek kerja yang baik, kesehatan dan
keselamatan kerja, kegiatan pelestarian lingkungan, tata
kelola dan manajemen risiko serta pemberdayaan
masyarakat.
In this Sustainability Report we disclose the commitment
and implementation of PEPC sustainability program and
social responsibility, with the main theme "Sharpening the
Future with Sustainable Production". This Sustainability
Report presents in transparent, accountable and balanced
manner, the strategies and efforts conducted to maintain
business sustainability, particularly production innovation,
good work practices, occupational health and safety,
environmental preservation, governance and risk
management, and community development.
Atas nama seluruh jajaran Direksi PEPC, kami
menyampaikan terima kasih dan apreasiasi yang sebesarbesarnya kepada seluruh Pemangku Kepentingan yang
telah mendukung keberlanjutan usaha kami sehingga
mampu memberikan kontribusi yang optimal kepada
bangsa dan masyarakat. Semoga pada tahun-tahun yang
akan datang, PEPC dapat terus menjaga keberlangsungan
usaha dan menjadi produsen energi nasional terbaik.
On behalf of the PEPC Board of Directors, we express our
highest gratitude and appreciation to all Stakeholders for
the support to our business sustainability which allows us
to contribute optimally to the State and the community.
We expect that in the future, PEPC will always maintain our
business continuity and become the best national energy
producer.
Direktur Utama President Director
Amril Thaib Mandailing
Tentang PEPC
About PEPC
TENTANG PEPC
About PEPC
PT Pertamina EP Cepu (PEPC) bergerak dalam bidang
energi di lingkup area utama kegiatan usaha hulu yang
meliputi eksplorasi, eksploitasi serta pengembangan
minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja Pertambangan
(WKP) Blok Cepu.
PT Pertamina EP Cepu (PEPC) is engaged in the field of energy in
upstream business activity main area covering the exploration,
exploitation, and the development of oil and natural gas in Mining
Work Area (MWA) of Cepu Block.
15
16
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pemberi Awarder:
PT Pertamina (Persero)
PEPC meraih
penghargaan dalam
CIP-PKM IMATION
untuk kategori “The Best
Persentation Platinum
Category”
PEPC received CIP-PKM
IMATION award for
"The Best Presentation
Platinum Category"
Penghargaan HSSE
Award untuk Program
Safety Behavior melalui
Program PEKA
HSSE Award for Safety
Behavior Program
through PEKA Program
Pemberi Awarder:
PT Pertamina (Persero)
Pemberi Awarder:
PT Pertamina (Persero)
PEPC mendapatkan
Apresiasi Penghargaan
"The Best Upstream HSSE
and Housekeeping
Standard 2014"
PEPC received the
Appreciation of "The Best
Upstream HSSE and
Housekeeping Standard
2014" Award
PEPC terpilih sebagai KKS
terbaik untuk Kategori
"Kedisiplinan dibidang
Perijinan dalam
Kesesuaian terhadap
Pedoman Tata Kerja
Nomor 032/PTK/VII/2009
tentang Pedoman Tata
Kerja Operasional
Perwakilan BPMIGAS
Bidang Perijinan Umum"
PEPC mendapatkan
Penghargaan Juara
Umum untuk Kategori
Pertamina Quality
Assessment (PQA) 2014
PEPC received the title as
Overall Champion for
Pertamina Quality
Assessment (PQA) 2014
category
PEPC meraih
Penghargaan Kecelakaan
Nihil (Zero Accident) pada
bidang Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi
untuk Tingkat Nasional
periode Tahun 2014
PEPC received Zero
Accident Award in Oil and
Natural Gas category at
National Level in 2014
Kerja Sama Progam
Penghijauan Penanaman
10.000 Bibit Pohon
Trembesi & Kemiri Sunan
di Wilayah Kabupaten
Bojonegoro
Greening Program
Cooperation with the
Planting of 10,000 Albizia
saman (trembesi) and
Reutealis trisperma
(kemiri sunan) Tree
Seedlings in Bojonegoro
Regency
PEPC selected as the best
KKS in the Category
"Licensing Discipline in the
Compliance with Working
Procedure Guideline
Number 032/PTK/VII/2009
concerning the Operational
Procedure Guidelines of
General Licensing of
BPMIGAS Representative"
Pemberi Awarder:
PT Pertamina (Persero)
Pemberi Awarder:
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Kemenakertrans)
Ministry of Manpower and
Transmigration
Pemberi Awarder:
Kodim 0813 Bojonegoro
Military District Command
0813 Bojonegoro
Pemberi Awarder:
SKK Migas Wilayah Jawa,
Bali, Madura dan Nusa
Tenggara
Oil and Gas Special Work
Unit of Java, Bali, Madura,
and Nusa Tenggara
regions
Tentang PEPC
About PEPC
IDENTITAS PEPC [G4-3, G4-4, G4-5, G4-6, G4-7]
PEPC IDENTITY
Nama Name
PT Pertamina EP Cepu
PT Pertamina EP Cepu
Nama Panggilan
Abbreviation
PEPC
PEPC
Bidang Usaha
Line of Business
Kegiatan usaha hulu mencakup eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi
Upstream business activities covering the exploration,
exploitation, and development of oil and natural gas
Status Perusahaan
Company Status
Penanaman Modal Dalam Negeri (Anak
Perusahaan PT Pertamina (Persero))
Domestic Investment (PT Pertamina (Persero)
subsidiary)
Dasar Hukum Pendirian
Dasar Hukum Pendirian
Akte No. 5 tanggal 14 September 2005 dengan
Notaris Marianne Vincentia Hamdani SH
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dalam Surat Keputusan No.C-26131
HT.01.01.TH 2005 tanggal 21 September 2005
dan diumumkan dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 5 tanggal
17 Januari 2006
Akte No 45 Perubahan Anggaran Dasar
Tanggal 28 Juni 2013
Deed No. 5 dated September 14, 2005 of Notary
Marianne Vincentia Hamdani, SH ratified by Minister
of Law and Human Rights in the Decree No. C-26131
HT.01.01.TH 2005 dated September 21, 2005 and
announced in the Supplement in the State Gazette
of the Republic of Indonesia Number 5 dated
January 17, 2006
Deed No. 45 on the Amendment to Articles of
Association dated June 28, 2913
Tanggal Pendirian
Date of Establishment
14 September 2005
September 14, 2005
Modal Dasar
Authorized Capital
Rp 2.000.000.000,(Dua milyar rupiah)
Rp2,000,000,000
(two billion Rupiah)
Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Issued and Fully Paid Capital
Rp 500.000.000,(Lima ratus juta rupiah)
Rp500,000,000
(Five hundred million Rupiah)
Wilayah Kerja
Work Area
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) minyak dan
gas bumi di Blok Cepu yang mencakup wilayah
Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur dan
Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah
The oil and natural gas Mining Work Area (MWA) in
Block Cepu which covers the regions of Bojonegoro
Regency, East Java Province and Blora Regency,
Central Java Province
Total Pekerja
Number of Workers
124 Pekerja Tetap
88 Pekerja Tidak Tetap
124 Permanent Employees
88 Non-Permanent Employees
Kantor Pusat
Head Office
Gedung Patra Jasa, lantai 5, 6, 7, 8 & 13 Jl. Gatot
Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950
Telp. + 62 21 52900900 Fax. +62 21 52900597
Patra Jasa Building, 5th, 6th, 7th, 8th, and 13th Floors
Jl. Gatot Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950
Tel. + 62 21 52900900 Fax. +62 21 52900597
Website
www.pertamina-epcepu.com
www.pertamina-epcepu.com
Email
[email protected]
[email protected]
17
18
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
PROFIL PEPC
PEPC PROFILE
PT Pertamina EP Cepu (Perusahaan/PEPC) bergerak di
area kegiatan usaha hulu (upstream) minyak dan gas bumi
yang meliputi eksplorasi, eksploitasi serta pengembangan
Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja Pertambangan
(WKP). Perusahaan didirikan pada tanggal 14 September
2005 dengan komposisi kepemilikan saham PT Pertamina
(Persero) sebesar 99% dan Koperasi Energi Indonesia
sebesar 1% yang kemudian pada tanggal 5 Februari 2013
dialihkan kepada PT Pertamina Dana Ventura sehingga
komposisi pemegang saham Perusahaan menjadi 99%
PT Pertamina (persero) dan 1% PT Pertamina Dana Ventura.
Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) adalah
perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia [G4-EC4]. Komposisi kepemilikan saham
Perusahaan tidak berubah sampai akhir periode pelaporan.
[G4-13]
Gambar 4.1 Komposisi
Kepemilikan Saham PEPC
Figure 4.1 PEPC Shareholding
Composition
99%
1%
PEPC merupakan Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero)
yang dimaksudkan sebagai investment subsidiary untuk
bermitra dengan anak perusahaan ExxonMobil Corp. dalam
mengelola Blok Cepu. PEPC, Mobil Cepu Ltd. (MCL) dan
Ampolex, Pte, Ltd. (keduanya adalah anak perusahaan
ExxonMobil Corp.) menandatangani Kontrak Kerja Sama
(KKS) Blok Cepu dengan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak Dan Gas Bumi (BPMIGAS) pada tanggal 17
September 2005. Sesuai dengan amanat Peraturan
Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Migas, PEPC, MCL dan Ampolex, Pte, Ltd menawarkan 10%
Participating Interest-nya kepada empat Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) Jawa Timur dan Jawa Tengah yang
mengakibatkan perubahan komposisi Participating Interest
para Kontraktor KKS (KKKS) Blok Cepu menjadi sebagai
berikut:
Gambar 4.2 Pemegang Participating Interest Blok Cepu
Figure 4.2 Holders of Participating Interest Cepu Block
45%
PERTAMINA EP CEPU
BLOK
CEPU
10%
20,5%
BUMD
MCL
24,5%
AMPOLEX
PT Pertamina EP Cepu (Company/PEPC) is engaged in oil
and natural gas upstream business activities covering the
exploration, exploitation, and the development of Oil and
Natural Gas in Mining Work Area (MWA). This Company
was established on September 14, 2005 with 99%
shareholding by PT Pertamina (Persero) and 1%
shareholding by the Indonesian Energy Cooperative which
was later transferred to PT Pertamina Dana Ventura on
February 5, 2013 and changed the Company's shareholding
composition into 99% shareholding by PT Pertamina
(Persero) and 1% shareholding by PT Pertamina Dana
Ventura. PT Pertamina (Persero) itself is a company whose
shares are 100% held by the Government of the Republic
of Indonesia [G4-EC4] . The Company's shareholding
composition does not change as of the end of the reporting
period. [G4-13]
PT Sarana
Patra Hulu
Cepu
1,0910%
PT Blora
Patragas Hulu
(BPH)
2,1820%
PT Petro Gas
Jatim Utama
(PJU)
2,2423%
PT Asri
Dharma
Sejahtera
(ADS)
4,4847%
PEPC is a Subsidiary of PT Pertamina (Persero) which is
meant as an investment subsidiary to be partnered with
ExxonMobil Corp. subsidiaries in managing the Cepu Block.
PEPC, Mobil Cepu Ltd (MCL), and Ampolex, Pte, Ltd. (both
are the subsidiaries of ExxonMobil Corp.) have signed the
Cepu Cooperation Contract (KKS) with the Executive Agency
for Upstream Oil and Gas (BPMIGAS) on September 17,
2005. Pursuant to the Government Regulation No. 35/2004
concerning Oil and Gas Upstream Business Activities, PEPC,
MCL, and Ampolex, Pte, Ltd offerred 10% of their
Participating Interest to four Regionally-Owned Enterprises
of East Java and Central Java which resulted in the changes
in the Cepu Cooperation Contract Contractors' Participating
Interest as follows:
1.
2.
3.
4.
PEPC
MCL
Ampolex
BUMD
:
:
:
:
45%
20,5%
24.5%
10%, yang terdiri dari PT Sarana Patra Hulu
Cepu (SPHC) 1.0910%, PT Blora Patragas
Hulu (BPH) 2.1820%, PT Petro Gas Jatim
Utama (PJU) 2.2423% dan PT Asri Dharma
Sejahtera (ADS) sebesar 4.4847%.
10%, consisting of PT Sarana Patra Hulu Cepu
(SPHC) 1.0910%, PT Blora Patragas Hulu
(BPH) 2.1820%, PT Petro Gas Jatim Utama
(PJU) 2.2423%, and PT Asri Dharma Sejahtera
(ADS) with 4.4847%.
Tentang PEPC
About PEPC
Hak dan kewajiban para KKKS Blok Cepu dalam mengelola
Blok Cepu diatur dalam Joint Operating Agreement (JOA).
Dalam JOA, MCL ditunjuk oleh para KKKS sebagai Operator
Blok Cepu. Peran PEPC sebagai partner non operator
dimaksimalkan secara aktif dalam manajemen pengelolaan
Blok Cepu, banyak gagasan dan saran untuk memecahkan
masalah yang timbul berasal dari Perusahaan yang
kemudian menjadi keputusan dalam Operating Committee
(OpCom). Sebagai ilustrasi, program early production dan
efisiensi Proyek Engineering, Procurement and Construction
(EPC) Banyu Urip yang tidak hanya memberikan pendapatan
lebih awal untuk Perusahaan tetapi juga menyebabkan
PEPC mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi
kegiatan penyaluran minyak bumi milik PT Pertamina
(Persero) dari pagar Early Production Faciities (EPF) (custody
point) menuju FSO Cinta Natomas.
The rights and responsibility of Cepu Cooperation Contract
Contractors (KKKS) in the management of Cepu Block are
regulated in the Joint Operating Agreement (JOA). According
to the JOA, MCL is appointed by the KKKS as the Cepu
Block Operator. The role of PEPC as non-operator partner
is actively optimized in the management of the Cepu Block.
Various ideas and suggestions presented by the Company
in addressing arising issues have now become decisions
in the Operating Committee (OpCom). To illustrate this,
Banyu Urip EPC Project's early production and efficiency
programs not only brings early revenue to the Company,
but also resulted in the gaining of responsibility for PEPC
to monitor crude oil distribution activities of PT Pertamina
(Persero) from Early Production Facilities (EPF) custody
point to Cinta Natomas FSO.
Pada tahun 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian
Unitisasi dan Persetujuan Unitisasi Lapangan Jambaran
dengan Lapangan Tiung Biru (JTB) dimana Perusahaan
ditunjuk sebagai operator pelaksana unitisasi lapangan gas
JTB serta penjualan gas di Blok Cepu. Dengan adanya
perkembangan bisnis yang startegis tersebut, maka kini
Perusahaan tidak hanya bertindak sebagai Partner KKKS
Non-Operator Blok Cepu tetapi juga sebagai Operator
Unitisasi Gas JTB.
In 2012 the Company signed the Unitization Agreement
and Jambaran-Tiung Biru Fields (JTB) Unitization Agreement
in which the Company was appointed as implementing
operator for the unitization of JTB Gas Fields in addition to
gas sales in Cepu Block. With the strategic business
development, the Company serves not only as Cepu Block
Non-Operator KKKS Partner, but also as JTB Gas Unitization
Operator.
Pada periode pelaporan, peran PEPC semakin berkembang
menjadi salah satu perusahaan strategis yang menunjang
kebangkitan energi nasional. Pada periode ini, Perusahaan
melaksanakan program peningkatan produksi Blok Cepu
melalui Early Oil Expansion (EOE) dengan memproduksikan
minyak dari sumur di Well Pad – C menggunakan fasilitas
produksi yang disewa dari pihak ketiga yang dimulai pada
bulan Juli 2014. Dampak yang signifikan dari program ini
adalah kenaikan produksi Blok Cepu sebesar 10.000 BOPD
terhitung sejak Oktober 2014 dari semula berproduksi
30.000 BOPD kini menjadi 40.000 BOPD. Peningkatan
produksi Blok Cepu melalui program EOE yang diinisiasi
oleh PEPC ini akan memberikan peningkatan pendapatan
bagi PT Pertamina (persero) lebih dari US$ 13.5 Juta per
bulan (45% share PEPC). [G4-13]
In this reporting period PEPC has developed into one of
strategic companies that support the revival of the national
energy. This is the period where the Company performs
the increase in Cepu Block production with the
implementation of Early Oil Expansion (EOE) program by
producing oil from Well Pad - C using production facility
rented from a third party since July 2014. The program has
brought significant impact in the increase of Cepu Block
Production from 30,000 BOPD to 40,000 BOPD (or
increasing by 10,000 BOPD) since October 2014. The EOE
program initiated by PEPC has brought improvements
which eventually contribute to PT Pertamina (Persero)'s
increasing revenue of more than US$13.5 million per month
(45% of PEPC shares). [G4-13]
Selain itu, pada periode pelaporan, Perusahaan juga mulai
melakukan pembangunan fasilitas pemroses gas untuk
proyek pengembangan gas unitisasi lapangan JambaranTiung Biru dengan melakukan penandatanganan kontrak
Front End Engineering Design (FEED) untuk Engineering,
Procurement and Construction A (EPC A) pada tanggal 6 Juni
2014. Kontrak ditandatangani oleh Direktur Utama PT PEPC
dan pihak kontraktor pelaksana yaitu Direktur Utama
PT Singgar Mulia serta Direktur Utama PT Fluor Daniel
Indonesia. [G4-13]
Additionally, in the same reporting period the Company has
also carried out the building of gas processing facilities for
Jambaran-Tiung Biru field unitization gas development
project through the signing of Front End Engineering Design
(FEED) contract for Engineering, Procurement, and
Construction A (EPC A) on June 6, 2014. The contract was
signed by PT PEPC President Director and implementing
contractors, i.e. PT Singgar Mulia President Director and
PT Fluor Daniel Indonesia President Director. [G4-13]
19
20
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
VISI, MISI, TUJUAN, DAN
KOMPETENSI INTI PEPC
VISION, MISSION, OBJECTIVES,
AND CORE COMPETENCY
OF PEPC
Visi Vision
Menjadi Role-Model Anak Perusahaan Hulu di Bidang Minyak
dan Gas di dalam kegiatan kemitraan dan pembinaan SDM
profesional.
To become role model for oil and gas upstream subsidiary
in partnership activities and professional human resources
empowerment.
Misi Mission
a. Mendukung target yang dibebankan oleh Negara kepada
PT Pertamina (Persero) untuk menemukan cadangan migas
baru dan meningkatkan produksi migas Nasional, khususnya
di Blok Cepu
b. Menjadi entitas bisnis yang memiliki reputasi tinggi yang
dikelola secara profesional, fokus dan memiliki keunggulan
kompetitif dengan menggunakan teknologi modern kelas
dunia yang dihasilkan dari kemitraan dengan World Class
Company sehingga memberikan nilai tambah lebih kepada
para stakeholders terutama pemegang saham, pelanggan,
pekerja dan masyarakat luas.
Dasar Pengesahan Visi dan Misi: Visi dan Misi Pertamina EP
Cepu sebagaimana tercantum dalam Rencana Jangka Panjang
Perusahaan 2011-2015 telah ditandatangani Direksi dan disetujui
oleh Dewan Komisaris pada tanggal 15 Juni 2011.
a. To support the targets set by the State to PT Pertamina
(Persero) to find new oil and gas reserves and to increase
national oil and gas production, particularly in Cepu Block.
b. To become a highly-reputable business entity which is
professionally managed, focused, with competitive advantages
by the utilization of world-class modern technology resulting
from partnership with World-Class Companies, this contributing
added value to stakeholders, particularly shareholders,
customers, employees, and society at large.
Approval Basis of Vision and Mission: Pertamina EP Cepu Vision
and Mission as stated in the Company Long-Term Plan of 20112015 has been signed by the Board of Directors and approved
by the Board of Commissioners on June 15, 2011.
Tujuan Objective
Untuk memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip
pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien
To gain profit in accordance with company management
principles in effective and efficient manner.
Kompetensi Inti Core Competency
Cost Effective Oil & Gas Production with International Safety Standard
(Best Leadership in Petroleum Industry)
Cost Effective Oil & Gas Production with International Safety
Standard (Best Leadership in Petroleum Industry)
TATA NILAI PEPC PEPC CORPORATE VALUES [G4-56]
Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Perusahaan, PEPC
menetapkan Tata Nilai Perusahaan “GREAT” (Growth, Reliability,
Excellence, Agility, Totality) yang selaras dengan Tata Nilai "6C
(Clean, Confident, Competitive, Costumer Focus, Commercial, Capable)"
Pertamina (Persero) sebagai Induk Perusahaan. Perusahaan
berusaha menginternalisasikan Tata Nilai PEPC kepada perilaku
kerja sehari-hari setiap individu pekerja untuk menghadapi
perkembangan teknologi, bisnis, inovasi dan praktik etika bisnis.
Perusahaan menanamkan pemaknaan dan penghayatan Tata Nilai
PEPC yang tinggi kepada setiap pekerja, sehingga Tata Nilai
tersebut benar-benar menjadi spirit dan energi yang powerful bagi
setiap pekerja PEPC untuk menghasilkan kinerja yang terbaik.
In supporting the achievement of Corporate Vision and Mission,
PEPC applies "GREAT" (Growth, Reliability, Excellence, Agility,
Totality) Corporate Values which are aligned with "6C (Clean,
Confident, Competitive, Customer Focus, Commercial, Capable)
Corporate Values of Pertamina (Persero) as the Holding Company.
The Company puts an effort to internalize PEPC Corporate Values
into daily work conduct of every individual on the face of
developments in technology, business, innovation, and business
ethics practices. The Company also instills high understanding
and appreciation of PEPC Corporate Values into every employee
so that this may become a powerful spirit and energy driving each
PEPC employee to demonstrating his/her best performance.
Tentang PEPC
About PEPC
GROWTH - BERKEMBANG
Growth
a. Pertumbuhan bisnis ekonomi
semakin meningkat
b. Perkembangan infrastruktur
dalam segala bidang
c. Penerapan teknologi terkini
Reliability
GREAT
Totality
RELIABILITY - TERPERCAYA
Excellence
Agility
Selain kepada pekerja, untuk turut
mendukung pencapaian Visi dan Misi
Perusahaan, Tata Nilai PEPC juga
dikomunikasikan kepada seluruh pemangku
kepentingan Perusahaan melalui programprogram komunikasi dan pemberdayaan
yang dilakukan secara periodik.
To support the achievement of Corporate
Vision and Mission, PEPC Corporate Values
are communicated to Company's employees
as well as the stakeholders through
communication and empowerment
programs on a regular basis.
a. Increased economic business
growth
b. Infrastructure development in all
fields
c. Application of the latest technology
a. SDM yang jujur dan
mempunyai loyalitas tinggi
b. Informasi melalui sumber yang
memiliki kompetensi
c. Management Protection of
Information (MPI)
a. Honest and highly-loyal Human
Resources
b. Information through competent
sources
c. Management Protection of
Information (MPI)
EXCELLENCE - UNGGUL
a. Visi & Misi untuk menjadi role
model yang sempurna
b. Komitmen senior leadership
untuk kesempurnaan kinerja
c. Komitmen untuk meningkatkan
engagement, satisfaction,
pengembangan dan
kesejahteraan tenaga kerja.
a. Vision and Mission to become a
perfect role model
b. Senior leadership commitment for
performance excellence
c. Commitment to improve the
engagement, satisfaction,
development, and welfare of
manpower.
AGILITY - GESIT
a. Percepatan dalam segala
perubahan
b. Antisipasi blind spot pada lawan
bisnis
c. Terkini dalam penerapan
teknologi
a. Acceleration in any changes
b. Blind spot anticipation in business
competitors
c. Up-to-date in the application of
technology
TOTALITY - TOTALITAS
a. Fokus terhadap tantangan
strategis
b. Penyelesaian masalah sampai
pada akarnya
c. Teliti dalam segala aspek
a. Focused on strategic challenges
b. Problem-solving to its core
c. Thorough in all aspects
Komunikasi Tata Nilai PEPC PEPC Corporate Values Communication
Gambar 4.3 Komunikasi Tata Nilai PEPC Figure 4.3 PEPC Corporate Values Communication
INPUT
Tata Nilai
Perusahaan
Corporate
Values
Growth
Reliable
Excellence
Agility
Totality
PROSES PROCESS
Shareholder
Customer
Employee
Suppliers &
Communities
Meeting, Correspondence, RUPS GMS,
Internet Media, Annual Report
Correspondence, Phone Call,
Agreement, Internet Media
Meeting, CEO Message, Training,
Report, Peraturan Direksi Board of Directors'
Regulation, Intranet Media
Correspondence, Phone Call, Agreement,
Event Communities, Internet Media
OUTPUT
Semua tenaga kerja,
pemasok utama, dan
mitra kerja, pelanggan
dan pemegang saham
mendapatkan
informasi tentang Tata
Nilai Perusahaan
(GREAT)
All Employees, Main
Suppliers and Work
Partners, Customers
and Shareholders
receive information on
Corporate Values
(GREAT)
21
22
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
STRUKTUR ORGANISASI PEPC
PEPC ORGANIZATIONAL STRUCTURE
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PEPC Figure 4.4 PEPC Organizational Structure
Direktur Utama
President Director
Amril Thaib Mandailing
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Act. Toto Triantoro
PGA & Relation
Manager
Compliance
Manager
Head of
Legal
Vacant
Arti N.Sudarsono
Abdul Malik
Commercial Manager
Andri Kumala
Direktur Pengembangan
Development Director
Direktur Operasi
Operation Director
Amran Anwar
GM Jambaran
Tiung Biru Project
VP Technical Support
Ricardo Perdana Yudantoro
VP Project & Planning
Act. Edi Zanuar Muhtadi
VP Asset
Act. Tonni Ramelan
Vacant
Bob Wikan H. Adibrata
Land &
Regulatory
Manager
Tutuko Widodo
Planning &
Evaluation
Manager
Tonni Ramelan
Geoscience
Interface
Manager
Akhmad Miftah
Risk
Management
Manager
Gusnida
Technical
Manager
Vacant
Process &
Fasilitas
Design
Erwin
Lukman H.
Manager
Venture
Adi FM
Ringoringo
Cepu Project
Control
Manager
Vacant
Facility &
Maintenance
Manager
Vacant
Asset
Manager
Vacant
Tentang PEPC
About PEPC
23
Chief Internal Audit
Rakutta Tarigan
HSSE Manager
Tri Sapta Mulia Tambunan
SCM Manager
Teddyanus Rozarius
Direktur Bisnis Support
Business Support Director
Musa Umbas
VP Production
VP People Development
& Services
John Hisar Simamora
Deputy GM
Banyu Urip
Project
VP Finance
Y.Seno Yudantoro
Bambang
Sutrisno
Harry Hermania
Drilling & WO
Manager
Djan
Harwidyarso
Production
Reservoir
Manager
Imam Nur Akbar
Production
Manager
Achmad Zaidy
Human
Capital
Manager
Achmad Romly
Business
Support
Manager
Toto Triantoro
IT Manager
Vacant
Cepu Project
Business
Support
Coordinator
Vacant
Finance
Controller
Manager
Sudarto
Tax Manager
Vacant
Treasury
Manager
Agus Salim
Cepu Project
Finance
Support
Coordinator
Vacant
24
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
PRODUK DAN LAYANAN PEPC [G4-4, G4-8]
PRODUCTS AND SERVICES OF PEPC [G4-4, G4-8]
Tabel 4.1 Produk Utama PEPC Table 4.1 PEPC Main Products
Produk
Product
Mekanisme Penjualan
Sales Mechanism
Mekanisme
Pengiriman Produk
Product Delivery
Mechanism
Pelanggan
Customers
Pasar
Market
Minyak Mentah
Crude Oil
Langsung Direct
GOSP (Gas Oil Separating
Plant), Pipeline
- PT Pertamina (Persero)
- PT Tri Wahana Universal
Domestik Domestic
Gas
Langsung Direct
Gas Power Plant,
Pipeline
-
Domestik Domestic
1. Minyak Mentah
Seluruh Produksi Minyak Mentah dijual secara bersamaan
dengan partner Blok Cepu lainnya yang, pada periode
pelaporan, sudah terikat kontrak dengan PT Pertamina
(Persero) dan PT Tri Wahana Universal (TWU) dengan
harga jual minyak mentah mengacu pada harga Indonesia
Crude Price yang ditentukan oleh Pemerintah dan komposisi
produksi minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip.
2. Gas
Pada periode pelaporan, gas yang dihasilkan bersamaan
dengan proses pengangkatan minyak mentah melalui EPF
tidak dikomersialkan namun digunakan untuk kebutuhan
sendiri (own use) terutama untuk kebutuhan injeksi ke
dalam sumur sebagai pressure maintenance serta sumber
energi untuk kegiatan operasional.
1. Crude Oil
All Crude Oil Productions are sold altogether with other
Cepu Block partners which, in the reporting period, have
made the contract with PT Pertamina (Persero) and PT Tri
Wahana Universal (TWU) with crude oil selling price referring
to Indonesia Crude Price determined by the Government
and crude oil production composition from Banyu Urip
Field.
2. Gas
In the reporting period, the produced gas altogether with
crude oil removal process through EPF are not
commercialized but are used for own use particularly for
well injection as pressure maintenance as well as the
source of energy for operational activities.
Gambar 4.5 Skema Penyaluran Minyak Early Production Facility [G4-12]
Figure 4.5 Distribution scheme of Early Production Facility [G4-12]
PALANG
SHORE CROSSING
GOSP (MCL)
No storage tank capacity
3X ~10 kbd export pumps
3x Custody transfer meters
Gayam Area
... Launcher
Chemical Inj:
(PPD, ORA, O, MZS, Scav)
8”-37km
(ready to operate, spares)
CPA MUDI
23 Oil Prod. - 42kbd
2-Water Injection-25kbd
Storage tank:
TK-210, 4x50 KB
TK-8001, 2x30 KB
TK-8003, 4x10 KB
2.5km Line:
10” Flowline
4” Water Inj.
4” Gas Inj.
Kontrak BOO
PTM-GLN
Sales Point
@BU Fence
WELL PAD - A
4-Oil Production
1-Gas Injection
1-Water Injection
10”-37km (80 kbd)
6”-800m
Mudi Area
17 kbd export pumps
2x50 KB Oil Tank Storage
12.5 Kbd Export pump diesel (spares)
1X Custody transfer meter
Tank Gaugling
PRODUCT
SRG, H80, HVGO, VTB
TWU (MINI REFINERY)
6kbd capacity
(Est. 2013 add 10kbd)
20 by truck loading facility
CUSTOMER
Patra Niaga (75%)
Other (25%)
CINTA NATOMAS F SO
Capacity: 700 KB
Lifting: ~5x/mbh
Load to:
Balikpapan refinery
Cilacap refinery
Tentang PEPC
About PEPC
25
Gambar 4.6 Skema Penyaluran Minyak Early Oil Expansion [G4-12] Figure 4.6 Distribution scheme of Early Oil Expansion [G4-12]
WELL PAD - B
Expansion
1.
2.
3.
4.
5.
7 SUMUR PRODUCER
1 INJECTOR
WELL PAD - C
Metering
Rental Prod. Fac. 30 KBD
HTEF Zero Exposure Flare
Outside BU Area
Custody meter inside fence
Using EPC 1 Land (outside CPF)
FSO Full Capacity 1MB,
Operating 0.7 MB
FSO CINTA NATOMAS
Schlumberger Test Unit:
1.
2.
3.
4.
5.
Rental Test Unit, 5 KBD
HTEF Zero Exposure Flare
Outside BU Area
Custody meter inside fence
Using EPC 1 Land (Outside CPF)
Metering
PALANG
STATION
4” pipe, using water injection line,
1.5km
BU EOE:
1. Additional production:
30-35 KBD
2. Opex: 11.96 USD/BBLS
TIE IN
GAYAM
GOSP (Existing)
1. 28500 BOPD
2. TWU 16.500 BOPD
3. Pertamina 12.000 BOPD
Existing (EPF)
BU EOE
MUDI FACILITY
(GLN & CPA MUDI)
Need to:
1. Amend Kontrak BOO
with Geo Link
2. Amend CSA with
Pertamina (Persero)
3. Amend FSA with
JOB P-PEJ
TWU
Skala Organisasi PEPC [G4-9]
PEPC Organizational Scale
[G4-9]
Tabel 4.2 Skala Organisasi PEPC Table 4.2 PEPC Organizational Scale
No.
1
Satuan
Unit
Uraian
Description
Periode Pelaporan Reporting Period
2012
2013
2014
Jumlah Pekerja
Number of Employees
Orang Person
125
199
212
Pekerja Tetap
Permanent Employees
Orang Person
64
91
124
Pekerja Tidak Tetap
Non-permanent Employees Orang Person
61
108
88
2
Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Revenues
USD
143,882,860
172,794,294
292,536,427
3
Jumlah Beban Usaha
Total Operating Expenses
USD
83,981,114
105,253,380
109,848,841
4
Jumlah Aset
Total Assets
USD
779,612,150
1,167,064,374
1,683,174,561
5
Jumlah Ekuitas
Total Equity
USD
65,711,176
99,347,275
208,481,330
6
Jumlah Liabilitas
Total Liability
USD
713,900,974
1,067,717,099
1,474,693,231
7
Produksi
Production
Barrel
8,175,041
9,583,938
11.218.438
8
Produksi Share PEPC
PEPC Share Production
Barrel
3,678,769
4,312,772
5.048.297
WILAYAH KERJA PEPC
PEPC WORK AREAS
Gambar 4.7 Wilayah Kerja Pertambangan
Figure 4.7 Mining Work Areas
Wilayah Kerja Pertambangan [G4-6]
Wilayah Kerja Pertambangan PEPC berada di
Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban,
Provinsi Jawa Timur serta Kabupaten Blora,
Provinsi Jawa Tengah. Total luas wilayah kerja
pertambangan migas Blok Cepu secara
keseluruhan mencapai 919,19 km 2 dengan
rincian 624,64km 2 berada di Kabupaten
Bojonegoro, 255,60 km2 di Kabupaten Blora dan
38,95 km2 di Kabupaten Tuban.
Mining Work Area [G4-6]
Lokasi Kantor Pusat [G4-6]
Lokasi kantor pusat Perusahaan berada di Gedung Patra Jasa,
lantai 5, 6, 7, 8 & 13, Jalan Gatot Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950.
Location of Head Office [G4-6]
The Company is headquartered at the 5 th, 6th, 7th, 8th, and 13th Floors of
Patra Jasa Building at Jalan Gatot Subroto, Kav. 32- 34 Jakarta 12950.
Sampai dengan akhir periode pelaporan, tidak terdapat
perubahan lokasi kantor pusat dan wilayah kerja
pertambangan Perusahaan. [G4-13]
PEPC Mining Work Area is located in Bojonegoro
and Tuban Regencies, East Java Province and
Blora Regency, Central Java Province. The oil
and gas mining work area of Cepu Block reaches
totally of 919.19 km2 with details 624.64 km 2
in Bojonegoro Regency, 255.60 km 2 in Blora
Regency, and 38.95 km 2 in Tuban Regency.
As of the end of the reporting period, there were no changes
in the locations of the Company’s head office and mining
work area. [G4-13]
26
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
TATA KELOLA BERKELANJUTAN PEPC
PEPC SUSTAINABLE GOVERNANCE
Penerapan tata kelola Perusahaan yang berkelanjutan merupakan
landasan utama untuk menjamin tercapainya kinerja yang optimal
serta peningkatan nilai tambah bagi pemegang saham dan para
pemangku kepentingan lainnya menuju pertumbuhan Perusahaan
yang berkelanjutan.
The implementation of sustainable corporate governance is a main foundation
to ensure the achievement of optimal performance in addition to increased added
value for shareholders and other stakeholders towards a sustainable Corporate
growth.
27
28
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang kegiatan
usaha hulu minyak dan gas bumi, PEPC berkomitmen untuk
melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang
baik dan berkelanjutan (sustainable good corporate
governance/GCG) yang meliputi transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab, independensi, serta kewajaran sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan operasional
Perusahaan. PEPC meyakini bahwa implementasi budaya
GCG akan memberikan manfaat yang besar bagi
keberlanjutan Perusahaan dengan terbangunnya
kepercayaan dan nilai-nilai profesionalisme dalam hubungan
Perusahaan dengan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya. [G4-DMA]
As a company engaged in upstream oil and gas business
activities, PEPC is committed to implement the principles
of sustainable good corporate governance (GCG) which
includes transparency, accountability, responsibility,
independency, and fairness as integral parts of the Company
operations. PEPC believes that implementation of GCG
culture will provide great benefits for Company sustainability
with the establishment of trust and professional values in
relationships between the Company and its shareholders
and other stakeholders. [G4-DMA]
Perusahaan telah memiliki berbagai pedoman dan tata
kerja pelaksanaan kegiatan operasional sebagai bentuk
komitmen penerapan tata kelola perusahaan yang
berkualitas. Hingga akhir periode pelaporan, PEPC telah
memiliki kebijakan/piagam pelaksanaan kegiatan unit kerja
sebagai berikut:
1. Pedoman Good Corporate Governance
2. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku
(Code of Conduct) Insan
3. Pedoman Tata Kerja Dewan Komisaris dan Direksi
(Board Manual)
4. Piagam Komite Audit (Komite Audit Charter)
5. Pedoman Pelaporan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P)
6. Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN)
7. Pedoman Konflik Kepentingan (Conflict of Interest)
8. Pedoman Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan
(Gratifikasi)
9. Piagam Internal Audit (Internal Audit Charter)
10. Tata Kerja Organisasi Pengelolaan Whistleblowing System
(WBS)
11. Tata Kerja Organisasi Penyampaian LHKPN
12. Tata Kerja Organisasi Pemberian dan Penerimaan
Cinderamata Serta Keramah Tamahan
The Company has been supported by various codes and
operational work procedures as a commitment to the
implementation of quality corporate governance. As of the
end of the reporting period, PEPC has the policies/charters
for work unit activities as follows:
1. Code of Corporate Governance
2. Code of Conduct for the Personnel
3. Board Manual for the Board of Commissioners and
Board of Directors
4. Audit Committee Charter
5. Reporting Guidelines on Personal Tax Statement (LP2P)
6. Reporting Guidelines on Asset Declaration of
Government Officials (LHKPN)
7. Guidelines on Conflicts of Interest
8. Guidelines on Gratuities (The Receiving of Gifts/
Souvenirs and Entertainment)
9. Internal Audit Charter
10. Organizational Work Procedure for Whistleblowing
System (WBS) Management
11. Organizational Work Procedure for Asset Declaration
of G overnment Official (L HKPN ) Repor ting
12. Organizational Work Procedure for the Receiving of
Gifts/Souvenirs and Entertainments
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
Gambar 5.1 Siklus Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Berkelanjutan
Figure 5.1 Cycle of Sustainable Corporate Governance Implementation
1
PENINJAUAN GCG
GCG REVIEW
9
8
7
Penetapan Visi, Misi
dan Nilai PEPC
Determination of PEPC
Vision, Mission, and Values
2
3
4
Evaluasi GCG
GCG Evaluation
Review
Implementasi
GCG Implementation
Review
Pelaksanaan
Praktek GCG
GCG Practice
Implementation
6
Internalisasi/
Sosialisasi
Internalization/
Socialization
5
FORMULASI GCG
GCG FORMULATION
Inventarisasi
Referensi GCG
GCG Reference
Inventory
Internal Corporate
Assessment
Penyusunan
Kebijakan GCG
GCG Policy
Preparation
Peraturan Teknis/
Pelaksanaan GCG
GCG Implementation/
Technical Regulation
IMPLEMENTASI GCG
GCG IMPLEMENTATION
ORGANISASI TATA KELOLA PEPC
PEPC GOVERNANCE ORGANIZATION
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance Structure
Struktur tata kelola Perusahaan mengacu pada UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(UU Perseroan Terbatas), yang terdiri dari:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
Corporate governance structure refers to Law No. 40 of
2007 on Limited Liability (Limited Liability Company Act),
which consists of:
1. The General Meeting of Shareholders (GMS)
2. The Board of Commissioners
3. The Board of Directors
29
30
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Struktur Tata Kelola Perusahaan [G4-34]
Corporate Governance Structure [G4-34]
Gambar 5.2 Struktur Tata Kelola Perusahaan Figure 5.2 Corporate Governance Structure
Rapat Umum
Pemegang Saham
General Meeting of
Shareholders (GMS)
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direksi
Board of Directors
Sekretaris
Dewan Komisaris
Secretary of The Board
of Commissioners
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Komite Audit
Audit Committee
Internal Audit
Internal Audit
Manajemen Risiko
Risk Management
Mengacu pada UU Perseroan Terbatas, Perusahaan
mempunyai dua dewan yaitu Dewan Komisaris dan Direksi.
Pada periode pelaporan, tidak ada Dewan Komisaris yang
melakukan rangkap jabatan sebagai Direksi dan tidak ada
Direksi yang merangkap jabatan sebagai pejabat eksekutif
satu tingkat di bawahnya. Dengan demikian independensi
dalam pengambilan keputusan senantiasa terjaga. [G4-39]
Referring to the Limited Liability Company Act, the Company
has two Boards, i.e. the Board of Commissioners and the
Board of Directors. In the reporting period, none of the Board
of Commissioners members serve concurrently as the
Board of Directors, and none of the Board of Directors
members serve concurrently as executive officer one level
below the Board of Directors. Thus decision-making
independency is always maintained. [G4-39]
Rapat Umum Pemegang Saham
The General Meeting of Shareholders
RUPS merupakan organ perusahaan tertinggi yang
wewenangnya diatur oleh Undang-Undang dan Anggaran
Dasar Perusahaan. Berdasarkan ketentuan tersebut,
kewe na nga n R UP S m el ip uti m en ga ngk at d a n
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi,
mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi,
menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan,
menyetujui Laporan Keuangan, serta menetapkan
remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
RUPS terdiri dari RUPS Tahunan (RUPST) dan RUPS Luar
Biasa (RUPSLB). Melalui RUPS salah satu pemangku
kepentingan Perusahaan yaitu pemegang saham dapat
menggunakan haknya dengan memberikan pendapat dan
suaranya untuk mengambil keputusan penting terkait aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan secara independen dan
seimbang antara kepentingan perusahaan dan pemegang
saham. [G4-37]
The GMS is the highest company organ of which the
authorities are stipulated by the Law and the Articles of
Association of the Company. Under these provisions, GMS
authorities include the appointment and dismissal of the
Board of Commissioners and Board of Directors members,
evaluation on the Board of Commissioners and Board of
Directors performance, approval of amendments to Articles
of Association, approval of Financial Statements, and
decision of remuneration for the Board of Commissioners
and Board of Directors members. GMS consists of the
Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and the
Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS).
Through the GMS, one of company stakeholders, i.e.
shareholders may use their right to give opinion and vote
in important decision-making process relating to economic,
social, and environmental aspects independently by
balancing between the interests of the company and the
shareholders. [G4-37]
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
Untuk memastikan dicapainya kinerja PEPC yang
berkelanjutan dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan,
RUPS juga memutuskan penunjukkan anggota direksi yang
bertugas di masing-masing bidang yang ditentukan serta
penetapan target kinerja yang harus diraih selama
menjalankan tugas operasional. [G4-35]
To ensure the achievement of PEPC sustainable
performance in economic, social, and environmental
aspects, the GMS also decides the appointment of Board
of Directors members to serve in each specified field and
establishes performance targets to achieve during their
operational duties. [G4-35]
Dewan Komisaris
The Board of Commissioners
Dalam melaksanakan fungsi dan peran pengawasan, Dewan
Komisaris PEPC telah dilengkapi Pedoman Kerja yang
disebut dengan Board Manual yang disahkan melalui SK
Direktur Utama PEPC No. Kpts-021/ CP0000/2014-S0
tanggal 26 Juni 2014. Pedoman Kerja Dewan Komisaris
tersebut antara lain mengatur Tugas, Wewenang dan
Kewajiban, Etika Jabatan, Akses Informasi, Pembagian
Kerja, Rencana Kerja, Rapat, Tata Tertib Rapat,
Pertanggungjawaban, Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris
serta Organ Pendukung Dewan Komisaris (Komite Audit
dan Sekretaris Dewan Komisaris). Dengan adanya Pedoman
Kerja Dewan Komisaris pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris akan lebih terarah dan efektif serta dapat
digunakan sebagai salah satu alat penilaian kinerja Dewan
Komisaris. Selanjutnya, cakupan Pedoman Kerja Dewan
Komisaris dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan
Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014.
In carrying out its supervisory function and role, PEPC Board
of Commissioners is provided with the Board Manual
endorsed by PEPC Board of Directors Decree No. Kpts021/CP0000/2014-S0 dated June 26, 2014. The Board
Manual stipulates the Duties, Authorities and
Responsibilities, Office Ethics, Access to Information,
Division of Work, Work Plan, Meetings, Grand Rules of
Meeting, Accountability, Evaluation of Board of
Commissioners and Board of Commissioners Supporting
Organs' (Audit Committee and Secretary to the Board of
Commissioners) Performance. The Board Manual ensures
focused and effective implementation of the Board of
Commissioners' duties and serves as one of the parameters
for the Board of Commissioners' performance evaluation.
The scope of this Board Manual will be further described
in detail in PT Pertamina EP Cepu 2014 Annual Report.
Direksi
The Board of Directors
Dalam melaksanakan fungsi pengelolaan perusahaan,
Direksi PEPC telah dilengkapi Pedoman Kerja dalam bentuk
Job Scope Management. Selain itu Pedoman Kerja Direksi
juga didasarkan pada Board Manual yang disahkan melalui
SK Direktur Utama PEPC No. Kpts-021/ CP0000/2014-S0
tanggal 26 Juni 2014. Pedoman Kerja Direksi dalam Board
manual tersebut antara lain mengatur Tugas, Wewenang
dan Kewajiban, Independensi (Kemandiriaan), Etika Jabatan,
Rapat, Evaluasi Kinerja Direksi serta Organ Pendukung
Direksi (Sekretaris Perseroan dan Fungsi Internal Audit).
Selanjutnya, cakupan Pedoman Kerja Direksi dijelaskan
lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP
Cepu 2014.
In carrying out its corporate management function, the
PEPC Board of Directors is provided with Job Scope
Management as the work guidelines. The Board of Directors
is also guided by the Board Manual ratified by PEPC Board
of Director Decree No. Kpts-021/CP0000/2014-S0 dated
June 26, 2014. The Board Manual stipulated Duties,
Authorities and Responsibilities, Independency, Office Ethics,
Meetings, and Evaluation of Board of Directors and Board
of Directors Supporting Organs' (Corporate Secretary and
Internal Audit Function) Performance. The scope of this
Board Manual will be further described in PT Pertamina EP
Cepu 2014 Annual Report.
Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas
dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan
pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi serta
memastikan bahwa PEPC mengimplementasikan GCG
pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
Direksi adalah organ perusahaan yang bertugas dan
bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan
pengelolaan Perusahaan serta melaksanakan GCG pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi
bertanggung jawab menyusun dan melaksanakan strategi
dan kebijakan bisnis, Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP),
penanganan risiko usaha sesuai dengan visi dan misi
Perusahaan. Selain itu Direksi mempunyai fungsi untuk
memastikan tercapainya sasaran dan tujuan usaha
Perusahaan.
The Board of Commissioners is a Company organ in charge
of, and collectively responsible for the supervision and
directing the Board of Directors in addition to ensure GCG
implementation at PEPC at all organizational levels.
The Board of Directors is a company organ in charge of,
and collectively responsible for the management of the
Company and implementing corporate governance at all
organizational levels. The Board of Directors is responsible
for formulating and implementing business strategies and
policies, the Company's Long Term Plan (RJPP), Work Plan
and Budget (RKAP), as well as handling business risks in
accordance with Corporate vision and mission. The Board
of Directors also functions to ensure the achievement of
the Company's goals and objectives.
31
32
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Sekretaris Dewan Komisaris
Sekretaris Dewan Komisaris adalah organ Dewan Komisaris
yang diangkat oleh Dewan Komisaris yang bertugas
membantu kelancaran kegiatan adminitrasi pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris
Dewan Komisaris mengacu pada Pedoman Kerja yang
diatur dengan Job Description untuk Sekretaris Komisaris.
Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung jawab Sekretaris
Dewan Komisaris dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan
Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014.
Secretary to the Board of Commissioners
The Board of Commissioners Secretary is one organ of the
Board of Commissioners appointed by the Board of
Commissioners whose function is to assist smooth
administrative duties and responsibilities of the Board of
Commissioners. In carrying out its duties and
responsibilities, the Board of Commissioners Secretary
refers to the work guidelines stipulated in the Job Description
for Board of Commissioner Secretary. The scopes of duties
and responsibilities of the Board of Commissioners
Secretary are described further in PT Pertamina EP Cepu
2014 Annual Report.
Komite Audit
Perusahaan telah membentuk Komite Audit melalui Surat
Keputusan Dewan Komisaris PEPC Nomor: Kpts01/DK/CP/2013-S0 pada April 2013. Komite Audit telah
menyusun Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)
yang akan menjadi landasan kerja Komite Audit dan telah
ditandatangani oleh Ketua Komite Audit pada tanggal 25
Juli 2013. Piagam Komite Audit tersebut mengatur secara
rinci mengenai tujuan pembentukan komite audit,
kedudukan dan komposisi, hak dan wewenang, tugas dan
tanggung jawab, hubungan dengan pihak yang terkait, rapat,
pelaporan, konflik dan kode etik dan lainnya. Selanjutnya,
cakupan piagam Komite Audit dijelaskan lebih lengkap di
dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014.
Audit Committee
The Company has established an Audit Committee by PEPC
Board of Commissioners Decree No. Kpts-01/DK/CP/2013S0 on April 2013. The Audit Committee has compiled an
Audit Committee Charter which serves as a basis for the
Audit Committee operations and has been signed by the
Audit Committee Chairman on July 25, 2013. The Audit
Committee Charter stipulates the details on Audit
Committee purpose of establishment, position and
composition, rights and authorities, duties and
responsibilities, relations with related parties, meetings,
reporting, conflict and code of ethics, and others. The scope
of the Audit Committee Charter are described further in
PT Per tam ina E P C epu 2014 Annual R eport.
Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan memiliki posisi strategis untuk
memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan
keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat
dalam rangka membangun goodwill Perusahaan. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris
Perusahaan telah dilengkapi pedoman kerja yang disebut
dengan Job Specification fungsi Corporate Secretary dan
Board Manual. Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung
jawab Sekretaris Perusahaan dijelaskan lebih lengkap di
dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014.
The Corporate Secretary
Sekretaris Perusahaan memiliki posisi strategis untuk
memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan
keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat
dalam rangka membangun goodwill Perusahaan. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Sekretaris
Perusahaan telah dilengkapi pedoman kerja yang disebut
dengan Job Specification fungsi Corporate Secretary dan
Board Manual. Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung
jawab Sekretaris Perusahaan dijelaskan lebih lengkap di
dalam Laporan Tahunan PT Pertamina EP Cepu 2014.
Internal Audit
Internal Audit merupakan unit kerja independen yang
dipimpin oleh Kepala Satuan yang bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama dan memiliki jalur
komunikasi langsung dengan Komite Audit dan Dewan
Komisaris. Internal Audit merupakan mitra manajemen
dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik di
lingkungan Perusahaan dan dituntut untuk selalu dapat
memberikan nilai tambah bagi manajemen PEPC. Peran
Internal Audit sangat strategis dalam membantu
Perusahaan mencapai tujuan melalui pendekatan yang
sistematis, teratur dan terstruktur dengan mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko,
pengendalian intern dan proses governance. Tugas dan
tanggung jawab Internal Audit Perusahaan diatur di dalam
Pedoman Umum Internal Audit dan Board Manual.
Selanjutnya, cakupan tugas dan tanggung jawab Internal
Audit dijelaskan lebih lengkap di dalam Laporan Tahunan
PT Pertamina EP Cepu 2014.
Internal Audit
The Internal Audit is an independent unit, led by a Unit Head
who is directly responsible to the President Director and
has a direct communication line with the Audit Committee
and the Board of Commissioners. Internal Audit is a
management partner in achieving Good Corporate
Governance within the Company, therefore is required to
maintain its capability of providing added value to PEPC
management. Internal Audit has a particularly strategic role
in assisting the Company to achieve its goals through
systematic, organized and structured approach through
evaluation and improvement of risk management, internal
control, and governance process effectiveness. Internal
Audit duties and responsibilities are set in the Internal Audit
Charter and the Board Manual. The scope of duties and
responsibilities of Internal Audit are described further in
PT Per tam ina E P C epu 2014 Annual R eport.
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris dan
Direksi [G4-38]
Number and Composition of the Board of
Commissioners and Board of Directors [G4-38]
Dewan Komisaris
Sampai dengan akhir periode pelaporan jumlah anggota
Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari empat orang,
dengan komposisi sebagai berikut:
The Board of Commissioners
As of the end of the reporting period, the Board of
Commissioners consists of four members, with the following
composition:
Tabel 5.1 Komposisi Dewan Komisaris PEPC 2014 Table 5.1 Composition of PEPC Board of Commissioners 2014
Nama
Name
Jenis Kelamin
Gender
Jabatan
Position
Masa Jabatan
Tenure
Keahlian dan Latar Belakang
Expertise and Background
Andri T. Hidayat
Laki-laki Male
Komisaris Utama
1 January 2014 - 31 Desember 2014
President Commissioner January 1, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Keuangan)
Economy (Finance)
Bagus Sudaryanto
Laki-laki Male
Komisaris
Commissioner
1 January 2014 - 31 Desember 2014
January 1, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi
(Operasional Migas)
Economy (Oil and Gas
Operations)
Insan Purwarisya
L. Tobing
Laki-laki Male
Komisaris
Commissioner
1 January 2014 - 31 Desember 2014
January 1, 2014 - December 31, 2014
Bidang Sosial (SDM)
Social Affairs (HR)
Boyke E.W.
Moekijat
Laki-laki Male
Komisaris
Commissioner
25 Juni 2014 - 31 Desember 2014
June 25, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Keuangan)
Economy (Finance)
Sampai dengan akhir periode pelaporan Perusahaan belum
menetapkan Komisaris Independen, akan tetapi mengingat
pentingnya kedudukan Komisaris Independen, Perusahaan
telah mengkaji perlunya keberadaan Komisaris Independen
sejalan dengan best practice nasional dan internasional.
Namun dalam pelaksanaan peran dan fungsinya, Dewan
Komisaris telah bertindak independen untuk tidak saling
mencampuri fungsi dan tanggung jawab satu dengan
lainnya. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan
anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi.
As of the end of the reporting period the Company has not
appointed an Independent Commissioner. However, given
the importance of the Independent Commissioner's role,
the Company has reviewed the necessity to appoint an
Independent Commissioner in accordance with national
and international best practices. In the implementation of
its roles and functions, nonetheless, the Board of
Commissioners has acted independently to avoid
interference in each other's functions and responsibilities.
Each Board of Commissioners member has no family
relationship to the second degree with the other members
of the Board of Commissioners and/or with members of
the Board of Directors.
Direksi
Sampai dengan akhir periode pelaporan jumlah anggota
Direksi Perusahaan terdiri dari empat orang dengan
komposisi sebagai berikut:
The Board of Directors
As of the end of the reporting period, the Company Board
of Directors consists of four members with the following
composition:
Tabel 5.2 Komposisi Direksi PEPC 2014 Table 5.2 Composition of PEPC Board of Directors 2014
Nama
Name
Jenis Kelamin
Gender
Jabatan
Position
Masa Jabatan
Tenure
Keahlian dan Latar Belakang
Expertise and Background
Amril Thaib
Mandailing
Laki-laki Male Direktur Utama
President Director
1 January 2014 - 31 Desember 2014
January 1, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Operasional Migas)
Economy (Oil and Gas Operations)
Amran Anwar
Laki-laki Male Direktur Pengembangan
Development Director
1 January 2014 - 31 Desember 2014
January 1, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Operasional Migas)
Economy (Oil and Gas Operations)
14 Agustus 2014 - 31 Desember 2014
August 14, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Operasional Migas)
Economy (Oil and Gas Operations)
Ricardo Perdana Laki-laki Male Direktur Operasi
Yudantoro
Operation Director
Musa Umbas
Laki-laki Male Direktur Bisnis Support
1 January 2014 - 31 Desember 2014
Business Support Director January 1, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Keuangan)
Economy (Finance)
33
34
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Komite Audit
Sampai dengan akhir periode pelaporan jumlah anggota
Komite Audit Perusahaan terdiri dari 2 (dua) orang, dengan
komposisi sebagai berikut:
The Audit Committee
As of the end of the reporting period, the Audit Committee
consists of two members, with the following composition:
Tabel 5.3 Komposisi Audit PEPC 2014 Table 5.3 Composition of PEPC Audit Committee 2014
Nama
Name
Jenis Kelamin
Gender
Jabatan
Position
Boyke E.W
Moekijat
Laki-laki Male Ketua/ Komisaris
Chairman/Commissioner
Lindawati Gani
Perempuan
Female
Masa Jabatan
Tenure
Keahlian dan Latar Belakang
Expertise and Background
4 September 2014 - 31 Desember 2014
September 4, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Keuangan)
Economy (Finance)
Anggota/Pihak Independen 1 January 2014 - 31 Desember 2014
Member/Independen Party January 1, 2014 - December 31, 2014
Bidang Ekonomi (Keuangan)
Economy (Finance)
Mekanisme Pemilihan dan Pengangkatan
Dewan Komisaris dan Direksi [G4-40]
Board of Commissioners and Board of Directors
Selection and Appointment Mechanism [G4-40]
Baik Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan
diberhentikan oleh pemegang saham melalui RUPS dengan
mempertimbangkan aspek integritas, kompetensi dan
repurtasi yang memadai sesuai dengan kebutuhan bisnis
Perusahaan. Sebelum mengusulkan dalam RUPS, PT
Pertamina (Persero), selaku pemegang saham utama dan
pengendali, terlebih dahulu melakukan penyaringan melalui
proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test)
terhadap calon komisaris dan direksi. Kemampuan dan
pandangan untuk mengatasi isu ekonomi, sosial dan
lingkungan turut menjadi bagian yang dinilai dalam proses
ini. Hasil seleksi tersebut selanjutnya diusulkan dan
diputuskan dalam RUPS.
Both the Board of Commissioners and the Board of Directors
are appointed and dismissed by the shareholders through
a GMS in consideration of integrity, competency, and
reputation aspects in accordance with Company's business
needs. Prior to proposing in the GMS, PT Pertamina
(Persero), as major shareholder and controller, filters the
Board of Commissioners and Board of Directors candidates
through a fit and proper test. Their expertise and view on
how to handle economic, social and environmental issues
are also part of the process. Selection results are then
proposed and decided in a GMS.
Mekanisme Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
dan Direksi [G4-44]
Board of Commissioners and Board of Directors
Performance Assessment Mechanism [G4-44]
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
Penilaian kinerja Dewan Komisaris dalam aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan dilakukan oleh Pemegang Saham
pada waktu RUPS. Mekanisme penilaian dilakukan
berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan
Komisaris yang disampaikan dalam RUPS tahunan.
Indikator Pencapaian Kinerja Dewan Komisaris dinilai dari
keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau
anggar an das ar . Dengan diter ima nya la por a n
pertanggungjawaban pengawasan Dewan Komisaris maka
RUPS memberikan pernyataan pembebasan tanggung
jawab (acquit et decharge) untuk tahun buku bersangkutan.
Board of Commissioners Performance Assessment
The assessment on the Board of Commissioners'
performance in economic, social, and environmental aspects
is conducted by the Shareholders during a GMS. The
assessment is based on the Board of Commissioners'
Accountability Report presented in the Annual GMS. The
Board of Commissioners'performance indicators are
assessed from the successful execution of the Board's
duties and responsibilities in monitoring and providing
advice by the Board of Commissioners in accordance with
laws and regulations and/or Articles of Association. With
the submission of Board of Commissioners Accountability
Report, the GMS declares and fully discharges the Board
of Commissioners from all accountabilities (acquit et
decharge) for the related fiscal year.
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
Penilaian Kinerja Direksi
Penilaian kinerja Direksi dalam aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Pemegang
Saham dengan melibatkan seluruh perangkat Dewan
Komisaris pada waktu RUPS. Penilaian dilakukan
berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Direksi yang
disampaikan pada forum RUPS Tahunan. Hasil penilaian
kinerja Direksi ditentukan oleh hasil pencapaian kinerja
perusahaan secara keseluruhan meliputi kinerja ekonomi,
sosial dan lingkungan. Dengan diterimanya laporan
pertanggungjawaban atas Laporan Keuangan Tahunan
maka RUPS memberikan pernyataan pembebasan
tanggung jawab (acquit et decharge) untuk tahun buku
bersangkutan. Hasil penilaian kinerja Direksi akan
berimplikasi terhadap remunerasi Direksi.
Board of Directors Performance Assessment
The assessment of the Board of Directors performance in
economic, social, and environmental aspects is conducted
by the Board of Commissioners and the Shareholders by
involving all the Board of Commissioners' organs during a
GMS. The assessment is based on the Board of Directors'
Accountability Report submitted in the Annual GMS forum.
The results of the Board of Directors performance
assessment are determined by Company's overall
achievement in economic, social, and environmental
performances. With the submission of the Board of Directors'
Accountability Report, the GMS declares and fully discharges
the Board of Directors from all accountabilities (acquit et
decharge) for the related fiscal year. The results of the
Board of Directors' performance assessment will have
implication on Board of Directors' remuneration.
Remunerasi dan Insentif Dewan Komisaris dan
Direksi [G4-51, G4-52]
Remuneration and Incentives for the Board for
Commissioners and Board of Directors
Perusahaan menetapkan besaran remunerasi bagi Dewan
Komisaris dan Direksi dengan mengacu pada ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor PER-07/MBU/2010 sebagaimana telah
diperbaharui dengan PER-04/MBU/2013 tentang perubahan
atas PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan
Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan
Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan
Peraturan Menteri BUMN tersebut, besaran penghasilan
Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. Komponen
penghasilan Dewan Komisaris PEPC terdiri dari Honorarium,
Tunjangan, Fasilitas dan Tantiem/Insentif Kinerja.
The Company determines the amounts of remuneration
for the Board of Commissioners and Board of Directors by
referring to the provisions stipulated in the Minister of StateOwned Enterprises (SOE) Regulation No. PER-07/MBU/2010
as amended by PER-04/MBU/2013 on amendments to
PER-07/MBU/2010 on Guidelines for the Determination of
Income for the Board of Directors, Board of Commissioners,
and SOE Advisory Board. Based on the Minister of SOE
Regulation, the amount of income for the Board of
Commissioners is stipulated in the GMS. The PEPC Board
of Commissioners income includes honorarium, benefits,
and profit share (tantiem)/performance incentives.
[G4-51, G4-52]
Gambar 5.3 Skema Mekanisme Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Figure 5.3 Board of Commissioners and Board of Directors Remuneration Determination Mechanism
Dewan Komisaris
Board of Commissioner
Melakukan Kajian
Reviewing
Membuat rekomendasi
hasil kajian
Giving recommendation
from review results
Dewan Komisaris
Board of Commissioner
Mempelajari rekomendasi
komite/Dewan Komisaris
Reviewing Committee/Board of
Directors' recommendation
Mengusulkan kepada RUPS
Giving proposal to GMS
RUPS
GMS
Memberikan persetujuan
dan menetapkan
remunerasi bagi Dewan
Komisaris dan Direksi
Approving and determining
remuneration for Board of
Commissioners and Board
of Directors
35
36
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham secara sirkuler
sesuai dengan ketentuan pasal 10 ayat (5) dan (6) Anggaran
Dasar Perseroan tetang Honorarium Dewan Komisaris
tanggal 18 Agustus 2014 menyatakan bahwa PT Pertamina
(Persero) dan PT Pertamina Dana Ventura sebagai
pemegang saham memutuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor jabatan honorarium Komisaris Utama adalah
45% (empat puluh lima persen) dari gaji Direktur Utama
Perseroan
2. Faktor jabatan honorarium Komisaris 90% (sembilan
puluh persen) dari honorarium Komisaris Utama
Perseroan.
Based on the circular Shareholders Decree under Article 10
paragraphs (5) and (6) provisions of the Company Articles
of Association on Honorarium for the Board of
Commissioners dated August 18, 2014, PT Pertamina
(Persero) and PT Pertamina Dana Ventura as shareholders
decide the following issues:
1. The honorarium for President Commissioner's position
is 45% (forty-five percent) of President Director's salary
Untuk pembagian tantiem Direksi dan Dewan Komisaris
mengacu kepada Keputusan Pemegang Saham secara
sirkuler sesuai ketentuan pasal 10 ayat (5) dan (6) Anggaran
Dasar Perseroan tentang penetapan penghargaan atas
kinerja tahunan (tantiem) Direksi dan Dewan Komisaris
tahun buku 2013 tanggal 3 Juni 2014, Menyatakan bahwa
PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Dana Ventura
sebagai pemegang saham memutuskan hal-hal sebagai
berikut:
The profit sharing for Board of Directors and Board of
Commissioners refers to circular Shareholders Decree
under Article 10 paragraph (5) and (6) of the Company
Articles of Association on Determination of appreciation
(tantiem) for the Board of Directors and Board of
Commissioners annual performance in fiscal year 2013
dated June 3, 2014, stating that PT Pertamina (Persero)
and PT Pertamina Dana Ventura as shareholders decide
the following issues:
1. Menetapkan penghargaan atas kinerja tahunan (Tantiem)
kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk
tahun buku 2013 sesuai dengan Permen BUMN
No.04/2014, dengan rincian sebagai berikut:
a. Direktur Utama
: Rp 2.000.000.000
b. Anggota Direksi
: Rp 1.800.000.000
c. Komisaris Utama
: Rp
900.000.000
d. Anggota Komisaris : Rp
810.000.000
1. Determining appreciation (tantiem) for the Board of
Directors and Board of Commissioners annual
performance in fiscal year 2013 under Minister of SOE
Regulation No.04/2014, with the following details:
a. President Director : Rp2,000,000,000
b. Board of Directors members : Rp1,800,000,000
c. President Commissioner : Rp900,000,000
d. Board of Commissioners members : Rp810,000,000
Tantiem tersebut diberikan kepada Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan yang menjabat dalam tahun Buku
2013, secara proporsional sesuai dengan lamanya yang
bersangkutan menduduki jabatan masing-masing
The tantiem is awarded to the Board of Directors and
Board of Commissioners who have served in the fiscal
year 2013, in accordance with the tenure of each
respective position
2. Pajak atas tantiem ditanggung oleh penerima
3. Bagi anggota Direksi dan pekerja PT Pertamina (Persero)
yang menjadi anggota Dewan Komisaris Perseroan pada
tahun buku 2013 tidak berhak atas tantiem sebagaimana
yang telah diatur oleh Perusahaan, oleh karena itu tantiem
yang bersangkutan dibayarkan kepada PT Pertamina
(Persero)
2. Tax on the tantiem received
3. The Board of Directors members and employees of
PT Pertamina (Persero) becoming members of the Board
of Commissioners in fiscal year 2013 are not entitled to
the tantiem as stipulated by the Company, hence their
tantiem is paid to PT Pertamina (Persero).
Mekanisme Penyampaian Pendapat Kepada
Direksi [G4-49, SE16]
Mechanism of Opinion Submission to Board of
Directors [G4-49, SE16]
Perusahaan memberikan ruang kepada seluruh pekerja
untuk menyampaikan pendapat dan saran-saran untuk
perbaikan operasional PEPC kepada Direksi melalui
mekanisme formal seperti rapat-rapat Pekerja dengan
Manajemen dan rapat-rapat kerja Perusahaan.
Penyampaian saran dan pendapat kepada Direksi dapat
pula dilakukan melalui acara employee forum (temu pekerja
dengan Direksi) dan pada saat kunjungan Direksi ke unit
operasional. Para Pekerja dapat juga menyampaikan
pendapat atau saran kepada Direksi melalui media
korespondensi seperti surat atau surat elektronik.
The Company provides opportunity to all workers to express
their opinions and suggestions for PEPC operational
improvement to the Board of Directors through formal
mechanisms such as Employee-Management meetings
and Company work meetings. Suggestions and opinions
to the Board of Directors can also be provided through the
Employee Forum (Employee-Board of Directors meetings)
and during Board of Directors visitation to operational units.
Employees may also express their opinions or suggestions
to the Board of Directors through correspondence such as
letters or e-mails.
2. The honorarium for Commissioner's position is 90%
(ninety percent) of the President Commissioner's
honorarium.
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
MANAGEMENT
WALK THROUGH
Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi melakukan
Management Walk Trough (MWT). MWT ini merupakan media
"blusukan" (verifikasi keadaan di lapangan secara akurat) oleh
jajaran manajemen ke lokasi proyek Perusahaan untuk
memastikan kegiatan operasional Perusahaan berjalan
dengan baik. Selain mengecek keadaan yang sesungguhnya
di lapangan terkait aktivitas bisnis Perusahaan, MWT juga
menjadi sarana evaluasi operasional Perusahaan serta
penyusunan strategi tahap-tahap perkembangan proyek
Perusahaan, termasuk diantaranya membuat catatan-catatan
atas kekurangan yang terdapat di lapangan. Sehingga dengan
adanya MWT ini akan semakin memberi dampak yang positif
bagi kemajuan Perusahaan dalam memperbaiki serta
meningkatkan kualitas operasional Perusahaan. Selain itu
usai melakukan kunjungan lapangan, Dewan Komisaris dan
Direksi juga memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kemajuan dan optimalisasi produksi lapangan ke depan, yang
diharapkan semakin berkontribusi pada pemenuhan energi
untuk Negeri.
The entire Board of Commissioners and Board of Directors
personnel conduct Management Walk Troughs (MWT), an
"impromptu visit" (to verify situation accurately on site) by the
management to Company project sites to ensure smooth
operation of the Company. In addition to observing real
situation of the Company's business activities on site, MWT
also serves as a means of evaluation to Company's operations
and strategy formulation of project development stages,
including the making of notes on inadequacies found in the
field. MWT brings positive influence on Company's progress
in enhancing the quality of Company's operations. Following
the field visit, the Board of Commissioners and Board of
Directors additionally give recommendations for improvements
and optimization of the future field productions, which are
expected to further contribute to the fulfillment of energy for
the State.
Pada tahun 2014, MWT dilaksanakan ke beberapa lokasi
operasional Perusahaan, diantaranya:
Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1, EPC-5 dan
Proyek ADK pada 18 - 20 Maret 2014.
Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1 dan Proyek
ADK pada 17-18 Juli 2014.
Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1, Fasilitas
Produksi Early Oil Expansion (Wellpad C) dan Proyek ADK
pada 6-7 Nopember 2014.
Kunjungan ke Lokasi Proyek Banyu Urip EPC-1, Fasilitas
Produksi Early Oil Expansion (Wellpad C) dan Alokasi Area
Fasilitas Produksi CPF Early Production (Wellpad B) pada
26-27 November 2014.
In 2014, MWT implemented to several locations the Company's
operations, including:
Visit to Banyu Urip EPC-1, EPC-5 and ADK Project Sites on
March 18 to 20, 2014.
Visit to Banyu Urip EPC-1 and ADK Project Sites on on 17
to 18 July 2014.
Visit to Banyu Urip EPC-1 Project Sites, Early Oil Expansion
(Wellpad C) Production Facilities and ADK Project on
November 6 to 7, 2014.
Visit to Banyu Urip EPC-1 Project Sites, Early Oil Expansion
(Wellpad C) Production Facilities and Allocation Area of
CPF Early Production (wellpad B) Production Facilities on
November 26 to 27, 2014.
PENGENDALIAN INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO
INTERNAL AUDIT AND RISK MANAGEMENT
[G4-45, G4-46, G4-47]
Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa kinerja
keberlanjutan berhubungan erat dengan kualitas
pengelolaan risiko. Lebih lanjut, pengelolaan risiko sangat
bergantung dari penerapan sistem pengendalian internal
dan manajemen risiko yang menjadi bagian dari sistem
tata kelola Perusahaan. Oleh sebab itu, Perusahaan
membentuk unit Internal Audit and Risk Management untuk
mengevaluasi pengendalian internal dan manajemen risiko
di lingkungan Perusahaan.
The Company is fully aware that sustainability performance
is closely related to risk management quality. Risk
management is also highly dependent on internal control
and risk management systems implementation as a part
of corporate governance system. On this basis, the Company
establishes an Internal Audit and Risk Management unit to
evaluate internal audits and risk managements in the
Company.
37
38
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Adanya sistem pengendalian internal dan manajemen risiko
yang handal membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam
melindungi aset Perusahaan, menjamin tersedianya
pelaporan keuangan yang akurat, meningkatkan kepatuhan
Perusahaan terhadap peraturan yang berlaku serta
mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kerugian,
penyimpangan dan pelanggaran.
Excellent internal audit and risk management systems help
the Board of Commissioners and Board of Directors to
protect Company's assets, ensuring the availability of
accurate financial reporting, improving Company's
compliance with regulations, as well as preventing and
mitigating the risks of loss, irregularities, and violations.
Perusahaan telah menerapkan Sistem Pengendalian Internal
baik mencakup pengendalian keuangan maupun
pengendalian operasional. Penerapan Sistem Pengendalian
Internal telah mengacu pada kerangka yang diakui secara
internasional, yaitu COSO (Committee of Sponsoring
Organization) Internal Control and Enterprise Risk Management
Framework.
The Company has implemented a good Internal Audit
System including financial and operational controls. Internal
Audit System implementation refers to the internationally
recognized framework, COSO (Committee of Sponsoring
Organization) Internal Control and Enterprise Risk
Management Framework.
Gambar 5.4 Kerangkan Sistem
Pengendalian Internal dan Manajemen
Risiko PEPC
Figure 5.4 PEPC Internal Control and
Enterprise Risk Management
Framework
Untuk menjamin keberlanjutan bisnis Perusahaan,
Perusahaan melakukan pengelolaan risiko terhadap
seluruh aktivitas dan target usaha PEPC sesuai dengan
Tata Kerja Organisasi (TKO) Nomor B-001/CP2240/2013S0 tentang Kajian Risiko Tahap Pengembangan Proyek,
B-002/CP2240/2013-S0 tentang Kajian Risiko Tahap
Operasi, B-003/CP2240/2013-S0 tentang Kajian Resiko
Tahap Usulan Investasi dan B-004/CP2240/2013-S0
tentang Risk Register. Dalam pelaksanaan pengelolaan
risiko, proses-proses yang dilakukan Perusahaan antara
lain sebagai berikut:
1. Perusahaan melakukan kajian risiko pada setiap langkah
strategi bisnis di POD, RJPP dan RKAP;
2. Secara rutin, minimal sekali dalam setahun perusahaan
memperbaharui dan melakukan risk assessment yaitu
identifikasi, analisa dan evaluasi risiko sesuai dengan
proses manajemen risiko berdasarkan ISO 31000 tahun
2009;
3. Perusahaan menyusun risk treatment dalam bentuk
rencana mitigasi risiko untuk kemudian melakukan
monitoring atas rencana tersebut terkait RKAP dan
pengembangan proyek;
To ensure Company business sustainability, the Company
conducts risk management of all PEPC activities and
business targets in accordance with the Organizational
Working Procedures (TKO) No. B-001/CP2240/2013-S0 on
Risk Assessment on Project Development Stage, B002/CP2240/2013-S0 on Risk Assessment on Operational
Stage, B-003/CP2240/2013-S0 on Risk Assessment on
Investment Proposal Stage and B-004/CP2240/2013-S0
on Risk Register. In risk management implementation, the
processes implemented by the Company are as follows:
1. The Company conducts risk assessment for every
business strategy conducted in Plan of Development
(POD), Corporate Long-Term Plan, and Corporate Work
Plan and Budget;
2. Regularly, at least once a year, the Company renews
and conducts risk assessments i.e. risk identification,
analysis, and evaluation in accordance with risk
management process under ISO 31000 of 2009;
3. The Company prepares risk treatment in the form of
risk mitigation plan to further monitor Corporate Work
Plan and Budget and project development;
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
4. Perusahaan melakukan konsolidasi dengan Risk Owner
dalam menentukan jadwal pelaksanaan mitigasi
risiko.
5. Secara aktif, Perusahaan melakukan sosialisasi dan
workshop manajemen risiko di lingkungan kerja
khususnya dalam memberikan pemahaman, kepedulian
serta implementasi agar memiliki pandangan yang
sama mengenai manajemen risiko (top to bottom).
4. The Company conducts consolidation with the Risk
Owner in determining risk mitigation schedule;
Perusahaan memastikan seluruh rencana mitigisi risiko
dikerjakan oleh Risk Owner melalui monitoring bulanan
ke Direktorat Hulu dan triwulanan ke Upstream Risk
Management Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko
(URM-PIMR).
The Company ensures that all risk mitigation plan is
implemented by the Risk Owner through monthly monitoring
to the Upstream Directorate and quarterly monitoring to
the Upstream Risk Management of Investment Planning
and Risk Management (URM-PIMR).
5. The Company actively provides risk management
information dissemination and workshops in the
workplace, particularly to instil understanding,
awareness, and implementation for a common view on
risk management (top to bottom).
IMPLEMENTASI ETIKA DAN INTEGRITAS
IMPLEMENTATION OF ETHICS AND INTEGRITY
Etika adalah sistem nilai yang dijabarkan dari tata nilai dan
budaya Perusahaan yang menjadi norma yang diyakini oleh
seluruh pekerja PEPC sebagai suatu standar perilaku. Dalam
menjalankan usahanya, Perusahaan menerapkan etika
bisnis/usaha dan etika kerja. Etika bisnis menjadi acuan
bagi Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha
termasuk berinteraksi dengan para pemangku kepentingan
sementara etika kerja merupakan sistem yang dianut oleh
setiap Pimpinan dan Pekerja dalam melaksanakan tugasnya
termasuk etika hubungan antara Pekerja dan Perusahaan.
Ethics is a value system derived from Corporate values and
culture which become the norm held by all PEPC employees
as the code of conduct. In conducting its business, the
Company applies business and work ethics. The Company
applies business ethics in conducting its business, including
during interaction with stakeholders; work ethics, on the
other hand, is a system adopted by each Leader and worker
in performing their duties, including Employee-Company
ethical relations.
Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk selalu menjaga
etika bisnis/usaha dan etika kerja dengan mematuhi semua
hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Terbukti
selama periode pelaporan tidak ada sanksi yang dikenakan
oleh Pemerintah atas ketidakpatuhan terhadap undangundangan dan peraturan. [G4-SO8]
The Company is committed to always maintain business
and work ethics to comply with all applicable laws and
regulations in Indonesia. This is proven by zero sanctions
imposed by the Government for non-compliance with laws,
regulations and rules during the reporting period. [G4-SO8]
39
40
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku
Code of Conduct
Perusahaan menyusun Pedoman Etika Usaha dan Tata
Perilaku (Code of Conduct) yang merupakan salah satu
wujud komitmen implementasi GCG serta penjabaran Tata
Nilai Perusahaan "GREAT" (Growth, Reliability, Excellence,
Agility, dan Totality) ke dalam interpretasi perilaku yang
terkait dengan etika bisnis dan etika kerja dalam mengelola
Perusahaan untuk mencapai visi, misi dan tujuan
Perusahaan.
The Company establishes a Code of Conduct as a
commitment of GCG implementation in addition to the
elaboration of the Corporate Values of "GREAT" (Growth,
Reliability, Excellence, Agility, and Totality) into behavioral
interpretation relating to business ethics and work ethics
of the management to achieve the Corporate vision, mission
and objectives.
Perusahaan menyusun Code of Conduct berdasarkan Surat
Keputusan Direksi Nomor Kpts-021/CP00000/20014-SO
tanggal 26 Juni 2014 tentang Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) PT Pertamina EP Cepu, yang mengatur tentang:
The establishment of the Code of Conduct is based on the
Board of Directors Decree No. Kpts-021/CP00000/20014SO dated June 26, 2014 on PT Pertamina EP Cepu Code
of Conduct, which regulates: [G4-56]
1.
2.
3.
4.
B ek er ja s a m a d en ga n s es a m a I n s a n P E P C
Menjaga kerahasiaan data informasi Perusahaan
Menjaga asset Perusahaan
Mejaga keamanan dan keselamatan, kesehatan kerja
dan lindungan lingkungan (K3LL)
5. Mencatat data dan pelaporan
6. Pelaporan akuntansi dan keuangan
7. Menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan
jabatan
8. Larangan menerima hadiah/cindera mata/gratifikasi
dan entertainment
9. Larangan memberi hadiah/cindera mata dan
entertainment
10. Larangan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang
(narkoba) dan minuman keras (miras)
11. Larangan ikut serta aktivitas politik
1.
2.
3.
4.
Code of Conduct ini berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi
serta seluruh pekerja termasuk pihak eksternal yang
bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dan mitra kerja
yang bekerjasama dengan Perusahaan. Penerapan Code
of Conduct secara terus menerus dan berkesinambungan
dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen, dan ketentuan
mendukung terciptanya budaya perusahaan yang
menjunjung tinggi etika dan integritas dalam melaksanakan
tugas operasional. [G4-56]
This Code of Conduct applies to the Board of
Commissioners, Board of Directors, and all employees,
including external parties acting for and on behalf of the
Company and partners in cooperation with the Company.
The Code of Conduct is implemented continuously and
sustainably to form attitudes, actions, commitment, and
provisions to support the creation of a corporate culture
which upholds the ethics and integrity in carrying out
operations. [G4-56]
Selain berkewajiban untuk menaati Code of Conduct, pihakpihak tersebut juga diharuskan untuk tidak bersikap pasif
apabila menemukan atau mengetahui perbuatan atau
tindakan yang melanggar Code of Conduct. Pekerja
diharuskan untuk melaporkan pelanggaran tersebut kepada
atasannya langsung sedangkan untuk pelanggaran yang
dilakukan oleh unsur pimpinan maka laporan disampaikan
kepada Direksi. Seluruh laporan tersebut harus disertai data
dan/atau bukti-bukti akurat sehingga pelanggaran dapat
diproses lebih lanjut. Setiap pelanggaran akan dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku, pengenaan
sanksi tersebut tidak bersifat diskriminatif. Sampai dengan
akhir periode pelaporan, tidak terdapat pelanggaran Code
of Conduct yang dilakukan oleh seluruh Insan Perusahaan.
In addition to the obligation to comply with the Code of
Conduct, these parties are also required to remain active
when discovering or finding out violations against the Code
of Conduct. Employees are required to report such violations
to their immediate supervisor; violations conducted by
leaders, on the other hand, shall be reported to the Board
of Directors. All reports must be supplied with data and/or
accurate evidence to allow further process of the violations.
Each violation will be given sanctions in accordance with
applicable regulations without any discrimination. As of the
end of the reporting period, no Code of Conduct violations
were committed by Company personnel. [G4-57, G4-58]
[G4-56]
[G4-57, G4-58]
Cooperation amongst PEPC Personnel
Maintaining confidentiality of Company information
Protecting Company assets
Maintaining occupational health, safety, security, and
environment (HSSE)
5. Recording data and reporting
6. Conducting accounting and financial reporting
7. Avoiding conflicts of interest and abuse of power
8. Prohibition to accept gifts/souvenirs/gratuities and
entertainment
9. Prohibition to provide gifts/souvenirs and entertainment
10. Prohibition to consume drugs and illegal substances
and alcohols
11. Prohibition to involve in political activities
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
Agar Code of Conduct dapat diimplementasikan dengan
baik, Perusahaan melaksanakan program sosialisasi dan
internalisasi kepada seluruh pekerja melalui Broadcast PEPC,
Induksi Training Pekerja Baru PEPC, Portal PEPC, Sharing
Knowledge dan Town-Hall Meeting. Lebih lanjut, sosialisasi
juga dilaksanakan kepada pemegang saham dan pemangku
kepentingan melalui berbagai media (intranet, souvenir,
banner, dan lain-lain). [G4-DMA]
To allow proper implementation of the Code of Conduct,
the Company gives information and internalization to all
employees via PEPC Broadcast, PEPC New Worker Training
Induction, PEPC Portal, Knowledge-Sharing, and Town-Hall
Meetings. Furthermore, information is also disseminated
to shareholders and stakeholders through various media
(intranet, souvenirs, banners, etc.). [G4-DMA]
Code of Conduct tersebut senantiasa di-review oleh
Perusahaan secara berkala dan disesuaikan dengan
perkembangan hukum, sosial, norma, peraturan dan kondisi
bisnis Perusahaan. Setiap pekerja dapat meminta
penjelasan, masukan, saran atau menyampaikan pertanyaan
terkait dengan Code of Conduct kepada atasan langsung
atau kepada Manajer Compliance. Masukan atau saran
tersebut diharapkan dapat memberikan pengembangan
Code of Conduct agar sejalan dan sinergis dengan nilai-nilai
Perusahaan [G4-57]. Untuk membangun budaya kepatuhan
di seluruh lini organisasi, Perusahaan juga mendistribusikan
Pernyataan Kepatuhan untuk Dewan Komisaris, Direksi dan
seluruh insan agar melaksanakan standar etika yang
ditetapkan Perusahaan dan juga menandatangani
"pernyataan kepatuhan terhadap Code of Conduct" .
Penerapan nilai etika ini menjadi bagian dari kepatuhan
atas pelaksanaan tata kelola Perusahaan yang
berkelanjutan.
The Code of Conduct is reviewed by the Company on a
regular basis and adjusted to legal, social, norms, rules
development as well as Company business conditions.
Each worker may ask for clarification, inputs, suggestions,
or pose questions relating to the Code of Conduct to his/her
immediate supervisor or Compliance Manager. Inputs or
suggestions are expected to develop the Code of Conduct
in order to be consistent and synergistic with Corporate
values [G4-57]. To establish a compliance culture throughout
all organization lines, the Company also distributes
Compliance Statement of the Board of Commissioners,
Board of Directors, and all individuals in order to carry out
the ethical standards established by the Company in addition
to the signing of "statement of compliance with the Code
of Conduct". The implementation of these ethical values
becomes part of compliance with sustainable corporate
governance implementation.
SURAT PERNYATAAN INSAN PERTAMINA EP CEPU
Dengan ini saya menyatakan telah menerima, membaca, dan memahami Pedoman Etika Bisnis
dan Etika Kerja (Code of Conduct) PT PERTAMINA EP CEPU tanggal (efektif) .................. dan
bersedia untuk mematuhi semua ketentuan yang tercantum didalamnya dan menerima sanksi
atas pelanggaran (jika ada) yang saya lakukan
(Tempat)
(Tanggal, Bulan, Tahun)
...........................................,.......................
…………………………………
Nama, Tanda Tangan dan Jabatan)
SURAT PERNYATAAN PEJABAT YANG BERTANGGUNG JAWAB
ATAS PENERAPAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA (CODE OF CONDUCT)
DI PERTAMINA EP CEPU
Sehubungan dengan pemberlakuan Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) PT PERTAMINA
EP CEPU tanggal (efektif)..............., yang telah saya terima dan pahami sepenuhnya, saya
menyatakan bahwa pada tahun...........:
1. Telah mendistribusikan Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct), telah diterima
dan ditandatangani oleh seluruh insan PERTAMINA EP CEPU di unit kerja yang menjadi
tanggung jawab saya.
2. Telah mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi dengan Chief Compliance
Officer untuk ......... (orang) insan PERTAMINA EP CEPU dengan daftar terlampir.
3. Telah melakukan upaya-upaya untuk menjamin kepatuhan terhadap Etika Bisnis dan Etika
Kerja (Code of Conduct) di unit kerja yang menjadi tanggung jawab saya.
4. Telah melaporkan semua pelanggaran secara lengkap kepada Chief Compliance Officer
5. Telah melaksanakan semua pemberian sanksi disiplin dan tindakan pembinaan/perbaikan
yang harus dilakukan di lingkungan unit kerja yang menjadi tanggung jawab saya.
(Tempat)
(Tanggal, Bulan, Tahun)
...........................................,.......................
Nama
:
Jabatan
:
Tanda Tangan :
LETTER OF STATEMENT OF PT PERTAMINA EP CEPU PERSONNEL
STATEMENT OF ACCOUNTABILITY FOR THE IMPLEMENTATION OF
THE CODE OF CONDUCT IN PT PERTAMINA EP CEPU
I hereby state that I have received, read, and understood PT Pertamina EP CEPU Code of Conduct
Pertaining to the implementation of the Code of Conduct in PT Pertamina EP Cepu dated (effective)
............................., which I have fully accepted and understood, I hereby state that in the
year..................:
1. I have distributed the Code of Conduct, which has been accepted and signed by Pertamina EP
Cepu personnel in the work unit under my responsibility.
2. I have coordinated the socialization and internalization with Chief Compliance Officer for..............
(person(s)) of Pertamina EP Cepu personnel in the work unit under my responsibility.
3. I have conducted the efforts to ensure compliance with business the Code of Conduct) in the
work unit under my responsibility.
4. I have reported all details of violations to the Chief Compliance Officer.
5. I have imposed the entire necessary disciplinary sanctions and trainings/improvements in the
work unit under my responsibility..
dated (effective).............. and I am willing to comply with all conditions set forth therein and
accepting the sanctions for any violations (if any) I committed.
(Place)
(Date, Month, Year)
...........................................,.......................
…………………………………
(Name, Signature, and Position)
(Place)
(Date, Month, Year)
...........................................,.......................
Name:
Position:
41
42
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Komitmen Anti Korupsi dan Fraud
Anti-Corruption and Anti-Fraud Commitment
Sebagai bentuk komitmen Perusahaan dalam mencegah
tindakan korupsi dan fraud, Perusahaan menerapkan
kebijakan internal yang menegaskan bahwa pekerja tidak
diperkenankan melakukan perbuatan korupsi atau perbuatan
yang mendorong terjadinya korupsi termasuk memberi
atau menerima suap. Lebih lanjut, untuk menjamin
efektifitas gerakan pencegahan tindakan korupsi dan fraud
yang merugikan seluruh pihak, Perusahaan telah membuat
Pedoman Benturan Kepentingan (Conflict of Interest),
Pedoman Gratifikasi, Compliance Online System (Compols)
serta aturan mewajibkan kepada seluruh pejabat PEPC
untuk melakukan Pelaporan Harta Kekayaan bagi
Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi. Perusahaan juga telah
memberlakukan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle
Blowing System) yang memberikan wadah kepada para
pekerja untuk menyampaikan laporan jika mengetahui
adanya tindakan korupsi atau adanya tindakan yang
berpotensi pada terjadinya korupsi. Selama periode
pelaporan, tidak terdapat insiden kasus korupsi dan fraud
yang dilakukan oleh Perusahaan dan setiap pekerja. Apabila
diketemukan insiden tindakan korupsi dan fraud maka akan
diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang belaku dan
kepada yang pelakunya akan dilakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK). [G4-SO3, G4-SO5, SE11, SE12]
As part of Company commitment in preventing corruption
and fraud, the Company applies an internal policy which
emphasizes that all employees are prohibited from
committing acts of corruption or corruption-triggering acts,
including the giving or receiving of bribes. To ensure the
effectiveness of the loss-inflicting corruption and fraud
preventive movement, the Company establishes Conflict
of Interest Guidelines, Gratuity Guidelines, Compliance
Online System (Compols), in addition to the provision
requiring all PEPC officials to carry out Asset Declaration
of Government Official (LHKPN) to the Corruption
Eradication Commission. The Company also establishes
the Whistleblowing System as a medium for employees to
report any corruption or corruption-triggering acts. During
the reporting period, no corruption and fraud was committed
by the Company and all employees. An employee who is
proven to have committed corruption and/or fraud is
imposed sanctions in accordance with the applicable
regulations and subject to employment termination.
Selain itu, PEPC juga terus berupaya meningkatkan
pemahaman Direksi dan pekerja terhadap segala hal yang
berkaitan dengan program anti korupsi. Hal itu dilakukan
dengan menyertakan materi terkait program anti korupsi
dalam berbagai materi pembekalan maupun sosialisasi
GCG. Kegiatan sosialisasi termasuk dalam kegiatan yang
dimasukkan dalam Boundary KPI GCG 2014, sehingga
seluruh pekerja terikat berkewajiban untuk mengikuti
sosialisasi setiap tahunnya. [G4-SO4, SE11]
PEPC also continues to improve the Board of Directors' and
Employees' understanding on all issues related to anticorruption programs. The implementation includes anticorruption materials in various briefings and dissemination
of GCG. The informtion dissemination becomes part of
GCG 2014's KPI Boundary, 2014, which requires participation
from all employees each year. [G4-SO4, SE11]
Benturan Kepentingan
Conflict of Interest
Perusahaan membuat Pedoman Konflik Kepentingan
(Conflict of Interest) sebagai upaya pencegahan terjadinya
benturan kepentingan diantara Dewan Komisaris, Direksi,
jajaran manajemen dan seluruh pekerja. Hal ini sesuai Surat
Keputusan Direksi Nomor Kpts 022/CP0000/2014-SO
Tanggal 26 Juni 2014 Tentang Konflik Kepentingan (Conflict
of Interest) di Lingkungan PT Pertamina EP Cepu. Dengan
penerapan pedoman ini diharapkan akan mendorong
terlaksananya etika bisnis yang berkualitas serta mencegah
kecurangan dan penyimpangan perilaku bisnis lainnya
[G4-41]. Dalam pedoman ini Perusahaan melarang seluruh
pekerja untuk:
1. Melakukan transaksi dan/atau menggunakan harta
Perusahaan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga,
atau golongan lainnya.
2. Menerima dan/atau memberi hadiah/manfaat dalam
bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya
di dalam Perusahaan.
3. Memanfaatkan informasi rahasia dan data bisnis
Perusahaan untuk kepentingan di luar Perusahaan.
4. Terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
pengelolaan Perusahaan pesaing dan/atau perusahaan
mitra atau calon mitra lainnya.
The Company has drawn up the Conflict of Interest
Guidelines as a measure to prevent conflicts of interest
between the Board of Commissioners, Board of Directors,
management, and all employees. This is done in accordance
with the Board of Directors Decree No. Kpts
022/CP0000/2014-SO dated June 26, 2014 on Conflict of
Interest in PT Pertamina EP Cepu environment. The
implementation of these guidelines is expected to encourage
quality business ethics and to prevent fraud and other
irregularities in business conducts [G4-41]. In this guideline,
the Company prohibits all employees from:
[G4-SO3, G4-SO5, SE11, SE12]
1. Conducting any transactions and/or utilizing Company's
property for personal, family, or other group's gain.
2. Accepting and/or providing any form of gifts/benefits
relating to their position within the Company.
3. Abusing Company confidential information and business
data for benefit outside the Company.
4. Engaging directly or indirectly in the management of
competitors and/or partnering Company or other
potential partners.
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
5. Mempunyai hubungan keluarga sedarah dan/atau
semenda sampai dengan derajat ketiga dengan anggota
Direksi dan/atau anggota Komisaris.
5. Having relationships by blood or by marriage up to the
third degree with a member of the Board of Directors
and/or a member of the Board of Commissioners.
Selama periode pelaporan, tidak terdapat insiden konflik
kepentingan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris, Direksi,
jajaran manajemen dan seluruh pekerja. Tidak ada pula
anggota Dewan Komisaris yang memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat ketiga dengan sesama anggota
Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi. Perusahaan
juga tidak menerima keuntungan finansial apapun dari
pemerintah pusat dan daerah serta tidak pernah
memberikan kontribusi finansial atau lainnya kepada partai
politik dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.
During the reporting period, no conflict of interest had been
committed by the Board of Commissioners, Board of
Directors, management, and all employees. None of the
members of the Board of Commissioners are related to
members of the Board of Commissioners and/or members
of the Board of Directors by blood or by marriage. The
Company does not receive any financial gains from the
central and local governments, does not contribute
financially or in any other forms to political parties, and
does not make affiliations with any political party.
Gratifikasi
Gratification
Sebagai upaya pencegahan gratifikasi, PEPC telah membuat
pedoman gratifikasi sesuai dengan Surat Keputusan Direksi
No. Kpts. 023/CP0000/2014-SO tanggal 26 Juni 2014
tentang Unit Pengendalian dan Pedoman Gratifikasi. Dalam
pedoman gratifikasi dinyatakan bahwa seluruh pekerja
dilarang menerima dan memberi gratifikasi berupa
cinderamata dan keramahtamaan yang berdampak pada
keuntungan pribadi serta menimbulkan benturan
kepentingan. Selain itu, sebagai upaya pencegahan
gratifikasi, Perusahaan telah menunjuk Chief Compliance
Office untuk melakukan penegakan ketentuan anti gratifikasi
dengan mewajibkan gratifikasi yang diterima oleh setiap
pekerja untuk dilaporkan kepada Chief Compliance Office.
Selanjutnya, Chief Compliance Office akan mengusulkan
pengenaan sanksi kepada unit Human Capital sesuai dengan
ketentuan Perusahaan. Selama periode pelaporan tidak
terdapat insiden gratifikasi yang diterima oleh Insan
Perusahaan. [G4-41, G4-SO6, SE14]
To prevent gratuities, PEPC has established the gratification
guidelines in accordance with Board of Directors Decree
No. Kpts. 023/CP0000/2014-SO dated June 26, 2014 on
Gratuity Guidelines and Control Unit. In the gratification
guidelines, it is stated that all employees are prohibited
from accepting and giving of gratuities in the form of
souvenirs and hospitality which bring personal gain and
lead to conflict of interest. Additionally, as gratification
prevention, the Company has appointed a Chief Compliance
Officer to enforce anti-gratification provisions by requiring
gratuities received by each employee to be reported to Chief
Compliance Officer. The Chief Compliance Officer will then
propose the imposition of sanctions to the Human Capital
unit in accordance with Company provisions. During the
reporting period there were no gratuity received by Company
personnel. [G4-41, G4-SO6, SE14]
Pelaporan Harta Kekayaan bagi Penyelenggara
Negara
Assets Declaration for State Officials
Sebagai anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat
strukturalnya dikategorikan sebagai Penyelenggara Negara
yang terikat kewajiban untuk melaporkan dan
mengumumkan kekayaannya sebelum dan sesudah
menjabat berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Kewajiban
melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN) ditujukan untuk seluruh pekerja dengan level
Manager ke atas. Ketentuan dan tata cara pelaporan LHKPN
diatur dalam:
1. Pedoman perihal Kewajiban Penyampaian Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Bagi Pejabat di
Lingkungan PT Pertamina EP Cepu yang diberlakukan
melalui SK Direktur Utama PEPC No. Kpts-028/
CP0000/2014-S0 Tanggal 15 Juli 2014.
2. TKO perihal Penyampaian LHKPN No. B-001/CP0010/
2014-S0 Cepu yang diberlakukan melalui SK Direktur
Utama PEPC No. Kpts-028/CP0000/2014-S0 Tanggal
15 Juli 2014.
As a subsidiary of a State-Owned Enterprise (SOE), members
of the Board of Commissioners, Board of Directors, and
structural officers are considered State officials who are
obligated to report and declare their wealth prior to and
after their tenure under Law No. 28 of 1999 on State
Administration which is Clean and Free from Corruption,
Collusion and Nepotism. The mandatory Asset Declaration
of Government Official (LHKPN) reporting applies to all
employees at managerial level and above. The conditions
and procedures for LHKPN reporting is stipulated in:
[G4-SO6, SE14]
[G4-SO6, SE14]
1. Guidelines on the Obligation to Submit Asset Declaration
of Government Official (LHKPN) for PT Pertamina EP
Cepu officers set by PEPC Board of Director Decree No.
Kpts-028/CP0000/2014-S0 dated July 15, 2014;
2. Organizational Working Procedures (TKO) on the
Submission of Asset Declaration of Government Official
(LHKPN) No. B-001/CP0010/2014-S0 Cepu set by PEPC
Board of Directors Decree No. Kpts-028/CP0000/2014S0 dated July 15, 2014.
43
44
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Compliance Online System (Compols)
Compliance Online System (CompOIS)
Sebagai salah satu bentuk partisipasi Insan PEPC dalam
pelaksanaan tata kelola yang berkelanjutan, Perusahaan
membentuk Compliance Online System (Compols) sebagai
media bagi setiap Insan Perusahaan untuk menyampaikan
kewajiban pelaporan kepatuhan. Melalui Compols, seluruh
pekerja mencatatkan komitmen pernyataan terkait Code of
Conduct, Conflict of Interest, pelaporan Gratifikasi, LHKPN
dan sosialisasi GCG.
As a form of PEPC personnel participation in sustainable
governance implementation, the Company establishes a
Compliance Online System (CompOlS) as a medium for
any Company personnel to submit compliance reporting.
Through Compois, all employees record their commitments
to the Code of Conduct, Conflict of Interest, Gratification
reporting, Asset Declaration of Government Official (LHKPN),
and GCG socialization.
Whistle Blowing System [G4-49, G4-58, SE16]
Whistle Blowing System [G4-49, G4-58, SE16]
Dalam rangka memastikan praktik bisnis yang sehat,
beretika dan berintegritas, Perusahaan telah menerapkan
Sistem Pelaporan Pelanggaran atau Whistle Blowing Sytem
(WBS) berdasarkan Tata Kerja Organisasi (TKO) PT
Pertamina (Persero) Nomor B-001/N00010/2011-S0 yang
telah diratifikasi oleh PEPC melalui Surat Keputusan Direktur
Utama Nomor Kpts-023/CP0000/2014-S0 tanggal 26 Juni
2014 tentang Whistle Blowing System. Berdasarkan
ketentuan tersebut, lingkup kebijakan sistem pelaporan
pelanggaran mencakup unit pengelola, kerahasiaan dan
perlindungan pelapor, cara pelaporan serta pengenaan
sanksi dan hukuman. Jenis pelanggaran yang dapat
dilaporkan dalam kebijakan WBS meliputi korupsi, suap,
gratifikasi, benturan kepentingan, pencurian, kecurangan
serta pelanggaran hukum dan Peraturan Perusahaan.
Perusahaan meyakini bahwa kebijakan WBS ini akan
menjadi sarana yang efektif bagi saksi pelapor untuk
menyampaikan informasi mengenai insiden pelanggaran
di lingkungan operasional Perusahaan. Lebih lanjut, WBS
Perusahaan memfasilitasi pelaporan dilakukan dengan
anonim dan terjaga kerahasiaannya yang kemudian dikelola
oleh konsultan independen dengan meneruskan laporan
pelanggaran kepada tim WBS Pertamina untuk
ditindaklanjuti.
In order to ensure sound, ethical business practices with
high integrity, the Company has implemented the
Whistleblowing System (WBS) based PT Pertamina
(Persero) Organizational Working Procedures (TKO) No. B001/N00010/2011-S0 which was ratified by PEPC Board
of Directors Decree No. Kpts-023/CP0000/2014-S0 dated
June 26, 2014 on the Whistleblowing System. Under these
provisions, the system includes management, confidentiality
and protection to whistleblower, reporting, and imposition
of sanctions and penalties. The types of violations reportable
to the WBS system include corruption, bribery, gratuities,
conflict of interest, theft, fraud, and violations against the
laws and Company regulations. The Company believes that
WBS policy will be an effective means for the whistleblower
to submit information concerning violations within the
Company's operational environment. WBS also facilitates
anonymous reporting and confidentiality which is then
managed by an independent consultant by delivering the
violation report to Pertamina WBS team for follow-up.
Untuk mempercepat dan mempermudah proses tindak
lanjut pengaduan/penyingkapan, maka pelapor:
1. Dapat memberikan informasi mengenai data diri yang
sekurang-kurangnya memuat alamat rumah, kantor,
jalur komunikasi yang dapat dihubungi berupa telepon,
handphone, facsimile, email (atau dengan pilihan anonym)
2. Harus memberikan indikasi awal yang dapat
dipertanggung jawabkan meliputi:
a) Masalah yang diadukan
b) Pihak yang terlibat
c) Lokasi kejadian
d) Waktu Kejadian
e) Bagaimana terjadinya dan apakah terdapat bukti
yang cukup
f) Apakah kasus ini pernah dilaporkan kepada
orang/pihak lain
g) Apakah kasus ini pernah terjadi sebelumnya
To accelerate and facilitate the follow-up process of the
tip-off, the whistleblower:
1. May provide information about his/her personal data
that at least gives the home address, office, contact
number , e.g. telephone, cellphone, fax, email (or
anonymously)
2. Shall provide initial indication that can be accounted
for, including:
a) Reported issue
b) Parties involved
c) Location of event
d) Time of event
e) How did the case occur and is there admissible
evidence?
f) Has any other person/party reported the same case?
g) Has this case ever happened before?
Tata Kelola Berkelanjutan PEPC
PEPC Sustainable Governance
Kemudian, pengaduan pelanggaran dapat disampaikan
kepada konsultan WBS melalui sarana/media sebagai
berikut:
Subsequently, the tip-off may be submitted to the WBS
consultant via the following means/media:
Telephone
: +62 21 3815909/3815910/381/5911
Website
: http://pertaminaclean.pertamina.com
Email
: [email protected]
Fax
: +62 21 3815912
SMS
: +62 8111750612
Mail Box
: Pertamina Clean PO Box 2600 JKP 10026
Konsultan WBS kemudian membuat laporan secara periodik
(mingguan dan bulanan) antara lain meliputi jumlah dan
kategori pengaduan/penyingkapan serta saluran yang
digunakan oleh pelapor.
The WBS consultant then compiles periodic reports (weekly
and monthly), which include the amount and category of
the tip-off as well as the channel used by whistleblower.
Mekanisme Umum Sistem Pelaporan Pelanggaran [G4-49, G4-58, SE16]
General Mechanism of Whistleblowing System
Gambar 5.5 Mekanisme Umum Sistem Pelaporan Pelanggaran Figure 5.5 General Mechanism of Whistleblowing System
Penyampaian Laporan
Pelanggaran oleh
Pelapor
Tip-off by
Whistleblower
TAHAP
STAGE
1
Identifikasi Laporan sesuai
Kategori lingkup
Pengaduan/penyingkapan
kepada Konsultan WBS
Report Identification in
accordance with the
reporting scope to WBS
consultant
TAHAP
STAGE
2
Memonitor pelaksanaan
tindak lanjut hasil
investigasi WBS yang
dilakukan fungsi terkait
Monitoring of WBS
investigation follow-up by
relevant function(s)
TAHAP
STAGE
7
Sampai dengan akhir tahun 2014, tidak terdapat laporan
pengaduan pelanggaran yang masuk terhadap PEPC baik
melalui sarana pelaporan WBS. [G4-50]
Konsultan WBS
menyampaikan Laporan
Penyingkapan kepada
Fungsi Compliance
WBS consultant
deliversDisclosure Report
to the Compliance unit
TAHAP
STAGE
3
Pemberian hukuman
atau sanksi terhadap
pelanggaran apabila
laporan tersebut terbukti
Imposition of
punishment or sanctions
for proven violations
TAHAP
STAGE
6
Fungsi Compliance melakukan pulbaket
dan membuat resumenya kemudian
mempresentasikan
kepada CCO
Compliance unit gathers and compiles
the materials and information and makes
resume for presentation to CCO
TAHAP
STAGE
4
CCO dan Direktur
Membahas hasil
Investigasi
CCO and Board of
Directors discuss
investigation results
TAHAP
STAGE
5
As of the end of 2014, there were no violations reported to
PEPC through the WBS system. [G4-50]
45
46
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
RISIKO, PELUANG, DAN STRATEGI
KEBERKELANJUTAN PEPC
PEPC RISKS, OPPORTUNITIES, AND SUSTAINABILITY STRATEGIES
[G4-1, G4-2, G4-45, G4-EC2]
Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan
Risks, Opportunities, and Sustainability
Strategies
“Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) sebagai operasi
PEPC erat kaitannya dengan isu penerimaan negara dan
isu perubahan iklim di Indonesia.”
“The upstream oil and gas industry such as PEPC operations, is closely
related to issues on state revenues and climate change in Indonesia."
Untuk mendukung ketahanan energi nasional, Indonesia
harus berupaya mencukupi kebutuhan konsumsi energi
yang bisa dipastikan meningkat dari waktu ke waktu. Namun
jumlah cadangan migas Indonesia saat ini tidak berbanding
lurus dengan jumlah konsumsi nasional. Di satu sisi,
konsumsi migas nasional, khususnya minyak bumi, terus
meningkat tiap tahun. Di sisi lain, produksi migas mengalami
penurunan. Bahkan pada 2014, Indonesia diperkirakan
mengalami defisit minyak sebesar 800 ribu barel per hari.
Kondisi ini disebabkan tingginya laju konsumsi minyak yang
mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara kemampuan
produksi industri hulu migas nasional hanya 800 ribu barel
per hari.
To support national energy resilience, Indonesia must seek
to meet the demand for energy consumption which will no
doubt increase progressively . The amount of Indonesian
oil and gas reserves, however, is currently not directly
proportional to the national consumption. On the one hand,
the national oil and gas consumption, particularly oil,
continues to increase annually. On the other hand, oil and
gas production gradually declines. In 2014, it is estimated
that Indonesia suffers from an oil deficit of 800 thousand
barrels per day. This condition is triggered by high oil
consumption reaching 1.6 million barrels daily, whereas
the capacity of the national oil and gas upstream industry
only stands at 800 thousand barrels per day.
Dinamika produksi serta realisasi tingkat lifting minyak di
Indonesia selama dua kuartal pertama yang ternyata belum
menuai hasil yang memuaskan, membuat Pemerintah
melakukan revisi asumsi dasar ekonomi makro nasional,
khususnya angka target lifting minyak menjadi 818 ribu
barel per hari dan lifting gas dari 1.240 ribu barel setara
minyak per hari menjadi 1.224 ribu barel setara minyak per
hari.
Production dynamics and oil lifting realization in Indonesia
during the first two quarters did not evidently yield
satisfactory results, forcing the Government to revise the
national basic macroeconomic assumptions, particularly
on the oil lifting target to 818 thousand barrels per day and
gas lifting of 1,240 thousand barrels equivalent of oil per
day to 1,224 thousand barrels of oil equivalent per day.
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan
terhadap dampak negatif perubahan iklim. Secara umum,
model perubahan iklim global memprediksi semua wilayah
Indonesia akan mengalami kenaikan temperatur dan
intensitas curah hujan yang akan meningkatkan risiko banjir
dan kekeringan pada musim kemarau. Sesuai dengan
dokumen Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap
(ICCSR) yang disusun Bappenas (2010) disebutkan bahwa
potensi bahaya iklim berdampak pada sektor-sektor utama
seperti sektor air, kelautan dan perikanan, kesehatan,
pertanian, dan kehutanan.
Indonesia is one of the countries most vulnerable to the
negative impacts of climate change. In general, global
climate change models predict all areas of Indonesia will
experience rise in temperature and rainfall intensity which
leads to increasing risks of floods and droughts during the
dry season. According to the Indonesia Climate Change
Sectoral Roadmap (ICCSR) document compiled by
Bappenas (2010), the potential climatic hazards have an
impact on key sectors such as water, marine and fisheries,
health, agriculture, and forestry.
PEPC memandang hal-hal tersebut sebagai bagian dari
berbagai dinamika yang menjadi tantangan tersendiri bagi
Perusahaan untuk terus maju dan menunjukkan performa
yang tetap positif dari segi bisnis dan kebermanfaatan bagi
semua pihak.
PEPC views these matters as part of a wide range of
dynamics that is a challenge for the Company to move
ahead and show continued positive performance in terms
of business and benefits for all parties.
47
48
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
RISIKO DAN TANTANGAN PERUSAHAAN [G4-2, G4-45]
CORPORATE RISKS AND CHALLENGES
Peningkatan konsumsi energi di Indonesia setiap tahunnya
merupakan konsekuensi dari peningkatan jumlah penduduk,
dinamika sosial kemasyarakatan dan pertumbuhan
perekonomian nasional. Namun, peningkatan produksi
pasokan energi tidak dapat dilakukan serta merta tanpa
memperhatikan aspek lain seperti sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Oleh karena itu, penyediaan energi yang
berkelanjutan merupakan tantangan yang harus dihadapi
dan menjadi prioritas bagi PEPC.
Annual increase in energy consumption in Indonesia is a
consequence of population increase, social community
dynamics, and national economic growth. Increased energy
supply, however, cannot be produced immediately without
regard to other aspects such as the social, economic, and
environmental aspects. Therefore, the provision of
sustainable energy becomes a challenge and priority for
PEPC.
Risiko Perusahaan adalah suatu kondisi dimana
kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan kinerja
suatu perusahaan menjadi lebih rendah dari apa yang
diharapkan karena adanya suatu kondisi tertentu yang tidak
pasti di masa mendatang. Selain menimbulkan kerugian,
risiko juga bisa menimbulkan keuntungan. Kemampuan
mengenali risiko justru dapat menjadi "Keuntungan atau
Keunggulan". Oleh karena itu, PEPC mengidentifikasi risiko
bisnisnya agar mampu mencegah kerugian, meminimalisir
kegagalan dalam Perusahaan, dan mampu menciptakan
sebuah peluang bisnis yang menguntungkan.
Corporate Risk is a condition in which possibilities cause
a decline in a company's performance compared to the
expected results due to future uncertainties. Other than
causing harm, risks can also bring benefits. The ability to
recognize risks may be an "Advantage or Superiority".
Therefore, PEPC identifies its business risks to be able to
prevent losses, minimize failures in the Company, and create
profitable business opportunities.
PEPC (PEPC) menghadapi berbagai risiko bisnis dalam
pencapaian target dan strategi Perusahaan. Penerapkan
manajemen risiko yang terarah, komprehensif dan
berkelanjutan mutlak dibutuhkan untuk mengelola risikorisiko dalam upaya melindungi kesinambungan bisnis jangka
panjang dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan
pada kinerja Perusahaan. Sejalan dengan Visi dan Misi
serta strategi Perusahaan maka penerapan manajemen
risiko harus dilandasi dengan komitmen, usaha, kerja keras
serta dukungan para Pemegang Saham sehingga
pencapaian target khususnya di Tahun 2014 dapat
terealisasi sesuai rencana.
PEPC (PEPC) faces various business risks in achieving
Company targets and strategies. The implementation of
focused, comprehensive, and sustainable risk management
is highly necessary in the management of risks to protect
long-term business continuity and minimize undesirable
effects on the Company's performance. In line with the
Corporate Vision and Mission and Strategies, the risk
management must be based on the commitment, effort,
hard work, and support from shareholders to allow the
achievement of the 2014 targets as planned.
Penerapan ini sesuai dengan Traktat Manajemen Risiko
yang ditandatangani pada tanggal 4 Oktober 2010 dengan
maksud memaksimalkan nilai Perusahaan dan kekayaan
Pemegang Saham. Hal ini dilakukan dengan segala
komitmen dari manajemen dan jajarannya dalam
implementasi sistem manajemen risiko berbasis integrasi
korporasi (Enterprise-wide Risk Management/ERM) dimana
PEPC akan mengimplementasikan prinsip-prinsip
manajemen risiko sebagai berikut :
1. Bahwa manajemen risiko perusahaan, adalah kewajiban
semua jajaran dalam perusahaan. Hal ini termasuk dan
tidak terbatas kepada Direksi, Manajemen, Karyawan,
dan pihak-pihak ketiga yang terkait dengan operasional
perusahaan. Oleh karena itu, Direksi berkewajiban untuk
menetapkan Profil Risiko Perusahaan (Risk Profile/ Risk
Map) dan menetapkan Batas Toleransi Risiko
Perusahaan (Risk Appetite/ Risk Tolerance) sebagai
panduan dasar pengelolaan usaha dan pengendalian
risiko dalam perusahaan, yang kemudian dituangkan
dalam RJP dan RKAP perusahaan;
The implementation is in accordance with the Risk
Management Treaty signed on October 4, 2010, with the
intention of maximizing Company value and shareholders'
wealth. This is conducted with full commitment of the
management and its personnel in the corporate integratedbased risk management system (Enterprise-wide Risk
Management/ERM) where PEPC will apply the following
risk management principles:
1. Whereas Company risk management is an obligation
to all levels within the Company. This includes and is
not limited to the Board of Directors, the Management,
Employees, and third parties related to Company
operations. Therefore, the Board of Directors is obliged
to establish the Risk Profile/Risk Map and establish
Risk Appetite/Risk Tolerance as basic guidelines for
business management and risk control in the company,
which are further set forth in the Company's Long Term
Plan and Work Plan and Budget;
Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan
Risks, Opportunities, and Sustainability
Strategies
2. Bahwa manajemen risiko perusahaan, tidak saja
bertujuan untuk meminimalisasi kerugian dan
memperkecil dampak kerugian bagi perusahaan; namun
juga bertujuan untuk mencapai nilai perusahaan yang
lebih tinggi dan kemudian menghasilkan nilai tambah
yang maksimal bagi pemegang saham (maximize
shareholder value added);
3. Bahwa manajemen risiko perusahaan, melalui segenap
sistem yang diterapkan, adalah alat utama dalam
penentuan perencanaan strategi perusahaan ke depan
dan alat strategi penilaian kinerja usaha dan kinerja
sumberdaya manusia yang ada. Manajemen risiko
bukan hanya menjadi alat ukur kinerja operasional harian
semata;
4. Bahwa manajemen risiko perusahaan, dimulai dari
pencapaian integritas sumberdaya manusia perusahaan
dan integritas dari Pimpinan perusahaan sebagai
prasyarat awal, dan yang dengan demikian manajemen
anti-fraud (anti kecurangan) dalam perusahaan menjadi
hal yang wajib dilakukan;
5. Bahwa manajemen risiko perusahaan, menjamin seluruh
laporan yang menyajikan pengukuran kinerja
perusahaan (corporate performance), dilakukan dengan
penuh kehati-hatian (prudent) dan integritas tinggi,
sehingga perusahaan terhindar dari potensi memberikan
laporan yang tidak sesuai dengan factual yang
sesungguhnya terjadi;
6. Bahwa manajemen risiko mengutamakan kepada faktor
keselamatan dan kesehatan kerja bagi segenap
karyawan yang merupakan asset utama (human capital)
yang dimiliki oleh perusahaan;
7. Bahwa sebagai perusahaan minyak dan gas,
manajemen risiko yang dilakukan perusahaan
senantiasa menjunjung tinggi kelestarian dan konservasi
lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial;
8. Bahwa sebagai perusahaan minyak dan gas, sistem
manajemen risiko yang dilakukan perusahaan
senantiasa berpihak kepada langkah-langkah
penghematan dan konservasi energi;
9. Bahwa manajemen risiko perusahaan, secara terus
menerus dan terukur, juga ditujukan untuk menjaga
agar posisi perusahaan & karyawan perusahaan, tidak
berada berseberangan dengan hukum dan segala
bentuk peraturan perundangan yang berlaku baik dalam
hal pengembangan strategi usaha maupun dalam
tindakan operasional sehari-hari;
10. Bahwa manajemen risiko perusahaan, secara khusus
menjamin diterapkannya proses penghargaan dan
konsekuensi terhadap segenap karyawan tanpa
terkecuali, yang tidak mentaati azas manajemen risiko
pada perusahaan;
11. Bahwa manajemen risiko perusahaan, harus menjadi
bagian integral dari sistem budaya perusahaan, sebagai
landasan dalam mewujudkan cita-cita menjadi
perusahaan kelas dunia;
2. Whereas Company risk management not only aims to
minimize losses and reduce the impact of losses on
the company, but also aims to achieve higher Corporate
value and maximize shareholder added value;
3. Whereas the Company risk management, through the
entire implemented system, is a major instrument in
determining Company's strategy in the future and
strategic instrument for the assessment of existing
business performance and human resources
performance. Risk management does not merely serve
as the measuring instrument for operational
performance;
4. Whereas Company risk management starts from the
achievement of human resource and management
integrities as initial prerequisite, thus anti-fraud
management in the Company becomes mandatory;
5. Whereas the Company risk management, while ensuring
that all reports provide corporate performance
assessment, is conducted with prudence and high
integrity, to avoid inconsistencies in the reports which
would not reflect the true facts;
6. Whereas risk management prioritizes occupational
health and safety of all employees, which constitutes
the Company's main assets (human capital);
7. Whereas as an oil and gas company, the risk
management as conducted by the Company always
upholds the preservation and conservation of both the
physical and social environments;
8. Whereas as an oil and gas Company, the risk
management system conducted by the Company is
always in favor of saving and energy conservation;
9. Whereas Company risk management, continuously and
measurably, is also intended to maintain Company
position and employees to remain on the same side
with the applicable laws and regulations both in its
business strategy development and in day-to-day
actions;
10. Whereas Company risk management, in particular,
ensures the implementation of a reward and
consequence process on all employees without
exception for those violating risk management principles;
11. Whereas Company risk management shall be an integral
part of the corporate culture, as a foundation to realize
the goal of becoming a world-class enterprise;
49
50
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
12. Bahwa manajemen risiko perusahaan, mewajibkan
setiap Pimpinan perusahaan untuk memahami Key Risk
Indicators (KRI) atau indicator kunci terjadinya risiko,
dalam setiap unit bisnis masing-masing; yang kemudian
KRI tersebut akan menjadi butir penting yang harus
dipertanggung jawabkan, bersama dan tidak terpisah
dari Key Performance Indicators (KPI) yang ada dan
diberlakukan;
13. Bahwa manajemen risiko perusahaan, mengandung
konsekuensi bahwa segenap karyawan perusahaan
harus terus menerus belajar dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan dalam penanganan
manajemen risiko seoptimal mungkin, sehingga dapat
menjadi bagian penting dari praktik kinerja usaha terbaik.
12. Whereas Company risk management requires each
corporate leader to understand the Key Risk Indicators
(KRI) in their respective business unit; the KRI will further
become important items that must be accounted for,
jointly and inseparable from the existing and applicable
Key Performance Indicators (KPIs);
Pengembangan sistem manajemen risiko di PEPC mulai
dibangun pada tahun 2009, diawali dengan adanya
implementasi sistem manajemen risiko oleh PT Pertamina
(Persero) (Pertamina) dan Anak Perusahaan. PEPC
menindaklanjuti dengan menerapkan sistem yang dibangun
oleh Pertamina yang selanjutnya dikembangkan sesuai
dengan proses bisnis PEPC. Berdasarkan struktur organisasi
PEPC (2012-2015), pengelolaan manajemen risiko masih
dilakukan oleh fungsi Perencanaan dan Evaluasi, kemudian
per tanggal 1 April 2013 fungsi Risk Management dibentuk
yang dipimpin oleh Risk Management Manager berdasarkan
Memorandum No. 17/CP3100/2013-S0 yang
ditandatangani oleh VP People Development & Services
dan disetujui oleh Direktur Utama PEPC.
PEPC risk management system development was
established in 2009, beginning with risk management
system implementation by PT Pertamina (Persero)
(Pertamina) and its Subsidiaries. PEPC conducted the
follow-up by applying a system built by Pertamina which
was further developed in accordance with PEPC business
processes. Based on PEPC organizational structure (20122015), risk management is carried out by the Planning and
Evaluation function, following which in April 1, 2013 the
Risk Management function was established, led by the Risk
Management Manager pursuant to Memorandum No.
17/CP3100/2013-S0 signed by the VP for People
Development & Services and approved by the PEPC Board
of Directors.
Penyusunan pengelolaan manajemen risiko PEPC selama
tahun 2014 selalu berkaitan dengan perkembangan bisnis
yang memiliki risiko serta ketidakpastian. Hal ini menjadi
tantangan untuk pencapaian target sesuai tujuan strategis
Perusahaan. Terkait hal tersebut maka Perusahaan
melakukan penerapan Enterprise Risk Management atau
Manajemen Risiko Berbasis Integrasi Korporasi atau
Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi pada penyusunan
Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan Tahun 2014 melalui
proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi,
memetakan, mengukur serta mengembangkan penanganan
risiko sesuai ISO 31000 Tahun 2009 mengenai Pokok,
Kerangka Kerja dan Proses Manajemen Risiko sebagai
berikut:
PEPC risk management preparation throughout 2014 is
always related with business growth along with its risks
and uncertainties. This is a challenge in achieving the targets
in accordance with Company's strategic objectives. In
relation to the matter, the Company has implemented the
Enterprise Risk Management or Corporate IntegrationBased Risk Management or Integrated Corporate Risk
Management in the preparation of the Company Work Plan
and Budget 2014 through a structured and systematic
process to identify, map, measure, and develop risk
management according to ISO 31000 of 2009 on the Risk
Management Principles, Framework and Process as follows:
13. Whereas Company risk management means that all
employees must continuously learn and improve their
knowledge and skills in handling risk management as
best they can, to be an important part of the best
business practices.
Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan
Risks, Opportunities, and Sustainability
Strategies
Gambar 6. 1 Prinsip dan Pedoman Manajemen Risiko Figure 6. 1 Principles and Guidelines of Risk Management
1
Communication
& Consultation
Komunikasi &
Konsultasi
Menanggapi pengaruh
atas perubahan terkait
kegiatan bisnis dari
internal dan atau
keseluruhan proses
manajemen risiko
melalui komunikasi &
konsultasi menyeluruh
Menanggapi pengaruh
atas perubahan terkait
kegiatan bisnis dari
internal dan atau
keseluruhan proses
manajemen risiko
melalui komunikasi &
konsultasi menyeluruh
Melakukan komunikasi
atas seluruh kejadian
risiko yang
membutuhkan
perhatian level
manajemen
Melakukan komunikasi
atas seluruh kejadian
risiko yang
membutuhkan
perhatian level
manajemen
Proaktif mengingatkan
Manajemen melalui Key
Risk Indicator (KRI)
Proaktif mengingatkan
Manajemen melalui Key
Risk Indicator (KRI)
Menyiapkan laporan
kajian risiko &
perkembangan
perlakuan risiko secara
efektif & efisien
Menyiapkan laporan
kajian risiko &
perkembangan
perlakuan risiko secara
efektif & efisien
Berkomunikasi kepada
seluruh pihak: BOD &
Risk Committee, Internal
Audit, Risk Owners
Berkomunikasi kepada
seluruh pihak: BOD &
Risk Committee,
Internal Audit, Risk
Owners
Establishing The Context Menyusun Konteks
Implementasi
strategi bisnis
Pertamina EP
Cepu sebagai
bagian dari
referensi utama
atas pendekatan
top to down
Implementasi
strategi bisnis
Pertamina EP
Cepu sebagai
bagian dari
referensi utama
atas pendekatan
top to down
Menciptakan
strategi bisnis
Pertamina EP
Cepu yang
mampu
bertransformasi
terhadap proses
kajian risiko
Menciptakan
strategi bisnis
Pertamina EP
Cepu yang
mampu
bertransformasi
terhadap proses
kajian risiko
Risk Assessment Kajian Risiko
2
Risk Identification Identifikasi Risiko
Identifikasi
risiko
berdasarkan
strategi bisnis
Pertamina EP
Cepu
Identifikasi risiko
berdasarkan
strategi bisnis
Pertamina EP
Cepu
3
Pengaruh
kumulatif akibat
risiko yang
berpengaruh
terhadap seluruh
level organisasi
Risk Analysis Analisis Risiko
Menentukan
penyebab risiko
(internal &
eksternal) yang
berpengaruh
terhadap kinerja
berdasarkan
identifikasi
risiko
4
Menentukan
penyebab risiko
(internal &
eksternal) yang
berpengaruh
terhadap kinerja
berdasarkan
identifikasi risiko
Menentukan
level dari
probabilitas
kejadian serta
pengaruhnya
terhadap
kriteria risiko
pada Pertamina
EP Cepu
Menentukan level
dari probabilitas
kejadian serta
pengaruhnya
terhadap kriteria
risiko pada
Pertamina EP
Cepu
Risk Evaluation Evaluasi Risiko
Menentukan peringkat risiko &
mengevaluasi apakah risiko tersebut
dapat diterima/tidak. Bila tidak
dapat diterima maka harus
membuat rencana perlakuan risiko
5
Pengaruh
kumulatif
akibat risiko
yang
berpengaruh
terhadap
seluruh level
organisasi
•
Menentukan
peringkat risiko & mengevaluasi
apakah risiko tersebut dapat
diterima/tidak. Bila tidak dapat
diterima maka harus membuat
rencana perlakuan risiko
Risk Treatment Perlakuan Risiko
Merencanakan
perlakuan risiko
Merencanakan
perlakuan risiko
Risk owners harus mengembangkan Key
Control Indicator (KCI) & Key Risk
Indicator (KRI)
Risk owners harus mengembangkan Key
Control Indicator (KCI) & Key Risk
Indicator (KRI)
Mengukur
Indeks Risiko
Mengukur
Indeks Risiko
Monitoring
& Review
Pemantauan
& Tinjauan
Melakukan pemantauan
atas perubahan terkait
proses kegiatan bisnis
dari internal dan atau
eksternal
Melakukan
pemantauan atas
perubahan terkait
proses kegiatan bisnis
dari internal dan atau
eksternal
Melakukan pemantauan
Key Risks Indicator (KRI)
sebagai bagian dari
analisis risiko
Melakukan
pemantauan Key Risks
Indicator (KRI) sebagai
bagian dari analisis
risiko
Melakukan pemantauan
dan kajian risiko secara
menyeluruh
Melakukan
pemantauan dan kajian
risiko secara
menyeluruh
Melakukan pemantauan
dan kajian menyeluruh
atas perilaku risiko
secara efektif dan
efisien
Melakukan
pemantauan dan kajian
menyeluruh atas
perilaku risiko secara
efektif dan efisien
Membangun sinergi
dengan internal audit
sebagai implementasi
pengendali internal
khususnya terkait
rencana perlakuan
risiko
Membangun sinergi
dengan internal audit
sebagai implementasi
pengendali internal
khususnya terkait
rencana perlakuan
risiko
Sumber Source : Risk Management Principles & Guidelines
ISO 31000:2009 (E) International Standard
Sesuai dengan ISO 31000 Tahun 2009 bahwa pengertian
risiko adalah ketidakpastian akan potensi terjadinya suatu
peristiwa (events), baik yang dapat diperkirakan (anticipated)
maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang
dapat menimbulkan dampak negatif (threat) maupun positif
(opportunity) terhadap pencapaian tujuan. Oleh sebab itu
maka risiko harus dikelola melalui koordinasi, komunikasi,
monitoring dan review yang terangkum dalam Proses
Manajemen Risiko.
According to ISO 31000 of 2009, the definition of risk is the
uncertainty of potential occurrence of events, both of which
may be anticipated and unanticipated, which may inflict
negative (threat) or positive impact (opportunity) to the
achievement of the purpose. Therefore, the risk must be
managed through coordination, communication, monitoring,
and review summarized in the Risk Management Process.
Sebagai langkah awal proses, Pertamina EP Cepu
melakukan kegiatan identifikasi risiko untuk menentukan
risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi performance,
tujuan dan strategi . Penerapan identifikasi risiko harus
dilakukan secara jelas, lengkap, terarah dan akurat. Proses
identifikasi risiko sendiri terbagi atas beberapa kegiatan
seperti pendataan seluruh risiko yang mungkin terjadi
sebanyak mungkin, pemilahan pemilik risiko, dampak yang
ditimbulkan risiko, faktor yang mempengaruhi risiko,
penentuan risk appetite dan risk tolerance. Proses identifikasi
risiko ini merupakan kegiatan berulang sehingga proses
pemeliharaan identifikasi risiko harus dilakukan secara
terus-menerus. Hasil identifikasi risiko dicatat dalam Daftar
Risiko (Risk Register).
As an initial step, Pertamina EP Cepu conducts risk
identification to determine potential risks that may affect
Company performance, objectives, and strategies. Risk
identification needs to be done in clear, complete, focused,
and accurate manner. Risk identification is divided into
several activities, such as the collection of all possible risks,
the separation of risk owners, impacts arising from the
risks, factors influencing the risks, determination of risk
appetite and risk tolerance. Risk identification is a recurring
process which needs continuous maintenance. Results
from the risk identification is recorded in the Risk Register.
51
52
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Setelah proses manajemen risiko dilakukan maka ditentukan
seluruh risiko yang berpotensi terjadi tahun 2014 (Konteks
Enterprise Risk Management atau Manajemen Risiko Berbasis
Integrasi Korporasi) dengan memenuhi Risk Tolerance.
Terkait hal tersebut maka yang dimaksud dengan Risk
Tolerance (Toleransi Risiko) adalah jumlah Risiko yang
dapat diterima oleh Pertamina EP Cepu setelah melakukan
tindakan Penanganan Risiko (Risk Treatment) yang
ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi Pertamina
EP Cepu. Toleransi Risiko biasa disebut pula dengan Batas
Toleransi Risiko atau Risk Limit (Batas Risiko) yang
dinyatakan dalam nilai sesuai perhitungan yang diberikan
oleh Enterprise Risk Management - Perencanaan Investasi
dan Manajemen Risiko (ERM-PIMR) Pertamina (Persero).
Following the risk management process, all potential risks
that may occur in 2014 are then determined (Enterprise
Risk Management Context or Corporate Integration-Based
Risk Management) by complying with Risk Tolerance. In
relation to this matter, Risk Tolerance is the amount of risk
that can be accepted by Pertamina EP Cepu following the
action of Risk Treatment established in accordance with
Pertamina EP Cepu situation and condition. Risk Tolerance
is also commonly referred to as Risk Limit which is
expressed in a value in accordance with the calculations
provided by Pertamina (Persero) Investment Planning of
Enterprise Risk Management and Risk Management (ERMPIMR).
RISK APPETITE
RISK APPETITE
Risk Appetite adalah bentuk tingkat keseimbangan yang
dapat diterima antara pertumbuhan, risiko, tingkat
pengembalian dan nilai tambah bagi shareholders. Risk
Appetite biasa disebut dengan Expected atau Exposure
Residual Risk artinya bahwa setiap risiko yang telah
diidentifikasi diharapkan akan terekspose pada nilai tertentu
setelah dilakukan response atau usaha mengurangi dampak
terhadap risiko tersebut. Jumlah Expected Residual Risk
diharapkan tidak melebihi Risk Limit yang telah diberikan
oleh ERM-PIMR. Kegiatan identifikasi Risiko akan
menimbulkan beberapa potensi risiko beserta dampaknya
masing-masing, maka perlu dirumuskan rencana response
dalam menghadapi setiap risiko yang ada. Aktivitas
perumusan tersebut melibatkan Risk Owner (Pemilik Risiko),
proses challenge session dan persetujuan Direksi Pertamina
EP Cepu sehingga dihasilkan Top Ten Risk PEPC Tahun
2014 untuk dimonitoring Rencana Mitigasi yang telah
disusun.
Secara umum, risiko yang muncul dalam risk register 2014
berasal dari :
1. Risk event yang berasal dari proyek investasi yang
berpotensi terjadi pada tahun 2014.
2. Risk event lainnya yang berasal dari operasional
Perusahaan di tahun 2014.
Risk register tersebut disusun dan dibuat ranking mulai dari
extreme high risk sampai dengan low risk dan dari proses
analisa risiko untuk Tahun 2014 maka PEPC memiliki Top
Ten Risk yaitu:
Risk Appetite is the acceptable level of balance between
growth, risk, rate of return, and shareholder value added
value. Risk Appetite is commonly known as Expected or
Exposure Residual Risk, which means that each identified
risk is expected to be exposed at certain value following
the response or measure in reducing the impacts of the
value. The amount of Expected Residual Risk is anticipated
so as not to exceed the Risk Limit established by ERMPIMR. Risk identification will trigger several risk potentials
along with their impacts. Therefore planned responses in
facing all risks need to be formulated. The formulation
involves Risk Owner, challenge session, and approval from
Pertamina EP Cepu Board of Directors to establish the Top
Ten PEPC Risks of 2014 to be monitored by the prepared
Mitigation Plan.
In general, the risks arising in the 2014 risk register are
sourced from:
1. Potential risk events sourced from investing projects
in 2014.
2. Other risk events sourced from Company operations in
2014.
The risk register is made and ranked from extreme high
risk to low risk. From the risk analysis process in 2014, the
following is the PEPC Top Ten Risk:
Tabel 6.1 Top Ten Risk PEPC Tahun 2014 Table 6.1 PEPC Top Ten Risks Year 2014
No
Kode Risiko
Risk Code
No Pada
Risk Register
No. in
Risk Register
Kejadian Risiko
Risk Event
Status Risiko
Risk Status
Pemilik Risiko
Risk Owner
1
PEP-RKAP14HO-EKS-001
1
Potensi mundurnya
Potential delay in Split
implementasi split 60:40 60:40 implementation
EXTREME
HIGH
Direktur Utama
President Director
2
PEPC-RKAP14JTB-MGT-006
2
Potensi tidak
Potential disagreement/
disepakatinya/
delay in Gas Sale and
keterlambatan
Purchase Agreement HOA
pencapaian HOA PJBG
(Perjanjian Jual Beli Gas)
HIGH RISK
Direktur Utama
President Director
PEPC-RKAP14BU-MGT-002
3
LOW RISK
Operator Blok Cepu
Cepu Block Operator
3
Potensi tidak
terlaksananya/
mundurnya skenario
WPBFO Banyu Urip
Potential failure/delay in
Banyu Urip WPBFO
scenario
Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan
Risks, Opportunities, and Sustainability
Strategies
No
Kode Risiko
Risk Code
No Pada
Risk Register
No. in
Risk Register
Kejadian Risiko
Risk Event
Status Risiko
Risk Status
Pemilik Risiko
Risk Owner
4
PEPC-RKAP14JTB-EKS-003
6
Potensi keterlambatan
akuisisi lahan (private
land)
Potential delay in private
land acquisition
LOW RISK
Land & Regulatory
5
PEPC-RKAP14HO-ORG-002
7
Potensi tidak dapat
memenuhi kebutuhan
organisasi (Manning)
Potential insufficient
fulfillment of organizational demand (manning)
LOW RISK
VP People &
Development Services
6
PEPC-RKAP14HO-ORG-001
13
Potensi terhambatnya
pembinaan SDM
Potential constraint in
human resource
development
LOW RISK
VP People &
Development Services
7
PEPC-RKAP14JTB-EKS-002
14
Perubahan Peraturan /
Kebijakan pemerintah
Changes in governmental
regulation/policy
LOW RISK
Manager Legal
Legal Manager
8
PEPC-RKAP14JTB-EKS-001
4
Permasalahan hukum
terkait perjanjian/
kontrak dengan pihak
ketiga (pengadaan)
Legal case relating to
agreement/contract with
third parties (procurement)
LOW RISK
GM JTB; Manager
Procurement; Mgr
Legal; VP People
Dev & Services
9
PEPC-RKAP14JTB-MGT-002
5
Potensi pelaksanaan
Potential delay in
pekerjaan FEED
Jambaran-Tiung Biru
Jambaran-Tiung Biru
FEED work completion
tidak selesai tepat waktu
LOW RISK
GM JTB
10
PEPC-RKAP14BU-HSE-001
8
Potensi gangguan aspek Potential disturbance to
HSE pada operasional HSE aspect in Banyu Urip
EPF Banyu Urip
Operations
LOW RISK
VP Produksi
VP Production
Mgr HSSE HSSE Mgr
Tabel 6.2 Rencana Respon untuk Mitigasi Top Ten Risks PEPC 2014 Table 6.2 Response Plan for PEPC Top Ten Risks Mitigation 2014
No
Risk Event
1
Potensi mundurnya
implementasi split 60:40
Potential delay in Split
60:40 implementation
2
Potensi tidak
disepakatinya/
keterlambatan
pencapaian HOA PJBG
(Perjanjian Jual Beli Gas)
Potential disagreement/
delay in Gas Sale and
Purchase Agreement HOA
3
4
Rencana Mitigasi
Mitigation Plan
1.1. Monitoringi progress persetujuan split 60:40
1.2. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
1.1. Monitoring Split 60:40 agreement progress
1.2. Coordinating with relevant parties
2.1. Mengadakan pembahasan lebih lanjut dengan
partner terkait commercial dan jadwal project
2.2. Meminta SKK Migas menjadi mediator antar
partner Blok Cepu dan calon pembeli
2.3. Melakukan identifikasi dan evaluasi awal calon
pembeli gas lainnya sebagai masukan kepada
SKK Migas
2.4. Mengadakan pembicaraan dengan calon
pembeli gas lainnya (Pertamina (Persero) &
PLN)
2.5. Melakukan komunikasi langsung atau melalui
Persero dengan beberapa pihak di
pemerintahan guna memberikan kepastian
alokasi gas
2.1. Conducting further discussion with partner
concerning commercial and project schedule
2.2. Requesting SKK Migas to serve as mediator
for Cepu Block inter-partner and potential buyer
2.3. Conducting initial identification and evaluation
of other potential gas buyers as input for SKK
Migas
2.4. Conducting discussion with other potential gas
buyers (Pertamina (Persero) and PLN)
2.5. Conducting direct communication or through
the Company with government officials to
obtain assurance on gas allocation
Potensi tidak
terlaksananya/
mundurnya skenario
WPBFO Banyu Urip
Potential failure/delay in
Banyu Urip WPBFO
scenario
3.1. Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin
antara top management PEPC, Operator Blok
Cepu dan kontraktor antara lain rapat
monitoring progress secara rutin
3.2. Melakukan TechCom rutin dengan Blok Cepu
dan partner
3.1. Conducting routine meetings between PEPC
top management, Cepu Block Operator, and
contractors, e.g. routine progress monitoring
meetings
3.2. Conducting routine Tech Com with Cepu Block
and partners
Permasalahan hukum
terkait perjanjian/ kontrak
dengan pihak ketiga
(pengadaan)
Legal case relating to
agreement/contract with
third parties procurement)
4.1. Membuat dokumen pengadaan dan kontrak
dengan jelas dan sesuai dengan pedoman
dan peraturan yang berlaku serta
menambahkan klausul-klausul yang
mencegah terjadinya risiko
4.2. Berkoordinasi dengan dan memastikan fungsi
user untuk menyediakan data yang adequate
untuk menyusun kontrak
4.3. Memastikan seluruh proses penyusunan
perjanjian terdokumentasi dengan baik
4.4. Menggunakan jasa konsultan hukum eksternal
yang qualified
4.5. Melakukan koordinasi dan sosialisasi serta
CSR di lingkungan sekitar proyek
4.1. Preparing clear procurement document and
contract in accordance with applicable laws
and regulations and adding risk-preventing
clauses.
4.2. Coordinating with and ensuring user's function
to provide adequate data for the preparation
of contract
4.3. Ensuring all agreement preparation processes
are well-documented
4.4. Utilizing service from qualified External Legal
Consultants
4.5. Coordinating and socializing CSR in the area
surrounding project site
53
54
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
No
Rencana Mitigasi
Mitigation Plan
Risk Event
5 Potensi Pelaksanaan
Pekerjaan FEED JambaranTiung Biru tidak selesai
tepat waktu
Potential delay in JambaranTiung Biru FEED work
completion
5.1. Rapat koordinasi secara rutin
5.2. Tim harus mengontrol dan monitoring
progress serta bantuan percepatan jika
diperlukan
5.3. Monitoring pekerjaan konsultan dan
memberikan bantuan jika diperlukan (sesuai
tanggung jawab)
5.4. PMT harus menyediakan waktu secara
penuh menjadi pengawas pekerjaan dan
memastikan kualitas
5.5. Melaksanakan evaluasi tender oleh dedicated
tim dalam suatu focus group evaluation/
konsinyering
5.6. Melaksanakan close socialization & diskusi
dengan SKK Migas untuk mempercepat
persetujuan hasil tender
5.1. Conducting routine coordination meetings
5.2. Requiring team to control and monitor the
progress and work acceleration assistance
if necessary
5.3. Monitoring consultant's work and providing
assistance if necessary (in accordance with
responsibility)
5.4. Requiring PMT to be fully available to
supervise and ensure the quality of work
6 Potensi Keterlambatan
Akuisisi Lahan (Private
Land)
Potential delay in private
land acquisition
6.1. Melakukan komunikasi intensif dengan
stakeholder dan masyarakat
6.2. Koordinasi yang lebih intensif ke Pemda dan
BUMD terkait perijinan
6.1. Conducting intensive communication with
stakeholders and the community
6.2. Establishing more intensive coordination
with Local Government and RegionallyOwned Enterprises in relation to licensing
6.3. Establishing cooperation with Public
Government Affairs for land acquisitionsupporting social programs
7 Potensi Tidak Dapat
Memenuhi Kebutuhan
Organisasi (Manning)
Potential insufficient
fulfillment of organizational
demand (manning)
7.1. Melakukan sistem time sharing dengan SDM
dari holding & proyek di PEPC agar PEPCADK tercapai target
7.2. Segera melakukan rekuitmen pada saat POD
telah disetujui
7.1. Conducting time sharing system with with
human resources from PEPC Holding and
Project to assist PEPC-ADK in achieving the
target
7.2. Immediately conducting recruitments
following POD approval
8 Potensi Gangguan Aspek
HSE pada Operasional
Banyu Urip
Potential disturbance to
HSE aspect in Banyu Urip
Operations
Memastikan operator Blok Cepu melakukan:
8.1. Sosialisasi HSE kepada pekerja dan pihak
terkait lainnya secara kontinu dan konsisten
8.2. Mengadakan simulasi kecelakaan kerja untuk
mengurangi dampak
8.3. Memastikan semua SOP tersedia dengan
baik
8.4. Monitoring safety performance report
Ensuring that Cepu Block has carried out:
Ensuring that Cepu Block has carried out:
8.1. HSE socialization to workers and other
relevant parties continually and consistently
8.2. Work accident simulation to mitigate the
impacts
8.3. Ensuring all SOPs are properly available
8.4. Monitoring the Safety Performance Report
9 Potensi Kecelakaan
Kendaraan Ringan
Penumpang (KRP)
Potential accident to
passenger light vehicle
9.1. Membuat rencana perjalanan dan prosedur
penanganan keadaan darurat serta pelatihan
terhadap pengemudi (journey management
plan)
9.2. Memastikan kendaraan dengan peralatan
standar, ban cadangan, alat komunikasi dan
obat-obatan P3K
9.3. Pelatihan rutin Defensive Driving
9.1. Preparing travel plans and emergency
response procedures and providing training
for drivers (Journey/Management Plan)
10.1. Melakukan koordinasi dengan instansi
terkait secara intensif
10.2. Melakukan koordinasi dengan fungsi internal
dalam rangka memenuhi persyaratan dan
mengkomunikasikan retribusinya
10.1. Conducting intensive coordination with
relevant institutions
10.2. Conducting coordination with internal
functions in order to meet the requirements
and communicating the levies
10 Potensi Keterlambatan
Mendapatkan Perijinan
Potential delay in obtaining
licenses
6.3. Kerjasama dengan Public Government Affair
untuk program sosial yang mendukung
akuisisi lahan
Laporan Pencapaian KPI Direktur Utama PEPC untuk
Pengelolaan Risiko di tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pengumpulan Risk Register dan Top Risk PEPC
Tahun 2014 telah diserahkan pada tanggal 27 November
2013 sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Upstream Risk
Management Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero).
2. Laporan Monitoring Rencana Mitigasi tercapai 120%
dengan hasil telah melaksanakan seluruh rencana
mitigasi sebanyak 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) mitigasi
dari total 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) mitigasi untuk
tahun 2014.
3. Walaupun secara status pelaksanaan mitigasi telah
dilakukan, namun ada beberapa isu utama yaitu :
a. Risk Event "Potensi Mundurnya Implementasi Split
60:40" telah disetujui oleh Menteri ESDM per 2 Jan
2014 dengan Invoice Penyesuaian Bagi Hasil telah
dibayar.
5.5. Conducting tender evaluation by Dedicated
Team in a focus group
evaluation/consignment
5.6. Conducting close socialization and
discussion with SKK Migas to accelerate
tender result agreement
9.2. Ensuring the vehicles are well-equipped with
standard equipment, spare tire,
communication device, and First-Aid Kit
9.3. Conducting Defensive Driving routine training
KPI Achievement Report of PEPC President Director for
2014 Risk Management is as follows:
1. The Risk Register Collection Report and The PEPC Top
Risks 2014 have been submitted on November 27, 2013
in accordance with the schedule set by Upstream Risk
Management of PT Pertamina (Persero) Upstream
Directorate.
2. Mitigation Plan Monitoring Report is achieved 120%
with the completion of 333 (three hundred and thirtythree) mitigation plans out of 333 (three hundred and
thirty-three) total mitigations of 2014.
3. While in status the mitigations have been completed,
there are several issues remaining, i.e.
a. The risk event "Potential delay in Split 60:40
implementation" has been approved by the Minister
of Energy and Mineral Resources on January 2, 2014
with the Profit-Sharing Adjustment Invoice having
been paid.
Risiko, Peluang, dan Strategi Berkelanjutan
Risks, Opportunities, and Sustainability
Strategies
b. Progress Fisik Risk Event "Potensi Tidak
Disepakatinya/ Keterlambatan Pencapaian HOA
PJBG (Perjanjian Jual Beli Gas)" hingga akhir
Desember 2014 masih belum diperoleh kesepakatan
harga sesuai dengan Hasil Rapat Negosiasi tanggal
31 Oktober 2014 dengan status masing-masing pihak
bertahan pada posisinya walaupun alokasi Gas untuk
volume produksi Gas JTB telah diberikan kepada
Pertamina & PKC serta Confidential Agreement antara
Gas Blok Cepu dengan Buyer telah ditandatangani
oleh para pihak (Pertamina & PKC). Selain itu
negosiasi HOA dengan PKC telah dilakukan sejak
April 2013, hingga saat ini negosiasi komersial belum
menemukan kesepakatan. Status tersebut telah
diserahkan ke SKK Migas untuk mengambil langkah
selanjutnya.
c. WPBFO telah digantikan oleh EOE dan mulai produksi
Tgl 23 Oktober 2014.
4. Tidak ada risiko yang terjadi terkait dengan perubahan
iklim, banjir, badai dan lain sebagainya.
Perencanaan telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya
hal tersebut khususnya untuk pekerjaan lapangan seperti
pengukuran lahan, pengembangan lapangan Banyu Urip
dll. Dengan penerapan dan implementasi manajemen risiko
maka diharapkan proses tersebut dapat mendukung seluruh
aktifitas bisnis PEPC secara berkelanjutan.
b. Physical progress of the risk event "Potential
disagreement/delay in Gas Sale and Purchase
Agreement HOA" as of December 2014 has not
arrived at a price agreement in accordance with
Negotiation Meeting Result on October 31, 2014 with
each party maintaining their respective positions,
although gas allocation for JTB Gas production
volume has been submitted to Pertamina and PKC
and a Confidential Agreement between Cepu Block
Gas and Buyer has been signed by the parties
(Pertamina and PKC). In addition, negotiation
concerning the HOA with PKC has been running since
April 2013, in which until currently such commercial
negotiation has not come into agreement. The status
has been submitted to SKK Migas for further action.
c. WPBFO has been replaced by EOE and started the
production on October 23, 2014.
4. No risks occurring in relation to climate changes, floods,
hurricanes, etc.
The planning has anticipated the possibility of such events,
particularly for field works such as land measurement,
Banyu Urip field development, etc. With risk management
implementation, the process is expected to be able to
support the entire PEPC business activities sustainably.
IDENTIFIKASI RISIKO RISK IDENTIFICATION
Terkait dengan sosio-ekonomi, PEPC juga telah melakukan
identifikasi risiko sesuai dengan Risk Register di bawah ini:
Associated with socio-economic matters, PEPC also have
to identify the risks in accordance with the Risk Register
below:
Tabel 6.3 Risk Register Aspek Sosio-Ekonomi PEPC Tahun 2014 Table 6.3 PEPC Risk Register in Socio-Economic Aspect 2014
No
Status
Status
1
ACTIVE
Penyebab Risiko
Risk Agents
1. Potensi gangguan aspek
sosioekonomi untuk EPC
Paket A & B
2. Potensi adanya tuntutan
masyarakat/demonstrasi
pada saat Pengembangan
proyek
3. Potensi terjadinya penolakan
dari Pemerintahan (Desa,
Kecamatan & Kabupaten)
akibat terjadinya hubungan
tidak baik
4. Potensi terjadinya
pemberitaan yang kurang
baik akibat hubungan tidak
baik dengan Media
(wartawan)
5. Potensi terjadinya penolakan
dari Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) akibat
hubungan tidak baik
1. Potential disturbance to
socio-economic aspect for
EPC Package A & B
2. Potential claims from
community/demonstration
during project development
3. Potential rejection from the
Government (Village, SubDistrict, & Regency) due to
bad relationship
4. Potential bad reporting due
to bad relationship with
media (journalists)
5. Potential rejection from NonGovernmental Organizations
(NGOs) due to bad
relationship
Gejala Risiko (KRI)
Risk Symptoms
(KRI)
Beberapa kali terjadi
tuntutan oleh
masyarakat sekitar
pada Proyek
sebelumnya (Lesson
learned)
Several claims from
surrounding
community in
previous project(s)
(Lesson learned)
Faktor Positif (Control)
Positive Factor (Control)
Dampak Kualitatif
Qualitative Impacts
1. Pemerintah daerah
mendukung
pengembangan Proyek
Gas JTB
2. Masyarakat tidak asing
lagi dengan kondisi
operasi migas
3. PEP Asset IV sebagai
operator terdekat, saling
mendukung kegiatan
operasi pengembangan
Lapangan Gas JTB
1. Regional Government
supports JTB Gas
Project Development
2. Community are no
longer strangers to oil
and gas operational
conditions
3. PEP Asset IV as the
nearest operator
support each other in
JTB Gas Field
development operation
1. Proyek terlambat
2. Reputasi
Perusahaan
1. Delayed Project
2. Company
reputation
Mitigasi Mitigation
Rencana Mitigasi
Mitigation Plan
1. Meningkatkan kerjasama
dengan perangkat
pemerintahan desa dan aparat
keamanan daerah serta
melibatkan warga lokal dalam
kegiatan operasional
perusahaan secara selektif
2. Melakukan program
kemasyarakatan dan Program
Kegiatan Penunjang Operasi
3. Pendekatan dan komunikasi
intensif dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama,
perangkat Desa/Kecamatan/
Kabupaten, Media (wartawan)
dan LSM
4. Sosialisasi kepada masyarakat
dan Pemerintah (Desa,
Kecamatan dan Kabupaten)
1. Improving cooperation with
village officials and local
security apparatus by
involving local community in
Company operational
activities selectively
2. Conducting community
program and Operationsupporting Activity Program
3. Approaching and engaging in
intensive communication with
community figures, religious
figures, village/sub-district/
regency apparatus, media
(journalists), and NGOs
4. Socializing to the community
and (Village, Sub-District, and
Regency) Government
55
56
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
No
Status
Status
2
ACTIVE
Penyebab Risiko
Risk Agents
Kecelakaan kerja yang terjadi di
Blok Cepu yang disebabkan
oleh:
1. Gangguan aspek HSE pada
Operasional EPF Banyu Urip
karena Human Error,
Implementasi Prosedur yang
kurang optimal, Kurangnya
sosialisasi HSE dan
Kerusakan peralatan
sehingga terjadi kecelakaan
2. Gangguan aspek HSE Banyu
Urip Penyakit Akibat Kerja
karena Human Error,
Implementasi Prosedur yang
kurang optimal, Kurangnya
sosialisasi HSE, Kerusakan
peralatan sehingga terjadi
kecelakaan serta
Pencemaran Lingkungan
seperti Oil Spill, pencemaran
emisi gas, pencemaran
limbah cair dan limbah B3
3. Gangguan Aspek Keamanan
(Security) pada Proyek/
Operasional Banyu Urip
karena Lemahnya koordinasi
dengan instansi pengamana
serta Lemahnya monitoring
dan implementasi sistem
keamanan internal
Occupational accidents
occurring in Cepu Block, which
are caused by:
1. Disturbance to HSE aspect
in Banyu Urip EPF Operations
due to Human Error,
suboptimal procedure
implementation, lack of HSE
socialization, and accidenttriggering damage to
equipment
2. Disturbance to Banyu Urip
HSE Occupational Disease
due to Human Error,
suboptimal procedure
implementation, lack of HSE
socialization, accidenttriggering damage to
equipment, and
environmental pollutions
such as oil spill, gas
emission, liquid waste, and
Hazardous and Toxic
Materials
3. Disturbance to security
aspect of Banyu Urip
Project/Operation due to lack
of coordination with security
institution and weak
monitoring and
implementation of internal
security system
3
ACTIVE
1. Penyimpangan ANDALALIN
EPC Paket B
2. Kecelakaan kerja dan
gangguan HSE
3. Gangguan aspek keamanan
1. Violation to Traffic Impact
Analysis of EPC Package B
2. Occupational accident and
disturbance to HSE
3. Disturbance to security
aspect
Gejala Risiko (KRI)
Risk Symptoms
(KRI)
Mitigasi Mitigation
Faktor Positif (Control)
Positive Factor (Control)
Dampak Kualitatif
Qualitative Impacts
1. Adanya personal
yang tidak
mengikuti/mema
hami prosedur
HSE
2. Belum lengkapnya
peralatan HSE
seperti fire
extinguiser, smoke
detector dan P3K
khususnya
dipihak kontraktor
3. Terjadinya
kerusuhan,
pencurian dan
kerusakan
Fasilitas Proyek
oleh pihak luar
1. The personnel
fails to
understand or
comply with HSE
procedures
2. Incomplete HSE
equipment such
as fire
extinguishers,
smoke detectors,
and First-Aid Kit,
particularly of the
contractors
3. Occurrence of
riots, theft, and
vandalism to
project facilities
by outside parties
1. Meningkatnya
kesadaran pekerja
terhadap pentingnya
budaya HSE
2. Sudah dipasang
marker/tanda
peringatan pada titiktitik yang rawan
3. Sudah dilakukan
inspeksi/maintenance
peralatan secara rutin
4. Melengkapi diri dengan
APD dan CSMS
(Contractor Safety
Management System)
5. Adanya MOU kerjasama
kemananan intelijen
dengan Group 2
Kopasus
6. Dilakukannya Security
Base Line sebagai dasar
analisa aspek
keamanan
7. Membangun koordinasi
operasi teritorial dengan
instansi keamanan di
daerah
1. Improving employee
awareness on the
importance of HSE
culture
2. Installation of markers/
warnings at critical
points
3. Regular inspection/
maintenance of
equipment
4. Self-equipping with
Personal Protective
Equipment (PPE) and
Contractor Safety
Management System
(CSMS)
5. MOU on intelligence
security cooperation
with Group 2 of
Kopassus
6. Security Base Line
implementation as basis
for security aspect
analysis
7. Establishment of
territorial operation
coordination with local
security institutions
1. Dampak reputasi
dan turunnya
kepercayaan
stakeholder kepada
PEPC & Operator
Blok Cepu
2. Target produksi
RKAP PEPC secara
keseluruhan tidak
tercapai
3. Target safe man
hours menjadi 0
kembali
1. Impact to
reputation and
declining trust of
stakeholders to
PEPC and Cepu
Block Contractors
2. Overall PEPC Work
Plan and Budget
production target
unachieved
3. Targeting safe
man hours return
to 0
Memastikan Operator Blok Cepu
melakukan :
1. Sosialisasi HSE kepada
Pekerja dan pihak terkait
lainnya secara continue dan
konsisten.
2. Mengadakan simulasi
kecelakaan kerja untuk
mengurangi dampak.
3. Memastikan semua SOP
tersedia dengan baik.
4. Monitoring Safety Performance
Report.
5. Meminimalisasi terjadinya
gangguan keamanan.
1. Adanya personal
yang tidak
mengikuti/
memahami
prosedur HSE
2. Belum
lengkapnya
peralatan HSE
dan APD seperti
fire extinguiser,
smoke detector
dan P3K
khususnya
dipihak kontraktor
3. Terjadinya UC, UA,
Nearmiss dan
First Aid
4. Data-data yang
diperlukan untuk
penyusunan
dokumen
ANDALALIN tidak
terpenuhi
5. Terlambatnya ijin
ANDALALIN
diperoleh
1. The personnel
fails to
understand or
comply with HSE
procedures
1. Sudah adanya Pedoman
Sistem Manajemen HSE,
Prosedur HSE (Prosedur
Kerja Operasi) dan
Program Kerja HSE
2. Melakukan
inspeksi/maintenance
peralatan secara rutin
3. Melengkapi diri dengan
APD dan CSMS
(Contractor Safety
Management System)
4. Adanya dukungan dari
Anak Perusahaan
Pertamina lain terkait
dengan link Kontraktor
yang pernah mengerjakan
ANDALALIN pada proyek
di wilayah operasi yang
berdekatan dengan
Proyek JTB
5. Ada konsultan yang sudah
berpengalaman dalam
menyusun dan mengurus
surat ijin ANDALALIN
6. Terdapat personil JTB
yang bertanggung jawab
untuk pelaksanaan
pekerjaan ANDALALIN
tersebut
7. Saat ini hampir seluruh
perusahaan Migas di
Indonesia membuat
ANDALALIN
1. Dampak reputasi
dan turunnya
kepercayaan
stakeholder kepada
PEPC & stakeholder
Blok Cepu
2. Terjadi kecelakaan
kerja dan target
safe man hours
tidak tercapai
3. Kerugian secara
finansial
1. Implementasi dan sosialisasi
Aspek serta program HSE
kepada Pekerja dan pihak
terkait lainnya secara continue
dan konsisten.
2. Memberikan pelatihan aspek
HSE dan kompetensi HSE
kepada seluruh pekerja.
3. Memastikan dan me-review
semua Prosedur/TKO tersedia
dengan baik.
4. Memastikan semua pekerja
memakai APD lengkap yang
sesuai pada setiap pekerjaan
yang memerlukan APD.
5. Monitoring Safety Performance
Report.
6. Pemenuhan persyaratan
kelengkapan safety equipment
dan life saving.
7. TKJP Sekuriti dari unsur ex
angkatan dan masukan tokoh
masyarakat.
1. Impact to
reputation and
declining trust of
shareholders to
PEPC and Cepu
Block stakeholder
2. Occurrence of
occupational
accident and
unachieved target
of safe man hours
3. Financial loss
Rencana Mitigasi
Mitigation Plan
Ensuring Cepu Block Operator to
conduct:
1. HSE socialization to workers
and other relevant parties
continuously and consistently
2. Conducting occupational
accident simulation to
mitigate the impacts
3. Ensuring all SOPs are available
4. Safety Performance Report
Monitoring
5. Minimizing security
disturbance
Identifikasi Risiko
Risk Identification
No
Status
Status
Penyebab Risiko
Risk Agents
Gejala Risiko (KRI)
Risk Symptoms
(KRI)
2. Incomplete HSE
equipment such
as fire
extinguishers,
smoke detectors,
and First-Aid Kit,
particularly of the
contractors
3. Occurrence of UC,
UA, Near-miss,
and First-Aid
4. Insufficient data
necessary for
Traffic Impact
Analysis
document
preparation
5. Delay in the
obtaining of
Traffic Impact
Analysis license
Faktor Positif (Control)
Positive Factor (Control)
8. Adanya MOU kerjasama
kemananan intelijen dengan
Group 2 Kopasus
9. Dilakukannya Security Base Line
sebagai dasar analisa aspek
keamanan
10. Membangun koordinasi
operasi teritorial dengan
instansi keamanan di daerah
1. Availability of HSE
Management System
Guidelines, HSE Procedures
(Operation Work Procedure),
and HSE Work Program
2. Regular
inspection/maintenance of
equipment
3. Self-equipping with Personal
Protective Equipment (PPE)
and Contractor Safety
Management System (CSMS)
4. Support from other Pertamina
Subsidiaries in relation to
reference to Contractors
experienced in conducting
Traffic Impact Analysis to
projects located nearby JTB
Project
5. Availability of experienced
consultant in the
implementation of the Traffic
Impact Analysis
6. Availability of JTB personnel in
charge of the Traffic Impact
Analysis implementation
7. Currently almost all oil and gas
companies in Indonesia
implement the Traffic Impact
Analysis
8. Availability of MOU on
intelligence security
cooperation with Group 2 of
Kopassus
9. Security Base Line
implementation as basis for
security aspect analysis
10. Establishment of territorial
operation coordination with
local security institutions
Dampak Kualitatif
Qualitative Impacts
Mitigasi Mitigation
Rencana Mitigasi
Mitigation Plan
1. Implementation and
socialization of HSE aspect
and program to workers
and other relevant parties
continuously and
consistently
2. Provision of training on
HSE aspect and
competency to all workers
3. Ensuring and reviewing all
Operational Work
Procedures are available
4. Ensuring all workers wear
complete and proper
Personal Protective
Equipment in accordance
with their duties
5. Safety Performance Report
monitoring
6. Fulfillment of safety
equipment and life-saving
requirements
7. Security Support Services
from ex force and input
from community figures
PENCAPAIAN STRATEGIS PEPC TAHUN 2014
PEPC's STRATEGIC ACHIEVEMENTS IN 2014
1. Produksi kumulatif sebesar 44 juta Bbls (20,1 juta Bbls
PEPC Share)
1. Cumulative production of 44 million Bbls (20.1 million
Bbls of PEPC Share)
2. Mempertahankan Opini Audit "Wajar Tanpa
Pengecualian" (Unqualified Opinion)
2. Maintaining Audit's Unqualified Opinion
3. Optimalisasi Cost Recovery. Persetujuan SKK Migas
atas penambahan 107 (seratus tujuh) Tata Kelola
Individual dan alokasi pembebanan biaya (cost recovery)
untuk posisi Direktur Utama PEPC sebesar 50%:50%
dan Posisi Direktur Bisnis Support sebesar 30%:70%
3. Cost Recovery optimization. SKK Migas approval on
additional 107 (one hundred and seven) Individual Work
Procedure and cost recovery allocation for PEPC
President Director at 50%:50% and Business Support
Director at 30%:70%
4. Peningkatan kinerja operasional penyaluran Minyak
Mentah Banyu Urip melalui pipa BOO PT Geo Putera
Perkasa
4. Improved operational performance of Banyu Urip crude
oil distribution through PT Geo Putera Perkasa BOO
pipelines
5. Perolehan perijinan perlintasan sebidang rel kereta api
dari KAI untuk akses Rig ke Lapangan Kedung Keris
5. Obtaining railroad crossings permission from KAI for
Rig access to KedungKeris Field
6. Penandatanganan Kontrak Front End Engineering Design
(FEED) untuk EPC-A : Gas Processing Facility, dengan
Konsorsium PT Singgar Mulia & PT Fluor Daniel
Indonesia
6. Front End Engineering Design (FEED) contract signing
for the EPC-A: Gas Processing Facility, with PT
SinggarMulia& PT Fluor Daniel Indonesia Consortium
57
58
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
7. Pelaksanaan POD Banyu Urip senilai US$ 3,58 Milyar (Ref.
Surat No. 5997/11/MEM/2009, tanggal 31 Desember 2009)
7. Banyu Urip POD implementation amounting to US$ 3.58
billion (Ref. Letter No. 5997/11/MEM/2009, dated
December 31, 2009)
8. Sebagai Operator Pelaksana Proyek Pengembangan
Lapangan Unitisasi Jambaran - Tiung Biru dengan nilai
investasi sebesar US$ 2,429 milyar (CAPEX)
8. Acting as Jambaran-Tiung Biru Unitization Field
Development Project Operator with investment value
amounting to US$ 2.429 billion (CAPEX)
9. Mendapatkan alokasi Gas Bumi sebesar 100 MMSCFD
dari Lapangan Gas Bumi Jambaran - Tiung Biru kepada
PT Pertamina (Persero)
9. PT Pertamina (Persero) | Obtaining Natural Gas allocation
amounting to 100 MMSCFD from Jambaran-Tiung Biru
Natural Gas Field to PT Pertamina (Persero)
10. Mendapatkan lapangan Alas Dara dan lapangan Kemuning
(ADK) dari EMCL melalui relinquishment yang dikelola oleh
PT PEPC - ADK
10. Acquiring Alas Dara and Kemuning Fields (ADK) from EMCL
through relinquishment managed by PT PEPC - ADK
11. Penugasan dari Dirut PT Pertamina (Persero) kepada Dirut
PEPC untuk mengawasi pengelolaan secara operasional
lapangan ADK oleh PT PEPC - ADK
11. Assignment delegation by PT Pertamina (Persero) President
Director to PEPC President Director to oversee ADK field
operation management by PT PEPC - ADK
12. Sebagai area peninjauan dan site visit para investor
Pertamina dalam rangka Pertamina Bondholder Day 2014
12. As review area and site visit for Pertamina investors in
Pertamina Bondholder day 2014
13. Penyelesaian laporan keuangan tahun buku 2014 lebih
cepat 10 hari dari yang ditargetkan
13. Completing the Financial Statements of fiscal year 2014
at 10 days ahead of the targeted time
14. Realisasi dan implementasi bagi hasil PEPC dari semula
85:15 menjadi 60:40 yang telah disetujui KESDM dan
SKKMIGAS melalui side-contract
14. PEPC revenue sharing realization and implementation from
85:15 to 60:40, that has been approved by the Ministry of
Energy and Mineral Resources and SKKMIGAS through
side-contract
IMPLEMENTASI PRINSIP KEBERLANJUTAN PEPC
SESUAI PANDUAN ISO 26000
IMPLEMENTATION OF PEPC SUSTAINABILITY PRINCIPLE
ACCORDING TO ISO 26000 GUIDELINES
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
PEPC diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
dalam mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
lebih baik dari sebelumnya. Hal ini merupakan tanggung
jawab Perusahaan atas dampak keputusan dan kegiatannya
terhadap masyarakat dan lingkungan hidup yang
diwujudkan melalui perilaku yang transparan dan etis yang
memberi kontribusi kepada pembangunan berkelanjutan.
PEPC Social and Environmental Responsibilities are aimed
at improving community's access to better social, economic,
and cultural conditions. This is a responsibility borne by
the Company due to the impacts from Company's decision
and activities toward community and environment, which
is realized by transparent and ethical behavior to contribute
to sustainable development.
PEPC melaksanakan TJSL melalui program-program
Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility atau
CSR). Perusahaan yang secara proaktif direncanakan dan
dilaksanakan tanpa menunggu adanya tekanan atau
tuntutan publik yang dewasa ini dirasa semakin meninggi,
artinya ada keselarasan antara kepentingan stakeholder
dan kepentingan Perusahaan.
The Social and Environmental Responsibilities are
implemented through Corporate Social Responsibility (CSR)
programs. The Company proactively plans and implements
the programs without waiting for any pressures or the
increasing public demands. This reflects a harmony between
the interests of stakeholders and the Company.
Identifikasi Risiko
Risk Identification
Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan-tujuan
tersebut, maka Perusahaan menggunakan Standar ISO
26000 sebagai panduan prinsip keberlanjutan Perusahaan.
Standar ini mencakup ukuran dan rekomendasi bagi
Perusahaan yang menginginkan terintegrasinya tanggung
jawab sosial ke dalam strategi bisnisnya. Berikut beberapa
manfaat yang diperoleh Perusahaan dalam
mengimplementasikan ISO 26000 sebagai panduan prinsip
keberlanjutan:
In order to support the achievement of such goals, the
Company implements ISO 26000 as Company's guidelines
for sustainability principles. The standard covers measures
and recommendations for companies desiring the
integration of social responsibility into their business
strategies. The following are the benefits gained by the
Company in the implementation of ISO 26000 as
sustainability principle guidelines:
1. Keberadaan Perusahaan dapat tumbuh dan
berkelanjutan dan Perusahaan mendapatkan citra yang
positif dari masyarakat luas.
2. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap
modal (capital).
3. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya
manusia (human resources) yang berkualitas.
4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan
keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision
making) dan mempermudah pengelolaan manajemen
risiko (risk management).
5. Selain bagi Perusahaan yang menerapkan, ISO 26000
juga bermanfaat bagi masyarakat yakni adanya
penerapan tenaga kerja dan peningkatan kualitas sosial
di daerah tersebut.
1. Growing and sustainable Company existence, in addition
to positive Corporate image from community at large.
2. Better access to capital.
3. The ability to maintain quality human resources.
4. Improvement in critical decision-making better risk
management.
5. ISO 26000 is beneficial not only for the implementing
Company, but also for the community with employment
implementation and social quality improvement locally.
PRINSIP-PRINSIP KEBERLANJUTAN (ISO 26000)
SUSTAINABILITY PRINCIPLES (ISO 26000)
Untuk memastikan Program CSR yang dilaksanakan
Perusahaan selaras dengan visi, misi, dan tata nilai
Perusahaan serta menjamin keberlanjutan Perusahaan,
maka program tersebut perlu mengacu pada standar/best
practice yang ada. Standar yang menyeluruh untuk
pelaksanaan CSR adalah ISO 26000 yang merupakan
panduan internasional dalam pelaksanaan CSR yang
bersifat holistik dan melibatkan berbagai fungsi Perusahaan.
Standar ISO 26000 bukan merupakan standar untuk
sertifikasi yang memuat persyaratan yang harus dipenuhi
oleh sebuah Perusahaan, namun lebih kepada penyediaan
panduan teknis bagi Perusahaan/organisasi dalam
menerapkan social responsibility dengan mengacu kepada
prinsip- prinsip sebagai berikut:
1. Tata Kelola Organisasi
2. Hak Asasi Manusia
3. Praktik Ketenagakerjaan
4. Lingkungan Hidup
5. Praktik Operasional yang Jujur
6. Isu-isu Konsumen
7. Pelibatan dan Pengembangan Komunitas
To ensure the CSR program implemented in the Company
has complied with Corporate vision, mission, and values
and assuring Company sustainability, the program needs
to be based on existing standards/best practices. ISO 26000
is a holistic, comprehensive, and internationally-recognized
standard for CSR implementation which involves various
functions of the Company. Rather than containing
certification standards to be fulfilled by the Company, ISO
26000 provides technical guidelines for a Company/
organization in implementing social responsibility by
referring to the following seven (7) core subjects, i.e.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Organization Governance
Human Rights
Employment Practice
Environment
Honest Operational Practice
Issues Concerning Customers
Involvement and Development of Community
59
60
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN PEPC
PEPC STAKEHOLDERS ENGAGEMENT
[G4-24, G4-25, G4-26, G4-27, G4-37, G4-38]
PEPC memahami bahwa hubungan yang baik antara PEPC dengan para pemangku
kepentingan dapat mempengaruhi secara signifikan proses operasional bisnis.
Kesepahaman antara Perusahaan dengan entitas disekitarnya akan menentukan
sejauh mana bisnis yang dijalankan dapat bertahan.
PEPC understands that a good relationship between PEPC with stakeholders can
significantly affect business operations processes. Understanding between the Company
and outside entities able to determine the extent to which the business is run to survive.
Stakeholder engagement atau pelibatan pemangku
kepentingan merupakan fokus utama PEPC sebagai
kontribusi aktif dalam pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan. PEPC mengintegrasikan stakeholder
engagement ke dalam tata kelola dan seluruh kebijakan
yang relevan dan/atau proses untuk pengambilan
keputusan, pengembangan strategi, termasuk visi, misi,
dan nilai yang mendasari strategi dan manajemen operasi.
Tujuan dilakukannya stakeholder engagement adalah agar
Perusahaan mampu menjawab berbagai isu, dampak, dan
peluang secara komprehensif dan seimbang. Karena,
melalui stakeholder engagement, PEPC dapat menjelaskan
apa yang menjadi prioritas utama dalam menjalankan
usaha dan bagaimana cara menanggapi tantangan, risiko,
dan peluang yang ada dengan memperhatikan kelebihan
dan kekurangan sehingga dapat menemukan solusinya.
Stakeholder engagement becomes a key focus of PEPC as
an active contribution to the achievement of a sustainable
development. PEPC integrates stakeholder engagement in
its governance and all relevant policies and/ordecisionmaking processes, strategy developments, including vision,
mission, and values under pinning operational strategies
and management. Stakeholder engagement is aimed to
allow the company in addressing a varietyof issues, impacts,
and opportunities in a comprehensive and balanced manner.
This is due to the fact that through stakeholder engagement,
PEPC will be able to explain the Company's top priority
inrunning the business and how to address existing
challenges, risks, and opportunities by considering the
advantages and disadvantages to find a solution.
Pelibatan Pemangku Kepentingan PEPC
PEPC Stakeholder Engagement
S tak eh o ld e r m ap pi n g m er upa ka n u pa ya untuk
mengidentifikasi dan memetakan siapa saja yang menjadi
pemangku kepentingan (stakeholder) PEPC. Tujuan
dilakukannya stakeholder mapping adalah agar Perusahaan
mengetahui dengan jelas siapa yang paling berkepentingan
dengan Perusahaan secara timbal-balik, kepentingan apa
yang dijalin, apa yang perlu dikomunikasikan, dan bagaimana
memaksimalkan karakteristik media komunikasi sehingga
dapat berkomunikasi dengan para stakeholder secara efektif.
Stakeholder mapping tries to identify and map any possible
stakeholders of PEPC. It is aimed to clearly recognize which
stakeholder having the highest interest with Company on
a reciprocal basis, which interest to address, what needs
to becommunicated, and how to maximize communications
media characteristics to build effective communication
with stakeholders.
Pemangku kepentingan (stakeholder) PEPC terdiri dari
pemegang saham (shareholder), Pemerintah Republik
Indonesia, dan pihak lainnya. Pemegang saham meliputi
PT Pertamina (Persero)dan PT Pertamina Dana Ventura.
Pemerintah Republik Indonesia diwakili oleh Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan,
SKK Migas dan Pemerintah Daerah (Provinsi Jawa Tengah
dan Jawa Timur). Sedangkan pihak lainnya mencakup
masyarakat, pekerja dan mitra kerja.
PEPC Stakeholders cover shareholders, Indonesian
Government, and other parties. Shareholders include
PT Pertamina (Persero) and PT Pertamina Dana Ventura.
Indonesian Government is represented by the Ministry of
Energy and Mineral Resources (ESDM), Ministry of StateOwned Enterprises (SOEs), Ministry of Finance, SKK Migas,
and Local Government (Central Java and East Java
Provinces). Other parties include the community, employees
and suppliers.
PEPC melakukan dialog secara langsung dengan pemangku
kepentingan yang tidak hanya bersifat membujuk, akan
tetapi juga mendengarkan, mempelajari, dan mengadaptasi
perilaku Perusahaan sebagai hasil dari proses komunikasi,
sehingga komunikasi yang dilakukan bersifat jujur dua arah,
saling memberi dan menerima, saling menghargai serta
fokus pada kesamaan pemahaman antara pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi yang nantinya akan tercipta
suatu pengertian dan dukungan bagi terciptanya tujuan,
kebijakan, dan langkah serta tindakan yang dilakukan oleh
Perusahaan untuk membentuk citra positif Perusahaan.
PEPC engages in direct dialogue with stakeholders, which
are not only persuasive, but are also willing to listen, learn,
and adapt Company behavior as a result of the
communication process.This is to create mutual honesty,
the giving and receiving, mutual respect, and focus on
common understanding between the parties involved in
the communication which eventually lead to an
understanding and support for the creation of goals, policies,
measures, and actions taken by the Company to establish
a positive image of the company.
Laporan Keberlanjutan ini menguraikan kondisi dan kinerja
keberlanjutan Perusahaan kepada pemangku kepentingan
yang terdiri dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dan
bagaimana PEPC memaknai keberlanjutan. Sesungguhnya
substansi keberadaan Laporan Keberlanjutan adalah dalam
rangka memperkuat keberlanjutan Perusahaan dengan
jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang
difasilitasi Perusahaan dengan menyusun programprogram keberlanjutan. Secara internal, laporan ini
dimaksudkan sebagai sarana dalam melakukan evaluasi
dan penyempurnaan kinerja keberlanjutan Perusahaan di
tahun mendatang. Pada bagian akhir laporan, terdapat
Formulir Tanggapan yang melibatkan para pemangku
kepentingan dalam menilai kinerja keberlanjutan Perusahaan
yang telah dicapai sehingga PEPC dapat lebih meningkatkan
kinerjanya di tahun mendatang dalam prinsip-prinsip
keberlanjutan yang berlaku umum yang akan diterbitkan
dalam Laporan Keberlanjutan setiap tahunnya.
This Sustainability Report explains Company sustainable
condition and performance to stakeholders on social,
economic, and environmental aspects, in addition to PEPC's
definition on sustainability. The Sustainability Report,
substantially, exists to strengthen Company's sustainability
by building inter-shareholder cooperation facilitated by the
Company through sustainability program establishment.
Internally, the report has the purpose as a means for the
evaluation and improvement of Company's sustainability
performance in the future. At the end part of the report is
available a Feedback Form which engages stakeholders in
the assessment of achieved sustainable performance,
which drives PEPC to improve its performance in the coming
years relating to the generally applied sustainability principles
which are planned to be issued annually.
61
62
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
KONTRIBUSI EKONOMI DAN
TANGGUNG JAWAB PRODUK
ECONOMIC CONTRIBUTION AND PRODUCT RESPONSIBILITY
KONTRIBUSI EKONOMI BAGI BANGSA
ECONOMIC CONTRIBUTION TO THE NATION
Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) masih
memegang peranan yang dominan dalam penyediaan
sumber energi nasional. Penurunan produksi migas nasional
menuntut adanya usaha yang berkelanjutan dan inovatif
untuk menemukan cadangan migas baru. Penemuan
cadangan baru sangat penting tidak hanya untuk
mempertahankan produksi migas saat ini, tetapi juga untuk
menjaga ketahanan energi nasional. Lebih lanjut,
penerimaan dari sektor migas juga menjadi tulang punggung
penerimaan negara serta penggerak ekonomi nasional.
The upstream oil and gas industry still plays a dominant
role in the national energy supply. The decline in national
oil production requires sustainable and innovative efforts
to find new oil and gas reserves. The discovery of new
reserves is very important not only to maintain the current
oil and gas production, but also to maintain national energy
security. Furthermore, revenues from the oil and gas sector
also constitutethe state's backbone of revenues and a
driverof the national economy.
Namun jumlah produksi migas Indonesia saat ini tidak
berbanding lurus dengan jumlah konsumsi nasional. Di
satu sisi, konsumsi migas nasional, khususnya minyak
bumi, terus meningkat tiap tahun. Di sisi lain, produksi
migas terus mengalami penurunan. Bahkan pada periode
pelaporan Indonesia telah mengalami defisit produksi
minyak bumi sebesar 800 ribu barel per hari yang
disebabkan oleh kenaikan konsumsi minyak bumi yang
mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara kemampuan
produksi industri hulu migas nasional hanya 800 ribu barel
per hari. Padahal untuk mendukung target pertumbuhan
ekonomi sebesar 6%, sektor energi hulu dituntut tumbuh
sekitar 7%.
The amount of Indonesian oil and gas reserves, however,
is currently unproportional to the national consumption.
On the one hand, the national oil and gas consumptions,
particularly oil, continue to increase annually. On the other
hand, oil and gas production gradually declines. In the
reporting period, it is estimated that Indonesia suffers from
an oil deficit of 800 thousand barrels per day. This condition
is triggered by high oil consumption reaching 1.6 million
barrels daily, whereas the capacity of the national oil and
gas upstream industry stands at 800 thousand barrels per
day. To support the economic development target of 6%,
the upstream energy sector requires growth of 7%.
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Mengingat masih tingginya ketergantungan domestik
terhadap energi fosil, industri hulu migas, khususnya PEPC,
terus berupaya untuk menahan laju penurunan produksi.
Data menunjukkan, secara alamiah laju penurunan produksi
migas diperkirakan mencapai 12% per tahun. Melalui
berbagai inovasi, seperti percepatan pengembangan
lapangan baru dan implementasi teknologi enhanced oil
recovery (EOR), laju penurunan produksi diharapkan dapat
ditekan menjadi 3% per tahun. Sebagai dukungan atas
program energi nasional tersebut, PEPC berusaha
membantu menyediakan lapangan migas baru melalui
dukungan teknologi, finansial, dan sumber daya manusia
yang handal. [G4-DMA-EC]
Considering high dependency on oil and gas domestic
sector, oil and gas upstream industry seeks to contain
production decline rate. The data shows that naturally, the
production decline rate is estimated at 12% annually. With
various innovations, such as new field development
acceleration and Enhanced Oil Recovery (EOR)
implementation, the production decline rate is expected to
be reduced to 3% per year. To support the national energy
program, PEPC strives to provide new oil and gas fields
through support from reliable technology, finance, and
human resources. [G4-DMA-EC]
PEPC menunjukkan perkembangan tingkat lifting minyak
bumi yang terus meningkat setiap tahunnya selama 5 tahun
terakhir. Hal ini menjadi kabar gembira untuk kontribusi
produksi nasional yang mengalami tren penurunan pada
jangka waktu yang sama.
PEPC shows increasing number of crude oil lifting for the
past five years. This is a favorable update for the contribution
of national production which shows declining trend during
the same time span.
Grafik 8. 1 Perbandingan Produksi Minyak
Pertamina EP Cepu dengan Produksi Nasional"
Chart 8.1 Comparison of Pertamina EP Cepu
Oil Production with National Production
400,000,000
Produksi Nasional
National Production
350,000,000
300,000,000
Produksi PEPC
PEPC Production
250,000,000
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
0
2010
2011
2012
2013
2014
Hasil produksi migas di Indonesia berpengaruh terhadap
tingkat penerimaan Pemerintah dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Harga minyak
mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) serta lifting
minyak dan gas telah digunakan sebagai dasar asumsi
makro yang mendasari perumusan APBN.
Yield from oil and gas production in Indonesia affects the
State revenue in the State Budget (APBN). The Indonesian
Crude Price (ICP) and oil and gas lifting have been used as
macro assumption basis for APBN formulation.
Dalam Nota Keuangan APBN 2014, target lifting minyak
bumi nasional yang dijadikan asumsi dasar ekonomi makro
mencapai 870 ribu barel per hari. Sedangkan target lifting
gas bumi 2014 mencapai 1.240 ribu barel setara minyak
per hari. Dengan demikian, secara kumulatif, lifting minyak
dan gas bumi pada tahun 2014 ditargetkan mencapai 2,1
juta barel ekuivalen per hari. Namun, karena dinamika
produksi migas di Indonesia pada dua kuartal pertama
2014, Pemerintah melakukan revisi angka target lifting
minyak tersebut menjadi 818 ribu barel per hari dan lifting
gas menjadi 1.224 ribu barel setara minyak per hari.
In the Budget Speech of the State Budget 2014, the national
oil lifting target used as macro-economic assumption basis
is estimated to reach 870 thousand barrels per day, while
natural gas lifting in 2014 is estimated to be around 1,240
thousand barrels of oil equivalent per day. Thus,
cumulatively, oil and natural gas lifting in 2014 is targeted
to reach 2.1 million barrels per day. Oil and gas lifting
production dynamics in Indonesia during the first two
quarters have resulted in Government's revision to oil lifting
target to 818 thousand barrels per day and gas lifting to
1,224 thousand barrels oil equivalent per day.
Sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang hulu
migas, target Pemerintah tersebut menjadi prioritas utama
PEPC mengingat kapasitas produksi Perusahaan yang
cukup signifikan. Oleh karena itu, Perusahaan telah
menyusun rencana bisnis dan operasi yang sesuai dalam
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) selama lima
tahunan, dan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKAP)
tahunan.
As a national company engaging in oil and gas upstream
industry, the Government's target becomes PEPC major
priority considering the relatively significant Company's
production capacity. Therefore the Company has established
the business and operation plan adjusted to 5-year long
Company Long-Term Planning and annual Work Plan and
Budget.
63
64
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pada RKAP PEPC di periode pelaporan, Perusahaan
merencanakan untuk melakukan pemboran sumur
pengembangan sebanyak 19 sumur yang terdiri dari 15
sumur carry over dari tahun 2013 dan tajak sumur baru
sebanyak 4 sumur. Dari 19 sumur pengembangan tersebut,
direncanakan 17 sumur memasuki tahap completion.
Selanjutnya, kegiatan pembangunan fasilitas produksi full
field development Lapangan Banyu Urip, yang terdiri dari 5
(lima) kegiatan EPC, akan diselesaikan untuk mengejar
target Perusahaan peak production sebesar 165.000 BOPD.
In PEPC Work Plan and Budget reporting period, the
Company has planned to carry out 19 development wells
drilling consisting of 15 carry over wells from 2013 and 4
new spud-in wells. Out of these 19 development wells, 17
wells are planned to enter completion stage. Furthermore,
Banyu Urip Field full field development, consisting of five
EPC activities, will be completed to meet the Company's
peak production target of 165,000 BOPD.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas), pemegang
saham pengelolaan sumber daya migas di Indonesia, dimiliki
sepenuhnya oleh Pemerintah atas nama Negara sebagai
Pemegang Kuasa Pertambangan. Pemerintah melalui
PT Pertamina (Persero) menerima seluruh hak dividen yang
diberikan oleh Perusahaan setiap tahunnya. Pada periode
2013, PT Pertamina (Persero), sebagai Pemegang Saham
mayoritas, memutuskan penggunaan Laba Bersih
Perusahaan untuk dividen sebesar USD3.329.974 atau 10%
dari laba bersih Perusahaan. Dalam pelaksanaan kegiatan
operasionalnya, PEPC beserta perusahaan lain bekerja
sama dalam pengelolaan bisnis hulu migas menggunakan
skema Production Sharing Contract (PSC). Dimana
pengembangan usaha dimulai dari penyertaan modal
masing-masing KKKS yang selanjutnya disebut sebagai
Participating Interest. Selanjutnya, Participating Interest
tersebut akan berpengaruh terhadap pembagian
keuntungan serta ketentuan lain yang menyertainya.
Under Law No. 22 Year 2001 on Oil and Natural Gas (Oil
and Gas Law), the shareholding of oil and gas resource
management in Indonesia is wholly owned by the
Government on behalf of the State as the holder of Mining
Authority. Government through PT Pertamina (Persero)
receives all dividend rights shared by the Company annually.
In 2013, PT Pertamina (Persero) as majority shareholder
has decided to utilize the Company's Net Income for dividend
amounting at USD3.329.974 or 10% of Company's net
income. In implementing its operations, PEPC along with
other companies are cooperating in the management of oil
and gas upstream business using Production Sharing
Contract (PSC) scheme, where business development starts
from the investment of respective KKKS which further
recognized as Participating Interest. The Participating
Interest will then affect the distribution of profits and other
accompanying conditions.
Kontrak Kerja Sama Blok Cepu antara SKK Migas atas
nama Pemerintah dengan para Kontraktor yang terdiri dari
PEPC, Mobil Cepu Ltd. dan Ampolex Pte. Ltd. telah
ditandatangani pada 17 September 2005. Sesuai dengan
ketentuan dalam Production Sharing Contract tersebut,
Pemerintah mendapatkan beberapa penyetoran yang
diberikan oleh Perusahaan sebagai Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (KKKS) yang selanjutnya dihitung sebagai
pendapatan. Bagi hasil dihitung berdasarkan UU Migas,
serta Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang
Kegiatan Hulu Migas, dan Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan
dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
Cepu Cooperation Contract between SKK Migas
(representing the Government) and Contractors (i.e. PEPC,
Mobil Cepu Ltd., and Ampolex Pte. Ltd.) has been signed
on September 17, 2005. In accordance with the Production
Sharing Contract provisions, the Government receives
several deposits provided by the Company as Cooperation
Contract Contractor which are then recognized as revenue.
Production sharing is calculated based on Oil and Gas Law
and Government Regulation No. 35 of 2004 on Oil and Gas
Upstream Activities, and Government Regulation No. 79 of
2010 on Refundable Operating Costs and Income Tax
Treatment in Oil and Gas Upstream Business Sector.
Berdasarkan ketentuan tersebut, bagian yang didapatkan
Pemerintah terdiri dari:
First Tranche Petroleum (FTP) merupakan bagian
pertama yang diminta Pemerintah Pusat dari kontraktor
atas hasil dari produksi sebelum dikurangi pengeluaran
lain-lain. FTP Share sebesar 20% dari Split Pemerintah
dari produksi yang didapatkan.
Share Pemerintah dari Equity to be Split
Domestic Market Obligation (DMO) dari produksi
Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diterima oleh
kontraktor
Based on the provision, the shared profit received by the
Government is as follow:
First Tranche Petroleum, the first share required by
Central Government from contractors from production
yield before reduced by expenses, etc. FTP Share by
20% from Government Split from yielded production.
Government's share from Equity to be Split
Domestic Market Obligation from production
Income tax from income received by contractor
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Gambar 8.1 Mekanisme Bagi Hasil Migas
berdasarkan Production Sharing Contract
Figure 8.1 Production Sharing Contract
Mechanism
PRODUCTION
FTP
DMO
COST RECOVERY
EQUITY TO BE SPLIT
GOVERNMENT
TAKE 85%
Dalam menjalankan bisnis operasi di lapangan, PEPC juga
mendapatkan dukungan dari Pemerintah yang disebut
dengan Cost Recovery. Cost Recovery merupakan biaya
operasi yang dapat dikembalikan dari kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi minyak dan gas bumi, yang terdiri dari:
i. Biaya non-kapital tahun berjalan
ii. Penyusutan biaya kapital tahun
iii. Biaya operasi tahun-tahun sebelumnya yang belum
memperoleh penggantian (unrecovered costs).
CONTRACTOR
TAKE 15%
Running business in operational production, PEPC has also
got support from Government, as called by Cost Recovery.
Cost Recovery is the refundable operational cost from oil
and natural gas exploration and exploitation, which consists
of:
i. Non-capital cost of current year
ii. Capital cost depreciation of year
iii. Unrecovered operational cost of previous years.
Perkembangan hasil produksi di Lapangan Banyu Urip menunjukkan kinerja yang memuaskan.
Dengan implementasi Early Production Facilities dan Early Oil Expansion, kapasitas produksi Lapangan
Banyu Urip telah mencapai 40.000 BOPD dan ditargetkan akan mencapai peak production sebesar
165.000 BOPD dengan full field development pada tahun 2015.
Development of production yield in Banyu Urip Field shows satisfying performance. With the
implementation of Early Production Facilities and Early Oil Expansion, Banyu Urip Field production
capacity has reached 40,000 BOPD and is targeted to reach the peak production at 165,000 BOPD
with full field development in 2015.
Pada periode pelaporan, Perusahaan mendapatkan alokasi
anggaran berdasarkan Work Program & Budget (WP&B) yang
kemudian direalisasikan menggunakan AFE dan Non AFE
(Authorization For Expenditures) yang didanai dari porsi cost
recovery. WP&B untuk tahun anggaran 2014 disetujui
sebesar USD 48,703,129, yang dibagi berdasarkan aktivitas
Exploration and Development Expenditure (BS-4), Production
Expense Budget Summary (BS-8), dan Administrative Expense
Budget Summary (BS-11).
In the reporting period, the Company has received budget
allocation based on the Work Program & Budget (WP&B)
which is then realized as Authorization Financial Expenditure
(AFE) and Non AFE funded from cost recovery allocation.
The approved WP&B for 2014 budget year amounts to USD
48,703,129 which is allocated as Exploration and
Development Expenditure (BS-4), Production Expense
Budget Summary (BS-8), and Administrative Expense Budget
Summary (BS-11).
Distribusi Nilai Ekonomi [G4-EC1]
Distribution of Economic Value [G4-EC1]
Pada periode pelaporan, pendapatan Perusahaan terdiri
atas penerimaan dari penjualan bagi hasil minyak bumi
dari total produksi serta imbalan atas penyerahan Domestic
Market Obligation (DMO fee) kepada Pemerintah. Pendapatan
dari penjualan minyak bumi diakui berdasarkan persentase
hak sementara (provisional entitlements) pada saat lifting
(equity to be split) yang menjadi hak Perusahaan sebagai
anggota KKKS Blok Cepu.
In the reporting period, the Company's revenues consist of
revenues from crude oil sales sharing of the total production
and return from Domestic Market Obligation (DMO fee) to
the Government. Revenue from crude oil sales is recognized
based on the percentage of provisional entitlements during
lifting (equity to be split) which becomes Company's right
as a member of the Cepu Block KKKS.
65
66
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pada tanggal 2 Januari 2014, telah disepakati Kontrak
Penyesuaian Bagi Hasil untuk hasil migas Perusahaan
dengan SKK Migas yang telah disetujui oleh Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral. Hal ini dilakukan untuk
menyesuaikan Bagian Bagi Hasil pemerintah tanpa
mengurangi Bagian Bagi Hasil dari kontraktor lain di Blok
Cepu. Dalam Production Sharing Contract (PSC) Blok Cepu,
PEPC sebagai salah satu kontraktor di blok tersebut dengan
Participating Interest 45% awalnya diberikan Term Bagi Hasil
umum dengan komposisi 85:15 (pemerintah : kontraktor).
Namun, setelah penandatanganan Penyesuaian Bagi Hasil
tersebut, Perusahaan mendapatkan penyesuaian bagi hasil
menjadi sebesar 40% setelah pajak atas persentase PI
denga n ta r if pa jak ga bunga n sebesar 40,5%.
On January 2, 2014, a Production Sharing Adjustment
Contract was made for the oil and gas yield between the
Company and SKK Migas which was approved by the
Minister of Energy and Mineral Resources. This was made
to adjust the Government Production Share without reducing
other contractors' Production Share in the Cepu Block. In
the Cepu Block PSC, PEPC as one of the contractors in the
block with a Participating Interest of 45% had initially been
granted a general Production Sharing Term with a
composition of 85:15 (government : contractor).
Subsequently, following the signing of the Production
Sharing Adjustment, the Company gains a production
sharing adjustment of 40% (forty percent) after tax on the
Participating Interest percentage at a combined tax rate of
40.5%.
Lebih lanjut, Perusahaan juga berkontribusi memberikan
penerimaan Negara dalam bentuk pembayaran pajak, yang
terdiri dari Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang dapat ditagihkan kembali.
Further, the Company also contributes to the State revenue
in the form of central. The relevant taxes in this matter
consist of Income Tax and refundable Value Added Tax.
Tabel 8.1 Kontribusi Pembayaran Pajak PEPC Table 8.1 PEPC Contribution of Tax Payments 2014
Jenis Pajak Type of Tax
Nilai (Rp) Value (Rp)
Pajak atas Penghasilan Karyawan
Employee Income Tax
Pajak atas Penghasilan Rekanan
Partner Income Tax
84.779.942.318
Pajak Penghasilan atas Sewa Gedung
Income Tax of Building Rental
Pajak Pertambahan Nilai
Value Added Tax
Pajak Penghasilan Badan dan Dividen
Corporate Income Tax and Dividend
110.781.338.116
1.473.668.110
18.358.291.349
TOTAL
664.228.443.119
879.621.683.012
Kinerja ekonomi langsung PEPC dari tahun 2012-2014
menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Kinerja
tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut:
PEPC direct economic performance of the year 2012-2014
shows better development. The performance shown by the
following table:
Tabel 8.2 Nilai Ekonomi yang Dihasilkan, Didistribusikan, dan Ditahan [G4-EC1]
Table 8.2 Economic Value Generated, Distributed and Retained [G4-EC1]
Jumlah (USD) Total (USD)
Nilai Ekonomi Economic Value
2012
2013
2014
135,474,630
165,655,990
273,831,622
6,482,839
7,138,304
18,704,805
77,946
275,039
194,398
1,738,032
1,821,461
2,146,450
360,000
360,000
360,000
11,567,610
20,399
349,280
1,542,702
328,022
120,556
157,243,759
175,599,215
295,707,111
Nilai Ekonomi Langsung yang Dihasilkan Generated Direct Economic Value
Hasil Penjualan Bersih Net Sales
DMO fee
Penerimaan bunga bank Bank Interest Income
Penghasilan jasa manajemen Income from Management Fee
Penghasilan operasi bersama (KSO) dan bunga lain-lain
Income from Joint Operation and other interests
Penerimaan denda dan klaim Income from fines and claims
Lain-lain (Keuntungan selisih kurs, dll)
Others (foreign exchange gains, etc.)
Jumlah Penerimaan Nilai Ekonomi Total Economic Value Received
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Jumlah (USD) Total (USD)
Nilai Ekonomi Economic Value
2012
2013
2014
Nilai Ekonomi yang Didistribusikan (Pengeluaran Nilai Ekonomi) Distributed Economic Value (Economic Value Expense)
Biaya operasi Operating Expenses
Beban Eksplorasi Exploration expense
12,374,384
11,091,060
3,736,153
Beban produksi Production Expense
37,546,622
47,354,406
63,739,938
Beban umum & administrasi
General and Administrative Expenses
34,060,108
46,807,914
42,372,430
196,221
76,978
251,325
914,156
1,119,204
971,989
-
3,329,974
pasca RUPS
after GMS
4,581,572
6,642,054
6,715,405
31,426,466
32,423,993
79,087,506
97,043
134,903
458,076
121,196,572
148,980,486
197,332,822
Jumlah Nilai Ekonomi yang Ditahan
Total Retained Economic Value
36,047,187
26,618,729
98,374,289
Kontribusi bagi Perekonomian Daerah
Contribution to the Regional Economy
Luasnya wilayah operasi Perusahaan membuat isu
pemberdayaan masyarakat lokal menjadi salah satu
perhatian utama dalam kebijakan operasional PEPC. Hal
ini selaras dengan komitmen Perusahaan untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, khususnya pada daerah
yang memiliki sumber daya alam yang bernilai ekonomis.
The extensive area of the Company operation raises the
issue of local community empowerment as one of the main
concerns in PEPC operational policies. This is consistent
with the Company's commitment to support sustainable
development, particularly in the areas with economicallyvalued natural resources.
Komitmen tersebut juga sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bojonegoro Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah dalam
Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi serta Pengolahan
Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Kabupaten Bojonegoro,
atau yang lebih dikenal dengan Perda Konten Lokal.
Peraturan tersebut menjamin peranan produk dan tenaga
kerja lokal dalam percepatan pertumbuhan ekonomi daerah
terutama terkaitan dengan industri migas di Bojonegoro.
This commitment is also in accordance with the Regional
Regulation of Bojonegoro Regency No. 23 of 2011 on the
Acceleration of Regional Economic Development in the
Implementation of Oil and Gas Exploration and Exploitation
in Bojonegoro Regency, or better known as the Local Content
Regulation. Such regulation ensures the importance of the
local products and work force in accelerating regional
economic development particularly in the oil and gas
industry in Bojonegoro.
Secara umum, Perda Konten Lokal ini ditujukan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Bojonegoro
dengan kontribusi sektor migas. Tujuan spesifik yang ingin
dicapai meliputi:
In general, the Local Content Regulation is intended to
encourage local economic growth in Bojonegoro with the
contribution fromthe oil and gas sector. The specific
objectives to be achieved include:
Beban akresi Accretion expense
Gaji karyawan dan benefit lainnya Employee wage and other benefits
Jumlah pembayaran kepada penyandang dana
Payment to provider of capital
Pembayaran deviden Dividend payment
Pembayaran Bunga Interest payment
Pengeluaran untuk pemerintah (pajak)
Expenses to Government (taxation)
Pengeluaran yang berkaitan dengan kemasyarakatan
(community investment, lingkungan)
Expenses relating to community (community investment,
environment)
Jumlah Nilai Ekonomi yang Didistribusikan
Total Distributed Economic Value
Nilai Ekonomi yang Ditahan Retained Economic Value
67
68
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Meningkatkan pendapatan daerah untuk memberikan
kontribusi yang sebesar-besarnya bagi perekonomian
daerah dan mengembangkan serta memperkuat posisi
industri dan perdagangan daerah;
Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan
daerah untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasional,
regional, dan internasional berlandaskan keunggulan
kompetitif daerah terutama kontribusi dari pemanfaatan
sumber daya alam secara lestari;
Mengendalikan permasalahan sosial dan ekonomi yang
potensial dapat menghambat kelancaran rangkaian
pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi serta pengolahan
minyak dan gas bumi di daerah;
Mempercepat pencapaian tujuan pembangunan
berwawasan lingkungan berkelanjutan dengan
mengoptimalkan kontribusi sektor swasta melalui CSR
(corporate social responsibility/tanggung jawab sosial
perusahaan).
Increasing regional revenue to contribute toa large extent
the regional economy and to develop and strengthen
industrial position and regional trade;
Perusahaan mengimplementasikan dukungan terhadap
Perda Konten Lokal tersebut melalui kebijakan pengadaan
yang memberikan kesempatan lebih besar kepada pemasok
lokal. Perusahaan memiliki dua macam mekanisme
pengadaan, yaitu, pengadaan untuk kepentingan
administrasi kantor sebagai bagian dari kegiatan operasional
non-KKKS dan pengadaan yang berkaitan langsung dengan
operasional produksi migas di lapangan yang masuk dalam
cost recovery. [G4-12]
The company implements support for the Local Content
Regulation through a procurement policy that provides
greater opportunity to local suppliers. The company has
two kinds ofprocurement mechanism, i.e. procurement for
office administrative purposes as part of non-KKKS
operations and the procurement directly related to oil and
gas production operations in the field that are included
incost recovery. [G4-12]
Supporting and developingregionalcapability to compete
at national, regional, and international levels based on
local competitive advantages, especially contribution of
the use of natural resources in a sustainable manner;
Controlling potential social and economic issues that
may disrupt the implementation of oil and natural gas
exploration and exploitation and processing in the region;
Accelerating the achievement of environmentally sound
development objectives by optimizing the contribution
of the private sector through Corporate Social
Responsibility (CSR).
Gambar 8.2 Skema Alur Distribusi PEPC Figure 8.2 PEPC Distribution Scheme [G4-12]
TKDN
PEMASOK KKKS
KKKS Supplier
PEPC
PEMBELI PRODUK MIGAS
Oil and Gas Product Purchaser
PEMASOK NON-KKKS
Non-KKKS Supplier
TKDN
Pengadaan untuk administrasi dan operasional kantor
mengacu kepada SK Direksi No. Kpts-51/C00000/2010S0 tentang Manajemen Pengadaan Barang/Jasa.
Pengadaan barang dan jasa tersebut dilakukan dengan
menerapkan prinsip - prinsip dasar pengelolaan rantai suplai
yang meliputi efektivitas, efesiensi, kompetitif, transparansi,
adil, bertanggungjawab, mendukung dan menumbuh
kembangkan Kemampuan Nasional, berwawasan
lingkungan, menjunjung etika kerja yang tinggi serta
memperhatikan ketentuan HSSE dalam pelaksanaan
pekerjaannya. Pada periode pelaporan, total pengadaan
yang termasuk dalam kategori ini mencapai lebih dari
Rp.12,7 Miliar rupiah dan USD 25.750 yang seluruhnya
berasal dari pemasok lokal. [G4-EC9]
The procurement for office administration and operations
refer to the Board of Directors Decree No.Kpts51/C00000/2010-S0 on the Management of Goods/
Services Procurement.The procurement of goods and
services is carried out by applying the basic principles of
supply chain management such as effective, efficient,
competitive, transparent, fair, responsible, supporting and
cultivating National Capabilities, environmentally-sound,
upholding work ethics, and paying attention to HSSE
provisions in the work implementation. In the reporting
period, the total procurement included in this category has
reached more than Rp12.7billion and USD25,750 which
entirely derived from local suppliers. [G4-EC9]
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Gambar 8.3 PTK Nomor 007 Revisi-II/PTK/I/2011 tentang Pedoman Tata
Kerja Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Figure 8.3 PTK No. 007 Rev-II/PTK/I/2011 About Supply Chain Management
Guideline for Production Sharing Contract
Untuk pengadaan yang berkaitan langsung dengan
operasional produksi migas di lapangan, Perusahaan
berkewajiban untuk melaksanakan prosedur pengadaan
sesuai dengan peraturan Kepala SKK Migas Nomor 007
Revisi-II/PTK/I/2011 tentang Pedoman Tata Kerja
Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama
beserta amandemennya. Peraturan tersebut mengatur
pedoman tata kerja pelaksanaan teknis dan administrasi
pengelolaan rantai suplai di lingkungan kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi di wilayah Indonesia yang terdiri dari
Ketentuan Umum Rantai Suplai, Pedoman Pelaksanaan
Pengadaaan Barang/Jasa, Pedoman Pengelolaan Aset,
Pedoman Pengelolaan Kepabeanan, dan Pedoman
Pengelolaan Proyek.
For procurement directly related to oil and gas production
operations on site, the Company is obligated to carry out
the procurement procedures in accordance with the
regulations of the Head of SKK Migas Regulation No.007
Revisi-II/PTK/I/2011 on Guidelines for Supply Chain
Management Working Procedures of Cooperation Contract
Contractor and its amendments. The regulation sets
guidelines for technical implementation and administration
for supply chain management in oil and gas upstream
activities in Indonesia which consists of the General
Provisions for Supply Chain, Guidelines for Goods/Services
Procurement, Asset Management Guidelines, Guidelines
for Customs Management, and Guidelines for Project
Management.
Perkembangan terbaru dari pedoman pengelolaan tersebut
adalah adanya kewajiban untuk mendayagunakan Produksi
dan Kompetensi Dalam Negeri yang diwujudkan dalam
standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
barang/jasa sebesar minimum 30% dari nilai kontrak
pengadaan dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri dan
minimum 50% pelaksanaannya dilakukan di dalam negeri.
Prakarsa ini diharapkan dapat mendorong peningkatan
keterlibatan pengusaha dan perbankan dalam negeri dalam
industri hulu migas nasional. Ke depannya, Pemerintah
Indonesia menargetkan TKDN tahun 2025 untuk industri
hulu migas sebesar 91%.
The latest development from the management guidelines
is the obligation to empower Domestic Production and
Competency realized in the Domestic Component Level
(TKDN) standard of goods/services at a minimum of 30%
of the procurement contract value to be managed by
domestic companies and 50% of implementation to be
performed domestically at a minimum. The initiative is
expected to improve the engagement of the domestic
entrepreneur and banking in the national oil and gas
upstream industry. In the future, the Indonesian Government
targets a Domestic Component Level for2025 in the oil and
gas upstream industry at 91%.
Perusahaan senantiasa berusaha menaikkan TKDN dalam
proses pengadaan setiap tahunnya. Pada periode pelaporan,
total nilai pengadaan barang dan jasa Perusahaan mencapai
lebih dari 5,3 miliar rupiah dan USD 6,84 juta dengan ratarata komitmen TKDN sebesar 62,85%, meningkat sebesar
11,61% dari periode sebelumnya. Untuk mencapai komitmen
TKDN tersebut, seluruh tim Supply Chain Management (SCM)
PEPC telah memiliki sertifikasi untuk melaksanakan proses
pengadaan sesuai dengan PTK 007. Lebih lanjut,
Perusahaan juga telah melakukan pelatihan kepada industri
dan tenaga kerja lokal secara periodik. [SE7]
The Company constantly seeks to annually increase
Domestic Component Level in the procurement process.
In the reporting period, the total value of goods and services
procurement has reached more than Rp5.3 billion and
USD6.84 million with an average Domestic Component
Level commitment of 62.85%, an increase by 11.61% from
the previous period. To achieve the Domestic Component
Level commitment, the whole PEPC SCM team has been
certified to carry out the procurement process in accordance
with the PTK 007. Further, the Company has also conducted
training to the industry and local work force periodically.
Perusahaan juga menyertakan klausul tentang Praktik
Penggunaan Tenaga Kerja pada dokumen lelang antara
lain:
Pemasok Barang/Jasa diharuskan paham akan
kewajibannya memenuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku berkenaan dengan larangan penggunaan
tenaga kerja secara paksa atau ditekan.
The company also includes clauses about the Manpower
Utilization Practice in the tender documents, among others:
[SE7]
Goods/Services provider is required to understand the
obligations to comply with the applicable laws regarding
the prohibition of the use of forced or suppressed labor.
69
70
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pemasok Barang/Jasa wajib menyediakan kondisikondisi kerja bagi para pekerjanya, termasuk pembayaran
upah dan tunjangan, yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Pemasok Barang/Jasa harus menjamin pekerjanya
memenuhi peraturan yang berkenaan dengan usia kerja.
Goods/Services provider shall provide working conditions
for its workers, including the payment of wages and
benefits, in accordance with the applicable regulations.
Goods/Services provider shall ensure that their
employees comply with the regulations relating to
working age.
Ke depannya, Perusahaan juga berencana untuk
menambahkan ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia
(HAM), penggunaan drug dan alkohol. Serangkaian aturan
dan batasan ini dibuat agar Perusahaan dapat memastikan
bahwa Pemasok Barang/Jasa tidak memiliki dampak
negatif terhadap praktik ketenagakerjaan, hak asasi
manusia, dan dampak negatif terhadap masyarakat.
In the future, the Company also plans to add provisions on
Human Rights, drugs and alcohol use. Such rules and
restrictions are made to assist the Company in ensuring
that the Goods/Services do not carry a negative impact on
employment practices, human rights, and negative impact
on the society. [G4-HR10, G4-HR11, SE8, SE9]
Dalam pelaksanaan pekerjaan, para pemasok harus
memperhatikan standar dari kesehatan, keselamatan dan
keamanan kerja sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan
HSSE Perusahaan. Pemasok harus menginstrusikan para
pekerjanya tentang prosedur kerja, praktek-praktek kerja
yang aman, serta aturan-aturan dan standar-standar
kesehatan dan keselamatan Perusahaan. Selain itu,
Perusahaan mewajibkan para pemasok untuk mengadakan
pertemuan rutin dengan para pekerjanya untuk melatih dan
memperbaharui mereka atas kepatuhan tentang kesehatan,
keselamatan dan keamanan kerja. Setiap saat dan tanpa
pemberitahuan sebelumnya, Perusahaan berhak, namun
bukan kewajiban, untuk menginspeksi operasi dan lokasi
pekerjaan pemasok serta memantau apakah pemasok telah
mengikuti semua ketentuan tentang kesehatan,
keselamatan dan keamanan kerja. Bila Perusahaan menilai
adanya kondisi atau kegiatan yang akan menimbulkan
bahaya kesehatan dan keselamatan pekerjanya, maka
Perusahaan berhak mengarahkan para pemasok untuk
segera meredakan dan menghilangkan kondisi atau kegiatan
tersebut. Apabila kondisi atau kegiatan tersebut tidak
secepatnya diredakan atau dihilangkan oleh pemasok, maka
Perusahaan dengan segera menghentikan pekerjaannya.
Pemasok tidak akan diizinkan untuk memulai pekerjaan
sampai kondisi atau kegiatan tersebut telah diredakan atau
dihilangkan. [G4-DMA-LA, G4-DMA-OG, HS1, HS2, HS3]
In the execution of work, suppliersmustpay attention to
occupational health, safety and security standards as set
out in the Corporate HSSE policy. Suppliers should instruct
their workers on working procedures, safe work practices,
as well as on health and safety rules and standards of the
Company. In addition, the Company requires the suppliers
to hold regular meetings with the workers for training and
update on the compliance with occupational health, safety,
and security. At any time and without prior notice, the
Company reserves the right, but not the obligation, to inspect
suppliers' work operation and location and monitor whether
suppliers have followed all occupational health, safety, and
security provisions. In the event that the Company identifies
any condition or activity that may trigger health and safety
hazardsto the employees, the Company has the right to
direct the suppliers to immediately mitigate and eliminate
the condition or activity. If suppliers fail to immediately
mitigate or eliminate the condition or activity, the Company
will immediately discontinue the work. Supplier will not be
allowed to start the work until the said condition or activity
has been mitigated or eliminated. [G4-DMA-LA, G4-DMA-OG,
[G4-HR10, G4-HR11, SE8, SE9]
HS1, HS2, HS3]
Tabel 8.3 Nilai Pengadaan Barang dan Jasa PEPC Tahun 2014
Table 8.3 Product and Services Procurement PEPC 2014 [G4-EC9]
Jenis Type
Pengadaan Skema KKKS
KKKS Scheme Procurement
Asal Pemasok Origin of Supplier
Lokal Local
Internasional International
Pengadaan Skema non-KKKS
Non-KKKS Scheme Procurement
Lokal Local
Internasional International
Total Keseluruhan Pemasok
Total Overall Suppliers
Total Presentase Pemasok Lokal
Total Percentage of Local Suppliers
Pengadaan (juta Rp) Procurement (Rp million)
2012
2013
2014
USD 293,700
16.551 &
USD 17,485,132
5.373 &
USD 6,840,258.85
0
0
0
14.637
30.968
12.282 &
USD 25,750
0
0
0
14.637 &
USD 293,700
47.519 &
USD 17,485,132
17.655 &
USD 6,866,008.85
100%
100%
100%
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Dampak Ekonomi Tidak Langsung [G4-EC8]
Indirect Economic Impacts [G4-EC8]
Kegiatan bisnis penambangan minyak dan gas di suatu
daerah tentu akan menyebabkan dampak tidak langsung
pada daerah tersebut. Pembangunan ekonomi dan
infrastruktur serta perubahan kondisi sosial merupakan
dampak umum yang dirasakan oleh sebagian besar
masyarakat.
Oil and gas mining business activities in an area will no
doubt bring an indirect impact on the area. Economic and
infrastructure developmentas well as changes in social
conditions are at least the general impact experienced by
most community members.
PEPC menyadari bahwa sebagai salah satu kontraktor di
lapangan Blok Cepu harus ikut mendukung pembangunan
tersebut dalam koridor yang semestinya. Pertemuan dua
kondisi yang cenderung sangat berbeda antara penduduk
asli daerah dengan pendatang sebagai pengelola bisnis
hulu migas menciptakan situasi baru yang bisa
menguntungkan atau merugikan kedua belah pihak. Oleh
karenanya Perusahaan harus berperan untuk meminimalisir
dampak negatif dan memperbesar benefit bagi seluruh
pihak yang terkait.
PEPC realizes that as one of Cepu Block contractors, the
Company must also be support the development in the
right path. The meeting of two conditions which tend to be
very different between the indigenous population and
migrants managing the oil and gas upstream business
creates a new situation that may either be beneficial or
detrimental to both sides. Therefore, the Company must
act to minimize the negative impact and maximize the
benefits for all parties involved.
Secara sosio-ekonomi, sejak dimulainya proyek eksplorasi
harus diakui bahwa minat penanam modal luar untuk
melakukan kegiatan investasi di sekitar Blok Cepu meningkat
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dampak tidak
langsung ini berakibat mulai maraknya pembangunan hotel
dengan skala dan kelas internasional, serta diikuti
pembangunan infrastruktur lain, seperti perbaikan jalan
raya, pembangunan jalan raya fly over, dan fasilitas umum
lainnya. Pendapatan Pemerintah Daerah terlihat meningkat
dengan porsi yang cukup signifikan. Kondisi Kabupaten
Bojonegoro saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan
10 tahun yang lalu saat kabupaten tersebut masuk kategori
lima daerah termiskin di Jawa Timur.
Socio-economically, since the commencement of the
exploration project, it should be noted thatforeign investors'
interest in the activities surrounding the Cepu Block has
increased significantly in recent years. This indirect impact
leads to booming international-scale hotel construction, in
addition to the construction of other infrastructure, such
as road repairs, flyover construction, and construction of
other public facilities. Revenue for the Government has also
seen a significant increase. Current conditions in Bojonegoro
have changed drastically compared to the past 10 years
when Bojonegoro had been considered one of the five
poorest regions of East Java.
Pada tahun 2013 PDRB Kabupaten Bojonegoro (harga
berlaku) mencapai 32,78 triliun rupiah, meningkat 9,13%
dari tahun sebelumnya. Kontribusi sektor pertambangan
dan penggalian terhadap penciptaan nilai tambah di
Bojonegoro merupakan yang tertinggi mencapai 39,55%.
Beberapa sektor lain yang mengalami pertumbuhan secara
signifikan yaitu perdagangan, hotel, dan restoran.
In 2013 Bojonegoro’s GDP (current prices) reached 32.78
trillion rupiah, 9.13% increased from the previous year.
Contribution of mining and quarrying sectors to the
economic growth reaches 39.55% is the highest among
others. Several other sectors which also grew significantly
including trade, hotels, and restaurants.
Struktur ekonomi di Kabupaten Bojonegoro juga mengalami
perubahan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun
terakhir. Perubahan struktur ekonomi ini dalam jangka
panjang menggambarkan arah pembangunan ekonomi
daerah. Pengaruh hasil produksi di KKKS Blok Cepu sangat
terlihat memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bojonegoro. APBD Kabupaten Bojonegoro
sebesar Rp 2,9 triliun bersumber terbesar dari Dana
Perimbangan Migas Rp 2,1 triliun. Yang lainnya, seperti
pajak sebesar Rp 538 miliar dan Pendapatan Asli Daerah
sebesar Rp 262 miliar.
Economic structure in Bojonegoro also experienced
significant changes in recent years. Changes in the
economic structure in the long run illustrate the direction
of local economic development. Effect of production in
Cepu PSC highly visible impact on economic growth
Bojonegoro. Bojonegoro budget of Rp 2.9 trillion, the largest
source of Fund Balance Gas Rp 2.1 trillion. Others, such as
tax of Rp 538 billion and regional revenue of Rp 262 billion.
71
72
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Tabel 8.4 Perolehan DBH Migas Kabupaten Bojonegoro Table 8.4 Acquisition of Oil and Gas DBH Bojonegoro
Jenis Type
2010
2011
2012
2013
2014
Pendapatan (APBD)
Revenue (Regional Budget)
Rp1,019 triliun
Rp1,019 Trillion
Rp1,333 triliun
Rp1.333 trillion
Rp1,537 triliun
Rp1.537 trillion
Rp 1,924 triliun
Rp1.924 trillion
Rp2,271 triliun
Rp2.271 trillion
DBH Migas
Oil and Gas Revenue Sharing
Rp169,07 miliar
Rp169.07 billion
Rp221,15 miliar
Rp221.15 billion
Rp 460,49 miliar
Rp460.49 billion
Rp 420 miliar
Rp420 billion
Rp481 miliar
Rp481 billion
Dalam beberapa studi dan pengamatan sosial di lapangan,
sejak praktik eksplorasi dan produksi migas di kawasan
Blok Cepu mulai mencapai tahap yang semakin intensif,
hal ini merangsang sebagian masyarakat untuk ikut
membuka sumur baru ataupun mengelola sumur tua yang
tidak terpakai.
In several social studies and observations on site, intensive
exploration and production of oil and gas in Cepu Block has
driven the community to participate in opening new wells
or managing mature, abandoned wells.
Dengan teknologi seadanya, penambang minyak lokal
mengolah minyak mentah yang mereka dapatkan untuk
menjadi bahan bakar yang dapat dijual kepada masyarakat
sekitar lainnya dengan harga yang lebih murah ketimbang
yang berasal dari perusahaan minyak besar.
With minimum technology, local oil miners process the
obtained crude oil into fuel to be sold to the surrounding
communities at a cheaper price compared to oil produced
from major oil companies.
Peralihan mata pencaharian masyarakat yang membentuk
tren yang cukup signifikan, seperti yang terjadi di daerah
Gayam yang sebelumnya dominan bekerja di sektor
pertanian beralih ke sektor pertambangan ataupun sektor
penunjang/pelengkap pertambangan. Kondisi tersebut juga
berpengaruh terhadap perubahan tingkat pendapatan
masyarakat Gayam jika dibandingkan sebelum adanya
proyek Pertambangan Banyu Urip, dimana perubahan
pendapatan tersebut mengarah ke arah yang lebih baik dan
sejahtera.
The transition of community's livelihood forms a significant
trend, as seen from a case in the Gayam region. The region's
community, which had previously been dominated by the
agricultural sector, has switched to mining or miningsupporting sectors. The condition has also brought changes
in Gayam community's income into better and prosperous
lives, compared to the condition prior to Banyu Urip Mining
project establishment.
Secara umum, pertanian yang sebelumnya menjadi sektor
usaha yang dominan, mulai ditinggalkan oleh
masyarakat.Lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro
Provinsi Jawa Timur, setiap tahun harus diakui terus
tergerus oleh kebutuhan proyek migas.Kenyataan ini dapat
berpengaruh terhadap produksi pertanian yang selama ini
menjadi pendapatan utama daerah tersebut di luar migas,
khususnya pendapatan langsung masyarakat. Data Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Bojonegoro menunjukkan
bahwa sejak 2010 luas lahan pertanian yang berkurang
mencapai 841 hektar (ha).Masing-masing adalah tahun
2010 seluas 600 ha, tahun 2011 seluas 210 ha, dan Januari
hingga September 2012 seluas 31 ha.
In general, the agricultural sector which previously
dominated the business activities has been gradually
abandoned by the community. One has to admit that the
agricultural tracts in Bojonegoro, East Java Province,
continues to erode due to higher needs for oil and gas
project annually. It is a fact that may bring an impact on
agricultural production which has been the main income
of the area aside from oil and gas sector, particularly on
the direct income of the communities. Data from Bojonegoro
National Land Agency (BPN) shows that since 2010, the
agricultural land area has diminished by 841 hectares (ha),
broken down as follows: 600ha in 2010, 210 ha in 2011,
and 31 ha from January to September 2012.
Lahan pertanian yang banyak digunakan untuk proyek
migas maupun dampak sosio-ekonomi yang terjadi sebagai
akibat kegiatan pertambangan migas sebagian besar
berlokasi di Kecamatan Ngasem, Kalitidu, Gayam, Purwosari,
Dander, dan Kota Bojonegoro.
The agricultural land used for oil and gas projects as well
as occurring socio-economic impact resulted from oil and
gas mining activities are mostly located in Ngasem, Kalitidu,
Gayam, Purwosari, Dander Sub-Districts and Bojonegoro
City.
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro menyebutkan
bahwa lahan pertanian yang beralih menjadi kawasan migas
termasuk dalam kategori lahan produktif, karena dalam
setahun mampu dua kali panen. Berkurangnya lahan
produktif secara terus menerus akan mempengaruhi
produksi beras maupun hasil panen lainnya. Setiap hektar
lahan produktif mampu menghasilkan sekitar 7 ton padi
setiap kali panen. Pengurangan lahan produktif hingga 841
hektar menunjukkan bahwa pengurangan produksi juga
cukup signifikan yaitu mencapai 5.887 ton padi.
The Department of Agriculture of Bojonegoro states that
the agricultural tracts that turned into oil and gas fields are
categorized as productive lands, considering their harvesting
ability twice a year. The continuously declining amount of
productive land will affect the production of rice and other
crops. Each hectare of productive land is capable of
producing approximately 7 tons of rice each harvest. The
reduction of up to 841 hectares of productive land shows
significant decline crop production, reaching to 5,887 tons
of rice.
Proporsi penduduk Kabupaten Bojonegoro menurut mata
pencaharian pada tahun 2011. Pertumbuhan dan
perkembangan industri migas yang sangat signifikan
memberikan dampak penyerapan tenaga kerja yang sangat
besar, sehingga proporsi pekerja di bidang industri
mengalami peningkatan sangat nyata dan menjadi mata
pencaharian penduduk terbesar dengan proporsi 58,26%,
kemudian diikuti sektor pertanian, yang sebelumnya
mendominasi, menjadi 10,35%, dan yang ketiga adalah
sektor keuangan dengan proporsi 7,5%.
The proportion of Bojonegoro Regency population by
livelihood in 2011.Highly-significant growth and development
of oil and gas industry has greatly absorbed employment.
As a result, the proportion of workers in the industrial sector
has increased significantly; this has turned into the most
common way of living with aproportion of 58.26%, followed
by the previously-dominating agricultural sector of 10.35%,
and financial sector of 7.5%.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi
yang akan dilakukan oleh PEPC bagi untuk kegiatan
Pemboran Sumur, Pembangunan GPF dan Pemasangan
Pipa, ditargetkan akan membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan pabrik mencapai 557
orang tenaga kerja baru yang akan direkrut secara bertahap
selama masa konstruksi serta 105 orang tenaga tidak
terampil.
Recruitment activity in the construction phase for Well
Drilling activities, GPF Development and Piping carried out
by PEPC is targeted to create new employment opportunities
for people around the location of the plant amounting 557
new skill worker and 105 unskilled labor.
Perubahan dampak ekonomi juga ditunjukkan dengan
peningkatan Kesempatan Kerja di Kabupaten Bojonegoro.
Berdasarkan data BPS Bojonegoro, menunjukkan tren
perubahan penurunan kesempatan kerja di bidang pertanian,
dan pada saat yang sama terjadi tren kenaikan kesempatan
kerja di bidang pertambangan (migas).
Changes in the economic impact is also Indicated by the
increase of in Employment in the District Bojonegoro. Based
on BPS Bojonegoro, Showed a trend of decline in
employment change in agriculture, and in the same time
the trend of increasing employment opportunities in mining
(oil and gas).
73
74
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Grafik 8.2 Kesempatan Kerja
di Wilayah Kabupaten Bojonegoro
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2013
Chart 8.2 Employment Opportunities
in Bojonegoro by Industrial Year 2010-2013
350,000,000
Pertanian
Agriculture
300,000,000
250,000,000
Pertambangan
Mining
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
0
2010
2011
2012
2013
Berbagai studi ekonomi di Kabupaten Bojonegoro
mengungkapkan ekspektasi masyarakat terhadap
keberadaan industri migas dengan perluasan kesempatan
pekerjaan serta manfaat pembangunan yang mampu
melibatkan masyarakat sendiri. Sehingga hal tersebut
diharapkan lebih lanjut dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat
di masa mendatang.
Results from the Socio-Economic Study in Bojonegoro has
disclosed community's expectations on the existence of
oil and gas industry with the extension of employment
opportunity and development benefits which involved the
said community. Such matter is further expected to be able
to assist in improving community welfare in various aspects
of life in the future.
Dalam kajian Studi Sosial Ekonomi juga ditemukan bahwa
masyarakat merespon upaya peningkatan TKDN dengan
meyakini bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM)
merupakan faktor penting yang perlu disiapkan untuk
meningkatkan kandungan lokal, selain daripada faktor
pemberdayaan ekonomi.
The Socio-Economic Study also found that the community
has responded to the efforts in increasing the Domestic
Component Level by believing that human resource quality
is an important factor that needs to be prepared to improve
local content, in addition to economic empowerment.
Namun harus diakui pula bahwa peluang ketenagakerjaan
lokal yang tersedia di sekitar wilayah kerja pertambangan
belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat
sekitar. Hal ini disebabkan karena tingkat ketersediaan
sumber daya manusia berupa tenaga profesional dan terlatih
masih sangat terbatas bahkan belum tersedia. Kebanyakan
tenaga kerja yang terserap adalah tenaga non-skilled. Hal
ini lebih disebabkan oleh persoalan teknis usaha seperti
perijinan usaha, tingkat pemahaman, kesadaran, dan
kesiapan masyarakat yang masih rendah.
However, admittedly, available employment opportunity for
local community surrounding the mining area has not been
fully utilized by the said community. This is due to the
limited availability of professional and trained human
resources. During recruitment, non-skilled labors are mostly
absorbed. The condition is triggered by technical issues
such as business licenses and low levels of understanding,
awareness, and preparedness of the community.
Dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal,
perkembangan industri migas di Blok Cepu seharusnya
turut berbanding lurus dengan peningkatan keahlian ataupun
pengetahuan profesional masyarakat sekitar daerah operasi
migas. Sebagai cara yang ditempuh untuk menyeimbangkan
kebutuhan akan tenaga kerja ahli serta peningkatan
kapasitas lokal, PEPC melaksanakan Program Pelatihan
Industri Migas Bersertifikat, seperti Pelatihan Scaffolding,
Juru Ikat Beban (Rigger), Crane Mobile, dan Pipe Filter.
Sehingga selain dengan membantu meningkatkan kapasitas
tenaga kerja lokal, Perusahaan juga dapat memberi
kesempatan kerja kepada pada pekerja terlatih untuk
bergabung bersama PEPC nantinya.
In increasing local human resource quality, the oil and gas
industry development of the Cepu Block should ideally be
in proportion with the improvement of skills and professional
knowledge of the community surrounding the oil and gas
operation area. In balancing the needs for experts as well
as improving local capacity, PT Pertamina Cepu has
conducted the Certified Oil and Gas Industry Training
Program, such as Scaffolding, Rigger, Crane Mobile, and
Pipe Filter trainings. In addition to help increasing local
human resource capacity, the Company may also give
opportunity for trained workers to join PEPC in the future.
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
PRODUKSI ENERGI YANG BERKELANJUTAN
SUSTAINABLE ENERGY PRODUCTION
Sebagai salah satu perusahaan hulu migas yang mengelola
cadangan minyak dan gas terbesar di Indonesia, Perusahaan
memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan produksi
migas yang mampu memenuhi target nasional. Tanggung
jawab ini dilaksanakan dengan menjaga kapasitas produksi
pada batas yang ideal sesuai dengan perencanaan serta
turut berupaya untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan
dengan inovasi produksi dan ekspansi sumur migas baru.
As an upstream oil and gas company that manages the
largest oil and gas reserves in Indonesia, the Company is
expected to produce oil and gas that are capable of meeting
the national target. This responsibility is discharged by
maintaining a production capacity at an ideal level consistent
with the planning and by running a sustainable business
with production innovation and expansion to new oil and
gas wells.
Pada tahun 2014, Dewan Energi Nasional memprediksi
bahwa di tahun 2025 konsumsi energi nasional akan naik
lebih dari dua kali lipat dibanding saat ini. Pada tahun
tersebut, kebutuhan sumber energi utama, seperti minyak,
gas dan batubara, diprediksi mencapai 7,7 juta barel minyak
ekuivalen per hari.
In 2014, the National Energy Council estimated that in 2025
the national energy consumption will more than double the
rate today. In that year, the main energy sources needed,
such as oil, gas and coal, is estimated to reach 7.7 million
barrels of oil equivalent per day.
Sektor hulu migas menghadapi tantangan yang tidak
mudah. Sebagai sumber energi yang tidak terbarukan,
jumlah cadangan minyak nasional terus menurun karena
produksi dan lambatnya penemuan sumur baru. Upaya
meningkatkan cadangan minyak melalui kegiatan eksplorasi
menjadi semakin krusial mengingat sekitar 88 persen
cadangan minyak awal sudah tereksploitasi selama 60
tahun terakhir.
The upstream oil and gas sectors are facing a difficult
challenge. As a non-renewable source of energy, the number
of national oil reserves continue to decline due to lowering
production and slow rate of new discoveries. Efforts at
increasing oil reserves through exploration become crucial
considering that around 88 per cent of the initial oil reserves
have already been exploited in the past 60 years.
Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi gas yang sangat
baik, dibuktikan dengan Reserve Replacement Ratio (RRR)
untuk gas selalu di atas 100% tiap tahunnya. Lebih lanjut,
data 13 tahun terakhir menunjukkan angka rata-rata RRR
minyak bumi hanya mencapai 73,64% yang menunjukkan
penemuan cadangan minyak baru lebih sedikit dibandingkan
dengan produksi. Pada tahun 2014, Perusahaan melakukan
pengeboran sumur pengembangan sebanyak 32 sumur
yang terdiri dari 16 sumur di Well Pad B dan 16 sumur di
Well Pad C.
On the other hand, Indonesia has a high gas potential, as
evidenced by the Reserve Replacement Ratio (RRR) for
gas, which stands at above 100% every year. Data for the
past 13 years shows an average figure of RRR for oil at
only 73.64%, meaning that discovery of new oil reserves
lagged behind the production. Until the end of the reporting
period, he Company has planned 32 development wells
consisting of 16 wells in the Well Pad B and 16 wells in the
Well Pad C.
Bagi Perusahaan, tahun 2014 merupakan milestone
tersendiri bagi kinerja produksi, terutama dengan inisiatif
penambahan implementasi Early Oil Expansion dalam
eksploitasi minyak di Lapangan Banyu Urip dari yang
sebelumnya hanya menggunakan Early Production Facilities
bersamaan dengan penyelesaian proyek Full Development
EPC.
To the Company, the year 2014 marks a special milestone
in terms of production performance, notably by the initiative
to add production by way of the Early Production Facilities
in tandem with the completion of the EPC Full Development
project.
Produksi tahun 2014 diperoleh dari Early
Production Facilities (EPF) dengan target
produksi 41.413 BOPD (PEPC share 45%:
18.636 BOPD) dan realisasi sampai dengan
Desember 2014 produksi rata-rata mencapai
30.735 BOPD (PEPC Share 45%: 13.831
BOPD) atau 74% dari target RKAP 2014
dengan kumulatif produksi tahun 2014 PEPC
Share mencapai 5.048.297 barrel.
Production in 2014 was obtained from the
Early Production Facilities ("EPF") with a
target production of 41,413 BOPD (PEPC
share 45%: 18,636 BOPD) and realization
until December 2014 for average production
has reached 30,735 BOPD (PEPC Share 45%:
13,831 BOPD) or 74% of the target 2014CBP,
with cumulative production in 2014 PEPC
Share reached 5,048,298 barrels.
75
76
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Selama periode pelaporan, terdapat beberapa pencapaian
peningkatan produksi yaitu, peningkatan produksi menjadi
29 MBOPD pada tanggal 16 Februari 2014. Kemudian
meningkat lagi menjadi > 29 MBOPD pada tanggal 04 Juni
2014 dan akhirnya menyentuh titik tertinggi dengan
peningkatan Produksi menjadi 40 MBOPD.
During the reporting period, a number of production
increases have been attained, namely a production increase
to 29 MBOPD on 16 February 2014, followed by a further
increase to > 29 MBOPD on 04 June 2014 and lastly with
a peak at 40 MBOPD
Gambar 8.4 Peningkatan Produksi Minyak
Lapangan Banyu Urip Tahun 2014
Figure 8.4 Increasing Oil Productions
Peningkatan produksi dari 29 MBOPD
menjadi > 29 MBOPD setelah
dilakukan Shutdown Maintenance EPF
(Membrane replacement, Booster Pump
Installation, Install 2" fuel Gas HP
Compressor)
29
Tambahan program Early Oil
Expansion yang disewa dari
Schlumberger, mengalirkan produksi
dari Well Pad C sebesar 10 MBOPD
Production increase from29 MBOPD
to >29 MBOPD after EPF Maintenance
Shutdown (membrane replacement,
booster pump installation, 2” fuel gas
hp compressor installation)
MBOPD
EPF Optimization dengan cara
Well Perfomance Monitoring &
Improvement, sehingga
produksi dapat ditingkatkan
sebesar 1 MBOPD dari 28
MBOPD menjadi 29 MBOPD
Addition of Early Oil Expansion
program rented from Schlumberger,
delivering production from Well Pad
C amounting to 10 MBOPD
40
>29
EPF Optimization with Well
Performance Monitoring &
Improvement, which increases
production by 1 MBOPD from 28
MBOPD to 29 MBOPD
MBOPD
MBOPD
Grafik 8.3 Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip Tahun 2014
Chart 8.3 Oil Productions in Banyu Urip Field 2014
60,000
50,000
40,000
Sales to Pertamina
Sales to TWU
WP&B 45% PEPC SHARE
WP&B 100% PSC SHARE
PEPC SHARE (45%)
WP&B 45% REVISION PROPOSAL
WP&B (100%
PSC Share)
41,413 bopd YTD
average
WPB-FO not approved by
Government and replaced by
Early Oil Expansion (EOE)
Program
WP&B 100% REVISION PROPOSAL
WP&B Revision Proposal (100% PSC Share)
28,000 bopd YTD average
30,000
20,000
FSO Cinta Natomas
mooring chain broken
by bad weather
EPF Prod inc.
to 30 kBD
10,000
0
Jan-14
EPF Maintenance &
Upgrading
Feb-14
Mar-14
Apr-14
May-14
Jun-14
Jul-14
Aug-14
Sep-14
Oct-14
Nov-14
Dec-14
2014 WP&B (45% PEPC Share) = 18,636 BOPD | 2014 WP&B Revision Proposal (45% PEPC Share) = 12,600 BOPD
Actual Average 2014 = 30,735 BOPD (45% PEPC Share 13,831 BOPD)
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Cadangan Migas
Oil and Gas Reserves
Cadangan minyak dan gas bumi terbukti (proven) adalah
perkiraan jumlah minyak mentah, gas alam dan gas alam
cair yang berdasarkan data teknis dan geologis dapat
diambil dengan tingkat kepastian yang memadai. Cadangan
terbukti meliputi:
(i) Cadangan terbukti dikembangkan, yaitu jumlah
hidrokarbon yang diharapkan akan diambil melalui
sumur, fasilitas, dan metode operasi yang sekarang ada
(ii) Cadangan terbukti yang belum dikembangkan, yaitu
jumlah hidrokarbon yang diharapkan dapat diambil
setelah adanya pengeboran, fasilitas, dan metode
operasi baru.
Proven oil and gas reserve is estimated amount of crude
oil, natural gas, and liquid natural gas which based on
technical and geological data can be taken with appropriate
level of certainty. Proven reserve includes:
Pada periode pelaporan, Perusahaan berwenang atas
10 (sepuluh) sumur potensial yang berada dalam daerah
operasi KKKS Blok Cepu yang meliputi Alas Tua East, Alas
Tua West, Banyu Urip, Cendana, Giyanti, Jambaran-Tiung
Biru, Kalisari, Kedung Keris, Nampak, dan Pilang.
In the reporting period, the Company held rights over 10
(ten) potential wells located within the Cepu Block KKKS
operating area, covering Alas Tua East, Alas Tua West,
Banyu Urip, Cendana, Giyanti, Jambaran - Tiung Biru, Kalisari,
Kedung Keris, Nampak and Pilang.
(i) Developed proven reserve, which is the amount of
hydrocarbon expected to be lifted through existing wells,
facilities, and methods of operation
(ii) Undeveloped proven reserve, which is the amount of
hydrocarbon expected to be taken after the existence
of new drillings, facilities, and methods of operation.
Tabel 8.5 Daftar Status Lapangan Sumur Blok Cepu Table 8.5 Status List of Cepu Block Field
Nama Sumur
Well
Produk (Komersial)
Product (Commercial)
Status
Status
Lokasi
Location
Alas Tua East
Gas
Undeveloped
Kab. Bojonegoro (on shore)
Alas Tua West
Gas
Undeveloped
Kab. Bojonegoro (on shore)
Banyu Urip
Minyak
Developed
Kab. Bojonegoro (on shore)
Cendana
Gas
Developed
Kab. Bojonegoro (on shore)
Giyanti
Gas
Prospect
Kab. Bojonegoro (on shore)
Jambaran-Tiung Biru
Gas
Developed
Kab. Bojonegoro (on shore)
Kalisari
Gas
Prospect
Kab. Bojonegoro (on shore)
Kedung Keris
Minyak
Undeveloped
Kab. Bojonegoro (on shore)
Nampak
Gas
Prospect
Kab. Bojonegoro (on shore)
Pilang
Gas
Prospect
Kab. Bojonegoro (on shore)
Dari sepuluh sumur di atas, yang sedang dalam tahap
pengembangan adalah Banyu Urip, Jambaran-Tiung Biru,
dan Cendana. Besar cadangan masing-masing lapangan
tersebut tersaji dalam tabel berikut:
Out of the ten wells, those which are in the development
stage are Banyu Urip, Jambaran - Tiung Biru and Cendana.
The sizes of the respective reserves are set forth below.
Tabel 8.6 Estimasi Cadangan P-1 MIGAS PEPC Status 1 Januari 2015 [OG1]
Table 8.6 Oil & Gas Reserve Estimation P-1 of PEPC per January 1 2015 [OG1]
Lapangan
Field
Banyu Urip
Banyu Urip
Jambaran-Tiung Biru
Jambaran-Tiung Biru
Cendana
Cendana
Total Cadangan
Total Reserves
Besar Cadangan Amount of Reserve
Minyak & Kondensat (MBBLs)
Oil and Condensates (MBBLs)
Gas Bumi (MBOE)
Natural Gas (MBOE)
130.552
4.851
1.584
78.024
167
8.233
132.304
91.108
77
78
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Kepedulian dan Inovasi dalam Produksi
Concern and Innovation in Production
Perusahaan sangat memahami bahwa kebutuhan energi
yang digunakan dalam proses eksplorasi dan produksi di
industri hulu migas sangat besar. Selama periode pelaporan,
Perusahaan belum menggunakan sumber energi yang
terbarukan ataupun investasi dan pembangkitan sumber
energi alternatif lain. Hal ini disebabkan karena kebutuhan
energi yang harus disediakan untuk menjalankan
operasional lapangan yang sangat besar dan dirasa belum
ditemukannya sumber energi primer yang mampu menutupi
kebutuhan produksi. Namun sebagai bagian dari KKKS
yang mengoperasikan lapangan dengan standar dan best
practices tingkat dunia, berbagai inisiatif pengurangan energi
yang tidak dapat diperbaharui dalam operasional telah
dilaksanakan, salah satunya dengan memanfaatkan gas
associated (gas ikutan) sebagai sumber energi.
The Company is fully aware that the energy needed for the
exploration and production processes in the upstream oil
and gas industry is fairly high. In the reporting period, the
Company has not yet used a renewable source of energy
or made any investment in generating alternative energy
sources. The reason for this is that the energy needed to
run the field operations is extremely high and no primary
energy source has been found that has the capacity to
meet the production requirement. Nevertheless, as a KKKS
that operates fields with world-class standards and best
practices, a number of initiatives to reduce consumption
of non-renewable energy in the operations have been
implemented, one of which is by making use of associated
gas as a source of energy.
Untuk membantu membersihkan gas ikutan yang keluar,
Perusahaan memiliki unit gas treatment yang dapat
memisahkan antara gas bersih dan pengotor lain, seperti
CO2 dan H2S. Dengan memisahkan gas pengotor tersebut,
membuat kinerja mesin dalam kegiatan produksi menjadi
lebih efisien.
In order to process the associated gas produced, the
Company installed a gas treatment unit which can separate
pure gas from impurities such as CO 2 and H 2S. The
segregation of the impurities leads to a more efficient engine
performance in the production activities.
Perusahaan juga tidak secara langsung memproduksi
ataupun membeli biofuel sebagai salah satu alternatif dalam
inovasi produksi yang dapat mendukung pemenuhan aspek
keberlanjutan. Namun sejak 2014 melalui program
Penanaman Kemiri Sunan, Perusahaan memulai inisiasi
pembangkitan energi alternatif berupa biodiesel yang pada
skala lebih besar dapat dimanfaatkan dalam banyak aspek
pendukung operasi. [OG14, E3]
The Company also indirectly produces or purchases biofuel
as an alternative in production innovation that may support
in the sustainability aspect. However, since 2014 through
the Program of Planting Reutealis Trisperma, the Company
has started generating an alternative energy in the form of
biodiesel which on a larger scale can be used in many
aspects of support for the operations. [OG14, E3]
MEMPERTAHANKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT INDONESIA
MAINTAINING THE TRUST OF INDONESIAN PEOPLE
Sebagai perusahaan hulu migas, PEPC hanya menjalankan
bisnis terkait proses eksplorasi dan produksi migas. Produk
berupa minyak dan gas selanjutnya dijual kepada pembeli
yang akan mengolah lebih lanjut agar dapat didistribusikan
kepada masyarakat untuk dikonsumsi sesuai dengan
spesifikasi dan kualitas minyak dan gas yang diinginkan.
As an upstream oil and gas company, PEPC only runs a
business relating to the processes of oil and gas exploration
and production. The outputs in the form of oil and gas are
then sold to buyers who will then further process them for
distribution to the markets for consumption according to
the required oil and gas specifications and qualities.
Produksi minyak Blok Cepu dihasilkan dari inisiatif
PEPC untuk mendorong agar operator blok Cepu melakukan
produksi melalui program EPF (Early Production Facilities),
sebelum fulfill EPC (Engineer Procurement & Construction)
yang dibangun selesai. Produksi minyak yang dihasilkan
harus memenuhi persyaratan dan harapan pelanggan baik
dari sisi kualitas, kualitas maupun standar layanan, sesuai
dengan komitmen yang disepakati dalam kontrak. [G4-PR6,
Oil production from the Cepu Block is the result of
PEPC initiative to drive the Cepu Block operator to produce
with the EPF (Early Production Facilities) program, before
the construction of the Full Field EPC (Engineering,
Procurement and Construction) is completed. The produced
oil must meet the requirements and the customers'
expectations in terms of quantity, quality and service
standard, in line with the commitment set forth in the
contract. [G4-PR6, HS4]
HS4]
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Sampai pada tahun 2014 ini pelanggan Perusahaan yang
membeli produk minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip
terdiri dari dua entitas, yaitu PT Pertamina (Persero) dan
PT Tri Wahana Universal (TWU). Untuk produk gas dari
Lapangan Jambaran-Tiung Biru yang belum beroperasi,
saat ini Perusahaan tengah menjalankan proses negoisasi
kepada calon pembeli yaitu PT Pertamina (Persero) dan
PT Pupuk Kujang Cikampek. Namun melalui surat No.
1851/13/MEM.M/2014, Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral tertanggal 17 Maret 2014, telah menetapkan alokasi
gas dari produksi Lapangan Jambaran-Tiung Biru sebesar
100 MMSCFD kepada PT Pertamina (Persero), dan 85
MMSCFD kepada PT Pupuk Kujang Cikampek.
To date, in 2014, the Company's customers purchasing
crude oil from the Banyu Urip Field consists of teo entities,
namely PT Pertamina (Persero) and PT Tri Wahana Universal
(TWU). As regards the gas that si to be produced from the
jambaran - Tiung Biru Field, which is yet to operate, the
Company is in the process of an ongoing negotiation with
prospective buyers, namely PT Pertamina (Persero) and
PT Pupuk Kujang Cikampek. However, in his letter No.
1851/13/MEM.M/2014 dated 17 March 2014, the Minister
of ESDM has determined that the gas produced from the
Jambaran - Tiung Biru Field will be allocated to PT Pertamina
(Persero) in the amount of 100 MMSCFD and to PT Pupuk
Kujang Cikampek in the amount of 85 MMSCFD.
Sedangkan untuk produk sulfur yang nantinya direncanakan
akan dikomersialisasikan dari hasil produksi, pada 2014 ini
telah ditandatangani Marketing Plan untuk Rencana
Penjualan Sulfur Banyu Urip dan Jambaran-Tiung Biru
sebagai bentuk persetujuan oleh Operating Committee pada
tanggal 19 Agustus 2014.
As regards the sulphur as a product to be commercialized
from the production outcome , in 2014 a Marketing Plan
has been signed for the Planned Sales of Banyu Urip and
Jambaran - Tiung Biru Sulphur as a form of agreement by
the Operating Committee on 19 August 2014.
Mengelola Ekspektasi dan Kepuasan Pelanggan
Managing Customer Expectation and
Satisfaction
Perusahaan mengelola kebutuhan pelanggan dengan
menggunakan kombinasi dua pendekatan, yaitu Product
Driven Excellent, dan Customer Driven Excellent. Pendekatan
product driven dilakukan berdasarkan temuan kandungan
mineral yang ada di WK Blok Cepu. Berdasarkan temuan
kandungan mineral tersebut, dilakukan identifikasi pasar,
pendekatan kepada target pasar, edukasi kepada pasar,
customer relationship management dan MoU untuk transaksi
bisnis yang ditindaklanjuti dengan Sales Agreement.
Dilanjutkan dengan Delivery product dan aftersale service.
Sedangkan pendekatan Customer Driven dilakukan
berdasarkan kebutuhan dan permintaan pasar. Langkahlangkahnya meliputi memahami karakteristik pelanggan,
identifikasi persyaratan dan harapan pelanggan, lalu
formulasi Spesifikasi Produk dan Layanan, merancang
produk dan layanan, komunikasi dan edukasi pelanggan,
dilanjutkan dengan Kontrak Jual Beli, delivery, dan terakhir
memberikan layanan aftersales.
The Company manages customer expectations by
employing the combination of two approaches, that is, a
Product Driven Excellence and a Customer Driven
Excellence. The product-driven approach is based on the
discovery of the mineral(s) found in the Cepu Block Work
Area, for which the market is identified, approaches made
to the target market, market education and customer
relationship management are conducted and MOUs are
drawn up for business transactions to be followed by Sales
Agreements, product delivery and after-sales services. The
customer-driven approach is based on the market need
and demand. The steps involved are: understanding the
customer's characteristics, identifying the customer's
requirements and expectations, formulating Product
Specifications and Services, designing products and
services, communicating and educating the customer, to
be followed by a Sales and Purchase Agreement , delivery
and finally providing after-sales services.
Pada dasarnya, seluruh pelanggan Perusahaan memiliki
syarat dan harapan yang sama tertuang dalam kontrak,
terkait pemenuhan akan peningkatan volume, kualitas,
aspek delivery, pengurangan loss, serta pelayanan yang
tetap unggul.
In principle, all Company's customers have the same
requirements and expectations as set forth in the contract,
in relation to volume increase, quality, the delivery aspect,
reducing losses and excellent service.
Untuk dapat memenuhi ekspektasi pelanggan secara lebih
baik dan terpadu, Perusahaan menggunakan sistem
manajemen mutu dengan mengadopsi Mekanisme
Komunikasi Pelanggan terkait Produk dan Layanan sesuai
dengan TKO Suara Pelanggan PT Pertamina (Persero):
No B 004/1400/2008-SO. Perusahaan juga telah memiliki
kebijakan mengenai standar pelayanan minimal yang antara
lain memuat indikator keberhasilan dan sanksi atas ketidak
tercapaian standar mutu layanan, SOP Layanan Pelanggan
dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan menetapkan
indikator keberhasilannya dan diinformasikan secara terbuka
kepada stakeholders baik eksternal maupun internal
Perusahaan.
In an effort to better meet the customer's expectations in
an integral manner, the Company employs a quality
management system by adopting a Customer
Communication Mechanism relating to product and Service
as laid down in the TKO (Organizational Procedure) on
Customer's Voice of PT Pertamina (Persero) No. B
004/1400/2008-SO. The Company also has in place a policy
on the minimum standard for services which sets forth
indicators of success and imposition of sanctions for failure
to reach the service quality standard, and SOP for Customer
Service and Minimum Standard for Service (SPM) ,
determining the success indicators, which are
communicated openly to the stakeholders, both outside
and within the Company.
79
80
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Dalam menyelesaikan keluhan pelanggan secara efektif
dan cepat, Perusahaan melakukan koordinasi dengan
tahapan :
1. Penerimaan Keluhan dari pelanggan.
2. Analisa permasalahan yang dikeluhkan oleh pelanggan
dan ditindak lanjut oleh bagian terkait, ada kemungkinan
harus bekerjasama dengan Mitra.
3. Identifikasi alternatif solusi
4. Penentuan solusi
5. Implementasi solusi
6. Penyampaian penyelesaian keluhan kepada pelanggan.
7. Dokumentasi & evaluasi seluruh keluhan yang masuk
untuk kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk perbaikan
dan inovasi proses kerja sehingga Perusahaan mampu
menghasilkan produk dan layanan yang memenuhi
tuntutan bisnis dan harapan pelanggan.
In resolving customers complaints effectively and
expeditiously, the Company works in a coordinated manner
with the following steps:
1. Receiving the customer's complaint
2. Analyzing the matter lodged by the customer, for followup by the relevant division, with the possibility of involving
partner(s)
3. Identifying alternative solutions
4. Determining the solutions
5. Implementing the solutions
6. Suggesting the resolution of the complaint to the
customer
7. Documenting and evaluating all the complaints received
for follow-up action in the form of remedies and
innovation in work process with a view to enabling the
Company to deliver products and services that meet
the business demands and expectations of the
customer.
Keluhan pelanggan umumnya langsung ditangani secara
efektif dan cepat melalui tahapan tersebut diatas. Namun
apabila keluhan tersebut belum dapat ditangani, maka
Perusahaan akan menyampaikan informasi kepada
pelanggan melalui rapat yang menjelaskan status dan
waktu yang dibutuh untuk penyelesaian keluhan.
Generally, the customer's complaints are immediately dealt
with effectively and expeditiously through the above steps.
However, should the complaint remain unresolved, the
Company will inform the customer by way of a meeting,
explaining the status and the time required to settle such
complaint.
Hasil tindak lanjut ini akan selalu dipantau lalu kemudian
dievaluasi dan dibahas pada setiap pertemuan bulanan
seperti Rapat Koordinasi Penyaluran dan Pemasaran Minyak
Jawa Tengah - Jawa Timur sebagai usaha untuk
memperoleh umpan balik tentang produk dan dukungan
kepada pelanggan, perencanaan produk, optimalisasi
performance peralatan, pengaturan produksi dan pasokan,
perbaikan sistem kerja dan pengembangan bisnis baru
Perusahaan, membahas program kerja para partner,
mengangkat permasalahan yang sedang dihadapi oleh
masing masing pihak dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya, menanggapi dan memberikan solusi kepada
pihak terkait. Rapat koordinasi ini selalu dimonitor SKK
Migas selaku Regulator kegiatan Hulu Migas.
The outcome of such follow-up actions will be monitored
at all times for evalauation and discussion at the monthly
meetings such as the Coordinating Meeting on the
Distribution and Martketing of Oil in Central Java - East
Java in an effort to gain feedback on the product and
support for the customer, product planning, equipment
performance optimization, production and supply
arrangements, work systems improvement and developing
Company new ventures, discussing partners' work
programs, raising issues encountered by the parties in
running their respective operating activities, responding
and offerring solutions to the parties concerned. These
coordinating meetings are constantly monitored by SKK
Migas as the Regulatory Agency for Upstream Oil and Gas
activities.
Proses pengelolaan komplen terintegrasi dengan hasil-hasil
fokus pada pelanggan, terbukti tidak tejadi pengulangan
dari jenis pengaduan yang sudah pernah diselesaikan. Hasil
analisa dan evaluasi tersebut menjadi dasar untuk perbaikan
proses kerja dan sistem kerja di PEPC. Person in-Charge
yang bertanggung jawab dalam menindak lanjuti komplen
terbagi sesuai pelanggan, untuk Pertamina dan TWU adalah
Manager Produksi, sedangkan untuk SKK MIGAS
diamanahkan kepada Manager Reneval.
The process of dealing with complaints is integrated into
the outcome focussed on the customer, as evidenced by
the absence of repeat complaints of those that have been
resolved previously. The outcome of such analysis and
evaluation serve as the basis to improve work processes
and work systems in PEPC. The persons in charge of dealing
with customer complaints are divided according to the
customers, that are, the Production Manager deals with
Pertamina and TWU, while the Reneval (Planning and
Evaluation) Manager handles SKK Migas.
Kebijakan hubungan dengan pelanggan menjadi tugas dan
tanggung jawab fungsi di atas sesuai dengan tugas pokok
dan tanggung jawab masing-masing, diantaranya terkait
dengan pelayanan keluhan pelanggan, menyediakan
kemudahan dan kelancaran komunikasi dengan pelanggan
dan mengelola keluhan pelanggan.
Policies on relationship with customers are vested with the
above mentioned functions in accordance with their
respective duties and responsibilities, amongst which
relating to customer complaints, facilitating communication
with the customers and managing customer's complaints.
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
Dalam menjalankan bisnis bersama pelanggan,
PEPC mematuhi aturan dan etika bisnis yang berdampak
positif bagi kedua belah pihak. Perusahaan menjalankan
bisnis seprofesional mungkin dengan prinsip-prinsip yang
selaras dengan tata laksana good corporate governance,
yang transparan dan akuntabel. Perusahaan menempatkan
wewenang dan tanggung jawabnya sebagai
penjual/penyalur minyak mentah kepada pelanggan tanpa
tindakan yang merugikan siapapun. Perusahaan menjaga
kesepakatan serta kerahasiaan yang telah menjadi
komitmen dengan pelanggan, termasuk penyimpanan data
ataupun informasi yang tidak pantas untuk disebarluaskan.
Selama tahun 2014, terbukti tidak terdapat peristiwa
kehilangan data pelanggan ataupun pengaduan dari
pelanggan yang merasa dirugikan terkait keberadaan data
dirinya. [G4-PR8]
In the joint business with the customers, PEPC complies
with the rules and business ethics for a positive impact on
both sides. PEPC runs its business in the most professional
manner, espousing principles that are aligned with good
corporate governance, in a transparent and accountable
manner. The Company places its authorities and
responsibilities as crude oil distributor/seller to the
customers without undermining any party. The Company
maintains agreements and confidentiality as committed to
the customer, including the retention of data or information
that are not for disclosure.. During 2014, no incident was
recorded regarding customer's data loss or complaint from
customers who felt undermined in regard to its proprietary
data. [G4-PR8]
Melindungi Keselamatan dan Kesehatan
Pelanggan
Protecting the Customer's Safety and Health
Kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) yang dikeluarkan oleh PT Pertamina (Persero)
dalam menjalankan operasional perusahaan dimana
Perusahaan telah mengeluarkan Komitmen Manajemen
tentang Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan tanggal 10 Juni 2010 dengan tujuan untuk
melindungi setiap orang, aset perusahaan, lingkungan dan
komunitas sekitar dari potensial bahaya yang berhubungan
dengan kegiatan PEPC.
PT Pertamina (Persero) has issued its Policy on the
Management of Occupational Safety and Health to run the
company operations for which the Company Management
has issued its commitment on Health, Occupational Safety
and the Environment on 10 June 2010 aiming to protect
every person, company asset, the surrounding environment
and community against potential hazards related to the
activities of PEPC.
PEPC sebagai bagian dari KKKS Blok Cepu memiliki hak
sebesar 45% dalam share minyak yang berhasil diangkat
dari Lapangan Banyu Urip. Melalui pipa yang dioperatori
PT Geo Putra Perkasa, PEPC menjamin produk yang
dihasilkan tidak berbahaya bagi pembeli, yaitu PT Pertamina
(Persero) dan PT Tri Wahana Universal. Salah satu usaha
untuk menjamin keselamatan dan kesehatan, serta kualitas
minyak sebagai input dalam pengolahan lebih lanjut, adalah
dengan usaha menginjeksikan H2S Scavenger agar gas
yang terangkat tidak membahayakan.
PEPC, as part of the Cepu Block PSC contractors, holds a
45% share in the oil lifted from the Banyu Urip Field. Through
the pipeline operated by PT Geo Putra Perkasa, PEPC
guarantees that the product will not endanger the
customers, namely PT Pertamina (Persero) and PT Tri
Wahana Universal. One endeavour to assure safety and
health, and the oil quality for further processing, is to inject
the scavenger H2S gas to prevent the produced gas from
endangering others.
PEPC mengoperasikan minyak bumi dalam sistem yang
tertutup. Sehingga potensi bahaya dapat direduksi. Dengan
menjalankan bisnis yang sesuai dengan peraturan secara
konsisten dan terukur, Perusahaan menjamin keselamatan
dan kesehatan pelanggan serta masyarakat sekitar daerah
operasional dan penyaluran migas di Blok Cepu. Praktik ini
terbukti dengan tidak adanya jumlah ketidakpatuhan (noncompliance) terhadap peraturan dan etika mengenai dampak
kesehatan dan keselamatan selama daur hidup produk.
PEPC operates oil within a closed system and thereby
lowering the potential for danger. By running a business
that complies with the regulations consistently and
measurably, the Company assures the customer's and the
community's safety and health around its oil and gas
operating areas and distribution in the Cepu Block. This
practice proves to beneficial as evidenced by the absence
of non-compliance with regulations and ethics with respect
to impacts on health and safety of a product and services
during its lifecycle. [G4-PR2, HS4]
Secara umum, Perusahaan menjaga keselamatan dan
kesehatan dari penggunaan produk, pemberian label dan
informasi yang tepat guna, serta program komunikasi yang
keseluruhannya mengikuti etika dan aturan hukum yang
berlaku. Selama periode pelaporan, tidak terjadi pelanggaran
yang menimbulkan sanksi bagi Perusahaan dalam
pelanggaran yang dimaksud. [G4-PR9]
In general, the Company safeguards the health and safety
from product use, affixing effective labels and information
and a communication program that in all abides by ethics
and the applicable law. No violation was committed by the
Company in 2014 that was liable to sanctions. [G4-PR9]
[G4-PR2, HS4]
81
82
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Membangun Komunikasi yang Etis dan
Harmonis
Nurturing an Ethical and Harmonious
Communication
PEPC meyakini bahwa tanpa komunikasi dua arah dan
intensif, suatu pekerjaan yang membutuhkan kerja sama
dua pihak akan cenderung terhambat. Kerja mencari sumber
energi bagi kepentingan luas yang dilaksanakan pada suatu
daerah tentu membutuhkan kesamaan ekspektasi dan
pemerataan informasi yang menyeluruh sehingga rencana
yang sudah disusun tidak terganggu. PEPC, perusahaan
KKKS Blok Cepu, Pemerintah melalui SKK Migas, dan
masyarakat daerah operasi dan sekitarnya merupakan
subjek komponen yang saling berhubungan. Oleh karena
itu serangkaian strategi dan program komunikasi eksternal
perusahaan disusun demi menunjang maksud yang
diharapkan. [G4-DMA-PR]
PEPC believes that without an effective and intensive twoway communication, a job that requires the cooperation of
two sides will tend to stall. Work involving the search for
energy sources bearing an extensive interest and carried
out over a region will certainly require common expectations
and comprehensive equal sharing of information for an
undisrupted execution of a pre-determined plan. PEPC,
PSC contractors in the Cepu Block, the Government through
SKK Migas and the communities residing in the vicinity of
the areas of operation are components that interact.
Consequently, a series of corporate strategies and external
communication programs are devised to give leverage to
the expected objectives. [G4-DMA-PR]
Dengan melaksanakan praktik komunikasi yang memiliki
konten yang membangun dan positif serta sesuai dengan
etika dan peraturan yang berlaku, hal ini mampu menyokong
kinerja Perusahaan dalam menjalankan operasional bisnis
yang bermanfaat bagi siapapun. Potensi negatif yang dapat
merugikan masyarakat dan Perusahaan selanjutnya dapat
dicegah dari pelaksanaan praktik ini secara konsisten. Hal
ini terbukti dengan tidak adanya pengaduan ataupun sanksi
hukum atas pelanggaran yang terjadi akibat ketidakpatuhan
(non-compliance) atas peraturan ataupun etika mengenai
komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan
sponsorship selama tahun 2014. [G4-PR7, HS4]
By practising communication laden with constructive and
positive elements in line with the applicable ethics and
regulations, the Company performance will get leverage in
its business operation to the benefit of all. The negative
potential which is harmful to society and to the Company
may be prevented in a consistent manner. This is evidenced
by the absence of complaints or legal sanctions for violations
due to non-compliance with the regulations or ethics
regarding marketing communication, including from
advertising, promotion and sponsorship in 2014.
[G4-PR7, HS4]
Kontribusi Ekonomi & Tanggung Jawab Produk
Economic Contribution & Product Responsibility
83
84
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
MENINGKATKAN KONTRIBUSI
SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKELANJUTAN
IMPROVING SUSTAINABLE HUMAN RESOURCE CONTRIBUTION
“Sumber Daya Manusia yang berkualitas, kreatif
dan memiliki motivasi tinggi merupakan aset
terpenting bagi Perusahaan”
“Qualified, creative, and highly-motivated Human Resources
are the most important assets of the Company”
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Perusahaan menyadari bahwa pekerja merupakan
aset utama yang mempunyai peranan sangat
penting dalam mencapai pertumbuhan usaha yang
berkelanjutan. Oleh sebab itu, Perusahaan
berkomitmen untuk mengelola kapabilitas dan
kapasitas pekerja demi meningkatkan daya saing
organisasi secara sistematis melalui PEPC
“Milestone” Human Resources Plan Tahun 20142018. Dalam “Milestone” Human Resources Plan
tersebut diatur tiga program utama manajemen
SDM yaitu: 1) Pengembangan dan Pengelolaan
Sumber Daya Manusia (SDM), 2) Pengembangan
Sistem Manajemen SDM dan Optimalisasi
Operasional SDM, 3) Persiapan dan implementasi
Perusahaan. [G4-DMA-LA]
The Company realizes that workers are the main
assets playing highly important roles in achieving
sustainable business growth. Therefore, the
Company is committed to managing the capability
and capacity of workers in order to enhance the
competitiveness of the organization systematically
through the PEPC Human Resources Plan
Milestone Year 2014-2018. In the Human
Resources Plan Milestone are set out three main
programs of human resources management,
namely: 1) Human Resource (HR) Development
and Management, 2) HR Management System
Development and HR Operational Optimization, 3)
Company preparation and implementation.
[G4-DMA-LA]
Gambar 9.1 “Milestone” Human Resources Plan 2014-2018 Figure 9.1 Milestone of Human Resources Plan 2014-2018
Pengembangan dan
Pengelolaan SDM
HR Development
and Management
CORPORATE CULTURE
HR Vision, Mission & Strategy
Assessment Center
Design Training &
Development Program
Design Training & Development Competency Based
RPSDM (Single Grade, Replacement, Remuneration)
Pengembangan Sistem
Manajemen SDM dan
Optimalisasi
Operasional SDM
HR Management
System Development
and HR Operational
Optimization
Persiapan dan
Implementasi
Organisasi
Organizational
Preparation and
Implementation
Konfigurasi Sistem MySAP Terkait RPSDM
MySap System Configuration related to
HR Development Plan
Design Recruitment System
Analisa Jabatan Job Analysis
Desain Perf.
Appraisal System
Optimalisasi “HR Operations” melalui HRIS HR Operations Optimization with HRIS
Sistem, SOP dan Kebijakan
Administrasi SDM
System, SOP, and HR
Administrative Policy
Rekrutmen dan Penempatan Sesuai dengan Progres Pengembangan Recruitment and Placement in Accordance with Development Process
Implementasi, Monitor dan Evaluasi Efektifitas Organisasi Implementation, Monitoring, & Effectiveness Evaluation of Organization
Re-organisasi & Replacement terkait dengan RPSDM
Reorganizing & Replacement related to HR Development Plan
MPP
Retirement Preparation Period
2014
2015
2016
2017
2018
85
86
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
JUMLAH DAN KOMPOSISI PEKERJA
NUMBER AND COMPOSITION OF EMPLOYEES
Perusahaan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan
kesempatan yang adil bagi setiap pekerja untuk berkarya,
berprestasi dan berkarir tanpa ada unsur diskriminasi terkait
dengan faktor suku, agama, jenis kelamin, aspirasi politik
dan lainnya. Sampai dengan akhir periode pelaporan, total
pekerja Perusahaan mencapai 212 orang pekerja dengan
komposisi 124 orang pekerja tetap dan 88 orang pekerja
tidak tetap.
The company upholds the equality principle and provides
fair opportunity for all employees to work, perform, and
develop their career without discrimination to ethnicity,
religion, gender, political aspiration, or any other factors.
As of the end of the reporting period, the Company is
supported by 212 employees in total, consisting of 124
permanent and 88 non-permanent employees.
Tabel 9.1 Jumlah dan Komposisi Pekerja PEPC Tahun 2012-2014 [G4-10 ,G4-LA12, SE15]
Table 9.1 Number and Composition of PEPC Employees in 2012-2014 [G4-10 ,G4-LA12, SE15]
Jumlah dan Komposisi Pekerja Perusahaan (orang)
Number and Composition of Employees (persons)
2012
2013
2014
Wanita
Female
Pria
Male
Wanita
Female
Pria
Male
Wanita
Female
Pria
Male
5
59
9
82
16
108
16
45
23
85
16
72
Status Kepekerjaan Employment Status
Pegawai Tetap
Permanent Employees
Pegawai Tidak Tetap
Non-Permanent Employees
* Pegawai Tidak Tetap : Komisaris, PKWT, Secondee MCL Non-Permanent Employees: Commissioners, Fixed-Term Employment Contract, Secondees from MCL
Usia Age
<31 Tahun
<31 Years old
31 - 40 Tahun
15
17
19
24
15
22
31 - 40 Years old
3
29
8
53
11
56
41 - 50 Tahun
41 - 50 Years old
2
31
2
55
2
48
>50 Tahun
>50 Years old
1
27
3
35
4
54
Tingkat Pendidikan Educational Background
SLTA
Senior High School
0
3
0
4
0
8
Diploma
Diploma
5
5
4
6
2
6
S1
Bachelor's Degree
14
73
24
117
27
120
S2 dan S3
Master's and Doctorate Degrees
2
23
4
40
4
42
Wilayah Kerja Working Area
Kantor Pusat PEPC
PEPC Head Office
19
78
30
137
30
147
Kantor Bojonegoro
Bojonegoro Office
0
6
0
6
0
9
Kantor MCL
MCL Office
2
20
2
24
2
24
Level Jabatan Office Position
Komisaris/Komite Audit
Commissioners/Audit Committee
0
4
1
4
1
4
Direksi
Directors
0
3
0
3
0
4
Pembina
Advisors
0
0
0
7
0
5
Utama
Main
2
47
3
62
3
68
Madya
Associate
16
42
21
78
19
76
Biasa
Common
3
8
7
13
9
23
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Jumlah dan Komposisi
Pekerja Perusahaan (orang)
Number and Composition of
Employees (persons)
2012
Kantor Pusat
PEPC
PEPC
Head Office
2013
Kantor
Bojonegoro
Bojonegoro
Office
Kantor MCL
MCL Office
Kantor Pusat
PEPC
PEPC
Head Office
87
2014
Kantor
Bojonegoro
Bojonegoro
Office
Kantor MCL
MCL Office
Kantor Pusat
PEPC
PEPC
Head Office
Kantor
Bojonegoro
Bojonegoro
Office
Kantor MCL
MCL Office
Komisaris/Komite Audit
Commissioner/Audit
Committee
2
0
0
5
0
0
5
0
0
Direksi Directors
3
0
0
3
0
0
4
0
0
Management
30
0
6
29
0
7
27
0
7
Staff
72
6
16
130
6
19
141
9
19
Jumlah dan Komposisi
Pekerja Perusahaan (orang)
Number and Composition of
Employees (persons)
2012
<31
Tahun
Years Old
2013
31-40
41-50
Tahun
Tahun
Years Old Years Old
>50
<31
Tahun
Tahun
Years Old Years Old
2014
31-40
41-50
Tahun
Tahun
Years Old Years Old
>50
Tahun
Years Old
<31
Tahun
Years Old
31-40
41-50
Tahun
Tahun
Years Old Years Old
>50
Tahun
Years Old
Komisaris/Komite Audit
Commissioner/Audit
Committee
0
0
1
1
0
0
2
3
0
0
1
4
Direksi Directors
0
0
0
3
0
0
0
3
0
0
0
4
Management
0
0
20
6
0
0
26
10
0
0
19
15
32
32
12
18
43
61
29
22
37
67
30
35
Staff
2012
2013
Jumlah dan Komposisi
Pekerja Perusahaan (orang)
S2 & S3
S2 & S3
SLTA
S1
SLTA
S1
SLTA
Number and Composition of
& Senior
& Senior
Senior High Diploma
Bachelor's Master's
High Diploma
Bachelor's Master's
High
Diploma
Doctorate
Diploma
Doctorate
Employees (persons)
School
Degree
School
Degree
School
Degrees
Degrees
2014
S2 & S3
S1
Diploma Bachelor's
Master's &
Diploma
Doctorate
Degree
Degrees
Komisaris/Komite Audit
Commissioner/Audit
Committee
0
0
0
2
0
0
1
4
0
0
1
4
Direksi Directors
0
0
2
1
0
0
2
1
0
0
3
1
Management
0
0
16
10
0
0
21
15
0
0
19
15
Staff
3
10
69
12
4
10
117
24
8
8
127
26
88
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT,
NYAMAN DAN PRODUKTIF
CREATING A HEALTHY, COMFORTABLE, AND PRODUCTIVE WORKING ENVIRONMENT
Hubungan Manajemen dan Pekerja
Relations between Management and Workers
Perusahaan senantiasa menjalin komunikasi yang intensif
dengan para pekerja untuk membangun suasana kerja yang
sehat, nyaman dan produktif. Untuk menjalin komunikasi
yang intensif tersebut, Perusahaan telah menyediakan
sebuah sarana komunikasi bagi para pekerja untuk
berdiskusi langsung dengan manajemen yang disebut
employee forum. Selanjutnya, untuk meningkatkan
kekompakan dan interaksi antar pekerja, Perusahaan
melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung aktifitas
pekerja seperti family gathering/team building yang
dilaksanakan setiap tahun, siraman rohani yang
dilaksanakan setiap bulan, perayaan ulang tahun bersama
seluruh pekerja yang dilaksanakan setiap bulan serta safety
moment yang dilaksanakan setiap minggu. [G4-DMA-LA]
The Company always creates intensive communication
with the workers to build a healthy, comfortable, and
productive working environment. In establishing intensive
communication, the Company provides a medium which
enables direct discussions between employees and the
management via employee forum. To improve interemployee solidarity and interactions, the Company also
holds various activities to support the employees, such as
annual family gathering/team building, monthly spiritual
cleansing, monthly birthday celebration for all employees,
and weekly safety moments. [G4-DMA-LA]
Dengan berbagai program tersebut, sampai dengan periode
pelaporan, Perusahaan mampu menjaga suasana
lingkungan kerja yang produktif sehingga menciptakan rasa
nyaman bagi para pekerja yang diindikasikan dengan
rendahnya tingkat pergantian (turnover) pekerja yang hanya
sebesar 3,77% dari total pekerja dengan jumlah pekerja
yang keluar dari perusahaan sebanyak 8 orang disebabkan
habis masa kontrak (3 orang), mengundurkan diri (2 orang)
dan mutasi ke Pertamina Group (3 orang) [G4-LA1]. Khusus
untuk pekerja yang mengundurkan diri, Perusahaan
mewajibkan pekerja tersebut untuk mengisi formulir Exit
Interview Questionnaire. Formulir tersebut bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai pendapat pekerja yang
akan mengundurkan diri terkait berbagai kebijakan yang
diterapkan oleh Perusahaan untuk perbaikan dan
peningkatkan kualitas manajemen di masa depan. Pendapat
dari pekerja tersebut tidak akan berpengaruh terhadap
pemberian hak-hak Pemutusan Hubungan Kerja yang akan
diterima oleh pekerja.
With these programs, as of the reporting period, the
Company has been able to maintain productive working
environment which provide comfort to employees. This is
indicated by a low rate of employee turnover at 3.77% or 8
out of the total employees. From these 8 employees, 3 have
completed their contracts, 2 resigned, and 3 were transferred
to Pertamina Group [G4-LA1]. Resigned employees are obliged
to fill out an Exit Interview Questionnaire. The questionnaire
is intended to gather opinions from the resigning employees
on various policies applied by the Company for the
improvement of management quality in the future. Such
opinions will not affect the Employment Termination benefits
to which the relevant employees are entitled.
Selur uh aspek yang terkait dengan hubungan
ketenagakerjaan antara Perusahaan dan pekerja mengacu
pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan
(PP) PT Pertamina EP Cepu Periode 2012 - 2014 namun
untuk hal-hal yang belum diatur dalam PP tersebut berlaku
ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) PT Pertamina (Persero) sebagai Perusahaan Induk,
sehingga hak dan kewajiban seluruh pekerja telah memiliki
referensi perjanjian bersama yang jelas. [G4-11, SE-8]
All aspects relating to employment relations between the
Company and employees refer to the provisions established
in PT Pertamina EP Cepu Corporate Regulation of 20122014. Matters not yet discussed in the Regulation will be
controlled under provisions contained in PT Pertamina
(Persero) Collective Labor Agreement as the Holding
Company, to facilitate clear mutual agreement as the
reference for employee rights and obligations. [G4-11, SE-8]
Sumber Daya Manusia
Human Resources
PEPC berkomitmen untuk menghormati aspek Hak Asasi
Manusia (HAM) dalam setiap kegiatan operasionalnya.
Kebijakan kebebasan berserikat, berpolitik dan menyalurkan
aspirasi politik secara demokrasi maupun memberikan
sumbang saran bagi kemajuan perusahaan adalah salah
satu wujud penghargaan terhadap HAM. Kedepannya,
Perusahaan akan menjamin hak pekerja untuk berserikat
dengan membentuk Serikat Pekerja. Perusahaan juga
menghargai kebebasan berserikat dan berpolitik para
pemasok atau mitra kerja yang mereka jalani. Perusahaan
membuka pintu komunikasi dengan para mitra kerja dengan
memberikan kontribusi berupa sumbang saran dan
negosiasi. [G4-HR4, SE8, SE9]
PEPC is committed to respect Human Rights in all of its
operations. Policies on freedom of association, engagement
in politics, and political aspiration channeling democratically,
which have been able to contribute to the creation of inputs
for Company development, are a means to show Company's
respect for Human Rights. In the future, the Company will
guarantee employee's freedom of association with the
establishment of a Labor Union. The Company also respects
the freedom of association and political aspirations of
suppliers and work partners. Additionally, the Company
enables communication with work partners through
contributions of inputs and negotiations. [G4-HR4, SE8, SE9]
Untuk mencegah terjadinya kerja paksa, Perusahaan telah
melengkapi sistem pergantian waktu kerja (shift) pada
beberapa bagian operasionalnya dan mengatur waktu kerja
formal pada Peraturan Perusahaan PT Pertamina EP Cepu
Periode 2012 - 2014. Waktu kerja formal Perusahaan terbagi
menjadi tiga kategori yaitu waktu kerja biasa, waktu kerja
regu bergilir dan waktu kerja di lepas pantai (off shore) atau
daerah operasi tertentu. Pada periode pelaporan, tidak
terdapat insiden kerja paksa. [G4-HR6, SE8]
To prevent forced labor practices, the Company has
established a shift system for several operating units and
made schedules for formal work time in PT Pertamina EP
Cepu Corporate Regulation of 2012-2014. Formal work
time for the Company is divided into three categories, i.e.
regular work time, rotating group work time, and off-shore
or particular operation site work time. In the reporting period,
there were no records on forced labor practices. [G4-HR6,
SE8]
Tabel 9.2 Jenis Waktu Kerja Formal Perusahaan Table 9.2 The Company Formal Work Time
Jenis Waktu Kerja Work Time Category
Deskripsi Description
Waktu kerja biasa
Regular work time
40 (empat puluh) jam per minggu dan 8
jam per hari untuk 5 hari kerja sesuai
dengan peraturan ketenagakerjaan yang
berlaku.
40 (forty) hours per week and 8 hours per
day for 5 workdays in accordance with the
applicable employment regulations.
Waktu kerja regu
bergilir
Rotating group
work time
Waktu yang dilaksanakan dengan sistem
penggantian regu yang dilakukan setelah
bekerja 8 jam atau maksimal 12 jam
perhari sampai dengan digantikan oleh
regu berikutnya secara bergilir atau
diijinkan meninggalkan tugas oleh kepala
regunya atau pengawas dengan
menyediakan pengganti yang ditetapkan
berdasarkan kebutuhan operasi
Perusahaan.
Carried out in group shifting system, after
8 hours of work or maximum 12 hours per
day until replaced by the next group or
permitted to leave the duty by the group
head or supervisor by providing
replacement determined by the needs of
Company's operation.
Waktu kerja di
lepas pantai (off
shore) atau daerah
operasi tertentu
Off-shore or
particular operation
site work time
Diatur tersendiri oleh pimpinan
Perusahaan dengan berpedoman pada
Kepmenakertrans No mor 234/Men/2003.
Separately regulated by Company leaders
with reference to Ministry of Manpower
and Transmigration Decree No.
234/Men/2003.
Secara formal Perusahaan tidak mengatur ketentuan serta
pemberitahuan mengenai perubahan operasional
Perusahaan. Namun demikian, Perusahaan senantiasa
mempertimbangkan sisi kesiapan para pekerja atas
perubahan kebijakan tersebut dan mengomunikasikan
perubahan tersebut melalui saluran komunikasi formal
seperti surat resmi, jaringan internet, dan lain-lain. [SE16]
Formally, the Company does not regulate and inform any
changes in Company's operations. The Company,
nevertheless, always considers employee preparedness on
the changes in the policies and communicates such
changes via formal communication channels, such as
formal letter, internet network, etc. [SE16]
Program Survei Kepuasan Pekerja
Employee Satisfaction Survey Program
Survei kepuasan pegawai dilakukan melalui Theme O Meter
Survey yang merupakan survei monitoring dan tracking
perubahan budaya kerja di Grup Pertamina. Survei ini
dilakukan melalui metode kuesioner, wawancara dan
verifikasi dengan tujuan untuk mengetahui persepsi pekerja
terhadap perubahan budaya kerja serta keberlanjutan
penerapan praktek budaya kerja. Perubahan budaya kerja
tersebut diukur melalui keterikatan pekerja dengan
Perusahaan (employee engagement).
Employee satisfaction survey is conducted through the
Theme O Meter Survey which monitors and tracks changes
in work culture of Pertamina Group. The survey is held with
questionnaire, interview, and verification methods which
aims to understand employee perception on the changes
in work culture as well as the sustainability of work culture
practice implementation. Such changes are measured
through employee engagement.
89
90
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pada periode pelaporan, hasil survei kepuasan pekerja
menunjukan employee engagement PEPC tertinggi yaitu
mencapai 82% jika dibandingkan unit bisnis lain dalam Grup
Pertamina nilai tersebut merupakan pencapaian tertinggi.
In the reporting period, the employee satisfaction survey
has shown that PEPC employment engagement reaches
the highest achievement at 82% compared to other business
units in Pertamina Group.
May 2012
November 2012
Grafik 9.1 Employee Engagement di Grup Pertamina
Chart 9.1 Employee Engagement of Pertamina Group
74
73 72 73 75
Pertagas
75
70
67 62 70 70
PT Pertamina
EP
61 62 70 66
PT PDSI
74
69
68
70 73 75 75
Pertamina
Geo Energy
May 2014
82
75
69 69 71
May 2013
November 2013
88 79 88 96
PT Pertahulu
Energy
PT Pertamina
EP Cepu
74 77 76 73
PT Pertamina
Lubricant
Program Pengaduan Pekerja
Employee Complaint Program
Program pengaduan pekerja merupakan salah satu bentuk
tanggung jawab Perusahaan untuk menjamin hak dan
perlindungan para pekerja. Perusahaan telah mengatur
mekanisme pengaduan pekerja terkait dengan praktik
ketenagakerjaan serta pelanggaran hak asasi manusia
sebagai berikut: [G4-DMA-LA, G4-DMA-HR, SE8, SE18]
a. Pekerja mengemukakan keluhannya kepada atasan
langsung untuk diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat.
b. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja upaya
musyawarah belum dapat diselesaikan, maka pekerja
dapat meneruskan keluhannya secara tertulis sesuai
dengan tabel pada matriks di bawah ini :
Employee complaint program is another form of
responsibility from the Company in assuring employee right
and protection. The Company has established a grievance
procedure for the employee complaints in relation to
employment practices and violation to human rights as
follows: [G4-DMA-LA, G4-DMA-HR, SE8, SE18]
a. Employee voices his/her complaints to the direct
supervisor to be settled through deliberation for
consensus.
b. If within seven workdays the deliberation fails to come
to an agreement, the said employee may submit his/her
complaints in writing by referring to the following scheme:
Tabel 9.3 Matriks Program Pengaduan Pekerja Table 9.3 Matrix of Employee Complaint Program
Pekerja
Employee
Atasan
Supervisor
L4D
L3D
L3D
X
L2D
L1D
Kepala Fungsi Tertentu
Head of Certain Function
Y
Z
X
Y
Z
X
Y
L2D
Direktur Utama
President Director
Z
L1D
X
Y
Z
= Penyelesaian keluhan secara tertulis tingkat I paling lama 7 (tujuh) hari kerja
1st level settlement of written complaint, maximum 7 workdays
= Penyelesaian keluhan secara tertulis tingkat II jika diperlukan dengan tembusan kepada fungsi SDM paling lama 7 (tujuh) hari kerja
2nd level settlement of written complaint, if necessary with copy to HR Unit, maximum 7 workdays
= Penyelesaian keluhan secara tertulis tingkat akhir paling lama 7 (tujuh) hari kerja
Final level settlement of written complaint, maximum 7 workdays
Tujuan dibentuknya mekanisme pengaduan tersebut adalah
untuk menjamin tercapaian penyelesaian pengaduan secara
efektif dalam jangka waktu yang sesuai. Sepanjang periode
pelaporan, tidak terdapat pengaduan tentang praktik
ketenagakerjaan dan pelanggaran hak asasi manusia
termasuk insiden diskriminasi yang diajukan oleh pekerja.
[G4-LA16, G4-HR3, G4-HR12, SE8, SE18]
The establishment of the grievance procedure aims at
assuring effective settlement of complaints within an
appropriate period of time. During the reporting period, there
were no complaints from employees on employment
practices, violation to human rights, or discrimination.
[G4-LA16, G4-HR3, G4-HR12, SE8, SE18]
Sumber Daya Manusia
Human Resources
MEMPERSIAPKAN SDM YANG MEMILIKI KUALIFIKASI
DAN KOMPETENSI UNGGUL
PREPARING HIGHLY-QUALIFIED AND COMPETENT HUMAN RESOURCES
Recruitment
Management
Time Information
Management
Job Position & Unit
Qualification and
Requirement
Scale
Appraisal
System
Qualification
Emp. Group & Level
Business
Event Catalog
Personnel Information
Management
Job & Position
Job & Position
Level & Grade
Job Position & Unit
Career and
Succession
Planning
Payroll
Administration
Benefit
Management
Payroll Item
Individual
Development
Plan
Business Event Catalog
Personnel Administration
Personnel Development
Emp. & Value Setting
Training and Event
Management
Rekrutmen Pekerja
Employee Recruitment
PEPC menganggap bahwa proses rekrutmen dan seleksi
pekerja merupakan tahapan penting untuk mempersiapkan
tenaga kerja yang memiliki kompetensi unggul. Sehingga
setiap tahunnya Per usahaan terus melakukan
penyempurnaan pada proses rekrutmen dan seleksi pekerja.
PEPC considers employee recruitment and selection as an
important stage in preparing a highly-competent workforce.
Each year, the Company constantly improves the employee
recruitment and selection process.
Proses rekrutmen dan persyaratan untuk menjadi pekerja
PEPC diatur dalam Standard Operating Procedure (SOP)
PT Pertamina (Persero) Nomor A-003/K10000/2013-S9
tentang Pedoman Pengelolaan Rekrutmen Pertamina Group
yang telah direvisi dengan SOP Nomor 001/SOP/PEPC/
2010. SOP rekrutmen tersebut mencakup standardisasi
End-to-End proses rekrutmen yang terdiri dari talent sourcing,
persyaratan administrasi, tahapan seleksi, pre-employment/
induction program dan hiring. [G4-DMA-LA]
The recruitment process and employment requirements
are regulated in PT Pertamina (Persero) Standard Operating
Procedures (SOP) Number A-003/K10000/2013-S9 on
Guidelines of Recruitment Management for Pertamina
Group which has been revised by SOP No. 001/SOP/PEPC/
2010. The recruitnment SOP covers standardized end-toend recruitment processes, which include talent sourcing,
administrative requirements, selection, pre-employment/
induction program, and hiring. [G4-DMA-LA]
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, syarat usia minimum calon
pekerja di Perusahaan adalah 18 tahun. Persyaratan ini
juga diberlakukan kepada para mitra kerja yang bekerja
sama dengan Perusahaan. Persyaratan tersebut
dimplementasikan dan diawasi dengan seksama oleh
Fungsi Sumber Daya Manusia (Human Capital). Sehingga,
selama periode pelaporan, tidak terdapat insiden pekerja
di bawah umur yang dipekerjakan oleh Perusahaan maupun
mitra kerja yang bekerja sama dengan Perusahaan. Hal ini
sesuai dengan kebijakan Pemerintah untuk mengadopsi
berbagai konvensi International Labour Organization (ILO)
tentang Sumber Daya Manusia. [G4-HR5, SE8, SE9]
Referring to Law No. 13 of 2013 on Employment, the
minimum age requirement for a prospective employee in
the Company is 18 years old. The requirement also applies
to work partners in cooperation with the Company. The
requirement is implemented and thoroughly monitored by
the Human Capital Function. Therefore, during the reporting
period there were no underage labor hired either by the
Company or Company's work partners. This has been in
compliance with Government policy in adopting various
conventions set out by the International Labor Organization
(ILO) on Human Resources. [G4-HR5, SE8, SE9]
91
92
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Jumlah pekerja baru pada periode pelaporan sebanyak 28
orang yang terdiri dari 24 pekerja pria (1 mutasi pekerja
dari Pertamina (Persero), 15 rekrutmen baru dan 1 secondee
dari MCL) dan 4 pekerja wanita (1 mutasi dari Pertamina
Persero dan 3 dari rekrutmen). Lebih dominannya rekrutmen
pekerja pria disebabkan karena sifat kegiatan bisnis di
bidang hulu minyak dan gas yang lebih banyak diminati
oleh pekerja pria.
During the reporting period, the Company has recruited 28
new employees, consisting of 24 male workers [one transfer
from Pertamina (Persero), 15 new recruits, and one
secondee from MCL] and four female workers [one transfer
from Pertamina (Persero) and three new recruits]. Male
domination in the recruitment is due to the fact that oil and
gas upstream industry attracts interest from mostly male
workers.
Pengembangan Sumber Daya Manusia PEPC
Human Resources Development
Pelatihan Pengembangan Kompetensi dan
Profesionalisme
Professionalism and Competency Development Training
Da la m ra ngka m eningka tka n kom petensi da n
profesionalisme seluruh pekerja dalam persaingan bisnis
yang semakin kompetitif, Perusahaan telah melakukan
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) secara
sistematis yang berfokus pada peningkatan keahlian,
pengetahuan dan sikap kerja sesuai dengan training need
assessment dan training guidance yang selaras dengan
kebutuhan jabatan dan perencanaan bisnis Perusahaan.
In order to improve competency and professionalism of all
employees within the increasingly fierce business
competition, the Company has carried out systematic
Human Resource development which focuses on the
improvement of expertise, knowledge, and work attitude
based on training need assessment and training guidance
which are in accordance with office needs and Company
business plans. [G4-GMA-LA, SE17]
Program pengembangan SDM dilakukan melalui pendidikan
karir, profesi, ketrampilan, sertifikasi keahlian, manajerial
serta berbagai kursus, pelatihan, penataran, seminar,
lokakarya serta pelatihan manajemen dan teknis yang
disesuaikan dengan kebutuhan jabatan dan perencanaan
bisnis Perusahaan. Berbagai program pengembangan ini
dilaksanakan secara internal maupun di lembaga
pendidikan/pelatihan eksternal. [ G4-G MA - LA, SE17 ]
The HR development program is provided through career,
profession, skill, certified expertise, managerial education,
in addition to various courses, trainings, in-service trainings,
workshops, and managerial and technical trainings adjusted
to office needs and Company business plan. These
development programs are conducted both internally and
externally/by educational institutions. [G4-GMA-LA, SE17]
Pada periode pelaporan, telah diselenggarakan lebih dari
136 program pelatihan (setara dengan 5.130 jam pelatihan)
yang diikuti oleh 164 peserta dengan jumlah hari pelatihan
684 hari atau 31,28 jam pelatihan/pekerja.
In the reporting period were held 136 training programs
(equivalent to 5,130 training hours) which was attended by
164 participants with 684 training days or 31.28 training
hours/worker.
[G4-GMA-LA, SE17]
Tabel 9.4 Jenis Pelatihan Pegawai Pria Tahun 2014 [G4-LA9, SE17] Table 9.4 Types of Training for Male Workers in 2014 [G4-LA9, SE17]
Jabatan
Position
Jumlah Program
Number of Program
Jumlah Peserta
Number of Participants
Jumlah Hari Pelatihan
Number of Training Days
Jam pelatihan/pekerja*
Training hours/worker*
Management
20
27
131
36,39
Staff
81
97
410
31,70
Total
101
124
541
32,72
Keterangan: 1 hari pelatihan = 7,5 jam belajar 1 training day = 7.5 hours of study
Tabel 9.5 Jenis Pelatihan Pegawai Wanita Tahun 2014 [G4-LA9, SE17]
Table 9.5 Types of Training for Female Workers in 2014 [G4-LA9, SE17]
Jabatan
Position
Jam pelatihan/pekerja*
Training hours/worker*
Jumlah Peserta
Number of Participants
Jumlah Hari Pelatihan
Number of Training Days
6
6
23
28,75
Staff
29
34
120
26,47
Total
35
40
143
26,81
Management
Jumlah Program
Number of Program
Keterangan: 1 hari pelatihan = 7,5 jam belajar 1 training day = 7.5 hours of study
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Pada periode pelaporan, investasi yang dikeluarkan oleh
Perusahaan untuk menyelenggarakan pelatihan dan
pengembangan SDM mencapai Rp3.624.812.543 meningkat
201% dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan
tersebut disebabkan oleh kebijakan manajemen atas
implementasi kebijakan Perusahaan untuk memiliki SDM
yang berkualitas dan berkompeten dibidang masing-masing.
The total investment spent by the Company for HR training
and development during the reporting period has reached
Rp3,624,812,543 or increased by 201% compared to the
previous period. The increase resulted from managerial
policy for Company policy to acquire qualified and
competent human resources in their respective fields.
Selanjutnya, pada periode pelaporan, Perusahaan telah
melaksanakan Knowledge Management Forum (KOMET)
sebanyak 30 kali, dengan narasumber dari beragam fungsi
dan bidang keahlian untuk mendesiminasikan best practices
yang bermanfaat bagi para pekerja dalam melakukan
perbaikan di penyelesaian pekerjaan sehari-hari.
Further, the Company has also conducted 30 sessions of
Knowledge Management Forum (KOMET) with speakers
from various functions and expertise to disseminate the
best practices beneficial for the workers in conducting
improvements for the completion of daily operations.
[G4-GMA-LA, SE17]
[G4-GMA-LA, SE17]
Tabel 9.6 Knowledge Management Forum yang Diselenggarakan Perusahaan Selama Tahun 2014
Table 9.6 Knowledge Management Forum Conducted by the Company in 2014
No
Fungsi
Function
Waktu
Time
Judul
Theme
1
30 Januari
2014
January 30,
2014
Optimalisasi Operasional
Produksi
Production Operation
Optimization
2
9 Mei 2014
May 9, 2014
Usaha Peningkatan Produksi
pada Fasilitas Gas Oil Separation
Plant (GOSP) melalui Debottle
Necking Flow Region Export
Pump & Well Monitoring
Production Improvement Efforts
in Gas Oil Separation Plant
(GOSP) Facility with Debottle
Necking Flow Region Export
Pump and Well Monitoring
Flow Assurance
Flow Assurance
Kepedulian Kita Meningkatkan
Safety Perusahaan
Our Awareness in Improving
Corporate Safety
Reduce Penggunaan Kertas di
PEPC
Reducing Paper Consumption in
PEPC
12 Maret 2014 March 12, 2014
Awareness of Employee Income
Tax and Individual Income Tax
Return (Incl. DGT Reg. No.PER1/PJ/2014 re. e-Filling)
Awareness of Employee Income
Tax and Individual Income Tax
Return (Incl. DGT Reg. No.PER1/PJ/2014 re. e-Filling)
28 Mei 2014
Efisiensi Penggunaan Biaya
Pemakaian User ID MySAP
dalam Implementasi Modul
Travel Management Melalui
Mekanisme Web Base
MySAP User ID Usage Fee
Efficiency in Travel Management
Module Implementation with
Web-Based Mechanism
26 Maret 2014 March 26, 2014
Potensi Hidrokarbon Di Formasi
Kujung WKP Alas Dara Kemuning
Hydrocarbon Potential in Kujung
Formation Alas Dara - Kemuning
Mining Work Area
9 Mei 2014
May 9, 2014
Pemodelan Geologi Lapangan
Gas Balun-Tobo Dalam
Menghitung Potensi
Sumberdaya Gas
Geological Modeling of BalunTobo Gas Field in Calculating
Potential Gas Resources
10
10 Mei 2014
May 10, 2014
Menangani Loss Circulation
dengan Penggunaan DOB2C
Pada Lapangan Banyu Urip
How to Handle Loss Circulation
Using DOB2C in Banyu Urip Field
11
3 April 2014
April 3, 2014
Optimalisasi Pengaturan Sistim
Manajemen Dokumen Melalui
Penerapan Aplikasi Documen
Management System di PEPC
Optimization of Document
Management System Setting with
Implementation of Management
System Document Application in
PEPC
Sosialisasi TKO Risk
Management
Socialization of Risk Managemet
Operational Procedures
Produksi
Production
3
4
5
HSSE
6
7
Keuangan
Finance
8
9
Eksplorasi
Exploration
Risk Management &
Quality Management
12
28 Februari
2014
February 28,
2014
May 28, 2014
93
94
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
No
Fungsi
Function
Waktu
Time
Judul
Theme
13
16 Mei 2014
May 16, 2014
Optimalisasi Pengelolaan
Administrasi General Services
Melalui Aplikasi Meeting
Reservation Management (MRM)
Optimization of General Services
Administration Management with
Meeting Reservation Management
(MRM) Application
14
16 Mei 2014
May 16, 2014
Optimalisasi Pengelolaan
Administrasi General Services
Melalui Aplikasi Car Reservation
Management (CRM)
Optimization of General Services
Administration Management with
Car Reservation Management
(CRM) Application
15
16 Mei 2014
May 16, 2014
Optimalisasi Pengelolaan
Administrasi General Services
Melalui Aplikasi Sistem
Informasi ATK (SIA)
Optimization of General Services
Administration Management with
Stationery Information System
(Sistem Informasi ATK/SIA)
Application
16
17 Mei 2014
May 17, 2014
Optimalisasi Pengembangan
Website PEPC melalui Sistim
Paralaks
Optimization of PEPC Website
Development with Parallax
System
17
28 Mei 2014
May 29, 2014
Membangun Perilaku /
Kebiasaan Baru
Building New Habits/Behaviors
18
9 Mei 2014
May 9, 2014
Optimasi Manajemen
Komunikasi Melalui
Pengintegrasian Komunikasi
Secara Sistematis Dengan
Penggunaan Formulir
Komunikasi Berupa Klarifikasi/
Jawaban/Bulletin
Optimization of Communication
Management with Systematic
Communication Integration Using
Communication Forms for
Clarifications/ Answers/Bulletins
19
9 Mei 2014
May 9, 2014
Monitoring Progress Proses
Pengadaan yang Bersifat
Universal Agar Mudah Dikaitkan
dengan Progress dari Project
Schedule
Universal Procurement Progress
Monitoring for Easy Association
with Project Schedule Progress
20
4 Juni 2014
June 4, 2014
Petrofac Surface Facilities
Petrofac Surface Facilities
21
9 Mei 2014
May 9, 2014
Optimalisasi Energi Untuk
Pembangkit Tenaga Penggerak
Dengan Cara Peningkatan
Tekanan Operasi Dari Fasilitas
Proses Gas Proyek JTB
Power Mover Energy
Optimization by Operating
Pressure Increase from JTB
Project Gas Process Facility
9 Mei 2014
May 9, 2014
Optimalisasi Sistem Refrigerasi
Dew Point Control Unit Dengan
Metode Integrasi Selektif Pada
Proyek Fasilitas Produksi Gas
JTB
Optimization of Dew Point Control
Unit Refrigeration System with
Selective Integration Method in
JTB Gas Production Facility
Project
9 Mei 2014
May 9, 2014
Peningkatan Feasibility Project
Cepu Gas Melalui Optimalisasi
Skenario Produksi Lapangan
Jambaran-Tiung Biru
Improvement of Cepu Gas
Feasibility Project with
Jambaran-Tiung Biru Fields
Production Scenario Optimization
24 September
2014
September 24,
2014
Analisa Decision Tree Sebagai
Screening Program Kerja PEPC
JTB
Decision Tree Analysis as JTB
PEPC Work Program Screening
9 Mei 2014
May 9, 2014
Optimalisasi Perencanaan
Pembangunan Wellpad Dengan
Metode Simultanous Planning
4D Pada Project Early Wellpad
Preparation (EPC-B) - JambaranTiung Biru Gas Development
Project
Optimization of Wellpad
Development Planning with 4D
Simultaneous Planning Method
in Early Wellpad Preparation
Project (EPC-B) - Jambaran-Tiung
Biru Gas Development Project
10 Mei 2014
May 10, 2014
Sistem Pengelolaan Dokumen
Perusahaan Melalui
Implementasi Document
Management System
Implementation of Company's
Document Management System
General Services
Secondee PEPC
Engineering JTB
22
23
Reservoir
24
25
Project & Schedule
JTB
26
Sumber Daya Manusia
Human Resources
No
Fungsi
Function
Waktu
Time
Judul
Theme
27 Legal
9 Mei 2014
May 9, 2014
Peningkatan Laba Perusahaan
Melalui Penyesuaian Bagi Hasil
PEPC Di Blok Cepu
Company Profit Increase with
Adjustment to PEPC Production
Share of Cepu Block
28
26 Nopember
2014
November 26,
2014
Optimalisasi CAPEX JTB Untuk
Meningkatkan Keekonomian
Proyek JTB
Optimization of JTB Capital
Expenditure to Increase JTB
Project Economy
9 Mei 2014
May 9, 2014
Optimalisasi Sistem Prosedur
Keputusan Internal Opcom JOA
Untuk WP&B Melalui Routing
Slip Opcom Vote Di PEPC
Optimization of JOA Opcom
Internal Decision Procedure
System for WP&B with Opcom
Vote Routing Slip in PEPC
9 Mei 2014
May 9, 2014
Optimalisasi Pengelolaan
Dokumen Internal Audit Melalui
I-Share Di PEPC
Optimization of Internal Audit
Document Management with IShare in PEPC
29
Reneval
30 Internal Audit
Selain program pelatihan berdasarkan kebutuhan
jabatan/profesi, sebagai mana yang telah disusun dalam
training guidance, Perusahaan juga memberikan kesempatan
bagi pekerja untuk mendapatkan beasiswa melanjutkan
pendidikan formal yang diatur dalam SOP No.005/
Perusahaan/2009 tentang Bantuan Pendidikan.
In addition to trainings provided based on office/professional
needs as established in the training guidance, the Company
also provides opportunities for employees to receive formal
education scholarship which is regulated in the SOP No.
005/Perusahaan/2009 on Assistance for Education.
Pelatihan Persiapan Masa Purna Karya
Post-Retirement Preparation Training
Untuk mempersiapkan pekerja menghadapi masa purna
karya, Perusahaan telah menyelenggarakan pelatihan
sebagai bentuk pembekalan agar setelah masa purna karya
para pensiunan dapat melakukan kegiatan lain yang
produktif sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kebijakan ini telah diatur dalam Peraturan
Perusahaan PT Pertamina EP Cepu Periode: 2012 - 2014.
To help employees entering the post-retirement period, the
Company has conducted trainings to equip employees
with the capability to carry out productive activities for their
subsistence. Such policy has been set in PT Pertamina EP
Cepu Corporate Regulation of 2012-2014. [G4-LA10, SE17]
Pelatihan dan Sosialisasi Hak Asasi Manusia
Human Rights Training and Socialization
Untuk menghindari terjadinya insiden pelanggaran Hak
Asasi Manusia (HAM) yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan tentang HAM, Perusa haan telah
menyelenggarakan pelatihan mengenai HAM terkait
pengamanan yang diberikan khusus kepada pekerja yang
bertugas sebagai anggota satuan pengamanan (satpam).
Pelaksanaan pelatihan HAM untuk para anggota satpam
dilaksanakan bekerjasama dengan lembaga kepolisian.
Selama periode pelaporan, tiga anggota sekuriti (19% dari
jumlah total sekuriti) mendapatkan pengetahuan tentang
HAM dalam program pelatihan dengan jumlah waktu 16
jam pelatihan/hari dengan durasi selama 18 hari. [G4-HR2,
To avoid violations to Human Rights resulting from lack of
knowledge in human right affairs, the Company conducts
Human Rights training on security which is given particularly
to security guards. Human rights training for security guards
is conducted in cooperation with police institution. During
the reporting period, three security guards (19% of total
security guards) have received the knowledge on human
rights in the training program within 16 training hours/day
during the span of 18 days. [G4-HR2, G4-HR7, SE8, SE10]
Penilaian Kinerja Pekerja
Employee Performance Assessment
Evaluasi kinerja individual seluruh pekerja dilakukan dengan
menggunakan Sistem Manajemen Kinerja (SMK) yang
merupakan suatu proses untuk menciptakan pemahaman
bersama antara pekerja dengan manajemen tentang apa
yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
Kriteria sistem penilaian kinerja yang dibangun Perusahaan
telah memperhatikan aspek relevansi, sensitivitas,
reliabilitas, akseptabilitas dan practicality.
Individual performance evaluation is conducted using the
Performance Management System which is a process
which creates mutual understanding between workers and
management on what to achieve and how to do it. The
performance assessment system criteria established by
the Company have shown the aspects of relevance,
sensitivity, reliability, acceptability, and practicality.
[G4-LA10, SE17]
G4-HR7, SE8, SE10]
95
96
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Gambar 9.2 Aspek Kriteria Sistem Penilaian Kinerja Figure 9.2 Performance Assessment Criteria
Dapat membedakan SDM
yang berprestasi dan yang
tidak berprestasi.
Able to distinguish between
accomplished and nonaccomplished human resources
Sensivitas
Sensitivity
Pengukuran yang
valid dan dapat dipercaya
sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk pemberian
kompensasi dan pengembangan.
Valid and reliable measurement
as decision-making basis for
compensation giving and
development
Reliabilitas
Reliability
Relevan dengan deskripsi dan
spesifikasi jabatan yang diemban
serta sesuai dengan tuntutan visi,
misi dan nilai-nilai yang berlaku.
Relevant to the description and
specification of assumed position
and in accordance with applicbale
vision, mission, and values
Dimengerti dan diterima baik
oleh penilai dan pekerja
Understandable and wellaccepted by assessor and
employees
Relevansi
Relevance
Akseptabilitas
Acceptability
Dapat diterapkan
dengan mudah dan memiliki
risiko kesalahan yang rendah
Can be easily implemented with
low level of risks
Practicality
Practicality
Faktor utama yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah
prestasi hasil kerja berdasarkan kompetensi pekerja. Intisari
kompetensi yang digunakan untuk penilaian kinerja meliputi
pengetahuan tentang pekerjaan, kejujuran dan integritas,
motivasi dan kemauan berprestasi, kemampuan
berkomunikasi, tanggung jawab dan ketelitian, kemampuan
kerjasama, serta kemampuan memimpin.
The main factor that is assessed in performance is the
achievement of work results based on worker's competency.
Core competencies used in performance assessment
include the knowledge with respect to the duties, honesty
and integrity, motivation and the will to accomplish,
communication skill, responsibility and accuracy,
cooperation skill, and leadership skill.
Secara rutin, Perusahaan melakukan riviu atas penilaian
kinerja dan pengembangan karir setiap pekerja. Pada periode
pelaporan, seluruh pekerja telah mendapat penilaian dan
evaluasi kinerja [G4-LA11, SE17]. Reviu ini bertujuan untuk
memberikan insentif bagi para pekerja agar berkinerja
unggul dan mendukung pencapaian kinerja Perusahaan
secara berkelanjutan. Sistem penilaian kinerja ini telah
terintegrasi dengan sistem reward and punishment,
pengembangan karir dan remunerasi.
On a regular basis, the Company reviews the performance
and career development of each worker. In the reporting
period, the performance of all workers have been assessed
and evaluated [G4-LA11, SE17]. The review aims to provide
incentive to all employees to show superior performance
and support the achievement of Company performance
sustainably. This performance assessment system is
integrated with a reward and punishment system, career
development and remuneration.
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Penerapan Reward and Punishment
Reward and Punishment Implementation
PEPC menerapkan Reward Consequency System untuk
mendorong kinerja yang maksimal dari seluruh para pekerja.
Sistem ini ditujukan untuk memotivasi, memberdayakan
dan memaksimalkan kontribusi seluruh pekerja kepada
Perusahaan sekaligus mengapresiasi kinerja sesuai
kontribusinya. Dalam sistem tersebut, keberhasilan pekerja
atas pencapaian target kinerja akan dikaitkan langsung
dengan merit increase yang akan mempengaruhi promosi
dan remunerasi jabatan. Selama periode pelaporan,
sejumlah penghargaan telah diberikan kepada para pekerja
yang memiliki kinerja yang memuaskan.
PEPC applies the Reward Consequency System to support
maximum performance of all workers. The system is aimed
at motivating, fostering, and maximizing contributions from
all workers to the Company, in addition to appreciating the
performance in accordance with the contribution. Within
the system, workers' achievement in meeting performance
target will be linked directly to merit increase which affects
promotion and job promotion. During the reporting period,
rewards have been given to employees who demonstrate
satisfactory performance.
Sementara itu, untuk meningkatkan kedisiplinan dalam
melaksanakan organisasi yang terintegrasi, Perusahaan
memberikan sanksi/hukuman atas terjadinya pelanggaran.
Penentuan jenis sanksi/hukuman didasarkan pada jenis
pelanggaran yang dilakukan, dampak yang ditimbulkan dan
motif perbuatan. Jenis-jenis sanksi/hukuman yang dapat
diberikan meliputi sanksi ringan, sedang, dan berat. Sanksi
ringan meliputi peringatan lisan dan tertulis. Sanksi sedang
meliputi peringatan keras tertulis, penurunan konduite 1
(satu) tingkat di bawah predikat sebelumnya atau
penundaan kenaikan pangkat dan/atau jabatan. Selanjutnya,
sanksi berat berupa penurunan pangkat dan/atau jabatan
maksimum dua tingkat, pemberhentian dengan tidak hormat
dan penurunan pangkat dan/atau jabatan maksimum tiga
tingkat dan diberhentikan.
Meanwhile, to increase the discipline in carrying out
integrated organization, the Company imposes
sanction/punishment to violations. The sanction/
punishment is decided based on the type of commited
violation, generated impact, and the motive behind the
violation. The sanctions/punishments are distinguished
into mild, medium, and severe sanctions. Mild sanction
includes verbal and written warnings. Medium warning
covers stern written warning, 1-level demotion or delay in
rank or position promotion. Severe sanction includes
maximum 2-level rank and/or position demotion,
dishonorable discharge, and maximum 3-level rank and/or
position demotion and termination of employment.
Pengembangan Karir Pekerja
Employee Career Development
Perusahaan menerapkan kebijakan yang fair dalam
pengembangan karir pekerja berdasarkan riviu penilaian
kinerja setiap pekerja secara periodik. Perusahaan
berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama
untuk pekerja pria dan wanita dalam pengembangan
karirnya. Pengembangan karir pekerja PEPC dituangkan
dalam bentuk proyeksi jabatan (career path), dimana kondisi
dan kesempatan pengembangan karir setiap pekerja
disesuaikan dengan kompetensi dan kebutuhan
Perusahaan. Perusahaan juga melakukan pengembangan
organisasi melalui berbagai promosi dan/atau mutasi
personal. Hal ini merupakan implementasi komitmen
Perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan seluruh
pekerja serta memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap pekerja untuk meningkatkan kecakapan/keahlian,
kompentensi dan integritas. [G4-LA11, SE17]
The Company applies fair policy in employee career
development based on performance review of each worker
periodically. The Company is committed to providing equal
opportunity for male and female employees in their career
development. PEPC employee career development is
established in the career path, in which the condition and
opportunity for career development of each employee are
adjusted to the competence and Company needs. The
Company also carries out organizational development
through various promotions and/or individual transfer. The
efforts are the implementation of Company commitment
to improving employees' welfare and providing equal
opportunity for the employees to increase their
skills/expertise, competency, and integrity. [G4-LA11, SE17]
97
98
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PEKERJA
IMPROVING EMPLOYEE WELFARE
Perusahaan memberikan remunerasi
kepada setiap pekerja berdasarkan
penilaian kinerja yang dicapai berupa
gaji pokok, tunjangan serta manfaat
lainnya yang sesuai dengan Peraturan
Perusahaan dan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Perusahaan
memberikan standar gaji dan
remunerasi lainnya secara nondiskriminatif antara pekerja pria dan
pekerja. Perusahaan menentukan
standar remunerasi lainnya berdasarkan
jenjang jabatan, kinerja, masa kerja dan
hasil penilaian kinerja individu tanpa
mempertimbangkan jenis kelamin.
The Company provides remuneration to the
employees based on the outcome oftheir
performance assessment, such as basic wage,
allowance, and other benefits under Corporate
Regulation and applicable regulations. The
Company sets the wage standard and other
remuneration non-discriminatively between
male and female workers. The Company sets
other remuneration standards based on
position, performance, working period, and
result from individual performance without
gender consideration.
Terdapat beberapa perbedaan dalam struktur remunerasi
yang diberikan oleh Perusahaan kepada pekerja menurut
status kepegawaiannya. Jenis remunerasi yang diberikan
kepada pekerja tetap tetapi tidak diberikan kepada pekerja
tidak tetap meliputi Tunjangan Profesi, Housing Ownership
Assistance Program (HOAP), Car Ownership Assistance
Program (COAP), Emergency loan serta Program Pensiun
Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti
(PPIP). [G4-LA2]
There are several differences in the remuneration structure
provided by the Company according to workers' employment
status. The remuneration provided exlusively to permanent
employees include Professional Allowance, Housing
Ownership Assistance Program (HOAP), Car Ownership
Assistance Program (COAP), Emergency Loan, and Defined
Benefit Pension Plan and Defined Contribution Pension
Plan. [G4-LA2]
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Tabel 9.7 Jenis Remunerasi Pekerja Tetap dan Pekerja Tidak Tetap
Table 9.7 Types of Remuneration for Permanent and Non-Permanent Employees
Status Pekerja Employment Status
Jenis Remunerasi
Type of Remuneration
Pegawai Tetap
Permanent Employee
Gaji Pokok
Basic Wage
Upah Kerja Lembur
Overtime Pay
Asuransi Jiwa
Life Insurance
Asuransi Kesehatan
Health Insurance
Tunjangan Kecelakaan Kerja
Occupational Accident Benefit
Tunjangan Kehamilan
Maternity Benefit
Tunjangan Profesi
Professional Allowance
Cuti Tahunan
Annual Leaves
Cuti Bulanan
Monthly Leaves
Cuti Melahirkan
Maternity Leaves
Program Pensiun Manfaat Pasti
(PPMP) dan Program Pensiun Iuran
Pasti (PPIP)
Defined Benefit Pension Plan and
Defined Contribution Pension Plan
Housing Ownership Assistance
Program (HOAP)
House Ownership Assistance Program
(HOAP)
Car Ownership Assistance Program
(COAP)
Car Ownership Assistance Program
(COAP)
Emergency Loan
Emergency Loan
Bantuan pemakaman dan
santunan kematian
Funeral Assistance and Death Benefit
Pengurusan Paspor dan Visa
Passport and Visa Application
Perjalanan Dinas Dalam dan Luar
Negeri
Domestic and Foreign Business Trip
Fasilitas Istirahat Tahunan
Annual Refreshment Facility
Perusahaan juga memberikan cuti hamil atau melahirkan
bagi pekerja wanita untuk dapat mengambil istirahat
sebelum dan setelah melahirkan selama maksimum 3
bulan. Selain itu, pekerja pria juga dapat mengajukan ijin
meninggalkan pekerjaan selama 3 hari jika istrinya
melahirkan. Fasilitas tersebut telah diatur secara formal
dalam Peraturan Perusahaan PT Pertamina EP Cepu Periode
2012 - 2014. Selama periode pelaporan, terdapat 3 orang
p e ke r j a w a n i ta y a ng m en gg un a k a n h a k c ut i
hamil/melahirkan dan 12 orang pekerja pria yang
menggunakan hak cuti ijin meninggalkan pekerjaan, seluruh
pekerja tersebut (termasuk pekerja yang menggunakan hak
cuti pada periode sebelumnya) bekerja kembali pada
Perusahaan setelah masa cuti berakhir (rasio bekerja
kembali dan retensi 100%). [G4-LA3]
Pegawai Tidak Tetap
Non-Permanent Employee
The Company also provides maternity leaves for female
employees prior to and after childbirth for a maximum of
three months. A male employee may also apply for a 3-day
leave when his wife gives birth. The facility has been formally
established in PT Pertamina EP Cepu Corporate Regulation
of 2012-2014. During the reporting period, 3 female
employees have used their entitled maternity leave , while
12 male workers also applied for the facility. These
employees returned to the Company when the leave period
ended (re-employment ratio and retention 100%). [G4-LA3]
99
100
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
MENUMBUHKAN BUDAYA KEAMANAN,
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
FOSTERING OCCUPATIONAL HEALTH, SAFETY,
AND SECURITY CULTURES
Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja terhadap pekerja
adalah prioritas utama dari aktivitas bisnis perusahaan
Occupational Health, Safety, and Security of the workers are the main
priorities of Company's business activities.
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
“Tidak ada pekerjaan yang lebih penting atau mendesak selain daripada
keselamatan anda, rekan kerja, pekerja lain atau orang lain”
"No job is more important nor more urgent than your safety, the safety of your colleagues,
of co-workers, and of others"
- Amril Thaib Mandailing, Direktur Utama PEPC PEPC President Director -
“Zero Accident” menjadi target utama kinerja kesehatan, keselamatan, keamanan
dan lingkungan kerja Perusahaan, oleh karena itu Perusahaan senantiasa
berkomitmen untuk menerapkan budaya peduli Health, Safety, Security and Environment
yang berkelanjutan.
"Zero Accident" becomes the main target of the Company's occupational health, safety,
security and environment performance. Therefore the Company is constantly committed to
implementing a culture of awareness of sustainable Health, Safety, Security, and Environment.
PEPC menyadari bahwa pengelolaan Kesehatan,
Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan Kerja (Health,
Safety, Security and Environment/HSSE) merupakan aspek
yang sangat penting dalam mencapai produktivitas kinerja
yang optimal, mengingat karakteristik bisnis Perusahaan
yang memiliki risiko kecelakaan kerja cukup tinggi. Oleh
karena itu, Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk
meminimalisir potensi dampak negatif dari aspek-aspek
Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan Kerja
melalui penerapan budaya HSSE yang baik berdasarkan
standar internasional secara konsisten dan
berkesinambungan. Budaya peduli HSSE tersebut telah
disosialisasikan dan diimplementasikan kepada seluruh
Insan PEPC pada semua tingkatan jabatan dimulai dari
Direktur Utama hingga Pelaksana di lapangan termasuk
mitra kerja dan rekanan. Untuk mendukung penerapan
budaya peduli HSSE, Perusahaan telah membuat berbagai
program sebagai berikut: [ G 4 - D M A - L A , H S 1 , H S 2 ]
PEPC realizes the essential role of Health, Safety, Security,
and Environment (HSSE) management in reaching optimal
performance and productivity, considering the Company's
relatively high-risk business character. Therefore the
Company is committed to constantly mitigate negative
impact potentials of the occupational health, safety, and
security aspects with consistent, sustainable, wellimplemented HSSE culture based on international
standards. Such culture of HSSE awareness is disseminated
to and implemented by all PEPC personnel, from the
President Director to Executives in the field including work
partners and vendors. To support HSSE awareness in its
corporate culture, the Company has devised the following:
1. Membuat Kebijakan HSSE sebagai bentuk komitmen
keselamatan, kesehatan dan keamanan lingkungan
bagi pekerja dan para pemangku lainnya;
2. Membuat Buku Sistem Manajemen HSSE dan 72
Panduan Kerja Operasi untuk dijadikan acuan dalam
pelaksanaan proses operasi rutin;
3. Menyusun Tata Kerja Organisasi (TKO) terkait aspek
HSSE;
4. Membuat dokumen perencanaan Safety In Design
sebagai dasar untuk menyusun Dokumen HSSE Plan
proyek PEPC;
5. Membuat buku saku HSSE yang dapat pahami oleh
pekerja dan dapat diterapkan dalam melakukan
pekerjaan operasional sehari-hari;
6. Membuat standar keselamatan, kesehatan kerja dan
lindungan lingkungan untuk tempat kerja, serta inspeksi
peralatan, sarana dan fasilitas (sesuai dengan
Peraturan/Standard /STK);
1. An HSSE Policy as a form of commitment in health,
safety, security, and environment towards workers and
other stakeholders.
2. A HSSE Management System Book and 72 Operational
Working Guidelines as References for daily operations.
7. Membuat sistem Contractor Safety Management System
(CSMS) dalam proses pengadaan, untuk memastikan
kepatuhan mitra kerja terhadap Aspek HSSE PEPC.
[G4-DMA-LA, HS1, HS2]
3. Organizational Working Procedures for HSSE Aspects.
4. A Safety in Design document as the basis in preparing
HSSE Plan for PEPC projects.
5. An HSSE pocketbook which is easily understood by
workers and applicable for daily operations.
6. Occupational health, safety, security, and environment
standards, in addition to equipment, infrastructure, and
facilities inspections (in accordance with
Regulations/Standard/System of Working Procedures
(STK)).
7. Contractor Safety Management System (CSMS) in
procurement process to ensure Vendors' compliance to
PEPC HSSE Aspects.
101
102
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Aspek-aspek HSSE yang menjadi perhatian Perusahaan
meliputi pendidikan dan pelatihan keamanan, kesehatan
dan keselamatan kerja, prosedur perlindungan pada
pekerjaan yang berisiko tinggi, implementasi dan
pengawasan kesehatan kerja, ketersediaan perlengkapan
alat keamanan dan keselamatan kerja, serta kewajiban
untuk melaporkan kinerja HSSE. Keseluruhan aspek tersebut
telah diatur secara formal dalam Peraturan Perusahaan
Periode 2012-2014 Bab VII tentang Perlindungan Pekerja,
sehingga dapat diimplementasikan secara
berkesinambungan. Pada periode pelaporan, Perusahaan
belum memiliki perjanjian formal tentang HSSE dengan
Serikat Pekerja namun Perusahaan menggunakan ketentuan
tentang HSSE dalam Perjanjian Kerja Bersama PT Pertamina
(persero) dengan serikat pekerjanya. [G4-LA8, SE16, HS1]
The HSSE Aspects that are the Company's concerns include
occupational health, safety, and security education and
training, protective procedures for high-risk jobs,
occupational health implementation and supervision,
availability of occupational security and safety equipment,
and the obligation to report the HSSE performance. These
entire aspects have been formally set in Company
Regulation of 2012-2014 Chapter VII concerning Worker
Protection to be implemented in a sustainable manner. In
the reporting period, the Company has not been devised a
formal agreement on HSSE with the Labor Union. However,
the Company has used the provisions concerning HSSE in
the Collective Labor Agreement between PT Pertamina
(Persero) and its labor union. [G4-LA8, SE16, HS1]
SISTEM MANAJEMEN HSSE PEPC PEPC HSSE MANAGEMENT SYSTEM
Gambar 10.1 Sistem Manajemen HSSE PEPC Figure 10.1 PEPC HSSE Management System
PLAN
ADJUST
8. Tinjauan
Manajemen
Management
Review
1
ASSESS
KEPEMIMPINAN
DAN KOMITMEN
LEADERSHIP AND
COMMITMENT
7. Audit HSSE
HSSE Audit
Manajemen pengelolaan HSSE Perusahaan berpedoman
pada Sistem Manajemen HSSE (SM HSSE) untuk kegiatan
hulu perminyakan dan gas berstandar internasional yang
disertai dengan 72 Panduan Kerja Operasional (PKO)
sebagai landasan pengendalian risiko HSSE yang
terintegrasi dengan kegiatan operasional Perusahaan.
Pengendalian risiko HSSE dilakukan dengan melakukan
pengaturan jam kerja, penetapan prosedur kerja yang aman,
pemantauan lingkungan kerja, pemakaian alat pelindung
diri serta promosi kesehatan. Berdasarkan sistem tersebut,
Perusahaan telah menyusun Road Map HSSE Excellence
2013-2020 yang memuat sasaran utama, strategi dan
program-program kerja HSSE. Road Map tersebut telah
disosialisasikan kepada seluruh unit di lingkungan
Perusahaan termasuk mitra kerja dan rekanan (Contractor
Safety Management System atau CSMS). [G4-DMA-LA]
2. Kebijakan dan Sasaran Strategis
Policy and Strategic Objectives
3. Organisasi, Tanggung Jawab,
Sumber Daya, Standar dan
Dokumentasi Organization,
Responsibilities, Resources,
Standards and Documentation
DO
4. Proses Manajemen Bahaya dan Risiko
Hazards and Risk Management Process
5. Pengendalian Operasional dan
Pemeliharaan
Operational Control and Maintenance
6. Monitoring Pelaksanaan dan Pelaporan
Implementation Monitoring and
Reporting
The Company's HSSE is managed , using as reference the
HSSE Management System for internationally standardized
oil and gas upstream operations in addition to 72 Operational
Working Guidelines. These are used as the basis for HSSE
risk controlling which is integrated with operational activities
of the Company through working hours scheduling, safe
working procedures, occupational environment supervision,
the use of personal protective equipment, and health
promotion. Under such system, PEPC has established HSSE
Excellence 2013-2020 Roadmap as HSSE's main targets,
strategies, and work programs. The Roadmap has been
disseminated to all units within the corporate environment,
not to mention to work partners (Contractor Safety
Management System/CSMS). [G4-DMA-LA]
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
ROADMAP HSSE PEPC
PEPC HSSE ROADMAP
OHSAS 18001
ISO 14001, PROPER BIRU
UNTUK ADK & KK, SILVER
UNTUK SECURITY
ISO 14001, PROPER BLUE for
ADK and KK, Silver for Security
2013
Pembuatan SM HSSE dan
Manual HSSE, STK HSSE
Pembuatan, Sosialisasi
dan Implementasi CSMS,
PEKA, Surat Izin Kerja
Aman (SIKA)
Pembinaan dan Training
HSSE
AMDAL Proyek JTB
Establishment of HSSE
Management System and
HSSE Manual, HSSE
System of Working
Procedures
Preparation, socialization,
and implementation of
CSMS, PEKA, and Safe
Work Permit (SIKA)
HSSE Coaching and
Training
JTB Project Environmental
Impact Analysis
2014
Pembinaan dan Training HSSE
(internal & eksternal, incl. Auditor
OSHAS dan ISO)
Pembuatan dan Implementasi SMP
Enterprise Resource Planning (ERP)
dan perlengkapan dan pelatihan
Aspek HSE masuk dalam penilaian
KPI
Management Walk Through, Safety
Moment, Rewards
Pembuatan video sosialisasi dan
video awareness
Pembuatan Modul Pelatihan
internal
Implementasi dan evaluasi OH
(Occupational Health) dan IH
(Industrial Hygiene)
Audit dan Evaluasi SM HSSE serta
Review Management
HSSE Coaching and Training
(internal and external, incl. OSHAS
and ISO Auditors)
Preparation and Implementation of
SMP
Enterprise Resource Planning (ERP)
and equipment and training
HSE Aspect included as KPI
assessment
Management Walkthrough, Safety
Moment, Rewards
Production of socialization and
awareness videos
Preparation of internal Training
Module
Implementation and evaluation of
OH (Occupational Health) dan IH
(Industrial Hygiene)
HSSE Management System Audit
and Evaluation and Management
Review
2015
PROPER BIRU
UNTUK ADK & KK
PROPER BLUE for ADK
and KK
2016
Pembinaan dan Training
HSSE (internal & eksternal)
Emergency Respon Drill (Fire,
Oil Spill, dan lain-lain)
Implementasi HSSE
Passport
Contractor Safety Workshop
& Rewards
Aspek HSE masuk dalam
penilaian KPI
Management Walk Through,
Safety Moment, Rewards
Audit dan Evaluasi SM
HSSE serta Review
Management
Pembinaan dan Training
HSSE (internal & eksternal)
Energi Efisiensi & Emission
Reduction
Emergency Respon Drill
(Fire, Oil Spill, dan lain-lain)
Contractor Safety
Workshop & Rewards
Aspek HSE masuk dalam
penilaian KPI
Management Walk Through,
Safety Moment, Rewards
Audit dan Evaluasi SM
HSSE serta Review
Management
HSSE Coaching and
Training (internal and
external)
Emergency Response Drill
(Fire, Oil Spill, etc.)
HSSE Passport
Implementation
Contractor Safety
Workshop and Rewards
HSE Aspect included as KPI
assessment
Management Walkthrough,
Safety Moment, Rewards
HSSE Management System
Audit and Evaluation and
Management Review
HSSE Coaching and
Training (internal and
external)
Energy Efficiency and
Emission Reduction
Emergency Response Drill
(Fire, Oil Spill, etc.)
Contractor Safety
Workshop and Rewards
HSE Aspect included as
KPI assessment
Management
Walkthrough, Safety
Moment, Rewards
HSSE Management
System Audit and
Evaluation and
Management Review
103
104
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
PROPER HIJAU UNTUK ADK
& KK, ISRS 7 LEVEL 4,
RE-SERTIFIKASI OSHAS 18001
PROPER GREEN for ADK and KK, ISRS
7 Level 4, OSHAS 18001 Recertification
2017
Pembinaan dan Training
HSSE (internal & eksternal)
Energi Efisiensi & Emission
Reduction
Emergency Respon Drill
(Fire, Oil Spill, dan lain-lain)
Implementasi HSSE
Passport
Contractor Safety Workshop
& Rewards
Aspek HSE masuk dalam
penilaian KPI
Management Walk Through,
Safety Moment, Rewards
Audit dan Evaluasi SM
HSSE serta Review
Management
HSSE Coaching and
Training (internal and
external)
Energy Efficiency and
Emission Reduction
Emergency Response Drill
(Fire, Oil Spill, etc.)
HSSE Passport
Implementation
Contractor Safety
Workshop and Rewards
HSE Aspect included as
KPI assessment
Management
Walkthrough, Safety
Moment, Rewards
HSSE Management
System Audit and
Evaluation and
Management Review
PROPER HIJAU UNTUK
ADK & KK, GOLD UNTUK
SECURITY, ISRS 7 LEVEL 5
PROPER EMAS UNTUK
ADK & KK, PROPER BIRU
UNTUK JTB, ISRS 7 LEVEL 6
2018
2019
PROPER GREEN for ADK and KK,
GOLD for Security, ISRS 7 Level 5
PROPER GOLD for ADK and KK,
PROPER BLUE for JTB, ISRS 7
Level 6
PROPER EMAS UNTUK
ADK & KK, PROPER BIRU
UNTUK JTB, ISRS 7 LEVEL 7
PROPER GOLD for ADK and KK,
PROPER BLUE for JTB, ISRS 7
Level 7
2020
Pembinaan dan Training
HSSE (internal & eksternal)
Energi Efisiensi & Emission
Reduction
Emergency Respon Drill (Fire,
Oil Spill, dan lain-lain)
Implementasi HSSE Passport
Contractor Safety Workshop &
Rewards
Aspek HSE masuk dalam
penilaian KPI
Management Walk Through,
Safety Moment, Rewards
Audit dan Evaluasi SM HSSE
serta Review Management
Pembinaan dan Training
HSSE (internal & eksternal)
Energi Efisiensi & Emission
Reduction
Emergency Respon Drill (Fire,
Oil Spill, dan lain-lain)
Implementasi HSSE Passport
Contractor Safety Workshop &
Rewards
Aspek HSE masuk dalam
penilaian KPI
Management Walk Through,
Safety Moment, Rewards
Audit dan Evaluasi SM HSSE
serta Review Management
Pembinaan dan Training
HSSE (internal & eksternal)
Energi Efisiensi & Emission
Reduction
Emergency Respon Drill (Fire,
Oil Spill, dan lain-lain)
Implementasi HSSE Passport
Contractor Safety Workshop &
Rewards
Aspek HSE masuk dalam
penilaian KPI
Management Walk Through,
Safety Moment, Rewards
Audit dan Evaluasi SM HSSE
serta Review Management
HSSE Coaching and Training
(internal and external)
Energy Efficiency and
Emission Reduction
Emergency Response Drill
(Fire, Oil Spill, etc.)
HSSE Passport
Implementation
Contractor Safety Workshop
and Rewards
HSE Aspect included as KPI
assessment
Management Walkthrough,
Safety Moment, Rewards
HSSE Management System
Audit and Evaluation and
Management Review
HSSE Coaching and Training
(internal and external)
Energy Efficiency and
Emission Reduction
Emergency Response Drill
(Fire, Oil Spill, etc.)
HSSE Passport
Implementation
Contractor Safety Workshop
and Rewards
HSE Aspect included as KPI
assessment
Management Walkthrough,
Safety Moment, Rewards
HSSE Management System
Audit and Evaluation and
Management Review
HSSE Coaching and Training
(internal and external)
Energy Efficiency and
Emission Reduction
Emergency Response Drill
(Fire, Oil Spill, etc.)
HSSE Passport
Implementation
Contractor Safety Workshop
and Rewards
HSE Aspect included as KPI
assessment
Management Walkthrough,
Safety Moment, Rewards
HSSE Management System
Audit and Evaluation and
Management Review
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
Struktur Organisasi HSSE PEPC
PEPC HSSE Organizational Structure
Struktur dan kedudukan unit HSSE diatur dalam SK Struktur
Organisasi HSSE Nomor Kpts. 012/CP0000/2014-SO
tentang Organisasi dan Tata Kerja PEPC tanggal 15 April
2014.
HSSE structure and position are regulated in Decision Letter
of HSSE Organizational Structure No. Kpts. 012/CP0000/
2014-SO on PEPC Organization and Working Procedure
dated April 15, 2014.
Struktur Organisasi HSSE PEPC
PEPC HSSE Organizational Structure
Gambar 10.2 Struktur Organisasi HSSE PEPC Figure 10.2 PEPC HSSE Organizational Structure
President Director
HSSE Manager
Asman Safety
& Health
Environment
Specialist
Asman
Security
Health & Safety
Performance
Coordinator
Security
Coordinator
Safety
Specialist
Area
Supervisor
OHIH
Specialist
Supervisor
Analyst
OIMS
Specialist
Berdasarkan struktur tata kelola, pengelolaan HSSE
Perusahaan dikoordinasikan oleh Manajer HSSE yang
bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama serta
memiliki jalur koordinasi dengan Asisten Manager Safety
& Health, Asisten Manager Environment Specialist, Asisten
Manager Security dan Operations Integrity Management
System (OIMS) Specialist.
In the organizational structure, the Company HSSE unit is
led by a HSSE Manager who directly reports to the President
Director and has communication line with the Safety and
Health Assistant Manager, the Environment Specialist, the
Security Assistant Manager, and the Operations Integrity
Management System (OIMS) Specialist.
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3)
Advisory Committee of Safety and Health at
Work (P2K3)
Demi meningkatkan kinerja HSSE, Perusahaan telah
membentuk Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (P2K3) untuk mendorong terwujudnya budaya
kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan Perusahaan
sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1125/2013
tentang Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) di Lingkungan PT Pertamina EP
Cepu tanggal 25 Februari 2013.
To improve its HSSE performance, the Company has
established an Advisory Committee of Safety and Health
at Work (P2K3) to foster occupational health and safety
culture within the corporate environment pursuant to the
Decree of the Head of Department of Manpower and
Transmigration of the Jakarta Special Region Number
1125/2013 concerning the Ratification of Advisory
Committee of Safety and Health at Work (ACSHW) for
PT Pertamina EP Cepu on February 25, 2013.
105
106
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
P2K3 menangani seluruh pelaksanakan kebijakan dan
prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan
Perusahaan. P2K3 ini beranggotakan manajemen dan
pekerja, dengan struktur formal kepengurusan sebanyak
15 pekerja (7% dari total seluruh pekerja Perusahaan) yang
terdiri dari 1 ketua, 1 wakil ketua, 1 sekretaris, 1 wakil
sekretaris, dan 11 anggota. Keanggotaan komite HSSE
berasal dari beberapa fungsi yang mencerminkan
perwakilan manajemen fungsi. [G4-LA5, HS1]
The committee handles overall implementation of
occupational safety and health policy and procedures within
the Company. Composed of managerial personnel and
workers, the ACSHW is represented formally by 15 workers
(7% of total Company's employees), i.e. one chairperson,
one vice-chairperson, one secretary, one vice-secretary, and
eleven members. The HSSE committee is formed of several
functions which reflects the representatives of functional
management. [G4-LA5, HS1]
Gambar 10.3 Struktur Organisasi P2K3 Figure 10.3 P2K3 Organizational Structure
Ketua P2K3 P2K3 Chairman
Direktur Utama President Director
Amril Thaib Mandailing
Wakil P2K3 P2K3 Vice-chairman
HSSE Manager
Tri Sapta Mulia Tambunan
Anggota P2K3 P2K3 Members
Cepu Safety Emerg Lead :
M. Taufik N. Arifin
Corp. Safety & Security : Wibisono
HSE Safety : Tania Pramadewi
Security : Huberto R. V. S. D
General Support Staff : Hasan Basri
Asst. Manager Human Capital :
Agung Nugraha H
Treasury : Dimas Satriyo
Quality Staff : R. Feri Sutanto
Project Engineer : P. Rinaldo Pasaribu
Legal Staff : Wibowo Budihananto
Finance Staff : Riyo Yudhistira
Drilling Engineer : Firman Aulia
Contract Specialist : Naomi Lousiana
KEAMANAN KERJA
OCCUPATIONAL SECURITY
Seluruh pekerja memiliki tanggung jawab untuk menjaga
keamanan pada semua aspek di tempat kerja mereka
dan memastikan bahwa asset Perusahaan, sumber daya,
serta informasi yang dipercayakan kepadanya dilindungi
dari pihak yang tidak memiliki kewenangan untuk
menggunakan atau memasukinya. Oleh karena itu penting
bagi pekerja untuk menyadari dan sepenuhnya mematuhi
Kebijakan Keamanan Perusahaan.
All employees are responsible for maintaining the security
of all aspects of their workplace and for ensuring that the
Company's assets, resources, and information entrusted
are protected from unauthorized parties trying to utilize or
enter into such facilities. Therefore it is important for
employees to be familiar with and to wholly comply with
the Company's Security Policy.
Perusahaan telah mengimplementasikan standar
pengamanan terbaik dan memiliki kerjasama langsung
dengan penyelenggara keamanan negara. Pedoman
Tanggung Jawab Pengamanan Bersama diciptakan,
disosialisasikan dan diuji demi kepentingan pengelolaan
bisnis Perusahaan, lingkungan wilayah kerja, masyarakat,
daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
The Company has implemented the best security standard
as well as forming close cooperation with National Security
forces. The Guidelines on the Shared Responsibility on
Security are created, disseminated, and tested in the interest
of the Company's business management, surrounding work
areas, the community, regions, and the Country.
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
Sebelum memulai pekerjaan, Perusahaan selalu
menginspeksi lokasi dan menentukan risiko adanya
ancaman terhadap keamanan kerja. Jika ada, Perusahaan
akan mengatasi ancaman yang teridentifikasi sebelum
memulai pekerjaan serta mengambil langkah-langkah untuk
mencegah ancaman tersebut.
Prior to initiating works, the Company inspects the location
in order to identify any potential harm. Any identified harm
will be later addressed through preventive measures prior
to initiating operation activities.
Perusahaan juga menyelenggarakan beberapa pelatihan
untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan para
satuan personal keamanan (sekuriti), diantaranya:
1. Gada Utama
2. Incident Investigations
3. Lead Auditor SMP
4. Fire & Rescue Type A
5. Fire & Rescue Batch II
6. Security Design Program
The Company also holds various knowledge-improvement
trainings for security personnel, such as:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gada Utama
Incident Investigations
Lead Auditor SMP
Fire & Rescue Type A
Fire & Rescue Batch II
Security Design Program
107
108
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
KESEHATAN KERJA
OCCUPATIONAL HEALTH
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi
dan produksi minyak dan gas bumi, banyak jenis pekerjaan
dalam bisnis PEPC yang memiliki risiko tinggi terhadap
kesehatan para pekerja akibat faktor cuaca, peralatan,
radiasi, gas hidrokarbon serta debu di lingkungan kerja.
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mewujudkan tingkat
kesehatan yang optimal bagi pekerja dan keluarganya,
Perusahaan menyelenggarakan program jaminan
pemeliharaan kesehatan dengan mengikutsertakan
pekerjanya dalam program jaminan kesehatan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Perusahaan juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala kepada setiap pekerja dan istri/suami pekerja
sehingga kondisi kesehatannya selalu terpantau dengan
baik. Pemeriksanaan tersebut merupakan upaya deteksi
dini dan pencegahan terhadap risiko kelelahan, stres, dan
penyakit endemik akibat pekerjaan, sehingga kinerja para
pegawai dapat terus optimal. Selain itu, Perusahaan juga
memberikan fasilitas kebugaran yang bertujuan untuk
meningkatkan semangat dan produktivitas para pekerja
dalam lingkungan kerja yang dinamis [G4-14, G4-LA7, HS2].
Sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap kesehatan
pekerja, program peningkatkan kualitas kesehatan kerja
tidak hanya dilakukan untuk para pekerja, tetapi juga meliputi
keluarga pekerja dan mitra kerja.
As a Company engaged in in oil and natural gas exploration
and production, many of its operations expose workers to
high health risks, due to factors such as weather, equipment,
radiation, hydrocarbon, and dusts in the field. As a result,
to optimize health protection to workers and their family,
the Company carries out a healthcare insurance program
by registering its employees in the Social Security Organizing
Body (BPJS) program. The Company also provides regular
medical examination for workers and their spouse to check
up on their health. Such examination is an effort of early
detection and prevention of risks of fatigue, stress, and
occupational endemic diseases, to maintain optimized
performance of the employees. The Company also provides
fitness facilities which aims at increasing the spirit and
productivity of workers within a dynamic work environment.
[G4-14, G4-LA7, HS2]. To express awareness of the employees'
health, the occupational health improvement program is
aimed to not only employees, but also to their family as
well as work partners.
Medical Check Up On Site
PEPC bekerja sama dengan
Pertamedika RSPJ (Rumah Sakit
Pertamina Jaya) menyelenggarakan
medical check up on site pada tanggal
25-26 Juni 2014 di Lantai 5 Gedung
Patra Office Tower. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan fisik
(oleh dokter umum dan dokter gigi);
pemeriksaan elektrokardiografi (EKG),
treadmill dan jantung oleh dan diawasi
dokter spesialis jantung; pemeriksaan
Ultrasonografi (USG) (dilakukan oleh
dokter spesialis radiologi; pemeriksaan
mata; pemeriksaan audiometri;
pemeriksaan lab (darah, urin dan
feses); foto rontgen; spirometri; dan
pemeriksaan pap smear bagi pekerja
wanita yang telah menikah.
PEPC, in cooperation with Pertamedika
RSPJ (Pertamina Jaya Hospital), held
on-site medical checkup on June 2526, 2014 at the 5th Floor of Patra Office
Tower Building. The checkup covered
physical examinations (by general
practitioners and dentists),
electrocardiography (ECG) test,
treadmill, and cardiac exam conducted
and supervised by cardiologists;
Ultrasound (USG) test (by radiologists);
eye examination; audiometric test, lab
tests (blood, urine, and feces); x-ray
exam; spirometry; and pap smear for
married female employees.
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
Basic Food Safety & Hygiene Sanitation Training (BFS & HST)
Perusahaan telah melakukan pelatihan
tentang dasar-dasar kesehatan,
keselamatan makanan dan hygiene
sanitasi bagi para penyaji makanan
dan minuman (office boy dan office
girl) pada tanggal 18 Oktober dan 24
Oktober 2014. Pelatihan ini diikuti oleh
hampir semua penyedia makanan
Perusahaan, baik yang bertugas di
kantor Jakarta maupun Bojonegoro.
Pelatihan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan prilaku penyaji
makanan dan minuman tentang
pentingnya menjaga kebersihan
kantor, meningkatkan mutu layanan
penyajian makan dan minuman serta
menghindari terjadinya penularan
penyakit melalui makanan dan
minuman bagi para pekerja PEPC.
The Company has provided Basic Food
Safety and Hygiene Sanitation Training
(BFS and HST) to food and beverage
servers (officeboys/girls) on October
18 and 24, 2014. The trainings were
attended by almost all food and
beverage servers in the Company, both
from Jakarta and Bojonegoro offices.
The trainings aim at improving
knowledge, understanding, attitude,
and behavior of these food and
beverage servers, in addition to avoid
the spreading of foodborne and
waterborne diseases among PEPC
employees.
Hari AIDS Sedunia - Cegah dan Lindungi Diri, Keluarga, Masyarakat
dari HIV dan AIDS Dalam Rangka Perlindungan HAM
World AIDS Day - Preventing and Protecting Oneself, Family, Community
from HIV and AIDS for Human Rights
Selain itu, sebagai bentuk solidaritas
tentang pentingnya upaya pencegahan
dan perlindungan terhadap diri,
keluarga dan masyarakat dari
penyebaran dan kontaminasi HIV dan
penyakit AIDS, Perusahaan telah
melakukan kampanye pencegahan
HIV/AIDS yang bertemakan "Hari AIDS
Sedunia - Cegah dan Lindungi Diri,
Keluarga, Masyarakat dari HIV dan
AIDS Dalam Rangka Perlindungan
HAM" serta diikuti oleh seluruh pekerja
dan mitra kerja Perusahaan.
Kampanye ini juga diselenggarakan
dalam rangka partisipasi Perusahaan
memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia
yang jatuh pada tanggal 1 Desember
2014. Dalam kampanye ini,
Perusahaan membagikan kepada
seluruh pekerja dan mitra kerja antara
lain poster, leaflet, booklet dan pin
tentang HIV/AIDS.
To show solidarity on the importance
of the prevention and protection to
oneself, family, and the community
against the spread and contamination
of HIV and AIDS, the Company has
conducted HIV/AIDS prevention
campaign with the theme "World AIDS
Day - Preventing and Protecting
Yourself, Your Family, and the
Community from HIV and AIDS for
Human Rights Protection" which was
attended by all employees and
partners of the Company. The
campaign was also conducted as
Company's participation in
commemorating the World AIDS Day
on December 1, 2014. During the
campaign the Company distributed
HIV/AIDS-related posters, leaflets,
booklets, and pins to employees and
work partners.
109
110
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
KESELAMATAN KERJA
OCCUPATIONAL SAFETY
Karakteristik bisnis perusahaan yang mengelola sumber
daya alam memiliki risiko yang tinggi terhadap keselamatan
para pekerjanya. Oleh karena itu, keselamatan pekerja
adalah prioritas utama bagi Perusahaan dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya. Komitmen tersebut diwujudkan dengan
menyediakan semua perlengkapan keselamatan kerja
seperti coverall, sepatu, helm, sarung tangan, kacamata,
dan perlengkapan lainnya sesuai dengan standar
keselamatan kerja di bidang bisnis hulu minyak dan gas.
Perusahaan juga melakukan penyesuaian dan perbaikan
perlengkapan keselamatan kerja secara terus menerus
dengan mengadopsi teknologi keselamatan kerja yang
mutakhir. Selain itu, komitmen ini juga dicerminkan melalui
Panduan Kerja Organisasi (PKO) PEPC Nomor A001/PKO.2-02/CP3010/2013-S0 tentang Kebijakan Untuk
Menghentikan Pekerjaan, yang memberikan hak kepada
siapapun untuk menghentikan pekerjaan apabila diyakini
terdapat pelanggaran terhadap standar prosedur
keselamatan Perusahaan.
The Company's business characteristic, which manages
natural resources, brings high risks to the safety of its
workers. Therefore the safety of workers becomes the main
priority for the Company in running its business activities.
The commitment is realized by the provision of occupational
safety equipment such as coverall, shoes, helmet, gloves,
goggles, and other items in accordance with occupational
safety standard in oil and gas upstream industry. The
Company also makes continuous adjustment and
improvement with the adoption of the latest technology in
occupational safety. Such commitment is also reflected
through the PEPC Organizational Working Guidelines
Number A-001/PKO.2-02/CP3010/2013-S0 concerning the
Stop the Job Policy which grants the right to any person
to stop a job when a violation against Company's safety
standard procedure is believed to occur.
Sistem dan proses kerja utama Perusahaan juga dirancang
dan dikelola untuk menjamin keselamatan pekerja atas
kemungkinan bencana dan keadaan darurat dengan
mengacu pada Tata Kerja Organisasi (TKO) PEPC Nomor
001/PEPC/2011-S0 tentang Pedoman Kesiagaan dan
Penanggulangan Keadaan Darurat dan TKO PEPC Nomor
005/PEPC/2010-S0 tentang Pengadaan Barang/Jasa.
Sistem ini dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya
bencana dan keadaan darurat (emergency), baik pada
tahap pencegahan, pengelolaan, kelangsungan operasi
dan pemulihan. [OG13, HS5]
The Company's main system and work process is also
designed and managed to anticipate workers' safety on the
possibility of disasters and emergencies by referring to
PEPC Or ganizationa l W or king P rocedur es N o.
001/PEPC/2011-S0 concerning the Guidelines for
Emergency Preparedness and Response and PEPC
Organizational Working Procedures No. 005/PEPC/2010S0 concerning Goods/Services Procurement. The system
anticipates the occurrence of disaster and emergency at
prevention, management, operational continuity, and
recovery stages. [OG13, HS5]
Gambar 10.4 Proses Keselamatan Kerja Figure 10.4 Occupational Safety Process
SAFETY
PROCESS
TAHAP
PEMULIHAN
RECOVERY
STAGE
TAHAP
PENCEGAHAN
PREVENTION
STAGE
TAHAP
PENGELOLAAN
MANAGEMENT
STAGE
TAHAP
KELANGSUNGAN
OPERASI
OPERATIONAL
CONTINUITY
STAGE
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
A. Tahap Pencegahan dilakukan dengan cara:
[G4-14]
Secara berkala melakukan pelatihan dan simulasi
tanggap darurat (emergency response) untuk
meningkatkan kesiagaan pekerja. Pelatihan ini dilakukan
di bawah koordinasi HSSE Perusahaan
Dibentuk organisasi Tim Floor Warden (tim pengelola
bencana dan keadaan darurat)
Menyusun dokumen manajemen risiko
Melakukan inspeksi peralatan secara periodik, misal
melalui penerapan Risk Based Inspection (RBI)
Implementasi standar kerja seperti yang tertera dalam
TKO PEPC Nomor A-003/I00400/2009-SO
Melakukan pelatihan dan sertifikasi pada pekerjapekerja yang sifat pekerjaanya rentan terhadap bahaya
bencana maupun keadaan darurat
Melakukan kajian/identifikasi terhadap potensial hazards
yang terdapat pada kegiatan operasi
Melakukan Job Safety Analysis
Melakukan pelatihan keadaan darurat
Melengkapi sarana dan prasarana fasilitas operasi
antara lain peralatan fire-fighting serta melakukan
kegiatan fire-drill secara periodik
Mempersiapkan tenaga-tenaga ahli menangani bencana
dan keadaan darurat.
A. Prevention Stage, by: [G4-14]
Regularly conducting emergency response drill and
simulation to improve workers' alertness. The drill is
conducted under PEPC HSSE coordination.
Establishing Floor Warden Team (disaster and
emergency management team).
Preparing risk management document.
Conducting regular equipment inspection, e.g. with the
implementation of Risk-Based Inspection (RBI).
Implementing working standards as set forth in PEPC
Organizational Working Procedures
No. A-003/I00400/2009-SO.
Providing training and certification to workers with
disaster/emergency-prone duties.
Conducting review/identification of potential hazards in
operational activities.
Performing Job Safety Analysis.
Conducting emergency drills.
Replenishing operational facilities and infrastructure,
e.g. firefighting equipment and conducing routine firedrill.
Preparing experts to handle disasters and emergencies.
B. Tahap Pengelolaan dilakukan dengan cara:
B. Management Stage, by:
C. Tahap Kelangsungan Operasi dilakukan
dengan cara:
C. Operational Continuity Stage, by:
D.Tahap Pemulihan dilakukan dengan cara:
D.Recovery Stage, by:
Penanggung jawab utama bencana mengambil
komando operasi penanganan bencana, atau keadaan
emergency
Tim Floor Warden mengatur strategi dan taktik operasi
sesuai dengan bencana dan keadaan darurat yang
dihadapi
Tim Floor Warden terus beroperasi sesuai prosedur
yang telah ditetapkan
Seluruh kegiatan utama bisnis Perusahaan dialihkan
pada lokasi yang telah ditentukan sesuai prosedur
Seluruh pekerja direlokasi ke tempat yang aman yang
telah ditentukan sesuai rencana untuk menjalankan
tugas pekerjaannya
Dilakukan pemastian berjalannya pelayanan pelanggan
untuk semaksimal mungkin mendapatkan jaminan
pasokan minyak sesuai yang dijanjikan
Dilakukan penanganan emergency sesuai ketentuan
Redundant peralatan utama untuk menjamin realibility
operation
Perbaikan, penggantian dan memfungsikan kembali
perangkat dan fasilitas yang rusak
Menerapkan Disaster Recovery Plan (DRP) dari sisi
Teknologi Informasi (TI), yang meliputi Disaster Recovery
Center (DRC) untuk mengamankan dan back up seluruh
data bisnis
Penyediaan critical part untuk peralatan utama untuk
meminalisir downtime.
Mengusahakan claim assurance yang telah dijamin
Disaster main person in-charge takes command of
responses during a disaster or emergency.
Floor Warden sets strategies and operational tactics to
address the disaster or emergency being faced.
Floor Warden keeps operating under predetermined
procedures.
All Company's main business activities are transferred
to predetermined location in accordance with the
procedures.
All workers are relocated to a predetermined safe location
to continue their duties.
The service to customers needs to be assured of its
continuity to provide oil supply as promised.
Emergency response is conducted as provisioned.
Back-up main equipment to ensure operational reliability.
Repairing, replacing, and refunctioning damaged
equipment and facilities.
Implementing Disaster Recovery Plan through
Information Technology (IT) which covers Disaster
Recovery Center (DRC) to secure and backup all business
data.
Providing critical parts for main equipment to minimize
downtime.
Seeking assurance claim for secured items.
111
112
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pelatihan Training
Tabel 10.1 Pelatihan Keselamatan Kerja Table 10.1 Safety Training
No
Nama Program
Name of Program
Tujuan Pelatihan
Training Purposes
Jumlah
Peserta
Number of
Participants
Jumlah
Hari
Number
of Days
1
Basic HSE
Mandatory
Training
Basic HSE
Mandatory
Training
Untuk memberikan
pengetahuan dasar aspekaspek dan program
keselamatan kepada pekerja
dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari di lapangan guna
mencegah terjadiya
kecelakaan.
To provide basic knowledge on
safety aspects and programs
to workers in conducting daily
operations in the field to avoid
accidents.
19
95
2
Pelatihan Fire
& Rescue
Fire and Rescue
Drill
Meningkatkan kemampuan
dalam menanggulangi bahaya
kebakaran dan melakukan
penyelamatan baik untuk diri
sendiri maupun pada korban.
To improve skills in overcoming
fire hazard, performing selfrescue, and rescuing victims.
2
8
3
Pelatihan
Hazard and
Operability Study
(HAZOPS)
Training on
Hazard and
Operability
Study
(HAZOPS)
Memahami dasar-dasar
mengenai HAZOPS
Mampu mengidentifikasi dan
menganalisa bahaya di
lingkungan kerja
Mampu mengidentifikasi dan
memperkirakan dampak dari
perubahan
indikator/parameter yang
terjadi selama
proses/operasional suatu
instalasi
To understand HAZOPS
basics
To acquire the ability to
identify and analyze dangers
at workplace
To acquire the ability to
identify and estimate
impacts from the changes in
indicator/parameter during
an installation
process/operation
2
6
4
Contractor
Safety
Management
System (CSMS)
Contractor
Safety
Management
System
(CSMS)
Mampu mengklasfikasikan
kontraktor berdasarkan
pengelolaan aspek HSE
Mampu memilih kontraktor
sesuai dengan tingkat resiko
pekerjaan
Mampu melakukan
pemantauan dan evaluasi
aspek HSSE selama
pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor
To acquire the ability to
classify contractors based
on the management of HSE
aspects
To acquire the ability to
select contractors properly
according to level of job risks
To acquire the ability to
monitor and evaluate HSSE
aspects during work
processes conducted by
contractor
1
3
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
No
5
Nama Program
Name of Program
Pelatihan Basic
of Proses Safety
- Inhouse
training JOB
PTJM
Basic of
Process Safety
- In-house
Training JOB
PTJM
6
Pengendalian
Vektor Serta
Pemeriksaan
Air
7
Higienis Industri Junior Industrial
Muda (HIMU)
Hygiene (HIMU)
Tujuan Pelatihan
Training Purposes
Memahami Peran Pemimpin
dalam penerapan
Manajemen Keselamatan
Proses
Memahami Landasan Dasar
dari Manajemen
Keselamatan Proses
Memahami Hubungan
Keselamatan Proses dengan
Konsep Sebab Insiden
Modern
Memahami Unsur / Element
dari Manajemen
Keselamatan Proses
Memahami cara melakukan
Audit Manajemen
Keselamatan Proses
To understand the Role of
Leader in Process Safety
Management
implementation
To understand the Basis for
the Process Safety
Management
To understand the Relation
between Process Safety and
Modern Incident-Cause
Concept
To understand the Elements
of Process Safety
Management
To understand the procedure
of Process Safety
Management Audit
Untuk meningkatan
pengetahuan dan
kemampuan praktis tentang
antisipasi dan identifikasi
bahaya kesehatan di tempat
kerja dari segi fisik, kimia,
biologi dan ergonomi;
Untuk meningkatkan
pengetahuan dan
kemampuan praktis tentang
teknik pengukuran dan
evaluasi bahaya kesehatan
di tempat kerja;
Meningkatan pengetahuan
dan pemahaman pada
pekerjaan pemantauan
lingkungan dan pekerja
kesehatan dan perlindungan
keselamatan.
To improve knowledge and
practical ability on the
anticipation and
identification of health
hazards in terms of physical,
chemical, biological, and
ergonomics at workplace;
To improve knowledge and
practical ability on
measurement technique and
evaluation of health hazards
at workplace;
Jumlah
Hari
Number
of Days
2
6
1
5
2
10
6
36
2
4
5
25
Vector
controlling and
water
examination
To increase knowledge and
comprehension on
environmental monitoring
and workers' health and
safety protection.
8
Pelatihan
Training on
Hydrogen Sulfide Hydrogen
(H2S)
Sulfide (H2S)
Untuk mengenali kapan
Hidrogen Sulfida hadir di area
kerja dan mengambil tindakan
yang diperlukan untuk bekerja
dengan Hidrogen Sulfida aman.
To recognize when Hydrogen
Sulfide may occur at workplace
and taking proper measure to
work safely around Hydrogen
Sulfide.
9
HSE Leadership
HSE Leadership
Untuk memberikan
pengetahuan keselamatan, baik
dari segi program-program
untuk mendukung peningkatan
budaya HSSE maupun dari segi
kepemimpinan. Pelatihan ini
ditujukan kepada pekerja yang
menjadi pimpinan (leader) di
fungsi ataupun di tempat kerja
sehingga dapat menjadi role
model dalam penerapan budaya
HSSE dan menjadi pemimpin
yang berwawasan HSSE untuk
menggerakkan organisasi.
To provide knowledge on safety,
both on HSSE culture-fostering
programs and on leadership.
The training is given to both
functional and on-field higherlevel employees (leaders) to act
as role models in the
implementation of HSSE culture
and develop into HSSEinsightful leaders in driving the
organization.
Junior HSE
Mandatory
Training
Junior HSE
Mandatory
Training
Untuk memberikan
pengetahuan aspek-aspek dan
program keselamatan kepada
pekerja dalam mengawasai dan
melaksanakan pekerjaan
sehari-hari di lapangan guna
mencegah terjadinya
kecelakaan.
To provide knowledge on safety
aspects and programs to
workers in monitoring and to
conduct daily operations on
field to avoid accidents.
10
Jumlah
Peserta
Number of
Participants
113
114
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN KERJA
MONITORING ON WORKING ENVIRONMENT QUALITY
Perusahaan berkomitmen untuk melakukan pemantauan
kualitas lingkungan kerja secara konsisten. Program standar
Hygiene Industry telah dilaksanakan secara berkala dan
berkelanjutan sehingga jaminan persyaratan lingkungan
kerja yang sehat dapat terpenuhi. Program tersebut
dilakukan terutama melalui pemantauan, koreksi dan
rekomendasi terhadap faktor kebisingan, intensitas
pencahayaan, temperatur ruangan, aroma, hama, kualitas
udara dan penataan tempat kerja (house keeping). Lebih
lanjut, Perusahaan memandang program inspeksi antar
fungsi secara bersama-sama secara rutin adalah cermin
tanggung jawab dan kepedulian bersama menjaga
lingkungan kerja yang nyaman. [G4-DMA-LA, HS1, HS2]
The Company is committed to consistently monitor the
quality of the workplace. The Hygiene Industry standard
program is regularly implemented in a sustainable manner
to ensure compliance with the healthy working environment
provisions through monitoring, correction and
recommendation on noise factors, lighting intensity, room
temperatures, odor, pests, air quality, housekeeping, etc.
Joint inter-functional inspections conducted on a regular
basis reflects shared responsibility and awareness to
maintain a comfortable working envir onment.
[G4-DMA-LA, HS1, HS2]
MEDIA KARTU PENGAMATAN KESELAMATAN KERJA (PEKA)
OCCUPATIONAL SAFETY OBSERVATION (PEKA) CARD
Perusahaan senantiasa mendukung dan mendorong
seluruh pekerja agar berpartisipasi aktif dalam
memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan dan
keamanan di lingkungan kerja melalui mekanisme kartu
Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA). Kartu tersebut
diletakan di kotak yang tersedia di setiap ruangan kerja
yang selanjutnya dimonitor dan ditindaklanjuti secara
berkala oleh Komite HSSE Perusahaan. Setiap saran dari
kartu tersebut akan berperan dalam peninjauan dan
perbaikan yang berkelanjutan yang dapat meningkatkan
kinerja HSSE Perusahaan. [G4-DMA-LA, HS1, HS2]
The Company continuously supports and encourages its
employees to actively participate in paying attention to
occupational health, safety, security, and environment
aspects which are contained in the Occupational Safety
Observation (PEKA) card. The card is placed at available
boxes at each work room to be later monitored and followedup by the HSSE Committee of the Company. Each and
every input gained from the card is important for sustainable
monitoring and enhancement which eventually improves
Company's HSSE performance. [G4-DMA-LA, HS1, HS2]
Gambar 10.5 Kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA) Figure 10.5 The Occupational Safety Observation (PEKA) Card
Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja
Occupational Health, Safety, and Security
HSSE AWARD PEPC
PEPC HSSE AWARD
Perusahaan menyelenggarakan HSSE Award sebagai bentuk
apresiasi Perusahaan kepada pekerja yang telah berhasil
melakukan program budaya HSSE dengan optimal. Terdapat
tiga kategori dalam HSSE Award yaitu:
1. Best Observer, yaitu pekerja yang memiliki observasi
terbaik dalam memperhatikan aspek kesehatan,
keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja melalui
media kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA);
2. Most Contribution, yaitu pekerja yang paling banyak
berkontribusi dalam memperhatikan aspek kesehatan,
keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja melalui
media kartu Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA);
3. High Score, yaitu pekerja yang meraih nilai tertinggi pada
training basic HSE mandatory.
KINERJA HSSE PEPC 2014 [G4-LA6, HS3]
PEPC HSSE PERFORMANCE IN 2014
PEPC meraih Penghargaan Kecelakaan Nihil pada bidang
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi untuk Tingkat
Nasional periode Tahun 2014. Penghargaan secara resmi
diberikan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
pada tanggal 26 Mei 2014. Jam Kerja tanpa Kecelakaan
yang telah dicapai sampai dengan bulan Desember Tahun
2013 adalah 2.914.905 jam kerja Aman.
PEPC received the Zero Accident Award in Oil and Natural
Gas Mining category at National Level in 2014. The Award
was presented by the Ministry of Manpower and
Transmigration on May 26, 2014. As of December 2013,
the Company has reached 2,914,905 Work Hours without
Accident.
The Company holds the HSSE Award in order to pay tributeto
its employees for their achievement in implementing the
HSSE culture program. There are three HSSE Award
categories, i.e.
1. Best Observer, for the employee with the best observation
on occupational health, safety, security, and environment
through Occupational Safety Observation (PEKA) card.
2. Most Contribution, for the employee with the largest
contribution in occupational health, safety, security, and
environment through Occupational Safety Observation
(PEKA) card.
3. High Score, for the employee who scored highest in the
basic HSE mandatory training.
115
116
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
PEPC memiliki tolak ukur keberhasilan penerapan HSSE
yang mengacu pada standar yang berlaku. Kami juga
memasukan keberhasilan pelaksanaan manajemen HSSE
sebagai indikator penilaian kinerja (KPI) Unit atau Fungsi
terkait berdasarkan standar internasional. Pada periode
pelaporan, PEPC memiliki kinerja yang baik dalam
pelaksanaan kebijakan dan prosedur HSSE sehingga
berhasil meraih Penghargaan Zero Accident atau Kecelakaan
Nihil.
PEPC's benchmark for success in its HSSE implementation
refers to the applicable standards while also including HSSE
management performance as one of the Key Performance
Indicators (KPI) for the relevant Unit or Function based on
international standards. In the reporting period, PEPC
attained good performance in the implementation of HSSE
policy and procedures which led it to win the Zero Accident
Award.
Kinerja HSSE PEPC Tahun 2014 [G4-LA6, HS3]
PEPC HSSE Performance in 2014 [G4-LA6, HS3]
Tabel 10.2 Kinerja HSSE PEPC Tahun 2014 Table 10.2 PEPC HSSE Performance in 2014
No
1
Item
Safety Man Hours
Pekerja PEPC PEPC Workers
Secondee Secondees
2
Tahun 2014
2014
918.906
29.400
5.040
Outsourching Outsourced workers
27.343
Kontraktor Contractors
27.354
TRIR (Total Recordable Incident Rate)
Fatality
0
Lost Time
0
Restricted Work Injury
0
Medical Treatment
0
3
NOA (Number of Accident)
0
4
Kejadian Pencurian Aset Perusahaan
0
Theft of Company Assets
5
HSSE Meeting
Selain menerima Penghargaan Kecelakaan Nihil Tingkat
Nasional dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
pada periode pelaporan Perusahaan mendapatkan apresiasi
penghargaan "The Best Upstream HSSE and Housekeeping
Standard 2014" dari Pertamina (Persero) Direktorat Hulu
karena Perusahaan dapat memenuhi Tujuh Aspek
Fundamental HSSE Pertamina (Persero) Direktorat Hulu.
In the reporting period, in addition to winning the National
Zero Accident Award from the Ministry of Manpower and
Transmigration, the Company has also received "The Best
Upstream HSSE and Housekeeping Standard 2014" award
from the Upstream Directorate of Pertamina (Persero) for
the Company's achievement in meeting Seven Fundamental
HSSE Aspects of the Upstream Directorate of Pertamina
(Persero).
50
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
ENVIRONMENT PRESERVATION
Menjadi Perusahaan Ramah Lingkungan merupakan semangat
yang lahir dalam usaha untuk memberikan kontribusi terbaik
bagi masyarakat dan bangsa.
Becoming an Environmentally-Friendly Company is a spirit that comes
from the attempts to give the best contribution to nation and society.
117
118
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
MENUJU PERUSAHAAN RAMAH LINGKUNGAN
BECOMING AN ENVIRONMENTALLY-FRIENDLY COMPANY
Sebagai perusahaan yang mengolah sumber daya alam,
PEPC senantiasa berkomitmen untuk mengimplementasikan tata kelola serta perilaku organisasi yang peduli terhadap
lingkungan. Sebab saat ini, sumbangsih terhadap kelestarian
lingkungan telah menjadi aspek yang sangat penting dalam
menciptakan bisnis yang berkelanjutan. Setiap pengambilan
keputusan bisnis harus didasarkan pada nilai dan batasan
yang tidak berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan hidup.
As a Company processing natural resources, PEPC is always
committed to implementing environmentally-friendly
governance and organizational behavior, because nowadays
the contribution to the environment has become a very
important aspect in creating sustainable business. Every
business decision has to be based on the values and
boundaries with no potential of negative impacts on the
environment.
Sebagai entitas bisnis, Perusahaan memiliki kewajiban
untuk menjaga seluruh praktik bisnisnya agar tetap sesuai
dengan regulasi dan standar yang berlaku di industrinya
sebagai license-to-operate. Namun lebih daripada itu,
Perusahaan sesungguhnya memiliki ruang untuk
merealisasikan fungsinya sebagai salah satu agen dalam
pembangunan sosial dan lingkungan. PEPC meyakini bahwa
prakarsa yang dilakukan dengan melaksanakan mitigasi
risiko lingkungan dalam kegiatan bisnisnya justru akan
menghasilkan competitive advantage bagi Perusahaan di
masa depan.
As a business entity, the Company has the responsibility
to maintain all its business practices in alignment with
applicable regulations and standard in its industry at all
times as a license-to-operate. However, more than that, the
Company actually has room to carry out its function as
agent of social and environmental development. PEPC
believes that the initiative introduced by implementing
environmental risk mitigation in its business activities will
lead to competitive advantage for the Company in the future.
Perusahaan telah melahirkan berbagai kebijakan dan
program inisiatif untuk menghasilkan dampak positif di
masa mendatang, tidak hanya untuk keberlanjutan bisnis
perusahaan tapi juga untuk keberlangsungan lingkungan
hidup di sekitar wilayah operasi Perusahaan. Kebijakan dan
program inisiatif untuk lingkungan telah menjadi kebutuhan
bagi PEPC walaupun bagi perusahaan lain masih bersifat
suka rela (voluntary).
The Company has issued various policies and initiatives to
bring about positive results in the future, not only for the
Company business sustainibility but also for environmental
sustainability around the Company operation area.
Enviroment policies and programs are a necessity to PEPC,
despite their voluntary status at other companies.
Konsumsi Air
Water Consumption
Perusahaan meyakini bahwa air merupakan sumber daya
alam yang esensial bagi keberlangsungan lingkungan hidup.
Air menjadi elemen yang sangat dibutuhkan, tidak hanya
untuk kegiatan operasional Perusahaan, tetapi juga bagi
masyarakat di sekitar wilayah operasi yang turut bersama
mempergunakannya. Dalam melaksanakan kebijakan
penggunaan air yang bertanggungjawab, langkah-langkah
penghematan dan pembuangan yang efektif terus dipantau
dan dilaksanakan untuk menghasilkan dampak yang positif
bagi bisnis Perusahaan dan masyarakat.
The Company believes that water is an essential natural
resource for environmental sustainability. Water is a highlysought after element, not only for the Company operational
activities, but also for the population surrounding the
operation area. In implementing a responsible water use
policy, water saving and effective disposal are continually
monitored and carried out to bring positive outcome for
th e C o m p a n y b us in e s s a n d t he co m m un i t y.
Penggunaan air dalam kegiatan operasional Perusahaan
terutama untuk beberapa fungsi bisnis utama meliputi
penggunaan air untuk kepentingan kantor yang dipasok
oleh penyedia fasilitas gedung, konsumsi air yang digunakan
untuk menunjang proses produksi sebagai utilitas, serta
penggunaan air untuk pengembangan infrastruktur produksi
di lapangan.
The consumption of water in Company operations especially
for some major business functions cover water
consumption for offices supplied by the building provider
of facilities, water consumption to support production
process as utilities, and water consumption for production
infrastructure development on site.
Perusahaan melakukan pengungkapan dalam aspek
penggunaan air berdasarkan pencatatan atas penggunaan
aset yang dimiliki sendiri, serta menggunakan estimasi dan
pendekatan perhitungan pada aset yang tidak dikelola
ataupun dimiliki oleh perusahaan. [G4-DMA]
The Company discloses its water consumption based on
the records of usage by Company's own assets, also uses
the estimation and calculation on assets not managed or
owned by the Company. [G4-DMA]
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Kebutuhan air Perusahaan untuk konsumsi kantor, dipasok
oleh rekanan pengelola fasilitas gedung melalui penyaluran
air oleh Perusahaan Air Minum (PAM). Lebih lanjut,
penggunaan air tanah juga dimungkinkan sebagai pasokan
tambahan apabila air dari PAM tidak mencukupi kebutuhan
gedung. Inisiatif penggunaan air daur ulang untuk pasokan
air gedung kantor, akan mulai dilaksanakan pada tahun
2015 sebagai salah satu strategi Perusahaan untuk
melaksanakan praktik bisnis yang ramah lingkungan.
Dengan metode grey water recycling, diperkirakan 80%
kebutuhan air akan dipenuhi dari daur ulang seluruh
konsumsi air yang dilakukan. Inisiatif ini akan menjadi
milestone keberlanjutan bisnis Perusahaan yang
memberikan dampak signifikan bagi kelestarian lingkungan
di sekitar lokasi bisnis Perusahaan. [G4-EN10, E6]
The Company's water needs for office consumption is
supplied by the building management's partners through
water distribution by the Water Supply Company (PAM).
Moreover, using ground water is also possible for additional
supply if water from PAM is not adequate to meet the
building's needs. The initiative to use recycled water to
supply water in office buildings will be conducted in 2015
as Company strategy to implement environmentally-friendly
business practices. With grey water recycling method, it is
estimated that water needswill be fulfilled from recycling
all water consumptions. This initiative will be the milestone
of Company's business sustainability which brings
significant effects for the environmental preservation around
the Company business location. [G4-EN10, E6]
Perusahaan berkomitmen agar budaya hemat air selalu
diaplikasikan dalam seluruh kegiatan operasional. Oleh
karena itu, Perusahaan selalu menghimbau kepada seluruh
karyawan untuk melaksanakan berbagai inisiatif
penghematan. Salah satu inisiatif yang dilakukan untuk
penghematan konsumsi air untuk keperluan domestik
adalah penggunaan foam sebagai bahan pencuci tangan
yang memungkinkan pengguna untuk tidak perlu
membasahi tangan terlebih dahulu sehingga penggunaan
air cukup hanya untuk membilas saja.
"The Company commits that water saving practices are
always implemented in all operational activities. Therefore
the Company always suggests all employees to perform
various water saving initiatives. An initiative done to save
the consumption of water for domestic use among other
is the use of foam as hand washing agent that enables
users not to water their hands prior to soaping hence using
water merely for rinsing"
Konsumsi Energi
Energy Consumption
Bisnis hulu migas membutuhkan sumber energi dengan
kapasitas besar dan pasokan yang konsisten agar terus
dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas produk minyak
bumi dan gas sesuai dengan yang diharapkan. Berbagai
peralatan dan infrastruktur dalam kegiatan operasional di
lapangan membutuhkan pasokan energi berupa listrik, gas
maupun bahan bakar minyak. Konsumsi energi merupakan
aspek yang penting dalam keberlanjutan bisnis Perusahaan
karena berhubungan dengan biaya operasional dan emisi
gas rumah kaca, baik untuk yang dihasilkan langsung (Scope
1) maupun tidak langsung (Scope 2).
Upstream oil and gas business needs huge capacity and
consistent supply of energy resources to produce expected
oil and gasquality and quantity. Various equipment and
infrastructure in the operational activities on site need
energy supply in the forms of electricity, gas, or fuel. Energy
consumption is an important aspect in Company business
sustainability as it is related to operating cost and
greenhouse gas emission, either directly (Scope 1) or
indirectly emitted (Scope 2).
Perusahaan memiliki lapangan operasi yang dikelola dengan
KKKS Blok Cepu yang terdiri dari Lapangan Banyu Urip,
Lapangan Cendana, Lapangan Jambaran-Tiung Biru, serta
beberapa lapangan lain yang sedang dikembangkan dan
berada pada tahap studi. Pada periode pelaporan, lokasi
yang sudah beroperasi adalah Lapangan Banyu Urip dengan
operator MobilCepu Ltd untuk pengangkatan minyak dari
dalam bumi sebesar total 40 MBOPD pada fase Early
Production Facilities (EPF) dan Early Oil Expansion (EOE) yang
baru saja diresmikan dan digunakan sejak tanggal 23
Oktober 2014.
The Company has operational fields managed with Cepu
Block KKKS consisted of Bayu Urip, Cendana, JambaranTiung Biru Fields, in addition to several other fields currently
developed and in the stage of study. In the reporting period,
the Banyu Urip Field has been operating with MobilCepu
Ltd as oil lifting operator with a total of 40 MBOPD in the
Early Production Facilities (EPF) and Early Oil Expansion
(EOE) phases recently inaugurated and used since October
23, 2014.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya di EPF
Lapangan Banyu Urip, Perusahaan menggunakan energi
yang dihasilkan dari gas alam (associated gas) yang ikut
terbawa dari minyak yang diangkat. Gas tersebut digunakan
untuk membangkitkan energi melalui gas engine yang
memiliki daya sekitar 1 MW. Inisiatif untuk memanfaatkan
gas ikutan sebagai sumber energi untuk operasionalisasi
proses produksi dilakukan untuk menghemat biaya
o p er a s i o na l s er ta ef i s i en s i pr o s es p r o d uk s i .
In conducting its operational activities in Banyu Urip Field
EPF, the Company uses energy from the natural gas carried
along (associated gas) by the lifted oil. The gas is used to
produce energy through a gas engine with a power of 1MW.
The initiative to use the carried gas as energy resource in
production operation is conducted to save operating cost
and create efficiency in the production process.
119
120
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pada periode pelaporan, gas ikutan yang terbawa keluar
tercatat sekitar 4,439,734 MSCF (12,164 MSCFD). Sebagian
gas tersebut digunakan untuk bahan bakar peralatan
produksi pada proyek EPF dan EOE dengan total pemakaian
energi sekitar 419,358 MSCF (1,149 MSCFD) atau setara
463 GJ. Sebagian lagi digunakan untuk pembakaran pada
suar bakar (flaring) yang mencapai 1,027,116 MSCF (2,814
MSCFD) pada fasilitas EPF dan 214,537 MSCF (588 MSCFD)
pada fasilitas EOE. Sedangkan sisanya yang merupakan
porsi terbesar, diinjeksikan kembali ke dalam bumi sebesar
2,778,723 MSCF (7,613 MSCFD). Selain pada tahap produksi,
pada proses penyaluran minyak bumi yang melewati Gayam
Facility, Perusahaan juga menggunakan listrik dan genset
berbahan bakar solar sebagai sumber energi. Pada periode
pelaporan, penggunaan listrik di Gayam & Mudi Facilities
mencapai 1.633,5GJ dan solar pada Fasilitas Mudi sebesar
19,617 liter dan Fasilitas Gayam sebesar 1,193 liter yang
keduanya setara 758,8 GJ.
In the reporting period, the associated gas stands at around
4,439,734 MSCF (12,164 MSCFD). Some parts of the gas
are used as fuel for production equipment in EPF and EOE
projects with a total energy use of around 419,358 MSCF
(1,149 MSCFD) or equal to 463 GJ. Several others are used
for flaring combustion which reach 1,027,116 MSCF (2,814
MSCFD) in EPF and 214,537 MSCF (588 MSCFD) at the
EOE facility. The remaining part of the gas-the largest
portion, is re-injected into the ground with the amount of
2,778,723 MSCF (7,613 MSCFD). Apart from the production
phase, in the oil distribution process through Gayam Facility,
the Company also uses electricity and generators with
diesel fuel as energy resource. In the reporting period, the
use of electricity in Gayam and Mudi Facility and diesel fuel
in Mudi Facility is 19.617 liter and 1,193 liter for Gayam
Facility, both are equal to 758.8 GJ.
Disamping kebutuhan di lapangan, Perusahaan juga
menggunakan energi untuk kegiatan administrasi bisnis di
kantor. Untuk kepentingan ini, Perusahaan menggunakan
fasilitas kantor yang disediakan oleh rekanan termasuk
untuk penyediaan energi yang diperlukan. Pihak rekanan
penyedia fasilitas gedung menggunakan energi listrik yang
dibeli dari PT Perusahaan Listrik Negara serta sumber
energi gas yang dibeli dari PT PGN dan PT PGN GAGAS.
Listrik digunakan untuk operasional kantor harian,
sedangkan gas dijadikan sumber energi untuk fasilitas
pendingin ruangan (chiller) dengan total kapasitas Air
Handling Unit sebesar 320 ton Refrigerant per bulan.
Penggunaan konsumsi gas PEPC adalah sebesar
243.238,53 m3 atau setara dengan 9.488,7 GJ, dengan
faktor koreksi perhitungan 3,3%. Sedangkan jumlah
konsumsi energi listrik Perusahaan untuk kegiatan di kantor
pada periode pelaporan mencapai 303.847 kWh, atau setara
dengan 1.093,85 GJ. [G4-EN3, E2]
Apart from the needs on site, the Company also uses energy
for business administration activities in the office. For this
activity, the Company uses office facilities provided by the
partner including the provision of energy. The building
facility provider partner uses the electricity bought from PT
Perusahaan Listrik Negara and gas energy source bought
from PT PGN and PT PGN GAGAS. Electricity is used for
daily office operations, while gas is used as energy resource
for chillers with the total Air Handling Unit capacity at 320
Ton Refrigerant per month. PEPC gas consumption is
243,238.53 m3 or equal to 9,488.7 GJ with the calculation
correction factor by 3.3%. Meanwhile, the amount of
electricity consumption of the Company for office activities
in the reporting period is 303,847 kWh or equal to 1,093.85
GJ. [G4-EN3, E2]
Perusahaan senantiasa menghimbau agar seluruh
karyawan ikut melaksanakan perilaku hemat energi.
Perusahaan juga mendukung penuh rekanan pengelola
gedung kantor dalam menjalankan berbagai inovasi untuk
mengurangi konsumsi energi, seperti penggunaan lampu
LED yang lebih hemat energi, inverter untuk listrik di lift yang
dapat mengendalikan pemakaian listrik, kebijakan batas
waktu penggunaan escalator, serta efisiensi penggunaan
air conditioner secara tersentral. Disamping itu, perusahaan
juga berinisiatif untuk mengurangi konsumsi bahan bakar
kendaraan dinas dengan penggunaan kendaraan
berkapasitas lebih besar yang dapat mengangkut lebih
banyak pegawai dalam perjalanan dinas dan kepentingan
bisnis lainnya. Penggunaan Bahan Bakar Minyak (fossil fuel)
untuk keperluan kantor selama tahun 2014 adalah 96.223
liter, setara dengan 3.177,8 GJ. [G4-EN6, E2]
The Company always urges all employees to practiceenergy
saving. The Company also fully supports office builiding
management partner in implementing various innovations
to reduce energy consumption, such as using LED lamps
to save more energy, electricity inverter in the lift to control
the use of electricity, escalator use time limit policy, and
centralized air conditioner use for efficiency. The Company
also initiatesto reduce fuel consumption for official vehicles
by using vehicles with bigger capacity to accommodate
more employees during official trips and other business
activities. The use of Fossil Fuel for office use in the year
2014 reached 96,223 liter with Real Octane Number 92
specification, equal to 3,177.8 GJ. [G4-EN6, E2]
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
121
Tabel 11.1 Jumlah Penggunaan Energi PEPC Table 11.1 PEPC Energy Consumption [G4-EN3, G4-EN4]
Jumlah Total
Sumber Energi Langsung
Direct Energy Source
Volume Volume
2012
2013
Giga Joule
2014
2012
2013
2014
KONSUMSI LAPANGAN BANYU URIP (EPF + EOE) [+] BANYU URIP FIELD CONSUMPTION (EPF + EOE) [+]
Fuel gas (SCF)
Gas Fuel (SCF)v
451.711
302.627
419.358,2
499,0
334,0
463,0
KONSUMSI PENYALURAN MINYAK (Mudi & Gayam Facilities) [+] OIL DISTRIBUTION CONSUMPTION (Mudi & Gayam Facilities ) [+]
Solar Genset (liter)
Generator Diesel (liter)
42.770,0
11.896,0
20.810,0
1.558,4
433,7
758,8
KONSUMSI FASILITAS KANTOR JAKARTA [+] JAKARTA OFFICE FACILITIES CONSUMPTION [+]
Listrik (kWh)
Electricity (kWh)
Gas (m3)
Gas (m3)
Bahan Bakar Minyak
(liter)
Fossil Fuel (liter)
60.020,0
190.990,0
303.847,0
216,1
687,6
1.093,9
230.961,7
239.187,2
243.238,5
9.009,8
9.330,7
9.488,7
81.816,0
106.067,0
96.223,0
2.701,9
3.502,9
3.177,8
13.986,2
14.288,9
14.982,1
TOTAL
PEPC mengungkapkan rasio intensitas energi yang
dikonsumsi dari seluruh proses produksi dan operasional
bisnis perusahaan. Untuk mengungkapkan rasio intensitas
konsumsi energi, dipilih beberapa kategori denominator
rasio yang sesuai dengan konteks proses bisnis yang terjadi
di PEPC yaitu jumlah barel minyak bumi yang diproduksi
(share PEPC 45%). Rasio intensitas konsumsi energi
Perusahaan pada tiap ribu barel lifting minyak adalah
sebesar 1,2 GJ/MBOPD. [G4-EN5]
PEPC reveal the intensity ratio of the energy consumed on
the entire process of production and business operations
of the company. To reveal the intensity ratio of energy
consumption, selected several categories denominator
ratio according to the context of business processes that
occur in PEPC is the number of barrels of oil are produced
(PEPC share 45%). The ratio of the intensity of energy
consumption per thousand barrels
Company on oil lifting is of 1.2 GJ/MBOPD. [G4-EN5]
Peran Positif Bersama Mitra Kerja
Positive Role with Business Partner
Perusahaan memahami bahwa bentuk kerja sama yang
baik antara satu perusahaan, mitra dan pemasoknya hanya
akan dapat terjadi bila kedua belah pihak memiliki
pandangan dan tujuan yang sama. Bagi Perusahaan,
kontribusi positif bagi lingkungan dalam lingkup bisnis
harus ditunjukkan pula oleh partner kerja dan pemasok
d enga n s ik a p da n per i la ku y an g m endu kung
keberlangsungan lingkungan. [G4-DMA-EN]
The Company fully understands that a good cooperation
between the Company, partners, and suppliers can only be
established if all parties have the same perspective. To the
Company, positive contributions to the environment in the
business scope need to be shown by business partners
and suppliers with an attitude and behavior that support
the environment sustainability. [G4-DMA-EN]
122
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Dalam menjalankan bisnisnya, PEPC bekerja sama dengan
beberapa pihak, baik sebagai partner maupun dari pihak
vendor. Perusahaan lain yang melakukan kegiatan bisnis
secara langsung kepada PEPC adalah partner dalam KKKS,
yaitu Mobil Cepu Ltd, Ampolex Pte Ltd, dan BKS BUMD.
Vendor yang menjalin kerja sama bisnis secara langsung
yaitu PT Geo Putra Perkasa (sebelumnya PT Geo Link
Nusantara), dan pelanggan PEPC adalah PT Pertamina
(Persero) dan PT Tri Wahana Universal (TWU).
In running its business, PEPC cooperates with some parties,
who act as partner or vendor. Other companies conducting
direct business activities with PEPC are KKKS partners, i.e.
Mobil Cepu Ltd, Ampolex Pte Ltd, and BKS BUMD. Vendor
that have a direct business relation is PT Geo Putra Perkasa
(previously PT Geo Link Nusantara), while Company
customers include PT Pertamina (Persero) and PT Tri
Wahana Universal (TWU).
Dalam mengimplemantasikan pelibatan perilaku pro
lingkungan kepada para pemasok, salah satu perhatian
bagi Perusahaan adalah penggunaan kertas yang berlebihan
dalam masa tender yang sudah menjadi kebiasaan. Harus
diakui bahwa jumlah tender yang dibuka kepada calon
pemasok mampu menghabiskan jumlah kertas yang tidak
sedikit, dimana sesungguhnya hal ini dapat direduksi dengan
cara lain. Inisiatif pro lingkungan ditunjukkan dengan
kebijakan Green Purchasing, dimana memaksimalkan
penggunaan IT dalam proses pengadaan yang antara lain
pengiriman dokumen pra-kualifikasi, tanya-jawab, klarifikasi
serta distribusi dokumen tender kepada Peserta Pengadaan.
Prakarsa ini dapat membantu menghemat konsumsi kertas
yang tentu saja berpengaruh terhadap jejak karbon yang
dapat terus direduksi.
In implementing a pro-environment behavior on suppliers,
one of the major concerns of the Company is habitual
excess use of paper during tender. It has to be admitted
that potential suppliers' bids consume large volumes of
paper, which can be reduced by other means. Pro
environment initiative is shown by the Green Purchasing
Policy, which maximizes Information Technology during
the procurement process, i.e pre-qualification documents
submission, question-answer, tender document clarification
and distribution to Procurement Participants. This will help
in paper saving which will certainly lead to carbon footprint
reduction.
Hal ini merupakan suatu terobosan untuk menerapkan
sebagian proses tender dilakukan secara paperless (green
purchasing), sehingga pekerjaan lebih efisien dan dan ramah
lingkungan. Dengan cara ini pula, Peserta Pengadaan akan
mendapatkan dokumen dalam waktu yang bersamaan
walaupun domisilinya berbeda sehingga prinsip equal
treatment dapat diterapkan dengan baik di samping
mendukung kebijakan perlindungan lingkungan.
To partly carry out paperless tenders (green purchasing) is
a breakthrough, to achieve more efficient and
environmentally-friendly tasks. This method also allows
Procurement Participants (Bidders) to receive documents
at the same time despite of the difference of domicile,
hence realizing the equal treatment principle in addition to
suppor ting environm enta l preser va tion policy.
Grafik 11.1 Implementasi Green Purchasing PEPC 2013-2014 Chart 11.1 PEPC Green Purchasing Implementation 2013-2014
7,714
Lembar
11,218
2014
2013
Kumulatif Cummulative
3,504
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Grafik di atas menunjukkan upaya menghindari penggunaan
kertas dan tinta oleh Fungsi SCM yang setiap tahun
bertambah dan terus berkomitmen untuk menerapkan
Green Purchasing di masa yang akan datang sebagai salah
satu kebijakan perlindungan lingkungan. Selain itu, rapat
antara pihak pusat dan daerah yang kini tidak lagi selalu
dilaksanakan dengan temu muka. Penggunaan online
meeting terbukti dapat menghemat biaya serta potensi
emisi yang dapat direduksi.
The above chart shows SCM Function's effort to avoid
increasing use of paper and ink annually while continuing
the commitment to implement Green Purchasing in the
future as one of the environmental preservation policies.
Furthermore, central-regional meetings no longer needed
to be conducted face to face. Online meetings have proven
to save cost and reduce potential emission.
PEPC juga memperhatikan penyaringan calon pemasok
yang akan bekerja sama dengan batasan dan kriteria aspek
lingkungan. Perusahaan memperhatikan dampak negatif
yang kemungkinan timbul karena hubungan kerja antara
Perusahaan dengan pemasok. Dalam proses penilaian
kelulusan, Perusahaan sangat menghindari apabila terjadi
potensi negatif terhadap aspek lingkungan. Sehingga
seluruh pemasok merupakan perusahaan yang telah
memenuhi penjaminan dalam perilaku pro lingkungan.
PEPC also pays attention to the selection of supplier
candidates to cooperate with the Company with
environmental limitation and criteria. The Company
considers the negative impacts that may arise from
business relations between the Company and suppliers.
To determine the passing of the assessment, the Company
tries to avoid the negative effects on the environment.
Hence, suppliers and vendors are companies that have
complied with the pro-environment behavior assurance.
Perusahaan memiliki beberapa prosedur yang wajib
dikembangkan dan dilaksanakan oleh mitra kerja selama
pelaksanaan pekerjaan sebagai bentuk upaya pencegahan
potensi dampak negatif terhadap lingkungan sekitar operasi
pekerjaan. Prosedur- prosedur tersebut diantaranya:
The Company has several procedures that need to be
developed and implemented by business partners when
performing work in an effort to prevent potential negative
impacts on the environment around the work operation.
These procedures are: [G4-14]
1. Prosedur untuk menelusuri material yang secara
potensial membahayakan pada lingkungan untuk
menjamin bahwa semua material peka lingkungan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
1. Procedure to trace potentially-harmful materials to the
environment to guarantee that all materials are
environmentally sensitive and accountable.
2. Prosedur untuk menjamin bahwa semua limbah
berbahaya dibuang sesuai dengan Undang-Undang,
termasuk ketentuan-ketentuan audit atas pihak ketiga
yang digunakan untuk membuang limbah berbahaya.
2. Procedure to guarantee that all hazardous waste is
disposed of according to the Law, including the audit
provisions on third party used to dispose of the
dangerous waste.
3. Prosedur untuk pelaporan segera ke Perusahaan tentang
indisen yang menyangkut limbah atau emisi lingkungan
yang akut serta pelaporan berkala ke Perusahaan untuk
data emisi dalam jangka waktu lebih lama.
3. Procedure to immediately report to the Company about
incident involving critical environmental waste or
emission as well as periodic report to the Company
about emission data in the longer period.
4. Prosedur untuk mencegah pencemaran udara, air atau
suara yang melampaui batas-batas yang diijinkan
Perusahaan.
4. Procedure to prevent air, water and noise pollution which
exceed the limit set by the Company.
PEPC juga memperhatikan kondisi yang memiliki risiko
yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat
ataupun pelanggan. Proses pengaduan yang terjadi di
lapangan, akan diteruskan oleh Personil Secondee yang
ditempatkan di lokasi operasional yang juga memiliki fungsi
sebagai penyambung lidah dan pemberi informasi ke kantor
pusat. Melalui fungsi yang ada di Public, Government Affairs
& Relations, permasalahan dan pengaduan tersebut akan
ditindaklanjuti agar dapat diselesaikan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
PEPC also pays attention to conditions that bear potential
risk of causing inconvenience to community and customers.
Complaint process in the field will be forwarded by Secondee
Personnel assigned to the operational location who also
acts as spokesman and informer to the head office. Through
the Public Government Affairs and Relations function, the
problems and complaints will be followed through so they
can be overcome according to applicable procedures.
[G4-EN32, G4-EN33]
[G4-14]
[G4-EN32, G4-EN33]
123
124
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Selama 2014, hanya terdapat satu pengaduan yang
dilaporkan kepada PEPC terkait keluhan terhadap pipa yang
dioperasikan oleh PT Geo Putra Perkasa sebagai pihak
yang ditunjuk lebih lanjut untuk menyalurkan minyak dari
Lapangan Banyu Urip sampai ke Mudi Facilities untuk
diteruskan ke FSO Cinta Natomas. Laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik antara kedua belah pihak dan
tidak memerlukan bantuan kepolisian ataupun fasilitas
pengadilan. [G4-EN34]
During 2014, there was only one complaint filed to PEPC
related to dissatisfaction on pipeline operated by PT Geo
Putra Perkasa as the party appointed to further distribute
oil from Banyu Urip Field to Mudi Facility for delivery to FSO
Cinta Natomas. This complaint was resolved by both parties
and did not require police or judicial assistance. [G4-EN34]
Dengan mengukur pengeluaran untuk mitigasi dan
perlindungan lingkungan memudahkan perusahaan untuk
menilai efisiensi dari program tersebut. Penganggaran
untuk berbagai inisiatif ini menunjukkan kemampuan
Perusahaan dalam meningkatkan kinerja prakarsa tersebut.
Pengungkapan ini juga memberikan kesempatan bagi setiap
stakeholder untuk menilai perkembangan PEPC dalam
komitmen lingkungan dan kontribusi sosial yang diberikan.
The measuring of costs on environmental mitigation and
preservation facilitates the Company to evaluate the
programs'efficiency. The budgeting of these various
initiatives shows Company's capability in improving its
performance. This disclosure also gives the opportunity to
stakeholders to evaluate the development of PEPC in its
commitment to the environement and social contributions.
Tabel 11.2 Total Penyaluran Dana Proteksi dan Manajemen Lingkungan PEPC [G4-EN31]
Table 11.2 PEPC Total Amount of Environmental Management and Protection Fund [G4-EN31]
Nilai 1
Value 1
Program
Programs
1
Biaya pengelolaan limbah, emisi, dan remediasi
Waste, emission, remediation management cost
Pengelolaan emisi (teknologi, agent,dll)
Emisi management (technology, agent, etc.)
Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan
Environmental Prevention and Management Cost
Pendidikan dan pelatihan lingkungan
Environmental education and training
Rp 2.084.062.500
Layanan eksternal manajemen lingkungan
External environmental management service
Rp
195.000.000
Konsultan Lingkungan
Environmental Consultant
Rp
633.750.000
Penelitian dan pengembangan
Research and developement
Rp 1.316.250.000
Biaya manajemen lingkungan lainnya
Other environmental management cost
Rp
TOTAL
TOTAL
Rp 4.438.687.500
Sumber dana diambil dari anggaran WP&B dengan kurs US$9.750
The fund is sourced from WP&B budget with the exchange rate of US$9 ,750
Rp
14.625.000
195.000.000
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
MENJAGA KESEIMBANGAN SUMBER DAYA ALAM
MAINTAINING NATURAL RESOURCE BALANCE
PEPC menyadari bahwa bumi merupakan aset strategis yang harus dijaga
keberlangsungannya demi anak cucu di masa mendatang. Menjamin keberadaan ekosistem
dan keanekaragaman hayati berarti menyimpan kekayaan untuk tetap bisa dinikmati dalam
jangka panjang.
PEPC realizes that planet earth is a strategic asset whose sustainability needs to be
preserved for our future generations. Guaranteeing the existence of an ecosystem and
biological diversity means conserving wealth for long term enjoyment.
Salah satu poin dalam Kebijakan HSSE PEPC menyatakan
bahwa Perusahaan selalu melaksanakan aktivitas bisnis
dalam kaidah "Green Operation". Selaras dengan pernyataan
tersebut, Direktur Utama PEPC mengeluarkan Kebijakan
Lingkungan Hidup sebagai komitmen tindakan pengelolaan
kegiatan bisnis perusahaan yang dimaksudkan untuk
mencegah atau mengurangi efek merugikan pada sumber
daya alam, serta memastikan bahwa pekerjaan buatan
manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan tidak
memiliki efek berbahaya bagi manusia.
One of the points in PEPC HSSE Policy states that the
Company always conducts its business activities with the
"Green Operation" principle. Consistent with the statement,
PEPC President Director issues an Environmental Policy
as Company's commitment in managing business activities
to prevent and reduce harming natural resources, in addition
to ensuring that human activities that make changes to
the environment are not harmful to humans.
125
126
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Sebelum menjalankan operasional produksi minyak dan
gas, Perusahaan melaksanakan serangkaian studi dan
penilaian kepantasan operasional yang berkaitan dengan
lingkungan. Untuk mendasari kajian tersebut, Perusahaan
memiliki Panduan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) Nomor A-001/PKO.4-06/CP3010/2013-SO.
Panduan ini dibuat sebagai referensi dalam proses
pengurusan AMDAL yang diberlakukan di seluruh area
operasi/Mitra Kerja di lingkungan PEPC yang akan
melakukan kegiatan pengembangan lapangan. Dalam
penilaian tersebut, didapatkan berbagai informasi terkait
aspek-aspek pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar. Selain itu, Perusahaan juga
mengikutsertakan masyarakat dalam pembuatan Kajian
AMDAL tersebut, khususnya masyarakat yang terkena
dampak, Pemerhati Lingkungan, dan masyarakat yang
terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses
AMDAL. [G4-DMA]
Prior to conducting oil and gas production activities, the
Company conducts a set of studies and evaluation on
operational suitability in relation to the environment. As the
basis of these studies, the Company has Environmental
Impact Analysis (EIA) Guideline Number A-001/PKO.406/CP3010/2013-SO. This guideline is made as reference
for EIA processes conducted in all operational area/Business
Partner in PEPC environment intending to conduct field
development activities. In the assessment, various
information on preventive aspects to mitigate negative
impacts to the surrounding environment are obtained. The
Company also involves the community for the EIA Study,
particularly the affected community, environmentalists, and
community affected by all types of decisions during the
EIA processes. [G4-DMA]
Perusahaan bersama KKKS Blok Cepu melaksanakan kajian
AMDAL untuk dua lapangan yang sedang dioperasikan,
yaitu Lapangan Banyu Urip dan Lapangan Unitisasi
Jambaran-Tiung Biru serta Cendana. Kajian AMDAL terdiri
dari Kerangka Acuan sebagai ruang lingkup kajian analisis
mengenai lingkungan hidup, Analisis Dampak Lingkungan
(ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Berdasarkan hasil
AMDAL dan UKL UPL untuk Lapangan Banyu Urip, seluruh
wilayah sekitar telah dinilai dan terus dimonitor risiko-risiko
yang mungkin terjadi, dengan beberapa titik tekan pada
daerah yang terdampak langsung dengan daerah operasi.
Begitu pula dengan Lapangan Jambaran - Tiung Biru, kajian
AMDAL telah diselesaikan pada tahun 2014 yang menjadi
acuan Perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis migas
di lapangan. [OG4,E5]
The Company with Cepu Block KKKS conducts EIA Study
for two operating fields, i.e Banyu Urip Field and JambaranTiung Biru and Cendana Unitization Fields. The EIA Study
consists of Reference Framework as analysis study scope
on environment, Environmental Impact Analysis (EIA),
Environment Management Plan (RKL) and Environment
Monitoring Plan (RPL). Based on the results of the EIA and
UKL UPL for Banyu Urip, the entire surrounding area has
been assessed and continually monitored the risks that
may occur, with some pressure points in the area directly
affected by the operation area. Similarly, Jambaran-Tiung
Biru Field, EIA studies were completed in 2014 is the
reference in the Company's oil and gas business practices
in the field.[OG4,E5]
AMDAL dan Perizinan Lingkungan Hidup menjadi landasan
kepatuhan pengelolaan dan pemantauan (UKL-UPL) yang
diimplementasikan berkesinambungan. Untuk menciptakan
kepastian dalam kinerja lapangan, PEPC juga mengikuti
aturan dalam penilaian lingkungan hidup melalui salah satu
program wajibnya yaitu Audit Lingkungan Hidup.
Perusahaan juga selalu mendorong upaya para pekerja
untuk pro-aktif m enciptakan, memelihara da n
mengembangkan teknologi tepat guna yang ramah
lingkungan yang berani dibandingkan dan layak
dipertanggung jawabkan serta memiliki kesesuaian
akreditasi dan apresiasi pengelolaan lingkungan hidup.
Berbagai inisiatif tersebut dinilai berhasil, ditunjukkan dari
tidak adanya hukuman denda dan sanksi hukum lain yang
diterima akibat ketidakpatuhan pada peraturan perundangundangan terkait lingkungan. [G4-EN29]
The EIA and Environmental Licensing serves as the
cornerstone of management and monitoring (UKL-UPL)
compliance that are continuously implemented. To assure
certainty in field performance, PEPC also complies with
environmental assessment regulation by one its compulsory
programs, namely Environmental Audit. The Company also
encourages employees to proactively create, preserve, and
develop efficient and environmentally-friendly technologies
that are comparable, worthy of account ,and suitable with
environmental management accreditation and appreciation.
These various initiatives prove to be successful as shown
by the absence of fines and other legal sanctions resulting
from non-compliance with environmental laws and
regulations. [G4-EN29]
Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Preserving Biological Diversity
Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian dari wilayah
Provinsi Jawa Timur yang berjarak sekitar 110 km dari Kota
Surabaya. Kabupaten Bojonegoro memiliki luas wilayah
2.307,06 km2 atau 230.706 hektar yang meliput 40% hutan
negara milik Perhutani, 33% tanah sawah, sekitar 22% tanah
kering, 1% perkebunan, dan 5% adalah penggunaan lainnya.
Bojonegoro Regency is part of East Java Province located
110 km from Surabaya City, with a surface area of 2,307.06
square kilometers or 230,706 hectares. The region consists
of around 40% state forest owned by Perhutani, almost
33% fields, around 22% dry ground, less than 1 % plantations,
and almost 5% for other uses.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa
wilayah ini dialiri salah satu sungai utama sebagai potensi
terbesar yaitu Sungai Bengawan Solo, dimana sepanjang
daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo merupakan
daerah dataran rendah yang cukup subur dengan pertanian
ekstensif. Pertanian di wilayah ini umumnya ditanami padi
pada musim penghujan dan tembakau atau jagung pada
musim kemarau. Selain itu potensi sumber air baku
diperoleh dari air sungai/kali (18 buah), waduk (25 buah),
mata air (25 buah), dan beberapa embung.
Bojonegoro Regency topography shows Bengawan Soloone of the major rivers with the largest potentials-flowing
through the region, along which watershed lies fertile lowland
with extensive agriculture. Such area normally consists of
paddy fields during rainy season and tobacco or corn in
the dry season. Potential raw water sources are obtained
from 18 rivers, 25 reservoirs, 25 water springs and several
natural water ponds.
Kabupaten Bojonegoro memiliki masalah alamiah, yaitu
pada saat musim hujan mengalami banjir kiriman dari
sungai Bengawan Solo, dan mengalami kekeringan pada
saat musim kemarau. Sebagai salah satu sumber utama,
Sungai Bengawan Solo juga merupakan sumber air bagi
masyarakat sekitar, khususnya pada musim penghujan.
Namun pada musim kemarau kebutuhan masyarakat
banyak dipasok dari Waduk Gajah Mungkur.
Bojonegoro Regency is beset with natural problems, among
others flood from Bengawan Solo during the rainy season
and droughts during the dry season. As one of the main
water sources, Bengawan Solo also serves as water source
for the surrounding population, especially during the rainy
season. In the dry season, however, the community need
for water is met by the Gajah Mungkur reservoir.
Untuk menanggulangi kekurangan air untuk keperluan
pengairan lahan pertanian di musim kemarau, Pemerintah
Kabupaten menaikkan air dari Sungai Bengawan Solo
melalui pompanisasi yang tersebar di 8 kecamatan yang
meliputi 24 desa.
The overcome water shortage for land irrigation during the
dry season, the Regency Government raises Bengawan
Solo water by pumping in 8 sub-districts that cover 24
villages.
Perusahaan bersama KKKS Blok Cepu lainnya menjalankan
aktivitas operasional produksi minyak dan gas di Lapangan
Banyu Urip/Jambaran-Tiung Biru di Kabupaten Bojonegoro
yang termasuk dalam kategori daerah yang gersang dengan
udara yang panas terutama di musim kemarau. Kondisi
tersebut mengakibatkan akses atas air menjadi salah satu
masalah utama yang belum dapat diatasi dengan baik oleh
Pemerintah dan masyarakat sekitar. Permasalahan tersebut
menjadi risiko sekaligus peluang pagi Perusahaan dan
KKKS Blok Cepu lainnya dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Air yang digunakan untuk kepentingan produksi disiasati
dengan penggunaan air yang diambil dari sumber yang
diyakini tidak akan mempengaruhi kebutuhan masyarakat
sekitar.
The Company with other Cepu KKS Contractors run oil and
gas production operations in Banyu Urip/Jambaran-Tiung
Biru Fields in arid regions of Bojonegoro Regency with high
temperatures especially during the dry season. This
condition results in a major problem in water access that
cannot be resolved by the Government or the surrounding
community. This situation becomes a risk as well as
opportunity for the Company and other Cepu KKS
Contractors to run business activities. The water used for
production activities is taken from sources that are believed
not to affect the need of the surrounding populations.
Permasalahan tersebut menjadi risiko sekaligus peluang
bagi Perusahaan dan KKKS Blok Cepu lainnya dalam
menjalankan kegiatan bisnis. Air yang digunakan untuk
kepentingan produksi disiasati dengan penggunaan air
yang diambil dari sumber yang diyakini tidak akan
mempengaruhi kebutuhan masyarakat sekitar.
This situation becomes a risk as well as opportunity for the
Company and other Cepu KKS Contractors to run business
activities. The water used for production activities is taken
from sources that are believed not to affect the need of the
surrounding populations.
Penggunaan air di lapangan, baik konsumsi domestik
maupun kepentingan operasional, disuplai oleh pihak ketiga.
Lapangan Banyu Urip juga memiliki proyek Waduk Air (Water
Basin) yang masih belum difungsikan untuk mencukupi
puncak produksi Blok Cepu 165.000 BOPD nantinya [G4EN9] . Penggunaan air yang dipakai untuk kepentingan
produksi minyak di EPF setiap harinya, adalah sebesar 8
m3 per 30.000 barrel minyak. Dalam kegiatan penyaluran
juga dibutuhkan air yang difungsikan sebagai hydrant, yang
ditampung sementara sebagai fire water sekitar 4.200 barrel.
The water for both domestic consumption and operational
activities is bought from a third party. Banyu Urip Field also
has Water Basin project that is not yet in operation, to meet
Cepu Block production peak of 165,000 BOPD in the future
[G4-EN9] . The daily use of water for EPF oil production
activities is 8m3 per 30,000 barrel of oil. The distribution
activities also need water for the hydrants, which is
temporarily stored as fire water in around 4,200 barrels.
[G4-EN8]
[G4-EN8]
127
128
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Wilayah Kerja Pertambangan PEPC berada di Kabupaten
Bojonegoro, Tuban dan Blora dengan total luas mencapai
170 hektar. Dari total luas wilayah tersebut, 140 hektar
merupakan lahan milik Perhutani dan sisanya merupakan
tanah kas desa serta tanah pribadi milik masyarakat.
Sebagian besar Wilayah Kerja Pertambangan PEPC tidak
berada di lokasi yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati tinggi. [G4-EN11, E5]
PEPC Mining Working Area is located in Bojonegoro, Tuban
and Blora with total areas of 170 hectares. Major proportion
of the areas is owned by Perhutani amounting 140 hectares
and the rest of them are village treasury and private property
owned by the community. Most of the PEPC Mining Working
Area does not contain high biodiversity values. [G4-EN11, E5]
Pembangunan industri minyak memang harus diakui
menyebabkan beberapa dampak pada lingkungan yang
harus ditanggulangi secara tepat. Lingkungan dan cuaca
yang terasa lebih panas, terjadi di daerah sekitar proyek
migas Blok Cepu. Selain itu, dampak negatif yang terjadi
akibat semakin minim nya sumber air yang tersedia yang
dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat sejak
proyek berjalan.
It has to be admitted that oil industry development causes
environmental impacts that need to be appropriately
addressed. The environment and weather in the area
surrounding Cepu Block project area is hotter. From the
start of the project, some negative effects are felt due to
the decreasing number of available reservoirs that are easily
accessible to the community.
Salah satu penyebabnya adalah pohon-pohon yang terpaksa
ditebang untuk kepentingan industri, selain juga karena
pelebaran jalan Bojonegoro - Cepu yang membabat ribuan
pohon. Hilangnya pohon sekitar kawasan proyek
menyebabkan penyimpan cadangan air dan penyerap polusi
juga hilang, yang pada akhirnya membuat daerah
Bojonegoro semakin panas dibanding beberapa dasawarsa
yang lalu. [G4-EN12, E5]
This is among others caused by forced cutting of trees for
the industry, in addition to the widening of BojonegoroCepu road which cuts down thousands of trees. The
disappearance of trees around the project area also diminish
water reserves and pollution absorbents, which leads to
hotter weather in Bojonegoro compared to past decades.
Kawasan ini walaupun termasuk lahan kering tetapi saat
musim hujan masyarakat mengusahakan lahan tersebut
untuk menanam padi. Sepanjang pematang sawah
dimanfaatkan untuk tanaman pisang, pepaya, dan lain-lain.
Herba yang biasa ditemukan di kawasan rencana kegiatan
adalah Mimosapudica, Imperata cylindrica, dan jenis Graminae
lainnya. Tanaman pekarangan penduduk adalah tanaman
buah mangga, nangka, pisang, jambu biji, sedangkan
tanaman sayur umumnya cabe. Tumbuhan yang dilindungi
sangat jarang ditemukan. Fauna yang terdapat di kawasan
rencana kegiatan adalah mamalia, reptil, burung dan
vertebrata, antara lain tikus, kerbau, sapi, kambing, kadal,
ular sawah, dan lain lain. Sementara itu jenis burung antara
lain burung gereja, kutilang, walet, ayam dan itik. Avertebrata
di kawasan tersebut adalah kupu-kupu, semut, belalang,
dan capung.
Despite the arid land, during the rainy season the community
plants paddies in the area. Banana, papaya, and other trees
are planted along the dikes. Floras normally found in the
activity plan area are Mimosapudica, Imperata cylindrica, and
others from the Gramineaefamily. Community's yards are
commonly planted with fruit plants (e.g. mango, jackfruit,
banana, guava) and vegetables such as chili. Protected
plants are extremely rare. The fauna in the planned area of
activities among others are mammals, reptiles, birds, and
vertebrates such as rats, buffaloes, cows, goats, lizards,
snakes,etc. Birds include sparrows, bulbuls, swallows,
chickens, and ducks. Invertebrates found in the area include
butterflies, ants, grasshoppers, and dragonflies.
[G4-EN12, E5]
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
“Menyebarkan
Manfaat Kemiri Sunan”
Spreading the Benefits of
Reutealis trisperma
Salah satu bentuk Program Tanggung Jawab Sosial (TJS) pada
Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran - Tiung
Biru ini dilaksanakan di bidang ekonomi melalui pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang bertumpu pada kemandirian,
keberlanjutan, dan penguatan permodalan. Aspek penting ini
dikembangkan untuk dapat membantu meningkatkan pendapatan
masyarakat yang membutuhkan yang bermukim di sekitar lokasi
Proyek JTB. Rekomendasi dari Studi Sosio Ekonomi tersebut
dalam level program yaitu dilaksanakannya Budidaya Tanaman
Kemiri Sunan di sekitar lokasi proyek.
The Social Responsibility Program at Jambaran-Tiung Biru
Unitization Field Gas Development Project is implemented in the
economic field through community economic empowerment
which rely on autonomy, sustainability and capital strengthening.
This important aspect is developed to help increase income for
the community in need who lives arround the JTB project location.
The recommendation from Socio-Economic Study in the program
level is Reutealis trisperma Cultivation around project location.
Kemiri Sunan (Reutealis trispema) merupakan salah satu tanaman
berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 15-20 meter, dengan
mahkota daun rindang, dan sistem perakaran yang dalam,
sehingga sangat ideal sebagai tanaman konservasi yang efektif
mencegah erosi dan memperbaiki kesuburan tanah. Kemiri Sunan
dengan ciri ini menjadi tumbuhan yang mampu meningkatkan
produktivitas lahan-lahan kritis di Indonesia.
Reutealis trispema (Kemiri Sunan in local language) is a woody
plant with a height reaching 15-20 meters, with shady leaf crown
and deep root system, which is an ideal conservation plant
effective for erosion prevention and soil fertility improvement.
With this characteristics, Reutealis trispema may increase the
productivity of critical lands in Indonesia.
Tanaman ini juga sangat potensial untuk menghasilkan minyak
nabati, bahkan biji yang terdapat dalam buahnya mengandung
minyak dengan rendemen sekitar 50%. Potensi ini dapat
dimanfaatkan sebagai minyak nabati yang diproses lebih lanjut
menjadi biodiesel sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui
(renewable energy). Program pemberdayaan ini jelas memperkuat
fungsi PEPC sebagai perusahaan energi untuk berkontribusi
mengembangkan pengolahan sumber-sumber energi terbarukan
lain. [G4-EC7]
This plant also has potential for vegetable oil production, with
the nut inside the fruit containing 50% of oil yield. The plant has
potential to be used as vegetable oil to be further processed as
the source of biodiesel, a renewable energy. This empowerment
program clearly strengthens the function of PEPC as an energy
company that contributes to developing the management of
renewable energy sources. [G4-EC7]
Model pengembangan budidaya tanaman Kemiri Sunan dilakukan
selaras dengan upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program
pembinaan petani yang diharapkan akan mampu meningkatkan
kapasitas potensi konten lokal.
The development model of Reutealis trispema cultivation is
conducted along with Bojonegoro Regency Government's attempt
at increasing community welfare through farmer education
program that is expected to be able to improve local content
capacity.
Inisiasi pengembangan tanaman Kemiri Sunan di sekitar Proyek
Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran - Tiung Biru
dimulai pada tahun 2014 dengan melaksanakan Studi Kelayakan
(Feasibility Study) untuk mendapatkan hasil telaah berdasarkan
data dan fakta terkait kemungkinan pengembangan budidaya
tanaman tersebut. Studi Kelayakan ini dilaksanakan dengan
kajian ilmiah dan berdasar pada agriculture practice, standar
budidaya tanaman, dan tidak bertentangan dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku. Cakupan studi dimulai
dari aspek umum budidaya tanaman seperti kesesuaian lahan,
kebutuhan optimal ekonomis lahan untuk budidaya, nilai tambah
bagi masyarakat sekitar, olah tanam, pupuk berikut
ketersediaanya, pengairan, jarak tanam, dan hal lain yang
diperlukan.
The initiation of Reutealis trispema cultivation around JambaranTiung Biru Gas Development Project was started in 2014 by
conducting the Feasibility Study to get results based on data
and facts related to the possibility of cultivation of the plant
mentioned. This Feasibility Study was conducted by scientific
study and based on agriculture practice, plant cultivation standard
and was not against applicable laws and regulations. The scope
of the study starts from general plant cultivation aspects such
as field suitability, economically optimal needs of land for
cultivation, added value for the community, planting, fertilizer
and its avaibility, irrigation, planting spacing, and others.
129
130
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
MENGELOLA RISIKO PERUBAHAN IKLIM
MANAGING CLIMATE CHANGE RISKS
Risiko Perubahan Iklim
Climate Change Risks
Berdasarkan Laporan Sintesis Rencana Aksi Nasional
Adaptasi Perubahan Iklim Negara Republik Indonesia (RANAPI) 2013. Indonesia, sebagai negara Kepulauan terbesar
di dunia, merupakan salah satu negara yang paling rentan
terhadap dampak negatif perubahan iklim. Secara umum,
model perubahan iklim global memprediksi semua wilayah
Indonesia akan mengalami kenaikan temperatur dan
intensitas curah hujan yang akan meningkatkan risiko banjir
dan kekeringan pada musim kemarau. Dampak perubahan
iklim yang terjadi antara lain: kekeringan berkepanjangan,
banjir, bertambahnya frekuensi peristiwa iklim ekstrim yang
mempengaruhi kesehatan dan mata pencaharian
masyarakat serta biodiversitas dan kestabilan ekonomi.
Bahkan ancaman terbesar dari perubahan iklim yang terjadi
di Indonesia meliputi kenaikan temperatur permukaan laut,
perubahan intensitas dan pola curah hujan, serta kenaikan
permukaan air laut.
Based on the National Action Plan on Climate Change of
Republic Indonesia (RAN API) 2013 Synthesis Report,
Indonesia as the biggest archipelagic country in the world,
is one of the countries that are prone to the negative impacts
of climate change. Generally, global climate change model
predicts all area in Indonesia will experience increase in
temperature and rainfall intensity that will increase the risks
of flood and drought during dry season. The climate change
impacts are dry spell, flood, the increase of extreme climate
events that may affect health and livelihood of the people
as well as biodiversity and economic stability. The biggest
threats from climate change in Indonesia are the increase
of sea level temperature, the change of rainfall intensity
and pattern, and the rise of sea level.
Salah satu landasan ilmiah yang penting dalam membahas
isu perubahan iklim saat ini adalah laporan penilaian kelima
(Fifth Assessment Report/AR5), yang diterbitkan oleh IPCC
pada tahun 2013/2014. Dengan menggunakan berbagai
data observasi dan hasil keluaran model iklim global, laporan
tersebut pada penilaian sebelumnya (AR4) menegaskan
peran kontribusi kegiatan manusia (faktor antropogenik)
dalam meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca seperti
karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida yang
mempercepat laju peningkatan temperature permukaan
global hingga mencapai 0,74OC atau sekitar +/- 0,18OC
periode 1906-2005 (IPCC, 2007).
An important scientific basis in discussing climate change
issue nowadays is the Fifth Assessment Report/AR5
published by IPCC in 2013/2104. Using various observation
data and result from global climate model, the report in the
previous assessment (AR4) emphasizes on the role of
human activities contribution (anthropogenic factor) in
increasing greenhouse gas concentration such as carbon
dioxide, methane, nitrous oxide that may accelerate global
surface temperature rate up to 0.74oC or about +/-0.18oC
during the span 1906-2005 (IPCC, 2007).
Model-model AR4-IPCC mengasumsikan bahwa kenaikan
temperatur disebabkan secara dominan oleh efek Gas
Rumah Kaca yang tersebar di dalam atmosfer secara
merata. Proyeksi kenaikan rata-rata temperatur permukaan
di seluruh Indonesia akibat Gas Rumah Kaca sampai dengan
periode 2020-2050 adalah sekitar 0.8-1°C relatif terhadap
periode iklim terakhir di abad ke-20 (Bappenas, 2010c).
Sesuai dengan dokumen Indonesia Climate Change Sectoral
Roadmap (ICCSR) yang disusun Bappenas (2010)
disebutkan bahwa potensi bahaya iklim berdampak pada
sektor-sektor utama seperti sektor air, kelautan dan
perikanan, kesehatan, pertanian, dan kehutanan. Pada sektor
air, perubahan iklim dapat menimbulkan empat bahaya
utama, yaitu penurunan ketersediaan air, banjir, longsor,
dan kekeringan yang umumnya disebabkan oleh parameter
curah hujan dan kejadian iklim serta cuaca ekstrem.
The AR4-IPCC models assume that temperature rise is
caused dominantly by GHG effects that are evenly spread
in the atmosphere. The average surface temperature rise
projection throughout Indonesia caused by GHGs in 20202050 is around 0.8 - 1oC, relative to the last climate period
in the 20th century (Bappenas, 2010c). Indonesia Climate
Change Sectoral Roadmap (ICCSR) document compiled by
Bappenas (2010) states that the potential climate danger
affects major sectors such as water, maritime and fishery,
health, agriculture, and forestry. In the water sector, climate
change may cause four major hazards such as decrease
of water availability, flood, landslide, and drought that are
normally caused by rainfall parameter and climate events
as well as extreme weather.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Dokumen ICCSR dan SNC telah mengindentifikasi distribusi
tingkatan risiko terkena bahaya utama perubahan iklim di
wilayah Indonesia. Pulau Jawa, Bali dan Sumatra dinyatakan
sebagai tiga wilayah yang memiliki risiko tinggi dan hingga
sangat tinggi dibandingkan wilayah yang lain. Hal ini
berkaitan dengan derajat kerentanan yang tinggi yang
diakibatkan oleh jumlah penduduk, wilayah permukiman,
dan infrastruktur di ketiga wilayah tersebut.
ICCSR and SNC documents have identified the distribution
of major risks of climate change in Indonesia. Java, Bali
and Sumatra islands are three areas with high and up to
very high risk compared to other areas. This is related to
high susceptibility degree caused by the total population,
habitation areas, and infrastructure in the mentioned three
areas.
Isu perubahan iklim tidak lagi menjadi tulisan kajian ilmiah
belaka, bahkan ciri perubahan iklim tersebut mulai dirasakan
dampaknya oleh PEPC. Pada Januari 2014, Floating Storage
and Offloading (FSO) Cinta Natomas milik Joint Operating
Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) yang
selama ini menjadi pusat penampung dari penyaluran
minyak mentah dari Banyu Urip yang diawasi oleh PEPC,
serta dari JOB P-PEJ (Lapangan Sukowati dan Mudi), dan
Pertamina EP Asset-4 (Lapangan Tiung Biru dan Cepu),
lepas akibat hantaman ombak laut Jawa. Bahkan akibat
serangan ombak setinggi lima meter yang terus menerjang,
menyulitkan proses perbaikan selama berhari-hari.
The climate change issue is no longer merely a theme in
scientific studies; PEPC has currently felt the impacts of
the climate change characteristic. In January 2014, the
Floating Storage and Offloading (FSO) Cinta Natomas
owned by Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East
Java (JOB P-PEJ) which has been the central container for
crude oil distribution from Banyu Urip that is monitored by
PEPC, also from JOB P-PEJ (Sukowati and Mudi Fields),
and Pertamina EP Asset-4 (Tiung Biru and Cepu Field)
drifted by Java sea waves. Ceaseless 5-meter high waves
complicated the repair process for days.
Terjangan ombak tersebut membuat terputusnya selang
penyalur minyak (floating hose) kapal tanker yang bersandar
di FSO lepas pantai untuk mengambil minyak mentah,
Dampak kejadian ini menyebabkan terjadinya tumpahan
minyak mentah di Laut Jawa.
The pounding of the waves severed the oil floating hose of
the tanker that was moored to the offshore FSO to take
crude oil. This incident caused a crude oil spill in the Java
Sea.
Selain itu, secara finansial turut berpengaruh kepada
produksi minyak di lapangan Banyu Urip. Akibat
berkurangnya kapasitas tampung minyak, Perusahaan
menghentikan penyaluran produksi ke FSO Cinta Natomas
dan mengoptimalkan penyaluran ke Kilang Tri Wahana
Universal (TWU) dan tangki PT Geo Putra Perkasa. KKKS
Blok Cepu terpaksa melakukan pengurangan tingkat
produksi dari pengeboran minyak dari 28.000 BOPD menjadi
21.000 BOPD. Peristiwa yang tergolong force majeure ini
diindikasikan sebagai dampak tidak langsung dari
perubahan iklim yang menjadi salah satu risiko dalam bisnis
operasional PEPC. [G4-EC2]
Moreover, this event also financially affects oil production
in Banyu Urip Field. Because of the decrease of oil container
capacity, the Company stopped production distribution to
FSO Cinta Natomas and optimized the distribution to Tri
Wahana Universal (TWU) Refinery and PT Geo Putra Perkasa
tank. Cepu Block KKKS are forced to cut down oil drilling
production from 28,000 BOPD to 21,000 BOPD. This force
majeure was indicated as indirect impact from climate
change as one of the risks in PEPC business operations.
Mengelola Emisi
Emission Management
Pada produksi minyak dan gas bumi, CO2 dan CH4 biasanya
merupakan komponen yang dominan dari gas emisi rumah
kaca. N2O dihasilkan dalam kuantitas kecil dari pembakaran
bahan bakar fosil dan kontribusi gas rumah kaca, tidak
terlalu signifikan dibandingkan CO2. Gas rumah kaca lain,
seperti HFCs dan PFCs digunakan untuk fasilitas pendingin,
serta SF6 berasal dari peralatan listrik ataupun dari tracer
dalam pipeline. Dalam laporan ini, PEPC menggunakan
satuan gas emisi rumah kaca dalam ton CO2 equivalent
(CO2e) sebagai faktor potensi pemanasan global (Global
Warming Potential/GWP) sebagaimana yang didasarkan
pada sumber dari Second Assessment Report IPCC tahun
1995. [G4-DMA]
In producing oil and gas, CO2 and CH4 are commonly the
dominant components from greenhouse gas emission.
N2O produced in a small quantity from fossil fuel
combustion and greenhouse gas contribution is less
significant compared to CO2. Other greenhouse gases such
as HFCs and PFCs are used for chiller, while FS6is sourced
from electrical equipment or pipeline tracer. In this report,
PEPC uses greenhouse gas emission unit in ton CO2
equivalent (CO2e) as Global Warning Potential (GWP) factor
as based on source from IPCC Second Assessment Report
of 1995. [G4-DMA]
[G4-EC2]
131
132
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Emisi udara dari industri migas secara umum dapat dibagi
dari dua kategori besar, yaitu exhaust gas dari generator
dan venting/flaring. Emisi dari pembakaran bahan bakar
dihasilkan dari operasi peralatan seperti mesin, pemanas,
dan pembangkit. Pembakaran ini menghasilkan nitrogen
oksida (NOx), karbon monoksida (CO), sulfur dioksisa (SO2),
bahan partikulat (PM), volatile organic compounds (VOC)
dan karbon dioksida (CO2). Venting umumnya menghasilkan
VOC dan emisi methan (CH4), yang biasanya berasal dari
storage tanks, venting sumur, uncontrolled gas dehydrators
dan equipment leaks.
Air emission from oil and gas industry can generally be
divided into two major categories, i.e. exhaust gas from
generator and venting/flaring. Emissions from fuel
combustion are produced from equipment operation such
as machine, heater, and generator. The combustion
produces nitrous oxide (NOx), carbon monoxide (CO), sulfur
dioxide (SO2), particulate material (PM), volatile organic
compound (VOC), and carbon dioxide (CO2 ). Venting
normally produces VOC and methane (CH4) emissions,
which are usually sourced from storage tanks, well venting,
uncontrolled gas dehydrators, and equipment leaks.
PEPC memahami bahwa emisi rumah kaca yang
disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil yang
tidak sempurna turut menambah jumlah intensitas yang
ada di atmosfer. Oleh karena itu, sebagai salah satu
perusahaan hulu migas yang dimiliki oleh Pemerintah, PEPC
ikut menyukseskan Rencana Aksi Nasional-Gas Rumah
Kaca (RAN-GRK) dalam bidang energi, yaitu dengan program
pemanfaatan biodiesel (pengembangan Kemiri Sunan).
PEPC understands that greenhouse emission caused by
imperfect fossil fuel combustion adds the amount of
intensity in the atmosphere. Therefore, as one of the
upstream oil and gas company owned by the Government,
PEPC participates in the National Action Plan - Green House
Gas (RAN-GRK) in energy with the biodiesel program
(Reutealis trispema cultivation).
Kesadaran mengenai kondisi global yang mengalami
peningkatan suhu rata-rata yang juga disebabkan oleh
aktivitas bisnis dan produksi, membuat inisiatif tersendiri
bagi perusahaan untuk berkontribusi mengurangi tren yang
terjadi. Pendekatan yang diambil oleh PEPC mencoba untuk
dimulai sedini dan sekomprehensif mungkin, mulai dari
efisiensi penggunaan energi di kantor dan lapangan,
pengendalian serta pemantauan kondisi konsumsi emisi
gas rumah kaca, sampai kepada merancang dan
melaksanakan kegiatan operasional produksi minyak bumi
yang ramah lingkungan.
The awareness on global condition that experiences average
temperature increase caused by business and production
activities, led the Company to contribute in reducing the
ongoing trend. The approach taken by PEPC is to start as
early and as comprehensively as possible, from energy use
efficiency in offices and on site, controling and monitoring
of greenhouse gas consumptions, to designing and
implementing environmentally-friendly crude oil operational
production activities.
PEPC melaksanakan perhitungan emisi di lokasi kantor
pada tahun 2012 dan 2013. Sedangkan untuk tahun 2014,
Perusahaan menguji kualitas udara ruang kerja (indoor air
quality) dengan faktor diantaranya kadar gas anorganik,
seperti CO2, CO, dan H2S. Hasil pengujian gas CO2 berkisar
antara 246 s/d 1020 ppm, hasil pengujian gas CO berkisar
antara < LOD s/d 1 ppm, sedangkan hasil pengujian gas
H2S berkisar antara 0,0013 s/d 0,0063 ppm. Hasil pengujian
ini mengindikasikan seluruhnya pajanan tidak melebihi Nilai
Ambang Batas sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.
PEPC has conducted emission calculation in its offices
location in 2012 and 2013. Meanwhile in 2014, the Company
tested indoor air quality with factors such as inorganic gas
degree, e.g.CO2, CO, and H2S. The CO2 test result ranged
between 246 and 1020 ppm, the CO test result ranges
from< LOD to 1 ppm, and H2S test result ranges from 0.0013
to 0.0063 ppm. The test results indicate that all exposures
did not exceed the Threshold Limit Value according to
Ministry of Employment and Transmigration Regulation
No. 13 of 2011 on Threshold Limit Value Physics and
Chemical Factors at Workplace.
Kegiatan operasi yang dimaksud dalam pelaporan ini adalah
segala kegiatan yang menyangkut dari proses eksplorasi,
pengembangan, produksi, dan sampai kepada penyaluran
minyak bumi kepada PT Tri Wahana Universal dan
PT Pertamina (Persero) melalui pipa sampai sebelum
melalui CPA JOB P-PEJ.
Operational activities meant in this report are all forms of
activities related from exploration, development, production,
to oil distribution processes to PT Tri Wahana Universal
and PT Pertamina (Persero) through pipeline up to the stage
before CPA JOB P-PEJ.
Dalam proses produksi minyak dan gas bumi, turut
dilepaskan gas seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NO x ),dan sulfur oksida (SO x ) yang dapat
menyebabkan pencemaran udara seperti hujan asam, kabut
asap, dan pemanasan global. Hujan asam yang turun ke
bumi menyebabkan tanah dan perairan menjadi lebih asam
dan tentunya mengganggu kualitas pertumbuhan tanaman.
In oil and gas production process, also released gases such
as carbon dioxide (CO2), nitrous oxide (NOx), and sulfur
oxide (SOx) that may cause air pollution in the forms of
acid rain, smoke fog, and global warming. Acid rainfall may
acidify soil and water which certainly hamper plant growth
quality.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Hasil perhitungan emisi di lapangan produksi Banyu Urip,
khususnya EPF dan EOE berdasarkan jenis gas emisi yaitu
gas CO2 sebesar 19,8 ton CO2e, gas CH4 sebesar 1,33 kilo
CO2e, gas NOx sebesar 6,5 kilo CO2e dan gas SOx sebesar
399,5 kilo CO2e. Sehingga total emisi yang dihasilkan
langsung selama periode pelaporan adalah sebesar 20,19
ton CO2e. [G4-EN15, G4-EN21, E1]
Emission calculation result in Banyu Urip production field,
especially EPF and EOE based on types of gas emission
are CO2 gas at 19.8 ton CO2e, CH4 gas at 1.33 kilo CO2e,
NOx gas at 6.5 kilo CO2e, and SOx gas at 399.5 kilo CO2e.
Therefore total emissions directly produced during reporting
period are 20.19 ton CO2e. [G4-EN15, G4-EN21, E1]
Tabel 11.3 Jumlah Emisi Suar Bakar Tahun 2012-2014 Table 11.3 Amount of Flaring Gas Emission 2012-2014
Tahun
Year
Sumber Emisi
Emission Source
2012
2013
2014
Suar Bakar
(Flaring)
Beban Emisi (CO2e/Tahun) Emission Weight(CO2e/Year)
CO2
CH4
NOx
SOx
TOTAL
5.177.022,31
350,22
1.715,15
104.542,75
5.283.630,43
27.077.604,81
1.831,76
8.970,85
546.794,49
27.635.201,91
19.784.263,64
1.338,38
6.554,55
399.515,63
20.191.672,20
Da lam L aporan Keberlanjutan ini, Perusahaan
mengungkapkan rasio intensitas emisi gas rumah kaca
yang dihasilkan dari proses produksi dan operasional bisnis
Perusahaan. Rasio intensitas emisi gas rumah kaca ini
berhubungan dengan intensitas energi yang dikonsumsi
oleh PEPC dalam setiap aktivitas bisnis dan operasionalnya.
Untuk mengungkapkan rasio intensitas emisi gas rumah
kaca, dipilih kategori denominator rasio yang sesuai dengan
konteks proses bisnis yang terjadi di PEPC, yaitu jumlah
barel minyak dan gas bumi yang diproduksi.
In this Sustainability Report, the Company discloses
greenhouse gas emission intensity ratio produced from all
production processes and Company business operations,.
The greenhouse gas emission ratio is related to energy
intensity consumed by PEPC in every business and
operational activity. To reveal the greenhouse gas emission
ratio, the ratio denominator category was chosen which is
appropriate with PEPC business process context, i.e.Total
barrels of produced oil and gas.
PEPC juga mengungkapkan rasio intensitas produksi
dengan perhitungan kontribusi emisi yang dihasilkan dari
tiap satuan barel minyak terproduksi. Jenis gas emisi yang
termasuk dalam perhitungan adalah CO2, CH4, NOx, dan
SOx. Besar rasio intensitas emisi dari tiap produksi adalah
(20.191.672,20 CO2 e/11,218,438 barrel) adalah 1.800
CO2e/MBOe. [G4-EN18, E1]
PEPC also discloses production intensity ratio by calculating
emission contribution produced by every oil barrel unit. Gas
emission included in the calculation among others are CO2,
CH4, NOx, and SOx. The amount of emission intensity ratio
from each production is (20,191,672.20 CO2e/11,218,438
barrel) or 1,800 CO2e/MBOe. [G4-EN18, E1]
PEPC juga memperhatikan konsumsi produk atau peralatan
yang memiliki bahan penipis ozon (ozone depleting
substances/ODS) seperti CFCs, HCFCs, halon dan methylbromida. Fasilitas pendingin lokasi kantor PEPC
menggunakan AC sentral yang sudah tidak lagi
menghasilkan CFC yang dapat membahayakan ozon,
namun kini telah menggunakan air dan senyawa Lithium
Bromida (LiBr). Begitu pula dengan penggunaan AC split
dan pendingin server internal perusahaan. Selain itu,
peralatan pemadam kebakaran baik untuk keperluan gedung
kantor ataupun yang digunakan di lapangan produksi,
menggunakan bahan yang tidak mengandung unsur halon
(Non-Ozone Depleting Substances/non-ODS) yang dapat
merusak lapisan ozon.
PEPC also pays attention to product consumptions or
equipment containing ozone depleting substances (ODS)
such as CFCs, HCFCs, halon, and methyl-bromide. Chiller
facilities at PEPC offices utilize central AC that no longer
produces ozone-endangering CFC, but using water and
Lithium Bromide (LiBr) compound instead. This also applies
for Company's split AC and internal server chiller. Firefighting
equipment for office building or production site also use
Non-Ozone Depleting Substances(Non-ODS).
133
134
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Flaring & Venting Gas
Flaring & Venting Gas
Flaring gas adalah pembakaran gas yang dinilai tidak
ekonomis melalui suar bakar, sedangkan venting adalah
pelepasan gas secara aman langsung ke udara yang
dikarenakan kelebihan produksi associated gas. Sistem flare
merupakan pengaman dari gas yang keluar dari sistem
proses dengan membakar gas yang keluar tersebut sebelum
memasuki atmosfer.
Gas flaring is gas combustion through flares that is
considered uneconomical. Meanwhile venting is safe gas
release directly to the air due to excessive production of
associated gas. Flaring system is a protection from the gas
released from process system by combusting the released
gas prior to entering the atmosphere.
Bagaimanapun, flaring dan venting memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan. Flaring akan meningkatkan emisi CO2
di atmosfer yang turut semakin memperparah kondisi
pemanasan global saat ini. Begitu pula pelepasan gas
secara langsung (venting) yang jauh lebih berbahaya karena
gas methan yang dilepaskan memiliki faktor Potensi
Pemanasan Global 20 kali lebih besar daripada CO2. Saat
ini, di sepanjang tahun di seluruh dunia, 150 milyar meter
kubik gas alam di bakar melalui suar bakar (flaring), yang
setara dengan 400 juta ton CO2e gas emisi rumah kaca
global.
However, flaring and venting bring negative impacts to the
environment. Flaring increases CO2 in the atmosphere that
worsens global warming. Direct release of gas (venting) is
more dangerous as released methane gas has Global
Warming Potency factor 20 times higher than CO2. Currently,
throughout the years all over the world, 150 billion cubic
meter natural gas is combusted through flaring that is equal
to 400 million ton CO 2 e green house gas emission.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendukung
salah satu keputusan dari Protokol Kyoto yaitu Clean
Development Mechanism (CDM) atau Mekanisme
Pembangunan Bersih (MPB). Kebijakan yang tercakup
dalam kebijakan ini adalah dengan mengurangi produksi
gas flaring, efisiensi energi dan emisi metana larian pada
sektor migas. Pemerintah Indonesia juga telah menginisiasi
target tercapainya lingkungan kegiatan migas tanpa gas
suar bakar (flare gas) pada tahun 2025.
The Government issues a policy to support a decision in
Kyoto Protocol, i.e. the Clean Development Mechanism
(CDM). The policies covered in the decision include reducing
flaring gas, efficiency of energy and fugitive methane
emission in oil and gas sector. The Indonesian Government
has also initiated the achievement of oil and gas activities
without flare gas target by 2025.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Sesuai dengan Permen Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi, PEPC
bersama KKKS Blok Cepu dilarang membuang gas ikutan
(associated gas) secara langsung melalui venting kecuali
dengan izin Menteri, namun dikecualikan salah satunya
untuk pig launchers. Pig launchers yang dimiliki PEPC
bersama KKKS Blok Cepu terletak di Fasilitas Gayam,
sehingga dengan kebijakan ini maka yang telah diizinkan
sesuai keputusan Kementerian dapat dipastikan aman bagi
lingkungan. Gas venting yang dihasilkan hanya terjadi pada
saat proses pigging, atau pembersihan internal pipa, dan
produksi gas venting pada proses ini tidak terhitung material
In alignment with Minister of Environment Regulation No.
13 of 2009 on Quality Standard of Stationary Emission
Source for Oil and Gas Business and/or Activities, PEPC
together with CepuKKKS are prohibited from disposing
associated gas directly through venting except with
permission from the Minister, for pig launchers are subject
to exception. Pig launchers owned by PEPC with Cepu
KKKS are located in Gayam Facility, therefore the policy
approved by the Ministry assures its safety for the
environment. The venting gas only produced in pigging
process or internal pipe cleaning and venting gas production
in this process was not measured materially.
Perusahaan mengikuti aturan batas maksimum flaring
sebesar 5000 MSCFD selama lebih dari enam bulan, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selama periode produksi minyak bumi tahun 2014, total
jumlah gas yang dibakar pada suar bakar berjumlah 1,241
MSCFD atau setara dengan 20.191.672,20 CO 2 e.
The Company complies with the regulation not to flare of
more than 5,000 MSCFD during the span of six months,
according to applicable regulations. During oil production
period in 2014, the total amount of gas combusted in the
flaring is 1,241 MSCFD or equal to 20,191,672.20 CO2e.
Jumlah gas flaring dan venting tersebut, berasal dari total
volume produksi sebesar 11 MMBOe, yang artinya rasio
intensitas keluaran gas tersebut sebesar 1.800 CO2e/MBOe.
The amount of gas flaring and venting comes from the
total volume production at 11 MMBOe which means the
intensity ratio of the associated gas is 1,800 CO2e/MBOe.
Grafik 11.2 Perkembangan Jumlah Gas Flaring dan Injeksi Tahun 2012-2014
Chart 11.2 Progresses of Injection and Flaring Gas 2012-2014
Produksi gas flaring dan venting yang dihasilkan oleh
kegiatan yang sifatnya non-rutin seperti plant start-ups and
shut-downs, pressure safety valve releases, tidak lebih besar
ketimbang kegiatan operasional rutin. Hanya pada kondisi
emergency (kompresor tidak beroperasi dan tidak ada
pemanfaatan gas fuel sebagai bahan bakar pembangkit)
flaring dapat mencapai 100% dari total gas yang terproduksi.
Flaring and venting gas produced by non-routine activities
such as plant start-ups and shut-downs, pressure safety
value releases, are not larger than routine operational
activities. Only during emergency (compressor does not
operate and no fuel gas utilizedfor generator) the flaring
may reach 100% from the total gas produced.
135
136
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Inisiatif Mengurangi Emisi
Emission Reduction Initiative
PEPC, KKKS Blok Cepu, khususnya operator Lapangan
Banyu Urip dalam membuat desain operasi, telah
merancang teknologi produksi venting hydrocarbon yang
mampu ditekan sejak awal. Tindakan preventif ini
merupakan inisiasi untuk memberikan kontribusi yang lebih
positif bagi bumi.
PEPC, Cepu Block KKKS, especially Banyu Field operator
for the operation design, have designed hydrocarbon venting
production technology that can be supressed from the
start. This preventive action is an initiation to give more
positive contribution for the earth.
Selain daripada itu, cara yang digunakan oleh PEPC dan
KKKS Blok Cepu menurunkan jumlah gas berbahaya pada
pembuangan adalah dengan melaksanakan penanaman
20.000 pohon trembesi, sebagai pohon yang memiliki daya
serap gas CO2 yang sangat tinggi. Dengan diameter tajuk
15 meter, satu batang pohon trembesi mampu menyerap
28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya. Pada tahun 2014 ini,
telah dimulai penanaman pohon trembesi sebanyak 10.000
batang yang akan terus dilanjutkan sampai jumlah dalam
komitmen PEPC sebanyak 20.000 tersebut tercapai. [OG6,
In addition, to reduce the amount of dangerous gas in the
disposal PEPC and Cepu Block KKKS plant 20,000 Albizia
saman, a tree species with high CO2 absorbing property.
With a crown diameter of 15 meter, one branch of Albizia
samancan absorbs 28,5 ton CO2 gas every year. In 2014,
10,000 Albizia samanhavebeen planted which will continue
until the commitment to plant 20,000 trees is reached.
Perusahaan menyadari bahwa setiap orang dan lembaga
harus memiliki kesadaran dan inisiatif untuk mengurangi
jejak karbon mereka sedini mungkin. Desakan akan dampak
negatif perubahan iklim yang semakin memburuk bila tidak
ada perubahan perilaku akan segera dirasakan bahkan oleh
generasi hari ini.
The Company realizes that every person and the
organisation has to be awareness and has to have initiative
to reduce carbon footprints as soon as possible. The
pressure from worse negative impacts of climate change
if we do not change our behaviors will be immediately felt
even by today's generation.
Setelah ratifikasi Protokol Kyoto oleh Pemerintah Indonesia
pada tahun 2004 untuk ikut serta dalam pengendalian serta
stabilisasi emisi, PEPC sebagai bagian dari Badan Usaha
Milik Negara, turut memperhatikan inisiatif Pemerintah
Indonesia yang berkomitmen pada forum G-20 Pittsburgh
dan COP15 UNFCCC Copenhagen tahun 2009 untuk
mengurangi 26% gas emisi rumah kaca yaitu sebesar 0,767
Giga ton CO2e, atau kontribusi reduksi dari sektor energi
sebesar 30 juta ton CO2 pada tahun 2020 dengan usaha
sendiri, atau penurunan 41% dengan dukungan luar negeri.
Following the ratification of the Kyoto Protocol by the
Indonesian Government in 2004 to participate in the
controlling and stabilizing of emission, PEPC as part of
State Owned Enterprises (SOE) support Indonesian
Government initiatives to commit to the G-20 Pittsburgh
and COP15 UNFCCC Copenhagen in 2009 to reduce 26%
of greenhouse gas emission which equal to 0.767 Giga ton
CO2e or contribute to energy reduction at 30 million ton
CO2 by 2020 by own efforts or 41% reduction with foreign
support.
Berdasarkan data yang disajikan dari tabel produksi emisi
diatas dapat dilihat perubahan penurunan emisi gas rumah
kaca yang dihasilkan dari proses bisnis dan operasional
PEPC. Pengurangan tingkat emisi gas rumah kaca yang
paling signifikan terlihat dari penurunan gas CO2, CH4 dan
SOx sebesar rata-rata 27%, yang menunjukkan keberhasilan
Perusahaan dalam strati yang telah dilakukan dengan terus
berupaya memperbesar jumlah associated gas yang diinjeksi
ke dalam bumi.
Based on the data shown emission production, it can be
seen that greenhouse gas emission change resulted from
PEPC business and operational process has decreased.
The most significant decrease of the green house gas
emission is seen from the declined CO2, CH4, and SO2 gases
of averagely 27%. This shows Company's success on the
initiatives to increase the amount of associated gas
reinjected to earth.
Pengurangan tingkat emisi juga terjadi akibat,
pengembangan efisiensi, mengurangi flaring & venting,
fugitive emission sebagai hasil inisiatif perusahaan.
The emission reduction is also triggered by efficiency in
development, decreasing flaring and venting, fugitive
emission as the result of the Company initiatives.
[OG6, E4]
E4]
[G4-EN19, E1]
[G4-EN19, E1]
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
PRAKARSA PRAKTIK TERBAIK BAGI SUMBANGSIH KEBERLANJUTAN
INITIATIVE OF THE BEST PRACTICE FOR SUSTAINABLE CONTRIBUTION
Bisnis produksi hulu migas
merupakan industri besar dengan
resiko yang juga besar. PEPC dalam
KKKS Blok Cepu bekerja sama
dengan perusahaan mitra lain
menjalankan bisnis hulu migas
dengan praktik terbaik dan standar
internasional yang diakui. Desain
operasional dan pembangunan
infrastruktur sampai kepada fase
produksi dijalankan dengan alur dan
tata laksana yang terencana dan
terukur. Sehingga mekanisme ini
dapat membantu meminimalisasi
bahkan menghilangkan dampak
negatif yang mungkin muncul.
Upstream oil and gas production
business is a large business with
equally large risks. PEPC in KKKS
Cepu Block cooperates with other
partners to run the upstream oil and
gas business with the best practice
and acknowledged international
standard. Operational design and
infrastructure development to the
production phase are run with
planned and measured flow and
procedures. Therefore the mechanism
may help minimize indeed eliminate
the occurrence of negative impacts.
Dalam hal pencegahan risiko, perusahaan mengedepankan
precautionary principle (prinsip pencegahan) sesuai dengan
Principle 15 United Nation (UN) Declaration, 'The Rio Declaration
on Environment and Development', 1992 yang mengamanahi
pendekatan yang diambil untuk mengatasi potensi dampak
lingkungan. Lebih lanjut pendekatan ini harus diaplikasikan
seluas-luasnya, dimana terdapat ancaman serius ataupun
bahaya yang tak mungkin dikembalikan (irreversible damage),
bahkan ketidakpastian kajian ilmiah tidak dapat dijadikan
alasan untuk menunda pengukuran yang efektif-biaya demi
mencegah pengrusakan lingkungan. [G4-14]
In risk prevention, the Company puts forward precautionary
principle in line with the United Nation Declaration, "The Rio
Declaration on Environment and Development", 1992.
Principle 15 mandates as approach taken to resolve
environmental impact potentials. The approach needs to
be applied as widely as possible, where there are serious
threats or irreversible damage, even the uncertainty of
scientific study cannot be a reason to postpone the costeffective measurement to prevent environmental damage.
Dalam bisnis operasionalnya, Perusahaan dan KKKS Blok
Cepu lainnya memperhatikan kaidah-kaidah serta standar
yang menjadi aturan yang disepakati oleh industri hulu
migas di Indonesia. Beberapa standar yang dipakai seperti
diantaranya International Association of Drilling Contractor
(IADC Well Cap) sebagai standar operasional pemboran di
lingkungan Pertamina. Mekanisme internal yang
dipakaisebagai standar operasional prosedur juga berasal
dari Pertamina yaitu The Pertamina Drilling Way version 2.0
Tahun 2014.
[G4-14]
In its business operations, the Company and other Cepu
KKKS are concerned about the principles and standards
that become the agreed provisions by upstream oil and
gas industry in Indonesia. Some of the standards such as
the International Association of Drilling Contractor (IAD
Well Cap) are used as drilling operations standard in
Pertamina circles. The Internal mechanism used as
operational procedure standard also derived from Pertamina
i.e. The Pertamina Drilling Way version 2.0 of 2014.
137
138
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pada Lapangan Banyu Urip sejak 2009, KKKS Blok Cepu
memulai pengangkatan minyak bumi dengan fase Early
Production Facilities (EPF), sementara pembangunan untuk
fasilitas Full Field Development terus berjalan demi mengejar
peak production sebesar 165.000 BOPD pada kuartal ketiga
tahun 2015.
In Banyu Urip Field since 2009, Cepu KKKS has started
crude oil lifting with Early Production Facilities phase,
meanwhile the developmentof Full Field Development
facilities is constantly running to meet the peak production
target of 165,000 BOPD in the third quarter of 2015.
PEPC saat ini sedang memasuki tahap penyelesaian dari
pengembangan Lapangan Banyu Urip sebagai POD pertama
di Blok Cepu melalui pembangunan proyek Engineering,
Procurement, & Construction (EPC). Proyek pengembangan
yang dimaksud terbagi dalam lima cakupan, yaitu EPC 1EPC 5.
1. EPC-1 : Central Processing Facilities (CPF)
2. EPC-2 : Onshore Export Pipeline
3. EPC-3 : Offshore Export Pipeline & Mooring Tower
4. EPC-4 : Floating Storage & Offloading (FSO)
5. EPC-5 : Infrastructure Facilities
PEPC currently is reaching the finishing phase of Banyu
Urip Field development as the first POD in Block Cepu
through Engineering, Procurement, and Construction (EPC)
project development. The mentioned development project
is divided into five scopes i.e. EPC 1 to EPC 5.
1. EPC-1 : Central Processing Facilities (CPF)
2. EPC-2 : Onshore Export Pipeline
3. EPC-3 : Offshore Export Pipeline & Mooring Tower
4. EPC-4 : Floating Storage & Offloading (FSO)
5. EPC-5 : Infrastructure Facilities
Gambar 11.1 Rencana Pembangunan Engineering, Procurement, & Construction (EPC)
Figure 11.1 Engineering, Procurement, & Construction (EPC) Development Plan
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Proyek yang telah dimulai sejak 2011, saat ini telah
memasuki masa finishing & completing pembangunan.
Selama tahun 2014, perkembangan proyek yang masih
berjalan yaitu:
The project that started in 2011 and has now entered the
construction finishing and completing phase. Throughout
2014, the ongoing projects are:
Grafik 11.3 Realisasi Proyek EPC 1-5 Tahun 2014 Chart 11.3 Realization of EPC 1-5 Project Year 2014
Plan
Actual
87.39
100.00
78.69
EPC 1
98.60
94.26
66.20
EPC 2
89.80
57.10
EPC 3
EPC 4
70.06
47.84
EPC 5
Pembangunan infrastruktur operasional produksi ini
dilaksanakan dengan praktik yang telah dirancang untuk
dapat menghasilkan dampak negatif yang kecil bagi
lingkungan. Perencanaan pembangunan tersebut
sebelumnya telah melewati beberapa macam uji dalam
kajian ANDAL dan RKL-RPL Proyek Lapangan.
The development of production operation infrastructure is
carried out with designed practices to produce low negative
impacts on the environment. The development design has
passed various tests in EIA and Field Project RKL-RPL.
Limbah dari Kegiatan EPC
Waste from EPC Activity
Kegiatan EPC menghasilkan limbah domestik yang berasal
dari aktivitas hunian tenaga kerja di lokasi kegiatan seperti
mandi, mencuci dan memasak. Limbah domestik dapat
berupa limbah padat maupun cair. Dengan jumlah pekerja
yang cukup banyak serta kondisi morfologi lingkungan
sekitar, maka limbah domestik berpotensi menjadi sumber
dampak.
Domestic waste is emphasized on waste sourced from the
activities of inhabitants in the work location such as
showering, washing, and cooking. Domestic wastes consist
of solid and liquid waste. With a large number of employees
plus the morphology of the surrounding environment,
domestic waste has the potential of causing impacts.
Upaya pengelolaan terhadap limbah tersebut yaitu:
The attempts to manage the domestic waste are:
Setelah kegiatan instalasi unit-unit proses dan pipa
selesai, maka akan dilakukan uji hidrostatik terhadap
pipa dan bejana-bejana proses. Uji hidrostatik ini akan
membutuhkan air yang akan diambil dari Sungai
Bengawan Solo. Air bekas uji hidrostatik akan memenuhi
nilai ambang batas yang berlaku sebelum dibuang ke
sungai terdekat. Apabila parameter air belum memenuhi
standar yang berlaku, air akan ditampung dalam danau
buatan untuk dikelola. Sedangkan limbah biologis tenaga
kerja (MCK) ditampung di septic tank.
Following the completion of process units and pipeline
installation, hydrostatic test will be conducted to water
taken from Bengawan Solo. Used water in hydrostatic
test shall comply with applicable threshold limit value
prior to being disposed of in the nearby river. In the event
that water parameter does not comply with the applicable
standard, the water will be contained in an artificial lake
to be processed. Meanwhile the biological waste from
workers is contained in septic tanks.
Limbah padat seperti kemasan bekas makanan, kaleng
akan dikumpulkan dan dibuang pada TPA di Kabupaten
Bojonegoro. Limbah domestik pekerja akan ditampung
dalam septic tank. Limbah padat yang merupakan
material sisa seperti potongan pipa, semen (concrete),
kaleng bekas cat dan sisa material lainnya akan
dikumpulkan dan dibawa kembali oleh kontraktor.
Solid waste such as food wrappers, tin cans will be
collected and disposed of in a landfill in Bojonegoro
Regency. Employees domestic waste will be contained
in septic tanks. Solid wastes in the forms of excess
materials such as pipe chunks, concrete, used paint
cans, and other remaining materials are collected and
brought back by the contractors.
139
140
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Limbah Kantor
Office Waste
Perusahaan menjalankan kegiatan operasional kantor
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh rekanan
pengelola gedung kantor. Sehingga penggunaan air dan
listrik termasuk penanganan limbah dikelola secara terpusat
oleh rekanan tersebut.
The company runs the office operational activities using
the facilities provided by office building management partner.
Therefore water and electricity consumption as well as
waste management are centralized by this partner.
Dalam pelaksanaannya, pemilahan pada tingkat sumber
(source segregation) belum dilakukan. Limbah domestik dan
komersial ringan seperti kertas ataupun bekas kemasan
makanan digabungkan dalam satu penimbunan dan
dikumpulkan oleh rekanan pengelola gedung. Proses
pemilahan pertama terjadi setelah fase ini, dimana sampah
tersebut dipilah berdasarkan kategori sampah non-organik
yang masih dapat didaur ulang, seperti plastik, kaleng, botol,
dan kertas, serta non-daur ulang seperti sampah organik,
sisa makanan dan sampah basah lainnya. Limbah elektronik
seperti baterai bekas pengharum ruangan diambil kembali
oleh pihak ketiga penyedia untuk diolah lebih lanjut.
In the implementation, the sorting in the source generation
has not been done. Domestic and light commercial waste
such as paper and food wrappers are combined in one
storage house and collected by the building management
partner. The first sorting is conducted following this phase,
where the wastes are sorted based on recyclable nonorganic waste category (e.g.plastic, cans, bottles, and paper)
and non-recyclable waste (e.g. food waste and other wet
waste). Electronic waste such as waste batteries of air
refreshener are taken by the third party for further
processing.
Pengelolaan air bekas pakai di gedung kantor dilaksanakan
dengan penampungan pada septic tank.
Waste water processing in the office building is done by
containment in the septic tanks.
PEPC juga mengukur kualitas dari pengolahan air limbah
selama 2014 untuk menjamin serta memantau
perkembangan baku mutu air limbah, dimana standar Baku
Mutu Komunal Limbah Cair Domestik sesuai dengan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 122 Tahun
2005. Hasil pengukuran tersebut seperti ditunjukkan tabel
berikut:
PEPC also measures the quality of waste water processing
throughout 2014 to guarantee and monitor the development
of waste water quality standard, where Domestic Waste
Water Communal Quality Standard consistent with the
Regulation of Jakarta Special Capital Region Governor
Number 122 of 2005. The result of the measurement can
be shown in the following table:
Tabel 11.4 Hasil Pengukuran Mutu Pengolahan Air Limbah
Table 11.4 Result of Wastewater Treatment Quality Measurement of PEPC 2014
Satuan
Unit
Kandungan
Content
Baku Mutu
Quality Standard
Hasil Uji
Test Result
6-9
7,9
pH
pH
Organik (KMnO4)
Organic (KMnO4)
mg/L
85
13,43
Zat Padat Tersuspensi
Suspended Solids
mg/L
50
10,0
Ammonia
Ammonia
mg/L
10
2,65
Minyak dan Lemak
Oil and Fat
mg/L
10
< 1,13
Senyawa Aktif Biru Metilen
Methilene Blue Active Substance
mg/L
2
0,07
COD (Dichromat)
COD (Dichromat)
mg/L
80
< 40,0
BOD (20oC, 5 hari)
BOD (20oC, 5 hari)
mg/L
50
6,22
Perusahaan memiliki prosedur tersendiri dalam mengelola
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk mencegah
dan menanggulangi pencemaran serta kerusakan
lingkungan dan melakukan pemulihan kualitas lingkungan
yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali.
Dalam operasional gedung, limbah B3 yang teridentifikasi,
yaitu oli dari genset sebesar 10,02 L. [G4-EN25, E10]
The Company has its own procedures in processing
dangerous and toxic waste (B3) to prevent and overcome
pollution and environmental damage as well as quality
recovery of polluted environment to their initial function. In
building operations, dangerous and toxic waste identified
is oil from generators of size 10.02 L. [G4-EN25, E10]
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Air Terproduksi
Produced Water
Dalam kegiatan operasional, industri minyak dan gas tidak
hanya memproduksi minyak mentah namun juga limbah
yang jika tidak tertangani dengan baik dapat berbahaya
bagi lingkungan, salah satunya adalah air terproduksi
(produced water). Produced water merupakan limbah cair
yang keluar dari sumur pemboran bersama-sama dengan
minyak ataupun gas. Dalam penanganan lebih lanjut,
produced water dipisahkan dengan minyak dengan teknologi
separator.
In operational activities, oil and gas industry produces not
only crude oil but also waste which may endanger the
environment when not carefully processed, among others
produced water. Produced water is liquid waste released
from the drilling well together with oil or gas. In further
processing, produced water is separated from oil with
separator technology.
Limbah eksploitasi minyak bumi ini mengandung senyawa
seperti BTEX, ammonia, phenol, dan merkuri yang dapat
berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungan. Sebagai salah satu limbah yang paling banyak
keluar dalam pengangkatan minyak bumi, produced water
menjadi perhatian tersendiri bagi PEPC bersama KKKS lain
mengingat potensi dampak lingkungan yang negatif yang
dapat ditimbulkannya.
This crude oil exploitation waste contains substances such
as BTEX, ammonia, phenol and mercury that are potentially
harmful to human health and the environment. As one of
the wastes with largest amount released during oil lifting,
produced water is a major concern for PEPC and other
KKKS considering the potential negative environment
impacts that may arise.
Dalam operasional Lapangan Banyu Urip yang
menghasilkan minyak bumi, pada setiap 30.000 barel
minyak yang diangkat tiap hari nya, bersamaan dengannya
ikut keluar bersamaan dengannya ikut keluar produced water
dengan rata-rata dengan rata-rata sebesar 100 Barel.
In oil-producing Banyu Urip Field operation, each 30,000
barrel oil lifted daily also brings on average 100 barrels of
produced water.
Grafik 11.4 Jumlah Injeksi Produced Water Tahun 2012-2014
Chart 11.4 Amount of Produced Water Injection 2012-2014
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Perusahaan tidak membuang produced water ke permukaan,
namun seluruhnya diinjeksikan kembali ke dalam bumi
setelah melalui unit water skimmer dengan jumlah minyak
terlarut di bawah 50 ppm, sehingga produced water ini telah
memiliki spesifikasi yang sesuai dengan keadaan reservoir
dan tidak memiliki dampak lingkungan negatif. Selama
periode pelaporan, Perusahaan menginjeksi kembali
produced water sebesar 24.930,04 barrel. [OG5, E9]
The Company does not dispose of produced water on earth
surface, instead, the produced water is reinjected into the
ground after passing through a water skimmer unit with
total dissolved oil under 50 ppm, therefore the produced
water has complied with the specification suitable for
reservoir condition and does not have negative
environmental impact. During the reporting period, the
Company has reinjected produced water as much as
24,930.04 barrels. [OG5, E9]
141
142
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Lumpur dan Serbuk Pemboran
Drilling Mud and Drill Cuttings
Sebagai bagian dari limbah hasil pemboran minyak, selain
produced water, drilling mud (lumpur) dan cutting harus
dikelola dengan baik. Dalam proses pemboran, lumpur
dipompa masuk melalui pipa menuju mata bor. Nosel di
mata bor akan menginjeksikan lumpur bor (drilling mud)
keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu
menggali bebatuan, yang selanjutnya naik kembali ke
permukaan lewat celah antara lubang sumur dan pipa bor
yang disebut annulus, membawa cutting hasil pemboran.
Apart from produced water, drilling mud and drill cuttingsas
oil drilling waste shall bewell-processed. In the drilling
process, mud is pumped in through pipe to drill bit. The
nozzle in the drill bit will inject the drilling mud out with high
speed that will help in digging the rocks, which will rise
again to the surface through the gap between the wellhore
and drill pipe called annulus, bringing drill cuttings.
Lumpur bor terdiri atas dua jenis, yaitu lumpur berbahan
dasar air (aquaeos drilling mud) dan lumpur bor berbahan
dasar minyak (oil/non-aquaeos drilling mud). Demi membantu
mengurangi risiko lingkungan dari proses pemboran,
Perusahaan bersama KKKS Blok Cepu hanya menggunakan
lumpur bor yang terbuat dari bahan dasar air karena lumpur
tersebut dikategorikan sebagai lumpur non-toksik.
Penggunaan lumpur bor non-toksik ini juga dapat
mengurangi kemungkinan pencemaran air tanah apabila
terjadi limpasan air hujan dari mud pit.
Drilling mud consists of two types i.e aquaeos drilling mud
and oil/non-aquaeos drilling mud. To help reduce
environmental risk from the drilling process, the Company
and Cepu KKKS only use water-based drilling mud as the
mud is non-toxic. The use of non-toxic drilling mud can also
reduce the possibility of ground water pollution if there is
runoff from the mud pit.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Pengelolaan lumpur bor yang sudah tidak terpakai lagi atau
lumpur yang telah berulangkali disirkulasi ke dalam sumur
bor, sehingga mencapai tingkat toleransi kandungan
padatan yang tidak dapat dipisahkan lagi dengan alat-alat
pemisah (solids control). Total penggunaan lumpur bor pada
Lapangan Banyu Urip untuk 17 sumur selama tahun 2014
adalah sebesar 229.160 barrel. Sedangkan limbah padat
berupa serbuk bor (cutting) yang dihasilkan dari proses
pemboran diperkirakan sekitar 7.802 m3 untuk 8 sumur
pada Well Pad B, dan 8.617 m3 untuk 9 sumur Well Pad C.
The management of used drilling mud or mud repeatedly
circulated into drilling well, reaches solid content level that
can no longer be separated by separators (solids control).
The total usage of drilling mud in Banyu Urip Field for 17
wells throughout 2014 is 229,160 barrels. Meanwhile drill
cuttings produced in the drilling process is estimated at
7,802m3 for 8 wells in Well Pad B and 8,617 m3 for 9 wells
in Well Pad C. [OG7, E10]
Pengelolaan Lumpur
Mud Handling
Dalam menjalankan operasi pemboran, Perusahaan
menggunakan metode batch drilling, yaitu salah satu
teknologi pemboran modern yang pada dasarnya
dilaksanakan dimana sejumlah sumur (biasanya 3 atau
lebih) dibor dengan rig yang sama pada luas permukaan
tertentu secara berturut-turut, dengan bagian yang sama
(section) dari setiap lubang untuk dibor satu per satu sampai
kedalaman akhir tercapai pada semua sumur, ketimbang
menyelesaikan seluruh section sebelum melanjutkan untuk
mengebor yang berikutnya. Metode pemboran ini tergolong
modern karena dapat memberikan keuntungan bagi
Perusahaan dengan efisiensi di berbagai aspek, khususnya
material lumpur pemboran.
In running the drilling process, the Company uses the batch
drilling method, which is one of the modern drilling
technologies that basically is done where some wells
(usually 3 or more) are drilled with the same rig on certain
surface width consecutively, with the same section from
every hole to be drilled one by one until reaching final depth
for all wells, instead of finishing the whole section prior to
continuing to the nex drilling. This drilling method is
considered modern due to its benefits to the Company in
addition to efficiency in several aspects, particularly drilling
mud material.
Dengan melaksanakan pemboran yang dilakukan per
section, properties lumpur tetap memiliki kualitas yang sama
untuk setiap section pemboran. Metode ini terbukti efisien
dalam operasionalnya, dan menghasilkan tingkat
penggunaan lumpur yang lebih sedikit. Setelah pemboran
selesai, cuttings material diuji Toxicity Characteristic Leaching
Procedure (TCLP) dengan parameter Ba, Cd, Hg, Pb, Ag,
Cr6+, Zn dan Cu. Jika berdasarkan uji TCLP menunjukkan
limbah padat memenuhi syarat untuk dibuang maka used
mud akan dicampur dengan limestone (batu gamping) dan
bak penampung akan ditutup dengan tanah pucuk. Jika
berdasarkan uji TCLP menunjukkan bahwa limbah padat
tidak memenuhi syarat, maka pengelolaan limbah akan
mengacu pada PP No. 18/1999 jo PP No. 85/1999 dan
peraturan pelaksanaannya.
With per section drilling, the mud properties will possess
the same quality for every drilling section. This method is
proved to be efficient in its operational and produces lesser
mud usage. After drilling is completed, cutting materials
are tested with the Toxicity Characteristic Leaching
Procedure (TCLP) with Ba, Cd, Hg, Pb, Ag, Cr6+, Zn, and
Cuparameters. If the TLCP test shows that solid waste
meets the requirement to be disposed of then the used
mud will be mixed with limestone and the container will be
closed with topsoil. If the TLCP test shows that solid waste
does not meet the requirement, the waste processing will
then refer to Government Regulation No. 18/1999 in
conjunction with Government Regulation No. 85/1999 and
its implementing regulations.
Pengelolaan limbah pemboran:
a. Pengelolaan lumpur bor segar (fresh mud) menggunakan
MSDS dan menganalisis tingkat racun (toksisitas) lumpur
segar sebelum dipergunakan untuk pemboran.
b. Pengelolaan terhadap limbah pemboran yang terdiri dari
cair dan padat (air limbah, lumpur sisa dan serbuk bor)
mengacu pada Peraturan ESDM No. 045 Tahun 2006.
c. Setelah kegiatan selesai, air limbah terakhir yang
dihasilkan akan dianalisa TCLP, dimana dari hasil analisa
bila air limbah terakhir tersebut mengandung limbah B3
maka akan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku,
Sedangkan padatan yang ada di kolam cutting dan bak
pengolahan yang mengandung B3 akan diproses lebih
lanjut melalui PPLI.
d. Pengelolaan serbuk bor dan sisa lumpur bor (limbah
padat) mengacu kepada Peraturan Menteri ESDM No.
045 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lumpur Bor,
Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Kegiatan Pemboran
Minyak dan Gas Bumi, dan Tata Kerja Individu
Penanganan Limbah Pemboran Di darat PT PERTAMINAEP No. C-003/EP5000/2006-S0.
Drilling waste processing:
a. Fresh drilling mud processing uses MSDS and analyzes
fresh mud toxicity before used for drilling.
[OG7, E10]
b. Processing of solid and liquid drilling waste (waste water,
mud and cuttings) refers to Ministry of Energy and
Mineral Resources Regulations No. 045 of 2006.
c. The processing of drilling mud and cuttings (solid waste)
refers to Ministry of Energy and Mineral Resources
Regulations No. 045 of 2006 on the Management of
Drilling Mud, Mud Waste, and Drill Cuttings in Oil and
Gas Drilling Activities and Individual Procedure on Drilling
Waste Management on Land PT PERTAMINA-EP No. C003/EP5000/2006-S0.
d. The processing of drilling mud and cuttings (solid waste)
refers to Ministry of Energy and Mineral Resources
Regulations No. 045 of 2006 on the Management of
Drilling Mud, Mud Waste, and Drill Cuttings in Oil and
Gas Drilling Activities and Individual Procedure on Drilling
Waste Management on Land PT PERTAMINA-EP No. C003/EP5000/2006-S0.
143
144
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pengelolaan lumpur bor yang sudah tidak terpakai, tidak
dilaksanakan di lokasi namun dengan dikirim ke PPLI Bogor
menggunakan truk dengan sistem pengelolaan Physical
Chemical Treatment dan Bio Plant. Sedangkan pengelolaan
cutting juga dikirim ke PPLI dengan menggunakan sistem
stabilisasi dan waste treatment.
Unused drilling mud is not processed on site but is sent to
PPLI Bogor on trucks with Physical Chemical Treatment
and Bio Plant processing systems. Cuttings are also sent
to PPLI with stabilization and waste treatment method for
processing.
Limbah pemboran sudah tidak termasuk ke dalam kategori
B3 sehingga Perusahaan berinisiatif untuk mencari cara
memanfaatkannya secara lebih lanjut. Inisiatif ini
dilaksanakan bersama Universitas Brawijaya Malang untuk
melakukan studi pemanfaatan tersebut. [OG7, E10]
Based on a new Government regulation, drilling waste is
no longer included as toxic and hazardous waste, hence
the Company initiates to look for ways to further utilize the
material. The initiative is conducted with the Brawijaya
University Malang to conduct the study of the usage.
Gas H2S yang keluar dari formasi bersama lumpur bor pada
saat kegiatan pemboran dikelola sebagai berikut:
Gas H2S yang terkandung dalam lumpur bor dilarutkan
dengan suspense kalsium hidroksida (Ca(OH)2) di bak
lum pur , s ehingga ter bent uk gar a m sul fi da.
Untuk gas H2 S bebas yang tidak bisa diperkirakan
jumlahnya, maka salah satu tindakan yang dilakukan
adalah menghentikan sementara kegiatan pemboran
dan evakuasi seluruh pekerja pemboran dan masyarakat
yang berada di sekitarnya.
H2S gas released from the formation together with drilling
mud in the drilling process is processed as follows:
H2S gas contained in mud is dissolved with calcium
hydroxide (Ca(OH)2) suspension in the mud container
to form sulfide salts.
To manage free H2S the quantity of which cannot be
estimated, one of the actions taken is by temporarily
ceasing the drilling activities and evacuate all drilling
workers and the community around the location.
Selama masa produksi yang telah berjalan, belum pernah
ditemukan adanya kebocoran H2S. Hal ini juga ditunjang
karena Pemerintah memiliki aturan operasi untuk tidak
melepaskan ke permukaan.
During the ongoing production period, no leakage of H2S
was ever found. However, should H2S be detected, the
Company applies an operation regulation not to release the
substance to the surface.
Upaya pencegahan yang dilakukan untuk mendeteksi
adanya gas H 2 S bebas sedini mungkin adalah
[G4-EN27, HS4]:
Melengkapi instalasi pemboran dengan alat penghembus
udara yang besar (fan) yang arahnya searah dengan
arah angin.
Memasang sensor gas H2S di tempat tertentu seperti
pada: shaleshaker, tangki lumpur dan lantai bor.
Mengatur sensor gas H2S pada konsentrasi yang dapat
membahayakan jiwa manusia (ambang batas H2S = 10
ppm).
Tersedianya Breathing Apparatus (BA) dan personal
detector gas H2S di lokasi pemboran untuk keselamatan
manusia.
Memasang alarm deteksi H2S yang bocor ke permukaan
Semua personil di area rig floor diwajibkan untuk memiliki
sertifikasi H2S
The preventive attempts conducted to detect free H2S as
early as possible are [G4-EN27, HS4]:
Tumpahan
Spills
Tumpahan merupakan isu yang sangat hangat dalam
industri hulu migas. Kandungan dalam bahan tumpahan
yang dapat membahayakan senyawa dan makhluk hidup
dalam tanah maupun air menjadi alasan perhatian khusus
ini, khususnya bila tumpahan minyak terjadi dalam volume
besar. Masalah lain adalah soal pembersihan (clean up)
dari tumpahan tersebut yang tidak tertutup kemungkinan
menggunakan bahan kimia lain yang juga berpotensi
menghadirkan dampak negatif lain.
Spills is a trending issue in upstream oil and gas industry.
The spill substances that may endanger compound and
organisms in soil or water are the reason for this special
attention, particularly when the oil spill occurs in large
volumes. The other problem is the clean-up of the spill that
may use chemical substances that may bring further
potentially harmful effects.
[OG7, E10]
Equipping drilling installation with large fan directed
downwind.
Installing H2S gas censor in certain places such as at:
shaleshaker, mud tank, and drilling floor.
Controling H2S gas censor on the concentration that
may endanger human lives (H2S threshold limit = 10
ppm).
Ensuring Breathing Apparatus (BA) and H2S gas personal
detector availability at drilling sites for human safety.
Installing detection alarm for H2S leakage to the surface.
Requiring all personnel on the rig floor area to acquire
H2S certification.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Bila peristiwa tumpahan minyak (oil spill) terjadi di lingkungan
laut, maka akan dapat menurunkan kualitas air laut, baik
karena efek langsung (short term effect) maupun yang lebih
membahayakan, yaitu efek dalam jangka panjang (long
term effect). Ketika minyak tumpah di laut, interaksinya
dengan air laut menghasilkan berbagai jenis proses yang
dapat mengubah komposisi dan karakteristik minyak di
lingkungan laut, seperti adveksi, difusi, dispersi, sedimentasi,
emulsi, penguapan, pelarutan, degradasi mikroba dan
fotokimia.
Oil spills that occur at sea may lower seawater quality,
either due to its short-term impact or the more dangerous
long-term effect. Interaction between oil spills and seawater
brings several processes that may change the composition
and characteristic of the oil in sea, such as advection,
diffusion, dispersion, sedimentation, emulsion, evaporation,
dissolution, microbial and photochemical degradation.
Untuk itu, langkah pencegahan telah dilakukan oleh
PEPC ataupun operator KKKS Blok Cepu melalui pelatihan,
prosedur, peralatan yang memadai. PEPC menggunakan
aturan dari SKK Migas PTK 005 Tahun 2011 Tentang
Penanggulangan Tumpahan Minyak. Perusahaan dalam
menjalankan praktik operasional di lapangan menerapkan
aturan Zero Spill dalam kebijakan lingkungannya. Setiap
kegiatan yang berpotensi menyebabkan tumpahnya suatu
liquid harus dilengkapi dengan wadah yang tepat. Selain
itu, juga terdapat pihak ketiga yang ditugaskan sebagai Oil
Spill Responder & pengelola limbah (waste management).
Secara periodik, perusahaan juga memperbaharui aturan
terkait serta prosedur lapangan bila ditemukan
perkembangan lebih lanjut mengenai isu tumpahan tersebut.
Therefore PEPC or Cepu KKKS operator have conducted
preventive measures through trainings, procedures, and
adequate equipment. PEPC uses provision from SKK Migas
PTK 005 of 2011 on Oil Spill Mitigation. The Company in
running the operations on site implements Zero Spill
regulation in its environmental policy. Every activity with
liquid spill potential has to be equipped with the appropriate
container. In addition, a third party is also assigned as Oil
Spill Responder and tasked with waste management duties.
Periodically, the Company updates the regulations related
to the field procedures if further development about the
spill issue has been found.
Selama tahun 2014, hanya terjadi satu kali peristiwa yang
berpotensi menyebabkan tumpahan di laut yang berkaitan
secara tidak langsung dengan PEPC, meskipun dengan
jumlah yang tidak signifikan. Hal ini terjadi akibat lepasnya
FSO Cinta Natomas dari Single Buoy Mooring (SBM) akibat
terpaan ombak terus menerus setinggi lima meter. Sehingga
saluran kapal tanker yang sedang merapat ke FSO untuk
memindahkan minyak mentah terputus dan menyebabkan
sebagian minyak mentah tumpah ke air laut.
Throughout 2014 only one incident had the potential of
causing spills in the sea which was indirectly related to
PEPC, despite its insignificant quantity. This happened due
to the drifting of FSO Cinta Natomas from Single Buoy
Mooring (SBM) caused by continuous pounding of fivemeter high waves which cut the line of a tanker trying to
transfer crude oil and consequently spilling oil into the sea.
FSO Cinta Natomas yang digunakan untuk menampung
minyak mentah yang disalurkan dari GOSP Banyu Urip
sempat terseret beberapa ratus meter ke arah Timur
kemudian dengan bantuan 2 Tug Boat dievakuasi ke lokasi
aman dan buang sauh/jangkar dan tambat sekitar 3 mil
dari lokasi sandar semula.
FSO Cinta Natomas which isutilized to contain crude oil
distributed to Banyu Urip GOSP was drifted several hundreds
meters to the East. With assistance of two Tugboats, the
FSO was then evacuated toa secure location and anchored
and moored around 3 miles from the former mooring
location.
Sebagai pemilik dari FSO tersebut, Joint Operating Body
Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) bersama tim
dari SKK Migas melakukan pemantauan darat dan udara
selama empat hari menggunakan helicopter yang
dioperasikan MCL. Penelusuran terhadap jejak berdasarkan
prediksi alir ceceran minyak yang terbawa arus laut dan
angin ke arah Timur Tenggara dari titik awal FSO tidak
menemukan jejak ataupun ceceran minyak di sepanjang
area tersebut. Hal ini diperkirakan terjadi akibat jejak minyak
yang hancur, menguap, dan terurai seluruhnya secara alami
akibat hempasan ombak. Begitu pula dengan tim
penelusuran darat yang tidak menemukan tanda jejak
minyak di sepanjang pantai. Temuan dari penelusuran ini
menyimpulkan bahwa kondisi perairan yang masuk ke
wilayah Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban tersebut,
sebagai wilayah sekitar tambatan FSO Cinta Natomas tidak
terdampak setelah peristiwa tumpahan minyak tersebut.
As FSO owner, Joint Operating Body Pertamina-Petrochina
East Java (JOB P-PEJ) together with SKK Migas team
conducted land and air observation for four days by
helicopter operated by MCL. The search for tail based on
predicted oil spill flow carried with sea current and wind
southeasterly direction from the FSO starting position did
not find any tail or oil spill along the area. This was expected
to happen as the oil tail was naturally destroyed, evaporated,
and dissolved completely by wave pounding. The land
search team did not find oil spill tail along the coastline.
The finding of this search concluded that the water condition
in Palang Sub-district, Tuban Regency as the location for
FSO Cinta Natomas mooring was not affected after the oil
spill incident. [G4-EN24, E8]
[G4-EN24, E8]
145
146
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Penyaluran Minyak Mentah
Crude Oil Distribution
PEPC memahami dampak lingkungan dari kegiatan
transportasi yang memiliki cakupan yang cukup luas, mulai
dari pemanasan global sampai kepada kabut asap lokal
dan kebisingan. Oleh karena itu perusahaan mematuhi
standar berlaku serta mengimplementasikan prosedur
dalam mengelola dampak yang dihasilkan seminimum
mungkin sehingga tidak menyebabkan potensi masalah
yang lebih besar. [G4-DMA]
PEPC understands the wide environmental impact brought
about by transportation activities such as global warming,
local smog, and noise. Therefore, the Company complies
with applicable standard and implements the procedures
in managing the impact to the minimum to avoid further
problems. [G4-DMA]
Beberapa aktivitas yang menyangkut proses pengangkutan
yaitu:
1. Pengangkutan karyawan baik yang berada di kantor
Pusat Jakarta menggunakan kendaraan operasional
kantor ataupun penyedia layanan transportasi jarak jauh,
serta pekerja yang berada di Lapangan Banyu Urip dan
Jambaran-Tiung Biru
2. Pengangkutan minyak mentah dari Sales Point EPF Banyu
Urip sampai ke Lifting Point di FSO Cinta Natomas
3. Pengangkutan material pembangunan konstruksi dan
infrastruktur produksi dari proyek EPC
Several activities related to transportation process are:
1. Employee transportation for Jakarta Head Office using
office operational vehicles or long-distance transportation
provider, as well as for employees in Banyu Urip and
Jambaran-TiungBiru Fields
2. Crude oil transportation from EPF Banyu Urip Sales Point
to Lifting Point in FSO Cinta Natomas
3. Transportation of construction building material and
production infrastructure of EPC project
Gambar 11.2 Pengawasan Penyaluran Minyak Banyu Urip oleh PEPC
Figure 11.2 Banyu Urip Oil Distributions Monitoring
Titik
Lifting
Lifting
Point
Cepu KKKS
Early Production
Facility
GEO LINK P/L
6” x 37KM
MUDI
PIPA PPEI
10” x 37KM
Titik
Penjualan
Sales
Point
Selain daripada menjalankan bisnis produksi di Lapangan
Banyu Urip dan Lapangan Jambaran-Tiung Biru, sesuai
dengan amanah dari PT Pertamina (Persero) selaku
pemegang saham, memberikan penugasan tambahan
kepada PEPC dalam kegiatan pengawasan penyaluran
minyak mentah dari lapangan Banyu Urip dalam fase Early
Production Facilities (EPF).
GAYAM
PIPA PPEI
10” x 20KM
FSO
Cinta
Natomas
Apart from running production business in Banyu Urip and
Jambaran-Tiung Biru Fields according to PT Pertamina
(Persero) mandate as stakeholders, PEPC has the additional
duties to control crude oil transportation from Banyu Urip
Field in Early Production Facilities (EPF) phase.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Untuk mengontrol penyaluran minyak mentah Banyu Urip
mulai dari Sales Point di dalam pagar fasilitas Gas Oil
Separation Plant (GOSP) hingga Lifting Point di Floating
Storage Offloading (FSO) Cinta Natomas. Fasilitas penyaluran
minyak mentah tersebut berupa jalur pipa 6"x40 km Banyu
Urip-Mudi yang dikelola oleh PT Geo Putra Perkasa melalui
kontrak Build Operation and Owned (BOO) dan diteruskan
melalui fasilitas pipa milik JOB P-PEJ hingga FSO Cinta
Natomas.
To control Banyu Urip crude oil distribution extends from
Sales Point inside the fence of Gas Oil Separation Plant
(GOSP) facility to Lifting Point in Floating Storage Offloading
(FSO) Cinta Natomas. The crude oil distribution facility is
a 6"x40km Banyu Urip-Mudipipeline managed by PT Geo
Putra Perkasa through Build Operation and Owned (BOO)
contract and is forwarded through pipe facility owned by
JON P-PEJ to FSO Cinta Natomas.
Penyaluran minyak mentah produksi Lapangan Banyu Urip
yang dibeli oleh PT Pertamina (Persero) melalui jalur pipa
6 inch dari Banyu Urip - Mudi sepanjang 40 km (fasilitas
jaringan pipa PT Geo Putra Perkasa) dan fasilitas JOB PPEJ dari Mudi hingga FSO Cinta Natomas pada tahun 2014
adalah 6.379.420 barrel.
The distribution of crude oil produced by Banyu Urip Field
bought by PT Pertamina (Persero) through 6" pipeline from
Banyu Urip-Mudi with 40 km length(PT Geo Putra Perkasa
pipeline network facility) and JOB P-PEJ facility from Mudi
to FSO Cinta Natomas in 2014 reached 6,379,420 Barrels.
Grafik 11.5 Jumlah Penyaluran Minyak Mentah PEPC Tahun 2012-2014 Chart 11.5 Amount of PEPC Crude Oil Distribution 2012-2014
6500000.00
6400000.00
6300000.00
6200000.00
6100000.00
6000000.00
5900000.00
5800000.00
2012
2013
Dalam proses penyaluran minyak mentah melalui jaringan
pipa lazim terjadi penyusutan volume (losses) yang terjadi
karena berbagai faktor penyebab seperti kebocoran,
ketidakseragaman pengukuran, emulsi oil-water, penguapan
ringan dan sebagainya. Perusahaan berhasil menekan
angka losses minyak mentah yang disalurkan melalui
fasilitas pipeline PT Geo Putra Perkasa dari Banyu Urip Mudi pada tahun 2014 menjadi 0,07% dibandingkan dengan
losses pada tahun 2013 sebesar 0,18%.
2014
In crude oil distribution process through piping network,
volume losses are commonplace due to several causal
factors such as leakage, non-uniform measuring, oil-water
emulsion, light-evaporation, etc. The Company succeeded
in reducing crude oil losses distributed through PT Geo
Putra Perkasa pipeline facility from Banyu Urip-Mudi in
2014 to 0.07% compared to the losses in year 2013 at
0.18%.
Grafik 11.6 Oil Losses Pengiriman Melalui Fasilitas GPP Tahun 2012-2014 (%)
Chart 11.6 Oil Losses of Distribution through GPP Facilities 2012-2014 (%)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
2012
2013
2014
147
148
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Dampak yang dihasilkan dari proses pengangkutan ini
menyebabkan beberapa resiko yang telah diidentifikasi oleh
PEPC dan KKKS Blok Cepu. Sehingga risiko yang mungkin
muncul dapat dimitigasi dengan baik.
The effects produced from the transportation process cause
some risks that have been identified by PEPC and Cepu
Block KKKS. Therefore the occurring risks can be duly
mitigated.
Dalam rangka memitigasi risiko yang ditimbulkan dari
pengangkutan ini, PEPC melaksanakan upaya dalam
mengatasi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
transportasi minyak mentah dengan melaksanakan Audit
Inspeksi di Lapangan melalui risk assessment pada jalur
pipa dan monitoring data teknis jalur pipa, general assessment
peralatan dan fasilitas tangki dan pipa penyaluran minyak,
sertifikasi (SKPP/SKKP/AI/SKPI/ kalibrasi) peralatan, yang
keseluruhannya menjadi bagian dari Key Performance
Indicator Aspek HSSE. [G4-EN30]
In order to mitigate the risks occurring from the
transportation, PEPC conducts some attempts to overcome
the environmental impacts caused by crude oil
transportation with Inspection Audit in the Field with risk
assessment on pipeline and monitoring of pipeline technical
data, general assessment of equipment and tank facilities
and oil pipeline distribution, equipment certification
(SKPP/SKKP/AI/SKPI/calibration), all of which are Key
Performance Indicators of HSSE. [G4-EN30]
Upaya mitigasi risiko semakin penting untuk dilaksanakan
sejak awal, mengingat Fasilitas Mudi dan Gayam berada
pada lokasi yang cukup dengan dekat dari pemukiman.
Sedangkan lokasi EPF dan EOE berada cukup jauh sekitar
300 meter bahkan lokasi tersebut telah dikategorikan
sebagai daerah industri, sehingga risiko yang ditimbulkan
akan dapat diatasi sebaik mungkin.
Risk mitigation attempts are increasingly important at the
early stage considering that Mudi and Gayam Facilities are
located nearby settlements. Meanwhile EPF and EOE
locations are relatively far, around 300 meters from
settlements therefore the resulting risks can be overcome
optimally. The location has been categorized as an industrial
area.
Pipa penyaluran minyak bumi, dirancang agar aman bagi
masyarakat dan lingkungan dengan di tanam di dalam
tanah. Bagian pipa yang keluar ke permukaan hanyalah
empat titik block valve. Keempatnya di pagari dan dipasang
informasi sebagai tanda bagi masyarakat sekitar agar
waspada dan berhati-hati terhadap potensi bahaya yang
disebabkan oleh pipa tersebut. Beberapa pengumuman
yang dipasang menyangkut perihal seperti pemberitahuan
bahwa minyak bumi yang disalurkan adalah aset Negara,
serta merupakan bahan yang berbahaya. Selain itu,
Perusahaan juga terus berusaha untuk memperbaiki sistem
penjagaan dengan menambah frekuensi pengecekan jalur
pipa terkait keselamatan dan keamanan oleh petugas di
lapangan, serta membantu mensosialisasikan kepada warga
sehingga penyebaran informasi demi upaya mitigasi risiko
dapat dilaksanakan seluas-luasnya. [G4-PR1, G4-PR3, HS4]
Cara ini terbukti efektif dengan tidak ditemukannya
pengaduan ataupun kecelakaan yang berkaitan dengan
penya lur a n m inya k men ta h ter s ebut. [ G 4 - P R 4 ]
Crude oil distribution pipes are designed to be safe for the
community and the environment and buried underground.
Four points of block valve are the only part of the pipe
portruding on the surface. The four points are put inside
the fences and placed notices cautioning the community
of potential dangers relating to the pipes. Several notices
installed among others include the information that the oil
transported is owned by the State and that crude oil is a
dangerous material. The Company also continues to
improve the security system by increasing pipeline checking
frequency to ensure the safety and security by the personnel
on duty on site, and helps to inform the community for
widest spread of risk mitigation information. [G4-PR1, G4-PR3,
HS4] These attempts are proven effective with the absence
of complaints or accidents related to crude oil distribution
Teknologi Deteksi Dini Kebocoran Pipa
Pipe Leakage Early Detection Technology
Untuk mendeteksi adanya kebocoran pipa pada saat operasi,
akan digunakan metode normal untuk pendeteksian
kebocoran melalui instrumentasi yang dapat memonitor
tekanan aliran dan suhu, yaitu sistem SCADA (Supervisory
Control and Data Acquisition)/DCS (Digital Control System).
Operator akan memantau kondisi ini, sehingga bila terjadi
fluktuasi aliran minyak yang tidak normal, akan segera
diinvestigasi untuk memastikan adanya kebocoran.
To detect pipe leakage during operation, normal method to
detect leakage will be using the SCADA (Supervisory Control
and Data Acquisition) or DCS (Digital Control System) as
the instruments to monitor flow pressure and temperature.
The operator will monitor the condition, hence any detection
of abnormal oil flow fluctuation will immediately be
investigated to detect leakages.
Perusahaan juga menggunakan lapisan serta bahan khusus
untuk pipa penyaluran untuk menjamin tidak terjadinya
kebocoran dalam proses penyaluran minyak mentah. Bahan
dan lapisan ini terbuat dari bahan yang tidak dapat didaur
ulang, sehingga presentase penggunaan bahan daur ulang
dalam lapisan pipa dalam pengangkutan minyak ini sebesar
0%. [G4-EN28]
The company also uses a special coating and materials for
distribution pipe to ensure no leakage of crude oil in the
distribution process. Materials and these layers are made
of materials that can not be recycled, so the percentage
use of recycled materials in the pipeline transportation of
oil layer is at 0%. [G4-EN28]
[G4-PR4]
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Teknologi Pemasangan Pipa pada Perlintasan
Sungai [G4-EN27, HS4]
Pipe Installation Technology on River Crossings
Pipa darat yang melintasi sungai Bengawan Solo akan
dipasang menggunakan sistem pemboran horizontal/
memanjang (horizontal directional drilling). Jarak dari tepi
sungai ke awal dan akhir pipa keluar 100 - 150 m. Pipa akan
ditanam di dasar sungai dengan kedalaman 3-5 m
tergantung dari kondisi tanah. Dengan ketebalan pipa
mencapai 10,3 mm (normal 9,5 mm) dan penggunaan
selubung luar (casing), diharapkan kemungkinan terjadinya
kebocoran sangat kecil. Dengan sistem pemasangan
semacam ini, dampak kegiatan terhadap air sungai
Bengawan Solo dapat dicegah.
Land pipe crossing Bengawan Solo river will be installed
with horizontal directional drilling. The distance from river
bank to pipe input and output heads is 100-150 m. Pipe
will be buried below the river with a depth of 3-5 m depending
on soil condition. With 10.3 mm thick pipe (normally 9.5
mm) and casing, possible leakage is expected at a very
small amount. Such installation system is expected to be
able to prevent impacts from the activity on Bengawan Solo
river.
[G4-EN27, HS4]
Gambar 11.3 Gambar Pemasangan Pipa pada Perlintasan di Sungai Bengawan Solo
Figure 11.3 Cross Piping at Bengawan Solo River
100-150cm
L = Lebar Sungai River Width
100-150cm
d = 3-5m
Pipa Minyak
Oil Pipe
Meminimalisasi Risiko Kerusakan Jalan
Minimizing Road Damage Risk
Isu lain yangberkaitan dengan proses pengangkutan, baik
karyawan ataupun alat berat adalah risiko kerusakan jalan
yang terjadi. Sebelum kegiatan mobilisasi kendaraan berat
untuk mengangkut peralatan dan material pemboran,
PEPC bersama KKKS Blok Cepu dengan instansi Pemda
terkait melakukan survei jalan untuk memastikan klas,
kondisi dan stabilitas jalan yang dilalui kendaraan berat.
Jalan/jembatan yang kondisinya kurang memadai,
ditingkatkan kondisinya sehingga sesuai dengan beban
kendaraan dan muatannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya
preventif mencegah kerusakan jalan. Bila terjadi kerusakan
jalan/jembatan akibat kegiatan KKKS Blok Cepu, maka
jalan/jembatan tersebut akan diperbaiki, sehingga kembali
seperti kondisi semula.
Other issues relating to transportation process both for
employees and heavy equipment is the road damage risk.
Prior to the mobilization of heavy equipment and drilling
material, PEPC and Cepu KKKS together with Local
Government perform road survey to ensure road class,
condition, and stability prior to being crossed by heavy
vehicles. Inadequate road/bridges are repaired to suit the
vehicles and the loads. This is done in an attempt to prevent
road damage. If the road/bridges damage is caused by
Cepu KKKS activities, the road/Bridges are to be repaired
to its previous state.
[G4-EN27]
[G4-EN27]
149
150
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Mengelola Kebisingan [G4-EN27]
Noise Management [G4-EN27]
Dampak lain yang juga mungkin timbul baik dari proses
pembangunan proyek ataupun pengangkutan adalah
kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan
masyarakat sekitar, kelangsungan habitat hewan, ataupun
bagi pekerja yang ada di lapangan. Kebisingan selama
kegiatan operasional di Blok Cepu dapat berasal dari
kompresor, power plant dan alat proses lainnya. Secara
teknis, pengendalian kebisingan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
Mengatur jarak fasilitas pemrosesan dengan pemukiman
terdekat,
Menggunakan peralatan yang lower noise emission,
Membangun housing yang dapat meredam kebisingan
pada peralatan yang menjadi sumber kebisingan,
Menggunakan pengkedap suara (silencer) yang dipasang
pada saluran pembuangan (exhaust) mesin-mesin
pembakaran (combustion engine) dan turbin,
Memasang insulator akustik (acoustic insulation) pada
cerobong asap dan pipa,
Menanami zona penyangga dengan tanaman yang
mampu menyerap kebisingan.
Another impact also arising from project development or
transportation is noise that may disturb the surrounding
community, the preservation of animal habitat, or workers
on site. Noise during Cepu Block operation originates from
compressors, power plants, and other processing
equipment. Technically, noise controls that are put in place
are as follows:
Mengelola Penggunaan Bahan Kimia
Chemical Substance Utility Management
Teknologi produksi migas yang menggunakan injeksi bahan
kimia apabila tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan
berpotensi mencemari lingkungan. Teknologi injeksi bahan
kimia ini berisiko menimbulkan pencemaran air tanah di
aquifer setempat. Risiko yang terdapat adalah faktor
kesehatan manusia yang menggunakan air tanah di lokasi
dekat pertambangan migas. Minyak mentah yang disalurkan
dari GOSP Banyu Urip sampai ke titik lifting, dipastikan
memenuhi syarat aman yang tidak merugikan siapapun.
Tingkat kandungan senyawa sulfur, dan hidrokarbon
aromatik sekitar 1-2 persen. [OG8]
Oil and gas production technology uses chemical injection
which, if not well managed, is feared to contain
environmental pollution potentials. Chemical injection may
contaminate ground water in the local aquifer, which is a
risk to human health when consuming ground water around
the oil drilling location. Crude oil transported from GOSP
Banyu Urip to lifting point is ensured to meet safety standard
to avoid harming anyone. Suplhur and aromatic hydrocarbon
contents are around 1-2 percent. [OG8]
PEPC dalam menjalankan fungsi penyaluran minyak dari
EPF dan EOE di Lapangan Banyu Urip kepada para pembeli,
dalam hal ini PT Pertamina (Persero) sebesar 24 MBOPD
dan PT TWU sebesar 16 MBOPD, melakukan injeksi di
Gayam Facilities yang menuju Mudi Facility. Beberapa bahan
kimia yang diinjeksi di Gayam Facilities dan EPF sebagai
bahan pembantu yang habis terpakai seperti H2S Scavanger,
Corrosion Inhibitor, Pour Point Depressant, Drag Reducer Agent,
Coagulant, dan pH Adjuster. H2S merupakan satu gas yang
berbahaya karena beracun bagi manusia, dan terikat serta
terbawa dalam minyak yang naik ke muka bumi.
PEPC in running oil distribution from EPF and EOE in Banyu
Urip Field to buyers, in this case PT Pertamina (Persero) at
24 MBOPD and PT TWU t 16 MBOPD, carries out the
injection in Gayam Facility to Mudi Facility. Some chemical
substances injected in Gayam Facility as consumable
supporting material such as H2S Scavenger, Corrosion
Inhibitor, Pour Point Depressant, Drag Reducer Agent,
Coagulant, and PH Adjuster. H2S, a dangerous gas due to
its toxicity to human,is bound and carried in the oil lifted to
the earth surface.
Kontrak antara Perusahaan dan JOB P-PEJ menyatakan
bahwa gas H2S in vapour harus kurang dari 10 ppm, demi
menjaga H2S agar tidak menguap dan tetap terikat di
minyak. H2S Scavenger membantu standar ini tetap terjaga,
dan tercatat selama periode pelaporan 2014 standar kadar
H2S terpenuhi sehingga tidak menyebabkan terjadinya risiko
buruk yang timbul. [G4-EN1, G4-EN27, HS4]
The contract between the Company and JOB P-PEJ
stipulates that gas H2S in vapour has to be less than 10
ppm to keep H2S from evaporating and bound to the oil.
HsS Scavanger helps this standard preserved and during
reporting period 2014 the standard of H2S is met and does
not cause negative risks. [G4-EN1, G4-EN27, HS4]
Arranging the distance between processing facility and
the nearest settlement,
Utilizing equipments with lower noise emission,
Building noise-reducing housing to overcome noises
from the equipment
Using silencers installed in exhaust channel of
combustion engines and turbines,
Installing acoustic insulation to chimneys and pipes,
Planting buffer zone with noise-absorbing plants.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
Tabel 11. 5 Material yang Digunakan dalam Injeksi di EPF tahun 2014 Table 11.5 Material Using for Injection in EPF in 2014 [G4-EN1]
Jenis Material
Material Type
Satuan
Unit
Jumlah
Total
Corrosion Inhibitor
Liter Litre
56.280
Pour Point Depressant
Liter Litre
726.531
Coagulant
Liter Litre
16.884
PH Adjuster
Liter Litre
30.576
Tabel 11.6 Material yang Digunakan dalam Injeksi di Fasilitas Mudi dan Gayam
Table 11.6 Material Using for Injection in Mudi & Gayam Facilities [G4-EN1]
Jenis Material
Material Type
Satuan
Unit
Tahun Year
2012
2013
2014
H2S Scavenger
Liter Litre
576.215,86
641.897,51
581.620,78
Corrosion Inhibitor
Liter Litre
44.474,58
64.882,20
115.270,63
Pour Point Depressant
Liter Litre
258.743,92
348.540,68
397.315,94
Drag Reducer Agent
Liter Litre
17.450,20
17.327,29
19.568,06
Untuk penanggulangan risiko dampak negatif lain yang
mungkin muncul dari penggunaan bahan kimia tersebut,
Perusahaan memiliki prosedur yang dilaksanakan secara
intensif di lapangan. Pengelolaan bahan kimia dilakukan
dengan:
Pemesanan sesuai dengan kebutuhan proses, sehingga
kemungkinan adanya bahan kimia sisa sangat kecil.
Setiap bahan kimia yang dipesan harus memiliki MSDS
(Material Safety Data Sheet).
Tata cara penyimpanan, pengumpulan, pengolahan dan
penimbunan bahan kimia bekas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam Keputusan Kepala BAPEDAL No.
Kep-1/BAPEDAL/09/1995 sampai dengan Kep05/BAPEDAL/09/1995 dan PP No. 18 tahun 1999 jo PP
No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
To overcome other negative impacts arising from the use
of these chemicals, the Company has procedures that are
applied intensively on site, among others by:
Ordering according to process needs in order to leave
the least possible chemical surplus.
Every chemical ordered must have an MSDS (Material
Safety Data Sheet).
Storing, collecting, processing and burying procedures
for waste chemical substances comply with applicable
provisions in the Decree of the Head of BAPEDAL No.
Kep-1/BAPEDAL/09/1995 in conjunction with Kep05/BAPEDAL/09/1995 and Government Regulation No.
18 of1999 in conjunction with Government Regulation
No. 85 of 1999 on Hazardous and Toxic Waste
Management.
151
152
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
PEPC berusaha mengurangi konsumsi kertas dengan beberapa inisiatif, seperti
pemakaian kertas bolak-balik, menghentikan penggunaan kertas untuk dokumen
pembukaan tender, membiasakan mengirim dokumen dengan email, sehingga hanya
mencetak halaman yang paling penting, serta pemakaian kembali kertas bekas.
PEPC tries to reduce paper consumption with several initiatives such as using both sides of paper,
ceasing the use of paper for tender opening documents, promoting document delivery through
e-mails, printing only the most important documents, and reusing used papers.
Konsumsi Kertas
Paper Consumption
Penggunaan material dalam bisnis PEPC terbagi atas
lingkup keperluan kantor, serta material yang dibutuhkan
dalam operasional di lapangan. Pengungkapan material
yang digunakan di kantor dalam laporan ini berupa
penggunaan kertas dan bahan bakar. Pengurangan
konsumsi kertas menjadi desakan hari ini karena luasnya
faktor yang berkenaan dengan dampaknya. Mulai dari
material dasar berupa batang pohon yang harus terus
ditebang tiap waktunya, potensi manfaat yang hilang akibat
terus berkurangnya pohon, serta limbah dari proses produksi
kertas yang juga sangat besar, baik dalam bentuk cair, gas,
dan padatan.
Materials used in PEPC business are divided into office use
and materials needed in field operations. Used office
materials disclosed in this report include the use of paper
and fuel. The use of materials for field operations which
includes chemical substances. The reduction of paper
consumption has become essential due to its wide impacts.
Such impacts include regular cutting down of trees as the
raw material, losses in potential benefits due to the
decreasing number of trees, and large amount of liquid,
gas, and solid waste from the paper production process.
PEPC berusaha mengurangi konsumsi kertas dengan
beberapa inisiatif, seperti pemakaian kertas bolak-balik,
menghentikan penggunaan kertas untuk dokumen
pembukaan tender, membiasakan mengirim dokumen
dengan email, sehingga hanya mencetak halaman yang
paling penting, serta pemakaian kembali kertas bekas.
Selama periode pelaporan, Perusahaan menggunakan
kertas mencapai 1294 Rim. [G4-EN1]
PEPC tries to reduce paper consumption with several
initiatives such as using both sides of paper, ceasing the
use of paper for tender opening documents, promoting
document delivery through e-mails, printing only the most
important documents, and reusing used papers. During the
reporting period, the Company used 1294 reams of paper.
[G4-EN1]
Asuransi Persediaan [G4-EN27]
Supply Insurance [G4-EN27]
Demi mengurangi risiko dalam kecelakaan yang dapat
merugikan, Perusahaan pada tahun 2014 juga
mengasuransikan aset minyak dan gas bumi persediaan
KKKS Blok Cepu kepada beberapa perusahaan asuransi
denga n ni la i per t a nggun ga n seb a ga i ber ik ut:
To reduce the risk in accident that may inflict losses, the
Company in 2014 also insures oil and gas asset of Cepu
KKKS reserves to several insurance companies with
insurance value as follow:
Nilai pertanggungan asuransi atas risiko bencana alam
sebesar AS$180.000.000 yang mencakup
pertanggungan seluruh asset onshore yang dimiliki oleh
Kontraktor meliputi persediaan, fasilitas produksi,
terminal minyak dan gas, stasiun pengumpul dan blok,
pompa, booster dan stasiun kompresor, minyak mentah,
gas bumi, produk-produk minyak mentah dan gas bumi
yang disimpan dalam tangki-tangki penyimpanan dan
persediaan bahan-bahan lainnya.
Insurance value to natural disaster risk is US$
180,000,000 covering insurance on all onshore assets
owned by Contractors such as supplies, production
facilities, oil and gas terminal, collecting station and
block, pump, booster and compressor station, crude oil,
gas, crude oil and natural gas products stored in container
tank, and other supplies.
Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$15.750.000
untuk setiap peristiwa sumur onshore dan sumur kerja
ulang pindah lapisan yang tidak terkendali (blowout).
Nilai pertanggungan asuransi sebesar AS$2.920.960
mencakup pertanggungan untuk persediaan KKKS Blok
Cepu.
Insurance value amounted to US$15,750,000 for every
onshore well incident and blowouts. Insurance value in
the amount of US$2,920,960 covering insurance for
Cepu KKKS reserves.
Pelestarian Lingkungan Hidup
Environment Preservation
153
154
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
INVESTASI UNTUK MENUMBUHKAN
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT YANG HARMONIS
INVESTMENT FOR SUSTAINABLE COMMUNITY DEVELOPMENT
Menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat melalui implementasi program
pemberdayaan masyarakat merupakan investasi Perusahaan untuk pertumbuhan
dan keberlanjutan bisnis Perusahaan dengan mempertahankan social-license to
operate sekaligus perwujudan komitmen Perusahaan untuk mendukung pembangunan
yang berkelanjutan
Nurturing a harmonious relationship with the community through community
development program constitutes an investment for the Company's business growth
and sustainability in addition to maintaining the social-license to operate as well as
demonstrating the Company commitment to underpin sustainable development
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
Selain menjalankan praktik bisnis yang baik sesuai dengan
prinsip-prinsip good corporate governance, Perusahaan juga
berkontribusi dalam pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat serta pelestarian lingkungan sebagai aspek
penting dalam pembangunan berkelanjutan. Sumbangsih
Perusahaan terhadap masyarakat menggunakan konsep
investasi sosial, dimana kontribusi finansial dan non-finansial
kami yang awalnya bersifat sukarela diakumulasikan secara
terencana dan terukur untuk memberikan prioritas
pembangunan bagi masyarakat.
155
In addition to running sound business practices under good
corporate governance principles, the Company also
contributes to community development and empowerment
and environmental conservation as important aspects in
sustainable development. Company contribution to the
community uses the concept of social investment, in which
our previously-voluntary financial and non-financial
contributions are accumulated in a planned and measured
manner to provide development priority for the community.
Gambar 12.1 Diagram Kebijakan Corporate Social Responsibility PT Pertamina Persero - PT Pertamina EP Cepu
Figure 12.1 PT Pertamina Persero - PT Pertamina EP Cepu Corporate Social Responsibility Policy Flowchart
Saling Memberikan Manfaat
Mutually beneficial
Sustainable Development
Tanggung Jawab Dampak Operasional
Responsibility on operational impacts
Green Economy
SOSIALISASI & PUBLIKASI
EFEKTIF
EFFECTIVE SOCIALIZATION
& PUBLICATION
MENUMBUHKEMBANGKAN KEHIDUPAN
YANG LEBIH BAIK BERSAMA
PT PERTAMINA EP CEPU
FOSTERING A BETTER LIFE
WITH PT PERTAMINA EP CEPU (PEPC)
MENUJU KEHIDUPAN
YANG LEBIH BAIK
TOWARD
A BETTER LIFE
Menjadi entitas bisnis yang memiliki
reputasi tinggi yang dikelola secara
profesional, fokus dan memiliki
keunggulan kompetitif dengan
menggunakan teknologi modern kelas
dunia yang dihasilkan dari kemitraan
dengan World Class Company
Melaksanakan Komitmen Korporat
atas Tanggung Jawab Sosial &
Lingkungan
Implementing Corporate Commitment
under Social & Environmental
Responsibility
Value Added
for
Stakeholders
Corporate
Growth
Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
& Kepedulian Sosial
Implementing Social Responsibility
& Social Awareness
HDI - Index
Improvement
Hubungan
Harmonis &
Kondusif
Hubungan
Harmonis &
Kondusif
Implementation
Programme
for MDG’s
Value Added
Stakeholders &
Community
Peningkatan Kualitas
Pendidikan
Education Quality
Improvement
Pemberdayaan
Kesehatan
Health
Empowerment
Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup
Environmental
Quality Improvement
Corporate
Reputations
Peningkatan Infrastruktur
& Pemberdayaan Masy.
Infrastructure Improvement
& Community Development
Becoming a highly-reputable business
entity which is professionally managed,
focused, with competitive advantages
using world-class modern technology
resulting from partnership with WorldClass Companies
Harmonization: Profit-Planet-People
Sustainable Development
CSR YANG SISTEMATIS & TERPADU DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATIF
SYSTEMATIC & INTEGRATED CSR
WITH PARTICIPATORY METHOD
Program yang sistematis dan
terpadu dengan
Systematic & Integrated CSR with:
Metode Partisipatif
Participatory Method
Harmonisasi antara
Profit-Planet-People
Profit-Planet-People Harmony
Sustainable Development
Sustainable Development
Value Added Stakeholders &
Community
Value Added Stakeholders &
Community
156
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
MEMBANGUN HUBUNGAN YANG HARMONIS DENGAN MASYARAKAT
ESTABLISHING HARMONIOUS RELATIONSHIP WITH COMMUNITY
Perusahaan menyadari bahwa keberlanjutan bisnis PEPC
sangat bergantung pada proses harmonisasi bisnis
Perusahaan dengan alam dan masyarakat sekitar. Oleh
karena itu, Perusahaan senantiasa berkomitmen untuk
selalu melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan cara yang
selaras antara kepentingan Perusahaan dan kebutuhan
masyarakat di sekitar wilayah operasi Perusahaan.
Komitmen Perusahaan tersebut tertuang dalam Kebijakan
Corporate Social Responsibility (CSR)/Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan yang selaras
dengan kebijakan CSR PT Pertamina (Persero) sebagai
Induk Perusahaan dan telah ditandatanggani oleh Direktur
Utama PEPC pada tanggal 23 Desember 2013. [G4-DMA-SO]
The Company realizes that PEPC business sustainability
relies on the harmony between Company business and the
local community and environment. Therefore, in carrying
out its business activities, the Company is committed to
consistently balance between the interests of the Company
and social community surrounding the operation area. This
commitment is embodied in its Corporate Social
Responsibility (CSR) Policy/Social and Environmental
Responsibility, in agreement with PT Pertamina (Persero)
CSR Policy as the Parent Company, which has been signed
by the PEPC President Director on December 23, 2013.
Kebijakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PEPC
terdiri dari:
Mengatasi dampak negatif operasi Perusahaan melalui
kepatuhan terhadap regulasi serta menciptakan nilai
baru yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan;
Memberikan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan
kepada masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi
Perusahaan;
Meningkatkan reprutasi Perusahaan, efisiensi,
pertumbuhan usaha dan menerapkan mitigasi risiko
bisnis.
PEPC Social and Environmental Responsibility policy
includes:
Addressing negative impacts from Company's operations
through compliance with regulations and establishing
new and better value for community and the environment.
Providing social, economic, and environmental benefits
to the community, particularly those in the vicinity of the
Company's operation area.
Establishing Corporate reputation, efficiency, business
growth, and applying business risk mitigation.
Sebagai Perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi
dan produksi minyak dan gas bumi, tentunya kegiatan
operasi Perusahaan memiliki dampak sosial, baik positif
maupun negatif, bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Dampak positif yang dihasilkan terutama ketersediaan
lapangan kerja serta tumbuhnya kegiatan sosial ekonomi
masyarakat setempat karena terbukanya akses ekonomi
di wilayah tersebut. Sebaliknya, dampak negatif yang muncul
seperti penggunaan lahan dan pembatasan akses bagi
masyarakat serta risiko pencemaran lingkungan. [G4-SO2]
Engaging in oil and gas exploration and production,
Company's operations definitely produce social impact,
both positive and negative, for the community and the
surrounding environment. The positive impacts include the
availability of employment and socio-economic growth of
the local community resulting from the opening of access
in the region. Meanwhile, negative impacts include land use
and access restrictions to community, in addition to risk of
environmental pollution. [G4-SO2]
Perusahaan memperhitungkan dampak negatif kegiatan
operasi terhadap masyarakat melalui mekanisme studi
lingkungan (AMDAL, UKL/UPL), penerapan Sistem
Manajemen HSSE, risk assessment/ hazard analysis sejak
awal kegiatan operasi. Untuk mencegah dampak negatif
yang ditimbulkan, Perusahaan senantiasa
mensosialisasikan analisis dampak, rencana pengelolaan
serta pengendalian dampak negatif dari kegiatan
operasional kepada semua pemangku kepentingan,
khususnya masyarakat sekitar, pada setiap akan memulai
proyek dengan menggunakan media komunikasi yang
dipersyaratkan oleh peraturan dan perundangan yang
berlaku. Selain itu, Perusahaan juga selalu menerapkan
prinsip kehati-hatian untuk meminimalisir dampak yang
merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. [G4-14]
The Company assesses the negative impacts of the
operations on the community through environmental studies
(EIA, Environmental Management and Monitoring), HSSE
Management System implementation, risk assessment/
hazard analysis since the beginning of operations. To
prevent negative impacts, the Company continues to
informs about impact assessment, management plan, and
mitigation of negative impacts from operational activities
to all stakeholders, particularly to local communities prior
to the onset of each project with the communication media
as required by applicable laws and regulations. The
Company also constantly applies precautionary principle
to minimize adverse impacts on society and the
environment. [G4-14]
Untuk menjamin integritas perlindungan pekerja, aset,
informasi, dan reputasi Perusahaan dari segala bentuk
potensi konflik dengan masyarakat sekitar, Perusahaan
telah memiliki Kebijakan Pengamanan yang
diimplementasikan sesuai dengan Deklarasi Dunia tentang
Hak Asasi Manusia, konvensi internasional serta ketentuan
nasional berdasarkan prinsip sukarela.
To ensure the integrity of protection to workers, assets,
information, and Corporate reputation from any potential
conflicts with local communities, the Company has
implemented a Security Policy in accordance with the
Universal Declaration of Human Rights, international
conventions, and national provisions under voluntary
principles.
[G4-DMA-SO]
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
Lebih lanjut, interaksi sosial dengan masyarakat di sekitar
wilayah operasi selalu dijalin, dipererat serta dijaga
keharmomisannya. Hal ini tercermin dengan, selama periode
pelaporan, tidak terdapat insiden perselisihan antara
Perusahaan dengan masyarakat lokal dan masyarakat adat
terkait penggunaan lahan untuk kegiatan operasional,
perlindungan atas budaya lokal serta aspek lainnya [G4-HR8,
OG10, SE1, SE2, SE3]. Kedepannya, Perusahaan berkomitmen
untuk melakukan pengkajian lebih mendalam atas dampak
kegiatan Perusahaan terhadap hak asasi manusia.
Furthermore, harmonious social interactions with the
community in the operation area is always established,
strengthened and maintained. This is reflected, during the
reporting period, from zero dispute between the Company
and local community as well as indigenous people in relation
to land use for operational activities, protection to local
culture, and other aspects. [G4-HR8, OG10, SE1, SE2, SE3]. In the
future, the Company is committed to conduct in-depth
reviews to Company operational impacts on human rights.
Selanjutnya, untuk menghindari konflik dengan masyarakat
setempat, Perusahaan selalu melakukan dialog dan
musyawarah dengan masyarakat sekitar dalam
pelaksanaan proses pengadaan dan pembebasan tanah
untuk lokasi yang terdampak pembangunan proyek
Perusahaan. Kegiatan tersebut selain dihadiri oleh Tim
Pelaksanaan Pengadaan Tanah Perusahaan juga dihadiri
oleh perwakilan Pemerintah Daerah setempat serta
masyarakat desa terkait (perangkat desa dan warga
setempat pemilik lahan yang terkena pembebasan).
To avoid potential conflicts with the local community, the
Company engages in dialogs and deliberations with local
communities concerning land procurement and acquisition
for locations affected by Company's project development.
The activity is attended by Company's Land Acquisition
Implementation Team as well as Local Government
representatives and relevant village community (village
officials and local landowners whose lands are to be
acquired). [OG9, SE2]
Sampai dengan akhir periode pelaporan, tidak terdapat
lokasi operasional Perusahaan yang di non-aktifkan serta
tidak ada kegiatan pengeboran eksplorasi dengan
memindahkan rumah penduduk di wilayah sekitar operasi
[OG11, OG12, SE3]. Hal ini terbukti dengan, sampai akhir periode
pelaporan, tidak terdapat insiden pengaduan atau keluhan
dari masyarakat lokal dan masyarakat adat atas dampak
negatif dari kegiatan operasional Perusahaan. [G4-SO11]
As of the end of 2014, no operational location of the
Company was deactivated. In addition, the Company did
not conduct any exploration drilling program nor any eviction
around the operation area [OG11, OG12, SE3]. Until the end of
the reporting period, there were no complaints from local
community and indigenous people on negative impacts of
Company's operational activities. [G4-SO11]
[OG9, SE2]
PROGRAM PAPAN INFORMASI
COMMUNITY INFO BOARD
Dalam rangka menjalin serta meningkatkan hubungan
yang harmonis dengan masyarakat sekitar, pada periode
pelaporan Perusahaan mulai mengimplementasikan
program Papan Informasi (Community Info Board) yang
bekerja sama dengan salah satu Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yaitu Lembaga Informasi dan
Komunikasi Masyarakat Banyuurip Bangkit (LIMA 2B).
Program ini mempermudah penyebaran informasi dari
Perusahaan kepada masyarakat pedesaan lokasi
program dan masyarakat umum lainnya yang dapat
memanfaatkan sarana papan informasi desa dan
kecamatan.
In order to establish and improve harmonious relationship
with the surrounding community, in the reporting period
the Company has started to implement the Community
Information Board program cooperation with a nongovernment organization called Lembaga Informasi dan
Komunikasi Masyarakat Banyu Urip Bangkit (LIMA 2B).
This program allows the dissemination of information
from the Company to the villagers in the program
locations and for the community at large to make use
of the village and district information boards.
157
158
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Gambar 12.2 Ruang lingkup dan Tahapan Pekerjaan Program Papan Informasi
Figure 12.2 The Work Scope and Stages of Community Info Board Program
1
SOSIALISASI KE DESA
DAN KECAMATAN
INFORMATION DISSEMINATION
TO VILLAGES AND SUB-DISTRICTS
KEGIATAN ACTIVITY
Sosialisasi ke
pemerintah
desa dan
perwakilan
warga dan juga
pemerintah dan
kecamatan.
Information
dissemination
to village
officials and
community
representatives
as well as
government and
sub-districts
OUTPUT
Keterlibatan
pemerintah
desa dan
pemerintah
kecamatan
serta partisipasi
warga desa
dalam
mendukung dan
mengelola
papan informasi
desa.
Involvement of
village and subdistrict
governments as
well as
participation of
rural community
in supporting
and managing
the info board
2
PENGADAAN DAN
PEMASANGAN PAPAN
INFORMASI
INFO BOARD PROCUREMENT
AND INSTALLATION
KEGIATAN ACTIVITY
Membuat
papan informasi
pemasangan di
tempat yang
strategis
berdasarkan
persetujuan
pemerintah
desa,
pemerintah
kecamatan dan
masyarakat.
Info board
installation at
strategic places
based on
approval of
rural, subdistrict
governments
and community
3
SERAH TERIMA
PROGRAM
PROGRAM HANDOVER
KEGIATAN ACTIVITY
Serah terima
program
OUTPUT
Adanya
partisipasi
pemerintah
desa,
pemerintah
kecamatan dan
masyarakat
dalam
mendirikan
serta mengelola
papan informasi
Participation
from rural and
sub-district
governments as
well as rural
community in
managing the
info board
Program
handover
OUTPUT
Terlaksannya
kegiatan serah
teruma papan
informasi desa
dan kecamatan
Implementation
of rural and subdistrict info
board program
handover
4
PELAPORAN
REPORTING
KEGIATAN ACTIVITY
Serah terima
pelaporan
sebanyak
2 paket (soft
copy dan hard
copy).
Report
handover, 2
copies (soft
copy and hard
copy)
OUTPUT
Tercapainya
program secara
keseluruhan
(100%) dan
feedback dari
penerima
manfaat.
All-over
achievement
(100%) of the
program and
feedback from
beneficiaries
PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
COMMUNITY SOCIO-ECONOMIC WELFARE DEVELOPMENT PROGRAM
Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat secara berkelanjutan serta membangun
hubungan yang harmonis dengan tokoh masyarakat dan
instansi pemerintah di sekitar wilayah operasi Perusahaan.
Komitmen tersebut diimplementasikan oleh Perusahaan,
bekerja sama dengan MCL dan instansi pemerintah
setempat, melalui Program Pemberdayaan Kesejahteraan
Sosial Ekonomi Masyarakat yang dilaksanakan di sekitar
wilayah operasi Perusahaan. Kami meyakini bahwa program
ini merupakan salah satu strategi utama untuk mendukung
keberhasilan kegiatan operasional Perusahaan. Program
yang telah dilaksanakan kami harapkan dapat menjadi
salah satu sarana pendekatan kepada masyarakat agar
dapat mendukung kegiatan operasional Perusahaan serta
mendapatkan manfaat dari aktivitas Perusahaan. Komitmen
tersebut sesuai dengan amanat Pasal 40 Ayat (5) UndangUndang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi yang mengatur bahwa Badan Usaha atau Bentuk
Usaha Tetap yang melaksakan kegiatan usaha Miyak dan
Gas Bumi ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan
lingkungan dan masyarakat setempat. [G4-DMA-SO, SE1]
The Company is committed to sustainably develop
community's quality of life and establish harmonious
relationship with community leaders and governmental
institutions around Company's operation area. This
commitment is implemented by the Company in cooperation
with MCL and the local governments through the
Community Socio-Economic Welfare Development Program
which is organized in the vicinity of the Company's operation
site. This program is believed to be a strategy which
contributes to Company operations' success. The
implemented program is expected to be a means to
approach the community to gain support for Company's
operations and create benefits to the community from
Company's activities. This is in accordance with Law No.
22 of 2001 on Oil & Natural Gas Article 40 Paragraph 5,
stating that a Business Entity or Permanent Establishment
engaged in Oil and Natural Gas business activities are
responsible in developing local environment and
communities. [G4-DMA-SO, SE1]
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
Agar program tersebut dapat terealisasi dengan baik dan
memberikan manfaat yang maksimal, metode pelaksanaan
program selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat setempat. Oleh karena itu, Perusahaan telah
berkerja sama dengan lembaga Perguruan Tinggi
Universitas Proklamasi 45 (UP 45) untuk melakukan analisis
kondisi sosio ekonomi serta kebutuhan masyarakat sekitar.
Hasil analisis tersebut kemudian kami jadikan referensi
dalam menyusun rencana program pemberdayaan
masyarakat yang akan dilaksanakan oleh Perusahaan untuk
periode selanjutnya. Pada periode pelaporan analisis
kebutuhan masyarakat sekitar telah dilakukan di seluruh
wilayah kegiatan operasional Perusahaan.
To better realize the program and provide maximum benefit,
the program implementation methods are constantly
adjusted to the needs and conditions of the local community.
Therefore, the Company has entered into a cooperation
with the University of Proklamasi 45 (UP 45) to analyze the
socio-economic conditions of local communities. The results
of the study will serve as reference in preparing a community
development program plan which will be implemented by
the Company for the next period. In the reporting period,
the analysis on community's needs has been conducted
at all Company's operational areas. [G4-DMA-SO, G4-SO1 , SE1]
Prinsip - prinsip pelaksanaan program tersebut mengacu
pada prinsip-prinsip ISO 26000 Social Responsibility yaitu:
The principles of the program are based on ISO 26000 on
Social Responsibility, among others: [G4-15]
1. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat;
2. Mempertimbangkan ekspektasi semua pemangku
kepentingan;
3. Taat hukum dan konsisten dengan norma internasional;
4. Terintegrasi ke dalam kegiatan bisnis.
1. Consistent with sustainable development and community
welfare,
2. Taking into account stakeholders' expectations,
Seluruh pelaksanaan program tersebut telah melibatkan
masyarakat sekitar dengan mekanisme bottom-up dan
partisipatif untuk memberdayakan seluruh potensi daerah
demi meningkatkan kemampuan, penghasilan dan
kemakmuran secara berkelanjutan.
The entire implementation of the program involves local
community with bottom-up mechanism and participatory
methods to empower existing local potentials in order to
improve community's capability, income, and welfare in
sustainable way.
Pengelola Program
Program Manager
Manajemen program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial
Ekonomi Masyarakat dilaksanakan oleh Divisi Public &
Government Affairs and Relation (PGA) dibawah Fungsi
Corporate Secretary.
The Community Socio-Economic Welfare Development
program management is conducted by Public and
Government Affairs (PGA) and Relations under the Corporate
Secretary Function.
[G4-DMA-SO, G4-SO1 , SE1]
[G4-15]
3. Abide by the law and consistent with international norms,
4. Integrated into business activities
Gambar 12.3 Manajemen Pengelolaan Program Figure 12.3 Program Management
Corporate
Secretary
Public &
Government Affairs
and Relation Manager
PGA
Superintendent
Relation
Superintendent
159
160
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Pada periode pelaporan, terdapat dua fungsi utama yang
menjalankan fungsi pengelolaan program Corporate Social
Responsibility yaitu:
1. Public & Government Affairs Superintendent
Membuat, menyusun dan melaksanakan seluruh
kegiatan yang terkait dengan komunikasi, koordinasi
dan interaksi dengan community serta program
kemasyarakatan di sekitar area Project GPF dan Jalur
Pipa Project. Fungsi utama jabatan ini adalah
menjalankan fungsi community relation, community
planning, community development dan community
empowerment yang seluruhnya berbasis pada community
base development and bottom-up planning activities.
Selanjutnya, untuk kegiatan yang bersifat pelatihan dan
peningkatan kapasitas, seluruhnya berbasis pada topdown planning activities. Seluruh kegiatan tersebut masuk
dalam ruang lingkup Managemen CSR PEPC.
2. Relation Superintendent
Menganalisis, mengevaluasi dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan yang terkait dengan
program-program Tanggung Jawab Sosial/Corporate
Social Responsibility dan Socioeconomic untuk
mendukung kegiatan operasional Perusahaan serta
meningkatkan citra/reputasi Perusahaan di mata
pemangku kepentingan;
Menganalisis, mengevaluasi dan bertanggungjawab
terhadap seluruh kegiatan yang terkait dengan
kegiatan internal Perusahaan.
In the reporting period, there are two (2) main functions
running Corporate Social Responsibility management, i.e.
Realisasi Kegiatan dan Anggaran Program
Activity Realization and Program Budget
1. Public & Government Affairs Superintendent
Establishing, compiling, and implementing all activities
related to communication, coordination and interaction
with the community and community program around
the GPF (Gas Processing Facility) Project area and
Pipeline Project. The main functions of this position are
running community relation, community planning,
community development, and community empowerment
functions, all of which are based on community base
development and bottom-up planning activities. Training
and capacity building activities, on the other hand, are
entirely based on top-down planning activities. These
activities are included in PEPC CSR Management.
2. Relation Superintendent
Analyzing, evaluating, and assuming responsibility
for all activities related to Corporate Social
Responsibility and Socioeconomic programs to
support Company's operations and improve
Company's image/reputation before the stakeholders.
Analyzing, evaluating, and assuming the responsibility
for all activities related to Company's internal activities.
"Program yang kami lakukan meliputi berbagai bidang seperti lingkungan, infrastruktur,
pendidikan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Bantuan tersebut
merupakan bagian dari komitmen Perusahaan terhadap tanggung jawab sosial bagi
masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja Pertamina EP Cepu."
"Our programs cover various fields, such as the environment, infrastructure, education, and others
in accordance with the needs of the local community. Such assistance is part of Company's
commitment to social responsibility for the community living in the vicinity of Pertamina EP Cepu
working area"
- Amril Thaib Mandailing, Direktur Utama PEPC PEPC President Director -
Program-program pemberdayaan kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat dilaksanakan berdasarkan
perencanaan yang komprehensif dan bertanggung jawab
dengan mengacu pada Kebijakan Corporate Social
Responsibility (CSR)/Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL) PEPC yang meliputi empat pilar program
utama, yaitu:
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan
2. Pemeliharaan Kesehatan
3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
4. Pembangunan Infrastruktur dan Pemberdayaan
Masyarakat
Community socio-economic welfare development programs
are based on comprehensive and responsible planning by
referring to PEPC Corporate Social Responsibility
(CSR)/Social and Environmental Responsibility policy
consisting of four (4) pillars of main programs, i.e.
Dalam pelaksanaanya, PEPC memiliki tiga sumber
pendanaan untuk implementasi program pemberdayaan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat yang dilakukan
selama tahun 2014. Ketiga sumber dana tersebut yaitu:
In its implementation, PEPC is supported by three sources
of funding for the implementation of community socioeconomic welfare development program which was
conducted throughout 2014. These three sources of funding
include:
1.
2.
3.
4.
Education Quality Improvement
Healthcare
Environment Quality Improvement
Infrastructure Development and Community
Development
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
Grafik 12.4 Dana Implementasi Program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat
Chart 12.4 Funding For The Implementation of Community Socio-Economic Welfare Development Program
15%
TJS (WP&B)
51%
Sinergi CSR Korporat
CSR Corporate Synergy
34%
PEPC (RKAP)
Total Dana =
USD376,009.8
(Ekv. Rp4,5 miliar)
Total Fund =
USD376,009.8
(Equiv. Rp4.5 billion)
1. Pendanaan yang dikelola oleh PEPC dari RKAP CSR
tahun 2014, yaitu sebesar USD 126,198.6 Ekv. Rp1.498
juta (34%).
2. Pendanaan yang dikelola oleh PEPC dari Sinergi dengan
CSR PT Pertamina (Persero) yaitu sebesar USD 56,349.6
Ekv. Rp669 juta (15%).
3. Pendanaan yang dikelola oleh PEPC dari Program
Tanggung Jawab Sosial (TJS) PEPC (WP&B Jambaran
- Tiung Biru), yaitu sebesar USD 193,461.6 Ekv. Rp2.297
juta (51%).
1. Funding managed by PEPC from CSR Work Plan and
Budget in 2014, amounting at USD 126,198.6 Ekv.
Rp1.498 million (34%).
2. Funding managed by PEPC from TJS Program
(Jambaran-Tiung Biru WP&B),. amounting at USD
193,461.6 Ekv. Rp. 2.297 million (51%).
3. Funding managed by PEPC from budget holding (PT
Pertamina (Persero)), amounting at USD 56,349.6 Ekv.
Rp669 million (15%).
Berikut kegiatan-kegiatan beserta realisasi dana program
yang dilaksanakan pada tahun 2014 berdasarkan tiga
sumber yang telah dijelaskan.
The following are program activities and fund realization
conducted in 2014 based on three sources explained above.
Tabel 12.1 Kegiatan dan Realisasi Dana Program Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat
Table 12.1 Activities and Fund Realization of Community Socio-Economic Welfare Development Program
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan Education Quality Improvement
Nama Kegiatan
Activity
Realisasi Dana (USD)
Fund Realization (USD)
1
Sponsorship kepada Ikatan Mahasiswa Teknik
Kimia Universitas Indonesia dalam acara "Petro
Gas Days (PGD) 2014"
Sponsorship to Chemical Engineering Student
Association of University of Indonesia in "Petro
Gas Days (PGD) 2014" event
2,104.73
2
Sponsorship kepada Institut Teknologi Bandung
dalam acara "Grand Prix Marching Band (GPMB)
2014"
Sponsorship to Bandung Institute of Technology
in "Marching Band Grand Prix 2014" event
841.89
3
Sponsorship kepada Himpunan Mahasiswa
Teknik Geologi (HMTG) Institut Teknologi
Bandung dalam acara "International Geology
Student Festival (IGSFi) 2014"
4
Sponsorship kepada Universitas Gajah Mada
dalam acara "Farmers on Campus "
Sponsorship to Gadjah Mada University in
"Farmers on Campus" event
841.89
5
Sponsorship kepada Universitas Trisakti dalam
acara Dies Nalatis Universitas Trisakti dengan
Tema diskusi " Transformasi Budaya Korporasi
Melalui Good Corporate Governance"
Sponsorship at Trisakti University in Anniversary
Trisakti University with a discussion theme
"Transforming Corporate Culture Through Good
Corporate Governance
420.95
6
Sponsorship seminar dan workshop yang diadakan
oleh Asian Law Students Association (ALSA) Local
Chapter Universitas Diponegoro Semarang dalam
acara “Implikasi UU Pertambangan Mineral dan
Batubara Terhadap Investasi Pertambangan di
Indonesia”
Sponsorship to seminars and workshops
organized by the Asian Law Students Association
(ALSA) Local Chapter Diponegoro University
Semarang in "Implications of Mineral and Coal
Mining Law Towards Mining Investment in
Indonesia" event
321.01
7
Kuliah Umum PEPC Perkenalkan Mahasiswa
dengan Migas
PEPC Public Lecture, Introduction of Oil and Gas
to Students
8
Pelatihan Industri Migas (Sertifikasi)
Oil and Gas Industry Training (Certification)
158,991.16
TOTAL DANA
TOTAL FUNDS
169,284.81
Sponsorship to Geology Engineering Student
Association (HMTG) of Bandung Institute of
Technology in "International Geology Student
Festival (IGSFi) 2014" event
1.683.79
4,079.39
161
162
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
2. Pemeliharaan Kesehatan Healthcare
Nama Kegiatan
Activity
Realisasi Dana (USD)
Fund Realization (USD)
1
Pengadaan alat dan perlengkapan olahraga
Procurement of sports equipment
5,551.73
2
Sponsorship acara turnamen Golf G83 :
STEAM EDUCATION (Science, Technology,
Engineering, Arts and Mathematics) kepada
Institut Teknologi Bandung
Sponsorship to G83Golf tournament: STEAM
EDUCATION (Science, Technology,
Engineering, Arts and Mathematics) to
Bandung Institute of Technology
2,104.73
TOTAL
TOTAL FUNDS
7,656.46
3. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Environment Quality Improvement
Nama Kegiatan
Activity
Realisasi Dana (USD)
Fund Realization (USD)
1
Program menabung 10.000 bibit pohon
trembesi di Kabupaten Bojonegoro
10,000 Albizia salman (trembesi) tree seedling
saving program in Bojonegoro Regency
2,1831.95
2
Bantuan kepada Badan Lingkungan Hidup
(BLH) Bojonegoro berupa 75 bibit pohon
untuk penghijauan dalam rangka
memperingati HUT Bojonegoro yang ke- 337
Assistance to Environment Agency of Bojonegoro
in the form of 75 tree seedlings for reforestation
to commemorate the 337th anniversary of
Bojonegoro Regency
210.47
3
Sponsorship acara Lomba Adipura Tingkat
Desa di Kecamatan Purwosari
Sponsorship to Adipura Competition at Village Level
in Purwosari Sub-district
902.93
4
Feasibility study kemiri sunan
Reutealis trisperma (kemiri sunan) feasibility study
8,102.37
TOTAL DANA
TOTAL FUNDS
31,047.74
Pembangunan Infrastruktur dan Pemberdayaan Masyarakat [G4-EC7]
Infrastructure Development dan Community Development
Nama Kegiatan
Activity
Sifat
Sifat
Realisasi Dana (USD)
Fund Realization (USD)
1
Program peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat melalui akses
air bersih (pembuatan sumur artesis)
Community health quality improvement
program through access to clean water
(artesian well construction)
Pro bono
37,043.27
2
Program peningkatan kualitas
kesehatan melalui akses air bersih di
Desa Jatimulyo Kecamatan
Tambakrejo
Community health quality improvement
program through access to clean water
in Jatimulyo Village Tambakrejo
Sub-district
Pro bono
26,368.08
3
Pembangunan dan renovasi total
masjid/mushola
Construction and total renovation of
mosques/mushollas
Pro bono
10,734.13
4
Pembangunan Madrasah Islam
Terpadu Madinatul Qur'an Desa
Gunungsari, Kecamatan Baureno
Kabupaten Bojonegoro
Construction of Madinatul Qur'an
Integrated Islamic Boarding School in
Gunungsari Village, Baureno Sub-district,
Bojonegoro Regency
Pro bono
841.89
5
Program Papan Informasi, Community
Infoboard
Community Infoboard Program
Pro bono
5,017.68
TOTAL
TOTAL FUNDS
74,987.37
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
5. Kegiatan dan Bantuan Sosial Lainnya Other Social Activities and Assistance
Nama Kegiatan
Activity
Realisasi Dana (USD)
Fund Realization (USD)
1
Bantuan sembako
Basic foodstuff donation
2
Bantuan korban banjir
Flood disaster relief
3
Santunan anak yatim dan buka bersama
Donation for orphans and iftar
4
Sponsorship kegiatan perayaan hari besar
(Hari Lingkungan Hidup tahun 2014, HUT
Bojonegoro yang ke - 337, Hari Jadi Propinsi
Jawa Timur yang ke - 69, HUT Kemerdekaan
RI, Hari Raya Idul Qurban)
Sponsorship to holiday festivity (2014
Environment Day, Bojonegoro 337th
anniversary, East Java Province's 69th
anniversary, Indonesian Independence Day,
Eid al-Adha)
TOTAL
Selain dari tiga sumber pendanaan tersebut, selama tahun
2014 dilaksanakan program pemberdayaan masyarakat
yang dikelola oleh mitra PEPC yaitu MCL, dimana PEPC
berkontribusi 45% dari total dana sebesar USD 5,156,000
yang dialokasikan untuk kegiatan antara lain pemberdayaan
masyarakat, ekonomi, infrastruktur, kesehatan masyarakat
dan lingkungan.
41,106,30
1,716,39
46,464,72
7,825,39
169,284.81
Aside from the three sources of fund, throughout 2014 was
also conducted the community development program
managed by MCL, a partner of PEPC, in which PEPC
contributed 45% of the total funds amounting to USD
5,156,000 which are allocated among others for community
development, economy, infrastructure, community health,
and environment.
163
164
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Kuliah Umum PEPC Perkenalkan Mahasiswa dengan Migas
PEPC Public Lecture: Introduction of Oil and Gas to Students
Bekerja sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Jawa,
Bali, Madura, Nusa Tenggara (Jabamanusa), Perusahaan menggelar
kuliah umum yang di isi oleh Bob Wikan H. Adibrata, General
Manager Project Management Team Jambaran-Tiung Biru.
Bob Wikan H. Adibrata memberikan kuliah umum pada senin
29 September 2014 yang bertempat di STIE Cendekia di Jalan
Veteran Kota Bojonegoro, Jawa Timur. Kuliah umum tersebut
diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa yang berasal dari berbagai
Perguruan Tinggi sekitar Bojonegoro antara lain STIKES ICSADA,
IKIP, UNIGORO, STAI Sunan Giri, STAI Attanwir, Akes Rajekwesi,
Akademi Komunitas, dan lain-lain. Kuliah umum ini bertujuan agar
mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru
mengenai eksploitasi dan produksi Migas.
Cooperating with the Special Task Force for Upstream Oil and Gas
Business Activities (SKK Migas) of Java, Bali, Madura, East Nusa
Tenggara (Jabamanusa) representatives, the Company held a
public lecture presented by Bob Wikan H. Adibrata, General Manager
of Jambaran-Tiung Biru Project Management Team. Bob Wikan H.
Adibrata presented a public lecture on Monday, September 29,
2014 which was held at STIE Cendikia, Jalan Veteran, Bojonegoro
City, East Java. The public lecture was attended by around 200
students from various universities around Bojonegoro, such as
STIKES ICSADA, IKIP, UNIGORO, STAI Sunan Giri, STAI Attanwir,
Akes Rajekwesi, Community College, and others. The public lecture
was intended for the students for them to gain new knowledge
and experience on the exploitation and production of oil and gas.
Acara tersebut disambut dengan baik dan antusias oleh para
mahasiswa. Pada kesempatan tersebut para mahasiswa banyak
bertanya seputar pengeboran, pengambilan minyak sampai dengan
pengolahan migas. Selain itu, dalam acara tersebut juga digelar
bedah buku A to Z Bisnis Hulu Migas karangan A. Rinto Pudyantoro.
Beberapa mahasiswa bertanya mengenai sejumlah kegiatan di
lapangan, terutama yang ada di Kabupaten Bojonegoro. "Kami
sangat senang SKK Migas dan KKKS bisa hadir dalam acara ini.
Semoga mahasiswa dapat mengambil pelajaran berharga," kata
Ketua STIE Cendekia, Tri Suwarno.
The event was well-received and welcomed enthusiastically by the
students. During the occasion, a lot of students asked questions
about drilling, oil extraction, and oil and gas processing. During
the event a book review was also held on "The A to Z of Upstream
oil and Gas Businesses" by A. Rinto Pudyantoro. Students also
inquired about several activities on site, particularly in Bojonegoro.
"We are very pleased that SKK Migas and KKKS can be present in
this event. Hopefully, students can learn valuable lessons," said
the Chairman of STIE Cendikia, Tri Suwarno.
Program Pelatihan dan Sertifikasi Industri Migas
Oil and Gas Industry Training and Certification Program
Kabupaten Bojonegoro sebagai wilayah yang terus berkembang
karena efek dari perkembangan industri migas, membutuhkan
cukup banyak tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan di bidang tertentu. Masyarakat Bojonegoro, sebagai
sumber daya manusia yang potensial, memiliki kesempatan yang
lebih besar dalam memanfaatkan peluang ini.
The Bojonegoro Regency as a constantly developing region due
to impact from the oil and gas industry development, requires a
relatively high number of manpower with knowledge and expertise
in specific fields. The communities in Bojonegoro, as potential
human resources, have greater opportunity to make us of these
openings.
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
Sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap peningkatan
kualitas sumber daya manusia di wilayah Kabupaten Bojonegoro,
Perusahaan berinisiatif menyelenggarakan Program Pelatihan dan
Sertifikasi Industri Migas yang merupakan salah satu rekomendasi
dari Hasil Studi Sosio Ekonomi (community needs assessment)
yang dilakukan oleh Perusahaan dengan berkerja sama dengan
Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Proklamasi (1945). Tujuan
diselenggarakannya program pelatihan yaitu untuk mempersiapkan
tenaga kerja lokal yang terampil dibidang migas agar dapat bersaing
dengan tenaga kerja dari luar Kabupaten Bojonegoro untuk
mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Bojonegoro baik
di sektor formal maupun informal.
To show Company's awareness in human resource quality
development in the Bojonegoro Regency, the Company has initiated
the Oil and Gas Industry Training and Certification Program as a
recommendation resulting from the Socio-economic Study
conducted by the Company in cooperation with the University of
Proklamasi (1945). The training program is aimed to prepare the
local workforce with expertise in the oil and gas sector to be able
to compete with manpower sourced from outside Bojonegoro
Regency. The program also aims to reduce unemployment both
in the formal and informal sectors.
Dalam pelaksanaannya, Perusahaan bekerja sama dengan lembaga
professional yang mempunyai keahlian untuk memberikan pelatihan
dan sertifikasi dibidang migas dengan berkoordinasi dengan Dinas
Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Diskertransos) Kabupaten
Bojonegoro sebagai institusi pemerintah yang bertugas untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal. Secara tidak langsung,
program ini juga dapat menciptakan hubungan sosial yang
harmonis antara Perusahan dengan masyarakat setempat serta
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
In its implementation, the Company in cooperation with a
professional institution which has expertise/certification in oil and
gas field as well as coordinating with Social and Manpower and
Transmigration Department of Bojonegoro regency as the
Government institution which is tasked with upgrading the
workforce quality . This program is indirectly improving harmonious
industrial relationship between Company and local community as
well as with Government of Bojonegoro regency particularly with
the Social and Manpower and Transmigration Department of the
Bojonegoro regency
Pelatihan migas yang akan diikuti oleh peserta diantaranya adalah
Pelatihan Scaffolding, Juru Ikat Beban (Rigger), Crane Mobile dan
Pipe Fitter. Pelatihan ini telah memberikan bekal keterampilan serta
sertifikasi kepada para peserta agar dapat digunakan untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang ada.
The Oil and Gas trainings which will be attended by the participants
cover, among other Scaffolding, Rigger, Crane Mobile, and Pipe
Fitter trainings. The program has provided its participants with
skills and certification for the purpose of filling job vacancies that
will be available in the future.
Dengan adanya insiatif ini, diharapkan masyarakat lokal dapat ikut
mendapatkan manfaat dari pertumbuhan industri migas yang
membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan memiliki sertifikasi.
Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan para lulusan dapat
menggunakan ketrampilan dan sertifikat yang telah dimiliki untuk
masuk di perusahaan-perusahaan migas yang beroperasi di
Bojonegoro baik PEPC maupun perusahaan-perusahaan migas
lainnya dari dalam negeri maupun di luar negeri.
With this initiative, the local community is expected to gain benefit
from oil and gas industry development which requires skilled and
certified manpower. Graduates of this training are also expected
to be able to use the acquired skills and certification to apply in
oil and gas companies operating in Bojonegoro, whether for PEPC
or other domestic or foreign oil and gas companies.
Program Peningkatan
Akses Air Bersih (Pembuatan
Sumur Artesis)
Clean Water Access Improvement
Program (Artesian Well Construction)
[G4-SO1, G4-EC7, SE1, SE4]
Setiap tahunnya sejumlah desa di beberapa kecamatan di wilayah
Kabupaten Bojonegoro mengalami kekeringan. Sejumlah upaya
sudah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat salah satunya
dengan memberikan tangki air bersih ke desa-desa yang mengalami
kekeringan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Bojonegoro pada tanggal 24 Oktober 2014 (sumber
www.tempo.co.id), terdapat 18 kecamatan di bagian selatan
Kabupaten Bojonegoro dilanda kekeringan. Akibatnya sekitar 27
ribu kepala keluarga atau sekitar 87 ribu jiwa mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih.
A number of villages in several sub-districts of the Bojonegoro
regency experience drought annually. Several efforts were
conducted by the local government, such as providing clean water
tanks to selected villages. Based on data from the Bojonegoro
Disaster Management Agency (BPBD Bojonegoro) dated October
24, 2014 (source www.tempo.co.id), 18 sub-districts in the southern
part of the Bojonegoro Regency, suffer from drought. As a result,
approximately 27,000 families or 87,000 people face difficulty in
accessing clean water.
165
166
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Sebagai bentuk kepedulian Perusahaan terhadap permasalahan
sosial tersebut, PEPC berinisiatif melaksanakan Program
Peningkatan Akses Air Bersih di Desa Jatimulyo, Kecamatan
Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro yang lokasinya berdekatan
dengan Wilayah Kerja Blok Cepu dan Proyek Pengembangan Gas
Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru, karena wilayah tersebut
termasuk dalam daerah dengan status darurat kekeringan. Dalam
pelaksanaannya, Perusahaan telah bekerja sama dengan mitra
kerja lokal sesuai amanat Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro
No 23 Tahun 2011 tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Daerah Dalam Pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi serta
Pengolahan Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Bojonegro.
As Company shows concern on this social issue, PEPC has initiated
a Clean Water Access Improvement Program in the Jatimulyo
Village, Tambakrejo Sub-district, Bojonegoro Regency which is
located nearby the Cepu Block Work Area and Jambaran-Tiung
Biru Unitization Field Gas Development Project, considering its
status as drought-emergency area. In the implementation of the
program, the Company has cooperated with local work partners
in accordance with Regional Regulation of Bojonegoro Regency
No. 23 of 2011 on the Acceleration of Regional Economic
Development in the Implementation of Exploration and Exploitation
and Processing of Oil and Natural Gas in Bojonegoro Regency.
Lingkup dan Tahapan pekerjaan program peningkatan akses air bersih
The scopes and stages of work for the clean water access development program are:
1
2
Persiapan yang meliputi sosialisasi dan pembersihan lokasi
pekerjaan, pengukuran dan pemasangan bouwplank
Preparation which include information dissemination and work
location cleaning, measurement, and building board (bouwplank)
installation
Pembuatan sumur bor (arthesis)
Construction of shallow well
3
Sistem perpompaan dan instalasi listrik
Pumping system and electricity installation
4
Pembangunan tower air
Construction of water tower
5
Pempipaan (pipa dan sambungan rumah)
Piping (pipe and house pipeline)
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
6
Indikator test debit air
Water Discharge Test Indicator
Selain untuk membantu mengatasi permasalahan kekeringan,
manfaat yang diperoleh masyarakat dari program ini antara lain:
1. Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan dan
mengkonsumsi air bersih dengan biaya cukup murah yang
secara langsung berdampak pada peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat sekitar;
2. Masyarakat sudah tidak tergantung pada bantuan dropping
air dari PEMDA yang diberikan di setiap musim kemarau;
3. Masyarakat dapat fokus pada mata pencarian utama, tidak
seperti sebelumnya yang setiap malam harus mengambil air
dari sumber yang berjarak cukup jauh.
In addition to helping to overcome drought issue, the program
also benefits the community, with:
1. Easy access and consumption of clean water for the
community at affordable cost with a direct impact on the
improvement of public health quality.
Dalam pelaksanannya, warga bersama Badan Usaha Milik Desa
menyepakati sistem pengelolaan untuk operasional akses air
bersih. Bagi warga, dengan sekali membayar uang sebesar
Rp350.000,- dan Rp5.000,- per bulan sebagai sumbangan
pemeliharaan, setiap keluarga sudah mendapatkan akses air
bersih langsung ke rumah-rumah mereka. Warga hanya
mengeluarkan biaya pemakaian air sebesar Rp2.000 per m3.
Pada periode pelaporan, rata-rata penggunaan air oleh satu rumah
di desa tersebut mencapai adalah 5 m3. Artinya, hanya dengan
mengeluarkan uang sejumlah Rp10.000 per bulan, ratusan warga
yang selama ini harus bersusah payah untuk mengambil air
bersih ke sumber air yang cukup jauh jaraknya, dapat memperoleh
akses air bersih dengan sangat mudah dan murah. Lebih lanjut,
program ini juga membantu memperkuat struktur sosial
masyarakat dengan sistem pemeliharaan yang disepakati.
In practice, the community and Village-Owned Enterprises agree
on a management system to run the clean water access
operations. With contribution of Rp350,000 in a lump sum, and
Rp5,000 monthly for maintenance, each house can benefit from
clean water access. The villagers need to pay a mere Rp2,000
per m3 for their water consumption. In the reporting period,
average water usage per house in the village is 5 m3. This means
that by spending Rp10,000 per month, rather than facing difficulty
in accessing water from remote sources, the villagers can obtain
clean water easily and with affordable access. Furthermore, the
program may also assist in strengthening social community
structure with an agreed-upon maintenance system.
Saat pertama kali program ini dilaksanakan, Perusahaan
membangun 10 titik saluran air untuk beberapa fasilitas publik
seperti sekolah, masjid, serta rumah warga yang dinilai sangat
membutuhkan. Sampai dengan periode pelaporan, kami telah
membangun lebih dari 280 titik akses air bersih yang seluruhnya
merupakan rumah warga. Dengan asumsi satu rumah rata-rata
memiliki dua kepala keluarga, maka dapat diperkirakan kurang
lebih ada 500 kepala keluarga yang dapat memanfaatkan akses
air bersih. Jumlah ini akan bertambah dengan sekitar 50 rumah
yang sedang mengantri untuk mendapatkan kesempatan
pemasangan akses air bersih ke rumah-rumah mereka.
During the first implementation of the program, the Company
constructed 10 water channel points for a number of public
facilities such as schools, mosques, and houses in dire need of
clean water. As of the reporting period, more than 280 clean
water channel points have been constructed at houses. Assuming
that one house has two heads of families, it can be estimated
that approximately 500 families benefit from the clean water
access. This number will increase considering that 50 houses
are currently in the waiting list for the clean water access
installation.
2. The community no longer depends on water supplied by the
Local Government during each dry season.
3. The people are able to focus on their main livelihoods because
they no longer need to extract water from remote sources
during the night.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada PEPC atas bantuannya
kepada desa kami. Semoga warga kami nanti sudah tidak lagi
kesulitan mendapatkan air bersih seperti tahun-tahun sebelumnya.”
"I am truly grateful for PEPC for the assistance to our village. We
are hoping that the villagers will no longer face difficulties in
a ccessing clean wat er , u nlik e t he pr ev ious y ea rs ."
- Teguh Widarto, Kepala Desa Jatimulyo The Jatimulyo Village Head -
167
168
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Program Peningkatan Kualitas Pengrajin Batik di Bojonegoro
Quality improvement program for Batik craftsmen in Bojonegoro
[G4-SO1, SE1]
Batik adalah ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis yang
unik serta nilai estetika yang tinggi bagi masyarakat. Batik juga
memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia dengan
menyerap tenaga kerja yang sangat besar mulai dari proses
pembuatannya hingga pemasarannya. Semenjak dikukuhkan
sebagai Warisan Budaya Indonesia oleh UNESCO 2009,
perkembangan industri batik semakin meluas sampai ke beberapa
daerah termasuk Kabupaten Bojonegoro. Daerah yang dulunya
tidak dikenal sebagai produsen batik ini dalam perkembangannya
mampu membangun industri batik dan berhasil memiliki sembilan
motif batik khas Bojonegoro yang dikenal dengan batik
"Jonegoroan", yaitu batik yang bermotif kondisi alam dan sosial
budaya masyarakat Bojonegoro.
Batik is a cultural expression with unique symbolic significance
and high aesthetic value to the community. Batik also plays an
important role in the Indonesian economy by absorbing substantial
workforce, starting from the manufacturing to the marketing
process. Since its inauguration as Indonesian Cultural Heritage
by UNESCO in 2009, development of the batik industry has
increasingly extended to several areas including Bojonegoro
Regency. The Bojonegoro Regency, not previously known as a
batik producer, is currently able to establish a Batik industry with
nine typically Bojonegoro patterns known as "Jonegoroan" batik,
depicting the natural and socio-cultural condition of Bojonegoro
people.
Pengembangan industri kreatif menjadi faktor penting dalam
pembangunan Kabupaten Bojonegoro kedepannya karena dapat
meningkatkan branding dan repurtasi Kabupaten Bojonegoro dalam
lingkup nasional dan internasional melalui produk-produk seni
yang diangkat dari budaya lokal. Sebagai salah satu Perusahaan
yang beroperasi di wilayah Bojonegoro, PEPC senantiasa
berkontribusi untuk mengembangkan kualitas perekonomian
masyarakat Bojonegoro melalui program pengembangan industri
kreatif. Lingkup dan tahapan pelaksanaan program Program
Peningkatan Kualitas Pengrajin Batik di Bojonegoro:
Development of the creative industry becomes a significant factor
in the future development of the Bojonegoro Regency, with its
ability to improve Bojonegoro's branding and reputation both
nationally and internationally through art products derived from
the local culture. As a Company operating in the Bojonegoro area,
PEPC constantly contributes to advancing the people's economy
in Bojonegoro through the creative industry development program.
1
SOSIALISASI DAN
MOBILISASI
INFORMATION DISSEMINATION
AND MOBILIZATION
KEGIATAN ACTIVITY
Sosialisasi ke
berbagai pihak
Pembagian
kelompok usaha
batik
Seremonial
Pembukaan
Program
Information to
various parties
Distribution of batik
business group
2
DIKLAT TEKNIK
BATIK CAP
BATIK STAMP TECHNIQUE
TRAINING AND EDUCATION
KEGIATAN ACTIVITY
Mengidentifikasi
peserta diklat
Diklat Teknik Batik
Cap
Opening Ceremony
of the Program
OUTPUT
Semua pihak
mengetahui dan
mendukung program
All parties
acknowledge and
support the program
Identifing participants
for training and
education
Batik Stamp Technique
Training and Education
OUTPUT
Ada sedikitnya 50
orang masyarakat
desa yang trampil
mengaplikasikan
teknis batik cap
At least 50 villagers are
skilled in applying batik
stamping technique
Kehidupan Bermasyarakat yang Harmonis
Sustainable Community Development
3
DIKLAT MANAJEMEN
USAHA
BUSINESS MANAGEMENT
TRAINING AND EDUCATION
4
KEGIATAN ACTIVITY
Mengidentifikasi
peserta diklat
Diklat Manajemen
Usaha
Identifying training and
education participants
Business Management
Training and Education
PRODUKSI
PRODUCTION
KEGIATAN ACTIVITY
Penyiapan tempat
produksi
Penyiapan bahan
dan alat produksi
OUTPUT
Ada sedikitnya 50
orang masyarakat
yang mempunyai
kemampuan
manajemen usaha,
yang mencakup
manajemen produksi
dan penjaminan
kualitas, pengelolaan
keuangan, dan
manajemen pemasaran
5
At least 50 people with
business management
skills, which include
production
management and
quality assurance,
financial management,
and marketing
management.
PEMASARAN PRODUK
BATIK
BATIK PRODUCT
MARKETING
KEGIATAN ACTIVITY
Pemasaran melalui
media tidak
konvensional/media
sosial (website,
facebook, dan twitter
serta tv, radio, surat
kabar, spanduk,
baliho)
Pemasaran melalui
showroom/gerai
Kegiatan Product
Launching
(seremonial)
Marketing through
non-conventional
media/social media
(website, Facebook,
and Twitter and TV,
Radio, Newspapers,
Banners, Billboards
Marketing through
showrooms/outlets
Product Launching
(ceremonial)
OUTPUT
Adanya website, akun
facebook dan akun
twitter untuk
pemasaran produk
Available website,
Facebook and Twitter
accounts ready for
products marketing
Melalui peningkatan kegiatan industri kreatif ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan teknis produksi batik cap Jonegoroan
di Bojonegoro sekaligus meningkatkan kreativitas desain batik
Jonegoroan di kalangan masyarakat dengan berbasis pada seni,
budaya, sejarah dan kekhasan lokal. Lebih lanjut, program ini juga
dapat meningkatkan mental kerja keras, inovatif, kerjasama,
toleransi, dan terbuka terhadap gagasan baru untuk pengembangan
industri kreatif, khususnya batik cap.
Preparation of
production location
Preparation of
materials and
production equipment
OUTPUT
Ada ruang produksi
yang dilengkapi
dengan peralatan
produksi dan juga
papan nama kelompok
6
Available production
space equipped with
production equipment
and group nameplate
STRATEGI
KEBERLANJUTAN
SUSTAINABILITY
STRATEGY
KEGIATAN ACTIVITY
Workshop evaluasi
dan rencana tindak
lanjut
Workshop on
Evaluation and
Follow-up Plan
OUTPUT
Proses produksi dan
pemasaran yang
berkelanjutan dan
inisiatif pengembangan
untuk produk seni
Jonegoroan yang lain
(terutama souvenir dari
kayu dan bahan
lainnya)
Sustainable production
and marketing
processes as well as
development initiatives
for other Jonegoroan
art product (mainly
wood souvenirs and
souvenirs from other
materials)
Such improvement to the creative industry activities is expected
to upgrade the technical capabilities of Jonegoroan Batik stamp
in Bojonegoro as well as to enhance the creativity of the Jonegoroan
batik design in the community based on art, culture, history, and
local characteristics. Furthermore, the progam may also improve
hard-working mentality, innovation, cooperation, tolerance, and
opennes to new ideas for the development of creative industries,
especially the batik stamp.
169
170
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
FORMULIR TANGGAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN
LAPORAN KEBERLANJUTAN
PT PERTAMINA EP CEPU 2014
PT PERTAMINA EP CEPU 2014 SUSTAINABILITY REPORT
STAKEHOLDER'S FEEDBACK FORM
Terima kasih atas kesediaan Anda untuk membaca
Laporan Keberlanjutan PT Pertamina EP Cepu 2014.
Untuk memperbaiki kualitas Laporan Keberlanjutan
dan meningkatkan transparansi kinerja keberlanjutan
Perusahaan, kami mengharapkan saran dan
tanggapan Anda atas laporan ini:
Thank you for your willingness to read this PT
Pertamina EP Cepu 2014 Sustainability Report. To
improve the quality of this Sustainability Report and
develop the transparency of PEPC performance, we
expect your inputs and feedbacks on this Report:
Tabel 13.1 Saran dan Tangapan atas Laporan Ini Table 13.1 Inputs and Feedback
No
Pertanyaan Question
1
Laporan Keberlanjutan ini telah
memberikan informasi yang bermanfaat
mengenai kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan yang telah dilaksanakan oleh
Perusahaan
This Sustainability Report has provided
me with useful information on economic,
social, and environmental performance of
the Company
2
Materi dalam laporan ini disajikan secara
terstruktur
The materials presented in this report are
well-structured
3
Data dan informasi yang diungkapkan
mudah dipahami
The disclosed data and information are
easy to comprehend
4
Data dan informasi telah diungkapkan
dengan lengkap, transparan dan
berimbang
The disclosed data and information are
complete, transparent, and balanced
5
Data dan informasi yang disajikan berguna
dalam pengambilan keputusan
The presented data and information are
reliable for decision-making
6
Laporan Keberlanjutan ini telah
memberikan informasi mengenai profil
perusahaan dan seluruh kegiatannya
secara lengkap
This Sustainability Report has provided
me with complete information on the
Company's profile and its entire activities
7
Layout, jenis font, ukuran, tata warna,
tampilan dan gambar dalam laporan ini
menarik dan mudah dibaca
The layout, types of font, size, color
scheme, display, and images of this report
are interesting and easy to read
Ya
Yes
Tidak
No
Formulir Tanggapan
Formulir Tanggapan
No
8
9
Pertanyaan Question
Jawaban Answer
Jelaskan informasi dalam
laporan ini yang paling
bermanfaat bagi anda dalam
aspek:
Explain which information of this
report benefits you the most in
terms of:
a. Pemberdayaan Pemangku
Kepentingan
a. Shareholder's Empowerment
b. Kinerja ekonomi
b. Economic performance
c. Kinerja lingkungan
c. Environmental performance
d. Kinerja sosial
d. Social performance
Jelaskan informasi yang belum
diungkapkan dalam laporan ini
yang seharusnya diungkapkan
dalam aspek:
Explain what information not
included in this report that you
expect to be addressed in terms
of:
a. Pemberdayaan Pemangku
Kepentingan
a. Shareholder's Empowerment
b. Kinerja ekonomi
b. Economic performance
c. Kinerja lingkungan
c. Environmental performance
d. Kinerja sosial
d. Social performance
Profil Pembaca Reader's Profile
Asal kelompok pemangku kepentingan
Background of stakeholder's group
Jenis kelamin Gender
Umur Age
Pendidikan terakhir
Educational Background
Pekerjaan Occupation
Nama institusi Name of institution
Bidang usaha Line of business
Kami sangat menghargai saran dan tanggapan yang
Anda berikan kepada kami atas informasi yang
disajikan dalam laporan ini. Untuk menyampaikannya
kepada Perusahaan, kirimkan formulir ini ke: [G4-31]
We highly appreciate your suggestions and comments
on information presented in this report. To deliver this
to our Company, please send this completed form to:
[G4-31]
KANTOR PUSAT HEAD OFFICE
[G4-5]
PT Pertamina EP Cepu
Patra Jasa Office Tower Lantai 5, 6, 7, 8 dan 13 5th, 6th, 7th, 8th, and 13th Floor
Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34 Jakarta Selatan 12950
Telp. +62 21 52900900, Fax. + 62 21 52900597
[email protected] - www.pertamina-epcepu.com
171
172
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
Referensi Silang Indeks GRI G4
& IPIECA/API/OGP* [G4-32]
GRI G4 & IPIECA/API/OGP Index Cross Reference*
STANDAR UMUM GENERAL STANDARD
Profil Organisasi Profile of Organization
G4-3, G4-4, G4-5, G4-6, G4-7, G4-8, G4-9, G4-10,
G4-11, G4-12, G4-13, G4-14, G4-15, G4-16
Strategi dan Analisis
Strategy and Analysis
G4-1, G4-2
Aspek Material & Boundary dan Profil Laporan
Material Aspect & Boundary and Report Profile
Pelibatan Pemangku Kepentingan
Stakeholders Engagement
G4-17, G4-18, G4-19, G4-20, G4-21,
G4-28, G4-30, G4-31, G4-32, G4-33
G4-24, G4-25, G4-26, G4-27
Tata Kelola & Etika dan Integritas
Governance & Ethics and Integrity
G4-34, G4-35, G4-37, G4-38, G4-39, G4-40, G441, G4-44, G4-45, G4-46, G4-47, G4-48, G4-49,
G4-50, G4-51, G4-52, G4-56, G4-57, G4-58
KETERANGAN DESCRIPTION
Indeks
Index
Deskripsi
Description
Hal
Page
STRATEGI DAN ANALISIS STRATEGI DAN ANALISIS
G4-1
Sambutan Direksi
G4-2
Risiko, peluang dan Risks, opportunities,
dampak
and impacts
Foreword from the
Board of Directors
13, 46
46, 48
PROFIL ORGANISASI PROFILE OF ORGANIZATION
G4-3
Nama organisasi
Name of organization
Indeks
Index
Bidang usaha dan Line of business and
produk
products
17, 24
G4-5
Lokasi kantor pusat Location of head office
17, 171
G4-6
Tempat beroperasi Operation area
17, 25
G4-7
Sifat kepemilikan the nature of
dan badan hukum ownership and legal
form
17
Hal
Page
G4-8
Pasar terlayani
Served Markets
24
G4-9
Skala Perusahaan Company Scale
25
G4-10
Komposisi pegawai Employee Composition
86
G4-11
Perjanjian Kerja
Bersama (PKB)
Collective Labour
Agreement
88
G4-12
Rantai pasokan
perusahaan
Company supply chain 24, 25,
17
G4-4
Deskripsi
Description
68
G4-13
Perubahan
signifikan
organisasi
Significant
organizational changes
G4-14
Prinsip
pencegahan
Precautionary
Principles
18, 19
108, 111,
123, 137,
156
Referensi Silang Indeks
Index Cross Reference
Indeks
Index
Deskripsi
Description
Hal
Page
MATERIAL DAN BOUNDARY TERIDENTIFIKASI
IDENTIFIED MATERIAL AND BOUNDARY ASPEK
G4-17
List of entities
included in the
consolidated
financial statements
9
G4-18
Isi laporan dan
pembatasan
Report content and
boundary
6
G4-19
Daftar aspek
material
List of material
aspects
7
G4-20
Batasan aspek
material di dalam
organisasi
Material aspect
boundary in the
organization
7
Batasan aspek
material di luar
organisasi
Material aspect
boundary outside the
organization
7
HUBUNGAN DENGAN PEMANGKUKEPENTINGAN
STAKEHOLDERS ENGAGEMENT
G4-24
Kelompok
pemangku
kepentingan
List of engaged
stakeholder
60
Dasar identifikasi
dan pemilihan
pemangku
kepentingan
Basis for the
identification and
selection of
stakeholders
60
G4-26
Pelibatan
pemangku
kepentingan
Approach for
stakeholder
engagement
60
G4-27
Topik pelibatan
pemangku
kepentingan
Topic of stakeholder
engagement
60
G4-25
PROFIL LAPORAN REPORT PROFILE
G4-28
Periode pelaporan Reporting period
5
G4-30
Siklus pelaporan
5
G4-31
Kontak perusahaan Company contact
171
G4-32
Indeks GRI
GRI Index
172
G4-33
Penjaminan
Assurance
9
Reporting cycle
Deskripsi
Description
Hal
Page
TATA KELOLA GOVERNANCE
Daftar entitas yang
masuk dalam
konsolidasi laporan
keuangan
G4-21
Indeks
Index
173
G4-34
Struktur organ tata Governance
kelola
organizational structure
30
G4-35
Proses deklarasi
aspek
keberlanjutan
31
G4-37
Konsultasi dengan Consultancy with
pemangku
stakeholders
kepentingan
30, 60
G4-38
Komposisi organ Composition of highest
tata kelola tertinggi governance organ
33, 60
G4-39
Rangkap jabatan
organ tata kelola
tertinggi
G4-40
Pencalonan dan Candidacy and
pemilihan organ selection of highest
tata kelola tertinggi governance organ
G4-41
Pengelolaan
benturan
kepentingan
Conflict of interest
management
G4-44
Penilaian kinerja
organ tata kelola
tertinggi
Performance
assessment of the
highest governance
organ
G4-45
Identifikasi dan
Risk identification and
pengelolaan risiko management
G4-46
Peninjauan proses Risk management
manajemen risiko process overview
37
G4-47
Review penerapan Risk management
manajemen risiko implementation review
37
G4-48
Pengesahan
pelaporan
Ratification of
reporting
10
G4-49
Komunikasi
informasi kritis
Communication of
critical information
G4-50
Jumlah informasi Number of critical
kritis disampaikan information submitted
45
G4-51
Kebijakan
remunerasi
35
G4-52
Proses penentuan Remuneration
remunerasi
determination process
Process of
sustainability aspect
authority
Concurrent position of
highest governance
organ
Remuneration policy
30
34
42, 43
34
37, 46,
48
10, 36,
44, 45
35
ETIKA DAN INTEGRITAS
ETHICS AND INTEGRITY
G4-56
Nilai, prinsip dan
kode etik
Values, principles, and
code of ethics
20, 40
G4-57
Perilaku etis dan
taat hukum
Ethical behavior and
compliance with law
40, 41
G4-58
Pelaporan
pelanggaran
Whistleblowing
40, 44,
45
174
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
INDIKATOR KINERJA PERFORMANCE INDICATOR
EKONOMI ECONOMY
SOSIAL SOCIAL
G4-DMA-EC, G4-EC1,G4-EC2, G4-EC4, G4-EC7,
G4-EC9, SE1, SE4, SE7, SE13
LINGKUNGAN ENVIRONMENT
G4-DMA-EN, G4-EN1, G4-EN3, G4-EN4, G4-EN5,
G4-EN6, G4-EN8, G4-EN9, G4-EN10, G4-EN11,
G4-EN12, G4-EN15, G4-EN18, G4-EN19, G4-EN21,
G4-EN24, G4-EN25, G4-EN27, G4-EN28, G4-EN29,
G4-EN30, G4-EN31, G4-EN32, G4-EN33, G4-EN34,
E1, E2, E5, E6, E8, E10, HS4
Indeks
GRI G4
GRI G4
Index
Indeks
IPIECA/
API/OGP
Index
Ketenagakerjaan Labour:
G4-DMA-LA, G4-LA1, G4-LA2, G4-LA3, G4-LA5, G4-LA6, G4-LA7, G4-LA8, G4-LA9, G4-LA10,
G4-LA11, G4-LA12, G4-LA16, SE8, SE15, SE16, SE17, SE18, HS1, HS2, HS3
Hak Asasi Manusia Human Rights:
G4-DMA-HR, G4-HR2, G4-HR3, G4-HR4, G4-HR5, G4-HR6, G4-HR7, G4-HR8, G4-HR12,
SE8, SE9, SE10, SE18
Masyarakat Society:
G4-DMA-SO, G4-SO1, G4-SO2, G4-SO3, G4-SO4, G4-SO5, G4-SO6, G4-SO8, G4-SO11,
SE1, SE2, SE3, SE11, SE12, SE14
Tanggung Jawab Produk Product Responsibility:
G4-DMA-PR, G4-PR1, G4-PR2, G4-PR3, G4-PR4, G4-PR6, G4-PR7, G4-PR8, G4-PR9, HS4
Deskripsi
Description
Hal
Page
ASPEK: EKONOMI ASPECT: ECONOMICS
Management
Pendekatan
approach of
manajemen
terkait ekonomi economics
G4-DMAEC
Indeks
GRI G4
GRI G4
Index
Indeks
IPIECA/
API/OGP
Index
Deskripsi
Description
Hal
Page
G4-EN11
E5
Wilayah operasi Operational area
nearby protected
berdekatan
dengan area
dilindungi
128
G4-EN12
E5
Impacts from
Dampak dari
produksi akan production on
biodiversity
keanekaragaman hayati
128
G4-EN15
E1
Emisi gas rumah Direct emission of
kaca langsung greenhouse gas
133
G4-EN18
E1
Intensitas emisi Emission Intensity
gas rumah kaca of greenhouse gas
133
136
63
G4-EC1
Nilai Ekonomi
langsung
Direct Economic
Values
65, 66
G4-EC2
Dampak
finansial &
operasional
terkait
perubahan iklim
Financial and
operational
impacts relating to
climate change
46, 131
Bantuan
finansial dari
Pemerintah
Financial
assistance from
the Government
18
G4-EN19
E1
Pengurangan
Greenhouse gas
emisi gas rumah emission reduction
kaca
Dampak
investasi
infrastruktur dan
layanan sosial
Impacts from
infrastructure
investment and
social services
129, 162,
165
G4-EN21
E1
Emisi lainnya
Other emission
133
G4-EN24
E8
Type of spills
145
Dampak
Ekonomi Tidak
Langsung
Indirect Economic
Impacts
Jumlah
tumpahan
G4-EN25
E10
Pengangkutan
limbah
Waste transport
140
G4-EN27
HS4
Usaha mitigas
dampak
lingkungan
terkait produk
Mitigation of
environmental
impact relating to
product
G4-EN28
Persentase
bahan
pembungkus
daur ulang
Percentage of
recycled packaging
materials
148
G4-EN29
Jumlah denda
ketidakpatuhan
peraturan
lingkungan
Amount of fines
from violation of
environmental
regulation
126
G4-EN30
Dampak
transportasi
Impact from
transportation
148
G4-EC4
SE13
G4-EC7
SE1, SE4
G4-EC8
G4-EC9
SE7
Pendayagunaan Empowerment of
pemasok lokal local suppliers
71
68, 70
ASPEK: LINGKUNGAN ASPECT: ENVIRONMENT
G4-DMA-EN
Pendekatan
manajemen
terkait
lingkungan
G4-EN1
HS4
G4-EN3
E2
Management
approach of
environment
121
Utilization of
Penggunaan
150, 151,
material dalam materials in
152
proses produksi production process
Jumlah
Amount of energy
konsumsi energi consumption
Perusahaan
120, 121
G4-EN4
Jumlah
konsumsi energi
di luar
Perusahaan
G4-EN5
Intensitas energi Energy intensity
121
Usaha reduksi Energy consumption
konsumsi energi reduction effort
120
G4-EN8
Total water
Total
penggunaan air consumption
127
G4-EN9
Impact from water
Dampak
pengambilan air withdrawal on the
terhadap sumber source
127
Jumlah air daur Amount of
ulang
recycled water
119
G4-EN6
G4-EN10
E2
E6
Amount of energy
consumption
outside the
Company
121
144, 149,
150
Referensi Silang Indeks
Index Cross Reference
Indeks
GRI G4
GRI G4
Index
Indeks
IPIECA/
API/OGP
Index
G4-EN31
G4-EN32
G4-EN33
G4-EN34
Deskripsi
Description
Hal
Page
Indeks
GRI G4
GRI G4
Index
G4-HR6
SE8
Insiden kerja
paksa
Forced labour
89
G4-HR7
SE10
Pelatihan HAM
bagi Keamanan
Security training
on human rights
95
G4-HR8
SE2
Pelanggaran hak
masyarakat adat
Violation against indigenous peoples' rights
157
G4-HR12
SE18
Jumlah insiden
HAM
Number of human right
incidents
90
Jumlah
pengeluaran &
investasi
pelindungan
lingkungan
Amount of
expenses and
environmental
protection
investment
124
Persentase
seleksi pemasok
dengan kriteria
lingkungan
Percentage of
supplier selection
with environmental
criteria
123
Dampak negatif Environmental
lingkungan
negative impact in
dalam rantai
supply chain
pasokan
123
Jumlah
pengaduan
terkait isu
lingkungan
124
Number of
grievances relating
to the
Environmental
G4-SO1
G4-LA1
Perputaran
pekerja
G4-LA2
Remunerasi dan Remuneration and
fasilitas pegawai facilities for employees
98
G4-LA3
Tingkat kembali Re-employment and
kerja dan tingkat retention rates
retensi
99
106
Employee turnover
G4-LA5
HS1
Komite K3
G4-LA6
HS3
Jumlah
Number of occupational
kecelakaan kerja accidents
G4-LA7
HS2
Kesehatan
tenaga kerja
G4-LA8
G4-LA10
G4-LA11
115, 116
108
Occupational health and
safety clause and
employee engagement
102
Average training hour per
year per employee
92
Pelatihan dan Post-employment training
pengembangan and development
pekerja purna
bakti
95
Review kinerja
Review of employee
dan jenjang karir performance and career
pekerja
path
96, 97
Jam pelatihan
rata-rata per
tahun per
karyawan
SE17
88
Workers' health
SE16, HS1 Klausul K3
dalam PKB
G4-LA9
Committee of HSSE
SE15
Komposisi dan Composition and diversity
of governance organs
keberagaman
organ tata kelola
86
G4-LA16
SE18
Mechanism of
Mekanisme
pengaduan
employment case
ketenagakerjaan grievance and settlement
90
ASPEK: HAK ASASI MANUSIA ASPECT: HUMAN RIGHTS
Management approach of
Human Rights
90
Human rights training
95
G4-HR3
SE8, SE18 Insiden
pelanggaran
HAM
Human right violation
incidents
90
G4-HR4
SE8, SE9
Hak kebebasan
berserikat
Freedom of association
for workers
89
G4-HR5
SE8, SE9
Pekerja dibawah Underage workers
umur
G4-HR2
SE8
Pelatihan HAM
91
Hal
Page
Pendekatan
Management approach
manajemen terkait on Society
kemasyarakatan
156, 158,
159
Program untuk
masyarakat
beserta
keterlibatannya
159, 165,
168
Programs for community
and engagement
Dampak negatif
Actual and potential
aktual dan
negative impacts on the
potensial terhadap community
masyarakat
156
G4-SO3
SE11,
SE12
Evaluasi risiko
terhadap korupsi
Risk evaluation on
corruption
42
G4-SO4
SE11
Sosialisasi anti
korupsi
Anti-corruption
socialization
42
G4-SO5
SE11,
SE12
Tindakan
insiden korupsi
Measures taken in addressing
corruption incidents
42
G4-SO6
SE14
Kontribusi politik
serta advokasi
publik
Number of incompliance
incidents against laws
43
G4-SO8
Jumlah insiden
ketidakpatuhan
hukum
Number of complaints
relating to impacts on
the community
39
G4-SO11
Jumlah pengaduan Number of complaints
tentang dampak
relating to impacts on
terhadap
the community
masyarakat
157
ASPEK: TANGGUNG JAWAB PRODUK
ASPECT: PRODUCT RESPONSIBILITY
G4-DMAPR
G4-LA12
G4-DMA- SE8, SE18 Pendekatan
HR
manajemen
terkait HAM
SE1
G4-SO2
70, 85, 88,
90, 91,
101, 102,
114
Deskripsi
Description
ASPEK: MASYARAKAT ASPECT: SOCIETY
G4-DMA-SO SE1
ASPEK: KETENAGAKERJAAN ASPECT: LABOUR
G4-DMA-LA SE17, HS1, Pendekatan
Management approach of
HS2
manajemen
HSSE and Labour
terkait
ketenagakerjaan
dan K3
Indeks
IPIECA/
API/OGP
Index
175
Pendekatan
manajemen
terkait tanggung
jawab produk
Management approach of
Product Responsibility
82
G4-PR1
HS4
Produk yang
dinilai untuk
perbaikan
Assessed product for
improvement
148
G4-PR2
HS4
Kejadian atau
pelanggaran
terhadap aturan
K3 produk
Events or violations against
product's HSSE
81
G4-PR3
HS4
Pemberian
informasi & label
Products information and
labeling
148
Kejadian ketidakpatuhan informasi
dan label produk
Non-compliance with
product information and
labeling
148
G4-PR4
G4-PR6
HS4
Penjualan produk
yang mematuhi
aturan
Product sales compliant with
the rules
78
G4-PR7
HS4
Tanggung jawab Corporate responsibility on
kepatuhan aturan the compliance with
komunikasi
communication rules
82
G4-PR8
Pengaduan
terhadap
pelanggaran
privasi pelanggan
Complaints relating to
violation of customer's
privacy
81
G4-PR9
Jumlah denda
pelanggaran
aturan dan
standar produk
Amount of fines from
violation of product rules and
standards
81
176
Laporan Keberlanjutan 2014 Sustainability Report PT Pertamina EP Cepu
INDIKATOR KINERJA SEKTORAL SECTORAL PERFORMANCE INDICATOR
Sektor Minyak Dan Gas Oil & Gas Sector
OG1, OG4, OG5, OG6, OG7, OG8, OG9, OG10, OG11, OG12, OG13,
OG14, E3, E4, E5, E9, E10, SE1, SE2, SE3, HS5
SEKTOR MINYAK DAN GAS OIL & GAS SECTOR
OG1
Amount of oil and gas reserves
77
OG4
E5
Jumlah wilayah dengan penilaian dan
pemantauan risiko
Number of areas with risk assessment
and monitoring
126
OG5
E9
Volume dan pembuangan air
terproduksi
Volume and disposal of produced water
141
OG6
E4
Volume gas flaring dan venting
Volume of gas flaring and venting
136
OG7
E10
Jumlah lumpur dan limbah pemboran
Amount of sludge and drilling waste
Bahan benzene dan sulfur dalam
minyak
Benzene and sulfur contents in oil
150
OG8
143, 144
OG9
SE2
Operasi dengan pelibatan masyarakat
Operations with community engagement
157
OG10
SE1, SE2, SE3
Jumlah dan deskripsi perselisihan
yang signifikan dengan masyarakat
Number and description of significant
disputes with the community
157
Jumlah lokasi yang telah atau sedang
dalam proses decommissioned
Number of decommissioned locations
or locations in decommissioning process
157
OG11
*
Jumlah cadangan migas
OG12
SE3
Operasi yang di non-aktifkan atau
terjadi penggusuran atau
dipindahkan, pemukiman kembali
De-activated operations or eviction or
transfer, resettlement
157
OG13
HS5
Jumlah peristiwa-peristiwa terkait
dengan keselamatan proses,
berdasarkan kegiatan usaha
Number of events related to process
safety, based on business activities
110
OG14
E3
Derivasi energi selain energi fosil
Energy derivatives apart from fossil
energy
78
Semua standar dan indikator kinerja yang dilaporkan telah melalui
proses verifikasi internal namun belum mendapat assurance dari
verifikator eksternal
All reported performance standards and indicators have been verified
internally, but have not yet secured assurance from an external verifier.
Referensi Silang Indeks
Index Cross Reference
177