arun lng plant

Transcription

arun lng plant
X
940
N
PERTAMIMA
ARUN LNG PLANT
L H O K S E U M A W E - INDONESIA
PRESIDEN
1EPUBLIK INDONESIA
KATA SAMBUTAN
Setelah peresmian Ktlang Gas Alam Cair Bontang di Kalimantan
Timur pada bulan Agustus 1977, maka dalam bulan September tahun 1978
ini diresmikan Kilang Gas Alam Calr Arun di Aceh. Int berarti kita telah
melangkah makin maju lagi sebagai negara penghasil sumber energi yang
diperlukan oleh dunia industri.
Ini juga menunjukkan bahwa usaha kita untuk menggali, mengolah dan memanfaatkan sumber alam kita, khususnya gas alam ini telah
berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana.
Dengan adanya proyek besar ini kita dapat beroleh manfaat ganda. Di samping makin bertambahnya sumber devisa negara, juga makin
bertambahnya pengetahuan dan pengalaman tenaga-tenaga bangsa kita send i r i . Hal yang terakhir ini harus benar-benar dapat dipupuk dan dimanfaatkan sebaik-baiknya agar pada saatnya nanti, kita akan dapat menangani
sendiri proyek semacam ini dan sudah barang tentu juga proyek-proyek
lainnya.
Saya ucapkan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Pertamina dan perusahaan-perusahaan patungannya Mobii Oil,
Bechtel dan lain-lainnya, yang telah berhasil menyelesaikan proyek besar
After the inauguration of the Liquefied Natural Gas (LNG) Plant at
Bontang, East Kalimantan in August 1977, the LNG Plant at Arun, Aceh is
officially inaugurated in September 1978. This signifies that we have made
another step forward as a country producing energy resources needed by
the industrial world.
This also demonstrates that our efforts to exploit, to process and
to make use of our natural resources, particularly natural gas, have been
carried out in accordance with the plan.
Through this big project we can derive multiple benefits. In addition
to the increase of foreign exchange resources, it also enhances the knowledge and experience of our Indonesian hands. This must truly be promoted
and exploited as best as possible, in order that when the time comes, we
will be able to manage ourselves such a big project and naturally other
projects as well.
I would like to extend my warmest felicitations and highest appreciation to Pertamina and its sharing-companies Mobil Oil, Bechtel and
others, which have succeeded in completing this important major project.
May God Almighty constantly bestow His blessings upon our development endeavours.
yang penting ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan selalu memberkahi usahausaha pembangunan kita.
Jakarta,
19 September 1978
PRESIDEN RtïHdSOV INDONESIA,
S0 EHARTO
"
'
I
Pelaksanaan pembangunan proyek Kilang Pencairan Gas Alam Arun
pada saat ini telah mencapai tahap dimulainya periode produksi
proyek gas alam cair kedua dari Indonesia. Proyek gas alam cair pertama adalah di Bontang Selatan, yang selama setahun ini sejak mulai
berproduksi telah menunjukkan prestasi produksi yang stabil pada
tingkat kapasitas produksi tinggi. Hal ini menarik perhatian kalangan
industri perminyakan internasional.
Keberhasilan pelaksanaan proyek gas alam cair Arun sekarang ini, telah pula melampaui rekor yang telah dicapai Indonesia selama ini dalam industri gas alam cair di bidang pengelolaan, pengembangan,
pengorganisasian, pembiayaan, pemasaran disusul oleh prestasi-prestasi terbaik dalam aspek-aspek start-up dan pengoperasian kilang.
Keberhasilan pelaksanaan proyek gas alam cair tersebut di atas
dengan mulainya periode produksi dari proyek Arun di Aceh, menempatkan Indonesia pada posisi yang sama dengan Aljazair sebagai negara pengekspor utama L N G di dunia pada saat ini. Prestasi ini sangat penting artinya dalam pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan
nasional dalam sektor Pertambangan dan Energi yang diharapkan dapat meningkatkan sumber penerimaan negara yang sangat dibutuhkan dalam rangka pembiayaan pembangunan nasional.
Minister of Mines and Energy
REPUBLIC OF INDONESIA
—-''^^^oebroto^'^
Hasil-hasil yang telah dicapai jelas hanya mungkin terjadi berkat
hasil kerjasama dan pengertian yang baik antara pihak-pihak yang
terlibat dalam seluruh kegiatan-kegiatan yang menyangkut export
L N G ke Jepang, mulai dari produksi gas alam, pembangunan kilang
pencairan gas alam, pembiayaan proyek, pengangkutan ke Jepang
dan penerimaan L N G di Jepang.
Karena sifat yang khusus dari L N G , setiap mata rantai kegiatan-kegiatan tersebut selalu saling mempengaruhi sehingga keberhasilan
usaha penjualan/export L N G ke Jepang sekarang ini hanya mungkin
karena berhasilnya kegiatan-kegiatan setiap pihak pada masing-masing mata rantai tersebut.
Dalam hubungan ini kepada Pertamina, team Pemerintah serta
Pemerintah Daerah dan masyarakat Aceh seluruhnya kami mengucapkan terima kasih atas kerja keras, ketekunan, dedikasi dan kerjasama yang telah diberikan dan diabdikan sehingga berhasilnya proyek
Arun ini. Proyek L N G Arun yang terdiri dari 3 train ini merupakan
suatu komplek kilang yang serba modern, bahkan ultra modern dengan peralatan-peralatan yang paling mutakhir, diharapkan akan
beroperasi selama lebih dari 20 tahun untuk memenuhi kebutuhan
L N G para pembeli di Jepang sesuai kaitan kontrak yang telah ada antara Pertamina dan para pembeli tersebut. Hasil pelaksanaan proyek
ini tidak saja akan memberikan suatu penghasilan yang terjamin selama 20 tahun lagi bagi negara kita akan tetapi juga akan sangat
bermanfaat bagi perkembangan ekonomi daerah dan masyarakat
Aceh secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun demikian,
harus pula disadari bahwa hasil tersebut hanya mungkin kita capai
jika kita semua, baik Pertamina dan Pemerintah pusat maupun Pemerintah daerah dan masyarakat Aceh, dapat dan berusaha memelihara
dan meningkatkan ketekunan, kerja keras, kerja sama dan dedikasi
yang telah diberikan dan terjalin selama pelaksanaan proyek Arun ini,
untuk periode 20-30 tahun mendatang ini mengingat bahwa pada
masa-masa dekat ini pembangunan tambahan 3 train L N G di Arun
untuk export L N G ke pantai Barat Amerika Serikat, diduga sudah
akan terbuka kemungkinannya jika pembeli L N G dari Amerika Serikat memperoleh izin dari pemerintahnya.
Kami percaya bahwa harapan ini akan terlaksana dengan baik, mengingat kaitan khusus yang telah lama terjalin antara Pertamina dan'
daerah serta masyarakat Aceh pada masa yang lalu.
Marilah kita singsingkan lengan baju kita guna meningkatkan usahausaha tersebut serta terus membangun dunia perminyakan Indonesia.
Selamat bekerja.
2
The construction of Arun L N G Project has now reached the stage to
initiate production of Indonesia's second L N G project.
The fïrst L N G Project, located at South Bontang, has shown a stable
production performance at high operating capacity for almost a year
after becoming operative in August 1977, a fact that has been well
noted by the international energy industry.
The success of the Arun L N G Project complements previous
successes that have been achieved by Indonesia in the international
L N G industry in the areas of management, development, organization,
financing, product marketing, construction of L N G facilities as well as
plant start-up and operation. These past successes, and now the initiation of Arun L N G production phase have elevated Indonesia's position
to the same level with Algeria as a major L N G exporting country.
These achievements are very important to the implementation of Indonesia's national development policy in the Mining and Energy sector,
which will continue to increase the state's Revenue and generate the
foreign exchange required to finance Indonesia's National Development Program.
These achievements can only be made possible through the excellent cooperation and understanding among those parties participating
in all the activities involved in the sales of Indonesia's L N G to Japan.
These include the exploration and production of natural gas, construction and financing of the L N G Plant, securing L N G tankers as well as
construction of L N G receiving terminals and regassification facilities
in Japan. L N G has a unique character which requires that all the activities be tightly inter-related. The L N G trade between Indonesia and
Japan is the result of a succesful joint effort by all parties in their respective activities.
In this context, I would like to express my gratitude and appreciation
to Pertamina's project team, the Government, Regional Government
as well as to the people and community of Aceh, for the hard work,
diligence, dedication and splendid cooperation, which they have contributed to the Arun L N G Project.
The 3 train Arun L N G Project which is a modern processing plant
complex, with technically advanced equipment available today, is
expected to operate for more than 20 years under a sales contract with
Japan to meet the L N G requirements of the Japanese buyers. The
result of the implementation of this project will not only provide a stable state revenue for the next 20 years but will also provide direct as
well as indirect benefits to regional and community economie development in Aceh.
It should be noted that these benefits canonly be achieved if all of
us, both Pertamina and the Government as well as Iocal Government
and the people in Aceh are able to continue and improve over the next
20 to 30 years, the splendid cooperation, dedication, hard work and
diligence which have been demonstrated during the construction
period of the Arun project. In the near future it is our hope that the
U.S. Government will allow U.S. West Coast buyers to import the
production of an additional 3 L N G trains to be built here at the Arun
plant.
I am convinced, that these expectations will be realized because of
the unique historical relationship between Pertamina and the people of
Aceh.
So let us now prepare ourselves to increase our efforts in line with
these expectations and develop further Indonesia's energy industry.
Selamat bekerja.
Dunia energi telah mencatat lagi suatu peristiwa bersejarah di
Indonesia yaitu dengan diresmikannya Kilang Pencairan Gas Alam
Blang Lancang di daerah Aceh Utara.
Peristiwa ini membawa Indonesia ke dalam suatu deretan negara pengexpor utama L N G di dunia di samping sebagai negara
pengexport minyak mentah yang terkenal berkadar belerang
rendah.
Membangun suatu kilang pencairan gas alam bukanlah suatu
hal yang mudah karena teknologi yang dipergunakan adalah merupakan suatu hal yang baru bukan saja bagi bangsa Indonesia tetapi
juga bagi dunia ilmu pengetahuan pada umumnya.
Para ahli dari berbagai kebangsaan bekerja bersama para ahli
dari P E R T A M I N A mendirikan suatu komplek kilang yang serba
modern, bahkan ultra modern di suatu tempat terpencil di daerah
Lhok Seumawe, Aceh Utara. Pelbagai macam kesulitan dipecahkan bersama sehingga dapat tercipta suatu proses alih teknologi
yang berlangsung secara sistimatis. Bagi P E R T A M I N A hal ini
sungguh merupakan pengalaman yang berharga khususnya di
bidang ketrampilan managerial dan pelaksanaan operasionil yang
rumit.
Kilang Pencairan Gas Alam Blang Lancang di Lhok Seumawe
adalah merupakan kilang yang kedua setelah Kilang Pencairan
Gas Alam Badak di Bontang, Kalimantan Timur, keduanya selain
merupakan sumber devisa yang besar bagi Indonesia juga diharapkan akan menjadi suatu growth centre bagi pembangunan wilayah
sekitarnya.
Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan di sini
satu demi satu, kami mengucapkan banyak terima kasih, khususnya penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada
Pemerintah Daerah dan masyarakat Aceh.
Terima kasih pula kami sampaikan kepada seluruh rekan karyawan P E R T A M I N A yang telah mendharma-baktikan tenaga dan
pikirannya sehingga proyek yang sangat besar ini dapat selesai menurut rencana dengan baik.
Atas nama pimpinan perusahaan perkenankanlah juga kami
menyampaikan terima kasih serta penghargaan kepada Mobil O i l ,
Bechtel dan kontraktor-kontraktor lainnya yang telah membantu
usaha penyelesaian kilang pencairan gas alam i n i .
Hendaknya Kilang Pencairan Gas A l a m Blang Lancang ini
merupakan suaut monumen bagi suatu usaha menuju kemajuan
dan kemakmuran.
The world of energy once more records a historical event in Indonesia, i.e. the inauguration of the L N G Plant in Blanglancang,
North Aceh.
Thus Indonesia has become one of the world main L N G exporting
countries besides its position as a petroleum exporting country with
its well-known low sulphur contents.
We all know that establishing a L N G Plant is not an easy undertaking as it involves a new technology, not only for the Indonesian
technologists, but also for the scientific world in general.
However, technologists of different nationalities and Pertamina
specialists were working together hand in hand and have successfully constructed an ultra modern plant in a remote area in the
Lhok Seumawe region, North Aceh. They solved together all kinds
of difficulties, so that a systematic process of technology could take
place. A l l these really became a most valuable experience for Pertamina, especially in the field of managerial skill and of sophisticated
operational implementation.
The L N G Plant in Blanglancang, Lhok Seumawe, is the second establishment after that of Badak, Bontang, in East Kalimantan.
Both will become big resources of the Indonesian foreign earnings
and growth center for its respective region.
To all those who have contributed to the completion of this project I
extend my greatest appreciation, in particular to the Loca!
Government and the people of Aceh.
M y gratitute is also due to my colleagues in Pertamina who have
served so faithfully with their skill, knowledge, and spirit so that
this important project could be completed successfully according to
the plan.
O n behalf of the management I also would like to extend our
sincere thanks and appreciation to M o b i l O i l Indonesia, to Bechtel,
and all the other contractors who have contributed to the completion of this L N G Plant.
M a y this Blanglancang L N G Plant be the monument in the undertakings towards the development and the prosperity of our nation.
May The One and Almighty God Bless us all.
President Director
PERTAMINA
Piet Haryono
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi kita semua.
Jakarta, 19 September 1978.
3
PENDAHULUAN
Kilang L N G Blang Lancang berada di Daerah Istimewa Aceh, Sumatra Utara, tepatnya terletak di
daerah pantai kira-kira 15 K M dari kota Lhok
Seumawe dan 32 K M dari lapangan gas A r u n .
Karena letaknya di daerah yang cukup terpencil,
maka diperlakukan pengadaan sarana penunjang sebagai pelengkap dari kilang L N G tersebut, seperti:
—
—
—
—
—
Sistim telekomunikasi
Jalan
Pelabuhan untuk barang dan pemuatan L N G
Lapangan terbang
Perumahan
Kilang L N G ini dibangun setelah diketemukannya lapangan gas Arun pada tahun 1971 oleh M o b i l
Oil Indonesia dalam rangka kontrak bagi hasil
dengan Pertamina.
Lapangan gas Arun dikembangkan dan dilola
oleh Mobil O i l Indonesia, yang bertindak sebagai
kontraktor bagi hasil Pertamina dengan tujuan menjadikan sumber gas tersebut sebagai bahan baku utama untuk kilang L N G .
Guna melaksanakan pembangunan kilang L N G ,
pilihan jatuh pada Bechtel Inc. mengingat pengalamannya baik dalam pembangunan kilang L N G
ataupun proyek-proyek besar lainnya yang tersebar di
seluruh dunia. Untuk sistim pencairan gas pilihan jatuh pada Air Products and Chemicals Inc.mengingat sis
tim tersebut merupakan suatu sistim yang telah
teruji.
4
Pekerjaan engineering dan perincian perkiraan
biaya dilaksanakan pada bulan Januari 1974 di San
Francisco kemudian di London, dan di Jakarta.
Kesibukan-kesibukan sehubungan dengan mobilisasi sudah terasa sejak awal Januari 1974, sedangkan alat-alat dan bahan-bahan konstruksi mulai berdatangan pada awal tahun 1975.
Dalam rangka mengelola proyek, Pertamina
membentuk suatu "Task Force" yang merupakan
suatu gabungan antara Pertamina dan Mobil O i l
Indonesia, dengan tujuan utama adalah melaksanakan pengawasan kegiatan proyek secara menyeluruh
mulai dari perencanaan, perancangan, pengadaan
material dan konstruksi, hingga jaminan akan
kwalitas, jadwal,biaya maupun realibilitas yang telah
dijadikan sasaran dapat dicapai dengan memuaskan.
Demikian juga halnya dalam mengelola kilang
L N G , Pertamina dengan Mobil O i l Indonesia bersama-sama membentuk suatu organisasi gabungan
untuk mengoperasikan kilang L N G Blang Lancang.
Organisasi ini terdiri dari karyawan-karyawan Pertamina bangsa Indonesia yang telah berpengalaman,
dibantu oleh tenaga-tenaga ahli dan terpilih yang
disediakan oleh M o b i l O i l Indonesia yang telah
mempunyai pengalaman luas.
Program latihan yang mendalam telah dilaksanakan
untuk mempersiapkan para karyawan dalam karir
mereka yang baru di bidang operasi L N G .
Pada halaman berikutnya dari buku ini diuraikan
iebih lanjut sistim penyediaan gas, fasilitas-fasilitas
L N G , pula tentang pengapalan dan pengaturan penjualannya yang merupakan keseluruhan dari proyek
L N G Arun ini.
INTRODUCTION
The Blang Lancang LNG plant is located in Aceh
Province, on the coast of North Sumatra,approximately 15 K M from the town of Lhok Seumawe and about
32 K M from the Arun gas field.
The Blang Lancang LNG plant is a grass roots facility,
it consequently is neccessary to construct not only the
basic processing facilities but also a complete infra
structure to support it,such as:
The LNG Arun project began detailed engineering
and cost estimate activities in January 1974 in San
Francisco and continued in London while part of it
was also done in Jakarta.
— Telecommunications system.
— Roads
— Inland harbour for general cargo and L N G
loading
— Airstrip
— Residential community housing
In administering the project, Pertamina established a Pertamina-Mobil Oil Indonesia Project
Task Force which has overall control of the project
activities from project inception through design,
procurement, and physical construction stages which
is a key factor in assuring that the quality, schedule,
cost and realiability objectives of the project were
attained.
The L N G plant was constructed following the
discovery of the Arun gas field by Mobil Oil Indonesia
in 1971 working under a production sharing contract
with Pertamina.
Mobil Oil Indonesia as Pertamina's production
sharing contractor developed and will operate the
Arun gas field with the primary objective of supplying
feed gas to the LNG plant.
Bechtel Ine was selected as the main contractor based upon itsprevious LNGexperience and its extensive
experience in building major industrial complexes in
remote areas in the world.
The Air Products and Chemicals' Inc. liquefaction
process was chosen because it is the most extensively
used and proven system available.
Mobilization of activities at the plant site began in
early 1974, equipments and materials for the plant
began arriving in early 1975.
Similarly, Pertamina and Mobil Oil Indonesia have
jointly developed an operating team to start-up
and operate the Blang Lancang LNG plant.
This operating organization comprises primarily
Indonesians supplemented by selected professional
and technical people provided by Mobil Oil Indonesia.
An extensive training program has been implemented
to prepare Indonesians for additional career opportunities in the LNG operations.
The following pages will describe the gas supply
system, the L N G facilities and the transportation
and sales arrangements which make up the overall
Arun LNG project.
5
PERSEDIAAN GAS
GAS SUPPLY
Pada keadaan kapasitas penuh, ketiga L N G train
akan menerima gas bumi dari lapangan gas Arun
sebanyak 600 juta cubic feet sehari.
Program pengembangan lapangan gas Arun dewasa
ini terdiri dari dua kelompok produksi (cluster)
dengan lima sumur di masing-masing kelompok.
Fasilitas-fasilitas untuk pendinginan dan pemisahan
diadakan di tiap cluster, kemudian masing-masing
gas dan kondensat dialirkan melalui pipa 42" dan
16" ke kilang L N G Blang Lancang
At capacity operation, the three L N G trains will
receive 600 million cubic feet gas per day from the
A r u n gas field.
The A r u n gas field as presently developed consists of
two producing clusters with five wells in each cluster.
Additionally there are eight injection wells located on
the flank of the field. Cooling and separating
facilities are provided to separate gas and liquid
stream at each cluster, for delivery
to the 42 inch
and 16 inch pipeline respectively which transport
both the gas and liquid stream to the Blang Lancang
L N G plant.
The Arun L N G project had its beginning in 1971
and early 1972, when a major source of natural gas
was discovered by Mobil O i l Indonesia i n its contract
area in Aceh Province, North Sumatra.
These discoveries and subsequent appraisal of the
fields by further drilling enabled Pertamina to
accelerate its efforts towards exporting natural gas.
Based on certification by an independent consultant,
De Goyler & M c . Naughton, it was determined that
commercial quantities of gas existed to support a
large scale LNG-plant. The proven reserves of the
A r u n gas field confirmed availability of sufficiënt gas
to supply a six train L N G plant for at least 20 years.
Pertamina and M o b i l O i l Indonesia began to develop
programs to produce, liquefy, deliver and sell L N G
from the A r u n gas field.
Titik tolak proyek L N G Arun ini dimulai ketika
gas alam dalam jumlah yang besar diketemukan oleh
Mobil O i l Indonesia di daerah kerja kontrak bagi hasil, kira-kira antara akhir tahun 1971 dan awal tahun
1972. Penemuan sumber gas tersebut, serta buktibukti yang nyata setelah diadakan pengeboran-pengeboran lanjutan, memungkinkan bagi Pertamina
untuk mempercepat realisasi ekspor gas alam.
Berdasarkan pengecekan oleh fihak ketiga dalam hal
ini suatu konsultant, De Goyler & M c . Naughton,
dapatlah dipastikan, bahwa tersedia sejumlah gas
alam, yang secara ekonomis dapat dijadikan suatu
sumber utama untuk menunjang suatu kilang L N G
dengan kapasitas besar. Persediaan gas alam yang
sudah terbukti itu, dapat dijadikan jaminan suatu
sumber tetap untuk suatu kilang L N G dengan 6 buah
train sekurang-kurangnya selama 20 tahun. M a k a
dengan demikian oleh Pertamina dan M o b i l O i l Indonesia yang bertindak sebagai kontraktor bagi hasil,
diadakan langkah-langkah untuk menghasilkan,
mencairkan dan menjual gas alam L N G yang tersedia
di lapangan gas alam A r u n .
6
7
PEMBANGUNAN KILANG
Amat sulit untuk menggambarkan di atas kertas
bagaimana besar dan rumitnya proyek L N G Arun,
tetapi beberapa angka berikut mungkin dapat membantu untuk menunjukkan besarnya proyek ini.
Bila kilang ini selesai, akan memiliki :
355 K M pipa karbon steel
28 K M pipa stainless steel
70.000 M3 beton
305.000 M3 batu & kerikil
14 juta M3 tanah penimbunan dan
900 K M kabel listrik.
Kilang tersebut juga menghasilkan :
1,6 juta pound per-jam uap air
105 megawatt tenaga listrik.
Namun yang terpenting dalam pembangunannya
adalah tenaga manusia yang pada puncak kegiatannya berjumlahlebih 8.000 tenaga kerja.
Tenaga kerja tidak saja dari Indonesia, tetapi juga
dari Amerika Serikat, Australia, Kanada, Inggeris,
India, Jepang, Korea, Pilipina, Singapura dan dari
banyak negara lain.Seluruh pekerjaan di dalam membangun plant meliputi 38,5 juta man-hours, yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 4 tahun,
dimulaipada bulan Januari 1975 dan persiapan-per
siapan sudah dimulai sejak permulaan tahun 1974.
Mechanical completion train I telah dapat diselesaikan awal kwartal ke-2 tahun 1978 ini, sesuai dengan
jadwal kebutuhan penjualan LNG.
Ini adalah sungguh-sungguh suatu usaha internasional, untuk memenuhi kebutuhan gas-alam dan kondensat bagi pasaran dunia.
8
BUILDING THE PLANT
It is diffïcult to put on paper the magnitude and
complexity of the Arun L N G project, but a few
figures may help to show the magnitude. When it is
completed the plant, will utilized :
355 KMS of carbon steel pipe
28 K M S of stainless steel pipe
70.000 cubic meter of concrete
305.000 cubic meter of rock & aggregate
14 million cubic meter of dredging and
900 K M S electrical cable.
It will produce 1.6 million pounds per hour of steam
and 105 megawatts of electric power.
However what it really took to build the plant was
people. Over 8.000 men took part in this venture
during the peak period.
People not only from Indonesia but also from USA,
Australia, Canada, Great-Britain, India, Japan,
Korea, The Philipines, Singapore and many other
countries. A total of 38,5 million man-hours are
required to build the plant which has to be
completed within less than 4 years. Started in the
month of January 1975, preparations actually com
menced much earlier in 1974.
Mechanical completion of train I was reached during
April 1978 in line with the schedule for LNG sale
requirements.
This has truly been an international endeavour to
supply natural gas and condensate to an international market.
9
KILANG LNG ARUN
ARUN LNG PLANT
Di sebelah kanan diperlihatkan
kilang LNG Blang Lancang.
Shown on the right is the Blang Lancang
L N G plant.
Diagram di bawah memperlihatkan
unit-unit utama dari kilang.
1. Point " B " , pipa gas 42 "dan pipa
condensate 16" masuk plant site.
2. Flash drum.
3. Fasilitas kondensat recovery
4. + 5. Fasilitas pembuat refrigerant.
6. + 7. + 8. L.N.G. train
9. Main control room
10. Tangki-tangki L.N.G.
11. Cooling water intake
12. Tangki kondensat
13. Ketel-ketel uap
14. Pembangkit tenaga listrik
15. Pompa & reservoir air bakaran
16. Station pemadam kebakaran
17. Bengkel.
18. Gedung pendidikan & latihan
19. Kantor Administrasi
The diagram below locates the maj or
units of the shown on the photographs.
1. Point " B " , entrance of the 42" and 16"
gas/condensate pipelines.
2. Flash drum.
3. Condensate recovery facilities.
4. + 5. Refrigerant make up facilities.
6. + 7. + 8. L.N.G. liquefaction trains.
9. Main control room.
10. L.N.G. tanks.
11. Cooling water intake
12. Condensate tanks.
13. Steam generators (boilers).
14. Electric generators.
15. Fire water pumps & reservoir.
16. Fire station.
17. Workshop.
18. Training building.
19. Administration Building/Main office.
10
11
PLANT OPERATION
OPERASI KILANG
Kilang L N G bekerja terus menerus sepanjang
tahun, meskipun secara berkala bagian tertentu k i lang ini akan dihentikan untuk pemeriksaan dan
pemeliharan alat-alat utama. Kilang ini dirancang
untuk tiga buah train pada tahap pertama beroperasi
dengan kapasitas 600 juta cubic feet per-hari gas
alam.
Fasilitas-fasilitas utama kilang L N G Blang Lancang
terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kondensat recovery
Pemurnian bahan baku
Pencairan
Penampungan & pengisian
Penyediaan tenaga uap
Penyediaan tenaga listrik
Penyediaan kebutuhan air
Perbengkelan dan pergudangan.
Mengingat kilang L N G Blang Lancang ini terletak di
tempat yang cukup terasing, maka disamping fasilitas
kilang L N G itu sendiri, untuk menunjang aktivitas
operasi perlu adanya sarana penunjang seperti :
perumahan, lapangan terbang, pelabuhan barang
dan telekomunikasi.
Dalam tahap persiapan operasi, P.T. A r u n telah
mempersiapkan rencana-rencana dan cara-cara operasi secara terperinci.
Rencana keperluan tenaga operator telah dipersiapkan sejak tahun 1976. Beratus-ratus calon tenaga
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luarnegeri telah diseleksi. Usaha yang cukup intensif telah dilaksanakan untuk mendidik dan melatih serta
mengembangkan tenaga kerja hingga mencapai
kwalifikasi yang diperlukan, agar pada waktunya
mampu melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pre-commisioning dan start-up. Precommissioning dan start-up telah dimulai sejak awal
tahun 1978.
K i n i lebih dari 700 karyawan bangsa Indonesia telah dididik dan mengisi kebanyakan jabatan-jabatan
di kilang L N G Blang Lancang termasuk bidang
manajemen, teknologi, teknik dan operasi. Team ini
didampingi, di mana perlu oleh karyawan asing yang
mempunyai pengalaman sebelumnya dalam kilang
L N G ataupun kilang-kilang sejenis, sehingga telah
mempunyai cukup keahlian yang diperlukan.
The L N G plant operates on a continuous basis
through out the year, however, periodically certain
facilities will be shutdown for inspection and
maintenance of the plant's major equipment and
systems.
The plant is designed to operate initially with three
processing trains with a total capacity of 600 million
cubic feet per day of feed gas. The Blang Lancang L N G
plant consists of the following main-facilities:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Condensate recovery
Feed preparation
Liquefaction
Storage & loading
Steam generation
Electric power generation
Water supply
Work shop and ware-house.
The Blang Lancang L N G plant is located in a
remote area with virtually no existing support
facilities available. Consequently for plant operation
the L N G complex is supported by a complete infrastruture such as: housing & community services,
airstrip, cargo harbour and telecommunication.
Kilang L N G Blang Lancang ini dioperasikan oleh
P.T. Arun Natural Gas Liquefaction Co. atas dasar
non profit. P.T. Arun N G L . Co adalah suatu
perusahaan Indonesia, yang saham-sahamnya dimiliki oleh Pertamina 55%, Mobil O i l Indonesia 30%,
Jilco 15% (Japan Indonesia L N G Company, yang
mewakili pembeli).
The Blang Lancang L N G plant will be operated by
P.T. Arun Natural Gas Liquefaction Company on a non
profit basis. P T . A r u n N G L is an Indonesian Corporation 55% owned by Pertamina, 30% by M o b i l O i l
Indonesia and 15% by Jilco (Japan Indonesia L N G
Company, representing the buyers).
P.T. A r u n telah membentuk suatu organisasi yang
cukup berpengalaman dan menyusun prosedur-prosedur serta sistim-sistim yang dibutuhkan untuk
menjalankan kilang dengan aman dan dapat diandalkan sehingga tercapai produksi secara maksimal.
P.T. A r u n has built an experienced plant
operating organization and developed the systems
and procedures required to assure safe and reliable
operation of the plant with maximum on-stream
time.
12
To prepare for the operating phase, detailed
operating plans and methods were developed by P.T.
Arun.
A detailed manpower plan was developed in early
1976. Hundreds of candidates located within and
outside Indonesia have been interviewed. Considerable effort was directed toward allowing adequate lead
time to get qualified personnel trained and or
upgraded to the point of being sufficiently qualified
to handle activities related to receipt and acceptance,
pre-commissioning, and start-up of the plant. Pre
commissioning and start-up was initiated early 1978.
Currently more than 700 Indonesian employees
are being developed to fill most of the positions in
the plant including management, professional, technical and operating positions. This team has been
supplemented, as necessary with non-Indonesian
personnel with previous experience in LNG plants or
related major processing facilities in order to have
the full range of expertise required.
13
BAGAN PROSES PEMBUATAN LNG
SCHEMATIC FLOW DIAGRAM FOR LNG PRODUCTION
14
GAS A L A M / F EED GAS
H I D R O K A R B O N B ER A T / H E A V Y
PROPAN/PROPANE
CAMPURANKARBONAT/CARBONATE
MULTÏ—COMPONENT R E F R I G E R A N T ™
CAMPURAN DEA/DEA
AIR P E N D I N G I N / C O O L I N G
LNG
WATER
HYDROCARBONS
SOLUTION
SOLUTION
FASILITAS PEMISAH KONDENSAT
CONDENSATE R E C O V E R Y FACILITIES
Hasil dari sumur-sumur terdiri dari caiian kondensat dan gas
alam. Langkah peitama didalam pengolahan L N G adalah memisahkan kondensat dari gas alam. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan serangkaian alat pemisah (Flash Drum) yang
bekerja pada tekanan makin menurun.
Uap (gas) hasil proses pemisahan ini kemudian diolah sampai
menjadi gas cair (LNG). Cairan kondensat distabilkan di dalam
sebuah menara disertai dengan pemanasan dan akhirnya siap
untuk dipasarkan dan dijuat dalam bentuk kondensat. Bahan bakar berupa gas untuk kebutuhan pabrik diperoleh dari hasil
puncak menara stabilizer.
The well stream consits of liquid condensate and natural
gas. The first step in the L N G process is to separate the condensate from the natural gas.
This is done by a series of flashes at successively lower pressures.
The vapour from these flashing operation is used to produce
LNG. The liquid is stabilized in a tower with a fired reboiler and
is ready for marketing as condensate.
FASILITAS PEMURNIAN B A H A N B A K U
FEED PREPARATION FACILITIES
Gas alam se telah dipisahkan dari kondensat harus dibersihkan dulu dari senyawa-senyawa yang tidak diinginkan sebelum
dicairkan untuk mendapatkan gas cair (LNG). Senyawa-senyawa yang tidak diinginkan itu adalah air raksa (mercury), carbon
dioxide, hydrogen sulfide, air dan hydro-carbon berat. Air raksa
yang dapat merusak peralatan aluminium yang digunakan pada
bahagian pabrik yang beroperasi pada suhu rendah ini, dipisahkan dengan jalan absorpsi (penyerapan) menggunakan lapisan
carbon. Senyawa-senyawa carbon dioxide dan hydrogen sulfide
diabsorpsi di dalam larutan-larutan carbonate dan D E A
(Diethanolamine). Air dipisahkan dengan jalan melewatkan gas
alam tersebut pada pengering molecular sieve. Vang terakhir
senyawa hydrocarbon-hydrocarbon berat dipisahkan dengan
jalan fraksinasi di dalam scrub tower.
The natural gas from the condensate recovery facilities must
be cleaned before it can be liquefied to make L N G .
The impurities present are mercury, carbon dioxide, hydrogen
sulfide, water and heavy hydrocarbons. Mercury which is harmful to the aluminium used in the low temperature section of the
plant is removed by absorption in a carbon bed. The carbon
dioxide and hydrogen sulfide are removed by absorption in carbonate and DEA Solutions. The water is removed by passing the
natural gas through a bed of molecular sieves.
Finally the heavy hydro-carbons are removed by fractionation
in a scrub tower.
FASILITAS PENCAIRAN
LIQUEFACTION FACILITIES
Gas alam dari unit persiapan (feed preparation unit) yang
telah bebas dari air raksa, carbon dioxide dan air, serta dalam
komposisi yang benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan,
kini dapat dicairkan untuk menghasükan gas alam cair (LNG).
Pencairan gas alam dilakukan di dalam suatu alat pendingin
(Main Cryogenic Exchanger) yang khusus direncanakan dan dibuat untuk keperluan tersebut.
Suatu bahan campuran pendingin (MCR) yang terdiri dari
methane, ethane dan nitrogen digunakan di dalam alat pendingin
tersebut untuk mencairkan gas alam. Bahan campuran pendingin
(MCR) itu sendiri didinginkan dengan menggunakan propane
pada tiga tingkat tekanan yang berbeda-beda.
The natural gas from the feed preparation unit now being
free from the impurities and of the correct composition can be
liquefied employing the APCl process to produce liquefied
natural gas.
This take place in a specially designed and constructed exchanger.
A multi component refrigerant (MCR) consisting of methane,
ethane and nitrogen is used in this exchanger to liquefy the
natural gas.
The multi component refrigerant it-self is cooled using propane
at three pressure levels.
15
FASILITAS P E N A M P U N G A N D A N PENGISIAN
S T O R A G E A N DLOADING FACILITIES
G a s a l a m yang telah cair p a d a s u h u - 161 ° C d a r i
m a i n cryogenic exchanger d i k i r i m d a n d i s i m p a n d i
dalam tangki-tangki khusus. Tangki-tangki i n i memp u n y a i d u a lapis d i n d i n g . D i n d i n g b a h a g i a n d a l a m
d a r i t a n g k i - t a n g k i tersebut d i b u a t d a r i baja dengan
c a m p u r a n 9 % n i c k e l yang dapat b e r t a h a n t e r h a d a p
suhu yang sangat r e n d a h . D i n d i n g b a h a g i a n l u a r ,
d i b u a t d a r i baja c a r b o n (carbon steel). C e l a h d i a n tara d u a d i n d i n g t a n g k i - t a n g k i tersebut d i i s i dengan
b a h a n p e n a h a n d i n g i n perlite (perlite i n s u l a t i o n ) .
L N G d i m u a t ke k a p a l y a n g d i r a n c a n g k h u s u s , u n t u k
m a k s u d i n i m e l a l u i s i s t i m p e m u a t a n yang t e r d i r i
atas p o m p a - p o m p a m u a t , l o a d i n g a r m s , s i s t i m
s i r k u l a s i d a n b o i l off. W a k t u yang d i p e r l u k a n u n t u k
mengisi k a p a l tersebut a d a l a h 12 j a m .
T h e l i q u e f i e d n a t u r a l gas f r o m the
main
cryogenic exchanger at — 161° C , is stored i n
specially constructed storage t a n k s . These t a n k s have
a n i n n e r shell o f 9°7o n i c k e l steel t o w i t h s t a n d the l o w
t e m p e r a t u r e a n d a n outer c a r b o n steel s h e l l . T h e
space between the t w o shells is filled w i t h perlite
insulation.
T h e L N G is l o a d e d i n t o ships especially designed
for L N G service, t h r o u g h a l o a d i n g system consisting
o f l o a d i n g p u m p s , a l o a d i n g arms system, a r e c i r c u l a t i n g a n d b o i l - o f f system. T h e r e q u i r e d t i m e t o fill
the vessel takes 12 h o u r s .
16
PENGANGKUTAN
SfflPPING
LNG Blang Lancang diangkut ke terminal-terminal
pembeli di Jepang dengan mempergunakan kapalkapal LNG yang dibuat khusus untuk pengangkutan
ini, yang diperoleh Pertamina dari Burmah Gas Transport Ltd. atas dasar kontrak selama 20 tahun.
The Blang Lancang LNG will be transported to customers in Japan aboard ocean going carriers
especially constructed for this project, obtained by
Pertamina under a 20 years contract with Burmah
Gas Transport Limited.
Kapal-kapal LNG yang dipergunakan Burmah Gas
Transport Ltd. ini, dibangun oleh Quincy Ship
Building Division dari General Dynamics Corporation
di Quincy, dan dioperasikan oleh anak perusahaan
Energy Transportation Corp. Kapal-kapal ini mempergunakan teknik "Moss" dengan perincian sebagai
berikut :
The LNG carriers which Burmah utilized are being
built by the Quincy Ship Building Division of
General Dynamics Corporation, and operated by
subsidiaries of Energy Transportation Corporation.
Kapasitas
125.000 meter kubik (dengan lima
buah bola masing-masing berkapasitas 25.000 meter kubik).
Panjang
936
kaki
Lebar max. 143,5
kaki
Draft
36
kaki 1 inci
Kecepatan 18-19,5 knot
Kapal ini akan menempuh jarak kira-kira 3.300 mil
laut yang merupakan jarak antara kilang LNG Blang
Lancang dan terminal para pembeli di Jepang
ditempuh dalam waktu kurang lebih 12 hari.
The ships utilize the "Moss" construction technique
and have the following general specifications :
Capacity
125,000 cubic meter (five 25,000
cubic meter spheres)
Length
936
feet
Beam
143.5 feet
Draft
36
feet 1 inch (fully laden)
Service speed 18-19.5 knots
These ships will travel the approximate 3.300
nautical miles from the Blang Lancang LNG plant
site to the Japanese buyer's port in approximately
twelve days.
17
TERMINAL-TERMINAL PENERIMAAN
RECEIVING TERMINALS
Kilang L N G Blang Lancang merupakan suatu
sumber baru yang besar untuk energi bersih bagi
kelima pembeli Jepang:
The Blang Lancang L N G plant is a major new additional source of clean energy for the five Japanese
buyers:
Chubu Electric Power Co. Inc.
Kansai Electric Power Co. Inc.
Kyushu Electric Power Co. Inc.
Nippon Steel Corporation
Osaka Gas Co. L t d .
Chita terminal
Dengan kapasitas penuh, ketiga train L N G Blang
Lancang mampu mensupply L N G sebanyak 4,5 juta
ton (233 trilyun B T U ) kepada para pembeli setiap tahunnya.
Terminal Chita milik Chubu Electric terletak di
pelabuhan Nagoya. Chubu akan memakai LNG Blang
Lancang untuk pembangkit tenaga listrik dan sebagian
kecil dari LNG-nya akan diserahkan kepada Toho Gas
Company Ltd. yaitu perusahaan yang melola terminal
tersebut untuk keperluan operasj.
Terminal Himeji milik Kansai dibangun di atas
tanah yang letaknya berdampingan dengan tenaga
pembangkit listriknya. Terminal ini direncanakan
penyelesaiannya pada akhir tahun 1978. Kansai akan
mempergunakan L N G ini sebagai sumber energi bagi
pembangkit tenaga listrik.
Kyushu Electric dan Nippon Steel bersama-sama
mendirikan suatu perusahan Kitakyushu L N G Co.
Ltd. yang akan menerima, menyimpan dan menjadikannya gas kembali untuk keperluan kedua perusahaan tersebut. Terminal baru ini terletak berdekatan
dengan kilang baja milik Nippon Steel yang berada di
Tobata. Kyushu akan mempergunakan L N G ini
sebagai sumber energi guna memenuhi kebutuhannya
di masa mendatang dalam pembangkit tenaga listrik.
Nippon Steel akan mempergunakan L N G untuk
keperluan operasinya.
Semboku terminal
18
Terminal milik Osaka Gas yaitu Semboku II, yang
terletak di Osaka, akan menampung L N G untuk
keperluan Osaka Gas dan Kansai Electric.
L N G ini akan dipergunakan untuk membuat gas
kota, serta merupakan sumber gas alam untuk pembangkit tenaga listrik dan industri-industri besar
lainnya.
Chubu Electric Power Co. Inc.
Kansai Electric Power Co. Inc.
Kyushu Electric Power Co. Inc.
Nippon Steel Corporation
Osaka Gas Co. L t d .
At capacity the first three trains of the Blang Lancang
L N G plant will produce sufficiënt L N G to deliver 4,5
Million Ton (233 Trillion B T U ) of L N G to the buyers
annually.
The Chubu Electric's Chita terminal is located at
the Port of Nagoya. Chubu will use its L N G for
electric power generation and transfer a small part of
its L N G to Toho Gas Company L t d . , to operate the
Chita terminal.
The Kansai Electric's Himeji terminal is built on
land adjacent to its Himeji power plant. The
terminal is planned for completion at the end of
1978. Kansai will utilize this L N G as a source of
energy for its Himeji electric power
generating
station.
Kyusu Electric and Nippon Steel established a
company, Kitakyushu L N G Co L t d . , to receive, store
and regasify L N G from Indonesia for the two
companies. The new terminal is located adjacent to
Nippon Steei's Tobata works. Kyushu plans to use
the L N G as a source of energy to meet future
demands for electric power. Nippon Steel will utilize
its L N G in its operation.
The Osaka Gas Terminal, Semboku II, which is
located at Osaka, will receive L N G for Osaka Gas
and Kansai Electric.
The L N G will be used to produce town gas and to
supply natural gas for power generation and
large-scale industrial use.
PERTAMINA
ARUN
L1MO P L A N T
PEMILIK
PERTAMINA
OWNER
Perusahaan
Pertambangan
Dan Gas B u m i Negara
OPERATOR
P . T . A r u n Natural Gas Liquefaction
Company
• Pertamina
55%
• M o b i l O i l Indonesia
30%
• JILCO
15%
AS A L GAS/SOU RCE
PRODUSEN/PRODUCERS
PEMBELI LNG
LNG BUYERS
PENYEDIAAN DANA
Minyak
A r u n Field
Pertamina
M o b i l O i l Indonesia
PENGANGKUTAN LNG/LNG TRANSPORTATION
Pengangkut/Transporter
Operator/Operators
Burmah Gas Transporter
Limited
Energy Transportation Corporation
Subsidiaries
Pembuat Kapal/Shipbuilders
General Dynamics
Corporation
Quincy Shipbuilding Divison.
KONTRAKTOR UTAMA
MAIN CONTRACTORS
Bechtel Incorporated
Project Management, Design, E n gineering, Procurement & C o n struction.
A i r Products & Chemicals, Inc.
Cryogenic Process Design and E n gineering . Supplier o f The Main
Cryogenic Exchangers.
The C h u b u Electric Power C o . , Inc.
The Kansai Electric Power C o . , Inc.
K y u s h u Electric Power C o . , Inc.
N i p p o n Steel Corporation
Osaka Gas C o . , L t d .
Diusahakan oleh Pemerintah Indonesia bersama
Pertamina melalui pemberi kredit berikut :
Bank Indonesia untuk dana yang diperoleh d a r i : a.1. :
1. Overseas Economie Cooperation F u n d , Japan
didasarkan pinjaman antar Pemerintah
2 . Pemerintah Indonesia.
3. Industrial Bank o f Japan dan Bank o f T o k y o ,
yang mengkoordinir Syndikat beberapa bank.
Japan Indonesia L N G C o . L t d . untuk dana yang
diperoleh dari :
1. Export-Import Bank Japan.
2. Industrial Bank o f Japan, koordinator untuk
Japanese C i t y Bank yang ikut serta.
3. L i m a Pembeli L N G dari Jepang.
(Kredit dari Bank-Bank Jepang atas dasar
jaminan kelima pembeli ini)
FINANCING
Arranged by the Government o f Indonesian and
Pertamina through the following lenders :
Bank Indonesia for funds procured/obtained from a.o. :
1. Overseas Economie Cooperation F u n d , Japan
based on G to G loan.
2. Government o f Indonesia.
3. Industrial Bank of Japan and Bank o f T o k y o ,
leading Banks for Syndicate o f Bank.
Japan Indonesia L N G C o . L t d . for funds procured
from :
1. Export-Import Bank Japan.
2 . Industrial Bank o f Japan, C o ö r d i n a t o r for the
participating Japanese City Bank.
3. The five Japanese Buyers of Indonesia L N G .
(Loan from Japanese Banks guaranteed
b y these five buyers)
19
D A E R A H ISTIMEWA " A C E H "
Daerah Istimewa Aceh yang terletak di ujung
barat Sumatra ini memiliki areal seluas 55.390 Km2
dengan penduduk sebanyak 2.008.747 orang.
Aceh memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan. Luas tanah yang diusahakan untuk
pertanian baru 1.557.335 Ha, selebihnya 3.981.665
berupa hutan, termasuk padang rumput dan alangalang 490.000 Ha, tanah perkebunan 270.500 Ha dan
perikanan darat 41.500 Ha.
Pesisir laut sebelah utara yang diayomi selat Malaka
dan pantai selatan yang menghadap Samudra
Indonesia, merupakan sumber ikan laut, dengan
daerah penangkapan utama di perairan sebelah
utara, Aceh Besar, Aceh Pidie dan Aceh Timur.
Hasil pendapatan daerah ini 63% berasal dari
sektor pertanian di mana beras merupakan hasil
utama (surplus beras tercatat 140.000 ton/tahun), di
samping jagung, ketela pohon, ketela rambat dan kacang-kacangan.
Hasil pertanian ini pada masa mendatang diharapkan akan lebih berkembang dengan selesainya
beberapa proyek irigasi pada 6 buah sungai. Irigasi
sungai Krueng Jrue dan Krueng Baro telah mulai dikerjakan dalam Pelita I dan dapat mengairi sawah
hingga 20.000 Ha. Proyek Irigasi di sungai Lhok Guci, Pensangan, Krueng Pase dan Langkahan akan
mampu mengairi sawah 53.000 Ha.
Ekspor Aceh yang memegang peranan besar
dalam menunjang pendapatan daerah adalah karet,
kopi, kopra, kelapa sawit dan kayu. Khusus kedudukan kayu, semakin lama bertambah penting,
karena ia menduduki nilai ekspor sebesar 32.86%
dari seluruh ekspor Aceh (1972).
Selain pertanian, perdagangan dan industri juga
turut menunjang peningkatan kemakmuran rakyat
daerah ini.
Di sektor pertambangan minyak dan gas bumi,
tak disangsikan lagi, Aceh mempunyai nilai potensi
tinggi dengan ciri tersendiri. Hingga saat ini telah
beroperasi sebanyak dua kontraktor asing masingmasing Mobil Oil Indonesia dan Asamera.
20
T H E SPECIAL PROVINCE OF " A C E H "
The Special Province of Aceh which is situated at
the west end of Sumatra covers an area of 55.390
Km2 with a population of 2.008.747 people.
Aceh has a great potential for development. The
land area destined for new agricultural purposes is
1,557,335 ha,the balance of 3,981,665 ha. is forest
land, grass fields and high-grass (alang-alang) fields
of 490,000 h a . , plantations of 270,500 ha, and
river-fish areas of 41,500 ha. The northern sea coast
which is along the Strait of Malacca and the
southern coast which is facing the Indian Ocean,
constitute a big reserve of seafish, with the main
fishing areas on the north side, Aceh Besar, Aceh
Pidie and Aceh Timur.
Some 63% of the products of this region originate
from agriculture. Although rice is the primary product (surplus of rice recorded 140,000 tons/year)
other products include maize, cassave manioc, sweet
potatoes, and various kinds of beans. These agricultural products are expected to increase in volume with
the completion of a number of irrigation projects at
6 rivers. Irrigation works on the Krueng Jrue river and
Krueng Baro river have been started under the lst
5-year plan and will be able to provide water to
20,000 ha. of rice fields. The irrigation project at the
Lhok Guci, Pensangan, Krueng Pase and Langkahan
rivers will make it possible to supply water to
53,000 ha. of rice-fields.
The export commodities from Aceh which have a
big contribution to the regional revenues are rubber,
coffee, copra, palm kernels and wood. In particular
the export of wood is becoming more significant,
since it constitute 32.86% of the total value of
Aceh's export revenues (1972).
Apart
from agriculture, trade and industry
contribute also to the improvement of the prosperity
of the regional population.
In the sector of oil and natural gas mining,
beyond any doubt, Aceh has a high potential. U p to
now already two foreign contractors, respectively
21
Ladang minyak dan gas tersebar di beberapa bagian
daerah Aceh, yang terpenting di antaranya adalah
Rantau Panjang, Rantau Kuala Simpang, dan A r u n .
Bahan tambang lain yang terdapat di daerah ini
ialah semen di Aceh Besar, gypsum di Aceh Pidie,
batubara di Ayer Batureng, Krueng Kluet, selatan
Tapaktuan dan di 8 tempat lainnya. Besi ditemukan
di 12 tempat mulai dari Krueng Geunteuet, anak
sungai Botu dan Panton Raba sampai ke Panton Lawas dan Tapaktuan.Timah hitam dan seng di Krueng
Beureueng, Krueng Isep dan Pasir Putih. Mangan di
Lhok Kruet dan pantai timur Aceh, emas di sekitar
Meulaboh, tembaga di Pulau Beras, Gle Bruek, Ayer
Talu dan Beutong.
Pembangunan di Aceh diarahkan untuk meningkatkan produksi pangan, terutama beras dengan
mendahulukan prasarana ekonomi yang merangsang
kegiatan produksi pertariian dan perekonomian
rakyat. Untuk mengarahkan jalannya pembangunan,
Aceh terbagi dalam 4 wilayah pembangunan, dengan
pusatnya di 4 kota, berfungsi sebagai terminal jasa,
distribusi & produksi dan pusat pengembangan
aktivitas sosial ekonomi. Wilayah pembangunan I
meliputi sebagian Aceh Timur dan Aceh Tenggara,
dengan Langsa sebagai Pusat. Wilayah Pembangunan II meliputi Aceh Barat, Aceh Selatan dan sebagian
Aceh Tenggara, berpusat di Meulaboh. Wilayah
pembangunan III meliputi Aceh Utara, Aceh
Tengah dan sebagian Aceh Timur, berpusat di Lhok
Seumawe.Wilayah Pembangunan IV meliputi Aceh
Besar, Sabang, Pidie dan Aceh Barat, berpusat di
Banda Aceh.
22
Mobil O i l Indonesia and Asamera in partnership
with Pertamina are operating in mining this mineral
wealth.
The oil and gas fields are spread out over various
parts of A c e h , the most important ones being those
at Rantau Panjang, Rantau K u a l a Simpang and
Arun.
Other mining products found in this region are
cement in Aceh Besar, gypsum in Aceh Pidie, coal in
Ayer Djambu Batang, Sungai Pendeng, Woini
Oreng, Ayer Batureng, Krueng Kluet, south of
Tapaktuan and in 8 other places. Iron ore is found in
12 places from Krueng Geunteutet, tributary Botu
and Panton Raba up to Panton Lawas and
Tapaktuan. Lead and zinc i n Krueng Beureueng,
Krueng Isep and Pasir Putih. Manganese in Lhok
Kruet and the east coast of Aceh, gold around
Meulaboh, copper on the island of Beras, Gle Bruek,
Ayer Talu and Beutong.
The development works in Aceh are aimed at
raising the production of food crops,mainly rice,
by giving priority to the building of economical
infrastructure which gives an impetus to people's
agricultural production and economical activities. To
give direction to the course of the development, Aceh
is divided into 4 development areas, with their
centres in 4 towns, fuctioning as service, distribution
and production terminals and as centres for the
development of social-economical activities. The lst
Development Region includes Aceh Timur and
Aceh Tenggara, with Langsa as its centre. The 2nd
Development Region includes Aceh Barat,
Aceh
Selatan and part of Aceh Tenggara, with its centre at
Meulaboh. The 3rd Development Region includes
Aceh Utara, Aceh Tengah and part of Aceh Timur,
with its centre at Lhok Seumawe. The 4th
Development Region includes Aceh Besar, Sabang,
Pidie and Aceh Barat, with its centre at Banda Aceh.
ACEH UTARA
NORTH A C E H
Sebagai suatu kabupaten, Aceh Utara terdiri dari
23 Kecamatan, 90 Kemukiman dan 1.422 kampung,
berpenduduk 468.527 (1971) dengan kepadatan penduduk sekitar 69 orang/Km^. Daerah ini berada
antara 96° 24' — 97 24'. B.T. dan 4° 54' — 5° 18'
L U , memanjang sepanjang kaki Bukit Barisan,
dengan dataran rendah yang luas dan pantai yang
landai. Tanah pertanian dan perkampungan penduduk menyebar di ketinggian 0 — 400 M , sedang
tanah yang lebih tinggi lagi ditumbuhi hutan lebat.
Bagian terbesar penduduk (84%) berdiam di
pedesaan, lainnya (16%) tinggal di kota Lhokseumawe, Bireun, Lhok Sukon dan Takengon. Kegiatan
yang menonjol di wilayah ini ialah pertanian,
perkebunan kopi, perikanan laut, sayur-mayur, hasil
hutan dan industri. Daerah ini merupakan lumbung
padi daerah Aceh, dengan luas sawah 27% dari
seluruh sawah di Aceh, 21% di antaranya terletak di
Aceh Utara (45.530 Ha).
As a regency (kabupaten), Aceh Utara consists
of 23 districts, 90 settlements and 1.422 campongs,
with a population of 468,527 people (1971) and a
population density of 69 persons/km2. This area lies
between 96° 24' — 97° 24' E . Longitude and
4°54'—5°18' N . Latitude, (running along) the length
of the Bukit Barisan mountainrange, with wide low
lands and a sloping coastline. The population's
agricultural lands and settlement areas are spread
out over a height of 0—400 meters. The higher lands
are covered with thick forests.
Most of the people (84%) are living in villages,
others (16%) in the town of Lhok Seumawe, Bireun,
Lhok Sukon and Takengon. The most visible
activities of the population in this area are in
agriculture, coffee plantations, sea fïshery, cultivating vegetables, forest products and industry. This
area is the rice storage of Aceh, 21 % of it is situated
in North Aceh, (45,530 ha).
0
23
IKLIM
CTJMATE
Kabupaten Aceh Utara dipengaruhi oleh angin
musim. Angin musim barat berhembus dari bulan
April sampai dengan Oktober dan angin musim timur
dari bulan Nopember sampai dengan Maret. Musim
hujan datang pada bulan-bulan September sampai
dengan bulan Januari. Suhu siang hari pada musim
kemarau rata-rata 36 ° C dan pada musim hujan ratarata 2 8 ° C d a n pada malam hari turun sebesar
4 o —5 ° c . Ini berarti bahwa keadaan hutan pada
musim hujan atau basah memperlihatkan suasana
yang subur dan hijau sedangkan pada musim
kemarau menjadi kering dan berwarna kuning
merah.
The Aceh Utara regency (Kabupaten) is subject to
the influence of the monsoon winds. West monsoon
winds are dominant during A p r i l through October
and the east monsoon winds are blowing from
November up to and including M a r c h . The rainy
season starts in September up to and including January. The day temperature in the dry season
averages 30 °C, while in the rainy season it averages
2 8 ° C . to decrease in the night with 4 ° C - 5 ° C . T h i s
means that the forest condition i n the rainy season
when the atmosphere is wet has a fertile and green
image, while in the dry season all that becomes dry
and takes a yellow-reddish colour.
ADAT ISTIADAT DAN KEBUDAYAAN
CUSTOM AND CULTURE
D i daerah pedalaman Aceh Utara pada masa
sebelum kerajaan Samudera Pasai pernah hidup
penduduk yang disebut "Banteu" atau "Lenteu"
(sebangsa orang cebol/pigmea) yang kemudian terdesak dan punah sama sekali.
Berhubung letak daerah Aceh Utara di pesisir
pantai yang ramai dikunjungi oleh kapal-kapal
dagang sehingga para pendatang beraneka ragam
suku bangsa dan kegiatannya. Kebudayaan yang
terdapat didaerah i n i umumnya kebudayaan yang
bercorak Islam. Kesenian rakyat umumnya bersumber pada agama Islam dan pertanian. Kesenian
utama di daerah ini adalah Seudati Agam, Rapa'i,
Ale Tunjang,Meurukon (balas pantun) dan membaca
hikayat lama.
In the interior of Aceh Utara, before the kingdom
of Samudra Pasai existed, once people existed called
"Banteu" or"Lenteu" (dwarfish/pigmea people) who
were later pushed away and eventually totally
exterminated from existence. As the Aceh Utara area
is situated along the coastline which is often visited
by merchants, the new arrivals are of various races
with different activities. The culture prevailing in this
area is generally of Islamic pattern.The people's art
generally has its source i n the Islam religion and i n
agriculture. The main art in this area is the Seudati
Agam dance, Rapa'i, Ale Tunjang, Meurukon
(exchange of 4-lines poems) and reading of old-time
stories.
24
Publisher! by P E R T A M I N A Public Relations
Design : Pan A d v e r t i s i n g .
Printeü by CV. Tunas Jaya Jl Krekot Jaya D5 Jakarta Pusat.