Annual Report Laporan Tahunan Annual Report

Transcription

Annual Report Laporan Tahunan Annual Report
Daftar
ISI
Table of Contents
02
Visi dan Misi Perseroan
04
Nilai-Nilai Perseroan
Corporate Values
05
Kode Etik Perseroan
Company‘s Code of Ethics
06
Ikhtisar Keuangan
09
Ikhtisar Saham
10
Pencatatan Saham Perseroan
13
Struktur Pemegang Saham Perseroan
14
Laporan Dewan Komisaris
19
Laporan Dewan Direksi
Message from Board of Directors
28
Peristiwa Penting 2014
Significant Events in 2014
34
Penghargaan dan Pemeringkatan Perseroan
36
Sekilas Buana Finance
38
Profil Dewan Komisaris
41
Profil Dewan Direksi
Board of Directors Profile
44
Profil Komite Audit
Audit Committee Profile
47
Kepala Divisi Perseroan
48
Struktur Organisasi
50
Analisa dan Pembahasan Manajemen
67
Pengelolaan Risiko
76
Pengembangan Sumber Daya Manusia
82
Tata Kelola Perusahaan
122
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
125
Informasi Perseroan
126
Lokasi Kantor Cabang
128
Surat Pernyataan
129
Laporan Keuangan
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Vision and Mission of the Company
Financial Highlights
Stock Highlights
Company‘s Shares Listing
The Shareholders Structure of the Company
Message from Board of Commissioners
Company‘s Award and Rating
Buana Finance in Brief
Board of Commissioners Profile
Division Heads
Organization Structure
Management Discussion and Analysis
Risk Management
Human Resources Development
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Information
Branch Offices Location
Statement Letter
Financial Statement
1
Visi
Kami
“Menjadi perusahaan jasa keuangan yang
paling diminati untuk penyediaan layanan
solusi keuangan yang inovatif, dan menjadi
tolak ukur bagi industri.”
Our Vision
2
“To be the most preferred finance
company providing innovative financial
solution and becoming a benchmark in
the industry.”
PERUSAHAAN JASA KEUANGAN YANG PALING
DIMINATI
THE MOST PREFERRED FINANCE COMPANY
“Paling diminati” berarti menjadi yang lebih dahulu
dipikirkan, diinginkan dan diprioritaskan baik oleh
pelanggan, karyawan, pemegang saham maupun para
pemangku kepentingan lainnya.
“Most preferred” means to be the first thought, desired, and
prioritized by customers, employees, shareholders and
other stakeholders.
LAYANAN SOLUSI KEUANGAN YANG INOVATIF
INNOVATIVE FINANCIAL SOLUTION
Perseroan fokus pada industri pembiayaan, dengan
menyediakan layanan keuangan dalam bentuk pembiayaan
konsumen dan sewa guna usaha, serta terus
mengembangkan berbagai bentuk layanan keuangan
lainnya, memberikan solusi yang lebih baik sesuai
dengan standar dan kebutuhan pasar melalui
pengembangan produk, proses, tehnologi dan layanan.
The Company focuses on the financing industry, by providing
financial services in the form of consumer and lease
financing, as well as continuously develops various forms
of financial services, provides better solutions in accordance
with the standards and market needs through the
development of products, processes, technology and
services.
TOLaK UKUR BAGI INDUSTRI
BENCHMARK IN THE INDUSTRY
Melalui berbagai pengembangan dan proses perbaikan
secara terus menerus, Perseroan ingin memposisikan
dirinya sebagai salah satu standar baru dalam
industri keuangan dengan memberikan produk
dan layanan dengan kualitas terbaik, menjadi
patokan bagi pelaku bisnis dalam membangun
kerjasama, serta menciptakan pertumbuhan bisnis
dan pencapaian keuangan yang lebih baik.
Through various development and continuous improvement
process , the Company eager to put itself as one of the new
standard in financing industry by providing the best quality
products and services, be the benchmark for business
communities in building partnership, as well as creating
better business growth and financial performance.
Misi
Kami
Our Mission
•
Menciptakan hubungan jangka panjang yang
saling menguntungkan dengan para pelanggan,
pemasok, dan kreditur bereputasi baik dan
terpercaya.
•
Create long-term mutual beneficial relationships
with reputable and trustworthy customers,
suppliers, and creditors.
•
Menyediakan berbagai produk dan jasa
keuangan yang inovatif, bersaing dan
memiliki nilai tambah tinggi, didukung oleh
sistem dan teknologi terkini dan handal.
•
Deliver innovative, competitive and high
value-added products and services, leveraged by
robust system and cutting-edge technology.
•
Mengoptimalkan semua sumber daya yang
tersedia untuk memperkokoh bisnis kami.
•
Optimize all available resources to strengthen our
business.
•
Memberikan keuntungan terbaik kepada para
penanam modal.
•
Provide excellent return to our investors.
•
Menciptakan lingkungan kerja yang sangat baik
untuk mengembangkan potensi karyawan.
•
Create great environment for our employee to
unleash their potential.
•
Menjalankan bisnis-bisnis kami sesuai dengan
Tata Kelola Perusahaan Terbaik dan Praktik
Profesi Terbaik.
•
Conduct our business in adherence to Good
Corporate Governance and Best Practices.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
3
Nilai-Nilai
Perseroan
Corporate Values
P
a
s
t
i
4
Passion for winning
Hasrat untuk unggul
Aim for excellence
Bertujuan mencapai
kesempurnaan
Spirit to serve
Semangat melayani
Teamwork
Kerjasama tim
Integrity
Integritas
Strong desire to exceed the standards of success
and high business results, perseverance in
completing tasks, have the courage, innovation
and creativity to win the competition.
Determination to work better in the form of quality
improvements, ability to achieve higher results,
courage to compete, have the initiatives
for self-development, and always try to improve
the way of work and working processes.
Show a strong desire to help and serve customers,
be proactive in meeting the needs or even
exceed customers’ expectations.
Ability to cooperate with others and be a part of
a team, having mutual trust, has the same
commitment and goals, respect others.
Honest, trustworthy and reliable, act consistently
in accordance with the Company’s values and
work ethics.
Keinginan yang mendalam untuk melampaui
standar keberhasilan dan hasil bisnis yang tinggi,
sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan
pekerjaan, memilki keberanian, inovasi dan
kreatifitas untuk memenangkan persaingan.
Tekad untuk bekerja dengan lebih baik dalam
bentuk peningkatan kualitas dan memperoleh
hasil secara lebih baik, berani berkompetisi,
mengambil inisiatif dalam pengembangan diri,
serta selalu berusaha memperbaiki cara dan
proses kerja.
Menunjukkan keinginan kuat untuk membantu dan
melayani pelanggan, bersikap proaktif agar dapat
memenuhi kebutuhan bahkan melebihi harapan
pelanggan.
Kemampuan untuk bekerjasama dengan orang
lain dan menjadi bagian dari suatu tim, saling
mempercayai, memiliki komitmen dan tujuan
bersama, serta menghormati orang lain.
Bersikap jujur, dapat dipercaya dan diandalkan,
bertindak konsisten sesuai dengan nilai dan etika
bisnis Perseroan.
Kode Etik
Perseroan
Company‘s Code of Ethics
Kode etik merupakan pedoman dasar dan panduan bagi
setiap karyawan Perseroan, yang terkait dengan masalah
kepatutan dan kepantasan berdasarkan nilai-nilai
integritas, hati nurani, kesadaran diri, profesionalisme,
serta nama baik dari setiap individu maupun Perseroan.
Kode etik menjadi dasar sikap dan tindakan etis yang
berlaku bagi seluruh karyawan Peseroan, dengan mengacu
pada prinsip dasar dari visi dan misi Perseroan.
Beberapa kode etik yang diatur dalam Kode Etik
Perseroan adalah sebagai berikut :
Codes of ethics contitutes basic rules and guidance for all
employees of the Company, which are related to the issue
of propriety and m orality based on values of integrity,
conscience, self-awareness, professionalism, and reputation
of each individual or the Company. Codes of ethics become
basic attitudes and ethical actions which apply to all
employees of the Company, by referring to the basic
principles of the Company‘s vision and mission. Some
code of ethics covered by the Company’s Code of Ethics are
as follows:
Menghindari Pertentangan Kepentingan
Avoiding Conflict of Interest
Setiap karyawan harus menghindari situasi pertentangan
antara kepentingan pribadi dengan kepentingan Perseroan.
Kode etik ini secara umum mengatur mengenai hubungan
antara karyawan dengan Perseroan, hubungan antara
karyawan dengan pihak ketiga (nasabah, suplier, relasi,
rekanan) dan hubungan antar karyawan. Beberapa
hal yang diatur dalam kode etik ini antara lain :
- Perlindungan dan penggunaan hak milik Perseroan
- Hubungan keluarga antar karyawan
- Tata cara pelayanan pelanggan
- Pengadaan barang dan jasa
- Pemberian dan penerimaan bingkisan kepada atau dari
pihak lain
Each employee must avoid conflict of interest between
personal and the Company’s interest. This code generally
governs the relationship between employees and the
Company, the relationship between employees and third
parties (customers, suppliers, associates, and partners)
as well as relationship between employees. Some matters
governed by this code of ethics, among others:
- Protection and utilisation of Company’s properties
- Family relations between employees
- Customer Services Procedures
- Procurement of goods and services
- Giving and receiving gifts to or from other parties
Penanganan Informasi
Information Management
Kepatuhan dan Etika
Compliance and Ethics
Penegakan Kode Etik
Code of Ethics Enforcement
Kode etik ini secara umum mengatur tentang mekanisme
pengamanan informasi, pelaporan informasi serta
penyampaian informasi.
Namun Perseroan sebagai
perusahaan publik juga memiliki mekanisme penyampaian
informasi kepada para pemangku kepentingan terkait
dengan keterbukaan informasi yang memang harus
disampaikan dan diketahui oleh publik.
Setiap karyawan wajib memahami dan mentaati setiap
kebijakan, peraturan yang berlaku atau petunjuk
sehubungan dengan jabatan atau posisinya dalam
hirarki organisasi. Beberapa hal lain yang diatur terkait
dalam pelaksanaan etika adalah tata penampilan dan
kepantasan cara berpakaian, yang harus mencerminkan
nilai profesional.
Setiap karyawan wajib untuk memahami dan
melaksanakan kode etik perusahaan serta melaporkan
apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik. Pelanggaran
terhadap kode etik Perseroan dapat dikenakan sanksi dalam
bentuk perdata maupun pidana sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, dan pada tingkat tertentu dapat
mengakibatkan pemutusan hubungan kerja.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
This code generally governs the mechanism of information
security, information reporting and information
delivery. However, the Company as a public company
also has its own mechanism in communicating
information relevant to stakeholders which has
to be delivered and acknowledged by public.
Every employee is required to understand and comply
with every regulations, policies or guidance with
respect to their title or position in the organization structure.
Other matters which are governed by the implementation
of ethics are the performance and appropriateness of
office attire, which should reflect professional values.
Every employee is required to understand and implement
the code of ethics and report any violation of the
code of ethics. Violations of the Company’s code of
ethics may be subjected to civil or criminal sanction in
accordance with the procedures and prevailing regulations,
and at a certain level may result in termination.
5
Ikhtisar
Keuangan
Financial Highlights
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
neraca
2014
Kas & setara kas
121,972
86,576
49,261
29,170
22,618
Cash & Cash Equivalent
Piutang Pembiayaan Konsumen
571,121
604,860
696,623
798,681
487,145
Consumer Financing Receivables
2,856,814
3,070,628
2,726,861
2,026,764
1,037,957
Investments in Financial Leases
Tagihan Anjak Piutang
-
1,722
4,337
-
13,734
Factoring Receivables
Jumlah Piutang Bersih
3,427,935
3,677,210
3,427,821
2,825,445
1,538,836
Total Net Receivables
(80,675)
(91,889)
(70,339)
(56,654)
(36,789)
Jumlah Aset
3,586,854
3,770,471
3,495,190
2,859,598
1,582,726
Jumlah Kewajiban
2,482,261
2,667,254
2,480,452
1,920,940
645,755
Total Liabilities
Jumlah Ekuitas
1,104,593
1,103,217
1,014,734
938,658
936,971
Total Equity
(0.69)
1.14
0.77
0.84
1.11
LAPORan laba rugi
2014
2013
2012
2011
2010
income statement
Jumlah Pendapatan
601,296
627,364
590,615
409,574
275,139
Revenues
Jumlah Beban
452,871
446,200
390,086
274,649
194,096
Expenses
Laba Sebelum Pajak
148,425
181,164
200,529
13,925
81,043
Net Profit Before Tax
Laba Setelah Pajak
110,855
135,673
150,136
101,100
60,517
Net Profit After Tax
Pendapatan (kerugian) Komprehensif
(10,748)
2,181
3,035
(6,064)
1,425
Comprehensive Gains (losses)
Laba Komprehensif
100,107
137,853
154,171
95,036
61,942
Comprehensive Income
67
82
91
70
42
Basic earnings per share
2014
2013
2012
2011
2010
NEW FINANCING
1,792,371
2,146,623
2,122,415
1,867,797
834,635
Financial Lease Disbursement
437,310
457,969
496,715
771,055
-
9,378
12,074
4,131
70,949
2,229,681
2,613,970
2,631.204
2,642,983
1,373,444
Penanaman dalam Sewa Guna Usaha
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Posisi Devisa Netto
(juta US dolar)
Laba per saham dasar
Penyaluran pembiayaan
Pembiayaan Sewa Guna Usaha
Pembiayaan Konsumen
Pembiayaan Anjak Piutang
Jumlah Pembiayaan
6
2013
2012
2011
2010
BALANCE SHEET
Bad Debt Reserves
Total Assets
Net Open Position
(million US dollar)
467,860 Consumer Financing Disbursement
Factoring Disbursement
Total Financing Disbursement
data saham
2014
2013
2012
2011
2010
Stock data
Saham Beredar (juta)
1,645
1,645
1,645
1,436
1,436
Share Outstanding (million)
Laba/Saham Dasar (Rp)
67
82
91
70
42
Basic Earning/Share (Rp)
Nilai Buku/Saham Dasar (Rp)
671
670
617
658
652
Book Value/Share (Rp)
2014
2013
2012
2011
2010
3.01%
3.73%
4.73%
4.55%
4.10%
10.04%
12.81%
15.37%
10.78%
6.69%
Rasio-rasio keuangan
Rasio Laba Terhadap Aset
1
Rasio Laba Terhadap Ekuitas
2
Rasio Laba Terhadap Pendapatan
Rasio Lancar
3
4
Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
5
18.44%
21.63%
25.42%
24.68%
22.00%
1.37x
1.35x
1.45x
1.62x
2.52x
financial ratios
1
Return on Assets
2
3
Return on Equity
Profit to Revenues Ratio
4
5
Current Ratio
Debt to Equity Ratio
2.16
2.34
2.35
1.96
0.65
Rasio Kewajiban Terhadap Aset
0.69
0.71
0.71
0.67
0.41
Pertumbuhan Pembiayaan Baru
-14.70%
-0.65%
-0.45%
92.43%
79.20%
New Financing Growth
Pertumbuhan Pendapatan
-4.16%
6.22%
44.20%
48.86%
10.64%
Revenues Growth
Pertumbuhan Aset
-4.87%
7.00%
22.22%
00.60%
15.47%
Total Assets Growth
Pertumbuhan Ekuitas
0.12%
8.72%
8.11%
0.18%
7.28%
Total Equity Growth
Total Liabilities/Total Assets
Catatan: Seluruh angka pada tabel maupun grafik menggunakan notasi Bahasa Inggris
1. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Aset
2. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Ekuitas
3. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Total Pendapatan
4. Aset jatuh tempo dalam 1 tahun / Hutang jatuh tempo dalam 1 tahun
5. Total Hutang (Pinjaman & Obligasi) / Ekuitas
Note : Numerical notations in all tables and graphs are in English
1. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Assets
2. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Equity
3. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Total Revenues
4. Asset due in 1 year / Loan due in 1 year
5. Total Debt (Loans & Bonds) / Equity
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
7
Total pendapatan
Total aset
3,770
3,587
3,495
2013 2014
2,859
2012
1,582
601.3
627.4
2010 2011
Total assets
590.6
409.5
275.1
Total revenues
2010 2011
2012
2013 2014
Dalam Juta
Rupiah
(in Million
Rupiah)
dalam
miliar
Rupiah
(in billion
Rupiah)
Dalam
Rupiah
(in Million
Rupiah)
dalamJuta
miliar
Rupiah
(in billion
Rupiah)
Laba bersih
ekuitas
dalam
Rupiah
billion
Rupiah)
Dalammiliar
Juta Rupiah
(in(in
Million
Rupiah)
1,103.2
1,104.6
1,014.7
2013 2014
938.7
2012
2010 2011
2012
2013 2014
936.9
110.9
135.7
2010 2011
equity
150.1
101.1
60.5
net profit
dalamJuta
miliar
Rupiah
(in billion
Rupiah)
Dalam
Rupiah
(in Million
Rupiah)
4.2%% 7.9
4.9%% 18.3
0.1%%
6.2
9.6%% 8.7
Total
TotalRevenue
Revenues
TotalAssets
Asset
Total
Net Profit After Tax
3.01% 10.04%
Return on Assets
8
Return on Equity
Total
Revenue
Total
Equity
Ikhtisar
Saham
Stock Highlights
Data perdagangan saham tahunan (2010-2014)
di Pasar Reguler Bursa Efek Indonesia
Annually traded shares data (2010-2014)
in Regular Market of Indonesia Stock Exhange
Keterangan
Remarks
2014
2013
2012 *)
2011
2010
Volume (ribuan lembar)
4,687
18,892
24,546
247,101
80,095
Nilai (Rp juta)
4,688
15,110
16,390
128,125
25,084
2,500
750
1,875
970
640
780
770
490
710
640
370
510
450
185
410
Volume (thousand shares)
Value (in million Rp)
Harga (Rp)
Tertinggi/Highest
Terendah/Lowest
Penutupan/Closing
Price (Rp)
*) Terjadi penyesuaian harga karena pembagian saham
bonus dari kapitalisasi agio saham yang dilaksanakan
pada tanggal 7 Juni 2012, dengan rasio 500 : 73, jumlah
saham beredar sebelumnya sebesar 1.436.122.312
berubah menjadi 1.645.796.054, harga saham sebelum aksi
korporasi sebesar Rp. 610 dan sehari sesudah aksi
korporasi menjadi sebesar Rp. 540.
*) Price adjustment due to distribution of bonus shares from
capitalisation of share premium account which was held on
June 7, 2012, with a ratio of 500 : 73, number of shares
outstanding before corporate action 1.436.122,312 shares
and changes to 1,645,796,054 shares after bonus share,
stock prices before bonus share distribution Rp. 610 and a
day after corporate action change to Rp. 540.
Harga saham per kuartal
dibandingkan tahun sebelumnya
Qurterly share price compared to the previous year
Periode
Volume (lembar saham)
Period
Volume (in shares)
2014
2013
2013
Tertinggi
Highest
1st
2,501,800
3,387,000
1,150
750
1,150
870
650
700
2nd
910,400
2,124,000
1,150
800
920
970
640
900
3rd
1,272,200
236,000
2,000
905
1,980
890
850
890
4th
3,000
13,145,000
2,500
1,875
1,875
920
780
780
Jumlah Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia per 31 Des 2014:
1.645.796.054 lembar
Nilai kapitalisasi saham Perseroan per 31 Des 2014:
Rp. 3.085.867.601.250
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Terendah Penutupan Tertinggi
Lowest
Closing
Highest
Terendah Penutupan
Closing
Lowest
2014
Triwulan
Quarter
Number of Listed Shares at the Indonesia Stock Exchange as of
Dec 31, 2014: 1,645,796,054 shares
The Company’s capitalization value shares as of Dec 31, 2014:
Rp. 3,085,867,601,250
9
Pencatatan Saham Perseroan
di Bursa Efek Indonesia
Company‘s Shares Listing at the Indonesia Stock Exchange
Jumlah Saham
(lembar)
Total Shares
Tanggal
Pencatatan
Listing Date
Penawaran Umum Perdana
2,500,000
07 May 1990
Initial Public Offering
Pencatatan Saham Pendiri
12,500,000
16 Jan 1991
Company Listing
3
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
12,000,000
30 Nov 1993
Bonus Shares
(from capitalisation of share
premium account)
4
Penawaran Umum Terbatas
18,000,000
31 May 1994
Right Issue
5
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
45,000,000
20 June 1995
Bonus Shares
(from capitalisation of share
premium account)
6
Pemecahan Nilai Nominal
Saham
90,000,000
26 July 1999
Stock Split
7
Pencatatan Saham Tambahan
Tanpa Hak Memesan Efek
Terlebih Dulu (dari Konversi
Hutang ke Ekuitas)
270,000,000
05 Feb 2004
Additional Listing without
Pre-Emptive Rights
(from Debt to Equity Conversion)
8
Konversi Waran Seri 02
1,384,500
25 Feb 2005
Warrant II Conversion
9
Konversi Waran Seri 02
100,000
11 May 2005
Warrant II Conversion
10
Konversi Waran Seri 02
47,866,747
21 Nov 2005
Warrant II Conversion
11
Pemecahan Nilai Nominal
Saham
499,351,247
05 Oct 2006
Stock Split
12
Penyesuaian Waran karena
pemecahan nilai nominal
saham
14,934,467
05 Oct 2006
Warrant adjustment
as the result of stock split
13
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
399,480,997
28 May 2007
Bonus Shares
(from capitalisation of share
premium account)
14
Penyesuaian Waran
karena pembagian saham
bonus
11,947,573
28 May 2007
Warrant adjustment
due to distribution of bonus shares
15
Konversi Waran Seri 02
32,766,983
30 June 2008
Warrant II Conversion
16
Konversi Waran Seri 02
5,171,838
30 Dec 2008
Warrant II Conversion
17
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
209,673,742
24 May 2012
Bonus Shares
(from capitalisation of share
premium account
No
KETERANGAN
1
2
Jumlah Saham Beredar
(31 Des 2014)
10
1,645,796,054
Remarks
Outstanding Shares
(December 31, 2014)
Pergerakan Saham BBLD Tahun 2013-2014
BBLD Share Movements in 2013-2014
3,000 4,500 4,000 2,500 3,500 2,000 3,000 2,500 1,500 2,000 1,000 1,500 1,000 500 500 -­‐ Ja
n-­‐
13
Fe b-­‐
M 13 ar
-­‐1
3
Ap r-­‐1
M 3 ay
-­‐1
3
Ju n-­‐
13
Ju l-­‐1
Au 3 g-­‐
1
Se 3 p-­‐
1
Oc 3 t-­‐1
No 3 v-­‐
1
De 3 c-­‐
13
Ja n-­‐
14
Fe b-­‐
M 14 ar
-­‐1
4
Ap r-­‐1
M 4 ay
-­‐1
4
Ju n-­‐
14
Ju l-­‐1
Au 4 g-­‐
1
Se 4 p-­‐
1
Oc 4 t-­‐1
No 4 v-­‐
1
De 4 c-­‐
14
-­‐ Jumlah Saham yang Diperdagangkan (Ribuan Saham) / TransacKon Volume (Thousand Shares) Harga Saham / Share Price (Rp) Sepanjang tahun 2014, harga saham PT Buana Finance
Tbk (kode emiten: BBLD) bergerak pada kisaran harga
terendah sebesar Rp750 dan tertinggi sebesar Rp2.500.
Jumlah saham yang diperdagangkan rata-rata sebanyak
390.617 transaksi per bulan selama tahun 2014.
Throughout 2014, the stock prices of PT Buana Finance
Tbk (issuer code: BBLD) were moving in the range between
lowest price at Rp750 and highest price at Rp2,500. The
average monthly shares traded was 390,617
transactions during 2014.
Pergerakan Saham Perseroan Tahun 2014
Company Share Movement in 2014
Bulan /
Tertinggi
Terendah
Harga
Jumlah Lembar
Nilai Transaksi
Frekuensi
Kapitalisasi Pasar
Month
Highest
Lowest
Penutupan
Saham
Transaction
Frequency
Market
Saham
Rp
Rp
Closing Price
Total Volume
Value
X
Capitalization
Number of
Rp
Shareholder
Rp
Rp
Jumlah Pemegang
Jan/Jan
860
750
860
60,400
50,850,000
16
1,415,384,606,440
425
Feb/Feb
930
860
930
461,900
404,982,500
61
1,530,590,330,220
425
Mar/Mar
1,150
930
1,150
1,979,500
1,920,442,000
87
1,892,665,462,100
423
Apr/Apr
1,150
1,000
1,050
584,400
639,750,000
15
1,728,085,856,700
426
Mei/May
1,150
1,000
1,150
313,800
314,203,500
20
1,892,665,462,100
434
Jun/Jun
1,150
800
920
12,200
12,493,000
32
1,514,132,369,680
442
Jul/Jul
1,675
905
1,575
1,270,800
1,337,433,000
66
2,592,128,785,050
435
Agt/Aug
2,000
1,575
1,980
1,400
2,706,500
8
3,258,676,186,920
441
Sep/Sep
0
0
1,980
0
0
0
3,258,676,186,920
441
Okt/Oct
0
0
1,980
0
0
0
3,258,676,186,920
441
Nop/Nov
0
0
1,980
0
0
0
3,258,676,186,920
442
Des/Dec
2,500
1,875
1,875
3,000
5,750,000
15
3,085,867,601,250
442
Jumlah transaksi saham BBLD relatif sedikit dibandingkan
saham perusahaan lain karena jumlah saham BBLD
yang mengambang hanya sebanyak 400 juta saham
dan sebagian besar investor atau pemegang saham
BBLD lebih berorientasi pada investasi jangka panjang.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
The transactions volume of BBLD shares is relatively
small compared with the shares of other companies
as the number of floating BBLD stock is only of 400
million shares and the majority investors of BBLD
are more oriented towards long-term investment.
11
Struktur Modal dan Pembagian Dividen
Capital Structure and Dividend Distribution
Keterangan
2014
2013
2012
2011
2010
Description
Modal Saham
Authorized Capital
Jumlah Saham
4,800,000,000
4,800,000,000
4,800,000,000
4,800,000,000
4,800,000,000
Number of Shares
Jumlah Nominal
(Rp ribuan)
1,200,000,000
1,200,000,000
1,200,000,000
1,200,000,000
1,200,000,000
Total Nominal
(Rp thousand)
Issued and Fully-Paid
Capital
Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
(Rp ribuan)
1,645,796,054
1,645,796,054
1,645,796,054
1,436,122,312
1,436,122,312
Number of Shares
411,449,014
411,449,014
411,449,014
359,030,578
359,030,578
Total Nominal
(Rp thousand)
Saham Belum
diterbitkan
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
(Rp ribuan)
Unauthorized Capital
3,154,203,946
3,154,203,946
3,154,203,946
3,363,877,688
3,363,877,688
Number of Shares
788,550,986
788,550,986
788,550,986
840,969,422
840,969,422
Total Nominal
(Rp thousand)
Dividend Distribution
Pembagian Dividen
Atas Laba Bersih
tahun Sebelumnya
(Rp milyar)
Laba Bersih per
Saham Dasar (Rp)
Persentase Dividen
Tunai Terhadap
Laba Bersih Tahun
sebelumnya
98,747,763,240
98,747,763,240
71,806,115,600
92,536,283,919
-
On Net Income of
Previous Year
(Rp billion)
67
82
91
70
42
Earnings per Share
Basic (Rp)
89.6%
73.2%
55.0%
50.0%
0.0%
Percentage of Cash
Dividend to Previous
Year
Tanggal RUPS
21 May 2014
28 May 2013
25 May 2012
28 April 2011
12 May 2010
GMS Date
Tanggal
Pembayaran
Dividen Tunai
2 July 2014
8 July 2013
7 June 2012
9 June 2011
-
Cash Dividend
Distribution Date
12
Efek Utang yang diterbitkan Perseroan dan
Kronologis Pencatatannya
Debt Securities Issuance and
The Chronological Listing
Pada tanggal 14 November 2013, Perseroan menerbitkan
Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance sebesar
Rp. 150 miliar dengan jangka waktu 370 hari yang
ditawarkan
dengan
cara
penawaran
terbatas
(private placement) .Dana hasil penerbitan MTN I digunakan
oleh Perseroan sebagai modal kerja dalam rangka
mendukung pencapaian target pembiayaan Perseroan
di tahun 2013.
In 14 November 2013, the Company issued Medium Term
Notes (MTN) I Buana Finance, in amount of IDR 150 billion
with period 370 days and offered as private placement.
The proceed of MTN I was used by the Company as working
capital in order to support the Company‘s financing target
in 2013.
Penerbitan atas Medium Term Notes (MTN) I Buana
Finance dibantu oleh beberapa lembaga dan profesi
penunjang, antara lain sebagai berikut :
The issuance of MTN I Buana Finance were assisted
by following capital market supporting institutions and
professions :
• Agen Pemantau dan Agen Jaminan
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
• Agen Pembayaran
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
• Notaris
Kantor Notaris Nova Faisal, SH
• Konsultan Hukum
HKGM & Partners
• Pelaksana Emisi Efek
PT Indo Premier Securities
• Monitoring and Security Agent
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
• Payment Agent
Indonesian Center Securities Depository
• Notary
Notary Office Nova Faisal, SH
• Legal Consultant
HKGM & Partners
• Arranger
PT Indo Premier Securities
Perseroan telah melakukan pelunasan (MTN) I Buana
Finance pada tanggal 19 November 2014.
The Company had fully repaid Buana
MTN I upon maturity on 19 November 2014.
Finance
Struktur Pemegang
Saham Perseroan
per 31 Desember 2014
The Shareholders Structure of the Company as of December 31, 2014
PT Sari Dasa Karsa
67.60%
M a s y a ra k a t
(Public)
24.30%
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
8.10%
No.
Pemegang Saham
Shareholders
Jumlah Saham (lembar)
Shares
Kepemilikan (%)
Ownership (%)
1
PT Sari Dasa Karsa
1,112,584,069
67.60
2
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
133,281,585
8.10
3
Masyarakat (masing-masing tidak melebihi 5%)
Public (individually less than 5%)
399,930,400
24.30
1,645,796,054
100.00
Total
Pemegang Saham Pengendali
The Controlling Shareholders
Struktur pemegang saham PT Sari Dasa Karsa selaku
pemegang saham utama Perseroan per 31 Desember 2014
adalah sebagai berikut :
The shareholding structure of PT Sari Dasa Karsa as the
majority shareholder of the Company as of December 31,
2014 is as follows:
No.
Pemegang Saham
Shareholders
Jumlah Saham (lembar)
Shares
Kepemilikan (%)
Ownership (%)
1
Karman Tandanu
60,138
25.70
2
Liana Setiawati Mulyono
45,740
19.55
3
Sri Muljati Suwito
39,560
16.90
4
Hendra Suryadi
35,100
15.00
5
Siang Hadi Widjaja
32,760
14.00
6
Lukito Winarto
12,278
5.25
7
Sastro Wijatno
Total
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
8,424
3.60
234,000
100.00
13
Laporan Dewan
Komisaris
Message from Board of Commissioners
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto
Karman Tandanu
Komisaris
Commissioner
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Komisaris Utama
President Commissioner
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, di tengah
Praise to the Lord, the Almighty, in the midst of economic
gejolak ekonomi dan politik Indonesia selama tahun 2014,
and political turmoil in Indonesia in 2014, the Company
Perseroan tetap dapat menunjukkan kemampuannya
managed to show its ability to seize opportunities that
mengambil peluang yang timbul di tengah tantangan
arose amid challenges posed by dismal economic
pertumbuhan ekonomi yang minim. Secara global,
growth. In general, global economic growth in 2014 was
selama tahun 2014 pertumbuhan ekonomi dunia tidaklah
not as high as previously expected. Compared to that of
setinggi yang diharapkan sebelumnya. Dibandingkan
2013, the rate of global economic growth only improved
tahun 2013, pertumbuhan ekonomi dunia selama tahun
by 0.1% from 2.5% to 2.6%. Judged against the rate of
2014 hanya terpaut 0,1% yaitu dari 2,5 % menjadi 2,6%.
economic growth since 2009, this year‘s growth was
Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sejak
arguably quite decent, even though not strong enough to
tahun 2009, pertumbuhan tahun ini dapat dikatakan
justify that a global economic recovery had taken place.
tidaklah buruk, akan tetapi belum cukup baik untuk
mengatakan telah terjadi perbaikan ekonomi secara global.
14
Dari data pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur
Economic growth data in East Asia and Pacific region
dan Pasifik, tampak jelas bahwa kawasan Asia Timur dan
clearly showed that East Asia and Pacific region ranked
Pasifik menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi
highest in the world in terms of regional economic growth.
tertinggi di dunia. Pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam
The average economic growth in the region stood at 6.4%,
kawasan adalah sebesar 6,4%, dengan Tiongkok tetap
with China consistently registered the highest economic
sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi
growth of 7.4%, though at a slower pace from 7.7% in 2013.
yaitu sebesar 7,4% dengan sedikit penurunan dari 7,7% di
Although the decline in China‘s growth was merely 0.3%,
tahun 2013. Walaupun penurunan pertumbuhan Tiongkok
but given its huge trades volume and influence over global
hanya 0,3%, akan tetapi karena besarnya transaksi
market, such a slight decrease dealt a considerable blow to
perdagangannya dan ketergantungan pasar dunia, maka
weaken the economic growth in the region (and the world).
nilai sebesar itu tetaplah sangat mempengaruhi penurunan
pertumbuhan ekonomi dalam kawasan (dan dunia).
Dengan faktor pertumbuhan ekonomi global yang sangat
Considering a dismal growth in the global economy,
minim, penurunan ekonomi Tiongkok serta ditambah lagi
slowing growth in China‘s economy, coupled with the
faktor penurunan harga minyak dunia dan komoditas,
decline in global prices of oil and commodities, Indonesia‘s
kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun
economic performance in 2014 actually was not really bad.
2014 dapat dikatakan tidaklah terlalu buruk. Walaupun
Although Indonesia‘s economic growth was still below the
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah target
government‘s target rate of 5.5%, growth of 5.2% was still
pemerintah sebesar 5,5%, pencapaian pertumbuhan
something to be grateful for. With an economic growth of
5,2 % tetap patut disyukuri. Dengan pertumbuhan ekonomi
5.2%, Indonesia globally ranked among the top in terms
yang 5,2 % Indonesia menempatkan diri pada urutan atas
of economic growth, and was performing better than the
pertumbuhan ekonomi dunia, dan berada di atas rata-rata
average economic growth of developing countries (4.4%).
pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang (4,4%).
Kondisi perkembangan ekonomi Indonesia ini, menurut
According to the data from the Central Statistics Agency
data dari Badan Pusat Statistik utamanya dipengaruhi
(BPS), the condition of Indonesia‘s economic progress
oleh pertumbuhan industri pengolahan dilanjutkan dengan
was mainly influenced by the growth of processing
sektor perdagangan dan pertanian. Sedangkan sektor
industry, followed by trade and agriculture sectors.
infrastruktur walaupun memiliki pengaruh di bawah
Despite having a lower impact than the three industries
ketiga jenis industri di atas, tetap memiliki pertumbuhan
mentioned before, the infrastructure sector also showed
yang cukup baik yaitu sebesar 6,97% atau lebih tinggi dari
quite a good performance, recording a 6.97% of growth or
pertumbuhan tahun 2013 sebesar 6,11%. Pertumbuhan
higher than 6.11% in 2013. This growth was attributable
ini disebabkan oleh gencarnya pembangunan hotel,
to the buzzling development of hotels, ports and roads
pelabuhan dan jalan di seluruh wilayah Indonesia.
throughout Indonesia. On the other hand, throughout 2014,
Sedangkan sektor pertambangan hingga tahun 2014
the mining sector still showed a period of slow growth as
tampaknya masih dalam fase perlambatan akibat dari
a result of the implementation of Law No. 4 of 2009 on
implementasi Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang
Mineral and Coal Mining. In 2014, the mining sector barely
Mineral Tambang dan Batubara.
grew by 0.55% or lower than the growth in 2013 of 1.74%.
Pada tahun 2014 ini
pertumbuhan sektor pertambangan hanya 0,55% atau
lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2013 sebesar 1,74%.
Dampak dari berbagai gejolak dan tantangan semua ini
Ultimately, such volatile and challenging situation, would
tentu secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi
directly and indirectly take a toll on the state of the financing
kondisi industri pembiayaan, dimana menjadi fokus
industry, which was the main focus of the Company’s
utama usaha Perseroan. Pada tahun 2014 ini, pencapaian
business. In 2014, the realization of the Company’s
realisasi
dibawah
financing disbursement was still short of target, achieving
target yang ditentukan yaitu mencapai 74,33% dari
only 74.33% of the target (Rp 3 trillion), or valued at
Buana Finance
pembiayaan
Perseroan
masih
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
15
target pembiayaan (Rp 3 trilyun) atau tercatat sebesar
Rp 2.23 trillion. The decrease in financing disbursement
Rp 2,23 trilyun. Penurunan ini berdampak langsung pada
had a direct impact on the performance of the Company‘s
kinerja pendapatan bersih setelah pajak Perseroan yang
net income after tax which decreased by 18.3% from
menurun sebesar 18,3% dari sebesar Rp 135,67 milyar
Rp 135.67 billion in 2013 to Rp 110.85 billion in 2014.
pada tahun 2013 menjadi Rp 110,85 milyar di tahun 2014.
Akan tetapi, di tengah tekanan faktor eksternal yang
Nevertheless, amid the strong pressure from external
sangat tinggi, secara internal Perseroan tetap dapat
factors, the Company still internally managed to maintain
mempertahankan efektifitas dan efisiensi pengelolaan
its effectiveness and efficiency in managing the Company‘s
manajemen
didalamnya
operations, taking into consideration its risk management
pengelolaan manajemen risiko yang semakin hari
practices that became progressively more reliable. It
semakin handal. Hal ini terlihat dengan penurunan
was evident by the decrease in the internal audit findings
temuan internal audit yang berpotensi merugikan
with identified potential for material financial losses, and
keuangan Perseroan serta berkurangnya permasalahan
the decrease in the number of violations concerning the
mengenai prinsip pengenalan nasabah yang terjadi
implementation of “know you customers” principles, which
dalam
pembiayaan.
might occur in the process of extending credit facility.
Pada tahun 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
In 2014, the Financial Services Authority (FSA) had issued
mengeluarkan
Perseroan
proses
termasuk
pemberian
beberapa
fasilitas
termasuk
several new regulations including the FSA Regulation No.
diantaranya adalah Peraturan OJK No. 29 dan 30
peraturan
29 and 30 of 2014. The FSA Regulation No. 29 stipulated
tahun 2014. Peraturan OJK No. 29 mengatur tentang
the Conduct of Business Affairs of Finance Companies,
Penyelenggaraan
Pembiayaan,
while the FSA Regulation No. 30 stipulated Good Corporate
sedangkan Peraturan OJK No. 30 mengatur tentang
Governance. Bound by the newly applied regulations,
Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Dengan aturan baru
the Company is required to be more prudent in granting
ini, Perseroan dituntut untuk lebih berhati-hati dalam
credit facilities, because financing companies now
pemberian fasilitas pembiayaan karena kini perusahaan
commence using a similar regulation requirements for
pembiayaan
Usaha
hampir
baru
Perusahaan
dalam
banks in classification of collectibility level, computation
pencadangan
of allowance for doubtful accounts reserve, maximum
piutang, batas maksimum pemberian kredit, dan lain-
threshold for credit limit, etc. Although in the short term,
lain. Walaupun peraturan baru ini dalam jangka pendek
these new regulations might sway the Company to
mungkin
mengklasifikasi
akan
menyerupai
tingkat
perbankan
kolektabilitas,
mengurangi
reduce the pace of its business expansion, we are certain
ekspansi bisnis, kami yakin dan percaya secara jangka
membuat
Perseroan
and hopeful that in the long term, these regulations will
panjang akan memberikan lingkungan industri yang
render healthier industry environment and will eventually
lebih sehat dan pada akhirnya Perseroan akan lebih
lead the Company to a better implementation of good
meningkatkan lagi kualitas tata kelola perusahaan.
corporate governance. In addition, in December the FSA
Selain itu, pada bulan Desember OJK juga mengeluarkan
also issued FSA Regulation No. 33 /POJK.04/2014 on
Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi
the Board of Directors and the Board of Commissioners
dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
of Public Listed Company. In this rule, FSA regulated the
Dalam peraturan ini, OJK secara rinci mengatur tentang
adoption of good corporate governance, hence, being a
penerapan tata kelola Perseroan yang baik, dan sebagai
public company that is committed to ensuring the quality
perusahaan publik yang berkomitmen untuk menjaga
of the Company’s governance, the Board of Commissioners
kualitas pengelolaan perusahaan, maka Dewan Komisaris
and Directors of Buana Finance are committed to
beserta Dewan Direksi Buana Finance berkomitmen
comply with and implement the aforementioned rules.
untuk menaati dan melaksanakan aturan tersebut.
16
Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk menjaga tata
In line with the Company‘s commitment to maintain good
kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris senantiasa
corporate governance, the Board of Commissioners
berkonsultasi dengan Komite Audit untuk memastikan
regularly consulted with the Audit Committee to ensure
bahwa Perseroan telah (i) memiliki struktur organisasi,
that the Company had (i) established an organizational
kebijakan, sistem dan prosedur yang memadai, khususnya
structure, policies, systems and procedures that were
yang terkait dengan kerangka pengendalian risiko usaha
adequate, particularly with regard to the framework of
yang komprehensif; serta (ii) secara konsisten menjaga
a comprehensive business risk management; and (ii)
terbentuknya budaya kerja yang berdasarkan integritas
consistently maintained work culture based on high integrity
tinggi di antara para pemangku jabatan, termasuk
among all the Company’s officers and employees. Based on
seluruh karyawan Perseroan.
Menilai laporan yang
the report submitted by the Audit Committee, the Board
diberikan oleh Komite Audit, Dewan Komisaris menilai
of Commissioners considered that the Board of Directors
bahwa pemenuhan kualitas tata kelola perusahaan
and Management of the Company had satisfactorily
oleh Direksi dan Manajemen Perseroan telah berjalan
fulfilled the quality of corporate governance, without
cukup baik, tanpa mengabaikan kepentingan untuk
disregard for the need to continually improve in the future.
terus melakukan upaya perbaikan di masa depan.
Memasuki tahun 2015, kami yakin bahwa optimisme
At the onset of 2015, we believe that the optimism of
pelaku usaha semakin lama akan semakin membesar.
business players will escalate gradually. Such optimism is
Optimisme tersebut tentu sangat beralasan karena dengan
built on the ground that under the new government led by
pemerintahan baru dibawah pimpinan Bapak Joko Widodo,
Mr. Joko Widodo, the government is committed to uphaul
pemerintah berkomitmen untuk membenahi kebijakan-
economic policies and stimulate better economic conditions
kebijakan perekonomian untuk menciptakan kondisi
than 2014. In the 2015 state budget (APBN-P), the new
perekonomian yang lebih baik dibandingkan dengan tahun
government has set some priority sectors of development,
2014. Dalam APBN-P tahun 2015, pemerintah baru telah
namely agriculture, maritime and infrastructure and
menetapkan beberapa sektor prioritas pembangunan yaitu
pushed for accelerated investment in those leading
pertanian, maritim dan infrastruktur serta mendorong
sectors. To support this policy, the government already
percepatan
unggulan
fixed the fuel subsidy policy. Under the new policy, fuel
tersebut. Untuk mendukung kebijakan itu, pemerintah
investasi
pada
sektor-sektor
subsidy could be reduced to only around Rp 82 trillion from
telah membenahi kebijakan subsidi BBM. Dengan cara
Rp 276 trillion in the previous year (the figure of
baru subisidi BBM dapat turun menjadi hanya sekitar
Rp 82 trillion includes carry-over from the 2014’s
Rp 82 trilyun dari sebelumnya yang sebesar Rp 276 trilyun
Rp 25 trillion). Savings on the Government’s expenses on
(angka subsidi Rp 82 trilyun termasuk carry over dari tahun
fuel subsidies, will be used by the government to expand
2014 sebesar Rp 25 trilyun). Penurunan pengeluaran untuk
its investments in those leading sectors. Optimism on
subsidi BBM ini yang akan dipergunakan untuk membiayai
the improvement is also evident in the prediction of Bank
investasi pada sektor sektor unggulan. Optimisme
Indonesia, stating that Indonesia‘s economic growth will grow
perbaikan ini juga terlihat dari prediksi Bank Indonesia
by around 5.4% to 5.8% or higher than the economic growth
yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
in 2014 of 5.02%. In addition, Bank Indonesia also reflects
akan tumbuh sekitar 5,4% hingga 5,8% atau lebih tinggi
its optimism by confidently reducing the BI rate to 7.5%.
dari pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02%.
Selain itu, optimisme Bank Indonesia juga tercermin
dari kebijakan BI yang dengan percaya diri menurunkan
tingkat suku bunga BI rate menjadi sebesar 7,5%.
Dengan optimisme tersebut maka Dewan Komisaris
Fueled with such optimism, the Board of Commissioners
yakin atas prospek masa depan pertumbuhan industri
is confident with the prospect of the finance industry’s
pembiayaan.
kapasitas
growth. Taking into account the capacity of the Company
Perseroan yang didukung oleh permodalan yang sangat
which is supported by a very strong capital base, reliable
kuat, kualitas sumber daya manusia yang handal,
human resources, extensive marketing network coverage
Buana Finance
Dengan
mempertimbangkan
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
17
jangkauan jaringan pemasaran dan nasabah yang luas
and strong customer basis, and coupled with long
serta dalamnya pengalaman industri yang telah teruji,
experience in the industry, the Board of Commissioners
Dewan Komisaris berpendapat bahwa tahun 2015
believes that 2015 is the right moment for the Company to
merupakan
saat
menangkap
peluang
untuk
bagi
Perseroan
baru,
mengembangkan
untuk
berani
seize new opportunities, innovate and creatively develop
dan
kreatif
its business while still considering prudent principles.
dengan
tetap
berinovasi
usaha
memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian.
Akhirnya, Dewan Komisaris dengan penuh hormat
Finally, the Board of Commissioners would like to express
menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
gratitude profusely to all stakeholders for the trust,
kepada seluruh pemangku kepentingan Perseroan atas
support, and cooperation that have been going well so far,
segala kepercayaan, dukungan, dan kerjasama yang telah
so that Buana Finance could remain on track to maintain
berjalan dengan baik selama ini, sehingga Buana Finance
its position as a reputable finance company in Indonesia.
tetap pada jalur yang tepat untuk mempertahankan
The fact that the Company is able to consistently maintain
diri sebagai perusahaan pembiayaan yang terpercaya
its position as the preferred financial services provider for
di Indonesia.
Kemampuan dan konsistensi Perseroan
more than three decades, cannot be separated from the
untuk menjadi perusahaan penyedia jasa keuangan
dedication and performance of the Company’s Board of
pilihan selama lebih dari tiga dasawarsa ini, tentu tidak
Directors, Management and employees which must also
terlepas dari dedikasi dan prestasi yang merupakan
be appreciated.
sumbangsih dari Dewan Direksi, Manajamen dan
seluruh karyawan Perseroan yang juga patut diapresiasi.
Dengan selalu memohon rahmat dan pertolongan Tuhan
By counting on blessing and guidance from God, and
Yang Maha Esa, serta kerja sama yang lebih erat dengan
with solid collaboration with all stakeholders, we are
semua pemangku kepentingan, maka kami yakin Buana
confident that Buana Finance will continue to thrive
Finance di waktu yang akan datang akan terus mencapai
and reach new achievements, as well as actively
prestasi-prestasi baru dan secara aktif berperan serta
participate in driving the growth of Indonesia’s economy.
dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
Karman Tandanu
Komisaris Utama
President Commissioner
Corneiles Tedjo Endriyarto
Komisaris Independen
Independent Commissioner
18
Tjan Soen Eng
Komisaris
Commissioner
Laporan Dewan
Direksi
Message from Board of Directors
Soetadi Limin
Herman Lesmana
Antony Muljanto
Direktur Utama
President Director
Direktur
Director
Direktur
Director
Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
Dear Stakeholders,
Pertama-tama sudah layak dan sepantasnya kita
First and foremost, let us give praise to God Almighty for
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
all the blessings and protection so that the Company was
Esa atas segala rahmat dan perlindunganNya sehingga
able to continue to seize opportunities and overcome the
Perseroan dapat terus menyambut peluang dan melalui
challenges faced throughout 2014. As reported in research
beragam tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2014.
publication of World Bank, global economic growth in 2014
Sebagaimana disadur dari laporan riset Bank Dunia,
was 2.6%, merely a slight increase from 2.5% in 2013 that
pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2014 sebesar
it had practically failed preceding market expectation that
2,6% ternyata hanya terpaut tipis dari pertumbuhan yang
there would be a significant global economic recovery.
rendah di tahun 2013 sebesar 2,5%, sehingga praktis
It could be portrayed that convincing economic recovery
telah mengecewakan ekspektasi pasar sebelumnya
was only seen in a handful developed countries, one of
akan adanya pemulihan ekonomi global yang signifikan.
which was the United States of America (with annual
Secara praktis dapat digambarkan bahwa pemulihan
growth of 3%), while the European Union countries were
ekonomi yang meyakinkan hanya terlihat di segelintir
still overshadowed by the prospect of economic recession
negara maju yang salah satunya adalah Amerika Serikat
and deflation. In Asia, China seemed to focus more on
(dengan pertumbuhan tahunan 3%), sementara negara-
consolidating its effort in rearranging its domestic problems
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
19
negara kawasan Uni Eropa kembali dihantui oleh prospek
so that its economic growth was estimated to barely
resesi ekonomi dan deflasi. Di kawasan Asia sendiri,
reach 7% in 2014, despite the fact that it was considered
Negara Tiongkok terlihat lebih fokus untuk melakukan
relatively high, but it seemed to be slowing down compared
konsolidasi
domestik
to the previous year’s growth of 7.3% and was below
sehingga pertumbuhan ekonominya diperkirakan hanya
government’s target of 7.5%. Meanwhile, many developing
mencapai 7% di tahun 2014, yang walaupun sebenarnya
countries were also faced with the dilemma of economic
tetap relatif cukup tinggi namun terlihat kembali melambat
slowdown triggered by the decline in commodity prices and
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,3% dan berada
political uncertainty. Abundant supply due to the increase in
di bawah target pemerintah sebesar 7,5%. Sementara
production capacity, weak demand amid unfavorable global
itu,
dihadapkan
economic growth prospects, and the global strengthening
pada dilema perlambatan ekonomi yang dipicu oleh
of US Dollar, had again forced the widespread decline in
penurunan harga komoditas dan ketidakpastian politik.
commodity prices during the second half of 2014. The
Melimpahnya pasokan akibat peningkatan kapasitas
difference in this year’s phenomenon compared to that in
produksi, melemahnya permintaan di tengah prospek
2013 was the significant decline in crude oil prices, whereby
pertumbuhan ekonomi dunia yang mengecewakan, serta
as an illustration, average crude oil price in December 2014
menguatnya mata uang Dollar Amerika Serikat secara
reached USD 60.7/barrel, or plunged by approximately 42%
global, telah kembali mendorong penurunan harga
compared to average crude oil price throughout 2013. The
komoditas secara meluas di sepanjang paruh kedua
trend abruptly ended the anomaly in high oil prices which
tahun 2014. Perbedaan fenomena kali ini dengan tahun
were relatively stable over a period of 4 years. In line with
2013 adalah terjadinya penurunan harga minyak mentah
the collapse of world oil price, the average price of rubber
dunia yang sangat signifikan, di mana sebagai ilustrasi
and iron ore in December had also declined by 43% and 50%
harga rata-rata di bulan Desember 2014 telah mencapai
respectively compared to the average prices during 2013.
USD 60,7/barel, atau tergerus sekitar 42% dibandingkan
Other Indonesia’s main commodities’ price movement were
harga rata-rata sepanjang tahun 2013. Trend ini sekaligus
varied, whereby coal, palm oil and copper prices were still
mengakhiri anomali harga minyak tinggi yang relative
continuing their decline by 26%, 20% and 12%. Only a handful
stabil selama periode 4 tahun terakhir. Sejalan dengan
of commodities like nickel and wood pulp still managed to
ambruknya harga minyak dunia, harga rata-rata karet dan
show anomalous price increases, each in the range of 6%.
banyak
menata
negara
ulang
permasalahan
berkembang
juga
bijih besi di bulan Desember telah tergerus sekitar 43%
dan 50% dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun
2013. Pergerakan harga komoditas unggulan Indonesia
lainnya terlihat cukup variatif, di mana untuk komoditas
batu bara, minyak kelapa sawit dan tembaga masih
melanjutkan trend pelemahan dari tahun sebelumnya
sebesar 26%, 20% dan 12%. Hanya segelintir komoditas
seperti nikel dan pulp kayu yang masih menunjukkan
anomali penguatan harga, masing-masing di kisaran 6%.
20
Indonesia tidaklah luput dari fenomena pelemahan
Indonesia was not spared from this global economic
ekonomi global ini, terutama mengingat bahwa lebih dari
downturn, especially due to to the fact that more than
60% dari ekspor barang Indonesia adalah berbasis bahan
60% of Indonesian exports had been raw materials and
baku dan komoditas, sementara di sisi lain ketidakpastian
commodities based, while on the other hand, the political
politik yang dipicu oleh pesta demokrasi di tahun 2014
uncertainty triggered by the 2014 election had led to a
telah berujung pada pemetaan kekuatan politik baru yang
rather vulnerable new constellation of political forces, in
terlihat rentan, di mana koalisi pemerintah yang dipimpin
which the coalition government led by the elected President
oleh presiden terpilih Bapak Joko Widodo ternyata harus
Mr. Joko Widodo was unsettled by the opposition coalition
berhadapan dengan koalisi oposisi yang menguasai
that dominated the majority seats in parliament. Based on
mayoritas kursi di parlemen. Berdasarkan data Badan
the data from the Central Statistics Agency (BPS), Indonesia’s
Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDB Indonesia di tahun
cumulative GDP growth in 2014 was only recorded at 5.02%,
2014 secara kumulatif hanya tercatat sebesar 5,02% atau
the lowest growth in the last five years. Tightening monetary
diklasifikasikan sebagai yang terendah dalam kurun waktu
policy by Bank Indonesia (BI) since the second half of
lima tahun terakhir. Kebijakan pengetatan moneter oleh
2013 was thought to have contributed to the economic
Bank Indonesia (BI) yang dimulai pada paruh kedua tahun
downturn, considering that there had been a slowdown in
2013 diperkirakan juga turut mempunyai andil terhadap
banking annual credit growth, which at the end of the year
perlambatan ekonomi yang terjadi, menimbang telah
only amounted to 11.6%, compared with the growth rate
terjadinya perlambatan pertumbuhan kredit perbankan
of 22.2% in the previous year. Unfortunately, BI’s efforts to
secara tahunan yang pada akhir tahun hanya tercatat
curb the spike in annual inflation rate in 2014 appeared to
sebesar 11,6%, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan
be less successful, looking at the final figure of 8.36% which
sebesar 22,2% pada tahun sebelumnya. Sayangnya upaya
exceeded the upper range of BI’s inflation target (although
BI untuk meredam tingkat inflasi tahunan yang tinggi
slightly better than the inflation rate of 8.38% in 2013). This
di tahun 2014 tampaknya kurang berhasil, ditinjau dari
was partly triggered by the decision of the new government
pencapaian akhir sebesar 8,36% yang kembali melampaui
on November 17, 2014 to raise the price of fuel oil by Rp. 2,000
rentang atas target inflasi BI (walaupun sedikit lebih baik
per litre for premium gasoline and diesel fuel (equivalent
dibandingkan tingkat inflasi tahun 2013 sebesar 8,38%). Hal
to a rise of 30.8% and 36.4%) to cut the subsidy that was
ini antara lain dipicu oleh keputusan pemerintah baru yang
burdening the state budget; compounded by the electricity
pada tanggal 17 November 2014 kembali menaikkan harga
tariff adjustment and the increase in 12 kg LPG. On the other
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp. 2.000 per liter
hand, BI’s success in keeping the exchange rate fluctuation
untuk bensin premium dan solar (setara dengan kenaikan
of Rupiah against US Dollar under control deserved
30,8% dan 36,4%) untuk memangkas beban subsidi di
some appreciation, although the Rupiah exchange rate in
anggaran belanja negara; di samping juga diakibatkan oleh
closing continued to weaken to Rp. 12.440 or depreciated
adanya penyesuaian tarif tenaga listrik dan kenaikan harga
by approximately 2% from the closing rate in 2013 of
LPG 12 kg. Di sisi lain keberhasilan BI dalam menjaga
Rp. 12.189. This was in line with the increase in
pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
foreign exchange reserves which had exceeded USD
Serikat dalam rentang volatilitas yang relatif terkendali
111.9 billion, coupled with the impact of BI’s policy in
pantas diapresiasi, walaupun kurs Rupiah tercatat kembali
November to raise the level of BI rate further by 25
ditutup melemah ke level Rp. 12.440 atau terdepresiasi
basis points to 7.75% in response to the government’s
sekitar 2% dari angka kurs penutupan di tahun 2013
announcement
of
the
reduction
of
fuel
subsidy.
sebesar Rp. 12.189. Hal ini diperkirakan sejalan dengan
peningkatan cadangan devisa yang telah menembus angka
USD 111,9 milyar dan dampak kebijakan BI yang pada bulan
November kembali menaikkan tingkat suku bunga BI rate
sebesar 25 basis poin ke level 7,75% sebagai respons atas
pengumuman pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
21
Di tengah meningkatnya unsur ketidakpastian pasar
In the midst of rising market and political uncertainties,
dan politik, data industri perusahaan pembiayaan secara
national multifinance industry data had also shown a
nasional juga telah menunjukkan trend perlambatan di
slowing growth trend where aggregate consumer finance
mana untuk agregat portfolio pembiayaan konsumen
portfolio only grew by 10.2% to Rp. 245.8 trillion, while leasing
hanya mencatat pertumbuhan sebesar 10,2% menjadi
sector had shrunk by 5.5% to Rp. 111 trillion (compared
Rp. 245,8 triliun, sementara di sektor sewa guna usaha
to the growth in 2013, which were 16.2% and 11.7%,
bahkan telah terjadi kontraksi sebesar 5,5% menjadi
respectively). In response to the current market condition
Rp. 111 triliun (dibandingkan pertumbuhan masing-masing
faced by national multifinance industry, the Financial
sektor sebesar 16,2% dan 11,7% di tahun 2013). Menyikapi
Services Authority (FSA) acting as the regulator paid greater
perkembangan situasi pasar yang dihadapi industri
attention to strengthen the quality of internal management
pembiayaan nasional saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
of multifinance companies, as reflected in the publication
selaku regulator terlihat menaruh perhatian yang lebih
of two new regulations, namely OJK Ruling No. 29/
besar pula untuk memperkuat kualitas pengelolaan internal
POJK.05/2014 on The Conduct of Business Affair of Finance
perusahaan pembiayaan, yang tercermin dari terbitnya
Companies and OJK Ruling No. 30/ POJK.05/2014 on Good
2 peraturan baru yaitu Peraturan OJK No. 29 tahun 2014
Corporate Governance. In general, it seemed that FSA had
tentang Penyelenggaran Usaha Perusahaan Pembiayaan
aligned the parameters used to monitor the management
dan Peraturan OJK No. 30 tahun 2014 tentang Tata Kelola
of finance companies by adopting the benchmark used on
Perusahaan Yang Baik. Secara umum terlihat penyelarasan
banking services, among others related to the classification
parameter yang digunakan OJK untuk memonitor
of financing collectibility, computation of allowance for
pengelolaan perusahaan pembiayaan dengan mengadopsi
provision of accounts receivable reserves, maximum lending
tolak ukur yang digunakan untuk mengatur perusahaan
limit, job certification, mandatory budget for trainings,
jasa keuangan perbankan, antara lain terkait klasifikasi
etc. The initiatives launched by FSA was believed to have
kolektibilitas pembiayaan, perhitungan pencadangan
positive impact on multifinance industry structure in the
piutang, batas maksimum pemberian kredit, sertifikasi
long term, although in the short term, it was thought to force
jabatan, anggaran wajib untuk pelatihan karyawan, dan
the market players to act more prudently which in general
lain-lain. Inisiatif yang digulirkan oleh OJK ini diyakini akan
would tend to reduce the growth of business expansion.
berdampak positif terhadap tatanan industri perusahaan
pembiayaan secara jangka panjang, kendati pada jangka
pendek diperkirakan akan mendorong pelaku pasar
untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian yang pada
umumnya akan cenderung mengerem laju ekspansi bisnis.
22
Dipengaruhi oleh tekanan kondisi eksternal yang kurang
In response to the pressure of unfavourable external
kondusif di atas, salah satu kebijakan strategis yang
conditions above, one of the strategic policies taken by the
diambil Direksi adalah dengan mengurangi limit wewenang
Directors was to reduce the credit limit approval authority
persetujuan kredit yang diberikan ke komite kredit cabang
granted to the branches’ credit committee and to increase
dan meningkatkan keterlibatan komite kredit kantor pusat
the involvement of the head office’s credit committee and
dan Direksi dalam mengevaluasi proposal pembiayaan
the Directors in evaluating financing proposals. Despite
yang dijajaki. Kendati kebijakan pengelolaan resiko ini
such risk management policies believed to be relevant
diyakini cukup relevan untuk kondisi yang dihadapi,
for the occurring condition, it would seem predictable
namun dapat diprediksi sebelumnya bahwa pengetatan
that implementation of rigourous customers’ criteria and
kriteria dan seleksi nasabah dalam proses pemberian
selection would result in the increase in downpayments
persetujuan kredit akan berdampak pada meningkatnya
requirements and other conditions, which in some cases
persyaratan uang muka dan kondisi lainnya dan bahkan
resulted in the rejection of applications. As predicted, new
dalam beberapa kasus berujung pada penolakan aplikasi.
financing in 2014 fell by 14.7% to Rp. 2.23 trillion compared
Sebagaimana diperkirakan, nilai pembiayaan baru di tahun
to the previous year, which was contextually the lowest
2014 terkoreksi sebesar 14,7% menjadi Rp. 2,23 triliun
new financing figure of the Company since 2011. As the
dibandingkan tahun sebelumnya, dan secara kontekstual
ramification of this condition, it was inevitable that net
merupakan realisasi pembiayaan baru terendah Perseroan
receivables of leasing and consumer financing portfolio of
sejak tahun 2011. Sebagai ramifikasi dari kondisi ini, tak
the Company began to show a declining trend by 6.9% and
dapat dihindari bahwa nilai piutang bersih dari portfolio
4.6% to Rp. 2.79 trillion and Rp. 562.2 billion, respectively.
sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen Perseroan
On the other hand, a combination of marketing strategies
mulai menunjukkan tren penurunan sebesar 6,9% dan
that target on customer segments with lower credit risk,
4,6% menjadi Rp. 2,79 triliun dan Rp. 562,2 miliar. Di sisi
the increase of financing in foreign currencies, particularly
lain, kombinasi dari strategi pemasaran yang membidik
for export-oriented customers as well as the increasing
segmen nasabah dengan resiko kredit yang lebih rendah,
strain in funding cost associated with the increase in BI
peningkatan pembiayaan dalam valuta asing khususnya
rate indicator (especially those related to the utilization
terhadap nasabah berorientasi ekspor serta tekanan biaya
of new loan facilities), had a negative impact on the net
pendanaan yang terkait dengan peningkatan indikator BI
interest margins, which shrank from the range of 5.77%
rate (khususnya terkait utilisasi fasilitas pinjaman baru),
in 2013 to about 4.84%. The ratio of operating expenses
telah berdampak pada menyusutnya marjin bunga bersih
against total net receivables also increased from 3.09%
dari kisaran 5,77% pada tahun 2013 menjadi sekitar
to around 3.5%, which was mainly driven by the increase
4,84%. Rasio biaya operasional terhadap total piutang
in employees’ salaries which among others related to
pembiayaan bersih juga turut meningkat dari kisaran
inflation rate and regional minimum wage adjustments
3,09% menjadi sekitar 3,5%, yang terutama didorong
as well as the increase in the number of employees from
oleh tekanan biaya gaji karyawan yang antara lain
552 people to 592 people, which was mainly related to the
terkait penyesuaian tingkat inflasi dan upah minimum
recruitment of employees in the collection department
regional serta peningkatan jumlah karyawan dari
amidst the momentary freeze in new branch expansion. As
552 orang menjadi 592 orang, yang terutama terkait
a result, the Company‘s financial performance in 2014 in
rekrutmen karyawan bagian penagihan di tengah
terms of net income after tax of Rp. 110.85 billion showed
penundaan ekspansi pembukaan cabang baru. Sebagai
a decline of about 18.3% compared to previous year’s
akibatnya, kinerja keuangan Perseroan untuk tahun
result of Rp. 135.67 billion, and approximately 9% lower
2014 ditinjau dari segi pendapatan bersih setelah pajak
than the current year’s budgeted figure of Rp. 121.28 billion.
sebesar Rp. 110,85 miliar telah menyusut sekitar 18,3%
dibanding hasil tahun lalu sebesar Rp. 135,67 miliar,
dan terpaut sekitar 9% lebih rendah dari hasil yang
dianggarkan untuk tahun ini sebesar Rp. 121,28 miliar.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
23
Prospek usaha Perseroan di tahun 2015 akan sangat
The Company‘s business prospect in 2015 will be
dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makroekonomi
strongly influenced by the development in Indonesia‘s
Indonesia, yang secara umum diperkirakan akan relative
macroeconomic condition, which is generally expected to
membaik dibandingkan dengan tahun 2014, kendati masih
improve relatively compared to macroeconomic condition
terdapat beberapa risiko gangguan internal maupun
in 2014, although there will still be some risk of internal
eksternal yang dapat melemahkan skenario pemulihan
and external threats that could weaken the recovery
ini. BI dalam siaran persnya di bulan Februari 2015 cukup
scenario. In its press release in February 2015, BI was quite
optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun
optimistic that Indonesia‘s economic growth in 2015 would
2015 akan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2014 dan berada
be higher than the growth in 2014, expected in the range
pada kisaran 5,4 – 5,8%, didorong oleh ekspansi dan
of 5.4 - 5.8%, driven by the expansion and acceleration of
percepatan investasi pemerintah pada beberapa sektor
government investments on a few priority sectors, namely
prioritas yaitu pertanian, maritim dan infrastruktur,
agriculture, maritime and infrastructure, as outlined in the
sebagaimana telah disetujui DPR dalam APBN-P 2015.
2015 state budget that had been approved by the House of
Peningkatan kapasitas fiskal pemerintah untuk menopang
Representative. The increase in the government‘s fiscal
kegiatan ekonomi produktif dimungkinkan oleh adanya
capacity to support productive economic activities was
reformasi kebijakan subsidi energi yang sekaligus
made possible by the reformation of energy subsidy policy
memanfaatkan momentum penurunan harga minyak
which simultaneously took advantage of the momentum
dunia yang signifikan. Pada awal bulan Januari 2015,
of the significant decline in global oil prices. In the
pemerintah
perubahan
beginning of January 2015, the government announced
kebijakan yang berani terkait dengan harga dan
another bold policy on fuel prices and subsidies, by
subsidi BBM, yaitu menghapus subsidi bahan bakar
completely removing subsidy on premium gasoline
premium
bakar
and lowering the price of diesel fuel price by setting a
solar
kembali
dan
dengan
mengumumkan
menurunkan
menetapkan
harga
sebesar
fixed subsidy of Rp 1,000 per litre. As an illustration, the
Rp. 1.000 per liter. Sebagai ilustrasi, untuk bulan Januari
price of premium gasoline in January 2015 dropped
2015 harga bensin premium turun Rp. 1.000 menjadi
by Rp. 1,000 to Rp. 7,600, while the price of diesel fell by
Rp. 7.600 sementara harga solar turun Rp. 250 menjadi
Rp. 250 to Rp. 7,250. Following the fundamental changes
Rp. 7.250. Dengan adanya perubahan fundamental pada
in the government’s policy, the government will effectively
kebijakan pemerintah ini, maka pemerintah secara efektif
adjust the fuel price on a monthly basis based on market
akan melakukan penyesuaian penetapan harga BBM
price mechanism, such that in estimation the government‘s
secara bulanan yang dikaitkan dengan mekanisme harga
budget for fuel subsidy can be reduced significantly from
pasar, sehingga diperkirakan anggaran pemerintah untuk
Rp. 276 trillion to Rp. 82 trillion, which would potentially
beban subsidi BBM ini akan dapat turun signifikan dari
reduce the government’s budget deficit to a healthier
kisaran Rp. 276 triliun menjadi Rp. 60 triliun, dan berpotensi
level in the range of 2% of GDP. On the other hand, the
untuk memperkecil defisit anggaran pemerintah ke tingkat
government’s initiative to expand the implementation
yang lebih sehat di kisaran 2% dari PDB. Di sisi lain,
of social security programs in Indonesia through the
inisiatif pemerintah untuk memperluas penyelenggaraan
establishment of the Social Security Agency (BPJS),
program jaminan sosial di Indonesia melalui pembentukan
with the execution of BPJS Healthcare Program in the
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dengan
beginning of 2014, is expected to have positive and
telah
difungsikannya
tetap
awal
significant impact on the welfare of society, which could
tahun 2014, diperkirakan akan memberikan dampak
in turn lead to a reallocation of purchasing power, which
positif yang cukup signifikan terhadap kesejahteraan
potentially will stimulate the consumption sector eventually.
masyarakat,
yang
BPJS
subsidi
bahan
Kesehatan
selanjutnya
dapat
pada
mendorong
terjadinya realokasi daya beli masyarakat yang berpotensi
untuk kembali menggairahkan sektor konsumsi.
24
Untuk membalikkan tren pelemahan pertumbuhan
To reverse the trend of weakening economic growth
ekonomi yang turut dipicu oleh pengetatan kondisi
triggered by the tightening of monetary condition in
moneter di tahun 2014, telah terlihat beberapa inisiatif
2014, several policy initiatives have been undertaken by
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik melalui
the government through the FSA and BI. At the end of
OJK dan BI. Pada penghujung bulan September 2014,
September 2014, FSA set a new regulation on the
OJK menetapkan regulasi pembatasan suku bunga Dana
restrictions on the level of interest rates on Third Party
Pihak Ketiga (DPK) dan insentif yang diberikan kepada
Fund (TPF) and incentives given to depositors of major
deposan bank-bank besar (buku 4) dan menengah
banks (book 4) and medium banks (book 3) at the
(buku 3), masing-masing sebesar 200 dan 225 basis
maximum of 200 and 225 basis points above BI rate,
point di atas BI rate. Langkah positif ini diambil untuk
respectively. This positive move aimed at curbing the
meredam melambungnya suku bunga pinjaman bank
soaring banks’ lending rates which could potentially trigger
yang berpotensi memicu ekonomi biaya tinggi, di mana
high cost economy, in which FSA also required all banking
OJK turut mewajibkan semua lembaga perbankan untuk
institutions to immediately act on the decline in TPF interest
segera menindaklanjuti penurunan suku bunga DPK ini
rate with commitments to lower the lending rate in the
dengan komitmen penurunan suku bunga kredit dalam
banks’ 2015 business plan. In the middle of November
rencana bisnis bank di tahun 2015. Pada pertengahan
2014, BI adopted a policy that relaxed the requirement on
bulan November 2014, BI mengambil kebijakan yang
Minimum Statutory Reserve Requirement by expanding
memperlunak kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM)
the scope of the definition of deposits in the calculation of
dengan memperluas cakupan definisi simpanan dalam
Loan to Deposit Ratio (LDR), in which banks were allowed
perhitungan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), di mana
to include any securities issued (such as bonds, medium
bank diijinkan untuk memasukkan surat-surat berharga
term notes, etc.). The latest step taken by BI in mid-
yang diterbitkan (seperti obligasi, medium term notes,
February 2015 has in fact somewhat caught the market by
dsb). Langkah terbaru yang diambil BI di pertengahan
surprise, namely by deciding to cut BI rate by 25 basis points
bulan Februari 2015 bahkan terbilang cukup mengejutkan
to 7.5%. This policy was allegedly due to the optimism of
pasar, yaitu dengan memutuskan penurunan suku bunga
BI that the twin deficit in Indonesia‘s balance of payments
BI rate sebesar 25 basis point menjadi 7,5%. Kebijakan ini
would continue to decline, in line with the decline in the
disinyalir seiring dengan optimisme BI akan berlanjutnya
current account deficit, and was perhaps tied to BI’s aim to
penurunan defisit neraca pembayaran Indonesia yang
boost credit growth rate further to the range of 15% - 17%.
sejalan dengan penurunan defisit transaksi berjalan, dan
The prospect of sustained low global oil prices in 2015,
mungkin dapat dikaitkan pula dengan harapan BI untuk
which is supported by the prospect of improvement in the
dapat menggenjot lebih tinggi laju pertumbuhan kredit
supply of food staples, also assures BI that inflation rate
di kisaran 155 - 17%. Prospek terus berlanjutnya harga
will be lower compared to the previous year and is
minyak dunia yang rendah di tahun 2015, yang didukung
expected to be achieved in the range below the target
oleh prospek membaiknya pasokan bahan pangan, juga
of 4 + 1% per annum.
meyakinkan BI bahwa tingkat inflasi akan turut membaik
dibandingkan tahun sebelumnya dan diperkirakan dapat
tercapai di kisaran bawah sasaran 4+1% per annum.
Mengimbangi
terkait
However, despite the positive outlook on the development
perkembangan kondisi makroekonomi nasional dan
of national macroeconomic condition and government
kebijakan pemerintah, terdapat beberapa faktor risiko dan
policies, there are some remaining risk and challenges
tantangan yang menjadi perhatian Perseroan. Yang pertama
to be attended to. First, it is about the still unfavorable
adalah kondisi eksternal yang masih kurang kondusif
external conditions attributed to the dim outlook of global
terkait prospek pelemahan ekonomi global antara lain
economic slowdown that swamped EU countries, Japan
negara Uni Eropa, Jepang dan terutama Tiongkok.
and especially China. On one hand, these circumstances
Di satu sisi kondisi ini akan menekan pemulihan
may hamper the recovery of commodity prices in general,
harga-harga
and consequently Indonesia’s economic recovery, which
pemulihan
prospek
komoditas
pada
cukup
positif
umumnya,
ekonomi
sehingga
yang
heavily relies on the commodity sectors, might also be
masih sangat tergantung pada sektor komoditas akan
hampered. Under this scenario, among other things, the
Buana Finance
pertumbuhan
yang
Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
25
cukup terganggu. Salah satu dampak dari kondisi
Company can no longer rely comfortably on the prospect
ini adalah prospek pertumbuhan permintaan alat-
of growth in the demand of heavy equipments, which
alat berat yang menjadi salah satu fokus pembiayaan
has been one of the focus of the Company’s financing,
Perseroan selama ini masih akan sulit diandalkan.
Di sisi lain, situasi ekonomi global yang anemik ini telah
On the other hand, the anemic prospect of global economic
memicu terjadinya peningkatan volatilitas nilai tukar
growth has spurred the volatility of currency exchange
mata uang negara berkembang, seperti Indonesia, karena
rates of developing countries, such as Indonesia, as most
sebagian negara maju disinyalir mengadopsi kebijakan
developed countries have allegedly adopted financial
keuangan yang secara sengaja melemahkan nilai tukar
policies that intentionally weaken the exchange rate of
mata uangnya sendiri untuk mendorong pertumbuhan
their own currency in order to boost its economic growth.
ekonomi. Kondisi seperti ini umumnya akan mengurangi
In general, these unfavourable conditions might discourage
minat penanaman modal langsung dari investor asing,
direct investment interests from foreign investors, as a
terkait meningkatnya biaya lindung nilai atas modal
consequences of increasing hedging cost due to higher
karena peningkatan risiko kurs, justru di saat Indonesia
exchange rate risks, which timing unfortunately coincided
sangat membutuhkan dukungan aliran modal investor
with the moment when Indonesia direly needs the support
global untuk mendukung upaya ambisius pemerintah
from global investors in the form of capital inflows to
dalam menggenjot pembangunan infrastruktur nasional.
sustain Government‘s ambitious efforts to boost the
Tantangan kedua yang cukup mencuri perhatian adalah
development of national infrastructures. The second
konsekuensi pemetaan kekuatan politik baru Indonesia
challenge that demands our attention is the new Indonesian
yang terlihat rentan, di mana koalisi pemerintah yang
political constellation that seems vulnerable. The new
dipimpin oleh pasangan presiden / wakil presiden
government under the elected president and vice president
terpilih Joko Widodo / Jusuf Kalla ternyata harus
Joko Widodo / Jusuf Kalla have to deal with the opposition
berhadapan dengan koalisi oposisi yang menguasai
coalition that holds the majority seats in the parliament.
mayoritas kursi di parlemen. Walaupun secara umum
Although in general the market gives a positive response
pasar cukup merespons positif atas komposisi Kabinet
on the composition of the Work Cabinet, formed by
Kerja yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo,
President Joko Widodo, but since the parliament is likely
namun sikap parlemen yang cenderung mengambil
to take opposing stance, there is considerable doubt that
posisi antagonistik dikhawatirkan akan mempersulit
the Government could execute their program smoothly.
kesinambungan bergulirnya program kerja pemerintah.
26
Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk secara
In line with the Company‘s commitment to continuously
berkesinambungan menjaga penerapan prinsip-prinsip
maintain the application of the principles of good corporate
tata kelola perusahaan yang baik, terdapat beberapa
governance principles, there are several matters that must
hal yang patut disampaikan Direksi atas kegiatan
be reported by the Board of Directors pertaining to its
pelaksanaannya di tahun 2014. Yang terutama terkait
implementation in 2014. Primarily, on the aspects of legal
aspek kepatuhan hukum, Direksi telah membentuk
compliance, the Board of Directors has established a Work
Unit Kerja Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan
Unit for Handling and Resolving Customer Complaints,
Nasabah (UKP3N), untuk memenuhi ketentuan POJK
pursuant to POJK No. 1/POJK.07/2013 on Consumer
no. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen
Protection in the Financial Services Sector, and also
Sektor Jasa Keuangan, dan juga secara proaktif melakukan
proactively given due socialization on other OJK’s newly
sosialisasi atas perkembangan POJK yang baru lainnya
enacted regulations and explained in great lengths over
dan penjelasan atas implikasinya kepada seluruh bagian
their implications to all parts of the Company‘s
manajemen Perseroan yang ada di kantor pusat maupun di
management at headquarters as well as in the branch
cabang. Termasuk dalam konteks ini, Perseroan juga telah
offices. Included in this context, the Company has
memulai upaya melakukan penilaian sendiri atas tingkat
commenced
risiko Perseroan, sebagaimana yang telah disyaratkan
assess its enterprise risk level, as required in the
dalam POJK No. 10/POJK.05/2014 tentang Penilaian
POJK
No.
Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.
Risk
Level
its
self-assessment
10/POJK.05/2014
of
Non-Bank
on
exercise
Assessment
Financial
to
of
Institutions.
Untuk
POJK
To confirm the fulfilment of POJK No. 4/POJK.05/2013, in
No. 4/POJK.05/2013, pada bulan September 2014 Bapak
September 2014, Mr Antony Muljanto had passed the fit and
Antony Muljanto juga telah dinyatakan lulus dari penilaian
proper test conducted by the FSA to qualify as a director of
kemampuan dan kepatutan sebagai direktur perusahaan
finance company, which underscored that all members of
pembiayaan oleh OJK, sehingga saat ini seluruh anggota
the Board of Directors and Commissioners had complied
Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan telah memenuhi
to the government requirements. The Board of Directors
persyaratan pemerintah tersebut. Direksi bersama dengan
together with Internal Audit Division and Human Resources
Divisi Internal Audit dan Komite Sumber Daya Manusia
Committee constantly evaluate and follow up on the key
Perseroan juga secara berkesinambungan melakukan
findings and incoming suggestions from Whistleblowing
evaluasi dan tindak lanjut atas temuan-temuan penting
System managed by the Audit Committee, pertaining to the
maupun masukan dari Sistem Pelaporan Pelanggaran
accountability of employees and management, judged from
yang dikelola oleh Komite Audit, terkait akuntabilitas
both performance and integrity. In line with this, in October
karyawan dan pimpinan, baik yang terkait kinerja maupun
2014 the Company updated its Codes of Conduct and
integritas. Sejalan dengan hal ini, pada bulan Oktober 2014
Company Regulations to ensure their relevance and
Perseroan juga telah melakukan pemutakhiran kembali
conformity with the Company’s demands and regulatory
atas Pedoman Kode Etik dan Peraturan Perusahaan
requirements.
untuk
penegasan
memastikan
pemenuhan
relevansi
ketentuan
dan
keselarasannya
dengan kebutuhan Perseroan dan perundangan.
Sebagai akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima
Lastly, the Board of Directors would like to thank all the
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku
stakeholders of the Company, primarily to the shareholders,
kepentingan Perseroan, terutama kepada para pemegang
for the unwavering trust and support, to the Board of
saham Perseroan atas kepercayaan dan dukungannya,
Commissioners for their direction and guidance, to our loyal
kepada Dewan Komisaris atas arahan dan bimbingannya,
customers, creditors and business partners of the Company
kepada para pelanggan setia, kreditur dan mitra usaha
for their trust and cooperation, and without exception to
Perseroan atas kepercayaan dan kerjasamanya, dan tanpa
the employees of the Company who have shown their
terkecuali kepada para karyawan Perseroan yang telah
dedication, cooperation and contribution to the achievement
menunjukan dedikasi, kerjasama dan sumbangsihnya
of the Company‘s performance. There might be plenty of
untuk memberikan kontribusi positif atas pencapaian
unexpected challenges and dynamics in 2015, such that
sasaran kinerja Perseroan. Tahun 2015 yang akan kita
we all need to be prepared and alert in order to be able to
songsong mungkin akan tetap menyimpan banyak kejutan
seize arising business opportunities in the increasingly
dinamika dan tantangan yang membutuhkan kesigapan
competitive environment. However, we believe, by the
dan kejelian semua insan Perseroan untuk dapat tetap
grace of God the Almighty, and the continued support from
merebut peluang usaha di tengah kompetisi yang semakin
all stakeholders of the Company, Buana Finance will be
ketat. Namun kami percaya, dengan rahmat Tuhan Yang
in good position to improve its performance and business
Maha Esa, serta kesinambungan dukungan dari seluruh
execution, in order to achieve our vision to become one
pemangku kepentingan Perseroan, maka Buana Finance
of the most preferred finance companies in Indonesia.
dapat mewujudkan perbaikan kinerja dan eksekusi bisnis,
demi tercapainya visi Perseroan untuk menjadi salah satu
perusahaan pembiayaan yang paling diminati di Indonesia.
Soetadi Limin
Direktur Utama
President Director
Herman Lesmana
Antony Muljanto
Direktur
Director
Direktur
Director
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
27
Peristiwa
Penting 2014
Significant Events in 2014
Maret
| March
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Bank Panin
pada tanggal 11 Maret 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 200 billion between the Company and Bank Panin on 11
March 2014.
april
| april
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman modal
kerja sebesar Rp 50 milyar dan fasilitas pinjaman
berjangka sebesar Rp 250 milyar antara Perseroan
dan Bank Danamon pada tanggal 3 April 2014.
Signing of the working capital facility agreement in amount
of Rp 50 billion and term loan facility agreement in
amount of Rp 250 billion between the Company and Bank
Danamon on 3 April 2014.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
dan
perpanjangan
fasilitas
kredit
lokal
sebesar
Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank Central Asia
pada tanggal 29 April 2014.
Signing of the term loan facility agreement and renewal
of local credit facility in amount of Rp 100 billion between
the Company and Bank Central Asia on 29 April 2014.
28
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar US$ 35 juta antara Perseroan dan Standard
Chartered Bank (cabang Singapura) pada tanggal
30 April 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount
of US$ 35 million between the Company and Standard
Chartered Bank (Singapore branch) on 30 April 2014.
Mei
| May
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 75 milyar antara Perseroan dan Bank ICBC
pada tanggal 19 Mei 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 75 billion between the Company and Bank ICBC
on 19 May 2014.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank of China
Limited (cabang Jakarta) pada tanggal 20 Mei 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 100 billion between the Company and Bank of China
Limited (Jakarta branch) on 20 May 2014.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
29
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat
Umum
Pemegang
Saham
Luar
Biasa
Perseroan
diadakan pada tanggal 21 Mei 2014 di Mercantile
Athletic Club, Gedung WTC, Jakarta. Beberapa hal yang
diputuskan dalam rapat umum ini adalah pembagian
dividen tunai sebesar Rp 60,- per lembar saham.
The Company’s Annual and Extraordinary General
Meetings of Shareholders were held on 21 May 2014,
at Mercantile Athletic Club, WTC Building, Jakarta.
Some decisions at these general meetings were the cash
dividend distribution of Rp 60,- per share.
Juni
| june
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan Bank
Nationalnobu pada tanggal 25 Juni 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp
50
billion
between
the
Company
and
Bank
Nationalnobu on 25 June 2014.
agustus
| august
Rapat Kerja Nasional Tengah Tahunan diadakan pada
tanggal 18-20 Agustus 2014 di Hotel Aston Belitung,
dalam rangka evaluasi pencapaian kinerja pertengahan
tahun 2014. Rapat diikuti oleh seluruh kepala cabang,
kepala bisnis, pemutus kredit dari seluruh Indonesia dan
jajaran manajemen Perseroan.
Mid Year - National Business Meeting was held from 18
to 20 August 2014 at Hotel Aston Belitung, to evaluate the
performance during mid year 2014. The meeting was
attended by the Company’s branch managers, business
managers,
credit
officers
the Company’s management.
30
across
Indonesia
and
september
| september
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan Bank
Commonwealth pada tanggal 2 September 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount
of Rp 50 billion between the Company and Bank
Commonwealth on 2 September 2014.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman aksep
sebesar Rp 90 milyar antara Perseroan dan Bank Capital
pada tanggal 17 September 2014.
Signing of the money market facility agreement in amount
of Rp 90 billion between the Company and Bank Capital on
17 September 2014.
Pada tanggal 19 September 2014, Perseroan menerima
penghargaan Multifinance Award 2014 dari Majalah
Infobank yang diadakan di Hotel Shangrila, Jakarta.
On 19 September 2014, the Company received the
celebrated Multifinance Award 2014 from Infobank
Magazine at Shangrila Hotel, Jakarta.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
31
oktober
| october
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank)
pada tanggal 1 Oktober 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 200 billion between the Company and Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) on
1 October 2014.
Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit berjangka
sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank
Permata pada tanggal 2 Oktober 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 100 billion between the Company and Bank Permata
on 2 October 2014.
november
| november
Perseroan melakukan pelunasan penuh atas Medium
Term Notes (MTN) sebesar Rp 150 milyar pada tanggal
19 November 2014.
The Company has fully repaid the Medium Term Notes
(MTN) in amount of Rp 150 billion on 19 November 2014.
32
desember
| december
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 250 milyar antara Perseroan dan Bank Panin
pada tanggal 8 Desember 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 250 billion between the Company and Bank Panin
on 8 December 2014.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar
Rp
100
milyar
antara
Perseroan
dan
Bank KEB Hana pada tanggal 11 Desember 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 100 billion between the Company and Bank KEB Hana
on 11 December 2014.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank DKI
pada tanggal 12 Desember 2014.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 100 billion between the Company and Bank DKI
on 12 December 2014.
Pada tanggal 20-21 Desember 2014, Perseroan turut
berpartisipasi untuk melakukan program edukasi tentang
produk dan jasa keuangan kepada masyarakat, melalui
gelaran Pasar Keuangan Rakyat 2014 di Kemayoran
Jakarta, yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
On 20-21 December 2014, the Company participated
in carrying out public education program pertaining to
financial products and services literacy, through the 2014
People’s Financial Fair event at Kemayoran Jakarta,
which was sponsored by the Financial Services Authority.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
33
Penghargaan &
Pemeringkatan Perseroan
Company’s Award and Rating
34
Penghargaan yang diterima
COMPANY’S AWARD
Perseroan menerima penghargaan Multifinance Award
2014 dari Majalah InfoBank dengan kategori “Kinerja
Keuangan 2013 Sangat Bagus” untuk kategori perusahaan
dengan aset lebih dari Rp 1 trilyun. Acara pemberian
penghargaan ini diselenggarakan di hotel Shangrila,
Jakarta pada tanggal 19 September 2014 dan diterima
langsung oleh Direktur Utama Perseroan. Penghargaan
ini
merupakan
penghargaan
dengan
kategori
“Sangat Bagus” yang ke-9 kalinya yang diterima
Perseroan dalam 10 tahun terakhir.
The Company received the celebrated Multifinance
Award 2014 from Infobank Magazine, in the category of
“Excellent 2013 Financial Performance”, for the category
of companies with assets over Rp 1 trillion. The
awards ceremony was held at the Shangrila
Hotel, Jakarta on September 19, 2014 and received
by the Company’s President Director. This award in
the category of “Excellent Performance” was received
by the Company for the 9th times in the last 10 years.
Pemeringkatan Perseroan
COMPANY’S RATING
Pada tanggal 7 Oktober 2014, PT Pemeringkat Efek
Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat perusahaan
“id A –“ (single A minus) untuk periode 7 Oktober
2014 sampai dengan 1 Oktober 2015.
On October 7, 2014, Credit Rating Indonesia (Pefindo)
has affirmed its “id A – “ (single A minus) company rating,
for the period of October 7, 2014 to October 1, 2015.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
35
Sekilas
Buana Finance
Buana Finance in Brief
“
36
PT Buana Finance Tbk. berawal dari pendirian PT BBL Leasing Indonesia pada tanggal
7 Juni 1982 dengan sejarah operasional selama 32 tahun. Perseroan telah berkembang
dari sebuah lembaga keuangan swasta campuran dengan modal awal Rp 1,8 milyar
dan 2 kantor cabang menjadi perusahaan publik dengan modal lebih dari Rp 1 trilyun,
total aset sebesar Rp 3,6 trilyun dan 21 kantor cabang serta 4 unit pemasaran.
PT Buana Finance Tbk. owed its origin to the founding of PT BBL Leasing Indonesia on 7 June 1982,
having a business legacy that spans over a period of 32 years. The Company has evolved from a private
foreign joint venture finance company with start up equity of Rp 1.8 billion and 2 branch offices to a
public company with an equity of more than Rp 1 trillion, total assets of Rp 3.6 trillion and 21 branch
offices and 4 marketing outlets.
Perseroan memperoleh izin operasi di bidang sewa guna
usaha dan pada tahun itu mengubah nama menjadi PT BBL
Dharmala Leasing. Tahun 1989, Perseroan berubah menjadi
PT BBL Dharmala Finance sehubungan dengan ekspansi
usaha menjadi perusahaan pembiayaan dengan izin operasi
di bidang sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang,
kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Di tahun yang
sama, Perseroan menerbitkan obligasi pertama senilai
Rp 10 milyar.
The Company received an operating license to provide
financial leasing, and later that year changed its name to
PT BBL Dharmala Leasing. In year 1989, the Company
changed its name again to PT BBL Dharmala Finance
in conjunction with the expansion of its business into a
multifinance company with the operating license for leasing,
venture capital, factoring, credit card, and consumer finance.
In that same year, the Company issued its first bonds of
Rp 10 billion.
Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham
pada tahun 1990, menggalang modal segar sebesar
Rp 15,6 milyar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Selama tahun 1989-1997, Perseroan telah melakukan lima
kali emisi di pasar modal, terdiri dari tiga emisi obligasi,
satu penawaran umum saham, dan satu penawaran umum
terbatas saham, senilai total Rp 218,63 milyar. Di samping
itu, Perseroan juga mendapat kepercayaan berupa fasilitas
pinjaman modal kerja dari beragam institusi keuangan
multinasional melalui beberapa perjanjian kerjasama
pendanaan. Dalam periode tahun 2001-2003 telah
terjadi dua kali perubahan kepemilikan saham
ini sehingga Perseroan mengubah nama menjadi
PT BBL Danatama Finance Tbk., lalu menjadi
PT Bina Danatama Finance Tbk pada tahun 2003.
In 1990, the Company issued its Initial Public Offering raising
Rp 15.6 billion in fresh equity capital through the Jakarta and
Surabaya Stock Exchanges. All told, between 1989 and 1997,
the Company undertook five floatations in the Indonesian
capital market, comprising of three debt issues, one initial
public offering, and a rights issue, raising Rp 218.63 billion
in total. In addition, through several funding agreements,
the Company was entrusted with working capital loan
from many multinational financial institutions. Throughout
2001-2003, there were two changes of main shares
ownership and it changed the Company’s name into
PT BBL Danatama Finance Tbk, and PT Bina Danatama
Finance Tbk in 2003.
Pada bulan Februari 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK)
pemegang saham pendiri PT Bank Buana Indonesia
Tbk., mengambil alih seluruh saham dan sebagian
besar
waran
Perseroan
yang
sebelumnya
dimiliki
oleh
pihak
kreditur.
Setelah
proses
penawaran tender kepada pemegang saham publik dan
konversi waran, kepemilikan SDK meningkat menjadi
67,5% pada akhir tahun 2005 dan selanjutnya
menjadi
67,6%
setelah
melakukan
pembelian
saham melalui Bursa Efek Indonesia pada tanggal
3 Juli 2007. Perseroan berubah nama menjadi
PT Buana Finance Tbk., sejak tanggal 3 Oktober 2005 dan
fokus di bidang sewa guna usaha dan pembiayaan
konsumen.
In February 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK), the founding
shareholder of PT Bank Buana Indonesia Tbk., acquired all
shares and a significant portion of warrants previously owned
by the creditors. Following a tender offer process to public
shareholders and conversion of the warrants, the ownership
of SDK increased to 67.5% as at year-end 2005; and become
67.6% on 3 July 2007 by shares purchased through Jakarta
Stock Exchange. Starting 3 October 2005, the Company
changed its name to PT Buana Finance Tbk., and continued
its business with focus in leasing and consumer financing.
KEGIATAN USAHA PERSEROAN
BUSINESS ACTIVITIES OF THE COMPANY
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan, dan sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka
Perseroan memiliki ijin usaha untuk menjalankan kegiatan
dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, yaitu :
Pursuant to the Minister of Finance Decree, and as stated in
the Company’s Article of Association, the Company has the
business licenses to carry out activities in financial
institution business, namely :
• Sewa Guna Usaha
Sewa guna usaha dapat dilakukan dalam bentuk
pembiayaan untuk pengadaan barang modal baik secara
financial lease maupun operating lease untuk
digunakan oleh penyewa-guna usaha dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
• Pembiayaan Konsumen
Yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen
yang pembayarannya dilakukan secara berkala.
• Anjak Piutang
Yaitu pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan
piutang dari transaksi perdagangan, atau penatausahaan
penjualan
kredit
serta
penagihan
piutang
perusahaan klien.
• Kartu Kredit
Yaitu penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan
oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan/atau
jasa.
• Leasing
Leasing may be carried out in financing of capital goods
procurement on the basis of financial lease and/or operating
lease for lessee within a specified period by the regular
repayment.
• Consumer Financing
It is financing by providing funds for goods procurement,
based on consumer needs within a reguler repayment.
• Factoring
It is financing in the form of purchase or transfer of
receivables arising from trade transactions or
administering corporate client’s credit sales including the
collections of receivables.
• Credit Card
It is credit card issuance which used for cardholders to
purchase products and/or services.
Pelaku Usaha Jasa Keuangan terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
37
Profil Dewan
Komisaris
Board of Commissioners Profile
Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Mengikuti pendidikan
di Yock Eng High School (Singapore) pada tahun 1969.
Ditetapkan sebagai Komisaris Utama Perseroan
sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281
tanggal 28 Mei 2013.
An Indonesian citizen, 63 years old. Admitted to education in
Yock Eng High School (Singapore) in 1969.
Karman Tandanu
Appointed as Company‘s President Commissioner as
stated in the Minutes of the Annual General Meeting of
Shareholders of the Company Number 281 dated
May 28, 2013.
Komisaris Utama
President Commissioner
Pengalaman Kerja
Working Experience
2009 – sekarang:
Komisaris Utama Perseroan
2009 – present:
President Commissioner of the Company
2012 – sekarang:
Komisaris Utama PT Sari Dasa
Karsa
2012 – present:
President Commissioner of PT Sari Dasa
Karsa
2005 – 2008:
Komisaris PT Bank Buana
Indonesia Tbk
2005 – 2008:
Commissioner of PT Bank Buana
Indonesia Tbk
1995 – 2005:
Direktur Muda PT Bank Buana
Indonesia Tbk
1995 – 2005:
Junior Director of PT Bank Buana
Indonesia Tbk
1988 – 2011:
Komisaris PT Sari Dasa Karsa
1988 – 2011:
Commissioner of PT Sari Dasa Karsa
1985 – 1995:
Kepala Biro Luar Negeri PT Bank
Buana Indonesia Tbk
1985 – 1995:
Head of Foreign Affairs Bureau of
PT Bank Buana Indonesia Tbk
1980 – 1985:
Wakil Pimpinan Kantor
Cabang Surabaya PT Bank Buana
Indonesia Tbk
1980 – 1985:
Deputy Head of Surabaya Branch Office of
PT Bank Buana Indonesia Tbk
1979 – 1980:
Pimpinan Kantor Cabang Senen,
Jakarta PT Bank Buana Indonesia
Tbk
1979 – 1980:
Head of Senen (Jakarta) Branch Office of
PT Bank Buana Indonesia Tbk
1975 – 1979:
Wakil Kepala Biro Luar Negeri
PT Buana Indonesia Tbk
1975 – 1979:
Deputy Head of Foreign Affairs Bureau of
PT Bank Buana Indonesia Tbk
38
Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Meraih gelar Doctor
di bidang Strategic Management pada tahun 1988 dan
gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari University
of Nebraska, Lincoln (USA) pada tahun 1984. Meraih
gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas
Atmajaya Jakarta, Indonesia pada tahun 1981.
Ditetapkan sebagai Komisaris Perseroan sebagaimana
tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan Perseroan Nomor 72 tanggal 27 Mei 2009.
Warga Negara Indonesia, 58 years old. Graduated with a
Doctoral‘s Degree in Strategic Management in 1988 and a
Master Degree in Business Administration from University
of Nebraska, Lincoln (USA) in 1984. Also graduated with a
Bachelor Degree in Economics from University of Atmajaya
Jakarta, Indonesia in 1981.
Tjan Soen Eng
Komisaris
Commissioner
Appointed as Company‘s Commissioner as stated in the
Minutes of Annual General Meeting of Shareholders of the
Company Number 72 dated May 27, 2009.
Pengalaman Kerja
Working Experience
2009 – sekarang:
Komisaris Perseroan
2009 – present:
Commissioner of the Company
2007 – sekarang:
Komisaris Utama di PT Asuransi
Bina Dana Arta Tbk
2007 – present:
President Commissioner of PT Asuransi
Bina Dana Arta Tbk
2007 – sekarang:
Komisaris Utama di PT Maskapai
Reasuransi Indonesia Tbk
2007 – present:
President Commissioner of PT Maskapai
Reasuransi Indonesia Tbk
2010 – 2012:
Komisaris Utama di PT Bayu Buana
Tbk
2010 – 2012:
President Commissioner of PT Bayu
Buana Tbk
2008 – 2013:
Komisaris Utama di PT Zurich
Insurance Indonesia
2008 – 2013:
President Commissioner of PT Zurich
Indonesia
2007 – 2010:
Komisaris di PT Bayu Buana Tbk
2007 – 2010:
Commissioner of PT Bayu Buana Tbk
2007 – 2012:
Komisaris Utama di PT Pioneerindo
Gourmet International Tbk
2007 – 2012:
President Commissioner of
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
2000 – 2007:
Partner di Kantor Akuntan Publik
Ernst & Young
2000 – 2007:
Partner in Ernst & Young Public
Accountant Firm
1996 – 1999:
Direktur di PT Dharmala Sakti
Sejahtera Tbk
1996 – 1999:
Director of PT Dharmala Sakti
Sejahtera Tbk
1990 – 1995:
Direktur Keuangan PT BBL
Dharmala Finance Tbk
1990 – 1995:
Finance Director of PT BBL Dharmala
Finance Tbk
1989 – 1990:
Business Development Advisor di
PT Arya Upaya Corporation
1989 – 1990:
Business Development Advisor of
PT Arya Upaya Corporation
1981 – 1982:
Chief Accountant and Controller di
PT Arga Soka
1981 – 1982:
Chief Accountant and Controller in
PT Arga Soka
1979 – 1981:
Staff of Budgeting and Treasury
Division di PT Indocement
1979 – 1981:
Staff of the Budgeting and Treasury
Division in PT Indocement
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
39
Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Meraih gelar Master di
bidang Businesss Administration dari Waseda University,
Tokyo, Jepang pada tahun 2004.
Ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan
sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281
tanggal 28 Mei 2013.
Warga Negara Indonesia, 42 years old. Graduated with a
Master‘s Degree in Business Administration from Waseda
University, Tokyo, Japan in 2004.
Corneiles Tedjo Endriyarto
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Appointed as Company‘s Independent Commissioner as
stated in the Minutes of the Annual General Meeting of
Shareholders of the Company Number 281 dated May 28,
2013.
Pengalaman Kerja
40
Working Experience
2013 – sekarang:
Komisaris Perseroan
2013 – present:
Commissioner of the Company
2013 – sekarang:
Ketua Komite Audit Perseroan
2013 – present:
Chairman of Audit Committee
2013 – sekarang:
Komisaris Independen di
PT Asuransi Buana Independent
2013 – present:
Independent Commissioner of
PT Asuransi Buana Independent
2004 – sekarang:
Tax and Accounting Advisor di
beberapa perusahaan swasta
2004 – present:
Tax and Accounting Advisor at
several private companies
2005 – 2013:
Anggota Komite Audit Perseroan
2005 – 2013:
1994 – 2014:
Senior Auditor di Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan
Member of Audit Committee of
the Company
1994 – 2014:
Auditor in Inspectorate General of
the Ministry of Finance
Profil Dewan
Direksi
Board of Directors Profile
Warga Negara Indonesia, 69 tahun. Meraih gelar Master
di bidang Keuangan dan Perbankan dari Golden Gate
University, San Francisco (USA) pada tahun 1988,
dan gelar Sarjana dari Akademi Perbankan (Perbanas)
Medan di tahun 1969.
Ditetapkan sebagai Direktur Utama Perseroan
sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat
Umum
Pemegang
Saham
Tahunan
Perseroan
Nomor 74 tanggal 12 Mei 2010.
An Indonesian citizen, 69 years old. He possessed an
MBA degree in Banking and Finance, from Golden Gate
University-San Fransisco (USA) in 1988 and Banking
Degree from Akademi Perbankan (Perbanas) Medan
in 1969.
Soetadi Limin
Direktur Utama
President Director
Appointed as Company‘s President Director as stated in
the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders
of the Company Number 74 dated May 12, 2010.
Pengalaman Kerja
Working Experience
2010 – sekarang:
Direktur Utama Perseroan
2010 – present:
President Director of the Company
2000 – 2004:
Komisaris di PT Bank Buana
Indonesia Tbk
2000 – 2004:
Commissioner of PT Bank Buana
Indonesia Tbk
1996 – 1999:
Wakil Direktur Utama PT Bank
Buana Indonesia Tbk
1996 – 1999:
Deputy President Director of
PT Bank Buana Indonesia Tbk
1989 – 1995:
Direktur Perbankan
Internasional dan Treasuri
PT Bank Buana Indonesia Tbk
1989 – 1995:
Managing Director for International
Banking and Treasury of PT Bank
Buana Indonesia Tbk
1967 – 1988:
Berbagai tugas eksekutif di
PT Bank Buana Indonesia Tbk
1967 – 1988:
Various executive assignments in
PT Bank Buana Indonesia Tbk
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
41
Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Menyelesaikan
pendidikan di bidang Manajemen Perusahaan (ekonomi)
dari Akademi Pendidikan Kejuruan Jakarta pada
tahun 1981.
Ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana
tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan Nomor 24 tanggal
17 Desember 2008.
An Indonesian citizen, 58 years old. Graduated in
Corporate Management (economy) from Akademi
Pendidikan Kejuruan, Jakarta in 1981.
Herman Lesmana
Direktur
Director
Appointed as Company‘s Director as stated in the Minutes
of the Extraordinary General Meeting of Shareholders
of the Company Number 24 dated December 17, 2008.
Pengalaman Kerja
42
Working Experience
2008 – sekarang:
Direktur Perseroan
2008 – present:
Director of the Company
2006 – sekarang:
Komisaris PT Pro Car
International Finance
2006 – present:
Commissioner of PT Pro Car
International Finance
2004 – 2006:
Direktur Pemasaran PT ANJ
Finance
2004 – 2006:
Marketing Director of PT ANJ
Finance
1983 – 2004:
Senior Executive General
Manager PT Orix Indonesia
Finance
1983 – 2004:
Senior Executive General
Manager PT Orix Indonesia
Finance
1976 – 1983:
Senior Staff Import Export
Department PT Pan Indonesia
Bank
1976 – 1983:
Senior Staff Import Export
Department PT Pan Indonesia
Bank
Warga Negara Indonesia, 40 tahun. Meraih gelar
Master di bidang Commerce-Funds Management dari
University of New South Wales, Sydney, Australia
pada tahun 2000 dan Sarjana di bidang Business
Administration - Finance, Investment, and Banking dari
University of Wisconsin, Madison (USA) pada tahun 1995.
Ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana
tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan Perseroan Nomor 17 tanggal
18 April 2007.
An Indonesian citizen, 40 years old. Graduated with a
Master‘s Degree in Commerce-Funds Management
from University of New South Wales, Sydney, Australia
in 2000 and graduated with a Business Administration
- Finance, Investment, and Banking Degree from University
of Wisconsin, Madison (USA) in 1995.
Antony Muljanto
Direktur
Director
Appointed as Company‘s Director as stated in the Minutes
of the Annual General Meeting of Shareholders of the
Company Number 17 dated April 18, 2007.
Pengalaman Kerja
Working Experience
2007 – sekarang:
Direktur Perseroan
2007 – present:
Director of the Company
2005 – 2007:
Kepala Divisi Tresuri Perseroan
2005 – 2007:
2004 – 2005:
Direktur di PT Karet Mas
Treasury Division Head of the
Company
2002 – 2003:
Assistant Deputy Director di
PT Karet Mas
2004 – 2005:
Director of PT Karet Mas
2002 – 2003:
2001 – 2002:
Treasury Analyst di American
Express International, Inc.,
Singapore Regional Treasury
Center
Assistant to Deputy Director of
PT Karet Mas
2001 – 2002:
Treasury Analyst at American
Express International, Inc.,Singapore
Regional Treasury Center
1996 – 1999:
Finance and Accounting Manager
di PT Aneka Infokom Tekindo
1996 – 1999:
Finance and Accounting Manager of
PT Aneka Infokom Tekindo
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
43
Profil Komite
Audit
Audit Committee Profile
Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Meraih gelar Master
di bidang Businesss Administration dari Waseda
University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004.
Ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan
sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281
tanggal 28 Mei 2013.
Warga Negara Indonesia, 42 years old. Graduated with a
Master‘s Degree in Business Administration from Waseda
University, Tokyo, Japan in 2004.
Appointed as Company‘s Independent Commissioner as
stated in the Minutes of the Annual General Meeting of
Shareholders of the Company Number 281 dated May 28,
2013.
Corneiles Tedjo Endriyarto
Ketua Komite Audit
Chairman of Audit Committee
Pengalaman Kerja
44
Working Experience
2013 – sekarang:
Komisaris Perseroan
2013 – present:
Commissioner of the Company
2013 – sekarang:
Ketua Komite Audit Perseroan
2013 – present:
Chairman of Audit Committee
2013 – sekarang:
Komisaris Independen di
PT Asuransi Buana Independent
2013 – present:
Independent Commissioner of
PT Asuransi Buana Independent
2004 – sekarang:
Tax and Accounting Advisor di
beberapa perusahaan swasta
2004 – present:
Tax and Accounting Advisor at
several private companies
2005 – 2013:
Anggota Komite Audit Perseroan
2005 – 2013:
1994 – 2014:
Senior Auditor di Inspektorat
Jenderal Kementerian Keuangan
Member of Audit Committee of
the Company
1994 – 2014:
Auditor in Inspectorate General of
the Ministry of Finance
Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Meraih gelar Master
di bidang Manajemen Pemasaran pada tahun 1995 dan
gelar Master di bidang Keuangan pada tahun 1991
dari IPPM, Jakarta. Meraih gelar Sarjana Ekonomi
di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti Jakarta,
Indonesia pada tahun 1984.
Diangkat sebagai anggota Komite Audit Perseroan
pada tanggal 30 Mei 2013 sebagaimana ditetapkan
dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/
KOMBNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013.
Warga Negara Indonesia, 60 years old. Graduated with a
Master Degree in Marketing Management in 1995 and a
Master Degree in Finance in 1991 from IPPM, Jakarta. Also
graduated with an undergraduate degree in Economics Accountancy from University of Trisakti Jakarta, Indonesia
in 1984.
Hardianto Soefajin
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee
Appointed as member of the Audit Committee on May 30,
2013 as established in the BOC Decision Letter No. 004/
KEP/KOM-BNF/V/2013 dated May 30, 2013.
Pengalaman Kerja
Working Experience
2013 – sekarang:
Anggota Komite Audit Perseroan
2013 – present:
2014 – sekarang
Anggota Komite Audit di PT Asuransi
Jiwa BCA (BCA life)
Member of Audit Committee of the
Company
2014 – present
2014 – sekarang
Anggota Komite Audit di PT Asuransi
Mitra Maparya Tbk
Member of Audit Committee of
PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life)
2014 – present
2013 – 2014:
Financial Controller di PT Cowell
DevelopmentTbk
Member of Audit Committee of
PT Asuransi Mitra Maparya Tbk
2013 – 2014:
2012 – 2013:
VP, Head of Internal Audit and
Special Project di PT Tira Austenite Tbk
(anak perusahaan PT Wijaya Tunggal
Sejahtera)
Financial Controller in PT Cowell
Development Tbk
2012 – 2013:
2011 – 2012:
Head of Audit & Control di
PT Widjajatunggal Sejahtera
VP, Head of Internal Audit and
Special Project in PT Tira Austenite
Tbk (a subsidiary of PT Wijaya Tunggal
Sejahtera)
2011 – 2012:
2002 – 2010:
Anggota Komite Audit di PT Ecogreen
Oleochemicals
Head of Audit & Control in
PT Widjajatunggal Sejahtera
2002 – 2010:
2002 – 2007:
Anggota Komite Audit di PT Indomobil
Sukses Internasional Tbk
Member of Audit Committee in
PT Ecogreen Oleochemicals
2002 – 2007:
2000 – 2002:
Personal Assistant Direksi, VP di
CNI Group
Member of Audit Committee in
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
2000 – 2002:
1997 – 1999:
Direktur Keuangan, CFO di PT Zurich
Insurance Indonesia
Personal Assistant Board of Directors,
VP in CNI Group
1997 – 1999:
1995 – 1997:
Direktur Keuangan di PT Ongko Life
Insurance (JV dengan L& G Australia
Pte. Ltd)
Finance Director, CFO in PT Zurich
Insurance Indonesia
1995 – 1997:
1986 – 1995:
Berbagai jabatan di Akunting, Operation,
Credit dan sebagai Kepala Cabang di
Jakarta dan Manado di PT Bank Umum
Nasional
Finance Director in PT Ongko Life
Insurance (JV with L&G Australia
Pte. Ltd)
1986 – 1995:
1984 – 1986:
Deputy Manager Internal Auditor di
Dharmala Group
Various assignments in
Accounting, Operation, Credit and as
Branch Manager in Jakarta and Manado
in PT Bank Umum Nasional
1984 – 1986:
1980 – 1984:
Auditor di Kantor Akuntant Publik SGV,
Drs. Utomo & Co.
Deputy Manager Internal Auditor in
Dharmala Group
1980 – 1984:
Auditor in Public Accountant SGV,
Drs.Utomo & Co.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
45
Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Meraih gelar Sarjana di
bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada
tahun 1978.
Diangkat sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 10
Juni 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan
Dewan Komisaris No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 tanggal
10 Juni 2010.
Warga Negara Indonesia, 63 years old. She possessed an
undergraduate degree in Accountancy from Universitas
Indonesia, Jakarta, in 1978.
Winny Widya
Appointed as member of the Audit Committee on
June 10, 2010 as established in the BOC Decision Letter
No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 dated June 10, 2010.
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee
Pengalaman Kerja
46
Working Experience
2010 – sekarang:
Anggota Komite Audit Perseroan
2010 – present:
2007 – sekarang:
Anggota Komite Audit di
PT Bank UOB Indonesia
Member of Audit Committee of
the Company
2007 – present:
1981 – 2006:
Berbagai jabatan seperti Manajer
bidang Akuntansi, Kepala Satuan Kerja Audit Intern, Kepala
Biro Tata Usaha, Kepala Biro
Akuntansi Pusat di PT Bank
Buana Indonesia Tbk
Member of Audit Committee at
PT Bank UOB Indonesia
1981 – 2006:
Various position as Accounting Manager, Head of Internal
Audit Unit, Head of Administration,
Head of Central Accounting in
PT Bank Buana Indonesia Tbk
1978 – 1980:
Internal Auditor di PT Bank
Central Asia Tbk dan PT Lippo
Indah Trading
1978 – 1980:
Internal Auditor in PT Bank
Central Asia Tbkand PT Lippo
Indah Trading
Kepala Divisi
Perseroan
Division Heads
berdiri dari kiri ke kanan standing from left to right
Miron D. Panjaitan Agung Yanuarianto Hesty Philip Hadinata
Robertus I. Wayan Edwin Andu Ahmad Khaetami
duduk dari kiri ke kanan seated from left to right
Ted Suyani Nani Susanti Sudiono Pujo Irvan Satyawan
Marketing CF Deputy Director
Corporate Secretary
Internal Audit Division
Financial Lease Division R1
Financial Lease Division R2
Consumer Finance Division R1
Consumer Finance Division R2
Consumer Finance Division R3
HRD-GS Division
Financial Control Division
Legal & Compliance Division
Branch Operation Support Division
Risk Management Division
Treasury Division
Account Recovery CF Division
Account Recovery FL Division
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Rudianto Sebayang
Suwanti
Ida Fitrijati
Philip Hadinata
Yohanna Octaviani
Ahmad Khaetami
Miron D. Panjaitan
Rudianto Sebayang
Ted Suyani
Robertus I. Wayan
Hesty
Irvan Satyawan
Nani Susanti
Sudiono Pujo
Agung Yanuarianto
Suwanti
Edwin Andu
Sudiono Pujo
Ida Fitrijati
47
Struktur
Organisasi
Organization Structure
Board of
Commissioners
Board of Directors
President
Director
Marketing & Business
Development Director
Operation Director
Marketing Consumer
Finance Deputy Director
Corporate Secretary &
Investor Relation
Internal Audit
Division
Unit Kerja Pengenalan
Nasabah (UKPN)
Unit Kerja Penanganan &
Penyelesaian Pengaduan
Nasabah (UKP3N)
Audit Committee
Financial Lease
Division - regional 1
Consumer Finance
Division - regional 1
Treasury Division
Risk Management
Financial Lease
Division - regional 2
Consumer Finance
Division - regional 2
Financial Control
Division
Branch Operation
Support Division
Consumer Finance
Division - regional 3
Legal & Compliance
Division
Account Recovery
Financial Lease
Division
Branches
HRD-GS
Division
Account Recovery
Consumer Finance
Division
48
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
49
Analisa dan
Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis
Tinjauan Usaha
Business overview
Ekonomi Indonesia tidak luput dari fenomena pelemahan
ekonomi global, dimana berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia
hanya sebesar 5,02% atau mengalami penurunan kembali
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5,78%.
Pencapaian ini diklasifikasikan sebagai yang terendah
dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Beberapa faktor
yang memicu penurunan ini adalah : (i) masih tingginya
tingkat inflasi di tahun 2014 sebesar 8,36% yang
melampau rentang atas target inflasi BI dan mengharuskan
BI untuk mempertahankan pengetatan dalam kebijakan
moneter; (ii) kontraksi komoditas kegiatan usaha terkait
aktivitas usaha yang dibuktikan dari penurunan sebesar
3,43% pendapatan bisnis ekspor karena konsolidasi harga
komoditas dan pembatasan ekspor mineral yang belum
diolah; (iii) tingginya ketidakpastian politik karena pemilu
yang panjang untuk anggota legislatif dan kepresidenan.
Indonesian economy was overshadowed by the
phenomenon of global economic slowdown, as based
on the Statistics Bureau of Indonesia (BPS), Indonesia‘s
economic growth was 5.02% in 2014, which was lower
compared 5.78% in 2013. This constituted the lowest
growth in the past five years. Some factors that triggered
the decline were : (i) the high level of inflation in the year
2014 at 8.36% which was beyond the upper range of Bank
Indonesia targeted inflation and forced BI to maintain
tightening bias in its monetary policy; (ii) contraction of
commodities related business activities as can be evidence
from a 3.43% decline in export business revenue due to
consolidation of commodities prices and export restriction
on unprocessed mineral ores; (iii) heightened sense
of political uncertainty due to the lengthy elections for
both legislation members and the presidential office.
Berdasarkan Data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia
yang dirilis oleh
Bank Indonesia, total portfolio
pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di seluruh
Indonesia tahun 2014 menunjukkan trend perlambatan,
dimana untuk portfolio pembiayaan sewa guna usaha
turun
dari Rp. 117,4 trilyun di tahun 2013 menjadi
Rp. 111 trilyun di tahun 2014. Sedangkan sektor
pembiayaan konsumen masih mendominasi, kendati
hanya mengalami sedikit kenaikan dari Rp. 222,9 trilyun
di tahun 2013 menjadi Rp. 245,7 trilyun di tahun 2014.
Total portfolio piutang pembiayaan Perseroan di tahun
2014 tercatat sebesar Rp. 3,43 trilyun, terkoreksi sebesar
6,7% dari tahun 2013 sebesar Rp. 3,68 trilyun. Secara
rinci berdasarkan sektor usaha, portfolio pembiayaan sewa
guna usaha di tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 2,86 trilyun,
lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar
Rp. 3,07 trilyun, sedangkan sektor pembiayaan konsumen
juga mengalami penurunan tipis dari Rp. 589,4 milyar
ditahun 2013 menjadi Rp. 562,2 milyar di tahun 2014. Dari
skala industri pembiayaan secara nasional, pangsa pasar
Perseroan ditahun 2014 sedikit terkoreksi menjadi 0,96%.
Based on the Indonesian Financial Stastistics Data
released by BI, the total financing portfolio of finance
companies throughout Indonesia in 2014 showed
moderating trend as leasing portfolio drop from
Rp. 117.4 trillion in 2013 to Rp. 111 trillion in 2014.
Meanwhile, consumer finance sector still dominated,
although its growth was seen at a much reduced pace
from Rp. 222.9 trillion in 2013 to Rp. 245.7 trillion in 2014.
The total portfolio of the Company’s receivables in 2014
amounted to Rp. 3.43 trillion; slipped by 6.7% from the
year 2013 amounting to Rp. 3.68 trillion. In more detail,
categorized by industry sectors, the leasing portfolio
in 2014 amounted to Rp. 2.86 trillion, lower compared
with Rp. 3.07 trillion in year 2013, while consumer
finance sector also experienced a slight decline from
Rp. 589.37 billion in 2013 to Rp. 562.2 billion in 2014. On the
national scale of financing industry, the Company‘s market
share in the year 2014 was slightly shrank to 0.96%.
(dalam trilyun Rupiah)
(in trillion Rupiah)
PIUTANG SEWA GUNA USAHA
LEASING RECEIVABLES
2014
2014
2013
TOTAL PIUTANG
TOTAL RECEIVABLES
2014
2013
Perseroan / Company
2.86
3.07
0.57
0.60
3.43
3.68
Nasional / National
111
117.4
245.7
222.9
356.7
340.3
2.58%
2.62%
0.23%
0.27%
0.96%
1.08%
Pangsa Pasar / Market Share
50
2013
PIUTANG PEMBIAYAAN
KONSUMEN
CONSUMER RECEIVABLES
Tinjauan Operasi
Operations Overview
Pembiayaan Sewa Guna Usaha
Financing Leases
Perseroan mencatatkan pembiayaan baru sewa guna
usaha di tahun 2014 sebesar Rp. 1,79 trilyun atau lebih
rendah 16,5% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar
Rp. 2,14 trilyun. Penurunan ini secara umum merupakan
dampak dari melemahnya aktivitas sektor ekonomi
berbasis komoditas berorientasi ekspor, yang dipicu
oleh harga komoditas dan secara khusus tercermin pada
menurunnya permintaan pasar terhadap kebutuhan alat
berat. Berdasarkan data riset internal dari PT United
Tractors Tbk, volume penjualan alat berat di Indonesia
kembali mengalami penurunan sekitar 13,5% dari 10.252
unit di tahun 2013 menjadi 8.867 unit di tahun 2014, yang
terutama dipicu oleh anjloknya permintaan dari industri
pertambangan yang terganjal oleh kebijakan pengetatan
ekspor oleh pemerintah dan penurunan permintaan
global. Di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi
makroekonomi Indonesia, Perseroan juga mengambil
kebijakan untuk lebih selektif dalam memberikan
pembiayaan, meningkatkan kewaspadaaan dalam
memantau kualitas aset dan juga melakukan diversifikasi
portfolio. Obyek sewa guna usaha yang dibiayai Perseroan
meliputi alat berat, otomotif (bus dan truk), kapal serta
mesin. Pembiayaan sewa guna usaha ini dialokasikan pada
sektor usaha konstruksi, perkebunan, pertambangan,
dan transportasi (pengangkutan kargo dan komoditas).
The Company recorded a new lease financing in 2014
in the amount of Rp. 1.79 trillion, fell by 16.5% compared
to the year 2013 in the amount of Rp. 2.14 trillion. In
general, the decrease was a result of weakening economic
activities sector based on export oriented commodity, which
was triggered by commodity prices, specially reflected by
the decrease in market demand for heavy equipments.
Based on internal research data of PT United Tractors Tbk,
heavy equipment sales volume in Indonesia decreased
by 13.5% from 10,252 units in 2013 to 8,867 units in 2014,
which as caused by plunged demand from mining industry
which was hampered by the tightening of export by the
government dan the decline in global demand. Amidst
growing Indonesia’s uncertain macroeconomic condition,
the Company also adopted policies to be more selective
in providing financing, increasing its awareness in
monitoring the assets quality and also diversifying its
portfolio. Leased objects include heavy equipments,
automotives (buses and trucks), vessels and
machineries financing. Lease financing is allocated
to construction, agriculture, mining, and transportation
sectors (cargo and commodity transports).
(dalam trilyun Rupiah)
(in trillion Rupiah)
PEMBIAYAAN BARU
2014
2013
PERTUMBUHAN / GROWTH
Sewa Guna Usaha
1,792.4
2,146.6
-16.5%
Leasing
437.3
458.0
-4.5 %
Consumer Finance
0
9.4
-100.0 %
Factoring
2,229.7
2,614.0
-14.7 %
Total
Pembiayaan Konsumen
Anjak Piutang
Total
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
NEW FINANCING
51
Pembiayaan Konsumen
Consumer Finance
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum masih
ditopang oleh konsumsi domestik, salah satunya melalui
penjualan sektor otomotif. Berdasarkan data Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo),
penjualan mobil baru di tahun 2014 mencapai 1,21 juta
unit, turun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai
1,23 juta unit. Pembiayaan konsumen Perseroan di tahun
2014 mencapai sebesar Rp. 437 milyar lebih rendah dari
tahun 2013 sebesar Rp. 458 milyar. Pembiayaan konsumen
Perseroan selain dari sektor otomotif yang mencapai
sebesar Rp. 367,9 milyar, juga mulai merambah segmen
pembiayaan rumah sebesar Rp. 69,4 milyar. Dalam
menjalankan usahanya untuk sektor otomotif, Perseroan
lebih fokus pada pengembangan pembiayaan untuk
kendaraan bekas, mengingat marjin yang relatif
lebih besar di bandingkan pembiayaan mobil baru.
Sepanjang tahun 2014,
pembiayaan mobil bekas
mencapai 88 % atau sedikit lebih tinggi dibandingkan
tahun 2013 dengan pencapaian sebesar 87%.
Indonesia‘s economic growth generally is driven by
domestic consumption, one of them through the sale in
automotive sector. Based on data from the Indonesian
Automotive Industry Association (Gaikindo), new car sales
in 2014 reached 1.21 million units, a slight decrease
compared to the year 2013 that reached 1.23 million units.
The Company’s financing in 2014 reached Rp. 437 billion,
lower than financing in 2013 amounting to Rp. 458 billion.
Besides
automotives
financing
that
reached
Rp. 367.9 billion, also started to explore mortgage financing
segment of Rp. 69.4 billion. Company puts its focus on
the development of financing of used vehicles, given
the relatively higher margin than new car financing.
Throughout 2014, used car financing reaches 88% or
slightly higher than in 2013, with the achievement of 87%.
PORTFOLIO PEMBIAYAAN KONSUMEN
2014
2013
CONSUMER FINANCING PORTFOLIO
Kendaraan Baru
11.8%
13.5%
New Car
88.2%
86.5%
Used Car
100.0%
100.0%
Kendaraan Bekas
Total
52
Total
ANALISA KINERJA KEUANGAN
ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE
Penyajian Laporan Keuangan Secara Umum
The Presentation of Financial Statements in General
Laporan keuangan untuk tahun berakhir 31 Desember
2014 dan 2013 disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) danPeraturan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) No. 29/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggara Usaha Perusahaan Pembiayaan.
The financial statements as of 31 December 2014 and 2013
are prepared and presented in accordance with Indonesia
Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian
Institute of Accountants and Regulation of OJK No. 29/
POJK.05/2014 on Finance Companies Business.
Analisis laporan keuangan di bawah ini dijabarkan
berdasarkan laporan keuangan Perseroan pada tanggal
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013. Laporan keuangan Perseroan pada
tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 telah diaudit oleh KAP
Purwantono, Suherman & Surja (anggota of Ernst &
Young Global Limited), akuntan publik independen,
berdasarkan standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian dalam laporannya masingmasing tertanggal 9 Maret 2015 dan 10 Maret 2014.
Analysis of the financial statements below is elaborated
based on the Company’s financial statements for the
year ended 31 December 2014 and 2013. The financial
statements of the Company as of and for the year ended
31 December 2014 and 2013 were audited by the Public
Accounting Firm Purwantono, Suherman & Surja
(a member firm of Ernst & Young Global Limited), an
independent public accountant, in accordance to the
auditing standard issued by Indonesian Institute of Certified
Public Accountants (IAPI), with an unqualified opinion
in its report dated 9 March 2015 and 10 March 2014.
I. ANALISA POSISI KEUANGAN
I. ANALYSIS OF FINANCIAL POSITION
ASET
Pada akhir tahun 2014, Perseroan mencatatkan total
aset sebesar Rp. 3,59 trilyun terkoreksi sebesar 4.9%
dibandingkan tahun sebelumnya ( 2013 : Rp. 3,77 trilyun).
Penurunan aset disebabkan adanya penurunan pada
investasi sewa guna usaha dan piutang pembiayaan
konsumen seiring dengan penurunan penyaluran
pembiayaan baru. Dari total aset yang ada, sebagian besar
portfolio didominasi oleh pembiayaan sewa guna usaha
yang menyumbang 78 % dan piutang pembiayaan
konsumen sebesar 16%. Aktiva tetap Perseroan naik dari
Rp. 44,1 milyar di tahun 2013 menjadi Rp. 54,2 milyar di
tahun 2014 karena adanya pembelian 3 (tiga) unit ruko di
cabang Bekasi, Pontianak dan Kemayoran yang digunakan
sebagai kantor cabang Perseroan, guna menghemat biaya
sewa ruang kantor yang terus meningkat setiap tahunnya.
ASSETS
At the end of 2014, the Company recorded total assets
amounting to Rp. 3.59 trillion, a correction of 4.9% compared
to the previous year (2013: Rp. 3.77 trillion). The decline of
assets was a result of the decrease in investment finance
leases and consumer financing receivables which are in
line with the lower new financing in 2014. Total assets were
largely dominated by finance leases and net consumer
financing receivables, which accounted for 78% and 16% of
total assets, respectively. The fixed assets of the Company
increased from Rp. 44.1 billion in 2013 to Rp. 54.2 billion
in 2014 due to the purchase of three 3 (three) offices for
Bekasi, Pontianak and Kemayoran to be used for branch
offices in order to reduce office space rental cost that
increases every year.
Rincian dan komposisi aset Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah, sebagai berikut :
The Company’s assets details and composition as of
31 December 2014 and 2013 are as follow :
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
2014
KETERANGAN
2013
%
Amount
%
Amount
DESCRIPTION 121,972
3.4%
86,576
2.3%
Cash and cash equivalents
268
0.0%
177
0.0%
Marketable securities
Investasi sewa pembiayaan-neto
2,785,063
77.6%
2,994,235
79.4%
Net investment in finance leases-net
Piutang pembiayaan konsumenneto
562,197
15.7%
589,365
15.6%
Consumer financing receivablesnet
-
0.0%
1,722
0.0%
Factoring receivables
Piutang lain-lain
28,844
0.8%
21,176
0.6%
Other receivables
Aset derivatif
21,125
0.6%
20,838
0.6%
Derivative asset
8,420
0.2%
7,935
0.2%
Prepaid expenses
347
0.0%
0
0.0%
Operating lease asset
54,186
1.5%
44,108
1.2%
Fixed asset
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Tagihan anjak piutang
Biaya dibayar dimuka
Aset sewa operasi
Aset tetap
Aset tak berwujud
Aset pajak tangguhan
Total Aset
Buana Finance
581
0.0%
469
0.0%
Intangible asset
3,852
0.1%
3,870
0.1%
Deferred tax assets
3,586,854
100.0%
3,770,471
100.0%
Total Assets
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
53
Berdasarkan profil jatuh tempo aset, komposisi aset lancar
( jatuh tempo kurang dari 1 tahun) turun tipis dari
Rp. 2,13 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 2,02 trilyun
di tahun 2014. Demikian juga untuk aset jatuh tempo
1-3 tahun turun menjadi Rp. 1,36 trilyun di tahun 2014
dari Rp. 1,52 trilyun di tahun 2013. Di sisi lain aset jatuh
tempo diatas 3 tahun meningkat menjadi Rp. 136,5
milyar dari Rp. 71,8 milyar di tahun 2014 yang disebabkan
adanya pembiayaan kredit pemilikan perumahan dengan
rata rata tenor pinjaman di atas 3 tahun.
Based on the asset maturity profile, the composition
of current asset (maturity of less than 1 year) slightly
decreased from Rp. 2.13 trillion in 2013 to Rp. 2.02 trillion
in 2014. Likewise, for asset maturity 1-3 year also fell to
Rp. 1.36 trillion in 2014 from Rp. 1.52 trillion in 2013. On the
other hand, asset maturity of more than 3 years increased
to Rp. 136.5 billion from Rp. 71.8 billion in 2013 due to the
mortgage financing with average tenors above 3 years.
Struktur jatuh tempo aset Perseroan tahun 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut :
Asset maturity structure of the Company in 2014 and
2013 were as follows :
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
KETERANGAN
2014
2013
REMARKS
Aset Non Keuangan
66,584
55,584
Non Financial Assets
Aset Jatuh Tempo 1 tahun
2,019,904
2,127,422
Asset Maturity of up to in 1 year
Aset Jatuh Tempo 1-3 tahun
1,363,880
1,515,708
Asset Maturity of 1-3 year
Aset Jatuh Tempo diatas 3 tahun
Total Aset
136,486
71,757
3,586,854
3,770,471
Asset Maturity of more than 3 year
Total Assets
KEWAJIBAN
LIABILITIES
Total kewajiban Perseroan pada akhir tahun 2014 turun
sebesar 6,9% atau sebesar Rp. 2,48 trilyun dari
Rp. 2,67 trilyun di tahun 2013. Penurunan ini disebabkan
hutang bank yang turun menjadi Rp. 2,39 trilyun di tahun
2014 dari Rp. 2,59 trilyun di tahun 2013 sebagai dampak
penurunan penyaluran pembiayaan baru dan adanya
pelunasan MTN I pada bulan November 2014 sebesar
Rp. 150 milyar.
96% dari total kewajiban
Perseroan merupakan total utang kepada lembaga
keuangan dan bank.
Total liabilities of the Company at the end of 2014 decreased
by 6.9% or amounted to Rp. 2.48 trillion from Rp. 2.67 trillion
in 2013. The decrease was due to the drop in bank loans to
Rp. 2.39 trillion in 2014 from Rp. 2.59 trillion in 2013 as result
of lower new financing and payment of MTN I in November
2014 in amount of Rp.150 billion. 96% of the total Company
liabilities represented loans to financial institutions
and banks.
Rincian dan komposisi kewajiban Perseroan pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013, sebagai berikut :
The details and composition of the Company’s liabilities
as of December 31, 2014 and 2013 were as follows :
(in million Rupiah)
(dalam juta Rupiah )
2014
Keterangan
Utang kepada lembaga keuangan
dan bank
%
Amount
2,388,090
96.2%
2,437,158
%
Description
91.4%
Loans from financial insitutions
and bank
0
0.0%
149,401
5.6%
Medium term notes
11,177
0.5%
9,732
0.4%
Taxes payable
Utang dividen
233
0.0%
181
0.0%
Dividends payable
Utang lain-lain
30,546
1.2%
31,182
1.2%
Other payable
Medium term notes
Utang pajak
Uang muka lain-lain
Beban akrual
Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek
Liabilitas imbalan pasca kerja
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Total Kewajiban
54
Amount
2013
2,804
0.1%
3,374
0.1%
Other advances
16,313
0.7%
14,231
0.5%
Accured expenses
6,208
0.3%
6,673
0.3%
Short term employee benefits
liabilites
17,795
0.7%
15,075
0.6%
Post-Employment benefits
liabilites
9,096
0.4%
246
0.0%
Currency and interest rate
swap contracts
2,482,261
100.0%
2,667,254
100.0%
Total Liabilities
Berdasarkan profil jatuh tempo kewajiban di tahun 2014,
tercatat kewajiban jatuh tempo dibawah 1 tahun sebesar
Rp 1,46 trilyun, dimana sebesar Rp. 50 milyar merupakan
pinjaman pasar uang jangka pendek dengan tenor kurang
dari 1 bulan. Mayoritas hutang bank Perseroan merupakan
hutang berjangka panjang sampai dengan 3 tahun
dengan pembayaran angsuran bulanan atau triwulanan.
Based on the liabilities maturity profile, liabilities
maturity under 1 year in amount of Rp 1.46 trillion, of
which Rp. 50 billion was a short-term money market loan
with tenor less than 1 month. Majority of the Company‘s
bank loans were long-term loans with tenor of more than
3 years with monthly or quarterly installment payments.
Struktur jatuh tempo kewajiban Perseroan tahun 2014
dan 2013 adalah sebagai berikut :
Liability maturity structure of the Company in 2014
and 2013 were as follows:
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
KETERANGAN
2014
2013
REMARKS
Kewajiban Non Keuangan
54,785
48,961
Non Financial Liabilities
Kewajiban Jatuh Tempo dalam 1 tahun
Kewajiban Jatuh Tempo 1-3 tahun
Kewajiban Jatuh Tempo diatas 3 tahun
Total Kewajiban
1,458,478
1,557,202
Liabilities Maturity of up to 1 year
968,998
1,061,091
Liabilities Maturity of 1-3 year
0
0
2,482,261
2,667,254
Liabilities Maturity more than 3 year
Total Liabilities
EKUITAS
EQUITY
Ekuitas Perseroan relatif stabil di tahun 2013 dan 2014
yaitu sebesar Rp. 1,10 trilyun dikarenakan dari total laba
bersih tahun 2014 sebesar Rp. 110,8 milyar, Perseroan
membagikan dividen ke pemegang saham sebesar
Rp. 98,7 milyar.
The Company‘s equity is relatively stable in 2013 and
2014 at Rp. 1.10 trillion which from net profit in 2014
amounted Rp. 110.8 billion, the Company distributed
the dividends to the shareholders at Rp. 98.7 billion.
Penjelasan lebih rinci atas modal ditempatkan
dan disetor penuh beserta komposisi pemegang
saham dan perubahannya dapat dilihat pada bagian
Ikhtisar Saham dalam laporan tahunan ini.
More detailed information on the issued and fully paid in
capital with the composition of shareholders and
changes can be seen in the Stock Highlights section in this
annual report.
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
KETERANGAN
2014
2013
REMARKS
Modal ditempatkan dan disetor penuh
411,449
411,449
Issued and fully paid in capital
457
457
Saldo laba telah ditentukan
penggunaannya
14,000
13,000
Appropriated for general reserve
Saldo laba belum ditentukan
penggunaannya
689,467
678,343
Unappropriated retained earnings
Tambahan modal disetor
Pendapatan komprehensif lain
Total Ekuitas
(10,780)
(32)
1,104,593
1,103,217
Additional paid in capital
Other comprehensive income
Total Equity
DIVIDEN
DIVIDENDS
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahun 2014 yang
diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2014, pemegang
saham menyetujui untuk membagikan dividen tunai
sebesar Rp.60 per saham atau sebesar Rp. 98,7 milyar,
Perseroan telah melakukan pembayaran dividen tunai
tersebut kepada pemegang saham pada tanggal 2 Juli 2014
sementara sisa dividen yang belum diambil oleh pemegang
saham warkat disajikan sebagai utang dividen. Jumlah
utang dividen yang belum diambil di tahun 2014
adalah sebesar Rp. 232,6 juta.
In the General Meeting of Shareholders 2014 on 21 May
2014, shareholders agreed to distribute cash dividends
amounting to Rp. 60 per share or a total of Rp. 98.7 billion,
the Company has made its cash dividend payment to
shareholders on 2 July 2014, while the remaining dividend
that has not been claimed by the shareholders were
presented as dividend payable. The dividends that have
not been claimed in 2014 amounted to Rp. 232.6 million.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
55
II. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
II. STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
PENDAPATAN
REVENUES
Total pendapatan usaha Perseroan tahun 2014 mencapai
sebesar Rp. 601,3 milyar, terkoreksi 4,2% dari tahun 2013
sebesar Rp. 627,4 milyar. Pendapatan usaha Perseroan
terutama berasal dari pendapatan pembiayaan yang terdiri
dari pembiayaan sewa guna usaha, pendapatan pembiayaan
konsumen dan pendapatan lain-lain. Dari total pendapatan,
sebesar 93% merupakan pendapatan bunga atas piutang
yang dikelola di tahun 2014 dan 2013, yang masing-masing
mencapai nilai sebesar Rp. 3,43 trilyun dan Rp. 3,68 trilyun.
Perincian pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Company‘s total operating revenues in 2014 amounted
to Rp. 601.3 billion, fell 4.2% in 2013 amounted to
Rp. 627.4 billion. The Company‘s operating income is mainly
derived from financing income, namely leasing, consumer
financing and other income. Of total revenue, 93% was
derived from interest revenue for the managed receivables
during 2014 and 2013, each amounted of Rp. 3.43 trillion and
Rp. 3.68 trillion. Breakdown of revenue can be
showed in the following :
(dalam juta Rupiah)
56
(in million Rupiah)
Keterangan
2014
2013
%
Total pendapatan
601,296
627,364
-4.2%
Total revenue
Total beban
452,871
446,200
1.5%
Total expenses
Description
Laba sebelum beban pajak
148,425
181,164
-18.1%
Profit before tax expense
Beban pajak
(37,570)
(45,492)
-17.4%
Tax expenses
Laba tahun berjalan
110,855
135,673
-18.3%
Profit for the year
Pendapatan komprehensif lain
(10,748)
2,181
-592.9%
Other comprehensive
income
Total laba komprehensif
tahun berjalan
100,107
137,853
-27.4%
Total comprehensive
income for the year
Pendapatan Sewa Pembiayaan
Finance Lease income
Pendapatan sewa pembiayaan menyumbang sebesar
78% dari total pendapatan Perseroan. Di tahun 2014,
pendapatan ini mengalami penurunan menjadi sebesar
Rp. 469,3 milyar dari Rp. 482,1 milyar di tahun 2013
atau terkoreksi 2,7% seiring dengan adanya penurunan
penyaluran sewa pembiayaan di tahun 2014 dari
Rp. 2,14 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 1,79 trilyun
di 2014 serta penurunan imbal hasil rata-rata portfolio
pembiayaan dari 16,19% di tahun 2013 menjadi 15,7% di
tahun 2014.
Finance lease income accounted for 78% of the Company’s
total revenue. In 2014, revenue decreased to Rp. 469.3 billion
from Rp. 482.1 billion in 2013 or corrected by 2.7% in line
with the decrease in lease financing in 2014 from Rp. 2.14
trillion in 2013 to Rp. 1.79 trillion in 2014 and decreased on
average yield in financing portfolio from 16.19% in 2013 to
15.7% in 2014.
Pendapatan Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing Income
Pendapatan pembiayaan konsumen memberikan
kontribusi sebesar 15% dari total pendapatan Perseroan.
Di tahun 2014, pendapatan pembiayaan konsumen
mengalami penurunan menjadi Rp. 92,1 milyar dari tahun
sebelumnya sebesar Rp. 105 milyar yang disebabkan
juga oleh adanya penurunan penyaluran pembiayaan
konsumen dari 458 miliar di tahun 2013 menjadi
Rp. 437 miliar di tahun 2014. Selain itu, imbal hasil
rata-rata pembiayaan juga mengalami penurunan
yang disebabkan karena Perseroan pada tahun 2014
secara aktif menyalurkan pembiayaan rumah yang secara
umum memiliki tingkat suku bunga yang lebih rendah
dibandingkan pembiayaan mobil.
Consumer financing income contributed 15% of the
Company’s total revenue. In year 2014, consumer
financing income decreased to Rp. 92.1 billion from the
previous year of Rp. 105 billion, which was also caused
also by the decrease in new financing consumer from
458 billion in 2013 to Rp. 437 billion in 2014. Besides,
average financing yield also depressed since the Company
actively finances housing loans throughout 2014 which
generally has lower interest rate compared to car
financing.
Pendapatan lain-lain
Other income
Pendapatan lain-lain berasal dari pendapatan bunga dari
penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga atas
keterlambatan pembayaran angsuran oleh konsumen,
pendapatan administrasi, penerimaan kembali piutang
yang telah dihapusbukukan dan keuntungan atau kerugian
atas penjualan aset baik aset tetap maupun aset sewa
operasi. Pendapatan lain-lain tahun 2014 relatif
stabil sebesar Rp. 40 milyar dari tahun 2013 sebesar
Rp. 39,8 milyar.
Other income was primarily derived from interest income
from time deposits, currenct accounts and penalties applied
for late payment of installment by the consumer,
administration income, recoveries on receivables previously
written off and gain or loss on sale of fixed assets and the
assets of both operating lease assets. Other income in
2014 was relatively stable at Rp. 40 billion from 2013 to
Rp. 39.8 billion.
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
Keterangan
2014
2013
%
Pendapatan sewa guna usaha
469,269
482,081
-2.7%
Finance lease income
92,056
105,049
-12.4%
Consumer Finance income
-
406
-100.0%
Factoring income
Pendapatan pembiayaan konsumen
Pendapatan anjak piutang
Description
Pendapatan lain lain
39,971
39,828
0.4%
Others income
Total Pendapatan
601,296
627,364
-4.2%
Total Revenues
BEBAN
EXPENSES
Total beban Perseroan tahun 2014 sebesar Rp. 452,9
milyar, naik 1,5% dari tahun 2013 Rp. 446,2 milyar.
Portfolio beban terbesar berupa beban keuangan dengan
porsi sebesar 59,4%, yang merupakan biaya pembayaran
bunga pinjaman kepada kreditur. Beban lainnya berasal
dari beban umum dan administrasi dengan porsi sebesar
27,1%, diantaranya merupakan biaya gaji dan tunjangan
karyawan. Selain itu total beban Perseroan terdiri dari
beban kerugian nilai, beban pemasaran, rugi selisih kurs
dan beban sewa operasi. Rincian beban Perseroan untuk
tahun 2013-2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
The total expense of the Company in 2014 amounted
to Rp. 452.9 billion, slightly increased by 1.5% from
2013 of Rp. 446.2 billion. The Company’s biggest
expenses was mainly derived from the financing cost
with the portion of 59.4% which is consist of interest loan
expense to creditors. The other expense was consist
from general and administrative expenses which
contribute 27.1%, most of them were salaries and benefits
for employees. Besides, the Company total expense was
consist of provision for impairment losses, marketing
expenses, foreign exchanges loss,and operating lease
expenses. The detail of Company expenses, for the
years 2013-2014 can be seen in the following table:
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
Keterangan
2014
2013
%
Description
Beban keuangan
268,845
269,343
-0.18%
Financing costs
Beban administrasi dan umum
122,855
108,243
13.50%
General and administrative
expenses
Beban kerugian penurunan nilai
58,759
64,654
-9.12%
Provision for impairment
losses
Beban lain-lain
2,412
3,960
-39.10%
Other expenses
Total Beban
452,871
446,200
1.50%
Total Expenses
Beban Keuangan
Financing Cost
Terdiri dari beban bunga dan provisi dari pinjaman bank,
medium term notes yang diterbitkan serta pembayaran
premi swap. Beban keuangan pada tahun 2014 tercatat
sebesar Rp. 268,8 milyar, turun tipis dari tahun 2013
sebesar Rp. 269,3 milyar. Pembayaran bunga pinjaman
bank turun tipis dari Rp. 258 miliar (tahun 2013) menjadi
Rp. 251 miliar (tahun 2014) terkait dengan penurunan
kewajiban Perseroan kepada bank. Di sisi lain, rata-rata
bunga pinjaman bank yang diterima sedikit beringsut
naik dari 10,42% menjadi 10,86% terutama terkait
dengan adanya pinjaman baru yang telah disesuaikan
bunganya mengikuti kenaikan BI Rate sebesar 200 bps
pada tahun sebelumnya.
Consists of interest expense and provision of bank loans,
medium term notes issuance and swap premium
payment. Financing cost in 2014 amounted to
Rp. 268.8 billion, drop slightly from Rp. 269.3 billion
in 2013. Loan interest payment decline from Rp. 258 billion
(year 2013) to Rp. 251 billion (year 2014) in relation to the
decrease of the Company’s liability to bank. On the
other hand, average bank loans’ interest rate rose
slightly from 10.42% to 10.86%, mainly related to
interest rates charged for new loans which have been
adjusted following the increase in BI Rate by 200 bps
in the previous year.
Beban umum dan administrasi
General and administrative expenses
Beban umum terdiri dari gaji dan tunjangan, sewa,
penyusutan dan amortisasi dan biaya-biaya yang secara
tidak langsung terkait dengan aktivitas operasi Perseroan.
Pada tahun 2014 beban umum dan administrasi adalah
Rp. 122,9 milyar meningkat sebesar Rp. 14,7 milyar
atau sebesar 13,5% dari tahun 2013. Gaji dan tunjangan
masih menjadi komponen terbesar dari beban umum dan
administrasi yang mencapai sebesar Rp. 85,4 milyar atau
naik 14% dari Rp. 74,9 milyar di tahun 2013, seiring dengan
General expenses consist of salaries and benefits, rent,
depreciation and amortization and costs that are not
directly related to the operating activities of the Company.
In 2014, general and administrative expenses amounted to
Rp. 122.9 billion, an increase of Rp. 14.7 billion or 13.5%
those in 2013. Salaries and benefits are still the biggest
component of general and administrative expenses which
reached Rp. 85.4 billion or rose by 14% from Rp. 74.9 billion
in 2013, following the increase in the number of
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
57
58
penambahan jumlah karyawan Perseroan dari 552 orang
di tahun 2013 menjadi 592 orang di tahun 2014 serta
penyesuaian gaji dengan tingkat inflasi. Sebagai
konsekuensi dari berlakunya Peraturan OJK No. 03/
POJK.02/2014 tanggal 1 April 2014, Perseroan juga
telah memulai kewajiban pembayaran iuran kepada
OJK sebesar 0,03% dari total aset Perseroan atau
sejumlah Rp. 999,8 juta pada tahun 2014.
employees of the Company from 552 employees in
2013 to 592 employees in the year 2014 as well as
salary adjustments due to inflation. As a consequence
of OJK Regulation No. 03/POJK.02/2014 dated 1 April
2014, the Company has fulfilled its liability to pay
OJK mandatory fee of 0.03% from total assets of the
Company or equivalent to Rp. 999.8 million in 2014.
Beban kerugian penurunan nilai
Provision for impairment losses
Pada tahun 2014, beban kerugian penurunan nilai
berkurang dari Rp. 64,7 milyar di tahun 2013 menjadi
Rp. 58,8 milyar. Beban kerugian penurunan nilai piutang
sewa guna usaha naik dari Rp. 48,3 milyar (2013)
menjadi Rp. 51,2 milyar (2014), sedangkan beban
kerugian penurunan nilai pembiayaan konsumen turun
dari Rp.16,4 milyar (2013) menjadi Rp. 7,6 milyar (2014).
Berkaitan dengan penambahan biaya pencadangan ini,
rasio total cadangan penurunan nilai terhadap total
piutang pembiayaan Perseroan di tahun 2014 tercatat
sebesar 2,35%, dibandingkan dengan 2,5% di tahun 2013.
Perhitungan atas biaya pencadangan telah dilakukan
dengan menggunakan metode migrasi yang konsisten
dengan prinsip-prinsip PSAK No. 55 tahun 2011.
In 2014, provision for impairment losses decreased from
Rp. 64.7 billion in 2013 to Rp. 58.8 billion. Provision for
impairment losses for financing lease receivables
increased from Rp. 48.3 billion (year 2013) to Rp. 51.2 billion
(year 2014), while the provision for consumer financing
receivables dropped from Rp. 16.4 billion (2013) to
Rp. 7.6 billion (2014). In relation with the increase in
impairment losses provision, the ratio of the allowance
for impairment losses to the Company‘s total receivables
in 2014 was recorded at 2.35%, compared to 2.5% in
2013. The formula of the allowance has been performed
using the migration method that is consistent
with principles of SFAS No. 55 in 2011.
Beban lain-lain
Other expenses
Beban lain-lain Perseroan terdiri dari beban pemasaran,
rugi selisih kurs akibat fluktuasi selisih kurs dan beban
sewa operasi. Pada tahun 2014, beban lain-lain adalah
Rp. 2,4 milyar atau turun sebesar 39.1% dari tahun
2013 sebesar Rp. 3,9 milyar terutama disebabkan
penurunan beban pemasaran dari Rp. 2,9 milyar di tahun
2013 menjadi Rp. 1,5 milyar di tahun 2014.
Other expenses of the Company consists of marketing
expenses, foreign exchange losses due to foreign exchange
fluctuations and operating leases expenses. In 2014,
other expenses amounted to Rp. 2.4 billion or declined by
39.1% in 2013 to Rp. 3.9 billion mainly due the decrease in
marketing expenses from Rp. 2.9 billion in 2013 to
Rp. 1.5 billion in 2014.
Profitabilitas
Profitability
Marjin bunga bersih Perseroan di tahun 2014 mengalami
sedikit penurunan menjadi 4,84% dibandingkan dengan
5,77% di tahun 2013 yang disebabkan oleh adanya
penurunan pada imbal hasil rata-rata portfolio
pembiayaan sebesar 0,49% dan peningkatan biaya
pendanaan rata-rata sebesar 0,44%. Selain disebabkan
karena kompetisi yang lebih ketat, penurunan imbal
hasil rata-rata juga disebabkan karena penyaluran
pembiayaan dalam mata uang USD serta diversifikasi
usaha Perseroan ke pembiayaan kepemilikan rumah yang
relatif lebih kompetitif. Peningkatan beban pendanaan
rata-rata Perseroan didorong oleh penambahan pinjaman
baru yang menggunakan tingkat suku bunga yang
secara umum mengikuti kenaikan tingkat suku bunga
acuan BI Rate pada tahun sebelumnya dan kondisi
likuiditas perbankan yang relatif lebih ketat di tahun
2013. Kendati demikian, kenaikan beban pendanaan
rata-rata Perseroan secara relatif masih dapat dimitigasi,
mengingat mayoritas pinjaman Perseroan di tahun 2014
(sebesar 88%) adalah merupakan pinjaman dengan
suku bunga tetap.
The Company‘s net interest margin in 2014 amounted
to 4.84%, fall from 5.77% in 2013 which was caused by
the decline in the average yield in financing portfolio by
0.49% and the increase in average funding costs by 0.44%.
Apart from tighter competition, the decrease in average
financing yield was also due to USD financing as well as the
diversification of the Company to housing loans which are
relatively more competitive. The increase in the average
financing cost of the Company are driven by the addition
of new loans with interest rates which generally follow
the increase in BI Rate in the previous year and tighter
bank liquidity condition in 2013. However, the increase in
average funding cost of the Company could still be mitigated
relatively since most of the Company’s loan in 2014 (88%)
were fixed rate loans.
Tolak Ukur Profitabilitas
2014
2013
Profitability Measures
Imbal hasil rata rata portfolio
pembiayaan
15.70%
16.19%
Average yield in financing portfolio
Beban pendanaan rata-rata setelah
penyesuaian
10.86%
10.42%
Average adjusted financing cost
Marjin bunga bersih
4.84%
5.77%
Net interest margin
Laba Tahun Berjalan
Net Profit
Laba tahun berjalan Perseroan
pada tahun 2014
terkoreksi sebesar Rp. 24,8 milyar atau sebesar 18,3%
menjadi Rp. 110,9 milyar (2013: Rp. 135,7 milyar). Secara
umum penurunan ini disebabkan menurunnya total
pendapatan dan naiknya beban Perseroan, sehingga beban
pajak penghasilan pada tahun 2014 turun sebesar
17,4% menjadi Rp. 37,6 milyar (2013: Rp. 45,5 milyar).
Company‘s profit for the year 2014 declined by Rp. 24.8 billion
or 18.3% to Rp. 110.9 billion (2013: Rp. 135.7 billion).
Generally, the decrease was due to lower total revenue
and increased cost of the Company, hence the
income tax expense in 2014 decreased by 17.4% to
Rp. 37.6 billion (2013: Rp. 45.5 billion).
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
Keterangan
2014
2013
%
Description
Laba sebelum pajak
148,425
181,164
-18.1%
Profit before tax
Laba setelah pajak
110,855
135,673
-18.3%
Profit after tax
Pendapatan komprehensif lain
(10,748)
2,181
-592.9%
Other comprehensive income
Laba komprehensif
100,107
137,853
-27.4%
Comprehensive income
Pendapatan Komprehensif Lain dan Total Laba
Komprehensif Tahun Berjalan
Other comprehensive income and total comprehensive
income for the year
Perseroan memiliki instrumen derivatif yang digunakan
untuk transaksi lindung nilai terhadap eksposur risiko
suku bunga dan mata uang, yang mana kedua risiko
tersebut timbul karena Perseroan memiliki transaksi
pinjaman luar negeri yang menggunakan suku bunga
mengambang dan dalam mata uang asing. Instrumen
derivatif untuk tujuan manajemen risiko ini diukur
pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan
Perseroan dimana nilai wajar negatif menunjukkan
posisi derivatif yang tercatat sebagai kewajiban
Perseroan. Bagian efektif dari perubahan nilai wajar
instrumen derivatif-lindung nilai arus kas disajikan sebagai
pendapatan komprehensif lain-lain pada bagian ekuitas.
The Company has derivative instruments that are utilized
to hedge exposure to interest rate and currency risks,
in which both risks arise as the Company has offshore
loan transactions with floating interest rate and in foreign
currency. Derivative instruments obtained for risk
management purposes are measured at fair value in the
financial statement of the Company which the fair value
negative indicates derivative positions recorded as the
Company’s liabilities. The effective portion of changes in
fair value of derivative instruments-cash flow hedges are
presented in other comprehensive income in the equity
section.
Pada akhir tahun 2014 tercatat kerugian komprehensif
lain-lain sebesar Rp. 10,7 milyar, dibandingkan dengan
laba komprehensif lain sebesar Rp. 2,2 milyar pada tahun
2013 yang mencerminkan adanya peningkatan kewajiban
derivatif Perseroan terkait dengan transaksi lindung
nilai atas pinjaman baru berdenominasi valuta USD dari
Standard Chartered Bank sebesar USD 35 juta. Sejalan
dengan hal ini, laba komprehensif Perseroan di tahun
2014 mencapai Rp. 100,1 milyar atau terkoreksi
sebesar 27,38%
dibandingkan dengan tahun 2013
yang mencapai sebesar Rp. 137,9 milyar.
At the end of 2014, the Company recorded other
comprehensive loss of Rp. 10.7 billion, compared to other
comprehensive income of Rp. 2.2 billion in 2013 which
indicated an increase in the Company‘s derivative liabilities
related to hedging transactions on USD-denominated new
loans from Standard Chartered Bank in amount of USD
35 million. Hence, the Company‘s comprehensive income
for 2014 reached Rp. 100.1 billion or declined by 27.38%
compared to the year 2013 in amount of Rp. 137.9 billion.
III. ARUS KAS
III. CASH FLOWS
Pada tanggal 31 Desember 2014, kas dan setara
kas tercatat sebesar Rp. 122 milyar, naik sebesar
41% atau Rp. 35 milyar dibandingkan dengan posisi
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 87 milyar. Hal ini
sejalan dengan penerimaan kas neto dari aktivitas operasi
yang melampaui arus kas neto untuk aktivitas investasi
dan pendanaan.
As of 31 December 2014, cash and cash equivalents was
recorded at Rp. 122 billion, an increase of 41% or Rp. 35 billion
compared to Rp. 87 billion as of 31 Desember 2013. The hike
was inline with the net cash provided by operating activities
exceeded net cash used in investing and financing activities.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
59
(dalam juta Rupiah)
Keterangan
2014
2013
Description
Kas dan setara kas pada awal tahun
86,576
49,261
Cash and cash equivalents at the
beginning of year
Kas neto untuk aktivitas operasi
365,111
(69,140)
Net cash used in operating activities
Kas neto untuk aktivitas investasi
(15,726)
(9,341)
Net cash used in investing activities
Kas neto dari aktivitas pendanaan
(311,082)
111,550
Net cash from financing activities
35,395
37,315
Increase (decrease) in net cash and
cash equivalents
121,972
86,576
Kenaikan (penurunan) neto kas dan
setara kas
Kas dan setara kas pada akhir tahun
60
(in million Rupiah)
Cash and cash equivalents
at end of year
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Cash Flows from Operating Activities
Arus kas dari aktivitas operasi menggambarkan
pergerakan kas untuk membiayai kegiatan-kegaiatan
Perseroan. Pada tahun 2014, kas neto diperoleh dari
aktivitas operasi adalah sebesar Rp. 365 milyar. Hal ini
disebabkan oleh penerimaan angsuran dari konsumen
lebih besar dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan
baru. Penerimaan dari konsumen di tahun 2014 tercatat
Rp. 3,01 trilyun, sementara pembayaran untuk pembiayaan
baru tercatat sebesar Rp. 2,23 trilyun di tahun 2014. Di
sisi lain, pembayaran untuk beban usaha mengalami
peningkatan sebesar Rp. 19 milyar dibandingkan dengan
tahun 2013 dari Rp.107 milyar menjadi Rp.126 milyar
di tahun 2014.
Cash flow from operating activities describes the
movement of cash to fund the Company’s business
activities. In 2014, the balance of net cash provided by
operating activities amounted to Rp. 365 billion.
This was due to higher increase in the receipt
of installments and accelerated repayment from
customers compared to the disbursement for new
financing. Receipts from customers in 2014 increased to
Rp. 3.01 trillion while payments for new booking
were recorded at Rp. 2.23 trillion in 2014. On the
other hand, payments for operating expenses increased by
Rp. 19 billion compared to 2013 from Rp. 107 billion to
Rp. 126 billion in 2014.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Cash Flows from Investing Activities
Pada tahun 2014, kas neto digunakan untuk aktivitas
investasi adalah sebesar Rp. 15,7 milyar, meningkat 68%
dari tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan terjadi
karena adanya pembelian aset tetap dari Rp 11,5 milyar
di tahun 2013 menjadi 16,2 milyar atau naik sebesar 41%.
Peningkatan ini sejalan dengan adanya pembelian tiga
unit ruko yang digunakan untuk kantor cabang Perseroan.
In 2014, net cash used in investing activities amounted to
Rp. 15.7 billion, an increase of 68% from the previous year.
The significant increase was caused by purchase of fixed
assets from Rp 11.5 billion in 2013 to 16.2 billion or an
increase of 41%. This increase was in line with the purchase
of three office units which are used as the Company’s
branch offices.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Cash Flows from Financing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan merupakan gambaran
dari pergerakan kas yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman
dan pembayaran bunga kepada pihak perbankan/kreditur
serta pembayaran dividen. Pada tahun 2014, kas neto
yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar
Rp. 311,1 milyar. Pembayaran kembali hutang bank
turun dari Rp. 3,38 trilyun menjadi Rp.2,74 trilyun
dikarenakan penurunan utilisasi pinjaman jangka pendek
(money market loan). Selain untuk pembayaran hutang
bank, di tahun 2014 Perseroan melakukan pelunasan MTN
I sebesar Rp.150 milyar serta pembayaran dividen sebesar
Rp. 98,7 milyar.
Cash Flows from Financing Activities describe the
movement of cash received from loans and interest
payments to banks/creditors as well as dividend payments.
In 2014, net cash used in financing activities amounted to
Rp. 311.1 billion. Repayments of bank loans declined from
Rp. 3.38 trillion to Rp. 2.74 trillion due to lower
utilization of short-term loans (money market loan).
Other than repayments of bank loans, the Company
has also repaid MTN I amounted to Rp. 150 billion
as well as dividend payment of Rp. 98.7 billion.
LIKUIDITAS
LIQUIDITY
Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang mana
termasuk juga bagian dari pinjaman jangka panjang yang
akan jatuh tempo dalam 12 bulan. Likuiditas Perseroan
antara lain diukur berdasarkan perbandingan antara aset
lancar dengan kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan
aset lancar adalah aset yang dapat langsung digunakan atau
diterima Perseroan, diantaranya berupa kas atau setara
kas dan piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.
The level of liquidity reflects the Company’s ability to
meet its short-term liabilities; primarily loans received
by the Company to improve its performance in providing
financing. The Company’s liquidity is measured by the ratio
between current assets to current liabilites. The definition of
current assets in this calculation are asset which can be
used or obtained by the Company, such as those in the form
of cash and receivables which will mature within one year.
Kewajiban lancar sebagian besar merupakan pinjaman
jangka pendek Perseroan berupa Pinjaman Rekening
Koran (PRK) dan pinjaman pasar uang (money market)
serta posisi angsuran pinjaman berjangka Perseroan
yang wajib dibayar secara bulanan atau triwulanan
dalam jangka waktu 1 tahun.
Most of short-term liabilities are the Company’s liabilities
which will due in less than a year such as Overdraft and
Money Market Facility as well as the Company’s
loans due in monthly or quarterly basis installments
maturing in less than a year.
Perseroan mencatatkan rasio lancar tahun 2014 sebesar
1,38 kali, naik tipis dibandingkan tahun 2013 sebesar
1,37 kali dikarenakan adanya penurunan hutang lancar
dari Rp. 1,56 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 1,46 trilyun
di tahun 2014.
The Company recorded current ratio of 1.38 times for
the year 2014, a slight increase from 1.37 times in
the year 2013 due to the decline in current liabilities
from Rp. 1.56 trillion in 2013 to Rp. 1.46 trillion in 2014.
Rincian aset lancar dan kewajiban lancar Perseroan
pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
The details of the Company‘s current assets and liabilities
as of 2014 and 2013 are as follows :
(dalam juta Rupiah)
Total Aset Lancar :
(in million Rupiah)
2014
2013
2,019,904
2,127,422
Total Current Assets :
121,972
86,576
Cash and cash equivalents
1,599,341
1,669,514
Lease financing receivables
281,355
335,459
0
1,722
Factoring receivables
17,236
34,151
Other assets
1,458,478
1,557,202
1,428,188
1,525,468
Beban akrual
15,085
13,873
Accrued expenses
Hutang lain-lain
15,205
17,861
Other payables
561,426
570,220
1.38 x
1.37 x
Kas dan setara kas
Piutang sewa guna usaha
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Aset lain-lain
Total Kewajiban Lancar :
Hutang bank dan MTN
Total Aset – Kewajiban Lancar
Rasio Lancar
Consumer financing
receiables
Total Current Liabilities :
Bank loans and MTN
Total Current Asset – Liabilities
Current Ratio
Di sisi lain, Perseroan juga memiliki total plafon
fasilitas pinjaman yang masih dapat ditarik sebesar
Rp. 830 milyar dari beberapa kreditur perbankan,
yang merupakan bagian dari cadangan likuiditas
Perseroan yang patut turut diperhitungkan.
On the other hand, the Company also had total undrawn loan
facilities in amount of Rp. 830 billion from several banks,
which constitutes a part of the Company‘s liquidity reserves
which should also be taken into account.
Kualitas Aset
Asset Quality
Berlanjutnya kondisi makro ekonomi yang kurang
kondusif yang dipersulit dengan pengetatan kondisi
moneter telah berdampak pada meningkatnya tingkat
tunggakan angsuran Perseroan. Di tahun 2014, total
piutang bermasalah yang diukur dari rasio jumlah
tunggakan di atas 60 hari tercatat sebesar 2,99%, naik
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1,43%. Secara
umum, peningkatan rasio piutang bermasalah ini
didorong oleh penurunan kualitas portfolio pembiayaan
sewa guna usaha (3,36% di tahun 2014 dibandingkan
1,52% di tahun 2013), sebaliknya, kualitas portfolio
pembiayaan konsumen tercatat membaik (0,88%
di tahun 2014 dibandingkan 0,91% di tahun 2013).
Continued unfavorable macroeconomic conditions made
worse by tightening monetary conditions had resulted in
the increase of the Company’s installment delinquency
level. In 2014, total non-performing receivables are
measured from the ratio of the overdue over 60 days
which stood at 2.99%, a rise from 1.43% in 2013. In
general, the increase in the ratio of non-performing
receivables was driven by the decline in the quality of the
leasing portfolio (3.36% in 2014 compared to 1.52%
in 2013), on the contrary, the quality of the consumer
finance portfolio improved (0.88% in the year 2014
compared to 0.91% in 2013).
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
61
Berikut data tingkat kolektabilitas Perseroan untuk
angsuran yang telah jatuh tempo diatas 60 hari :
KOLEKTIBILITAS > 60 HARI
2014
The following data represents the Company collectibility
measured from installments of more than 60 days :
2013
COLLECTIBILITY > 60 DAYS
Angsuran jatuh tempo (juta Rupiah)
Installment due (in million Rupiah)
Sewa guna usaha
110,461
54,053
Leasing
5,041
5,491
Consumer Finance
Pembiayaan konsumen
Anjak Piutang
0
0
115,502
59,544
Sewa guna usaha
0.36 %
1.52 %
Leasing
Pembiayaan konsumen
0.88 %
0.91 %
Consumer Finance
0%
0%
2.99 %
1.43 %
Total kolektibilitas > 60 hari
Factoring
Total Collectibility > 60 days
Angsuran jatuh tempo (dalam persentase)
Installment due (in percentage)
Anjak Piutang
Total kolektibilitas > 60 hari
Factoring
Total Collectibility > 60 days
Perseroan secara ketat telah mewaspadai kondisi
penurunan kolektibilitas piutang yang terjadi, dan
melakukan tindak lanjut penanganannya dengan
memperkuat
sumber
daya
manusia
maupun
produktivitas bagian penagihan Perseroan serta
memperketat analisa risiko kredit dan seleksi pelanggan
atas pembiayaan baru. Total cadangan penurunan
nilai piutang pembiayaan yang telah dibentuk Perseroan
adalah sebesar Rp. 80,67 milyar. Rasio cadangan
ini terhadap total piutang pembiayaan Perseroan
adalah sebesar 2,35% atau setara dengan 85% dari
total piutang bermasalah Perseroan.
The Company has strictly monitored the decrease in
the quality of receivables collectibility, and performed
follow-up actions by strengthening human resources and the
productivity of remedial unit of the Company as well as
implementing a more prudent credit risk analysis and
selection of new customers for new financing. Total
allowance for impairment of receivables that have
been reserved by the Company is Rp. 80.67 billion. The
reserve ratio against total financing receivables of the
Company amounted to 2.35%, equivalent to 85% of
the total non-performing receivables of the Company.
PEMBAHASAN LAINNYA
OTHER DISCUSSION
Struktur Modal Perseroan dan Penggunaannya
The Company‘s Capital Structure and The Appropriation
Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa modal
dasar Perseroan adalah berjumlah Rp 1,2 trilyun
yang terdiri 4,8 milyar lembar saham dengan nominal
Rp 250 untuk setiap lembar saham. Dari modal dasar
tersebut, sebanyak 1,6 milyar lembar saham telah
ditempatkan oleh para pemegang saham, sehingga modal
ditempatkan Perseroan berjumlah Rp 411 milyar.
The Company’s Articles of Association stipulates that the
Company’s authorized capital is amounting to Rp 1.2 trillion
comprising of 4.8 billion shares with a nominal value of
Rp 250 for each share. The authorized capital, of 1.6 billion
shares have been fully paid by the shareholders;
hence, the Company’s issued and fully paid capital
amounted to Rp 411 billion.
Jumlah
Lembar
Saham
Jumlah Nilai
Nominal (Rp)
Persentase
%
Number of
Shares
Total Nominal
Value (Rp)
Percentage
%
4,800,000,000
1,200,000,000,000
Share Capital
Issued and Paid Up
Capital :
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh :
1,112,584,069
278,146,017,250
67.60
PT Sari Dasa Karsa
PT Asuransi Bina
Dana Arta Tbk
133,281,585
33,320,396,250
8.10
PT Asuransi Bina
Dana Arta Tbk
Masyarakat
399,930,400
99,982,600,000
24.30
Public
1,645,796,054
411,449,013,500
100.00
3,154,203,946
788,550,986,500
PT Sari Dasa Karsa
Jumlah Modal Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Jumlah Saham
dalam Portepel
Note : Nilai nominal Rp 250 per saham
62
Total Issued and
Paid Up Capital
Total Shares in Portfolio
Note : Nominal value Rp 250 per share
Sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan
tidak mengalami perubahan.
Until this Annual Report is published, the capital
structure and shareholders’ structure of the Company
have not changed.
Dalam pengelolaan permodalan, Perseroan mengacu
pada Peraturan OJK No. 28/POJK.05/2014 tertanggal
19 November 2014 tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan
OJK No. 29/POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014
tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan,
yang diantaranya mengatur ketentuan mengenai:
- Modal disetor minimum Rp100 milyar;
- Modal sendiri minimum sebesar 50% dari modal disetor;
- Jumlah pinjaman terhadap modal sendiri dan pinjaman
subordinasi dikurangi penyertaan maksimal 10 kali, baik
untuk pinjaman dalam maupun luar negeri.
In the capital management, the Company refers to
the Regulation of OJK No. 28/ POJK.05/2014 dated 19
November 2014 on Business License and Multifinance
Companies Institute and Regulation of OJK No. 29/
POJK.05/2014 dated 19 November 2014 on Finance
Companies Business, which regulate among others:
- Minimum paid-up capital of Rp100 billion;
- Minimum equity of 50% of the paid-up capital;
- Total debt to equity and subordinated loans less
investments up to 10 times, both for domestic and
off-shore loans.
Dalam hal ini, Perseroan telah memenuhi aturan-aturan
di atas, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
In this regard, the Company has met the regulations
above, as can be seen in the following table:
Permodalan
Perseroan
Company‘s Capital
POJK No. 28/
POJK.05/2014
& POJK No. 29/
POJK.05/2014
2014
2013
2012
Min. Rp 100
411
411
411
Modal Sendiri Terhadap
Modal Disetor
Min. 50%
268%
268%
247%
Equity to Paid Up Capital
Jumlah Pinjaman Terhadap
Modal Sendiri (Gearing Ratio)
Max. 10x
2.16x
2.34x
2.35x
Total of Loan to Equity
(Debt to Equity Ratio)
Keterangan
Modal Disetor (Rp Milyar)
Description
Paid Up Capital
(Rp Billions)
Penggunaan laba bersih tahun berjalan termasuk untuk
penentuan penyisihan untuk cadangan wajib, pembagian
dividen dan penggunaan lain diputuskan oleh pemegang
saham dalam RUPS bilamana Perseroan memiliki saldo
laba yang positif. Anggaran Dasar mengatur bahwa bagian
dari laba bersih yang disediakan untuk dana cadangan
wajib adalah minimal 20% dari modal yang ditempatkan.
The appropriation of net income for the current year
including the determination of the allowance for reserves,
distribution of dividends and other uses determined
by the shareholders at the GMS if the Company has
positive retained earnings. The Articles of Association
set that the portion of net income which must be
allocated for general reserve is minimum 20% of
paid-up capital.
Ikatan Material atas Investasi Barang Modal
Material Commitment on Capital Expenditure Investment
Perseroan memiliki investasi atas aktiva tetap dalam
upaya pengembangan usaha. Berikut rincian investasi
barang modal sepanjang tahun 2013-2014:
The Company invested in fixed assets as efforts in
developing its business. Capital expenditure investments
in 2013-2014 are as follows:
(dalam juta Rupiah)
(in million Rupiah)
Keterangan
2014
2013
Description
Aktiva Tetap
54,186
44,108
Fixed Asset
Di tahun 2014, sebagian besar investasi atas barang
modal Perseroan adalah dalam bentuk pembelian
bangunan kantor cabang dengan tujuan untuk
mengurangi biaya sewa kantor Perseroan.
In 2014, most of the Company’s capital expenditure is
in the form of purchase of buildings for office branches
with the aim to reduce the Company’s rental costs
Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah
tanggal Laporan Keuangan
Material Information and Fact that occurred after the
Financial Statement Date
Pada tanggal 24 Pebruari 2015, Perseroan menandatangani
perjanjian fasilitas kredit berjangka dan fasilitas pinjaman
aksep dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebesar
Rp 300 milyar dan dari PT Bank Capital Indonesia
Tbk sebesar Rp 90 milyar.
On 24 February 2015, the Company signed a term loan and
money market facility agreement with PT Bank Danamon
Indonesia Tbk in amount of Rp 300 billion and from
PT Bank Capital Indonesia Tbk in amount of Rp 90 billion.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
63
64
Prospek Usaha Tahun 2015
Business Prospect 2015
Prospek usaha Perseroan di tahun 2015 akan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makroekonomi
Indonesia, yang secara umum diperkirakan akan relatif
membaik dibandingkan dengan tahun 2014, kendati
masih terdapat beberapa potensi hambatan yang dapat
melemahkan skenario pemulihan ini. BI dalam siaran
persnya di bulan Februari 2015 cukup optimis bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 akan
tumbuh lebih tinggi dari tahun 2014 dan berada pada
kisaran 5,4 – 5,8%, didorong oleh ekspansi dan percepatan
investasi pemerintah pada beberapa sektor prioritas
yaitu pertanian, maritim dan infrastruktur.
The Company‘s business prospects in 2015 will be strongly
influenced by the development of Indonesia‘s macro
economic conditions, which are generally expected to be
relatively improved compared to 2014, although there are
still some potential barriers that could weaken the recovery
scenario. BI in a press release in the month of February
2015 is quite optimistic that Indonesia‘s economic growth
in 2015 will grow higher than in 2014 and is in the range
from 5.4 to 5.8%, driven by the expansion and acceleration
of government investment on some priority sectors,
namely agriculture, maritime and infrastructure.
Didukung oleh kekuatan jaringan mitra usaha dan basis
pelanggan yang telah terbentuk selama lebih dari tiga
dekade, serta strategi Perseroan dalam mendiversifikasi
target pembiayaan pada beberapa sektor ekonomi
strategis lainnya seperti konstruksi, infrastruktur, dan
transportasi, maka Perseroan memperkirakan bahwa
prospek usaha Perseroan ke depan akan relatif stabil.
Dengan kesinambungan fokus Perseroan untuk
memperbaiki keunggulan kompetitifnya, antara lain
dengan peningkatan kualitas pelayanan, perluasan
alternatif pendanaan dan penyediaan sumber daya manusia
yang berkualitas, maka Perseroan cukup yakin dapat
menciptakan pertumbuhan usaha di tahun 2015.
Powered by the strength of the business partner network
and customer base has been established for more than
three decades, as well as the Company‘s strategy to
diversify the funding targets in some other strategic
economic sectors such as construction, infrastructure, and
transportation, the Company estimates that the Company‘s
future business prospects will be relatively stable. With
the continuity of the Company‘s focus to improve its
competitive advantages, among others, by improving the
quality of service, the expansion of alternative funding
and provision of qualified human resources, the Company
is confident enough to create business growth in 2015.
Realisasi Usaha Tahun 2014
2014 Business Performance
Sepanjang tahun 2014, nilai pembiayaan baru mencapai
Rp. 2,23 trilyun, lebih rendah sebesar 25% dari target
yang telah ditetapkan di tahun 2013 sebesar Rp. 3 trilyun.
Sebagai akibat dari kondisi ini, tak dapat dihindari bahwa
nilai piutang bersih dari portfolio sewa guna usaha dan
pembiayaan konsumen Perseroan mulai menunjukkan
trend penurunan sebesar 6,9% dan 4,6% menjadi
Rp. 2,79 trilyun dan Rp. 562,2 milyar. Marjin bunga bersih
turun dari kisaran 5,77% pada tahun 2013 menjadi sekitar
4,84% pada tahun 2014.
Throughout 2014, the new financing amounted to
Rp. 2.23 trillion, 25% lower than the target set in 2013
of Rp. 3 trillion. As the results of this condition, it was
inevitable that the Company’s value of net investment in
finance leases and net consumer financing receivables
began to show decreasing trend by 6.9% and 4.6% to
Rp. 2.79 trillion and Rp. 562.2 billion, respectively. Net
interest margin decreased from 5.77% in 2013 to around
4.84% in 2014.
Target Tahun 2015
2015 Target
Pada tahun 2015, Perseroan menargetkan penyaluran
pembiayaan baru sebesar Rp 3 trilyun, yang terdiri
dari pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp 2 trilyun
dan pembiayaan konsumen sebesar Rp 1 trilyun.
In 2015, the Company is targeting new financing of
Rp 3 trillion, which consists of financial lease financing
amounted to Rp 2 trillion and consumer financing
amounted to Rp 1 trillion.
Strategi Pemasaran Perseroan
The Company‘s Marketing Strategy
Sepanjang tahun 2014, perusahaan pembiayaan telah
dihadapkan dengan berbagai tantangan, mulai dari
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga BI Rate
yang terkerek menjadi 7,75%. Buana Finance menerapkan
strategi-strategi secara konsisten demi tercapainya
tujuan Perseroan dalam menghadapi persaingan yang
ketat di dalam industri pembiayaan, yang mencakup :
• Menjaga Hubungan yang Erat.
Perseroan selalu menjaga hubungan yang baik,
meningkatkan kepercayaan serta kepuasan konsumen
dan rekan usaha dengan memberikan nilai terbaik
kepada para pemangku kepentingan, mitra usaha
dan konsumen.
During 2014, multifinance companies were faced with
many challenges; starting from the rising process of fuel
(BBM) to the increase in BI Rate to 7.75%. Buana Finance
implements strategies consistently in order to achieve its
objectives in the face of stiff competition in the
finance industry, which includes:
• Maintain Close Relationships
The Company maintains good relationship and increases
trust and satisfaction of both customers and business
partners by providing the best value to the
stakeholders, business partners and customers.
• Penerapan Manajemen Risiko secara Hati-hati
Perseroan selalu menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam membiayai calon konsumen dengan mengkaji
secara menyeluruh atas kemampuan keuangan serta
penerapan prinsip 5C.
• Implement Prudent Risk Management
The Company always implements prudent principle
in financing prospective customer by conducting a
comprehensive survey on financial capability and the
implementation of 5C principles.
• Peningkatan Produktifitas dan Efisiensi
Perseroan secara terus menerus berupaya untuk
melakukan perbaikan dalam proses kerja dengan
mengoptimalkan sumber Perseroan dalam rangka
mencapai produktivitas yang maksimal serta melakukan
pengelolaan biaya secara lebih efisien.
• Increased Productivity and Efficiency
The Company continuously strives to make improvements
in work processes by optimizing its resources to achieve
maximum productivity and a more efficient cost
management.
• Diversifikasi Sumber Pendanaan
Selain memperoleh sumber pendanaan dari pihak
perbankan, Perseroan juga mencari alternatif sumber
pendanaan lain seperti melalui penerbitan Medium
Term Notes (MTN) atau penerbitan obligasi sehingga
Perseroan dapat menekan biaya sumber pendanaan.
Dengan adanya sumber pendanaan yang lebih
kompetitif, Perseroan memiliki peluang yang lebih
baik untuk memperluas segmentasi nasabah.
• Diversification of Funding Sources
Apart from obtaining funding sources from banks,
the Company also looks forother alternative sources of
fund such as through Medium Term Notes
and bonds issuance so that the Company
could reduce cost of fund. With competitive
source of funds, the Company has better opportunity
to expand its customer segmentation.
Kebijakan Dividen
Dividend Policy
Kebijakan dividen Perseroan dilakukan dengan
mempertimbangkan kecukupan tingkat imbal hasil
bagi pemegang saham, namun dengan tetap menjaga
struktur permodalan yang sehat dan terjaganya
kesinambungan dari kebijakan dividen itu sendiri. Di tahun
2014 Perseroan telah menetapkan pembagian dividen
tunai sebesar Rp. 60 per saham atau sebesar
Rp. 98,7 milyar yang diambil dari laba bersih tahun 2013.
Dividend policy of the Company is set by considering the
adequacy of rate of return for the shareholders, while at
the same time still maintaining a healthy capital structure
and sustaining the continuity of the dividend policy itself.
In 2014 the Company’s had declared dividend payment
of Rp. 60 per share of Rp. 98.7 billion, which has distributed
from the Company’s 2013 net profit.
Keterangan
2014
2013
21 May 2014
28 May 2013
98,748
49,374
Tanggal pembagian dividen
02 July 2014
08 July 2013
Nilai dividen interim (Rp juta)
0
49,374
Tanggal RUPS
Nilai dividen kas (Rp juta)
Tanggal pembagian dividen interim
Dividen per saham (dalam Rp)
Rasio dividen terhadap laba bersih
-
06 Dec 2012
60
60
0.73
0.65
Description
Date of GMS
Cash dividend (million Rp)
Cash dividend date
Interim dividend (million Rp)
Interim dividend date
Dividend per share (in Rp)
Dividend pay out ratio
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Transaction that Contains Conflict of Interest
Perseroan tunduk dan taat pada Undang-undang
Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas untuk mencegah tejadinya transaksi yang
mengandung benturan kepentingan sebagaimana diatur
dalam Undang-undang (UU) tersebut. Perseroan tidak
memiliki transaksi yang bersifat berbenturan kepentingan.
The Company always abides and obey the Act of the
Republic of Indonesia No. 40 of 2007 regarding Limited
Liability Company to prevent any transaction that contains
conflict of interest as stipulated in the Act. The Company
does not have transaction that contains conflict of interest.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
65
66
Dampak Perubahan Perundang-undangan terhadap
Laporan Keuangan Perseroan
Impact of Legislation Amendment to the Company‘s
Financial Statements
Berikut merupakan peraturan perundangan yang
telah diterbitkan pada tahun 2014 beserta dampak
terhadap Laporan Keuangan Perseroan:
The following are regulations issued in 2014, along with its
impact on the Financial Statements of the Company:
Peraturan
Regulation
Tanggal Peraturan
Effective Date
Pengaruh Terhadap Perusahaan
Impact on the Company
Peraturan OJK No. 03/POJK.
02/2014
tentang
Tata
cara
Pelaksanaan
Pungutan
oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
1 April 2014 dan berlaku efektif
sejak tanggal diundangkan.
Berdasarkan ketentuan POJK ini, Perseroan telah
memenuhi dan melakukan pembayaran pungutan
sesuai tata cara yang diatur.
Regulation of OJK No. 03/
POJK.02/2014 on Procedures
for Implementation of the levy
by the Financial Services
Authority.
01 April 2014 and effective
since the promulgation.
According to the provision of this POJK, the
Company has fulfilled and made payment of
mandatory fees in accordance with procedures set
out in the regulation.
Perubahan pada Kebijakan Akutansi
Changes in Accounting Policies
Pada tahun 2014, tidak terdapat perubahan pada kebijakan
akuntansi Perseroan.
There were no changes in accounting policies of the
Company in 2014.
Informasi
Keuangan
yang
telah
dilaporkan
Mengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa
Financial Information that has been reported that
Contain Extraordinary Events
Tidak terdapat kejadian yang sifatnya luar biasa, yang
berpengaruh pada keuangan Perseroan di tahun 2014
There were no extraordinary events which affected the
Company’s financial in 2014
Kewajiban Kontijensi dan Komitmen
Contingent Liabilities and Commitments
Perseroan tidak memiliki kewajiban kontijensi dan
komitmen yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2014.
The Company has no significant contingent liabilities and
commitment as of 31 December 2014.
Pengelolaan
Risiko
Risk Management
“
Manajemen risiko merupakan salah satu aspek terpenting dalam memastikan
kelangsungan usaha Perseroan. Tujuan utama diterapkan praktik manajemen risiko
adalah untuk menjaga dan melindungi Perseroan terhadap risiko kerugian yang mungkin
timbul dari kegiatan usaha yang dijalankan dan menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan
arahan yang sudah ditetapkan.
Risk management is one of the most important factor in ensuring the continuity of the Company‘s
business. The main objective of the risk management practices implementation is to preserve and protect
the Company from losses that may arise from business activities and to maintain risks at determined levels
to conform to predefined direction.
Perseroan wajib menerapkan manajemen risiko yang
komprehensif dan sistematis sebagai pendekatan dalam
pengelolaan risiko. Pedoman standar penerapan
manajemen risiko mencakup :
The Company shall implement risk management as a
comprehensive and systematic approach to risk
management. Standard guidelines of risk management
include:
1.Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
1.Active Supervision by the Board of Commissioners and
Directors
In performing its oversight function, the Board of
Commissioners and Directors are assisted by committees
and units under them. The Board of Commissioners is
supported by the Audit Committee and Risk Management
Committee. While the Directors is supported by the
Risk Management Committee, Credit Committee and
Human Resources Committee. Directors are also
responsible for developing internal audit system of the
internal reporting process that includes a thorough
mechanism of standard operating procedures, reporting
lines and accountability structure. In carrying out these
responsibilities, Directors is assisted by the Internal Audit
unit in providing accountability to the Audit Committee.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, Dewan
Komisaris dan Direksi dibantu oleh komite dan unit
dibawahnya. Dewan Komisaris didukung oleh Komite
Audit dan Komite Manajemen Risiko. Sementara Direksi
didukung oleh Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit
dan Komite Sumber Daya Manusia. Direksi juga memiliki
tanggung jawab untuk merancang sistem audit internal
terhadap proses pelaporan internal yang mencakup
mekanisme menyeluruh dari prosedur operasi standar,
jalur pelaporan dan struktur akuntabilitas. Dalam
menjalankan tanggung jawabnya ini, Direksi dibantu
oleh unit Audit Internal dalam memberikan pertanggung
jawaban kepada Komite Audit.
Pengawasan aktif dari Dewan mencakup :
Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan
manajemen risiko secara berkala
Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang
memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris
atau Direksi
Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko
seperti penetapan kewenangan dalam pemberian
kredit serta tinjauan atas kualitas portofolio
Mengadakan rapat berkala dengan Komite Audit
dalam melaksanakan fungsi pengawasannya
Membentuk komite yang terkait dengan penerapan
manajemen risiko yaitu Komite Manajemen Risiko
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Active surveillance of the Boards include:
- Approve and evalute the risk management
policies periodically
- Evaluate and approve activities that require
the approval of the Boards of Commissioners or
Directors
- Establish risk management policies and strategies
including the establishment credit approval authority
limits as well as portfolio quality review
- Conduct regular meetings with Audit Committee in
carrying out its supervisory function
- Establish committees associated with the implementation
of risk management, namely the Risk Management
Committee
67
68
2.Kebijakan Pengelolaan Risiko
Perseroan menuangkan kebijakan-kebijakan terkait
manajemen risiko dalam Prosedur Operasi Standar yang
disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan
juga memiliki kebijakan mengenai batasan otorisasi untuk
persetujuan kredit maupun transaksi non kredit.
2.Risk Management Policies
The Company describes policies related to risk management
in Standard Operating Procedures that is disseminated
to all employees. The Company also has policies
regarding the authorization limits for credit approval
and non-credit transactions.
3.Identifikasi Risiko
Dalam melakukan identifikasi dan pengukuran risiko
kredit, Perseroan memiliki instrumen penilaian kredit
dalam bentuk credit scoring. Identifikasi risiko
dilakukan
semua
karyawan
di
seluruh
unit
kerja,
namun
pemantauan
risiko
dilakukan
oleh fungsi kerja yang independen.
3.Risk Identification
In applying identification and measurement of
credit risk, the Company has credit assessment
instrument in the form of credit scoring. Identification
of risks is done by all employees in every work unit,
however monitoring is carried out by independent
work function.
RISIKO-RISIKO YANG DIHADAPI PERSEROAN
RISKS OF THE COMPANY
Kedisplinan dalam seluruh aspek usaha merupakan faktor
kunci dalam penerm penerapan pengelolaan risiko.
Perseroan
secara
terus
menerus
melakukan
penyempurnaan terhadap kebijakan, prinsip dan prosedur
pengelolaan risiko dengan mengutamakan prinsip
kehati-hatian.
Discipline in the impementation of risk management
is an important factor in all aspects of the business. The
Company keeps on making improvements to the policies,
principles and procedures of risk management with
emphasis on prudent principles.
Beberapa risiko utama yang dihadapi oleh industri
pembiayaan secara umum maupun Perseroan
secara khusus adalah :
Some of the major risks faced by the multifinance industry
in general and the Company in particular are :
Risiko kredit
Risiko kredit merupakan risiko utama yang dihadapi
oleh perusahaan pembiayaan pada umumnya. Risiko
ini timbul apabila nasabah tidak mampu memenuhi
kewajiban pembayaran angsuran kepada Perseroan.
Credit Risk
Credit risk constitutes major risk faced by financial industry
in general. This risk arises if customers fail to to meet
their installments repayment obligations to the Company.
Perseroan secara berkala melakukan identifikasi dan
pengukuran risiko kredit berdasarkan indikator-indikator
yang relevan agar risiko kredit dapat terukur secara lebih
akurat. Perseroan juga senantiasa memantau penerapan
kebijakan kredit yang berlaku dan melakukan
perubahan-perubahan yang diperlukan, sesuai dengan
kondisi saat ini. Perseroan telah memiliki kebijakan
dalam menghadapi risiko, yang dimulai dari proses
penerimaan aplikasi kredit yang ditangani dengan
prinsip kehati-hatian, diikuti dengan analisa kredit
sampai dengan proses persetujuan kredit.
The Company periodically performs identification and
measurement of credit risk based on some relevant
indicators to ensure that credit risk can be measured
accurately. The Company also monitors the implementation
of credit policies and makes required changes, in
accordance with current conditions. The Company has
policies in encountering risk, starting from credit application
process which is handled with prudent principles,
followed by credit analysis, up to credit approval process.
Dalam penerapan manajemen risiko kredit, Perseroan
telah
menerapkan
beberapa
kebijakan
untuk
mengantisipasi
dan
memitigasi
risiko
kredit,
antara lain adalah:
• Penerapan prinsip pengenalan nasabah ( “Know Your
Customer”) dan melakukan analisa yang ketat dalam
setiap proses pemberian kredit, antara lain dengan
melakukan survei ke calon nasabah untuk memastikan
kebenaran identitas dan bidang usaha yang dijalankan,
pemeriksaan dokumen, kelayakan tujuan pembiayaan
dan verifikasi kemampuan keuangan nasabah.
In the implementation of credit risk management,
the Company has applied some policies to anticipate
and mitagate credit risks, such as:
• Adoption of “Know Your Customer” principle and
conducts prudent analysis in every credit processes by
conducting surveys on potential customers to verify
th eir identity and their field of business, examination
of related documents, feasibility of financing purpose
and verification of customers’ financial capability.
• Penerapan
standar yang ketat terkait dengan
besaran jumlah minimum simpanan jaminan
(uang muka) dan kebijakan yang selektif atas
jenis serta kualitas barang modal yang akan dibiayai.
• Menganalisa prospek industri nasabah serta korelasi
dan antisipasi terhadap kebijakan pemerintah yang
mungkin timbul, sehingga proses pengambilan
keputusan dapat diambil dengan mengedepankan
prinsip kehati-hatian.
• Menerapkan sistem dual control dan pengendalian
batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang dan
kewenangan Komite Kredit. Kewenangan Komite Kredit
dibagi dalam beberapa jenjang mulai dari Kepala Cabang
sampai level Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan
sesuai batas plafon. Perseroan juga menerapkan
konsep “one obligor”, yang mengidentifikasikan
individu dan/atau kelompok Perseroan yang terkait
satu sama lain secara kepemilikan atau manajemen.
Kebijakan kredit yang mewajibkan nasabah untuk
mengasuransikan semua unit yang dibiayai dengan
minimal pengcoveran Total Loss Only (TLO) melalui
beberapa perusahaan asuransi terpercaya yang sudah
terikat perjanjian kerjasama dengan Perseroan.
• Melakukan kajian portfolio usaha sesuai dengan
perkembangan bisnis dan ekonomi, dengan melakkan
diversifikasi pembiayaan terhadap sektor-sektor
industri dan obyek pembiayaan. Sepanjang tahun
2014, portfolio industri tersebar secara cukup merata
di sektor konstruksi, pertambangan, perkebunan
dan kehutanan, serta transportasi. Seiring dengan
belum pulihnya kondisi perekonomian global dan
melemahnya harga minyak mentah dunia yang
berimbas pada sektor pertambangan, Perseroan
memutuskan untuk mengurangi portofolio di sektor
pertambangan (khususnya batu bara). Pada tahun
2014, kontribusi sektor pertambangan adalah
sebesar 10,6% atau turun dari 12,4% di tahun 2013,
sementara sektor pengangkutan barang naik dari 16,8%
menjadi 17,6% di tahun 2014. 2014, kontribusi sektor
pertambangan adalah sebesar 10,6% atau turun dari
12,4% di tahun 2013, sementara sektor pengangkutan
barang naik dari 16,8% menjadi 17,6% di tahun 2014.
• The implementation of strict standards related to the
minimum amount of security deposit (down payment) and
a selective policy on the type and quality of asset financed.
• Analyzing customers’ industry prospects and its
correlation and anticipation of government policies
that may arise, so that decision-making process
can be taken by prioritizing prudent principles.
• Implements dual control system and supervise
on credit approval limits according to the authority
levels of the Credit Committee. The authority of Credit
Committee is structured into several layers, ranging
from the authority given to the Branch Managers
up to the Directors and Board of Commissioners in
accordance with plafond limit. In addition, the Company
also applies “one-obligor” concept, which identifies
individual and/or group of companies which are
interconnected by the lines of ownership or management.
• Review of business portfolio in accordance with
business and economic development, by diversifying
financing to industry sectors and leased objects.
Throughout 2014, industry portfolio is dispersed evenly
in construction, mining, plantations and forestry, as
well as transportation sectors. Due to global economic
downturn and weakening crude oil prices impacting
on the mining sector, the Company decided to reduce
portfolio in the mining sector (particularly coal). In
2014, the contribution of the mining sector was 10.6%
or decreased from 12.4% in 2013, while cargo transport
sectors increased from 16.8% to 17.6% in 2014.
Saldo Piutang / Outstanding Receivables
SEKTOR INDUSTRI
2014
2013
INDUSTRY SECTORS
Leasing
Sewa Guna Usaha
Konstruksi
18.3%
21.6%
Construction
Pengangkutan Barang
17.6%
16.8%
Cargo Transport
Perkebunan dan Kehutanan
16.3%
14.6%
Agribusiness, Logging & Forestry
Pertambangan
10.6%
12.4%
Mining
Pengangkutan Penumpang
3.1%
4.4%
Passenger Transport
Manufaktur
5.7%
4.4%
Manufacturing
Jasa
6.0%
3.5%
Services
Lain - lain
6.1%
6.0%
Others
Total Sewa Guna Usaha
83.7%
83.7%
Total Leasing
Pembiayaan Konsumen
16.3%
16.2%
Consumer Finance
Anjak Piutang
0.0%
0.1%
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Factoring
69
Untuk pembiayaan sewa guna usaha, pembiayaan alat
berat mengalami penurunan 72,2% di tahun 2013
menjadi 55,5% di tahun 2014, seiring dengan penurunan
penjualan alat berat di Indonesia; sementara pembiayaan
otomotif (kendaraan roda empat, bus dan truk) meningkat
signifikan dari 8,2% di tahun 2013 menjadi 25,4% di tahun
2014.
For financial lease, financing of heavy equipment decreased
from 72.2% in 2013 to 55.5% in 2014, in line with the
decreased in heavy equipment sales in Indonesia; while
automotive financing (four wheel cars, buses and trucks)
increased significantly from 8.2% in 2013 to 25.4% in 2014.
Saldo Piutang / Outstanding Receivables
OBYEK PEMBIAYAAN
SEWA GUNA USAHA
2014
2013
ASSETS UNDER
LEASE FINANCING
Alat Berat
55.5 %
72.2 %
Heavy Equipments
Otomotif
25.4 %
8.2 %
Automotives
Kapal
14.0 %
15.3 %
Vessels
Mesin dan lain-lain
5.1 %
4.3 %
Machineries and Others
100.0 %
100.0 %
Total
Dari sisi demografi, portofolio Perseroan di tahun
2014 tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia
dengan portofolio terbesar ada di wilayah Sumatera
(27,8%) and Jabotabek (21%). Portofolio wilayah
Kalimantan mengalami penurunan dari 25,2% menjadi
19,0% seiring dengan melambatnya sektor pertambangan
yang mendominasi sektor usaha di Kalimantan.
Total
Demographically, the Company’s portfolio in year 2014
was diversified evenly throughout Indonesia with the
largest portfolio in Sumatera (27.8%) and Jabotabek
(21%). Portfolio in Kalimantan decreased from 25.2%
to 19.0% in line with the slowdown in the mining sector
which dominates business sector in Kalimantan.
Saldo Piutang / Outstanding Receivables
DIVERSIFIKASI GEOGRAFI
2014
2013
GEOGRAPHIC DIVERSIFICATION
Sumatera
27.8 %
25.9 %
Sumatera
Jabotabek
21.0 %
19.2 %
Jabotabek
Jawa Bali (non Jabotabek)
19.3 %
19.7 %
Jawa Bali (non Jabotabek)
Kalimantan
19.0 %
25.2 %
Kalimantan
Sulawesi
12.9 %
10.0 %
Sulawesi
100.0 %
100.0 %
Total
70
Total
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan apabila
Perseroan tidak mampu memenuhi kewajiban yang
telah jatuh tempo disebabkan ketidaksesuaian jatuh
tempo antara aktiva dengan pasiva Perseroan.
Liquidity risk is the risk that may arise when the Company
is not able to meet obligations that have matured due to
the maturity mismatch between assets and liabilities of
the Company.
Sumber keuangan bagi kegiatan usaha dan modal kerja
sehari-hari Perseroan, selain dari penerimaan pembayaran
angsuran customer, juga bergantung pada tersedianya
fasilitas dari perbankan dan sumber pendanaan seperti
Medium Term Notes (MTN). Dengan demikian, Perseroan
dapat memilih sumber yang tepat dengan struktur
dan biaya pendanaan yang paling efisien.
Sources of fund for business activities and working
capital of the Company are derived apart from customers’
installment payment, also from funding availability from
banks and other funding sources such as through the
issuance of Medium Term Notes. Therefore, the Company
is able to choose the appropriate sources of fund
with the most efficient structure and financing cost.
Untuk mengelola risiko likuiditas, beberapa kebijakan
yang diambil oleh Perseroan antara lain :
(i) Memantau secara ketat jatuh tempo kewajiban
pinjaman yang diterima dari kreditur serta kebutuhan
pendanaan secara terperinci.
(ii) Mengupayakan sumber pendanaan yang jatuh
temponya selaras dengan peneriman dari pembayaran
angsuran nasabah .
(iii) Memperluas dan mendivesifikasikan sumber maupun
struktur pendanaan dari lembaga perbankan dan
pasar modal.
(iv) Pengelolaan likuiditas dilaksanakan oleh Divisi
Treasuri yang memiliki akses dengan pihak perbankan,
sehingga dapat membantu mempercepat proses
pengambilan keputusan.
(v) Menjaga hubungan baik dengan seluruh kreditur.
Saat ini Perseroan memiliki dukungan perbankan
dari 25 bank rekanan dan lembaga keuangan,
baik yang berskala nasional maupun global.
To manage liquidity risk, some policies taken by the
Company are as follows :
(i) Close monitoring on the maturity of loans attained
from creditors and detailed funding requirements.
(ii) Obtaining sources of fund with maturities that are
matched with cash receiptsfrom customers’ installment
payments.
(iii) Expanding and diversifying sources and structure of
funding from banking institutions and capital markets.
(iv) Liquidity management was implemented by Treasury
Division which has access to banking institutions, so
that decision making process can be accelerated.
(v) Maintaining good relationships will all creditors.
Presently, the Company has the support of 25 banking
partners and financial institutions, from both national
and global scale.
Efektifitas strategi dan sistem pengendalian risiko
likuiditas terlihat dari profil risiko likuiditas Perseroan.
Ada 2 (dua) indikator utama yang terkait dengan risiko
likuiditas Perseroan yaitu :
The effectiveness of the strategies and liquidity risk
management system can be seen from the Company’s
liquidity risk profile. There are 2 (two) key indicators in
relation to the Company’s liquidty risk, namely :
a. Rasio Hutang terhadap Modal
Rasio hutang terhadap modal Perseroan per 31
Desember 2014
adalah sebesar 2,16 kali atau
tidak mengalami perubahan signifikan dibanding
tahun 2013 sebesar 2,34 kali. Dibandingkan
dengan
batas
maksimum
yang
ditetapkan
Peraturan Menteri Keuangan yaitu sebesar 10 kali,
maka risiko likuiditas Perseroan masih relatif rendah.
a. Debt to Equity Ratio
The Company’s debt to equity ratio as of 31 December
2014 was 2.16 times or did not change significantly
compared to 2.34 in 2013. Compared with the maximum
limit prescribed by the Ruling of the Minister of Finance
which stipulats debt to equity ratio at the maximum of 10
times, the Company’s liquidity risk is still relatively low.
b. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar
Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar Perseroan
per 31 Desember 2014 adalah sebesar 1,38 kali
(2013: 1,37 kali), yang mencerminkan Perseroan
memiliki likuiditas yang sangat baik untuk dapat
memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan maturity
gap (selisih dari aktiva lancar terhadap hutang lancar)
sebesar Rp. 561 miliar, Perseroan memiliki sumber
likuiditas internal yang sangat memadai untuk
pemenuhan kewajiban keuangannya apabila terjadi
kondisi likuiditas yang ketat di pasar uang.
b. Ratio of Current Assets to Current Liabilities
The Company’s ratio of current assets to current liabilities
was recorded at 1.38 times as of 31 December 2014,
(2013: 1.37 times), which indicates that the Company has
excellent liquidity in repaying its short-term debts. With
maturity gap (difference between current assets and
current liabilities) of Rp. 561 billion, the Company has
strong internal liquidity sources to meet its
financial obligations should there be tight liquidity
conditions in capital markets.
(dalam juta Rupiah)
AKTIVA DAN HUTANG LANCAR
(in million Rupiah)
2014
2013
Total Aktiva Lancar
2,019,904
2,127,422
Total Current Assets
Total Hutang Lancar
1,458,245
1,557,202
Total Current Liabilities
561,426
570,220
1.38x
1.37x
Selisih Aktiva dan Hutang Lancar
Rasio Lancar
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
CURRENT ASSETS AND LIABILITIES
Gap between Current Assets
and Liabilities
Current Ratio
71
Risiko Pasar
Market Risk
Risiko pasar merupakan risiko eksternal yang timbul
karena adanya pergerakan variabel pasar (suku bunga
dan nilai tukar, termasuk turunan dari kedua jenis risiko
pasar tersebut) terhadap portofolio Perseroan yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi Perseron.
Market risk is external risk arising from the movement in
market variables (interest rates and exchange rates,
includingderivatives of those two types of market risk)
of the Company’s portfolio which will potentially create
losses to the Company.
Risiko Pasar dibagi menjadi :
Market risk is divided into:
a. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul
akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan
dengan posisi atau transaksi Perseroan yang
mengandung risiko suku bunga. Perseroan
senantiasa memantau pergerakan suku bunga
untuk
meminimalkan
risiko
suku
bunga
dengan menjaga komposisi antara sumber
pendanaan dengan suku bunga mengambang dan tetap.
Sumber pendanaan Perseroan di tahun 2014 merupakan
kombinasi antara pinjaman berbunga mengambang
dan pinjaman berbunga tetap. Per 31 Desember
2014, sebesar 88,1% (setara Rp 2,1 triliun) merupakan
pinjaman dengan tingkat bunga tetap.
a. Interest Rate Risk
Interest rate risk is the potential loss arising from
movements of interest rates in the markets
against the Company’s position or transactions
that contain interest rate risk. The Company closely
monitors the movement of interest rate to reduce
interest rate risk by maintaining the composition of
floating and fixed interest rate funding sources. The
Company’s sources of fund in 2014 were a combination
of floating and fixed interest loans. As of 31 December
2014, 88.1% (equivalent to Rp 2.1 trillion) was fixed
interest rate loans.
b. Risiko nilai tukar timbul dari pergerakan nilai tukar mata
uang terhadap mata uang lainnya, dimana pergerakan
nilai tukar tersebut menimbulkan dampak kerugian
kurs baik secara transaksi pencatatan keuangan
maupun secara arus kas bagi Perseroan. Pengelolaan
resiko nilai tukar Perseroan dilakukan dengan menjaga
Posisi Devisa Neto (PDN), yang dihitung dari selisih
antara aktiva dan pasiva Perseroan dalam mata
uang asing. Perseroan memiliki beberapan pinjaman
mata uang asing, namun Perseroan juga melakukan
transaksi
pertukaran
mata
uang
maupun
tingkat suku bunga bunga (swap) atas pinjaman
tersebut untuk menjaga PDN dalam posisi minimal,
sehingga potensi kerugian akibatf fluktuasi nilai
tukar mata uang tidak akan berdampak material bagi
Perseroan. Per 31 Desember 2014, PDN Perseroan
tercatat sebesar USD 690.251 (short position). Berikut ini
adalah tabel aset dan liabilitas Perseroan dalam mata
uang asing serta nilai PDN dalam 2 tahun terakhir:
b. Exchange rate risk arises from changes in exchange
rate of one currency against other currencies, where the
exchange rate movements may induce exchange rate
losses either in the form of accounting transactions or on
in the fom of cash flow basis for the Company. Managing
currency risk is established by maintaining Net Open
Position (NOP), which is measured from the difference
between assets and liabilities denominated in foreign
currencies. The Company has several foreign currency
debts; however, the Company has entered into cross
currency and interest rate swap contracts on the loans
to maintain NOP at the minimum level, so that potential
loss due to exchange rate fluctuations will not have any
material impact on the Company. As of 31 December
2014, the Company’s NOP was recorded at US$ 690,251
(short position). Below is the Company’s table of the
assets and liabilities denominated in foreign currencies
as well as NOP figures in the last 2 years:
(dalam US$)
AKTIVA DAN HUTANG
DALAM MATA UANG ASING
72
(in US$)
ASSETS AND LIABILITIES
DENOMINATED IN FOREIGN
CURRENCIES
2014
2013
Total aset
dalam valuta asing
12,935,096
12,359,528
Total assets denominated
in foreign currencies
Total liabilitas dalam valuta asing
(48,625,347)
(17,086,831)
Total liabilities denominated
in foreign currencies
Saldo kontrak pertukaran valuta asing
35,000,000
5,869,445
Swap FX Contract Balance
Posisi Devisa Neto (PDN)
(690,251)
1,142,142
Net Open Position (NOP)
Risiko Operasional
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko yang antara lain
disebabkan
kurang
memadai
dan/atau
tidak
berfungsinya proses internal, sumber daya manusia,
kegagalan
sistem
atau
problem
eksternal
yang mempengaruhi operasional Perseroan. Risiko ini
melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan
operasional, sistem teknologi informasi dari kantor
pusat hingga ke cabang-cabang yang berlokasi
di seluruh Indonesia. Pengelolaan resiko operasional
bertujuan untuk memastikan seluruh aktivitas operasional
telah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku,
dengan didukung oleh individu bertanggung jawab
terhadap pekerjaan utamanya dan terlindungi dari
tindakan kecurangan dari oknum yang bertujuan
merugikan Perseroan. Perseroan sangat peduli
terhadap risiko operasional, karena kegagalan
mengelola
risiko
operasional
dengan
benar
dapat menyebabkan dampak dan berpengaruh luas bagi
kinerja Perseroan secara keseluruhan.
Operational risk is the risk which is caused by, among
others, insufficiency and/or internal process malfunction,
human error and system failure or external problems that
affect the Company’s operations. This risk is inherent in all
business process, operational activities, and information
technology system from head office to all the branches
located throughout Indonesia. Failure to manage operational
risk properly can lead to financial loss and influence the
reputation of Company. Operational risk management
aims to ensure that all operational activities have been
conducted according to stipulated procedures, supported
by individuals who are responsible for their main tasks
and protected from fraudulent actions from elements
aimed at harming the Company. The Company is very
concerned about operational risk, because failiure
in managing operational risks properly may result in
negative wide impact on the performance of the Company
as a whole.
Penanganan risiko opersional dalam Perseroan secara
umum dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengidentifikasi risiko yang melekat dalam setiap
produk dan aktivitas operasional.
2. Mengukur profil risiko Perseroan untuk mendapat
gambaran dari efektivitas penerapan manajemen
risiko serta tingkat kepatuhan terhadap prosedur dan
kebijakan. Perseroan memiliki Standar Operasi yang
mengatur kegiatan operasional serta pelaksanaannya
dipantau secara rutin oleh Internal Audit. Unit ini
akan melakukan pemantauan di semua cabang dan
bersifat independen terhadap unit-unit lainnya. Hasil
evaluasi berikut rencana-rencana yang berhubungan
dengantindakan yang bersifat koreksif dilaporkan
langsung kepada manajemen setelah proses audit
selesai dilakukan. Perseroan terus melakukan
pembaruan dan sosialisasi Standar Prosedur
Operasional untuk menjamin adanya akuntabilitas dan
tanggung jawab dari setiap fungsi dalam organisasi.
3. Perseroan juga telah mengasuransikan seluruh
fasilitas utama dan pendukung operasional kantor
pusat dan cabang. Dalam pengelolaan dokumen,
seluruh dokumen jaminan maupun dokumen kredit
(bukti kepemilikan jaminan, perjanjian kredit, polis
asuransi) diatur secara tertib sesuai dengan prosedur
penyimpanan dan perlindungan dokumen, Untuk
memastikan keamanan dokumen kredit perseroan
memiliki fasilitas ruang tahan api ataupun lemari tahan
api untuk penyimpanan dokumen tersebut.Perseroan
juga memiliki Disaster Recovery Center yang siap
untuk melindungi dan mencegah gangguan-gangguan
operasional dan menjamin kontinuitas kegiatan
usaha jika terjadi peristiwa-peristiwa yang merugikan
Perseroan.
Operational risk management in the Company generally
can be managed by :
1. Identifying all risk attached to every products and
operational activities.
2. Measuring the Company’s risk profile to obtain a general
view of the effectiveness of risk management
implementation as well as compliance level of available
procedures and policies. The Company has Standard
Operating Procedures which regulate the Company’s
operational activities which implementation are
monitored periodically by Internal Audit. This unit will
monitor branches and is independent of all other units.
The findings on the evaluations will be followed with
corrective actions plans and are reported immediately
to management after the audit processes was completed.
The Company regularly updates and socializes Standard
Operating Procedures to ensure accountability
and responsibility of each functions in the organization.
3. The Company has also insured all major and supporting
operational facilities of the headquarters and branch
offices. On documentation management, all credit and
security documents (collateral title documents, credit
agreement, insurance policies) are arranged in an
orderly manner in accordance to document storage
and protection procedure. To ensure the security of
credit documents, the Company has facilities such as
fireproof rooms and cabinets for the safekeeping of the
documents. The Company also has Disaster Recovery
Center that is ready to protect and prevent operational
disruptions and ensures the continuity of business
activities should adverse events happened to the
Company.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
73
Data cadangan terletak dilokasi yang terpisah dengan
server utama dan telah melalui tahap pengujian secara
berkala dan dipastikan sepenuhnya berfungsi
apabila terjadi bencana/gangguan serius pada perangkat
keras pada server utama.
74
Data backups are located in separate location from
themain server and have periodically tested to ensure that
they are fully operational in case of any disaster/serious
disruptions affecting the hardware of the main server.
Risiko Kepatuhan
Compliance Risk
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan
karena Perseroan tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku. Perseroan memiliki
Corporate Secretary yang melakukan pengawasan
dan melaporkan semua masalah yang terkait
dengan risiko kepatuhan, antara lain memastikan
RUPS
dilaksanakan
sesuai
Anggaran
Dasar
Perseroan dan ketentuan Otoritas Jasa keuangan (OJK),
memastikan bahwa Perseroan selalu taat kepada
hukum dan peraturan yang berlaku sebagai perusahaan
pembiayaan, memastikan Perseroan patuh terhadap
ketentuan-ketentuan pasar modal, menyiapkan pedoman
Tata Kelola Perusahaan yang baik dan mengawasi
pelaksanannya serta menyiapkan pedoman dan
pelaksanaan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dalam
kegiatan usaha yang terkait.
Compliance risk is the risk due to the Company’s non
compliance or unimplemented legislations and other
prevailing regulations. The Company has Corporate
Secretary who conducts supervision and reports on all
issues related to compliance risk, among others, ensuring
that the GMS are held in accordance with the Articles of
Association and the provisions of the Indonesia Financial
Supervisory Authority (FSA), ensuring that the Company
always adheres with the law and regulations as financing
company, ensuring the Company adheres to the capital
market regulations, preparing the guidelines of Good
Corporate Governance and supervising its implementations
as well as preparing and implementing Know Your
Customer Principles guidelines in all related business
activities.
Risiko Reputasi
Reputation Risk
Risiko reputasi terkait dengan kebijakan, prosedur,
tindakan Perseroan yang dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan dan persepsi nasabah, masyarakat maupun
regulator. Risiko ini umumnya berawal dari adanya
keluhan nasabah maupun proses litigasi yang melibatkan
Perseroan. Manajemen meyakini tidak ada peristiwa yang
secara material dapat mempengaruhi reputasi Perseroan.
Reputational risks are those associated with the Company’s
policies, procedures and activities that may influence
the confidence dan perception of customers, public or
regulators. These risks generally arise from customer
complaints or litigation involving the Company.
Management believes that there are no events that
could materially impact the Company‘s reputation.
Risiko Hukum
Legal Risk
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya
kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan
adanya
tuntutan
hukum,
ketiadaan
peraturan
perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan
perikatan. Selain aspek yuridis, risiko hukum timbul
bilamana terjadi permasalahan antara Perseroan dengan
pihak ketiga terkait dengan produk dan layanan. Perseroan
memiliki Divisi Legal yang bertanggung jawab melakukan
penanganan dan pengelolaan seluruh aspek hukum
terkait dengan aktivitas dan operasional Perseroan,
memberikan pertimbangan hukum kepada manajemen
serta menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian
terkait dengan paparan risiko hukum bagi Perseroan.
Sepanjang tahun 2014 tidak ada perkara atau tuntutan
hukum di badan peradilan yang secara material
berdampak negatif bagi kondisi keuangan ataupun
kelangsungan usaha Perseroan.
Legal risk is the risk caused by the weakness in legal
aspects, among others due to lawsuits, absence of
supporting legislation or weakness in agreements. Apart
from legal aspects, legal risk also arises if problems
occurred between the Company and third parties related
with products and services. The Company has Legal
Division that is responsible for the handling and managing
of all legal aspects related to the Company’s acitivies and
operations, giving legal opinions to the management as
well as supervising and controlling legal risks associated
with the Company’s legal risks exposures. During 2014, the
Company did not face any legal cases or lawsuits in court
institutions which have material impact on the Company’s
financial condition or the continuity of business activities.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
75
Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Human Resources Development
“
Untuk mencapai tujuan dan visinya, Perseroan secara terus menerus melakukan
pengembangan kemampuan tehnis maupun pengembangan karakter seluruh karyawan
agar Perseroan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di setiap lini organisasi.
Perseroan menyakini sumber daya manusia merupakan elemen utama yang harus dikelola
sebaik-baiknya dan merupakan faktor utama bagi keberhasilan perusahaan.
To accomplish its goals and vision, the Company continuously cultivates technical skill and character
development of all employees in order to have qualified human resources at all level of the organization.
The Company believes that human resources are the main elements that must be managed well and they
have become a key factor for the Company’s success.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Human Resources Development
Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan karyawan
diukur bukan saja dari jumlah karyawan yang berhasil
direkrut, namun juga dari kualitas karyawan. Kuantitas
karyawan dirumuskan dalam bentuk Man Power Planning
(MPP) yang menjadi tolak ukur Perseroan untuk
melakukan perekrutan karyawan, sejalan dengan
kebutuhan bisnis Perusahaan. Di sisi lain, kualitas dan
kompetensi setiap karyawan mutlak diperlukan untuk
terus dikembangkan. Setiap karyawan diharapkan
memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan
kebutuhan Perusahaan. Perseroan yakin bahwa kualitas
karyawan yang direkrut adalah hasil dari pola rekrutmen
dan seleksi yang tepat, dan terkait erat dengan proses
penyusunan kualifikasi calon karyawan sampai
dengan program orientasi bagi karyawan baru.
Achievement in fulfilling the Company’s needs for human
capital is measured not only by the number of employees
successfully recruited, but also from the quality of them.
The number of employees needed by the company is
formulated in the form of Man Power Planning (MPP),
which is the benchmark used in recruiting employees, in
line with the Company’s business needs. On the other hand,
the quality and competence of each employee is crucial to
be developed further. Every employee is expected to have
remarkable competence in accordance with the Company’s
requirements. The Company believes that the recruitment
of quality employees resulted from recruitment pattern and
proper selection, and is closely related to the process in
designing criteria up to the orientation program for new
employees.
Keterangan
76
Jumlah karyawan
Number of employees
Description
Jumlah karyawan seleksi tahap akhir
378
Number of candidates on final
stage selection
Jumlah karyawan diterima
133
Number of employees recruited
Sepanjang tahun 2014, jumlah karyawan yang diterima
Perseroan dibandingkan dengan jumlah karyawan yang
masuk pada tahap seleksi akhir adalah sebesar 35,2%.
Jumlah karyawan Perseroan pada tahun 2014 tercatat
sebesar sebesar 592 orang atau naik 7,2% dibandingkan
tahun 2013, dengan mayoritas memiliki tingkat pendidikan
diploma dan sarjana. Perseroan memberikan kesempatan
yang sama bagi seluruh calon karyawan dalam proses
seleksi karyawan, dan juga kesempatan yang sama untuk
meniti karir secara profesional.
Throughout 2014, the number of employees recruited by
the Company compared to the number of candidates who
are selected on the final stage is 35.2%. The number of
employees of the Company in 2014 is 592 employees,
increased 7.2% compared to the year 2013; majority
of them own diploma and university degree education.
The Company provides equal opportunity for all candidates
in the employee selection process and also equal
opportunity
in
pursuing
professional
career.
Berikut merupakan komposisi sumber daya manusia
(termasuk Dewan Direksi) Perseroan berdasarkan usia,
tingkat pendidikan, jenjang manajemen dan status
karyawan :
Below is the composition of human resources (including
the Board of Directors) of the Company based on age,
education level, managerial level and employee status :
USIA (TAHUN)
2014
2013
AGE (YEARS)
18-25 tahun
74
72
18-25 years
26-35 tahun
261
261
26-35 years
36-45 tahun
176
158
36-45 years
46-55 tahun
76
55
46-55 years
> 55 years
> 55 tahun
Total
TINGKAT PENDIDIKAN
Sarjana
5
6
592
552
2014
2013
382
357
Total
EDUCATION LEVEL
University
Diploma
87
85
Academy
SMU
113
99
High School
SD dan SMP
10
11
Primary & Elementary School
592
552
2014
2013
25
15
Total
JENJANG MANAJEMEN
Manajer Senior
Total
MANAGERIAL LEVEL
Senior Manager
Manajer
58
67
Manager
Officer Senior
68
70
Senior Officer
Officer
111
104
Officer
Staff
330
296
Staff
Total
592
552
Total
2014
2013
Karyawan Tetap
506
465
Permanent Employee
Karyawan Kontrak
86
87
Contract Employee
592
552
STATUS KARYAWAN
Total
Rekrutmen atas seluruh karyawan kontrak Perseroan
telah memenuhi ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan
No. 13 Tahun 2003.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
STATUS OF EMPLOYMENT
Total
The recruitment of all contract employees of the Company
has complied with the Labour Law No. 13 Year 2003.
77
78
Program Pelatihan Karyawan
Employee Training Programs
Untuk mengembangkan kompetensi karyawan, Perseroan
menyelenggarakan
serangkaian
aktivitas
untuk
meningkatan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
ataupun perubahan sikap karyawan. Pengembangan
tersebut merupakan tahap persiapan bagi setiap
individu untuk mengemban tanggung jawab yang lebih
tinggi atau fungsi kerja yang berbeda dalam Perseroan.
Pengembangan juga berkaitan erat dengan pembentukan
karakter setiap individu yang terkait dengan kepemimpinan
dan integritas, yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan lebih baik. Oleh karena itu Perseroan
menetapkan program pelatihan dan pengembangan
karyawan berbasis kompetensi dan berkesinambungan
sehingga dapat memperoleh SDM dengan kualifikasi
yang tepat. SDM yang kompeten, profesional, disiplin,
mempunyai integritas dan motivasi yang tinggi akan
menjadi penyokong utama dalam strategi pertumbuhan
Perseroan.
To enhance employees’ competency, the Company
conducted a series of activities to develop skills,
knowledge and experience or transformations in employee
behaviour. Such enhancement constitutes a preliminary
stage for each individuals to carry more responsibility or
take on different job functions within the Company. The
enchancement is also closely related with the character
development of each individual related with leadership and
integrity needed to perform better at tasks.
Therefore, the Company established traning programs and
human resources development with sustainable
competency-based programs in order to have qualified
human resources. Having competent, professional,
discipline employees with high integrity and motivation
is the ultimate support in the Company’s growth
strategy.
Sepanjang tahun 2014, Perseroan mengadakan
16 kali program pelatihan internal dan 21 kali pelatihan
eksternal, diantaranya adalah :
Throughout 2014, the Company conducted 16 internal
training
programs
and
21
external
training
programs, including:
1. Pelatihan Internal
1. Internal Training
•
Pelatihan Orientasi Karyawan Baru
Perseroan
mewajibkan
karyawan
yang
baru bergabung di Perseroan baik di kantor
Pusat maupun di kantor cabang
untuk
mengikuti pelatihan ini, dengan penekanan pada
pengenalan visi, misi dan nilai-nilai Perseroan,
pengenalan dan pemahaman proses bisnis,
prosedur dan kebijakan umum yang berlaku
di Perseroan.
•
New Employee Orientation Trainings
All new employees in all branches as well as the
Company‘s head office, are obliged to
attend this trainings, with emphasis on the
introduction of vision, mission, corporate
values, business processes, general policies
and procedures applicable in the Company.
•
Pelatihan Fungsional dan Pengenalan Produk
Pelatihan ini dilaksanakan untuk memastikan agar
setiap karyawan memahami dan mampu untuk
menjalankan fungsi dan pekerjaan mereka,
misalnya pelatihan pengenalan dan analisa
produk. Pelatihan ini merupakan pelatihan teknis
yang
terkait
dengan
bidang
pekerjaan
masing-masing.
•
Product Knowledge & Functional Trainings
These trainings are conducted to ensure that
every employee understand and able to run
their job functions, such as product analysis
and product knowledge trainings. This training
is technical in accordance with respective fields.
•
Pelatihan Kepemimpinan
Pelatihan
kepemimpinan
dan
pelatihan
pengembangan kompetensi terutama diberikan
kepada
karyawan
di
tingkat
penyelia
maupun manajerial.
•
Leadership Trainings
Leadership and competency development
trainings are particularly given to employees
at supervisory or managerial level.
2. Pelatihan Kerja
2. On The Job Training
Penekanan pelatihan ini adalah untuk peningkatan
ketrampilan tehnis karyawan agar dapat mempercepat
proses kerja dan menekan tingkat kesalahan, salah
satunya melalui praktek kerja langsung.
This training emphasizes on enriching technical skills of
employees to accelerate work processes and reduce the
level of errors, through on the job training programs.
3. Pelatihan Eksternal
3. External Training
Pelatihan eksternal bermanfaat untuk meningkatkan
wawasan dan efektivitas dalam melakukan pekerjaan,
sosialisasi peraturan baru, ataupun pengembangan
karakter. Pelatihan ini diikuti oleh karyawan sesuai dengan
bidang pekerjaaan dan kebutuhan seperti pelatihan risk
based internal audit, how to be a good & qualified branch
manager, serta strategi manajemen risiko bagi
lembaga keuangan.
External training is useful in improving the knowledge and
effectiveness in performing the work, socialization of new
regulations, or character development. This training is
attended by employees in accordance with the fields of
employment and training needs such as risk-based
internal audit, how to be a good and qualified branch
manager, and risk management strategy for financial
institutions trainings.
(dalam juta Rupiah)
JENIS PELATIHAN
(in million Rupiah)
JUMLAH BIAYA PELATIHAN
TRAINING COST
TYPE OF TRAINING
Internal
974
Internal
Eksternal
133
Eksternal
Total
1,107
Total
Pada tahun 2014, Perseroan juga telah menyediakan
tempat pelatihan yang khusus didedikasikan untuk
penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bagi karyawan
Perseroan di kantor cabang Serpong.
In 2014, the Company has also designated a dedicated
training facility to conduct training for employees
in Serpong branch office.
Penilaian Kinerja dan Remunerasi
Performance Evaluation and
Remuneration
Penilaian kinerja karyawan dilakukan
secara rutin
setiap semester. Standar dan pedoman penilaian
kinerja diterapkan dengan menggunakan Indikator
Penilaian Kinerja (KPI), yang dilakukan oleh
masing-masing karyawan (self assessment), dan
selanjutnya dibahas dengan atasan terkait melalui
mekanisme konseling. Dalam konseling tersebut, atasan
akan memberikan arahan dan masukan kepada karyawan
terkait untuk dapat mencapai hasil kerja yang lebih baik.
Employee performance appraisal is conducted every
semester. Assessment standard and guidelines are applied
using Key Performance Indicators (KPI), which is prepared
by employees (self-assessment method) and then
discussed with the relevant senior through counseling
mechanism. In such counseling, the senior level
will provide guidance and advice to employees
in order to achieve a better performance.
Perseroan juga memberikan perhatian terhadap aspek
remunerasi karyawan agar tetap bisa kompetitif dengan
kondisi pasar, khususnya remunerasi yang secara umum
berlaku di industri pembiayaan. Konsep remunerasi yang
diterapkan oleh Perseroan adalah “adil secara internal
dan kompetitif secara eksternal”, sehingga Perseroan
dapat mempertahankan karyawan terbaiknya serta
menarik karyawan baru yang berkualitas. Perseroan
memiliki sistem remunerasi dan tunjangan berdasarkan
beberapa kategori seperti pangkat, jabatan dan masa
kerja. Perseroan tidak mentolerir adanya perlakuan
khusus kepada karyawan tertentu dalam penerapan
sistem remunerasi. Perseroan juga telah menetapkan
standar gaji yang lebih baik dibandingkan standar
upah minimum yang ditetapkan pemerintah.
The Company also ensures that employees remuneration
stays competitive with market condition, in particular
the level of remuneration which is generally applicable
in finance industry. Remuneration concept implemented by
the Company is “fair internally and competitive externally”,
hence the Company could retain its best employees
and attract new qualified employees. The Company
has a system of remuneration and benefits based on
several categories such as grade, position, and years
of service. The Company does not tolerate special
treatment to any particular employees in the execution of
remuneration system. The Company has also set a higher
salary standard above the minimum wage set
by the government.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
79
Beberapa
jenis
tunjangan
Perseroan antara lain adalah :
•
•
•
•
•
•
•
80
yang
diberikan
Tunjangan kesehatan (rawat jalan, rawat inap,
penggantian biaya kelahiran), baik yang
dikelola Perseroan sendiri ataupun bekerjasama
dengan perusahaan asuransi
Tunjangan kendaraan dan komunikasi
Tunjangan hari raya Lebaran
Tunjangan jabatan
Asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa
Insentif atau bonus yang sesuai dengan kinerja dari
masing-masing karyawan dan kinerja keuangan
Perseroan
Dana pensiun yang dikelola oleh Perusahaan Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Several types of benefits provided by the Company include:
•
•
•
•
•
•
•
Health
benefits
(outpatient,
inpatient,
reimbursement of labor cost), both managed by
the Company or in cooperation with the insurance
companies
Vehicles and communication allowances
Lebaran allowances
Allowance for position level
Accident insurance and life insurance
Incentive or bonus in accordance with the employee
performance and financial result of the Company
Pension funds managed by the Pension Fund
Institution.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Human Resource Information System
Perseroan terus meningkatkan sistem teknologi
informasi melalui Human Resources Integrated
System (HRIS) dalam melakukan pengelolaan SDM.
HRIS merupakan sistem terintegrasi yang berfungsi
untuk memantau dan mengolah data ketenagakerjaan.
HRIS ini memudahkan dan memberdayakan setiap
karyawan Perseroan dalam pengelolaan data pribadinya
seperti : kegiatan administrasi karyawan, pengajuan cuti,
absensi karyawan dan pengajuan klaim biaya medis.
The Company continues to improve information technology
system through the Human Resources Integrated System
(HRIS) in managing human resources. HRIS is an
integrated system which serves to monitor and manage
employment data. HRIS facilitates and empowers every
employee in the management of personal data such as
employee administration, leave applications, employee
attendances, and medical expenses claim.
Pengembangan SDM Tahun 2015
Human Resources Development 2015
Pengembangan SDM di tahun 2015, selain berfokus
pada persiapan calon-calon pimpinan baru yang
termasuk dalam ”talent pool”, juga fokus pada
program peningkatan kompetensi dan ketrampilan
karyawan, sejalan dengan arahan strategis manajemen
untuk tahun 2015, yaitu ”Revive The Champion’s Guts
Within” (membangkitkan semangat juara dalam diri kita).
Apart from focusing on the preparation of candidates
for the new leadership that has been classified in “talent
pool“, human resources development in 2015 will also focus
on programs to increase the competence and skills
of employees, in line with the strategic direction of
management for 2015, namely “Revive The Champion‘s
Guts Within“ (uplifting the champion spirit in ourselves).
Untuk mendukung terciptanya iklim pembelajaran
di Perseroan di sepanjang tahun 2015, beberapa
program yang dipersiapkan antara lain adalah:
a. Pelaksanaan tes kompetensi bagi karyawan frontliner
dan back office untuk mengetahui tingkat pemahaman
karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan juga
terhadap aturan yang terkait dengan pekerjaannya.
b. Pelaksanaan pelatihan secara online terkait
pengetahuan dasar dan petunjuk pelaksanaan teknis
bagi semua karyawan dengan cara mengakses sendiri
(employee self-service) dan selanjutnya program ini
akan diselaraskan dengan rencana promosi karyawan.
c. Pengembangan sistem HRIS tahap II dengan fokus
pada area Penilaian Kineja dan Pengembangan
Pelatihan.
d. Pemantauan
produktivitas
karyawan
serta
penegakan sistem penghargaan dan sanksi.
e. Survei
kepada
karyawan
baru
mengenai
pengetahuan dasar, ketrampilan dan sikap yang
wajib diketahui oleh karyawan baru melalui
pelatihan induksi. Apabila karyawan belum
memperoleh pelatihan induksi, maka SDM akan
mewajibkan atasan untuk segera melaksanakan
pelatihan tersebut.
f. Perseroan akan menerapkan Indikator Penilaian
Kerja yang baru yang berbasis pada proses kerja
yaitu penilaian terhadap hasil kinerja yang akan
dinilai secara triwulan. Semua program tersebut
dilakukan dengan basis teknologi informasi yang
dapat diakses oleh masing-masing karyawan dan
pada tahap awal akan diterapkan di area pemasaran.
To support the creation of a learning climate in Company
throughout
2015,
several
programs
were
prepared, including:
a. Implementation of competency tests for frontline
and back office staffs to determine employees’
level of understanding of the work performed as
well as rules associated with the job.
b. Implementation of online training (e-learning) related to
basic knowledge and technical implementation
guidelines for all employees by accessing the online
training (self-service method); this program will
also be aligned with employee promotion plan.
c. HRIS system development phase II which will focus on
Performance Assessment Training and Development
area.
d. Monitoring employee productivity and enforcement
of reward and punishment system.
e. Survey on new employees related to basic knowledge,
skills and attitudes that must be understood
through induction training program. Should employees
have not received induction training, HR will remind
senior level to carry out the training.
f. The Company will apply the new key performance
indicators based on the work process will be assessed
on a quarterly basis. These programs have been
implemented based on information technology that
can be accessed by each employee and will be applied
in the area of marketing in the early stages.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
81
Tata Kelola
Perusahaan
Good Corporate Governance
“
82
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik adalah struktur dan proses yang digunakan dan
diterapkan organ Perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha
dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan dan
berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika.
Good Corporate Governance is a structure and process used and applied by the organs of the
Company to improve the achievement of business objectives and optimize enterprise value for
all stakeholders and based on the laws and ethical values.
Tata kelola merupakan sarana penting untuk menjaga
kelangsungan Perseroan. Penerapan Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik (GCG) memastikan praktik
operasional yang sehat, kepatuhan terhadap peraturan,
dan terjalinnya hubungan yang baik antar perusahaan
dengan karyawan, masyarakat serta lingkungan sekitar.
Corporate Governance is an important means
to maintain the continuity of the Company. GCG
implementation ensures healthy operating practices,
regulatory compliance, and good relations between the
company and employees, society and the environment.
Perseroan terus berupaya melakukan pengendalian
terhadap dinamika bisnis dan pengembangan organisasi
melalui sistem dan prosedur sejalan dengan prinsip-prinsip
GCG yang berpedoman pada ketentuan yang diatur
dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan, seperti :
The Company continues to exercise control over the
business dynamics and organizational development
through systems and procedures in line with good corporate
governance principles are based on the provisions
stipulated in Financial Services Authority, such as :
1. Keterbukaan
Perseroan senantiasa memberikan informasi kepada
pemegang saham, pemangku kepentingan, kreditur dan
pihak-pihak yang terkait, mengenai kejadian penting
Perseroan, termasuk laporan kinerja keuangan
Perseroan.
1. Transparency
The Company continually provides information to
shareholders, stakeholders, creditors and related parties
regarding significant events in the Company such as the
Company‘s financial performance report.
2. Akuntabilitas
Fungsi, tugas, dan tanggung jawab organ Perseroan
yakni Direksi, Dewan Komisaris, dan RUPS, berjalan
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, sehingga
pengelolaan Perseroan berjalan secara transparan,
wajar, efektif, dan efisien.
3. Responsibilitas
Perseroan senantiasa mematuhi ketentuan Anggaran
Dasar Perseroan serta peraturan perundangan
yang berlaku dan nilai-nilai etika.
2. Accountability
The functions, duties, and responsibilities of the
Company‘s organs which include the Directors, Board of
Commissioners, and General Meeting of Shareholders
are in accordance with their respective scope of
authority hence, the management of the Company
could be transparent, fair, effective, and efficient.
3. Responsibility
The Company consistently complies with the Company‘s
Articles of Association, prevailing laws and regulations
as well as ethical values.
4. Independensi
Perseroan dikelola secara mandiri dan profesional
serta bebas dari benturan kepentingan dan pengaruh
atau tekanan dari pihak manapun.
4. Independency
The Company is managed independently and
professionally and free of conflicts of interest and
influence or pressure from any parties.
5. Kewajaran dan Kesetaraan
Perseroan memastikan penerapan prinsip kewajaran
dan kesetaraan dengan selalu memastikan pemenuhan
hak serta kepentingan pemegang saham, juga
pemangku kepentingan.
5. Fairness and Equality
The Company ensures the implementation of fairness
principle by consistently addressing the fulfillment of rights
and the interests of the shareholders and stakeholders.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance Structure
Struktur penting dalam penerapan tata kelola perusahaan
yang baik antara lain adalah Rapat Umum Pemegang
Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Audit
Internal dan Sekretaris Perusahaan. Berikut ini penjelasan
singkat tentang aktivitas mereka sepanjang tahun 2014.
Major structures in implementing Good Corporate
Governance, among others, are the General Meeting of
Shareholders, the Board of Commissioners, the Directors,
Audit Committee, Internal Audit, and Corporate Secretary.
Brief explanations of their activities throughout 2014 are as
follows.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan
komponen utama Perseroan yang berwenang untuk
merubah
Anggaran
Dasar,
mengangkat
dan
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi, menetapkan alokasi penggunaan laba Perseroan,
menetapkan akuntan publik, dan menyetujui laporan
tahunan. Pelaksanaan RUPS dilakukan melalui Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
The General Meeting of Shareholders (GMS) is the
Company’s highest component which has the authority
to amend the Company’s Articles of Association, appoint
and terminate members of the Board of Commissioners
and Directors, determine the utilization of profits, appoint
public accountant firm, and approve the annual financial
statements. The GMS exercises its authority through the
Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and the
Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS).
RUPS Tahun 2014
2014 GMS
Pada tahun 2014 Buana Finance melaksanakan 1 (satu)
kali RUPST dan 1 (satu) kali RUPSLB pada tanggal
21 Mei 2014 di Mercantile Athletic Club, Jakarta Selatan
yang dihadiri oleh 84,54% pemegang saham Perseroan.
In 2014 Buana Finance had held 1 (one) AGMS and 1 (one)
EGMS on 21 May 2014 in Mercantile Athletic Club, South
Jakarta, which were attended by 84.54% shareholders.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
83
Proses Pelaksanaan RUPS 2014
2014 GMS Implementation Process
RUPST dan RUPSLB di tahun 2014 telah dilaksanakan
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas (UUPT), Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (dahulu Bapepam dan LK) Nomor IX.I.1
Tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum
Pemegang Saham dan Anggaran Dasar Perseroan
yang berlaku.
The AGMS and EGMS held in 2014 were conducted in
accordance with the applicable legislation such as Law
No. 40 Year 2007 concering Limited Companies (UUPT),
Regulation of Indonesia Financial Services Authority
(formerly Indonesian Capital Market and Financial
Supervisiory Agency/ Bapepam-LK) No. IX.I.1 concerning
the Plan and the Implementation of General Meeting of
Shareholders, and the Company’s Article of Association.
Berikut prosedur pelaksanaan RUPS 2014:
Hereinafter, the procedures on the implementation
of 2014 GMS:
Prosedur RUPS
Procedure of
GMS
Pelaksanaan
Implementation
Persyaratan UUPT dan/atau Peraturan
Bapepam dan LK dan/atau Anggaran
Dasar Perusahaan
Law of Limited Company Requirements,
Bapepam-LK Regulations and/ or
Articles of Association
Keterangan
Remarks
Pemberitahuan Rencana
RUPS ke Otoritas Jasa
Keuangan
14 April 2014 atau
7 hari kalender
sebelum
Pemberitahuan RUPS
diiklankan Perseroan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam
dan LK) mewajibkan agenda RUPS harus disampaikan
kepada OJK paling lambat 7 hari kalender sebelum
Pemberitahuan
rencana
RUPS
diiklankan
Perseroan
Telah sesuai dengan
peraturan Otoritas
Jasa Keuangan
(Bapepam dan LK).
Notification of GMS
Plan to the Financial
Services Authority
14 April 2014 or
7 calendar days prior
the GMS Notification
was advertised by
the Company
Regulation of OJK requires the GMS agenda to be
reported to OJK at the latest 7 calendar days prior
to the Notification of GMS plan being advertised by
the Company.
In accordance with
the regulations of
OJK.
Tanggal 21 April 2014
atau 14 hari kalender
sebelum tanggal
iklan Panggilan RUPS
tanpa memperhitung
-kan tanggal
Pemberitahuan dan
tanggal Panggilan,
diiklankan di harian
Media Indonesia.
UUPT dan Anggaran Dasar Perusahaan mewajibkan
Pengumuman rencana RUPS harus dilakukan 14 hari
kalender
sebelum
tanggal
Pemanggilan
RUPS
dengan tanpa memperhitungkan tanggal Pemberitahuan
dan tanggal Panggilan.
Telah sesuai
dengan ketentuan
Anggaran Dasar
Perseroan.
On 21 April 2014 or
14 calendar days
prior the date of GMS
without counting
the Notification and
Summoning dates,
advertised in the
Media Indonesia
newspaper.
Law of Limited Companies and the Article of Association
require the Announcement of GMS plan to be conducted
14 calendar days prior to the GMS Summoning date
without counting the Notification and Summoning dates.
In accordance with
the provisions of
Articles of
Association.
Pemanggilan
RUPS
Tanggal 6 Mei 2014
atau 14 hari kalender
sebelum tanggal
iklan Panggilan RUPS
tanpa
mempehitungkan
tanggal Pemanggilan
dan tanggal
Pelaksanaan RUPS,
diiklankan
di harian Media
Indonesia.
Pemanggilan
RUPS
dilakukan
dalam
jangka
waktu
paling lambat 14 hari sebelum tanggal RUPS diadakan,
dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan
dan tanggal RUPS.
Telah sesuai
dengan
ketentuan UU
Perseroan Terbatas
dan Anggaran
Dasar Perseroan.
GMS
Summoning
On 6 May 2014 or
14 calendar days
prior the date of GMS
without counting the
date of Summoning
and Implementation
of GMS, advertised in
the Media Indonesia
newspaper.
GMS Summoning was conducted not later than
14 days prior the implementation of GMS, without
counting the date of Summoning and the date of GMS.
In accordance with
the provisions of
Law of Limited
Companies and the
Articles of
Association.
Pemberitahuan
Rencana RUPS
Notification of
GMS Plan
84
RUPST dan RUPSLB
dilaksanakan pada
tanggal 21 Mei
2014 bertempat di
Merchantile Athletic
Club, Jakarta Selatan.
UUPT
dan
Anggaran
Dasar
Perseroan
mewajibkan
RUPS
diadakan
di
tempat
kedudukan
Perseroan
atau
ditempat
Perseroan
melakukan
kegiatan
usahanya
yang
utama
sebagaimana
ditentukan
dalam Anggaran Dasar atau di tempat kedudukan
bursa dimana saham Perseroan dicatatkan. Domisili
kantor pusat Perseroan adalah di Jakarta Selatan.
Telah sesuai dengan
UU Perseroan
Terbatas dan
Anggaran Dasar
Perseroan.
AGMS and EGMS
held on 21 May
2014 at Merchantile
Athletic Club, South
Jakarta.
Law of Limited Companies and the Article of
Association requires the GMS to be held at the
Company’s office or where its main business
activities are located as regulated in the Article of
Association or where its shares are listed. The Head
Office of the Company is domiciled in South Jakarta.
In accordance with
the provisions of Law
of Limited Company
and the Articles of
Association.
Pemberitahuan
Hasil RUPS
Pada tanggal 23 Mei
2014 atau 2 hari setelah
pelaksanaan RUPS, hasil
RUPS telah dilaporkan
kepada OJK (dahulu
Bapepam dan LK) dan
diiklankan di harian Bisnis
Indonesia dan Media
Indonesia, keduanya
berbahasa Indonesia dan
berperedaran nasional.
Perusahaan wajib menyampaikan hasil RUPS paling
lambat 2 hari setelah dilaksanakannya RUPS kepada
OJK (dahulu Bapepam dan LK) dan mengumumkannya
kepada publik sekurang-kurangnya dalam 2 surat kabar
berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional.
Telah sesuai dengan
peraturan OJK
(dahulu Bapepam
dan LK).
Notification of
GMS Results
On 23 May 2014 or
2 days after the GMS
implementation,
GMS results were
reported to OJK
(formerly BapepamLK) and advertised
in Bisnis Indonesia
newspapers and
Media Indonesia,
both in Indonesian
language and
circulated nationally.
The Company is required to report the GMS results
maximum in 2 days after the implementation of the
GMS to OJK (formerly Bapepam-LK) and announce
it to the public at least in 2 Indonesian language
newspapers, one of which is nationally circulated.
In accordance with
the OJK (formerly
Bapepam-LK)
regulations.
Pelaksanaan
RUPS
GMS
Implementation
Hasil RUPST pada tanggal 21 Mei 2014
Keputusan-keputusan RUPST:
Usulan
AGMS results on 21 May 2014
Decisions of the AGMS:
Realisasi
Proposal
Realization
1. Menyetujui laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku 2013 termasuk
didalamnya laporan kegiatan Perseroan dan pelaksanaan tugas
pengawasan oleh Dewan Komisaris;
2. Mengesahkan laporan keuangan Perseroan tahun buku 2013 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman &
Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) sebagaimana
dimuat dalam Laporan Auditor Independen No. RPC-4868/ PSS/2014
tertanggal 10 Maret 2014, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;
Persetujuan RUPS telah dituangkan dalam Akta Berita Acara
RUPS No. 65 tanggal 21 Mei 2014 yang dibuat dihadapan
Fathiah Helmy, S.H., Notaris di Jakarta
1. Approve the annual report of the Company for the 2013
including the supervisory report of the Board of Commissioners;
2. Authorized the financial statement of the Company
for the 2013 fiscal year which has been audited by the Public
Accountant Office of Purwantono, Suherman & Surja
(a member firm of Ernst & Young Global Limited) as stated
in the Independent Auditor Report No. RPC-4868/
PSS/2014 dated 10 March 2014, with unqualified opinion;
AGM approval has been stated in the AGM Official Record Deed No.
65 dated 21 May 2014, drawn up before Fathiah Helmy, S.H., Notary
in Jakarta
Agenda Pertama Rapat:
First Meeting Agenda:
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
85
Usulan
Realisasi
Proposal
Realization
Agenda Kedua Rapat:
Second Meeting Agenda:
1.
Menyetujui penggunaan laba bersih Peseroan sebagai berikut :
a.
Dibagi sebagai dividen tunai
dengan jumlah sebesar
Rp. 60,- (enam puluh Rupiah) per saham atau seluruhnya
berjumlah
maksimum
sebesar
Rp.
98.747.763.240,(sembilan puluh delapan milyar tujuh ratus empat puluh tujuh
juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu dua ratus empat
puluh Rupiah), yang akan dibagikan secara proporsional
kepada para pemegang saham yang berhak
sesuai
dengan Daftar Pemegang Saham pada tanggal 18 Juni
2014 pukul 16.00 WIB (recording date), dengan ketentuan
dividen tunai
tersebut akan diperhitungkan dan dipotong
pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
Sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar Rupiah) ditetapkan
dan dibukukan sebagai cadangan umum guna memenuhi
ketentuan pasal 70 Undang-Undang Perseroan Terbatas
dan Pasal 23 Anggaran Dasar Perseroan; dan
Seluruh sisanya ditetapkan dan dibukukan sebagai Laba
Ditahan.
b.
c.
2.
• Dividen telah dibayarkan pada tanggal 2 Juli 2014 dengan jumlah
sebesar
Rp.
60,per
saham
atau
seluruhnya
sebesar
Rp. 98.747.763.240,-;
• Sebesar
Rp. 1.000.000.000,Cadangan ;dan
• Sisa laba
Perseroan.
bersih
Perseroan
telah
telah
disisihkan
dicatat
sebagai
sebagai
Laba
Dana
Ditahan
Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan
dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan
dalam melaksanakan pembayaran dividen tunai tersebut
kepada
masing-masing
pemegang
saham,
termasuk
tetapi
tidak
terbatas
untuk
merubah
jadwal
dan
tata cara pembagian dividen tersebut di atas.
1. Approved the utilization of net profit of the Company
with the following details :
a.
b.
c.
2.
Distributed as cash dividend in the amount of Rp. 60,- (sixty
Rupiah) per share or in maximum Rp. 98.747.763.240,(ninety eight billion seven hundred forty seven million seven
hundred sixty three thousand two hundred forty Rupiah),
which will be paid proportionally to the shareholders whose
names are recorded in the Register of Shareholders of the
Company on 18 June 2014 at 16.00 WIB (recording date),
with the provisions that the cash dividend will be deducted
with dividend tax in accoradance with the prevailing
taxation regulation;
Rp. 1.000.000.000,- (one billion Rupiah) will be set aside
and booked as reserved fund to comply with the provisions
of Article 70 of the Law of Limited Companies and Article
23 of the Article of Association of the Company; and
The remaining net profit will be set aside and booked
as Retained Earnings.
• Dividends were paid on 2 July 2014 in the amount of
Rp. 60,- per share or a total of Rp. 98.747.763.240,-;
• Rp. 1.000.000.000,- was set aside as a Reserve Fund; and
• The remaining net profit of the Company has been recorded
as Retained Earnings.
Conferring power and authority to the Directors with the
right of substitution to provide power and authority to the
Directors with the right of substitution to perform all actions
in implementing the payment of cash dividends to each
shareholder, including but not limited to changing the
schedule and procedures for dividend distribution
mentioned above.
Agenda Ketiga Rapat:
Third Meeting Agenda:
Menyetujui
untuk
menunjuk
Kantor
Akuntan
Publik
Purwantono, Suherman & Surja untuk mengaudit Laporan
Keuangan Perseroan
tahun buku 2014 dan memberikan kuasa
dan wewenang kepada Dewan Komisaris
Perseroan untuk
menetapkan
honorarium
dan
persyaratan
penunjukan
akuntan publik.
Telah direalisasikan, yang mana Dewan Komisaris telah menunjuk
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member
firm of Ernst & Young Global Limited) untuk memeriksa pembukuan
Perseroan untuk tahun buku 2014 pada tanggal 21 Mei 2014.
Approved the appointment of Purwantono, Suherman &
Surja to audit the financial statements for the 2014 fiscal
year and give the power and authority to the Board of
Commissioners to determine the amount of honorarium and
requirements of the appointment of public accountant.
It has been realized. The Board of Commissioners have appointed
Public Accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja (a member
firm of Ernst & Young Global Limited) to audit the bookkeeping
of the Company for the 2014 fiscal year on 21 May 2014.
86
Usulan
Proposal
Realisasi
Realization
Agenda Keempat Rapat:
Fourth Meeting Agenda:
1.
2.
1.
2.
Menetapkan
honorarium
anggota
Dewan
Komisaris
Perseroan
maksimum
atau
setinggi-tingginya
sebesar
Rp.
3.998.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus sembilan
puluh delapan juta Rupiah) Gross per tahun dan pembagiannya
diserahkan kepada Dewan Komisaris.
Memberi kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris
untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan bagi setiap
anggota Direksi Perseroan, termasuk jika perlu untuk
menetapkan dan/atau merubah pembagian tugas dan wewenang dari
setiap anggota Direksi Perseroan.
• Honorarium anggota Dewan Komisaris Perseroan telah ditetapkan sebesar
Rp. 3.998.000.000,- pada tanggal 21 Mei 2014.
• Dewan Komisaris Perseroan telah menetapkan besarnya gaji dan
tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan pada tanggal 21 Mei 2014.
Determined the honorarium of members of the Board of
Commissioner of the Company at the maximum of
Rp. 3.998.000.000,- (three billion nine hundred and ninty
eight million Rupiah) Gross per year and give the authority
of the distribution to the Board of Commissioner.
Authorized the power and authority to the Board of
Commissioners to determine the salary and allowances
for each member of the Directors, including if necessary
to determine and/or change the roles and responsibilities
of each member of the Directors.
• The honorarium of the Board of Commissioners has determined
to be amounted to Rp. 3.998.000.000,- on 21 May 2014.
• The Board of Commissioners of the Company has determined the
distribution of salary and allowances for member of the
Directors of the Company on 21 May 2014.
Hasil RUPSLB pada tanggal 21 Mei 2014
Selain RUPST, RUPLB pada tanggal 21 Mei 2014
menghasilkan keputusan:
Usulan
EGMS results on 21 May 2014
In addition to AGMS, EGMS on 21 May 2014
generated the following decisions:
Realisasi
Proposal
Realization
Menyetujui perubahan beberapa pasal dan penyusunan kembali
seluruh
Anggaran Dasar Perseroan, yang mana atas keputusan
ini
Direksi
diberikan
wewenang
dan
kuasa
untuk
menandatangani akta yang diperlukan sehubungan dengan:
Keputusan tentang perubahan dan penyusunan kembali seluruh
Anggaran Dasar Perseroan sesuai RUPSLB tanggal 21 Mei 2014 telah
dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Buana
Finance Tbk No. 29 tertanggal 22 Juli 2014 yang dibuat
dihadapan Fathiah Helmy, SH., Notaris di Jakarta dan telah
sah
dan
mengikat
sejak
adanya
penerimaan
pemberitahuan
perubahan Anggaran Dasar PT Buana Finance Tbk dari Menteri
Hukum
dan
Hak
Asasi
Manusia
Republik
Indonesia
No.
AHU-04760.40.21.2014 tertanggal 24 Juli 2014 dan Daftar Perseroan
No. AHU-0076998.40.80.2014 tertanggal 24 Juli 2014.
Agenda Pertama Rapat:
First Meeting Agenda:
a. Putusan acara pertama rapat ini;
b. Pernyataan kembali seluruh pasal-pasal Anggaran Dasar Perseroan
termasuk
untuk
melaporkan
dan/atau
meminta
persetujuan dari instansi berwenang sebagaimana dimuat
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 29 tanggal 22 Juli 2014.
Approve
the
amendments
to
several
articles
and
restatement of the Articles of Association of the Company,
in which the Directors are authorized and empowered
to sign the deed required in connection with:
a. The decision made on the first meeting agenda;
b. Restatement of the Articles of Association of the Company,
including to report and / or seek approval from the authorized
institutions as stated in the Deed No. 29, dated 22 July 2014.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Decisions about the amendments and restatements in the Articles
of Association of the Company in accordance with the EGMS on
21 May 2014 have been set forth in the Deed of Meeting Resolution
Statement of PT Buana Finance Tbk No. 29 dated 22 July, drawn
up before Fathiah Helmy, SH., Notary in Jakarta and have been
legally binding by virtue of an Acceptance Letter of Notification
of Amendments to the Articles of Association of PT Buana
Finance Tbk from the Minister of Justice and Human Rights of the
Republic of Indonesia No. AHU-04760.40.21.2014 dated 24 July 2014
and Company Register No. AHU-0076998.40.80.2014 dated
24 July 2014.
87
Usulan
Proposal
Realisasi
Realization
Agenda Kedua Rapat:
Second Meeting Agenda:
1. Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk menjadikan
jaminan utang lebih dari 50% atau seluruh harta kekayaan Perseroan
dalam rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima
oleh Perseroan dari Bank, Lembaga Keuangan dan/atau masyarakat
dalam rangka penerbitan surat berharga termasuk surat hutang dan/
atau obligasi di pasar modal dengan memperhatikan peraturan di pasar
modal;
2. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan
untuk menentukan jumlah pinjaman yang akan diterima oleh Perseroan.
3. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan
hak subsitusi untuk melakukan semua dan setiap tindakan hukum yang
diperlukan sehubungan dengan keputusan untuk menjaminkan lebih
dari 50 % (lima puluh persen) atau seluruh harta kekayaan Perseroan
dalam rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima
Perseroan dari Bank, Lembaga Keuangan dan/atau masyarakat, dalam
rangka penerbitan surat berharga dan atau obligasi di pasar modal
sesuai dengan ketentan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keputusan
tentang
persetujuan
penjaminan
lebih
dari
50 %
atau seluruh harta kekayaan Perseroan telah dituangkan
dalam
Akta
Pernyataan
Keputusan
Rapat
PT
Buana
Finance Tbk No. 66 tertanggal 21 Mei 2014 yang dibuat
dihadapan Fathiah Helmy, SH., Notaris di Jakarta.
1. Giving the approval to the Directors of the Company
as loan security for more than 50% or all assets of the
Company in order to obtain loan facilities received from
Banks, Financial Institutions and/or public for the issuance
of bonds, including debt securities and/or bonds in the
capital market with regard to the prevailing regulations.
2. Give the power and authority the Board of Commissioners
of the Company to determine the amount of loan to
be received by the Company; and
3. Give the power and authority to the Directors with the right
of substitution to take all necessary legal actions needed
related to the pledge of more than 50% or all assets of the
Company in order to obtain loan facilities which will be received from Banks, Financial Institutions and/or public for
the issuance of bonds, including debt securities and/or
bonds in the capital market with regard to the prevailing
regulations.
GMS approval regarding the approval to pledge of more than
50% or the entire assets of the Company has been set forth in the
Deed of Meeting Resolution Statement PT Buana Finance
Tbk No. 66 dated 21 May 2014 drawn up before Fathiah
Helmy, SH., Notary in Jakarta.
Seluruh hasil RUPST dan RUPSLB Perseroan
yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014 telah
diumumkan melalui harian Bisnis Indonesia dan
Media Indonesia pada tanggal 23 Mei 2014 serta
telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan,
PT Bursa Efek Indonesia dan pihak-pihak lain.
All results of the Annual GMS and Extraordinary
GMS held on 21 May 2014 have been announced in
the Bisnis Indonesia newspapers and Media Daily on
23 May 2014, and have been reported to
Financial Services Authority, the Indonesia
Stock Exchange (IDX) and other parties.
Selain memuat hasil RUPS, iklan pengumuman
yang disampaikan Perseroan juga memuat
jadwal pembagian Dividen Tunai sebagai
pelaksanaan keputusan Agenda Kedua RUPS
Tahunan. Adapun pengumuman tersebut adalah
sebagai berikut:
In addition to publishing the results of the GMS, the
Company’s
announcement
also
advertised
the
schedule
for
distribution
of
Cash
Dividends, as the implementation of Second Agenda
of the Annual GMS results. The announcement is as
follows:
Jadwal Pembagian
Dividen Tunai
1. Cum Dividen di Pasar Regular & Negosiasi : 13 Juni 2014
2. Ex Dividen di Pasar Reguler & Negosiasi : 16 Juni 2014
3. Cum Dividen di Pasar Tunai : 18 Juni 2014
4. Ex Dividen di Pasar Tunai : 19 Juni 2014
5. Recording Date yang berhak atas Dividen : 18 Juni 2014
6. Pembayaran Dividen : 2 Juli 2014
88
Schedule for Distribution
of Cash Dividends
1. Cum Dividends in Regular & Negotiation Market : 13 June 2014
2. Ex Dividends in Regular & Negotiation Market : 16 June 2014
3. Cum Dividends in Cash Market : 18 June 2014
4. Ex Dividends in Cash Market : 19 June 2014
5. Recording Date of parties entitled for Dividends : 18 June 2014
6. Payment of Dividends : 2 July 2014
DEWAN KOMISARIS
Board of commissioners
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Duties and Responsibilities of the Board of
Commissioners
1. Melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
Direksi, dengan mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi implementasi kebijakan strategis
dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik.
2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung
jawab sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan,
menjalankan
keputusan-keputusan
RUPS
Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mengadakan pertemuan berkala dengan
Direksi maupun Komite Audit dan secara
konstruktif memberikan arahan dan masukan
strategi serta meninjau kinerja Perseroan.
1. To oversee the Directors in carrying out the duties
and responsibilities of the Directors by
directing,
moniting
and
evaluating
the
implementation of strategic policies and
good
corporate
governance
principles.
2. To perform its duties, authorities, and
responsibilities according the Company’s Articles
of Association, to perform the AGMS decisions and/
or EGMS and the prevailing laws and regulations
3. To hold a periodic meeting with the Directors
as well as Audit Committee and constructively
provide guidance and feedback strategies as
well as reviewing Company’s performance.
Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan
Komisaris
Appointment and Dismissal of the Board of
Commissioners
Sesuai
dengan
ketentuan
Undang-Undang
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
khususnya Pasal 111 dan Anggaran Dasar Perseroan,
pengangkatan dan pemberhentian para anggota
Dewan Komisaris dilakukan melalui mekanisme
RUPS. Selain itu juga diatur mengenai masa jabatan
masing-masing anggota Dewan Komisaris yang
akan berakhir pada penutupan RUPST ketiga
setelah tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi
hak RUPS untuk sewaktu-waktu memberhentikan
anggota Dewan sebelum masa jabatannya berakhir.
In accordance with the provisions of Law Limited
Companies No. 40 of 2007, in particular Article
111 and the Article of Association of the Company,
the appointment and dismissal of the Board of
Commissioners are conducted through the GMS
mechanism. In addition, it also determines that
the service period of each member of the Board of
Commissioners which will expire at the close of the
third AGMS after the date of appointment, without
limiting the right of GMS to dismiss Board
of Commissioners at any time prior to the
expiration of their service period.
Susunan dan Independensi Dewan Komisaris
Composition and Independency of the Board of
Commissioners
Susunan terakhir Dewan Komisaris Perseroan
ditetapkan berdasarkan keputusan RUPST pada
tanggal 21 Mei 2014, terdiri dari 3 (tiga) orang
anggota sebagai berikut:
The latest structure of Board of Commissioners was
appointed based on resolution of the AGMS on 21 May
2014, consisting of 3 (three) members are as follows:
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
89
NAMA
Name
Karman Tandanu
JABATAN
Position
ANGGOTA
SEJAK
TAHUN
BERAKHIR
Member
Since
Year Ended
2013
2016
Komisaris Utama
President Commissioner
Tjan Soen Eng
Komisaris
Commissioner
2009
2016
Corneiles Tedjo
Endriyarto
Komisaris Independen
Independent Commissioner
2013
2016
JABATAN LAIN DILUAR
PERSEROAN
Other Position Outside
the Company
Komisaris Utama PT. Sari Dasa Karsa
President Commissioner of
PT. Sari Dasa Karsa
Komisaris Utama PT. Asuransi Bina
Dana Arta Tbk
President Commissioner of
PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk
Komisaris Utama di PT. Maskapai
Reasuransi Indonesia Tbk
President Commissioner of PT.
Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
Komisaris Independen PT. Asuransi
Buana Independen
Independent Commissioner of
PT. Asuransi Buana Independen
Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat
pendidikan masing-masing anggota Dewan
Komisaris dapat dilihat pada Bagian Data Perseroan
Profil Dewan Komisaris.
Brief description of work experiences and education
of each member of the Board of Commissioners
can be viewed in the Corporate Data Section
Profile of the Board of Commissioners.
komisaris independen
Independent Commissioner
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. IX.I.6 Tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan
Bursa Efek Indonesia No. I-A tentang Pencatatan
Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang
Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, Perusahaan
wajib memiliki Komisaris Independen dengan
jumlah minimal 30% dari seluruh anggota Dewan
Komisaris Perusahaan. Anggota Komisaris
Independen Perseroan saat ini terdiri dari 1 (satu)
orang dari keseluruhan jumlah anggota Dewan
Komisaris Perseroan yang berjumlah 3 (tiga)
orang atau berjumlah 33% dari keseluruhan
jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan.
In accordance with Regulation of Financial Service
Authority No. IX.I.6 concerning the Formation and
Implementation Guidelines of the Audit Committee
and Regulation of Indonesia Stock Exchange No. I-A
concerning the Listing of Shares and Non-Share Equity
Securities Issued by Listed Company, the Company is
required to have Independent Commissioner at least
30% of the number of the Board of Commissioners.
The member of Independent Commissioner of the
Company currently consists of 1 (one) out of 3 (three)
Commissioners or 33% of the total member.
Sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK No.
IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan
Komite Audit, Komisaris Independen juga
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Bukan merupakan orang yang bekerja
atau mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk merencanakan, memimpin,
mengendalikan atau mengawasi kegiatan
Perusahaan dalam waktu 6 bulan terakhir;
2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun
tidak langsung pada Perusahaan;
3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan
Perusahaan,
anggota
Dewan
Komisaris
Perusahaan, anggota Direksi Perusahaan
atau Pemegang Saham Utama Perusahaan;
4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung
maupun tidak langsung yang berkaitan dengan
kegiatan usaha Perusahaan.
In accordance with Bapepam-LK regulation No. IX.I.5
on the Establishment and Implementation of the
Audit Committee, Independent Commissioner is also
required to fulfil the following criteria:
1. Not a person who works or has an authority or
responsibility to plan, lead, control or supervise the
management of the Company in the last 6 months;
2. Not having shares either directly or indirectly in
the Company;
3. Not having affiliation with the Company,
members of the Board of Commissioners
of the Company, members of the Directors
or majority Shareholders of the Company;
4. Not having business engagement either directly
or indirectly related to the Company’s business.
90
Prosedur Pemilihan Anggota Komisaris
Independen
Independent Commissioner Election Procedure:
1. Dewan Komisaris dan/atau Direksi dapat
mengusulkan nama-nama calon anggota
Komisaris Independen kepada Dewan Komisaris.
Calon yang diajukan harus memenuhi persyaratan
kompetensi dan independensi yang diperlukan.
2. Dewan Komisaris akan melakukan wawancara
dan meneliti persyaratan calon yang diajukan dan
kemudian menyampaikan rekomendasi atas calon
yang akan diangkat sebagai anggota Komisaris
Independen kepada Pemegang Saham Perseroan.
3. Dewan
Komisaris
akan
mengusulkan
pengangkatan
Komisaris
Independen
tersebut kepada RUPS Perseroan.
4. Pengangkatan
anggota
Komisaris
Independen dilakukan oleh RUPS.
1. The Board of Commissioners and/or Directors
owns the right to propose the candidates to
the Board of Commissioners. The candidates
shall meet the competence and independence
requirements.
2. The Board of Commissioners will interview
and examine the requirements of proposed
candidates and submit recommendations on the
candidates who will be appointed as Independent
Commissioner to the Shareholders of the Company.
3. The Board of Commissioners will propose the
appointment of Independent Commissioner to
GMS.
4. GMS appoints the Independent Commissioner.
Sebelum
diangkat
sebagai
Komisaris
Independen,
calon
anggota
Komisaris
Independen wajib menandatangani pernyataan
independensi dengan merujuk kepada Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No. IX.I.6 Tentang
Pembentukan
dan
Pedoman
Pelaksanaan
Kerja Komite Audit.
Prior to the appointment of Independent
Commissioner, candidates must sign the
independence statement refering to Regulation of
Financial Service Authority No.IX.I.6 concerning the
Formation and Implementation Guidelines of Audit
Committee.
Status kelulusan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Anggota Dewan Komisaris pada tanggal
diterbitkannya Laporan Tahunan ini adalah sebagai
berikut:
The fit and proper test passing status of the member
of the Board of Commissioners as at publication of
this Annual Report is as follows:
Tanggal Lulus Uji Kemampuan
dan Kepatutan
Fit and Proper Test Passing
Date
NAMA
Name
Karman Tandanu
27 Oktober 2005
27 October 2005
Keterangan
Description
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh
Bank Indonesia, dan sesuai dengan ketentuan
Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil
pengujian dinyatakan masih berlaku.
Fit and proper test was conducted by Bank
Indonesia, and in accordance with Regulation
of OJK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 1,
this result remain valid.
Tjan Soen Eng
13 Desember 2007
13 December 2007
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh
Bapepam LK, Kementerian Keuangan Republik
Indonesia,
dan
sesuai
dengan
ketentuan
Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil
pengujian dinyatakan masih berlaku.
Fit and proper test was conducted by Bapepam
LK with Ministry of Finance, and in accordance to
Regulation of JK No. 4 Year 2013 Article 23
Paragraph 1, this result remain valid.
Corneiles Tedjo Endriyarto
15 Februari 2013
15 February 2013
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan, dan sesuai dengan
ketentuan Pasal 23 Ayat 5 POJK No. 4 Tahun
2013 dan berlaku selama 5 tahun.
Fit and proper test was conducted by OJK, and
in accordance with Regulation of OJK No. 4 Year
2013 Article 23 Paragraph 5 and valid for 5 years.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
91
Hubungan Keluarga dan Keuangan Dewan
Komisaris
Family and Financial Relationships of the Board of
Commissioners
Mayoritas anggota Dewan Komisaris Perseroan,
tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau
Pemegang Saham Pengendali Perseroan.
The majority of the serving members of Buana
Finance’s Board of Commissioners do not have
family ties with other members of the Board of
Commissioners, Directors, and/or the controlling
shareholder of the Company.
HUBUNGAN KELUARGA / Family Relationship
HUBUNGAN KEUANGAN / Financial Relationship
NAMA
Name
Karman Tandanu
PEMEGANG
SAHAM
PENGENDALI
Controlling
Shareholder
DEWAN
KOMISARIS
PEMEGANG
SAHAM
PENGENDALI
Controlling
Shareholder
DIREKSI
Board of
Commissioner
Directors
DEWAN
KOMISARIS
DIREKSI
Board of
Commissioner
Directors
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
√
-
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Tjan Soen Eng
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Corneiles Tedjo Endriyarto
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Kepengurusan dan Kepemilikan Saham pada
Perusahaan Pembiayaan Lainnya oleh Dewan
Komisaris
Management and Ownership of Shares in
Other Financing Companies by the Board of
Commissioners
Sesuai ketentuan Peraturan OJK No. 33/POJK.
04/2014 tertanggal 8 Desember 2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris
Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota
Dewan Komisaris di lebih dari 2 Perusahaan Publik
lainnya.
In accordance with Regulation of OJK No. 33/
POJK.04/2014 dated 8 December 2014 on Directors
and Board of Commissioners of Emiten or Public
Company, members of Board of Commissioners of
a Financing Company are prohibited from becoming
Commissioner at more than 2 (two) other listed
Companies.
Salah satu anggota Dewan Komisaris Perseroan
yaitu Tjan Soen Eng, saat ini juga menjabat sebagai
Komisaris Utama di PT. Asuransi Bina Dana Arta
Tbk dan PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.
Currently, one of the member of the Company’s Board
of Commissioners, Tjan Soen Eng, also serves as
President Commissioners in PT. Asuransi Bina Dana
Arta Tbk and PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Joint Meeting of the Board of Commissioners and
Directors
Rapat Gabungan dilakukan sebagai wujud
pelaksanaan
fungi
pengawasan
terhadap
kinerja Direksi Perseroan dan hal-hal lain
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
Perseroan. Sepanjang tahun 2014, Dewan
Komisaris
mengadakan
rapat
gabungan
dengan direksi sebanyak 11 (sebelas) kali rapat.
Joint meetings are held as a manifestation of
monitoring function on the performance of the Directors and other important matters to improve the
Company‘s performance. During 2014, Board of
Commissioners had attended joint meeting with
the Directors of 11 (eleven) meetings
Jumlah kehadiran para anggota Dewan Komisaris
dan Direksi dalam Rapat Gabungan selama tahun
2014 adalah sebagai berikut:
The number of meeetings attended by
Commissioners and Directors in Joint Meetings
in 2014 is as follows:
92
NAMA
Name
JUMLAH RAPAT
Number of Meetings
JUMLAH KEHADIRAN
Attendance
Karman Tandanu
11
10
91%
Tjan Soen Eng
11
11
100%
Corneiles Tedjo Endriyarto
11
11
100%
Soetadi Limin
11
11
100%
Antony Muljanto
11
11
100%
Herman Lesmana
11
11
100%
Laporan singkat Rapat Gabungan selama tahun 2014
adalah sebagai berikut:
No.
TANGGAL
Date
1.
28 Januari 2014
28 January 2014
2.
20 Maret 2014
20 March 2014
3.
% KEHADIRAN
% Attendance
Brief Report of Joint Meetings during 2014:
AGENDA PEMBAHASAN
Discussion Agenda
• Laporan Kinerja Bulanan
• Rencana Pembelian Ruang Kantor
• Monthly Performance Report
• Purchase Plan of Office Space
• Laporan Bulanan
• Rencana Penyelenggaraan RUPS 2014
• Penunjukkan Kantor Akuntan Publik
• Monthly Performance Report
• Plan for 2014 GMS
• Appointment of Public Accounting Firm
24 April 2014
24 April 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Fasilitas Kredit dari Bank Asing
• Data Write-Off
• Monthly Performance Report
• Credit Facility from Offshore Bank
• Write-Off Data
4.
16 Mei 2014
16 May 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Persiapan RUPS
• Pembagian Wilayah Kerja Kantor Cabang
Utama
• Monthly Performance Report
• Preparation of GMS
• Separation of Work Areas for Main Branch
5.
19 Juni 2014
19 June 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Seminar Fit & Proper bagi Dewan Komisaris
• Penanganan Non-Performing Loan (NPL)
• Monthly Performance Report
• Fit & Proper Seminar for the Board of
Commissioners
• Management of Non-Performing Loan (NPL)
6.
14 Juli 2014
14 July 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Rencana Mid Raker
• Pemisahan Wewenang Direktur Marketing
• BPJS untuk Perusahaan
•
•
•
•
7.
No.
29 Agustus
TANGGAL2014
29 August
Date 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
AGENDA PEMBAHASAN
• Data Write Off
Discussion Agenda
• Evaluasi Hasil Mid Raker & Raker
• Monthly Performance Report
• Write-Off Data
• Evaluation of Mid and Annual Business
Conference Result
8.
30 September 2014
30 September 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Penanganan Account Problem Consumer
Finance (CF)
• Monthly Performance Report
• Management of Consumer Finance (CF)
Account Problem
9.
21 Oktober 2014
21 October 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Rencana Penambahan Plafond Kredit
• Monthly Performance Report
• Planning for Additional Credit Plafond
10.
24 November 2014
24 November 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Strategi Bisnis untuk tahun 2015
• Rating Perusahaan
• Monthly Performance Report
• Business Strategy for 2015
• Corporate Rating
11.
19 Desember 2014
19 December 2014
• Laporan Kinerja Bulanan
• Persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
• Monthly Performance Report
• Preparation for Annual National Business
Conference
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Monthly Performance Report
Plan for Mid-Year Business Conference
Division of Marketing Director Authority
BPJS for Company
93
Prosedur Remunerasi Dewan Komisaris
Remuneration Procedures of the Board of
Commissioners
RUPS Tahunan menetapkan besarnya gaji dan
honorarium Dewan Komisaris.
The AGMS determines the amount of salary/
honorarium and benfits for the Board of
Commissioners.
Program Pelatihan Dewan Komisaris
Dalam rangka meningkatkan kompetensi, sepanjang
tahun 2014 anggota Dewan Komisaris telah
mengikuti pelatihan sebagai berikut:
Training Programs of the Board of Commissioners
In order to improve the competency of the Board of
Commissioners, in 2014, Commissioners participated
in the following trainings :
Nama / Name
Karman Tandanu
Nama Pelatihan dan Seminar / Name of Training and Seminar
•
•
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto
•
•
•
•
•
•
94
International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 pada tanggal 3 Oktober 2014 yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) di Singapura
International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 on 3 October 2014 which was
organized by Indonesian Financial Services Association in Singapore
International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 pada tanggal 3 Oktober 2014 yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) di Singapura
Year 2014 Indonesian Economic and Political Outlook
for Insurance Professionals, February 2014
International Seminar The Global & Asian Economic Outlook 2015 on 3 October 2014 which was
organized by Indonesian Financial Services Association in Singapore
Year 2014 Indonesian Economic and Political Outlook for Insurance Professionals, February 2014
International Seminar Welcoming the Year of 2015 Oportunities & Challenges pada tanggal
9 December 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia
(APPI) di Jakarta
International Seminar Welcoming the Year of 2015 Opportunities & Challenges on 9 December 2014
which was organized by Indonesian Financial Services Association in Jakarta
DIREKSI
DIRECTORS
Tugas Direksi
Masing-masing anggota Direksi Perseroan memiliki
tugas dan wewenang untuk memastikan pengelolaan
Perseroan berjalan secara teratur dan terarah. Setiap
anggota Direksi diberikan tugas untuk menjalankan
fungsi sebagai berikut:
Duties of the Directors
Each member of the Company‘s Directors has their
own duties and responsibilities to ensure the
Company‘s management can be conducted with
a focus and clear direction. Each member of the
Directors performs the following functions:
Direktur Utama
• Memimpin pengelolaan seluruh kegiatan usaha
Perseroan.
• Membawahi Divisi Internal Audit, Unit Kerja
Penanganan & Penyelesaian Pengaduan Nasabah
(UKP3N), Unit Kerja Pengenalan Nasabah (UKPN),
Sekretaris Perseroan & Hubungan Investor,
Treasuri, Pengendalian Keuangan, Hukum &
Kepatuhan, Sumber Daya Manusia dan Pemulihan
Akun Pembiayaan Konsumen.
• Mengarahkan proses - proses perbaikan dan
perubahan yang diperlukan untuk memenuhi
tantangan persaingan usaha.
• Memastikan berjalannya sistem pengendalian
internal serta pelaksanaan kepatuhan terhadap
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
• Memastikan bahwa pengelolaan sumber daya
manusia dapat berjalan optimal melalui
pengembangan karyawan,
President Director
• Leads the management of all Company‘s business
activities.
• Oversees Internal Audit Division, Handing &
Settlement of Customer Complaints Work Unit, Know
Your Customer (KYC) Work Unit, Treasury, Financial
Control, Legal & Compliance, Human Resources
and Consumer Finance Remedial.
• To direct necessary processes of improvement and
change
to
meet
business
competition.
• Ensuring observance of internal control system
and enforcement of compliance to the prevailing
rules and regulations.
• Ensures that human resources management runs
optimally through employee development.
• Memastikan berjalannya pengelolaan dan
pengawasan keuangan Perseroan.
• Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di
Perusahaan dan penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah.
• Ensures the Company’s financial operation and
supervision.
• To lead and coordinate the implementation of
Good Corporate Governance and the implementation
of KYC Principles.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis
• Membawahi Divisi Sewa Guna Usaha dan Divisi
Pembiayaan Konsumen.
• Mengelola dan memastikan adanya strategi serta
pengembangan produk untuk mencapai tingkat
penjualan yang telah ditetapkan, sesuai dengan
potensi dan kemampuan masing-masing kantor
cabang Perseroan.
• Mengembangkan kegiatan usaha kantor cabang
terkait dengan aspek pemasaran, pembukaan
kantor cabang serta strategi pemasaran.
• Memimpin dan mengkoordinasikan secara efektif
kegiatan promosi produk pembiayaan sewa guna
usaha dan pembiayaan konsumen sesuai dengan
hasil survei dan segmen pasar.
• Meningkatkan
citra
Perseroan
melalui
pengembangan produk jasa yang tepat sasaran
serta membina hubungan baik dengan nasabah
dan supplier.
Marketing and Business Development Director
• Leads Financial Lease Division and Consumer
Finance Division.
• Manages and ensures the existence of strategies
and product development to achieve level of sales
set, in accordance with the potential and capability
of respective Company‘s branches.
• Develop branches‘ business activities in relation to
marketing aspect, the opening of branches, as well
as marketing strategy.
• To lead and coordinate the promotion activities of
lease and consumer financing effectively
in accordance
with the survey results and market segments.
• Improves Company‘s image through services
development and fostering good relations with
both customers and suppliers.
Direktur Operasional
• Membawahi Divisi Manajemen Risiko, Dukungan
Operasional Cabang dan Pemulihan Akun
Pembiayaan Sewa Guna Usaha.
• Menetapkan serta memastikan penggunaan sistim
teknologi yang dapat mendukung berjalannya
proses operasional Perseroan.
• Memastikan terselenggaranya sistem pengendalian
risiko, pengelolaan risiko serta mitigasi risiko
Perseroan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Operational Director
• Leads Risk Management, Branch Operation Support
and Account Recovery Financial Lease.
• Sets and ensures the use of technology systems
that can support operational process of the
Company.
• Ensures the implementation of risk contol system,
risk management and risk mitigation so that
the Company could function well in accordance
with prevailing regulations.
Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
khususnya Pasal 94 dan Anggaran Dasar Perseroan,
pengangkatan dan pemberhentian para anggota
Direksi dilakukan melalui mekanisme RUPS.
Selain itu juga diatur mengenai masa jabatan
masing-masing anggota Direksi yang akan berakhir
pada penutupan RUPST ketiga setelah tanggal
pengangkatan, tanpa mengurangi hak RUPS untuk
sewaktu-waktu memberhentikan anggota Direksi
sebelum masa jabatannya berakhir.
Appointment and Dismissal of the Directors
In accordance with the provisions of Law of Limited
Company No. 40 of 2007, in particular Article 94
and the Articles of Association of the Company, the
appointment and dismissal of the Directors are
conducted through the GMS mechanism. In addition,
it also determines that the service period of each
member of the Directors which will expire at
the close of the third AGMS after the date of
appointment, without limiting the right of GMS to
dismiss Directors at any time prior to the expiration
of their service period.
Susunan dan Independensi Direksi
Susunan terakhir Direksi Perseroan ditetapkan
berdasarkan keputusan RUPST pada tanggal
21 Mei 2014, terdiri dari 3 (tiga) orang anggota
sebagai berikut:
Composition and Independency of the Directors
The latest structure of Directors was appointed based
on resolution of the AGMS on 21 May 2014, consisting
of 3 (three) members are as follows:
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
95
ANGGOTA
SEJAK
Member
Since
TAHUN
BERAKHIR
Year Ended
JABATAN LAIN DILUAR PERSEROAN
Other Position Outside
the Company
Direktur Utama
President Director
2010
2016
-
Antony Muljanto
Direktur
Director
2007
2016
-
Herman Lesmana
Direktur
Director
2008
2016
NAMA
Name
Soetadi Limin
JABATAN
Position
Komisaris Utama di PT. Pro Car International
Finance
President Commissioner of PT. Pro Car
International Finance
Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat
pendidikan masing-masing anggota Direksi dapat
dilihat pada Bagian Data Perseroan Profil Direksi.
Brief description of work experiences and education
of each member of the Directors can be viewed in
the Corporate Data Section Profile of the Directors.
Status kelulusan Uji Kemampuan dan Kepatutan
Anggota Direksi pada tanggal diterbitkannya
Laporan Tahunan ini adalah sebagai berikut:
The fit and proper test passing status of the member
of the Directors as at publication of this Annual Report
is as follows:
NAMA
Name
TANGGAL LULUS UJI
KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN
Fit and Proper Test Passing Date
Soetadi Limin
11 Nopember 2002
Uji
kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia,
dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun
2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku.
11 November 2002
Fit and proper test was conducted by Bank Indonesia, and in
accordance with Regulation of OJK No. 4 Year 2013 Article 23
Paragraph 1, this result remain valid.
15 September 2014
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 5 POJK
No. 4 Tahun 2013 dan berlaku selama 5 tahun.
15 September 2014
Fit and proper test was conducted by OJK, and in accordance
with Regulation of OJK No. 4 Year 2013 Article 23 Paragraph 5
and valid for 5 years.
13 Oktober 2008
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bapepam LK,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, dan sesuai dengan
ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian
dinyatakan masih berlaku.
13 October 2008
Fit and proper test was conducted by Bapepam LK with Ministry
of Finance, and in accordance to Regulation of OJK No. 4 Year
2013 Article 23 Paragraph 1, this result remain valid.
Antony Muljanto
Herman Lesmana
KETERANGAN
Description
Hubungan Keluarga dan Keuangan Direksi
Family and Financial Relationships of the Board of
Directors
Semua anggota Direksi Perseroan, tidak memiliki
hubungan keuangan dan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau
Pemegang Saham Pengendali.
All of the Company’s Directors do not have any
financial and family relationship with the Board of
Commissioners, other members of Directors, and/or
the Controlling Shareholder.
96
HUBUNGAN KELUARGA / Family Relationship
HUBUNGAN KEUANGAN / Financial Relationship
PEMEGANG
SAHAM
PENGENDALI
Controlling
Shareholder
NAMA
Name
DEWAN
KOMISARIS
PEMEGANG
SAHAM
PENGENDALI
Controlling
Shareholder
DIREKSI
Board of
Commissioner
Directors
DEWAN
KOMISARIS
DIREKSI
Board of
Commissioner
Directors
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
Soetadi Limin
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Antony Muljanto
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Herman Lesmana
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Kepengurusan dan Kepemilikan Saham pada
Perusahaan Pembiayaan Lainnya oleh Direksi
Management and Ownership of Shares in Other
Financing Companies by the Board of Directors
Sesuai ketentuan Peraturan OJK No. 30/
POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang
Tata Kelola Perusahan yang Baik bagi Perusahaan
Pembiayaan,
anggota
Direksi
Perusahaan
Pembiayaan dilarang menjadi anggota Direksi di
perusahaan lainnya.
In accordance with Regulation of OJK No. 30/
POJK.04/2014 dated 8 December 2014 on
Good
Corporate
Governance
for
Finance
Company, members of Directors are prohibited
from becoming Directors in other companies.
Salah satu anggota Direksi, yaitu Herman Lesmana,
juga menjabat sebagai Komisaris Utama di
PT. Pro Car International Finance.
One of the Directors, namely Herman Lesmana,
also serves as President Commissioner in PT. Pro
Car International Finance.
Rapat Direksi
Meeting of the Directors
Direksi menyelenggarakan rapat secara berkala
untuk menjalankan tugas-tugasnya. Secara umum,
rapat dilakukan untuk mendiskuskan hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan.
The Directors conducts regular meetings to perform
their duties. In general, these meetings are held
to discuss important matters to improve the
Company‘s performance.
Selama tahun 2014, Direksi telah melakukan Rapat
Direksi sebanyak 5 (lima) kali, dengan tingkat
kehadiran mencapai 100%. Tingkat kehadiran yang
maksimal ini menunjukkan komitmen yang tinggi
dari seluruh anggota Direksi Perseroan.
In 2014, the Directors conducted 5 (five) meetings,
with the attendance level reaching 100%. This level of
attendance shows a strong commitment from
Directors.
NAMA
Name
Soetadi Limin
JUMLAH RAPAT
Number of Meetings
JUMLAH KEHADIRAN
Attendance
% KEHADIRAN
% Attendance
5
5
100%
Antony Muljanto
5
5
100%
Herman Lesmana
5
5
100%
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
97
Laporan singkat Rapat Direksi selama tahun 2014
adalah sebagai berikut:
No.
TANGGAL
Date
Brief Report of Director’s Meetings during 2014:
AGENDA PEMBAHASAN
Discussion Agenda
• Bisnis KPR
• Laporan Pencapaian Target Penjualan
• Laporan Collection dan Remedial
• Housing Loan Business
• Sales Target Achievement Report
• Collection and Remedial Report
1 April 2014
1 April 2014
• Pembahasan kinerja cabang
• Rencana Penandatanganan Fasilitas Kredit
dengan beberapa bank
• Discussion on branches performance
• Signing of Credit Facilities Plans with several
banks
3.
5 Mei 2014
5 May 2014
• Persiapan RUPS 2014
• Rencana Mid Raker
• Plan for 2014 GMS
• Plan for Mid-Year Business Conference
4.
29 September 2014
29 September 2014
• Proses Verifikasi Dokumen
• Penanganan Akun Bermasalah
• Prospek Nasabah Sewa Guna Usaha
• Laporan dan Evaluasi Hasil Mid Raker
•
•
•
•
5.
17 Nopember 2014
17 November 2014
• Strategi dan Koordinasi terkait Sumber Daya
Manusia
• Strategy and Coordination related to
Human Resources
1.
5 Februari 2014
5 February 2014
2.
Document Verification Process
Problem Accounts Handling
Leasing Pipeline
Report and Evaluation of Mid-Year Business
Conference
Prosedur Remunerasi dan Penilaian Kinerja
Direksi
Remuneration Procedures Performance of the
Directors
RUPS memberikan wewenang kepada Dewan
Komisaris untuk menetapkan besarnya gaji/
honorarium dan tunjangan bagi Direksi. Sementara
penilaian kinerja Direksi secara kumulatif dilakukan
oleh Dewan Komisaris dan RUPS berdasarkan
indikator kinerja yang telah ditetapkan, antara lain
pertumbuhan usaha dan keuangan Perseroan,
peningkatan laba bersih dan pengelolaan risiko
serta konsistensi dalam peningkatan pengembalian
investasi bagi para pemegang saham.
The GMS grants authority upon the Board of
Commissioners to determine the amount of salary/
honorarium and benefits for the Directors.Appraisal
process for the Directors cummulatively conducted
by Board of Commissioners and GMS according to
established performance indicators such as business
and financial growth of the Company, net profit and
risk management performance and consistency in
increasing return of investment of the shareholders.
Pelatihan/Seminar Direksi
Training/Seminars of the Directors
Dalam rangka meningkatkan kompetensinya,
anggota Direksi telah mengikuti pelatihan sebagai
berikut:
In order to improve their competency and knowledge,
the Directors participated in some trainings such as:
Nama / Name
Nama Pelatihan dan Seminar / Name of Training and Seminar
Soetadi Limin
- International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review, Mei 2014.
- International Seminar Welcoming the Year of 2015 Opportunities & Challanges, Desember 2014.
- International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review, May 2014.
- International Seminar Welcoming the Year of 2015 Opportunities & Challanges, December 2014.
Antony Muljanto
- Effective Credit and Collection Strategies yang diselenggarakan oleh Universal Network Inteligence (UNI).
- Leadership For Business Success yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group.
- Effective Credit and Collection Strategies which was organized by Universal Network Intelligence (UNI).
- Leadership for Business Success which was organized by Frontier Consulting Group.
Herman Lesmana
- The Training Program on Credit Information System for Indonesia yang diselenggarakan oleh The Overseas
Human Resources and Industry Development Association (HIDA) di Jepang.
- Optimalisasi Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Mengatur dan Mengawasi Sektor
Keuangan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
- The Training Program on Credit Information System for Indonesia which was organized by The Overseas
Human Resources and Industry Development Association (HIDA) in Japan.
- Optimization of Duties and Authorities of Indonesia Financial Services Authority (IFSA) in Regulating and
Supervising Financial Sector in Indonesia which was organized by Chambers of Commerce and Industry
(Kadin).
98
KOMITE AUDIT
AUDIT COMMITTEE
Dalam membantu tugas dan fungsi pengawasan
Dewan Komisaris, Komite Audit dibentuk oleh
dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
To support the Board of Commissioner monitoring
function, Audit Committee was established by and is
responsible to the Board of Commissioners.
Piagam Komite Audit
Audit Committee Charter
Komite Audit telah memiliki pedoman kerja berupa
Piagam Komite Audit yang telah disetujui oleh Dewan
Komisaris pada tanggal 15 April 2013. Piagam
tersebut digunakan sebagai pedoman dan tata tertib
kerja anggota Komite Audit dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya secara profesional
dan independen. Piagam Komite Audit berisi tentang
komposisi, struktur, persyaratan keanggotaan, tugas
dan tanggung jawab, penyelengaraan rapat, tata cara
dan prosedur kerja, masa tugas anggota Komite,
sistem pelaporan kegiatan dan penanganan
pengaduan terkait pelaporan keuangan. Piagam
Komite Audit dikaji kembali setiap tahun.
The Audit Committee has had working guidelines
in the form of Audit Committee Charter which has
been approved by the Board of Commissioners
on 15 April 2013. The Charter is used as working
guidelines and rules of members of the Audit
Committee in carrying out their tasks and
responsibilities professionally and independent.
The Audit Committee Charter sketches out the
composition, structure, members’ qualification, tasks
and responsibilities, organizing meeting, working
rules and procedure, tenure of Committee members,
activity reporting systems and handling complaints
related to financial report. Audit Committee Charter
is reviewed annually.
Keanggotaan
Membership
Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen
selaku Ketua Komite Audit dengan 2 (dua) anggota,
yang keseluruhannya memiliki kompetensi yang
memadai sesuai latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerjanya sehingga telah memenuhi
persyaratan keanggotaan Komite Audit untuk
memperkuat
fungsi
pengawasan
terhadap
terselenggaranya tata kelola yang baik.
The Audit Committee is led by Independent
Commissioner acting as the Chairman of the Audit
Committee with 2 (two) members, all of whom
possess adequate competence with appropriate
educational background and work experience that
meet the membership requirements of the Audit
Committee to strenghten monitoring function for
the implementation of good corporate governance.
Susunan Komite Audit Perseroan yang ada saat ini
berlaku sejak tanggal 30 Mei 2013 sampai dengan
ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham
Perseroan pada tahun 2016 sebagaimana ditetapkan
dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris
No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013.
Adapun susunan Komite Audit Perseroan adalah
sebagai berikut :
The composition of the present Audit Committee
is effective starting on 30 May 2013 up to the end
of the General Meeting of Shareholders in 2016 as
established in the Board of Commissioner Decision
Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated
30 May 2013. The composition of Audit Committee is as
follows:
JABATAN
Position
NAMA
Name
POSISI DI PERSEROAN
Position in the Company
Ketua Komite Audit
Chairman of Audit Committee
Corneiles Tedjo Endriyarto
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Winny Widya
Pihak Independen
Independent party
Hardianto Soefajin
Pihak Independen
Independent party
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee
Anggota Komite Audit
Member of Audit Committee
Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat
pendidikan masing-masing anggota Komite Audit
yang masih menjabat sampai dengan dibuatnya
Laporan Tahunan ini dapat dilihat pada Bagian
Data Perseroan Profil Komite Audit.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
Information on work experience and educational
history of each member of the Audit Committee
who still serves up to the publication of this Annual
Report can be viewed in the Corporate Data Section
Profile of the Audit Committee.
99
Independensi Komite Audit
Independence of the Audit Committee
Dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung
jawab, Komite Audit memiliki independensi yang
mandiri dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Hal ini
dibuktikan dengan profesionalitas anggota Komite
Audit yang tidak memiliki hubungan keluarga,
keuangan, kepengurusan dan kepemilikan.
In performing its functions, duties, and responsibilities,
the Audit Committee has autonomous independency
and there is no intervention from the other parties. It is
proven by the professionalism of the members of the
Audit Committee who do not have family, business
relationship,
management,
or
ownership
relationships.
Hubungan keluarga dan keuangan dari anggota
Komite Audit dengan anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi serta pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Family and financial relationships of members of
the Audit Committee with (other) Commissioners,
Directors and/ or controlling shareholder as on
publication date of this Annual Report are as follows:
HUBUNGAN KEUANGAN / Financial Relationship
NAMA
Name
Corneiles Tedjo Endriyarto
PEMEGANG
SAHAM
PENGENDALI
Controlling
Shareholder
DEWAN
KOMISARIS
DIREKSI
Board of
Commissioner
HUBUNGAN KELUARGA / Family Relationship
PEMEGANG
SAHAM
PENGENDALI
Controlling
Shareholder
Directors
DEWAN
KOMISARIS
DIREKSI
Board of
Commissioner
Directors
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
ADA
Yes
TIDAK
No
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Winny Widya
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Hardianto Soefajin
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
Seluruh anggota Komite Audit juga tidak memiliki
hubungan kepengurusan dan kepemilikan di
perusahaan pembiayaan lain.
All members of the Audit Committee also do not
have management and ownership relationship in
other finance companies.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Duties and Responsibilities of the Audit Committee
Dalam melakukan fungsinya, Komite Audit
berpedoman kepada Peraturan Bapepam No. IX.I.5.
(Kep.643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012)
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit.
In performing its function, the Audit Committee is
guided by Capital Market Supervisory Agency
(Bapepam) Regulation No. IX.I.5. (Kep.643/BL/2012
dated 7 December 2012) on The Establishment and
the Implementation Guidelines of Audit Committee.
Secara garis besar, Komite Audit melaporkan
kegiatannya secara berkala kepada Dewan Komisaris
dan memberikan rekomendasi atas hal-hal yang
memerlukan perhatian, persetujuan maupun relevan
dengan tugas pengawasan Dewan Komisaris seperti:
1.Melakukan penelaahan informasi keuangan yang
akan dikeluarkan Perseroan serta meyakinkan
bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku.
2.Membahas dengan Akuntan Publik dan Auditor
Internal tentang kecukupan pengendalian internal
termasuk pengendalian keuangan, operasional dan
kepatuhan dan terselenggaranya praktik tata kelola
yang sehat.
3.Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak
lanjut Direksi atas hasil temuan Unit Audit Internal,
Kantor Akuntan Publik dan hasil pengawasan OJK,
guna memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris.
In general, Audit Committee periodically report its
activities to the Board of Commissioners and provide
recommendations on matters that require
attention, approval or relevant to the supervisory
duty of the Board of Commissioners such as:
1.Conducting a review of financial information which
will be issued by the Company to ensure that financial
statements are prepared in accordance with
applicable accounting standards.
2.Discuss with the Public Accountant and Internal
Audit on the adequacy of internal controls including
financial controls, operational control and
compliance as well as the implementation
of good governance practices.
3.Monitoring and evaluating the implementation of
the Directors follow-ups on findings of the Internal
Audit Unit, Public Accountant Firm and the
supervision results of OJK, in order to make
recommendations to the Board of Commissioners.
100
4.Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan
Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris
untuk disampaikan kepada RUPS.
5.Menelaah dan melaporkan kepada Dewan
Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan
Perseroan.
4.Provide recommendations on the appointment of the
Public Accountant Firm to the Board of
Commissioners to be submitted to the GMS.
5.Review and report to the Board of Commissioners on
complaints relating to the Company.
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki
kewenangan untuk mengakses secara penuh, bebas
dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana,
asset, sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugasnya serta kewenangan
lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
In performing its duties, the Audit Committee has the
authority to access fully, independently and without
limitations the Company‘s documents, employees,
funds, assets, other resources of the Company in
connection with the implementation of its duties as
well as performing other actions assigned by the
Board of Commissioners.
Rapat Komite Audit
Audit Committee Meetings
Ketentuan mengenai Rapat Komite Audit :
• Komite Audit akan menyelenggarakan Rapat
Komite secara berkala paling kurang satu kali
dalam 3 (tiga) bulan.
• Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan apabila
dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah
anggota.
• Keputusan Rapat Komite diambil berdasarkan
musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat, pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
• Rapat Komite Audit dipimpin oleh Ketua Komite.
Jika Ketua Komite Audit tidak hadir, maka salah
satu anggota Komite Audit yang hadir dalam Rapat
ditunjuk untuk memimpin Rapat Komite Audit.
• Hasil Rapat Komite Audit dan perbedaan pendapat
yang terjadi beserta alasan perbedaan
tersebut wajib dituangkan dalam risalah rapat
dan didokumentasikan secara baik.
Provisions regarding Audit Committee meetings:
• The Audit Committee will conduct a committee
meeting regularly at least once in three (3) months.
• Committee meetings can only be conducted if is
attended by more than ½ (one half) of the members.
• Committee meeting decisions are taken based on
consensus. If consensus does not achieved, decision
making is conducted based on majority vote.
• Audit Committee Meetings are led by the Chairman
of the Committee. In the event the Chairman of the
Audit Committee is not present, one member of the
Audit Committee who attends the meeting shall
be appointed to led the Audit Committee Meeting.
• Results of Audit Committee Meetings and difference
of opinions as well as the reasons for these
differences shall be noted in minutes of the
meetings and well-documented.
Selama tahun 2014, Komite Audit telah melakukan 11
(sebelas) kali pertemuan dengan tingkat kehadiran
anggota Komite Audit mencapai 100%. Tingkat
kehadiran yang maksimal ini menunjukkan komitmen
yang tinggi dari seluruh anggota Komite Audit
Perseroan.
During 2014, the Audit Committee held 11 (eleven)
meetings with attendance level of 100%. This
maximum level of attendance demonstrates the high
commitment from all members of the Audit
Committee.
Jumlah kehadiran anggota Komite Audit dalam
Rapat Komite Audit selama tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
List of Audit Committee meetings attended during
2014 is as follows:
NAMA
Name
JUMLAH RAPAT
Number of Meetings
JUMLAH KEHADIRAN
Attendance
% KEHADIRAN
% Attendance
Corneiles Tedjo Endriyarto
11
11
100%
Winny Widya
11
11
100%
Hardianto Soefajin
11
11
100%
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
101
Laporan singkat Rapat Komite Audit selama tahun
2014 adalah sebagai berikut:
No.
TANGGAL
Date
1.
23 Januari 2014
23 January 2014
2.
26 Februari 2014
26 February 2014
3.
3 April 2014
3 April 2014
4.
6 Mei 2014
TANGGAL
Date2014
19 May
6.
23 Juni 2014
a) Analysis of the 31 December 2013 financial statements.
b) Planning of inspection and monitoring activities to be carried out by the Internal Audit Division.
c) Findings from audit results of Internal Audit in 2013. The Committee receive, review and provide
advice and recommendations on Internal Audit activities.
a) Penjelasan usaha terkait dengan adanya peraturan pemerintah di bidang Sumber Daya Mineral.
b) Laporan atas temuan-temuan dari hasil pemeriksaan cabang .
a) Business explanation related to government regulation in the field of Mineral Resources.
b) Reporting of audit findings in some branches.
a) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Februari 2014.
a) Reporting of corrective action on audit results conducted in February 2014.
a) Laporan atas temuan-temuan dari hasil pemeriksaan cabang .
b) Penyampaian rencana audit atas beberapa cabang yang akan dilakukan pada bulan Mei 2014.
AGENDA PEMBAHASAN
Agenda
a) Discussion of Management Letter fromDiscussion
the Office
of Public Accountants on the examination of
the Financial Audit and Information Technology.
a) Penjelasan atas pelaksanaan offsite audit yang dilakukan oleh Divisi Internal Audit sesuai
dengan rencana pemeriksaan tahun 2014.
b) Sosialisasi atas adanya rencana diberlakukannya Peraturan Perlindungan Konsumen oleh OJK.
c)Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Mei 2014.
d) Pembahasan terkait dengan Pelaporan Pelanggaran.
a)Explanation of the implementation of offsite audit conducted by the Internal Audit Division in
accordance with the audit plan for 2014.
b)Socialization of the implementation plan of Consumer Protection Act by the OJK.
c)Reporting of corrective action on audit results conducted in May 2014.
d)Discussion related to Whistler Blower implementation.
6 Agustus 2014
a) Pembahasan terkait pelatihan yang dilakukan Divisi Sumber Daya Manusia.
b) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Juni 2014.
12 September 2014
12 September 2014
29 Oktober 2014
a) Discussion on trainings conducted by Human Resource Division.
b) Reporting of corrective action on audit results conducted in June 2014.
a) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Juli-Agustus 2014.
a) Reporting of corrective action on audit results conducted in July-August 2014.
a) Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di September 2014.
29 October 2014
a) Reporting of corrective action on audit results conducted in September 2014.
18 Desember 2014
a)Laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Oktober-November 2014.
b) Pembahasan atas perkembangan usaha Perseroan.
18 December 2014
a)Reporting of corrective action on audit results conducted in October-November 2014.
b) Discussion on the business development of the Company.
Selain aktivitas di atas, Komite Audit juga membahas
tentang kecukupan dan efektivitas sistim
pengendalian internal (termasuk sistim pengendalian
keuangan, operasional, kepatuhan, manejemen
risiko dan tata kelola) serta usulan penyempurnaan
Piagam Komite Audit untuk direkomendasikan
kepada Dewan Komisaris.
102
Divisi
23 June 2014
6 August 2014
10.
dari
a) Pembahasan Management Letter dari Kantor Akuntan Publik atas pemeriksaan di bidang keuangan dan informasi teknologi.
19 Mei 2014
9.
a) Analisa posisi laporan keuangan tanggal 31 Desember 2013
b) Rencana aktivitas pemeriksaan dan pengawasan yang akan dilakukan oleh Divisi Internal Audit.
c) Temuan-temuan dari hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal selama tahun 2013. Komite
menerima, mengkaji dan memberikan saran serta rekomendasi terhadap aktivitas
Audit Internal.
a) Reporting of audit findings in some branches.
b) Delivery of audit plan over several branches which will be conducted on May 2014.
5.
8.
AGENDA PEMBAHASAN
Discussion Agenda
6 May 2014
No.
7.
Brief Report of Audit Committee Meeting during 2014:
Apart from above activities,the audit committee
also discussed on the adequacy and effectiveness of
the internal control system (including the systems
of financial control, operational, compliance, risk
management and governance) as well as
improvement proposal of Audit Committee
Charter to be recommended to the Board of
Commissioners.
Seluruh temuan, catatan dan rekomendasi dari hasil
pelaksanaan kegiatan, penelaahan dan analisa Komite
Audit selama tahun 2014 telah dikomunikasikan
dan didiskusikan dengan Manajemen Perseroan
dan Auditor Eksternal, serta telah dilaporkan
kepada Dewan Komisaris Perseroan.
All findings, notes and recommendations of activities
result, reviews and analysis of the Audit Committee
during 2014 were communicated and discussed
with the management and External Auditors, and
were reported to the Board of Commissioners.
PENGENDALIAN INTERNAL
INTERNAL CONTROL
Pengendalian internal mencakup serangkaian aturan,
kebijakan, dan prosedur yang diterapkan suatu
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran
strategis serta untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa:
• laporan keuangan Perseroan handal;
• operasional Perseroan efektif dan efisien;
• kegiatan usaha Perseroan telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Internal controls encompass a set of rules, policies,
and procedures an organization implements
to achieve its strategic goals and objectives as
well as to provide reasonable assurance that:
• the financial reports of the Company are reliable;
• the operations of the Company are effective
and efficient;
• the activities of the Company has comply
with the applicable laws and regulations.
Sistem pengendalian internal merupakan tanggung
jawab semua karyawan; mulai dari level manajemen
sampai dengan level staf yang melaksanakan
berbagai kegiatan pengendalian.
Internal control system is the responsibility of all
employees, from management to staff level who
execute various control activities.
Sistem pengendalian internal Perseroan meliputi
pengendalian keuangan dan operasional:
1. Dalam aspek pengendalian keuangan, Perseroan
memastikan agar kegiatan usaha Perseroan
dicatat sesuai dengan prinsip akuntasi dan standar
akuntansi yang berlaku sehingga laporan
keuangan Perseroan dapat dipercaya.
2. Dalam aspek pengendalian operasional, Perseroan
memastikan bahwa struktur organisasi telah
dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat
pemisahan tugas dan tanggung jawab yang
tegas seperti:
a.Perseroan menerapkan sistem pengendalian
batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang
kewenangan Komite Kredit, mulai dari
kewenangan yang diberikan kepada Kepala
Cabang sampai dengan Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan.
b.Perseroan secara tegas menerapkan sistem
dual kontrol dengan memisahkan antara bagian
pemasaran dan unit manajemen risiko. Divisi
Pemasaran bertanggungjawab terhadap Direktur
Pengembangan Bisnis dan Pemasaran,
sementara
Divisi
Pengelolaan
Resiko
bertanggungjawab kepada Direktur Operasional.
c.Divisi Pengendalian Keuangan dan Akuntansi
dipisahkan dengan Divisi Treasuri yang
melakukan otorisasi pengeluaran biaya,
sehingga pejabat yang memiliki kewenangan
dalam melakukan otorisasi pengeluaran biaya
dipisahkan dengan pejabat yang melakukan
pencatatan akuntansi dan pengawasan.
Internal control systems of the Company include
both financial and operational control:
1. From financial control aspect, the Company ensures
that business activities of the Company are recorded
in accordance with the applicable accounting
principles and accounting standards so that
financial statements of the Company can be relied
upon.
2. From operational control, the Company ensures
that its organization structures has accommodate a
clear segregation of duties and responsibilities
such as:
a.The Company adheres to credit approval limits
regulating the authority levels of the Credit
Committee, ranging from the authority given to
the Branch Managers up to the Directors and
Commissioners.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
b.The Company strictly implemented dual control
system by separating marketing and risk
management units. Marketing Division is
responsible to Business Development and
Marketing Director, whereas Risk Management
Division is responsible to Operation Director.
c. Financial Control and Accounting is separated
from Treasury Division who has expense
authorization, accordingly, there is a segregation
of duties between authorized officer for
expenses, recording and controlling.
103
Adapun komponen yang telah dibangun Perseroan
dan menjadi dasar dalam proses pengendalian
di atas adalah sebagai berikut:
The components that have been built by the Company
and have been used as the foundation of internal
control processes above are as follows:
Lingkungan Pengendalian
Control Environment
Lingkungan Pengendalian adalah dasar atas
komponen pengendalian internal lainnya yang
membentuk budaya dan perilaku manusia atas
pentingnya kesadaran pengendalian. Perseroan
menerapkan Lingkungan Pengendalian yang efektif
dimana semua karyawan mengerti mengenai tugas
dan tanggung jawab mereka, batas kewenangan
mereka, mempunyai pengetahuan yang memadai,
dan mengerti serta berkomitmen untuk melakukan
aktivitas yang benar dengan cara yang benar.
Dewan Komisaris dan Direksi berkomitmen dalam
mengembangkan, memelihara dan meningkatkan
lingkungan pengendalian internal guna terciptanya
lingkungan dengan etika kerja dan integritas yang
tinggi serta terciptanya suatu kultur organisasi yang
mendukung pencapaian sasaran usaha dengan
risiko yang terukur.
Control Environment is the foundation upon which
all other components of internal control that set the
tone of the organization, which influences the control
awareness of its people. The Company implements
effective control environment is where all employees
understand their job and responsibilities and the
limits of their authorities, in possession of sufficient
knowledge, and are committed to performing their
duties correctly. The Board of Commissioners and
Directors are committed to develop, preserve and
enhance internal control environment so as to create
an environment with high work ethics and integrity,
as well as creating a culture in the organization
supporting achievements of business targets with
measurable risk.
Penilaian Risiko
Risk Assessment
Perseroan senantiasa mengidentifikasi dan
menganalisa risiko-risiko dalam mencapai sasaran
usaha yang ditetapkan. Perseroan telah melakukan
identifikasi atas risiko-risiko yang dihadapi Perseroan
yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko pasar, risiko operasional, serta risiko lainnya
yang meliputi risiko hukum, risiko kepatuhan, dan
risiko reputasi. Penilaian risiko dilakukan secara
berkesinambungan untuk mengukur tingkat risiko
yang dihadapi Perseroan, dimana hasil serta
rekomendasi untuk dilakukannya perbaikan
disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris
Perseroan.
The Company continuously identifies and analyses
the relevant risks faced in achieving its defined
business objectives. The Company has identified the
following risks faced by the Company such as credit
risk, liquidity risk, market risk, operational risk, as
well as other risks which encompass legal risk,
compliance risk, and reputational risk. Risk
assessment is conducted sustainably to measure
the level of risk faced by the Company, whereby the
results and recommendations for improvement
are submitted to the Directors and Board of
Commissioners.
Penjelasan terperinci atas kinerja manajemen
risiko dapat dilihat pada bagian Manajemen Risiko.
Detailed description on the performance of risk
management can be viewed in the Risk Management
section.
Aktivitas Pengendalian
Control Activities
Aktivitas pengendalian merupakan penerapan
prinsip-prinisip dan teknik-teknik pengendalian
internal yang dituangkan dalam kebijakan, prosedur
dan penetapan batas kewenangan untuk memitigasi
risiko yang telah diidentifikasikan dan diukur. Setiap
kebijakan dan prosedur didokumentasikan,
dipelihara dan dikinikan secara berkala dengan
mempertimbangkan perubahan lingkungan bisnis
Perseroan.
Control activities are the implementation of principles
and techniques of internal control specified in policies,
procedures and authority limit establishment to
mitigate risk that has been identified and measured.
All policies and procedures are documented,
preserved and updated periodically to ensure
adequate control of activities, taking into account
changes in business enviroments faced by the
Company.
104
Informasi dan Komunikasi
Information and Communication
Perseroan telah membuat sistem informasi dan
komunikasi yang baik dan handal dalam organisasi
sehingga setiap karyawan Perseroan selalu
mempunyai akses atas informasi yang relevan,
terpercaya, tepat waktu, dan tersedia dalam format
yang konsisten. Pengembangan sarana komunikasi
guna memfasilitasi terjadinya komunikasi yang
efektif dan tepat waktu untuk menyampaikan
strategi dan pencapaian sasaran usaha, risiko-risiko
yang dijumpai serta kendala-kendala dalam
pelaksanaan pengendalian internal. Hal ini dilakukan
antara lain berupa adanya sistem teknologi informasi
realtime online yang terintegrasi (dari operasional
sampai pelaporan) dengan seluruh cabang serta
sistem intranet Perseroan dimana informasiinformasi terkini dapat diakses oleh seluruh
karyawan Perseroan.
The Company has created a good and reliable
information and communication system within the
organization so that every employee of the Company
always has access to information which is relevant,
reliable, punctual and available in consistent formats.
Communication channels should be developed to
facilitate effective and punctual communications on
business strategies and target achievements, risks
and obstacles faced in performing internal control.
Activities in this section include realtime online
information technology system which is integrated
(from operating to reporting stage) with all branches
as well as intranet system where up-to-date
information could be accessed by all employees.
Pemantauan
Monitoring
Manajemen Perseroan melakukan penilaian
berkelanjutan dan berkala terhadap kualitas kinerja
pengendalian internal untuk menentukan apakah
pengendalian telah beroperasi sebagaimana
diharapkan dan dimodifikasi melalui Divisi Internal
Audit. Kekurangan yang signifikan dan kelemahan
material selalu dikomunikasikan kepada Komite
Audit sebagai bagian dari setiap pemeriksaan.
Dengan demikian, komunikasi yang tepat waktu
ini dapat membantu manajemen dalam memperbaiki
masalah tentang pengendalian internal.
The management of the Company conducts ongoing
and periodic assessment of the quality of internal
control performance to determine whether controls
are operating as intended and modified when needed
through Internal Audit Division. Significant deficiencies
and material weaknesses are always communicated
to the Audit Committee as a part of every audit. Hence,
this timely communication may help management
in correcting the problem on internal control.
Evaluasi atas Efektivitas Sistem Pengendalian
Intern
Evaluation on Effectiveness of Internal Control
System
Dalam mendukung efektivitas pengendalian internal
di Perseroan, Divisi Audit Internal berkoordinasi
dengan Komite Audit untuk memastikan bahwa
fungsi pengendalian internal dan manajemen risiko
diterapkan pada semua aspek dan lini Perseroan.
Berdasarkan hasil penilaian Internal Audit selama
2014 sebagaimana telah dilaporkan juga kepada
Komite Audit dan Dewan Komisaris. Secara
keseluruhan sistem pengendalian intenal dan
manajemen risiko telah memadai dan berjalan
efektif.
To support the effectiveness of internal control in the
Company, Internal Audit Division coordinates with
Audit Committee to ensure that the internal control
and risk management is implemented in all aspects
of the Company‘s business lines. Based on results
of Internal Audit assessments in 2014, which have
been reported to the Audit Committee and the Board
of Commissioners. Overall, internal control system
and risk management were adequate and effective.
KEPATUHAN
COMPLIANCE
Perseroan selalu memastikan seluruh ketentuan
perundang-undangan
terkait
kegiatan
usaha Perseroan dalam seluruh aktivitas
usaha Perseroan telah dipatuhi, sehingga
risiko kepatuhan dapat dikelola secara baik.
The Company ensure that all provisions of the
legislation relating to the Company’s business
activities in all business activities are complied
with so that compliance risk can be managed well.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
105
Kepatuhan sebagai Perusahaan Pembiayaan
Compliance as a Multifinance Company
Sebagai perusahaan pembiayaan yang telah berdiri
sejak tahun 1982, Perseroan senantiasa taat kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini
diatur dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. 28/ POJK.05/2014 dan No. 29/POJK.05/2014,
keduanya tertanggal 19 Nopember 2014 tentang
Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan
Pembiayaan dan tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan
Pembiayaan.
Dalam
peraturan
OJK tersebut terdapat beberapa ketentuan yang
harus ditaati Perseroan diantaranya adalah sebagai
berikut:
As a finance company established since 1982, the
Company continues to obey the prevailing laws and
regulations. The business activities of financing
companies are currently governed by Regulation
of
Indonesia
Financial
Services
Authority
No. 28/POJK.05/2014 and No. 28/POJK.05/2014
dated 19 November 2014 on Business License and
Institution of Multifinance Companies and on
Finance Companies Business. There are some
provisions that must be adhered to by the Company
in the regulation of OJK, among others are
as follows:
106
KETERANGAN
Remarks
STATUS
Status
CATATAN
Note
Modal sendiri minimum
Memenuhi
ketentuan
Modal sendiri Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
268,89% dari modal disetor, jauh di atas syarat minimum
modal sendiri yaitu sebesar 50% dari modal disetor.
Minimum equity
Complied
The Company’s minimum equity as of 31 December 2014 was
268.89% of the fully paid capital. This was beyond the minimum
requirement of equity amounting to 50% of fully paid capital.
Pembatasan jabatan
untuk Direksi
Memenuhi
ketentuan
Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal 31 Desember
2014, Perseroan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan untuk
Direksi, karena tidak ada Direktur Perseroan yang merangkap
jabatan di perusahaan pembiayaan lain atau tidak menjadi
Komisaris di lebih dari 1 (satu) perusahaan pembiayaan lain.
Position restriction for
Directors
Complied
Based on the current documents and data as of 31 December 2014,
the Company complied with the position restriction on Directors,
as there is only one Company’s Directors who is concurrently
a Commissioners in 1 (one) other financing company.
Pembatasan jabatan
untuk Komisaris
Memenuhi
ketentuan
Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal 31 Desember
2014, Perseroan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan
untuk Komisaris, karena dari seluruh anggota Dewan Komisaris
Perseroan tidak ada yang merangkap jabatan di lebih dari
2 (dua) perusahaan pembiayaan lain.
Position restriction for
Commissioners
Complied
Based on the current documents and data as of 31 December 2014,
the Company complied with the position restriction on
Commissioners, as there were no Company Commissioners who
have concurrent positions at more than 2 (two) other financing
companies.
Jumlah minimum
piutang pembiayaan
Memenuhi
ketentuan
Jumlah piutang pembiayaan Perseroan pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar 95 % dari jumlah aset. Rasio tersebut berada
di atas syarat minimum jumlah piutang pembiayaan yang harus
dimiliki yaitu sekurang-kurangnya 40% dari jumlah aset.
Minimum Amount of
Financing Receivables
Complied
The amount of Company’s financing receivables as of 31 December
2014 was 95 % of total assets. The ratio is beyond the minimum
amount of financing receivables requirement of at least 40%
of total assets.
Jumlah pinjaman
dibanding modal sendiri
Memenuhi
ketentuan
Jumlah pinjaman yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31
Desember 2014 adalah sebesar 2,16 kali dari modal sendiri,
atau jauh di bawah ketentuan maksimum sebesar 10 kali, baik untuk
pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.
Debt to Equity Ratio
Complied
The amount of Company’s loan as of 31 December 2014 was 2.16
times of the total equity, or which was still below the maximum
limit of 10 times, both for foreign and domestic loans.
Modal disetor minimum
Memenuhi
ketentuan
Modal disetor Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp 411,4 milyar, telah sesuai dengan syarat modal disetor
minimum sebesar Rp 100 miliar untuk perusahaan pembiayaan
yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas.
Minimum Fully Paid Capital
Complied
The Company’s minimum fully paid capital as of 31 December 2014
was Rp 411.4 billion, in compliance with the requirement of minimum
paid-up capital of Rp100 billion for a limited liability finance company.
Perseroan
Peraturan
Perseroan
peraturan
senantiasa memastikan terpenuhinya
OJK sebagai wujud tanggung jawab
untuk selalu tunduk dan patuh pada
perundang-undangan yang berlaku.
The Company continuously ensures that OJK
Regulations are fulfilled as a manifestation of the
Company’s responsibility to always comply and adhere
to the prevailing law and regulation.
Adapun laporan yang disampaikan Perseroan
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia
sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut:
The reports submitted by the Company to OJK and
Bank Indonesia throughout year 2014 are as follows:
NAMA LAPORAN
Report Name
INSTANSI
Institution
TANGGAL PENYAMPAIAN
Submission Date
1.
Laporan Keuangan Bulan Januari 2014
Monthly Financial Report of January 2014
OJK, Bank Indonesia
10 Pebruari 2014
10 February 2014
2.
Laporan Keuangan Bulan Pebruari 2014
Monthly Financial Report of February
2014
OJK, Bank Indonesia
10 Maret 2014
10 March 2014
3.
Penyampaian Laporan Keuangan
Tahunan 2013
Submission of the 2013 Annual
Financial Reports
Kementerian Keuangan,
OJK, Bank Indonesia
Ministry of Finance, OJK,
Bank Indonesia
24 Maret 2014
NO.
4.
Penyampaian Bukti Pengumuman
Laporan Keuangan Tahunan 2013
Submission of Notification Proof of the
2013 Annual Financial Reports
24 March 2014
OJK, BEI
24 Maret 2014
OJK, IDX
24 March 2014
5.
Laporan Keuangan Bulan Maret 2014
Monthly Financial Report of March 2014
OJK, Bank Indonesia
11 April 2014
11 April 2014
6.
Penyampaian Laporan Tahunan 2013
OJK, Bank Indonesia,
BEI,Kementerian
Perindustrian dan
Perdagangan
OJK, Bank Indonesia,IDX,
Ministry of Industry and
Trade
28 April 2014
Submission of the 2013 Annual Report
28 April 2014
7.
Laporan Keuangan Bulan April 2014
Monthly Financial Report of April 2014
OJK, Bank Indonesia
9 Mei 2014
9 May 2014
8.
Laporan Keuangan Bulan Mei 2014
Monthly Financial Report of May 2014
OJK, Bank Indonesia
9 Juni 2014
9 June 2014
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
107
9.
Laporan Keuangan Bulan Juni 2014
Monthly Financial Report of June 2014
OJK, Bank Indonesia
10 Juli 2014
10 July 2014
10.
Laporan Keuangan Bulan Juli 2014
Monthly Financial Report of July 2014
OJK, Bank Indonesia
11 Agustus 2014
11 August 2014
11.
Laporan Keuangan Bulan Agustus 2014
Monthly Financial Report of August 2014
OJK, Bank Indonesia
10 September 2014
10 September 2014
12.
Laporan Keuangan Bulan September2014
Monthly Financial Report of September
2014
OJK, Bank Indonesia
9 Oktober 2014
9 October 2014
13.
Laporan Keuangan Bulan Oktober 2014
Monthly Financial Report of October 2014
OJK, Bank Indonesia
10 Nopember 2014
10 November 2014
14.
Laporan Keuangan Bulan Nopember 2014
Monthly Financial Report of November
2014
OJK, Bank Indonesia
10 Desember 2014
10 December 2014
15.
Laporan Keuangan Bulan Desember 2014
Monthly Financial Report of December
2014
OJK, Bank Indonesia
9 Januari 2015
9 January 2015
AUDIT INTERNAL
INTERNAL AUDIT
Divisi Pengawasan Internal merupakan satuan kerja
yang independen dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama. Divisi Pengawasan Internal
secara langsung membantu Direksi untuk
memastikan berjalannya pengendalian internal
Perseroan dengan melakukan pendekatan audit
berbasis risiko atas seluruh aktivitas Perseroan.
Untuk mendukung independensi dan menjamin
kelancaran pemeriksaan, anggota Komite Audit
dapat setiap waktu berkomunikasi langsung
dengan Divisi Pengawasan Internal untuk mendapat
informasi berbagai hal yang berhubungan dengan
kegiatan pemeriksaan. Pemberian informasi
tersebut harus dilaporkan kepada Direktur Utama,
dan apabila dibutuhkan maka Komite Audit
dapat menerbitkan surat kepada Direksi untuk
mempercepat proses perbaikan dan tindak lanjut
dari hasil pemeriksaan tersebut.
The Internal Audit Division is a unit that is independent
and directly responsible to the President Director.
Internal Audit Division provides direct assistance
to the Directors to ensure the implementation of
the Company‘s internal control by implementing a
risk-based audit approach for all Company‘s activities.
In order to maintain its independence and to assure
efficient inspection, the Audit Committee members
could directly communicate with the Internal Audit
Division at any time to inform various matters related
to the examination activities. This provision of
information has to be reported to the President
Director, and if needed, the Audit Committee could
issue letters to the Directors to accelerate corrective
process and follow up the result of the inspection.
Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal
Duties and Responsibilities of the Internal Audit
1.Mengarahkan dan melakukan pengendalian semua
aktivitas pemeriksaan dan pengawasan secara
independen terhadap seluruh aktivitas, seperti:
penilaian kecukupan dan validitas standar
operasional Perseroan, kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia dalam implementasinya
terhadap seluruh kebijakan dan prosedur maupun
aktivitas yang dijalankan, kebenaran, ketepatan dan
kewajaran seluruh aktivitas baik yang tertuang
dalam laporan keuangan dan usaha, maupun
seluruh aktivitas yang dijalankan seluruh pelaku di
semua unit kerja di Perseroan.
1.Directs and controls all inspection and supervision
activities independently in all activities such as:
assessment on the adequacy and validity of the
Company‘s standard operating procedures, quality
and quantity of human resources in implementing
all policies and procedures as well as other activites,
fact, accuracy, and fairness of all acitivies both
contained in financial statements and business,
and all activities carried out by work units in
the Company.
108
2.Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap
seluruh aktivitas Perseroan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut mengacu pada kebijakan
yang berlaku dan prosedur internal Perseroan.
3.Melakukan pemeriksaan dan pengawasan dengan
sistem kegiatan berbasis risiko (risk based audit)
dan mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk
mencapai “Early Warning System” dalam
mendeteksi permasalahan yang beresiko dihadapi
Perseroan.
4.Bertanggung jawab terhadap kualitas temuan
dan rekomendasi yang dapat diimplementasikan
untuk kepentingan terjaganya dan perbaikan
kinerja Perseroan.
5.Melakukan pengawasan secara berkala untuk
memastikan telah di tindak lanjutinya temuan
oleh unit kerja terkait.
6.Secara
berkesinambungan
melakukan
pengembangan
kemampuan
pemeriksa/
pengawas di Divisi Pengawasan Internal serta
melakukan evaluasi untuk peningkatan kinerja.
2.Inspects and monitors Company‘s acitivies
to ensure that they conform to the prevailing
policies and
Company‘s internal procedures.
3.Inspects and monitors risk-based system
and optimizes surveillance function to obtain
“Early Warning System” in detecting risky issues
that could be faced by the Company.
4.Responsibles for the quality of findings and
recommendations that could be implemented in
order to maintain and improve the performance
of the Company.
5.Undertaken regular monitoring to ensure that
findings on related work unit have been followed up.
6.Develops the ability of the inspectors / supervisors
in Internal Audit sustainably and evaluates
performance enhancement.
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Divisi
Pengawasan Internal
Appointment and Dismissal of the Internal Audit
Division Head
Kepala Divisi Pengawasan Internal diangkat
dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan
persetujuan Dewan Komisaris.Kepala Divisi
Pengawasan Internal Perseroan saat ini dijabat
oleh Ahmad Khaetami sejak tanggal 17 September
2013 berdasarkan Surat Keputusan Direksi
Perseroan No. 686/HR-GS/BNF/IX/2013 .
The head of Internal Audit Division is appointed and
relieved of duty by the President Director, with
approval from the Board of Commissioners.
The position of the Internal Audit Division
Head has been held by Ahmad Khaetami since
17 September 2013 based on Director Letter of
the Company No. 686/HRGS/BNF/IX/2013.
Struktur Organisasi Divisi Pengawasan Internal
The Organizational Structure of The Internal Audit
Saat ini Divisi Pengawasan Internal Perseroan
didukung oleh 10 tenaga pemeriksa dengan
komposisi:
Currently, the Internal Audit is supported by
10 auditors with the following composition:
Buana Finance
JABATAN
Position
JUMLAH (ORANG)
Total (Person)
Kepala Divisi / Division Head
1
Pengawas / Supervisor
4
Staf / Staff
5
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
109
110
Untuk memastikan tersedianya sumber daya
manusia/pemeriksa yang handal dan memiliki
pengetahuan, keterampilan serta kompetensi
yang dibutuhkan dalam melaksanakan tanggung
jawabnya, Divisi Pengawasan Internal melakukan
pengembangan
dan
pelatihan
secara
berkesinambungan
dengan
mengikutsertakan
dalam program pendidikan dan pelatihan profesi
berkelanjutan, baik internal maupun eksternal.
To ensure the the availability of realiable human
resources/auditor who possesses knowledge,
skills and competency needed to carry out their
responsibilities, the Internal Audit Division continually
develop and train by enrolling in training program
and sustainable profession training, internal
as well as external.
Pelaksanaan tugas Divisi Pengawasan Internal pada
tahun 2014 dikelompokkan sebagai berikut:
Execution of Internal Audit Division’s duties were
categorized as follows:
1. Audit Reguler (Pemeriksaan Rutin)
1. Regular Audit
- Melakukan audit di cabang-cabang yang dipilih
berdasarkan risk based approach dan juga
melakukan beberapa audit khusus atas permintaan
Direksi maupun Komisaris yang tidak termasuk
dalam rencana kerja audit pada awalnya.
- Melakukan evaluasi atas pelaksanaan unit kerja
dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab sampai dengan pencatatan
transaksi pembukuan yang dilakukan.
- Melakukan evaluasi atas Prosedur Standar Operasi
(SOP) yang dibuat dan digunakan sebagai dasar
pelaksanaan/aktifitas kerja masing-masing unit
kerja disesuaikan dengan ketentuan Perseroan
atau peraturan pemerintah yang berlaku.
- Conducts audit on selected branches based on
risk based approach and conduct some special
audit upon request from Directors or
Commissioners
which
are
not
initially
included in the audit work plan.
- Perfoms evaluation on the implementation of work
units in carrying out its functions in accordance
with the duties and responsibilities up to the
recording of accounting transactions.
- Performs evaluation of the Standard Operating
Procedures (SOP) made and used as the basis for the
implementation/work activities in respective work
units in accordance with policies of the Company or
prevailing government regulations.
2. Operational Audit
2. Operational Audit
Melakukan pemeriksaan yang menyeluruh atas
unit kerja untuk menilai prestasi kerja yang diukur
dengan tujuan-tujuan atau target yang telah
ditetapkan oleh Manajemen. Audit operasional
fokus pada efisiensi dan efektifitas atas operasi
Perseroan.
Conducts comprehensive examination of work units to
assess work performance measured along with goals
and targets set by Management. Operational audit
focuses on the efficiency and effectiveness of
Company’s operations.
3. Financial Audit
3. Financial Audit
Melakukan pemeriksaan atas kelayakan dan
kewajaran transaksi/laporan keuangan, penelaahan
atas akun-akun yang dihasilkan oleh sistem
dan membandingkannya dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku umum.
Examines the feasibility and fairness of
financial transactions/reports, reviews accounts
produced by system and compares them with
generally accepted financial accounting standards.
4. Audit Khusus dan Investigasi
4. Special and Investigation Audit
Audit Khusus dan Investigasi adalah pemeriksaan
yang dilakukan untuk menentukan kelemahan
pengendalian yang ada, membantu Divisi
Pengelolaan Risiko dalam menentukan jumlah
kerugian/kecurangan dan membantu manajemen
dengan merekomendasikan perbaikan-perbaikan
untuk mencegah kejadian yang berulang di
kemudian hari termasuk melakukan upaya
meminimalisir terjadinya kecurangan dengan
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berpotensi
menimbulkan risiko terjadinya kecurangan.
Special and Investigation Audit is an examination
conducted to determine the weakness of existing
controls, assisting Risk Management Division in
determining the losses/fraud and helpmanagement
by recommending improvements to prevent recurrent
events in the future, including making effort to
minimize the occurrence of fraud by identifying
activities which will potentially cause risk of fraud.
Perencanaan dan realisasi Pengawasan Internal
pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Internal Audit plan and realization in 2014 was as
follows:
a. Rencana dan Realisasi
a. Plan and Realization
Dari total 22 perencanaan pemeriksaan,
19 penugasan pemeriksaan dapat direalisasikan
di tahun 2014, baik pemeriksaan rutin maupun
pemeriksaan khusus/investigasi.
From 22 audit plan, 19 audit assignments
successfully conducted during year 2014, both
regular and special audit/investigation.
JABATAN
Position
RENCANA
Plan
REALISASI
Realization
Cabang / Branch
22
19
Total Penugasan Audit Internal /
Total Internal Audit Assignments
22
19
b. Hasil Temuan Audit
b. Audit Findings Results
Dari pelaksanaan pemeriksaan, beberapa hasil
temuan pada umumnya terkait dengan penerapan
prinsip KYC, pengendalian dan penyimpanan
dokumen cabang, pengelolaan biaya, dan masalah
operasional cabang.
From the audit implementation, some audit finding
results generally related to KYC principles
implementation, control and security of branch
document, expense control and branch operation.
Hasil temuan audit selama tahun 2014 telah
diterbitkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan
Umum, Khusus atau Investigasi, dimana hasil
analisa audit dijabarkan secara keseluruhan, dengan
penekanan khusus terhadap penyimpangan/
pelanggaran serta rencana tindakan perbaikan,
termasuk sanksi/penalti apabila diperlukan.
The audit findings results during 2014, have been
issued in the form of General, Specific or Investigation
Audit Reports, in which audit findings results were
elaborated, with special emphasis on deviations/
violations and recommendations for corrective
actions as well as corrective action plans, including
sanctions/penalties where necessary.
Setiap laporan hasil audit disampaikan kepada
Manajemen Perseroan dan pihak yang diaudit.
Temuan yang mengandung unsur kelalaian,
kecurangan, atau menyebabkan kerugian secara
keuangan, telah ditindaklanjuti oleh manajemen
dengan melibatkan Komite HRD dalam menetapkan
berbagai sanksi kepada pihak yang terlibat.
Each audit report is submitted to the Management
and the audited party. Findings involving elements of
negligence, fraud, or resulted in financial losses had
been followed up by management by engaging Human
Resources Committee who imposed a variety of
sanctions to the related employees.
Sedangkan terhadap berbagai temuan yang
disebabkan karena tidak dijalankannya prosedur,
pihak manajemen juga telah menindaklanjuti
dengan melakukan penyempurnaan kebijakan/
prosedur,
maupun
meningkatkan
kualitas
dan kuantitas pelaksanaan sosialisasi melalui
berbagai pelatihan dan pendampingan. Selain
menyampaikan hasil audit kepada Direktur
Utama, laporan juga disampaikan kepada
Komite Audit Perseroan.
On
the
other
hand,
for
findings
related
to
the
failure
in
implementing
procedures, follow-up actions have also been taken
by management, including improvement of policies/
procedures and improvement in the quality and
quantity of socialization through trainings and
mentoring. In addition to submitting audit reports
to the President Director, the report is also submitted
to the Audit Committee.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
111
PENGAWASAN EKSTERNAL
EXTERNAL AUDIT
Perseroan menunjuk pemeriksa eksternal untuk
memastikan bahwa laporan keuangan Perseroan
telah disajikan secara baik dan benar.
The Company appoints an external auditor to ensure
that the Company’s financial statements have been
prepared well and properly.
Penunjukkan Pemeriksa Eksternal
Appointment of External Auditors
RUPST yang diselenggarakan pada tanggal 21 Mei
2014 telah menyetujui pemberian wewenang kepada
Direksi berdasarkan persetujuan dari Dewan
Komisaris, setelah mendapatkan rekomendasi dari
Komite Audit untuk mengangkat Akuntan Publik
tahun buku 2014 dan menetapkan jumlah honorarium
serta persyaratan lainnya bagi Akuntan Publik yang
ditunjuk tersebut, guna melakukan pemeriksaan
independen atas Laporan Keuangan Perseroan untuk
tahun buku 2014, dan Direksi telah menunjuk Kantor
Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman & Surja
(a member firm of Ernst & Young Global Limited).
The AGMS on 21 May 2014 has agreed to grant
Directors the authority, based on Board of
Commissioners’
approval
upon
gaining
recommendation from Audit Committee, to appoint
a Public Accountant to perform an independent
audit on the Company’s 2014 Financial Report
and to decide the honorarium and other
requirements for the designated Public Accountant to
perform an independent audit on the Company’s 2014
Financial Report, and Directors has appointed
Public Accounting Firm Purwantono, Suherman &
Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited).
Periode Penugasan dan Honorarium Auditor
Eksternal
Assignment Period and Honorarium of External
Auditor
Tahun 2014 adalah tahun kelima bagi Kantor Akuntan
Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member
firm of Ernst & Young Global Limited) sebagai
Auditor Independen Eksternal Perseroan.
2014 is the fifth year for the Public Accountant Firm
of Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of
Ernst & Young Global Limited) as the external auditor.
Berikut adalah Akuntan dan Kantor Akuntan
Publik yang melakukan audit Perseroan selama
lima tahun terakhir:
Below are Accountant and Public Accounting Firm that
performs audits of the Company for the past five years:
TAHUN
BUKU
Fiscal
Year
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Public Accountant Firm
NAMA AKUNTAN
Name of
Accountant
JENIS JASA
Type of Services
BIAYA JASA
AUDIT
Audit
Services Fee
2014
KAP Purwantono, Suherman & Surja
Public Accountant Firm Purwantono,
Suherman & Surja
Danil S. Handaya
Audit Laporan
Keuangan
Financial Statements
Audit
US$ 66.000
2013
KAP Purwantono, Suherman & Surja
Public Accountant Firm Purwantono,
Suherman & Surja
Indrajuwana Komala
Widjaja
Audit Laporan
Keuangan
Financial Statements
Audit
US$ 63.800
2012
KAP Purwantono, Suherman & Surja
Public Accountant Firm Purwantono,
Suherman & Surja
Sinarta
Audit Laporan
Keuangan
Financial Statements
Audit
US$ 60.500
2011
KAP Purwantono, Suherman & Surja
Public Accountant Firm Purwantono,
Suherman & Surja
Roy Iman Wirahardja
Audit Laporan
Keuangan
Financial Statements
Audit
US$ 57.200
2010
KAP Purwantono, Suherman & Surja
Public Accountant Firm Purwantono,
Suherman & Surja
Roy Iman Wirahardja
Audit Laporan
Keuangan
Financial Statements
Audit
US$ 57.200
112
Komunikasi antara Pemeriksa Eksternal dengan
Komite Audit
Communication between the External Auditor and
the Audit Committee
Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Pemeriksa
Eksternal melakukan komunikasi dengan Komite
Audit Perseroan, untuk selanjutnya hasil komunikasi
tersebut dilaporkan kepada Dewan Komisaris oleh
Komite Audit. Pada tahun 2014, telah dilakukan rapat
antara Komite Audit dan Pemeriksa Eksternal
sebanyak 1 (satu) kali, yaitu pada tanggal 19 Mei 2014.
In order to carry out its duties, the external auditor
communicates with the Audit Committee, the
communication results are further reported to the
Board of Commissioners via the Audit Committee.
In 2014, the Audit Committee and the external
auditor conducted 1 (one) meetings, on 19 May 2014.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
CORPORATE SECRETARY
Sebagai perusahaan terbuka, Sekretaris Perusahaan
dibentuk berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan. Sekretaris Perusahaan menjalankan
peran penghubung antara Perseroan dengan otoritas
pasar modal, pemodal, masyarakat, dan pemegang
saham melalui berbagai kegiatan, termasuk
pelaksanaan RUPS dan RUPSLB. Sekretaris
Perusahaan juga membantu Direksi dalam
menciptakan keterbukaan informasi atas hal-hal
material Perseroan yang perlu diketahui oleh
masyarakat.
Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab
Sekretaris Perusahaan adalah :
1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal dan
memberikan masukan kepada Direksi untuk
mematuhi peraturan yang berlaku di Pasar
Modal.
2. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam
pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan seperti
keterbukaan informasi, penyampaian laporan
kepada Otoritas Jasa Keuangan, serta
penyelenggaraan dan dokumentasi RUPS dan
Rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
As a public company, the Corporate Secretary is
established under the provisions of Financial
Services Authority. The Corporate Secretary plays
the liaison role between the Company and the
capital market authority, investors, public, and
shareholders through several activities, including
Annual and Extraordinary GMS. The Corporate
Secretary also assists the Directors in creating
transparency of information on the Company‘s
material matters that should be informed
to the public.
In general, the roles and responsibilities of the
Corporate Secretary are:
1. To keep up with the development in the Capital
Market and to give advices to the Directors to
comply with the Capital Market regulations.
2. To assist Directors and Commissioners in the
implementation of Good Corporate Governance,
such as disclosure of information, submission
of reports to Financial Service Authority, as well
as the convention and documentation of GMS
and Directors and Commissioners’ meetings.
Sepanjang tahun 2014 Sekretaris Perusahaan telah
melaksanakan semua tugasnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku antara lain adalah
menghadiri setiap rapat Direksi, rapat gabungan
Direksi dan Dewan Komisaris maupun rapat-rapat
lainnya. Sekretaris Perusahan juga membuat risalah
rapat-rapat tersebut, melaksanakan RUPS Tahunan,
RUPS Luar Biasa dan Paparan Publik, membuat
dan menyampaikan laporan dan keterbukaan
informasi ke publik.
During 2014, the Corporate Secretary has performed
all duties in accordance with the prevailing
regulations, for instance, by attending each meeting
of the Directors, joint meetings of the Board of
Commissioners and the Directors, and other
meetings. The Corporate Secretary also prepared
the minutes of such meetings, carried out the AGMS,
EGMS and Public Exposes, and provided reports and
disclosure of information to the public.
Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Yohanna
Oktaviani, SH yang sebelumnya dijabat oleh Sudiono
Pujo, SH, berdasarkan Surat Keputusan Direksi
Perseroan No.007/HR-GS/BNF/I/2015 tanggal 20
Januari 2015. Lahir di Bandung, 24 Januari 1983,
meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Katolik
Parahyangan Bandung pada tahun 2007. Selanjutnya
mengikuti pendidikan dan pelatihan, antara lain telah
lulus
pelatihan
Pengembangan
Sekretaris
Perusahaan. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala
Departemen Credit Review, Monitoring and
Procedure.
Currently, the position of the Corporate Secretary has
been held by Yohanna Oktaviani, SH which effected the
change of incumbent from the former Sudiono Pujo,
SH, based on Director Letter of the Company No.007/
HR-GS/BNF/I/2015 dated 20 January 2015. Born in
Bandung on Januari 24, 1983, she obtained graduate
degree in Law from Parahyangan Chatolic University
in Bandung in 2007. She attended and passed
training program, such as Corporate Secretary
Development training. Previously, she served as
the Credit Review, Monitoring and Procedure
Department Head.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
113
Penyerahan Laporan Berkala
Submission of Periodic Reports
Akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu laporan
berkala dan laporan tahunan senantiasa menjadi
perhatian utama Perseroan. Selain laporan-laporan
berkala sesuai dengan Peraturan Pasar Modal,
Perseroan sebagai perusahaan pembiayaan juga
senantiasa menyampaikan laporan-laporan yang
diwajibkan dalam Peraturan OJK No. 29/
POJK.05/2014 tertanggal 19 Nopember 2014, antara
lain laporan keuangan bulanan, laporan kegiatan
usaha semesteran dan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit kepada Menteri Keuangan dan
Bank Indonesia.
The accuracy, completeness and timeliness of
periodic and annual reports are always a major
concern of the Company. In addition to the periodic
reports, in accordance with the Capital Market
Regulation, the Company as a finance company
also continues to submit reports required by
IFSA Regulations No. 29/ POJK.05/2014 dated
19 November 2014, among others monthly financial
reports, the semiannual business activity reports,
and the audited annual financial statements to the
Ministry of Finance and Bank Indonesia.
Laporan keuangan dan laporan tahunan Perseroan
dapat diperoleh di kantor pusat Perseroan melalui
Sekretaris Perusahaan dan juga dapat diakses melalui
situs resmi Perseroan di www.buanafinance.co.id.
The Company’s financial statements and Annual
Report can be obtained in the Company’s Head Office
through the Corporate Secretary and also accessed in
the Company’s website of www.buanafinance.co.id.
Publikasi Informasi Perseroan
Corporate Information Publication
Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan,
maka Perseroan telah mempublikasikan berbagai
informasi terkait Perseroan selama tahun 2014,
termasuk
senantiasa
mempublikasikan
informasi material kepada publik sesuai dengan
Peraturan OJK.
To comply with the laws and regulations, the Company
published various information relating to the
Company during 2014, which includes constantly
publishing matrerial information to the public in
accordance to OJK Regulation.
Selama tahun 2014, Perseroan telah melakukan
berbagai publikasi sebagai berikut:
During 2014, the Company has disclosed several
publications as follows:
TANGGAL
Date
PENGUMUMAN
Announcement
NAMA MEDIA
Name of Media
26 Maret 2014
26 March 2014
Laporan Keuangan Tahunan 2013
2013 Annual Financial Statements
Bisnis Indonesia,
Investor Daily
21 April 2014
Pemberitahuan Rencana RUPS Tahunan
dan RUPS Luar Biasa
Annual GMS and Extraordinary
GMS Plan Notification
Media Indonesia
6 Mei 2014
6 May 2014
Panggilan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa
Notification of Annual GMS and Extraordinary GMS
Media Indonesia
23 Mei 2014
Pengumuman Hasil RUPS Tahunan
dan RUPS Luar Biasa
Announcement of the Annual GMS
and Extraordinary GMS Results
Bisnis Indonesia
Media Indonesia,
Laporan Keuangan Tahunan 2013 dan
Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2014
2013 Annual Financial Statements and
2014 Semi Annual Financial Statements
Bisnis Indonesia,
Investor Daily
21 April 2014
23 May 2014
26 Maret 2014 dan 25 Juli 2014
26 March 2014 and
25 July 2014
114
Akses Informasi Perseroan
Corporate Information Access
Publik dapat mengakses informasi tentang Perseroan
di situs www.buanafinance.co.id yang menyediakan
informasi kompherensif tentang kegiatan operasional
dan kinerja Perseroan. Untuk keperluan internal
Perseroan maupun untuk berbagi informasi di antara
karyawan, Perseroan memiliki jaringan intranet
yang menyediakan informasi tentang perkembangan
operasional, keuangan dan administrasi di
lingkungan Perseroan, yang dapat diakses oleh
seluruh karyawan Perseroan.
The public can access information about the Company
through its website at www.buanafinance.co.id, which
provides comprehensive information regarding the
Company‘s operational activities and performance.
For the Company‘s internal purpose or information
sharing among the employees, the Company has
the intranet network that provides information
regarding the operational, financial and administrative
development within the Company‘s area, which can
be accessed by all employees of the Company.
Pemeringkatan Perseroan
Company Rating
Pada tahun 2014 Perseroan memperoleh 2 (dua)
sertifikat hasil pemeringkatan dengan data
sebagai berikut:
In 2014, the Company obtained 2 (two) certificate
which are the results of rating results with the
following data:
PERIHAL
Subject
TANGGAL
Date
Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas MTN I
Tahun 2013 PT Buana Finance Tbk periode 7 Oktober 2014
sampai dengan 19 Nopember 2014
Annual Monitoring Rating Certificate on MTN I Year 2013 of
PT Buana Finance Tbk for the period of 7 October 2014 to
19 November 2014
7 Oktober 2014
No.
1.
2.
Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas
PT Buana Finance Tbk periode 7 Oktober 2014
sampai dengan 1 Oktober 2015
Annual Monitoring Rating Certificate of PT Buana Finance
Tbk for the period 7 October 2014 to 1 October 2015
HASIL
PEMERINGKATAN
Rating Result
idA(Single A Minus)
7 October 2014
7 Oktober 2014
idA(Single A Minus)
7 October 2014
Terdapat dua jenis sertifikat pemeringkatan yang
diperoleh Perseroan, yaitu pemeringkatan atas surat
hutang yang diterbitkan dan pemeringkatan atas
Perseroan. Untuk pemeringkatan atas surat hutang
yang diterbitkan (MTN), Perseroan mempertahankan
peringkat “idA-” (Single A Minus) yang berarti
obligor mempunyai kemampuan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka panjang yang kuat.
Sementara untuk peringkat Perseroan dengan
hasil “idA-” (Single A Minus; Stable Outlook),
mencerminkan posisi Perseroan yang baik dan
berpengalaman dalam bisnis sewa pembiayaan
(sewa guna usaha), permodalan yang sangat kuat,
dan profitabilitas yang sehat.
There are two types of rating certificates acquired
by the Company, which are rating on MTN issuance
and Company rating. For the MTN rating, the Company
succeeded in maintaining the rating of “idA-” (Single A Minus) which indicates that obligor has strong
ability to meet its long-term financial obligations.The
Company also obtained the result of “idA-”
(Single A Minus; Stable Outlook) for the Company
rating. This rating reflect the Company’s long-standing
presence in the leasing business, very strong
capitalization, and sound profitability.
Kode Etik dan Budaya Kerja
Codes of Ethic and Corporate Culture
Perseroan telah memiliki kode etik yang berlaku
bagi seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi
maupun karyawan Perseroan untuk memberikan
pedoman yang jelas. Etika bisnis ditetapkan dengan mengacu kepada Visi, Misi dan Nilai-Nilai
Perseroan, dan menjadi pedoman dasar yang
berkenaan dengan hal-hal yang terkait dengan
pertentangan kepentingan, penanganan informasi
The Company has had a code of ethics that applies
to both of the Board of Commissioners, Directors
and employees of the Company to provide clear
guidelines. Business ethic refers to the Vision,
Mission, and Corporate Values in its development, and
it used as the basic guidelines for resolving matters
related to conflicts of interest, information
management, and the upholding of Company‘s
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
115
116
serta penegakan peraturan Perseroan. Kode etik ini
tercantum pada buku Peraturan Perusahaan yang
diperbaharui secara berkala, yang secara konsisten
dan terus menerus disosialisasikan oleh Perseroan
melalui surat elektronik ataupun pelatihan.
regulations. The code of ethics is stated within
the Company‘s regulation book which is updated
regularly and it has been consistently and continuously
internalized by the Company through emails and
trainings.
Pokok-pokok kode etik Perseroan adalah sebagai
berikut :
The principles of the Company‘s Code of Ethics
are as follows :
1.Kode etik terkait benturan kepentingan.
Kode etik ini secara umum mengatur mengenai
hubungan antara karyawan dengan pihak ketiga
(nasabah, suplier, relasi, rekanan) dimana
Perseroan secara tegas membatasi benturan
kepentingan yang berpotensi terjadi dengan pihak
ketiga terkait dengan pengambilan keputusan,
pengadaan barang dan jasa mapun penerimaan
fasilitas.
2.Kode etik terkait penanganan informasi.
Kode etik ini secara umum mengatur tentang
penanganan dan kerahasiaan informasi yang
wajib dijaga oleh seluruh karyawan Perseroan.
Namun Perseroan sebagai perusahaan publik
juga
memiliki
mekanisme
penyampaian
informasi kepada para pemangku kepentingan
terkait
dengan
keterbukaan
informasi
yang memang harus diketahui oleh publik.
1.Code of ethics related to conflict of interest.
In general, this code of ethics govern the relationship
between employees and third parties (customers,
suppliers, associates, partners) in which the
Company expressly limits conflicts of interest
that might occur with any third party associated
with decision making, procurement of goods
and services, or acceptance of facilities.
Pelanggaran terhadap kode etik Perseroan dapat
dikenakan sanksi dalam bentuk pemberian surat
peringatan, penurunan pangkat sampai pemutusan
hubungan kerja. Perseroan juga menyediakan sarana
Sistim Pelaporan Pelanggaran sebagai fasilitas
untuk melaporkan atau mengadukan adanya
dugaan pelanggaran kode etik Perseroan.
Punishment for violation of the Company‘s business
ethics may impose in the form of warning letters,
demotion, or even termination. In addition, the Company
has also provided Whistleblowing System as a facility
to report or notify conjecture on code of ethics violation.
Sistim Pelaporan Pelanggaran Perseroan
Whistleblowing System of the Company
Dalam menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan
yang baik, dimana diperlukan adanya keterbukaan,
keadilan, dan pertanggung-jawaban, Perseroan
mengacu pada Peraturan OJK tentang Penyampaian
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
yang telah mengatur mengenai Sistem Pelaporan
Pelanggaran di lingkungan Perseroan.
In implementing Good Corporate Governance, where
transparency,
fairness,
and
accountability/
responsibility are necessary, the Company referred
to OJK Regulation on Submission of Annual Report
of Publicly Listed Companies regarding Whistleblowing
System within the Company.
Unsur penting dalam mendapatkan informasi terkini
yang akurat terkait dengan terjadinya pelanggaran
terhadap prosedur operasional, kebijakan, ataupun
indikasi tindak pidana oleh karyawan Perseroan
adalah melalui informasi yang disampaikan oleh
karyawan di semua lini dari seluruh unit kerja yang
ada di Perseroan. Untuk menciptakan suasana kerja
yang kondusif dan saling menghargai, Perseroan
menekankan kepada karyawan untuk saling
mengingatkan akan rambu-rambu yang harus
diikuti dan senantiasa menjaga praktek-praktek
A vital part in acquiring current and accurate
information associated with a breach of operational
procedures, policies, or indication of a crime (fraud)
by a Company‘s employee is through information
submitted by employees from all layers within all work
units of the Company. In creating a conducive working
atmosphere and mutual respect, the Company urges
its employees to remind each other of signs that should
be followed and continuously good work practices,
and helped campaign for the implementation of Good
Corporate Governance. All employees are encouraged
2.Code of ethics related to information management.
This code of conduct generally regulates the
handling and confidentiality of information that
must be maintained by employees of the Company.
However, as a public company, the Company has
information delivery mechanism to stakeholders
associated with the disclosure of information
that must be known by the public.
kerja yang baik, serta turut mengkampanyekan
terciptanya penerapan tata kelola perusahaan
yang baik. Perseroan mendorong semua karyawan
untuk wajib melaporkan apabila menemukan,
melihat ataupun mendengar terjadinya indikasi
kuat terhadap pelanggaran maupun kecurangan
yang melibatkan karyawan Perseroan.
to report when they found, witnessed or overheard
any evolving strong indications of violations or
intentional fraud involving employees of the Company.
Mekanisme
penyampaian
laporan
maupun
penyampaian saran-saran dapat dilakukan melalui
alamat email: [email protected] atau
melalui alamat surat ke kantor pusat Perseroan,
ataupun dapat menyampaikan secara langsung
kepada manajemen. Perseroan telah menetapkan
Komite Audit untuk mengelola dan menangani
pengaduan yang masuk melalui Whistleblowing
System. Setiap hasil proses penanganan pengaduan
disampaikan kepada Direksi Perseroan.
Mechanism to report or suggestion submissions could
be done through email: komiteaudit@buanafinance.
co.id, or through the company‘s mailing address, or
direct submission to management. The Company
has nominated Audit Committee to manage
and deal with any reports coming in through the
Whistleblowing System. Any result of actions dealt
will be submitted to the Directors of the Company.
Perseroan
memastikan
perlindungan
bagi
kerahasiaan identitas pelapor, serta jaminan dari
Perseroan bahwa pelapor tidak akan mendapatkan
konsekuensi atas dampak yang terjadi dari laporan
yang disampaikan secara bertanggung jawab.
Dengan
adanya
mekanisme
pelaporan
pelanggaran maupun perlindungan bagi pihak
pelapor, Perseroan yakin bahwa seluruh
karyawan akan semakin menyadari pentingnya
penerapan
GCG
dalam
seluruh
aktivitas
usaha Perseroan.
The Company ensures confidentiality protection of
the identity of the informant as well as Company‘s
assurance that informant will not be penalized for
any outcome arising from a responsibly submitted
report. With the existence of violations reporting
mechanism and protection for the informant, the
Company believes that all employees will be
increasingly aware of the importance of the
implementation of GCG in all of the Company‘s
business activities.
Selama tahun 2014, tidak ada pengaduan yang
masuk untuk menyampaikan pelaporan adanya
dugaan pelanggaran kode etik pegawai.
In the year of 2014, there was no incoming complaint
received to report any suspected violations of code
of ethics allegations.
Kasus Kecurangan
Fraud Cases
Kecurangan adalah tindakan atau perbuatan yang
melanggar kebijakan Perseroan dan mengakibatkan
kerugian atau risiko kerugian bagi Perseroan atau
pihak lain baik secara langsung maupun tidak
langsung dan memberikan keuntungan bagi pelaku.
Seluruh kejadan kecurangan akan ditangani secara
serius dan sanksi akan diberikan kepada seluruh
pihak yang terlibat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Fraud is actions or activities that deviate from policy
which result in a loss or risk of loss for the Company
or other parties either directly or indirectly, while
benefiting the perpetrators. All fraudulent incidents
are dealt with seriously and serious sanctions
are imposed on all parties involved.
Perseroan telah melakukan berbagai langkah
pencegahan untuk memperkecil peluang terjadinya
kecurangan dengan memperkuat budaya Perseroan,
memperbaiki sistem dan prosedur kerja, maupun
dengan mensosialisasikan secara terus menerus
kepada seluruh karyawan Perseroan.
The Company has taken various preventive measures
to minimize opportunities for frauds by strengthening
the Corporate Culture, improving work systems and
procedures, and continuously socializing to all
Company employees.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
117
Jumlah kecurangan yang terjadi dalam 1 tahun
adalah sebagai berikut:
The number of fraud incidents that occurred in 1 year
is as follows:
JUMLAH KASUS YANG DILAKUKAN OLEH
Number of Cases Conducted by :
JUMLAH KECURANGAN
Total Fraud
PENGURUS
KARYAWAN TETAP
KARYAWAN TIDAK TETAP
Management
Permanent
Employee
Non Permanent
Employee
2014
2013
2012
2014
2013
2012
2014
2013
2012
Jumlah Kecurangan / Number of Fraud
-
-
-
3
4
6
-
-
-
Telah diselesaikan / Resolved
-
-
-
3
4
6
-
-
-
Dalam proses penyelesaian / In progress
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Belum diupayakan penyelesaiannya
Settlement has not been conducted
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ditindaklanjuti melalui proses hukum
Followed up to litigation process
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari tabel di atas, jumlah kecurangan terlihat terus
membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
sebagai hasil penerapan sistem pengendalian
internal yang ketat dan komprehensif.
From the table above, the number of frauds improves
steadily as a result of tighter and more comprehensive
implementation of internal control system.
Kasus Hukum Perseroan
Legal Cases of the Company
Sepanjang tahun 2014, Perseroan menghadapi
beberapa kasus hukum dan/atau tuntutan dari
pihak ketiga yang nilainya tidak material dan tidak
berdampak negatif bagi Perseroan. Kasus-kasus
hukum yang dihadapi Perseroan sepanjang
tahun 2014 adalah sebagai berikut:
During 2014, the Company faces several litigation
cases and/or claims from third parties with
immaterial values and would not cause adverse
impact on the Company. Legal cases faced by the
Company during 2014 are as follows:
PENGADILAN
Court
No. PERKARA
Case No.
PN Surabaya
6 5 3 / Pd t . G / 2 0 1 2 /
PN.SBY
POSISI
PERSEROAN
Position
POSISI
LAWAN
Against
PROSES
PERKARA
DI TINGKAT
PERADILAN
Case Status
Tergugat
PT. BHGC
Kasasi
Buana Finance digugat Debitur
a/n PT. BHGC sehubungan
dengan telah ditarik dan
dijualnya barang modal.
Gugatan di tingkat Pengadilan
Negeri ditolak oleh Majelis, namun
Debitur mengajukan Banding.
Putusan Banding di tingkat
Pengadilan Tinggi juga ditolak
oleh Majelis, sehingga Penggugat
mengajukan Kasasi.
Rp. 553 juta
Cassation
Buana Finance was sued by
Debitor on behalf of
PT. BHGC in relation with
the repossession and sale of
capital goods. The lawsuit
was refused in Disctrict
Court, however the Debitor
Appeal. Appeal Decision in
High Court was also refused,
hence the Plaintiff requested
for Cassation.
Rp. 553
milion
Defendant
118
Uraian Perkara
Case Description
Nilai
Perkara
Case
Amount
PN Makasar
304/Pdt.G/
2012/PN.MKS
Tergugat
MN
Defendant
No.
1.
2.
3.
4.
Pengadilan
Tinggi (Banding)
Buana Finance digugat Debitur
a/n MN sehubungan dengan telah
ditarik dan dijualnya
barang modal secara lelang.
Gugatan di tingkat
Pengadilan Negeri ditolak
oleh Majelis, namun Debitur
mengajukan Banding.
Rp. 111 juta
High Court
(Appeal)
Buana Finance was sued by
Debitor on behalf of MN
in relation with the
repossession and auction of
capital goods. The
lawsuit was refused in
Disctrict Court, however
the Debitor Appeal.
Rp. 111 milion
Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang
Berpengaruh Signifikan Terhadap Perseroan
Changes in the Laws and Regulations that have
Significantly Impact on the Company
Selama tahun 2014, terdapat beberapa perubahan
peraturan perundangan; sebagian berpengaruh
cukup signifikan terhadap jalannya usaha
Perseroan, beberapa aturan baru tidak berpengaruh
karena telah dilakukan Perseroan, sehingga hanya
sedikit penyesuaian dalam standar operasi prosedur.
During 2014, there were several changes in the
legislation; some have significant impact to the way
the Company business is run, while others do not as
some have been implemented, hence, only minor
adjustment in existing standard operating procedures.
PERATURAN
Regulation
TANGGAL
PERATURAN
Effective Date
PENGARUH TERHADAP PERSEROAN
Impact on the Company
Peraturan OJK No. 10/
POJK.05/2014 tentang Penilaian
Tingkat Risiko Lembaga Jasa
Keuangan Non Bank
28 Agustus 2014
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun
operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan
peraturan tersebut. Pelaporan penilaian tingkat resiko sudah dilaporkan
ke OJK pada tanggal 2 Maret 2015.
Regulation of OJK No. 10/
POJK.05/2014 on Risk Level
Assessment of Non-Bank
Financial Institution
28 August 2014
There was no significant impact on the performance and operation of
the Company since the Company has implemented the regulation. Risk
Assessment Report has been submitted to OJK on 2 March 2015.
Peraturan OJK No. 11/
POJK.05/2014 tentang
Pemeriksaan Langsung
Lembaga Jasa Keuangan
Non Bank
28 Agustus 2014
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha
Perseroan.
Regulation of OJK No. 11/
POJK.05/2014 on Direct
Examination on Non-Bank
Financial Institution
28 August 2014
There were no significant impacts on the performance
of the Company.
Peraturan OJK No. 28/
POJK.05/2014
tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Perusahaan
Pembiayaan
19 November 2014 dan
berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan,
kecuali terhadap
beberapa ketentuan
peralihan.
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun
operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan
peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar
sebelum masa transisi berakhir di 18 November 2017 semua persyaratan
yang diperlukan akan terpenuhi.
Regulation of OJK No. 28/
POJK.05/2014 on Business
License and Multifinance
Companies Institute
19 November 2014 and
effective since the
promulgation, except for
some transitional
provisions
There was no significant impact on the performance and operation
of the Company since the Company has implemented the regulation,
however, adjustments continue to be made in order so that before the
end of transition period in 18 November 2017, all requirements have been
fulfilled.
Peraturan OJK No. 29/
POJK.05/2014
tentang Penyelenggaran Usaha
Perusahaan Pembiayaan
19 November 2014
dan berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan,
kecuali terhadap
beberapa ketentuan
peralihan
Terdapat perluasan kegiatan usaha yang dapat berpengaruh positip
bagi kinerja maupun operasional usaha Perseroan di masa depan
karena terbukanya peluang usaha lain selain daripada usaha yang saat
ini dijalankan oleh Perseroan.
Regulation of OJK No. 29/
POJK.05/2014 on Finance
Companies Business
19 November 2014 and
effective since the
promulgation, except for
some transitional
provisions
There is expansion of business activities that can have a positive
impact on the performance and operation of the Company in the future
because there are new business opportunities apart from the current
business conducted by the Company.
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
119
5.
6.
Peraturan OJK No. 30/
POJK.05/2014
tentang Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik Bagi Perusahaan
Pembiayaan
19 November 2014
dan berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan,
kecuali terhadap
beberapa ketentuan
peralihan.
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun
operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan
peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar
sebelum masa transisi berakhir di 18 November 2017 semua persyaratan
yang diperlukan akan terpenuhi.
Regulation of OJK No. 30/
POJK.05/2014 on Good
Corporate Governance for
Finance Companies
19 November 2014 and
effective since the
promulgation, except for
some transitional
provisions
There was no significant impact on the performance and operation
of the Company since the Company has implemented the regulation,
however, adjustments continue to be made in order so that before the
end of transition period in 18 November 2017, all requirements have been
fulfilled.
Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 32/
POJK.04/2014 tentang Rencana
dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka
8 Desember 2014 dan
berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap RUPS yang selama ini
diadakan setiap tahunnya, untuk yang masih perlu disesuaikan saat
ini terus dilakukan perbaikan oleh Perseroan, sehingga sebelum masa
transisi berakhir di tanggal 7 Desember 2015 semua persyaratan yang
diperlukan akan terpenuhi.
Regulation of OJK No. 32/
POJK.04/2014 on Planning and
Implementation of General
Meeting of Shareholders
for Public Companies
8 December 2014 and
effective since the
promulgation
There was no significant impact on the GMS which has been held
annually, adjustments continue to be made in order so that before the
end of transition period in 7 December 2015, all requirements
have been fulfilled.
Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 33/
POJK.04/2014 tentang Direksi
dan Dewan Komisaris Emiten
atau Perusahaan Publik
8 Desember 2014 dan
berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun
operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan
peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar
sebelum masa transisi berakhir di 7 Desember 2015 semua persyaratan
yang diperlukan akan terpenuhi.
Regulation of OJK No. 33/
POJK.04/2014 on Directors and
Board of Commissioners of
Public Listed Company
8 December 2014 and
effective since the
promulgation
There was no significant impact on the performance and operation
of the Company since the Company has implemented the regulation,
however, adjustments continue to be made in order so that before the
end of transition period in 7 December 2015, all requirements have been
fulfilled.
Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 34/
POJK.04/2014 tentang Komite
Nominasi dan Remunerasi
Emiten Atau Perusahaan Publik
8 Desember 2014 dan
berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun
operasional usaha Perseroan karena selama ini Dewan Komisaris telah
menjalankan fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi, sedangkan
untuk yang masih perlu disesuaikan saat ini terus dilakukan perbaikan
oleh Perseroan, sehingga sebelum masa transisi berakhir yaitu tanggal
7 Desember 2015 akan terpenuhi.
Regulation of OJK No. 34/
POJK.04/2014 on Nomination
and Remuneration Committee of
Public Listed Company
8 December 2014 and
effective since the
promulgation
There was no significant impact on the performance and operation of
the Company since the Board of Commissioners has undertaken the
function of Nomination and Remuneration Fuction, however,
adjustments continue to be made in order so that before the end of
transition period in 7 December 2015, all requirements
have been fulfilled.
Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 35/
POJK.04/2014 tentang
Sekretaris Perusahaan Emiten
atau Perusahaan Publik
8 Desember 2014 dan
berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun
operasional usaha Perseroan karena Perseroan sudah menunjuk
Sekretaris Perusahaan sebelum jangka waktu transisi yang ditentukan
6 (enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan tersebut. Perubahan
yang dilakukan hanya perubahan struktur organisasi; sebelumnya posisi
tersebut dirangkap oleh Kepala Divisi Remedial dan Legal akan tetapi
saat ini sudah dilakukan pemisahan dimana Sekretaris Perusahaan tidak
merangkap jabatan lain apapun di Perseroan.
Regulation of OJK No. 35/
POJK.04/2014 on Corporate
Secretary of Public
Listed Company
8 December 2014 and
effective since the
promulgation
There was no significant impact on the performance and operation of
the Company since the Company has appointed Corporate Secretary
within 6 (six) months since the promulgation of this Regulation. The
only changes made was the change in organizational structure;
previously the position of Corporate Secretary was concurrently held
by Remedial and Legal Division Head, however, segregation has been
made so that Corporate Secretary does not hold other position in the
Company.
Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 38/
POJK.04/2014 tentang
Penambahan Modal Perusahaan
Terbuka tanpa Memberi Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu.
30 Desember 2014 dan
berlaku efektif sejak
tanggal diundangkan
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun
operasional usaha Perseroan.
Regulation of OJK No. 38/
POJK.04/2014 on Additional
Capital of Public Listed
Company without
Preemptive Rights
30 December 2014 and
effective since the
promulgation
There was no significant impact on the performance and operation of
the Company.
7.
8.
9.
10.
120
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
121
Tanggungjawab
Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Perseroan tidak hanya berorientasi kepada pertumbuhan bisnis, namun kepedulian terhadap
lingkungan dan masyarakat juga telah menjadi bagian penting bagi Perseroan sebagai perwujudan
tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) kepada masyarakat. Keberadaan Perseroan sebagai
suatu entitas diharapkan dapat memberikan kontribusi dan nilai tambah bagi kelestarian
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“
The Company is not merely oriented towards growing its business, but caring for the environment and community has become an important aspect to the Company as a manifestation of corporate social responsibility (CSR)
to the community. The existence of the Company as an entity is expected to bring contribution and added value
to the sustainability of environment and public welfare.
122
Kebijakan Dasar
Basic Policies
Pelaksanaan kegiatan CSR Perseroan di tahun 2014
bertumpu pada bidang pendidikan, sosial dan bidang
lingkungan, baik dilakukan secara langsung ataupun
bekerjasama dengan organisasi independen yang memiliki
kesamaan visi CSR dengan Perseroan. Semangat melayani
yang telah menjadi salah satu nilai luhur Perseroan,
diyakini dapat menjadi pijakan untuk mengembangkan
kegiatan CSR Perseroan, dan menumbuhkan kepedulian
karyawan untuk mengembangkan kualitas hidup
masyarakat.
Implementation of CSR activities of the Company in 2014
was focused on education, social and environment area,
whether undertaken directly or in collaboration with
independent organizations that share common CSR vision
with the Company. Spirit to serve, which has become one of
the Company’s core values, is believed to be the foundation
for developing the Company‘s CSR activities, and cultivating
employees’ awareness to improve the quality of life.
Tanggung jawab Sosial dalam
bidang Lingkungan
Social Responsibilities in
the Environment
Pada tahun 2014, salah satu bentuk kegiatan tanggung
jawab sosial Perseroan terhadap lingkungan adalah
dengan mengikuti program “Save Belitung Project”.
Program ini fokus pada keberlangsungan pelestarian
lingkungan melalui beberapa kegiatan utama seperti:
• Pembiakan dan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut.
• Pelestarian dan penanaman terumbu karang di
beberapa pantai Belitung.
• Penanaman kembali hutan bakau untuk
mempertahankan ekosistem pantai.
In 2014, one of the corporate social responsibility activities to
care for the environment was the initiative of Save Belitung
Project“. This program focused on the sustainability of
environmental preservation through several major efforts
such as:
• Breeding and freeing of hatchlings (baby turtles)
to the sea.
• Preserving and planting of coral reefs in several
Belitung coasts.
• Replanting mangroves to preserve coastal
ecosystems.
Through the Save Belitung Project“ initiative, on August 22,
2014, the Company provided financial assistance
amounted to Rp 20 million to the surrounding
community in Belitung.
Melalui program “Save Belitung Project”, pada tanggal
22 Agustus 2014, Perseroan memberikan bantuan dana
sebesar Rp 20 juta kepada komunitas lingkungan
di Belitung.
Tanggung jawab SoSial dalam bidang
Ketenagakerjaan
Social Responsibilities in Employment
Kebijakan Perseroan dalam bidang ketenagakerjaan
khususnya terkait dengan kesehatan dan keselamatan
kerja, dilakukan dengan mendorong terciptanya lingkungan
kerja yang bersih, nyaman dan aman bagi seluruh
karyawan. Beberapa langkah yang diambil Perseroan
untuk meningkatkan sektor kesehatan dan keselamatan
kerja bagi seluruh karyawan adalah:
• Perseroan menyediakan tempat dan fasilitas kerja
yang bersih dan sehat.
• Perseroan menyediakan peralatan kerja yang
layak dan keamanan tempat bekerja bagi karyawan.
• Perseroan menyediakan fasilitas kesehatan bagi
karyawan, baik secara langsung ataupun
melalui asuransi kesehatan.
The Company’s policy in the field of employment
particularly in relation to health and safety at work,
conducted by encouraging the establishment of clean,
comfortable and safe working environment for all
employees. Some of the steps taken by the Company to
improve the health and safety sector of all employees are:
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
•
•
•
The Company provides clean and healthy
facilities and workplaces.
The Company provides safe working tools
and secure office environment for employees.
The Company provides medical facilities for
employees, either directly or through health insurance.
123
Di bidang ketenagakerjaan, Perseroan memiliki kebijakan
kesetaraan gender untuk setiap kesempatan kerja, serta
pemberian pelatihan bagi karyawan. Beberapa pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang
ketenagakerjaan di sepanjang tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
• Perseroan mempekerjakan 592 karyawan,
yang terdiri dari 390 karyawan laki-laki dan
202 karyawan perempuan.
• Tingkat keluar masuk karyawan (turnover)
adalah sebesar 13%.
• Seluruh kantor cabang Perseroan telah dilengkapi
sarana keselamatan kerja seperti alat pemadam
kebakaran, serta tata ruang yang aman dan nyaman.
• Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah melakukan
program pelatihan (baik internal maupun eksternal)
sebanyak 39 kali, dengan jumlah partisipasi 323 orang.
In the human resources aspect, the Company has
a policy of gender equality for each job opportunity
and provision of employee trainings. Some implementation
of corporate social responsibility during 2014 in the
aspect of human resources are as follows:
•
•
•
•
The Company employs 592 employees, which
consisted of 390 male employees and 202
female employees.
The turnover ratio of employees was 13%.
All of the Company’s branches have been equipped
with safety devices such as fire extinguishers,
as well as secure and comfortable workspaces.
Throughout 2014, the Company has conducted
39 training programs (both internal and external
programs), with the number of participation of 323
people.
Tanggung jawab Sosial terhadap
Pengembangan Sosial dan
Kemasyarakatan
Social Responsibilities in Social and
Community Development
Fokus utama Perseroan dalam pengembangan sosial dan
kemasyarakatan adalah dalam bidang pendidikan. Pada
bulan Desember 2014, Perseroan memberikan bantuan
dana pendidikan sebesar Rp 60 juta melalui Titian
Foundation. Titian Foundation merupakan organisasi
nirlaba yang memiliki visi untuk meningkatkan pendidikan,
pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Indonesia,
salah satunya melalui pemberian beasiswa kepada
siswa sekolah.
The Company‘s main focus in social and community
development lies on educational field. In December 2014,
the Company provided financial assistance amounted to
Rp 60 million for education through Titian Foundation.
Titian Foundation is a non-profit organization whose
vision is to improve education, knowledge and skills
of Indonesians, one of them by providing
scholarships programs for school students.
Pada tanggal 17 Desember 2014, Perseroan memberikan
bantuan bagi korban bencana tanah longsor yang menimpa
desa Jemblung, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Bencana tanah longsor ini terjadi pada tanggal 12 Desember
2014, dan telah menghancurkan ratusan rumah penduduk
serta menewaskan puluhan warga setempat. Perseroan
memberikan bantuan langsung dalam bentuk kasur,
sarung, pakaian, tas dan peralatan sekolah, kue, susu dan
bubur untuk anak, serta bantuan tunai yang disalurkan
melalui Palang Merah Indonesia - Banjarnegara.
On December 17, 2014, the Company provided assistance
to victims of a landslide that struck the village of Jemblung,
Banjarnegara district, Central Java. The landslide occurred
on December 12, 2014, and destroyed hundreds of houses
and killed dozens of local residents. The Company provided
direct assistance in the form of mattress, gloves, clothing,
bags and school supplies, meals, milk and porridge for
children, as well as funds assistance channeled through
the Indonesian Red Cross of Banjarnegara.
Tanggung jawab Sosial terhadap
Konsumen
Social Responsibilities to Customers
Pada tanggal 20-21 Desember 2014, Perseroan turut
berpartisipasi dalam gelaran Pasar Keuangan Rakyat
2014 di Kemayoran Jakarta, yang diadakan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) bersama Lembaga Jasa Keuangan .
Kegiatan Pasar Keuangan Rakyat ini bertujuan untuk
meningkatkan literasi keuangan masyarakat terutama
terkait informasi mengenai sektor jasa keuangan,
serta beragam produk dan layanan keuangan. Dalam
acara ini, Perseroan membuka layanan dan secara
langsung membagikan pengetahuan tentang dunia
keuangan, khususnya terkait dengan produk dan jasa
yang disediakan oleh lembaga pembiayaan.
On 20-21 December 2014, the Company participated in
2014 People’s Financial Fair event at Kemayoran Jakarta,
which was sponsored by the Financial Services Authority
(FSA) together with the Financial Services Institutions. The
People’s Financial Fair event aims to improve the financial
literacy of the community, especially in connection with
information on the financial services sector, as well as the
variety of financial products and services. In this event,
the Company provided assistance and directly shared
knowledge on the financial sector, particularly related to
the products and services provided by financial institutions.
124
Informasi
Perseroan
Company Information
Nama Perusahaan / Company Name
PT Buana Finance Tbk
Agen Pembayaran / Payment Agent
7 June 1982
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1 Lantai 5
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Telp. (021) 5299-1099
Alamat Perusahaan / Company Address
Pemeringkat Efek / Rating Agency
Pendirian Perusahaan / Company Establishment
Plaza Chase Lantai 17
Jl Jend. Sudirman Kav. 21
Jakarta 12920
Telp. (021) 520-8066
Fax. (021) 520-8055
Situs Internet / Website
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Panin Tower Senayan City Lantai 17
Jl. Asia Afrika Lot. 19
Jakarta 10270
Telp. (021) 7278-2380
Kantor Akuntan Publik / Public Accountant Firm
Yohanna Octaviani, SH
[email protected]
KAP Purwantono, Suherman & Surja
(anggota Ernst & Young)
Gedung BEJ Tower II Lantai 7
Jl Jend. Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190
Telp. (021) 5289-5000
Pencatatan Saham / Stock Listing
Kantor Notaris / Public Notary
www.buanafinance.co.id
Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary
Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange)
under stock code “BBLD”
Biro Administrasi Efek / Share Registrar
Fathiah Helmi, SH
Gedung Graha Irama Lantai 6C
JL HR Rasuna Said Blok X-1 Kav.1 & 2
Kuningan, Jakarta Selatan
Telp. (021) 5290-7304
PT EDI Indonesia
Divisi Biro Administrasi Efek
Wisma SMR Lantai 10
Jl Yos Sudarso Kav. 89
Jakarta 14350
Telp. (021) 651-5130
AGEN PEMANTAU / MONITORING AGENT
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Treasury Division I Desk Investment
BRI II Building, 3rd Floor
Jl. Jend. Sudirman No. 44-46
Jakarta 10210
Telp. (021) 575-8130
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
125
Lokasi
Kantor Cabang
Branch Offices Location
HEAD OFFICE
JAKARTA
Balikpapan
Jakarta - Chase
Plaza Chase Lt. 17
Jl. Jend. Sudirman Kav 21,
Jakarta 12920
Telp. (021) 5208066
Fax. (021) 5208055
Jakarta Pusat
Super Blok Mega Kemayoran
Blok B 22, Jl. Angkasa kav B 6,
Kotabaru, Bandar Kemayoran,
Jakarta Pusat 10610
Telp. (021) 29371420
Fax. (021) 29371419
Jl. MT Haryono No. 6,
Balikpapan 76114
Telp. (0542) 7206868
Fax. (0542) 7206878
KANTOR CABANG UTAMA
Jakarta - Chase
Plaza Chase Lt. 19
Jl. Jend. Sudirman Kav 21,
Jakarta 12920
Telp. (021) 5208066
Fax. (021) 5214077
TANGERANG
Jl Jalur Sutera 29A No. 48,
Paku Alam, Serpong Utara
Tangerang Selatan - Banten
Telp. (021) 5398688
Fax. (021) 5398666
Jakarta Selatan
Kompleks Ruko Graha Mas
Fatmawati Blok A No. 37
Jl. RS Fatmawati No. 71,
Jakarta 12150
Telp. (021) 7247266
Fax. (021) 7204658
Jakarta Barat
Arjuna Square,
Jl. Arjuna Utara No. 7B
Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat 11510
Telp. (021) 56970223
Fax. (021) 56970228
Banjarmasin
Jl. Gatot Subroto No. 1
Kel. Kuripan, Banjarmasin Timur
Banjarmasin 70235
Telp. (0511) 3272626
Fax. (0511) 3272525
Bekasi
Ruko Sentra Niaga Kalimalang
Blok A9/14, Jl Jend. A. Yani,
Bekasi
Telp. (021) 88851026
Fax. (021) 88851024
Denpasar
Jl. Gatot Subroto No. 80, Unit 3
Denpasar 80111
Telp. (0361) 426111
Fax. (0361) 423444
126
Jambi
Palembang
Outlet
Jl. Hayam Wuruk No. 20A,
Jelutung,
Jambi 36136
Telp. (0741) 20975
Fax. (0741) 20974
Jl. Angkatan 45 Raya No. 8 K - L,
Demang Lebar Daun
Palembang 30137
Telp. (0711) 360800
Fax. (0711) 356217
Solo
Lampung
Pekanbaru
Jl. Pangeran Diponegoro No. 179 A
Bandar Lampung 35119
Telp. (0721) 264141
Fax. (0721) 264142
Rukan Mega Asri Green Office
blok A2/A3, Jl. Arifin Achmad,
Tangkerang Tengah,
Marpoyan Damai Pekanbaru 28282
Telp. (0761) 8417088
Fax. (0761) 8417089
Makassar
Komp. Ruko Pelita Marga Mas
Blok B/16, Jl. Gunung Latimojong
Makasar 90157
Telp. (0411) 325651
Fax. (0411) 331367
Manado
Jl. Bethesda No. 34 Ruko 34D
Sario Kotabaru Manado 95116
Telp. (0431) 8880055
Fax. (0431) 8880052
Medan
Jl. Suka Mulia No. 7 & 8,
Kecamatan Medan Maimun,
Kelurahan Aur
Medan 20151
Telp. (061) 4558260
Fax. (061) 4153335
Palangkaraya
Jl. RTA. Milono Km 2,5 Menteng
Jekan Raya
Palangkaraya 73112
Telp. (0536) 3238619
Fax. (0536) 3239619
Buana Finance
Pontianak
JL.Perdana, Komplek Ruko Central
Perdana B-17
Pontianak 78121
Telp. (0561) 766812
Fax. (0561) 766822
Samarinda
Jl. KH Wahid Hasyim RT 11 No. 28,
Sempaja Selatan, Samarinda 75119
Telp. (0541) 7272903
Fax. (0541) 737083
Semarang
Komplek Solo Bisnis Square,
Ruko Narendra JD-17 Grogol
Solo Baru 67552
Telp. (0271) 625262
Fax. (0271) 623396
Sampit
Jl. Pelita Barat RT 45 RW. 09
Kel. Mentawa Baru Hilir,
Kec. Mentawa Baru
Ketapang 74323
Kalimantan Tengah
Telp. (0531) 21499
Singkawang
Ruko Wahana Graha Jl. A.Yani
Depan Hotel Dangau
Kel. Paciran, Kec. Singkawang Barat
Singkawang 79123
Telp. (0562) 635899
Jember
Jl. Karimata No. 17 C
Kelurahan Sumbersari Kecamatan
Sumbersari, Jember 68121
Jawa Timur
Komplek Pertokoan Depok Asri D-6
Jl. Depok No. 35, Semarang 50133
Telp. (024) 3511327
Fax. (024) 3549366
Surabaya
Rukan Darmo Square B-1
Jl. Raya Darmo No.54-56
Surabaya 60281
Telp. (031) 5651958
Fax. (031) 5651959
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
127
Surat Pernyataan Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Tentang
Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2014
PT Buana Finance Tbk
Statement Letter of The Board of Commissioners and Directors
on Responsibility of The Annual Report 2014 PT Buana Finance Tbk
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa
semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Buana
Finance Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan
bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan
Tahunan Perusahaan.
We, the undersigned, declare that all information contained
in the Annual Report of PT Buana Finance Tbk for the year
2014 is complete and we are fully responsible for the content
of the Company‘s Annual Report.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
This statement letter is made truthfully.
Jakarta, 8 April 2015
Jakarta, April 8, 2015
Karman Tandanu
Komisaris Utama
President Commissioner
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto
Komisaris
Commissioner
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Soetadi Limin
Direktur Utama
President Director
Herman Lesmana
Direktur
Director
128
Antony Muljanto
Direktur
Director
Laporan
Keuangan
Financial Statement
PT Buana Finance Tbk
Laporan Keuangan beserta laporan auditor independen
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2014 dan 2013
Financial Statements with independent auditor’s report
years ended December 31, 2014 and 2013
Buana Finance
Laporan Tahunan 2014 Annual Report
129
130
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2014
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL TERSEBUT
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT BUANA FINANCE Tbk.
FINANCIAL STATEMENTS
AS OF DECEMBER 31, 2014 AND
FOR THE YEAR THEN ENDED
WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Daftar Isi
Table of Contents
Halaman/
Page
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan.........................................
1-2
.............................. Statement of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif ............................
3
.................... Statement of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas .....................................
4
............................. Statement of Changes in Equity
Laporan Arus Kas .....................................................
5
....................................... Statement of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan ..............................
6-95
........................... Notes to the Financial Statements
**********************
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2014
(Expressed in Rupiah)
31 Desember 2014/
December 31, 2014
Catatan/
Notes
31 Desember 2013/
December 31, 2013
____________________________
ASET
ASSETS
Kas dan setara kas
121.971.677.696
Surat-surat berharga (setelah
penyesuaian nilai wajar
sebesar Rp156.935.175 dan
Rp247.620.550 masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2014
dan 2013)
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang sewa pembiayaan
Nilai residu yang dijamin
Pendapatan sewa pembiayaan
yang ditangguhkan
Simpanan jaminan
268.039.825
3.283.200.737.753
1.935.907.137.991
12,34
5a
(426.386.625.369)
(1.935.907.137.991)
Investasi sewa
pembiayaan neto
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Investasi sewa pembiayaan
neto setelah dikurangi
cadangan kerugian
penurunan nilai
Piutang pembiayaan konsumen
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Piutang pembiayaan
konsumen - neto
Tagihan anjak piutang
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Uang muka, biaya dibayar di muka
dan lainnya
Aset sewa operasi, setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp53.333.337 pada tanggal
31 Desember 2014
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar
Rp45.076.044.805 dan
Rp42.152.620.172
masing-masing pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013)
Aset tidak berwujud (setelah dikurangi
akumulasi amortisasi
Rp5.397.398.895 dan
Rp4.988.652.918 masing-masing
pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013)
Aset pajak tangguhan - neto
TOTAL ASET
4,34
Cash and cash equivalents
177.354.450
Marketable securities (net of
fair value adjustments of
Rp156,935,175 and
Rp247,620,550 as of
December 31, 2014 and 2013,
respectively)
3.552.366.898.806
1.864.185.344.375
Net investment in finance leases
Lease receivables
Guaranteed residual value
(481.738.530.265)
(1.864.185.344.375)
____________________________
2.856.814.112.384
3.070.628.368.541
(71.750.985.236)
5b
2.785.063.127.148
571.120.813.634
86.576.211.167
(76.393.322.416)
2.994.235.046.125
6a,12
604.860.450.006
6b
(15.495.200.812)
(8.924.290.255)
562.196.523.379
589.365.249.194
-
7a
28.844.137.467
Net investment in
finance leases
Allowance for
impairment losses
Net investment in finance
leases, net of allowance for
impairment losses
Consumer financing receivables
Allowance for
impairment losses
Consumer financing
receivables - net
1.721.970.771
Factoring receivables
21.175.608.170
Other receivables
Currency and interest rate swap
contracts
Advances, prepayments
and others
Operating lease asset, net of
accumulated depreciation of
Rp53,333,337
as of December 31, 2014
21.124.558.101
8
20.837.668.203
8.420.215.900
9,34
7.935.100.650
346.666.663
Unearned lease income
Security deposits
-
54.186.439.364
10
44.107.822.394
581.089.096
3.851.520.535
11
14d,14e
469.080.197
3.870.009.535
Fixed assets (net of accumulated
depreciation of Rp45,076,044,805
and Rp42,152,620,172 as of
December 31, 2014 and 2013,
respectively)
Intangible assets (net of
accumulated amortization of
Rp5,397,398,895 and
Rp4,988,652,918 as of
December 31, 2014 and 2013,
respectively)
Deferred tax assets - net
3.770.471.120.856
TOTAL ASSETS
3.586.853.995.174
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an
integral part of these financial statements.
1
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah)
31 Desember 2014/
December 31, 2014
PT BUANA FINANCE Tbk.
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2014
(Expressed in Rupiah)
Catatan/
Notes
31 Desember 2013/
December 31, 2013
____________________________
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Efek utang yang diterbitkan
Medium-term notes - neto
Utang pajak
Utang dividen
Utang lain-lain
Uang muka dan lain-lain
Beban akrual
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Total liabilitas
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar - 4.800.000.000
saham dengan nilai nominal
Rp250 per saham; ditempatkan
dan disetor penuh 1.645.796.054 saham
Tambahan modal disetor
Saldo laba
- telah ditentukan penggunaannya
- belum ditentukan penggunaannya
Pendapatan komprehensif lain
LIABILITIES
2.388.089.619.966
12,34
2.437.158.083.938
11.177.015.083
232.645.282
30.546.081.619
2.804.250.516
16.312.983.910
13,35
14a,34
21
15,34
16,34
17,34
149.400.883.290
9.732.099.603
181.258.688
31.181.763.807
3.374.209.688
14.230.731.928
6.207.868.630
17.794.679.000
18
6.673.368.295
15.075.202.000
9.095.624.999
8
246.330.410
Loans from financial institutions
and banks
Debt securities issued
Medium-term notes - net
Taxes payable
Dividends payable
Other payables
Advances and others
Accrued expenses
Short-term employee benefits
liabilities
Post-employment benefits liabilities
Currency and interest rate swap
contracts
2.667.253.931.647
Total liabilities
2.482.260.769.005
411.449.013.500
456.564.650
1b,19
20
411.449.013.500
456.564.650
14.000.000.000
689.467.416.228
(10.779.768.209)
21
13.000.000.000
678.343.294.023
(31.682.964)
8
EQUITY
Share capital
Authorized - 4,800,000,000
shares with par value of
Rp250 per share; issued,
and fully paid 1,645,796,054 shares
Additional paid-in capital
Retained earnings
- appropriated for general reserve
- unappropriated
Other comprehensive income
Ekuitas - neto
1.104.593.226.169
1.103.217.189.209
Equity - net
TOTAL LIABILITAS DAN
EKUITAS
3.586.853.995.174
3.770.471.120.856
TOTAL LIABILITIES AND
EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an
integral part of these financial statements.
2
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun yang Berakhir pada
Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
For the Year Ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/
Year Ended December 31
_________________________________________________________________________________
Catatan/
Notes
2014
Pendapatan
Pendapatan sewa pembiayaan
Pendapatan pembiayaan konsumen
Pendapatan anjak piutang
Pendapatan sewa operasi
Pendapatan bunga
Laba selisih kurs - neto
Pendapatan lain-lain - neto
469.269.173.500
92.056.137.325
203.840.000
29.088.289.607
10.678.257.513
Total pendapatan
601.295.697.945
Beban
Beban keuangan
Beban umum dan administrasi
Beban kerugian penurunan nilai
(sewa pembiayaan, pembiayaan
konsumen dan anjak piutang)
Beban pemasaran
Rugi selisih kurs - neto
Beban sewa operasi
22
23
24
8,28
25
2013
____________________________
482.080.934.947
105.049.286.993
406.252.114
25.564.063.315
2.614.504.080
11.648.868.118
627.363.909.567
268.845.097.313
122.855.076.039
26
27
58.758.693.973
1.509.430.208
848.888.748
53.333.337
29
8,28
Revenues
Finance lease income
Consumer financing income
Factoring income
Operating lease income
Interest income
Foreign exchange gain - net
Other income - net
Total revenue
Expenses
269.343.010.879
Financing costs
108.242.741.382 General and administrative expenses
Provision for impairment losses
(finance lease, consumer
64.653.609.908
financing and factoring)
2.935.696.858
Marketing expenses
Foreign exchange loss - net
1.024.566.637
Operating lease expenses
Total beban
452.870.519.618
446.199.625.664
Total expenses
Laba sebelum beban pajak
148.425.178.327
181.164.283.903
Profit before tax expense
Beban pajak - neto
(37.570.245.000)
Laba tahun berjalan
110.854.933.327
Pendapatan komprehensif lain:
(Kerugian) keuntungan atas
perubahan nilai wajar atas
instrumen derivatif untuk
lindung nilai arus kas - neto
(10.748.085.245)
Total laba komprehensif
tahun berjalan
100.106.848.082
Laba per saham dasar
14b,14d
67
8
30
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
(45.491.713.563 )
Tax expense - net
135.672.570.340
Profit for the year
2.180.621.577
Other compherensive income:
(Loss) gain on changes in
fair value of
derivative instrument
for cash flow hedge - net
137.853.191.917
Total comprehensive income
for the year
82
Basic earnings per share
____________________________
The accompanying notes to financial statements form an
integral part of these financial statements.
3
PT BUANA FINANCE Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah)
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY
For the Year Ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah)
-
411.449.013.500
456.564.650
-
-
456.564.650
-
-
(31.682.964)
2.180.621.577
-
(2.212.304.541)
13.000.000.000
-
1.000.000.000
12.000.000.000
-
-
12.000.000.000
Telah
Ditentukan
Penggunaannya/
Appropriated
for General
Reserve
678.343.294.023
(49.373.881.620)
(1.000.000.000)
728.717.175.643
-
135.672.570.340
593.044.605.303
Belum
Ditentukan
Penggunaannya/
Unappropriated
1.103.217.189.209
(49.373.881.620)
1.152.591.070.829
2.180.621.577
1.014.737.878.912
Ekuitas,
Neto/
Equity,
Net
-
Dividends
Retained earnings appropriated
for general reserve
Saldo Laba/
Retained Earnings
-
-
(31.682.964)
Pendapatan
Komprehensif
Lain/
Other
Comprehensive
Income
411.449.013.500
-
Tambahan
Modal
Disetor/
Additional
Paid-in
Capital
-
456.564.650
Modal Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh/
Share Capital
Issued and
Fully Paid
8
-
Catatan/
Notes
Laba neto tahun 2013
Laba neto atas perubahan
nilai wajar instrumen derivatif
dari lindung nilai arus kas
21
411.449.013.500
-
-
-
456.564.650
-
-
(10.779.768.209)
-
-
(10.779.768.209)
(10.748.085.245)
-
14.000.000.000
-
1.000.000.000
13.000.000.000
-
-
689.467.416.228
(98.730.811.122)
(1.000.000.000)
789.198.227.350
-
110.854.933.327
1.104.593.226.169
(98.730.811.122)
-
1.203.324.037.291
(10.748.085.245)
Dividends - net
Retained earnings appropriated
for general reserve
Balance December 31, 2013
135.672.570.340
Net profit for the year 2013
Net gain on changes in fair value
of derivative instrument
on cash flow hedge
Balance December 31, 2012
Saldo laba digunakan
untuk cadangan umum
21
Saldo 31 Desember 2012
Dividen
411.449.013.500
-
Saldo 31 Desember 2013
-
456.564.650
110.854.933.327
Net profit for the year 2014
Net loss on changes in fair value
of derivative instrument
on cash flow hedge
-
8
21
411.449.013.500
Laba neto tahun 2014
Kerugian neto atas perubahan
nilai wajar instrumen derivatif
dari lindung nilai arus kas
Saldo laba digunakan
untuk cadangan umum
21
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial
statements.
Balance December 31, 2014
Dividen - neto
Saldo 31 Desember 2014
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan.
4
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
STATEMENT OF CASH FLOWS
For the Year Ended
December 31, 2014
(Expressed in Rupiah)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/
Year ended December 31
_________________________________________________________________________________
Catatan/
Notes
2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan dari konsumen
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran untuk beban usaha
Penerimaan bunga
Pembayaran bunga dan
biaya keuangan lainnya
Pembayaran pajak penghasilan
Kas neto diperoleh dari
(digunakan untuk)
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Pembelian aset tetap
Pembelian aset tidak berwujud
Pembelian aset sewa operasi
Uang muka lain-lain
Hasil penjualan aset tetap
Penerimaan dari penjualan
aset sewa operasi
Kas neto digunakan untuk
aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Penerimaan dari utang bank
Pembayaran kembali utang bank
Penerimaan dari penerbitan
efek hutang
Pembayaran pokok efek hutang
yang diterbitkan
Pembayaran dividen
Kas neto diperoleh dari
(digunakan untuk)
aktivitas pendanaan
2013
____________________________
3.013.511.692.790
(2.229.680.860.131)
(126.497.160.850)
2.061.429.090
2.958.981.077.038
(2.613.969.761.145 )
(107.492.392.284 )
1.139.766.746
(256.830.352.169)
(37.454.164.000)
(258.502.286.690 )
(49.296.260.000 )
CASH FLOWS FROM OPERATING
ACTIVITIES
Receipts from customers
Payments to suppliers
Payments for operating expenses
Interest received
Interest and other financing
costs paid
Payments for corporate income tax
(69.139.856.335)
Net cash provided by (used in)
operating activities
365.110.584.730
(16.217.414.057)
(520.754.876)
(400.000.000)
(80.352.928)
10
11
1.492.037.282
10
-
(15.726.484.579)
(9.341.265.205)
2.681.352.500.000
(2.743.755.133.274)
-
CASH FLOWS FROM INVESTING
ACTIVITIES
(11.513.588.781 )
Purchase of fixed assets
(198.961.095 )
Purchase of intangible assets
- Purchase of operating leased assets
(65.970.783)
Other advances
Proceeds from sale of
1.069.073.636
fixed assets
Proceeds from sale of
1.368.181.818
operating lease asset
3.391.140.000.000
(3.380.250.337.186 )
13
150.000.000.000
(150.000.000.000)
13
-
(98.679.424.530)
21
(49.339.658.262 )
Net cash used in
investing activities
CASH FLOWS FROM FINANCING
ACTIVITIES
Proceeds from bank loans
Repayments of bank loans
Proceed from issurance of
debt securities
Payment of principal of
debt securities issued
Payment of dividends
(311.082.057.804)
111.550.004.552
Net cash provided by (used in)
financing activities
Pengaruh perubahan kurs
terhadap kas dan setara kas
(2.906.575.818)
4.246.375.983
Effects of exchange rate
on cash and cash equivalents
KENAIKAN
NETO KAS DAN SETARA KAS
35.395.466.529
37.315.258.995
NET INCREASE IN
CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA
AWAL TAHUN
86.576.211.167
49.260.952.172
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA
AKHIR TAHUN
121.971.677.696
86.576.211.167
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT END OF YEAR
4
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an
integral part of these financial statements.
5
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
1.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
UMUM
a.
1.
Pendirian dan aktivitas Perusahaan
GENERAL
a.
The
Company’s
activities
establishment
and
PT Buana Finance Tbk. (“Perusahaan”)
didirikan tanggal 7 Juni 1982 berdasarkan Akta
Notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 74 dan
Anggaran Dasar Perusahaan telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman dalam Surat
Keputusan
No.
C2-1677-HT.01.01.Th.82
tanggal 8 Oktober 1982 yang telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 101 tanggal 17 Desember 1982,
Tambahan No. 1384.
PT Buana Finance Tbk. (the “Company") was
established on June 7, 1982 based on the
Notarial Deed No. 74 of Kartini Muljadi, S.H.
and the Company’s Articles of Association
were approved by the Ministry of Justice in his
Decision Letter No. C2-1677-HT-01.01.Th.82
dated October 8, 1982, which was announced
in the State Gazette of the Republic of
Indonesia No. 101 dated December 17, 1982,
Supplement No. 1384.
Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai
lembaga keuangan yang diberikan oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No. KEP-049/KM.11/1982
tanggal 19 Oktober 1982.
The Company obtained its license to operate
as a financial institution from the Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia by virtue
of decree No. KEP-049/KM.11/1982 dated
October 19, 1982.
Nama Perusahaan telah diubah beberapa
kali
dan
yang
terakhir
menjadi
PT Buana Finance Tbk. disetujui dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal
3 Oktober 2005 yang keputusannya diaktakan
dalam Akta No. 1 tanggal 3 Oktober 2005 dari
Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta notaris
ini
telah
mendapat
persetujuan
dari
Menteri
Kehakiman
dan
Hak
Asasi
Manusia
dalam
Surat
Keputusan
No.
C-28319HT.01.04.TH.2005
tanggal
14 Oktober 2005.
The name of the Company has been changed
several times, the latest change became
PT Buana Finance Tbk. and was approved
during
the
Extraordinary
General
Shareholders’ Meeting dated October 3, 2005
which was notarized in Deed No. 1 dated
October 3, 2005 of Fathiah Helmi, S.H. This
notarial deed was approved by the Ministry of
Justice and Human Rights in his Decision
Letter No. C-28319HT.01.04.TH.2005 dated
October 14, 2005.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, yang terakhir
diaktakan dalam Akta No. 29 tanggal
22
Juli
2014
dari
Notaris
Fathiah
Helmi, S.H. Akta notaris ini telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No.
AHU-04760.40.21.2014, tanggal 24 Juli 2014.
The Company’s Articles of Association have
been amended several times, the latest
amendment which was notarized in Deed No.
29 dated July 22, 2014 of Notary Fathiah
Helmi, S.H. This notarial deed was approved
by the Ministry of Justice and Human Rights in
his Decision Letter No.AHU-04760.40.21.2014
dated July 24, 2014.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
menjalankan kegiatan dalam bidang sewa
(sewa pembiayaan dan sewa operasi),
pembiayaan konsumen dan anjak piutang.
The scope of the Company’s activities involves
leasing (finance leases and operating leases),
consumer financing and factoring.
Kantor pusat terletak di Gedung Chase Plaza,
Lantai 17 dan 19, Jalan Jendral Sudirman
No. 21, Jakarta. Pada saat ini Perusahaan
memiliki 21 cabang yaitu di Jakarta, Surabaya,
Semarang,
Medan,
Pekanbaru,
Jambi,
Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan,
Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar,
Serpong,
Bekasi,
Pontianak
dan
Palangkaraya.
The head office is located at the Chase Plaza
Building, 17th and 19th Floors, Jalan Jendral
Sudirman No. 21, Jakarta. Currently, the
Company has 21 branches located in Jakarta,
Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru,
Jambi, Palembang, Lampung, Makassar,
Balikpapan,
Banjarmasin,
Manado,
Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi,
Pontianak and Palangkaraya.
6
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
1.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan)
b.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal
saham Perusahaan
GENERAL (continued)
b.
The Company’s public
changes in share capital
offering
and
Berdasarkan Surat Izin Emisi Saham yang
dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal
dan
Lembaga
Keuangan
(BAPEPAM-LK)
atas
nama
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
No.
SI-088/SHM/MK.10/1990
tanggal
19 Maret 1990, Perusahaan menawarkan dan
menjual saham kepada masyarakat dengan
jumlah nominal Rp2.500.000.000 yang terbagi
dalam
2.500.000
saham.
Dengan
dilakukannya penawaran umum tersebut,
modal saham ditempatkan dan disetor penuh
meningkat dari Rp12.500.000.000 yang terbagi
atas
12.500.000
saham
menjadi
Rp15.000.000.000
yang
terbagi
atas
15.000.000 saham.
Based on the License for Public Offering of
Shares issued by the Capital Market
Supervisory Board (BAPEPAM-LK) on behalf
of the Ministry of Finance of the Republic of
Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 dated
March 19, 1990, the Company offered and
sold its shares to the public with a total
nominal value of Rp2,500,000,000 consisting
of 2,500,000 shares. The effect of this public
offering was to increase the issued and paid
up capital from Rp12,500,000,000 consisting
of 12,500,000 shares to Rp15,000,000,000
consisting of 15,000,000 shares.
Sejak penawaran umum saham ke masyarakat
pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah
melakukan beberapa kali perubahan modal
saham melalui tindakan korporasi sebagai
berikut:
Since the public offering held on March 1990,
the Company’s share capital has been
changed several times through the following
corporate actions:
Tanggal/Date
17 Mei 1993/
May 17, 1993
10 Mei 1994/
May 10, 1994
3 April 1995/
April 3, 1995
9 Juli 1997/
July 9, 1997
Keterangan (Catatan 20)/Descriptions (Note 20)
Total saham
Setelah Transaksi/
Total Shares
After Transactions
Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi
tambahan modal disetor sejumlah 12.000.000 saham/
Issuance of bonus shares which originated from the
capitalization of the additional paid-in capital amounting to
12,000,000 shares.
27.000.000
Penawaran umum terbatas saham dengan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu sejumlah 18.000.000 saham.
BAPEPAM-LK mengeluarkan Surat Pemberitahuan Efektif
Pernyataan Pendaftaran No.S-834/PM/1994 tanggal
9 Mei 1994/
Limited public offering of 18,000,000 shares through a
rights issue. BAPEPAM-LK issued the Acknowledgment
Letter of Effective Registration No.S-834/PM/1994 dated
May 9, 1994.
45.000.000
Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi
tambahan modal disetor sejumlah 45.000.000 saham/
Issuance of bonus shares which originated from the
capitalization of the additional paid-in capital amounting to
45,000,000 shares.
90.000.000
Pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1.000
menjadi Rp500/
Change in a par value per share (stock split) from Rp1,000
to Rp500.
7
180.000.000
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
1.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan)
b.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal
saham Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued)
b.
The Company’s public offering
changes in share capital (continued)
and
Sehubungan dengan restrukturisasi utang
Perusahaan,
pinjaman
sebesar
Rp135.000.000.000 dikonversi menjadi saham
pada tanggal 5 Februari 2004 dengan
menerbitkan 270.000.000 saham biasa
dengan nilai nominal sebesar Rp500 per
saham dan 64.285.714 waran. Waran dapat
dikonversi menjadi saham biasa sampai
dengan 31 Desember 2008, dengan harga
Rp700 per lembar saham. Konversi saham
tersebut
meningkatkan
modal
saham
ditempatkan
dan
disetor
dari
Rp90.000.000.000
yang
terbagi
atas
180.000.000
saham
menjadi
Rp225.000.000.000
yang
terbagi
atas
450.000.000 saham. Konversi saham tersebut
juga meningkatkan tambahan modal disetor
sejumlah Rp141.750.000.000 (Catatan 20).
In connection with the Company’s debt
restructuring,
loans
amounting
to
Rp135,000,000,000 were converted to shares
on February 5, 2004 by issuing new
270,000,000 common shares with nominal
value of Rp500 per share and 64,285,714
warrants. Warants are exercisable to
subscribe to the Company’s ordinary shares
until December 31, 2008 at a price of Rp700
per share. The share conversion increased the
issued
and
paid
up
capital
from
Rp90,000,000,000 consisting of 180,000,000
shares to Rp225,000,000,000 consisting of
450,000,000 shares. The share conversion
also created a additional paid-in capital of
Rp141,750,000,000 (Note 20).
Pada
tanggal
14
April
2005,
PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) resmi menjadi
pemegang saham pengendali Perusahaan
dengan memiliki 289.345.020 saham dan
47.866.747 waran, setelah melakukan akuisisi
atas saham dan waran milik para kreditur
Perusahaan dan menyelesaikan proses
penawaran tender atas sisa saham publik.
Pada tanggal 15 November 2005, SDK
mengkonversi seluruh waran yang dimilikinya
menjadi saham biasa sehingga meningkatkan
jumlah
kepemilikan
sahamnya
menjadi
337.211.767 lembar atau 67,53% dari jumlah
modal yang disetor.
On April 14, 2005, PT Sari Dasa Karsa
(“SDK”) officially became the majority
shareholder of the Company with ownership of
289,345,020 common shares and 47,866,747
warrants, brought about by the acquisition of
shares and warrants previously owned by the
Company’s creditors and the completion of the
tender offer process on the remaining shares
owned by the public. On November 15, 2005,
SDK exercised all of its warrants owned on its
ordinary shares and increased its total
ownership to 337,211,767 or 67.53% of the
paid in capital.
Dalam tahun 2005, sejumlah 49.351.247
waran (termasuk di dalamnya 47.866.747
waran milik SDK) dikonversi ke saham biasa
dengan nilai nominal Rp500 per lembar.
Konversi waran ini meningkatkan modal
ditempatkan
dan
disetor
dari
Rp225.000.000.000
yang
terbagi
atas
450.000.000
saham
menjadi
Rp249.675.623.500
yang
terdiri
atas
499.351.247 saham. Konversi waran ini juga
meningkatkan tambahan modal disetor
sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 20).
In 2005, a total of 49,351,247 warrants
(including 47,866,747 warrants owned by
SDK) were exercised on the common shares
with nominal value of Rp500 per share. The
exercised warrants increased the issued and
paid up capital from Rp225,000,000,000
consisting
of
450,000,000
shares
to
Rp249,675,623,500 consisting of 499,351,247
shares. The exercised warrants also increased
the total additional paid-in capital by
Rp9,870,249,400 (Note 20).
Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan
melakukan pemecahan saham dari nilai
nominal Rp500 menjadi Rp250 per saham.
Pemecahan saham ini mengubah modal dasar
dari
720.000.000
saham
menjadi
1.440.000.000 saham dan modal ditempatkan
dan disetor dari 499.351.247 saham menjadi
998.702.494 saham.
On October 5, 2006, the Company made a
stocksplit from nominal value of Rp500 to
Rp250 per share. The stocksplit changed the
authorized capital from 720,000,000 shares to
1,440,000,000 shares and the issued and paid
up capital from 499,351,247 shares to
998,702,494 shares.
8
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
1.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan)
b.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal
saham Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued)
b.
The Company’s public offering
changes in share capital (continued)
and
Sehubungan dengan pemecahan saham,
Perusahaan
juga
mengubah
harga
pelaksanaan waran dari Rp700 menjadi Rp350
per waran yang menyebabkan peningkatan
jumlah waran beredar dari 14.934.467 menjadi
29.868.934 waran.
In connection with the stocksplit, the Company
also changed the exercise price of warrant
from Rp700 to Rp350 per warrant which
resulted in increase in number of oustanding
warrants from 14,934,467 to 29,868,934
warrants.
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 18 April 2007,
Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang
berasal dari kapitalisasi tambahan modal
disetor
dengan
perbandingan
setiap
pemegang 5 saham berhak atas 2 saham
bonus.
Penerbitan
saham
bonus
ini
meningkatkan modal ditempatkan dan disetor
menjadi Rp349.545.872.750 yang terbagi atas
1.398.183.491 saham.
In accordance with resolution of the
Extraordinary
General
Meeting
of
Shareholders dated April 18, 2007, the
Company distributed bonus shares, which
were issued from the capitalization of the
additional paid-in capital, with bonus ratio of 2
bonus shares for each holder of 5 shares. The
issuance of bonus shares increased the issued
and paid up capital to Rp349,545,872,750
consisting of 1,398,183,491 shares.
Perusahaan juga melakukan perubahan atas
Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu sebagai
berikut:
- meningkatkan modal ditempatkan dan
disetor Perusahaan menjadi sejumlah
1.440.000.000 saham dengan nilai nominal
Rp360.000.000.000.
- meningkatkan modal dasar Perusahaan dari
Rp360.000.000.000 yang terbagi atas
1.440.000.000 saham menjadi sebesar
Rp1.200.000.000.000 yang terbagi atas
4.800.000.000 saham.
The Company also changed the Company’s
Articles of Association as follows:
Sehubungan dengan pengeluaran saham
bonus,
Perusahaan
juga
melakukan
penyesuaian atas harga pelaksanaan waran
dari Rp350 menjadi Rp250 per waran.
Penyesuaian
menyebabkan
peningkatan
jumlah waran beredar dari 29.868.934 menjadi
41.816.507 waran.
In connection with the issuance of bonus
shares, the Company also adjusted the
exercise price of warrants from Rp350 to
Rp250 per warrant. The adjustment has
resulted in increase in number of outstanding
warrant from 29,868,934 to 41,816,507
warrants.
Pada
tanggal
2
Juli
2008
dan
26 Desember 2008, sejumlah 37.938.821
waran dikonversi ke saham biasa dengan nilai
nominal Rp250 per lembar. Konversi waran ini
meningkatkan modal ditempatkan dan disetor
dari Rp349.545.872.750 yang terbagi atas
1.398.183.491
saham
menjadi
Rp359.030.578.000
yang
terdiri
atas
1.436.122.312 saham.
On July 2, 2008 and December 26, 2008,
37,938,821 warrants were exercised to
common shares with nominal value of Rp250
per share. The exercised warrants increased
the issued and paid up capital from
Rp349,545,872,750
consisting
of
1,398,183,491 shares to Rp359,030,578,000
consisting of 1,436,122,312 shares.
Sampai dengan berakhirnya masa konversi
waran pada tanggal 31 Desember 2008,
sejumlah 3.877.686 waran tidak dikonversi
menjadi saham.
Up until to the expiry date of the warrants at
December 31, 2008, the 3,877,686 warrants
were not converted into common shares.
- increase the issued and paid up capital to
1,440,000,000 shares with nominal value
Rp360,000,000,000.
- increase the authorized shares from
Rp360,000,000,000
consisting
of
1,440,000,000
shares
to
Rp1,200,000,000,000
consisting
of
4,800,000,000 shares.
9
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
1.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan)
b.
c.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal
saham Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued)
b.
The Company’s public offering
changes in share capital (continued)
and
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2013,
Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang
berasal dari kapitalisasi tambahan modal
disetor
dengan
perbandingan
setiap
pemegang 500 saham berhak atas 73 saham
bonus.
Penerbitan
saham
bonus
ini
meningkatkan modal ditempatkan dan disetor
menjadi Rp411.449.013.500 yang terbagi atas
1.645.796.054 saham.
In accordance with resolution of the
Extraordinary
General
Meeting
of
Shareholders dated May 28, 2013, the
Company distributed bonus shares, which
were issued from the capitalization of the
additional paid-in capital, with a bonus ratio of
73 bonus shares for each holder of 500
shares. The issuance of bonus shares
increased the issued and paid up capital to
Rp411,449,013,500
consisting
of
1,645,796,054 shares.
Perusahaan telah mencatatkan seluruh
sahamnya sejumlah 1.645.796.054 saham di
Bursa Efek Indonesia.
The Company has listed all of its
1,645,796,054 shares on the Indonesia Stock
Exchange.
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit
dan Karyawan Perusahaan
c.
The Company’s Boards of Commissioners,
Directors, Audit Committee and Employees
The composition
of
the
Boards
of
Commissioners,
Directors
and
Audit
Committee of the Company as of December
31, 2014 and 2013 are as follows:
Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan
Komite Audit Perusahaan pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2014 dan 2013/
December 31, 2014 and 2013
_________________________________________________________________________________
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Board of Commissioners
Karman Tandanu
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto*)
Direksi
Directors
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Soetadi Limin
Herman Lesmana
Antony Muljanto
President Director
Director
Director
Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota
President Commissioner
Commissioner
Commissioner
Audit Committe
Corneiles Tedjo Endriyarto
Hardianto Soefajin
Winny Widja
*)
Chairman
Member
Member
*) Merangkap sebagai Komisaris Independen
*) Also act as Independent Commissioner
Perubahan
susunan
Dewan
Komisaris
didasarkan atas Pernyataan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham tanggal 28 Mei 2013
yang diaktakan dalam Akta No. 281
tanggal
28
Mei
2013
dari
Notaris
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Akta notaris ini
telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum
dan
Hak
Asasi
Manusia
dalam
Surat
Keputusan
No.
AHU-0080995.AH.01.09.Tahun
2013
tanggal 28 Agustus 2013.
The changes in the composition of Board of
Commissioners is based on the Decision
Statement of General Shareholders’ Meeting
dated May 28, 2013 which was notarized in
Deed No. 281 dated May 28, 2013 of
Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. This
notarial deed was approved by the Ministry of
Laws and Human Rights in its Decision Letter
No.
AHU-0080995.AH.01.09.Tahun
2013
dated August 28, 2013.
10
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
1.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan)
c.
d.
1.
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit
dan Karyawan Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued)
c.
The Company’s Boards of Commissioners,
Directors, Audit Committee and Employees
(continued)
Komite Audit dibentuk berdasarkan surat
keputusan
Dewan
Komisaris
No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 tanggal 18 Mei
2005 dalam
rangka memenuhi surat
keputusan
Ketua
BAPEPAM
No. KEP643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012.
The Audit Committee was established based
on decision letter of the Board of
Commissioners
No. Kep/Kom/01/BDF/V/05
dated May 18, 2005 in order to comply with
decision letter of BAPEPAM Chairman
No. KEP-643/BL/2012 dated December 7,
2012.
Perubahan susunan Komite Audit didasarkan
atas Surat KeputusanDewan Komisaris
Perusahaan Nomor: 004/KEP/KOM/BNF/V/
2013 tanggal 30 Mei 2013, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan telah disampaikan
kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dan
PT Bursa Efek Indonesia, masing-masing pada
tanggal 31 Mei 2014.
The changes in Audit Committee is
based on Company’s Decision Letter of Board
of Commissioners No. 004/KEP/KOM/BNF/V/
2013, based on terms applied and has been
registered to Financial Service Authority
(“OJK”) and Indonesia Stock Exchange on
May 31, 2014.
Komisaris, Direksi, dan Komite Audit
menerima remunerasi masing-masing sebesar
Rp3.563.538.600,
Rp10.985.433.895
dan
Rp602.339.000 untuk 31 Desember 2014 dan
Rp2.804.329.850,
Rp9.566.206.628
dan
Rp383.904.670 untuk 31 Desember 2013.
The Commissioners, Directors and Audit
Committee received remuneration totaling to
Rp3,563,538,600, Rp10,985,433,895 and
Rp602,339,000
for
the
year
ended
December 31,
2014,
respectively
and
Rp2,804,329,850,
Rp9,566,206,628
and
Rp383,904,670
for
the
year
ended
December 31, 2013, respectively.
Perusahaan mempunyai 584 dan 552
karyawan masing-masing pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 (tidak diaudit).
The Company has 584 and 552 employees as
of December 31, 2014 and 2013 (unaudited),
respectively.
Pemegang saham akhir dari Perusahaan
adalah PT Sari Dasa Karsa, sebuah
perusahaan investasi yang berkedudukan di
Jakarta.
The
Company’s
ultimate
parent
is
PT Sari Dasa Karsa, an investment company
located in Jakarta.
Penyelesaian laporan keuangan
d.
Completion of the financial statements
The Company’s management is responsible
for the preparation of accompaying financial
statements which were completed and
authorized for issue by the Company’s
Directors on March 9, 2015.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab
atas penyusunan laporan keuangan yang telah
diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan
oleh Direksi Perusahaan pada tanggal
9 Maret 2015.
11
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR
PENTING
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
SUMMARY
POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan serta peraturan yang ditetapkan oleh
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah
dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”)
sejak tanggal 1 Januari 2013) bagi perusahaan
yang menawarkan sahamnya atau surat utang
yang
diperdagangkan
kepada
masyarakat.
Kebijakan akuntansi yang signifikan yang
diterapkan secara konsisten dalam penyusunan
laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun
yang
berakhir
pada
tanggal-tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai
berikut:
The financial statements have been prepared in
accordance with Indonesian Financial Accounting
Standards covering the Statement of Financial
Accounting Standards and rules established by the
Capital
Market
and
Financial
Institutions
Supervisory
Agency
(“Bapepam-LK”,
which
function has been transferred to Financial Service
Authority (“OJK”) starting at January 1, 2013) for
companies offering their shares or has publicly
traded debt security. The significant accounting
principles which were applied consistently in the
preparation of the financial statements as of and for
the years ended December 31, 2014 and 2013 are
as follows:
a.
a.
Pernyataan Kepatuhan
The financial statements as of and for the
years ended December 31, 2014 and 2013
are prepared in accordance with Indonesian
Financial
Accounting
Standards
which
comprise the Statements and Interpretations
issued by the Board of Indonesian Financial
Accounting Standards of the Indonesian
Institute of Accountants and the Capital Market
and Financial Institution Supervisory Agency
(“Bapepam-LK”, which function has been
transferred to Financial Service Authority
(“OJK”) starting at January 1, 2013) Regulation
No. VIII.G.7 regarding “Issuers or Public
Company’s Financial Statements Presentation
and Disclosure Guidelines” as included in the
Appendix
of
the
Decision
Decree
of
the
Chairman
of
Bapepam-LK
No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012.
Laporan keuangan pada tanggal dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31
Desember 2014 dan 2013 disusun dan
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia yang mencakup
Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan
Badan Pengawasan Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang
fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari
2013) No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No.
KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
b.
Statement of Compliance
Prinsip penyajian laporan keuangan
b.
Basis of preparation of financial statements
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan
Standar
Akuntansi
Keuangan
Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi
yang mempengaruhi:
- nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan
pengungkapan atas aset dan liabilitas
kontinjensi pada tanggal laporan keuangan,
dan
- jumlah pendapatan dan beban selama
periode pelaporan.
The preparation of financial statements in
conformity with the Indonesian Financial
Accounting Standards requires the use of
estimates and assumptions that affects:
- the reported amounts of assets and
liabilities and disclosure of contingent assets
and liabilities at the date of the financial
statements, and
- the reported amounts of revenues and
expenses during the reported period.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan
pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian
dan tindakan saat ini, hasil yang timbul
mungkin berbeda dengan jumlah yang
diestimasi semula.
Although these estimates are based on
management’s best knowledge of current
events and activities, actual results may differ
from those estimates.
12
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
b.
laporan
c.
d.
Prinsip
penyajian
(lanjutan)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
b.
ACCOUNTING
Basis of preparation of financial statements
(continued)
Laporan keuangan telah disusun berdasarkan
konsep harga perolehan kecuali untuk suratsurat berharga diperdagangkan dan tersedia
untuk dijual dan instrumen keuangan derivatif
yang disajikan pada nilai wajar. Laporan
keuangan disusun dengan dasar akrual,
kecuali untuk laporan arus kas.
The financial statements have been prepared
on the basis of historical costs except for
trading and available-for-sale marketable
securities and derivative financial instruments
which are recorded at fair value. The financial
statements are prepared on an accrual basis,
except for the statement of cash flows.
Laporan arus kas telah disusun berdasarkan
metode langsung dengan mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
The statement of cash flows have been
prepared using the direct method by
classifying the cash flows from operating,
investing and financing activities.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan ini adalah mata
uang Rupiah yang merupakan mata uang
fungsional.
The presentation currency used in the financial
statements is Indonesian Rupiah, which is
the functional currency.
Transaksi dan saldo dalam mata uang
asing
c.
Foreign
balances
currency
transactions
and
Perusahaan menyelenggarakan pembukuan
dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi
dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada saat terjadinya transaksi
yang bersangkutan.
The Company maintains its accounting
records in Rupiah. Transactions in currencies
other than Rupiah are recorded at the rates of
exchange in effect on the date of the
transactions.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing
dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter
dalam mata uang asing, diakui pada laporan
laba rugi komprehensif.
Exchange gains and losses arising on
transactions in foreign currency and on the
translation of foreign currency monetary assets
and liabilities are recognized in the statement
of comprehensive income.
Kurs
yang
digunakan
pada
tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 untuk
menjabarkan mata uang Dolar AS ke dalam
Rupiah adalah masing-masing sebesar
Rp12.385/US$1 dan Rp12.189/US$1.
Exchange
rates
used
as
of
December 31, 2014 and 2013 to translate
US Dollars into Rupiah were US$1/Rp12,385
and US$1/Rp12,189, respectively.
Transaksi dengan pihak berelasi
d.
Transactions with related party
Dalam laporan keuangan ini, istilah pihakpihak berelasi digunakan sesuai dengan PSAK
No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”.
In these financial statements, the term related
party is used as defined in SFAS No. 7 (2010
Revision), “Related Party Disclosures”.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas yang menyiapkan
laporan keuangannya.
A related party is a person or entity that is
related to the entity that is preparing its
financial statements.
13
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
d.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
d.
ACCOUNTING
Transactions with related party (continued)
a) A person or a close member of that
person’s family is related to a reporting
entity if that person:
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya
mempunyai relasi dengan entitas pelapor
jika orang tersebut:
i.
memiliki
pengendalian
atau
pengendalian bersama atas entitas
pelapor;
i.
has control or joint control over the
reporting entity;
ii.
memiliki pengaruh
entitas pelapor; atau
atas
ii.
has significant influence
reporting entity; or
iii.
merupakan personil manajemen kunci
entitas pelapor atau entitas induk dari
entitas pelapor.
iii.
is a member of the key management
personnel of the reporting entity or of a
parent of the reporting entity.
signifikan
over
the
b) An entity is related to a reporting entity if
any of the following conditions applies :
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas
pelapor jika memenuhi salah satu hal
berikut:
i.
Entitas dan entitas pelapor adalah
anggota dari kelompok usaha yang
sama (artinya entitas induk, entitas
anak, dan entitas anak berikutnya
saling berelasi dengan entitas lainnya).
i.
has control or joint control over the
reporting entity; The entity and the
reporting entity are members of the
same group (which means that each
parent,
subsidiary
and
fellow
subsidiary is related to the others).
ii.
Satu entitas adalah entitas asosiasi
atau ventura bersama dari entitas lain
(atau entitas asosiasi atau ventura
bersama yang merupakan anggota
suatu kelompok usaha, yang mana
entitas
lain
tersebut
adalah
anggotanya).
ii.
One entity is an associate or joint
venture of the other entity (or an
associate or joint venture of a member
of a group of which the other entity is a
member).
iii.
Kedua entitas tersebut adalah ventura
bersama dari pihak ketiga yang sama.
iii.
Both entities are joint ventures of the
same third party.
iv.
Satu entitas adalah ventura bersama
dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas
ketiga.
iv. One entity is a joint venture of a third
entity and the other entity is an
associate of the third entity.
v.
Entitas tersebut adalah suatu program
imbalan pasca-kerja untuk imbalan
kerja dari salah satu entitas pelapor
atau entitas yang terkait dengan entitas
pelapor.
v.
vi.
Entitas
yang
dikendalikan
atau
dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam huruf (a).
vi. The entity is controlled, or jointly
controlled by a person identified in (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf
(a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau merupakan personil
manajemen kunci entitas (atau entitas
induk dari entitas).
vii. A person identified in (a) (i) has
significant influence over the entity or
is a member of the key management
personnel of the entity (or of a parent
of the entity).
14
The entity is a post-employment
benefit plan for the benefit of
employees of either the reporting entity
or an entity related to the reporting
entity.
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
d.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
d.
Transactions with related party (continued)
Transactions and balances of accounts with
related parties, whether or not transacted at
normal terms and conditions similar to those
with non-related parties, are disclosed in the
notes to the financial statements.
Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak
berelasi, baik yang dilaksanakan dengan
ataupun tidak dengan persyaratan dan kondisi
normal yang sama untuk pihak-pihak yang
tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
e.
ACCOUNTING
Instrumen Keuangan
e.
i. Aset Keuangan
Financial Instruments
i.
Financial Assets
Pengakuan awal
Initial recognition
Aset keuangan dalam ruang lingkup
PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan
sebagai aset keuangan yang dinilai pada
nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman
yang diberikan dan piutang, investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset
keuangan
tersedia
untuk
dijual.
Perusahaan menentukan klasifikasi aset
keuangan pada saat pengakuan awal dan,
jika diperbolehkan dan sesuai, akan
dievaluasi kembali setiap akhir tahun.
Financial assets within the scope of
SFAS No. 55 (revised 2011) are classified
as financial assets at fair value through
profit or loss, loans and receivables, heldto-maturity investments and available-forsale financial assets. The Company
determines the classification of its financial
assets at initial recognition and, where
allowed and appropriate, re-evaluates this
designation at each financial year end.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan
diukur pada nilai wajar. Dalam hal aset
keuangan tidak diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, nilai wajar
tersebut ditambah dengan biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pengukuran aset keuangan setelah
pengakuan
awal
tergantung
pada
klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at
fair value plus, in the case of financial
assets not at fair value through profit or
loss, directly attributable transaction costs.
The subsequent measurement of financial
assets depends on their classifications.
Aset keuangan Perusahaan mencakup kas
dan setara kas, investasi sewa pembiayaan
neto, piutang pembiayaan konsumen neto,
tagihan anjak piutang, piutang lain-lain,
aset lain-lain (bagian dari uang muka, biaya
dibayar di muka dan lainnya) yang
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang, serta surat-surat
berharga, dan kontrak pertukaran mata
uang
dan
tingkat
bunga
yang
diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar dalam laba
rugi.
The Company’s financial assets include
cash and cash equivalents, net investment
in finance leases, net consumer financing
receivables, factoring receivables, other
receivables, other asset (as part of
advances, prepayments and other) which
are classified as loans and receivables, and
marketable securities and currency and
interest rate swap contracts classified as
financial assets at fair value through profit
or loss.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Subsequent measurement
Pengukuran setelah pengakuan awal dari
aset keuangan tergantung pada klasifikasi
sebagai berikut:
The subsequent measurement of financial
assets depends on their classification as
follows:
•
•
Aset keuangan yang dinilai pada nilai
wajar melalui laba atau rugi
15
Financial assets at fair value through
profit or loss
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
e.
i. Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran
(lanjutan)
•
setelah
pengakuan
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Financial Instruments (continued)
i.
Financial Assets (continued)
Subsequent measurement (continued)
awal
Aset keuangan yang dinilai pada nilai
wajar melalui laba atau rugi (lanjutan)
•
Financial assets at fair value through
profit or loss (lanjutan)
Aset keuangan yang dinilai pada nilai
wajar melalui laba atau rugi meliputi
aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan dan
aset keuangan yang pada saat
pengakuan awalnya telah ditetapkan
untuk dinilai pada nilai wajar melalui
laba atau rugi.
Financial assets at fair value through
profit or loss include financial assets
held for trading and financial assets
designated upon initial recognition at fair
value through profit or loss.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai
kelompok
diperdagangkan
jika
diperoleh atau dimiliki untuk tujuan
dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif
juga diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan kecuali derivatif yang
ditetapkan sebagai instrumen lindung
nilai. Aset keuangan yang dinilai pada
nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat
dalam laporan posisi keuangan pada
nilai wajar dengan laba atau rugi diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Financial assets are classified as held
for trading if they are acquired for the
purpose of selling in the short term.
Derivative assets are also classified as
held for trading unless they are
designated
as
effective
hedging
instruments. Financial assets at fair
value through profit or loss are carried in
the statement of financial position at fair
value with gains or losses recognized in
the
statement
of
comprehensive
income.
Derivatif melekat dalam kontrak utama
dihitung sebagai derivatif terpisah ketika
risiko
dan
karakteristiknya
tidak
berkaitan dengan kontrak utama dan
kontrak utama tidak dicatat pada nilai
wajar.
Derivatif
melekat
diukur
berdasarkan nilai wajar dengan laba
atau rugi yang timbul dari perubahan
nilai wajar tersebut diakui dalam
laporan laba rugi. Penilaian kembali
hanya timbul jika terdapat perubahan
kontrak
yang
secara
signifikan
mengubah
arus
kas
yang
dipersyaratkan oleh kontrak.
Derivatives embedded in host contracts
are accounted for as separate
derivatives when their risks and
characteristics are not closely related to
the host contracts and the host
contracts are not carried at fair value.
These embedded derivatives are
measured at fair value with gains or
losses arising from changes in fair value
recognized in the statement of
comprehensive income. Reassessment
only occurs if there is a change in the
terms of the contract that significantly
modifies the cash flows that would
otherwise be required.
Surat-surat berharga dan kontrak
pertukaran mata uang dan tingkat
bunga termasuk dalam kategori ini.
Marketable securities and currency and
interest rate swap contracts are included
in this category.
16
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
•
•
setelah
pengakuan
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
i. Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran
(lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.
Financial Assets (continued)
Subsequent measurement (continued)
awal
Pinjaman yang diberikan dan piutang
•
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang
adalah aset keuangan non-derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi
di pasar aktif. Aset keuangan tersebut
dicatat pada biaya perolehan yang
diamortisasi menggunakan metode
tingkat bunga efektif. Laba atau rugi
diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif pada saat pinjaman dan
piutang dihentikan pengakuannya atau
mengalami penurunan nilai, serta
melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or
determinable payments that are not
quoted in an active market. Such
financial assets are carried at amortized
cost using the effective interest rate
method. Gains and losses are
recognized in the statement of
comprehensive income when the loans
and receivables are derecognized or
impaired, as well as through the
amortization process.
Kas dan setara kas, investasi sewa
pembiayaan neto, piutang pembiayaan
konsumen neto, tagihan anjak piutang,
piutang lain-lain dan aset lain-lain
(bagian dari uang muka, biaya dibayar
di muka dan lainnya) termasuk dalam
kategori ini.
The Company’s cash and cash
equivalents, net investment in finance
leases,
net
consumer
financing
receivables, factoring receivables, other
receivables, and other asset (as part of
other current financial assets and
advances, prepayments and others) are
included in this category.
Aset keuangan yang tersedia untuk
dijual
•
Financial assets available-for-sale
Available-for-sale financial assets are
non-derivative financial assets that are
designated as available-for-sale. After
initial measurement, available-for-sale
financial assets are measured at fair
value with unrealized gains or losses
recognized in the equity until the
investment is derecognized. At that time,
the cummulative gain or loss previously
recognized in equity, are reclassified
to the statement of comprehensive
income. The Company did not have any
available-for-sale financial asset as of
December 31, 2014 and 2013.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
adalah aset keuangan non-derivatif
yang ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual. Setelah pengukuran awal, aset
keuangan tersedia untuk dijual diukur
dengan nilai wajar dengan keuntungan
atau kerugian yang belum terealisasi
diakui pada ekuitas sampai investasi
tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada saat itu, keuntungan atau kerugian
kumulatif yang sebelumnya diakui di
ekuitas, direklasifikasi ke laporan laba
rugi komprehensif. Perusahaan tidak
memiliki investasi tersedia untuk dijual
pada tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
17
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
i.
•
setelah
pengakuan
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran
(lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.
Financial Assets (continued)
Subsequent measurement (continued)
awal
Aset keuangan yang dimiliki hingga
jatuh tempo
•
Financial assets held-to-maturity
Non-derivative financial assets with
fixed or determinable payments and
fixed maturities are classified as
held-to-maturity when the Company has
the positive intention and ability to hold it
to maturity. After initial measurement,
held-to-maturity
investments
are
measured at amortized cost using the
effective
interest
method,
less
impairment. The Company did not have
any held-to-maturity financial asset as of
December 31, 2014 and 2013.
Aset keuangan non-derivatif yang
memiliki pembayaran yang dapat
ditentukan atau ditetapkan dan tanggal
jatuh tempo yang tetap dikategorikan
sebagai dimiliki hingga jatuh tempo
ketika Perusahaan memiliki intensi
positif dan kemampuan untuk dimiliki
hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan
awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh
tempo dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi menggunakan
metode suku bunga efektif dan
dikurangi dengan penurunan nilai.
Perusahaan tidak memiliki aset finansial
yang dimiliki hingga jatuh tempo selama
tahun-tahun
yang
berakhir
pada
31 Desember 2014 dan 2013.
ii. Liabilitas Keuangan
ii. Financial Liabilities
Pengakuan awal
Initial recognition
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup
PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan
sebagai liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba atau rugi dan
liabilitas keuangan lainnya yang dicatat
berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities within the scope of the
SFAS No. 55 (Revised 2011) are classified
as financial liabilities at fair value through
profit or loss and other financial liabilities
measured at amortized cost.
Perusahaan
menentukan
klasifikasi
liabilitas keuangan pada saat pengakuan
awal.
The Company determines the classification
of their financial liabilities at initial
recognition.
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan
diukur pada nilai wajar dan, dalam hal
utang dan pinjaman, termasuk biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung.
Financial liabilities are recognized initially at
fair value and, in the case of loans and
borrowings, inclusive of directly attributable
transaction costs.
Liabilitas keuangan Perusahaan mencakup
utang kepada lembaga keuangan dan
bank, efek hutang yang diberikan - Medium
Term Notes, utang dividen, utang lain-lain,
liabilitas lain-lain (bagian dari uang muka
dan lain-lain) dan beban akrual, yang
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
yang diamortisasi dan kontrak pertukaran
mata uang dan tingkat bunga yang
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi.
The Company’s financial liabilities include
loans from financial institutions and banks,
debt securities issued - Medium Term
Notes, dividends payable, other payables,
other liabilities (as part of advances and
others) and accrued expenses, which are
classified as financial liabilities measured at
amortized cost and currency and interest
rate swap contracts classified as financial
liabilities at fair value through profit or loss.
18
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan)
ii. Financial Liabilities (continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Subsequent measurement
Pengukuran liabilitas keuangan bergantung
pada klasifikasi sebagai berikut:
The measurement of financial liabilities
depends on their classification as follows:
•
•
•
Liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba atau rugi
Financial liabilities at fair value through
profit or loss
Liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba atau rugi
mencakup liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok
diperdagangkan dan liabilitas keuangan
yang pada saat pengakuan awalnya,
telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar
melalui laba atau rugi.
Financial liabilities at fair value through
profit or loss include financial liabilities
held for trading and financial liabilities
designated upon initial recognition at fair
value through profit or loss.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan jika
diperoleh atau dimiliki untuk tujuan
dijual dalam waktu dekat. Liabilitas
derivatif juga diklasifikasikan dalam
kelompok
diperdagangkan
kecuali
derivatif yang ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai yang efektif.
Financial liabilities are classified as held
for trading if they are incurred for the
purpose of selling in the near term.
Derivative liabilities are also classified
as held for trading unless they are
designated
as
effective
hedging
instruments.
Laba atau rugi atas liabilitas dalam
kelompok diperdagangkan harus diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Gains or losses on liabilities held for
trading are recognized in the statement
of comprehensive income.
Liabilitas keuangan lainnya yang dicatat
berdasarkan
biaya
perolehan
diamortisasi
•
Other Financial liabilities measured at
amortized cost
Setelah pengakuan awal, liabilitas
keuangan yang dikenakan bunga diukur
pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku
bunga efektif.
After initial recognition, interest-bearing
financial liabilities are subsequently
measured at amortized cost using the
effective interest rate method.
Laba atau rugi harus diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif ketika
liabilitas
tersebut
dihentikan
pengakuannya serta melalui proses
amortisasinya.
Gains and losses are recognized in the
statement of comprehensive income
when the liabilities are derecognized as
well as through the amortization
process.
19
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
iii. Saling hapus instrumen keuangan
iii. Offsetting of financial instruments
Aset keuangan dan liabilitas keuangan
saling hapus dan nilai netonya disajikan
dalam laporan posisi keuangan jika, dan
hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang telah diakui dari aset
keuangan dan liabilitas keuangan tersebut
dan terdapat intensi untuk menyelesaikan
dengan menggunakan dasar neto, atau
untuk
merealisasikan
aset
dan
menyelesaikan
liabilitasnya
secara
bersamaan.
Financial assets and financial liabilities
are offset and the net amount reported in
the statement of financial position if, and
only if, there is a currently enforceable
legal right to offset the recognized
amounts and there is an intention to settle
on a net basis, or to realize the assets and
settle the liabilities simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam
jumlah neto hanya jika diperkenankan
oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a
net basis only when permitted by
accounting standards.
iv. Nilai wajar instrumen keuangan
v.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
iv.
Fair value of financial instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang
secara aktif diperdagangkan di pasar
keuangan ditentukan dengan mengacu
pada kuotasi harga pasar yang berlaku
pada penutupan pasar pada akhir tahun
pelaporan.
The fair value of financial instruments that
are actively traded in organized financial
markets is determined by reference to
quoted market bid prices at the close of
business at the end of the reporting year.
Untuk instrumen keuangan yang tidak
diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar
ditentukan dengan menggunakan teknik
penilaian.
For financial instruments where there is
no active market, fair value is determined
using valuation techniques.
Teknik
penilaian
tersebut
meliputi
penggunaan transaksi pasar terkini yang
dilakukan secara wajar (arm’s length
market transactions), referensi atas nilai
wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substantial sama, analisis arus kas
yang didiskonto, atau model penilaian
lainnya.
Such techniques may include using recent
arm’s length market transaction, reference
to the current fair value of another
instrument that is substantially the same,
discounted cash flow analysis, or other
valuation models.
Biaya perolehan yang diamortisasi dari
instrumen keuangan
v.
Amortized
instruments
cost
of
financial
Amortized cost is computed using the
effective interest rate method less any
allowance for impairment losses and
principal repayment. The calculation takes
into account any premium or discount on
acquisition and includes transaction costs
and fees that are an integral part of the
effective interest rate.
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur
dengan menggunakan metode suku
bunga
efektif
dikurangi
cadangan
penurunan nilai dan pembayaran pokok.
Perhitungan ini mencakup seluruh premi
atau diskonto pada saat akuisisi dan
mencakup biaya transaksi serta komisi
yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari suku bunga efektif.
20
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
vi. Penurunan nilai aset keuangan
vi. Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi
keuangan, Perusahaan mengevaluasi
apakah terdapat bukti yang objektif bahwa
aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each
statement of financial position dates
whether there is any objective evidence
that a financial asset or a group of
financial assets is impaired.
•
•
Aset keuangan dicatat sebesar biaya
perolehan yang diamortisasi
Financial assets carried at amortized
cost
Untuk aset keuangan yang dicatat
pada biaya perolehan diamortisasi,
Perusahaan
terlebih
dahulu
menentukan bahwa terdapat bukti
objektif mengenai penurunan nilai
secara individual atas aset keuangan
yang signifikan secara individual, atau
secara kolektif untuk aset keuangan
yang tidak signifikan secara individual.
For financial assets carried at
amortized cost, the Company first
assesses whether objective evidence
of impairment exists individually for
financial assets that are individually
significant, or collectively for financial
assets that are not individually
significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak
terdapat bukti objektif mengenai
penurunan nilai atas aset keuangan
yang dinilai secara individual, terlepas
aset keuangan tersebut signifikan
atau tidak, maka aset tersebut
dimasukkan ke dalam kelompok aset
keuangan yang memiliki karakteristik
risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut
secara kolektif.
If the Company determines that no
objective evidence of impairment
exists for an individually assessed
financial asset, whether significant or
not, the asset is included in a group of
financial assets with similar credit risk
characteristics
and
collectively
assessed for impairment.
Kesulitan keuangan yang dialami
debitur, kemungkinan debitur akan
bangkrut, atau kegagalan atau
penundaan pembayaran angsuran
dapat
dipertimbangkan
sebagai
indikasi adanya penurunan nilai atas
aset keuangan tersebut.
Significant financial difficulties of the
debtors, probability that the debtors
will enter bankruptcy and default or
delinquency
in
payments
are
considered as indicators that the
financial assets are impaired.
Aset yang penurunan nilainya dinilai
secara individual dan untuk itu
kerugian penurunan nilai diakui atau
tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara
kolektif. Perusahaan menetapkan aset
keuangan yang harus dievaluasi
penurunan nilainya secara individual
jika telah menunggak lebih dari 90
hari dan secara individual memiliki
nilai signifikan tertentu.
Assets that are individually assessed
for impairment and for which an
impairment loss is, or continues to be,
recognized are not included in a
collective assessment of impairment.
The Company determines financial
assets to be evaluated for impairment
through individual evaluation if it has
been overdue more than 90 days and
individually have certain significant
value.
21
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
vi. Penurunan
(lanjutan)
•
nilai
aset
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
keuangan
vi. Impairment
(continued)
•
Aset keuangan dicatat sebesar biaya
perolehan yang diamortisasi (lanjutan)
of
financial
assets
Financial assets carried at amortized
cost (continued)
Jika terdapat bukti objektif bahwa
kerugian penurunan nilai telah terjadi,
jumlah kerugian tersebut diukur
sebagai selisih antara nilai tercatat
aset dengan nilai kini estimasi arus
kas masa datang (tidak termasuk
kerugian kredit di masa mendatang
yang belum terjadi). Nilai kini estimasi
arus kas masa datang didiskonto
dengan menggunakan suku bunga
efektif awal dari aset keuangan
tersebut. Jika aset keuangan yang
dicatat pada biaya perolehan yang
diamortisasi memiliki suku bunga
variabel, maka tingkat diskonto yang
digunakan untuk mengukur setiap
kerugian penurunan nilai adalah suku
bunga efektif yang berlaku.
If there is objective evidence that an
impairment loss has occurred, the
amount of the loss is measured as the
difference between the asset’s
carrying amount and the present value
of estimated future cash flows
(excluding future expected credit
losses that have not yet been
incurred). The present value of the
estimated future cash flows is
discounted at the financial asset’s
original effective interest rate. If a
financial
assets
measured
at
amortized cost has a variable interest
rate, the discount rate for measuring
impairment loss is the current effective
interest rate.
Nilai tercatat atas aset keuangan
dikurangi melalui penggunaan pos
cadangan penurunan nilai dan jumlah
kerugian yang terjadi diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif.
Pendapatan bunga selanjutnya diakui
sebesar nilai tercatat yang diturunkan
nilainya berdasarkan tingkat suku
bunga efektif awal dari aset
keuangan. Aset keuangan beserta
dengan cadangan terkait dihapuskan
jika tidak terdapat kemungkinan yang
realistis atas pemulihan di masa
mendatang dan seluruh agunan telah
terealisasi atau dialihkan kepada
Perusahaan.
The carrying amount of the financial
asset is reduced through the use of an
allowance for impairment account and
the amount of the loss is recognized in
the statement of comprehensive
income. Interest income continues to
be accrued on the reduced carrying
amount based on the original effective
interest rate of the financial asset.
Financial assets, together with the
associated allowance, are written-off
when there is no realistic prospect of
future recovery and all collateral has
been realized or has been transferred
to the Company.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai
estimasi kerugian penurunan nilai
aset keuangan bertambah atau
berkurang karena peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui,
maka kerugian penurunan nilai yang
diakui sebelumnya bertambah atau
berkurang dengan menyesuaikan pos
cadangan penurunan nilai. Jika di
masa
mendatang
penghapusan
tersebut dapat dipulihkan, jumlah
pemulihan tersebut diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent year, the amount of
the
estimated
impairment
loss
increases or decreases because of an
event occurring after the impairment
was recognized, the previously
recognized
impairment
loss
is
increased or reduced by adjusting the
allowance for impairment account. If a
future write-off is later recovered, the
recovery is recognized in the
statement of comprehensive income.
22
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
vi. Penurunan
(lanjutan)
•
nilai
aset
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
keuangan
vi. Impairment
(continued)
•
Aset keuangan dicatat sebesar biaya
perolehan yang diamortisasi (lanjutan)
of
financial
assets
Financial assets carried at amortized
cost (continued)
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai
secara kolektif, aset keuangan
dikelompokkan
berdasarkan
kesamaan karakteristik risiko kredit.
Karakteristik yang dipilih adalah
relevan dengan estimasi arus kas
masa datang dari kelompok aset
tersebut
yang
mengindikasikan
kemampuan debitur untuk membayar
seluruh utang yang jatuh tempo
sesuai persyaratan kontrak dari aset
yang dievaluasi.
For the evaluation purpose of
collective impairment, financial assets
are classified based on the similarity
on their credit risk characteristics. The
characteristics chosen are those
which are relevant to the estimated
future cash flows from related asset
classes which indicate the debtors’
repayment ability to pay all the debts
according to the term of the evaluated
assets.
Arus kas masa datang dari kelompok
aset keuangan yang penurunan
nilainya dievaluasi secara kolektif,
diestimasi berdasarkan arus kas
kontraktual atas aset-aset di dalam
kelompok tersebut dan kerugian
historis yang pernah dialami atas
aset-aset yang memiliki karakteristik
risiko kredit yang serupa dengan
karakteristik risiko kredit kelompok
tersebut. Kerugian historis yang
pernah dialami kemudian disesuaikan
berdasarkan data terkini yang dapat
diobservasi untuk mencerminkan
kondisi
saat
ini
yang
tidak
berpengaruh pada tahun terjadinya
kerugian historis tersebut, dan untuk
menghilangkan pengaruh kondisi
yang ada pada tahun-tahun historis
namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows from a group of
financial assets that uses collective
impairment is estimated based on
contractual cash flows over the assets
in the related group and historical loss
over assets that have similar credit
risk characteristics with the related
group. The historical losses will then
be adjusted with the most recent data
that could be observed to reflect the
current conditions that have no
relation with the historical losses, and
to eliminate the impact from the
historical years but no longer exists
today.
vii. Penghentian pengakuan
liabilitas keuangan
aset
dan
vii. Derecognition of financial assets and
liabilities
Aset keuangan
Financial assets
Penghentian pengakuan atas suatu aset
keuangan (atau, apabila dapat diterapkan
untuk bagian dari aset keuangan atau
bagian dari kelompok aset keuangan
sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual
atas arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut berakhir; atau (2)
Perusahaan memindahkan hak untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut atau menanggung
liabilitas untuk membayar arus kas yang
diterima tersebut tanpa penundaan yang
signifikan kepada pihak ketiga melalui
suatu kesepakatan penyerahan dan salah
A financial asset (or where applicable, a
part of a financial asset or part of a group
of similar financial assets) is derecognized
when: (1) the rights to receive cash flows
from the asset have expired; or (2) the
Company has transferred its rights to
receive cash flows from the asset or has
assumed an obligation to pay the cash
flows received in full without material
delay to a third party under a “passthrough” arrangement; and either (a) the
Company has transferred substantially all
the risks and rewards of the asset, or (b)
the Company has neither transferred nor
23
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
e.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
vii. Penghentian pengakuan aset
liabilitas keuangan (lanjutan)
f.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
dan
vii. Derecognition of financial assets and
liabilities (continued)
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
satu diantara (a) Perusahaan secara
substansial memindahkan seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan
secara substansial tidak memindahkan
dan tidak memiliki seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan
tersebut, namun telah memindahkan
pengendalian atas aset tersebut.
the Company has neither transferred nor
retained substantially all the risks and
rewards of the asset, but has transferred
control of the asset.
Penghentian
pengakuan
piutang
pembiayaan,
piutang
pembiayaan
konsumen dan tagihan anjak piutang yang
mengalami
penurunan
nilai,
akan
dilakukan
ketika
piutang
telah
dihapusbukukan. Piutang yang telah
mengalami
penurunan
nilai
akan
dihapusbukukan setelah menunggak lebih
dari 360 hari atau pada saat piutang
tersebut diputuskan tidak dapat tertagih.
Penghapusbukuan piutang tersebut bukan
merupakan hapus tagih, sehingga upaya
penagihan tetap dilakukan.
Finance leases, consumer financing and
factoring receivables are derecognized
when these receivables are collected and
written-off. Impaired receivables are
written-off when they have been overdue
for more than 360 days or determined to
be uncollectible. The write-offs of impaired
receivables do not eliminate the right to
collect and hence are still to be pursued
for collection continuously.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Liabilitas
keuangan
dihentikan
pengakuannya ketika liabilitas yang
ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau
dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when
the obligation under the liability is
discharged or cancelled or has expired.
Ketika liabilitas keuangan awal digantikan
dengan liabilitas keuangan lain dari
pemberi pinjaman yang sama dengan
ketentuan
yang
berbeda
secara
substansial, atau modifikasi secara
substansial atas liabilitas keuangan yang
saat ini ada, maka pertukaran atau
modifikasi tersebut dicatat sebagai
penghapusan liabilitas keuangan awal dan
pengakuan liabilitas keuangan baru dan
selisih antara nilai tercatat liabilitas
keuangan tersebut diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif.
When an existing financial liability is
replaced by another from the same lender
on substantially different terms, or the
terms of an existing liability are
substantially modified, such an exchange
or modification is treated as a
derecognition of the original liability and
the recognition of a new liability, and the
difference in the respective carrying
amounts is recognized in the statement of
comprehensive income.
Kas dan setara kas
f.
Cash and cash equivalents
Cash on hand and in banks and all
unrestricted time deposit with maturities of
three months or less from the date of
placement and not pledged as collateral to
loans are considered as cash and cash
equivalents.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan
deposito berjangka yang tidak dibatasi
penggunaannya yang jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal
penempatannya dan yang tidak dijaminkan.
24
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
f.
2.
Kas dan setara kas (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
f.
h.
Cash and cash equivalents (continued)
Cash and cash equivalents are carried at
nominal value.
Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai
nominalnya.
g.
ACCOUNTING
Surat-surat berharga
g.
Marketable securities
Surat-surat berharga pada awalnya disajikan
sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi
kecuali untuk aset keuangan yang dinilai pada
nilai wajar melalui laba atau rugi dan setelah
pengakuan awal dicatat sesuai dengan
klasifikasi masing-masing.
Securities are initially measured at fair value
plus transaction costs except for financial
assets measured through profit or loss and
subsequently accounted for depending on their
classification.
Penilaian surat-surat berharga didasarkan atas
klasifikasinya sebagai berikut:
The value of securities is stated based on the
classification of the securities as follows:
(1) Surat berharga untuk diperdagangkan
dilaporkan sebesar nilai wajar. Laba/rugi
yang
belum
direalisasi
akibat
kenaikan/penurunan nilai wajar diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif
tahun berjalan.
(1) Securities held for trading purposes are
reported at fair value. Unrealized
gains/losses
resulting
from
the
increase/decrease in fair value are
recognized in the current year statement
of comprehensive income.
(2) Surat-surat berharga yang dimiliki hingga
jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan
yang diamortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif.
(2) Held-to-maturity marketable securities are
carried at amortized cost using the
effective interest method.
(3) Surat-surat berharga yang tersedia untuk
dijual dinyatakan pada nilai wajar.
Pendapatan bunga diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif menggunakan
metode suku bunga efektif. Laba atau rugi
selisih kurs atas surat-surat berharga yang
tersedia untuk dijual diakui pada laporan
laba rugi komprehensif. Perubahan nilai
wajar lainnya diakui secara langsung
dalam ekuitas sampai dengan surat
berharga tersebut dijual atau mengalami
penurunan nilai, dimana keuntungan dan
kerugian kumulatif yang sebelumnya
diakui dalam ekuitas harus diakui pada
laporan laba rugi komprehensif.
(3) Available-for-sale marketable securities
are carried at fair value. Interest income is
recognized
in
the
statement
of
comprehensive income using the effective
interest method. Foreign exchange gains
or losses on available-for-sale marketable
securities are recognized in the statement
of comprehensive income. Fair value
changes are recognized directly in equity
until the marketable securities is sold or
impaired, where upon the cumulative
gains and losses previously recognized in
equity are recognized in the statement of
comprehensive income.
Akuntansi sewa
h.
Accounting for leases
Perusahaan sebagai lessee:
The Company as a lessee:
Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui
pembayaran sewa sebagai beban dengan
metode garis lurus (straight-line method)
selama masa sewa.
Under an operating lease, the Company
recognizes lease payments as an expense on
a straight-line method over the lease term.
25
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
h.
2.
Akuntansi sewa (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.
Accounting for leases (continued)
Perusahaan sebagai lessor:
The Company as a lessor:
i)
i)
ii)
Perusahaan mengakui aset berupa
piutang sewa pembiayaan ditambah nilai
residu yang akan diterima pada akhir
masa sewa pembiayaan dikurangi dengan
pendapatan sewa pembiayaan yang
belum diakui, simpanan jaminan dan
cadangan kerugian penurunan nilai.
Selisih antara nilai piutang usaha bruto
dan nilai tunai piutang diakui sebagai
pendapatan sewa pembiayaan yang
belum
diakui.
Pendapatan
sewa
pembiayaan
yang
belum
diakui
dialokasikan sebagai pendapatan di
laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan berdasarkan suatu tingkat
pengembalian konstan atas investasi
bersih dengan menggunakan suku bunga
efektif.
ACCOUNTING
The Company recognizes assets held
under a finance lease receivables in its
statement of financial position and present
them as receivable plus the residual value
at the end of the lease period and stated
net of unearned lease income, security
deposits and allowance for impairment
losses. The difference between the gross
lease receivable and the present value of
the lease receivable is recognized as
unearned lease income. Unearned lease
income is allocated to current year
statement of comprehensive income
based on a constant rate of return on the
net investment using effective interest
rates.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi
untuk membeli aset yang disewapembiayaankan pada akhir masa sewa
pembiayaan dengan harga yang telah
disetujui bersama pada saat dimulainya
perjanjian sewa pembiayaan.
The lessee has the option to purchase the
leased asset at the end of the lease
period at a price mutually agreed upon at
the commencement of the agreement.
Pada saat perjanjian sewa pembiayaan
dimulai,
penyewa
pembiayaan
memberikan
simpanan
jaminan.
Simpanan jaminan ini akan digunakan
sebagai pembayaran pada akhir masa
sewa pembiayaan sebagai hak opsi.
At the time of execution of the financing
assets contracts, the lessee pays a
security deposits. The security deposits
will be used as the final installment at the
end of the financing lease period as a
purchase option.
Penyelesaian kontrak sebelum masa
sewa pembiayaan berakhir diperlakukan
sebagai pembatalan kontrak sewa dan
laba atau rugi yang timbul diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif tahun
berjalan.
Early termination is treated as a
cancellation of an existing contract and
the resulting gain or loss is credited or
charged to the current year statement of
comprehensive income.
ii)
Dalam sewa menyewa biasa, Perusahaan
mengakui aset untuk sewa operasi di
laporan posisi keuangan sesuai sifat aset
tersebut.
Biaya
langsung
awal
sehubungan proses negosiasi sewa
operasi ditambahkan ke jumlah tercatat
dari aset sewaan dan diakui sebagai
beban selama masa sewa dengan dasar
yang sama dengan pendapatan sewa.
Rental kontinjen, apabila ada, diakui
sebagai
pendapatan
pada
periode
terjadinya. Pendapatan sewa operasi
diakui sebagai pendapatan atas metode
garis lurus selama masa sewa.
26
Under an operating lease, the Company
presents assets subject to operating
leases in its statement of financial position
according to the nature of the asset. Initial
direct costs incurred in negotiating an
operating lease are added to the carrying
amount of the leased asset and
recognized over the lease term on the
same basis as rental income. Contingent
rents, if any, are recognized as revenue in
the periods in which they are earned.
Lease income from operating leases are
recognized as income on a straight-line
method over the lease term.
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
i.
j.
2.
Akuntansi pembiayaan konsumen
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.
ACCOUNTING
Accounting for consumer financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan
jumlah piutang setelah dikurangi dengan
pendapatan pembiayaan konsumen yang
belum diakui dan cadangan kerugian
penurunan nilai.
Consumer financing receivables are presented
net of amounts of receivables after deducting
unearned consumer financing income and
allowance for impairment losses.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang
ditangguhkan merupakan selisih jumlah
angsuran yang akan diterima dan pokok
pembiayaan. Pendapatan yang ditangguhkan
diakui dan dicatat sebagai pendapatan
berdasarkan proporsi waktu menggunakan
tingkat bunga efektif selama periode kontrak.
Apabila angsuran piutang konsumen telah
melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka
pendapatan tidak diakui sampai diterimanya
pembayaran.
Unearned
consumer
financing
income
represents the difference between the total
installments to be received and the principal
amount financed. Unearned income is
amortized and recognized as income over the
terms of consumer financing agreements using
the effective interest rates of the financing
agreements. In the event the installment of
consumer receivables are overdue for
90 days, no income is recognized until such
payments are received.
Selisih neto antara pendapatan yang diperoleh
dari konsumen pada saat pertama kali
perjanjian
pembiayaan
konsumen
ditandatangani dan beban-beban yang timbul
pertama kali yang terkait langsung dengan
kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan
dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal
hasil
pembiayaan
konsumen
dengan
menggunakan tingkat suku bunga efektif
selama jangka waktu pembiayaan konsumen
dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan
pembiayaan konsumen” pada laporan laba
rugi komprehensif tahun berjalan.
The net difference between income earned
from the consumer at the first time the
financing agreement is signed and initial direct
costs related to consumer financing facility is
deferred and recognized as an adjustment to
the yield received using effective interest rate
throughout the consumer financing period and
presented as a part of “Consumer financing
income” in the statement of comprehensive
income for the current year.
Akuntansi tagihan anjak piutang
j.
Accounting for factoring receivables
Anjak piutang with recourse dan without
recourse diakui sebagai tagihan anjak piutang
sebesar nilai piutang yang diperoleh dan
dinyatakan sebesar nilai neto yang dapat
direalisasi, setelah dikurangi pendapatan anjak
piutang ditangguhkan. Selisih antara tagihan
anjak piutang with recourse dengan jumlah
pembayaran
ke
klien
diakui
sebagai
pendapatan anjak piutang ditangguhkan, yang
akan diakui sebagai pendapatan anjak piutang
berdasarkan proporsi waktu selama periode
kontrak menggunakan tingkat suku bunga
efektif. Selisih antara tagihan anjak piutang
without recouse dengan jumlah pembayaran
kepada klien diakui sebagai pendapatan anjak
piutang pada saat transaksi anjak piutang.
Factoring receivables with recourse and
without recourse are recognized as a factoring
receivable at the amount of receivables
acquired and are presented at the net
realizable value, net of deferred income. The
difference between the factoring receivables
with recourse and the amount of payments
made to the client is recognized as deferred
factoring income and will be recognized as
factoring income over the terms of the
respective factoring agreements using the
effective interest rate. The difference between
the factoring receivables without recourse and
the amount of payments made to the client is
recognized as factoring income at the time of
the factoring transaction.
Apabila tagihan anjak piutang with dan without
recourse telah melampaui waktu jatuh tempo
90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai
diterimanya pembayaran.
In the event factoring receivables with and
without recourse are overdue by 90 days, no
factoring income is recognized until such
payments are received.
27
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
k.
2.
Cadangan kerugian penurunan nilai
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
k.
Allowance for impairment losses
The Company assesses whether there is any
objective evidence that a financial asset is
impaired according to SFAS No. 55
(Revised 2011) as explained in Note 2e, which
is assessed individually and collectively.
Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat
bukti yang objektif bahwa aset keuangan
mengalami penurunan nilai sesuai dengan
PSAK No. 55 (Revisi 2011) seperti dijelaskan
pada Catatan 2e, yang dilakukan secara
individual maupun kolektif.
l.
ACCOUNTING
Instrumen keuangan derivatif
l.
Derivative financial instrument
Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada
nilai wajar pada saat kontrak tersebut
dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai
wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset
apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai
liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivative instruments are initially recognized
at fair value on the date the contracts are
entered into and are subsequently remeasured
at their fair values. Derivatives are carried as
assets when the fair value is positive and as
liabilities when the fair value is negative.
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian
dari perubahan nilai wajar tergantung pada
apakah derivatif tersebut adalah instrumen
lindung nilai, dan sifat dari unsur yang
dilindungi nilainya.
The method of recognizing the fair value gain
or loss depends on whether the derivative is
designated as a hedging instrument and, if so,
the nature of the item being hedged.
Perusahaan
menggunakan
instrumen
keuangan derivatif, cross currency dan interest
rate swap, sebagai bagian dari aktivitas
manajemen
aset
dan
liabilitas
untuk
melindungi dampak risiko tingkat suku bunga
dan risiko mata uang asing atas pinjaman
perusahaan.
Perusahaan
menerapkan
akuntansi lindung nilai arus kas pada saat
transaksi tersebut memenuhi kriteria perlakuan
akuntansi lindung nilai.
The Company uses derivative instruments,
cross currency and interest rate swap as part
of its asset and liability management activities
to manage exposures to interest rate and
foreign currency on the Company’s bank loan.
The Company applies cash flow hedge
accounting when transactions meet the
specified criteria for hedge accounting
treatment.
Pada saat terjadinya transaksi, Perusahaan
membuat dokumentasi mengenai hubungan
antara instrumen lindung nilai dan unsur yang
dilindungi nilainya, juga tujuan manajemen
risiko dan strategi yang diterapkan dalam
melakukan berbagai macam transaksi lindung
nilai. Proses dokumentasi ini menghubungkan
derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai
dengan aset dan liabilitas tertentu atau dengan
komitmen penuh tertentu atau transaksi yang
diperkirakan.
The Company documents, at the inception of
the transaction, the relationship between
hedging instruments and hedged items, as
well as its risk management objective and
strategy for undertaking various hedge
transactions. This process includes linking all
derivatives designated as hedges to specific
assets and liabilities or to specific firm
commitments or forecast transactions.
Pada saat terjadinya transaksi lindung nilai
dan pada periode berikutnya, Perusahaan juga
membuat dokumentasi atas penilaian apakah
derivatif yang digunakan sebagai transaksi
lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi
dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai
wajar atau arus kas dari unsur yang dilindungi
nilainya.
The Company also documents its assessment,
both at the hedge inception and on an ongoing
basis, as to whether the derivatives that are
used in hedging transactions are highly
effective in offsetting changes in fair values or
cash flows of hedged items.
28
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
l.
2.
Instrumen keuangan derivatif (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
l.
Derivative financial instrument (continued)
Lindung
nilai
dinyatakan
efektif
oleh
Perusahaan hanya jika memenuhi kriteria
sebagai berikut:
The Company assesses a hedge as highly
effective only if the following criteria are met:
i) pada saat terjadinya dan sepanjang umur
transaksi lindung nilai memiliki efektivitas
yang tinggi dalam menandingi (offsetting)
perubahan nilai wajar atau arus kas yang
melekat pada risiko-risiko yang dilindungi
nilainya dan
i)
ii) tingkat efektivitas lindung nilai berkisar
antara 80% sampai dengan 125%.
Perusahaan
akan
menghentikan
penerapan akuntansi lindung nilai ketika
derivatif tersebut tidak atau tidak lagi
efektif; ketika instrumen lindung nilai
kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau
dibayar; pada saat unsur yang dilindungi
tersebut jatuh tempo, dijual atau dibayar
kembali; atau ketika transaksi yang
diperkirakan akan terjadi tidak lagi
diperkirakan akan terjadi.
ii) actual results of the hedge are within a
range of 80% to 125%. The Company
discontinues hedge accounting when it
determines that a derivative is not, or has
ceased to be, highly effective as a hedge;
when the derivative expires or is sold,
terminated or exercised; when the hedged
item matures, is sold or repaid; or when a
forecast transactions is no longer deemed
highly probable.
Bagian yang efektif atas perubahan nilai wajar
derivatif yang ditujukan dan memenuhi
kualifikasi sebagai lindung nilai arus kas,
diakui sebagai “Pendapatan komprehensif lain”
pada bagian ekuitas. Keuntungan atau
kerugian atas bagian yang tidak efektif diakui
langsung sebagai laba atau rugi. Jumlah
akumulasi keuntungan atau kerugian dalam
ekuitas dibebankan sebagai laba atau rugi
komprehensif ketika unsur yang dilindungi
nilainya mempengaruhi laba neto. Ketika
instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual
atau ketika suatu lindung nilai tidak lagi
memenuhi persyaratan sebagai akuntansi
lindung nilai, akumulasi keuntungan maupun
kerugian yang ada pada ekuitas saat itu
dibebankan sebagai laba atau rugi.
The effective portion of changes in the fair
value of derivatives that are designated and
qualify as cash flow hedges are recognized in
“Other comprehensive income” and reported to
equity. The gain or loss relating to the
ineffective portion is recognized immediately in
profit or loss. Amounts accumulated in equity
are recycled to profit or loss in the periods in
which the hedged item will affect net profit.
When a hedging instrument expires or is sold,
or when a hedge no longer meets the criteria
for hedge accounting, any cumulative gain or
loss existing in equity at that time is charged in
profit or loss.
m. Biaya dibayar di muka
at inception of the hedge and throughout its
life, the hedge is expected to be highly
effective in achieving offsetting changes in
fair value or cash flows attributable to the
hedged risks, and
m. Prepaid expenses
Prepaid expenses are amortized over the
periods benefited using straight-line method.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama
masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus.
n.
ACCOUNTING
Aset tetap dan aset tidak berwujud
n.
Fixed assets and intangible assets
Aset tetap
Fixed assets
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi
penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk
biaya penggantian bagian aset tetap saat
biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria
pengakuan.
Fixed assets are stated at cost less
accumulated depreciation and impairment
losses. Such cost includes the cost of
replacing part of the fixed asets when that cost
is incurred, if the recognition criteria are met.
29
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
n.
Aset tetap
(lanjutan)
dan
aset
tidak
2.
berwujud
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
n.
Fixed assets
(continued)
and
ACCOUNTING
intangible
assets
Aset tetap
Fixed assets
Selanjutnya, pada saat inspeksi yang
signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui
ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”)
aset tetap sebagai suatu penggantian jika
memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya
pemeliharaan dan perbaikan yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif pada saat
terjadinya.
Likewise, when a major inspection is
performed, its cost is recognized in the
carrying amount of the fixed assets as a
replacement if the recognition criteria are
satisfied. All other repairs and maintenance
costs that do not meet the recognition criteria
are recognized in statement of comprehensive
income as incurred.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan
metode garis lurus selama umur manfaat aset
tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Depreciation is calculated using a straight-line
method over the estimated useful lives of the
assets as follows:
Tahun/Years
Bangunan
20
Buildings
Kendaraan
5
Vehicles
Peralatan dan perlengkapan kantor
5
Furniture, fixtures and office equipment
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan
dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and are not depreciated.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan
dari
penggunaan
atau
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai
perbedaan antara total neto hasil pelepasan
dan total tercatat dari aset) dimasukkan dalam
laporan laba rugi komprehensif pada tahun
aset tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed assets is derecognized upon
disposal or when no future economic benefits
are expected from its use or disposal. Any gain
or loss arising on derecognizing of the asset
(calculated as the difference between the net
disposal proceeds and the carrying amount of
the asset) is included in the statement of
comprehensive income in the year the asset is
derecognized.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu,
umur manfaat dan metode penyusutan
ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan,
disesuaikan secara prospektif.
The asset’s residual values, useful lives and
methods of depreciation are reviewed, and
adjusted prospectively if appropriate, at each
financial year end.
Aset tidak berwujud
Intangible assets
Aset tidak berwujud berupa perangkat lunak
yang dibeli oleh Perusahaan, sesuai dengan
PSAK No. 19 (Revisi 2010): “Aset Tak
Berwujud”, dicatat sebesar biaya perolehannya
dikurangi akumulasi amortisasi dan cadangan
kerugian penurunan nilai.
Intangible assets which consists of software
acquired by the Company, according to SFAS
No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”,
are stated at cost less accumulated
amortization and allowance for impairment
losses.
Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat
lunak
akan
dikapitalisasi
hanya
jika
pengeluaran tersebut menambah manfaat
ekonomi di masa mendatang untuk aset yang
bersangkutan. Semua pengeluaran lainnya
dibebankan pada saat terjadinya.
Subsequent expenditure on software assets is
capitalized only when it increases the future
economic benefits embodied in the specific
asset to which it relates. All other expenditures
are expensed as incurred.
30
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK
(lanjutan)
n.
o.
Aset tetap
(lanjutan)
dan
aset
tidak
2.
berwujud
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
n.
Fixed assets
(continued)
and
ACCOUNTING
intangible
assets
Aset tidak berwujud (lanjutan)
Intangible assets (continued)
Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif dengan menggunakan metode
garis lurus sepanjang estimasi masa
manfaatnya, dimulai dari tanggal perangkat
lunak tersebut tersedia untuk dipakai. Estimasi
masa manfaat perangkat lunak adalah
5 (lima) tahun.
Amortization is recognized in the statement of
comprehensive income on a straight-line
method over the estimated useful life of
software, from the date that it is available for
use. The estimated useful life of software is
5 (five) years.
Metode amortisasi, estimasi masa manfaat
dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir
tahun pelaporan dan disesuaikan jika
dianggap tepat.
Amortization methods, useful lives and
residual values are reviewed at each financial
year-end and adjusted if appropriate.
Liabilitas imbalan kerja
o.
Employee benefits liabilities
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat
terutang kepada karyawan berdasarkan
metode akrual.
Short-term employee benefits are recognized
when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Perusahaan menyelenggarakan program dana
pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan
tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk
program ini dihitung berdasarkan gaji pokok
karyawan, sebesar 3% yang ditanggung oleh
karyawan
dan
5%
ditanggung
oleh
Perusahaan. Bagian iuran yang ditanggung
oleh Perusahaan dibebankan langsung pada
operasi pada saat terjadinya.
The Company has a defined contribution plan
covering all of its qualified permanent
employees. Contributions are computed based
on employees’ basic salaries at the rate of 3%
by the employees and at rates 5% by the
Company. The Company’s share to such plan
is charged directly to operations when
incurred.
Program dana pensiun ini dikelola oleh Dana
Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk. (DPLK BNI) dan
PT Manulife yang akta pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan Republik
Indonesia
dengan
Surat
Keputusan
No. KEP-1100/KM.17/1998
tanggal
23 November 1998. Imbalan pensiun akan
diberikan apabila karyawan tersebut pensiun,
cacat atau meninggal dunia.
The defined contribution plan is managed by
Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. (DPLK BNI),
for which the deed of establishment was
approved by the Ministry of Finance of the
Republic of Indonesia in his Decision Letter
No. KEP-1100/KM.17/1998
dated
November 23, 1998. Employees, after serving
a qualifying period, are entitled to benefits on
retirement, disability or death.
Perusahaan
memiliki
kebijakan
untuk
menghitung dan mengakui selisih antara
imbalan yang akan diterima karyawan
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan
yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh
dari program dana pensiun iuran pasti di atas.
The Company’s policy is to calculate and
recognize the higher of the benefits under the
Labor Law and those under such defined
contribution plan.
31
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
o.
p.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Liabilitas imbalan kerja (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
o.
ACCOUNTING
Employee benefits liabilities (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Post-employment benefits (continued)
Sehubungan dengan kebijakan Perusahaan
dan
sejalan
dengan
Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga
Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24
(Revised 2010), “Imbalan Kerja”, Perusahaan
melakukan cadangan untuk taksiran liabilitas
manfaat karyawan sebesar kekurangan
manfaat yang diperoleh dari program dana
pensiun iuran pasti, sebagaimana telah
dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat
minimum
yang
dipersyaratkan
untuk
dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan
UU Tenaga kerja tersebut.
In relation with the Company’s policy and in
line with Labor Law No. 13/2003 (the Labor
Law) dated March 25, 2003 and SFAS No. 24
(Revised 2010), “Employee Benefits”, the
Company recognizes provisions for estimated
liabilities for employee benefits in addition to
the benefits provided under the Company’s
defined contribution retirement plan, as
discussed in the previous paragraph, in order
to meet and cover the minimum benefits
required to be paid to employees in
accordance with the aforesaid Labor Law.
Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan
dengan Metode Projected Unit Credit.
Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial
neto yang belum diakui yang melebihi 10% dari
nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan
metode garis lurus selama rata-rata sisa masa
kerja yang diperkirakan dari para pekerja
partisipan program tersebut. Beban jasa lalu
dibebankan
langsung
apabila
imbalan
tersebut menjadi hak atau vested, dan
sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan
metode garis lurus selama periode rata-rata
sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment
benefits is determined using the Projected
Unit Credit Method. The accumulated
unrecognized actuarial gains and losses that
exceed 10% of the Company’s defined benefit
obligations are recognized on a straight-line
basis over the expected average remaining
working lifes of the participating employees.
Past service cost is recognized immediately to
the extent that the benefits are already vested,
and otherwise is amortized on a straight-line
basis over the average period until the
benefits become vested.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang
ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya
sebelum usia pensiun normal. Perusahaan
mengakui pesangon pemutusan hubungan
kerja
ketika
Perusahaan
menunjukkan
komitmennya untuk memutuskan hubungan
kerja dengan karyawan berdasarkan suatu
rencana
formal
terperinci
yang
kecil
kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon
dibayarkan sekaligus.
Termination benefits are payable whenever an
employee’s employment is terminated before
the normal retirement date. The Company
recognizes termination benefits when it has
demonstrably committed to terminate the
employment of once terminated current
employees according to a detailed formal plan
and the possibility to withdraw the plan is low.
Termination benefits paid in lump sum.
Pengakuan pendapatan dan biaya
p.
Revenue and expense recognition
Pengakuan pendapatan yang berasal dari
kegiatan utama Perusahaan telah dijelaskan
dalam Catatan 2h, 2i dan 2j. Beban diakui
pada saat terjadinya, kecuali beban-beban
yang timbul pertama kali yang terkait langsung
dengan aset dan liabilitas keuangan seperti
dijelaskan pada Catatan 2e.
Revenue recognition from the Company’s
main operations is explained in Notes 2h, 2i
and 2j. Expenses are recognized when these
are incurred, except for initial direct cost
relating to the financial assets and liabilities as
explained in Note 2e.
Pendapatan dan beban diakui pada saat
terjadinya, menggunakan dasar akrual.
Income and expense are recognized as
incurred on an accrual basis.
32
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
p.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Pengakuan pendapatan dan biaya (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
p.
Efek utang yang diterbitkan
recognition
q.
Debt securities issued
meliputi
Debt securities issued consist of medium-term
notes.
Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar
nilai nominal. Biaya emisi sehubungan dengan
penerbitan efek utang diakui sebagai diskonto
dan dikurangkan langsung dari hasil emisi
untuk menentukan hasil emisi neto efek utang
yang diterbitkan tersebut.
Debt securities issued are presented at
nominal value. Issuance costs in connection
with the debt securities issuance are
recognized as discounts and directly deducted
from the proceeds of debt securities issuance
to determine the net proceeds of the debt
securities issued.
Efek utang yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif setelah pengakuan
awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka
waktu efek utang yang diterbitkan tersebut
dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.
Debt securities issued are measured at
amortized cost using effective interest method
after initial recognition. The discounts are
amortized over the period of the debt
securities issued using the effective interest
method.
Efek
utang
yang
medium-term notes.
r.
expense
For all financial instruments measured at
amortized cost, interest income or expense is
recorded using the effective interest rate,
which is the rate that exactly discounts the
estimated future cash payments or receipts
over the expected life of the financial
instrument or a shorter period, where
appropriate, to the net carrying amount of the
financial asset or liability.
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur
pada
biaya
perolehan
diamortisasi,
pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan
menggunakan metode suku bunga efektif,
yaitu suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa yang akan datang
selama perkiraan umur dari instrumen
keuangan, atau jika lebih tepat, selama
periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat
neto dari aset keuangan atau liabilitas
keuangan.
q.
Revenue
and
(continued)
ACCOUNTING
diterbitkan
Pajak penghasilan
r.
Income tax
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan
tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif.
The tax expense comprises current and
deferred tax. Tax is recognized in the
statement of comprehensive income.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan
taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset
dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas
perbedaan temporer antara aset dan liabilitas
untuk tujuan komersial dan untuk tujuan
perpajakan pada setiap tanggal pelaporan.
Manfaat pajak di masa mendatang, seperti
saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui
sejauh besar kemungkinan realisasi atas
manfaat pajak tersebut.
Current tax expense is provided based on the
estimated taxable income for the year.
Deferred tax assets and liabilities are
recognized for temporary differences between
the financial and the tax bases of assets and
liabilities at each reporting date. Future tax
benefits, such as carry-forward of unused tax
losses, are also recognized to the extent that
realization of such benefits is probable.
Manajemen melakukan evaluasi secara
periodik atas posisi yang diambil dalam surat
pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di
mana peraturan perpajakan yang berlaku
adalah subjek atas interpretasi. Perusahaan
membentuk cadangan, jika dianggap perlu
berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan
dibayarkan ke kantor pajak.
The management periodically evaluates the
positions taken in tax returns with respect to
situation in which applicable tax regulation is
subject to interpretation. It establishes
provisions where appropriate on the basis of
amounts expected to be paid to the tax
authorities.
33
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
r.
s.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Pajak penghasilan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
r.
Income tax (continued)
Pajak penghasilan tangguhan disajikan
dengan
menggunakan
metode
laporan
perubahan posisi keuangan untuk semua
perbedaan temporer yang muncul antara
dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas
dengan nilai tercatatnya dalam rangka
kebutuhan laporan keuangan pada setiap
tanggal pelaporan. Pajak tangguhan dihitung
dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku
atau secara substansial telah berlaku pada
tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan
nilai tercatat aset dan liabilitas pajak
tangguhan yang disebabkan oleh perubahan
tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan,
kecuali
untuk
transaksi-transaksi
yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.
Deferred income tax is determined using the
statement of financial position method, for all
temporary differences arises between the tax
bases of assets and liabilities and their
carrying values for financial reporting purposes
at each reporting date. Deferred tax is
calculated at the tax rates that have been
enacted or substantively enacted at statement
of financial position date. Changes in the
carrying amount of deferred tax assets and
liabilities due to a change in tax rates is
charged to current year operations, except to
the extent that it relates to items previously
charged or credited to equity.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat
kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal
pada masa datang akan memadai untuk
mengkompensasi aset pajak tangguhan yang
muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the
extent that it is probable that future taxable
profit will be available against which the
deferred tax assets arising from temporary
differences can be utilized.
Aset pajak tangguhan di laporan posisi
keuangan disajikan sebesar nilai neto setelah
dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan.
Deferred tax assets are presented net of
deferred tax liabilities in the statement of
financial position.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan
diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak
(“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan
mengajukan keberatan, pada saat keputusan
atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded
when an assessment (“SKP”) is received or, if
appealed by the Company, when the result of
appeal is determined.
Penurunan nilai aset non-keuangan
s.
Segmen usaha
Sebuah segmen operasi
komponen dari perusahaan:
i.
t.
adalah
Impairment of non-financial assets
The Company assesses at each reporting date
whether there is an indication that an asset
may be impaired. If any such indication exists,
or when annual impairment testing for an asset
is required, the Company makes an estimate
of the asset’s recoverable amount.
Pada
setiap
akhir
tahun
pelaporan,
Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi
suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika
terdapat indikasi tersebut atau pada saat
pengujian penurunan nilai aset diperlukan,
maka Perusahaan membuat estimasi atas
jumlah terpulihkan aset tersebut.
t.
ACCOUNTING
Business segments
An operating segment is a component of
company which:
suatu
i.
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
memperoleh
pendapatan
dan
menimbulkan
beban
(termasuk
pendapatan dan beban yang terkait
dengan transaksi dengan komponen lain
dari entitas yang sama);
34
involves with business activities to
generate income and expenses (including
income and expenses relating to the
transactions with other components with
the same entity);
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
t.
AKUNTANSI
YANG
2.
Segmen usaha (lanjutan)
Sebuah segmen operasi adalah
komponen dari perusahaan: (lanjutan)
u.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
t.
ACCOUNTING
Business segments (continued)
An operating segment is a component of
company which: (continued)
suatu
ii.
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
memperoleh
pendapatan
dan
menimbulkan
beban
(termasuk
pendapatan dan beban yang terkait
dengan transaksi dengan komponen lain
dari entitas yang sama);
ii.
involves with business activities to
generate income and expenses (including
income and expenses relating to the
transactions with other components with
the same entity);
iii.
hasil operasinya dikaji ulang secara
berkala oleh kepala operasional untuk
pembuatan keputusan tentang sumber
daya yang dialokasikan pada segmen
tersebut dan penilaian kinerjanya; dan,
iii.
operation result is observed regularly by
chief decision maker to make decisions
regarding the allocation of resources and
assessment of its performance; and,
iv.
tersedia informasi keuangan yang dapat
dipisahkan.
iv. separate financial information is available.
Perusahaan menyajikan segmen operasi
berdasarkan informasi yang disiapkan secara
internal
untuk
pengambil
keputusan
operasional. Pengambil keputusan operasional
Perusahaan adalah Direksi.
The Company presents operating segments
based on the information that is internally
provided to the chief operating decision maker.
The Company’s chief operating decisionmaker is the Directors.
Segmen
operasi
Perusahaan
disajikan
berdasarkan segmen usaha dan wilayah
geografis (Catatan 37).
The Company discloses the operating
segment based on business segments and
geographical area (Note 37).
Laba per saham dasar
u.
Basic earnings per share
Basic earnings per share is computed by
dividing the profit for the year by the daily
weighted average number of shares issued
and fully paid.
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan
laba tahun berjalan dibagi dengan jumlah ratarata tertimbang harian dari modal saham yang
telah ditempatkan dan disetor penuh.
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN
ASUMSI YANG PENTING
3.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
JUDGMENTS,
ESTIMATES AND ASSUMPTIONS
Pertimbangan
Judgments
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan
mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas
pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan
pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada
akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai
asumsi
dan
estimasi
tersebut
dapat
mengakibatkan penyesuaian material terhadap
nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode
pelaporan berikutnya.
The preparation of the Company’s financial
statements requires management to make
judgments, estimates and assumptions that affect
the reported amounts of revenues, expenses,
assets and liabilities, and the disclosure of
contingent liabilities, at the end of the reporting
period. Uncertainty about these assumptions and
estimates could result in outcomes that require a
material adjustment to the carrying amount of the
asset and liability affected in future periods.
35
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
3.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN
ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
3.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
JUDGMENTS,
ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Pertimbangan (lanjutan)
Judgments (continued)
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen
dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Perusahaan yang memiliki pengaruh paling
signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan:
The following judgments are made by management
in the process of applying the Company’s
accounting policies that have the most significant
effects on the amounts recognized in the financial
statements:
Usaha yang berkelanjutan
Going concern
Manajemen telah melakukan penilaian atas
kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa
Perusahaan memiliki sumber daya untuk
melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain
itu, manajemen tidak mengetahui adanya
ketidakpastian material yang dapat menimbulkan
keraguan yang signifikan terhadap kemampuan
Perusahaan
untuk
mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan
keuangan telah disusun atas dasar usaha yang
berkelanjutan.
The management has assessed the Company’s
ability to continue as a going concern and believes
that the Company has the resources to continue its
business in the future. In addition, management
was not aware of any material uncertainty which
may cast significant doubt to the Company’s ability
to continue as going concern. Therefore, the
financial statements have been prepared on going
concern basis.
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Classification of financial assets and financial
liabilities
Perusahaan menetapkan klasifikasi aset dan
liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan
bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55
(Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset
keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai
dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti
diungkapkan pada Catatan 2e.
The Company determines the classifications of
certain assets and liabilities as financial assets and
financial liabilities by judging if they meet the
definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011).
Accordingly, the financial assets and financial
liabilities are accounted for in accordance with the
Company’s accounting policies disclosed in
Note 2e.
Sewa
Leases
Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian
sewa dimana Perusahaan bertindak sebagai
lessee
untuk
sewa
tempat.
Perusahaan
mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat
yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan
berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), yang
mensyaratkan Perusahaan untuk membuat
pertimbangan dengan estimasi dari pengalihan
risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan
aset.
The Company has several leases whereas the
Company act as lessee in respect of rental
location. The Company evaluates whether
significant risks and rewards of ownership of the
leased assets are transferred based on SFAS
No. 30 (Revised 2011) which requires the
Company to make judgment and estimates of the
transfer of risks and rewards related to the
ownership of assets.
Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan
Perusahaan atas perjanjian sewa tempat yang ada
saat ini, maka transaksi sewa tersebut
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Based on the review performed by the Company
for the current rental agreement of rental location
accordingly, the rent transactions were classified
as operating lease.
36
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
3.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN
ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
3.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
JUDGMENTS,
ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Pertimbangan (lanjutan)
Judgments (continued)
Nilai wajar instrumen keuangan
Fair value of financial instruments
Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan
dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat
harga pasar yang dapat diobservasi, Perusahaan
harus menggunakan teknik penilaian seperti
dijelaskan pada Catatan 2e.iv. Untuk instrumen
keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak
memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya
menjadi kurang obyektif dan karenanya,
membutuhkan tingkat pertimbangan (judgment)
yang beragam, tergantung pada likuiditas,
konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi
penentuan harga dan risiko lainnya yang
mempengaruhi instrumen tertentu.
In determining the fair value for financial assets
and financial liabilities for which there is no
observable market price, the Company must use
the valuation techniques as described in Note
2e.iv. For financial instruments that are traded
infrequently and have little price transparency, fair
value is less objective, and requires varying
degrees of judgment depending on liquidity,
concentration, uncertainty of market factors, pricing
assumptions and other risks affecting the specific
instrument.
Estimasi dan asumsi
Estimates and assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama
estimasi ketidakpastian lain pada akhir tahun
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi
penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat
aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya,
diungkapkan
di
bawah
ini.
Perusahaan
mendasarkan asumsi dan estimasi pada
parameter yang tersedia pada saat laporan
keuangan disusun.
The key assumptions concerning the future and
other key sources of estimation uncertainty at the
reporting date that have a significant risk of causing
a material adjustment to the carrying amounts of
assets and liabilities within the next financial year
are disclosed below. The Company based its
assumptions and estimates on parameters
available when the interim financial statements
were prepared.
Asumsi dan situasi mengenai perkembangan
masa depan mungkin berubah akibat perubahan
pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan.
Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi
terkait pada saat terjadinya.
Existing circumstances and assumptions about
future developments, may change due to market
changes or circumstances arising beyond the
control of the Company. Such changes are
reflected in the assumptions as they occur.
Sumber utama ketidakpastian estimasi
Source of uncertainty in estimates
aset
a. Allowance for impairment losses of financial
assets
Evaluasi atas cadangan kerugian penurunan
nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi
dijelaskan
pada
Catatan 2e.vi dan 2k.
Allowance for impairment losses of financial
assets carried at amortized cost are evaluated
as explained on Notes 2e.vi and 2k.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih
dahulu menentukan bahwa terdapat bukti
objektif mengenai penurunan nilai secara
individual atas aset keuangan yang signifikan
secara individual, atau secara kolektif untuk
aset keuangan yang tidak signifikan secara
individual
For financial assets carried at amortized cost,
the Company first assess whether objective
evidence of impairment exists individually for
financial assets that are individually significant,
or collectively for financial assets that are not
individually significant.
a. Cadangan
keuangan
kerugian
penurunan
nilai
37
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
3.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN
ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
3.
Estimasi dan asumsi (lanjutan)
Sumber
utama
(lanjutan)
ketidakpastian
Estimates and assumptions (continued)
estimasi
Source of uncertainty in estimates (continued)
nilai aset
a. Allowance for impairment losses of financial
assets (continued)
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat
bukti objektif mengenai penurunan nilai atas
aset keuangan yang dinilai secara individual,
terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau
tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke
dalam kelompok aset keuangan yang memiliki
karakteristik risiko kredit yang sejenis dan
menilai penurunan nilai kelompok tersebut
secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya
dinilai secara individual dan untuk itu kerugian
penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak
termasuk dalam penilaian penurunan nilai
secara kolektif.
If the Company determines that no objective
evidence of impairment exists for an
individually assessed financial asset, whether
significant or not, the asset is included in a
group of financial assets with similar credit risk
characteristics and collectively assessed for
impairment. Assets that are individually
assessed for impairment and for which an
impairment loss is, or continues to be,
recognized are not included in a collective
assessment of impairment.
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika
terdapat informasi bahwa pelanggan yang
bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban
keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan
mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan
situasi yang tersedia, jika telah menunggak
lebih dari 90 hari termasuk namun tidak
terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan
pelanggan dan status kredit pelanggan
berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga
dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk
mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang
pelanggan guna mengurangi jumlah piutang
yang diharapkan dapat diterima oleh
Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi
kembali dan disesuaikan jika tambahan
informasi yang diterima mempengaruhi jumlah
penyisihan
untuk
piutang
ragu-ragu.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam
Catatan 5, 6 dan 7.
The Company evaluates specific accounts
when information about related customers who
are unable to meet their financial obligations
surfaces. In these cases, the Company uses
judgment, based on the best available facts
and circumstances, that if it has been overdue
for more than 90 days, including but not limited
to, the length of its relationship with the
customers, and the their current credit status
based on third party credit reports and known
market factors, to record specific provisions on
customers’ outstanding amounts to reduce
receivable amounts that the Company expects
to collect. These specific provisions are reevaluated and adjusted as
additional
information received affects the amounts of
allowance for impairment of trade receivables.
Further details are disclosed in Notes 5, 6
and 7.
a. Cadangan kerugian
keuangan (lanjutan)
b.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
JUDGMENTS,
ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
penurunan
b. Post-employment benefits
Imbalan pasca-kerja
The determination of the Company’s liability for
employment benefits is dependent on its
selection of certain estimates and assumptions
used by the independent actuaries in
calculating such accounts. Those assumptions
include among others, discount rates, annual
salary increase rate, annual employee turnover rate, disability rate, retirement age and
mortality rate.
Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan
bergantung pada pemilihan asumsi yang
digunakan oleh aktuaris independen dalam
menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi
tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto,
tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat
pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat
kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
38
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
3.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN
ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
Sumber
utama
(lanjutan)
ketidakpastian
3.
estimasi
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
JUDGMENTS,
ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Source of uncertainty in estimates (continued)
b. Post-employment benefits (continued)
b. Imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang
ditetapkan
Perusahaan
yang
memiliki
pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti
ditangguhkan dan diamortisasi secara garis
lurus selama rata-rata sisa masa kerja
karyawan.
Sementara
Perusahaan
berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah
wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada
hasil aktual atau perubahan signifikan dalam
asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat
mempengaruhi secara material liabilitas
diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan
beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih
rinci diungkapkan dalam Catatan 18.
Actual results that differ from the Company’s
assumptions which affects are more than 10%
of the defined benefit obligations are deferred
and being amortized on a straight-line method
over the expected average remaining service
years of the qualified employees. While the
Company believes that its assumptions are
reasonable
and
appropriate,
significant
differences in the Company’s actual results or
significant changes in the Company’s
assumptions may materially affect its estimated
employee benefits liability and net employees’
benefits expense. Further details are disclosed
in Note 18.
c. Penyusutan dan estimasi sisa umur manfaat
aset tetap
c. Depreciation and estimated useful lives of
fixed assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan
estimasi
masa
manfaat
ekonomisnya.
Manajemen mengestimasi masa manfaat
ekonomis aset tetap antara 5 (lima) sampai
dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur
yang secara umum diharapkan dalam industri
dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya.
Perubahan
tingkat
pemakaian
dan
perkembangan teknologi dapat mempengaruhi
masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset,
dan karenanya biaya penyusutan masa depan
mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci
diungkapkan dalam Catatan 10.
The costs of fixed assets are depreciated on a
straight-line method over its estimated useful
lives. Management properly estimates the
useful lives of these fixed assets ranging from
5 (five) to 20 (twenty) years. These are
common life expectancies applied in the
industries where the Company conducts its
businesses. Changes in the expected level of
usage and technological development could
impact the economic useful lives and the
residual values of these assets, and therefore
future depreciation charges could be revised.
Further details are disclosed in Note 10.
d. Amortisasi dan estimasi sisa umur manfaat
aset tidak berwujud
d. Amortization and estimated useful lives of
intangible assets
Biaya perolehan aset tidak berwujud
diamortisasi dengan menggunakan metode
garis lurus berdasarkan estimasi masa
manfaat
ekonomisnya.
Manajemen
mengestimasi masa manfaat ekonomis aset
tidak berwujud sampai dengan 5 (lima) tahun.
Ini adalah umur yang secara umum diharapkan
dalam
industri
dimana
Perusahaan
menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat
pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan
nilai sisa aset, dan karenanya biaya
penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam
Catatan 11.
The costs of intangible assets are amortized on
a straight-line method over its estimated useful
lives. Management properly estimates the
useful lives of these intangible assets to
5 (five) years. These are common life
expectancies applied in the industries where
the Company conducts its businesses.
Changes in the expected level of usage and
technological development could impact the
economic useful lives and the residual values
of these assets, and therefore future
depreciation charges could be revised. Further
details are disclosed in Note 11.
39
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
3.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN
ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
Sumber
utama
(lanjutan)
ketidakpastian
3.
estimasi
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
JUDGMENTS,
ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Source of uncertainty in estimates (continued)
e. Fair value of financial instruments
e. Nilai wajar instrumen keuangan
Where the fair values of financial assets and
financial liabilities recorded in the statement of
financial position cannot be derived from active
markets, they will be determined using internal
valuation techniques which are generally
accepted market valuation models. The inputs
to these models are taken from observable
markets where possible, but where this is not
feasible, a degree of judgment is required in
establishing fair value.
Saat nilai wajar aset keuangan dan liabilitas
keuangan dicatat dalam laporan posisi
keuangan tidak dapat diperoleh dari pasar
aktif,
maka
akan
ditentukan
dengan
menggunakan teknik penilaian intern dengan
menggunakan model penilaian pasar yang
berlaku umum. Input untuk model ini, jika
memungkinkan, diambil dari pasar yang dapat
diobservasi, namun jika tidak dapat dilakukan,
judgment dibutuhkan dalam menentukan nilai
wajar.
f.
f.
Pajak penghasilan
Income tax
Significant judgment is involved in determining
provision for corporate income tax. There are
certain transaction and computation for which
the ultimate tax determination is uncertain
during the ordinary course of business. The
Company recognizes liabilities for expected
corporate income tax issues based on
estimates of whether additional corporate
income tax will be due. Further details are
shown in Note 14c.
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam
menentukan provisi atas pajak penghasilan
badan. Terdapat transaksi dan perhitungan
tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah
tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak
penghasilan badan berdasarkan estimasi
apakah terdapat tambahan pajak penghasilan
badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan
dalam Catatan 14c.
g. Allowances
for
impairment
nonfinancial assets
g. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset yang
bukan aset keuangan
losses
of
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset
yang bukan aset keuangan dijelaskan di
Catatan 2s.
Non-financial assets are evaluated for
impairment on a basis described in Note 2s.
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset
atau Unit Penghasil Kas ("UPK") melebihi nilai
terpulihnya, yaitu yang lebih besar antara nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai
pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual didasarkan pada ketersediaan data
dari perjanjian penjualan yang mengikat yang
dibuat dalam transaksi normal atas aset
serupa atau harga pasar yang dapat diamati
dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat
diatribusikan dengan pelepasan aset.
An impairment exists when the carrying value
of an asset or Cash Generating Unit ("CGU")
exceeds its recoverable amount, which is the
higher of its fair value less costs to sell and its
value in use. The fair value less costs to sell
calculation is based on available data from
binding sales transactions in an arm's length
transaction of similar assets or observable
market prices less incremental costs for
disposing the asset.
h. Deferred tax assets
h. Aset pajak tangguhan
Deferred tax assets are recognized for the
future recoverable taxable income arising from
temporary difference. Management judgment
is required to determine the amount of
deferred tax assets that can be recognized,
based upon the likely timing on level of future
taxable profits, together with future tax
planning strategies.
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak
penghasilan terpulihkan (recoverable) pada
periode mendatang sebagai akibat perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi
manajemen diperlukan untuk menentukan
jumlah aset pajak tangguhan yang dapat
diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan
tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan
dengan strategi rencana perpajakan ke depan.
40
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
4.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
KAS DAN SETARA KAS
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
31 Desember/December 31
2014
Kas
Bank - pihak ketiga
Deposito berjangka - pihak ketiga
Total kas dan setara kas
2013
141.000.000
56.805.677.696
65.025.000.000
129.020.000
55.352.691.167
31.094.500.000
Cash on hand
Cash in banks - third parties
Time deposits - third parties
121.971.677.696
86.576.211.167
Total cash and cash equivalents
Berikut ini adalah perincian kas di
berdasarkan mata uang dan nama bank:
A detailed analysis of cash in banks based on the
currencies and banks are as follows:
bank
31 Desember/December 31
2014
Bank terdiri dari:
Pihak ketiga:
Rupiah:
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank Pan Indonesia Tbk.
PT Bank Commonwealth
PT Bank Capital Indonesia Tbk.
PT Bank DKI
PT Bank ICBC Indonesia
PT Bank Ganesha
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
PT Bank MNC International Tbk.
Standard Chartered Bank,
Cabang Jakarta
PT Bank SBI Indonesia
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.
PT Bank Agris
PT Bank Victoria International Tbk.
Lainnya (masing-masing di bawah
Rp50.000.000)
Total Rupiah
Dolar Amerika Serikat:
PT Bank Pan Indonesia Tbk.
(US$464.243 pada tahun 2014
dan US$406.262 pada tahun 2013)
PT Bank OCBC NISP Tbk.
(US$150.507 pada tahun 2014)
PT Bank Commonwealth
(US$69.884 pada tahun 2014
dan US$65.819 pada tahun 2013)
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
(US$25.124 pada tahun 2014
dan US$82.870 pada tahun 2013)
PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk.
(US$10.751 pada tahun 2014
dan US$15.275 pada tahun 2013)
PT Bank Chinatrust Indonesia
(US$10.510 pada tahun 2014
dan US$2.336 pada tahun 2013)
Standard Chartered Bank,
Cabang Jakarta
(US$9.085 pada tahun 2014
dan US$9.564 pada tahun 2013)
Total Dolar Amerika Serikat
Total saldo bank
2013
18.714.659.203
6.790.363.780
6.505.206.872
6.127.192.669
10.227.142.132
7.649.629.695
5.771.038.484
2.864.461.679
2.271.749.383
693.295.041
642.896.871
418.232.988
376.136.412
356.938.997
315.749.169
284.393.107
267.152.109
3.162.715.163
509.904.611
2.243.255.902
5.384.258.500
63.944.866
98.608.051
434.461.974
323.460.461
179.170.206
159.429.472
163.577.575
221.485.141
182.153.561
66.373.929
57.355.534
57.171.643
194.859.455
388.448.312
77.710.685
56.267.368
10.042.302.251
782.672.534
770.808.242
47.639.486.437
48.257.147.590
5.749.650.800
4.951.937.400
1.864.024.979
-
865.513.464
802.272.304
311.166.684
1.010.100.845
133.157.079
186.184.903
130.165.854
28.472.041
112.512.399
116.576.084
9.166.191.259
7.095.543.577
56.805.677.696
55.352.691.167
41
Cash in banks consists of:
Third Parties:
Rupiah:
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Bank Pan Indonesia Tbk.
PT Bank Commonwealth
PT Bank Capital Indonesia Tbk.
PT Bank DKI
PT Bank ICBC Indonesia
PT Bank Ganesha
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
PT Bank MNC International Tbk.
Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch
PT Bank SBI Indonesia
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.
PT Bank Agris
PT Bank Victoria International Tbk.
Others (each below Rp50,000,000)
Total Rupiah
US Dollar:
PT Bank Pan Indonesia Tbk.
(US$464,243 in 2014
and US$406,262 in 2013)
PT Bank OCBC NISP Tbk.
(US$150,507 in 2014)
PT Bank Commonwealth
(US$69,884 in 2014
and US$65,819 in 2013)
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
($25,124 in 2014
and US$82,870 in 2013)
PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk.
(US$10,751 in 2014
and US$15,275 in 2013)
PT Bank Chinatrust Indonesia
(US$10,510 in 2014
and US$2,336 in 2013)
Standard Chartered Bank,
Jakarta Branch
(US$9,085 in 2014
and US$9,564 in 2013)
Total US Dollar
Total cash in banks
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
4.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
A detailed analysis of time deposits based on the
currency and banks is as follows:
Berikut ini adalah perincian deposito berjangka
berdasarkan mata uang dan nama bank:
31 Desember/December 31
2014
Deposito berjangka
Pihak ketiga:
Rupiah:
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk.
PT Bank QNB Indonesia Tbk .
PT Bank Capital Indonesia Tbk.
PT Bank SBI Indonesia
PT Bank KEB Hana Indonesia
PT Bank Bukopin Tbk.
10.000.000.000
15.000.000.000
-
Time deposits
Third parties:
Rupiah:
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk.
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
PT Bank Capital Indonesia Tbk.
PT Bank SBI Indonesia
PT Bank KEB Hana Indonesia
PT Bank Bukopin Tbk.
-
6.094.500.000
US Dollar:
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
(2013: US$500,000)
65.025.000.000
31.094.500.000
Total time deposits
20.000.000.000
15.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
25.000.000
Dolar Amerika Serikat:
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
(2013: US$500.000)
Total deposito berjangka
2013
Time deposits were placed on weekly and monthly
maturities. Interest rates are as follows:
Deposito berjangka merupakan deposito berjangka
mingguan dan bulanan. Suku bunga deposito
adalah sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended
December 31
2014
2013
___________________________________________________________________
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
___________________________________________________________________
7,00% - 11,50%
1,50% - 3,25%
6,00% - 11,50%
1,50%
Rupiah
United States Dollar
Applied interest rates for current accounts are as
follows:
Suku bunga rekening giro yang berlaku adalah
sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended
December 31
2014
2013
___________________________________________________________________
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
5.
INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO
a.
___________________________________________________________________
0,00% - 11,00%
0,00% - 0,15%
0,00% - 11,00%
0,00% - 0,75%
5.
NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES
a.
Berikut ini adalah saldo piutang sewa
pembiayaan dari pihak ketiga yang akan
diterima sesuai dengan masa jatuh tempo
cicilan:
Rupiah
United States Dollar
Set out below are the balances of the lease
receivables from third parties, which are
classified according to the period in which the
installment falls due:
31 Desember/December 31
2014
Telah jatuh tempo
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
> 90 hari
2013
49.933.729.023
28.138.293.440
19.155.436.359
91.305.439.667
42
44.538.935.518
22.886.564.926
14.188.464.410
39.864.350.525
Overdue
1 - 30 days
31 - 60 days
61 - 90 days
> 90 days
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
5.
INVESTASI
(lanjutan)
a.
SEWA
PEMBIAYAAN
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
NETO
5.
NET INVESTMENT
(continued)
a.
Berikut ini adalah saldo piutang sewa
pembiayaan dari pihak ketiga yang akan
diterima sesuai dengan masa jatuh tempo
cicilan: (lanjutan)
IN
FINANCE
LEASES
Set out below are the balances of the lease
receivables from third parties, which are
classified according to the period in which the
installment falls due: (continued)
31 Desember/December 31
2014
2013
Belum jatuh tempo
Satu tahun
Dua tahun
Tiga tahun
Lebih dari tiga tahun
1.765.806.536.893
937.464.886.508
307.480.002.516
83.916.413.347
1.944.251.706.416
1.063.648.693.106
362.973.645.795
60.014.538.110
Total
3.283.200.737.753
3.552.366.898.806
Current
One year
Two years
Three years
More than three years
Total
Set out below are the balances of lease
receivables by currencies:
Berikut ini adalah saldo piutang sewa
pembiayaan yang disajikan berdasarkan mata
uang yang digunakan:
31 Desember/December 31
2014
2013
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
3.117.048.423.450
166.152.314.303
3.397.452.155.021
154.914.743.785
Rupiah
United States Dollar
Total
3.283.200.737.753
3.552.366.898.806
Total
Effective interest rates are as follows:
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended
December 31
2014
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
2013
_________________________________
_________________________________
11,00% - 26,03%
8,50% - 9,50%
13,62% - 26,41%
7,50% - 9,50%
Rupiah
United States Dollar
Pada saat perjanjian sewa pembiayaan
dimulai,
lessee
memberikan
simpanan
jaminan. Simpanan jaminan ini akan
digunakan sebagai pembayaran pada akhir
masa sewa pembiayaan sebagai hak opsi.
At the time of execution of the financing asset
contracts, the lessee pays a security deposits.
The security deposits will be used as the final
installment at the end of the financing lease
period as a purchase option.
Sehubungan dengan utang bank, piutang
sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan
atas utang kepada lembaga keuangan, bank,
dan MTN. Jumlah piutang sewa pembiayaan
yang dijaminkan adalah setara dengan
80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang
(Catatan 12 dan 13).
In connection with the Company’s bank loans,
the finance lease receivables is pledged as
collateral for loans from financial institutions,
banks and MTN. Total pledged financial lease
receivables is required to be equivalent to
80% - 120% of the outstanding loan balances
(Notes 12 and 13).
Perusahaan tidak memiliki investasi sewa
pembiayaan neto dengan pihak berelasi.
The Company does not have net investment in
finance leases with related party.
43
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
5.
INVESTASI
(lanjutan)
b.
SEWA
PEMBIAYAAN
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
NETO
5.
NET INVESTMENT
(continued)
b.
Cadangan kerugian penurunan nilai
IN
FINANCE
LEASES
Allowance for impairment losses
31 Desember/December 31
2014
76.393.322.416
51.157.714.311
54.019.424.751
48.297.569.410
Pendapatan bunga atas bagian yang
tidak mengalami penurunan nilai
Penghapusan piutang
(24.343.905.189)
(31.456.146.302)
(15.394.794.205)
(10.528.877.540)
71.750.985.236
76.393.322.416
Saldo akhir tahun
6.
2013
Saldo awal tahun
Penambahan cadangan (Catatan 29)
Balance at end of year
Piutang sewa pembiayaan, pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi
secara individual dan kolektif terhadap
penurunan nilai dan Perusahaan telah
menyisihkan cadangan kerugian penurunan
nilai.
Financing
lease
receivables
as
of
December 31, 2014 and 2013, are individually
and collectively evaluated for impairment and
the Company has provided allowance for
impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan
kerugian penurunan nilai tersebut di atas
sudah memadai untuk menutup kerugian yang
mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang
sewa pembiayaan.
Management believes that the allowance for
impairment losses is sufficient to cover
possible losses on uncollectible finance lease
receivables.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
a.
Balance at beginning of year
Additional provision (Note 29)
Interest income recognized on
the unimpaired portion of
the impaired receivables
Accounts written-off
6.
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
a.
Analisis rincian piutang pembiayaan konsumen
kepada pihak ketiga yang akan diterima sesuai
dengan masa jatuh tempo cicilan adalah
sebagai berikut:
A detailed analysis of consumer financing
receivables from third parties, which are
classified according to the period in which the
installment falls due is as follows:
31 Desember/December 31
2014
Telah jatuh tempo
1 - 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
> 90 hari
Pendapatan bunga yang
ditangguhkan
Neto
Belum jatuh tempo
Dalam satu tahun
Satu hingga dua tahun
Dua hingga tiga tahun
Tiga hingga empat tahun
Pendapatan bunga yang
ditangguhkan
Neto
Piutang pembiayaan
konsumen
Dikurangi: cadangan kerugian
penurunan nilai
Piutang pembiayaan
konsumen - neto
2013
8.714.275.215
1.975.290.843
1.108.616.941
3.932.021.367
10.541.943.358
2.670.892.551
1.348.292.858
4.142.631.154
(1.819.787.572)
13.910.416.794
(2.296.385.681)
16.407.374.240
399.451.296.111
190.524.945.929
79.555.250.665
17.125.936.149
397.830.824.186
202.706.723.098
70.138.531.578
17.175.421.292
(129.447.032.014)
557.210.396.840
(99.398.424.388)
588.453.075.766
571.120.813.634
604.860.450.006
(8.924.290.255)
562.196.523.379
44
(15.495.200.812)
589.365.249.194
Overdue
1 - 30 days
31 - 60 days
61 - 90 days
> 90 days
Unearned interest income
Net
Current
Within one year
Between one year and two years
Between two years and three years
Between three years and four years
Unearned interest income
Net
Consumer financing receivables
Less: allowance for impairment
losses
Consumer financing
receivables - net
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
6.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
6.
CONSUMER
(continued)
FINANCING
RECEIVABLES
konsumen
All consumer financing transactions are in
Rupiah.
Perusahaan
tidak
memiliki
piutang
pembiayaan konsumen dengan pihak berelasi.
The Company does not have consumer
financing receivables from related party.
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut:
Effective interest rates are as follows:
Seluruh transaksi pembiayaan
menggunakan mata uang Rupiah.
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended
December 31
2014
Rupiah
b.
2013
11,00% - 26,22%
13,46% - 31,06%
Rupiah
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan
konsumen yang diberikan, Perusahaan
menerima jaminan dari konsumen berupa
Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”)
atas kendaraan bermotor dan/atau sertifikat
tanah.
As collateral to the consumer financing
receivables, the Company receives the
Certificates of Ownership (“BPKB”) of the
motor vehicles and/or land title deeds.
Sehubungan dengan utang bank, piutang
pembiayaan konsumen digunakan sebagai
jaminan atas utang kepada lembaga
keuangan, bank dan MTN. Jumlah piutang
pembiayaan konsumen yang dijaminkan
adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo
pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13).
In connection with the Company’s bank loans,
the consumer financing receivables is pledged
as collateral for loans from financial
institutions, banks and MTN. Total pledged
consumer financing receivables is required to
be equivalent to 80% - 120% of the
outstanding loan balances (Notes 12 and 13).
b.
Cadangan kerugian penurunan nilai
Allowance for impairment losses
31 Desember/December 31
2014
2013
Saldo awal tahun
Penambahan cadangan (Catatan 29)
15.495.200.812
7.600.979.662
16.310.691.539
16.364.519.264
Pendapatan bunga atas bagian yang
tidak mengalami penurunan nilai
Penghapusan piutang
(769.342.404)
(13.402.547.815)
(1.729.059.760)
(15.450.950.231)
8.924.290.255
15.495.200.812
Saldo akhir tahun
Balance at beginning of year
Additional provision (Note 29)
Interest income recognized on
the unimpaired portion of
the impaired receivables
Accounts written-off
Balance at end of year
Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi
secara individual dan kolektif terhadap
penurunan nilai dan Perusahaan telah
mencadangkan cadangan kerugian penurunan
nilai.
Consumer financing receivables as of
December 31, 2014 and 2013 are individually
and collectively evaluated for impairment and
the Company has provided allowance for
impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan
kerugian penurunan nilai tersebut di atas
sudah memadai untuk menutup kerugian yang
mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang
pembiayaan konsumen.
Management believes that the allowance for
impairment losses is sufficient to cover
possible losses on uncollectible consumer
financing receivables.
45
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
7.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
TAGIHAN ANJAK PIUTANG
a.
7.
FACTORING RECEIVABLES
a.
Berikut ini adalah analisis rincian tagihan anjak
piutang kepada pihak ketiga:
A detailed analysis of factoring receivables
from third parties is as follows:
31 Desember 2013/
December 31, 2013
Jatuh tempo dalam satu tahun
Pendapatan anjak piutang yang ditangguhkan
1.721.970.771
-
Due within one year
Deferred factoring income
Neto
Dikurangi: cadangan kerugian
penurunan nilai
1.721.970.771
-
Net
Less: allowance for impairment
losses
Tagihan anjak piutang - neto
1.721.970.771
Factoring receivables - net
Seluruh transaksi anjak piutang menggunakan
mata uang Rupiah.
All factoring transactions are in Rupiah.
Perusahaan tidak memiliki tagihan
piutang dengan pihak berelasi.
The Company does not have
receivable from related party.
anjak
factoring
Effective interest rates are as follows:
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut:
31 Desember 2013/
December 31, 2013
Rupiah
b.
15,00% - 16,00%
b.
Cadangan kerugian penurunan nilai
Rupiah
Allowance for impairment losses
31 Desember 2013/
December 31, 2013
Saldo awal tahun
Pemulihan cadangan (Catatan 29)
8.478.766
(8.478.766)
Saldo akhir tahun
-
Balance at beginning of year
Reversal of provision (Note 29)
Balance at end of year
Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak
terdapat tagihan anjak piutang yang digunakan
sebagai jaminan.
As of December 31, 2014 and 2013, there is
no factoring receivable used as collateral.
Piutang
anjak
piutang
pada
tanggal
31 Desember 2013 dievaluasi secara
individual terhadap penurunan nilai dan
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan
kerugian penurunan nilai tersebut di atas
sudah memadai untuk menutup kerugian yang
mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan
anjak piutang.
Factoring receivables as of December 31,
2013, is individually evaluated for impairment
and Management believes that the allowance
for impairment losses is sufficient to cover
possible losses on uncollectible factoring
receivables.
46
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
8.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
8.
DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi tingkat suku
bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari
PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Catatan 12),
Perusahaan melakukan 4 (empat) kontrak
pertukaran tingkat suku bunga pada tanggal
29 April 2010, 4 Agustus 2010, 18 Juni 2010 dan
23 Juni 2010 dengan nilai nosional awal masingmasing
sebesar
Rp20.000.000.000,
Rp40.000.000.000,
Rp25.000.000.000
dan
Rp15.000.000.000.
Untuk
transaksi-transaksi
tersebut, Perusahaan membayar tingkat suku
bunga tetap dan menerima tingkat suku bunga
mengambang yang jatuh tempo pada tanggaltanggal 29 April 2013, 6 Agustus 2013,
21 Juni 2013 dan 24 Juni 2013.
To manage its exposure on fluctuation of the
floating interest rate on bilateral loan from
PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Note 12), the
Company entered 4 (four) interest rate swap
contracts on April 29, 2010, August 4, 2010,
June 18, 2010 and June 23, 2010 with notional
amounts of Rp20,000,000,000, Rp40,000,000,000,
Rp25,000,000,000
and
Rp15,000,000,000,
respectively. For those transactions, the Company
agreed to pay fixed interest rate and receive
floating interest rate which matured on April 29,
2013, August 6, 2013, June 21, 2013 and
June 24, 2013.
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang
asing dan tingkat suku bunga mengambang atas
pinjaman bilateral dari OCBC (Catatan 12),
Perusahaan melakukan 3 (tiga) kontrak pertukaran
nilai mata uang dan tingkat suku bunga pada
tanggal 25 Maret 2011, 6 April 2011 dan
1 Juni 2011 dengan nilai nosional awal masingmasing sebesar US$3.000.000 untuk kontrak
tanggal 25 Maret 2011 dan 6 April 2011, serta
US$5.050.000 untuk kontrak tanggal 1 Juni 2011.
To manage its exposure on fluctuation of the
foreign currency and floating interest rate risks on
bilateral loan from OCBC (Note 12), the Company
entered 3 (three) cross currency and interest rate
swap contracts on March 25, 2011, April 6, 2011
and June 1, 2011 with notional amount
US$3,000,000
each
for
contracts
dated
March 25, 2011 and April 6, 2011, and $5,050,000
for contract dated June 1, 2011.
Untuk transaksi pertukaran nilai mata uang
tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar
Rp95.207.000.000
dan
menerima
sebesar
US$11.050.000 sampai dengan tanggal jatuh
tempo.
For cross currency swap contracts, Company
should pay Rp95,207,000,000 and received
US$11,050,000 at maturity date.
Nilai nosional kontrak swap dengan OCBC akan
disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai
pokok
pinjaman
yang
terkait,
sebesar
US$1.425.000 pada tanggal 31 Desember 2013
dan telah berakhir pada tanggal 18 April 2014.
The swap contracts notional amount with OCBC
would be adjusted in accordance with the principal
amortization schedule of the relevant loans,
amounting to amounted US$1,425,000 as of
December 31, 2013, and expired on April 18, 2014.
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang
asing dan tingkat suku bunga mengambang atas
pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank,
Cabang Jakarta (SCB) (Catatan 12), Perusahaan
melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat suku bunga dengan SCB pada
31 Mei 2011 dan 16 Juni 2011 atas pinjaman
bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan nilai
nosional
awal
masing-masing
sebesar
US$25.000.000
dan
US$5.000.000.
Untuk
transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku
bunga tersebut, Perusahaan harus membayar
sebesar Rp260.225.000.000 dan menerima
sebesar US$30.000.000 sampai dengan tanggal
jatuh tempo pada 15 April 2014.
To manage its exposure to fluctuation of the foreign
currency and floating interest rate risks on bilateral
loan from Standard Chartered Bank, Jakarta
Branch (SCB) (Note 12), the Company entered into
2 (two) cross currency swap contracts and interest
rate swap contracts with SCB on May 31, 2011
and June 16, 2011 for the bilateral loan from SCB
(Note 12) with notional amounts of US$25,000,000
and US$5,000,000, respectively. For cross
currency swap and interest swap contracts,
Company should pay Rp260,225,000,000 and
receive US$30,000,000 at maturity date on
April 15, 2014.
Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan
disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok
pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal
31 Desember 2013 tercatat sebesar US$4.444.444
untuk pinjaman bilateral dari SCB.
The swap contracts notional amount with SCB
would be adjusted in accordance with the principal
amortization schedule of pertaining loans, which as
of December 31, 2013 amounted to US$4,444,444
for bilateral loan from SCB.
47
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
8.
9.
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF (lanjutan)
8.
DERIVATIVE
(continued)
FINANCIAL
INSTRUMENTS
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang
asing dan tingkat suku bunga mengambang atas
pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank
(SCB) (Catatan 12), Perusahaan melakukan
kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku
bunga dengan SCB pada 7 Mei 2014 atas
pinjaman bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan
nilai nosional awal sebesar US$35.000.000. Untuk
transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku
bunga tersebut, Perusahaan harus membayar
sebesar Rp404.250.000.000 dan menerima
sebesar US$35.000.000 sampai dengan tanggal
jatuh tempo pada 28 April 2017.
To manage its exposure to fluctuation of the foreign
currency and floating interest rate risks on bilateral
loan from Standard Chartered Bank (SCB)
(Note 12), the Company entered into cross
currency swap contracts and interest rate swap
contracts with SCB on May 7, 2014 for the bilateral
loan from SCB (Note 12) with notional amounts of
US$35,000,000. For cross currency swap and
interest swap contracts, the Company should pay
Rp404,250,000,000 and receive US$35,000,000 at
maturity date on April 28, 2017.
Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan
disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok
pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal
31
Desember
2014
tercatat
sebesar
US$35.000.000 untuk pinjaman bilateral dari SCB.
The swap contracts notional amount with SCB
would be adjusted in accordance with the principal
amortization schedule of pertaining loans, which as
of
December
31,
2014
amounted
to
US$35,000,000 for bilateral loan from SCB.
Nilai wajar kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat suku bunga dengan SCB dan OCBC
diestimasi sebesar Rp21.124.558.101 (piutang)
dan Rp9.095.624.999 (utang) pada 31 Desember
2014 dan Rp20.837.668.203 (piutang) dan
Rp246.330.410 (utang) pada 31 Desember 2013
dan disajikan masing-masing dalam akun kontrak
pertukaran mata uang dan tingkat bunga di aset
dan liabilitas di dalam laporan posisi keuangan.
The fair value of cross currency and interest rate
swap contracts with SCB and OCBC is estimated
at
Rp21,124,558,101
(receivable)
and
Rp9,095,624,999 (payable) at December 31, 2014
and
Rp20,837,668,203
(receivable)
and
Rp246,330,410 (payable) at December 31, 2013
and presented under currency and interest rate
swap contracts account in assets and liabilities,
respectively, in the statement of financial position.
Transaksi instrumen keuangan derivatif tersebut di
atas memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai
lindung nilai arus kas. Selisih nilai wajar dari
transaksi derivatif dan keuntungan/kerugian selisih
kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS
Dolar pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar
Rp10.748.085.245 dan keuntungan/kerugian selisih
kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS
Dolar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp2.180.621.577 yang dicatat pada pendapatan
komprehensif
lainnya
di
ekuitas
setelah
memperhitungkan pajak.
The above derivative financial transactions
qualified as effective cash flow hedge. Therefore,
the fair value difference of the hedging instrument
and foreign exchange gain/loss of US Dollar loan
as of December 31, 2014 amounting to
Rp10,748,085,245 and foreign exchange gain/loss
of US Dollar loan as of December 31, 2013
amounting to Rp2,180,621,577 is presented in
equity under other comprehensive income, net of
tax.
Untuk seluruh kontrak derivatif yang dimiliki
Perusahaan, pembayarannya dilakukan melalui
basis bulanan dan tiga bulanan.
For all of the Company’s derivatives, the payments
are on monthly basis and three months basis .
Perusahaan tidak memiliki kontrak derivatif dengan
pihak berelasi.
The Company does not have derivative agreement
with related party.
UANG MUKA, BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN
LAINNYA
9.
ADVANCES, PREPAYMENTS AND OTHERS
This account represents costs related to rental
prepayments, security deposits for telephone lines,
prepaid office rent and others.
Akun ini merupakan biaya dibayar di muka
sehubungan dengan sewa, simpanan jaminan
untuk saluran telepon, sewa kantor dibayar di muka
dan lainnya.
48
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
10. ASET TETAP
10. FIXED ASSETS
Fixed assets consist of:
Aset tetap terdiri dari :
Saldo
Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Saldo
Akhir/
Ending
Balance
Pengurangan/
Deductions
31 Desember 2014
Harga perolehan
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perlengkapan kantor
Aset dalam penyelesaian
December 31, 2014
At Cost
Land
Buildings
Vehicles
Furniture, fixtures and office equipments
Construction in progress
2.837.650.000
13.130.600.000
9.889.927.837
42.357.612.305
18.044.652.424
2.027.281.091
8.109.124.364
3.033.529.683
3.047.478.919
-
610.000.000
1.204.600.000
1.400.772.454
-
4.864.931.091
20.629.724.364
11.718.857.520
44.004.318.770
18.044.652.424
Total harga perolehan
86.260.442.566
16.217.414.057
3.215.372.454
99.262.484.169
Total cost
Akumulasi penyusutan
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perlengkapan kantor
2.219.708.087
4.307.350.254
35.625.561.831
757.804.676
2.063.551.743
2.585.987.087
302.458.373
815.004.976
1.366.455.524
2.675.054.390
5.555.897.021
36.845.093.394
Accumulated depreciation
Buildings
Vehicles
Furniture, fixtures and office equipments
Total akumulasi penyusutan
42.152.620.172
5.407.343.506
2.483.918.873
45.076.044.805
Total accumulated depreciation
Nilai buku
44.107.822.394
54.186.439.364
Net book value
Saldo
Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Saldo
Akhir/
Ending
Balance
Pengurangan/
Deductions
31 Desember 2013
Harga perolehan
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perlengkapan kantor
Aset dalam penyelesaian
2.837.650.000
13.130.600.000
9.126.004.979
39.651.221.533
12.186.943.352
2.213.610.000
3.442.269.709
5.857.709.072
1.449.687.142
735.878.937
-
2.837.650.000
13.130.600.000
9.889.927.837
42.357.612.305
18.044.652.424
December 31, 2013
At Cost
Land
Buildings
Vehicles
Furniture, fixtures and office equipments
Construction in progress
Total harga perolehan
76.932.419.864
11.513.588.781
2.185.566.079
86.260.442.566
Total cost
Akumulasi penyusutan
Bangunan
Kendaraan
Peralatan dan perlengkapan kantor
1.574.428.079
3.329.828.174
33.400.996.059
645.280.008
1.840.518.448
2.955.817.671
862.996.368
731.251.899
2.219.708.087
4.307.350.254
35.625.561.831
Accumulated depreciation
Buildings
Vehicles
Furniture, fixtures and office equipments
Total akumulasi penyusutan
38.305.252.312
5.441.616.127
1.594.248.267
42.152.620.172
Total accumulated depreciation
Nilai buku
38.627.167.552
44.107.822.394
Net book value
Beban penyusutan aset tetap untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014
dan
2013
masing-masing
sebesar
Rp5.407.343.506
dan
Rp5.441.616.127
dibebankan ke beban umum dan administrasi
(Catatan 27).
Depreciation of fixed assets for the years ended
December 31, 2014 and 2013, amounting to
Rp5,407,343,506
and
Rp5,441,616,127,
respectively, were charged to general and
administrative expenses (Note 27).
Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai
berikut:
Details of construction in progress as of
December 31, 2014 and 2013, were as folllows:
31 Desember/December 31, 2014
Jumlah/
Amount
Aset dalam penyelesaian
untuk kantor pusat dan
kantor cabang utama
di Ciputra World 2
18.044.652.424
Estimasi tahun
penyelesaian/
Estimated year
of completion
2016
49
Persentase
pembayaran/
Percentage of
payment
50%
Construction in progress
for head office and
main branch office
at Ciputra World 2
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued)
31 Desember/December 31, 2013
Estimasi tahun
penyelesaian/
Estimated year
of completion
Jumlah/
Amount
Aset dalam penyelesaian
untuk kantor pusat dan
kantor cabang utama
di Ciputra World 2
18.044.652.424
Persentase
pembayaran/
Percentage of
payment
2016
50%
Construction in progress
for head office and
main branch office
at Ciputra World 2
Perusahaan mencatat kepemilikan atas aset dalam
penyelesaian yaitu unit 38A-F di Ciputra World 2
Jakarta yang terletak di Jalan Prof. DR. Satrio Kav
11 Jakarta. Nilai kontrak pembelian seluruh unit
sebesar Rp36.349.993.260. Persentase jumlah
angsuran yang telah dibayarkan terhadap nilai
kontrak sebesar 50%.
The Company recorded the ownership of asset
designated as construction in progress pertaining
to units 38A-F in Ciputra World 2 Jakarta, located
in Prof. DR. Satrio street Kav 11 Jakarta. The
purchase contract amount for all units are
Rp36,349,993,260. Percentage of the installment
paid to contract value is 50%.
Perusahaan melakukan perlindungan asuransi
yang sesuai untuk aset tetapnya dan manajemen
berkeyakinan bahwa perlindungan asuransi
tersebut sudah memadai untuk menutup kerugian
yang mungkin timbul atas aset tetap.
The Company maintains appropriate insurance
coverage for its fixed assets and this management
believes that the insurance coverage is adequate
to cover any potential loss of its fixed assets.
Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali
tanah, telah diasuransikan dengan PT Asuransi
Buana Independen dan PT Asuransi Bina Dana
Arta Tbk. dengan jumlah pertanggungan asuransi
masing-masing sebesar Rp27.559.135.648 dan
Rp1.955.195.000, pada tanggal 31 Desember 2014
dan jumlah pertanggungan asuransi sebesar
Rp27.366.479.336 dan Rp1.334.785.000, pada
tanggal 31 Desember 2013 yang menurut
manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan
kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara
dan gempa bumi.
Direct ownership fixed assets, except for land, are
insured with PT Asuransi Buana Independen and
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. for a sum insured
of Rp27,559,135,648 and Rp1,955,195,000,
respectively as of December 31, 2014 and for a
sum
insured
of
Rp27,366,479,336
and
Rp1,334,785,000,
respectively
as
of
December 31, 2013 which according to the
management is sufficient to cover possible losses
due to fire, flood, public disorder/riots and
earthquake.
Rincian keuntungan/kerugian dari aset tetap yang
dihentikan pengakuannya adalah sebagai berikut:
Details of gain/loss from discontinued recognition
of fixed assets were as folllows:
31 Desember/December 31
2014
Hasil penjualan aset tetap
Nilai buku aset tetap
Laba atas penjualan aset tetap
2013
1.492.037.282
(731.453.581)
1.069.073.636
(591.317.812)
760.583.701
477.755.824
Proceeds from sale of fixed assets
Book value
Gain on sale of fixed assets
Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui
sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain” pada
laporan laba rugi komprehensif (Catatan 25).
Gain on sale of fixed assets is recognized as part
of “other income” in the statement of
comprehensive income (Note 25).
Berdasarkan penilaian atas total aset tetap yang
dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan
berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian
atau
perubahan-perubahan
keadaan
yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin
tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggaltanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
Based on the assessment of the recoverability of
the fixed assets, management believes that there
are no events or changes in circumstances which
may indicate that the carrying amounts of these
assets
are
not
recoverable
as
of
December 31, 2014 and 2013.
50
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued)
Perusahaan memiliki aset tetap yang telah
disusutkan sepenuhnya tetapi masih digunakan
dengan jumlah tercatat bruto untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014
dan
2013
masing-masing
sebesar
Rp36.167.692.823 dan Rp32.724.604.000 (tidak
diaudit).
The Company has fully depreciated fixed assets
but still being used as of December 31, 2014 and
2013,
with
gross
carrying
amount
of
Rp36,167,692,823
and
Rp32,724,604,000,
respectively (unaudited).
Perusahaan tidak memiliki aset tetap yang tidak
digunakan untuk sementara yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Company does not have unused fixed assets
as of December 31, 2014 and 2013.
Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat
aset tetap yang digunakan sebagai jaminan.
As of December 31, 2014 and 2013, there are no
fixed asset used as collateral.
Jenis pemilikan hak atas tanah Perusahaan berupa
“Hak Guna Bangunan” (HGB). Hak atas tanah
tersebut
mempunyai
sisa
jangka
waktu
penggunaan sampai dengan antara tahun 2024
sampai
dengan
tahun
2042.
Manajemen
Perusahaan berpendapat bahwa hak atas tanah
tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada
saat jatuh tempo.
The titles of ownership on the Company’s
landrights are in the form of “Land Building Rights”
or “Hak Guna Bangunan”. These landrights will be
due ranging from 2024 to 2042. The Company’s
management has the opinion that the terms of
these landrights can be renewed/extended upon
their expiration.
11. ASET TAK BERWUJUD
11. INTANGIBLE ASSETS
Akun ini merupakan biaya perolehan perangkat
lunak dan lisensi perangkat lunak yang digunakan
dalam aktivitas operasional Perusahaan, dikurangi
dengan akumulasi amortisasi.
This account represents acquisition costs for
softwares and software license which are used in
the Company’s operational activities, net of
accumulated amortization.
Aset tak berwujud terdiri dari :
Intangible assets consist of:
Saldo
Awal/
Beginning
Balance
31 Desember 2014
Harga perolehan
Akumulasi amortisasi
Nilai buku
31 Desember 2013
Harga perolehan
Akumulasi amortisasi
Nilai buku
5.457.733.115
4.988.652.918
Penambahan/
Additions
520.754.876
408.745.977
Saldo
Akhir/
Ending
Balance
Pengurangan/
Deductions
-
469.080.197
5.258.772.020
4.509.893.498
198.961.095
478.759.420
748.878.522
-
5.978.487.991
5.397.398.895
December 31, 2014
At Cost
Accumulated amortization
581.089.096
Net book value
5.457.733.115
4.988.652.918
December 31, 2013
At Cost
Accumulated amortization
469.080.197
Net book value
Beban amortisasi aset tak berwujud dibebankan ke
beban umum dan administrasi (Catatan 27).
Amortization expense of intangible assets were
charged to general and administrative expenses
(Note 27).
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak
ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan
keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai
tercatat aset tak berwujud mungkin tidak dapat
dipulihkan
kembali
pada
tanggal-tanggal
31 Desember 2014 dan 2013.
Management believes that there are no events or
changes in circumstances which may indicate that
the carrying amounts of intangible assets are not
recoverable as of December 31, 2014 and 2013.
Berdasarkan penilaian atas total aset tak berwujud
yang dapat dipulihkan kembali, manajemen
Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada
kejadian-kejadian
atau
perubahan-perubahan
keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai
tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan
2013.
Based on the assessment of the recoverability of
the intangible assets, management believes that
there are no events or changes in circumstances
which may indicate that the carrying amounts of
these assets are not recoverable as of
December 31, 2014 and 2013.
51
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS
The details of this account are as follows:
Rincian dari akun ini adalah sebagai berikut:
31 Desember/December 31
2014
2013
Setara Rupiah/
Rupiah equivalent
US$
Setara Rupiah
Rupiah equivalent
US$
Pihak ketiga:
Pinjaman Bilateral:
Standard Chartered Bank,
Cabang Singapura
Standard Chartered Bank,
Cabang Jakarta
Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (Indonesia Eximbank):
- Rupiah
- Dolar AS
PT Bank Pan Indonesia Tbk.:
- Rupiah
- Dolar AS
PT Bank DKI
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
PT Bank ICBC Indonesia
JA Mitsui Leasing Limited
Bank of China Limited, Cabang Jakarta
PT Bank Commonwealth:
- Rupiah
- Dolar AS
PT Bank KEB Hana Indonesia
PT Bank Capital Indonesia Tbk.
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Nationalnobu Tbk.
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
- Rupiah
- Dolar AS
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.:
- Rupiah
- Dolar AS
PT Bank Ganesha
PT Bank SBI Indonesia
PT Bank MNC International Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.:
- Dolar AS
PT Bank Victoria International Tbk
Sub-total pinjaman bilateral
Third parties:
Bilateral loans:
35.000.000
429.214.584.237
-
-
-
4.444.444
1.000.000
283.167.564.933
12.385.000.000
1.500.000
-
264.567.857.254
7.500.000
128.225.451.129
103.507.353.246
108.345.449.244
92.493.182.342
800.000
-
-
91.239.776.372
-
505.556
-
58.510.986.709
6.256.927.304
50.000.000.000
49.985.000.000
42.840.434.447
38.030.290.621
1.738.889
-
2.492.222
-
28.561.217.786
30.799.915.644
24.978.798.465
4.137.556
-
1.750.000
-
7.480.508.752
21.629.374.412
19.941.089.250
9.989.057.965
7.492.311.748
2.916.667
-
-
-
1.425.000
-
48.247.778
1.909.642.131.860
16.962.556
Standard Chartered Bank,
Singapore Branch
Standard Chartered Bank,
54.086.190.234
Jakarta Branch
Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (Indonesia Eximbank):
326.520.049.974
- Rupiah
18.283.500.000
- US Dollar
PT Bank Pan Indonesia Tbk.:
270.988.910.322
- Rupiah
9.737.488.087
- US Dollar
166.142.972.552
PT Bank DKI
83.575.627.911
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
85.714.522.718
PT Bank ICBC Indonesia
JA Mitsui Leasing Limited
Bank of China Limited,
Jakarta Branch
PT Bank Commonwealth:
32.421.228.131
- Rupiah
21.154.595.440
- US Dollar
PT Bank KEB Hana Indonesia
(11.250.000)
PT Bank Capital Indonesia Tbk.
30.128.934.350
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Nationalnobu Tbk.
PT Bank QNB Indonesia Tbk.
68.393.265.148
- Rupiah
50.257.357.827
- US Dollar
95.591.201.698
PT Bank Permata Tbk.
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.:
12.448.652.533
- Rupiah
35.432.509.887
- US Dollar
29.875.249.772
PT Bank Ganesha
19.945.731.504
PT Bank SBI Indonesia
27.990.624.771
PT Bank MNC International Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.:
17.358.415.063
- US Dollar
2.082.710.130
PT Bank Victoria International Tbk.
-
1.458.118.488.052
Pihak ketiga:
Pinjaman Sindikasi:
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
Sub-total pinjaman sindikasi
Total
a.
Sub-total bilateral loans
Third parties:
Syndicated loans:
-
461.076.007.339
17.371.480.767
-
787.807.962.324
191.231.633.562
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
-
478.447.488.106
-
979.039.595.886
Sub-total syndicated loans
48.247.778
2.388.089.619.966
16.962.556
2.437.158.083.938
Total
a.
Pinjaman bilateral
Bilateral loans
Perusahaan telah mendapat fasilitas pinjaman
bilateral dari beberapa bank dalam dan luar
negeri dengan perincian sebagai berikut:
The Company has secured funding facilities
from the following domestic and overseas
banks:
1. Tanggal 15 April 2011, Perusahaan
menandatangani 2 (dua) perjanjian fasilitas
pinjaman berjangka dengan Standard
Chartered Bank, Cabang Jakarta (SCB)
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah
US$25.000.000
dan
US$5.000.000 yang memiliki jangka waktu
pinjaman selama sama-sama 33 bulan.
Kedua fasilitas pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan
dilunasi seluruhnya pada 15 April 2014.
1. On April 15, 2011, the Company signed
2 (two) term loan facility agreements with
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
(SCB) with maximum credit limit of
US$25,000,000 and US$5,000,000 which
have same 33 months of tenor. The
facilities have been fully drawn in 2011 and
fully paid in April 15, 2014.
52
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata
uang asing dan tingkat suku bunga
mengambang atas pinjaman dengan SCB,
Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak
pertukaran mata uang dan tingkat bunga
dengan SCB dengan nilai nosional awal
masing-masing sebesar US$25.000.000
dan US$5.000.000.
To manage its exposure to fluctuation of the
foreign currency and floating interest rate
on loan obtained from SCB, the Company
entered into 2 (two) cross currency swap
contracts and interest rate swap contracts
with SCB with initial notional amounts of
US$25,000,000 and US$5,000,000.
Perusahaan
secara
efektif
telah
menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap
Rupiah masing-masing pada Rp8.690 dan
Rp8.595 untuk 1 (satu) Dolar AS.
The Company has effectively fixed the US
Dollar exchange rate to Rupiah at Rp8,690
and Rp8,595 for 1 (one) US Dollar,
respectively.
2. Tanggal 23 Februari 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman modal kerja dan perjanjian
fasilitas pinjaman berjangka dengan
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan
jumlah maksimal pinjaman masing-masing
sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa
berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas
pinjaman
modal
kerja
dan
Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu
pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas
pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka
ini telah ditarik seluruhnya pada tahun
2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini
akan
jatuh
tempo
pada
tanggal
16 Agustus 2016, sedangkan untuk
fasilitas modal kerja memiliki jangka
waktu 1 (satu) tahun sampai dengan
23 Februari 2013.
2. On February 23, 2012, the Company
signed a working capital facility agreement
and a term loan facility agreement with
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a
maximum credit limit of Rp50,000,000,000
with 12 months of availability period for
working
capital
facility
and
Rp100,000,000,000 with 36 months of
tenor for term loan facility. The term loan
facility has been fully used in 2012. The
term loan facility will mature on
August 16, 2016 while the working capital
facility with 1 (one) year tenor will be expire
on February 23, 2013
Tanggal 22 Februari 2013, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas kredit
berjangka revolving (fasilitas modal kerja)
dan perjanjian fasilitas kredit angsuran
berjangka revolving dengan PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah
maksimal
pinjaman
masing-masing
sejumlah
Rp50.000.000.000
dan
Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku
12 bulan yang akan berakhir pada
25 Februari 2014 untuk keduanya.
Penarikan
dilakukan
sebesar
Rp35.000.000.000 dengan jangka waktu
maksimal 36 bulan. Fasilitas pinjaman
berjangka ini akan jatuh tempo pada
16 Agustus 2016.
On February 22, 2013, the Company
signed a revolving loan facility agreement
and a revolving term loan facility agreement
(working capital facility) with PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. with a maximum
credit limit of Rp50,000,000,000 and
Rp100,000,000,000, respectively, with
availability period up of 12 months, and will
be expired on February 25, 2014 for both
facilities. The drawdown was done in
Rp35,000,000,000
with
a maximum
36 month tenor for the term loan facility.
The term loan facility will be matured on
August 16, 2016.
53
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 20 Februari 2014, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas kredit
berjangka revolving (fasilitas modal kerja)
dan perjanjian fasilitas kredit angsuran
berjangka revolving dengan PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah
maksimal
pinjaman
masing-masing
sejumlah
Rp50.000.000.000
dan
Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku
12 bulan yang akan berakhir pada
25 Februari 2015. Untuk fasilitas kredit
angsuran berjangka, sampai dengan
31 Desember 2014, telah dilakukan
penarikan
sebesar
Rp95.000.000.000
dengan jangka waktu maksimal 24 bulan.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 16 Mei 2016.
On February 20, 2014, the Company
signed a revolving loan facility agreement
and a revolving term loan facility agreement
(working capital facility) with PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. with a maximum
credit limit of Rp50,000,000,000 and
Rp100,000,000,000, respectively, with
availability period up of 12 months, and will
be expired on February 25, 2015 for both
facilities. For term loan facility agreement,
up to December 31, 2014, the drawdown
was done in Rp95,000,000,000 with a
maximum 24 month tenor. The term loan
facility will be matured on May 16, 2016.
Tanggal 3 April 2014, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas kredit
berjangka revolving (fasilitas modal kerja)
dan perjanjian fasilitas kredit angsuran
berjangka revolving dengan PT Bank
Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah
maksimal
pinjaman
masing-masing
sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa
berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas
modal kerja dan Rp250.000.000.000
dengan jangka waktu maksimal 48 bulan
untuk fasilitas kredit angsuran berjangka.
On April 3, 2014, the Company signed a
revolving loan facility agreement (working
capital facility) and a revolving term loan
facility agreement with PT Bank Danamon
Indonesia Tbk. with a maximum credit limit
of Rp50,000,000,000 with 12 months of
availability period for working capital facility
and Rp250,000,000,000 with maximum
48 months of tenor for term loan facility.
3. Tanggal 30 September 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan
dilunasi seluruhnya di bulan Februari 2014
3. On September 30, 2010, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a
maximum credit limit of Rp200,000,000,000
and with term of 36 months. The facility has
been fully used in 2011 and fully paid in
February 2014.
Tanggal 9 Juni 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan
dilunasi seluruhnya di bulan Juli 2014.
On June 9, 2011, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit
limit of Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2011 and fully paid in July 2014.
54
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 15 September 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam
Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2011. Penarikan
dilakukan sebesar Rp76.000.000.000 dan
US$2.500.000.
Fasilitas
pinjaman
berjangka ini telah jatuh tempo pada
11 Desember 2014 dan telah dilunasi
seluruhnya.
On September 15, 2011, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a
maximum credit limit of Rp100,000,000,000
and with term of 36 months. The facility can
be drawdown in IDR or US Dollar and has
been fully used in 2011. The drawdown
were done in Rp76,000,000,000 and
US$2,500,000. The term loan facility has
been matured on December 11, 2014 and
has been fully paid.
Tanggal 12 April 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2012.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 11 Juni 2015.
On April 12, 2012, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit
limit of Rp200,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2012. The term loan facility will mature
on June 11, 2015.
Tanggal 21 September 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya. Fasilitas pinjaman
berjangka ini akan jatuh tempo pada
11 Desember 2015.
On September 21, 2012, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a
maximum credit limit of Rp200,000,000,000
and with term of 36 months. The facility has
been fully used. The term loan facility will
mature on December 11, 2015.
Tanggal 11 Maret 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
24 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya di bulan Maret 2014.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 11 Maret 2016.
On March 11, 2014, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit
limit of Rp200,000,000,000 and with term of
24 months. The facility has been fully used
in March 2014. The term loan facility will
mature on March 11, 2016.
Tanggal 8 Desember 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp250.000.000.000
dan
jangka
waktu
pinjaman
selama 24 bulan. Sampai dengan
31 Desember 2014, telah dilakukan
penarikan sebesar Rp50.000.000.000.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 11 Desember 2016.
On December 8, 2014, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a
maximum credit limit of Rp250,000,000,000
and with term of 24 months. Up to
December 31, 2014, the drawdown was
done in Rp 50,000,000,000. The term loan
facility will mature on December 11, 2016.
55
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
4. Tanggal 27 Oktober 2009, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Permata Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan
telah dilunasi seluruhnya pada bulan
Maret 2013.
4. On October 27, 2009, the Company signed
a term loan facility agreement with PT Bank
Permata Tbk. with a maximum credit limit of
Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2010 and fully paid on March 2013.
Tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Permata Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp150.000.000.000
dan dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2011
dan
dilunasi
seluruhnya
di
bulan
September 2014.
On March 10, 2011, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Permata Tbk. with a maximum credit limit of
Rp150,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2011 and fully paid in September 2014.
Pada tanggal 1 Maret 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman aksep (money market line) dan
perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
dengan PT Bank Permata Tbk. dengan
jumlah maksimal pinjaman masing-masing
sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa
berlaku pinjaman selama 12 bulan yang
akah berakhir pada 1 Maret 2013 untuk
pinjaman aksep dan Rp100.000.000.000
dengan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan untuk fasilitas pinjaman
berjangka. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2012.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 27 September 2015.
On March 1, 2012, the Company signed a
money market facility agreement and a
term loan facility agreement with PT Bank
Permata Tbk. with a maximum credit limit of
Rp50,000,000,000 with 12 months of
availability period which will expire on
March 1, 2013 for money market facility
and Rp100,000,000,000 with 36 months of
tenor for term loan facility. The term loan
facility has been fully used in 2012. The
term loan facility will mature on
September 27, 2015.
Pada tanggal 1 Maret 2013, PT Bank
Permata
Tbk.
telah
setuju
untuk
memperpanjang fasilitas pinjaman aksep
(money market line) yang diterima
Perusahaan secara sementara sampai
dengan 30 April 2013.
On March 1, 2013, PT Bank Permata Tbk.
has agreed to temporarily extend the
money market facility received by the
Company until April 30, 2013.
Pada tanggal 26 April
Permata
Tbk.
telah
memperpanjang fasilitas
(money market line)
Perusahaan
dengan
12 bulan yang telah
1 Maret 2014.
On April 26, 2013, PT Bank Permata Tbk.
has agreed to extend the money market
facility received by the Company with
availability period up of 12 months and has
been expired on March 1, 2014.
2013, PT Bank
setuju
untuk
pinjaman aksep
yang diterima
masa
berlaku
berakhir pada
56
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
2014, PT Bank
setuju
untuk
pinjaman aksep
yang diterima
masa
berlaku
berakhir pada
On October 2, 2014, PT Bank Permata
Tbk. has agreed to extend the money
market facility received by the Company
with availability period up of 12 months and
will be expired on March 1, 2015.
Tanggal 2 Oktober 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Permata Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
dan dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Perusahaan belum melakukan
penarikan atas keseluruhan fasilitas
pinjaman berjangka.
On October 2, 2014, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Permata Tbk. with a maximum credit limit of
Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The term loan facility has not
been used.
5. Tanggal 12 April 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan
dilunasi seluruhnya pada Agustus 2013.
5. On April 12, 2010, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
OCBC NISP Tbk. with a maximum credit
limit of Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2010 and fully paid in August 2013.
Tanggal 24 Maret 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Fasilitas pinjaman ini dapat
ditarik dalam Rupiah atau Dolar AS.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi
seluruhnya di bulan Juni 2014.
On March 24, 2011, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
OCBC NISP Tbk. with a maximum credit
limit of Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. This facility can be drawdown in
Rupiah or US Dollar. The facility has been
fully used in 2011 and fully paid in
June 2014.
6. Tanggal 19 April 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi
seluruhnya pada Juni 2013.
6. On April 19, 2010, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
ICBC Indonesia with a maximum credit limit
of Rp50,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2010 and fully paid in June, 2013.
Tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi
seluruhnya pada Juli 2013.
On June 24, 2010, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
ICBC Indonesia with a maximum credit limit
of Rp50,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2010 and has been fully paid in July,
2013.
Pada tanggal 2 Oktober
Permata
Tbk.
telah
memperpanjang fasilitas
(money market line)
Perusahaan
dengan
12 bulan yang akan
1 Maret 2015.
57
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 30 September 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi
seluruhnya di bulan Januari 2014.
On September 30, 2010, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank ICBC Indonesia with a maximum
credit limit of Rp50,000,000,000 and
with term of 36 months. The facility has
been fully used in 2011 and fully paid in
January 2014.
Tanggal 30 Mei 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan
melakukan pelunasan dipercepat untuk
fasilitas kredit ini pada bulan Oktober 2013.
On May 30, 2011, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
ICBC Indonesia with a maximum credit limit
of Rp50,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2011. The Company made early
settlement for credit facility in Oktober
2013.
Tanggal 24 Februari 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 21 Maret 2015.
On February 24, 2012, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank ICBC Indonesia with a maximum
credit limit of Rp50,000,000,000 and with
term of 36 months. The facility has been
fully used in 2012. The term loan facility will
mature on March 21, 2015.
Tanggal 8 Mei 2013, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 26 Juli 2016.
On May 8, 2013, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
ICBC Indonesia with a maximum credit limit
of Rp75,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2013. The term loan facility will mature
on July 26, 2016.
Tanggal 19 Mei 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 7 Agustus 2017.
On May 19, 2014, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
ICBC Indonesia with a maximum credit limit
of Rp75,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2014. The term loan facility will mature
on August 7, 2017.
58
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
7. Tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Victoria International Tbk. dengan jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah
Rp50.000.000.000 dan jangka waktu
pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman
berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada
tahun 2011. Perusahaan melakukan
pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit
sejumlah Rp25.000.000.000 pada bulan
November 2012 dan sisanya telah dilunasi
seluruhnya pada 28 Maret 2014.
7. On July 9, 2010, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Victoria International Tbk. with a maximum
credit limit of Rp50,000,000,000 and
with term of 36 months. The facility has
been fully used in 2011. The Company
made
early
settlement
for
credit
facility amounting Rp25,000,000,000 in
November 2012 and the remaining facility
has been fully paid on March 28, 2014.
8. Tanggal 1 September 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank MNC
International Tbk. (dahulu PT Bank ICB
Bumiputera Tbk.) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi
seluruhnya di bulan April 2014.
8. On September 1, 2010, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank MNC International Tbk. (formerly
PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) with a
maximum credit limit of Rp50,000,000,000
and with term of 36 months. The facility has
been fully used in 2011 and fully paid in
April 2014.
Tanggal 14 Februari 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank MNC
International Tbk. (dahulu PT Bank ICB
Bumiputera Tbk.) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 7 Juni 2015.
On February 14, 2012, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank MNC International Tbk. (formerly
PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) with a
maximum credit limit of Rp50,000,000,000
and with term of 36 months. The facility
has been fully used in 2012. The term loan
facility will mature on June 7, 2015.
9. Tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dan fasilitas kredit
lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk.
dengan jumlah maksimal pinjaman masingmasing
sejumlah
Rp75.000.000.000
dengan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan dan Rp25.000.000.000 dengan
masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman
berjangka telah ditarik seluruhnya pada
tahun 2011, sedangkan masa berlaku
fasilitas kredit lokal telah berakhir pada
15 Desember
2011
dan
dilunasi
seluruhnya di bulan Maret 2014.
9. On December 15, 2010, the Company
signed term loan facility and local credit
facility agreement with PT Bank Central
Asia Tbk. which have a maximum credit
limit of Rp75,000,000,000 with term of
36 months for term loan facility and
Rp25,000,000,000 with availability period of
12 months for local credit facility. The term
loan facility has been fully used in 2011,
while the local credit facility has been
expired on December 15, 2011 and fully
paid in March 2014.
59
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 9 Mei 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dan penambahan
fasilitas kredit lokal dengan PT Bank
Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal
fasilitas pinjaman berjangka sejumlah
Rp25.000.000.000 dengan jangka waktu
pinjaman
selama
36
bulan
dan
penambahan fasilitas kredit lokal sejumlah
Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku
selama 12 bulan, sehingga jumlah
maksimal fasilitas pinjaman kredit lokal
menjadi
Rp50.000.000.000.
Pinjaman
berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada
tahun 2011, sedangkan masa berlaku
fasilitas kredit lokal telah berakhir pada
15 Desember 2011. Fasilitas pinjaman
berjangka ini telah dilunasi seluruhnya
pada 12 Mei 2014.
On May 9, 2011, the Company signed a
term loan facility and an addition on their
previous local credit facility agreement with
PT Bank Central Asia Tbk. which have a
maximum credit limit of Rp25,000,000,000
with tenor of 36 months for term loan facility
and addition of Rp25,000,000,000 with
availability period of 12 months for local
credit facility, which had made local credit
facility became Rp50,000,000,000 in total.
The term loan facility has been fully used in
2011, while the local credit facility has been
expired on December 15, 2011. The term
loan facility has been fully paid on
May 12, 2014.
Tanggal 20 Oktober 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dan perpanjangan
fasilitas kredit lokal yang akan berakhir
pada 15 Desember 2011 dengan PT Bank
Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal
fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah
Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu
pinjaman
selama
36
bulan
dan
Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku
selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2012,
sedangkan untuk fasilitas kredit lokal
memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun
sampai dengan 15 Desember 2013.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 13 Februari 2015.
On October 20, 2011, the Company signed
a term loan facility and renewal of local
credit facility agreement which will be
expired on December 15, 2011 with
PT Bank Central Asia Tbk. which have a
maximum credit limit of Rp50,000,000,000
with tenor of 36 months for term loan facility
and Rp50,000,000,000 with availability
period of 12 months for local credit facility.
The term loan facility has been fully used in
2012, while the local credit facility has
1 (one) year tenor until December 15, 2013.
The term loan facility will mature on
February 13, 2015.
Tanggal 29 April 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dan perpanjangan
fasilitas kredit lokal yang telah berakhir
pada 15 Desember 2013 dengan PT Bank
Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal
fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah
Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu
pinjaman
selama
36
bulan
dan
Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku
selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2014,
sedangkan untuk fasilitas kredit lokal
memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun
sampai dengan 15 Desember 2014.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 8 Mei 2017.
On April 29, 2014, the Company signed a
term loan facility and renewal of local credit
facility agreement which has been expired
on December 15, 2013 with PT Bank
Central Asia Tbk. which have a maximum
credit limit of Rp50,000,000,000 with term
of 36 months for term loan facility and
Rp50,000,000,000 with availability period of
12 months for local credit facility. The term
loan facility has been fully used in 2014,
while the local credit facility has
1 (one) year term until December 15, 2014.
The term loan facility will mature on
May 8, 2017.
60
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
10. Pada
tanggal
22
Februari
2012,
Perusahaan
menandatangani
perpanjangan fasilitas pinjaman aksep
(money market line) dengan PT Bank
Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah
Rp90.000.000.000 dan masa berlaku
selama 12 bulan. Perusahaan belum
melakukan penarikan atas keseluruhan
fasilitas pinjaman aksep sedangkan masa
berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada
24 Februari 2013.
10. On February 22, 2012, the Company
signed a renewal of money market facility
agreement with PT Bank Capital Indonesia
Tbk. with a maximum credit limit of
Rp90,000,000,000 and 12 months of
availability period. The money market
facility has not yet been used, while
the facility has been expired on
February 24, 2013.
Pada tanggal 5 April 2013, Perusahaan
menandatangani perpanjangan fasilitas
pinjaman aksep (money market line)
dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk.
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa
berlaku selama 12 bulan. Perusahaan
belum
melakukan
penarikan
atas
keseluruhan fasilitas pinjaman aksep,
sedangkan masa berlaku fasilitas kredit
telah berakhir pada 24 Februari 2014.
On April 5, 2013, the Company signed a
renewal of money market facility agreement
with PT Bank Capital Indonesia Tbk. with a
maximum credit limit of Rp90,000,000,000
and 12 months of availability period. The
money market facility has not yet been
used. The money market facility has not yet
been used, while the facility has been
expired on February 24, 2014.
Pada tanggal 17 September 2014,
Perusahaan
menandatangani
perpanjangan fasilitas pinjaman aksep
(money market line) dengan PT Bank
Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah
Rp90.000.000.000 dan masa berlaku
selama 12 bulan. Penarikan dilakukan
sebesar
Rp50.000.000.000.
Fasilitas
pinjaman aksep ini akan jatuh tempo pada
24 Februari 2015.
On September 17, 2014, the Company
signed a renewal of money market facility
agreement with PT Bank Capital Indonesia
Tbk. with a maximum credit limit of
Rp90,000,000,000 and 12 months of
availability period. The drawdown was done
in Rp50,000,000,000. The money market
facility will mature on February 24, 2015.
11. Tanggal 15 Juni 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka
waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi
seluruhnya di bulan Agustus 2014.
11. On June 15, 2011, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
DKI with a maximum credit limit of
Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2011 and fully paid in August 2014.
Tanggal 13 Juni 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka
waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 27 Juli 2015.
On June 13, 2012, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
DKI with a maximum credit limit of
Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2012. The term loan facility will mature
on July 27, 2015.
61
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a. Bilateral loans (continued)
Tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka
waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 27 Agustus 2016.
On July 26, 2013, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
DKI with a maximum credit limit of
Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2013. The term loan facility will mature
on August 27, 2016.
Tanggal 12 Desember 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka
waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai
dengan 31 Desember 2014 telah dilakukan
penarikan
sebesar
Rp50.000.000.000
dengan jangka waktu maksimal 36 bulan.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 23 Desember 2017.
On December 12, 2014, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank DKI with a maximum credit limit of
Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. Up to December 31, 2014, the
drawdown was done in Rp 50,000,000,000
with a maximum 36 month tenor for the
term loan facility. The term loan facility will
mature on December 23, 2017.
12. Tanggal 21 Oktober 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2012.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 9 Januari 2015.
12. On October 21, 2011, the Company signed
a term loan facility agreement with
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(Indonesia Eximbank) with a maximum
credit limit of Rp200,000,000,000 and with
term of 36 months. The facility has been
fully used in 2012. The term loan facility will
mature on January 9, 2015.
Tanggal 23 Juli 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2012.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 9 Oktober 2015.
On July 23, 2012, the Company signed a
term loan facility agreement with Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank) with a maximum credit limit of
Rp200,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2012. The term loan facility will mature
on October 9, 2015.
Tanggal 20 Agustus 2013, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam
Rupiah ataupun Dolar AS. Penarikan
dilakukan sebesar Rp 181.700.000.000
dan US$ 1.500.000. Fasilitas pinjaman
berjangka ini akan jatuh tempo pada
24 Januari 2017.
On August 20, 2013, the Company signed
a term loan facility agreement with
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(Indonesia Eximbank) with a maximum
credit limit of Rp200,000,000,000 and with
term of 36 months. The facility can be
drawdown in IDR or US Dollar. The
drawdown
were
done
in
Rp181,700,000,000 and US$1,500,000.
The term loan facility will mature on
January 24, 2017.
62
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 1 Oktober 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000
dan
jangka
waktu
pinjaman
selama 36
bulan. Sampai dengan
31 Desember 2014, telah dilakukan
penarikan sebesar Rp100.000.000.000.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 6 November 2017.
On October 1, 2014, the Company signed a
term loan facility agreement with Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia
Eximbank) with a maximum credit limit of
Rp200,000,000,000 and with term of
36 months. Up to December 31, 2014,
the
drawdown
was
done
in
Rp100,000,000,000. The term loan facility
will mature on November 6, 2017.
13. Tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank SBI
Indonesia dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 17 September 2015.
13. On August 31, 2012, the Company signed
a term loan facility agreement with PT Bank
SBI Indonesia with a maximum credit limit
of Rp30,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2012. The term loan facility will mature
on September 17, 2015.
14. Tanggal 5 Desember 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Commonwealth dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
yang dapat ditarik dalam Rupiah ataupun
Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2012.
Penarikan
dilakukan
sebesar
Rp65.000.000.000 dan US$3.700.000.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 28 Juni 2015.
14. On December 5, 2011, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank Commonwealth with maximum
credit limit of Rp100,000,000,000 that can
be drawdown in IDR or US Dollar and has
been fully used in 2012. The drawdown
amounted to Rp65,000,000,000 and
US$3,700,000. The term loan facility will
mature on June 28, 2015.
Tanggal 2 September 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Commonwealth dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 26 November 2017.
On September 2, 2014, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank Commonwealth with a maximum
credit limit of Rp50,000,000,000 and with
term of 36 months. The facility has been
fully used in 2014. The term loan facility will
mature on November 26, 2017.
15. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Harda
Internasional dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah
Rp25.000.000.000 dan jangka waktu
pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman
berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada
tahun 2012 dan dilunasi seluruhnya pada
Mei 2013.
15. On May 15, 2012, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Harda Internasional with a maximum credit
limit of Rp25,000,000,000 and with term of
12 months. The facility has been fully used
in 2012 and fully paid in May, 2013.
63
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
16. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB
Indonesia Tbk. (dahulu PT Bank QNB
Kesawan Tbk.) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000
dan jangka waktu pinjaman selama
36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah
ditarik seluruhnya pada tahun 2012.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 12 Juli 2015.
16. On May 15, 2012, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
QNB Indonesia Tbk. (formerly PT Bank
QNB Kesawan Tbk.) with a maximum credit
limit of Rp100,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully used
in 2012. The term loan facility will mature
on July 12, 2015.
Tanggal 9 April 2013, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB
Indonesia Tbk. (dahulu PT Bank QNB
Kesawan Tbk.) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah Rp70.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah
ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini
telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013.
Penarikan
dilakukan
sebesar
Rp20.000.000.000 dan US$4.936.000.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 30 Juli 2016.
On April 9, 2013, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
QNB Indonesia Tbk. (formerly PT Bank
QNB Kesawan Tbk.) with a maximum credit
limit of Rp70,000,000,000 and with term of
36 months. The facility can be drawdown in
IDR or US Dollar. The facility has been fully
used ini 2013. The drawdown were done in
Rp20,000,000,000 and US$4,936,000. The
term loan facility will mature on
July 30, 2016.
17. Pada tanggal 27 November 2012,
Perusahaan menandatangani perjanjian
fasilitas pinjaman berjangka dengan
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dengan
jumlah maksimal pinjaman sejumlah
Rp50.000.000.000 dan jangka waktu
pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini
dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar
AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun
2013. Penarikan dilakukan sebesar
Rp15.000.000.000 dan US$3.500.000.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 7 Mei 2016.
17. On November 27, 2012, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. with a
maximum credit limit of Rp50,000,000,000
and with term of 36 months. The facility can
be drawdown in IDR or US Dollar and has
been fully used in 2013. The drawdown
were done in Rp15,000,000,000 and
US$3,500,000. The term loan facility will
mature on May 7, 2016.
18. Pada tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman berjangka dengan PT Bank
Ganesha
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 29 Juli 2016.
18. On July 26, 2013, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Ganesha with a maximum credit limit of
Rp30,000,000,000 and with term of
36 months. The facility has been fully
drawdown in 2013. The term loan facility
will mature on July 29, 2016.
64
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
19. Pada tanggal 16 Desember 2013,
Perusahaan menandatangani perjanjian
fasilitas pinjaman berjangka dengan
JA Mitsui Leasing Limited dengan jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah
US$10.000.000
dan
jangka
waktu
pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman
berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada
tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka
ini akan jatuh tempo pada 13 Maret 2017.
19. On December 16, 2013, the Company
signed a term loan facility agreement with
JA Mitsui Leasing Limited with a maximum
credit limit of US$10,000,000 and with term
of 36 months. The facility has been fully
drawdown in 2014. The term loan facility
will mature on March 13, 2017.
20. Pada tanggal 30 April 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman
berjangka
dengan
Standard
Chartered
Bank,
Cabang
Singapore (SCB) dengan jumlah maksimal
pinjaman sejumlah US$35.000.000 dan
jangka waktu pinjaman selama 36 bulan
(termasuk
jangka
waktu
penarikan
pinjaman).
Pinjaman
telah
ditarik
seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 30 April 2017.
20. On April 30, 2014, the Company signed a
term loan facility agreement with Standard
Chartered Bank, Singapore Branch (SCB)
with
a
maximum
credit
limit
of
US$35,000,000 and with term of 36 months
(including availability period). The facility
has been fully used in 2014. The term loan
facility will mature on April 30, 2017.
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata
uang asing dan tingkat suku bunga
mengambang atas pinjaman dengan SCB,
Perusahaan melakukan 1 (satu) kontrak
pertukaran mata uang dan tingkat bunga
dengan SCB dengan nilai nosional awal
sebesar US$35.000.000.
To manage its exposure to fluctuation of the
foreign currency and floating interest rate
on loan obtained from SCB, the Company
entered into 1 (one) cross currency swap
contracts and interest rate swap contract
with SCB with initial notional amounts of
US$35,000,000.
Perusahaan
secara
efektif
telah
menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap
Rupiah pada Rp11.550 untuk 1 (satu) Dolar
AS.
The Company has effectively fixed the
US Dollar exchange rate to Rupiah at
Rp11,550 for 1 (one) US Dollar.
21. Pada tanggal 20 Mei 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman
berjangka
dengan
Bank of China Limited, Cabang Jakarta,
dengan
jumlah
maksimal
pinjaman
sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka
waktu pinjaman selama 36 bulan.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 16 September 2017.
21. On May 20, 2014, the Company signed a
term loan facility agreement with Bank of
China Limited, Jakarta Branch, with a
maximum credit limit of Rp100,000,000,000
and with term of 36 months. This term
loan facility has been fully used 2014.
The term loan facility will mature on
September 16, 2017.
22. Pada tanggal 25 Juni 2014, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman
berjangka
dengan
PT Bank Nationalnobu Tbk.
dengan
jumlah maksimal pinjaman sejumlah
Rp50.000.000.000 dan jangka waktu
pinjaman selama 24 bulan. Pinjaman
berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada
tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka
ini akan jatuh tempo pada 10 Juli 2016.
22. On June 25, 2014, the Company signed a
term loan facility agreement with PT Bank
Nationalnobu Tbk. with a maximum credit
limit of Rp50,000,000,000 and with term of
24 months. This term loan facility has been
fully used in 2014. This term loan facility will
mature on July 10,2016.
65
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
23. On December 11, 2014, the Company
signed a term loan facility agreement with
PT Bank KEB Hana Indonesia with a
maximum credit limit of Rp100,000,000,000
and with term of 36 months. Up to
December 31, 2014, the drawdown was
done in Rp50,000,000,000. This term loan
facility will mature on December 15, 2017.
23. Pada tanggal 11 Desember 2014,
Perusahaan menandatangani perjanjian
fasilitas pinjaman berjangka dengan
PT Bank KEB Hana Indonesia dengan
jumlah maksimal pinjaman sejumlah
Rp100.000.000.000 dan jangka waktu
pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan
31 Desember 2014, telah dilakukan
penarikan sebesar Rp50.000.000.000.
Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh
tempo pada 15 Desember 2017.
b.
Bilateral loans (continued)
b.
Pinjaman sindikasi
Syndicated loans
1. Pada tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
pinjaman sindikasi berjangka sebesar
Rp600.000.000.000 dengan sindikasi bank
yang terdiri atas PT Bank OCBC NISP
Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk,
PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank
Ekonomi Raharja Tbk. dan Bank of China
Limited Cabang Jakarta. Agen fasilitas dan
agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini
adalah PT Bank OCBC NISP Tbk.
Pinjaman berjangka ini telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2012. Jangka
waktu pinjaman sindikasi berjangka ini
adalah selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman
berjangka ini akan jatuh tempo pada
15 April 2015.
1. On July 18, 2011, the Company signed a
Rp600,000,000,000 syndicated term loan
facility agreement with syndicated banks
comprising of PT Bank OCBC NISP Tbk.,
PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank
Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi
Raharja Tbk. and Bank of China Limited
Jakarta Branch. The facility and security
agent for this syndicated loan is PT Bank
OCBC NISP Tbk. The facility has been fully
used in 2012. The term of the facility is
36 months. The term loan facility will
mature on April 15, 2015.
2. Pada
tanggal
19
Oktober
2012,
Perusahaan menandatangani perjanjian
fasilitas pinjaman sindikasi berjangka
sebesar Rp1.000.000.000.000 dengan
sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank
Central Asia Tbk., PT Bank Permata Tbk.,
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Timur
(BPD
Kaltim),
PT
Bank
Pembangunan Daerah Papua (Bank
Papua), dan PT Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Selatan. Agen fasilitas
dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi
ini adalah PT Bank Central Asia Tbk.
Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka
ini adalah selama 36 bulan dan telah ditarik
seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas
pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo
pada 23 September 2016.
2. On October 19, 2012, the Company signed
a Rp1,000,000,000,000 syndicated term
loan facility agreement with syndicated
banks comprising of PT Bank Central Asia
Tbk., PT Bank Permata Tbk., Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Timur
(BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan
Daerah Papua (Bank Papua), and PT Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan.
The facility and security agent for this
syndicated loan is PT Bank Central Asia
Tbk. The term of the facility is 36 months
and has been fully used in 2013. The term
loan
facility
will
mature
on
September 23, 2016.
66
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN
BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND
BANKS (continued)
Pembayaran kembali dari seluruh fasilitas pinjaman
yang diterima Perusahaan dilakukan dengan basis
bulanan, kecuali untuk fasilitas pinjaman dari
PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk., Lembaga
Pembiayaan
Ekspor
Indonesia
(Indonesia
Eximbank), JA Mitsui Leasing Limited, Bank of
China Limited Cabang Jakarta dan Standard
Chartered Bank Cabang Singapura (SCB) yang
pembayarannya dilakukan dengan basis per
3 (tiga) bulan dan PT Bank SBI Indonesia dan
PT Bank Ganesha yang pembayaran pokoknya
dilakukan dengan basis tahunan.
The repayment of bank loan facilities received by
the Company are on monthly basis, except those
from PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk., Lembaga
Pembiayaan
Ekspor
Indonesia
(Indonesia
Eximbank), JA Mitsui Leasing Limited, Bank of
China Limited Jakarta Branch and Standard
Chartered Bank Singapore Branch (SCB), which
are
on
quarterly
basis
and
from
PT Bank SBI Indonesia and PT Bank Ganesha
which are on annualy basis for the principal
repayment.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk
modal kerja kegiatan usaha Perusahaan.
The loan facilities are used for the Company’s
working capital.
Suku bunga pinjaman pada tahun 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
Interest rates of the loan in 2014 and 2013 are as
follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/Year ended
December 31
2014
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
2013
8,05% - 12,50%
3,00% - 6,35%
7,68% - 12,75%
3,57% - 6,35%
Rupiah
United States Dollar
Pinjaman-pinjaman diatas dijamin dengan piutang
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan
konsumen perusahaan sebesar 100% - 120% dari
saldo pinjaman yang terutang (Catatan 5 dan 6).
The above loans are secured with the Company’s
finance leases and consumer financing receivables
amounting to 100% - 120% from outstanding loan
balances (Notes 5 and 6).
Pinjaman
Perusahaan
pada
tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 akan jatuh tempo
dalam tahun-tahun berikut ini:
The Company’s loans as of December 31, 2014
and 2013 will be due on the following years:
Setara Rupiah pada
31 Desember 2014/
Rupiah equivalent at
December 31, 2014
Setara Rupiah pada
31 Desember 2013/
Rupiah equivalent at
December 31, 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
1.428.187.543.505
729.114.168.648
230.787.907.813
1.376.067.273.351
799.010.946.632
262.079.863.955
-
In 2014
In 2015
In 2016
In 2017
Total
2.388.089.619.966
2.437.158.083.938
Total
Under the above-mentioned billateral and
syndicated loans facility agrements, the Company
is required to maintain certain financial ratios and
comply to certain restrictions including not
exceeding established limits, among others, in
areas of making any loans or granting any credit,
giving any guarantee or indemnity, disposal of
assets, changes in business, acquisition of other
companies or businesses, capital expenditures,
transactions with affiliates, forgiveness of
receivables and security interest. The Company is
also required to conduct certain leasing operation
procedures. The Company has complied with all
the above requirements.
Dalam perjanjian-perjanjian fasilitas pinjaman
bilateral dan sindikasi yang disebutkan di atas,
Perusahaan diharuskan menjaga rasio-rasio
keuangan
dan
memenuhi
pembatasanpembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari
batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam
bidang melakukan pinjaman, pemberian piutang,
pemberian jaminan atau ganti rugi, pelepasan
aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan
bisnis, pengeluaran untuk barang modal, transaksi
dengan afiliasi, penghapusan piutang dan security
interest. Perusahaan juga diharuskan untuk
melaksanakan prosedur-prosedur tertentu dalam
kegiatan sewa pembiayaan. Perusahaan telah
memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan di
atas.
67
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
13. EFEK HUTANG YANG DITERBITKAN
13. DEBT SECURITIES ISSUED
31 Desember 2013/
December 31, 2013
Pihak ketiga
Pihak berelasi (Catatan 35)
90.000.000.000
60.000.000.000
Third parties
Related parties (Note 35)
150.000.000.000
Dikurangi:
Biaya emisi MTN yang belum
diamortisasi
Tagihan anjak piutang - neto
Less:
(599.116.710)
Unamortized MTN issuance cost
149.400.883.290
Factoring receivables - net
Pada tanggal 14 November 2013, Perusahaan
menerbitkan MEDIUM TERM NOTES BUANA
FINANCE 2013 (MTN) dengan nilai nominal
sebesar
Rp150.000.000.000.
Perusahaan
menerbitkan MTN dengan tujuan untuk modal
kerja Perusahaan. MTN memiliki tingkat suku
bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dan telah
jatuh tempo pada 19 November 2014.
On November 14, 2013, the Company issued
MEDIUM TERM NOTES BUANA FINANCE 2013
(MTN) with a nominal value of Rp150,000,000,000.
The Company issued MTN for the purpose of
funding the Company’s working capital. The MTN
has a fixed interest rate of 9.75% per annum and
has been matured on November 19, 2014.
Pembayaran pokok utang MTN dilakukan dengan
pembayaran penuh pada saat jatuh tempo,
sedangkan pembayaran bunga dilakukan dengan
basis
bulanan
yaitu
setiap
tanggal
14 (empat belas), kecuali pembayaran bunga
terakhir
yang
dilakukan
pada
tanggal
19 November 2014 mengikuti pembayaran
pokoknya. MTN ini telah dilunasi seluruhnya pada
19 November 2014.
Payment on principal of MTN will be a bullet
payment on due date, while the payment of it’s
interests will be done in monthly basis, on the 14th
(fourteenth) every months, except for the final
interest payment which has been paid on
November 19, 2014, simultaneously with the
principal payment. The said MTN has been fully
paid on November 19, 2014.
Dalam perjanjian fasilitas MTN yang disebutkan di
atas,
Perusahaan
diharuskan
memenuhi
pembatasan-pembatasan tertentu termasuk tidak
melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara
lain, di dalam bidang melakukan pinjaman,
melakukan penjaminan ulang atas jaminan,
pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi
perusahaan dan bisnis, pengajuan pailit,
pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan
modal disetor. Perusahaan telah memenuhi
persyaratan-persyaratan di atas.
Under the above-mentioned MTN facility
agrements, the Company is required to comply to
certain restrictions including not exceeding
established limits, among others, in areas of
making any loans or granting any credit, doublepledging of guarantees, disposal of assets,
changes in business, acquisition of other
companies or businesses, bankruptcy petition,
reduction of authorized, issued and paid up capital.
The Company has complied with the above
requirements.
14. PERPAJAKAN
a.
14. TAXATION
a.
Utang pajak
Taxes payable
31 Desember/December 31
2014
Pajak penghasilan badan
Pajak penghasilan pasal 21 karyawan
Pajak penghasilan pasal 23, 26 dan
lainnya
Total
2013
6.882.576.000
3.845.294.730
6.784.984.000
2.751.973.890
449.144.353
195.141.713
Corporate income tax
Employee income tax - article 21
Withholding taxes - articles 23, 26 and
others
11.177.015.083
9.732.099.603
Total
68
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
b.
14. TAXATION (continued)
b.
Manfaat (beban) pajak
Tax benefit (expense)
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
c.
2013
Tahun berjalan
Tangguhan
(37.551.756.000)
(18.489.000)
(46.238.222.000)
746.508.437
Current
Deferred
Total
(37.570.245.000)
(45.491.713.563)
Total
c.
Rekonsiliasi pajak
Tax reconciliation
The reconciliations of profit before tax
(expense) benefit as shown in the statement of
comprehensive income and taxable income,
are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban)
manfaat pajak menurut laporan laba rugi
komprehensif dengan penghasilan kena pajak
sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
Laba sebelum
(beban) manfaat pajak
Ditambah/(dikurangi) perbedaan
tetap:
Beban bunga pinjaman
Beban pajak
Sumbangan
Pendapatan bunga deposito
Pendapatan jasa giro
Penyusutan aset tetap
2013
148.425.178.327
3.106.957.928
46.347.242
498.200.196
(851.708.388)
(1.131.494.311)
187.500.000
150.280.980.994
Ditambah/(dikurangi) perbedaan
temporer:
Penyisihan imbalan kerj a
karyawan
Kenaikan nilai surat berharga
Penyusutan aset tetap
Amortisasi aset tidak berwujud
Penyusutan aset sewa operasi
Penghasilan kena pajak
181.164.283.903
1.635.099.092
24.632.898
205.149.222
(409.515.141)
(739.460.561)
86.664.841
Profit before
tax (expense) benefit
Add/(deduct) permanent differences:
Interest expense
Tax expense
Donations
Interest income on time deposits
Interest income on savings accounts
Depreciation of fixed assets
181.966.854.254
Add/(deduct) temporary differences:
2.719.477.000
(90.685.375)
(2.775.448.448)
94.365.930
(21.666.664)
150.207.023.437
69
2.959.324.000
(62.778.150)
(413.530.299)
437.309.192
65.709.005
184.952.888.002
Provision for employee benefits
Increase in value of marketable
securities
Depreciation of fixed assets
Amortization of intangible asset
Depreciation of operating lease asset
Taxable income
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
14. TAXATION (continued)
c.
Rekonsiliasi pajak (lanjutan)
Tax reconciliation (continued)
Reconciliations
between
tax
expense
calculated using the prevailing tax rate of
accounting profit before tax (expense) benefit
and income tax expense as shown in the
statement of comprehensive income for the
years ended December 31, 2014 and 2013 are
as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung
dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku
atas laba akuntansi sebelum (beban) manfaat
pajak, dengan beban pajak penghasilan
seperti yang tercantum dalam laporan laba
rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan
2013 adalah sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
Laba sebelum
(beban) manfaat pajak
Beban pajak penghasilan dengan
tarif pajak yang berlaku
Pengaruh pajak atas perbedaan
tetap
Beban pajak - neto
2013
148.425.178.327
181.164.283.903
Profit before
tax (expense) benefit
37.106.294.582
45.291.070.975
Income tax expense at prevailing
tax rate
463.950.418
200.642.588
Effect of permanent differences
37.570.245.000
45.491.713.563
Tax expense - net
Taxable income from the above reconciliation
will become the basis for filing Annual
Corporate Tax Return for the year ended
December 31, 2014.
Laba kena pajak hasil rekonsiliasi di atas
akan menjadi dasar dalam pengisian
Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) pajak
untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014.
d.
d.
Perhitungan beban pajak penghasilan
Corporate income tax calculation
The calculations of current income tax
expense and corporate income tax payable
are as follows:
Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan
utang pajak penghasilan badan adalah
sebagai berikut:
31 Desember/December 31
2014
2013
Pajak kini
Current Tax
Penghasilan kena pajak
150.207.023.437
184.952.888.002
Taksiran beban pajak penghasilan
tahun berjalan
Dikurangi: Pajak dibayar di muka
37.551.756.000
(30.669.180.000)
46.238.222.000
(39.453.238.000)
Utang pajak penghasilan badan
6.882.576.000
6.784.984.000
70
Taxable income
Estimated current income tax expense
Less: Prepaid income tax
Corporate income tax payable
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
14. PERPAJAKAN (lanjutan)
d.
Perhitungan
(lanjutan)
beban
14. TAXATION (continued)
pajak
d.
penghasilan
Corporate income tax calculation (continued)
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
2013
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Pajak penghasilan tangguhan
terdiri atas:
Penyisihan imbalan kerja
Kenaikan nilai surat
berharga
Penyusutan aset tetap
Amortisasi aset tidak berwujud
Penyusutan aset sewa operasi
Manfaat (beban) pajak tangguhan
e.
679.869.715
739.831.000
(22.671.343)
(693.862.189)
23.591.483
(5.416.666)
(15.694.538)
(103.382.575)
109.327.298
16.427.252
(18.489.000)
746.508.437
e.
Pengaruh dari perbedaan temporer menurut
akuntansi
dan
fiskal
pada
tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 sebagai berikut:
Deferred income tax
consists of:
Provision for employee benefits
Increase in value of marketable
securities
Depreciation of fixed assets
Amortization of intangible asset
Depreciation of operating fixed asset
Deferred tax benefit (expense)
The effect of temporary differences between
accounting
and
tax
bases
as
at
December 31, 2014 and 2013 were as follows:
31 Desember/December 31
2014
Aset pajak tangguhan:
Penyisihan imbalan kerja
Surat-surat berharga
4.448.670.215
39.233.794
3.768.800.500
61.905.137
4.487.904.009
3.830.705.637
Liabilitas pajak tangguhan:
Aset tetap
Aset tidak berwujud
Aset sewa operasi
Aset pajak tangguhan - neto
2013
(576.665.958)
(54.300.850)
(5.416.666)
117.196.231
(77.892.333)
-
(636.383.474)
39.303.898
3.851.520.535
Manajemen berpendapat bahwa aset
tangguhan dapat dipulihkan seluruhnya.
3.870.009.535
Deferred tax assets:
Provision for employee benefits
Marketable securities
Deferred tax liabilities:
Fixed assets
Intangible assets
Operating lease assets
Deferred tax assets - net
Management believes that the deferred tax assets
can be fully realized.
pajak
15. UTANG LAIN-LAIN
15. OTHER PAYABLES
31 Desember/December 31
2014
Pihak ketiga
Titipan konsumen
Utang kepada perusahaan
asuransi
Lain-Lain
Total utang lain-lain
2013
15.887.976.569
14.219.176.780
14.327.237.383
330.867.667
16.857.069.328
105.517.699
30.546.081.619
31.181.763.807
71
Third parties
Customer deposits
Payable to insurance companies
Others
Total other payables
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
16. UANG MUKA LAIN-LAIN
16. OTHER ADVANCES
31 Desember/December 31
2014
2013
Pihak ketiga
Premi asuransi pelanggan
Lain-lain
359.107.016
2.445.143.500
488.049.106
2.886.160.582
Third parties
Consumer insurance premium
Others
Total uang muka lain-lain
2.804.250.516
3.374.209.688
Total other advances
This account mainly represents advances received
from customers related to insurance premiums,
notary fees and administration charges. The
insurance premium and notary fees will be paid to
the corresponding insurance companies and the
notary.
Akun ini terutama merupakan uang muka yang
diterima dari pelanggan sehubungan dengan premi
asuransi, biaya notaris dan biaya administrasi.
Premi asuransi dan biaya notaris akan dibayarkan
pada perusahaan asuransi dan notaris yang
bersangkutan.
17. BEBAN AKRUAL
17. ACCRUED EXPENSES
31 Desember/December 31
2014
2013
Bunga pinjaman bank
Bunga dari efek utang yang diterbitkan
Medium-term notes
Lain lain
15.084.794.474
13.141.823.751
1.228.189.436
731.250.000
357.658.177
Interest on bank loans
Interest on debt security issued
Medium-term notes
Others
Total beban akrual
16.312.983.910
14.230.731.928
Total accrued expenses
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES
Seperti dijelaskan dalam Catatan 2o, Perusahaan
mempunyai imbalan pasca-kerja yang terdiri atas
imbalan pasca-kerja iuran pasti. Perusahaan
mengakui liabilitas atas imbalan pasca-kerja
karyawan berdasarkan perhitungan aktuaria yang
dihitung oleh Prima Aktuaria dalam laporan
aktuaria tertanggal 2 Maret 2015 untuk tahun 2014
dan 4 Februari 2014 untuk tahun 2013 dengan
menggunakan metode “Projected Unit Credit”.
As mentioned in Note 2o, the Company provides
post-employment benefits which consists of
defined contribution plans. The Company
recognized the employee benefits liabilities based
on the actuarial calculations made by Prima
Aktuaria
in
the
actuary
report
dated
March 2, 2015 for 2014 and February 4, 2014 for
2013 using the “Projected Unit Credit” method.
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam
perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai
berikut:
The key assumptions used for the said actuarial
calculations are among others as follows:
31 Desember 2014/
December 31, 2014
31 Desember 2013/
December 31, 2013
__________________________________________________________________
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Tabel mortalitas
Tingkat cacat
Tingkat pengunduran diri
Umur pensiun normal
___________________________________________________________________
8,45%
9,07%
10%
10%
Tabel Mortalita Indonesia
Tabel Mortalita Indonesia
2011
2011
10% dari/from TMI-2011
10% dari/from TMI-2011
10% pada usia sampai dengan 20 tahun dan berkurang
hingga 2,50% pada usia 45 tahun/10% up to age 20 then
decrease linearly down to 2.50% at age 45 years old
55 tahun/55 years old
72
Discount rate
Salary growth rate
Mortality table
Disability rate
Resignation rate
Normal retirement age
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
18. POST-EMPLOYMENT
(continued)
BENEFITS
LIABILITIES
Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status
dana pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013,
dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat
pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut:
The following table summarizes the components of
the fund status as at December 31, 2014 and 2013,
and the employee benefits expenses recognized in
the statement of comprehensive income for the
year then ended:
a.
a.
Liabilitas imbalan kerja
Employee benefits liabilities
31 Desember/December 31
2014
Nilai kini liabilitas
Total yang belum diakui:
- Kerugian aktuarial
Cadangan yang diakui
di laporan posisi
keuangan
b.
2013
15.058.071.000
11.286.044.000
2.736.608.000
3.789.158.000
Present value obligation
Unrecognized amounts:
- Actuarial loss
15.075.202.000
Allowance recognized in the
statement of financial
position
17.794.679.000
b.
Beban imbalan kerja
Employees’ benefits expenses
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
c.
2013
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi biaya jasa lalu dan
kerugian aktuarial
2.541.218.000
942.263.000
2.004.795.000
904.147.000
131.653.000
87.882.000
Current service costs
Interest costs
Amortization of past service costs
and actuarial losses
Beban imbalan kerja karyawan
3.615.134.000
2.996.824.000
Employees’ benefits expenses
c.
Mutasi dalam liabilitas neto yang tercatat
dalam laporan posisi keuangan:
Movements in the net liabilities recognized in
the statement of financial position:
31 Desember/December 31
2014
d.
2013
Saldo awal tahun
Beban tahun berjalan
Pembayaran imbalan
pasca-kerja
15.075.202.000
3.615.134.000
Saldo akhir tahun
17.794.679.000
(895.657.000)
12.115.878.000
2.996.824.000
(37.500.000)
15.075.202.000
d.
Mutasi dalam nilai kini liabilitas
Balance at beginning of year
Expenses during the year
Post-employment benefits
payment
Balance of end of year
Movements present value benefit obligation
31 Desember/December 31
2014
2013
Saldo awal tahun
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pembayaran imbalan
pasca-kerja
(Keuntungan) kerugian aktuarial
11.286.044.000
2.541.218.000
942.263.000
Saldo akhir tahun
15.058.071.000
(895.657.000)
1.184.203.000
73
14.461.091.000
2.004.795.000
904.147.000
(37.500.000)
(6.046.489.000)
11.286.044.000
Balance at beginning of year
Current service costs
Interest costs
Post-employment benefits
payment
Actuarial (gain) loss
Balance of end of year
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
e.
18. POST-EMPLOYMENT
(continued)
e.
Tabel berikut menunjukkan analisa sensitivitas
atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto,
dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap
liabilitas imbalan kerja karyawan dan beban
jasa kini dan beban bunga pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013:
BENEFITS
LIABILITIES
The following table demonstrates the
sensitivity analysis to a reasonably possible
change in discount rates, with all other
variables held constant, of the employee
benefits obligation and current service cost
and interest cost as of December 31, 2014 and
2013:
2014
Liabilitas imbalan
kerja karyawan/
Employee benefits
obligation
Kenaikan suku bunga sebesar 1%
Penurunan suku bunga sebesar 1%
Biaya jasa kini/
Current service
cost
(13.133.300.000)
17.353.808.000
(2.225.141.000)
2.925.116.000
Increase in interest rate of 1%
Decrease in interest rate of 1%
2013
Liabilitas imbalan
kerja karyawan/
Employee benefits
obligation
Kenaikan suku bunga sebesar 1%
Penurunan suku bunga sebesar 1%
f.
Biaya jasa kini/
Current service
cost
(1.452.239.000)
1.726.821.000
(249.103.000)
301.443.000
f.
Jumlah penyesuaian yang timbul pada aset
program dan liabilitas program untuk
tahun
yang
berakhir
pada
tanggal
31 Desember 2014 dan tiga tahun sebelumnya
adalah sebagai berikut:
Increase in interest rate of 1%
Decrease in interest rate of 1%
The amounts of experience adjustments
arising on the plan assets and plan liabilities
for the year ended December 31, 2014 and
previous three annual periods of employee
benefits:
31 Desember/December 31 (dalam ribuan Rp/in thousand Rp)
Nilai kini liabilitas
Nilai wajar aset program
Defisit
Penyesuaian liabilitas program
Penyesuaian aset program
2014
2013
2012
2011
15.058.071
15.058.071
11.286.044
11.286.044
14.461.091
14.461.091
12.048.125
(3.968.133)
8.079.992
1.184.203
(6.046.489)
(1.054.762)
1.339.556
-
-
3.968.133
19. MODAL SAHAM
Present value obligation
Fair value of plan assets
Deficit
Experience adjustment on liability
(203.717)
Experience adjustment on asset
19. SHARE CAPITAL
The composition of shareholders of the Company
as of December 31, 2014 and 2013 based on
report of PT EDI Indonesia, Securities
Administration Bureau, is as follows:
Komposisi pemegang saham Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan
laporan Biro Administrasi Efek, PT EDI Indonesia
adalah sebagai berikut:
Total saham/
Number of Shares
Ditempatkan dan disetor penuh Rupiah/
Issued and paid up capital Rupiah
Persentase kepemilikan/
Percentage of ownership
31 Desember/December 31
Pemegang Saham/
Shareholders
2014
2013
2014
2013
PT Sari Dasa Karsa
PT Asuransi Bina Dana
Arta Tbk.
Masyarakat (masingmasing tidak
melebihi 5%)/
Public (individually less
than 5%)
1.112.584.069
1.112.584.069
2014
67,60
67,60
278.146.017.250
278.146.017.250
133.281.585
133.281.585
8,10
8,10
33.320.396.250
33.320.396.250
399.930.400
399.930.400
24,30
24,30
99.982.600.000
99.982.600.000
Total
1.645.796.054
1.645.796.054
100,00
100,00
411.449.013.500
411.449.013.500
74
2013
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
19. MODAL SAHAM (lanjutan)
19. SHARE CAPITAL (continued)
Komisaris dan Direksi Perusahaan tidak memiliki
kepemilikan saham atas Perusahaan.
The Commissioners and Directors of Company do
not have ownership on the shares of Company.
Sejak penawaran umum saham ke masyarakat
pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah
melakukan beberapa kali perubahan modal saham
melalui tindakan korporasi. Penjelasan lebih rinci
diungkapkan dalam Catatan 1b.
Since the public offering held on March 1990, the
Company’s share capital has been changed
several times through the corporate actions. Futher
details are disclosed in Note 1b.
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR
20. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Saldo akun ini merupakan jumlah yang timbul dari
perbedaan antara nilai nominal per saham dengan
harga pasar saham yang diterbitkan dikurangi
jumlah yang dikapitalisasi sebagai modal saham
bonus dan jumlah yang timbul dari perbedaan
antara harga pasar dan harga nominal saham yang
diterbitkan sebagai bagian dari restrukturisasi
utang.
The balance of this account represents the amount
resulting from the difference between the share
offering price and par value of shares issued, less
amounts capitalized as bonus share capital and the
amount resulting from the difference between the
market price and par value of shares issued, as
part of the debt restructuring.
Tambahan modal disetor dari penawaran umum
awal adalah Rp13.125.000.000 dimana sejumlah
Rp12.000.000.000 dikapitalisasi sebagai modal
saham pada tanggal 17 Mei 1993 melalui
penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
The additional paid-in capital from the initial public
offering
was
Rp13,125,000,000
of
which
Rp12,000,000,000 was capitalized as share capital
on May 17, 1993 through a bonus shares issue
(Note 1b).
Pada tanggal 9 Juli 1994, Perusahaan menerbitkan
18.000.000 saham baru pada harga Rp3.500 per
lembar yang menghasilkan tambahan modal
disetor sebesar Rp45.000.000.000 (Catatan 1b).
On July 9, 1994, the Company issued 18,000,000
new shares based on a rights issue offered at
Rp3,500 per share resulting in additional paid-in
capital of Rp45,000,000,000 (Note 1b).
Pada
tanggal
19 Juni
1995,
Perusahaan
mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar
Rp45.000.000.000 ini menjadi modal saham
melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On June 19, 1995, the Company capitalized this
Rp45,000,000,000 additional paid-in capital into
share capital via a bonus shares issue (Note 1b).
Pada tanggal 5 Februari 2004, Perusahaan
menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan
nilai nominal Rp500 per saham kepada pemberi
pinjaman sebagai bagian dari restrukturisasi utang.
Perbedaan antara nilai nominal per saham Rp500
dengan harga pasar per saham Rp1.025
menghasilkan tambahan modal disetor sebesar
Rp141.750.000.000 (Catatan 1b).
On February 5, 2004, the Company issued
270,000,000 new common shares with a nominal
value of Rp500 per share to its lenders as part of
the debt restructuring. The differrence between the
nominal value of the share of Rp500 and the
market value of a share of Rp1,025 has resulted in
additional
paid-in
capital
amounting
to
Rp141,750,000,000 (Note 1b).
Pada tanggal 22 Februari 2005, 6 Mei 2005 dan
15 November 2005 sejumlah 49.351.247 waran
telah dikonversi menjadi saham biasa dimana
harga per lembar waran tersebut adalah Rp700,
sehingga
menghasilkan
agio
sebesar
Rp9.870.249.400 (Catatan 1b).
On February 22, 2005, May 6, 2005 and
November 15, 2005, 49,351,247 warrants were
converted to new common shares at exercise price
of Rp700 per share. This transaction has resulted
in additional paid-in capital of Rp9,870,249,400
(Note 1b).
Pada tanggal 28 Mei 2007, Perusahaan
mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar
Rp99.870.249.250 menjadi modal saham melalui
penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On May 28, 2007, the Company capitalized part of
its
additional
paid-in
capital
amounting
Rp99,870,249,250 into share capital through a
bonus share issuance (Note 1b).
Pada tanggal 24 Mei 2012, Perusahaan
mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar
Rp52.418.435.500 menjadi modal saham melalui
penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On May 24, 2012, the Company capitalized part of
its
additional
paid-in
capital
amounting
Rp52,418,435,500 into share capital through a
bonus share issuance (Note 1b).
75
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
21. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM
21. DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE
Berdasarkan
Berita
Acara
Rapat
Umum
Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance
Tbk. yang diaktakan dalam Akta No. 279 tanggal
28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo,
S.H.,MSi,
pemegang
saham
menyetujui
penggunaan laba neto tahun 2012 untuk:
(a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per
saham, dengan ketentuan dividen tunai tersebut
akan diperhitungkan dengan dividen interim
sebesar Rp30 per saham yang telah dibagi dan
dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal
6 Desember 2012 (b) dialokasikan ke dalam
cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan
(c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo
laba. Jumlah aktual dividen tunai yang
didistribusikan adalah sebesar Rp49.373.881.620.
Based on the Resolution of the Annual General
Meeting of Shareholders and Extraordinary
General Meeting of Shareholders of PT Buana
Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279
dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo
S.H.,MSi, the shareholders approved to use of
2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends
of Rp60 per share, provided that it will be
calculated with the interim dividends of Rp30 per
share which has been distributed and paid to
shareholders
on
December
6,
2012
(b) appropriation for general reserve in the amount
of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as
retained earnings. Total actual cash dividends
distributed amounted to Rp49,373,881,620.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen
tunai
kepada
pemegang
saham
sebesar
Rp49.339.658.262 pada bulan Juli 2013 dan sisa
dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh
pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang
dividen.
The Company had paid cash dividends to
shareholders in the amount of Rp49,339,658,262 in
July 2013 and the remaining unclaimed dividends
(not yet claimed by holders of script shares) are
presented as dividends payables.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk. yang
diaktakan
dalam
Akta
No.
65
tanggal
28 Mei 2014 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo,
S.H.,MSi,
pemegang
saham
menyetujui
penggunaan laba neto tahun 2013 untuk:
(a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per
saham, yang telah dibagi dan dibayarkan kepada
pemegang
saham
pada
tanggal
18 Juni 2014 (b) dialokasikan ke dalam cadangan
umum
sebesar
Rp1.000.000.000
dan
(c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo
laba. Jumlah aktual dividen tunai yang
didistribusikan adalah sebesar Rp98.747.763.240.
Based on the Resolution of the Annual General
Meeting of Shareholders and Extraordinary
General Meeting of Shareholders of PT Buana
Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279
dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo
S.H.,MSi, the shareholders approved to use of
2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends
of Rp60 per share, which has been distributed and
paid to shareholders on June 18, 2014
(b) appropriation for general reserve in the amount
of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as
retained earnings. Total actual cash dividends
distributed amounted to Rp98,747,763,240.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen
tunai
kepada
pemegang
saham
sebesar
Rp98.679.424.530 pada bulan Juli 2014 dan sisa
dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh
pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang
dividen.
The Company had paid interim dividends to
shareholders in the amount of Rp98,679,424,530 in
July 2014 and the remaining unclaimed dividends
(not yet claimed by holders of script shares) are
presented as dividends payables.
Jumlah utang dividen pada tahun 2014 dan 2013
masing-masing sebesar Rp232.645.282 dan
Rp181.258.688.
Dividends payable in 2014 and 2013 amounting to
Rp232,645,282 and Rp181,258,688, respectively.
Jumlah dividen yang tidak diambil pada tanggal
31 Desember 2014 adalah sebesar Rp16.952.118.
Unclaimed dividends as of December 31, 2014 is
amounted to Rp16,952,118.
76
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
22. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
22. FINANCE LEASE INCOME
Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari
transaksi sewa pembiayaan yang meliputi barang
modal untuk konstruksi, pertambangan, pertanian,
perkebunan, transportasi dan lain-lain. Tidak ada
pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi
10% dari jumlah pendapatan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014
dan 2013.
This account represents income arising from
finance leases involving various capital goods for
construction, mining, agricultural, plantation,
transportation and other sectors. No income from
single customer of more than 10% of the total
income for the years ended December 31, 2014
and 2013.
Pendapatan
sewa
pembiayaan
termasuk
amortisasi atas pendapatan provisi dan selisih
premi asuransi dan biaya transaksi piutang sewa
pembiayaan sebesar Rp27.094.199.823 dan
Rp29.999.628.954 masing-masing pada tahun
2014 dan 2013.
Finance lease income includes amortization of
provison fee and income on insurance premium
discount and transaction cost on lease receivables
amounting
to
Rp27,094,199,823
and
Rp29,999,628,954 in 2014 and 2013, respectively.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan sewa
pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi.
The Company does not have financing lease
income originated from related party.
23. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
23. CONSUMER FINANCING INCOME
Akun ini merupakan pendapatan yang berasal
dari transaksi pembiayaan untuk pembelian
barang-barang konsumsi. Tidak ada pelanggan
dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari
jumlah pendapatan untuk tahun berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
This account represents income arising from
financing transactions for consumer goods. No
income from single customer of more than 10% of
total income for the years then ended
December 31, 2014 and 2013.
Pendapatan pembiayaan konsumen termasuk
amortisasi atas pendapatan selisih premi asuransi
dan biaya transaksi piutang pembiayaan konsumen
sebesar Rp4.267.952.262 dan Rp6.592.283.836
masing-masing pada tahun 2014 dan 2013.
Consumer financing income included amortization
of income on insurance premium discount and
transaction cost on consumer financing receivables
amounting
to
Rp4,267,952,262
and
Rp6,592,283,836 in 2014 and 2013, respectively.
Perusahaan
tidak
memiliki
pendapatan
pembiayaan konsumen yang berasal dari pihak
berelasi.
The Company does not have consumer financing
income originated from related party.
24. PENDAPATAN BUNGA
24. INTEREST INCOME
Akun ini merupakan pendapatan bunga dari
penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga
atas keterlambatan pembayaran piutang sewa
pembiayaan dan pembiayaan konsumen.
This account represents interest income from time
deposits, current accounts, and penalties applied
for late payment of leases and consumer finance
installments.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan bunga yang
berasal dari pihak berelasi.
The Company does not have interest income
originated from related party.
25. PENDAPATAN LAIN-LAIN - NETO
25. OTHER INCOME - NET
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
Pendapatan administrasi
Penerimaan kembali piutang yang
telah dihapusbukukan
Keuntungan atas penjualan
aset tetap
Kerugian atas penjualan
aset sewa operasi
Pendapatan rupa-rupa
Neto
2013
6.277.935.907
6.252.825.173
2.019.266.250
4.709.552.889
760.583.701
477.755.824
1.620.471.655
(1.701.784.616)
1.910.518.848
10.678.257.513
11.648.868.118
77
Administration income
Recoveries on receivables previously
written-off
Gain on sale of
fixed assets
Loss on sale of
leased operating asset
Miscellaneous income
Net
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
26. BEBAN KEUANGAN
26. FINANCING COSTS
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
2013
Bunga pinjaman bank
Premi swap
Bunga atas efek utang yang
diterbitkan - Medium-term notes
Lain-lain
238.048.119.990
17.385.941.791
258.386.582.705
8.778.377.146
12.878.125.000
532.910.532
2.001.747.540
176.303.488
Interest on bank loans
Swap premium
Interest on debt securities
issued - Medium-term notes
Others
Total
268.845.097.313
269.343.010.879
Total
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
Gaji dan tunjangan
Sewa
Penyusutan dan amortisasi
(Catatan 10 dan 11)
Imbalan kerja karyawan (Catatan 18b)
Jasa manajemen
Asuransi
Transportasi dan komunikasi
Alat-alat tulis dan perlengkapan
Pemeliharaan dan perbaikan
Jasa profesional
Perizinan dan pengurusan
Listrik
Pelatihan dan rekrutmen
Jasa konsultan
Administrasi bank dan meterai
Lainnya
Total
2013
85.370.172.663
6.278.099.673
74.860.496.149
5.993.431.410
5.816.089.483
3.615.134.000
2.903.707.223
2.741.746.905
2.170.219.108
1.897.406.478
1.888.328.108
1.522.025.237
1.460.107.542
1.310.109.388
1.289.922.165
303.797.700
83.300.998
4.204.909.368
5.920.375.547
2.996.824.000
2.553.082.695
2.683.373.518
2.255.411.855
1.423.041.555
1.536.218.270
788.717.355
363.027.505
1.145.258.905
2.597.809.005
232.382.820
66.204.382
2.827.086.411
Salaries and benefits
Rent
Depreciation and amortization
(Notes 10 and 11)
Employee benefits (Note 18b)
Management fee
Insurance
Transportation and communication
Stationery and supplies
Repairs and maintenance
Professional fees
License fees
Electricity
Training and recruitment
Consultant fees
Bank charges and stamp duties
Others
122.855.076.039
108.242.741.382
Total
28. LABA (RUGI) SELISIH KURS - NETO
28. FOREIGN EXCHANGE GAIN (LOSS) - NET
This account represents gain or loss arising from
the fluctuation of the exchange rates between
Rupiah and US Dollar for the years ended
December 31, 2014 and 2013.
Akun ini merupakan keuntungan atau kerugian
yang timbul akibat fluktuasi selisih kurs antara
Rupiah dengan Dolar Amerika Serikat selama
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2014 dan 2013.
78
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
29. BEBAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI - NETO
29. PROVISION FOR IMPAIRMENT LOSSES - NET
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
2014
2013
Piutang sewa pembiayaan (Catatan 5)
Piutang pembiayaan
konsumen (Catatan 6)
Tagihan anjak piutang (Catatan 7)
51.157.714.311
48.297.569.410
7.600.979.662
-
16.364.519.264
(8.478.766)
Total
58.758.693.973
64.653.609.908
30. LABA PER SAHAM DASAR
Financing lease receivables (Note 5)
Consumer financing
receivables (Note 6)
Factoring receivables (Note 7)
Total
30. BASIC EARNINGS PER SHARE
Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember/
Year ended December 31
Laba neto
Rata-rata tertimbang jumlah saham
ditempatkan dan disetor
2014
2013
110.854.933.327
135.672.570.340
Net profit
1.645.796.054
1.645.796.054
Weighted average number of shares
issued and outstanding
67
82
Basic earnings per share
Laba per saham dasar
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar, risiko
kredit, dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan,
program manajemen risiko keuangan perusahaan
terfokus pada ketidakpastian pasar keuangan dan
meminimumkan potensi kerugian yang berdampak
pada kinerja Perusahaan.
The Company is exposed to market risk, credit risk,
and liquidity risk. The Company’s overall risk
management program focuses on the uncertainty
of financial markets and seeks to minimize
potential adverse effects on the Company’s
financial performance.
Risiko pasar
Market risk
Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar terkait
dengan risiko tingkat suku bunga dan risiko selisih
kurs mata uang asing antara Rupiah dan
Dolar Amerika Serikat. Kebijakan Perusahaan
untuk mengelola risiko tersebut adalah dengan
melakukan kontrak derivatif.
The Company’s market risks pertain to interest and
foreign exchange rate risk between Rupiah and
US Dollar. Market risks are managed by entering
into derivatives
•
•
Risiko tingkat bunga
Interest rate risk
Interest rate risk is the risk that the fair value or
future cash flows of a financial instrument will
fluctuate because of changes in market interest
rates. The Company’s policy is to manage
related risk by obtaining loans using fixed rate.
Risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai
wajar atau arus kas masa datang atas
instrumen keuangan akan berfluktuasi karena
perubahan dalam suku bunga pasar. Kebijakan
Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut
dengan mengupayakan pinjaman dengan suku
bunga tetap yang berimbang terhadap total
sumber pendanaan.
79
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
•
•
Risiko tingkat bunga (lanjutan)
Interest rate risk (continued)
The following tables represent a breakdown of
maturity dates of the Company’s assets and
liabilities which are affected by interest rate:
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian
jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan
yang dipengaruhi oleh tingkat bunga:
31 Desember 2014/December 31, 2014
Bunga tetap/Fixed Interest
Bunga
mengambang/
Floating
interest
ASET
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Aset lain-lain
Aset non-keuangan
Total aset
LIABILITAS
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Liabilitas non-keuangan
Total liabilitas
Neto
Kurang dari
1 tahun/
Less than
1 year
Tidak
dikenakan
bunga/Non
interest
sensitive
1-3 tahun/
1-3 years
Lebih dari
3 tahun/
More than
3 years
1.108.525.083.381
215.040.384.640
3.078.032.078
77.143.661.416
18.602.532.507
1.137.944.610
141.000.000
268.039.825
23.068.038.306
121.971.677.696
268.039.825
2.785.063.127.148
562.196.523.379
28.844.137.467
-
-
-
802.360.000
66.583.571.558
21.124.558.101
802.360.000
66.583.571.558
ASSETS
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Other receivables
Currency and interest rate swap
contracts
Other asset
Non-financial assets
131.873.087.640 1.940.590.259.213
1.326.643.500.099
96.884.138.533
90.863.009.689
3.586.853.995.174
Total assets
284.084.747.567 1.279.052.854.416
-
824.952.017.983
-
-
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
2.388.089.619.966
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
-
-
-
54.785.204.702
9.095.624.999
54.785.204.702
LIABILITIES
Loans from financial institutions and
banks
Dividends payable
Other payables
Other liabilities
Accrued expenses
Currency and interest rate swap
contracts
Non-financial liabilties
293.180.372.566 1.279.052.854.416
824.952.017.983
-
85.075.524.040
2.482.260.769.005
Total liabilities
501.691.482.116
96.884.138.533
5.787.485.649
1.104.593.226.169
Net
56.805.677.696
65.025.000.000
686.559.527 1.598.707.822.824
53.256.292.316
275.297.313.916
1.560.122.473
21.124.558.101
-
9.095.624.999
-
(161.307.284.926)
661.537.404.797
Total
31 Desember 2013/December 31, 2013
Bunga tetap/Fixed Interest
Bunga
mengambang/
Floating
interest
ASET
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Aset lain-lain
Aset non-keuangan
Total aset
LIABILITAS
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Efek utang yang diterbitkan
Medium-term notes
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Liabilitas non-keuangan
Total liabilitas
Neto
Kurang dari
1 tahun/
Less than
1 year
Tidak
dikenakan
bunga/Non
interest
sensitive
1-3 tahun/
1-3 years
Lebih dari
3 tahun/
More than
3 years
1.270.026.648.380
238.821.154.754
2.373.504.929
54.298.235.568
11.295.573.808
853.447.308
129.020.000
177.354.450
16.666.149.515
86.576.211.167
177.354.450
2.994.235.046.125
589.365.249.194
1.721.970.771
21.175.608.170
-
-
-
798.060.000
55.583.952.776
20.837.668.203
798.060.000
55.583.952.776
ASSETS
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Factoring receivables
Other receivables
Currency and interest rate swap
contracts
Other asset
Non-financial assets
80.969.930.379 2.038.478.088.989
1.511.221.308.063
66.447.256.684
73.354.536.741
3.770.471.120.856
Total assets
356.973.516.439 1.123.076.961.958
957.107.605.541
-
-
2.437.158.083.938
55.352.691.167
31.094.500.000
794.473.250 1.669.115.688.927
3.985.097.759
335.263.422.873
1.721.970.771
1.282.506.418
20.837.668.203
-
Total
-
149.400.883.290
-
-
-
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
149.400.883.290
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
246.330.410
-
-
-
-
48.961.356.080
246.330.410
48.961.356.080
LIABILITIES
Loans from financial institutions and
banks
Debt securities issued
Medium-term notes
Dividends payable
Other payables
Other liabilties
Accrued expenses
Currency and interest rate swap
contracts
Non-financial liabilties
357.219.846.849 1.272.477.845.248
957.107.605.541
-
80.448.634.009
2.667.253.931.647
Total liabilities
554.113.702.522
66.447.256.684
(7.094.097.268)
1.103.217.189.209
Net
(276.249.916.470)
766.000.243.741
80
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
•
•
Risiko tingkat bunga (lanjutan)
The following table demonstrates the sensitivity
to a reasonably possible change in interest
rates, with all other variables held constant, of
the Company’s profit before tax (through the
impact on floating interest rate):
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas
kemungkinan perubahan tingkat suku bunga,
dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap
laba sebelum pajak Perusahaan (melalui
dampak dari suku bunga mengambang):
Kenaikan
(penurunan)
suku bunga
dalam basis
poin/Increase
(decrease) on
interest rate
in basis points
Tahun:
2014
Tahun:
2013
•
Interest rate risk (continued)
Dampak
terhadap laba
sebelum pajak/
Effect on profit
before tax
+100
-100
2.774.976.846
(2.774.976.846)
+100
-100
4.067.441.498
(4.067.441.498)
•
Risiko selisih kurs mata uang asing
Year:
2014
Year:
2013
Foreign exchange risk
Risiko mata uang asing adalah risiko nilai
wajar arus kas di masa depan yang
berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran
mata uang asing. Perusahaan terpengaruh
risiko perubahan mata uang asing terutama
berkaitan dengan fasilitas pinjaman dari bank
dalam mata uang Dolar Amerika Serikat
(Catatan 12). Perusahaan mengelola risiko ini
dengan melakukan kontrak pertukaran mata
uang dan tingkat bunga. Pinjaman kredit
berjangka dan kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga mempunyai persyaratan
kritikal yang sama (Catatan 8).
Foreign currency risk is the risk that the fair
value or future cash flows of a financial
instrument will fluctuate because of changes in
foreign exchanges rates. The Company’s
exposure to the risk of changes in foreign
exchange rates relates to primarily the bank
loan facilities in US Dollar currency (Note 12).
The Company manages this risk by entering
into a cross currency swap contract. The term
loan and cross currency swap contract have
the same critical terms (Note 8).
Tabel
berikut
menunjukkan
sensitivitas
atas
kemungkinan
perubahan
tingkat
kurs
pertukaran
Rupiah
terhadap
Dolar Amerika Serikat, dengan variabel lain
dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak
Perusahaan:
The following tables demonstrate the sensitivity
to a reasonably possible change in foreign
exchange rates between Rupiah and
US Dollar, with all other variables held
constant, of the Company’s profit before tax:
Kenaikan
(penurunan)
kurs mata
uang asing
dalam basis
persentase/
Increase
(decrease) on
foreign
exchange rate
in percetage
Tahun:
2014
Tahun:
2013
Dampak
terhadap laba
sebelum pajak/
Effect on profit
before tax
+10%
-10%
(854.875.814)
854.875.814
+10%
-10%
1.392.155.823
(1.392.155.823)
81
Year:
2014
Year:
2013
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit
Credit risk
Risiko kredit adalah risiko jika pihak lawan tidak
memenuhi liabilitasnya dalam kontrak pelanggan
yang
menyebabkan
kerugian
keuangan.
Perusahaan menghadapi risiko kredit, yaitu
ketidakmampuan konsumen untuk membayar
kembali pembiayaan yang diberikan. Risiko ini
terjadi jika kelayakan pelanggan dan piutang
pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan
anjak piutang tidak dikelola dengan baik.
Perusahaan menerapkan kebijakan pemberian
kredit
berdasarkan
prinsip
kehati-hatian,
melakukan monitoring portofolio kredit secara
berkesinambungan dan melakukan pengelolaan
atas penagihan angsuran untuk meminimalkan
risiko kredit.
Credit risk is the risk that counterparty will not meet
its obligations under a debtor contract, leading to a
financial loss. The Company is exposed to credit
risk from the defaulting customers. Improper
assessment on debtor’s credit worthiness and
collection management will trigger the credit risk.
The Company applies prudent credit acceptance
policies, performing ongoing credit portfolio
monitoring as well as managing the collection of
customer financing, financing leases and factoring
receivables in order to minimize the credit risk
exposure.
Pengelolaan risiko kredit perusahaan diarahkan
untuk
meningkatkan
keseimbangan
antara
ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan
kredit secara prudent agar terhindar dari
penurunan kualitas atau menjadi Non-Performing
Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal
untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai
dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang
selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian,
yang mana aplikasi kredit akan melalui proses
peninjauan dan analisa kredit sebelum disetujui
oleh Komite Kredit.
The Company’s credit risk management is directed
to improve the balance between healthy credit
expansion with a prudent credit management
prevent the decline in loan quality or the onset of
Non-Performing Loan, and to manage capital
towards obtaining optimal rates of return. It starts
from the process of screening credit applications
selectively and handling them with prudence
principle, whereby the credit application would go
through survey and credit analysis process before
being approved by the Credit Committee.
Perusahaan
juga
menerapkan
Pedoman
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang
diatur
oleh
Peraturan
Menteri
Keuangan
No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan
Non-Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK
No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan
Pembiayaan.
The Company also implemented the Manual for
Implementation of Know Your Customer Principles
as regulated in the Ministry of Finance Regulation
No.
30/PMK.010/2010
regarding
the
Implementation of Know Your Customer Principles
for Non-Banking Financial Institutions and the
Chairman of the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Board (Bapepam-LK)
Regulation No. PER-05/BL/2011 regarding the
Manual for Implementation of Know Your Customer
Principles for Multifinance Companies.
Perusahaan juga telah menjalankan aturan uang
muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan
No.
43/PMK.010/2012
tentang
“Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk
kendaraan
Bermotor
Pada
Perusahaan
Pembiayaan”
serta
Surat
Edaran
BI
No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang
Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang
Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah
dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan
sejak 15 Juni 2012.
The Company also has implemented down
payment regulation as regulated in the Ministry of
Finance
Regulation
No.
43/PMK.010/2012
concerning “Down Payment for Consumer
Financing”, and Bank Indonesia Circular Letter
No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning
The Application of Bank’s Risk Management on
Mortgages and Motor Vehicle Credit effective
15 June 2012.
Untuk setiap kategori aset keuangan, Perusahaan
mengungkapkan eksposur maksimum terhadap
risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.
For each financial asset category, the Company
discloses the maximum exposure to credit risk and
concentration of credit risk analysis.
82
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
i.
i.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
The Company’s exposure to credit risk mainly
comes from the net investments in financial
leases and consumer financing receivables, of
which the maximum exposure to credit risk
equals to the carrying amount (without taking
into account any collateral held).
Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit
hampir seluruhnya berasal dari piutang
investasi neto dalam sewa pembiayaan dan
pembiayaan konsumen, dimana eksposur
maksimum terhadap risiko kredit sama dengan
nilai
tercatat
(tanpa
memperhitungkan
agunan).
ii.
Maximum exposure to credit risk
Analisis konsentrasi risiko kredit
ii.
Concentration of credit risk analysis
As of December 31, 2014 and 2013 credit risk
exposure of financial asset is divided into:
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
eksposur risiko kredit atas aset keuangan
terbagi atas:
31 Desember 2014/December 31, 2014
Mengalami
Penurunan Nilai/
Impaired
Tidak Mengalami
Penurunan Nilai/
Non-impaired
Cadangan
Kerugian
Penurunan Nilai/
Allowance for
Impairment
Losses
(71.750.985.236)
(8.924.290.255)
-
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Aset lain-lain
91.305.439.667
3.932.021.367
-
121.971.677.696
268.039.825
2.765.508.672.717
567.188.792.267
28.844.137.467
-
21.124.558.101
802.360.000
Total
95.237.461.034
3.505.708.238.073
(80.675.275.491)
Total
121.971.677.696
268.039.825
2.785.063.127.148
562.196.523.379
28.844.137.467
21.124.558.101
802.360.000
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Other receivables
Currency and interest rate swap
contracts
Other asset
3.520.270.423.616
Total
31 Desember 2013/December 31, 2013
Mengalami
Penurunan Nilai/
Impaired
Tidak Mengalami
Penurunan Nilai/
Non-impaired
Cadangan
Kerugian
Penurunan Nilai/
Allowance for
Impairment
Losses
(76.393.322.416)
(15.495.200.812)
-
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Aset lain-lain
39.732.264.359
4.142.631.154
-
86.576.211.167
177.354.450
3.030.896.104.182
600.717.818.852
1.721.970.771
21.175.608.170
-
20.837.668.203
798.060.000
Total
43.874.895.513
3.762.900.795.795
(91.888.523.228)
Total
86.576.211.167
177.354.450
2.994.235.046.125
589.365.249.194
1.721.970.771
21.175.608.170
20.837.668.203
798.060.000
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Factoring receivables
Other receivables
Currency and interest rate swap
contracts
Other asset
3.714.887.168.080
Total
Financing receivables with installments overdue for
more than 90 days are classified as impaired
financial assets.
Piutang
pembiayaan
yang
pembayaran
angsurannya telah menunggak lebih dari 90 hari
diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang
mengalami penurunan nilai.
83
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas
Liquidity risk
Perusahaan memantau risiko likuiditas dengan
menggunakan analisa gap yang mengukur
mismatch antara jatuh tempo aset dan liabilitas.
Metode analisa profil jatuh tempo diperkuat dengan
proyeksi arus kas dan scenario analysis untuk
mengetahui besarnya potensi kerugian atau
dampak terhadap arus kas, laba, dan permodalan
pada kondisi pasar yang tidak normal atau ekstrim
dari eksposur risiko likuiditas.
The Company monitors liquidity risk by using gap
analysis which measures the mismatch between
assets and liabilities maturity. Maturity profile
analysis method supported by cash flow projection
and scenario analysis are performed to assess
potential loss or effect to cash flow, earnings and
equity in the abnormal or extreme market condition
from liquidity risk exposure.
Kebijakan Perusahaan dalam mengelola risiko ini
adalah dengan melakukan mirroring waktu jatuh
tempo sumber dana agar memiliki durasi yang
mendekati profil waktu jatuh tempo aset.
The Company manages such risk by mirroring the
maturity period of the funding in order to have
similar period with the assets' maturity profile.
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh
tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan
pembayaran kontraktual:
The tables below summarize the maturity profile of
the Company’s assets and liabilities at December
31, 2014 and 2013 based on contractual payments:
31 Desember 2014/December 31, 2014
ASET KEUANGAN
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Aset lain-lain
Aset non-keuangan
Total aset
Tidak memiliki
tanggal jatuh
tempo
kontraktual/
Does not have
contractual
due date
Kurang dari
3 bulan/
Less than
3 months
3-12 bulan/
3-12 months
56.946.677.696
268.039.825
-
65.025.000.000
552.400.319.308
84.842.095.438
11.563.018.726
1.046.941.024.973
196.512.513.103
4.602.757.630
1.108.578.121.451
225.582.721.752
8.594.902.393
77.143.661.416
55.259.193.086
4.083.458.718
121.971.677.696
268.039.825
2.785.063.127.148
562.196.523.379
28.844.137.467
66.583.571.558
55.000.000
-
747.360.000
-
21.124.558.101
-
-
21.124.558.101
802.360.000
66.583.571.558
FINANCIAL ASSETS
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Other receivables
Currency and interest rate
swap contracts
Other asset
Non-financial assets
123.798.289.079
713.885.433.472
1.248.803.655.706
1.363.880.303.697
136.486.313.220
3.586.853.995.174
Total assets
1-3 tahun/
1-3 years
>3 tahun/
>3 years
Total
LIABILITAS KEUANGAN
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Liabilitas non-keuangan
-
441.626.036.614
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
986.561.506.891
-
959.902.076.461
-
-
2.388.089.619.966
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
54.785.204.702
-
-
9.095.624.999
-
-
9.095.624.999
54.785.204.702
FINANCIAL LIABILITIES
Loans from financial institutions and
banks
Dividends payables
Other payables
Other liabilities
Accrued expenses
Currency and interest rate
swap contracts
Non-financial liabilties
Total liabilitas
54.785.204.702
471.916.355.952
986.561.506.891
968.997.701.460
-
2.482.260.769.005
Total liabilities
Neto
69.013.084.377
241.969.077.520
262.242.148.815
394.882.602.237
136.486.313.220
1.104.593.226.169
Net
>3 tahun/
>3 years
Total
31 Desember 2013/December 31, 2013
ASET KEUANGAN
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Aset lain-lain
Aset non-keuangan
Total aset
Tidak memiliki
tanggal jatuh
tempo
kontraktual/
Does not have
contractual
due date
Kurang dari
3 bulan/
Less than
3 months
3-12 bulan/
3-12 months
55.481.711.167
177.354.450
-
31.094.500.000
507.009.357.757
95.195.922.585
1.721.970.771
9.118.835.352
1.162.505.079.096
240.263.277.126
3.218.904.449
1.270.422.373.704
239.315.943.993
5.969.216.929
54.298.235.568
14.590.105.490
2.868.651.440
86.576.211.167
177.354.450
2.994.235.046.125
589.365.249.194
1.721.970.771
21.175.608.170
55.583.952.776
30.000.000
-
20.837.668.203
768.060.000
-
-
-
20.837.668.203
798.060.000
55.583.952.776
FINANCIAL ASSETS
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Factoring receivables
Other receivables
Currency and interest rate
swap contracts
Other asset
Non-financial assets
111.243.018.393
644.170.586.465
1.427.592.988.874
1.515.707.534.626
71.756.992.498
3.770.471.120.856
Total assets
1-3 tahun/
1-3 years
84
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas (lanjutan)
Liquidity risk (continued)
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh
tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan
pembayaran kontraktual: (lanjutan)
The tables below summarize the maturity profile
of the Company’s assets and liabilities at
December 31, 2014 and 2013 based on contractual
payments: (continued)
31 Desember 2013/December 31, 2013
Tidak memiliki
tanggal jatuh
tempo
kontraktual/
Does not have
contractual
due date
LIABILITAS KEUANGAN
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Efek utang yang diterbitkan
Medium-term notes
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Liabilitas non-keuangan
Kurang dari
3 bulan/
Less than
3 months
3-12 bulan/
3-12 months
1-3 tahun/
1-3 years
>3 tahun/
>3 years
Total
-
402.135.762.447
973.931.510.904
1.061.090.810.587
-
2.437.158.083.938
-
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
149.400.883.290
-
-
-
149.400.883.290
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
48.961.356.080
-
246.330.410
-
-
-
246.330.410
48.961.356.080
FINANCIAL LIABILITIES
Loans from financial institutions and
banks
Debt securities issued
Medium-term notes
Dividends payables
Other payables
Other liabilities
Accrued expenses
Currency and interest rate
swap contracts
Non-financial liabilties
Total liabilitas
48.961.356.080
433.623.040.376
1.123.578.724.604
1.061.090.810.587
-
2.667.253.931.647
Total liabilities
Neto
62.281.662.313
210.547.546.089
304.014.264.270
454.616.724.039
71.756.992.498
1.103.217.189.209
Net
The tables below show the remaining contractual
maturities of financial liabilities based on
undiscounted cash flows as of 31 December 2014
and 2013.
Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo
kontraktual dari liabilitas keuangan berdasarkan
pada undiscounted cash flows pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013.
31 Desember 2014/December 31, 2014
Tidak memiliki
tanggal jatuh
tempo
kontraktual/
Does not have
contractual
due date
Kurang dari
3 bulan/
Less than
3 months
3-12 bulan/
3-12 months
LIABILITAS KEUANGAN
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Utang dividen
Utang lain-lain
Uang muka lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
-
-
Total
-
472.279.502.371
441.989.183.033
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
1-3 tahun/
1-3 years
>3 tahun/
>3 years
Total
1.150.839.626.407
-
-
-
9.095.624.999
-
9.095.624.999
FINANCIAL LIABILITIES
Loans from financial institutions and
banks
Dividends payables
Other payables
Other advances
Accrued expenses
Currency and interest rate
swap contracts
999.959.451.782
1.159.935.251.406
-
2.632.174.205.559
Total
999.959.451.782
-
2.592.788.261.222
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
31 Desember 2013/December 31, 2013
Tidak memiliki
tanggal jatuh
tempo
kontraktual/
Does not have
contractual
due date
LIABILITAS KEUANGAN
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Efek utang yang diterbitkan
Medium-term notes
Utang dividen
Utang lain-lain
Uang muka lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Total
Kurang dari
3 bulan/
Less than
3 months
3-12 bulan/
3-12 months
1-3 tahun/
1-3 years
>3 tahun/
>3 years
Total
-
-
246.330.410
-
-
246.330.410
FINANCIAL LIABILITIES
Loans from financial institutions and
banks
Debt securities issued
Medium-term notes
Dividends payables
Other payables
Other advances
Accrued expenses
Currency and interest rate
swap contracts
-
433.714.533.432
1.135.846.339.995
1.202.086.863.290
-
2.771.647.736.717
Total
-
402.227.255.503
986.199.126.295
1.202.086.863.290
-
2.590.513.245.088
-
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
149.400.883.290
-
-
-
149.400.883.290
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
85
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
32. PENGELOLAAN MODAL
32. CAPITAL MANAGEMENT
Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan
struktur
permodalan
yang
sehat
untuk
mengamankan akses terhadap pendanaan pada
biaya yang wajar.
The Company’s policy is to maintain a healthy
capital structure in order to secure access to
funding at a reasonable cost.
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan
adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha dan
memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
The primary objective of the Company’s capital
management is to ensure that it maintains healthy
capital ratios in order to support its business and
maximize shareholder value.
Selain itu, Perusahaan dipersyaratkan oleh
Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal
16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai
dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan
disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak
boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan
eksternal
tersebut
dipertimbangkan
oleh
Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang
Saham.
In addition, the Company is also required by the
Corporate Law effective on August 16, 2007 to
contribute and maintain a non-distributable reserve
fund until the said reserve reaches 20% of the
issued and fully paid share capital. This externally
imposed capital requirements are considered by
the Company at the Annual General Shareholders’
Meeting.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan
melakukan penyesuaian terhadap perubahan
kondisi
ekonomi.
Untuk
memelihara
dan
menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan
dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada
pemegang saham, menerbitkan saham baru atau
mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.
The Company manages its capital structure and
makes adjustments to it, in light of the changes in
economic conditions. To maintain or adjust its
capital structure, the Company may adjust the
dividend payment to shareholders, issue new
shares or fund the Company through loans/bank
loans.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 26 April 2012 yang
diaktakan dalam Akta No. 265 tanggal 25 Mei 2012
dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi,
Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa
Perusahaan dapat membagikan dividen interim
sebelum tahun buku Perusahaan berakhir
berdasarkan keputusan Direksi dan dengan
persetujuan Dewan Komisaris.
Based on the resolution of the Extraordinary
General
Meeting
of
Shareholders
dated
April 26, 2012 which was notarized in Deed
No.
265
dated
May
25,
2012
of
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, the Company’s
Articles of Association resolved that the Company
can distribute interim dividend before the end of
financial year with the approval of Directors and
Board of Commissioners.
Termasuk
dalam
kebijakan
pengelolaan
modal
Perusahaan,
Perusahaan
juga
mempertimbangkan Peraturan Menteri Keuangan
No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006
dimana Perusahaan menjaga jumlah pinjamannya
dibandingkan dengan jumlah modal sendiri dan
pinjaman
subordinasi
dikurangi
penyertaan
(gearing
ratio)
ditetapkan
setinggi-tingginya
sebesar 10 (sepuluh) kali.
Included in the Company’s capital management
policies, the Company also considers Ministry of
Finance Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated
September 29, 2006 which regulate that Company
should maintain the total loan against own capital
plus subordination loan subtracted by investment
(gearing ratio) at the maximum of 10 (ten) times.
Perusahaan telah mematuhi Peraturan Menteri
Keuangan tersebut. Selama tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan
2013, Perusahaan memiliki gearing ratio sebesar
masing-masing 2,16x dan 2,34x.
The Company has complied with the regulation.
For the years ended December 31, 2014 and 2013,
Company’s gearing ratio were 2.16x and 2.34x,
respectively.
86
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
33. NILAI
WAJAR
KEUANGAN
ASET
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
LIABILITIES
The tables below are a comparison by class of the
carrying amounts and fair value of the Company’s
financial instruments that are carried in the financial
statements:
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas
nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen
keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan
keuangan:
31 Desember 2014/December 31, 2014
Nilai tercatat/
Carrying value
Aset keuangan:
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga - neto
Investasi sewa pembiayaan neto
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai
Piutang pembiayaan
konsumen - neto
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Aset lain-lain
Total aset keuangan
Nilai wajar/
Fair value
Financial assets:
Cash and cash equivalents
Marketable securities - net
121.971.677.696
268.039.825
121.971.677.696
268.039.825
2.785.063.127.148
2.765.086.846.290
562.196.523.379
28.844.137.467
493.937.843.236
25.719.411.151
Net investment in financing leases,
net of allowance impairment losses
Consumer financing
receivables - net
Other receivables
21.124.558.101
802.360.000
21.124.558.101
753.562.862
Currency and interest rate swap contracts
Other asset
3.520.270.423.616
3.428.861.939.161
Total financial assets
Liabilitas keuangan:
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
2.388.089.619.966
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
2.194.686.562.733
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
Financial liabilities:
Loans from financial institutions
and banks
Dividends payable
Other payables
Other liabilities
Accrued expenses
9.095.624.999
9.095.624.999
Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas keuangan
2.427.475.564.303
2.234.072.507.070
Total financial liabilities
31 Desember 2013/December 31, 2013
Nilai tercatat/
Carrying value
Aset keuangan:
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga - neto
Investasi sewa pembiayaan neto
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai
Piutang pembiayaan
konsumen - neto
Tagihan anjak piutang - neto
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Aset lain-lain
Total aset keuangan
Liabilitas keuangan:
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Efek utang yang diterbitkan
Medium-term notes
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang dan
tingkat bunga
Total liabilitas keuangan
Nilai wajar/
Fair value
Financial assets:
Cash and cash equivalents
Marketable securities - net
86.576.211.167
177.354.450
86.576.211.167
177.354.450
2.994.235.046.125
2.912.784.200.167
589.365.249.194
1.721.970.771
21.175.608.170
594.306.820.045
1.699.662.698
19.278.614.440
Net investment in financing leases,
net of allowance impairment losses
Consumer financing
receivables - net
Factoring receivables - net
Other receivables
20.837.668.203
798.060.000
20.837.668.203
765.477.301
Currency and interest rate swap contracts
Other asset
3.714.887.168.080
3.636.426.008.471
Total financial assets
2.437.158.083.938
2.227.731.086.279
149.400.883.290
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
137.224.932.868
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
Financial liabilities:
Loans from financial institutions
and banks
Debt securities issued
Medium-term notes
Dividends payable
Other payables
Other liabilities
Accrued expenses
246.330.410
246.330.410
Currency and interest rate swap contracts
2.618.292.575.567
2.396.689.627.486
Total financial liabilities
87
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
33. NILAI
WAJAR
ASET
KEUANGAN (lanjutan)
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai
wajar dari instrumen keuangan Perusahaan:
The following tables set out the carrying amounts
and fair value of the Company’s financial
instruments:
31 Desember 2014/December 31, 2014
Nilai wajar
melalui laba
atau rugi/
Fair value
through
profit or loss
Pinjaman yang
diberikan dan
piutang/
Loans and
receivables
ASET
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Aset lain-lain
21.124.558.101
-
Total aset
Biaya
perolehan
diamortisasi
lainnya/
Other
amortized
cost
Tersedia
untuk dijual/
Available
for sale
Nilai tercatat/
Carrying value
Nilai wajar/
Fair value
-
-
121.971.677.696
268.039.825
2.785.063.127.148
562.196.523.379
28.844.137.467
121.971.677.696
268.039.825
2.765.086.846.290
493.937.843.236
25.719.411.151
802.360.000
-
-
21.124.558.101
802.360.000
21.124.558.101
753.562.862
ASSETS
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Other receivables
Currency and interest rate
swap contracts
Other asset
21.392.597.926 3.498.877.825.690
-
-
3.520.270.423.616
3.428.861.939.161
Total assets
121.971.677.696
268.039.825
- 2.785.063.127.148
562.196.523.379
28.844.137.467
LIABILITAS
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
-
-
-
2.388.089.619.966
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
2.388.089.619.966
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
2.194.686.562.733
232.645.282
14.647.105.050
325.774.532
15.084.794.474
9.095.624.999
-
-
-
9.095.624.999
9.095.624.999
LIABILITIES
Loans from financial institutions
and banks
Dividends payables
Other payables
Other liabilities
Accrued expenses
Currency and interest rate
swap contracts
Total liabilitas
9.095.624.999
-
-
2.418.379.939.304
2.427.475.564.303
2.234.072.507.070
Total liabilities
31 Desember 2013/December 31, 2013
Nilai wajar
melalui laba
atau rugi/
Fair value
through
profit or loss
Pinjaman yang
diberikan dan
piutang/
Loans and
receivables
ASET
Kas dan setara kas
Surat-surat berharga
Investasi sewa pembiayaan neto
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Piutang lain-lain
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Aset lain-lain
20.837.668.203
-
Total aset
Biaya
perolehan
diamortisasi
lainnya/
Other
amortized
cost
Tersedia
untuk dijual/
Available
for sale
Nilai tercatat/
Carrying value
Nilai wajar/
Fair value
-
-
86.576.211.167
177.354.450
2.994.235.046.125
589.365.249.194
1.721.970.771
21.175.608.170
86.576.211.167
177.354.450
2.912.784.200.167
594.306.820.045
1.699.662.698
19.278.614.440
798.060.000
-
-
20.837.668.203
798.060.000
20.837.668.203
765.477.301
ASSETS
Cash and cash equivalents
Marketable securities
Net investment in finance leases
Consumer financing receivables
Factoring receivables
Other receivables
Currency and interest rate
swap contracts
Other asset
21.015.022.653 3.693.872.145.427
-
-
3.714.887.168.080
3.636.426.008.471
Total assets
86.576.211.167
177.354.450
- 2.994.235.046.125
589.365.249.194
1.721.970.771
21.175.608.170
LIABILITAS
Utang kepada lembaga
keuangan dan bank
Efek utang yang diterbitkan
Medium-term notes
Utang dividen
Utang lain-lain
Liabilitas lain-lain
Beban akrual
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
246.330.410
-
-
-
246.330.410
246.330.410
LIABILITIES
Loans from financial institutions
and banks
Debt securities issued
Medium-term notes
Dividends payables
Other payables
Other liabilities
Accrued expenses
Currency and interest rate
swap contracts
Total liabilitas
246.330.410
-
-
2.618.046.245.157
2.618.292.575.567
2.396.689.627.486
Total liabilities
-
-
-
2.437.158.083.938
2.437.158.083.938
2.227.731.086.279
-
-
-
149.400.883.290
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
149.400.883.290
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
137.224.932.868
181.258.688
16.962.574.399
470.371.091
13.873.073.751
88
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
33. NILAI
WAJAR
ASET
KEUANGAN (lanjutan)
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan instrumen keuangan
yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki
yang digunakan Perusahaan untuk menentukan
dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen
keuangan:
The following tables set out the financial
instruments at fair value based on hierarchy used
by Company in determine and disclose the financial
instrument’s fair value:
31 Desember 2014/December 31, 2014
Keterangan
Aset
Surat-surat berharga
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Total aset
Tingkat 1/
Level 1
Tingkat 2/
Level 2
Tingkat 3/
Level 3
Total
Description
-
21.124.558.101
-
21.124.558.101
Assets
Marketable securities
Currency and interest rate
swap contracts
268.039.825
21.124.558.101
-
21.392.597.926
Total assets
268.039.825
-
-
268.039.825
Liabilitas
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
-
9.095.624.999
-
9.095.624.999
Liability
Currency and interest rate
swap contracts
Total liabilitas
-
9.095.624.999
-
9.095.624.999
Total liability
31 Desember 2013/December 31, 2013
Keterangan
Aset
Surat-surat berharga
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
Tingkat 1/
Level 1
Tingkat 2/
Level 2
Tingkat 3/
Level 3
Total
Description
177.354.450
-
-
177.354.450
-
20.837.668.203
-
20.837.668.203
Assets
Marketable securities
Currency and interest rate
swap contracts
177.354.450
20.837.668.203
-
21.015.022.653
Total assets
Liabilitas
Kontrak pertukaran mata uang
dan tingkat bunga
-
246.330.410
-
246.330.410
Liability
Currency and interest rate
swap contracts
Total liabilitas
-
246.330.410
-
246.330.410
Total liability
Total aset
Perusahaan mengukur nilai wajar untuk instrumen
keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan
menggunakan tingkat hirarki berikut ini:
The Company measures fair value for financial
instrument recognized at fair values using the
following hierarchy level:
-
-
-
Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif
untuk instrumen keuangan yang sejenis,
Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input
yang dapat diobservasi,
Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan
input signifikan yang tidak dapat diobservasi.
-
Level 1: Quoted market price in an active
market for an identical instrument,
Level 2: Valuation techniques based on
observable inputs,
Level 3: Valuation techniques using significant
unobservable inputs.
Fair value is defined as the amount at which the
instrument could be exchanged in a current
transaction between knowledgeable willing parties
in an arm’s length transaction, other than in a
forced or liquidation sale. Fair values are obtained
from quoted market prices, discounted cash flow
models and option pricing models as appropriate.
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana
instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam
transaksi jangka pendek antara pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang
memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain
di dalam penjualan terpaksa atau penjualan
likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga
pasar, model arus kas diskonto dan model
penentuan harga opsi yang sewajarnya.
89
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
33. NILAI
WAJAR
ASET
KEUANGAN (lanjutan)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
LIABILITIES (continued)
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam
laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar,
atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat
apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya
atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di
bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar
untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:
Financial instruments presented in the statement of
financial position are carried at the fair value,
otherwise, they are presented at carrying values as
either these are reasonable approximation of fair
values or their fair values cannot be reliably
measured. The following methods and assumptions
are used to estimate the fair value of each class of
financial instruments:
a.
b.
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai
wajar atau biaya perolehan diamortisasi
a. Financial instruments carried at fair value or
amortized cost
Surat-surat berharga dan kontrak pertukaran
mata uang dan tingkat bunga dicatat sebesar
nilai wajar mengacu pada pasar kuotasi yang
dipublikasikan pada pasar aktif dan teknis
valuasi. Investasi sewa pembiayaan neto,
piutang pembiayaan konsumen neto, tagihan
anjak piutang, pinjaman karyawan (bagian dari
piutang lain-lain), aset lain-lain dan utang
kepada lembaga keuangan dan bank dan efek
hutang yang diterbitkan dengan suku bunga
tetap dicatat sebesar biaya perolehan yang
diamortisasi menggunakan metode suku
bunga efektif dan tingkat diskonto yang
digunakan adalah suku bunga pinjaman
tambahan pada pasar saat ini untuk jenis
pinjaman yang sama.
Marketable securities and currency and interest
rate swap contracts are carried at fair value
using the quoted prices published in the active
market and valuation technique, respectively.
Net investment in financing leases and net
consumer financing receivables, factoring
receivables, employee loan (part of other
receivables), other asset and loans from
financial institutions and banks and debt
securities issued with fixed interest rate are
carried at amortized cost using the effective
interest rate method and the discount rates
used are the current market incremental lending
rate for similar types of lending.
Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat
yang mendekati nilai wajarnya
b. Financial instruments with carrying amounts
that approximate their fair values
Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang
lain-lain, utang dividen, utang lain-lain,
liabilitas lain-lain dan beban akrual mendekati
nilai tercatatnya karena bersifat jangka
pendek. Jumlah tercatat dari utang kepada
lembaga keuangan dan bank dengan suku
bunga mengambang mendekati nilai wajarnya
karena selalu dinilai ulang secara berkala.
The fair value of cash and cash equivalents,
other receivables, dividends payable, other
payables, other liabilities and accrued expenses
approximate their carrying values due to their
short-term nature. The carrying values of loans
from financial institutions and banks with floating
interest rates approximate their fair values as
they are re-priced frequently.
34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING
34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN
FOREIGN CURRENCY
Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
sebagai berikut:
Details of assets and liabilities denominated in
foreign currency as of December 31, 2014 and
2013 are as follows:
31 Desember 2014/December 31, 2014
Setara Rp/
Rupiah Equivalent
(US$)
Aset dalam valuta asing
Kas dan setara kas
Investasi sewa pembiayaan neto
Uang muka, biaya dibayar di muka
dan lainnya
740.104
11.973.694
9.166.191.259
148.294.200.872
221.298
2.740.771.514
Assets denominated in foreign currency
Cash and cash equivalents
Net investment in financing leases
Advances, prepayments
and others
Total aset dalam valuta asing
12.935.096
160.201.163.645
Total assets denominated in
foreign currency
90
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING
(lanjutan)
34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN
FOREIGN CURRENCY (continued)
Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
sebagai berikut: (lanjutan)
Details of assets and liabilities denominated in
foreign currency as of December 31, 2014 and
2013 are as follows: (continued)
31 Desember 2014/December 31, 2014
Setara Rp/
Rupiah Equivalent
(US$)
Liabilitas dalam valuta asing
Liabilities denominated in foreign currency
Utang kepada lembaga keuangan dan bank
Beban akrual
Uang muka dan lain-lain
Utang lain-lain
(48.247.778)
(318.390)
(4.945)
(54.234)
(597.548.727.224)
(3.943.259.533)
(61.243.825)
(671.689.330)
Loans from financial institutions and banks
Accrued expenses
Advances and others
Other payables
Total liabilitas dalam valuta asing
(48.625.347)
(602.224.919.912)
Total liabilities denominated in
foreign currency
Total liabilitas neto dalam
valuta asing
(35.690.251)
(442.023.756.267)
Total liabilities denominated in
foreign currency - net
31 Desember 2013/December 31, 2013
Setara Rp/
Rupiah Equivalent
(US$)
Aset dalam valuta asing
Assets denominated in foreign currency
Kas dan setara kas
Investasi sewa pembiayaan neto
Uang muka, biaya dibayar di muka
dan lainnya
1.082.126
11.256.722
13.190.043.577
137.208.184.992
20.679
252.054.259
Cash and cash equivalents
Net investment in financing leases
Advances, prepayments
and others
Total aset dalam valuta asing
12.359.527
150.650.282.828
Total assets denominated in
foreign currency
Liabilitas dalam valuta asing
Liabilities denominated in foreign currency
Utang kepada lembaga keuangan dan bank
Beban akrual
Uang muka dan lain-lain
Utang lain-lain
(16.962.556)
(72.638)
(2.018)
(49.619)
(206.756.593.476)
(885.387.386)
(24.594.111)
(604.808.185)
Loans from financial institutions and banks
Accrued expenses
Advances and others
Other payables
Total liabilitas dalam valuta asing
(17.086.831)
(208.271.383.158)
Total liabilities denominated in
foreign currency
Total liabilitas neto dalam
valuta asing
(4.727.304)
(57.621.100.330)
Total liabilities denominated in
foreign currency - net
To hedge the risk associated with the fluctuation of
foreign currency and floating interest rate of the
bank loan, the Company uses derivative financial
instruments (Note 8).
Untuk melindungi dari risiko yang berkaitan dengan
fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga
mengambang dari pinjaman bank, Perusahaan
menggunakan instrumen keuangan derivatif
(Catatan 8).
91
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
35. SALDO DAN TRANSAKSI
BERELASI
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
KEPADA PIHAK
35. BALANCES AND
RELATED PARTY
TRANSACTIONS
WITH
The Company issued MEDIUM TERM NOTES
(MTN) BUANA FINANCE 2013 with a nominal
value of Rp150,000,000,000 for the purpose of
funding the Company’s working capital. The
related party balance consist of key management
amounting Rp nil and Rp60,000,000,000 as of
December 31, 2014 and 2013, respectively
(Note 13).
Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES
(MTN) BUANA FINANCE 2013 dengan nilai
nominal Rp150.000.000.000 yang bertujuan untuk
modal kerja Perusahaan. Saldo dengan pihak
berelasi adalah kepada manajemen kunci sebesar
Rp nil dan Rp60.000.000.000 masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
(Catatan 13).
36. LIABILITAS KONTINJENSI
36. CONTINGENT LIABILITIES
The Company does not have any significant
contingent liabilities as of December 31, 2014 and
2013.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013,
Perusahaan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi
yang signifikan.
37. INFORMASI SEGMEN USAHA
37. BUSINESS SEGMENT INFORMATION
For management reporting purposes, the
Company’s operating results are reported in two
business segments, i.e., lease financing and
consumer financing as follows:
Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi
Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha,
yaitu
pembiayaan
konsumen
dan
sewa
pembiayaan sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2014/
Year ended December 31, 2014
Keterangan
Pendapatan
Hasil segmen
Beban keuangan
Beban yang tidak dapat dialokasikan
Laba sebelum beban pajak
Beban pajak
Laba neto
Aset dan liabilitas
Aset segmen
Liabilitas segmen
Sewa
pembiayaan/
Finance
lease
Pembiayaan
konsumen/
Consumer
financing
Tidak Dapat
Dialokasikan/
Unallocated
Total
Description
490.141.383.386
106.997.304.865
4.157.009.694
268.845.097.313
184.025.422.305
601.295.697.945
268.845.097.313
184.025.422.305
148.425.178.327
37.570.245.000
110.854.933.327
Revenues
Segment income
Financing costs
Unallocated expenses
Profit before tax expense
Tax expense
Net profit
2.794.399.924.633
10.620.324.079
563.012.210.488
2.569.063.715
229.441.860.053
2.469.071.381.211
3.586.853.995.174
2.482.260.769.005
Assets and liabilities
Segment assets
Segment liabilities
17.218.521.861
5.816.089.483
17.218.521.861
5.816.089.483
3.615.134.000
3.615.134.000
Informasi segmen Lainnya
Pengeluaran modal
Penyusutan dan amortisasi
Beban nonkas lainnya:
- Imbalan kerja karyawan
Other segment information
Capital expenditure
Depreciation and amortization
Other non-cash expenses:
- Employee benefit expense
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/
Year ended December 31, 2013
Keterangan
Pendapatan
Hasil segmen
Beban keuangan
Beban yang tidak dapat dialokasikan
Laba sebelum beban pajak
Beban pajak
Laba neto
Aset dan liabilitas
Aset segmen
Liabilitas segmen
Sewa
pembiayaan/
Finance
lease
Pembiayaan
konsumen/
Consumer
financing
Tidak Dapat
Dialokasikan/
Unallocated
Total
Description
507.110.503.252
115.809.558.921
4.443.847.394
269.343.010.879
176.856.614.785
627.363.909.567
269.343.010.879
176.856.614.785
181.164.283.903
45.491.713.563
135.672.570.340
Revenues
Segment income
Financing costs
Unallocated expenses
Profit before tax expense
Tax expense
Net profit
3.001.476.524.331
9.725.845.958
590.131.775.506
2.562.064.848
178.862.821.019
2.654.966.020.841
3.770.471.120.856
2.667.253.931.647
Assets and liabilities
Segment assets
Segment liabilities
11.778.520.659
5.920.375.547
11.778.520.659
5.920.375.547
2.996.824.000
2.996.824.000
Informasi segmen Lainnya
Pengeluaran modal
Penyusutan dan amortisasi
Beban nonkas lainnya:
- Imbalan kerja karyawan
92
Other segment information
Capital expenditure
Depreciation and amortization
Other non-cash expenses:
- Employee benefit expense
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
37. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
37. BUSINESS
(continued)
SEGMENT
INFORMATION
Geographical information are as follows:
Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2014/
Year ended December 31, 2014
Keterangan
Jawa dan Bali/
Java and Bali
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Pendapatan
234.619.465.592
166.752.287.356
109.397.316.567
90.526.628.430
601.295.697.945
Revenues
Total Beban
213.672.145.148
110.388.216.001
74.925.802.846
53.884.355.623
452.870.519.618
Total expenses
Beban keuangan
Beban umum
dan administrasi
Beban kerugian
penurunan nilai
106.936.661.747
75.934.850.629
49.128.858.117
36.844.726.820
268.845.097.313
84.573.855.678
17.978.052.271
12.678.827.445
7.624.340.645
122.855.076.039
20.188.905.023
16.164.792.847
13.073.967.623
9.331.028.480
58.758.693.973
Financing costs
General and administrative
expense
Provision for impairment
losses
20.947.320.444
56.364.071.355
34.471.513.721
36.642.272.807
148.425.178.327
Profit before tax expense
1.549.018.478.764
2.460.956.574.952
955.565.562.953
8.805.284.696
645.677.085.676
7.131.366.776
436.592.867.781 3.586.853.995.174
5.367.542.581 2.482.260.769.005
Assets and liabilities
Assets
Liabilities
______________________________
Laba sebelum beban pajak
Aset dan liabilitas
Aset
Liabilitas
Total
Description
___________________________________
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/
Year ended December 31, 2013
Keterangan
Jawa dan Bali/
Java and Bali
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Pendapatan
236.427.245.687
162.261.996.194
125.052.626.578
103.622.041.108
627.363.909.567
Revenues
Total Beban
193.712.785.249
115.544.685.676
75.094.303.161
61.847.851.578
446.199.625.664
Total expenses
Beban keuangan
Beban umum
dan administrasi
Beban kerugian
penurunan nilai
102.936.901.567
72.789.116.356
51.946.428.674
41.670.564.282
269.343.010.879
73.732.454.212
15.410.556.805
11.497.261.770
7.602.468.595
108.242.741.382
14.718.688.162
26.240.399.527
11.373.374.488
12.321.147.731
64.653.609.908
Financing costs
General and administrative
expense
Provision for impairment
losses
42.714.460.438
46.717.310.518
49.958.323.417
41.774.189.530
181.164.283.903
Profit before tax expense
1.572.159.983.641
2.643.916.923.508
947.203.453.523
9.745.568.791
729.581.236.306
7.044.542.792
521.526.447.386 3.770.471.120.856
6.546.896.556 2.667.253.931.647
Assets and liabilities
Assets
Liabilities
______________________________
Laba sebelum beban pajak
Aset dan liabilitas
Aset
Liabilitas
38. PERNYATAAN
STANDAR
KEUANGAN YANG DIREVISI
AKUNTANSI
Total
Description
___________________________________
38. REVISED
STATEMENTS
OF
ACCOUNTING STANDARDS
FINANCIAL
Berikut ini adalah beberapa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan yang telah disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia yang dipandang relevan terhadap
pelaporan keuangan Perusahaan namun belum
berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014:
The following are several Indonesian Financial
Accounting Standards issued by the Board of
Indonesian Financial Accounting Standards of the
Indonesian Institute of Accountants that are
considered relevant to the financial reporting of the
Company but not yet effective for 2014 financial
statements:
•
•
PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan
Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku
efektif 1 Januari 2015.
SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of
Financial Statements, adopted from IAS 1,
effective 1 January 2015.
This SFAS change the grouping of items
presented in Other Comprehensive Income.
Items that could be reclassified to profit or loss
would be presented separately from items that
will never be reclassified.
PSAK ini mengubah penyajian kelompok pospos dalam Penghasilan Komprehensif Lain.
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi.
93
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
38. PERNYATAAN
STANDAR
AKUNTANSI
KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)
•
38. REVISED
STATEMENTS
OF
FINANCIAL
ACCOUNTING STANDARDS (continued)
•
PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja,
yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif
1 Januari 2015.
This SFAS, among other, removes the
corridor mechanism and contingent liability
disclosures to simple clarifications and
disclosures.
PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme
koridor dan pengungkapan atas informasi
liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan
klarifikasi dan pengungkapan.
•
•
PSAK No. 46 (Revisi 2014): Pajak Penghasilan,
yang diadopsi dari IAS 12, berlaku efektif
1 Januari 2015.
•
PSAK No. 48 (Revisi 2014): Penurunan Nilai
Aset, yang diadopsi dari IAS 36, berlaku efektif
1 Januari 2015.
•
PSAK No. 50 (Revisi 2014): Instrumen
Keuangan: Penyajian, yang diadopsi dari
IAS 32, berlaku efektif 1 Januari 2015.
SFAS No. 50 (Revised 2014): Financial
Instruments: Presentation, adopted from
IAS 32, effective 1 January 2015.
This SFAS provides more deep about criterion
on legally enforceable right to set off the
recognized amounts and criterion to settle on
a net basis.
PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria
mengenai hak yang dapat dipaksakan secara
hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang telah diakui dan kriteria
penyelesaian secara neto.
•
SFAS No. 48 (Revised 2014): Impairment of
Assets, adopted from IAS 36, effective
1 January 2015.
This SFAS provides additional disclosure
terms for each individual asset (including
goodwill) or a cash-generating unit, for which
an impairment loss has been recognized or
reversed during the period.
PSAK ini memberikan tambahan persyaratan
pengungkapan untuk setiap aset individual
(termasuk goodwill) atau unit penghasil kas
yang mana kerugian penurunan nilai telah
diakui atau dibalik selama periode.
•
SFAS No. 46 (Revised 2014): Income Taxes,
adopted
from
IAS
12,
effective
1 January 2015.
This SFAS now provides additional provision
for deferred tax asset or deferred tax liability
arises from a non-depreciable asset
measured using the revaluation model, and
those arises from investment property that is
measured using the fair value model.
PSAK ini memberikan tambahan pengaturan
untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang
berasal dari aset yang tidak disusutkan yang
diukur dengan menggunakan model revaluasi,
dan yang berasal dari properti investasi yang
diukur dengan menggunakan model nilai wajar.
•
SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee
Benefits, adopted from IAS 19, effective
1 January 2015.
•
PSAK No. 55 (Revisi 2014): Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang
diadopsi dari IAS 39, berlaku efektif
1 Januari 2015.
SFAS No. 55 (Revised 2014): Financial
Instruments: Recognition and Measurement,
adopted
from
IAS
39,
effective
1 January 2015.
This SFAS, among others, provides additional
provision for the criteria of not an expiration or
termination of the hedging instrument, and
provision to account financial instruments at
the measurement date and after initial
recognition.
PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan
kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat
dianggap
telah
kedaluarsa
atau
telah
dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat
instrumen keuangan pada tanggal pengukuran
dan pada tanggal setelah pengakuan awal.
94
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2014
and for the Year Then Ended
(Expressed in Rupiah)
38. PERNYATAAN
STANDAR
AKUNTANSI
KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)
•
38. REVISED
STATEMENTS
OF
FINANCIAL
ACCOUNTING STANDARDS (continued)
•
PSAK No. 60 (Revisi 2014): Instrumen
Keuangan: Pengungkapan, yang diadopsi dari
IFRS 7, berlaku efektif 1 Januari 2015.
This SFAS, among others, provides additional
provision on offsetting disclosures with
quantitative and qualitative information, and
disclosures on Transfers of financial
instruments.
PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan
pengungkapan saling hapus dengan informasi
kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan
mengenai pengalihan instrumen keuangan.
•
SFAS No. 60 (Revised 2014): Financial
Instruments: Disclosures, adopted from IFRS
7, effective 1 January 2015.
•
PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang
diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif
1 Januari 2015.
SFAS No. 68: Fair Value Measurement,
adopted
from
IFRS
13,
effective
1 January 2015.
PSAK ini memberikan panduan tentang
bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai
wajar disyaratkan atau diizinkan.
This SFAS provides guidance on how to
measure fair value when fair value is required
or permitted.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum
menentukan dampak atas Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut terhadap
laporan keuangan Perusahaan.
The Company is presently evaluating and has not
yet determined the effects of these Statement
Financial Accounting Standards (SFAS) on its
financial statements.
39. PERISTIWA SETELAH
PELAPORAN
TANGGAL
PERIODE
39. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD
Tanggal
24
Februari
2015,
Perusahaan
menandatangani
perjanjian
fasilitas
kredit
berjangka dan perjanjian fasiltias angsuran
berjangka (revolving) dengan PT Bank Danamon
Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal batasan
kredit sebesar Rp300.000.000.000, dan dengan
jangka waktu sampai dengan 36 bulan. Fasilitas
pinjaman tersebut dijamin dengan piutang sewa
pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen
Perusahaan.
On February 24, 2015, the Company signed a term
loan facility agreement and revolving term facility
agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk.,
with a maximum credit limit of Rp300,000,000,000
with term of 36 months. The loan facility is secured
with the Company’s finance lease and consumer
financing receivables.
Tanggal
24
Februari
2015,
Perusahaan
menandatangani perjanjian pinjaman aksep
dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan
jumlah
maksimal
batasan
kredit
sebesar
Rp90.000.000.000, dan dengan jangka waktu
sampai dengan 12 bulan. Fasilitas pinjaman
tersebut dijamin dengan piutang sewa pembiayaan
dan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan.
On February 24, 2015, the Company signed a
money market facility agreement with PT Bank
Capital Indonesia Tbk., with a maximum credit limit
of Rp90,000,000,000 with term of 12 months. The
loan facility is secured with the Company’s finance
lease and consumer financing receivables.
95
PT BUANA FINANCE TBK
Jl. Jend. Sudirman Kav. 21
Jakarta 12920
Phone : 021 - 5208066
Fax : 021 - 5208055