Pedoman Teknis Tim Aksi Energi

Transcription

Pedoman Teknis Tim Aksi Energi
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53,
Telp/fax: 021 - 5252746, Jakarta Selatan 12950
PEDOMAN TEKNIS
PEMBENTUKAN TIM AKSI ENERGI
Dalam
IMPLEMENTASI KONSERVASI ENERGI DAN
PENGURANGAN EMISI
CO2 DI SEKTOR INDUSTRI (FASE 1)
PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU
DAN LINGKUNGAN HIDUP
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM
DAN MUTU INDUSTRI (BPKIMI)
2011
i
PEDOMAN TEKNIS
PEMBENTUKAN TIM AKSI ENERGI
Dalam
IMPLEMENTASI KONSERVASI ENERGI DAN
PENGURANGAN EMISI CO2 DI SEKTOR INDUSTRI (FASE 1)
PEMBINA
Menteri Perindustrian
M.S Hidayat
PENANGGUNG JAWAB
Arryanto Sagala
TIM PENGARAH
Tri Reni Budiharti
Shinta D. Sirait
TIM PENYUSUN
Rafles Simatupang
Agus Magiwiyatno
Gunawan Wibisono
Hayat Sulaiman
Didied Haryono
Ade Abdullah
Tri Sigit Purwanto
Muhammad Hafiz
Nugroho Adi Sasongko
TIM EDITOR
Sangapan
Denny Noviansyah
Yuni Herlina Harahap
Budiando Pangaribuan
Ellen Connie Maringka
DIKELUARKAN OLEH
Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri
DICETAK OLEH
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ii
PEDOMAN TEKNIS
PEMBENTUKAN TIM AKSI ENERGI Dalam IMPLEMENTASI
KONSERVASI ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI CO2 DI
SEKTOR INDUSTRI (FASE 1)
Edisi I. Jakarta : Kementerian Perindustrian, Januari 2011
vi + 22 hlm.
Disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Alamat Penerbit:
Kementerian Perindustrian
Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53
Jakarta Selatan 12950
ISBN:...............................
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Pedoman Teknis Pembentukan Tim
Aksi Energi di Industri dalam rangka Implementasi
Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor
Industri (Fase 1) ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Pedoman Teknis ini disusun untuk meningkatkan
pengetahuan dalam pelaksanaan konservasi energi dan
pengurangan emisi CO2 di sektor industri yang telah
dibahas oleh. unsur pemerintah, tenaga ahli dan praktisi.
Diharapkan Pedoman Teknis ini bermanfaat bagi
para pihak yang berkepentingan dalam menerapkan
konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di sektor
industri. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Pedoman ini.
Jakarta, Januari 2011
Badan Pengkajian Kebijakan,
Iklim dan Mutu Industri
Kepala,
Arryanto Sagala
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
iv
v
1
1.1.
Latar Belakang
1
1.2.
Tujuan
2
1.3.
Sasaran Utama
3
BAB II
METODOLOGI PEMBENTUKAN TIM AKSI ENERGI
4
BAB III
ORGANISASI
5
3.1.
Definisi
5
3.2.
Struktur Organisasi
5
Komite Energi
Manajer / Supervisor Energi
Anggota Internal Tim
Perwakilan (Nodal Officer)
5
6
7
8
3.3.
Pemilihan Anggota
9
3.4.
Jumlah Anggota
9
3.5.
Bagan Organisasi
9
3.6.
Peluncuran Tim Aksi Energi
11
3.7.
Koordinasi Tim
11
STANDAR KOMPETENSI
12
4.1.
Standar Kompetensi Manajer Energi
12
4.2.
Standar Kompetensi Auditor Energi
13
4.3.
Sertifikasi Kompetensi
13
BAB V
TUGAS DAN TANGGUJNG JAWAB TIM AKSI
ENERGI
15
BAB VI
LINGKUP AKTIVITAS DAN IMPLEMENTASI TIM
AKSI ENERGI
16
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
BAB IV
v
6.1.
Perencanaan Manajemen Energi
16
6.2.
Audit Energi
17
6.3.
Kontrol Dan Pengawasan Pelaksanaan
17
6.4.
Pengelolaan Sistem Manajemen Informasi Energi
Dan Emisi (Smiee)
18
6.5.
Perumusan Potensi Dan Peluang Konservasi Energi
18
6.6.
Perumusan Keberhasilan Konservasi Energi Dan
Pengurangan Emisi
19
BAB VII
SISTEM PENGHARGAAN DAN INSENTIF
20
BAB VIII
PENUTUP
21
DAFTAR PUSTAKA
22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.
2.
3.
4.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
telah berkomitmen untuk menerapkan program
konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 di
sektor industri, sebagai perwujudan kontribusi
terhadap komitmen pemerintah untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan
business as usual dan 41% dengan bantuan donor
internasional
pada
tahun
2020.
Program
Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan
Emisi CO2 di Sektor Industri Tahap 1 tahun 20102011 didukung sepenuhnya oleh Indonesia Climate
Change Trust Fund (ICCTF). Sebagai payung
hukum dalam mengimplementasikan program ini,
terdapat sejumlah Peraturan Pemerintah sebagai
berikut:
Undang - undang No. 30 tahun 2007 tentang
Energi
Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang
Konservasi Energi
Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional
Keputusan Presiden No. 43 tahun 1991 tentang
Konservasi Energi
Halaman 1 dari 22
5. Instruksi Presiden No. 9 tahun 1982 tentang
Konservasi Energi
6. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral
No.
2
tahun
2004
tentang
Kebijakan
Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi
Energi
7. Peraturan Menteri ESDM No. 31 tahun 2005
tentang Prosedur Hemat Energi
8. Peraturan Menteri ESDM No. 13 tahun 2010
tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar
Kompetensi Manajer Energi Bidang Industri
9. Rencana Induk Konservasi Energi Nasional
(RIKEN)
10. Kebijakan Industri Hijau Kementerian Perindustrian
Untuk menjamin pengelolaan energi di suatu
perusahaan industri seperti yang diamanatkan oleh
Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang
Konservasi Energi, perlu dibentuk suatu Tim Aksi Energi
(Energi Action Team /EAT).
1.2 Tujuan
Pembentukan satuan kerja manajemen energi
yang bertanggung jawab terhadap konservasi energi
di pabrik. Satuan kerja ini diharapkan dapat
mewujudkan koordinasi antar semua departemen
terkait di lingkungan perusahaan untuk identifikasi,
mengembangkan
dan melaksanakan proyek
manajemen energi dengan melakukan strategi
penyesuaian
dan
pengoptimalan
energi,
menggunakan sistem dan prosedur sehingga
Halaman 2 dari 22
mengurangi kebutuhan energi per unit keluaran
produksi dalam keadaan konstan.
Tanggungjawab lintas fungsi dan unit kerja ini
akan dipimpin oleh manajer energi. Oleh karena itu
pembentukan Tim Aksi Energi merupakan bidang
utama yang perlu perhatian dan penekanan dalam
penyusunan kebijakan-kebijakan manajemen energi
perusahaan.
1.3 Sasaran Utama
Sasaran Utama Tim Aksi Energi
adalah
menentukan langkah-langkah untuk mengurangi
konsumsi energi per unit keluaran produksi atau
memperkecil
atau
mengoptimalkan
biaya
operasional. Tim Aksi Energi membuat rencana
penggunaan energi agar lebih efektif dalam
penggunaan energi melalui organisasi. Sasaran
spesifik dari pembentukan Tim Aksi Energi antara
lain adalah:
 Terpantaunya kinerja energi dari pabrik dan
peralatannya secara berkelanjutan
 Teridentifkasinya peluang Konservasi Energi dan
Pengurangan Emisi
 Implementasi
Konservasi
Energi
dan
Pengurangan Emisi yang terencana
 Terbentuknya interaksi formal maupun informal
lintas departemen/divisi.
Halaman 3 dari 22
BAB II
METODOLOGI PEMBENTUKAN TIM AKSI ENERGI
Tim Aksi Energi merupakan suatu tim yang akan
dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran utama
oleh pengambil keputusan tertinggi dengan tahapantahapan sebagai berikut:

Komitmen Manajemen Puncak perusahaan.

Perumusan
perusahaan.

Sosialisasi Program dari Manajemen Puncak
perusahaan

Kebijakan resmi pembentukan Tim Aksi Energi

Pembentukan Tim Aksi Energi (Manajer Energi
dan anggota)

Koordinasi dengan seluruh manajer untuk
merumuskan penugasan anggotanya di dalam
Tim Aksi Energi

Implementasi Tim Aksi Energi
kebijakan
energi
dan
emisi
Halaman 4 dari 22
BAB III
ORGANISASI
3.1 Definisi
Tim Aksi Energi adalah sebuah tim yang terdiri
dari Manajer Energi, Anggota Internal dan
perwakilan dari tiap bagian yang terkait dan
bertanggung jawab untuk memverifikasi, memonitor,
dan menganalisis penggunaan energi termasuk
pembuatan laporan teknis berkaitan dengan
rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi energi
dengan menggunakan “Cost Benefit Analysis” (CBA)
dan rencana aksi untuk konservasi energi.
3.2 Struktur Organisasi
Di dalam struktur organisasi, Tim Aksi Energi
terdiri dari:
3.2.1. Komite Energi.
Komite energi terdiri dari Ketua Komite dan
anggota. Merupakan bagian dari perusahaan yang
bertanggung jawab penuh terhadap kebijakan energi
di industri. Seluruh kebijakan energi yang dihasilkan
disampaikan kepada manajer energi untuk
diimplementasikan dalam perusahaan. Ketua Komite
Energi bertanggung jawab dalam memimpin
Halaman 5 dari 22
pelaksanaan
kebijakan
energi
berdasarkan
masukan-masukan dari Manajer Energi.
Komite Energi menyusun pertemuan secara
teratur (1 atau 2 bulan sekali) yang diikuti oleh Ketua
Komite, Manajer Energi dan semua anggota Komite
Energi. Maksud dari pertemuan tersebut adalah
mengevaluasi laporan akuntansi energi dan
menindak lanjuti hasil temuan laporan akuntansi
energi. Selama pertemuan diharapkan seluruh
anggota memberikan masukan - masukan mengenai
langkah-langkah apa saja yang harus dikerjakan
agar
pelaksanaan
konservasi
energi
dan
pengurangan emisi dapat berjalan dengan baik.
3.2.2. Manajer/Supervisor Energi
Manajer/Supervisor
Energi
merupakan
penanggungjawab harian pelaksana kegiatan
operasional manajemen energi. Tingkatan manajer
atau supervisor ini tergantung pada kapasitas
penggunaan
energi.
Bagi
industri
yang
menggunakan energi 6000 TOE atau lebih harus
memiliki manajer energi. Manajer Energi melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan manajemen energi
dan bertanggungjwab terhadap semua persoalan
dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan energi
di semua unit pengguna energi.
Persyaratan Manajer Energi:
- Memahami kondisi prosess industri.
- Mempunyai kemampuan mengumpulkan dan
menganalisis data dan menyampaikan dengan baik
kepada manajemen puncak.
Halaman 6 dari 22
-
-
-
Berpengetahuan tentang peralatan pengguna
energi
serta
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi effisiensi energi.
Mempunyai
pengetahuan
mengenai
teknik
konservasi energi.
Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara baik dengan personil lain dalam
perusahaan dan seluruh jajaran karyawan
perusahaan.
Memahami dengan baik peranan energi di dalam
perusahaan.
Mempunyai inisiatif untuk mengembangkan cara
pemecahan masalah.
3.2.3. Anggota Internal Tim
Anggota Internal Tim Aksi Energi merupakan tim
yang keberadaanya secara langsung membantu
kegiatan manajer energi. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah:
- Mengontrol pengumpulan dan pemasukan data
ke dalam database di masing-masing unit.
- Melakukan audit energi dan kajian terkait yang
diperlukan
- Mengontrol semua laporan akuntansi energi
yang dihasilkan di masing-masing unit
- Melakukan analisis dan evaluasi kondisi
penggunaan energi di seluruh unit berdasarkan
laporan akuntansi pada periode tersebut
- Menyusun proyek-proyek konservasi energi dan
melakukan kajian teknis dan ekonomis untuk
melihat kelayakan suatu proyek sebelum tahap
implementasi.
Halaman 7 dari 22
-
-
-
Melakukan koordinasi dengan tim-tim unit
Mengadakan pelatihan-pelatihan konservasi
energi
Melakukan supervisi kegiatan konservasi energi
yang dilakukan oleh unit
Melakukan kegiatan audit energi (sebagai
internal auditor atau dengan menggunakan
eksternal auditor)
Merancang,
mengembangkan
dan
melaksanakan program-program kampanye
promosi serta penyebaran informasi di bidang
konservasi energi
Memberikan pelayanan teknis atau informasi
yang berkaitan dengan energi dan emisi.
Memelihara dan mengoperasikan database
energi dan emisi untuk keseluruhan perusahaan.
3.2.4. Perwakilan (Nodal Officer)
Merupakan perwakilan dari tiap divisi/unit yang
menggunakan energi utama di dalam tiap divisi.
Tujuan penunjukan perwakilan ini adalah:
- Mendapatkan informasi yang lebih lengkap
mengenai konsumsi energi di divisi terkait.
- Memberikan masukan kepada Manajer Energi
dan anggota EAT.
- Mempermudah akses informasi pada fasilitas
tertentu.
Orang - orang yang dapat berkontribusi untuk mencapai
sasaran dari Rencana Konservasi Energi (Energi
Conservation Plan). Meskipun keterlibatan tersebut
hanya bersifat sementara (misalnya, tanggung jawab
Halaman 8 dari 22
personal di dalam program efisiensi energi, kesehatan
dan keselamatan).
3.3 Pemilihan Anggota
Keanggotaan harus memperhitungkan:
 Kemampuan dan pengalaman individu di
industri
 Tingkat dan jenis latar belakang pendidikan
 Komitmen untuk melaksanakan kegiatan
konservasi energi dan pengurangan emisi
3.4 Jumlah Anggota
Jumlah anggota organisasi Tim Aksi Energi
tergantung pada:
 Tipe dan skala dari Pabrik / Industri
 Kemampuan finansial perusahaan
 Jumlah tenaga kerja
 Kebijakan direksi / pimpinan perusahaan
3.5 Bagan Organisasi
Bentuk bagan dan struktur organisasi dari Tim
Aksi Energi sangat bergantung dari jenis, tipe,
kompleksitas, ukuran (dan sebagainya) dari
perusahaan. Untuk itu pimpinan perusahaan dapat
merumuskan sendiri bagaimana bentuk dan cara
memposisikan Tim Aksi Energi selama sejalan
dengan kebijakan pemerintah (dalam hal ini adalah
Kementerian Perindustrian).
Halaman 9 dari 22
Adapun secara sederhana bagan organisasi dalam
suatu perusahaan yang memiliki Tim Aksi Energi
adalah sebagai berikut:
Halaman 10 dari 22
3.6 Peluncuran Tim Aksi Energi
Kegiatan yang dilakukan pada peluncuran Tim Aksi
Energi antara lain adalah:
 Pernyataan resmi mendukung kegiatan konservasi
energi sebagai ekspresi publik dari komitmen industri
untuk kebijakan efisiensi energi
 Pengumuman secara resmi organisasi Tim Aksi Energi
 Mengumumkan dokumen kerja untuk arahan
Perencanaan Konservasi Energi dan Pengurangan
Emisi CO2 dalam suatu Dokumen Energi Conservation
Plan (ECP).
3.7 Koordinasi Tim
1. Pembagian tugas diatur bersama oleh Manajer Energi
dan Manajer SDM / Personalia
2. Rapat / pertemuan disesuaikan menurut kebutuhan
perusahaan
3. Pengambilan keputusan diketahui bersama dengan
dipimpin oleh Manajer Energi dan dilaporkan kepada
pimpinan perusahaan
4. Audit energi dilakukan secara berkala oleh Tim Aksi
Energi
5. Peluang
Konservasi
Energi
yang
ditemukan
didiskusikan bersama untuk dikaji kelayakan
implementasinya.
Halaman 11 dari 22
BAB IV
STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi Profesional Kementerian ESDM
untuk Manajer Energi dan Auditor Energi* dapat digunakan
sebagai kompetensi dasar Tim Aksi Energi.
4.1 Standar Kompetensi Manajer Energi
Berdasarkan Permen ESDM No 13 Tahun 2010
Tentang
Penetapan dan
Pemberlakuan Standar
Kompetensi Manajer Energi Bidang Industri, kompetensi
yang dibutuhkan oleh seorang manajer energi adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dari
konservasi energi
2. Dapat
menjelaskan
sistem
penyediaan
dan
pemanfaatan energi yang berkelanjutan
3. Dapat menyiapkan proses audit energi
4. Dapat melakukan Audit Energi
5. Dapat menyusun program aksi implementasi
konservasi energi
6. Melaksanakan program peningkatan efisiensi energi
7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi
program konservasi energi
8. Dapat mengembangkan pelaksanaan program aksi
konservasi energi
Halaman 12 dari 22
4.2 Standar Kompetensi Auditor Energi*
Auditor Energi dapat berasal dari dalam (Internal)
maupun luar (eksternal) perusahaan. Kompetensi yang
dibutuhkan oleh seorang Auditor energi adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui dan memahami audit energi
2. Dapat menjelaskan proses audit energi
3. Dapat menjelaskan kegiatan audit energi pada sistem
termal
4. Dapat menjelaskan kegiatan audit energi dalam sistem
kelistrikan
5. Dapat menjelaskan kegiatan audit energi pada
manajemen energi
6. Dapat melakukan analisis dan evaluasi data audit
dalam sistem energi termal
7. Dapat melakukan analisis dan evaluasi data audit
dalam sistem energi listrik
8. Dapat menyiapkan laporan audit energi
4.3 Sertifikasi Kompetensi
Seorang calon / kader Manajer Energi dan Auditor
Energi yang berkualitas profesional dengan keahlian
dalam audit energi, analisis kebijakan, manajemen proyek,
pembiayaan dan pelaksanaan dari proyek efisiensi energi
akan dikembangkan melalui program sertifikasi dan
akreditasi. Kementerian Perindutrian sebagai koordinator
akan merancang dan menyusun modul pelatihan, dan
melakukan pemeriksaan tingkat nasional untuk sertifikasi
manajer energi dan auditor energi.
Halaman 13 dari 22
Model Diagram Alir dari proses sertifikasi seperti digambarkan berikut:
Halaman 14 dari 22
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM AKSI ENERGI
Secara garis besar, Tim Aksi Energi memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi
2. Fokus pada variasi yang terjadi pada biaya energi
3. Menjaga ketersediaan dan keandalan pasokan energi
4. Mengusulkan bauran energi yang tepat
5. Mengidentifikasi teknologi konservasi energi
6. Retrofit untuk peralatan konservasi energi
7. Mengurangi dan mengoptimalkan Intensitas dan
Elastisitas Energi
8. Mempromosikan program labelisasi efisiensi energi
9. Mengatur sistem manajemen informasi energi dan
emisi (SMIEE)
10. Mengkoordinasikan pelatihan – pelatihan yang
berkaitan dengan konservasi energi
11. Mengatur pengukuran dan perhitungan emisi gas
rumah kaca
12. Mempromosikan pengurangan emisi gas rumah kaca
Halaman 15 dari 22
BAB VI
LINGKUP AKTIVITAS DAN IMPLEMENTASI TIM AKSI
ENERGI
6.1 Perencanaan Manajemen Energi
1. Persiapan, mengidentifikasi peserta dalam proses
perencanaan, menilai hambatan dan kesempatan,
menugaskan beban tanggung jawab
2. Menetapkan sasaran, mengukur kinerja saat ini,
mengidentifikasi dan memprioritaskan
peluang
efisiensi energi, menetapkan target yang akan dicapai
melalui
penyusunan
Dokumen
ECP
(Energi
Conservation Planning)
3. Merancang
sistem
monitoring
energi
dan
mengintegrasikan manajemen energi menjadi strategi
perbaikan yang berkelanjutan
4. Menyusun mekanisme penghargaan dan sanksi
manajemen
5. Menyusun Pedoman Akuntabilitas Energi, dengan
cara:
 Menetapkan anggaran energi sampai dengan unit
operasi pengguna akhir, dan
kebutuhan
pemegang anggaran untuk beroperasi di dalam
range alokasi energi
 Menetapkan tanggung jawab atas koordinasi aliran
informasi efisiensi energi ke manajer energi
 Menetapkan tanggung jawab untuk merumuskan,
melaksanakan dan memantau kebijakan energi ke
Halaman 16 dari 22
Tim Aksi Energi, dengan akuntabilitas kepada
manajemen puncak / pimpinan perusahaan
6.2 Audit Energi
1. Mengumpulkan data konsumsi energi dan emisi dari
proses produksi, bangunan dan utilitas secara rutin
setiap minggunya (1x seminggu);
2. Membuat data-data ini tersedia dengan cara
pengukuran, perkiraan dan perhitungan;
3. Menyusun dan menghitung opsi – opsi penghematan
energi dan pengurangan emisi setiap bulannya (1x
sebulan);
4. Berkomunikasi, menjalankan, dan mempromosikan
rencana secara internal, merubah budaya perusahaan
menjadi berorientasi terhadap konservasi energi dan
menyiapkan pelatihan staf
5. Anggota
Tim
Aksi
Energi
merupakan
penanggungjawab pelaksanaan audit dan penyiapan
auditor energi (yang dapat berasal baik dari internal
maupun eksternal perusahaan).
6. Penjelasan rinci mengenai Audit Energi dapat
mengacu pada Pedoman Teknis Audit Energi di
Sektor Industri
6.3 Kontrol dan Pengawasan Pelaksanaan
1. Mengevaluasi kualitas dari data Energi Potential Scan
(EPS) yang dikumpulkan dan menafsirkan dengan cara
yang sistematis
Halaman 17 dari 22
2. Memonitor konsumsi energi dan mengawasi integrasi
manajemen energi menjadi strategi perbaikan yang
berkelanjutan
3. Mengatur pertemuan untuk membahas hasil EPS
sementara dan menjaga komunikasi dan pelaporan
hasil-hasil dalam perusahaan
4. Secara regular mengupdate Sistem Manajemen
Informasi Energi dan Emisi sebagai alat monitoring
konsumsi energi dan pengurangan emisi
6.4 Pengelolaan Sistem Manajemen Informasi Energi
dan Emisi (SMIEE)
1. Menginput secara berkala data konsumsi energi dan
emisi ke dalam sistem database SMIEE
2. Pelatihan karyawan untuk pengoperasian SMIEE
3. Berkoordinasi
dengan
pemerintah
dalam
pengoperasian dan efektivitas pelaporan kegiatan
konservasi melalui SMIEE
4. Penjelasan rinci mengenai SMIEE dapat mengacu
kepada Pedoman Teknis SMIEE
6.5 Perumusan
Energi
Potensi
dan
Peluang
Konservasi
Dalam hal perumusan potensi dan peluang konservasi
energi, Tim Aksi Energi dapat mengacu kepada Pedoman
Teknis Studi Kelayakan (FS).
Halaman 18 dari 22
6.6 Perumusan Keberhasilan Konservasi Energi dan
Pengurangan Emisi
1. Tim Aksi Energi merancang prosedur penilaian
keberhasilan kegiatan konservasi energi dan
pengurangan emisi
2. Dalam hal perumusan keberhasilan, Tim Aksi Energi
mengacu pada kriteria keberhasilan pelaksanaan
konservasi energi meliputi:
- benchmark hemat energi,
- persentase penurunan intensitas konsumsi energi
dan emisi,
- elastisitas energi,
- periode atau jangka waktu, dan
- kecenderungan penurunan
- besarnya biaya
Pendekatan
yang
diambil
dalam
perumusan
keberhasilan adalah dilakukan dengan memperhatikan
proses / tahapan kegiatan yang terjadi dalam sistem
manajemen energi di Perusahaan / Industri
Halaman 19 dari 22
BAB VII
SISTEM PENGHARGAAN DAN INSENTIF
1. Perusahaan merancang mekanisme sangsi dan
penghargaan untuk kegiatan konservasi energi dan
pengurangan emisi di dalam perusahaan / industri
2. Tim Aksi Energi melalui Perusahaan dapat
mengajukan permohonan insentif ke pemerintah untuk
upaya, kegiatan dan keberhasilan konservasi energi
sebagaimana telah diatur dalam PP No. 70 Tahun
2009, seperti:
- Fasilitas perpajakan untuk peralatan hemat energi
- Pemberian
pengurangan,
keringanan,
dan
pembebasan pajak daerah untuk peralatan hemat
energi
- Fasilitas bea masuk untuk peralatan hemat energi;
- Dana suku bunga rendah untuk investasi
konservasi energi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan/ atau
- Audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai
oleh Pemerintah.
Halaman 20 dari 22
BAB VIII
PENUTUP
Keberhasilan pelaksanaan dari Kegiatan Konservasi
Energi dan Pengurangan Emisi di Industri merupakan
kesuksesan bersama antara karyawan dan pihak
manajemen. Sukses di tiap industri secara bersamaan
akan mendukung keberhasilan pelaksanaan program yang
luas dalam skala nasional.
Halaman 21 dari 22
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor
70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi. Jakarta.
Kementerian ESDM. 2011. Peraturan Menteri ESDM No.
13 Tahun 2010 tentang Penetapan dan Pemberlakuan
Standar Kompetensi Manajer Energi Bidang Industri.
Jakarta.
DRAFT ISO 50.001 tentang Sistem Manajemen Energi
Bureau of Energi Efficiency of India (Indo German Energi
Programme and Energi Manager Training of India)
Halaman 22 dari 22
MINISTRY OF INDUSTRY
Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav 52-53,
Telp/fax: 021 - 5252746, Jakarta Selatan 12950
TECHNICAL GUIDELINE for
ENERGY ACTION TEAM
In
IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION
AND CO2 EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL
SECTOR (PHASE 1)
CENTER FOR GREEN INDUSTRY AND
ENVIRONMENT ASSESSMENT
AGENCY FOR INDUSTRIAL POLICY, CLIMATE
AND QUALITY ASSESSMENT
2011
i
TECHNICAL GUIDELINE for
ENERGY ACTION TEAM
In
IMPLEMENTATION OF ENERGY CONSERVATION AND CO 2
EMISSION REDUCTION IN INDUSTRIAL SECTOR (PHASE 1)
FOUNDER
Minister of Industry
M.S Hidayat
ADVISOR
Arryanto Sagala
STEERING COMMITTEE
Tri Reni Budiharti
Shinta D. Sirait
AUTHORS
Rafles Simatupang
Agus Magiwiyatno
Gunawan Wibisono
Hayat Sulaiman
Didied Haryono
Ade Abdullah
Tri Sigit Purwanto
Muhammad Hafiz
Nugroho Adi Sasongko
EDITORS
Sangapan
Denny Noviansyah
Yuni Herlina Harahap
Budiando Pangaribuan
Ellen Connie Maringka
PUBLISHED BY
Center for Green Industry and Environment Assessment
Agency for Industrial Policy, Climate and Quality Assessment
PRINTED BY
MINISTRY OF INDUSTRY
ii
TECHNICAL GUIDELINE for
ENERGY ACTION TEAM In IMPLEMENTATION OF ENERGY
CONSERVATION AND CO2 EMISSION REDUCTION IN
INDUSTRIAL SECTOR (PHASE 1)
st
1 Edition. Jakarta : Ministry of Industry,January 2011
vi + 22 hlm.
Version: Presented in Bahasa Indonesia and English
Publisher Address:
Ministry of Industry
Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53
Jakarta Selatan 12950
ISBN: .........................
iii
FOREWORD
Praise the Lord giving us His mercy and grace so
this Technical Guideline for Energy Action Team within the
framework of Implementation of Energy Conservation and
CO2 Emission Reduction in Industrial Sector (Phase 1) can
be finalized in time.
This Technical Guideline is structured to enhance
knowledge in implementation of energy conservation and
reduction of CO2 emission in industrial sector and have
been discussed by governments, experts and practitioners.
It is expected that this Technical Guideline is useful
for the related parties to implement energy conservation
and reduction of CO2 emission. Finally, we would like to
thank all those who have participated in the preparation of
this guideline.
Jakarta,
January 2011
Head of
Agency for Industrial Policy,
Climate and Quality Assessment
Arryanto Sagala
iv
TABLE OF CONTENTS
FOREWORD ..................................................................................
TABLE OF CONTENT ................................................................
CHAPTER I INTRODUCTION ...........................................
iv
v
1
1.1.
Background ……………………………………..... 1
1.2.
Objectives .....................................................
2
1.3.
Main Target ...................................................
3
CHAPTER II
EAT FORMATION METHODOLOGY
4
CHAPTER III
ORGANIZATION .............................................. 5
3.1.
Definition ………………………………………….. 5
3.2.
Organizational Structure ………………………... 5
Energy Committee ………………………...
Energy Manager / Supervisor …………………
Internal Member ………………………...
Representatives (Nodal Officer) ………………
5
6
7
8
3.3.
Election Of Members ………………………...
8
3.4.
Number Of Members ………………………...
9
3.5.
Organizational Chart ………………………...
9
3.6.
EAT Launching ………………………...
11
3.7.
Team Coordination ………………………...
11
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
CHAPTER IV
COMPETENCY STANDARDS ………………… 12
4.1.
Competency Standards Energy Manager ........ 12
4.2.
Competency Standards Energy Auditor ............ 13
4.3.
Certification Of Competency ............................
13
CHAPTER V
DUTIES
AND
RESPONSIBIITIES
OF
ENERGY ACTION TEAM …………………
15
CHAPTER VI
SCOPE
OF ACTIVITIES
AND
IMPLEMENTATION OF ENERGY ACTION
TEAM ……………………….............................
16
v
6.1.
Energy Management Planning ………………… 16
6.2.
Energy Audit ………………………...
6.3.
Control And Supervision Of Implementation … 18
6.4.
Management
Of
Information
Management System
For
Energy
And
Emission (SMIEE) ………………………...
18
6.5.
Formulation Of Energy Conservation Potencies
And Opportunities ……………………
19
6.6.
Formulation
Of
Success
Of
Energy
Conservation And Emission Reduction ……….. 19
CHAPTER VII
AWARDS AND INCENTIVES SYSTEM …….... 20
CHAPTER VIII
CLOSSING ……………………………………….. 21
REFERENCES ..........................................................................
17
22
vi
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1 Background
Ministry of Industry of the Republic of Indonesia has
committed to implement energy conservation programs
and CO2 emission reduction in the industrial sector, as
a contribution towards the realization of the
government’s commitment to reduce greenhouse
gas emission by 26% with bussiness as usual
and 41% with the assisting of international donors in
2020.
The
Program for
Implementation of
Energy
Conservation and CO2 Emission Reduction in Industrial
Sector
Phase
1
in 2010-2011
supported
by Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF). As
the umbrella law in implementing this program, there
are a series of governmental regulation i.e.:
1. Act No. 30 /2007 concerns on Energy
2. Government Regulation No. 70/2009 concerns on
Energy Conservation
3. Presidential Regulation No. 5/2006 concerns on
National Energy Policy
4. Presidential Decree No. 43/1991 concerns on
Energy Conservation
5. Presidential Instruction No. 9/1982 concerns on
Energy Conservation
6. Decree of
the Minister of Energy and
Mineral Resources No. 2/ 2004 concerns on
Page 1 of 22
the Development
of Renewable
Energy and Energy Conservation Policy.
7. Regulation of Minister of Energy and Mineral
Resources Regulation No. 31/2005 concerns on
Procedures of Energy Saving
8. Regulation of Minister of Energy and Mineral
Resources
No.
13/2010
concerns
on
Determination and Application of Competency
Standards of Energy Manager in Industrial Sector
9. National
Energy
Conservation
Master
Plan (RIKEN)
10. Green Industrial Policy, Ministry of Industry
In
ensuring
energy
management
in
industry organizations
which
of
mandated
by
Government Regulation No. 70/2009 concerns on
Energy Conservation as compulsory, it is necessary to
form an Energy Action Team (EAT).
1.2
Objectives
Establishment of an organization with a structure
which places energy management as a primary
responsibility of the functional unit group is a central
factor that to be considered in efforts to achieve the goal
of energy management at the level of corporate /
factory. This unit is expected to create coordination
among all relevant departments within the enterprise to
identify, develop and implement energy management
projects.
Another comprehensive definition is a strategy
adjustment and optimization of energy, using systems
and procedures, thereby reducing the energy
Page 2 of 22
requirements per unit of production output in a state of
constant or reducing the total cost to produce the output
product of this system.
Cross functional and work unit responsibilities
will be headed by energy manager. Therefore, the
formation of EAT are key areas that need attention and
emphasis in the preparation of energy management
policies of corporate / enterprise.
1.3
Main target
Main target of Energy Action Team is to
determine the steps to reduce energy consumption per
unit of production output or minimize or optimize
operational costs. Energy Action Team also provides a
basis for planning to be more effective in energy use
through the organization. Specific targets of the
formation of EAT include:
 To monitor sustainability energy performance of
plant and equipment
 To indicate Energy Conservation and Emission
Reduction opportunities
 Implementation
of
a
planned
energy
conservation and Emission Reduction
 The establishment of formal and informal
interaction across departments / divisions.
Page 3 of 22
CHAPTER II
ENERGY ACTION TEAM (EAT) FORMATION
METHODOLOGY
EAT is a team that will be established to achieve the
objectives and main targets by the highest decisionmaker with the following stages as follows:
 Top Company Management Commitment.
 Formulation of energy and emission corporate
policy.
 Program socialization by enterprise top management
 The official policy of Energy Action Team formation
 Establishment of EAT (Energy Manager and
members)
 Coordination with all managers to formulate the
assignment of their members in the Energy Action
Team
 Implementation of Energy Action Team
Page 4 of 22
CHAPTER III
ORGANIZATION
3.1 Definition
EAT is defined as a team which is consist of Energy
Manager, Internal Members and representatives from
every
relevant
part
of internal
industry
itself with responsibilities to verify, monitor, and
analyze energy use including develop the technical
report containing recommendations to improve energy
efficiency
using
"Cost
Benefit
Analysis
(CBA)" and action plan for energy conservation.
3.2 Organizational Structure
In organizational structure, Energy Action Team
should consist of:
3.2.1. Energy Committee.
Is part of the company who take full
responsibility for energy policy in the industry. All
produced energy policies is submitted to the
energy manager as a representative of the energy
committee in their daily life to realize that energy
policy.
Energy Committee Chairman is responsible for
leading the implementation of energy policies
based on input from the Energy Energy Manager.
Page 5 of 22
Energy Committee arranged the meeting on a
regular basis (1 or 2 months) followed by the
Chairman of the Committee, Energy Manager and
all members of the Energy Committee. The
purpose of the meeting is to evaluate energy
accounting reports and following up the findings on
energy accounting the report. During the meeting
are expected all members provided inputs
regarding what steps should be undertaken for the
implementation of energy conservation and
emission reduction to be run well.
3.2.2. Energy Manager / Supervisor
Energy Manager / Supervisor is responsible for
managing daily operations of energy management.
Level manager or supervisor is dependent on the
capacity of energy use. For industries that use
energy 6000 TOE or more must have energy
managers. Energy Manager is monitoring the
implementation of energy management and
responsible for all issues and activities related to
energy in all units of energy users.
Energy Manager Requirements:
 Familiar with industrial process conditions.
 Having the ability to gather and analyze data and
communicate well to top management.
 Knowledgeable
about
energy-consuming
equipment and the factors that could affect energy
efficiency.
 Having knowledge about energy conservation
techniques.
Page 6 of 22
 Having the ability to communicate and interact well
with other personnel within the company and all
employees of the company.
 Well understand the role of energy within the
company.
 Having the initiative to develop a way of problem
solving.
3.2.3. Internal Members
EAT Internal members is the team that its
existence is to directly assist the activities of energy
managers. Duties and responsibilities include:
- Control of collecting and entering data into the
database in each unit.
- Conducting energy audits and related studies
that are needed
- Controlling all energy accounting reports
generated in each unit
- Conduct analysis and evaluation of the condition
of energy use in all units based on accounting
reports during this period
- Develop energy conservation projects and
conduct technical and economic study to look at
the feasibility of a project before the
implementation phase.
- To coordinate with the unit teams
- Conducting energy conservation training
- Supervise the energy conservation activities
undertaken by the unit
- Conducting energy audits (as internal auditors or
by external auditors)
Page 7 of 22
- To design, develop and implement programs for
promotional campaigns and dissemination of
information in the field of energy conservation
- Provide technical services or information relating
to energy and emission.
- Maintain and operate a database of energy and
emission for the whole company.
3.2.4. Representative (Nodal Officer)
Is a representative from each division / unit
which is the major energy consuming within each
facility of industrial plants. The purpose of the
appointment of these representatives are:
- Get more information about energy consumption
in related facilities.
- Provide input to the Energy Manager and
member of the EAT.
- Facilitate access to information on specific
facilities.
People who can contribute to achieve the
objectives of the Energy Conservation Plan/ECP.
Although involvement needed is only temporary (e.g,
personal responsibility within the program of energy
efficiency, health and safety).
3.3 Election of Members
Membership must take into account:
- Ability and individual experience in industry
- The level and type of educational background
Page 8 of 22
- Commitment to implement energy
and CO2 emission reduction
conservation
3.4 Number of Members
Numbers of Energy Action Team members depend on:
- The type and scale of the factory/industry
- Company's financial situation
- The number of workers
- Policy and commitment of company's directors /
management
3.5
Organizational Chart
Chart form and organization structure of Energy
Action Team is definitely depends on type,
complexity, size (etc) of a company. Company's director/
management can formulate by them self the form and
way to position EAT as long as in line with governmental
policy (in this case is the Ministry of Industry).
The simple organization
which has EAT is as:
chart in
a
company
Page 9 of 22
Page 10 of 22
3.6 EAT Launching
Activities to be undertaken on Energy Action Team
Launching are as follows:
 The official statement of supporting energy
conservation activities as
public
expression of industry
committment
on
energy efficiency policies
 An official announcement of EAT organization
 Announcing document of working as a guidance for
Energy Conservation Planning and CO2 Emission
Reduction which
bundled
in
an
Energy
Conservation Plan (ECP) document
3.7 Coordination Team
1. Distribution of tasks are set jointly by the Energy
2.
3.
4.
5.
Manager and Human Resources Manager
Meeting is
adjusted according
to the
needs
of companies
Decision - making is known for shared and led
by Energy
Manager and
reported
to top
management
Energy audits is conducted periodically by EAT
Energy Conservation Opportunities
will
be
discussed among energy action team and assessed
its implementation of feasibility
Page 11 of 22
CHAPTER IV
COMPETENCY STANDARDS
Professional Competency Standard for Energy
Managers and Energy Auditors* by MEMR could be
used as basic competence of Energy Action Team
4.1 Energy Manager Competency Standards
Based on EMR Ministry Regulation No. 13 of 2010
Concerning
Determination and Application
of Competency Standards for Energy Manager in
Industrial
Sector, competencies required by an energy manager
are as follows:
1. Knowing and understanding the principles of
energy conservation
2. Can explain the system of supply and use of
sustainable energy
3. Can Prepare energy audit process
4. Can Perform Energy Audit
5. Develop action program implementation of
energy conservation
6. Implement energy efficiency improvement
programs
7. Implement monitoring and evaluation of energy
conservation programs
8. Can develop action program implementation in
Energy Conservation
Page 12 of 22
4.2 Energy Auditor Competency Standard*
Energy auditors can come from inside (internal)
or outside (external) of Company / Industry.
Competencies required by an energy auditors are as
follows:
1. Knowing and understanding the energy audit
2. Can explain the process of energy audit
3. Can describe the energy audit activities in the
thermal systems
4. Can describe the energy audit activities in the
electrical system
5. Can describe the energy audit activities on
energy management
6. Can perform analysis and evaluation of audit
data within the thermal energy system
7. Can perform analysis and evaluation of audit
data in the electric energy system
8. Can set up an energy audit report
4.3 Certification of Competency
A candidate / cadre of Energy Managers and
Energy Auditors are qualified professionals with
expertise in energy audit, policy analysis, project
management, financing and implementation of
energy efficiency projects will be developed through
the certification and accreditation programs. Ministry
of Industry as the coordinator will design and
develop training modules, and conduct a national
examination for certification of energy managers and
energy auditors.
Page 13 of 22
Flow Chart Model of the certification process is attached below:
Page 14 of 22
CHAPTER V
DUTIES AND RESPONSIBILITIES OF EAT
In general, Energy Action Team has duties and
responsibilities as follows:
1. Improving efficiency and energy conservation
2. Focus on the variations that occur in energy
costs
3. Maintaining the availability and reliability
of energy supply
4. Propose an appropriate energy mix
5. Identify energy conservation technologies
6. Retrofit for energy conservation equipment
7. Reduce and optimize
the intensity and energy elasticity
8. Promoting energy efficiency labeling program
9. Set the energy and emision
information management systems
10. Coordinate trainings related to
energy conservation
11. Set the measurement and calculation
of greenhouse gas emission
12. Promoting reduction
of greenhouse gas emission
Page 15 of 22
CHAPTER VI
SCOPE OF ACTIVITIES AND IMPLEMENTATION OF
ENERGY ACTION TEAM
6.1 Energy Management Planning
1. Preparation, identify the participants in the
planning process, assessing
barriers and
opportunities,
assigning the
burden
of
responsibility
2. Setting targets, measuring current
performance, identify and
prioritize energy efficiency
opportunities, set targets to be achieved through
the preparation of the ECP Document (Energy
Conservation Plan)
3. Designing
a monitoring
system
for energy and integrate energy
management into the
strategy
of
sustainable improvement
4. Develop a reward and sanction management
mechanism
5. Develop Guidelines for
Accountability
of
Energy, by:
 Establish energy budget up
to the
end
user operating unit, and the need of budget
holders for operation in the energy
allocation range
 Assign responsibility for coordinating the flow
of energy efficiency information to energy
manager
Page 16 of 22

Assign responsibility to formulate, implement
and monitor energy policies to the EAT,
with accountability to top
management/ director of the company
6.2 Energy Audit
1. Collecting data of energy consumption and
emission
from
production
processes,
buildings and utilities on a regular basis each
week (1x week);
2. Making these
data available
by
means of
measurement, estimation and computation;
3. Prepare and calculate energy-saving options and
emission reduction for each month (1x a month);
4. Communicating, running and promoting the plan
internally, changing the corporate culture to
be oriented towards
energy
conservation and setting up staff training
5. Energy Action Team Member is responsible for
conducting audits and preparing energy auditors
(which can be derived both from internal and
external company/industry).
6. A more detailed explanation of the Energy
Audit can be referred to the Energy Audit
Technical Guidelines in Industrial Sector
Page 17 of 22
6.3 Control and Supervision of Implementation
1. Evaluating the
quality
of
Energy
Potential Scan (EPS) data
which
are
collected and interpreted in a systematic way
2. Monitoring energy consumption and
energy
management to
oversee the
integration
of continuous improvement strategies
3. Arrange
a
meeting to discuss the
results
of provisional EPS and keep the communication
and the results report in the company
4. Regularly update
the Information
Management System for Energy and Emission as
a tool for monitoring energy consumption and
emission reduction
6.4 Management of
Information
Management
System for Energy and Emission (SMIEE).
1. Periodic input of
energy
consumption
and emission data into the SMIEE database
system
2. Training employees to operate SMIEE
3. Coordinate with the government in the operation and
effectiveness of
conservation activities reporting
through SMIEE
4. A more detailed explanation about SMIEE can be
referred to the SMIEE Technical Guidelines
Page 18 of 22
6.5 Formulation of Energy Conservation Potencies
and Opportunities
In the formulation of the potency and
opportunities for energy conservation, Energy Action
Team can be referred to the Technical Guidelines
for Feasibility Studies (FS).
6.6 Formulation of Success in Energy Conservation
and Emission Reduction
1. Energy Action Team
designs
assessment
procedures for the success of energy conservation
and emission reduction activities
2. In the terms of success formulation, Energy Action
Team,
refers
to
the criteria
for successful
implementation of energy conservation, where
include:
- energy-saving benchmarks,
- decrease/ decline percentage in energy
consumption and emission intensity,
- elasticity of energy,
- period of time, and
- the tendency of decline
- costs
The approach which taken in the formulation
of success is done by considering the activities
process / steps that occur in energy management
systems in the Company / Industry
Page 19 of 22
CHAPTER VII
AWARDS AND INCENTIVES SYSTEM
1. The company designed the mechanism of sanctions
and rewards for energy
conservation
and
emission
reduction
activities in
the
company / industry
2. Energy Action Team through the
Company can
apply for incentives to the government for the
efforts,
activities and
success
of
energy
conservation
as
stipulated
in Government
Regulation No. 70 /2009, such as:
- Tax incentives for energy efficient equipment
- Granting for the reduction, remission, and local
tax exemption for energy efficient equipment
- Tax Facility of import duty for energy efficient
equipment;
- Low interest fund rates for energy conservation
investments in accordance with the provisions of
legislation and / or Energy audit in partnership
funded by the Government.
Page 20 of 22
CHAPTER VIII
CLOSING
The
successful
implementation
of
Energy
Conservation and Emission Reduction in Industry is a
success shared between employees and management.
Success in each industry will simultaneously support
the successful implementation of a broad program in
national scale.
Page 21 of 22
REFERENCES
Government Regulation Number 70 Year 2009 about
Energy Conservation
Regulation of the Minister of Energy and Mineral
Resources No. 13 Year 2010 about Determination and
Application of Competency Standards Manager Energy
Industry
DRAFT ISO 50.001 about Energy Management System
Bureau of Energy Efficiency of India (Indo Germany
Energy Programme and Energy Manager Training of
India)
Page 22 of 22