Pemanfaatan kotoran ternak meniadi sumber energi alternatif dan
Transcription
Pemanfaatan kotoran ternak meniadi sumber energi alternatif dan
Arang hai'ati dan rurunannl'a sebagai stimulan pertumlruhan jabon dan sengon. Sri Komarayati dan 1 Gustan Pari Pemanfaatan biochar asal cangkang kelapa sarvit sebagai bahan pembawa mikroba PemantaP agregat. 7 L aksmi ta Prima S an ti dan D idi e k H adj ar G o enadi Apiikasi pupuk organik berbasis mikoriza unruk meningkatkan hasil kedelai di daerah semi arid tropis 15 l,ombok Uta n.V[lahltuAstiko,I. R. Sastrabidal,at, S. Djauhari dailA. Mubibilddin Pengaruh pemberian kompos ela sagu dan pupuk ABG bunga-buah terhadap P-tersedia, sefra pertumbuhan tanam an jagung(Zea na35 L) pada lnceptis olts. Elizabetlt Kaya serapan-P, 21 Pemanfaatan kotoran ternak meniadi sumber energi alternatif dan pupuk organik. 27 Arn aran t i, M o h arua d S a tori da n Yan t i S r i Rej e k i Pemanfaatan biochar untuk meningkatkan produktivitas lahan kering beriklim kering. 33 Re ni Ai Dariab dan Neneng L. Nuida Karakteristik morfologi rumput gaiah dan raja di tanah vulkanik dengan pemberian bahan Aqni Hanifa, Tfuhannes Baptk Subaglto dan Lutojo organik. 39 Kemampuan biocharmemeeangairpadatanahberteksturpasir. S.SutonodanNenengL.Nurida 45 Penggunaan tanamafl Vetiueia Tjqanoides L dan biocbar untuk remediasi lahan pertanian tercemar 53 limbah tamb aogemas. Amir Hamzab, Zainal Kusuma, Wani Hadi Uorno dan Barnbang Guritna Kemantapan agreg^t setelah aplikasi biochar di tanah lempung berpasir pada pertanaman iagung di 61 lahan kering Kabupaten Lombok Utara. ^Sz wardji, Vttani Hadi (Itomo dan Sukartono Potensi pembenah tanah biochar dalam pemulihan sifat tanah terdegradasi dan peningkatan hasil 69 jagung pada Typic Kanhapludults Lampung. Neneng L. Nurida, Acbmad Racbrnan dan Sutono Pemanfaatan biomassa kering (kayu) sebagai bahan bakar untuk menguji kerja prototype kompor 75 biomas sa. Chris tin e. E Marnu aj a dan Lin d a Y H un ta Pengaruh penggunaan biochar dan pupuk kalium terhadap pencucian dan serapan kalium pada 83 tanaman iagu ng. Vt/ido wati, Asnab dan Sutoy o Perananbiochar sebagai pembenah tanah pada pertanaman f agung di tanah lempung berpasir laaru) sem,r.lljld ropis LomboklJtan. Sakartono dan Wani Hadi Utoruo Efektifitas pengelolaan limbah cair pada industri kayu lapis Darui Subari, Udianslah, Bagjto Yanawiyadi dan di (tand1 9l Kalimantan Selatan' 99 Budi Setiawan Kaiianpeningkatan pemanfaatan kotoran sapi meniadi biogas dengan metoda SWOT dan AHP ori Pemanfaatan limbah pertanian sebagai energi alternatif melalui konversi di 109 Desa l7angrrnsari Kecamatan Lembang. Pati Renos the rmal. 117 Thufik Iskandar dan Nana Dyah Siswati Peningkatan kualitas infrastruktur ialanpadatanah ekspansif dengan pemanfaatan limbah Pertanian 123 guna mendukung pengembangan wilayah. G a lih D amar Pdn d.ulu da n S uh udi Pengaruh residu bahan organik pada tatamzn f agung (Zea nay L) sebagai tanaman sela pertanaman 131 ubi kayu (Manihot evrlenta L). Titiek Islami l EDISI KHUSUS Pengelolaan Limbatr Biomassa Sebagai Sumber Energr Te$adran, Pertanian Berlaniut dan Mitigasi Femanasan Global (Prospek Konverci Biomassa ke Biochar di Indonesia) Seminar Nasional, 26-n Jvntzllz di Universitas Ttibhuurana Tungadewr Mrlrrg. Buana Sains Yoll2 No t 53 53-6A,20n PENGGUNAANI TAIIAMAN Yetivetia zizanoides L. DAI{ BIOCHAR UNTUK REMEDIASI I-AHAN PERTAI{IAN TERCEMAR LTMBAH TAMBAI{G EMAS A.Hamzah')rZ. Kusuma2), V.H.IJtomo') dan B. Gutitno a t) Fakuhas Pertanian, Uniaenitas Tibbwana Tungadtu,i z) Fakriltas Pertanian, Uniuersitas Brau/ay Abstract Degadation of agticultual soils is not only due to application of over dose ferilizers and pesticides, but also industdal and mining activities. In Indonesia thete are 713 spots of smdl scale gold mining surounding agdcultural land, and the ptocess of amalgation is potential for heavy metal pollution. The aim of this study was to evaluate the use of Vetiwia {7arcifus L and biochar to remediate soils contaminated with small scale gold 111i11g tailings containing Hg and Pb.. The results indicated that soil pH decteased from 9,1 to 6-7 due to -i.irg FeSOo into cow firaflrre and biochat, and also increased soil Cotganic, N, P, K and CEC. Vietiaeia {4tnoifus gro$/o in the tailing medida showed capability to absorb Hg and Pb from the soil and stored in the toot (FIg 88,97o/o and Pb s7J7oA,leaves QagY.}9% and Pb 48.83W. Kgy words: Agriailtan land, rcnediatorplant, bio-char Pendahuluan Jumlah penambangan efilas raky* saat ini di Indonesia, diperkitakan telah mencapai 713 titik yang tetsebar di beberapt wtlayth seperti Sumateta, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggata (Aspinalt 2007), dan dipe*itakan jumlah ini terus bertambah sefuing dengan penemuan lokasi pertambaflgan baru. Ditiniau dari aspek sosial ekonomi, kegiatan pettambangan efilas nkyzt telah mampu membedkan kontribusi bagi penyerapan tenzga ker'1a dan secata langsung iuga betdamptk pada peningkatan kesejahteraan masyatakat di sekitat daerah pertambangan. Namun demikian, kegiatan tambang mkyat ini telah menimbulkan petmasalahan baru sebagai akibat dari proses amdagasi y^og menggunakan logam betat. Bebetapa wilayah tambang talryat dilapotkan telah terjadi pencemaran yang cukup tinggi baik pzrdatarah maupun air. Widhiyatm Q005), melapotkan bahwa tingkat ceftBratr merkuti GIg) di lokasi penambangat nkyat di wilayahJtwaBttat telah melampaui nilai ambqng batas QJAB) yang dipenyaratkao, yatat zntaxa 1,474-30,520 ppq sehingga dipedukan penanganan yang lebih komptehensif diantaranya tdila}l. mengunakan ias* tarLel.na;," Pennasalahan baru yang dihadapi saat ini adalah kegiatan pertambangafl dan proses amalagasi dilaksanakan di sekitat areal pertanian, mengakibatkan lahan pertanian yang tetcemat limbah tambang emas (tailin$ tidak dapat dimanfaatkan lagr sebagai lahan pertanian. Limbah tambang emas akan merusak biodivetsivitas dan jika tidak dilahkan pengelolaan dengaa tepat akan meacemad linglungan dan Qetakibat fitzlbag, kehidupan qpnusia dan makhluk 54 A.Hamzah, Z. Kusuma, W.H. Utomo dan B. Gudtno hidup lainnya. Dampak 6[ffi tzriling yang paling besat adalah perumbuhan tanatnao / Buana Sains Vol 12 No 7:53-60,2072 karena ketersediaan hara tendah terutama N, P dan C-organik, KTK setta pH yang tinggi. Disamping rendahnya kandungan tanafiurn temediator untuk mengutangi polutan dipengaruhi oleh sistim penanafivlflnya dan keragaan tzritrnafl, teflrtamn yang bethubungan dengan anatomis-molphologis taflatrtaf,., bara, faktot lain yzrlg iW, turut mempengaruhi pertumbuhan tarllanttrr addala tingginya kandungan logam berat pertumbuhan taflLman terutama Hg dan Pb. fisiologis dalam tanaman. Selain itu Tinggiflya penyetaparr logam pada iafftgult tattairnrutr a.kan mempengaruhi akumulasi logam berat di dalam tanah. Namua demikian, untuk mempercepat peoyerapan har:- termasuk logam betat pedu dibedkan bahan amandemen berupa biochar. Biochat adalz}r^ produk samping yang berupa karbon hitam yang digunakan untuk mengatasi kandungan bahan oganik tan h pzd^ toiliug dan dihanpkan mempercePat peryetapan logam betat. Hasil penelitian yaflg dilakukan oleh Glaser et al. Q002) dan Chan et al. Q007) menuniukkan bahwa pengguoaan biochat dapat meningkatkan ptoduktivitas tanah melalui perbaikan sifat fisilg kimia dan biologi tarab.. Liang et al. (2006) dan Novak et al Q009) membuktikan bahwa penggunaan bahan amandemen firampu mempetbaiki sifat fisik dafl kimia tatah, diartannya. KTK agtegasi tatlrah, Corganik tanrh dan kandungan ham tanah. Potensi ini betkaitan dengan kataktetistik yang dimiliki bahan ftedalaman, struktur, sistim perakztan dan biomassa yung 6ilpsilkan) dan ptoses-ptoses tsn^ffLurr yang digunakan harus mampu mengeksffak bahan pencemar dari beracun menjadi tidak dan kurang beracun (EPA, 2001). Moreno et al. Q005), mengemukakan ada dua pendekatan yafrg digunakan membantu tumbuhan dalam merediasi tanah yang tetpolusi logam berat. Pendekatan pertama dengan menggunakan gen-gen tumbuhan atau transgenik untuk meningkatkan tesistensi terhadap Hg dan mempetinggi kapasitas volitilisasi. Pendekatan kedua menggunakan larutan yang mengandung sulfur dan tidak bertoksis untuk menginduksi akumulasi logam berat ke dalam iair:gan tumbuhan yang betbiolnassa tiflggi (l\doreno et al., 2004). Tufuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian bahan amandemen tethadap petbaikan sifat kimia tailing dan pengaruhnya terhadap . perhmbuhan dan penyerapan logam betat ' (FIg dan Pb) oleh tanatuan temediatot. amandemen, diantanrrya pembentukan kompleks organo-mineral dan peningkatan KTK di dalam tznah. Penggunaan biochat sebagai amandemen untuk perbaikan tanth sawah mampu meningkatkan C-otganik ttnah sebesar 4,09oh, dibandingkan abu sekam yang harya 2,7 8o/o (I\4asulili et al., 2010). Saat ini pengguraan tafizifran. sebagai agen fitoremediasi betkembang cukup pesat. Fitotemediasi merupakan usaha pemrnfaztan irca tanaman untuk membetsihkan lingkungan hidup dari bahan pencefiut. Penelitian yaog pemah dilakukan menuaiukkan bahwa Bahan danMetode Penelitian ini dilakukan di nrmah kaca Universitas Ttibhuwana Tunggadewi Malang. Analisis tanah dilakukan di Labotatodum Jutusan Tanah Fakultas Pertanian Univetsitas Bnviiayz Malang. Bahan yang digunakan dalam penelitian la:rir: Tailing sebagai media tanarlrt ^ntar^ didatangkan dad Lombok Nusa Tenggata Barut, sedangkan bahan amademen berupa biochat diptoduksi sendiri, pupuk kandang sapi dan fenosulfat (FeSO), serta tanaman Vxiaeria $rynoides L Percobaan dilakukan 55 A. Hamzah, Z. Kusuma, W.H. Utomo dan B. Guritno di rumah kaca dengan menggunakan pot ukuran 10 kg sesuai petlakuan dan disusun dalam tancangan acak lengkap G,At) dengan 3 ulangan masing-masing: / Buana Sains Vol 12 betfungsi secara baik = = = = Kotoran sapitFerrosulfat 100 g Biochar*Fettosulfat 100 g I(ototan sapi*Ferosulfat 50 g Biochat*Fetosulfat 50 g -2Ohad l30hari 9 Ea '67 melihat perubahan katakteristik dan perubahan pH tanah dan sifat kimia lainnya. Pengamatan petubahan pH 54 €3 o, dipisahkan kemudian dicuci dengan aquades untuk menghilangkan kotoran kemudian dioven pada suhu 600C selamaT2 jarm selanjutnya .lilakukan analisis logam berat untuk mengetahui tingkat penyerapan logam berat dengan AAS (Annic Absorbtion Sputmmeter). Hasil dan Pembahasan Peran baban amandenen pupuk kandang dan biochar untuk perbaikan sifat kinia tailing Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang dan biochar mampu menurunkafl pH tailing da;n 9,7 menjadi 6-7 pada, periode waktu 30 hari setelah inkubasi (Gambat 1). Hasil ini menunjukan bahwa bahan organik yang dibedkan berupa pupuk knadang dan biochat telah mampu berperan sebagai perbaikan tanah. Salah satu peran bahan organik yang saflgat penting kandungan adalah asam-asam otganiknya yang angbet-pH tiflgg1 10 :Ea6 dipanen akar dan daun y rpHawal r l0hari Inkubasi dilakukan selama 30 had untuk dilakukan selama 30 hari dengan interval waktu 10 had. Tanaman Vetiaeia $qanoides L ditanam langsung pada pot percobaan dengan menggunakan stek sepaniang 25 cm. Pengamatan pertumbuhan tan mafl dilakukan setiap minggu selama 4 bulan. Setelah 4 bulan f.a;numafl dipanen, selanjutnya dilakukan analisis logam berat (FIg dan Pb) terserap. Setelah t^r.utna;n sehingga mempengauhi perubahan pH tanah. Disamping itu penambahan fetosulfat (FeSO) yang betsifat asam iuga mampu menyeimbangkan tailing A1 A2 A3 A4 No 1:53-60,2072 Es o- 7 0 N2 A3 Pcrlakuan Gambar 1. Perubahan pH tailing selama inkubasi (30 hari) Penurunan pH tanlah dapat <tilakukan dengan menggunakan beberapa bahan diantatanya sulfirt, asam sulfat dan bahan organik. Penggunakan bahan organik dapat pH tanah karena terjadi pembentuka;tt as rn organik sebagai hasil dad dekomposisi bahan organik. Dalam kaitannya dengan penggunaan bahan amandemen, tedihat bahwa penurunan pH cukup signifikan dad pH avaJ9,7 meniadi pH 6-7 padz 30 had setelah inkubasi. menurunkan Penurunan pH pada 10 hai setelah inkubasi cukup signifikan tetlihat pada, semua pedakuan. Kemudian telatif stabil pada periode inkubasi hari ke 20 dan hari ke 30 (ptH antaru 6,5-:7,5). Pemrrunan pH ini diduga dipengaruhi oleh zdanya penggunaan pupuk kandang dan biochar. Faktot penyebab pelrurunan pH tanah diduga diakibatkan bebetapa faktor, ^tatzrl lain: (1) peningkatan konsenuasi H* hasil disosiasi asam otganik dad hasil intermediet dekomposisi dan metabolisme sekunder mikrobia tanah, Q) tetjadinya pembebasan ion H akibat pertukatan kation pada petmukaan minetal .dan (3) terfadinya disosiasi H* dad asam karbonat 56 A.HamzaLZ. Kusum4 W.H. Utomo dan B. Gudtno yang tetbentuk drri teaksi CO, sebagai hasil tespiasi mikrcbia t^ll.uh dengan HrO. Pola penuunan pH tanah seperti i"i iW, t"ti"di pada tardrh liat berpasit pada pH 5,39 sebagai akibat dari peningkatan adsotbs Cu dad 0 ke 25 mmo/kg oleh petmukaan misel tanah $u et al., 2002; f BuataSains Vol12 No 1:53-60,?-072 Susilowati, 2010). Disamping toirdi petbaikan pH tailing bebempa sifat kimia yang latn iftut 6sningkat dimtaanya Cotganik, N, P dan K yang semulanya tendah meniadi tinggi setelah diinkubasi selama 30 hari (fabel 1). Tabel 1. Hasil analisis tailingawal dan 30 had setelah inkubasi Pedakuan C-organik P/o\ 0,41 Awal N-total eA 0,13 C/N P-Olsen 12,00 (mslks) 5,70 K-Total (meq/100 g tanah) 0,11 30 hari setelah inkubasi A1 3,76b 0,20 a 19,00 c A2 A3 A4 2,53 0,22a 17,67 a 19,33 c 11,67 3,63b a 0,20 a 0,24 t a 40,28 a 89,45 b 7,58 a 4,38 b 96,76b 2,82a c 5,67 d yang diikuti humf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyatz pada 2,79 Aogk taruf ltiiBNT 5%. Ketetangan: a. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang dan biochar mampu meningkatkan kesubutan tanah tailing sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanatruufl temediatot. Perbaikan kesuburan ini toirdi katena telah te{adi pe$aikan pH tanah sehingga ikut memicu pelepasan hata dati bahan amandemen yang dibetikan. Handayaflto dan H^tna,h Q00n, mengemukakan bahwa fungsi. bahan otganik t^n^h yang penting ada'lah menyediakan unst[ hata, penyedia energi bagi aktivitas miktootganisme dan fauna tanah tffi h sehingga memperbaiki agtegasi serta meningkatkan kapasistas peryangga lar:iah yurLg betkaitan dengan efisiensi penggunaan hara. Dad kedua bahan amandemen yang dibedkan tetlihat pergguoaan kototan sapi mampu membedkan peningkatan pada Coganik sebesat 3,76 dan 3,630 . Penggunaan biochat mampu meningkatkan P dan Il masing-masing 89,45 dan 735,4 mge/kgg untuk P, sedangkan K sebesar 4,38 dan 5,67 meq/700 g. Hal lain tedihat pada N-total tidak berbeda nyata dengan pembedan kotomn sapl tetapi pemberian 135,4 biochar cenderung lebih tinggi dari kotoran sapi. Namun demikian tetlihat antara hasil analisis tailing aural &n 30 had setelah inkubasi tetlihat petbedaan angka yang cukup iauh. Hasil di atas menunjukkan bahura teriadi perbaikan hara yaag cukup signifikan sehingga mampu meropang pertumbuhan t^nutn n. Pe$aikan pH tanah merupakan faktot yang sangat penting bagi peningkatan pertumbuhan taflo*.rirun. Betkaitan dengan penggunaao bahan amandemen dalam petbaikan pH tamh, memungkinkan teqadtnya peningkatan aktivitas biologi tanah sehinga dekomposisi bahan otganik tanah meningkat sehingga mempengaruhi peningkatan uostr N, P dan K (Masulili el aL,2010). Disa-mping itu pembedan pupuk kandang dan biochar akan betpetan sebagai sumbet asam-asam otgaaik yang mampu mengonttol kelarutan logam dalam tanah ataupun beqpemn sebagai sumber hata bagi tanaman. Asam-asam otganik yang terdapat dalam bahan otganik mamPu mengkelat unsut-uost[ metacrur dalam A-Hamzah,Z. Kusuma, W.FL Utomo dar B. Guritno tanah sehingga menjadi tidak betbahtya bagltanamat. Pngarult ?@uk kandang dan biocbar terbddsP dan penler@an bgarz berat ohb tanartan Vetiwia {rynoides L Hasil amlisis menunjukkan bahwa pembedan pupuk kandang dan biochat mampu meningkatkan pertumbuhafl iumlah anakar tanaman &n distdbusi paniang akzu ttrramrn Vetiueria {qanoifus (Gambat 1 dan 2). Jumlah *rakzn / btaaasains Vol 12 No 1: 53-60, 2OL:7 terbanyak secara berturut-hrut teqdt padia perlakuan A1 $1,a$; A3 (8,00); A4 (6,94) dar A2 (6,06). Disttibusi panjang akar tefiinggi ke tendah masing-masing pada A1 Q6,33); A2 Q2,67); A3 Q2,33) dan A4 Q2,00). Hal ini mengindikasikan bahura Vetiwia {rynoides yang ditanam sebagai agefl fitotemediasi tumbuh secara baik kxena telah te{adi petbaikan kesuburan tanah. 27 6 % G -GCD E G 24 * ?2 EG o- 21 n tg Gambar 2. Pengaruh petlakuan terhadap iumlah anaka;n Vetiwrai {Tanoidts t7.o 15.O g nt 13.O E rT E 11.O (! ! .E E = 9.0 7.O 5.O 3.0 1.O o123456 7 A 910111213 Waktu Gambat 3. Pengaruh pedakuan terhadap distribusi akar 58 A.Hamzah,Z. Kusuma, W.H. Utomo dao B. Gudtno Pettnmbuhan tarr^frafl yuflg baik akan berpengaruh pula PL&L disttibusi akax sehingga mampu meryeraP logamJogam berat terutama Hg dan Pb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanamufl Vetiwria {qanoifus ymtg ditanam sebagai agen fitotemediasi tailing mampu menyerap Hg dao Pb (fabel 2). Tabel 2. Total serapan Hg dan Pb Pada tanamao Vetiueia {qanoides L G"g/kg) Pedakuan Hg A1 14,30 33,20 20,20 29,00 A2 A3 A4 61,00 92,00 88,00 78,00 / Buaaa.Sains Vol No 1:53-60,20L2 tertioggi tedihat pada perlakuan A2 dan A3 (92,00 dan 88,00 mg/kg), kemudian pedakuall A4 dan A1 (/8,00 dan 61,00 mg/ kg). Kedua logam berat yang disetap, taramtt Vxiaeria {rynoides mamPu menyerap Pb lebih tinggi dibaodingkan dengan Hg. Dati logr- betaty*ng disemp sebagian besat didis6ifs5ikan ke bagian talnutrr tt, teflrtama p^d^ akar. Hal fud berkaitan dengan kamkteristik tar;rartrrarfl Vetiaeria {qanoides L y^og memiliki sistem petakaran yang masih sehingga frlampu menjaring logam bemt Lebih tinggi kemudian disimpan pada bagian akat dan sebagian ke daun (Gambat 3). Persentase serapan yang tedihat untuk Hg yaLf,g tersimpan pada Hg yang diserap tanarn n 12 tkat sebesar 88,91oh Vetiueia seda4gkan pada daun 77,09o/o- Begitu pula {7anoifus tettinggr pada perlakua;n A2 dtn L4 sebesar 33,20 dan 29,00 nrrg/ kg, kemudian disusul petlakuan A3 dan A1 sebesat 20,20 dan 14,30 frrg/ kg.Setapan te{adi pada logam bemt Pb, ProPorsi Total tertinggi padz akar. sebesat 57,77oh dar;- pada daun sebesar 48,83'h. SrT.n loga berdtdB.l lM furd4]s L 100 80 60 40 n o Gambat 4. Persentase sefapan Hg dan Pb pada tallratu^flVAiaeria {lanoidesL. Salah satu kataktet tanumafl Vetiaena $rynoifus adalah sistem perkxanyt yang masih sehingga memungkinkan penumpukan logr- betat pada bry1zn a,kz..r lebih besat. Hal ini seialan dengan hasil penelitian Somsaguan et al. Q002), mendapatkan bahwa tanaman Vetiueria {rynoi&s mampu mengakumulasi Pb dan ditimbun di bagian akat lebih banyak dan pada dibagian atas selama 12 minggu. Hal ini menuniukan bahwa tunafrtrafi Vetiaeia {rynoifus L merupakan tana;rnarr akumulatot pa& hampit semua jenis logam berat Indmyatie (2006) mandapatkan bahwa L memiliki turrlrrrutr Vethnria {rynoides A.Hmz2lh,Z. Kusuma, W.H. Utomo dan B. Gutitno Indeks Toleransi (IT) mencaput 120,99oh sehingga memiliki kemampuan untuk rnenurunkan konsenftasi BOD padt timbah cair pabdk tapioka sebesat 992o/o, serta COD sebesar 98,93o/o. Kopittke et ol. Q00n dan Tiiani (2008) mengungkapkan bahwa logam betat yang masuk ke akat turrat:rrariL melalui ruang afltara se1 (apoplas) melewati koteks kemudian terakumulasi didekat endodetmis katena adapita kaspati yang menghalangoyr. Hal irrilah yang mengakibatkan akumulasi logam bemt lebih besat diakar dari pada bag1an. atas t^natrrafl (Susilowati, 20 1 0). Pdyanto ,7ot Prayitno Q004) mengemukakan bahwa penyempan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan drp* dib"g meniadi tiga proses, yaitu peflyerapan logam oleh akar, tmnslokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain dan lokalisasi logam pad^ bagian sel tertentu untuk menjaga ^gM tidak meoghambat metabolisme. Efisiensi dalam pengakumulasian Hg dan Pb daJam akat dan kemudian ditranslokasikan ke batang dan daun menjadi pilihan yang baik untuk mencegah penyebaran logam berat Hg dan Pb pada lahan-lahan pettanian. Kesimpulan Penggunaan bahan amandemen betupa pupuk kandang dan biochar ya;n.g tambahkan dengan fetosulfat mampu memperbaiki pH tanah 612r mgningkatlsn kandungan N, P, K dan KTK. Ta;naman Vxiveria {qanoidu L yang ditanam pada tailiflgtambang emas yang dibed petlakuan pupuk kandang dalr biochat mampu melryetap Hg dan Pb masing-masing sebesat 74,3-33,2 mg/kg, dan 4U92 mg/kg. Petsentase serapan Hg teninggi pada zkqt 88,97o/o kemudian pada daun 23,540 , tetinggi sedangkan untuk Pb serapan 51,17oh pada akar dan pada daun sebesat 48,830 . f 59 BaanaSains Vol 12 No 1:53-60,?-012 UcapanTedma Kasih Tedma kasih kami sampaikan kepada Dircktost Pendidikan Ti"gg Kementetian Pendidikan rlan Kebudayaan Republik Indonesia atas kesempztafi yarrg dibedkan untuk studi lanjut, sefia Labotatodum Tanah Fakultas Petanian Univetsitas dan ketfa Btaw\tya, atas safiraflya. Daftar Pustaka Aspinall C. 2001. Small-scale mining in Indonesia. Intemational Institute for Environment and Development and the Wodd Business Council for Sustainable Development. England. Chan, IC Y., Zwieten, B, L. avn., Meszaros, I., Downie, D. and Joseph, S. 2007. Agronomic values of greenwaste biochat a soil amendment. Australian Joumal Soil Research 27 : 629434. as of Environmeotal Protection Agency. 2001. Brownfields technology primer: selecting and using phytoremediation for site cleanup. U.S. Environmental Protection Agency. l7ashington. Glaser, B., Irhmann, J. and Zech, W. 2002. Ameliorating physical and chemical propeties of highly weathered soils in the tropics udth charcoat A Review. Biology and Fertility of Soils 35:279-230 Handayanto, E. dan Hairiah, I< 2007. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. Jakatt^. 162. Indmyatie, E.R. 2006. Potensi Tanamao Vetiaeia $rynioidts L dalam Remediasi Limbah Cair Pabdk Tapioka. Disettasi. Universitas Brawijaya. Malang. Kopittke, P. M., Asher, CJ., Kopittke, R-4. and Menzies, N.W. 2007. Toxic affect of PbP+ on growth of cowpea (VU* unguicuhta). Joumal of Environmenal Pollution 150: 280-287. Li*& 8., Lrhmann, J., Kinyangi D., Grossman, J., ONeill, B., Skjemstad, J. O.,Thies, J., Lulzao, F. J., Peterson, J. and Neves, E. G. 2006. Black carbon inceases cation exchange capacity in soils. Soil 60 A. Hamzah, Z. Kusuma, !7.H. Utomo dao B. Guritno Science Society of America Joumal 70: 1719-1730. Ivfasulili, 4., Utomo, W.H. and Syelhfani. 2010. Rice husk biochat for dce based copping system in acid soil 1. The charactedstics of dce husk biochar and its influence on the properties of acid sulfate soils and rice growth in West Kalimantan, Indonesia. Joumal of Agdcultue Science.http: / /www. ccsenetorg/ jas. 2C[,4. Phytoremediation of mercufy-contaminated mine tailings by induced plant-mercury accumulation. Envkonmental Practice 6:165-775. Moreno, F.N., Anderson, C.W.N., Stewatd R. B. and Robinson, B. H. 2005. Mercury Volatization and Phytoekstraction From Base-Metal Mine Tailing. Joumal Envitonmental Pollution. www.elseviet.com,/located /envpol. Novak, J.M., Busscher, !Q., L,aird, D.L., Ahmedna, M., Watts, D.W. and Niandou, M.A.S. 2009. Impact of biochar amendment on fertility of a Southeastem Coastd Plain'Soil. Soil Science 774: 705- tt2. Buanesains Vol 12 No 1z 53-60,2012 B. dan Prayitno, l. 2004. Fitotemediasi Sebuah Teknologi Pemulihan Pencematan, Khususnya Logam Betat. Priyanto, http//ltl.bppt tripod.com. diundu tangal 1 Maret 2010. Susilovrati, E. 2070. Pe'ilaku Timbal (Pb) Dalam Tanah dan Penganrhnya Tethadap I(ehidupan Bakteri Pelatut Fosfat dan Pembahan Anatomi-Modologi Akar Tanaman. Disertasi. Ptogram Pascasatiana. Moreno, F.N., Anderson, C.I7.N., Steward R-B. and Robinson, B.H. / Fakultas Pertanian Universias Brawiiaya. Malang. Tii*i M.N. 2008. Contamination of shallow groundwater system and soil plant transfet of trace metal undet amended irigated fields. Joumal Agricultural water management AGWAT-2678; Article in press. 8 p. Yu, S., }Ie,Z.L., Huang, C.Y., Chen, G.C. and Calverg D.Y . 2002. Adsoqption-Desoption behaviot of coppet at contaminated levest in ted soils from China. Joumal of Environmental Quality 31:-1129-1136. Widhiyatna, D. 2005. Pendataan Penyebamn Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daetah Tasikmalaya, Ptopinsi -DIM. B ar:aL Laporan Penelitiafl Jawa