Jurnal Agriekstensia - Universitas Brawijaya

Transcription

Jurnal Agriekstensia - Universitas Brawijaya
rssN 14124866
Agriekstensia
Jurnal Penelitian Terapan Bidang Sosial, Ekonomi dan Pertanian
Vol. 11 No. 2, DESEMBER 2A12
Analisis Peran Kelembagaan Penyuluhan Dalam Upaya Peningkatan
Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Malang
Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian
Kjian Efisiensi Pola Tanam Tumpangsari Cabai Merah Keriting
(capsicumAnnum L.) Dengan Beberapa Jenis Tanaman Sela
Kaj ian Alat Tanam Padi Tipe Rotor Dengan Pendekatan Ergonomis
Analisis Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Pengembangan Kelembagaan Kelompok Tani Perempuan Dalam
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sekitar Rumah Di Kabupaten Kediri
(studi Kasus Pada Kelompok Tani Perempuan Desa Nambakan,
Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri)
Etos Kerja, Motivasi, Dan Sikap InovatifPetani
Dampak Penerapan Pendekatan Dan Metoda Participatory Rural
Appraisal (pra) Pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian Terhadap
Produktivitas Dan Kemandirian Petani Di Jawa Timur
Reproduksi Pengetahuan Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan
Pada Komunitas Petani Sayuran
Kelimpahan Populasi Ulat Spodoptera Exigua Hub. Pada Berbagai
Galur / Varietas Bawang Merah
Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat Petani Dalam Percepatan
Adopsi DanAlih Teknologi Di Jawa Timur
Agriekstensia
Vol.
11
No. 2
Hlm. 175-358
Malang, Desember 2012
rssN l4l2-4866
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang
" *.'\
#
iekstensia
l5=r.
Penelitian' Terapen"B idang Sosia l, Ekonomidan Pertanian
{{
Vol.
''
175
-
No. 2n Desernber 2012
Daftar lsi
19.1 ,Analisis Peran Kele4baga4o Penyuluhan
peningkatan
Malang
fherja
Penyuluh Pertanian
Upaya
Pdry
Kabupaten
Di
lg2-210 Efektifitas ,Penggu4qan Media Audio Visual
:Dalapo
Pelaksanaan PenYuluhan Pertmian
.:..'
211-224 Kjian Efisiensi Pola
Tanarr,r Tumpangsari Cabai Merah
Gagpng S.
Wahyuning P
AchmadNizar
Dwi Purnomo
?25.
RfraDewi M
2,36
@ng
.235 Kajian Alat
Tanam Padi Tlpe Rotor Qengan Pendekatan
Ergonomis
- 260
Suryadi
Analisis Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Peirgembangan Kelembagaan Kelompok Tani Perempuan
Oatam pemanfaatan Lahan Pekarangan Sekitar Rumah Di
Kabupaten Kedti (studi Kasus Pada Kelompok. Tkrni
Perempuan Desa Nambakan, Kecamatan Ringinrejo
KabupatenKediri)
261 -302
303 -323
Etos Kerj a, Motivasi, Dan Sikap InovatifPetani
Dampak Penerapan Pendekatan Dan Metoda Participatory
nurai Appraisal (pra) Pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Terhadap Produktivitas Dan Kemandfuian Peuni Di Jawa
Timur
Gunawan
324 - 337
Reproduksi Pengetahuan Inovasi Teknologi Ramah
Lingkungan Pada Komunitas Petani Sayuran
Kliwon Hidayat
Mangku Purnomo
Harwanto
338 - 345
Kelimpahan Populasi Ulat Spodoptera Exigua Hub. Pada
Berbagai Galur / Varietas Bawang Merah
346 - 358
Karakteristik Sosial Budaya Maqyarakat Petani Dalam
PercepatanAdopsi Dan Alih Teknologi Di JawaTimur
Nurul lstiqomah
Anwar Sadad')
Kasmiyati
RikaAsnita
AGRIEKSTE,NSIA VOL. 11 NO. 2, DESEMBER 2OI2,TLM324 _ 337
RERRODUKSI PENGETAEUAN INOVASI TEKNOI.OGI RAMAE LINGKUNGAN
PADA KOMTINITA.S PETANI SAYT]RAN
(Studi di Desa Tawangar3o, Kecamatan Karangplosoo Kabupaten Malang)
Gunawanl), Kliwon L*dayaP,Mangku Purnomo2)
ABSTRAK
ini bertujuan menganalisis reproduksi pengetahuan inovasi teknologi ramah
lingkungan pada komunitas petani sayuran.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kualitataiflokasi penelitian dilaksanakan di Desa Tawangargo,
Kecamatan Karangploso.Teknik analisis yang digunakan adalah model interaktif yang
dikembangkan Miles dan Huberman. Keabsahan data diuji dengan cara menguji derajad
kepercayaarl kiteria keteralihan dan kiteria kepastian,Hasil penelitian menunjukkan bahwa
reproduksi pengetahuan merupakan hasil rekonstruksi pengetahuan petani antara inovasi
teknologi ramah lingkungan yang diintroduksikan dengan kebiasaan petani dalam berusaha
tani sayuran.Hasil reproduksi pengetahuan berupa pengetahuan baru tentang komponen
Penelitian
teknologi ramah lingkungan.Komponen inovasi teknologi ramah lingkungan meliputi
penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk bokashi, pengurangan pupuk kimia,
pengurangan pestisida, penggunaan tricodherma dan penggunaan pestisida nabati.
Koa Kunci: reprduksi pengelqhuon, tefuotogi ramah linghmgan, petani sayuran
ABSTRACT
The objective of research is to analyze the reproduction of the environmental friendly
technological innovation knowledge based in the vegetable farmer community, Research
method is qualitative approach. The location of research is at Tawangargo Village,
Karangploso Subdistrict. The analysis technique is Miles and Huberman's interactive model.
Data validity is tested by examining the trust degree, shiftiness criteria and certainty criteria.
Result of research indicates that reproduction of knowledge represents a reconstructive result
of farmer knowledge about the relationship between the envirsnmental friendly technological
innovation and the farmer habit in cultivating vegetable. The outcome of reproduction of
knowledge is a new knowledge on the environmental friendly technology component. The
environmental friendly technology component is involving the use ofsuperior seed, the use of
bokashi fertilizer, the reduction of chemical fertilizer, the reduction of pesticide, the use of
tricodherma and the use of vegetative pesticide.
Key word: the Reprodrction o/ Knowledge, Envirorunenlal Friendly techrnlogt, wgetable
Farmer Comrmmity
r)
2)
324
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
sumberdaya
PEIYDAHULUAN
Pertanian
Sebagai basis Pertanian, desa
memiliki peran strategis
dalam
pembangunan pertanian.Pembangunan
di perdesaan tidak dapat
kebijakan
dipisahkm dari
pertanian
lokal,
mulai
Badan Litbang
tahun
20Ll
Model
melaksanakan Program
Pengembangan Pertanian Perdesaan
Melalui Inovasi (M-P3MI) sebagai
-progran pembangunan Peranian
melalui sistem diseminasi multi
pembangunan Pertanian Yang
memfoluskan Pada PencaPaian
swasembada pangan berkelanjutaru
peningkatan diversifrkasi pangan,
peningkatan nilai tamball daya saing
channel. TujuannYa
meningkatkan kemandirian
untuk
pangao,
nilai tambah, daya saing
dan
kesejahteraan petani. Muatan pertaniaa
ini
kesejahteraan petani (Litbang, 2010).
Pembangunan pertanian di perdesaan
yarg bertujuan untuk mewujudkan
kemandirian pembangunan pedesaan
memiliki
konteks penyebarluasan inovasi yamrg
berorientasi pada suatu kawasan yang
secara komparatif memiliki keunggulan
sumberdaya alam dan kearifan tokal
(endogenous lntowledge) khususnya
yang didasarkan pada potensi wilayah
pertanian.
dan ekspor, serta
desa diarahkan Pada
yang berbasis
sumberdaya
Peningkatan
Pe,mbangunan
PendaYagunaan
alam dan
sumberdaYa
manusi4 dengan
memanfaatkan
ketersediaan teknologi pertaniarq guna
mengembangkan sistem agribisnis,
yaitu mengembangkan industri hulu
pertanian, industri
hilir
pertanian dan
indusfti jasa seraoa simultan dan
harrnonis. Dukungan ketersediaan
inovasi teknologi tepat guna, spesifik
lokasi, muratL mudah diterapkan oleh
petani, mengandung muatan bahan
baku lokal, dan tidak menimbulkan
gangguan ekosistem, sangat berarti dan
diperlukan dalam
mensukseskan
pembangunan pertanian perdesaan.
Dalam rangka mendukung
pembanguaan Pertanian menuju
terwujudnya Pertanian ugguian
berkelanjutan Yffig
berbasis
qgnafr
fuprodu"Egi <Peflgetofuon lwvasi tefi"nofogi
Ling fritngan Aada I(omunitas Qetffii Soyuran
perdesaan dalam
model
Skala
Pengembangan
disesuaikan dengan basis usaha yang
dilakukaru terganhrng pada kondisi
wilayah di masing-masing lokasi.
Salah satu
model
pe,rgembangan pertanian
melalui penerapan inovasi teknologi di
Kabupaten Malang dilaksanakan di
Kecamatan Ksr:angploso khususnYa
Desa Tawangargo, dengan basis usaha
pada pengembangan sayuran Yang
mengarah ke produk ramah lingkungan.
Pemilihan inovasi teknologi ramah
lingkungan berbasis tanaman sayuran
didasarkan Pada keunggulan
sumberdaya lokal. Desa Tawangargo
perdesaan
Kecamatan KarangPloso meruPakan
wilayah yang memPunYai toPografi
perbukitan dengan ketinggian tempat
700-1000 m dp1 dan curah hujan 1-5002.000 mm/th. Dengan kondisi tersebut
maka wilayah Desa Tawangargo sangat
325
cocok untu& pengembangan pertanian
lhususnyS komoditas sayuran. Luas
wilayah desa Tawangargo 784 ha yang
terdiri dari permukiman 98 ha" sawah
204ha\ tegalan 315 ha perkebunan 130
ha serta hutan produksi 37 ha. Sekitar
65 o/o dari luas lahan pertanian desa
Tawangargo, saat ini didominasi
usahatani aneka sayuran (sawi, brokoli,
letfuce, kobis, cabai, andewi, buncis,
tomat, jagung manis). (Anonim, 2008;
Rahayu,2010).
'
program
Pelaksanaan
pengembangan pertaniau pedesaan
melalui intoduksi inovasi teknologi
rarnah lingkungan di Desa Tawangargo
dilalrukan dengan model partisipasi.
Peinbangunan yang partisipatif
merupakan proses yang melibatkan
petani dalam keputusan yang berkenaan
dengan kehidupan
masyarakat
perdesaan. Keterlibatan petani dimulai
perencanaan yaitu penggalian
potensi wilayah desa dan permasalahan
dari
yang iberkembang, sampai pada
pelaksanaan kegiatan melalui
penerapan inovasi'teknologi ramah
lingkungan. Komponen
inovasi
teknologi tersebut meliputi pemberian
pupuk organik, penggwuran benih
unggul, pelrggunaan ficodenna,
pengurangan dosis pupuk kimiq
pengurangan dosis pestisid4 dan
penggunaan pestisida nabati. Transfer
teknologi dari sumber inovasi teknologi
ramah lingkungan kepada
pengguna juga
komunitas petani sayuran Desa
Tawangargo. Hal ini tak lepas dari
kenyataan bahwa ilmu pengetahuan
baru secara alamiah akan berbaur
bersama petani yang telah mapan
sebelumnya. Ilmu pengetahuan baru
sebagai hasil konstruksi petani inilah
yang akan diuji apakah ia lebih dekat
dengan ilmu pengetahuan dari BPTP
atau ilrnu pengetahuan mereka sendiri.
Hasil'dari analisis tersebut selanjutrya
menjadi standard baru apakah ilmu
pengetahuan dari BPTP terintroduksi
secara efektif atau tidak pada komunitas
petani sayuan Desa Tawangargo.
petani
menentukan
keberhasilan penerapm inovasi yang
diinginkan. Kegiatan penyuluhan lebih
326
diutanaakan sebagai proses pendidikan
dalam mengubah perilaku petani agar
menjadi lebih berkualitas melalui
proses komunikasi.
Penyebarluasan informasi,
inovasi dan teknologi pertanian yang
sesuai dengan kebutuhan petani harus
dilalcukan dengan pendekatan dan
metode yang tepat. Petani mempunyai
kapasitas untuk menyerap apa yang
terjadi di sekelilingny4 selanjutrya
menganlisis dan menafsirkan baik
sebagai hasil pengamatan maupun
pengalaman, ymg pada gilirannya
dapat digunakan untuk meramalkan
ataupun sebagai dasar pertimbangan
dalam pengaarbilan keputusan. Oleh
karena itu menarik dikaji bagaimana
pengetahuan inovasi teknologi ramah
lingkungan diintroduksikan pada
Fokus dan Rumusan Masalah
lnovasi teknologi
lingkungan
ini
ramah
diperkenalkan oleh
Qunawan,
[f;f,
BPTP Jawa
Timtr
kePada Petani
sayuran Desa Tawangargo.Sementara
itu petani sayuran Desa Tawangargo
telah mempunyai pengetahuan lokal
dalarn berbudidaya sayuran melalui
pengalaman dalam berusalu tani. Selain
itu petani Desa Tawangargo terbuka
dalam meirerima informasi teknologi
dari sumber-sumber informasi
teknologi yang lain sqrerti pedagang'
perusahaam benih dan Perusahaan
pestisida Penelitian ini difokuskan
pada reproduksi Pengetahuan dan
penerapan inovasi teknologi ramah
lingkungan pada komunitas Petani
sayuran Desa Tawangargo, Kecamatan
Karangploso, KabuPaten Malang.
belakang
Berdasarkan
agat
atas
perrnasalahan
latar
dan
di
memahami secara mendalam dalam
penelitian ml, maka dirumuskan
masalah penelitian yaitu: bagumana
pengetahuan inovasi teknologi ramah
tingkungan direProduksi oleh
komunitas petani sayuran
di
Desa
Tawangargo, Kecamatan Karangploso,
Malaag (c) terdaPat Program Model
Pengerrbangan Pertanian Perdesaan
Metalui inovasi (MP3tv{I)
Dalam penelitian ini Penentuan
informan ditentukan secara sengaja
Qrurpossive) sesuai
dengan
yaurta 2
yang diangkx
informan kunci, 2 orurg petani
perrrasalalran
orang
yang tenru$uk dalam kelomPok PeAni
5
orang Petani murni dan 4
orang petani serabutan, 1 orang PPL
dm 2 orang Petugas dari BPTP'
Infomran penelitian ditentukan dan
dagang,
diwawancarai
berdasarkan
kemungkinannya dalam me'mberikan
data secara menyeluruh dan mendalm'
Peneliti melakukan rrawalc,-qra secara
mendalam terhadap para informan yang
telah dipilih secara selektif.
Teknik analisa data
digunakan dalam penelitian
ini
Yaog
adalah
model interaktif sePerti
Yaflg
Huberrnan
dan
Miles
oleh
dikeinukakan
Malang?
Metode Penelitian
Penelitian
Malang dengan beberaPa
pecimbamgan antara tain; (a) sebagai
pengembangan kawasan saYuran
kabupaten Malang O) akan dibangun
desa wisata Pertanian oleh Pemda
Kabupaten
ini
dirancang dengan
metode kualitatif.Dalam pendekatan
kualitaJiq fenomena ini diPahami
menurut paham emik Yaitu sudut
pandang subyek yang diteliti.Lokasi
kasus penelitian berada di Desa
Tawangargo Kecamatan Karangploso
togi fu'maft
ryprof,u*gi <Pengetafruan hmnsi te fuw
rfuda
Qewti
Salnmn
Ling fiagon
Konunitas
(1992).Model ini terdiri dari tiga hat
pokok yaitu reduksi data penyajian
daa dan penarikan kesimpulan.Ketiga
hal ini saling jalin-menjalin pada saa!
selama dan setelah pengumpulan data
dilalflrkan sehingga
seakan-akan
meinbentuk siklus yang interaktif.
327
Penyajian data
Prinsip-prinsip verivikasi data meliputi
empat macam yaitu: (1) kepercayaan
(creadtbility), (2)
keteralihan
(3) kebergantungan
(dependibility), (4) kepastian
(tranferability),
(confirmability).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Polanyi
dalamlumbantobing
htowledge merupakan knowledge yang
diqrn di dalam benak manusia dalam
bentuk intuisi, persepsi, keahliaq dan
pengalaman individu yang sangat sulit
diformalisasikan dan dr-share dengan
lain"
orang
sedangkan
knowledge
explicitknowledge adalah
yang dapat atau sudah terkodifikasi
dalam bentuk dokumen atau bentuk
berwujud lainnya sehingga dapat
(201 1),' menyatakan bahwa knowledge
dengan mudah ditransfer
terdiri atas dua jenis yaitu
didistribusikan dengan menggunakan
tacit
lmowledge dan explicit lmowledge.Tocil
'acit
dan
berbagai media.
Trcit..-r
IV
tirl
I
x
15
g5'
m
x
E.
6
Ery${$l
nat"*u"n | |
Effiffi:E-J
Menurut Nonaka dan Takeuchi
(1995) kedua jenis lmowledge .tersebut
proses konversi, yaitu: Sosialisasi,
dapat dikonversi melalui empat jenis
lnternalisasi. Keempat
328
Eksternalisasi, Kombinasi dan
jenis proses
$uruwan, dfrd
konversi ini disebut SECI Process.
Empat model konversi lmowledge,
yaitu: (1) Sosialisasi merupakan proses
sharing dan penciptaan tacitlonwledge
melalui interaksi dan
Pengalaman
langsung, (2) Eksternalisasi merupakan
tacitknowledge
pengartikulasian
menjadi explicitknowledge melalui
proses dialog dan refleksi, (3)
dapat meirgurangr ponberian puprft
kimia sebesar 6A-700/o Pada musim
kemarau dan 30o/o Pada musim
penghujan. Manfaat lain dari
penggunaan pupuk organik adatah
ketahanan tanaman terhadaP
seranganhama dan penyakit lebih
tinggi, sehingga penggun,um pestisida
Kombinasi merupakan proses konversi
explicit knowledge menjadi
explicitknowledge yang baru melalui
dengan sendirinya menjadi berkurang.
Pemahaman lain tentang Penggunarm
pupuk organik adalah cara pembuatan
dan pemberiannya mudah dilakukan.
dan
Pembuatan pupuk organik oleh petani
sistemisasi
PengaPlikasian
explicitlotowledge dan inforrnasi, dan
(4) Internalisasi merupakan proses
pembelajaran dan akuisisi lmowledge
yang dilakukan oleh anggota kelompok
mengacu pada teknologi yang telatt
diinfroduksikan.Pemberian
Pupuk
organik dilakukan Pada
saat
terhadap explicitkrtowledge yang
pemupukan dasar setelah Pembuatm
bedengan. Hal lain yang dirasakan
disebarkan melalui pengalaman sendiri
berbeda
sehingga menjadi tacitknowledge yang
baru.
baru
tentang
sayuran
Pengetahuan
petani
pupuk organik diberikan semakin
komPonen
banyak maka tanaman sexnakin baik.
Sedangkan apabila pupuk kandang
diberikan terlalu banyak maka tanaman
cepat kelihatan layu dan rentm
terhadap penyakit.Ketersediaan bahan
untuk pupuk organik cukup tersedia
sehingga harganya masih terjangkau
teknologi ramah lingkungan
meliputi; pemberian pupuk organit
penggun&n benih unggul, penggunaan
tricodenn4 pengurangan dosis pupuk
kimia pengurangan dosis pestisida"
orgaoik
dan
r
Pemahaman Petani tentang
penggunaan pupuk organik diyakini
lebih
petani
oleh
menguntungkan.Keuntungan dengan
menggunakan pupuk organik Yaitu
dapf
menyuburkan
penggunaan Pupuk
pupuk
kandang Yang
organik dengan
petani
adalah apabila
biasa digunakan
komunitas
inovasi
penggunarn pestisida nabati.
a). Pemberian pupuk
dari
tanah dan
mengurangi pemakaian pupuk kimia.
Menurut petani, dengan Pengunaan
pupuk organik sebesar 10 ton/trektar
fuproduftEi cPengetafr.uan Inansi te fu,0 bgt Aonafr
Ling fr3tng an cPata l(omunitas {Peuni S ayuron
oleh petani.
Pe'ngetahuan
te'lfang
oleh
komunitas petani sayuran terbentuk dari
pengguoaan
pupuk organik
individu dengan individu
mauPun
individu dengan lingkungannYa.
Ditinjau dari teori knowledge
manajemenl (Nonaka dan Takeuchi,
1995), proses
Pembentukan
pengetahuan tentang penggunaim pupuk
329
organik'melalui proses sosialisasi,
eksternalisasi, dan intemalisasi.
Sosiafisdsi yaitu proses konversi
Merall Pertiwi (produknya benih
jagung manis talenta dan jambore),
Tanindo, AMS dan lain-lain. petani
pengetahuan tasit baru melalui berbagi
diajak studi banding oleh petugas dari
perusahaan benih tersebut ke daerah
pengalaman. Karena petani tinggal
dalam l6smrrnifas. yang samq mereka
berbagi pengalaman antar
petani
tentang pe,ngetahuan penggun:un pupuk
kandang. Selain
penyuluhan
itu petani mengikuti
dan pelatihan tentang
pembuatan pupuk
Eksternalisasi yaitu
organik.
proses
menguugkapkan pengetahuan tasit
menjadi, pengotahuan eksplisit. Contoh
eksternalisasi yaitu petiuri menerapkan
hasil pengetahuan yang diperoleh dari
penyuluhan di lahannya., Proses,
kombinasi belum terlihat pada proses
reproduksi pengetahuan teknologi
ponggunaan pupuk organik. Sedangkan
proses internalisasi dilakukan setelah
petani menerapkan hasil pengetahuan
bwv (explicit knowledge) secara terus
me,oerus menjadi suatu keahlihan atau
tacit lotowledge yang baru.
b) .Penggunaan benih unggul
Pemahaman. petani tentahg
penggunaatr benih unggul mernberikan,
fianfaat dalam usaha taninya Menurut
peani dengan menggunakan benih
unggul maka akan mengasilkan
tanaman yang lebih sehat, perturnbuhan
benih serempak dan tahan terhadap
Panah
Wajak Malang sebagai
penangkaran
kawasan
benih. Dengan demikian
petani lebih borpengalaman dalam hal
pemilihan benih yang
bermutu.
Menurut petani benih-benih unggul
tersebut harganya masih terjangkau dan
mudah didapatkan di
kios-kios
pertanian ataupun didapatkan dari
pedagang sayuran.
,
Benihkomoditas yang ditanam
oleh kebanyaksn, petani berasal dari
perusahaan beqih yang sudah tersedia
di kios-kios pertanian. Contoh beberapa
komoditas sayuran yang
banyak
ditanam beserta merk dagangnya antara
lain sawi daging (fornrn, pak choi
gtreen), sawi (panah emas), tomat
(lentana), jagung manis (iambore,
talent4 siminis, bisi sweet, konghuan,
sweetboy, sugar), lombok (calaa). Ada
sebagian keoil petani serabutan yang
mombuat benih sendiri untuk ditanam
seperti lomboh sawi, kacang pandang.
Alasau petani, membuat sendiri karena
pembuatannya rnudah dan hemat biaya.
Caranya sebagian tanamar dibiarkan
buahnya sampai tua atau berbunga
untuk diambil bijinya sebagai benih,
dibandingkan , dengan
menggunakan, benih, biasa. Hal lair
yang mendukung pe,tani me,nggunakan
kerentanan terhadap serangan hama dan
perusahaan-perusahaan benih, rseperti
penyakit. Menurut petani ada sayuran
yang rentan terhadap hama/penyakit,
sayurau yaog agak rentan dan kurang
penyakit
benih unggul karena , idaerah
Tawangargo sering dikuqiungi
330
Pemahaman
komoditas ,sayurau
lain
t€otang
yaitu
tentang
Quruwoa
{ftfr
secara terus menenrs sehingga metrjadi
rentan terhadap harna/penyakit. Jenis
sayuran
yang rentan
hama/penyakit antara lain bawang
merah, cabe besar, toma! kentang.
keahlihm at^u tacit l*towledge
yang baru Dari proses tersebut dapat
suatu
terhadaP
-
dilihat bahwa pengetahuan petani (tacit
lotowledge manaiemenl, pengetahuan
tentang penggunaan benih unggul oleh
komunitas petani sayuran terbenhrk
lorowledge) sama dengan teknologi
ymg diinnoduksikan oleh BPTP.
c). Penggunaan trichodemta
Pemahaman Petani tentang
penggunaan trichodenna dirasakan
pemni dqat merrberikan manfaat
dalm usaha taninYa. Menurut Peani
dagang dan Petani murni, manfaat
tichoderma antara lain dapat mencegah
timbulnya penYakit terutama busuk
akar, busuk daun dan hama mauPun
melalui Proses sosialisasi,
eksternalisasi, dan internalisasi.'
Sedangkan menurut
sayuran
agak
Yang
terhadap hama/penyakit
Je,nis
rentan
antara lain;
kubis, lectuce, andewi, blomcoll,
brokolli. Sedangkan je,nis sayuran yang
hrang rentan terhadap hama/penyakit
antara lain sawi sawi daging, bayanl
kangkung, jaguog rnanis.
Ditinjau dari PersPektif teori
Sosialisasi
yaitu proses konversi
pengetahuan tasit baru melalui berbagi
pengalaman. Contoh sosialisasi adalah
mereka berbagi Pengalaman antar
petani tentang pengetahuan pengguruum
benih
unggul.Petani mengikuti
dan Pelatihan tentang
penggunaan benih wrggul'
Eksternalisasi Yaitu Proses
penyuluhan
penyakit
ytrtg berasal dari
petani serabutan
manfaat pemberian trichoderrna adalah
untuk membantu pupuk organik dalam
tanah. Me,nurut peani
cata pemberian trichodema Pada
tanman juga mudah yaitu diberikan
me,lryuburkan
pada waktu persemaian dan tanarn atau
dicarnpur pupuk organik pada waktu
pemupukan dasar. TetaPi menurut
petani, frichoderrna masih mahal dan
di
kios-kios
pertanian. Menurut petani ada produk
trichocompos Yang harganYa RP'
70.000 per kg. Sedangkan aPabila
me,mbuat sendiri, menurut petani cara
tersedia
mengungkapkan Pengetahuan tasit
menjadi pengetahuan eksplisit. Contoh
eksternalisasi yaitu petani menerapkan
pengetahuan tentang teknologi
penggunaan benih unggul di lahannya.
agak
Kombinasi meruPakan
pembuatannya rumit.
Proses
tanah'
jer;arrLg
eksPlisit
Ditinjau dari PersPektif teori
menjadi lebih komplek dan sistematisProses kombinasi belum terlihat dalam
lmowledge manajemenl, Pengetahum
mengubah pengetahuan
proses pembentukan pengetahuan di
petani. Sedangkan proses internalisasi
dilakukan setelah peani menerapkan
benih unggul (explicit lttotuledge)
c*gnafr
Qqpro[ufr€i Qengetafiaon I nowsi te{notagi
Ling fumgon Aa[a't{,omunitas t?etani Salutan
t€otang Penggunaan trichodema
melalui proses sosialisasi. Proses
sosialisasi yaitu penyuluhan tentang
penggunaan trichoderma oleh
penyutuh/BPTP. Materi penyuluhan
331
yaitu tetrtang cara penggun&m dan
manfaat . dari trochoderma bagi
tanarnan. Sedangkan proses
eksternalisasi, kombinasi dan
internalisasi tidak dilakukan karena
pengetahuarurya kembali pada tacit
knowledge yaitu tidak menggunakan
triehoderma. Alasan petani tidak
menerapkan karena ketersediaan
produk trichoderma di kios pertanian
dan masih mahal. Dengan demikian
proses pembentukan pengetahuan
petani tidak linier dengan teori
knowledge manajement.
d). Penggunaan pestisida nabati
Pemahaman petani terhadap
petrggunaan pestisida nabati dirasakau
dapat memberikan manfaat
daun morres, daun mauni yffig
dihaluskan dicampur dengan air.
Disamping itu biasanya petani juga
membuat perekat yang terbuat dari
bahan-bahan seperti daun pepaya lidah
buaya dan klerek. Fungsi perekat
adalah merekatkan pestisida nabati
pada darur sayuran terutama pada
musim hujan agar pestisida tersebut
tidak cepat hilang oleh air hujan.
Ketersediaan bahan untuk pestisida
nabati cukup mudah dan murah
didapatkan. Namun produk pestisida
nabati yang sudah jadi di kios-kios
pertanian tidak ada. Sehingga apabila
petani ingin menggunakan produk
tersebut harus membuat terlebih dulu.
dalam
Ditinjau dari pesrpektif teori
tani. Selain
itu
knowlegde manajement, pengetahuan
tentang penggunaan pestisida nabati
dalam pengendaian harna.
melalui
penghematan biaya usaha
pestisida nabati dapat membantu
Namun
menurut petani kemanjurannya masih
kalah dibanding dengan pestisida kimia
sehingga dalam penggunaannya hanya
untuk selingan. Pestisida nabati hanya
dibuat pelengkap pestisida kimia;
Menurut petani pestisida nabati lebih
banyak digunakan pada waktu musim
kemarau dibanding dengan musim
penghujan. Hat ini karena musim
kemarau serangan hama dan penyakit
tidak sebanyak pada waktu musim
penghujan, sehingga pestisida nabati
masih efektif untuk digunakan. Dosis
penggunaan pestisida nabati yaitu tOZ0ccfiiter. Dari cara pembuatan dan
penggunaanya cukup mudah. Pestisida
nabati dibuat dari bahan.bahan seperti
laos, daun mindi, serai, daun pahitan,
332
proses
sosialisasi,
eksternalisasi dan internalisasi. Proses
sosialisasi yaitu penyuluhan dan
pelatihan tentang pembuatan dan
penggunaan pestisida nabati oleh
penyuluh/BPTP. Materi penyuluhan
yaitu tentang cara penggun€un dan
manfaat dari pestisida bagi tanaman,
Materi pelatihannya yaitu tentang
pembuatan pestisida nabati. Sedangkan
proses eksternalisasi yaitu p€tani
menerapkan penggunaan pestisida
nabati pada waktu musim kemarau,
sedangkan pada waktu musim hujan
jarang digunakan, Penerapan yang
dilakukan petani secara terus menerus
sebagai proses internalisasi untuk
membentuk taci t lmow I edge yang baru.
e). Penguangan pupuk kimia
Qunawan, dfrfr
Pengurangan pupuk kimia
dipahami petani sebagai usaha yang
menguntungkam, terutama dalarn
penghematan biaya usaha tani. Menurut
petani penguangan pemberian pupuk
kimia tersebut akibat diberikannya
pupuk organik pada
tanaman.
Pengurangan pupuk kimia
berbeda
menurut jenis tanaman maupun musim
tanamnya. Jenis sayuran yang berumur
pendek seperti sawi, sawi daging,
andewi, lectuce lebih
pengurangan
banyak
pupuk
yaitu proses
mengungkapkan
pe,ngeahuan tasit menjadi pengetahuan
eksplisit. Contoh ekste,malisasi yaitu
petani menerapkan teknologi
pengurangan pupuk kimia di lahannya.
Proses kombinasi tidak terlihat dalam
pembentukan pengetahuan petani.
Sedangk& proses
intemalisasi
dilakukan setelatr petani menerapkan
pengetahuan baru (exPlicit
lmowledge) secara terus m€,nerus
menjadi $ratu keahlihan atau tacit
hasil
ymgbru.
kimianya
jenis
yang
sayuran
dengan
dibanding
berumur panjang seperti tomat, lombok,
jagung manis, dll. Hal ini karena
pengaruh pupuk organik yang diberikan
pada saat pengolahan tanah ada pada
memberikan manfaat dalam
penghematan biaya usaha tani.
sayuran yang berumur
Pengurangan pestisida
pendek.
juga berbeda
pada musim trnamnya. Pada musim
kemarau pengurangan pupuk kimia
lebih banyak dibanding pada waktu
musim penghujan. Pengurangan pupuk
kimia pada musim kemarau bisa
mencapai 60-70 o/o, sedangkan pada
musim penghujan pengurangan pupuk
kimia mencapai 30olo.
Ditinjau dari perspektif teori
Pengurangan pupuk kimia
lmowledge manajement,
proses
pembentukan pengetahuan tentang
pengurangan pupuk kimia melalui 3
proses yaitu sosialisasi, eksternalisasi,
dan internalisasi. Sosialisasi yaitu
proses konversi pengetahuan tasit baru
melalui berbagi pengalarnan Contoh
sosialisasi adalah petani mengikuti
penyuluhan tentang penggunaan pupuk
kimia secara bijaksana. Eksternalisasi
cfigpro[ufrgi Sengetafiuan I nwasi te foto bgi c4gmafr
Lingfutnqan Aata {omunitas cPeuri Sojuran
knowledge
f). Pengurangan pestisida kimia
Pemahaman
pengurangan pestisida
petani
terhadaP
kimia dirasakan
kimia
tersebut
akibat dampak dari pemberian pupuk
organilg pengglmaan pestisida nabati
dan juga pemaharnan petani terhadap
pengendalian hama dan penyakit.
Menurut petani pengendalian hama dan
penyakit disezuaikan dengan harna dan
penyakit yailg menyerang tanaman.
Seperti pada pengurangan pupuk kimia,
pengurangan pestisida kimia dipahami
juga berbeda menurut jenis
tanaman
dan musim tanamnya. Jenis sayuran
yang rentan terhadap hama penyakit,
pengurangan pestisida kimia lebih
sedikit dibanding dengan jenis sayuran
yang kurang rentan tbrhadap hama dan
penyakit. Hal fersebut terkait dengan
jurnlah serffigan hmru datr peayakit
pada sayuran yang rentan terhadaP
hama penyakit lebih besar. Sehingga
diperlukan penggunaan pestisida yang
)))
lebih, agr resiko kegagalan dupx
dihindari. Jenis saywan yang rentan
seperti bawang merah, eabe besr,
tomat, kentang. Sedangkan sayuran
yang kmang rentan seperti sawi, sawi
daglng jaguog ,manis. Pengurangan
pestisida kimia juga berbeda pada
musim tanrnnya. Pada
meoJadi pengetahuan eksplisit. Contoh
eksternalisasi yaitu petani menerapkan
p€ngurangan pestisida
kimia
Iahannya Sedangkan
di
proses
internalisasi dilakukan setelah petani
menerapkan hasil pengetahuan baru
(explieit l*towledge) secara terus
rnusim
penghujan p€ngurangan pestisida kimia
lebih sedikit dibanding dengan musim
msnerus me,rjadi suatu keahlihan atau
tocit htowledge yang baru.
kemarau,
inovasi teknologi ramah lingkungan
dapat diringkas dalam tiga komponen
Hal ini terkait
dengan
serangaa hama dan penyakit lebih
tinggr terjadi pada musim penghujan.
Menurut peAni p'engurangan pestisida
Penerapan,
en:lm
komponen
utama budidaya sayuran
ramah
kimia pada waktu musim kemarau
lingkrmgan.Ketiga komponen utama
tersebut meliputi penggunaan benih
sebesar 40% sedangkan pada musim
penghujm bisa berkurang 25%.
penggun:lan
, Ditinjau dari perspeltif teori
lmowledge manajement, proses
pupuk meliputi penggunaan pupuk
organik dan pupuk kimiaPenggunaan
pe,mbenttrkan pengetahuan tentang
pengurangm pestisida kimia melalui
proses sosialisasi, eksternalisasi, dan
internalisasi. Sosialisasi yaitu proses
konversi pengeahuan tasit baru melalui
berbagi pengalaman. Contoh
intemalisasi adalah petani mengikuti
pestisida meliputi penggunaan pestisida
penyuluhan
tenting
penggunaan
pestisida kimin 3estra bijaksana dengan
menerrykan prinslp 5 tepat. Kelima
prisip ters*ut yaitu; 1) tepat sasaran (
jenis tmman dm hamanya),2) tepx
jenis
(iemis pestisidanya), 3) Tepat
dosig semai dengan anjuran yang di
label kemasaq 4) tepat wakhr tidak
melakukm pada waktu angin l6sasang,
hujan dan panas terik matahri dan 5)
tepat cxr4 sesuai dengan cara-caruyzng
dianjurkm- Eksternalisasi yaitu proses
me,ngungft4kan pengetahuan tasit
334
unggul, penggunaan pupuk
dan
pestisida.Penggunaan
nabati pestisida kimia dan penggunaan
trichoderrna.Teknologi penggunaan
bibit unggul dan pupuk cenderung
sesuai de,ngan teknologi yang
diirroduksikan oleh BPTP baik
dimusim kemarau maupun musim
hujan.Penggunaan pestisida dimusim
kemarau terutama pestisida nabati dan
kimia cenderung sesuai
dengan
teknologi BPTP.Sedangkan dimusim
hujm cenderung kembali ke teknologi
lokal petani.Khusus untuk penggunaan
richoderma,
petani
cenderung
menerapkm sesuai teknologi lokal
petmi baik,dimusim kemarau mauprm
musim hujan.Secara ringkas penerapm
teknologi ramah lingkungan dapaJ
dijela*an seperti gffiibar.
Qunawara
df;fr
Musim Kemarau
o
zu
.E
Eil
?a
€€
ce
o!
ooF
I
!
PO
Pesnab
PK
Peskim
'6
o
o
I
c
Fo
o'6
!J
o9
E
J
o
t
c
o
o
o
Pestisida
Keterangan:
BU: Benih
Pesnab: Pestisida
Unggul;
Nabati
PO: Pupuk Organik;
Peskim: Pestisida Kimia
PK: Pupuk$imia
TD: Trichoderma
Gambar. Penerapan komponen teknologi ramah lingkungan di musim
kemarau
Musim Huian
'6
o
o
c
oE
Fo
oii
yx
o9
c
Eir
p6
€E
OJ
oo
ts
l
Eoc
oo
Pesnab
Keterangan:
BU: Benih Unggul;
Pesnab: Pestisida
Nabati
PO: Pupuk Organik;
Peskim: Pestisida
Kimia
PK: Pupuk kimia
TD: Trichoderma
Gambar. Penerapan komponen teknologi ramah lingkungan.di musim
hujan
tani sampai
30-40% pada musim kema:au dall
kurang lebih 20o/o pada musim
berkurangnya biaya usaha
Manfad yang dirasakan petani
sangat besar dalam budidaya sayuran
rarnah
lingkungan terutama
cpp ro [ufu i <?enga afrinn I naw.ri te fun hgt Kanw
Lirg fumgan Aadt l@munitas Seuni Saluran
fr.
335
penghujan.Hal ini karena adanya
pengmangan dosis pemberian pupuk
kimia dan pestisida.selain itu manfaat
yang dirasakan adalah tetap te.Jaga
kesuburan tanahnya dan mengrnmgi
psncemaran lingkungan.
Perdesaan Melalui Inovasi,
BB2TP Bogor
Agustina,
201t.
Pertanian
Berkelanjutan. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian. Malang
Berger, Peter L. & Thomas Luclflnann
1990.Tafsir Sosial
Kenyataan: Risalah
Kesimpulan
Reproduksi pengetahuar
inovasi
teknologi ramah lingkungan dilakukan
melalui proses internalisasi, objektivasi
dan eksternalisasi. Pengetahuan baru
yang dihasilkan adalah (1) penggunaan
benih unggul, (2) penggunaan pupuk
bokashi sebanyak 6-10 ton/trektar, (3)
pengurangan pupuk kimia sebanyak 607Aa/o pada musim kemmau dan 30o/o
pada musim hujan, (4) pengurangan
pestisida kimia sebanyak 40o/o pada
musim kemarau daln 25Yo pada musim
hujan,
(5)
penggun.nn trochoderma
bennanfaat untuk mencegah hama dan
penyakit dalam tanah serta
(6)
pengBminn pestisida nabati efektif
dilakukan pada musim kemarau tetapi
kurang efektif di
*u:r* hujan.
atas
tentang
Sosiologi
Pengetahuan
(diterjemahkan dari buku asli
The Social Construction of
Reality oleh Hasan Basari).
Jakarta: LP3ES.
Buckrnan,
R. H.
2004. Bulding
a
Knowledge-Driven
O r gani zali on. Electronical
Jurnal of
Knowledge
Management.
Creswel, John W. 2010. Research
Design. Penelitian Kualitati{
Kuantitatif dan Mixe{ Edisi
Ketiga. Pustaka Pelajar. Jakarta
Filemon, A. Uriarte,
Introduction to
Jr.
2008.
Knowledge
Manajemenl.
ASEAN
Fondation. Jakarta Indonesia.
I. 2009. Ekologi Manusia
dan
Pembangunan
Isakandar,
DAX'TAR PUSTAKA
Berkelanjutan.
Anonimous. 2408.
Penyuluhan
Programa
Kecamatan
Karangploso, Malang
2010. Rencana Strategis
Kementerian
Republik
Kementeraian
Pertanian
lndonesia
Pertanian-berkel anjutan.
Diakses 3 April 2012
Pertanian,
Kartono.2009. Persepsi Petani dan
Penerapan Inovasi Teknologi
Model
Pertanim
Pengelolaan Tanmran d4n
Sumberdaya Terpadu Padi
Jakarta.
Pengembangano
Universitas
Padjadjaran. Bandung
Jarnanto, A. 2010. Pertanian
Berkelanjutan.
htfp//taoimulya blog. com/
--201l.Panduan
336
Qunnwaa d{,fr
Sawah di lokasi Primatani
, KabuPaten Serang, Provinsi
Banten.[PB- Bogor
Lumbantobing, Paut. 2011' Manajemen
Knowledge Sharing Berbasis
,
Creation. Oxford UniversitY
Press.
Polanyi,
Komunitas-Knowledge
Management SocietY Indonesia'
Bandung
Mardikanto,
T., 2AO9-
Sistern
PenYuluhan Peranian' Penerbit
Lembaga
Pengembangan
Pendidikan (LPP) UNS dan
UNS Press. Surakarta' Jawa
Tengah.
20L0a.
Komunikasi Pembangunan'
Sebelas Maret UniversitY Press'
Surakarta
2010b.
Model
PemberdaYaan MasYarakat'
Sebelas Mret UniversitY Press'
Surakarta
Moleong texY J. 2000. Metodologi
Penelitian Kualitatif' Remaja
Rosdakarya: Bandung
Mosher, A.T., lg8T.Mqrggerakkan dan
Pertanian'
Membangun
Yasagun4 Jakarta'
Nonaka I. And Takeuchi,
H'
L995' The
Creating
CamPanY.Axfotd UniversitY
Knowledge
Press.
Nonaka,
M- t967- The Tacit
Dimension-Routledge and
Kegan Paul.
Inndon
Prasetya, Taufan. 2010' Knowledge
manaianent
loJl'ry.tl
taufanprasetya. blog'binusian'
or
23luh20l2'
Rogers, E.M., and F.F. Shoemaker,
g/. dialses
I
gS7.Me,masYarakdkan lde-Ide
Baru. Usaha
Nasionaf
SurabaYa.
Setiawan,
B. 20A9. Progrart
di Jawa
Pembangunan Pertanian
Timur. Pertemuan Komisi
Tim
Teknis
Teknologi Pertanian' Balai
Pengkajian Telnologi Pertanian
JawaTimur. Malang
Syahyuti. 2006. Ketahanan Pangm'
Pengkajian dan
Dalam Buku : 30 KonseP
Penting Dalam Pembangunan
Pedesaan
dan
PertanianPenjelasan tentang :
"Konsq), istilah, teori, dan
indikator serta variabel"' PT'
Bina Perra Paiwra' JakartaTiwana A. Z}C{-.The Essential Guide
to
Knowledge
ManagemenLPrsntice Hall
PTR. New JerseY'
I. G.V.Krogh dan K'Ichijo'
2000. Enabling
Knowledge
{efunhgt' Rotnafi
fuprodufigi Aeagetafiwn lwrnsi
rPetad
LingfJmgan Qlla {omwitas
$aymtt
337