Jurnal Agriekstensia - Universitas Brawijaya

Transcription

Jurnal Agriekstensia - Universitas Brawijaya
ISSN 14124866
Agriekstensia
Jurnal Penelitian Terapan Bidang Sosial, Ekonomi dan Pertanian
Vol. 12 No. 1, JULI 2013
Model Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Dalam Upaya Peningkatan
KinerjaPenyuluh
Analisis Perubahan Perilaku Petani Terhadap Penggunaan Media Audio
Visual
Evaluasi Penggunaan Pupuk Kandang dan Seleksi Buah Pada Produksi dan
Kandungan Gula Waluh Sin gosai (Curcuma Maxima)
Persepsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Organik Dalam Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Di Desa Waenetat Kecamatan Waeapo
Kabupaten Buru Provinsi Maluku
Kajian Evaluasi Mutu Benih Jagung Manis (Zea Mays var. Sacharata
DalamPenyimpanan Pada BerbagaiTemperatur Dan KadarAir
Pemanfaatan
Kulit Kopi
Sirt)
Secara Fermentasi Dengan Aspergillus Niger
Sebagai Pakan Tambahan Ternak Kambing PE Di KecamatanAmpelgading
KabupatenMalang
Preferensi Konsumen Pada Susu Bubuk Olahan
Analisis Keuntungan dan Titik Impas Usaha Tani Padi Organik
LahanSawah
Reproduksi Pengetahuan Pada Sistem Pembelajaran Feati (Farmer
Empowerment Throught Agricultural Technolog,, And Information) Di
Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia
Analsis Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Kemandirian Kelompok Up-
fma Sumber Asri Desa Sumberejo Kulon Kecamatan Ngunut Kabupaten
TulungagungJawaTimur
Agriekstensia Vol. 12 No.
1
Hlm. 1-123
Malang, Juli 2013
ISSN 1412-4866
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang
Jurnal Penelitian Terapan Bidang Sosial, Ekonomi dan Pertanian
Vol. 12 No. {, JULI 2013
Daftar Isi
Acep Hariri
1-13
Model Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Dalarn Upaya
Peningkatan Kinerja Penyuluh
14-36
Analisis Perubahan Perilaku Petani Terhadap Penggunaan Media
Audio Visual
37-43
Evaluasi Penggunaan Pupuk Kandang dan Seleksi Buah Pada
$rgiyanto
Isnadi
AinuRahmi
UgikRomadi
Produksi dan Kandungan Gula S/aluh Singo san (Curcum
aryke JolandaV. R
44-54
a
Mmim a)
Persepsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Organik Dalam
Pengelolaan Tiuraman Terpadu (PTT) Padi Sawah Di Desa
Waenetat Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Provinsi Maluku
i Ari Widodo
dy Soegianto
55-66
Kajian Evaluasi Mutu Benih Jagung Manis (Zea Mays vat.
Sachqrata Sturt) Dalam Penyimpanan Pada Berbagai
Temperatur Dan KadarAir
I
Esyunani
67 -78
I
l
pananik Prasetyo
ieoi rruyogu
Pemanfaatan Kulit Kopi Secara Fermerltasi Dengan lsp ergillus
iftger Sebagai Pakan Tiambahan Temak Kambing PE Di
Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang
79 -93
94
- r01
Preferensi Konsumen Pada Susu Bubuk Olahan
Anatisis Kermtuugan dan Titik Impas Usaha Tani Padi
OrganikLahanSawah
Hangku Purnomo
102
-
tlz
Reproduksi Pengetahuan Pada Sistem PembElajaran Feati
(Farmer Empowerment Tlrouglx
A
gricaltwal Technalogt And
Information) Di Kabupaten Malang Jawa Timur, Indonesia
1t3 - 123
Analsis Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Kemandirian
Kelompok Up-frna SumberAsri Desa Sumbereio Kulon
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timui'
, REPRODUKSI PENGETAHUAN PADA SISTEM PEMBELAJARAN FEATI
(F'ARMER EMPOWERMENT THROUGHT AGRICULTURAL TECHNOLOGY AND
INFORMATION) DI KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR. INI}ONESI.{
KNOWLEDGE PRODUCTION OF, FEATI (FARMER EMPOWERMENT TIIROUGH
AGRICIJLTT}RAL TECHNOLOGI AND INFORMATIOIg LEARNING SYSTEM IN
. MALAIYG REGENCY, EAST JAYA" INI}ONESIA
Mangku Furnomo
(Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Psrtadan, Universitas Brawijaya)
A,BSTRAK
Transformasi meto& pembelajaran penyuluhan telah terjadi selama dua puluh tahm
terakhii karena peningkatan pengaruh teori sosiologi kdtis terkini, pendidikan orang dewasa,
dan pemberdayaar. Paradigma pyuluhan bergeser dari "transfer teknologi morjadi
*komrmitas belajaf dengan mana petani menjadi mmusia aktif yang meffincang program
penyuluhan mereka sendiri. Menggunakan program fEAfi (Famers Empowermefl Tbough
Agricultwal Technologt and lr{ornation) srbagzi spesial program dari pemerintah Indonesia
dan Bank Dunia unfi.rk merubah paradigma dan praktek penyuluhan, kami menemukan bahwa
petani adalah manusia yang aktif memproduksi pengetahuan dengan dan tanpa penluluh.
Mereka mampu membangun 'lanngan untuk mangakses teknologi barc juga rar;at guma
menunjang usaha mereka dengan
kkal yang diperoleh dari pembelajaran.
Pada saat yang sama
'toba-coba" unhrk mendapatkan teknologi baru bffdasar atas pengalaman
untuk mensiasati tingginya biaya penggunaan laboratorium yang terstandarisasi. Tidak hanya
pada level individu, FEATI juga mempomosikan media belajar sosial melalui FMA (Farmer
Managed Extension Actiyitiei) pada lwel institusi. Jadi, FEATI sebagai praktek penyuluhan
terbaru memhrikan kesempatan bagi petani dan penluluh sekaligus lembaga penyuluhan
me.reka melakukan
untuk membangun metode pembelajaran penyuluhan yang lebih bermakna.
ABSTRACT
Trarrsforrnation of the exteflsion leming me*odology had been accured in the last
twenty years due to increasing ths influence of recent critical theories of sociology, adult
edusation and empowernent, The paradigm of extension shipping from "transfer of
technolog/' to "aetive learning societ/'through utrich farrrer become an adive people who
plan their own extension progranr. To employ FEATI (Farmers Ernpowerment Through
Agricultural Development and Infomration), the special program of ladonesisr govemment
and the wodd bank to change exte,nsion paradigm and practiees, we fotrnd that farmers are an
active people whose prcdrce their knowledge with andwithout extension workers. They have
ability to creat€ nefwork to access nerv technologr as well as rnarket for their poduct. At the
same time they develop "try and rror sxperiment'to get new technology base on their
experiences to m€et an expensiv€ cost of uslng stran'darized laboratory. Not only on individual
t02
level, FEATI also promote community leaming media through FMA (Farrna Managed
Edension Activities) on institstional level. Sq FEAll'as new edesion pratices that enploys
recent sitieal theories of sociolory as well as empowefinent method gives more opportunities
to farmers and extEnsion worlcers and well as extension institution to develop more rsbust
extensioR learning methodologi.
keterfrurukannya sdetatt rcfrymasi dat
otonomi daerah {Sudjimto, 263). Dengan
PENDAHULUAN
Metode penyululmn konvensional
bertumpu pada teori difusi inovasi yang
dikembangkan oleh Everet Roge.rs tahun
70an, Teui ini rneflganggap penyuluh
adalah sumber teknologi sementara petani
adalah penerima sehingga transfer
telarologi menjadi tujuan utarna
penyuluhan
(Aprson & \[ikstrom,
1997;
hrbagei dinamikannya ter{rtama
munculnya teori kritis s€perti teori
pendidkan orang dewasa, pendekatan tmri
feminis, .iuga teori{eor-i psikologi
pendidikan kritis maka penyuluhan baik
yang diinisasi oleh NGO, pensatsan,
individu-indivi&r sec{lra mandiri, dan
leo$aga psrnerintatr rrsntb€rilcrl ltrlarxi.I
lebih beragam dalam
pen&katan
Gregor dan Joneg 1999; Rogets, 2003).
Flingga saat ini penyuluhan di Indonosia
penyuluhanpe, tanian.
masih cendennrg menggunakan pendekatan
ini meskipun teori-teori pemberdayaan dan
Perkembngan teori psikologi dan
sosiologi laitis memberikan pelajaan
belajar sosial telah diperkenalkan
bersamaan dangan upaya-Weya
bahwa
peningkatan partisipasi petani
dalam
&mikian
secara
pengetahuan mereka sendiri daa bukan
individu pasif, Secara perlahan pendekaran
penlrrluhan mulai mengadopsi pendekatan
ini seperti munculnya komunitas-komunitas
penyuluhan. Namun
umum pendekatan transfer teknologi masih
mendominasi pendekatan
petanian
terbuhi
di
penyuluhan
Indonssia. Pendekatan ini
kurang memberikan tempat pada
eksistensi teknologi yang tumbuh dan
berkembang di komunitas petaai.
Sementara
itu,
kebeftasilan
pernbangunan pertanian sangat tergantung
pada efektiftas penyuluhan pertanian di
sustu negara (BPLPP, 1978). Bahkan
Rivera dan Sulaiman (2009) mengatakan
bahwa penyuluhan adalah objek dari
reformasi
dan mesia inovasi bagi
ftani pr,dz dasarnya adalah
'@badr aktif" yarig memproduksi
pertariarr organft mandiri
tempat di
di
betfogai
Iadonesia, sangar-$ngar
pertanian, berbagai kerja pengorganisasian
petani, juga inisiasi-inisiasi fair tr& dwr
juge beberapa eco tourism. Banyak dari
inisiasi,-inisiasi tersebut mengadopsi aliran
petrdidikan pernbebasan dari Paulo Friere
yang ber*embang Fsat di kawasan
Amsrika Latin (Jakubowski dan Burman,
2004). Pendekatan baru ini mernungkinkan
kemunculan komunitas-komunitas belajar
pmbangunan pertmian (Slameq 2001). Di
Indonesia penyuluhan teilap memberikan
kontribusi positif setidaknya selama tahap
yang aktif aercari ilmu penge*ahuannya
tahap awal revolusi hijau
penyutuhan
hingga
$nasemb& pangan tahtrn l980an &n
meredup
kemudian
hrngga
Qgyo&fui engatahraft Ad{e S*trrn tkm6e{$aren ffeati
bermma-sama dengian penyuluh.
Berhrmpu pada teori kritiq
tidak lagi sekeda ado,psi
inonrrasi tetapi menciptakan s$uafr
komunitas belajar dimara p€nyuluh &n
t03
pstani ffrnn:sarl& Fibadi pernbeladac.
Sumber pengetahuan tidak hanya dad
peny,uluh ke p€tani tetapi juga antar petani
sehingga terjadi saling tukar pengetahuan
penyuluhan petanian masih bertumpu pada
ffansfer pengetahuan daripada monbangun
komunitas pembelqiaran. Balrkan oriutasi
skill penyuluh masih berkutat pada tema-
dimana seluruh aktor belajar
secara
tema budidaya s€rn€iltara &n&tan
penyuluhan
pertanian telah melampr:i batas produksi
(ljitsopranoto, 2003). Pada saat yang sarna
jumlah penyuluh dari tahua ke tahun juga
tertorang selringga semakin membebani
simultan. Pendekatan
berkenbang ti&k hanya sEbatas msubah
pengetahuan dan prrluku petani tetapi
menjadi sebuah guakan sosial. Gsakan
sosial ini adalah hasil dari penerpat tmri
pernberdayaan masyarakat dimana petani
tidak harya berdaya secara ekoromi tetapi
juga komrmitas yarg memiliki
aspirasi
sistem penyuluhan. Oleh karena itu
pendekatan baru penyoluhan pertanian
yang mengeksploitasi teori-teui sosial
modern alicrn sargat
membantu
se*dngga dapat mengontrot sumberdaya
progresifi tas penyuluhan.
sekitr melalui parlisipasi politik dan sosial
(Tjirrsfeloto, 2003).
Pendekatao ini sangat erat dengan
teori belajar sosial Bandura {197fi yarlig
bahwa seseorarrg akan
altif belajar melalui peogamatan yang
secara &if ssseorang akan melakukan
Menyadri akan kondisi tersebut
maka usatra-usalra untuk memperbaiki
proses intreprestasi pada difnya lvnggaakhirnya munculah pengetahuan sebagai
hasil dari proses belajartffsebut. Brmori et
al. (200E) l€bih ftkr$ pa& transformasi
inovasi mengatakan bahwa
inovasi bukan
5inifl
pembahan
dan orogenius" tetapi
Iebih "systemic dan indogeoious" dimana
sistem penyuluhan telah batyak dilakukan.
Konsepkomep pendekatan penyuluhan
seperti cyber extension dan penyuluhan
partisipatif drancang untuk mendorong
percepatan pembangunan pertaniarl
Namun demikian hasilnya masih jauh
&i
yang diharapkan. FEATI, sebagai model
penyuluhan baru dimana petani menjad
pelaku aktif dalam perencanaan hingga
pelaksanaan dan evaluasi penyuluhan
dijadikan salah satu modelnya. OIeh karena
itu, penelitian ini menganalisis bagaimana
inovasi di&finisilCIn sebagai hasil dari
proses belajar'sosial. Jadi apabila kita
petani alumni
mseflsksikm pendekatan ini pada metode
penyulubsrr maka asumsi dasa,r pnyuluhan
didapatkan
konverrsional harus bqubah. Penyuluhan
petgetalruan yang paling efisien untuk
haryalah stimulrrs bagt
mentmjang usaha mereka.
kornunitas
pertanian agar mereka menjadi kor,nunitas
yang aktif belajar mencai teknologi iuga
belCi*r berorrganisnsi yang diperlukan
pangemhrgm
unfi*
pernbelajaran FEATI
merepnoduksi pengetahuan mereka yang
dad proses
pembelajaran
hingga seoara perlahan
menemukan
SO$OLOGI PENGETAIIUAN DAN
R3PRODUKSI PENGETAHIIAN
usaha meroka.
reproduksi
Seileittara ihr, usaha-usdra untuk
membangun si$em penyuhrhan pertaniarl
peagetahuan tidak bisa dilepaskaa dari dua
yang lebih rensposif terhadry lcbutuhaa
petani belum benyak diinisiasi khususnya
tokoh dalam sosiologi pengetabuan yakni
Peter L. Berger and Tho'mas Luckmann
di Indonesia
yang menulis bulcu fenqnenal tahun 1966
104
Sebagian pendeka*m
Pembahasan
*{xgfiirAumono
berjudul The Suial Constnrction ol
Reality. Berger dan Luckmann (1966)
mengatakan bahwa "an tln oru bmd
society as an "objective realily" which is
tabangun dengan apa adanya. Reiner
Keller (2011;a8) mengatakan bahwa
*Social relatiorchips of knowledge are
NtW
comltlu srcio-hisnrtcal constellaions af
pro&tction, snbilizdiott, structwalioq and
trotpfarmuiott of lmoutledge within a
vsiety of social senol'. Sosial uena
tlp
sendiri adalah sebuah konstelasi dari
sedimefted
w
ithin institutioru and strcks oJ
ad ontlp oller lud, how tlv
subjects apryopriae this r?alily in
frverse sooialization processes".
bnwlefuq
interaksi sosial yang tentunya kekuasaan
dan otoaias,bermain di dalamnya. Struk&r
Realitas objektifberada dalam lembaga dan
stok pengetahuan maExarakat semenhra
manusia aktif menyesuaikan realitas
olodta$ kekuasaan, dokEin,
t€rsebut dalam proses sosialisasi. Dengan
donikian pcngetahuan tidaklah statis t€tapi
dinamik karena dalam kdridupan terus
menerus terjadi proses kontuksi realitas
Lebih dalam menganalisis realitas
sebagai
hasil produksi
diterima atau ditolak atau sebagian diterima
sebagian ditolak.
dan
reproduksi sistsm sosial, Foulcault (1972)
mengatakan bahwa pengetahuan bukan
rnerupakan representasi dari realilas
objektif yang sifatrya external tetapt
masyarakat membenarkannya di dalam diri
mereka dimana realitas objektif terbangun
Lebij lanju! arena sosial
akan
menentukan corak atau kofigurasi dari
rengelahrwr yang ada di masyarakal Ini
mengindikasikan sesuatu
yang
baru
sepertiinovasisebagaimisal harus bertemu
dmgan corak dari pengetahuan sejenis
melalui proses diskursus. Lebih dalar,n
melalui proses ini, Foulcault (1984)
mengatakan bahwa pengetahuan tidak
yang ada di masyarakat. Jadi, kebenaran
(sesuatu yang cendenmg untuk diterima
komunitas) dengan demikian bukanlatt
hanya sekedar direproduksi
oleh
masyarakat telapi juga terintitusionalisasi
dan juga tertransformasikan. Jadi realitas
objektif dan subje*1if yang direproduksi
secara aktif oleh aktor selanjutnya dalam
proses sosial terisntitusionalisasi melalui
proses diskursus terus melrents (Nonaka
and kogh, zAW).
ini tentu
saja mempengaruhi kontruksi masyarakat
atas realita objektif. Jadi masyarakat atau
komunitas selalu melakukan verifikasi
tertadap sesuatu yang baru masuk dalam
arena sosial mereka untuk secara perlahan
sosial s€cara bersamaan (Wright, 2005).
ojektif
gandangan-
pandangan t€rtentu, dan lain-lain
"tle uhimate truth" tetapi lebih
sebagai "good reasow" dalam sebuah
sebuah
sefiing sosiehistoris tertentu dimana proses
intreprestasi tersebut terjadi. Aktor (petani)
dalam konteks ini aktif melakukan proses
"self refl*tivity" sebagai bagian
Dengan demikim
dari
aktifitss aktif dalam memverifikasi realitas
pengetahuan memiliki sisi historis sehin8ga
objektif yang dalam
kita dapat menelusuri hgaimana sebuah
knowledge terbangun serta penrbalran-
pembentukannya terjadi dispositif karena
diskrxsus sebagai media kelahiran
pengaahuan oleh Foulcault pafu dasamya
perubahannya selama
dislarsus
adalah
Rupa-rupanya proses bagaimana
pngetahuan itu terbangun bukanlah sebuatr
proses yang oe-bas dimana realitas objektif
M
Sistear AenSc{ajwan
fktek
dari kekuasaan.
Berdasarkan atas uraian di atas,
maka reproduksi pengetahuan dalam proses
p€nyuluhan maka aktor tentunya dalam hal
berlangsung.
Agryo&fui *ngetn{$sfi
proses
reati
105
ini penyuluh maupur petani adalah agent
yang aldif dalam mengkontruksikan realitas
sosial dalam proses sosialisasi- Melalui
amlisis ata$ proses diskursus, dapat
digunakan untuk menelusuri bagaimana
sebuah peagctahuan (inovasi) terbmgrrn
dari proses penyutuhan juga hgaimana
pengetahuan tersebut terus tumbuh dan
berkembang hingga rcnjadi bentuk yang
tersebut masing-rnasing
pengetahuan pembibitan
pengolahan
sari blimbing pernbuatan
pakan ternalq dan pembuatan sari salak.
Usaha-usatra para alumni pembelajaran
untnk mengembangkan pengetatruan yang
mereh peroleh pada masing-masing
ksmunitas menjadi fokus dalam penelitian
ini.
seta,rang. Selain itu konteks sosial dimana
diskurus tersehs terjadi juga rnemberikan
daya jelas yang cukup nrrtuk menrberikan
tumbuh dan berkembang
"Gqod reason" atas sebuah pcrgetahuan.
maka penulis melakukan
MET{X}E PENELITTAN
Penelitim ini menggabungkan
pendekm feiromenologi dal studi
kasus dimana FEATI sebagai model
penyuluhan menjadi instrumen dalam
menguji proporsi urnum teori reproduksi
pangetahuan dalam sebuah proses
penyuluhan pertanian. Pada saat yang
sama, penelitian ini juga merupakan riset
aksi (aetion researctr) dimana penulis ikut
dalam proses program. Dengan demikian,
ini lebilr banyak
data
Guna mendapatkan informasj dan
terkait dengan bagaimana pengetalruan
di
rnasyarakag
rrawancara
mendalam, observasi, serta diskusi-diskusi
kelompok dengan parc pelaku
antara
petrelitian
mewakili
mati meristem,
merupakan
proses rel<onkuki fenomsn-fenomena
b4gaimara sebuah pengetahuan yang
dibangrn selbma proses pembelajamn
dalam program FEAfi turbuh dan
dan
pergurus-pengurus FMA (frrner managed
extsntiofi activities) dimasing-masing desa.
Kegiatan tersebut dilakukan selama
sepuluh (10) bulan mulai dari April2AI2
hingga Februari 2013. Berbagai cross cek
data dilakukan melalui triangulasi
responden sehingga iafonnasi yarrg
terkumpul beaar-bEnar sreacerminkan
kesdaan yang sesunguhnya kaena selalu
terverifikasi. Responden inti sengaja dipilih
dari alumni pembelajaran yang telatr
menerapkan pengetahuan mereka dalam
usaha sehingga perubahan pengetahuan
dapat dilihat seiring perkembangan usaha
mereka
Analisis data dilakukan
dengan
adalah
menggunakan rnetode qualitatif
interprefatif yakni manginterprestasikan
studi kasus dan fenunenologi, rnaka lokasi
selumh peadapat dan opini para pelaku
berkembanrg
Karena sifat penelitiao
penelitian dan kasus-kasusnya secar:a
senCqia dipilih di lokasi-lokasi program
FEATI. Ada empat lokasi berhda dipilih
soaa sengaja sebagai lokus penelitian
ya*mi FMA &sa sukodono keeamatan
Darnpi! FMA Argosuko kecamatar
Polcokusurno, FMA Gadingkulon
Kecamatan Dau, dan FMA Ka&mangan
kecamatan Pagelaran. Keernpat lokasi
106
teniang pengetahuan yang mereka dapatkan
pada awal
prograu
perkembangannya saat
ini.
hingga
Pengetahuan
tidak hanya topik-topik mereka didapatkar
dari panbelajaran tetapi juga paigetabuan
yang did4patkao sebagai ikuian. Fokus
utama penulis adalah
meogob$erya$i
pengetahuan pernbelajaran
diterapkan
&lam
yarg
telah
usaha p,ara alumni yang
9{.eng6gAunwao
secara alamiah memexluker penyesuaian
dengan tuntutan konsumen.
pengetahuan dan skill mereka tffutama
dalam manajonetr usaha-
HASILDAN PBMBAII.ASAN
instansi lain&et€rlibatan instansi lain,
terlihat une* di ds€rah bekas'pembelaiarau
FEATI rlrlaka d.nas te?ksit dae pqlw.ian
Pada dua &sa FEATI Yakni Dhsa
Pmcokusumg terdaPat
Sukodono
&n
perbedaan mendasar tsutama pada inisiasiinisiasi para ahrmni pembdajar"an datam
puringkaUn pengetahtran mereka t€ntang
usaha
taoi. Secara umum kita
menggabar*an
hgaimma
dapat
Pembahan
metode penyuluhan ymg dikaralkan oleh
FEATI dapat merubah seltnuh pihak yacg
teri,bat dalam porgram ini. Pal&lg tidak ada
yeg
tujuh krnpulen utarna
sebagai penplaman &ri
dapat diambil
pendampingan
FEATI ya}lti: Pertama terkait &ngan
Kedu& pda Pola
PembedaYaan
w,uifid. s@gd ,rntdah uat*
rengidcnffkmi kebduhan
Peturt
s€hingga program-prograrn yang mercka
hrncurkan lebih kompatible karoa mereka
adanya usaha pedesaan yang
contoh di Argosukq
Sebagai
berkembang.,
sdalr melihat
dinas tenflga kerja langsung memberikan
bantran alat poduksi sari buah' blimbing
setetalr mengamati rnaha
ini
cukup baik dan ke&dala
berkembang
atat
utria di
produksi. Di Gadingkulon juga demikian
dimana mereka mendapafi alat pemec&
sistem pendampingndpenyuluhan terlihat
kotoran hmbing Pada saat
dengan sisiem FEATI malca ada perubahan
mendasar dmi peran peayuluh darJ. sumber
membu&hkannya untuk membuka
informrsi dan peruqfrrg
pembetajuran menjadi
kendali
/csil#dar untuk
pembelajaran terutama
mekanisrner
mekanisrne menghubungkan petani &ngan
sumber informasi
baik pasar
mereka
usaha
puprk organill Dari dua pengalaman ini
maka sebettamya r:rq1grun feati mampu
memberikan media bagi seluruh pihak
untuk berkontribusi pada poTgembangan
kelembagaan ekonsni Pedesaan.
Xdiga,
mauPtEI
munculnYaladanYa road
teknologi. Ilal ini sangat terlihat jelas di
Dampit sebagai misal, poyuluh berkalikali dimintai pen&pat (bukan pmyuluh
yang meayruh) s€rta sering diajak oleh
psrgurus asosiasi untuk memebuka pasar
map penyuluhan ditingkat lapang. Dengan
FEATI ma!,a penyulahan yang selama ini
rdalah rifu raya pelatihan trnpt uiung
baru bahkan pembiayaan sering diranggung
itu memiliki batas akhir dan batas awal
tidak hanya sekedar sehagai masa waktu
olelr asosiasi. Selain itu, pefiyuluh juga
alrtif memberikan infonnasi apapw yang
terkait dengan usaha pisang targa htrus
diminta. Jika kita amati lebih jauh terlihat
ada semacam tanggungjawab dari penyuluh
untuk berkonfibusi meskipun masih pada
level yang belum masuk kedalam karena
keterbatasan sumberdaya dan skill mereka
ssndiri, Bahkan secara aklif pcnyuluh
menjadi sebuah roa&nap (peta ialan)
bagaimana penyeknggaraan penyuhhan
proj€ct tetapi melihat pertembangan dari
kelernbagaan ekonomi pedesaaan yang
tahir. lni sangat menggembirakan karena
selama ini penyuluhan sering dianggap
sebagai seremonial saja dan petani kurang
dilibakan dalam peayusunan progmma.
selalu ikut serta &lam pernbelajran FMA
kabupaten dengaa alasan urtuk menambah
Seriogkali progftuna disusun sesuai dengan
kernampum penyuluh sementara kebutuhan
qfyoe*i
Arrgetaf$d. fuda Sitteft qer,r&efafutan rfle*i
riel skill peteni tidak denrikianKesenjangan ini yang menjadikan
r07
peny.uhrhan kurang mendapatkan apresiasi
ini
kruE
dikmbargkan maka akan terjadi
proses
d6i petani. Jika
system
pemasok kebuarhan mereka. Pakan sebagai
misal menjadi alternatif dari produksi KUD
sehingga petani
juga produsm lain
pentahqpan yang
jeas atas kegiatan
peilyuluhm pafu kelompok tertentu
sehingga psnyuluh dapat romentukan
merniliki alt€matif. Dimmping itu dengan
pembelajaran taaha yang selama ini
menjadi mornpoli para elit desa bergeser
Icapn har,us sudah keluar atau mengnrangi
tanpa ada pendampiag ataupun penyuluh
&ngan muncrrlnya pemain-pemain hru
sdringga iklim usaha menjadi lebih
seimbang. Jadi munculnya kelembagaan
ekoaomi desa akibat FEATI tidak hanya
memberi dampak pada meningkafkan
alcifitas ekonorri desa tetapi juga
maka petani.peroni dhtrrrrri FEATI
meningkatknya kapasitas wirausaha petani
mmfiadi insan ymg setah haas mencarl
il*u unls* petqemb*ngan asaharya. Di
Knderurrgm sehgai misal, karena m€Feka
peserta
terk€ndala oleh armada pemasaran maka
satah sdu dari pengurus merelakan dirinya
menjadi sales kelompok dan membeli
peralatan sederhana (obrok) untuk
membawa barang ke toko.toko. Selain itu
alumni FEATI terttama yang telatr
mengikuti pernbejaran tiap tahun serta
perannya pada kelompok sasaran tertentu.
Keanqat, mrmculnya learning
corwantty yaog secara atamiah menjadi
keunggulan utama dari FEATI dimana
jup
masyarakat sekitar.
{eeaar4 meski tidak diperhatikan
oleh banyak orang
memiliki
vsaha
swra tidak sada pma
menjafr mflursis yarrg
m€rek juga aktif manbandingkan hargahrga input produksi seperti plasik dan
leblh percoya diri.Mer.eka bahkan
mengatakan bahwa tcrnyata usaha itu
dr{akleh terlalu srlit juga tidak mudah.
Mereka merrilfti keberaniaa untuk
kardus se*iap berternu dengan para sales
lain. Bahkan mereka juga mencari tahu
berada- Bahkan
bagaimana cam menganalisiskan sari buah
agar jelas masa kadaluwarsimya. Kegiatankegatan tersebut tanpa pendampingan dari
pryuluh
ataupun pendamping sehingga
FEATI jika banar-benar diterapkau secara
luas
akgslr memunsulkar komruritas-
komuuitas belajar yang aktif di pedesaan,
Kdinu, adanya turbulensi impact
dinrana s€telah pembelajaran dibedkan di
suatu tempat, rnasyarakat sekitar desa ikut
rnenera$on terutama tetoology yang
secara mandiri dapat diadopsi oleh
p€rseorangan sehingga tcrjadt efe* domino
mena*rtan barang maeka dimanapun
urtuk mencari penateri
untuk pembelajaran mereka masuk ke
kantor-kantor atau lerabaga-lembaga yang
selama ini jauh dari benak mereka untuk
didatangi. Meski ditolak berkali-kali oleh
supermarket mereka tetap bangkit dan
mencari peluang baru. Terobosanterobosan mereka buat untuk
mengembangkan usaha. Alumni FEATI
zudah pinter2 dari yaag dulunya culun. . . I
Demikian komentar Fra penyuluh".
X&ria 14 FEATI juga telah
merubah paradigme penyuluhan terutama
ditingkat petani dimana penyuluhan yang
terlcesan milik penyuluh lerrp'ada peruni
panbelajaran Sementara itu teknolegi
yang hanya bisa dikembangkan srcara
juga dupU meageriukut hohksa leblh
berkelonnpok biasanya memberi darpak
6oi*, Paryuluhm dulu adalah seremonial
ekonomi pada mxyarakat sekitar seperti
perluasan kesempatan kerja juga alternatif
sekarang herus setius. Tidak ada gunanya
108
belaim
ifta tidak merdapatlcn manfaat.
KafigQgaPufiiott0
Manfaat paling besar adalah ketika usaha
mereka maju dan memberi dampak padr
nrasyarakat sekitarnya.
hasil ini maka perlu dilalfl*an dua aktifitas
pokok yakni $) Pemedngkatun kvel
*elewbagun ekonomi sehitryga {ohus
utsfira penyaluhan mmJadi lebih Jelas
pad* levet-l*cl awal pengenbangaa dot
(2) mela*u*an psr?hfurt ktw'tuna
KESIMPUI,AN.DAN SARAN
Proses
belajr sosial di
ata&
pmynluhax sehingge pmYul*h lebik
hqiatu pengadut organisasi
n:enrpakan proses yang siklikal dimana
tidak hanya petad seiragai fokus uhtna
fohas pada
proses penyuluhan tetapi juga seluruh pihak
saat
yang tedibat, Unftk menjaga Proses
tersebut maka kita harus selalu menjaga
ritne peiryuluhan dengan ialan; Peiloma,
terbit dengan sistem penyuluhan, peran
p€nyuluh M sunber tnfarnast fun
panqeq kmtuli penMqiarua menjadi
pengembangan usaha
fasiHtator rmtuk pembelajrau' tenrttrna
mekanisrne-mekanisme menghubungkan
ptani
dengan sumber informasi baik pasar
ruaupun teknologi. Untuk menjaga ksndisi
ini tetap berjalan, ruha hsus aib ttudel
paniloiaa peayulahon yang ridak logi
herdac$ksn stss ptmes tetapi lebih pada
htsil pmtbelqjaran Ini untrk menghindari
kerja perryulutran y:ang hanya memenuhi
syarat administrasi saja seperti jumlah
kunjungar atau kelengkapan RDKK yang
jauh dari perrenuhan lrebutuhan petani.
Dengan menitik beratkan ponilaian pada
hasil maka sikap formalis penyuluh dapat
terkikis karena hasil akir
adalah
keberhasilan kelembagaan ekontmi petani
bukan terselesaikannya urutan kegiatan.
Pelaj*ran *e&u, pada
Pota
pe,lnbardayan instansi, lainlketerlibatan
instansi tain, terlih* untuk di dasr"h b€kas
pembelajaran FEATI maka dlaas ter*ait
(SDW jika kondisi penyuluh masih
hi
seperti
tanpa upgrade krutuna dalart
Ketiga, munculnya/adanYa mad
penyuluhan
di tingkat lapang Dengm
map
yang sduma int
petryuluhaa
FEATI maY,a
ribt
ruyc pdarihan tsrqn qiung
m€njadi sebuafo roadmap' {Pdg islorr)
bagaimtw penyet*ggaraan penyulahan
itu rnerniliki batas akhir dan batas awal
tidak hanya sekedar sebagai masa wakhr
project tetapi melihat perkembangan dari
kelembagaan ekonomi pedsaaan yang
lahir. Untuk metiaga keberlanjua maka
pola reward dan lunisnenl Poda Yua
adalah
petyuluhan harus di*eabcng*ot dmana
ptani
dilarang mengikuti pembeiajaran
dengan tema yang sama sehingga tidak
tsrjadi doubleing. Hal itu juga
dagat
dilakukan melalui lweling/sertifikasi untuk
menentukan grade Petani melalui
pernbuatan instrument identifikasi sasaftul
penyuluhar/pernbelajarao (CP/CL)Mungkinkah karir tani dikembangkan?
Keanpol, munculuYa learaing
cotnmunity yarrg secara alamiah menjadi
keunggrrlan utama dari FEATI dimana
tanpa ada pndamping atauPun penyuluh
maka petani-petani dauni FEATI
mcnjadi sangat nudah untu*
nuryiienlilkrsi hebutahsn Petflni
menjaili in*an yang selallt haus msteari
iltrut untu* pmgembangan usahanya.
sdringga Frogam-prograrn yang mereka
Unhrk menjaga keberlanjuran maka sktem
hmcukan lebih kourpatible karena mereka
perynlah;wr
jasu hqras nembetikail
aprxiasi lcepada kdembagaaw
kelembagaan e*onomi seperti ini baik
sudah melihat adanya usaha pedesaan yang
berkemtrang; Unt*k rnenjaga keberlani$hn
i{gpofirki {tuWuktar.
{Pala Si$ten aemSef$amt
feati
109
berury fnseilif nruryan ptnghargaan
Selain itr apakah mernungkinkan kornunity
learning ini bisa rnenjadi transfer of
knowledge'?ecord of knowledge". Apakah
muagkin jika selama ini hanya menjadi
e,ntitas ekoaomi menjadi gerakan sosial?
Ekonomi ke aset-organisasi ke politik?
Ketim*, adanya turbulensi impact
dirnana setelalr pembelajaran diberikan di
suatu tempat masyarakat sekitar desa ikrt
menerapkan terutama teknologi ymtg
secaftr mandiri dapat diadopsi oleh
perseor:mgm sehirgga Erjafr efe* ilomina
panbelaJwan Keberlanjutan dari kegiatan
ini
&pt
dilakukan melalui pernbsrgur*sn
ssirflpal-sibtpul te*nologin sehinga
tajad sp*lalbasi heahlian dar, petu f
contoh *iimpul solah' osbtryul cobe'
Ksimpul pemtsoton'
sekarang harus serius. Untuk menjaga
keberlanjutan maka harus diltkukan
i*ryaet assesmefit arrtgro sistem lamo dan
baru dimana inyestqsi penyuluhan harus
dihitung pertarnbuhafi Nd eionoftri dqn
pe ni ng kataa law*le dge-ny a.
Beberap* SumbataE ssrta Rekomendrsi
Pertama, Xetertibdan penyaluh
ddam pengertbangan usaha hurang
&agzcs Keter{ibatan po'ryuluh berdasarkan
pffgamatan
(1)
Terlibat terlalu aktif
cenderung mendeterminasildorninarU (2)
Penyuluh apatis karcna FEATI dianggap
rumit krena kesalahan mernahami konsep,
(3) Mendahuluka* k€pertingan pribadi
kas|a FEATI '!elit" banyak pernbtasan
aturar, (4) Menyerahkm pa& petami dan
konsultan. Cara mengatasinya dengan jalan
yary jelas dan
w1e FEATI dan
osimpul
membefiktn SOP
pengolahon' dan lainlain.
Keenom, meski tidak diperhatikan
oleh banyak oftng secara tidak sada para
pemahaman yang baik
alumni FEATI terutama ,vslg t€lah
mangikuti pembejaran tiap tahtn serta
meeniliki v*tw nenjafr naaasia yong
lcbih percayo dr'. Kepercayaan diri ini
hanya akan terus terbangun jika FEATI
bgaimana kalau *dipilih" oleh petani?
Kedua, Fungsl konfiol dati DPIU
reward funishment (fmanciaVnon
financial). Perryuluh koordinator
btrang. Perlu untuk melibal.kau
elemerr
masyarakat untuk melakukan pergawasan
terhadap kinsrja penyuluh. Membuat gugus
mampu memberikan level keahlian petani
tidak KTNA tetapi juga kategori lain.
Petami adalah penghidup peradaban atau
monitoring yang melibatkan
p<ubangun Fadaban 'lromok
Sistem kontrol "Bis antarpropinsi". Sistern
civilization" sehingga harus ada ssalra
sisterrwlis arrtah nwtgromosihan
pertanian sebagai pelce$ean elit.
element
masyarakat dan surveyor profesional agar
kerja mereka terekord
keberhasilannya.
kontrol ini terbukti cukup ampuh jika
dilaksa*akan secara konsekwen.
Instumentnya bisa melalui peningkatan
Krtiga, k;elemakan penonel
DPIU dalam te*nis pemberdayaan Harus
NT? (nilai tukar petani).
ada kernampuan untuk analisis
xd$ula FEATI juea
rclatr
merubah paradigma penyuhhan terutamra
ditirglat petani dimana penyuluha* y:ang
t€r.kesan milik penyuluh terrryata petui
iags dryt wengerjakan ptryufuhot
bohksn Hso ,rwtiodi lebih
Penyuluha*
1L0
dslu adalah
baih
seremonial
agar mmeka
sosial
memiliki kemampuan
"Ansos"
dasar sosiologi pedesaan dan knowledge
rnanajanen selringga rnampu untuk
mengelola peryuluhan berbasis petaui.
Instumen irstrumen &tsrminasi kawasarU
identifikas7peneduan tema dan peserta
pembelajaran,
juga model
evaluasi
*{.&gfutAunono
operasional) tetatrri juga instrumen yang
aldifitas ekonomi (produksi dan
perdaganga$) tetapi ke agre'invesment
tidak ada. Jika agro-in'vesment ini juga
untuk
diajarkan maka helembagaan ekonomi
perrbetajamn Instrumentintument ini
tidak sekedar PTO (petunjuk tels$s
aplikable
panbelajqran-
melaksanakan
menjadi lebihusaha-
KeonPd, mselah Perubahon
siilela bi?oktmt penyubha* PcrSaikan
atas kondisi
ini
DAFTARPUSTAKA
hanya dapat dilakukan
apbila sejak awal FEAfi mernberikan
hanspamnsi atas pembiayaan sehingga
Appersoru
kornponen-komponen pembiayaan yang
mustinya dikerjakan oleh bidang lain dalam
Public A&ninisration Quarterly,
satu dinas atau bahkan luar dinas tidak
tssosialisasikan. Kondisi ini meny$abkan
partisipasi dan rasa memiliki progrant tidak
ada. Prinsip sharirg fDcgi *e$a bagt aeng)
secara p,rofesional tidak dilakdkan sehingga
masing-nrasing pihak tidak mau turut
berpartisipasi.
Kelina, *tkungan Pusat unluk
nelobi helonpok usaha besan Dalam
bisnis temyaa pasar tidak sernpurna Kasus
pisang grade B yang dibli Rp. 2.500,ternyata dijual Rp. 17.000,- di
snperrnarket Sementara ketika
21(1),2&53.
Bandura, A. (1977'l. Social Learaing
Themy. Frmtice-Hall,'
Englewood Ctiffs, NJ.
BPLPP (1978), Tujuh Puluh Tahun
PenyuluhanPefianian di
Indonesia 1908-1978. Jakarta:
BPLPP DeParternen Pertanian.
Gregor, S- & Jo*es IL (1999). Beef
prodicers onlins Dffirsion
*teory rylied Information
Technology & PeoPle, l2(1),71'
petani
langsung mengftomplain kondisi ini tidak
rnendapatkan tarrggapan. Un-fair market
seperti ini tidakmungkin diadvokasi petani
pada level desa atau bahkan kabupaten.
85.
Jakubowski, Lisa Marie;Burman, Patrick,
(2004), Teaching CommunitY
Development: A Case StudY In
Community-Based Learning,
Teaching Sociologr; Apr 2004;
Kekuatan plsatlah yang mampu untuk
melalcrkaxr pendekdan-pendekatan spesial.
Dus, sks-ne pembelajaran dengan demikian
32, 2; PrsQuest Sociolory
Mclnerney, Claire (2002). "Knowledge
Management and the DYnamic
Nature of Knowledge". Jou?nal
of the Ameicot SocietYfor
b{armationkierce aad
Tec lmol ogt 53 ( l2): 1009-101 8.
Nonaka lkujiro; von Krogh, Georg (2009).
dirancang Entuk me:nenuhi kebutuhal
tsrsebut tidak hanya level petani tetepi iuga
nasional,
freenam, lemahttYo
strategi
fulegosi vertihal rnoupun horizontal stos
k*ja-lurja produkii Petanl
menghindari kondisi
ini
Ur$uk
maka instrument
"TacitKnowledge and
pernilihaa komoditi dan kawasan harus
yang mernadai dan kedible. Selain itu
mernungkinkankah
sekali
Knowledge Conversion:
Controversy and A dvancernent
in Organieational Knowledge
untuk
m€ngarahkan petani tidak hanya pada dua
qegoA&i eeWanwn Qa& Sithft
qenfietoiaran
B."& Wikronr, N. (1997). The
professionalization of Virginia
county goY€rnment Ar
applietion of diffusion theorY.
f eati
lll
.
CreatioaThary".Organizalion
Science 20 (3): 635-652.
Pumorno, M., (2013) Laporan Akhir
Konsultan Individu FEATI
Kabupaten Malang, Jurusan
Sosial Ekonomi Fakultas
Slanret M. (2001), ParadigmaBru
Penyuluhan Pertanian di Era
Otonomi Dacrah dalam I.
Yustina dan A. Sudradjat (eds).
2003. Membenh* Pola Perilaku
ManusiaPembangunan:
Ddedikasikat kepada kof. Dr.
H. R Margono SlameL Bogor:
IPB Press
Soediiantq (2003), Penyuluhaa Sebagai
Pcrtanian Universitas Brawijaya,
Tidak Dipublikasikan
Rogers" Everetf M. (20[.3). Difla$ians
of
I nnwations; Fiftb Edition.
Simon
&
Schuster Publisher
WriCl4 Kirhy (2005). "Personal knowledge
management: supporting
individual knowledge worker
per:formanee' . Know I edge
Management Resesch and
Prutice 3 (3): 156-165.
Tjitoprarotq P. (2003 ), Penyuluhan
Pertanian: MasaKini dan Masa
Depan dalam L Yustina dan A.
Sudradjat (eds). Msmb€ntuk
Pilar Akselerasi Pembangunan
Pedanian di lndonesia pada
Pola Perilaku Manusia
Masa Mendatang dalam I.
Yustina dan A. Sudradjat (eds).
kepadaProf. Dr, H,R. Margono
SIameL Bogor: IPB Press.
Pembangunan: Di&dikmikan
Membentuk Pola Perilaku
Maausia Pemban$man:
DiHikasiksr kepada Prof. Dr.
H-R- Margono Slamet. Bogor:
IPB Press.
\ililliam M. Rivera
and V. Rasheed
Sulaiman, (20S) Extension:
object of reform, engine for
innovation, Outlook on
ACRICULTURE Vol 38, No 3,
?-AO9,pp267-273.
112
NaryEjtaurruro