Anas Terancam Dituntut Maksimal
Transcription
Anas Terancam Dituntut Maksimal
SABTU, 6 SEPTEMBER 2014 Ribuan Bendera GAM Disita SM/Kuswandi SITABENDERAGAM : Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letkol Inf Reza Anom Putranto, di dampingi Komandan Unit Intel Letda Arm Idris dan sejumlah anggota Intel Kodim menunjukan hasil sitaan bendera separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dari lokasi konveksi pejahitan bendera di Kelurahan Bener, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jumat (5/9) siang. (88) Anas Terancam Dituntut Maksimal ● Dinilai Intervensi Saksi-Saksi JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai tidak ada hal yang meringankan Anas Urbaningrum, terdakwa kasus dugaan korupsi proyek Hambalang dan tindak pidana pencucian uang. Karena itu, KPK mempertimbangkan untuk mengenakan tuntutan hukuman maksimal terhadap mantan ketua umum Partai Demokrat itu. ’’Kalau pakai analisis yang dipakai UNCAC (United Nations Convention Against Corruption atau Konvensi PBB Antikorupsi), korupsi bisa menyebabkan proses demokratisasi tidak berjalan sempurna. Apa yang dilakukan Anas bisa dikualifikasi ke itu. Seharusnya jaksa penuntut umum akan memberikan tuntutan maksimal,’’ kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Jumat (5/9). Pasal yang didakwakan ke Anas yaitu Pasal 12 huruf a juncto Pasal 18 Undang-Undang No 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 KUHP. Pasal itu menyebutkan hukuman maksimal 20 tahun bagi pelaku. ’’Kita lihat nanti pertimbangan JPU, karena yang melihat seluruh proses kan JPU,’’ kata Bambang. Menurut dia, meski selalu tampil sopan, Anas dinilai tidak kooperatif dalam sidang. Anas juga diduga berusaha memengaruhi saksi-saksi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta. Wisanggeni ’’Sepengetahuan saya, tidak ada hal yang meringankan. Bahwa dia berbicara sopan di pengadilan iya, dia belum pernah dihukum iya. Tapi nanti JPU akan mengajukan usulan dan akan kami (pimpinan KPK) putuskan,’’imbuh Bambang. Bambang juga menyebut Anas memiliki wajah yang lugu. Namun, di balik keluguan itu, Anas dinilai mengintervensi saksi-saksi dalam perkaranya. ’’Di balik wajah innocent, ada upaya sistematis untuk memengaruhi saksi-saksi,’’kata Bambang. Dia berpendapat, tindakan suami Athiyyah Laila itu bisa dikualifikasikan sebagai obstruction of justice atau menghalangi proses persidangan. Dalam sidang pemeriksaan terdakwa, jaksa KPK membeberkan bukti bahwa Anas berusaha memengaruhi saksi-saksi. Bukti itu berupa pesan dalam BlackBerry Messenger dengan nama Wisanggeni yang diakui Anas sebagai miliknya. Atas fakta tersebut, Bambang membuka kemungkinan penyidikan baru terkait kasus Anas. ’’Ada dua kemungkinan, apakah akan dibuka lagi penyidikan untuk obstruction of justice atau tindakannya dikualifikasi sebagai bagian dari pemberatan tuntutan,’’ ujar Bambang. (J13-59) Penyidikan Sri Endang Rampung ● Kasus Korupsi Ruilslag Nyatnyono SEMARANG - Penyidikan dugaan korupsi ruilslag tanah Pemprov di Nyatnyono Ungaran Barat Kabupaten Semarang, tahun 2005, dengan tersangka Sri Endang Handayani selesai. Berkas perkara juga telah dilimpahkan Kejaksaan Negeri Ambarawa ke Pengadilan Tipikor Semarang. ’’Sudah dilimpahkan 2 September dan tercatat dengan Nomor Perkara 94/Pid.Sus-TPK/2014/PN.Smg,’’ kata Panitera Muda Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tipikor Semarang Heru Sungkowo. Dengan demikian, Sri yang juga Komisaris I PT Handayani Membangun itu segera disidang. Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jateng Masyhudi membenarkan, berkas per- kara notaris ternama itu telah dilimpahkan. Dalam kasus tersebut, kejaksaan tidak menahan Sri, dengan alasan sudah ada pengembalian kerugian negara oleh tersangka Rp 150 juta. Aspidsus yang didampingi Kepala Seksi Penyidikan Imang Job Marsudi mengatakan, audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jateng sebagai dasar untuk mengembangkan kasus tersebut. Dibebaskan Sebelumnya, Kejaksaan telah menetapkan sejumlah tersangka. Mereka adalah mantan Kabag Tata Usaha Dinas Cipta Karya Provinsi Jateng Priyantono Djarot Nugroho yang telah divonis 4,5 tahun dan denda Rp 200 juta. Kemudian, Karyono dan Hari- yanto, makelar tanah telah dijatuhi 4,5 tahun penjara. Sementara itu, Direktur III PT Handayani Membangun Rustamaji kini buron dan dihukum 6 tahun. Mantan Kabid Pengukuran Kanwil BPN DIY Wimbo Cahyono, Kabid Pengukuran Kanwil BPN DKI Jakarta Yudi Riyarso, dan mantan Kepala BPN Kabupaten Semarang M Thoriq dinyatakan bebas. Terkait kasus ruilslag tersebut, diduga terjadi penyelewengan. Tanah hak pakai nomor 5 atasnama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemprov Jateng seluas 32.928 m2 ditukar guling dengan tanah 40.000 m2 sesuai HGB Nomor 304 di Kalongan Ungaran Barat Kabupaten Semarang milik PTHandayani Membangun. Ternyata baru diketahui, nilai tanah di Kalongan tidak sesuai dengan tanah Nyatnyono. (J14, J17 - 61) Eksepsi Siti Nurmarkesi Ditolak SEMARANG - Ketua Mejelis Hakim Gatot Susanto menolak nota keberatan atau eksepsi terdakwa Siti Nurmarkesi, dalam sidang kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (bansos) 2010 senilai Rp 1,3 miliar di Pengadilan Tipikor Semarang, baru-baru ini. Dengan putusan itu, mantan Bupati Kendal wajib tetap mengikuti lanjutan agenda persidangan. ’’Mengadili, menolak eksepsi terdakwa Siti Nurmarkesi dan tim penasihat hukum terdakwa,’’ tandas Gatot saat membacakan amar putusan sela didampingi dua anggota mejelis hakim Dwi Prapti dan Kalimatul Jumroh. Dalam sidang sebelumnya, pengacara Siti Nurmarkesi menyatakan kliennya tidak diuntungkan atas pemberian dana bansos. Berpindah Keseluruhan dana Rp 1,3 miliar itu telah disampaikan ke 164 tempat ibadah, 98 lembaga pendidikan keagamaan, dan 70 organisasi kemasyarakatan, profesi, atau kelompok masyarakat. Dakwaan kerugian negara yang menyebutkan Rp 1,2 miliar atau setidaknya Rp 310 juta, menurutnya, tidak jelas. Sebagaimana dakwaan jaksa, dana bansos semestinya disalurkan ke para penerima pada Januari-Februari 2010. Namun saat pencairan, terjadi penyelewengan karena dana berpindah dari rekening Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPAD) Kabupaten Kendal ke rekening bendahara pembantu Bagian Kesra, 23 Februari 2010. (J17, J14 - 61) PEKALONGAN - Aparat Kodim 0710/Pekalongan menyita ribuan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kelurahan Bener RT 6 RW 3, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jumat (5/9). Bendera bergambar bulan bintang dengan warna dasar merah, putih, dan hitam itu disita dari Imam Kamaludin, pengusaha konfeksi. Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letkol Inf RezaAnom Putranto menyatakan, pihaknya menyita 1.257 bendera GAM siap kirim dan 60 bendera dalam kondisi rusak. ’’Pelaku menerima order dari rekannya di Jakarta. Identitas pemesan masih kami dalami,’’ ujar Reza. Ia menjelaskan, berdasarkan pengakuan Imam, order yang diterima 5 ribu bendera. Yang jadi dan siap kirim 1.257 bendera. ’’Sebanyak 50 bendera sudah dikirim ke pemesan sebagai sampel,’’ terangnya sambil menambahkan, penyitaan itu dilakukan setelah Kodim menerima informasi dari warga. Ulang Tahun GAM Reza menduga bendera tersebut pesanan anggota GAM di Aceh. Jika melihat sejarah GAM, tanggal 4 Desember merupakan hari ulang tahun organisasi itu. ’’Kemungkinan besar pesanan bendera ini terkait persiapan ulang tahun GAM,’’ imbuhnya. Kodim akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk menindaklanjuti kasus itu. Sementara itu, Imam Kamaludin belum bersedia menyebutkan nama temannya di Jakarta yang memesan bendera itu. ’’Saya dapat order 5 ribu bendera, yang sudah jadi 1.200-an,’’ tutur Imam yang hingga semalam masih menjalani pemeriksaan di Makodim. (H6359) Korupsi Taman Sriwedari Dilimpahkan ke Pengadilan SEMARANG - Kasus dugaan korupsi pembangunan pagar dan gapura Taman Sriwedari Surakarta 2008 senilai Rp 1 miliar segera masuk persidangan. Kejaksaan Negeri (Kejari) Surakarta telah melimpahkan berkas perkara berikut tersangka Direktur PT Beringin Jaya Budi Yoga Butsono (38), selaku pelaksana proyek pembangunan. Korupsi diduga merugikan negara Rp 61 juta. ’’Berkas perkara sudah dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Semarang. Kami terima, Kamis (28/8),’’ kata Panitera Muda Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Tipikor Semarang Heru Sungkowo, baru-baru ini. Budi yang merupakan warga Plumputan Duku Banyudono, Kabupaten Boyolali itu telah ditahan penyidik Kejari Surakarta sejak 22 Agustus 2013. Berdasar berkas perkara nomor BP/01/0.0.3.11/07/2014 tanggal 11 Juli 2014, tersangka dijerat dakwaan primer Pasal 2 ayat 1 junto Pasal 18 ayat 1 huruf b, ayat 2, dan ayat 3 UndangUndang Nomor 31/1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dakwaan subsidernya Pasal 3 junto Pasal 18 ayat 1 huruf b, ayat 2, dan ayat 3 UU Tindak Pidana Korupsi. Tunggu Penetapan Tukinu selaku kuasa hukum Budi Yoga, masih menunggu penetapan majelis dan jadwal persidangan. ’’Dia jadi tersangka satu-satunya dengan kerugian Rp 61 juta,’’tandasnya. Kasus korupsi yang dianggarkan pada APBD Kota Surakarta 2008 itu diusut Kejari Surakarta, akhir 2012. Korupsi diduga terjadi karena penyimpangan anggaran pada volume pembangunan pagar dan gapura. Dana yang telah dikeluarkan tak sesuai dengan rancangan anggaran biaya (RAB) proyek pembangunan di Dinas Tata Ruang Kota Surakarta. (J17, J14 - 61)