Kantor Cabang Indonesia
Transcription
Kantor Cabang Indonesia
Kantor Cabang Indonesia Daftar Isi _______________________________________ Contents _______________________________________ I. General Information I. Informasi Umum II. Financial Review II. Ikhtisar Keuangan III. Management Policy III. Kebijakan Manajemen IV. Core Business IV. Kegiatan Utama V. Risk Management Implementation V. Pelaksanaan Manajemen Risiko VI. Informasi Lainnya VI. Informasi Lainnya - - Appendix 1 : HSBC International Network Appendix 2 : Branches in Indonesia Appendix 3 : Organisation Chart of HSBC Indonesia Appendix 4 : Structure Chart of HSBC Holdings plc Appendix 5 : Structure Chart of HSBC Indonesia Appendix 6: Combined Financial Statements years ended 31 December 2009 and 2008 Annual Report – 2009 - 2 Lampiran 1 : Jaringan Kantor Internasional HSBC Lampiran 2 : Kantor Cabang di Indonesia Lampiran 3 : Struktur Organisasi HSBC Indonesia Lampiran 4 : Diagram Struktur HSBC Holdings plc Lampiran 5 : Diagram Struktur HSBC Indonesia Lampiran 6 : Laporan Keuangan Gabungan Tahun berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia I. GENERAL INFORMATION I. INFORMASI UMUM HSBC Group Companies and Services Perusahaan dan Layanan Grup HSBC Headquartered in London, HSBC is one of the largest banking and financial services organizations in the world that serves over 100 million customers worldwide through over 8,000 offices in 88 countries and territories in Europe, the Asia-Pacific region, the Americas, the Middle East and Africa. Dengan kantor pusatnya di London, HSBC adalah salah satu organisasi perbankan dan layanan keuangan terbesar di dunia yang melayani lebih dari 100 juta pelanggan di seluruh dunia melalui lebih dari 8,000 kantornya di 88 negara dan wilayah di Eropa, Asia Pasifik, negara-negara di Amerika, Timur Tengah dan Afrika. Dengan asset yang bernilai sekitar US$2.364 miliar per 31 Desember 2009, HSBC adalah salah satu organisasi perbankan dan layanan keuangan terbesar di dunia. With assets of some US$2,364 billion at 31 December 2009, HSBC is one of the world’s largest banking and financial services organizations. HSBC is marketed worldwide as ‘the world’s local bank’. With listings on the London, Hong Kong, New York, Paris and Bermuda stock exchanges, shares in HSBC Holdings plc are held by around 220,000 shareholders in 121 countries and territories. The shares are traded on the New York Stock Exchange in the form of American Depositary Shares. HSBC dipasarkan di seluruh dunia sebagai 'bank lokal dunia'. Dengan listing di pasar modal London, Hong Kong, New York, Paris dan Bermuda, saham-saham HSBC Holdings plc dimiliki oleh sekitar 220,000 pemegang saham di sekitar 121 negara dan wilayah. Saham-saham tersebut diperdagangkan di Pasar Modal New York dalam bentuk American Depositary Shares. Through an international network linked by advanced technology, including a rapidly growing e-commerce capability, HSBC provides a comprehensive range of financial services through four customer groups and global businesses: Personal Financial Services (including consumer finance); Commercial Banking; Global Banking and Markets; and Private Banking. Melalui jaringan internasional yang terhubung dengan teknologi mutakhir, termasuk kemampuan dalam bidang e-commerce yang tumbuh dengan pesat, HSBC menawarkan sejumlah layanan keuangan dengan jangkauan yang luas melalui keempat unit bisnis global dan grup nasabah yang dimilikinya yaitu : Personal Financial Services (termasuk consumer finance), Commercial Banking, Global Banking and Markets dan Private Banking . Annual Report – 2009 3 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia HSBC’s History in Indonesia Sejarah HSBC di Indonesia As the pioneer of modern banking in most of Asian Countries, HSBC (HSBC (formerly known as The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Limited) has had long history in Indonesia. Since HSBC opened its first Indonesian office in Jakarta (which known as Batavia) in 1884, HSBC has been providing various kinds of baking service and products to the Indonesian customers, whishing to develop trade and investment opportunities. Sebagai pelopor perbankan modern di kebanyakan Negara-Negara Asia, HSBC (HSBC sebelumnya dikenal sebagai The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited) memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Sejak HSBC membuka kantor Indonesia pertamanya di Jakarta (yang dikenal sebagai Batavia) pada tahun 1884, HSBC telah memberikan berbagai jenis layanan dan produk perbankan kepada para pelanggan Indonesia, dengan keinginan untuk mengembangkan peluang perdagangan dan investasi. Initially started to serve the important sugar trade, and then expanded its operation to Surabaya in 1896. Later in 1994 HSBC upgraded its Semarang agency, which has been operating since 1878, into a full branch. Pada awalnya layanan perbankan diberikan kepada perdagangan gula, yang sangat penting pada saat itu, dan kemudian operasinya diperluas ke Surabaya pada tahun 1896. Kemudian pada tahun 1994 HSBC meningkatkan keagenannya di Semarang, yang telah beroperasi sejak tahun 1878, menjadi cabang penuh. Selama masa-masa yang penuh tantangan di pasar Indonesia dimana Bank dipaksa untuk menutup kegiatannya selama Perang Dunia Kedua, dan pertengahan tahun 1960-an, Setelah ketahanan HSBC benar-benar diuji. berusaha membuka kembali kegiatannya di Indonesia setelah Perang Dunia Kedua dan begitu pula setelah penutupan usahanya pada pertengahan tahun 1960-an, Bank mendapat ijin perbankan baru pada tahun 1968 dimana Bank menjadi semakin kokoh sejak saat itu dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank asing terbesar yang beroperasi di Indonesia. During challenging times in the Indonesian market where the Bank was forced to close operation during World War II, and in the mid-1960s, HSBC strengths were really put on trial. Having managed to re-open its operation in Indonesia after the World War II and similarly after the closure in mid-1960s, the Bank was granted a new banking license in 1968 wherein the Bank has remains steadily solid ever since and retained its position as one of the largest foreign banks operating in Indonesia. Currently, HSBC Indonesia offers a broad range of banking and financial services tailored to meet a wide spectrum of needs, from those of multinational corporations to local businesses and individual Indonesians, including Personal Financial Services, Corporate, Commercial Banking, Institutional Annual Report – 2009 Saat ini, HSBC Indonesia menawarkan layanan perbankan dan keuangan dengan jangkauan yang luas yang disesuaikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, dari apa yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional hingga usaha-usaha setempat dan kebutuhan-kebutuhan 4 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Banking, Treasury, and Amanah Syariah Banking. Our products includes Personal Loan (Pinjaman HSBC, Personal Installment Loan, Credit Card), Corporate Loan (working capital, investment loan), Deposit (current account, savings, time deposit), and other services e.g. Wealth Management, Cash Management, Custodian, Trade Finance (export/import), Remittance, Bank Guarantee and derivatives transactions. perorangan bagi masyarakat Indonesia, seperti Korporasi dan Perbankan, Treasury, dan HSBC Amanah Syariah. Layanan kami mencakup kredit konsumsi (Pinjaman HSBC, Personal Installment Loan, Kartu Kredit), kredit korporasi (kredit modal kerja, kredit investasi), dana pihak ketiga (rekening giro, tabungan, deposito) dan layanan lainnya seperti Wealth Management, Cash Management, Kustodian, Transaksi Ekspor Impor, Remittance (pembayaran), Bank Garansi, dan transaksi derivatif. The Bank’s operation conducted through the Jakarta main branch and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Batam, Semarang and Medan Operasi Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan kantor – kantor cabang pembantu di Surabaya, Bandung, Batam, Semarang dan Medan. Annual Report – 2009 5 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Bank Management of HSBC Indonesia Susunan Kepengurusan HSBC Indonesia Rakesh Bhatia, Chief Executive Officer, HSBC Indonesia Rakesh Bhatia, Chief Executive Officer, HSBC Indonesia Apratim Chakravarthy, Senior Vice President Treasury and Investment Banking, HSBC Indonesia Apratim Chakravarthy, Senior Vice President Treasury and Investment Banking, HSBC Indonesia Francisco Javier Salgado Munoz, Senior Vice President & Head of Personal Financial Services, HSBC Indonesia Francisco Javier Salgado Munoz, Senior Vice President & Head of Personal Financial Services, HSBC Indonesia To be appointed, Senior Vice President and Head of HSBC Amanah Indonesia Dalam Penunjukan, Senior Vice President and Head of HSBC Amanah Indonesia Mark Emmerson, Head of Corporate Banking, HSBC Indonesia Mark Emmerson, Head of Corporate Banking, HSBC Indonesia Paul Choon Guan Gwee, Chief Financial Officer, HSBC Indonesia Paul Choon Guan Gwee, Chief Financial Officer, HSBC Indonesia Felix I Hartadi, Direktur Kepatuhan, HSBC Indonesia Felix I Hartadi, Direktur Kepatuhan, HSBC Indonesia Rajeev Babel, Head of Corporate and Institutional Banking, HSBC Indonesia Rajeev Babel, Head of Corporate and Institutional Banking, HSBC Indonesia Jeffrey Chi Ming Cheung, Chief Technology Service Officer, HSBC Indonesia Jeffrey Chi Ming Cheung, Chief Technology Service Officer, HSBC Indonesia To be appointed, Chief Risk Officer, HSBC Indonesia Dalam Penunjukan, Chief Risk Officer, HSBC Indonesia Annual Report – 2009 6 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia II. FINANCIAL REVIEW II. IKHTISAR KEUANGAN Financial Performance Kinerja Keuangan • Net profit before tax decreased by 22.04% to IDR 993,563 million. • Net interest income increased by IDR 63, 702 million (2.18%). • LDR (Loans to Deposit Ratio) increased from 67.29% in 2008 to 72.29% in 2009. • Loans to customers decreased by 10.93% to IDR 19,949,199 million. • Customer Deposits decreased by 17.10% to IDR 27,591,532 million. • Maintained a solid Capital Adequacy Ratio of 19.13% in December 2009. • Productive Asset Quality Kualitas Aktiva Produktif To comply with Bank Indonesia regulation no 7/2/PBI/2005 dated 20 January 2005, all banks are required to provide provision for their productive assets. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia no 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, semua bank wajib membentuk cadangan atas aktiva produktif. As of 31 December 2009 the allowance for possible losses on earning assets of the Bank reached IDR 3,515,870 million, higher than the minimum provision required by Bank Indonesia of IDR 3,270,074 million. Pada akhir Desember 2009 penyisihan penghapusan aktiva produktif HSBC mencapai Rp 3.515.870 juta, lebih tinggi dari jumlah minimum yang diwajibkan Bank Indonesia sebesar Rp 3.270.074 juta. Third Party Fund Dana Pihak Ketiga As of 31 December 2009 third party fund amount is as follows: Pada tanggal 31 Desember 2009, dana pihak ketiga berjumlah sebagai berikut: Current Account Savings Time Deposit Giro Tabungan Simpanan Berjangka • • • • • IDR 10,199,262 million IDR 7,205,757 million IDR 10,186,513 million Laba bersih sebelum pajak turun sebesar 22,04% menjadi Rp 993.563 juta. Pendapatan bunga bersih naik sebesar Rp 63.702 juta (2,18%). LDR (Loans to Deposit Ratio) meningkat dari 67,29% tahun 2008 menjadi 72,29% di tahun 2009. Kredit kepada nasabah turun 10,93% menjadi Rp 19.949.199 juta. Dana Pihak ketiga turun 17,10% menjadi Rp 27.591.532 juta. Rasio Kecukupan Modal mencapai 19,13% pada akhir Desember 2009. Rp 10.199.262 juta Rp 7.205.757 juta Rp 10.186.513 juta Cost of fund Biaya Dana During 2009, we recognized interest expense by IDR 1,004,142 million, generated from deposits from customers and other banks. Average interest rate for term deposit for IDR was 8.18%, USD 0.58%, dan other foreign currency 1.84%. Average interest rate for interbank call money for IDR was 6.93%, USD 0.59%, and other foreign currency was 2.46% Selama tahun 2009 kami mencatat beban bunga sebesar Rp 1.004.142 juta yang berasal dari simpanan dari nasabah dan bank-bank lain. Ratarata suku bunga Deposito berjangka Rupiah adalah 8,18%, USD 0,58%, dan valuta asing lainnya 1,84%. Sementara itu rata-rata interbank call money Rupiah 6,93%, USD 0,59%, dan valuta asing lainnya 2,46%. Annual Report – 2009 7 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Financial Ratio Rasio Keuangan CAPITAL 2009 2008 PERMODALAN Capital Adequacy Ratio Fixed Assets against Capital 19.13% 7.79% 12.00% 8.15% Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Aktiva Tetap terhadap Modal PRODUCTIVE ASSETS Non Performing Productive Assets Net Non Performing Loans Provision against Productive Assets Provision fulfillment AKTIVA PRODUKTIF 7.04% 1.15% 7.47% 107.52% 4.61% 1.33% 5.02% 110.27% PROFITABILITY Return on Asset Return on Equity Net Interest Margin Operating Expenses to Operating Income 2.32% 10.96% 7.86% 60.76% 3.18% 14.43% 8.72% 62.75% Annual Report – 2009 Return on Asset Return on Equity Net Interest Margin Beban Operasonal thd Pend. Operasional LIKUIDITAS 72.29% 67.29% COMPLIANCE Breach on Legal Lending Limit Regulation Reserve Requirement Net Foreign Exchange Position RENTABILITAS LIQUIDITY Loan to Deposit Ratio Aktiva Produktif Bermasalah Net Non Performing Loans PPAP terhadap Aktiva Produktif Kecukupan PPAP Loan to Deposit Ratio KEPATUHAN nil 5.70% 0.41% nil 5.65% 2.82% 8 Pelanggaran / Pelampauan BMPK Giro Wajib Minimum Posisi Devisa Neto Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia III. MANAGEMENT POLICY III. KEBIJAKAN MANAJEMEN Business Principles and Values Prinsip dan Nilai Usaha As part of the HSBC Group, HSBC Indonesia subscribes to the same business principles and values. The Group is committed to five Core Business Principles: Sebagai bagian dari Grup HSBC secara keseluruhan, HSBC Indonesia juga menganut prinsip dan nilai usaha yang sama. Grup memiliki komitmen terhadap lima Prinsip Dasar Usaha: • • • • • • • • • • Outstanding customer service; Effective and efficient operations; Strong capital and liquidity; Conservative lending policy; Strict expense discipline. Pelayanan nasabah yang sangat baik; Operasional yang efektif dan efisien; Permodalan dan likuiditas yang kuat; Kebijakan pinjaman yang konservatif; Disiplin biaya yang ketat. Through loyal and committed employees who make lasting customer relationships and international teamwork easier to achieve. Dengan karyawan yang loyal dan berkomitmen, hubungan dengan nasabah dan kerjasama internasional dapat terjalin dengan lebih mudah. HSBC also operates according to certain Key Business Values: HSBC Grup juga menganut Nilai Usaha: • The highest personal standards of integrity at all levels; • Integritas karyawan yang tinggi pada setiap tingkatan; • Commitment to truth and fair dealing; • Komitmen pada transaksi yang benar dan wajar; • Hands-on management at all levels; • Manajemen yang melekat di setiap tingkatan; • Openly esteemed commitment to quality and competence; • Komitmen secara terbuka atas kualitas dan kompetensi; • A minimum of bureaucracy; • Birokrasi yang minimal; • Fast decisions and implementation; • Proses pengambilan implementasinya; • Putting the team’s interests ahead of the individual’s; • Mendahulukan kepentingan kepentingan pribadi; • The appropriate delegation of authority with accountability; • Pendelegasian pengawasan; • Fair and objective employer; • Pemberi kerja yang bersifat adil dan obyektif; • A diverse team underpinned by a meritocratic approach to recruitment/selection/promotion • Pendekatan berdasarkan penghargaan pada proses penerimaan karyawan, seleksi dan promosi; • Komitmen untuk mematuhi hukum dan peraturan di tempat di manapun HSBC melaksanakan kegiatan usahanya; • Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan • A commitment to complying with the spirit and letter of all laws and regulations wherever we conduct our business; • The exercise of corporate social responsibility through detailed assessments of lending Annual Report – 2009 9 keputusan tim wewenang serta di atas dengan Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia proposals and investments, the promotion of good environmental practice and sustainable development, and commitment to the welfare each local and the development of community. dalam penilaian proposal pinjaman dan investasi, peningkatan praktek yang ramah lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan serta komitmen untuk untuk kesejahteraan dan pembangunan masyarakat setempat. HSBC’s reputation is founded on adherence to these principles and values. All actions taken by a member of the HSBC Group or staff member on behalf of a Group company, should conform with them Reputasi HSBC dibangun dengan mengacu pada hal-hal tersebut di atas. Setiap tindakan yang diambil oleh grup, atau karyawan yang mewakili grup, harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilainilai tersebut. HSBC‘s Group vision Visi Grup HSBC “to be the world’s leading financial services company” “menjadi lembaga pemberi layanan keuangan terbaik di dunia” • “Leading” means preferred, admired and dynamic as well as recognized for giving the customer a fair deal. • ‘Terbaik” berarti menjadi pilihan utama, dihormati dan dinamis, serta diakui memberikan pelayanan yang bijaksana kepada nasabah. • “Leading” also means a leadership position for each Customer Group in selected major markets. • “Terbaik” juga berarti terdepan dalam setiap pangsa pasar yang dipilih. • We will remain in the top tier of global banks. • Kami berusaha tetap menjadi bank papan atas di tingkat dunia. • We will retain the Group’s reputation for operational competence and integrity. • Kami berusaha menjaga reputasi Grup yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi dalam menjalankan operasinya. • Morality is as important as earning growth. • Moral perusahaan menjadi sama pentingnya dengan peningkatan pendapatan. Our central financial target remains focused on Total Shareholder Return (TSR). We focus on growing our TSR, which combines share price, and dividend flows. This will depends on the quality and the profitability of our business. Target utama Grup HSBC masih terfokus pada Total Shareholder Return (TSR). HSBC memfokuskan pada pertumbuhan TSR, yang merupakan kombinasi harga saham dan juga deviden. Kedua hal ini tergantung sepenuhnya pada kualitas dan profitabilitas usaha HSBC. Annual Report – 2009 10 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Managing for Growth Managing for Growth Our group operates our business based on the above mission: Group menjalankan usaha sesuai dengan visi kami seperti tersebut di atas: • The group expansion has given us a unique international franchise, well balance in terms of customer groups, geographic spread and product capabilities. • Ekspansi Grup telah menghasilkan bisnis berskala internasional yang unik, sangat merata dalam hal nasabah grup, cakupan geografis dan produk. • Our challenge is to ensure that we build on the potential of this franchise to the maximum. Specifically, we must increase the rate of revenue growth by building a world class, ethical sales and marketing culture throughout the group. • Tantangan kami adalah memastikan bahwa kami membangun usaha ini semaksimal mungkin. Kami harus meningkatkan pertumbuhan pendapatan dengan membangun bisnis kelas dunia, dan juga etika bisnis di seluruh jajaran Grup HSBC. • We must increase our focus on meeting our customers’ needs, organizing ourselves more clearly, around principal customer groups. • Kami harus lebih memperhatikan kepentingan para nasabah, dan juga organisasi Grup dengan lebih tepat. • Throughout our business we must strive for maximum efficiency. Banking markets will remain highly competitive and we must be a low cost producer if we are to flourish. • Di seluruh kegiatan usaha kami, efisiensi harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Persaingan pada dunia perbankan masih sangat ketat dan kita harus bertindak seefisien mungkin agar dapat berkembang pesat. In our strategy, ‘Managing for Growth’, we outline our vision – to be the world’s leading financial services company. We want to be the first choice for our customers and for our employees. If HSBC can be the best place to bank, and the best place to work, we will have built a sustainable business that will deliver for the long term for our customers, colleagues, shareholders and society at large. Dalam strategi ‘Managing for Growth’, kami memiliki visi - menjadi lembaga keuangan terbaik di dunia. Kami ingin menjadi pilihan pertama bagi nasabah dan karyawan. Jika HSBC dapat menjadi bank terbaik, dan tempat kerja terbaik, kami akan dapat membangun bisnis yang terus berkesinambungan bagi para nasabah, kolega, pemegang saham, dan masyarakat pada umumnya. To achieve this ambition, we have articulated seven ‘global pillars’ – the actions we will take to build a financial services company based on the concept of recommendation, both as a place to work and a place to do business. Untuk mencapai ini, kami telah menyusun tujuh prinsip global guna membangun perusahaan pemberi layanan finansial berdasarkan rekomendasi, baik sebagai tempat terbaik untuk bekerja maupun melakukan kegiatan usaha. Annual Report – 2009 11 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Joining Up the Company – Our Global Pillars Joining Up the Company – Our Global Pillars • Our Customers – Service Excellence We will improve the customer experience by living our brand values, so that they feel HSBC is the ‘best place to bank’. Management will be rewarded for the level of customer recommendations achieved both domestically and internationally in our chosen segments and channels. • Nasabah Kami – Layanan Unggul: Kami akan meningkatkan pengalaman nasabah dengan menghayati nilai-nilai brand kami, sehingga nasabah merasakan bahwa HSBC adalah bank pilihan terbaik. Manajemen akan diberikan penghargaan berdasarkan rekomendasi nasabah, baik secara domestik maupun internasional dalam jalur dan segmen yang dipilih. • Our brand – The World’s Local Bank We want to be the world’s best financial services brand. A broader understanding of the business amongst our shareholders is a key priority and will lead to an increase in share ownership across our geographies. We will continue to stress the quality of our business ethics to governments and regulators globally. • Brand Kami – Bank Dunia Bertradisi Anda: Kami ingin menjadi lembaga keuangan terbaik di dunia. Pemahaman yang lebih luas terhadap HSBC dimata para pemegang saham adalah prioritas utama kami dan pada akhirnya meningkatkan kepemilikan saham HSBC di wilayah yang lebih luas. Kami akan terus menekankan kualitas etika bisnis kepada pemerintah dan otoritas di seluruh dunia. • Our Culture – The Best Place To Work In order to be recognised as the world’s most respected and customer-driven universal financial services employer, we will be progressive, perceptive, responsive, respectful and fair regarding creativity of careers, performance remuneration and management, diversity, longevity of employment and involvement in society. Management remuneration will be directly linked to the rising levels of staff engagement that result from these changes. • Budaya Kerja – Tempat Kerja Terbaik: Agar dapat dipersepsikan sebagai pemberi kerja / lembaga jasa keuangan universal yang paling disegani di dunia serta berorientasi pada nasabah, HSBC akan bersifat progresif, perseptif, responsif, disegani dan adil dalam penerapan jenjang karir, remunerasi dan pengelolaan kinerja, keberagaman, masa kerja dan ketelibatan di masyarakat. Remunerasi akan dikaitkan langsung dengan tingkat keterlibatan pegawai yang diperoleh dari perubahan ini. • Our Global Distribution – Our Global Advantage HSBC’s global reach is our key industry advantage. We must join up better by country, by distribution channel and by customer group and, to facilitate this, we will reward direct and indirect revenues. Within Personal Financial Services, including Consumer Finance, and small medium-sized enterprises, we will focus on profitable core product sales volumes. This will lead to a consistent increase in market share as we satisfy more of our customers’ needs. • Jaringan Global – Keunggulan Global: Jangkauan global HSBC adalah keunggulan utama kami. Kami harus bersatu dengan dengan lebih baik, berdasarkan negara, saluran distribusi dan kelompok nasabah, dan untuk mencapai hal ini, kita akan mendapat pendapatan langsung dan tidak langsung. Dalam layanan keuangan pribadi, termasuk pembiayaan konsumen dan usaha kecil menengah, kita fokus pada penjualan produk utama yang menguntungkan. Hal ini berdampak pada kenaikan pangsa pasar karena kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan nasabah. • Our Businesses – Building for Sustained Growth We will continue to be a growth company focused on deposits and increasing quality risk-weighted assets in a controlled manner. • Bisnis Kami – Membangun Pertumbuhan Yang Berkelanjutan: Kami akan terus menjadi perusahaan yang berkembang, dengan berfokus pada dana masyarakat dan meningkatnya kualitas aktiva Annual Report – 2009 12 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia This will be supported by securitisasion, backed up by the discipline of selfcapitalisation. Prioritisation of geographies and business segments will be clearly defined, with an additional emphasis on insurance and retirement business. tertimbang menurut risiko yang terkendali. Hal ini didukung oleh sekuritisasi yang dijamin oleh permodalan sendiri. Prioritas terhadap lokasi geografis dan segmen bisnis akan didefinisikan dengan jelas, dengan tambahan penekanan pada bisnis asuransi dan dana pensiun. • Our Technology and Process – Joining Up the Company We will use technology to make it easier for our customers to do business with us. Businesses will continue to be reengineered through improved automation of our core products and reduction in the amount of low volume/duplicate products and supporting systems. Branch network hours will be tailored to suit our customers and we will provide them with more self-service access. The expansion of our global processing operations will additionally focus on head office functions and support services. • Teknologi Dan Proses – Mempersatukan Perusahaan: Kami akan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan nasabah dalam melakukan bisnis dengan HSBC. Kegiatan usaha akan terus disempurnakan melalui sistem otomasi yang lebih canggih pada produk-produk inti, pengurangan jumlah produk yang volumenya terbatas serta sistem pendukung. Jam kerja cabang-cabang akan disesuaikan agar lebih memenuhi kebutuhan nasabah. Selain itu, kami juga akan menyediakan akses yang mandiri. Ekspansi operasi pemrosesan global akan menambah fokus pada fungsi kantor pusat dan layanan pendukung. • Our Organisation – Guidance with Wisdom and Delegation With Confidence • Organisasi Kami – Mengarahkan dengan Bijaksana dan Mendelegasikan dengan Kepercayaan: Kantor Pusat akan menjadi centre of excellence yang didukung oleh komposisi pegawai yang mencerminkan keragaman HSBC. Kantor Pusat harus menunjukkan manfaat dan biaya yang jelas di negara tempatnya beroperasi. Country Manager bertanggung jawab terhadap neraca yang mereka kelola dan akan mendapatkan imbalan atas kegiatan usaha yang berhasil mereka peroleh, baik di dalam maupun luar negeri, dengan bekerjasama untuk memberikan yang terbaik bagi nasabah, melalui bisnis global kami di bidang korporasi, investment banking and market, private banking dan asuransi. Head offices will be centres of excellence and staffed to reflect the international nature and diversity of HSBC. They will need to demonstrate a clear cost benefit to the countries they serve. Our country managers will continue to be responsible for the balance sheets that they manage and will be rewarded for business they attract domestically and internationally by truly joining up for the benefit of our cistomers with out global businesses of Corporate, Investment Banking and Markets, Private Banking; and Insurance. The Group Audit Committee Grup Komite Audit The Group Audit Committee meets regularly with the Groups’ senior financial, credit and risk, internal audit, legal and compliance management and the external auditor to consider HSBC Holdings’ financial reporting, the nature and scope of audit reviews and the effectiveness of internal control, compliance and risk management. Grup Komite Audit HSBC Holdings plc dan The Hongkong dan Shanghai Banking Corporation Limited bertemu secara berkala dengan manajemen senior Grup di bidang keuangan, kredit dan risiko, audit internal, kepatuhan dan hukum serta auditor eksternal untuk mempertimbangkan laporan keuangan HSBC Holdings', sifat dan kajian ruang lingkup audit dan efektivitas pengendalian internal, kepatuhan dan manajemen risiko Annual Report – 2009 13 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Membership The members of the Group Audit Committee throughout 2009 were R A Fairhead (Chairman), J D Coombe, J W J Hughes-Hallet and J R Lomax. Appointment to the committee are made for periods of up to three years, extendable by no more than two additional three year periods, so long as members continue to be independent. Keanggotaan Anggota Grup Komite Audit selama tahun 2009 adalah RA Fairhead (Chairman), JD Coombe, JWJ Hughes-Hallet dan JR Lomax. Pengangkatan komite untuk jangka waktu sampai tiga tahun, dapat diperpanjang tidak lebih dari dua kali dalam periode tiga tahun, selama anggota yang bersangkutan tetap menjadi independen - R A Fairhead (Chairman) Age 48. Chairman, Chief Executive Officer and a director of Financial Times Group Limited. A nonexecutive Director since 2004. Chairman of the Group Audit Committee and, since 26 February 2010, the Group Risk Committee. A member A member of the nomination Committee. A director of Pearson plcand Chairman of Interactive Data Corporation. A non-executive Director of The Economist Newspape Limited. Former appointments include : Executive Vice President, Strategy and Group Control of Imperial Chemical Industries plc; and Finance Director of Pearson plc. - RA Fairhead (Chairman) Usia 48 tahun. Chairman, Chief Executive Officer dan Direktur Financial Times Group Limited. Noneksekutif Direktur sejak tahun 2004. Ketua Grup Komite Audit Grup dan sejak 26 Februari 2010 Grup Komite Risiko. Anggota Komite Nominasi. Direktur pada Pearson plc dan Ketua Interaktif Data Corporation. Non-eksekutif Direktur pada The Economist Newspaper Limited. Sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Executive Vice President, Strategi dan Kontrol Kelompok Industri Imperial Chemical Industries plc dan Direktur Keuangan pada Pearson plc. Mrs. Fairhead brings to the Board a background in international industry, publishing, finance and general management. As the former Finance Director of Pearson plc, she oversaw the day to day running of the finance function and was directly responsible for global financial reporting and control, tax and treasury. She has a Masters in Business Administration from the Harvard Business School. Sdri. Fairhead memberikan kepada Dewan latar belakang pada industri internasional, penerbitan, keuangan dan manajemen umum. Sebagai mantan Direktur Keuangan Pearson plc, ia mengawasi pelaksanaan fungsi keuangan dan bertanggung jawab langsung untuk pelaporan keuangan global dan kontrol, pajak dan treasury. Beliau memiliki gelar Master dalam Business Administration dari Harvard Business School. - J D Coombe Age 64. Non-executive Chairman of Hogg Robinson Group plc. A non-executive Director since 2005. A member of the Group Audit Committee, the Remuneration Committee and, since 26 February 2010, the Group Risk Committee. A non-executive Director of Home Retail Group plc. A Trustee of the Royal Academy Trust. Former appoitments include : Executive Director and Chief Financial officer of GlaxoSmithKline plc ; a non-executive of GUS plc; a member of the Supervisory Board of Siemens AG; Chairman of The Hundred Group of Finance Directors and a member of the Accounting Standard Board. - J D Coombe Usia 64 tahun. Ketua Non-eksekutif pada Hogg Robinson Group plc. Direktur non-eksekutif sejak tahun 2005. Menjadi anggota Grup Komite Audit, Komite Remunerasi dan sejak 26 Februari 2010 termasuk dalam Grup Komite Risiko. Direktur noneksekutif Home Retail Group plc. Sebagai Trustee dari Royal Academy Trust. Sebelumnya juga pernah menjabat sebagai: Direktur Eksekutif dan Chief Financial officer Glaxo Smith Kline plc, menjadi Direksi non-eksekutif GUS plc, anggota Dewan Pengawas dari Siemens AG, Ketua dari The Hundred Group of Finance Directors dan anggota Dewan Standar Akuntansi. Sdr. Commbe menjadi anggota Dewan dengan latar belakang bisnis internasional, akuntansi keuangan dan industri farmasi. Sebagai Chief Financial Officer dari GlaxoSmithKline, beliau memiliki tanggung jawab terhadap operasi keuangan Group Mr. Coombe brings to the Board a background in international business, financial accounting and the pharmaceutical industry. As Chief Financial Officer of GlaxoSmithKline, he had responsibility for the Group’s financial operation globally. He is Annual Report – 2009 14 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia a Fellow of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales. - J W J Hughes-Hallet, SBS Age 60. Chairman of John Swire & Sons limited. A non-executive Director since 2005. A member of the nomination Committee and, since 26 February 2010, of the Group Risk Committee. A member of the Group Audit Committee until 1 March 2010. A non-executive Director and Former Chairman of Cathay Pacific Airways Limited and Swire Pacific Limited. A nonexecutive director of The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited from 1999 to 2004. A Trustee of the Dulwich Picture Gallery and the Esmee Fairbain Foundation. A member of The Hongkong Associationand of the Governing Board oof the Courtauld Institute of Art. Awarded the Silver Bauhinia Star by the Hongkong Government in 2004. secara global. Beliau adalah anggota dari Institute of Chartered Accountants di England dan Wales. - J W J Hughes-Hallet, SBS Usia 60 tahun, Chairman dari John Swire & Sons limited. Beliau adalah salah satu dari direktur noneksekutif sejak 2005. Sebagai anggota dari komite nominasi dan, sejak 26 Februari 2010, sebagai salah satu dari Group Risk Committee. Anggota dari komite Audit sampai 1 Maret 2010. Sebagai direktur non-eksekutif dan mantan Chairman Cathay Pacific Airway Limited dan Swire Pacific Limited. Direktur non-eksekutif The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited tahun 1999 sampai dengan tahun 2004. Pengurus yayasan Dulwich Picture Gallery dan Esmee Fairbain Foundation. Sebagai anggota dari The Hongkong Association dan sebagai dewan pengurus Courtauld Institute of Art. Dianugerahi Silver Bauhinia Star oleh pemerintah Honkong pada tahun 2004. - Sdr. Hughes-Hallet menjadi anggota Dewan dengan latar belakang akuntansi keuangan dan manajemen dari berbagai perusahaan di sejumlah industri internasional, termasuk penerbangan, property, perkapalan, manufaktur dan perdagangan di Timur Jauh, Inggris, Amerika Serikat dan Australia. Beliau adalah anggota dari Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales. - Mr. Hughes-Hallet brings to the Board a background in financial accounting and the management of a broad range of businesses in a number of international industries, including aviation, property, shipping, manufacturing and trading, in the Far East, UK, US and Australia. He is a Fellow of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales. - J R Lomax, Age 64. Former Deputy Governor, Monetary Stability, at the Bank of England and member of the Monetary Policy Committee. A non-executive Director since December 2008. A member of The Group Audit Committee since 1 March 2009 and of The Group Risk Committee since 26 February 2010. A non-executive director of The Scottish American investment Company PLC and, since 31 July 2009, of Reinsurance Group of America Inc. A director of the Council of Imperial College, London since I June 2009 and a member of the Board of the Royal national Theatre. Former appointments include : Deputy Governor of the Bank of England from 2003 TO 2008. Permanent Secretary at the UK Government Departments for Transport and Work and Pensions and at the Welsh Office from 1996 to 2003; and Vice President and Chief of Staff to the President of the World Bank from 1995 to 1996. Ms. Lomax brings to the Board business experience in both the public and private sectors and a deep knowledge of the operation of the UK Government and the financial system. Annual Report – 2009 -J R Lomax Usia 64 tahun. Mantan Deputi Gubernur, Stabilitas Moneter di Bank of England dan anggota komite Kebijakan Moneter. Sebagai direktur non-eksekutif sejak bulan Desember 2008. Anggota dari Grup Komite Audit sejak 1 Maret 2009 dan anggota dari Grup Komite Risiko sejak 26 Februari 2010. Sebagai direktur non-eksekutif dari The Scottish American Investment Company PLC dan sejak 31 Juli 2009 di Reinsurance Group of America Inc. Sebagai direktur dari Council of Imperial College, London sejak 1 juni 2009 dan anggota Dewan dari Royal National Theatre. Jabatan lainnya antara lain meliputi : Deputi Gubernur Bank of England dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Sekretaris tetap pemeritahan Inggris untuk departemen transportasi dan kerja dan pension dan di Welsh Office dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2003 dan Vice President dan Chief of Staff dari presiden Bank Dunia tahun 1995 sampai dengan 1996. Sdri. Lomax menjadi anggota Dewan dengan pengalaman dibidan usaha baik disektor publik dan swasta dan pengetahuan yang mendalam tentang operasional pemerintah Inggris dan system keuangan. 15 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Meetings The Committee shall meet with such frequency and at such times as it may determine. It is expected that the Committee shall meet at least six times each year. Rapat Komite harus mengadakan pertemuan pada frekuensi dan waktu yang ditentukan. Diharapkan Komite harus memenuhi setidaknya enam kali setiap tahun. Scope and Responsibilities Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab To ensure consistency of scope, the Group Audit Committee has established core terms of reference among others : - To monitor the integrity of the financial statements of the company, and any formal announcements relating to the company’s financial performance, reviewing significant financial reporting judgements contained in them. - To review the Company’s financial and accounting policies and practices. - To review the Company’s internal financial controls and its internal control and risk management systems. - To monitor and review the effectiveness of the internal audit function, consider the major findings or internal investigations and management’s response, ensure coordination between the internal and external auditors, and ensure that the internal audit function is adequately resourced and has appropriate standing within the Group and is free from constraint by management or other restrictions. The committee shall approve the appointment and removal of the head of internal audit. - To make recommendations to te Board, for it to put to the shareholders for their approval in general meeting, in relation to the appointment, re-appointment and removal of the external auditor and to approve the remuneration and term of engagement of the external auditor. - To review and monitor the external auditor’s independence and objectivity and the effectiveness of the audit process. - To develop and implement policy on the engagement of the external auditor to supply non-audit services. - To review the external auditor’s management letter and management’s response. - To ensure a timely response is provided to the issues raised in the external auditor’s management letter. - To discuss with the external auditor their general approach, nature and scope of their audit. Untuk menjamin konsistensi ruang lingkup, Group komite audit telah membentuk kerangka acuan kerja, antara lain : − Untuk memonitor integritas laporan keuangan perusahaan dan setiap pengumuman resmi terkait dengan kinerja keuangan perusahaan, penilaian atas tinjauan pelaporan keuangan signifikan terkandung didalamnya. − Untuk meninjau kebijakan dan praktek keuangan dan akuntansi perusahaan. − Untuk menelaah pengendalian keuangan internal perusahaan dan kontrol internal berserta sistim manajemen risiko. − Untuk memantau dan meninjau efektivitas fungsi audit internal, mempertimbangkan temuan penting manajemen, memastikan dan tanggapan koordinasi antara audit internal dan eksternal, memastikan bahwa fungsi audit internal memiliki sumber daya manusia yang memadai dan memiliki kedudukan yang sesuai dalam Grup dan lepas dari kendala pihak manajemen atau batasan lainnya. Komite harus menyetujui pengangkatan dan pemecatan kepala audit internal. − Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan, yang diajukan kepada pemegang saham untuk disetujui dalam rapat umum, sehubungan dengan penunjukan, penunjukan kembali dan penggantian eksternal audit dan untuk menyetujui remunerasi dan jangka waktu kerja sama dengan eksternal audit. − Untuk memeriksa dan memantau independensi audit eksternal dan objektivitas dan efektivitas proses audit. − Untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan kerja sama dengan eksternal audit untuk layanan non-audit − Untuk mereview surat manajemen audit eksternal dan tanggapan manajemen − Untuk memastikan respon yang tepat waktu terhadap isu-isu yang diangkat dari surat manajemen audit eksternal − Untuk mendiskusikan dengan audit eksternal mengenai pendekatan umum, sifat dan ruang lingkup audit mereka Annual Report – 2009 16 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia − Untuk memeriksa dan mendiskusikan pernyataan manajemen pada sistem pengendalian internal sebelum disahkan oleh Dewan. − Untuk mempertimbangkan setiap temuan penyelidikan yang major dari pengendalian internal hal-hal sebagaimana didelegasikan oleh Dewan atau atas inisiatif Komite dan tanggapan manajemen. − Untuk menerima laporan tahunan dan laporan lainnya dari waktu ke waktu sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku − Untuk memeriksa informasi-informasi yang mana dapat diminta oleh Komite Pengungkapan dari waktu ke waktu − Untuk memberikan kepada Dewan jaminan yang layak diperlukan sehubungan dengan kepatuhan perusahaan, anak perusahaan dan mereka yang menyediakan jasa manajemen dan peraturan pengawasan lain yang mana mereka patuhi. - To review and discuss management’s statement on internal control systems prior to endorsement by the Board. - To consider any findings of major investigations of internal control matters as delegated by the Board or on the Committee’s initiative and management’s response. - To receive an annual report, and other reports from time to time as required by applicable laws and regulations. - To review such information as the Disclosure Committee may request from time to time - To provide the Board such assurance as it may reasonably require regarding compliance by the Company, its subsidiaries and those of its associates for which it provides management services with all supervisory and other regulations to which they are subject. - To provide to the Board such additional assurance as it may reasonably require regarding the realibility of financial information submitted to it. - To establish procedures for the receipt, retention and treatment of complaints regarding accounting, internal accounting controls or auditing matters and for the confidential, anonymous submission by employees of concerns regarding questionable accounting or auditing matters. - To review regular risk management reports setting out the risks involved in the company’s business and how they are controlled and monitored by management and to review the effectiveness of the Group’s risk management framework. - To agree with the Board the Company’s policy for the employment of former employees of the external auditor. - To review the composition, powers, duties and responsibilities of other Audit Committees within the Group. - To undertake or consider on behalf of the Chairman or the Board such other related tasks or topics as the Chairman or the Board may from to time entrust to it. − Untuk memberikan kepada Dewan tambahan kepastian yang layak dibutuhkan sehubungan dengan kebenaran informasi keuangan yang disampaikannya − Untuk menetapkan prosedur penerimaan, retensi dan tanggapan atas keluhan sehubungan dengan akuntansi, pengendalian akuntansi internal atau permasalahan audit dan untuk kerahasiaan, anomim penyampaian oleh karyawan sehubungan dengan akuntansi yang dipertanyakan atau permasalahan audit. − Untuk memeriksa laporan berkala manajemen risiko yang menetapkan risiko yang melekat pada bisnis perusahaan dan bagaimana mereka dikendalikan dan diawasi oleh manajemen dan untuk mengkaji efektivitas kerangka kerja Grup Manajemen Risiko . − Untuk menyetujui kebijakan Dewan Perusahaan untuk memperkerjakan mantan karyawan eksternal audit − Untuk memeriksa susunan, kekuasaan, tugas dan tanggung jawab Komite Audit lain dalam Grup. − Untuk melakukan atau mempertimbangkan atas nama Ketua atau Dewan tugas-tugas terkait lainnya seperti atau hal hal sebagai Ketua atau Dewan yang mungkin dari waktu ke waktu yang dipercayakan untuk itu. − Komite sendiri harus mengadakan pertemuan dengan audit eksternal dan dengan kepala audit internal setidaknya sekali setiap tahun untuk memastikan bahwa tidak ada masalah yang belum terselesaikan. - The Committee alone shall meet with the external auditor and with the head of internal audit at least once each year to ensure that there are no unresolved issues or concerns. Annual Report – 2009 17 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia - The Committee may appoint, employ or retain such professional advisors as the Committee may consider appropriate. - The Committee shall review annually the Committee’s terms of reference and its own effectiveness and recommend to the Board any necessary changes - To report to the Board on the matters set out in these terms of reference. − Komite dapat menunjuk, mempekerjakan atau mempertahankan profesional advisor sesuai dengan pertimbangan Komite − Komite harus mengkaji ulang kerangka acuan kerja dan efektifitasnya secara tahunan dan merekomendasikan kepada Dewan apabila terdapat perubahan bila diperlukan. − Melaporkan hal –hal yang tercantum dalam kerangka acuan kerja kepada Dewan. Audit Committee is one of committees which has been established in Group and performing all audit committee function. In HSBC Indonesia, Internal Audit Unit Function (SKAI) is periodically performed by HSBC Group Audit Asia Pacific (GAA) to all branches in HSBC Indonesia. Komite Audit merupakan salah satu komite yang telah dibentuk di Grup dan bertugas untuk menjalankan seluruh fungsi komite audit. Di HSBC Indonesia, Fungsi Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dilaksanakan oleh HSBC Group Audit Asia Pasific (GAA) dimana pelaksanaan auditnya dilakukan secara berkala terhadap seluruh cabang di HSBC Indonesia. HSBC Indonesia has appointed Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG International) as an independent external auditor to review financial report and the bank’s operational process which may impact to financial report of HSBC Indonesia. HSBC Indonesia telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta & Widjaja (a member firm of KPMG International) yang bertindak sebagai auditor independen untuk memeriksa laporan keuangan maupun proses-proses yang mempengaruhi laporan keuangan HSBC Indonesia. IV. CORE ACTIVITIES IV. KEGIATAN UTAMA Corporate & Commercial Banking Corporate & Commercial Banking HSBC fosters long-term relationships based on its global connections and extensive knowledge of the region and Asian business. A full range of banking services is provided to a wide range of customer base, ranging from the small medium enterprises to major multinationals. These include working capital, term and project finance, foreign exchange, derivatives and trade finance facilities and services. HSBC memupuk hubungan jangka panjang atas globalnya dan dasar hubungan-hubungan pengetahuan yang luas mengenai wilayah yang bersangkutan dan mengenai perdagangan di Asia. Sejumlah layanan perbankan dengan jangkauan luas ditawarkan kepada basis pelanggan yang beraneka ragam, yang berkisar dari perusahaan-perusahaan kecil dan sedang hingga perusahaan-perusahaan multinasional. Termasuk didalamnya modal kerja, pendanaan masa dan proyek, devisa, derivatif dan fasilitas dan layanan keuangan perdagangan. Some awards received on the corporate & commercial banking business include: No.1 in Overall Quality Index for Large Corporate (Greenwich Survey, 2007), The Top Corporate Bank in Indonesia (Greenwich Quality Index, 2006), Best Foreign Bank for Corporate and Commercial Banking (Finance Asia, 2006), Best Foreign Bank for Corporate and Commercial Beberapa penghargaan yang telah diperoleh dalam usaha perbankan korporasi dan komersial antara lain: No.1 in Overall Quality Index for Large Corporate (Greenwich Survey, 2007), The Top Corporate Bank in Indonesia (Greenwich Quality Index, 2006), Best Foreign Bank for Corporate and Commercial Banking (Finance Asia, 2006), Best Foreign Bank for Corporate and Commercial Annual Report – 2009 18 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Banking (Investor, 2006), Best Corporate & Institutional Internet Banking in Indonesia (Global Finance, 2009) Banking (Investor, 2006), Best Corporate & Institutional Internet Banking in Indonesia (Global Finance, 2009) HSBC Securities Services HSBC Securities Services HSBC provides custody and clearing services to domestic and cross-border investors through a network of service centers in 39 local markets in the Asia-Pacific, Middle East, Europe and Americas regions. In Indonesia, the services have been offered since 1989 to both resident and non-resident clients including global custodians, brokers/dealers, fund managers and trustees. In addition to the custody and clearing services, the institutional fund services and corporate trust agency services have also been offered to domestic players. With 19 years of experience, knowledgeable and dedicated staff, combined with high service standards and advanced systems have placed HSBC as one of the major players in Indonesia. HSBC also actively participate in a number of financial and securities working groups such as member of Trading Committee in Jakarta Stock Exchange, Bank Indonesia By Law committee, Indonesian Custodian Bank Association, and Indonesian Funds Management Association. One of HSBC’s executives also sits in the board of Commissioner at the Indonesian Central Securities Depository. HSBC memberikan layanan penitipan (custody) dan kliring kepada para investor domestik dan lintas batas melalui suatu jaringan pusat layanan di 39 pasar lokal di wilayah Asia-Pasifik, Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Di Indonesia, layanan ini telah ditawarkan sejak tahun 1989 kepada institusi yang terdiri dari para global custodian, pialang/dealer, manajer investasi dan wali amanat. Selain dari layanan penitipan dan kliring, layanan rekening escrow, security agent dan corporate trust juga telah ditawarkan kepada para pemain domestik. Dengan pengalaman selama 19 tahun, staf yang memiliki pengetahuan luas dan dedikasi tinggi, yang dipadukan dengan standard layanan yang tinggi dan sistim mutakhir, HSBC telah menempati posisi depan di Indonesia. HSBC juga secara aktif berpartisipasi dalam sejumlah kelompok kerja keuangan dan efek seperti menjadi anggota Komisi Perdagangan di Bursa Efek Jakarta, Komisi Anggaran Rumah Tangga Bank Indonesia, Asosiasi Bank Kustodian Indonesia, dan Asosiasi Salah satu Pengelolaan Dana Indonesia. eksekutif HSBC juga duduk sebagai anggota Dewan Komisaris di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) In 2007, HSBC has been granted a license by the National Syariah Board as the Syariah compliant custodian bank and become the first foreign bank that offers full-fledged custody and syariah banking under one roof. Pada tahun 2007, HSBC telah mendapatkan ijin dari Dewan Syariah Nasional sebagai bank penitipan efek Syariah dengan ketaatan tinggi dan menjadi bank asing pertama yang menawarkan perbankan, jasa kustodian dan syariah yang lengkap dibawah satu atap. HSBC has become the first provider for the first ever ETF product being introduced and launched to the Indonesian capital market in 2007. HSBC telah menjadi penyedia pertama dari produk ETF yang diperkenalkan dan diluncurkan ke pasar modal Indonesia pada tahun 2007. Our experienced and dedicated staff, combined with excellent service and state-of-the-art systems have received recognition as evidenced by, numerous awards and accolades that have been bestowed upon HSBC Securities Services business. They include: Best Sub-custodian in Indonesia (Global Investor 2006-2009), Top Rated and No. 1 Sub-Custodian in 'Leading Client category (Global Custodian 2007-2008), Top rated Sub-Custodian in Cross Border/NonAffiliated category (Global Custodian 1994- Staf kami yang berpengalaman dan berdedikasi tinggi, dipadukan dengan layanan unggul dan sistim canggih, telah di akui oleh umum dan dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang telah dianugerahkan kepada HSBC, antara lain: Best Sub-custodian in Indonesia (Global Investor 2006-2009), Top Rated and No. 1 Sub-Custodian in 'Leading Client category (Global Custodian 2007-2008), Top rated Sub-Custodian in Cross Border/Non-Affiliated category (Global Custodian 1994-2008), Best Sub-Custodian in Indonesia Annual Report – 2009 19 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia 2008), Best Sub-Custodian in Indonesia (Global Finance 2003-2007) and Best Sub-Custodian in Indonesia (The Asset Asian Award 2008) (Global Finance 2003-2007) and Best SubCustodian in Indonesia (The Asset Asian Award 2008) Institutional Banking Institutional Banking HSBC Institutional Banking provides a full range of financial services to banks and non-bank financial institutions. In recognition of our client’s unique needs, we specialize in providing bespoke and most optimum solutions utilizing HSBC's wide range of financial service capabilities and global presence. Perbankan Institusional HSBC menawarkan sejumlahlayanan keuangan yang lengkap kepada kalangan perbankan dan institusi keuangan nonbank. Sebagai pengakuan terhadap kebutuhan unik dari para klien, kami mengkhususkan diri pada penyediaan solusi menurut pesanan dan yang paling optimal dengan memanfaatkan kemampuan layanan keuangan dengan jangkauan luas dan kehadiran secara global. Para Relationship Manager kami bertindak masing-masing sebagai ujung tombak dan memberikan dukungan hubungan yang lengkap kepada para pelanggan kami dalam masingmasing wilayah waktu mereka; berkoordinasi dengan kantor-kantor HSBC lainnya untuk memenuhi kebutuhan antar batas para pelanggan kami; bekerja bersama para spesialis produk untuk menawarkan solusi inovatif dalam lingkungan yang kompleks dengan peraturan yang berbeda-beda. Mereka memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan tingkat mutu layanan yang tertinggi dengan kelambatan yang minimal. Our local Relationship Managers act as the single point of contact and provide clients with complete relationship support in our clients time zone; coordinate with other HSBC offices to meet our clients cross-border requirements; work with product specialists to offer innovative solutions in complex and variable regulatory environments. They are committed to deliver the highest level of service quality with minimum delay. Global Payments and Cash Management Global Payments and Cash Management As part of the commitment to provide service excellence to corporate customers, over the years HSBC Indonesia has invested in technology and human resources in providing a wide range of cash management solutions for any scale/type of companies. It also is continuously developing various partnerships to extend its presence across the Indonesia archipelago which offers convenience to its corporate customers in performing their daily cash management transactions. Sesuai dengan komitmen untuk menyediakan layanan yang terbaik bagi nasabah korporat, HSBC Indonesia secara berkesinambungan melakukan investasi di bidang teknologi dan sumber daya manusia dalam menyediakan solusi Pengelolaan Kas untuk berbagai jenis dan skala perusahaan. HSBC Indonesia juga secara terus menerus membangun hubungan kerja sama dengan berbagai macam instansi untuk memperluas jangkauan layanan kami di Indonesia, yang akan memberikan kemudahan bagi nasabah korporat untuk melakukan kebutuhan transaksi harian mereka. HSBC's cash management solutions cover all facets of cash management, including receivables, payments and liquidity management, which are delivered via HSBCnet and HSBC Connect, HSBC's global Internet banking and host-to-host delivery channels. Enhanced with Solusi kami mencakup seluruh segi pengelolaan kas perusahaan, termasuk pengelolaan piutang, kebutuhan pembayaran dan pengelolaan likuiditas, yang dapat dilakukan melalui HSBCnet, Internet banking HSBC, dan HSBC Connect, saluran host-to-host HSBC. Ditambah lagi dengan Annual Report – 2009 20 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia the leading Client Management approaches, customers will experience value-added and advisory services. Our solutions are readily scalable and have a strong track record of tailoring solutions to meet the demands of specific industries. layanan after-sales kami yang terdepan di industri melalui struktur tim Client Management kami yang solid, nasabah korporat akan memperoleh nilai tambah yang lebih dan kemudahan dalam melakukan seluruh transaksi perbankan yang dibutuhkan. Solusi yang kami tawarkan akan disesuaikan dengan skala, segmen, dan kebutuhan spesifik masing-masing perusahaan di setiap industri Through an innovative and unique process of combining the development of our cash management solutions, our client management approaches and our delivery channels, HSBC brings you the 'truly integrated' solutions. Some credentials: Chosen as the The Best International Cash Management Bank in Indonesia by EuroMoney Poll (2008 & 2009). Rated in the 2008 Greenwich survey as No 1 in Cash Management Leadership reputation, No 1 in Relationship Quality Index, No 1 in Product Quality index, No 1 in Customer Service Quality index, No 1 in Sales Quality Index, No 1 in Sales Officer Capability, No 1 in Cash Management Service Penetration, No 1 in Cash Management Overall Quality Index. And won the The Best Cash Management Bank for Large-sized Corporates and The Best Cash Management Bank for Small-sized Corporates award in the AsiaMoney Poll (2008 & 2009). Melalui kombinasi pengembangan solusi Pengelolaan Kas, pendekatan pelayanan nasabah, dan delivery channel kami, HSBC memberikan Anda solusi yang 'benar-benar terpadu'. Beberapa data pendukung: Terpilih sebagai The Best International Cash Management Bank in Indonesia by EuroMoney Poll (2008 & 2009). Memperoleh penghargaan pada 2008 Greenwich survey sebagai No 1 in Cash Management Leadership reputation, No 1 in Relationship Quality Index, No 1 in Product Quality index, No 1 in Customer Service Quality index, No 1 in Sales Quality Index, No 1 in Sales Officer Capability, No 1 in Cash Management Service Penetration, No 1 in Cash Management Overall Quality Index. Dan memenangkan penghargaan The Best Cash Management Bank for Large-sized Corporates and The Best Cash Management Bank for Small-sized Corporates pada AsiaMoney Poll (2008 & 2009). Trade and Supply Chain Trade and Supply Chain HSBC continues to be a pioneer in providing leading trade and supply chain solution, ensuring superior levels of customer satisfaction and best in class product development. HSBC has Indonesia’s largest trade operations team with 60 dedicated experts handling a comprehensive array of trade finance and supply chain solutions. In 2008, a product management team and a dedicated client service team were formally established to enhance our ability to provide solution driven expertise in important domestic industries such as oil and gas, agribusiness and consumer goods. HSBC terus menjadi pioner dalam penyedia perdagangan dan supply chain solution, dengan memberikan kepastian akan tingkat kepuasan pelanggan yang superior dan paling baik pada kelas pengembangan produk. HSBC memiliki operasional perdagangan terbesar dengan 60 orang yang berpengalaman di bidang trade financedan supply chain solution. Pada Tahun 2008, dibentuk sebuah tim manajemen produk dan tim client service tujuannya agar dapat membentuk industri domestic seperti miyak dan gas, agribisnis dan consumer goods. HSBC also continues to add value and increase our customers’ efficiency by delivering cutting edge technology and conducting tailored educational seminars. HSBC also provides alternative form of financing by giving nonfacility/facility customers with immediate financing through Forfaiting scheme. Forfaiting HSBC juga terus melakukan penambahan nilai dan meningkatkan efisiensi nasabah dengan memberikan cutting edge technology dan melalui seminar. HSBC juga menyediakan bentuk alternative pembiyaan dengan memberikan nasabah non fasilitas/fasilitas skema Forfaiting. Forfaiting menawarkan skema pembiayaan Impor Annual Report – 2009 21 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia offers Import Financing and Export Financing scheme. Export Forfaiting scheme allows customers (exporters) to eliminate the importing country’s commercial, credit and political risk. The same can also be applied to domestic trade using local documentary credit. dan Ekspor. Pada Forfaiting Ekspor, nasabah dapat mengurangi biaya impor, kredit dan risiko politik. Hal yang sama juga dapat di aplikasikan pada perdagangan domestik yang menggunakan kredit dokumen lokal. Staff kami yang berpengalaman dan berdedikasi yang juga dikombinasikan dengan pelayanan yang sangat baik dan memiliki system yang handal membuat HSBC memposisikannya sebagai nomor satu sebagai leader dalam industri ini. HSBC mendapatkan beberapa penghargaan sebagai berikut: Islamic Fnance News Best Trade Finance Deal of the Year (2008), Trade Finance Highly Commended Bank in Indonesia (2007), The Asset Best Trade Finance Bank in Asia (2003 – 2008), Global Finance Best Trade Finance Bank in Asia (2002 – 2007), The Cargonews Asia Best Trade Finance Bank (2003 – 2008), Finance Asia Best Trade Finance Bank (1997 – 2008), Best International Trade Bank in Indonesia (Trade Finance Magazine, 2009) Our experienced and dedicated staff, combined with excellent service and state-of-the-art systems have placed HSBC in a leading position in Indonesia as the leader in the industry. Numerous awards and accolades have been bestowed upon HSBC Trade and Supply Chain. They include: Islamic Fnance News Best Trade Finance Deal of the Year (2008), Trade Finance Highly Commended Bank in Indonesia (2007), The Asset Best Trade Finance Bank in Asia (2003 – 2008), Global Finance Best Trade Finance Bank in Asia (2002 – 2007), The Cargonews Asia Best Trade Finance Bank (2003 – 2008), Finance Asia Best Trade Finance Bank (1997 – 2008), Best International Trade Bank in Indonesia (Trade Finance Magazine, 2009) Personal Financial Services Personal Financial Services HSBC provides a variety of products and services for a diverse range of personal banking needs. This includes the exclusive worldwide HSBC Premier proposition, which offers personalized banking and wealth management services and a wide range of exclusive global benefits and privileges to our high net worth customers. A full suite of investment solutions is offered to all personal customers. This includes mutual funds offered exclusively by HSBC and a range of select "public" funds managed by Indonesia based third party asset management companies. Lending secured by these investments is also available. HSBC has also expandedits offering to include a full suite of Bancassurance products. These include a selection of credit protection products for our credit card customer HSBC memberikan berbagai produk dan layanan untuk bermacam-macam kebutuhan perbankan perorangan, termasuk usulan HSBC Premier yang eksklusif dan telah mendunia, yang menawarkan perbankan pribadi dan layanan pengelolaan asset serta berbagai manfaat dan hak istimewa yang global dan eksklusif bagi pelanggan dengan net worth yang tinggi. Seperangkat lengkap solusi investasi ditawarkan kepada seluruh pelanggan perorangan. Termasuk didalamnya adalah mutual funds yang khusus ditawarkan oleh HSBC dan suatu rangkaian dana "masyarakat" pilihan yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan pengelolaan asset pihak ketiga yang berbasis di Indonesia. Pemberian kredit yang dijamin oleh investasi ini juga tersedia. HSBC juga telah menyediakan produk Annual Report – 2009 22 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia base and a mix of traditional and long term saving related Life Insurance and Pension related offerings. Bancassurance yang lengkap, termasuk didalamnya produk perlindungan nasabah kartu kredit, pilihan produk tabungan dan tabungan jangka panjang dengan asuransi jiwa dan dana pensiun. HSBC also offers a series of structured and treasury related investment products in a variety of foreign currencies as well as a competitive range of foreign exchange products and services. In addition, reward programs like an attractive program and invitations to a range of exclusive customer focused events, are also available. HSBC’s Visa and MasterCard credit cards, the global cards with the best deals at home, offer unmatched benefits and privileges in Indonesia and other countries in Asia Pacific. They are accepted worldwide and at thousands of establishments right across the Indonesian archipelago. HSBC’s cardholders can enjoy all kinds of discounts, benefits and rewards at popular restaurants, hotels, shopping malls and entertainment centres. They are also supported by an extensive nationwide ATM network and can be used to withdraw cash from over half million participating ATMs of Visa and MasterCard. We provide 24-hr customer service and access to unique cellular phone (SMS) and Internet services. HSBC juga menawarkan suatu rangkaian produkproduk investasi yang terstruktur dan berkaitan dengan perbendaharaan dalam sejumlah mata uang asing dan juga sejumlah produk dan layanan devisa yang kompetitif. Selain itu, program-program hadiah/reward seperti program yang menarik dan undangan-undangan untuk menghadiri sejumlah event yang eksklusif yang difokuskan pada pelanggan juga tersedia. Kartu Kredit Visa dan MasterCard HSBC, kartu global dengan deal terbaik di dalam negri, menawarkan manfaat dan hak istimewa yang tak tertandingi di Indonesia dan negara-negara lain di Asia Pasifik. Kartu-kartu ini diterima di seluruh dunia dan oleh ribuan perusahaan di seluruh kepulauan Indonesia. Pemegang kartu HSBC dapat menikmati segala macam diskon, manfaat dan hadiah di restoranrestoran, hotel, pertokoan, mal dan pusat hiburan. Kartu-kartu itu juga didukung oleh jaringan ATM yang luas di seluruh Indonesia dan dapat digunakan untuk menarik uang tunai dari lebih dari setengah juta ATM Visa dan MasterCard. Kami memberikan layanan pelanggan 24 jam dan akses kepada layanan unik telepon genggam (SMS) dan layanan Internet. In addition, HSBC's credit cards provide purchase protection plan, credit shield, and extensive travel insurance program. HSBC’s unique rewards program allows customers to redeem for various attractive merchandises and contribute to local charities. Through a range of efficient delivery channels, HSBC offers the latest self-service banking technology including ATMs, phonebanking, personal Internet banking facility, and mobile phone banking, to serve its broad base of customers. In Indonesia, HSBC has a branch network covering the cities of Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan and Batam. For added convenience, HSBC customers can also access over 17,000 ATM machines through ATM Bersama networks. Selain itu, kartu kredit HSBC menawarkan perencanaan perlindungan pembelian, pelindung kredit, dan program asuransi perjalanan yang luas. Program hadiah HSBC yang unik memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk memperoleh berbagai barang hadiah yang menarik dan untuk memberikan sumbangan kepada usaha-usaha amal setempat. Melalui sejumlah saluran penyampaian (delivery channel) yang efisien, HSBC menawarkan teknologi perbankan swalayan mutakhir termasuk ATM, phonebanking, fasilitas perbankan Internet pribadi, dan mobile phone banking, untuk melayani basis pelanggannya yang luas. Di Indonesia, HSBC mempunyai satu jaringan cabang yang meliputi kota-kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Batam. Annual Report – 2009 23 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Kemudahan lain lagi adalah bahwa pelanggan HSBC dapat mengakses lebih dari 17,000 mesin ATM melalui jaringan ATM Bersama. - Re-launch of PVA (with 5 Tanpa) To strengthen its position in mid market segment, HSBC has launched marketing campaign for its PVA proposition which called 5 Tanpa. Through this campaign, HSBC offers more convenience to mid segment customers in managing their banking account. Some benefits offered through this campaign include: No minimum balance requirement, Free transaction through internet banking, Full access to investment and insurance products, free ATM transactions and free Personal Accident Insurance. - Peluncuran Kembali PVA (dengan 5 Tanpa) Untuk memperkuat posisi dalam segmen pasar menengah HSBC telah meluncurkan program marketing dalam segmentasi PVA yang disebut 5 Tanpa. Dalam kampanye ini, HSBC menawarkan kenyamanan untuk para nasabah segmen menengah dalam mengelola rekening bank. Beberapa keuntungan yang ditawarkan melalui program ini termasuk antara lain tidak ada keharusan dana minimum, gratis transaksi melalui Internet Banking, akses penuh untuk produk investasi dan asuransi, gratis transaksi ATM dan gratis asuransi kecelakaan perorangan. - Amanah Premier Amanah Premier has been introduced in December 2009, this is to complete the offering of Premier proposition that now HSBC Premier has complete offer of products and services by having range of products and services that are Syariah compliance. This is the commitment of HSBC to serve customers even better. It is expected that the presence of Amanah Premier will harness the true potential of Mass Affluent market by attracting customers with affinity for Islamic banking. It is also to augment the growth of Premier customers. The most important thing is that among other Banks offering syariah products and services, this is first of its kind, that HSBC is capable of combining Premier Premium service & Amanah Syariah Compliance. Even none of foreign Banks, other than HSBC at this moment offer International services but yet Syariah compliance. - Premier Amanah Amanah premier telah diperkenalkan di Desember 2009, untuk melengkapi segmen Premier yang saat ini HSBC Premier memiliki beragam produk dan layanan yang berbasis Syariah. Ini adalah komitmen HSBC untuk melayani nasabah dengan lebih baik. Kehadiran Amanah Premier dapat meningkatkan potensi pasar yang memiliki potensi dalam Islamic banking. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan nasabah Premier. Hal terpenting dalam peluncuran Amanah premier dari HSBC adalah, produk ini merupakan produk pertama yang digabungkan oleh HSBC antara pelayanan Premium Premier dan Berbasis Syariah. Sampai saat ini, belum ada bank asing selain HSBC yang menawarkan pelayanan Internasional namun tetap berbasis Syariah Annual Report – 2009 24 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Global Banking & Markets Global Banking & Markets HSBC Global Banking and Markets is an emerging markets-led and financing focused business that provides tailored financial solutions to major government, corporate and institutional clients worldwide. Our clients are served by teams that bring together relationship managers and product specialists to develop financial solutions that meet individual client needs. To ensure that we build a comprehensive understanding of each client’s financial requirements, we take a long-term relationship management approach. Client focused business lines deliver a full range of banking capabilities in Indonesia: • Investment banking and financing solutions for corporate and institutional clients, including corporate banking, investment banking, trade services, payments and cash management, and leveraged acquisition finance. • One of the largest markets businesses of its kind, with knowledge of local markets and providing services in credit and rates, foreign exchange and securities services. HSBC Global Banking and Market memberikan solusi keuangan kepada lembaga-lembaga pemerintahan, perusahaan serta institusional lainnya di seluruh dunia. Para nasabah dilayani oleh para relationship manager kami yang sekaligus juga product specialist yang memberikan solusi keuangan guna memenuhi kebutuhan individual tiap nasabah. Guna memastikan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh atas kebutuhan keuangan nasabah, kami melakukan pendekatan relationship management secara jangka panjang dengan mereka. Kami memberikan serangkaian produk dan jasa di Indonesia: • Investment Banking dan solusi keuangan untuk nasabah perusahaan dan lembaga institusional termasuk corporate banking, investment banking, trade service, payments and cash management dan leverage acquisition finance. • Merupakan salah satu penyedia jasa yang terbesar dengan pemahaman pasar domestik dan memberikan jasa dalam bidang kredit, suku bunga, nilai tukar dan sekuritas. HSBC Amanah Syariah HSBC Amanah Syariah HSBC’s involvement in Islamic finance started in 1994, when it was the first foreign bank to establish an Islamic unit in Malaysia. In 1998, HSBC established “HSBC Amanah”, the global Islamic financial services division of the HSBC Group, with the aim of making HSBC the leading provider of Islamic financial services worldwide. HSBC Amanah is headquartered in the UK and has regional representation in Indonesia, the United States of America, Saudi Arabia, the United Arab Emirates, Malaysia, Singapore, Bangladesh and Brunei. In 2003, HSBC became the first foreign bank to start providing Sharia compliant banking services in Indonesia, through its global Islamic financial services division “HSBC Amanah”, locally known as “HSBC Amanah Syariah”. Keterlibatan HSBC dalam keuangan Syariah dimulai pada tahun 1994, pada waktu Bank menjadi bank asing pertama yang mendirikan unit Syariah di Malaysia. Pada tahun 1998, HSBC mendirikan "HSBC Amanah", divisi layanan keuangan Syariah global dari Kelompok HSBC, dengan tujuan membuat HSBC menjadi penyedia utama dari layanan keuangan Syariah di seluruh dunia. HSBC Amanah mempunyai kantor pusat di Inggris dan memiliki perwakilan di Indonesia, Amerika Serikat, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Malaysia, Singapura, Bangladesh dan Brunei. Pada tahun 2003, HSBC menjadi bank asing pertama yang menyediakan layanan perbankan berdasarkan Syariah di Indonesia, melalui divisi layanan keuangan Syariah globalnya yaitu "HSBC Amanah", yang lebih dikenal dengan "HSBC Amanah Syariah". HSBC Amanah Syariah will continue to offer world class standard shariah retail banking products and services, designed for progressive moslem segment. HSBC Amanah Syariah is commited to continue increase syariah products and services by using its advantage as the first international bank providing shariah compliant products and services. With HSBC Amanah Syariah’s highest service HSBC Amanah Syariah akan tetap menawarkan produk dan layanan perbankan retail dengan standard kelas dunia, terutama ditujukan kepada segmen Progressive Moslem. . HSBC Amanah Syariah berkomitmen untuk terus meningkatkan produk dan jasa layanan perbankan syariah dengan memanfaatkan keunggulan HSBC sebagai bank dunia yang menyediakan layanan Annual Report – 2009 25 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia standards and competitive Sharia products, HSBC Amanah Syariah continues to build towards a heritage established by HSBC Amanah that gained it the recognition of “The Best International Islamic Bank” – Euromoney for 2 consecutive years (2007 and 2008). perbankan syariah pertama di Indonesia. Dengan standard layanan tertinggi dari HSBC Amanah Syariah dan produk-produk Syariah yang memilik daya saing tinggi, HSBC Amanah Syariah terus membangun menuju amanah yang ditetapkan oleh HSBC Amanah sehingga mendapatkan pengakuan dari "The Best International Islamic Bank" - Euromoney selama 2 tahun berturut-turut (2007 dan 2008). Pada sektor ritel, HSBC Amanah Syariah juga telah menunjukan kinerja yang cukup baik. Pada semester pertama 2009, sebagai salah satu agen penjual Sukuk Negara Ritel I, HSBC berhasil menjual sebanyak Rp. 476 milyar kepada 1,332 Nasabah. Dengan prestasi ini HSBC memperoleh penghargaan sebagai The Best Selling Agent among the Foreign Bank for Sukuk Ritel Negara dari kantor Kementrian Keuangan Republik Indoesia. Selain itu, HSBC Amanah Syariah juga selalu meningkatkan produk dan layanan perbankan terutama ditujukan kepada segmen Progressive Moslem. Hal ini dilakukan melalui kerjasama yang terus dilakukan oleh HSBC Amanah Syariah dengan pihak ketiga untuk menyediakan 10 produk investasi syariah dan Takaful. Di tahun 2009, penawaran produkproduk tersebut ditandai dengan peluncuran produk investasi syariah; Manulife Syariah Sektoral Amanah, Mandiri Syariah Protected Capital Fund 2 & 3, Global Sukuk Secondary Market, Mandiri Investa Syariah Berimbang, Mandiri Investa Syariah Atraktif, dan produk unit link; Smart Fund Amanah dengan Fund Under Management mencapai Rp. 897 milyardi akhir Desember 2009. Selain hal tersebut, HSBC Amanah Syariah juga meningkatkan layanan perbankan kepada Nasabah dengan peluncuran Amanah Premier di semester kedua 2009. Layanan ini membuktikan komitmen HSBC Amanah Syariah untuk memberikan layanan yang setara (dengan unit konvensional) bagi para Nasabah-nya, terutama dari segment Mass Affluent. Nasabah Amanah Premier dapat menikmati layanan kelas dunia, dimanapun dan kapanpun. With regard to its services on retail sectors, HSBC Amanah Syariah also performed well. During the first semester of 2009, as one of Selling Agent of 1st Indonesia Retail Sukuk, HSBC managed to sell Rp. 476 billion worth of sukuk to 1,332 customer. With this achievement HSBC received reward as The Best Selling Agent among Foreign Bank for the 1st Indonesia Retail Sukuk from the Ministry of Finance of the Republic Indonesia. Furthermore, HSBC Amanah Syariah also continue to increase its banking products and services to the Progressive Moslem segment. This is carried out by contionous cooperation between HSBC Amanah Syariah and third parties to provide 10 syariah investment products and Takaful. In 2009, the offer of the products marked with the launch of syariah investment products of Manulife Syariah Sektoral Amanah, Mandiri Syariah Protected Capital Fund 2 & 3, Global Sukuk Secondary Market, Mandiri Investa Syariah Berimbang, Mandiri Investa Syariah Atraktif, dan produk unit link; Smart Fund Amanah with Fund Under Management mencapai Rp. 897 billion at the end of December 2009. HSBC Amanah Syariah akan tetap melengkapi layanan dan produk perbankan untuk sektor ritel, dengan rencana kerja tahun 2010, untuk membuka layanan Amanah Advance bagi Nasabah Emerging Mass Affluent, dan rencana peluncuran produk pembiayaan ritel yaitu produk dan Pembiayaan Pembiayaan Rumah-iB Konsumen-iB. Furthermore, HSBC Amanah Syariah also increases its services by launching Amanah Annual Report – 2009 26 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Premier in 2nd Semester of 2009. This service is an evidence of HSBC Amanah Syariah’s commitment to provide equal services with conventional unit to its customers, particularly from the Mass Affluent segment. HSBC Amanah Premier customer are able to enjoy world-class services anytime and anywhere. HSBC Amanah Syariah will continue to complete its products and services in retail sector, in accordance with its 2010 Business Plan, to open Amanah Advance services to Emerging Mass Affluent customer, and its plan to launch retail financing products of Home Financing-iB and Consumer Financing-iB. In the syariah capital market area, HSBC Amanah Syariah assisted the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in relation to the issuance of the debut global sovereign sukuk in April 2009. HSBC Amanah Syariah also assisted in issuances of corporate sukuk by PT Matahari Putra Prima Tbk in March 2009 and PT Mitra Adiperkasa Tbk in December 2009. Di bidang pasar modal syariah, HSBC Amanah Syariah membantu Departemen Keuangan Republik Indonesi dalam hal penerbitan sukuk pemerintah global yang pertama pada bulan April 2009. HSBC Amanah Syariah juga membantu penerbitan sukuk korporasi oleh PT Matahari Putra Prima Tbk pada bulan Maret 2009 dan PT Mitra Adiperkasa Tbk pada bulan Desember 2009. HSBC also acted as one of the selling agents of sovereing retail sukuk in February 2009 and was awarded as second best selling agent for bank category. HSBC juga bertindak salah satu agen penjual sukuk negara ritel pada bulan Februari 2009 dan mendapatkan penghargaan sebagai agen penjual kedua terbaik untuk kategori bank. In the institutional sector, HSBC Amanah Syariah has entered into cooperation agreements with some Insurance or Takaful companies in the form of product alliance and syariah banking solution. In addition, HSBC Amanah Syariah actively offers investment solution to shariah mutual funds and corporates in Indonesia. Di sektor institutional, HSBC Amanah Syariah telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi dan takaful dalam hal kerjasama produk dan solusi keuangan syariah. Disamping itu HSBC Amanah Syariah secara aktif memberikan solusi investasi bagi reksadana syariah dan korporasi di Indonesia. Furthermore, with regard to its branch expansion , in February 2009, HSBC Amanah Syariah has opened 1 (one) flagship branches in Semarang. therefore make a total of 5 (five) Amanah Flagship branches and 30 (thirty) syariah services offices. Sehubungan dengan ekspansi kantor cabang HSBC Amanah Syariah, pada bulan February 2009 HSBC Amanah Syariah telah membuka 1 (satu) kantor cabang pembantu syariah (KCPS) di kota Semarang. Sehubungan dengan hal tersebut, HSBC Amanah, yang sehingga membuat kantor cabang HSBC Amanah Syariah menjadi 5 (lima) KCPS dan 30 (tiga puluh) KLS. HSBC Amanah Syariah’s local Sharia supervisory committee consists of three esteemed scholars, namely, K.H. M.A. Sahal Mahfudh (Chairman), Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin and H. Ikhwan A. Basri, MA, M.Sc. Komisi Pengawas Syariah setempat dari HSBC Amanah Syariah terdiri dari tiga cendekiawan terhormat, yaitu K.H. M.A. Sahal Mahfudh (Ketua), Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin dan H. Ikhwan A. Annual Report – 2009 27 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia The Shariah Supervisory Board ensure strict compliance to Shariah principles, complementing the high standards set by HSBC’s own internal risk management guidelines, audit and control systems. Basri, MA, M.Sc). Dewan Pengawas Syariah memberikan kepastian akan ketaatan ketat terhadap kaidah-kaidah Syariah, sehingga melengkapi standard tinggi yang ditetapkan oleh panduan manajemen resiko internal, sistim audit dan pengendalian HSBC sendiri. V. RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION V. PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO A.1. Credit Risk A.1. Risiko Kredit Inherent Risk: Moderate Risk Control System: Acceptable Composite Risk: Moderate Risiko Melekat: Moderat Sistem Pengendalian Risiko: Diandalkan Risiko Komposit : Moderat In late December 2009, outstanding loans were decreased compared to last year and the net NPL ratio still remains below 2% . Pada akhir Desember 2009, portofolio kredit mengalami penurunan bila dibandingkan dengan portofolio kredit tahun lalu dengan rasio NPL netto masih tetap di bawah 2%. Level of fulfillment of allowances for Earning Assets (PPAP) is still above a predetermined limit and in terms of lending, there is no outstanding balance that exceeds and violating provisions of the Legal Lending Limit (LLL). This shows the bank's commitment to always continue to comply with Bank Indonesia regulation. Pemenuhan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) masih diatas batasan yang telah ditetapkan dan dalam hal pemberian kredit, tidak ada baki debet nasabah yang melampaui dan melanggar ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Hal ini menunjukkan komitmen bank untuk selalu terus mematuhi ketentuan Bank Indonesia. Risk Control System Sistem Pengendalian Risiko The frame of HSBC credit process policy is regulated by the following policies, namely Group Standards Manual (GSM), Functional Instructions Manual (FIM), Business Instructions Manual (BIM) and Area Lending Guideline. GSM contains the basic principles and the highest policy in HSBC on how the Bank conducts its business activity in general. While FIM is the policy and detailed procedure relating to certain functions and operations and shall be applied in all HSBC conducting such functions and operations. BIM is the core instruction of credit manual of HSBC Asia Pacific, while Area Lending Guideline is the credit policy applicable to HSBC Indonesia and to complete BIM and FIM and is subject to annual review. Kerangka kebijakan proses kredit HSBC diatur oleh kebijakan-kebijakan sebagai berikut, yaitu Group Standards Manual (GSM), Functional Instructions Manual (FIM), Business Instructions Manual (BIM) dan Area Lending Guideline. GSM memuat prinsip-prinsip dasar dan kebijakan tertinggi dalam HSBC tentang bagaimana Bank melakukan kegiatan usahanya secara umum. Sedangkan FIM merupakan kebijakan dan prosedur terinci yang berhubungan dengan fungsi dan operasi tertentu dan harus diterapkan di seluruh HSBC yang melakukan fungsi dan operasi tersebut. BIM adalah petunjuk inti manual kredit HSBC Asia Pacific sedangkan Area Lending Guideline merupakan kebijakan kredit yang berlaku untuk HSBC Indonesia dan guna melengkapi BIM dan FIM dan dikaji setiap tahun. This policy gives focus on marketing target and Bank tolerance on credit extension in certain economic sectors. The above policy shall be adopted by each credit official of HSBC and the Kebijakan ini memberikan fokus kepada target marketing dan toleransi Bank terhadap pemberian kredit di sektor ekonomi tertentu. Kebijakan diatas harus dilakukan oleh setiap pejabat kredit HSBC Annual Report – 2009 28 Dapat Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Board of Directors who actively conduct supervision on the implementation of the policy. So far there has been no significant deviation of the policy. HSBC divides the fixing of credit limit as follows: 1. General Lending Authority (GLA) that is applied to all credit facilities according to the parameter specified in the policy. 2. Specialized Lending Authority (SLA) that is applied to credit facilities to which the above policy is silent. dan Direksi yang secara aktif melakukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan tersebut. Hingga kini tidak terdapat penyimpangan yang signifikan terhadap kebijakan tersebut. HSBC membagi penetapan limit kredit sebagai berikut: 1. General Lending Authority (GLA) yang berlaku untuk semua fasilitas kredit sesuai parameter yang ditetapkan dalam kebijakan tersebut. 2. Specialized Lending Authority (SLA) yang berlaku untuk fasilitas kredit yang tidak diatur dalam kebijakan di atas. The procedure of credit extension, particularly corporate credit is conducted carefully in consideration of some general matters such as: (a) company background (history, shareholders, industry, business activity model); (b) industrial analysis (macro economy, industrial characteristics, competitive position); (c) management and strategy; (d) financial evaluation (profitability, liquidity, working capital, capital structure, cash flow and projection if required, the risk and mitigation); (e) environment; (f) credit structure (credit purpose, source of credit repayment, guarantee, pricing, tenor, etc.); (g) relation of strategy and profitability as a whole. Prosedur pemberian kredit terutama kredit korporasi terus dilakukan secara seksama dengan memperhatikan beberapa hal umum seperti: (a) latar belakang perusahaan (sejarah, pemegang saham, industri, model kegiatan usaha); (b) analisis industri (makro ekonomi, karakteristik industri, posisi kompetitif); (c) manajemen dan strategi; (d) evaluasi keuangan (profitabilitas, likuiditas, modal kerja, struktur modal, arus kas dan proyeksi jika diperlukan, risiko dan mitigasinya); (e) lingkungan hidup; (f) struktur kredit (tujuan kredit, sumber pengembalian kredit, jaminan, pricing, tenor, dsb.); (g) hubungan strategi dan profitabilitas secara keseluruhan. HSBC also conducts evaluation on the company’s background by BI Checking and all corporate credit facilities are reviewed at least annually or more frequently, if the credit approver deems it necessary. Each corporate debtor is assigned Credit Rating, when the credit is evaluated (at least each year). So far Bank has prudentially conducted credit extension with due observance of the foregoing policies and ensured that all regulations of Bank Indonesia on credit extension are not breached. Bank also ensures that segregation is conducted between those giving recommendation, review and approval of the credit extension. In the case of individual lending, the loan process is carefully done but with a more concise procedures and use a credit scoring system so as to produce reliable data validity. The significant aspects in the process of credit extension are to conduct periodical identification, measuring, monitoring, and to conduct credit risk management information system comprehensively. HSBC juga melakukan evaluasi terhadap latar belakang perusahaan melalui BI Checking dan semua fasilitas kredit korporasi dikaji minimal setiap tahun atau dengan frekuensi yang lebih singkat jika pemberi persetujuan kredit menganggap perlu. Setiap peminjam korporasi diberikan Credit Rating pada saat kredit tersebut di evaluasi (minimal setiap tahun). Hingga kini Bank secara pruden melakukan pemberian kredit mengikuti kebijakan di atas dan memastikan bahwa semua peraturan Bank Indonesia perihal pemberian kredit tidak dilanggar. Bank juga memastikan bahwa dilakukan segregasi antara yang merekomendasikan, mengkaji, serta menyetujui pemberian kredit tersebut. Dalam hal pemberian kredit individu maka proses kredit dilakukan secara seksama pula namun dengan prosedur yang lebih ringkas dan menggunakan credit scoring system sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya keabsahannya. Hal penting dalam proses pemberian kredit adalah secara berkala melakukan pengidentifikasian, pengukuran, pemantauan, dan sistem informasi manajemen Annual Report – 2009 29 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia risiko kredit secara komprehensif. Beberapa aspek pemantauan yang dilakukan secara berkala antara lain: (a) BMPK, setiap bulan Unit Credit Risk Management (CRM) memantau BMPK untuk memastikan tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran dengan memperhatikan modal Bank dan kurs valuta; (b) Pertemuan Executive Committee (EXCO) dilakukan setiap bulan dan diketuai oleh CEO dan dihadiri oleh setiap Head of Business. Hal yang dibicarakan adalah strategi bisnis serta faktor risiko secara komprehensif; (c) Group Audit secara rutin memantau bahwa Bank mematuhi seluruh kebijakan yang ada dan melakukan pemeriksaan secara berkala. Some monitoring aspects periodically conducted are among others: (a) LLL: the Credit Risk Management (CRM) unit monitors LLL monthly to ensure that no exceeding or breach is found in consideration of Bank’s capital and currency exchange rate; (b) Meeting of Executive Committee (EXCO) is held monthly and chaired by CEO and attended by each Head of Business. The matters discussed are the business strategy and risk factor comprehensively; (c) The Audit Group regularly monitors that Bank observes all existing policies and exercises periodical audit. Bank’s Management Information System provides the latest data on Bank’s portfolio position and feedback mechanism. This system generates monthly data such as: LLL, credit portfolio by industry/economic sector, NPL and commitment fee, credit extension based on credit rating, credit concentration risk, etc. Sistem Informasi Manajemen Bank memberikan data terkini terhadap posisi portofolio Bank dan mekanisme umpan balik. Secara bulanan sistem ini menghasilkan data antara lain: BMPK, portofolio kredit secara industri / sektor ekonomi, NPL dan provisi, pemberian kredit berdasarkan rating kredit, risiko konsentrasi kredit, dan lain lain. Bank gives special attention to the foregoing data as justification of credit extension to any certain sectors and or any certain business groups. By considering all explanations as mentioned above, the risk composite for the credit risk as at 31 December 2009, namely Moderate. Bank memberikan perhatian khusus kepada datadata di atas dalam pemutusan pemberian kredit kepada sektor tertentu dan atau kelompok usaha tertentu. Dengan menilai semua penjelasan yang telah disebutkan diatas, maka risiko komposit untuk risiko kredit pada akhir Desember 2009 ini adalah Moderat. A.2. Market Risk A.2. Risiko Pasar Inherent Risk: Moderate Risk Control System: Acceptable Composite Risk: Moderate Risiko Melekat : Moderat Sistem Pengendalian Diandalkan Risiko Komposit : Moderat Global Markets or Treasury business in HSBC has managed by the policies and guidelines as follows: 1. GSM, contains principles of the foundation and the highest policy in HSBC about how the Bank carried out his efforts business generally, and 2. Global Markets FIM, the policy and the details procedures that connect with the function and the certain operation and also must be applied by all of HSBC that carry out the function and operation. Annual Report – 2009 Risiko: Dapat Bisnis Global Markets atau Treasury di HSBC diatur oleh kebijakan dan pedoman sebagai berikut: 1. GSM yang memuat prinsip-prinsip dasar dan kebijakan tertinggi dalam HSBC tentang bagaimana Bank melakukan kegiatan usahanya secara umum, dan 2. Global Markets FIM yang merupakan kebijakan dan prosedur detail yang berhubungan dengan fungsi dan operasi tertentu dan harus diterapkan oleh seluruh HSBC yang 30 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia With the reference to the above guideline, Bank is mandatory to do the monitoring on the important ratios. The Bank’s TREATS system monitors the FX risk that confronted by the Bank. The daily monitoring on the front office activities to confirm that transactions that carry out by the front office are in determined normal limit which conducted by Treasury Operations. If the limit that has determined has been exceeded then the management of HSBC Indonesia and the HSBC Head Office in Hong Kong will be involved to resolve these issues. melakukan fungsi dan operasi tersebut. Berdasarkan pedoman tersebut di atas, Bank wajib melakukan monitoring atas rasio-rasio penting Bank. Sistem TREATS Bank memantau risiko FX yang dihadapi oleh Bank. Pemantauan harian atas kegiatan front office untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dilakukan front office berada dalam batasanbatasan yang telah ditetapkan dilakukan oleh bagian Treasury Operations. Apabila limit yang telah ditentukan terlampaui maka pihak manajemen HSBC Indonesia maupun Kantor Pusat HSBC di Hong Kong akan dilibatkan untuk mengatasi masalah tersebut. Sampai dengan 31 Desember 2009, limit terhadap risiko suku bunga dan risiko mata uang baik untuk posisi trading book maupun accrual book masih jauh di bawah limit yang telah ditentukan. Dengan menilai penjelasan tersebut diatas, kami menilai bahwa risiko komposit untuk risiko pasar pada akhir Desember 2009 adalah Moderat. During 2009, the limit towards the interest rate risk and the currency risk is good for the trading book position and the accrual book still far below the determined limit. By considering all the above explanations, the risk composite for the market risk as at 31 December 2009, namely Moderate. A.3. Liquidity Risk A.3. Risiko Likuiditas Inherent Risk : Low Risk Control System: Acceptable Composite Risk: Low Risiko Melekat : Rendah Sistem Pengendalian Risiko: Diandalkan Risiko Komposit : Rendah To maintain and decisive that the risk of the liquidity always in the determined minimal limit, we compare in the liquidity projection risk ratio produced by the Treasury (by using the previous day transaction i.e. the derivative transaction, the money market, the loan liquefaction and deposit acceptance) with the liquidity risk ratio has been produced by the Finance (by using actual data receive from HUB system). The difference between the significant result of projection and actual ratio, an investigation will be conducted by Finance to ensure the effectiveness of liquidity ratio management is reliable. Untuk memelihara dan memastikan bahwa risiko likuiditas selalu dalam batas minimum yang telah ditetapkan, kami melakukan perbandingan secara harian antara perkiraan rasio risiko likuiditas projeksi yang dihasilkan oleh bagian Treasury (dengan menggunakan transaksi hari sebelumnya seperti transaksi derivatif, pasar uang, pencairan pinjaman dan penerimaan deposit) dengan realisasi rasio risiko likuiditas yang dihasilkan oleh bagian Finance (dengan menggunakan data aktual yang diperoleh dari HUB sistem kami). Perbedaan hasil yang signifikan antara rasio projeksi dan rasio aktual, akan dilakukan investigasi oleh bagian Finance untuk memastikan bahwa efektivitas dari pengelolaan rasio likuiditas dapat diandalkan. If the realisation of the liquidity ratio lower or same as the determined minimum limits, the Finance quickly inform the Treasury to overcome the lack of this liquidity. We will also inform this liquidity deficiency problem to Head Office along with the improvement action. Jika realisasi rasio likuiditas lebih rendah atau sama dengan batas minimum yang telah ditetapkan, bagian Finance secepatnya menginformasikan bagian Treasury untuk mengatasi kekurangan likuiditas tersebut. Kami juga akan menginformasikan masalah kekurangan likuiditas ini kepada Head Office kami bersama dengan tindakan perbaikannya. Annual Report – 2009 31 Dapat Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia During 2009, the overall of the liquidity ratio is far above the minimum limit. Therefore, we considered that the composite risk for the liquidity risk is Low. Sampai 31 Desember 2009, rasio likuiditas secara keseluruhan masih jauh diatas batas minimum yang telah ditentukan sehingga kami menilai profil risiko likuiditas HSBC dapat digolongkan sebagai Rendah. A.4. Operational Risk A.4. Risiko Operasional Inherent Risk : Moderate Risk control system: Acceptable Composite Risk: Moderate A.4.1. Type of Primary Risk: System Type of Secondary Risk: System Failure and Security System Breaking Assessment : Low Risiko Melekat : Moderat Sistem Pengendalian Risiko: Dapat Diandalkan Risiko Komposit : Moderat A.4.1. Jenis Risiko Primer: Sistem Jenis Risiko Sekunder: Kegagalan Pembobolan Sistem Sistem dan Keamanan Penilaian: Rendah Risks Risiko a. System failure generally may be caused by hardware, software, interface, network/communication, internal system, where the system becomes slow and unstable. b. Security system breaking like computer virus, firewall breaking, data stealing, etc. a. Kegagalan sistem pada umumnya yang dapat disebabkan oleh hardware, software, interface, network/hubungan komunikasi, sistem internal dimana sistem menjadi lambat dan tidak stabil. b. Pembobolan sistem keamanan seperti virus komputer, pembobolan firewall, pencurian data, dll. Comments Uraian Until 31 December 2009, there is no incident having impact on Bank’s services to the customers. The Bank has also conducted a test on Business Contingency Procedure (BCP) on November and December 2009, based on the BCP document which owned by the Bank and as a whole the result test was successful, in this matter the main puporse for the test is to ensure Bank’s operational activities still continue working during the disturbance/disaster due to protect the interest of customers/stakeholders. Sampai dengan 31 Desember 2009, tidak terdapat kejadian yang berdampak kepada pelayanan Bank terhadap para Nasabah. Bank juga telah melakukan pengujian terhadap BCP (Business Contingency Procedure) pada bulan November dan Desember 2009 sesuai dengan dokumen BCP yang bank miliki dan secara keseluruhan hasil test dapat dikatakan sukses, hal ini dilakukan bank dengan tujuan untuk memastikan kegiatan operasional Bank tetap dapat berjalan pada saat terjadinya gangguan/bencana guna melindungi kepentingan para nasabah/stakeholder. Bank juga telah menunjuk IT Security Manager yang bertugas memantau kondisi/keadaan keamanan sistem bank. Bank juga telah menerapkan sistem keamanan lapis kedua dengan menggunakan token selain password, pembatasan akses terhadap sistem, pembatasan transaksi dengan menerapkan limit (untuk pembayaran kepada pihak ketiga atau diluar Bank) dan pengkinian program anti virus secara berkala. Sedangkan untuk mencegah sensitif data The Bank has also appointed IT Security Manager to monitor the condition/situation of banks’s security system. The second layer security system has been applied by using a token in addition of password, restriction access to the system, transaction restriction applied by the limit (payment for third party/outside the bank), periodically updating anti virus program. While to prevent the sensitive data fall into the wrong hand, all access to get data from Annual Report – 2009 32 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia computers has been shut off (USB, CD Writer) also we have limited outgoing email. jatuh ke pihak yang tidak bertanggung jawab, setiap komputer dimatikan akses data keluarnya (USB, CD Writer) dan dibatasi kapasitas email keluar. Berdasarkan pertimbangan kami atas faktor-faktor mitigasi yang telah dilaksanakan diatas, risiko kegagalan sistem dan pembobolan keamanan sistem dapat kami nilai Rendah. Based on our consideration on mitigation factors that has been made, the failure risk system and the security breach system, we decide to put Low. A.4.2. Type of Primary Risk: Process Type of Secondary Risk: Payment/settlement risk Assessment: Moderate The percentage of accuracy of payment instructions (incoming and outgoing) until 31 December 2009 is relatively stable around 99.97% to 99.99% although the total transaction processed by the Bank which covered (incoming and outgoing) for local payment (RTGS and SKN) and Telegraphic Transfers has increased. A.4.2. Jenis Risiko Primer: Proses Jenis Risiko Sekunder: Risiko Pembayaran /settlement Penilaian: Moderat Persentase akurasi instruksi pembayaran (incoming dan outgoing) sampai dengan 31 Desember 2009 relatif stabil berkisar antara 99,97% - 99,99% walaupun terdapat kenaikan atas jumlah transaksi yang diproses oleh Bank yang mencakup (incoming dan outgoing) untuk pembayaran lokal (RTGS dan SKN) dan Telegraphic Transfers Risk Risiko Delayed processing of customer instruction, error in executing payment instruction, and operational loss/near miss. Tertundanya pemrosesan instruksi nasabah, kesalahan eksekusi instruksi pembayaran, dan kerugian operasional. Comments Uraian The possibility occurance of the risk may still be categorized as moderate, referring to payment instruction (incoming and outgoing) is considered high. The high accuracy level could be consistently maintained from one quarter to another, though accuracy level fluctuation had occurred from one quarter to another. That fluctuation does not significantly change the process risk level to become higher than moderate. Kemungkinan terjadinya risiko tersebut masih dapat digolongkan sebagai moderat mengingat akurasi instruksi pembayaran (incoming dan outgoing) tergolong tinggi. Tingkat keakuratan yang tinggi dapat dipertahankan secara konsisten dari kwartal ke kwartal kendati terdapat fluktuasi tingkat akurasi dari satu kwartal ke kwartal lainnya. Fluktuasi tersebut tidak terlalu signifikan untuk menyebabkan berubahnya tingkat risiko Proses menjadi lebih tinggi dari moderat. Bank has also applied the mitigation actions due to minimize the error of process risk. Those mitigation actions among others are control/procedure/flow of working should be straight and clear. Bank has given and provided the training/sharing of the experience (best practice sharing), employee’s year end assessment related to working accuracy, dual control mechanism i.e function segregation on data entry, data checking as approver and end of process data implementation; reconciliation process at the end of day and segregation of duty between sales person with operational due to Bank juga telah menerapkan tindakan-tindakan pencegahan (mitigasi) dalam meminimalisir risiko kesalahan proses. Tindakan-tindakan pencegahan tersebut antara lain adalah kontrol/prosedur/alur pekerjaan yang ketat dan jelas. Bank juga memberikan dan melakukan pelatihan/membagi pengalaman (best practice sharing), penilaian performa akhir tahun karyawan yang dihubungkan dengan keakuratan saat bekerja, mekanisme dual kontrol seperti pemisahan fungsi antara pemasukan data, pemeriksa data sebagai pemberi persetujuan/approver dan pelaksana proses akhir Annual Report – 2009 33 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia prevent and to avoid the result of the risk. data; proses rekonsiliasi pada akhir hari dan pemisahan tugas antara tenaga penjual dengan operasional dalam upaya mencegah dan mengurangi akibat dari risiko ini. A.4.3. Type of Primary Risk: External Type of Secondary Risk: Risk of Outsourcing/ Supplier and Criminal Action Bank Regulation Violation Risk Assessment: Moderate A.4.3. Jenis Risiko Primer: Eksternal Jenis Risiko Sekunder: Risiko Outsourcing /Supplier dan Tindakan Kriminal Risiko Pelanggaran Terhadap Regulasi Bank Penilaian: Moderat Risk a. Risk of Outsourcing/Supplier: The discontinuation/interference of service from outsourcing, low quality supplier/vendor, supplier’s commitment level and courier’s fraud. b. Criminal actions: Fraud and theft, falsifying account opening, robbery/theft, money laundering, riot, stealing of customer’s data in credit card and/or ATM card. c. Violation to Bank Indoensia Regulation/related Law. Risiko a. Risiko Outsourcing/Supplier: Terhentinya/ dari terganggunya service/layanan outsourcing, supplier/vendor berkualitas rendah, tingkat komitmen supplier dan penipuan oleh kurir. b. Tindakan kriminal: Penipuan (fraud) dan pencurian, pemalsuan pembukaan rekening, perampokan/pencurian, pencucian uang, kerusuhan, pencurian data nasabah pada kartu kredit dan/atau kartu ATM. c. Pelanggaran terhadap peraturan Bank Indonesia/Undang-undang yang berlaku. Comments Uraian The exposure on the fraud of credit card and Bank regulation violation is moderate, because Bank has the tightly applied precaution (mitigation) plan. Eksposur terhadap fraud pada kartu kredit dan pelanggaran peraturan Bank Indonesia adalah moderat karena Bank memiliki rencana pencegahan (mitigasi) yang diterapkan dengan ketat. Rencana pencegahan tersebut adalah dibentuknya Outsourcing Oversight Unit dan Outsourcing Oversight Committee yang mempelajari/memantau rencana outsourcing, perjanjian tingkat layanan (SLA), rencana cadangan/darurat dari supplier, penilaian kinerja supplier secara berkala dan proses seleksi supplier yang sangat ketat. The plan is to establish an Outsourcing Oversight Unit and Outsourcing Oversight Commitment to study/monitor outsourcing plan, service level agreement (SLA), reserve/emergency plan of supplier, periodical assessment of supplier’s performance and very tight process of supplier selection. In case of exposure and prevention of crimes, Bank also applies the following plans, i.e. the establishment of 1) Fraud Risk Unit to monitor any fraud, 2) Anti Money Laundering Unit to monitor possible actions of consumer assets money laundering, 3) Risk Management Unit to monitor transactions of credit card/ATM and loan fraud, and, 4) Information and E-Fraud Risk unit to monitor and prevent crimes committed through internet banking media. These units are also Annual Report – 2009 Dalam hal eksposur dan pencegahan tindakan kriminal, Bank juga menerapkan rencana-rencana sebagai berikut, dibentuknya 1) Fraud Risk Unit untuk memantau tindakan penipuan (fraud), 2) Anti Money Laundering Unit untuk memantau kemungkinan tindakan pencucian uang consumer asset, 3) Risk Management Unit untuk memantau transaksi kartu kredit/ATM dan penipuan pinjaman dan, 4) Information and E-Fraud Risk unit untuk memantau dan mencegah kejahatan 34 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia conducting training and publishing information kit to all staff due to increase awareness and vigilance of the staff to white colar crimes and the importance to maintain customer’s data secrecy yang dilakukan melalui media internet banking. Unit ini juga mengadakan pelatihan dan menerbitkan information kit kepada semua karyawan guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan karyawan terhadap kejahatan kerah putih dan pentingnya menjaga kerahasiaan data nasabah. A.4.4. Type of Primary Risk: Personal Type of Secondary Risk: Loss of Skilled Employees and Fraud by Employees Assessment: Low A.4.4. Jenis Risiko Primer: Personil Jenis Risiko Sekunder: Kehilangan Karyawan yang Ahli, Penipuan oleh Karyawan Penilaian: Rendah Risks Risiko a. Loss of skilled employees/management members: decrease/loss of skilled employees, pirating of skilled employees by other companies, succession process in company, etc. b. Fraud by employees: collusion/compromising/ stealing of Bank’s data/Bank’s properties or customers’ money. c. Loss/breach Bank’s secret information to to the unauthorized person conducted by employee without any intention. a. Kehilangan karyawan/manajemen ahli: berkurangnya/kehilangannya karyawan ahli, pembajakan karyawan ahli oleh perusahaan lain, proses suksesi dalam perusahaan, dll. b. Penipuan oleh karyawan: kolusi/kompromi/pencurian data Bank/hak milik Bank atau uang nasabah. c. Hilangnya / keluarnya informasi Bank yang bersifat rahasia ke pihak yang tidak berwenang yang dilakukan oleh karyawan tanpa adanya unsur kesengajaan. Comments Uraian Bank’s exposure on the possible loss of skilled employees generally occurs in each Bank. However, Bank takes the measures of preventing this by system of attractive bonus/remuneration and based on employee’s performance and periodical review of Bank’s compensation package. Bank also gives appropriate training programs. The application of 2-3 months time of notification to employees who will move to any other jobs is also conducted to prepare succession as an action of this risk mitigation. Eksposur Bank terhadap kemungkinan kehilangan karyawan ahli pada umumnya akan terjadi pada setiap Bank. Akan tetapi, Bank telah melakukan langkah-langkah untuk mencegah hal ini melalui sistem bonus/remunerasi yang menarik dan sesuai dengan performa karyawan dan peninjauan kembali secara berkala paket kompensasi Bank. Bank juga memberikan program pelatihan yang memadai. Penerapan 2-3 bulan jeda waktu pemberitahuan bagi karyawan yang akan pindah kerja juga dilakukan untuk mempersiapkan suksesi merupakan tindakan mitigasi risiko ini. Fraud by employees can be minimized by actions of limiting the number of data permitted to take, application of dual control mechanism and by conducting reconciliation process of end of day and segregation in performing daily jobs. The foregoing matters have been applied and conducted by Bank in the efforts of precaution of the risk. Penipuan oleh karyawan dapat diminimalisir dengan cara pembatasan jumlah data yang dapat diambil, penerapan mekanisme dual kontrol dan dilakukannya proses rekonsiliasi akhir hari dan segregasi dalam melakukan tugas sehari-hari. Hal-hal tersebut di atas telah diterapkan dan dilakukan oleh Bank dalam rangka upaya-upaya pencegahan terhadap risiko tersebut. The Loss/breach Bank’s secret information to to the unauthorized person conducted by employee Hilangnya atau keluarnya informasi / data Bank Annual Report – 2009 35 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia without any intention could be minimized by providing Information Risk training to all Bank’ employee to increase their awareness on information secrecy owned and managed by Bank.. yang bersifat rahasia kepada pihak yang tidak berwenang tanpa adanya unsur kesengajaan dapat diminimalisir dengan memberikan pelatihan tentang Information Risk kepada seluruh karyawan Bank untuk meningkatkan kesadaran karyawan atas kerahasiaan informasi yang dimiliki atau dikelola oleh Bank. Dengan menurunnya jumlah karyawan yang keluar dari Bank dan tidak ada kejadian atas hilangnya / keluarnya informasi yang dimiliki / dikelola oleh Bank yang disebabkan oleh karyawan tanpa adanya unsur kesengajaan yang terjadi, berdasarkan judgement / pertimbangan kami, tingkat risiko Personil masih dapat kami kategorikan sebagai Rendah. With the decline in the number of employees who left the Bank and there were no loss/breach of information that owned/ managed by the Bank caused by the employee without any intention, based on our judgement/consideration, the Personnel risk level could be categorised as Low A.5. Legal Risk A.5. Risiko Hukum Inherent Risk : Moderate Risk Control System: Acceptable Composite Risk: Moderate Risiko Melekat : Moderat Sistem Pengendalian Risiko: Diandalkan Risiko Komposit : Moderat A.5.1. Type of Primary Risk: External Type of Secondary Risk: Criminal Action Assessment: Low Dapat A.5.1. Jenis Risiko Primer: Eksternal Jenis Risiko Sekunder: Tindakan Kriminal Penilaian : Rendah Risk Risiko Cheque fraudulence, account opening fraudulence by customer, stealing, credit card fraudulence, crimes through ATM. Penipuan cek, penipuan pembukaan rekening oleh nasabah, pencurian, penipuan kartu kredit, kejahatan melalui ATM. Comments Uraian The criminal actions may caused financial lost, customer’s complaint, investigation by financial authority, news release which leads to damage Bank’s reputation, so that the overall impact can be categorized has a high risk for the legal risk and in turn to the compliance risk. Tindakan kriminal dapat menyebabkan kerugian keuangan, keluhan nasabah, pemeriksaan oleh otoritas keuangan, pemberitaan yang merugikan dimana pada akhirnya akan merugikan reputasi Bank, sehingga secara keseluruhan dapat dikategorikan memiliki dampak yang tinggi bagi risiko hukum dan pada gilirannya, risiko kepatuhan. Bank has policies and procedures that are very strict in the running of daily banking processes that can be relied upon to prevent the crime risk. For example, in an effort to prevent the occurrence of Money Laundering, the Bank adopted the principles of the know your customer (KYC) before accepting a person to become its customers even at the time someone will only make transactions with the Bank in the amount Bank memiliki prosedur dan kebijakan yang sangat ketat dalam menjalankan proses harian perbankan yang dapat diandalkan untuk mencegah terjadinya kejahatan berisiko. Misalnya, dalam upaya mencegah terjadinya Money Laundering, Bank mengadopsi prinsipprinsip mengenal nasabah (KYC) sebelum menerima seseorang untuk menjadi nasabahnya bahkan pada waktu seseorang hanya akan Annual Report – 2009 36 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia and volume that is not too large. Then, as in the daily transactions the customers show any suspicious impression, the Bank will take measured actions to report the potential suspicion and if proven, the bank will close a customer's account. melakukan transaksi dengan Bank dalam jumlah serta volume yang tidak terlalu besar. Kemudian, keseharian jika dalam transaksi-transaksi nasabah memberikan kesan mencurigakan, Bank akan mengambil tindakan-tindakan terukur untuk melaporkan potensi kecurigaan tersebut dan jika terbukti, Bank akan menutup rekening nasabah tersebut. The Bank also organize training programs to provide more knowledges to the employees in their day-to-day duties which will be very helpful to prevent potential criminal actions risk Bank juga selalu melakukan program pelatihan untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan kepada para karyawan dan karyawati dalam melakukan tugasnya sehari-hari yang mana akan sangat membantu dalam upaya pencegahan kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan kriminal berisiko. Until December 31, 2009, we concluded that legal risk remain in low category. The Bank does not have any legal suits caused by the activities risk, such as those described above. Sampai dengan 31 Desember 2009 kami menyimpulkan bahwa risiko hukum ini tetap masuk ke dalam kategori rendah. Bank tidak mengalami adanya tuntutan hukum yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan berisiko seperti yang diuraikan diatas. A.5.2. Type of Primary Risk: External Type of Secondary Risk: Uncertain process/legal infrastructure Assessment: Moderate A.5.2. Jenis Risiko Primer: Eksternal Jenis Risiko Sekunder: Ketidakpastian proses / infrastruktur hukum Penilaian: Moderat Risk Risiko Fraud in general, theft, criminal actions from the parties who want to damage the Bank. Penipuan secara umum, pencurian, tindakan kriminal dari pihak-pihak yang ingin merugikan Bank. Comments Uraian The criminal action and the lack of legal force that may cause financial losses, customer complaints, financial investigation by the authority, news release which leads to damage Bank’s reputation, so that the overall impact can be categorized has a high impact for the legal risk and will ultimately impact on the compliance risk. Tindakan kriminal dan tidak adanya kekuatan hukum yang pasti dapat menyebabkan kerugian keuangan, keluhan nasabah, pemeriksaan oleh otoritas keuangan, pemberitaan yang merugikan reputasi Bank, sehingga secara keseluruhan dapat dikategorikan memiliki dampak yang tinggi bagi risiko hukum dan pada akhirnya akan berdampak pada risiko kepatuhan. The Bank has policies and procedures that are very strict in the running of daily banking processes that can be relied upon to prevent the crime risk. Bank memiliki kebijakan-kebijakan dan prosedur yang sangat ketat dalam menjalankan proses harian perbankan yang dapat diandalkan untuk mencegah terjadinya kejahatan berisiko. In addition, the Bank also has a Legal and Compliance division. The Bank also continues to provide cautioning and training / presentations to Disamping itu, Bank juga memiliki divisi Hukum dan Kepatuhan. Bank juga senantiasa memberikan peringatan dan pelatihan/presentasi Annual Report – 2009 37 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia business divisions and branch offices due to prevent a variety of external factors that potentially damage the Bank. ke divisi-divisi bisnis maupun kantor-kantor cabangnya agar dapat mencegah berbagai faktor eksternal yang berpotensi merugikan Bank. In general, Indonesia could be seen as a country that has the adequate regulations set, but in its implementation, often the judges take their own personal interpretation of the regulations. The independence and transparency are often being a problem in handling cases in the court of law. However, the Bank does its best effort to mitigate the risk by having reliable employees through a rigorous recruitment process and training provided in a sustainable and comprehensive to ensure that the Bank has documentation that can be relied upon and the Bank will only do business with third parties who have a good reputation, with so will reduce the risk. Secara umum, Indonesia dapat dilihat sebagai suatu negara yang mempunyai perangkat perundang-undangan yang cukup memadai, akan tetapi dalam implementasinya, sering kali hakim mempergunakan interpretasi pribadinya atas suatu peraturan perundang-undangan. Independensi dan keterbukaan seringkali menjadi masalah dalam menangani suatu kasus di pengadilan. Akan tetapi Bank berusaha memitigasi risiko dengan memiliki karyawan yang handal yang diperoleh melalui proses rekruitmen yang ketat dan pelatihan yang diberikan secara berkesinambungan dan menyeluruh untuk memastikan bahwa Bank memiliki dokumentasi yang dapat diandalkan dan Bank hanya akan bertransaksi dengan pihak ketiga yang mempunyai reputasi yang baik, dengan demikian akan memperkecil risiko. The Bank has received two legal claims from customers who have defaulted on their derivative transactions Until December 31, 2009, we concluded that the legal risk remains in the moderate category. Bank telah menerima dua gugatan secara hukum dari nasabah yang mengalami gagal bayar atas transaksi derivatifnya. Sampai dengan 31 Desember 2009 kami menyimpulkan bahwa risiko hukum ini tetap masuk ke dalam kategori moderat. A.6. Reputational Risk A.6. Risiko Reputasi Inherent Risk : Moderate Risk control System: Acceptable Composite Risk: Moderate Risiko Melekat : Moderat Sistem Pengendalian Risiko: Diandalkan Risiko Komposit : Moderat A.6.1. Type of Primary Risk: Eksternal Type of Secondary Risk: Criminal Action/ Customer’s complaint/Publication and negative perception Assessment: Moderate A.6.1. Jenis Risiko Primer: Eksternal Jenis risiko Sekunder: Tindakan Kriminal/ Keluhan Nasabah /Publikasi dan Persepsi Negatif Penilaian : Moderat Risk Risiko The risk caused by the negative publication associated with the Bank's business activities and it leads to a negative perception of the Bank Risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank dan hal tersebut menyebabkan persepsi negatif bagi Bank. Comments Uraian Until 31 December 2009, the Bank does not have any significant reputation risk. In fact, HSBC has obtained several awards in customer service Sampai dengan 31 Desember 2009, Bank tidak mengalami risiko reputasi yang signifikan. Bahkan HSBC telah mendapatkan beberapa penghargaan Annual Report – 2009 38 Dapat Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia from several institutions in collaboration with the mass media, including: Best International Trade Bank in Indonesia (Trade Finance Magazine, 2009); Country Award for Corporate / Institutional Internet Banking (Global Finance, 2009); Overall Bank – Best Foreign Bank 2009 in Indonesia (Alpha South East Asia, 2009); Best Cash Management Bank In Indonesia (EUROMONEY, 2009; Best Co-brand card for HSBC AirAsia Card Lafferty Award, 2009; Best – Corporate/Institutional Internet Banking in Indonesia, Global Finance Awards 2009 dibidang customer service dari beberapa lembaga survey bekerjasama dengan pihak media massa, diantaranya: Best International Trade Bank in Indonesia (Trade Finance Magazine, 2009); Country Award for Corporate / Institutional Internet Banking (Global Finance, 2009); Overall Bank – Best Foreign Bank 2009 in Indonesia (Alpha South East Asia, 2009); Best Cash Management Bank In Indonesia (EUROMONEY, 2009; Best Co-brand card for HSBC AirAsia Card Lafferty Award, 2009; Best – Corporate/Institutional Internet Banking in Indonesia, Global Finance Awards 2009 The Business of the Bank is a financial services. In performing its business activities, the Bank will always ensure that its customers have a high level of satisfaction for services and products of the Bank. Bisnis Bank adalah bisnis jasa keuangan. Di dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, Bank akan senantiasa memastikan agar para nasabahnya memiliki tingkat kepuasan yang tinggi atas layanan maupun produk Bank. Related to the above, although the efforts to improve the customers satisfaction are always performed, the thing that will always be encountered by the Bank is a customer’s complaint. If the customer is not satisfy with the services of the bank, the customer may complaint to the Bank through the mass media, related customer relations, or through Bank Indonesia. This may influence the public negartive perception of the Bank. If the complaint is not properly treated, the result may lead to damage Bank’s reputation. Terkait dengan hal di atas, walaupun usaha untuk meningkatkan kepuasan nasabah senantiasa dilakukan, hal yang pasti akan selalu dihadapi oleh Bank adalah keluhan nasabah. Apabila nasabah tidak puas dengan pelayanan Bank, nasabah dapat melakukan keluhan terhadap Bank melalui media massa, melalui relasi nasabah terkait atau melalui Bank Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat luas yang negatif mengenai Bank. Jika keluhan tidak ditangani dengan baik, akibatnya dapat merugikan Bank dari sisi reputasi. In terms of preventive measure, the Bank has a good system method to prevent the occurrence of the news that has potential negative impact for the bank’s reputation. The method is Complaint Management System (CMS) which is integrated with the business units and has a remarkable time in completing a customer complaint; layer function control in the approval process so that products and/or services offered certain to be transparent and risk-free to the customers, and intensive training for those employees who directly confront / deal with the customers. Dari segi preventive measure, Bank memiliki perangkat sistem yang baik untuk mencegah terjadinya pemberitaan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi reputasi Bank. Adapun perangkat-perangkat tersebut adalah Complaint Management System (CMS) yang terintegrasi dengan unit-unit bisnis dan memiliki waktu penyelesaian yang patut dalam menyelesaikan keluhan nasabah; fungsi kontrol yang berlapis dalam proses persetujuan sehingga produk dan/atau jasa yang ditawarkan dapat diyakini bersifat transparan dan tidak merugikan nasabah; dan pelatihan yang intensif bagi para karyawan yang langsung menghadapi/berhubungan dengan nasabah. From the marketing perspective, the Bank has a Call Center where customers may ask directly to our customer service. This information can also be found on the website www.hsbc.co.id. Besides, in each of its promotion program, the Bank also publishes the details of the terms and Dari sisi marketing sendiri, pihak Bank mempunyai Call Center di mana nasabah dapat menanyakan secara langsung kepada customer service kami. Informasi ini juga dapat ditemukan di website www.hsbc.co.id. Disamping itu dalam setiap program promo-nya, Bank juga Annual Report – 2009 39 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia conditions in each marketing communication materials such as brochures, Flyer, etc. that explain the complete product or service along with all the terms and conditions become applicable. mempublikasikan rincian syarat dan ketentuan pada setiap materi komunikasi marketing seperti brosur, flyer, dll yang menerangkan secara lengkap mengenai produk atau layanan tersebut beserta segala hal yang menjadi syarat dan ketentuan yang berlaku. Melalui divisi Hubungan Masyarakat (Public Relations), serangkaian hubungan baik dengan media massa juga dilakukan secara rutin misalnya jumpa pers, briefing, komunikasi melalui siaran pers yang Bank keluarkan. Selama tahun ini, setidaknya HUMAS Bank telah mengadakan sebanyak 121 program / aktivitas media, baik itu pendistribusian berita pers maupun acara jumpa pers, baik dengan media nasional maupun daerah, seperti Bandung, Medan dan Surabaya; mencakup seluruh area bisnis yang dimiliki Bank, yakni Perbankan retail, korporasi, Amanah Syariah, hingga program Corporate Sustainability. Semua ini dilakukan dengan tujuan memberikan secara informasi selengkap-lengkapnya transparan kepada masyarakat mengenai perkembangan produk dan layanan perbankan, juga sebagai sarana edukasi bagi rekan-rekan media dan masyarakat pada umumnya. Dari uraian diatas, kami menilai bahwa penilaian risiko reputasi Bank sampai dengan 31 Desember 2009 adalah Moderat. Through the Public Relations division (Public Relations/PR), a series of good relations with the mass media also regularly has performed i.e. pers conference, briefing, communication through the distributed press release. Until the fourth quarter of this year, at least, the PR has 121 programs / media activities, the distribution of news and the press conference, with both national and local media, such as Bandung, Medan and Surabaya; covering all areas of business that is owned by the Bank, ie, retail banking, corporate, Amanah Syariah, to the Corporate Sustainability program. These are performed with the purpose of providing complete informations in a transparent to the people concerning the development of products and banking services, also as a education tools for media colleagues and the general public. From the description above, we evaluate that the risk assessment the Bank reputation risk until 31 December 2009 is Moderate A.6.2. Type of Primary Risk: Process Type of Secondary Risk: Sales Risk Assessment: Moderate A.6.2. Jenis Risiko Primer: Proses Jenis Risiko Sekunder Risiko Penjualan Penilaian : Moderat Risk The products complexity, bonds price volatility/ shares and exchange rates, lack of information when selling a product / service, provide product information / services that excessive Risiko Kompleksitas produk, volatilitas harga obligasi/saham dan nilai tukar, kurangnya pemberian informasi ketika menjual produk/layanan, memberikan informasi produk/layanan yang berlebihan. Comments Uraian During 2009, the indictmen related to customer complaints due to misunderstandings caused by incomplete information more related to the product, among other credit cards. However, the Bank constantly strives to improve services in terms of information with respect to the characteristics of the product will be offered to customers. Selama tahun 2009 pengaduan yang berhubungan dengan keluhan nasabah akibat kesalahpahaman akibat informasi yang kurang lengkap lebih banyak berkaitan dengan antara lain produk kartu kredit. Namun demikian, Bank senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan pelayanan dalam hal pemberian informasi sehubungan dengan pemahaman karakteristik produk yang akan ditawarkan kepada nasabah. The Bank offers a wide range of products that have various level of complexity. The Level of Bank menawarkan berbagai macam produk yang memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Annual Report – 2009 40 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia complexity is adjusted to the customers’s risk appetite. Before a product is launched by the Bank, the offering products must first re-examined by the Legal and Compliance HSBC and other related units, (if required study is also forwarded to the Head Office HSBC); each customer is profiled in the data risk (fill in the Risk Tolerance Questionnaire); Bank has formal instructions from the HSBC Group Head Office concerning the necessary of transparency in selling investment products, and the wealth managers or our sales agents are trained sales force and even have the official certification from Bapepam LK to sell investment products. Tingkat kompleksitas tersebut disesuaikan dengan risk appetite yang dimiliki para nasabah. Sebelum suatu produk diluncurkan oleh Bank, produk-produk yang ditawarkan terlebih dahulu dikaji ulang oleh bagian Kepatuhan dan Hukum HSBC dan unit-unit terkait lainnya, (apabila diperlukan kajian tersebut diteruskan juga ke Kantor Pusat HSBC); masing-masing nasabah di data profil risikonya (mengisi Risk Tolerance Questionnaire); Bank memiliki petunjuk formal dari Kantor Pusat Group HSBC tentang diperlukannya transparansi dalam menjual produk investasi; dan para wealth manager atau agenagen penjual kami adalah merupakan sales force yang sudah terlatih dan bahkan memiliki sertifikasi resmi dari Bapepam LK untuk menjual produk investasi tersebut. Then to prevent the potential misunderstandings, the Bank provides written information about the product characteristics in Bahasa with the explanation risk and mitigation factors that may arise from these products. The reputation risk assessment until 31 December 2009 is Moderate. Selanjutnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesalahpahaman, Bank menyediakan informasi karakteristik produk Bank yang dituangkan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan penjabaran risiko dan faktor mitigasi yg mungkin timbul dari produk tersebut. Penilaian risiko reputasi Bank sampai dengan 31 Desember 2009 adalah Moderat. A.7. Strategic Risk A.7. Risiko Strategik Inherent Risk : Low Risk Control System: Acceptable Composite Risk: Low Risiko Melekat : Rendah Sistem Pengendalian Risiko: Diandalkan Risiko Komposit : Rendah A.7.1. Type of Primary Risk: Internal Type of Secondary Risk: Incorrect decission/Unresponsive Management to the development/External Changes Assessment: Low A.7.1. Jenis Risiko Primer: Internal Jenis Risiko Sekunder: Keputusan yang Tidak Tepat/Manajemen Tidak Responsif terhadap Perkembangan/Perubahan Eksternal Penilaian: Rendah Risk Risiko The risk associated with strategic risk is the inappropriate decision or the implementation of the Bank's strategy. Lack of response to external changes may also cause a strategic risk. Risiko yang terkait dengan risiko strategik adalah keputusan atau pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat. Kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal juga dapat menyebabkan risiko strategik. Comments Uraian The Bank sets a strategic plan which has medium/long term and a short term business plan, through the meetings mechanism with the management of HSBC Indonesia guided by Bank menetapkan rencana strategik yang sifatnya jangka menengah/panjang dan rencana bisnis yang sifatnya jangka pendek, melalui mekanisme rapat manajemen HSBC Indonesia dengan Annual Report – 2009 41 Dapat Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia HSBC Head Office. petunjuk dari Kantor Pusat. In set the strategic and business plan, the HSBC Indonesia also is guided to the dynamic of the economy in the country, business competition, and the direction and policies (regulations) of Bank Indonesia / Bapepam. The business and strategic plan of the Bank is prepared on the basis of the strength of the Bank capital, realistic assumptions, and the direction of Indonesian economic assumptions. In condition that the Bank’s policy direction changes is not in accordance with the strategic and business plans that have been defined, the irregularities or deviation is submitted to Head Office and also submitted to Bank Indonesia (specifically for the Business Plan) Until 31 December 2009, the Bank concludes that the strategic risk is Low. Dalam menetapkan rencana strategik maupun rencana bisnis tersebut, HSBC Indonesia juga berpedoman kepada dinamika ekonomi dalam negeri, tingkat persaingan usaha, serta arah dan kebijakan (peraturan) Bank Indonesia/Bapepam. Rencana bisnis dan rencana strategis Bank tersebut disusun atas dasar kekuatan permodalan Bank, asumsi-asumsi yang realistis, dan arah serta asumsi-asumsi perekonomian Indonesia. Apabila terjadi perubahan arah kebijakan Bank yang tidak lagi sesuai dengan rencana bisnis maupun strategik yang sudah ditetapkan, maka penyimpangan atau deviasi tersebut disampaikan ke Kantor Pusat dan disampaikan juga ke Bank Indonesia (khusus untuk Rencana Bisnis). Sampai dengan 31 Desember 2009, Bank dapat menyimpulkan bahwa risiko strategik adalah Rendah. A.8. Compliance Risk A.8. Risiko Kepatuhan Inherent Risk : Moderate Risk Control System Acceptable Composite Risk: Moderate A.8.1. Type of Primary Risk: External Type of Secondary Risk: Risk associated with Law/Regulations Assessment: Moderate Risiko Melekat : Moderat Sistem Pengendalian Risiko: Dapat Diandalkan Risiko Komposit : Moderat A.8.1. Jenis Risiko Primer: Eksternal Jenis Risiko Sekunder: Risiko yang terkait dengan Peraturan/Perundangundangan Penilaian: Moderat Risk Risiko The compliance risk is the risk incurred due to the Bank does not comply with regulations or not to implement rules or regulations and other applicable or issued by the authorities in banking, financial or capital markets. Risiko kepatuhan adalah risiko yang ditimbulkan karena Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan atau perundangundangan dan ketentuan lainnya yang berlaku atau dikeluarkan oleh pihak berwenang dibidang perbankan, keuangan atau pasar modal. Comments The Bank in carries out its banking activities always be guided to the applicable regulations.However, there is increased risk in relation to compliance risk with the results of the Bank Indonesia Audit of the treasury where there are several violations and weaknesses in the management of the market. Uraian Bank dalam melakukan kegiatan perbankannya selalu berpedoman kepada peraturan yang berlaku. Namun, terdapat peningkatan dalam risiko kepatuhan sehubungan dengan hasil pemeriksaan Bank Indonesia terhadap treasury dimana terdapat beberapa pelanggaran dan kelemahan dalam pengelolaan pasar. The Bank continues to do the analysis and identification of compliance against the products that will be launched into the market which may Bank senantiasa melakukan analisa dan identifikasi kepatuhan terhadap produk-produk yang akan dipasarkan yang dapat memberikan Annual Report – 2009 42 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia raise compliance risk exposure. The products are always given compliance test to ensure that no rules or provisions that are being violated. eksposur risiko kepatuhan. Produk-produk tersebut senantiasa diberikan uji kepatuhan untuk memastikan bahwa tidak ada peraturan atau ketentuan yang dilanggar. The Bank also implements a compliance risk management system related to policy, procedures, human resources and control systems. The compliance risk management system is strictly adopted by the Bank to minimize the compliance risk Bank juga menerapkan sistem manajemen risiko kepatuhan yang menyangkut kebijakan, prosedur, sumber daya manusia dan sistem kontrol. Sistem manajemen risiko kepatuhan tersebut diadopsi oleh Bank secara ketat untuk meminimalisir risiko kepatuhan tersebut. The Bank’s exposure to this risk can be minimized because the Bank adopted a risk management system as mentioned above and also to apply those rules very strictly. The Bank also makes it explicit attitudes towards adherence to this compliance culture so that compliance culture can be embedded with the Bank’s employees. Until 31 December 2009, the compliance risk level is Moderate. Eksposur Bank terhadap risiko ini dapat diminimalisir karena Bank mengadopsi sistem manajemen risiko di atas dan juga menerapkan aturan-aturan tersebut dengan sangat ketat. Bank juga membiasakan sikap tegas terhadap kepatuhan ini sehingga budaya kepatuhan dapat tertanam dengan baik diantara para karyawan Bank. Sampai dengan 31 Desember 2009, risiko kepatuhan kami nilai Moderat. Based on the above descriptions on the risk profile from the respective functional activities (business units), the overall HSBC Composite Risk for the period 31 December 2009 is Moderate. Berdasarkan uraian – uraian atas profil risiko dari masing – masing aktifitas fungsional (bisnis unit) diatas, maka secara keseluruhan Risiko Komposit HSBC untuk periode 31 Desember 2009 adalah Moderat. VI. OTHER INFORMATION VI. INFORMASI LAINNYA Information Technology Teknologi Informasi HSBC Technology & Services is an acknowledged leader in developing and employing advanced technology and operational processes, fuelled by focusing on continuous improvement and exceptional result. IMO HTS has been supporting the Bank to: • Continuously improve system to enhance customer experience such as the implementation of system to support Amanah Premier and PFS Advance. • Continuously built and expand branches and ATM. • Provide Global access, which allows account holders to withdraw cash 24 hours a day at more than 280,000 ATMs in over 100 countries worldwide and close to 13,000 ATMs in Indonesia as a member of ATM Bersama network. • Centralise back office operations to allow business lines to focus on sales and services HSBC Technology & Services diakui sebagai pemimpin dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi canggih dan proses operasional, didorong dengan berfokus pada perbaikan terus-menerus dan hasil yang luar biasa. HTS IMO telah mendukung Bank untuk: • Terus menerus meningkatkan sistem untuk meningkatkan pengalaman konsumen diantaranya adalah penerapan sistem untuk mendukung Amanah Premier dan PFS Advance. • Terus melakukan ekspansi dengan menambah jumlah cabang dan jumlah ATM. • Menyediakan akses global, yang memungkinkan nasabah untuk menarik uang tunai 24 jam sehari di lebih dari 280.000 ATM di lebih dari 100 negara di seluruh dunia dan hampir 13.000 ATM di Indonesia sebagai anggota jaringan ATM Bersama. • Sentralisasi kantor operasional sehingga memungkinkan lini bisnis untuk fokus pada penjualan dan jasa • Menghemat penggunaan bahan kertas dalam transaksi perbankan yang bertujuan untuk • Drive bank wide Paper Reduction Projects aimed to reduce paper consumption through out the Annual Report – 2009 43 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia organization to support green environment. As part of the effort, the bank explored novel alternatives to increase the use of electronic channels for new banking activities. This will lead to improve customer experiences and reduction in paper based activities for new banking transactions. • Reduce direct environmental impact such as energy & water consumption and waste generation, by introducing commercially viable eco-friendly environmental features into all major property project. • Leverage use of video conferencing technology, to support collaboration and communication between branches & offices in Indonesia, as well as across the group globally, helping the bank to reduce carbon foot-print and cost. • Standardise branch design, enable only 10 weeks from site plan until branch opening • • Centralise procurement process, with yearly saving of more than USD 1m • • Be the 1st Credit Card issuing bank in Indonesia that fully converted to EMV ( chip card technology ) to protect both our customer and the Bank. • • Integrate security, fraud, and information risk management through well established procedure and sophisticated system for detecting, monitoring, analyzing, and investigating banking transaction in various Bank channels. • • Built well established Business Contingency Plan (BCP) arrangement for ensuring critical Bank operation resilience and customer service resumption under various disasters scenario • • Apply robust technology implementation and better supply chain to allow bank to fully rebuild its operation capability within 2 days after major disaster incident. • • Leverage HSBC global expertise and resources to maintain production service level of near 100% availability. • • Expand ATM features to include online realtime various bill payment and voucher purchases • • Automate the credit scoring process to anticipate • Annual Report – 2009 • • 44 mengurangi konsumsi kertas di seluruh organisasi untuk mendukung penghijauan. Sebagai bagian dari upaya itu, bank alternatif baru dieksplorasi untuk meningkatkan penggunaan saluran elektronik untuk kegiatan perbankan yang baru. Hal ini akan menyebabkan meningkatkan pengalaman pelanggan dan pengurangan kegiatan berbasis kertas untuk transaksi perbankan yang baru. Mengurangi dampak pencemaran lingkungan seperti limbah energi, limbah air dan limbah yang lainnya, dengan memperkenalkan fitur ramah lingkungan ke dalam semua Proyek properti. Menggunakan teknologi konferensi video untuk mendukung kolaborasi dan komunikasi antar cabang & kantor di Indonesia, serta di seluruh kantor pusat secara global, membantu bank untuk mengurangi emisi karbon dan penghematan biaya. Standarisasi desain cabang, memungkinkan hanya 10 minggu dari awal perencanaan sampai pembukaan cabang Sentralisasi proses pengadaan, dengan penghematan tahunan sebesar lebih dari USD 1 juta Menjadi Bank pertama di Indonesia yang menerbitkan kartu kerdit yang sepenuhnya dikonversi menjadi EMV (teknologi kartu chip) untuk melindungi nasabah dan Bank. Mengintegrasikan keamanan, penipuan, dan manajemen informasi risiko melalui prosedur mapan dan sistem yang canggih untuk mendeteksi, memantau, menganalisa, dan menyelidiki transaksi perbankan di Bank berbagai saluran. Dibentuk (Bisnis Contingency Plan /BCP) rencana kontingensi bisnis yang handal guna memastikan ketahanan operasi terutama pada lini Bank yang kritis dan pemulihan layanan pelanggan dalam berbagai skenario bencana Penerapan implementasi teknologi yang kuat dan rantai pasokan yang lebih baik untuk memungkinkan bank dengan sepenuhnya membangun kembali kemampuan beroperasi dalam waktu 2 hari setelah kejadian bencana besar. Meningkatkan keahlian HSBC global dan sumber daya manusia guna mempertahankan tingkat produksi pelayanan ketersediaan mendekati level 100%. Mengembangkan fitur ATM untuk transaksi realtime dalam berbagai pembayaran tagihan dan pembelian voucher telepon Mengotomatisasi proses penilaian kredit untuk Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia for high volume in SME growth • Enhance the Internet Banking proposition by providing two choices of log in : with and without token mengantisipasi terhadap volume tinggi dalam pertumbuhan UKM • Meningkatkan fitur Internet Banking dengan menyediakan dua pilihan login: dengan dan tanpa token Human Resources Sumber Daya Manusia At the end of 2009, HSBC Indonesia employed 2,687 staffs. This was declined from previous year, as expected to maintain a conservative growth of headcounts, whilst improving overall business performance and cost efficiency. 2009 was marked as the year to promote HSBC as the best place to work, throughout the implementation of HSBC Discovery Programme. It is a 90 day on boarding program to encompass course of activities which covering understanding on HSBC vision, brand, value and practices. Pada akhir tahun 2009, HSBC Indonesia mempekerjakan 2.687 karyawan. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sesuai dengan ekspektasi pertumbuhan jumlah karyawan yang konservatif, dimana kami juga dituntut untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengedepankan efisiensi biaya. Tahun 2009 ditandai dengan momentum untuk mempromosikan HSBC sebagai tempat terbaik untuk bekerja melalui HSBC Discovery Programme. Program tersebut merupakan program induksi global selama 90 hari yang meliputi serangkaian aktivitas untuk mendorong pemahaman terhadap visi, brand, nilainilai dan praktek-praktek dalam HSBC. HSBC telah berkomitmen untuk terus berusaha memberikan upaya terbaik dalam pelaksanaan kegiatan strategis terhadap business stakeholder terutama di area Manajemen Tenaga Kerja [seperti perencanaan sumber daya, penelaahan karyawan berbakat dan program suksesi, manajemen kinerja, penghargaan, pengembangan organisasi, hubungan tenaga kerja dan keterikatan/loyalitas karyawan]. Disamping hal-hal tersebut di atas, beragam program pembelajaran dan pelatihan, untuk memberikan motivasi kepada para karyawan, membentuk karyawan yang terampil dan handal dalam menangani berbagai produk, sistem, prosedur dan peraturan sehingga mampu melindungi kepentingan nasabah dan kepentingan bank serta sekaligus menyediakan pelayanan prima kepada nasabah. Untuk itu HR memberikan fokus yang lebih besar pada peningkatan kemampuan staffnya untuk dapat berperan lebih efektif sebagai mitra bisnis melaui keahlian manajemen strategik dan konsultasi. The bank remains committed in ensuring smooth execution of strategic activities and delivering valued service to business stakeholders, specifically in the area of people management [e.g. resourcing planning, talent and succession, performance management, rewards, organization development, ER and staff engagement]. Aside of the above, various learning/training programs were implemented to ensure that employees are motivated, conversant and well versed with the product range, systems, procedures and regulations. All were necessary to ensure the interest of our customers and the Bank is protected while providing the highest quality service to our customers. To be able to deliver those activities and services, HR put a greater focus to up-skill its people capabilities to become effective business partner by provided HR Managers with strategic management and consultation skills. Annual Report – 2009 Selama tahun 2009, Learning & Development telah menyelenggarakan 7.301 hari training untuk seluruh karyawan HSBC di Indonesia. Metode pembelajaran telah diperluas dengan memanfaatkan lebih banyak metode e-learning [52%] dibanding dengan metode lainnya seperti training dalam kelas dan training publik. Beberapa proyek-proyek penting juga didukung oleh Learning & Development seperti HSBC Business Academy, PFS On Boarding Programme maupun program sertifikasi BSMR. Selain itu kami juga mengirimkan 45 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia In 2009, Learning & Development delivered 7,301 training days for all HSBC staff across Indonesia. The learning channels had been expanded by using more e-Learning channels [52%] compare to class room and external training. Some important projects also were supported by Learning & Development such as HSBC Business Academy, PFS On-Boarding Programme, as well as massive BSMR certification. Other than that, there were overseas attachments/trainings to expand staff knowledge, skills and networking. karyawan kami untuk mengikuti pelatihan-pelatihan / penugasan di luar negeri untuk memperluas pengetahuan, ketrampilan dan jaringan mereka. HSBC Indonesia continued leadership development program to improve local leaders’ capabilities by consistently identify and review local talents and put succession planning in place through a regular review with top executives; developed individual talent profiles to better cater career aspirations, future potential role, mobility and retention consideration; engaged world class consultant to improve leadership capabilities of senior leaders through executive coaching; and launched a 30-mo Resident Manager Trainee programme. HSBC Indonesia juga melanjutkan program pengembangan kepemimpinan para pemimpin lokal melalui identifikasi karyawan lokal berbakat (talent) maupun rencana suksesi melalui proses review dari eksekutif puncak bank; mengembangkan profil individu para karyawan berbakat untuk mendapat gambaran yang lebih baik mengenai aspirasi karir, potensi penugasan di masa mendatang, mobilitas, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi retensi mereka; executive coaching para pimpinan senior untuk memperkuat kepemimpinan; turut di dalamnya adalah implementasi program pengembangan 30 bulan Resident Manager Trainee. On employee engagement, overall EEI was declined by 5 points from 75 to 70. This was predominantly seen as an anxiety during the change management process due to some reorganizations to implement new business models/Target Operating Models. On the other hand, HSBC Indonesia always promoted and encouraged staffs to participate in Beyond Banking activities, as part of creating a work life balance [i.e. The HSBC Sport and Social Club (S’portives) in each branch]. This body organizes the sporting event as well as other staff engagement program. Di area keterikatan/loyalitas karyawan dengan bank, EEI secara keseluruhan turun 5 poin dari 75 menjadi 70. Hal tersebut nampaknya diakibatkan oleh kegelisahan karyawan terhadap perubahanperubahan dalam proses re-organisasi untuk menerapkan model bisnis /Total Operating Model yang baru. Namun demikian, HSBC Indonesia selalu menghimbau karyawannya untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan Beyond Banking, untuk menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi [misalnya melalui HSBC Sport and Social Club (S’portives) di setiap cabang]. Kegiatannya meliputi pertandingan olahraga, serta kegiatan karyawan lainnya. Corporate Sosial Responsibility Corporate Social Responsibiity As a leading international banking and financial services institution, HSBC has always striven first and foremost to be a successful company, and as such, to maintain the highest ethical values and highest standards of behaviour. One of the group's strategic imperatives is to make HSBC one of the world's leading brands for customer experience and corporate sustainability (CS). CS refers to HSBC's responsibility to its shareholders, customers and employees, to Sebagai lembaga layanan perbankan dan finansial internasional yang terkemuka, HSBC, pertamatama dan yang terutama, selalu berusaha untuk menjadi perusahaan yang berhasil, dan oleh karena itu, untuk mempertahankan nilai-nilai etis dan strandard perilaku yang paling tinggi. Salah satu aturan wajib dari strategi kelompok perusahaan adalah membuat HSBC menjadi salah satu merek dagang yang terkemuka bagi pengalaman pelanggan dan kelangsungan perusahaan Annual Report – 2009 46 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia conduct its business ethically, legally, and with awareness and respect for the people, communities, and environments it operates within around the globe. In Indonesia CS programmes are conducted under ‘HSBC Kita’. Part from HSBC's overall dedication to good corporate governance, the numerous HSBC Kita CS initiatives are split into Education, Environment, Community, and Disaster Relief. Through philanthropic and charitable activities and donations, as well as sponsorships and direct staff contribution and involvement, HSBC Kita has already made a great contribution in numerous projects aimed to aid and improve in these areas. HSBC practices responsible finance to ensure that our approach to lending and investment reflects our business principles and values, sensitivity to society's expectations and an assessment of risk. We avoid dealing with certain types of business, such as financing weapons manufacture and sales, dealing with countries subject to international sanctions, and, as a founding member of the Wolfsberg Group, have developed standards for anti-money laundering and counter-terrorist financing policies. We also support policies and procedures of the Vienna and Strasbourg Conventions against drug trafficking. (corporate sustainability/CS). CS berarti tanggungjawab HSBC terhadap para pemegang saham, pelanggan dan karyawannya, untuk menjalankan usahanya secara etis, sah, dan dengan kesadaran dan rasa hormat terhadap orang lain, masyarakat, dan lingkungan dimana perusahaan menjalankan kegiatannya di seluruh dunia. Di Indonesia program-progam CS dijalankan dengan nama 'HSBC Kita'. Sebagai bagian dari dedikasi keseluruhan HSBC terhadap pengelolaan perusahaan yang baik, berbagai inisiatif CS HSBC Kita dibagi menjadi Pendidikan, Lingkungan Hidup, Kepedulian pada Masyarakat, dan Bantuan Bencana Alam. Melalui kegiatan-kegiatan serta sumbangan kemanusiaan dan amal, dan kontribusi dan keterlibatan staf secara langsung, HSBC Kita telah memberikan kontribusi yang besar dalam berbagai proyek yang ditujukan untuk membantu HSBC dan meningkatkan bidang-bidang ini. menjalankan bisnis keuangan secara bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pendekatan kami terhadap pemberian pinjaman dan investasi mencerminkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai usaha kami, kepekaan terhadap harapan masyarakat dan penilaian atas resiko. Kami menolak berurusan dengan jenis-jenis usaha tertentu seperti pembiayaan pabrik senjata atau pemasarannya, berurusan dengan negara-negara yang mendapat sangsi internasional, dan, sebagai anggota pendiri Kelompok Wolfsberg, kami telah mengembangkan patokan-patokan untuk kebijakan anti pencucian uang dan kontra pendanaan teroris. Kami juga mendukung kebijakan-kebijakan dan prosedur Konvensi Wina dan Strasbourg terhadap perdagangan obat terlarang. HSBC considers the exercise of Corporate Sustainability to be extremely important. From detailed assessments of lending proposals and investments, to the promotion of good environmental practice and sustainable development, and commitment to the welfare and development of each local community; social, ethical and environmental risks are considered as part of our normal credit assessment and approval process for lending. Annual Report – 2009 HSBC menganggap bahwa pelaksanaan Corporate Sustainability adalah sangat penting. Dari penilaian terperinci atas usulan pemberian kredit dan investasi, hingga peningkatan usaha melestarikan lingkungan dan pengembangan yang berkelanjutan, dan komitmen terhadap kesejahteraan dan 47 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia pengembangan masyarakat setempat; resiko-resiko sosial, etis dan lingkungan kami anggap sebagai bagian dari proses yang wajar dari penilaian dan persetujuan untuk pemberian kredit. Education Pendidikan Education is crucial to the development and prosperity of every country. By investing in education, HSBC seeks to build the confidence and abilities of young people on whom, as customers and employees, our future business will depend. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi pembangunan dan kesejahteraan suatu negara. Melalui pendidikan, HSBC mencoba membangun kepercayaan diri serta memberdayakan generasi muda. Di pundak merekalah masa depan kita semua bergantung. Inisiatif HSBC secara global di bidang pendidikan ditekankan pada pendidikan dasar dan menengah bagi kaum yang kurang mampu, dukungan kepada sekolah di daerah tertinggal, programprogram yang mendukung adanya saling pengertian antar pemuda lintas negara, kegiatan yang mengasah minat dan kepekaan terhadap kebudayaan, serta program yang mendorong para pemuda untuk lebih memahami dunia usaha dan keuangan. Emphasis on global HSBC educational initiatives include primary and secondary education for the disadvantaged, support for schools in economically deprived areas, programmes to promote international understanding among young people and activities that promote interest in and sensitivity to other cultures, as well as programmes that encourage youth to have a greater understanding of business and finance. Education is the engine of economic development and a route to personal achievement and success. That's why helping people to gain the skills and knowledge to succeed has been one of our primary commitments worldwide and within Indonesia. Pendidikan adalah mesin penggerak pembangunan ekonomi dan jalan untuk menggapai cita-cita dan kesuksesan. Inilah alasan mengapa peningkatan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat menjadi komitmen utama kami di seluruh dunia dan Indonesia. Environment Lingkungan Hidup HSBC believes that sound business management should take account of the effects that business has on the environment, with a view to minimizing detrimental impact. The pursuit of economic growth and a healthy environment are linked; governments, business and individuals all have a role to play in achieving sustainable development. HSBC meyakini bahwa setiap perusahaan harus mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan oleh bisnisnya tersebut terhadap lingkungan serta berupaya meminimalkan dampak negatif tersebut. Upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan lingkungan yang sehat membutuhkan kerjasama antara pihak-pihak yang terkait, yaitu pemerintah, dunia usaha dan pelaku ekonomi, yang semuanya memiliki peran dalam Annual Report – 2009 48 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia menciptakan pembangunan yang berkelanjutan. Kami menyadari bahwa kami berkewajiban membantu mengurangi dampak tidak langsung yang mungkin timbul dari pendanaan yang kami berikan dan kami siap untuk bahu membahu bersama mitra kami untuk menerapkan praktek lingkungan hidup yang baik di daerah-daerah dan industri yang sensitif. Kami mendukung proyekproyek lingkungan hidup di seluruh dunia, yang meliputi penelitian ilmiah, konservasi alam, program ekologi dan daur ulang limbah; dan karyawan kami juga terlibat sebagai relawan dalam program tersebut. Kami menyadari bahwa perusahaan seperti kami harus ikut bertanggungjawab, bersama dengan pemerintah dan warga negara lainnya untuk mengurangi kerusakan akibat perbuatan manusia – polusi tanah, air dan udara serta menipisnya sumber daya alam. We recognize that we also have a role to play in helping to minimize indirect impacts which might result from our lending, and we seek to engage with our customers to develop good environmental practices in sensitive areas and industries. We support environmental projects in different parts of the world, including local scientific research, conservation, recycling and ecological programmes, and our staffs are involved as volunteers in some of these programmes. We believe companies like ours must share responsibility with governments and citizens for minimizing the damaging effects of human activity - pollution of land, water and air and depletion of resources. Being one of the world's biggest banks means we can make a big difference. With that comes great responsibility to ensure our activities are a force for good. We aim to lend and invest responsibly, avoiding projects where the potential for environmental damage outweighs the economic benefits. Initiatives that are good for the environment often make good financial sense too. Sebagai salah satu bank terbesar di dunia, kami dapat membuat perbedaan. Merupakan tanggung jawab kami, untuk menjamin bahwa kegiatan kami memiliki tujuan yang baik. Kami melaksanakan investasi dan pembiayaan secara bertanggung jawab, dengan menghindari proyekproyek dimana potensi kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya lebih besar dari pada manfaat ekonomisnya. Seringkali, inisiatif yang baik bagi lingkungan juga memiliki dasar pertimbangan finansial yang baik. Community Kepedulian pada Masyarakat Wherever we operate, we play a constructive, responsible role in aligning our objectives with those of the local community. Every country and territory where we operate has its own character, history and aspirations, and HSBC believes that involving our employees in the community brings many benefits. Our employees gain in understanding, confidence and self-esteem, and Dimanapun kami beroperasi, kami merasa bertanggungjawab untuk menyelaraskan antara tujuan perusahaan dengan harapan masyarakat setempat. Setiap negara dan wilayah tempat kami beroperasi memiliki karakter, sejarah dan aspirasi yang berbeda dan HSBC percaya bahwa keterlibatan karyawan kami di masyarakat akan membawa banyak manfaat. Karyawan akan Annual Report – 2009 49 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia being recognised in the community as good corporate citizens and employers helps HSBC to attract great people who in turn can provide great service to our customers. memperoleh pemahaman, kepercayaan diri dan kebanggaan. Dan dengan reputasi sebagai perusahaan yang baik dan peduli pada lingkungan, HSBC dapat menarik sumber daya manusia yang unggul, dan pada saatnya nanti akan memberikan layanan yang terbaik bagi nasabah. HSBC Kita endeavours to support and help local communities through the involvement of employees and the provision of grants. Programmes aim to both sustain and encourage growth in long-established Indonesian traditions, from arts and crafts to dance, and to provide care and encourage community spirit amongst the sick and the underprivileged. Upaya HSBC Kita mendukung dan membantu masyarakat setempat dilakukan melalui keterlibatan karyawan dan bantuan dana. Program kami ditujukan untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan warisan tradisi Indonesia, dari kesenian dan kerajinan, hingga seni tari; serta untuk menunjukkan kepedulian dan memberikan secercah harapan kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang sakit dan kurang mampu. Disaster Relief Bantuan Bencana Alam Natural disasters can occur without warning. They are unavoidable events, for Mother Nature yields to no man. Even the very latest equipment is no match for Nature’s whims, and no one can accurately predict when a disaster will occur. Disasters can produce tens, hundreds or even thousands of victims. Bencana alam bisa datang tanpa diduga sebelumnya. Tidak seorangpun bisa menghindar karena alam memiliki kemauannya sendiri. Tak ada yang bisa memprediksi secara tepat kapan bencana akan terjadi, bahkan peralatan tercanggih pun masih kalah hebatnya dengan kekuasaan alam. Tak pelak terkadang puluhan bahkan ribuan orang menjadi korban. Korban yang menderita tidak hanya menderita luka fisik dan kehilangan harta benda, terkadang mereka juga harus kehilangan keluarga maupun kerabat yang dikasihi. Tak hanya berhenti disitu bencana juga memberi dampak pada masalah sosial. Masalah-masalah itulah yang harus dengan segera mendapatkan perhatian agar tidak meluas. Yet it is not only the physically wounded who suffer, but also those who have lost loved ones. Furthermore, disasters also have a profound effect on social problems. These problems need to be quickly attended to if they are to be prevented from spreading. For us at HSBC Kita, this situation has sparked an even greater awareness of the importance of helping. We will continue to stand shoulder to shoulder to assist with program revitalization. Annual Report – 2009 Hal-hal itulah yang membuat HSBC Kita menyadari akan pentingnya membantu dan menolong. Berkomitmen untuk saling bahumembahu membantu program pemulihan. Melalui 50 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Through this commitment, we hope that HSBC Kita can bridge the gap for victims, HSBC staff, our customers and the charitable community. komitmen inilah HSBC Kita diharapkan menjadi jembatan bagi para korban, staff HSBC, nasabah, serta masyarat yang peduli. Awards and Achievement Penghargaan dan Prestasi HSBC Indonesia has won several awards for excellence including during 2009: HSBC Indonesia berhasil meraih penghargaan dalam berbagai diantaranya: • Best Service Quality Diamond Awards 2009 in Regular Banking and Premier: Marketing Magazine and CCSL – Center for Customer Satisfactin and Loyalty • Best Internatioinal Trade Bank n Indonesia: Trade Finance Magazine • Best Corporate / Institutional Internet Banking in Indonesia: Global Finance • Best Foreign Bank 2009 in Indonesia: Alpha South East Asia. • Best Service Quality Diamond Awards 2009 in Regular Banking and Premier: Marketing Magazine and CCSL – Center for Customer Satisfactin and Loyalty • Best Internatioinal Trade Bank n Indonesia: Trade Finance Magazine • Best Corporate / Institutional Internet Banking in Indonesia: Global Finance • Best Foreign Bank 2009 in Indonesia: Alpha South East Asia. Indonesian Sector Makroekonomi Indonesia Macroeconomic and Banking dan Sektor beberapa kategori Perbankan di Year 2009 has been a year filled with challenges to the world economy, started from the extension of the global financial crisis in the early part of the year to the period of recovery in the last quarter of 2009. The Indonesian macroeconomic and banking sector was still overshadowed by the global economic turmoil, especially in the first half of 2009 showed by reported losses of financial institutions, tightening global liquidity and the collapse of primary commodity prices. Gratefully, for the Indonesian economic and banking sector, the threats have gone and currently look forward to a moderate growth during 2010. Tahun 2009 adalah tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian dunia, dimulai dengan meluasnya krisis keuangan global pada periode awal tahun hingga kembali pada tahap pemulihan pada kuartal terakhir tahun 2009. Makroekonomi dan sektor perbankan Indonesia juga terkena dampak akibat krisis ekonomi global, terutama pada semester pertama tahun 2009, yang ditandai dengan kerugian yang dilaporkan berbagai institusi keuangan, ketatnya likuiditas global dan jatuhnya harga-harga komoditas utama. Namun demikian, bagi perekonomian dan sektor perbankan Indonesia, kondisi tersebut telah dilalui dan pada saat ini menuju pertumbuhan ekonomi yang moderat untuk tahun 2010. Amid the impact of global crisis, Indonesia recorded an economic growth of 4.5% in 2009, higher than world real GDP growth at -0.9% and OECD at -3.4%. Meanwhile, inflation in Dec09 stood at 2.78%, driven by lower global prices for oil and food, a slowdown in domestic demand growth and the rupiah’s strong recovery since its sharp fall in late 2008 has helped to limit imported inflation. Di tengah dampak krisis global, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% pada tahun 2009, lebih tinggi dari pertumbuhan GDP riil dunia yang berada pada level -0,9% dan negara-negara OECD yang berada pada level -3,4%. Sementara itu, inflasi pada bulan Desember 2009 tercatat sebesar 2,78%, yang disebabkan oleh turunnya tingkat harga minyak dunia dan bahan makanan, penurunan pertumbuhan atas permintaan dalam negeri dan penguatan mata uang rupiah sejak penurunan tajam pada akhir tahun 2008 yang telah membantu mengurangi tekanan inflasi dari luar. Annual Report – 2009 51 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia The global crisis also caused liquidity to tighten in the markets. Capital flying out from Indonesia, triggered by the collapse of many financial institutions in both US and Europe as well as increase in risk premium in emerging markets. In Mar09, the Indonesia Stock Exchange Composite Index or JCI dropped to the lowest level at 1,434 before gradually rebounded as the economic recover. During period of late 2009, JCI was recognized as the second best performing market in Asia Pacific after China. The JCI was closed at 2,534 in Dec09 or increased by 77% as compared to Mar09. Krisis global juga menyebabkan ketatnya likuiditas di pasar. Aliran modal keluar dari Indonesia, dipicu oleh runtuhnya berbagai lembaga keuangan baik di AS dan Eropa serta kenaikan premi risiko di pasar negara-negara berkembang. Pada bulan Maret 2009, index harga saham gabungan atau IHSG turun ke level terendah pada kisaran 1.434 hingga akhirnya kembali naik secara bertahap seiring pulihnya perekonomian. Selama tahun 2009, Bursa Efek Indonesia diakui sebagai pasar saham berkinerja terbaik kedua di Asia Pasifik setelah China. IHSG ditutup pada posisi 2.534 pada bulan Desember 2009 atau meningkat sebesar 77% dibandingkan dengan posisi bulan Maret 2009. Regarding monetary policy, between Dec08 and Aug09 BI cut interest rates nine times, and by a total of 300 basis points. The cuts were made in response to the global financial crisis, and also to a downward trend in inflation, which fell to a nine year low of 2.4% year on year in Nov09. The rupiah has been on an appreciating trend against the US dollar since Mar09 and was trading at around Rp9,400 per US$1 in Dec09. Global investors have also regained their appetite for carry trades (whereby speculators borrow from countries where interest rates are low, such as the US and Japan, in order to purchase assets in countries with high rates, such as Indonesia). Strong domestic economic growth in spite of the global recession has also encouraged investor interest in Indonesian assets. Sehubungan dengan kebijakan moneter, pada periode Desember 2008 hingga Agustus 2009, BI telah menurunkan tingkat suku bunga sembilan kali dengan total penurunan sebesar 300 basis poin. Penurunan ini tidak hanya untuk mengatasi krisis keuangan global, namun juga seiring dengan tren inflasi yang menurun, yang berada pada level terendah dalam sembilan tahun terakhir sebesar 2,4% pada bulan November 2009. Nilai tukar rupiah menunjukkan tren yang menguat terhadap dolar AS sejak bulan Maret 2009 dan diperdagangkan pada level sekitar Rp. 9.400 per US$1 pada bulan Desember 2009. Para investor global juga kembali meningkatkan aktivitas perdagangan (dimana para spekulan meminjam dari negara-negara dengan suku bunga rendah, seperti AS dan Jepang, untuk membeli aset-aset di negara-negara dengan tingkat bunga tinggi, seperti Indonesia). Pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang kuat, meskipun dalam masa resesi global, juga mendorong minat para investor pada aset-aset di Indonesia. Untuk sektor perbankan, pada semester pertama tahun 2009 sektor perbankan belum sepenuhnya pulih akibat dampak krisis. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan kredit yang relatif lambat, masalah likuiditas antar bank, yang mengakibatkan penerapan strategi yang agresif oleh kebanyakan bank untuk meningkatkan tingkat deposito dengan menawarkan tingkat bunga yang tinggi. Kredit bank umum meningkat sebesar 10% pada bulan Desember 2009 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, didukung oleh naiknya kredit dalam mata uang Rupiah. Sementara itu, dana pihak ketiga tumbuh sebesar 13% pada bulan Desember 2009 bila dibandingkan dengan tahun lalu, terutama dari naiknya tabungan dan deposito berjangka. From the banking sector, in the first half of 2009 the banking sector was still recovering from the impact of crisis. This is shown by a relatively slow loan growth, liquidity problem amongst banks, which lead to aggressive strategy from most banks to raise deposits by offering high interest rates. Commercial banks loans increased by 10% in Dec09 as compared to the same period a year earlier, mainly contributed from local currency denominated loans. Meanwhile, deposits grew by 13% year-on-year in Dec09 mainly contributed from increased in savings and time deposits. Annual Report – 2009 52 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia In terms of profitability of the banking industry, the income before tax was increased by 28% in 2009. The net interest margin (NIM) was flat at the 5.6% level in 2009 and there was an increase in the average Capital Adequacy Ratio (CAR) to the 17.4% level in 2009, from 16.8% a year earlier. Dalam hal profitabilitas industri perbankan, laba sebelum pajak meningkat sebesar 28% pada tahun 2009. Net interest margin (NIM) stabil pada tingkat 5,6% di tahun 2009 dan terjadi peningkatan Rasio Kecukupan Modal (CAR) ke level 17,4% pada tahun 2009 dari tahun sebelumnya pada level 16,8%. Market Risk Control Pengendalian Risiko Pasar Market risk is the risk that movements in market risk factors, including foreign exchange rates and commodity prices, interest rates, credit spreads and equity prices will reduce HSBC’s income or the value of its portfolios. Risiko pasar adalah risiko yang disebabkan oleh pergerakan dari faktor risiko pasar termasuk kurs mata uang asing & harga komoditas, tingkat suku bunga, credit spreads, serta harga ekuitas yang dapat mengurangi pendapatan Bank atau nilai dari portofolio. The objective of HSBC’s market risk management is to manage and control market risk exposures in order to optimize return on risk while maintaining a market profile consistent with the Group’s status as one of the world’s largest banking and financial services organizations. Tujuan dari manajemen risiko pasar HSBC adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam rangka mengoptimalkan tingkat pengembalian atas risiko sambil menjaga profil pasar yang sesuai dengan posisi Grup sebagai salah satu bank dan organisasi jasa keuangan terbesar di dunia. HSBC separates exposures to market risk into trading and non trading portfolios. Trading portfolios include those positions arising from market-making, position-taking and other marketto-market positions so designated. Non-trading portfolios include positions that arise from the interest rate management of HSBC’s retail and commercial banking assets and liabilities, financial investments designated as available for sale and held to maturity. HSBC memisahkan eksposur terhadap risiko pasar menjadi portofolio trading atau non-trading. Portofolio trading meliputi posisi yang timbul dari market-making dan posisi portofolio yang dimiliki. Portofolio non-trading sebagian besar timbul dari manajemen aktiva dan kewajiban perbankan ritel dan komersil dan investasi keuangan yang dikategorikan sebagai available for sale dan held to maturity. Pengelolaan risiko pasar dilakukan oleh Global Market dengan menggunakan batasan-batasan risiko yang disetujui oleh Dewan Manajemen Grup. Batasan risiko ditentukan untuk setiap portofolio, produk dan jenis risiko, dengan likuiditas pasar sebagai faktor utama dalam menentukan besarnya batasan. Unit Treasury Finance memonitor batasan-batasan risiko pasar secara harian dan eksposur risiko pasar yang melampaui batasan akan dilaporkan kepada CEO dan manajemen Regional / Grup. The management of market risk is principally undertaken in Global Market using risk limits approved by the Group Management Board. Limits are set for portfolios, products and risk types, with market liquidity being a principal factor in determining the level of limits set. The market risk limits are monitored on a daily basis by Treasury Finance, and in the event that the market risk exposure exceeds the limit, an excess report will be provided to the CEO and Regional/Group management. . Risiko pasar setiap produk dinilai untuk kemudian ditransfer ke Global Market untuk dikelola. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua risiko pasar telah dikonsolidasikan dalam unit operasi yang memiliki keahlian, alat, manajemen dan pengawasan yang diperlukan untuk menangani risiko tersebut secara profesional. Market risks of every product are assessed and transferred to Global Market for management. The aim is to ensure that all market risks are consolidated within operations which have the necessary skills, tools, management and governance to manage such risks professionally. Annual Report – 2009 53 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Group Risk, an independent unit within Group Management Office, develops the Group’s market risk management policies and measurement techniques. The tools used to monitor and limit market risk exposures include sensitivity analysis, value at risk (‘VAR’) and stress testing. Such measures estimate the potential losses that could occur on risk positions as a result of movements in market rates (i.e. foreign exchange and interest rates) and prices. Group Risk, suatu unit independen dalam Group Management Office, mengembangkan kebijakan manajemen risiko dan teknik-teknik pengukuran. Alat ukur yang digunakan untuk memantau dan membatasi eksposur risiko pasar adalah analisa sensitifitas, Value at Risk (VAR) dan stress testing. Alat-alat ukur tersebut memperkirakan potensi kerugian yang bisa terjadi pada posisi risiko karena pergerakan kurs mata uang asing, tingkat suku bunga dan harga pasar. Trading Portfolio Portofolio trading HSBC’s control of market risk within the trading portfolio is based on a policy of restricting individual operations to trading within a list of permissible instruments authorized by Group Risk, and of enforcing rigorous new product approval procedures. Pengendalian risiko pasar HSBC dalam portofolio trading didasarkan pada kebijakan pembatasan kegiatan individu untuk melakukan transaksi hanya pada instrument-instrumen yang disetujui oleh Group Risk dan melaksanakan prosedur persetujuan produk baru secara ketat & teliti. Non-trading Portfolio Portofolio non-trading The principal objective of market risk management of non-trading portfolios is to optimize net interest income. Interest rate risk in non-trading portfolios arises principally from mismatches between the future yield on assets and their funding cost, as a result of interest rate changes. Tujuan utama manajemen risiko pasar untuk portofolio non-trading adalah mengoptimalkan pendapatan bunga. Risiko pasar portofolio nontrading timbul dari mismatch antara imbal hasil di masa datang yang dihasilkan dari aktiva dengan biaya pendanaannya, dikarenakan perubahan tingkat suku bunga. Steps and Planning in Anticipating Market Risk Langkah - langkah dan mengantisipasi risiko pasar As mentioned above, HSBC views market risk as a very crucial component because it may affect Bank’s income or value of its portfolios. HSBC memandang risiko pasar sebagai suatu yang penting karena seperti komponen disebutkan di atas risiko pasar dapat mempengaruhi pendapatan Bank atau nilai dari portofolio. The followings are the steps in anticipating market risk : - Regular meeting of Risk Management Committee (RMC) which also discuss market risk - Only transact instruments permitted by Group Risk where those instruments are reviewed from different angle including market risk Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan dalam mengantisipasi risiko pasar : - Melakukan pertemuan RMC (Risk Management Committee) secara periodik yang juga mengagendakan pembahasan posisi risiko pasar. - Melakukan transaksi hanya produkproduk yang sudah disetujui oleh Group Risk dimana telah dilakukan kajian dari berbagai segi termasuk risiko pasar - Melakukan transaksi atas produk-produk dalam batas tenor produk / instrument yang sudah disetujui. - Menetapkan batasan-batasan eksposur risiko pasar dimana unit treasury harus - Only transact permitted instruments within approved maturity limit. - Group Management Board approves market risk limits and treasury should Annual Report – 2009 54 rencana dalam Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia adhere to the limits. Those limits are monitored on a daily basis. - Maximum stop loss limits Calculate VaR on daily basis. VaR model is based on Historical Simulation using last 500 daily moves in market rates with 99% confidence level. - - Perform Stress Testing periodically using historical, hypothetical and technical extreme scenarios. - mematuhi batasan-batasan tersebut dan pemantauan eksposur dilakukan setiap hari. Menetapkan stop loss limit. Melakukan perhitungan VaR setiap hari dengan menggunakan metode Historical Simulation yang menggunakan data perubahan harga pasar 500 hari terakhir dengan tingkat kepercayaan 99%. Melakukan Stress Testing secara periodik, perhitungan menggunakan datadata ekstrim yang pernah terjadi (historical), hipotesis dan technical. Summary of significant transactions in 2009 Transaksi-transaksi penting yang signifikan tahun 2009 February 2009 : PFS received an award as Top 5 Selling Agent of Sovereign Retail Sukuk from Minister of Finance with a total sales of IDR 476 billion. March 2009 : CMB was appointed as Sole Underwriter of IDR 250 billion Syndicated Loan for PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Co Tbk, a leading producer of food and beverage. Februari 2009 : PFS telah menerima penghargaan sebagai Top 5 Selling Agent of Sovereign Retail Sukuk dari Menteri Keuangan dengan nilai total aset sebesar Rp. 476 miliar. Maret 2009 : CMB telah ditunjuk sebagai Sole Underwriter atas Pinjaman Sindikasi sebesar Rp. 250 miliar untuk PT. Ultrajaya Milk Industri dan Trading Co. Tbk, produsen terkemuka untuk makanan dan minuman. April 2009 : GB was appointed as Joint Lead Manager and Book Runner of USD 650 million 5year Global Sukuk Ijarah April 2009 : GB telah ditunjuk sebagai Lead Manager and Book Runner atas Global Sukuk Ijarah 5 tahun sebesar USD 650 juta. July 2009 : CMB was appointed as Joint Lead Underwriter of IDR 750 billion Bond and Sukuk issuance for PT Mitra Adiperkasa Tbk, the largest top end retailer in Indonesia Juli 2009 : CMB telah ditunjuk sebagai Joint Lead Underwriter atas penerbitan Bond dan Sukuk sebesar Rp. 750 miliar untuk PT. Mitra Adiperkasa Tbk, retailer terbesar di Indonesia. July 2009 : CMB was mandated as Joint Lead Underwriter in refinancing IDR 528 billion of fixed rate bond for PT Matahari Putra Prima (Lippo Group) Juli 2009 : CMB telah diamanatkan sebagai Joint Lead Underwriter untuk refinancing PT. Matahari Putra Prima ( Lippo Grup) atas fixed rate bonds sebesar Rp. 528 miliar. August 2009 : GB was mandated as Lead Arranger and Facility Agent of USD 315 million ECA financing for PT Indosat Tbk Agustus 2009 : GB telah diamanatkan sebagai Lead Arranger and Facility Agent untuk ECA financing sebesar USD 315 juta untuk PT. Indosat. September 09 : CMB was mandated as Joint Lead Arranger in USD 500 million 5-yr revolving credit facility for PT Adaro Indonesia September 2009 : CMB telah diamanatkan sebagai Joint Lead Arranger atas pemberian fasilitas perpanjangan kredit 5 tahun sebesar USD 500 juta untuk PT. Adaro Indonesia. December 09 : GB was mandated as Joint Lead Arranger and Book Runner of USD 700 million Syndicated Loan for PT Pertamina Desember 2009 : GB telah diamanatkan sebagai Joint Lead Arranger and Book Runner atas Pinjaman Sindikasi sebesar USD 700 juta untuk PT. Pertamina. Annual Report – 2009 55 dalam jumlah Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia December 2009 : GB was mandated as Joint Lead Manager and Book Runner of IDR 1.2 trillion fixed rate bond issuance for PT Oto Multiartha Desember 2009 : GB telah diamanatkan sebagai Joint Lead Manager and Book Runner atas penerbitan fixed rate bonds sebesar Rp. 1,2 triliun untuk PT. Oto Multiartha. December 2009 : GB was mandated as Joint Lead Underwriter of IDR 1.5 trillion bond issuance for PT Astra Sedaya Finance Desember 2009 : GB telah diamanatkan sebagai Joint Lead Underwriter atas penerbitan bond sebesar Rp. 1,5 triliun untuk PT. Astra Sedaya Finance. Market Target Target Pasar Commercial (CMB) SME will continue to focus on aggressively growing the SME customer base, including internationally focused upper tier SMEs, local SMEs focused on the domestic supply chain, and sole proprietors in the mass SME segment. HSBC will incorporate our new SME Scorecard Lending model into the business process, which will improve credit risk assessment and improve the processing time for the customer. The business will also focus on increasing our E-channel offerings to our customer base, such as internet and ATM based solutions. These channels typically offer lower price structures and faster processing times for customers. In addition, we will continue building relationships with key SME related organizations, such as HIPMI and IWAPI, which enables HSBC to support the local entrepreneur and participate in various CSR related activities. Commercial (CMB) SME akan terus fokus dalam mengembangkan basis nasabah SME nya secara agresif, termasuk SME yang fokus secara internasional, SME lokal yang fokus pada supply chain domestik, pemilik tunggal di segmen SME masal. HSBC akan memasukan model SME Scorecard Lending barunya dalam proses bisnis, yang akan meningkatkan penilaian resiko kredit dan waktu proses bagi nasabah. Bisnis juga akan fokus dalam meningkatkan penawaran E-channel ke basis nasabah, seperti internet dan ATM. Saluran ini biasanya memberikan struktur biaya yang lebih murah dan waktu proses yang lebih cepat bagi nasabah. Sebagai tambahan, kita akan terus membangun hubungan dengan organisasiorganisasi kunci yang berhubungan dengan SME, seperti HIPMI dan IWAPI, sehingga HSBC dapat mendukung wirausahawan lokal dan berpartisipasi di dalam berbagai aktivitas CSR. PFS continue to grow customers and liabilities with customer centric propositions. The proposition offers a range of products for both affluent and mid market segment. PFS secara terus menerus meningkatkan pertumbuhan nasabah dan dana pihak ketiganya dengan fokus pada penawaran yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Penawaran tersebut berupa berbagai jenis produk yang ditujukan untuk segmen atas dan menengah. Subsequent Event Informasi kejadian penting setelah tanggal Laporan Akuntan Publik/ subsequent event The SFAS No. 50 (2006 Revision),”Financial Instruments : Presentation and Disclosures” and SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” have become effective since 1 January 2010. In Applying these new standards, the Bank has identified transitional adjustments in accordance with the transitional provisions as stated in the transitional provisions in the SFAS No. 55 (2006 Revision), the Technical Bulletin No.4 concerning the transitional provisions for the first adoption of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) as issued by the Indonesian PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” telah berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2010. Dalam menerapkan kedua standar baru ini, Bank telah mengidentifikasi penyesuaian transisi sesuai dengan ketentuan transisi pada PSAK No. 55 (Revisi 2006), Buletin Teknis No.4 tentang ketentuan transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dan PAPI (Revisi 2008). Penyesuaian transisi Annual Report – 2009 56 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Institute of Accountants, and PAPI (2008 Revision). The transitional Adjustments will mainly be derived from the reassessment of allowance for uncollectible accounts. The difference between the allowance for uncollectible accounts based on the new standards and the previous standards will be adjusted to the beginning head office accounts as of 1 January 2010 as required by the new accounting standards. Currently, the Bank is still in the process of calculating the transitional adjustment amount. terutama akan berasal dari perhitungan ulang penyisihan penghapusan aset produktif. Perbedaan antara penyisihan penghapusan aset produktif berdasarkan standar yang baru dan standar yang lama akan disesuaikan ke saldo awal akun penyertaan kantor pusat pada tanggal 1 Januari 2010 sesuai dengan ketentuan dari standar akuntansi yang baru. Saat ini, Bank masih dalam tahap penghitungan besarnya penyesuaian transisi tersebut. In addition, certain accounting standards have been revoked effective on 1 January 2010, as follows: • SFAS No. 54 (1998),”Accounting for troubled Debt Restructuring”. • SFAS No.31 (2000 Revision),”Accounting for Banking Industry”. • Interpretation of Financial Accounting Standard No. 6,”Interpretation of Paragraph 12 and 16 of SFAS No. 55 (1999) regarding Embedded Derivatives on Foreign Exchange Contracts”. . Selain itu, beberapa standar akuntansi telah dicabut sejak tanggal 1 Januari 2010, sebagai berikut : • PSAK No. 54 (1998),”Akuntansi untuk Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah” • PSAK No.31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan” Network and business partners in Indonesia and abroad Jaringan kerja dan mitra usaha baik di dalam maupun di luar negeri In conducting its business activities to collect, distribute funds and provide other services and products to the public and its customers, HSBC Indonesia has been working closely with other HSBC branches spread all over the world and some well-known banks abroad and several business partners are located both in Indonesia and abroad. Dalam melakukan kegiatan usahanya untuk menghimpun, menyalurkan dana dan memberikan jasa – jasa / layanan serta produk – produk bank lainnya kepada masyarakat luas dan para nasabahnya, HSBC Indonesia telah bekerjasama dengan kantor cabang HSBC lainnya yang tersebar di seluruh dunia dan beberapa bank ternama di luar negeri serta beberapa mitra usaha baik yang berlokasi di Indonesia maupun di luar negeri. Annual Report – 2009 • 57 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No.6, “Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing”. Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Appendix 1 HSBC International Network Europe Armenia Austria Belgium Channel Islands Cyprus Czech Republic France Georgia Germany Greece Hungary Ireland Isle of Man Italy Luxembourg Malta Monaco Netherlands Poland Russia Slovakia Spain Sweden Switzerland Turkey Ukraine United Kingdom Office/ Kantor 7 1 2 39 1 4 423 2 14 20 1 7 5 3 4 49 2 1 16 8 2 4 2 16 339 1 1,555 Annual Report – 2009 Lampiran 1 Jaringan Kantor Internasional HSBC Asia - Pacific Australia Bangladesh Brunei Darussalam China Cook Islands Hong Kong SAR India Indonesia Japan Kazakhstan Korea, Republic of Macau SAR Malaysia Office/ Kantor 34 11 12 170 1 330 150 211 14 4 15 7 51 Maldives New Zealand Pakistan Philippines Singapore 1 11 12 27 27 Sri Lanka Taiwan Thailand Vietnam 16 44 1 12 Americas Argentina Bahamas Bermuda Brazil British Virgin Island Canada Cayman Islands Cile Costa Rica El Salvador Guatemala Honduras Mexico Nicaragua Panama Peru United States of America Uruguay Venezuela 58 Office/ Kantor 181 6 14 1,518 3 268 13 3 39 82 1 79 1,206 1 78 22 Middle East and Africa Algeria Bahrain Egypt Iran Iraq Israel Jordan Kuwait Lebanon Libya Mauritius Nigeria Oman Palestinian Autonomous Area Qatar Saudi Arabia South Africa United Arab Emirates Office/ Kantor 2 9 79 1 17 3 5 1 8 2 12 1 9 1 6 94 5 30 528 12 1 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Appendix 2 – Branches in Indonesia Lampiran 2 – Kantor Cabang di Indonesia HSBC Offices in Indonesia Kantor Cabang HSBC di Indonesia Head Office World Trade Center, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920 Phone :(62- 21) 5291 4722, Fax (62 -.21) 521 1103 SWIFT : HSBCIDJA Credit Card Services Mezzanine Floor World Trade Center, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920 Branches South Jakarta Kemang, Plaza Kuningan, Talavera Office Park, Melawai, Wisma 46, World Trande Center, Pondok Indah, Senayan Central Jakarta Matraman, Tanah Abang, PELNI Building North Jakarta Sunter, Mangga Dua, Pluit, Kelapa Gading West Jakarta Kebon Jeruk, Puri Kencana, Tomang Banten Bumi Serpong Damai (BSD) Bogor Bogor Bandung Wisma HSBC, Jl. Asia Afrika No, 116, Bandung 40261 (62-22) 426 7300, 423 3022, Facs : (62-22) 426 7330, 423 0182 Martadinata, Flamboyan Square Medan Wisma HSBC 1/F-2/F , Jl. Diponegoro no. 11, Medan 20152 (62-61) 453 8080, Facs : (62-61) 453 8181 Sun Plaza Semarang Wisma HSBC 1/F, Jl. Gajah Mada 135, Semarang 50134 (62-24) 841 5502, Facs (62-24) 841 5504, Surabaya Hyatt Graha Bumi Modern 1/F - 3/F, Jl. Jend. Basuki Rachmat 106-128, Surabaya 60271 (62-31) 550 5500, Facs (62-31) 532 6380 Darmo Park, Manyar Batam Wisma Batamindo, Jalan Rasamala No. 1, Batamindo Industrial Park, Muka Kuning, Batam 29433 (62 - 770) 611 111, Facs (62 - 770) 611 118 HSBC Amanah Syariah World Trade Center, Jl. Jend. Sudirman Kav 29-31, Jakarta 12920 (62-21) 524 6222, Facs (62-21) 524 6699 Annual Report – 2009 59 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia - Appendix 3 : Organisation Chart of HSBC Indonesia HSBC Indonesia Organization Chart 31 December 2009 Head of Corporate Institutional Banking Babel, Rajeev SVP and Head of Personal Financial Services Javier, Fransisco S M SVP and Head of HSBC Securities Services Darsia, Tjin Tjin Cindralela SVP Payments & Cash Management Veetil, Sunil Karankunanth SVP Credit Approval Unit Keery, Richard SVP and Head of Wealth Mgt PFS Widjaja, Ivy SVP Prod & Business Development Suhendra, Susiana SVP Trade Services Sugianto, Vincent SVP Risk Strategy Sharma, Abishek SVP Finance & Planning PFS Madiadipoera, Leka R Kautzia Z SVP Global Banking Julyasari VP Risk Analysis Unit Kurniawati, Diah SVP Corporate Banking Suganda, Haryanto SVP Institutional Banking Martha, Feisel SVP Corporate Banking Lemasoa, Sheky Hermawan SVP and Head Strategy Planning & Sustainability & PPC Saigal, Anurag HSBC Indonesia Struktur Organisasi 31 Desember 2009 Chief Executive Officer Bhatia, Rakesh Head of Corporate Chief Risk Officer Banking Vacant Emmerson, Mark SVP and Head of Commercial Banking CP Widjaja, Martin Lampiran 3 : Struktur Organisasi HSBC Indonesia SVP Special Asset Management Ho, Liliauwati SVP Operational Risk & Control Muliawan, Jeti VP Planning & Business Development Djawi, Wisaksana SVP and Head of Commercial Banking MME Sudarma, Thomas SVP Risk Analysis Unit CMB Budiman, Setiatno SVP & Head of SME Tjoeng, Jeffrey C Chief Financial Officer Gwee, Paul Choon Guan SVP & Head of SVP Treasury Services Marketing Salum, Wawan Life, Andrew W SVP Tax Management & Regulatory Reporting Wiguna, Gede Shanta SVP Customer Experience Vacant SVP Deputy Finance Controller Tantani, Hanna SVP & Head Consumer Asset Agarwal, Vivek SVP Cost Mgt & Financial Reporting Samsoeri, Dio Alexander SVP and Head of Legal & Compliance Hartadi, Felix SVP Legal Kuwera, Mustika SVP Compliance Silalahi, Humiras Renata SVP Compliance Bhambhani, Nisha Asha Chief Technology & Service Officer Cheung, Jeffrey Chi Ming SVP and Head of Human Resources Sitohang, Marulam SVP CRE Budisaroso, Kukuh SVP Service Delivery Linggar, Alfons SVP Integration Project-OPS Wirianata, M F Jetty VP IT Operation Effendi, D Saladin SVP BSE Irene Sitanala SVP Direct Channel Lubis, Azizah SVP Services Suryapranata, Andree SVP PFS Branch Sales & Distrib JAK Whardana, Caramia SVP TRY & Invest. Banking Chakravarty, Apratim SVP & Head of FX Trading Ruben, Teguh Kristianto SVP & Co-Head of Rates Trading Widjaja, Andy William SVP & Head of Sales Setiawan, Ali SVP and Head Balance Sheet Mgt Wiguno, Irene SVP & Head of HSBC Amanah* Sud, Sanjiv SVP and Head Onshore Banking Ksatryo, Dharma SVP Shariah Banking-Retail & Pro Ascobat, Gahet SVP & Head of Group Communication & Corporate Sustainability Vacant AVP Shariah Bus. Development Andarmawanty, Layla Safira AVP Shariah Institutional Banking Ratnawardani, Elisa Manager Sharia Compliance Sofarman, Andhiko Putra SVP Software Delivery Madjid, Mikail SVP PFS Branch Sales & Distrib Outregion Saputra, Hartini VP HTS Planning Finance & Quality Sabandar, Robert SVP Project & Business Dev Soemarko, Tripudjo VP Risk Analysis Unit Agustia, Valentina *= Pending BI approval/ menunggu persetujuan BI Annual Report – 2009 60 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Appendix 4 Lampiran 4 Structure Chart of HSBC Holdings plc Struktur Kepemilikan HSBC Holdings plc HSBC Holdings plc 99.99% HSBC Mexico S.A., Institucion de Banca Multiple, Grupo Financiero HSBC HSBC Latin America Holdings (UK) Ltd HSBC Finance (Netherlands) HSBC Overseas Holdings (UK) Ltd HSBC Bank plc. 99.99% HSBC Bank Brasil S.A – Banco Multiplo HSBC North America Holdings Inc. HSBC Bank Canada HSBC Europe BV HSBC Germany Holdings GmbH HSBC France HSBC Latin America B.V. 78.6% HSBC Investments (North America) Inc. HSBC Holdings BV 99.99% HSBC Bank Argentina S.A. HSBC Asset Finance (UK) Ltd 94.53% HSBC Asia Holdings (UK) Ltd HSBC Middle East Holdings BV HSBC Bank Egypt S.A.E HSBC Asia Holdings BV HSBC Life (UK) Ltd HSBC Securities (USA) Inc HSBC Bank USA. N. A HSBC Trinkaus & Burkhardt AG HSBC Bank A.S. HSBC Finance Corporation Marks and Spencer Retail Financial Services Holdings Limited 70.03% HSBC Bank Malta p.l.c. 99.84% HSBC Bank International Limited HSBC Private Banking Holdings (Suisse) S.A. HSBC Bank Middle East Ltd The Bank of Bermuda Ltd The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd HSBC Bank (Panama) S.A. HSBC Insurance (Asia) Ltd HSBC Bank Malaysia Berhad HSBC Bank Australia Ltd 62.14% HSBC Bank (China) Company Limited Hang Seng Bank Ltd HSBC Life (International) Ltd Annual Report – 2009 61 Laporan Tahunan - 2009 Kantor Cabang Indonesia Appendix 5 Lampiran 5 Structure Chart of HSBC Indonesia Struktur Kepemilikan HSBC Indonesia HSBC HOLDINGS PLC THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED CABANG JAKARTA PT. HSBC SECURITIES INDONESIA Note / Catatan : - HSBC Indonesia is an operation branch of The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd and 100% shares owned by HSBC Holdings plc. - HSBC Indonesia merupakan kantor cabang operasional dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd dan sahamnya 100% dimiliki oleh HSBC Holdings plc. Annual Report – 2009 2009 62 Laporan Tahunan - Kantor Cabang Indonesia Appendix 6: Combined Financial Statements years ended 31 December 2009 and 2008 Lampiran 6 : Laporan Keuangan Gabungan Tahun berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 Annual Report – 2009 63 Laporan Tahunan - 2009 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED INDONESIAN BRANCHES COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 CONTENTS INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT ---------------------------------------------------------- Page 1 COMBINED BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2009 AND 2008 --------------------------------------------------------------- 2-3 COMBINED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 ------------------------------------------ 4 COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 ------------------------------------------ 5 COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 ------------------------------------------ 6-7 NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 ------------------------------------------ The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 8 - 46 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 1 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES COMBINED BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2009 AND 2008 ASSETS CASH ON HAND DEMAND DEPOSITS AT BANK INDONESIA DEMAND DEPOSITS AT OTHER BANKS Allowance for uncollectible accounts PLACEMENTS WITH OTHER BANKS Allowance for uncollectible accounts SECURITIES PURCHASED WITH AGREEMENTS TO RESELL Allowance for uncollectible accounts MARKETABLE SECURITIES Allowance for uncollectible accounts DERIVATIVE RECEIVABLES Allowance for uncollectible accounts LOANS AND ADVANCES Allowance for uncollectible accounts EXPORT BILLS NEGOTIATED Allowance for uncollectible accounts ACCEPTANCE RECEIVABLES Allowance for uncollectible accounts ACCRUED INCOME LONG-TERM INVESTMENT FIXED ASSETS, net DEFERRED TAX ASSETS, net OTHER ASSETS, net TOTAL ASSETS Notes 2009 2008 Rp million Rp million 2a 2a,3 2a,2c,4,13,24 2m,4 2c,2f,5,24 2m,5 220,163 988,622 200,994 (1,906) 10,153,186 (96,914) 233,528 1,183,054 2g 2m 2h,6 2m,6 2c,2i,7,24 2m,7 2c,2k,2l,8,24 2m,8 240,062 (2,401) 6,815,501 (957) 1,420,605 (13,998) 19,949,199 (3,202,062) 548,448 (27,200) 887,026 (13,091) 203,238 1,500 248,673 275,278 397,807 39,191,773 499,999 (4,999) 9,237,835 (18,766) 4,930,177 (41,793) 22,397,579 (2,356,871) 1,017,242 (29,015) 960,974 (14,462) 365,952 1,500 281,988 282,981 932,881 47,969,708 2m 2n 2m 2d 2j,9 2o 2p,19 2c,2m,24 1,623,548 (15,788) 6,567,842 (65,678) See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 2 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES COMBINED BALANCE SHEETS (Continued) 31 DECEMBER 2009 AND 2008 LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS DEPOSITS FROM OTHER BANKS DERIVATIVE PAYABLES ACCEPTANCE PAYABLES ACCRUED EXPENSES TAXES PAYABLE ESTIMATED LOSSES FROM OFF-BALANCE SHEET TRANSACTIONS DUE TO OTHER BRANCHES OTHER LIABILITIES TOTAL LIABILITIES HEAD OFFICE INVESTMENT UNREALIZED GAIN (LOSS) FROM CHANGES IN FAIR VALUE OF AVAILABLE-FOR-SALE MARKETABLE SECURITIES, NET SHARE-BASED PAYMENTS UNREMITTED PROFIT TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS TOTAL LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS Notes 2009 2008 Rp million Rp million 2c,10,24 2c,10,24 2c,2i,7,24 2n 2d,2q 27,591,532 1,500,465 1,754,684 887,026 873,843 258,157 33,285,709 913,514 4,482,051 960,974 1,004,523 457,211 2m,11 2c,12,13,24 78,448 3,500,273 1,903,057 38,347,485 81,674 4,236,234 1,813,266 47,235,156 25 28,000 28,000 2h,6 2r,27 27 10,325 40,960 765,003 844,288 (14,317) 34,421 686,448 734,552 39,191,773 47,969,708 See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 3 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES COMBINED STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 Notes OPERATIONAL REVENUE AND EXPENSES: INTEREST INCOME: Interest Commission and commitment fees INTEREST EXPENSES: Interest 2009 2008 Rp million Rp million 2c,2d,16,24 2e 3,298,573 684,182 3,982,755 3,546,874 580,660 4,127,534 2c,2d,17,24 (1,004,142) (1,212,623) 2,978,613 2,914,911 527,909 198,431 44,092 336,509 (113,781) (945,710) 595,691 513,353 238,625 184,277 (97,778) (949,032) 3,226 (15,080) (1,216,336) (836,355) 79,901 (1,346,683) (828,430) 26,040 8,270 (1,982,785) (21,244) (9,335) (1,640,655) 995,828 (2,265) 993,563 (501,511) 492,052 1,274,256 206 1,274,462 (637,696) 636,766 Net interest income OTHER OPERATIONAL REVENUE (EXPENSES): Other commission income Gain on derivative instruments, net Foreign exchange gain, net Gain on trading marketable securities, net Other commission expenses Addition of allowance for uncollectible accounts Reversal of estimated losses from off-balance sheet transactions Loss on sale of loan General and administrative expenses Personnel expenses Gain (loss) on sale of available-for-sale marketable securities, net Other income (expenses), net Net other operational expenses NET OPERATING INCOME NON-OPERATIONAL (EXPENSES) INCOME, NET INCOME BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSE NET INCOME 2c,2e,24 2i 2b 2h 2c,24 2m 2m,11 2c,18,24,27 2q 2h,6 2p,19 See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 4 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 Head office investment Rp million Unrealized gain (loss) from changes in fair value of availablefor-sale marketable securities, net Rp million Share-based payments Rp million Unremitted profit Rp million Total head office accounts Rp million 28,000 11,617 13,496 279,436 332,549 Profit remitted to head office during the year - - - (229,754) (229,754) Movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale marketable securities, net (Notes 2h and 6) - (25,934) - - (25,934) Movement of share-based payments (Note 2r) - - 20,925 - 20,925 Net income for the year - - - 636,766 636,766 28,000 (14,317) 34,421 686,448) 734,552) Profit remitted to head office during the year - -) - (413,497) (413,497) Movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale marketable securities, net (Notes 2h and 6) - 24,642) - -) 24,642) Movement of share-based payments (Note 2r) - -) 6,539 -) 6,539) Net income for the year - -) - 492,052) 492,052) 28,000 10,325) 40,960 765,003) 844,288) Balance as of 31 December 2007 Balance as of 31 December 2008 Balance as of 31 December 2009 See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 5 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES: Income before tax Adjustments to reconcile income before tax to net cash (used in) provided by operating activities: Addition of allowance for uncollectible accounts Reversal of estimated loss from off-balance sheet transactions Depreciation of fixed assets Post-employment benefits expense Loss on sale of loan Loss (gain) on disposal/sale of fixed assets Foreign exchange (gain) loss, net Interest income Interest expenses Share-based payments Changes in assets and liabilities: Placements with other banks Trading marketable securities Derivative receivables Loans and advances Export bills negotiated Securities purchased with agreements to resell Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative payables Accrued expenses Taxes payable Other liabilities Interest paid Interest received Income tax paid Net cash (used in) provided by operating activities 2009 2008 Rp million Rp million 993,563) 1,274,462) 945,710) (3,226) 65,020) 12,473) 15,080) 2,264) (74,301) (3,298,573) 1,004,142) 6,539) 949,032) (79,901) 55,744) 29,535) -) (206) 62,827) (3,546,874) 1,212,623) 21,523) (3,585,344) 1,931,338) 3,509,572) 2,415,969) 468,794) 259,937) 492,152) (5,694,177) 586,951) (2,727,367) (46,529) (7,437) 89,792) (1,100,765) 3,461,287) (702,397) (979,533) 156,246) (558,194) (4,233,467) (6,385,114) (27,947) (499,999) (635,464) 8,788,836 (1,406,205) 3,749,855) 165,331) (9,509) 611,201 (1,131,237) 3,419,956) (515,764) 1,467,290) (35,467) 1,497) 532,610) 498,640) (149,646) 473) (1,084,462) (1,233,635) CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES: Acquisition of fixed assets Proceeds on sale of fixed assets Net changes in available-for-sale marketable securities Net cash provided by (used in) investing activities See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 6 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 2009 2008 Rp million Rp million CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES: Profit remitted to head office Net changes in due to other branches Net cash (used in) provided by financing activities (413,497) (735,961) (1,149,458) (229,754) 666,604) 436,850) Net (decrease) increase in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at the beginning of year Cash and cash equivalents at the end of year (1,630,351) 3,040,130) 1,409,779) 670,505) 2,369,625) 3,040,130) 220,163) 988,622) 200,994) 1,409,779) 233,528) 1,183,054) 1,623,548) 3,040,130) Cash and cash equivalents consist of: Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 7 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 1. GENERAL a. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation first opened a branch in Indonesia in 1884. In the mid 1960's, the Corporation temporarily withdrew from Indonesia. Reestablishment of The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited - Indonesian Branches (the “Bank”) was approved by the Ministry of Finance with its letter No. D.15.6.4.21 dated 23 August 1968. The Bank’s office is located at the World Trade Center Building, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta. The Bank’s operation conducted through the Jakarta main branch and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Batam, Semarang and Medan. The Bank established a sharia sub-branch, HSBC Amanah Finance in 2003. The establishment was approved by Bank Indonesia with its letter No. 5/628/DPIP/Prz dated 13 October 2003. The Bank’s operation conducted through the Jakarta main branch and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Semarang and Medan. The ultimate holding company of the Bank is HSBC Holdings Plc., which is incorporated in England. HSBC Holdings Plc. has subsidiaries and affiliates throughout the world. b. As of 31 December 2009 and 2008, the composition of the Bank’s management was as follows: 2009 Chief Executive Officer Chief Operating Officer Chief Financial Officer Chief Technology and Service Officer Head of Corporate Banking Head of Corporate and Institutional Banking Chief Risk Officer Senior Vice President Credit and Risk Management Senior Vice President Treasury and Investment Banking Senior Vice President and Head of Personal Financial Services Senior Vice President HSBC Sharia Compliance Director 2008 : Rakesh Bhatia : : Paul C.G. Gwee Rakesh Bhatia Endy P.R. Abdurrahman Paul C.G. Gwee : Jeffrey Chi Ming Cheung : Mark Emmerson Mark Emmerson : Rajeev Babel : To be appointed Rajeev Babel - : - Stewart Luscott Evans : Apratim Chakravarty Apratim Chakravarty : Francisco Javier Salgado-Munoz Ravi Sreedharan : To be appointed : Felix Istyono Hartadi Mahmoud Abushamma Dian M. Noer c. As of 31 December 2009 and 2008, the Bank employed 2,648 and 2,888 permanent employees, respectively. d. The combined financial statements were completed by the Bank’s management on 3 March 2010. 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES The accounting and reporting policies followed by the Bank conform to accounting principles generally accepted in Indonesia. The significant accounting policies, consistently applied in the preparation of the combined financial statements for the years ended 31 December 2009 and 2008, were as follows: a. Basis for preparation of combined financial statements The Bank’s combined financial statements, presented in millions of Rupiah, are prepared on the accrual basis except for interest on non-performing loans and other productive assets which are recorded on a cash basis (Note 2d). In addition, the Bank uses the historical cost concept in preparing its combined financial statements, except for certain marketable securities (Note 2h) and derivative receivables/payables (Note 2i) which are stated at fair value. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 8 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) The financial statements are combined from the accounts of the Jakarta, Surabaya, Bandung, Batam, Semarang and Medan sub-branches as well as sharia sub-branches. Interbranch balances and transactions have been eliminated. The combined financial statements are prepared in accordance with the Statement of Financial Accounting Standard (“SFAS”) No. 31 (2000 Revision), “Accounting for Banking Industry” and Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001 (accounting guidelines for banking industry) prescribed by Bank Indonesia and Indonesian Institute of Accountants. The combined statements of cash flows present the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities. The statements of cash flows are prepared using the indirect method. Cash and cash equivalents consist of cash on hand, demand deposits at Bank Indonesia and demand deposits at other banks. b. Foreign currency translation Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transaction date. Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using the Reuters’ middle rates on the balance sheet date at 4:00 PM (Western Indonesian Time). The principal rates of exchange used as of 31 December 2009 and 2008 were as follows: 2009 Rp USD AUD CHF DEM EUR GBP HKD JPY NZD SGD CAD 1.-1.-1.-1.-1.-1.-1.-100.-1.-1.-1.-- 9,395.00 8,453.16 9,116.94 6,905.44 13,542.43 15,164.94 1,211.48 10,219.00 6,828.29 6,704.50 8,965.12 2008 Rp 10,900.00 7,554.26 10,319.06 8,034.18 15,356.48 15,755.42 1,406.44 12,605.00 6,319.29 7,587.91 8,984.88 Foreign exchange gains (losses), realized and unrealized, are credited (charged) to the current year combined statement of income. c. Transactions with related parties In this combined financial statements, the term related parties is used as defined in SFAS No. 7, ”Related Party Disclosures” and the prevailing Bank Indonesia regulations concerning Legal Lending Limit. d. Interest income and expenses Interest income and expenses from interest-earning assets and interest-bearing liabilities are recognized on the accrual basis. Discounts or premiums are amortized on a straight-line basis and are reflected as an adjustment to interest. The recognition of interest income on loans and other productive assets is discontinued when they are classified as non-performing (substandard, doubtful and loss). Interest income from non-performing loans and other productive assets is reported as contingent receivables and recognized when the cash is received (cash basis). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 9 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) Loans and advances with principal or interest that are past due for 90 days or more, or where reasonable doubt exists as to timely collection, are generally classified as non-performing loans and advances. Non-performing loans and advances include loans and advances classified as substandard, doubtful and loss. Interest accrued but not yet collected is reversed when a loan or advance is classified as non-performing. All cash receipts related to non-performing loans and advances classified as doubtful and loss are applied as a reduction to the principal. The excess of cash receipts over the outstanding principal is recognized as interest income in the current year combined statement of income. e. Fees and commission income Fees and commission income which are directly related to lending activities and/or covers specific periods is deferred and amortized based on the straight-line method over the terms of the related loans. The balance of deferred fees and commission income on loans settled prior to maturity is recognized as income at settlement. Fees and commissions which are not directly related to specific periods are recognized when the transactions occur. f. Placements with other banks Placements with other banks are stated at their outstanding balance, net of allowance for uncollectible accounts, which is determined based on the management’s review of the collectibility of each individual placement at year end. g. Securities purchased with agreements to resell Securities purchased with agreements to resell (reverse repos) are presented as receivables and stated at the agreed resale price less the difference between the purchase price and the agreed resale price. The difference between the purchase price and the agreed resale price is amortised as interest income over the year commencing from the acquisition date to the resale date. h. Marketable securities Investments in marketable securities are classified as one of these categories: trading and available-for-sale. The marketable securities which are classified as trading and available-for-sale are stated at fair value at balance sheet date. The difference between the fair value and the acquisition cost of trading securities, realized or unrealized, is recognized in the current year combined statement of income. The unrealized differences between the fair value and the acquisition cost of availablefor-sale securities, is recorded as part of head office accounts and recognized in the combined statement of income when the securities are sold. Fair value is determined based on quoted market price. Realized gains or losses on the sale of marketable securities are recognized or charged to the current year combined statement of income based on the specific identification basis. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 10 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) i. Derivative instruments Derivative transactions are accounted for in accordance with SFAS No. 55, “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”, which requires that all derivative instruments be recognized in the combined financial statements at fair value. To qualify for hedge accounting, SFAS No. 55 requires certain criteria to be met, including documentation required to have been in place at the inception of the hedge. Changes in fair value of derivative instruments that do not qualify for hedge accounting are recognized in the combined statement of income for the year. If derivative instruments are designated and qualify for hedge accounting, changes in fair value of derivative instruments are recorded as adjustments to the items being hedged in the income of the current year or as part of head office accounts, depending on the type of hedge transaction represented and the effectiveness of the hedge. j. Long-term investment Long-term investment is carried at cost. Impairment in investment value below cost that is other than temporary is recorded as a write-down to the investment’s realizable value and is charged to the current year combined statement of income. k. Loans and advances Loans and advances are stated at the principal amount outstanding, net of allowance for uncollectible accounts. For restructured loans, the gross amount of loans consists of loan principal, interest and other charges which are capitalized into loan principal amount. The capitalized interest is recognized as unearned interest income. Syndicated loans and advances are stated at the principal amount in accordance with the risk borne by the Bank. l. Troubled debt restructuring The Bank accounts for troubled debt restructuring in accordance with the type of restructuring. In troubled debt restructuring which involves a receipt of assets, the Bank records those assets at their fair value at the time of restructuring. The excess of the carrying amount of the receivables over the fair value of assets received less estimated costs to sell, is recognized as a loss in the current year. In troubled debt restructuring which only involves a modification of terms, the Bank accounts for the effects of the restructuring prospectively and does not change the carrying value of receivables at the time of restructuring unless the amount exceeds the present value of the total future cash receipts specified in the new terms. If the present value of the total future cash receipts specified in the new terms is lower than the recorded receivables balance prior to restructuring, the Bank reduces the receivables balance to the amount equal to the present value of the total future cash receipts. The amount of the reduction is recognized as a loss in the current year. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 11 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) m. Allowance for uncollectible accounts and estimated losses from off-balance sheet transactions The Bank provides an allowance for uncollectible accounts (productive and non-productive assets) and estimated losses from off-balance sheet transactions. Productive assets consist of demand deposits at other banks, placements with other banks, securities purchased with agreements to resell, marketable securities, derivative receivables, loans and advances, export bills negotiated, acceptance receivables, and off-balance sheet commitments and contingencies which carry credit risk. Commitments and contingencies which carry credit risk consist of committed unused loan facility, irrevocable letter of credit and bank guarantees issued. Non-productive assets represent inter-office and suspense accounts. The allowance for uncollectible accounts and estimated losses from off-balance sheet transactions are established through estimation for such losses. The allowance amount and estimated losses which management believes to be adequate to absorb possible losses from uncollectible accounts and off-balance sheet transactions are determined based on evaluation of the collectibility of each individual asset and off-balance sheet transaction with credit risk. The management’s evaluation on the collectibility of each individual asset and off-balance sheet transaction is based on a number of subjective factors, including current and anticipated economic conditions/business prospects, financial conditions, payment ability and other relevant factors. The Bank follows the regulations from Bank Indonesia concerning the assets quality of a bank as a guidance in determining the allowance for uncollectible accounts and estimated losses from off-balance sheet transactions, with general guidelines as follows: 1. General allowance of a minimum of 1% of productive assets and off-balance sheet transactions that are classified as “pass”. 2. Specific allowance for productive and non-productive assets and off-balance sheet transactions: Classification Special mention Substandard Doubtful Loss Minimum percentage 5% 15% 50% 100% Specific allowance for productive assets and off-balance sheet transactions classified as special mention, substandard, doubtful and loss is calculated after deducting the value of allowable collateral. Estimated losses from off-balance sheet transactions are presented in the liability section of the combined balance sheet. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 12 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) Adjustments to the allowance for uncollectible accounts and estimated losses from off-balance sheet transactions are reported in the period such adjustments become known or can be reasonably estimated. These adjustments include additional allowance for uncollectible accounts and estimated losses from off-balance sheet transactions, and recovery of assets previously written off. Assets are written off against the respective allowance for uncollectible accounts when management believes that the collectibility of the principal is unlikely. n. Acceptance receivables and payables Acceptance receivables and payables are stated at the value of the letters of credit or the realized value of the letter of credit accepted by the accepting banks. o. Fixed assets Fixed assets are stated at acquisition cost (initial measurement) less accumulated depreciation. Acquisition cost includes expenditures directly attributable for the acquisition of fixed assets. Subsequent to initial measurement, fixed assets are measured using cost model. Depreciation is calculated from the month the asset is placed into service, based on the straight-line method over the estimated useful lives as follows: Leasehold improvements Furniture and fixtures, office equipment, motor vehicles p. : 10 years : 3 - 5 years Income tax The Bank adopts the asset and liability method for accounting of its income tax. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and tax bases of assets and liabilities at each reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable. q. Obligation for post-employment benefits The obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method. When the benefits of a plan change, the portion of the changed benefits relating to past service by employees is reflected in the current year combined statement of income on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. To the extend that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in the current year combined statement of income. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 13 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) Actuarial gains and losses are recognized as income or expense when the cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceeded 10 percent of the greater of the present value of the defined benefit obligation (before deducted by plan assets) and the fair value of the plan assets at the date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized. r. Share-based payments The Bank’s eligible employees participate in HSBC Holdings Plc’s share-based compensation payments. There are two share-based payments scheme i.e. share award and share option. Under share award scheme, HSBC Holdings Plc. through the Bank will grant the shares of HSBC Holdings Plc. (shares award) to its eligible employees. The Bank has purchased a certain number of HSBC Holdings Plc. shares and recorded them as other assets. Under share option scheme, the eligible employees are invited to participate in a savings-related share options program to buy the shares of HSBC Holdings Plc. at a certain price when the share options are vested. The compensation cost for share options is measured at grant date based on the fair value of the share option and is recognized on a straight-line basis over the vesting period, with the corresponding credit to head office account. The compensation cost for share awards is measured at grant date based on the fair value of the share award and is recognized on a straight-line basis over the vesting period, with the corresponding credit to other liabilities account. On balance sheet date, the share awards are measured at fair value of the share awards on balance sheet date, and the changes in fair value are recognized as part of head office account. The fair value of the share option is calculated using the standard Black-Scholes method, while the fair value of share award is determined based on the market price of the share. s. Use of estimates The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities, and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates. 3. DEMAND DEPOSITS AT BANK INDONESIA 2009 Rp million Rupiah US Dollar 822,800 165,822 988,622 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 2008 Rp million 985,219 197,835 1,183,054 14 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 4. DEMAND DEPOSITS AT OTHER BANKS Average interest rate per annum in 2009 was Rupiah 1.12%, US Dollar 0.04% and other foreign currencies 0.33%, and in 2008 was Rupiah 0.48%, US Dollar 4.73% and other foreign currencies 2.21%. 2009 Rp million Classified by currency: Rupiah US Dollar Other foreign currencies Total demand deposits at other banks Allowance for uncollectible accounts Total demand deposits at other banks, net 3,294) 168,541 29,159) 200,994 (1,906) 199,088 2008 Rp million 14,363 1,535,827 73,358 1,623,548 (15,788) 1,607,760 As of 31 December 2009 and 2008, all demand deposits at other banks were classified as “pass”. 5. PLACEMENTS WITH OTHER BANKS Represent short-term placements with other banks in the form of call money which are due within 3 months from placement date and other placements which are due within 1 year from placement date. Average interest rate per annum in 2009 was Rupiah 6.93%, US Dollar 0.40% and other foreign currencies 1.03%, and in 2008 was Rupiah 8.96%, US Dollar 2.98% and other foreign currencies 4.81%. 2009 Rp million Classified by currency: Rupiah US Dollar Other foreign currencies Total placements with other banks Allowance for uncollectible accounts Total placement with other banks, net 1,295,361 7,831,132 1,026,693 10,153,186 (96,914) 10,056,272 2008 Rp million 1,010,580 4,817,320 739,942 6,567,842 (65,678) 6,502,164 As of 31 December 2009 and 2008, all placements with other banks were classified as “pass”. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 15 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 6. MARKETABLE SECURITIES As of 31 December 2009 and 2008, the Bank’s marketable securities were as follows: 2009 Maturity date Acquisition cost Rp million Unrealized gain (loss) Rp million Fair value Rp million a. Trading marketable securities: Certificates of Bank Indonesia (nominal value Rp 249,500 million) 248,344 - 248,344 Indonesian treasury bills (Surat Perbendaharaan Negara) (nominal value Rp 1,484 million) Various dates between 11 March 2010 and 2 September 2010 1,477 - 1,477 Bonds issued by: Government of Republic of Indonesia (nominal value Rp 1,218,039 million) Various dates between 20 February 2010 and 15 July 2038 1,205,058 (23,753) 1,181,305 11 December 2011 91,846 124) 91,970 26 April 2012 4,206 1,550,931 (429) (24,058) 3,777 1,526,873 4,400,190 (325) 4,399,865 587,941 1,138 589,079 283,231 5,271,362 16,453 17,266 299,684 5,288,628 PT Oto Multiartha Tbk (nominal value Rp 92,000 million) PT XL Axiata Tbk (previously PT Excelcomindo Pratama Tbk) (nominal value Rp 4,200 million) b. Available-for-sale marketable securities: Certificate of Bank Indonesia (nominal value Rp 4,440,000 million) Indonesian treasury bills (Surat Perbendaharaan Negara) (nominal value Rp 600 million) Various dates between 14 January 2010 and 15 July 2010 Bonds issued by: Government of Republic of Indonesia (nominal value Rp 292,201 million) Various dates between 20 February 2010 and 15 October 2011 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 16 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 6. MARKETABLE SECURITIES (Continued) 2008 Maturity date Acquisition cost Rp million Unrealized gain (loss) Rp million Fair value Rp million 30,900 (239) 30,661) a. Trading marketable securities: Certificates of Bank Indonesia (nominal value Rp 30,573 million) Indonesian treasury bills (Surat Perbendaharaan Negara) (nominal value Rp 50,000 million) 31 July 2009 46,841 (391) 46,450) Treasury bills issued by Government of the United States of America (nominal value USD 104 million) Various dates between 22 January 2009 and 25 June 2009 1,133,726 314) 1,134,040) Bonds issued by: Government of Republic of Indonesia (nominal value Rp 2,407,847 million) Various dates between 15 June 2009 and 15 May 2037 2,276,891 (33,045) 2,243,846) 26 October 2009 3,021 30) 3,051) 26 April 2012 128 3,491,507 35) (33,296) 163) 3,458,211) 4,262,064 (3,473) 4,258,591) Various dates between 9 August 2009 and 15 October 2014 789,330 (7,620) 781,710) 14 September 2009 534,395 (5,931) 528,464) 6 November 2009 218,183 5,803,972 (7,324) (24,348) 210,859) 5,779,624) PT HM Sampoerna Tbk (nominal value Rp 3,050 million) PT Excelcomindo Pratama Tbk (nominal value Rp 200 million) b. Available-for-sale marketable securities: Certificate of Bank Indonesia (nominal value Rp 4,347,769 million) Bonds issued by: Government of Republic of Indonesia (nominal value Rp 810,201 million) Halifax Bank of Scotland (nominal value USD 49 million) Suntrust Bank (nominal value USD 20 million) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 17 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 6. MARKETABLE SECURITIES (Continued) 2009 Rp million Total marketable securities: Acquisition cost (after premium/discount amortization) Unrealized loss from changes in fair value of trading marketable securities, net Unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-forsale marketable securities, net Allowance for uncollectible accounts Total marketable securities, net 2008 Rp million 6,822,293 9,295,479) (24,058) (33,296) 17,266 6,815,501 (957) 6,814,544 (24,348) 9,237,835) (18,766) 9,219,069) Movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale marketable securities during the years ended 31 December 2009 and 2008 was as follows: 2009 Rp million Balance, beginning of year – before deferred income tax Addition of unrealized gain (loss) during the year – net Realized loss (gain) from sale of available-for-sale marketable securities during the year – net Total before deferred income tax Deferred income tax (Note 19) Balance, end of year – net 2008 Rp million (24,348) 15,279 20,745 (23,849) 26,335 17,266 (6,941) 10,325 (21,244) (24,348) 10,031 (14,317) The outstanding Certificates of Bank Indonesia as of 31 December 2009 and 2008 have maturity period of three months since acquisition date. The ratings of the marketable securities were as follows: 2009 Rating PT Oto Multiartha Tbk PT XL Axiata Tbk (previously PT Excelcomindo Pratama Tbk) Treasury bills issued by Government of the United States of America PT HM Sampoerna Tbk Halifax Bank of Scotland Suntrust Bank 2008 Rated by Rating Rated by AA- Pefindo** - - BB- S & P** AA- Pefindo** - - AAA AAA AAAA- S & P** Pefindo** S & P** S & P** * PT Pemeringkat Efek Indonesia ** Standard & Poor Average interest rate per annum: 2009 % Certificates of Bank Indonesia Indonesian treasury bills USA treasury bills Bonds (denominated in Rupiah) Bonds (denominated in US Dollar) 8.95 10.23 12.15 1.08 2008 % 9.20 10.71 0.15 12.25 3.13 As of 31 December 2009 and 2008, all marketable securities were classified as “pass”. The proceeds from the sales of available-for-sale marketable securities during the years ended 31 December 2009 and 2008 amounted to Rp 1,372,046 million and Rp 379,531 million, respectively. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 18 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 7. DERIVATIVE RECEIVABLES/PAYABLES 2009 Derivative receivables Rp million Currency forward contracts Banks Non-banks Cross currency swap contracts Banks Non-banks Interest rate swap contracts Banks Non-banks Derivative receivables Rp million Derivative payables Rp million 351,589) 107,838) 459,427) 796,387 101,799 898,186 2,105,308) 184,464) 2,289,772) 847,019) 254,804) 1,101,823) 467,734) 264,689) 732,423) 423,791 105,065 528,856 841,568) 344,780) 1,186,348) 964,513) 776,266) 1,740,779) 156,863) 71,880) 228,743) 158,713 168,924 327,637 142,721) 178,631) 321,352) 289,140) 331,047) 620,187) -) 12) 12) 5 5 645,916) 486,789) 1,132,705) 648,114) 371,148) 1,019,262) 1,420,605) 1,754,684 4,930,177) 4,482,051) (13,998) 1,406,607) 1,754,684 (41,793) 4,888,384) -) 4,482,051) Currency option contracts Banks Non-banks Total Allowance for uncollectible accounts Total, net 2008 Derivative payables Rp million The contract amount and period of currency forward and currency option contracts were as follows: Currency Currency forward buying contracts Currency forward selling contracts Contract amount (in USD) 2009 2008 Range of contract period 2009 2008 USD Others, USD equivalent 1,319,509,141 205,415,527 1,673,951,856 485,623,459 6 days – 5.06 years 6 days – 1.03 years 5 days – 5.06 years 5 days – 1.38 years USD Others, USD equivalent 536,330,527 57,829,242 1,264,960,830 286,697,632 6 days – 1.03 years 6 days – 1.03 years 5 days – 1.38 years 5 days – 1.38 years The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 19 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 7. DERIVATIVE RECEIVABLES/PAYABLES (Continued) Currency Currency option buying contracts Currency option selling contracts Contract amount (in USD) 2009 2008 Range of contract period 2009 2008 USD and others (USD equivalent) 1,525,000 679,453,043 268 days – 1.13 years 7 days – 2.91 years USD and others (USD equivalent) 1,326,000 611,939,418 221 days – 1.13 years 7 days – 2.91 years The notional amount and average interest rate of cross currency swap and interest rate swap contracts were as follows: Currency Cross currency swap buying contracts Cross currency swap selling contracts Interest rate swap contracts: Receive Pay Notional amount (original currency) 2009 2008 Average interest rate (% per annum) 2009 2008 USD JPY 220,977,696 6,477,975,754 266,645,159 28,981,227,777 1.95 1.29 4.52 1.33 USD JPY 594,503,676 9,777,920,198 977,281,883 9,031,499,999 1.22 0.95 3.60 1.26 USD USD 1,107,001,708 1,107,001,708 1,343,867,449 1,343,867,449 1.52 3.04 2.99 3.77 The average period of cross currency swap and interest rate swap contracts were as follows: Average period of contract: Cross currency swap Interest rate swap Average period of interest settlement: Cross currency swap Interest rate swap 2009 2008 2.52 years 3.10 years 2.23 years 2.99 years 1 - 12 months 1 - 12 months 1 - 12 months 1 - 12 months The Bank entered into derivative instrument transactions for trading and hedging the Bank’s net open position, interest rate gap risk, maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily operations. The Bank did not apply hedge accounting to all of the derivative instrument transactions. As of 31 December 2009, derivative receivables amounted to Rp 108 million was classified as “special mention”. The remaining balance of derivative receivables as of 31 December 2009 was classified as “pass”. As of 31 December 2008, derivative receivables amounted to Rp 63,442 million and Rp 5,091 million were classified as “special mention” and “substandard”, respectively. The remaining balance of derivative receivables as of 31 December 2008 was classified as “pass”. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 20 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 7. DERIVATIVE RECEIVABLES/PAYABLES (Continued) During the year ended 31 December 2008, the Bank entered into several structured foreign exchange forward contracts with specific option features. These contracts have certain specific characteristics such as the requirement to deliver a series of foreign currency exchange settlements during a period of time (6 - 52 weeks). These contracts have been executed based on the instruction received from the Bank’s counterparties and do not represent proprietary trading activities of the Bank. In order to manage the market risk arising on these contracts, the Bank has entered into back-to-back contracts with another bank on the same terms and conditions (mirroring) for all the above-mentioned contracts. Due to a significant increase in United States Dollar foreign exchange rate against Rupiah in the last quarter of 2008, and the impact of unfavorable global economic conditions to their businesses, certain counterparty customers failed to deliver the foreign currency amount to the Bank when they were due. The amount outstanding from counterparties as of 31 December 2008 arising from the abovementioned contracts, was recorded as derivative receivables with a total fair value of Rp 570,588 million and total allowance for losses of Rp 6,437 million. Whilst, the amount outstanding with counterparty bank, arising from the mirroring these contract, which was recorded as derivative payables, had a total value of Rp 570,588 million. During 2009, the Bank has been actively engaging counterparty customers to restructure or terminate the underlying contracts with the consent of the counterparty customers impacted. Where agreement with the counterparty customers has been reached, the contracts were restructured or terminated. The Bank continues to reserve its rights to terminate those structured contracts where agreement with the counterparty customer can not be reached. The restructuring was done through the conversion to loans and plain vanilla derivative contracts. The derivative receivables which have been restructured into loans have outstanding amount as of 31 December 2009 of Rp 22,413 million (2008: Rp 17,331 million), were recorded as loans and advances. The derivative receivables which have been restructured into plain vanilla derivative contracts have outstanding amount as of 31 December 2009 of Rp 10 million (2008: Rp 2,601 million). As of 31 December 2009, the total defaulted derivative receivables arising from the above mentioned contracts which have not been restructured amounted to Rp 95,047 million with the allowance for uncollectible accounts of Rp 78,893 million (2008: Rp 57,501 million with the allowance for uncollectible accounts of Rp 35,970 million), were recorded as other assets. As of 31 December 2009, all of mirroring transactions with counterparty banks have been fully settled. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 21 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 8. LOANS AND ADVANCES Loans and advances by type of loan: Working capital Investment Consumer Employee loan Total Allowance for uncollectible accounts 2009 2008 Rupiah Foreign currencies Total Rupiah Foreign currencies Total Rp million Rp million Rp million Rp million Rp million Rp million 3,907,761 391,294 7,688,235 488,833 12,476,123 5,409,347 2,040,846 22,883 7,473,076 9,317,108 2,432,140 7,711,118 488,833 19,949,199 3,535,542 655,358 7,517,556 406,286 12,114,742 8,596,142 1,612,088 74,607 10,282,837 12,131,684 2,267,446 7,592,163 406,286 22,397,579 (2,790,351) (411,711) (3,202,062) (1,912,766) (444,105) (2,356,871) 9,685,772 7,061,365 16,747,137 10,201,976 9,838,732 20,040,708 The movement of allowance for uncollectible loans and advances during the years ended 31 December 2009 and 2008 was as follows: 2009 Rp million Balance, beginning of the year Addition of allowance during the year, net Exchange rate differences from translation of allowance for uncollectible loans and advances in foreign currencies Loans written off during the year Sale of loan during the year Recovery from loans which were previously written off Other movement Balance, end of the year 2008 Rp million (2,356,871) (936,822) (1,604,657) (826,301) 74,299) 15,080) (957) 3,209 (3,202,062) (62,827) 144,524) -) (6,698) (912) (2,356,871) Management believes that the balance of allowance for uncollectible loans and advances provided is sufficient to cover the possible losses on uncollectible loans and advances. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 22 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 8. LOANS AND ADVANCES (Continued) Loans and advances by type of industry: 2009 Pass Rp million Special mention Rp million Substandard Rp million Doubtful Rp million Loss Rp million Total Rp million Rupiah: Commercial and industrial Allowance for uncollectible accounts 2,241,905 12,555 47,631 - 11,228 2,313,319 (37,634) 2,204,271 (628) 11,927 (47,140) 491 - (11,228) - (96,630) 2,216,689 Commercial real estate Allowance for uncollectible accounts 5,344 - - - - 5,344 (90) 5,254 - - - - (90) 5,254 1,051,535 - - - - 1,051,535 (17,652) 1,033,883 - - - - (17,652) 1,033,883 6,293 - - - - 6,293 (106) 6,187 - - - - (106) 6,187 Individual Allowance for uncollectible accounts 5,040,415 381,703 116,508 138,118 2,500,180 8,176,924 (54,532) 4,985,883 (19,085) 362,618 (17,476) 99,032 (69,059) 69,059 (2,500,180) - (2,660,332) 5,516,592 Other market sectors Allowance for uncollectible accounts 922,572 41 51 - 44 922,708 (15,487) 907,085 (2) 39 (8) 43 - (44) - (15,541) 907,167 9,268,064 394,299 164,190 138,118 2,511,452 12,476,123 (125,501) (19,715) (64,624) (69,059) (2,511,452) (2,790,351) 9,142,563 374,584 99,566 69,059 - 9,685,772 Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Agriculture, forestry and mining Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in Rupiah Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in Rupiah, net The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 23 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 8. LOANS AND ADVANCES (Continued) 2009 Pass Rp million Special mention Rp million Substandard Rp million Doubtful Rp million Loss Rp million Total Rp million Foreign currencies: Commercial and industrial Allowance for uncollectible accounts 4,749,238 180,539 81,602 - 258,123 5,269,502 (79,722) 4,669,516 (9,027) 171,512 (20,789) 60,813 - (258,123) - (367,661) 4,901,841 Commercial real estate Allowance for uncollectible accounts 152,538 - - - - 152,538 (2,560) 149,978 - - - - (2,560) 149,978 691,900 - - - 5,737 697,637 (11,614) 680,286 - - - (5,737) - (17,351) 680,286 415,394 - - - 1,481 416,875 (6,972) 408,422 - - - (1,481) - (8,453) 408,422 Energy Allowance for uncollectible accounts 9,411 - - - - 9,411 (158) 9,253 - - - - (158) 9,253 Individual Allowance for uncollectible accounts 22,883 - - - - 22,883 (349) 22,534 - - - - (349) 22,534 Other market sectors Allowance for uncollectible accounts 904,230 - - - - 904,230 (15,179) 889,051 - - - - (15,179) 889,051 6,945,594 180,539 81,602 - 265,341 7,473,076 (116,554) (9,027) (20,789) - (265,341) (411,711) 6,829,040 171,512 60,813 - - 7,061,365 15,971,603 546,096 160,379 69,059 - 16,747,137 Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Agriculture, forestry and mining Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in foreign currencies Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in foreign currencies, net Total loans and advances, net The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 24 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 8. LOANS AND ADVANCES (Continued) Loans and advances by type of industry: 2008 Pass Rp million Special mention Rp million Substandard Rp million Doubtful Rp million Loss Rp million Total Rp million Rupiah: Commercial and industrial Allowance for uncollectible accounts 2,334,508 45,452 54,688 - 2,444 2,437,092 (30,679) 2,303,829 (2,749) 42,703) (8,203) 46,485) - (2,444) -) (44,075) 2,393,017 Commercial real estate Allowance for uncollectible accounts 103,509 - - - - 103,509 (1,360) 102,149 - - - - (1,360) 102,149 818,316 - - - - 818,316 (10,754) 807,562 - - - - (10,754) 807,562 10,968 - - - - 10,968 (144) 10,824 - - - - (144) 10,824 Energy Allowance for uncollectible accounts 1,423 - - - - 1,423 (19) 1,404 - - - - (19) 1,404 Individual Allowance for uncollectible accounts 5,228,055 560,904 78,228 123,151 1,671,776 7,662,114 (69,001) 5,159,054 (28,045) 532,859 (11,734) 66,494 (61,576) 61,575 (1,671,776) - (1,842,132) 5,819,982 Other market sectors Allowance for uncollectible accounts 1,081,204 45 - 8 63 1,081,320 (14,209) 1,066,995 (2) 43 - (8) -) (63) - (14,282) 1,067,038 9,577,983 606,401 132,916 123,159 1,674,283 12,114,742 (126,166) (30,796) (19,937) (61,584) (1,674,283) (1,912,766) 9,451,817 575,605 112,979 61,575 - 10,201,976 Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Agriculture, forestry and mining Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in Rupiah Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in Rupiah, net The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 25 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 8. LOANS AND ADVANCES (Continued) 2008 Pass Rp million Special mention Rp million Substandard Rp million Doubtful Rp million Loss Rp million Total Rp million Foreign currencies: Commercial and industrial Allowance for uncollectible accounts 6,419,425 280,204 101,816 198,007 110,634 7,110,086 (84,361) 6,335,064 (22,920) 257,284 (45,150) 56,666 (131,716) 66,291 (110,634) - (394,781) 6,715,305 Commercial real estate Allowance for uncollectible accounts 258,320 - - - - 258,320 (3,395) 254,925 - - - - (3,395) 254,925 448,220 - 6,595 - - 454,815 (5,890) 442,330 - (5,897) 698 - - (11,787) 443,028 506,975 - - - 1,789 508,764 (6,662) 500,313 - - - (1,789) - (8,451) 500,313 Energy Allowance for uncollectible accounts 35,771 - - - - 35,771 (470) 35,301 - - - - (470) 35,301 Individual Allowance for uncollectible accounts 42,638 - - - - 42,638 (614) 42,024 - - - - (614) 42,024 Other market sectors Allowance for uncollectible accounts 1,872,443 - - - - 1,872,443 (24,607) 1,847,836 - - - - (24,607) 1,847,836 9,583,792 280,204 108,411 198,007 112,423 10,282,837) (125,999) (22,920) (51,047) (131,716) (112,423) (444,105) 9,457,793 257,284 57,364 66,291 - 9,838,732 18,909,610 832,889 170,343 127,866 - 20,040,708 Trading, restaurant and hotel Allowance for uncollectible accounts Agriculture, forestry and mining Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in foreign currencies Allowance for uncollectible accounts Total loans and advances in foreign currencies, net Total loans and advances, net The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 26 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 8. LOANS AND ADVANCES (Continued) Loans and advances by maturity period based on loan agreement: Up to 1 year More than 1 year to 2.years More than 2 years to 5.years More than 5 years Total loans and advances 2009 2008 Rupiah Foreign currencies Total Rupiah Foreign currencies Total Rp million Rp million Rp million Rp million Rp million Rp million 8,086,383 4,731,135 12,817,518 8,455,017 6,565,062 15,020,079 1,317,081 556,911 1,873,992 791,140 953,520 1,744,660 3,042,787 29,872 12,476,123 1,680,761 504,269 7,473,076 4,723,548 534,141 19,949,199 2,847,594 20,991 12,114,742 2,208,564 555,691 10,282,837 5,056,158 576,682 22,397,579 Loans and advances by maturity period based on the remaining period to maturity date: Up to 1 year More than 1 year to 2.years More than 2 years to 5.years More than 5 years Total loans and advances 2009 2008 Rupiah Foreign currencies Total Rupiah Foreign currencies Total Rp million Rp million Rp million Rp million Rp million Rp million 10,218,881 5,931,247 16,150,128 8,980,656 7,914,960 16,895,616 733,647 280,560 1,014,207 631,505 692,122 1,323,627 1,523,115 480 12,476,123 1,140,448 120,821 7,473,076 2,663,563 121,301 19,949,199 2,502,560 21 12,114,742 1,397,402 278,353 10,282,837 3,899,962 278,374 22,397,579 2009 Rp million Syndicated loans, with risk sharing proportional to the Bank’s funding amount, the Bank as participant with participation ranges between 5.00% - 50.07% in 2009 and ranges between 6.35% 27.27% in 2008, outstanding balance was USD 163,514,394 and Rp 38,250 million at year end 2009 and USD 27,516,964 and Rp 100,000 million at year end 2008 1,574,468 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 2008 Rp million 399,935 27 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 8. LOANS AND ADVANCES (Continued) Average interest rate per annum: 2009 % US Dollar Rupiah Other foreign currencies 2008 % 4.99 19.58 3.64 5.47 20.93 4.94 The above loans and advances include loans supported by various types of collaterals, including lands, buildings, other tangible assets, corporate guarantees and personal guarantees. During 2009 and 2008, loan restructuring was conducted through modification of terms. Total outstanding balance of loans restructured as of 31 December 2009 was USD 4,432,706 and Rp 2,669 million with the respective allowance for uncollectible accounts amounted to USD 4,432,706 and Rp 2,669 million (2008: USD 3,021,737 with the respective allowance for uncollectible accounts amounted to USD 3,015,853). For restructured loans, the Bank did not have any commitments to extend additional loans. Loans and advances classified as substandard, doubtful and loss (non-performing loans and advances NPL) as of 31 December 2009 and 2008 amounted to Rp 3,160,703 million and Rp 2,349,199 million, respectively. Thus, the ratio of NPL-gross, based on financial ratio calculation guidance issued by Bank Indonesia was 15.84% and 10.49% as of 31 December 2009 and 2008, respectively. Ratio of NPL-net as of 31 December 2009 and 2008 was 1.15% and 1.33%, respectively. The Bank’s reports to Bank Indonesia stated that its Legal Lending Limit (LLL) as of 31 December 2009 and 2008 was in compliance with LLL requirements. 9. LONG-TERM INVESTMENT Represents investment in PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, at cost, amounted to Rp 1,500 million (300 shares at par value of Rp 5 million each). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 28 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 10. DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS AND OTHER BANKS 2009 Rp million 2008 Rp million Non-bank customers: Demand deposits: Rupiah Foreign currencies 6,029,054 11,375,964 17,405,018 5,264,198) 12,000,632) 17,264,830) 109,811 109,811 1,134) 9,434) 10,568) 6,369,131 3,028,457 9,397,588 8,290,525) 5,421,838) 13,712,363) 373,407 230,533 603,940 1,728,922) 248,526) 1,977,448) 75,175 75,175 157,000) 163,500) 320,500) 27,591,532 33,285,709) 188,663 440 189,103 234,972) 8,354) 243,326) 1,310,484 670,188) Call deposits, due within one month since placement date: Rupiah Foreign currencies Time deposits by maturity period based on the remaining period to maturity date: Up to 3 months: Rupiah Foreign currencies More than 3 months to 12 months: Rupiah Foreign currencies More than 1 year: Rupiah Foreign currencies Total deposits from non-bank customers Other banks: Demand deposits: Rupiah Foreign currencies Interbank call money, due within 90 days since placement date: Rupiah The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 29 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 10. DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS AND OTHER BANKS (Continued) 2009 Rp million Interbank call money, due more than 90 days since placement date: Rupiah Total deposits from other banks 2008 Rp million 878 -) 1,500,465 913,514) Demand deposits include the Bank’s inter-group accounts. From the total amount of demand deposits, Rp 179,856 million and Rp 5,185 million at year end 2009 and 2008, respectively, were restricted. From the total amount of time deposits, Rp 156,600 million and Rp 314,410 million at year end 2009 and 2008, respectively, were pledged for loans and advances. Average interest rate per annum: 2009 % 2008 % Demand deposits Rupiah US Dollar Other foreign currencies 3.58 0.01 0.14 3.74 0.68 1.24 Call deposits Rupiah US Dollar 4.06 0.00 3.99 1.09 Time deposits Rupiah US Dollar Other foreign currencies 8.18 0.58 1.84 8.51 2.30 5.24 Interbank call money Rupiah US Dollar Other foreign currencies 6.93 0.59 2.46 9.44 4.06 6.04 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 30 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 11. ESTIMATED LOSSES FROM OFF-BALANCE SHEET TRANSACTIONS Represent the estimated losses from letters of credit, bank guarantees issued and other off-balance sheet transactions. The movement of estimated losses from off-balance sheet transactions during the years ended 31 December 2009 and 2008 was as follows: 2009 Rp million Balance, beginning of the year Reversal during the year, net Balance, end of the year 81,674) (3,226) 78,448) 2008 Rp million 161,575) (79,901) 81,674) 12. DUE TO OTHER BRANCHES Represent the funds placed in Indonesia by head office which are rolled-over on a periodical basis. As of 31 December 2009 and 2008, the outstanding balance of due to head office was as follows: 2009 Rp million Rupiah: Borrowings, 2009: due on 30 July 2010, 2008: due on 27 April 2009 and 4 May 2009 Others Foreign currencies: Borrowings, 2009: due on 30 July 2010 and 21 July 2011, 2008: due on 23 February 2009, 20 July 2010 and 26 July 2010 2008 Rp million 1,150,000 1,523 1,150,000 1,551 2,348,750 3,500,273 3,084,683 4,236,234 2009 % Average interest rate per annum: Rupiah Foreign currencies The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 2008 % 0.00 1.15 0.00 1.75 31 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 13. OPERATING FUNDS Operating funds represent the difference between funds placed in Indonesia by the Bank’s head office and the funds placed by the Bank with its head office and other branches outside Indonesia, in accordance with Decree of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12.May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, auxiliary branch offices and representative offices of foreign banks. As of 31 December 2009 and 2008, the Bank’s operating funds comprised of as follows: 2009 Rp million 2008 Rp million Demand deposits at other banks Due to other branches (Note 12) Derivative receivables to other branches Derivative payables to head office 10,399) (3,500,273) 21,222) (247,071) 44,726) (4,236,234) 1,075,910) (96,718) Operating funds (3,715,723) (3,212,316) As of 31 December 2009 and 2008, the Bank’s declared operating funds amounted to Rp 3,498,750 million and Rp 4,234,683 million, respectively. The declaration for the years ended 31 December 2009 and 2008 was made in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 7/1/PBI/2005 dated 10 January 2005. The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s capital adequacy ratio (Note 25). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 32 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 14. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES Currency Amount in foreign currencies 2009 2008 2009 Rp million 2008 Rp million COMMITMENTS Committed receivables: Unused loan facilities Committed liabilities: Unused loan facilities Irrevocable L/C facilities USD Rp Others, USD equivalent Rp USD Others, USD equivalent Lease commitments Rp USD Others, USD equivalent 250,000,000 200,000,000 85,364,875 60,689,358 148,604,231 76,409,820 42,973,204 18,617,727 5,182,472 8,476,512 83,222 - Total commitments net liabilities 2,348,750) 2,180,000 (242,500) (154,500) (802,003) (1,044,503) (661,514) (816,014) (22,326) (1,396,137) (13,469) (832,867) (403,733) (1,822,196) (202,934) (1,049,270) (20,179) (48,689) (21,416) (92,394) (782) (69,650) -) (113,810) (587,599) 200,906 76,330) 33,633) 109,963) 145,763) 23,446) 169,209) 89,283) 14,504,720) 80,454) 14,805,659) 161,170) 14,755,173) 176,494) 15,062,607) (697,703) (3,055,448) (602,166) (4,007,702) CONTINGENCIES Contingent receivables: Interest on nonperforming loans Guarantees received from other banks Contingent liabilities: Bank guarantees issued Others Rp USD Rp USD Others, USD equivalent Rp USD Others, USD equivalent USD 3,579,847 2,151,035 1,543,876,503 1,358,317,360 17,154,850 16,192,099 325,220,625 367,679,077 13,961,896 15,723,268 (131,172) (3,884,323) (171,384) (4,781,252) 3,303,879 20,679,389 (31,040) (225,405) 10,949,773) 10,225,159) 10,362,174) 10,426,065) Total contingencies net liabilities Total commitments and contingencies net liabilities The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 33 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 14. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued) The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management does not expect that the results in any of these proceedings will have a material adverse effect on the Bank’s results of operations, financial position or liquidity. 15. UNSETTLED SPOT FOREIGN EXCHANGE TRANSACTIONS The outstanding unsettled spot exchange contracts as of 31 December 2009 and 2008 were as follows: 2009 Unsettled spot buying contracts Unsettled spot selling contracts 2008 Currency In original currency USD JPY SGD EUR AUD CAD CHF GBP HKD NZD 126,378,744 1,438,079,184 64,622,141 42,801,422 58,234,288 1,313,417 2,230,000 11,348,266 64,451,093 - 1,187,328 146,957 433,259 579,635 492,264 11,775 20,331 172,096 78,081 3,121,726 49,708,992 59,492,400 3,655,142 6,821,503 10,369,589 33,697 1,879,729 532,145 541,828 7,178 27,735 104,754 78,335 303 29,616 3,363 793,112 USD JPY SGD EUR GBP AUD CAD NZD CHF HKD 281,885,288 2,865,077 833,811 5,408,946 5,210,000 2,232,149 11,472 300,000 771,093 2,648,312 293 5,590 73,250 79,009 18,869 78 2,735 934 2,829,070 54,470,446 58,222,840 1,230,734 5,691,605 580,620 3,241,833 261,273 532,145 - 593,728 7,025 9,339 87,403 9,148 24,490 2,348 3,363 736,844 Rp million The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches In original currency Rp million 34 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 16. INTEREST INCOME 2009 Rp million Represents interest income from: Placements with other banks Marketable securities Loans and advances Others 126,765 728,043 2,441,547 2,218 3,298,573 2008 Rp million 346,200) 661,426) 2,500,229) 39,019) 3,546,874) 17. INTEREST EXPENSES 2009 Rp million Represent interest expenses on: Deposits from non-bank customers and other banks Others 932,555 71,587 1,004,142 2008 Rp million 1,156,706) 55,917) 1,212,623) 18. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2009 Rp million Premises and equipments Depreciation of fixed assets Communication Service contracted out Promotion and marketing Head office allocation expenses Others 158,885 65,020 66,679 75,456 308,601 385,768 155,927 1,216,336 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 2008 Rp million 150,237) 55,744) 78,423) 81,937) 339,198) 364,619) 276,525) 1,346,683) 35 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 19. INCOME TAX a. The components of income tax expense are as follows: 2009 Rp million Current tax Deferred tax b. 510,780) (9,269) 501,511) 706,579) (68,883) 637,696) The reconciliation between income before tax multiplied by the maximum marginal tax rate and income tax expense is as follows: 2009 Rp million Income before tax Enacted maximum marginal tax rate Permanent differences (at 42.4% tax rate in 2009 and 44% tax rate in 2008) Effect of graduated tax rates Effect of changes in tax rate Income tax expense c. 2008 Rp million 2008 Rp million 993,563) 42.4%) 421,271) 1,274,462) 44%) 560,763) 71,258) -) 8,982) 501,511) 58,397) (14) 18,550) 637,696) The items that give rise to significant portions of the deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2009 and 2008 were as follows: 2009 Rp million Deferred tax assets: Allowance for uncollectible accounts Accrual for bonuses Obligation for post-employment benefits Share-based payments Unrealized loss from changes in fair value of availablefor-sale marketable securities, net Deferred tax liabilities: Depreciation of fixed assets Unrealized gain from changes in fair value of availablefor-sale marketable securities, net Deferred tax assets, net The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 2008 Rp million 221,569) 70,166) 34,734) 9,220) 213,139) 58,613) 33,698) 7,758) -) 335,689) 10,031) 323,239) (53,470) (40,258) (6,941) (60,411) -) (40,258) 275,278) 282,981) 36 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 19. INCOME TAX (Continued) d. In September 2008, the income tax law was amended, whereby effective January 2009, the existing graduated corporate income tax rates were replaced with a single rate of 28% for 2009 and 25% for 2010 and thereafter. The effect of the enactment of the new statutory tax rate has been accounted for in the valuation of deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2009 and 2008. As a branch, the Bank also has applied branch income tax of 20% from net income. e. Total deferred tax liabilities as of 31 December 2009 included the deferred tax liabilities arising from unrealized gain from changes in fair value of available-for-sale marketable securities (net) amounting to Rp 6,941 million, and total deferred tax asset as of 31 December 2008 included the deferred tax assets arising from unrealized loss from changes in fair value of available-for-sale marketable securities (net) amounting to Rp 10,031 million, which has been recorded as part of head office accounts. f. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations. 20. CUSTODIAL SERVICES The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to provide custodial services from the Capital Market Supervisory Agency (now Capital Market and Financial Institution Supervisory Board) under its Decree No. KEP-81/PM/1991 dated 27 September 1991. As of 31 December 2009 and 2008, the assets which were custodized and administered by the Bank’s Custodial Services Division consisted of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments. The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, settlement and transaction handling and income collection. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 37 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 21. SHARIA SUB-BRANCH Financial information of the Bank’s sharia banking operations (HSBC Amanah Finance) as of and for the years ended 31 December 2009 and 2008 was as follows: 2009 Rp million Balance sheets: Total assets Total liabilities Loss balance 2008 Rp million 387,738) 396,453) (8,715) 310,482) 341,728) (31,246) 29,042) 37,757) 8,715) 8,534) 39,780) 31,246) Statements of income: Total revenue Total expenses Net loss 22. NET FOREIGN EXCHANGE POSITION The Bank’s net foreign exchange position as of 31 December 2009 and 2008 was calculated in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation. In accordance with the regulation, banks are required to maintain both overall and balance sheet net foreign exchange position at a maximum of 20% of its capital. The Bank’s net foreign exchange position as of 31 December 2009 and 2008 was as follows: 2009 Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Rp million Currency AUD CAD CHF DKK EUR GBP HKD INR SAR JPY MYR NOK NZD SEK SGD THB USD Total (1,019,808) (37,210) (39,851) 13137) (666,774) (305,087) (78,018) (396) 117) (130,319) (1) 156) (99,007) 189) (426,186) (4) 3,339,375) 537,313) Total capital (Note 25) Net foreign exchange position Net differences between receivables and liabilities in off-balance sheet accounts Rp million 1,022,267) 38,884) 37,863) -) 665,373) 304,133) 77,148) -) -) 129,495) -) -) 97,967) -) 427,674) -) (3,342,067) 2008 Aggregate net foreign exchange position (absolute amount) Rp million 2,459 1,674 1,988 137 1,401 954 870 396 117) 824 1 156 1,040 189 1,488 4 2,692 16,390 Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Rp million (1,406,793) (55,077) (40,998) 463) (1,099,993) (208,902) (464,532) (394) 1,791) (504,736) (1) 311) (274,435) 368) (397,482) (103) 4,541,331) 90,818) Net differences between receivables and liabilities in off-balance sheet accounts Rp million 1,408,266) 56,358) 37,819) -) 1,096,126) 204,793) 464,001) -) -) 485,465) -) -) 271,672) -) 378,909) (332) (4,494,691) Aggregate net foreign exchange position (absolute amount) Rp million 1,473 1,281 3,179 463 3,867 4,109 531 394 1,791 19,271 1 311 2,763 368 18,573 435 46,640 105,450 4,017,522) 4,017,522 3,735,385) 3,735,385 13.37% 0.41% 2.43% 2.82% The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 38 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 23. MATURITY OF ASSETS AND LIABILITIES The maturity of assets and liabilities as of 31 December 2009 based on the remaining period to maturity date was summarized as follows: Up to 1 month Rp million Assets: Cash on hand Demand deposits at Bank Indonesia Demand deposits at other banks, net Placements with other banks, net Securities purchased with agreements to resell, net Marketable securities, net Derivative receivables, net Loans and advances, net Export bills negotiated, net Acceptance receivables, net Accrued income Long-term investment Fixed assets, net Deferred tax assets, net Other assets, net Liabilities: Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Derivative payables Acceptance payables Accrued expenses Taxes payable Estimated losses from offbalance sheet transactions Due to other branches Other liabilities Net position >1 to 3 months Rp million >3 to 12 months Rp million >1 to 5 years Rp million No contractual maturity Rp million >5 years Rp million Total Rp million -) -) -) -) -) 220,163) 220,163) -) -) -) -) -) 988,622) 988,622) -) -) -) -) -) 199,088) 199,088) 9,257,254) 782,131) 16,887) -) -) -) 10,056,272) -) -) 237,661) -) -) -) 237,661) 1,952,974) 2,208,902) 1,186,512) 1,102,389) 363,767) -) 6,814,544) 15,589) 16,295) 177,535) 762,154) 435,034) -) 1,406,607) 9,427,090) 2,859,468) 1,718,909) 2,622,405) 119,265) -) 16,747,137) 300,699) 127,987) 92,562) -) -) -) 521,248) 401,433) -) 323,988) -) 148,514) -) -) -) -) -) -) 203,238) 873,935) 203,238) -) -) -) -) -) -) -) -) -) -) 1,500) 248,673) 1,500) 248,673) -) -) 21,355,039) -) -) 6,318,771) -) -) 3,578,580) -) -) 4,486,948) -) -) 918,066) 275,278) 397,807) 2,534,369) 275,278) 397,807) 39,191,773) 24,102,744) 2,809,673) 603,940) -) 75,175) -) 27,591,532) 1,390,844) 109,621) -) -) -) -) 1,500,465) 14,015) 15,484) 237,857) 957,274) 530,054) -) 1,754,684) 409,076) 327,928) 150,022) -) -) -) 887,026) -) 57,052) -) -) -) 201,105) -) -) -) -) 873,843) -) 873,843) 258,157) -) -) -) -) -) 78,448) 78,448) 1,523) 924,788) 26,900,042) -) 264,099) 3,526,805) 1,619,750) 116,238) 2,928,912) 1,879,000) 55,029) 2,891,303) -) 1,399) 606,628) -) 541,504) 1,493,795) 3,500,273) 1,903,057) 38,347,485) (5,545 ,003) 2,791,966) 649,668) 1,595,645) 311,438) 1,040,574) 844,288) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 39 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 24. RELATED PARTY TRANSACTIONS The Bank has financial transactions with related parties which were made under normal terms and conditions as those with third parties. The significant balances and transactions with related parties as of and for the years ended 31 December 2009 and 2008 were as follows: 2009 Rp million Demand deposits at other banks Placements with other banks Derivative receivables Loans and advances Other assets Deposits from other banks Derivative payables Due to other branches Other liabilities Interest income Interest expenses Other commission income Other commission expenses General and administrative expenses 196,374 1,686,497 129,928 3,315 43,637 131,810 340,389 3,500,273 720,203 2,207 61,015 47,546 28,224 397,728 2008 Rp million 1,600,001 401,056 1,918,729 4,516 275,740 16,877 825,920 4,236,234 1,277 38,880 36,918 97,915 15,607 377,158 The details of contingent receivables/liabilities with related parties as of 31 December 2009 and 2008 were as follows: 2009 Rp million 2008 Rp million Contingent receivables: Guarantees received from other banks 1,747,824 2,512,408 Contingent liabilities: Bank guarantees issued 1,069,515 1,209,778 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 40 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 25. CAPITAL ADEQUACY RATIO The Bank’s capital adequacy ratio as of 31 December 2009 and 2008, calculated in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations, was as follows: 2009 Rp million Component of capital: Head office investment Operating funds (Note 13) Current year income (50%) Previous years’ income (without deferred income tax effect) General reserve for allowance for uncollectible productive assets (maximum 1.25% of risk weighted assets) Less: Long-term investment Total capital Risk weighted assets 2008 Rp million 28,000) 3,498,750) 241,392) -) 28,000) 3,212,316) 283,942) (154,385) 250,880) 4,019,022) (1,500) 4,017,522) 367,012) 3,736,885) (1,500) 3,735,385) 21,004,058) 31,135,527) 19.13%) 12.00%) Capital adequacy ratio In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, the capital adequacy ratio should be calculated without including the tax effect of deferred income tax. 26. RISK MANAGEMENT Risk management All of the Bank’s activities involve, to varying degrees, the analysis, evaluation, acceptance and management of risks or combination of risks. The most important category of risk that the Bank is exposed to are credit risk (including cross-border country risk), liquidity risk, market risk (including foreign exchange, interest rate and equity price risk), operational risk and reputational risk. The Bank’s risk management policies, encapsulated in the Group Standards Manual and cascaded in a hierarchy of policy manuals throughout the Group and communicate standards, instructions and guidance to employees. They support the formulation of risk appetite and controlling risks, with timely and reliable reporting to management. The Bank regularly reviews and updates its risk management policies, system and methodologies to reflect changes in laws, markets, products and emerging best practice. The Group Management Board, under authority delegated by the Board of Directors, formulates highlevel Group risk management policies. Risk Management Meeting monitors risks, receives reports, determines action to be taken and reviews the efficacy of the Bank ’s risk management framework. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 41 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 26. RISK MANAGEMENT (Continued) Credit risk management Credit risk is the risk of financial loss if a customer or counterparty fails to meet its obligation under a contract. It arises principally from lending/placements, trade finance, certain off-balance sheet products such as guarantees and foreign exchange transaction and from the Bank’s holding of assets in the form of debt securities. The Bank has dedicated standards, policies and procedures to monitor and manage risk from such activities. The Credit Risk function within the Group Management Office provides high-level oversight and management of credit risk for HSBC worldwide. Its responsibilities include the following: Formulating credit policies and monitoring compliance with them Establishing and maintaining the operating companies’ large credit exposure policy Issuing lending guidelines to HSBC’s operating companies on the Group’s attitude towards, and appetite for lending to specified market sectors, activities and banking products Undertaking an independent review and objective assessment of risks Maintaining and developing HSBC’s risk rating framework and systems, to classify exposures meaningfully and enable focused management of the risks Controlling exposure for debt securities held, where a security is not held solely for the purposes of trading, a formal issuer risk limit is established The Bank makes reports to senior executives on aspects of the Bank’s credit risk portfolio. Reports are produced for senior management, including the Group Management Board, the Risk Management Meeting, the Group Audit Committee and the Board, covering: Risk concentration and exposures to industry sectors Retail portfolio performance Specific higher-risk portfolio segments A Risk Map of the status of key risk topics, with associated preventive and mitigating actions Individual large impaired account, and impairment allowances/charges for all customer segments Country limits, cross-border exposures and related impairment allowances Portfolio and analytical model performance data, and Stress testing results and recommendations The Bank is required to implement credit policies, procedures and lending guidelines which conform to HSBC Group standards. The Bank’s management is responsible for the quality and performance of its credit portfolio and for monitoring and controlling all credit risks in its portfolio. Special attention is paid to problem loans. Specialized units are established by the Bank to provide solutions and minimize credit losses by restructuring credit facilities or liquidating assets/collateral at optimum value to reduce the losses. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 42 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 26. RISK MANAGEMENT (Continued) The summary of concentration of credit risk on loans and advances is presented in Note 8. Liquidity and funding management Liquidity risk is the risk that the Bank does not have sufficient financial resources to meet its obligation when they fall due, or will have to do so at an excessive cost. This risk arises from mismatches in the timing of cash flows. Funding risk arises when the necessary liquidity needed to fund illiquid assets positions cannot be obtained at the expected terms and when required. The objective of the Bank’s liquidity and funding management framework is to ensure that all foreseeable funding commitments can be met when due and that market access is coordinated and cost effective. The Bank is required to maintain strong liquidity positions and to manage the liquidity profiles of its assets, liabilities and commitments with the objective of ensuring that its cash flows are balanced appropriately and that all its anticipated obligations can be met when due. The Group’s liquidity and funding management process includes: Projecting cash flows under various stress scenarios and considering the level of liquid assets necessary in relation thereto Monitoring balance sheet liquidity and loans and advances to deposit ratios against internal and regulatory requirements Maintaining a diverse range of funding sources with back-up facilities Managing contingent liquidity commitment Monitoring depositor concentrations in order to avoid undue reliance on large individual depositors and ensuring a satisfactory overall funding mix Maintenance of robust and practical liquidity and funding contingency plans The maturity profile of the Bank’s asset and liabilities is presented in Note 23. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 43 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 26. RISK MANAGEMENT (Continued) Market risk management Market risk is the risk that movements in market rates, including foreign exchange rates and commodity price, interest rates, credit spreads and equity prices will reduce the Bank’s income or the value of its portfolios. The objective of the Bank’s market risk management is to manage and control market risk exposures in order to optimize return on risk while maintaining a market profile consistent with the Group’s position as one of the world’s largest banking and financial services organizations. The Bank separates exposure to market risk into either trading or non-trading portfolios. Trading portfolio includes those positions arising from market-making and proprietary position taking. Nontrading portfolio is primarily arising from interest rate management of the Bank’s retail and commercial banking assets and liabilities, and financial investments designated as available for sale. The Bank manages market risk through risk limits approved by the Group Management Board. Limits are set for portfolios, product and risk types, with market liquidity being a principal factor in determining the level of limit set. Traded Credit and Market Risk, an independent unit within the Group Management Office, develops risk management policies and measurement techniques, and reviews limit utilization on a daily basis. The Bank is required to assess the market risks which arise from each product in its business and to transfer these risks to either its local Global Market unit for management, or to separate books managed under the supervision of the local Assets and Liability Management Committee (ALCO). The aim is to ensure that all market risks are consolidated within operations which have the necessary skills, tools, management and governance to manage such risks professionally. The Bank uses a range of tools to monitor and limit market risk exposure. These include sensitivity analysis, stress testing and Value at Risk (VAR), a technique that estimates the potential losses that could occur on risk position as a result of movements in market rates and prices over a specified time horizon and to a given level of confidence. Trading portfolios The Bank’s control of market risk is based on a policy of restricting individual operations to trading within a list of permissible instruments authorized for each operating entities by Group Risk, of enforcing rigorous new product approval procedures, and of restricting trading in the more complex derivative products only to operating entities with appropriate level of product expertise and robust control systems. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 44 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 26. RISK MANAGEMENT (Continued) Non-trading portfolio The principal objective of market risk management of non-trading portfolios is to optimize net interest income. Market risk in non-trading portfolios arises from mismatches between the future yield on assets and their funding cost, as a result of interest rate changes. A principal part of the Bank’s management of market risk in non-trading portfolios is to monitor the sensitivity of projected net interest income under various interest rate scenarios. Operational risk management Operational risk is the risk of loss resulting from inadequate or failed internal process, people and systems or from external events, including legal risk. It is inherent in every business organization and covers a wide spectrum of issues. The objective of the Bank’s operational risk management is to manage and control operational risk in cost effective manner within targeted levels or operational risk consistent with the Group’s risk appetite, as defined by Group Management Board. Individual line managers are responsible for managing operational risk, including its identification, assessment, mitigation and control, loss identification and reporting in accordance with the framework. It is the responsibility of all employees to be actively aware of the operational risks or potential risks in their fields. A centralized database is use to record the results of the operational risk management process. Reputational risk management Reputational risks can arise from social, ethical or environmental issues, or as a consequence of operational risk events. Reputational risks are assessed by the Board, the Group Management Board, the Risk Management Meeting and senior management during the formulation of policy and the establishment of HSBC standard. These policies, which form an integral part of the internal control system are communicated through manuals and statements of policy and are promulgated through internal communications and training. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 45 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – INDONESIAN BRANCHES NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2009 AND 2008 27. SUBSEQUENT EVENTS The SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” have become effective since 1 January 2010. In applying these two new standards, the Bank has identified transitional adjustments in accordance with the transitional provisions as stated in the transitional provisions in the SFAS No. 55 (2006 Revision), the Technical Bulletin No. 4 concerning the transitional provisions for the first adoption of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) as issued by the Indonesian Institute of Accountants, and PAPI (2008 Revision). The transitional adjustments will mainly be derived from the reassessment of allowance for uncollectible accounts. The difference between the allowance for uncollectible accounts based on the new standards and the previous standards will be adjusted to the beginning head office accounts as of 1 January 2010 as required by the new accounting standards. Currently, the Bank is still in the process of calculating the transitional adjustment amount. In addition, certain accounting standards have been revoked effective on 1 January 2010, as follows: • • • SFAS No. 54 (1998), “Accounting for Troubled Debt Restructuring”. SFAS No. 31 (2000 Revision), “Accounting for Banking Industry”. Interpretation of Financial Accounting Standard No. 6, “Interpretation of Paragraph 12 and 16 of SFAS No. 55 (1999) regarding Embedded Derivatives on Foreign Exchange Contracts”. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Indonesian Branches 46 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ------------------------------------------------------------ Halaman 1 NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ---------------------------------------------------------------- 2-3 LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ------------------------------------- 4 LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ------------------------------------- 5 LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ------------------------------------- 6-7 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ------------------------------------- The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 8 - 46 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 1 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ASET KAS GIRO PADA BANK INDONESIA GIRO PADA BANK-BANK LAIN Penyisihan penghapusan aset produktif PENEMPATAN PADA BANK-BANK LAIN Penyisihan penghapusan aset produktif EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI Penyisihan penghapusan aset produktif SURAT-SURAT BERHARGA Penyisihan penghapusan aset produktif TAGIHAN DERIVATIF Penyisihan penghapusan aset produktif KREDIT YANG DIBERIKAN Penyisihan penghapusan aset produktif WESEL EKSPOR DENGAN NEGOSIASI Penyisihan penghapusan aset produktif TAGIHAN AKSEPTASI Penyisihan penghapusan aset produktif PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA INVESTASI JANGKA PANJANG ASET TETAP, bersih ASET PAJAK TANGGUHAN, bersih ASET LAIN-LAIN, bersih JUMLAH ASET Catatan 2009 2008 Rp juta Rp juta 2a 2a,3 2a,2c,4,13,24 2m,4 2c,2f,5,24 2m,5 220.163) 988.622) 200.994) (1.906) 10.153.186) (96.914) 233.528) 1.183.054) 1.623.548) (15.788) 6.567.842) (65.678) 2g 2m 2h,6 2m,6 2c,2i,7,24 2m,7 2c,2k,2l,8,24 2m,8 240.062) (2.401) 6.815.501) (957) 1.420.605) (13.998) 19.949.199) (3.202.062) 548.448) (27.200) 887.026) (13.091) 203.238) 1.500) 248.673) 275.278) 397.807) 39.191.773) 499.999) (4.999) 9.237.835) (18.766) 4.930.177) (41.793) 22.397.579) (2.356.871) 1.017.242) (29.015) 960.974) (14.462) 365.952) 1.500) 281.988 282.981 932.881 47.969.708) 2m 2n 2m 2d 2j,9 2o 2p,19 2c,2m,24 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 2 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA NERACA GABUNGAN (Lanjutan) 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 KEWAJIBAN DAN REKENING KANTOR PUSAT SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK SIMPANAN DARI BANK-BANK LAIN KEWAJIBAN DERIVATIF KEWAJIBAN AKSEPTASI BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR HUTANG PAJAK TAKSIRAN KERUGIAN ATAS TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF KEWAJIBAN PADA KANTOR CABANG LAIN KEWAJIBAN LAIN-LAIN JUMLAH KEWAJIBAN PENYERTAAN KANTOR PUSAT LABA (RUGI) BELUM DIREALISASI ATAS PERUBAHAN NILAI WAJAR SURAT-SURAT BERHARGA YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL, BERSIH KOMPENSASI BERBASIS SAHAM LABA YANG BELUM DIPINDAHKAN KE KANTOR PUSAT JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT JUMLAH KEWAJIBAN DAN REKENING KANTOR PUSAT Catatan 2009 2008 Rp juta Rp juta 2c,10,24 2c,10,24 2c,2i,7,24 2n 2d,2q 27.591.532) 1.500.465) 1.754.684) 887.026) 873.843) 258.157) 33.285.709) 913.514) 4.482.051) 960.974) 1.004.523) 457.211) 2m,11 2c,12,13,24 78.448) 3.500.273) 1.903.057) 38.347.485) 81.674) 4.236.234) 1.813.266) 47.235.156) 25 28.000) 28.000) 2h,6 2r,27 10.325) 40.960) (14.317) 34.421) 27 765.003) 844.288) 686.448) 734.552) 39.191.773) 47.969.708) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 3 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL: PENDAPATAN BUNGA: Bunga Provisi dan komisi BEBAN BUNGA: Bunga 2009 2008 Rp juta Rp juta 2c,2d,16,24 2e 3.298.573) 684.182) 3.982.755) 3.546.874) 580.660) 4.127.534) 2c,2d,17,24 (1.004.142) (1.212.623) 2.978.613) 2.914.911) 2c,2e,24 2i 2b 527.909) 198.431) 44.092) 595.691) 513.353) 238.625) 2h 2c,24 2m 336.509) (113.781) (945.710) 184.277) (97.778) (949.032) 2m,11 3.226) (15.080) (1.216.336) (836.355) 79.901) -) (1.346.683) (828.430) 26.040) 8.270) (1.982.785) (21.244) (9.335) (1.640.655) 995.828) 1.274.256) (2.265) 993.563) (501.511) 492.052) 206) 1.274.462) (637.696) 636.766) Pendapatan bunga bersih PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA: Pendapatan komisi lainnya Laba dari instrumen derivatif, bersih Laba selisih kurs, bersih Laba dari surat-surat berharga untuk diperdagangkan, bersih Beban komisi lainnya Penambahan penyisihan penghapusan aset produktif Pemulihan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Rugi atas penjualan kredit Beban umum dan administrasi Beban karyawan Laba (rugi) atas penjualan surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih Pendapatan (beban) lainnya, bersih Beban operasional lainnya, bersih LABA BERSIH OPERASI (BEBAN) PENDAPATAN NON-OPERASIONAL, BERSIH LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK LABA BERSIH 2c,18,24,27 2q 2h,6 2p,19 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 4 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 Penyertaan kantor pusat Rp juta Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih Rp juta 28.000 11.617 13.496 279.436) 332.549 Pemindahan laba ke kantor pusat selama tahun berjalan - - - (229.754) (229.754) Perubahan laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih (Catatan 2h dan 6) - (25.934) - - (25.934) Perubahan kompensasi berbasis saham (Catatan 2r) - - 20.925 - 20.925 Laba bersih tahun berjalan - - - 636.766) 636.766 28.000 (14.317) 34.421 686.448 734.552 Pemindahan laba ke kantor pusat selama tahun berjalan - - - (413.497) (413.497) Perubahan laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih (Catatan 2h dan 6) - 24.642 - - 24.642 Perubahan kompensasi berbasis saham (Catatan 2r) - - 6.539 - 6.539 Laba bersih tahun berjalan - - - 492.052 492.052 28.000 10.325 40.960 765.003 844.288 Saldo 31 Desember 2007 Saldo 31 Desember 2008 Saldo 31 Desember 2009 Laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat Rp juta Kompensasi berbasis saham Rp juta Jumlah rekening kantor pusat Rp juta Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 5 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Laba sebelum pajak Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum pajak menjadi kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi: Penambahan penyisihan penghapusan aset produktif Pemulihan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Penyusutan aset tetap Beban imbalan pasca-kerja Rugi atas penjualan kredit Rugi (laba) pelepasan/penjualan aset tetap (Laba) rugi selisih kurs, bersih Pendapatan bunga Beban bunga Kompensasi berbasis saham Perubahan aset dan kewajiban: Penempatan pada bank-bank lain Surat-surat berharga untuk diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Wesel ekspor dengan negosiasi Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Beban masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban lain-lain Pembayaran bunga Penerimaan bunga Pembayaran pajak penghasilan Kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi 2009 2008 Rp juta Rp juta 993.563) 1.274.462 945.710) (3.226) 65.020) 12.473) 15.080) 2.264) (74.301) (3.298.573) 1.004.142) 6.539) 949.032 (79.901) 55.744 29.535 (206) 62.827 (3.546.874) 1.212.623 21.523 (3.585.344) 1.931.338) 3.509.572) 2.415.969) 468.794) 259.937) 492.152) (5.694.177) 586.951) (2.727.367) (46.529) (7.437) 89.792) (1.100.765) 3.461.287) (702.397) (979.533) 156.246 (558.194) (4.233.467) (6.385.114) (27.947) (499.999) (635.464) 8.788.836) (1.406.205) 3.749.855 165.331 (9.509) 611.201 (1.131.237) 3.419.956 (515.764) 1.467.290 (35.467) 1.497) 532.610) 498.640) (149.646) 473 (1.084.462) (1.233.635) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Perubahan bersih surat-surat berharga tersedia untuk dijual Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 6 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN (Lanjutan) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2009 2008 Rp juta Rp juta ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Pemindahan laba ke kantor pusat Perubahan bersih kewajiban pada kantor cabang lain Kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas pendanaan (413.497) (735.961) (1.149.458) (229.754) 666.604) 436.850) (Penurunan) kenaikan bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas akhir tahun (1.630.351) 3.040.130) 1.409.779) 670.505) 2.369.625) 3.040.130) 220.163) 988.622) 200.994) 1.409.779) 233.528) 1.183.054) 1.623.548) 3.040.130) Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 7 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 1. UMUM a. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation pertama kali mendirikan cabang di Indonesia pada tahun 1884. Pada pertengahan tahun 1960-an, perusahaan menarik investasinya dari Indonesia untuk sementara waktu. Pendirian kembali The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited - Cabang Indonesia (“Bank”) disetujui oleh Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. D.15.6.4.21 tanggal 23 Agustus 1968. Kantor Bank beralamat di Gedung World Trade Center, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta. Operasi Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan kantor-kantor cabang pembantu di Surabaya, Bandung, Batam, Semarang dan Medan. Bank mendirikan kantor cabang pembantu syariah, HSBC Amanah Finance pada tahun 2003. Pendirian tersebut disetujui oleh Bank Indonesia dengan Surat No. 5/628/DPIP/Prz tanggal 13 Oktober 2003. Operasi Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan kantor-kantor cabang pembantu di Surabaya, Bandung, Semarang dan Medan. Induk perusahaan Bank adalah HSBC Holdings Plc., yang didirikan di Inggris. HSBC Holdings Plc. memiliki anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang tersebar di seluruh dunia. b. Susunan manajemen Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Chief Executive Officer Chief Operating Officer Chief Financial Officer Chief Technology and Service Officer Head of Corporate Banking Head of Corporate and Institutional Banking Chief Risk Officer Senior Vice President Credit and Risk Management Senior Vice President Treasury and Investment Banking Senior Vice President and Head of Personal Financial Services Senior Vice President HSBC Sharia Direktur Kepatuhan 2008 : Rakesh Bhatia : : Paul C.G. Gwee Rakesh Bhatia Endy P.R. Abdurrahman Paul C.G. Gwee : Jeffrey Chi Ming Cheung : Mark Emmerson Mark Emmerson : Rajeev Babel : Dalam penunjukan Rajeev Babel - : - Stewart Luscott Evans : Apratim Chakravarty Apratim Chakravarty : Francisco Javier Salgado-Munoz Ravi Sreedharan : Dalam penunjukan : Felix Istyono Hartadi Mahmoud Abushamma Dian M. Noer c. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Bank mempekerjakan masing-masing 2.648 dan 2.888 karyawan tetap. d. Laporan keuangan gabungan ini diselesaikan oleh manajemen Bank pada tanggal 3 Maret 2010. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 8 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya Bank menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan gabungan untuk tahun-tahun berakhir 31 Desember 2009 dan 2008, adalah sebagai berikut: a. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan Laporan keuangan gabungan Bank, yang disajikan dalam jutaan Rupiah, disusun atas dasar akrual, kecuali untuk bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang digolongkan sebagai non-performing dicatat pada saat kas diterima (Catatan 2d). Bank juga menerapkan konsep nilai historis dalam penyusunan laporan keuangan gabungannya, kecuali untuk investasi dalam surat-surat berharga tertentu (Catatan 2h) dan tagihan/kewajiban derivatif (Catatan 2i) yang disajikan dengan nilai wajar. Laporan keuangan Bank merupakan gabungan laporan keuangan dari kantor-kantor cabang pembantu di Jakarta, Surabaya, Bandung, Batam, Semarang dan Medan serta kantor cabang pembantu syariah. Saldo dan transaksi antar cabang telah dieliminasi. Laporan keuangan gabungan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 31 (Revisi 2000) “Akuntansi Perbankan” dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia. Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disusun dengan metode tidak langsung. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank-bank lain. b. Penjabaran transaksi dalam valuta asing Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Saldo akhir tahun aset moneter dan kewajiban moneter dalam valuta asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB pada tanggal neraca. Kurs valuta asing utama pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp USD AUD CHF DEM EUR GBP HKD JPY NZD SGD CAD 1,-1,-1,-1,-1,-1,-1,-100,-1,-1,-1,-- 9.395,00 8.453,16 9.116,94 6.905,44 13.542,43 15.164,94 1.211,48 10.219,00 6.828,29 6.704,50 8.965,12 2008 Rp 10.900,00 7.554,26 10.319,06 8.034,18 15.356,48 15.755,42 1.406,44 12.605,00 6.319,29 7.587,91 8.984,88 Laba (rugi) selisih kurs, yang telah maupun yang belum direalisasi, dikreditkan (dibebankan) dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 9 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit. d. Pendapatan dan beban bunga Pendapatan dan beban bunga dari aset produktif dan kewajiban yang berbunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Diskonto atau premi diamortisasi dengan metode garis lurus dan dicatat sebagai penyesuaian atas bunga. Pengakuan pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya dihentikan pada saat kredit dan aset produktif lainnya tersebut diklasifikasikan sebagai non-performing (kurang lancar, diragukan dan macet). Pendapatan bunga dari kredit dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dan diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima (cash basis). Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit non-performing. Kredit non-performing terdiri dari kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit non-performing. Seluruh penerimaan kas yang berhubungan dengan kredit non-performing yang digolongkan sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan kas di atas pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan. e. Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi yang berhubungan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/atau mempunyai jangka waktu tertentu diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu kredit. Saldo pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan dari kredit yang diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit. Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berhubungan langsung dengan jangka waktu tertentu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi. f. Penempatan pada bank-bank lain Penempatan pada bank-bank lain disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi penyisihan penghapusan penempatan pada bank-bank lain tersebut, yang jumlahnya ditentukan berdasarkan evaluasi manajemen atas kolektibilitas masing-masing penempatan pada akhir tahun. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 10 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) g. Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebagai tagihan sebesar harga jual kembali efek yang disepakati dikurangi selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi sebagai pendapatan bunga selama tahun sejak efek dibeli hingga dijual kembali. h. Surat-surat berharga Investasi dalam surat-surat berharga diklasifikasikan ke dalam salah satu dari kelompok berikut ini: diperdagangkan (trading) dan tersedia untuk dijual (available-for-sale). Surat-surat berharga yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan tersedia untuk dijual disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca. Laba atau rugi, yang telah maupun yang belum direalisasi akibat selisih antara nilai wajar dan harga perolehan surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan, diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan. Selisih antara nilai wajar dan harga perolehan surat-surat berharga tersedia untuk dijual yang belum direalisasi dicatat sebagai bagian dari rekening kantor pusat dan diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan pada saat surat-surat berharga tersebut dijual. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar. Laba atau rugi yang direalisasi dari penjualan surat-surat berharga diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan berdasarkan metode identifikasi khusus. i. Instrumen derivatif Transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, yang mensyaratkan bahwa semua instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan gabungan pada nilai wajarnya. Untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAK No. 55 mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai dicatat dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan. Jika instrumen derivatif dirancang dan memenuhi syarat akuntansi lindung nilai, perubahan nilai wajar instrumen derivatif diakui sebagai penyesuaian terhadap transaksi/saldo yang dilindung nilai dalam laba rugi tahun berjalan atau disajikan sebagai bagian dari rekening kantor pusat, tergantung pada jenis transaksi dan efektivitas dari lindung nilai tersebut. j. Investasi jangka panjang Investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehan. Penurunan nilai investasi di bawah harga perolehan yang tidak bersifat sementara dicatat sebagai penurunan dari nilai investasi yang dapat direalisasi dan dibebankan dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 11 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) k. Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan disajikan sebesar nilai pokok kredit dikurangi penyisihan penghapusan kredit yang diberikan. Untuk kredit yang telah direstrukturisasi, jumlah bruto kredit yang direstrukturisasi mencakup pokok kredit, bunga dan beban lainnya yang dikapitalisasi ke pokok kredit. Bunga yang dikapitalisasi ke dalam pokok kredit tersebut diakui sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) disajikan sebesar pokok kredit sesuai porsi risiko yang ditanggung Bank. l. Restrukturisasi kredit bermasalah Bank mencatat restrukturisasi kredit bermasalah berdasarkan jenis restrukturisasi. Dalam restrukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan dengan penerimaan aset, Bank mencatat aset tersebut sebesar nilai wajarnya pada saat restrukturisasi. Kelebihan nilai tercatat kredit yang diberikan atas nilai wajar aset tersebut setelah dikurangi estimasi biaya untuk menjual aset tersebut, diakui sebagai kerugian dalam tahun yang bersangkutan. Dalam restrukturisasi kredit bermasalah yang dilakukan dengan modifikasi persyaratan kredit, Bank mencatat dampak restrukturisasi tersebut secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai tunai penerimaan kas masa depan sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit yang diberikan tersebut lebih rendah daripada nilai tercatat kredit yang diberikan, Bank akan mengurangi saldo kredit yang diberikan ke suatu jumlah yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan. Jumlah pengurangan tersebut diakui sebagai kerugian dalam tahun yang bersangkutan. m. Penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Bank membentuk penyisihan penghapusan aset (aset produktif dan non-produktif) dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif. Aset produktif terdiri dari giro pada bank-bank lain, penempatan pada bank-bank lain, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, surat-surat berharga, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, wesel ekspor dengan negosiasi, tagihan akseptasi serta komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif yang memiliki risiko kredit. Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit terdiri atas komitmen fasilitas kredit yang belum digunakan, fasilitas letter of credit yang tidak dapat dibatalkan dan bank garansi yang diterbitkan. Aset non-produktif adalah rekening antar kantor dan suspense account. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 12 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) Jumlah penyisihan penghapusan aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dibentuk berdasarkan estimasi atas kerugian yang mungkin timbul. Jumlah penyisihan dan taksiran kerugian, yang menurut manajemen cukup untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya aset produktif dan transaksi rekening administratif, didasarkan atas evaluasi kolektibilitas masing-masing aset produktif dan transaksi rekening administratif dengan risiko kredit. Evaluasi manajemen atas kolektibilitas masingmasing aset produktif dan transaksi rekening administratif ini dilakukan berdasarkan sejumlah faktor subyektif, termasuk keadaan ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang diantisipasi untuk masa yang akan datang, kondisi keuangan, kemampuan membayar dan faktor-faktor lain yang relevan. Bank menggunakan ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aset bank sebagai acuan dalam menentukan penyisihan penghapusan aset produktif dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, dengan garis besar pedoman sebagai berikut: 1. Penyisihan umum sekurang-kurangnya 1% dari saldo aset produktif dan transaksi rekening administratif yang digolongkan sebagai “lancar”. 2. Penyisihan khusus untuk aset produktif dan non-produktif dan transaksi rekening administratif: Penggolongan Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet Persentase minimum 5% 15% 50% 100% Penyisihan khusus untuk aset produktif dan transaksi rekening administratif yang digolongkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung atas jumlah pokok pinjaman setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan. Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif disajikan sebagai bagian kewajiban pada neraca gabungan. Penyesuaian atas penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif dicatat dalam periode dimana penyesuaian tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar. Penyesuaian ini termasuk penambahan penyisihan penghapusan aset dan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif, maupun pemulihan aset yang telah dihapusbukukan sebelumnya. Aset dihapusbukukan dengan mengurangi penyisihan penghapusan aset yang bersangkutan, apabila menurut manajemen aset tersebut tidak mungkin tertagih lagi. n. Tagihan dan kewajiban akseptasi Tagihan dan kewajiban akseptasi disajikan sebesar nilai nominal letter of credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 13 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) o. Aset tetap Aset tetap disajikan pada harga perolehan (pengukuran awal) dikurangi akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya. Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus, berdasarkan taksiran masa manfaatnya sebagai berikut: Instalasi kantor Perabot/peralatan kantor, kendaraan bermotor p. : : 10 tahun 3 - 5 tahun Pajak penghasilan Bank menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajak penghasilan. Dengan metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). q. Kewajiban imbalan pasca-kerja Kewajiban imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari taksiran jumlah kewajiban imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan aset program. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit. Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi perubahan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu diakui di dalam laporan laba rugi gabungan tahun berjalan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama periode rata-rata hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini kewajiban imbalan pasti (sebelum dikurangi aset program) dan nilai wajar dari aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan metode garis lurus (straight-line method) selama ratarata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika kondisi tersebut tidak terjadi, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui. r. Kompensasi berbasis saham Karyawan Bank yang memenuhi syarat ikut berpartisipasi dalam kompensasi berbasis saham yang diadakan oleh HSBC Holdings Plc. Ada dua skema kompensasi berbasis saham yaitu saham penghargaan (share award) dan opsi saham (share option). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 14 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) Dalam skema saham penghargaan, HSBC Holdings Plc. melalui Bank akan memberikan saham HSBC Holdings Plc. (saham penghargaan) kepada karyawan yang memenuhi persyaratan. Bank telah membeli sejumlah saham HSBC Holdings Plc. dan mencatatnya sebagai aset lain-lain. Dalam skema opsi saham, karyawan yang memenuhi persyaratan diundang untuk berpartisipasi dalam program opsi saham yang bersifat simpanan (savings-related) untuk membeli saham HSBC Holdings Plc. pada harga tertentu pada saat opsi saham menjadi hak karyawan (vested). Beban kompensasi dari opsi saham ditentukan pada tanggal pemberian berdasarkan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hingga opsi saham menjadi hak karyawan (vesting period), serta mengkredit akun rekening kantor pusat. Beban kompensasi dari saham penghargaan ditentukan pada tanggal pemberian berdasarkan nilai wajar dari saham penghargaan dan diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hingga opsi saham menjadi hak karyawan (vesting period), serta mengkredit akun kewajiban lain-lain. Pada tanggal neraca, saham penghargaan diukur dengan menggunakan nilai wajar dari saham penghargaan pada tanggal neraca, dan perubahan pada nilai wajar diakui sebagai bagian dari akun rekening kantor pusat. Nilai wajar opsi saham dihitung dengan menggunakan metode Black-Scholes standar, sedangkan nilai wajar saham penghargaan ditentukan berdasarkan harga pasar saham tersebut. s. Penggunaan taksiran Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum menyebabkan manajemen perlu membuat taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan serta pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode laporan. Hasil yang sesungguhnya dapat berbeda dari taksirantaksiran tersebut. 3. GIRO PADA BANK INDONESIA 2009 Rp juta Rupiah US Dollar 822.800 165.822 988.622 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 2008 Rp juta 985.219 197.835 1.183.054 15 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 4. GIRO PADA BANK-BANK LAIN Tingkat suku bunga rata-rata setahun di tahun 2009 adalah untuk Rupiah 1,12%, US Dollar 0,04% dan valuta asing lainnya 0,33%, dan di tahun 2008 adalah untuk Rupiah 0,48%, US Dollar 4,73% dan valuta asing lainnya 2,21%. 2009 Rp juta Klasifikasi menurut jenis valuta: Rupiah US Dollar Valuta asing lainnya Jumlah giro pada bank-bank lain Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah giro pada bank-bank lain, bersih 3.294) 168.541) 29.159) 200.994) (1.906) 199.088) 2008 Rp juta 14.363) 1.535.827) 73.358) 1.623.548) (15.788) 1.607.760) Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo giro pada bank-bank lain diklasifikasikan sebagai “lancar”. 5. PENEMPATAN PADA BANK-BANK LAIN Merupakan penempatan jangka pendek pada bank-bank lain dalam bentuk call money yang akan jatuh tempo dalam 3 bulan sejak tanggal penempatan dan penempatan lainnya yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun sejak tanggal penempatan. Tingkat suku bunga rata-rata setahun di tahun 2009 adalah untuk Rupiah 6,93%, US Dollar 0,40% dan valuta asing lainnya 1,03%, dan di tahun 2008 adalah untuk Rupiah 8,96%, US Dollar 2,98% dan valuta asing lainnya 4,81%. 2009 Rp juta Klasifikasi menurut jenis valuta: Rupiah US Dollar Valuta asing lainnya Jumlah penempatan pada bank-bank lain Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah penempatan pada bank-bank lain, bersih 1.295.361) 7.831.132) 1.026.693) 10.153.186) (96.914) 10.056.272) 2008 Rp juta 1.010.580) 4.817.320) 739.942) 6.567.842) (65.678) 6.502.164) Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh saldo penempatan pada bank-bank lain diklasifikasikan sebagai “lancar”. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 16 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 6. SURAT-SURAT BERHARGA Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, surat-surat berharga Bank adalah sebagai berikut: 2009 Tanggal jatuh tempo Harga perolehan Rp juta Laba (rugi) belum direalisasi Rp juta Nilai wajar Rp juta a. Surat-surat berharga untuk diperdagangkan: Sertifikat Bank Indonesia (nilai nominal Rp 249.500 juta) Surat Perbendaharaan Negara (nilai nominal Rp 1.484 juta) Obligasi yang diterbitkan oleh: Pemerintah Republik Indonesia (nilai nominal Rp 1.218.039 juta) PT Oto Multiartha Tbk (nilai nominal Rp 92.000 juta) PT XL Axiata Tbk (sebelumnya PT Excelcomindo Pratama Tbk) (nilai nominal Rp 4.200 juta) 248.344 -) 248.344 Berbagai tanggal antara 11 Maret 2010 dan 2 September 2010 1.477 -) 1.477 Berbagai tanggal antara 20 Pebruari 2010 dan 15 Juli 2038 1.205.058 (23.753) 1.181.305 11 Desember 2011 91.846 124) 91.970 26 April 2012 4.206 (429) 3.777 1.550.931 (24.058) 1.526.873 4.400.190 (325) 4.399.865 587.941 1.138) 589.079 283.231 16.453) 299.684 5.271.362 17.266) 5.288.628 b. Surat-surat berharga tersedia untuk dijual: Sertifikat Bank Indonesia (nilai nominal Rp 4.440.000 juta) Surat Perbendaharaan Negara (nilai nominal Rp 600 juta) Obligasi yang diterbitkan oleh: Pemerintah Republik Indonesia (nilai nominal Rp 292.201 juta) Berbagai tanggal antara 14 Januari 2010 dan 15 Juli 2010 Berbagai tanggal antara 20 Pebruari 2010 dan 15 Oktober 2011 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 17 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 6. SURAT-SURAT BERHARGA (Lanjutan) 2008 Tanggal jatuh tempo Harga perolehan Rp juta Laba (rugi) belum direalisasi Rp juta Nilai wajar Rp juta a. Surat-surat berharga untuk diperdagangkan: Sertifikat Bank Indonesia (nilai nominal Rp 30.573 juta) 30.900 (239) 30.661 31 Juli 2009 46.841 (391) 46.450 Berbagai tanggal antara 22 Januari 2009 dan 25 Juni 2009 1.133.726 314) 1.134.040 Berbagai tanggal antara 15 Juni 2009 dan 15 Mei 2037 2.276.891 (33.045) 2.243.846 PT HM Sampoerna Tbk (nilai nominal Rp 3.050 juta) 26 Oktober 2009 3.021 30) 3.051 PT Excelcomindo Pratama Tbk (nilai nominal Rp 200 juta) 26 April 2012 Surat Perbendaharaan Negara (nilai nominal Rp 50.000 juta) Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (nilai nominal USD 104 juta) Obligasi yang diterbitkan oleh: Pemerintah Republik Indonesia (nilai nominal Rp 2.407.847 juta) 128 35) 163 3.491.507 (33.296) 3.458.211 4.262.064 (3.473) 4.258.591 Berbagai tanggal antara 9 Agustus 2009 dan 15 Oktober 2014 789.330 (7.620) 781.710 Halifax Bank of Scotland (nilai nominal USD 49 juta) 14 September 2009 534.395 (5.931) 528.464 Suntrust Bank (nilai nominal USD 20 juta) 6 Nopember 2009 b. Surat-surat berharga tersedia untuk dijual: Sertifikat Bank Indonesia (nilai nominal Rp 4.347.769 juta) Obligasi yang diterbitkan oleh: Pemerintah Republik Indonesia (nilai nominal Rp 810.201 juta) 218.183 (7.324) 210.859 5.803.972 (24.348) 5.779.624 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 18 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 6. SURAT-SURAT BERHARGA (Lanjutan) Jumlah surat-surat berharga: Harga perolehan (setelah amortisasi premi/diskonto) Rugi belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga untuk diperdagangkan, bersih Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah surat-surat berharga, bersih 2009 Rp juta 2008 Rp juta 6.822.293) 9.295.479) (24.058) (33.296) 17.266) 6.815.501) (957) 6.814.544) (24.348) 9.237.835) (18.766) 9.219.069) Perubahan laba (rugi) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual selama tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Saldo awal tahun – sebelum pajak penghasilan tangguhan Penambahan laba (rugi) yang belum direalisasi selama tahun berjalan - bersih Rugi (laba) yang telah direalisasi atas penjualan surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual selama tahun berjalan - bersih Jumlah sebelum pajak penghasilan tangguhan Pajak penghasilan tangguhan (Catatan 19) Saldo akhir tahun - bersih 2008 Rp juta (24.348) 15.279) 20.745) (23.849) 26.335) 17.266) (6.941) 10.325) (21.244) (24.348) 10.031) (14.317) Sertifikat Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 mempunyai periode jatuh tempo tiga bulan sejak tanggal perolehan. Peringkat surat-surat berharga adalah sebagai berikut: 2009 Peringkat PT Oto Multiartha Tbk PT XL Axiata Tbk (sebelumnya PT Excelcomindo Pratama Tbk) Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Amerika Serikat PT HM Sampoerna Tbk Halifax Bank of Scotland Suntrust Bank 2008 Pemeringkat AA- Peringkat Pemeringkat - Pefindo* - BB- S & P** AA- Pefindo* - - AAA AAA AAAA- S & P** Pefindo* S & P** S & P** * PT Pemeringkat Efek Indonesia ** Standard & Poor Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Sertifikat Bank Indonesia Surat Perbendaharaan Negara Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Amerika Serikat Obligasi (dalam Rupiah) Obligasi (dalam US Dollar) 2009 % 8,95 10,23 12,15 1,08 2008 % 9,20 10,71 0,15 12,25 3,13 Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh surat-surat berharga diklasifikasikan sebagai “lancar”. Penerimaan dari penjualan surat-surat berharga tersedia untuk dijual selama tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 adalah masing-masing sebesar Rp 1.372.046 juta dan Rp 379.531 juta. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 19 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 7. TAGIHAN/KEWAJIBAN DERIVATIF 2009 Tagihan derivatif Rp juta Kontrak valuta berjangka Bank Bukan bank Kontrak cross currency swap Bank Bukan bank Kontrak swap suku bunga Bank Bukan bank Tagihan derivatif Rp juta Kewajiban derivatif Rp juta 351.589) 107.838) 459.427) 796.387 101.799 898.186 2.105.308) 184.464) 2.289.772) 847.019 254.804 1.101.823 467.734) 264.689) 732.423) 423.791 105.065 528.856 841.568) 344.780) 1.186.348) 964.513 776.266 1.740.779 156.863) 71.880) 228.743) 158.713 168.924 327.637 142.721) 178.631) 321.352) 289.140 331.047 620.187 -) 12) 12) 5 5 645.916) 486.789) 1.132.705) 648.114 371.148 1.019.262 1.420.605) 1.754.684 4.930.177) 4.482.051 (13.998) 1.406.607) 1.754.684 (41.793) 4.888.384) 4.482.051 Kontrak currency option Bank Bukan bank Jumlah Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah, bersih 2008 Kewajiban derivatif Rp juta Nilai dan periode kontrak valuta berjangka dan currency option adalah sebagai berikut: Jenis valuta Kontrak pembelian valuta berjangka Kontrak penjualan valuta berjangka Nilai kontrak (dalam USD) 2009 2008 Rentang waktu periode kontrak 2009 2008 USD Lainnya, ekuivalen USD 1.319.509.141 205.415.527 1.673.951.856 485.623.459 6 hari – 5,06 tahun 6 hari – 1,03 tahun 5 hari – 5,06 tahun 5 hari – 1,38 tahun USD Lainnya, ekuivalen USD 536.330.527 57.829.242 1.264.960.830 286.697.632 6 hari – 1,03 tahun 6 hari – 1,03 tahun 5 hari – 1,38 tahun 5 hari – 1,38 tahun The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 20 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 7. TAGIHAN/KEWAJIBAN DERIVATIF (Lanjutan) Jenis valuta Kontrak pembelian currency option Kontrak penjualan currency option Nilai kontrak (dalam USD) 2009 2008 Rentang waktu periode kontrak 2009 2008 USD dan lainnya (ekuivalen USD) 1.525.000 679.453.043 268 hari – 1,13 tahun 7 hari – 2,91 tahun USD dan lainnya (ekuivalen USD) 1.326.000 611.939.418 221 hari – 1,13 tahun 7 hari – 2,91 tahun Nilai nosional dan tingkat suku bunga rata-rata kontrak cross currency swap dan swap suku bunga adalah sebagai berikut: Jenis valuta Kontrak pembelian cross currency swap Kontrak penjualan cross currency swap Kontrak swap suku bunga: Terima Bayar Nilai nosional (mata uang asal) 2009 2008 Suku bunga rata-rata (% per tahun) 2009 2008 USD JPY 220.977.696 6.477.975.754 266.645.159 28.981.227.777 1,95 1,29 4,52 1,33 USD JPY 594.503.676 9.777.920.198 977.281.883 9.031.499.999 1,22 0,95 3,60 1,26 USD USD 1.107.001.708 1.107.001.708 1.343.867.449 1.343.867.449 1,52 3,04 2,99 3,77 Periode rata-rata kontrak cross currency swap dan swap suku bunga adalah sebagai berikut: Periode rata-rata dari kontrak: Cross currency swap Swap suku bunga Periode rata-rata pertukaran bunga: Cross currency swap Swap suku bunga 2009 2008 2,52 tahun 3,10 tahun 2,23 tahun 2,99 tahun 1 - 12 bulan 1 - 12 bulan 1 - 12 bulan 1 - 12 bulan Bank melakukan transaksi instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan (trading) dan tujuan lindung nilai (hedging) terhadap posisi devisa neto Bank, risiko tingkat bunga, risiko jatuh tempo dan risiko lainnya dalam kegiatan operasional Bank sehari-hari. Bank tidak menerapkan akuntansi lindung nilai (hedge accounting) atas seluruh instrumen derivatif. Pada tanggal 31 Desember 2009, tagihan derivatif senilai Rp 108 juta diklasifikasikan sebagai “dalam perhatian khusus”. Sisa saldo tagihan derivatif pada tanggal 31 Desember 2009 diklasifikasikan sebagai “lancar”. Pada tanggal 31 Desember 2008, tagihan derivatif sebesar Rp 63.442 juta dan Rp 5.091 juta diklasifikasikan masing-masing sebagai “dalam perhatian khusus” dan “kurang lancar”. Sisa saldo tagihan derivatif pada tanggal 31 Desember 2008 diklasifikasikan sebagai “lancar”. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 21 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 7. TAGIHAN/KEWAJIBAN DERIVATIF (Lanjutan) Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, Bank melakukan beberapa kontrak berjangka mata uang asing terstruktur dengan fitur opsi khusus. Kontrak-kontrak ini memiliki beberapa karakteristik khusus seperti adanya keharusan untuk menyerahkan sejumlah mata uang asing sebagai penyelesaian transaksi selama jangka waktu tertentu (berkisar dari 6 - 52 minggu). Kontrakkontrak ini dilakukan berdasarkan instruksi yang diterima dari nasabah Bank dan tidak mencerminkan aktivitas perdagangan Bank. Untuk mengeliminasi risiko pasar yang timbul, Bank telah melakukan kontrak back-to-back dengan bank lain dengan persyaratan dan kondisi yang sama (mirroring) untuk sebagian besar kontrak terstruktur ini. Karena adanya kenaikan signifikan pada nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada kuartal keempat tahun 2008, dan pengaruh memburuknya kondisi ekonomi global, nasabah tertentu telah gagal dalam menyerahkan sejumlah mata uang asing kepada Bank pada saat jatuh tempo. Saldo dari nasabah pada tanggal 31 Desember 2008 yang berasal dari kontrak-kontrak sebagaimana dijelaskan di atas, dicatat sebagai tagihan derivatif pada nilai wajar sebesar Rp 570.588 juta dan jumlah penyisihan penghapusan sebesar Rp 6.437 juta. Sementara, saldo dengan bank yang bersangkutan yang timbul dari transaksi mirroring sebagaimana dijelaskan di atas, dicatat sebagai kewajiban derivatif sebesar Rp 570.588 juta. Selama tahun 2009, Bank secara aktif telah melakukan diskusi dengan nasabah-nasabah untuk melakukan restrukturisasi atau pemutusan kontrak dengan kesepakatan nasabah-nasabah yg terkait. Apabila kesepakatan dengan nasabah telah tercapai, maka kontrak-kontrak tersebut direstrukturisasi atau diakhiri. Bank selalu memiliki hak untuk mengakhiri kontrak-kontrak tersebut apabila kesepakatan dengan nasabah tidak tercapai. Restrukturisasi dilakukan melalui konversi tagihan menjadi kredit atau kontrak derivatif valuta asing biasa (plain vanilla). Tagihan derivatif yang telah direstrukturisasi menjadi kredit memiliki saldo pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 22.413 juta (2008: Rp 17.331 juta), dicatat sebagai kredit yang diberikan. Tagihan derivatif yang telah direstrukturisasi menjadi kontrak derivatif valuta asing biasa (plain vanilla) memiliki saldo pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 10 juta (2008: Rp 2.601 juta). Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah tagihan derivatif yang gagal diselesaikan dari kontrakkontrak sebagaimana dijelaskan di atas yang belum direstrukturisasi adalah sebesar Rp 95.047 juta dengan penyisihan penghapusan aset produktif sebesar Rp 78.893 juta (2008: Rp 57.501 juta dengan penyisihan penghapusan aset produktif sebesar Rp 35.970 juta), dicatat sebagai aset lain-lain. Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh transaksi mirroring dengan nasabah bank lain juga telah diselesaikan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 22 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 8. KREDIT YANG DIBERIKAN Kredit yang diberikan menurut jenis pinjaman: Modal kerja Investasi Konsumen Pinjaman karyawan Jumlah Penyisihan penghapusan aset produktif 2009 2008 Rupiah Valuta asing Jumlah Rupiah Valuta asing Jumlah Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta 3.907.761) 391.294) 7.688.235) 488.833) 12.476.123) 5.409.347) 2.040.846) 22.883) -) 7.473.076) 9.317.108) 2.432.140) 7.711.118) 488.833) 19.949.199) 3.535.542) 655.358) 7.517.556) 406.286) 12.114.742) 8.596.142) 1.612.088) 74.607) -) 10.282.837) 12.131.684) 2.267.446) 7.592.163) 406.286) 22.397.579) (2.790.351) 9.685.772) (411.711) 7.061.365) (3.202.062) 16.747.137) (1.912.766) 10.201.976) (444.105) 9.838.732) (2.356.871) 20.040.708) Perubahan penyisihan penghapusan kredit yang diberikan selama tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Saldo awal tahun Penambahan penyisihan penghapusan selama tahun berjalan, bersih Selisih kurs karena penjabaran penyisihan penghapusan kredit yang diberikan dalam valuta asing Penghapusan kredit selama tahun berjalan Penjualan kredit selama tahun berjalan Pemulihan kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya Perubahan lainnya Saldo akhir tahun 2008 Rp juta (2.356.871) (936.822) (1.604.657) (826.301) 74.299) -) 15.080) (957) 3.209) (3.202.062) (62.827) 144.524) -) (6.698) (912) (2.356.871) Manajemen yakin bahwa saldo penyisihan penghapusan kredit yang diberikan yang telah dibentuk cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 23 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Kredit yang diberikan menurut jenis industri: 2009 Lancar Rp juta Dalam perhatian khusus Rp juta Kurang lancar Rp juta Diragukan Rp juta Macet Rp juta Jumlah Rp juta Rupiah: Komersil dan industri Penyisihan penghapusan aset produktif 2.241.905) 12.555) 47.631) -) 11.228) 2.313.319) (37.634) 2.204.271) (628) 11.927) (47.140) 491) -) -) (11.228) -) (96.630) 2.216.689) Real estat komersil Penyisihan penghapusan aset produktif 5.344) -) -) -) -) 5.344) (90) 5.254) -) -) -) -) -) -) -) -) (90) 5.254) 1.051.535) -) -) -) -) 1.051.535) (17.652) 1.033.883) -) -) -) -) -) -) -) -) (17.652) 1.033.883) Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif Pertanian, kehutanan dan pertambangan Penyisihan penghapusan aset produktif 6.293) -) -) -) -) 6.293) (106) 6.187) -) -) -) -) -) -) -) -) (106) 6.187) Perorangan Penyisihan penghapusan aset produktif 5.040.415) 381.703) 116.508) 138.118) 2.500.180) 8.176.924) (54.532) 4.985.883) (19.085) 362.618) (17.476) 99.032) (69.059) 69.059) (2.500.180) -) (2.660.332) 5.516.592) Sektor lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif 922.572) 41) 51) -) 44) 922.708) (15.487) 907.085) (2) 39) (8) 43) -) -) (44) -) (15.541) 907.167) 9.268.064) 394.299) 164.190) 138.118) 2.511.452) 12.476.123) (125.501) (19.715) (64.624) (69.059) (2.511.452) (2.790.351) 9.142.563) 374.584) 99.566) 69.059) -) 9.685.772) Jumlah kredit yang diberikan dalam Rupiah Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan dalam Rupiah, bersih The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 24 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 2009 Lancar Rp juta Dalam perhatian khusus Rp juta Kurang lancar Rp juta Diragukan Rp juta Macet Rp juta Jumlah Rp juta Valuta asing: Komersil dan industri Penyisihan penghapusan aset produktif Real estat komersil Penyisihan penghapusan aset produktif Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif Pertanian, kehutanan dan pertambangan Penyisihan penghapusan aset produktif 4.749.238) 180.539) 81.602) -) 258.123) 5.269.502) (79.722) 4.669.516) ) 152.538) (9.027) 171.512) (20.789) 60.813) -) -) (258.123) -) (367.661) 4.901.841) -) -) -) -) 152.538) (2.560) 149.978) -) -) -) -) -) -) -) -) (2.560) 149.978) 691.900) -) -) -) 5.737) 697.637) (11.614) 680.286) -) -) -) -) -) -) (5.737) -) (17.351) 680.286) 415.394) -) -) -) 1.481) 416.875) (6.972) 408.422) -) -) -) -) -) -) (1.481) -) (8.453) 408.422) Energi Penyisihan penghapusan aset produktif 9.411) -) -) -) -) 9.411) (158) 9.253) -) -) -) -) -) -) -) -) (158) 9.253) Perorangan Penyisihan penghapusan aset produktif 22.883) -) -) -) -) 22.883) (349) 22.534) -) -) -) -) -) -) -) -) (349) 22.534) Sektor lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif 904.230) -) -) -) -) 904.230) (15.179) 889.051) -) -) -) -) -) -) -) -) (15.179) 889.051) 6.945.594) 180.539) 81.602) -) 265.341) 7.473.076) (116.554) (9.027) (20.789) -) (265.341) (411.711) 6.829.040) 171.512) 60.813) -) -) 7.061.365) 15.971.603) 546.096) 160.379) 69.059) -) 16.747.137) Jumlah kredit yang diberikan dalam valuta asing Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan dalam valuta asing, bersih Jumlah kredit yang diberikan, bersih The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 25 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Kredit yang diberikan menurut jenis industri: 2008 Lancar Rp juta Dalam perhatian khusus Rp juta Kurang lancar Rp juta Diragukan Rp juta Macet Rp juta Jumlah Rp juta Rupiah: Komersil dan industri Penyisihan penghapusan aset produktif 2.334.508) 45.452) 54.688) -) 2.444) 2.437.092) (30.679) 2.303.829) (2.749) 42.703) (8.203) 46.485) -) -) (2.444) -) (44.075) 2.393.017) Real estat komersil Penyisihan penghapusan aset produktif 103.509) -) -) -) -) 103.509) (1.360) 102.149) -) -) -) -) -) -) -) -) (1.360) 102.149) 818.316) -) -) -) -) 818.316) (10.754) 807.562) -) -) -) -) -) -) -) -) (10.754) 807.562) 10.968) -) -) -) -) 10.968) (144) 10.824) -) -) -) -) -) -) -) -) (144) 10.824) Energi Penyisihan penghapusan aset produktif 1.423) -) -) -) -) 1.423) (19) 1.404) -) -) -) -) -) -) -) -) (19) 1.404) Perorangan Penyisihan penghapusan aset produktif 5.228.055) 560.904) 78.228) 123.151) 1.671.776) 7.662.114) (69.001) 5.159.054) (28.045) 532.859) (11.734) 66.494) (61.576) 61.575) (1.671.776) -) (1.842.132) 5.819.982) Sektor lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif 1.081.204) 45) -) 8) 63) 1.081.320) (14.209) 1.066.995) (2) 43) -) -) (8) -) (63) -) (14.282) 1.067.038) 9.577.983) 606.401) 132.916) 123.159) 1.674.283) 12.114.742) (126.166) (30.796) (19.937) (61.584) (1.674.283) (1.912.766) 9.451.817) 575.605) 112.979) 61.575) -) 10.201.976) Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif Pertanian, kehutanan dan pertambangan Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan dalam Rupiah Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan dalam Rupiah, bersih The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 26 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 2008 Lancar Rp juta Dalam perhatian khusus Rp juta Kurang lancar Rp juta Diragukan Rp juta Macet Rp juta Jumlah Rp juta Valuta asing: Komersil dan industri Penyisihan penghapusan aset produktif 6.419.425) 280.204) 101.816) 198.007) 110.634) 7.110.086) (84.361) 6.335.064) (22.920) 257.284) (45.150) 56.666) (131.716) 66.291) (110.634) -) (394.781) 6.715.305) Real estat komersil Penyisihan penghapusan aset produktif 258.320) -) -) -) -) 258.320) (3.395) 254.925) -) -) -) -) -) -) -) -) (3.395) 254.925) 448.220) -) 6.595) -) -) 454.815) (5.890) 442.330) -) -) (5.897) 698) -) -) -) -) (11.787) 443.028) 506.975) -) -) -) 1.789) 508.764) (6.662) 500.313) -) -) -) -) -) -) (1.789) -) (8.451) 500.313) Energi Penyisihan penghapusan aset produktif 35.771) -) -) -) -) 35.771) (470) 35.301) -) -) -) -) -) -) -) -) (470) 35.301) Perorangan Penyisihan penghapusan aset produktif 42.638) -) -) -) -) 42.638) (614) 42.024) -) -) -) -) -) -) -) -) (614) 42.024) Sektor lainnya Penyisihan penghapusan aset produktif 1.872.443) -) -) -) -) 1.872.443) (24.607) 1.847.836) -) -) -) -) -) -) -) -) (24.607) 1.847.836) 9.583.792) 280.204) 108.411) 198.007) 112.423) 10.282.837) (125.999) (22.920) (51.047) (131.716) (112.423) (444.105) 9.457.793) 257.284) 57.364) 66.291) -) 9.838.732) 18.909.610) 832.889) 170.343) 127.866) -) 20.040.708) Perdagangan, restoran dan hotel Penyisihan penghapusan aset produktif Pertanian, kehutanan dan pertambangan Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan dalam valuta asing Penyisihan penghapusan aset produktif Jumlah kredit yang diberikan dalam valuta asing, bersih Jumlah kredit yang diberikan, bersih The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 27 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Kredit yang diberikan menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 2 tahun Lebih dari 2 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah kredit yang diberikan 2009 2008 Rupiah Valuta asing Jumlah Rupiah Valuta asing Jumlah Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta 8.086.383 4.731.135 12.817.518 8.455.017 6.565.062 15.020.079 1.317.081 556.911 1.873.992 791.140 953.520 1.744.660 3.042.787 29.872 1.680.761 504.269 4.723.548 534.141 2.847.594 20.991 2.208.564 555.691 5.056.158 576.682 12.476.123 7.473.076 19.949.199 12.114.742 10.282.837 22.397.579 Kredit yang diberikan menurut periode jatuh tempo berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo: Hingga 1 tahun Lebih dari 1 tahun hingga 2 tahun Lebih dari 2 tahun hingga 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah kredit yang diberikan 2009 2008 Rupiah Valuta asing Jumlah Rupiah Valuta asing Jumlah Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta 10.218.881 5.931.247 16.150.128 8.980.656 7.914.960 16.895.616 733.647 280.560 1.014.207 631.505 692.122 1.323.627 1.523.115 480 1.140.448 120.821 2.663.563 121.301 2.502.560 21 1.397.402 278.353 3.899.962 278.374 12.476.123 7.473.076 19.949.199 12.114.742 10.282.837 22.397.579 2009 Rp juta Kredit sindikasi, dengan pembagian risiko secara proporsional terhadap jumlah pendanaan Bank, Bank sebagai partisipan dengan partisipasi pada tahun 2009 berkisar antara 5,00% - 50,07% dan pada tahun 2008 berkisar antara 6,35% - 27,27%, dengan saldo sebesar USD 163.514.394 dan Rp 38.250 juta pada akhir tahun 2009 dan USD 27.516.964 dan Rp 100.000 juta pada akhir tahun 2008 1.574.468 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 2008 Rp juta 399.935 28 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Tingkat suku bunga rata-rata setahun: 2009 % US Dollar Rupiah Valuta asing lainnya 2008 % 4,99 19,58 3,64 5,47 20,93 4,94 Kredit yang diberikan tersebut di atas termasuk kredit dengan berbagai bentuk jaminan seperti tanah, bangunan, aset berwujud lainnya, jaminan perusahaan dan jaminan pribadi. Selama tahun 2009 dan 2008, restrukturisasi kredit yang diberikan dilakukan dengan modifikasi persyaratan kredit. Saldo kredit yang diberikan yang telah direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar USD 4.432.706 dan Rp 2.669 juta dengan penyisihan penghapusan aset produktif sebesar USD 4.432.706 dan Rp 2.669 juta (2008: USD 3.021.737 dengan penyisihan penghapusan aset produktif sebesar USD 3.015.853). Untuk kredit yang direstrukturisasi, Bank tidak mempunyai komitmen untuk memberikan tambahan kredit. Kredit yang diberikan yang digolongkan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (kredit nonperforming) pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 3.160.703 juta dan Rp 2.349.199 juta. Dengan demikian, rasio kredit non-performing secara bruto, berdasarkan pedoman perhitungan rasio keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah masing-masing sebesar 15,84% dan 10,49% pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Secara neto, rasio kredit nonperforming pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah masing-masing sebesar 1,15% dan 1,33%. Laporan Bank kepada Bank Indonesia menyatakan bahwa Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 telah memenuhi ketentuan BMPK. 9. INVESTASI JANGKA PANJANG Merupakan investasi di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, pada harga perolehan, sejumlah Rp 1.500 juta (300 saham dengan nilai nominal Rp 5 juta per saham). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 29 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 10. SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK DAN BANK-BANK LAIN 2009 Rp juta 2008 Rp juta Nasabah bukan bank: Giro: Rupiah Valuta asing 6.029.054 11.375.964 17.405.018 5.264.198 12.000.632 17.264.830 109.811 109.811 1.134 9.434 10.568 6.369.131 3.028.457 9.397.588 8.290.525 5.421.838 13.712.363 373.407 230.533 603.940 1.728.922 248.526 1.977.448 75.175 75.175 157.000 163.500 320.500 27.591.532 33.285.709 188.663 440 189.103 234.972 8.354 243.326 1.310.484 670.188 878 - 1.500.465 913.514 Call deposit, jatuh tempo dalam satu bulan sejak tanggal penempatan: Rupiah Valuta asing Deposito berjangka menurut periode jatuh tempo berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo: Hingga 3 bulan: Rupiah Valuta asing Lebih dari 3 bulan hingga 12 bulan: Rupiah Valuta asing Lebih dari 1 tahun: Rupiah Valuta asing Jumlah simpanan dari nasabah bukan bank Bank-bank lain: Giro: Rupiah Valuta asing Interbank call money, jatuh tempo dalam 90 hari sejak tanggal penempatan: Rupiah Interbank call money, jatuh tempo lebih dari 90 hari sejak tanggal penempatan: Rupiah Jumlah simpanan dari bank-bank lain The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 30 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 10. SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK DAN BANK-BANK LAIN (Lanjutan) Giro meliputi rekening antar kantor Bank. Dari total rekening giro, jumlah yang diblokir pada akhir tahun 2009 dan 2008 adalah masing-masing sebesar Rp 179.856 juta dan Rp 5.185 juta. Dari total deposito berjangka, yang dijaminkan untuk kredit yang diberikan pada akhir tahun 2009 dan 2008 adalah masing-masing sebesar Rp 156.600 juta dan Rp 314.410 juta. Tingkat suku bunga rata-rata setahun: 2009 % 2008 % Giro Rupiah US Dollar Valuta asing lainnya 3,58 0,01 0,14 3,74 0,68 1,24 Call deposit Rupiah US Dollar 4,06 0,00 3,99 1,09 Deposito berjangka Rupiah US Dollar Valuta asing lainnya 8,18 0,58 1,84 8,51 2,30 5,24 Interbank call money Rupiah US Dollar Valuta asing lainnya 6,93 0,59 2,46 9,44 4,06 6,04 11. TAKSIRAN KERUGIAN ATAS TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF Merupakan taksiran kerugian atas letter of credit, bank garansi yang diterbitkan dan transaksi rekening administratif lainnya. Perubahan taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif selama tahun-tahun yang berakhir 31.Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Saldo awal tahun Pemulihan selama tahun berjalan, bersih Saldo akhir tahun The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 81.674) (3.226) 78.448) 2008 Rp juta 161.575) (79.901) 81.674) 31 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 12. KEWAJIBAN PADA KANTOR CABANG LAIN Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh kantor pusat, dengan perpanjangan jangka waktu dilakukan secara berkala. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo kewajiban pada kantor pusat adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Rupiah: Pinjaman, 2009: jatuh tempo tanggal 30 Juli 2010, 2008: jatuh tempo tanggal 27 April 2009 dan 4 Mei 2009 Lain-lain Valuta asing: Pinjaman, 2009: jatuh tempo tanggal 30 Juli 2010 dan 21 Juli 2011, 2008: jatuh tempo tanggal 23 Pebruari 2009, 20 Juli 2010 dan 26 Juli 2010 2008 Rp juta 1.150.000 1.523 1.150.000 1.551 2.348.750 3.500.273 3.084.683 4.236.234 2009 % 2008 % Tingkat suku bunga rata-rata setahun: Rupiah Valuta asing 0,00 1,15 0,00 1,75 13. DANA USAHA Dana usaha merupakan selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh kantor pusat Bank dengan dana yang ditempatkan Bank di kantor pusat dan cabang-cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, dana usaha Bank terdiri dari: Giro pada bank-bank lain Kewajiban pada kantor cabang lain (Catatan 12) Tagihan derivatif kepada kantor cabang lain Kewajiban derivatif kepada kantor pusat Dana usaha 2009 Rp juta 2008 Rp juta 10.399) (3.500.273) 21.222) (247.071) (3.715.723) 44.726) (4.236.234) 1.075.910) (96.718) (3.212.316) Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo dana usaha yang dilaporkan (declared operating funds) masing-masing sebesar Rp 3.498.750 juta dan Rp 4.234.683 juta. Pelaporan pada tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No..7/1/PBI/2005 tanggal 10 Januari 2005. Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan (declared operating funds), mana yang lebih rendah, diperhitungkan dalam rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank (Catatan 25). The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 32 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 14. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Jenis valuta Jumlah dalam valuta asing 2009 2008 2009 Rp juta 2008 Rp juta KOMITMEN Tagihan komitmen: Fasilitas kredit yang belum digunakan USD Kewajiban komitmen: Fasilitas kredit yang belum digunakan Rp Lainnya, ekuivalen USD Fasilitas L/C yang tidak dapat dibatalkan Komitmen sewa Rp USD Lainnya, ekuivalen USD Rp USD Lainnya, ekuivalen USD 250.000.000) 200.000.000 85.364.875) 60.689.358 148.604.231) 76.409.820 42.973.204) 18.617.727 5.182.472) 8.476.512 83.222) - Jumlah komitmen kewajiban bersih 2.348.750) 2.180.000) (242.500) (154.500) (802.003) (1.044.503) (661.514) (816.014) (22.326) (1.396.137) (13.469) (832.867) (403.733) (1.822.196) (202.934) (1.049.270) (20.179) (48.689) (21.416) (92.394) (782) (69.650) -) (113.810) (587.599) 200.906) 76.330) 33.633) 109.963) 145.763) 23.446) 169.209) 89.283) 14.504.720) 80.454) 14.805.659) 161.170) 14.755.173) 176.494) 15.062.607) (697.703) (3.055.448) (602.166) (4.007.702) KONTINJENSI Tagihan kontinjensi: Pendapatan bunga atas kredit non-performing Rp USD 3.579.847) 2.151.035 1.543.876.503) 1.358.317.360 17.154.850) 16.192.099 325.220.625) 367.679.077 13.961.896) 15.723.268 (131.172) (3.884.323) (171.384) (4.781.252) 3.303.879) 20.679.389 (31.040) (225.405) Jumlah kontinjensi kewajiban bersih 10.949.733) 10.225.159) Jumlah komitmen dan kontinjensi - kewajiban bersih 10.362.174) 10.426.065) Garansi yang diterima dari bank-bank lain Kewajiban kontinjensi: Bank garansi yang diterbitkan Rp USD Lainnya, ekuivalen USD Rp USD Lainnya, ekuivalen USD Lain-lain USD The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 33 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 14. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan, dalam kegiatan usahanya. Dampak serta hasil akhir dari masalah atau tuntutan hukum tersebut apakah dapat dimenangkan oleh Bank atau tidak, tidak dapat dipastikan. Namun demikian, manajemen Bank memiliki keyakinan bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan maupun likuiditas Bank. 15. TRANSAKSI SPOT VALUTA ASING YANG BELUM DISELESAIKAN Transaksi spot yang belum diselesaikan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: Jenis valuta Kontrak pembelian spot yang belum diselesaikan Kontrak penjualan spot yang belum diselesaikan 2009 Jumlah dalam mata uang asal 2008 Rp juta Jumlah dalam mata uang asal Rp juta USD JPY SGD EUR AUD CAD CHF GBP HKD NZD 126.378.744 1.438.079.184 64.622.141 42.801.422 58.234.288 1.313.417 2.230.000 11.348.266 64.451.093 - 1.187.328 146.957 433.259 579.635 492.264 11.775 20.331 172.096 78.081 3.121.726 49.708.992 59.492.400 3.655.142 6.821.503 10.369.589 33.697 1.879.729 532.145 541.828 7.178 27.735 104.754 78.335 303 29.616 3.363 793.112 USD JPY SGD EUR GBP AUD CAD NZD CHF HKD 281.885.288 2.865.077 833.811 5.408.946 5.210.000 2.232.149 11.472 300.000 771.093 2.648.312 293 5.590 73.250 79.009 18.869 78 2.735 934 2.829.070 54.470.446 58.222.840 1.230.734 5.691.605 580.620 3.241.833 261.273 532.145 - 593.728 7.025 9.339 87.403 9.148 24.490 2.348 3.363 736.844 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 34 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 16. PENDAPATAN BUNGA 2009 Rp juta Merupakan pendapatan bunga dari: Penempatan pada bank-bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan Lain-lain 126.765 728.043 2.441.547 2.218 3.298.573 2008 Rp juta 346.200 661.426 2.500.229 39.019 3.546.874 17. BEBAN BUNGA 2009 Rp juta Merupakan beban bunga atas: Simpanan dari nasabah bukan bank dan bank-bank lain Lain-lain 932.555 71.587 1.004.142 2008 Rp juta 1.156.706 55.917 1.212.623 18. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2009 Rp juta Bangunan dan peralatan Beban penyusutan aset tetap Komunikasi Jasa diberikan oleh pihak di luar Bank (service contracted out) Promosi dan pemasaran Beban alokasi kantor pusat Lain-lain 158.885 65.020 66.679 75.456 308.601 385.768 155.927 1.216.336 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 2008 Rp juta 150.237 55.744 78.423 81.937 339.198 364.619 276.525 1.346.683 35 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 19. PAJAK PENGHASILAN a. Komponen beban pajak adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Pajak kini Pajak tangguhan b. 510.780) (9.269) 501.511) 706.579 (68.883) 637.696) Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak dikalikan dengan tarif pajak maksimum yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Laba sebelum pajak Tarif pajak maksimum yang berlaku Perbedaan permanen (pada tarif pajak 42,4% pada tahun 2009 dan 44% pada tahun 2008) Efek dari tarif pajak progresif Efek perubahan tarif pajak Beban pajak c. 2008 Rp juta 2008 Rp juta 993.563) 42,4%) 421.271) 1.274.462) 44%) 560.763) 71.258) -) 8.982) 501.511) 58.397) (14) 18.550) 637.696) Aset dan kewajiban pajak tangguhan yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Aset pajak tangguhan: Penyisihan penghapusan aset produktif Bonus masih harus dibayar Kewajiban imbalan pasca-kerja Kompensasi berbasis saham Rugi belum direalisasi atas perubahan nilai wajar suratsurat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih Kewajiban pajak tangguhan: Penyusutan aset tetap Laba belum direalisasi atas perubahan nilai wajar suratsurat berharga yang tersedia untuk dijual, bersih Aset pajak tangguhan, bersih The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 2008 Rp juta 221.569) 70.166) 34.734) 9.220) 213.139) 58.613) 33.698) 7.758) -) 335.689) 10.031) 323.239) (53.470) (40.258) (6.941) (60.411) -) (40.258) 275.278) 282.981) 36 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 19. PAJAK PENGHASILAN (Lanjutan) d. Pada bulan September 2008, Undang-Undang Pajak Penghasilan telah berubah, dimana efektif sejak Januari 2009, tarif progresif pajak penghasilan badan telah diubah menjadi tarif tunggal sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Efek dari berlakunya tarif pajak yang baru telah diperhitungkan dalam penilaian aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Sebagai cabang, Bank juga menerapkan pajak penghasilan cabang sebesar 20% dari laba bersih. e. Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah kewajiban pajak tangguhan termasuk kewajiban pajak tangguhan yang berasal dari laba belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual (bersih) adalah sebesar Rp 6.941 juta, dan jumlah aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2008 termasuk aset pajak tangguhan yang berasal dari rugi belum direalisasi atas perubahan nilai wajar surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual (bersih) sebesar Rp 10.031 juta, yang telah dicatat sebagai bagian dari rekening kantor pusat. f. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. 20. JASA KUSTODIAN Divisi Jasa Kustodian Bank mendapatkan ijin untuk menyediakan jasa kustodian dari Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-81/PM/1991 tanggal 27 September 1991. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, aset yang disimpan dan diadministrasikan oleh Divisi Jasa Kustodian Bank terdiri dari saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, surat-surat berharga dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya. Jasa yang ditawarkan oleh Divisi Jasa Kustodian Bank meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi serta penagihan pendapatan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 37 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 21. KANTOR CABANG PEMBANTU SYARIAH Informasi keuangan kantor cabang pembantu syariah Bank (HSBC Amanah Finance) pada tanggal dan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta 2008 Rp juta Neraca: Jumlah aset Jumlah kewajiban Saldo rugi 387.738) 396.453) (8.715) 310.482( 341.728( (31.246) Laporan laba rugi: Jumlah pendapatan Jumlah beban Rugi bersih 29.042) 37.757) 8.715) 8.534( 39.780( 31.246( 22. POSISI DEVISA NETO Posisi devisa neto Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Berdasarkan peraturan tersebut, bank-bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa neto secara keseluruhan dan untuk neraca setinggi-tingginya 20% dari modal. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, posisi devisa neto Bank adalah sebagai berikut: Jenis valuta AUD CAD CHF DKK EUR GBP HKD INR SAR JPY MYR NOK NZD SEK SGD THB USD Jumlah Jumlah modal (Catatan 25) Posisi devisa neto Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan kewajiban) Rp juta (1.019.808) (37.210) (39.851) 137) (666.774) (305.087) (78.018) (396) 117) (130.319) (1) 156) (99.007) 189) (426.186) (4) 3.339.375) 537.313) 2009 Selisih bersih tagihan dan kewajiban di rekening administratif Rp juta 1.022.267) 38.884) 37.863) -) 665.373) 304.133) 77.148) -) -) 129.495) -) -) 97.967) -) 427.674) -) (3.342.067) Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut) Rp juta Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan kewajiban) Rp juta 2008 Selisih bersih tagihan dan kewajiban di rekening administratif Rp juta 2.459 1.674 1.988 137 1.401 954 870 396 117 824 1 156 1.040 189 1.488 4 2.692 16.390 (1.406.793) (55.077) (40.998) 463) (1.099.993) (208.902) (464.532) (394) 1.791) (504.736) (1) 311) (274.435) 368) (397.482) (103) 4.541.331) 90.818) 4.017.522) 4.017.522 3.735.385) 3.735.385 13,37%) 0,41% 2,43%) 2,82% The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 1.408.266) 56.358) 37.819) -) 1.096.126) 204.793) 464.001) -) -) 485.465) -) -) 271.672) -) 378.909) (332) (4.494.691) Posisi devisa neto secara keseluruhan (nilai absolut) Rp juta 1.473 1.281 3.179 463 3.867 4.109 531 394 1.791 19.271 1 311 2.763 368 18.573 435 46.640 105.450 38 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 23. JATUH TEMPO ASET DAN KEWAJIBAN Jatuh tempo dari aset dan kewajiban pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo dapat diikhtisarkan sebagai berikut: Hingga 1 bulan Rp juta Aset: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain, bersih Penempatan pada bank-bank lain, bersih Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, bersih Surat-surat berharga, bersih Tagihan derivatif, bersih Kredit yang diberikan, bersih Wesel ekspor dengan negosiasi, bersih Tagihan akseptasi, bersih Pendapatan masih harus diterima Investasi jangka panjang Aset tetap, bersih Aset pajak tangguhan, bersih Aset lain-lain, bersih Kewajiban: Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain Kewajiban derivatif Kewajiban akseptasi Beban masih harus dibayar Hutang pajak Taksiran kerugian atas transaksi rekening administratif Kewajiban pada kantor cabang lain Kewajiban lain-lain Posisi neto > 1 hingga 3 bulan Rp juta > 3 hingga 12 bulan Rp juta > 1 hingga 5 tahun Rp juta Tidak mempunyai tanggal jatuh tempo secara kontraktual Rp juta > 5 tahun Rp juta Jumlah Rp juta -) -) -) -) -) 220.163) 220.163) -) -) -) -) -) 988.622) 988.622) -) -) -) -) -) 199.088) 199.088) 9.257.254) 782.131) 16.887) -) -) -) 10.056.272) -) -) 237.661) -) -) -) 237.661) 1.952.974) 2.208.902) 1.186.512) 1.102.389) 363.767) -) 6.814.544) 15.589) 16.295) 177.535) 762.154) 435.034) -) 1.406.607) 9.427.090) 2.859.468) 1.718.909) 2.622.405) 119.265) -) 16.747.137) 300.699) 127.987) 92.562) -) -) -) 521.248) 401.433) 323.988) 148.514) -) -) -) 873.935) -) -) -) -) -) 203.238) 203.238) -) -) -) -) -) -) -) -) -) -) 1.500) 248.673) 1.500) 248.673) -) -) 21.355.039) -) -) 6.318.771) -) -) 3.578.580) -) -) 4.486.948) -) -) 918.066) 275.278) 397.807) 2.534.369) 275.278) 397.807) 39.191.773) 24.102.744) 2.809.673) 603.940) -) 75.175) -) 27.591.532) 1.390.844) 14.015) 409.076) 109.621) 15.484) 327.928) -) 237.857) 150.022) -) 957.274) -) -) 530.054) -) -) -) -) 1.500.465) 1.754.684) 887.026) -) 57.052) -) -) -) 201.105) -) -) -) -) 873.843) -) 873.843) 258.157) -) -) -) -) -) 78.448) 78.448) 1.523) 924.788) 26.900.042) -) 264.099) 3.526.805) 1.619.750) 116.238) 2.928.912) 1.879.000) 55.029) 2.891.303) -) 1.399) 606.628) -) 541.504) 1.493.795) 3.500.273) 1.903.057) 38.347.485) (5.545.003) 2.791.966) 649.668) 1.595.645) 311.438) 1.040.574) 844.288) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 39 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 24. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Bank melakukan transaksi keuangan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang dilakukan sesuai dengan syarat dan kondisi normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga. Saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal dan selama tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Giro pada bank-bank lain Penempatan pada bank-bank lain Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Aset lain-lain Simpanan dari bank-bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban pada kantor cabang lain Kewajiban lain-lain Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan komisi lainnya Beban komisi lainnya Beban umum dan administrasi 196.374 1.686.497 129.928 3.315 43.637 131.810 340.389 3.500.273 720.203 2.207 61.015 47.546 28.224 397.728 2008 Rp juta 1.600.001 401.056 1.918.729 4.516 275.740 16.877 825.920 4.236.234 1.277 38.880 36.918 97.915 15.607 377.158 Rincian tagihan/kewajiban kontinjensi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta 2008 Rp juta Tagihan kontinjensi: Garansi yang diterima dari bank-bank lain 1.747.824 2.512.408 Kewajiban kontinjensi: Bank garansi yang diterbitkan 1.069.515 1.209.778 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 40 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 25. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, yang dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut: 2009 Rp juta Komponen modal: Penyertaan kantor pusat Dana usaha (Catatan 13) Laba tahun berjalan (50%) Laba tahun-tahun sebelumnya (tanpa memperhitungkan dampak pajak penghasilan tangguhan) Cadangan umum penyisihan penghapusan aset produktif (maksimum 1,25% dari aset tertimbang menurut resiko) Dikurangi: Investasi jangka panjang Jumlah modal Aset tertimbang menurut resiko 2008 Rp juta 28.000) 3.498.750) 241.392) 28.000) 3.212.316) 283.942) -) (154.385) 250.880) 4.019.022) (1.500) 4.017.522) 367.012) 3.736.885) (1.500) 3.735.385) 21.004.058) 31.135.527) 19,13%) 12,00%) Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak penghasilan tangguhan. 26. MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko Seluruh aktivitas Bank meliputi, dengan berbagai tingkatan, analisa, evaluasi, penerimaan dan pengelolaan atas risiko atau kombinasi risiko. Kategori risiko utama yang dihadapi oleh Bank adalah risiko kredit (termasuk risiko lintas batas negara/cross-border country risk), risiko likuiditas, risiko pasar (termasuk risiko mata uang asing, tingkat suku bunga dan harga ekuitas), risiko operasional dan risiko reputasi. Kebijakan manajemen risiko Bank, yang dimuat dalam Group Standard Manual dan diteruskan dalam hirarki kebijakan manual ke seluruh Grup serta mengkomunikasikan standar, instruksi dan pedoman kepada para karyawan. Kebijakan ini membantu merumuskan appetite risiko serta pengendalian risiko-risiko, melalui pelaporan kepada manajemen secara tepat waktu dan terpercaya. Bank secara berkala meninjau kembali dan menyempurnakan kebijakan manajemen risiko, sistem dan metodologi untuk mencerminkan perubahan dalam hukum, pasar, produk dan praktik terbaik. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 41 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Dewan Manajemen Grup (Group Management Board), dengan wewenang yang diberikan oleh Dewan Direksi, merumuskan kebijakan manajemen risiko di tingkat tinggi. Rapat Manajemen Risiko (Risk Management Meeting) memantau risiko, menerima laporan, menentukan langkah yang akan diambil dan menelaah keefektifan dari kebijakan manajemen risiko Bank. Manajemen risiko kredit Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang terjadi jika nasabah atau counterparty gagal untuk memenuhi kewajiban berdasarkan kontrak. Risiko ini pada dasarnya timbul dari aktivitas pemberian kredit/penempatan, pembiayaan perdagangan (trade finance), beberapa produk rekening administratif seperti garansi dan transaksi mata uang asing dan dari kepemilikan Bank atas aset dalam bentuk surat utang. Bank telah menetapkan standar, kebijakan dan prosedur untuk memantau dan mengelola risiko dari aktivitas tersebut. Fungsi Risiko Kredit (Credit Risk Function) dalam Kantor Manajemen Grup (Group Management Office) melakukan pengawasan tingkat tinggi dan manajemen risiko kredit untuk seluruh cabang HSBC secara global. Tanggung jawab Credit Risk Function meliputi hal-hal berikut: Merumuskan kebijakan kredit dan memantau kepatuhan terhadap kebijakan tersebut Membentuk dan memelihara kebijakan eksposur kredit skala besar dari entitas-entitas yang beroperasi (operating entities) Menerbitkan pedoman pemberian kredit untuk entitas-entitas HSBC yang didasarkan pada anggapan dan appetite Grup dalam pemberian kredit untuk sektor pasar, kegiatan dan produk perbankan tertentu Melakukan penelaahan yang independen dan penilaian risiko yang obyektif Memelihara dan mengembangkan sistem dan kerangka kerja peringkat risiko HSBC, untuk menggolongkan eksposur secara tepat dan memungkinkan pelaksanaan manajemen risiko yang terfokus Mengendalikan eksposur untuk surat utang yang dimiliki, dan dimana surat berharga yang dimiliki tidak hanya untuk tujuan diperdagangkan, menetapkan batasan risiko penerbit yang formal. Bank melaporkan berbagai aspek dari portofolio risiko kredit kepada eksekutif senior. Laporanlaporan yang dibuat untuk manajemen senior, termasuk kepada Dewan Manajemen Grup, Rapat Manajemen Risiko, Komite Audit Grup (Group Audit Committee) dan Dewan, meliputi: Konsentrasi risiko dan eksposur terhadap sektor industri Kinerja portofolio retail Portofolio segmen tertentu dengan risiko yang lebih tinggi Pemetaan risiko (Risk Map) dari status topik risiko utama, dengan berbagai tindakan pencegahan dan mitigasi terkait Debitur bermasalah berskala besar dan penyisihan penghapusan aset untuk semua segmen nasabah Country limit, cross-border exposure dan penyisihan penghapusan aset yang terkait Portofolio dan model analisa data kinerja, dan Hasil stress testing dan rekomendasi The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 42 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Bank diharuskan untuk menerapkan kebijakan kredit, prosedur dan pedoman pemberian kredit yang sesuai dengan standar Grup HSBC. Manajemen Bank bertanggung jawab atas kualitas dan kinerja portofolio kredit dan untuk memantau dan mengendalikan semua risiko kredit yang terkandung di dalam portofolionya. Perhatian khusus diberikan atas kredit bermasalah. Unit khusus dibentuk oleh Bank untuk menyediakan solusi dan memperkecil kerugian kredit dengan melakukan restrukturisasi atas fasilitas kredit atau likuidasi aset/jaminan pada nilai tertinggi untuk mengurangi kerugian. Ikhtisar mengenai konsentrasi risiko kredit pada kredit yang diberikan disajikan pada Catatan 8. Manajemen likuiditas dan pendanaan Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak memiliki sumber dana yang memadai untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, atau akan memenuhinya namun dengan biaya yang tinggi. Risiko ini timbul dari ketidakcocokan (mismatch) waktu arus kas. Risiko pendanaan timbul ketika likuiditas yang diperlukan untuk mendanai posisi aset yang tidak likuid tidak dapat diperoleh pada waktu yang tepat dan ketika diperlukan. Tujuan dari kerangka dasar manajemen likuiditas dan pendanaan Bank adalah untuk memastikan bahwa semua komitmen pendanaan dapat dipenuhi secara tepat waktu dan akses ke pasar pendanaan dapat terkoordinasi dengan biaya yang tepat. Bank diharuskan memelihara posisi likuiditas yang kuat dan mengelola profil likuiditas asetnya, kewajiban dan komitmen untuk memastikan arus kas yang seimbang dan semua kewajiban yang diantisipasi dapat dipenuhi secara tepat waktu. Proses manajemen likuiditas dan pendanaan Grup meliputi: Memproyeksikan arus kas dalam berbagai stress scenario dan mempertimbangkan besarnya aset lancar yang dibutuhkan Memantau likuiditas neraca dan rasio kredit yang diberikan terhadap pendanaan yang dibandingkan dengan ketentuan internal dan regulator Memelihara sumber pendanaan yang beragam dengan fasilitas pendukung Mengelola komitmen likuiditas kontinjensi Memantau konsentrasi deposan agar terhindar dari ketergantungan terhadap deposan besar tertentu dan memastikan kecukupan komposisi pendanaan secara keseluruhan Pemeliharaan rencana kontinjensi untuk likuiditas dan pendanaan yang matang dan praktis. Profil jatuh tempo aset dan kewajiban Bank disajikan pada Catatan 23. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 43 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Manajemen risiko pasar Risiko pasar adalah risiko atas pergerakan tingkat pasar, meliputi kurs mata uang asing dan harga komoditas, tingkat suku bunga, credit spreads serta harga ekuitas yang dapat mengurangi pendapatan Bank atau nilai dari portofolionya. Tujuan dari manajemen risiko pasar Bank adalah untuk mengelola dan mengendalikan eksposur risiko pasar dalam rangka mengoptimalkan tingkat pengembalian atas risiko serta memelihara profil pasar sesuai dengan posisi Grup sebagai salah satu bank dan organisasi jasa keuangan terbesar di dunia. Bank memisahkan eksposur terhadap risiko pasar menjadi portofolio trading atau non-trading. Portofolio trading meliputi posisi yang timbul dari pembentukan pasar dan posisi portofolio yang dimiliki. Portofolio non-trading terutama timbul dari manajemen aset dan kewajiban perbankan ritel dan komersil dan investasi keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual. Bank menangani risiko pasar melalui batasan risiko yang disetujui oleh Dewan Manajemen Grup. Batasan risiko ditentukan untuk setiap portofolio, produk dan jenis risiko, dengan likuiditas pasar sebagai faktor utama dalam menentukan besarnya batasan (limit). Traded Credit and Market Risk, suatu unit independen dalam Group Management Office, mengembangkan kebijakan manajemen risiko dan teknik pengukuran, serta menelaah penggunaan batasan secara harian. Bank diharuskan untuk menilai risiko pasar yang timbul dari setiap produk dalam usahanya dan untuk memindahkan risiko tersebut ke unit Global Market lokal, atau ke pembukuan terpisah yang ditangani di bawah Assets and Liability Management Committee (ALCO) lokal untuk dikelola. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua risiko pasar telah dikonsolidasikan dalam bagian yang memiliki keahlian, perangkat, tata kendali dan struktur pengawasan yang diperlukan untuk menangani risiko tersebut secara profesional. Bank menggunakan beragam cara untuk memantau dan membatasi eksposur risiko pasar. Diantaranya adalah analisa sensitifitas, stress testing dan Value at Risk (VAR), teknik perkiraan potensi kerugian yang bisa terjadi pada posisi risiko karena pergerakan kurs mata uang asing, tingkat suku bunga dan harga pasar dalam jangka waktu dan tingkat keyakinan tertentu. Portofolio trading Pengendalian risiko pasar Bank didasarkan pada kebijakan pembatasan operasi untuk melakukan perdagangan hanya pada instrumen yang diperkenankan oleh Group Risk untuk masing-masing entitas yang beroperasi, melaksanakan prosedur persetujuan produk baru secara tepat, dan pembatasan perdagangan produk derivatif yang kompleks hanya untuk entitas dalam Grup yang beroperasi dengan tingkat keahlian dan sistem pengendalian yang memadai. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 44 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 26. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Portofolio non-trading Tujuan utama manajemen risiko pasar untuk portofolio non-trading adalah mengoptimalkan pendapatan bunga. Risiko pasar portofolio non-trading timbul dari mismatch antara imbal hasil di masa datang yang dihasilkan dari aset dengan biaya pendanaannya, dikarenakan perubahan tingkat suku bunga. Bagian terpenting dari manajemen risiko pasar Bank atas portofolio non-trading adalah memantau sensitivitas proyeksi pendapatan bunga bersih berdasarkan berbagai skenario tingkat suku bunga. Manajemen risiko operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang timbul karena kegagalan proses internal, manusia dan sistem atau dari peristiwa eksternal, termasuk risiko hukum. Risiko ini melekat pada setiap organisasi usaha dan mencakup masalah yang luas dan beragam. Tujuan dari manajemen risiko operasional Bank adalah untuk mengelola dan mengendalikan risiko operasional dengan biaya yang tepat di dalam cakupan atau tingkatan risiko operasional yang sesuai dengan appetite risiko Grup, seperti yang ditentukan oleh Dewan Manajemen Grup. Manajer lini secara individual bertanggung jawab atas pengelolaan risiko operasional, termasuk identifikasi, penilaian, pencegahan dan pengendalian, identifikasi kerugian dan pelaporan sesuai dengan kerangka kerja yang ada. Merupakan tanggung jawab semua karyawan masing-masing secara aktif mencermati adanya risiko operasional maupun potensi risiko di bidangnya. Basis data (database) yang tersentralisasi digunakan untuk mencatat hasil dari proses manajemen risiko operasional. Manajemen risiko reputasi Risiko reputasi dapat timbul dari masalah sosial, etika atau lingkungan, atau sebagai akibat dari peristiwa yang timbul akibat risiko operasional. Risiko reputasi ditelaah oleh Dewan, Dewan Manajemen Grup, Risk Management Meeting dan manajemen senior pada saat perumusan kebijakan dan pembentukan standar HSBC. Kebijakankebijakan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penjabaran sistem pengendalian internal, dikomunikasikan melalui petunjuk dan kebijakan serta disebarluaskan melalui komunikasi internal dan pelatihan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 45 THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED – CABANG INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 27. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pernyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” telah berlaku efektif sejak tanggal 1.Januari 2010. Dalam menerapkan kedua standar baru ini, Bank telah mengidentifikasi penyesuaian transisi sesuai dengan ketentuan transisi pada PSAK No. 55 (Revisi 2006), Buletin Teknis No. 4 tentang ketentuan transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, dan PAPI (Revisi 2008). Penyesuaian transisi terutama akan berasal dari perhitungan ulang penyisihan penghapusan aset produktif. Perbedaan antara penyisihan penghapusan aset produktif berdasarkan standar yang baru dan standar yang lama akan disesuaikan ke saldo awal akun penyertaan kantor pusat pada tanggal 1 Januari 2010 sesuai dengan ketentuan dari standar akuntansi yang baru. Saat ini, Bank masih dalam tahap penghitungan besarnya penyesuaian transisi tersebut. Selain itu, beberapa standar akuntansi telah dicabut sejak tanggal 1 Januari 2010, sebagai berikut: • • • PSAK No. 54 (1998), “Akuntansi untuk Restrukturisasi Utang-Piutang Bermasalah” PSAK No. 31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan” Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No. 6, “Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No..55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing”. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Indonesia 46