BAB I - Pusat 4 - Kementerian Kesehatan RI

Transcription

BAB I - Pusat 4 - Kementerian Kesehatan RI
LAPORAN TAHUNAN 2014
PUSAT HUMANIORA, KEBIJAKAN
KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Jl. Indrapura 17, Surabaya 60176, Telp. 031 3528748
Jl. Percetakan Negara No 23 A Jakarta, Telp. (021) 4243314
Laptah PHKKPM Tahun 2014
i
Tim Penyusun :
drg. Made Asri Budisuari, M.Kes
Dewi Lestari, SKM, M.Kes
Nur Asyah, SKM, M.Kes
Zulfa Auliyati A., SKM
Qurrotul Aini Meta PS., S.TP
Sugeng
Nirta Aditya Permana, ST
Laptah PHKKPM Tahun 2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Laporan
Tahunan ini dapat diselesaikan.
Buku Laporan Tahunan Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat ini merupakan evaluasi yang secara rutin dibuat
setiap tahun. Buku Laporan Tahunan Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014 ini memuat gambaran ringkas
tentang hasil-hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan, kerja
sama ilmiah, dan kegiatan peningkatan institusional selama setahun, sesuai
dengan anggaran DIPA 2014.
Kepada Tim Penyusun yang telah menyelesaikan Buku Laporan Tahunan ini
kami sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu saran dan usulan yang
membangun dan bermanfaat akan kami terima.
Dengan terbitnya buku ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat di pergunakan
sebagai barometer pelaksanaan perencanaan tahun 2014, sehingga di
harapkan perencanaan tahun 2015 dapat lebih baik lagi.
Surabaya, 31 Januari 2015
Kepala Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Drg. Agus Suprapto, M.Kes
NIP. 19640813 199101 1001
Laptah PHKKPM Tahun 2014
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ivv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ixx
BAB I ANALISA SITUASI AWAL TAHUN ........................................................1
A. Hambatan Awal Tahun ................................................................... 1
B. Penguatan Kelembagaan ............................................................... 1
C. Sumber Daya ................................................................................. 5
BAB II TUJUAN DAN SASARAN KERJA .....................................................16
A. Dasar Hukum ............................................................................... 16
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator ..................................................... 17
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN ............................................................20
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ................................... 20
B. Tantangan dalam Pelaksanaan Tujuan ........................................ 21
C. Terobosan yang Dilakukan .......................................................... 22
BAB IV HASIL KERJA ...................................................................................23
A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran ................................................. 23
B. Akuntabilitas ................................................................................. 56
C. Realisasi Anggaran ...................................................................... 59
BAB V PENUTUP.........................................................................................62
Laptah PHKKPM Tahun 2014
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan jenis kelamin pada
tahun 2013 dan 2014 .................................................................. 6
Tabel 1. 2 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
pada tahun 2013-2014 ................................................................ 7
Tabel 1. 3 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan Tenaga Fungsional
pada tahun 2014 ......................................................................... 8
Tabel 1. 4 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan golongan
Kepangkatan pada tahun 2014 ................................................. 10
Tabel 1. 5 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan Tenaga Fungsional
dan Jenjang Pendidikan pada tahun 2012 dan 2014 .................. 8
Tabel 1.6 Sarana dan Prasarana yang dimiliki PHKKPM Tahun 2014..........9
Tabel 1. 7 Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor PHKKPM 2013-2014 .. 104
Tabel 1. 8 Sarana Gedung Menurut Lokasi dan Jenis Peruntukannya di
PHKKPM Tahun 2014 ............................................................... 10
Tabel 2. 1 Renstra Kementerian Kesehatan ............................................. 18
Tabel 4. 1 Penelitian DIPA Tahun 2014 ................................................... 233
Tabel 4. 2 Output Akhir Penelitian di bidang Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014 ......... 27
Tabel 4. 3 Judul Artikel Ilmiah yang telah dipublikasikan dalam media
nasional yang terakreditasi ...................................................... 300
Tabel 4. 4 Judul Artikel Ilmiah yang telah dipublikasikan dalam media
Internasional .............................................................................. 34
Tabel 4. 5. Daftar Nama Pegawai yang Telah Diusulkan Kenaikan
Pangkat pada bulan April, PHKKPM Tahun 2014 ..................... 37
Tabel 4. 6 Daftar Nama Pegawai yang Telah Diusulkan Kenaikan
Pangkat pada bulan Oktober, PHKKPM Tahun 2014................ 37
Laptah PHKKPM Tahun 2014
v
Tabel 4.7 Daftar Nama Pegawai Yang Telah Masuk pada Pendidikan S2,
S3 & Spesialis, PHKKPM Tahun 2012 dan Tahun 2014 ........... 38
Tabel 4. 8 Daftar Nama Pegawai yang Mutasi dari Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun
2014 .......................................................................................... 39
Tabel 4. 9 Pencapaian Output Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014............................ 56
Laptah PHKKPM Tahun 2014
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat ................................................. 4
Gambar 1. 2 Pejabat Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat ........................................................ 5
Gambar 1. 3
SDM Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berfoto Bersama di halaman
depan PHKKPM Surabaya, ......................................................... 5
Gambar 1. 4 Proporsi Pegawai PHKKPM Tahun 2013 berdasarkan jenis
kelamin ........................................................................................ 6
Gambar 1. 5 Proporsi Pegawai PHKKPM Tahun 2014 berdasarkan jenis
kelamin ........................................................................................ 6
Gambar 1. 6 Proporsi Pegawai PHKKPM berdasarkan golongan Tahun
2013 .......................................................................................... 13
Gambar 1. 7 Proporsi Pegawai PHKKPM berdasarkan golongan Tahun
2014 ............................................................................................ 8
Gambar 1. 8 Proporsi Pegawai PHKKPM berdasarkan Tenaga CPNS,
PNS Pensiun dan Non PNS Tahun 2013-2014 ........................... 9
Gambar 1. 9 Proporsi Pegawai PHKKPM berdasarkan Jenjang Pendidikan
dan Jabfung dan Tahun 2014 ................................................. 111
Gambar 4. 1 Cover Buletin HSR Vol.16 No.1 januari 2014 ............................ 35
Gambar 4. 2 foto Museum Kesehatan DR. Adhyatma, MPH ........................ 39
Gambar 4. 3 Leaflet terkait Museum Kesehatan DR. Adhyatma, MPH .......... 40
Gambar 4. 4 Beberapa hasil penulisan yang telah dikeluarkan oleh
Museum Kesehatan DR. Adhyatma, MPH ................................ 44
Gambar 4. 5 Etalase Tanaman Obat............................................................. 45
Gambar 4. 6 Griya Obat Tradisional.............................................................. 46
Gambar 4. 7 Buku Semi Populer yang dikeluarkan LP4OT ........................... 47
Gambar 4. 8 Laboratorium Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Si Infertil – Andrologi (LP4ND) ............. 49
Laptah PHKKPM Tahun 2014
vii
Gambar 4. 9 Laboratorium Tenaga Dalam .................................................... 51
Gambar 4. 10 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayananan
Akupunktur (LP3A) .................................................................... 52
Gambar 4. 11 Leaflet berkaitan dengan LP3A .............................................. 56
Gambar 4. 12 Alokasi Anggaran PHKKPM per Komponen Belanja (Non PHLN)
Tahun 2014
.....................................................................................................60
Gambar 4. 13 Alokasi Anggaran Penelitian dan Non Penelitian
Tahun 2014 ............................................................................... 61
Laptah PHKKPM Tahun 2014
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Lampiran
Lampiran 1
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010 – 2014
(PHKKPM)
Lampiran 2
Laporan BMN
Lampiran 3
Daftar Urut Kepangkatan Pegawai
Laptah PHKKPM Tahun 2014
ix
BAB I
ANALISIS AWAL TAHUN
A. Hambatan Tahun Lalu
Beberapa
hambatan
yang
dihadapi
Pusat
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2013 antara lain:
1. Revisi
anggaran
untuk
tunjangan
kinerja
yang
tidak
pasti
menghambat pelaksanaan kegiatan utamanya penelitian karena
sebagian besar anggaran penelitian diperuntukkan untuk tunjangan
kinerja
2. Revisi anggaran untuk tunjangan kinerja juga menghilangkan
beberapa anggaran untuk kegiatan dukungan manajemen, sehingga
terdapat beberapa output tidak bisa dikeluarkan utamanya output
yang ada di RKAKL untuk dukungan manajemen.
3. Adanya kenaikan tunjangan fungsional pada pertengahan tahun
yang tidak dianggarkan sebelumnya menyebabkan beberapa kali
revisi untuk menanggulanggi pagu minus.
B. Penguatan Kelembagaan
Kementerian Kesehatan mempunyai tujuan agar pembangunan
kesehatan terselenggara secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dengan visinya yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”,
yang menghendaki agar masyarakat menyadari akan pentingnya hidup
sehat, berkeinginan untuk hidup sehat dan berdaya/mampu untuk
mencapai hidup sehat. Sekaligus dalam hal ini diharapkan akses terhadap
pelayanan kesehatan diupayakan adil dan merata.
Pelaksanaan visi, misi dan tujuan pembangunan kesehatan harus
selalu dilakukan mengacu pada 5 (lima) nilai sebagai dasar filosofis. Yang
pertama, adalah pembangunan kesehatan di Indonesia senantiasa
berpihak kepada rakyat, kepentingan rakyat adalah panglima yang selalu
Laptah PHKKPM Tahun 2014
1
didahulukan. Kedua, program-program kesehatan harus responsif, artinya
tanggap terhadap kebutuhan permasalahan di daerah, tanggap terhadap
situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Ketiga,
pembangunan
kesehatan hendaknya bersifat inklusif, artinya seluruh
komponen masyarakat harus berpartisipasi dan dilibatkan secara aktif,
baik lintas sektor, organisasi-organisasi profesi, organisasi-organisasi
masyarakat, pengusaha dan
masyarakat madani maupun masyarakat
akar rumput. Keempat, program kesehatan harus efektif, artinya mampu
mencapai
target
dengan
mengedepankan
prinsip
efisiensi
dalam
pelaksanaannya dan berbasis data dan bukti. Kelima, pembangunan
kesehatan harus dilaksanakan dengan tata kelola kepemerintahan yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme melalui prinsip –
prinsip tata kelola yang baik.
Pusat
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan,
dan
Pemberdayaan
Masyarakat (PHKKPM) merupakan institusi penelitian di bawah Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
dalam
menunjang
visi
Kementerian Kesehatan melakukan penelitian di bidang Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yang diarahkan
untuk perbaikan kebijakan pengelolaan pembangunan kesehatan, guna
mencapai peningkatan mutu, efisiensi dan ekuiti pelayanan kesehatan.
Hal ini selaras dengan definisi WHO, riset sistem kesehatan adalah “riset
yang diarahkan untuk peningkatan kesehatan masyarakat, dengan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem kesehatan sebagai bagian
integral dari pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa, dengan
melibatkan semua stakeholder”.
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI)
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), Humaniora adalah
ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih
manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang
tergolong dalam ilmu ini antara lain: Teologi, Filsafat, Hukum, Sejarah,
Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik (Kajian bahasa), Kesusastraan,
Kesenian dan Psikologi.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
2
Riset bidang humaniora, kebijakan kesehatan merupakan “produksi
dan pemanfaatan pengetahuan untuk meningkatkan metode bagaimana
masyarakat mengorganisir dirinya dalam meningkatkan derajat kesehatan,
termasuk perencanaan, pembiayaan dan pengelolaan upaya kesehatan,
juga analisis peran, perspektif dan kepentingan aktor lain dalam upaya
kesehatan” (Alliance for Health Policy and Systems Research (A-HPSR).
Dengan definisi tersebut, riset yang dilakukan PHKKPM diharapkan
mampu mendukung misi Kementerian Kesehatan dengan memberikan
dukungan bukti ilmiah terkait dengan misi (1) Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani, (2) Melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan, serta (4) Menciptakan tata kelola pemerintahan
yang baik dan berkeadilan.
Sesuai Permenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
kerja Kementerian Kesehatan, tugas Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
adalah
melaksanakan
penelitian dan pengembangan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
teknis di bidang
humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan
masyarakat. Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan, dan Pemberdayaan
Masyarakat juga menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
penelitian dan pengembangan di bidang humaniora, kebijakan
kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang humaniora,
kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
3. Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan penelitian dan
pengembangan di bidang humaniora, kebijakan kesehatan, dan
pemberdayaan masyarakat;
4. Pelaksanaan pengkajian desentralisasi; dan pelaksanaan tata usaha
dan rumah tangga Pusat.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
3
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat telah menetapkan
struktur organisasi yang terdiri dari :
1. Bagian Tata Usaha
a. Sub Bagian Program dan Kerjasama
b. Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum
2. Bidang Humaniora Kesehatan;
a. Sub Bidang Hukum dan Etika
b. Sub Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya
3. Bidang Analisis Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat;
a. Sub Bidang Analisis Kebijakan
b. Sub Bidang Peran Serta dan Pemberdayaan Masyarakat.
Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat
Laptah PHKKPM Tahun 2014
4
Gambar 1. 2 Pejabat Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
C. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Gambar 1. 3
SDM Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat berfoto Bersama di halaman depan PHKKPM Surabaya,
Jl. Indrapura 17 Surabaya
Laptah PHKKPM Tahun 2014
5
Jumlah seluruh pegawai PHKKPM pada tahun 2014 sebanyak 123
orang, terdiri dari 87 orang pegawai PHKKPM di Surabaya dan 36
orang pegawai berada di Jakarta. Berdasarkan jenis kelamin Jumlah
Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat dapat dilihat pada tabel 1.1 dan diagram pie pada gambar
1.4 dan gambar 1.5.
Tabel 1. 1 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan jenis kelamin pada
tahun 2013 dan 2014
No.
Tahun
Jenis Kelamin
L
P
1
2013
53 (40,8%)
77 (59,2%)
130 (100%)
2
2014
51 (41,5%)
72 (58,5%)
123 (100%)
Gambar 1. 4 Proporsi Pegawai
PHKKPM Tahun 2013 berdasarkan
jenis kelamin
Pegawai
Pusat
Jumlah
Gambar 1. 5 Proporsi Pegawai
PHKKPM Tahun 2014 berdasarkan
jenis kelamin
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan
dan
Pemberdayaan Masyarakat mengalami penurunan jumlah pegawai di
tahun 2014 sebanyak 7 orang dibandingkan tahun 2013. Jika dilihat
berdasar jenis kelaminnya, antara tahun 2013 dan 2014 persentase
jumlah pegawai tidak mengalami perubahan, yakni lebih banyak
pegawai perempuan dibanding laki-laki.
Berdasarkan tingkat pendidikannya tahun 2013 dan 2014, jumlah
Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatandan Pemberdayaan
Masyarakat dapat dilihat pada tabel 1.2.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
6
Tabel 1. 2 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan
pada tahun 2013 dan 2014
Tingkat
Pendidikan
S3
S2
S1
D2/D3
SLTA/ D1
SLTP
SD
Jumlah
2013
12
51
38
2
17
5
5
130
Tahun
2014
%
11
9.23
48
39.23
35
29.23
3
1.54
17
13.08
4
3.85
5
3.85
123
100.00
%
8.94
39.02
28.46
2.44
13.82
3.25
4.07
100.00
Dari tabel 1.2, dapat diketahui bahwa pegawai Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dari tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami perubahan jumlah. hanya komposisi untuk
pendidikan S1, S2 dan S3 berubah hampir di semua jenjang
pendidikan, karena adanya pegawai yang telah pensiun.
Berdasarkan
golongan,
jumlah
Pegawai
Pusat
Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dapat dilihat dari
gambar 1.6 dan gambar 1.7. Pegawai Pusat Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2013
maupun 2014 yang paling banyak merupakan golongan III yaitu
sebesar 64%. Dari diagram maupun tabel di atas, jumlah staf golongan
II mengalami penurunan karena adanya pegawai yang telah pensiun.
Namun demikian, masih terdapat pegawai PHKKPM yang masih
golongan I yaitu sebesar 2%.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
7
Gambar 1. 6 Proporsi Pegawai PHKKPM
Gambar 1. 7 Proporsi Pegawai PHKKPM
berdasarkan golongan Tahun 2013
berdasarkan golongan Tahun 2014
Berdasarkan Tenaga Fungsional dan Struktural, Jumlah Pegawai
Pusat
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat, dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan Tenaga Fungsional dan
Struktural pada tahun 2013 dan 2014
No
Tahun
Jenis Tenaga
Fungsional Struktural
1.
2013
53 (40,76%)
10 (7,69%)
67(51,54%)
130
2
2014
46 (37,40%)
10 (8,13%)
67 (54,47%)
123
Staf
Jumlah
Dari tabel 1.3 di atas dapat kita ketahui pegawai Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat pada
tahun 2013 maupun 2014 terdapat penurunan jumlah fungsional. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa fungsional yang pensiun. Dari staf
tersebut ada yang belum mengikuti diklat peneliti ataupun belum keluar
sertifikat peneliti.
Berdasarkan Tenaga CPNS, PNS Pensiun dan Non PNS, Jumlah
Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat dapat dilihat pada gambar 1.8.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
8
Gambar 1. 8 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan Tenaga CPNS, PNS Pensiun dan
Non PNS, pada tahun 2013 dan 2014
Dari diagram di atas dapat di ketahui bahwa pada tahun 2014
terdapat 1 orang CPNS, jumlah PNS pensiun lebih banyak pada tahun
2014, namun jumlah pegawai non pns mengalami penurunan. Pegawai
non PNS ini termasuk tenaga honorer.
Bila ditinjau dari fungsi dan tugasnya, pegawai Pegawai Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
dapat digolongkan menjadi 5 golongan, yakni :
a. Pejabat Struktural murni sebanyak 2 orang
b. Pejabat Struktural merangkap Fungsional Peneliti sebanyak 8
orang
c. Fungsional Peneliti sebanyak 46 orang
d. Staf/calon Peneliti sebanyak 19 orang
e. Fungsional Pustakawan sebanyak 1 orang
f. Staf Struktural sebanyak 46 orang
Pada tabel 1.4 di bawah dapat dilihat jumlah pegawai menurut
golongan kepangkatan pada tahun 2014.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
9
Tabel 1. 4 Jumlah Pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat Menurut Golongan Kepangkatan, Tahun 2014
No
Unit
1.
2.
Kepala
Bagian Tata Usaha
a. Sub Bagian Keuangan,
Kepegawaian dan Umum
b. Sub Bagian Program dan
Kerjasama
Bidang Humaniora Kesehatan
a. Sub Bidang Sosial, Ekonomi
D dan Budaya
b. Sub Bidang Hukum dan Etika
Bagian Analisis Kebijakan dan
Pemberdayaan Masyarakat
a. Sub Bidang Analisis Kebijakan
b. Sub Bidang Perilaku dan
Peranserta Masyarakat
Staf Peneliti
Jumlah
3.
4.
5.
Golongan
II
III
IV
1
1
I
1
1
15
15
Jumlah
1
1
20
1
37
9
3
12
1
1
12
5
17
2
2
4
1
1
12
7
19
8
3
11
25
19
123
19
82
Dari tabel 1.4 di atas dapat kita ketahui pegawai Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2014
yang paling banyak merupakan pegawai golongan III.
Sedangkan untuk mengetahui jumlah dan presentase jabatan
fungsional dengan jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel 1.5 dan
pada gambar 1.9 berikut.
Tabel 1. 5 Distribusi Peneliti Menurut Jabatan Fungsional dan Jenjang
Pendidikan, Pusat Humaniora, Kebijakan
Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014
No
JENJANG JABATAN JENJANG PENDIDIKAN
PENELITI
S1
S2
S3
Kesehatan
JUMLAH
PERSEN
TASE
1
Peneliti Utama
1
2
3
5%
2
Peneliti Madya
8
5
13
20%
3
Peneliti Muda
19
3
22
33%
4
Peneliti Pertama
7
2
9
14%
5
Staf Peneliti
11
8
19
28%
18
38
10
66
100%
27%
58%
15%
100%
100%
JUMLAH
PERSENTASE
Laptah PHKKPM Tahun 2014
dan
10
Gambar 1. 9 Proporsi Pegawai PHKKPM berdasarkan Jenjang
Pendidikan dan Jabfung dan Tahun 2014
Tabel 1.5 dan gambar 1.9 memperlihatkan kondisi jabatan
fungsional peneliti menurut jenjang pendidikannya, sebagian peneliti
sudah menduduki jenjang S2 yaitu 33 orang (50%), S3 ada 7 orang
(10%), dan S1 ada 26 orang (40%).
Ditinjau dari SDM PHKKPM, dimana peneliti dengan pendidkan S3
hanya 10%, tampaknya perlu didorong lagi agar para peneliti dengan
pendidikan S1 dan S2 mau melanjutkan ke jenjang pendidikan S3.
Kedepan
perencanaan
untuk
pendidikan
lanjutan
perlu
lebih
diperhatikan dan diperjuangkan lagi, mengingat sudah tidak ada lagi
program PADI di Balitbangkes yang seharusnya dapat mendongkrak
lebih banyak peneliti ke melanjutkan pendidikan jenjang Doktoral/ S3.
Sedangkan bila ditinjau dari jenis keilmuan yang seharusnya dimiliki
oleh PHKKPM, maka Sumber Daya Manusia PHKKPM, tampaknya
masih harus banyak berbenah. Hal ini terlihat dari PHKKPM masih
belum memiliki sarjana yang setara dengan S1 di bidang Teologi,
Sejarah, Filologi, Budaya & Linguistik (Kajian bahasa), Kesusastraan,
dan Kesenian, sehingga ke depan perencanaan SDM harus lebih
diperhatikan.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
11
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), Humaniora adalah
ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia
lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya.
Kategori yang tergolong dalam ilmu ini antara lain: Teologi, Filsafat,
Hukum, Sejarah, Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik (Kajian bahasa),
Kesusastraan, Kesenian dan Psikologi.
3. Sarana Prasarana
Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat memiliki 2 (dua) kantor yang berada di Surabaya dan
Jakarta. Keberadaan 2 kantor di tempat berbeda ini memberikan
keuntungan dalam jangkauan wilayah penelitian. Peneliti Jakarta lebih
leluasa untuk melakukan penelitian di Indonesia bagian Barat
disamping lebih dekat dengan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Sedangkan peneliti yang
berposisi di Surabaya dapat menjangkau Indonesia Timur. Keberadaan
peneliti di Jakarta juga memudahkan akses terhadap informasi baik dari
Kementerian Kesehatan maupun hubungan dengan institusi lain secara
nasional.
Gedung perkantoran yang berada di Surabaya memiliki halaman
yang cukup luas dengan dikelilingi oleh pepohonan yang asri di Jl.
Indrapura 17 Surabaya sehingga memberikan tempat yang cukup
leluasa bagi tenaga peneliti maupun struktural untuk beraktivitas. Di
gedung ini dilakukan berbagai kegiatan baik terkait penelitian maupun
kegiatan
penunjang
lain.
tradisional, laboratorium
Laboratorium
kesehatan
pelayanan
pengobatan
reproduksi dan
laboratorium
akupunktur memfasilitasi peneliti guna menampung kegiatan penelitian
terkait. Gedung di kantor Jakarta berada di Jl. Percetakan Negara 23A,
juga cukup luas sehingga mampu menampung sekitar 40 tenaga
peneliti dan struktural.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
12
Keberadaan institusi PHKKPM yang sudah tua dan merupakan
cikal bakal Badan Litbang Kesehatan memberikan pengalaman yang
sangat luas bagi peneliti maupun tenaga struktural yang sudah lama
mengabdi di dalamnya. Ketersediaan sarana memungkinkan kantor
Surabaya mengembangkan kegiatan penunjang yaitu perpustakaan
yang cukup besar dan museum kesehatan serta laboratorium. Selain
dimanfaatkan
oleh
peneliti,
perpustakaan
banyak
dimanfaatkan
mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Surabaya dan sekitarnya.
Sedangkan museum dan laboratorium pengobatan tradisional banyak
dikunjungi siswa sekolah dasar, sekolah menengah untuk melakukan
studi wisata di sarana tersebut.
Sedangkan sarana dan prasarana yang dimiliki PHKKPM dan
pemanfaatannya dapat dilihat pada tabel 1.6 dan tabel 1.7 berikut.
Tabel 1. 6 Sarana Prasarana yang dimiliki PHKKPM Tahun 2014
No
Sarana
Saldo per
Ber-
Ber-
Saldo per
1 Jan '14
tambah
kurang
31 Des '14
M2
52.400
0
0
52.400
5.016
28
92
4.952
Satuan
1
Tanah
2
Peralatan
Unit /
dan Mesin
buah
Gedung dan
Unit
8
0
0
8
M2
19.959
0
0
19.959
3
bangunan
4
Jalan dan
Jembatan
5
Jaringan
Unit
2
0
0
2
6
Aset Tetap
Buah
15.393
16
0
15.409
Aset Tetap
Unit /
0
87
0
87
yang Tidak
Buah
Lainnya
7
Digunakan
Untuk rincian sarana dan prasarana PHKKPM pada tabel 1.10
dapat dilihat pada lampiran laporan barang kuasa pengguna
Laptah PHKKPM Tahun 2014
13
tahunan. Sedangkan untuk sarana dan prasarana yang sering
digunakan di kantor PHKKPM dapat dilihat pada tabel 1.7.
Tabel 1. 7 Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor PHKKPM Tahun
2013 dan 2014
Sarana Prasarana
Tahun
PC
Lap- Prin- Mesin
top
ter
Tik
AC
Lemari Meja
Kursi
Jml
Roda Roda
2
4
2013
153
65
106
40
127
418
747
1131
3
6
2796
2014
158
70
111
41
129
418
788
1372
3
8
3098
Luas seluruh bangunan gedung Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah 37.237,02 m2.
Secara terperinci dapat di lihat pada table 1.8 berikut ini:
Tabel 1. 8 Sarana Gedung Menurut Lokasi dan Jenis Peruntukannya
Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Tahun 2011
NO
JENIS PERUNTUKAN
LUAS (M2)
1.
Bangunan Gedung Kantor
8.553,07 m2
2.
Bangunan Gedung Pendidikan
350 m2
3.
Bangunan Bengkel
240 m2
4.
Bangunan Garasi & Tempat Parkir
1.903 m2
5.
Sistem Pengolahan Air Sederhana
1.886,70 m2
6.
Instalasi Gardu Listrik Induk
100 m2
7.
Asrama Permanen
4.245,25 m2
8.
Tanda Batas Lainnya (pagar)
2.499 m2
9.
Lapangan parkir
15.000 m2
10
Jalan khusus kompleks
2.460 m2
JUMLAH
37.237,02 m2
Laptah PHKKPM Tahun 2014
14
Keterangan :
Bangunan gedung kantor terdiri atas :
1. Ruang MC (Ruang Kasubbag keuangan lt1-2 sampai dengan
museum lama)
2. Gedung 2-5 (Ruang Kasubbag Perlengkapan s/d Ruang Kopersai
lama)
3. Gedung 3-6 (Ruang Kabid PKS dan lt2 serta perpustakaan)
4. Gedung 4-7 (Ruang Akupuntur,AROS,Museum)
5. Poliklinik (Obtra, Tenaga Dalam, Andrologi)
Ex Lab. (BKMM dan Ex BPFK)
Laptah PHKKPM Tahun 2014
15
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
A. Dasar Hukum
Dalam menentukan tujuan dan sasaran dari Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, mengacu pada
Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tetang RPJMN 2010-2014 yang
berisi tentang rencana jangka pendek dari pemerintah ndonesia
khususnya di bidang kesehatan. Rencana pemerintah Indonesia ini
dilengkapi secara lebih detil tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan
2010-2014
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
no.
HK.03.01.160/1/2010 yang dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
kurun waktu 2010-2014, sasaran strategis yang akan dicapai Kementerian
Kesehatan adalah:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan gizi antar wilayah,
sosial, ekonomi dan gender
4. Meningkatnya anggaran publik untuk kesehatan
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada rumah
tangga
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga strategis di Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak
menular
8. Seluruh kabupaten/kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Kesehatan
Sedangkan
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
Pusat
Humaniora,
kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat juga didasarkan
pada :
1. UUD 1945 pasal 31 ayat 5
Laptah PHKKPM Tahun 2014
16
2. UU No 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 42 – 45
4. UU No 10 Tahun 2010 tentang APBN tahun 2011
5. Peraturan Pemerintah No 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan
Intelektual
serta
Hasil
Kegiatan
Penelitian
dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan
7. Peraturan Pemerintah No 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rncana Pembangunan
8. Permenkes No 1144 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan
9. KepMenkes
No
791
Tahun
1999
tentang
Koordinasi
Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang
memberikan tugas kepada Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia sebagai
koordinator Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional
10. KepMenkes No 1179A Tahun 1999 tentang Kebijakan Nasional
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
11. KepMenkes No 160 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator
1. Tujuan
Sebagai penjabaran dari Visi, maka tujuan yang ingin dicapai
Pusat
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat selama 5 tahun (2010-2014) adalah: “Terselenggaranya
litbang di bidang penelitian dan pengembangan, penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
humaniora, kebijakan
kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.”
Laptah PHKKPM Tahun 2014
17
2. Sasaran
Berdasar Renstra Kemenkes RI tahun 2010 – 2014, sasaran
Pusat
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat adalah "Meningkatnya penelitian dan pengembangan di
bidang
humaniora,
kebijakan
kesehatan
dan
pemberdayaan
masyarakat".
3. Indikator
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, program Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat diarahkan untuk meningkatkan kualitas
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan
di
bidang
humaniora,
kebijakan
kesehatan
dan
pemberdayaan masyarakat sebagai masukan dalam perumusan
kebijakan pembangunan kesehatan.
Penentuan
indikator
kinerja
Pusat
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengacu pada Renstra
Kemenkes RI tahun 2010 – 2014 yang tercantum pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014
Penelitian dan
Pengem
bangan
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
1
Meningkatnya
penelitian dan
pengembanga
n di bidang
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan dan
Pemberdayaa
n Masyarakat
2
2014
Jumlah produk/
16 18 16 17 18
model/ prototipe/
standar/ formula
di bidang
Humaniora,
Kebijakan
Kesehatan dan
Pember dayaan
Masyarakat
Jumlah publikasi ilmiah di bidang Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan
PemberdayaanMasyarakat yang dimuat pada
media cetak dan elektronik:
a.Nasional
10 15 20 20 20
b.Internasional
Laptah PHKKPM Tahun 2014
2013
Indikator
2012
Output
2011
Program/
Kegiatan
2010
Target
2
2
2
2
2
18
3
Jumlah laporan
Status Kesehatan
Masyarakat hasil
Riset Kesehatan
Nasional wilayah
III
-
-
-
7
7
Indikator Kinerja yang telah ditetapkan untuk PHKKPM adalah :
1. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/ formula di bidang
humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
2. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang humaniora, kebijakan kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan
elektronik :
a. Nasional
b. Internasional
3. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan
Nasional wilayah III
Laptah PHKKPM Tahun 2014
19
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Kementerian Kesehatan memiliki 6 strategi yang terintegrasi yaitu :
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat
madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional
dan global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,
bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan
pada upaya promotif dan preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama
untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM yang
merata dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat
dan
alat
kesehatan
serta
menjamin
keamanan,
khasiat,
kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan,
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggung-jawab.
Sasaran Kementerian Kesehatan tersebut didukung oleh PHKKPM
sehingga dapat diidentifikasi 5 (lima) sasaran yaitu
1. Dihasilkannya Policy Option, Rekomendasi, Prototype, Produk dan
Teknologi baru hasil litbangkes.
2. Tersedianya tenaga Peneliti yang kompetensi dan memiliki integritas
yang tinggi untuk melaksanakan litbangkes dan tersedianya Sarana
dan Prasarana penelitian dan pengembangan kesehatan yang
terakreditasi.
3. Tersedianya informasi dan publikasi hasil litbangkes.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
20
4. Terlaksananya diseminasi, promosi, advokasi dan aplikasi hasil
litbangkes.
5. Terbentuk dan berfungsinya Jejaring, Forum komunikasi dan
Kemitraan Litbangkes.
Sedangkan strategi yang dilakukan PHKKPM dalam pencapaian
output sebagai indikator kinerja yaitu :
1. Dalam rangka peningkatan mutu, strategi yang ditempuh oleh
PHKKPM meliputi :
a. melibatkan para pakar akademisi dan praktisi kesehatan dalam
pengelolaan litbang dan iptek kesehatan melalui konsultasi dan
forum diskusi terkait dengan public health, dan beyond health.
b. mengadakan pertemuan pada bulan-bulan tertentu dengan
tujuan untuk memonitoring tahapan penelitian dari pembuatan
proposal, pengiriman etik penelitian sampai laporan serta output
yang dihasilkan.
c. Mengadakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan menulis
seperti : Scientific writing, peningkatan kapasitas peneliti dalam
menulis jurnal internasional.
2. Dalam
rangka
pengembangan
hasil
litbangkes,
PHKKPM
meningkatkan intensitas kegiatan dengan WHO, termasuk sharing
anggaran dengan WHO agar institusi PHKKPM tetap menjadi WHOCC.
3. Menyelenggarakan diseminasi hasil litbangkes kepada stakeholder
secara
berkesinambungan
sekaligus
sebagai
media
untuk
mengembangkan jejaring litbangkes.
4. Memacu peneliti untuk mensubmit artikel berbahasa inggris ke jurnal
Social Determinant Of Health (SDH) dalam rangka akreditasi jurnal.
B. Tantangan dalam Pelaksanaan Tujuan
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan,
PHKKPM menemui berbagai tantangan antara lain :
Laptah PHKKPM Tahun 2014
21
1. Pertemuan monev yang direncanakan setiap triwulan dalam satu
tahun untuk memantau progress dan mutu penelitian hanya dapat
dilaksanakan satu kali. Hal ini karena padatnya aktifitas pegawai
PHKKPM.
2. Kegiatan scientific writing dan peningkatan kapasitas peneliti dalam
menulis jurnal internasional tidak dapat terlaksana, karena padatnya
aktifitas peneliti.
3. Banyaknya penelitian yang menyelesaikan pengumpulan data
menjelang akhir tahun, maka diseminasi hasil penelitian tahun 2014
tidak banyak yang dapat dilakukan pada tahun berjalan.
4. Kurangnya artikel yang masuk di jurnal SDH sehingga menyebabkan
jurnal gagal terbit di tahun 2013-2014.
C. Terobosan yang dilakukan
Padatnya kegiatan peneliti, membuat PHKKPM menyusun sebuah aplikasi
online guna memantau progress penelitian mulai dari penyusuan proposal
hingga diseminasi output/hasil penelitian. Selain itu aplikasi juga berfungsi
sebagai arsip online.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
22
BAB IV
HASIL KERJA
A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Dalam Rangka mencapai sasaran meningkatnya penelitian dan
pengembangan
di
bidang
humaniora,
kebijakan
kesehatan
dan
pemberdayaan masyarakat, PHKKPM memiliki kegiatan :
1. Penelitian dan Kajian
2. Pengelolaan Kompetensi SDM
3. Pengelolaan layanan Litbang Humaniora
Kegiatan-kegiatan yang telah berhasil dilakukan pada tahun 2014 :
1. Penelitian dan Kajian
Penelitian DIPA merupakan penelitian yang dananya berasal dari
DIPA PHKKPM sendiri. Pada tahun 2014, Jumlah penelitian ini adalah
20 penelitian dan 11 kajian yang terbagi pada beberapa bidang yaitu
bidang hukum dan etika, bidang sosial, ekonomi dan budaya, bidang
analisis kebijakan dan bidang peran serta masyarakat. Dana penelitian
DIPA untuk tahun 2014 ini mempunyai alokasi Rp 11.315.771.259,Tabel 4. 1 Penelitian DIPA Tahun 2014
No.
1
2
Judul Sesuai RKT
Peran pemberi kerja non
formal dalam mendukung
pencapaian universal
coverage pada
pelaksanaan badan
penyelenggara jaminan
sosial
Model Pembiayaan dan
Pelayanan Kesehatan
dalam rangka Mencapai
Cakupan Universal dalam
BPJS
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Judul Sesuai Protokol
Analisis tentang
Mekanisme Peningkatan
Kepesertaan pada
Kelompok Nelayan Non
Penerima Bantuan Iuran
dalam Jaminan
Kesehatan Nasional
Analisis Pembiayaan
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
sebagai 'Gate Keeper'
dalam Rangka Penetuan
Kapitasi
Penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan
Nasional
PI
Dr. Gurendro
Putro, SKM,
M.Kes
Prof. Dr. Wasis
Budiarto, MS
23
3
Analisis Sinkronisasi dan
Harmonisasi Peraturan
Perundangan Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah
Daerah Tentang Jaminan
Sosial Kesehatan
4
Riset Kepuasan Provider
dan Peserta terhadap
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
Studi kelayakan
telemedisin di DTPK
(Studi Kasus Pelayanan
kesehatan ibu dan anak)
oleh PI: Agung Dwi
Laksono, SKM, M.Kes
Kematian Ibu dan Anak di
Provinsi Jawa Timur:
Masih Tinggi Bagaimana
Dukungan Kebijakan
Making Pregnancy Safer?
Ambiguitas
Pemberdayaan dalam
Buku Pedoman
Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas
Pengembangan Model
Day Care (Layanan
Harian) Lanjut Usia
5
6
7
8
9
Studi pembiayaan
kesehatan daerah
bermasalah kesehatan
Tahun 2014
10
Riset Potensi
Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang
Kesehatan (Tahap
Pengembangan Instrumen
Pemetaan Potensi
Pemberdayaan)
Analisis biaya manfaat
(cost benefit analysis)
pada program penyakit
Tropis terabaikan
(neglated tropical disease)
oleh PI: Galih Arianto, SE
11
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Analisis Sinkronisasi
dan Harmonisasi
Peraturan Perundangan
- Undangan Pemerintah
Pusat dengan
Pemerintah Daerah
Dalam Rangka
Implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional
Kepuasan Provider dan
Peserta terhadap Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial
Pengembangan Sistem
Kesehatan
"Telemedicine" di
Propinsi Nusa Tenggara
Timur
Turniani
Laksmiarti, SE,
MM
Analisis Kebijakan
Making Pregnancy Safer
di Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur
dr. Betty
Roosihermiatie,
MSPH, Ph.D
Analisis Buku Pedoman
Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas
Arief Priyo
Nugroho, S.IP
Pengembangan Draft
Model Layanan Harian
(Day Service) bagi
Lansia (Aging People)
Pembiayaan Kesehatan
(Studi Pembiayaan
Kesehatan di Daerah
Bermasalah Kesehatan
Tahun 2014)
Riset Operasional
Potensi Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Upaya Pengendalian
Perilaku Berisiko
Penyakit Tidak Menular
drg. Made Asri
Budisuari, M.Kes
Pemodelan Logistik
Bayesian pada Penyakit
Stroke di Indonesia
berbasis Data Stroke
Registri
M. Setyo
Pramono,
dr. Roy G.A.
Massie, MPH,
Ph.D
Endang
Indriasih, SKM,
M.Si
Wahyu Pudji
Nugrahaeni,
SKM, M.Kes
dr. Tety
Rachmawati,
M.Si
24
12
Perilaku Seks, Resiko
Kehamilan dan HIV/AIDS
pada Remaja pada
Wilayah Pengembangan
Ekonomi Indonesia
Kajian Kebijakan
Eliminasi Lokalisasi
(Studi Kasus di Kota
Surabaya)
Setia Pranata,
Drs., M.Si.
13
Regionalisasi dan
Mapping Kesehatan
Masyarakat di Daerah
Industri di Jawa Timur
(Studi Kasus di
Kabupaten Gresik,
Sidoarjo dan Mojokerto)
Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap
Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan Swasta
Regionalisasi dan
Mapping Kesehatan
Masyarakat di Daerah
Industri di Jawa Timur
M. Setyo
Pramono, dkk
Analisis Lanjut FaktorFaktor yang
Berpengaruh terhadap
Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan Swasta oleh
Penderita Penyakit
Kronis
Pola Perilaku dan
Penyakit Tidak Menular
pada Penderita Diabetes
Mellitus di 37 Kota
Wilayah Pengembangan
Pusat Ekonomi
Indonesia
(Data Riset Kesehatan
Dasar 2013)
Kesehatan Mental,
Disabilitas dan Gaya
Hidup Masyarakat
Perkotaan dan
Pedesaan di Indonesia
Selma A.S.
Siahaan
Analisis Implementasi
Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan dalam
Penanggulangan
Dampak Lingkungan
pada Pelaksanaan
MP3EI di Jawa Timur
Besaran Penyakit
Kardiovaskuler di
Daerah Industri
dibandingkan dengan
Daerah Non Industri
Determinan Status Gizi
Anak Balita dengan
Kedua Orang Tua
Bekerja
Widjiartini
14
15
Pola Perilaku Konsumsi
dan Pola Penyakit Tidak
Menular pada Penderita
Diabetes Melitus di
Indonesia
16
Kesehatan Mental,
Disabilitas dan Gaya
Hidup Masyarakat
Perkotaan dan Pedesaan
di Indonesia untuk
Mendukung MP3EI
Pemanfaatan Corporate
Social Responsibility
dalam Upaya
Penanggulangan Dampak
Lingkungan pada
Pelaksanaan MP3EI
17
18
Besaran Penyakit
Kardiovaskuler di Daerah
Industri dibandingkan
Daerah Non Industri
13
Hubungan Gizi Anak
Balita dengan Keluarga
dimana Ayah dan Ibu
Sama-sama Bekerja di
Indonesia
Laptah PHKKPM Tahun 2014
dr. Rukmini,
M.Kes.
Yurika Fauzia
Wardhani
dr. Yuslely
Usman, M.Kes.
Noor Edi Widya
Sukoco, M.P.S.,
M.Sc.PH.
25
20
Riset Khusus Budaya
Kesehatan Ibu dan Anak
a. Riset Intervensi
Kesehatan Ibu dan
Anak Berbasis
Budaya Lokal (ROI)
oleh PI: Dra. Ristrini,
M.Kes
Riset Khusus Budaya
Kesehatan Ibu dan Anak
Tahun 2014
dr. Trijuni
Angkasawati,
M.Sc
b. Riset Etnografi
Budaya Kesehatan
(REB) oleh PI: dr.
Trijuni Angkasawati,
M.Sc
Kajian Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
21
Kajian
a. Analisis Kebijakan
Penyelenggaraan
Kesehatan Umroh di
Indonesia
Kajian
Analisis Kebijakan
Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Jemaah Umrah Di
Indonesia
b. Kajian Pelayanan
Kesehatan pada Anak
Autis di Malang dan
Blitar
Kajian Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Penanganan Autisme di
Indonesia
c. Penelitian Akses
Pelayanan Kesehatan
yang Ramah Bagi
Penyandang Difabel
d. Kajian Hukum
Penyelenggaraan
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Kajian Implementasi
Perpres Nomor 12
Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan
yang Berkaitan dengan
Pelayanan Transfusi
Darah
Pelayanan Kesehatan
Puskesmas yang
"Ramah" bagi
Penyandang
Disabilitas/Difabel
Pengendalian
Tembakau dalam
Kesiapan Komunitas
ASEAN 2015
Kajian Cedera karena
Kecelakaan Lalu Lintas
Di Indonesia :
PROGRAM
KESELAMATAN JALAN
Kajian Hukum
Penyelenggaraan
26
Rumah Sakit Non
Pemerintah dalam
Era Sistem
Pembiayaan Jaminan
Kesehatan Nasional
e. Aksesibilitas
Pelayanan Kesehatan
di Indonesia
Rumah Sakit Swasta
pada Era Jaminan
Kesehatan Nasional
Kesiapan Indonesia
Dalam Menghadapi
Daya Saing Sumber
Daya Manusia Bidang
Kesehatan Dalam
Rangka Pasar Bebas
ASEAN 2015
Aksestabilitas
Pelayanan Kesehatan di
Indonesia
Progress Of Intelektual
Property Rights (IPR)
Related to Health
Product In Indonesia in
The Last Five Years
2009-2013
Implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional
pada PPK 1 Non
Puskesmas (Klinik
Pratama dan Utama)
Dari penelitian DIPA PHKKPM ini penelitian yang telah dilakukan
selama tahun 2014 telah menghasilkan output diantaranya yaitu :
Tabel 4. 2
Output Akhir Penelitian di bidang Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014
No Output Akhir
Penelitian
1
Analisis tentang Mekanisme
Peningkatan Kepesertaan
pada Kelompok Nelayan Non
Penerima Bantuan Iuran
dalam Jaminan Kesehatan
Nasional
Analisis Pembiayaan
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama sebagai
Gatekeeper dalam rangka
Penentuan Kapitasi
Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional
Analisis Sinkronisasi dan
Harmonisasi Peraturan
Perundang-undangan
2
3
Policy Paper tentang
Mekanisme Peningkatan
Kepesertaan pada Kelompok
Nelayan Non Penerima
Bantuan Iuran dalam Jaminan
Kesehatan Nasional
Policy Paper tentang
Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
sebagai Gatekeeper dalam
rangka Penentuan Kapitasi
Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional
Policy Paper tentang
Sinkronisasi dan Harmonisasi
Peraturan Perundang-
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Unit
Pelaksana
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
27
No Output Akhir
4
5
6
7
8
undangan Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah
dalam Rangka Implementasi
Jaminan Kesehatan Nasional
Policy Paper tentang
Kepuasan Provider dan
Peserta terhadap Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial
Policy Paper tentang
Pengembangan Sistem
Kesehatan "telemedicine" di
propinsi Sulawesi Selatan
Policy Paper tentang Making
Pregnancy Safer di
Kabupaten Malang, Provinsi
Jawa Timur
Policy Paper tentang Buku
Pedoman Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas
Model Layanan Harian (Day
Service) bahi Lansia (Aging
People)
9
Policy Paper tentang
Pembiayaan Kesehatan di
Daerah Bermasalah
Kesehatan
10
Model Potensi Pemberdayaan
Masyarakat dalam Upaya
Pengendalian Perilaku
Berisiko Penyakit Tidak
Menular
Policy Paper tentang
Eliminasi Lokalisasi di Kota
Surabaya
Policy Paper tentang
Regionalisasi dan Mapping
Kesehatan Masyarakat di
Daerah Industri di Jawa Timur
Policy Paper tentang FaktorFaktor yang Berpengaruh
terhadap Pemanfaatan
Fasilitas Kesehatan Swasta
oleh Penderita Penyakit
Kronis
Buku tentang Pola Perilaku
dan Penyakit Tidak Menular
pada Penderita Diabetes
11
12
13
14
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Penelitian
Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah dalam
Rangka Implementasi
Jaminan Kesehatan Nasional
Kepuasan Provider dan
Peserta terhadap Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial
Unit
Pelaksana
PHKKPM
Pengembangan Sistem
Kesehatan "telemedicine" di
propinsi Sulawesi Selatan
PHKKPM
Analisis Kebijakan Making
Pregnancy Safer di
Kabupaten Malang, Provinsi
Jawa Timur
Analisis Buku Pedoman
Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas
Pengembangan Draft Model
Layanan Harian (Day
Service) bagi Lansia (Aging
People)
Pembiayaan Kesehatan
(Studi Pembiayaan
Kesehatan di Daerah
Bermasalah Kesehatan
Tahun 2014)
Riset Operasional Potensi
Pemberdayaan Masyarakat
dalam Upaya Pengendalian
Perilaku Berisiko Penyakit
Tidak Menular
Kajian Kebijakan Eliminasi
Lokalisasi (Studi Kasus di
Kota Surabaya)
Regionalisasi dan Mapping
Kesehatan Masyarakat di
Daerah Industri di Jawa
Timur
Analisis Lanjut Faktor-Faktor
yang Berpengaruh terhadap
Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan Swasta oleh
Penderita Penyakit Kronis
PHKKPM
Pola Perilaku dan Penyakit
Tidak Menular pada
Penderita Diabetes Mellitus
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
28
No Output Akhir
15
16
17
18
19
Mellitus di 37 Kota Wilayah
Pengembangan Pusat
Ekonomi Indonesia (DATA
RISET KESEHATAN DASAR
2013)
Policy Paper tentang
Kesehatan Mental, Disabilitas
dan Gaya Hidup Masyarakat
Perkotaan dan Pedesaan di
Indonesia
Policy Paper tentang Besaran
Penyakit Kardiovaskular di
Daerah Industri Dibandingkan
Daerah Non Industri
Policy Paper tentang Status
Gizi Anak Balita dengan
Kedua Orang Tua Bekerja
Laporan dan 20 Buku tentang
Kesehatan Ibu dan Anak
berbasis Budaya
Buku Pedoman Pelayanan
Kesehatan Puskesmas yang
“Ramah” bagi Penyandang
Disabilitas/Difabel
Penelitian
di 37 Kota Wilayah
Pengembangan Pusat
Ekonomi Indonesia (DATA
RISET KESEHATAN DASAR
2013)
Kesehatan Mental, Disabilitas
dan Gaya Hidup Masyarakat
Perkotaan dan Pedesaan di
Indonesia
Besaran Penyakit
Kardiovaskular di Daerah
Industri Dibandingkan
Daerah Non Industri
Determinan Status Gizi Anak
Balita dengan Kedua Orang
Tua Bekerja
Riset Khusus Budaya
Kesehatan Ibu dan Anak
Tahun 2014
Kajian: Pelayanan Kesehatan
Puskesmas yang "Ramah"
bagi Penyandang
Disabilitas/Difabel
Unit
Pelaksana
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
PHKKPM
Banyaknya penelitian di PHKKPM pada tahun 2014 berdampak
realisasi output yang melebihi target. Untuk pencapaian kinerja dalam
hal publikasi ilmiah di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat telah dihasilkan 24 artikel nasional pada
buletin terakreditasi dan 5 publikasi internasional. Artikel yang
dihasilkan ini telah melebihi target kinerja untuk tahun 2014 yaitu 20
artikel nasional dan 2 artikel internasional. Adapun judul-judul artikel
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8 berikut.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
29
Tabel 4. 3 Judul Artikel Ilmiah yang telah dipublikasikan dalam media nasional
yang terakreditasi
No
Judul Artikel
1 Evaluasi Sistem
Surveilans Ibu Hamil,
Bayi dan Balita di
Puskesmas Unit I,
Puskesmas Moyo Hulu
dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumbawa
2 Hubungan Kondisi
Sosial Ekonomi
Keluarga dengan
Pemberian ASI Ekslusif
di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanah Kali
Kedinding Surabaya
3 Pelaksanaan Program
Kesehatan Lingkungan
Puskesmas di
Kabupaten Tuban
provinsi Jawa Timur
(Analisis Lanjut Riset
Fasilitas Kesehatan
Tahun 2011)
4 Analisis Kasus Penyakit
Filariasis di Provinsi
Nangroe Aceh
Darussalam dengan
Pendekatan Metode
Zero Inflatedpoisson
(ZIP) Regression
Nama Penulis
Muhammad
Kazwaini,
Wahyu Pudji
Media
Publikasi
Akreditasi
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 1 Januari
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 1 Januari
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 1 Januari
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 1 Januari
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 1 Januari
2014
A
Nugraheni
Suci Wulansari
Moch .Setyo
Pramono
Mugeni
Sugiharto,
Oktarina
Mochamad
Setyo
Pramono,
Herti Maryani,
Sri Pingit
Wulandari
5 Health Seeking
Behavior dan
Aksesibilitas Pelayanan
Keluarga Berencana di
Indonesia
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Niniek Lely
Pratiwi
Hari Basuki
30
No
Judul Artikel
6 Fenomena Sosial
Disparitas Jender
Riskesdas 2007
Nama Penulis
Media
Publikasi
Akreditasi
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 1 Januari
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 1 Januari
2014
A
Lusi Kristiana,
Rozana Ika
Agustiya,
Sri Handayani,
Yunita Fitrianti,
Tri Juni
Angkasawati
Oktarina,
Lulut Sasmito,
Sri Rahayu
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 2 April
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 2 April
2014
A
Weni Lestari,
Yurika Fauzia
Wardhani
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 2 April
2014
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 2 April
2014
A
Siti Isfandari
Lamria
Pangaribuan
Dina Bisara
Lolong
7 Analisis Potensi
Promosi Pengendalian
penyakit Demam
Berdarah Dengue
melalui Youtube
8 Studi Kualitatif
Kesesuaian Pendapat
Pasien tentang Iklan
dengan Pelayanan yang
Diterima dari Sarana
Pengobatan Tradisional
9 Media Promosi “Ayo
Nyang Posyandu” Tari
Memengan di
Banyuwangi, Jawa
Timur
10 Stigma dan
Penanganan Penderita
Gangguan Jiwa Berat
yang Dipasung
11 Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan
Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada Ibu
Hamil di Kecamatan
Kamoning dan
Tambelangan,
Kabupaten Sampang,
Jawa Timur
12 Analisis Sistem rujukan
Persalinan bagi Peserta
Jamkesmas dan
Jampersal yang
Dikoordinasikam Dinas
Kesehatan Kota
Surabaya
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Mara Ipa
Agung Dwi
Laksono
Vita Kartika
Mahirawati
Rukmini,
Wahyu Dwi
Astuti,
Ristrini
A
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 2 April
2014
31
No
Judul Artikel
13 Upaya Peningkatan
Deteksi Dini Risiko
Tinggi Kehamilan
melalui Kelengkapan
Pengisian Buku KIA
oleh Bidan di Kabupaten
Bangkalan Jawa Timur
Tahun 2013
14 Pemberian Tablet Zat
Besi oleh Tenaga
Kesehatan dan
Kepatuhan Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet
Besi lebih dari 90 Tablet
yang Diperoleh dari
Tenaga Kesehatan, di
Daerah Kumuh
Perkotaan, di Provinsi
Jawa Barat dan
Yogyakarta
15 Akselerasi Kepesertaan
Jamkesda dan
Fenomena Kunjungan
Peserta Jamkesda
Menurut Kelompok
Umur di Puskesmas
Kabupaten Nganjuk
Tahun 2012
16 Analisis Diskriptif
Perbandingan
Kelayakan Puskesmas
Wisata Pantai dan
Puskesmas Non Wisata
Pantai di Provinsi Bali
(Analisis Lanjut Rifaskes
2011)
17 Ketersediaan dan
Kelayakan Gudang
Obat Puskesmas
Berdasarkan Geografi
dan Topografi di
Indonesia (Data Riset
Fasilitas Kesehatan
2011)
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Nama Penulis
Media
Publikasi
Akreditasi
Ristrini
Oktarina
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 3 Juli
2014
A
Tumaji
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 3 Juli
2014
A
Mugeni
Sugiharto,
Oktarina
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 3 Juli
2014
A
Suharmiati,
Lestari
Handayani,
Herti Maryani
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 3 Juli
2014
A
Rukmini,
Zainul
Nantabah
BULETIN
HSR VOL. 17
No. 3 Juli
2014
A
32
No
Judul Artikel
18 Kajian Kebijakan
Penyaluran Dana
Bantuan Operasional
Kesehatan dalam
Mendukung Pencapaian
Kesehatan Ibu dan
Anak (MDGs 4,5) di
Empat Kabupaten, Kota
di Propinsi Jawa Timur
Indonesia
19 Pemanfaatan Upacara
Molontalo dalam
Menyampaikan Pesan
Kesehatan Ibu Hamil di
Kecamatan Anggrek
Kabupaten Gorontalo
Utara
20 Peraturan Perundangan
dalam Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan
Warga Negara Asing
(TKWNA) di Indonesia
21 Pilihan Pelayanan
Kesehatan oleh
Masyarakat Perbatasan
Negara (Sebuah
Analisis Kebijakan)
22 Penyakit Jantung
Koroner (PJK) dengan
Obesitas di Kelurahan
Kebon Kelapa, Bogor
23 Konsumsi Tembakau
pada Peserta Jaminan
Kesehatan; Risiko
BPJS? (Analisis data
Riskesdas 2013
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Nama Penulis
Media
Publikasi
Akreditasi
Niniek L.
Pratiwi,
Agus suprapto,
Agung
D.Laksono,
Betty R,
Rukmini,
Gurendro,
Ristrini,
Wahyu
D.Astuti,
Oktarina,
Mugeni S.
Roy G.A.
Masiie,
Indra Domili,
Joy Rattu
BULETIN
HSR VOL. 16
No.4 Oktober
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 16
No.4 Oktober
2014
A
Tri Juni
angkasawati,
Tirniani
Laksmiarti
BULETIN
HSR VOL. 16
No.4 Oktober
2014
A
Turniani
Laksmiarti,
Made Asri
Budisuari,
Irfan Ardani
Rustika
Ratih Oemiati
BULETIN
HSR VOL. 16
No.4 Oktober
2014
A
BULETIN
HSR VOL. 16
No.4 Oktober
2014
BULETIN
HSR VOL. 16
No.4 Oktober
2014
A
Yuslely
Usman,
Wahyu Pudji
Nugrahaeni
A
33
No
Judul Artikel
Nama Penulis
24 Kebijakan Jaminan
Persalinan di Indonesia:
Pendekatan Berbasis
Budaya untuk
Meningkatkan
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di
Perdesaan
Riswati,
Ni Ketut
Aryastami,
Meda
Permana,
Ratna
Widyasari,
Qomariah Alwi
Media
Publikasi
BULETIN
HSR VOL. 16
No.4 Oktober
2014
Akreditasi
A
Tabel 4. 4 Judul Artikel Ilmiah yang telah dipublikasikan dalam media
Internasional
No
Judul Artikel
Nama
Penulis
Media Publikasi
1
Global, Regional,
and National Levels
and Causes of
Maternal Mortality
during 1990-2014: a
Systematic Analysis
for The Global
Burden of Disease
Study 2014
Soewarta
Kosen
www.thelancet.com
Published online May 2, 2014
http://dx.doi.org/10.1016/S01
40-6736(14)60696-6
2
Global, Regional,
and National Levels
of neonatal, infant,
and under-5
Mortality during
1990-2014: a
Systematic Analysis
for The Global
Burden of Disease
Study 2014
Soewarta
Kosen
www.thelancet.com
Published online May 2, 2014
http://dx.doi.org/10.1016/S01
40-6736(14)60697-9
Laptah PHKKPM Tahun 2014
34
3
Global, Regional,
and National
prevalence of
overweight and
obesity in children
and adult during
1980-2014: a
Systematic Analysis
for The Global
Burden of Disease
Study 2014
Soewarta
Kosen
www.thelancet.com
Published online May 29,
2014
http://dx.doi.org/10.1016/S01
40-6736(14)60460-8
4
Effectiveness of
Acupuncture as an
Adjunctive Therapy
for Diabetes
Mellitus: A
Randomized
Controlled Trial
Koosnadi
Saputra;
Bambang
Wasito
Tjipto
Medical Acupuncture.
December 2014, Vol. 26, No.
6: 341-345
http://online.liebertpub.com/d
oi/abs/10.1089/acu.2014.105
8?journalCode=acu
5
Medical
Acupuncture in
Indonesia:
Indonesian
Association of
Medical
Acupuncture (IAMA)
Koosnadi
Saputra
Deutsche Zeitschrift für
Akupunktur
Volume 57, Issue 2, 2014,
Pages 34–37
http://www.sciencedirect.com/
science/article/pii/S04156412
1400825X
PHKKPM juga memiliki buletin yang sampai saat ini masih tetap
terakreditasi A sehingga hal ini membantu peneliti dalam memfasilitasi
penulisan artikel. Gambar 4.1 ini merupakan gambar dari buletin yang
diterbitkan oleh PHKKPM.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
35
Gambar 4. 1 Cover Buletin HSR Vol.17 No.3 Juli 2014
2. Pengelolaan Kompetensi SDM
Sumber Daya Manusia merupakan aset yang paling berharga. Upaya
untuk membantu karyawan dalam peningkatan jenjang karier maupun
peningkatan kompetensi dilakukan dalam bentuk kenaikan pangkat
golongan, kenaikan jabatan fungsional, pendidikan, keikutsertaan kursus
dan pelatihan.
Proses peningkatan mutu litbangkes sangat terkait erat dengan
keberadaan peneliti sebagai “ujung tombak” yang melakukan kegiatan
tersebut. Mengingat peneliti merupakan asset yang sangat berharga bagi
pengembangan litbangkes, maka diatur suatu mekanisme pembinaan yang
terintegrasi, efektif dan mudah diperlukan dalam proses kenaikan jenjang
fungsional,sehingga para staf yang berpotensi dapat diarahkan dengan
baik, dari segi administrasi maupun persyaratan ilmiah untuk memenuhi
angka kredit peneliti. Disamping itu hal lain yang perlu mendapat perhatian
adanya motivasi untuk meningkatkan kepedulian peneliti mengenai
masalah kepangkatannya.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen penggerak
utama dalam pelaksanaan program kerja di Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Percepatan kinerja hanya
dapat dicapai melalui peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM),
oleh karena itu upaya yang terpadu dan berkesinambungan untuk
meningkatkan profesionalitas SDM terus dilakukan.
Selain peningkatan intensitas kegiatan di luar institusi, pembenahan
kualitas dan regenerasi peneliti intern di Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan beban lain yang
harus dipenuhi.
a. Kenaikan Pangkat
Dalam tahun 2014 terdapat 3 orang yang diusulkan kenaikan
pangkatnya pada bulan April dan 3 orang pada bulan Oktober. yang
terinci dalam tabel 4.6 dan tabel 4.7 sebagai berikut :
Laptah PHKKPM Tahun 2014
36
Tabel 4. 5. Daftar Nama Pegawai yang Telah Diusulkan Kenaikan Pangkat
pada bulan April, PHKKPM Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Nama
dr. Betty Roosihermiatie, MS.PH,
Ph.D
drg. Oktarina, M.Kes
Nur Asyah, SKM, M.Kes
Mugeni Sugiharto, S.KM, M.Kes
Nilasari Mukti Widyaningsih, ST
Choirum Latifah, SKM
Ira Ummu Aimanah, SKM
Bob Widiatno, ST
Hidayad Heny S., S.Kep., Ns,
M.Kep
Novia Rahmawati, A.Md
Udik Bambang Supriyadi
Sri Ngastuti
Pangkat
IV/a
Usulan KP
IV/b
III/d
III/d
III/b
III/b
III/b
III/a
III/a
III/a
IV/a
IV/a
III/c
III/c
III/c
III/b
III/b
III/b
II/d
II/d
II/d
III/a
III/a
III/a
Tabel 4. 2 Daftar Nama Pegawai yang Telah Diusulkan Kenaikan Pangkat
pada bulan Oktober, PHKKPM Tahun 2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama
Linda Nilawati, SKM, M.Kes
Agung Dwi Laksono, SKM,M.Kes
Mardiyah, SE, MM
Wahyu Pudji Nugraheni, SKM,
M.Kes
Mardiana
Agus Triyono
Pangkat
Usulan KP
III/d
III/c
III/c
III/b
IV/a
III/d
III/d
III/c
III/a
II/b
III/b
II/c
b. Tugas/Ijin Belajar
Peningkatan kompetensi melalui pendidikan telah dilakukan dengan
memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih
tinggi. Terdapat 5 orang pegawai yang sedang tugas belajar dengan
biaya negara yang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
37
Tabel 4. 3 Daftar Nama Pegawai Yang Telah Masuk pada Pendidikan S2, S3
& Spesialis, PHKKPM Tahun 2012 dan Tahun 2014
No
Nama
Pendidikan
1. drg. Ratih Ariningrum, M.Kes
S3
2. dr. Bambang Wasito Tjipto, MS,
S3
Sp.And
3. Galih Arianto, Se
S2
4. Choirum Latifah, SKM.
S2
5. Nunuk Arie Suryana, A.Md
S1
6. Ira Ummu Aimanah, SKM
S2
7. Fenty Dwi N., SKM
S2
8. Eka Denis M., SPd
S2
9. Arief Priyo
S2
10. Rozana Ika A., Spsi
S2
11. Syarifah Nuraini, S.Sos
S2
12. Novia Rahmawati, A.Md.
S1
13. Wahyu Pudji Nugraheni, SKM,
S3
M.Kes
15. Ratna Widyasari, S.Sos
S2
16. Zainul Khaqiqi Nantabah, S.Si
S2
17. Endang Indriasih, SKM,M.Si
S3
Status
Reguler
Ijin Belajar
Reguler
Reguler
Ijin Belajar
Tugas Belajar
Tugas Belajar
Tugas Belajar
Tugas Belajar
Ijin Belajar
Ijin Belajar
Ijin Belajar
Tugas Belajar
Tugas Belajar
Tugas Belajar
Tugas Belajar
c. Jumlah Pegawai Mutasi
Keadaan pegawai Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat yang mutasi karena pensiun pada tahun
2014 dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4. 8 Daftar Nama Pegawai yang Mutasi dari Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun
2014
No
1 Rijadi
Nama
Gol
II/d
2
Titik Ernawati, S.Sos
IV/a
3
Siti Sundari, MPH, M.Sc,
D.Sc
Dr. Qomariah, SKM,
M.Med,Sc
Mabaroch, S.Sos
IV/b
4
5
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Keterangan
Pensiun TMT 1 Januari
2014
Pensiun TMT 1 Januari
2014
Pensiun TMT 1 Juni
2014
IV/e
Pensiun TMT 1 Juli
2014
IV/a
Pensiun TMT 1
September 2014
38
6.
Widjiartini, SKm, M.Kes
IV/c
Pensiun TMT 1
Nopember 2014
3. Pengelolaan layanan Litbang Humaniora
a. Museum Kesehatan DR. Adhyatma, MPH
Museum ini dirintis sejak tahun 1990 oleh Dr. dr. Harijadi
Soeparto, DOR.M.Sc. dan diresmikan pada tanggal 14 September 2004
oleh dr. Sujudi (Menteri Kesehatan pada saat itu). Permasalahan
kesehatan yang dipaparkan di museum ini bukan hanya yang
berhubungan dengan teknologi modern saja, melainkan banyak koleksi
tradisional (asli) yang merupakan budaya kesehatan bangsa Indonesia.
Ratusan koleksi merupakan perlengkapan dan peralatan upaya
pelayanan
kesehatan
tradisional.
Sasana
kesehatan
budaya
memaparkan realita kebudayaan supranatural dan kekuatan magik
yang digunakan dalam praktik pengobatan tradisional.Hal ini menarik
minat dari berbagai kalangan, baik dari kalangan akademisi maupun
dari kalangan jurnalis atau mdia massa, hal ini terlihat dari liputan oleh
beberapa stasiun televisi di Indonesia.
Gambar 4. 2 foto Museum Kesehatan DR. Adhyatma, MPH
Laptah PHKKPM Tahun 2014
39
Gambar 4. 3 Leaflet terkait Museum Kesehatan DR. Adhyatma, MPH
Koleksi Museum yang ada saat ini sudah cukup banyak, terdiri
dari benda museum yang berasal dari berbagai lokasi di Indonesia.
Sedangkan tambahan koleksi baru selama tahun 2014 yaitu :
1. Kain gringsing
2. Rebung ( pantangan makanan keturunan wijil i demak)
3. Satu set kain batik jawa untuk terapi
4. Kain batik sasirangan untuk terapi
5. Miniatur rumah timor- timur
6. Laptop
7. Tas noken papua
8. Kapak batu
9. Buku tanaman obat dalam lontar usada
10. Peralatan akupunktur
11. Pin donor darah
12. New dunia lain
13. Profil profesor peneliti kesehatan
14. Snellen
15. Keranjang pemulung + tempat sampah
16. Seperangkat alat tcm kuno
17. Bambu untuk menggigit topeng reog
18. Daur ulang tinja
Laptah PHKKPM Tahun 2014
40
19. Penjernih air
20. Alat destilasi air laut menjadi tawar
21. Lele sahabat raja bali
22. Boneka potjong
23. Komposter
24. Seperangkat alat pembuatan bio gas
Kegiatan yang dilakukan di Museum selama tahun 2014 yaitu :
 Kunjungan museum : 8.438 orang
 Masuk dalam acara peliputan museum kesehatan di SBO TV, Trans
TV, Arek TV
 Mengikuti workshop dan Pelatihan Pemandu Museum se Jawa Timur
yang diselenggarakan oleh Kemdiknas
 Mengikuti pameran koleksi unggulan museum kesehatan
 Pertemuan Rutin Bulanan anggota FORKOM AWSBY
Untuk penulisan yang telah dikeluarkan oleh museum antara lain
yaitu :
1. Sasana Kencana
a. G. Lawu Dipandang Dari Sudut Kebatinan Dalam Kesehatan
Budaya, Haryadi S, 2002
b. Three
Dimension
Dectrion
For
Statistical
Testing
The
Significance Of Traditional Medicine Holistic Appronch, Haryadi
S – M. Setyo Pramono
c. Penyinaran Tenaga Dalam Pada Daun Dewa, Haryadi S
d. Benda-benda Magik Kesehatan Dipandang Secara Ilmiah dan
Ngelmiah, Haryadi S – Yusuf Ernawan
e. Keris Pusaka Dilihat Dari Segi Kesehatan, Haryadi S, 2002
f. Peta Kekuatan Supranatural, Pitojo Soeparto, 2008
2. Sasana Genetika
a. Silsilah Keluarga Regent / Boepati Soerabaya . Pembatasan
Perkawinan : Tinjauan Sejarah, Mitologi dan Genetika Modern,
Wenny L dan Haryadi S, 2006
Laptah PHKKPM Tahun 2014
41
b. Peran Senam Pernapasan Tenaga Dalam Satria Nusantara
Dalam Membentuk Karakter Para Pemimpin Bangsa Indonesia,
Haryadi S - Syafriyanur
3. Sasana Kesehatan Reproduksi
a. Pengenalan Obat Tradisional Dengan Permainan Umbul Pada
Anak, Lusi K – Herti M – Haryadi S
b. Tinjauan Tradisi Perawatan Ari-ari, Haryadi S dan Didyn N, 2006
c. Keris, Buah Krambil, dan Bantal Brojol, Sebagai Perangsang
Persalinan, Yunita Fitriani, S.Ant dan Sartono
4. Sasana Kesehatan Budaya
a. Pengaruh Ilmu Rasa Terdadap Insulin Dependent Diabetes
Melitus, Haryadi S – Sri Karjati
b. Pengamatan Santet Dari Segi Kesehatan, Haryadi S, 2002
c. Meditasi Mandiri, Adianti H – Syafrudin – Sulistiyawati – Haryadi
S, 2005
d. Bawang Merah ( Allium Ascalonicum Linn ) Untuk Kerokan
Sebagai Suatu Cara Penyembuhan Budaya Rakyat Indonesia
Untuk Membebaskan Tubuh Dari Masuk Angin ( Pengalaman
Anak-anak ), Hardjono Soeparto
e. Fenomena
Supranatural di Kompleks Puslitbang Yankes,
Haryadi S – Jatno – Rudolf L.S. Pattiata
f. Penanggulangan Masalah Supranatural di Kompleks Puslitbang
Yankes Surabaya Dengan Kumparan, Haryadi S
g. Menguji Terapi Tradisi Kuno, Majalah Gatra, 28 Pebruari 2007
h. Kayu Bertuah : Sebuah Etno Medisin Di Indonesia, Weny L –
Haryadi S
i. Metode Penyembuhan Dengan Bambu, Haryadi S – Adianti H
j. Tempat Penyimpanan Obat Tradisional Dari Beberapa Daerah di
Indonesia, Weny Lestari, S.Sos
k. Bima Suci ( Mencari Jati Diri Dalam Kesehatan Budaya ),
Srihana
Laptah PHKKPM Tahun 2014
42
l. Puasa Kejawen Dalam Rangka “Nglakoni” Dilihat Dari Segi
Kesehatan ( Suatu Studi Kasus ), Haryadi S dan Suci W
m. Laporan Kunjungan Ke Jombang Tanggal 28 Pebruari 2009
n. Pemberian Ulos Bagi Masyarakat Batak ( Budaya Yang
Mendukung Kesehatan ), Donna P
o. Pengkajian
Pengobatan
Tradisional
Patah
Tulang,
Agus
S,Sulistiyawati, SK. Purwani, Setia P, A. Syarwani
p. Makna Kesehatan Di Balik Batik, Yunita Fitriani
q. Laporan Penelitian Ponari, Kerjasama UNAIR dan Satria
Nusantara, 2009
r. Doa Penyembuhan, Budi Sundarto
5. Sasana Medis
a. Alat Untuk Merokok, Lulut Kusumawati dan Haryadi S, 2007
b. Perkembangn Sejarah Alat Pemeriksaan Bola Mata Pada Masa
Pendudukan Belanda, Nailul Izza, Mabaroch dan Hariyadi S,
2006
c. Kotak Medis, S.Eni Rahmawati dan Siti Luksitasari
d. Penemu Sinar X, Turniani Laksmiarti, SE, MM
6. Sasana Daur Ulang
a. Teknologi Pemanfaatan Limbah Alat Kesehatan, Rukmini dan
Haryadi S, 2006
b. 2. Uji Hayati
( Bio Assay )
Terhadap
Lumpur
PT.
Lapindo Brantas, Soedaryono
7. Sasana Non Medis
a. Peranan Hand Press Machine Dalam Rangka Penyebarluasan
Hasil
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
Untuk
Masyarakat, Nailul Izza,Sugeng R dan Mabaroch, 2005
8. Sasana Flora Dan Fauna
a. Daya
Serap
Tanaman
Pakis
Terhadap
Gelombang
Geopathogen, Haryadi S dan Adianto H, 2005
9. Ruang Penemuan Kesehatan
Laptah PHKKPM Tahun 2014
43
a. Metode “Triple” Untuk Memperkirakan Jumlah Kelahiran Dan
Kematian Di Wilayah Puskesmas, Hariyadi S, 2006
b. Pengobatan Dari Masa Ke Masa ( Suatu Pendekatan Deduksi
dan Induksi ), Irfan Ardani, S.Fis
10. Ruang Fenomena
a. Pengamatan Gelombang Elektromagnetik Dari Penghusada
Tenaga Dalam Dengan Aura Camera 3000, Haryadi S
b. Kirlian Foto Grafi Diagnostic, Sukarto
c. Deteksi Terhadap Geopathogen Dengan Teknik Pendulum, Setia
Pranata – Haryadi S
Gambar 4. 4 Beberapa hasil penulisan
yang telah dikeluarkan oleh Museum
Kesehatan DR. Adhyatma, MPH
b. Laboratorium
Penelitian
dan
Pengembangan
Pelayanan
Pengobatan Obat Tradisional (LP4OT)
Laboratorium ini berdiri sejak 10 Agustus 1990. Tujuan didirikan
LP4OT adalah sebagai tempat untuk penelitian, pelayanan pengobatan
terutama kepada pasien, melayani pembelian obat tradisional maupun
bahan jamu di griya obat tradisional, mengadakan pelatihan atau
penyuluhan tentang obat tradisional kepada masyarakat, menyediakan
contoh-contoh
tanaman
obat
di
etalase
tanaman
obat
juga
menyediakan bibit tanaman yang bisa dibeli masyarakat. Keberadaan
Laptah PHKKPM Tahun 2014
44
LP4OT ini bertujuan untuk meningkatkan pesan obat tradisional
sebagai obat alternatif atau pengganti dapat tercapai.
Fasilitas yang dimiliki oleh LP4OT yaitu :
1) Etalase Tanaman Obat
Etalase tanaman obat yang terletak didepan laboratorium obat
tradisional memiliki sekitar 100 jenis tanaman obat yang dapat
dilihat secara langsung oleh masyarakat umum sebagai referensi.
Etalase tanaman obat juga sering dipakai sebagai wisata toga bagi
para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk mengetahui
jenis dan manfaat dari tanaman obat tersebut. Kebanyakan mereka
hanya mengetahui nama atau khasiatnya saja tetapi belum pernah
melihat langsung tanaman obat tersebut. Pada tahun 2013 jumlah
koleksi tanaman obat yang ada di etalase tanaman obat mengalami
penurunan jumlah dikarenakan banyak tanaman yang mati tetapi
kita juga memiliki koleksi beberapa tanaman obat baru yang bisa
menambah pengetahuan. Dengan demikian, diharapkan Etalase
Tanaman Obat dapat menjadi ruang pamer tanaman obat
tradisional Indonesia.
Gambar 4. 5 Etalase Tanaman Obat
2) Griya Obat Tradisional
Griya Obat Tradisional mulai berdiri bersamaan dengan
LP4OT, tetapi pemberian nama Griya Obat Tradisioanal baru
Laptah PHKKPM Tahun 2014
45
dilakukan pada tahun 2006 setelah griya ini mampu melaksanakan
fungsi sebagai apotek. Kegiatan yang dilakukan merupakan
kegiatan
kefarmasian
meliputi
menerima,
meracik
dan
menyerahkan resep obat tradisional. Selain itu, Griya Obat
Tradisional juga memproduksi simplisia dari hasil kebun tanaman
obat yang ada di lingkungan LP4OT melayani pembelian simplisia
dan obat tradisional bagi tenaga medis, pengobat tradisional dan
orang awam. Apoteker yang bertugas juga memberikan konsultasi
tentang manfaat tanaman obat dan obat tradisional untuk
pengobatan penyakit yang membutuhkan.
Gambar 4. 6 Griya Obat Tradisional
3) Pelayanan pengobatan
Pelayanan pengobatan yang dilakukan di laboratorium
P4OT dilaksanakan oleh 1 orang dokter dan 2 orang apoteker
dengan dibantu tenaga administrasi. Pelayanan dilakukan 5
hari dalam seminggu (Senin – Jumat) dengan pasien yang
berasal dari rujukan atau datang atas informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber. Pasien diminta untuk menandatangani
surat pernyataan yang menyatakan bahwa kedatangannya
untuk berobat adalah atas kemauan sendiri serta mengijinkan
data pengobatannya untuk diteliti.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
46
Dasar diagnosa adalah kedokteran modern. Dalam
menegakkan
diagnosa
tidak
seluruhnya
dilakukan
oleh
petugas (dokter) di laboratorium, karena cukup banyak pasien
yang
diagnosanya
telah
ditegakkan
di
unit
pelayanan
kesehatan lain yang memberikan pengobatan dengan obat
modern. Khusus untuk kasus ini umumnya datang ke
laboratorium oleh karena takut terhadap tindakan operasi,
bosan dengan pengobatan modern, merasa tidak ada hasil
dengan pengobatan modern atau ingin mencoba dengan
pengobatan tradisional
Jumlah kunjungan pasien pengobatan selama tahun
2014 mengalami penurunan dari tahun 2010, yaitu pasien baru
sebanyak 45 orang dan pasien lama 15 orang sehingga total
kunjungan untuk tahun 2014 adalah 60 orang pasien.
4) Kebun tanaman obat
Kebun tanaman obat disediakan untuk mencukupi
kebutuhan
bahan
baku
pada
griya
obat
tradisional.
Kebanyakan untuk bahan baku seperti daun-daunan kita ambil
dari kebun tanaman obat sendiri karena hasil yang diperoleh
lebih bagus seperti daun salam, kemuning, jati belanda, pecut
kuda dll sementara untuk bahan baku umbi-umbian dan akar
ada sebagian kecil yang kita beli dari luar karena kebun
tanaman
obat
belum
mampu
menyediakan
dikarenkan
kebutuhan yang sangat banyak.
5) Penelitian
Tidak banyak kegiatan laboratorium P4OT yang berkaitan
dengan penelitian selama tahun 2014. Salah seorang anggota
laboratorium P4OT menjadi pembimbing tesis tentang jamu seorang
mahasiswa S2 Universitas Diponegoro Semarang. Dan pada tahun
yang sama, seorang anggota laboratorium P4OT dikukuhkan
Laptah PHKKPM Tahun 2014
47
sebagai Profesor Riset oleh LIPI dengan orasinya yang berjudul
“Budaya Minum Jamu dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan di
Indonesia”,
Gambar 4. 7 Buku Semi
Populer yang dikeluarkan
LP4OT
6) Pelatihan dan Penyuluhan
Selama tahun 2014 LP4OT telah dikunjungi oleh pelajar
dan mahasiswa, instansi maupun masyarakat umum. Selama
kunjungan tamu, petugas LP4OT juga melakukan penyuluhan
mengenai kegitan yang dilakukan di laboratorium P4OT, jenis
tanaman obat serta khasiatnya. Petugas laboratorium P4OT
juga menyuguhkan minuman jamu seperti sinom atau kunir
asem
pada
tamu
pada
beberapa
kunjungan
untuk
mengenalkan rasa minuman jamu yang dibuat murni dengan
bahan alami.
c. Laboratorium
Penelitian
Dan
Pengembangan
Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Si Infertil – Andrologi
Laboratorium
Kesehatan
Penelitian
Reproduksi
pada
Dan
Pengembangan
Puslitbang
Humaniora,
Pelayanan
Kebijakan
Kesehatan, dan Pemberdayaan masyarakat Surabaya mulai berdiri
sejak 31 Juli 1998, menempati seluruh ruangan bekas Poli Remaja, Jl.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
48
Indrapura 17 Surabaya. Sejak 16 Desember 2002 Laboratorium
andrologi berubah nama menjadi Poli Infertil Andrologi, dan pindah
ruangan menempati gedung yang baru direnovasi menjadi satu dengan
pelayanan kontrasepsi (KB).
Sejak tahun 2012, tidak ada kegiatan penelitian di laboratorium
Infertil -andrologi ini dikarenakan penelitian yang dilakukan PHKKPM
lebih merujuk pada tema kebijakan dan humaniora, sehingga kegiatan
laboratorium ini memberikan pelayanan yang utamanya membidangi
kesehatan
reproduksi
pria,
dengan
topik
utama
:
Infertilitas,
Hypogonadisme, Kontrasepsi pria, Disfungsi ereksi, dan Penuaan pria
(andropouse). Pelayanan dilakukan setiap hari Senin – Kamis pukul
08.00 – 12.00 WIB dan hari Jum’at pukul 08.00 – 11.00 WIB.
Gambar 4. 8 Laboratorium Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Si Infertil – Andrologi (LP4ND)
d. Laboratorium
Penelitian
dan
Pengembangan
Pelayanan
Penyembuhan Tenaga Dalam (LP4TD)
Laboratorium
Penelitian
dan
Pengembangan
Pelayanan
Penyembuhan Tenaga Dalam (Lab.P4TD) sebelumnya merupakan
proyek kerjasama yang dimulai pada tahun 1991, antara Puslitbang
Yankes (sekarang Pusat
Humaniora
Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan M asyarakat ) dan Lembaga Seni Bela Diri Tenaga
Dalam Satria Nusantara Surabaya /LSBDTD-SN Surabaya, selanjutnya
Laptah PHKKPM Tahun 2014
49
kerjasama tersebut diambil alih oleh Lembaga Seni Pernapasan Satria
Nusantara Pusat yang berkedudukan di Yogyakarta.
Pada tanggal 22 Pebruari 1992, ditandatangani
Pusat
Humaniora
MOU antara
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat dengan Lembaga Satria Nusantara Pusat , pada tanggal
tersebut menjadi tanggal berdirinya Lab. P4TD secara resmi,
merupakan bentuk kerjasama 2 lembaga yang berlangsung sampai
saat ini.
Yang terlibat dalam kegiatan Laboratorium P4TD selain dari
Pusat
Humaniora
Masyarakat
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
adalah anggota Lembaga Seni Pernapasan Satria
Nusantara Pusat maupun Surabaya (sebagai tenaga honorer di
Lab.P4TD).
Pada awalnya kegiatan dilaksanakan secara bersama namun saat
ini kegiatan Lab.P4TD lebih banyak dikerjakan oleh anggota Lembaga
Seni Pernapasan Satria Nusantara. Keterlibatan
Pusat
Humaniora
Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat hanya apabila
ada kegiatan khusus saja misalnya penelitian, tamu, kunjungan dan
seminar.
Kerjasama yang
berlangsung selama ini sebelumnya setiap 3
tahun sekali baru diperbarui akan tetapi sejak tahun 2007 menjadi
setiap 1 (satu) tahun sekali. Pada tahun 2009 kerjasama baru ditanda
tangani pada tanggal 31 Januari 2009 dan akan berakhir pada tanggal
31 Desember 2010, sampai sekarang belum diperbarui lagi.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
50
Gambar 4.9 Laboratorium Tenaga Dalam
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
1) Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan oleh Lab.P4 Tenaga Dalam
dilakukan oleh para peneliti dari Pusat
Humaniora
Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, akan tetapi sejak tahun
2010 tidak ada kegiatan penelitian di Lab. P4TD.
2) Pendidikan
Yang dimaksud dengan pendidikan adalah pelatihan senam
pernapasan dengan Tenaga Dalam yang diperuntukkan bagi pasien
untuk mengikuti pengobatan secara aktif . Untuk anggota Satria
Nusantara yang berminat dapat mengikuti Pelatihan Penghusada,
dimana akan diajari teori & praktek penyembuhan tenaga dalam
yang dapat dimanfaatkan untuk kesembuhan dan kesehatan diri
sendiri maupun bagi orang lain. Pelatihan ini melibatkan Satria
Nusantara Pusat sebagai instruktur “Penghusada”
3) Pelayanan
Pelayanan Penyembuhan yang dilakukan di Laboratorium P4
Tenaga Dalam dilaksanakan oleh penghusada. Pelayanan dilakukan
Laptah PHKKPM Tahun 2014
51
5 kali dalam seminggu setiap hari Senin s/d Kamis mulai pukul 08.
00 – 14.00 dan hari Sabtu mulai pukul. 08.00 – 12.30.
e. Laboratorium
Penelitian
dan
Pengembangan
Pelayananan
Akupunktur (LP3A)
LP3A berdiri sekitar bulan April 1990. Sejak tahun 1996,
akupunktur resmi masuk dalam pelayanan kesehatan formal, seperti
Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik Kesehatan dengan diterbitkannya
Permenkes
No.
1186/Menkes/Per/XI/1996
tentang
Pemanfaatan
Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan. Tujuan didirikannya LP3A
ini agar masyarakat dapat mencermati pemanfaatan akupunktur.
Gambar 4. 90 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayananan
Akupunktur (LP3A)
Kegiatan yang dilakukan oleh LP3A yaitu :
1) Penelitian
Penelitian akupunktur dilakukan melalui :
Penelitian akupunktur dilakukan melalui :
a) Penelitian dasar untuk mencari model hantaran rangsangan
titik akupunktur yang diharapkan sebagai pengembangan
inovatif teknologi kedokteran antara lain :
Laptah PHKKPM Tahun 2014
52
-
metode
diagnostik
melalui
titik
akupunktur
melalui
perangkat lunak dan hardware yang terhubung dengan
komputer.
-
alur baru pemberian obat melalui titik dan meridian
akupunktur.
-
pengendalian keseimbangan jaringan sebagai model
terapi kanker.
-
pengendalian respon imun tubuh.
b) Penelitian faal untuk
-
Bidang klinis : pengobatan penyakit
-
Bidang veteriner
: produksi dan reproduksi
-
Bidang terapan
: promotif dan olah raga
c) Penelitian terapan untuk
-
bidang klinis
-
bidang veteriner (fattening, super ovulasi)
2) Pendidikan
Untuk memenuhi peraturan no 1277/MENKES/SK/VIII/2003.
Laboratorium P3 Akupunktur melaksanakan berbagai kegiatan
pendidikan baik dalam bentuk kursus yang dapat diikuti oleh dokter
dan paramedis/umum untuk dapat melakukan praktek mandiri jika
sudah
memenuhi
kualifikasi
kompetensi
yang
ditentukan.
Sedangkan untuk memenuhi tenaga dalam pelayanan formal dalam
hal ini RS / Puskesmas tetap dilaksanakan melalui jaringan
pendidikan D3 Akupunktur yang bernama Akademi Akupunktur
Surabaya. Akademi ini telah bekerjasama dengan Guangzhu
University of Chinese Medicine sejak tanggal 2 Maret 2011.
Program Pendidikan Magister (S2) untuk Dokter yang telah
menyelesaikan pendidikan akupunktur tingkat lanjut dengan sistem
sandwich program, yaitu pendidikan dilaksanakan di Guangzhou
University of Chinese Medicine di China dan Akademi Akupunktur
Surabaya di Indonesia, sedangkan penelitian dilaksanakan di
Indonesia. Program ini mulai berjalan tahun 2011 diikuti oleh 12
Laptah PHKKPM Tahun 2014
53
orang peserta. Wisuda dilaksanakan di Guangzhou University of
Chinese Medicine (GUCM) pada tanggal 27 Juni 2014 dan dihadiri
oleh Prof. Koosnadi Saputra yang mendapat gelar Invite Profesor
dari GUCM.
Adapun model pendidikan yang dilakukan oleh LP3A yaitu :
a) Pendidikan akupunktur yang diselenggarakan sejak tahun 1990.
Pendidikan ini terbagi menjadi :
- Pendidikan kelas dokter dan non dokter yang diselenggarakan
secara regular setiap hari Sabtu
- Pendidikan kelas dokter intensif yang pelaksanaannya setiap
hari senin sampai Jum’at (biasanya diikuti oleh dokter dari luar
kota yang ingin menempuh pendidikan dalam waktu singkat
yaitu 6 minngu)
b) Pendidikan
yang
dikelola
oleh
Yayasan
Natura
Husada
Surabaya. Model pendidikan yang ada yaitu :
- Pendidikan D3 Akupunktur yang dimulai sejak tahun 2003
- Pendidikan jarak jauh melalui jalur internet melalui Campus
On Line Akupunktur Indonesia (http://www.col-ai.com) yang
dirintis sejak 2004. Pada tahun 2011 ini telah tercatat 43 orang
peserta.
c) Pendidikan Akupunktur pada Mahasiswa Kedokteran juga masih
dilaksanakan sebagai materi kuliah umum maupun mata kuliah
tambahan. Sebagai Dosen Tamu, diantaranya FK Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, FK Universitas Negeri Jember, FK
Universitas Hasanuddin – Makasar, FK Universitas Udayana –
Denpasar dan FK Universitas Brawijaya – Malang, STIKES
Universitas Darul Ulum Jombang, Universitas Widya Mandala
dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
d) Pendidikan Non Regular
Pendidikan dan pelatihan
pada
kursus
non
regular
ini
dilaksanakan sesuai permintaan dari instansi pemerintah atau
Laptah PHKKPM Tahun 2014
54
swasta yang ingin belajar akupunktur dasar atau akupresur
dalam waktu yang relatif singkat, atau peningkatan pengetahuan
akupunktur terhadap teknologi baru baik peralatan atau cara
pengobatannya.
e) Ujian Lokal Akupunktur
Ujian
lokal
akupunktur
dilaksanakan
setelah
siswa
menyelesaikan program pendidikan akupunktur dasar 300 jam
dan
dinilai
telah
mampu
melakukan
terapi
akupunktur
sederhana.
f) Ujian Kompetensi Akupunktur
Ujian Kompetensi Akupunktur berdasarkan kompetensi yang sesuai
dengan Kepmenkes 1076/Menkes/SK/VIII/2003 dapat dimanfaatkan
untuk standarisasi/pengujian/sertifikasi akupunkturis yang mempunyai
bobot ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sistem pelayanan
kesehatan formal.
3) Pelayanan
Pelayanan yang diberikan oleh LP3A yaitu layanan pengobatan
yang dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis pukul 08.00 – 14.00
WIB dan hari Jum’at pukul 08.00 – 13.00 WIB. Dalam klinik
akupunktur, juga diberikan sarana pelayanan Akupresur maupun
Laser Akupunktur kepada anak-anak untuk membantu dalam terapi
tumbuh kembang, kelainan bawaan sejak bayi maupun proses
penyembuhan terhadap anak-anak yang takut dengan jarum dapat
dilakukan terapi dengan laser akupunktur. Terdapat 6.547 pasien
yang berkunjung ke klinik ini selama tahun 2014.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
55
Gambar
4. 10 Leaflet berkaitan dengan LP3A
B. Akuntabilitas
Secara umum, capaian kinerja Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2014 telah
memenuhi
bahkan
melebihi
sasaran
yang
ditargetkan.
Realisasi
pencapaian sasaran PHKKPM diukur dengan menggunakan Indikator
Kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes 2010 – 2014.
Pencapaian kinerja PHKKPM dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4. 4 Pencapaian Output Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014
No
1
Sasaran
Meningkatnya
Indikator
1. Jumlah
penelitian dan
produk/model
pengembanga
intervensi/prototipe/s
n di bidang
tandar/ formula di
humaniora,
bidang humaniora,
kebijakan
kebijakan kesehatan
kesehatan dan
dan pemberdayaan
pemberdayaan
masyarakat
masyarakat
Laptah PHKKPM Tahun 2014
Target
Realisasi
%
2014
2014
Capaian
18
19
> 100%
2. Jumlah Publikasi
56
ilmiah di bidang
humaniora,
kebijakan kesehatan
dan pemberdayaan
masyarakat yang
dimuat pada media
cetak dan elektronik:
a. Nasional
20
24
> 100%
b. Internasional
2
5
> 100%
7
7
100 %
3. Jumlah laporan
Status Kesehatan
Masyarakat Hasil
Riset Kesehatan
Nasional Wilayah III
Keberhasilan yang telah dicapai oleh PHKKPM pada tahun 2014 ini
antara lain :
1. Bertambahnya profesor riset yaitu Prof. Dr. dr. Lestari Handayani,
M.Med(PH).
2. Penyerapan Anggaran 83.83%
3. Mempertahankan WHO – CC (Health Research System Management)
4. PHKKPM memiliki buletin yang sampai saat ini masih tetap
terakreditasi A sehingga hal ini membantu peneliti dalam memfasilitasi
penulisan artikel.
5. Bertambahnya 1 CPNS dengan latar pendidikan hukum, sehingga
sangat
membantu
dalam
analisis
kebijakan
dibidang
Hukum
Kesehatan
Kegagalan yang dialami oleh PHKKPM pada tahun 2014 ini yaitu :
1. Terdapat dua judul penelitian Pemodelan Logistik Bayesian pada
Penyakit Stroke di Indonesia Berbasis Data Stroke Registri dan Analisis
Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Bidang Kesehatan
Laptah PHKKPM Tahun 2014
57
Lingkungan pada pelaksanaan MP3EI di Jawa Timur yang tidak
terlaksana karena tidak tersedianya data.
2. Kegiatan scientific writing yang biasanya selalu dilaksanakan setiap
tahun, untuk tahun ini tidak dapat terlaksana.
3. Terdapat beberapa kualitas output RKAKL yang tidak tercapai (jumlah
pertemuan referat yang merupakan sub komponen).
Namun demikian, pelaksanaan kinerja PHKKPM selama tahun 2014
juga tidak lepas dari permasalahan dan hambatan diantaranya yaitu :
1. Kurangnya tenaga peneliti dibidang Humaniora dan Hukum dan Etika
2. Peneliti terlambat dalam mengajukan izin etik, sehingga pelaksanaan
penelitian terlambat dan berakhir tepat di akhir tahun.
3. Kurangnya kegiatan koordinasi, monitoring dan evaluasi karena
kesibukan peneliti. Sehingga kesulitan dalam memantu jalannya
kegiatan atau kinerja peneliti.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi pada saat pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014 antara lain :
1. Mengajukan untuk mengajukan tambahan pegawai khususnya
untuk formasi peneliti humaniora, hukum, dan sosial lainnya.
2. Menjadwal ulang kegiatan yang belum sempat dilaksanakan
3. Membuat monitoring kegiatan penelitian berbasis Web mulai dari
proposal, review sampai laporan penelitian. Namun Web ini belum
dimanfaatkan secara maksimal.
4. Membuat target penyelesaian kegiatan serta disiplin dalam
PengSPJan
Sedangkan usulan pemecahan masalah agar tidak terjadi lagi
masalah yang sama pada tahun-tahun berikutnya yaitu :
1. Menjadwal ulang kegiatan yang biasanya dilakukan di akhir tahun,
dijadwalkan di awal tahun mengingat kesibukan peneliti sebagaian
besar ada di pertengahan dan akhir tahun.
2. Mendayagunakan tenaga dari luar jika ada kegiatan berskala besar
guna membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan
Laptah PHKKPM Tahun 2014
58
3. Adanya Koordinasi antara perencanaan, keuangan dan monev
sehingga pelaksanaan kegiatan dan penyerapan dapat berjalan
sesuai dengan perencanaan.
4. Melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi secara periodik
dengan bagian / bidang dalam satuan kerja maupun pihak-pihak
terkait lainnya dalam pelaksanaan program dan kegiatan.
5. Disiplin dalam merencanakan dan melaksanakan secara matang
kegiatan beserta pengannggaran untuk setiap kegiatan.
6. Penerbitan Surat Keputusan dari Kepala Pusat untuk menjalankan
SIR agar dapat dimanfaatkan oleh peneliti dan yang berkepentingan
7. Pembuatan Juknis dalam Pengumpulan Output agar dapat terkumpul
pada akhir tahun
C. Realisasi Anggaran
Pada tahun 2014, PHKKPM mendapat anggaran sebesar Rp
61.001.135.000
sebesar
Rp
yang kemudian diefisiensi untuk anggaran pemilu
2.610.069.000
sehingga
anggaran
menjadi
Rp
58.391.066.000. Efisiensi ini merupakan pengurangan output cadangan.
Pusat HKKPM juga mendapatkan dana PHLN tahun 2014, yang baru
disetujui awal tahun 2015 sebesar Rp 9.305.477.000 sehingga anggaran
DIPA menjadi Rp 67.696.543.000. Anggaran tersebut terserap sebesar
Rp 56.748.433.605 atau 83,83%.
Adapun alokasi anggaran PHKKPM pada tahun 2014 non PHLN
yaitu :
a. Belanja Modal sebesar Rp 1.056.095.000,b. Belanja Barang sebesar Rp 48.175.173.000
c. Belanja pegawai sebesar Rp 9.159.798.000,Alokasi, penyerapan maupun sisa anggaran pada tahun 2014 ini
dapat dilihat pada gambar 1.10 berikut.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
59
Gambar 4.12 Alokasi Anggaran PHKKPM per Komponen Belanja (Non
PHLN) Tahun 2014
Sedangkan komponen belanja untuk penelitian dan non penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Belanja penelitian DIPA sebesar Rp 11.315.771.259,b. Belanja Penelitian PHLN sebesar Rp. 9.305.477.000
c. Belanja Riset Kesehatan Nasional sebesar Rp 22.394.472.137,d. Belanja non penelitian sebesar Rp 13.732.713.209,- termasuk gaji
dan dukungan manajemen
Untuk pagu, penyerapan dan sisa anggaran untuk belanja
penelitian dan non penelitian dapat dilihat pada gambar 1.11
Laptah PHKKPM Tahun 2014
60
Gambar 4.12 Alokasi Anggaran Penelitian dan Non Penelitian
Tahun 2014
D. Upaya WTP dan Reformasi Birokrasi
Pada Pertengahan tahun 2014 PHKKPM mengadakan kegiatan
peningkatan
kapasitas
SDM
dimana
dalam
kesempatan
tersebut
disampaikan materi tentang upaya Kementerian Kesehatan terutama
Badan Litbang untuk mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dan materi tentang reformasi birokrasi yang disampaikan oleh
Pembicara dari Inspektorat Jenderal Kemenkes.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
61
BAB V PENUTUP
Hasil-hasil kegiatan Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat baik bidang penelitian dan pengembangan
kesehatan maupun pengembangan institusional yang telah diutarakan pada
bab-bab sebelumnya diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk
perencanaan kegiatan pada tahun anggaran 2015
Meskipun masih ditemukan berbagai hambatan, baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi, namun PHKKPM telah mampu
melaksanakan kegiatan dengan baik.
Laptah PHKKPM Tahun 2014
62
Foto Kegiatan Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
The 2nd Health Research and Development Symposium in Asia Pacific Region
Workshop & Praktek Software INA-CBGs, Salah Satu Kegiatan yang Berkjasama
dengan Program Doktor, Unit Pengembangan SDM, Universitas Airlangga (19-20
Februari 2014)
Laptah PHKKPM Tahun 2014
63
Workshop dalam rangka Pembinaan Protokol Riset Intervensi Kesehatan
Kegiatan Upacara HUT RI Ke 69 di Halaman Kantor PHKKPM, Surabaya
Laptah PHKKPM Tahun 2014
64
Kegiatan Outbond dalam Rangka Pembinaan Kapasitas Pegawai PHKKPM
Diseminasi dan Diskusi Hasil Penelitian SKMI (SDT) dan Rikhus Budaya di
Prov.Papua
Laptah PHKKPM Tahun 2014
65
Lampiran 1
Laptah PHKKPM Tahun 2014
66
Lampiran 2
Laptah PHKKPM Tahun 2014
67
Lampiran 3
Laptah PHKKPM Tahun 2014
68