Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio

Transcription

Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio
Sepuluh gagasan untuk
memaksimalkan dampak
sosio-ekonomi TIK di
Indonesia
Laporan Final | Telekomunikasi, Media, dan Teknologi | Maret 2015
Michael Gryseels
Nimal Manuel
Lorraine Salazar
Phillia Wibowo
Tentang McKinsey & Company
McKinsey & Company adalah perusahaan konsultan manajemen yang bertujuan untuk membantu berbagai organisasi
terkemuka dunia dalam menghadapi tantangan strategis mereka. Dengan lebih dari 100 kantor di lebih dari 50 negara, McKinsey
melakukan konsultansi tentang isu-isu strategis, operasional, organisasi, dan teknologi. Selama lebih dari delapan dekade,
tujuan utama perusahaan adalah melayani dan berperan sebagai penasihat eksternal paling terpercaya atas berbagai isu
penting organisasi yang dihadapi oleh manajemen senior.
Tentang Praktik Telekomunikasi, Media, dan Teknologi McKinsey
Praktik Telekomunikasi, Media, and Teknologi (TMT) McKinsey membahas topik-topik terdepan, dengan tujuan membantu klien
melakukan peningkatan kinerja yang unggul dan berkelanjutan. Di wilayah Asia–Pasifik, kami memiliki lebih dari 220 tenaga ahli
di bidang TMT yang berbasis regional, lebih dari 20 nara sumber dan serangkaian data, alat, dan analitik berhak cipta.
Tentang McKinsey & Company di Indonesia
McKinsey & Company telah melayani klien di Indonesia sejak tahun 1988, dan mendirikan kantor di Jakarta pada tahun 1995
dengan tim profesional baik global maupun lokal. Kini, kantor McKinsey di Indonesia memiliki lebih dari 100 orang konsultan dan
staf dan melayani perusahaan lokal swasta, badan usaha milik negara, dan sektor publik, serta perusahaan mutinasional.
Daftar Isi
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
Membangun ekosistem TIK yang dinamis di Indonesia
5
Gagasan 1: Mengembangkan agenda dan road map TIK nasional selaras dengan
prioritas pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial Indonesia5
Gagasan 2: Bekerjasama dengan industri TIK untuk mengatasi hambatan
infrastruktur utama dan memperbaiki jangkauan, biaya, dan bandwidth6
Gagasan 3: Mengurangi kesenjangan digital TIK antara wilayah perkotaan dan pedesaan
dengan kebijakan yang lebih spesifik dan supply model alternatif
9
Gagasan 4: Memastikan peraturan dan kerangka kelembagaan yang dapat menjawab
secara efektif tantangan sektor TIK yang terus berkembang 10
Menggunakan TIK untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan merata
10
Gagasan 5: Mengembangkan sektor hulu dan hilir industri TIK
11
Gagasan 6: Meningkatkan jumlah tenaga kerja TIK terampil
12
Gagasan 7: Mendorong pemakaian TIK oleh usaha kecil dan menengah
12
Gagasan 8: Menggunakan TIK untuk mendukung sektor-sektor prioritas
13
Menggunakan TIK untuk memungkinkan pembangunan sosial yang berkelanjutan
13
Gagasan 9: Menggunakan TIK untuk meningkatkan layanan masyarakat
14
Gagasan 10: Meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan publik
16
Sepuluh gagasan untuk
memaksimalkan dampak
sosio-ekonomi TIK di Indonesia
Dengan dimulainya masa pemerintahan baru di Indonesia,
banyak pihak berharap akan adanya transformasi
yang signifikan di negara dan ekonomi terbesar di Asia
Tenggara ini. Pemerintah telah mencanangkan sejumlah
program yang memberikan fokus pada perbaikan taraf
hidup masyarakat, peningkatan kualitas layanan sosial
dan pemerintahan, serta pembangunan ekonomi yang
dinamis dan berkembang.
suatu negara. Sebuah analisis World Economic
Forum menunjukkan korelasi positif yang kuat
antara kesiapan TIK dan daya saing ekonomi (Bagan
2). Penelitian lain menemukan bahwa setiap 10%
peningkatan penetrasi jaringan pita lebar (broadband)
berdampak positif pada pertumbuhan PDB sebesar
1.21 hingga 1.38%.1 Sektor TIK yang sehat memiliki
efek penyebaran yang kuat; setiap pekerjaan TIK
menciptakan sekitar tiga lapangan pekerjaan di
sektor lain.2 Selain itu, sektor TIK yang aktif juga dapat
mendorong pembangunan sosial yang lebih merata
dan sektor publik yang lebih transparan serta efisien.
Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar
ke-4 dan berada di peringkat ke-16 ekonomi terbesar
di dunia,
tetapi masih berada di urutan tengah bila
CDP
2015
menyangkut
Teknologi,
Informasi dan
Ten
ideas kapabilitas
to maximize
the socioeconomic
contribution of information
Komunikasi
atau TIK (Bagan
1).
and
communication
technology
in Indonesia Laporan ini membahas sepuluh gagasan yang
dapat dipertimbangkan pemerintah Indonesia untuk
Exhibit 1 of 4
Penelitian telah membuktikan pentingnya TIK dalam
memaksimalkan dampak sosial dan ekonomi dari
menumbuhkan ketahanan sosial dan ekonomi
sektor TIK. Gagasan-gagasan tersebut dikembangkan
Bagan 1
Indonesia berada di posisi tengah pada hampir tiap matriks penting TIK.
Negara
Skor kesiapan
jaringan
Infrastruktur dan
Keterjangkonten
kauan
digital
harga
Keahlian
Penggunaan
individu
Penggunaan
badan
usaha
Penggunaan
pemerintah
Dampak
ekonomi
Dampak
sosial
Peringkat
20141
Peringkat
2014
Peringkat
2014
Peringkat
2014
Peringkat
2014
Peringkat
2014
Peringkat
2014
Peringkat
20132
Peringkat
2014
Peringkat
2014
2
2
16
46
2
10
15
1
6
1
Malaysia
30
30
71
48
67
49
27
9
30
25
Rusia
50
54
47
14
64
46
84
61
41
41
Tiongkok
62
58
86
60
59
80
44
38
81
44
Indonesia
64
76
85
37
61
95
36
49
86
63
Thailand
67
74
73
47
74
85
59
84
104
68
Brasil
69
60
56
91
91
59
41
54
64
58
Filipina
78
86
89
75
69
91
43
67
48
76
India
83
68
119
1
101
121
51
41
50
73
Vietnam
84
84
121
8
88
84
88
58
96
62
Singapura
1Peringkat
2Peringkat
di tahun 2014 meliputi 148 negara.
di tahun 2013 meliputi 144 negara.
Sumber: Global Information Technology Report 2014, World Economic Forum, 2014
4
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
CDP 2015
Ten ideas to maximize the socioeconomic contribution of information
and communication technology in Indonesia
Exhibit 2 of 4
Terdapat korelasi kuat antara kesiapan TIK dan daya saing ekonomi global.
7
• Akses
Daya saing ekonomi yang meningkat,
Global Competitiveness Index 1
Bagan 2
broadband
mendorong daya
saing ekonomi dan
PDB suatu negara
Singapura
6
Tiongkok
• Riset
menunjukkan
pertumbuhan PDB
akan naik
1.21–1.38% dari
tiap kenaikan 10%
penetrasi
broadband
Malaysia
Indonesia
5
Thailand
India
4
Filipina
Vietnam
3
0
0
3
4
5
6
7
Kesiapan TIK yang meningkat,
Networked Readiness Index 2
1Indeks
indikator gabungan terkait lembaga, infrastruktur, makroekonomi, kesehatan, pendidikan, efisiensi pasar,
kesiapan teknologi, kecanggihan bisnis, dan inovasi.
indikator gabungan terkait listrik, cakupan jaringan seluler, bandwith internet internasional, server
internet yang aman dan kemudahan akses konten digital, keterjangkauan biaya layanan (tarif broadband tetap
dan prabayar serta persaingan internet dan telepon), serta keahlian.
2Indeks
Sumber: International Telecommunications Union; World Economic Forum
berdasarkan penelitian dan wawancara dengan
Pemerintah di berbagai negara mulai menyadari
pakar McKinsey serta berbagai perspektif dari para
pentingnya master plan atau rencana induk TIK.
pemangku kepentingan sebagai masukan atas
Rencana ini menjelaskan bagaimana TIK mendukung
pemikiran kami. Kami mengelompokkan kesepuluh
masyarakat, dunia usaha, dan ekonomi sebuah
gagasan ini ke dalam tiga tema:
negara. Rencana TIK nasional dapat membantu dalam
mencapai tujuan pembangunan Indonesia.
ƒƒ membangun ekosistem TIK yang dinamis
Rencana TIK yang efektif mencakup sasaran dan inisiatif
ƒƒ memanfaatkan TIK untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang lebih cepat dan merata
ƒƒ memanfaatkan TIK untuk memungkinkan
pembangunan sosial yang berkelanjutan
Membangun ekosistem TIK yang dinamis di
Indonesia
yang jelas, didasari oleh aspirasi pemerintah dalam
pembangunan sosial dan ekonomi. Sasaran dapat
mencakup target keterjangkauan biaya, ketersediaan,
kualitas, dan cakupan layanan TIK. Indonesia mencatat
pencapaian yang lebih baik pada matriks di atas
dibandingkan setengah dari negara-negara lain di
wilayah Asia Tenggara, tetapi dari sisi infrastruktur TIK
masih tertinggal dari Brasil dan Rusia3 (Bagan 3).
Gagasan 1: Mengembangkan agenda dan road map
Negara-negara berkembang seperti Brasil, India,
TIK nasional selaras dengan prioritas pertumbuhan
Meksiko, dan Turki tengah menyusun road map TIK
ekonomi dan pembangunan sosial Indonesia
dan menetapkan target cakupan jaringan broadband
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
5
CDP 2015
Ten ideas to maximize the socioeconomic contribution of information
and communication technology in Indonesia
Exhibit 3 of 4
Bagan 3
Indonesia mampu bersaing dengan pemain regional dalam indikator infrastruktur
utama dan konten digital namun masih tertinggal dengan negara-negara lain di dunia.
Peringkat
Infrastruktur dan
Konten Digital
(dari 148 negara)
Negara
Bandwith internet Server internet
Produksi listrik, Cakupan
jaringan seluler, internasional,
aman/juta
kWh/kapita1
% pop.
kbps2 per
penduduk
pengguna
Aksesibilitas
konten digial
Peringkat
Skor
Peringkat
Skor
Peringkat
Skor
Peringkat
Skor
Peringkat
Skor
16
Singapura
19
8873.8
1
100.0
4
387.6
25
635.3
9
6.3
47
Rusia
29
7365.7
101
95.0
51
32.8
64
38.9
66
5.2
56
Brasil
73
2700.2
28
100.0
41
44.8
59
54.3
92
4.7
71
Malaysia
50
4523.5
93
96.8
79
16.4
57
65.7
44
5.5
73
Thailand
78
2343.0
1
100.0
61
26.6
83
19.6
82
4.8
85
Indonesia
104
748.1
1
100.0
77
17.1
105
3.9
80
4.9
86
Tiongkok
61
3508.4
54
99.5
125
3.3
111
3.1
67
5.2
89
Filipina
105
727.8
58
99.0
86
14.3
96
8.6
73
5.1
119
India
101
861.7
122
83.0
111
5.3
108
3.6
84
4.8
121
Vietnam
96
1129.1
132
70.0
90
13.4
99
6.7
61
5.3
1Kilowatt
2Kilobit
per kapita.
per detik.
yang jelas (lihat kolom “Apa yang dilakukan negaranegara lain”).
Gagasan 2: Bekerja sama dengan industri TIK
untuk mengatasi hambatan infrastruktur besar dan
memperbaiki jangkauan, biaya, dan bandwidth
Indonesia dapat mengambil beberapa langkah untuk
mengembangkan infrastruktur TIK-nya:
Mengatasi hambatan melalui perundangundangan dan kebijakan model pasokan
(supply model)
Negara lain telah menggunakan beberapa model
berikut untuk mendanai infrastruktur dan dapat
menjadi contoh untuk Indonesia:
ƒƒ Kompetisi pasar antara operator swasta.
Ini adalah pendekatan yang paling umum di
6
Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Pemerintah
suatu negara dapat memacu operator baru dan
lama untuk memperluas jangkauan broadband
dengan memberikan lisensi dan subsidi untuk
mendorong investasi infrastruktur. Pada tahun
1995, pemerintah Korea Selatan mengusulkan
peningkatan penetrasi broadband yang berawal
dari nol hingga mencapai liputan universal.
Dalam rangka memicu persaingan antar-operator
swasta, pemerintah Korea Selatan menawarkan
penerbitan izin baru, menunda implementasi
local loop unbundling, dan memberikan subsidi
dimana semua operator dapat mendaftar untuk
memanfaatkan subsidi pemerintah. Pendekatan ini
amat sukses, dan kini jaringan broadband tersedia
di hampir semua rumah.
ƒƒ Regulasi yang mendukung. Regulator dapat
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
Apa yang dilakukan negara-negara lain
Perdana Menteri baru India, Narendra Modi,
menekankan penggunaan teknologi untuk menangani
berbagai isu, mulai dari pertanian hingga tata
kelola pemerintahan. Guna mendukung upaya ini,
pemerintah telah meluncurkan proyek Digital India
yang akan menawarkan one-stop-shop untuk
layanan pemerintah, dengan menggunakan ponsel
sebagai sarana utama. Pemerintah India berencana
menginvestasikan 18,65 miliar dolar dari tahun 2014
hingga 2019 untuk mengubah India menjadi ekonomi
terhubung, menarik penanaman modal di bidang
manufaktur elektronik, menciptakan jutaan pekerjaan,
dan mendukung perdagangan. Digital India mencakup
sektor perbankan, pendidikan, kesehatan, publik, dan
layanan sosial. Perdana Menteri Modi mengatakan ia
ingin memastikan setiap warga negaranya memiliki
ponsel pintar pada tahun 2019. Sekitar 74% populasi
India memiliki ponsel, dan sebagian besar di antaranya
adalah warga perkotaan.1
mendukung peluncuran broadband berkecepatan
tinggi melalui pembebasan peraturan (regulatory
holidays), alokasi spektrum, dan dana universalservice-obligations (USO). Contohnya, India
sedang membangun jaringan serat optik melalui
perusahaan milik negara di bidang telekomunikasi,
listrik dan kereta api. Dalam lima tahun ke depan,
pemerintah India akan menginvestasikan sekitar
$5 miliar dari dana USO sebesar $6,3 miliar,
yang dibayarkan oleh operator swasta, untuk
menyediakan layanan broadband dan mobile di
55.000 desa.4
ƒƒ Kemitraan pemerintah-swasta. Kemitraan
pemerintah-swasta. Pemerintah dapat bekerja sama
dengan sektor swasta untuk mendukung peluncuran
infrastruktur. Contohnya, Malaysia menjalankan
sebuah program broadband berkecepatan tinggi
dengan alokasi biaya sekitar 21% dari pemerintah
dan sisanya sebesar 79% ditanggung oleh Telekom
Malaysia. Hingga kuartal ketiga tahun 2014, penetrasi
broadband telah mencapai 67,8%, melampaui target
tahun 2012 yaitu 65%. 5
Meninjau ulang kebijakan spektrum agar sumber
daya langka ini dimanfaatkan secara lebih efisien
Di dunia mobile broadband dewasa ini, lalu lintas data
jaringan berkembang berkali lipat sementara angka
Strategi Digital Nasional Meksiko (2013–18) akan
mendorong penggunaan dan pengembangan
TIK untuk kesejahteraan sosial dan ekonomi
masyarakat. Rencana tersebut memfokuskan pada
transformasi pemerintah, ekonomi digital, pendidikan
berkualitas, layanan kesehatan yang efektif bagi
seluruh masyarakat, dan keamanan publik. Meksiko
ingin menjadi negara Amerika Latin terdepan dalam
hal digitalisasi pada tahun 2018 (pada tahun 2011
posisinya masih di peringkat lima) dan memiliki posisi
sejajar dengan negara-negara anggota OECD.2
1
Romit Guha dan Anandita Singh Mankotia, “PM Modi’s
Digital India project: Government to ensure that every Indian
has smartphone by 2019,” Economic Times, 25 Agustus
2014, indiatimes.com.
2
Patrick Nixon, “Peña Nieto presents 2013–18 National
Digital Strategy,” BNamericas, 26 November 2013,
bnamericas.com.
pertumbuhan pelanggan menurun. Kebijakan spektrum
seluler yang ada saat ini dikembangkan untuk layanan
suara dan data berkecepatan rendah sedangkan
pertumbuhan pelanggan yang pesat merupakan faktor
utama dari meningkatnya permintaan. Kini jaringan
broadband yang ideal membutuhkan kombinasi frekuensi
rendah dan menengah untuk jangkauan, campuran
frekuensi menengah dan tinggi untuk kapasitas, dan
ukuran saluran yang besar (20 megahertz/MHz) untuk
menangani kepadatan data dengan lebih baik dan
meminimalkan kehilangan throughput. Dengan demikian,
prinsip alokasi yang lama tidak sesuai untuk penggunaan
data, dan pemerintah perlu mempertimbangkan evaluasi
ulang kebijakan spektrum.
Penerapan kebijakan netralitas teknologi dan layanan
pada semua lelang spektrum di masa mendatang juga
terbukti efektif. Banyak negara lain telah menerapkan
netralitas teknologi dalam pemberian lisensi spektrum,
contohnya Brasil, Kolombia, India, Pakistan, dan
Tanzania.6 Dengan lisensi yang berteknologi netral,
operator dapat memilih di antara kombinasi teknologi
(misalnya 2G, 3G, 4G, dan fixed wireless) ketika
melayani wilayah dan profil pelanggan yang berbeda.
Hal ini dapat mengurangi biaya perluasan jaringan,
karena operator dapat menggunakan teknologi yang
paling sesuai. Ada pula manfaat lain seperti perluasan
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
7
jaringan dan penetrasi yang lebih cepat. Hal yang
penting untuk dipertimbangkan sebelum menerapkan
netralitas teknologi adalah penataan ulang spektrum.
Tujuannya adalah menciptakan kanal-kanal
berdampingan (contiguous) yang memaksimalkan
efisiensi spektrum dan memastikan semua operator
mendapatkan kesempatan yang sama.
Pendekatan lain adalah spektrum refarming
yang memungkinkan pemegang lisensi yang ada
tetap memegang hak atas suatu spektrum dan
mengubah atau memperbarui penggunaannya untuk
mengakomodasi teknologi baru. Sebagai contoh,
dengan refarming atau penataan ulang, operator dapat
menggunakan alokasi 2G yang ada pada pita frekuensi
900 MHz atau 1.800 MHz untuk 3G atau 4G. Banyak
negara sudah menggunakan strategi ini, dengan
perusahaan telekomunikasi melakukan penataan
ulang spektrum 2G dan 3G agar dapat digunakan
untuk 4G dan layanan mobile broadband. Ada pula
negara-negara lain yang mewajibkan pengalokasian
atau lelang ulang sebagian dari spektrum.
Mempercepat pengalokasian ulang ‘digital
dividend’
Indonesia dapat mempercepat pengalokasian “digital
dividend” atau spektrum yang tersedia setelah saluran
TV dan radio dipindahkan dari frekuensi sebelumnya
ke frekuensi yang lebih rendah, sehingga pita frekuensi
700 MHz dapat dipakai untuk wireless broadband.
Indonesia sudah menyatakan komitmennya untuk
mengalokasikan 700 MHz untuk penggunaan
wireless broadband sesuai perjanjian Asia–Pacific
Telecommunity, namun belum ada kejelasan atas
jadwal pelaksanaan. Berbagai negara sudah melelang
700 MHz, termasuk Amerika Serikat, yang mulai
mengeluarkan lisensi penggunaannya bahkan sejak
bulan Maret 2008.
Menciptakan blok spektrum yang berdampingan
dan mengalokasikan blok yang lebih besar untuk
operator
Penataan ulang spektrum untuk menciptakan blok
yang berdampingan dan pengalokasian spektrum
yang lebih besar sangat penting untuk mencapai
efisiensi dan kualitas layanan yang lebih baik.
Contohnya, Federal Communications Commission
Amerika Serikat telah mengeluarkan spektrum yang
lebih banyak dan dalam blok yang lebih besar untuk
pemakaian broadband. Di India, Badan Regulasi
Telecom bersama badan pertahanan dan institusi
8
pemerintahan lainnya sedang merombak alokasi
900 dan 1.800 MHz sebelum lelang spektrum di
tahun 2015. Tujuannya adalah menciptakan blok-blok
spektrum berdampingan yang lebih besar yang dapat
melayani kecepatan data yang lebih tinggi.
Menggunakan ‘white space’ dan spektrum tak
berlisensi
Cara alternatif lain yang dapat membantu memastikan
adanya spektrum untuk backhaul dan offloading Wi-Fi
adalah dengan penggunaan kreatif “white space”
(spektrum yang tak digunakan) dan spektrum tak
berlisensi.
Spektrum yang sesuai untuk pemakaian point-topoint atau point-to-multipoint dapat dipindahkan dari
spektrum yang dahulu digunakan oleh pemerintah ke
backhaul komersial. Ini akan membantu agar spektrum
lebih tersedia untuk backhaul berkecepatan tinggi
demi mendukung menara seluler.
Indonesia berencana menggunakan spektrum tak
berlisensi (2,4 gigahertz, 5,1 gigahertz, 5,8 gigahertz,
26 gigahertz, dan 60 gigahertz) untuk mengurangi lalu
lintas data. Akan tetapi rencana ini masih berada di tahap
awal serta panduan dan jadwal pelaksanaan belum
diumumkan.
Penggunaan white space yang efektif juga memiliki
potensi tersendiri. Contohnya, pada tahun 2010,
Komisi Komunikasi Federal AS mengeluarkan istilah
“Wi-Fi super” sebagai penerapan atas penggunaan
gelombang cadangan siaran TV untuk menyediakan
wireless broadband di daerah-daerah yang
sebelumnya tak terjangkau (misalnya tempat di mana
terdapat terlalu banyak gedung, pepohonan, atau
air sehingga memblokir sinyal). Pemerintah Filipina,
Singapura, Afrika Selatan, dan Britania Raya bekerja
sama dengan sektor swasta untuk menggunakan
white space agar wireless broadband dapat mencapai
daerah-daerah yang sebelumnya tak terlayani.
Mendorong penggunaan bersama infrastruktur
jaringan fixed dan mobile
Penggunaan infrastruktur bersama (infrastructure
sharing) dapat membantu mengurangi keseluruhan
investasi yang diperlukan untuk meluncurkan
jaringan dan mempercepat perluasannya. Di banyak
negara, operator telekomunikasi seluler telah berbagi
infrastruktur pasif seperti menara telekomunikasi dan
peralatan jaringan aktif. Pengalaman menunjukkan
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
bahwa berbagi infrastruktur dapat mengurangi sekitar
30% dari total biaya jaringan operator, sementara kualitas
dan cakupan jaringan meningkat secara signifikan.7
Untuk mengurangi biaya dan mempercepat
perluasan jaringan, Indonesia dapat pula memperluas
pengaturan penggunaan infrastruktur bersama
antara operator swasta untuk aset fixed-line seperti
fiber, seperti yang sudah dilakukan di India. Sebuah
operator baru yang sedang meluncurkan jaringan
4G di seluruh India telah melakukan kerja sama fibersharing dengan beberapa operator lama. Salah satu isi
perjanjiannya mencakup hampir 500.000 km fiber-pair
di 300 kota-kota besar dan kecil.9
Di Indonesia, operator-operator seluler telah berbagi
infrastruktur menara secara selektif. Sejumlah analis
memperkirakan bahwa para operator berbagi 30% dari
menara-menara yang ada.8 Untuk perluasan di masa
mendatang, Indonesia dapat mempertimbangkan
langkah-langkah lain untuk memicu lebih banyak
penggunaan bersama infrastruktur menara demi
Gagasan 3: Mengurangi kesenjangan digital TIK antara
memaksimalkan hasil laba dari anggaran investasi industri
dan mempercepat pengenalan mobile broadband
wilayah perkotaan dan pedesaan dengan kebijakan
secara keseluruhan. Namun, infrastructure sharing perlu
yang lebih spesifik dan supply model alternatif
dirancang secara tepat untuk dapat mendorong investasi
Seperti banyak negara berkembang lainnya,
CDP
swasta2015
dan juga memastikan pemenuhan komitmen
penyebaran penduduk Indonesia tidak merata.
Ten
ideas investasi
to maximize
thedirencanakan
socioeconomic contribution
of information
pelaksanaan
yang sudah
Wilayah perkotaan
menampung 53% dari jumlah
and
communication
technology
in
Indonesia
sebelumnya. Selain itu, ketergantungan yang lebih besar
penduduk, sementara 47% sisanya tinggal di wilayah
Exhibit
of 4 mengatur kesepakatan ini tidak akan
pada pasar4untuk
pedesaan tersebar di seluruh nusantara yang terdiri
merugikan, malah akan mendorong para operator yang
lebih dari 18.000 pulau. Daerah pedesaan cenderung
telah berinvestasi lebih awal.
memiliki kepadatan penduduk rendah dan tanah
Dibandingkan daerah perkotaan, jangkauan seluler di pedesaan jauh tertinggal.
Jumlah BTS 3G berdasarkan provinsi dan operator, dalam ribuan
XL
TSEL
AXIS
ISAT
HCPT
Smart-Tel
Provinsi dengan pusat kota besar
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Papua
Papua Barat
Maluku Utara
Maluku
Gorontalo
Sultra
Sulbar
Sulsel
Sulut
Sulteng
Kalsel
Kaltim
Kalteng
NTT
Kalbar
NTB
Bali
Jawa Timur
Dl Yogyakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Banten
DKI Jakarta
Kepri
Babel
Lampung
Sumsel
Bengkulu
Riau
Jambi
Sumbar
NAD
0
Sumut
Bagan 4
Sumber: Data Statistik Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan
Informatika dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia, Semester 1, 2013
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
9
yang luas, sementara kota-kota seperti Jakarta dan
Surabaya sangat padat penduduk. Contohnya,
80% menara base station 3G terletak di tujuh
provinsi perkotaan terbesar, dan 20% sisanya ada
di 25 provinsi lain (Bagan 4). Ketidakseimbangan ini
menciptakan tantangan tersendiri bagi regulator, yang
ingin menarik investor dan meningkatkan penetrasi TIK
bukan hanya di kota-kota besar tapi juga di pedesaan.
Pada tahun 2005, Indonesia membentuk dana
USO untuk menyediakan konektivitas dan layanan
internet di wilayah-wilayah pedesaan yang masih
tertinggal dalam layanan broadband. Para operator
menyumbang 1,25 persen dari pendapatan mereka
ke dalam dana USO serta dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk menggelar serta mengoperasikan
layanan komunikasi di wilayah terpencil melalui tender
secara terbuka. Namun, dalam pelaksanaannya
ternyata model ini menghadapi sejumlah hambatan
yang signifikan, termasuk kurangnya pasokan listrik
dan pemeliharaan, serta kesulitan dalam pengawasan
dan evaluasi. Sejumlah pemerintah daerah tidak
mengetahui adanya dana USO, kurang memiliki
informasi tentang cara kerja dan pemanfaatannya,
dan menghadapi masalah koordinasi dengan badan
penyelenggara USO. 10
Beberapa negara lain telah menggunakan metode
berbeda untuk mencapai tujuan yang sama.
Contohnya, pemerintah Tiongkok telah mewajibkan
semua operator meluncurkan jaringan di pedesaan.
Pada tahun 2013, jangkauan broadband di desa-desa
yang memiliki kendali administrasi mencapai 90% dan
penetrasi broadband di wilayah pedesaan hingga 20%,
dengan kecepatan hingga empat megabit per detik.
Sejumlah negara memiliki kebijakan yang mendukung
organisasi pembiayaan mikro, wiraswastawan,
atau organisasi kemasyarakatan yang membantu
peningkatan konektivitas wilayah pedesaan.
Negara-negara lainnya memberi sumbangsih dalam
pembiayaan pemerintah, baik secara keseluruhan
maupun sebagian (skema Kemitraan PemerintahSwasta) untuk mempercepat perluasan infrastruktur di
wilayah pedesaan.
Gagasan 4: Memastikan peraturan dan kerangka
kelembagaan yang dapat menjawab secara efektif
tantangan sektor TIK yang terus berkembang
Selain membantu menciptakan lapangan kerja,
TIK juga dapat memupuk persaingan sehat dan
meningkatkan produktivitas untuk berbagai badan
10
usaha. Salah satu prasyarat kesuksesan TIK adalah
lingkungan usaha yang kondusif serta didukung
lingkungan institusi dan perundang-undangan yang
efektif. Langkah-langkah berikut dapat membantu
mempercepat terciptanya kondisi ini:
ƒƒ Membentuk regulator konvergen (terpadu)
Konvergensi antara penyiaran, telekomunikasi,
dan teknologi informasi telah mengaburkan batas
antar industri. Selain itu, peraturan lama yang
mengatur setiap industri sebagai entitas terpisah
menimbulkan lebih banyak hambatan dalam menarik
investor, mendorong persaingan, memupuk inovasi,
menyelesaikan sengketa, dan melakukan koordinasi
antara pengatur kebijakan dan regulator. Alhasil,
beberapa negara termasuk Brunei, Malaysia,
Singapura, dan Thailand telah membentuk regulator
terpadu yang bertanggung jawab untuk TIK,
dengan menggabungkan dua atau tiga departemen
menjadi satu. Indonesia dengan berbagai regulator
untuk telekomunikasi, penyiaran, dan teknologi
informasi, dan juga komisi terpisah untuk mengawasi
persaingan usaha, dapat mempertimbangkan untuk
melakukan hal yang sama.
ƒƒ Memperkuat kebijakan intellectual property
(IP) atau kekayaan intelektual untuk
menciptakan lingkungan usaha yang kondusif.
IP dapat memberi dampak besar pada kemampuan
inovasi suatu bangsa dan dengan demikian
pembangunan sosio-ekonominya. Regulator dapat
mempertimbangkan untuk memperkuat hak-hak IP,
termasuk mengefektifkan penegakan sanksi atas
pelanggaran IP, dan memastikan bahwa undangundang hak cipta dan hak paten menguntungkan
para pembaru dan penemu. Sebagian besar
dampak ini akan bergantung pada pilihan kebijakan
yang membentuk sistem IP nasional, dimulai dari
kerangka hukumnya.
ƒƒ Memperkuat peraturan tentang keamanan
siber, keamanan data, dan internet yang
lebih aman. Indonesia menempati peringkat
kesepuluh pada daftar negara dengan kejahatan
siber terbanyak pada tahun 2011 menurut Symantec
Corporation, dengan angka 2,4% dari seluruh
kejahatan siber di dunia. Untuk mengatasi keadaan
ini, pembuat kebijakan dapat merancang strategi
keamanan siber nasional dan memperkuat dukungan
keamanan internet untuk menangani risiko online,
khususnya untuk anak-anak. Pendekatan lain adalah
memberlakukan undang-undang untuk memerangi
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
Risiko dan tanggung jawab dalam dunia yang
terhubung pesat
Kesadaran dunia atas pentingnya mengembangkan
sistem mitigasi risiko serangan dunia maya atau siber
(cyberattacks) mulai tumbuh di kalangan pimpinan
perusahaan, masyarakat, dan pemerintahan. Dalam
laporan Risk and responsibility in a hyperconnected
world yang diterbitkan pada tahun 2014, World
Economic Forum dan McKinsey & Company
mengevaluasi berbagai aksi dan mengkaji dampak
serangan siber serta respon dan kesiapan dalam
mengatasi serangan tersebut berdasarkan konsultasi
dengan lebih dari 500 orang pelaku bisnis, pakar, dan
pembuat kebijakan.1
ƒƒ Setiap bangsa yang terhubung dengan internet
perlu mengembangkan strategi siber yang
komprehensif dan transparan.
Argumen yang dikembangkan dalam laporan tersebut
menggarisbawahi pentingnya menyusun aksi atau
tindakan yang jelas untuk didalami bersama oleh
para pengambil keputusan baik dari sektor swasta,
pemerintah, maupun masyarakat untuk meningkatkan
keamanan siber (cyberresilience).
Selain itu, laporan ini juga menekankan pentingnya sistem
peradilan pidana yang tidak hanya melibatkan kebijakan
dan lembaga pemerintah, namun juga mekanisme
penegakan hukum yang memiliki kemampuan dan SDM
untuk mencari dan menghukum para pelaku pidana
dunia maya. Sebagai pernyataan final, laporan tersebut
kembali mengingatkan akan pentingnya pendekatan
yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan dalam
menanggapi risiko siber.
Dalam kaitannya dengan peran kebijakan pemerintah
dan internasional, laporan tersebut menyatakan sektor
publik mengemban tanggung jawab untuk mengatasi
ancaman dunia maya dengan memastikan kebijakan
seperti strategi siber nasional dan sistem peradilan
pidana terpadu berjalan dengan baik. Laporan
tersebut merekomendasikan hal-hal berikut ini:
ƒƒ Strategi yang dikembangkan perlu melibatkan
sektor swasta dan sipil dan menggunakan isuisu ekonomi dan keamanan guna mendorong
diadopsinya inisiatif-inisiatif dalam strategi tersebut.
ƒƒ Negara perlu membentuk sebuah lembaga yang
bertanggung jawab untuk mengimplementasikan
dan menggulirkan strategi nasional tersebut.
1
Risk and responsibility in a hyperconnected world, World
Economic Forum dan McKinsey & Company, Januari 2014,
weforum.org.
kejahatan siber (lihat kolom “Risiko dan tanggung
adalah prioritas pemerintah baru Indonesia. TIK
jawab dalam dunia yang terhubung pesat”).
dapat memainkan peran penting dalam mencapai
tujuan ini dan, dalam prosesnya, membantu industri
Menggunakan TIK untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan
merata
pertanian, perbankan, dan energi menjadi lebih
bersaing. Indonesia dapat mempertimbangkan untuk
mendorong perusahaan multinasional (PMN) agar
berinvestasi pada manufaktur lokal dan melatih tenaga
Gagasan 5: Mengembangkan sektor hulu dan hilir
kerja. Mendukung pertumbuhan klaster teknologi
industri TIK
di lokasi-lokasi di mana PMN berinvestasi, dan
Memperkuat sektor-sektor ekonomi strategis
menciptakan pusat inkubasi perangkat lunak di dekat
Kawasan Rhine-Main di Jerman
Sebuah area di kawasan Rhine-Main, Jerman,
menerima hibah dan insentif keuangan melalui
kompetisi Leading-Edge Cluster yang diadakan
Pemerintah Federal Jerman. Kompetisi yang dimulai
pada tahun 2007 ini bertujuan untuk mendorong
identifikasi area atau cluster yang ber-teknologi
canggih dan memberikan dukungan serta pendanaan
selama satu hingga lima tahun guna mendorong
pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi.
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
11
kampus-kampus teknik terdepan, dapat mendorong
perusahaan perangkat lunak pemula (start-ups) untuk
berbagi sumber daya dan belajar dari satu sama lain.
Pemerintah juga dapat mempertimbangkan:
ƒƒ Membangun pusat-pusat teknologi. Seiring
dengan makin berkembangnya layanan mobile
broadband, pemerintah dapat menawarkan
insentif untuk mendorong pertumbuhan industri
manufaktur dalam negeri. Salah satu pilihan
adalah menciptakan area atau cluster manufaktur
perangkat keras atau zona ekonomi khusus dan
memperbarui infrastruktur lokal untuk mendukung
manufaktur kontrak bervolume besar (lihat kolom
“Kawasan Rhine-Main di Jerman”).
ƒƒ Memupuk industri kreatif. Dukungan bagi
industri kreatif seperti media, layanan elektronik, dan
aplikasi digital dapat melipatgandakan kontribusi
ekonomi dan sosial. Industri inovatif berteknologi
tinggi, misalnya yang berbasis internet, telah cukup
berkembang di Indonesia. Namun, negeri ini masih
menghadapi tantangan yang disebabkan terbatasnya
informasi mengenai akses pasar, kelangkaan modal
awal, dan dampak inovasi teknologi yang disruptif
pada pemain lokal (lihat kolom “Dubai’s media hub”).
Gagasan 6: Meningkatkan jumlah tenaga kerja TIK
terampil
Indonesia menghadapi kekurangan sekitar sembilan
juta tenaga kerja TIK terampil dan semi-terampil antara
saat ini dan tahun 2030.11 Indonesia juga tertinggal dari
negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam jumlah
mahasiswa sains dan teknik. Setiap tahunnya, hanya
44.000 dari 800.000 lulusan universitas di Indonesia
mengambil jurusan sains, dibandingkan 227.000 dari
550.000 lulusan universitas di Filipina; 722.000 dari 3,8
juta di India; dan 21.500 dari 180.000 di Malaysia. Selain
itu, hanya 16% dari lulusan universitas di Indonesia
setiap tahunnya memegang gelar di bidang teknik,
dibandingkan 33% di Malaysia dan 24% di Vietnam.
Ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi kekurangan ini:
ƒƒ Menggalakkan pengenalan karir bidang TIK sejak
sekolah dasar untuk memupuk minat sejak dini dan
menarik bakat.
ƒƒ Memperbanyak mata pelajaran TIK di SMU dan
universitas untuk meningkatkan kesempatan siswa
belajar sains dan teknik.
ƒƒ Meningkatkan anggaran riset di universitasuniversitas untuk mendorong tumbuhnya SDM TIK.
ƒƒ Memberi pendanaan untuk pelatihan on-the-job
TIK dan peningkatan keterampilan secara berkala.
ƒƒ Berinvestasi pada pendidikan kejuruan TIK untuk
berbagai sektor (misalnya di pabrik perakitan
ponsel pintar atau melibatkan visualisasi 3-D pada
sumur minyak).
ƒƒ Memupuk kolaborasi antara universitas, institut
kejuruan, politeknik, dan industri relevan untuk
merancang gelar diploma atau sertifikasi, termasuk
menjamin program magang dan penempatan
tenaga kerja.
Gagasan 7: Mendorong pemakaian TIK oleh usaha
kecil dan menengah
Pada tahun 2012, Indonesia memiliki lebih dari 55 juta
Dubai sebagai pusat media
Dubai telah bertransformasi menjadi salah
satu pusat media terpenting di kawasan Timur
Tengah. Untuk menarik investasi asing, Dubai
telah membangun infrastruktur mutakhir yang
meliputi real estate bermutu tinggi dan infrastruktur
telekomunikasi fiber dan 4G. Dubai menawarkan
insentif seperti 100 persen kepemilikan asing,
12
peluang untuk merepatriasi seluruh modal dan
laba, serta pembebasan pajak perusahaan dan
penghasilan yang dijamin selama 50 tahun. Negara
ini juga mensponsori inisiatif pendukung industri
media seperti Festival Film Internasional Dubai, area
khusus untuk produksi media, serta hukum hak
cipta yang melindungi hak kekayaan intelektual.
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
Pendekatan UKM di Hong Kong dan Singapura
Hong Kong meluncurkan dua program insentif bagi Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) untuk mendorong adopsi
TIK. Insentif perdana yang diluncurkan pada tahun 2004
mempromosikan penggunaan TIK dalam industri tertentu
seperti usaha perjalanan, layanan kesehatan, dan logistik.
Program ini mengenalkan dan memberikan dukungan
bagi perusahaan untuk mengembangkan sarana TIK,
termasuk implementasi sistem, portal, aplikasi dan website,
yang dapat meningkatkan efisiensi. Program kedua, yang
dimulai pada tahun 2009, fokus pada penciptaan modul
pelatihan yang dapat membantu UKM mengasimilasi
teknologi tersebut. Modul-modul spesifik tersebut meliputi
pemasaran Internet, sarana manajemen klien, perangkat
pencarian yang ditingkatkan, dan website yang lebih bagus.
Pada bulan Februari 2014, Singapura meluncurkan
program ICT for Productivity and Growth (TIK untuk
Produktivitas dan Pertumbuhan) dengan alokasi
dana sejumlah $394 juta selama tiga tahun untuk
mempercepat adopsi TIK di kalangan UKM dan
mendorong produktivitas serta pertumbuhan usaha
mereka. Program tersebut bertujuan untuk memperluas
penggunaan praktik-praktik TIK yang terbukti
kesuksesannya, pilot percontohan teknologi baru, serta
memastikan konektivitas berkecepatan tinggi bagi
perusahaan. UKM yang memenuhi syarat menerima
subsidi hingga 70 persen dari biaya pendekatan TIK yang
mereka terapkan. UKM juga didorong untuk melakukan
percontohan atas teknologi baru seperti penggunaan
sensor, analitika data, atau robotika dengan subsidi
hingga 80 persen dari biaya proyek dan hingga $788.000
per UKM. Selain itu, program ini mendorong konektivitas
berkecepatan tinggi untuk UKM dengan subsidi sebesar
50 persen dari biaya bulanan langganan internet fiber
berkecepatan 100 mbps dan 50 persen dari biaya
pemasangan akses Wi-Fi di lokasi fisik mereka.
usaha kecil dan menengah (UKM) yang menyerap sekitar
signifikan. Insentif bagi UKM untuk menggunakan TIK
108 juta tenaga kerja dan menyumbang sekitar 60%
dalam memodernisasi sistem bisnis dasar (termasuk
dari total PDB negara.12 95% dari semua perusahaan
pembukuan, pembayaran gaji, dan manajemen supply
di Indonesia adalah UKM dan merupakan pencipta
chain) dapat membantu. Zona pengembangan dan
lapangan kerja terbesar. Namun, UKM cenderung
anggaran khusus TIK untuk mendorong pertumbuhan
kurang produktif dibanding perusahaan besar. Menurut
penerapan teknologi inovatif bagi UKM Indonesia
sebuah studi yang dilakukan oleh OECD (Organization
juga dapat meningkatkan produktivitas (lihat kolom
for Economic Co-operation and Development), rata-rata
“Pendekatan UKM di Hong Kong dan Singapura”).
kontribusi PDB seorang karyawan UKM adalah 139 dolar,
dibandingkan 3.514 dolar per karyawan perusahaan
Gagasan 8: Menggunakan TIK untuk mendukung
besar. 13 Kami percaya bahwa menggunakan TIK dapat
sektor-sektor prioritas
meningkatkan produktivitas dan daya saing UKM secara
TIK dapat memberi kontribusi bagi produktivitas, daya
Proyek e-Choupal di India
Pada tahun 2000, sebuah divisi agribisnis dalam salah
satu perusahaan konglomerasi India menciptakan suatu
sistem rantai pasokan (supply-chain) yang dinamakan
e-Choupal. Sistem ini mempermudah para petani
dalam menjual hasil bumi pada produsen tanpa harus
membayar komisi kepada perantara atau agen. Inisiatif
ini telah menjangkau lebih dari empat juta orang petani
di 40.000 desa melalui 6.500 kios di sepuluh negara
bagian. Terdapat bukti anekdot bahwa para petani
berhasil menggandakan penghasilan mereka di beberapa
wilayah tertentu di India.1 Sistem ini dapat diperluas
pada pertanian yang membutuhkan presisi, dimana
ketersediaan informasi lokal dapat memandu keputusan
yang mampu meningkatkan efisiensi dan hasil produksi.
1
“e-Choupal,” ITC, 2015, itcportal.com
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
13
Penggunaan TIK dalam pertambangan dan minyak bumi
Dalam industri berat seperti pertambangan dan
minyak bumi, TIK dapat memfasilitasi automasi
proses produksi secara komprehensif, mulai dari
instrumentasi dan perekaman data lapangan hingga
manajemen dan integrasi data, analitika lanjutan, serta
estimasi dan visualisasi. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan minyak multinasional Eropa terkemuka
memantau dan mengoperasikan 40 anjungan lepas
pantai di Laut Utara dari sebuah Remote Operations
Center (ROC) atau Pusat Operasi Jarak Jauh yang
memudahkan dalam memanfaatkan keahlian terpusat
mereka di lokasi manapun.
Sebuah perusahaan tambang Australia menggunakan
ROC untuk mengoperasikan lokasi tambangnya di
pedalaman Australia. Sebelumnya, upaya ini tidak
menguntungkan dari sisi ekonomi. Perusahaan
minyak nasional di Arab Saudi bergantung pada TIK
untuk visualisasi 3D dan pemantauan atas sumursumur minyak mereka. Sedangkan Pertamina,
BUMN terbesar di Indonesia dan perusahaan migas
terkemuka di kawasan Asia Pasifik, menggunakan TIK
untuk meningkatkan akses pada sumber-sumber baru,
mengurangi belanja modal, meningkatkan produksi
dan menurunkan biaya operasional.
saing, dan pertumbuhan sektor strategis nasional.
Contohnya, TIK dapat meningkatkan daya saing
sektor transportasi Indonesia, dan para petani dapat
meningkatkan produktivitas dengan menggunakan
TIK untuk menjual langsung ke konsumen seperti
yang sudah dilakukan di industri pertanian India.
Industri migas dapat memakai alat-alat TIK seperti
visualisasi 3-D dan memonitor sumur minyak untuk
meningkatkan produktivitas (lihat kolom “Proyek
e-Choupal di India” dan “Penggunaan TIK dalam
pertambangan dan minyak bumi”).
permintaan TIK. Misalnya, untuk pembelian komputer
pribadi, ponsel pintar atau tablet, pemerintah dapat
menyediakan pinjaman berbunga rendah dengan
persyaratan yang mudah, melalui kerjasama
dengan operator telekomunikasi atau perusahaan
teknologi jika memungkinkan. Pemerintah juga dapat
menawarkan dana pembelian perangkat serupa untuk
para guru dan sekolah-sekolah. Contoh yang bisa
ditiru adalah program 1Malaysia netbook, di mana
pemerintah Malaysia menargetkan untuk menyalurkan
sekitar 2,5 juta komputer untuk pelajar. Pemerintah
Malaysia juga memberikan diskon 60 dolar untuk
pembelian ponsel pintar.14 Brasil telah meluncurkan
inisiatif yang dinamakan PC Connectado, yang
bertujuan membantu masyarakat kurang mampu
membeli komputer untuk pertama kali dan mengakses
internet. Pemerintah Brasil membuat komputer pribadi
lebih terjangkau dengan menawarkan kredit berbunga
rendah dan memberikan insentif pajak bagi penjual
untuk menurunkan harga. 15
Menggunakan TIK untuk memungkinkan
pembangunan sosial yang berkelanjutan
Gagasan 9: Menggunakan TIK untuk meningkatkan
layanan masyarakat
Revolusi TIK dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
dengan berbagai cara. Namun, sebagai langkah
pertama, Indonesia perlu mempertimbangkan cara-cara
untuk meningkatkan akses internet bagi masyarakat
kurang mampu. Lalu Indonesia dapat memanfaatkan
TIK untuk menyediakan pendidikan dengan kualitas lebih
tinggi, layanan kesehatan, keamanan publik, transportasi
umum, dan layanan keuangan dan pertanian, dengan
biaya yang lebih murah.
Menggalakkan pertumbuhan inklusif untuk seluruh
masyarakat
Meskipun penggunaan internet sedang berkembang
pesat di Indonesia, namun penetrasinya masih
rendah. Terdapat kesenjangan digital yang cukup
besar, terutama antara kota-kota besar dan daerah
pedesaan. Untuk membantu mengatasi kesenjangan
ini, pemerintah dapat mencari cara untuk mendorong
14
Menggunakan TIK untuk memfasilitasi inklusi
keuangan (financial inclusion)
TIK dapat mendorong inklusi keuangan melalui akses
perbankan. Hanya 20% penduduk Indonesia di
atas usia 14 tahun yang memiliki rekening di institusi
keuangan formal.16 Pengalaman di negara-negara
berkembang seperti Kenya dan Filipina menunjukkan
bahwa electronic banking dan mobile banking adalah
contoh layanan yang populer di masyarakat. Di Filipina
misalnya, dua perusahaan telekomunikasi terkemuka
di negara itu menawarkan layanan keuangan yang
memudahkan pelanggan untuk mentransfer uang dan
membayar tagihan melalui ponsel. Kedua perusahaan
tersebut mempunyai lebih dari delapan juta pelanggan.
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
Walaupun operator-operator perbankan dan
telekomunikasi di Indonesia telah meluncurkan layanan
pembayaran dan produk perbankan mobile, mereka
belum dapat mencapai skala penggunaan yang luas.
Operator seluler dapat membantu meningkatkan inklusi
keuangan dengan menggunakan jaringannya untuk
menawarkan mobile money atau layanan online seperti
pengiriman uang, pembayaran tagihan, kredit mikro,
dan asuransi mikro. Akan tetapi, hasil yang maksimal
bergantung pada penciptaan sebuah ekosistem bagi
semua pelaku yang terlibat, termasuk bank dan lembaga
keuangan lainnya, operator telekomunikasi, penyedia
sistem, serta pengembang aplikasi. Pemerintah
Indonesia dapat memainkan peran yang penting dalam
memungkinkan terjadinya kolaborasi sehingga terdapat
manfaat untuk masyarakat luas serta penciptaan nilai
yang setara bagi semua pihak yang terlibat. Pemerintah
dapat mempertimbangkan kerangka hukum yang
memungkinkan operator seluler untuk menggunakan
jaringan yang ada, jaringan distribusi fisik informal yang
besar, serta sistem penarikan uang dan pembayaran
secara bertanggung jawab, sehingga dapat mendukung
Indonesia untuk mencapai target yaitu setengah dari
jumlah penduduk menggunakan sistem perbankan
formal pada tahun 2018.
Memanfaatkan TIK untuk memperbaiki pendidikan
tingkat dasar dan menengah
Kemitraan pemerintah dengan pengusaha lokal
dan perusahaan multinasional dapat memajukan
penggunaan teknologi di sekolah-sekolah. Satu
program sukses yang menjalankan model ini adalah
Jordan Education Initiative (JEI), sebuah kemitraan
antara pemerintah Yordania dengan organisasiorganisasi sektor swasta lokal dan global. Pada tahun
2003, JEI memasok peralatan, lab komputer, dan
internet broadband ke 100 “sekolah pembaharu” di
seluruh negeri. JEI juga membantu menyusun kurikulum
e-learning untuk 80.000 siswa dan rancangan pelatihan
IT untuk 3.200 guru. Prestasi siswa dalam membaca,
matematika, dan sains di sekolah-sekolah pembaharu
7% sampai 10% lebih tinggi daripada di sekolahsekolah lainnya, menurut evaluasi Programme for
International Student Assessment. 17
Menggunakan TIK untuk transformasi layanan
kesehatan
TIK dapat memberi dampak signifikan pada sistem
layanan kesehatan Indonesia, dengan menggalakkan
kerja sama antar institusi, membantu memperbarui
sistem informasi kesehatan masyarakat, dan
meningkatkan akses layanan kesehatan.
Apollo Hospitals di India bekerja sama dengan
sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka untuk
menyediakan layanan medis seperti diagnosis dasar dan
pemeriksaan melalui perangkat mobile. Proyek ini dapat
membantu India dalam memberikan layanan kesehatan
terjangkau dan mudah diakses bagi jutaan orang di
daerah-daerah terpencil.18 Afrika Selatan memiliki
banyak inisiatif kesehatan mobile yang fokus pada
penyakit-penyakit seperti HIV/AIDS dan tuberkulosis.
TIK digunakan di antaranya untuk mengingatkan jadwal
perawatan dan memberi informasi tentang penyakit.
Permintaan informasi tentang HIV/AIDS telah melebihi
satu juta per hari, dan persentase pasien yang sudah
menyelesaikan rangkaian perawatan tuberkulosis
meningkat dari 20% ke 60% selama tahun 2009.
Strategi kesehatan elektronik dapat memanfaatkan
TIK untuk menyusun bank data rekam medis nasional
yang dapat digunakan bersama oleh masyarakat
dan penyedia jasa untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan efisiensi. Wilayah pedesaan yang
membutuhkan layanan medis dapat mengambil
manfaat dari telemedicine. TIK pun dapat mendukung
program kesehatan baru pemerintah, Indonesia Sehat,
yang bertujuan memperbaiki layanan kesehatan
masyarakat. Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), yang diluncurkan pada bulan Januari 2014,
juga dapat mengambil manfaat jika menggunakan TIK
dengan lebih luas. JKN bertujuan untuk menyediakan
asuransi kesehatan bagi seluruh 247 juta penduduk
Indonesia pada tahun 2019. 19
Terakhir, TIK dapat membantu rencana pemerintah
menggunakan teknologi RFID untuk sistem kartu
pengenal elektronik. Program yang dinamakan e-KTP
tersebut dimaksudkan untuk menggabungkan data
demografi (seperti informasi biografis, biometrik, tanda
tangan, dan foto) dengan fitur keamanan data dan
manajemen kartu. Dengan cara ini, e-KTP akan berguna
bukan hanya untuk sistem kesehatan masyarakat tapi
juga untuk pembayaran elektronik, pendaftaran pemilih,
layanan pajak, dan pengurusan paspor. 20
Menggunakan TIK untuk meningkatkan keamanan
publik
Indonesia menghadapi keterbatasan tenaga kerja
yang besar dalam penegakan hukum. Pengetahuan
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
15
dan keterampilan tidak terangkum dalam sistem yang
jelas, sehingga profesi ini sangat bergantung pada
pertimbangan pribadi. Indonesia dapat melengkapi
elemen manusia dengan data historis dan model
prediksi berbasis TIK untuk memperkirakan kapan dan
di mana kejahatan akan terjadi.
Penggunaan PredPol (Predictive Policing), alat yang
dikembangkan oleh peneliti di UCLA dan Universitas
Santa Clara bekerja sama dengan analis kriminal dan
polisi, berhasil mengurangi perampokan di Santa Cruz,
California, hingga 27% dari tahun 2011 hingga 2012.
Kepolisian lain di AS telah menggunakan teknologi ini
dan berhasil menurunkan persentase kejahatan hingga
dua digit per tahun. 21
Menggunakan TIK untuk meningkatkan kualitas
transportasi umum
Kecepatan dan skala urbanisasi yang semakin
berkembang di Indonesia meningkatkan kebutuhan
sistem transportasi umum yang berfungsi dengan
baik. Sejumlah analis memperkirakan biaya langsung
yang ditimbulkan oleh kemacetan di Jakarta saja
mencapai 3 miliar dolar per tahun22, dan angka
tersebut diramalkan masih akan naik. Untuk
memerangi macet, TIK dapat menyediakan ramalan
kemacetan dengan menggunakan data tentang posisi
kendaraan dan tujuan perjalanan secara real-time. TIK
juga dapat menawarkan peringatan kemacetan dan
pilihan rute alternatif bagi tiap individu.
Gagasan lain adalah jalan tol yang beradaptasi secara
dinamis terhadap kepadatan lalu lintas, dan memungut
tarif melalui billing otomatis pada perangkat GPS
daripada mengandalkan sistem manual. Pemerintah
sudah menerapkan TIK pada kartu tol elektronik
dan sedang menguji sistem pembayaran elektronik
untuk mengelola lalu lintas di seputar Jakarta, serta
menggunakan streaming CCTV di kota-kota besar
seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.23
Gagasan 10: Meningkatkan kualitas dan efisiensi
layanan publik
Pemerintah adalah pengguna TIK terbesar dan
E-government di Estonia, Georgia, dan Kenya
Estonia, salah satu negara terkecil di Eropa,
berinvestasi secara agresif di bidang teknologi agar
seluruh layanan publiknya dapat diakses secara online.
Pada tahun 2003, negara tersebut meluncurkan versi
pertama dari portal e-government yang menawarkan
akses online yang aman untuk sejumlah layanan
pemerintahan. Dewasa ini, 1,3 juta penduduk Estonia
dapat menggunakan KTP elektronik untuk memilih
dalam pemilu, membayar pajak, serta mengakses
lebih dari 160 layanan online, meliputi tunjangan
karyawan hingga pendaftaran kepemilikan properti.
Badan usaha sektor swasta seperti bank dan
perusahaan telekomunikasi menawarkan layanan
melalui portal negara dan oleh sebab itu memiliki
insentif untuk berinvestasi dalam menjaga backbone
infrastruktur. Lebih dari 90 persen populasi Estonia
memiliki KTP elektronik dan sekitar 10.000 pengguna
mengunjungi portal pemerintah setiap harinya.1
Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah menciptakan
layanan satu pintu berteknologi tinggi dan berorientasi
pelanggan yang menawarkan serangkaian layanan,
meliputi pembebasan bea cukai, izin usaha baru, akta
tanah serta izin kepemilikan kendaraan bermotor,
kepada pelanggan individu dan perusahaan.
Kenya adalah contoh negara lain yang memanfaatkan
TIK untuk meningkatkan peran serta publik,
mendukung inovasi yang menjangkau khalayak
ramai, serta memastikan transparansi pembangunan.
Pada tahun 2011, Kenya menjadi negara Afrika
pertama yang meluncurkan portal data terbuka dan
memberikan akses informasi pemerintah tentang
pendidikan, energi, kesehatan, populasi, kemiskinan,
serta sanitasi.2
1
Eric Braverman dan Mary Kuntz, “Innovation in government:
India and Estonia,” Juni 2012, mckinsey.com.
Setelah peralihan kekuasaan pada tahun 2003,
pemerintah baru Georgia perlu meningkatkan
pendapatan negara dan mendorong kualitas dan
pelaksanaan layanannya.
16
2
Elana Berkowitch dan Renee Paradise. “Innovation in
government: Kenya and Georgia,” September 2011,
mckinsey.com.
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
karenanya memiliki andil yang signifikan untuk
merangsang pemanfaatan TIK secara lebih luas.
Indonesia dapat mempertimbangkan penyusunan
sebuah strategi e-government nasional yang
menjabarkan target dan tata waktu pelaksanaan baik
di tingkat nasional maupun lokal. Sebagai contoh,
Malaysia, Singapura dan Arab Saudi adalah sejumlah
negara yang telah memanfaatkan e-government dalam
perencanaan dan pelaksanaan layanan publik mereka.
Gebrakan di bidang e-government telah memungkinkan
berbagai negara untuk menyediakan layanan publik
yang lebih baik dan efisien. Di banyak negara, lebih dari
70% wajib pajak melakukan pelaporan pajak secara
elektronik, dan masyarakat dapat melakukan berbagai
transaksi lainnya secara online, mulai dari memperbarui
surat izin mengemudi hingga mengelola jaminan sosial
dari pemerintah. Hasilnya, masyarakat mempunyai
akses ke layanan publik yang lebih mudah dan cepat.
Namun, untuk memaksimalkan dampak diperlukan
koordinasi secara luas di antara instansi pemerintah.
Saat ini, banyak di antara pemerintah daerah
yang masih menghadapi keterbatasan sumber
daya dan infrastruktur. Meningkatkan kerja sama
antardepartemen dan antardaerah melalui tata kelola
TI, infrastruktur, layanan, dan pengadaan yang lebih
terpusat dapat membantu meminimalkan kesenjangan
antardaerah.
Untuk meningkatkan efisiensi antardepartemen,
Indonesia dapat menerapkan serangkaian sistem
wajib yang terstandardisasi pada portal-portal
e-government untuk memastikan bahwa layanan digital
baru mengutamakan kemudahan bagi pengguna. Di
Singapura, masyarakat bisa mendapatkan kartu tanda
pengenal baru secara online dengan menggunakan
foto paspor digital dan salinan elektronik (scan)
kartu tanda pengenal lama. Selain itu, ketika orang
mengganti alamat, mereka cukup mengajukan
satu laporan, dan sistem secara otomatis akan
memberitahu semua badan pemerintah, institusi
pendidikan, dan perusahaan swasta terpilih (lihat kolom
“E-government di Estonia, Georgia, dan Kenya”).
TIK, Indonesia dapat meningkatkan kecepatan
dan efisiensi proses administrasi berjumlah besar.
Gagasan lain adalah menyediakan insentif bagi badan
pemerintah yang menggunakan cloud computing
untuk mengurangi biaya penyimpanan bank datanya,
yang kemudian dapat diakses karyawan badan
pemerintah dan juga masyarakat. Ini sejalan dengan
tujuan pemerintah untuk menciptakan layanan kepada
masyarakat yang bersih, efektif, dapat diandalkan, dan
demokratis, baik dalam kenyataan maupun persepsi.
Indonesia tengah menata visi ke depan di dunia
global, dan TIK dapat memainkan peran penting
dalam mendukung transformasi yang diharapkan.
Sepuluh gagasan yang dibahas di dalam laporan
ini memberikan gambaran bagaimana TIK dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan
daya saing negara, menciptakan lingkungan yang
lebih ramah kepada dunia usaha, dan memberikan
keterbukaan dan akses informasi kepada masyarakat,
serta layanan pemerintah yang mereka butuhkan.
Masa depan Indonesia bergantung pada inovasi
teknologi yang menghubungkan, memberi informasi,
mendidik, dan mendukung kehidupan masyarakat
serta mengangkat kinerja usaha lokal. Dengan
menerapkan gagasan-gagasan ini, pemerintah dapat
berperan sebagai pusat pemandu dalam menyediakan
konektivitas yang lebih luas demi kebaikan bersama
untuk masyarakat.
1
Trends in Telecommunication Reform 2010–2011: Enabling Tomorrow’s
Digital World, International Telecommunications Union, 2011.
2
The IT-BPM Sector in India: Strategic Review 2014, Nasscom, 2014.
3
Lihat Networked Readiness Index (NRI), sebuah indeks holistik,
yang mengukur akses and pengaruh TIK terhadap sebuah negara
dalam sepuluh dimensi, oleh Beñat Bilbao-Osorio, Soumitra Dutta,
and Bruno Lanvin, editor, The Global Information Technology
Report 2014: Rewards and Risks of Big Data, World Economic
Forum, 2014, weforum.org.
4
K. P. M. Basheer, “NFON will be the digital backbone of India,”
Hindu Business Line, 1 January 2015, thehindubusinessline.com.
5
Pocket Book of Statistics Q3 2014, Malaysian Communications and
Multimedia Commission, 2014, skmm.gov.my.
Indonesia juga dapat menginstruksikan agar portalportal pemerintah memasukkan informasi tertentu
untuk meningkatkan keterbukaan. Portal pemerintah
Kanada memiliki situs di mana masyarakat dapat
menemukan dan melihat berbagai informasi seperti
pengeluaran dan kontrak pemerintah. Selain itu,
dengan memanfaatkan process automation oleh
6
World Cellular Information Service database, Informa Telecoms &
Media, 2014, ovum.com.
7
Kim Baroudy, Martin Lundqvist, dan Halldor Sigurdsson, Cost
Down: Driving a Network Transformation, McKinsey & Company,
March 2013, tmt.mckinsey.com.
8
“PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Upgraded to ‘BB+’ on
Sustainability of Financial Position, Stable Outlook,” Standard and
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
17
Poor’s Rating Services, May 12, 2014.
9
Vikas SN, “Reliance Jio ties up with RCOM for intra-city fibre
infrastructure sharing,” Medianama, April 7, 2014, medianama.com.
Koesmarihati Sugondo, “Implementation of USO in Indonesia,”
10
Para penulis ingin menghargai kontribusi para
anggota tim kerja yang terlibat dalam proyek ini: Shilpa
Aggarwal, Sachin Chitturu, Vidhya Ganesan, Christine
Tan, dan Susana Utama.
LIRNEasia, September 28, 2013, lirneasia.net.
Untuk lebih lanjutnya, baca The archipelago economy: Unleashing
11
Indonesia’s potential, McKinsey Global Institute, September 2012,
on mckinsey.com.
“Tabel perkembangan usaha kecil dan menengah periode
12
1997–2012,” Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014, bps.go.id.
Annabelle Mourougane, “Promoting SME Development in
13
Indonesia,” OECD Economics Department working paper, Number
995, October 17, 2012.
“Government ups 1Malaysia netbook distribution by 1.5 million,”
14
Choice, December 5, 2012, thechoice.my.
Eric Guizzo, “In Brazil, it’s PCs to the people,” IEEE Spectrum, June
15
1, 2005.
“Financial Inclusion Data: Indonesia,” World Bank, worldbank.com.
16
“Jordan Education Initiative,” World Economic Forum, weforum.org.
17
Scott C. Beardsley et al., “Fostering the economic and social
18
benefits of ICT,” in The Global Information Technology Report
2009–2010, disunting oleh Soumitra Dutta dan Irene Mia, World
Economic Forum, 2010, weforum.org.
Jeffrey Hutton, “Indonesia launches world’s largest health insurance
19
system,” Christian Science Monitor, March 10, 2014, csmonitor.com.
“Govt to put personal health records on E-KTP,” Jakarta Post,
20
March 28, 2012, jakartapost.com; Victor March, “Realizing a vision,”
Global Identification, id-world-magazine.com.
“Don’t even think about it,” Economist, July 20, 2013, economist.
21
com; Martin Kaste, “Can software that predicts crime pass
constitutional muster?” NPR, July 26, 2013, npr.org.
“‘Macet’: How to solve traffic congestion?,” GoLive Indonesia,
22
August 7, 2014, goliveindonesia.com.
“E-Toll pass launching,” Jasa Marga, jasamarga.com; Lenny Tristia
23
Tambun, “Second ERP trial to take place on Jalan Rasuna Said,”
Jakarta Globe, September 30, 2014, thejakartaglobe.com.
Para penulis juga ingin berterima kasih kepada para kolega
McKinsey yang memberikan kontribusi atas saran-saran
mereka, termasuk Gassan Al-Kibsi, Henrik Arwidi, Adhikar
Babu, Peter Bisson, Torsten Blaeser, Andres Cadena,
Sachin Chaudhary, Kaushik Das, Katya Defossez, Driek
Desmet, Vikram Dhingra, Kevin Diego, Anthony Goland,
Diogo Granate, Andrew Grant, Ferry Grijpink, Mike Hodel,
Alain Imbert, Chris Ip, Ashish Jain, Parimol Karnchanachari,
Conor Kehoe, Minyoung Kim, Bartlomiej Kubiczek, DiaanYi Lin, Azam Mohammad, Ananth Narayanan, Rasmus
Oertel, Jeremy Oppenheim, Vatsala Pant, Rohini Rajan,
Aparna Ram, Sergio Sandoval, Sunil Sanghvi, Dikshit
Sehgal, Busra Sertalp, Halldor Sigurdsson, Deepika Singh,
Seelan Singham, Malin Strandell-Jansson, Elita Subaja,
Ozgur Tanrikulu, Gregor Theisen, Oliver Tonby, Mukul Tuli,
Alfonso Villanueva, Jonathan Woetzel, Lei Xu, Sophia Xu,
Saf Yeboah-Amankwah, Panfei Yin, dan Suyeon Yoo.
Selain itu, para penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada Penny Burtt, mantan direktur urusan publik
McKinsey di Asia; tim hubungan eksternal Sharmeen
Alam, Tuty Collyer, Ellie Kiloh dan Mrinalini Reddy; serta
Allan Gold dan tim Global Editorial Services, termasuk
Heather Byer, John C. Sanchez, Venetia Simcock,
dan Sneha Vats. Para penulis juga ingin memberikan
penghargaan atas saran-saran dari sejumlah tokoh
di Indonesia di luar McKinsey termasuk Sarwato
Atmosutarno, Rizkan Chandra, Rinaldi Firmansyah,
Shinto Nugroho, Alexander Rusli, Fadzri Sentosa, Alex
Sinaga, Indra Utoyo, Arief Yahya, dan Edward Ying. Kami
juga berterima kasih kepada beberapa rekan pengusaha
Internet di Indonesia yang turut berpartisipasi di dalam
forum diskusi TIK serta memberikan wawasan yang
relevan: Natali Ardianto, Andi Surja Boediman, Willson
Cuaca, Sutanto Hartono, Aldi Haryopratomo, Ryu
Kawano, Aulia Masna, Ben Soebiakto, Anton Soeharyo,
Evy Soenarjo, Hadi Wenas, dan Danny Wirianto.
Michael Gryseels adalah seorang partner senior
McKinsey & Company di kantor Singapura yang
memimpin praktik TMT di Asia Tenggara; Nimal Manuel
adalah seorang partner di kantor Kuala Lumpur,
Lorraine Salazar adalah seorang ahli di bidang TMT
di Singapura, dan Phillia Wibowo adalah seorang
partner di kantor Jakarta. Hak cipta © 2015 McKinsey &
Company. Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
18
Sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi TIK di Indonesia
Sumber Daya McKinsey & Company Terkait
Telecom, Media & High Tech Extranet McKinsey adalah gerbang dari sejumlah informasi
terbaik dan orang-orang paling berpengaruh dalam industri TMT. Extranet menawarkan
informasi yang dihasilkan McKinsey yang tidak tersedia di dunia maya secara umum.
Website ini diperbarui secara mingguan dengan artikel-artikel baru atas isu-isu dan tren terkini,
dan memungkinkan pengguna extranet untuk mengakses artikel McKinsey terpilih dengan
berbagai topik seperti telekomunikasi mobile (termasuk data, media, dan broadband), jaringan
tetap (fixed), infrastruktur jaringan next-generation, perangkat keras untuk perusahaan,
layanan online, perangkat lunak, dan masih banyak lagi. Saluran komunikasi langsung
memastikan bahwa pertanyaan serta permintaan Anda akan ditangani dengan baik.
Telecom, Media & High Tech Extranet McKinsey akan memudahkan Anda untuk:
ƒƒ Mendapatkan informasi ekslusif secara cuma-cuma dan mengakses portal yang secara khusus dirancang untuk industri
TMT
ƒƒ Mengakses pengetahuan canggih dan terkini, berinteraksi dengan para ahli untuk mendapatkan pemahaman baru, serta
menghubungi para ahli di industri
Untuk mendaftar, silakan klik tautan ini: https://tmt.mckinsey.com/. Keanggotaan tidak dipungut bayaran serta tanpa kewajiban apapun.
RECALL No. 25, Strategi B2B: Menangkap peluang unik. Publikasi ini menyediakan pemahaman baru
kepada pelaku TIK di sejumlah area B2B yang berbeda agar meningkatkan pemahaman tentang dinamika
pelanggan bisnis serta perangkat yang perlu mereka miliki untuk menghadapi peluang-peluang bisnis baru.
RECALL No. 24, Hidup dalam dunia digital: Menyelaraskan usaha dengan kehidupan online. Tujuan
dari edisi RECALL ini, berdasarkan riset, analisis, dan percakapan dengan inovator digital, adalah untuk
memandu pelaku TIK pada berbagai jalan untuk pembaruan strategi yang ditawarkan dunia digital. Artikelartikel di dalamnya mengungkapkan cara untuk menyelaraskan strategi dan operasi perusahaan anda Anda
dengan dunia digital yang telah dimanfaatkan para pelanggan, sebuah dunia yang diciptakan oleh para pelaku
TIK itu sendiri.
RECALL No. 23, Operasi: Efisiensi, penyederhanaan, dan peningkatan kinerja. Edisi ini membahas
berbagai cara perusahaan TMT dalam menggunakan pendekatan atas peningkatan kinerja sebagai strategi
demi meraih daya saing tinggi dalam industri yang dinamis.
Untuk tetap mengikuti riset terbaru kami, kami mengundang Anda untuk memasang aplikasi
McKinsey Insights di perangkat iPad atau Android Anda. Aplikasi ini menampilkan serangkaian
konten bermanfaat dalam paket yang dirancang untuk mobile dan ramah pengguna:
ƒƒ Artikel-artikel dari McKinsey Quarterly, publikasi manajemen utama kami
ƒƒ Laporan dari McKinsey Global Institute, pusat riset ekonomi kami
ƒƒ Tulisan yang mendalam atas industri, mulai dari consumer goods hingga petrokimia, dan
topik fungsional dari manajemen risiko hingga pengembangan kepemimpinan
Untuk mengunduh McKinsey Insights ke perangkat Anda, silakan kunjungi Apple iTunes atau Google Play store.
March 2015
Designed by ASO Media
Copyright © McKinsey & Company