Rasio Kemampuan Ketersediaan Alat Kontrasepsi dan
Transcription
Rasio Kemampuan Ketersediaan Alat Kontrasepsi dan
ISBN : Rasio Kemampuan Ketersediaan Alat Kontrasepsi dan Pencapaian Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) Menjadi Peserta KB Tahun 2012 Titut Y Prihyugiarto KATA PENGANTAR Pertama-tama kami memanjatkan puji dan syukur alhamdullillah kehadirat Alloh SWT atas selesainya analisis Rasio Kemampuan Ketersediaan Alkon dan Pencapaian Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) Menjadi Peserta KB di Indonesia. Analisis ini merupakan gambaran rasio kemampuan ketersediaan alkon tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang diperoleh dari laporan bulanan logistik F/V/KB dari gudang kabupaten/kota dan provinsi. Diharapkan hasil análisis ini dapat menjadi acuan dan bahan diskusi bagi para peneliti dan pengelola program untuk masukan pengambil kebijakan dalam melakukan distribusi alat kontrasepsi dari pusat ke provinsi, dan dari provinsi ke kabupaten/kota.. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada para peneliti Pusat Penelitian KB dan Keluarga Sejahtera yang telah memberikan dukungannya dalam analisis ini, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan analisis ini. Semoga Analisis ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan kependudukan dan program keluarga berencana di Indonesia. Jakarta Desember 2012 Peneliti Drs.T.Y.Prihyugiarto,MScPH DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ……………………………………………………………........... ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… Iii DAFTAR TABEL……………………………….……………………………………………… V RINGKASAN …………………………………………………...……………………………… vii 1. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..……………… 1 A. Latar Belakang………………………………………………………..……………… 1 B. Permasalahan…………………………………………………………………………. 2 C. Permasalahan…………………………………………………………………………. 2 D. Manfaat .......................................................................................... 2 E. Metoda ........................................................................................... 2 F. Organisasi Penulisan.............................................................................................. BAB II PENETAPAN PERKIRAAN PERMINTAAN MASYARAKAT DAN KEBUTUHAN KONTRASEPSI………………………………………………….. A. Penetapan Perkiraan Permintaan Masyarakat……………………………………… B. Kebutuhan Kontrasepsi……………………………………………………………….. BAB III HASIL ANALISIS…………………………………………………………………... 3 5 5 5 10 14 A. Perkiraan Permintaan masyarakat menjadi peserta KB ………………………… 14 B. Rasio Kemampuan penyediaan alat kontrasepsi Pil ……………………. 17 C. D. E. F. 20 23 26 29 Rasio Kemampuan penyediaan alat kontrasepsi Suntik KB ……………………. Rasio Kemampuan penyediaan alat kontrasepsi Implant ……………………. Rasio Kemampuan penyediaan alat kontrasepsi IUD ……………………. Rasio Kemampuan penyediaan alat kontrasepsi Kondoml ……………………. BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................... 31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 35 DAFTAR KEPUSTAKAAN.......................................................................................................... 36 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian jumlah penduduk melalui program KB merupakan suatu upaya agar pertumbuhan penduduk dapat terkendali. Upaya tersebut sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi BKKBN yaitu penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015 dan misinya mewujudkan pembangunan penduduk yang berwawasan kepandudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pemerintah melalui BKKBN bertanggung jawab atas ketersediaan kontrasepsi khususnya untuk keluarga pra sejahtera dan keluarga sajahtera 1 (KS-1), sehingga keluarga tersebut mendapatkan pelayanan gratis untuk pelayanan KB. Berkaitan denga hal tersebut, program KB nasional harus dapat menyusun perencanaan secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, baik dalam jangka panjang, pmenengah maupun jangka pendek. Rencana pencapaian program kependudukan dan KB yang telah dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. Dalam dokumen tersebut telah ditetapkan bahwa sasaran program KB menurunkan angka fertilitas total (TFR) dari 2,3 pada tahun 2009 menjadi 2,1 per perempuan pada tahun 2014. Untuk itu diperlukan suatu perkiraan permintaan masyarakat (PPM) menjadi peserta Kbpada setiap tahunnya sesuai dengan kemampuan untuk memenuhinya. Penyusunan PPM didasarkan atas teori Bonggaarts bahwa angka kelahiran total dipengaruhi oleh banyak faktor, namun yang paling menentukan adalah pemakaian kontrasepsi, usia kawin perempuan, lama menyusui habis melahirkan dan pantang senggama, tingkat aborsi, dan angka kemandulan (sterilitas). Dengan diketahuinya jumlah PPM menjadi peserta KB, maka dapat dihitung jumlah kontrasepsi yang dibutuhkan untuk peserta KB. Kontrasepsi yang disediakan oleh pemerintah hanya mencakup 30 persen kebutuhan nasional, penyediaan alkon tersebut diarahkan untuk pelayanan keluarga miskin. Diharapkan alokasi tersebut benar-benar digunakan untuk memenihi kebutuhan keluarga miskin. B. Permasalahan Hasil pendataan keluarga, jumlah keluarga miskin diperkirakan berkisar antara xx xxx. Dari hasil laporan rapat pengendalian program menunjukkan bahwa ketersediaan kontrasepsi di beberapa propinsi dan kabuputen masih cukup banyak, dan terjadi penumpukan alkon, artinya rasio ketersediaan alkon lebih dari 2 tahun, dilain pihak ada ada beberapa propinsi dan kabupaten/kota ada yang rasio ketersediaan sangat rendah. Untuk itu perlu dilihat gambaran konsisi kemampuan kontrasepsi di masing-masing provisni. C. Tujuan Secara umum tujuan analisis ini adalah memberikan gambaran kondisi kemampuan ketersediaan kontrasepsi untuk program KB nasional pada tahun 2012. Secara khusus bertujuan untuk memberikan informasi : Pencapaian Kesertaan ber KB berdasarkan sasaran Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) menurut provinsi; Rasio kemampuan ketersediaan alkon pil menurut provinsi Rasio kemampuan ketersediaan alkon suntik KB menurut provinsi Rasio kemampuan ketersediaan alkon Implant menurut provinsi Rasio kemampuan ketersediaan alkon IUD menurut provinsi Rasio kemampuan ketersediaan alkon Kondom D. Manfaat Hasil analisis ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan untuk pengembil kebijakan dan pengelola program dalam perencanaan kebutuhan dan distribusi alkon ke propinsi dan kab/kota. E. Metoda Analisis ini merupakan analisis deskriptif , sumber data yang digunakan adalah dokumen rencana strategi (renstra), dokumen perhitungan perkiraan permintaan masyarakat, laporan rutin Diklaptik dan laporan F/V/KB tahun 2012. F. Organisasi Penulisan Tulisan ini terdiri dari lima bab, pada bab 1 disajikan latar belakang dari penulisan, tujuan dan manfaat serta metoda analisa dari tulisan ini. Pada bab 2 disampaikan penetapan perkiraan permintaan masyarakat untuk ber KB dan perhitungan kebutuhan kontrasepsi. Pada bab 3 menyajikan hasil analisis mengenai pencapaian kesertaan ber KB dikaitkan dengan ketersediaan alat kontrasepsi, dan rasio kempuan ketersediaaan kontrasepsi, serta kecenderungan ketersediaan kontrasepsi per bulan dalam tahun 2012. Bab 4 menyajikan pembahasan hasil analisis dikaitkan dengan permasalahan dan upaya pemecahan masalah. Bab 5 disampaikan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil analisis serta penutup. BAB II PENETAPAN PERKIRAAN PERMINTAAN MASYARAKAT DAN KEBUTUHAN KONTRASEPSI A. Penetapan Perkiraan Permintan Masyarakat (PPM) Perhitungan perkiraan permintaan masyarakat menjadi peserta KB ditentukan oleh berapa besarnya angka kelahiran total yang akan diturunkan. Dengan kata lain bahwa yang menjadi sasaran utama adalah penurunan angka fertilitas total, sedangkan besarnya jumlah peserta KB tergantung sasaran penurunan TFR dan dinamika variabel langsung yang berpengaruh terhadap fertilitas. Penyusunan Disamping itu dalam penyusunan perkiraan permintaan masyarakat terhadap KB ini juga memperhatikan tren pencapaian peserta KB aktif dan jenis kontrasepsi yang digunakan. Metoda perhitungan yang digunakan adalah metoda yang dikembangkan oleh Bongaarts (...). Dengan diketahui hasil perhitungan perkiraan permintaan masyarakat terhadap KB selanjutnya dapat diperkirakan berapa jumlah dan jenis kontrasepsi yang dibutuhkan untuk tahun yang akan datang. Dari kajian menunjukkan bahwa secara langsung fertilitas dipengaruhi “variabel antara” yaitu a) variabel intercourse , variabel yang berkaitan dengan pola perilaku hubungan kelamin, meliputi umur mulai hubungan seksual, selibat permanen, lama berstatus kawin, abstinensi sukarela, abstinensi terpaksa, dan frekuansi senggama; b) variebel konsepsi, variabel yeng berkaitan dengan terjadinya konsepsi, meliputi fekunditas atau infekunditas tidak disengaja, pemakaian kontrasepsi, fekunditas dan infekunditas disengaja; dan variabel gestasi, variabel yang yang menyebabkan terjadinya berupahan-perubahan setelah terjadinya konsepsi karena adanya gesrasi, meliputi kematian janin tidak disengja (aborsi spontan) dan kematian janin yang disengaja (aborsi sengaja). Variabel antara tersebut oleh Bongaarts diidentifikasi ada 5 vaiabel pokok yang dianggap paling dominan pengaruhnya terhadap perubahan fertilitas dan praktis dapat dilakukan pengukuran, kemudia dikenal dengan faktor penentu fertilitas (proximate determinant) diantaranya adalah : 1. Proporsi wanita usia subur berstatus kawin, yaitu proporsi jumlah wanita usia 15-49 tahun yang kawin dibangdingkan dengan jumlah wanita usia subur yakni 15-49 tahun. 2. Pemakaian kontrasepsi dan efektifitasnya adalah prosentase diantara pasangan usia subur yang mamakai kontrasepsi. Disamping itu dilihat juga efektitas dari onat tersebut, 3. Aborsi sengaja adalah abosi yang disengaja oleh seorang wanita yang akan mengakhiri usia reproduksinya, apabila wanita tersebut melakukan aoborsi pada usia yan dinginkan. 4. Postpartum Infecundability a d a l a h p e r i o d e s e t e l a h m e l a h i r k a n dimana wanita tidak terpapar untuk hamil karena amenorrhea paska kelahiran atau karena pantangan paska kelahiran. 5. Sterilitas adalah ketidakmampuan seorang wanita untuk hamil atau melahirkan anak sampai akhir usia reproduksinya. Dengan demikian Angka fertilitas total (TFR) sebagai fungsi dari kelima variabel tersebut. Untuk perhitungan perkiraan permintaan masyarakat menjadi peserta KB bukan saja harus didasarkan penurunan fertilitas yang ingin dicapai, tetapi juga memperhatikan faktor penentu fertilitas lainnya selain pemakaian kontrasepsi. Perhitungan perkiraan permintaan masyarakat menjadi KB tahun 2012 PA/PUS merupakan merupakan bagian (tahun ketiga) PPM-KB RPJM 2010-2014, PPM-KB tahun 2012 tingkat merupakan penjabaran PPM-KB nasional tahun 2012. Asumsi yang dipaka adalah prevalensi menggunakan SDKI (ditetapkan naik dari 60% pada 2010 menjadi 65% pada 2014) dan Mix alkon PA menggunakan hasil RR berdasarkan pencapaian tahun 2008 dan SDKI tahun 2007. TFR pada tahun 2010 sebesar 2,24 dan TFR yang ingin dicapai pada tahun 2014 adalah 2,1. Asumsi angka faktor penentu fertilitasnya sebabagi berikut : A sum si P enetu F ertilitas pada tahun 2014 2010 2014 2,24 2,10 66.383,2 ribu 68.383,2 ribu 67,04 % 67,00 % • PA /P U S 60,0% 65,0% • P O ST PA RT U M 4,1 bl 4,1 bl Var P enentu F ertilitas • TFR TFR SD K I 2007 (TFR 2005= 2,4) • JU M L A H W U S Proyeksi penduduk 2000-2025 (BPS) • % W U S K AW IN Tren didasarkan SP 2000 & SU PA S 2005 M edian tidak subur setelah melahirkan hasil SD K I 2007 • ST E R IL ITA S 7,5 % PU S tdk pakai kontrasepsi & menyatakan tdk akan pakai kontrasepsi dg alasan sdh menapo use dan atau tidak bisa punya anak atau mand ul, hasil SD K I 2007 • A B O R SI 4% Penelitian di 10 kota besar 0leh Budi U tomo Jumlah wanita pasangan usia subur berdasarkan proyeksi penduduk dari (SP) 2000-2025, sedangkan proporsi wanita kawin didasarkan asumsi dari tren SP 2000 dan Supas 2005. Asumsi proporsi kawin, pospatum infundibility, sterilitas dan aborsi sa Jumlah wanita pasangan usia subur berdasarkan proyeksi penduduk dari (SP) 2000-2025, sedangkan proporsi wanita kawin didasarkan asumsi dari tren SP 2000 dan Supas 2005. Asumsi proporsi kawin, pospatum infundibility, sterilitas dan aborsi sampai tahun 2014 dianggap konstant. Disamping itu pada perhitungan ini diperlukan juga data angka kelangsungan pemakaian menurut masing-masing metoda dan efektivitas dari masing-masing kontrasepsi. Data angka kelangsungan pemakaian diperoleh dari hasil SDKI 2007, sedangkan angka efektivitas kontrasepsi didasarkan pada referensi The Essetial of contraceptive Technology edisi revisi ke 18 yang dikeluarkan oleh WHO/UNFPA. Dengan data dan asusmsi tersebut diperoleh gambaran bahwa angka PPM KB pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 7.387.411 akseptor dengan rincian : 8,.8% peserta IUD, 0,4 % peserta MOP, 0,8 % perserta MOW, 2,9% peserta implant, 43,7 % peserta suntik, 39,5 % peserta pil, dan 3,9% peserta kondom. Secara garis besar peserta MKJP mencapai 12,9 % dan Non-MKJP 87,1%. E f e k tiv ita s , k e la n g s u n g a n d a n k e tid a k la n g s u n g a n p e m a k a ia n k o n tr a s e p s i m e n u r u t je n is a lk o n J e n is K o n tra s e p s i E fe k tiv ita s * K e la n g s u n g a n & K e tid a k la n g s u n g a n P e m a k a ia n K o n tr a s e p s i * * (2 ) C R D R 98 % 9 0 ,1 % 9 ,9 % M O P 100% 9 9 ,6 % 0 ,4 % M O W 100 % 9 9 ,6 % 0 ,4 % IM P L A N T 99 % 9 4 ,3 % 5 ,7 % S U N T IK A N 97 % 7 7 ,0 % 2 3 ,0 % P IL 92 % 6 1 ,2 % 3 8 ,8 % K O N D O M 85 % 6 1 ,7 % 3 8 ,3 % IU D * ** D ia m b il d a r i “ T h e E s s e n tia l o f C o n tr a c e p t iv e S u m b er S D K I 2 0 0 7 T e c h n o lo g y , E ig h t e e n t h R e v is e d E d itio n ” ; Dengan asumsi tersebut, hasil perhitungan PPM PA dan PPM PB tahun 2010-2014 didapatkan sebagai berikut : PPM-PA NASIONAL THN 2010-2014 MENURUT JENIS KONTRASEPSI HASIL ASUMSI MIX KONTRASEPSI KB PELAPORAN/ RR PPM-PB NASIONAL THN 2010-2014 MENURUT JENIS KONTRASEPSI HASIL ASUMSI MIX KONTRASEPSI KB PELAPORAN/ RR Namun demikian, dengan memperhatikan tren pencapaian MKJP (IUD dan implant) pada tahun 2008,2009,2010dan 2011, maka ada kebijakan untuk melakukan re-alokasi PPM-PB antara lain menjadi sbb. : Jumlah dan persentase mix PPM PB, PPM-PB RE-ALOKASI, dan PPM-KB kel Miskin, tahun 2012 ALKON PPM-PB 2012 PPM-PB 2012 % IUD 649,138 RE-ALOKASI 8.8 540,000 PPM-PB 2012 % MISKIN 7.3 540,000 % 13.9 MOP 27,546 0.4 27,546 dengan kebijakan 0.4 13,540 dengan 0.3 dan nonMKJP pada tahun Mengingat adanya trenSesuai Namun MOW 58,636 0.8 58,636 0.8 28,548 0.7 215,632 2.9 600,000 8.1 600,000 15.5 SUNTIKAN 3,230,725 43.7 2,955,490 40.0 1,213,166 31.3 PIL 2,917,289 39.5 2,917,270 39.5 1,357,881 35.0 KONDOM 288,445 3.9 288,460 3.9 128,554 3.3 MKJP 950,952 12.9 1,226,210 16.6 1,182,088 30.5 NON MKJP 6,436,459 87.1 6,161,220 83.4 2,699,602 69.5 NASIONAL 7,387,411 100.0 7,387,411 100.0 3,881,690 100.0 pertimbangan Untuk PPM PB tahun 2012Namun dengan pertimbangan IMPLANT IUD diturunkan dari 8.8 persen menjadi 7.3 persen, implant dari 2.9 persen menjadi 8.1 persen, sedangkan suntikan diturunkan dari 43.7 persen menjadi 40 persen. Sehingga total MKJP menjadi 16.6 persen dari 12.9 persen . Sasaran PPM-KB untuk keluarga Pra-KS dan KS-1 sebesar 3,881,690 orang dan sasaran MKJP ada 30 persen. Berikut adalah sasaran PPM untuk keluarga Pra-KS dan KS-1 menurut provinsi dan jenis kontrasepsi. PPM PRA-S DAN KS I MENJADI PESERTA KB BARU (PPM-PB) MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN PROVINSI, TAHUN 2012 JENIS KONTRASEPSI TOTAL KONDM PPM PB NO PROVINSI 1 DKI Jakarta 51,350 241 12,700 16,937 19,314 564 4,089 105,195 2 Jawa Barat 110,850 6,003 83,170 286,493 280,468 2,524 22,541 792,049 3 Jawa Tengah 59,900 7,449 112,930 179,309 134,675 1,854 19,467 515,584 4 D.I. Yogyakarta 5 Jawa Timur 6 Bali 21,450 99 2,430 7 Banten 21,450 313 17,820 8 Aceh 2,300 251 3,580 27,784 9 Sumatera Utara 24,600 2,914 27,520 34,438 10 Sumatera Barat 10,200 370 17,860 11 Sumatera Selatan 10,100 585 36,800 12 Lampung 25,730 444 13 Nusa Tenggara Barat 13,910 14 Kalimantan Barat 15 Kalimantan Selatan 16 17 IUD MOW IMPLANT SUNTIK PIL MOP 11,880 401 4,610 7,211 7,077 395 5,370 36,944 101,850 5,296 99,020 161,203 156,235 1,247 4,122 528,973 3,719 1,846 119 498 30,161 46,910 38,747 997 240 126,478 45,565 25 10,655 90,161 60,871 892 12,958 164,192 15,523 18,966 326 1,251 64,496 60,801 70,945 574 15,793 195,599 22,280 74,725 116,985 733 5,322 246,218 722 19,470 39,162 43,986 380 1,626 119,256 6,250 130 6,570 13,967 14,950 39 496 42,402 2,130 230 8,140 16,047 38,772 162 1,300 66,781 Sulawesi Utara 6,560 174 9,670 8,358 19,317 518 708 45,305 Sulawesi Selatan 9,110 469 18,370 45,602 60,224 137 6,209 140,120 18 Bangka Belitung 1,400 38 2,600 6,537 5,456 31 849 16,911 19 Gorontalo 3,680 63 5,040 3,444 11,530 195 321 24,273 20 Sulawesi Barat 950 39 2,200 3,534 8,309 52 665 15,749 21 Riau 8,980 212 10,630 29,671 29,573 49 2,762 81,877 22 Jambi 5,300 60 11,770 12,422 21,210 118 1,018 51,898 23 Bengkulu 3,680 209 8,380 12,911 13,415 120 1,243 39,957 24 Nusa Tenggara Timur 9,540 897 15,300 33,672 20,679 565 1,814 82,467 25 Kalimantan Tengah 1,650 125 7,520 14,206 18,984 67 1,060 43,612 26 Kalimantan Timur 5,300 124 4,180 9,576 9,994 52 703 29,929 27 Sulawesi Tengah 3,680 236 6,710 14,896 33,244 320 861 59,946 28 Sulawesi Tenggara 1,150 211 6,610 13,229 23,049 258 2,563 47,071 29 Maluku 1,510 152 4,250 8,040 9,934 50 3,060 26,996 30 Papua 950 237 2,410 8,605 5,845 18 2,690 20,754 31 Maluku Utara 810 102 6,100 3,920 8,479 111 129 19,651 32 Papua Barat 150 31 1,210 3,166 4,069 38 1,006 9,669 33 Kepulauan Riau 1,650 44 2,150 4,176 5,169 10 576 13,775 1,357,881 13,540 133,965 NASIONAL 540,000 28,872 600,000 1,220,195 3,894,453 Sedangkan PPM peserta KB aktif untuk keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera satu (KS-1) sebesar 12.595.857 keluarga. Berikut adalah sasaran PPM untuk keluarga Pra-KS dan KS-1 menurut provinsi dan jenis kontrasepsi. PERKIRAAN PERMINTAAN MASYARAKAT PRA-S DAN KS I MENJADI PESERTA KB AKTIF (PPMM-PA) RPJMN (PENYESUIAN) MENURUT PROVINSI DAN JENIS KONTRASEPSI, TAHUN 2012 NO PROVINSI JUMLAH PUS PA/PUS JENIS KONTRASEPSI (%) IUD MOP MOW IMPLANT SUNTIK PIL KONDO TOTAL PA 1 Aceh 508,309 55.3 2,504 205 2,682 7,103 126,447 119,501 22,598 281,039 2 Sumatera Utara 993,209 55.4 42,080 1,459 58,162 49,728 195,854 173,431 29,154 549,867 3 Sumatera Barat 321,627 58.0 11,914 225 6,598 29,903 87,131 47,645 2,998 186,415 4 Riau 521,281 40.1 11,056 630 2,321 18,614 103,577 68,028 5,056 209,283 5 Jambi 205,649 64.2 4,753 1,148 1,062 19,308 55,101 48,757 1,834 131,963 6 Sumatera Selatan 696,492 61.6 13,557 2,521 19,520 66,872 190,106 115,909 20,600 429,084 7 Bengkulu 155,396 65.2 5,257 676 2,665 12,567 52,406 25,832 1,876 101,277 8 Lampung 1,103,451 61.8 53,521 8,954 9,402 91,661 280,148 230,592 7,851 682,130 9 Bangka Belitung 94,340 59.1 729 73 1,767 5,056 31,459 14,858 1,832 55,774 10 DKI Jakarta 243,914 56.6 17,222 4,048 5,108 19,974 50,109 35,625 6,054 138,140 11 Jawa Barat 4,052,293 58.8 148,797 39,354 56,489 163,487 1,249,653 682,973 43,077 2,383,830 12 Jawa Tengah 3,157,295 62.5 150,688 34,329 145,639 201,424 1,014,922 382,097 43,522 1,972,621 13 D.I. Yogyakarta 14 Jawa Timur 15 319,565 62.3 3,232,017 61.0 2,167 17,045 18,257 64,809 239,872 12,207 39,916 123,107 185,049 947,379 453,413 Banten 808,073 54.3 22,432 9,795 16 Bali 133,166 63.8 35,420 1,021 4,200 3,073 17 Nsa Tenggara Barat 639,685 60.3 44,522 2,224 11,598 57,233 18 Nsa Tenggara Timur 725,965 53.8 46,402 6,067 15,395 37,442 19 Kalimantan Barat 260,395 53.1 8,575 1,065 2,490 20 Kalimantan Tengah 220,749 63.7 2,352 282 2,245 21 Kalimantan Selatan 339,633 67.0 2,678 408 4,489 22 Kalimantan Timur 182,414 54.5 6,175 466 2,289 23 Sulawesi Utara 222,478 64.3 18,366 470 24 Sulawesi Tengah 423,700 59.1 10,297 25 Sulawesi Selatan 872,979 44.4 15,122 26 Sulawesi Tenggara 299,511 60.4 27 Gorontalo 118,277 67.1 28 Maluku 126,004 52.8 29 Maluku Utara 114,046 30 Papua 325,901 31 Kepulauan Riau 32 Sulawesi Barat 33 Papua Barat INDONESIA 9,484 1,970,509 6,958 33,425 258,711 107,051 678 439,050 30,587 8,791 1,887 84,979 169,309 98,017 3,007 385,909 213,392 67,204 4,950 390,850 9,067 68,727 47,072 1,244 138,240 17,376 69,167 47,180 2,032 140,634 22,955 73,095 120,448 3,330 227,404 11,157 42,787 34,675 1,927 99,475 3,553 31,056 39,083 49,112 1,416 143,055 319 5,730 26,009 95,475 110,351 2,295 250,475 363 6,249 50,045 174,210 130,603 10,778 387,370 2,944 418 3,346 27,371 73,835 67,229 5,829 180,971 10,565 150 1,137 16,440 18,155 32,174 748 79,369 1,481 395 1,819 6,644 34,163 17,709 4,354 66,565 47.5 1,466 296 1,736 6,787 20,338 23,307 292 54,223 27.1 2,227 346 4,002 6,305 51,901 17,201 6,245 88,226 111,335 47.5 1,075 32 768 3,507 27,252 18,595 1,684 52,913 111,946 48.1 1,999 87 887 4,877 20,724 23,798 1,520 53,893 85,983 46.6 103 21 135 1,508 21,553 13,974 2,782 40,076 21,727,077 58.0 976,066 132,221 35,805 21,247 199,248 530,592 1,261,280 5,951,563 3,468,954 274,181 12,594,857 Dengan demikian pada tahun 2012 jumlah sasaran PPM PA dan PPM PB keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera satu mencapai sebesar 16, 489,310 keluarga. Berikut adalah sasaran PPM PB dan PPM PA untuk keluarga Pra-KS dan KS-1 menurut provinsi dan jenis kontrasepsi. PERKIRAAN PERMINTAAN MASYARAKAT PRA-S DAN KS I MENJADI PESERTA KB (PB DAN PA) MENURUT PROVINSI DAN JENIS KONTRASEPSI, TAHUN 2012 NO PROVINSI 1 Aceh 2 JENIS KONTRASEPSI IUD MOP MOW IMPLANT SUNTIKAN PIL KONDOM TOTAL PB PA 53,854 446 15,382 24,040 145,761 120,065 26,687 386,235 Sumatera Utara 152,930 7,462 141,332 336,221 476,322 175,955 51,695 1,341,916 3 Sumatera Barat 71,814 7,674 119,528 209,212 221,806 49,499 22,465 701,999 4 Riau 22,936 1,031 6,931 25,825 110,654 68,424 10,426 246,227 5 Jambi 106,603 6,444 100,082 180,511 211,336 50,004 5,956 660,936 6 Sumatera Selatan 35,007 2,620 21,950 70,591 191,953 116,028 21,098 459,246 7 Bengkulu 26,707 989 20,485 59,478 91,153 26,829 2,115 227,755 8 Lampung 55,821 9,205 12,982 119,445 325,714 230,617 18,507 772,291 9 Bangka Belitung 25,329 2,986 29,287 39,494 92,329 15,749 14,790 219,965 7,304 202,636 58,870 2,579,428 382,830 48,844 2,218,839 36,185 22,874 318,504 9,980 2,012,912 1,977 505,831 9,308 2,595 130,285 98,154 9,216 526,030 5,799 407,761 1,564 162,513 2,697 156,383 6,093 309,281 2,945 151,373 2,659 183,013 4,109 332,942 11,838 430,982 67,281 6,532 210,901 10 11 NO DKI Jakarta PROVINSI 1 Aceh 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat Jawa Barat 12 Jawa Tengah 13 D.I. Yogyakarta 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 10 DKI Jakarta Jawa Timur 9 Bangka Belitung Banten 11 Bali Jawa Barat 12 Jawa Tengah 13 D.I. Yogyakarta 14 Jawa Timur 16 Bali 18 Nusa Tenggara Timur 19 Kalimantan Barat 20 Kalimantan Tengah Nusa 15 Tenggara Barat Banten Nusa Tenggara Barat Nusa 17 Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah 21 Kalimantan Selatan 22 Kalimantan Timur 23 Sulawesi Utara 24 Sulawesi Tengah 25 Sulawesi Selatan 27 Gorontalo 29 Maluku Utara 31 Kepulauan Riau 33 Papua Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Timur 26 Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara 28 Maluku Sulawesi Tengah 30 Papua 32 Sulawesi Barat Sulawesi Selatan 27,422 IUD MOP MOW 53,854 158,897 446 15,382 152,930 7,462 141,332 71,814 7,674 119,528 22,936 176,418 1,031 6,931 106,603 6,444 100,082 53,826 2,620 21,950 26,707 989 20,485 55,821 246,122 25,329 9,205 12,982 2,986 27,422 4,418 35,007 4,418 JENIS KONTRASEPSI 39,939 34,773 2,889 12,337 35,498 SUNTIKAN PIL 24,040 145,761 120,065 336,221 476,322 175,955 209,212 221,806 49,499 93,289 224,288 25,825 167,919 110,654 180,511 211,336 36,515 191,953 70,591 276,148 68,424 57,419 116,028 50,004 59,478 91,153 26,829 119,445 230,617 29,287 129,677 39,494 325,714 22,968 35,498 69,075 35,951 199,016 92,329 39,939 93,289 15,098 224,288 1,320,598 683,547 176,418 34,773 167,919 276,148 382,830 2,889 36,515 13,870 57,419 1,131,907 246,122 12,337 129,677 199,016 10,025 15,098 29,968 49,473 1,196 13,870 11,431 53,632 24,562 41,980 53,632 47,802 1,196 2,693 11,431 108,796 36,185 962,328 453,452 297,484 107,213 49,904 9,308 102,835 2,693 29,968 102,835 17,995 229,532 98,154 47,802 6,104 17,995 43,978 218,848 67,235 12,255 1,128 7,530 12,511 80,257 47,268 12,255 6,104 49,473 15,749 24,562 158,897 41,980 53,826 10,025 22,968 IMPLANT 1,128 3,302 321 11,658 3,302 620 11,475 526 22,046 679 19,837 1,216 16,772 11,475 8,244 489 14,245 386 11,658 22,046 2,631 2,976 19,837 3,177 1,885 2,149 16,772 542 8,244 27 Gorontalo 28 526 13,769 679 21,030 4,445 120,497 23,579 63,996 34,793 43,966 52,498 49,232 59,681 116,154 110,916 64,251 130,669 15,119 7,526 14,059 36,947 83,829 67,281 7,847 31,336 51,399 32,494 57,212 17,968 30,273 23,357 57,746 17,218 35,731 18,706 24,793 23,836 26,722 13,984 582 6,412 21,030 14,909 135 6,868 7,427 489 52,626 193,194 14,827 118 20,910 47,232 102,668 11,933 19,874 1,216 12,511 77,476 52,626 5,986 161,093 1,516,066 620 11,933 14,059 20,910 8,429 65 SulawesiINDONESIA Tenggara 321 7,530 447 606 1,753 26 4,445 15,119 43,978 2,097 8,043 13,769 2,285 5,684 5421,130,592 2,481,475 7,526 14,245 386 Maluku 2,631 29 Maluku Utara 30 23,579 43,966 59,681 64,251 69,075 KONDOM TOTAL PB PA 35,951 26,687 386,235 51,695 1,341,916 22,465 701,999 1,320,598 683,547 10,426 1,131,907 246,227 5,956 660,936 21,098 108,796 459,246 2,115 227,755 18,507 772,291 962,328 14,790 7,304 297,484 58,870 453,452 219,965 202,636 107,213 2,579,428 48,844 2,218,839 9,980 2,012,912 49,904 22,874 229,532 1,977 2,595 9,216 218,848 318,504 505,831 130,285 67,235 526,030 5,799 407,761 1,564 162,513 2,697 156,383 80,257 77,476 47,268 47,232 6,093 309,281 2,945 151,373 2,659 183,013 4,109 332,942 11,838 430,982 102,668 63,996 6,532 1,609 52,498 6,917 3,352 116,154 8,935 1,813 2,526 193,194 3,357 120,497 34,793 210,901 139,315 49,232 113,636 81,219 110,916 108,980 72,564 130,669 63,562 53,851 36,947 3,482,494 408,146 83,829 7,847 31,336 51,399 32,494 1,609 139,315 606 8,429 19,874 57,212 17,968 6,917 113,636 2,976 447 5,986 14,827 30,273 23,357 3,352 81,219 Papua 3,177 582 6,412 14,909 57,746 17,218 8,935 108,980 31 Kepulauan Riau 1,885 135 6,868 7,427 35,731 18,706 1,813 72,564 32 Sulawesi Barat 2,149 118 2,097 8,043 24,793 23,836 2,526 63,562 33 Papua Barat 1,753 65 2,285 5,684 26,722 13,984 3,357 53,851 INDONESIA 1,516,066 161,093 1,130,592 2,481,475 7,309,444 3,482,494 408,146 16,489,310 7,309,444 16,489,310 B. KEBUTUHAN ALKON Penyusunan rencana kebutuhan alkon didasarkan atas rencana pencapaian program kependudukan dan KB yang tertuang dalam RPJMN tahun 2010-2014 yang dijabarkan setiap tahunnya dalam rencana kerja pemerintah. Dalam operasionalnta penyusunan kebutuhan alkon mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Memperhitungkan arah kebijakan, contoh kebijakan penggunaan MKJP, pemberian alkon gratis untuk 7 propinsi, penggarapan wilayah galsitas, kebijakan jampersal, dan lainnya; Menetapkan sasaran jumlah akseptor yang akan dicapai dalam satu tahun, meliputi perkiraan permintaan masyarakat (PPM) PA dan PB serta PPM untuk pembinaan peserta KB aktif, akseptor yang ganti cara KB dan ulangan (re-insersi). Dengan diketahui jumlah PPM PB dan PPM PA, maka jumlah kebutuhan kontrasepsi menurut jenis alkon yang diperlukan dapat dihitung. Perhitungan mengacu pada kebutuhan perlindungan tahunan atau “couple year protection” yaitu jumlah kontrasepsi yang dibutuhkan oleh seorang peserta KB selama satu tahun penuh agar terlindungi dari kemungkinan terjadinya hamil. Mempertimbangkan jumlah persediaan yang diperlukan untuk dapat menyalurkan secara terus menerus kepada pemakaiannya (stock pipeline). Stock pipeline ini dirumuskan sebagai kemampuan persediaan stock pengaman (safety stock biasanya 0,5 dari jumlah rata-rata pemakaian per bulan ), biasanya ditambah dengan lead time yatu lama waktu yang diperlukan mulai saat memesan sampai barang yang dipesan diterima. Memperhitungkan persediaan alkon yang ada , berdasarkan data setiap bulannya berdasarkan formulir F/V/KB dan stock opname setiap 6 bulan dari gudang pusat, provinsi dan kabupaten/kota; Mempertimbangkan perhitungan persediaan pengaman (buffer stock) alkon yang diperhitungkan mampu menanggung kegiatan operasional pelayanan KB selama 6 bulan berikutnya dengan mempertimbangkan proses pengadaan, distribusi dan pencapaian KKP provinsi. Mempertimbangkan partisipasi swasta dan pemerintah daerah dalam penyediaan alkon khususnya kelompok keluarga KS-2. Dari sasaran keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera satu sebanyak 16,489,310 peserta dengan rincian tersebut di atas, maka pemerintah harus menyediakan alat kontrasepsi (alkon) sejumlah tersebut, agar permintaan masyarakat akan kebutuhan kontrasepsi terpenuhi. Dengan mempertimbangkan stock alkon pada tahun yang lalu, dari masing-masing kontrasepsi seperti IUD maih terdapat 1,030,923 biji sedangkan sasaran pada tahun 2012 630,730 keluarga, maka alkon IUD yang harus dipenuhi kekurangannya adalah sebesar 308,933 biji melalui pengadaan tahun 2012. Demikian juga dengan implant, suntikan, pil, dan kondom, pada tahun 2012, masing-masing pengadaannya sebesar 1,080,250 implant, 18,982,392 vial suntik KB, 24,114,750 blister pil KB dan 4,963,620 lusin kondom. KEBUTUHAN DAN STOCK ALKON MENURUT JENIS ALKON PADA TAHUN 2012 JENIS SASARAN ALOKON PERKIRAAN PERKIRAAN PEMAKAIAN STOK DES RATA2 ( PB/PA) Stok Jan Pengadaan KONTRASEPSI 2012 2012 2012 TERSEDIA 2012 2012 PERBLN 1 2 3 4 5 = (3+4) 6 7 = (5-6) 8 RASIO 9 IUD (BIJI) 630.730 1.030.923 308.933 1.339.856 727.862 611.994 60.655 10 IMPLANT (SET) 785.988 945.542 1.080.250 2.025.792 1.391.943 633.850 115.995 5 6.527.590 29.715.637 18.982.392 48.698.029 26.110.360 22.587.669 2.175.863 10 3.736.793 70.568.919 24.114.750 94.683.669 48.578.309 46.105.360 4.048.192 11 594.104 3.281.184 4.963.620 8.244.804 3.564.624 4.680.180 297.052 16 SUNTIKAN (VIAL) PIL (CYC) KONDOM (Lusin) Sumber : 1. Sasaran PUS (PB=KKP ; PA = PPM) 2. Stok Jan 2012 hasil stok opname desember 2011 BIKUB 3. Pengadaan alokon 2012 = RKAKL Satker KBKR Tahun 2012 Berikut ini adalah perkiraan pemakaian pada tahun 2012 dengan mempertimbangkan beberapa asumsi dan pengalaman dari thuan sebelumnya, adalah sbb. : Perhitungan perkiraan pencapaian sasaran dan pemakaian alokon tahun 2012 IUD ( x 1 biji) - Asumsi pencapaian PB thd KKP 115,4% = 727.862 115,4% dari KKP Sasaran pemakaian IUD 727.862 IMPLAN ( x 1 set) - Asumsi pencapaian PB thd KKP 150% = - Asumsi reinsersi tahun 2011 = - Asumsi ganti cara tahu 2011 = 1.178.982 167.358 45.602 Sasaran pemakaian Implan 1.391.943 150% KKP Tercapai 30% dari jml cabut 2012 Sama dengan tahun 2011 PIL ( x 13 cy) - Pencapaian PA Pra KS dan KS I = 3.736.793 100% PPM PA tercapai SUNTIKAN ( x 4 vials) - Pencapaian PA Pra KS dan KS I = 6.527.590 100% PPM PA tercapai KONDOM - Pencapaian PA (100%) = 594.104 100% PPM PA tercapai BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam perhitungannya telah menggunakana asumsi-asumsi yang telah disepakati bersama dengan komponen operasional KB dan telah memperhitungan tingkat kelangsungan dan efektifitas dari masing-masing jenis kontrasepsi. Dari perhitungan menunjukan bahwa jumlah PPM peserta baru dan PPM peserta KB aktif masing-masing 7.387.411 peserta dan 28.290.900 peserta. Jumlah kontrasepsi ditetapkan PPM telah mempertimbangkan Rumusan teori fertilitas Bongaarst Perhitungan PPM tersebut menggunkan perangkat software demand fulfillment adan famplant dengan Perhitungan PPM tersebut tersebut merupahan didasarkan dilakukan Dalam perhitungan Jumlah PPM yang telah ditetapkan telah memperhitungkan Perkiraan PPMyang umlah peserta baru yang dibutuhkan untuk Jumlah peserta baru KB dan , PPMKB tahun 2012 tingkat merupakan penjabaran PPM-KB nasional tahun 2012. Dalam perhitungan perkiraan permintaan masyarakat untuk ber KB didasakan atas target TF2012 ini telah mempertimbangkan menunjukkan bahwa Asumsi yang dipakai untuk menghitung perkiraan permintaan masyarakat (PPM) menjadi peserta KB pada tahun 2012 A. Pencapaian kesertaan menurut sasaran Perkiraan Permintaan Masyarakat menjadi peserta KB Pelaksanaan pogram ini dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang berkualitas dan memenuhi permintaan masyarakat terhadap kebutuhan alat kontrasepsi. Pencapaian PB sampai dengan bulan oktober 2012 alat/obat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah Suntikan dan Pil, masing-masing 47,4% dan 26,9% dari PB total yang sejumlah 7.795.251 pasangan. Kontribusi metoda kontrasepsi jangka panjang juga masih sangat kecil yaitu Implan 8,6%, IUD 7,6%, MOW 1,4%, dan MOP 0,3%. ALKON KKP 2012 PPM 2012 PENCAPAIAN PB SAMPAI BULAN OKTOBER 2012 JUMLAH % THD KKP %THD PPM % MIX IUD 630.730 537.520 595.601 94,4 110,8 7,6 MOW 105.695 58.770 110.735 104,8 188,4 1,4 IMPLANT 785.988 602.480 671.100 111,4 8,6 2.969.370 3.692.410 85,4 124,3 124,3 47,4 2.900.950 2.097.598 72,3 72,3 26,9 28.767 27.440 23.938 83,2 87,2 0,3 778.772 290.900 603.869 77,5 207,6 7,7 8.200.272 7.387.430 7.795.251 95,1 105,5 100,0 SUNTIK PIL MOP KONDOM TOTAL 2.969.370 2.900.950 Sasaran peserta KB baru (PB) berdasarkan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) tahun 2012 di seluruh Indonesia ditetapkan sebanyak 7.387.430 peserta, sehingga pencapaian telah melampaui target yaitu 105,5 %. Secara kumulatif, pencapaian nasional PB sampai dengan bulan Oktober 2012 adalah 95,1%. Pencapaian ini 11,8% lebih tinggi dari target pencapaian sepuluh bulan yang sebesar 83,3%. Dengan pencapaian seperti ini, maka dapat dipastikan pencapaian PB pada akhir tahun 2012 akan tercapai dan diperkirakan berkisar pada angka 114 - 116%. Mengenai pencapaian peserta baru dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera sat sampai dengan bulan oktober 2012 adalah 93,9%. Walaupun pencapaian nasional sudah melampaui target sepuluh bulan (83,3%), namun beberapa masih yang pencapaiannya masih kurang dari target pencapaian sepuluh bulan. Rentang pencapaiannya mulai 68,9% di Bali sampai 82,4% di Jawa Barat. Sedangkansisanya,27 provinsi, sudah melampaui target pencapaian sepuluh bulan dengan rentang sebar mulai 85,4% di Bangka Belitung sampai 237,5% di Sulawesi Barat. Disparitas pencapaian yang lebar dimasing-masing provinsi bisa disebabkan antara lain terlalu rendah atau terlalu tingginya jumlah target yang ditetapkan pada KKP 2012. Untuk itu diperlukan penghitungan perkiraan jumlah PUS KPS + KS I atau jumlah PPM KPS + KS I untuk masing-masing wilayah kabupaten dan kotadi 33 provinsi. B. Rasio kemampuan penyediaan kontrasepsi Upaya penyediaan kebutuhan alkon yang difokuskan untuk peserta KB dari keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 dilakukan melalui pengadaan alkon yang bersumber dari APBN pusat . Sasaran PB/PA tahun 2012 untuk IUD 630.730 ; implant 785.988; suntikan 6.527.590; pil 3.736.793; dan kondom 594.104. Sedangkan stock alkon pada bulan desember 2011 untuk IUD sebanyak 1.017.023 biji; implant 99.345 set; suntik KB 29.657.960 vial; pil 71.006.115 strip; dan kondom 3.427.447 lusin. Untuk memenuhi sasaran dan kebutuhan PB/PA tahun 2012 maka masih diperlukan pengadaan untuk masing-masing alkon sebesar IUD sebanyak 308.933 biji ; implant 1.080.250 set; suntik KB 18.982.392 vial; pil 24.114.750 strip; dan kondom 4.963.620 lusin. Sehingga total alkon yang tersedia pada tahun 2012 menjadi sebesar yakni IUD 1.325.956 buah, implant 2.074.595 set, pil 95.120.865 strip, suntikan 48.640.352 vial, dan kondom 8.391.067 lusin. Alkon ini sebagian besar didistribusikan secara berkala ke propinsi di daerah untuk memenuhi kebutuhan pelayanan KB. JENIS KONTRASEPSI 1 IUD (BIJI) IMPLANT (SET) SUNTIKAN (VIAL) PIL (CYC) KONDOM (Lusin) Sasaran PB/PA-2012 2 630.730 785.988 6.527.590 3.736.793 594.104 Stock Desember 2011 3 1.017.023 994.345 29.657.960 71.006.115 3.427.447 Pengadaan 2012 4 308.933 1.080.250 18.982.392 24.114.750 4.963.620 Alokon Tersedia 5 = (3+4) 1.325.956 2.074.595 48.640.352 95.120.865 8.391.067 Upaya pemenuhan kebutuhan alkon tahun 2012 secara nasional telah disusun berdasarkan perhitungan melalui penetapan sasaran perkiraan permintaan masyarakat untuk menjadi peserta KB baru dan peserta aktif (ulangan). Berdasarkan rekapitulasi hasil laporan F/V/KB sa,pai bulan Oktober 2012 stock alkon masih sangat mencukupi kebutuhan . Dari hasil perhitungan kebutuhan rata-rata per bulan dari untuk implant dan IUD masih sangat mencukupi yaitu rasionya masing-masing sekitar 13 bulan dan 12 bulan mendatang. Sedangkan rata-rata rasio kemampuan stock untuk provinsi dan kabupaten untuk pil masih 11 bulan, implant 12 bulan, IUD 10 bulan dan suntik 11 bulan serta kondom 16 bulan. Stock Alkon Di Gudang Pusat, Provinsi Dan Kab/Kota S/D Oktober 2012 Rata-kebutuhan Jenis per bulan prp No. Pusat Provinsi Kab/Kota dan kab Kontrasepsi 1 Pil (Cycle) 11.326.167 32.276.102 10.649.668 Rasio kemampuan di prop dan kab 3.731.483 10,98 2 Implant (set) 678.748 424.810 178.282 49.227 12,06 3 IUD (biji) 453.085 238.667 163.047 44.524 8,92 4 Kondom (lusin 1.637.592 3.909.014 884.567 287.855 16,15 5 Suntikan (vial) 4.161.096 17.054.490 6.215.531 2.019.406 11,24 Dilihat hubungan antara rasio kemampuan persediaan kontrasepsi pada bulan oktober dengan pencapaian PPM pada bulan oktober menunjukkan bahwa tampak tidak ada hubungan antara stock yang ada dengan capaian peserta KB baru., pola ini juga terjadi untuk alkon yang lain. 1. Rasio Kemampuan Persediaan Alkon Pil bulan Januari- Oktober 2012 Persentase Pencapaian Pil terhadap PPM pada bulan Oktober 2012 Sul. Barat Kep. Riau Papua Barat Maluku Utara Papua Maluku Sultra Sulteng Kaltim Kalteng NTT Bengkulu Jambi Riau Gorontalo Babel Sulsel Sulut Kalsel Kalbar NTB Lampung Sumsel Sumbar Sumut Aceh Banten Bali Jawa Timur D.I. Yogya Jawa Tengah Jawa Barat DKI Jakarta 90,1% 87,8% Rasio kemampuan pil pada bulan oktober 2012 Sul. Barat Kep. Riau Papua Barat 53,2% 95,3%Maluku Utara Papua 85,9% Maluku 87,4% Sultra 80,2% Sulteng 55,5% Kaltim 91,2% Kalteng 48,9% NTT 87,8% Bengkulu 65,8% Jambi 71,1% Riau 85,1% Gorontalo 80,3% Babel 61,2% Sulsel 75,8% Sulut 60,7% Kalsel 66,5% Kalbar 61,4% NTB 61,6% 100,0% Lampung Sumsel 85,7% Sumbar 67,7% Sumut 72,1% Aceh 72,2% 100,9% Banten Bali 69,0% Jawa Timur 65,0% D.I. Yogya 41,3% Jawa Tengah 58,6% Jawa Barat 62,1% 99,5%DKI Jakarta 17,29 13,30 13,17 9,62 10,27 6,75 3,38 8,12 10,41 7,81 5,69 13,85 22,78 8,52 29,78 29,68 8,76 6,32 8,10 22,18 11,87 9,51 13,69 6,51 8,85 13,09 6,86 31,08 14,48 11,03 9,11 10,63 49,86 Grafik diatas menunjukan bahwa gambaran rasio kemampuan pil pada bulan oktober secara Rata-rata 11 bulan, namun bila diperhatikan menurut propinsi ternyata ada propinsi yang rasio persediaan mencapai lebih dari 24 bulan, misalnya provinsi Gorontalo, Babel, Bali dan DKI Jakarta. Bila dilihat persediaan per bulan sejak bulan Januari 2012 hingga bulan Oktober 2012 propinsi DKI jakarta, jambi, Bangka Belitung, Kalimantan barat, Kalimantan Timur, maluku dan Bali menunjukkan bahwa rasio kemampuan penyediaan kontrasepsi pil melebihi dari 24 bulan, bahkan seperti Propinsi DKI Jakarta mencapai rata-rata 40 bulan. P e r k ira a n K e m a m p u a n P e r s e d ia a n P IL d i P r o v in s i J a w a B a li 2 0 1 2 6 0 ,0 0 5 0 ,0 0 4 0 ,0 0 3 0 ,0 0 2 0 ,0 0 1 0 ,0 0 0 ,0 0 Ja n u a ri 1 Fe b ru a ri D K I J a k a r ta 2 M a re t A p r il J a w a B a ra t 3 M ei J a w a Te n g a h Ju n i 4 J u li D .I. Yo g y a 5 A g u stu s J a w a T im u r S p te m 6 B a li 7 O k to b e r B a n te n P e r k ir a a n K e m a m p u a n P e r s e d ia a n P IL d i P r o v i S u m a te r a 2 0 1 2 4 0 ,0 0 3 5 ,0 0 3 0 ,0 0 2 5 ,0 0 2 0 ,0 0 1 5 ,0 0 1 0 ,0 0 5 ,0 0 0 ,0 0 Ja n u a ri Fe b ru a ri 8 M a re t A ceh 18 A p r il 9 Babel 20 M ei Ju n i J u li A g u stu s S p te m Sum ut 10 Sum bar 11 Sum sel 12 Lam pung R ia u 21 Ja m b i 32 K e p . R ia u 22 B e n g k u lu O k to b e r Perkiraan Kem am puan Persediaan alkon Pil di Prov Kalim antan-Sulawesi 2012 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari M aret April M ei Juni Juli Agustus Sptem 24 Kalteng 14 Kalbar 15 Kalsel 25 Kaltim 16 Sulut 17 Sulsel 19 G orontalo 26 Sulteng 27 Sultra 33 Sul. Barat Oktober Perkiraan Kem am puan Persediaan alkon Pil di Prov W ilayah Tim ur 2012 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari 13 NTB Februari M aret 23 NTT April 28 M aluku M ei 29 Papua Juni Juli Agustus 30 M aluku Utara Sptem Oktober 31 Papua Barat 2. Rasio kemampuan Persediaan alkon Suntik bulan Januari - Oktober 2012 Ratio kemampuan persediaan alkon Suntikan pada bulan oktober rata-rata sebesar11,24 bulan. Propinsi yang mempunyai rasio rata-rata tertinggi adalah DKI Jakarta sebesar 49,86 bulan dan provinsi dengan ratio terendah adalah Sulawesi Tenggara sebesar 3,38 bulan. Bila dilihat tren dari bulan Januari hingga bulan Oktober 2012 ada pola yang sama dengan rasio kemampuan kontrasepsi pil, dari bulan ke bulan beberap propinsi mempunyai rasio yang tinggi. P e r k ira a n K e m a m p u a n P e rs e d ia a n S u n t ik K B d i P ro v in s i J a w a B a li 2 0 1 2 1 4 0 ,0 0 1 2 0 ,0 0 1 0 0 ,0 0 8 0 ,0 0 6 0 ,0 0 4 0 ,0 0 2 0 ,0 0 0 ,0 0 Ja n u a ri 1 Fe b ru a ri D K I J a k a r ta 2 M a re t A p r il J a w a B a ra t 3 M ei J a w a Te n g a h Ju n i 4 D .I. Yo g y a J u li 5 A g u s tu s J a w a T im u r 6 S p te m B a li 7 O k to b e r B a n te n P e r k ira a n K e m a m p u a n P e rs e d ia a n a lk o n d i P ro v in s i S u m a te ra 2 0 1 2 4 0 ,0 0 3 0 ,0 0 2 0 ,0 0 1 0 ,0 0 0 ,0 0 Ja n u a ri Fe b ru a ri 8 M a re t A ceh 18 A p r il 9 Babel 20 M ei Ju n i J u li A g u s tu s Sum ut 10 Sum bar 11 Sum sel 12 Lam pung R ia u 21 Ja m b i 32 K e p . R ia u 22 B e n g k u lu S p te m O k to b e r P e r k ir a a n K e m a m p u a n P e r s e d ia a n a lk o n S u n t ik d i P r o v K a lim a n ta n - S u la w e s i 2012 4 0 ,0 0 3 0 ,0 0 2 0 ,0 0 1 0 ,0 0 0 ,0 0 Ja n u a ri Fe b ru a ri M a re t A p r il M ei Ju n i J u li 24 K a lte n g 14 K a lb a r 15 K a ls e l 25 K a lt im 17 S u ls e l 19 G o ro n ta lo 26 S u lte n g 27 S u lt ra A g u stu s 16 S p te m O k to b e r S u lu t P e r k ir a a n K e m a m p u a n P e r s e d ia a n a lk o n S u n t ik d i P r o v i W il T im u r 2 0 1 2 1 8 ,0 0 1 6 ,0 0 1 4 ,0 0 1 2 ,0 0 1 0 ,0 0 8 ,0 0 6 ,0 0 4 ,0 0 2 ,0 0 0 ,0 0 Ja n u a ri 13 N TB Fe b ru a ri 23 M a re t NTT A p r il 28 M a lu k u M ei 29 Ju n i Papua J u li 30 A g u stu s M a lu k u U ta ra S p te m 31 O k to b e r P a p u a B a ra t Bila dilihat persediaan per bulan sejak bulan Januari 2012 hingga bulan Oktober 2012 terlihat bahwa propinsi DKI Jakarta, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Gorontalo, dan juga NTB konsisten menunjukkan rasio kemampuan penyediaan kontrasepsi pil melebihi dari 24 bulan bahkan lebih dari 36 bulan untuk setiap bulannya, dari bulan januari hingga bulan Oktober 2012. 3. Rasio kemampuan Persediaan alkon Implant bulan Januari - Oktober 2012 Ratio kemampuan persediaan implant pada bulan Oktober rata-rata sebesar 12,06 bulan; dimana provinsi dengan ratio tertinggi adalah Sulawesi Selatan sebesar 29,20 bulan dan provinsi dengan ratio terendah adalah NTT sebesar 2,78 bulan. Bila diperhatikan rasio kemampuan setiap bulan dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2012 dapat dilihat bahwa beberapa propnsi seperti NTB, DKI Jakarta, BangkaBelitung, Sulsel dan Lampung. Rasio kemampuan persediaan di DKI jakarta dan bangka Belitung dimulai sejak bulan April dan Mei, namun sampai bulan Oktober rasio kemampuan persediaan masih tetap tinggi yaitu lebih dari 24 bulan. Perkiraan Kem am puan Persediaan Im plant di P rov Jaw a B ali 2012 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari 1 D KI Jakarta M aret A pril 2 Jaw a B arat M ei 3 Jaw a Tengah Juni Juli 4 D .I. Yo gya A gustus 5 Jaw a Tim ur Sptem 6 B ali O kto ber 7 B anten Pe rkiraan Ke m am p u an Pe rse d iaan Im p lant d i P ro v Su m ate ra 2012 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari M aret A pril M ei Juni Juli A gustus Sptem 8 A ceh 9 Sum ut 10 Sum bar 11 Sum sel 12 Lam pung 18 B abel 20 R iau 21 Jam bi 32 Kep. R iau 22 B engkulu O kto ber P e r k ira a n K e m a m p u a n P e r s e d ia a n a lk o n Im p la n t P r o v K a lim a n t a n S u la w e s i 2 0 1 2 4 3 3 2 2 1 1 0 5 0 5 0 5 0 5 0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 ,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ja n u a ri Fe b ru a ri M a re t A p r il M ei Ju n i J u li A g u stu s S p te m 24 K a lte n g 14 K a lb a r 15 K a ls e l 25 K a lt im 16 S u lu t 17 S u ls e l 19 G o r o n ta lo 26 S u lte n g 27 S u lt r a 33 S u l. B a r a t O k to b e r P e r k ira a n K e m a m p u a n P e r s e d ia a n Im p la n t d i P r o v W il T im u r 2 0 1 2 3 0 ,0 0 2 5 ,0 0 2 0 ,0 0 1 5 ,0 0 1 0 ,0 0 5 ,0 0 0 ,0 0 Ja n u a ri 13 Fe b ru a ri N TB 23 M a re t NTT A p r il 28 M ei M a lu k u 29 Ju n i Papua J u li 30 A g u stu s M a lu k u U ta r a S p te m 31 O k to b e r P a p u a B a ra t 4. Rasio kemampuan Persediaan alkon IUD bulan Januari - Oktober 2012 Ratio kemampuan persediaan alkon IUD rata-rata sebesar 8,92 bulan, ratio tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 19,94 bulan dan ratio terendah adalah Sulawesi Barat sebesar 2,37 bulan. Perkiraan Kem am puan Persediaan alkon IUD Prov Kalim antan - Sulawesi 2012 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari M aret April M ei Juni Juli Agustus Sptem 24 Kalteng 14 Kalbar 15 Kalsel 25 Kaltim 16 Sulut 17 Sulsel 19 Gorontalo 26 Sulteng 27 Sultra 33 Sul. Barat Oktober Perkiraan Kem am puan Persediaan alkon IUD Prov W ilayah Tim ur 2012 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari 13 NTB Februari M aret 23 NTT April 28 M aluku M ei 29 Papua Juni Juli Agustus 30 M aluku Utara Sptem Oktober 31 Papua Barat Bila diperhatikan rasio kemampuan setiap bulan dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2012 dapat dilihat bahwa beberapa propinsi seperti Papua, Papua barat, Aceh dan Sulsel rasio kemampuan persediaan masih tetap tinggi yaitu lebih dari 24 bulan. Perkiraan Kem am puan Persediaan alkon IUD di Provinsi Jawa Bali 2012 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari 1 DKI Jakarta M aret 2 Jawa Barat April M ei 3 Jawa Tengah Juni Juli 4 D.I. Yogya Agustus 5 Jawa Timur Sptem 6 Bali Oktober 7 Banten Perkiraan Kem am puan Persediaan alkon IUD di Provinsi Sum atera 2012 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari M aret April M ei Juni Juli Agustus Sptem 8 Aceh 9 Sumut 10 Sumbar 11 Sumsel 12 Lampung 18 Babel 20 Riau 21 Jambi 32 Kep. Riau 22 Bengkulu Oktober 5. Rasio kemampuan Persediaan alkon Kondom bulan Januari - Oktober 2012 Ratio Kondom rata-rata sebesar 16,15 bulan, ratio tertinggi adalah provinsi Gorontalo sebesar 43,22 bulan dan ratio terendah adalah provinsi Aceh sebesar 5,25 bulan. Pe rkiraan Ke m am p u an Pe rse d iaan Ko n d o m d i P ro v Kalim antan Su law e si 2012 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Januari Februari M aret A pril M ei Juni Juli A gustus Sptem 24 Kalteng 14 Kalbar 15 Kalsel 25 Kaltim 16 Sulut 17 Sulsel 19 G o ro ntalo 26 Sulteng 27 Sultra 33 Sul. B arat O kto ber Pe rkiraan Ke m am p u an Pe rse d iaan Kon d om d i P rov W il Tim u r 2012 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Januari Februari 13 N TB M aret 23 N T T A pril M ei 28 M aluku Juni 29 Papua Juli A gustus Sptem 30 M aluku U tara O kto ber Tren rasio ketersediaan kontrasepsi kondom menunjukkan bahwa secara umum rasio ketesediaan masih dalam batas wajar. Bila diperhatikan rasio kemampuan setiap bulan dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2012 dapat dilihat bahwa beberapa propnsi seperti Papua, Papua Barat, Aceh, dan Sulsel kemampuan persediaan per bulan masih tetap tinggi yaitu lebih dari 24 bulan. Perkiraan KemampuanPersediaan Kondom di Prov Jawa Bali 2012 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 DKI Jakarta 2 Jawa Barat 3 Jawa Tengah 4 D.I. Yogya 5 Jawa Timur 6 Bali 7 Banten Sptem Oktober Perkiraan KemampuanPersediaan Kondom di Prov Sumatera 2012 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sptem Oktober 8 Aceh 9 Sumut 10 Sumbar 11 Sumsel 12 Lampung 18 Babel 20 Riau 21 Jambi 32 Kep. Riau 22 Bengkulu BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Menetapkan sasaran jumlah akseptor yang akan dicapai dalam satu tahun, meliputi perkiraan permintaan masyarakat (PPM) PA dan PB serta PPM untuk pembinaan peserta KB aktif, akseptor yang ganti cara KB dan ulangan (re-insersi). Disamping itu juga memperhitungkan arah kebijakan, contoh kebijakan penggunaan MKJP, pemberian alkon gratis untuk 7 propinsi, penggarapan wilayah galsitas, kebijakan jampersal, dan lainnya. Mempertimbangkan jumlah persediaan yang diperlukan untuk dapat menyalurkan secara terus menerus kepada pemakaiannya (stock pipeline). Stock pipeline ini dirumuskan sebagai kemampuan persediaan stock pengaman (safety stock biasanya 0,5 dari jumlah rata-rata pemakaian per bulan ), biasanya ditambah dengan lead time yatu lama waktu yang diperlukan mulai saat memesan sampai barang yang dipesan diterima. Rasio persediaan kemampuan kontrasepsi pil rata-rata 10,4 bulan Rasio persediaan kemampuan kontrasepsi Suntik rata-rata 9,4 bulan Rasio persediaan kemampuan kontrasepsi IUD rata-rata 8,8 bulan Rasio persediaan kemampuan kontrasepsi pil rata-rata 11,5 bulan Rasio persediaan kemampuan kontrasepsi pil rata-rata 9,9 bulan B. Saran Perlu ditinjau lagi penterjemahan PPM dengan perhitungan alat kontrasepsi yang diperlukan, distribusi disesuaikan dengan PPM, perlu dianalisis lebih lanjut kemandirian kesertaan ber KB, serta perbaikan data laporan RR
Similar documents
Potensi Penggarapan Program KB di Wilayah GALCILTAS
wilayah tertinggal, terpencil dan perbatasan (GALCILTAS). Wilayah GALCILTAS merupakan wilayah yang rentan terhadap kemiskinan. Meningkatkan kesertaan KB miskin merupakan prioritas dari upaya merevi...
More information