Untitled - Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Transcription
Untitled - Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Peluncuran e-Regalkes dan Single Sign On (SSO) Pada hari Jumat tanggal 21 Desember 2012, Menteri Kesehatan RI, yang d i w a k i l i o l e h Wa k i l M e n t e r i Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D meluncurkan e-Regalkes dan Single Sign On (SSO) di Kantor Kemenkes, Jakarta. Fitur SSO diluncurkan dalam rangka pengembangan Indonesia National Single Window (INSW) sebagai solusi untuk mempermudah Pengguna menggunakan sistem INSW dan sistem e-Regalkes secara terintegrasi. Pengguna hanya perlu Login satu kali s a j a m a ka s e l a n j u t nya d a p at mengakses semua sistem. Kementerian Kesehatan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, meluncurkan sistem e-Regalkes atau Registrasi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) secara online untuk meningkatkan pelayanan publik khususnya pada pelayanan perizinan di bidang alat kesehatan dan PKRT. Dengan sistem ini pemohon perizinan tidak perlu datang di loket Unit Layanan Terpadu (ULT) Kemenkes RI yang ada di Jakarta, karena semua dokumen perizinan dapat disampaikan secara elektronik. Sistem ini sangat efektif dan efisien bagi pemohon perizinan mengingat wilayah NKRI yang demikian luasnya. Layanan publik yang dilayani dalam bidang alat kesehatan dan PKRT antara lain izin penyalur alat kesehatan, izin produksi alat kesehatan dan PKRT, izin edar alat kesehatan dan PKRT, dan pemberian Certificate of Free Sales (CFS). Salah satu upaya untuk mencegah masuknya alat kesehatan dan PKRT ilegal ke Indonesia, sejak tahun 2008 Kemenkes bergabung dengan INSW melalui Kepmenkes RI No. 825/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Pemberlakukan Sistem Elektronik dalam Kerangka INSW di lingkungan Kemenkes. Melalui INSW, semua izin edar alat kesehatan dan PKRT yang dikeluarkan Kemenkes terhubung dengan portal INSW. Dengan demikian izin edar alkes dan PKRT yang dikategorikan Larangan Terbatas (Lartas), harus memerlukan izin dari Kementerian Kesehatan. Mekanisme Lartas akan mencegah masuknya alkes impor yang di bawah standar, seperti teknologi yang membahayakan manusia maupun lingkungan serta bermutu rendah karena ketidakjelasan produsen, dan lain-lain. Sehingga Kemenkes mampu melindungi rakyat sepenuhnya. D a l a m s a m b u t a n ny a M e n ke s menyampaikan, salah satu tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan adalah menjamin alat kesehatan yang beredar di masyarakat sesuai standar keamanan, mutu, manfaat, tepat guna dan terjangkau melalui pengendalian pre-market dan postmarket. Pengembangan e-Regalkes dan fitur S S O d a l a m I N SW m e r u p a ka n sumbangsih Kementerian Kesehatan bagi bangsa dan negara serta dunia. Hal ini merupakan kerjasama lintas sektor dari 18 Kementerian/Lembaga. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 mengamanatkan, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang beredar di Indonesia harus memiliki izin edar. Pemberian izin diselenggarakan melalui mekanisme pelayanan publik yang baik. Pelayanan publik yang efektif dan efisien serta transparan merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi. Alat kesehatan selain mempunyai fungsi sosial untuk menyembuhkan, mendiagnosis dan mengatasi penyakit serta mempertahankan /meningkatkan kesehatan, juga mempunyai fungsi ekonomi. Saat ini alkes dan PKRT merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan terutama di negara ASEAN, khususnya Indonesia. Diiperkirakan kebutuhannya akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya tingkat pengetahuan dan daya beli rakyat Indonesia. Dalam pelayanan kesehatan alkes adalah salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari obat dan tenaga kesehatan. Dengan diterapkannya Universal Coverage maka diperkirakan kebutuhan alat kesehatan akan meningkat signifikan 2,5 (dua setengah) sampai 3 (tiga) kali lipat. Oleh karena itu ketersedian alat kesehatan yang memenuhi standar keamanan, mutu dan manfaat harus tetap terjaga. Berdasarkan Survei Integritas Sektor Publik tahun 2012 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pelayanan Registrasi dan Sertifikasi Alat Kesehatan dan PKRT berada pada urutan ke 5 dari 20 instansi Pusat dan Nomor 8 dalam skala Nasional dengan nilai integritas di atas 7. Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 03 Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Penyerahan Sertifikat ISO 9001:2008 Pelayanan Perizinan Direktorat Bina Produksi & Distribusi Kefarmasian Pada hari Jumat tanggal 11 Januari 2013 telah dilaksanakan Penyerahan Sertifikat ISO 9001:2008 Pelayanan Perijinan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Ke m e nte r i a n Ke s e h ata n ya n g bertempat di Ruang Rapat Ditjen Binfar dan Alkes, Gedung DR. Adhyatma MPH, Rasuna Said, Jakarta Selatan. Pertemuan penyerahan sertifikat ISO 9001:2008 tersebut dihadiri oleh Alan Cherry sebagai perwakilan Global Cerfication Limited United Kingdom; Direktur Jenderal Binfar dan Alkes Kemkes RI; perwakilan dari Sekretaris Jenderal Kemkes RI; Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemkes RI; perwakilan dari Pusat Komunikasi Publik Kemkes RI; Setditjen Binfar dan Alkes; para Direktur di lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes; serta pejabat serta staf di lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes. Pe n ca p a i a n s e r t i f i ka s i s i ste m manajemen mutu ISO 9001:2008 dilaksanakan oleh Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini dilaksanakan khususnya untuk menghadapi era globalisasi, harmonisasi di kawasan Hal.04 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 ASEAN, serta persiapan persaingan usaha yang sangat ketat di bidang kefarmasian baik di Indonesia, regional, maupun internasional. Untuk mendukung pencapaian hal tersebut maka diperlukan peningkatan mutu pelayanan prima kepada masyarakat salah satunya melalui sertifikasi sistem manajemen mutu perizinan bidang produksi dan distribusi kefarmasian. Sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pelayanan perizinan pada Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian dilakukan melalui PT. Global Certification Indonesia yang mewakili Global Certification Limited yang berkantor pusat di United Kingdom. Global Certification Limited adalah lembaga sertifikasi yang bergerak dibidang penilaian, tinjauan, inspeksi dan sertifikasi sistem manajemen mutu dan produk layanan di berbagai macam bisnis termasuk industri komersial, pelayanan pemerintah dan organisasi swasta nasional maupun internasional. Akreditasi internasional telah dimiliki oleh Global Certification Limited melalui penilaian UKAS (United Kingdom Accreditation Service). Sistem manajemen ISO 9001:2008 dalam rangka pelayanan publik berupa perizinan di bidang Produksi dan Distribusi Kefarmasian dimaksudkan untuk menjamin mutu baik proses maupun output perizinan produksi dan distribusi kefarmasian, sehingga dapat dicapai manfaat antara lain meningkatnya kepercayaan pelanggan, tercapainya ketepatan waktu proses perizinan, meningkatnya image positif unit pelayanan publik, serta meningkatnya motivasi, serta kinerja aparatur birokrasi perizinan. Lingkup penerapan sistem manajeman mutu ISO 9001:2008 di pelayanan perizinan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian adalah : 1.Penerbitan Surat Persetujuan Impor dan Ekspor (SPI/SPE) Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi. 2.Penerbitan Surat Penunjukan Importir Produsen (IP) Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi s e r ta I m p o r t i r Te rd af ta r ( I T ) Psikotropika dan Prekursor Farmasi. 3.Penerbitan Surat Penunjukan Eksportir Produsen (EP) Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi serta Eksportir Terdaftar (ET) Psikotropika dan Prekursor Farmasi. 4. Perizinan Produksi Kosmetika. 5. Perizinan Pedagang Besar Farmasi (PBF) 6. Perizinan Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) 7. Perizinan Industri Farmasi. Untuk menunjang penerapan ISO 9001:2008, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian juga telah mengembangkan sistem e-licensing yang mengatur seluruh proses perijinan secara elektronik sehingga mampu dilakukan evaluasi dokumen perizinan dengan lebih cepat, tepat, dan efisien. Melalui sistem e-licensing ini juga dapat dilaksanakan pengukuran dan pemantauan waktu janji layanan (timeline process) termasuk tingkat kepuasan pelanggan. Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Kunjungan Kerja Menteri Kesehatan Di Provinsi Kalimantan Barat Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp,A, MPH dalam rangka k u n j u n g a n ke r j a d i P r o v i n s i Kalimantan Barat pada tanggal 19 Januari 2013 mengadakan pertemuan dengan jajaran Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang. Acara tersebut dihadiri pula oleh Gubernur Ka l i m a nta n B a rat , Wa l i ko ta Singkawang, Bupati Sambas, Bupati Bengkayang, Kepala Dinas Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Kabupaten Sambas, Kepala Dinas Kabupaten Bengkayang, dan seluruh jajaran kesehatan yang berada di Kota Singkawang. Pada kesempatan tersebut Menkes memberikan apresiasi atas dukungan dan peranserta seluruh jajaran Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/ Kota bersama seluruh masyarakat Kalimantan Barat pada pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Tanah Air M e n u r u t M e n ke s , s a l a h s at u tantangan pembangunan kesehatan adalah masih adanya Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Penentuan suatu daerah sebagai daerah bermasalah kesehatan didasarkan pada besar-kecilnya Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yang dirumuskan dari 24 indikator kesehatan. Peta DBK menunjukkan ada 10 provinsi (warna merah) yang memiliki lebih dari 50,0% kabupaten/kota dengan kriteria Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Provinsi tesebut adalah Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua. Provinsi Kalbar masuk dalam warna kuning yang berarti kurang dari 50% kabupaten/Kota adalah DBK. Sepanjang periode 2007-2010, secara umum semua provinsi mengalami ke n a i ka n I P K M d a n hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan cakupan program kesehatan. Dalam grafik ini nampak bahwa kenaikan IPKM Kalbar relatif sedikit jika dibandingkan dengan kenaikan IPKM dengan provinsi lainnya di Indonesia. H a s i l R i s ke s d a s t a h u n 2 0 0 7 menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota di Kalbar mempunyai rangking IPKM di atas 100, bahkan hampir separuhnya berada pada rangking diatas 300 dari 440 kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan di Kalbar masih perlu ditingkatkan apabila dinilai dari 24 indikator yang digunakan dalam penentuan IPKM ini. Namun, jika Pemda Kalbar bersama seluruh Masyarakat bekerja lebih keras lagi maka Menkes optimis s e m u a k a b u p a t e n / ko t a a k a n meningkat IPKM-nya. Menkes mengingatkan, pada tahun 2013 ini akan dilakukan Riskesdas dan Menkes berharap hasil Riskesdas 2013 nanti, ranking kabupaten/kota di Kalbar akan membaik. Berdasarkan laporan yang dikirimkan Dinkes Provinsi ke Pusat, selama tahun 2012 telah terjadi kematian neonatal sebanyak 687 kasus dimana Kota Pontianak menjadi penyumbang terbesar dengan 116 kasus kematian neonatal. Penyebab kematian neonatal terbesar di Kalbar adalah Asfiksia sebanyak 242 kasus. Cakupan Peserta KB aktif di Kalbar terendah ada di kabupaten Kayong Utara sebanyak 8, sedangkan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 05 Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan tertinggi ada di Kapuas Hulu sebanyak 82. Program KB dimaksudkan untuk membatasi jumlah kelahiran, tetapi lebih penting untuk mengatur jarak kehamilan agar ibu dan bayinya dapat lahir dengan selamat dan sehat. Sedangkan untuk situasi epidemi HIV / AIDS, provinsi Kalbar termasuk pada kondisi dengan prevalensi 0,21-0,38. Di Kalbar terdapat 7 kota yang menjadi prioritas untuk penanggulangan HIV/AIDS Pada kesempatan itu pula Menteri Kesehatan yang didampingi oleh Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D (Dirjen Binfar dan Alkes) , dr Untung Suseno Sutarjo, M.Kes (Kepala Badan PPSDM), dr. H.R. Dedi Kuswenda, M.Kes. (Direktur BUK Dasar), dr Oscar (Kapus sertifikasi & Standarisasi), dr. H.M. Subuh, MPPM (Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung), Drs. Purwadi, Apt., MM, ME (Sesditjen Binfar dan Alkes) serta dr Roy Sparingga (Deputi Pengawasan Pangan Badan POM) memberikan bantuan kepada Nelayan Kota Singkawang berupa Alat Pelindung Dini, MP ASI untuk kota Singkawang Hal.06 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 dan Bengkayang, serta Kelambu u n t u k ko t a s i n g k a w a n g d a n Bengkayang. Selain itu, salah satu daerah yang terpilih untuk kegiatan bakti sosial dalam rangka Natal tahun 2012 ini adalah Kecamatan Capkala, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Salah satu bentuk kegiatan berbagi kasih-sayang pada Perayaan Natal tahun ini adalah melakukan bakti sosial, penyuluhan baik untuk para kader, ibu-ibu dan masyarakat di berbagai daerah, serta menyampaikan bantuan sosial sesuai kebutuhan daerah setempat, antara lain: bantuan pengobatan dan layanan kesehatan gratis, bantuan uang dan semen untuk rehabilitasi rumah penduduk dan rumah ibadah (baik gereja maupun mesjid), bantuan Sembilan Bahan Pokok atau Sembako, peralatan sekolah, pakaian, dan alatalat pertanian. Tema Perayaan Natal Nasional tahun 2012 adalah “Allah Telah Mengasihi Kita” dengan sub-tema “Mari Kita Berbagi Sukacita dan Damai Natal Agar Semua Orang Hidup Penuh Harapan”. Sesuai dengan tema dan sub-tema Perayaan Natal tahun ini, marilah kita saling mengasihi dan berbagi kasih sayang kepada sesama demikian diungkapkan oleh Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH pada Acara Bakti Sosial Dalam Rangka Perayaan Natal Nasional Tahun 2012. Dalam rangka Bakti Sosial Perayaan Natal Nasional 2012, selain dilaksanakan misa, dilakukan pula b e b e ra p a ke g i ata n d i b i d a n g kesehatan, yaitu pemeriksaan ke s e h a t a n , p e n y u l u h a n , d a n pengobatan untuk masyarakat Kecamatan Capkala dan sekitarnya. Bantuan yang kami sampaikan dalam kegiatan bakti sosial ini adalah kelambu, materi komunikasi informasi edukasi untuk pengendalian AIDS, Malaria, dan Kusta. Dan hadir pula pada acara di Kecamatan Capkala Kabupaten Bengkayang ini Gubernur Kalimantan Barat beserta Ibu, Bupati Bengkayang beserta jajarannya, dan Bapak Uskup Singkawang, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat beserta jajarannya. Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 07 Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal.08 l Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2012 Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Pertemuan Konsolidasi Penyusunan SAK dan SIMAK-BMN Dalam Rangka Pelaporan Keuangan Semester II Tahun 2012 Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Pada tanggal 14 s.d 17 Januari 2013 telah dilaksanakan acara Pertemuan Konsolidasi Penyusunan SAK dan SIMAK-BMN Antara Pusat dan Daerah Dalam Rangka Pelaporan Keuangan Semester II Tahun 2012 Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Grand Permata Hotel Bandung, Jawa Barat. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Petugas Penanggung Jawab Pelaporan Keuangan di setiap satuan kerja (satker). Baik pengelola laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari pengelola laporan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), maupun pengelola laporan Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Para pengelola laporan yang hadir terdiri dari unit Satuan Kerja Pusat maupun unit satker Dekonsentrasi di setiap Provinsi. Selain itu, dalam kegiatan ini hadir pula Tim dari Inspektorat Jenderal bersama Inspektur Wilayah IV yang melakukan review atas laporan SAI dari seluruh satker Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Turut hadir pula narasumber dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Kementerian Keuangan. Acara diawali dengan Laporan Ketua Panitia, Dra. Rida Wurjati, Apt, MKM. Yang dalam laporannya menyebutkan bahwa tujuan pertemuan ini adalah melakukan Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan (LK) Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Anggaran 2012 sekaligus dilakukan Reviu oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Dan diharapkan dalam pertemuan ini tersusun Laporan Keuangan (LK) Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang lebih baik sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan TA 2012. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Drs. H. Purwadi, Apt., MM, ME yang membuka secara resmi kegiatan ini memberikan arahan bahwa Penyusunan Laporan Keuangan (LK) Tahun 2012 ini selain melakukan Konsolidasi Tingkat Eselon I, juga secara paralel dilakukan reviu oleh Inpektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk itu data dan dokumen yang menjadi kewajiban setiap satker, sehingga dapat dilakukan reviu oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes, harus disiapkan. Diantaranya : * BAR Internal SAK dan BMN * BAR SAK dengan KPPN * BAR SIMAK BMN dengan KPKNL * BA Stock Opname Persediaan *Laporan Keuangan berisi LRA, Neraca CaLK, Ca_BMN dan SOR *ADK SAK, Persediaan dan SIMAKBMN Selain itu, Predikat Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2011 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sedangkan Ditjen Binfar dan Alkes memperoleh nilai simpangan hanya sebesar 0.003 % yang merupakan Peringkat Pertama dari seluruh Eselon I di Kementerian Kesehatan. Namun demikian tugas ini tidak berhenti dengan peringkat WDP. Akan tetapi harus dilanjutkan sampai mendapat Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan mempertahankannya. Dan Pertemuan SAI ini merupakan rangkaian kegiatan penyusunan Laporan Keuangan yang harus disusun dan disampaikan secara berjenjang dan dilaksanakan secara paralel antara Eselon I Ditjen Binfar dan Alkes, Tim Reviu Inspektorat Jenderal dan Biro Keuangan dan BMN. Hasil Reviu Pertemuan Konsolidasi Penyusunan SAK dan SIMAK-BMN Antara Pusat dan Daerah Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Semester II Tahun 2012 ini adalah sebagai berikut: a. Dari 38 satker Pusat dan Daerah (Dekonsentrasi) yang direview laporan keuangannya, seluruhnya sudah mendapat Ikhtisar Hasil Reviu (IHR). b. Dari Biro Keuangan Kemenkes sudah didapatkan hasil Laporan Keuangan (LK) per tanggal 2 Januari 2013. Hasil Realisasi Anggaran Ditjen Binfar dan Alkes sebesar 90,38% dan menempati posisi kedua di Kemenkes (dibawah Sekretariat Jenderal). Sedangkan posisi realisasi anggaran per tanggal 10 Januari 2013 adalah Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 09 Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Laporan Keuangan sesuai dengan rekomendasi tim reviu Itjen yang tertuang dalam IHR. sebesar 90,78%. Angka realisasi anggaran Ditjen Binfar dan Alkes masih berada di atas angka realisasi rata-rata Kementerian Kesehatan, yaitu senilai 88%. c. 5 satker dengan angka realisasi terbaik di lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes adalah : !Maluku 99,94% !Papua Barat 99,15% !Sulawesi Utara 98,49% !Nusa Tenggara Timur 98,48% !Maluku Utara 96,3% d. 5 satker dengan angka realisasi terendah di lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes adalah : !Jawa Timur 79,17% !Jawa Barat 77,20% !Kalimantan Selatan 76,35% !DKI Jakarta 74,70% !Dit Bina Prodis Farm 42,51% e. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Produksi Distribusi Kefarmasian rendah disebabkan karena pembangunan Pusat Ekstrak Nasional dan Pusat Ekstrak Daerah batal dilaksanakan. Hal ini terjadi karena anggaran baru cair pada bulan Oktober 2012, sehingga tidak cukup waktu yang tersedia untuk melaksanakan realisasi fisik pembangunan Pusat Ekstrak. Hal.10 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 f. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar 93,23%, menyumbangkan angka terbesar pada realisasi anggaran Ditjen Binfar dan Alkes. Karena sebagian besar anggaran Ditjen Binfar dan Alkes (pengadaan obat dan vaksin) berada di bawah satker Dit Bina Oblik dan Perbekkes. g. Ada 14 satker Ditjen Binfar dan Alkes yang IHR-nya sudah dinyatakan ”clean” tanpa ada perbaikan oleh tim reviu Itjen (Banten, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, DI Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Maluku, Bali, Dit Bina Prodis Kefarmasian, Jambi). Dan ada 4 satker yang langsung diperbaiki IHR-nya pada saat itu juga, sehingga juga dinyatakan clean laporan keuangannya oleh tim reviu Itjen (Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Jawa Barat). Sementara itu, satker Provinsi Kalimantan Barat juga telah langsung memperbaiki LK sesuai rekomendasi IHR dari tim reviu Itjen. Sisanya akan menyusul kemudian dalam memperbaiki Kesimpulan dan Rekomendasi dari Hasil Reviu Kegiatan ini adalah: a. Nilai realisasi anggaran/serapan dana Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebesar 90,78% masih berada di atas angka realisasi rata-rata Kementerian Kesehatan, yaitu senilai 88%. b. Angka realisasi anggaran yang tinggi sebaiknya juga didukung dengan bukti-bukti administrasi yang lengkap. Walaupun angka realisasi anggaran rendah tapi bukti administrasinya lengkap, maka resiko kerugian negara (KN) juga rendah. Namun bila angka realisasi anggaran tinggi tanpa didukung bukti administrasi yang lengkap, maka hal ini akan sangat berbahaya dan menimbulkan potensi kerugian negara yang besar. c. Hasil pelaksanaan reviu laporan keuangan Ditjen Binfar dan Alkes sudah langsung diperbaiki sesuai dengan rekomendasi. Hal ini mendapat apresiasi yang sangat positif dari tim reviu Itjen, karena unit utama lainnya di Kemenkes belum ada yang melakukan langkah seperti ini. d. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan melakukan uji petik di 13 satker provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung dan Sulawesi Utara. Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 11 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal.12 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 13 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal.14 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan STOK OPNAME OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN HAJI DI ARAB SAUDI 2 0 1 2 M / 1 4 3 3 H p er lu d ila ku ka n I. Pendahuluan Pelayanan kesehatan merupakan hak pemantauan terhadap persediaan Obat semua warga negara yang di jamin dlam dan Perbekalan Kesehatan Haji (Stok Undang-Undang Dasar Negara Republik Opname) di Arab Saudi yang bertujuan Indonesia Tahun 1945 yang harus untuk melakukan penatausahaan barang diwujudkan dengan upaya peningkatan milik negara, penyimpanan dan pendataan derajat kesehatan yang setinggi-tinginya. sisa stok yang akan digunakan sebagai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 dasar dalam melakukan perencanaan tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji untuk pelayanan Kesehatan Haji tahun memberikan tugas dan tanggung jawab yang akan datang . kepada Kementerian Kesehatan dalam II. Pelaksanaan Kegiatan penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Stokopname dilaksanakan pada tanggal 14 24 Desember 2012. Tim pelaksana Stok Haji. Kesehatan jamaah haji `yang prima Opname berjumlah 11 orang, yang terdiri merupakan salah satu syarat agar dari 6 orang dari Direktorat Bina Obat p e l a k s a n a a n I b a d a h H a j i d a p a t Publik dan Perbekalan Kesehatan dan 5 dilaksanakan dengan baik. Upaya yang orang dari Sesditjen Binfar dan Alkes. dilakukan oleh pemerintah dalam rangka Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara menjaga kesehatan jamaah Haji dilakukan bertahap di 3 lokasi, yaitu : sejak mulai dari tanah air hingga sampai a. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah selama 4 hari. tiba di Arab Saudi dan kembali ke Indonesia. Untuk mencapai tujuan b. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah selama 3 hari. tersebut, maka perlu diupayakan pelayanan kesehatan Haji secara c. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Jeddah selama 2 hari. maksimal. Salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan adalah penyediaan K e g i a t a n y a n g d i l a k u k a n d a l a m obat yang berkhasiat, aman, bermutu dan pelaksanaan stok opname obat dan sesuai dengan kebutuhan baik jumlah perbekalan kesehatan tersebut adalah sebagai berikut : maupun jenisnya. Obat dan Perbekalan Kesehatan Haji a. Identifikasi obat dan perbekalan kesehatan Haji termasuk Tas Dokter merupakan aset yang sangat besar Kloter yang meliputi, jumlah, kondisi sehingga harus dikelola dengan baik. fisik dan masa kadaluarsa . Pasca pelayanan kesehatan Haji tahun b. Pemilahan pengelompokkan obat dan perbekalan kesehatan Haji c. Pengemasan sisa obat dan perbekalan kesehatan Haji. d. Pengelompokan obat dan perbekalan kesehatah Haji berdasarkan kelas terapi dalam rangka penyimpanan. e. Pencatatan data sisa stok obat dan perbekalan kesehatan Haji f. Rekapitulasi data stok obat dan perbekalan kesehatan Haji g. Penyusunan laporan stok opname obat dan perbekalan kesehatan Haji. III. Kendala dalam pelaksanaan a. Sisa obat dan perbekalan kesehatan Haji dari ruang perawatan di BPHI dan tas dokter kloter yang ditempatkan dalam satu tempat (dus) sehingga diperlukan upaya yang khusus dan waktu yang lama untuk dilakukan pemilahan. Hal ini terjadi karena singkatnya waktu antara penerimaan obat sisa pelayanan dengan jadwal kepulangan. b. Sisa obat dan perbekalan kesehatan Haji dan tas dokter kloter yang sudah tidak dalam strip/ kemasannya atau sudah tidak tersegel lagi, sehingga diperlukan upaya yang khusus dan waktu yang lama untuk dilakukan pemilahan. c. Adanya obat dan perbekalan kesehatan yang tidak ada didalam Fo r m u l a r i u m , s e h i n g ga p e r l u mencermati obat tersebut apakah berasal dari bawaah petugas kesehatan daerah atau pengadaan di Arab Saudi. IV. Upaya Tindak Lanjut Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan stok opname obat dan perbekalan kesehatan Haji di Arab Saudi perlu dilakukanperbaikan dalam sistem pengelolaan seperti sarana dan prasaran penyimpanan, penyusunan protap pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan Haji , perencanaan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan Haji dan jadwal tentang kepulangan petugas farmasi. Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 15 Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan KEGIATAN PENANGGULANGAN BANJIR Indonesia merupakan negara kepulauan yang beberapa tahun ini sering terjadi bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, longsor dan kebakaran hutan. Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan kehilangan jiwa, kerugian harta, dan benda. Kejadian banjir tidak dapat dicegah, namun dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugiann yang diakibatkannya. Karena datangnya relatif cepat, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara cepat, tepat, dan terpadu. Kondisi intensitas hujan khususnya di DKI Jakarta dan sekitarnya seperti Bekasi, Tangerang dan Bogor sangat tinggi sehingga menyebabkan hampir sebagian wilayah tergenang oleh air. H a l i n i m e ny e b a b ka n a d a ny a pengungsian masyarakat kedaerah yang lebih aman.Adanya titik-titik pengungsidengan sistem hygine dan sanitasi yang belum cukup memadai menyebabkan banyak masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dan penyakit. M e m p e r h a t i ka n ko n d i s i tersebut, Kementerian Kesehatan RI menurunkan Tim Kesehatan untuk membantu Tim Kesehatan daerah dalam melakukan pelayanan kesehatan yang dikoordinasikan oleh Pusat Penanggulangan Krisis Sekjen Hal. 16 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Kementerian Kesehatan RI. Tim Kesehatan Kementerian Kesehatan terdiri dari Tim Mobile Kesehatan, Tim Mobile Farmasi, dan Tim Posko Kesehatan Pusat dimana petugasnya direkrut dari Direktorat Jenderal teknis dibawah Kementerian Kesehatan RI. Tim Mobile Kesehatanyang dibentuk bejumlah 8 timdimana 1 tim terdiri dari 1 orang tenaga dokter, 1 orang tenaga p e ra wa t d a n 1 o ra n g t e n a ga kefarmasian, tim mobile kesehatan bertugas melakukan asesment dan pelayanan kesehatan yang sifatnya bisa stationary apabila memang dibutuhkan. Tim mobile farmasi berjumlah 6 orang yang terdiri dari 4 orang tenaga kefarfarmasian dan 2 orang tenaga supir yang bertugas mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan ke lokasi pos kesehatan yang membutuhkan setelah b erko o rd in a s i d en ga n Pu s at Penanggulangan Krisis. Tim Mobile Kesehatan melakukan pelayanan kesehatan di daerah Rawa Buaya, Muara Angke, Muara Baru, Bukit Duri, Pluit, Marunda dan Kelapa Gading. Dalam rangka mendukung kegiatan tersebut, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan memberikan dukungan baik sumber daya manusia maupun logistik (obat dan perbekalan kesehatan). Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan tersebut berjumlah17 orang yang terdiri dari 15 orang tenaga kefarmasian dan 2 orang tenaga supir yang terbagi dalam tim mobile kesehatan sebanyak 8 orang, tim mobile farmasi sebanyak 6 orang dan tim posko kesehatan pusat sebanyak 3 orang. Obat dan perbekalan kesehatan yang disiapkan adalah obat dan perbekalan kesehatan paket banjir yang terdiri dari 32 item dan digunakan untuk pengobatan penyakit Diare, D e r m a t i t i s , I S PA , G a s t r i t i s , Conjunctivitis, Myalgia, Hypertensi dan Luka Memar. Selama masa tanggap darurat, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian telah mendistribusikan sebanyak 118 paket. Untuk antisipasi kebutuhan permintaan dari Pos Kesehatan telah disiapkan sejumlah 50 paket yang berada di Instalasi Farmasi Nasional milik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Tenaga kefarmasian yang bertugas pada tim mobile kesehatan bertugas memberi pelayanan obat di Pos Kesehatanyang terdiri dari penerimaan resep, pemeriksaan resep, penyiapan/peracikan obat dan penyerahan obat. Petugas bekerja dimulai sejak jam 08.00 16.00 wib atau sesuai kebutuhan di lapangan. Pasien yang harus dilayani di Pos Pelayanan Kesehatan rata-rata per hari berjumlah 200 - 300 pasien dengan pola penyakit terbanyak ISPA, Commong Cold, Hypertensi, Gastritis, Myalgia, dan Dermatitis. Tim mobile farmasi bertugas menyiapkan paket obat banjir sesuai pesanan mulai dari pengambilan obat, pengemasan, pencatatan dan pelaporan serta pendistribusianke lokasi pelayanan kesehatan yang membutuhkan dengan waktu tugas 24 jam untuk mengantisipasi permintaan obat dan perbekalan kesehatan sewaktu-waktu sehingga dapat dilayani. Sedangkan Tim posko Kesehatan yang didalamnya ada tenaga farmasi bertugas mengikuti rapat di Pusat Penanggulangan Krisis setiap pagi untuk menginventaris informasi kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan dari tim mobile kesehatan yang sudah turun ke lapangan. Liputan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan PERTEMUAN SOSIALISASI DAN PENJELASAN TEKNIS LELANG HARGA SATUAN OBAT GENERIK BAGI PENGADAAN PEMERINTAH Pada hari Kamis, 31 Januari 2013 telah diadakan Pertemuan Sosialisasi dan Penjelasan Teknis Lelang Harga Satuan Obat Generik Bagi Pengadaan Pemerintah. Pertemuan ini diadakan dalam rangka penyusunan sistem katalog elektronik (e-catalog) harga obat generik sebagai tindak lanjut Pasal 110 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 mengenai e-purchasing. Sistem katalog elektronik (ecatalog) merupakan sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah, sedangkan epurchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik. Prinsip sistem katalog elektronik (e-catalog) harga obat generik adalah harga satuan (unit price) yang diperoleh melalui proses lelang. Sistem catalog elektronik (ecatalog) ini akan menjadi acuan bagi setiap satuan kerja pemerintah dalam melakukan proses pengadaan obat generik. Satuan kerja pemerintah tidak perlu mengadakan proses lelang lagi dalam pengadaan obat generik melainkan menunjuk penyedia dengan jenis, spesifikasi, dan harga obat generik yang sudah tercantum dalam sistem catalog elektronik (e-catalog). Pertemuan Sosialisasi dan Penjelasan Teknis Lelang Harga Satuan Obat Generik Bagi Pengadaan Pemerintah ini dibuka oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan bersama dengan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP). Sejumlah pejabat dan staf dari Kementerian Kesehatan, LKPP, Badan POM, dan 188 peserta dari industri farmasi hadir dalam pertemuan ini. Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Drs. Bayu Teja Muliawan, Apt., M.Pharm, MM, selaku ketua penyelenggara menyampaikan bahwa tujuan pertemuan ini adalah untuk memberikan penjelasan teknis mengenai pelelangan harga satuan o b at ge n e r i k b a g i p e n ga d a a n pemerintah. Dalam sambutannya, Kepala LKPP, Ir. Agus Rahardjo, M.SM, menyampaikan bahwa idealnya proses lelang diselenggarakan hanya untuk barang atau jasa yang sulit diperoleh di pasaran, tidak tersedia di toko, dan sulit dicari acuan harganya. Untuk barang atau jasa yang mudah diperoleh di pasaran dan mudah diperoleh acuan harganya, idealnya tidak perlu diadakan melalui proses lelang. Dengan adanya sistem katalog elektronik, diharapkan harga barangbarang yang dibeli oleh pemerintah minimal sama dengan harga barang yang dibeli oleh masyarakat luas, lebih baik lagi bila bisa lebih murah dibandingkan dengan harga barang yang dibeli oleh masyarakat luas. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, Ph.D menyampaikan bahwa prinsip ecatalog adalah pelelangan harga satuan obat generik yang hasilnya akan dituangkan ke dalam katalog. Setiap satuan kerja pemerintah akan melakukan pembelian obat yang tercantum di dalam katalog. Hadir sebagai narasumber dalam pertemuan ini yaitu Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Drs. Bayu Teja Muliawan, Apt., M.Pharm., MM yang memaparkan Kebijakan Obat Generik dan Bapak Dwi Satrianto dari LKPP yang memaparkan sistem katalog elektronik (e-catalog), keuntungan-keuntungan adanya sistem katalog elektronik, m e k a n i s m e p e m i l i h a n , s y a ra t penyedia, harga penawaran, dan tata cara evaluasi penawaran. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan masukan yang diajukan pada acara tanya jawab. Hasil dari pertemuan ini termasuk masukan dari peserta akan dibahas lebih lanjut oleh Tim Lelang Harga Satuan Obat Generik. Keputusan yang diambil akan dituangkan ke dalam dokumen lelang harga satuan obat generik final dan menjadi acuan bagi peserta lelang. Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 17 Ulasan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan MENGENAL KATINON Tanaman Khat (Latin: Catha edulis) telah dibudidayakan selama bertahuntahun sebagai obat oleh mereka yang tinggal di negara bagian Afrika. Daun ini lazim dibungkus dalam tandan kecil, dapat dibeli di pasar lokal dan dikonsumsi dengan cara dikunyah, kadang-kadang, daun digunakan untuk membuat teh. Ia sebenarnya sering digunakan dalam konteks sosial atau dalam cara yang mirip dengan konsumsi kopi di bagian lain dunia. Daun tanaman tersebut dikunyah untuk mencapai keadaan euforia. Efek euforia dalam daun itu sebelumnya dikaitkan dengan kehadiran katin, zat jenis phenethylamine. Namun, pada tahun 1975, katinon, suatu alkaloid monoamine juga ditemukan dalam d a u n tan aman ters eb u t. Kh at diperjualbelikan di pasar lokasi di negara bagian Afrika. Khat adalah semak cemara yang mengandung stimulan katinon. Oleh karena itu, tanaman tersebut dapat Hal. 18 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 mempengaruhi tubuh Anda dengan cara tertentu. Untuk mengalami efek khat, tanaman dapat dihisap atau dikunyah seperti tembakau dan yang terakhir menjadi pilihan yang paling populer. Ketika Anda memulai sesi mengunyah Anda, Anda mungkin mengalami berbagai efek. Efek Awal Khat Ritual mengunyah dapat membawa suasana gembira, ceria, euforia ringan, optimisme dan rasa nyaman. Anda dan teman mengunyah Anda bisa menjadi sangat cerewet. Efek Khat juga ditunjukkan dengan peningkatan tekanan darah, pupil melebar, peningkatan denyut jantung dan sembelit. Ini dan efek jangka pendek lainnya dapat meningkat sementara Anda terus mengunyah. Anda mungkin mulai mengalami efek insomnia dan h i p e ra k t i f m i r i p d e n ga n e fe k amphetamine. Penarikan Efek Khat Anda dapat menderita efek Khat ekstrim dari mengunyah tanaman tersebut. Getaran kecil, mimpi buruk, lekas marah, mood buruk, paranoia dan ketidakstabilan emosional adalah beberapa efek diantaranya. Anda dapat meninggalkan sesi mengunyah khat dalam suasana hati yang rendah, agak tertekan dan lesu. Gejala-gejala penarikan dapat muncul beberapa hari setelah Anda berhenti mengunyah khat. Namun, orang yang mengunyah Khat tidak mungkin mengalami efek penarikan yang sama. Penarikan dapat mendorong penggunaan jangka panjang yang dapat menyebabkan efek samping. Efek Penggunaan Khat Berkepanjangan Ketergantungan fisik, perubahan dalam dorongan seksual dan pendarahan di otak dapat disebabkan oleh penggunaan Khat yang berkepanjangan. Efek parah khat lainnya meliputi migrain, kerusakan hati, serangan jantung, impotensi dan masalah paru-paru. Efek samping dari penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan bahkan anoreksia, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Orang yang memiliki diabetes tidak dapat mengikuti diet yang diperlukan untuk mengendalikan diabetes. Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah Ulasan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan yang lebih tinggi. Stimulan cenderung transmisi noradrenalin. mengurangi motivasi pekerja sehingga Metabolisme Katinon dalam Tubuh menurunkan produktivitas. Efek Khat Manusia untuk penggunaan jangka panjang juga Perasaan euforia muncul setelah dapat menyebabkan peningkatan seseorang mulai mengunyah daun. Efeknya maksimal setelah 15 hingga 30 ketergantungan psikologis. menit mengunyah. Tingkat Katin dan Katinon metabolisme substansi berlangsung Katinon sering disebut sebagai yang terjadi tepat setelah bagian ' A m p h e t a m i n e A l a m i ' k a r e ncepat a yang pertama dari substansi melalui menghasilkan efek seperti hati. Hanya 2% yang tetap tidak Amphetamine. Ia merupakan alkaloid yang ditemukan dalam daun tanaman berubah dalam urin. Sebagian besar bernama Catha edulis, dikenal sebagai ka t i n o n d i m e ta b o l i s m e u n t u k Khat. Katinon dianggap bahan yang n o r e p h e d r i n e d a n u m u m n y a p a l i n g a k t i f d a l a m K h a t d a n diekskresikan. menghasilkan efek yang sama seperti Efek Buruk Katinon Amphetamine, meskipun dengan Kehadiran Katinon dalam Khat dapat potensi yang lebih rendah. Katinon menghasilkan ketergantungan pada diyakini 7 sampai 10 kali lebih kuat dari Khat. Ia juga dapat bereaksi negatif katin bahan lain yang ditemukan dengan obat terapeutik. Orang yang kecanduan khat dapat menderita dalam Khat. beberapa kondisi kesehatan yang Dua zat yang terdapat dalam Khat katinon dan katin menggunakan m e r u g i k a n s e p e r t i i n s o m n i a , efeknya pada dua jalur utama anoreksia, hipertermia (penurunan neurokimia D o p a m i n d a n suhu tubuh), tingkat peningkatan Noradrenalin. Katinon melepaskan re s p i ra s i , s e m b e l i t , myd r i a s i s serotonin dalam sistem saraf pusat dari (pelebaran pupil) dan bahkan dapat t u b u h m a n u s i a . I n i m e m a k s a menyebabkan kematian. Beberapa pelepasan dopamin dari sistem saraf pecandu khat juga telah menderita pusat dan meningkatkan aktivitas jalur Psikosis. dopaminergik. Zat ini juga melepaskan Metilon dan Bahayanya efeknya pada situs penyimpanan Penggunaan katinon untuk sifat noradrenalin yang mendukung psikoaktif memberikan jejak kembali ke zaman prasejarah. Dikenal sebagai “khat” oleh orang-orang dari bagian timur Afrika, daun dan ranting semak Catha edulis telah dikunyah selama berabad-abad lamanya dalam budaya tradisional. Efeknya dapat digambarkan sebagai sesuatu di antara kebiasaan minum kopi yang serius dan penggunaan amphetamin ringan. Hal ini tidak mengejutkan, karena katinon dan molekul amphetamin hampir identik (ada hanya sedikit perbedaan: sebuah “beta-keton”). Meski tak sepenuhnya bebas dari konsekuensi negatif, mengunyah khat yang dikelola secara tradisional memiliki dampak yang relatif ringan pada sebagian besar pengguna. Senyawa metilon merupakan struktur molekul dasar dari katinon, kata Mufti Djusnir, ahli kimia farmasi BNN. Metilon dipatenkan oleh Peyton Jacob dan Alexander Shulgin pada tahun 1996 sebagai antidepresan. Seperti obat lain yang dimulai sebagai obat psikiatris eksperimental, p e n g g u n a a n nya d e n ga n c e p at berubah dari klinis menjadi rekreasi. Memiliki struktur kimia dan efek yang sangat mirip dengan MDMA, atau ekstasi. Sampai ada informasi klinis penting tentang efek, efeknya terutama didasarkan pada tangan pertama pengalaman pengguna. Sakau Pengguna telah melaporkan bahwa Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 19 Ulasan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan sakau yang diinduksi metilon mirip dengan yang berasal dari stimulan seperti amphetamin, MDMA dan kokain. Efek ini termasuk euforia dan peningkatan energi. Perasaan yang s e r i n g d i a l a m i ka l a n ga n ya n g menggunakan obat. Hal ini kemungkinan besar karena pengguna merasa lebih ramah dan percaya diri karena metilon. Efek Samping Awal Karena metilon merupakan stimulan, ia memaksa tubuh untuk bekerja lebih cepat. Denyut jantung meningkat ke titik di mana pengguna dapat mengalami palpitasi atau denyut jantung tidak teratur bahkan setelah berhenti minum obat. Seperti alkohol, ia dapat menyebabkan penglihatan kabur dan mual. Seperti ekstasi, dapat menyebabkan pengguna mengepalkan rahang dan/atau menggertakkan gigi. Jari tangan dan kaki bisa berubah kebiruan. Nafsu makan pengguna juga Hal. 20 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 dapat ditekan, yang dapat menyebabkan anoreksia. Efek Jangka Panjang Semakin sering menggunakan metilon, semakin serius efek yang didapatkan. Energi meningkat dan perasaan vitalitas yang disebabkan oleh sakau bisa beranjak ke masalah sirkulasi, paranoia dan insomnia. Halusinasi dan delusi mungkin datang, tapi kali ini, mereka mungkin tidak diinginkan. Mengepalkan otot awal bisa mengintensif juga. Jika obat tersebut dihirup, saluran hidung dan mulut dapat meradang. Hal ini dapat mengakibatkan mimisan. Mephedrone M e p h e d ro n e , j u ga d i s e b u t 4 methylmethcathinone (4-MMC), atau 4-methylephedrone adalah suatu stimulan sintetis. Stimulan adalah obat psikoaktif yang menginduksi perbaikan sementara dalam fungsi mental dan/atau fisik. Mephedrone merupakan obat entactogen kelas obat psikoaktif yang menghasilkan efek emosional dan sosial yang khas, mirip dengan ekstasi (MDMA). Mephedrone adalah obat kelas amphetamin dan katinon. Amphetamin adalah obat dengan efek stimulan pada sistem saraf pusat (SSP) yang dapat secara fisik dan psikologis adiktif bila digunakan terlalu banyak. Katinon adalah stimulan alami yang hadir dalam tanaman Khat. Struktur dan efeknya mirip dengan efedrin dan amphetamin. Mephedrone adalah zat sintetis (buatan) yang berbasis pada senyawa yang ada pada tanaman Khat (katinon) dari Afrika Timur. Pengguna dapat menelan, menghisap atau menyuntikkan mephedrone. Ia dapat datang dalam bentuk tablet, kapsul atau bubuk putih. Menghisap adalah cara paling umum untuk memakai obat, dan suntikan paling jarang digunakan. Pada tahun 2009 mephedrone menjadi obat jalanan yang paling populer ke-4 di Inggris, setelah ganja, kokain dan ekstasi. Mephedrone secara informal dikenal sebagai meph, MCAT, bubble dan drone. Apa saja efek dari mephedrone? Pemakai mephedrone mengatakan ia menimbulkan: - Kewaspadaan - Kegelisahan - Euphoria - Kegembiraan - Dorongan untuk berbicara - Keterbukaan - Sex drive (kebutuhan fisiologis untuk aktivitas seksual) - Memberikan perasaan stimulasi Ulasan Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Sakaw Pengguna telah melaporkan bahwa sakau yang diinduksi metilon mirip dengan yang berasal dari stimulan seperti amphetamin, MDMA dan kokain. Efek ini termasuk euforia dan peningkatan energi. Perasaan yang s e r i n g d i a l a m i ka l a n ga n ya n g menggunakan obat. Hal ini kemungkinan besar karena pengguna merasa lebih ramah dan percaya diri karena metilon. Efek Samping Awal Karena metilon merupakan stimulan, ia memaksa tubuh untuk bekerja lebih cepat. Denyut jantung meningkat ke titik di mana pengguna dapat mengalami palpitasi atau denyut jantung tidak teratur bahkan setelah berhenti minum obat. Seperti alkohol, ia dapat menyebabkan penglihatan kabur dan mual. Seperti ekstasi, dapat menyebabkan pengguna mengepalkan rahang dan/atau menggertakkan gigi. Jari tangan dan kaki bisa berubah kebiruan. Nafsu makan pengguna juga dapat ditekan, yang dapat menyebabkan anoreksia. Efek Jangka Panjang Semakin sering menggunakan metilon, semakin serius efek yang didapatkan. Energi meningkat dan perasaan vitalitas yang disebabkan oleh sakau bisa beranjak ke masalah sirkulasi, paranoia dan insomnia. Halusinasi dan delusi mungkin datang, tapi kali ini, mereka mungkin tidak diinginkan. Mengepalkan otot awal bisa mengintensif juga. Jika obat tersebut dihirup, saluran hidung dan mulut dapat meradang. Hal ini dapat mengakibatkan mimisan. Mephedrone M e p h e d ro n e , j u ga d i s e b u t 4 methylmethcathinone (4-MMC), atau 4-methylephedrone adalah suatu stimulan sintetis. Stimulan adalah obat psikoaktif yang menginduksi perbaikan sementara dalam fungsi mental dan/atau fisik. Mephedrone merupakan obat entactogen kelas obat psikoaktif yang menghasilkan efek emosional dan sosial yang khas, mirip dengan ekstasi (MDMA). dari medicalnewstoday.com. Mephedrone adalah obat kelas amphetamin dan katinon. Amphetamin adalah obat dengan efek stimulan pada sistem saraf pusat (SSP) yang dapat secara fisik dan psikologis adiktif bila digunakan terlalu banyak. Katinon adalah stimulan alami yang hadir dalam tanaman Khat. Struktur dan efeknya mirip dengan efedrin dan amphetamin. Mephedrone adalah zat sintetis (buatan) yang berbasis pada senyawa yang ada pada tanaman Khat (katinon) dari Afrika Timur. Pengguna dapat menelan, menghisap atau menyuntikkan mephedrone. Ia dapat datang dalam bentuk tablet, kapsul atau bubuk putih. Menghisap adalah cara paling umum untuk memakai obat, dan suntikan paling jarang digunakan. Pada tahun 2009 mephedrone menjadi obat jalanan yang paling populer ke-4 di Inggris, setelah ganja, kokain dan ekstasi. Mephedrone secara informal dikenal sebagai meph, MCAT, bubble dan drone. Apa saja efek dari mephedrone? Pemakai mephedrone mengatakan ia menimbulkan: - Kewaspadaan - Kegelisahan - Euphoria - Kegembiraan - Dorongan untuk berbicara - Keterbukaan - Sex drive (kebutuhan fisiologis untuk aktivitas seksual) - Memberikan perasaan stimulasi Beberapa orang mengatakan ia membuat mereka merasa lebih percaya diri, cerewet dan waspada. Efek dari mephedrone, seperti kokain, tampaknya berlangsung sekitar satu jam sebelum pengaruhnya hilang. Sebagian besar pemakai mengatakan efek mephedrone ini adalah kombinasi dari ekstasi dan kokain. Apa efek samping yang paling umum dari mephedrone? Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Mixmag, majalah tari dan clubbing: 67% dari pengguna yang telah berpengalaman mengalami hiperhidrosis (keringat berlebihan) 51% dari pengguna mengalami sakit kepala 43% dari pengguna mengalami jantung berdebar-debar 27% dari pengguna mengalami mual 15% dari pengguna memiliki jari-jari biru atau dingin L a p o ra n n o n - s u r ve i ( a n e kd o t ) mengindikasikan mephedrone mungkin memiliki efek sebagai berikut pada beberapa pemakai: serangan panik parah halusinasi paranoia Beberapa mengatakan tiga efek samping terakhir mungkin merupakan hasil dari kurang tidur setelah menggunakan mephedrone secara berlebihan selama beberapa hari ia merupakan stimulan dan akan membuat lebih sulit untuk tidur jika pemakai melakukan “sesi maraton”. Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 21 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 22 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 23 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 24 l Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2012 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 25 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 26 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 27 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 28 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 29 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 30 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 31 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 32 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 33 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 34 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 35 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 36 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 37 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 38 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 Artikel Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013 l Hal. 39 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Hal. 40 l Buletin INFARKES Edisi I - Februari 2013
Similar documents
Untitled - Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
dan Alat Kesehatan (Farmalkes). Tidak hanya di tingkat Eselon I, perubahan terjadi juga di tingkat Eselon II. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan...
More information