ATJEH jang ka ja Budaja

Transcription

ATJEH jang ka ja Budaja
KENANGANKU
UNTUK A N A N D A TERTJINTA
TJUT MIKZADEWI KESÜMA
JANG
TELAH
PADA TAHUN
PERGI
DJAUH
1961, T A N G G A L H A R l
Banda
Atjeh.
10 Agustus
INI.
1972.
ATJEH
jang ka ja
Budaja
CHch:
T. Alibasjah Talsya.
Pearrbit :
P U S T A K A MEUTXA — Banda Atjeh
Djalan Sibola;a 2
J Hak tjipta pada Penjusun.
— 3 —
SAMBUTAN K E T U A U M U M
PANITIA PUSAT P E K A N K E B U D A J A A N A T J E H KE-II.
Suatu kesempatan baik jang djarang terdjadi untuk dinikmati
oleli setiap orang, baik para pengundjung dari dalam dan luar daerah, maupun kaum wisatawan luarnegeri, akan ditemui pada tanggal
20 Agustus s/d 2 September 1972 di Banda Atjeh, dalam arena Pekan Kebudajaan Atjeh ke-II (The 2nd Atjeh Cultural Festival).
Pesta budaja jang bersemarak ini padat dengan bcrbagai upatjara2 tradisionil dan aneka djenis pertundjukan kesenian, masing2 dengan tjorak dan tjirinja jang chas, jang akan mengungkapi wadjah
dan tata-variasi kehidupan budaja Rakjat Atjeh sedjak zamau dahulu.
Panitia Pekan Kebudajaan Atjeh ke-II jang pembentukannja dilakukan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Daerah Istimewa Atjeh tanggal 25 Pebruari 1972 No. 38/1972, berthema Kebudajaan Dalam Rangka Pembangunan dan merupakan
rangkaian daripada partisipasi aktif Rakjat Atjeh menundjang usaha2 pembangunan Nasional dan pembangunan Daerah.
Pekan Kebudajaan Atjeh ke-II jang telah dimufakati oleh Pimpinan Pemerintah Daerah, para unsur Muspida dan pemuka2 masjarakat Atjeh dengan restu Bapak Presiden R.I. ini, bertumnu pada
titiktolak landasan idiilnja Pantjasila, landasan konstitusionil U U D
1945 dan landasan strukturil Negara Kesatuan Republik Indonesia
jane: kokoh bersatu, bernedoman pada Pantja
Krida Kabinet
Pembangunan R.I. iantï dewasa ini merupakan program perdjuangan
scluruh lanisan masiarakat Bangsa kita.
AtVh ians: terbuka. madbi dan modern denman tata kehidunan
ma^ïarakatnia ians; adil dan makmur merupakan pula titiktudjuan
Pekan Kebudajaan Atieh ke-II.
Didalam buku A T I E H JANG K A TA BTIDATA ini, pengarangnja mendjelaskan kepada pembatia berbasrai2 d'*enis ke^enï^n Rakjat Atjeh untuk mendjadi pengetahuan atau bahan pelengkap bagi
setiap orang jang berminat untuk ini.
Kami menghargai karya pengarangnja dan karena terbitnja bertepatan pada saat2 Pekan Kebudajaan Atieh ke-II berlangsung maka Kami mcnjampaikan utjapan terimakasih Panitia setinggi2nja.
Banda Atjeh, 20 Agustus 1972,
KETUA UMUM
Panitia Pusat Pekan Kebudajaan Atjeh Ke-II
(Drs. M A R Z U K I NJAKMAN)
r
Wakil Gubernur Kepala Daerah
— 5 —
KAJA BUDAJA
ATJEH
B d a jnalaaa terang p u r n a n u , deaa2 di T a n a h A t j e h senaiiberlangir suasana p e s m j a a g meriah, aobingga begitu i n - a h n j a maKim2 begmi, k e r a p k a h membuat p a r a wt&ataron tertjeog»ng2 mengagurniaja.
D j j a sencija telah berdjabat b r a t
m a k m , Rakjat Atjeh
raeaghadap, berbaga, kestoukan m a i a n i j a n g berlangir a n i a
i J ^ c l e r a m a t a d a n pelerai hati, berupa aneka
rag^fce^S
tan2 j a n g mdah gemaiai d a n njanjjan j a a g l e m b u t m e m iXfeoaxa menggema dari berbagai pendjuru desa
S e m u a j a a g berkumandang dan semua j a n g terpandane
iltt k a j a r a j a dengan keindahan d a n v a r i a s i , k a r e a a d i a m p i n ï
, a n a n dan njanjian peidjuangan, sadjak2 romantis meaambah
Siorumnja kesegaran inalam,
M a i a h a n , kelompok2 dara j a a g
memunbuk padi, ü u p u n
uoerapakan « u a t u fatamorgana paling romantis. B u n j i a l u £ e :umpa lesung bersahut2an m a i n g 2 dengan lentun i r a m a berbedaZ, diselang-selmg tawariang d a n sendagurau p a r a
«adfe
S
•ÏÏL ^toja
*j '
*i
^
B a n h a r u m bunga tjempaka d a r i sanggul2 l é b a t b e n j a m pwr wangi m a j a n g pinang j a n g sedang tmengorak kelopaknia
^ . T l
- S^i2kehidupan malam A T J E H J A N G K A J A
S
dl
tUmbUt
d
G
W
a
S
a
d
e
a
i
g
a
n
Se
m
ch
alan
tm
Semua j a n g dilihat indah sekab', segala j a n g didengar m e r Jimja sangat mengasjikkan bagi mata ,dan hati seorang penga; i t m keindahan.
&
v
ö
K a m i s a d j i k a n b u k u A T J E H K A J A B U D A J A ini seba# u adjakan supaja Andïa djuga turnt bersama k a m i ' seseitah, hadir d -tengah2 indahnja tari, ditjelah2 i n d a h n i a n j a j i
J a n disela2 segarnja wangi desa2 A T J E H J A N G K A J A B U DAJA.
l
Banda Atjeh, t ö A g u s t u s 1972
n
Penjusua
:
— 6 —
E E N T J O N G
Rentjong menduduki tempat jang penting ,dan memegang
peranan besur didalam sedjarah perdjuangan rakjat Atjeh setiap zaman, semeradjak masa dahulu hingga dalam perdjuangan
mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena rentjong memipakan djuga setagai lambang
keperwiraan dan bentuknja sangat in'dah, maka rakjat Atjeh
umumnja menjisip sendjata ini dipinggang kemanapun merefea,
pergi. la terbuat dari besi, bermata tadjam dan udjungnja runtjfag.
Supaja mudah mentjabutnja mendadak bila diperlukan sebagai sendjata pertahanan, maka lazimnja rentjong disisipkan
dipinggang bahagian kiri depan dan kadang2 pada bahagian
pusat.
Bentuknja bukan sadja muri<*l dan ndah, tetapi djuga ditempa berbentuk kalimat Bismiaahirrahmanirrahim, dengan nama Allah jang Maha Pemurah serta Maha Pengasih.
;
:
_
8 —
Gagangnja j a n g meiekuk kemudian menebal pada bahagian s i k u n j a m e r u p a k a n a k s a r a A r a b : B a .
B u d j u r a n gagang tempat genggaman m e r u p a k a n aksara ;
Sin.
Bentuk lantjip j a n g menurun k e b a w a h pada p a n g k a l besi
dekat gagangnja m e r u p a k a n a k s a r a : M i m .
L a d j u r besi dari pangkal gagang hingga dekat udjungnja
merupakan aksara : L a m .
U d j u n g j a n g runtjing dengan dataran sebelah atas mendatar dan bahagian bawah j a n g sedikit meiekuk keatas merupakan aksara : H a .
M a k a rangkaian d a r i aksara B a , Sin, M i m , L a m dan H;i
ituiah j a n g mengudjudkan k a ü m a t B i s m i l l a h .
O i ° h karenanja, didalam pandangan rakjat A t j e h röotjong
pantang dipergunakan untuk keperluan j a n g kedji2, tetapi ra
dipakai untuk mempertahaitkan d i r i d a r i sesuatu
malapetak i
dan sebagui alat pembunuh j a n g ampuh terhadap segala bentuk kedjahatan.
D i d a l a m setiap peperangan ataupun perdjuangan untuk k pentingan T u m p a h darah dan Bangsa, A g a m a dan kebftia
rentjong, tidak pernah ditinggalkan,
biarpun tiap pedjuanr
Atjeh m e m ü i k i sendjata2 j a n g lebih mutachir, oleh karena óyw a dan semangat j a n g dilambangkannja dan ben tuk j a n g ' d h i djukannja dengan simbol kebesaran Ilahi k e r a p k a l i mmi,p:.k a n pendorong djiwa patriotisme pemakai2nja.
Dizaman dahuiu rentjong tidak diperbuat oleh sembarang
orang, a k a n tetapi ditempa oleh pandai2 besi j a n g mempunjai
ma'rifat besi, j g membuatnja kadang2 dgn urutan tangan setelah seseorang pandai besi mengutjapkan do'a dan m e l a k u k a n
sembahjang sunat dua raka'at dan badannja sutji dari berb'^gai noda.
B a h a n j a n g d i g u n a k a n ialah besi2 pihhan, dipadu deng;,
logam emas, perak, tembaga, timah dan djuga zat2 ratjun ber-
— 9—
boa, dengan maksud, apabila seorang lawan memiliki kekebalan
terhadap besi, diia akan tetap berkuah darah karena tjampuran unsur2 logam dari berbagai djenis jang lain.
Penggaba dan kekebalan jang bagaimiajnapun djuga kuattya tidak mampu bertahan dengan tikaman rentjong jang udjung
lointjingnja dlan mata tadjamnja jang berkilauan itu menganA K n g berbagai unsur logam jang mampu menembusi daging
iianusia.
Gagang rentjong dibuat berbagai bentuk, dan indah dan
jaag berbentuk biasa (lurus) dan ada .pula jang melengkung
keatas, jang dikenal dengan naima rentjong meutjunggek.
Untuk rentjong jang tinggi ïiilainja gagang diperbuat dari,ada gading gadjah ataupun' tanduk2 piühan, sehïngga selain
warnanja menarik djuga memantjarkan tjahaja karena litjinaja.
Rentjong tidak pernah diasah supaja matanja tadjam, ka- ena sendjata.„ini jang dimanfaatkan ialah udjungnja jang runI
A
•-ir'v
Daerah Atjeh, djuga terkenal sebagai Tanah Rentjong.
-
i
-':
* .
-r"—
fa,
— 10 —
SEUDATT, T A M KEPAHLAWANAN.
Seudati adalah suatu senitari asli rakjat Atjeh dan merupakan sedjenis kesenian jang sangat digemari oleh segenap lapisan rakjat.
Diantara berbagai djenis kesen an asK jang banjak terdapat di Atjeh, Seudati mengambü tempat jang terkemuka ditengah2 masjarakat Atjeh, dan semendjak zaman Keradjaan Atjeh ia merupakan salah satu senitari jamg anrnt dikagumi
oleh para pendatang jang berkundjung ke Tan-ah Atjeh.
;
Tarian jang heroik dan bersifat kedjantanan ini menguasai lubuk hati seluruh rakjat dan istilah lain jang diberikan kepadanja ialah Tari perang Rakjat Atjeh.
— l i la lintjan dan romantis gerak dan sifatnja; sehingga dalam
aap lekuü jang diienggangkan, üap gerak jang diajunkan, dan
«erutama sekali tiap lentunan irama jang berketik2 dari udjung
ajari pemainanja merupaüan suatu paauan keindahan jang sangat menarik hati.
Pakaian para pemain jang ketat membungkus tubuh2 tegap, jakni badju tipis berlengan pandjang dan tjelana pandjang
jang sempit, bukan sadja dimaksudkan untuk memudahkan
setiap gerak dan iontjatan, tetapi djuga untuk menondjolkas
bentuk tubuh jang kokoh, tegap dan keras.
Destar (tengkuiok) jang menghiasi kepala pemainnja berbentuk laksana sajap ataupun ekor burung radjawali, kemudian
Hlitan kain dipinggang adalah hiasan2 chas tari Seudati untuk
meratjiiptakan suasana pertundjukan semakin mendjadi indah,
Seudati mampu mentjerminkan sifat dan semangat kepahlawanan serta kelakilakian baik dengan gerak lintjah jang dilakukannja, baik dengan lontjat ber-der p2 jang dibuatnja, baik
dengan ketik2an djari-kedjantanan jang diketikkan maupun
dengan tempik suara jaag membahana. Dan semua unsur ini
dipertegas lagi oleh sebüah Rentjong jang tersisip pada setiap
pinggang pemainnja.
Tegasnja, bentuk jang lembut dan lunglai mengandlung unssor2 permainan seni jang bermutu tinggi, penuh irama dan ke
mdahan, sedangkan gerak lintjah dan sifataja jang djantan me
lambangkan kepribad'an jg turun temurun memiliki semangat
kepahlawanan.
a
Permainan Seudati dilakukan oleh pemuda2 (pria) sedangkan seudati jang dimainkan oleh v/anita disebut "LAWEUET",
adakalanja dikatakan Seudati Inong.
Tiap2 rombongan terdiri dari
delapan orang pemaia
dengan seorang atau lebih anak-seudati (aneuek-seudati otan
"adoë") jang mengiringi setiap gerak dan lagu.
Pakaian utama dari pemain2 seudati terdiri dari : badju
foaus putih berlengan pandjang, tjelana pandjang dengan kain
üarung sutera berlilit dipinggang hingga batas lutut, tengkulok
sutera tenunan Atjeh asli dipakai dikepala dengan ber-matjaim2
^ariasi, pengikat pinggang dan saputangan berwama, dan seoilah rentjong jang disisip dipinggang sebagai lambang keperPakaian aneuek-seudati atau adoë tidak perlu seragam dengan pakaian kedelapan pemain2, tetapi mereka memakai badju
dan tjelana atau hiasan lain jang berhias aneka variasi.
— 12 —
Pertundjukan Seudati düakukan pada malam hari, — seti
lah pada siangnja orang2 bekerdja lelah dan sibuk, — dan
berlangsung di-bangsal2 jang didirikan rapi untuk itu, dimana
para peminatnja lelaki .perempuan tua dan muda datang ber
dujun2.
Seringkali Seudati dipertandingkan antara dua rombongan.
untuk pada achirnja oleh para djuri memberikan panilaiar
mana jang dianggap sebagai pemuntjak, setelah ditindjau dari
segi2 keindahan, kelintjahan serta keahlian rombongan masing2,
baik mengenai bentuk tarian (likok), melodi (saman), kisah
(njanji), irama-tari (lengganglenggok, lompatan indah, gerakan lintjah) dan lain2 sebagainja.
Adapun bagian2 utama jang pokok dari Seudati itu ialah :
1. bentuk tarian, dalam bahasa Atjeh disebut likok.
2. Melodi; dalam bahasa Atjeh disebut saman.
3. Njanjian, dimana berbagai kisah, baik kisah scdjarah, roman, agama, kepahlawanan diutjapkan dim bahasa Atjeh
disebut Kisah
4. Irama kelintjahan; jakni berlengganglenggok, melontjatindah, bergerak lintjah dan sebagainja.
Gerak berirama jang paling menondjol dari permainan
seudati ialah tepukdada jang menderap serontak sehinggti
mengeluarkan suara keras membahana, ketik2an djari, gcral
tangan seragam dan len'tunan suara jang seirama dan gempitaria.
Semua gerak, tepukan da-ia, tepukan tnngan dan ketikar
djari mentjiptakan dua suasana jang berpadu mendjadi satu
jakni romantis dan herois, indah dan agung.
Seudati dimainkan babak demi babak. Tari, melodi, njanjian kelintjahan dan kisah di-tukar2 antara babak jang saó
dan babak lainnja menuruti suasana pada saat itü.
Kisah2 jang diutjapkan umumnja meriwajatkan tentang
kepahlawanan, sedjarah, kisah2 romantis, soal2 agama. soa]2
kemasjarakatan dan sebagainj£u
Kisah2 itu diutjapkan dalam bentuk kata2 jang tersusun.
dengan suara keras ber-ajun2 sambil me-nari2 ditingkab
tepukan dada jang menderap dan ketikan djari jang berintik2
Dizaman dahulu Seudati merupakan hiburan paling utama
bagi pradjurit Atjeh, terutama bila mereka sedang dipersiapkan untuk sesuatu pertempuran.
Sebelum mereka esok hari bertolak kegaris depan. beborapa malam sebelumnja diadakan pertundjukan seudati jang
menguraikan kisah2 kepahlawanan dan keperwiraan.
;
_
13 -
~~ * ~ '
RATÖIH DUëK
Disamping seudati, jang sering
disebui djuga. sebagai Ratóih
dong (seudati dengan tjara berdiri) atau dinamakan pula dengan
sebutan saman, d i Atjeh terdapat pula suatu Ojcnis periiiainaii jang
disebut Ratóüi duëk.
rusansta>i wisa a«jsi
Ratóili duëk ialah scni tari jang düakukan dala'ni jpcSisI duduk
dan djongkok, ditambah atraksi2 chusus.
Pennainan ini, dibeberapa bahagian Tanah Atjeh sangat pópu•
.
,
.(liJin r.g-ncj ili'.drnaJ fib'tKl
Rat°ih du k, adalah paduan gerak tan jang benrafna dan sadjak jang dinjanjikan dengan suara merdu antara sesaina pernam,
terbagi dalam tiga bahagian, jakni:
. ;j
j
,
j
e
u }
n i J <
m 3 a l 9
s n £
a. Lagu Sjaidan,
b.
Lagu Lhök, dan
c. Tunang (perlombaan untuk menilai kelompok jang terbalk)
Lagu Sjaidan merupakan bahagian pertama dari rat ih d^èk,
mengisahkan sesuatu peristiwa atau uraian2.
Disamping ungkapan kisah2 dengan Iagu2 jang merdu dart M rempak, untuk menimbulkan perpaduan irama njanji dan irama gerak jang berpadanan, babak ini diiringi dengan gerak2 tangan, lenggang-lenggok badan dan gelengan2 kepala jang teratur kekiri dan
kekanan, seluruhnja diselaraskan dengan irama dari sadjak2 jang diutjapkan.
Dari lagu sjaidan menandjak kepada babak kedua jang disebut
permainan (lagu) lhök taloè. Disinilah letaknja keistimewaan pertundjukan ratóih duék.
Sambil berlenggang-lenggok badan, ajunan2 tangan clan gele6
— 14 —
ngan2 kepala jang düakukan setjara bcrsimpuh duduk, para pcm..::.
memperlihatkan seni merangkai (lh k) tali sebagai salah suatu kclengkapan permainan tersebut.
Diantara para pemainnja, tali dirangkai2kan, diselang seling dari
tangan jang satu ketangan jang lain, sehingga merupakan bentuk
ataupun rangka rumah, kapal, gunung, lajangan dan aneka ragain
bentuk2 jang lain.
Lh°k taloè (rangkaian tali) seperti ini sangat rumit untuk mem
buka kembali karena pilinan2 tersembunji dan puntja2 tali jang dirahasiakan.
Meiepaskan kembali rangkaian2 tali jang rumit dari untaiannja jang tersembunji itu düakukan sambil memainkan badan dengan
gerak tari, dan talipun lepas sedjengkal demi sedjengkal, sehingga
usai seluruhnja.
Apabila tali telah terhampar kembali seperti semula, babak kcdua dianggap selcsai dan disinilah terletak kekaguman para penonton jang melihat kemahiran sesuatu kelompok ratóih duèk.
Pada achir pertundjukan lazimnja para pemain jang sedjak tadi berdjumlah antara 50 sampai mendekati ratusan orang menghentikan semua gerak aktifnja dan tinggal diam tanpa peranan apapuri
lagï.
Tinggallah seorang sadja diantara mereka jang menjelesaikan
babakan terachir dari pertundjukan ini. Ia dengan sadjak2 jang diiringi tarian mengutjapkan dialoog mengenai persoalan jang pelik2.
Kelompok jang dianggap djuara didalam tunang (pertandingan) ini ialah jang sanggup memetjahkan soal2 jang diadjukan
oleh kelompok lawannja dan mampu menampilkan seni merangkai
ö
tali jang pelik2.
Djawaban2 jang diberikan dengan lagu jang merdu tambah menarik dan meningkatkan nüai kemenangan mereka.
Didalam pertundjukan ratPh duèk, sering pula pemainnja meinerankan sesuatu lakon indah misalnja keahlian meliukkan tubuh
sampai2 kepala merendah kebelakang, memungut sesuatu benda dengan mata, mcngambil uang ketip (sedjenis inata uang sangat tipis)
dengan mulut, dan aneka ragam kemahiran jang lain.
KAP AI DABöH
Rapai daböh adalah senitari kesaktian jang menakdjubkan,
telah digemari di Atjeh sedjak abad ke-lX, dan selalu diper-
"undjukkan ididalam keramaian2 ataupun upatjara adat dan
pesta gembira.
— 15 —
Jang disebut rapai ialah sedjenis rebana besar jang^dipukul dengan tangan, dan daböh berasal dari bahasa Araib "dab
bus", jani sedjenis sendjata
dan besi runtjing dan bun
dar hulunja,
pandjang kira2 setengah
djengkal, ben
tuknja sebesar
telundjuk.
daboh (awak
dabus), masing2 dengar
sebuah rapai
dipimpin olel
seorang ahli
jang disebut
„kalipah",
jang memilik
ilmu
kebal tak mempan sendjata, ahli nia'rifat besi, sehingga ber
kat mentera2nja, sendjata2 tadjam jang ditikamkan ketubuh
nja mendjadi bengkok aitaupun ,patah dua.
Djika sesekali ia mengalami luka akibat tusuka'n2, dengar.
sertamerta dapait disembuhkan seketika setelah ia nrengeluh
lukanja itu dengan telapak tangan.
Tjara meniainkannja : Aneuek daböh memukul rapai bersama2 dalasm posisi duduk berdjadjar bersendel bahu atau
membentuk lingkaran2 rapat.
— 16 —
Keiika rapai mulai dipaJu, kaliphah bangkit berdiri, madju
ke-tengah2 para pemain sambil melakukan gerakan2 tari setjara tekun mengikuti irama rapai.
Dengan besi dabns jang tcrge.ngg.un ditangannja ia meiontjat2 mengikuti irama rapai sambil mengutjapkaa do'a2 dengan suara keras muiukik. Dan bila suara rapai membahana
gemuruh dan tarian kaliphah seperti kesurupan, maka iapun
mudailah dengan kesak'iannja, menikam2 piha dan perut sam
bil me-lontjat2.
Sering djuga dipergunakan rentjong, dan rentjong inipun
akan bengkok ataupim patah seielah ditikam berkali2 dirubuh
kaliphah.
Kaliphah memainkan djuga kesaktian jang lain, seperti
melilitkan rantai besi panas keleher, badan ataupun pinggang-
— 17 —
nja, mcimukuli d i r i beruntun2, b l ö h apui (menari dalam unggun
api), menimpakan batu dikepala dan lain2.
L a z i m n j a pertundjukan rapai d a b ö h dilangsungkan malam
hari.
K a r e n a kesenian ini merupakan pertundjukan kesaktian,
maka para pemainnja tidak boleh menjombongkan diri ataupun angkuh dengan kepandaiannja itu, dan d j i k a pantangan
ini dilanggarnja
sering terdjadi malapetaka, kaliphah djatuh
b e r k u a h darah.
Rapai d a b ö h tidak pernah dipertuitangkan.
/
,
RAPAI
PULOT
ö u d a h ber-aibad2 l a m a n j a R a p a i Pulot merupakan pernuiiiian rakjat j a n g digemari. d ü a k u k a n oleh 15 saropai 20
urang pemain p r i a .
Aiat j a a g dipergunaka; a i a . i i ^ p a i
(rebaaaj, seragam
badju seragam dan tjelana serba putih, sedang b e b é r a p a o r a n g
j a n g tertua bertengkulok s u l e r a duduk dibahagian belakang.
P a r a pemain dibarisan depan duduk berdjadjar sedangkan
dibagian belakang kadang2 duduk berleret atau membiniiuk
Hngkungan, masing2 dengan sebuah
rapai, sedangkan T j c h
m e n g a m b ü tempat di-tengah2.
Permainan dimulai dengan lagu2 ( r a t ö h ) oleh T j c h , htiupa salam perkenalan j a n g diikuti bersama oleh pcmain2 dan
settuana .dengan bunji rebana, kemudian dila.;dj>utkan babak
demi babak.
R a p a i Pulot sangat tjepat mempengaruhi penduduk, üisebabkan suaranja j a n g amat njaring, bi&a ditlehgar oari d ja rak
cljauh.
K e i n d a h a n j a n g menarik d a r i R a p a i Pulot ialah pertuni j u k a n akrobatik dan keahlian membentuk l i n g k a r a n bersambung2 antara p a r a pelakunja. D j i k a 4 atau 6 orang pemain
sudah berdiri dalam suatu l i n g k a r a n . j a n g
lain n a i k diatas
nereka, mendjungkir kepala kebawah, m e l i u k 2 k a n badan dan
raangeb3t2kan
tali dengan membentuk bangunan2 jang menarik
l a n kemudian menggantikanr.ja dengan kemahiran senam.
T i a p 2 babak R a p a i Pulot berlangsung setengah djam lamanja dan sering2 b a r u selesai p a d a pagi h a r i .
D i s a m p i n g R a p a i P u l o t , R a p a i D a b ö h , terdapafr pula R a p a i
T'usè atau nama2 l a i n menurut istilnh setcmp-v.. Permainan dan
ins"rumen2 j a n g dipergunakan tidak berbeda banjak.
— 18 —
PHó atau BINEUEH
Pho atau bineueh sedjenis senitari jang dimainkan dengan
iringan ]agu2 merdu dari sjair2 perdjuangan, Agama dan sa
djak2 roman jang menairik.
Para pemainnja jang disebut "bineueh" (berasal dari bahasa Arab, banat, gadis, binoè) terdiri dari wanita2 muda sebaja.
Mereka bergerak melangkah2, melenggang dengan irama
lemah gemalai jang mempesona, düringi suara2 dara jang empuk dan lembut.
Salah seorang diantara mereka adalah Tjéh, jang memimpin permainan.
Permainan ini düakukan oleh 10 atau 12 orang puiteri, dan
disamping Tjéh terdapat seorang atau lebih Aneuek Tjahie jang
berperan selaku pendamping Tjéh.
— 19 —
Puteri2 penari berpakaian seragam wanita Aijeh dengan serba kelengkapan perhiasan, muiai dari bewtuk saaggul
chas wanita Atjeh dengan hiasan buinga rampai dan aneka kernbang, saanpai kepergelangan kaki dengan lüitan gelang jang
membuat betis2 mereka lebih indah dan mempesona apabila sesekali udjung tjdananja jang longgar tersinlgkap karena gerakan2 tari.
Ratóh, jakni sadjak2 jang memgiringi tari ini diutjapkan
dengan suara lembut meraju dan apabüa meaanidjak pada puntjak kemesraan terdenganah aaunan jang mendehjut2 seperti
menghimbau.
Tari Phó atau bineueh dimulai dengan utjapari salaan kepada para hadinn, baru .kemucuan diianaju.dtan dengan berba
gai isadjak pilihaa lainnja.
Sadjak2 ini biasanja terdiri dari serangkaian kisah jang
pandjang, tetapi Udak mendjemukan, karena suara jang mengutjapkan dan lagu2 jang dibawakan silih berganü dan esmpuk
meraju.
Salah satu njanjian dalam Tari Phó atau Bineueh ada
lah sebagai berikut :
Adê2 Simalelang, bukon sajang, malelang mak
Adê2 simadión, peulheueh apón, madio-n mak.
Tjok gatja meutudjöh bak
gatja tapak, malelang mak
Tatjok gatja meutudjöh n
gatja phön, madiön mak
6
Tatjok gatja meutudjöh tangké
gatja uké, madiön mak
Taslê keubue putèh talak
Tabóh gumnbak, malelang mak
Tasiè keuibeue diteungoh blang
Takoh andam, madiön mak
O, bineueh lón balèk laên
Putèh litjên seu-ó& beurata.
:
— 20 —
DIDONG
Suatu djenis permainan rakjat bernama Didong terdapat didataran bagian Atjeh Tengah, lazimnja berlangsung semalam suntuk jang
inendapat kundjungan ramai dari peududuk jang tekun mengikuti
babak demi babak pennainan tersebut.
Dalam tiap2 babak, biasanja didong menampilkan sebanjak 30
sampai 50 orang pemain jang dipimpin oleh seorang Tjèh jang tjendekia, menguasai technik dan djiwa pennainan dengan mcniialam.
Pemain2nja bernjanji bersama2
sambil bcrtcpuk2 tangan dengan iringan gerak tarian.
Tjerita2 jang diungkapkan mudah dipahami dan sangat menggairahkan karena dinjanjikan dengan suara merdu bersama2 dan
ditingkah dengan tepuk;m2 tan'gan sambil diselingi dengan tarian jang kotjak.
Alat bunji2an jang dipergunakan terdiri dari gong, tjanang, gegedam, (sedjenis tambur), ketjapi, scdjenis gambus dan serunai.
Musik jang membungai sadjak2
dan tari dibunjikan denga^
tempo berpadanan sehingga mcndjclmakan gema jang seronok.
M u l a i babak permulaan hingga penutup, gerak tiari dan irnma
sadjak jang harmonis tidak pernah mrmbosankan penonton.
Umumnja kisah2 jang diutjapkan ialah tjerita2 klasik, dongeng2
masa dahulukala jang mengandung tamsil ibarat berfaedah, seperti
misalnja tjerita tentang Malem Diwa dan Puteri Eungsu, Kisah Pnteri Idjö, Riwajat Batu Belah. kisah2 keperwiraan rakjat menentanc
angkara, tjerita perdjuangan dan lain2 sebagainja.
Pakaian jang dipakai pemainnja ialah seragam rakjat Gajo atau
pakaian Alas asli. terdiri dari ,,opoh dierak", badju bertabur dan
rentjong tersisip dipinggang, dilengkapi variasi2 berupa tahik herbunsra aneka warna dan sebagainja.
Didong tidak hanja dimainkan oleh pria, akan tetapi dilakukan
oleh kaum wanita dengan gaja jang tidak djauh berbeda.
Apabila terdapat lakon2 jang pandjang dan tidak selesai semnlam dua. bisa berlangsung sampai semïnggu lamanja sampai tjerita
tamat.
Kisah Malem Diwa dan Puteri Bungsu telah berabad2 lamania
merupakan legenda bagi masiarakat sotempat. bahkan onvnc2 di T a nah Gajo dan Alas sampai sekarang dapat memperliliatkan hebei aria
djedjak dari peristiwa tersebut.
V p e r t i dïusa seudati. didong kadang2 dipertandinpkan din"r»
diantara Tjèh2 jang tertamuka.
L.
—
2i —
:
G R I M P H è N 6
Permainan Grïmphèng 'eraf sekali pertalian sedjarab ,pertumbuhannja dengan Rapai Pulot, dan tj&ra melakuktinnjapun
hampir bersamaan.
Ratóh (sndjak) jang mengunsuri Grimphèng bertbetna
hüjuran2 jang menjegarkan, disamping merupakan selaku media dakwnh dan mentjela hal2 jang dianggap tidak baik.
Pemainnja terdiri dari prïa sebanjak 20 orang. Mereka duduk berleretan dalam dua saf masing2 terdiri 10 orang, menggunakan pakaian seragam putih, lambang kesutjian dan ber
selempang merah, sedangkan seorang diantaranja. Tjch ( p mimpin) memakai selempang kuning.
Alat2~ jang dipergunakan ialah rapai (rebana) jang sama
ij''ntuk -dan besarnja.
; '.
Pennainan dimulai dengan mendjuruskan tangan kedepaii,
ktunudian melenggokkan badian kesamping kiri dan
ten
stitjara serentak. Seterusnja dilandjutkan dengan pejnukulan
rapai diiringi lagn2 (ratóh), seteJah lebih dahulu meanjberi
sa lam.
Grimpbciig kadang2 berlacgsung hingga pagi hari • ng; a
aneka-djenls sadjak atau lagu ditampilkan ber-ganti2.
— 22 —
S A M A N
Saman düangsungkan pada upa(tjara2
.nerupakan permainan jang digemari.
riang gembira dan
Dalam upatjara2 perkawinan, keramaian, dan upatjara2
-,oat, Saman merupakan pertundjukan tradisionil.
Saman, berasal dari perkataan Arab : Saman, samaniah
atau delapan, dimainkan o.eh 8 orang pemain atau kadang2 lebih. Nama lain jang melengkapi kesenian ini disebut Saidan, Ra
ióh dan Djungek.
Permainan idipimpin oleh seorang
pengapit (pembantu) nja.
Tjèh dengan 2 orang
Niilai seni jang menondjol dari permainan ini ialah kegesitan gerak, ketangkasan merangkai tali kemudian melepaskannja kembali, keahlian memain2kan benda ditangan dan senipantun jang diutjapkan.
Ratóh (ujanjian) jang mengiringi permainan saman terbagi dblam 3 bahagian, masing2 disebuu Saidan (pembukaatjara), utjapan selamat dan perkenalan jang disebut Saman
dan kisah2 mengenai bermafjam peristiwa jang disebut Ratóh.
Susuïian penari terdiri 2 baris, dan umumnja dilakukan
setjara duduk bersila dan berdampingan.
Pemain2nja memakai pakaian badju kaos putih berlengan
pandjang, tjelana pandjang hitam, teungkulök (destar) dan hiasan2 manik pada kain jang menghiast ïeher ataupun badan.
Selain: para pemainnja, dalam pertundjukan ini terdapat
djuara2 jang berdiri dibelakang, jang menggeiorakan semangat para pemain.
— 23 —
TARI PEUDEUENG
Tari Peudeung, artinja tan pedang, jakni suatu keahlian ketangkasan „meutangkeh peudeueng" (menangkis pedang) jang lazurinja dipertundjukkan dalam upatjara2 adat di Istana Radja2 atau dikediaman pembesar2.
Pemainnja tidak hanja tangkas, tetapi djuga memiliki kekuatan
batbin berupa do'a guntji peudeueng (do'a kuntji pedang), dan biasaaja terdiri dari panglima2 ataupun pahlawan2 jang tjampin dan
berani.
Permainan ini asal mulanja dimaksudkan untuk meningkatkan
ketjekatan rakjat menggunakan sendjata bila terdjadi sesuatu peperangan.
Permainan jang digemari rakjat ini düakukan oleh 2 orang pria
jang dnringi dengan pemukulan gendang, tjanang dan tambur, ditingkak2 bunji suling jang seronok.
Melakukannja harus dilapangan terbuka pada waktu siang han.
Puntjak permainan jang menarik ialah ketika pemainnja menebaaag pohon pisang jang ditegakkan. Batang pisang ditebang berkali2
sampai putus, tetapi tidak rubuh karena tebangannja merata, sehingga tetap berimbang. Batang pisang jang telah ditebang itu kemudian
cfitolak oleh pemainnja dengan udjung pedang, barulah rubuh berkaparan.
Pemainnja memakai pakaian panglima perang berwarna hitam,
badju berlengan pandjang dan tjelana paha gadjah, teungkul°k dan
iiat pinggang berwarna-warni.—
— 24 —
GURU DIDONG
Goru Didong sedjenis senitari chas masjarakat Gajo di Atjeh '] 'engah jang tergolong sebagai salah satu tari-adat jang selalu menjeitai kesemarakan tiap2 upatjara.
Tarian adat ini tcrdapat semendjak zaman dahulukala, merupakan atjara2 jang melengkapi tiap2 upatjara perkawinan.
Pelakunja terdiri dari seorang penari adat jang mahir dan banjak menguasai selukbeluk adat-istiadat jang bertalian dengan upatjara2 malam pengantin. Dia dalam tariannja jang mengasjikkan
berperan dengan gerak dan tingkahnja selaku perantara antara mempclai lclaki dan mempelai wanita dan merupakan pcnghubung antara pengantin dengan para budjang dan_gadis2 jang menjertai peralatan.
..- , A.V
n
-
1
Disamping itu Guru Didong merupakan pula sebagai penjambung lidah dari pihak tuan rumah terhadap para tanrn, jang pengungkapannja düakukan dengan gerak tari dan njanjian- merdu.
Tarian ini mendapat tempat chusus didalam hati masjarakat
Gajo, dan selain keindahan gerak berirama jang ditarikannja, djug.j
terdapat sadjak2 jang mengandung pengertian feermutu tintrgi:
fi ..
. K -,
— 20 —
LAWEUET
G e r a k t a r i d a n i r a m a njanji b e r p a d u mendjadi satu d i d a l a m
permainan
laweuet; j a k n i
sedjenis
permainan
jang
düakuk a n chusus oleh p a r a w a n i t a sebaja bcrusia a n t a r a 20 — 30 tahun,
berdjumlah 8 orang.
L a w e u e t atau kadang-kadang
dibeberapa tempat disebut p u l a
seudati inong m e r u p a k a n p e r m a i n a n j a n g l e m a h lembut, sopan dan
kadang2 mederap lintjah telah d i g e m a r i sedjak berabad2 j a n g lalu.
Bentuk, g e r a k l a k u , lentun i r a m a dan liuk lunglai tubuh2
pem a i n n j a m e r u p a k a n p a n t j a r a n 2 kelembutan, d a n ketenangan
lebih
menondjol d a l a m p e r m a i n a n i n i , sesuai dengan k o d r a t d a n sifat w a n i t a j a n g m e m i l i k i t j i r i 2 pesona tersendiri.
D i d a l a m p e r m a i n a n seudati, p a r a
pemain m e m u k u l dada sekcras2nja h i n g g a m e n d e r u k a n suara j a n g g e m p i t a ; tetapi sebaliknjn
d a l a m p e r m a i n a n laweuet oleh wanita2 A t j e h i n i gerak jang d e m i k i a n tidak d ü a k u k a n .
D i d a l a m p e r m a i n a n laweuet d a d a mereka jang berbentuk sep a s i h g i n d c r a j a n g amat peka terhadap sentuhan2 tidak pernah d i st ntuh2.
Pcngganti tepukan dada, pemainnja menepuk pinggul masing2'
d a n pinggul2 j a n g p a d a t i t u p u n berhasil djuga m e n i m b u l k a n gema
jang amat sahdu d a n m e n a w a n perasaan penonton jang sebahagian
besar terdiri d a r i k a u m p r i a , terutama j a n g m u d a 2 .
M e r e k a t a m p i l dipentas d a l a m p a k a i a n A t j e h asli dengan k o m binasi j a n g mengasjikkan, berhiaskan aneka w a r n a sulaman benang2'
emas d a n b c n a n g perak j a n g disusun berupa bentuk bunga2an. b u rung2 d a n motif2 A t j e h lainnja.
Dipinggang
masing2 sebilah rentjong
sebagai l a m b a n g . kebcra-
n i a n d a n t j i r i rakjat A t j e h .
Sedjarah telah mengatakan kepada k i t a , d i d a l a m tiap2 situasi
b a i k k e k a l u t a n m a u p u n b i l a terdjadi
peperangan
dengan bangsa
a s i n g . w a n i t a 2 A t j e h tamipil d i m e d a n perang bersama2 k a u m p r i a
d a n b u k a n dibelakangnja.
D i k e p a l a p e m a i n laweuet j a n g bersanggul lebat berhias lilitana
— 26 —
tcngkulök (destar sutera) tenunan Atjeh dengan bentuk variasi menank dan sehelai sapu tangan sutera ditangannja.
Salah suatu djenis sadjak (ratöh) romantis popuier jang diutjapkan para dara pemain laweuet berbunji :
Assalamu 'alaiköm hè teungku bandum
Lön mubri saleuem keu teungku dumna
Lön meungbri ranub ka hana bungköh
Gampöng l ö djeunöh lön teuka.
n
Bungong djeumpa meueh keumang siön-ön
Bungong sitahön keumang dji bunta
Meu-ah sjèdara bandum dèsja lön
Bak siseuen sithön meuteumeung mata.
Lön meungbri ranub ka hana baté
Han èk lön woe lé malam ka djula
Samböt teungku djroh rakan boh hatè
Siseuen njoè hasé tameusjèdara.
Sadjak diatas mengandung ungkapan perasaan dara penari terhadap para penonton, amat romantis dan diutjapkan dengan lentun
suara indah.
— 27 —
K A J U M E D A N G SENGIT
Lagu medang sengit adalah riwajat zaman purbakaïa, kisah sedjenis kaju jang hidup didalam hutan belantara, jaitu kaju medang
sengit.
Kaju medang sengit ditamsilkan sebagai lambang keangkuhan
jang tidak ada kegunaannja.
Sadjak2 didalam lagu ini dan amat terkenal ialah sbb:
E
kaju medang sengit
Medang sengit, medang sengit.
Kaju oja kenè utus
Usi è alus tebel len kulit
E
kaju medang sengit
Ditarah djangan, diketam peskit
Kaju oja kaul batangè
Uwahhè delé pelin supit
E
kaju medang sengit.
Kesenian ini chas terdapat di Atjeh bahagian Tengah, jang kajaraja dengan berbagai kesenian, baik senisuara, senisastra, dan aneka ragam kesenian lainnja.
Terdjemahan bebas dari sadjak diatas adalah :
E
kaju medang sengit
Medang sengit, medang sengit.
Bak kata kaju medang sengit
Parasnja halus, tebal kulit.
E
kaiu medang sengit
Diraut djangan diketam djangan.
Kaiunia berbatans besar
Banjak berbuah, tak ada isinja.
Sadjak2 diatas menggambarkan salah suatu scgi kehidupan manusia jang selalu membanggakan diri dengan kekajaan, kemegahan
ataupun ketampanannja, akan tetapi ia sebagai rnachluk Tuhan jang
-tjogianja harus mclctakkan diri sedcradjat dengan manusia2 lain,
tiadj pernah dilakukannja.
Tvrdjcmahan bcbasnja berbunji kira2 sebagai Ixyikut:
Aisalamu'alaikum hadirin sekalian
Sambutlah, sambutlah salani kanii semua
Sirih persaudaraan hendak kusugukan
Tetapi tidak terbawa,
Tinggal tcriupa dikanvpungku, djauh disan.i.
Tjempaka etnas kembang bcrMisun
Kini,
Musim niekar bunga setahun
Karenanja, maafkan daku, maafkan daku
ÜL-mi tahun,
Baru kini kita bertatap pandang.bertenui niuk.t
f
Jiendak kubcrikan sckapur sirih untukinu.
Oh, aku üada tjerana.
Naxaua bcgitu:
Sambuüah salani rnesia ini
Salam persaudaraan antara kita.
S.dani prrsaudaraan antara kita.
— 29 —
MEUSEUKAT
Meuseukat auu Katcb Mcuscukat ialah sedjenis seni suara dengan iringan gerak badan bcrirama.
Ratèb berasal dari bahasa Arab, jakni ratib; dan meuseukat' berasal dari kata2 sakat,* jalttf diam. la nwndjelma'dalam'.baituk kesenian scmendjak abad ke-XIX Maschi.
Sakat atau diam jang dimaksudkan dalam kesenian ini merupakan suatu tjara untuk mengarahkan para hadirin, wanita2, terutama didalam jx;ralatan2, supaja memusatkan pikiran dan djiwaraga
memudji kebcsaran Tuhan dengan mengalihkan mereka dari kebïasaan mempertjakapkan hal2 jang tidak bermanfaat.
Didalam ratib jang düakukan dengan suara merdu dan lagujaag seronok, mereka mengutjapkan sjair2 pudjian kepada al Uialik ataupun membawakan sadjak2 mengenai achlak serta budi pekcrti dengan variasi gerakan2 badan. tangan dan kepala setjara lemali
occmalai.
I
— 30 —
Didalam upatjarai para wanita ber „sakat" diruang tentfah rumah (djurec,
djnai). ' ' ,Ml
daJ3
f
Ratéb Meuseukat dimulai dengan utjapan salam bersama2 sepandjang 5 sampai 12 bait, kemudian dilandjutkan dengan sadjak2 piJihan seperti seulaweuet (salawat), kisah Hasan Husin (tjutjuanda
Nabi Afuhammad s.a.w.) pendidikan dan lain2 sebagainja.
Permainan düakukan oleh wanita2 jang tidak terbatas banjaknja, tetapi sekurang2nja 10 orang dan dipimpin oleh seorang Tjèh.
Mereka berpakaian kebaja lengan pandjang, tjelana pandjang,
kain sarung, tanpa selendang tetapi memakai kudung.
— 31 —
BIULA.
Sedjenis alat musik jang mirip viool merupakan instrumen utama dalam pennainan ini. Apabila pertundjukan biula dimulai, pelakunja dengan tenang mulai menggesek2 biula jang memmbulkan suara lembut dan merdu, untuk kemudian berdjendjang naik menimbulkan irama njaring dan seterusnja apabila berada pada puntjak
permainan, biula memantulkan suara jang menukik2.
Gesekan biula senantiasa diiringi dengan njanjian2 jang menampilkan aneka ragam lagu2 Atjeh jang digemari_ pendudu
kan dengan lagu merdu oleh pelakon2nja jang bersuara lembut dan
seronok.
— 32 —
Jang dibawakan dalam pertundjukan ini terutama Iagu2 jans
mengisahkan pertjintaan, baik kisah2 asmara radja2 dimasa dahulukala maupun pertjintaan rakjat biasa.
Karena kisah ini disusun berupa rangkaian sebuah tjerita dan
dibawakan dengan gaja jang menarik, maka para penonton seakan2
terbawa larut dalam lakon jang disaksikannja.
Tcmpik sorak penonton pasti membahana
apabila diutjapkan
salah satu kalimat romantis dari peristiwa kehidupan seorang remadjj
dengan djedjaka.
Disamping kisah2 pertjintaan, dalam pertundjukan biula dipcrsembahkan pula sadjak2 perdjuangan, kisah2 sedjarah dan djuga
penerangan2 mengenai ibadali.
Pennainan biula tidak memerlukan instrumen banjak, tjukup
terdiri dari sedjenis alat scrupa viool dan bila perlu ditambah d r n c a »
alat2 pelengkap lainnja dan tidak memerlukan banjak pclakor:.
.•
- 3 3 TARI
ANJUNG.
T a r i Anjung sedjenis
senitari masjarakat
ngah jang sangat digemari.
Gajo di Atjeh Te-
Tarian ini, seperti djuga Guru Didong, tergolong sebagai tarian
adat jang düakukan didalam upatjara2 perkawinan.
Tari adat ini diperankan oleh pcngantin pria dan mempelai wanita didalam saat2 mereka scdang berada dalam upatjara malam
pengantinnja.
Antara kedua pengantin jang melakonkan tari adat ini pada hari2 sebclumnja tidak pernah bertemu dan berpandangan muka, sesuai dengan tradisi masjarakat Atjeh jang tidak mcmbenarkan berlangsungnja perhubungan bcbas antara pria dan wanita, sungguhpun sudah bertunangan sekalipun.
Setelah selesai upatjara nikah barulah keduanja bertemu. dan
mereka dibawakan ke „andjung" untuk upatjara tarian adat tersebut
Upatjara perkawinan mentjapai puntjak meriah dan scmaraknja tatkala T a r i Anjung dilakonkan oleh kedua mempelai.
Bajangkan betapa indahnja suasana apabila tarian ini ditampilkan, dimana pengantin2 jang masih bersikap segan diliputi perasaan malu harus tampil ditengah2 kerabat dan para tamu untuk
menunaikan tarian adat.
— 34 —
G E U N D R A N G
Disamping suléng, bangsi, hareubab, tjanang, rapai, gong,
geunta dan sebagainja, geundrang merupakan permainan jang
umat digemari rakjat Atjeh.
Didalam berbagai keramaian atau upatjara.2 riang gembira,
geundrang merupakan permainan jang djarang ditinggalkan.
Peranan jang menondjol dari permainan ini ialah suaranja
jang njaring menggempita, gemanja terlalu djauh mendjangkau djarak.
Pesta2 keramaian, pasar2 malam jang tiada disertai pertundjukan geundrang sepi sekali, dan sebaliknja apabila terdapat permainan ini maka penduduk seperti dihimbau2.
Telah merupakan tradisi di Atjeh, apabila pada malam
hari diadakan keramaian, maka sedjak petang geundrang_ sudah dipalu terus-menerus untuk menghimbau pengundjtuig
datang beramai2.
— 35 —
Pemain geundrang lazimnja empat orang, dua diantaranji
pemukul geundrang besar, seorang pemukul geundrang ketjil,
jang disebut geundrang ana' (ana', maiksudnja pen ata selingin ditjelah2 derum gendrang besar) dan seorang lagi peniup
seurenê (serunai) dengan memanjulkan: suara njarinig jang memekakkan dalam irama2 riang gembira.
Sebagai variasi di-tingkah2 pula dengan berbagai pantun
dlan sadjak, baik berthema perdjuangan,
uraian mengen'ai
Agama ataupun kisah2 roman pertjintaan.
Dalam upatjara. amar peiigantin, geundrang dipalu didalam sebuah seueng (bangsal) dipekarangan rumah, dan ketika
pengantin diarak be-ramai2 kerumah mempe.ai perempuan.
geundrang mengiringinja.
Dalam upatjara2 sunat rasul atau untuk meiepaskan kaul
sering Oipertundjukkan geundrang, dimainkan dipekarangan
rumah, kemudian mengiring anak2 jang akan disuniatrasulkan
berkeliüng kampung.
Pemain2 seluruhnja terdiri dari pria, dan bila ada lakon
jang harui düakukan oleh seorang wanita, peranan inipun
dirangkap o.'eh pemain pria, kadang2 dengan memakai pakaian
dan perhiasan jang mirip seorang wanita.
— 36 —
TARI TURIJN K U L U T
Suatu tarian T a n a h Gajo, A t j e h Tengah, T a r i T u r u n K u
L u t (turun kelaut), mempertundjukkan pesta nelajan tradisioniï
setiap m u s i m dizaman K e r a d j a a n A t j e h dahulu.
K i s a h pengiring tarian ini i a l a h mengenai hidup kekeluargaan, gotongrojong, saling bekerdja sama dalaan setiap kegiatan masjarakat, j a n g diuhgkapkan dengan sadjak j a n g seronok.
K i s a h itu m e n g o r a i k a n proses hidup .para nelajan, sedjak
membuat perahu dari k a j u meudang djeumpa sampai - \<^>
dan k e m u d i a n mem,pergunakannja sebagai alaj mentjari nafkah
berikut djnla dan d j a r i n g sebagai kelervgkapannfa.
Sadjak2 j a n g dinjanjikan d a l a m tarian ini bcrbunji :
Entah kite berdediang
K a d a n g k a s é demu uwahni katjang
Ringkei kampung wan ijölaö
E n t a h kite berkekede
K u K e l i t u a r a medang djempa.
Itengkah2 k a j u itengkah
Ibelah2 kati k i n perahu
lenjas2 perahu ienjas
K a t i limus kati belangi.
Ipat2 perahu ipat
K a t i mampat kite bergule.
M a j ö 2 k u w a n perahu k w ö b é w c n m u
K u K e l i t u kite m a l é b e r g u l é .
Ikajuh2 perahu i k a j u h
K a t i beluh kite b e r g u l é
U w e l 2 mudjempak djele
Djele i s e m p i k w a n L a u t k o l a k
K a t i musapat g u l é s i d e l é .
Isempak djele isempak k u laut sikolak
B u g e k a t i musapat g u l é si a r a .
Iuwet g u l é s i k o n a
Sara2 k u w a n perahu.
Ikajuh2 perahu i k a j u h
Kati b e l u h u l a k m i kite.
T a n g k u h ari w a n perahu
K a t i b é w é n m u dabuh m a n i r u
Ilangko r a r a k u d e r e t s ö .
K a t i b ê w è n m u dabuh munirti
U l a k 2 kite l ü a k
A t e ê galak ulak bergule
— 37 —
At'tinja :
Maxi kita bertamasja
Mungkin bersua buah katjang
Kebling kampung waktu sendja.
Mari kita berdarmawisata
Di Kelitu ada kaju meudang djeumpa.
Kaju dikaanpak2
Semoga mendjadi perahu
Diketam halus kerahuku
Supaja elok menarik hati.
Dipahat2 perahu döpahat
Semoga ikan daipat terdijerat.
Mari mari keperahu.
Ke Kelitu kita mendjala.
Dajung2 perahu dajung
Mari kita mentjari ikan
Mari bangkit, rebarkan djala
Djala ditebar kelaut luas
Agar mendapat ikan jang banjak.
Tebarkan djala kelaut raja
Semoga ikan banjak terkumpul.
Pungut semua ikan jang kena
Satu satu kedalam perahu.
Dajung perahu dajung
Do'akan selamat kita kembali.
Meminggir kita kepantai
Hilangkan sedjuk menggigil
Berdiang diunggun bemjala.
Pulang, marilah pulang
Mentjari ikan berhati girang.
_
38 —
D I K è
Dikè, berasal dari perkataan zikir dalam bahasa Arab, merupakan 'sedjenis seni suara jang diutjapkan beramaï2 oleh para hadirin setelah salah seorang atau iebih membawakan radat (pengantar dikè) lebih dahulu.
Setelah pemibawa radat mengutjapkan pengantar2 singkat dengan bermatjam2 irama lagu, lalu disahut bersama2 oleh
hadirin dengan lagu jang serempak, sehingga kadang2 gemuruh dengan asjik sekali.
Upatjara ini laz'mnja düakukan didalam upatjara2 kervdu- kematian, peralatan2 kawin dian sunat rasul, atau dimeunaah2.
?
D
Hampir tidak pernah terdjadi dikè dimainkan ditempat2
terbuka seperti pertundjukan2 jang lain. Kebissaan ini erat sekali sangkut-pautnja dengan s fat daripada dikè sendiri jang
berarti zikir, jakni njanjian bersama jang berisi pudji2an kepada al Chalik ataupun kisah2 jang menjangkut adjaran agama.
;
— 39 —
Adakalanja sebagai variasi didalam dikè dilakonkan k i sah2 jang tiada hubungannja dengan soal agama, tetapi ditam^dkan thema2 jang berisi pendidikan atau tamsil ibarat jang
berguna dalam keliidupan seseorang, duniawi dan achirat.
Memainkan dikè bukan dengan sedjenis lagu sadja, tetapi
berpuluh2 matjam irama öapat dipergunakan, lebihS apabila
pembawa radat dikè terdiri dari örang jang ahli dalam kesusasteraan dan menguasai, :pengetahuan. agama atau masaalah2
umum setjara luas.
— 40 —
NAS
ir
Salah satu djenis seni sasfra Atjeh ialah Nasip.
Seniman Nasip adalah orang jang berbakat sas trawan
disamping suaranja jang merdu dan mampu menguasai berbagai tjabang pengetahuan umum.
Seorang Tjéh mengisahkan sesuatu peristiwa dengan lagu
jang merdu, dan pada bait2 tertentu ia meliuk2kan suaranja.
setjara mengasjikkan sehingga menimbulkan tepuk sorak pu>djian dari para pendengar.
Apabüa Tjèh pertama selesai bemasip dalam suatu babak,
maka Tjch seorang lagi menjambuuvja dengan kisah2 jang mirip dengan kisah Tjéh terdahulu.
Dalam babak selandjutnja, Tjéh pertsma dipersilakan lagi untuk mengisahkan sesuatu .peristiwa lain, dan selesai itu,
Tjèh kedua menjambut lagi dtengan kisah2 jang lain.
Pu.itjak daripada peitandingan Nasip ialah ketika Tjéh
pertama menguraikan sesuatu kisah, kadang2 berupa tek^teki jang pelik jang harus mampu dkljawab oleh Tjch lawannja
setjara tepat.
Kemudian Tjèh kedua mengutjapkan pula kisah2 jang pelik, tintuk didjawab oleh Tjch pertama.
Disin'ilah terletak keindahan seni Nasip. Karena riwajat,
uraian dan soal djawab didalam Nasip düakukan dengan k. a2
bersandjak maka setiap seniman Nasip adalah orang jang memiliki keahlian sastra Atjeh disamping kemahiran
m?njusun
rangkuman sadjak demi sadjak dan harus banjak menguasai
setiap persoalan.
Pembantu Tjèh jang mendampingi Tjèh merupakan peanoeri bahan büa Tjèh tidak mampu menjelesaikan sesuatu djawaban dan sering pula dia bertmdak mengambil alih sesuatu
babak apabüa dianggapnjn Tjch sudah terlalu lelah ataupun ku
rang lantjar didalam pcranannja.
Nasip tidak merupakan soal djawab sadjak serangkum demi serangkum akan tetapi djika seorang Tjch selesai mengulaikan sesuatu masaalah hingga selesai jang memakan waktu
hampir seöengah djam hunanja, barulah Tjch jang lain menjanabutnja dengan menggunakan waktu jang hampir sama.
— 41 —
HADIH MADJA
Üitcngah2 penghidupan rakjat Atjeh sedjak zaman dahulu hingga sekarang hidup subur berbagai
peribahasa jang disebut Hadih
•Madja atau Narit Madja.
Hadih Madja atau Narit Madja merupakan rangkaian kalimat2
singkat tetapi mengandung arti jang padat dan djitu dengan tamsiian2 j a n g sangart mendaiam, sehingga ada diantaranja jang terlalu
pelik untuk dapat dimengerti oleh awam.
Tuturkata didalam upatjara2 adat, terutama jang menjangkut
adat peikawinan penuh diselingi dengan utjapan2 Hadih Madja jang
kaja dengan anekaragam variasi dan luas sekali pengertiannja, sehingga mempertinggi mutu dari upatjara2.
Kalimat2 dari Hadih Madja tidak difahamkan menurut tatabahasanja, akan tetapi ditafsirkan dengan pengertian jang tersirat.
Beberapa Hadih Madja kita terakan dibawah ini:
Hadih Hadja: Keubeue pok keunambam, Leumoë pok taloë.
Artinja :
Kerbau menanduk tambang, sapi menanduk tali.
-Maksudnja : Seseorang jang bersikap engkar terhadap sesuatu jang
mestinja harus diterima dengan wadjar.
Hadih Madja: Ban laku g e u p é h geundrang meunan tanari.
Artinja :
Seperti bunji genderang, begitu pula gerak tari.
Maksudnja : Seseorang harus menjesuaikan diri dengan suasana.
Hadih Madja: Lagèe aleue tan rantè.
Artinja :
Seperti lantai (bambubelah)
Maksudnja : Katjaubalau, tidak teratur.
tak terikat.
Hadih Madja: Lagèe geutjok gunong ateueh ulèe.
Artinja :
Seperti dipindahkan gunung dari atas kepala.
Maksudnja : Keiegaan, karena sesuatu masaalah pelik sudah teratasi.
Hadih Madja: Lagèe tjawan keureudja.
Artinja :
Seperti mangkok dalam peralatan.
Maksudnja : Seseorang jang tidak memelihara marwah diri, terombangambing oleh kcpentingan orang lain.
Hadih Madja: Panjang iku.
Artinja :
Pandjang ekor.
Maksudnja : Seseorang jang sombong atau serakah.
— 43 —
GEUDEUE-GEUDEUE.
Geudeue-geudeue atau disebut djuga Duè-duè ialah permainan
ketangkasan jang terdapat dibahagian Atjeh Pidie.
Disamping ketangkasan, gesit, keberanian dan ketabahan pemain
geudeue-geudeue harus bertubuh tegap dan kuat.
Permainan ini kadang2 menimbulkan akibat, karena ia merupakan adu kekuatan jang kadang2 mengerikan.
Tjara memainkannja, ialah seorang jang berbadan tegap tampil
diarena. Ia menantang dua orang lain jang djuga bertubuh tegap.
Pihak pertama mengadjak (tuëng) pihak kedua jang terdiri dari 2
orang supaja menjerbu kepadanja. Ketika terdjadi penjerbuan, pihak
perlama memukul dan menghempaskan penjerangnja (pok), sedangkan pihak jang pok (pihak kedua) menghempaskan pihak jang pertama.
Dalam tiap2 permainan bertindak 4 orang djuru pemisah jang
disebut „ureueng sèumubla" (djuri), jang berdiri selangseling mengawasi setiap pemain.
Permainan ini sering dipertandingkan antara kampung dengan
kampung dan kadang2 antara perseorangan jang berlangsung sore
ataupun malam hari.
Maksud permainan geudeue-geudeue ialah untuk peningkatan
ketangkasan dan pemupuk ketahanan djiwa supaja berani.
— 44 —
HABA
DJAMEUEN
Pada malam hari pcnduduk berkumpul dimeunasah2 untuk sembah:
jang berdjema'ah, kemudian mendengar kuliah2 agama dan trv.ngku2 (orang alim).
Setelah atjara2 pokok ini selesai, mereka duduk berbondong2,
sebahagian membatja hikajat kisah2 lama, baik jang berthema roman2 pertjintaan, sedjarah kepahlawanan, petundjuk2 tentang Agama dan lain2 sebagainja.
Disamping itu ada pula kelompok2 jang duduk berbei....
berscnda gurau setjara bebas.
an
Setelah selesai sembah jang 'isja mereka pulang kerumah
sing2.
ia-
Anak2 muda jang belum berumah tangga tidur dirneunas;
Hikajat2 jang mengatjarai \vaktu2 senggang mereka banjak terdapat di Atjeh, sehingga daerah ini terkenal pula dengan kekajaan
literaturnja.
Disamping hikajat, ditiap2 kampung terdapat ahli2 jang pandaj
bertjerita, jang mengisahkan peristiwa2 masa lalu, baik kedjadian2
j g sestingguhnjn maupun tjerita2 jang bersifat legende; dalam bahasa Atjeh disebut „haba djameuen".
Semua tjerita ataupun legende jang dikisahkan berthema pendidikan, keimanan, semangat satria, roman dan pula tamsil ibarat
jang berguna, terutama bagi anak2 muda dan kanak2.
Salah satu diantara haba djameuen jang terkenal di Atjeh ialah
kisah Srang Manjang, jang meriuajatkan
pendurhakaan six^rang
anak terhadap orangtuanja, sehingga ia mengalami malapetaka. mendjadi batu.
— 45 —
HIKAJAT P R A N G SABI.
Di-tengah2 ket j a m u k n j a peperangan dahsjat antara B e l a n i a dan A t j e h j a n g b e r m u i a pada tanggal 26 Maret 1873, tamp i l l a h seorang U l a m a s a s t r a w a n besar bernama T e u n g k u H a d j i
M u h a m m a d P a n t é Kiüti, j a n g kemudian terkenal dengan nama
Teungku T j h i k P a n t é K u l u .
Rebau mempersembahkan sebuah k a r j a n j a
j a n g besar
kepada rakjat j a n g sedang berdjuang, berupa tjiptaan sebuah
HUtajat P r a n g Sabi.
Hikajat tersebut apabila dibatja m a k a setrjara sertamerta
mentjetuskan njala semangau j a n g b e r - k c b a r 2 dan m e l a h i r k a n
gairah untuk sjahid d i d a l a m dada segenap pendengamja.
K e t i k a B e l a n d a menduduki T a n a h A t j e h , H i k a j a t P r a n g
Sabi disita dan penduduk diautjam hukuman apabila membat j a n ja.
Oleh karena ifulah m a k a naskah H i k a j a t P r a n g Sabi amat
baht memperolehnja sekarang, ketjuali j a n g tersembunji dipelosok2 desa.
H i k a j a t tersebut, j a n g bagi R a k j a t A t j e h merupakan tjeme.fi j a n g meletjut hati d a n semangatnja untuk berperang metntdju mati sjahid, terbagi dalam 4 buah k i s a h , j a k n i :
1.
2.
P
-t.
Kisah
Kisah
Kisah
Kisah
'Ainal Mardliah.
P a s u k a n Gadjah,
Sa'id Salmy, dan
M u h a m m a d A m in.
Semua k i s a h dituturkan dengan bersadjak jang amat
gi nilai sastranja.
Beberapa baris d a r i H i k a j a t P r a n g Sabi berbunji :
H a n t o m lón eue sigala n a n g g r o ë
Sibagoi njoë h é j a Saidi
"Ainal M a r d l i a h that s a m l a k o ë
D i j u b l a n g è t njoë tan na sabc.
Handjeuet s i k a l i t a n g i ë n g muka
L e u b u i m a t a lazat beureuhi
Handjeuet lón peugah sipheuet anggota
R a b b u l ' a l a njang meungeutahwi
Djibeudoh tjahja. h u ë m e u p u s é n g
H a n a bande sigala h a n g g r i
ting-
— 46 —
Habéh lön kalon sianeka
Lazat teuka djaroë gaki
Reubah lé sinan lön teuhanta
üjipot Imgka lé putroë ti
Djiseupreuek ië mawoë deungon 'athar
Bè sjeuruga 'adjib sikali
Po sainioinüë aum pot iingka
Kipah meutia intan meuduri
'Oh tröih mav/oë nibak badan
Njawong lön tuwan sang keumbali
Lön beudoh lé duëk teusimpan
Putroë intan kanan kiri
'Ainal Mardliah Putroë leunténg
Hana bandiéng sigala nanggri
Djiduëk rab lön sinan disampéng
Digeujiiréng ateueh keurusi
Djingiëng bak lön khém teuseunjom
Bibië ranom sang mtan pari
Sira djikheuen putéh lumat
Wahc dèlat majoh kami
Peunoh haté tröih ban had jat
Peunulang Hadlarat Tuhanku Rabbi
Djandji Tuhan Rabbul'ala
Neobloê hamba bak prang sabi
Kamoë njoë bandum darabarö
P r è h tjut lintö ateueh keurusi
Hé radja tjut meukat ngon Allah
Njang meutuah bak .prang sabi.
Njoë keu bulueng neubri lé Allah
Badaj pajah joh lam nanggri
Lön keu djud hé meueh mirah
K a neubrië sah uléh Rabbi
Untök ta-éh ngon don sa^at
Mentjhén lön that keusuami
Buka puasa euntreuk keunoë
Sadjan kamoë aiteueh keurusi
Meunan djikheuen putéh lumat
Suara mangat na ban bangsi
L6 tadjö lè ladju lö wa
Po djroh rupa lom djikheuen krië
Wahé teuengku peudeueng meutampök
Malam njoë trok ban njan djandji
Wahé teungku pajong nanggroë
ó
— 47 —
Seunang dönja njoë ka hana lé
Djak lam seueh prang dijak meukawén
Ngon putéh litjèn budiiari
Tuhan tori keugata sjeuruga indiah
Njang that luah lagi tinggi
Hingga sampoë bak padang prang
K a guransang hana sukrië
Djitadjo lè bungong keumang
Peudeueng panjang nibak djari
Abdö Wahéd pi ka sampoë
Meutuah samlakoë bungong pari
Samlakoë tjut that guransang
Muda seudang hana lheueh 1c
Watè pi aché 'ashar uroë
Ladjuë geuwoë bak isteuri
, M> Budiadari düm dipadang
Tjit ka diblang djibeurheunti
'Oh ban reubah muda seudang
Djimat ridjang deungon djari
Djimuëng ulèe djisampöh darah
Alhamdulillah, pudjoë Rabbi.
(Petikan dari naskah asli melahu
buku H.C. Zentgraaff : ATJEH).,
— 48 —
— 49 —
PERANAN WANITA
Riwajat Atjeh mengenal wanita2 besar jang memegang peranan
•dalam bidang politik, militer, pemerintahan, sosial, pendidikan, adat
dan pemerintahan Atjeh.
Wanita Atjeh tampil kedrpah mengendalikan Keradjaan pada
abad ke 17 seperti Sri Ratu Safiatuddin, Sri Ratu Nurul Alam, Sri
Ratu Zakiatuddin, Sai Ratu Kamalatsjah dan Laksamana Keumala
Hajati.
Politik luarnegeri Sulthanah ini tegas tak mengenal kompromi
dengan kolonialis dan susunan pemerintahan dimana perlu diperbaiki.
Malahan untuk menambah keuangan Negara, diadakan padjak
rumahtangga.
Nurul Alam pandai bahasa U r d u dan Arab, sehingga hubu
ngan politik dengan luar negeri bertambah lantjar, istimewa dengan
negeri2 Islam.
Ada Djenderal Laut seperti Laksamana Keumala Hajati jang telah
meuMxrlihatkan kemampuannja sebagai Admiral Wanita jang ulung
pada penghudung abad X V I . Agaknja Benua Asia belum mengenal
Admiral wanita sehebat Malahajati.
Didarat Djendcral2 Wanita berketjimpung dimedan perang ant a r a l a i n T j u t nja.k D ca, Tjut Meutia, Po tjut Asiah, Tjutpo Patimah,
i'otjut Meurah, Potjut Baren dan lain-lain.
Mereka dengan pakaian berwarna hitam, tjelana pandjang jang
praktis bergerak dimedan pertempuran.
Tjutnjak Dien mengembara dihutan, bergerilja, sampai ditawan
oleh tcnlera Beianda dan meniuggi»! dalam pembuangan di Sumedang
Djawa Barat.
Tjut Meutia gugur dimedan perang.
Potjut Asiah dengan suara lantang mengusir Belanda jang tjoba membantunja untuk membalut luka jang kena peluru. Dia lebih
suka tewas daripada mendapat bantuan lawan.
Potjut Patimah, isteri Tgk di Barat madju kedepan ketika suaminja kena tembakan. Belum sempat mempcrsiapkan diri, tembakan
kedua menembusi dadanja dan dada suaminja tahun 1912. Kisah
jang merawankan. Zentgraaff menulis: „Saja hanja hendak mengata
kan bahwa tiap2 bangsa, djuga bangsa Belanda, akan merasa banega djika dapat menundjukkan perbuatan para wanitanja jang menjamai perbuatan wanita Atjeh".
Wanita Atjeh mampu memberi keputusan tjepat dan bertindak,
tidak hanja dalam damai, lcbih2 dalam perang. Tahan menderita labir batin. Bertahun2 tak djumpa suami, namun ia tetap setia. Nasi
— 50 —
bungkus dan doa selamat diutjapkan bila suami bcrangkat Lamedan
djihad.
Anak jang tinggal dididiknja dengan
an kepahlawanan, sedjak dari ajunan.
dendang dan
njanji
Isteri2 jang ditinggalkan disawah dan dilesung padi incajani
kan doa bagi keselamatan suammja.
D o ida idang
Geulajang ka putoh taloë
Beureudjang rajek boh h a t é nang
Tadjak muprang büa nanggroë.
D ö ida idang
Bak keutapang ditengah nanggroë
' O h rajek gata hai uleebalang
Djak bantu prang radja nanggroë.
Djak kudödö, djak kudódö
Boh tuló ngon boh tjèmpala
' O h rajek gata hai teungku linto
Djak tjok djudö dalam ngaza.
— 51 —
P U S T A K A BAHASA A T J E H
Di Tanah Atjeh, selain bahasa Atjeh jang djuga merupakan
iahasa kesatuan daerah, terdapat bahasa Gajo, bahasa Alas, bahasa
Kluét, bhasa Singkel, bahasa Simeulu , bahasa Tamiang dan bahasa
Ancuek Djamèe.
,,
ë
Kepustakaan dalam bahasa Atjeh kaja raja dengan berbagai buku karangan pudjangga2 Atjeh dan sebagian besar diantaranja sa.gat diminati oleh orang2 asing.
Sebagian dari buku2 tersebut terdiri dari :
—
52
—
Kisah, Haba, Kitab dan Risalah jang bernama: Hikajat M a l è m
ls'agang, Hikajat
Potjut
Muhammad,
Hikajat
Prang
Kompeuni, Hikajat
Malèm Diwa,
Hikajat Sugandi
Ali,
Hika
jat N u n Parisi, Hikajat Banta Beuransah, Hikajat Malèm Diwanda,
Hikajat Putroë Gumbak Meueh, Hikajat Banta Amat, Hikajat Indra Bangsawan, Hikajat Sjahkubat, Hikajat Diu Plinggam, Hikajat
KamarÖL'anian, Hikajat Indra N u Alam, Hikajat Gadjah Tudjóh
Ulèe, Hikajat Tjam Nadiman, Hikajat Putroë Baren, Hikajat Banta A l i , Hikajat Indrapatra, Hikajat Diwa Sangsjarèh, Hikajat Tjinta Buhan, Hikajat Meudeuhak, Hikajat Djuha Manikam, Hikajat
Radja Bada, Hikajat Budak Meuseukin, Hikajat Abdó Mulók, Hikajat A b u Nawah, Hikajat Siri Rama, Hikajat Peureulèng, Hikajat
Planta Sina, Hikajat Luóng, Hikajat Tjipèe Alam, Hikajat Putroë
Btingong Djeumpa, Hikajat Diwa Akah, Hikajat Róseutamam, H i kajat Siti Dabidah, Hikajat Banta Ra'na, Hikajat Djugi Tapa, H i kajat Nabi Usuh, Hikajat Radja Djómdjómah, Hikajat Sjamaun,
Hikajat Muhammad Napiah, Hikajat Abusamah. Hikajat Saijidina
Hamzah, Hikajat Po Diamat, Hikajat Djambo, Hikajat Prang Sabi.
Hikajat Sanggamara, Hikajat Robinson Crusoe. Hikajat Silindóng
Geulima, Hikajat Putroë Idjó, Hikajat Putroë Naga, Hikajat Banta
Keuman, Hikajat Nahuda Seukeuem, Hikajat Sariman Budi, H i kajat Kareuna M a Tuwan, Hikajat Tjahja Peunnata, Hikajat B u ngong Sitnngkói. Hikajat Buruhan Peunoh Harapan. Hikajat Tadjól
Mulók, Hikajat Budiman Atjèh, Hikajat Tadjól Mulók Banpkawali, Hikajat Radja Kabarsjah, Hikajat L i l a Djuhari, Hikajat Put
roë Ansari, Hikajat Asai Pasè, Hikajat Edeurih Kholani, Hikajat Jskandar AH, Hikajat Saijidina Husèn, Hikajat Indra Prutawi. H i k a jat Nasruan Adè, Hikajat Nabi Meutjukó, Hikajat Peulandök K a n tje, Hikajat Peura'un, Hikajat Prang Radia K i b a . Hikajat Printah Sa
lam Hikaèjat Peudeweng Hikajat Radja Sulaiman, Hikajat Ruhe, H i k a t'at Ranto, Hikajat Radja Budak. Hikajat Radja Rubèk. Hikajat Si
Pande. Hikajat Tudjoh Kisah, Hikajat Saijidina Hamzah. Hikaial
Siti Dabidah, Hikajat Tamlikha, Hikajat Tamim A n ^ . Hikajat Siri
Rama, Hikaiat Nubuët, Hikajat Radja Siudjud, Hikajat Sa'labab,
Hikajat Djarid. Hikajat Rugoë Mubahra, Hikajat Btingong Rnmnnë,
Kisah Peuduman Udep, Kisah Nasib Seuncrsara, Kisah Buntronr K e ilman c. Kisah Buncronp Stinteng. Kisah Buncor;"- M u b è r * . Kisah Bungon". Kisah Scuramoë Makah. Kisah Hasan Huson, Kisah D i V a
Srurikandi. K k a h Keuneubah Djameuen.
Kisah Indonesia A t h .
Kisah Desia dan Scksa. Kisah si Dara La'nat. Kisah Siuhad" 7 » metm Nabi. Kisah Sidiarah Renntion?.
Kisah Sidiudó Pahto-'^n
Atjeh. Kisah Siti Aminah. Ki^ah AJeran Masa Kisah I Mbón Tiot
-
;,,
ë
— 53 —
Uroë, Kisah Keurukonan Ra'jat Atjeh, Kisah Inong Seutia, Kisah
Bek Gadoh Ingat, Kisah Gcumpa di Atjeh, Kisah Seudó Deurita,
Kisah Batjut Sapeue, Kisah lngat Guna, Kisah Peulahra Buleuen
Puasa, Kisah Peubeudoh Seumangat, óKisah Pade, Kisah Masa
Djeuet Dónja, Kisah Paón, Kisah Rubèk Peulandók, Kisah Leumo
Kisah Bungong Ma\vo Dèjah Baro, Kisah Indra Budiman, Kisah Batjut Sapeue, Kisah Prang Bakongan, Kisah Prang Pandrah, Kisah
Prang Tjumbok, Kisah Ië Raja di Atjeh, Kisah Peuduman Masjarakat, Kisah Aneuek Mcuntui, Kisah Abdullah Hadat, Kisah Beukeumeunan, Kisah Basa Djawoë, Kisah Djaka Bodo, Kisah Surat
Kirèman, Haba Ni Keubajan, Haba Pak Pandè. Haba Simeuseukin,
Haba Batea Mutungkóp. Haba Radja Bajeucn, Haba Srang Manjang,
óKitab Akbaró Kariem, Kitab Tambihön Insan. Kitab Tambèh
Tudjóh Blah, Kitab Tambihon
Rampilin Sipheuet
Duaplóh
Kitab Abdau, Kitab Madjmuk Rasail, Kitab
Masaila, Kitab
'Aka'idatul Iman, Kitab Affawaidul 'Asri, Kitab Arakanul Iman,
Kitab 'Umdatul Ghulam, Kitab E'tikeued Limonglóh, Kitab
Assa'ah Kitab Miftahul Ibadah, Kitab Hajakè Tudjóh, Kitab Hadat,
Kitab Menhadjoi Abidin, Kitab Munadjat, Kitab Nalam Sipheuet
Duaplóh Kitab N alam Djawo , Kitab Oteubaboirulam,
Kitab
Ratèb Inong, Kitab Sipheuet Duaplóh, Kitab Tambèh Tudjóhblah,
Risalah Hi^rn, Risalah
Puntia Bahasa. Risalah Sulóh. Risalah
Risalah Khenendak Uahi, Risalah Abdoraman Abdokade.
Risalah
Bidjeh, Risalah Peunjahet Mata Risalah menjulèt Pes Bisalah Ulat
Njang Kurek bak Padè, Risalah Narit Geutanio, Risalah Pcukaian
Gcutanioe, Risalah Puntia Bagia, Risalah Mundjitul Anam Seumangat
Atjeh, Nasip Atjeh Panton aneuek Mièt, Panton Mudamudi, Panton
Nasihat, Lhee Gaboh Nang, Meutia, Bungong Rampoe,
Irama
Dairah Atjeh, Panton Ureueng Tuha, Himpónan Hadih Madja.
ë
ë
ë
— 54 —
BAHASA DAN SASXHA .
Diibidiora Keradjaan Atjeh, dizaman dahulu terdapat ia!nau2 jang terawat baik, diasuh oleh lermbaga2 Keradjaan ataupun nniik orang2 kaja dan orang terkemuka.
Salah satu diantaranja bernama Taman Gairah dan' Darul
Isjki, jang letaknja kira2 sek.tar Kraton dan Taman Sari sekarang
'..
Betapa indah dan menarikaja taman Keradjaan tersebut
telah dnukiskan oleh puujangga besar Keradjaan Atjeh Sjech
Nuruddin A T namry ca.am uiucunjd jaag ttrKenal Bustanus
b'alatin, dengan tatabahasa kesusastraan jang menarik, seperti aapat kita'ikuti (hbawah ini. (ASi.nja tertuns dengan aksara
4rab).
, . "P-ada zaman bagindalah berbuat suatu taman, jaitu keoun, terialu indah, kira-kira seribu depa luasnja.
Maka ditanaminj'a pelbagai bunga-bungaan dan neka-neka
buah-buahan.
Digelar baginda bustan itu "Taman Gairah".
Adalah dewala taman itu daripada batu d.rapati, maka dit'urap dengan kapur jang amat bersih seperti perak rupanja,
dan pintunja menghadap keistana, dan perbuatan pimunja im
berkop, diatas kop itu batu diperbuat seperti biram berkelopak
dan berkemuntjakkan dlaripada sangga pelinggam, terialu gemerlap sinaraja, bergemerlapan rupanja, bergelar Pintu Biram
Indera Bangsa.
Dan ada pada sama tengah taman itu sungai bernama Darul Isjki berturap dengan batu, terialu djernih airnja, lagi amat
sedjuk, barang siapa meminum dia sehatlah tubuhnja.
Dan adalah terbit mata air itu daripada pihak maghrib
dibawah gunung Djabalul Ala. keluarnia daripada batu hitam.
Sjahöan adalah pertemuan dewala Taman Gairah itu, jang
pada sungai Darul Isjki itu, dua buah djambangan, bergelar
Rambut Gemalai.
Maka kedua belah tebing sungai Darul Isjki itu diturapnja
dengan batu pantjawarna, bergelar Tebing Sangga Saffa.
Dan adalah kiri kanan tebing sungai arah kehulu itu dua
buah tangga batu hitam diikatnja dengan tembaga semburan
seperti emas rupanja.
Maka adalah disisi tangga arah kekanan itu suatu batu
mengampar, bergelar Tandjung Indera Bangsa.
Diatasnja suatu balai dJelapan segi, seperti peterana runanja.
— 55 —
Sanalah Hadharat Jang Maha Mulia semajam mehgaü.
Dan disisinja itu sepohon buraksa terialu rampak, nipatfja seperti pajung hidjau.
Dan adalah sama tengah sungai Darul Isjki itu sebuah pulau, bergelar Pulau Sangga Marmar.
Dikepala pulau itu sebuah batu mengampar, perusahaannja seperti tembus, bergelar Banar Nila Warna.
Dan adalah kelümg pulau itu karang berbagai-bagai warnanja, bergelar Karang Pantjalogam.
Diatas pulau Sangga Marmar itu suatu pasu, jaitu peman
dian, bergelar Sangga Sumak.
— 56 —
Dan adalah isinja air mawar jazdi jang amat merebak
baunja, tutupnja daripada perak, dan kelahnja daripada pefak, dan tjaraknja diripada fidlah jang abjadl
Dan adalah kersik pulau terialu elok rupanja, putih seperti kapur barus.
Bermula pantai sungai Darul Isjki itu diraputnja dengan
batu jang mengampar, jang arah kekanan itu bergelar Pantai
Ratna Tjuatja dan arah kekiri bergelar Pantai Sumbaga.
Dan ada pada pantai itu seekor naga hikmat, dan ada pada
mulut naga itu suatu saluran emas ber.permata, lakunja seperti lidah naga, sentiasa air mengalir pada saluran itu.
Sjahdan adalah dihilir pulau itu suatu djeram, bergelar
Djeram Tangisan Naga, terialu amat gemuruh bunjinja, barang-siapa mendengar dia terialu sukatjita hatinja.
1
Dan dihilir djeram itu suatu teluk, terialu permai, bergelar Teluk Dendang Anak, dan ada sebuah balai kambang diteiuk itu, kedudukannja daripada kaju djati, dan pegawainja daripada sewadaru, dan atapnja daripada timah, rupanja seperti sisik naga.
Dan ada dihilir teluk itu suatu pantai, bergelar Pantai Indera Paksa, dan idihilir pantai itu suatu lubuk terialu dalam
bergelar Lubuk Taghjir.
Dan adalah dalamnja sarwa djenis ikan.
Dan tebingnja terialu tinggi.
Dan ada diatas tebing sepohon kaju, kaju labi-labi, terialu
amat rmdang, bergelar Rindu Reka.
Dan ada disisinja suatu kolam terialu luas bergelar Tïin•dur Hati.
Maka adalah dalam kolam itu pelbagai bunga-bungaan, da
ri pada bunga telepuk dan bunga djengke linir, dan teratai, 'dan
serodja, dan bunga iram-iram, dan bunga tundj'ung.
Dan ada dalam kolam itu beberapa ikan warnanja seperti
emas.
Dan pada sama tengah kolam itu sebuah Dtuau, diturapi de
ngan batu putih bergelar Pulau Sangga Sembega.'
Dan diatasnja suatu batu mengampar, seperti singgasana
nipanja.
Sebermula diseberang sungai Dartü Isjki itu dua buah kolam, suatu Tjita Rasa dan suatu koJam bergelar Tjita Hati. Adalah dalamnja berbagai-bagai djenis ikan' dan bunga-bungaan.
iari pada tundjung putih dan tundjung merah. tundjung ungu
— 57 —
dan tundjung biru, tundjung kuning dan tundjung dadu, danserba djenis bunga-bungaan adalah, disana.
Dan ada ditebing kolam itu dua buah djambangan, suatu
bergelar Kembang Tjerpu Tjina, suatu bergelar Peterana Sang;
ga.
Sjahdan dari kanan sungai Darul Isjki itu suatu medan ter
talu amat luas, kersiknja daripada batu pelmggam, bergelar Me
dan Chairani.
Dan pada sama tengah medan itu sebuah gunung, diatasnja menara tempat semajaan, ibergelar Gegunungan Menara Per
mata, üangnja daripada temtoaga, dan atapnja daripada perak se
perti sisik rumbia, dan kepantjknja suasa.
Maka apabila kena matahari tjemerlarglah tjahaja itu,
Adalah dalamnja beberapa permata puspa ragam, Sulaiman dan Jamani. Dan ada pada gegunungan itu suatu guha,.
pintunja bertingkap perak.
Dan ada disini gunung itu kandiang baginda, dan dewala
hungaan, daripada tjempaka, dan air mawar merah dan putih
dan srigading.
Oan ada tanam-tanaman atas gunung itu, beberapa bungakandang itu. diturap dengan batu putih, diukir pelbagai warna.
dan nakas, dan selimpat, dan tembus dan mega arak-arakan.
Dan barang siapa masuk kcdalam kandang itu, adalah dia
mengutjap selawat kepada Nabi s.a.w.
Dan adalah dewala jang didalaim itu beberapa beteterapan
batu putih belazuwardi, perbuatan orang benua Turki. Dan tiang
kandang itu bernama Tamriah, dan Naga Puspa, dan Dewadaru, dan pegawainja daripada kaju djentera mula.
Dan adalah atap kandang itu dua lapis, selapis daripada
japan dit jat dgn lumerik hitam, gemerlapan ruoa wammj t, seperti warna nilam, dan selapis lagi atap kandang itu daripada:
tjat hidjau, warnanja seperti warna zamrud.
Kemuntjaknja daripada mmamma dan sulur bajungnja daripada perak dan dibawah sulur bajungnja itu buah pedendang
daripada tjermin, kilau-kilauan dipandang orang.
Dan dihadapan kandang itu sebuah balai gading, tempat
dianduri baginda. Dan disisi balai itu beberapa pohon pisang,
daripada pisang emas dan pisang suasa.
Dan ada disisi gunung arah tepi sungai itu suatu peterana
brtu berukir, bergelar Kembang Lela Mashadi, dan arah kehuhmja suatu peterana batu warna nilam. bergelar Kembang
Serodja Berkerawang.
— 58 —
»ïïB
Dan . dihadapan gunung itu pasimja daripada batu nilam
dan ada sebuah balai keemasan perbuatan orang atas angin,
^an .disisinja ada sebuah rumah merpati.
r
Sjahuan adalah semua merpati nu sekaliannja tahu menari, bergelar Pedikeran Leka. Dan ada ditebing sungai Darul
I,sjki itu suatu Balai Tjermin Perang.
Maka semua pohon kaju dan bunga-bungaan jang hampir
balai itu sekaliannja kelihatan dalamnja seperti tulisan.
Dan ada dalam 'jaman sebuah mesdjid, terialu elok perbuatannja, bergelar Isjki Musjahadah, dan kemuntjaknja dari
pada mulamma emas. Dan adalah dlalam mesdjid itu suatu
mimbar batu berukir lagi bertjoit sangga rupa-rupa dan ruingkau-rungkau pantjawarna, terialu indah perbuatannja.
• Dan berkeliling mesdjicK itu beberapa njiur gading, dan
njiur karah, dan njiur manis, dan njiur dadih, dan njiur ratus,
dan njiur ramtoai, dan berselang dengan pinang bulan, dan
pinang gading, dan pinang bawang, dan pinang kat ju. Dan ada
sepohon njiur gading bergelar Serbat Djanuri, ditambak dengan batu berturap dengan berkapur. Adalah pohonnja tjenderung seperti orang menjerahkan dirinja.
. Njiur itulah akan persantapan Duli Sjah Alam, terialu
nanis airnja.
Sjahdlan adalah idisebelah sungai Darul Isjki itu pada pihak
kiri suatu balai perbuatan orang benua Tjina, bergelar Balai
Rekaan Tjina. Sekalian pegawainja berukir dan dindingnja
bertjat berkerawang. Dan ukirannja segala margasatwa, ada
gadjah berdjuang dan singa bertangkap dan beberapa unggas
jang terbang, dan daripada setengah tiangnja naga membelit,
dan pada sama tengahnja harimau hendak menerkam.
Dan d hadapan balai itu djambangan batu berturap, bergelar Kembang Serodja.
Dan ada sebuah lagi balai, sekalian balainja bertjat air
emas jang merah, bergelar Balai Keemasan.
Dan dihalaman balai itu ditambaknja dengan pasir pantjawarna güang gemilang, bergelar Kersik Indera Reka.
Dan adalah antara kin kanan balai itu dua ekor naga:
mengahr daripada mulut naga itu saluran suasa, maka sentiasa air mengalir daripada saluran mulut naga itu.
'Sjahdan adalah didarat Balai Keemasan itu, sebuah balai,
tiangnja astakona, dindingnja berdjumbai bertjat sarwa bagai
warna, dan atapnja daripada, papan bertjat kuning. Adalah
kemuntjaknja dan salur bajungnja bertjat merah, berukir
.av/an setangkai, bergelar Balai Kumbang Tjaja.
;
— 59 —
Dan ada disisi Balai Keemasan hampir sungai Darul Isjki
•tu sebuah batu berukir kerawang, bergelar Medabar Laksana,.
Bermula ada hampir Kolam Djentera Hati itu sebuah balai gading bersendi dengan kaju arang T i m u r . ' "
1
Adapun' bumi taman itu ditambaknja daripada tanah kawi,
dan ditanami sarwa bagai djenis bunga-bungaan, daripada bunga air mawar merah, dan air mawar unigu, dan A bunga air
mawar putih, dan bunga tjempaka, dan bunga kenanga, dan
bunga melur, dan bunga pekan, dan' bunga seberat, dan bunga
kembang setahun, dan bunga serenjjghii,. dan., .,bunga.., deiiaTia
wanta, dan bunga 'panljawarna, dan bunga srigading, d
bunga meutia tabur, dan lawa-lawa, dan bunga sembewarna,
d',n bunga pantjargaluh, dan bunga anggrek bulan, dan bunga
anggrek sembawarna, dan tandjang-tandjung merah, dan b.i
nga tandjung putih, dan bunga tandjung biru, dlan bunga
kepadiah, dan bunga djengkelenir, dan bunga asadi, dan bunga
tjempaka, dan bunga tjina, dan bunga perkula, dan "bunga
gandasuli, dan bunga seganda, dan bunga kelapa, 'dan bunga
serunai, dan bunga raja merah, dan bunga raja putih, dan
bunga pandan, dan bunga warsiki, dan bunga kemuning, dan
bunga sena, dian buinga telang putih, dan bunga telang biru.
dan bunga buluh gading, dan bunga kesumba, dan bunga
maderas pada djeram tangisan naga, dan andang merah, dan
andang putih, pohon masmas, dan limau manis, dan limau
kasturi, dian limau kentimun, dan limau kedangsa, dan limau
gersik, dan Umau inderagiri, dan djambu bertih, dan bunga
keremunting dan bunga serba rasa.
;r
a r i
•
Dan sekalian dalam taman itu daripada sarwa bagai buahbuahan, daripada buah serbarasa, dan buah tufah, dan buah
anggur, dan buah tin, dan dedma, cian buah manggista, dan
buah rambutan, dan buah tampoi, dan buah durian, dan buah
langsat, dan djambu, dan ranum manis, dan setul ketjapi, dan
tjermai, dan bindjai, dan rambai, dan nangka, dan tjeimpedak,
dan sukun, dian mantjang, dan mempelam, dan pauh, dan tebu,
dan pisang, dan njiur, dan pinang, dan gandum, dan katjang,
dan kedelai, dan ketela, dan labu dan titmiun, dan kemendikai,.
dan buah melaka, dan belimhng sagi, dan be.imbing buluh,.
dan bidara, dan berangan, dan tembikai, dan buah djela, dan;
djintan, dan djagung, dan djaba, dan sekci, dan enijelai".
— 60 —
»t
SAMAN GAJO
Saman Gajo adalali senitari jang düakukan oleh pria, jang merupakan pengembangan dari senitari asalnja jang disebut „Tepol.
Ane", jakni njanjian sadjak dengan diiringi tepukan tangan.
Oleh ulama terkemuka dizaman dahulu „Sjcch Saman" kesenian ini didjadikan suatu media dakwah untuk mempertebal dan memperteguh keimanan dikalangan anggota masjarakat.
Gerakan tangan jang diiringi tepukan2 dada dan palia mengiringi njanjian2 jang diutjapkan dengan suara merdu para pelakunja.
Permainan ini düakukan sambil duduk berdjadjar setjara berhitut dan sangat besar pengaruhnja terhadap masjarakat setempat.
— 61 —
PELEBAT
Pelcbat adalah sedjenis tari ketangkasan mempertaharikan diri
dan untuk mentjari kemenangan dalam sesuatu sengketa.
Pemainnja terdiri dari satu lawan satu ataupun dua Iawan dua
pria dengan menggunakan sebagai alatnja bambu jang telah dibclah.
diraut dan berudjung lantjip.
Kesenian ini dipertundjukkan pada waktu siang atau sore h a r i .
nadakan dalam upatjara2 perkawinan, sunat Rasul, menjambut tamu2 agung dsbnja, diiringi alat bunji2an seperti tjanang, dan lain2.
Pemainnja memakai pakaian adat terdiri dari bulang bulu, badju
mesichat, tjelana pandjang dan kain sarung hingga atas lulut.
— 62 —
B I NtE' S
Tarian Bines düakukan oleh para wanita, dan berasal dari suatu kisah mengenai peristiwa seorang gadis bernama „Ode ni Melelang" jang dikenakan hukum dera karena tcrlandjur melakukan perbuatan jang tertjela. Karena gadisnja tewas, maka ibu „Ode ni M c lelang" dengan düiputi perasaan dukatjita meratap berhiba2 sambil berdjalan selangkah demi selangkah mengelilingi majat anaknja.
Sanak keluarga maupun para tetangganja jang turnt bersedii.
hati atas peristiwa jang mengharukan itu menggabungkan diri dengan ibu malang jang sedang berhiba2 mengelilingi majat anaknja.
Tarian Bines dimulai dengan
utjapan Bismillahirrahmanirrahun, penarinja bergerak berlingkar sambil mcnjanjikan sadjak2 janv
mcnjinggung berbagai segi kehidupan.
Disamping Bines ada pula senitari jang disebut „Sining Bines
dan düakukan oleh pria terdiri dari beberapa orang jang mengadakan gerak berlingkar dengan hentakan2 kaki jang teratur dan beri-
— 63 —
D A F T A K
I S I
Halaman
Sarnbutan Kema Umum
Atjeh kaja Budaja
Rentjong
Seudati tari kepahlawanan
Ratóih Duëk
Rapai Dafoóh
Rapai pulot
Phó atau Bineueh
Didong
Grimphèng
Saman
Tari peudeneng
Guru Didong
Laweuet
Kaju Medang Sengit
Meuseukat
Biula
Tari anjung
Geundrang
Tari turun ku Lut
Dike
Nasip
Hadih madja
Geudeue-geudeue
Haba Djameuen
Hikajat perang Sabi
Peranan wanita
Pustaka Bahasa Atjeh
Bahasa dan sastra
Saman Gajo
Pelebat
Bines
Daftar isi
••
3
5
7
10
13
14
*-»
18
20
21
• • 22
23
24
25
27
20
3 1
23
24
36
3 8
40
41
43
44
45
49
51
°4
6 0
6 1
6 2
6 3
D A F T A R
G A M B A
R2
Gambar No. :
Halaman
1. Tjakra Don ja, lontjeng raksasa dari
zaman Keradjaan Atjeh — Kulit halaman II.
2. Pinto Khöb, tempat Permaisuri bersalin
pakaian bila man di
6
3. Rentjong dalam berbagai bentuk
7
4. Seudati, tari kepahlawanan j g gempitaria
10
5. Tamasja di Lamno Daja
13
6. Tari daböh j g menakdjubkan karena kesaktiannja
15
7. Tari kesaktian jang mengerikan
16
8. Dara2 menarikan Phö dengan gemalai
18
9. Monument Makam Sulthan Iskandarmudia
21
10. Pedang dan aneka djen s sendjata2 tadjam
23
11. Mesdjid raja Baiturraehman jang megah
29
12. Alat2 seni suara
31
13. Tjanang, rapai, gong c3an geundrang
34
14. Pintu gerbang Mesdjid raja Biaiturrachman
38
15. Pakaian adat untuk upatjara
42
16. Rumoh (rumah) Atjeh
17. Dökarim, pudjangga Atjeh terkemuka
48
51
:
18. Gunongan, bangunan klasik dgn pahatan
reliëf Atjeh
19. Kesenian Saman Gajo
5
6
5
^
20. Gunongan, bangunan klasik dengan
pahatan reliëf Atjeh
21. Tari R'nes dari Tanah Alas
62
22. Upatjara duduk toersanding dipelaminan kulit .
IV