abstract - Perpustakaan Universitas Negeri Padang
Transcription
abstract - Perpustakaan Universitas Negeri Padang
2 ABSTRACT Hanif Harahap (1104134), Sosial Revolution in Simalungun 1946. Thesis. Graduate Program of State University of Padang. This research aims to trace the factors that led to a social revolution in Simalungun. It also searching for find out the process of social revolution going on, as well as the impact of the social revolution in the Simalungun social structure. The researcher used several documents from the Algemeen Secretarie en de Daarbij Gedeponeerde Archieven 1945-1949 as a primary source in this research. In addition, researchers also use contemporaneous newspaper that covered the event complete social revolution that occurred in Simalungun, such as Merdeka, Boeroeh and Ra‟jat. There are few living witnesses of such events can be interviewed as informants like Nasir Purba, Abdul Rahman Purba, J. Saragih, etc. The data has been obtained, performed source criticism, analysis-synthesis, interpretation and explanation of the history and writing a research report. The research showed the following findings; social revolution in Simalungun is a change of soscial structur with a criminal act that based on sentiment and personal vendettas group of people. Resentment arises due to oppression and domination of the Raja to the people. The entry of the plantation capitalist system in to Simalungun widen the socioeconomic gap between the Raja and the people. Plural society who created by Netherland Oost Indies government through the mobilization of the Tobanesse came to Simalungun as well as efforts to bring the Javanesse to Simalungun for the plantation requirements, causing social friction led to a social revolution. During the Japanese occupation a surge peaks pique people to the Raja, because the Raja cooperation with Japan in the suppression of the people. During the Japanese occupation of the people is also provoked the Japanese to destroy all the powers associated with the Netherlands and the Allies. After the independence of Indonesia, Xarim M.S., and the other Marxists‟ leader in East Coast Sumatra mobilize the Simalungun youth to make a social revolution the Raja. The impact of social revolution in Simalungun, the Raja that survived have loss his power, rights, meaning and function. Instead of people taking power and rights of Raja. i 3 ABSTRAK Hanif Harahap (1104134). Revolusi Sosial Di Simalungun Tahun 1946. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya revolusi sosial di Simalungun. Kemudian untuk mengetahui proses revolusi sosial terjadi, serta dampak yang ditimbulkan dari revolusi sosial dalam struktur sosial masyarakat Simalungun. Peneliti menggunakan beberapa dokumen dari Algemeen Secretarie en de Daarbij Gedeponeerde Archieven 1945-1949 sebagai sumber primer dalam penelitian ini. Selain itu peneliti juga menggunakan surat kabar sezaman yang meliput secara lengkap peristiwa revolusi sosial yang terjadi di Simalungun, seperti surat kabar Merdeka, Boeroeh dan Ra‟jat. Ada beberapa saksi hidup peristiwa tersebut yang masih bisa diwawancari sebagai informan, seperti Nasir Purba, Abdul Rahman Purba, J. Saragih dan lainnya. Data yang telah diperoleh, dilakukan kritik sumber, analisis-sintesis, interpretasi dan penjelasan sejarah serta penulisan laporan penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh temuan sebagai berikut; revolusi sosial di Simalungun merupakan tindakan perubahan struktur dan tatanan sosial lama dengan cara kriminal yang dilandasi oleh sentimen dan dendam pribadi sekelompok orang. Dendam tersebut muncul akibat penindasan dan dominasi raja terhadap rakyat. Masuknya sistem kapitalisme perkebunan ke Simalungun semakin memperlebar jurang perbedaan sosial-ekonomi antara raja dan rakyat. Masyarakat majemuk yang diciptakan Belanda melalui mobilisasi orang Toba datang ke Simalungun serta upaya pihak pengusaha perkebunan mendatangkan orang-orang Jawa ke Simalungun, menimbulkan pergesekan-pergesekan sosial yang semakin mendorong terjadinya revolusi sosial. Masa pendudukan Jepang menjadi pucak luapan kekesalan rakyat kepada raja, karena raja bekerjasama dengan Jepang dalam menindas rakyat. Pasca kemerdekaan RI Xarim M.S., dan beberapa pemimpin “kiri” Sumatera Timur memobilisasi para pemuda di Simalungun untuk melakukan revolusi sosial terhadap raja-raja. Dampak revolusi sosial di Simalungun, pihak kerajaan yang selamat semakin kehilangan kekuasaan, hak, makna dan fungsinya. ii