Laporan Tahunan 2007

Transcription

Laporan Tahunan 2007
 Laporan Tahunan 2007 Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation Daftar Isi Staff JCLEC
Pusat Pelatihan, Semarang Sekretariat, Jakarta Pusat Pelatihan, Semarang Sekretariat, Jakarta Dewan Pembina Yayasan Dewan Manajemen Yayasan Dewan Pengawas Yayasan 4 5 8 8 9 9 9 Kontak Detail JCLEC
Struktur Manajemen JCLEC
Struktur Organisasi Yayasan JCLEC
10
Daftar Singkatan
11
Ringkasan Umum
14
Kontribusi Negara Donor
Australia 17 Belanda 17 Denmark 18 Jerman 18 Inggris 18 Spanyol 19 Kanada 19 Selandia Baru
19
Program Pelatihan Unggulan yang dilaksanakan pada Tahun 2007
Program Kepemimpinan Eksekutif Regional / Regional Executive Leadership Program 20 Program Manajemen Insiden Pasca Ledakan 21 Lokakarya Terorisme dan Internet 21 Program Kepemimpinan dalam Intelijen Kriminal 21 Program Hukum & Penuntutan Anti Teror 22 Manajemen Internasional Kejahatan Serius ‐ IVs 22 ___________________________________________________________________________ 2
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Pengamanan Penerbangan dan Bandara 23 Yayasan Jakarta Centre for Law Enforcement Corporation (YJCLEC)
24
Prestasi yang Dicapai oleh JCLEC selama Tahun 2007
25
Upacara Peresmian Gedung Akomodasi – Semarang 25 Kerjasama JCLEC dengan UNODC 26 Hari Jadi JCLEC Ke‐3 28 29 Pembukaan Program Kepemimpinan Eksekutif Regional Kunjungan Penting Ke JCLEC Selama Tahun 2007
Tentang JCLEC 28
Perluasan Kurikulum JCLEC
37 37
Perincian Peserta Menurut Bidang Pelatihan Selama 2007
38
Perincian Negara Asal Peserta pada Tahun 2007
39
Perincian Instruktur Menurut Negara Asal
40
Lampiran A
Kursus, Seminar dan Lokakarya yang Dilaksanakan pada Tahun 2007
Bidang Manajemen Penyidikan
Bidang Intelijen
Bidang Forensik
Bidang Penyidikan Kejahatan Keuangan
Bidang Komunikasi
Lampiran B
Audit Keuangan
___________________________________________________________________________ 3
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Staf JCLEC Pusat Pelatihan, Semarang Direktur Eksekutif: Brigadir Jenderal Polisi Adjie Rustam Ramdja (Polri) Direktur Eksekutif Program: Agen Federal Lester Cross (AFP)
Direktur Administrasi: Komisaris Besar Polisi Dadang Rusli (Polri)
Administrasi: Ajun Komisaris Besar Polisi Andre Resep (Polri)
Pelatihan Penyidikan Keuangan: Agen Federal Glenn Buscombe (AFP) Pengembangan dan Pelaksanaan Proyek Pelatihan: Agen Federal Adam West (AFP) ___________________________________________________________________________ 4
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Penasihat Pelatihan Kepolisian: Inspektur Derek Ward (Kepolisian Metropolitan Inggris) Bundeskriminalamt: Asisten Kepala Kepolisian (Purnawirawan) Hans Martin Zimmermann (Jerman) Korporal Penyidik Kejahatan Keamanan Nasional: Akrum Ghadban (Kanada) Sekretariat, Jakarta Direktur Eksekutif: Komisaris Besar Polisi Boy Salamuddin (Polri)
Manajer Eksekutif: Agen Federal Jason Pourpouras (AFP)
___________________________________________________________________________ 5
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Policy Officer: Muji Novrita (Sipil)
• Policy Officer: Kosong (Polri) TIM PENDUKUNG PROGRAM PELATIHAN ‐ SEMARANG INTEPRETER ‐ PENERJEMAH Eni Maryani
Guntur Titah
Djoko Susanto
Herlina Padmaningrum
Resepsionis
Aulina Indrayani Staf Administrasi
Tafiati Meirani
Setyarini Wahyu Irara Shinta Hapsari
Aria Widayanti
Kanti Dwi
___________________________________________________________________________ 6
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Staf Keuangan
Didi Pribadi
Indah Kusumawati
Staf Polri
Ajun Komisaris Polisi Tejo Wibowo Brigadir Rita Kartika
___________________________________________________________________________ 7
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Kontak Detail JCLEC Pusat Pelatihan, Semarang Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation Jalan Sultan Agung, Akademi Polisi Candi Baru Semarang 50232 Indonesia Telepon: +62 24 8504009 Fax: +62 24 8504060 Email: [email protected]
Website: www.jclec.com
Sekretariat, Jakarta Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation Lantai 12, Gedung TNCC, Mabes Polri Jalan Trunojoyo No.3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Indonesia Telepon: +62 21 726 0622 Fax: +62 21 726 0644 Email: [email protected]
Website: www.jclec.com
___________________________________________________________________________ 8
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Struktur Manajemen JCLEC Dewan Pembina Yayasan Ketua Dewan Pembina : Anggota Dewan Pembina : : : : Komisioner Mick Keelty (AFP) Jenderal Polisi Sutanto (Polri) Inspektur Jenderal Polisi Tjuk Sugiarso (Polri) Inspektur Jenderal Polisi Emanuel Winarto (Polri) Asisten Komisioner Frank Prendergast (AFP) Dewan Manajemen Yayasan Ketua Sekretaris Umum Sekretaris Bendahara Umum Bendahara : Brigadir Jenderal PoliAdjie Rustam Ramdja (Polri) : Agen Federal Lester Cross (AFP) : Komisaris Besar Polisi Boy Salamuddin (Polri) : Agen Federal Jason Pourpouras (AFP) : Kosong (Polri) Dewan Pengawas Yayasan Anggota: Desra Percaya (Kementrian Luar Negeri Indonesia) Derek Ward (Kedutaan Inggris, Jakarta) Karen Lanyon (Kedutaan Australia, Jakarta) Kosong (Kedutaan Kerajaan Belanda, Jakarta) ___________________________________________________________________________ 9
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Struktur Organisasi JCLEC Dewan Pembina
Komisioner Mick Keelty (AFP)
Jenderal Polisi Sutanto (Polri)
Irjen Emanuel Winarto (Polri)
Irjen Tjuk Sugiarso (Polri)
A/Com. Frank Prendergast (AFP)
Dewan Manajemen
Brigadir Jenderal Adjie R. Ramdja (Polri)
F/A Lester Cross (AFP)
Kombes Boy Salamuddin (Polri)
F/A Jason Pourpouras (AFP)
Sekretariat
Dewan Pengawas
Kombes Boy Salamuddin (Polri)
F/A Jason Pourpouras (AFP)
Desra Percaya (Deplu),
Karen Lanyon (Australia)
Derek Ward (Inggris)
Kosong (Belanda)
•Koordinasi donor
•Pendukung kebijakan
Direktur Eksekutif
Brigadir Jenderal Adjie Rustam
Ramdja (Polri)
Director Administrasi
Direktur Eksekutif Program
Komisaris Besar Polisi Dadang Rusli (Polri)
F/A Lester Cross (AFP)
___________________________________________________________________________ 10
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Daftar Singkatan
AFP AIPM AKPOL ALG ASEAN AUD AusAID AUSTRAC ASIO BAIS BoM BoP BoS BIN BNN CBRN CPP CT FEALAC ‐ Australian Federal Police ‐ Australian Institute of Police Management ‐ Akademi Kepolisian ‐ Asian Law Group ‐ Association of South East Asian Nations ‐ Australian Dollar ‐ Australian Agency for International Development ‐ Australian Transactions Reports and Analysis Centre ‐ Australian Security Intelligence Organisation ‐ Badan Intelijen Strategis ‐ Board of Management (Dewan Manajemen) ‐ Board of Patrons (Dewan Pembina) ‐ Board of Supervisors (Dewan Pengawas) ‐ Badan Intelijen Nasional ‐ Badan Narkotika Nasional ‐ Chemical Biological Radiological and Nuclear ‐ Close Personal Protection ‐ Counter Terrorism ‐ Forum for East Asia – Latin America Cooperation ___________________________________________________________________________ 11
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 ICITAP IDR ILEA IMOSC Polri IODP IT JCLEC KPK LDF LEWG LIWG MIMW MNOST NPIA PPATK RELP SCAN SEARCCT TNCC ‐ International Criminal Investigative Training Assistance Program ‐ Indonesian Rupiah ‐ International Law Enforcement Academy ‐ International Management of Serious Crime ‐ Kepolisian Negara Republik Indonesia ‐ Intelligence Officers Development Program ‐ Information Technology ‐ Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation ‐ Komisi Pemberantasan Korupsi ‐ Legal Development Facility ‐ Law Enforcement Working Group ‐ Legal Issues Working Group ‐ Major Investigation Management Workshop ‐ Multi National Operational Support Team ‐ UK National Police Improvement Agency ‐ Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ‐ Regional Executive Leadership Program ‐ Scientific Content Analysis Statement ‐ South East Asian Regional Centre for Counter Terrorism ‐ Trans‐National Crime Centre ___________________________________________________________________________ 12
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 USAID ‐ United States Agency for International Development ___________________________________________________________________________ 13
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Ringkasan Umum Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Australia, yang dikelola oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Kepolisian Federal Australia (AFP), telah meletakkan landasan yang kuat bagi pengembangan program pelatihan untuk semakin meningkatkan kemampuan lembaga penegak hukum Indonesia dan regional. Memasuki tahun ketiga dalam pelaksanaanya, Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) terus melakukan pencapaian yang berarti. Melalui 144 kursus yang diselenggarakan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007, JCLEC telah memberikan pelatihan bagi lebih dari 3000 peserta Indonesia dan internasional, dari lebih dari 30 negara. Tahun 2007 merupakan tahun yang sibuk bagi JCLEC dengan penyelenggaraan lebih dari 62 kursus, seminar, dan lokakarya serta lebih dari 1200 peserta yang mengikuti program‐program tersebut. Seiring dengan kunjungan tamu‐tamu kehormatan yang penting serta komitmen mereka untuk memberikan dukungan secara terus‐menerus, JCLEC mempertahankan reputasinya sebagai pusat pelatihan unggulan di kawasan Asia Tenggara. JCLEC menjadi tuan rumah dari berbagai kunjungan para tamu kehormatan, di antaranya adalah Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Delegasi belanda, Kepala Kepolisian Nasional Belanda, Duta Besar Aljazair untuk Indonesia, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Duta Besar Republik Federal Jerman, Duta Besar Kanada, dan Duta Besar Palestina. Pada bulan Agustus 2007, JCLEC bersama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) telah menyelesaikan penyusunan modul untuk program pelatihan berbasis komputer / computer based training (CBT) bagi para petugas Kepolisian yang menangani Perdagangan Manusia. Program pelatihan berbasis komputer yang mutakhir ini, beserta sembilan program lainnya, diserahkan kepada JCLEC untuk membantu dalam berbagai pelatihan penanganan kejahatan lintas negara yang sesuai dengan Hak Asasi Manusia. JCLEC juga menjalin kerjasama yang erat dengan lembaga‐lembaga penegak hukum Indonesia dan negara‐negara lain. Bersama dengan Departemen Luar Negeri (DEPLU) dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia / Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), JCLEC menyelenggarakan Forum for East Asia Latin America Conference (FEALAC) pada bulan Desember 2007. ___________________________________________________________________________ 14
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Tahun 2007 juga memiliki arti penting sehubungan dengan kontribusi donor dari Negara‐negara asing dalam Proyek JCLEC. Donor asing membuka kesempatan bagi JCLEC untuk meningkatkan kerjasama dan peningkatan kemampuan penegakan hukum di Indonesia dan kawasan sekitarnya. Australia, Belanda, Komisi Eropa, Italia, Inggris, Kanada, dan Jerman merupakan mitra dalam proyek untuk meningkatkan kemampuan JCLEC sebagai lembaga pelatihan berkualitas tinggi yang sesuai dengan standar internasional. Untuk tahun 2008, JCLEC akan menyelenggarakan lebih banyak lagi program pelatihan dengan mengutamakan komitmennya dalam lima bidang pelatihan dan pendidikan: Manajemen Penyidikan, Intelijen, Forensik, Penyidikan Kejahatan Keuangan dan Komunikasi, serta program‐program reguler lainnya. JCLEC akan melanjutkan komitmennya untuk menjadi pusat pelatihan yang unggul, untuk meningkatkan kerjasama dengan mitra yang telah ada dan untuk mengundang organisasi atau institusi lain untuk menjadi mitra JCLEC. Latar Belakang JCLEC adalah institusi pelatihan penegakan hukum internasional yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia dan Australia pada tahun 2004. JCLEC merupakan kerja sama antara Kepolisian Indonesia (Polri) dan Kepolisian Federal Australia Police (AFP) dengan didukung oleh kerja sama bilateral dan multi‐lateral dari negara‐negara donor . JCLEC yang berada di dalam komplek Akademi Kepolisian (AKPOL) di Semarang memberikan berbagai pelatihan serta program peningkatan kemampuan untuk meningkatkan keterampilan operasional para personil penegak hukum regional dalam menanggulangi semua bentuk kejahatan lintas negara. Pusat pelatihan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri pada tanggal 3 Juli 2004. Fasilitas ini dapat beroperasi secara penuh, dilengkapi dengan ruang kelas khusus untuk pelatihan, area administrasi, ruang teater untuk perkuliahan, fasilitas konferensi dan kantin bagi staff. JCLEC didirikan sebagai tanggapan atas meningkatnya perhatian dalam bidang keamanan di Asia Tenggara dan sekitarnya yang berpotensi menghambat perkembangan strategi pengembangan nasional. ___________________________________________________________________________ 15
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Fasilitas Pusat Pelatihan JCLEC – Semarang Pusat pelatihan JCLEC terletak di dalam komplek Akademi Kepolisian di Semarang, Jawa Tengah. Fasilitas yang terdapat di JCLEC meliputi empat gedung pelatihan dan administrasi dengan pendingin udara dimana luas keseluruhan bangunannya mencapai 3000 meter persegi. Bangunan‐bangunan tersebut dapat menampung sampai dengan 136 orang sehingga JCLEC memiliki kapasitas yang signifikan untuk menyediakan akomodasi yang aman untuk jangka pendek dan panjang bagi para instruktur dan peserta. Fasilitas akomodasi yang didanai oleh Pemerintah belanda selesai dibangun pada bulan Desember 2006 dan dibuka secara resmi pada bulan Juni 2007. Akomodasi ini menyediakan kamar dengan dua tempat tidur bagi 124 orang, dan 12 villa terpisah. Sekretariat JCLEC ‐ Jakarta Sekretariat JCLEC yang terletak di dalam komplek Mabes Polri di Jakarta, secara resmi dibuka oleh Kepala Kepolisian Federal Australia Komisioner Mick Keelty dan Kapolri Jenderal Polisi Sutanto pada bulan Februari 2006. Anggota staf Sekretariat adalah anggota Polri dan AFP yang bertanggung jawab merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan bantuan negara donor. Kontribusi Negara Donor Keterlibatan negara donor membuka kesempatan bagi JCLEC untuk mengembangkan kerjasama yang erat dengan lembaga‐lembaga penegakan hukum dan mitra‐mitra terkait di Indonesia dan kawasan sekitarnya. Kontribusi mitra asing dan regional juga semakin meningkatkan kemampuan JCLEC untuk mendorong saling tukar informasi dan kepakaran, meningkatkan standar pendidikan penegakan hukum internasional dan menyampaikan pengalaman‐pengalaman lintas yurisdiksi. Dukungan negara donor terhadap JCLEC telah meningkatkan kemampuan pemerintah dan personil penegak hukum luar negeri untuk mewujudkan tujuan bidang keamanan yang kompleks di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Bantuan negara donor memastikan keberlangsungan JCLEC untuk jangka panjang sehingga dapat mendorong nilai pembelajaran dan pemahaman melalui saling berbagi pengalaman. ___________________________________________________________________________ 16
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Kontribusi negara donor diwujudkan dalam berbagai bentuk; antara lain bantuan keuangan, penempatan instruktur untuk jangka pendek dan panjang, bantuan infrastruktur JCLEC, dan dukungan dalam administrasi dan penyelenggaraan program. Australia Pemerintah Australia melalui Kepolisian Federal Australia (AFP) melanjutkan kontribusinya sebesar AUD $36.8 juta selama kurun waktu lima tahun. AFP telah menyelenggarakan sebagian besar program pelatihan di JCLEC. AFP mendapatkan dukungan dalam penyelenggaraan program pelatihan khusus dari para instruktur Austrac dan Organisasi Intelijen Keamanan Australia / Australian Security Intelligence Organization (ASIO) Hasil: ‐ Penyediaan sebagian besar pengajar kepolisian dan program pelatihan melalui Kepolisian Federal Australia ‐ Penyediaan dukungan pengajar khusus bagi beberapa kursus AFP dari anggota Austrac dan ASIO ‐ Penyediaan anggaran operasional JCLEC yang berkelanjutan ‐ Pengembangan dan penyampaian Program Kepemimpinan Eksekutif Regional / Regional Executive Leadership Programs (RELP) pada bulan Maret 2007 dan Juli 2007; bekerjasama dengan Pemerintah Inggris, Lembaga Pengembangan Kepolisian Nasional Inggris / UK National Police Improvement Agency dan AIPM. Belanda Pemerintah Belanda telah menjadi kontributor yang signifikan bagi proyek‐proyek JCLEC dengan memberikan dukungan sebesar €5.9 juta yang digunakan untuk membiayai pembangunan gedung akomodasi berstandar internasional, serta duabelas villa. Pada bulan Juni 2007, Gedung Nusantara, yang merupakan nama gedung akomodasi siswa, secara resmi dibuka oleh H.E Dr. Nikolaus van Dam dan Komisaris Jenderal Drs. Makbul Padmanegara. Pada bulan Mei 2005 Pemerintah Belanda memberikan dukungan lebih lanjut sebesar €5 juta untuk pengembangan dan penyelenggaraan program pelatihan. Pendanaan ini digunakan untuk menyelenggarakan pelatihan dalam bidang Pengamanan Penerbangan dan Bandara bagi 120 petugas Polri, sejumlah enam program pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan di Indonesia menggunakan fasilitas JCLEC, dan di Belanda menggunakan Bandara Schippol dan Fasilitas Pelatihan Kepolisian. Hasil ___________________________________________________________________________ 17
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 ‐
‐
Pengembangan dan Pelaksanaan Program Pelatihan Pengamanan Penerbangan dan Bandara bagi 120 personil Polri Pembiayaan aset yang signifikan berupa akomodasi di dalam lingkup JCLEC Denmark Pemerintah Denmark melanjutkan dukungannya kepada JCLEC setelah dukungan awal pada tahun 2004 sebesar US$500,000 untuk periode tiga tahun. Pada awal tahun 2007, Pemerintah Denmark melalui Kementerian Luar Negeri Denmark memberikan dukungan sebesar US$230,000 untuk pengadaan perlengkapan komputer di JCLEC. Pemerintah Denmark telah menjanjikan dukungan yang berkelanjutan dalam pengembangan dan penyelenggaraan program pelatihan Anti Teror dan anti korupsi melalui JCLEC selama periode 2‐4 tahun mendatang. Hasil: ‐ Pemberian dukungan berupa perlengkapan komputer untuk Pelatihan Berbasis Komputer / Computer Based Training (CBT) bagi JCLEC ‐ Pengembangan dam penyelenggaraan Kursus Anti Teror dan Anti Korupsi Jerman Pemerintah Jerman melanjutkan dukungan kepada JCLEC dalam peningkatan kemampuan melawan terorisme melalui kontribusi sebesar €100,000 untuk pengembangan infrastruktur fasilitas perpustakaan. Jerman juga menempatkan pengajar tetap selama satu tahun. Hasil: ‐ Dukungan berupa 177 buku mengenai anti terror dan kejahatan lintas Negara dan 10 buku mengenai forensik untuk perpustakaan JCLEC ‐ Penempatan seorang pengajar tetap kepolisian di JCLEC selama satu tahun ‐ Pembiayaan Kursus Kejahatan Terorganisir / Organized Crime Course pada tanggal 26 sampai dengan 30 November 2007 ‐ Pembiayaan Kursus Prosedur Pembuktian / Evidential Procedures Course pada tanggal 19 sampai dengan 23 November 2007 Inggris Pemerintah Inggris telah menempatkan seorang pengajar tetap di JCLEC selama periode waktu dua tahun. Dukungan Inggris sebagai salah satu penyelenggara RELP, yang dikelola oleh Institusi Nasional Pengembangan Kepolisian / National Institute of ___________________________________________________________________________ 18
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Police Development, menciptakan hubungan yang erat antara kepolisian Inggris, Indonesia, dan Australia, melalui JCLEC. Inggris memberikan dukungan dana dan menyelenggarakan sejumlah program pelatihan selama tahun 2007. Hasil: - Pembiayaan Kursus Pelatihan bagi Pelatih / Train the Trainers Course yang diselenggarakan pada tanggal 8 – 12 Januari 2007 - Penyelenggaraan Lokakarya Penyidikan Keuangan / Financial Investigation Workshop bagi 20 orang petugas kepolisian Vietnam, pada tanggal 22 ‐26 Oktober 2007 - Pembiayaan Program Penggeledahan dan Penyitaan Barang Bukti / Evidence Search and Seizure Program pada tanggal 29 Januari – 2 Februari 2007 - Penyediaan dana dan pengajar untuk Kursus Petugas Lapangan, pada tanggal 5 Februari – 6 April 2007 Spanyol Pemerintah Spanyol melanjutkan dukungannya kepada JCLEC selama tahun 2007 ‐ Pembiayaan Seminar Manajemen Penyidikan Skala Besar / Major Investigations Management Workshop yang diselenggarakan tanggal 9 – 14 Desember 2007 Kanada Pemerintah Kanada telah menempatkan seorang pengajar tetap di JCLEC selama periode waktu 12 bulan. Kanada melanjutkan dukungan kepada JCLEC melalui penyelenggaraan pelatihan terkait dengan anti terorisme. Hasil: ‐ Kursus Analisis Intelijen Taktis / Tactical Intelligence Analysis Course yang diselenggarakan tanggal 26 November ‐ 7 Desember 2007 ‐ Manajemen kasus skala besar ‐ Penyediaan dukungan pengajar tetap selama dua tahun ‐ Pendanaan program Pelatihan Anti Teror (bersama dengan Selandia Baru dan Amerika Serikat) Selandia Baru Pemerintah Selandia Baru menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung peningkatan kemampuan anggota Polri melalui JCLEC. Hasil ___________________________________________________________________________ 19
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 ‐
‐
Pendanaan Kursus Laboratorium Klandestin yang diselenggarakan tanggal 12 ‐ 23 November 2007 Salah satu penyandang dana untuk program Pelatihan Anti Teror (bersama dengan Kanada dan Amerika Serikat) Program Pelatihan Unggulan yang Dilaksanakan pada Tahun 2007 Program Kepemimpinan Eksekutif Regional / Regional Executive Leadership Program Program Kepemimpinan Eksekutif Regional / Regional Executive Leadership Program (RELP) merupakan bentuk kerjasama antara Indonesia dan Australia untuk menciptakan wacana kepemimpinan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan organisasional bagi para pemimpin kepolisian regional dalam menghadapi tantangan penegakan hukum yang sudah ada maupun yang baru muncul. Program ini difokuskan pada tantangan dalam bidang anti teror, kejahatan lintas negara, intelijen kriminal, dan pengambilan keputusan penting. RELP dibuka oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Australia Yang Mulia Dr N. Hassan Wirajuda dan Yang Mulia Alexander Downer pada tanggal 4 Maret 2007 dan diikuti oleh Petugas Kepolisian Senior dari Indonesia, Brunei, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Hong Kong, Kamboja dan Korea Selatan. Program ini dikembangkan sebagai inisiatif kerjasama antara JCLEC, Kepolisian Federal Australia (AFP), dan Institut Manajemen Kepolisian Australia / Australian Institute of Police Management (AIPM), Lembaga Pengembangan Kepolisian Nasional Inggris / UK National Policing Improvement Agency dan Universitas Charles Sturt. Program ini disampaikan oleh pengajar‐pengajar dari institusi‐institusi tersebut dengan bantuan dari Petugas Penegak Hukum Indonesia dan regional. JCLEC dan Universitas Charles Sturt memberikan dua beasiswa bagi petugas Polisi dari Hong Kong dan Vietnam untuk melanjutkan studi mereka untuk mendapatkan sertifikat kelulusan dalam bidang Terorisme, Keamanan dan Keselamatan atau Sertifikat Kelulusan dalam bidang Kepemimpinan dan Manajemen (Pemolisian). ___________________________________________________________________________ 20
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Sambutan Hassan Wirajuda pada Pembukaan Program RELP Program Manajemen Insiden Pasca Ledakan Program Manajemen Insiden Pasca Ledakan / Post Blast Incident Management Program (PBIM) yang diselenggarakan oleh AFP ini dikembangkan oleh Bidang Anti Teror Forensik AFP. Program ini disampaikan oleh tim spesialis dari AFP, termasuk didalamnya pakar berstandar internasional yang berperan sebagai pengamat. Program ini dirancang untuk membekali anggota kepolisian senior dengan keterampilan dan pengetahuan untuk mengelola penyelidikan kriminal yang signifikan terkait dengan terorisme yang memerlukan respon dari berbagai bidang ilmu forensik. PBIM mempertemukan para praktisi forensik senior dari AFP dan internasional untuk mengembangkan keterampilan dalam teknik pemecahan masalah, dan untuk mendapatkan pengetahuan dalam bidang bahan peledak, bahan kimia serta radiologi. Lokakarya Terorisme dan Internet Seminar Terorisme dan Internet JCLEC diselenggarakan pada tanggal 29 dan 30 Mei 2007. Program ini diikuti oleh 24 peserta dari tujuh negara, termasuk polisi, hakim, dan jaksa penuntut umum. Program Kepemimpinan dalam Intelijen Kriminal JCLEC mengadakan Program Kepemimpinan dalam Intelijen Kriminal / Leadership in Criminal Intelligence Program (LCIP) pada tanggal 4 ‐ 15 Juni 2007. Program ini diikuti oleh 24 peserta dari 10 negara. Program ini dikembangkan oleh AFP dan AIPM serta dirancang untuk berfokus pada tantangan bidang manajemen yang dialami oleh intelijen kriminal dan keamanan di dalam lingkungan penegakan hukum kontemporer. LCIP JCLEC didukung oleh AFP dan diselenggarakan melalui AIPM serta secara khusus menekankan pada upaya melawan terorisme. LCIP mengkombinasikan pendidikan jarak jauh dan belajar secara menetap serta mendapatkan akreditasi ___________________________________________________________________________ 21
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 akademis melalui Universitas Charles Sturt. Program ini disampaikan dalam dua bagian, yang dirancang untuk analis senior, pimpinan tim intelijen, dan manajer unit intelijen. Lulusan LCIP akan mendapatkan gelar Diploma bidang Manajemen Terapan dari AIPM. Program Hukum & Penuntutan Anti Teror Pada tanggal 2 – 4 April 2007 JCLEC meresmikan pembukaan Program Hukum dan Penuntutan Anti Teror Indonesia / Indonesian Counter Terrorism Laws Indictment Program bagi 34 peserta, polisi, jaksa penuntut, dan hakim dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan praktisi hukum dalam bidang Perundangan Anti Teror; untuk mendemonstrasikan teknik‐teknik terbaru dalam penyelidikan dan penuntutan kasus‐kasus terorisme; dan untuk meningkatkan kerjasama antara ketiga kelompok tersebut. Program ini didanai oleh Kedutaan Besar Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Kanada. Manajemen Internasional Kejahatan Serius ‐ IV JCLEC menyelenggarakan IMOSC keempat pada tanggal 26 Agustus sampai 13 September 2007. Tema program yang diadakan selama tiga minggu ini adalah “Perdagangan Manusia”, diikuti oleh 18 peserta dari 13 negara di kawasan Asia Pasifik. Program IMOSC mencakup paparan dari petugas kepolisian senior dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik yang membahas topik‐topik diantaranya pemikiran strategis, manajemen media, perdagangan manusia dan studi kasus, serta saling berbagi intelijen. IMOSC membahas cara para pimpinan penegak hukum senior memrencanakan penyelidikan kejahatan serius, memberikan kesempatan langka bagi peserta dari latar belakang dan kebudayaan yang beragam untuk saling berbagi informasi dan meningkatkan keterampilan serta pengetahuan peserta agar dapat memimpin dan mengelola penyelidikan kejahatan serius dengan lebih efektif dan efisien. Program ini mencerminkan pendekatan multi yurisdiksi dan multi lembaga dalam menjawab tantangan penyelidikan kriminal lintas negara, seperti perdagangan manusia. IMOSC menyediakan forum kerjasama praktis antar peserta dari kepolisian dan organisasi penegak hukum di negara yang berbeda‐beda. Peserta IMOSC IV JCLEC adalah sebagian dari lebih dari 170 peserta dari seluruh dunia yang telah mengikuti program‐program IMOSC di Indonesia, Singapura, Vanuatu dan Selandia Baru. ___________________________________________________________________________ 22
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Pengamanan Penerbangan & Bandara Melanjutkan kesepakatan bilateral antara kepolisian Belanda dan Indonesia, Pemerintah Belanda mendanai mengembangan dan penyampaian program pelatihan Pengamanan Penerbangan dan Bandara kepada 120 perwira Polri. Pelatihan ini dilaksanakan di dua negara, di Indonesia menggunakan fasilitas JCLEC, dan di Belanda menggunakan Bandara Schippol dan fasilitas pelatihan kepolisian. Selama tahun 2007, JCLEC menyelenggarakan enam kali program Pelatihan Pengamanan Penerbangan dan Bandara yang dibagi menjadi enam tahap: •
Pengamanan Penerbangan & Bandara I (4 – 22 Juni 2007) •
Pengamanan Penerbangan & Bandara II (9‐20 Juli 2007) •
Pengamanan Penerbangan & Bandara III (23 Juli – 3 Agustus 2007) •
Pengamanan Penerbangan & Bandara IV (17‐28 September 2007) •
Pengamanan Penerbangan & Bandara V (1‐12 Oktober 2007) •
Pengamanan Penerbangan & Bandara VI (5‐16 November 2007) Rien de Hart, ‐ Adjie Rustam Ramdja – F/A Lester Cross Penutupan Aviation and Airport Security Kursus Pasca Ledakan
___________________________________________________________________________ 23
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLECF) Yayasan JCLEC disetujui pendiriannya oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 3 Maret 2005. Tujuan Yayasan ini adalah supaya Kepolisan Republik Indonesia dan Kepolisian Internasional bekerjasama dalam mempertahankan keberlangsungan JCLEC dalam jangka panjang sebagai Pusat Pelatihan Regional. Struktur Yayasan ini terdiri dari 3 lapisan manajemen yang masing‐masing diwakili oleh suatu Dewan dimana masing‐masing Dewan bertanggung jawab terhadap aspek‐
aspek yang berbeda dari Yayasan tersebut. Dewan Yayasan yang tertinggi dipegang oleh Board of Patrons (BoP) ‐ Dewan Pembina. Dewan Pembina terdiri dari lima Perwira Tinggi Polri dan AFP yang mewakili kerjasama bilateral antara Indonesia dan Australia dalam pendirian JCLEC. Sekarang, BoP diketuai oleh Komisioner AFP, Komisioner Mick J. Keelty. Kepemimpinan dari Dewan ini dipegang secara bergantian antara Komisioner AFP dan Kapolri. Kapolri, Jenderal Polisi Sutanto akan memegang kepemimpinan BoP mulai tanggal 1 Juli 2007. Board of Management (BoM) ‐ Dewan Manajemen bertugas dalam pelaksanaan manajemen sehari‐hari. Dewan ini terdiri dari dua Perwira Tinggi Polri dan dua perwira AFP yang bertemu setiap tiga bulan sekali untuk melapor kepada Dewan Pembina. Lapisan manajemen yang ketiga adalah Board of Supervisor (BoS) – Dewan Pengawas. Dewan ini bertanggung jawab dalam hal memberikan laporan pengawasan atas tindakan yang dilakukan oleh BoM. BoS terdiri dari perwakilan Departemen Luar Negeri Indonesia (DEPLU), Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) – Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, dan perwakilan penegak hokum dari Inggris dan Perancis. Dewan Manajemen (BoM) Yayasan JCLEC mengadakan pertemuan di Jakarta dan Semarang sebanyak empat kali di tahun ini. BoS mengadakan pertemuan paralel dengan BoM JCLEC di setiap kesempatan. Dewan Pembina (BoP) JCLEC tidak mengadakan pertemuan pada tahun ini namun Dewan telah mempertimbangkan beberapa permasalahan yang dihadapi pada tahun ini di luar forum pertemuan. ___________________________________________________________________________ 24
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Prestasi yang Dicapai oleh JCLEC Selama Tahun 2007 Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Dr Nikolaus van Dam dan Wakapolri, Komisaris Jendral Drs. Makbul Padmanegara, secara secara resmi membuka Gedung Nusantara pada tanggal 4 Juni, 2007 Gedung Nusantara adalah gedung akomodasi yang terdiri dari 61 kamar, gymnasium, kolam renang, jalur lari, bar, restoran, ruang makan eksekutif dan pelayanan cuci pakaian untuk para peserta, pelatih dan tamu lainnya. Di dalam Gedung Nusantara terdapat restoran Tulip. Restoran Tulip dibuka secara resmi di waktu yang sama oleh Wakapolri, Komisaris Jendral Drs. Makbul Padmanagara dan Dirjen Keamanan, Kementerian Dalam Negeri dan Hubungan Kerajaan Belanda, Mr. Dick Schoof. Restoran Tulip menyediakan berbagai macam masakan lokal dan barat dan dapat menampung hingga 120 orang peserta dan tamu. Upacara Pembukaan Gedung Nusantara
Program Pelatihan Anti Teror JCLEC (Indonesia CT Laws & Indictment Program) untuk para jaksa dan hakim Indonesia dari Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 2 – 4 April 2007. Program ini dihadiri oleh 34 peserta dan didukung oleh Kedutaan Besar Selandia Baru, Kedutaan Besar Amerika dan Kedutaan Besar Kanada. Program Anti Terror ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada para peserta tentang undang‐undang anti terror dan aplikasinya. Program ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan teknik‐teknik di dalam penyidikan dan penuntutan kasus‐kasus terorisme dan untuk meningkatkan kerjasama diantara para peserta. ___________________________________________________________________________ 25
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Upacara Pembukaan Anti Teror JCLEC JCLEC dan the United Nations office on Drugs and Crime (UNODC) bekerja sama dalam peluncuran program pelatihan interaktif komputer bagi pihak kepolisian dalam menangani Perdagangan Orang. Program pelatihan berbasis komputer (CBT) Perdagangan Orang beserta sembilan program lainnya diluncurkan di JCLEC dengan tujuan untuk membantu pelatihan para anggota Polri. UNODC dan rekanan mereka telah menginvestasikan lebih dari US$ 8 Juta di dalam pengembangan program pelatihan berbasis komputer ini. Di dalamnya terdapat pula pelatihan tentang pencucian uang, perdagangan narkoba, kesadaran intelijen, teknik pencegahan dan penggeledahan di bandara, pelabuhan dan pengawasan di darat. Ke sepuluh program dibagi menjadi 76 modul yang ditujukan bagi para perwira Polri dan juga kepada para Taruna. Program ini menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Modul pembelajaran interaktif ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan para anggota di dalam penanganan kasus‐kasus perdagangan orang dan kejahatan lintas negara lainnya yang terjadi di Indonesia dan di wilayah negara tetangga. Wakil UNODC untuk Asia Timur dan Pasifik, Mr. Akira Fujino, menyatakan bahwa pengenalan pelatihan CBT kepada JCLEC akan semakin memperkuat kerjasama yang sekarang terjalin antara UNODC dan Kepolisian Federal Australia di dalam meningkatkan kemampuan kapasitas para penegak hukum di wilayah ASEAN dan Asia Pasifik. Asisten Komisaris AFP Tim Morris, menyatakan bahwa kerja sama dengan UNODC memberikan JCLEC kemampuan yang berbeda di dalam proses pembelajaran interaktif untuk menangani kejahatan lintas negara. ___________________________________________________________________________ 26
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Kelulusan siswa ke‐2000 JCLEC Di tahun 2007, JCLEC mengadakan dua upacara kelulusan, untuk siswa yang menyelesaikan pelatihannya dan menjadi lulusan ke 2000. AKP Guntur Andriyanto dari LABFOR Palembang, seorang peserta Kursus Pengantar Fotografi (TKP), mendapatkan sertifikat penghargaan dan sebuah hadiah kecil dari Brigadir Jenderal Adjie Rustam Ramdja, Direktur Eksekutif JCLEC. Kelulusan siswa ke‐3000 JCLEC Siswa JCLEC ke‐3000 yang lulus adalah AKBP Andean Bonar Sitinjak yang merupakan anggota Polri, yang lulus dari Kursus Clandestine Laboratory pada tanggal 23 November 2007. AKBP Andean Bonar Sitinjak, siswa JCLEC ke‐3000 ___________________________________________________________________________ 27
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Hari Jadi JCLEC ke‐3 Pada tanggal 3 Juli 2007, JCLEC merayakan hari jadinya yang ke‐3. Sejak diresmikan, JCLEC telah memberikan kesempatan pelatihan kepada para aparat penegak hukum Indonesia dan penegak hukum yang ada di wilayah Asia untuk meningkatkan kemampuan mereka di dalam memerangi kejahatan lintas negara termasuk terrorisme. Sampai dengan bulan Juli 2007, JCLEC telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 2360 peserta sejak pembukaannya di tahun 2004. Untuk merayakannya, para staf dan peserta merayakan hari jadi tersebut dengan kopi dan kue. Kombes Dadang Rusli dan F/A Lester Cross memotoh kue di hari jadi JCLEC ke‐3 Kunjungan Penting ke JCLEC selama tahun 2007 23 Januari 2007 Delegasi Denmark, Yang Mulia Per Stig Moller; Menteri Luar Negeri, Yang Mulia Connie Hedegaard; Menteri Lingkungan Hidup, Yang Mulia Niels Erik Andersen; Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Yang Mulia Sus Ulbæk; Kepala Departemen Asia dan Amerika Latin serta empat delegasi kementerian tinggi lainnya mengunjungi JCLEC. Delegasi tersebut bertemu dengan Gubernur AKPOL, Inspektur Jenderal Asikin Husein dan Direktur JCLEC, Brigadir Jenderal Adjie Rustam Ramdja. Pada kunjungan ini, dilaksanakan pula upacara resmi penyalaan dian tribrata. Para delegasi kemudian menuju JCLEC untuk makan siang dan membahas mengenai peningkatan kapasitas. Selama kunjungan, Menteri Luar Negeri Denmark dan Menteri Lingkungan Hidup menyumbangkan perlengkapan komputer senilai US$230.000 kepada JCLEC. Pemerintahan Denmark telah memberikan dukungan kepada JCLEC sejak Desember 2004. ___________________________________________________________________________ 28
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 6 Februari 2007 Mr. Dick Schoof, Direktur Jendral Keselamatan dan Koordinator Keamanan Kementerian Dalam Negeri dan Hubungan Kerajaan Belanda dan Mr. Karel Schuurman dari Kedutaan Besar Belanda, Jakarta tiba di JCLEC untuk diskusi. Para delegasi melakukan tur di JCLEC dan terkesan dengan perkembangannya sejak kunjungan terakhir Mr. Schoof di tahun 2005. Dalam kunjungan tersebut, dibahas berbagai hal temasuk kelanjutan keterlibatan Belanda dalam proyek JCLEC dan pelaksanaan pelatihan Keamanan Penerbangan dan Bandara di tahun 2007. Dutch Delegation in JCLEC on 6 February 2007 4 Maret 2007 Regional Executive Leadership Program (RELP) secara resmi dibuka oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Australia, Yang Mulia Dr. N. Hassan Wirajuda dan Yang Mulia Alexander Downer di Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation, Semarang. Kursus ini dihadiri oleh 23 perwira senior dari 12 negara: Australia, Indonesia, Brunei, ___________________________________________________________________________ 29
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Laos, Malaysia, Cina, Filipina, Thailand, Vietnam, Hong Kong, Kamboja dan Korea Selatan. Program RELP yang disponsori oleh Pemerintah Australia, Inggris dan Universitas Charles Sturt diselenggarakan oleh Kepolisian Republik Indonesia di JCLEC. Program ini dikembangkan dengan menerapkan pendekatan gabungan antara Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kepolisian Federal Australia (AFP) dan Institut Manajemen Kepolisian Australia / the Australian Institute of Police Management (AIPM), Sekolah Tinggi Staf Kepolisian Bramshill / Bramshill Police Staff College dan Universitas Charles Sturt. Program ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan peserta secara personal, organisasional dan regional, dengan fokus untuk menghadapi tantangan anti terror, kejahatan lintas negara, intelijen dan pengambilan keputusan penting. Program kepemimpinan ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengembangkan alumni perwira polisi senior di wilayah ASEAN – Australia yang akan bekerjasama untuk menghadapi isu‐isu penegakan hukum regional dan tantangan di masa yang akan datang. Pembukaan kursus ini juga dihadiri oleh Jaksa Agung Australia Yang Mulia Philip Ruddock, Duta Besar Australia untuk Indonesia Yang Mulia Bill farmer, Duta Besar Inggris Yang Mulia Charles Humfrey, Duta Besar Anti Teror Australia Yang Mulia Mike Smith, Wakapolri Komjen Drs. Makbul Padmanegara, Wakil Kepala AFP John Lawler dan beberapa tamu penting lainnya dari Indonesia, Australia dan Inggris. Mr Hasan Wirajuda dan Mr Alexander Downer di Program RELP 15 Maret 2007 Yang Mulia Hamza Yahia‐Cherif, Duta Besar Algeria bersama dengan delegasi dari Departemen Luar Negeri Indonesia Ibnu Hadi, Direktur Kerjasama Regional Asia Pasifik dan Afrika, dan M. Aji Surya hadir di JCLEC untuk membahas beberapa hal. Kunjungan ini diselenggarakan oleh DEPLU dan Departemen Luar Negeri Algeria sebagai tindak lanjut atas pertemuan Petugas Senior di New Asian African Strategic ___________________________________________________________________________ 30
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Partnership (NAASP) (Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika) yang diadakan di Durban 1‐3 September 2006. Duta Besar Algeria menyampaikan tentang penciptaan hubungan antara pusat anti terror di Afrika dan Asia. Salah satu hasil NAASP adalah untuk Asian Centre for Studies and Research on Terrorism (ACSRT) (Pusat Asia untuk Pembelajaran dan Penelitian Terorisme) untuk menjajaki kemungkinan menjalin hubungan dengan JCLEC di dalam penyelenggaraan program pelatihan anti terror di masa yang akan datang. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama dan merupakan langkah positif sebagai awal dimulainya pembahasan seputar masalah ini. Delegasi Algeria
Brig. Jen. Adjie Ramdja dan H.E. Hanza Yahia-Cherif
20 April 2007 Wakil Duta Besar Denmark, Ullrich Sorensen; Mr. Finn Pedersen dari Skadkar Consult, Copenhagen dan Mr. Rico dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengunjungi JCLEC. Mr. Sorensen menegaskan komitmen pemerintahan Denmark untuk mendukung JCLEC dari tahun 2004‐2007. Beliau menyatakan bahwa pemerintah Denmark ingin terus melanjutkan keterlibatannya dalam peningkatan kemampuan penegak hukum di Indonesia melalui JCLEC. 28 May 2007 Direktur Kerjasama Internasional Asia Pasifik dan Afrika, Mr. Ibdu Hadi dan Direktur Sesdili Mr. Eko Hartono dan delegasi 29 kementerian luar negeri, dari Indonesia dan Asia / Afrika, mengunjungi JCLEC untuk lebih memahami peranan dan tanggung jawab JCLEC di dalam pelatihan. Para delegasi kementerian luar negeri tersebut disambut oleh Eksekutif Direktur Program. Setelah serangkaian pembahasan, para delegasi tersebut mengadakan tur untuk melihat‐lihat fasilitas pelatihan JCLEC. ___________________________________________________________________________ 31
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 4 Juni 2007 Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Yang Mulia Dr. Nikolaos van Dam dan Wakapolri, Jenderal Drs. Makbul Padmanegara, meresmikan Gedung Nusantara. Dalam sambutan tertulisnya Y.M. Dr. van Dam menyampaikan bahwa pemerintah Belanda telah menyumbangkan dana yang cukup besar untuk JCLEC; termasuk €5.3 juta yang telah dialokasikan untuk gedung akomodasi bagi para instruktur dan peserta JCLEC. 17 Agustus 2007 Perwakilan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik Mr. Akira Fujino, Wakil Kepala Kepolisian Federal Australia Tim Morris dan KaLemdiklat Polri Irjen. Edi Sunarno bekerjasama dalam peluncuran program pelatihan berbasis komputer interaktif untuk anggota polisi yang menangani perdagangan manusia. 16 November 2007 Ketua Dewan Gubernur Akademi Kepolisian Belanda, Chief Constable Ad van Baar dan Kolonel Peter Simplelaar dari Royal Marechaussee menghadiri penutupan kursus akhir Pengamanan Penerbangan dan Bandara untuk periode tahun 2007. ___________________________________________________________________________ 32
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Upacara penutupan Kursus Akhir Pengamanan Penerbangan dan Bandara 23 November 2007 Duta Besar Selandia Baru Y.M. Phillip Gibson berkunjung ke JCLEC dan secara resmi menutup Kursus Laboratorium Narkoba (Clandestine Laboratory Course). Kursus tersebut didanai oleh pemerintah Selandia Baru dan JCLEC. Para instruktur kursus ini adalah tenaga‐tenaga ahli kepolisian dari Selandia Baru dan AFP. Kursus ini diikuti oleh 31 perwira polisis dari Indonesia, Filipina, Malaysia dan Thailand. Duta Besar Y.M. Phillip Gibson mengulangi kembali komitmen Pemerintah Selandia Baru untuk mendukung peningkatan kapasitas Polri melalui JCLEC. Sebagai kenang‐
kenangan kunjungan dan komitmen dukungan pemerintah Selandia Baru, Duta Besar berkenan melakukan penanaman pohon Kiara Payung. Nick McLeay, John Brunton, Tim Haughy, Athol Soper dan Y.M. Phillip Gibson ___________________________________________________________________________ 33
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 28 November 2007 Duta Besar Kanada Y.M. John Holmes, Mr. Jonathon Yendall dari Kedutaan Besar Kanada dan Mr. Wade Oldford petugas penghubung Kepolisian Kanada (Royal Canadian Mounted Police ‐ RCMP) untuk Malaysia berkunjung ke JCLEC. Kunjungan tersebut sehubungan dengan pendanaan pemerintah Kanada untuk dua kursus yang diselenggarakan di JCLEC. Kedua kursus dibimbing oleh pengajar dari RCMP dan Sekolah Polisi Kanada (Canadian Police College) dengan peserta 24 perwira polisi dari Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina. Selama kunjungan tersebut Duta Besar menyerahkan sejumlah buku forensik dan pedoman teknis kepada Kombes Bambang Setiawan dari LABFOR. Duta Besar Kanada Y.M. John Holmes menanam pohon Kiara Payung 29 November 2007 Duta Besar Republik Federal Jerman, Y.M.. Paul Baron von Maltzahn berkunjung ke JCLEC didampingi oleh Mr. Gurpal Sodhi, petugas penghubung kepolisian Jerman (BKA) dari Jakarta. Kunjungan tersebut bertepatan dengan dua kursus yang didanai oleh Pemerintah Jerman, dimana kursus terakhir ditutup pada tanggal 30 November. Kursus pertama yang berlangsung selama seminggu adalah mengenai Prosedur Penanganan Barang Bukti. Kursus ini diikuti oleh para kepala unit penyidikan/serse, sementara kursus kedua adalah kursus mengenai Kejahatan Terorganisir dengan fokus pada Perdagangan Manusia dengan peserta para penyidik senior. Kedua kursus tersebut merupakan proyek ujicoba dimana nantinya kursus‐kursus berikutnya akan didanai oleh Pemerintah Jerman dan diselanggarakan melalui JCLEC. ___________________________________________________________________________ 34
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Brigjen. Adjie Ramdja menyerahkan cenderamata kepada Y.M. Paul von Maltzahn 14 Desember 2007 Mr Luis Mateos, Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Spanyol menghadiri upacara penutupan Lokakarya Manajemen Penyidikan Skala Besar (Major Investigation Management Workshop) yang bertema Perdagangan Manusia. Lokakarya untuk anggota Polri ini didanai oleh Pemerintah Spanyol dan diselenggarakan oleh AFP. Para peserta lokakarya juga berhasil menuntaskan modul pelatihan berbasis komputer UNODC dalam bidang Perdagangan Manusia. Mr. Mateos menyatakan bahwa JCLEC adalah pusat pelatihan berkelas dunia dan pemerintah Spanyol dengan senang hati akan menjadi mitra JCLEC dalam mendukung peningkatan kapasitas Polri dan para peserta yang bertugas pada sistem peradilan tindak pidana. Mr. Mateos memberikan sertifikat kepada Agen Federal Simon O’Brien ___________________________________________________________________________ 35
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 16 Desember 2007 Para peserta Pertemuan Internasional Kemitraan Strategis Baru Asia‐Afrika untuk Peningkatan Kapasitas Palestina yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri Indonesia berkunjung ke JCLEC pada hari terakhir pertemuan pakar internasional. Hadir pada pertemuan tersebut Y.M. Fariz Mehdawi, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Y.M. Nana S. Sutresna, Utusan Khusus Pemerintah Indonesia serta delegasi kehormatan dari Aljazair, Yordania, Afrika Selatan dan tamu undangan lainnya. Kelompok pakar internasional yang berasal dari Asia dan Afrika tersebut membahas berbagai cara untuk melaksanakan peningkatan kapasitas Palestina dalam kerangka Kemitraan Strategis Baru Asia‐Afrika (NAASP). Hasil dari pertemuan mengenai peningkatan kapasitas untuk Palestina tersebut akan dibahas lebih lanjut oleh Departemen Luar Negeri Indonesia terkait dengan kerjasama Asia – Afrika pada awal 2008. Kelompok Ahli Internasional ___________________________________________________________________________ 36
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Tentang JCLEC Pemerintah Jerman dan Pemerintah Kanada masing‐masing telah menyetujui pembiayaan instruktur polisi berpengalaman yang diperbantukan untuk JCLEC. Para instruktur ini akan membantu JCLEC dalam pengembangan dan penyelenggaraan paket pelatihan. Para instruktur dari AFP dan negara‐negara lain didampingi oleh para instruktur dari Polri dan bertanggung jawab dalam membimbing dan memandu penyelenggaraan program. Mr. Hans‐Martin Zimmermann Assistant Chief Constable (pensiun) dari Kepolisian Federal Jerman (Bundeskriminalamt ‐ BKA) adalah salah seorang instruktur tetap di JCLEC. Mr. Zimmerman bergabung dengan JCLEC sejak 12 Januari 2007 untuk masa tugas selama satu tahun. Kontribusi Pemerintah Jerman tidak hanya berupa penempatan seorang instruktur di JCLEC tetapi juga memberikan dana €100,000 kepada JCLEC untuk membantu pengembangan perpustakaan dan prasarana lainnya. Pemerintah Kanada, melalui Kepolisian Kanada (Royal Canadian Mounted Police – RCMP) memberikan komitmen untuk mendanai penempatan instruktur tetap yang bertugas di JCLEC selama dua tahun. Corporal Akrum Ghadban bergabung dengan JCLEC pada 2 Juli 2007. Instruktur Penyidikan Finansial JCLEC, Agen Federal Glenn Buscombe dari Kepolisian Federal Australia telah menyelesaikan dua tahun penugasan di JCLEC. Agen Federal Buscombe berperan dalam membantu pengembangan penyelenggaraan pelatihan di JCLEC serta peningkatan tim pendukungnya. Agen Federal Buscombe digantikan oleh Agen Federal Adam West yang mulai bertugas pada 16 September 2007. Perluasan Kurikulum JCLEC JCLEC terlibat dalam penyusunan, pengembangan dan penyelenggaraan lima bidang program pendidikan dan pelatihan penegakkan hukum internasional. Program‐
program tersebut diarahkan untuk mencapai standar internasional untuk pelatihan maupun materi teknis. Program‐program yang ada didasarkan pada pendidikan penegakkan hukum, pemahaman, pertukaran pengalaman dan kerjasama multi‐yurisdiksi yang baik. Bidang‐bidang diklat yang ada saat ini termasuk: • Penyidikan dan Manajemen Kejahatan Serius • Intelijen Kriminal • Forensik • Penyidikan Finansial; dan ___________________________________________________________________________ 37
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 •
Komunikasi Selama 2007, JCLEC telah menyelenggarakan pelatihan untuk total 1.291 peserta dari Indonesia dan seluruh kawasan Asia Tenggara dengan 62 program kursus. Para peserta tersebut mengikuti pelatihan dalam bidang‐bidang berikut ini: Perincian Peserta menurut Bidang Pelatihan Selama 2007 • Bidang Penyidikan dan Manajemen: 344 26.6% • Bidang Intelijen Kriminal: 286 22.2% • Bidang Forensik: 237 18.4% • Bidang Penyidikan Finansial: 133 10.4 % • Bidang Komunikasi: 151 11.6% • Bidang lain: 140 11.8% Total Peserta: 1291 100% Peserta Menurut Bidang
Lain-lain
Penyidikan
Komunikasi 6
1
12%
5
11%
27%
Finansial
4
10%Forensik Intelijen
2
3
22%
18%
___________________________________________________________________________ 38
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Perincian Negara Asal Peserta pada tahun 2007 Australia: 32 2.4% Indonesia: 927 71.8% Brunei Darussalam: 5 0.3% Kamboja: 7 0.5% Cina: 24 1.9% Hong Kong: 3 0.3% Korea: 6 0.4% Laos: 5 0.3% Malaysia: 21 1.63% Myanmar: 29 2.3% Filipina: 28 2.2% Singapura: 10 0.78 Thailand: 42 3.2% Vietnam: 27 2.1% Lain‐lain: 125 9.7% Total: 1291 peserta 100% Peserta Menurut Negara
Australia
Indonesia
Brunei Darussalam
Kamboja
China
Korea
Hong Kong
Laos
Malaysia
Myanmar
Filipina
Singapura
Thailand
Vietnam
___________________________________________________________________________ 39
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Perincian Instruktur Menurut Negara Asal Australia: 137 43.77%
Indonesia: 66 21.09%
Inggris: 38 12.14%
Kanada: 2 0.64%
Cina: 2 0.64%
Denmark: 1 0.32%
Perancis: 2 0.64%
Amerika Serikat: 10 3.19%
Malaysia: 3 0.96%
Jerman: 6 1.92%
Total 313
100%
Belanda: Selandia Baru: Filipina: Singapura: Thailand: Swedia: Denmark: Hongkong: Cina: 20 10 3 2 5 3 1 1 1 6.39%
3.19%
0.96%
0.64%
1.60%
0.96%
0.32%
0.32%
0.32%
Instruktur Menurut Negara
Australia:
China:
Malaysia:
Filipina::
Denmark:
Indonesia:
Denmark:
Jerman:
Singapura:
Hongkong:
Inggris:
Perancis:
Belanda:
Thailand:
China:
Kanada:
Amerika Serikat :
Selandia Baru:
Swedia:
___________________________________________________________________________ 40
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Kursus / Seminar / Lokakarya yang diselenggarakan pada tahun 2007 Bidang Manajeman Penyidikan 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Kursus Anti Preman - 2 kursus (15 – 19 Januari 2007) and
Kursus Anti Preman (5 – 9 Februari 2007)
Teknik Wawancara (22 – 26 Januari 2007)
Pengamanan Tertutup (26 Februari – 16 Maret 2007)
Kursus Manajemen Anti Terorisme (26-30 Maret 2007)
Program Pelatihan Anti Terorisme (2-4 April 2007)
Program Pelatihan Anti Terorisme AFP/MPS (1-7 April 2007)
Kursus Manajemen Anti Terorisme (30 April – 4 Mei 2007)
Program Penyidikan Anti Teroris (28 Mei – 8 Juni 2007)
Lokakarya Terorisme dan Internet (29 – 30 Mei 2007)
Lokakarya Manajemen Penyidikan Skala Besar (23 – 27 Juli 2007)
Manajemen Internasional pada Kejahatan Serius (26 Agustus – 14 September 2007)
Program Pelatihan Anti Terorisme (17-28 September 2007)
Kerjasama Internasional Bidang Anti Terorisme (20 – 22 November 2007)
Kursus Kejahatan Terorganisir (26-30 November 2007)
Lokakarya Manajemen Penyidikan Skala Besar (10-14 Desember 2007)
Bidang Intelijen 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Program Pengembangan Perwira Intelijen (5-16 Februari 2007)
Kursus Penjejakan Lapangan / Kursus Inggris (5 Februari – 6 Maret 2007 dilanjutkan 19
Maret – 6 April 2007)
Program Pengembangan Perwira Intelijen (12-23 Maret 2007)
Program Pengembangan Perwira Intelijen (16 – 27 April 2007)
Kursus Intelijen dan Elisiting (16 – 27 April 2007)
Program Pengembangan Perwira Intelijen (21 Mei – 1 Juni 2007)
Lokakarya Sistem Informasi Manajemen Kasus (CMIS) (18-22 Juni 2007)
Lokakarya Sistem Informasi Manajemen Kasus (CMIS) (20-24 Agustus 2007)
Program Kepemimpinan Intelijen Kriminal (4-15 Juni 2007)
Program Pengembangan Perwira Intelijen (11-22 Juni 2007)
Kursus Intelijen dan Elisiting (16-20 Juli 2007)
Program Pengembangan Perwira Intelijen (23 Juli – 3 Agustus 2007)
Program Pengembangan Perwira Intelijen (27 Agustus-7 September 2007)
Program Pengembangan Perwira Intelijen (29 October-9 November 2007)
Kursus Analisis Intelijen Taktis / Manajemen Kejahatan Skala Besar (26 November-7
Desember 2007)
___________________________________________________________________________ 41
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Bidang Forensik 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Penggeledahan dan Penyitaan Barang Bukti (29 Januari – 2 Februari 2007)
Fotografi Tempat Kejadian Perkara (26-30 Maret 2007)
Kursus Lanjutan Senjata Api Forensik (16-27 April 2007)
Pengenalan Pemeriksaan Forensik TKP Pasca Ledakan (7-11 Mei 2007)
Pengenalan Pemeriksaan Forensik TKP Pasca Ledakan (14-18 Mei 2007)
Manajemen Insiden Pasca Ledakan (23 Juli–3 Agustus 2007)
Dasar-Dasar Sidik Jari Lanjutan (30 Juli–10 Agustus 2007)
Olah TKP Forensik (17-28 September 2007)
Pengenalan Pemeriksaan Dokumen Forensik (1-5 Oktober 2007)
Kursus Laboratorium Klandestin (12-23 November 2007)
Kursus Prosedur Alat Bukti (19-23 November 2007)
Bidang Penyidikan Kejahatan Keuangan 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Program Penyidikan Keuangan (11-22 Juni 2007)
Program Penyidikan Keuangan (6-16 Agustus 2007)
Anti Money Laundering (7-9 Agustus 2007)
Program Penyidikan Keuangan (22 – 26 Oktober 2007)
Lokakarya Penyidikan Keuangan (24 – 28 September 2007)
Program Penyidikan Keuangan (29 October – 2 November 2007)
Bidang Komunikasi 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pelatihan Untuk Pelatih (8 – 12 Januari 2007)
Program Kepemimpinan Eksekutif Regional I (5-23 Maret 2007)
Program Kepemimpinan Eksekutif Regional II (2-20 Juli 2007)
Analisis Isi Keterangan Secara Ilmiah (SCAN) (27 Agustus-30 Agustus 2007)
Undang-Undang Anti Terorisme di Asia Tenggaran & Kerjasama Hukum Internasional /
Lokakarya Sub Regional (26-30 November 2007)
Konferensi Forum Asia Timur – Amerika Latin (6 – 7 Desember 2007)
Kelompok Kerja Sub Regional MNOST (26 – 27 Februari 2007)
Pertemuan Komite Pengawas MNOST (28 Februari 2007)
Lainnya 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keamanan Penerbangan & Bandara I (4 – 22 Juni 2007)
Keamanan Penerbangan & Bandara II (9-20 Juli 2007)
Keamanan Penerbangan & Bandara III (23 Juli – 3 Agustus 2007)
Pengenalan Komputer dan Internet (17-18 Agustus 2007)
Keamanan Penerbangan & Bandara IV (17-28 September 2007)
Keamanan Penerbangan & Bandara V (1-12 October 2007)
Keamanan Penerbangan & Bandara VI (5-16 November 2007)
___________________________________________________________________________ 42
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 Kursus-kursus yang diselenggarakan pada tahun 2007
1. Pelatihan untuk Pelatih (TOT) - Makassar
8 – 12 Januari 2007
5 Peserta
2. Kursus Anti Premen
15 – 19 Januari 2007
22 Peserta
3. Teknik Wawancara - Makassar
22 – 26 Januari 2007
11 Peserta
4. Penggeledahan dan Penyitaan Barang Bukti - Makassar
29 Jan – 2 Feb 2007
16 Peserta
5. Kursus Anti Premen
5 – 9 Februari 2007
20 Peserta
6. Program Pengembangan Perwira Intelijen
5 – 16 Februari 2007
20 Peserta
7. Kursus Petugas Lapangan (didanai Inggris)
5 Februari – 6 April 2007
19 Peserta
8. Kelompok Kerja Sub Regional MNOST
26 – 27 Februari 2007
18 Peserta
9. Pertemuan Komite Pengawas MNOST
28 Februari 2007
11 Peserta
10. Kursus Pengamanan Tertutup
26 Februari – 16 Maret 2007
16 Peserta
11. Program Kepemimpinan Eksekutif Regional (AIPM, CSU, Bramshill)
5 – 23 Maret 2007
23 Peserta
12. Program Pengembangan Perwira Intelijen
12 – 23 Maret 2007
19 Peserta
___________________________________________________________________________ 43
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 13. Manajemen Anti Teror
26 – 30 Maret 2007
8 Peserta *
(Tim Pelatihan Kejaksaan Agung)
14. Fotografi Tempat Kejadian Perkara
26 – 30 Maret 2007
19 Peserta
= Peserta ke-2000 JCLEC
15. Program Pelatihan Anti Terorisme AFP /MPS (Didanai AFP)
2 – 6 April 2007
16 Peserta
16. Program Pelatihan Anti Terorisme – Didanai oleh Selandia Baru, Kanada, Amerika Serikat
2 – 4 April 2007
34 Peserta
17. Program Pengembangan Perwira Intelijen
16 – 27 April 2007
23 Peserta
18. Identifikasi Senjata Api Forensik – Kursus Lanjutan
16 – 27 April 2007
16 Peserta
19. Kursus Intelijen dan Elisiting (MNOST/Kementrian Kehakiman)
20 – 27 April 2007
8 Peserta
20. Manajemen Anti Teror Polri (Tim Pelatihan Kejaksaan Agung)
30 April – 4 Mei 2007
13 Peserta
21. Pengenalan Olah TKP Forensik Pasca Ledakan
7 – 11 Mei 2007
20 Peserta
22. Pengenalan Pasca Ledakan (Kepolisian Thailand)
14 – 18 Mei 2007
20 Peserta + 2 visiting fellow
23. Program Pengembangan Perwira Intelijen
21 Mei – 1 Juni 2007
20 Peserta
24. Lokakarya Terorisme dan Internet (Diselenggarakan oleh DFAT)
30 Mei 2007
24 Peserta
25. Program Penyidikan Anti Teror
28 Mei – 8 Juni 2007
27 Peserta
___________________________________________________________________________ 44
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 26. Program Kepemimpianan dalam Intelijen Kriminal
4 - 15 Juni 2007
24 Peserta
27. Program Keamanan Penerbangan & Bandara 1 * Didanai Belanda
4 – 22 Juni 2007
20 Peserta
28. Program Pengembangan Perwira Intelijen
11 – 22 Juni 2007
21 Peserta
29. Program Penyidikan Keuangan
11 – 22 Juni 2007
22 Peserta
30. Lokakarya CMIS / Pengenalan Prinsip-Prinsip Intelijen
18 – 22 Juni 2007
20 Peserta
Program Kepemimpinan Eksekutif Regional (Lanjutan)
2 – 20 Juli 2007
15 Peserta
31. Program Keamanan Penerbangan & Bandara 2 * Didanai Belanda
9 – 20 Juli 2007
20 Peserta
32. Kursus Intelijen dan Elisiting
16 – 20 Juli 2007
12 Peserta
33. Lokakarya Manajemen Penyidikan Skala Besar
23 – 27 Juli 2007
20 Peserta
34. Program Pengembangan Perwira Intelijen
23 Juli – 3 Agustus 2007
18 Peserta
35. Program Keamanan Penerbangan & Bandara 3
23 Juli – 3 Agustus 2007
20 Peserta
36. Manajemen Insiden Pasca Ledakan
23 Juli – 3 Agustus 2007
19 Peserta
37. Dasar-Dasar Sidik Jari Lanjutan
30 Juli – 10 Agustus 2007
19 Peserta
___________________________________________________________________________ 45
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 38. Program Penyidikan Keuangan
6 – 16 Agustus 2007
20 Peserta
39. Undang-Undang Anti Pencucian Uang: Didanai Kejaksaan Agung Indonesia& USAID
7 – 9 Agustus 2007
35 Peserta
40. Pengenalan Komputer & Internet
17 – 18 Agustus 2007
20 Peserta (Myanmar)
41. CMIS
20 - 24 Agustus 2007
20 Peserta (Myanmar)
42. Program Pengembangan Perwira Intelijen
27 Agustus – 7 Sept 2007
20 Peserta (Myanmar)
43. Analisis Isi Keterangan Secara Ilmiah.
27 – 30 Agustus 2007
21 Peserta
44. Kursus Manajemen Internasional Kejahatan Serius
26 Agustus – 14 September 2007
18 Peserta
45. Program Keamanan Penerbangan & Bandara 4 * Didanai Belanda
17 – 28 September 2007
20 Peserta
46. Program Pelatihan Anti Terorisme
17 – 28 September 2007
19 Peserta
47. Olah Forensik Tempat Kejadian Perkara
17 – 28 September 2007
20 Peserta
48. Lokakarya Penyidikan Keuangan (bantuan pendanaan AUSTRAC)
20 – 24 September 2007
10 Peserta (Myanmar)
49. Pengenalan Pemeriksaan Dokumen Forensik
1 – 5 Oktober 2007
20 Peserta
50. Program Keamanan Penerbangan & Bandara 5 * Didanai Belanda
1 – 11 Oktober 2007
20 Peserta
___________________________________________________________________________ 46
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 51. Program Penyidikan Keuangan
22 - 26 Oktober 2007
20 Peserta (Vietnam) * Bantuan Pendanaan Pemerintah Inggris
52. Program Pengembangan Perwira Intelijen
29 October – 9 November 2007
19 Peserta
53. Program Penyidikan Keuangan
29 October – 2 November 2007
26 Peserta
54. Program Keamanan Penerbangan & Bandara 6 * Didanai Belanda
5 – 16 November 2007
20 Peserta
55. Laboratorium Klandestin * Didanai Selandia Baru
12 – 23 November 2007
31 Peserta
56. Kursus Prosedur Alat Bukti
19 – 23 November 2007
25 Peserta
57. Kerjasama Internasional dalam Anti Terorisme (Tim Pelatihan Kejaksaan Agung)
20 – 22 November 2007
52 Peserta
58. Lokakarya Sub Regional (Tim Pelatihan Kejaksaan Agung)
26 – 27 November 2007
34 Peserta
59. Kursus Kejahatan Terorganisir
26 – 30 November 2007
24 Peserta
60. Kursus Analisis Intelijen Taktis
26 November – 7 Desember 2007
24 Peserta
61. FEALAC * Didanai DEPLU / DFAT
6 – 7 Desember 2007
35 Peserta
62. Lokakarya Manajemen Penyidikan Skala Besar*Didanai Spanyol
9 – 14 Desember 2007
20 Peserta
Diselenggarakan 62 Kursus
Peserta 1291
___________________________________________________________________________ 47
Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation – Laporan Tahunan 2007 YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS untuk periode tahun berakhir 31 Desember 2007 Laporan Aset dan Liabilitas – Cash basis Laporan Penerimaan dan Pengeluaran serta Saldo – Cash Basis Catatan Laporan Keuangan – Cash Basis HALAMAN 1 3 4 5 2
Laporan Auditor Independen No.GA108 0526 JCLECF RW Para Pembina dan Dewan Direktur YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION Kami telah mengaudit laporan aset dan liabilitas yang timbul akibat transaksi tunai yang dilakukan oleh Yayasan Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (Yayasan) atas dana yang diterima dari Pemerintah Belanda, Komisi Eropa, Pemerintah Denmark, Pemerintah Swedia, Pemerintah Jerman, Pemerintah Spanyol dan rekening penggantian yayasan (Rekening Bank ANZ Panin No. Rek 097147‐00001) untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007, serta laporan penerimaan dan pengeluaran tunai terkait dan saldo untuk tahun berakhir. Laporan keuangan ini merupakan tanggung jawab manajemen Yayasan. Tanggung jawab kami adalah untuk menyampaikan pendapat kami mengenai laporan keuangan ini berdasarkan audit yang kami laksanakan. Kami melaksanakan audit berdasarkan stándar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Stándar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti‐bukti yang mendukung jumlah‐jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Seperti yang dibahas dalam Catatan 2a, laporan keuangan ini dibuat berdasarkan bukti penerimaan dan pengeluaran kas, yang merupakan dasar akunting komprehensif diluar dasar‐dasar akunting yang secara umum diterima di Indonesia. Prinsip‐prinsip akunting yang secara umum diterima di Indonesia membutuhkan pendekatan accrual secara utuh terhadap penerimaan dan pengeluaran, serta kepemilikan aset tetap dan biaya konstruksi perlu dikapitalisasi dan didepresiasi menurut perkiraan usia kegunaan. Menurut pendapat kami, laporan keuangan ini telah cukup dapat menunjukkan, dari semua aspek materi, laporan cash basis dari aset dan liabilitas Yayasan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (Yayasan) terhadap dana yang diterima dari Pemerintah Belanda, Komisi Eropa, Pemerintah Denmark, Pemerintah Swedia, Pemerintah Jerman, Pemerintah Spanyol dan akun penggantian yayasan (Rekening Bank ANZ Panin No. Rek 097147‐00001) untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2007, serta laporan penerimaan dan pengeluaran tunai terkait dan saldo untuk tahun berakhir, dengan dasar akunting yang disebutkan pada Catatan 2. OSMAN BING SATRIO & REKAN Riniek Winarsih, SE, AK, BAP NIAP. 00.1.0734 1 September 2008 Laporan keuangan yang disertakan di sini dan yang disusun dengan menggunakan dasar akunting komprehensif diluar dari dasar‐dasar akunting yang secara umum diterima di Indonesia, tidak dimaksudkan untuk menyajikan laporan keuangan yang didasarkan atas prinsip‐prinsip dan praktik akunting yang secara umum diterima di negara‐negara dan jurisdiksi selain Indonesia. Standar‐standar, prosedur‐prosedur dan praktik‐praktik untuk mengaudit laporan keuangan semacam ini merupakan dasar‐dasar komprehensif akunting selain yang biasa diterima dan diterapkan di Indonesia. 2
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION LAPORAN ASET DAN LIABILITAS – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 Catatan ASET Kas di bank 4 LIABILITAS Hibah yang belum digunakan 2d 2007 Rp 7,542,264,956 Dalam AU$ (Catatan 3)
AU$ 916,556 7,542,264,956 916,556 Lihat catatan pelengkap yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini. 3
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN SERTA SALDO – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 Catatan
Dalam AU$
(Catatan 3) Rp AU$ PENERIMAAN Hibah yang diterima 2b,5 PENERIMAAN LAIN Penerimaan bunga PENGELUARAN Akuisisi aset tetap dan biaya konstruksi 2007 2c,6 10,927,493,28 0 48,623,123 1,424,912
6,340 (5,838,540,061) (761,328) Pengeluaran lain‐lain 7 Pengeluaran tetap kantor 8 (2,658,686,428) (34,516,147) Total (8,531,742,636) (1,112,514) PENERIMAAN DARI NILAI TUKAR MATA UANG ASING 516,445,155) (41,068) KELEBIHAN PENERIMAAN ATAS PENGELUARAN 2,960,818,923 4,613,878,789 SALDO KAS DI BANK PADA AWAL TAHUN DAMPAK PERUBAHAN NILAI TUKAR MATA UANG TERHADAP KAS BANK PADA AWAL TAHUN SALDO KAS DI BANK PADA AWAL TAHUN DENGAN NILAI TUKAR YANG BARU SALDO KAS DI BANK PADA AKHIR TAHUN (346,685) (4,501) 359,806 646,792
(32,432,756) (90,042)
4,581,446,033 556,750
7,542,264,956 916,556 Lihat catatan pelengkap yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan ini. 4
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION CATATAN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 1. UMUM Yayasan Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (Yayasan) didirikan pada 28 Februari 2005 seperti yang tercatat pada akta notaris nomor 111 Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan nomor C‐375.HT.01.02.TH 2005 tanggal 23 Maret 2005 dan diterbitkan dalam Lembar Negara Republik Indonesia nomor 202, tertanggal 23 Maret 2005. Yayasan ini terletak di dalam wilayah Akademi Kepolisian Semarang, Indonesia. Kantor pusatnya bertempat di jalan Trunojoyo nomor 3, Jakarta Selatan. Sesuai dengan artikel 3 dari artikel asosiasi JCLEC, lingkup utama kegiatannya adalah untuk mengembangkan keahlian operasional dari personil penegak hukum Indonesia dan negara‐negara lain dalam menangani terorisme dan masalah kejahatan internasional lain dan untuk berbagi informasi serta pengalaman dalam aktifitas tersebut. Manajemen yayasan pada 31 Desember 2007 terdiri dari sebagai berikut: Ketua Pembina : Michael Keelty Pembina : Sutanto Tjuk Sugiarso Emanuel Winarto Frank Prendergast Ketua Sekretaris Umum Sekretaris Bendahara Umum : Adjie Rustam Ramdja : Lester Cross : Boy Salamuddin : Jason Pourpouras Perubahan‐perubahan dalam manajemen Yayasan telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui surat Yayasan tertanggal 8 Februari 2007. 5
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION CATATAN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 – Lanjutan 2. DASAR‐DASAR AKUNTING DAN LAPORAN KEUANGAN a.
b.
Yayasan menyusun laporan keuangannya berdasarkan pada jumlah uang (cash basis). Dengan dasar ini, penerimaan dihitung ketika diterima bukan ketika dihasilkan, dan pengeluaran dihitung ketika dibayarkan bukan ketika ditagih. Sebagai konsekuensinya, penerimaan jatuh tempo dari dan pembayaran jatuh tempo ke pihak lain serta pertambahan nilai tidak dimasukkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan ini meliputi kegiatan Yayasan yang didanai hanya dari bantuan yang diterima dari Pemerintah Belanda, Komisi Eropa, Pemerintah Denmark, Pemerintah Swedia, Pemerintah Jerman, Pemerintah Spanyol, dan rekening penggantian Yayasan JCLEC (Bank ANZ Panin no.rek 097147‐0001). c.
Aset‐aset Tetap dan Biaya Konstruksi Yayasan menerapkan kebijakan seperti yang dinyatakan dalam Manajemen Proyek dan Kontrak Superintendensi antara Yayasan dan Geoff Forrester Asia & Associates Pty Ltd (GFA) yang menyatakan bahwa biaya konstruksi dan pembelian aset‐aset tetap dihitungkan sebagai beban dalam periode akuisisi, dan bukannya dikapitalisasi dan didepresiasi menurut perkiraan usia kegunaan. Aset‐aset tetap yang dipegang dicatat dalam catatan aset‐aset yang dikelola oleh Yayasan. d. Penghitungan Hibah yang Diterima Yayasan mencatat hibah dalam periode yang sudah diatur oleh penyumbang. Hibah yang telah diterima tetapi belum digunakan dalam pelaksanaan program‐
program dinyatakan dalam laporan tambahan cash basis atas aset‐aset dan liabilitas sebagai “Hibah Belum Digunakan”. 3. TRANSAKSI MATA UANG ASING DAN PERUBAHAN KURS TRANSAKSI YANG DINYATAKAN DALAM RUPIAH Pembukuan rekening‐rekening Yayasan dinyatakan dalam mata uang Rupiah Indonesia. Transaksi‐transaksi dengan satuan mata uang selain Rupiah Indonesia dibukukan berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi tersebut dilakukan. Pada akhir tahun, kas bank dalam satuan mata uang asing disesuaikan agar mencerminkan nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut. 6
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION CATATAN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 – Lanjutan Rugi atau laba yang timbul akan dikredit atau ditagihkan pada tahun operasional berjalan. Konversi Rupiah Indonesia ke dalam Dollar Australia (AU$) semata‐mata untuk kenyamanan pembaca. Akun aset dan liabilitas yang dinyatakan dalam satuan mata uang Rupiah Indonesia dan mata uang asing selain Dollar Australia akan dikonversikan ke dalam Dollar Australia menggunakan patokan nilai tukar yang berlaku pada tanggal pelaporan. Penerimaan dan pengeluaran dikonversikan berdasarkan nilai tukar rata‐
rata pada tahun yang bersangkutan. 4. KAS DI BANK Bank ANZ Panin AU$ 476,380 US$ 74,897 Euro 210,656 Rupiah Total 2007 Rp Dalam AU$ (Catatan 3) AU$ 3,920,091,433
705,451,829
2,898,585,269
18,136,425
7,542,264,956
476,380
85,728
352,244
2,204
916,556
5. HIBAH YANG DITERIMA Tabel berikut ini menggambarkan hibah yang diterima dari negara‐negara pemberi hibah pada tahun 2007. 2007 Rp Pemerintah Belanda Euro 298,500 3,524,625,315
Pemerintah Spanyol Euro 200,656 2,480,954,871
Rekening Penggantian Yayasan JCLEC (Bank ANZ Panin No. Rek. 097147 – 00001) AU$ 606,536 4,921,913,094
Total 10,927,493,280
Dalam AU$ (Catatan 3) AU$ 459,601
323,508
641,803
1,424,912
7
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION CATATAN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 – Lanjutan Hibah dari Pemerintah Spanyol ditransfer pada bulan Januari dan September 2007 masing‐masing sejumlah Euro 102,026 dan Euro 98,630. Sampai dengan Desember 2007, jumlah tersebut telah dicairkan oleh Yayasan. Rekening Penggantian Yayasan JCLEC merupakan hibah yang diterima dari berbagai pemberi hibah lainnya. 6. AKUISISI ASET TETAP DAN BIAYA KONSTRUKSI Bagian ini berisi akumulasi dari pengeluaran untuk pembelian aset tetap dan biaya konstruksi untuk fasilitas pelatihan selama tahun 2007. Fasilitas pelatihan mencakup biaya akumulatif untuk pembangunan blok akomodasi untuk para peserta dan instruktur, pengadaan perlengkapan dan pembelian perabotan serta peralatan tetap. Fasilitas‐fasilitas tersebut selesai dibangun pada tanggal 31 Desember 2007. Pembayaran supplier konsultan Jasa Profesional Gaji dan Upah Total 2007 Rp dan Dalam AU$ (Catatan 3) AU$ 5,164,192,570
673,395
429,103,370
245,244,121
5,838,540,061
55,954
31,979
761,328
Fasilitas ini awalnya didirikan dengan komitmen dana dari Pemerintah Belanda. Selama tahun 2007, dana yang diterima untuk pembangunan fasilitas ini sejumlah Euro 298,500. Pada tahun 2007, diterima dana tambahan dari Pemerintah Denmark dan Pemerintah Jerman untuk pengadaan aset tetap masing‐masing sejumlah US$ 234,729 dan US$ 15,725. Dana tersebut digunakan untuk pembelian komputer di Gedung Nusantara. 8
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION CATATAN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 – Lanjutan 7. BIAYA LAIN‐LAIN Pelatihan Biaya Perjalanan Properti Biaya Operasional lainnya Total 2007 Rp 1,936,213,401
77,918,374
97,448,150
547,106,503
2,658,686,428
Dalam AU$ (Catatan 3) AU$ 252,476
10,160
12,707
71,342
346,685
Biaya lain‐lain dibayar menggunakan hibah yang diterima dari Pemerintah Denmark, Pemerintah Swedia, Pemerintah Jerman dan beberapa pemberi hibah lainnya yang dikelola atas nama rekening penggantian Yayasan JCLEC (Bank ANZ Panin No. Rekening 097147‐00001) dengan rincian sebagai berikut: Pemerintah Denmark Hibah yang diterima dari Pemerintah Denmark digunakan untuk membiayai perjalanan sejumlah Rp 33.336.779 (setara dengan AU$ 4.346). Pemerintah Swedia Hibah yang diterima dari pemerintah Swedia digunakan untuk membiayai perjalanan sejumlah Rp 22.474.096 (setara dengan AU$ 2.931). Pemerintah Jerman Hibah yang diterima dari Pemerintah Jerman digunakan untuk pembiayaan perpustakaan sejumlah Rp 97.448.150 (setara dengan AU$ 12.707). 9
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION CATATAN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 – Lanjutan Rekening Penggantian Yayasan JCLEC (Rekening Bank ANZ Panin No. Rek. 097147‐00001) Rekening ini digunakan oleh Yayasan untuk melakukan pembayaran yang diberikan oleh pemberi hibah yang lain. Dana tersebut dialokasikan untuk beberapa pengeluaran sebagai berikut: Pelatihan Biaya Perjalanan Biaya operasional lainnya Total 2007 Rp 1.936.213.401
77.918.374
547.106.503
2.658.686.428
Dalam AU$ (Catatan 3) AU$ 252.476
10.160
71.342
346.685
8. PENGELUARAN TETAP KANTOR Pengeluaran tetap kantor ditunjukkan oleh tagihan terhadap Bank ANZ Panin. 9. NILAI TUKAR MATA UANG Nilai tukar mata uang yang digunakan untuk mengubah akun aset dan liabilitas dari mata uang asing adalah sebagai berikut: 2007
Rp
1 Euro 13.759,76
1 U.S. Dollar (US$) 9.419,00
1 AU Dollar (AU$) 8.228,92
Penerimaan dan beban dikonversikan ke dalam Dollar Australia (AU$) menggunakan nilai tukar rata‐rata AU$ 1 = Rp 7.668,89, yang dihitung berdasarkan nilai tukar rata‐rata yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk tahun 2007. 10
YAYASAN JAKARTA CENTRE FOR LAW ENFORCEMENT COOPERATION CATATAN LAPORAN KEUANGAN – CASH BASIS UNTUK PERIODE TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 – Lanjutan 10. TAMBAHAN Menurut Resolusi Bersama Dewan Pembina sebagai ganti Pertemuan Dewan Pembina Yayasan Pusat Kerjasama di Bidang Penegakan Hukum Jakarta pada tanggal 1 September, 2008, keanggotaan Dewan Pembina dan Dewan Manajemen Yayasan per 1 September, 2008 adalah sebagai berikut: Dewan Pembina Ketua Dewan : Michael Joseph Keelty Anggota Dewan : ‐ Jenderal Polisi Drs. Sutanto ‐ Peter Drennan ‐ Irjen Pol Drs. Emanuel Winarto Hadi, S.H., M.Sc. ‐ Irjen Pol. Drs. Tjuk Sugiarso, MBA Dewan Manajemen Ketua Dewan : Brigjen. Pol. Drs. Adjie Rustam Ramdja Sekretaris Jenderal : Donald Craill Sekretaris : Kombes. Pol. Drs. Boy Salamuddin Bendahara : Jane Craill 11. PERSETUJUAN UNTUK MENERBITKAN LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan dari halaman 3 sampai dengan 13 telah disetujui oleh Direktur Eksekutif Program dan disahkan untuk diterbitkan pada tanggal 1 September 2008. 11