Edisi Nov 2014
Transcription
Edisi Nov 2014
SENANDUNG PAGI Shalom pembaca yang budiman. Beberapa atau sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami mati lampu atau mati listrik di tanah air. Bagaimana gembiranya kita ketika listrik yang padam kembali menyala dan kita bisa melanjutkan aktivitas kita yang berhubungan dengan aliran listrik. Saya berada di asrama Singapore Bible College, ketika kota Singapura mengalami ‘blackout’ pada bulan Juni 2004. Saat itu hari sudah malam dan tidak terlalu banyak mahasiswa yang ada di asrama karena sedang liburan. Walaupun ‘blackout’ tidak berlangsung lama, tapi tetap saja ketika lampu menyala kembali, beberapa dari kami bertepuk tangan, bersukacita atas kembalinya terang. Ketika Sang Terang datang ke dunia kira-kira 2000 tahun yang lalu, dunia tidak menyambutnya, bahkan dunia yang ‘blackout’ dalam dosa tidak mengenal Sang Terang itu. Tetapi kita yang sekarang mengetahui, bahwa Sang Terang dunia datang supaya barangsiapa yang mengikutNya mempunyai terang hidup (Yohanes 8:12). Sebentar lagi Natal akan menyapa kita sekali lagi. Bagaimana sikap kita menyambut kedatangan Sang Terang? Apakah kita bersukacita karena Sang Terang telah hadir dan menerangi di hati kita? Redaksi menerima kiriman dokumen (artikel, renungan, liputan, dan lain-lainnya) dari para pembaca, kirimkan ke [email protected]. Tim Redaksi akan mempertimbangkan dan memutuskan dokumen mana yang akan dimuat dalam Majalah GEMA. Penasehat Pdt. Chandra Koewoso, Pdt. Abraham R. Persang Majelis Pendamping Dkn. Leny Salim, Dkn. Januwar Hadi Pemimpin Redaksi Boaz Y. Wibowo Tim Redaksi Nico Ginting, Chandra Tanuwidjaya, Jimmy Hng, Vincent Sutedy, Yosafat Tri Hanggoro, Angelina Kosasih Tim Layout Albert Wiyono, Fransiska Lilian Saputra, Jennifer Chandra Webmaster Nicky Sagitta Hiedajat Cetak & Distribusi Ratna Lie e-mail [email protected] website www.gema-gpo.sg i DAFTAR ISI SUARA GEMBALA “AKU adalah Terang Dunia” - ego eimi to phos tou kosmou Oleh: Pdt. Chandra Koewoso 1 SIMFONI KASIH Keluargaku, Keluarga Allah – Perayaan Hari Anak KA 2014 Oleh : Clara Simanjuntak 13 Persekutuan Pemuda Gabungan GPO-GPBB Oleh : Billy Aswin Irawan ii 15 BALADA PUSTAKA SELAMAT NATAL Oleh: Jimmy Hng 30 PANDU SANGKAKALA Persekutuan Yang Membawa Terang Bagi Dunia Oleh : Dkn. Oloan Manurung 5 KELUARGA MUDA SEBAGAI TERANG Oleh : Pnt. Indra Goenadibrata 9 JUMPA PENABUH PERDANA CLEMENS 18 GAUNG PERISTIWA Bulan keluarga GPO Oleh : JUPS 24 BULAN MISI 2014 GAMBUS & KECAPI Blessed to Bless: Kunjungan Kasih KW GPO ke Sarah Senior Activity Centre Oleh : Han A. Samadi 32 Oleh : Dkn. Anthon Simangunsong 27 − ego eimi to phos tou kosmou SUARA GEMBALA “AKU adalah Terang Dunia” 1 Oleh: Pdt. Chandra Koewoso Konsep “terang” bagi bangsa Ibrani adalah simbol dari kehadiran Allah dan keselamatanNya (His divine presence and salvation). Hal ini ternyata dalam beberapa pengajaran, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kehadiran Allah menuntun umatNya, bangsa Israel, dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan, nyata melalui kehadiran terangNya, yang berjalan di depan mereka. Tiang awan untuk menuntun mereka di waktu siang. Tiang api untuk menerangi mereka di waktu malam, sehingga mereka dalam merasakan kehadiran Allah (God’s presence) dalam perjalanan mereka menuju tanah perjanjian. “Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun GEMA edisi 15/XI/14 2 mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam” (Kel. 13:21). Demikian pula, konsep ini tercermin melalui pengakuan iman (confession of faith) dari pemazmur bahwa Tuhan adalah terang dan keselamatannya. Hal ini dinyatakan demikian, “Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? ” (Maz. 27:1). Adapun konsep “terang” ini apabila dipadukan dengan kata “dunia” menjadi “terang dunia” yang memberikan kepada kita pengertian bahwa dunia berada dalam kondisi kegelapan ini membutuhkan kehadiran terang. Hal ini dapat dipahami bahwa hanya melalui kehadiran Sang Terang lah, maka kegelapan itu akan sirna dan dikalahkan. Oleh karena, terang hadir untuk mengalahkan kegelapan, maka kehadiran sang terang mutlak untuk membawa pembebasan umat manusia dari kegelapan dosa. Oleh karena itulah, Nabi Yesaya mengungkapkan bagaimana kehadiran Allah yang adalah terang itu telah membawa umat Allah yang tadinya berjalan dalam kegelapan menjadi berpengharapan tatkala melihat terang yang besar. “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (Yes. 9:1). Dalam paparan ayat-ayat selanjutnya di pasal 9, khususnya ayat 5, maka konsep “terang dunia” ini semakin jelas mengarah kepada nubuat kelahiran Yesus Kristus sebagai “Sang Terang dunia” (the Light of the world). “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib (Wonderful Counsellor), Allah yang Perkasa (Mighty God), Bapa yang Kekal (Everlasting Father), Raja Damai (Prince of Peace).” (Yes. 9:5). Selanjutnya dalam Perjanjian Baru, konsep “terang dunia” yang mengacu kepada Yesus Kristus tersebut digambarkan sebagai Sang Terang yang siap menyerahkan diriNya melalui pengorbanan nyawaNya, untuk memberikan terang keselamatan bagi dunia yang gelap karena dosa. “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mar. 10:45). Yesus Kristus rela berkorban turun ke dunia, lahir dalam kandang binatang di kota kecil Bethlehem, menelurusi jalan “via dolorosa” dan akhirnya mati tersalib di Kalvari. Inilah gambaran Sang Terang GEMA edisi 15/XI/14 Dunia yang rela berkorban (willing to sacrifice). Ibarat sebuah lilin yang “rela” membakar dirinya sendiri hingga habis dengan tujuan untuk menerangi sekitarnya, demikian pula kehadiran Allah dan keselamatanNya (God’s presence and salvation), dinyatakan di tengah dunia yang gelap ini melalui Yesus Kristus yang rela masuk dalam dunia yang gelap dan menderita di salib. Tujuan pergorbanan ini adalah agar hati manusia yang gelap oleh dosa diselamatkan dari kegelapan dan beroleh terang kehidupan abadi. “AKU adalah Terang Dunia” adalah juga salah satu dari 7 kalimat penegasan langsung dari Tuhan Yesus Kristus sendiri akan siapa diriNya (ego eimi dalam bahasa Yunani yang artinya: “Aku adalah....”) yang tertulis dalam kitab Injil Yohanes: Pertama, Aku adalah Roti Hidup (Yoh 6:35); Kedua, Aku adalah Terang Dunia (Yoh 8:12); Ketiga, Aku adalah Pintu (Yoh 10:7,9); Keempat, Aku adalah Gembala (Yoh 10:11,14); Kelima, Aku adalah Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25); Keenam, Aku adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6); Ketujuh, Aku adalah Pokok Anggur yang Benar (Yoh 15:1,5). Dalam kaitan dengan pembahasan tema kita, maka pengakuan kedua “AKU adalah Terang Dunia” menguatkan pemahaman bahwa dunia yang sedang berjalan dalam kegelapan 3 GEMA edisi 15/XI/14 4 ini membutuhkan pribadi Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber keselamatan hidup mereka, yang sekaligus juga sebuah ajakan dari Sang Terang Dunia itu sendiri secara langsung kepada kita semua. “Akulah terang dunia [ego eimi to phos tou kosmou]; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12). Melalui ayat Yoh 8:12 ini, ada tiga konsep pemahaman iman yang kita bisa peroleh: Pertama, “barangsiapa mengikut Aku” adalah sebuah kalimat ajakan dari Juruselamat, yang sekaligus mengindikasikan adanya kebutuhan akan “Terang”, sebab pada kenyataannya, keberadaan umat manusia sudah sedemikian lelah hidup berjalan dalam kegelapan (a great invitation from the Light of the world - ego eimi to phos tou kosmou). Kedua, kalimat “ia tidak akan berjalan dalam kegelapan” adalah janji jaminan pengharapan bagi mereka yang mau mengikut Yesus, maka mereka akan dimampukan tidak lagi berjalan dalam kegelapan, tetapi di dalam terang (able to choose not to walk in darkness anymore). Ketiga, kata kerja “mengikut” Yesus adalah sebuah kata kerja “continuous” yang artinya ini adalah sebuah proses berjalan yang perlu terus menerus (keep walking in the Light) dan perlu setia ditempuh hingga garis akhir kehidupan kita. Sebagai refleksi atas konsep pemahaman iman di atas, marilah kita melakukan renungan secara pribadi, khususnya dalam masa-masa menyongsong Hari Natal di tahun 2014 ini: Apakah kita masih menyukai kehidupan di dalam gelap? Sudahkah kita menerima ajakan Sang Terang dunia untuk dibebaskan dari jalan kegelapan? Maukah kita memilih untuk berjalan dalam terang? Apakah saat ini, kita masih menunda-nunda untuk mengambil keputusan tersebut? Sejauh mana kita mengandalkan Tuhan untuk bisa berjalan dalam terang? Apakah kita sepenuhnya meyakini sebagai orang-orang pilihan Allah yang telah dibebaskan dari belenggu dosa dan dimampukan untuk berjalan dalam terang? Adakah kita terus menerus rindu untuk berjalan dalam terang Tuhan sampai akhir hidup kita? Selamat menyongsong Natal, Sang Terang dunia sungguh telah datang! Adakah engkau telah melihat terangNya yang besar itu? Lihatlah dan sambutlah Dia, Yesus Kristus, Sang Terang Dunia (to phos tou kosmou). Oleh: Dkn. Oloan Manurung Kita hidup di zaman kemajuan teknologi yang berganti sangat cepat. Data atau informasi berputar dalam volume yang luar biasa besar dan dalam waktu yang amat singkat. Terutama bagi kita yang hidup di Singapura, kota yang menjadi salah satu pusat kemajuan teknologi dunia, segala sesuatu terasa cepat sekali menjadi usang atau ketinggalan zaman. Saat kita hendak bepergian, berapa dari kita yang masih menggunakan peta biasa? Bukankah sudah lebih mudah menggunakan Google Maps atau peta elektronik lainnya. Demikian pula dengan surat menyurat fisik, sekarang telah digantikan oleh email atau media seperti Whatsapp atau Facebook yang membuat kita bisa bertukar kabar dan informasi pada detik itu juga. Suatu ketika saya mengambil cuti selama lebih dari 2 minggu dan tidak menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan sama sekali. Betapa kagetnya saya setelah kembali dari cuti menyadari bahwa situasi pekerjaan telah berubah dengan sangat cepatnya, sampaisampai sesaat saya merasa asing dengan situasi di kantor. Sesaat saya merasa sudah ketinggalan zaman dan sepertinya sudah tidak dibutuhkan lagi hanya dalam hitungan minggu. Mungkin teman-teman pernah memiliki perasaan seperti ini juga. Namun di dalam segala hal yang berganti secara cepat, syukurlah ada yang tidak pernah berubah yaitu kasih Allah yang menganugerahkan keselamatan melalui AnakNya yang tunggal bagi kita semua yang percaya. Di dalam segala masa-masa sulit yang kita alami dan pergumulan yang sering menghimpit kehidupan kita, kita yakin dan percaya bahwa melalui Yesus PANDU SANGKAKALA Persekutuan yang membawa TERANG BAGI DUNIA 5 GEMA edisi 15/XI/14 6 Kristus kita mendapat jaminan tempat di surga. Jaminan ini sangat penting bagi kita karena itulah yang menjadi dasar dalam menjalani kehidupan kita. Pada saat salah satu tim sepak bola terbaik di dunia yaitu Brazil, bertandang ke Singapura beberapa saat yang lalu, saya yang termasuk menyukai olahraga sepak bola merasa bahwa ini adalah peristiwa yang sangat langka. Saya beruntung masih bisa membeli tiket yang paling murah sebelum “sold out” dan menonton di kelompok barisan yang paling tinggi (maklum karena tiket termurah). Tetapi satu hal yang penting adalah bahwa saya mendapatkan tiket dengan alokasi tempat duduk yang pasti untuk menyaksikan peristiwa yang langka ini. Demikian juga, kita yang percaya kepada Yesus Kristus, telah mendapat tiket dengan alokasi yang jelas untuk nantinya melanjutkan kehidupan kita di surga bersama Allah Bapa yang menyayangi kita. Seperti dikatakan dalam 2 Korintus 1:20a “sebab Kristus adalah “Ya” bagi semua janji Allah”. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita sebagai orang percaya melanjutkan kehidupan kita di dunia ini dengan tidak menjadi pembawa masalah, tetapi bisa menjadi pembawa terang bagi sekeliling kita. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan oleh Yesus Kristus di dalam Matius 5:14a “Kamu adalah terang dunia...”. Hidup Di Dalam Dua Pilihan Salah satu anak saya di dalam kepolosannya pernah berkata bahwa dia ingin tinggal di rumah karena ada acara TV yang menarik perhatian dia, tetapi pada saat yang sama dia juga ingin ikut pergi jalan-jalan keluar rumah. Jelas adalah hal yang tidak mungkin untuk kita berada di dua tempat secara bersamaan. Dia harus memilih salah satu, berada di rumah atau di luar rumah. Tidak ada pilihan lain di luar itu. Demikian juga kita semua mengetahui cerita Bileam, seperti dituliskan dalam kitab Bilangan pasal 22-24. Bileam adalah seseorang yang luar biasa. Dia memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara Tuhan. Dia juga seseorang yang dihormati dan memiliki kuasa pada saat itu, sampaisampai raja Balak di dalam ketakutannya akan ancaman bangsa Israel, meminta bantuannya. Dapat kita bayangkan, apabila ada ancaman perang yang dialami oleh negara besar seperti Amerika Serikat, atau Inggris, dan tindakan yang dilakukan oleh kepala negaranya adalah meminta bantuan kepada satu orang, sungguh betapa besar kuasa orang tersebut pastinya. Pada saat Balak meminta Bileam untuk mengutuk bangsa Israel, jawaban Bileam adalah bahwa dia perlu meminta jawaban dari Tuhan. Kita semua bisa membaca bahwa jawaban Tuhan adalah “Tidak” (Bilangan 22: 12 “Janganlah engkau pergi bersama-sama mereka, dan janganlah engkau mengutuk bangsa itu...”). Selanjutnya, Bileam memberikan jawaban yang sama kepada raja Balak pada kesempatan yang pertama. Namun Balak yang adalah raja, pasti Dua hal yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini adalah: • Kita bisa mendapatkan jawaban Tuhan, tetapi kita sering memaksakan atau membelokkan keinginan Tuhan untuk disesuaikan dengan kemauan kita. • Kita mengetahui bahwa ada dua pilihan, dan kita tahu pilihan mana yang sebenarnya baik dan mana yang tidak baik. Terkadang sering kita justru memilih pilihan yang tidak baik, apalagi kalau pilihan yang tidak baik itu membawa untung besar bagi kita, atau pilihan yang baik membawa ketidak-nyamanan bagi kehidupan kita. Kita bisa mengaku sebagai orang percaya, dan kita juga membaca Firman Tuhan dan tahu pilihan yang baik. Namun, kita masih hidup di dalam dunia yang fana, dan pilihan-pilihan hidup kita berikutnya sangat penting untuk menguji apakah sungguh-sungguh benar kita percaya Yesus Kristus, atau apakah sebenarnya kita percaya kepada diri kita sendiri atau allah lain. Pergumulan antara dua pilihan ini juga dialami rasul Paulus yang berkata di dalam Roma 7:24 “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini” Hal yang penting untuk membantu dalam menentukan pilihan yang baik adalah dengan selalu menempatkan Kristus sebagai prioritas pertama di dalam segala pilihan di dalam kehidupan kita, baik itu di dalam pekerjaan, studi, keluarga, pergaulan, dan sebagainya. Kita harus mewujudkan identitas kita sebagai pengikut Kristus di dalam kehidupan kita yang selalu diarahkan oleh Kristus dan didedikasikan hanya untuk kemuliaan namaNya. Ujilah diri kita, apakah keinginan kita ataukah Kristus yang terutama dalam kehidupan kita (2 Korintus 13:5). Menjadi Terang Di Sekeliling Kita Sebuah gereja kecil di ujung daratan Inggris berada tepat di atas batu karang di tepi pantai, dan tidak ada bangunan lain di sekelilingnya. Pada suatu ketika, badai datang dan meruntuhkan atap bangunan gereja tersebut dan hampir merubuhkan seluruh bangunan. Setelah kejadian itu, pendeta, majelis, dan jemaat gereja kemudian bertemu untuk mengumpulkan GEMA edisi 15/XI/14 seseorang yang pintar dan cerdik. Mungkin karena jawaban Bileam tidak terlalu tegas sebelumnya, atau dia memberikan ruang untuk negosiasi lebih lanjut, Balak mengirimkan perwakilan berikutnya yang lebih hebat dan mungkin iming-iming yang jauh lebih besar. Di sinilah kesetiaan Bileam diuji. Jawaban Tuhan yang tegas sebelumnya, bertentangan dengan kemauan duniawi Bileam yang ingin mendapatkan iming-iming kemuliaan. Selanjutnya kita bisa membaca bagaimana Bileam dipermalukan dan raja Balak ditaklukkan. 7 GEMA edisi 15/XI/14 8 dana untuk memperbaiki gedung gereja tersebut. Namun karena gereja ini adalah gereja kecil dan tidak memiliki banyak dana, akhirnya diputuskan bahwa tidak cukup dana untuk merenovasi gereja tersebut, dan bangunan ini akan ditinggalkan saja. Dalam waktu yang tidak lama, perwakilan angkatan laut Inggris, mendatangi pendeta gereja tersebut dan bertanya, kapankah bangunan gereja tersebut akan direnovasi. Jawaban pendeta tersebut adalah sederhana, bahwa jemaat tidak mampu membangun kembali gereja tersebut dan bangunan gereja akan dibiarkan saja. Perwakilan angkatan laut Inggris tersebut kemudian berkata bahwa apabila jemaat tidak bisa memperbaiki gedung gereja, maka angkatan laut Inggris akan memperbaiki gereja tersebut. Ternyata bangunan gereja ini berada dalam posisi tertentu dan selama ini menjadi patokan arah navigasi pelayaran bagi kapal-kapal militer kerajaan Inggris karena tidak ada bangunan lain di sekitarnya. Gereja kecil ini secara tidak sadar telah menjadi bagian penting dari keseluruhan peta perairan kerajaan Inggris. Setelah diselamatkan, Tuhan tidak menginginkan kita untuk tetap berdiam diri saja. Keselamatan yang disimpan untuk diri sendiri adalah keselamatan yang semu, karena Tuhan menginginkan kita untuk menjadi muridNya yang melayani seorang akan yang lain oleh kasih (Galatia 5:13) di dalam satu persekutuan dan membagikan kabar keselamatan kepada orang lain (Matius 28:19). Tuhan menginginkan kita untuk menjadi cahaya yang mengalahkan kegelapan di tengah-tengah dunia. Untuk itulah, kita tidak bisa sendiri, tetapi kita bersama-sama dipanggil kepada persekutuan dengan Yesus Kristus. Seperti gereja kecil yang menjadi petunjuk navigasi penting, kita tidak boleh menganggap diri kita atau persekutuan kita terlalu kecil dan terlalu tidak berarti, sehingga justru kita menjadi tidak sungguhsungguh. Yang penting bukanlah bentuk pelayanan tetapi kesetiaan kita untuk menjalankan hidup kita sebagai pengikut Kristus. Yakinlah bahwa masing-masing kita di dalam satu persekutuan jemaat GPO adalah bagian penting dalam rencana Tuhan dalam memperluas kerajaanNya dan menjadi terang di tengah-tengah dunia ini. Untuk menutup tulisan ini, saya juga mengucapkan Selamat Hari Natal 2014 bagi kita semua, dan hendaklah kita terus hidup sama seperti Kristus yang kelahiranNya akan kita peringati. Seperti dikatakan di dalam 1 Yohanes 2:6 “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup”. Sehingga terang Yesus Kristus yang bersinar mengalahkan kegelapan, akan bisa kita teladani dalam satu persekutuan jemaat GPO dengan menjadi terang bagi orang lain di sekitar kita. Oleh: Pnt. Indra Goenadibrata GPO Yang Berkembang Di penghujung tahun millenium 2000, kami sekeluarga memulai beribadah di GPO (“Gereja Pojokan Orchard”). Saat itu kami hanya bertiga, karena Kelly masih berusia beberapa bulan dan Emily bahkan ‘belum direncanakan’. Kondisi itu membuat kami termasuk dalam kelompok keluarga muda. Di awal tahun 2000-an, jumlah keluarga muda di GPO tidak banyak. Bahkan di kala awal dimulainya, kelompok ini disebut Persekutuan Keluarga Muda dengan waktu persekutuan setiap Sabtu terakhir. Dengan jumlah kelompok keluarga muda yang hanya beberapa ini, terwujud juga kelas Sekolah Minggu yang hanya sekitar 3 kelas. Tuhan Menambah Keluarga Muda Setelah tiga tahun berjalan, akhirnya Tuhan mulai menambah jumlah keluarga muda GPO. Walaupun banyak juga yang pergi karena pindah ke negara lain. Kelompok keluarga muda mulai terisi dengan semakin banyak anggota baru yang hadir. Banyak di antara mereka bergabung dengan GPO sekeluarga dengan anak-anak mereka. Dan tidak sedikit juga yang ‘berbuah’ setelah mereka bergabung. Dengan ini tidak hanya jumlah keluarga muda tapi juga buah hati mereka – anak-anak yang Tuhan juga percayakan kepada GPO. Termasuk dengan bertambahnya anggota keluarga kami dengan kelahiran Emily. PANDU SANGKAKALA Keluarga Muda Sebagai Terang 9 GEMA edisi 15/XI/14 10 Saat ini kita melihat bagaimana KKM (Komisi Keluarga Muda) sudah berkembang pesat dan persekutuan KKM sudah rutin dengan acara yang bervariasi. Kelas Sekolah Minggu juga bertambah dengan pembagian kelompok umur yang cukup merata. Semua ini untuk menampung jumlah anak Sekolah Minggu yang mencapai 140 anak lebih. Jumlah guru serasa tidak pernah cukup untuk mengikuti perkembangan jumlah anak. Belum lagi melihat di warta gereja pada daftar doa untuk ibu hamil yang sempat mencapai jumlah belasan dan tidak pernah ‘sepi’. Misi dan Rencana Tuhan Atas Keluarga Apa misi dan rencana Tuhan dengan terbentuknya keluarga? Apa kira-kira alasan Tuhan mengaruniakan keluarga muda bagi GPO? Seperti perumpamaan talenta (Mat 25:14-30), Tuhan saat ini seakan sedang mempercayakan 10 talenta, bukan lagi 1 talenta dalam wujud keluarga muda. 10 talenta ini adalah karena 14 tahun yang lalu GPO sudah setia saat dipercayakan ‘1 talenta’ – saat kelompok keluarga muda masih sedikit. Satu hal yang pasti, dengan kehadiran keluarga muda yang semakin banyak maka akan ada kemajuan dan perkembangan gereja dalam melangkah ke depan. Tanggung jawab dan tantangan GPO tidak mudah untuk membangun dan memelihara kehidupan keimanan keluarga. Ke depan GPO akan melihat tantangan dalam bidang dan komisi yang beragam. Kalau saat ini tantangan ada di komisi Sekolah Minggu, maka beberapa tahun ke depan anak-anak ini akan naik ke komisi-komisi selanjutnya – Komisi Remaja, Pemuda, dan selanjutnya. Belum lagi, para ibu keluarga muda juga telah menambah jumlah anggota Komisi Wanita. Semua komisi akan terpengaruh – langsung maupun tidak langsung. Talenta dan bakat yang Tuhan sudah percayakan harus ‘dimanfaatkan’ dan ‘dilipatgandakan’ oleh GPO. Para anggota KKM adalah mereka yang professional dan energetik. Mereka adalah potential pool untuk semua program gereja, tidak hanya KKM. Untuk mewadahi KKM, GPO perlu menyediakan makanan rohani, semangat untuk bertumbuh, kesempatan untuk beribadah, kesempatan untuk bersekutu, dan dukungan pada masa-masa sulit. Sebaliknya keluarga dapat mendukung para pemimpin gereja dengan mengungkapkan sikap-sikap yang positif dan memberikan semangat. Keluarga GPO Sebagai Terang Di lain pihak, para keluarga muda juga memikul tugas dari Tuhan dengan menjadi anggota, aktif melayani, aktif hadir dalam kegiatan GPO. Cukupkah demikian? Yesaya 49:6 mengatakan “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan GEMA edisi 15/XI/14 untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Ukurannya bukan apakah kita sudah melayani atau belum. Tuhan ingin kita fokus dalam menjalankan misiNya di mana-mana: di dalam keluarga, di tengah masyarakat, bahkan di seluruh dunia kita. MisiNya bagi hidup kita berlaku baik lokal maupun global. Saat suatu keluarga muda masih belum dikaruniai buah hati, banyak hal dengan mudah dapat dilakukan. Pembagian waktu hanya antara suami dan istri saja. Tantangan akan dimulai kalau sudah hadir satu anak, dua bahkan tiga anak. Semakin banyak anggota keluarga, semakin besar tantangan untuk menjadi kesaksian bagi sekitar termasuk bagi keluarga lain. Waktu teduh dengan mudah bisa dilakukan saat hanya ada suami dan istri saja. Namun saat ada anakanak – bahkan saat anak bertumbuh besar – kesempatan untuk berkumpul bersama untuk merenungkan Firman Tuhan menjadi semakin sulit. Belum lagi dengan pembagian waktu antara keluarga dan pelayanan. Saat tanpa buah hati, suami dan istri seringkali aktif dalam pelayanan. Kemunduran sering terjadi dengan adanya anak. Seharusnya orang tua perlu mendidik keluarga, termasuk mengajarkan dan mengarahkan anak – sejak usia dini mereka – untuk mengerti arti pelayanan dan juga melibatkan mereka dalam pelayanan (disampaikan oleh Rev. Edmund Chan). Sehingga hadirnya anak tidak menjadi kemunduran dalam pelayanan. Banyak hal yang bisa disaksikan oleh semua keluarga muda. Misalnya menunjukkan kekompakan dan kerukunan antara suami istri, antara anak-anak, 11 GEMA edisi 15/XI/14 merupakan kesaksian bagi keluarga lain. Orang tua juga perlu mengajar anak memberi persembahan, perpuluhan dan juga mengajar memprioritaskan Tuhan dalam hidup keluarga, termasuk dengan gaya hidup keluarga yang sesuai dengan kondisi kita dengan tetap menempatkan Tuhan di tempat yang utama. Apakah keluarga kita sudah menjadi terang dalam lingkungan GPO – terang bagi anak-anak sekolah Minggu, terang bagi para pemuda dan remaja, terang bagi keluarga dewasa – dan semua komisi dan komponen GPO? Natal dan Keluarga Dalam waktu yang tidak lama lagi, kita akan memasuki masa persiapan Natal. 12 Saat di mana kita semua akan sibuk dengan segala perencanaan mulai dari perencanaan rangkaian acara Natal dan Tahun Baru, perencanaan tahun ajaran baru, liburan, dan banyak lagi. Yang terjadi bukannya saat itu kita mempromosikan kedamaian Natal, sebaliknya waktu ini sering menjadi masa konflik. Mari kita mengingat akan panggilan kita menjadi terang dunia, termasuk menjadi terang GPO. Khususnya dalam masa Natal, di mana dunia secara langsung atau tidak langsung ‘merayakan’ Natal, kita sebagai pihak yang mengimani Natal seharusnya menunjukkan arti Natal yang sebenarnya. Selamat menyambut Natal dan selamat menjadi terang! Tuhan memberkati... SIMFONI KASIH Keluargaku, Keluarga Allah Perayaan hari anak KA 2014 13 Oleh: Clara Simanjuntak Ada yang berbeda dengan perayaan Children’s Day Komisi Anak GPO kali ini. Biasanya anak-anak Sekolah Minggu pergi Outing Anak, tetapi di tahun 2014 untuk pertama kalinya diadakan Family Carnival GPO atau Karnaval Keluarga GPO. Latar belakang munculnya ide karnaval ialah supaya saat perayaan hari anak, anak-anak bisa merayakannya dengan orang tua (saat Outing Anak, hanya kelas Musa-Daniel yang boleh didampingi oleh orang tua). Karnaval Keluarga ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara Bulan Keluarga GPO. GEMA edisi 15/XI/14 14 Bagi adik-adik yang sudah sekolah Primary mungkin tidak asing lagi dengan acara karnaval. Namun KA mau memberikan karnaval yang berbeda, yaitu memasukkan nilai-nilai dari Alkitab. Acara ini memiliki tema “God’s Family” dengan dasar ayat Matius 22:37-40. Acara dimulai dengan ibadah anak dan belajar Firman Tuhan mengenai apa dan bagaimana keluarga Allah itu. Lalu dilanjutkan dengan karnaval khusus anak, dan selesai kebaktian umum, orang tua dan jemaat umum boleh bergabung di Dunman Hall untuk mengikuti karnaval yang dibuka untuk semua jemaat. Permainan-permainan di dalam karnaval dibuat berdasarkan kreativitas kakak-kakak Sekolah Minggu dengan tujuan sebagai pengingat cerita Alkitab selagi anak-anak bermain. Seperti permainan tembok Yerikho, dalam permainan ini anak atau peserta berusaha menjatuhkan botol-botol Yakult menggunakan kelereng, atau melalui permainan “5 roti dan 2 ikan”, anak berusaha memasukkan serpihan “makanan” karet ke sasaran bergambar mulut, permainan untuk anak bayi “Buahbuah Roh”, memasukkan bola sesuai tempatnya yaitu “Kasih”, “Sukacita”, dan seterusnya. Permainan dari vendor pun tidak ketinggalan diberi nama “Bahtera Nuh” untuk Sporty Bouncer, atau tic-tactoe menjadi “Strategi Salomo”, dan lain-lain. Booth “Aku Anak Raja” art and craft seperti sand art, magic scratch, dan rainbow loom yang populer di kalangan anak-anak, dicarikan yang bertema khusus, seperti nama “Jesus”, bentuk salib, hati, dan mahkota anak raja. Selain permainan, diadakan juga acara fun karaoke “Biarlah semua lidah memuji Dia” di panggung Dunman Hall. Anak dan jemaat diundang menyanyikan lagu-lagu pujian baik solo, duet suami-istri, maupun trio. Lagu yang dipilih tentunya yang sudah dikenal dan ada yang bertema keluarga seperti “Yesus di dalam rumahku”, “Di doa ibuku”, dan “Bersama keluargaku”. Di panggung ini juga, peserta bisa membuat kenang-kenangan berfoto bersama di photo booth. Harapan dari KA, kiranya adik-adik dan keluarga bisa bersukacita bersama, bersyukur atas keluarga yang Tuhan berikan. KA pun mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari Komisi Pemuda, Komisi Remaja, dan orang tua yang telah membantu sebagai tenaga sukarelawan. KA bersyukur atas semua bantuan, sehingga KA sebagai panitia pun turut merasakan makna “Keluarga Allah” GPO melalui acara Karnaval Keluarga ini. SIMFONI KASIH Persekutuan Pemuda Gabungan GPO-GPBB Oleh: Billy Aswin Irawan Di tahun 2009, Komisi Pemuda GPO pernah melaksanakan persekutuan dengan gereja lain di Singapura dan kita rindu adanya persekutuan seperti itu lagi di tahun 2014. Persekutuan ini diadakan bersamasama dengan gereja yang sedikit banyak berasal dari denominasi yang sama. Lahir dari kerinduan beberapa tetua-tetua pemuda maupun pembina pemuda yang ingin melihat adanya hubungan yang dekat, saling mengenal di antara para pemuda dari gereja-gereja ini. Seperti event lainnya, persekutuan ini ada tujuannya, yaitu untuk saling mengenal, saling berbagi beban, saling mendoakan dan sedikit banyak saling membantu dalam pergumulan juga. Bukankah ada peribahasa yang mengatakan: Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Karena acara ini adalah acara gabungan dari 2 gereja, panitia untuk acara ini pun terdiri dari individu-individu yang berbeda dari kedua gereja. Selain belum begitu mengenal satu sama lain, cara kerja dari tiap gereja maupun individu pun berbeda, sehingga komunikasi yang baik merupakan kunci yang sangat penting. Satu hal yang baik adalah walaupun ternyata susah untuk dijalankan, kami pantang menyerah. Oleh karena kita mau memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan dapat mengadakan acara dengan baik maka teman-teman panitia tetap setia menjalaninya – jika langkah sudah terlangkahkan, berpantang dihela surut. 15 GEMA edisi 15/XI/14 16 Persekutuan ini dilaksanakan di Dunman Basement 5 di GPO dengan pertimbangan lokasi yang lebih mudah dijangkau dan berada di tengah kota. Acara dimulai tepat pukul 2 siang dengan rangkaian ibadah praise and worship yang dilayani oleh Pendeta Chandra Koewoso dengan tema “Ketika Kemandirian Hidup di Singapura Menjadi Sikap Sok Tahu”. Persekutuan ini juga dilayani oleh tim musik dari kedua gereja. Tema ini menyinggung soal bagaimana kita yang hidup di comfort zone di Singapura ini merasa sudah mampu untuk membuat keputusan yang benar dalam hidup kita, tanpa melibatkan Tuhan dalam pertimbangan dan rencana kita. Kita diguncangkan dengan pertanyaan tujuan dan cita-cita kita, dihimbau untuk mengingat Tuhan dalam perencanaan dengan Yakobus 4:13-16, dikuatkan dan didoakan agar Tuhan membukakan GEMA edisi 15/XI/14 17 jalan bagi kita, sehingga kita para laskar terangnya tahu dan sadar akan rencana Tuhan dalam hidup kita, dan agar kita taat atas panggilan itu. Setelah praise and worship, persekutuan ini dilanjutkan dengan aneka permainan untuk mengakrabkan serta mendekatkan persaudaraan antar pemuda. Lebih dari 60 orang hadir dan berinteraksi satu dengan yang lain melalui permainan yang menarik. Seketika Dunman Basement 5 dipenuhi canda tawa, rasa canggung dan malu yang ada pada awalnya pun sirna. Acara ditutup dengan makan malam bersama dan acara ramah tamah. Melalui acara ini juga para alumni universitas dan sekolah berkumpul, persahabatan terjalin, yang dulu tidak kenal, sekarang menjadi satu keluarga – Keluarga Allah. Semoga acara persekutuan gabungan ini bisa lebih sering terselenggara. Tuhan memberkati! JUMPA PENABUH PERDANA CLEMENS Kali ini Tim Redaksi GEMA ingin menggali lebih dalam sosok seorang Dana begitu dia biasa dipanggil rekan-rekan sepelayanannya - berbagi cerita tentang kecintaannya pada Tuhan dan memuliakan Tuhan melalui talentanya. 18 1. Dana, mohon perkenalkan diri Anda? Nama lengkap Klemens Dian Perdana Darmawan Hadiprawiro. Officially, Dian Perdana Darmawan. Klemens (Clement) adalah nama baptis, dan Hadiprawiro adalah nama keluarga. Usia menjelang 30 tahun. Asal dari Purbalingga, Jawa Tengah. Pekerjaan: Space and 3D Designer. 2. Bagaimana bisa sampai di Singapura? Pertama kali ke Singapura karena dipaksa mama untuk berpetualang. Ada saudara di Batam dan mama kenal beberapa orang di Singapura. Waktu itu cukup takut karena Bahasa Inggris saya tidak terlalu lancar dan sedih karena berpisah dengan teman-teman di Indonesia. Tapi ya saya coba dulu saja. Perjanjiannya kalau dalam dua bulan tidak dapat kerja, bakal balik ke Indonesia lagi. Waktu itu mama lebih semangat dari pada saya sendiri, di mana saya sangat bersyukur karena meski saya anak satu-satunya, tapi mama rela melepas ke negeri seberang. Benar-benar nekad waktu itu. GEMA edisi 15/XI/14 3. Anda cukup aktif di banyak pelayanan GPO. Apa saja itu? Sebenarnya pelayanan saya tidak terlalu banyak. Hanya saja biasanya yang berhubungan dengan musik, misalnya paduan suara Eklesia dan prokantor, terkadang membantu di seksi acara Natal atau Paskah. Semuanya itu masih di bawah satu tim, yaitu Tim Ibadah. Mungkin itu juga alasannya dari beberapa tahun terakhir saya menjadi anggota Tim Ibadah, yang ujung-ujungnya sekarang menjadi ketua. Dari awal datang ke GPO juga sebenarnya tujuannya mau dikenalkan teman ke paduan suara di GPO, yang sampai sekarang saya masih berpartisipasi. Kenapa di bidang musik, jawaban pertama karena saya ada passion di musik dan kedua, saya merasa terberkati dari musik. Waktu kuliah di Indonesia dulu, saya sudah aktif di paduan suara di sana sini. Di salah satu paduan suara itu, saya jadi dapat pengalaman pergi ke luar negeri untuk kompetisi paduan suara beberapa kali. Suatu kali, panitia mengumpulkan para peserta paduan suara di asrama sekolah, yang mereka sebut “Music Village”. Dan ketika jalan-jalan sekitar asrama, banyak paduan suara yang latihan di sana sini. Rasanya senang sekali bisa mendengar musik-musik indah dari segala arah. Selain itu, saya pernah mendapat pengalaman bergabung dengan music camp untuk pembukaan simposium musik internasional di Indonesia. Setiap hari isinya cuma bangun, makan, latihan, makan, latihan, break, makan, latihan, tidur. Nah karena itulah saya ingin berbagi the joy of singing atau apapun yang berhubungan dengan musik dalam pelayanan di gereja. Menurut saya, harus ada keseriusan dalam pelayanan. Ada yang bilang, “Ah cuma buat pelayanan saja kok.”, tetapi kalau saya bilang, “Justru karena ini buat pelayanan jadi harus lebih serius.” Pelayanan musik di gereja itu bukan untuk menghibur orang, tetapi ada tugas yang diemban anggotanya untuk menghubungkan Tuhan dengan umatNya. Terus terang tidak semua jenis ‘persembahan pujian’ saya setuju dibawakan di gereja. Lebih baik jika musik atau lagu yang dibawakan itu simple tetapi jelas pesannya. Pengisi pujian di gereja itu agak “gagal” jika jemaat berkomentar “Wah nyanyinya bagus ya.” Itu berarti masih ada yang kurang karena maksud dari lagunya belum tersampaikan. Tapi lebih “gagal” lagi jika komentarnya “Aduh nyanyinya fales, malas dengarnya.” Pelayanan di bidang musik itu tidak cuma bernyanyi atau bermain musik dengan indah, tapi semuanya itu harus dengan hati yang tulus dan rendah hati. Saya berharap komentar “Wah terima kasih berkatnya lewat pujian. Sudah lagunya indah, nyanyinya bagus, katakatanya juga menyentuh. Saya jadi dikuatkan.” 19 GEMA edisi 15/XI/14 20 4. Untuk pelayanan Tim Ibadah, sepertinya cukup sibuk dan banyak aktivitas rutin tiap minggunya, bagaimana kesan Anda dengan tim kerja ini? Kalau diandaikan di suatu event, Tim Ibadah itu seperti event organiser-nya. Tim inilah yang membantu majelis mengatur petugas kebaktian yang berhubungan dengan musik termasuk di dalamnya ada prokantor, pemusik, pengisi pujian, dan bidang audio visual. Ada juga bidang logistik ataupun pembinaan. Semua bidang ini punya tujuan utama menciptakan keadaan yang kondusif dalam beribadah. Kalau kebaktian biasa tidak banyak masalah, tapi kalau ada yang spesial atau liturgi khusus, kadang-kadang membuat panik. Maka dari itu, jika ada acara khusus, Tim Ibadah akan mengatur waktu tambahan buat semua orang yang terlibat untuk latihan bersama lebih intensif. Sebenarnya semua jemaat bisa jadi bagian dari tim ini dan tidak harus jadi pengurusnya, misalnya jadi prokantor atau pianis. Saat ini, kami masih butuh pianis untuk kebaktian umum. Selain itu ada pelayanan paduan suara Eklesia, atau vocal group per komisi, mereka juga bagian dari Tim Ibadah. Agar tetap semangat di pelayanan ini, kita harus menikmati dan suka melakukannya. Puji Tuhan karena pelayan-pelayan di tim ini memang passionate dan pada dasarnya itu kunci buat pelayanan di semua tim dan komisi. Di manapun kita pelayanan, kita harus passionate dan enjoy melakukannya. Kalau tidak suka dan merasa bukan panggilannya, mau bagaimanapun juga pasti lama-lama jadi malas dan mundur. Setiap orang punya panggilannya sendirisendiri untuk pelayanan di bidang tertentu. 5. Hal apa yang cukup berkesan mengenai pelayanan di GPO dibanding aktivitas lain? Tentu saja karena GPO adalah komunitas Indonesia yang paling dekat untuk saya. Salah satu alasannya karena hampir semua anggotanya datang dari Indonesia. Tantangan, latar belakang, dan nilai-nilai yang dihargai pun lebih mirip. Walaupun baru beberapa tahun di GPO, tetapi saya sudah merasa seperti gereja sendiri. Mungkin karena saya aktif bantu di sana-sini dan bisa lebih kenal orang di gereja. Dibandingkan kalau saya hanya datang ke kebaktian dan langsung pulang ketika selesai, meski puluhan tahun juga tidak akan merasa seperti keluarga. Kalo mau dibandingkan dengan gereja Indonesia yang lain, saya lebih memilih GPO hanya karena saya lebih nyaman, salah satunya dengan tata cara peribadatannya. Tidak ada yang salah dengan gereja lain, hanya selera pribadi saja. 7. Bagaimana menurut Anda, aktivitas pelayanan di GPO dibanding dengan di luar gereja? Aktivitas di gereja dan luar gereja pada dasarnya sejalan, walaupun di beberapa segi ada perbedaannya. Dari segi teknis, banyak persamaannya, jadi bisa saling melengkapi dan menginspirasi satu sama lain. Hanya saja kalau di luar gereja bisa lebih bebas karena bisa saja sesuai interpretasi pribadi. Berbeda ketika di gereja yang dasar dari pemikirannya harus alkitabiah dan tidak bisa sembarangan. Hal ini berlaku untuk apa saja baik musik maupun performance secara umum dan ini berpengaruh ke aktivitas di luar gereja. Setiap saya membuat sesuatu, selalu harus ada arti dan makna dari semua bagiannya, tidak boleh kalau alasannya karena bagus saja tapi tidak ada pemikiran lain di balik itu. 8. Berkaitan dengan tema Gema kali ini tentang menjadi terang bagi dunia, bagaimana pendapat/kesan Dana tentang dunia kerja profesional atau aktivitas lain di luar gereja? Di manapun juga dan apapun juga yang kita lakukan, kita harus terus pegang integritas kita. Kadang di gereja pun bisa aja ada beda pendapat dalam pelayanan, tapi biasanya permasalahannya bisa diselesaikan sebelum menjadi konflik, karena semua terbuka dan jujur tanpa ada maksud jelek. Lebih baik GEMA edisi 15/XI/14 6. Selain di GPO, Anda cukup aktif di kegiatan komunitas lain di Singapura, bisa diceritakan sedikit tentang hal itu? Saya memang suka punya banyak kegiatan, tipe orang yang tidak bisa diam dan cepat bosan. Tahun lalu saya membantu acara perayaan Natal di KBRI yang diprakarsai oleh MKIS (Masyarakat Kristen Indonesia di Singapura). Saya juga gabung dengan paduan suara lain yang arahnya ke western opera. Ada juga IAF (Indonesian Art Festival). Saya biasanya terlibat mulai dari vocal ensemble hingga stage and props design. Passion saya tidak hanya di musik saja, tapi secara umum suka performing art. Khususnya yang menginspirasi dan menunjukkan banyak ide-ide kreatif yang keliatannya simple tapi hasil yang didapat bisa sangat menarik. Saya lebih suka berada di belakang panggung dan mendukung teman-teman yang lain untuk maju ke depan. Saya juga masih terlibat di berbagai ad-hoc project yang lain. Dari semua ini seringkali saya cuma dibayar dengan pengalaman dan kepuasan hati, tapi saya rasa ini suatu berkat yang tidak semua orang bisa dapat. 21 GEMA edisi 15/XI/14 22 fokus ke solusi daripada konfliknya. Saya bersyukur karena sejak dini orang tua mendorong saya untuk aktif pelayanan di komisi gereja. Belajar berorganisasi di gereja inilah yang jadi dasar yang kuat untuk berorganisasi selanjutnya. Baik organisasi di gereja dan di luar gereja bisa saling mendukung. Di gereja, saya dibiasakan agar lebih bersabar, terbuka dan lebih mementingkan kepentingan bersama yang mana hal-hal ini bisa diterapkan di luar. Sedangkan di luar gereja, saya bisa belajar karakter orang yang lebih bermacam-macam lagi yang tidak ditemui di gereja. 9. Mengenai budaya Indonesia, alat seni atau musik etnik apa yang pernah Anda coba pelajari? Waktu kecil saat ada perayaan tujuh-belasan, biasanya ibu-ibu main kolintang dan kolintangnya diletakkan di pekarangan rumah. Jadi tiap kali mereka berlatih, saya suka ikut mengamati, lalu coba-coba sendiri waktu saat sudah bubar. Saya juga tidak tahu kenapa orang Jawa main kolintang. Banyak lagu etnik yang saya pelajari dan nyanyikan waktu masih kuliah di Indonesia dulu. Biasanya untuk kepentingan kompetisi. Jika kompetisi di luar negeri, kami ikut kategori lagu tradisional. Sebenarnya budaya Indonesia sangat menarik kalau digali lebih dalam. Dari sini jadi suka menyanyikan lagu-lagu rakyat Indonesia yang diaransemen ke lagu paduan suara, kadang dibawakan lengkap dengan koreografinya. Mungkin dari kebiasaan bangga akan budaya sendiri di luar negeri, pola pikir ini terbawa waktu saya mendesain. Ketika mendesain untuk sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia, saya suka menyuntikkan elemen-elemen tradisional Indonesia ke desain saya, misalnya menggunakan pola batik sebagai latar belakang. Elemen-elemen ini bisa jadi salah satu identitas yang khas dan spesifik, walaupun tidak mencolok tapi cukup untuk dikenali oleh orang Indonesia yang lain. 10. Kita coba berandai-andai sejenak, andaikan anda punya impian, apa impian terdahsyat yang terpikir tentang GPO? Dulu saya pernah ikut simposium musik gereja, di mana setiap pagi selalu ada doa bersama seluruh peserta sebelum menyebar ke kelas-kelas yang dipilihnya. Doa itu selalu diawali dan ditutup dengan bernyanyi bersama dari buku nyanyian yang sudah dibagi suaranya, tentunya karena semua pesertanya 11. Terima kasih Dana atas kesediaannya berbagi cerita. Apakah ada pesan khusus bagi rekan tim sekerja atau jemaat GPO pada umumnya? Dalam pelayanan, jadilah chorister (anggota paduan suara) sejati. Seorang chorister sejati mengerti lagu yang dibawakan dengan baik sehingga dia bisa menyampaikan pesan lagu dengan tepat tanpa ragu-ragu. Seorang chorister selalu patuh kepada “Sang Dirigen”, karena mereka yakin Sang Dirigen akan mengarahkan mereka dengan baik, walau terkadang chorister tidak bisa mengerti apa tujuannya karena mereka tidak bisa mendengar keseluruhan paduan suara, hanya audience yang bisa merasakan indahnya lagu yang dibawakan. Seorang chorister tidak selalu harus menonjol, karena jika satu suara menonjol, harmoni dari lagu yang dibawakan akan rusak. Tapi bukan berarti suara yang lirih itu tidak penting, karena tanpa satu suara, harmoni yang indah tidak akan terbentuk. Terkadang ada chorister yang melakukan kesalahan, bukan tugas chorister lain untuk menegur, tetapi justru untuk menyesuaikan sehingga harmoni yang seharusnya muncul dapat terbentuk kembali. GEMA edisi 15/XI/14 adalah aktivis di paduan suara gereja masing-masing, pastinya mereka bisa baca partitur semua. Alhasil, bagaikan paduan suara yang anggotanya sekitar 400-500 orang bernyanyi bersama di gereja, dan apakah itu membuat saya lebih semangat bernyanyi? Tentu saja tidak, kalau bisa diam dan mendengar 400 orang bernyanyi padu suara kenapa harus nyanyi, jarang-jarang bukan? Nah tapi bukan itu impian terdahsyat yang bisa saya impikan, karena itu bisa jadi kenyataan. Impian terdahsyat yang bisa terpikir adalah membuat musical performance dengan seluruh jemaat sebagai bagiannya. Namun, bukan berarti semua jemaat harus bisa bernyanyi dengan indah dan merdu bak paduan suara tingkat dunia. Kalau saya bisa terangkan sedikit, saya suka sekali dengan lagulagu musical semacam broadway atau opera. Kenapa? Karena lagu-lagunya benar-benar dibawakan seperti berbicara curahan hati dan jiwa juga emosi yang sebentar senang, nanti sedih, tiba-tiba marah, lalu bingung, tidak seperti lagu pop yang biasanya cuma ada satu emosi. Nah kembali ke awal tadi, itulah yang saya harapkan, jemaat bisa benarbenar mengerti lagu-lagu yang dinyanyikan di liturgi dan memujikannya dalam hati, tidak sekedar hanya baca lirik kemudian dinyanyikan, jadi lagunya bisa menyentuh orang lain dan dirinya sendiri. Erm, terlalu sederhana ya? 23 GAUNG PERISTIWA 24 Bulan Keluarga GPO Oleh: JUPS Pernah melihat iklan jam tangan Solvil Titus di televisi atau bioskop? Biasanya saya suka menonton film yang berakhir dengan happy ending, tetapi untuk iklan ini walaupun selalu berakhir dengan sad ending, saya tetap menyukainya karena sangat menyentuh perasaan. Selain itu saya suka dengan kalimat yang ditonjolkan di dalam iklan ini, yang selalu memberikan sebuah “pengharapan”, mungkin karena kalimat tersebut yang menyebabkan saya menyukai iklannya, dan tiap iklan versi barunya selalu menonjolkan kalimat yang baru juga. Ini salah satu contoh kalimatnya: “不在乎天长地久, 只在乎珍惜現在” (bu zai hu tian chang di jiu, zhi zai hu zhen xi xian zai), artinya kurang lebih: “tidak memikirkan berapa lama lagi waktu yang ada, hanya memikirkan untuk menghargai waktu sekarang ini”. GEMA edisi 15/XI/14 Untuk iklannya yang terbaru, moto kalimatnya adalah “Time Is Love”, kalo boleh dibilang kalimat ini bermakna sangat Kristiani sekali, peribahasa umum mengatakan “Time is Money”, menekankan waktu itu sangat berharga dan diukurnya dengan uang, yang tanpa disadari kita terjebak dalam pemahaman materialistik. Sedangkan di Alkitab ayat yang sering kita dengar dari Efesus 5:16: “Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat”, konteks dari ayat ini menekankan untuk menggunakan kesempatan waktu yang ada dan mengajak untuk menunjukkan iman kita di dunia. Dalam hal ini kita ingin dunia mendengar dan mengetahui berita Injil tentang kasih Allah, berharganya sebuah waktu diukur dari kasih yang kita berikan. Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa kalimat “Time is Love” sangat Kristiani. Saya pernah membaca sebuah tulisan di sebuah blog Kompasiana, judulnya “Sindrom Taken For Granted”, berikut link dari tulisan tersebut: http://filsafat. kompasiana.com/2014/07/27/sindromtaken-for-granted-670478.html. Pada saat membaca tulisan ini, saya jadi ingat kembali hal-hal tidak baik yang pernah saya lakukan kepada orang yang saya kasihi, wahhh.... masih harus banyak belajar lagi untuk menghargai waktu kebersamaan bersama orang-orang yang saya kasihi. Kalau boleh saya menambahkan satu lagi penyebab dari sindrom taken for granted, karena kita sering memakai “Time Is Money” sebagai ukurannya. Seringkali kita menggantikan waktu atau kasih kita dengan hanya memberikan uang atau hadiah materi, bahkan waktu bersama pun sering terampas karena kita asik dengan gadget dan materi kita masing-masing. Waktu kebersamaan kita untuk saling berbagi dan mengasihi pelan-pelan hilang tanpa kita sadari, dan biasanya setelah kita kehilangan waktu atau kesempatan itu, kita baru menyadari arti “Time Is Love” itu. 25 GEMA edisi 15/XI/14 26 Bulan September ini adalah Bulan Keluarga GPO dan temanya adalah “Persekutuan Sebagai Keluarga”. Kita semua di GPO berasal dari berbagai tempat di Indonesia, mayoritas dari kita suatu hari akan kembali ke Indonesia, tetapi sekarang ini Tuhan sudah mengumpulkan kita berada bersama di GPO sebagai satu keluarga besar, oleh karena itu mari kita hargai waktu kebersamaan kita, di dalam persekutuan sebagai satu keluarga besar di GPO. Seperti tulisan di atas sebelumnya, di zaman sekarang ini (era digital), hampir semua orang mempunyai handphone dan gadget. Di satu sisi, handphone memberi banyak kemudahan, mendekatkan teman dan keluarga yang terpisah jauh, tetapi di sisi yang lain memberikan dampak negatif merampas waktu bersama kita dengan keluarga. Oleh sebab itu, sesi pertama di dalam pembinaan Bulan Keluarga kali ini membahas tentang hal ini, dengan tema “Potret Keluarga Kristen Dalam Era Digital”. Sedangkan tema sesi kedua “Kesehatan Jasmani Dan Rohani Dalam Pergumulan Keluarga Modern”, membahas seputar masalah dari kesehatan yang memburuk karena penyakit, pertambahan usia, ataupun dari obat-obatan yang diminum, yang bisa memberikan dampak psikologi, karakter, ataupun kerohanian orang tersebut. Biasanya Bulan Keluarga selalu ditutup dengan 1 acara kebersamaan outing jemaat, tetapi untuk tahun ini ada 2 acara kebersamaan dan bentuknya pun bukan outing jemaat. Acara kebersamaan yang pertama adalah dalam bentuk olahraga santai, acara bowling GPO Asik, yang diadakan di Kallang Leisure Park dan diikuti sekitar 80 orang yang terdiri dari anakanak, remaja, pemuda, dan dewasa. Acara kebersamaan yang kedua adalah GPO Family Carnival, yang diadakan oleh Komisi Anak. Acara ini diadakan juga karena sehubungan dengan Hari Anak di Singapura yang jatuh pada setiap minggu pertama di bulan Oktober. Kedua acara kebersamaan ini baru pertama kali diadakan di GPO. Walaupun begitu, tanggapan dari peserta yang ikut sangat baik dan memberikan nuansa baru di dalam persekutuan sebagai sebuah keluarga besar GPO. Di dalam keterbatasan waktu dan resource tenaga yang terbatas, untuk mempersiapkan Bulan Keluarga tahun ini, sudah tentu masih ada kekurangankekurangannya. Namun di sisi yang lain juga memberi berkat yang tidak sedikit bagi para jemaat. Semoga Bulan Keluarga ini lebih mempererat persekutuan di antara jemaat GPO sebagai sebuah keluarga besar. Oleh: Dkn. Anthon Simangunsong Tugas para murid Kristus dan tugas kita adalah melanjutkan misi Kristus bagi dunia yaitu membawa kabar baik/Injil ke seluruh dunia. Tidak ada seorangpun dapat melakukan misi ini dengan kemampuannya, atau hanya berdasarkan pengetahuan dan keinginannya. Penggalan kata-kata tersebut senada dengan tema bulan Misi GPO 2014 untuk mengobarkan semangat mengabarkan Injil dan mendorong jemaat untuk terlibat dalam pekerjaan misi secara nyata di dalam masyarakat. Beberapa rangkaian kegiatan pada bulan misi 2014 adalah: • Ada dua sesi pembinaan yang diadakan tanggal 9-10 Juli, dipimpin oleh Pdt. Anton Angkouw dari Yayasan Bukit Duri di Jakarta, suatu lembaga pelayanan yang bergerak dalam bidang community development masyarakat di daerah Lampung. Pdt. Anton sudah sangat lama melayani di daerah Lampung, GAUNG PERISTIWA Bulan Misi 2014 dan pelayanan beliau sangat dinikmati oleh masyarakat setempat • Kebaktian Kebangunan Rohani • Sharing dari lembaga/yayasan pelayanan misi yang didukung oleh GPO • Presentasi janji iman 2014-2015 27 Pembinaan Misi Dua topik pembinaan yang disampaikan adalah: 1. Allah Yang Misioner Sesi ini bertujuan untuk: • Menjelaskan bahwa Allah Alkitab adalah Allah yang misioner dan yang memanggil umatNya untuk terlibat penuh dalam gerakan misionerNya • Mengajak jemaat untuk mengenal Allah secara lebih utuh dan mengerjakan misi gereja sebagai implikasi dari karakter Allah Pada sesi ini ditegaskan kembali bahwa panggilan untuk bermisi sebenarnya GEMA edisi 15/XI/14 28 datang dari Allah sendiri, yang rela mengaruniakan anakNya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Teladan ini seharusnya menjadi semangat bagi kita untuk mengabarkan Injil Kabar Baik kepada mereka-mereka yang belum mendengarnya. Dalam pembinaan ini, Pdt. Anton juga menceritakan bagaimana melalui pelayanan community development di daerah pedalaman Lampung yang dia lakukan bersama teman-temannya sungguh sangat menolong dalam mengabarkan Injil kepada mereka-mereka yang belum mengenal Kristus. 2. Injil Kerajaan dan Semangat Gereja Masa Kini Sesi ini bertujuan untuk: • Menjelaskan bahwa Injil Kerajaan mengajak orang-orang percaya untuk membawa gereja ke dalam dunia, berbeda dengan kecenderungan banyak gereja masa kini yang justru ingin menarik orang-orang masuk ke dalam gereja • Mengajak jemaat untuk mengerjakan tugas kesaksian secara utuh di tengah-tengah dunia Pdt. Anton menyoroti semangat menginjili yang dimiliki oleh gerejagereja saat ini yang cenderung menurun. Komitmen untuk mengabarkan Injil tidak terbatas hanya pada mendukung dana saja, akan tetapi juga melalui pengabaran secara langsung. Banyak gereja saat ini tidak begitu memprioritaskan pengabaran Injil, malah lebih tertarik kepada hal-hal seperti pembangunan gedung gereja. Dalam konteks kehidupan di Singapura, sering kali orang melupakan hal ini, dan cenderung menganggap bahwa pengabaran Injil merupakan bagian pekerjaan pendeta atau hamba Tuhan full-time lainnya. Hal menarik yang disampaikan oleh Pdt. Anton adalah bahwa uang yang Tuhan percayakan dalam kehidupan kita juga harus digunakan untuk mendukung pelayanan misi, jadi kita tidak perlu merasa terlalu berjasa ketika mendukung dalam dana suatu kegiatan pengabaran Injil, karena uang yang ada pada kita adalah berasal dari Tuhan dan sudah sepantasnya digunakan juga untuk pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pelebaran kerajaanNya. Kebaktian Kebangunan Rohani Selain dari kedua acara pembinaan itu, diadakan juga momen kebaktian kebangunan rohani yang bertujuan untuk menantang kembali komitmen jemaat untuk menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Puji Tuhan ada cukup banyak jemaat yang terpanggil dan berkomitmen untuk menerima Kristus, dan ada juga jemaat yang berkomitmen untuk memperbaiki kembali jalan kehidupan mereka di dalam Kristus. Sebagai kelanjutan dari momentum Sharing Dari Lembaga Pelayanan Pada bulan misi ini juga ada sharing dari lembaga pelayanan yang didukung oleh GPO, di antaranya Esther Network dan Thomas Diego, seorang mahasiswa STT Cipanas yang telah didukung oleh GPO selama beberapa tahun terakhir. Esther Network menyampaikan terima kasih atas dukungan GPO selama ini dan juga menjelaskan tentang kegiatan pelayanan mereka dan kebutuhan dana untuk mendukung pelayanan tersebut. Sedangkan Thomas berada di GPO selama bulan Juni dan Juli untuk melakukan kerja praktek lapangan untuk mengetahui kehidupan jemaat GPO, melalui pelayanan di komisi-komisi dan tim pelayanan gereja, persekutuan wilayah, dan kunjungan kepada jemaat yang sakit. Dalam sharing-nya, Thomas menyampaikan terima kasih atas dukungan GPO dan memohon doa agar studinya dapat diselesaikan pada tahun 2015 atau 2016 nanti. Presentasi Janji Iman Sebagai penutup, presentasi janji iman dilakukan untuk mempertanggungjawabkan kepada jemaat akan pengelolaan dana janji iman dan juga rencana ke depannya. Juga disampaikan perkembangan tentang pelayanan misi di Batam yang merupakan proyek misi jemaat GPO. Sesuai dengan semangat bulan misi tahun ini, diharapkan keterlibatan jemaat dalam pelayanan misi akan semakin meningkat. Puji Tuhan, banyak jemaat yang menanggapi untuk mendukung pelayanan misi ini melalui keterlibatan dalam doa, dana, dan daya. Kiranya melalui keterlibatan ini, nama Tuhan terus dimuliakan. Kiranya melalui momentum bulan Misi tahun ini, Tuhan terus menaruh kerinduan untuk memberitakan Injil Kabar Baik kepada setiap kita, seperti pesan yang Yesus sampaikan kepada murid-muridNya dalam Amanat AgungNya dalam Matius 28:19-20: ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. John Piper, seorang theologist, mengingatkan bahwa ada tiga pilihan terhadap panggilan tersebut, yaitu: Go, Send, or Disobey. Yang manakah yang kita pilih? GEMA edisi 15/XI/14 tersebut, pada bulan September yang lalu telah diadakan juga pembinaan lanjutan kepada mereka yang mengambil komitmen tersebut, sehingga landasan iman percaya mereka kepada Kristus boleh terus diperkokoh. Kita berdoa agar perubahan hidup mereka juga dinyatakan dalam kesaksian di tempat pekerjaan, komunitas, keluarga, dan dalam setiap konteks kehidupan mereka. 29 BALADA PUSTAKA 30 SELAMAT NATAL Penulis: Pdt. Dr. Andar Ismail Penerbit: BPK Gunung Mulia Isi: 128 Halaman | Harga: Rp. 27.000, - Oleh: Jimmy Hng Buku Selamat Natal adalah karya pertama Seri Selamat dari penulis Pdt. Dr. Andar Ismail. Buku ini adalah buku terlaris di antara buku Seri Selamat lainnya seperti Selamat Paskah (33 renungan Paskah), Selamat Berteduh (33 renungan tentang kerja). Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1981. Karena banyaknya permintaan, mulai edisi ke-6, buku ini ditulis ulang dan mengalami revisi. Cetakan terbaru buku ini adalah cetakan ke-16. Buku perenungan tentang Natal ini selain terdiri dari aspek teologi yang dikemas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, juga terdapat asal-usul lagu dan puisi. Di salah satu bab, kita bisa tertawa membaca permainan kata-kata, yang merupakan salah satu ciri khas penulisan Pak Andar. Sementara di bab lain, kita bisa terhanyut dalam penggambaran situasi yang begitu mengharukan. Yang paling seru adalah membaca bab yang berisi imajinasi konteks kejadian masa lalu dengan masa sekarang. Contohnya adalah ketika berandai-andai jika Yesus lahir di Jakarta pada masa sekarang. Digambarkan bagaimana Gubernur DKI mengeluarkan perintah untuk melakukan sensus, Yesus lahir di atas pelataran parkir di Proyek Senen dan tukang parkir menjumpai bayi Yesus terbaring di jok kursi bekas Mikrolet. Bab lainnya berandaiandai bagaimana Yesus kalau menjadi Gubernur DKI. Menggambarkan Yesus yang sedang diwawancarai oleh wartawan perihal gereja yang merayakan ulang tahunNya. Dalam konteks Singapura, di mana perayaan Natal begitu meriah, bagian Prolog: Merayakan Natal itu berbahaya, menggambarkan situasi yang mungkin kita hadapi di tengah suasana Natal yang begitu meriah. Kita mudah terperosok dalam komersialisasi Natal. Natal seolah-olah sudah tidak bisa dipisahkan dari pohon terang, keranjang Natal, kartu Natal, kue Natal, tour Natal dan sejumlah komoditas atau barang dagangan lain. Lalu apa makna Natal yang sesungguhnya? Silahkan mencari jawabannya dari buku ini. Selamat merenung, selamat Natal!..... GEMA edisi 15/XI/14 Tahun dan musim silih berganti GEMA berjalan and berubah seiring waktu berlalu Ada naik, ada turun Ada suka, ada duka Terkadang tepat waktu, terkadang terlambat Terima kasih Kak Chandra dan Kak Chika Sudah melaluinya bersama kami Tak akan lupa kami akan segala bimbingan kakak berdua Semoga Tuhan menyertai langkah kakak berdua Untuk terus meng-gema-kan suaraNya Terus berkarya bagi namaNya Dan menjadi berkat dimanapun kalian berada Soli Deo Gloria. Salam Tim Gema 31 GEMA edisi 15/XI/14 Blessed to Bless: Kunjungan Kasih KW GPO ke Sarah Senior Activity Centre 32 Oleh: Han A. Samadi Sarah Centre merupakan salah satu dari pelayanan keluar dari Komisi Wanita GPO. Selain dari memberkati para lansia di centre ini dengan mempersembahkan makanan sekali pada setiap bulannya, KW juga ingin berbagi kasih dan kebersamaan khusus dalam acara Natal pada bulan November ini. Tema Natal tahun ini ialah: Come To The Light. Kira-kira 33 ibu-ibu, Bpk Pdt. Persang, dan Rev. Joseph Teng, dan beberapa anakanak yang ikut. Seperti yang pernah kami lakukan beberapa kali pada tahun-tahun yang lalu, KW GPO dengan sukacita mempersiapkan acara dan permainan yang akan kami laksanakan pada hari tersebut. Ini sudah direncanakan tiga bulan sebelumnya. Anggota KW juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mensponsori love gifts yang akan diberikan kepada para lansia yang hadir pada acara ini. Sarah Centre adalah tempat penjagaan bagi para lansia yang ditangani oleh Synode Gereja Presbyterian Singapura dan residents di pusat ini adalah Singaporean, terdiri dari berbagai agama dan bangsa dan mayoritas adalah Chinese. Oleh sebab itu, bahasa adalah merupakan satu tantangan bagi KW GPO dalam pelayanan di Sarah Centre ini. Generasi lansia di sini kebanyakan menggunakan dialek Hokkien dan Cantonese. Hanya sebagian kecil saja yang mengerti dan bisa berbahasa Mandarin atau Inggris. Tuhan sungguh baik dan selalu membuka jalan apabila kita mau melakukan pelayanan dengan kasih dan sukacita. Seperti tahuntahun sebelumnya, KW bekerja sama dengan pendeta dari Kongregasi Inggris (ORPC) untuk pemberitaan firman. Tahun ini merupakan kali kedua Rev. Joseph Teng berkenan menjadi pengkhotbah pada Perayaan Natal KW di Sarah Centre. Demikian pula ibu Rossie Oh (anggota KW) menjadi WL buat kedua kalinya. Ibu Rossie memandu acara dan puji-pujian dalam bahasa Hokkien. Kami juga dibantu oleh petugas-petugas dari Sarah Centre dalam acara permainan passing the parcel, pembagian love gifts dan makanan. GAMBUS & KECAPI MERAYAKAN NATAL BERSAMA WARGA LANSIA DI SARAH CENTRE (Blk 105 Jalan Bukit Merah – Tiong Bahru Orchid) 18 November 2014 @ 1300-1700 33 GEMA edisi 15/XI/14 34 Apa yang mendorong KW untuk merayakan Natal bersama warga lansia di Sarah Centre? Banyak hal yang menarik, antara lainnya: 1. Mengingat bahwa Yesus datang membawa damai dan sukacita, KW sangat merasa prihatin kepada warga lansia yang rata-rata tidak punya keluarga – sepi, sendiri, dan seakanakan terlupakan. Harapan kami agar kebersamaan yang walaupun singkat dan dengan komunikasi yang sangat terbatas, dapat memberikan kehangatan kasih dan sukacita bagi mereka. Kehadiran KW agar dapat menjadi berkat – membuat mereka gembira dan senang. 2. Lewat puji-pujian, para lansia dapat menyanyi dan memuji Tuhan bahkan dapat mengerti tentang Natal dan Firman Tuhan yang diberitakan melalui khotbah dapat lebih menerangkan tentang keselamatan dan menyatakan siapa Yesus Sang Juruselamat Dunia itu – Allah yang sudah turun ke dunia untuk melawat dan menyelamatkan manusia. Pada tahun 2011, setelah khotbah ada tiga orang dari antara mereka yang mendengarkan, lalu bertanya kepada Rev. Joseph tentang keselamatan. Kami percaya Roh Kudus akan berbicara dan berkarya dalam setiap pribadi yang duduk mendengarkan pewartaan Firman, sehingga ada jiwajiwa yang mau menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. 3. KW merasakan adalah satu kesempatan untuk dapat melayani masyarakat Singapura lewat Sarah Centre. Ini juga merupakan giving back kepada Singapura, tempat di mana kita dapat tinggal, bekerja, dan beribadah dengan aman dan nyaman. 4. Walaupun bahasa tidak sama, namun bahasa kasih dapat kita sebarkan sehingga kita dapat menjadi terang yang menyaksikan kebaikan Tuhan lewat kepedulian dan perbuatan kita. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia; Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”.
Similar documents
Renungan Minggu, 27 September 2009
waktu bersama-Nya. Seringkali, dengan mengatas-namakan kehidupan di Singapura yang serba cepat dan sibuk, kita tidak memberikan prioritas yang cukup untuk bertemu dengan Tuhan melalui pembacaan Fir...
More informationRenungan Minggu, 27 September 2009
menyiksa dan menyakiti orang lain. Itulah sebabnya, mengapa ketika ditanyakan kepada Tuhan Yesus, "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" dan Tuhan Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan,...
More information