Edisi Nov 2014

Transcription

Edisi Nov 2014
SENANDUNG PAGI
Shalom pembaca yang budiman.
Beberapa atau sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami mati lampu
atau mati listrik di tanah air. Bagaimana gembiranya kita ketika listrik yang padam
kembali menyala dan kita bisa melanjutkan aktivitas kita yang berhubungan dengan
aliran listrik.
Saya berada di asrama Singapore Bible College, ketika kota Singapura mengalami
‘blackout’ pada bulan Juni 2004. Saat itu hari sudah malam dan tidak terlalu banyak
mahasiswa yang ada di asrama karena sedang liburan. Walaupun ‘blackout’ tidak
berlangsung lama, tapi tetap saja ketika lampu menyala kembali, beberapa dari
kami bertepuk tangan, bersukacita atas kembalinya terang.
Ketika Sang Terang datang ke dunia kira-kira 2000 tahun yang lalu, dunia tidak
menyambutnya, bahkan dunia yang ‘blackout’ dalam dosa tidak mengenal Sang
Terang itu. Tetapi kita yang sekarang mengetahui, bahwa Sang Terang dunia datang
supaya barangsiapa yang mengikutNya mempunyai terang hidup (Yohanes 8:12).
Sebentar lagi Natal akan menyapa kita sekali lagi. Bagaimana sikap kita menyambut
kedatangan Sang Terang? Apakah kita bersukacita karena Sang Terang telah hadir
dan menerangi di hati kita?
Redaksi menerima kiriman dokumen (artikel, renungan, liputan, dan lain-lainnya) dari para
pembaca, kirimkan ke [email protected]. Tim Redaksi akan mempertimbangkan dan
memutuskan dokumen mana yang akan dimuat dalam Majalah GEMA.
Penasehat Pdt. Chandra Koewoso, Pdt. Abraham R. Persang Majelis Pendamping Dkn. Leny
Salim, Dkn. Januwar Hadi Pemimpin Redaksi Boaz Y. Wibowo Tim Redaksi Nico Ginting,
Chandra Tanuwidjaya, Jimmy Hng, Vincent Sutedy, Yosafat Tri Hanggoro, Angelina Kosasih
Tim Layout Albert Wiyono, Fransiska Lilian Saputra, Jennifer Chandra Webmaster Nicky
Sagitta Hiedajat Cetak & Distribusi Ratna Lie
e-mail [email protected] website www.gema-gpo.sg
i
DAFTAR ISI
SUARA GEMBALA
“AKU adalah Terang
Dunia” - ego eimi to
phos tou kosmou
Oleh: Pdt. Chandra Koewoso
1
SIMFONI KASIH
Keluargaku, Keluarga
Allah – Perayaan Hari
Anak KA 2014
Oleh : Clara Simanjuntak
13
Persekutuan Pemuda
Gabungan GPO-GPBB
Oleh : Billy Aswin Irawan
ii
15
BALADA PUSTAKA
SELAMAT NATAL
Oleh: Jimmy Hng
30
PANDU SANGKAKALA
Persekutuan Yang
Membawa Terang
Bagi Dunia
Oleh : Dkn. Oloan Manurung
5
KELUARGA MUDA
SEBAGAI TERANG
Oleh : Pnt. Indra Goenadibrata
9
JUMPA PENABUH
PERDANA CLEMENS
18
GAUNG PERISTIWA
Bulan keluarga
GPO
Oleh : JUPS
24
BULAN MISI 2014
GAMBUS & KECAPI
Blessed to Bless:
Kunjungan Kasih KW
GPO ke Sarah Senior
Activity Centre
Oleh : Han A. Samadi
32
Oleh : Dkn. Anthon Simangunsong
27
− ego eimi to phos tou kosmou
SUARA GEMBALA
“AKU adalah Terang Dunia”
1
Oleh: Pdt. Chandra Koewoso
Konsep “terang” bagi bangsa Ibrani adalah simbol dari kehadiran Allah dan
keselamatanNya (His divine presence and salvation). Hal ini ternyata dalam
beberapa pengajaran, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Kehadiran Allah menuntun umatNya, bangsa Israel, dalam perjalanan keluar dari
Mesir menuju Tanah Kanaan, nyata melalui kehadiran terangNya, yang berjalan di
depan mereka. Tiang awan untuk menuntun mereka di waktu siang. Tiang api untuk
menerangi mereka di waktu malam, sehingga mereka dalam merasakan kehadiran
Allah (God’s presence) dalam perjalanan mereka menuju tanah perjanjian.
“Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun
GEMA edisi 15/XI/14
2
mereka di jalan, dan pada waktu malam
dalam tiang api untuk menerangi
mereka, sehingga mereka dapat berjalan
siang dan malam” (Kel. 13:21). Demikian
pula, konsep ini tercermin melalui
pengakuan iman (confession of faith)
dari pemazmur bahwa Tuhan adalah
terang dan keselamatannya. Hal ini
dinyatakan demikian, “Tuhan adalah
terangku dan keselamatanku, kepada
siapakah aku harus takut? Tuhan adalah
benteng hidupku, terhadap siapakah aku
harus gemetar? ” (Maz. 27:1).
Adapun konsep “terang” ini apabila
dipadukan dengan kata “dunia” menjadi
“terang dunia” yang memberikan
kepada kita pengertian bahwa dunia
berada dalam kondisi kegelapan ini
membutuhkan
kehadiran
terang.
Hal ini dapat dipahami bahwa hanya
melalui kehadiran Sang Terang lah,
maka kegelapan itu akan sirna dan
dikalahkan. Oleh karena, terang hadir
untuk mengalahkan kegelapan, maka
kehadiran sang terang mutlak untuk
membawa pembebasan umat manusia
dari kegelapan dosa. Oleh karena
itulah, Nabi Yesaya mengungkapkan
bagaimana kehadiran Allah yang adalah
terang itu telah membawa umat Allah
yang tadinya berjalan dalam kegelapan
menjadi
berpengharapan
tatkala
melihat terang yang besar. “Bangsa
yang berjalan di dalam kegelapan telah
melihat terang yang besar; mereka yang
diam di negeri kekelaman, atasnya terang
telah bersinar” (Yes. 9:1).
Dalam paparan ayat-ayat selanjutnya
di pasal 9, khususnya ayat 5, maka
konsep “terang dunia” ini semakin jelas
mengarah kepada nubuat kelahiran Yesus
Kristus sebagai “Sang Terang dunia”
(the Light of the world). “Sebab seorang
anak telah lahir untuk kita, seorang putera
telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya,
dan namanya disebut orang: Penasihat
Ajaib (Wonderful Counsellor), Allah
yang Perkasa (Mighty God), Bapa yang
Kekal (Everlasting Father), Raja Damai
(Prince of Peace).” (Yes. 9:5).
Selanjutnya
dalam
Perjanjian
Baru, konsep “terang dunia” yang
mengacu
kepada
Yesus
Kristus
tersebut digambarkan sebagai Sang
Terang yang siap menyerahkan diriNya
melalui pengorbanan nyawaNya, untuk
memberikan terang keselamatan bagi
dunia yang gelap karena dosa. “Karena
Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawaNya menjadi
tebusan bagi banyak orang” (Mar. 10:45).
Yesus Kristus rela berkorban turun ke
dunia, lahir dalam kandang binatang di
kota kecil Bethlehem, menelurusi jalan
“via dolorosa” dan akhirnya mati tersalib
di Kalvari. Inilah gambaran Sang Terang
GEMA edisi 15/XI/14
Dunia yang rela berkorban (willing
to sacrifice). Ibarat sebuah lilin yang
“rela” membakar dirinya sendiri hingga
habis dengan tujuan untuk menerangi
sekitarnya, demikian pula kehadiran
Allah dan keselamatanNya (God’s
presence and salvation), dinyatakan
di tengah dunia yang gelap ini melalui
Yesus Kristus yang rela masuk dalam
dunia yang gelap dan menderita di
salib. Tujuan pergorbanan ini adalah
agar hati manusia yang gelap oleh
dosa diselamatkan dari kegelapan dan
beroleh terang kehidupan abadi.
“AKU adalah Terang Dunia” adalah
juga salah satu dari 7 kalimat penegasan
langsung dari Tuhan Yesus Kristus
sendiri akan siapa diriNya (ego eimi dalam bahasa Yunani yang artinya: “Aku
adalah....”) yang tertulis dalam kitab
Injil Yohanes: Pertama, Aku adalah Roti
Hidup (Yoh 6:35); Kedua, Aku adalah
Terang Dunia (Yoh 8:12); Ketiga, Aku
adalah Pintu (Yoh 10:7,9); Keempat,
Aku adalah Gembala (Yoh 10:11,14);
Kelima, Aku adalah Kebangkitan dan
Hidup (Yoh 11:25); Keenam, Aku adalah
Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6);
Ketujuh, Aku adalah Pokok Anggur yang
Benar (Yoh 15:1,5). Dalam kaitan dengan
pembahasan tema kita, maka pengakuan
kedua “AKU adalah Terang Dunia”
menguatkan pemahaman bahwa dunia
yang sedang berjalan dalam kegelapan
3
GEMA edisi 15/XI/14
4
ini membutuhkan pribadi Tuhan Yesus
Kristus sebagai sumber keselamatan
hidup mereka, yang sekaligus juga
sebuah ajakan dari Sang Terang Dunia
itu sendiri secara langsung kepada kita
semua. “Akulah terang dunia [ego eimi
to phos tou kosmou]; barangsiapa
mengikut Aku, ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan, melainkan ia akan
mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12).
Melalui ayat Yoh 8:12 ini, ada tiga
konsep pemahaman iman yang kita
bisa peroleh:
Pertama, “barangsiapa mengikut
Aku” adalah sebuah kalimat ajakan
dari Juruselamat, yang sekaligus
mengindikasikan adanya kebutuhan akan
“Terang”, sebab pada kenyataannya,
keberadaan umat manusia sudah
sedemikian lelah hidup berjalan dalam
kegelapan (a great invitation from the
Light of the world - ego eimi to phos
tou kosmou).
Kedua, kalimat “ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan” adalah janji jaminan
pengharapan bagi mereka yang mau
mengikut Yesus, maka mereka akan
dimampukan tidak lagi berjalan dalam
kegelapan, tetapi di dalam terang (able to
choose not to walk in darkness anymore).
Ketiga, kata kerja “mengikut” Yesus
adalah sebuah kata kerja “continuous”
yang artinya ini adalah sebuah proses
berjalan yang perlu terus menerus
(keep walking in the Light) dan perlu
setia ditempuh hingga garis akhir
kehidupan kita.
Sebagai
refleksi
atas
konsep
pemahaman iman di atas, marilah
kita
melakukan
renungan
secara
pribadi, khususnya dalam masa-masa
menyongsong Hari Natal di tahun
2014 ini: Apakah kita masih menyukai
kehidupan di dalam gelap? Sudahkah
kita menerima ajakan Sang Terang dunia
untuk dibebaskan dari jalan kegelapan?
Maukah kita memilih untuk berjalan
dalam terang? Apakah saat ini, kita masih
menunda-nunda
untuk
mengambil
keputusan tersebut? Sejauh mana kita
mengandalkan Tuhan untuk bisa berjalan
dalam terang? Apakah kita sepenuhnya
meyakini sebagai orang-orang pilihan
Allah yang telah dibebaskan dari
belenggu dosa dan dimampukan untuk
berjalan dalam terang? Adakah kita terus
menerus rindu untuk berjalan dalam
terang Tuhan sampai akhir hidup kita?
Selamat menyongsong Natal, Sang
Terang dunia sungguh telah datang!
Adakah engkau telah melihat terangNya
yang besar itu? Lihatlah dan sambutlah
Dia, Yesus Kristus, Sang Terang Dunia
(to phos tou kosmou).
Oleh: Dkn. Oloan Manurung
Kita hidup di zaman kemajuan teknologi
yang berganti sangat cepat. Data atau
informasi berputar dalam volume yang luar
biasa besar dan dalam waktu yang amat
singkat. Terutama bagi kita yang hidup di
Singapura, kota yang menjadi salah satu
pusat kemajuan teknologi dunia, segala
sesuatu terasa cepat sekali menjadi usang
atau ketinggalan zaman. Saat kita hendak
bepergian, berapa dari kita yang masih
menggunakan peta biasa? Bukankah sudah
lebih mudah menggunakan Google Maps
atau peta elektronik lainnya. Demikian pula
dengan surat menyurat fisik, sekarang telah
digantikan oleh email atau media seperti
Whatsapp atau Facebook yang membuat
kita bisa bertukar kabar dan informasi pada
detik itu juga.
Suatu ketika saya mengambil cuti
selama lebih dari 2 minggu dan tidak
menyentuh hal-hal yang berhubungan
dengan pekerjaan sama sekali. Betapa
kagetnya saya setelah kembali dari cuti
menyadari bahwa situasi pekerjaan telah
berubah dengan sangat cepatnya, sampaisampai sesaat saya merasa asing dengan
situasi di kantor. Sesaat saya merasa sudah
ketinggalan zaman dan sepertinya sudah
tidak dibutuhkan lagi hanya dalam hitungan
minggu. Mungkin teman-teman pernah
memiliki perasaan seperti ini juga.
Namun di dalam segala hal yang
berganti secara cepat, syukurlah ada yang
tidak pernah berubah yaitu kasih Allah yang
menganugerahkan keselamatan melalui
AnakNya yang tunggal bagi kita semua
yang percaya. Di dalam segala masa-masa
sulit yang kita alami dan pergumulan yang
sering menghimpit kehidupan kita, kita
yakin dan percaya bahwa melalui Yesus
PANDU SANGKAKALA
Persekutuan
yang membawa
TERANG
BAGI DUNIA
5
GEMA edisi 15/XI/14
6
Kristus kita mendapat jaminan tempat di
surga. Jaminan ini sangat penting bagi kita
karena itulah yang menjadi dasar dalam
menjalani kehidupan kita.
Pada saat salah satu tim sepak bola
terbaik di dunia yaitu Brazil, bertandang ke
Singapura beberapa saat yang lalu, saya
yang termasuk menyukai olahraga sepak
bola merasa bahwa ini adalah peristiwa yang
sangat langka. Saya beruntung masih bisa
membeli tiket yang paling murah sebelum
“sold out” dan menonton di kelompok
barisan yang paling tinggi (maklum karena
tiket termurah). Tetapi satu hal yang penting
adalah bahwa saya mendapatkan tiket
dengan alokasi tempat duduk yang pasti
untuk menyaksikan peristiwa yang langka
ini. Demikian juga, kita yang percaya kepada
Yesus Kristus, telah mendapat tiket dengan
alokasi yang jelas untuk nantinya melanjutkan
kehidupan kita di surga bersama Allah Bapa
yang menyayangi kita. Seperti dikatakan
dalam 2 Korintus 1:20a “sebab Kristus adalah
“Ya” bagi semua janji Allah”.
Pertanyaan
selanjutnya
adalah
bagaimana kita sebagai orang percaya
melanjutkan kehidupan kita di dunia ini
dengan tidak menjadi pembawa masalah,
tetapi bisa menjadi pembawa terang bagi
sekeliling kita. Hal ini sesuai seperti yang
dikatakan oleh Yesus Kristus di dalam Matius
5:14a “Kamu adalah terang dunia...”.
Hidup Di Dalam Dua Pilihan
Salah satu anak saya di dalam
kepolosannya pernah berkata bahwa dia
ingin tinggal di rumah karena ada acara TV
yang menarik perhatian dia, tetapi pada
saat yang sama dia juga ingin ikut pergi
jalan-jalan keluar rumah. Jelas adalah hal
yang tidak mungkin untuk kita berada di
dua tempat secara bersamaan. Dia harus
memilih salah satu, berada di rumah atau di
luar rumah. Tidak ada pilihan lain di luar itu.
Demikian juga kita semua mengetahui
cerita Bileam, seperti dituliskan dalam
kitab Bilangan pasal 22-24. Bileam adalah
seseorang yang luar biasa. Dia memiliki
kemampuan untuk mendengarkan suara
Tuhan. Dia juga seseorang yang dihormati
dan memiliki kuasa pada saat itu, sampaisampai raja Balak di dalam ketakutannya
akan ancaman bangsa Israel, meminta
bantuannya. Dapat kita bayangkan, apabila
ada ancaman perang yang dialami oleh
negara besar seperti Amerika Serikat, atau
Inggris, dan tindakan yang dilakukan oleh
kepala negaranya adalah meminta bantuan
kepada satu orang, sungguh betapa besar
kuasa orang tersebut pastinya.
Pada saat Balak meminta Bileam
untuk mengutuk bangsa Israel, jawaban
Bileam adalah bahwa dia perlu meminta
jawaban dari Tuhan. Kita semua bisa
membaca bahwa jawaban Tuhan adalah
“Tidak” (Bilangan 22: 12 “Janganlah
engkau pergi bersama-sama mereka,
dan janganlah engkau mengutuk bangsa
itu...”). Selanjutnya, Bileam memberikan
jawaban yang sama kepada raja Balak
pada kesempatan yang pertama.
Namun Balak yang adalah raja, pasti
Dua hal yang bisa kita pelajari dari
peristiwa ini adalah:
• Kita bisa mendapatkan jawaban
Tuhan,
tetapi
kita
sering
memaksakan atau membelokkan
keinginan Tuhan untuk disesuaikan
dengan kemauan kita.
• Kita mengetahui bahwa ada dua
pilihan, dan kita tahu pilihan mana
yang sebenarnya baik dan mana
yang tidak baik. Terkadang sering
kita justru memilih pilihan yang tidak
baik, apalagi kalau pilihan yang tidak
baik itu membawa untung besar
bagi kita, atau pilihan yang baik
membawa ketidak-nyamanan bagi
kehidupan kita.
Kita bisa mengaku sebagai orang
percaya, dan kita juga membaca Firman
Tuhan dan tahu pilihan yang baik. Namun,
kita masih hidup di dalam dunia yang fana,
dan pilihan-pilihan hidup kita berikutnya
sangat penting untuk menguji apakah
sungguh-sungguh benar kita percaya
Yesus Kristus, atau apakah sebenarnya kita
percaya kepada diri kita sendiri atau allah
lain. Pergumulan antara dua pilihan ini
juga dialami rasul Paulus yang berkata di
dalam Roma 7:24 “Aku, manusia celaka!
Siapakah yang akan melepaskan aku dari
tubuh maut ini”
Hal yang penting untuk membantu
dalam menentukan pilihan yang baik
adalah dengan selalu menempatkan
Kristus sebagai prioritas pertama di dalam
segala pilihan di dalam kehidupan kita,
baik itu di dalam pekerjaan, studi, keluarga,
pergaulan, dan sebagainya. Kita harus
mewujudkan identitas kita sebagai pengikut
Kristus di dalam kehidupan kita yang selalu
diarahkan oleh Kristus dan didedikasikan
hanya untuk kemuliaan namaNya. Ujilah diri
kita, apakah keinginan kita ataukah Kristus
yang terutama dalam kehidupan kita (2
Korintus 13:5).
Menjadi Terang Di Sekeliling Kita
Sebuah gereja kecil di ujung daratan
Inggris berada tepat di atas batu karang di
tepi pantai, dan tidak ada bangunan lain
di sekelilingnya. Pada suatu ketika, badai
datang dan meruntuhkan atap bangunan
gereja tersebut dan hampir merubuhkan
seluruh bangunan. Setelah kejadian itu,
pendeta, majelis, dan jemaat gereja
kemudian bertemu untuk mengumpulkan
GEMA edisi 15/XI/14
seseorang yang pintar dan cerdik.
Mungkin karena jawaban Bileam tidak
terlalu tegas sebelumnya, atau dia
memberikan ruang untuk negosiasi lebih
lanjut, Balak mengirimkan perwakilan
berikutnya yang lebih hebat dan
mungkin iming-iming yang jauh lebih
besar. Di sinilah kesetiaan Bileam diuji.
Jawaban Tuhan yang tegas sebelumnya,
bertentangan dengan kemauan duniawi
Bileam
yang
ingin
mendapatkan
iming-iming kemuliaan. Selanjutnya
kita bisa membaca bagaimana Bileam
dipermalukan dan raja Balak ditaklukkan.
7
GEMA edisi 15/XI/14
8
dana untuk memperbaiki gedung gereja
tersebut. Namun karena gereja ini adalah
gereja kecil dan tidak memiliki banyak dana,
akhirnya diputuskan bahwa tidak cukup
dana untuk merenovasi gereja tersebut, dan
bangunan ini akan ditinggalkan saja. Dalam
waktu yang tidak lama, perwakilan angkatan
laut Inggris, mendatangi pendeta gereja
tersebut dan bertanya, kapankah bangunan
gereja tersebut akan direnovasi. Jawaban
pendeta tersebut adalah sederhana, bahwa
jemaat tidak mampu membangun kembali
gereja tersebut dan bangunan gereja akan
dibiarkan saja. Perwakilan angkatan laut
Inggris tersebut kemudian berkata bahwa
apabila jemaat tidak bisa memperbaiki
gedung gereja, maka angkatan laut Inggris
akan memperbaiki gereja tersebut. Ternyata
bangunan gereja ini berada dalam posisi
tertentu dan selama ini menjadi patokan
arah navigasi pelayaran bagi kapal-kapal
militer kerajaan Inggris karena tidak ada
bangunan lain di sekitarnya. Gereja kecil
ini secara tidak sadar telah menjadi bagian
penting dari keseluruhan peta perairan
kerajaan Inggris.
Setelah diselamatkan, Tuhan tidak
menginginkan kita untuk tetap berdiam
diri saja. Keselamatan yang disimpan untuk
diri sendiri adalah keselamatan yang semu,
karena Tuhan menginginkan kita untuk
menjadi muridNya yang melayani seorang
akan yang lain oleh kasih (Galatia 5:13) di
dalam satu persekutuan dan membagikan
kabar keselamatan kepada orang lain
(Matius 28:19). Tuhan menginginkan kita
untuk menjadi cahaya yang mengalahkan
kegelapan di tengah-tengah dunia.
Untuk itulah, kita tidak bisa sendiri, tetapi
kita bersama-sama dipanggil kepada
persekutuan dengan Yesus Kristus.
Seperti gereja kecil yang menjadi
petunjuk navigasi penting, kita tidak boleh
menganggap diri kita atau persekutuan
kita terlalu kecil dan terlalu tidak berarti,
sehingga justru kita menjadi tidak sungguhsungguh. Yang penting bukanlah bentuk
pelayanan tetapi kesetiaan kita untuk
menjalankan hidup kita sebagai pengikut
Kristus. Yakinlah bahwa masing-masing kita
di dalam satu persekutuan jemaat GPO
adalah bagian penting dalam rencana
Tuhan dalam memperluas kerajaanNya dan
menjadi terang di tengah-tengah dunia ini.
Untuk menutup tulisan ini, saya juga
mengucapkan Selamat Hari Natal 2014 bagi
kita semua, dan hendaklah kita terus hidup
sama seperti Kristus yang kelahiranNya
akan kita peringati. Seperti dikatakan
di dalam 1 Yohanes 2:6 “Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia,
ia wajib hidup sama seperti Kristus telah
hidup”. Sehingga terang Yesus Kristus yang
bersinar mengalahkan kegelapan, akan
bisa kita teladani dalam satu persekutuan
jemaat GPO dengan menjadi terang bagi
orang lain di sekitar kita.
Oleh: Pnt. Indra Goenadibrata
GPO Yang Berkembang
Di penghujung tahun millenium 2000, kami sekeluarga memulai beribadah di GPO
(“Gereja Pojokan Orchard”). Saat itu kami hanya bertiga, karena Kelly masih berusia
beberapa bulan dan Emily bahkan ‘belum direncanakan’. Kondisi itu membuat kami
termasuk dalam kelompok keluarga muda. Di awal tahun 2000-an, jumlah keluarga
muda di GPO tidak banyak. Bahkan di kala awal dimulainya, kelompok ini disebut
Persekutuan Keluarga Muda dengan waktu persekutuan setiap Sabtu terakhir.
Dengan jumlah kelompok keluarga muda yang hanya beberapa ini, terwujud juga
kelas Sekolah Minggu yang hanya sekitar 3 kelas.
Tuhan Menambah Keluarga Muda
Setelah tiga tahun berjalan, akhirnya Tuhan mulai menambah jumlah keluarga muda
GPO. Walaupun banyak juga yang pergi karena pindah ke negara lain. Kelompok
keluarga muda mulai terisi dengan semakin banyak anggota baru yang hadir.
Banyak di antara mereka bergabung dengan GPO sekeluarga dengan anak-anak
mereka. Dan tidak sedikit juga yang ‘berbuah’ setelah mereka bergabung. Dengan ini
tidak hanya jumlah keluarga muda tapi juga buah hati mereka – anak-anak yang Tuhan
juga percayakan kepada GPO. Termasuk dengan bertambahnya anggota keluarga
kami dengan kelahiran Emily.
PANDU SANGKAKALA
Keluarga Muda Sebagai Terang
9
GEMA edisi 15/XI/14
10
Saat ini kita melihat bagaimana KKM
(Komisi Keluarga Muda) sudah berkembang
pesat dan persekutuan KKM sudah rutin
dengan acara yang bervariasi. Kelas
Sekolah Minggu juga bertambah dengan
pembagian kelompok umur yang cukup
merata. Semua ini untuk menampung jumlah
anak Sekolah Minggu yang mencapai 140
anak lebih. Jumlah guru serasa tidak pernah
cukup untuk mengikuti perkembangan
jumlah anak. Belum lagi melihat di warta
gereja pada daftar doa untuk ibu hamil yang
sempat mencapai jumlah belasan dan tidak
pernah ‘sepi’.
Misi dan Rencana Tuhan Atas Keluarga
Apa misi dan rencana Tuhan dengan
terbentuknya keluarga? Apa kira-kira
alasan Tuhan mengaruniakan keluarga
muda bagi GPO? Seperti perumpamaan
talenta (Mat 25:14-30), Tuhan saat ini
seakan sedang mempercayakan 10
talenta, bukan lagi 1 talenta dalam wujud
keluarga muda. 10 talenta ini adalah karena
14 tahun yang lalu GPO sudah setia saat
dipercayakan ‘1 talenta’ – saat kelompok
keluarga muda masih sedikit. Satu hal
yang pasti, dengan kehadiran keluarga
muda yang semakin banyak maka akan
ada kemajuan dan perkembangan gereja
dalam melangkah ke depan.
Tanggung jawab dan tantangan
GPO tidak mudah untuk membangun
dan memelihara kehidupan keimanan
keluarga. Ke depan GPO akan melihat
tantangan dalam bidang dan komisi
yang beragam. Kalau saat ini tantangan
ada di komisi Sekolah Minggu, maka
beberapa tahun ke depan anak-anak ini
akan naik ke komisi-komisi selanjutnya –
Komisi Remaja, Pemuda, dan selanjutnya.
Belum lagi, para ibu keluarga muda juga
telah menambah jumlah anggota Komisi
Wanita. Semua komisi akan terpengaruh
– langsung maupun tidak langsung.
Talenta dan bakat yang Tuhan sudah
percayakan harus ‘dimanfaatkan’ dan
‘dilipatgandakan’ oleh GPO. Para anggota
KKM adalah mereka yang professional
dan energetik. Mereka adalah potential
pool untuk semua program gereja, tidak
hanya KKM.
Untuk mewadahi KKM, GPO perlu
menyediakan makanan rohani, semangat
untuk bertumbuh, kesempatan untuk
beribadah, kesempatan untuk bersekutu,
dan dukungan pada masa-masa sulit.
Sebaliknya keluarga dapat mendukung
para
pemimpin
gereja
dengan
mengungkapkan sikap-sikap yang positif
dan memberikan semangat.
Keluarga GPO Sebagai Terang
Di lain pihak, para keluarga muda juga
memikul tugas dari Tuhan dengan menjadi
anggota, aktif melayani, aktif hadir dalam
kegiatan GPO. Cukupkah demikian?
Yesaya 49:6 mengatakan “Terlalu sedikit
bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku,
untuk menegakkan suku-suku Yakub dan
GEMA edisi 15/XI/14
untuk mengembalikan orang-orang Israel
yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan
membuat engkau menjadi terang bagi
bangsa-bangsa supaya keselamatan yang
dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Ukurannya bukan apakah kita sudah
melayani atau belum. Tuhan ingin kita
fokus dalam menjalankan misiNya di
mana-mana: di dalam keluarga, di tengah
masyarakat, bahkan di seluruh dunia kita.
MisiNya bagi hidup kita berlaku baik lokal
maupun global.
Saat suatu keluarga muda masih belum
dikaruniai buah hati, banyak hal dengan
mudah dapat dilakukan. Pembagian
waktu hanya antara suami dan istri saja.
Tantangan akan dimulai kalau sudah hadir
satu anak, dua bahkan tiga anak.
Semakin banyak anggota keluarga,
semakin besar tantangan untuk menjadi
kesaksian bagi sekitar termasuk bagi
keluarga lain. Waktu teduh dengan
mudah bisa dilakukan saat hanya ada
suami dan istri saja. Namun saat ada anakanak – bahkan saat anak bertumbuh besar
– kesempatan untuk berkumpul bersama
untuk merenungkan Firman Tuhan
menjadi semakin sulit.
Belum lagi dengan pembagian waktu
antara keluarga dan pelayanan. Saat
tanpa buah hati, suami dan istri seringkali
aktif dalam pelayanan. Kemunduran
sering terjadi dengan adanya anak.
Seharusnya orang tua perlu mendidik
keluarga, termasuk mengajarkan dan
mengarahkan anak – sejak usia dini mereka
– untuk mengerti arti pelayanan dan juga
melibatkan mereka dalam pelayanan
(disampaikan oleh Rev. Edmund Chan).
Sehingga hadirnya anak tidak menjadi
kemunduran dalam pelayanan.
Banyak hal yang bisa disaksikan
oleh semua keluarga muda. Misalnya
menunjukkan kekompakan dan kerukunan
antara suami istri, antara anak-anak,
11
GEMA edisi 15/XI/14
merupakan kesaksian bagi keluarga lain.
Orang tua juga perlu mengajar anak
memberi persembahan, perpuluhan dan
juga mengajar memprioritaskan Tuhan
dalam hidup keluarga, termasuk dengan
gaya hidup keluarga yang sesuai dengan
kondisi kita dengan tetap menempatkan
Tuhan di tempat yang utama.
Apakah keluarga kita sudah menjadi
terang dalam lingkungan GPO – terang
bagi anak-anak sekolah Minggu, terang
bagi para pemuda dan remaja, terang
bagi keluarga dewasa – dan semua komisi
dan komponen GPO?
Natal dan Keluarga
Dalam waktu yang tidak lama lagi, kita
akan memasuki masa persiapan Natal.
12
Saat di mana kita semua akan sibuk
dengan segala perencanaan mulai dari
perencanaan rangkaian acara Natal dan
Tahun Baru, perencanaan tahun ajaran
baru, liburan, dan banyak lagi. Yang terjadi
bukannya saat itu kita mempromosikan
kedamaian Natal, sebaliknya waktu ini
sering menjadi masa konflik.
Mari kita mengingat akan panggilan kita
menjadi terang dunia, termasuk menjadi
terang GPO. Khususnya dalam masa
Natal, di mana dunia secara langsung
atau tidak langsung ‘merayakan’ Natal,
kita sebagai pihak yang mengimani Natal
seharusnya menunjukkan arti Natal yang
sebenarnya.
Selamat menyambut Natal dan selamat
menjadi terang! Tuhan memberkati...
SIMFONI KASIH
Keluargaku,
Keluarga Allah
Perayaan hari anak KA 2014
13
Oleh: Clara Simanjuntak
Ada yang berbeda dengan perayaan Children’s Day Komisi Anak GPO kali ini.
Biasanya anak-anak Sekolah Minggu pergi Outing Anak, tetapi di tahun 2014 untuk
pertama kalinya diadakan Family Carnival GPO atau Karnaval Keluarga GPO. Latar
belakang munculnya ide karnaval ialah supaya saat perayaan hari anak, anak-anak
bisa merayakannya dengan orang tua (saat Outing Anak, hanya kelas Musa-Daniel
yang boleh didampingi oleh orang tua). Karnaval Keluarga ini juga merupakan bagian
dari rangkaian acara Bulan Keluarga GPO.
GEMA edisi 15/XI/14
14
Bagi
adik-adik
yang
sudah
sekolah Primary mungkin tidak asing lagi
dengan acara karnaval. Namun KA mau
memberikan karnaval yang berbeda, yaitu
memasukkan nilai-nilai dari Alkitab. Acara
ini memiliki tema “God’s Family” dengan
dasar ayat Matius 22:37-40. Acara dimulai
dengan ibadah anak dan belajar Firman
Tuhan mengenai apa dan bagaimana
keluarga Allah itu. Lalu dilanjutkan dengan
karnaval khusus anak, dan selesai kebaktian
umum, orang tua dan jemaat umum boleh
bergabung di Dunman Hall untuk mengikuti
karnaval yang dibuka untuk semua jemaat.
Permainan-permainan
di
dalam
karnaval dibuat berdasarkan kreativitas
kakak-kakak Sekolah Minggu dengan
tujuan
sebagai
pengingat
cerita
Alkitab selagi anak-anak bermain.
Seperti permainan tembok Yerikho,
dalam permainan ini anak atau peserta
berusaha
menjatuhkan
botol-botol
Yakult menggunakan kelereng, atau
melalui permainan “5 roti dan 2 ikan”,
anak berusaha memasukkan serpihan
“makanan” karet ke sasaran bergambar
mulut, permainan untuk anak bayi “Buahbuah Roh”, memasukkan bola sesuai
tempatnya yaitu “Kasih”, “Sukacita”, dan
seterusnya. Permainan dari vendor pun
tidak ketinggalan diberi nama “Bahtera
Nuh” untuk Sporty Bouncer, atau tic-tactoe menjadi “Strategi Salomo”, dan lain-lain. Booth “Aku Anak Raja” art and craft
seperti sand art, magic scratch, dan rainbow
loom yang populer di kalangan anak-anak,
dicarikan yang bertema khusus, seperti
nama “Jesus”, bentuk salib, hati, dan
mahkota anak raja.
Selain permainan, diadakan juga acara
fun karaoke “Biarlah semua lidah memuji
Dia” di panggung Dunman Hall. Anak dan
jemaat diundang menyanyikan lagu-lagu
pujian baik solo, duet suami-istri, maupun
trio. Lagu yang dipilih tentunya yang sudah
dikenal dan ada yang bertema keluarga
seperti “Yesus di dalam rumahku”, “Di
doa ibuku”, dan “Bersama keluargaku”. Di
panggung ini juga, peserta bisa membuat
kenang-kenangan berfoto bersama di
photo booth.
Harapan dari KA, kiranya adik-adik
dan keluarga bisa bersukacita bersama,
bersyukur atas keluarga yang Tuhan
berikan. KA pun mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari Komisi
Pemuda, Komisi Remaja, dan orang tua
yang telah membantu sebagai tenaga
sukarelawan. KA bersyukur atas semua
bantuan, sehingga KA sebagai panitia pun
turut merasakan makna “Keluarga Allah”
GPO melalui acara Karnaval Keluarga ini.
SIMFONI KASIH
Persekutuan
Pemuda
Gabungan
GPO-GPBB
Oleh: Billy Aswin Irawan
Di tahun 2009, Komisi Pemuda GPO
pernah melaksanakan persekutuan dengan
gereja lain di Singapura dan kita rindu
adanya persekutuan seperti itu lagi di tahun
2014. Persekutuan ini diadakan bersamasama dengan gereja yang sedikit banyak
berasal dari denominasi yang sama. Lahir
dari kerinduan beberapa tetua-tetua
pemuda maupun pembina pemuda yang
ingin melihat adanya hubungan yang dekat,
saling mengenal di antara para pemuda dari
gereja-gereja ini.
Seperti event lainnya, persekutuan ini
ada tujuannya, yaitu untuk saling mengenal,
saling berbagi beban, saling mendoakan
dan sedikit banyak saling membantu dalam
pergumulan juga. Bukankah ada peribahasa
yang mengatakan: Bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh.
Karena acara ini adalah acara gabungan
dari 2 gereja, panitia untuk acara ini pun
terdiri dari individu-individu yang berbeda
dari kedua gereja. Selain belum begitu
mengenal satu sama lain, cara kerja dari
tiap gereja maupun individu pun berbeda,
sehingga komunikasi yang baik merupakan
kunci yang sangat penting. Satu hal yang
baik adalah walaupun ternyata susah untuk
dijalankan, kami pantang menyerah. Oleh
karena kita mau memberikan yang terbaik
untuk Tuhan dan dapat mengadakan acara
dengan baik maka teman-teman panitia
tetap setia menjalaninya – jika langkah sudah
terlangkahkan, berpantang dihela surut.
15
GEMA edisi 15/XI/14
16
Persekutuan ini dilaksanakan di
Dunman Basement 5 di GPO dengan
pertimbangan lokasi yang lebih mudah
dijangkau dan berada di tengah kota.
Acara dimulai tepat pukul 2 siang dengan
rangkaian ibadah praise and worship yang
dilayani oleh Pendeta Chandra Koewoso
dengan tema “Ketika Kemandirian Hidup
di Singapura Menjadi Sikap Sok Tahu”.
Persekutuan ini juga dilayani oleh tim
musik dari kedua gereja.
Tema ini menyinggung soal bagaimana
kita yang hidup di comfort zone di
Singapura ini merasa sudah mampu
untuk membuat keputusan yang benar
dalam hidup kita, tanpa melibatkan Tuhan
dalam pertimbangan dan rencana kita.
Kita diguncangkan dengan pertanyaan
tujuan dan cita-cita kita, dihimbau untuk
mengingat Tuhan dalam perencanaan
dengan Yakobus 4:13-16, dikuatkan
dan didoakan agar Tuhan membukakan
GEMA edisi 15/XI/14
17
jalan bagi kita, sehingga kita para laskar
terangnya tahu dan sadar akan rencana
Tuhan dalam hidup kita, dan agar kita taat
atas panggilan itu.
Setelah praise and worship, persekutuan
ini dilanjutkan dengan aneka permainan
untuk mengakrabkan serta mendekatkan
persaudaraan antar pemuda. Lebih dari 60
orang hadir dan berinteraksi satu dengan
yang lain melalui permainan yang menarik.
Seketika Dunman Basement 5 dipenuhi
canda tawa, rasa canggung dan malu yang
ada pada awalnya pun sirna.
Acara ditutup dengan makan malam
bersama dan acara ramah tamah. Melalui
acara ini juga para alumni universitas dan
sekolah berkumpul, persahabatan terjalin,
yang dulu tidak kenal, sekarang menjadi
satu keluarga – Keluarga Allah. Semoga
acara persekutuan gabungan ini bisa lebih
sering terselenggara. Tuhan memberkati!
JUMPA PENABUH
PERDANA
CLEMENS
Kali ini Tim Redaksi GEMA ingin menggali lebih dalam sosok seorang Dana begitu dia biasa dipanggil rekan-rekan sepelayanannya - berbagi cerita tentang
kecintaannya pada Tuhan dan memuliakan Tuhan melalui talentanya.
18
1. Dana, mohon perkenalkan diri Anda?
Nama lengkap Klemens Dian Perdana Darmawan Hadiprawiro. Officially, Dian
Perdana Darmawan. Klemens (Clement) adalah nama baptis, dan Hadiprawiro
adalah nama keluarga. Usia menjelang 30 tahun. Asal dari Purbalingga, Jawa
Tengah. Pekerjaan: Space and 3D Designer.
2. Bagaimana bisa sampai di Singapura?
Pertama kali ke Singapura karena dipaksa mama untuk berpetualang. Ada
saudara di Batam dan mama kenal beberapa orang di Singapura. Waktu itu
cukup takut karena Bahasa Inggris saya tidak terlalu lancar dan sedih karena
berpisah dengan teman-teman di Indonesia. Tapi ya saya coba dulu saja.
Perjanjiannya kalau dalam dua bulan tidak dapat kerja, bakal balik ke Indonesia
lagi. Waktu itu mama lebih semangat dari pada saya sendiri, di mana saya
sangat bersyukur karena meski saya anak satu-satunya, tapi mama rela melepas
ke negeri seberang. Benar-benar nekad waktu itu.
GEMA edisi 15/XI/14
3. Anda cukup aktif di banyak pelayanan GPO. Apa saja itu? Sebenarnya pelayanan saya tidak terlalu banyak. Hanya saja biasanya yang
berhubungan dengan musik, misalnya paduan suara Eklesia dan prokantor,
terkadang membantu di seksi acara Natal atau Paskah. Semuanya itu masih di
bawah satu tim, yaitu Tim Ibadah. Mungkin itu juga alasannya dari beberapa tahun
terakhir saya menjadi anggota Tim Ibadah, yang ujung-ujungnya sekarang menjadi
ketua. Dari awal datang ke GPO juga sebenarnya tujuannya mau dikenalkan teman
ke paduan suara di GPO, yang sampai sekarang saya masih berpartisipasi.
Kenapa di bidang musik, jawaban pertama karena saya ada passion di musik
dan kedua, saya merasa terberkati dari musik. Waktu kuliah di Indonesia dulu,
saya sudah aktif di paduan suara di sana sini. Di salah satu paduan suara itu,
saya jadi dapat pengalaman pergi ke luar negeri untuk kompetisi paduan suara
beberapa kali. Suatu kali, panitia mengumpulkan para peserta paduan suara
di asrama sekolah, yang mereka sebut “Music Village”. Dan ketika jalan-jalan
sekitar asrama, banyak paduan suara yang latihan di sana sini. Rasanya senang
sekali bisa mendengar musik-musik indah dari segala arah. Selain itu, saya pernah
mendapat pengalaman bergabung dengan music camp untuk pembukaan
simposium musik internasional di Indonesia. Setiap hari isinya cuma bangun,
makan, latihan, makan, latihan, break, makan, latihan, tidur.
Nah karena itulah saya ingin berbagi the joy of singing atau apapun yang
berhubungan dengan musik dalam pelayanan di gereja. Menurut saya, harus ada
keseriusan dalam pelayanan. Ada yang bilang, “Ah cuma buat pelayanan saja kok.”,
tetapi kalau saya bilang, “Justru karena ini buat pelayanan jadi harus lebih serius.”
Pelayanan musik di gereja itu bukan untuk menghibur orang, tetapi ada tugas
yang diemban anggotanya untuk menghubungkan Tuhan dengan umatNya.
Terus terang tidak semua jenis ‘persembahan pujian’ saya setuju dibawakan di
gereja. Lebih baik jika musik atau lagu yang dibawakan itu simple tetapi jelas
pesannya. Pengisi pujian di gereja itu agak “gagal” jika jemaat berkomentar
“Wah nyanyinya bagus ya.” Itu berarti masih ada yang kurang karena maksud
dari lagunya belum tersampaikan. Tapi lebih “gagal” lagi jika komentarnya
“Aduh nyanyinya fales, malas dengarnya.” Pelayanan di bidang musik itu tidak
cuma bernyanyi atau bermain musik dengan indah, tapi semuanya itu harus
dengan hati yang tulus dan rendah hati. Saya berharap komentar “Wah terima
kasih berkatnya lewat pujian. Sudah lagunya indah, nyanyinya bagus, katakatanya juga menyentuh. Saya jadi dikuatkan.”
19
GEMA edisi 15/XI/14
20
4. Untuk pelayanan Tim Ibadah, sepertinya cukup sibuk dan banyak aktivitas
rutin tiap minggunya, bagaimana kesan Anda dengan tim kerja ini?
Kalau diandaikan di suatu event, Tim Ibadah itu seperti event organiser-nya. Tim
inilah yang membantu majelis mengatur petugas kebaktian yang berhubungan
dengan musik termasuk di dalamnya ada prokantor, pemusik, pengisi pujian, dan
bidang audio visual. Ada juga bidang logistik ataupun pembinaan. Semua bidang
ini punya tujuan utama menciptakan keadaan yang kondusif dalam beribadah.
Kalau kebaktian biasa tidak banyak masalah, tapi kalau ada yang spesial atau
liturgi khusus, kadang-kadang membuat panik. Maka dari itu, jika ada acara
khusus, Tim Ibadah akan mengatur waktu tambahan buat semua orang yang
terlibat untuk latihan bersama lebih intensif. Sebenarnya semua jemaat bisa jadi
bagian dari tim ini dan tidak harus jadi pengurusnya, misalnya jadi prokantor
atau pianis. Saat ini, kami masih butuh pianis untuk kebaktian umum. Selain itu
ada pelayanan paduan suara Eklesia, atau vocal group per komisi, mereka juga
bagian dari Tim Ibadah.
Agar tetap semangat di pelayanan ini, kita harus menikmati dan suka
melakukannya. Puji Tuhan karena pelayan-pelayan di tim ini memang passionate
dan pada dasarnya itu kunci buat pelayanan di semua tim dan komisi. Di
manapun kita pelayanan, kita harus passionate dan enjoy melakukannya. Kalau
tidak suka dan merasa bukan panggilannya, mau bagaimanapun juga pasti
lama-lama jadi malas dan mundur. Setiap orang punya panggilannya sendirisendiri untuk pelayanan di bidang tertentu.
5. Hal apa yang cukup berkesan mengenai pelayanan di GPO dibanding
aktivitas lain?
Tentu saja karena GPO adalah komunitas Indonesia yang paling dekat untuk
saya. Salah satu alasannya karena hampir semua anggotanya datang dari
Indonesia. Tantangan, latar belakang, dan nilai-nilai yang dihargai pun lebih
mirip. Walaupun baru beberapa tahun di GPO, tetapi saya sudah merasa seperti
gereja sendiri. Mungkin karena saya aktif bantu di sana-sini dan bisa lebih kenal
orang di gereja. Dibandingkan kalau saya hanya datang ke kebaktian dan
langsung pulang ketika selesai, meski puluhan tahun juga tidak akan merasa
seperti keluarga.
Kalo mau dibandingkan dengan gereja Indonesia yang lain, saya lebih
memilih GPO hanya karena saya lebih nyaman, salah satunya dengan tata cara
peribadatannya. Tidak ada yang salah dengan gereja lain, hanya selera pribadi saja.
7. Bagaimana menurut Anda, aktivitas pelayanan di GPO dibanding dengan
di luar gereja?
Aktivitas di gereja dan luar gereja pada dasarnya sejalan, walaupun di beberapa
segi ada perbedaannya. Dari segi teknis, banyak persamaannya, jadi bisa saling
melengkapi dan menginspirasi satu sama lain. Hanya saja kalau di luar gereja bisa
lebih bebas karena bisa saja sesuai interpretasi pribadi. Berbeda ketika di gereja
yang dasar dari pemikirannya harus alkitabiah dan tidak bisa sembarangan. Hal
ini berlaku untuk apa saja baik musik maupun performance secara umum dan
ini berpengaruh ke aktivitas di luar gereja. Setiap saya membuat sesuatu, selalu
harus ada arti dan makna dari semua bagiannya, tidak boleh kalau alasannya
karena bagus saja tapi tidak ada pemikiran lain di balik itu.
8. Berkaitan dengan tema Gema kali ini tentang menjadi terang bagi dunia,
bagaimana pendapat/kesan Dana tentang dunia kerja profesional atau
aktivitas lain di luar gereja?
Di manapun juga dan apapun juga yang kita lakukan, kita harus terus pegang
integritas kita. Kadang di gereja pun bisa aja ada beda pendapat dalam
pelayanan, tapi biasanya permasalahannya bisa diselesaikan sebelum menjadi
konflik, karena semua terbuka dan jujur tanpa ada maksud jelek. Lebih baik
GEMA edisi 15/XI/14
6. Selain di GPO, Anda cukup aktif di kegiatan komunitas lain di Singapura,
bisa diceritakan sedikit tentang hal itu?
Saya memang suka punya banyak kegiatan, tipe orang yang tidak bisa diam
dan cepat bosan. Tahun lalu saya membantu acara perayaan Natal di KBRI yang
diprakarsai oleh MKIS (Masyarakat Kristen Indonesia di Singapura). Saya juga
gabung dengan paduan suara lain yang arahnya ke western opera. Ada juga
IAF (Indonesian Art Festival). Saya biasanya terlibat mulai dari vocal ensemble
hingga stage and props design.
Passion saya tidak hanya di musik saja, tapi secara umum suka performing art.
Khususnya yang menginspirasi dan menunjukkan banyak ide-ide kreatif yang
keliatannya simple tapi hasil yang didapat bisa sangat menarik. Saya lebih suka
berada di belakang panggung dan mendukung teman-teman yang lain untuk
maju ke depan.
Saya juga masih terlibat di berbagai ad-hoc project yang lain. Dari semua ini
seringkali saya cuma dibayar dengan pengalaman dan kepuasan hati, tapi saya
rasa ini suatu berkat yang tidak semua orang bisa dapat.
21
GEMA edisi 15/XI/14
22
fokus ke solusi daripada konfliknya. Saya bersyukur karena sejak dini orang tua
mendorong saya untuk aktif pelayanan di komisi gereja. Belajar berorganisasi di
gereja inilah yang jadi dasar yang kuat untuk berorganisasi selanjutnya.
Baik organisasi di gereja dan di luar gereja bisa saling mendukung. Di
gereja, saya dibiasakan agar lebih bersabar, terbuka dan lebih mementingkan
kepentingan bersama yang mana hal-hal ini bisa diterapkan di luar. Sedangkan
di luar gereja, saya bisa belajar karakter orang yang lebih bermacam-macam
lagi yang tidak ditemui di gereja.
9. Mengenai budaya Indonesia, alat seni atau musik etnik apa yang pernah
Anda coba pelajari?
Waktu kecil saat ada perayaan tujuh-belasan, biasanya ibu-ibu main kolintang
dan kolintangnya diletakkan di pekarangan rumah. Jadi tiap kali mereka berlatih,
saya suka ikut mengamati, lalu coba-coba sendiri waktu saat sudah bubar. Saya
juga tidak tahu kenapa orang Jawa main kolintang.
Banyak lagu etnik yang saya pelajari dan nyanyikan waktu masih kuliah di
Indonesia dulu. Biasanya untuk kepentingan kompetisi. Jika kompetisi di luar
negeri, kami ikut kategori lagu tradisional. Sebenarnya budaya Indonesia sangat
menarik kalau digali lebih dalam. Dari sini jadi suka menyanyikan lagu-lagu
rakyat Indonesia yang diaransemen ke lagu paduan suara, kadang dibawakan
lengkap dengan koreografinya.
Mungkin dari kebiasaan bangga akan budaya sendiri di luar negeri, pola
pikir ini terbawa waktu saya mendesain. Ketika mendesain untuk sesuatu yang
berhubungan dengan Indonesia, saya suka menyuntikkan elemen-elemen
tradisional Indonesia ke desain saya, misalnya menggunakan pola batik sebagai
latar belakang. Elemen-elemen ini bisa jadi salah satu identitas yang khas
dan spesifik, walaupun tidak mencolok tapi cukup untuk dikenali oleh orang
Indonesia yang lain.
10. Kita coba berandai-andai sejenak, andaikan anda punya impian, apa
impian terdahsyat yang terpikir tentang GPO?
Dulu saya pernah ikut simposium musik gereja, di mana setiap pagi selalu
ada doa bersama seluruh peserta sebelum menyebar ke kelas-kelas yang
dipilihnya. Doa itu selalu diawali dan ditutup dengan bernyanyi bersama dari
buku nyanyian yang sudah dibagi suaranya, tentunya karena semua pesertanya
11. Terima kasih Dana atas kesediaannya berbagi cerita. Apakah ada pesan
khusus bagi rekan tim sekerja atau jemaat GPO pada umumnya?
Dalam pelayanan, jadilah chorister (anggota paduan suara) sejati. Seorang
chorister sejati mengerti lagu yang dibawakan dengan baik sehingga dia bisa
menyampaikan pesan lagu dengan tepat tanpa ragu-ragu. Seorang chorister
selalu patuh kepada “Sang Dirigen”, karena mereka yakin Sang Dirigen akan
mengarahkan mereka dengan baik, walau terkadang chorister tidak bisa mengerti
apa tujuannya karena mereka tidak bisa mendengar keseluruhan paduan suara,
hanya audience yang bisa merasakan indahnya lagu yang dibawakan. Seorang
chorister tidak selalu harus menonjol, karena jika satu suara menonjol, harmoni
dari lagu yang dibawakan akan rusak. Tapi bukan berarti suara yang lirih itu tidak
penting, karena tanpa satu suara, harmoni yang indah tidak akan terbentuk.
Terkadang ada chorister yang melakukan kesalahan, bukan tugas chorister
lain untuk menegur, tetapi justru untuk menyesuaikan sehingga harmoni yang
seharusnya muncul dapat terbentuk kembali.
GEMA edisi 15/XI/14
adalah aktivis di paduan suara gereja masing-masing, pastinya mereka bisa
baca partitur semua. Alhasil, bagaikan paduan suara yang anggotanya sekitar
400-500 orang bernyanyi bersama di gereja, dan apakah itu membuat saya
lebih semangat bernyanyi? Tentu saja tidak, kalau bisa diam dan mendengar
400 orang bernyanyi padu suara kenapa harus nyanyi, jarang-jarang bukan?
Nah tapi bukan itu impian terdahsyat yang bisa saya impikan, karena itu bisa
jadi kenyataan. Impian terdahsyat yang bisa terpikir adalah membuat musical
performance dengan seluruh jemaat sebagai bagiannya. Namun, bukan berarti
semua jemaat harus bisa bernyanyi dengan indah dan merdu bak paduan suara
tingkat dunia. Kalau saya bisa terangkan sedikit, saya suka sekali dengan lagulagu musical semacam broadway atau opera. Kenapa? Karena lagu-lagunya
benar-benar dibawakan seperti berbicara curahan hati dan jiwa juga emosi
yang sebentar senang, nanti sedih, tiba-tiba marah, lalu bingung, tidak seperti
lagu pop yang biasanya cuma ada satu emosi.
Nah kembali ke awal tadi, itulah yang saya harapkan, jemaat bisa benarbenar mengerti lagu-lagu yang dinyanyikan di liturgi dan memujikannya dalam
hati, tidak sekedar hanya baca lirik kemudian dinyanyikan, jadi lagunya bisa
menyentuh orang lain dan dirinya sendiri. Erm, terlalu sederhana ya?
23
GAUNG PERISTIWA
24
Bulan Keluarga GPO
Oleh: JUPS
Pernah melihat iklan jam tangan Solvil
Titus di televisi atau bioskop? Biasanya
saya suka menonton film yang berakhir
dengan happy ending, tetapi untuk iklan
ini walaupun selalu berakhir dengan sad
ending, saya tetap menyukainya karena
sangat menyentuh perasaan. Selain itu
saya suka dengan kalimat yang ditonjolkan
di dalam iklan ini, yang selalu memberikan
sebuah “pengharapan”, mungkin karena
kalimat tersebut yang menyebabkan saya
menyukai iklannya, dan tiap iklan versi
barunya selalu menonjolkan kalimat yang
baru juga. Ini salah satu contoh kalimatnya:
“不在乎天长地久, 只在乎珍惜現在” (bu zai
hu tian chang di jiu, zhi zai hu zhen xi xian
zai), artinya kurang lebih: “tidak memikirkan
berapa lama lagi waktu yang ada, hanya
memikirkan untuk menghargai waktu
sekarang ini”.
GEMA edisi 15/XI/14
Untuk iklannya yang terbaru, moto
kalimatnya adalah “Time Is Love”, kalo
boleh dibilang kalimat ini bermakna
sangat Kristiani sekali, peribahasa
umum mengatakan “Time is Money”,
menekankan waktu itu sangat berharga
dan diukurnya dengan uang, yang tanpa
disadari kita terjebak dalam pemahaman
materialistik. Sedangkan di Alkitab ayat
yang sering kita dengar dari Efesus 5:16:
“Pergunakanlah waktu yang ada, karena
hari-hari ini adalah jahat”, konteks dari
ayat ini menekankan untuk menggunakan
kesempatan waktu yang ada dan
mengajak untuk menunjukkan iman kita
di dunia. Dalam hal ini kita ingin dunia
mendengar dan mengetahui berita Injil
tentang kasih Allah, berharganya sebuah
waktu diukur dari kasih yang kita berikan.
Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa
kalimat “Time is Love” sangat Kristiani.
Saya pernah membaca sebuah tulisan
di sebuah blog Kompasiana, judulnya
“Sindrom Taken For Granted”, berikut
link dari tulisan tersebut: http://filsafat.
kompasiana.com/2014/07/27/sindromtaken-for-granted-670478.html. Pada
saat membaca tulisan ini, saya jadi ingat
kembali hal-hal tidak baik yang pernah saya
lakukan kepada orang yang saya kasihi,
wahhh.... masih harus banyak belajar lagi
untuk menghargai waktu kebersamaan
bersama orang-orang yang saya kasihi.
Kalau boleh saya menambahkan satu
lagi penyebab dari sindrom taken for
granted, karena kita sering memakai
“Time Is Money” sebagai ukurannya.
Seringkali kita menggantikan waktu atau
kasih kita dengan hanya memberikan
uang atau hadiah materi, bahkan waktu
bersama pun sering terampas karena
kita asik dengan gadget dan materi kita
masing-masing.
Waktu kebersamaan
kita untuk saling berbagi dan mengasihi
pelan-pelan hilang tanpa kita sadari, dan
biasanya setelah kita kehilangan waktu
atau kesempatan itu, kita baru menyadari
arti “Time Is Love” itu.
25
GEMA edisi 15/XI/14
26
Bulan September ini adalah Bulan
Keluarga GPO dan temanya adalah
“Persekutuan Sebagai Keluarga”. Kita
semua di GPO berasal dari berbagai tempat
di Indonesia, mayoritas dari kita suatu hari
akan kembali ke Indonesia, tetapi sekarang
ini Tuhan sudah mengumpulkan kita berada
bersama di GPO sebagai satu keluarga
besar, oleh karena itu mari kita hargai waktu
kebersamaan kita, di dalam persekutuan
sebagai satu keluarga besar di GPO.
Seperti tulisan di atas sebelumnya, di
zaman sekarang ini (era digital), hampir
semua orang mempunyai handphone dan
gadget. Di satu sisi, handphone memberi
banyak kemudahan, mendekatkan teman
dan keluarga yang terpisah jauh, tetapi di
sisi yang lain memberikan dampak negatif
merampas waktu bersama kita dengan
keluarga. Oleh sebab itu, sesi pertama di
dalam pembinaan Bulan Keluarga kali ini
membahas tentang hal ini, dengan tema
“Potret Keluarga Kristen Dalam Era Digital”.
Sedangkan tema sesi kedua “Kesehatan
Jasmani Dan Rohani Dalam Pergumulan
Keluarga Modern”, membahas seputar
masalah dari kesehatan yang memburuk
karena penyakit, pertambahan usia, ataupun
dari obat-obatan yang diminum, yang bisa
memberikan dampak psikologi, karakter,
ataupun kerohanian orang tersebut.
Biasanya Bulan Keluarga selalu ditutup
dengan 1 acara kebersamaan outing
jemaat, tetapi untuk tahun ini ada 2 acara
kebersamaan dan bentuknya pun bukan
outing jemaat. Acara kebersamaan yang
pertama adalah dalam bentuk olahraga
santai, acara bowling GPO Asik, yang
diadakan di Kallang Leisure Park dan diikuti
sekitar 80 orang yang terdiri dari anakanak, remaja, pemuda, dan dewasa. Acara
kebersamaan yang kedua adalah GPO
Family Carnival, yang diadakan oleh Komisi
Anak. Acara ini diadakan juga karena
sehubungan dengan Hari Anak di Singapura
yang jatuh pada setiap minggu pertama di
bulan Oktober. Kedua acara kebersamaan
ini baru pertama kali diadakan di GPO.
Walaupun begitu, tanggapan dari peserta
yang ikut sangat baik dan memberikan
nuansa baru di dalam persekutuan sebagai
sebuah keluarga besar GPO.
Di dalam keterbatasan waktu dan
resource tenaga yang terbatas, untuk
mempersiapkan Bulan Keluarga tahun
ini, sudah tentu masih ada kekurangankekurangannya. Namun di sisi yang lain
juga memberi berkat yang tidak sedikit
bagi para jemaat. Semoga Bulan Keluarga
ini lebih mempererat persekutuan di
antara jemaat GPO sebagai sebuah
keluarga besar.
Oleh: Dkn. Anthon Simangunsong
Tugas para murid Kristus dan tugas
kita adalah melanjutkan misi Kristus bagi
dunia yaitu membawa kabar baik/Injil
ke seluruh dunia. Tidak ada seorangpun
dapat melakukan misi
ini dengan
kemampuannya, atau hanya berdasarkan
pengetahuan dan keinginannya.
Penggalan kata-kata tersebut senada
dengan tema bulan Misi GPO 2014 untuk
mengobarkan semangat mengabarkan
Injil dan mendorong jemaat untuk terlibat
dalam pekerjaan misi secara nyata di
dalam masyarakat. Beberapa rangkaian
kegiatan pada bulan misi 2014 adalah:
• Ada dua sesi pembinaan yang
diadakan
tanggal
9-10
Juli,
dipimpin oleh Pdt. Anton Angkouw
dari Yayasan Bukit Duri di Jakarta,
suatu lembaga pelayanan yang
bergerak dalam bidang community
development masyarakat di daerah
Lampung. Pdt. Anton sudah sangat
lama melayani di daerah Lampung,
GAUNG PERISTIWA
Bulan Misi 2014
dan pelayanan beliau sangat
dinikmati oleh masyarakat setempat
• Kebaktian Kebangunan Rohani
• Sharing dari lembaga/yayasan
pelayanan misi yang didukung oleh
GPO
• Presentasi janji iman 2014-2015
27
Pembinaan Misi
Dua
topik
pembinaan
yang
disampaikan adalah:
1. Allah Yang Misioner
Sesi ini bertujuan untuk:
• Menjelaskan bahwa Allah Alkitab
adalah Allah yang misioner dan yang
memanggil umatNya untuk terlibat
penuh dalam gerakan misionerNya
• Mengajak jemaat untuk mengenal
Allah secara lebih utuh dan
mengerjakan misi gereja sebagai
implikasi dari karakter Allah
Pada sesi ini ditegaskan kembali bahwa
panggilan untuk bermisi sebenarnya
GEMA edisi 15/XI/14
28
datang dari Allah sendiri, yang rela
mengaruniakan anakNya yang tunggal
untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Teladan ini seharusnya menjadi semangat
bagi kita untuk mengabarkan Injil Kabar
Baik kepada mereka-mereka yang belum
mendengarnya.
Dalam
pembinaan
ini, Pdt. Anton juga menceritakan
bagaimana
melalui
pelayanan
community development di daerah
pedalaman Lampung yang dia lakukan
bersama teman-temannya sungguh
sangat menolong dalam mengabarkan
Injil kepada mereka-mereka yang belum
mengenal Kristus.
2. Injil Kerajaan dan Semangat Gereja
Masa Kini
Sesi ini bertujuan untuk:
• Menjelaskan bahwa Injil Kerajaan
mengajak orang-orang percaya
untuk
membawa
gereja
ke
dalam dunia, berbeda dengan
kecenderungan banyak gereja
masa kini yang justru ingin menarik
orang-orang masuk ke dalam gereja • Mengajak
jemaat
untuk
mengerjakan
tugas
kesaksian
secara utuh di tengah-tengah dunia Pdt. Anton menyoroti semangat
menginjili yang dimiliki oleh gerejagereja saat ini yang cenderung menurun.
Komitmen untuk mengabarkan Injil tidak
terbatas hanya pada mendukung dana
saja, akan tetapi juga melalui pengabaran
secara langsung. Banyak gereja saat ini
tidak begitu memprioritaskan pengabaran
Injil, malah lebih tertarik kepada hal-hal
seperti pembangunan gedung gereja.
Dalam konteks kehidupan di Singapura,
sering kali orang melupakan hal ini,
dan cenderung menganggap bahwa
pengabaran Injil merupakan bagian
pekerjaan pendeta atau hamba Tuhan
full-time lainnya.
Hal menarik yang disampaikan oleh
Pdt. Anton adalah bahwa uang yang
Tuhan percayakan dalam kehidupan kita
juga harus digunakan untuk mendukung
pelayanan misi, jadi kita tidak perlu
merasa terlalu berjasa ketika mendukung
dalam dana suatu kegiatan pengabaran
Injil, karena uang yang ada pada kita
adalah berasal dari Tuhan dan sudah
sepantasnya digunakan juga untuk
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan pelebaran kerajaanNya.
Kebaktian Kebangunan Rohani
Selain dari kedua acara pembinaan
itu, diadakan juga momen kebaktian
kebangunan rohani yang bertujuan
untuk menantang kembali komitmen
jemaat untuk menyerahkan hidupnya
kepada Kristus. Puji Tuhan ada cukup
banyak jemaat yang terpanggil dan
berkomitmen untuk menerima Kristus,
dan ada juga jemaat yang berkomitmen
untuk memperbaiki kembali jalan
kehidupan mereka di dalam Kristus.
Sebagai kelanjutan dari momentum
Sharing Dari Lembaga Pelayanan
Pada bulan misi ini juga ada sharing
dari lembaga pelayanan yang didukung
oleh GPO, di antaranya Esther Network
dan Thomas Diego, seorang mahasiswa
STT Cipanas yang telah didukung oleh
GPO selama beberapa tahun terakhir.
Esther Network menyampaikan terima
kasih atas dukungan GPO selama ini
dan juga menjelaskan tentang kegiatan
pelayanan mereka dan kebutuhan dana
untuk mendukung pelayanan tersebut.
Sedangkan Thomas berada di GPO
selama bulan Juni dan Juli untuk
melakukan kerja praktek lapangan untuk
mengetahui kehidupan jemaat GPO,
melalui pelayanan di komisi-komisi
dan tim pelayanan gereja, persekutuan
wilayah, dan kunjungan kepada jemaat
yang sakit. Dalam sharing-nya, Thomas
menyampaikan terima kasih atas
dukungan GPO dan memohon doa agar
studinya dapat diselesaikan pada tahun
2015 atau 2016 nanti.
Presentasi Janji Iman
Sebagai penutup, presentasi janji iman
dilakukan untuk mempertanggungjawabkan
kepada jemaat akan pengelolaan dana
janji iman dan juga rencana ke depannya.
Juga disampaikan perkembangan tentang
pelayanan misi di Batam yang merupakan
proyek misi jemaat GPO. Sesuai dengan
semangat bulan misi tahun ini, diharapkan
keterlibatan jemaat dalam pelayanan
misi akan semakin meningkat. Puji Tuhan,
banyak jemaat yang menanggapi untuk
mendukung pelayanan misi ini melalui
keterlibatan dalam doa, dana, dan daya.
Kiranya melalui keterlibatan ini, nama Tuhan
terus dimuliakan.
Kiranya melalui momentum bulan Misi
tahun ini, Tuhan terus menaruh kerinduan
untuk memberitakan Injil Kabar Baik
kepada setiap kita, seperti pesan yang
Yesus sampaikan kepada murid-muridNya
dalam Amanat AgungNya dalam Matius
28:19-20: ”Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman”. John Piper, seorang theologist,
mengingatkan bahwa ada tiga pilihan
terhadap panggilan tersebut, yaitu: Go,
Send, or Disobey. Yang manakah yang
kita pilih?
GEMA edisi 15/XI/14
tersebut, pada bulan September yang
lalu telah diadakan juga pembinaan
lanjutan kepada mereka yang mengambil
komitmen tersebut, sehingga landasan
iman percaya mereka kepada Kristus
boleh terus diperkokoh. Kita berdoa agar
perubahan hidup mereka juga dinyatakan
dalam kesaksian di tempat pekerjaan,
komunitas, keluarga, dan dalam setiap
konteks kehidupan mereka.
29
BALADA PUSTAKA
30
SELAMAT
NATAL
Penulis: Pdt. Dr. Andar Ismail
Penerbit: BPK Gunung Mulia
Isi: 128 Halaman | Harga: Rp. 27.000, -
Oleh: Jimmy Hng
Buku Selamat Natal adalah karya pertama Seri Selamat dari penulis Pdt. Dr. Andar Ismail.
Buku ini adalah buku terlaris di antara buku Seri Selamat lainnya seperti Selamat Paskah
(33 renungan Paskah), Selamat Berteduh (33 renungan tentang kerja). Buku ini diterbitkan
pertama kali pada tahun 1981. Karena banyaknya permintaan, mulai edisi ke-6, buku ini ditulis
ulang dan mengalami revisi. Cetakan terbaru buku ini adalah cetakan ke-16.
Buku perenungan tentang Natal ini selain terdiri dari aspek teologi yang dikemas dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, juga terdapat asal-usul lagu dan puisi.
Di salah satu bab, kita bisa tertawa membaca permainan kata-kata, yang merupakan
salah satu ciri khas penulisan Pak Andar. Sementara di bab lain, kita bisa terhanyut dalam
penggambaran situasi yang begitu mengharukan.
Yang paling seru adalah membaca bab yang berisi imajinasi konteks kejadian masa lalu
dengan masa sekarang. Contohnya adalah ketika berandai-andai jika Yesus lahir di Jakarta
pada masa sekarang. Digambarkan bagaimana Gubernur DKI mengeluarkan perintah
untuk melakukan sensus, Yesus lahir di atas pelataran parkir di Proyek Senen dan tukang
parkir menjumpai bayi Yesus terbaring di jok kursi bekas Mikrolet. Bab lainnya berandaiandai bagaimana Yesus kalau menjadi Gubernur DKI. Menggambarkan Yesus yang sedang
diwawancarai oleh wartawan perihal gereja yang merayakan ulang tahunNya.
Dalam konteks Singapura, di mana perayaan Natal begitu meriah, bagian Prolog: Merayakan
Natal itu berbahaya, menggambarkan situasi yang mungkin kita hadapi di tengah suasana Natal
yang begitu meriah. Kita mudah terperosok dalam komersialisasi Natal. Natal seolah-olah sudah
tidak bisa dipisahkan dari pohon terang, keranjang Natal, kartu Natal, kue Natal, tour Natal dan
sejumlah komoditas atau barang dagangan lain. Lalu apa makna Natal yang sesungguhnya?
Silahkan mencari jawabannya dari buku ini. Selamat merenung, selamat Natal!.....
GEMA edisi 15/XI/14
Tahun dan musim silih berganti
GEMA berjalan and berubah seiring waktu berlalu
Ada naik, ada turun
Ada suka, ada duka
Terkadang tepat waktu, terkadang terlambat
Terima kasih Kak Chandra dan Kak Chika
Sudah melaluinya bersama kami
Tak akan lupa kami akan segala bimbingan kakak berdua
Semoga Tuhan menyertai langkah kakak berdua
Untuk terus meng-gema-kan suaraNya
Terus berkarya bagi namaNya
Dan menjadi berkat dimanapun kalian berada
Soli Deo Gloria.
Salam Tim Gema
31
GEMA edisi 15/XI/14
Blessed
to
Bless:
Kunjungan Kasih KW GPO ke
Sarah Senior Activity Centre
32
Oleh: Han A. Samadi
Sarah Centre merupakan salah satu dari
pelayanan keluar dari Komisi Wanita GPO.
Selain dari memberkati para lansia di centre
ini dengan mempersembahkan makanan
sekali pada setiap bulannya, KW juga ingin
berbagi kasih dan kebersamaan khusus
dalam acara Natal pada bulan November
ini. Tema Natal tahun ini ialah: Come To The
Light. Kira-kira 33 ibu-ibu, Bpk Pdt. Persang,
dan Rev. Joseph Teng, dan beberapa anakanak yang ikut.
Seperti yang pernah kami lakukan
beberapa kali pada tahun-tahun yang lalu,
KW GPO dengan sukacita mempersiapkan
acara dan permainan yang akan kami
laksanakan pada hari tersebut. Ini sudah
direncanakan tiga bulan sebelumnya.
Anggota KW juga diberi kesempatan
untuk berpartisipasi dalam mensponsori
love gifts yang akan diberikan kepada para
lansia yang hadir pada acara ini.
Sarah Centre adalah tempat penjagaan
bagi para lansia yang ditangani oleh
Synode Gereja Presbyterian Singapura dan
residents di pusat ini adalah Singaporean,
terdiri dari berbagai agama dan bangsa
dan mayoritas adalah Chinese. Oleh
sebab itu, bahasa adalah merupakan satu
tantangan bagi KW GPO dalam pelayanan
di Sarah Centre ini. Generasi lansia di sini
kebanyakan menggunakan dialek Hokkien
dan Cantonese. Hanya sebagian kecil
saja yang mengerti dan bisa berbahasa
Mandarin atau Inggris.
Tuhan sungguh baik dan selalu membuka
jalan apabila kita mau melakukan pelayanan
dengan kasih dan sukacita. Seperti tahuntahun sebelumnya, KW bekerja sama
dengan pendeta dari Kongregasi Inggris
(ORPC) untuk pemberitaan firman. Tahun
ini merupakan kali kedua Rev. Joseph
Teng berkenan menjadi pengkhotbah
pada Perayaan Natal KW di Sarah Centre.
Demikian pula ibu Rossie Oh (anggota
KW) menjadi WL buat kedua kalinya. Ibu
Rossie memandu acara dan puji-pujian
dalam bahasa Hokkien. Kami juga dibantu
oleh petugas-petugas dari Sarah Centre
dalam acara permainan passing the parcel,
pembagian love gifts dan makanan.
GAMBUS & KECAPI
MERAYAKAN NATAL BERSAMA WARGA LANSIA DI SARAH CENTRE
(Blk 105 Jalan Bukit Merah – Tiong Bahru Orchid)
18 November 2014 @ 1300-1700
33
GEMA edisi 15/XI/14
34
Apa yang mendorong KW untuk
merayakan Natal bersama warga lansia di
Sarah Centre? Banyak hal yang menarik,
antara lainnya:
1. Mengingat bahwa Yesus datang
membawa damai dan sukacita, KW
sangat merasa prihatin kepada warga
lansia yang rata-rata tidak punya
keluarga – sepi, sendiri, dan seakanakan terlupakan. Harapan kami
agar kebersamaan yang walaupun
singkat dan dengan komunikasi yang
sangat terbatas, dapat memberikan
kehangatan kasih dan sukacita bagi
mereka. Kehadiran KW agar dapat
menjadi berkat – membuat mereka
gembira dan senang.
2. Lewat puji-pujian, para lansia dapat
menyanyi dan memuji Tuhan bahkan
dapat mengerti tentang Natal dan
Firman Tuhan yang diberitakan
melalui khotbah dapat
lebih
menerangkan tentang keselamatan
dan menyatakan siapa Yesus Sang
Juruselamat Dunia itu – Allah yang
sudah turun ke dunia untuk melawat
dan menyelamatkan manusia. Pada
tahun 2011, setelah khotbah ada
tiga orang dari antara mereka yang
mendengarkan, lalu bertanya kepada
Rev. Joseph tentang keselamatan.
Kami percaya Roh Kudus akan
berbicara dan berkarya dalam setiap
pribadi yang duduk mendengarkan
pewartaan Firman, sehingga ada jiwajiwa yang mau menerima keselamatan
di dalam Yesus Kristus.
3. KW
merasakan
adalah
satu
kesempatan untuk dapat melayani
masyarakat Singapura lewat Sarah
Centre. Ini juga merupakan giving
back kepada Singapura, tempat di
mana kita dapat tinggal, bekerja, dan
beribadah dengan aman dan nyaman.
4. Walaupun bahasa tidak sama, namun
bahasa kasih dapat kita sebarkan
sehingga kita dapat menjadi terang
yang menyaksikan kebaikan Tuhan
lewat kepedulian dan perbuatan kita.
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia,
dan oleh Dia, dan kepada Dia; Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya”.

Similar documents

Renungan Minggu, 27 September 2009

Renungan Minggu, 27 September 2009 waktu bersama-Nya. Seringkali, dengan mengatas-namakan kehidupan di Singapura yang serba cepat dan sibuk, kita tidak memberikan prioritas yang cukup untuk bertemu dengan Tuhan melalui pembacaan Fir...

More information

Renungan Minggu, 27 September 2009

Renungan Minggu, 27 September 2009 menyiksa dan menyakiti orang lain. Itulah sebabnya, mengapa ketika ditanyakan kepada Tuhan Yesus, "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" dan Tuhan Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan,...

More information