Pelaut - ITF Seafarers
Transcription
Pelaut - ITF Seafarers
Buletin Pelaut no. 24/2010 HAK-HAK BARU Apamanfaat KonvensiPekerja Maritimuntukanda PEROMPAKAN Tidakselalu berakhirdengan bahagia Ind on es ia Federasi Buruh Transport Internasional Patrice Terraz Bantuanuntukparapelaut KampanyeITFmelawanBenderaKemudahan Aktivitas ITF dalam industri maritime dipelopori dengan kampanye yang dilaksanakan oleh Serikat-Serikat Buruh Pelaut dan Buruh B/M diseluruh dunia melawan pengalihan kapal-kapal kedalam Bendera Kemudahan (FOC) yang oleh pemilik kapal dilakukan untuk menghindari peraturan-peraturan nasional, ketentuan ketenagakerjaan dan pengawasan serikat-serikat buruh. Kampanye tersebut mempunyai dua sisi kepentingan, yaitu : secara politis, ITF berjuang bersama pemerintah berbagai Negara dan lembaga-lembaga internasional untuk memastikan adanya “hubungan langsung”antara pemilik kapal dan bendera/kebangsaan suatu kapal; dari sisi industrial, serikat-serikat buruh afiliasi ITF berupaya untuk diterapkannya ketentuan upah minimum dan standar sosial yang layak disemua kapal-kapal FOC. Hal itu berarti bahwa serikat-serikat buruh yang ada dinegara-negara dimana pemilik kapal yang sesungguhnya berada harus membuat persetujuan menyangkut kondisi pengerjaan yang minimal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Komite Kebijakan ITF – suatu lembaga kerjasama antara pelaut dan buruh B/M yang mensupervisi kampanye-kampanye industrial. Dalam beberapa tahun www.itfseafarers.org ini, ITF telah mengupayakan negosiasi suatu perjanjian kolektif internasional dengan para pemilik kapal, baik dalam kelompok diskusi terbatas maupun besar yang dilaksanakan dalam Forum Perundingan Internasional (International Bargaining Forum/IBF), guna membuat suatu standar yang tidak hanya berimbang tetapi juga fleksibel. Para pelaut yang bekerja dikapal-kapal FOC selalu ditekan dan diinstruksikan untuk tidak berhubungan dengan ITF. Demikian juga halnya mereka menandatangani kontrak yang tidak dipahami isinya. Bahkan ada juga beberapa pengusaha kapal yang sebelumnya telah menandatangani perjanjian ITF kemudian melakukan penipuan dan membayar awak kapalnya dengan upah yang lebih rendah – praktek ini dikenal dengan nama pembukuan ganda (double book-keeping). Para pelaut dikapal-kapal FOC yang menghadapi masalah pengupahan, kondisi kerja atau berbagai keluhan lainnya menyangkut perlakuan-perlakuan yang mereka alami dapat langsung menghubungi ITF (lihat alamat dan nomor telepon kami di halaman 21) atau anda dapat menghubungi salah satu inspektur kami dipelabuhan manapun diseluruh dunia (lihat peta dihalaman tengah dan rincian alamatnya dibaliknya). Buletin Pelaut ITF Fax: +44(0) 20 7357 7871 Email: [email protected] Website: www.itfglobal.org Buletin Pelaut ini dipublikasikan dalam bahasa Inggris, Arab, Cina, Jerman, Indonesia, Jepang, Polandia, Rusia, Spanyol, Tagalog dan Turki. Anda bisa memperolehnya dengan menghubungi kantor ITF sesuai alamat diatas. Foto Sampul: Paul Box/reportdigital.co.uk Q Q Q Q Q Q Reuters/Susana Vera Telepon: +44 (0) 20 7403 2733 4-5 Data statistik Armada dunia dan kegiatan analisa ITF 6-12 Kampanye Bendera Kemudahan, Berita kesuksesan ITF dalam beberapa tahun 13-16 Perompakan Tidak selalu berakhir bahagia dalam menyelesaikan masalah ini 17-18 Buruh B/M Kampanye anti penanganan muatan oleh pelaut 19-26 Informasi dan saran dari ITF, 8 halaman panduan untuk pelaut dan data kontak Inspektur ITF diseluruh dunia 27-32 Konvensi Pekerja Maritim, Sebuah ketentuan hak-hak asasi bagi pelaut diseluruh dunia 33-35 Yayasan Kesejahteraan Pelaut ITF Apakah anda menginginkan wisma pelaut tetap dibuka? Jika ya, pastikan bahwa anda tetap memanfaatkannya 36-37 Website kami ITF Seafarers menjadi lebih besar dan lebih bagus 38-42 Krisis ekonomi Kajian para pakar menyangkut dampak negatifnya terhadap industri pelayaran dan pelaut Organisasi Buruh Internasional/M Crozet Dipublikasi dibulan Januari 2010 oleh ITF, 49/60 Borough Road, London SE1 1DR, United Kingdom no. 24/2010 DataStatistik RINCIAN LIMA NEGARA PEMILIK KAPAL TERATAS DALAM TIGA TAHUN TERAKHIR Armada dunia : Armada kapal-kapal niaga dunia diatas 100 GT pada 1 Januari 2009 berjumlah 99.741 unit dengan total 830,7 juta GT. Sekitar 40% dari kapal-kapal tersebut adalah kapalkapal FOC, dimana para pemilik kapal atau pengusaha pelayarannya menggunakan bendera diluar kebangsaan mereka. 48% kapal-kapal FOC dilindungi dengan Perjanjian Kerja ITF. Tren menurunnya armada dunia terus berlanjut terutama di lima Negara pemilik kapal terbesar sebagaimana table disamping. Pemilik kapal Jepang menguasai 90% dari armada kapal-kapal yang beroperasi diluar Jepang. Panama merupakan Negara registrasi kapal yang terbesar, empat kali lebih banyak dari Liberia diurutan kedua. 2007 Urutan Negara 07/08/09 Kepemilikan berdasarkan tonnase (m) 2008 Bendera kapal bersadarkan tonnase (m) Kepemilikan berdasarkan tonnase (m) 2009 Bendera kapal bersadarkan tonnase (m) Kepemilikan berdasarkan tonnase (m) Bendera kapal bersadarkan tonnase (m) Jepang 2/1/1 99.8 12.8 110.0 12.8 120.5 13.5 Yunani 1/2/2 100.6 32.0 103.3 35.7 100.9 36.8 Jerman 3/3/3 62.1 11.4 69.2 12.9 76.4 15.3 Cina 4/4/4 44.9 23.5 54.3 24.9 59.4 26.8 Amerika Serikat 5/5/5 39.1 11.1 35.4 11.3 37.3 11.3 PERSENTASE ARMADA YANG MENGGUNAKAN BENDERA ASING (LIMA NEGARA PEMILIK KAPAL TERATAS) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Yunani Jepang Jerman 2007 20 ARMADA TERATAS Urutan berdasarkan tonnase 1 Januari 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Panama* Liberia* Bahamas* Marshall Islands* Singapura Hong Kong (Cina) Yunani Malta* Cina Cyprus* Jerman Inggris Norwegia (NIS second register) Korea Selatan Italia Jepang Amerika Serikat Denmark (DIS second register) Bermuda* (United Kingdom) Antigua and Barbuda* Jumlah kapal (diatas1o0gt) 8,065 2,306 1,446 1,265 2,451 1,371 1,498 1,532 3,916 1,016 961 1,676 601 3,001 1,588 6,316 6,524 470 153 1,195 Gross tonase (jutaan) 183.5 82.4 46.5 42.6 39.9 39.1 36.8 31.6 26.8 20.1 15.3 15.3 15.0 14.1 13.6 13.6 11.3 10.1 9.6 9.5 Sumber: Lloyd’s Register of Shipping. *Bendera Kemudahan. 4 2008 Cina Amerika Serikat 2009 20 NEGARA PEMILIK KAPAL TERATAS GT(m) 1Januari 2008 Usia rata-rata kapal 168.2 76.6 43.7 36.0 36.3 35.8 35.7 27.8 24.9 19.0 12.9 13.4 14.7 13.1 13.0 12.8 11.3 9.0 9.2 8.6 18 12 15 9 9 11 22 15 23 13 21 20 16 25 23 16 27 16 13 10 Urutan berdasarkan tonnase 1 Januari 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jepang Yunani Jerman Cina Amerika Serikat Norwegia Korea Selatan Inggris Denmark Hong Kong (Cina) Taiwan Singapura Italia Russia Kanada India Turki Malaysia Iran Saudi Arabia Jumlah kapal (diatas1,000gt) 3,720 3,064 3,522 3,499 1,783 2,027 1,235 1,018 917 680 631 876 820 2,073 413 564 1,163 435 211 172 Gross Tonase (jutaan) 120.6 101.0 76.5 59.4 37.3 35.1 29.2 26.5 24.2 21.2 19.5 17.8 15.6 13.8 11.7 10.3 10.0 9.1 8.3 8.2 Usia rata-rata (kapal) 9 16 9 20 18 14 16 14 11 12 14 14 15 24 21 16 18 15 15 14 Sumber: Lloyd’s Register of Shipping. www.itfseafarers.org Selain mengupayakan pembayaran gaji Pelaut, kegiatan kampanye ITF juga bertujuan untuk membantu para Pelaut yang terdampar atau diterlantarkan. Gambar disini menunjukkan, para awak kapal Swift Spindrift mengucapkan terima kasih kepada ITF yang telah mengatur pemulangan mereka dari Libia dibulan Oktober 2009. Penjelasan dihalaman 12. KampanyeantiBendera KemudahanolehITF JUMLAH PELAUT YANG DILINDUNGI PERJANJIAN KERJA ITF 300,000 263,000 250,000 200,000 193,325 Para inspektur ITF telah mengunjungi ➨ total 9.562 kapal dalam tahun 2009. Pengupahan dan kondisi kerja sesuai ➨ perjanjian ITF telah ditandatangani di 30 negara selama tahun 2009. Kampanye FOC ITF telah menghasilkan ➨ total lebih dari 30,9 juta US Dollar sebagai pembayaran kekurangan gaji dan kompensasi untuk awak kapal di tahun 2009. ITF mempunyai 129 Inspektur ➨ dipelabuhan-pelabuhan yang ada di 45 232,946 209,950 150,000 negara diseluruh dunia. 100,000 2006 2007 2008 2009 KEKURANGAN GAJI YANG DIBAYARKAN (DLM JUTAAN US DOLLAR) 35 Dalam tahun 2009, pelaut-pelaut ➨ anggota serikat buruh afiliasi ITF dan awak kapal dikapal-kapal FOC melakukan aksi protes untuk mendukung kampanye ITF di 22 negara di empat benua. 83% inspeksi dilakukan oleh ITF ➨ dikapal-kapal FOC (lihat daftar FOC 30 25 dihalaman 26) dengan perhatian khusus terhadap berbagai kekurangan dikapalkapal tersebut. 20 Jumlah pelaut yang dilindungi dengan ➨ perjanjian kolektif ITF ditahun 2009 15 10 5 sejumlah 263.000. 0 2006 www.itfseafarers.org 2007 2008 2009 Buletin Pelaut ITF 2010 5 Federasi Buruh Transport Internasional Federasi Buruh Internasional (ITF) adalah suatu federasi internasional dari serikatserikat buruh transport, yang mewakili 4,5 juta buruh sektor transportasi yang ada di 148 negara didunia. ITF didirikan tahun 1896 dan mengorganisir para buruh dari delapan seksi industri transportasi, yaitu : pelaut, kereta api, angkutan jalan raya, penerbangan sipil, buruh pelabuhan, pelayaran pedalaman, perikanan dan pariwisata. ITF juga mewakili buruh transport ditingkat dunia dan mempromosikan kepentingan-kepentingan mereka melalui kampanye global dan aksi solidaritas. ITF juga adalah salah satu dari 10 Federasi Buruh Global yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC) dan yag merupakan bagian dari kelompok serikat buruh global. Q Minggu aksi ITF Sukses di Asia Tenggara Minggu Aksi ITF Asia Tenggara, yang dilaksanakan pada pekan terakhir November 2009 telah meningkatkan kesadaran di kawasan ini untuk menangkal pemilik kapal yang jahat dan eksploitasi terhadap para pelaut. Secara keseluruhan ada 73 kapal yang diinspeksi, seminarseminar dan konferensi pers dilakukan di Thailand, liputan media nasional di Malaysia dan Indonesia, aksi solidaritas diadakan di Filipina dan Singapura. “Upayaupaya kampanye FOC kita yang terkoordinasi menjadi lebih kuat dan lebih strategis tahun ini karena kita mempunyai target-target jelas dan objektif”, kata Junko Homma, staf kantor ITF Tokyo yang mengkoordinir minggu aksi ITF ini. Contoh nyata kerja keras dan koordinasi yang sangat baik adalah keberhasilan membuat Korean Marine Transport Company (KMTC) bersedia menandatangani PKB sesuai standar ITF dengan Serikat Pelaut Korea (FKSU) yang disetujui ITF untuk tiga kapal-kapal FOC perusahaan tersebut. Kapal KMTC Shanghai yang dimiiili KMTC diinspeksi 2 www.itfseafarers.org Kampanye anti bendera kemudahan Pelaut Mesir memimpin aksi mogok terkait perselisihan tunggakan upah Oleh Aung Thu Ya, Kesatuan Pelaut Burma kali dalam pekan tersebut, yang sekali di Singapura dan sekali lagi di Indonesia. Tim Inspeksi ITF di Indonesia dibantu oleh serikat pekerja setempat berhasil menekan perusahaan untuk bersedia diajak bicara. “Ini adalah satu langkah maju yang besar karena sepengatahuan kita ini adalah kali pertama KMTC melakukan perjanjian ITF dengan KSU”, kata John Wood Penasehat Kampanye FOC ITF, yang memimpin perundingan yang berhasil dengan perusahaan tersebut. Pada saat itu, ada juga pembicaraan lain yang sedang berlangsung yang diawali pada minggu tersebut yang diharapkan akan diakhiri dengan penandatanganan perjanjian PKB ITF. Sebuah tim dari inspektur ITF Jepang bersama dengan Serikat Pelaut National Peninsula, Malaysia, yang berafiliasi ke ITF membuka perundingan dengan manajemen kapal Whilemsen dalam rangka penandatanganan PKB nasional untuk tiga kapal berbendera Malaysia. Dan Serikat Pelaut Jepang (AJSU) merundingkan perjanjian ITF terkait kapal-kapal FOC yang dimiliki oleh pemilik kapal Jepang. Hanafi Rustandi, Presiden KPI dan Ketua ITF Wilayah Asia/Pasifik berkomentar: “pada saat minggu aksi di Asia Tenggara ini, pesan ITF adalah “Tidak Ada Tempat untuk Sembunyi”bagi kapal-kapal FOC yang berganti baju. Kita tidak akan mentoleransi eksploitasi apapun terhadap para pelaut www.itfseafarers.org Diatas : Pengibaran bendera ITF oleh temanteman dalam aksi di Asia Tenggara. dan yang membuat kampanye kita berhasil adalah upaya kita yang bersifat lintas kawasan serta lintas bagian. Para pelaut di kawasan ini merasa yakin bahwa kesepakatan dan kondisi kerja merupakan kepentingan besar ITF dan mereka dapat menghubungi ITF untuk mendapatkan bantuan yang dapat dipercaya kapan saja.” Sukses dari aksi minggu tersebut terbantu dengan kerjasama dari semua serikat pekerja afiliasi ITF dan inspekturinspektur ITF di kawasan Asia Tenggara serta Asia Timur. “ Kita tidak akan mentoleransi eksploitasi apapun terhadap para pelaut dan yang membuat kampanye kita berhasil adalah upaya kita yang lintas kawasan serta lintas bagian. ” Saat kapal niaga Michail Arhangelos tiba di Pelabuhan Laem Chabang di Thailand tanggal 24 Juni tahun lalu, para awaknya belum dibayar selama empat bulan. Operator kapal tersebut, Sea Wind Maritime, menyalahkan kondisi usaha yang buruk. Tidak dapat menerima situasi tersebut, awak kapal akhirnya melakukan mogok dan meminta bantuan ITF. Dalam satu bulan, penyelesaian disepakati dan awak kapal menerima US$59.200 untuk pembayaran gaji tertunggak. Pusat pelayanan pelaut Pelabuhant Sriracha di Propinsi Chonburi, Thailand, memanggil perwakilan ITF Bangkok, Aung Thu Ya. Dia diberitahu bahwa Jaringan Bantuan Pelaut Internasional (ISAN) telah meminta seseorang untuk mengunjungi Michail Arhangelos untuk memeriksa kondisinya. Aung Thu Ya berbicara dengan Masinis-3 dan mengetahui adanya masalah terkait gaji, makanan, air dan keselamatan kerja dikapal. Di atas kapal ada kru dari berbagai bangsa, termasuk dua orang Rusia, satu India, satu Peru, enam Bangladesh, delapan Mesir, dua Yunani dan tiga Burma. Perwakilan ITF menelpon kantor ITF di Tokyo dan operator kapal yang berbasis di Piraeus, Yunani. Operator tersebut menyalahkan karyawan, khususnya para pelaut Mesir. Ia mengatakan bahwa gaji kru belum dibayar karena bisnisnya kurang bagus, tetapi Ia mengakui sudah mulai tidak membayar para kru bahkan ketika masalah tersebut belum terjadi. Saat itu situasi di kapal menjadi begitu buruk sehingga mogok terjadi, dipimpin oleh para kru Mesir. Perselisihan dipicu oleh kurangnya penutup palka saat pemuatan. Setelah berkoordinasi dengan ITF Maritime Operations Department, Inspektur ITF Australia, Matt Purcell dan kantor ITF Tokyo, pendirian keras operator tersebut menjadi melunak dan mulai mau menangani masalah yang ada. Dia menawarkan untuk menyelesaikan gaji ketujuh Pelaut Mesir dan meminta mereka sign-off di Thailand. Ia juga memajukan tanggal pembayaran akhir bagi para pelaut sisanya di Malaysia, pelabuhan singgah selanjutnya. Saat itu, Aung Thu Ya memandu para awak kapal untuk berdiskusi tentang bagaimanamenindaklanjuti hal-hal yang ada, di saat yang sama tetap menjaga keselamatan dan keamanan semua orang – menjadi sebuah pemikiran, karena operator telah melancarkan ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 7 Minggu aksi ITF Kasus kapal di Baltik menunjukkan betapa pentingnya bantuan buruh B/M Oleh Dieter Benze, divisi maritim, Ver.di, Jerman. Tahun lalu ITF melangkah lebih jauh dari biasanya saat aksi seminggu yang rutin dilaksanakan setiap tahun di Baltik. Biasanya dalam bulan September, Serikat Pelaut di 10 negara yang ada diwilayah Baltik terlibat dalam berbagai kegiatan dari mulai dari utara sampai selatan pantai dalam wilayah Baltik. Tetapi kali ini, ketika menemukan sebuah kapal, Deneb, yang perjanjian dengan ITF nya sudah dihentikan, serikat pekerja mengejar kapal tersebut hingga ke Hamburg. Disana, dengan dukungan para buruh B/M yang menolak untuk memuati kapal tersebut, perwakilan ITF melakukan pendekatan persuasif dengan pemilik Deneb untuk menandatangani perjanjian baru. ITF juga mengingatkan para pemiliknya bahwa Deneb berlayar dengan bendera Antigua, sedangkan kapal-kapal dengan bendera kemudahan (FOC) hanya boleh beroperasi di Baltik jika mereka telah memiliki perjanjian ITF. Ini adalah bagaimana kisah selanjutnya. Pada hari kedua aksi, rekan-rekan ITF yang “ Hanya ketika kegiatan pemuatan ditunda, pemilik kemudian berubah pikiran dan menandatangani perpanjangan perjanjian yang berlaku surut mulai Juni 2009. Mereka juga setuju menyepakati perjanjian ITF untuk ke dua kapal lainnya. ” bertugas di Kiel-Holtenau di Jerman melihat Deneb. Menjadi jelas bahwasannya kapal dengan pemilik Jerman tersebut telah melanggar perjanjian kolektif ITF terkait gaji di kapal tersebut. Pagi harinya unit aksi ITF yang pemberani, berbasis di Lubeck, pergi ke Hamburg untuk menyelidiki kondisi 8 Buletin Pelaut ITF 2009 10 Ver.di, afiliasi ITF, dalam Minggu aksi di Baltik. di atas kapal. Mereka kemudian sampai ke Deneb, yang baru saja hendak bergerak. Buruh B/M Hamburg telah diberitahu tentang kunjungan ITF. Disamping solidaritas dengan para pelaut dan untuk kepentingan mereka sendiri, mereka menolak adanya damping sosial – menggunakan pekerja dari sebuah negara yang memiliki standar tenaga kerja yang lemah dan kurang ditegakkan serta tidak memenuhi standar Eropa. Setelah adanya permintaan dari serikat pekerja mereka, para buruh B/M menunda pemuatan kekapal di terminal meskipun hanya tinggal delapan krat yang belum dinaikkan ke atas kapal. Para pemiliknya, masih tidak mau menyerah begitu saja dan mencoba melanjutkan yang sebelumnya tanpa memperbaruhi perjanjian ITF. Mereka mengatakan kepada unit ITF bahwa krat akan tetap disana, dan Deneb akan bergerak menuju Dermaga Burchard Quay. Hanya ketika kegiatan pemuatan ditunda, pemilik kemudian berubah pikiran dan menandatangani perpanjangan perjanjian yang berlaku surut mulai Juni 2009. Mereka juga setuju menyepakati perjanjian ITF untuk ke dua kapal lainnya. Tujuan dari minggu aksi adalah untuk serikat pekerja medapatkan sebuah gambaran luas dan rinci dari kondisi hidup dan kerja para Pelaut diatas kapal dan buruh dipelabuhan serta untuk melanjutkan kegiatan kampanye FOC. Inspekturinspektur ITF di 10 negara Baltik memantau kapal-kapal yang berlayar dengan bendera FOC sepanjang tahun. Meskipun demikian, mereka hanya dapat memilih sejumlah kapal. Keuntungan dari minggu aksi tersebut adalah bahwa ITF dapat mengunjungi hampir semua kapal yang ada di pelabuhan Baltik, jika sedang ada disana. Penting dan berguna bagi kampanye ITF untuk melaksanakan minggu aksi tersebut setiap tahun. Slogan tahun ini adalah “Bersatu Kita Teguh”, sedangkan sukses dengan Deneb adalah hanya satu bukti kemampuan ITF untuk mewujudkan persatuan dalam sebuah aksi. www.itfseafarers.org ➡ ancaman-ancaman terhadap para awak kapal. Perwakilan ITF mendesak para awak kapal untuk “bersatu, disiplin dan damai dalam setiap aksi yang mereka lakukan”. Kontrak kerja pelaut menyebutkan tidak dibolehkan adanya keterlibatan serikat pekerja atau aksi mogok apapun oleh para pekerja. Tapi pada tingkat dimana para pekerja dieksploitasi berarti bahwa mereka sudah memutuskan untuk mengambil resiko dari aksi mogok tersebut. Dengan kondisi kerja yang buruk, pembayaran gaji tidak teratur dan makanan dan air yang tidak cukup, mereka tidak takut akan kehilangan apa-apa. Aung Thu Ya mencoba untuk meyakinkan para awak kapal bahwa operator akan menepati janjinya. Tetapi hampir keseluruhan dari mereka telah kehilangan kepercayaan. Pada akhirnya tercapai juga satu kesepakatan. Awak kapal setuju untuk menghentikan mogok mereka segera setelah operator setuju membayar gaji yang tertunda secara penuh dan menjamin penerbangan pulang ke tempat asal mereka. Setelah perundingan lebih lanjut operator mengirimkan seorang perwakilan ke kapal yang naik ke kapal pada tanggal 20 Juli 2009. Aung Thu Ya berbicara lagi dengan awak kapal dan memberikan pendapat kolektif mereka pada perwakilan tersebut. Ia mengatakan akan membayar gaji penuh serta tiket pulang hanya untuk tujuh orang Mesir. Aung Thu Ya memprotes karena perlakuan tersebut tidak adil bagi anggota awak kapal lainnya. Setelah negosiasi beberapa saat, perwakilan operator setuju untuk menandatangani sebuah perjanjian dengan awak kapal Bangladesh, dengan mengatakan bahwa dia akan membayar gaji mereka dan mereka dapat turun di Malaysia. Dengan rasa puas, para pelaut Mesir “ Kemenangan ini menawarkan beberapa harapan bagi para pelaut Cina yang sering harus bekerja tanpa perlindungan dan dalam kondisi yang buruk. ” www.itfseafarers.org Kampanye anti bendera kemudahan mendapatkan semua gaji mereka yang berjumlah US$36.500 dan tiket elektronik untuk perjalanan pulang mereka. Mereka kemudian berangkat hari berikutnya. Pelaut Bangladesh dan Burma juga menerima kesepakatan dan gaji tertunggak sebesar US$22.700 dan setuju untuk turun di Malaysia. Chief Officer Burma bicara kepada Aung Thu Ya bahwa ketika kapal tersebut tiba di pelabuhan dan kargo dibongkar, semua kesepakatan ini dilaksanakan, semua kru tersebut kemudian turun sebelum kapal berlayar menuju Somalia. Salah satu dari Kru Michail Arhangelos menulis kepada Aung Thu Ya, berterima kasih pada ITF untuk kerjanya. Aung Thu Ya berkata: “saya senang bahwa cerita mereka berakhir dengan damai dan saya tidak membantu apaapa dan mengagumi upaya kolektif mereka untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Tetapi, untuk dapat merubah situasi seperti ini di masa depan, saya berharap mereka akan bergabung dengan serikat pekerja.” Pelaut Bangladesh memenangkan kasus yang menjadi tonggak sejarah dipelabuhan Cina. Oleh Dongli Hur, ITF Maritime Operation Departmen, London Ting Kam-Yuen, kepala kantor FOC ITF di Hong Kong, telah menyelesaikan sebuah perselisihan yang rumit antara kru kapal Saikat Wind dan pemiliknya dari Banglades. Dia juga telah berhasil memperjuangkan gaji para kru sejumlah US$164.893. Kapal tersebut, berlayar dengan bendera Togo, yang diawaki oleh 13 pelaut Banglades. Sebelum ITF terlibat, kru tidak mendapatkan bayaran selama beberapa bulan. Beberapa dari mereka sudah tidak dibayar selama 14 bulan. Saikat Wind berlabuh di luar pelabuhan BeiHai, suatu pelabuhan kecil di Cina. Saat kru mengajukan gugatannya ke pengadilan setempat terkait kondisi mereka, pengadilan menolak untuk berhubungan dengan kasus tersebut atau menahan kapal tanpa ada down payment (uang muka). Port State Control setempat hanya mengatakan bahwa ini adalah perselisihan perburuhan dan tidak ada hubungannya dengan mereka. Karena pemilik terus menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar/pokok, tidak ada alas an bagi kru untuk mengirimkan SOS. Hal tersebut diperparah dengan adanya gugatan pengadilan dari pemilik Banglades terhadap para kru dengan tuduhan tidak mematuhi perintah. Jumlah gugatan yang diajukan oleh pemilik persis sama dengan jumlah gaji kru yang tertunggak. Kam-Yuen memperlihatkan skill negosiasi hebat serta pengalamannya yang luas dalam berhubungan dengan perselisihan ketenagakerjaan pelaut. Tidak hanya dia mampu mendapatkan pengacara Cina setempat yang bekerja untuk para kru terkait hal-hal yang tidak terduga, tetapi dia juga berhasil melobi pengadilan BeiHai agar menghilangkan persyaratan down-payment, untuk penahanan kapal. Kemenangan ini menawarkan beberapa harapan bagi para pelaut Cina yang sering harus bekerja tanpa perlindungan dan dalam kondisi yang buruk. Ini juga mewakili sebuah sukses besar dan terobosan penting bagi para pelaut di seluruh dunia. ITF memberikan pelayanan ketika kru menghadapi kelaparan di Korea Oleh Hye Kyung Kim, Koordinator ITF, Korea Bulan April 2009, ITF menerima sebuah laporan tentang sebuah kapal di Pyungtaek Port di Korea Selatan. Satu dari sembilan anggota kru mengatakan sudah tidak terdapat bahan makanan atau air segar. Kru belum dibayar dan tidak bias berkomunikasi dengan pemilik, Oriental Development Company di Dalian, Cina. Kapal tersebut telah ditahan oleh pihak ketiga pada bulan Maret setelah kargonya rusak. ITF mencoba untuk menghubungi pemilik tetapi tidak berhasil. Kedutaan Cina di Seoul menolak untuk membantu, mengatakan bahwa Korea perlu berhubungan dengan masalah terkait dengan gaji yang belum dibayar, ketersediaan makanan dan air bersih sebab mereka telah menahan kapal tersebut. Inpektur mengunjungi awak kapal tersebut untuk memulai proses legal bagi gaji yang belum dibayarkan dan repatriasi (pemulangan). Sementara itu, Koordinator ITF Hye Kyung Kim berbicara dengan ITF Maritime Operations dan kedutaan Cina untuk mencoba menyelesaikan situasi tersebut. Ketika pemilik akhirnya setuju untuk bertemu dengan ITF, mereka masih menolak untuk menyelesaikan kasus tersebut. Perhatian utama mereka adalah kapal, bukan krunya. Mereka menolak untuk menyuplai makanan atau air segar, atau bahkan untuk bertemu dengan awak kapal. Awak kapal mengatakan pada ITF bahwa mereka kelaparan, sehingga makanan, kebutuhan pokok dan air segar yang nilainya US$250 disediakan oleh serikat pekerja. Pemilik kapal berkunjung ke Korea beberapa kali, tetapi tidak ada tindakan dan tidak menawarkan bantuan apapun. Sehingga ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 9 ➡ Kampanye Anti Bendera Kemudahan inspektorat memutuskan untuk memulangkan para pelaut¸ dan tidak menunggu proses hukumnya selesai. Oleh sebab itu, dalam diskusi dengan kru dan Dong Sik Bang, Presiden Federasi Serikat Pelaut Korea (FKSU), ITF memutuskan untuk menanggung biaya pemulangan dari sembilan kru tersebut. Tujuh dari sembilan kru tersebut memutuskan untuk pulang, sementara Nakhoda dan wiper tetap tinggal di kapal. Tidak akan mudah untuk mendapatkan gaji kru yang belum dibayar. ITF sekarang sedang mengupayakan tindakan hukum. ITF memenangkan gaji para pelaut yang terdampar di Inggris. Empat belas awak kapal container berbendera Malta, Believer, telah memenangkan penyelesaian perselisihan sebesar .65.000 (US$97.740). Inspektur ITF di Inggris, Tommy Molloy, menegosiasikan kesepakatan tersebut setelah pemiliknya, Skips Christine, dinyatakan bangkrut ketika banknya menghentikan kreditnya. Empat kru telah meninggalkan kapal tanpa bayaran tetapi 10 lainnya – sembilan orang Polandia dan satu Rusia – masih tinggal di kapal sebagai upaya untuk mendapatkan gaji mereka yang belum dibayarkan. Setelah beberapa pembicaraan intensif, Molloy yang berbasis di Liverpool, mencapai kesepakatan bahwa semua kru harus dibayar selama bulan September. Ia juga mengamankan dua bulan gaji pokok sebagai kompensasi atas phk dini terhadap kontrak kerja kru. Ini sesuai dengan perjanjian ITF TCC yang melindungi kapal tersebut. Molloy juga merundingkkan sebuah perjanjian jangka pendek dengan nilai yang disepakati bagi para pelaut yang melayarkan Believer ke Gdansk di bawah operator Vestland Marine, sebuah perusahaan yang berbasis di Polandia. Para pelaut menerima uang dan terlepas dari taktik untuk menunda pembayaran. Pada satu tahapan Molloy tiba di atas kapal dan menemukan adanya tongkang batu bara di sisi kapal. Kapal tersebut sedang membongkar batu bara yang sebelumnya ditempatkan di atas kapal oleh pencarter. Nakhoda mengatakan “ Kru, tetap tidak mengerti mengapa pencarter dan pengelola pelabuhan dapat dibayar sebelum keberangkatan, sedangkan mereka harus menunggu hingga kapal tiba di Norwegia. ” bahwa dia menerima “instruksi”dari perantara bank untuk membongkar batu bara tersebut demi menghindari penahanan kapal. Molloy meminta pertemuan dengan kru, yang memutuskan bahwa mereka tidak akan mengikuti “instruksi”pihak lain yang bukan majikan mereka. Mereka tidak akan membongkar muatan sebelum mereka tahu siapa yang akan membayar gaji mereka. Kemudian kapal tongkang diminta pergi. Ketika seorang pengacara yang bertindak atas nama pencarter menelpon Molloy dan menanyakan mengapa kru melakukan mogok, ia menyatakan bahwa kru tidak dapat dibilang mogok jika tidak ada yang harus dikerjakan. Pada kesempatan lain perantara tersebut lelah untuk meyakinkan kru agar bersedia berlayar ke Norwegia dimana mereka akan dibayar saat tiba disana. Kru, tetap tidak mengerti mengapa pencarter dan pengelola pelabuhan dapat dibayar sebelum keberangkatan, sedangkan mereka harus menunggu hingga kapal tiba di Norwegia. Mereka menuruti saran ITF dan menolak tawaran perantara tersebut. Untungnya seorang pembeli baru kapal tersebut ditemukan cukup cepat dan kru tidak harus melakukan penahanan secara hukum untuk menutupi gaji-gaji mereka yang tertunggak. Juga, mereka tidak harus Kru Believer, yang memenangkan penyelesaian upah dengan bantuan ITF. membayar biaya-biaya legal. Adalah penting bahwa jika kru berada pada situasi seperti ini harus melibatkan ITF dari tahap awal untuk melindungi kepentingan mereka. Serikat-serikat pekerja afiliasi ITF di Norwegia dan Polandia juga berperan guna memastikan segala sesuatunya berakhir dengan memuaskan bagi seluruh pelaut yang ada. Kapal ditahan 20 hari di Jerman karena tidak membayar gaji ITF berhasil memperjuangkan lebih dari .39.000 (US$56.000) untuk kru yang tidak dibayar gajinya selama hampir empat bulan. ITF juga menangani kondisi kerja yang mencengangkan. Para pelaut Ukraina meminta tolong ITF ketika kapal mereka, Kramatorsk, berada di Flushing Port di Netherland. ITF naik ke kapal dengan dua inspektur dari PSC. Disamping gaji yang tidak dibayar, mereka menemukan perlengkapan yang tidak bekerja dengan baik serta pelampung-pelampung yang kondisinya buruk. Perusahaan mengatakan bahwa mereka belum mampu memberikan pembayaran tunai dalam jangka pendek. Awak kapal setuju untuk melayarkan kapal ke pelabuhan pemberhentian berikutnya, Bremen, dimana uang sisa tunggakan gaji akan dibayarkan kepada awak kapal yang selesai bekerja. Bremen diawasi oleh Koordinator ITF untuk Netherland dan Jerman, Debbie Klein. Ketika Kramatorsk yang berbendera Ukraina tiba di pelabuhan, PSC diberitahu dan kemudian melakukan inspeksi lebih lanjut. Koordinator ITF berbicara kepada inspektur PSC tentang gaji yang tertunggak dan mereka setuju hal ini dimasukkan ke dalam daftar kekurangan kapal. Semuanya, ada 22 hal yang menyebabkan kapal tersebut ditahan selama 20 hari. Disamping gaji yang tidak dibayar, awak kapal juga memiliki masalah dengan sikap dan tingkah laku Nakhoda kapal. Sebagai contoh, ada masalah serius dengan keselamatan terkait rakit penolong, yang tidak dapat diturunkan dengan sempurna. Nakhoda hanya memberikan sedikit perhatian terkait hal ini dan ketika ditanyakan hal tersebut, ia mengatakan bahwa menurutnya tidak ada masalah. Secara umum ia tidak kooperatif, Ia memberikan alasan bahwasannya awak kapal sudah menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa mereka tidak akan menerima gaji untuk dua bulan pertama kerja dan oleh sebab itu tidak punya hak untuk komplain. Akhirnya, semua kekurangan diperbaiki dan kapal meninggalkan pelabuhan. Namun sebelumnya telah membayar sisa kekurangan gaji yang totalnya berjumlah US$ 56.000 kepada para kru. www.itfseafarers.org Pelaut Turki mendapatkan gaji mereka yang tertunggak di Panama Tujuh belas pelaut Turki yang dipulangkan pada bulan April tahun lalu telah memenangkan klaim atas gaji mereka yang belum dibayarkan setelah bergelut dengan hukum selama beberapa bulan. Para pelaut di kapal Mevlut Dov, sebuah kapal berbendera Panama, ditelantarkan di pelabuhan Cristobal di Panama setahun yang lalu setelah mengalami kerusakan mesin dalam perjalanan dari Rio de Janeiro di Brasil ke Pelabuhan Callao Peru. Kapal tersebut mulai berlabuh di bulan November 2009. Para pelaut Turki, yang gajinya belum dibayar sejak November 2008, ditinggalkan di kapal selama beberapa bulan dalam kabin-kabin yang berventilasi buruk, bertahan hidup dengan makanan yang disediakan oleh Inspektorat ITF di Panama dan serikat pekerja Panama yang berafiliasi ke ITF; mereka juga membantu menutupi biaya pemulangan para pelaut tersebut pada bulan April. Masalah tersebut dibawa ke pengadilan maritim tingkat kedua Panama, setelah intervensi yang dilakukan oleh Inspektur ITF, Luis Fruto, dan pengacara Olmedo Arrocha, dimana disepakati bahwa kapal tersebut akan dijual dan gaji para pelaut akan dibayar dari hasi penjualan tersebut. Sebelumnya di bulan November, sekitar US$160.000 jumlah gaji tertunggak dikirim ke Turki. Luis Fruto mengatakan,“Pemerintah Panama yang baru, Presiden Ricardo Martinelli dan otoritas maritim Panama saat ini ingin bekerja sama untuk memastikan kapal-kapal berbendera Panama menghormati hak-hak pelaut. Disamping itu, otoritas tersebut, dengan arahan dari pelabuhan dan pelaut, meminta agar komite kesejahteraan pelaut dan inspektorat ITF diperbolehkan dengan bebas memasuki pelabuhan-pelabuhan di Panama.” Para Pelaut Rusia berjuang untuk memenangkan uang mereka yang ditahan oleh pemilik kapal Lima awak kapal berkebangsaan Rusia dibayarkan gaji mereka yang tertunggak sebesar .35.000 (US$50.390), terima kasih atas upaya Inspektur ITF Netherland, Ruud Touwen. Para pelaut tersebut ditelantarkan di kapal mereka, Mike, di pelabuhan Duisburg di Jerman www.itfseafarers.org Para kru kapal Mevlut Dov dipelabuhan Cristobal, Panama. Inspektur ITF setempat mengupayakan pengiriman makanan dan air. oleh pemilik kapal. Saat itu mereka belum dibayar sejumlah .19.000 (US$27.350). Touwen mengajukan usulan pada para pelaut tersebut atas nama serikat pekerja: pemilik bersedia membayar 40 persen dari klaim sebagai pembayaran tunai dimuka plus tiket ke tempat tujuan pulang. Awak kapal tersebut disarankan untuk melayarkan kapal ke Netherland dimana serikat pekerja dapat membantu mereka menahan kapal tersebut dan dikirim ke pelelangan umum di Rotterdam. Kru diberitahu bahwa hal ini dapat dilakukan minggu berikutnya. Tetapi para pelaut tersebut khawatir akan adanya penundaan pembayaran lebih lanjut dan memutuskan bahwa mereka menerima semua uang mereka di muka. Mereka menggunakan pengacara mereka sendiri, tetapi gagal untuk mencapai kesepakatan pembayaran segera. ITF terlibat lagi. Touwen mulai merundingkan kembali dengan para pemilik dan manajer kapal. Pada tahap ini klaimnya sudah meningkat menjadi .42.000 (US$60.430), termasuk biaya pengacara. Diskusi panjang terjadi dan akhirnya tercapailah kesepakatan. Tetapi diluar .35.000 yang diterima, kru tersebut harus membayar sendiri tiket untuk pulang, disamping juga biaya pengacara. Saat itu, kru Rusia tersebut menerima kesepakatan dan semuanya pulang ke kampung halamannya. ITF membantu memulangkan kru kapal yang terdampar di India Setelah intervensi oleh ITF, 26 pelaut diselamatkan dari sebuah kapal kargo yang tenggelam dekat Orissa, India, yang dipulangkan setelah mereka terdampar dua bulan sementara kecelakaan tersebut diinvestigasi. Kru dari kapal Black Rose, dengan pemilik Mongolia adalah 17 Banglades, 3 Rusia dan 6 Ukraina – ditelantarkan di Paradip, Orissa, setelah kapal mereka karam tanggal 9 September. Chief engineer, orang Ukraina, meninggal dalam kecelakaan tersebut. ITF melakukan intervensi dengan membantu para kru setelah mereka terdampar menunggu penyelidikan resmi dari kementerian pelayaran. Serikat Pekerja Maritim India membantu kru untuk mendapatkan gaji mereka yang tertunggak. Kapten Sergei Kamarov mengatakan: “Kami senang bisa pulang. Terima kasih pada ITF dan departemen imigrasi atas bantuan mereka.” Para kru dipulangkan pada tanggal 10 November 2009. ITF memenangkan kasus pelaut di Ukraina yang bekerja tanpa kontrak Bulan Maret 2009, perwakilan ITF mencapai kesepakatan dengan pemilik/manajer Lotus dari Turki. Kesepakatan tersebut memastikan pembayaran atas gaji-gaji yang tertunggak serta tiket untuk pulang bagi salah satu dari para pelaut tersebut, meskipun tidak satupun dari para pelaut yang ada di atas kapal tersebut memiliki kontrak kerja dalam bentuk apapun. Para pelaut harus selalu meminta perjanjian kerja bersama yang disetujui ITF. Tetapi sedihnya, untuk Eropa Timur, Syiria dan beberapa pelaut Asia, adalah biasa untuk tidak memiliki kontrak kerja. Karena tidak ada perjanjian tertulis, ITF ada dalam posisi yang lemah ketika memulai perundingan. Akan tetapi, kru masih tetap bertahan selama proses perundingan. Inspektur ITF di Ukrana, Nataliya Yefrimenko, yang pertama menerima telepon dari Kru Lotus, sebuah kapal yang dicharter di Ukraina pada 22 ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 11 Kampanye Anti Bendera Kemudahan ➡ Maret. Karena Lotus belum akan meninggalkan pelabuhan hingga hari berikutnya, masih ada waktu untuk melihat kondisinya dan memulai negosiasi dengan perusahaan. Kapal tersebut telah ditahan karena adanya kekurangan-kekurangan yang ada di kapal. Enam dari 11 kru mengatakan bahwa mereka menolak untuk bekerja jika perusahaan tetap tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap mereka. Tingkat gaji yang telah disetujui secara lisan oleh pemilik sebelum mereka bekerja dikapal jauh lebih rendah dari standar minimum yang direkomendasikan ILO. Diluar hal ini, respon pertama yang diberikan oleh pemilik/manajer Turki justru menawarkan pembayaran gaji yang bahkan lebih kecil. Enam pelaut menolak untuk bekerja jika perusahaan tetap melanggar perjanjian kerja mereka, yakni tidak membayar gaji mereka antara bulan Desember 2008 hingga Februari 2009. Pencharter Ukraina menjadi terlibat dalam diskusi tersebut dan ini terbukti produktif. Hanya lima hari setelah kru menelpon untuk pertama kalinya, sebuah kesepakatan antara perusahaan dan kru tercapai. Kesepakatan tersebut terkait pembayaran akhir dan pemulangan satu pelaut dari Ukraina. Mereka juga setuju untuk membayar, dalam tunai, gajigaji tertunggak dari lima pelaut lainnya untuk “ Jadi para pelaut tersebut menerima lebih banyak dari yang mereka harapkan, para pemilik mendapatkan pelajaran bahwa jika ada yang kurang dalam kontrak yang ditandangani dua pihak tidak selalu menguntungkan mereka. ” 12 Buletin Pelaut ITF 2010 masa kerja antara Desember 2008 hingga Maret 2009. Ini didasarkan pada skala gaji yang direkomendasikan ILO. Kelima pelaut tersebut setuju untuk tetap tinggal di kapal dan menjalankan kapal ke Istambul dimana mereka akan digantikan oleh kru Turki. Biaya pemulangan dari keenam pelaut yang mengajukan komplain tersebut dimasukkan dalam jumlah yang disetujui dan dibayarkan di Ukraina. Untuk menghindari upaya-upaya oleh perusahaan agar tidak mengambil kembali uang tersebut, hampir semua dari dana ini langsung dikirim ke keluarga mereka di kampung halaman sebelum kapal tersebut berangkat ke Turki. Nataliya Yefrimenko berkata: “Jadi para pelaut tersebut menerima lebih banyak dari yang mereka harapkan, para pemilik mendapatkan pelajaran bahwa jika ada yang kurang dalam kontrak yang ditandangani dua pihak tidak selalu menguntungkan mereka dan saya harap para pelaut juga mendapatkan pelajaran penting dari situasi tersebut.” Tetapi kunci keberhasilan upaya ITF tersebut adalah ketika mengirimkan perwakilan ke Tripoli untuk berbicara dengan otoritas maritim dan serikat pekerja setempat. ELA, serikat pekerja Spanyol yang berafiliasi dengan ITF, setuju untuk mengijinkan Inspektur ITF yang berbasis di Bilbao Mohamed Arrechedi untuk melakukan perjalanan ke Libya. Disamping itu, Bilal Malkawi, dari Kantor Regional ITF di Amman, Jordania, menghubungi para pemimpin Federasi Pekerja Angkutan dan Komunikasi Arab yang menyediakan dukungan yang penting. Arrachedi menghabiskan 22 hari di Tripoli, berunding dengan dan antara pengacara, agen kapal dan otoritas maritim Libya untuk memungkinkan pemulangan kru. Ia bahkan mendapatkan ijin bagi kapal untuk berlabuh pertama kalinya setelah berbulan-bulan. Sementara itu, sekretariat ITF London menjadi perantara kesepakatan-kesepakatan dengan pengacara di New York dan London mewakili pemilik Swift Spindrift untuk membayar biaya pemulangan. Dipulangkan setelah 13 Kru yang mogok bulan terdampar di menerima bantuan dari Tripoli afiliasi Afrika 13 bulan cobaan untuk kru kapal Swift Spindrift berakhir pada bulan Oktober 2009 saat ITF berhasil mengorganisir pemulangan mereka ke kampung halaman di Burma. Mereka telah terdampar di pelabuhan Tipoli, Libya, lebih dari setahun. Keberhasilan dalam mempersuasi para pemilik untuk mendanai pemulangan tercapai melalui aksi global melibatkan serikat-serikat pekerja dan perwakilan-perwakilan ITF di enam Negara. Selama setahun penuh, kru mempercayai janji-janji Nakhoda mereka. Tetapi akhirnya mereka memutuskan untuk menghubungi ITF guna meminta bantuan. Saat itu mereka merasa putus asa, terutama setelah gaji mereka dihentikan selama enam bulan. Air dan bahan-bahan pokok mulai menurun persediaannya dan seringkali kapal tidak diperbolehkan untuk merapat, memberikan kru hubungan yang sangat terbatas dengan dunia luar. Kesulitan mereka adalah akibat dari sebuah perselisihan antar pihak-pihak pencharter. Sebagai kapal berbendera kemudahan (FOC) , para pemilik dan manajer Swift Spindrift sulit untuk dilacak, meskipun mereka kelihatannya punya hubungan dengan Grace Lines yang beroperasi antara New York dan Delhi. Dikoordinir oleh Staf di kantor pusat ITF, London, anggota tim ITF di seluruh dunia bergerak melakukan tindakan, dengan Koordinator ITF yang berbasis di AS, Rick Esopa untuk melakukan pendekatan pada Grace Lines di New York dan Mahendra Sharma, dari ITF kantor Delhi, menghubungi perwakilan perusahaan di India. Kegigihan para pelaut Turki yang ada di kapal Bereket untuk meminta keadilan berbuah manis pada bulan Oktober 2009 ketika mereka menerima US$46.540 atas gaji mereka yang belum dibayarkan dan mereka dipulangkan. Keberhasilan mereka juga dimungkinkan oleh kerjasama antara Inspektur ITF Turki dan Serikat Pelaut Tanzania (TSU) yang berafiliasi ke ITF. Berlabuh di Zanzibar, ke 14 pelaut tersebut memutuskan untuk mogok setelah pemilik kapal, Uzaklar Denizailik Sanayi Ve Ticaret, menolak untuk membayar tiga bulan gaji yang tertunggak setelah adanya upaya dari Inspektur Turki Muzaffer Civelek untuk membuka negosiasi dalam hal tersebut. Perusahaan sebelumnya telah mengancam akan memecat awak kapal jika mereka menghubungi kantor ITF Kawasan Afrika di Kenya. Awak kapal juga menghubungi Abdulrahman Chande dari TSU. Ia kemudian segera menginformasikan kepada otoritas PSC setempat. Inspeksi dilakukan dan kapal ditahan dengan alasan “kurangnya awak kapal disebabkan oleh ketidaksediaan awak melanjutkan pekerjaan karena perselisihan gaji.” Inspektur menambahkan bahwa kapal tidak diperbolehkan berlayar hingga perselisihan tersebut diselesaikan dan kru menerima gaji mereka. Karena Bereket tidak dapat kemana-mana, pemilik kapal akhirnya setuju untuk bicara dengan Civelek dan menyepakati pembayaran tunggakan gaji serta pemulangan. www.itfseafarers.org Reuters/Abdiqani Hassan Perompakan Para perompak Somalia yang ditangkap oleh pasukan Prancis di Teluk Aden sedang berjalan beriringan di utara pelabuhan kota Bosasso bulan November 2009. Angkatan laut Prancis menyerahkan 12 perompak yang ditangkap di Samudera Hindia kepada otoritas di Puntland, wilayah semi otonomi utara Somalia. Pelaut yang menanggung akibatnya Siapakah yang mengurus pelaut yang menjadi korban perompakan? BRENDA KIRSCH menyelidiki masalah ini. www.itfseafarers.org Buletin Pelaut ITF 2010 13 Reuters/Susana Vera P erompakan bukan hal baru, dan para pelaut dalam posisi rentan terhadap seranganserangan tersebut dalam lintasan sejarah pelayaran. Tetapi ada perkembanganperkembangan yang berbahaya dalam beberapa tahun belakangan, terutama di perairan Teluk Aden, diwilayah tanduk Afrika dan bahkan keluar hingga memasuki Samudera Hindia. Ketidakstabilan Somalia sebagai sebuah rejim hukum, membuat perompakan tumbuh menjamur sebagai sebuah industri utama di Puntland, wilayah semi otonomi. Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan yang parah menemukan kenyataan bahwa industri perikanan tradisional yang selama ini digarap mereka menurun karena terlalu banyak dieksploitasi, yang tidak sesuai dengan sistim hukum atau peradilan terhadap kejahatan, dan dengan mudahnya akses terhadap suplai senjata telah melahirkan suatu sistim perdagangan yang menggiurkan dalam aktivitas perompakan. “Perompakan di lepas pantai Somalia adalah persoalan yang berbeda dari yang kita pernah lihat di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan,”dijelaskan John Bainbridge, asisten sekretariat ITF Seafarers Section. “Disini bisnisnya adalah – seseorang dapat menghasilkan uang dari hasil penyanderaan, dan memenangkan taruhan.” Meningkatnya aksi perompakan Awak kapal ikan tuna Spanyol Alakrana dipeluk oleh keluarganya saat tiba di Victoria dipulau Mahe, Seychelles pada bulan November 2009. Para perompak Somalia membebaskan Alakrana, yang dibajak pada bulan Oktober, dan meminta tebusan sebesar US$ 3,5 juta untuk membebaskan kapal dan kru-nya. 14 Buletin Pelaut ITF 2010 Masalah perompakan mengalami eskalasi di tahun 2008, ketika hampir 100 kapal dengan 500 sandera disekap oleh perompak Somalia. Terlepas keprihatinan internasional, dan kehadiran pasukan angkatan laut multinasional yang bertugas melakukan patroli di Teluk Aden, jumlah serangan di wilayah tersebut terus meningkat pada tahun 2009. Juga ada bukti yang meningkat bahwa para perompak telah bersiap untuk mengambil resiko lebih jauh, termasuk di Laut Merah dan keluar menuju Seychelles dan ke bawah hingga pantai timur Afrika. Hingga September 2009, Pusat Pelaporan Perompakan (PRC) dari Biro Maritim Internasional (IMB) – badan yang memantau perompakan di seluruh dunia – melaporkan bahwa kejadian perompakan rata-rata per tahun sejauh ini memperlihatkan bahwa serangan perompakan mencapai puncaknya dalam tahun 2008. Perompak Somalia telah beraksi 148 kali – 97 kejadian di Teluk Aden, 47dilepas pantai Somalia dan 4 disekitar Oman. Meskipun banyak serangan telah dihentikan dengan tindakan secara tidak langsung atau intervensi oleh pasukan gugus tugas koalisi, perompak Somalia masih dapat membajak 32 kapal dan menculik 532 sandera. Yang paling menghawatirkan, empat pelaut terbunuh akibat insiden-insiden tersebut. Perompak Somalia bersiap mengambil resiko karena imbalannya begitu tinggi. Menurut Alex Kemp dari Group 4 Security anak perusahaan NYA Internasional, melaporkan di data Lloyd’s List, tebusan yang diminta meningkat hingga US$ 5-15 juta di tahun 2009, dengan rata-rata diselesaikan dengan perkiraan US$1,5 hingga $1,7 juta. Lamanya masa penyanderaan beragam dari 50-80 hari atau lebih di 2009. Serangan perompak juga terus berlanjut di perairan lain di dunia – dengan indikasi bahwa www.itfseafarers.org Perompakan resesi global mungkin telah memicu peningkatan dalam kejahatan oportunis ini. Serangan-serangan terus berlanjut di perairan Laut Cina Selatan dan Malaysia. Dua tahun terakhir juga telah menjadi saksi atas serangan terhadap kapal dan personil di Delta Niger untuk alasan politik, dengan para pemberontak mencari lebih banyak manfaat dari industri minyak, yang krusial Nigeria. Setelah gelombang serangan dan penculikan, sekarang nampaknya masalah-masalah di Delta Niger mulai surut, semenjak pemerintah membebaskan pemimpin Gerakan Emansipasi Delta Niger (MEND) pada bulan Juli 2009. Melindungi pelaut Sorotan media telah fokus pada para perompak. Perhatian terhadap kesulitan para pelaut kurang diberikan padahal mereka adalah sepenuhnya adalah korban perompak dan serangan-serangan kriminal. “Pelaut bukanlah sumber daya yang tidak penting,”kata John Bainbridge. Jika harus mengambil uang tebusan untuk memastikan kebebasan mereka, maka hal tersebutlah yang terpenting. “Tujuan paling penting adalah keselamatan pelaut.” Jika memungkinkan, ITF dan serikat pekerja yang terlibat mengandalkan pada negosiator professional untuk berunding dengan para penahan, saat yang sama mereka menangani keluarga kru yang disandera. Tetapi keberhasilan membebaskan mereka bisa saja hanya awal dari berlanjutnya masalah bagi pelaut yang telah menjadi korban perompakan. Gangguan stress pasca trauma (PTSD) dapat menjadi masalah yang terus menghalangi, mempengaruhi kesehatan, kerja dan interaksi sosial. Posisi ITF terkait perompakan John Bainbridge mengatakan: “karena status kerja yang tidak permanen dari pekerjaan di kapal, akan menjadi sangat sulit ketika mereka dibebaskan, karena mereka tidak mendapatkan tunjangan atau dukungan kesejahteraan. Kita tidak mendapatkan informasi dari negara bendera kapal tentang insiden-insiden, dan kita tidak dapat melacak mereka atau memberikan bantuan. Ini adalah masalah besar, karena tugas perawatan tidak sepenuhnya diberikan.” Kelihatannya perompakan akan menjadi masalah yang terus berlanjut, tetapi situasi khusus di Somalia dapat diatasi dalam jangka panjang melalui langkah-langkah internasional untuk membawa stabilitas ke Negara tersebut. Menyelesaikan masalah Dalam jangka pendek, paling tidak, para pelaut perlu dikawal ketika berlayar melalui perairan lepas Somalia yang berbahaya. A da beberapa yang meminta personil bersenjata agar berada di atas kapal yang berlayar di perairan-perairan tersebut. Ini adalah langkah yang sepenuhnya ditolak oleh ITF. “Ini akan mengeskalasi situasi dan menempatkan resiko lebih besar pada para pelaut,” kata John Bainbridge. ITF sadar bahwa kapal-kapal tersebut rentan perompakan – karena kecepatannya lamban, geladak yang rendah dan awak yang sedikit – biasanya terdaftar dengan bendera kemudahan. “Ini mengapa kita berusaha agar mereka bergabung dengan perjanjian ITF atau serikat pekerja,”kata John Bainbridge. Jika tidak, maka tidak ada seorangpun disini yang mendukung pelaut.” ” ● Brenda Kirs adalah wartawan freelance yang berbasis di London. Situasi pengecualian terkait dengan: ●mendapatkan perlindungan menyeluruh dari angkatan laut atau dalam sebuah konvoi dengan ITF Seafarer’s Section, pengawalan angkatan laut mengamati tumbuhnya masalah perompakan di Teluk yang cukup; atau ● kapal dapat dikategorikan Aden, lepas pantai Somalia sebagai beresiko rendah dan dan sekarang di samudera telah terbukti memiliki Hindia, ITF juga telah standar perlindungan sendiri. menentukan bahwa untuk amannya maka sebaiknya ada ITF juga mempertimbangpengecualian bagi kapal kan agar kepada para pelaut untuk tidak transit di wilayah tersebut. Resiko penyerangan diberikan kebebasan untuk menolak membawa kapal ke sekarang begitu besar dan wilayah-wilayah beresiko menempatkan pelaut dalam tinggi. Para pelaut memiliki jalur berbahaya yang hak untuk menolak puncaknya adalah menempatkan diri mereka pelanggaran terhadap dalam jalur yang berbahaya perlindungan keselamatan dan berhak mendapatkan awak kapal yang menjadi bantuan sebelum kapal tugas pemilik kapal. www.itfseafarers.org “ “Personil bersenjata yang ditempatkan dikapal akan semakin meningkatkan eskalasi situasi dan menempatkan Pelaut dalam resiko lebih yang besar”. memasuki wilayah beresiko tinggi. ITF meminta negaranegara bendera untuk menegakkan hak-hak pelaut terkait hal ini. ITF menegaskan kembali posisinya bahwa pelaut tidak seharusnya dipersenjatai. Pelaut meminta kalangan industri pelayaran untuk mendukung posisi ini dan mengambil semua langkah yang dapat memastikan perlindungan pada para pelaut dengan cara menjauhkan mereka dari jalur-jalur berbahaya. Sumber: pernyataan di atas dikeluarkan oleh ITF Seafarers Section di London pada tahun 2009 Buletin Pelaut ITF 2010 15 Derita dari kesunyian: Sandera Danica White Gambar di atas: kru kapal ikan Spanyol Alakrana melambaikan tangan setelah perompak Somalia membebaskan mereka dibulan November 2009. “ 35-40 menit pertama saat sebuah serangan berlangsung adalah saat-saat kritis, itulah masa untuk mengabarkan pada dunia luar, mencari perlindungan dan menelpon gugus tugas angkatan laut. ” 16 Saat ketiga pelaut Denmark ditangkap perompak Somalia bulan Juni 2007 mereka sempat berpikir tidak akan dapat pulang ke rumah lagi. Bagi para pelaut tersebut, yakni lima kru Danica White dengan pemilik dari Denmark, ditawan oleh perompak yang tidak bersahabat, sangat bikin stres, tetapi mereka masih ditambah lagi dengan stress memikirkan dalam kesunyian mereka tentang kesulitan yang akan mereka hadapi ketika kembali ke negaranya. Akhirnya mereka dibebaskan setelah 89 hari, dua dari pelaut tersebut harus menanggung beban kehidupan sejak dari penyanderaan mereka – mereka tidak akan pernah bekerja lagi di laut, itu adalah dampak stress yang mereka derita. Henrik Berlau, Sekretaris Seksi Maritim Serikat Pekerja Denmark 3F, menjelaskan bahwa serikat pekerja masih berusaha keras mendapatkan kompensasi bagi para tawanan tersebut. Disamping mereka telah menerima kompensasi kecelakaan kerja ringan dari dana asuransi umum, serikat pekerja juga telah mengejar perusahaan untuk bertanggung jawab atas persoalan tersebut dan keteledoran Nakhoda hingga terjadi perompakan. Serikat pekerja saat ini sedang mengajukan banding terkait masalah ini. “ Nakhoda tidak mengambil langkah awal penyelamatan, tidak ada upaya yang dibuat untuk antisipasi, dan ia tidak mengikuti rekomendasi IMO untuk menghindari serangan perompak,” kata Henrik. Danica White adalah kapal yang berkecepatan rendah, hanya 200 Buletin Pelaut ITF 2010 mil lepas pantai Somalia, Ia menjelaskan, “kami rasa nakhoda yang kurang tertarik untuk melindungi kapal dan awak kapal, benar-benar keteledoran yang memuakkan, ini membuat mereka menjadi target mudah dari para perompak.” Ia secara khusus marah dengan pemiliki kapal: “perusahaan memiliki reputasi yang demikian buruk sehingga otoritas maritim Denmark menarik dokumen kelaikannya sebulan sebelum terjadinya insiden tersebut. “ Ia mengatakan bahwa pemilik kapal: “adalah perusahaan yang punya reputasi buruk dan catatan yang buruk dalam menghormati pelaut.” Henrik juga menunjuk pada kegagalan industri asuransi maritim. Yakni bahwa asuransi kapal tidak mencakup kru – hanya kapal dan kargonya yang dilindungi asuransi – tetapi industri tersebut juga lebih suka untuk mengikuti undang-undang maritim yang memberikan waktu enam bulan sebelum sebuah kapal dianggap sepenuhnya hilang, “Ini memberikan waktu pada mereka untuk merundingkan kesepakatan yang lebih murah dengan para perompak sebelum mereka harus membayar asuransi.” Ia juga menyalahkan pemerintah Denmark yang bangga dengan pendiriannya untuk tidak berunding dengan “para teroris atau perompak”– “ itu adalah situasi yang tidak dapat ditolerir bagi pelaut”– begitu juga polisi yang kurang memberikan informasi kepada keluarga. “ Kru merasa bahwa mereka telah dilupakan, dan tidak dapat mengerti mengapa kesulitan mereka tidak diliput di media,” katanya. “ Kementrian luar negeri meminta kami untuk tetap low profile, tetapi ketika nakhoda membocorkan detail tebusan yang diminta, maka kami akan dipublikasikan.” 3F menawarkan untuk membayar semua biaya pembebasan kru, tetapi harus menunggu adanya kesepakatan jumlah tebusan, dan kru baru dibebaskan setelah tiga bulan. Henrik Berlau merasa bahwa perlakukan industri pelayaran dan asuransi maritim harus berubah sehingga pelaut tidak akan dijadikan sandera selama enam bulan¸ dan mereka tidak mendapatkan kompensasi atas cobaan yang mereka alami tersebut. Untuk mencegah terjadinya serangan, Ia menekankan perlunya pelaut mematuhi saran IMO dan IMB, dan juga para pemilik harus menginvestasikan dana untuk pemasangan alat penangkal yang cukup, semisal pagar listrik. “35 -40 menit pertama saat sebuah serangan berlangsung adalah saat-saat kritis, itulah masa untuk mengabarkan pada dunia luar, mencari perlindungan dan menelpon gugus tugas angkatan laut”. Ia juga mencatat bahwa meskipun anggotanya mengalami pengalaman yang buruk, saat pulang mereka diterbangkan dengan sebuah jet pribadi dan diberikan layanan konselor. “Itu yang terjadi di Denmark – bagaimana dengan orang-orang Filipina yang telah menjadi korban perompakan? Mereka ada dalam kondisi yang jauh lebih buruk. www.itfseafarers.org Reuters/Susana Vera Buruh B/M ITF secara teratur mengingatkan para pelaut untuk tidak menangani kargo. Kami bertanya kepada dua orang buruh B/M mengapa hal tersebut jadi begitu masalah. Gambar diatas: Steve Biggs (kiri): pelabuhan adalah tempat berbahaya dan setiap hal menggunakan metode penanganan kargo yang berbeda www.itfseafarers.org Utarakanlah Steve Biggs, buruh B/M, DP World Southhampton, Unite, (Inggris). “ Saya telah menjalani pekerjaan ini selama lebih dari 15 tahun sampai sekarang, mengikuti jejak ayah dan kakek saya dimana keduanya juga buruh B/M. Sebagaimana pelabuhan di tempat lain, Southampton memiliki tradisi kekeluargaan yang bagus dimana anak laki-laki, para ayah, dan para saudara laki-laki bekerja berdampingan satu sama lain. Ketika saya memulai bekerja waktu itu diawali dengan magang dan saya dilatih dalam semua pekerjaan bongkar-muat, berupa menumpuk/mengisi barang, menurunkan barang, mengemudi forklift, mengemudikan Tug, mengemudikan straddle carrier dan mengoperasikan crane. Setelah tiga tahun pelatihan, saya menjadi bagian dari buruh inti dengan memenuhi pola kerja shift yang mapan serta syarat-syarat dan ketentuannya. Di Southampton, buruh B/M memiliki jadwal, yang menentukan apa pekerjaan yang harus dilakukan untuk setiap shift. Semua buruh inti memiliki multi-keahlian. Kami juga ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 17 Buruh B/M ➡ menerima pelatihan K3 dari awal masuk kerja dan tidak diperbolehkan melakukan suatu tugas hingga kami telah menyelesaikan kursus pelatihannya dan dinyatakan lulus oleh tim instruktur. John Florio, wharfie, Patrick, MUA, Cabang Melbourne. “ “ ” Adalah sangat penting bahwa pelaut tidak melakukan pekerjaan B/M, karena akan menyebabkan hilangnya pekerjaan, PHK dan meningkatnya kecelakaan. 18 Buletin Pelaut ITF 2010 Saya telah bekerja diterminal kontainer secara permanen paruh waktu (PGE) selama lima tahun. Saya memegang tiket crane, tiket foreman dan tiket straddle. Saya juga merupakan satu dari dua perwakilan tim keselamatan kerja PGE. Untuk menjadi perwakilan, kami harus mengikuti lima hari kursus yang dilaksanakan oleh pemerintah tentang keselamatan kerja. Itu menunjukkan betapa pentingnya buruh B/M dalam pekerjaan B/M. Ini adalah pekerjaan kami. Kami terlatih melakukan hal tersebut. Suatu kali kami melihat ada kapal yang berlayar tanpa melakukan pengikatan – MSC Krittika. Ini berbahaya bagi buruh B/M, pelaut, publik yang menggunakan pelabuhan dan lingkungan kita. Kami punya petugas pengikat di atas kapal yang siap untuk mengikat muatan selagi kapal masih didermaga namun mereka diinstruksikan untuk meninggalkan kapal, lalu kapal kemudian berlayar. Hari itu ditutup dengan mempertontonkan nyawa sebagai taruhannya. Jika kapal tersebut mendapatkan hentakan kuat dari Tug Boat, maka boks-boks bisa berjatuhan. Boks-boks tersebut bisa saja jatuh ke dalam air, di geladak kapal atau menimpa kapal-kapal rekreasi di pelabuhan tersebut. Ada banyak resiko. Anda mungkin akan mendapatkan sebuah bencana lingkungan, seperti ketika kontainer ammonia nitrat keluar dari Pacific Venturer pada bulan Maret 2009 di laut bebas, membuat lubang di lambung kapal dan menumpahkan 30 ton minyak berat 20 kilometer sepanjang garis pantai. Cukup buruk melakukan pengikatan di atas dok, apalagi di laut lepas. Ketidakstabilan akan begitu besar, menaikkan tiga besi tinggi saat kapal bergerak. Pelaut sudah melakukan pekerjaan yang berat; mari kita tidak membuatnya lebih berat. Buruh B/M ingin bekerja dan kita ingin pekerjaan dilakukan dengan selamat. www.itfseafarers.org 8 halaman untuk panduan bagi anda Photos: Patrice Terraz Informasi kontak dan saran International Labour Organisation/M Crozet Hati-hati sebelum tandatangan kontrak : saran dari ITF apabila akan bekerja dilaut. Q Jaminan terbaik bagi kejelasan kondisi kerja dilaut semata-mata hanya dengan menandatangani kontrak sesuai perjanjian kolektif ITF. Apabila tidak bisa, maka berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan. A A Jangan bekerja disuatu kapal tanpa kontrak tertulis. Jangan pernah menandatangani blanko kontrak kosong atau suatu kontrak yang nantinya akan mengikat anda dengan ketentuanketentuan dan persyaratan-persyaratan yang tidak lazim atau tidak dimengerti oleh anda. Periksalah apakah kontrak yang anda tandatangani telah sesuai dengan PKB. Jika ya, pastikan bahwa anda mengetahui dengan jelas ketentuan-ketentuan dari PKB, dan simpanlah sebuah salinannya bersama dengan kontrak anda. A A A Pastikan bahwa masa kontrak anda telah tercantum dengan jelas. Jangan menandatangani suatu kontrak yang dapat memberikan kewenangan kepada pemilik kapal untuk merubahnya secara sepihak selagi anda masih terikat dengan kontrak yang lama. Apapun yang telah disetujui dalam kontrak hanya dapat dirubah dengan persetujuan bersama. Harus selalu memastikan bahwa kontrak tersebut dengan jelas menyatakan upah pokok yang menjadi hak anda dan pastikan pula bahwa dasar jam kerja anda ditulis dengan jelas (misalnya 40, 44 atau 48 jam per minggu). ILO menyatakan bahwa jam kerja dasar harus maksimum 48 jam per minggu (208 jam per bulan). A Pastikan bahwa kontrak yang ditandatangani dengan jelas mengatur tentang waktu lembur yang dibayarkan dan berapa nilainya. A Bisa saja jumlah pembayaran lembur yang dihitung per-jamnya secara keseluruhan lebih besar dari upah pokok anda. Atau mungkin ada pembayaran lembur tetap sebagai suatu jaminan lembur bulanan, dalam hal ini maka besarnya untuk jam kerja yang dilaksanakan melampaui waktu lembur yang telah dijamin, harus dengan jelas dinyatakan. ILO menetapkan bahwa semua jam kerja lembur harus dibayar minimum 1,25x pembayaran normal per-jamnya. Pastikan bahwa kontrak anda dengan jelas menyatakan berapa jumlah hari cuti yang dibayarkan yang harus anda terima setiap bulan. ILO menetukan pembayaran hari cuti tidak boleh kurang dari 30 hari per-tahun (2,5 hari per-bulan kalender). A tunjangan tambahan. Karena itu anda harus mencoba untuk mendapatkan konfirmasi/kepastian (lebih baik dalam perjanjian tertulis atau hak kontrak) tentang besarnya kompensasi yang dibayarkan kepada anda apabila: ●Sakit atau kecelakaan selama masa kontrak ●Meninggal dunia (jumlah yang harus dibayarkan kepada ahli waris) ●Tenggelamnya kapal ●Kehilangan barang pribadi akibat tenggelamnya kapal. ●PHK sebelum selesai kontrak. Jangan menandatangani kontrak yang isinya membatasi hak anda untuk bekerja, melakukan hubungan, berkonsultasi atau diwakili oleh serikat pekerja yang menjadi pilihan anda. A A Pastikan bahwa pembayaran upah pokok, lembur dan cuti tertera dengan jelas dan terperinci dalam kontrak. A Jalan pernah menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa anda bertanggung jawab atas sebagian/seluruh biaya penempatan atau pemulangan anda. A A Jangan menandatangani kontrak yang memungkinkan pemilik kapal menahan atau menerima sebagian dari upah anda selama masa kontrak. Anda berhak sepenuhnya atas pembayaran upah yang diperoleh pada setiap akhir bulan kalender. A A Sadarilah bahwa setiap kontrak pekerjaan tidak selalu mencantumkan rincian Pastikan bahwa anda diberi dan menerima sebuah salinan kontrak yang anda tandatangani. Perikasa kontrak yang akan anda tandatangani terutama menyangkut biayabiaya pemulangan anda. Periksa ketentuan-ketentuan yang terkait dengan pengakhiran kontrak anda termasuk berapa kali pemberitahuan yang harus dibuat oleh pemilik kapal kepada anda untuk mengakhiri kontrak anda. A Ingat …apapun ketentuan dan persyaratannya sebuah kontrak/perjanjian yang secara suka rela anda setujui, secara hukum akan dianggap sah dan mengikat. A Inspektur ITF KANTOR PUSAT 49/60 Borough Road, London SE1 1DR, United Kingdom Tel: +44(0)20 7403 2733 Fax: +44(0)20 7357 7871 Telex: 051 8811397 ITF LDN G Email: [email protected] Website: www.itfglobal.org KANTOR REGIONAL AFRIKA PO Box 66540, Nairobi, Kenya Tel: +254(0)20 444 80 19 Fax: +254(0)20 444 80 20 Email: [email protected] KANTOR AFRIKA BARAT 1036 Avenue Dimbdolobsom, 3rd floor ex immeuble CEAO, 11 BP 832, Ouagadougou, Burkina Faso Tel: +226(0)50 30 19 79 Fax: +226(o)50 33 31 01 Email: [email protected] KANTOR WILAYAH ARAB PO Box 925875, Amman 11190, Jordan Tel/Fax: +962(0)6 569 94 48 Email: [email protected] KANTOR REGIONAL ASIA/PASIFIK Tamachi Kotsu Building 3-2-22, Shibaura, Minato-ku, Tokyo 108-0023, Japan Tel: +81(0)3 3798 2770 Fax: +81(0)3 3769 4471 Email: [email protected] KANTOR SUB-REGIONAL ASIA 12D College Lane, New Delhi 110001, India Tel: +91(0)11 2335 4408/7423 Fax: +91(0)11 2335 4407 Email: [email protected] KANTOR REGIONAL EROPA European Transport Workers’ Federation (ETF), Galerie Agora, Rue du Marché aux Herbes 105, Boî te 11, B-1000 Brussels, Belgium Tel: +32(0)2 285 4660 Fax: +32(0)2 280 0817 Email: [email protected] KANTOR SUB-REGIONAL EROPA 21/1 Sadovaya Spasskaya, Office 729, 107217 Moscow, Russia Tel: +7 495 782 0468 Fax: +7 095 782 0573 Email: [email protected] Website: www.itf.ru KANTOR REGIONAL AMERIKA TENGAH Avenida Rio Branco 26-11 Andar, CEP 20090-001 Centro, Rio de Janeiro, Brazil Tel: +55(0)21 2223 0410/2233 2812 Fax: +55(0)21 2283 0314 Email: [email protected] Website: www.itf-americas.org Segera hubungi salah satu inspektur kami jika anda memerlukan bantuan dan jika anda bekerja dikapal berbendera kemudahan atau kapal asing lainnya yang tidak dilindungi dengan perjanjian kerja dengan serikat buruh anda. Jika ditempat tersebut tidak ada Inspektur ITF, segera hubungi Action Unit dikantor pusat ITF atau hubungi kantor-kantor perwakilan ITF terdekat (lihat disebelah kiri). ARGENTINA Buenos Aires ●Rodolfo Vidal Tel/Fax: +54(0)341 425 6695 Mobile: +54(0)911 4414 5911 Email: [email protected] Rosario ●Roberto Jorge Alarcón* Tel/Fax: +54(0)11 4331 4043 Mobile: +54(0)911 4414 5687 Email: [email protected] AUSTRALIA Fremantle ●Keith McCorriston Tel: +61(0)8 9335 0500 Fax: +61(0)8 9335 0510 Mobile: +61(0)422 014 861 Email: [email protected] Melbourne ●Matt Purcell Tel: +61(0)3 9329 5477 Fax: +61(0)3 9328 1682 Mobile: +61(0)418 387 966 Email: [email protected] Sydney ●Dean Summers* Tel: +61(0)2 9267 9134 Fax: +61(0)2 9267 4426 Mobile: +61(0)419 934 648 Email: [email protected] Townsville ●Graham Bragg Tel: +61(0)7 4771 4311 Fax: +61(0)7 4721 2459 Mobile: +61(0)419 652 718 Email: [email protected] BELGIUM Antwerp ●Joris De Hert* Tel: +32(0)3 224 3413 Fax: +32(0)3 224 3449 Mobile: +32(0)474 842 547 Email: [email protected] ●Marc Van Noten Tel: +32(0)3 224 3419 Fax: +32(0)3 224 3449 Mobile: +32(0)475 775 700 Email: [email protected] Zeebrugge ●Christian Roos Tel: +32(0)2 549 1103 Fax: +32(0)2 549 1104 Mobile: +32(0)486 123 890 Email: [email protected] BRAZIL Paranaguá ●Ali Zini Tel/Fax: +55(0)41 3422 0703 Mobile: +55(0)41 9998 0008 Email: [email protected] Rio de Janeiro ●Luiz de Lima* Tel: +55(0)21 2516 4301 Fax: +55(0)21 2233 9280 Mobile: +55(0)22 9423 5315 Email: [email protected] Santos ●Renialdo de Freitas Tel/Fax: +55(0)13 3232 2373 Mobile: +55(0)13 9761 0611 Email: [email protected] CANADA Halifax ●Gerard Bradbury Tel: +1(0)902 455 9327 Fax: +1(0)902 454 9473 Mobile: +1(0)902 441 2195 Email: [email protected] Hamilton ●Mike Given Tel: +1(0)905 227 5212 Fax: +1(0)905 227 0130 Mobile: +1(0)905 933 0544 Email: [email protected] Montreal ●Patrice Caron Tel: +1(0)514 931 7859 Fax: +1(0)514 931 0399 Mobile: +1(0)514 234 9962 Email: [email protected] Vancouver ●Peter Lahay* Tel: +1(0)604 251 7174 Fax: +1(0)604 251 7241 Mobile: +1(0)604 418 0345 Email: [email protected] CHILE Valparaiso ●Juan Villalón Jones Tel: +56(0)32 221 7727 Fax: +56(0)32 275 5703 Mobile: +56(0) 9250 9565 Email: [email protected] COLOMBIA Cartagena ●Miguel Sánchez Tel: +57(0)5 666 4802 Fax: +57(0)5 658 3496 Mobile: +57(0)3 10 657 3399 Email: [email protected] EGYPT Port Said ●Talaat Elseify Tel/Fax: +20(0)66 322 3131 Mobile: +20(0)10 163 8402 Email: [email protected] ESTONIA Tallinn ●Jaanus Kulv Tel/Fax: +372(0)61 16 390 Mobile: +372(0)52 37 907 Email: [email protected] ICELAND Reykjavik ●Jónas Gardarsson Tel: +354(0)551 1915 Fax: +354(0)552 5215 Mobile: +354(0)892 7922 Email: [email protected] INDIA Calcutta ●Chinmoy Roy Tel: +91(0)332 459 7598 Fax: +91(0)332 459 6184 Mobile: +91(0)98300 43094 Email: [email protected] Chennai ●K Sree Kumar Tel: +91(0)44 2522 3539 Fax: +91(0)44 2526 3343 Mobile: +91(0)44 93 8100 1311 Email: [email protected] Haldia ●Narain Adhikary Tel: +91(0)332 425 2203 Fax: +91(0)332 425 3577 Mobile: +91(0)94345 17316 Email: [email protected] Kochi ●Thomas Sebastian Tel: +91(0)484 233 8249 / 8476 Fax: +91(0)484 266 9468 Mobile: +91(0)98950 48607 Email: [email protected] Mumbai ●Kersi Parekh Tel: +91(0)22 2261 6951 / 6952 Fax: +91(0)22 2265 9087 Mobile: +91(0)98205 04971 Email: [email protected] ●Hashim Sulaiman Tel: +91(0)22 2261 8368 / 8369 Fax: +91(0)22 2261 5929 Mobile: +91(0)9819 969905 Email: [email protected] Tuticorin ●DM Stephen Fernando Tel: +91(0)461 2326 519 / 2339 195 Fax: +91(0)461 2311 668 Mobile: +91(0)94431 59137 Email: [email protected] Visakhapatnam ●BV Ratnam Tel: +91(0)891 2502 695 / 2552 592 Fax: +91(0)891 2502 695 Mobile: +91(0)98481 98025 Email: [email protected] Q CROATIA Dubrovnik ●Vladimir Glavocic Tel: +385(0)20 418 992 Fax: +385(0)20 418 993 Mobile: +385(0)98 244 872 Email: [email protected] Rijeka ●Predrag Brazzoduro* Tel: +385(0)51 325 343 Fax: +385(0)51 213 673 Mobile: +385(0)98 211 960 Email: [email protected] Sibenik ●Milko Kronja Tel: +385(0)22 200 320 Fax: +385(0)22 200 321 Mobile: +385(0)98 336 590 Email: [email protected] DENMARK Copenhagen ●Morten Bach Tel: +45(0)33 36 13 97 Fax: +45(0)33 91 13 97 Mobile: +45(0)21 64 95 62 Email: [email protected] FINLAND Helsinki ●Simo Nurmi* Tel: +358(0)9 615 202 55 Fax: +358(0)9 615 202 27 Mobile: +358(0)40 580 3246 Email: [email protected] ●Kenneth Bengts Tel: +358(0)9 615 202 58 Fax: +358(0)9 615 202 27 Mobile: +358(0)40 455 1229 Email: [email protected] ●Ilpo Minkkinen Tel: +358 (0)9 615 202 53 Fax: +358 (0)9 615 202 27 Mobile: +358 (0)40 728 6932 Email: [email protected] Turku ●Jan Ö rn Tel: +358(0)9 613 110 Fax: +358(0)9 739 287 Mobile: +358(0)40 523 3386 Email: [email protected] ●Costas Halas Tel: +30(0)210 411 6610 / 6604 Fax: +30(0)210 413 2823 Mobile: +30(0)69 44 29 7565 Email: [email protected] FRANCE Dunkirk ●Pascal Pouille Tel: +33(0)3 28 66 45 24 Fax: +33(0)3 28 21 45 71 Mobile: +33(0)6 80 23 95 86 Email: [email protected] Le Havre ●François Caillou* Tel: +33(0)2 35 26 63 73 Fax: +33(0)2 35 24 14 36 Mobile: +33(0)6 08 94 87 94 Email: [email protected] Marseille ●Yves Reynaud Tel: +33(0)4 91 54 99 37 Fax: +33(0)4 91 33 22 75 Mobile: +33(0)6 07 68 16 34 Email: [email protected] St Nazaire ●Geoffroy Lamade Tel: +33(0)2 40 22 54 62 Fax: +33(0)2 40 22 70 36 Mobile: +33(0)6 60 30 12 70 Email: [email protected] Sète ●Stéphanie Danjou Tel/Fax: +33(0)4 67 43 75 18 Mobile: +33(0)6 27 51 35 78 Email: [email protected] GERMANY Bremen ●Susan Linderkamp Tel: +49(0)421 330 3333 Fax: +49(0)421 330 3366 Mobile: +49(0)151 1266 6006 Email: [email protected] Hamburg ●Ulf Christiansen Tel: +49(0)40 2800 6811 Fax: +49(0)40 2800 6822 Mobile: +49(0)171 641 2694 Email: [email protected] Rostock ●Hartmut Kruse Tel: +49(0)381 670 0046 Fax: +49(0)381 670 0047 Mobile: +49(0)171 641 2691 Email: [email protected] GREECE Piraeus ●Stamatis Kourakos* Tel: +30(0)210 411 6610 / 6604 Fax: +30(0)210 413 2823 Mobile: +30(0)69 77 99 3709 Email: [email protected] IRELAND Dublin ●Ken Fleming Tel: +353(0)1 874 3735 Fax: +353(0)1 874 3740 Mobile: +353(0)87 647 8636 Email: [email protected] ISRAEL Haifa ●Michael Shwartzman Tel: +972(0)4 852 4289 Fax: +972(0)4 852 4288 Mobile: +972(0)544 699 282 Email: [email protected] ITALY Genoa ●Francesco Di Fiore Tel: +39(0)10 25 18 675 Fax: +39(0)10 25 18 683 Mobile: +39(0)331 670 8367 Email: [email protected] ●Piero Luigi Re Tel: +39(0)10 25 18 675 Fax: +39(0)10 25 18 683 Mobile: +39(0)335 707 0988 Email: [email protected] ➡ bersambung Menolong Pelaut diseluruh Dunia Federasi Buruh Tra is Reykjavik +354(0)551 1915 U KANTOR SUB-REG R cdn gb KANTOR PUSAT ITF Vancouver +1(0)604 251 7174 U Hamilton +1(0)905 227 5212 UMontreal +1(0)514 931 7859 Seattle U U Halifax +1(0)902 455 9327 U +1(0)206 533 0995 R Rb KANTOR REGIONAL EROPA usa Portland U +1(0)503 286 1223 U New York +1(0)718 499 6600 (ext 240) tr U Baltimore +1(0)410 882 3977 Los Angeles U +1(0)562 493 8714 New Orleans U Morehead City +1(0)252 726 9796 +1(0)504 581 3196 Houston U U +1(0)713 TampaU 659 5152 +1(0)321 UMiami 784 0686 +1(0)321 783 8876 mex Haifa +972(0)4 852 4289 U il Port Said U RKANTOR WI +20(0)66 322 3131 hkj e Las Palmas +34(0)928 467 630 U et Manzanillo +52(0)314 332 8834 U U Veracruz +52(0)229 932 1367 U San Juan +1787(0)783 1755 pr bf R U Cartagena +57(0)5 666 4802 kantor afrika barat ngr co Lagos U +234(0)1 793 6150 eak kantor regional afrika R KANTOR PUSAT ITF london +44 (0)20 7403 2733 br KANTOR REGIONAL AMERIKA TENGAH Santos R +55(0)13 3232 2373U U Rio de Janeiro +55(0)21 2516 4301 U Paranaguá +55(0)41 3422 0703 KANTOR REGIONAL AMERIKA TENGAH rio de janeiro +55 (0)21 2223 0410 KANTOR REGIONAL EROPA brussels +32 (0)2 285 4660 ra Valparaiso U +56(0)32 221 7727 rch Rosario +54(0)11 4331 4043 U U Buenos Aires ++54(0)341 425 6695 za Cape TownU +27(0)21 461 9410 U Durban +27(0)31 706 1433 KANTOR SUB-REGIONAL EROPA moscow +7 495 782 0468 Klik www.itfglobal.org/seafarers/msg-contacts.cfm untuk memperoleh data lengkap para inspektur ITF. Inspektur ITF Q Q Q s fin n U St Petersburg Gä vleTurku U Oslo U U U U Stockholm U Helsinki Tallinn Porsgrunn U U Gothenburg est U rus U Aberdeen U Stavanger lv URiga Helsingborg dk U Kaliningrad South Shields Copenhagen U Urus Liverpool U Hamburg URostock U Gdynia irl U U U Delfzijl U U Dublin gb Szczecin Bremen nl U pl BristolU Tilbury U Rotterdam U UZeebrugge U U b Antwerp ua Dunkirk d Le HavreU Odessa Novorossiysk U USt Nazaire U Bergen ransport International f Vigo U Lisbon U Bilbao U Trieste ro hr RavennaUURijeka U Genoa Sibenik U U Marseille U Dubrovnik U i Sète U U Livorno p U Barcelona e Naples U U Constanta U Istanbul tr U Taranto gr PalermoU rus GIONAL EROPA Vladivostock +7(0)423 251 2485 U kantor regional asia/pasifik RUChiba +81(0)50 1291 7326 Tokyo +81(0)35 410 8330 j UU Seoul+82(0)2 716 2764 Yokohama +81(0)45 451 5585 UU UOsaka +81(0)66 612 1004 Inchon rok U email: [email protected] Pusan +82(0)51 469 0401/0294 ILAYAH ARAB kantor sub-regional asia R Keelung +886(0)2251 50302 U rc Calcutta +91(0)332 459 7598 U Taichung U +886(0)2658 4514 U Haldia +91(0)332 425 2203 U ind Mumbai +91(0)22 2261 6951 UVisakhapatnam +91(0)891 2502 695 Chennai +91(0)44 2522 3539 U Tuticorin Kochi U U +91(0)461 2326 519 +9(0)484 233 8249 U Colombo +94(0)11 243 8326 U Manila +63(0)2 536 82 87 U Cebu City +63(0)32 256 16 72 rp U Piraeus Aberdeen +44(0)1224 582 688 Marseille +33(0)4 91 54 99 37 Antwerp +32(0)3 224 3413 Novorossiysk +7(0)861 761 2556 Barcelona +34(0)93 481 2766 Naples +39(0)81 26 50 21 Bergen +47(0)55 230 059 Odessa +380(0)482 429 901 Bilbao +34(0)94 493 5659 Oslo +47(0)22 825 835 Bremen +49(0)421 330 3333 Palermo +39(0)91 32 17 45 Bristol +44(0)151 427 3668 Piraeus +30(0)210 411 6610 Constanta +40(0)241 618 587 Porsgrunn +47(0)35 548 240 Copenhagen +45(0)33 36 13 97 Ravenna +39(0)54 44 23 842 Delfzijl +31(0)10 215 1166 Riga +371(0)7 073 436 Dublin +353(0)1 874 3735 Rijeka +385(0)51 325 343 Dubrovnik +385(0)20 418 992 Rostock +49(0)381 670 0046 Dunkirk +33(0)3 28 66 45 24 Rotterdam +31(0)10 215 1166 Gä vle +46(0)10 480 30 00 St Nazaire +33(0)2 40 22 54 62 Gdynia +48(0)58 661 60 96 Genoa +39(0)10 25 18 675 KANTOR WILAYAH ARAB amman +962 (0)6 569 94 48 KANTOR REGIONAL AFRIKA nairobi +254 (0)20 444 80 19 KANTOR AFRIKA BARAT ouagadougou +226 (0)50 30 19 79 KANTOR REGIONAL ASIA/PASIFIK tokyo +81 (0)3 3798 2770 KANTOR SUB-REGIONAL ASIA new delhi +91 (0)11 2335 4408/7423 aus U Townsville +61(0)7 4771 4311 Fremantle +61(0)8 9335 0500 U U Sydney +61(0)2 9267 9134 Melbourne +61(0)3 9329 5477 U Wellington +64(0)4 801 7613 U Sète +33(0)4 67 43 75 18 Gothenburg +46(0)10 480 31 14 Sibenik +385(0)22 200 320 Hamburg +49(0)40 2800 6811 South Shields +44(0)191 455 1308 Helsingborg +46(0)31 42 95 31 Stavanger +47(0)51 840 549 Helsinki +358(0)9 615 202 55 Istanbul +90(0)216 347 3771 nz St Petersburg +7(0)812 718 6380 Stockholm +46(0)8 791 4100 Szczecin +48(0)91 423 97 07 Tallinn +372(0)61 16 390 Kaliningrad +7(0)401 265 6840 Taranto +39(0)99 47 07 555 Le Havre +33(0)2 35 26 63 73 Tilbury +44(0)20 8989 6677 Lisbon +351 (0)21 391 8150 Trieste +39(0)40 37 21 832 Turku +358(0)9 613 110 Liverpool +44(0)151 639 8454 Vigo +34(0)986 221 177 Livorno +39(0)58 60 72 379 Zeebrugge +32(0)2 549 1103 ➡ Leghorn/Livorno ●Bruno Nazzarri Tel: +39(0)58 60 72 379 Fax: +39(0)58 68 96 178 Mobile: +39(0)335 612 9643 Email: [email protected] Naples ●Paolo Serretiello Tel: +39(0)81 26 50 21 Fax: +39(0)81 56 30 907 Mobile: +39(0)335 482 706 Email: [email protected] Palermo ●Francesco Saitta Tel/Fax: +39(0)91 32 17 45 Mobile: +39(0)338 698 4978 Email: [email protected] Ravenna ●Giovanni Olivieri* Tel: +39(0)54 44 23 842 Fax: +39(0)54 45 91 852 Mobile: +39(0)335 526 8464 Email: [email protected] Taranto ●Gianbattista Leoncini Tel/Fax: +39(0)99 47 07 555 Mobile: +39(0)335 482 703 Email: [email protected] Trieste ●Paolo Siligato Tel/Fax:+39(0)40 37 21 832 Mobile: +39(0)348 445 4343 Email: [email protected] Inspektur ITF MEXICO Manzanillo ●Honorio Aguilar Tel/Fax: +52(0)314 332 8834 Mobile: +52(0)1 314 122 9212 Email: [email protected] Veracruz ●Enrique Lozano Tel/Fax: +52(0)229 932 1367 / 3023 Mobile: +52(0)1 229 161 0700 Email: [email protected] NETHERLANDS Delfzijl ●Ruud Touwen* Tel: +31(0)10 215 1166 Fax: +31(0)10 423 3933 Mobile: +31(0)65 331 5072 Email: [email protected] Rotterdam ●Debbie Klein Tel: +31(0)10 215 1166 Fax: +31(0)10 423 3933 Mobile: +31(0)65 318 2734 Email: [email protected] ●Aswin Noordermeer Tel: +31(0)10 215 1166 Fax: +31(0)10 423 3933 Mobile: +31(0)65 333 7522 Email: [email protected] Szczecin ●Adam Mazurkiewicz Tel: +48(0)91 423 97 07 Fax: +48(0)91 423 93 30 Mobile: +48(0)501 539 329 Email: [email protected] PORTUGAL Lisbon ●João Pires Tel: +351 (0)21 391 8150 Fax: +351 (0)21 391 8159 Mobile: +351 (0)91 936 4885 Email: [email protected] PUERTO RICO San Juan ●Felipe García-Cortijo Tel: +1787(0)783 1755 Fax: +1787(0)273 7989 Mobile: +1787(0)410 1344 Email: [email protected] ROMANIA Constanta ●Adrian Mihalcioiu Tel: +40(0)241 618 587 Fax: +40(0)241 616 915 Mobile: +40(0)722 248 828 Email: [email protected] Q JAPAN Chiba ●Shigeru Fujiki Tel: +81(0)50 1291 7326 Fax: +81(0)3 3733 2627 Mobile: +81(0)90 9826 9411 Email: [email protected] Osaka ●Mash Taguchi Tel: +81(0)66 612 1004 / 4300 Fax: +81(0)66 612 7400 Mobile: +81(0)90 7198 6721 Email: [email protected] Tokyo ●Shoji Yamashita* Tel: +81(0)35 410 8330 Fax: +81(0)35 410 8336 Mobile: +81(0)90 3406 3035 Email: [email protected] Yokohama ●Fusao Ohori Tel: +81(0)45 451 5585 Fax: +81(0)45 451 5584 Mobile: +81(0)90 6949 5469 Email: [email protected] KOREA Inchon ●Jang Kyoung-Woo Email: [email protected] Pusan ●Sang Gi Gim Tel: +82(0)51 469 0401 / 0294 Fax: +82(0)51 464 2762 Mobile: +82(0)10 3585 2401 Email: [email protected] ●Bae Jung Ho Tel: +82(0)51 463 4828 Fax: +82(0)51 464 8423 Mobile: +82(0)10 3832 4628 Email: [email protected] Seoul ●Hye Kyung Kim* Tel: +82(0)2 716 2764 Fax: +82(0)2 702 2271 Mobile: +82(0)10 5441 1232 Email: [email protected] LATVIA Riga ●Norbert Petrovskis Tel: +371(0)7 073 436 Fax: +371(0)7 383 577 Mobile: +371(0)29 215 136 Email: [email protected] NEW ZEALAND Wellington ●Grahame McLaren Tel: +64(0)4 801 7613 Fax: +64(0)4 384 8766 Mobile: +64(0)21 292 1782 Email: [email protected] NIGERIA Lagos ●Henry Akinrolabu Tel/Fax: +234(0) 1 793 6150 Mobile: +234(0)803 835 9368 Email: [email protected] NORWAY Bergen ●Tore Steine Tel: +47(0)55 230 059 Fax: +47(0)55 900 152 Mobile: +47(0)90 768 115 Email: [email protected] Oslo ●Nils Pedersen* Tel: +47(0)22 825 835 / 425 872 Fax: +47(0)22 423 056 Mobile: +47(0)90 148 487 Email: [email protected] ●Angelica Gjestrum Tel: +47(0)22 825 824 Fax: +47(0)22 423 056 Mobile: +47(0)97 729 357 Email: [email protected] Porsgrunn ●Truls M Hellenes Tel: +47(0)35 548 240 Fax: +47(0)35 548 023 Mobile: +47(0)90 980 487 Email: [email protected] Stavanger ●Aage Baerheim Tel: +47(0)51 840 549 Fax: +47(0)51 840 501 / 502 Mobile: +47(0)90 755 776 Email: [email protected] PHILIPPINES Cebu City ●Joselito O Pedaria Tel: +63(0)32 256 16 72 Fax: +63(0)32 253 25 31 Mobile: +63(0)920 970 0168 Email: [email protected] Manila ●Rodrigo Aguinaldo Tel: +63(0)2 536 82 87 Fax: +63(0)2 536 82 86 Mobile: +63(0)917 811 1763 Email: [email protected] POLAND Gdynia ●Andrzej Koscik Tel: +48(0)58 661 60 96 Fax: +48(0)58 661 60 53 Mobile: +48(0)602 233 619 Email: [email protected] RUSSIA Kaliningrad ●Vadim Mamontov Tel: +7(0)401 265 6840 / 6475 Fax: +7(0)401 265 6372 Mobile: +7(0)906 238 6858 Email: [email protected] Novorossiysk ●Olga Ananina Tel/Fax: +7(0)861 761 2556 Mobile: +7(0)988 762 1232 Email: [email protected] St Petersburg ●Sergey Fishov* Tel/Fax: +7(0)812 718 6380 Mobile: +7(0)911 096 9383 Email: [email protected] ●Kirill Pavlov Tel/Fax: +7(0)812 718 6380 Mobile: +7(0)911 929 0426 Email: [email protected] Vladivostock ●Petr Osichansky Tel/Fax: +7(0)423 251 2485 Mobile: +7(0)423 270 6485 Email: [email protected] SOUTH AFRICA Cape Town ●Cassiem Augustus Tel: +27(0)21 461 9410 Fax: +27(0)21 462 1299 Mobile: +27(0)82 773 6366 Email: [email protected] Durban ●Sprite Zungu* Tel/Fax: +27(0)31 706 1433 Mobile: +27(0)82 773 6367 Email: [email protected] SPAIN Barcelona ●Joan Mas García Tel: +34(0)93 481 2766 Fax: +34(0)93 298 2179 Mobile: +34(0)629 302 503 Email: [email protected] Bilbao ●Mohamed Arrachedi Tel: +34(0)94 493 5659 Fax: +34(0)94 493 6296 Mobile: +34(0)629 419 007 Email: [email protected] Las Palmas ●Victor Conde Tel: +34(0)928 467 630 Fax: +34(0)928 465 547 Mobile: +34(0)676 057 807 Email: [email protected] Vigo ●Luz Baz Tel/Fax: +34(0)986 221 177 Mobile: +34(0)660 682 164 Email: [email protected] SRI LANKA Colombo ●Ranjan Perera Tel: +94(0)11 243 8326 / 248 3295 Fax: +94(0)11 278 5091 Mobile: +94(0)77 314 7005 Email: [email protected] SWEDEN Gä vle ●Peter Lövkvist Tel: +46(0)10 480 30 00 Fax: +46(0)87 23 18 03 Mobile: +46(0)70 626 77 89 Email: [email protected] Gothenburg ●Göran Larsson Tel: +46(0)10 480 31 14 Fax: +46(0)31 13 56 77 Mobile: +46(0)70 626 77 88 Email: [email protected] ●Göran Nilsson Tel: +46(0)10 480 31 21 Fax: +46(0)31 13 56 77 Mobile: +46(0)76 100 65 12 Email: [email protected] Helsingborg ●Sven Save Tel: +46(0)31 42 95 31 Fax: +46(0)31 42 95 01 Mobile: +46(0)70 57 49 713 Email: [email protected] Stockholm ●Carl Tauson* Tel: +46(0)8 791 4100 Fax: +46(0)8 212 595 Mobile: +46(0)70 59 26 896 Email: [email protected] ●Annica Barning Tel: +46(0)8 454 8405 Fax: +46(0)8 411 6940 Mobile: +46(0)70 57 49 714 Email: [email protected] TAIWAN Keelung ●Huang Yu-Sheng* Tel: +886(0)2251 50302 Fax: +886(0)2250 61046 / 78211 Mobile: +886(0)933 906 398 Email: [email protected] Taichung ●Sanders Chang Tel: +886(0)2658 4514 Fax: +886(0)2658 4517 Mobile: +886(0)955 415 705 Email: [email protected] TURKEY Istanbul ●Muzaffer Civelek Tel: +90(0)216 347 3771 Fax: +90(0)216 347 4991 Mobile: +90(0)535 663 3124 Email: [email protected] UKRAINE Odessa ●Nataliya Yefrimenko Tel: +380(0)482 429 901 / 902 Fax: +380(0)482 429 906 Mobile: +380(0)503 366 792 Email: [email protected] UNITED KINGDOM Aberdeen ●Norrie McVicar* Tel: +44(0)1224 582 688 Fax: +44(0)1224 584 165 Mobile: +44(0)7768 652 257 Email: [email protected] Bristol ●Bill Anderson Tel/Fax: +44(0)151 427 3668 Mobile: +44(0)7876 794 914 Email: [email protected] Liverpool ●Tommy Molloy Tel: +44(0)151 639 8454 Fax: +44(0)151 346 8801 Mobile: +44(0)7764 182 768 Email: [email protected] South Shields ●Neil Keith Tel: +44(0)191 455 1308 / 1224 582 688 Fax: +44(0)191 456 1309 Mobile: +44(0)7748 841 939 Email: [email protected] Tilbury ●Chris Jones Tel: +44(0)20 8989 6677 Fax: +44(0)20 8530 1015 Mobile: +44(0)7921 022 600 Email: [email protected] UNITED STATES Baltimore ●Arthur Petitpas Tel: +1(0)410 882 3977 Fax: +1(0)410 882 1976 Mobile: +1(0)443 562 3110 Email: [email protected] Houston ●Shwe Tun Aung Tel: +1(0)713 659 5152 Fax: +1(0)713 650 8629 Mobile: +1(0)713 447 0438 Email: [email protected] Los Angeles ●Stefan Mueller-Dombois Tel: +1(0)562 493 8714 Fax: +1(0)562 493 7190 Mobile: +1(0)562 673 9786 Email: [email protected] Miami ●Hans Saurenmann Tel: +1(0)321 783 8876 Fax: +1(0)321 783 2821 Mobile: +1(0)305 360 3279 Email: [email protected] Morehead City ●Tony Sacco Tel/Fax: +1(0)252 726 9796 Mobile: +1(0)252 646 2093 Email: [email protected] New Orleans ●Dwayne Boudreaux* Tel: +1(0)504 581 3196 (ext 7) Fax: +1(0)504 568 9996 Mobile: +1(0)504 442 1556 Email: [email protected] New York ●Enrico Esopa* Tel: +1(0)718 499 6600 (ext 240) Fax: +1(0)718 832 8870 Mobile: +1(0)201 417 2805 Email: [email protected] Portland ●Martin Larson Fax: +1(0)503 286 1223 Mobile: +1(0)503 347 7775 Email: [email protected] Puerto Rico See separate listing for Puerto Rico Seattle ●Lila Smith Tel: +1(0)206 533 0995 Fax: +1(0)206 533 0996 Mobile: +1(0)206 818 1195 Email: [email protected] ●Jeff Engels* Tel: +1(0)206 633 1614 Fax: +1(0)206 675 1614 Mobile: +1(0)206 331 2134 Email: [email protected] Tampa ●Tony Sasso Tel: +1(0)321 784 0686 Fax: +1(0)321 784 0522 Mobile: +1(0)321 258 8217 Email: [email protected] *sebagai koordinator ITF Federasi Buruh Transport Internasional Anda butuh bantuan? Jika ya, hubungi kami dan berikan informasi Berikut adalah informasi yang perlu anda sampaikan kepada kami saat anda membutuhkan pertolongan ITF. Anda dapat menghubungi ITF Actions Team, Maritime Operations Department, email: [email protected] atau fax:+44 20 7940 9285 atau +44 20 7357 7871. Ini adalah data informasi yang harus anda siapkan: ➨ Nama anda Data-data anda (akan dirahasiakan) ➨Nomor telepon anda ➨Jabatan anda dikapal (contohnya AB) ➨Kewarganegaraan anda ➨SNama kapal ➨Type kapal ➨Bendera ➨Nomor IMO ➨Posisi terkini kapal ➨Pelabuhan berikutnya + ETA ➨Jumlah dan kewarganegaraan Data-data kapal Patrice Terraz awak kapal ➨Jenis dan jumlah muatan ➨Nama pemilik/operator kapal ➨Uraikan masalah anda Apa masalahnya? dengan jelas. ➨Berapa lama masalah ini sudah anda alami? ➨Adakah masalah lain yang serupa dikapal? ➨Sudah berapa lama anda dikapal? ➨Bantuan apa yang anda inginkan? (contohnya : gaji yang belum terbayar, pemulangan dll). ●Mau melakukan aksi protes? ●Baca dulu ini! ITF berkomitmen untuk membantu para pelaut yang bekerja dikapalkapal FOC guna memperoleh upah yang layak dan dilindungi oleh perjanjian kolektif. Kadangkala para pelaut disuatu tempat harus melakukan suatu tuntutan hokum dipengadilan setempat. Dilain waktu dapat juga melakukan boikot terhadap suatu kapal. Setiap aksi yang dilakukan harus sesuai dengan kondisi daerah tersebut. Tindakan yang dibenarkan disuatu Negara, dapat saja dipersalahkan dinegara lain. Hal pertama yang harus anda lakukan adalah menghubungi perwakilan ITF setempat. Anda dapat menghubunginya melalui alamat email dan nomor telepon yang ada pada halaman tengah bulletin ini. Anda membutuhkan saran dan petunjuk mengenai aturan-aturan hukum setempat sebelum melakukan tindakan apapun. Hukum dibeberapa Negara tidak memperbolehkan anda maupun teman-teman anda melakukan mogok dan untuk kasus demikian maka perwakilan ITF setempat akan menjelaskan kepada anda. Dibanyak Negara, kunci untuk memenangkan perselisihan adalah dengan pemogokan. Namun sekali lagi, anda harus memperhatikan petunjuk dari perwakilan ITF setempat. Anda berhak melakukan pemogokan dimanapun selama kapal anda berada dipelabuhan dan bukannya dilaut. Dalam aksi pemogokan maka yang paling pokok adalah semua orang harus tetap disiplin, teratur dan kompak. Dan ingat, hak untuk mogok adalah hak asasi setiap orang yang dijamin dibanyak Negara, baik oleh hukum maupun konstitusi Negara tersebut. Apapun yang anda pilih untuk dilakukan, jangan lupa berbicara terlebih dahulu dengan wakil ITF setempat sebelum anda melakukannya. Dengan bekerja sama kita dapat memenangkan perjuangan demi keadilan dan hakhak kita. ANTIGUA AND BARBUDA BAHAMAS BARBADOS BELIZE BERMUDA BOLIVIA BURMA/MYANMAR CAMBODIA CAYMAN ISLANDS COMOROS CYPRUS EQUATORIAL GUINEA FRANCE (second register) GEORGIA GERMANY (second register) LEBANON LIBERIA GIBRALTAR HONDURAS MALTA MARSHALL ISLANDS JAMAICA Bendera Kemudahan MAURITIUS MONGOLIA NETHERLANDS ANTILLES NORTH KOREA PANAMA SÃO TOMÉ & PRÍ NCIPE SRI LANKA ST. VINCENT & THE GRENADINES TONGA VANUATU Ini adalah bendera-bendera kebangsaan kapal yang oleh Federasi Buruh Internasional disebut BENDERA KEMUDAHAN Sebagai tambahan, ada negara-negara tertentu tempat pendaftaran kapal yang melaksanakan pendaftaran dari kapal ke kapal yang beroperasi dibawah bendera kemudahan. KANTOR ITF, 49-60 BOROUGH ROAD, LONDON SE1 1DR TEL: +44 (0)20 7403 2733 FAX: +44 (0)20 7357 7871 EMAIL: [email protected] INTERNET: WWW.ITFGLOBAL.ORG International Labour Organisation/M Crozet Pelaut memperoleh sebuah ketentuan baru tentang hak-hak asasi Konvensi Buruh Maritim 2006 berhasil membuat dan menetapkan ketentuan-ketentuan baru untuk para pelaut. 6 halaman ini adalah sebagai panduan singkat untuk mengetahui arti dari konvensi tersebut bagi anda. www.itfseafarers.org P elaut segera akan melihat manfaat nyata dari kondisi kerja mereka, sebagai hasil dari Konvensi Buruh Maritim ILO, 2006, dengan nama lain dikenal dengan Seafarers’ Bill of Rights (aturan hak asasi pelaut). Konvensi ini memberikan hak dan perlindungan yang komprehensif di tempat kerja bagi pelaut diseluruh dunia. Yang paling penting, ada sistim penegakan yang komprehensif untuk semua kapal, meskipun negara benderanya belum menandatangani konvensi. ITF dan afiliasinya memainkan sebuah peran utama dalam membuat konvensi tersebut di ILO. “Ini adalah kendaraan nyata untuk perubahan dan sebagai alat untuk peningkatan kualitas ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 27 ➡ Konvensi Buruh Maritim dalam industri maritim,”kata John Whitlow, sekretaris ITF seafarer’s section. “ kita memperjuangkan hak pelaut di konvensi, kalimat demi kalimat, isu demi isu. Sekarang kita ingin pelaut menggunakannya, dan berani menyatakan komplain jika mereka tidak menerima hak mereka.” MLC 2006, akan diberlakukan 12 bulan setelah ratifikasi oleh sekitar 30 negara anggota ILO dengan total porsi sekitar 33 persen dari berat kotor tonase kapal dunia. Saat ini, lima negara telah meratifikasi konvensi tersebut, yakni Bahama, Liberia, Kepulauan Marshall, Nigeria dan Panama. Menurut ILO, standar tinggi ratifikasi tersebut didesain untuk mencapai perubahan yang nyata bagi sektor ini, tidak hanya tanda tangan simbolis. Negara-negara yang bertanggung jawab untuk meregulasi kondisi-kondisi pada mayoritas armada niaga dunia perlu mengimplementasikan standar-standar di tingkat nasional. Konvensi Buruh Maritim adalah aturan/ ketentuan hak pelaut, yang diperjuangkan oleh ITF dan afiliasinya. Ini memberikan hak dasar dan perlindungan di tempat kerja. MLC menyatakan bahwa pelaut berhak atas: ➨Tempat kerja yang selamat dan aman ➨Syarat dan kondisi kerja yang saling menguntungkan ➨Kondisi tinggal dan kerja yang layak ➨Perlindungan social seperti akses ke perawatan medis, perlindungan kesehatan dan kesejahteraan. MLC juga memiliki sistim penegakan yang komprehensif, tetapi pelaut perlu melaporkan masalah-masalah mereka agar sistimnya dapat bekerja dengan baik.problems for the system to work. medis, perlindungan kesehatan dan kesejahteraan. ATURAN DASAR Pelaut didefinisikan sebagai seseorang yang dipekerjakan, berhubungan atau bekerja dalam kapasitas apapun di atas kapal yang dicakup konvensi. Ini termasuk riding gangs dan staf katering pada kapal-kapal pesiar, begitu juga dengan personil lainnya. Konvensi ini mencakup/berlaku pada semua kapal, kecuali dinyatakan lain. Kapal-kapal yang tidak dimasukkan adalah yang hanya berlayar di pedalaman, kapal ikan, kapal perang and peralatan militer lainnya, serta kapal-kapal yang dibuat secara tradisional seperti dhow dan junks. Pelaut harus berusia lebih dari 16 tahun, dan anda harus memiliki surat keterangan medis yang menyatakan fit untuk tugas anda. Konvensi ini membahas kondisi kerja, akomodasi, fasilitas rekreasi, makanan dan katering, perlindungan kesehatan, perawatan medis, kesejahteraan dan perlindungan jaminan sosial; MLC mengingatkan semua orang bahwa hak dasar yang berhubungan dengan pekerjaan harus dipertahankan. Ini termasuk; ● Hak kebebasan berserikat – hak anda untuk bergabung dengan serikat pekerja pilihan anda ● Pengakuan efektif untuk hak berunding secara kolektif – hak dari serikat pekerja anda untuk berunding PKB (Perjanjian Kerja Bersama) atas nama anda. Secara singkat, anda memiliki hak untuk memilih tempat kerja yang selamat dan aman, dimana standar-standar harus dipatuhi, dimana anda memiliki syarat-syarat kerja yang adil, kondisi tinggal dan kerja yang layak serta perlindungan sosial seperti akses ke perawatan 28 Fokus MLC Buletin Pelaut ITF 2010 HAK-HAK ANDA Gaji Anda memiliki hak untuk dibayar secara teratur dan penuh, paling tidak secara bulanan, dan sesuai dengan kesepakatan atau PKB. Majikan anda harus memberikan kepada anda slip gaji bulanan. Catatan lembur harus disimpan oleh Nakhoda dan anda wajib memberikan persetujuan atas kebenarannya setiap bulannya. Majikan anda harus memastikan bahwa anda dapat mengirimkan semua atau sebagian dari penghasilan anda ke kampung halaman. Anda juga punya hak untuk menolak adanya biayabiaya yang tidak masuk akal untuk pelayanan seperti itu. Hak-hak anda termasuk: ● Anda harus mendapatkan secara penuh semua yang menjadi hak yang harus dibayarkan saat berakhirnya pengerjaan. ● Tidak ada pengurangan yang dapat dilakukan terhadap gaji anda, termasuk biaya untuk mendapatkan pekerjaan, kecuali dinyatakan sebagai diijinkan oleh hukum nasional atau kesepakatan dalam PKB. JAM KERJA DAN JAM ISTIRAHAT Jam kerja normal didasarkan atas delapan jam sehari dengan satu hari istirahat dalam seminggu. Negara bendera kapal dapat memutuskan apakah akan mendasarkan pada batasan jam kerja maksimum atau jam istirahat minimum. Jam kerja maksimum : ●Anda tidak boleh bekerja lebih dari 14 jam dalam satu periode 24 jam. ● Anda tidak boleh bekerja lebih dari 72 jam dalam satu periode tujuh . Jam istirahat minimum ● Anda harus mendapatkan paling sedikit 10 jam istirahat dalam satu periode 24 jam. ● Anda harus mendapatkan paling sedikit 77 jam istirahat dalam satu periode tujuh hari. Jam istirahat dapat dibagi menjadi tidak lebih dari dua periode, satu periodenya harus tidak boleh kurang dari 6 jam. Anda tidak boleh bekerja lebih dari 14 jam tanpa istirahat. Tetapi dalam situasi darurat saat keselamatan kapal dan kru dalam bahaya, atau untuk memberikan bantuan pada kapal atau orang lain yang berada dalam masalah di laut, Nakhoda dapat menunda jadwal kerja hingga masalah tersebut teratasi. Pengaturan Jam Kerja Semua kapal harus menampilkan pengaturan jam kerja di atas kapal dalam bahasa yang berlaku di kapal dan bahasa Inggris. Hal tersebut harus termasuk: ● Jadwal tugas jaga dilaut dan dipelabuhan ● Jam kerja maksimum atau waktu istirahat minimum yang diminta oleh undang-undang atau PKB yang berlaku. Catatan jam kerja dan jam istirahat harus dicatat sehingga dapat diperiksa kembali untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi/aturan. Anda harus menerima salinan jam kerja/istirahat anda yang telah disahkan. Hak untuk Cuti Anda berhak untuk mendapatkan cuti dengan bayaran dan cuti darat serta hak cuti tahunan minimum yang dihitung berdasarkan 2,5 hari untuk setiap satu bulan kalender kerja. Pemulangan Anda punya hak untuk dipulangkan dengan tanpa membayar biaya apapun. Periode maksimum yang bisa diharapkan dari anda untuk bekerja di atas kapal sebelum mendapatkan hak pemulangan dengan biaya pemilik kapal adalah 12 bulan. Akomodasi dan fasilitas rekreasi Negara bendera kapal harus menggolkan undang-undang dan regulasi yang mewajibkan kapal mengibarkan bendera mereka untuk memenuhi standar kelaikan akomodasi yang harus diinspeksi untuk pemenuhan kepatuhan. Makanan dan katering Kapal harus membawa bahan makanan dan air minum yang berkualitas dan menyediakannya dengan gratis selama periode kerja anda. Perbedaan agama dan budaya juga harus dipertimbangkan. Koki kapal harus terlatih dan berkualifikasi ➡ www.itfseafarers.org “ Hak-hak tidak diberikan kepada kita oleh pemerintahpemerintah negara, kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Tidak mudah untuk mendapatkannya. Serikat pekerja harus bekerja bersama untuk mencapai tingkat ketentuan hak yang seperti ini. ” Oleh Jon Whitlow ITF terlibat aktif dalam semua perundingan MCL. TIni adalah rangkaian kerja yang sangat inovatif : dalam hal konvensi-konvensi ILO, ini jauh lebih detail dari biasanya. Kita menghabiskan banyak waktu terkait masalah kepatuhan serta penegakan aturan, dan kami merasa ini sudah paling baik dari kemungkinan yang ada, mengingat perlunya meyakinkan perjanjian tripartit. Setiap kapal yang berbobot lebih dari 500 GT, yang beroperasi di perairan internasional atau antar pelabuhan di negara yang berbeda, harus memiliki sertifikat buruh maritim. Ini berarti mayoritas kapalkapal dunia perlu sertifikat ini. Untuk pertama kalinya, akan ada inspeksi regular tentang hak sosial dan buruh global. Dan bahkan kapal yang tanpa sertifikat dapat diinspeksi. Tetapi pelaut sekarang harus memainkan peran mereka. Kami meminta pelaut untuk berdiri tegak dan berjuang, serta menggunakan hak mereka, dengan mengajukan komplain jika hak mereka tidak diberikan. Jika pelaut melaporkan adanya klausul anti serikat pekerja, gaji tidak dibayar atau dobel pencatatan, untuk pertama kalinya ini akan ada di bawah wewenang PSC. Pelayaran FOC telah menutup mata terhadap hak-hak sosial dan perburuhan. Meskipun ada kewajiban menurut hukum internasional, sekarang hal ini akan dapat ditegakkan. Hak-hak tidak diberikan kepada kita oleh pemerintah-pemerintah negara, kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Tidak mudah untuk mendapatkannya. Serikat pekerja harus bekerja bersama untuk mencapai tingkat ketentuan hak yang seperti ini. Dan serikat pekerja berjuang untuk meningkatkan hak-hak sosial dan kerja minimum. Ini tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menurunkan hak-hak yang sudah ada. Jika digunakan dengan baik, konvensi ini akan menjadi senjata yang utama. ITF terus bekerja terkait MLC. Kita sekarang sedang terlibat untuk melobi ratifikasinya, dengan serikatserikat pekerja nasional. Dari tanda yang terlihat, nampaknya akan banyak yang meratifikasi. Kita sedang melatih inspektur-inspektur ITF, dan membuat panduan dan kertas fakta yang disederhanakan. Pelaut harus menghubungi para inspektur karena mereka memiliki peran kunci dalam memastikan pemberian hak-hak pelaut. Puncaknya, kita akan mengukur keberhasilannya dengan apa yang dapat diraih konvensi tersebut di dunia nyata dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang-orang di darat.” TIMO telah memutuskan bahwa tema ditahun ini dalam World Maritime Day (Hari Maritim sedunia) 2010 – yang akan diperingati selama seminggu mulai 20 sampai 24 September – yaitu "Tahun Pelaut". Tujuan dari pada IMO adalah "memberikan penghargaan kepada pelaut diseluruh dunia atas kontribusi unik dari mereka kepada masyarakat dan berbagai resiko yang mereka pikul dalam menjalankan tugasnya disuatu lingkungan yang sering tidak bersahabat". www.itfseafarers.org Sumber foto: International Labour Organisation/M Crozet ITF dan Konvensi Pekerja Maritim (MLC) APA MAKNANYA BAGI SAYA Inspektur ITF Ilpo Minkkinen, Inspektur ITF, Serikat Pelaut Finlandia (FSU) “ Saya telah berpartisipasi dalam pertemuanpertemuan dengan pemerintah dan pengusaha tentang legislasi nasional kita. Kita harus mengubah legislasi kita untuk dapat mengimplementasi dan meratifikasi MLC 2006. Saya ingin mengingatkan para pemilik kapal dan perwakilan pemerintahan bahwa MLC 2006 hanyalah standar minimum dan kita selalu dapat mengubahnya menjadi lebih bak; misalnya terkait akomodasi, fasilitas rekreasi, makanan dan katering. Saya telah berkunjung kapal-kapal berbendera Finlandia dan berdiskusi dengan para pelaut, wakil komite keselamatan dikapal dan pengurus serikat pekerja serta meminta pendapat mereka tentang masalahmasalah ini. Tetapi keprihatinan saya adalah bahwa para pemilik kapal berpikir MLC 2006 adalah standar maksimum dan bukan minimum. Jika sebuah kapal tidak dilindungi oleh perjanjian kerja bersama yang diterima oleh ITF, maka perjanjian kerja serta gaji akan merujuk pada upah minimum yang direkomendasikan ILO. Di negara kami, kami tidak menerima gaji standar ILO di kapal FOC ataupun yang berbendera nasional, tetapi pejabat PSC cukup memperhatikannya. Jadi saya yakin petugas PSC akan menerapkan aturan-aturan yang memberikan perlindungan kepada kita. Puncaknya saya rasa pekerjaan saya sebagai seorang inspektur ITF akan sama saja seandainya MLC 2006 diberlakukan. Kami memiliki serikat pekerja yang kuat di Finlandia dan akan 30 berhasil dalam kampanye FOC kami untuk mengamankan upah layak serta kondisi kerja yang baik. Bagi para pelaut dengan bendera nasional kami, ada perubahan kecil. Tetapi bagi para pelaut yang ada di atas kapal FOC akan ada peluang untuk meminta bantuan dari lembaga PSC dinegara kami terkait MLC 2006. Saya yakin mereka akan menghubungi kami untuk meminta bantuan, khususnya ketika menyangkut persoalan gaji. Mereka dapat mengandalkan pada kami untuk melakukan upaya yang terbaik. Apapun yang terjadi, saya yakin para pelaut akan selalu memerlukan serikat pekerja yang kuat juga dukungan yang kuat dari ITF untuk membela hak-hak dasar mereka..” Petugas pelayanan Pelaut Roger Harris, Komite Kesejahteraan Internasional(ICSW) “ MLC 2006 memberikan peluang penting untuk meningkatkan profil kesejahteraan pelaut dan memasukkannya dalam agenda maritim. Ini akan berarti lebih banyak kerja bagi ICSW untuk memastikan bahwa aturanaturan kesejahteraan dalam MLC dipahami secara menyeluruh dan dilaksanakan. Ini berarti membangun kemitraan yang konstruktif dengan para pemilik kapal dan manajer, pelabuhan, pemerintah, dan organisasi-organisasi kesejahteraan untuk memastikan regulasiregulasi wajib dipatuhi dan mengadopsi panduanpanduan yang dibuat sendiri. Ini berarti akan lebih Buletin Pelaut ITF 2010 banyak kerja untuk saya, karena saya harus memastikan bahwa ICSW memainkan peran utama dalam implementasi regulasi-regulasi dan panduan-panduan kesejahteraan yang ada dalam MLC. MLC memperjuangkan hak pekerja terkait perlindungan, perawatan kesehatan, langkah-langkah kesejahteraan dan bentuk perlindungan sosial lainnya. MLC adalah sebuah langkah maju, tidak seperti konvensikonvensi lainnya, konvensi ini berlaku di semua negara, meskipun negara yang bersangkutan tidak meratifikasinya. Ini juga seharusnya berarti akses lebih baik untuk layanan kesejahteraan serta fasilitas bagi pelaut. Konvensi tersebut adalah sangat penting karena mengakui bahwa pelaut adalah manusia dengan hak atas kesejahteraan yang harus dihargai dan ditegakkan. Konvensi tersebut juga mengakui pentingnya pemberian layanan kesejahteraan serta fasilitas-fasilitas, baik di kapal maupun di darat serta membangun strukturstruktur yang dapat mewujudkannya.” “ MLC adalah sebuah langkah maju, tidak seperti konvensikonvensi lainnya, konvensi ini berlaku di semua negara, meskipun negara yang bersangkutan tidak meratifikasinya. ” International Labour Organisation/J Maillard Konvensi Buruh Maritim ➡ yang layak, kecuali untuk kapal yang jumlah krunya kurang dari 10 orang atau untuk kapal yang lama pelayarannya tidak lebih dari sebulan. Perlindungan kesehatan dan keselamatan serta pencegahan kecelakaan Anda berhak untuk tinggal dan bekerja dalam sebuah lingkungan yang aman dan sehat dimana budaya keselamatan dan kesehatan selalu aktif dipromosikan. Jika anda berada di kapal dengan lima atau lebih pelaut, anda harus memilih atau menunjuk seorang wakil untuk terlibat dalam komite keselamatan kapal. Perawatan medis di atas kapal dan di darat Ketika anda berada di kapal anda harus dapat melindungi kesehatan anda dan dapat secara cepat mengakses perawatan medis, termasuk perawatan gigi, jika anda memerlukannya. Kondisi anda seharusnya tidak lebih buruk dari orang-orang yang bekerja di darat. Ini berarti anda harus dapat secara cepat mengakses obat yang diperlukan, perlengkapan medis dan fasilitas untuk diagnosis, penanganan dan juga informasi atau petunjuk penanganan medis. Untuk kapal yang membawa 100 atau lebih penumpang, pada perjalanan internasional atau lebih dari tiga hari, harus ada seorang dokter bersertifikat di kapal. Tanggungan Pemilik Kapal Pemilik kapal bertanggung jawab terhadap biaya apa saja akibat dari kondisi sakit, luka atau kematian yang terhubung dengan kerja anda, dari tanggal anda mulai kerja hingga anda dipulangkan, atau dapat mengklaim biaybiaya medis dalam kerangka skema asuransi/kompensasi. Jika anda memerlukan obat, perawatan medis, atau harus pergi jauh dari rumah padahal kondisi anda sedang dalam perawatan, pemilik kapal harus membayar biayanya hingga anda sembuh atau sampai anda telah berhenti bekerja karena cacat permanen.Tanggung jawab pemilik kapal untuk membayar biaya-biaya tersebut terbatas www.itfseafarers.org International Labour Organisation/M Crozet “ Jika anda berada di kapal dengan lima atau lebih pelaut, anda harus memilih atau menunjuk seorang wakil untuk terlibat dalam komite keselamatan kapal. ” sekitar pelabuhan untuk melindungi kesehatan dan kebugaran mereka. Hal-hal tersebut harus dapat anda akses dengan mudah terlepas apapun kebangsaan, ras, warna, jenis kelamin, agama, pilihan politik, kelas sosial dan bendera kapal anda. Pemilik kapal harus, jika memungkinkan, memberikan cuti darat- ini bukan kewajiban yang melekat dalam tugas PSC. Jaminan sosial Anda dan keluarga anda memiliki hak mendapatkan akses untuk perlindungan jaminan sosial. Negara harus menyediakan paling tidak tiga bidang jaminan sosial dan bidang yang direkomendasikan, yakni perawatan medis, biaya perawatan jika sakit dan akibat kecelakan kerja. PEREKRUTAN, PENEMPATAN DAN PERJANJIAN KERJA Agen pengawakan yang menawarkan layanan perekrutan tidak boleh meminta biaya atas pekerjaan yang mereka carikan untuk anda. Biaya yang dapat ditagihkan ke anda hanyalah surat keterangan dokter/medis, buku pelaut nasional, paspor atau dokumen perjalanan serupa lainnya. Biaya visa harus dibayar oleh pemilik kapal. Perjanjian Kerja Pelaut Akses ke fasilitas kesejahteraan yang di darat. Anda berhak atas perjanjian atau kontrak kerja yang menjelaskan tentang kondisi akomodasi dan kerja yang layak di atas kapal. Perjanjian/kontrak tersebut harus ditandatangani oleh anda dan pengusaha anda, mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan secara sah. Atas nama pengusaha, perjanjian/kontrak dapat ditandatangani oleh pemilik kapal, perwakilan pemilik kapal atau pihak lain yang mengambil alih tugas dan tanggung jawab operasi kapal. Semua informasi tentang persyaratan dan kondisi kerja, termasuk PKB, harus dapat secara bebas diakses oleh setiap orang yang ada di kapal dan tersedia untuk inspeksi di pelabuhan. Semua pelaut yang bekerja di atas kapal harus memiliki akses atas layanan yang berada di Apa saja yang ada dalam perjanjian kerja anda? hingga 16 minggu dari hari didapatnya luka/penyakit, jika dinyatakan dalam undangundang/regulasi nasional. Jika anda tidak mampu bekerja sebagai akibat dari luka/penyakit anda harus mendapatkan gaji penuh sepanjang anda masih di kapal. Ketika anda pulang, maka undang-undang nasional atau PKB akan menentukan apakah anda tetap mendapatkan gaji penuh, sebagian atau pembayaran tunai. Pembayaran-pembayaran tersebut mungkin terbatas hingga 16 minggu dari didapatkannya luka/penyakit. www.itfseafarers.org ● Nama lengkap anda, tanggal dan tempat lahir ● Nama dan alamat pemilik kapal ● Tempat dan tanggal ditandatanganinya perjanjian ● Posisi di kapal misalnya Masinis-III, A/B, Cook ● Jumlah gaji anda dan bagaimana penghitungannya ● Jumlah cuti tahunan yang dibayar ● Kondisi pengakhiran kontrak kerja, termasuk waktu pemberitahuan untuk perjanjian kerja yang tidak tertentu ● Tanggal kadaluwarsa – jika kontrak kerja adalah waktu tertentu anda berhak tahu kapan akan berhenti kerja ● Pelabuhan tujuan – jika kontrak kerja adalah untuk tujuan perjalanan tertentu anda harus tahu berapa lama dari sejak anda tiba hingga anda selesai kerja ● Jaminan kesehatan dan sosial disediakan oleh pemilik kapal ● Rincian hak pemulangan anda ● Acuan ke PKB, bila berlaku demikian ● Rincian lain sebagaimana diminta oleh hukum nasional. APA YANG TERJADI JIKA PELAUT TIDAK MENERIMA HAK-HAK TERSEBUT? Sebagai seorang pelaut anda dapat melakukan komplain di kapal kepada Perwira senior, Nakhoda, pemilik kapal atau pejabat negara bendera kapal. Anda juga dapat mengajukan komplain ke petugas PSC /inspektur ketenagakerjaan. Anda tidak harus melakukannya sendiri, orang lain, misalnya inspektur ITF atau petugas pelayanan dapat melakukannya untuk anda. Negara-negara bendera kapal, negara pelabuhan dan negara pemasok tenaga kerja, semuanya memiliki tanggung jawab untuk memastikan kepatuhan dan penegakan terhadap hal-hal yang diminta oleh MLC. Prosedur mengajukan komplain di kapal ➡ Harus ada prosedur yang tersedia di kapal anda yang membuat anda dapat mengajukan Buletin Pelaut ITF 2010 31 Konvensi Buruh Maritim APA MAKNANYA BAGI SAYA Petugas PSC Luigi Giardino, petugas PSC Italia “Adanya konvensi MLC, akan menjadi medan pertarungan yang setara bagi mitra tripartit, memberikan manfaat pada pemerintah (negara bendera kapal), pemilik kapal dan para pelaut. Sudah saatnya masyarakat pelaut dan mitra sosial bekerja lebih dekat untuk memastikan semua pelaut mempunyai kondisi kerja yang layak. Sebelumnya, banyak konvensi maritim yang membuat kesulitan bagi pemerintah-pemerintah negara untuk memenuhi dan menerapkan semua standarnya. Banyak dari standar yang ada sudah ketinggalan jaman, dan tidak merefleksikan kondisi kerja dan realita hidup saat ini di atas kapal. Ada kebutuhan untuk mengembangkan sistim penerapan dan kepatuhan yang lebih efektif yang akan membantu menghapuskan kapal-kapal di bawah standar. Juga perlu adanya kerjasama dengan sistim internasional yang sudah mapan dalam penegakan standar-standar internasional bagi keselamatan dan keamanan kapal serta perlindungan lingkungan yang telah diadopsi oleh International Maritime Organization. Kapal harus disertifikasi ➡ untuk memastikan bahwa mereka sejalan dengan prinsipprinsip internasional MLC. Diharapkan bahwa ini akan membuat lebih mudah dalam mengidentifikasi kapal-kapal yang perlu diinspeksi. Sebuah kapal yang disertifikasi menurut otoritas bendera dimana kapal itu berhak membawanya akan lebih sedikit diinspeksi di luar negeri. Pengawas pelabuhan perlu lebih fokus terutama pada kapal yang, kondisinya terlihat dibawah standar. Ini termasuk kapal-kapal yang tidak disertifikasi jika negara bendera mereka belum meratifikasi konvensi.” Pengurus serikat pelaut nasional Juan Luis Villalon, inspektur ITF, Chili “ Di Chili, kita telah memainkan bagian yang besar dalam pengembangan MLC di tingkat nasional. Kami baru saja menciptakan Badan Pekerja Niaga Maritim, yang menyatukan serikat pekerja maritim, federasi, lembaga kursus, perwira dan bawahan. Kami, sebagai pekerja, sekarang memiliki peran yang unik dalam melakukan pendekatan pada otoritas komplain tentang pelanggaran terhadap Konvensi dan hak anda, termasuk hak untuk tinggal dan bekerja dalam kondisi yang layak. Anda harus mencoba menyelesaikan persoalan anda di level terendah mungkin, meskipun anda punya hak untuk langsung ke Nakhoda, atau otoritas eksternal seperti perwakilan negara bendera kapal. Anda punya hak untuk didampingi seorang perwakilan atau sesama pelaut dan dalam situasi apapun anda tidak dapat dikorbankan hanya karena anda mengajukan komplain/keluhan. Jika komplain tidak dapat diselesaikan di kapal, anda harus 32 Buletin Pelaut ITF 2010 berwenang jika kita punya permintaan dan masalah, dan selalu berkonsultasi dalam setiap pembuatan rancangan peraturan yang baru. Secara politis, ILO selalu ingin Chili meratifikasi atau paling tidak mengadopsi beberapa konvensi. Pemerintah kami memutuskan untuk memulai sebuah konsultasi tripartit terkait MLC. ILO melihat sebuah kesempatan yang sangat bagus dalam mempromosikan hal ini di Amerika Latin dan mengadakan seminar di kantor sub-Regional mereka. Semua pihak melihat persoalan-persoalan yang mereka pikir harus dimasukkan. Beberapa isu relevan adalah adanya perbedaan antara pengawakan yang memenuhi standar dan pengawakan komersial, pentingnya departemen “ Kami, sebagai pekerja, sekarang memiliki peran yang unik dalam melakukan pendekatan pada otoritas berwenang jika kita punya permintaan dan masalah, dan selalu dikonsultasikan bersama. ” merujuk hal tersebut ke darat, bisa ke pemilik kapal atau otoritas negara bendera kapal, negara pelabuhan atau institusi yang ada di negara anda. Ketika anda naik ke kapal, anda harus mendapatkan salinan prosedur pengajuan komplain/keluhan di kapal. PEMENUHAN Setiap negara bendera kapal punya hak untuk menentukan sendiri bagaimana memenuhi MLC sehingga kondisinya akan berbeda dari satu negara bendera ke negara bendera kapal yang lain. Ini diperbolehkan sepanjang hal-hal yang katering di kapal, jam kerja, akomodasi dan sertifikasi. Meskipun kapal-kapal yang terdaftar secara nasional muncul dalam beberapa bagian dari konferensi ini. Sebuah draf sudah dibuat sebagai sebuah laporan untuk memulai konsultasi. Banyak otoritas menghadiri konferensi termasuk kementrian tenaga kerja, Direktorat ketenagakerjaan (Bagian pengawasan), sub-sekretariat maritim, sekretariat kesehatan, otoritas maritim, asosiasi pemilik kapal dan pekerja. Kami melobi para otoritas maritim dan pemilik kapal untuk melibatkan sebanyak mungkin orang dalam isu-isu tersebut. Ini adalah langkah awal untuk sebuah putaran perundingan formal dan resmi dengan pemerintah dan pemilik kapal. Sepanjang tahun tersebut, semua isu terkait implementasi MLC dibahas, khususnya, isuisu yang melibatkan modifikasi regulasi-regulasi internal kami, seperti Kode Etik Perburuhan, STCW Nasional, regulasi kerja di kapal, hukum pelayaran, dst. ketika draf akhir selesai dan mendapatkan persetujuan dari semua pihak, sebuah laporan kemudian dikirim ke ILO dan sekarang ini, kami harus melaporkan dalam Konferensi Hemisfir terkait MLC (Hemispheric Conference on MLN) di Barbados, dimana saya akan membantu sebagai perwakilan pekerja.” diminta oleh Konvensi terpenuhi dan kapal tersebut mematuhi standar negara benderanya, yang harus dijelaskan dalam Declaration of Maritime Labour Compliance( DMLC). Di samping terhadap DMLC, setiap kapal berbobot lebih dari 500 GT, yang beroperasi di perairan internasional antar pelabuhan di negara yang berbeda, harus memiliki sertifikat buruh maritim. Sertifikat tersebut untuk mengkonfirmasi bahwa kapal tersebut telah memenuhi ketentuan Konvensi. ● Untuk informasi lebih lanjut kunjungi : www.itfseafarers.org www.itfseafarers.org Rob Bremner/reportdigital.co.uk Seorang pelaut dan keluarganya mendatangi Mersey Mission to Seafarers di Liverpool. Pusat pelayanan pelaut Manfaatkan mereka atau mereka akan hilang Pusat pelayanan kesejahteraan mungkin akan ditutup jika tidak mendapatkan pengunjung yang cukup, dan pelaut akan kehilangan pusat-pusat pelayanan tersebut. www.itfseafarers.org P elaut telah menghadapi waktu yang sulit pada tahun 2009. Banyak kapal tidak lagi beroperasi dan masa kontrak kerja menjadi lebih lama. Ketika jumlah kargo di kapal lebih sedikit, kapal butuh waktu lebih singkat untuk memuat, dan kru menghabiskan waktu yang lebih sedikit untuk turun ke darat. Ini berarti bahwa pusat-pusat pelayanan pelaut juga mati suri. Hal itu disebabkan kurangnya pengunjung, atau kalaupun mereka berkunjung mereka tidak punya uang untuk berbelanja. Penghasilan rutin seperti menjual bir dan makanan kecil/minuman telah menurun karena pembatasan yang lebih ketat terkait konsumsi alkohol. Penjualan kartu telepon dan penghasilan dari layanan telepon telah menurun sejak tarif pulsa telepon semakin lebih murah. ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 33 “ Kebutuhan pelaut telah berubah misalnya ada kebutuhan akan pusat pelayanan yang lengkap dengan akomodasi dan pusat pelayanan tidak harus besar-besar tetapi haruslah sebisanya lebih dekat ke pelabuhan. ” Pusat pelayanan Pelaut Diperkirakan ada 650 pusat pelayanan pelaut dipelabuhan diseluruh dunia. Banyak yang dioperasikan oleh anggota Asosiasi Maritim Kristen Internasional (ICMA). ITF Seafarers’ Trust dengan ICMA, mendanai workshop di Hong Kong untuk mengumpulkan semua manajer pusat pelayanan dan Chaplain dari seluruh dunia. Para manajer tersebut memfokuskan perhatiannya pada faktor yang krusial dan pengalaman terbaik yang telah dipraktikkan untuk membuat pusat pelayanan pelaut sukses. ➨Pusat pelayanan harus lebih fokus pada kebutuhan pelaut ➨Infrastruktur (lokasi, aksesibilitas, arsitektur) pusat pelayanan. ➨Integritas orang dan layanan yang berhubungan dengan pusat pelayanan ➨Prilaku dan profesionalisme staf dan sukarelawan ➨Hubungan pusat pelayanan dengan otoritas setempat, perusahaan-perusahaan pelayaran dan masyarakat setempat ➨Transportasi yang dapat diandalkan harus disediakan ➨Penggalangan dana adalah bagian yang penting untuk mempertahankan layananlayanan yang berharga ini buat pelaut Kelompok diskusi tersebut mengidentifikasi sejumlah isu, antara lain: Pusat pelayanan harus dapat menawarkan suatu pelayanan yang istimewa, dan dengan berkumpulnya mereka maka para manajer pusat pelayanan itu bisa lebih diyakinkan agar mereka sungguh-sungguh memenuhi kebutuhan dari Pelaut. ➡ Perwakilan dari beberapa pusat pelayanan pelaut seluruh dunia berkumpul di Hong Kong pada bulan Oktober 2009 untuk melihat bagaimana pusat-pusat pelayanan ini dapat terus buka dan tetap memberikan dukungan bagi pelaut. Pelaut Filipina, Nonoy Baldon, datang ke kelompok yang bertemu tersebut untuk berbagi pengalamannya tentang pusat pelayanan pelaut yang disambanginya akhir-akhir ini. Nonoy mengatakan bahwa awak kapal sangat gembira dapat bertemu dengan para pengunjung yang dating kekapal mereka dipelabuhan, khususnya jika para pelaut dapat dibantu untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka. Ia berbicara tentang sedemikian mudahnya pelaut dieksploitasi oleh para pedagang di pelabuhan dan pernah sekali Ia harus membayar US$100 sebagai biaya sewa taksi selama 25 menit menuju kota. Di bar setempat mereka sering dilihat dan “diberikan” banyak snak dan makanan serta minuman yang ujung-ujungnya mereka disodori tagihan US$500 pada malam itu. Di pelabuhan lain Chaplain berkunjung kekapal dan membawa mereka jalan-jalan termasuk ke pusat pelayanan pelaut. Nonoy berkomentar saat itu sangat menyenangkan melihat rumput dan gunung dan setelah jalanjalan para awak kapal sangat gembira dan mereka telah berbicara tentang pengalaman mereka bahkan ketika sudah selesai kerja di 34 Buletin Pelaut ITF 2010 akhir kontrak kerjanya. Hennie La Grange, Sekertaris Jenderal ICMA, berkata, “workshop secara jelas memperlihatkan gairah dan profesionalisme para delegasi, dan kualitas perhatian yang diberikan kepada pelaut oleh pusat-pusat pelayanan ini. ICMA bangga dapat memberikan dedikasi yang demikian untuk melayani pelaut. Kami berharap bahwa hasil workshop tersebut akan menjadi acuan kerja bagi semua pusat pelayanan pelaut” Roy Paul dari ITF Seafarers Trust juga membantu memimpin workshop tersebut. Ia mengatakan, “Sangat jelas bahwa pusat-pusat pelayanan tersebut masih merupakan bagian yang sangat penting dalam menyediakan kesejahteraan bagi para pelaut. MLC 2006 menekankan kebutuhan untuk fasilitas kesejahteraan yang berbasis di pelabuhan dimana pusat-pusat pelayanan ini sudah ada di banyak pelabuhan”. “Kebutuhan pelaut telah berubah misalnya ada kebutuhan akan pusat pelayanan yang lengkap dengan akomodasi dan pusat pelayanan tidak harus besar-besar tetapi haruslah sebisanya lebih dekat ke pelabuhan. Di atas semua itu meskipun pusat-pusat pelayanan itu masih digunakan oleh Pelaut, saya harap para pelaut akan tetap dapat mengunjungi pusat-pusat pelayanan kapanpun mereka bisa terutama untuk mendukung operasional pusat-pusat pelayanan tersebut!”. www.itfseafarers.org ITF Seafarers’ Trust Meningkatnya penggunaan kontainer telah mempengaruhi kesejahteraan pelaut. Bongkar muat kapal dapat dilaksanakan hanya dalam hitungan jam dan tidak lagi hari sehingga kesempatan untuk turun ke darat yang tersedia bagi pelaut sangat terbatas. Dibeberapa tempat, kesempatan untuk mengunjungi pusat pelayanan pelaut dikota atau diluar pelabuhan telah terkena dampaknya. Cepat atau lambat kita melihat bahwa kontainer dapat digunakan dalam rangka memenuhi kesejahteraan pelaut. Di pelabuhan-pelabuhan diseluruh dunia, banyak kontainer yang dirubah menjadi pusat pelayanan pelaut. Pelaut mendapatkan sejumlah manfaat dengan fasilitas pelayanan kontainer baru ini. Yang paling penting, kontainer ini dapat dipindahkan lebih dekat ke dermaga, yang memudahkan untuk kunjungan. Ini mengapa ITF Seafarers’ Trust mendanai dan mendorong pelaut untuk menggunakannya. Wisma kontainer Pada tahun 2009 ITF Seafarers Trust mendanai pembukaan pusat pelayanan pelaut kontainer di pelabuhan General Santos, Filipina. Proyek tersebut dikoordinasikan dengan bantuan otoritas pelabuhan dan Chaplain Sr. Susan O. Bolanio. Bolanio bersama dengan Uskup Gutierrez melakukan pendekatan pada MARINA (Maritime Industry and National Administration), Bea Cukai, Penjaga Pantai dan Otoritas Pelabuhan Filipina (PPA). TPPA berkomitmen untuk menyediakan ruangan bagi Apostleship of the Sea Services. Perusahaan pengapalan buahbuahan multinasional, Dole Philippines, mendonasikan container berukuran 40ft melalui general managernya Kevin Davis. Perusahaan membangun bangunannya, menambah pintupintunya serta jendela, lantai dan membuat lapisan-lapisan selama kurang dari sebulan, dan mengubahnya menjadi pusat pelayanan pelaut. Drop-in center pelaut Stella Maris lokasinya sangat strategis bagi awak kapal yang turun kedarat karena dapat ditempuh www.itfseafarers.org Sebuah solusi baru? Laporan ROY PAUL tentang inovasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Pelaut. dengan jalan kaki dari kapal. Pusat pelayanan ini memiliki warnet dan telepon, termasuk menyediakan makanan ringan dan taman kecil dimana pelaut dapat duduk di malam hari dan rileks. ITF Seafarers’ Trust telah mendanai sejumlah proyek serupa. Di pelabuhan Cebu, Filipina, dua buah container berukuran 40 ft telah dirubah menjadi pusat pelayanan pelaut. Dan di pelabuhan Marseille Perancis, bangunan dengan bagian temporer yang menyediakan tempat alternatif yang mirip sebuah kontainer¸ dipergunakan sebagai drop-in center. Pelaut yang tiba di Pelabuhan Apapa Nigeria, di Lagos, juga dapat menemukan pusat pelayanan kesejahteraan yang sangat dekat dengan pelabuhan. Otoritas pelabuhan menawarkan sebuah tempat di sisi menara pengawas pelabuhan, dan senter baru yang didanai ITF dengan empat komputer yang terhubung dengan internet. Pelaut bisa mendapatkan minuman ringan dan cindera mata dari daerah setempat. Amos Kuje, sekretaris pengurus Kesejahteraan Pelaut Nasional, berkata, “Dengan bantuan otoritas pelabuhan, kami telah mampu membangun pusat pelayanan di sini. Program-program yang direncanakan untuk para pelaut di senter ini termasuk menjadi tuan rumah bagi pelaut dari kapalkapal kargo, container, curah dan ro-ro yang tiba di terminal Apapa. “Ruang dalam pusat pelayanan digunakan untuk relaksasi, tenis meja dan bulu tangkis. Layanan bis gratis tersedia untuk digunakan mengunjungi tempattempat yang¬ menarik, berbelanja, ke gereja dan ke masjid. Para sukarelawan telah mengikuti Kursus Pengunjung Kesejahteraan Kapal yang disponsori oleh ICSW. Mereka mengunjungi kapal-kapal secara teratur dan tetap bertugas dipusat pelayanan untuk memberikan pelayanan bagi pelaut setiap hari dari jam 9 pagi-9 malam”. Kontainer adalah cara paling baik untuk melayani pelaut dengan fasilitas-fasilitas yang bermanfaat, yang dekat dengan pelabuhan. Jika kebutuhan pelabuhan berubah maka kontainer tinggal dipindahkan ke tempat lain saja. Barnabas Epu adalah seorang sukarelawan di pusat pelayanan Apapa dan Ia mengatakan, “Kami telah memiliki banyak pengunjung yang ke pusat pelayanan sejak dibukanya. Kami beruntung ada di lokasi ini di dalam pelabuhan terkait adanya ISPS Code, para pelaut dapat dengan mudah dating kesini. Kami juga berada ditempat yang aman, yang memungkinkan pelaut untuk berkunjung. Pelaut heran melihat pusat pelayanan ini di dalam pelabuhan dan mereka bahagia karena dapat menghubungi keluarga mereka”. Tom Holmer dari ITF Seafarers’ Trust berkata, “kita akan terus mendanai pusat-pusat pelayanan model begini untuk membantu pelaut mengakses layanan yang mereka butuhkan. Kami senang bahwa ditempat dimana pusatpusat pelayanan ini dibangun, perusahaan pelayaran lokal dan otoritas pelabuhan merespon dengan positif dalam penyediaan kontainer dan lokasi untuk menempatkan kontainer. Ditempat-tempat yang sama otoritas pelabuhan merespon kebutuhan-kebutuhan kesejahteraan pelaut, dimana pelabuhan-pelabuhan mereka telah menyediakan listrik dan layanan air, ini merupakan bantuan yang luar biasa”. Buletin Pelaut ITF 2010 35 IITF Seafarers dibuat dalam bahasa Cina, Rusia dan Spanyol Koordinator bidang Maritim ITF, Stephen Cotton, menerangkan kepada kita tentang website ITF Seafarers yang telah beroperasi selama 18 bulan. APA TUJUAN ITF MEMBUAT SUATU WEBSITE KHUSUS UNTUK PELAUT? SC: Sebagian besar pelaut mengetahui tentang ITF dan apa yang dapat kita lakukan untuk mereka. Tetapi kita kekurangan suatu media dimana hanya dengan sekali pencet pelaut bisa menemukan informasi yang relevan tentang ITF. Adalah juga penting bagi kita untuk memberikan yang lebih kepada Pelaut dengan memberikan lebih banyak pilihan interaktif dalam situs tersebut. Kami berharap agar hal ini dapat membantu kita dalam berkomunikasi dengan pelaut. HAL-HAL BARU APA YANG ANDA SEDIAKAN KEPADA PELAUT MELALUI SITUS INI? SC: Pelaut saat ini bisa mencari informasi tentang kapal mereka dan menjadi informasi-informasi penting lainnya, seperti apakah kapalnya dilindungi dengan perjanjian ITF atau apakah kapalnya telah diperiksa oleh ITF. Terdapat juga satu forum diskusi interaktif, yaitu Crew Talk, dimana pelaut bisa saling berbagi pengalaman tentang sesuatu yang mereka alami. Konten baru yang lain adalah Inspektur Blog, yang terbukti sangat populer. Tampaknya banyak yang berminat mengetahui tentang apa yang dikatakan oleh para inspektur, berbagi pengalaman diantara mereka dan nasihat yang mereka tawarkan. Terdapat juga berita mingguan, yang disusun sedemikian rupa sehingga pelaut bisa tetap mengetahui perkembangan-perkembangan yang mempengaruhi mereka. SEJAUH INI, SEBERAPA SUKSESKAH WEBSITE TERSEBUT? SC: Kami mendapatkan tanggapan balik yang cukup fantastik dari para pelaut yang telah mengunjungi situs ini, dan komunikasi timbale balik semakin berkembang dan sangat memberikan harapan. Sekarang semakin banyak pelaut yang menghubungi kami melalui situs ini. Dan tahun ini, dengan diluncurkannya situs ini dalam beberapa versi bahasa, yang dalam hal ini masih terus dikembangkan, maka kami harapkan kiranya situs ini akan semakin bermanfaat. ANDA TADI MENGATAKAN SITUS DALAM BEBERAPA BAHASA? SC: Ya, tahun ini kami meluncurkan situs ini dalam bahasa Cina, Rusia dan Spanyol. Kami benar-benar berupaya untuk mewujudkan ini dan berharap bahwa situs ini akan menampilkan pembicara-pembicara non-English lebih mudah diakses terutama berbagai informasi serta saransaran menyangkut ketenagakerjaan dan hak serikat buruh. APA SELANJUTNYA TENTANG SITUS INI? SC: Tahun ini kami ingin agar sebanyak mungkin pelaut dapat mengetahui berbagai hal dengan mengunjungi website ini melalui beberapa versi bahasa. Kami juga secara terus-menerus berupaya untuk mengembangkan isinya. Kedepan kami akan menampilkan informasi kepada para pelaut tentang Hak-hak asasi Pelaut (Maritime Labour Convention 2006). HOMEPAGE: www.itfseafarers.org dirancang untuk semua tingkat pengguna web. Anda bisa memilih bahasa anda menggunakan selector disebelah kanan atas homepage untuk mencari menu. ITF Seafarers meliputi berita mingguan maritim, informasi tentang hak anda, dan satu blog reguler dari inspektur ITF. APA YANG DIKATAKAN OLEH BEBERAPA PENGGUNA : Tetaplah bekerja dengan baik ITF. habfan Selamat – Kerja yang hebat. Dean Saya berterima kasih karena dapat menemukan situs ini. kabiyakngmarino CREW TALK: Jika anda berlayar selama berbulan-bulan pada suatu saat rasa keterasingan akan menjadi suatu masalah. Anda dapat menghubungi pelaut lain dan bercakap-cakap tentang berbagai pengalaman anda melalui Crew Talk, yang adalah merupakan forum diskusi secara online. Sangat mudah untuk mendaftar dan nantinya akan tersedia dalam bahasa Cina/Rusia/Spanyol. Bacon Ini adalah situs yang hebat teruskan! seachaplain Saya sangat bergembira karena ITF dapat membantu mereka INSIDE THE ISSUES: Berbagai isu kami kelompokkan bersamasama menjadi satu bagian yang memuat berbagai isu pilihan isu yang langsung terkait dengan kepentingan pelaut, dan selanjutnya dapat terhubung keberbagai informasi maupun saran praktis dengan hanya tinggal mengklik saja. www.itfseafarers.org Situs yang hebat. denz Terima kasih. Anda benarbenar hebat. jacksplin Thanks ITF! This is a great move. joey Terima kasih ITF! Ini benar-benar sesuatu yang hebat. chaplainds Selamat bergabung di situs yang bagus ini. Robert Dickson 37 Reuters/Bobby Yip ITF telah mengumpulkan para ahli dari kalangan serikat buruh dan industry pelayaran untuk memberikan gambaran pengaruhnya terhadap pelaut, terkait krisis ini: Anda perlu baca hal ini. Disusun oleh Nichola Smith dari unit kebijakan maritime di kantor pusat ITF. Diatas : kontainer-kontainer yang tak terpakai terlihat ditimbun didepo kontainer dekat suatu wilayah hunian di Hong Kong barat laut pada tahun 2009. 38 Buletin Pelaut ITF 2010 Mencermati P angsa pelayaran mungkin adalah industri paling mengglobal di dunia. Dalam krisis saat ini, globalisasi ekonomi berarti bahwa banyak industri dunia terkena dampak dari terpuruknya ekonomi negara-negara dalam mata rantai global. Kehilangan pekerjaan merambah semua sektor pasar maritim, meningkatnya penelantaran pelaut dan tertunda serta tidak dibayarnya gaji para pelaut. ITF dan afiliasinya di seluruh dunia sedang mencoba untuk melakukan tindakan dalam rangka menangkal hal ini dan mencegah situasi terburuk yang akan dialami oleh para pelaut, tetapi para pemilik kapal juga sedang dalam kesulitan, khususnya mereka yang tidak bermain aman ketika mereka dalam masa-masa menguntungkan. Kami telah mengumpulkan tujuh ahli di bidangnya dengan tujuan meminta mereka memberikan pendapat mereka terkait krisis ini, saran seperti apa yang ditawarkan serta menjelaskan apa yang telah terjadi sejak merebaknya situasi ini. Mereka adalah: Igor Pavlov – Presiden Seafarers’ Union of Russia (SUR); Jacqueline Smith – Presiden dari Norsk Sjømannsforbund di Norwegia; Abdulgani Y Serang – Sekertaris Jenderal merangkap bendahara dari National Union of Seafarers’ of India; Nick Bramley – dari UNIA di Switzerland dan Ketua seksi pelayaran sungai, danau dan penyebarangan; Paddy Crumlin – National Secretary dari Maritime Union of Australia; Brian Martis – Sekertaris Jenderal dari International Maritime Employers’ Committee; Giles Heimann –Direktur Group Business Services Director of V-ships. Bagaimana pengaruh krisis ekonomi terhadap pekerjaan anda? Igor Pavlov Kondisi ekonomi secara alamiah akan mempengaruhi serikat pekerja; ada lebih banyak klaim terhadap perlindungan terhadap hak dan tidak dilaksanakannya pasalpasal perjanjian kerja bersama (PKB); tetapi kebanyakan klaim adalah terkait tertundanya gaji. Jumlah kasus penelantaran telah meningkat secara drastis; kasus-kasus ini – dimana para pemilik kapal meninggalkan kapal tanpa bahan pokok yang cukup, makanan, gaji serta pemulangan – adalah hal tersulit, semua kasus penelantaran yang sekarang kita sedang tangani adalah kapal-kapal yang tidak memiliki PKB. Jacqueline Smith Sebagai sebuah serikat pekerja kami telah melihat semakin www.itfseafarers.org Krisis Ekonomi banyaknya kapal-kapal yang dilabuhkan, dan hal tersebut berakibat di PHK-nya awak kapal. Seorang shop steward anggota kami telah meminta bantuan dari serikat pekerja menyangkut masalah tersebut dan terkait hakhak hukum serta perjanjian kerja awak kapal. Para pemilik kapal mengganti bendera kapalkapal mereka dari Norwegian Ordinary Register (NOR) menjadi FOC dan mengganti para pelaut Norwegia dengan pelaut dari Negara-negara lain yang gaji dan kondisi kerjanya jauh lebih rendah. Karena banyak dari kapal-kapal ini beroperasi di wilayah perairan Norwegia dan diwilayahwilayah dalam yurisdiksi Norwegia maka tindakan ini dapat dikategorikan sebagai social dumping. kategori tertentu dampak negatifnya lebih dari yang lain. Khusus untuk jalur trayek angkutan sungai adalah pengangkutan muatan curah (minyak, logam, biji besi, biji2an, bahan bangunan dsb) serta kontainer. Pada krisis saat ini, tutupnya beberapa pabrik berimbas pada angkutan logam dan biji besi serta pasar kontainer. Kita juga harus dapat bertahan dalam musim panas yang kering serta surutnya air. Ada banyak ketidakpastian tentang masa depan karena banyak dari para pemberi kerja adalah operator pemilik yang kekurangan modal serta tidak memiliki persiapan yang cukup ketika harus menghadapi krisis. Abdulgani Y Serang India sebagai (GFC) telah berdampak pada pekerjaan di MUA terkait dua hal. Pertama, kebutuhan yang sangat besar terkait sumber daya tambahan bagi anggota, khususnya stevedoring (usaha B/M) dimana konsekwensi ekonomi GFC yang memberikan dampak utamanya. Beberapa pelabuhan muatan curah mengalami penurunan hingga 60 persen dari tonase muatan keseluruhan dalam kondisi normal, pelabuhan-pelabuhan secara umum mengalami pengurangan 30 persen dalam hal muatan secara keseluruhan, semuanya terjadi hanya dalam beberapa bulan. Secara alamiah, hilangnya pekerjaan serta pengurangan jam yang parah baru terjadi pertama kali ini dalam lebih dari satu dekade. Kedua, ini membuat kita dan mitra aliansi serikat pekerja berpikir dan bertindak secara sebuah Negara yang ekonomi sedang berkembang, cukup stabil dan tidak terkena dampak pada tingkat yang sama sebagaimana Negara-negara ekonomi maju. Untuk kami, krisis ekonomi ini lebih merupakan persepsi pikiran daripada fisik. Dengan pengalaman dari Negaranegara ekonomi maju, kita dapat menarik pelajaran dan berada dalam posisi yang lebih baik ketika harus menghadapi krisis. Nick Bramley Dipelayaran lokal, dampaknya sangat dramatis dengan total penurunan hingga 25 persen tetapi untuk www.itfseafarers.org Paddy Crumlin Krisis Finansial Global strategis di tingkat kebijakan nasional dan internasional. Itu adalah tantangan bagi gerakan serikat pekerja – apakah kita memiliki kapasitas baik secara organisasi maupun secara intelektual untuk meningkatkan diri sehingga mampu menghadapi tantangan dan mencoba mempengaruhi respon kebijakan? Brian Martis Krisis telah mempengaruhi industri pelayaran dengan begitu signifikan. Ada sejumlah kapal tambat dan pasar belum pulih pada tingkat yang tidak menyebabkan kebangkrutan, Konsekwensinya, banyak pemilik kapal berada dalam kesulitan keuangan. Implikasinya bagi para pelaut adalah bahwa beberapa pemilik kapal tidak dapat memenuhi kewajiban mereka, tergantung pada manajer kapal yang baik untuk menyadari tandatanda peringatan tersebut dan kemampuan mereka untuk memastikan kapan pelaut dihentikan kerjanya dan dipulangkan sebelum situasinya tidak dapat dikendalikan lagi. Giles Heimann Krisis telah sangat mempengaruhi pekerjaan kami, keuntungan menguap. Saat ini ada 12 persen kapal kontainer sedang tambat, beberapa laporan bahkan mengatakan ini masih dapat meningkat hingga 30%. Para pemilik kapal mencoba untuk ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 39 Reuters/Thierry Roge ➡ Para pelaut Eropa melakukan protes untuk menuntut upah serta kondisi kerja yang lebih baik didekat kantor pusat Komisi Eropa di Brussels. memangkas biaya-biaya dan menghemat uang, hal tersebut terlihat dalam perundingan Forum Perundingan International (IBF) yang hingga saat ini belum mencapai kesepakatan. Para pemilik kapal di IMEC adalah para pemilik yang bertanggung jawab tetapi mereka telah keluar dari bisnis dan pelaut keluar dari pekerjaan, para pemilik kapal menghargai adanya pengertian dari keluarga besar ITF bahwa ini adalah masa sulit bagi semua pihak. Bagaimana respon anda untuk membantu anggota? Serikat pekerja menawarkan saran serta bantuan hukum kepada awak kapal ketika berunding dengan Perusahaan tentang siapa yang harus diphk atau dirumahkan didasarkan terutama atas senioritas, kriteria-kriteria lain juga dapat dipertimbangkan. Kami sedang melobi Pemerintah Norwegia untuk membuat regulasi bagi pengoperasian kapal di wilayah yurisdiksi guna mengamankan pendapatan dan lapangan pekerjaan sesuai standard Norwegia, terlepas apa kebangsaan para pelaut. JS Dalam semua kasus yang dilaporkan oleh pelaut kepada serikat pelaut Rusia tentang berbagai masalah (tertundanya gaji, masalah dengan repatriasi, dsb.) serikat pekerja ini berupaya melakukan berbagai hal untuk membantu mereka melalui perundinganperundingan dengan pengusaha, permintaanpermintaan dukungan dari ITF atau dari serikat pekerja lainnya, melalui klaim-klaim legal, surat ke pemerintah dan kadang ke Presiden (sebagaimana yang kita lakukan untuk awak kapal Arctic Sea). IP 40 Buletin Pelaut ITF 2010 Fokus Pelaut dapat dengan mudah mengambil langkah-langkah untuk dapat berada pada posisi sebaik mungkin, apapun yang terjadi dalam ekonomi. ➨Ketahui hak-hak anda ➨Bergabung ke serikat pekerja ➨Tingkatkan keahlian anda Untuk informasi lebih lanjut dan bantuan terkait semua hal di atas, kunjungi www.itfseafarers.org dimana anda dapat bergabung dalam debat di forum-forum kita. Meskipun krisis ekonomi telah berdampak pada lalu lintas muatan secara nasional maupun internasional, tetapi belum ada hilangnya pekerjaan secara substansial pada para pelaut India. Secara persentatif, pelaut India tidak mengalami penurunan secara drastis, dan mereka tetap mempertahankan porsi pekerjaan di pelayaran dunia. AS Kita harus memastikan bahwa langkahlangkah yang diambil tidak untuk merespon krisis, yang nantinya juga akan kembali “normal”. Jadi di lintas pelayaran lokal kita telah secara aktif terlibat dalam lobi politik untuk menentang meningkatnya penggunaan buruh murah yang bersumber dari luar Eropa. Bagi pelaut, wilayah utama kita selama ini adalah bekerja keras untuk membuat Konvensi Buruh Kelautan (MLC) segera diratifikasi oleh Swiss. Hal tersebut kita harapkan dapat tercapai dalam tahun 2010 (lihat halaman xx untuk informasi lebih lanjut tentang MLC). NB Pada tingkat paling awal, kita memberikan peluang kepada para anggota untuk menemukan solusi terbaik yakni PC phk atau pengurangan jam kerja. Mereka memberikan respon yang kreatif dengan mengidentifikasi sebuah solusi yang mengaitkan keduanya yakni dengan tetap memproteksi pekerjaan tetapi mengurangi biaya untuk pengusaha, sehingga dapat meminimalkan hilangnya pekerjaan. Jika ada phk yang diterima, hampir semuanya terjadi dengan suka rela, perjanjian kerja bersama menawarkan paket phk yang menarik. Serikat pekerja juga berhasil melobi untuk mendapatkan bantuan pemerintah secara khusus dalam memberikan transisi bagi buruh B/M yang terkena phk dengan diberikan pelatihan pelaut, dengan prospek untuk mendapatkan posisi sebagai Integrated Ratings. Kita juga bekerja di tingkat nasional, dengan mendesak pemerintah untuk mengadopsi paket stimulus ekonomi yang difokuskan untuk penciptaan lapangan kerja secepatnya dan di tingkat internasional dengan ITF serta ITUC untuk mempengaruhi debatdebat di forum seperti G20. Bagaimana perbandingan keterpurukan ekonomi saat ini dengan kejatuhan ekonomi global sebelumnya? Keterpurukan saat ini adalah pengecualian. Situasi ini terjadi sebagai akibat dari kegagalan ekonomi di Amerika. Globalisasi telah membuat apa yang terjadi di AS secara ekonomi maupun politik akan berpengaruh pada belahan lain di dunia. Supremasi dollar sebagai mata uang devisa dalam ancaman. Beberapa negara secara substansial telah mengurangi cadangan dollar serta aset mereka yang berbasis dollar. Juga, untuk pertama kalinya, minyak diperdagangkan dengan Euro. Yang berkepentingan dalam BM www.itfseafarers.org Krisis Ekonomi “ Ini adalah keterpurukan paling parah yang pernah diingat, yang mempengaruhi semua sektor ekonomi dan untuk industri kita, pelayaran dan pelabuhan, pelemahan kepercayaan kosumen memiliki dampak masif terhadap permintaan domestik dan juga pada impor-impor kita khususnya. ” pelayaran memperhatikan dengan sungguhsungguh terbukanya perkembanganperkembangan. Keterpurukan ini lebih dari sekedar siklus alami. Ini akan berlangsung selama dua atau tiga tahun terlepas apapun yang dikatakan oleh para politisi. Krisis dalam industry pelayaran yang terjadi di awal krisis minyak 1970 adalah hasil dari perubahan yang tidak diduga dan ekstrim terutama dalam permintaan untuk angkutan laut dengan menggunakan kapal tanker. JS Dalam penilaian saya, ini adalah keterpurukan paling parah yang pernah diingat, yang mempengaruhi semua sektor ekonomi dan untuk industri kita, pelayaran dan pelabuhan, pelemahan kepercayaan kosumen memiliki dampak masif terhadap permintaan domestik dan juga pada impor-impor kita khususnya. Australia bagaimanapun juga masih terlindungi karena komoditas suplai kargo lepas kami seperti batu bara dan biji besi ke tempat-tempat pembangkit listrik di Asia, yang meskipun terkena dampaknya tetapi berlangsung relatif singkat. Tidak ada keraguan bahwa lobi gerakan buruh terhadap pemerintah untuk stimulus ekonomi dini dan dalam jumlah besar serta pembaharuan fokus terkait pengembangan skill juga membantu meringankan penderitaan pekerja. PC Menurut pada ahli IMF, krisis global ini adalah yang terburuk sejak 1960. Menurut analisa berdasarkan 15 krisis yang terjadi sejak 1960, untuk 21 ekonomi maju, jika resesi berlangsung selama setahun akan membutuhkan lebih dari lima tahun untuk pemulihannya. Kelihatannya krisis sekarang ini akan berlangsung lama dan sulit pulih. IP Ini adalah yang terburuk yang bisa diingat. Tidak ada yang mengira kedatangannya. Terjadi begitu cepat dari kondisi yang begitu bagus menjadi begitu buruk, banyak yang berpikir bahwa kondisi bagus akan terus berlanjut begitu juga dengan permintaan kapalkapal tetapi ternyata kita hidup dalam dunia gelembung. Krisis masih akan berlangsung selama beberapa tahun mendatang. GH Dalam krisis sebelumnya banyak sekali yang kehilangan pekerjaan. Para Perwira dan bawahan India harus menunggu berbulan-bulan hingga mereka dapat bekerja kembali. Tapi untuk krisis saat ini, kehilangannya belum sampai pada tingkat itu. Gaji bawahan agak berkurang, gaji perwira belum turun, dan permintaan masih sangat banyak. AS Yang kita sadari sekali adalah terjadinya periode depresi di sini di Swiss, tidak diikuti oleh inflasi masif sebagaimana di krisis-krisis sebelumnya. Kita takut bahwa daya beli akan dipengaruhi oleh hal ini, yang justru akan memperpanjang krisis. NB www.itfseafarers.org Keragu-raguan pemerintah terkait stimulasi ekonomi masih sama. Ketika harus menyelamatkan bank-bank besar, uang sangat mudah digelontorkan. Kita perlu lebih banyak investasi publik dan dukungan bagi para penganggur muda dan penganggur jangka panjang. Dimana wilayah yang tumbuh dalam industri ini? Di Eropa, LNG (Gas Alam) akan memainkan peran penting dalam membantu upaya memperluas sumber-sumber suplai tradisional, khususnya yang berasal dari Rusia. Pertumbuhan ekonomi di Cina dan India (pertumbuhan di kedua negara tersebut tidak begitu terpengaruh dibandingkan dengan belahan dunia lain). Kedua negara tersebut lapar akan sumber daya dan ini akan memastikan peluang besar bagi pelayaran. BM Saya rasa Cina tidak akan menjadi penyelamat pemilik kapal sebagaimana yang diprediksikan semua orang, karena mereka adalah negara ekspor besar, sedangkan impor diluar wilayah non-pabrikan tidak begitu besar. Untuk saat ini, belum terlihat di wilayah mana akan terjadi pertumbuhan. Pangsa kapal kontainer telah terlihat tetapi pemulihannya akan berlangsung lambat. Mungkin para pemilik kapal Asia, khususnya Jepang, akan lebih dahulu pulih. GH Apa saran yang akan anda berikan pada pelaut yang menderita akibat krisis ini? Saran utama saya adalah agar mereka mengetahui haknya. Kita melihat banyak perusahaan yang mengambil jalan pintas ketika mem-phk awak kapalnya. Seorang pelaut tidak dapat mencegah pemilik kapal yang menambatkan kapal atau mengganti benderaatau menggantikan pelaut tersebut dengan tenaga kerja murah, tetapi mereka harus mengikuti aturan hukum dan perjanjian kerja bersama ketika melakukan hal tersebut. JS Ijinkan saya mengutip dua pribahasa Rusia tua: “Seekor ikan akan mencari tempat yang lebih dalam, dan seorang lelaki akan mencari tempat yang lebih baik” dan “Ketika sudah baik jangan mencari yang lebih baik”. Saya ingin menyarankan agar para pelaut berpegang pada IP ➡ Buletin Pelaut ITF 2010 41 Krisis Ekonomi ➡ yang kedua. Jika anda bekerja untuk sebuah perusahaan selama beberapa tahun jangan pernah pergi untuk mencari tawaran yang lebih baik. Jika anda sekarang mencari sebuah pekerjaan, harap ditanyakan ke serikat pekerja apakah ada perjanjian kerja bersama yang diterima ITF di kapal tersebut sebelum anda menandatangani kontrak kerja. Jika tidak ada PKB di kapal tersebut, saya sarankan agar jangan mengambil pekerjaan ini. Sempatkan waktu untuk mampir ke kantor SUR terdekat dimana anda akan mendapatkan informasi lebih banyak tentang perusahaan yang akan mempekerjakan anda. Jika anda bukan anggota serikat pekerja, anda dapat mendaftar menjadi anggota. Serikat pekerja bukan organisasi amal dan memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap anggotanya. Kami menyarankan agar pelaut kita memiliki pendangan yang positif dan mencoba untuk tetap pada pekerjaan mereka. Adalah lebih baik tetap bekerja dan meningkatkannya, daripada tidak mempunyai pekerjaan sama sekali. Pelaut India selalu gigih berjuang demi harapan industri pelayaran dunia. AS Kita semua berharap bahwa ini akan menjadi krisis singkat dan kita tahu akan ada kekurangan pelaut dan boatmen terampil/ahli dalam jangka panjang. Rekanrekan akan disarankan agar tidak kehilangan harapan dan tetap berhubungan dengan serikat pekerja yang ada di daerahnya untuk mendapatkan bantuan dan dukungan. Dan serikat pekerja harus mencari kemungkinankemungkinan untuk dapat membantu atau melobi untuk bantuan pelatihan, re-training, dan meningkatkan kualifikasi bagi mereka yang terkena dampak krisis ini sampai mereka mendapatkan pekerjaan lagi. NB Saran yang ingin saya tawarkan ke buruh B/M, pelaut dan serikat pekerja mereka adalah bahwa kita harus mengambil peluang yang ada saat ini. Kapitalisme hanya dapat berfungsi efisien dan stabil dengan berfungsinya pangsa tenaga kerja. Dan ini adalah sesuatu yang pekerja dan serikat pekerja dapat memberikan pengaruh yang besar. Meskipun demikian, kita harus bertindak secara bersama untuk mempengaruhi dampak potensial tersebut. PC Kapan menurut Anda kondisi akan mulai membaik secara finansial? Kemungkinan dua atau tiga tahun dari sekarang. BM 42 Buletin Pelaut ITF 2010 Saat ini saya menemukan laporan dari pers, baik terkait industri maupun lainnya, sangat memusingkan. Setiap hari mereka melaporkan pemulihan “green shoots”, laporan-laporan semacam ini tidak membantu, ada kebutuhan untuk pengakuan dari industri dimana kita ada di dalamnya dalam masa-masa finansial yang sulit, bisa saja berlangsung lima tahun sebelum kita dapat kembali mendekati situasi di saat kondisi bagus. Pengusaha kelautan di IMEC memiliki niat yang murni untuk menjalani semua ini tanpa harus mengorbankan pekerjaan, kita selalu menekankan pada mereka tentang pentingnya pelatihan staf, khususnya selama waktu-waktu sulit. GH Apa yang dapat dilakukan pelaut selama periode waktu tidak sibuk ini untuk memastikan bahwa mereka tetap dalam posisi terbaik ketika kondisi membaik? Bagi pelaut Norwegia, sebisa mungkin harus tetap bekerja dan juga menekuni spesialisasi disektor offshore. Tanpa bola Kristal, adalah tidak mungkin melihat apa yang akan terjadi. Sayangnya saya tidak yakin kita telah melihat “bagian bawah”nya dan saya khawatir anggota kita akan bekerja jika kita tidak dapat memastikan gaji dan kondisi kerja sesuai standard Norwegia di yurisdiksi Norwegian lainnya. JS Ketika pelaut tidak berada di kapal mereka harus berusaha untuk meningkatkan keahliannya. Mereka terutama AS sekali harus mencoba untuk mendapatkan keahlian-keahlian teknis yang akan membantu mereka dalam jangka panjang dan juga ketika situasi kembali positif dalam lapangan kerja. Orang India secara alami suka menabung dan pelautnya juga disarankan untuk melakukan perencanaan finansial dan mengamankan masa depan mereka. NUSI menyediakan semua dukungan yang diperlukan dalam hal konseling dan menyalurkan energy mereka secara positif. Pesan saya ke rekan-rekan di negaranegara penyuplai tenaga kerja – diri anda harus mengetahui informasi terkait kondisi berbagai perusahaan dan Negara yang mempekerjakan serta di atas segalanya adalah jangan biarkan diri anda “dijual terlalu murah”. Ini untuk memperkuat serikat pekerja di negara asal sehingga mereka dapat memberikan tekanan yang lebih pada pemerintah serta agen pengawakan untuk memastikan kondisi yang dapat diterima. Jika kita biarkan krisis ini memperlemah kepentingan kita, untuk mendapatkan kembali yang hilang akan butuh waktu bertahun-tahun. NB Untuk buruh B/M dan pelaut yang belum kehilangan pekerjaan, ada tanggung jawab baru untuk belajar dari pengalaman krisis agar menjadi lebih terorganisir dan lebih siap menghadapi masa depan. Bagi para buruh B/M yang mungkin telah kehilangan pekerjaan mereka, saya percaya bahwa menjaga hubungan dengan serikat pekerja adalah penting, mencari akses untuk pelatihan atau kesempatan training kembali (re-training) dan untuk mencari kesempatan agar dapat memasuki kembali industri yang dimaksudkan untuk tidak pernah mengijinkan krisis merendahkan hak pekerja di masa depan. Jika tidak ada pelajaran lain yang kita petik dari apa yang telah terjadi, serikat pekerja sepenuhnya memainkan peran penting dalam jalinan masyarakat untuk melindungi kepentingan pekerja. PC “ Jangan biarkan diri anda “dijual terlalu murah”. Ini untuk memperkuat serikat pekerja di negara asal sehingga mereka dapat memberikan tekanan yang lebih pada pemerintah serta agen pengawakan untuk memastikan kondisi yang dapat diterima. Jika kita biarkan krisis ini memperlemah kepentingan kita, untuk mendapatkan kembali yang hilang akan butuh waktu bertahun-tahun”. ” www.itfseafarers.org KECELAKAAN s KAPAL u r a h t u a l e p a r a P uinya! h a t e g n me Jika kapal anda mengalami kecelakaan, anda harus tahu bahwa ada aturan internasional yang mengatur tentang bagaimana anda harus diperlakukan secara wajar dalam suatu penyidikan dan/atau ditahan oleh penyidik akibat kecelakaan tersebut. Aturan tersebut merupakan petunjuk bersama IMO/ILO tentang Penanganan yang layak terhadap pelaut dalam peristiwa kecelakaan kapal. Aturan tersebut mengatur bahwa pelaut harus diperlakukan secara layak oleh pemerintah setempat dimana kecelakaan terjadi, negara bendera kapal, negara asal pelaut dan pemilik kapal. Sangat penting bagi anda untuk memahami hakhak anda yang diatur dalam petunjuk ini sehingga jika anda disidik atau ditahan akibat suatu kecelakaan kapal, anda sudah paham apa yang harus anda perbuat dan apa keinginan anda. Jika anda disidik tentang suatu kecelakaan yang menimpa kapal anda : Apabila anda menganggap perlu, mintalah didampingi pengacara sebelum anda menjawab setiap pertanyaan atau membuat pernyataan apapun kepada para penyidik baik itu dari pemerintah dimana kecelakaan itu terjadi atau dari negara bendera kapal, sehingga anda tidak membuat suatu kesalahan yang nantinya akan dipakai melawan anda dengan tuduhan criminal atau dalam proses hukum lainnya. Hubungi perusahaan anda dan/atau serikat buruh anda untuk mendapatkan saran-saran atau bantuan. Pastikan bahwa anda memahami betul semua yang anda katakan. Informasi lengkap tentang Fair Treatment Guidelines dapat diakses di : www.itfglobal.org/fairtreatment atau www.marisec.org/fairtreatment Jika anda merasa tidak mengerti sesuatu apapun : • mintalah kepada penyidik untuk menghentikan pertanyaannya. • mintalah bantuan penerjemah apabila anda membutuhkan. Sangat penting bagi anda untuk pertama-tama melindungi diri anda. Selanjutnya ikutilah saran-saran yang diberikan oleh perusahaan, serikat buruh atau pengacara anda, dan yang paling penting, keterangan yang anda berikan kepada para penyidik harus berdasarkan sukarela. Lindungi kepentingan anda dalam suatu kejadian kecelakaan kapal Bacalah panduan tentang perlakuan yang layak bagi anda Pahami hak-hak anda Jika tidak mungkin, mintalah bantuan! a d n a e in l n o n a Persinggah Website untuk pelaut dari sumber terpercaya Penjelasan tentang hak-hak anda Dapatkan informasi terkait kapal anda Pelajari dimana mendapatkan bantuan pada saat ada masalah Temukan apa yang dapat dilakukan oleh serikat pekerja/buruh untuk anda Online dengan rekan pelaut Menghubungi ITF