HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA
Transcription
HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA
HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU DI MTs. N 8 JAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh HASAN ARYANTO 106018200758 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H / 2014 M LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI skripsi ini berjudul : "Hubungan Iklim organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs. N 8 Jal<arta", disusun oleh Hasan Aryanto, NIM 106018200758, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarla dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal26 Februari 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam Program StudiManajernen Pendidikan. Jal<arta, 2B Februari 2014 Panitian Ujian Munaqasah (Ketua Program Studi) Tanggal Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd NrP. 19661009 199303 I 004 Penguji Tanda Tangan tvtY+1"( I a1ll - t9 Drs. H. Muarif SAM. M.Pd NIP. 19650717 t99403 I 005 Penguii II Dra. Manerah NIP. 19680323 199403 2 002 aY/ 4rg / 6Y ' Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Dra. Nuflena Rifa'I. MA.,Ph.D NrP. 19591020 198603 2 001 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs. N 8 Jakarta disusun oleh Hasan Aryanto, NIM. 106018200758, Skripsi berjudul Hubungan Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. J Yang Mengesahkan, Dosen Pembimbing Dr. Hasyim Asy'ari. M. Pd. NrP. 19661009. 199303.1.004 akuta, 07 F ebruari 201 4 UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul o'Hubungan rklim organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs. N g Jakartil' yang disusun oleh Hasan Aryanto, NIM : 106019200758. program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 07 Februari 20 14. Iakarta, 07 Februari 2014 o.. r. *u. NIP."^fi,',,u.,. 19661009.199303.1.004 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tan gan dibawah ini: Nama Hasan Aryanto Tempat/TglLahir Jakafta, 22 September 1988 NIM 1 Jurusan/Prodi Manajemen Pendidikan Judul Skripsi 060 I 820075 8 :' 'Hubungan lklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs.N 8 Jakafta" Dosen Pembimbing Dr. Hasyirn Asy'ari, M.Pd Dengan ini saya menyatakan bahwa: l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (Sl) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku ini telah saya di UIN Syarif Hidayatullah Jakafta 3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 07 Februari2014 qET^ffi ,irg?"*ro'"r';*" 5574FACF391 d-@^wW nasan h,ryanto NrM. 1060182007s8 ABSTRAK Hasan Aryanto, NIM: 106018200758. Hubungan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs. N 8 Jakarata. Skripsi Jurusan KIManajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru?”. Penelitian ini menggunakan metode survei dan rancangan korelasional. Populasi dari penelitian adalah 30 guru tetap pada MTs N. 8 Jakarta. Pada penelitian ini mengambil 30 guru (95%) yang pengambilannya secara random (acak). Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisener yang sebelumnya dianalisa terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Data hasil penelitian selanjutnya dianalisa dengan menggunakan rumus korelasi. Hasil penghitungan korelasi Product Moment antara variabel X dan variabel Y maka didapat rxy 0.627 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel 0.361 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel 0.463, dengan demikian pada taraf signifikansi 5% maupun 1% rhitung lebih besar dari rtabel ( 0.627 > 0.361 ). Ho ditolak sedangkan Ha diterima ini berarti tedapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Maka Berdasarkan hasil penghitungan koefisien determinasi diperoleh angka sebesar 39.30% hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh iklim kerja sekolah. Kinerja guru cukup besar ditentukan oleh iklim kerja sekolah dan kepuasan kerja guru bila dibandingkan dengan banyaknya faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi (seperti yang disebutkan pada latar belakang masalah), dan iklim kerja sekolah lebih dominan dari pada kepuasan kerja guru, untuk itu usaha meningkatkan kinerja guru perlu lebih diprioritaskan pada iklim kerja sekolah dan kepuasan kerja guru dari pada faktor-faktor yang lain, sehingga diharapkan usaha meningkatkan mutu pendidikan akan berhasil secara maksimal. Kata Kunci : Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja Guru ii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan untaian rahmat, hidayah dan karunia sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs.N 8 Jakarta” penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami saat menjalani proses penyelesaian skripsi. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. 1. Dra. Nurlena Rifai, MA., Ph.d, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, pembimbing skripsi sekaligus sebagai Ketua Jurusan KI-Manajemen Pendidikan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini. 3. Para dosen dan staf UIN Jakarta yang telah mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan KIManajemen Pendidikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama penulis kuliah di kampus ini. 4. Kepala sekolah serta bapak/ibu guru MTs. Negeri 8 Jakarta yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian skripsi ini. 5. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah KI-MP kelas MP B angkatan 2006. Khususnya teman seperjuangan dakwah islami Ust. Saipulloh S.Pd semoga ukhwah (persaudaraan kita tidak putus setelah wisuda) dan pertemanan kita kekal hingga akhir zaman. iii 6. Kepada seluruh keluarga besarku (Kedua Orang tuaku, Mertuaku, Sanak Family, Bude, Pakde, Om, Tante, Adik-adikku) yang telah memberikan dukungan baik moril dan materil, khususnya kepada Istriku Tercinta Dwi Sugiyanti dan anakku A. Hadi Baihaqie yang selalu mendukung dan mendo’akan penulis baik sempit atau lapang waktu, dengan hadirnya buah hati anak kami tercinta menjadi pacuan untuk kami agar mendapatkan kehidupan yang mumpuni kelak. Jakarta, 07 Februari 2014 Penulis iv DAFTAR ISI COVER ABSTRAK ...………………………………………………………….................. ii KATA PENGANTAR .…………………………………………………… …….. iii DAFTAR ISI .……………………………………………………………............. v BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… …….. 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………................. 1 B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….... 4 C. Pembatasan Masalah ……………………………………....................... 4 D. Perumusan Masalah …………………………………………………… 5 E. Tujuan Penelitian ……………………………………………................ 5 F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 5 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS .6 A. Kepuasan Kerja Guru ……………………………………………..….. 6 1. Pengertian Kepuasan Kerja Guru …………………………………… 6 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ..…………….. 8 B. Konsep Iklim Organisasi ……...………………………………………. 12 1. Pengertian Iklim Organisasi ………………………………………… 12 2. Dimensi-dimensi Iklim organisasi ………………………….…......... 16 3. Jenis-jenis Iklim Organisasi ………………………….….................. 20 4. Gaya Kepemimpinan Sebagai Pembentuk Iklim ………………........ 24 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi …………......... 25 C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 27 D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….. 30 A. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………………………. 30 B. Metodologi Penelitian ………………………………………………..... 31 C. Populasi dan Sampel …………………………………………………... 31 D. Variabel Penelitian …………………………………………………….. 32 v F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 32 G. Instrument Penelitian ………………………………………………...... 32 1. Variabel Iklim Kerja Sekolah (Variabel X)……………………........ 32 2. Kisi-kisi Instrument Iklim Kerja Sekolah …………………….......... 33 3. Variabel Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y)………………………. 36 4. Kisi-kisi Instrument Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y) …….......... 36 H. Teknik Analisa Data …………………………………………………. 38 1. Uji validitas ………………………………………………………... 38 2. Uji Reliabilitas ……………………………………………………... 39 F. Teknik Analisa Data ………………………………………………..... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………………... 44 A. Gambaran Umum MTs.N 8 Jakarta ………………………………........ 44 1. Sejarah MTs. Negeri 8 Jakarta …………………………………...... 44 2. Visi dan Misi ………………………………………………………. 46 3. Jumlah Guru dan Siswa……………………………………………. 46 a). Jumlah Guru dan Status ………………………………………… 46 b). Jumlah Siswa …………………………………………………… 48 4. Keadaan Sarana dan Prasarana …………………………………….. 49 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………………………………………. 50 1. Deskripsi Data Variabel Iklim Kerja Sekolah (X)……………......... 50 2. Deskripsi Data Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y)……………….. 52 C. Analisis Data ………………………………………………………….. 53 D. Interpretasi Hasil Penelitian …………………………………………... 54 E. Pengujian Hipotesis …………………………………………………… 55 F. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………...... 57 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… 58 A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 58 B. Saran …………………………………………………………………. 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer dan penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik itu dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberhasilan suatu pendidikan tentunya tidak akan lepas dari fungsi dan tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.20 pasal 3 tahun 2003 disebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”1 Untuk mencapai tujuan diatas diperlukan kerjasama dari beberapa komponen pendidikan, misalnya: kepala sekolah, para guru, dan fasilitasnya. Kepala sekolah harus mampu mengkoordinasi kegiatan para guru, sehingga 1 Undang-Undang Republik Indonesia Sisdiknas. No.20 pasal 3 tahun 2003 “Sistem Pendidikan Nasional”, Bandung Citra Umbara, h.7 1 2 pengajaran dapat berjalan dengan lancar, kepala sekolah perlu melakukan kerjasama antara staf sekolah dan tenaga pengajar dalam pengambilan keputusan agar terciptanya iklim organisasi yang baik dan kondusif. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk bersikap disiplin dalam pekerjaannya dengan tujuan untuk terciptanya suatu tujuan organisasi dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Kepala sekolah harus mempunyai kompetensi, yang meliputi bagaimana cara membaca dan memahami lingkungan, membangun jaringan kemitraan, memahami pentingnya tanggung jawab sosial, mengelola kompleksitas, menggunakan teknologi dan informasi serta mendorong kreativitas karyawannya. Para pemimpin menyadari bahwa ide-ide kreatif membutuhkan pengakuan, terutama bagi mereka yang bersedia untuk bekerja keras. Mereka berfokus untuk mendorong dan mendukung organisasi mereka untuk menghasilkan produkproduk dan gagasan-gagasan baru. Pemimpin menempatkan karyawan dalam peran kepemimpinannya, dan mendorong karyawan supaya kreatif. Organisasiorganisasi yang mempunyai keinginan kuat untuk mendorong kreativitas, dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi, serta akan semakin kompetitif. Lebih lanjut dinyatakan bahwa agar fungsi kepemimpinan kepala sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan profesional yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan. Kepala sekolah perlu memiliki kemampuan dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan siswa dapat belajar dengan tenang. Di samping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru. Kepala sekolah mampu mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan 3 dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap pekerjaannya dan meningkatkan kinerjanya. Iklim organisasi yang menyenangkan akan membuat karyawan merasa senang untuk tinggal di dalamnya serta terpacu untuk meningkatkan prestasi kerja. Hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin baik iklim organisasi maka semakin baik pula kinerja karyawan. Kondisi semacam ini dapat menjadi motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja serta dedikasinya pada organisasi. Salah satu faktor iklim organisasi adalah hubungan yang saling menguntungkan, dalam arti hubungan yang terjalin baik antar sesama manusia, baik itu antara pimpinan dan karyawan, maupun hubungan yang baik antar sesama karyawan. Namun manusia sepertinya tidak pernah puas dengan apa yang didapat, seperti gaji yang tinggi dan sebagainya. Karena itu salah satu tugas manajer/kepala sekolah adalah harus dapat menyesuaikan antara keinginan para guru, para staf dengan tujuan dari sekolah. Walau kepuasan kerja pada dasarnya merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan “Keadaan emosional karyawan dimana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan untuk karyawan yang bersangkutan”.2 Kepuasan kerja guru merupakan gejala kompleks yang memiliki berbagai faktor yang berhubungan, yaitu personal, sosial, budaya dan ekonomi. Kepuasan kerja guru juga merupakan hasil dari berbagai sikap seorang guru terhadap pekerjaannya dan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh sekolah. Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam bekerja atau mengajar. Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia, maka dia akan bekerja atau mengajar dengan baik. 2 . 123-124 Susilo Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta : 1990 BPFE). Cet ke-1. h 4 Seiring dengan berkembangnya ragam cara komunikasi saat ini, menyebabkan adanya degradasi iklim organisasi yang tercipta dalam suatu organisasi. Iklim yang terbentuk akan sangat mempengaruhi orang-orang maupun non orang yang berada dalam organisasi tersebut. Iklim yang buruk akan menurunkan angka kepuasan kerja yang berimbas pada penurunan kinerja anggota organisasi tersebut. Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka adanya penelitian ini menjadi perlu untuk memberi wawasan terkait korelasi iklim organisasi yang tercipta dengan kepuasan kerja guru dalam rangka optimalisasi upaya pencapaian tujuan bersama. Maka penulis memberikan judul dalam penelitian ini yang berjudul: “Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di MTs. Negeri 8 Jakarta)”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Mengetahui keadaan iklim organisasi yang diterapkan oleh kepala sekolah MTs. N 8 Jakarta. 2. Mengukur tinggi rendahnya tingkat kepuasan para guru dalam bekerja di MTs. N 8 Jakarta. 3. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan korelasi antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di MTs,N 8 Jakarta. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka untuk mempermudah dan mengarahkan penulisan skripsi ini, penulis membatasi pada “Hubungan Iklim Organisasi dengan kepuasan kerja guru di MTs.N 8 Jakarta. 5 D. Perumusan Masalah Setelah melakukan pembatasan masalah tersebut, penulis berusaha merumuskan masalah penelitian yaitu: “Apakah terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di MTs. Negeri 8 Jakarta?”. E. Tujuan Penelitian Sesuai pembatasan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan tingkat kepuasan kerja guru di MTs.N 8 Jakarta 2. Mendeskripsikan fungsi iklim organisasi di MTs.N 8 Jakarta 3. Mendeskripsikan hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki suasana iklim organisasi dalam sekolah agar meningkatkan rasa senang dan nyaman perasaan para guru demi terbentuknya kepuasan kerja bagi warga sekolah khususnya para guru dalam mengemban tugasnya di sekolah. 2. Bagi para guru, sebagai cermin untuk lebih giat dan bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar mendapatkan apresiasi yang bagus dari kepala sekolah, rekan kerjanya agar tidak terjadi komunikasi yang salah dalam bekerjasama. 3. Bagi peneliti sendiri, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan mengenai konsep iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru dan menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan. 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kepuasan Kerja Guru 1. Pengertian Kepuasan Kerja Guru Kepuasan kerja sangat berkaitan dengan psikologi seseorang. Sejalan dengan hal tersebut T. Hani Handoko mengemukakan bahwa: “ Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. 1 Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.2 Pengertian Kepuasan Kerja menurut Tiffin dalam Moch. As’ad kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan karyawan. Sedangkan menurut Blum dalam Moch. As’ad mengemukakan bahwa kepuasan kerja 1 T. Hani Handoko, Manajemen Perilaku dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001) Cet.15, hal. 193 2 Melayu Hasibuan SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara. 2001). Cet.-2 , Edisi Revisi. hal: 202 6 7 merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu diluar kerja. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi kerja dan sebagainya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti uapaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.3 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara teratur denganmelibatkan sejumlah sumber daya yang bekerjasama untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, tenaga administratif dansiswa) dan sumber daya bukan manusia (kurikulum atau sumber belajar, fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana). Penataan terhadap sumber-sumber daya tersebut perlu dilakukan agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Guru sebagai salah satu sumber daya manusia mempunyai peranan yang cukup penting dalam proses pendidikan. Pentingnya peranan guru dalam proses pendidikan telah menimbulkan semacam keyakinan bahwa tingkat rendahnya kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas guru. Bila kita telah sepakat bahwa guru memainkan peranan penting dalam proses pendidikan, maka perhatian terhadapguru tidak boleh diabaikan, baik dari segi pendidikannya maupun segi-segi lainnya.Terdapat gejala bahwa kepuasan kerja guru masih tergolong rendah. 3 Moch As’ad, Psikologi Industri. (Jakarta: Liberty. 1995), Cet 1, h. 104 8 Hal ini tercermin dari tingkat kesejahteraan guru yang relatif rendah. Sebagai jabatan profesional, sudah selayaknya guru memperoleh jaminan hidupyang layak dan memadai, sebab hal ini bukan saja akan menyebabkankepuasan kerja, tetapi juga memungkinkan seorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya. Jadi kesimpulannya bahwa kepuasan kerja guru adalah perasaan yang berhubungan kesempatan dengan pekerjaan pengembangan karir, melibatkan hubungan aspek-aspek dengan seperti upaya, pegawai/guru lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan. Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana guru-guru memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif guru terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menurut pendapat Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu: 4 a. Kedudukan (posisi): Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja. b. Pangkat (golongan): Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya. c. Umur: Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 4 www.google.com//faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. 9 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan. d. Jaminan finansial dan jaminan sosial: Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. e. Mutu pengawasan: Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja. Sedangkan Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum sebagai berikut : 5 a) Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan. b) Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan. c) Faktor utama dalam pekerjaan: meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut pribadi maupun tugas. Ada pendapat lain dari Gilmer tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut: a) Kesempatan untuk maju; dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja. b) Keamanan kerja; faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja. 5 Moch As’ad, Psikologi Industri…, h. 107-111 10 c) Gaji; gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya. d) Perusahaan dan manajemen; perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan. e) Pengawasan (Supervise); bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over. f) Faktor intrinsik dari pekerjaan; atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan. g) Kondisi kerja; termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat parkir. h) Aspek sosial dalam pekerjaan; merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. i) Komunikasi; komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja. j) Fasilitas; fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Burt mengemukakan pendapatnya tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1). Faktor hubungan antar karyawan, antara lain: a) Hubungan antara manajer dengan karyawan b) Faktor fisik dan kondisi kerja c) Hubungan sosial di antara teman sekerja d) Emosi dan situasi kerja 11 2). Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan: a) Sikap orang terhadap pekerjaannya b) Umur orang sewaktu bekerja c) Jenis kelamin 3). Faktor-faktor luar (extern), yaitu berhubungan dengan faktor-faktor yang mendorong karyawan yang berasal dari luar selain dirinya sendiri, yaitu: a) Keadaan keluarga karyawan b) Rekreasi c) Pendidikan (training, up grading dan sebagainya). Berdasarkan indikator yang menimbulkan kepuasan kerja tersebut di atas akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber kepuasan seorang karyawan secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja melihatnya sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Kepuasan kerja guru merupakan gejala kompleks yang memiliki berbagai faktor yang berhubungan, yaitu personal, sosial, budaya dan ekonomi. Kepuasan kerja guru juga merupakan hasil dari berbagai sikap seorang guru terhadap pekerjaannya dan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaannya. 12 Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh sekolah. Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam bekerja atau mengajar. B. Konsep Iklim Organisasi 1. Pengertian Iklim Organisasi Iklim organisasi terdiri dari dua kata yaitu iklim dan organisasi, sedangkan iklim menurut kamus besar bahasa indonesia adalah keadaan, hawa (suhu) atau cuaca suatu daerah.6 Menurut Wahjosumidjo bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat umum.7 Sedangkan Wijono berpendapat bahwa sekolah sebagai suatu organisasi, karena di dalam organisasi terdapat empat unsur, yaitu kesatuan sosial, tujuan yang ingin dicapai, sistem kegiatan dan adanya batas organisasi. Sekolah adalah kesatuan sosial yang merupakan salah satu unit kerja dari organisasi pendidikan makro atau keseluruhan jenjang organisasi pengelola pendidikan,8 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan karena sekolah tersebut mencakup organisasi-organisasi departemen pendidikan dan kebudayaan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten, dan kecamatan, dengan kata lain bagian dari organisasi yang aktifitasnya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana iklim sekolah didefinisikan sebagai seperangkat atribut yang memberi warna atau karakter, spirit, ethos, suasana, batin dari setiap sekolah., maka sekolah itu sendiri merupakan organisasi yang aktifitasnya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana sekolah berada. Dapat dikatakan bahwa iklim organisasi merupakan sebagai pola interaksi antara kepala sekolah 6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakata: Balai Pustaka, 2001), cet. Ke-1, h.42. 7 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007), Cet. 1, h. 60. 8 Wijono, Administrasi dan Supervise Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 1989), h. 55. 13 dengan guru, staf, dan siswa. Dimana dari proses interaksi tersebut dapat diberi gambaran bahwa lingkungan kerja tersebut berdampat positif atau negatif. Menurut Richard M. Steers, iklim organisasi yaitu sifat atau ciri yang dirasa terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi, yang dilakukan secara sadar atau tidak, yang dianggap mempengaruhi tingkah laku kemudian. Dengan perkataan lain iklim dapat dipandang sebagai “kepribadian” dari suatu organisasi.9 Sedangkan Keith Davis menyatakan bahwa iklim organiasi adalah lingkungan manusia di dalamnya dimana para anggota organisasi melakukan pekerjaan mereka.10 Menurut N.A Ametembun, iklim berasal dari bahasa inggris climate, suatu sekolah merupakan situasi pendidikan/pengajaran/pembelajaran di suatu sekolah.11 Dapat disimpulkan bahwa iklim organiasi adalah ciri dari lingkungan kerja tersebut dapat membawa perubahan pada tingkah laku para guru dan berdampak pada psikologis para guru, secara tidak sadar lingkungan kerja dapat memberi gambaran yang positif atau negatif dikarenakan oleh kebiasaan orang-orang yang berada dalam suatu organisasi, oleh karena itu untuk meningkatkan proses pengajaran menjadi efektif diperlukan lingkungan kerja yang positif. Sedangkan Arni Muhammad mendefinisikan iklim kerja organiasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan dan anggota terhadap suatu sistem sosial.12 Iklim organiasi sama halnya dengan meteorologi. Kalau meteorologi mempunyai berbagai variabel seperti temperatur, kelembaban dan hujan, maka iklim organiasasi terdiri dari faktor-faktor seperti persahabatan, kesportifan, penaggung resiko dan lain-lain. Dengan demikian berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklim organiasi adalah karakteristik situasional yang ada dalam suatu organisasi dan dapat diketahui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam 9 Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efektifitas Organiasi. (Jakarta: Erlangga, 1985). Cet. 1, h.113 10 Keith Davis & John W. New Stroom, Terjemahan Agus Dharma, Perilaku dalam Organiasi, (Jakarta: Erlangga, 1990). Cet. 2, h. 21 11 N.A Ametembun. Merealisasi Iklim Positif di Sekolah-sekolah. (Bandung: Suri, 2000). Cet. Ke-2. h. 1 12 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Cet. Ke-8. h. 82 14 menjalankan aktifitas dan dapat mempengaruhi karakter/tingkah laku individu tersebut. Iklim organisasi merupakan kualitas dari proses dalam suatu organiasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tugas penting para pengelola sekolah ialah merealisasikan iklim positif di sekolah yang dikelolanya. Iklim organisasi mengacu kepada seluruh sikap warga sekolah satu sama lain dan menjadi suatu kewajiban bagi pengelola pendidikan untuk merealisasikan lingkungan kerja yang positif di sekolah, walaupun ada perbedaan-perbedaan individual diantara aktifitas sekolah, iklim itu harus tetap tumbuh dan berkembang dari interaksi-interaksi diantara kepala sekolah dengan para guru, guru dengan murid, guru dengan guru, murid dengan murid, dan diantara personil sekolah lainnya, dengan adanya lingkungan kerja yang harmonis akan meningkatkan semangat guru dalam mengajar. Iklim organisasi secara definitif mempengaruhi seluruh kehidupan sekolah. Bila positif, merangsang para guru mengajar lebih baik, dan hendaklah dikembangkan arogansi yang tepat, dan kerendahan hati yang sesuai. Para guru muda patut menghargai para guru senior, maka dengan demikian dapat mewujudkan lingkungan kerja yang positif. Dalam iklim organisasi menjelaskan bagaimana guru bertingklah laku di dalam kelasnya dan tidak dapat lepas dari iklim organisasi, iklim menunjukkan pada persepsi individu terhadap lingkungan kerja sekolah. Persepsi guru ini merupakan akibat dari keadaan organiasi formal, organisasi informal dan praktek kepemimpinan kepala sekolah, dengan kata lain iklim organisasi merupakan sintesis dari hambatan-hambatan organisasional. 13 Bahwa iklim organisasi merupakan suasana kerja yang dirasakan oleh tenaga pendidikan khususnya guru dalam melakukan pekerjaan di lingkungan organisasinya yaitu sekolah yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku guru dalam melaksanakan tugas. Pada dasarnya iklim organisasi merupakan kepribadian organisasi yang dapat menmpengaruhi disiplin kerja guru, oleh sebab itu bila iklim organiasinya baik, maka disiplin kerja, kemandirian, dan otonomi para pendidikpun akan baik pula, 13 Suharsini Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Tekhnologi Kejuruan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1993). Cet 2, h. 113 Dan 15 sebaliknya bila organiasi pendidikan kurang baik, maka disiplin kerja guru juga akan kurang baik. Lingkungan kerja dalam organisasi dapat mempengaruhi individu dalam bekerja khususnya tenaga pengajar dan dapat mempengaruhi tingkah laku guru dalam mengajar, oleh karena itu kepala sekolah diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang hangat dan kondusif karena iklim organiasi yang hangat meningkatkan profesi dan performan para pendidik dan perencana.14 Dapat dikatakan bahwa pentingnya peranan organisasi pendidikan terhadap pembentukan kompetensi para pendidik dan para perencana, karena lingkungan tempat mereka bekerja secara perlahan-lahan memberi pengaruh terhadap pembentukan kompetensi para pendidik. Hanya dalam iklim organisasi yang hangat kebebasan akan dapat berjalan dengan baik, yaitu seseorang berhak jujur mengemukakan kebenaran yang dilihat, hanya dengan iklim organisasi yang hangat pula dapat menyatukan beberapa pendapat yang berbeda. Iklim organiasi yang itu tidak muncul dengan sendirinya. Iklim tersebut perlu diciptakan dan dibina agar dapat bertahan lama, guna menciptkan lingkungan belajar mengajar yang sehat dan kondusif. Made Pidarta mengemukakan beberapa cara mengkreasikan iklim organisasi menjadi lebih baik, yaitu: para guru melakukan kerja sama dalam kelompok mereka sendiri, saling memberi dan menerima tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas mereka sebagai pendidik.15 Dengan dimikian iklim organisasi yang tercipta akan menjadi sebuah organisasi yang hangat, karena para guru tersebut saling bekerjasama, saling memberi dan menerima ide/gagasan dalam mendiskusikan hal-hal yang penting dalam lembaga pendidikan khususnya informasi-informasi yang diterima dari orang tua, guru-guru lain maupun dari para siswa, sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Kerja sama yang erat sangat dibutuhkan dalam setiap menyelesaikan masalah karena di dalam kerja sama tersebut terdapat prinsip-prinsip kebersamaan. 14 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan System. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). Cet. Ke-3, h. 199 15 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori…,h. 201 16 2. Dimensi-dimensi Iklim organisasi Iklim yang berbeda dalam suatu organisasi dapat mempengaruhi tingkah laku individu dan dapat menentukan karakteristik tertentu dalam suatu lingkungan organisasi, hal ini memberikan gambaran bahwa dalm iklim organisasi terdapat beberapa dimensi yang ada didalamnya. Jurnal bisnis dan manajemen menyebutkan beberapa dimensi iklim organisasi sebagai berikut:16 a. Kepercayaan Dimana anggota organisasi harus berusaha keras dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya sudah terdapat keyakinan dan didukung oleh pernyataan dan tindakan. Dengan kata lain tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dan mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. b. Pembuatan keputusan bersama Tenaga pendidikan khususnya guru dilibatkan dalam pembuatan keputusan, karena dalam sebuah organisasi guru harus dilibatkan dalam komunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah, baik masalah yang berkaitan dengan kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan guru serta berperan aktif dalam pembuatan keputusan dan penetapan tujuan. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama sebagai upaya untuk memberikan keputusan yang terbaik. c. Kejujuran Untuk mewujudkan iklim organisasi menjadi lebih baik, guru dituntut untuk berterus terang dengan apa yang ada di pikiran mereka dengan tujuan untuk menjaga kejujuran dan keterusterangan yang dimiliki oleh personil sekolah maka iklim organisasi dapat tercipta menjadi lebih baik. Bahwa kepala sekolah memberikan informasi yang jujur atau apa adanya kepada guru khususnya permasalahan tentang kenaikan SPP dan sebagainya. d. Komunikasi Melalui komunikasi yang lebih terbuka dan efektif akan lebih mudah bagi para guru, staff untuk mengetahui akan informasi dipengaruhi oleh bermacammacam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi, organisasi 16 www. Jurnal Bisnis dan Manajemen.co.id, 16 Okt 2008. 17 yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi khususnya para guru dan staf berkomunikasi secara terbuka, rileks serta ramah tamah. Kemampuan komunikasi diperlukan untuk menyampaikan tujuan-tujuan sekolah yang hendak dicapai., baik kebijakan kepala sekolah, prosedur dan peran dari tugas-tugas kepemimpinan. Kepala sekolah dalam berkomunikasi umumnya menggunakan variasi bentuk seperti lisan dan tulisan, formal dan informal, verbal dan nonverbal, serta komunikasi vertical dan horizontal. Tentunya frekuensi dan intensitas serta penggunaanya akan berbeda. Hal ini akan membentuk pola komunikasi serta pengunaanya yang akan mempengaruhi suasana kerja. e. Fleksibilitas/otonomi Anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban dalam diri mereka masingmasing yang mana para guru dapat menerima saran ataupun menolak dengan perilaku terbuka, karena di dalam organisasi terdapat hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara sumber daya manusia. Oleh karena itu, para guru diberikan kebebasan dalam mengemukakan ide/gagasan dalam mengembangkan sekolah, dalam kehidupan organisasional menuntut kepala sekolah bersikap fleksibel, disiplin karena bertujuan untuk membentuk lingkungan organisasi yang lebih kondusif. f. Resiko pekerjaan Adanya komitmen dalam organiasi tentang resiko pekerjaan yang tinggi, kualitas tinggi dan hasil yang tinggi dengan menunjukkan perhatian besar pada anggota lainnya, bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perlu memberikan perhatian kepada guru karena sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin untuk memperhatikan bawahannya, dengan cara memberikan bimbingan secara optimal kepada guru dan melengkapi sarana pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Sedangkan Litwin dan Stringers yang dikutip dalam buku Arni Muhammad menjelaskan beberapa dimensi iklim organiasi sebagai berikut:17 17 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi…,h. 92 18 a) Rasa Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah menanggung segala sesuatu, bahwa kepala sekolah tidak hanya memiliki kewajiban untuk mengatasi kelancaran jalannya sekolah secara tekhnis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Kemajuan sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah selain itu kepala sekolah bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan sekolah agar tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar, kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi para guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang jelas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat, maka kegitan sekolah akan berjalan dengan lancar dan tujuan sekolah dapat tercapai dengan efektif. Bukan hanya kepala sekolah yang memiliki tanggung jawab penuh untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan baik, sehingga mencerminkan iklim organisasi yang positif. b) Standar atau Harapan tentang Kualitas Pekerjaan Dimana pekerjaan para guru dapat dihargai sesuai dengan harapan mereka, apabila kepala sekolah menghargai setiap pekerjaan guru maka guru tersebut akan lebih bersemangat memperhatikan dalam kesejahteraan guru, mengajar. staf Kepala demi sekolah keberhasilan harus sekolah. Penghargaan dan pengakuan karena dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pelatihan (diklat) dan sebagainya. c) Ganjaran atau Reward Ganjaran atau reward erat kaitannya dalam mewujudkan iklim organisasi menjadi lebih baik dan harmonis, apabila guru melalaikan pekerjaannya, guru tersebut berhak menerima ganjarannya, sebaliknya jika para guru melaksakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah memberikan penghargaan. Dengan demikian dapat memelihara lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan dapat meningkatkan semangat kerja guru dalam mengajar. 19 d) Rasa Persaudaraan Di sekolah perlu diterapkan rasa persaudaraan karena untuk menjaga lingkungan kerja menjadi lebih baik dan mewujudkan tujuan sekolah, untuk menciptakan hubungan persaudaraan antara guru, staff dan siswa, kepala sekolah dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi bawahannya tidak terdapat perbedaan, karena guna menumbuhkan sikap kebersamaan di antara mereka yaitu guru, staf dan para siswa. e) Semangat Tim Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, oleh karena itu kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, dan staf di sekolah sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias. Para guru dan staf dituntut untuk lebih giat bekerja dan bertanggung jawab pada tugasnya dan membantu kepala sekolah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di sekolah, sehingga tercapainya tujuan sekolah dengan baik. Dalam melakukan setiap pekerjaan harus ada kekompakan antar guru dan staf sehingga lingkungan kerja di sekolah menjadi lebih baik. Berdasarkan pendapat di atas mengenai dimensi iklim organisasi bahwa guru dituntut untuk bertanggung jawab atas setiap pekerjaan yang telah dilakukannya, tugas guru bukan hanya mengajar tetapi membuat persiapan mengajar sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan dan membantu kepala sekolah dalam menetapkan program sekolah, bagi kepala sekolah mampu menciptakan rasa persaudaraan antara kepala sekolah, guru dan staf sebagai upaya untuk menciptakan iklim organisasi yang kondusif khususnya hubungan kerja antara guru yang satu dengan guru yang lain, guru dengan kepala sekolah, sehingga dapat diarahkan kepada kerja sama yang serasi. Ganjaran yang diberikan berlaku bagi para guru yang tidak memenuhi tanggung jawabnya dan guru tersebut tidak mentaati segala peraturan yang telah disepakati bersama. Sekolah sebagai suatu institusi karena di dalamnya terdapat sekumpulan orang-orang yang masing-masing mempunyai tujuan, mereka terhimpun ke dalam satu susunan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, mereka saling 20 melengkapi, saling bekerja sama dan memikul tanggung jawab, dalam mempunyai tujuan di dalam institusi, berlaku norma dan aturan atau ketentua-ketentuan yang mengatur hubungan kerjasama antara orang yang satu dengan yang lain. Sekolah merupakan organisasi yang dinamis dan yang berkomunikasi secara aktif. Sebagai satu sistem sosial karena di dalamnya melibatkan dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi untuk mencapai tujuan. Beberapa hal menarik dalam membicarakan sekolah sebagai sistem sosial adalah dimensi-dimensi yang terdapat di dalamnya. Wahjosumidjo menjelaskan beberapa dimensi yang terdapat dalam suatu organisasi:18 a) Sederetan unsur yang terdiri dari institusi, peran dan harapan, yang secara bersama-sama membentuk dimensi normatif atau sosiologis. b) Sederetan unsur yang mencakup individu, kepribadian, dan keperluan watak, yang secara bersama-sama melahirkan dimensi kepribadian atau psikologis. c) Perilaku sosial sebagai hasil interaksi antara faktor institusi dengan unsurunsur di dalamnya dengan faktor individu beserta unsur-unsurnya. Sekolah sebagai tempat berkumpul dan berbagi dalam satuan kerja dan masing-masing terikat dalam hubungan kerja yang baik atau tidaknya antar sesama guru dan kepala sekolah, terbentuk dalam iklim organisasi karena dari iklim tersebut dapat berpengaruh pada tingkat semangat guru dan iklim organisasi memang tidak bisa dilihat tetapi dapat dirasakan oleh personil sekolah dan masing-masing sekolah memiliki iklim yang berbeda-beda, meningkat atau berkurangnya semangat kerja guru tergantung pada iklim organisasi tersebut, oleh karena itu iklim organisasi ada beberapa macam bentuk dan jenisnya. 3. Jenis-jenis Iklim Organisasi Halpin dan Don B. Croft dalam buku “The Organizational Climate of Schools” yang dikutip dalam buku Buhanuddin mengemukakan bahwa iklimiklim organisasi sekolah itu dapat digolongkan sebagai berikut:19 18 Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah…,h. 150 21 a. Iklim organisasi yang menggambarkan organisasi penuh semangat para bawahan dan hidup, memberikan kepuasan para anggota kelompok dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ciri utama dari iklim organisasi ini adanya “kewajaran” tingkah laku semua anggota. b. Iklim bebas, pemimpin sedikit memberikan pengawasan, semangat kerja para bawahan pertama muncul karena hanya untuk memenuhi kepuasan pribadi. c. Iklim terkontrol, bercirikan “impersonal” dan sangat mementingkan tugas, sementara kebutuhan anggota organisasi tidak diperhatikan. Ciri khas dari iklim terkontrol adanya ketidak wajaran tingkah laku karena kelompok hanya mementingkan tugas-tugas. d. Iklim yang familiar (kekeluargaan), iklim yang bersifat manusiawi, dan tidak terkontrol. Para bawahan hanya berlomba-lomba untuk memenuhi tuntutan pribadi mereka, namun sangat sedikit perhatian pada penyelesaian tugas dan control sosial yang ada kurang diperhatikan. e. Iklim keayahan (Paternal Climate), bercirikan adanya penekanan, kepala sekolah biasanya berusaha menekan atau tidak menghargai adanya inisiatif yang muncul dari bawahan. Kecapakan-kecakapan yang dimiliki oleh bawahan tidak dimanfaatkannya untuk melengkapi kemampuan kerja kepala sekolah. f. Iklim tertutup, para bawahan biasanya bersikap acuh tak acuh atau masa bodoh. Organisasi tidak maju, semngat para bawahan rendah, karena para bawahan di samping tidak memenuhi tuntutan pribadi. Tingkah laku bawahan dalam iklim organisasi tersebut “tidak wajar” dalam arti kenyataannya seperti mundur. Sedangkan Kamaluddin mengemukakan bentuk iklim organisasi menjadi dua macam yaitu iklim terbuka dan iklim tertutup.20 19 Burhanuddin, Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 1994). Cet ke-1 h. 273-274 20 Kamaluddin, Manajemen..., h. 280 22 a) Iklim Terbuka Iklim terbuka adalah percaya pada bawahan, terbuka dalam komunikasi, kepemimpinan yang menolong dan menghargai, pemecahan masalah secara kelompok, otonomi pekerja, berbagai informasi, menciptakan tujuan hasil yang tinggi. b) Iklim Tertutup Iklim tertutup adalah lebih mengutamakan pribadi dari pada kerjasama, kepemimpinan yang otokrasi dan paksaan, para bawahan berkerja sesuai dengan apa yang diperintahkan saja/perilaku pekerjaan ditentukan oleh peraturan dan prosedur sentralisasi pengambilan keputusan, ketidak puasan. Pada kesimpulannya, Pada bentuk iklim organisasi terbuka adanya kepercayaan, dimana pemimpin memberikan kepercayaan pada orang lain dan memiliki kemampuan untuk memebrikan kepercayaan pada orang lain dan memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain dalam membangun organisasi. Bahwa bawahan bisa mengeluarkan uneg-uneg secara terbuka dan pimpinan bisa mengemukakan apa yang dihapapkan oleh bawahan. Kepala sekolah mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula pada para guru bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Kepemimpinan yang menolong dan menghargai merupakan pemimpin yang mau menerima perbedaan, pada dasarnya menghargai perbedaan adalah salah satu tindakan yang paling sulit dilakukan oleh seorang pemimpin. Didasari bahwa tidak semua kemauan pemimpin benar, oleh karena itu, pendapat dari bawahan adalah penting untuk didengarkan. Dengan mendengar berarti pemimpin mempunyai suatu perhatian yang konstruktif mengenai masalah yang dihadapai oleh bawahan. Dengan demikian akan tercipta rasa aman dan nyaman sehingga lebih mau terbuka terhadap saran-saran yang diberikan. Pemecahan masalah secara kelompok yaitu melibatkan bawahan yang membuat keputusan bersama, karena keterlibatan bawahan adalah kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi. Keterlibatan bawahan penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan bawahan menyebabkan mereka akan mau dan senang 23 bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun dengan sesama teman kerja. Seorang kepala sekolah selalu bersedia untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan yang disampaikan oleh para guru meskipun ia mungkin tidak akan dapat menolongnya, akan tetapi sudah memberi kepercayaan kepada para guru bahwa pemimpin mereka benar-benar menjadi tempat berlindung dan membimbing mereka. Menurut Kartini Kartono dalam bukunya berjudul berpendapat bahwa dalam sebuah organisasi sekolah haruslah memiliki organisasi terbuka dimana organisasi terbuka cenderung menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Sebagai salah satu cara untuk merealisasikan iklim yang positif harus menekankan pada iklim organisasi terbuka agar proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan para guru tidak merasa dihambat oleh rekan-rekan lain serta dapat melihat dan mengatasi masalah yang menghadang. Sedangkan iklim organisasi tertutu cenderung menggunakan gaya kepemimpinan yang otokrasi dan paksaan. Dalam iklim ini lebih besar kekakuan fungsinya dapat terlihat dalam rantai komando, lebih menekankan pada pribadi masing-masing daripada kerja sama. Oleh sebab itu, iklim tertutup dapat menimbulkan ketidakdisiplinan guru dalam melakukan satu pekerjaan. Pemimpin otokratis melakukan pengawasan yang ketat, agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien. Dalam kepemimpinannya berorientasi pada stuktur organisasi dan tugas-tugas.21 Dalam suatu lembaga pendidikan apabila para guru merasa cocok dengan iklim yang ada di sekolah, maka akan membuat para guru memiliki karakter yang lebih terbuka dan bersifat membantu. Seorang pimpinan perlu memberikan perhatian dan menghargai kepada bawahan atas apa yang telah dikerjakannya karena mempunyai dampak positif pada tingkat kedisiplinan guru dalam melakukan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, baik dan buruknya iklim ditentukan berdasarkan penilaian bawahan terhadap pimpinan. Lingkungan kerja yang dirasakan di setiap sekolah berbeda-beda. Memang banyak faktor yang menentukan perbedaan masing-masing iklim organisasi itu 21 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1994). Cet ke-7, h. 61 24 salah satunya pada gaya kepemimpinan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi yang efektif sebenarnya terdapat pada iklim organisasi yang bersifat terbuka. 4. Gaya Kepemimpinan sebagai pembentuk iklim Menurut Keith Davis & Jhon W. new Stroom, terjemahan Agus Dharma, kepemimpinan adalah proses memepngaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan antusias.22 Oleh karena itu, dalam kepemimpinan terdapat gaya yang dapat menentukan organisasi berjalan dengan efektif, seperti telah dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan sebagai faktor yang cukup kuat dalam membentuk iklim organisasi oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan tentunya memiliki gaya dalam mewujudkan sekolah menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan kepala sekolah harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf, dan para siswa serta memberikan dorongan dan inspirasi sekolah untuk mencapai tujuan. Iklim organisasi sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, karena dialah yang meletakkan landasan dan stuktur di mana terjadinya interaksi sosial dalam sekolahnya. Getsel dan Cuba menjelaskan tiga gaya kepemimpinan yang dikutip dalam buku Burhanuddin,23 yaitu: a. gaya kepemimpinan nomotis, yang mementingkan tuntutan kelembagaan. b. gaya kepemimpinan ideografis, yang mengutamakan tuntutan pribadi pemegang jabatan. c. gaya kepemimpinan transaksional, yang dengan tegas memperhatikan kelembagaan tetapi juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individu sebagai anggota organisasi, dan secara efektif berusaha mengurangi atau dapat mengatasi konflik yang muncul. 22 Keith Davis & Jhon W. new Stroom., terjemahan Agus Dharma. Perilaku dalam Organisasi…, h. 152 23 Burhanuddin. Analisis Administrasi Manajemen…,h. 275 25 Menurut Ngalim Purwanto, pemimpin yang otokratis tidak menghendaki rapat-rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanyalah berarti untuk menyampaikan instruksi-instruksi. Setiap perbedaan pendapat diantara anggotaanggota kelompoknya diartikan sebagai kepicikan, perkembangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah an instruksi yang telah ditetapkannya.24 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi yang efektif sebenarnya tedapat iklim organisasi yang sifatnya terbuka, dan gaya kepemimpinan yang lebih efektif yaitu gaya kepemimpinan transaksional karena merupakan suatu gaya kepemimpinan yang lebih menjamin bagi kelangsungan kerja sama organisasi yang berhasil. Dengan gaya kepemimpinan traksaksional kepala sekolah diharapkan dapat menekan konflik seminimal mungkin dan potensi staf kepala sekolah dapat ditingkatkan kearah yang lebih optimal. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mampu memilih dan mengembangkan bentuk iklim organisasi yang sesuai dengan kondisi sekolahnya apabila menghendaki tujuan organisasi tercapai secara efektif. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi Menurut Richard M. Steers ada lima faktor yang mempengaruhi iklim organisasi, yaitu:25 a. Stuktur Organisasi Organisasi yang tinggi penstrukturan organisasinya yaitu semakin tinggi tingkat sentralisasi, formulasi, orientasi pada peraturan, lingkungannya akan semakin kaku, tertutup, serta penuh ancaman, sebaliknya makain besar otonomi, kebebasan menentukan tingkatan individu dan semakin banyak pula perhatian yang ditujukan pemimpin terhadap pekerjanya khususnya para guru, staf akan makin baik yaitu terbuka, penuh kepercayaan, bertanggung jawab akan tugasnya. b. Ukuran (besarnya) Organisasi 24 Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004). Cet. 3, h. 48 25 Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efektifitas Organisasi…, h. 117-119 26 Ukuran (besarnya) Organisasi dan posisi kerja seseorang dalam hirarki, besarnya organisasi ditunjukkan dengan jumlah orang dalam organisasi. Bahwa organisasi adalah sistem sosial, oleh karena itu ukuran dihitung dengan menjumlah pegawai, bahwa sekolah adalah organisasi bila sekolah tersebut merupakan sekolah dasar maka ukuran orang yang bekerja di sekolah tersebut akan semakin bertambah. c. Sifat Tekhnologi Kerja Tekhnologi cenderung menciptakan iklim yang berorientasi pada peraturan, tingkat kepercayaan yang kaku, kreatifitas rendah, tekhnologi yang dinamis menjurus pada komunikasi terbuka, kepercayaan, kreatifitas, penerimaan tanggung jawab pribadi untuk menyelesaikan tugas. Tekhnologi yang dipakai tekhnologi yang dipakai secara tepat akan mempermudah menyelesaikan proses pendidikan, yaitu sekolah sudah memfasilitasi segala kebutuhan guru dan staf, contohnya dalam melakukan kegiatan administrasi sekolah sudah menyediakan komputer dan memfasilitasi internet guna mengkondisikan kerja yang efektif. d. Lingkungan Luar Lingkungan merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi perkembangan organisasi, bila keadaan di luar organisasi ricuh atau sering terjadi keributan maka akan mengakibatkan lingkungan kerja yang tidak aman dan nyaman. e. Kebijakan dan Praktek Manajemen Para manajer yang memberikan banyak umpan balik, otonomi, identitas tugas pada bawahannya ternyata sangat membantu terciptanya iklim yang berorientasi pada prestasi, dimana para pekerja merasa lebih bertanggung jawab atas pencapaian sasaran organisasi dan kelompok. Jadi, dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi dapat dipengaruhi oleh struktur organisasi, ukuran (besarnya organisasi), sifat tekhnologi kerja, lingkungan luar, kebijakan dan praktek manajemen. Struktur organisasi meliputi keadaan hubungan antara guru, pimpinan, siswa dan orang tua serta masyarakat yang bekerja sama, terbuka dalam komunikasi, komunikatif, disiplin dan penuh 27 tanggung jawab. Sedangkan lingkungan eksternal adalah masyarakat, orang tua murid diharapkan dapat menjaga hubungan baik antar sesama demi menjaga mutu sekolah tersebut. Sifat tekhnologi kerja yang dipakai oleh sebuah organisasi berpengaruh pada iklim. Tekhnologi yang lebih dinamis atau berubah-ubah akan menjurus kepada komunikasi yang lebih terbuka, tingkat kepercayaan yang tinggi, menumbuhkan kreatifitas, dan memiliki tanggung jawab pribadi dalam menyelesaikan tugas. Iklim organisasi yang menenangkan akan dapat meningkatkan kepuasan kerja guru. Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan kerja guru yaitu menyediakan tempat kerja yang nyaman dan pimpinan memperlakukan guru secara baik pula tidak-membeda-bedakan satu sama lainnya, guna menciptakan iklim organisasi yang kondusif. Para guru merasa bahwa iklim organisasi akan lebih kondusif apabila para guru melakukan sesuatu yang bermanfaat dan pekerjaannya tersebut dihargai oleh pimpuinan/kepala sekolah. Oleh karena itu, akan timbul perasaan senang dan bangga dalam diri para petugas pendidikan, jadi apabila pihak sekolah bisa memenuhi kebutuhan para guru maka akan terciptanya tingkat kepuasan kergu pun meningkat. C. Kerangka Berpikir Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya yang ada dan menciptakan iklim organisasi yang terbuka dan sehat sesuai dengan harapan para guru. Iklim terbuka diyakini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi perilaku yang positif. Hal ini berarti bahwa iklim terbuka memberikan sarara bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang sifatnya non material, membawa kepuasan hati para guru yang berada didalamnya. Adanya kepuasan hati dari para guru dapat mendorong guru dapat mendorong guru untuk bertingkah laku positif dalam memenuhi kepuasan para kerja guru dan dapat meningkatkan mengajar menjadi lebih baik. Namun kenyataannya tidak semua iklim organisasi pendidikan khususnya sekolah mempunyai karakteristik situasional yang sama dan sesuai dengan 28 harapan para guru. Dikatakan berbeda adakalanya iklim organisasi tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dicapai oleh masing-masing guru. Kondisi itu dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola lingkungannya. Dalam melaksanakan kepemimpinannya dengan pendekatan apapun kepala sekolah perlu lebih memperhatikan aspek manusia dan tugas pokok para guru. Dari perhatian yang lebih tersebut kepala sekolah dapat melaksanakan kedalam bentuk bimbingan dan pengawasan yang mengarah pada penyelesaian tugas pokok dengan memperhatikan faktor manusianya sehingga besar kemungkinan akan meningkatkan kepuasan kerja para guru. Seperti yang telah dijelaskan diatas, keadaan iklim organisasi yang ideal dan baik bila kepala sekolah memperhatikan aspek manusia dan tugas pokok guru. Sehingga guru berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan sepenuh hati dan keikhlasan dalam hati. Pelaksaaan tugas tanpa dibarengi keikhlasan dalam hati dan giat menghasilkan norma kerja yang rendah dan sebaliknya bila guru sudah merasakan cinta terhadap jabatannya itu maka kecintaannya itu akan terlihat dalam reaksi mentalnya terhadap pekerjaannya akan tinggi seperti penuh kesenangan dan giat dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Dalam asumsi ini dapat diajukan kerangka kesimpulan bahwa iklim organisasi mempunyai daya pengaruh terhadap perilaku anggotanya. Bila perilakunya posistif maka tingkat kepuasan dalam bekerjanya harus positif, hal ini terjadi pada kesenangan dalam mengajar. D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan pada kerangka teori dan kerangka berfikir diatas mengenai hubungan iklim kerja/organisasi sekolah dengan kepuasan kerja guru, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut: “Terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru” Bila hipotesis ini jabarkan lebih lanjut, maka tingginya tingginya tingkat kepuasan kerja guru disebabkan oleh iklim organisasi yang terbuka. Dan rendahnya tingkat kepuasan kerja guru disebabkan oleh iklim organisasi yang 29 tertutup. Konsekuensi-konsekuensi logis dari hipotesis seperti diatas hanya berlaku jika ada faktor lain turut berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru diasumsikan sama. Berdasarkan asumsi diatas dapat diajukan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho) sebagai berikut: Ha: Terdapat hubungan antara iklim kerja sekolah dengan kepuasan kerja guru. Ho: Tidak terdapat hungungan antara iklim kerja sekolah dengan kepuasan kerja guru. 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilaksakan pada bulan Juni sampai agustus 2013. Tempat penelitian dilaksanakan di MTs. N 8 Jakarta Jl. Komp.BTN Kresek Indah Kosambi Jakarta Barat. No 1. Kegiatan Waktu 01 Juni 2013 Persiapan 26 Juni 2013 2. a. Menentukan objek penelitian b. Menyusun perangkat / instrumen 1 Juli 2013 penelitian 3. Pelaksanaan 25 Agustus 2013 a. Penyebaran perangkat / instrumen penelitian b. Pengumpulan instrumen perangkat penelitian 30 / (data 27 Agustus 2013 31 penelitian) c. Pengolahan data 4. 5 September 2013 Penyelesaian 15 Oktober 2013 a. Pengolahan laporan 28 Oktober 2013 b. Penyelesaian akhir 5. Pengambilan bukti surat penelitian 12 Februari 2014 dari sekolah B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, penelitian korelasi merupakan penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel X dan variabel Y dan dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. C. Populasi dan Sampel Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan para guru yang masih aktif mengajar di MTs. N 8 Jakarta tahun pelajaran 2013/2014 yang tercatat berjumlah 52 orang. Jenis sampel yang digunakan peneliti adalah random sampling (sampel acak). Untuk memperoleh sebanyak 30 orang guru dari populasi tersebut dengan cara undian, dan 20 orang guru dijadikan uji coba angket sedangkan 30 orang guru dijadikan sebagai responden angket yang sebenarnya dengan beralasan sebagai guru tetap dan terikat atau sudah menyandang PNS di MTs.N 8 Jakarta tersebut mengetahui betul situasi sekolah. yang secara keseluruhan guru-guru 32 D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, diantaranya yaitu: 1. Variabel Iklim Organisasi sebagai variabel independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini disimbolkan denga huruf (X) atau variabel X. 2. Variabel Kepuasan kerja guru sebagai variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini disimbolkan dengan huruf (Y) atau variabel Y. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan pada penelitian ini, sebagai berikut: a) Angket, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dengan angket ini dapat diketahui tentang keadaan diri, pengalaman pengetahuan, sikap dan pendapat lainnya. Angket ini hanya diberikan kepada tenaga pengajar (guru) seputar iklim organisasi dan kepuasan kerja guru. F. Instrument Penelitian Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk angket (kuesioner),. Untuk memberikan batasan yang jelas dalam penyusunan instrument, berikut ini dikemukakan difinisi konseptual dan definisi operasional setiap variabel yang digunakan. 1. Variabel Iklim Kerja Sekolah (Variabel X) a) Definisi Konseptual Iklim kerja sekolah merupakan keadaan karakteristik yang terjadi di lingkungan kerja yang dianggap dapat mempengaruhi perilaku orangorang yang berada dalam lingkungan organisasi tersebut. 33 b) Definisi Operasional a) Secara operasional yang dimaksud dengan iklim organisasi adalah karakteristik situasi sebagai hasil interaksi yang tercermin dalam bentuk percaya pada bawahan, keterbukaan dalam komunikasi, kepemimpinan yang menolong dan menghargai, pemecahan masalah secara bersama, otonomi pekerja, perhatian dan tindakan kepela sekolah yang kondusif terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi guru, memperlakukan bawahan secara manusiawi serta mewujudkan lingkungan sekolah yang bersifat manusiawi (kekeluargaan) antara pimpinan dan bawahan. Sedangkan organisasi tertutup meliputi: Bersikap acuh tak acuh, kepemimpinan otoriter, dan berakibat semangat kerja bawahan menjadi rendah rendah. 2. Kisi-kisi Instrument Iklim Kerja Sekolah Sebelum membuat angket pada variabel iklim kerja sekolah ini dan menyebarkannya, maka terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi berdasarkan pada indikator yang ada. Konsep akhir untuk variabel iklim kerja sekolah meliputi 30 butir dan rincian seperti tertera pada tabel berikut: 34 Tabel. 1 Kisi-Kisi Instrument Variabel Iklim Kerja Sekolah No. Dimensi Indikator No.item a) Percaya pada bawahan 1,2,3 b) Keterbukaan dalam 4,5,6,7 komunikasi Iklim 1. kerja/organi sasi terbuka c) Kepemimpinan yang 8,9 menolong dan menghargai d) Pemecahan masalah bersama 10,11,12, 13,14,15 e) Otonomi guru 16,17 f) Kekeluargaan 18,19,20, 21 b) Bersikap acuh tak acuh Ikim 2. kerja/organi c) Kepemimpinan otoriter sasi tertutup d) Semangat kerja bawahan rendah 22,23,24, 25,26 27,28 29,30 35 Skala yang digunakan dalam variabel iklim organisasi yaitu dengan skala Likert. Kuisioner pendapatan menyediakan empat alternatif jawaban yakni: 1) Sangat setuju 2) Setuju 3) Ragu-ragu 4) Tidak setuju 5) Sangat tidak setuju Karena datanya bersifat kuantitatif, untuk menganalisanya jawaban kuisioner diberi skor 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan positif, sedangkan 1,2,3,4,5 untuk pernyataan yang bersifat negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Table.2 Skala Penilaian No. Alternatif Jawaban Bobot Skor(+) Bobot Skor(-) 1. Sangat setuju 5 1 2. Setuju 4 2 3. Ragu-ragu 3 3 4. Tidak setuju 2 4 5. Sangat tidak setuju 1 5 36 3. Variabel Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y) a) Definisi Konseptual Kepuasan kerja guru adalah perasaan yang berupa rasa senang maupun tidak senang berdasarkan imbalan yang diterima, kondisi kerja, peroleh penghargaan, dukungan dari rekan sekerja, dan keberhasilan menyelesaikan pekerjaan. b) Definisi Operasional Kepuasan Kerja merupakan perasaan senang, bangga mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru di satu pihak dengan imbalan yang diberikan oleh sekolah/organisasi di lain pihak. Kepuasan kerja diperoleh total skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen dengan indikator-indikator sebagai berikut : 1). Perasaan senang atas imbalan yang diterima 2). Perasaan senang atas kondisi kerja 3). Perasaan senang atas penghargaan dari pimpinan 4). Perasaan senang atas dukungan dari rekan sekerja 5. Perasaan bangga atas keberhasilan menyelesaikan pekerjaan 4. Kisi-kisi Instrument Kepuasan Kerja Guru (Variabel Y) Sebelum membuat angket pada variabel kepuasan kerja guru ini dan menyebarkannya, maka terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi berdasarkan pada indicator yang ada. Konsep akhir untuk variabel kepuasan kerja guru meliputi 30 butir dan rincian seperti tertera pada tabel berikut: 37 Tabel.3 Kisi-Kisi Intrument Variabel Kepuasan Kerja Guru No. 1. 2. 3. 4. Indikator Perasaan senang atas imbalan yang diterima Perasaan senang atas kondisi kerja Perasaan senang atas penghargaan dari pimpinan Perasaan senang atas dukungan dari rekan sekerja No.item 1,2,3,4,5,6 7,8,9,10,11,12 13,14,15 16,17,18,19,20,212 2,23,24,25,26,27 Perasaan bangga atas keberhasilan 5. menyelesaikan pekerjaan 28,29,30 Skala yang digunakan dalam variabel kepuasan kerja guru yaitu dengan skala likert. Kuisioner pendapatan menyediakan empat alternatif jawaban yakni: 1) Sangat Puas 2) Puas 3) Ragu-Ragu 4) Tidak Puas 5) Sangat tidak Puas 38 Karena datanya yang diperoleh bersifat kuantitatif, untuk menganalisanya jawaban kuisioner diberi skor 5,4,3,2,1 untuk pertanyaan positif, sedangkan 1,2,3,4,5 untuk pernyataan yang bersifat negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel.4 Skala Penilaian No. Alternatif Jawaban Bobot Skor(+) Bobot Skor(-) 1. Sangat Puas 5 1 2. Puas 4 2 3. Ragu-Ragu 3 3 4. Tidak Puas 2 4 5. Sangat Tidak Puas 1 5 H. Analisa Uji Instrument 1. Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Untuk melihat valid atau tidaknya instrument tersebut peneliti mencari kerangka dari suatu konsep mengenai iklim kerja sekolah dan kepuasan kerja guru. Langkah yang dikemukakan para ahli yang tertulis dalam literatur. 39 Setelah itu, dilakukan uji instrument terhadap 20 responden yang menjadi sampel penelitian uji coba dan hasilnya dihitung dengan menggunakan rumus product moment.1(Penghitungan sampel di lampiran 1) 2. Uji Reliabilitas Uji Realibilitas dilakukan untuk mengetahu bahwa yang sudah diketahui kevalidannya cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Rumus yang digunakan untuk uji reabilitas ini menggunakan rumus alpha mengingat angket yang digunakan berbentuk skala likert maka skornya merupakan rentangan beberapa nilai (1-5), semua item pernyataan baik variabel X maupun variabel Y dinyatakan reliabel dan rumus yang digunakan yaitu:2 r11 = Keterangan: r11 = Koefisien reliabilitas tes k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 1 = Bilangan konstan ∑Si² = Jumlah varians butir St = Varian total 1 Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006). Cet ke-6 h.72 2 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). h. 209 40 Si2 = St2 = Berdasarkan rumus diatas reabilitas terhadap butir-butir penyataan angket yang digunakan dalam penelitian dan dinyatakan valid dihitung sehingga didapat varians butir (Si²) sebesar 0,7333. selanjutnya dicari jumlah varians total (St²) sebesar 255. 133, kemudian dimasukkan ke dalam rumus alpha dan didapat hasil r11 sebesar 1.00504. dengan pernyataan bahwa 1.00504 > 0.70 berarti item penyataan angket yang diuji reabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). (Proses Penghitungan lihat lampiran 2). F. Tekhnik Analisa Data 1). Tekhnik analisa data yang digunakan penulis adalah mencari angka indeks korelasi Product Moment antara variabel X dan variabel Y dengan rumus.3 rxy = 3 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta. 1997). h. 256 41 Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi “r” Product moment N = Number of Cases ∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X = Jumlah seluruh skor X ∑Y = Jumlah seluruh skor Y 2). Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment secara kasar (sederhana). Dalam memeberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya digunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:4 Besarnya “r” Product Interpretasi Moment (rxy) 0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara antara variabel X dan varibael Y). 0,20-0,40 0,40-0,70 0,70-0,90 0,90-1,00 4 193 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Anatara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Anatara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). h. 42 Keterangan: Dengan Kriteria pengujian: Jika r hitung (rxy) > r maka Ho ditolak, Ha diterima (ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y) Jika hitung r hitung (rxy) < r table maka Ha ditolak, Ho diterima (tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y) a. Uji Signifkansi Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antar dua variabel yang diperoleh sigfikan. Uji signifikansi korelasi menggunakan Rumus:5 thitung = Keterangan: thitung = Skor signifikansi koefisien korelasi r = Koefisien korelasi Product Moment n = Banyaknya sampel 5 S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2004). Cet ke-4, h. 209 43 Selanjutnya thitung yang sudah diperoleh dikonsultasikan dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk) n-2 pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi 1 %. Dengan demikian, jika harga thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara iklim kerja sekolah dengan kepuasan kerja guru. Sebaliknya, jika harga thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara iklim kerja sekolah dengan kepuasan kerja guru. Dengan kriteria pengujian: jika t hitung > t table maka Ho ditolak, Ha diterima (ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y) Jika t hitung < t table maka Ho diterima, Ha ditolak (tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y). b. Uji Koefisien Determinasi Menghitung koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus koefisien determinasi. KD = r² x 100 % 44 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs.N 8 Jakarta 1. Sejarah MTs. Negeri 8 Jakarta Pada tanggal 18 April tahun 1972, Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden No. 34 tahun 1972 tentang “ Tanggung-Jawab Fungsional Pendidikan dan Latihan.” Dua tahun berikutnya, Keppres itu dipertegas dengan Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974 yang mengatur realisasinya. Bagi Departemen Agama yang mengelola pendidikan Islam, termasuk madrasah. Dalam Tap MPRS No. 27 tahun 1966 dinyatakan bahwa agama merupakan salah satu unsur mutlak dalam pencapaian tujuan Nasional. Selain itu, dalam Tap MPRS No. 2 tahun 1960 ditegaskan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan otonom di bawah pengawasan Menteri Agama. Berdasarkan ketentuan ini, maka Departemen Agama sebagai penyelenggara pendidikan madrasah tidak saja yang bersifat keagamaan dan umum, tetapi juga yang bersifat kejuruan. Dengan Keppres No. 34 tsahun 1972 dan Inpres No. 15 tahun 1974 itu, penyelenggaran umum dan kejuruan menjadi 44 45 sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara implisit ketentuan ini mengharuskan penyelenggaraan pendidikan madrasah yang telah menggunakan kurikulum nasional kepada kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan madrasah inilah, maka pada tanggal 24 Maret 1975 dikeluarkan kebijakan berupa Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang ditandatangani oleh Menteri Agama (Prof. Dr. Mukti Ali), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Letjen. TNI Dr. Teuku Syarif Thayeb) dan Menteri Dalam Negeri (Jend. TNI Purn. Amir Machmud). Atas Dasar inilah momentum perubahan status Pendidikan Guru Agama 4 Tahun di Jakarta Barat (skrg, SMU Al-Huda) diarahkan untuk menyesuaikan diri menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 8 Jakarta Barat didasarkan SK. Menteri Agama RI No. 16, 17 dan 48/1978 pada tanggal 16 Maret 1978. Maka kelas 1, 2 dan 3 PGAN 4 Tahun berubah menjadi MTs. Negeri 8 Jakarta. Tepatnya hari Jumat, 29 Juni 1979 secara resmi diperingati sebagai hari lahirnya MTs. Negeri 8 Jakarta. Pada tahun 1984, MTs N 8 membangun kelas jauh yang berlokasi di Kalimati dan Kresek. Tahun 1994, Kelas-kelas jauh tersebut dinegerikan. Kelas Jauh yang berlokasi di Kresek menjadi MTsN 8, sedangkan yang di Jelambar menjadi MTsN 10, dan yang berlokasi di Kalimati menjadi MTsN 11Pada tahun 2005-2009, Sehubungan dengan pembangunan gedung MTs N 8 yang lebih berkualitas. MTs N 8 merelokasi diri dan menempati gedung sementara di kawasan Semanan hingga membuka kembali membangun kelas jauh (Gedung B). Pada Tahun 2010, Kelas Jauh MTs N 8 tersebut dinegerikan dan sekarang menjadi MTs N 40 Jakarta. 46 2. Visi dan Misi VISI Berprestasi, Islami dan Populis MISI a. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan b. Mengaplikasikan pendekatan pembelajaran contextual, teaching dan learning c. Menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan d. Mengembangkan model-model pembelajaran yang berbasis IT e. Mengembangkan proses belajar mengajar bernuansa islami f. Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan madrasah g. Menjalin kerjasama dengan masyarakat, lingkungan dan instansi yang concern terhadap masalah h. Menjadikan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai mitra. 3. Jumlah Guru a. Jumlah Guru dan Status Sebagai penunjang kelancaran kegiatan pembelajaran, perlu didukung oleh tenaga pengajar yang kompeten dan sesuai dengan bidangnya. Adapun tenaga pengajar yang terdapat di MTs. Negeri 8 Jakarta berjumlah 30 orang guru, dengan bentuk iklim organisasi terbuka dan familiar sehingga keadaan guru MTs. Negeri 8 Jakarta adalah baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: 47 Tabel.5 Jumlah Guru Tetap MTs.N 8 Jakarta Tahun Pelajaran 2013-2014 No NAMA GURU/BIDANG STATUS 1. Drs. H. A. Mawardi, MM Bahasa Indonesia PNS 2. Suridi, S.Pd.I Bhs. Arab PNS 3. Dra. Asmawiyah Bahasa Indonesia PNS 4. Dra. Tuti Sutianah IPA PNS 5. Dra. Rina Nova Bahasa Inggris PNS 6. Sri Suwanti, M.Pd Matematika PNS 7. Drs. Achmad Damiri Qur’an Hadits PNS 8. Drs. Sahidin Bahasa Indonesia PNS 9. Hj. Titi Sumartini, S.Ag Aqidah .Akhlak PNS 10. Ahmad Baihaki, S.Pd Bahasa Indonesia PNS 11. Hj. Basnah, S.Ag Bahasa Arab PNS 12. Nur Afnidar, S.Pd Matematika PNS 13. Estri Atutwuri H, S.Pd IPS PNS 14. Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. Akhlak/SKI PNS 15. Lilis Komariyah, S.Pd Matematika PNS 16. Nur Alamsyah, S.Pd IPS/PKn PNS 17. Rudy Hartono, S.Pd Bahasa Inggris PNS 18. Jainudin, S.Pd PKn PNS 19. Drs. Amsari IPS PNS 20. Diah Elisa Fy, S. Pd MTK/IPA PNS 21. Kholillullah, S. Pd Penjaskes PNS 22. Indah Kusuma Dewi, S Pd Hafalan Qur’an PNS 23. Dasahri. M.Pd PKn/IPS PNS 24. Habibillah, S. Kom TIK PNS 25. Heni, S Pd B. Inggris PNS 48 26. Siti Umiyati, S. Pd B. Inggris PNS 27. Evi Lutfiah, S.Pd IPA PNS 28. Trisakti Ayu Kusuma BK PNS 29. Sugiyardi, Mm BK PNS 30. Dra. Arifatun M. SBK PNS b. Jumlah Siswa Jumlah siswa MTs. Negeri 8 Jakarta Tahun Pelajaran 2013-2014 berjumlah 452 siswa, dengan perincian diantaranya kelas, VII, VIII, dan IX. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut: Tabel.6 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013-2014 Data Kelas Jumlah Jumlah Siswa Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah Kelas VII 6 88 68 156 Kelas VIII 6 78 78 156 Kelas IX 5 65 75 140 49 4. Keadaan Sarana dan Prasarana Dalam suatu lembaga pendidikan formal maupun nonformal, sarana dan prasarana berperan penting dalam proses belajar mengajar, karena sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer bagi lembaga pendidikan, bahkan sarana dan prasarana merupakan salah satu dari komponen proses belajar mengajar yang turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka penulis dapat kemukakan mengenai sarana dan prsarana yang ada di MTs. Negeri 8 Jakarta, sebagai berikut: Tabel. 7 Keadaan Sarana dan Prasarana No. Ruangan Jumlah Ket. 1. Ruang Belajar 20 Baik 2. Ruang Guru 3 Baik 3. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik 4. Ruang Tata Usaha 1 Baik 5. Ruang Perpustakaan 1 Baik 6. Ruang Serba Guna 1 Baik 7. Ruang BK/ BP 1 Baik 8. Ruang UKS/ PMR 1 Baik 9. Ruang Kesenian 1 Baik 10. Ruang Osis/ Pramuka 1 Baik 11. Ruang Laboratorium 1 Baik 12. Ruang Komputer 2 Baik 50 13. Ruang Ibadah/ Masjid 1 Baik 14. Pos Satpam 1 Baik 15. Kantin/ Koperasi Sekolah 1 Baik 16. WC Guru/ Kepala Sekolah 2 Baik 17. WC Siswa 2 Baik B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Variabel Iklim Kerja Sekolah (X) Langkah awal dalam menganalisa data adalah memberi nilai terhadap jawaban angket mengenai iklim organisasi ( Variabel X ) dan kepuasan kerja guru ( Variabel Y ). Setiap responden menjawab angket tersebut dan ketika terkumpul kemudian penulis memberikan skor pada tiap-tiap jawaban angket. Berdasarkan hasil tersebut data iklim kerja guru (variabel bebas) menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 90 dan skor terendah adalah 63. Nilai rata-rata sebesar 75.3, median sebesar 75.5, modus sebesar 75.5, dan standar deviasi sebesar 5.54.1 Untuk lebih jelasnya deskripsi data pada variabel iklim kerja guru ditunjukkan dalam tabel distribusi frekuensi di bawah ini: 1 Lampiran 3 51 Tabel. 8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X Interval Ftrekuensi Nilai Nyata 86-90 2 85.5-90.5 81-85 0 80.5-85.5 76-80 13 75.5-80.5 71-75 8 70.5-75.5 66-70 6 65.5-70.5 61-65 1 60.5-65.5 Frekuensi Dalam Histogram Sebagai Berikut: Kelas Interval 52 2. Deskripsi Data Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y) Berdasarkan hasil perhitungan data kepuasan kerja guru sebagai variabel terikat memperlihatkan bahwa skor tertinggi adalah 104 dan skoir terendah adalah 78. Nilai rata-rata sebesar 92.67, median sebesar 92.5, modus sebesar 92, dan standar deviasi sebesar 7.009.2 Untuk lebih jelasnya deskripsi data variabel kepuasan kerja guru ( variabel Y ) ditunjukkan dalam tabel distribusi frekuensi di bawah ini: Tabel. 9 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y 2 Interval Ftrekuensi Nilai Nyata 100-104 5 99.5-104.5 95-99 6 94.5-99.5 90-94 10 90.5-94.5 85-89 6 85.5-89.5 80-84 0 80.5-84.5 75-79 3 75.5-79.5 Lampiran 4 53 Frekuensi Dalam Grafik Histogram Sebagai Berikut: Kelas Interval C. Analisis Data Untuk mengetahui tingkat hubungan antara iklim kerja guru dengan kepuasan kerja guru, digunakan tekhnik analisa dan korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: rxy = 54 = = = = = = 0.627 Jika dikonsultasikan pada tabel r Product Moment pada N = 30 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel 0.361 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel 0.436, dengan demikian pada taraf sisgnifikansi 5% maupun 1% rhitung lebih besar dari rtabel ( 0.627 > 0.361 ). Ho ditolak sedangkan Ha diterima, ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. D. Interpretasi Hasil Penelitian Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara variabel iklim kerja sekolah dengan variabel kepuasan kerja guru, berdasarkan hasil perhitungan Product Moment didapat rxy = 0.627 dikonsultasikan pada tabel interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi sedang atau cukup, 0.627 berada antara 0.40-0.70. Dengan demikian dari hasil penghitungan data yang diperoleh dari lapangan, terlihat adanya hubungan yang signifikan antara iklim kerja guru dengan kepuasan kerja guru di MTs. Negeri 8 Jakarta. Hal ini membuktikan 55 bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh iklim kerja guru, selain iklim kerja guru dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja guru akan tetapi masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru tersebut. Misalnya kesejahteraan guru dan pengembangan karir guru. Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberi gambaran bahwa bentuk iklim kerja guru/ organisasi MTs. Negeri 8 Jakarta adalah terbuka dan familiar, karena kepala sekolah tersebut berusaha mengakrabkan dirinya dengan para guru, staf serta siswa dan berkomunikasi secara terbuka khususnya mengenai keuangan sekolah dan bersikap jujur, adil serta memberikan bimbingan kepada para guru agar bisa mendapatkan wawasan dalam pengembangan karir para guru. E. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan yang signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel, digunakan rumus sebagai berikut: thitung = = = = = = 4.256 56 Untuk menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan diatas, dilakukan dengan memperbandingkan besarnya “t” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan yaitu thitung = 4.256 dengan besarnya nilai ttabel , terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau dregrees of freedom (df) yang rumusnya adalah sebagai berikut: df = n -2, maka df = 30 – 2 = 28. Dengan diperolehnya df maka dapat dicari besarnya nilai ttabel , baik taraf signifikansi 5% maupun taraf 1%, pada taraf signifikansi 5% = 2.06 dan pada taraf signifikansi 1% = 2,76. Dapat dibuktikan bahwa thitung > ttabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%, 4.256 > 2.06. Berarti berhasil menolak Ho dan Ha diterima, dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara iklim kerja guru dengan kepuasan kerja guru. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara iklim kerja guru dengan kepuasan kerja guru, maka digunakan rumus Koefisien Determinasi : KD = r² x 100 % = ( 0.627) ∑² x 100% = 0,393 x 100% = 39.30% Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara iklim kerja guru terhadap kepuasan kerja guru di MTs. Negeri 8 Jakarta adalah sebesar 39.30% relatif kecil ± 40% selebihnya 60.70% dipengaruhi oleh factor lain misalnya meningkatkan kesejahteraan guru dan pengembangan karir guru. 57 F. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sepenuhnya pada tingkat kebenaran secara mutlak dikerenakan keterbatasan-keterbatasan dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap hasil penelitian ini. Tetlebih dalam kekurangan waktu penelitian, maka dari itu peneliti menyadari perlu adanya waktu yang luang agar dapat tindak lanjut dalam penelitian akademik ini. 58 BAB V PENUTUP Mengacu pada uraian hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di MTs. Negeri 8 Jakarta yang telah dibahas pada bab-bab terdahulu, maka dalam bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah diperoleh, deskripsi data dan pengolahan data statistik maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penghitungan korelasi Product Moment antara variabel X dan variabel Y maka didapat rxy 0.627 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel 0.361 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel 0.463, dengan demikian pada taraf signifikansi 5% maupun 1% rhitung lebih besar dari rtabel ( 0.627 > 0.361 ). Ho ditolak sedangkan Ha diterima ini berarti tedapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. 2. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien determinasi diperoleh angka sebesar 39.30% hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh iklim organisasi. 58 59 B. Saran 1. Guru sebagai pendidik hendaknya lebih meningkatkan kesadaran dalam diri dalam bekerja di sekolah (kegiatan belajar mengajar) agar terciptanya iklim organisasi yang terbuka untuk memajukan kualitas sekolah. 2. Bagi sekolah agar lebih memperhatikan kepuasan kerja guru untuk tercapainya titik temu yang sepadan dengan apa yang dilakukan oleh guru-guru dalam bekerja. DAFTAR PUSTAKA Ametembun N.A, Merealisasi Iklim Positif di Sekolah-sekolah. (Bandung: Suri, 2000). Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta. 1997). Arikunto Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006). Arikunto Suharsini, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Tekhnologi Dan Kejuruan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1993). Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Burhanuddin, Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 1994). Kamaludin, Manajemen. (Jakarta: Depdikbud. 1989). Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1994). Keith Davis & John W. New Stroom, Terjemahan Agus Dharma, Perilaku dalam Organiasi. (Jakarta: Erlangga, 1990). Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan System. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). Martoyo Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta : 1990 BPFE). Moch As’ad, Psikologi Industri. (Jakarta: Liberty 1995). Melayu Hasibuan SP, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara. 2001). Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004). Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efektifitas Organiasi. (Jakarta: Erlangga, 1985). Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakata: Balai Pustaka, 2001). Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2004). T. Hani Handoko, Manajemen Perilaku dan Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001). Undang-Undang Republik Indonesia Sisdiknas. No.20 pasal 3 tahun 2003 “Sistem Pendidikan Nasional”. Bandung Citra Umbara Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik Permasalahanny. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007). www. Jurnal Bisnis dan Manajemen.co.id, 16 Okt 2008. Wijono, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Jakarta: Depdikbud, 1989). dan TABEL UJI REFERENSI SKRIPSI IIUBTiNGAN IKLIM KERJA SEKOLAH DENGAF{ KEPUASAN KERJA GURU (Studi di MTs.N I Jakarta) No. No. Footnote Buku Referensi/Rujukan Halaman Halaman Paraf Skripsi Referensi Pembimbing I I 2 45 2 123-124 7 42 I BAB Undang-Undang Republik Indonesia Sisdiknas. No.20 pasal I I 3 tahun 2003 "Sistem Pendidikan Nasional ", Bandung Citra Umbar4 h.7 2 3 2 a -l Moch As'ad. Psifulogi Industri. (Jakarta: Liberfy 1995). Cet ke l. h.45 Susilo Martoyo. Manaj e men Sumber Daya Manusia. (Jakarta: 1990 BPFE). Cet ke-1. h .123- # 124 BAB II Pusat Bahasa Departemen 4 4 Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakata: Balai Pustaka, 2001), cet. Ke-1, ^l h.42. Wahj osum i djo, Ke pe mimp inan 5 5 Kepala Sefulah: Tinj auan Te oritik dan Permasalahannya, 7 60 7 55 8 113 (Jakarta: PT- Raja Grafindo Persada.2007), Cet. 6 7 6 7 I, h.60. Wijono, Administrasi dan Supe rv i s e P e n di dikan, (Jakarta Depdikbud, i989). h. 55. : Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efe hffitas Organias i. (Jakarta: Erlangga, 8 Stroom, Terjemahan Agus Dharma, Perilaku dalam O rganias i. (Jakarta: Erlangga, I Y 1985). Cet. 1, h.113 Keith Davis & John W. New 8 T 8 21 { 1990). Cet.2,h.21 9 10 9 t0 N.A Ametembun. Mereaiisasi Iklim Positif di Sekolah-sekolah. (Bandung: Suri,2000). Cet. Ke2.h. t-2 Arni Muhamm ad, Ko munikas i Organisasi. (Jakarta: Bumi 8 I + 9 a1 9 278 t0 n3 +, Aksara, 2007). Cet. Ke-8. h. 82 il ll t2 l2 l3 l3 Kamaludin, Llanajemen (Jakarta: Depdikbud. 1989). Cet.3, h.278 Suharsini Arikunto, Organisas i dan Administras i P e ndidiknn Te khnologi Dan Kejuruan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1993).Cet2, h. 113 Made Pidarta P erencanaan P e ndi dikan P art i s ipat or i de ngan Pendekntan System. (Jakarta: PT. + (' l0 199 Rineka Cipta, 2005). Cet. Ke-3, h.199 T4 t4 15 15 16 t6 www. Jurnal Bisnis dan Manajemen.co.id, l6 Okt 2008. Arni Muhammad, Komunikas i Organisasi 17 t7 { Made Pidarta, Perencanaan P endidikan P artis ipatori..., h. 201 .. 19 l8 29 lt 241 ll Artikel 13 92 20 Y / Wahyusumi djo, Ke pe mimp inan 1 14 t50 l5 273-274 Burhannddin, Anal is a Admi ni stras i Ma naje me n da n Kepe m i mpi nan P e ndidi kan. (Jakarta: B unri Aksara. 1994). Cet ke-l h.273-274 Kamaluddin, Manajemen..., h. E. Mulyas4 Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasr, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.ke- 12,h.154-155 ( 50 / l6 280 I7 154-155 28A 20 I .. h. 92 Kepala Sekalah...,h. l8 11 alv 1 Kartini Kartono, Pemimpin dan 2t 2l 22 22 Ke p e m i mp i nan. (J akaf,a: PT . Raja Crafindo Persada. 1994). Cet ke-7, h. 6l Keith Davis & Jhon W. new Stroom., terjemahan Agus l9 6t 19 152 Dharma. Perilaka dalam 23 23 Organisasi...,h. 152 Burhanuddin. Analisis Administrasi Mancj emen. . .,h. 20 275 20 48 I T 275 24 25 24 25 Ngalim Purwanto. Administras i dan Supe rv is i P e ndidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2004). Cet. 3, h. 48 Richard M. Steers, Terjemahan Magdalena Jamin, Efe kt rfitas Organisasi...,h. 117 T 2t / tt7 {t ,l 26 26 T. Hani Handoko, Manajemen Perilaku dan Sumber Daya Manus ia, (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 20A1) Cet. 1 5, hal. 23 193 / 193 27 27 Melayu Hasibuan SP, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara. 2001). Cet"-2, Edisi Revisi. hal: 23 242 202 { 28 28 Moch As'ad, Psikologi lwlustri. (Jakarta: Liberty. 1995), Cet 1, h. 24 104 /1 104 'v www. goo gle.com//faktor-faktor 29 30 29 30 yang mempengaruhi kepuasan ke{a. Moch As'ad, Psikologi Industri .. .. h. 1 07- I I I 24 Artikel I /1 l 25 107-1 1 I // fl BAB 31 32 3l 32 III Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evalaasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara. 2006). Cet ke-6 h.72 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo JI 72 JI 209 38 256 L il Persada). h. 209 Suharsimi Arikunto. Prasedur 33 JJ P ene litian Suatu P e nde katan P rakte k. \ I (Jakarta: Rineka Cipra. 1997). h. 256 Aras Sudijono 34 34 Statistik Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). 35 52 h. . P engantar 39 193 40 209 193 S. Margono. lv{e t odol ogi P e ne ! it i an Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2004). Cet ke-4, h. 209 Untuk memenuhi validasi skripsi yang berjudul llubungan Iklim Kerja Sekolah Deangan Kepuasan Kerja Guru, maka perlu pengujian daftar relerensi untuk mengetahui sumber data yang diperoleh. Jakada,07 Februari 2014 Dosen Pebimbing Skripsi & Drs. Hasvim Asy'ari. M.PD. NrP. 196s07 t1 .199 403. 1.00s q Lanjutan Lampiran 1 SETELAH UJI COBA VARIABEL X (IKLIM ORGANISASI) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Drs. H. A. Mawardi, MM Suridi, S.Pd.I Dra. Asmawiyah Dra. Tuti Sutianah Dra. Rina Nova Sri Suwanti, M.Pd Drs. Achmad Damiri Drs. Sahidin Hj. Titi Sumartini, S.Ag Ahmad Baihaki, S.Pd Hj. Basnah, S.Ag Nur Afnidar, S.Pd Estri Atutwuri H, S.Pd Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. Lilis Komariyah, S.Pd Nur Alamsyah, S.Pd Rudy Hartono, S.Pd Jainudin, S.Pd Drs. Amsari Diah Elisa Fy, S. Pd Kholillullah, S. Pd Indah Kusuma Dewi, S Pd Dasahri. M.Pd Habibillah, S. Kom Heni, S Pd Siti Umiyati, S. Pd Evi Lutfiah, S.Pd Trisakti Ayu Kusuma Sugiyardi, Mm Dra. Arifatun M. ∑ xi ∑ xi² Nomor Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 5 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 5 5 4 4 5 2 5 4 5 3 3 4 3 1 4 2 5 3 4 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 5 5 5 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 1 2 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 3 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 5 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 4 5 5 1 5 5 5 5 3 5 3 5 4 1 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 3 5 5 3 5 4 4 3 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5 2 2 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 1 2 1 4 5 3 5 5 4 2 3 2 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 3 3 132 132 127 134 115 110 123 113 101 121 129 117 117 118 127 119 126 104 96 592 590 551 608 477 | 422 523 445 367 515 567 471 479 470 547 509 548 376 350 ∑ xt ∑ xt² 76 80 75 70 73 63 74 68 80 68 76 79 77 79 69 67 69 75 77 86 90 74 79 79 76 78 75 80 75 74 2261 312 346 299 268 307 217 316 262 340 252 318 316 321 337 263 241 257 297 331 408 432 294 341 339 312 332 311 382 311 296 9358 Lanjutan lampir VARIANS BUTIR VARIABEL X (IKLIM KERJA SEKOLAH) No. Varians 1. 0.37333 2. 0.30666 3. 0.44566 4. 0.31566 5. 1.20567 6. 0.62333 7. 0.62333 8. 0.64566 9. 0.899 10. 0.35666 11. 0.41 12. 0.49 13. 0.75666 14. 0.19566 15. 0.31233 16. 1.23233 17. 0.62666 18. 0.97333 19. 1.42667 ∑ 12.2186 Hasil Uji Coba Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja Guru) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 skor 1 4 3 5 5 5 5 4 2 4 5 4 5 4 1 4 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 119 2 3 3 3 4 5 3 5 3 4 5 3 5 3 3 5 3 3 5 4 4 3 3 5 4 3 4 5 4 5 2 114 3 5 1 5 5 5 5 4 2 5 4 3 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 130 4 4 3 3 4 5 5 4 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 133 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 141 6 5 4 5 5 5 5 3 3 4 3 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 122 7 5 3 4 5 5 5 3 1 5 2 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 127 8 3 3 4 3 1 4 3 3 3 4 3 5 3 1 3 3 3 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 100 9 4 2 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 1 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 3 5 5 4 5 5 129 10 5 2 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 2 5 3 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 132 11 3 3 3 3 5 5 3 3 5 4 3 5 4 3 5 3 3 4 5 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 113 12 4 1 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 1 5 3 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 129 13 5 1 3 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 137 14 5 5 2 2 4 4 3 3 3 4 3 5 4 1 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 107 15 5 1 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 3 5 4 4 126 16 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 128 17 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 5 135 18 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 4 132 19 3 4 5 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 113 20 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 117 Jml 83 60 85 88 93 94 80 65 86 81 74 97 84 47 87 79 84 91 90 91 85 85 87 81 76 89 80 87 91 84 2484 0.6 0.7 0.56 0.1 0 0.47 -0.28 0.31 0.68 0.696 0.69 0.69 0.06 0.57 0.2 0.583 0.182 0.643 0.12 0.498 0.517 0.514 0.67 0.516 0.693 0.665 0.223 0.823 0.0516 0.707 rt 0.44 0.444 0.44 0.44 0.444 0.44 0.44 0.44 0.44 0.4 0.444 0.444 0.444 0.44 0.444 0.44 0.4 0.44 0.4 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 et TV TV V TV V V V TV TV V V V V TV V V TV V TV V V V V TV 0.48 V V V V V V Lampiran 2 DATA HASIL RELIABILITAS VARIABEL X IKLIM ORGANISASI DENGAN VARIABEL Y KEPUSAN KERJA GURU Mencari varians butir Si2 = = = = = 0.37333 Mencari varian total St2 = = = = = 255.133 Lanjutan lampiran 2 Menghitung Reliabilitas r11 = = = =1,0556 [0.04789] =1,00504 Dengan pernyataan bahwa 1.00504 > 0.70 berarti item soal yang diuji reliabilitasnya dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel). Lampiran 3 TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL X ( IKLIM KERJA SEKOLAH ) Diketahui data skor keadaan iklim kerja sekolah adalah: 63,67,68,68,69,69,70,73,74,74,74,75,75,75,75,76,76,76,77,77,78,79,79,79,79,80, 80,80,86,90 Langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan table distribusi frkuensi adalah: 1. Mencari total jangkauan ( R ) R =H–L+1 = 90 – 63 + 1 = 27 + 1 = 28 2. Mencari banyaknya kelas ( K ) K = 1 + 3,3 . log n = 1 + 3,3 . log 30 = 1 + 3,3 . 1,477 = 4,3 x 1,477 = 6.351 dibulatkan menjadi 6 3. Interval ( i ) i = = = 4.6 dibulatkan menjadi 5 4. Menyusun Interval Kelas Interval 86-90 81-85 76-80 71-75 66-70 61-65 Ftrekuensi 2 0 13 8 6 1 Nilai Nyata 85.5-90.5 80.5-85.5 75.5-80.5 70.5-75.5 65.5-70.5 60.5-65.5 Lanjutan Lampiran 3 Mencari Mean (Mx), Median (Me), Modus (Mo) dan Standar Deviasi (SD) pada variabel Iklim Kerja Guru (X) Interval 86-90 81-85 76-80 71-75 66-70 61-65 Jumlah f 2 0 13 8 6 1 ∑f 30 x 88.5 83.5 78.5 73.5 68.5 63.5 Fx 177 0 1020.5 588 411 63.5 ∑ fx 2260 fka 2 2 15 23 29 30 1. Mean (Mx) Mx = = = 75.3 2. Median (Me) Me = = 80.5 – = 80.5 – = 75.5 fkb 30 28 28 15 13 7 X (x – Mx) 13.2 8.2 3.2 -1.8 -6.8 -11.8 X2 174.24 67.24 10.24 3.24 46.24 139.24 FX2 348.48 0 133.12 25.92 277.44 139.24 ∑ fx² 924.2 3. Modus (Mx) Me = = 80.5 – = 80.5 – = 80.5 – 5 = 75.5 4. Standar Deviasi (SD) SD = = = = 5.54 x5 Lampiran 4 TABEL DISTRI BUSI FREKUENSI VARIABEL Y ( KEPUASAN KERJA GURU ) Diketahui data skor kepuasan kerja guru adalah: 78,78,79,86,87,87,88,89,89,90,91,93,93,93,94,94,94,94,94,96,97,97,97,99,99,100,101,101,101,1 04 Langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan table distribusi frekuensi adalah: 1. Mencari total jangkauan ( R ) R =H–L+1 = 104– 78 + 1 = 28 2. Mencari banyaknya kelas ( K ) K = 1 + 3,3 . log n = 1 + 3,3 . log 30 = 4,3 x 1,477 = 6.351 dibulatkan menjadi 6 3. Interval ( i ) i = = = 4.5 dibulatkan menjadi 5 4. Menyusun Interval Kelas Interval 100-104 95-99 90-94 85-89 80-84 75-79 Ftrekuensi 5 6 10 6 0 3 Nilai Nyata 99.5-104.5 94.5-99.5 90.5-94.5 85.5-89.5 80.5-84.5 75.5-79.5 Lanjutan Lampiran 4 Mencari Mean (Mx), Median (Me), Modus (Mo) dan Standar Deviasi (SD) pada Variabel Kepuasan Kerja Guru (Y) X (x – X2 FX2 Interval f X fx fka fkb 100-104 5 102.5 512.5 5 30 9.83 96.62 483.1 95-99 6 97.5 585 11 25 4.83 23.32 139.92 90-94 10 92.5 925 21 19 -0.17 0.028 0.28 85-89 6 87.5 525 27 9 -5.17 26.72 160.32 80-84 0 82.5 0 27 3 -10.17 103.42 0 75-79 3 77.5 232.5 30 3 -15.17 230.12 690.36 Jumlah ∑f 30 ∑ fx 2780 ∑ fx² 1473.98 1. Mean (Mx) Mx = = = 92.67 2. Median (Me) Me = = 94.5 – = 94.5 – = 94.5 – 2 = 92.5 3. Modus (Mx) Mx) x5 Me = = 94.5 – = 94.5 – = 94.5 – 2.5 = 92 4. Standar Deviasi (SD) SD = = = = 7.009 x5 Lampiran 5 Tabel data Variabel X dan Variabel Y No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Responden Drs. H. A. Mawardi, MM Suridi, S.Pd.I Dra. Asmawiyah Dra. Tuti Sutianah Dra. Rina Nova Sri Suwanti, M.Pd Drs. Achmad Damiri Drs. Sahidin Hj. Titi Sumartini, S.Ag Ahmad Baihaki, S.Pd Hj. Basnah, S.Ag Nur Afnidar, S.Pd Estri Atutwuri H, S.Pd Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. Lilis Komariyah, S.Pd Nur Alamsyah, S.Pd Rudy Hartono, S.Pd Jainudin, S.Pd Drs. Amsari Diah Elisa Fy, S. Pd Kholillullah, S. Pd Indah Kusuma Dewi, S Pd Dasahri. M.Pd Habibillah, S. Kom Heni, S Pd Siti Umiyati, S. Pd Evi Lutfiah, S.Pd Trisakti Ayu Kusuma Sugiyardi, Mm Dra. Arifatun M. X 76 80 75 70 73 63 74 68 80 68 76 79 77 79 69 67 69 75 77 86 90 74 79 79 76 78 75 80 75 74 2261 ∑X Y 94 97 97 101 88 78 99 93 94 94 87 91 100 89 79 78 89 86 96 104 104 94 97 93 94 87 99 101 90 93 2786 ∑Y XY 7144 7760 7275 7070 6424 4914 7326 6324 7520 6392 6612 7189 7700 7031 5451 5226 6141 6450 7392 8944 9360 6956 7663 7347 7144 6786 7425 8080 6750 6882 210678 ∑ XY X2 5776 6400 5625 4900 5329 3969 5476 4624 6400 4624 5776 6241 5929 6241 4761 4489 4761 5625 5929 7396 8100 5476 6241 6241 5776 6084 5625 64C0 5625 5476 171315 ∑ X² Y2 8836 9409 9409 10201 7744 6084 9801 8649 8836 8836 7569 8281 10000 7921 6241 6084 7921 7396 9216 10816 10813 8836 9409 8649 8836 7569 9801 10201 8100 8649 260116 ∑ Y² Lampiran 6 Frekuensi Diagram Histogram Variabel X ( Iklim Kerja Sekolah ) Kelas Interval Lanjutan Lampiran 6 Frekuensi Diagram Histogram Variabel Y ( Kepuasan Kerja Guru ) Kelas Interval Lanjutan Lampiran 7 HASIL OBSERVASI PENELITIAN DI MTS.N 8 JAKARTA 1. STRUKTUR ORGANISASI a. Struktur organisasi pada MTs. N 8 Jakarta sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) Kepala Madrasah Komite Madrasah Kepala Urusan Tata Usaha Waka Bid. Kurikulum Waka Bid.Kesiswaan Waka Bid. Sarana Dan Prasarana Waka Bid. Pengembangan Mutu Koordinator / Pembina Wali Kelas Guru Mata Pelajaran BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KMA 28/2013 Komite Madrasah Kepala Madrasah Kepala Urusan Tata Usaha Tata Usaha Wakil Kepala KESISWAAN Guru Mata Pelajaran Wakil Kepala PENG.MUTU Wakil Kepala KURIKULUM Wali Kelas Wakil Kepala SARANA & PRASARANA Koordinator/ Pembina Peserta Didik Lanjutan Lampiran 7 2. FUNGSI-FUNGSI STUKTUR ORGANISASI a. Keterangan Koordinator/Pembina 1) Koordinator Perpustakaan 2) Koordinator Lab. Bahasa 3) Koordinator Lab. Ipa 4) Koordinator Lab. Komputer 5) Koordinator Mgmp 6) Koordinator Ekskul 7) Koordinator Keagamaan 8) Koordinator Bk b. Penjelasan Struktur Organisasi 1. Kepala Madrasah a) Kepala madrasah adalah seorang yang ditujuk , diangkat, dan diberhentikan oleh instansi yang berwenang b) Masa jabatan kepala madrasah disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dalam lingkungan Departemen Agama (lihat keputusan Dirjen Bimbingan Islam tentang Pedoman Pengangkatan Kamad No. E/101 tahun 2001) c) Kepala Madrasah bekerja sesuai dengan amanat dan tugas dari Kanwil Depag DKI Jakarta d) Kepala Madrasah harus melaksanakan program kerja yang telah diputuskan dalam raker MTsN. 8 e) Kinerja Kepala Madrasah berada di bawah tanggung jawab Kepala Bidang MAPENDA KANWIL KEMENAG DKI Jakarta f) Secara strktural Kepala MadrasahTsanawiyah bertanggung jawab kepada Kepala KANDEPAG dan secara teknis dan edukatif di bawah KASI MAPENDA g) Secara moral Kepala Madrasah bertanggung jawab kepada guru, karyawan dan komite MTsN 8 h) Kepala Madrasah dapat mengambil kebijakan –kebijakan yang dipandang perlu dalam meningkatkan mutu/kualitas MTsN.8 Lanjutan Lampiran 7 i) Untuk memperlancar tugas-tugasnya, Kepala Madrasah dibantu oleh tiga orang wakil Kepala dan satu orang Kepala Tata Usaha j) Kepala Madrasah bukan jabatan structural melainkan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Madrasah 2. Komite Madrasah a) Pengertian komite madrasah adalah sebuah lembaga permusyawaratan madrasah terdiri dari wakil para guru, wakil orang tua didik, tokoh pendidik, tokoh masyarakat yang bertanggung jawab menetapkan kebijakan madrasah b) Komite madrasah ditunjuk melalui pemilihan oleh perwakilan orang tua peserta didik c) Kebijakan yang ditetapkan komite madarasah harus berdasarkan keputusan yang disepakati oleh seluruh pengurus komite madrasah yang terpilih d) Masa jabatan komite madrasah satu periode yaitu tiga tahun e) Pengurus komite adalah orang-orang yang mau berkerja keras, peduli terhadap dunia pendidikan dan berjiwa sosial yang tinggi f) Komite madrasah merupakan badan yang bersifat mandiri dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan madrasah maupun lembaga pemerintah lainnya, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling bekerja sama sejalan dengan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) g) Tujuan dibentuknya komite madrasah sebagai suatu organisasi masyarakat madrasah adalah sebagai berikut: Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di stuan pendidikan Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan Lanjutan Lampiran 7 Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan bermutu Adapun peran yang dijalankan komite madrasah adalah sebagai berikut. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan Pendukung (supporting agency) , baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan Pengontrol (controlling agency) dalama rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan Mediator antara MTsN 8 dengan orang tua murid dan masyarakat untuk kelancaran pelaksanaan pendidikan 3. Kepala Urusan Tata Usaha a) Kepala Urusan Tata Usaha (Kaur TU) adalah seorang yang ditunjuk,diangkat dan diberhentikan oleh lembaga atau instansi yang berwenang b) Kepala Urusan Tata Usaha adalah pejabat eselon V.a yang ditunjuk oleh Menteri Agama yang di SK-kan oleh KANWIL KEMENAG Provinsi DKI c) Masa jabatan Kaur TU disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam lembaga terkait d) Untuk kelancaran tugas-tugasnya Kaur TU dibantu oleh staf Tata Usaha e) Bertanggung jawab terhadap urusan Kehumasan dan Staf Tata Usaha f) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, sarana, dan prasarana. 4. Wakil kepala madrasah (wakamad) Tugas wakil kepala madrasah : Lanjutan Lampiran 7 a) Wakil kepala madrasah dipilih langsung melalui rapat dewan guru dan disahkan oleh kepala madrasah b) Wakil kepala madrasah harus memenuhi kreteria sebagai berikut: Sehat jasmani dan rohani Mampu membaca dan menulis al qur’an Pendidikan minimal sarjana (S1) Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima tahun di MTsN 8 Mampu bekerja sama dengan pimpinan, pengawas, komite serta warga madrasah Pangkat/Gol IIIc c) Wakil kepala madrasah terdiri dari : Wakil kepala bidang (wakabid) kurikulum Wakil kepala bidang (wakabid) kesiswaan Wakil kepala bidang (wakabid) sarana dan prasarana Wakil kepala bidang (wakabid) pengembang mutu d) Masa jabatan wakil kepala madrasah tiga tahun e) Masa jabatan maksimal dua periode f) Apabila belum habis masa jabatan para wakil melakukan pelanggaran atau dinilai kurang cakap dan kurang mampu malaksanakan tugas, sehingga mengganggu kelancaran pendidikan, ketenangan dan kenyamanan, maka surat keputusan (SK) pengangkatan dapat ditinjau kembali, dengan mengeluarkan SK pemberhentian dan digantikan oleh pejabat yang melaksanakan tugas(PYMT) yang ditunjuk langsung oleh kepala madrasah. Lampiran 8 ANGKET IKLIM KERJA SEKOLAH IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita 3. Status : PNS/ Honorer PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah terlebih dahulu sebelum menjawab 2. Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda 3. Jawaban hendaknya diberikan dengan sejujur-jujurnya 4. Dengan kriteria jawaban sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju R = Ragu-Ragu PERNYATAAN Kepala sekolah yakin dengan kemampuan saya dalam mengajar Kepala sekolah mengakui bahwa saya mentaati peraturan sekolah Semua pekerjaan di sekolah saya lakukan dengan maksimal Kepala sekolah menyampaikan informasi kepada saya dengan jujur/apa adanya Kepala sekolah berkomunikasi secara langsung dalam membahas masalah di sekolah Kepala sekolah mau menerima kritik dari para guru Saya tidak terbuka kepada guru yang lain ketika menghadapi masalah di sekolah Kepala sekolah memberikan bimbingan kepada saya untuk mengatasi kesulitan proses belajar mengajar Kepala sekolah mendengarkan pendapat guru walaupun tidak sejalan SS S R TS STS 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Saya tidak dilibatkan dalam pembuatan program kerja di sekolah Pembagian tugas guru diputuskan lewat musyawarah untuk dapat kata sepakat Saya sering dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan di sekolah Saya dilibatkan untuk membahas masalah kenaikan SPP di sekolah Kepala sekolah mau mendengarkan pendapat saya Saya selalu menyampaikan ide/gagasan untuk memperbaiki prestasi di sekolah Saya merasa leluasa untuk melaksanakan pekerjaan sebagai guru Kepala sekolah tidak memberikan deadline ketat kepada saya terkait dengan penyelesaian pekerjaan Kepala sekolah memahami dan menerima kekurangan/kelemahan saya dalam mengajar Saya senang mengajar di sini karena lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan Antara kepala sekolah dengan saya sering terjadi selisih paham Hubungan guru dan kepala sekolah tidak akrab Kepala sekolah tidak melaksanakan tanggung jawabnya secara baik Dalam melaksanakan program sekolah, kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada para guru Kepala sekolah menyusun program tidak sesuai dengan data yang tersedia Kepala sekolah tidak menyusun program sekolah menurut skala prioritas Kepala sekolah tidak peduli dengan konflik yang terjadi di sekolah Kepala sekolah bersikap egois dalam pengambilan keputusan Kepala sekolah tidak mau menerima usulan dari para guru untuk menyelesaikan masalah di sekolah Saya tidak giat mengajar karena tidak diberikan penghargaan atas prestasi yang saya berikan Saya tidak bersungguh-sungguh untuk membantu kepala sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan ANGKET KEPUASAN KERJA GURU No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. PERNYATAAN Sebagai guru saya memperoleh pendapatan yang belum memadai Saya dapat memenuhi semua kebutuhan dengan penghasilan yang diberikan sekolah Penghasilan yang saya terima sesuai dengan jabatan yang saya pangku Saya merasa cukup dengan penghasilan yang diberikan oleh sekolah ini Penghasilan yang diberikan oleh sekolah lebih dari cukup, sehingga membuat saya tidak perlu mencari uang tambahan diluar sekolah ini Kepala sekolah selalu memberikan kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan Saya merasa senang dengan kondisi lingkungan kerja sekarang Suasana ditempat saya bekerja/mengajar cukup bising Kebisingan ditempat kerja saya mengganggu konsentrasi dalam mengajar Saya merasakan lingkungan kerja yang harmonis dan kondusif Dalam meningkatkan kemampuan saya, kepala sekolah menawarkan pelatihan Saya merasa nyaman bekerja disini karena banyaknya peluang untuk maju atau mengembangkan karier Hasil kerja yang baik menghasilkan adanya promosi jabatan pada guru Setiap guru memiliki kesempatan yang sama untuk peningkatan karir atau untuk dipromosikan Kebijakan yang dijalankan oleh pimpinan cukup adil bagi saya Saya merasa cocok terhadap teman sekerja di sini Rekan kerja saya di sekolah ini menyenangkan Sapaan atasan pada saya memberikan perasaan puas pada diri saya Saya merasa teman di sekolah ramah kepada saya Setiap tugas dapat saya selesaikan dengan baik bila ada dukungan dari rekan kerja di sekolah Saya menjalin keakraban dengan rekan-kerja saya baik didalam maupun diluar sekolah Dengan senang hati saya akan membantu teman sekerja SS S R TS STS 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. yang membutuhkan bantuan Saya merasa aman dalam bekerja sama dengan guru lain di kantor Kerja sama antar guru dapat meningkatkan gairah kerja Saya merasa puas dengan dukungan yang diberikan rekan kerja dalam melaksanakan tugas di sekolah Saya merasa senang dengan interaksi antar individu di sekolah Orang-orang yang bekerja dengan saya member dukungan yang cukup kepada saya Apapun tugas yang diberikan kepala sekolah pada saya, saya tekuni dengan baik Saya dapat menyelesaikan kesulitan yang saya hadapi karena atas bimbingan kepala sekolah Saya bangga menyelesaikan tugas sekolah tepat pada waktunya Lanjutan Lampiran 1 SETELAH UJI COBA VARIABEL Y (KEPUASAN KERJA GURU) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Drs. H. A. Mawardi, MM Suridi, S.Pd.I Dra. Asmawiyah Dra. Tuti Sutianah Dra. Rina Nova Sri Suwanti, M.Pd Drs. Achmad Damiri Drs. Sahidin Hj. Titi Sumartini, S.Ag Ahmad Baihaki, S.Pd Hj. Basnah, S.Ag Nur Afnidar, S.Pd Estri Atutwuri H, S.Pd Hj. Ika Faiqah, S.Pd. I. Lilis Komariyah, S.Pd Nur Alamsyah, S.Pd Rudy Hartono, S.Pd Jainudin, S.Pd Drs. Amsari Diah Elisa Fy, S. Pd Kholillullah, S. Pd Indah Kusuma Dewi, S Pd Dasahri. M.Pd Habibillah, S. Kom Heni, S Pd Siti Umiyati, S. Pd Evi Lutfiah, S.Pd Trisakti Ayu Kusuma Sugiyardi, Mm Dra. Arifatun M. ∑ xi ∑ xi² Nomor Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 5 2 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 3 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 3 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 5 4 3 5 5 5 3 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 1 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 5 3 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 4 5 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 5 4 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 133 138 141 120 135 115 133 136 128 140 128 137 126 116 132 137 133 135 138 132 137 605 646 0.67 514 610 457 607 623 560 662 560 635 556 466 592 635 599 599 642 594 633 ∑ xt ∑ xt² 94 97 97 101 88 78 99 93 94 94 87 91 100 89 79 78 89 86 96 104 104 94 97 93 94 87 99 101 90 93 2786 430 453 333 514 392 298 473 425 428 436 367 405 482 389 305 298 383 356 444 498 516 428 453 431 428 373 473 489 400 421 12521 * &4% w&w w KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. No. FORM (FR) Tgl. Dokumen : -flTKFR4KD{81 Terbit : l tVaret ZO1O lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/I(M.01.3/..........12011 Lamp. :Hal :Bimbingan Skripsi Jakarta,lg Desember 20 l2 Kepada Yth. Hasyim ASy'ari. M.pd Pembirnbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UN Syarif Hidayatullah Jakarta. As s alamu' al aikum wr.w b. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing (rnateri/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama Hasan Aryanto NIM l 060 1 8200758 Jurusan KI-Manaj emen Pendidikan Semester XIII Judul Skripsi ,,HUBUNGAN IIII IKLIM KERJA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU (STUDI DI MTS. NEGERI S JAKARTA)". Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 23 November 2012 , abstraksiloutline tetlampir. Saudara dapat melakukan plrubahan redakslJnal pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghrur"gi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, d.an dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perl,atian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Vf/as s al amu' al aikum wr.w b. -Manajemen Pendidikan Tembusan: Dekan FITK Mahasiswa ybs. L 2. i. J1 i :'t KE TCI E N T E R IA IVAG A rVIE No.Dokumen :--FFK+R+KD{81 UIN JAKARTA Ir rim gl. FORM (FR) FITK I ;-$-o!{,i Jt. t.. H. Juanda No 95 ciputat 1 Terbit : tZ wtaret ZOtg 5412 tndonesja g!RAT PERMoHONAN IZIN PENELIfIAN Nomor : Un.0l/F. l/t(M.0t Lamp. : - Hal : Permohonan .3/l06it}0t3 Jakarta, l3 Juni 2013 lzin penelitian Kepada Yth. Kepala MTs. Negeri 8 Jakarta di Tempat Assalamu' al a ikum w r.w b. Dengan hormat kami sampaikan bahrva, Nama Hasan Aryanto NIl\4 I Jurusan Kl- Manajemen pendidikan Semester XIV (empat Judul Skripsi " 60 I 82007s8 belas) Hubungan Ikrirn Kerja Sekorah dengan Kepuasan Kerja curu studi di g MTs. Negeri Jakarta.,, adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Bapal</lbu pimpin. untuk itu karni mohon Bapak/lbu dapat mengizinkan mahasislva tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih. I|/ass a I a m u' a la i ht m wr. yv b. It4anajemen pendidikan . Mu'arif SANf, r96507t71994031 Jd! v-y il(E Fl z s rI1 F (t) rq E td t4 l- 4& eg <. F{ o N cY) til us ol Nl ZI 2fr <l El 5 Z- EI FI IT =rI1 & t7 z9 z <tr G4, (0 t\ ) H *r E- l!'( a EJ F. F c $ L :f F{ a g E ii r$ O) a 1O -c $ a E g G -v :t z \ v n 6 0U E $ ro O O E cr) E O @ cf) ro f -) :'.<F ce (o <ii tr) (g to ..cD f a:! io.\i lz $ ::,1;i;1 O) r t! O 3 (! O o c! ,','l]t @ F- ll ls? -) t :i:i;:"l ;o- sa- a a (o G O E t, o o tui \a tr <8 TQ - (! 'r:} c \ \ I + Visi dan Misi l$atuan FendiCikan Madrasah 'fsanawiyah Negeri I Jakaia Tahun Pelaj ar an 2A1,3 DAI 4 Visi : Berprestasi, Islauri dan Foputris h'{isi : I. Meninglcatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependid.il<.an J ' 2. Mengaplilcasilcan penclekatan pembelajlran contextual, teaching dan learning 3. Menciptakan sua's&na pembelaiaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan 4. Vlengernbangkan model-modei pembelajaran yang berbasis IT 5" Mengembangkan pr{rsfis belajar mengajar bernuansa islami 6. Ivtenjadikan agama islarn sebagai ruh dan surnber nilai pengembangan madrasah 7. Menjalin kerjasarna dengan rnasyarakat, lingkungan dan instansi yang conceffl terhadap madrasah 8. Menjadikan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai mitra KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI B JAKARTA [Mrs. N B) Jl. SeruniKomp. BTN Kresek Indah Kel. Duri Kosambi Kec. Cengkareng Jakarta Barat 11750 E-M@lL : [email protected] Faks. [021J 545 1883 TelP. (021) 545 1883 NPSN.20178153 NSM. 121.131.730.001 S3 Nomor Sifat : MTs. 09.4.8 ftL.Aol Lamp. :- Hal : Pelaksanaan Penelitian 0 Jakarta, 1 2 12014 F ebruan 201 4 :Penting Kepada Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Kependidikan Universitas lslam Negeri Jakarta Assalamu'alaikumWr. Wb Yang bertandatangan dibawah ini: Nama : Drs. H. A. MAWARDI, MM NIP. :19631001 198803 1 005 : Pembina Tk. 1/ lV.B : Kepala Madrasah : MTs Negeri8 Cengkareng Jakarta Barat PangkaU Gol Jabatan Unit Kerja Dengan ini menerangkan bahwa: Nama : HASAN ARYANTO NIM :16018200758 : K1-Manajemen Pendidikan : lV ( empat belas ) Jurusan Semester Jakarta Telah melakukan penelitian pada Madrasah Tsanawiyah NegeriS cengkareng Guru Sfudt dt Barat dengan Judul "Hubu nganlklim Keria sekolah dan Kepuasan Madrasah Tsanawiyah Negeri I Cengkareng Jakark Baraf'.Sejak tanggal,20 Agustus s.d. 28 Oktober 2013. Demikian, Keterangan ini dibuat dengan sebenamya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinYa. ffiERra \,'- ffi 6rc. H. A. MAWARDI, MM D NrP. 19631001 198803 1 005'