PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP
Transcription
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: TITIK HARYANTI NIM 12107030 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010 PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi, dan perbaiki, maka skripsi saudari: Nama NIM Jurusan/ Program studi Judul : Titik Haryanti : 121 07 030 : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam : PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN, KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK TAHUN AJARAN 2009/2010. telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 04 Maret 2010 Pembimbing Siti Rukhayati, M. Ag NIP. 19770403 200312 2 003 PENGESAHAN Skripsi Saudari TITIK HARYANTI dengan Nomor Induk Mahasiswa 12107030 yang berjudul PENGARUH KOMPETEN SI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK TAHUN AJARAN 2009/2010. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN Salatiga pada Sabtu tanggal 13 Maret 2010 telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 13 Maret 2010 27 Robi’ul Awal 1431 Ketua Sidang Panitia Ujian Sekretaris Sidang Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP 19580827 198303 1 002 Dr. H. Muh Saerozi, M. Ag. NIP.19660215 199103 1 001 Penguji I Penguji II Jaka Siswanta, M. Pd NIP. 19710219 20000 1 002 M. Gufron, M. Ag NIP. 19720814 200312 1 001 Pembimbing Siti Rukhayati, M. Ag. NIP. 19770403 200312 2 003 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Titik Haryanti NIM : 121 07 030 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dari skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 04 Maret 2010 Yang menyatakan Titik Haryanti NIM 121 070 30 MOTTO Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al Ashr 1-3) Gunakan kesempatan…. Yang masih diberi semoga kita takkan menyesal Masa usia kita…jangan disia-siakan karena ia tak akan kembali lagi PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan: Untuk Ibuku Lastipah dan Bapaku Rasipan yang pertamakali mengajarkan aku ilmu, atas kasing sayang pengorbonaan dan doa tulus yang selalu tercurahkan. Untuk Bapak Drs. H. Banany dan bapak Mahzumi selaku PA yang selalu memotivasi dalam kuliah ini. Orang yang spesial Mas Ridwan yang setia menungguku dan memberikan motivasi kepada penulis. Adikku Siti Fatonah, Ali Ridho, Dek Nir, dan Lek Sri yang selalu memotivasi dalam penulis ini. Teman-temanku di P.M Safira (April, Mbak Ana, Mbk Ana Latif ,Mbak Narsih, Yana, Iin, Faizah, Frince, Dek Lala, Dek Faiq , khofif, Ana Zaid, dan Nur,) yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi Sahabat-sahabatku Kunatul, Mak Ning, dan Farida yang selalu menemani penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini Teman-teman PAI Transfer angkatan 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarga serta para sahabat dan pengikutnya. Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN, KEC. KEBONANGUNG, KAB. DEMAK TAHUN AJARAN 2009/2010” penulis susun dengan berusaha semaksimal mungkin demi terwujudnya susunan yang sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan potensi yang dimiliki penulis sangatlah terbatas, sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini penulis haturkan terimakasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Drs. Sa’adi, M. Ag, selaku ketua jurusan Tarbiyah. 3. Fathurrohman, M. Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam. 4. Siti Rukhayati, M. Ag, selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga skripsi ini dapat terselasaikan. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga. 6. Seluruh Civitas Akademik STAIN Salatiga. 7. Bapak kepala MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. kebonangung, Kab. Demak yang telah memberikan ijin penelitian serta informasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Ibuku Lastipah dan Bapakku Rasipan yang selalu aku sayangi dan aku banggakan, terimakasih atas motivasinya dan do’anya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Adikku Siti Fatonah, Ali Ridho, Lek sri dan dek Nir yang selalu memotivasi penulis. 10. Keluarga besar Simbah H. Marmen yang selalu memotivasi penulis. 11. Drs. Syakur, M. Pd. dan Bu Jum selaku yang mengelola TPQ Rahmatallil’alamin terimakasih atas motivasinya dalam berbagai hal. 12. Ustadz/ ah dan adik-adikku di TPQ Rahmatallil’alamin Salatiga yang aku banggakan. 13. Mbak Imami dan Mbak Dita terimakasih atas semuanya dan motivasi dalam penulisan skripsi. 14. Teman-temanku di P.M Safira (April, Mbak Ana, Mbk Ana Latif Yana, iin, Faizah, Frince, Mbak Narsih, khofif, Ana Zaid, Nur, dek lala, dan dek faiq) yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi. 15. KKN Kedungsari Pak Yanto, Bu Rofi’, Dek Robin, Dek Yono, Dek Icha, dan Dek Ulfa, Terimakasih atas kekompakan kalian. 16. Keluarga besar kedungsari, Bandongan yang aku sayangi. 17. Teman-temanku STAIN Salatiga angkatan 2005 dan semua teman-teman STAIN Salatiga. Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini membawa manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam. Salatiga, 04 Maret 2010 Penulis Titik Haryanti ABSTRAK Haryanti, Titik. 2009/2010 Pengaruh kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab Demak. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Siti Rukhayati, M. Ag. Kata Kunci: Makna Kompetensi Profesional Guru dan Minat Belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi Profesional Guru terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah kompetensi profesional guru? (2) Bagaimanakah minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus Product Moment. (1) kompetensi profesional guru dimana guru mempunyai kemampuan suatu pekerjaan dimana dia harus memiliki keahlian dibidang pendidikan dalam mengajarnya. Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar dan sekaligus mempengaruhi minat belajar siswa. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang akan disampaikannya. (2) Minat belajar seseorang yang menampakan dirinya dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakuakan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahaun dan pengalaman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan. Populasi yang diambil adalah siswa Kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. kebonagung, Kab. Demak, yang jumlah responden 50 siswa. Setelah data terkumpul dianalisa dengan menggunakan rumus product moment, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi Profesional Guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak, yang berada pada kategori tinggi ada 74%, berada pada kategori sedang ada 22% dan kategori rendah ada 4%. Minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak yang berada pada kategori tinggi ada 52%, berada pada kategori sedang ada 38%, dan kategori rendah ada 10%. Berdasarkan analisa selanjutnya dengan menggunakan rumus poduct moment di peroleh 0,517 dikonsultasikan dengan product moment atau n=1 pada taraf signifikan 5%= 0,279 dan pada taraf signifikan 1%= 0,361, ternyata nilai r berada di atas r tabel product moment sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian untuk hipotesis yang berbunyi” ada pengaruh yang positif antara Kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii PENGESAHAN ......................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iv MOTTO ..................................................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi KATA PENGANTAR................................................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii BAB I PENDAHILUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian………………………………………….. 5 E. Penegasan Istilah ................................................................. 6 F. Hipotesis ............................................................................. 8 G. Metode Penelitian ............................................................... 8 H. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................. 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Profesionalisme Guru ...................................... 17 1. Pengertian kompetensi Profesional Guru ....................... 17 2. Kompetensi …………………………………………….. 21 3. Standar kompetensi guru……………………………… 23 4. Hakekat Profesi ............................................................. 27 5. Syarat formal profesi ..................................................... 27 6. Prinsip profesi guru dan dosen ....................................... 29 7. Kriteria profesi .............................................................. 30 8. Syarat-syarat menjadi guru ............................................ 32 9. Fungsi dan peran guru ................................................... 33 B. Minat Belajar ...................................................................... 37 1. Pengertian Minat Belajar ............................................... 37 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar............ 39 3. Langkah-langkah untuk menimbulkan minat belajar ...... 41 4. Peran dan fungsi minat belajar ....................................... 42 5. Jenis-jenis belajar .......................................................... 43 6. Prinsip-prinsip belajar ................................................... 46 C. Pentingnya Minat Belajar .................................................... 47 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak ........................................................................ 48 1. Sejarah Berdirinya MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak........................................................................... 48 2. Letak Geografis MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak........................................................................... 50 3. Struktur Organisasi MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak .................................................................. 51 4. Profil MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak ...................................................................................... 52 5. Sarana dan Prasarana MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebunagung, Kab. Demak .................................................................. 6. Keadaan Guru dan Siswa MTs Yasu’a, 53 Pilangwetan ,Kec. Kebonagung, Kab. Demak ............................................. 54 B. Laporan Hasil Penelitian ..................................................... 55 1. Pengumpulan Data tentang pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap minat belajar mata pelajran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak ... 55 2. Data tentang Kompetensi Profesional Guru MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak .................................... 57 3. Data tentang Minat Belajar di MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak ............................................. 62 BAB IV BAB V ANALISI DATA A. Analisis Pendahuluan ........................................................... 69 B. Analisis Lanjutan.................................................................. 81 PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 87 B. Saran................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1.1 Populasi dan Sampel .............................................................. 10 Tabel 3.I Sarana dan Prasarana MTs Yasu’a Pilangwetan ..................... 53 Tabel 3.2 Keadaan Guru dan Karyawan................................................. 54 Tabel 3.3 Keadaan Siswa ....................................................................... 55 Tabel 3.4 Daftar Responden .................................................................. 55 Tabel 3.5 Daftar jawaban Angket kompetensi Profesional Guru ............ 58 Tabel 3.6 Daftar Skor Berdasarkan Jawaban angket kompetensi Profesional guru .............................................................................................. 60 Tabel 3.7 Daftar jawaban angket minat belajar Siswa ........................... 63 Tabel 3.8 Daftar Skor Berdasarkan Jawaban Angket Minat Belajar Siswa Tabel 4.1 Rekapitulasi interval kompetensi profesional guru ................. 71 Tabel 4.2 Persentase kategori kompetensi profesional guru ................... 73 Tabel 4.3 Persentase Frekuensi kompetensi profesional guru ................. 73 Tabel 4.4 Rekapitulasi interval Minat belajar ......................................... 76 Tabel 4.5 Persentase kategori minat belajar ........................................... 78 Tabel 4.6 Persentase Frekuensi minat belajar ......................................... 79 Tabel4.7 Distribusi Frekuensi Perhitungan Korelasi Product moment ... 82 65 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Angket Lampiran II : Surat Izin Penelitian Lampiran III : Surat Keterangan sudah melakukan penelitan. Lampiran IV : SKK Lampiran V : Lembar Konsultasi Lampiran VI : Daftar Riwayat Hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah kegiatan belajar bersama antara guru dan peserta didik. Pendidikan tidak lagi sekedar orang yang mengajar namun juga orang yang belajar guru dan peserta didik keduanya bersama-sama bertanggungjawab atas proses perkembangan belajar (Listria, 2007:22-23). Guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggungjawab membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan gurulah tunas-tunas bangsa ini termasuk sikap dan moralitasnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk negeri ini di masa datang, (Isjoni, 2008:3). Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkunganya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun itu diperlukan. Kedudukan seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang tidak kecil artinya bagi para guru. Sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestasi dan prestasi yang senantiasa terpuji dan teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, tidak saja di batas-batas pagar sekolah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya (Isjoni, 2008:11) Kualitas pengajaran sangat tergantung dari cara menyajikan materi yang harus dipelajari. Selain itu, bagaimana cara guru mengaktifkan peserta didik supaya berpartisipasi dan merasa terlibat dalam belajar, dan bagaimana cara guru memberikan informasi kepada siswa tentang keberhasilan mereka, semua hal tersebut menuntut ketrampilan ditakuti guru. Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar dan sekaligus mempengaruhi minat belajar. Apabila seorang guru latar belakang pendidikan di sekolah keguruan, maka guru tersebut akan mengusai pembelajaran yang efekif. Dalam hubunganya dengan guru-guru di MTs Yasu’a, guru sebagai pengajar. Masingmasing mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, ada yang dari pendidikan keguruan ada yang berasal dari pendidikan non keguruan, karena yang diampu adalah pendidikan formal, maka sudah sewajarnya bila guru dituntut kemampuannya yang mampu membawa siswa ke arah yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesui dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia egan-egan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pengajaran itu. Bahan pengajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang akan disampaikannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, pengunaan metode mengajar, setrategi belajar mengajar, maupun sikap dan karateristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehinga memungkinkan belajar mengajar mengembangkan bahan ajar dengan baik dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Para guru kerap menghadapi berbagai kendala yang yang menghambat proses pembelajaran. Kendala-kendala yang muncul ini, ada guru yang dapat mengatasinya dengan baik, tetapi banyak pula yang tidak mampu mengatasi dengan baik. Hal ini disebabkan banyaknya faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Penyebab ketidak efektifan proses pembelajaran ini adalah karena guru yang tidak efektif. Guru dapat dikatakan efektif apabila memiliki sikap penuh perhatian dan pantang menyerah, penjelasannya mudah dipahami, serta mampu mengelola kelas dengan baik. Guru efektif adalah guru yang mampu menggunakan (Empowering) segala potensi yang ada dalam dirinya dan luar dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sifat utama seorang guru adalah kemampuanya dalam mewujudkan penampilan kualitas kepribadian dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja yang sebaik-baiknya. Dengan kata lain seorang guru hendaknya memiliki kompentensi kinerja yang mantap berupa seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam dirinya agar dapat mewujudkan kinerja yang efektif. Untuk mengetahui sajauh mana kompetensi profesional guru dalam mempengaruhi minat belajar siswa maka judul yang penulis angkat adalah” PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS VIII MTs YASU’A PILANGWETAN KEC. KEBONAGUNG, KAB. DEMAK TAHUN AJARAN 2009/2010” B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kompetensi profesional guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010? 2. Bagaimanakah minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010? 3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec.Kebonagung Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010? C. Tujuan Penelitian Berangkat dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin penulis capai adalah: 1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan menambah khasanah keilmuan khususnya bagi guru fiqih. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru Diharapkan dapat meningkatkan kualitas mengajar serta mengembangkan potensi guru, dalam mencapai keberhasilan belajar serta menunjang mutu pendidikan. b. Manfaat bagi siswa. Anak akan lebih berminat dalam belajar dengan adanya guru yang kompetensi dan profesional. E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata dan judul penelitian ini. Maka perlu adanya penegasan istilah. 1. Kompetensi Profesional Guru a. Kompetensi adalah kemampuan dasar, (Suparlan, 2005:92). Yang dimaksud dengan kompetensi disini adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. b. Dalam kamus besar Profesional berasal dari kata Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran), (Depdiknas, 2007:377). Yang dimaksud profesional adalah orang yang melaksanakan sebuah profesi sebagai mata pencaharian. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus mempersiapkan untuk itu, bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. c. Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar (Depdiknas, 2007:377). Pengertian Guru yang penulis maksud adalah seseorang yang mempunyai tugas mengajar dan mendidik sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh (ilmu keguruan). Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah. tingkat kemampuan guru dengan pendidikan khusus untuk menentukan atau menjalankan profesinya (mengajar) yang dilandasi dengan pendidikan keahlian. 2. Minat Belajar a. Minat adalah Menurut Hurlock, (1989:114) minat adalah merupankan sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Jadi minat yang dimaksud penulis adalah suatu keinginan perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar fiqih. b. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interakasi. (Slameto, 1988:2). Jadi belajar menurut penulis adalah suatu perubahan yang ada pada diri seseorang untuk berubah menjadi lebih baik. Jadi minat belajar yang penulis maksud adalah dorongan/ keinginan yang ada pada diri individu untuk melakukan perubahan dalam diri seseorang untuk menuju arah perubahan yang lebih dari sebelumnya. F. Hipotesis penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih perlu diuji terus secara empiris (Suryabrata, 1995:69) Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak. Semakin baik kompetensi profesional guru yang dimilikinya, maka semakin baik pula minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan. G. Metodoloogi Penelitian 1. Lokasi, Waktu a. Lokasi penelitian Tempat penelitan ini dilakukan di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak. b. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 28 bulan November-Januari. 2. Populasi dan Sampel Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan hendak dicapai untuk memperoleh suatu gambar yang jelas dari proses penelitian ini maka penulis kemukaan dahulu subjek yang hendak digunakan. a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1991:102). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 100 di MTs Yasu’a Pilangwetan. Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. b. Sampel Sampel adalah sebagai atau wakil yang diteliti. Menurut Arikunto (1991:104-107) mengatakan bahwa: untuk mengambil sampel apa bila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya dan apabila subjeknya lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20% -25%. Penulis menetapkan besar sampel 50% dari besarnya populasi karena subyeknya berjumlah 100 siswa maka sampelnya adalah 50 siswa. Penulis mengambil 50 siswa dari kelas VIII A 16 siswa, kelas VIII B 17 siswa, dan kelas VIII C 17 siswa. Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah Random Sampling yaitu pengambilan secara random atau tidak pandang bulu dengan cara: a. Mengambil populasi dari kelas VIIIA 33 siswa dan sampelnya yang diambil 16 siswa. b. Mengambil populasi dari kelas VIII B 34 siswa dan sempelnya yang diambil 17 siswa. c. Mengambil populasi dari kelas VIII C 34 siswa dan sempelnya yang diambil 17 siswa. Tabel 1.1 Jumlah populasi dan sampel penelitian No Kelas/ kelompok Populasi Sampel 1 VIII A 33 16 2 VIII B 34 17 3 VIII C 34 17 100 50 Jumlah 3. Variabel penelitian Penelitian ini mengkaji dua varibel yaitu kompetensi profesional guru sebagai variabel pertama (X) dan minat belajar sebagai variabel kedua (Y). Adapun indikator dari kompetensi profesional guru adalah: a. Kemampuan menguasai bahan ajar fiqih. b. Kemampuan mengelola kelas. c. Kemampuan membimbing. d. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar. e. Kemampuan menggunaka media/ sumber belajar. Adapun indikator dari minat belajar adalah: a. Siswa rajin mengerjakan PR mata pelajaran fiqih. b. Siswa mempunyai catatan lengkap mengenai mata pelajaran fiqih. c. Siswa mempunyai buku pegangan mata pelajran fiqih. d. Perhatian penuh dari siswa selama mengikuti pelajaran fiqih. e. Siswa mengerjakan tugas mata pelajaran fiqih. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Angket adalah suatu daftar pertanyaan untuk memproleh data berupa jawaban dari para responden (orang yang menjawab) (Koentjaraningrat, 1994:173) Sedangkan menurut Margono, (1997:167) “Angket yaitu suatu alat untuk mengumpulkan data informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang diteliti. Metode angket di sini digunakan sebagai metode pokok untuk mendapat informasi berkaitan dengan kompetensi profesional guru dengan minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kec. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Pada angket dengan pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan-pertanyaan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Pada angket berstruktur, pertanyaan sudah disusun secara berstruktur di samping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau sub pertanyaan. Dalam angket tertutup, pertanyaan-pertanyaan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai jawaban alternatif. Karena angket dijawab atau diisi sendiri oleh responden dan peneliti tidak langsung bertemu dengan responden, maka dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pertanyaan ada pengantar dan petunjuk pengisian. Dalam pengantar dijelaskan maksud pengedaran angket, jaminan kerahasian jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Petunjuk pengisian menjelaskan bagaimana cara menjawab pertanyaan atau merespon pertanyaan yang tersedia. Kedua butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (populer), kalimat tidak terlalu panjang. Ketiga, untuk setiap pertanyaan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menulis jawaban atau respon dari responden secukupnya. (Syaodah Sukmadinata, 2008:219220). b. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematik fenomenafenomena yang diselidiki (Hadi, 1982:2). Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kegiatan-kegiatan terutama pengamatan terhadap jalannya pengajaran fiqih. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majah, noetulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1991:188). Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam sebagai pengumpulan data baik mengenai siswa, guru yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya analisis data. Dalam menganalisis penulis melakukan dua langkah analisis yaitu: a. Analisis Pendahuluan Analisis pertama ini penulis lakukan untuk mengetahui kompetensi profesional guru. Teknis penulisannya mengunakan rumus: 𝑃= 𝐹 𝑥 100 % 𝑁 Keterangan P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah responden b. Analisis lanjutan Dalam analisa ini penulis bermaksud untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru dengan minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak. Teknis analisis penulis gunakan adalah teknis “Korelasi Product Moment” dengan rumus. (Margono, 1997:206-207). rXY ( X )( Y ) N 2 ( X ) ( Y 2 ) 2 2 X Y N N XY Keterangan : rXY : koefesien Korelasi Variabel X dan Y XY : Product dari Variabel X dan Y X : Kompetensi Profesional Guru Y : Minat Belajar N : Jumlah Sampel H. Sistematika penulisan. 1. Dalam skripsi ini terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing Lembar Pengesahan, Pernyataan Keaslian Tulisan , Motto, Persembahan Kata pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran. 2. Bagian Isi Untuk mempermudah dalam mengkaji penulisan ini maka, penulis menyusun sistematika penulisan ini yaitu: BAB I : Berisi Pendahuluan yang memuat Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Penegasan Istilah, Hipotesis, Metode penelitian dan Sitematika penulisan. BAB II : Berisi kajian Pustaka yang memuat Pengertian Kompetensi profesional guru. Kompetensi. Standar kompetensi guru. Hakekat profesi. Syarat-syarat profesi. Prinsip profesi Guru dan Dosen. Kreteria profesional. Persyaratan menjadi guru, Fungsi dan peran guru. Minat Belajar. (Pengertian Minat Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, Langkah-langkah untuk menumbuhkan minat belajar, Peran dan Fungsi Minat Belajar, Jenis-jenis belajar, Prinsip belajar). BAB III : Berisi Hasil Penelitian Bab ini memuat tentang gambaran umum MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010: Sejarah dan Letak geografis, Struktur organisasi, Profil MTs, Sarana dan Prasarana, Keadaan guru, Karyawan dan siswa. Di samping itu memuat penyajian data tentang profesional guru dan Minat belajar. BAB IV : Berisi analisis data yang memuat menganalisis data pertama, analisis pendahuluan dan analisa lanjutan. BAB IV : Berisi Penutup yang memuat Kesimpulan. Saran, dan Lampiran-lampiran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Profesional Guru 1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Pengaruh dari perkembangan di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, telah mambawa pula pengaruh yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Perubahan tersebut bukan saja terjadi pada kurikulum, metodologi pengajaran tetapi juga terjadi dalam bidang administrasi, organisasi, dan personil. Perubahan tersebut merupakan suatu inovasi sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar guru yang profesional dan mempunyai kemampuan (capability) yang tinggi dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Profesional berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat moderen yang menuntut bermacam ragam sepesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang makin lama semakin komplek. Masalah profesi pendidikan sampai sekarang masih banyak diperbincangkan baik di kalangan pendidikan. Namun meskipun begitu suatu hal yang sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru yang khususnya berfungsi mempersiapkan tenaga-tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan baik. Implikasi dari gagasan tersebut ialah perlunya dikembangkan program pendidikan guru yang berkualitas profesional dapat di lakasnakan secara efesien dalam kondisi sosial cultural masyarakat (Hamalik, 2002:1). untuk mengetehui lebih lanjut tentang kompetensi profesional guru akan dipaparkan beberapa pernyataan para ahli sebagai berikut: Menurut Muhibbin Syah (1995:230) kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan. Kompetensi berasal dari bahasa inggris ialah kata proficiency dan ability yaitu kemampuan. jadi kompetensi adalah merupan prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki. Menurut W. Robert Houstan seseorang yang dinyatakan berkompeten dibidang tertentu adalah seorang yang menguasai kecakapan kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai tuntutan wewenang dalam pelayanan sosial masyarakat. (Samana, 1994:45) Kecakapan kerja tersebut dienjawantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh sekelompok profesinya atau warga masyarakat yang dilayaninya secara selektif efesien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk kuantitas kerja tetepi menunjuk kualitas kerja. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dalam eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian dan tujuan tertentu secara efekti dan efisien (Mulyasa, 2008:26). Kompetensi bukanlah akhir dari suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat. Dari pengertian kompetensi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertangungjawab dalam melaksanakan profesinya sebagai guru (pendidik maupun pengajar). Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya (Uzer Usman, 1999:14). Menurut Sardiman, (1992:131). Profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan dalam prangkat dasar untuk implementasi dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Menurut Hamalik, (2002:3) profesi adalah suatu jabatan pekerjaan suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahliaan, pengetahaun dan ketrampilan tertentu pula. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus mempersiapkan untuk itu bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Suparlan (2008:15). Membagi pengertian Guru menjadi dua pandang. Pertama, dalam pandangan umum, guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih, baik yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan keluarga, formal maupun informal. Dalam konteks ini guru adalah siapa saja yang melaksanakan misi untuk menjelaskan anak-anak bangsa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Ke dua dalam Pandangan khusus, Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 57686/MPK/1989 menyatakan lebih spesifik bahwa, guru ialah Pegawi Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas wewenang dan tanggungjawab oleh penjabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah ( termasuk hak yang melekat dalam jabatan). Maka dengan demikian Kompetensi profesional guru adalah kemampuan ketrampilan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal karena memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya yang ditandai oleh kompetensi yang menjadi syarat, maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang dimiliki oleh tenaga kependidikan, tidak dimiliki warga masyarakat pada umumnya melainkan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah mengalami pendidikan secara berencana dan sistematik. 2. Kompetensi Seseorang yang dinyatakan berkompeten di bidang tertentu adalah seorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerjanya secara efektif dan efesien. Tuntunan agar guru bekerja secara profesional tidak mungkin di abaikan guna mempersiapkan SDM yang siap menghadapi perkembangan zaman. Tuntunan tersebut, kompetensi tertentu yang dimaksud adalah sebagaimana dijabarkan dalam UndangUndang No 14 Tahun 2005 Bab IV pasal 10 bahwa kompetnsi meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Sidiknas, 2006:8). Macam-macam kompetensi menurut Mulyasa, (2008:75-173) ada empat yaitu: a. Kompetensi pedagogik guru harus mampu mengelola pembelajaran, mengevaluasi, pengembangan, mengaktualisasikan serta mengakomodasikan antara teori dan praktek. b. Kompetensi kepribadian guru harus mempunyai akhlak mulia. Berkepribadian mantap, setabil, kepribadian dewasa, kepribadian arif, berwibawa dan bisa menjadi tauladan. c. Kompetensi sosial hubungan guru harus pandai bermasyarakat, berkomunikasi pada anak didik yang baik, menjalin harmonis pada sesama pendidik dan kependidikan baik komite atau yang lainya. d. Kompetensi profesional guru harus mempunyai kemampuan pengusaan materi pokok kemampuan berbahasa dalam menyampaikan, membimbing peserta didik sampai pada standar kompetensi. Adapun kesepuluh kompetensi dasar guru yang dituntut dalam dokumen resmi tersebut masih menjadi harapan atau cita-cita yang mengarah mutu guru. Saat ini diduga masih banyak guru yang belum menguasai kesepuluh kemampuan dasar keguruan yang menjadi tolak ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional, atau sebagian guru telah menguasai kesepuluh kemampuan dasar keguruan tersebut tetepi bobot mutunya belum memadai (berstandar), sebagai guru harus menguasai beberapa dari kesepuluh kemampuan dasar keguruan tersebut dengan baik. Kompetensi keguruan dapat diuraikan sebagai berikut: Guru dituntut menguasai bahan ajar. Guru mampu mengelola program belajar-mengajar. Guru mampu mengelola kelas. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Guru mengenal dan mampu ikut menyelengarakan administrasi sekolah. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran. (Samana, 1994:53-68). Kesepuluh dasar haruslah dimiliki seorang yang bertugas sebagai pendidik. 3. Standar Kompetensi Guru Standar Kompetensi Guru dipilah dalam tiga kompenen yang saling berkaitan, yakni (1) pengelolaan pembelajaran (2) pengembangan profesi, dan (3) penguasaan akademik. Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh) kompetensi dasar yaitu: a. Penyusunan rencana pembelajaran. b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar. c. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penelitian prestasi belajar peserta didik. d. Pengembangan profesi. e. Pemamahaman wawasan kependidikan. f. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan). (Suparlan, 2005:93-94) Kompetensi Guru menurut Hamalik, (2002:38-42). Guru yang profesional akan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan umumnya, harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpa mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan tuntutan kompetensi profesional yang disebabkan oleh adanya perbedaan linguistic sosial cultural dari setiap institusi sekolah sebagi indikator, maka guru yang guru yang kompeten secara profesional, apabila: a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya. b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranan secara berhasil. c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan di sekolah. d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses belajar mengajar di kelas. Namun yang lebih ditekankan bagi guru agama adalah penanaman nilai-nilai ajaran Islam pada peserta didik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena ajaran Islam itu tidak hanya sekedar teori akan tetapi praktek dalam kehidupan, oleh karena itu aspek afektif lebih diperhatikan, meskipun juga tidak mengabaikan aspek kognitif dan psikomotorik. Di dalam Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional dalam arti melakukan secara benar, sesuai dengan kaidah yang berlaku (ditetapkan) itu mungkin hanya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya, sesuai sabda rosulullah SAW sebagai berikut: َعة َ إِذَا ُاسْنِدَ األَمْرُ اِلىَ غَيْرِ اَ ْهِلهِ فَانْتَظِرِ الَسََا Artinya: Apabila suatu pekerjaan itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran (Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, 1994:241) Untuk menjadikan pekerjaan guru profesional maka didekatkan dengan analisis kompetensi yang meliputi kompetensi kepribaian kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, (Samana, 1994:54). Diagram 2.1 Integrasi kompetensi kepribadian-sosial dengan kompetensi profesional guru. KOMPETENSI PROFESIONAL Tindak keguruan membimbing, mengajar, dan melatih KOMPETENSI PROFESIONALSOSIAL Keterangan: Kepribadian setiap guru bersifat unik (khas untuk dirinya). Pengejawatahan kompentensi personal-sosial dan kompetensi profesional secara terpadu tampak dalam tindak keguruannya. Seluruh aspek kompetensi keguruan dan tindak keguruan dapat dan perlu- dikembangkan secara berkesinambungan. Sehubung dengan kegiatan belajar mengajar, jika dirangkum, maka kemampuan guru dapat dikelompokkan sebagai berikut: guru harus profesional dalam persiapan atau merencanakan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, dan setelah pengajaran selesai (evaluasi baik proses maupun hasil). Kompetensi personal artinya bahwa guru harus memiliki kepribadian yang mantap sehingga patut diteladani. Terkait dengan kompetensi ini Daradjat, (1980:16) menekankan betapa pentingnya kepribadian guru, terutama dalam pemebentukan mental peserta didik. Guru harus dapat memberi contoh yang baik bagi anak didik agar dapat ditiru dan diambil pelajaran. Sosok pribadi yang baik sebagaimana dicontohkan oleh rosul seperti telah disebutkan dalam firman Allah Q.S Al-Ahzab: 21 (Depag, 2002:421). Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Kompetensi sosial maksudnya bahwa guru harus dapat berkomunikasi sosial baik dengan murid, sesama teman sejawat, kepala sekolah pegawai maupun masyarakat dan komite sekolah. Berdasarkan pemahaman di atas maka untuk menjadikan guru yang profesional harus memperhatikan tiga hal yakni kemampuan profesional, dan personal/ kepribadian, sosial. 4. Hakekat Profesional Hakekat profesional adalah suatu pernyataan janji yang dinyatakan oleh tenaga profesional tidak sama dengan suatu pernyataan yang dikemukakan oleh non profesional. Pernyataan profesional mengandung makna terbuka yang sungguh-sungguh, yang ke luar dari lubuk hatinya. Pernyataan demikian mengandung norma-norma atau nilai-nilai etik. Orang yang membuat pernyataan itu yakin dan sadar bahwa pernyataan yang dibuat baik.”Baik” dalam arti bermanfaat bagi orang banyak dan dirinya sendiri. Hamalik, (2002:2). 5. Syarat Formal Profesi Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara kontinyu agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan dalam mengembangkan profesi guru dengan adanya pembaharuan atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) selanjutnya juga mengupayakan melalui program-program seperti Lembaga Peminjam Mutu Pendidikan (LPMP) Lembaga Pasca Sarjana, Sertifikasi, mewujudkan Wacana Almamater Trikarya. Dalam Undang-Undang sebagai landasan yuridis tertinggi akan diterapkannya system sertifikasi profesi guru sebagai bagian dari standarisasi profesi inilah guru akan mendapatkan tunjungan profesi sebesar gaji pokoknya. Implementasi jabatan guru bisa dikatakan sebagai guru profesional, jika telah bisa mendapatkan sertifikasi untuk bisa mendapatkan sertifikasi seorang guru harus mempunyai standar kompetensi minim. Untuk menduduki profesi guru menurut undang-undang ini diperlukan persyaratan antara lain kualifikasi akademik SI atau D IV, memiliki sertifikat pendidik, memiliki empat kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional). Tidak sedikit guru-guru di Indonesia yang belum memiliki sertifikat pendidik sebagai bukti formal bahwa yang bersangkutan memenuhi syarat sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu penyusun silabus kurikulum untuk penyelengaraan program sertifikasi harus mempertimbangkannya sebagai berikut: a. Lulusan program sarjana pendidikan SI. b. Pengalaman mengajar yang mampu memberikan konstribusi terhadap kompetensi guru. c. Mata kuliah yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang ditempuh pada waktu perkuliahan untuk memperoleh akta IV/ akta mengajar (Mulyasa, 2008:40) Menurut Tim Pengelola MKDK, (1997:3-4) syarat-syarat suatu profesi secara meluas sebagai berikut: a. Profesi adalah pekerjaan yang menjadi panggilan seseorang dan dilakukan sepenuh waktu serta berlangsung untuk jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup. b. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan atas dasar telah memiliki pengetahuan serta kecakapan keahlian yang khusus yang dipelajarinya. c. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur dan anggapan–anggapan dasar yang sudah baku secara universal sehingga dapat dijadikan pegangan dalam memberikan layanan kepada mereka yang memerlukan. d. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan, terutama sebagai pengabdian pada masyarakat, bahwa untuk memberi keuntungan secara material atau finisial bagi dirinya sendiri. e. Profesi adalah pekerjaan yang terkandung unsur-unsur kecakapan dan kompetensi aplikasi terhadap orang atau lembaga yang dilayani. f. Profesi adalah yang dilakukan secara otonom atau berdasar prinsip-prinsip atau norma-norma yang ketepatannya dapat diuji atau nilai oleh rekan-rekannya yang seprofesi. g. Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu norma-norma tertentu sebagai pedoman atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat. h. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan pelayanan. 6. Prinsip Profesi Guru dan Dosen Dosen Bab III Pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia. c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas. d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f. Memperoleh penghasilan ditentukan yang sesuai dengan prestasi kerja. g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesional secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesional. i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenagan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan profesionalan guru. (Depdiknas, 2006:7) 7. Kriteria profesi Profesi adalah pekerjaan yang dilandasi pendidikan (ketrampilan, kejujuran, dan sebagainya) tertentu. Pada hakekatnya profesi merupakan pengakuan seseorang terhadap pengakuannya, misalnya pemilik adalah pernyataan atau pengakuan bahwa orang tersebut pekerjaannya sebagai seorang dokter. Profesional seseorang menurut Wolmer dan Mills, yang dikutip oleh Sardiman, (1994:131-132) bahwa suatu pekerjaan baru bisa dikatakan sebagai profesi, apabila memenuhi Kriteria-kreteria saebagai berikut: a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas, maksudnya: 1) Memiliki pengetahun yang luas. 2) Memiliki keahliaan khusus yang mendalam. b. Merupakan karir yang dibina secara organisatoris, maksudnya: 1) Ada keterikatan dalam suatu organisasi profesional 2) Memiliki otonomi jabatan 3) Memiliki kode etik jabatan merupakan karya bakti seumur hidup c. Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai setatus profesional, maksudnya: 1) Memperoleh dukungan masyarakat 2) mendapat pengesahan dan perlindungan hukum 3) Memiliki persyaratan kerja yang sehat 4) Memiliki jaminan hidup yang layak, Komisi kebijaksanaan pendidikan NEA Amerika Serikat menyebutkan enam Kriteria bagi profesi di bidang pendidikan yakni: a. Profesi didasarkan atas sejumlah pengetahuan yang dikhususkan b. Profesi mengejar kemajuan dalam kemampuan para anggota c. Profesi melayani kebutuhan para anggotanya (akan kesejahteraan dan pertumbuhan profesional) d. Profesi memiliki norma-norma etis e. Profesi mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah di bidangnya (mengenai perubahanperubahan dalam kurikulum struktur organisasi pendidikan, persiapan profesional) f. Profesi memiliki solidaritas kelompok profesi, (Tim Pengelola MKDM, 1997:3) 8. Syarat-syarat Menjadi Guru Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai Ilmu Pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Syarat-syarat tersebut dapat diklasifikasikan antara lain fisik, psikis, mental, moral, dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik mengungkapkan: a. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani yang nantinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memliki penyakit menular. b. Persyaratan Mental yaitu memiliki sikap yang baik terhadap kependidikan, mencintai, dan mengabdi serta memiliki tanggungjawab yang tinggi pada tugas dan jabatannya. c. Persyaratan Psikis yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan. d. Persyaratan Moral yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang tinggi. e. Persyaratan Intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan, tenaga pendidikan yang memberi bekal guru menunaikan tugas dan kewajiban sebagai pendidik (Wijaya dan Trabani Rusyan, 1991:9). Maka jelaslah dari urian di atas bahwa semua orang dapat menjadi guru, akan tetapi harus memenuhi syarat yang dapat melaksanakan tugas sebagai guru, karena tanpa terpenuhinya syarat tersebut maka kecil kemungkinaan dapat tercapai tunjuan pendidikan. 9. Fungsi dan Peran Guru a. Fungsi Guru Guru sebagai jabatan profesional mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai “pengajar, pendidik, dan pembimbing”. 1) Sebagai pengajar, yaitu guru mengajarkan/ mentrasfer ilmu pengetahuan kepada muridnya (Transfer of knowlegge). 2) Sebagai pendidik, yaitu guru mentransfer nilai-nilai kepada siswa (transfer of value), yang mana nilai-nilai tersebut harus di wujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Mendidik juga berarti mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya, menemukan kemanusiannya atau dengan kata lain memanusiakan manusia. 3) Sebagai pembimbing, yaitu membimbing, yaitu membimbing dalam hal ini adalah sebagai kegiatan menuntun anak didik sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangannya sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. (Sardiman, 1992:136-141). b. Peran Guru Sehubungan dengan fungsinya, maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru, peran guru ini akan senantiasa mengambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai peran interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama) sesama guru, maupun staf yang lain dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi perannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswa. Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat dalam buku Sardiman, (1992:141-142) yaitu sebagai berikut. 1) Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberi nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan. 2) Havighurst menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai pegawai (employee ) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin evaluator dan pengganti orang tua. 3) James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. 4) Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transfomer dari nilai dan sikap. Menurut Uzer Usman, (1991:6-10). Peran guru sebagai berikut: 1) Sebagai Pengajar Guru hendak senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuanya dalam hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, dan yang diperlu perhatikan lagi ialah bahwa guru sendiri adalah pelajar, ini berarti guru harus belajar terus menerus. 2) Sebagai Pengelola Kelas (learning manager) Guru hendaknnya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan ini turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik, lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan mencapai tujuan. 3) Sebagai Mediator dan Fasilitator. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan merupakan alat komunikasi guru lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar dan guru sebagai fasilitator hendaknya mampu menguasahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 4) Sebagai Evaluator/ Penilian hasil belajar siswa Guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu-kewaktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan merupakan umpan balik (feed beck) terhadap proses belajar-mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil/ prestasi belajar siswa yang optimal. B. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Secara sederhana, minat adalah kecenderungan dan kegahirahan yang tinggi terhadap sesuatu. Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah minat dan perhatian dalam belajar. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1989:114). Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat yang ditimbulkan. Minat dapat berarti pula kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diikuti rasa senang. Slameto (1988:85). Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar pula minat, suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan sikap atau pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang menyukai dari sesuatu hal dari pada yang lainnya. Dapat pula diekspresikan dengan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. minat adalah tenaga pengerak yang terpercaya bagi proses belajar. (Singer, 1987:25). Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat dapat diartikan untuk mengarahkan perbutan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Purwanto, (1988:64). Minat merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya seseorang terhadap suatu aktivitas. Dengan adanya minat yang besar terhadap sesuatu akan memberi rasa suka atau senang terhadap sesuatu tersebut. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto (1988:2) Sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar. Samuel Ball, (1970:5) menyatakan bahwa Learning is the major element common to all these phenomena is that changes have occurred in an individual’s behavior as a result of experiences he has had. Menurut Gagne belajar adalah belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Menurut Witherington belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan dirinya sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandiaan, atau suatu pengertian (Purwanto, 1988:85-86). Belajar menurut Sudjana, (1991:5) ahli psikologi adalah suatu perubahan yang relativ permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan. Dalam proses belajar siswa dituntut untuk lebih aktif agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal. Ini sesuai dengan asas belajar bahwa belajar itu bersifat menyeluruh yaitu mengenali faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit belajarnya seseorang. Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan belajar adalah perubahan yang menyangkut hal yang sangat luas, menyangkut semua aspek kepribadiaan individu. Perubahan tersebut dapat berkenaan dengan pengguasaan dan pemahaman pengetahuan, kecakapan, sikap, motivasi, nilai, minat, kebiasaan dan apresiasi. Dari pengertian di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakan dirinya dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakuakan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahaun dan pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar adalah keingginan, rasa suka yang ditunjukan melalaui keantusiasan dan keaktifan dalam belajar. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegahiran yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Minat belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal) minat belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi sebagai berikut: a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (Intern) 1) Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah pancaindera yang berfungsi sebagaimana semestinya. 2) Faktor psikologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a) Faktor intelektif yang meliputi potensi yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, motivasi, dan emosi. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) 1) Faktor sosial yang terdiri atas: a) Lingkungan keluarga. b) Lingkungan sekolah. c) Lingkungan masyarakat. d) Lingkungan kelompok. 2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. 3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar 4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan (Uzer Usman, 1993:10). 3. Langkah-langkah untuk menimbulkan minat belajar. Minat belajar pada dasarnya adalah sikap ”ketaatan” pada kegiatan belajar, baik lewat jadwal belajar maupaun inisiatif spontan. Tidak mudah bagi seseorang untuk mendapatkan atau merasakan minat itu, berkaitanya dengan nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan belajar. Ada beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar sebagai berikut: a. Arahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai. b. Kenalilah unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar. c. Rencanakan aktivitas belajar. d. Pastikan tujuan belajar saat ini, seperti: menyelesikan PR. e. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar. f. Bersikaplah positif menghadapi kegiatan belajar. g. Latihan”kebebasan” emosi selama belajar. h. Gunakan seluruh kemampuan untuk mencapai target belajar setiap hari. i. Berperan aktif dalam belajar. j. Dapatkan bahan-bahan yang mendukung aktivitas belajar (Sudarto, 1993:3-4). 4. Peran dan fungsi minat belajar. Pada setiap minat manusia, minat memegang peran sangat penting dalam kehidupan dan mempunyai dampak yang sangat besar atas perilaku dan sikap. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang berminat terhadap sesuatu kegiatan baik untuk bekerja maupun belajar, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. William Amstrong menytakan bahwa kosentrasi tidak ada apa bila ada minat yang memadai, seseorang tidak akan melakukan kegiatan jika tidak ada minat, Lester dan Alice Crow juga menekankan beberapa pentingnya minat untuk mencapai sukses dalam hidup seseorang. a. Peran minat belajar Suatu minat dalam belajar merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa di kelas dan menemani siswa dalam belajar. Ada beberapa peran minat dalam belajar di antaranya sebagai berikut: 1) Menciptakan, menimbulkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar. 2) Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar, 3) Memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru. 4) Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif. 5) Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi/ pelajaran. b. Fungsi minat sebagai berikut: 1) Sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi. 2) Menambah kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang. (WWW. Blog Copyright Zanikhan), 25 November 2008: Tinjuan Tentang Minat Belajar. Mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantunya untuk tidak melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah, minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri. 5. Jenis-jenis belajar a. Belajar bagian (Part learning, fractioned learning) Belajar bagian dilakukan oleh individu bila ia dihadapkan pada materi yang bersifat luas atau ekstensif. Induvidu memecahkan seluruh materi pelajaran menjadi bagian yang satu sama lainnya berdiri sendiri. Sebagian lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global. b. Belajar dengan wawasan (Learning by insight) Menurut W. Kohler teori wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Beliau menerangkan wawasan berorentasi pada data yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang lembut dalam menyelesaikan suatu persoalan dan kemudiaan secara tiba-tiba terjadi reorganisasi tingkah laku) c. Belajar diskriminatif (Discriminatif Learning) Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam tingkah laku. d. Belajar global (Global whole Learning) Pelajaran dipelajari secara menguasainya. e. Belajar incidental (Incidental Learning) keseluruhan berulang sampai induvidu Belajar insidental pada individu tidak akan sama sekali kehendak untuk belajar. Para ahli belajar insidental ini merupakan bahan pembicaraan sangat menarik, khususnya sebagai bentuk yang bertentangan dengan belajar. f. Belajar instrumental (Instrumental Learning) Pada dasarnya belajar instrumental adalah pembentukan tingkah laku sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki. g. Belajar intensional (Intentional Learning) Belajar dengan arahan tujuan, merupakan lawan dari belajar insidental. h. Belajar laten (Laten Learning) Belajar laten merupakan perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera dan oleh karena itu disebut laten. i. Belajar mental (Mental learning) Perubahan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahan yang di pelajari. Ada tidaknya belajar mental sangat jelas terlihat pada tugas- tugas yang bersifat motoris. j. Belajar produktif (Productive Larning) Menurut R. Berguis memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu sisi kesisi lain. Belajar di sebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi kesituasi lain. k. Belajar verbal (verbal Learning) Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks yang diungkapkan secara verbal, (Slameto, 1988:5-8). 6. Prinsip-prinsip belajar Prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip- prinsip belajar sebagai berikut: a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai instruksional. b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk untuk mencapai tujuan intruksional. d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembanganya. e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya. g. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. h. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. i. Belajar yang perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. j. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan response yang diharapkan. k. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali- kali agar pengertian, ketrampilan, sikap itu mendalam pada siswa, (Slameto, 1988:29) C. Pentingnya Minat dalam Belajar Sebagai mana telah dikemukakan di muka minat merupakan salah satu penentu belajar, sebab tanpa adanya minat yang kuat dalam diri individu maka dengan sendirinya hasrat atau rasa inggin taunya juga hilang dan akan mengakibatkan kegagalan, oleh karena itu minat dalam belajar merupakan masalah yang penting untuk dibangkitkan oleh pengajar. Minat selain memungkinkan terjadinya konsentrasi atau pemusatan konsentrasi atau pemusatan pikiran juga dapat merangsang ingin tahu dan semangat siswa. Dengan minat akan menimbulkan rasa senang dengan apa yang dipelajarinya, karena pentingnya minat dalam membentuk keberhasilan pada siswa maka hendaklah guru berupaya menumbuhkan minat siswa. BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak 1. Sejarah berdirinya MTs Yasu’a pilangwetan Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah tidak terlepas kaitanya berdirinya madrasah-madrasah lain yang sekarang berada dalam lingkungan Yayasan Islam Suada (Yasu’a) Pilangwetan. Di mulai dengan adanya ide dan gagasan dari tokoh-tokoh masyarakat yaitu Bapak K. Ahmad, Bapak Shodikun, dan Bapak Muridan, yang beliaubeliau itu berfikir bagaimana dapat membimbing dan mendidik anak-anak menjadi muslim yang berilmu, bertaqwa, sholeh serta berakhalak mulia, sehingga nantinya dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi nusa bangsa dan Agama. Ke tiga tokoh tersebut merupakan tonggak awal berdirinya MTs Yasu’a pilangwetan tepatnya pada tanggal 13 Maret 1963. Pada waktu itu proses pembelajaran MTs belum memiliki gedung sendiri masih menumpang gedung mardasah Tahdzibul Atfal sedangkan masuk sekolahnya pada siang hari jam 13-30:17-00, karena gedung madrasah Tahdzibul Atfal digunakan maka tempat belajar MTs dipindah di rumahnya Bapak Masrean (H. Baedahdhowi) dan bapak Sodiqun. Pada tanggal 2 Januari 1970 Madrasah Tsanawiyah mulai masuk pagi hari dan menempati gedung di utara masjid, karena gedung tersebut tidak memenuhi ukuran ruang di sebelah selatan masjid, sebelah barat T.16 Pada tahun 1975 gedung utara masjid tersebut dibongkar dan dibangun kembali menjadi gedung 8 lokal semua permanen. Pada tanggal 7 Desember 1977 yang selesai dibangun tersebut roboh dilanda angin topan, maka tempat belajar siswa MTs pun menumpang kembali di rumah bapak. H. Baedlowi, H. Abdul Rosyid, Bapak Shodikun Bapak. H. Muhlisin dan Bapak Drs. Masruchin. Pada tanggal 1981-1986 dibangun lagi gedung permanen terdiri dari 3 lokal masing-masing berukur 4x7x7 m. Memiliki tanah seluah 800 meter. Madrasah ini mengalami 5 kali periode kepimimpinan kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Yasu’a Pilangwetan. Yang pertama H. Ali Munawar pada tanggal 11 Maret 1963/6 Febuari 1966, yang ke dua Shodiqun pada tanggal 6 Febuari 1966/26 Januari 1967, yang ke tiga Drs. H. Masruchin pada tanggal 26 Januari 1967/31 Juli 1991, yang ke empat H. Nurullah Yasin BA. Pada tanggal 1 Agustus 1991/31 Juli 2001, dan yang ke lima Khoiruman, S. Ag pada tanggal 1 Agustus sampai sekarang. Sejak madrasah berdiri ada di bawah naungan Yayasan Islam Suada, dari tahun ketahun mengalami peningkatan, berikut Akreditas MTs YASU’A Pilangwetan. a. 7 Januari 1991 : Mendapat piagam jenjang akreditasi dari Depag Kab. Demak dengan nilai” DIAKUI” b. 30 Juni 1993 : Mendapat piagam jenjang akreditasi dari Depag Kab. Demak dengan nilai“ DIAKUI” c. 11 Desember 2004 : Mendapat piagam jenjang akreditasi dari Depag. Kab. Demak dengan nilai “A” (Sangat baik) atau DISAMAKAN hal tersebut tercantum dalam piagam Kw. 11. 4/ 4/ PP. 03.2/624.06/2005 d. 18 April 2005 yang diterbitkan oleh Depag kantor Wilayah Prop. Jawa Tengah. 2. Letak Geografis MTs Yasu’a Pilangwetan dilihat dari letak geografis adalah berada di tengahtengah dusun Pilangwetan Kec. Kebonagung Kab. Demak Batasan wilayah MTs Yasu’a Pilangwetan sebagai berikut: a. Sebelah barat : MA Yasua b. Sebelah Selatan : Pak mahmudi c. Sebelah timur : Madrasah Ibtidaiyah d. Sebelah utara : TK Masyitoh 3. Stuktur Organisasi MTs “Yasua” Pilangwetan Tahun 2009/2010 YAYASAN KH. Drs. MASRUCHIN KOMITE MSDRASAH H. MUCHIT KEPALA MTs KHOIRUMAN, S. Ag GURU BP WAKAMAD TATA USAHA NUR AZZAH, S. Pd. ZUHDI, S. Pd. MOH. ANSORI WAKIL GURU Komite Madrasah a. Ketua : H. Muchit Abdul Hakim, BA. b. Sekertaris : Drs. Sururi c. Anggota : KH. Moh Rodli. : Khoiruman, S. Ag. 4. Profil MTs Yasu’a Pilngwetan a. Identitas Madrasah Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a No Statistik : 21 233 21 07 001 Status : Terakreditasi A Tanggal berdiri : 11 Maret 1963 Alamat : Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Kode pos : 59573 Telepon : (0292) 533371 Organisasi induk : Yayasan Islam Suada’ Kepala Madrasah : Khoiruman, S. Ag b. Visi Madrasah Terwujudnya pendidikan yang bermutu, Islami, memiliki sikap dan wawasan yang luas, beriman, bertaqwa, dan berakhlakul karimah, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. c. Misi Madrasah: 1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran agama Islam ala ahlu sunnah wal jama’ah 2) Memberikan pelayanan dan pengabdian yang sungguh-sungguh terhadap kepentingan lingkungan masyarakat banyak, bangsa dan Negara Republik Indonesia 3) Mempersiapkan manusia Indonesia seutuhnya, beriman, bertaqwa, kepada Allah SWT, berakhakul karimah, yang berpengetahuan dan memiliki ketrampilan yang luas. 4) Memenuhi kebutuhan dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat sekitar, yang akhirnya menjadi idola masyarakat. 5) Meningkatkan system pembelajaran yang aktif, kreaktif, efektif, dan menyenangkan, sehingga mampu menghasilkan lulusan (out put) yang berkualitas. 5. Sarana dan Prasarana MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana No Sarana dan Prasarana Jumlah 1. Kelas 9 Unit 2. Ruang perpustakaan 1 Unit 3. Ruang kepala sekolah 1 Unit 4. Ruang guru 1 Unit 5. Ruang TU 1 Unit 6. Ruang Osis/ Pramuka 1 Unit 7. Kamar mandi/ WC Guru 1 Unit 8. Kamar mandi/ WC siswa 2 Unit 9. Masjid 1 Unit 10. Gedung serbaguna 1 Unit 11. Laboratium IPA 1 Unit No Sarana dan Prasarana Jumlah 12. Lab computer 1 Unit 13. komputer 15 Unit 14. kantin 2 Unit 6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa MTs Yasu’a Pilangwetan Tahun pelajaran 2009/2010 a. Tabel 3.2 Keadaan guru dan karyawan No Nama Pendidikan Keterangan 1 Khoiruman, S.Ag IAIN Syari’ah Kep. Madr/ Bhs. Inggris 2 Asyhari SMA Kesenian 3 Zuhdi, S.Pd. IKIP Malang Wakamad, Bhs. Arab 4 Nur Azzah, S. Pd IKIP Malang BP. 2,PPKn, Bhs, Indo 5 H. Muhtarom, BA IIWS- Tarbiyah Matematika 6 HJ. Siti Syofiah SMA/ IKIP PGRI Fisika 7 Moh. Ansori SMEA/ IKIP Malang Ka TU, Penjas, Geo/ Eko 8 Siti Achadiah, BA IAIN- Tarbiyah Sejarah 9 HJ. Sururiyah MAN/ IKIP Malang Bahasa Indonisia 10 KH. Muhklas Pondok Pesantren Alquran 11 Inna Mawadah, S.Ag IAIN Syari’ah Fiqih 12 Ahsan. S. Ag IAIN- Tarbiyah SKI 13 Thoibah RJ, S.Ag IAIN- Tarbiyah Biologi 14 Maslikan MTS/ Ponpes TU, Aqidah akhlak 15 Farid murtado SMA/ IKIP Malang Penjaskes, Matematika 16 Ahmad Mawahib SMA/ IKIP Malang Quran hadis/ Koperasi, NU No Nama Pendidikan Keterangan 17 Tri Susilowati, S.Pd. IKIP- bhs. Ingris Bahasa Inggris 18 Hj. Rofiq Afwah, S.Pd.I IIWS- Tarbiyah Geo/ Ekonomi 19 Lim Simuladesy, S.Pd IKIP- Matematika Matemaika 20 Cholilullah, S.Pd.I IAIN- Tarbiyah Aqidah akhlaq 21 Rodli, S.Pd.I Setia WS- Tarbiyah Bahasa Arab 22 Anis Amala M, SE UII Ekonomi Jakarta TIK a. Tabel 3.3 Keadaan siswa Siswa Kelas/ tingkat Keterangan L P Jumlah VII 47 74 121 3 kelas VIII 45 55 100 3 kelas IX 59 68 127 3 kelas Jumlah 151 197 348 9 kelas B. Laporan Hasil Penelitian 1. Pengumpulan Data Pengaruh kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar mata pelajaran fiqih pada Siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Tabel 3.4 Daftar Responden. No Nama Jenis kelamin Kelas 1. Achmad Muclisin L VIII A 2. Muhammad Syafi’i Abdur Rohim L VIII A 3. Trimulyati P VIII A 4. Imroatul Khasanah P VIII A No Nama Jenis kelamin Kelas 5. Insaroh P VIII A 6. Mika yuliati P VIII A 7. Imroatu maekah P VIII A 8. Tri susanti P VIII A 9. Fika Himatul Khasanah P VIII A 10. Zaidatul Barokatul Falah P VIII A 11. Rizki Rahmawati P VIII A 12. Nur Hikmah P VIII A 13. Muslikah P VIII A 14. Rodlotul Janah P VIII A 15. Muziiq Romadhon L VIII A 16. Khoirul Inayah P VIII A 17. Aini zulalina P VIII B 18. Afflahur Rohmaniah P VIII B 19. Angga Fatkul Kurniawan L VIII B 20 Fiqi awaliah P VIII B 21. Chilmatul Chabibah P VIII B 22. Wahyudi Nur Rohman L VIII B 23. Fifit Riana P VIII B 24. Lisa lut Arifah P VIII B 25. Siti Nur Yani P VIII B 26. M. Edy Hanifuddin L VIII B 27. Joko Susilo L VIII B 28. Yakut Saadah Umi Yatun P VIII B 29. Farij Afina P VIII B 30. Uswatun H P VIII B 31. Muh junaidi L VIII B No Nama Jenis kelamin Kelas 32. Rudiayanto L VIII B 33. Masrekan L VIII B 34. Fajar L VIII C 35. Siti Khasanah P VIII C 36. Nur Yulita P VIII C 37. Ade sofyan L VIII C 38. Ameilia Ulfah P VIII C 39. Siti Hajar P VIII C 40. Rohmatul Ummah P VIII C 41. Rifki Masadi L VIII C 42. Bayu kukuh Setiawan L VIII C 43 Muhammad Humam Althofi L VIII C 44 Darwati P VIII C 45 Siti Uswatun Khasanah P VIII C 46 M. Kastain L VIII C 47 Nur Rohman L VIII C 48 Muhammad Buhudin L VIII C 49 Jazuli L VIII C 50 Asmiyati P VIII C 2. Data Mengenai Pengaruh Kompetensi Profesional Guru MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010 Adapun hasil penyebaran angket kompetensi profesional guru dapat dilihat dari tabel sebagai berikut. Tabel 3.5 Jawaban Angket Kompetensi Profesinal Guru. No Hasil jawaban Jumlah skor/ Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 item 1. a a a a b b a a b a 27 2. a a a b b a b b b a 25 3. a a b a a a a a a a 29 4. a a b a b b b a a a 26 5. a a a a a b a a b a 28 6. a a b a b b b a b a 25 7. a a b a b a b a a a 27 8. a b b a a a a a a a 28 9. a a a a a b a b a a 28 10. b a a a b a b b b a 25 11. a a a a b a a a a a 29 12. a a b a a b b a a a 27 13. a a b b b a a a b a 26 14. a a b a b a b b a a 26 15. a a a a a b a b a a 28 16. a a a a a a a a a b 29 17. a a a a b b a b a a 27 18. a a a a a b a b a a 28 19. a a a b a b a a b a 27 20. a a a a b b c c b a 23 21. a a a b b b a b a b 25 22 a a a a a a a a b a 29 23. b a b b a a a a b a 26 24. a a a a b a a a a b 28 25. a a a a b a a a a b 28 26. a b a a a a a a b a 28 Hasil jawaban No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah skor/ item 27. b a a b a a a a a a 28 28. a a b a b b a a a a 27 29. a a a a a b a a a a 29 30. a a b a b b a b b a 25 31. b b b a b b a a b a 24 32. a a b a b c a a b a 25 33. b a b a b a a a a a 27 34. a a b a a a a a a a 29 35. a a b a b c a b b a 24 36. a a b a a a a a a a 29 37. a a b a b b a a a a 27 38. a a b a a b b b b a 25 39. a a b a c a a a a a 27 40. b a b a c b a a a a 25 41. b a a a a a a a a a 29 42. a a a b b a a a a a 28 43. a a a a b a a a a a 29 44. a a b a b c c c b b 20 45. a a b b c c a c a a 22 46. a a a a a b b a b a 27 47. a a b b a a a a a a 28 48. a a a a b a a b a a 28 49. a b a a a b a b a a 27 50. a a b a a A a a a a 29 Untuk mengetahui variasi kompetensi profesional guru, penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diisi responden. Angket tentang kompetensi profesional guru tersebut terdiri 10 item pertanyaan, yang setiap pertanyaan yang terdiri dari 3 pilihan yaitu, A, B, dan C dengan bobot penilian sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A nilai 3 2. Alternatif jawaban B nilai 2 3. Alternatif jawaban C nilai 1 Tabel 3.6 Daftar skor Berdasarkan J awaban Angket Tentang Kompetensi Profesional Guru MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonangung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Nilai No Nilai Akumulatif Jumlah Nominasi 0 27 A 10 0 25 B 27 2 0 29 A 0 18 8 0 26 A 2 0 24 4 0 28 A 5 5 0 15 10 0 25 B 7. 7 3 0 21 6 0 27 A 8. 8 2 0 24 4 0 28 A 9. 8 2 0 24 4 0 28 A 10. 5 5 0 15 10 0 25 B 11. 9 1 0 27 2 0 29 A 12. 7 3 0 21 6 0 27 A 13. 6 4 0 18 8 0 26 A 14. 6 4 0 18 8 0 26 A 15. 8 2 0 24 4 0 28 A 16. 9 1 0 27 2 0 29 A A B C 3 2 1 1. 7 3 0 21 6 2. 5 5 0 15 3. 9 1 0 4. 6 4 5. 8 6. Nilai No Nilai Akumulatif Jumlah Nominasi 0 27 A 4 0 28 A 21 6 0 27 A 2 15 6 2 23 B 5 0 15 10 0 25 B 9 1 0 27 2 0 29 A 23. 6 4 0 18 8 0 26 A 24. 8 2 0 24 4 0 28 A 25. 8 2 0 24 4 0 28 A 26. 8 2 0 24 4 0 28 A 27. 8 2 0 24 4 0 28 A 28. 7 3 0 21 6 0 27 A 29. 9 1 0 27 2 0 29 A 30. 5 5 0 15 10 0 25 B 31. 4 6 0 12 12 0 24 B 32. 6 3 1 18 6 1 25 B 33. 7 3 0 21 6 0 27 A 34. 9 1 0 27 2 0 29 A 35. 5 4 1 15 8 1 24 B 36. 9 1 0 27 2 0 29 A 37. 7 3 0 21 6 0 27 A 38. 5 5 0 15 10 0 25 B 39. 8 1 1 24 2 1 27 A 40. 6 3 1 18 6 1 25 B 41. 9 1 0 27 2 0 29 A 42. 8 2 0 24 4 0 28 A 43. 9 1 0 27 2 0 29 A A B C 3 2 1 17. 7 3 0 21 6 18. 8 2 0 24 19. 7 3 0 20. 5 3 21. 5 22. Nilai No Nilai Akumulatif Jumlah Nominasi 3 20 C 4 3 22 C 21 6 0 27 A 0 24 4 0 28 A 2 0 24 4 0 28 A 7 3 0 21 6 0 27 A 9 1 0 27 2 0 29 A A B C 3 2 1 44. 3 4 3 9 8 45. 5 2 3 15 46. 7 3 0 47. 8 2 48. 8 49. 50. Nominasi di atas berdasarkan pada jumlah nilai didapat masing- masing jawaban, kemudian diklasifikasikan sekaligus dikelompokkan sebagai berikut: a. Nomisasi A adalah nilai 26-29 maka kategori kompetensi profesional guru adalah tinggi. b. Nominasi B adalah nilai 23-25 maka kategori kompetensi profesional guru adalah sedang. c. Nominasi C adalah nilai 20-22 maka kategori kompetensi profesional guru adalah rendah. 3. Data tentang minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Tabel 3.7 Jawaban Angket Minat Belajar. Hasil Jawaban 5 6 7 No Resp 1 2 3 4 1. a a a a a a 2. a b a b a 3. b b a a 4. a a a 5. a a a 8 9 10 b a a a b a b a b a a a a a a a a a b a a a a a b a a a a Jumlah Skor/ Item 29 25 28 29 29 Hasil Jawaban 5 6 7 No Resp 1 2 3 4 6. a a a b a a 7. a a b a b 8. a a a b 9. a a a 10. a b 11. a 12. 8 9 10 a a a a a a a a a a a a a a a a a b a b a a b a b a a b b a a b a a b b b b a a a a b a b a b a a 13. a b b b a b a b b a 14. a a a b a a a b a b 15. a a a a a b a a b a 16. a b a a a a a b a a 17. a a a b a b a a a a 18. b a a a a b a b b a 19. a b a a a b a a a a 20. a a a b a b b c b c 21. a a a b a c b b a a 22. a a a b a a a a a a 23. a a a a b a a b a a 24. a a a a a a a a a b 25. a a a a a b a a a a 26. a a a b a a b a a a 27. a a a a b a a a a a 28. a a a b a a a a a b 29. a c a b a a a b a b 30. a a a b a a a b a a 31. a c a b a a a a a a 32. a c a b a a a a a a Jumlah Skor/ Item 29 28 29 28 25 25 27 24 27 28 28 28 26 28 22 25 29 28 29 29 28 29 28 25 28 27 27 Hasil Jawaban 5 6 7 No Resp 1 2 3 4 33. a b a a a a 34. a a a a a 35. a a a b 36. a a a 37. a a 38 a 39. 8 9 10 b b b a a a b a a a b b b b a b a a a b a a a a a a a b a b a b b a a a b b a a a a a a b a a a a 40. a a a a a b a b a b 41. a b a a a c a b a a 42. a a a a a a b b a a 43. a b a a a a a b a b 44. a a b b a b c b b b 45. a a a a b a b c b a 46. a b a b b b b a b a 47. a b a a b a b b a b 48. a b a a b b b b a a 49. a a a b b b b a b b 50. a a a a a a a a a a Jumlah Skor/ Item 26 29 25 28 28 26 29 27 26 28 27 22 25 24 25 25 24 30 Untuk mengetahui variasi minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab, Demak Tahun Ajaran 2009/2010, penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diisi responden. Angket tentang minat belajar tersebut terdiri 10 item pertanyaan, yang setiap pertanyaan yang terdiri dari 3 pilihan yaitu, A, B, dan C dengan bobot penilian sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A nilai 3 b. Alternatif jawaban B nilai 2 c. Alternatif jawaban C nilai 1 Tabel 3.8 data skor berdasarkan jawaban angket tentang minat belajar siswa. NILAI NILAI AKUMULATIF No JUMLAH NOMINASI 0 29 A 10 0 25 B 24 4 0 28 A 0 27 2 0 29 A 1 0 27 2 0 29 A 9 1 0 27 2 0 29 A 7. 8 2 0 24 4 0 28 A 8. 9 1 0 27 2 0 29 A 9. 8 2 0 24 4 0 28 A 10. 5 5 0 15 10 0 25 B 11. 5 5 0 15 10 0 25 B 12. 7 3 0 21 6 0 27 B 13. 4 6 0 12 12 0 24 C 14. 7 3 0 21 6 0 27 B 15. 8 2 0 24 4 0 28 A 16. 8 2 0 24 4 0 28 A 17. 8 2 0 24 4 0 28 A 18. 6 4 0 18 8 0 26 B 19. 8 2 0 24 4 0 28 A 20. 4 4 2 12 8 2 22 C A B C 3 2 1 1. 9 1 0 27 2 2. 5 5 0 15 3. 8 2 0 4. 9 1 5. 9 6. NILAI NILAI AKUMULATIF No JUMLAH NOMINASI 1 25 B 2 0 29 A 24 4 0 28 A 0 27 2 0 29 A 1 0 27 2 0 29 A 8 2 0 24 4 0 28 A 27. 9 1 0 27 2 0 29 A 28. 8 2 0 24 4 0 28 A 29. 6 3 1 18 6 1 25 B 30. 8 2 0 24 4 0 28 A 31. 8 1 1 24 2 1 27 B 32. 8 1 1 24 2 1 27 B 33. 6 4 0 18 8 0 26 B 34. 9 1 0 27 2 0 29 A 35. 5 5 0 15 10 0 25 B 36. 8 2 0 24 4 0 28 A 37. 8 2 0 24 4 0 28 A 38. 6 4 0 18 8 0 26 B 39. 9 1 0 27 2 0 29 A 40. 7 3 0 21 6 0 27 B 41. 7 2 1 21 4 1 26 B 42. 8 2 0 24 4 0 28 A 43. 7 3 0 21 6 0 27 B 44. 3 6 1 9 12 1 22 C 45. 6 3 1 18 6 1 25 B A B C 3 2 1 21. 6 3 1 18 6 22. 9 1 0 27 23. 8 2 0 24. 9 1 25. 9 26. NILAI NILAI AKUMULATIF No JUMLAH NOMINASI 0 24 C 10 0 25 B 15 10 0 25 B 0 12 12 0 24 C 0 30 0 0 30 A A B C 3 2 1 46. 4 6 0 12 12 47. 5 5 0 15 48. 5 5 0 49. 4 6 50. 10 0 Nominasi di atas berdasarkan pada jumlah nilai didapat masing- masing jawaban, kemudian diklasifikasikan sekaligus dikelompokkan sebagai berikut: a. Nomisasi A adalah nilai 28-30 maka kategori minat belajar siswa adalah tinggi. b. Nominasi B adalah nilai 25-27 maka kategori minat belajar siswa adalah sedang. c. Nominasi C adalah nilai 22-24 maka kategori minat belajar siswa adalah rendah. BAB IV ANALISIS DATA Seluruh data hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langakah selanjutnya adalah membuktikan korelasi antara kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung. Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Analisis data tersebut untuk memperoleh jawaban atas pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di dalam bab pendahuluan yaitu: 1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahaui minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Berdasarkan dari ketiga pokok masalah di atas maka penulis menganalisa masalah pertama dan ke dua, menggunakan rumus persentase sebagai berikut: 𝑃= Keterangan P: Persentase F: Frekuensi 𝐹 𝑥 100 % 𝑁 N: Jumlah responden Sedangkan untuk mengetahui pokok masalah yang ketiga, penulis menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut: ( X )( Y ) N ( X 2 ) 2 ( Y 2 ) 2 X Y N N XY rXY Keterangan : rXY : koefesien Korelasi Variabel x dan y XY : Product dari Variabel x dan y X : kompetensi Profesional Guru Y : Minat Belajar N : Jumlah Sampel A. Analisis Pendahuluan Variabel tentang kompetensi profesional guru MTs Yasu’a pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. Untuk mempermudah dalam penganalisa pada variabel ini, penulis menentukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari lebar interval, untuk mempermudah kategori persentase variabel tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan angket yang telah diberikan kepada guru mengenai, kompetensi profesional guru jumlah kategori jawaban responden dapat diketahui lebar intervalnya adalah dari10 item pertanyaan, diperoleh nilai t tertinggi yaitu 29, dan nilai terendah 20. Jadi interval dengan rumus: i = xt – xr + 1 ki Keterangan i = interval kelas xt = Nilai tertinggi xr = Nilai terendah ki = Lebar kolom Sehingga diperoleh data untuk kompetensi profesional guru sebagai berikut: Diketahui xt : 29 xr : 20 ki : 3 maka diperoleh interval : i = 29 – 20 + 1 3 i = 10 3 i =3 2. Menetapkan klasifikasi kompetensi profesional guru Berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah serta lebar interval, maka tingkat kompetensi profesional guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Interval tentang kompetensi profesional guru Nilai Frekuensi Nilai Nominasi 26-29 37 A 23-25 11 B 20-22 2 C Dengan demikian dapat diketahui: 1. Untuk kategori kompetensi profesional guru yang baik mendapat nilai antara 26-29, sebanyak 37 siswa. 2. Untuk kategori kompetensi profesional guru yang sedang mendapat nilai antara 2325, sebanyak 11 siswa. 3. Untuk kategori kompetensi profesional guru yang rendah mendapat nilai antara 2022, sebanyak 2 siswa. Selanjutnya untuk mengetahui persentase kompetensi profesional guru penulis menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑃= 𝐹 𝑥 100 % 𝑁 Keterangan P: Persentase F: Frekuensi N: Jumlah responden Sehingga diperoleh data sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 37siswa P = 37 X 100% 50 P = 74% 2. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 6 siswa. P = 11X 100% 50 P = 22% 3. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru yang termasuk dalam kategori rendah sebanya 2 siswa. P = 2 x100% 50 P=4% Tabel 4.2 Persentase kategori kompetensi profesional guru No Kategori Interval Frekuensi Persentase 1. Tinggi 26-29 37 74% 2. Sedang 23-25 11 22 % 3. Rendah 20-22 2 4% 50 100 % Jumlah Dari tabel di atas diketahui bahwa: 1. kompetensi Profesional guru memiliki kategori tinggi 37 siswa dengan persentase sebesar 74%. 2. kompetensi Profesional guru memiliki kategori sedang 11 siswa dengan persentase sebesar 22%. 3. kompetensi Profesional guru memiliki kategori rendah 2 siswa dengan persentase sebesar 4 %. 3. Analisis item pertanyaan Selanjutnya untuk mengetahui kompetensi Profesional Guru menurut penilian siswa maka penulis akan menyajikan tabel frekuensi per item soal dan persentase kompetensi Profesional Guru. Tabel 4.3 Persentase Frekuensi kompetensi Profesional Guru. NO 1. ITEM PERTANYAAN FREKUENSI Apakah guru anda sering tepat PERSENTASE (%) A B C A B C 43 7 0 86% 14% 0% 46 4 0 92% 8% 0% 25 25 0 50% 50% 0% 41 9 0 82% 18% 0% 22 25 3 44% 50% 6% 25 21 4 50% 42% 8% 39 9 2 78% 18% 4% waktu dalam mengajar? 2. Setiap masuk kelas, apakah guru anda selalu meng absensi anda? 3. Pada waktu menarangkan pelajaran, apakah guru anda sering membaca atau melihat buku catatan yang dimiliki? 4. Dalam menerangkan pelajaran, apakah anda menyukai cara- cara mengajar guru anda? 5. Apakah guru mengajar anda menggunakan dalam alat peraga? 6. Dalam pelajaran, memberikan apakah menggunakan guru metode materi anda yang bervariasi? 7. Waktu proses belajar mengajar berlangsung, apakah guru anda mampu mengelola kelas? 8. Apakah anda dapat menerima 34 13 3 68% 26% 6% 32 18 0 64% 36% 0% 45 5 0 90% 10% 0% materi yang disampaikan oleh guru anda? 9. Apakah guru anda setelah mengajar memberikan evaluasi? 10 Apakah guru anda mempersilahkan anda untuk bertanya, dalam setiap pertemuan di kelas? Kesimpulan Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. Jawaban A Kreteria jawaban A mencapai frekuensi tertinggi yaitu pada nomor 2 yakni menerangkan Dalam masuk kelas, guru selalu mengabsensi siswanya, ini dapat dilihat nilai mencapai 92%. 2. Jawaban B Kreteria jawaban B mencapai frekuensi sedang yaitu pada nomor 3 dan 5, No. 3 Pada waktu menerangkan pelajaran, apakah guru anda sering membaca atau melihat buku catatan yang dimiliki, yakni ini dapat dilihat nilai mencapai 50%. No 5. Apakah guru anda dalam mengajar menggunakan alat peraga, dapat dilihat pada nilai yang dicapai 50%. 3. Jawaban C Kreteria jawaban C mencapai frekuensi rendah yaitu pada nomor 7. Waktu proses belajar mengajar berlangsung, apakah guru anda mampu mengelola kelas , ini dapat dilihat pada nilai yang dicapai 4%.. Variabel tentang Minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. 1. Mencari lebar interval, untuk mempermudah kategori persentase variabel tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan angket yang telah diberikan kepada guru mengenai, minat belajar jumlah kategori jawaban responden dapat diketahui lebar intervalnya adalah dari 10 item pertanyaan, diperoleh nilai t tertinggi yaitu 30, dan nilai terendah 22. Jadi interval dengan rumus: i = xt – xr + 1 ki Keterangan i = interval kelas xt = Nilai tertinggi xr = Nilai terendah ki = Lebar kolom Sehingga diperoleh data untuk minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan sebagai berikut: Diketahui xt : 30 xr : 22 ki : 3 maka diperoleh interval : i = 30 – 22 + 1 3 i = 10 3 i =3 3. Menetapkan klasifikasi Minat Belajar Berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah serta lebar interval, maka tingkat minat belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 4.4 Rekapitulasi Interval tentang minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan. Nilai Frekuensi Nilai Nominasi 28-30 26 A 25-27 19 B 22-24 5 C Dengan demikian dapat diketahui: 1. Untuk kategori minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan yang baik mendapat nilai antara 26-29, sebanyak 40 siswa. 2. Untuk kategori minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan yang sedang mendapat nilai antara 23-25, sebanyak 7 siswa. 3. Untuk kategori minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan yang rendah mendapat nilai antara 20-22, sebanyak 3 siswa. Selanjutnya untuk mengetahui persentase minat belajar mta pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan penulis menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑃= Keterangan P: Persentase F: Frekuensi N: Jumlah responden 𝐹 𝑥 100 % 𝑁 Sehingga diperoleh data sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 26 siswa. P = 26X 100% 50 P =52 % 2. Untuk mengetahui minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 19 siswa. P = 19 X 100% 50 P =38 % 3. Untuk mengetahui minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 5 siswa. P = 5 x100% 50 P = 10% Tabel 4.5 Persentase kategori minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan. No Kategori Interval Frekuensi Persentase 1. Tinggi 28- 30 26 52% 2. Sedang 25- 27 19 38% 3. Rendah 22- 24 5 10% 50 100 % Jumlah Dari tabel di atas diketahui bahwa: 1. Minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan memiliki kategori tinggi 26 siswa dengan persentase sebesar 52%. 2. Minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan memiliki kategori sedang 19 siswa dengan persentase sebesar 38%. 3. Minat belajar mata pelajara fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan memiliki kategori rendah 5 siswa dengan persentase sebesar 10%. 3. Analisis item pertanyaan Selanjutnya penulis sajikan tabel frekuensi dan persentase tentang minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun 2009/2010 berdasarkan hasil jawaban angket per-item. Tabel 4.6 Persentase frekuensi minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun 2009/2010. NO. 1. ITEM PERTANYAAN Ketika anda mengikuti pelajaran FREKUENSI PERSENTASE (%) A B C A B C 48 2 0 96% 4% 0% 35 13 3 70% 24% 6% 44 6 0 88% 12% 0% 28 22 0 56% 44% 0% fiqih apakah anda datang tepat waktu? 2. Apabila anda ada halangan tidak bisa mengikuti pelajaran fiqih seperti biasa dalam hal ini, apakah anda minta izin kepada Bapak/ Ibu guru? 3. Waktu pelajaran fiqih, apakah anda selalu memperhatikan? 4. Apakah anda sering membaca buku fiqih? 5. Ketika anda diminta mencatat mata 41 9 0 82% 18% 0% 29 19 2 58% 38% 4% 35 14 1 70% 28% 2% 22 26 2 44% 52% 4% 37 13 0 74% 26% 0% 38 11 1 76% 22% 2% pelajaran fiqih, apakah kalian mencatatnya? 6. Apakah anda berusaha untuk mempunyai buku- buku pelajaran fiqih? 7. Jika mendapat PR pelajaran, apakah anda mengerjakannya? 8. Berapa hari sekali anda belajar fiqih di rumah? 9. Apakah anda merasa senang ketika guru fiqih memberi tugas kepada anda? 10. Jika anda ketinggalan materi fiqih, apakah anda berusaha meminjam buku catatan teman untuk melengkapi yang belum lengkap? Kesimpulan Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. Jawaban A Kreteria jawaban A mencapai frekuensi tertinggi yaitu pada nomor 1 yakni Ketika anda mengikuti pelajaran fiqih apakah anda datang tepat waktu, ini dapat di lihat pada nilai mencapai 96%. 2. Jawaban B Kreteria jawaban B mencapai frekuensi sedang yaitu pada nomor 8, yakni, Berapa hari sekali anda belajar fiqih di rumah, ini dapat dilihat nilai mencapai 52%. 3. Jawaban C Kreteria jawaban C mencapai frekuensi rendah yaitu pada nomor 7 dan 10, yakni Jika mendapat PR pelajaran, apakah anda mengerjakannya, ini dapat dilihat pada nilai mencapai 2% dan no 10 Jika anda ketinggalan materi fiqih, apakah anda berusaha meminjam buku catatan teman untuk melengkapi yang belum lengkap, ini dapat pada nilai mencapai 2%. B. Analisis Lanjutan Adapun langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan analisis korelasi mencari pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan kec, Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. 2. Mencari XY, X2, Y2 dengan cara mengkalikannya. 3. Selanjutnya memasukkan nilai x dan y yang kedalam rumus product moment sebagai berikut: rXY ( X )( Y ) N 2 ( X ) ( Y 2 ) 2 2 X Y N N XY Keterangan : rXY : koefesien Korelasi Variabel X dan Y XY : Product dari Variabel X dan Y X : kompetensi Profesional Guru Y : Minat Belajar N : Jumlah Sampel 1. Membuat tabel persiapan analisis korelasi mencari pengaruh kompetensi profesional guru dan minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan Kec, Kebonagung, Kab. Demak Tahu Ajaran 2009/2010. Tabel 4.7 korelasi product moment. No X Y X2 Y2 XY 1. 27 29 729 841 783 2. 25 25 625 625 625 3. 29 28 841 784 812 4. 26 29 676 841 754 5. 28 29 784 841 812 6. 25 29 625 841 725 7. 27 28 729 784 756 8. 28 29 748 841 812 9. 28 28 784 784 784 10. 25 25 625 625 625 11. 29 25 841 625 725 12. 27 27 729 729 729 13. 26 24 676 576 624 No X Y X2 Y2 XY 14. 26 27 676 729 702 15. 28 28 784 784 784 16. 29 28 841 784 812 17. 27 28 729 784 756 18. 28 26 784 676 728 19. 27 28 729 784 756 20. 23 22 529 484 506 21. 25 25 625 625 625 22. 29 29 841 841 841 23. 26 28 676 784 728 24. 28 29 784 841 812 25. 28 29 784 841 812 26. 28 28 784 841 812 27. 28 29 784 841 812 28. 27 28 729 784 756 29. 29 25 841 625 725 30. 25 28 625 784 700 31. 24 27 576 729 648 32. 25 27 625 729 675 33. 27 26 729 676 702 34. 29 29 841 841 841 35. 24 25 576 625 600 36. 29 28 841 784 812 37. 27 28 729 784 756 38. 25 26 625 676 650 39. 27 29 729 841 783 No X Y X2 Y2 XY 40. 25 27 625 729 675 41. 29 26 841 676 650 42. 28 28 784 784 784 43. 29 27 841 729 783 44. 20 22 400 484 440 45. 22 25 484 625 550 46. 27 24 729 576 648 47. 28 25 784 625 700 48. 28 25 784 625 700 49. 27 24 729 576 648 50. 29 30 841 900 870 ∑X= 1340 ∑Y=1348 ∑X2=36106 ∑Y2=36526 ∑XY=36224 2. Mencari xy, X2, Y2 dengan cara mengkalikannya Diketaui: N ∑X2 =36106 = 50 ∑X =1340 ∑Y2 =36526 ∑Y =1348 ∑YX =36224 2. Setelah mengetahui kelompok variabel X dan Y, hasil product dari variabel X 2 dan Y2, perkalian antara X dan Y serta tinggi rendahnya, maka langkah selanjutnya adalah untuk mengetahui rxy. Adapun rumus yang penulis pergunakan adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar. Dengan demikian untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010, dapat diketahui sebagai berikut: rxy (X )(Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY rxy rxy rxy rxy rxy rxy 1806320 50 1795600 1817104 36106 36526 50 50 36224 (1340)(1348) 50 2 (1340) (1348) 2 36106 36526 50 50 36224 36224 36126,40 36106 3591236526 36342,08 97,60 194183,92 97 ,60 35680 ,48 97 ,60 188 ,8928 rxy 0,516695 rxy 0,517 Dalam pembuktian analisis ini. Penulis akan membandingkan nilai r product moment obyektif (ro )dengan nilai r tabel (rt ). Nilai ro yang diperoleh 0,517 dengan nilai ro itu dapat diadakan pengetesan, apakah nilai ro tersebut signifikan pada taraf 5% atau 1%, bila dikonsultasikan ke dalam harga kritik rt product moment dengan N = 50 pada taraf signifikansi 5% diperoleh 0,279 maupun taraf signifikan1% diperoleh 0,361. Bilangan tersebut di atas menunjukkan batas signifikan dengan nilai ro berada di atas batas signifikan yaitu 0,279 (5%). Dengan demikian, nilai yang diperoleh tersebut dikatakan signifikan karena ro > rt. Setelah diperoleh nilai r dan telah dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment, penulis menggunakan interprestasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh. Inteprestasi nilai tersebut adalah : Besarnya nilai r o : 0,517. Dengan melihat analisa di atas dapat disimpulkan hipotesis yang penulis ajukan yaitu: ” Ada pengaruh yang positif antara kompetensi profesional guru dengan minat belajar”. Jadi hipotesisnya berbunyi : pengaruh kompetensi professional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010 dapat diterima. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Merujuk pada hasil penelitian sebagai mana telah dijabarkan pada bab sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. kompetensi Profesional guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak, yang berada pada kategori tinggi ada 74%, berada pada kategori sedang ada 22%, dan kategori rendah ada 4%. 2. Minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak yang berada pada kategori tinggi ada 52%, berada pada kategori sedang ada 38% dan kategori rendah ada 10%. 3. Berdasarkan analisa selanjutnya dengan menggunakan rumus poduct moment diperoleh 0,517 dikonsultasikan dengan product moment atau n=1 pada taraf signifikan 5%= 0,279 dan pada taraf signifikan 1%= 0,361, ternyata nilai r berada di atas r tabel product moment sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian untuk hipotesis yang berbunyi” ada pengaruh yang positif antara kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010. B. Saran-saran Dengan selesainya penyusun sekripsi dengan judul pengaruh Kompetensi Profesional Guru terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa Kelas VIII MTs Yasu’a, Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun Ajaran 2009/2010, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk kepala sekolah a. Hendaknya kepala sekolah lebih memperhatikan kualitas lembaga pendidikan melalui kerjasama antara semua pihak yang terkait, agar lebih tinggi lagi kualitas dan prestasi yang dicapai b. Hendaknya kepala sekolah lebih memperhatikan perhatiaanya kepada guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a agar lebih meningkatkan kualitas pengajarannya 2. Untuk guru a. Hendaknya guru harus mempunyai profesional yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu supaya dapat menguasai mata pelajaran. b. Hendaknya para guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a Pilangwetan lebih meningkatkan kualitas pengajarannya agar siswa terdorong semangat belajarnya. c. Kehadiran guru dan lembaga pendidikan tidak hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai pendidik. Oleh karena itu keteledanan guru sangat diperlukan, mengingat siswa bukan sekedar makhluk hidup individu, tetepi sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu dampak dari keteladanan guru akan membawa citra yang positif bagi kehidupan masyarakat. d. Hendaknya guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a Pilangwetan lebih menyiapkan diri lagi sehubungan dengan tugas yang akan dijalankan. 3. Untuk siswa a. Hendaknya siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Yasu’a Pilangwetan lebih tekun lagi mengkaji materi yang telah disampaikan oleh para guru. b. Hendaknya para siswa lebih menekankan kedisiplinan terutama masalah disiplin waktu. C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis mampu dengan tabah dan sabar menghadapi serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang terealisasi skripsi ini, yang merupakan syarat untuk memenuhi gelar kesarjanaan pada ilmu tarbiyah. Walaupun penulis menydari bahwa penyusunan skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis harapkan dari semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Dan hanya mengucapkan terimakasih yang dapat penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dengan kerendahan hati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya para pencinta ilmu pengetahuan ketarbiyahan. Amin…amin…amin…yaa robbal’alamin. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktis Jakarta: Bina Aksara. Ball Samuel, Davitz. R Joel. 1970. Psychology Of The Educational Process: New York: McGraw-Hill. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Darodjat, Zakiah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan bintang. Depag. 2002. Al-quran Terjemah. Jakarta: Al-huda (Kelompok Gema Insani). Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Andi Offet. Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekat Kompetens. Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, Elizabeth B. 1989. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlanga. Isjoni, 2008, Guru Sebagai Motivator Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Imam Abi Abdillah Muhammad bin Islmail bin Ibrahim, 1994/ 1414 M. Kitab Shohih Bukhori, Juz 7 Hadits 5640-6722. Darul Fiqri. Koentjaraningrat, 1994, Metode- Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia. Listria, Aprina. 2007 Sekolah Bukan Sgalanya Pendidikan Kritis Ala Tatto- Chan, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineke Cipta. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi Sertifilakasi Guru. Bandung: Remaja Rosdayakarya. Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya Samana . 1994. Profesionalisme Keguru. Yogyakarta: Kanisius. Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawli Pres. Sisdiknas. 2006. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remaja Karya. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor- faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Sudarmanto. 1993. Tuntunan Metodologi Belajajar. Jakarta: Grasindo. Sudjana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran, Jakarta: Fakultas Ekomi Universitas Indonesia. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat. Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syaodah Sukmadinata, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Remaja Syafruddin Nurdin. 2002. Profesional dan Ikplementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pres. Tim, Pengelola KMDK. 1997. Profesi Kependidikan. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan. Uzer Usman, Moh. 1991, Menjadi Guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. _____________. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wijaya, Cece, dan Tabrani, Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya. WWW. Blog Copyright Zanikhan, 25 November 2008: Tinjuan Tentang Minat Belajar. Lampiran I DATA ANGKET Petunjuk. 1. Pilih poin jawaban yang anda anggap benar tepat, dengan member tanda silang (x) pada poin jawaban A, B, C. 2. Sebagai responden, nama anda akan dirahasiakan jawaban anda tidak mengurangi nilai rapot anda. 3. Jawablah seobyektif, karena jawaban anda sangat membantu kelancaran penelitian ini. IDENTITAS Nama : Kelas : KOMPETENSI PROFESIONAL GURU 1. Apakah guru anda sering tepat waktu dalam mengajar? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Setiap masuk kelas, apakah guru anda selalu mengabsensi anda? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Pada waktu menerangkan pelajaran, apakah guru anda sering membaca atau melihat buku catatan yang dimiliki? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 4. Dalam menerangkan pelajaran, apakah anda menyukai cara-cara mengajar guru anda? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak perna? 5. Apakah guru anda dalam mengajar menggunakan alat peraga? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6. Dalam memberikan materi pelajaran, apakah guru anda menggunakan metode yang bervariasi? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7. Waktu proses belajar mengajar berlangsung, apakah guru anda mampu mengelola kelas? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8. Apakah anda dapat menerima materi yang disampaikan oleh guru anda? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9. Apakah guru anda setelah mengajar memberikan evaluasi? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Apakah guru anda mempersilahkan anda untuk bertanya, dalam setiap pertemuan di kelas? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah MINAT BELAJAR 1. Ketika anda mengikuti pelajaran fiqih apakah anda datang tepat waktu? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Apabila anda ada halangan tidak bisa mengikuti pelajaran fiqih seperti biasa dalam hal ini, apakah anda minta izin kepada Bapak/ Ibu guru? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Waktu pelajaran fiqih, apakah anda selalu memperhatikan? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4. Apakah anda sering membaca buku fiqih? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5. Ketika anda diminta mencatat mata pelajaran fiqih, apakah kalian mencatatnya? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6. Apakah anda berusaha untuk mempunyai buku- buku pelajaran fiqih? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak mempunyai 7. Jika mendapat PR pelajaran, apakah anda mengerjakannya? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8. Berapa hari sekali anda belajar fiqih dirumah? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9. Apakah anda merasa senang ketika guru fiqih member tugas kepada anda? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Jika anda ketingalan materi fiqih, apakah anda berusaha meminjam buku catatan teman untuk melengkapi yang belum lengkap? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Titik Haryanti Jenis Kelamin : Perempuan Tempat / Tanggal Lahir : Grobogan 07 Mei 1986 Alamat : Dsn. Lajer. Ds. Lajer RT 01/01 Kecamatan Penawangan. Kabupaten Grobogan Pendidikan : - SDN 03 Lajer Tahun 1999. - MTs Yasu’a Pilangwetan Demak lulus tahun 2002. - MA Yasu’a Pilangwetan Demak lulus tahun 2005. - STAIN Salatiga, D II lulus tahun 2007. Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 4 Maret 2009 Penulis TITIK HARYANTI NIM 121 07 030