Hal 34 - 41 - Universitas Brawijaya
Transcription
Hal 34 - 41 - Universitas Brawijaya
-. . Pena Molo r i Vol. 12, No" 2, Juli 2015 ISSN 1829-7323 JDRNAL BIOTROPIKAL SAINS DITERBITKAN OLEH JURUSAN BIOLOGI FST UNDANA VoL 12, No.2, Juli 20151 ISSN 1829-7323 1. Toleransi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Kultivar Lokal Timor Terhadap Cekaman Man~an Paulus Bhuja , Theresia Danong'', Darda Nuban'' 1 - 16 Staf Pengajar Jurusan Biologi FST Undana 3Anf,Wota Peneliti Jurusan Bioloai FST Undana Hasil Cabai Merah (Capsicum annum) Pada Tingkat Pemberian Air Yang 1.2 2. Berbeda Vinni D. Tome', Yulian Abdullah~ 17 - 23 Staf Pengajar Iutusen Tanaman Pangan dan Hortikuitura PoJiteknik Pertanian Neeeri Kunene Evaluasl Pemanfaatan Fosfor Oleh Ikan Nila (iiJapia niJoticus) Dalam 1.2 3. Sistem Resirkulasi Yang Dilengkapi Dengan Reaktor Denitrifikasi Marlyn Kallau 24 - 33 Staf Pe£JffajarPoJiteknik Pertanian Nef!ffi Kupallf? 4. Respon Tanaman Jagung Manis Yang Dipupuk Nitrogen Aplikasi Bahan Organik Cair Berbahan Kotoran Sapi Fredrik Lero Sud?, Mudji Santoso2 dan Nur Edy Suminartl'' 1Alumni 5. Terhadap 34 - 41 Pertanian Universitas Brewijeye 2.3 Stg[ Peneaier Pesce S?Iian?, Fakult?,s Pettemen Universitfl,$BrawJj()ya Effect of Conteneuos Fermentation of Cassava (Manihot escu!ente) in The Fekultes Ground of The Protein Content Obed B. Emang', Mellissa E. S. Ledo'', dan Arnold Ch. Hendrik'' 42 - 50 Anggota Pene1iti Prodi Biologi FKIP UKA W 2.3 Staf Pengsier Prodi Biologi FKIP UKA W 1 6. Kajian Tentang Aspek Biologl Tingkat Kematangan Gonad dan Kebiasaan Makanan Ikan Tembang (Sardine11a sp) di Perairan Teluk Kupang Nusa Tenggara Timur Fanny Iriany Glozelt•• Alfred G.O Kase2• 51- 60 Anggota Penelili Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan UKA W Kupang Penueisr Prodi Msneiemen Sumberdsve Perairan UKA WKupeng 1 2Staf 7. Strategi Pengelolaan Lanskap Pertanian Terpadu di Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur Roosna Maryani O. Adjam', Aloysius Ng. Lende/, Noldin Abola3 1.2,3 Staf Pellf?ajar Politeknik Pertanian Negeri Kupang 61 -73 Jumal Biotropikel Sains Vol. 12, No.2. Iuli 2015 (Hal 34 - 41) Hasfl Penelitien RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS YANG DIPUPUK NITROGEN TERHADAP APLlKASI BAHAN ORGANIK CAIR BERBAHAN KOTORAN SAPI Fredrik Lero Sudy', Mudji Santoso' dan Nur Edy Suminartl" 2,3 1Alumni Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Star Pengajar Pasca SaIjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ABSTRACT The nationally consumption of sweet com increased 33..33.% with a relatively low production from 0.6 - 8 ton ha", as a result of declining soil fertility. especially deficiency N2• The efforts to. increase production through the application of N2 and the application of fertilizer liquid organic mat-erial made from cow dung. This- research using the method randomized block design (RED). which consists of; 1) recommendation of 100% nitrogen fertilizer dose 2) recommendation of 50% nitrogen fertilizer dose 3) stool, 4) urine and 5) feces + urine. The results showed that the application o-flivestock manure liquid organic material consisting of feces. urine and feces + urine respectively increase production of 16.40 tons ha-I, 16.70 ton ha'l and 16.99 tons ha'l. Keywords: sweet corn, nitrogen fertilizer, liquid organic material. dirt. urine and feces + urine. 34 Jurna1 Biotropikel Sains Vol. 12, No.2. [uli 2015 (Ha/ 34 - 41) Hesil Penelitien Pada tahun 2013 konsumsi jagung manis di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 33,330/6 namun produksi secara nasional masih berkisar 0,6-8 ton ha-1 (Anonim, 2012). Rendahnya produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya luas lahan yang terbatas dan menurunnya kesuburan lahan. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui instensifikasi pertanian yaitu berupa pemanfaatan lahan secara optimal disertai dengan tindakan pemupukan an-organik maupun organik. Diantara banyak nutrisi yang dibutuhkan tanaman, nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman, yang keberadaannya sangat menentukan produksf tanaman, selain ftu N2, Juga termasuk unsur hara makro yang mudah hilang dari dari dalam tanah. Menurut ZuIfadlf et at, (Z01Z}lahan pertanian yang layak untuk aktivitas pertanian dianjurkan pada tanah dengan status kandungan N2 berkisar 0-,2--0-,5%. Lahan dengan status Nz yang layak sangat sulit untuk didapatkan karena pada umumnya lahan pertanian di Indonesia telah mengalami degradasi nitrogen. Degradasi nitrogen pada lahan pertanian disebabkan oleh ketergantungan petani pada pupuk an-organik yang kerap aplikasikan secara berlebihan. Efek negatif pengaplikasian pupuk an-organik perlu dikurangi dengan melakukan pemupukan organik, karena pupuk organik akan menjadi penyangga kesuburan tanah. Keberhasilan dalam memperbaiki kesuburan tanah sangat menentukan peningkatkan ' produksi melalui ketersediaan hara yang erat kaitannya dengan bahan dan jenis dari pupuk organik tersebut. Bahan organik dari sumber padat, membutuhkan waktu yang lama dalam proses dekomposisi sedangkan untuk meningkatkan produksi pada satu musim tanam diperlukan proses dekomposisi yang cepat. Bahan organik cair dari kotoran temak sapi merupakan satu diantara banyak pilihan, karena sifatnya yang cepat mengalami proses dekomposisi. Adapun potensi dari kotoran sapi berupa urin dengan kandungan N 2-20 L-1• Kalium 210,1 g L-1, Phospat 0,1 g L- dan Sulfur 205 mg L-I, serta hormon auksin sebanyak 789' ppm dan giberelin 337 ppm (Bertram, 2009; Prawoto dan Supriadji, 1992). Sementara ftu feces mengandung N (0',59' %), P (0,70%), K (3,59%) magnesium (0,10%) dan kalsium (1.20%) (Supratman dan Supiatl, ZO04). Menurut Santosa et al (2012) pencampuran feces dan urin menunjukkan perbaikan keburan tanah yang Iebih bark. Namun demikln, kelemahan dari bahan organik cair yaitu rendahnya kandunga setiap jenis hara, akan tetapi cocok untuk dikombinasikan dengan pupuk nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon taman jagung manis dalam bentuk pertumbuhan dan produksi terhadap pemberian bahan organik cair berbahan kotoron sapi. Adapun hipotesa yang diajukan yaitu aplikasi feces + urin menghasikal pertumbuhan dan produksi jagung manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. ? MATER! DAN METODE Penelitian ini telah dilakukan pada ianggal: 21 Maret - II Juni 2014 illKebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yang terletak di Desa Jatikerto, kecamatan Kromengan Kabupaten Malang 35 Jumal Biotropikel Sains Vol. 12, No.2. Iuli 2015 (Ha134 - 41) Hasfl Penelftfan dengan ketinggian 303 m dpl, suhu berkisarantara 18-33°C dan curah hujan sekitar too- mmlbulan dengan jenis tanah alflsol. Bahan yang digunakan yaitu: urea sebagai pupuk N2, furadan, benih jagung manis master sweet, feces sapi, urin sapid an air. Alat yang digunakan rneliputl: cangkul, penggaris, meter, tugal, Leaf Area Meter (LAM), Oven, timbangan analitik, ember matex, gelas ukur, spayer, jangka sorong dan hand refracto meter. P-ercobaan ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas 5 perlakuan yaltu 1) pemupukan N2 100% dosis rekomendasi, 2) pemupukan N2 50% dosis rekomendasi, 3) Feces, 4) Urin dan 5) Feces + urin. Dari dosis pupuk N2 yang dlapllkasikan masing-masing dilakukan 113 dosis saat awal tanam, 2/3 dosis saat 28 hst dan 118 dosis saat 42 hst. Sernua tanaman yang diperlakukan Iimbah ternak juga diberikan pupuk N2 sebanyak 50% dosis rekomendasi. Aplikasi masingmasing bahan organik sebanyak 0,5 L tanaman -1, dengan dosis, 1) 1/8 dosis saat 7 hst, 2/8 dosis saat 21 hst, 3/8 dosis saat 35 dan 2/8- dosfs saat 49"fist. Pengamatan meliputi: tinggi tanaman. luas daun, bobot kering total tanaman, bobot tongkol dengan kelobot ha-t, bobot tongkol tanpa kelobot ha-1, dan derajat kemanisan. Data hasil pengukuran dianalisis sidik ragam menggunakan (uji-F) pada taraf nyata (p:0,05). Apabila ditemukan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5% (P-:O-.O-S). HASIL DAN PEMBAHASAN Tanah yang sesuai untuk aktivitas pertanian harus memenuhi kriteria kesuburan yang meliputi ketersediaan hara sebagai aspek kimia, mampu menyokong tumbuhnya tanaman secara fisik dan adanya kehidupan berupa aktivitas mikroorganisme sebagai aspek biologi. Hasil analisa laborium tanah di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, diketahui bahwa lahan pada Iokasi penelitian mengandung nitrogen 0,01%. Kategori N tanah yang sangat rendah mengindikasikan bahwa pertumbuhan dan produksi jagung manis sangat ditentukan oleh jumlah nitrogen yang diberikan melalui tindakan pemupukan. Sementara Itu diketahul jagung manis tergolong penyerap nitrogen paling tinggi dibandingkan jenis jagung lainnya (Pratyusha et al.2014). Nitrogen berperan sebagia penyusun RNA yang selanjutnya mensintesis asam amino. Asam amino tersebut akan mengkode protein pada serangkaian aktivitas metabolism mulai dari organ akar sampai pada daunt Aktivftas metabolism akan terllhat rnelalui karekter fenotip yang ditampilkan tanaman berupa; tinggi. luas daun dan penambahan bobot kering total tanaman. Tabel 1 memperlihat tinggi tanaman akibat pemberian bahan organik cair pada tanaman jagung manis. 36 ]umal Biotropikel Sains Vol. 12, No.2, ]uli 2015 (Hal 34 - 41) Hasil Penelitien Tabel1. • Tinggi tanamanjagung manis akibat pemupukan nitrogen dan aplikasi bahan organik cair pad a semua umur pengamatan Perlakuan Nitrogen 100% dosis rekomendasi Nitrogen 50% dosis rekomendasi Feses sapi cair . Urin sapi Feces + urin BNT5% Keterangan: Angka-angka pada kolorn yang sarna serta diikuti· huruf yang sarna menunjukkan. tidak. berbeda nyata pada ~liBNT tarafp= 0,05; BNT= beda nyata terkecll; tn: Udak nyata. Tabel 1. memperlihatkan tinggl tanaman yang paling tinggi pada perlakuan bahan organik cair berjenis urin. Fenotip ini diduga sebagai pengaruh dati urin yang mengandung unsur N 1-2%, hormon auksin dan enzim urease. Honnon auksin pada tanaman terletak di ujung akar dan pucuk tanaman yang akan berperan dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecarnbahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat mengurangi Tinggi Tanaman (cmlsaat umur pengamatan 15 hst 30 hst 45 hst 60 hst 19.67 36.00 94.00 a 184.17 b 18.33 31.50 181.17 90.00 b a 18.83 37.67 97.83 c 185.00 be 20.33 40.67 .100.17 d 187.33 d 41.50 19.83 98.83 cd 186.33 cd tn tn 2.65 3.21 pemasakan jumlah biji dalam buah, buah (Wattimena, 1998). Sementara itu enzim urease biasanya dihasilkan oleh mikroorganisme pengurai untuk membantu tersedianya nitrogen dati bahan organik maupun pupuk an-organik agar menjadi tersedia untuk diserap tanaman. Tyasmoro (2009) mengungkapkan bahwa enzim urease melalui mikroorganisme berperan sebagai pengikat nitrogen dalam tanah. Pada daun indikast terpenuhinya kebutuhan nitrogen secara fenotip dapat diketahui melalui tampakan kanopy berupa luas daun dan secara flstologi melaui jumlah klorofll (Zhao et al, 2005). Tabel 2. Luas daun tanamaa Jagung manis aklbat pemupukan orgarn 'k carr. pa da semua umur pengama tan . Perlakuan Nitrogen 100% dosis rekomendasi Nitrogen 50% dosis rekornendasi Feses sapi cair Urin sapi Feces + urin BNT5% Kctcrangan: nitrogen daft aplikast bahan Luas daun (em') saat umur pen amatan 15 hst 30hst 45 hst 60hst 296.91 2328.23 3229.23 b 8498.36 2568.43 227.62 2076.33 a 8203.22 3143.62 257.01 2246.12 b 8887.63 2291.77 3366.79 b 8904.68 284.88 261.45 3438.53 b 8948.68 2239.38 tn tn 430.91 172.15 b a c c c Angka-angka pada kolom yang sarna scrta diikuti huruf yang sarna rncnunjukkan tldak berbeda nyata pada uji BNT taraf p= 0,05; BNT = beda nyata terkecil; tn: tidak nyata, 37 . Juma1 Biotropikel Sains Vol. 12, No.2. Juli 2015 (Hal 34 - 41) Hasil Pene11tfan Tabel 3. Total bobot kering tanaman jagung manis akibat pemupukan nitrogen dan cai pa d a semua umur pengamatan apnlik aSI. bah an orgam ik cair Bobot kering total tanaman (g) saat pengamatan Perlakuan 15 hst 30 hst 45 hst 60 hst Nitrogen 100% dosis rekomendasi 24.07 109.27 402.65 728.72 a a 97.40 692.43 Nitrogen 50% dosis rekomendasi 399.33 27.13 a a . Feses sapi cair 24.90 99.20 405.92 ab 781.02 ab Urin sapi 105.17 29.00 413.10 815.65 b b 412.00 Feces + urin 22.33 103.70 b 814.02 b &.51 BNT 5.%. tn tn 80Jl5 Keterangan : Angka-angka pada kolorn yang sarna serta diikuti huruf yang sarna rnenunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf p= 0.05; BNT= beda nyata terkecil; tn: tidak nyata. Tabel 2, saat umur 45 hst memperlihatkan luas daun tanaman yang diberi bahan organik cair tidak berbeda nyata dengan dosis N 100% sedangkan pada 60 hst nyata lebih tinggi dibandingkan pemberian N secara tunggal. Terbentuknya Iuas daun yang optimal dapat meningkatkan terjadi penyerapan sfnar matahari dan karbon dioksida, yang dengan suplai air dari perakaran dapat menyokong fotosintesis secara optimal sehingga fotoslntat yang dihasitkan dapat memenuhi kebutahan akan tanaman untuk tumbuh dan berkembang mendekati atau mencapai potensi genetiknya. Asimilat yang dihasilkan pada daun berkorelasi positif dengan biomassa dalam bentuk bobot kering yang dihasilkan tanaman jagung manis (Tabel 3), dimana aplikasi bahan organik cair berbahan urin maupun feces + urfn nyata Ienih tinggf darf pada pemberian N secara tunggal baik dosis 100% maupun 50%. Sifat air yang merupakan pengantar unsur pada rhisosfer perakaran tanaman jagung manis menjadi salah satu faktor yang mempercepat ketersediaan maupun percepatan penyerapan hara oleh tanaman sedangkan pupuk nitrogen yang berbentuk granular apabila air tidak tersedia secara cukup maka maka akan menjadi kendala bagi tanaman untuk menyerap hara (Pradhan et aI, 2009). Pada tanaman yang hanya diberi pupuk nitrogen diduga tanaman tidak menyerap hara secara optimal karena kurangnya bahan pelarut dalam tanah. Nitrogen yang dalam bentuk granular pad a tahan kering akan lambat terurai pada kondisi kekurangan air dan apabila terurai sebagai akibat dari paparan sinar matahari maka akan berada pada bentuk ammonium (NH4"). Selanjutnya amonium apabila tidak langsung diserap akar tanaman maka dengan cepat akan menguap keudara, dimana potensi kehilangan hara mencapai 80% (Guster et al 2005). Asfrm1at merupakan karbohidrat sederhana yang akan digunakan tanaman sebagai energi untuk pertumbuhan dan perkembangan, yang pada memasuki fase generatif asimilat terse but diarahkan sepenuhnya untuk pembentuk organ-organ 38 ]umal Biotropiksl Sains Vol. 12. No.2, ]uli 2015 (Hal 34 - 41) HasfI Penelitien generatif seperti bunga jantan dan bunga betina. Setelah tetjadi pembuahan karbohidrat sederhana akan ditimbun pada buah untuk membentuk biji sebagai tahap akhir siklus hidup tanama jagung dan tahap awal kehidupan jagung manis yang barn. Pembentukan bobot tongkol jagung yang mendekati atau mencapai potensi genetic mernpakan seubah tujuan yang in gin dicapai, hal ini dipertunjukkan pada Tabel 4 dimana produksi jagung manis dalam bentuk bobot tongkol dengan kelobot paling tinggi didapati pada aplikasi feces + urin dengan hasll 2,92 ton ha-1 (17,18%), 0-,83 ton ha' (4,88%), 0,59- ton ha-1 (3,47%) dan 0,29 ton ha-l (1,70%) lebih tinggi dibandingkan masing-masing pemupukan N 100%, 50%, feces maupun urin. Tabel 4. Parameter panen tanaman jagung manis akibat pemupukan bahan organik cair pada semua umur pengamatan Perlakuan -Nitrogen 100% dosis rekomendasi Nitrogen 50% dosis rekomendasi Feses Urin sapi - Bobot Tongkol Dengan Kelobot ha-J (ton) 16.16- a 14,07 16.40 b 16.70 16.99 0.409 nitrogen - Bobot Tongkol Tanpa kelobot ha-1 Derajat Kemanisan (0) (ha) be cd dan aplikasi 10.25 8.98 10.66 10.86 11.20 b 12.50- a- a be be c 12.67 13.50 14.06 14.00 a b b b Feces + urin d . BNT5% 0.64 0.74 Keterangan :Angka-angka pada kolom yang sarna serta dilkutl huruf yang sarna menunjukkan tldak berbeda nyata pada uji BNT taraf p= 0,05; BNT = beda nyata terkecll Bobot tongkol tanpa kelobot ha-t menunjukkan bahwa aplikasi feces + urin tidak berbeda nyata dengan urin maupun feces namun nyata lebih tinggi 2,22 ton hat (19,82%) dan 0,95 ton ha-1 (8,48%) dibandingkan masing-masing dengan pemupukan N dosis 50% dan 100%. Fenomena ini dimungkinkan oleh peran bahan organik yang dapat meningkatkan perbaikan fisik maupun biologl tanah. Sesuai penelitian Yolcu (2011) yang mengungkapkan bahwa pemberian bahan organik cair secara nyata menyebabkan tanaman mampu menyerap N,P,K, Fe, Ca, B, Zn, Mg, Mn dan S lebih tinggi dibandingkan pembarian bahan organik padat maupun perlakuan pupuk an-organik seeara tunggal. Keberadaan unsur hara mikro menjadikan bahan organik eair lebih komplit menyediakan hara bagi tanaman jagung manis karena diketahui peran masing-masing hara tersebut tidak tergantikan. Watsi et al (2003) mengungkapkan bahwa aplikasi bahan .organik eair lebih eepat meningkatkan kesuburan tanah termasuk saat dikombinasikan dengan pupuk an-organik dibandingkan bahan organik padat. 39 Iurnel Biotropikel Sains Vol. 12. No.2. ]uli 2015 (Hal 34 - 41) Hesil Penelitien Ditinjau dari pelepasan hara bahan organik cair maka didapat sifat yang cukup bervariasi yang bekisar antara 1-40- hari setelah aplikasi, dengan N tersedia terhadap waktu aplikasi cenderung bersifat linear (Hartz et at. ZOlO). Cepat atau lambatnya pelepasan hara sangat ditentukan oleh jenis bahan organik cair, feces dengan bentuk yang lebih berserat mungkin lembih lambat melepaskan hara dibandingkan dengan urin maupun feces + urin hal ini terliha pada parameter pertumbuhan dimana selalu nyata lebih kecil dibandingkan urin. Pada parameter derajat kernanisan, didapatkan hasll yang lebih tinggi pada aplikasi bahan organik cair jenis urin maupun urin + feces, lalu diikuti feces dosis N 50% dan 100%. Keragaman hara terutama hara mikro yang terkandung pada bahan organik cair diduga sebagai penyebab peningkatan kadar gula. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang melaporkan bahwa penggunaan bahan organik cair dapat menigkatkan kualitas tanaman yang dibudidaya dan bahkan lebih ekonomis (marketable) sehingga nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang hanya diberi pupuk an-organik (Y olcu 2011; Khanal et al 2011; Ibrahim et al 2013). SIMPULAN 1. Pertumbuhan tanaman jagung manis terhadap aplikasi bahan organik cair dari bahan urin maupun feces nyata lebih tinggi dibandingkan dengan pemukan nitrogen secara tunggaI. 2. Tanaman jagung manis yang diberi feces + urin menghasilkan bobot tongkol dengan kelobot ha'l maupun bobot tongkol tanpa kelobot ha'l yang paling tinggi, masing-masing 16,99 ton na'l dan II.20ton ha". DAFTAR PUSTAKA 2011. Produksi Jagung Manis Nasionai Tahun 2011. Badan Pusat Anonim. Statistik Naslonal http://bps.go.id/tnmn_pgn.php?kat=3 Bertram. ]. 2009. Effects of Cow Urin and its Constituents on Soil Microbial Populations and Nitrous Oxide Emissions. Disertasi. Lincoln University. USA Guster, R., Th Ebertseder., A. Weber., M. Schraml and U. Schmidhalter. 2005. Short-term and Residual Avaibi!ity of Nitrogen After Long-term Application of Organic Fertilizers on on Arable Land j.Planr Nut Soil Science .. vol. 165, page paper. 439446. Hartz. T K., R. Smith and M. Gaskell, 2010. Nitrogen Availability From Liquid Organic Fertilizers. J urnal zo, HoriTecnology. Vol No 1, Page Paper 169-172. Ibrahim. M. H .. Hawa, Z. E.. jaafar. Ehsan K., and G. 2013. Impact of An. Organic and Inorganic Fertilizers Application on the Phytochemical and Antioxidant Activity of Kscip Fatimah (Labisia pumila Benth). Journal Molecules. Vol 18. No 9, Page Paper 10973- 1098&. 40 ]uma1 Biotropiksl Sains Vol. 12, No.2, .Iuli 2015 (Ha134 - 41) Hasfl Penelitien Khanal, A., S M. Shakya, S. C. Shah and M D Sharma. 2011. Utilization of Urine Waste to Produce Qua/tly Cauli Flower. Journal of Agriculture and Environment. Vol 12, No 8, Page Paper 91-96". Matsi T, Anastasios S L, and Athanasios A G. 2003. Effects of Injected Liquid Cattle Manure on Growth and Yield of Winter Wheat and Soil Characteristics. Agmom jurnal. Vol 9"5, No 4, Page Paper 592"-590. Pradhan K S, Susanna P and Helvi H T. 2009. Fertilizer Value of Urine in Pumpkin (Curbita maxima L.} Culttvation.Ioumal of Agriculture and Food Science. Vol 18. Page paper; 57-6R Prathyusha C., S Hemalatha., V Praveen Rao dan G. Jayasree. 2014. Nitrogen Response, Nutrient Uptake By The Crop and Post Harvest Soil Fertility Status In Speciality Com As Influenced By Nitrogen Fertilization Under Pongarnia + Maize Agrisilvi Sistem. J of Science .• vol. 4. no.3, page paper 17(}-173". Prawoto, A. A dan G. Supriadji. 1992. Kandungan Hormon Dalam Air Seni Beberapa Jenis Ternak. Juma/ Petits Perkebunan. Pusat Penelitian Perkebunan Jember. Santosa M., M D Magfhour .. dan S Fajriani. 2014. Pengaruh Pemupukan dan Pemberian Biourin Pada Tanaman Bawang Merah Filipina di Lahan Petani Ngujung, Kota Batu, jatim. Prosiding Seminar Nasiona1 PERHORTI. Fakultas Pertanian UB, Malang. Hal 303-308. Tyasmoro, S. Y. 2009. Sinergi Unsur Hara Fosfat dan Molibdenum Pada Penyediaan N-Azzola (AzoJJa mycrophylla) Untuk Padi Sawah Dalam Usaha Efisiensi Penggunaan Pupuk Nitrogen (Urea): Dlsertasi, UB Wattimena G A. 1998. Zat Pengatur Tubuh Tanaman. Bogor: Pusat Antar Universitas Bogor. P 15-27 Y olcu H. 2011. The Effects of Some Organic and Chemical Fertilizations on Yield Morphology, Quality and Mineral Content of Common Vetch (Vicia sativa 0. Journal of Field Crop. Vol 16, No 2, Page Paper 197202. Zhao D., R Reddy., Vijaya G K.. and Reddy V R. 2005. Nitrogen Deficiency on Plant Growth, Leaf Photosyntesis and Hypersectral Reflectance Properties of Sorghum. European JournaJ of Agronomy .. vo1.2Z, page paper. 391-40J. Zulfadli, Muyassir dan Fikrinda. 2012. Sifat Tanah Terkompaksi Akibat Pemberian Cacing Tanah dan Bahan Organik. Iurnal Manajernen Sumber Daya Lahan. Vol.l , no.l, hal 54-61. 41